Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN AKREDITASI

DAN PERUMAHSAKITAN
DI INDONESIA

DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan pada Acara Workshop PMKP dan ARK-AP-PAP Dalam SNARS Edisi 1 - Hotel Harris Kelapa Gading, 20 Juni 2019
01 PENDAHULUAN

02 ARAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN
POKOK BAHASAN
03 KEBIJAKAN DAN
STRATEGI MUTU

04 CAPAIAN AKREDITASI

05 PENUTUP
ISSUE PELAYANAN KESEHATAN

2016 2017 2019

Your Text Here

UNIVERSAL AKSES MUTU DAN


HEALTH PELAYANAN KESELAMATAN
COVERAGE KESEHATAN PASIEN
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE
Universal health coverage merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki
akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya
terjangkau. ( WHO)
Pencapaian UHC dipengaruhi
beberapa faktor:
1. Tingkat pendapatan penduduk.
2. Struktur ekonomi negara
3. Proporsi sektor formal dan informal.
4. Distribusi penduduk negara.
5. Kemampuan negara dalam
mengelola asuransi kesehatan
sosial.
6. Tingkat solidaritas sosial di dalam
masyarakat
Pentahapan cakupan universal sangat dipengaruhi oleh dukungan politik konsensus penduduk,
dan kemampuan keuangan suatu negara.
“Without quality,
universal health coverage (UHC)
remains an empty promise.”

Pelayanan kesehatan yang bermutu rendah ber


bahaya bagi pasien, membuang uang dan waktu
.

https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2214-109X%2818%2930394-2
Pelayanan yang tidak aman
• Menggerus kepercayaan pada sistem pelayanan kesehatan
• Mengubah perilaku dalam memilih pelayanan kesehatan
• Merugikan secara finansial
• Mengurangi motivasi pemberi pelayanan kesehatan
• Risiko serius tidak tercapainya Universal Health Coverage
GLOBAL PATIENT SAFETY CHALLENGE
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 - 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025
2009 Akses masyarkat Akses masyarakat Kes masyarakat thp yankes
Bangkes diarah thp yankes yang terhadap yankes yang berkualitas telah
kan untuk menin berkualitas telah yang berkualitas menjangkau dan merata di
gkatkan akses da lebih berkembang telah mulai mantap seluruh wilayah Indonesia
n mutu yankes dan meningkat

KURATIF-REHABILITATIF VISI
MASYARAKAT
PROMOTIF - PREVENTIF SEHAT
YANG MANDIRI
DAN BERKEADILAN
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA
2015-2019

Pilar 1. Paradigma Sehat Pilar 2. Penguatan Pilar 3. JKN


Yankes
Program
Program Program • Benefit
• Pengarusutamaan kesehat • Peningkatan Akses terutama pada
• Sistem pembiayaan:
FKTP
an dalam pembangunan • Optimalisasi Sistem Rujukan asuransi – azas
• Promotif - Preventif • Peningkatan Mutu gotong royong
sebagai pilar utama • Kendali Mutu & Kendali
upaya kesehatan Penerapan pendekatan Biaya
• Sasaran: PBI & Non PBI
• Pemberdayaan continuum of care
masyarakat Intervensi berbasis
risiko kesehatan (health risk)

KELUARGA SEHAT
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

PROGRAM
PENINGKATAN Terwujudnya
AKSES PROGRAM Akses Pelayanan
• SARANA PENINGKATAN
Kesehatan Dasar
PRASARANA MUTU
dan Rujukan
• KOMPETENSI • AKREDITASI RS
• AKREDITASI PKM yang Berkualitas
SDM
• ALAT Bagi Masyarakat
KESEHATAN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI MUTU NASIONAL

• prioritas kesehatan nasional,


• definisi mutu pelayanan kesehatan,
• regulasi mutu pelayanan kesehatan,
• tatakelola dan organisasi,
• metode peningkatan dan intervensi,
• pengukuran dan indikator mutu
pelayanan kesehatan,
• data dan sistem informasi
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN AKSES LAYANAN KESEHATAN

PENGUATAN 2 PENINGKATAN 3 PEMANFAATAN


1
FASKES SUMBER DAYA TEKNOLOGI
KESEHATAN INFORMASI
• Pemenuhan sarana,
prasana, alat keseha • Meningkatkan Ko Optimalisasi penggunaan
tan, dan kebutuhan mpetensi klinis Teknologi Informasi
obat (farmasi)  dan Kompetensi untuk memperluas dan
kompetensi manajerial mempermudah akses
• Tata kelola dan • WKDS baik masyarakat maupun
kepemimpinan • Insentif  remun internal RS  layanan
• Mutu  Akreditasi erasi berbasis IT
PEMENUHAN AKSES YANG BERMUTU

Sarana Prasarana

UHC 2019 KOMPETENSI Mutu melalui


FASKES Akreditasi

Sistem Rujukan

Sumber Daya
Kesehatan

KEPEMIMPINAN KOMPETENSI
KLINIS PROFESIONAL
(KLINIS) KOMPETENSI
KOMPETENSI INTERPROFESIONAL
KEMAMPUAN
MANAJERIAL
TEKNIS MEDIS
7 DIMENSI MUTU
meminimalisasi terjadinya kerugian (harm), cedera
Optimalkan Sumberdaya yang dan kesalahan medis yang bisa dicegah
ada, tanpa pemborosan bahan kepada mereka yang menerima pelayanan

EFISIEN AMAN
menyediakan pelayanan yang seragam tanpa

INTEGRASI
menyediakan pelayanan membedakan jenis kelamin, suku, etnik,
kesehatan yang berbasis bukti tempat tinggal, agama, sosial ekonomi

