Indonesia dalam format file PDF serta keragaman konsentrasi skripsinya mewakili Akuntansi
Manajemen, Akuntansi Biaya, Akuntansi Perpajakan, Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal.
Adapun daftar judul skripsi akuntansi yang dapat anda pesan file lengkapnya tersebut dapat
dirinci sebagai berikut:
2. Sistem Administrasi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di PT. (Persero) Pertamina Unit
Pemasaran IV Semarang
3. Analisis Koreksi Fiskal atas Pendapatan, Beban dan Pajak Tangguhan dalam Penentuan
Pajak Penghasilan yang Terutang pada PT Z
4. Analisis Perbandingan Kinerja Berdasarkan Konsep Value For Money Sebelum Dan
Sesudah Penerapan Sistem Administrasi Modern Pada Kantor Wilayah DJP Jakarta I
6. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen DI BEJ
7. Analisis Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa Kabupaten Indragiri Hulu
9. Analisis Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Sebagai Dasar Penilaian Kinerja
Keuangan pada PT. Skyline Jaya
11. Peranan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Jangka
Panjang Mengenai Investasi Aktiva Tetap Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang
Medan
12. Perencanaan Pajak Penyusutan Aktiva Tetap pada PT. Asuransi Bintang TBK
17. Analisis Harga Pokok Penjualan pada Rumah Sakit Umum (RSU) SARAH, MEDAN
18. Pengaruh Kualitas Pelayanan Aparatur Pajak Terhadap Kepuasan Wajib Pajak dalam
Memenuhi Kewajiban Mengisi dan Menyampaikan SPT PPh 21 Orang Pribadi (Studi
Kasus pada KPP Pratama Bekasi Utara)
19. Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Terhadap Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Di Kota Semarang
32. Pengaruh Kenaikan Upah Minimum Propinsi (UMP) dan Jumlah Penduduk Terhadap
Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) di Jakarta Selatan
33. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di
Propinsi Sumatera Utara
35. Pengaruh Penyajian Neraca SKPD dan Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD Terhadap
Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD di Pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara
39. Penerapan Sistem Manajemen Informasi Obyek Pajak (SISMIOP) Sebagai Sarana
Peningkatan Pelayanan dan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Makassar
40. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keuangan, Laba Akuntansi, Suku Bunga SBI, dan
Uang Beredar Terhadap Harga Saham
41. Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Langkat
48. Pengaruh Pendapatan dan Beban Terhadap Pajak: Laba Sebelum Pajak sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45)
49. PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI DAN LABA BERSIH DALAM
MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
58. PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PRODUK RUSAK PADA CV. ANEKA
ILMU SEMARANG
82. Penerapan Activity Based Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada
PT.Cahaya Anugrah Sentosa
83. Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Kerja Auditor
Terhadap Pertimbangan Audit
84. Pengaruh Financial Leverage, Kebijakan Deviden, dan Earnings Per Share Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
91. PENGARUH PER, EPS, ROA DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN SUB-SEKTOR INDUSTRI TEXTILE YANG GO PUBLIC DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI).
96. Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional dalam Rangka Peningkatan Laba
Perusahaan Pada PT Adira Dinamika Mulfinance Car Division Cabang Medan
98. AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN (Studi Kasus pada PT. Indonesia Miki
Industries)
111. Penentuan Harga Jual Produk Studi Kasus Pada PT. Sari Husada Yogyakarta
123. Analisis Potensi Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di
Kabupaten Tana Toraja
153. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan pada Kelompok
Industri Rfokok (Studi Survei Pada Kelompok Industri Rokok)
187. Analisis Laporan Keuangan untuk Mengevaluasi Kinerja Antar Perusahaan (Studi
Survei pada Perusahaan Jasa Perhotelan)
199. Pengaruh Kinerja Keuangan Berdasarkan Return on Investment dan Total Asset
Turnover Terhadap Investasi Aktiva Tetap
228. EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN Studi Kasus pada PTPN VII
(PERSERO) Bandar Lampung
238. EFEKTIVITAS PERAN AUDIT INTERNAL (Studi Kasus pada PT. Madubaru
Yogyakarta)
ads
Salah satu jenis program asuransi yaitu program asuransi sosial. Program asuransi sosial
merupakan program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu Undang-
undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat.
Penyelenggaraan asuransi sosial dilakukan oleh pemerintah berdasarkan peraturan Undang-
undang yang berlaku.
Asuransi sosial memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan jenis program asuransi
lain. Berikut adalah ciri-ciri dari program asuransi sosial:
Asuransi sosial dapat memberikan penggantian atas dua sifat penggantian, yaitu penggantian
kerugian dan juga jiwa. Asuransi bersifat penggantian kerugian memberikan penggantian atas
kerugian kepada pihak yang dirugikan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati. Sedangkan
asuransi bersifat jiwa yaitu pembayaran sejumlah uang untuk orang yang sudah tua atau
meninggal dunia.
Asuransi sosial bersifat wajib (compulsory basis) karena tujuannya untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial secara umum serta mengatasi permasalahan sosial. Asuransi sosial tidak
berdasarkan tujuan mencari keuntungan bagi pihak tertentu. Individu yang tergabung dalam
program asuransi sosial harus membayarkan iuran secara berkala setiap bulan sesuai ketentuan
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Kewajiban ini diatur di dalam Undang-undang
terkait.
Penanggung asuransi sosial, menurut Undang-undang No. 2 tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berikut
adalah contoh-contoh BUMN penyelenggara asuransi sosial yang ada di Indonesia:
PT TASPEN bergerak di bidang asuransi untuk tabungan hari tua dan mengatur dana pensiun
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
PT Asabri bergerak khusus di bidang asuransi sosial dan mengatur pembayaran pensiun bagi
prajurit Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisisan Negara Republik Indonesia, PNS
Kementrian Pertahanan Republik Indonesia, dan juga PNS Polri.
PT Jasa Raharja
PT Jasa Raharja merupakan salah satu BUMN di bidang asuransi sosial. Jasa Raharja
memberikan pelayanan asuransi untuk kecelakaan lalu lintas. Asuransi kecelakaan diberikan
kepada korban kecelakaan atau ahli korban yang bersangkutan menggunakan dana dari iuran
wajib yang dibayarkan pemilik angkutan umum. Bentuk santunan berupa biaya perawatan medis,
santunan cacat, atau santunan kematian.
Sponsors Link
BPJS Ketenagakerjaan merupakan program asuransi yang memberikan perlindungan bagi tenaga
kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu. BPJS Ketenagakerjaan dulunya bernama
Jamsostek. Asuransi ini bertujuan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Asuransi sosial bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Pihak tertanggung dari
asuransi sosial merupakan seluruh masyarakat Indonesia atau golongan masyarakat tertentu
sesuai dengan badan usaha pengelolanya. Misalnya, pihak tertanggung asuransi BPJS Kesehatan
adalah masyarakat Indonesia, pihak tertanggung PT Taspen adalah Pegawai Negeri Sipil, pihak
tertanggung dari PT Asabri yaitu prajurit TNI, anggota POLRI, PNS Kementrian Pertahanan RI.
Pihak tertanggung PT Jasa Raharja yaitu korban kecelakaan atau ahli waris korban yang
bersangkutan, sedangkan pihak tertanggung BPJS Ketenagakerjaan adalah tenaga kerja di
Indonesia.
Risiko adalah suatu kerugian yang dapat ditanggung oleh asuransi sosial. Risiko ini telah
disepakati dan ditentukan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang terlibat.
Demikian penjelasan mengenai ciri-ciri asuransi sosial. Semoga bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Semenjak tahun 1983, Negara Indonesia mulai memberlakukan pajak
dengan self assessment system atau kepercayaan untuk melakukan
perhitungan pajak terutang, melunasi kekurangan pajak, menghitung pajak
yang telah dibayarkan, dan melaporkan sendiri ke Dirjen Pajak. Sebelum
tahun 1983, sistem pajak di Indonesia masih menggunakan warisan pajak
sistem Belanda, di mana administrasi lebih dominan dari pada perhitungan
akuntansi. Perbedaan antara keduanya yaitu jika administrasi pajak yang
berperan menentukan besarnya pajak adalah petugas pajak. Sedangkan,
untuk akuntansi pajak lebih bisa menekankan asas keadilan sehingga wajib
pajak bisa menentukan sendiri besarnya pajak sesuai dengan Undang-
Undang Perpajakan.
a. Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan berdasarkan jumlah
penghasilan dan kekayaan yang dimiliki, untuk besarnya pajak sudah diatur
dalam Undang-Undang Perpajakan. Pembayaran pajak langsung ini harus
dibayarkan oleh wajib pajak secara langsung, tidak boleh diwakilkan atau
dibebankan kepada orang lain.
a. Pajak memiliki sifat wajib atau dipaksakan kepada semua wajib pajak.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama pajak di Indonesia masih
belum bisa maksimal, yaitu banyak dari wajib pajak individu maupun
perusahaan yang menghindari pajak agar pendapatan yang di peroleh tidak
berkurang.
d. Fungsi dari penggunaan hasil pajak tidak hanya digunakan pada aspek
ekonomi saja, tetapi pada aspek sosial dan budaya pada suatu negara.
c. Salah satu laporan keuangan yang dibutuhkan saat ada investor atau
keperluan publikasi lainnya.
d. Mendokumentasikan perpajakan setiap tahunnya sebagai perbandingan
untuk mengetahui perkembangan keuangan perusahaan.
Jakarta - Penetrasi industri asuransi masih tergolong rendah, yaitu di bawah 5% dari PDB.
Banyak masyarakat yang sebenarnya mengetahui asuransi namun tidak menjadi pengguna
asuransi tersebut.
Harry Purwanto, Pengurus Asosiasi Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo)
menuturkan ada beberapa penyebab lemahnya penetrasi. Baik dari perusahaan asuransi maupun
konsumen.
Pertama, menurut Harry adalah penyampaian agen asuransi yang tidak komprehensif. Konsumen
atau pemegang polis cenderung hanya diberikan pengetahuan umum seputar kontrak asuransi.
"Kan ada masalah dalam penyampaian marketing kan ada yang kadang-kadang mereka nggak
disampaikan kepada tertanggung," ujarnya di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Senin
(13/10/2014)
Kedua adalah sikap tidak peduli dari konsumen terhadap kontrak yang disajikan. Padahal bila
tidak disampaikan oleh perusahaan, maka konsumen berhak mempertanyakan kontrak sebelum
ditandatangani.
Ketiga adalah ketika ada perubahan kontrak. Harry mengaku sering menemui kasus ini dalam
beberapa waktu terakhir. Di mana akhirnya konsumen merasa dirugikan oleh pihak perusahaan.
"Ketika ada perubahan mereka nggak sosialisasikan. Nah, ketika ada klaim itu baru ribut," terang
Harry.
Keempat adalah konsumen yang cenderung tidak mengikuti proses administrasi saat proses
klaim. Dalam ketentuan kontrak ,menurut Harry adalah setuau yang harus dipenuhi.
"Kendalanya saat proses klaim itu mintanya instan. Jadi ini yang harus diperbaiki mendatang,"
tegasnya.
(mkl/ang)
Permasalahan dan solusi kasus asuransi
Desember 14, 2017
Contoh kasus 1:
JAKARTA. Kabar kurang sedap menimpa Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya (BAJ Life). Ada
dugaan, perusahaan asuransi jiwa lokal ini bermasalah dengan keuangan. Akibatnya, banyak
nasabah yang khawatir dengan polis mereka, sehingga memilih mencairkan sebelum jatuh
tempo.
Pengakuan seorang nasabah BAJ Life, terpaksa menarik kembali polisnya karena mendapat
info dari mantan kepala cabang asuransi itu bahwa perusahaan sedang bermasalah.
Kabarnya, manajemen wajib menyetor dana Rp 600 miliar ke kementerian keuangan untuk
penyehatan.
Makanya "Daripada uang hangus semua, polis harus ditarik secepatnya," kata nasabah
menirukan saran mantan kepala cabang itu. Nasabah ini memiliki polis asuransi jiwa di BAJ
Life sejak enam tahun lalu melalui kantor cabang Depok. Ia membayar polis Rp 3 juta per
tahun.
Hitung punya hitung, pencairan polis hanya menghasilkan dana kembalian Rp 6 juta.
"Mereka sanggup mengembalikan, tapi membutuhkan waktu sekitar tiga bulan," tambahnya.
Usut punya usut, masalah di BAJ Life sudah ramai sejak lama. Surat kabar di Surabaya
pernah memberitakan kesulitan nasabah di Sidoarjo, JawaTimur pada Juni 2011. Kemudian,
Wahyu, warga Ponorogo, Jawa Timur juga kesulitan mencairkan klaim asuransi jiwa milik
almarhum ibunya yang meninggal pada September 2011.
"Nilai klaim Rp 10 juta, tapi sampai saat ini belum turun juga," kata Wahyu. Ia dan keluarga
pun memilih mengikhlaskan klaim tersebut karena berlarut-larut.
Terkena pembatasan
Boyke Panahiatan, Direktur Keuangan BAJ Life, mengaku perusahaannya sedang terlilit
masalah. Sejak tahun 2009, mereka terkena Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU) oleh Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Namun, ia enggan merinci
penyebab PKU itu.
Sesuai regulasi, penyebab PKU karena perusahaan asuransi tidak bisa memenuhi modal
minimal. PKU menjadikan perusahaan tidak boleh mencari nasabah baru.
Namun, perusahaan harus tetap melayani nasabah yang ingin mencairkan klaim atau
menarik polisnya. "Masalah penarikan ada, tapi kalau ada yang kesulitan, informasikan saja
namanya, akan kami bantu agar cepat selesai," kata Boyke.
Menurut Boyke, manajemen sangat terbuka dengan kondisi perusahaan. Ia juga siap
membantu menyelesaikan permasalahan nasabah. "Kami tidak ingin masalah ini semakin
runyam, karena malah bisa dimanfaatkan pihak lain atau merugikan industri asuransi,"
terang Boyke.
Isa Rachmatarwata, Kepala Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) membantah info pencabutan izin itu. Sayang, Isa juga enggan
berbicara banyak. Ia juga menolak mengomentari soal setoran dana Rp 600 miliar.
Dari situsnya, BAJ Life berdiri sejak 10 Juni 1967. Perusahaan ini memiliki jaringan
pemasaran di 12 kantor cabang, 142 kantor distrik dan 131 kantor sektor. Per akhir 2007,
total aset mencapai Rp 717,4 miliar dan pendapatan premi Rp 432,49 miliar.
ü Komentar : seharusnya perusahaan Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya (BAJ Life) menjelaskan
tentang permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan itu dan meyakinkan para nasabah
untuk tetap percaya kepada BAJ Life bahwa masalah yg terjadi di dalam perusahaan tidak
menggagu kegiatan atau kinerja perusahaan.
Contoh kasus 2:
LENSAINDONESIA.COM: Puluhan massa yang tergabung dalam LSM Laskar Wengker (Lawe)
menggeruduk Kejaksaan Negeri (Kejari) Ponorogo, Kamis, (24/04/2014). Massa meminta agar
tersangka kasus asuransi Prudential, Leli Lestari (52) dibebaskan dari segala tuntutan hukum.
LSM Lawe mangganggap, warga Kelurahan Kauman Ponorogo ini, dianggap sebagai korban
dari sindikat kejahatan asuransi.
Dengan membawa seperangkat sound system dan mengendarai puluhan sepeda motor, massa
yang dikoordinir Adipati Sunardi Gondrong itu mendatangi gedung Kejari, Pengadilan Negeri
(PN) dan kantor Prudential yang baru di Jl Jenderal Sudirman, Ponorogo.
Tak hanya itu, spanduk dengan tulisan mengecam ‘kriminalisasi’ terhadap tersangka. Menurut
mereka, tersangka yang sudah kehilangan anak, oleh pihak asuransi malah diajukan ke meja
hijau, karena dianggap telah melakukan pemalsuan dokumen untuk mengklaim asuransi
sebesar Rp 5 M, atas kematian anaknya, Nica Wijaya.
“Dalam kasus ini secara logika tidak mungkin seorang ibu Leli Lestari memalsukan dokumen,
tanpa keterlibatan oknum lain dari pihak asuransi.
Kenapa pihak Pudential sendiri tidak tersentuh sama sekali ?,” tanya Sunardi di hadapan Kajari
Ponorogo Sucipto, yang didampingi oleh Kapolres AKBP Iwan Kurniawan.
Mendapati pertanyaan tersebut, Kajari mengatakan, bahwa kasus itu merupakan pelimpahan
dari Kejati Jatim dan merupakan kasus dari Polda Jatim. Sehingga pihaknya tidak bisa
mempengaruhi kasus itu. Justru pihaknya meminta agar Sunardi dan kawan-kawan
menanyakan masalah itu ke Kejati dan Polda Jatim.
“Kalau kasus itu (asuransi) adalah limpahan dari Kejati dan Polda Jatim, jadi bisa ditanyakan
hal itu ke sana,”ujar Kejari.
Mendapat jawaban seperti itu, Sunardi sontak memerah mukanya, namun akhirnya setelah
disanggupi bahwa Kejari dan Kejati bisa berkoordinasi, maka masapun meninggalkan Kejari
dan mendatangi kantor perwakilan Prudential.
Di kantor asuransi yang masih baru kontrak di timur aloon-aloon ini, masa hanya melakukan
orasi dan membeber pamflet. Tujuan berikutnya adalah Pengadilan Negeri(PN) Ponorogo, di
mana saat itu tengah berlangsung sidang perdana kasus itu.
Dalam kasus ini tersangka diancam dengan pasal 263 ayat 1 KUHP yaitu tentang orang yang
melakukan pemalsuan, ayat 2 orang yang menggunakan surat yang tahu itu palsu atau pasal
264 tentang pemalsuan khusus untuk surat-surat tertentu seperti akta.
Seperti diketahui, Leli Lestari harus mendekam di tahanan Kejaksaan Negeri Ponorogo, karena
didakwa telah melakukan pemalsuan dokumen. Ibu 5 anak ini ditahan sejak 28 Maret lalu, dan
dititipkan di Rutan Ponorogo.
Kasus yang terjadi tahun 2006 ini, bermuara dengan tuntutan pihak asuransi Prudential. Sebab
janda dari Yusuf Wijaya itu, setelah membayar premi pertama sebesar Rp 60 juta, 2 bulan
kemudian ternyata tertanggung, dalam hal ini Nica Wijaya (17), anaknya, meninggal dunia
karena kanker otak. Anehnya kasus yang sudah sampai di Polda Jatim ini sebenarnya terjadi 8
tahun silam dan sudah dipetieskan.
Kasus ini juga sudah diproses secara perdata yang hingga kini belum inkrah di Makhamah
Agung. Karena pihak Leli juga menuntut kasus ini melalui gugatan perdata, sebab uang
pertanggungan sebesar Rp 5 M, belum dibayarkan oleh pihak asuransi. Dan kasus itu malah
dialihkan ke perkara pidana.
Tahun 2006 lalu Leli menang di praperadilan di Pengadilan Negeri Ponorogo, karena Polwil
Madiun yang menangani kasus itu menghentikan kasusnya dengan mengeluarkan surat
perintah pemberhentian perkara (SP3).@arso
ü Komentar : seharusnya pihak asuransi prudential tidak langsung meperkarakan ke pihak hukum,
karna belum tentu ibu lely lestari memalsukan dokumen dan pihak asuransi sebaiknya
menyelidiki atau mencari bukti-bukti yang sebenarnya terjadi.
Jadi lebih baik kedua belah pihak membicarakan secara kekeluargaan karena jika masalah itu
semakin besar maka nama baik perusahaan akan tercoreng.
Contoh kasus 3:
Benarkah Asuransi Prudential Indonesia Menipu?
Asuransi Prudential Indonesia dikenal sebagai pelopor asuransi unit link. Namun di sini kami
tidak ingin mengulas tentang profil dari Asuransi Prudential Indonesia. Saya hanya ingin
menanggapi berbagai komentar tentang Asuransi Prudential Indonesia.
Istilah asuransi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, baik asuransi konvensional
maupun asuransi unit link. Jika kita membicarakan tentang asuransi unit link, tentunya tidak
dapat dipisahkan dengan istilah klaim dan investasi.
Begitu juga dengan Asuransi Prudential Indonesia, saya yakin di sekitar tempat tinggal anda
pasti ada yang menjadi nasabah asuransi unit link dari Asuransi prudential Indonesia. Beragam
pendapat dan komentar tentang perusahaan asuransi unit link ini.
Kasus yang saya ceritakan berikut ini mungkin dapat mewakili kasus - kasus di luar sana, yaitu
tentang saldo nilai tunai. Nasabah menghadapi kenyataan pada saat akan menarik dana,
ternyata uangnya hanya sejumlah kecil yang bisa ditarik, padahal jumlah uang yang disetorkan
selama beberapa tahun besar sekali. Namun pertanyaannya adalah BENARKAH ASURANSI
PRUDENTIAL INDONESIA MENIPU?
Tentunya kita lihat dulu kasusnya. Ada beberapa kasus semacam ini di sekitar saya. Berbicara
tentang saldo nilai tunai, tentunya ini akan berkaitan dengan proporsi investasi, harga unit dan
masa asuransi berjalan.
Proporsi investasi pada awal - awal tahun memang kecil. Jadi dari jumlah premi yang anda
bayarkan setiap bulan, hanya sebagian kecil saja yang dialokasikan untuk investasi. Jadi tidak
heran jika memang pada awal - awal tahun, saldo investasinya kecil.
Jadi kesimpulan dari cerita di atas adalah itu karena kesalahpahaman dari nasabah, karena
tidak mempelajari dengan seksama tentang asuransi unit link. Ada banyak hal yang harus
dipelajari sebelum mengambil keputusan seperti jumlah premi yang layak untuk produk
tertentu, lebih tepat mana premi bulanan atau tahunan, memilih produk standar yang tepat,
dana investasi yang menguntungkan dan bagaimana memahami ilustrasi manfaat asuransi dari
agen.
Berdasarkan pengalaman saya sebagai nasabah Asuransi Prudential Indonesia, agen asuransi
tidak menjelaskannya secara lengkap sehingga berpotensi menimbulkan kesalahpengertian dari
nasabahnya.
Sekadar diketahui kasus penipuan asuransi ini bermula saat Direktur Operasional DSP, Deddy
Sugiarto, yang mengaku memiliki SPK untuk tambang batubara di Sungai Danau, Kalimantan
Selatan, sepakat untuk melakukan kontrak jual-beli batubara, dengan Direktur PRI,
Kamaludeen Muhammed Farooq Maricar.
Ditambahkan Kapolsek, untuk ancaman hukuman, (pencurian) dengan tuntutan hukum
maksimal mencapai 10 tahun.
Dia menambahkan, kasus ini menodai industri asuransi Indonesia yang relatif baru
berkembang. "Kalau industri baru berkembang, terus dihantam kasus seperti ini akan susah.
Karena itu perlu antisipasi sistem pengawasan terhadap perusahaan asuransi." (yuyuk
andriati) Pemerintah Harus Segera Bentuk Guarantee Fund
ü Komentar : seharusnya dari awal pihak asuransi menjelaskan secara terperinci tentang aturan-
aturan maupun ketrentuan yang berlaku dalam asuransi, dan para nasabah seharusnya
mempelajari semua tentang atau yang berhubungan dengan asuransi supaya kedepannya tidak
terjadi kesalapahaman.
Contoh kasus 4:
JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Asuransi Intra Asia (Intra Asia), Rendra Prapantsa
terpaksa harus duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, lantaran diduga
turut serta melakukan tindak pidana penipuan asuransi.
Jaksa mendakwa yang bersangkutan telah melakukan penipuan dan penggelapan dalam proses
pengeluaran jaminan uang muka atau Advance Payment Bond (APB). Akibat perbuatannya, PT
Premier Resources Indonesia (PRI) selaku pemegang APB merugi.
Dalam paparannya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nano Sugianto mengungkapkan, selaku Dirut
Intra Asia, seharusnya Rendra mengetahui jaminan uang muka yang dikeluarkan kantornya,
yang dibuat atas permintaan Deddy Sugiyarto, Direktur Operasional PT Duta Sari Perdana
(DSP) dan Soeparman Duto Pradono, Komisaris DSP.
Namun, pada saat Jaminan uang muka tersebut dicairkan oleh PRI ke Intra Asia, baru diketahui
bahwa jaminan uang muka tersebut hanya sebagai formalitas belaka atau syarat untuk
memenuhi kelengkapan dokumen kontrak perjanjian yang diminta oleh PT PRI.
"Terdakwa (Rendra) malah memberikan sarana dan kesempatan untuk terbitnya jaminan uang
muka tersebut, dengan membiarkan saksi Yudi Irianto, selaku Regional Manager Intra Asia
menyetujui dan menandatangani polis asuransi jaminan uang muka, yang menjamin
pengembalian uang muka, yang diserahkan DSP ke PRI, untuk pembelian batubara senilai
Rp27,5 miliar," terang Jaksa Nano, Rabu (14/5/2014).
Jaksa Nano melanjutkan bahwa jaminan uang muka yang dikeluarkan Intra Asia, dan dibuat
berdasarkan permohonan DSP, itu hanya sebagai formalitas belaka dan tidak dapat digunakan
untuk mencairkan uang muka Rp13,750 miliar.
"Akibat dari perbuatan terdakwa (Rendra) yang memberikan sarana dan kesempatan kepada
Deddy dan Soeparman untuk terbitnya jaminan uang muka tersebut, menyebabkan PRI
mengalami kerugian Rp13,750 miliar," bebernya.
Terdakwa dijerat pasal berlapis yakni Pasal 378 KUHP juncto Pasal 56 ayat 2 KUHP dan Pasal
372 KUHP juncto Pasal 56 ayat 2 KUHP. Dalam dakwaan pertama, jaksa menjerat Rendra
dengan pasal Penipuan.
Sedangkan pada dakwaan kedua, terdakwa diduga telah melakukan penggelapan terhadap uang
Rp13,750 miliar yang telah dibayarkan PRI ke DSP.
Sementara itu, kuasa hukum terdakwa, Wilman Malau, keberatan atas dakwaan jaksa. "Perkara
tersebut merupakan perkara perdata. Lihat saja nanti eksepsi kami," tegas Wilman.
Atas permintaan DSP, PRI memberikan uang muka sebesar 50 persen atau Rp13,750 miliar
(dari nilai kontrak Rp27,5 miliar) kepada DSP, dengan perjanjian DSP harus mengirim batubara
sebanyak 50 ribu metrik ton.
DSP kemudian menyerahkan jaminan uang muka kepada PRI dan PRI lalu membayar uang
muka Rp13,750 miliar. Dengan harapan, ketika terjadi wanprestasi, PRI dapat mengajukan
klaim dan mendapat penggantian atas uang muka Rp13,750 miliar dari Intra Asia.
Namun, ironisnya seiring berjalannya waktu, DSP ternyata tidak juga mengirimkan batubara,
yang dipesan PRI, sehingga PRI mengajukan klaim pencairan jaminan uang muka Rp13,750
miliar ke Intra Asia. Namun klaim tersebut ditolak dengan alasan bahwa jaminan uang muka
yang dibuat dan diajukan DSP, ternyata hanya prasyarat untuk memenuhi kelengkapan
dokumen kontrak perjanjian belaka.
Hakim PN Jakarta Pusat sebelumnya telah memutus bersalah dua terdakwa dalam kasus
penipuan dan penggelapan ini.
Mereka yakni Singgih Andhika selaku Asisten Technical Manager Intra Asia selama satu tahun
delapan bulan, dan agennya yaitu Michael Mindo Kristanto satu tahun delapan bulan. Adapun
terdakwa dari pihak DSP yaitu Soeparman DT dan Deddy Sugiyarto, putusannya baru akan
dibacakan pada Senin 19 Mei mendatang.
ü Komentar : dalam kasus tersebut ada dua perkara yang terjadi yaitu kasus penggelapan dan
penipuan. Dan seharusnya kedua belah pihak harus saling transparan masalah dana maupun
perjanjian yang bersangkutan, dan lebih menjaga kepercayaan mitra kerja sehingga hal yang
tidak di inginkan tidak terulang kembali seperti kasus tersebut.
contoh kasus 5:
Coba Kita lihat kasus di atas dalam dua sisi yang berbeda. Melihat dari sisi Bapak kasus di atas
adalah kasus yang sangat menyebalkan. Sudah harus mengurus anak yang masuk rumah sakit,
Bapak tersebut juga harus mengeluarkan effort untuk mengurus asuransi. Padahal di awalnya,
motivasi sang artis mengasuransikan anaknya adalah untuk membiayai perawatan medis
apabila terjadi sesuatu dengan kesehatan anaknya.
Disisi lain perusahaan asuransi memiliki alasan perusahaan asuransi telah mengikat perjanjian
dengan bapak dan anak tersebut dalam sebuah kontrak asuransi. Dalam kontrak tersebut
terdapat klausul pengecualian pembayaran, salah satunya adalah pelanggaran terhadap hukum.
Nah klausul ini yang digunakan perusahaan asuransi untuk menyatakan tidak mau bayar.
Saat artikel ini di buat, masalah klaim dari artis ternama yang anaknya mengalami kecelakaan
yang menewaskan 7 orang di jalan tol masih berlanjut. Pihak Prudential menolak membayar
klaim yang di ajukan sebesar 500 juta. Bagi sebagian orang atau mungkin Anda sendiri menjadi
ragu akan kesungguhan perusahaan dalam membayar klaim. Karena klaim adalah tujuan nomer
satu ketika mengikuti atau memutuskan ikut dalam suatu perusahaan Asuransi, dalam hal ini
Prudential.
Penulis netral dalam hal ini. Seperti yang kita ketahui dari berita yang berkembang bahwa
Keluarga sang artis telah bertanggung jawab, terlepas realisasinya seperti apa bukan konteks
kita pada saat ini. Para korban akan disekolahkan, akan ditanggung sampai lulus kuliah, biaya
hidupnya akan diganti dan lain sebagainya. Sekedar mengingatkan bahwa korban ada 7 orang.
Bayangkan biaya yang harus ditanggung keluarga sang artis akibat peristiwa ini, tentu besar
bukan?
Upaya sang artis tersebut luar biasa, memang selayaknya sebagai seorang orang tua membela
Anak yang sedang terkena masalah. Itulah orang tua. Beban yang ditanggung orang tua
sangatlah besar, dari sisi hukum harus dipertanggung jawabkan, dari sisi moral harus
menghadapi tudingan masyarakat se Indonesia, dari segi biaya rumah sakit besar, dari segi
biaya pertanggung jawaban terhadap keluarga korban juga tidak kalah besarnya, belum lagi
potensi kerugian akibat sang Artis tidak dapat bekerja dikarenakan mengurus masalah sang
Buah hati. Menjadi wajar ketika Prudential menolak membayar klaim rumah sakit sebesar 500
juta menjadi tambahan masalah atau beban bagi orang tua tersebut.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Hal yang sewajarnya terjadi pada diri kita sendiri, pada dasarnya
kita sebagai manusia tidak menyukai atau cenderung menghindari masalah. Jika Tuhan
mengijinkan jangan ada masalah di dunia ini, kata hati penulis. Tapi kenyataannya tidak
demikian, maka reaksi kita sebagai manusia adalah berusaha meminimalisir atau mengurangi
masalah. Dalam konteks ini biaya rumah sakit sang anak sebesar 500 juta, dimana sang artis
berusaha mengupayakan agar terbayar oleh Prudential.
Jika penulis mengalami hal yang sama maka penulis pun mungkin akan melakukan hal
demikian. Namun sudah jelas bahkan sebelum menandatangani Surat Pengajuan Asuransi Jiwa
(SPAJ) bahwa ada hak dan kewajiban yang harus terpenuhi. Aturan sudah jelas bahwa
pelanggaran hukum tidak dibenarkan. Dari sisi penulis melihat bahwa mengemudikan
kendaraan bermotor diwajibkan memiliki SIM. Untuk memiliki SIM ada kecukupan usia, pada
kasus kecelakaan maut pengemudi tidak memiliki SIM mengingat masih dibawah umur, terjadi
pada jam 3 dini hari. Anda yang menilai apakah benar demikian atau tidak.
Upaya sang artis yang mengalami kecelakaan patut diacungi jempol, meskipun kaya, tenar,
punya banyak uang namun tetap menggunakan asuransi. Di pihak lain Prudential adalah
perusahaan ternama yang taat pada hukum di negara kita. Perihal pembayaran klaim telah
ditulis dengan jelas di polis, bahkan sebelum jadi polis atau sebelum seorang menjadi nasabah
dari Prudential. Pada ilustrasi manfaat dengan jelas telah ditulis bahwa jika ada hubungannya
dengan tindakan pelanggaran hukum, tidak dibayar. Dan memang demikian, jika tidak maka
pelanggar hukum akan menganggap asuransi sebagai cara membenarkan tindakan pelanggaran
hukum.
Jika artis ternama Tanah Air, kaya raya menggunakan asuransi bagaimana dengan Anda? Anda
ke toko lampu mencari lampu yang bergaransi apakah diri Anda sendiri tidak Anda “Garansi” ?
Pelajari dengan seksama sebelum menyetujui klausal yang ada, tanyakan kepada Agent Anda.
Anda berhak tahu. Pilihlah Agent yang berkualitas dan berintegritas. Agent yang baik akan
membela Anda dan membela Perusahaan dimana dia bekerja.
http://jakartamagazine.com/ojk-angkat-bicara-soal-kasus-dul-vs-prudential/
http://jakartamagazine.com/ylki-sepakat-dengan-prudential-soal-asuransi-dul/
ü Komentar : dalam kasus ini seharusnya pihak asuransi lebih cermat dalam memandang dari
sudut mana kasusu ini terjadi, apakah kecelakaan murni atau unsur kesengajaan walaupun
dalam kasus ini terdapat pelanggaran hukum. Dan kedua belah pihak harus saring mengerti
keadaan yang terjadi menimpa pijhak tertanggung.
Contoh Kasus 6:
JAKARTA - Setelah dua tahun hilang, Toyota Alphard tahun 2005 milik
Yansen Handoko Lim bisa ditemukan kembali baru-baru ini oleh petugas
Polda Metro Jaya. Namun yang jadi masalah bukan ditemukannya kembali
mobil yang telah memiliki peranti safety canggih itu. Melainkan ketika
melaporkan kehilangan mobil pada 2 tahun lalu kepada pihak asuransi,
dinyatakan tidak bisa mengganti karena tidak ada alasan kuat mobil itu
hilang karena dicuri.
Di Pinjam Teman
"Sebuah keberuntungan saja kalau Alphard yang hilang itu bisa ditemukan
kembali oleh polisi. Namun mestinya pihak asuransi, dalam hal ini Allianz,
mengganti mobil yang hilang karena saya mengambil asuransi dengan
pertanggungan all risk (komprehensif) dengan premi Rp 30 juta selama
dua tahun," ujar Yansen, pemilik bengkel di bilangan Karet Pedurenan,
Jakpus.
"Meminjamkan kunci mobil kepada teman itu termasuk dalam klausul tadi.
Selain itu, kami juga telah melakukan investigasi, tidak ada bukti yang
menguatkan mobil itu hilang karena dicuri. Apalagi dengan teknologi
immobilizer, dimungkinkan mobil itu tidak bisa dicuri pihak lain karena
Alphard hanya bisa dioperasikan dengan kunci mobil yang sama," ujar
Agung Priambadha, Head of Corporate Communications AZUI.
Ø Komentar : dalam kasus ini pihak tetanggung tidak tahu menau kejadian
pencurian yang melibatkan mobil alfardnya yang di pinjam oleh temannya,
dalam hal ini tertanggung sangat rugi karena pihak asuransi tidak mau
mengganti polis karna tidak terbukti bahwa mobil tersebut telah di curi.
Dan pihak asuransi serta polisi seharusnya menyelidiki kebenaran kejadian
pencurian tersebut dan menuntaskan permasalahan yang terjadi pada
kasus tersebut.
Contoh kasus 7:
"Silakan saja pihak asuransi raksa berkomentar. Jelas kami sebagai aparat
penegak hukum, menegaskan ini murni kasus pencurian bukan
pengelapaan, wong, ambil mobil tanpa izin pemilik mobil, pemilik bengkel,
kok " jelas Kompol Suyatno saat ditemui Seruu.com, Rabu (21/11/2012)
kemarin.
Atas hal tersebut Asuransi Raksa juga menegaskan bahwa mereka tidak
akan mengganti klaim yang diajukan oleh Bapak Irwan. "Sesuai dengan
polis asuransi yang merupakan dasar kontrak antara pihak asuransi
dengan tertanggung, bahwa kehilangan karena penggelapan adalah hal
yang dikecualikan dalam polis. Oleh karena itu kami menolak klaim yang
diajukan oleh Bapak Irwan ataas kendaraannya," jelas Rony.
Sikap pihak raksa sendiri menurut Kuasa Hukum Irwan Ferryal, korban
kehilangan mobil dan Wahyu, pemilik bengkel Sumber Jaya, merupakan
bentuk arogansi dan pengingkaran kepada negara. "Jelas itu bentuk
pengingkaran terhadap negara yang dilakukan oleh pihak asuransi Raksa.
Bagi kami negara semestinya bisa bersikap tegas dalam kasus ini," tandas
Sarmanto.
Ø Komentar : pihak asuransi memandang kasus ini sebagai kasus penggelapan
bukan pencurian sedangkan kepolisian menganggap ini kasus pencurian,
dan seharusnya kedua belah pihak bekerja sama dalam menyelesaikan
permasalahan seperti ini.
Contoh kasus 8:
Dengan adanya pukulan kasus seperti Manulife, kata dia, bisa dipastikan
nasabah kembali menimbang-nimbang sebelum ikut asuransi. Menurut
Maikel, nasabah pasti bertanya-tanya kalau perusahaan sebesar Manulife
saja bisa jatuh pailit bagaimana dengan perusahaan asuransi yang lebih
kecil.
Selama ini, kata dia, ijin operasi ada di Depkeu, ijin prinsip ada di
Departemen Kehakiman lalu yang melakukan eksekusi ternyata bisa siapa
saja, termasuk pengadilan niaga. "Ada baiknya diterapkan seperti bank,
instansi yang memberikan ijin sekaligus memberikan rekomendasi final.
Jadi hanya ada satu pintu yang mengatur itu semua."
Ketua Dewan Asuransi Indonesia Hotbonar Sinaga mengatakan, kasus
Manulife diharapkan tidak memberikan dampak dalam jangka panjang
untuk industri asuransi. "Kalau keputusan kasasi Mahkamah Agung bisa
keluar tepat waktu, saya kira tidak akan berdampak negatif pada industri,"
katanya.
Dia mengakui, pangsa pasar Manulife cukup besar untuk bisa memberikan
dampak pada industri asuransi secara keseluruhan. "Manulife itu
menguasai 10 persen dari total pendapatan premi industri. Jadi kalau
keputusan kasasi berlarut-larut, sangat mungkin seluruh pasar industri
asuransi terkena dampaknya," paparnya.
Karena itu, tandas dia, keputusan kasasi Mahkamah Agung yang adil
diharapkan bisa menetralisir dampak ini lebih lanjut.
Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR Rizal Djalil pun mendesak
agar pemerintah menerapkan sistem pengawasan yang lebih baik pada
industri asuransi. "Jangan setelah ada kasus seperti ini, baru pejabat
pemerintah bilang akan menjamin uang nasabah. Pernyataan itu hanya
angin surga saja. Apa bentuk jaminan yang akan didapat oleh nasabah,"
tanyanya.
Contoh kasus 9:
28 October 2010
Seorang pasien kangker stadium akhir, sudah dalam keadaan sekarat. Dia
sudah tak sadarkan diri 5 hari, dan tergantung dengan mesin ventilator
untuk pernafasannya dan obat penguat jantung supaya tetap berdenyut
dengan tekanan darah stabil.
SIDNEY, Jaringnews.com –
Hugo Jose Sanchez yang ditangkap pihak kepolisian Australia. Ia dituduh
telah memalsukan kematiannya sendiri dan kabur dengan uang asuransi.
Seperti dikutip AFP, Kamis (3/11/2011) pihak berwajib menyatakan, pria 47
tahun ini ditahan Kepolisian Federal Australia di Sidney.
istri Hugo, Sophie yang ikut membantu drama kematian tersebut, sudah
lebih dahulu ditangkap. Sophie harus mendekam di dalam penjara selama
dua tahun karena penipuan. Ia dituduh memalsukan kematian dan
membawa uang asuransi jiwa sebesar US$1,6 juta atau sekitar Rp14,35
miliar pada 2005.
semoga bermanfaat....
“Asuransi itu mudah masuknya, namun klaimnya susah”, “Sudah bayar premi lebih dua
tahun, begitu klaim gak dibayar” , atau ” Wah, saya mo klaim, tapi dipersulit, dioper sana
sini”. Mungkin itulah sebagian kecil yang ada dibenak Anda, sehingga Anda tidak mau
mengambil sebuah Polis Asuransi.
Sebenarnya Klaim merupakan hak yang diterima oleh setiap nasabah Asuransi. Dan pastinya
Perusahaan Asuransi akan membayarkan Klaim, ketika kewajiban dari nasabah terpenuhi. Mari,
kita simak Mekanisme Pengajuan Klaim, agar Klaim Anda pasti dibayar. Dan tentunya Anda
yang masih antipati / menolak Asuransi jadi terbuka pikirannya, sehingga segera memiliki polis
Asuransi.
Tujuan dari klaim adalah untuk memberikan manfaat yang sesuai dengan ketentuan
dalam Polis Anda. Agar klaim dapat diproses dan terbayar, perhatikan berbagai ketentuan
penting mengenai pengajuan klaim.
Sebelum mengajukan klaim, pastikan Anda memiliki manfaat yang sesuai dengan yang
tercatat di Polis Anda. Contoh : Anda hanya memiliki Asuransi Jiwa saja, maka secara otomatis
kalau Anda mengajukan klaim rawat inap, pastinya perusahaan asuransi gak akan membayarkan
klaimnya. Jadi teliti kembali manfaat asuransi yang sudah Anda ambil, Pastikan Anda memiliki
manfaat asuransi yang akan Anda klaim.
Anda harus memastikan juga, bahwa Polis Anda masih berada dalam keadaan Inforce /
berlaku / aktif. Jadi agar Polis Anda senantiasa dalam keadaan Inforce, pastikan Anda
melakukan pembayaran / transaksi secara rutin (terutama di dua tahun pertama, jangan sampai
ada yang bolong).
Pastikan juga, Polis Anda tidak dalam masa tunggu. Maksudnya masa tunggu adalah masa
mulai berlakunya perlindungan asuransi Anda. Contoh : untuk perlindungan rawat inap yang
disebabkan karena sakit, seperti : diare, demam berdarah, infeksi saluran kencing, typhus, dll.
Masa tunggunya adalah 30 hari sejak diterima sebagai nasabah Asuransi. Ingat juga bahwa syarat
untuk klaim biasanya harus menjalani rawat inap, bisa minimal 1 x 24 jam atau 2 x 24 jam.
Untuk Anda yang menggunakan kartu, segera Telpon ke Nomor yang tertera dalam kartu,
agar Prosesnya lebih cepat, atau segera hubungi Agen Asuransi Anda. Pasti akan membantunya.
Jika Polis Anda sudah pernah lapse, pastikan pada saat mengajukan klaim, polis Anda tidak
berada dalam masa tunggu maupun mengalami pengecualian-pengecualian tertentu.
Pastikan juga, klaim yang Anda ajukan bukan pengecualian yang tertera dalam Polis.
Contoh : Anda sudah pernah menjalani operasi batu ginjal, nah ketika Anda mengajukan sebuah
polis, Anda disuruh medical. Dan ternyata hasil medicalnya kurang bagus, sehingga untuk sakit
karena batu ginjal tidak dicover. Jadi kalau Anda mengajukan klaim karena batu ginjal, otomatis
perusahaan asuransi tidak akan membayarnya.
Nah, setelah ketentuan di atas terpenuhi, klaim yang Anda ajukan WAJIB DILENGKAPI dengan
semua persyaratan dan dokumen pelengkap yang dibutuhkan.
Jadi sebelum klaim diajukan, periksalah kembali kriteria klaim yang akan diajukan atau hubungi
Agen Anda untuk membantunya. Setelah memastikan hal diatas sesuai , maka segera mungkin
untuk melakukan klaim (penyerahan klaim), karena akan mempercepat proses klaimnya.
1) Formulir Klaim diisi oleh Tertanggung / Peserta / Pemegang Polis / Ahli Waris (untuk klaim
meninggal) , dengan menyertakan surat keterangan dari dokter.
2) Tertanggung / Peserta / Pemegang Polis / Ahli Waris menyerahkan dokumen peninjung klaim
kepada perusahaan asuransi, seperti : kuitansi, hasil rekam medis, hasil laboratorium, laporan
kepolisian (jika klaim atas kecelakaan) , dan dokumen yang diperlukan lainnya.
3) Cantumkan Nomor Polis dan Nomor Rekening Anda dengan Benar, dan Tandatangani
Pengajuan Klaim sesuai tanda tangan yang ada didalam Polis, sertakan identitas diri juga (FC
KTP / SIM / Paspor). Jadi Pastikan Anda telah mencantumkan Nomor Polis dan Nomor
Rekening Pemegang Polis yang jelas, lengkap dan benar.
4) Perusahaan Asuransi akan melakukan proses validasi terhadap dokumen pelengkap dan
verifikasi kepada Pemegang Polis / Tertanggung / Ahli Waris dan Dokter atau rumah sakit bila
diperlukan.
5) Apabila hasil validasi dan verifikasi oleh perusahaan asuransi sudah sesuai dengan ketentuan,
maka pembayaran klaim akan diproses oleh bagian klaim.
6) Manfaat asuransi akan dibayarkan / ditransfer kepada Pemegang Polis / Tertanggung / Peserta
/ Ahli Waris.
Dengan melihat ketentuan diatas , klaim bukan lagi masalah yang rumit, klaim adalah masalah
mudah. Perusahaan Asuransi akan membayar Klaim Anda. So, pastikan Anda memiliki Polis
Asuransi sebagai tanda dan cinta kepada keluarga, Istri , Suami, dan Buah hati Anda. Dan
pastikan Anda memilih AGEN ASURANSI yang Tepat, disamping Perusahaan yang Tepat.
Insya Allah, penulis dan pemilik web ini adalah Orang yang tepat untuk dipilih sebagai service
Agen Anda dan Keluarga.
Salam Cerdas
“Di jiwa kami terpatri jiwa keprajuritan, meski karyawan ASABRI bukan berlatar belakang TNI.
Nafasnya prajurit itu nafas kami. Apa yang dirasakan mereka kepedihan, kesedihan, dan
kebahagian juga kepedihan, kesedihan, dan kebahagiaan kami ASABRI,” ujar Adam R. Damiri,
Direktur Utama PT ASABRI (Persero) dalam acara BUMN Marketeers Club ke-34 di kantor
ASABRI, Jakarta, Kamis (26/2/2015).
ASABRI merupakan asuransi untuk TNI dan Polri walaupun secara terstruktur memang sudah
terpisah. Meski tugas pokok TNI adalah menjaga bidang pertahanan dan tugas pokok Polri di
bidang keamanan, tapi secara kultur keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian,
ASABRI menjadi perekat dan pemersatu TNI dan Polri dalam bidang asuransi.
“Kepesertaan bersifat wajib. Peserta ASABRI terdiri dari Prajurit TNI, Purnawirawan TNI,
PNS/Capeg Kementerian Pertahanan/Polri, pensiunan PNS, anggota Polri, dan Purnawirawan
Polri. Jumlah peserta ASABRI hingga Desember 2014 sekitar 1,1 juta orang. Jumlah keanggotan
ini tujuh kali lipat dibandingkan Taspen,” tambahnya.
Adam mengisahkan bahwa dahulu asuransi TNI dan Polri masih dikelola oleh PT TASPEN
(Persero) sejak 1963. Namun, program Taspen dinilai banyak yang tidak memenuhi kebutuhan
TNI dan Polri. Beberapa alasannya adalah adanya perbedaan batas pensiunan, TNI dan Polri
memiliki risiko khusus, dan peremajaan personil TNI. Maka, ASABRI dibentuk untuk dapat
meng-cover kebutuhan mereka.
Berbicara masalah kesejahteraan, Adam melihat pada dua hal. Pertama, dalam bidang pelayanan.
Apakah ASABRI sudah memberikan pelayanan terbaik atau belum melalui pelayanannya.
Kedua, masalah bidang finansial terkait besarnya nilai asuransi. Sampai saat ini, besarnya nilai
asuransi belum memenuhi keinginan peserta. Hal ini terjadi karena premi yang terlalu kecil.
Premi ini ditentukan oleh Pemerintah bukan perusahaan.
“Kewajiban premi peserta adalah 10% darti totalitas gaji pokok, tunjangan istri, dan tunjungan
anak. Lalu, dibagi ke tiga komponen, yaitu iuran tunjangan hari tua sebesar 3,25%, iuran dana
pensiun 4,75%, dan dana kesehatan 2%,” papar Adam.
Awalnya Pogram awal ASABRI sama seperti Taspen, yaitu memberikan manfaat santunan
asuransi, santunan nilai tunai asuransi, santunan risiko kematian, dan santunan biaya
pemakaman. Keempat program tersebut untuk risiko umum yang dihadapi semua orang, namun
TNI dan Polri memiliki risiko tinggi sehingga ASABRI menambahkan lima program, yaitu
manfaat risiko kematian khusus, santunan cacat karena dinas, santunan cacat bukan karena dinas,
santunan biaya pemakaman istri atau suami, dan santunan biaya pemakaman anak.
Manfaat tersebut diberikan ASABRI untuk peserta asuransi yang memiliki risiko khusus
sehingga mereka dapat tenang dan nyaman dalam menjalankan tugas tanpa perlu khawatir
terhadap hal-hal yang akan dihadapi saat bertugas membela Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Jakarta - Pasangan suami istri pensiunan PNS di Kalimantan Selatan curhat hanya salah satu
dapat tunjangan hari raya (THR). Nah, jika ada suami istri pensiunan PNS alami kondisi serupa,
bagaimana cara lapornya?
"Ya dia bisa nanya ke bank atau kantor pos yang biasa dia menerima pembayaran pensiun itu,"
katanya kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (12/6/2018).
Baca juga: Suami Istri Pensiunan PNS Curhat Hanya Salah Satu Dapat THR
Pihak penyalur akan menanyakan lebih jelas masalah yang dihadapi si pensiunan PNS, dan
selanjutnya meneruskan permasalahan itu ke pihak PT Taspen atau PT Asabri. Sebagai informasi,
Pemerintah mengirim dana THR untuk pensiunan PNS sipil ke PT Taspen, sedangkan untuk
pensiunan TNI/Polri ke PT Asabri.
"Ya dia harus tanya di situ masalahnya apa. Nah kemudian kalau dari pemerintah kan nanti baru
setelah ada permintaan dari banknya atau dari yang bersangkutan itu baru difollow up," terang
Marwanto.
Baca juga: Selama Pegang SK, Suami Istri Pensiunan PNS Dapat THR
"Nanti secara otomatis dia akan lapor ke atas ya, kalau bank atau kantor pos dia lapor ke Taspen
sama Asabri. Nanti Asabri sama Taspen akan bicara sama pemerintah dalam hal ini Kementerian
Keuangan," lanjutnya.
Marwanti menambahkan pensiunan PNS yang belum terima THR hingga Lebaran, tetap bisa
memproses pencairan THR-nya.
Baca juga: Suami Istri Pensiunan PNS Hanya Satu Dapat THR, Ini Penyebabnya
"Jadi nanti kalau sampai dengan lebaran ternyata masih ada pensiunan belum terima THR, itu
satker (satuan kerja) yang bersangkutan, bukan hanya pensiunan tapi juga PNS ya, kalau nanti
ada yang belum terima nanti masih ada kesempatan. Kan ada kemungkinan dia (THR) belum
masuk, oleh satkernya sendiri bukan oleh pemerintah," jelasnya.
"Nah kalau nanti katakanlah karena satu atau lain hal misalnya satkernya nggak sempat ajukan
atau sakit, dan lain sebagainya itu nanti setelah Lebaran masih bisa diajukan lagi" tambahnya.
(hns/hns)
Industri dana pensiun Indonesia memang masih muda. Sampai seperempat abad,
perkembangannya tidak terlalu berarti. Ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran memiliki
dana pensiun di Indonesia.
tirto.id - Dana pensiun belum menjadi prioritas masyarakat. Jumlah penduduk yang sudah
mempersiapkan dana pensiun masih sangat rendah. Industrinya pun tumbuh pada angka yang
belum begitu menggembirakan.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan, aset industri dana pensiun bertumbuh 7,06
persen pada tahun 2015 lalu menjadi 15,5 persen pada tahun 2016. Sayangnya, 25 tahun setelah
Undang-undang Dana Pensiun diterbitkan, industri ini hanya membukukan pertumbuhan yang
tidak terlalu besar. Menurut data OJK, aset Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sebesar
Rp1.909,26 triliun per 31 Desember 2016 dan naik 13,64 persen dari tahun 2015. Pangsa aset
industri dana pensiun sebesar 12,5 persen atau sekitar Rp238,3 triliun.
"OJK tentu sangat berkepentingan untuk memfasilitasi perkembangan industri dana pensiun ini
kedepannya," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner Rahmat Waluyanto di seminar internasional
25 Years of Pension Savings-Way Forward for Next Quarter Century di Jakarta akhir April lalu.
OJK dan para pelaku industri dana pensiun sudah mencanangkan Pension Day yang merupakan
serangkaian kegiatan sosialisasi tentang dana pensiun sepanjang tahun 2017 ini.
Dana kelolaan industri dana pensiun hanya 1,92% dari produk domestik bruto (PDB). Lebih
kecil dari Thailand yang 6,6%. OJK menargetkan dana kelolaan ini akan dapat mencapai 2,5%
dalam waktu dekat dan jangka menengah 5% dari PDB.
Padahal, melalui industri dana pensiun ini diharapkan kehidupan masyarakat dapat lebih
sejahtera karena memiliki penghasilan yang memadai pada masa pensiun.
Ada berbagai penyebab mengapa industri dana pensiun kurang berkembang dengan pesat.
Pesertanya juga masih jauh dari jumlah pekerja. Padahal, jumlah pekerja aktif di sektor formal
saat ini mencapai 50 juta orang. Dari jumlah tersebut, baru 17,8 juta yang ikut program pensiun
yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti BPJS Ketenagakerjaan dan Taspen, Asabri juga
Dana Pensiun Pemberi Kerja, Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Jaminan Pensiun tercatat sebanyak 9,1 juta, sementara dana pensiun pemberi kerja 4,3 juta.
Salah satu penyebabnya adalah peraturan yang tumpang tindih mengenai dana pensiun. Rahmat
mengatakan, perlu ada upaya dan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan agar dapat
bersinergi dalam menyikapi persoalan ini. Pemerintah mewajibkan perusahaan mengikutsertakan
karyawannya ke dalam program pensiun publik yaitu BPJS Ketenagakerjaan, sementara
perusahaan sudah memiliki program pensiun perusahaan. Aturan tersebut membebani
perusahaan.
Hal ini diamini juga oleh Dumoly Pardede, Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK Dumoly
Pardede. “Ada hal yang kurang harmonis. Misalnya begini, sebuah perusahaan katakan
perusahaan X, wajib ikut BPJS Ketenagakerjaan dengan mengiur 3% untuk karyawannya.
Tetapi, mereka juga punya program pensiun sehingga mengiur 5%, juga punya program asuransi
tambah lagi iuran 3%. Bisa jadi perusahaan membayar untuk karyawannya sebanyak 15% dari
gaji karyawan. Sementara di Vietnam cukup 3%. Bagaimana mau berkompetisi dengan Vietnam?
“ kata Dumoly. Menurut dia, aturan seperti ini yang harus diharmonisasi agar perusahaan pun
dapat bersaing.
OJK dan pelaku industri dana pensiun pun mengusulkan revisi UU no 11/1992. Regulasi
memang perlu dibuat menjadi selaras sehingga efektif untuk semua pihak. Beberapa poin revisi
yang akan diajukan antara lain adalah tentang pembuat program pensiun. Kelak diharapkan tidak
hanya dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun lembaga keuangan saja yang dapat membuat
program pensiun. Koperasi, perseroan terbatas, manajer investasi dan konsultan aktuaris juga
boleh membuat program pensiun.
Masalah lainnya adalah tentang manfaat program pensiun. Selama ini, program pensiun hanya
berfungsi memberikan uang pensiun bulanan kepada seseorang yang usianya sudah memasuki
usia pensiun. “Sistem seperti itu sudah tidak relevan lagi. Ke depan, program pensiun dapat
memberikan manfaat sekaligus, misalnya untuk sekolah,” kata Dumoly. Misalnya seseorang
yang berhenti dari profesi A, uang pensiunnya dapat ditarik dan digunakan sesuai kebutuhannya
seperti untuk melanjutkan sekolah. Dengan demikian, para pekerja kontrak yang masa kerjanya
berakhir pada 5 atau 10 tahun dapat merasakan manfaat program pensiun, tidak harus menunggu
hingga berusia 55 atau 60 tahun.
Selain masalah aturan, Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia Mudjiharno juga mengatakan,
belakangan banyak dana pensiun pemberi kerja yang dikelola perusahaan dialihkan ke dana
pensiun lembaga keuangan. Beberapa penyebabnya adalah skema manfaat pasti dirasakan tidak
relevan dan membebani perusahaan. Salah satu hal yang memberatkan adalah perusahaan harus
menutupi kekurangan dana pensiun jika tidak mencapai target. Alasan lain, bisa jadi juga
karyawan semakin sedikit sehingga tidak efektif jika dana pensiun dikelola sendiri. Pada tahun
2016 dana pensiun manfaat pasti turun menjadi 180 perusahaan dari 190 pada tahun 2015.
Sementara dana pensiun iuran pasti turun menjadi 44 dari 45 pada tahun sebelumnya.
Kenaikan usia harapan hidup juga menjadi persoalan. Seiring dengan kemajuan teknologi,
fasilitas kesehatan dan kemajuan lain, usia harapan hidup semakin panjang. Dampaknya, ada
kenaikan biaya yang harus dipikul oleh dana pensiun karena masa pembayaran yang semakin
panjang. Terjadi liquidity mismatch, iuran yang masuk terkadang juga tidak cocok dengan
kebutuhan pembayaran setiap bulan. Dari sisi pengelolaan aset, pada masa suku bunga rendah ini
perkembangan aset pun menjadi semakin lamban. Return of investment (ROI) pun menjadi lebih
rendah.
Pada tahun ini, dana pensiun diwajibkan mengalokasikan 30% dana kelolaan pada surat
perbendaharaan negara. Aturan ini sudah dilakukan oleh sebagian pengelola dana pensiun besar.
“Kendala sih tidak ada, lebih banyak yang comply. Bagi yang dana pensiun kecil-kecil ada
kesulitan karena barangnya tidak ada. Nah, kalau yang seperti itu akan diberikan pengecualian
dan jangan dipaksa. Mereka dapat membeli obligasi BUMN atau reksa dana yang di dalamnya
ada instrumen obligasi BUMN.Menurut saya di pasar tidak ada masalah karena sudah kita
berikan kelonggaran,” kata Dumoly.
“Dana pensiun pemberi kerja memerlukan dukungan dari semua pemangku kepentingan,” kata
Mudjiharno. Selain revisi dan sinkronisasi aturan tentang dana pensiun, para pelaku industri juga
mengusulkan agar ada tambahan diversifikasi jenis-jenis dana pensiun.
Industri dana pensiun menyangkut hajat hidup orang banyak. Tujuannya pun mulia, untuk
membuat pekerja sejahtera pada masa purnakaryanya. Semoga permasalahan yang dihadapi
dapat diselesaikan sehingga industri ini benar-benar berkembang dan dapat mewujudkan misinya
dalam meningkatkan kesejahteraan.
Baca serial "Dana Pensiun" dari Tirto:
Baca juga artikel terkait PENSIUN atau tulisan menarik lainnya Yan Chandra
(tirto.id - Ekonomi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Masalah yang Dihadapi Dana Pensiun
Kecil untuk Berinvestasi di Proyek",
https://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/03/21/130628426/ini.masalah.yang.dihadapi.dana
.pensiun.kecil.untuk.berinvestasi.di.proyek.
Penulis : Estu Suryowati