EFEKTIF ADIL
mengurangi waktu tunggu dan menyediakan pelayanan yang sesuai
keterlambatan pemberian dengan preferensi, kebutuhan dan nilai
pelayanan kesehatan -nilai individu

TEPAT kMal
BERORIENTASI
WAKTU PASIEN
tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan keluaran (outcome) kesehatan yang optimal,
diberikan sesuai dengan standar pelayanan dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini serta memperhatikan hak dan kewajiban pasi
en.
AKREDITASI RUMAH SAKIT
UU No. 44/2009 : Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RS wajib
terakreditasi secara berkala 3 tahun sekali
Permenkes 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi RS

Pasal 4
Pasal 3 (1) Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga
(1) Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi. independen penyelenggara Akreditasi yang
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada berasal dari dalam atau luar negeri.
ayat (1) diselenggarakan secara berkala (2) Lembaga independen penyelenggara Akredit
paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun. asi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ditetapkan oleh Menteri.
ayat (1) dilakukan oleh Rumah Sakit (3) Lembaga independen penyelenggara
paling lama setelah beroperasi 2 (dua) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat
tahun sejak memperoleh izin operasional (1) harus telah terakreditasi oleh lembaga
untuk pertama kali. International Society for Quality in Health
Care (ISQua).
Faskes yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan
Harus Terakreditasi
Permenkes No. 99/2015:
Revisi Permenkes 71/2013:
Pelayanan Kesehatan Pada JKN,
masa transisi persyaratan Akreditasi : 5 Tahun
RS : 1 JANUARI 2019 FKTP : 1 JANUARI 2021
STATUS AKREDITASI RUMAHSAKIT
RS TERAKREDITASI STATUS AKREDITASI RS
RS Belum
Terakredit
asi Perdana Paripurna
21% 40% 36%
RS
Terakredit
asi Utama
Dasar
79%
4% Madya 11%
9%

RS Terakreditasi 2240
RS belum Terakreditasi 584 Paripurna 811
Jumlah RS 2824 Utama 244
Madya 204
Dasar 85
Data : RS Online dan KARS, 19 Juni 2019 Perdana 896
RS TERAKREDITASI INTERNASIONAL
KARS JCI 30
ACHS
Internasio
nal
3% KARS INTERNASIONAL 5
14% ACHS 1
JUMLAH 36

JCI
83%

Data : RS Online Yankes dan KARS, 19 Juni 2019


(Draft Permenkes)
Pedoman Pengukuran dan Evaluasi Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Kepatuhan Identifikasi Pasien Kepatuhan Penggunaan Formularium N
01 (Acceptable) 07 asional (FORNAS), (eficient)
02 Waktu Tanggap Pelayanan Gawat Dar
urat (Save-Efective) 08 Kepatuhan Cuci Tangan (Safe)

Waktu Tunggu Rawat Jalan Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko


03 09 Pasien Jatuh, (Safe)
(Accessible)

Penundaan Operasi Elektif Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway


04 (Accessible) 10 (effective)

Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis Kepuasan Pasien dan Keluarga


05 11
(Accessible – Acceptable) (Acceptable)

Waktu Lapor hasil pemeriksaan Kritis Kecepatan Respon Terhadap Komplain


06 12
(Safe) (Acceptable)
Pemantauan Mutu
Penundaan Operasi Elektif
12.00% Definisi operasi Operasi elektif adalah waktu yang di
onal perlukan pasien sejak dijadwalkan o
9.00%
perasi sampai
6.00% dengan dilakukannya operasi elektif.
Jika tidak dilakukan sesuai jadwal ma
3.00% ka
disebut terjadi penundaan.
0.00%
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
Numerator Jumlah pasien yang mengalami pen
undaan
TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 operasi elektif.
Capaian Target Denominator Jumlah tindakan operasi elektif.

Ketepatan Jam Visite dokter Spesialis Definisi operasi Visite dokter spesialis adalah kunjunga
120.00%
onal n dokter spesialis setiap hari kerja sesu
ai dengan ketentuan waktu kepada s
100.00%

80.00% etiap pasien yang menjadi


60.00% tanggung jawabnya, yang dilakukan
antara
40.00%
jam 08.00 sampai dengan 14.00.
20.00%

0.00% Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara


jam 08.00 sampai dengan 14.00 yang
NOP
APR

OKT

FEB
JUL

JUN
JUL
JUL
AGT

FEB
MAR

MAR
MEI

MEI
APR

APR
DES

NOP
DES
JAN

JAN

JAN

MEI
JUN
OKT
JUN

SEP
AGT
SEP
MAR
FEB

TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015


disurvei.
Realisasi Target
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spes
ialis yang disurvei.
MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN

MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN PADA TIAP LEVEL FASKES


 PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER

Input Proses Output




Standar fasilitas medik
Standar fas non medik
• PNPK • Angka pasien jatuh
• Kepatuhan Clinical
• Standar SDM • PPK Pathway


HTA
Tarif
• CP • Kecepatan mengatasi
komplain, dll
• MUTU (Akreditasi) HTA

EFISIENSI COST EFFECTIVENESS INDIKATOR MUTU PELAYANAN

MEMBANGUN BUDAYA MUTU  MEMBANGUN SDM


PENUTUP
1. Menyediakan akses pelayanan kesehatan
yang bermutu adalah tugas bersama semua pihak
2. Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu
upaya untuk membangun tata kelola
organisasi dan tata kelola klinik yang baik
agar terbentuk budaya mutu dan keselamatan pasien
3. Mutu dan keselamatan pasien merupakan proses per
baikan berkelanjutan melalui siklus PDSA
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai