Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 2

A. Latar belakang 2

BAB II KAJIAN TEORI 6

A. Enterprise Resource Planning (ERP) 6

B. Teknologi ERP 6

C. Infrastruktur ERP 8

D. Konsep dan Arsitektur ERP 9

E. Strategi Penerapan ERP 10

F. Faktor Sukses Implementasi ERP 14

G. Manajemen Perubahan 14

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN 16

A. Pembahasan 16

B. Kesimpulan 19

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan suatu cara untuk

mengelola sumber daya perusahaan dengan menggunakan teknologi. ERP

merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi

dalam mengendalikan bisnis yang lebih baik karena dapat mengurangi tingkat

stok dan inventori, meningkatkan perputaran stok, mengurangi cycle time

order, meningkatkan produktivitas, komunikasi lebih baik serta berdampak

pada peningkatan benefit (profit) perusahaan

Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan

fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi

sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah berkembang

sebagai alat integrasi, memiliki tujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi

perusahaan ke pusat penyimpanan data dengan mudah diakses oleh semua

bagian yang membutuhkan. Integrasi data pada teknologi ERP dilakukan

dengan single data entry. Software ERP mendukung untuk pengoperasian yang

efisien dari business processes dengan cara mengintegrasikan aktivitas-

aktivitas dari keseluruhan bisnis termasuk sales, marketing, manufacturing,

logistic, accounting, dan staffing.

Tidak ada karakteristik khusus bagi perusahaan yang ingin

mengimplementasikan ERP. Dahulu hanya perusahaan-perusahaan dengan

2
skala besar saja yang mengimplementasikan sistem ERP mengingat harganya

yang sangat mahal dan kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat dengan

seluruh bagian dalam perusahaan. Tapi saat ini banyak perusahaan berskala

menengah pun telah mulai menerapkan sistem ERP. Beberapa vendor pun telah

menyesuaikan produknya untuk perusahaan dengan skala menengah dan

dengan biaya yang dapat dijangkau oleh perusahaan-perusahaan menengah

tersebut

Dengan demikian berarti bahwa tiap perusahaan baik yang berskala

menengah maupun besar, yang menyadari akan arti pentingnya informasi yang

cepat, tepat, akurat dan terintegrasi antara seluruh fungsional perusahaan, akan

mengimplementasikan sistem ERP. Keputusan untuk menerapkan ERP

bukanlah keputusan yang mudah karena penerapan ERP membutuhkan biaya

yang tinggi. Kebutuhan biaya bukan hanya diperlukan untuk pembelian aplikasi

ERP saja, tetapi juga untuk pembelian hardware, database, jaringan

komunikasi data dan juga biaya konsultan yang membantu pekerjaan penerapan

sistem. Setelah sistem ERP diterapkan, manajemen perlu mengetahui apakah

penerapan sistem tersebut berhasil atau tidak. Pengukuran keberhasilan

penerapan sistem informasi sangat diperlukan bagi manajemen untuk

mengetahui apakah investasi yang telah dikeluarkan memberikan nilai tambah

bagi perusahaan..

Kesuksesan sistem ERP adalah pemanfaatan sistem untuk memperbesar

tujuan-tujuan organisasional. Kesuksesan ERP merupakan bagaimana cara

untuk mengadopsi sebuah sistem ERP untuk menambah keefektifan dalam

3
organisasi yang mengadopsinya. Namun di Indonesia, adopsi solusi terhalang

oleh ketakutan terhadap kedisiplinan. Berdasarkan fenomena yang ada, dapat

ditelaah bahwa dalam menerapkan dan mengsukseskan ERP diantaranya yaitu

perlu adanya dukungan dari organisasi tersebut agar dapat mengoptimalkan

kinerja perusahaan karena apabila organisasi tersebut masih belum bisa

menerima perubahan sistem yang baru maka sistem tersebut tidak akan optimal

dan sia-sia saja. Dan dukungan dari manajemen puncak sangat penting untuk

keberhasilan ERP tersebut, sebab manajemen puncak memiliki peranan penting

dalam mengsukseskan ERP tersebut dengan rencana-rencana yang sudah di

persiapkan untuk kedepannya dengan menggunakan sistem tersebut.

Dalam era persaingan global, para perusahaan berlomba-lomba untuk

meningkatkan daya saing melalui pengembangan teknologi. Untuk mendukung

proses bisnis perusahaan, perlu adanya sistem yang mampu untuk menyediakan

informasi yang handal dan aktual. Perusahaan harus menerapkan sistem yang

terintegrasi agar mampu mengontrol sumber daya yang ada. Dengan adanya

sistem tersebut, perusahaan mampu menekan atau melakukan efisiensi biaya

yang dihabiskan selama proses bisnis. Enterprise Resource Planning (ERP)

merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan produkivitas perusahaan,

dengan menyediakan informasi secara real-time. Alasan utama adalah karena

perusahaan ingin mengintegrasikan sistem yang terpisah melalui enterprise.

ERP memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan sumber data yang

terpisah ke dalam satu database. Hal itu dapat meningkatkan kemampuan untuk

membuat laporan dari data yang bersumber dari berbagai departemen. Namun

4
untuk menerapkan ERP, perlu biaya yang cukup tinggi sehingga harus benar-

benar menjalankan prosesnya secara benar. Kesuksesan implementasi bisa

terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah rencana bisnis dan visi;

perubahan manajemen; komunikasi; komposisi, kemampuan, dan kompensasi

tim ERP; dukungan dan dorongan manajemen; manajemen proyek; analisis

sistem; seleksi dan pelaksanaan teknis.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Enterprise Resource Planning (ERP)

Secara umum ERP diartikan sebagai sistem informasi enterprise-wide

yang terintegrasi dan mengontrol semua proses bisnis di seluruh organisasi.

Menurut Al-Fawaz, Al-Salti dan Eldabi (2008), sebuah sistem ERP

memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan semua proses bisnis utama

dalam rangka meningkatkan efisiensi dan mempertahankan posisi kompetitif.

Namun, tanpa keberhasilan implementasi sistem, manfaat proyeksi

peningkatan produktivitas dan keunggulan kompetitif tidak akan datang.

Menurut Kumar dan Keshan (2009), sistem ERP adalah sebuah paket sistem

software bisnis yang memungkinkan perusahaan untuk mengotomatisasi dan

mengintegrasi sebagian besar proses bisnisnya, serta menghasilkan akses

informasi secara real-time dan tersebar di seluruh perusahaan

B. Teknologi ERP

Teknologi Enterprise Resources Planning (ERP) merupakan sebuah

sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis/departemen-departemen

serta unit-unit bisnis dalam suatu perusahaan dengan menggunakan single data

entry (Hamilton, 2002). Berdasarkan tujuannya, implementasi teknologi ERP

di dalam sebuah perusahaan antara lain melakukan integrasi antara perencanaan

penjualan dan perencanaan produksi, mengoptimalkan jumlah persediaan guna

6
meningkatkan cash flow perusahaan, dan meningkatkan nilai kepuasan

terhadap pelanggan dengan melalui sistem pengiriman, distribusi gudang dan

fungsi administrasi lainnya. Dan tidak kalah pentingnya dari tujuan di atas

adalah meningkatkan efisiensi perusahaan dengan ketelitian yang baik.

Struktur data base dari sistem ERP terlihat pada Gambar 1 dimana pada

gambar tersebut terlihat adanya integrasi antara proses bisnis satu dengan

lainnya. Pada Gambar 2 ditunjukkan modul-modul pada sistem ERP dan

aktivitas-aktivitas di dalamnya.

Gambar 1. Stuktur Data Base ERP

Kegiatan atau aktivitas modul-modul ERP di dalam perusahaan sering

tidak optimal karena masih lambannya karyawan perusahaan melakukan entry

data ke sistem komputer. Di sisi lain masih kurangnya keahlian karyawan untuk

melakukan entry data. Sedangkan permasalahan yang terjadi pada bagian

gudang barang jadi adalah entry data terlambat sehingga berpengaruh terhadap

ketepatan tutup buku, pengiriman produk tidak menerapkan sistem first in first

out karena kesulitan mengidentifikasi produk, dan memerlukan karyawan

7
administrasi lapangan yang relatif banyak. Dalam keadaan gudang barang jadi

seperti diatas maka kurang memaksimalkan tujuan penerapan ERP.

Gambar 2. Modul dan Aktivitas ERP

C. Infrastruktur ERP

Menurut Darudianto dan Wijaya (2009), sebelum suatu perusahaan

menerapkan sistem ERP, maka perlu dibangun suatu pondasi yang kuat seperti:

1. People

Orang-orang yang terlibat dalam penerapan sistem ERP merupakan faktor

yang sangat penting, terutama dalam hal komitmen waktu, dukungan

manajemen tingkat atas, rasa memiliki, keterlibatan, semangat dan rasa

8
perlawanan yang minimum. Hal ini dimulai dari saat pemilihan sistem

ERP, pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan.

2. Process

Berkaitan dengan proses bisnis berjalan dan proses bisnis ke depan dengan

penerapan sistem ERP. Dalam proses implementasi, harus ada

pengendalian dari tiap bagian. Hal terpenting adalah perusahaan harus

memiliki prosedur bisnis yang baik yang akan diterapkan dalam

implementasi sistem ERP.

3. Technology

Teknologi yang dibutuhkan dalam penerapan sistem ERP meliputi

infrastruktur jaringan, hardware, dan software. Jaringan yang dibangun

meliputi jaringan internal dan eksternal. Pemilihan hardware hendaknya

melihat karakteristik kompatibel software. Sedangkan database yang

digunakan untuk sistem ERP umumnya memakai relational database.

D. Konsep Dan Arsitektur ERP

Menurut Darudianto dan Wijaya (2009:26-28), Enterprise Resource

Planning mencerminkan sebuah konsep yang berujung pada kata Planning,

sehingga ERP lebih menekankan pada aspek perencanaan. Enterprise

menggambarkan situasi bisnis secara umum dalam satu identitas korporat.

Secara konsep, enterprise dapat digambarkan sebagai sekelompok orang

dengan tujuan tertentu yang memiliki sumber daya untuk mencapai tujuan

tertentu. Enterprise dianggap sebagai suatu sistem dan masing-masing fungsi

9
seperti fungsi keuangan, penjualan dan inventory adalah subsistem. Resource

merupakan sumber daya yang berupa aset perusahaan, seperti aset keuangan,

sumber daya manusia, teknologi dan strategi. Resource dapat meliputi hal-hal

yang menjadi tanggung jawab dan tantangan manajemen untuk dikelola agar

menghasilkan benefit.

Jadi ERP merupakan konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber

daya perusahaan, berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi modul

untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi sehingga pekerjaan menjadi

lebih efisien dan dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan

E. Strategi Penerapan ERP

Ada 3(tiga) strategi yang dapat dilakukan dalam implementasi ERP, yaitu :

1. Phased Method

Strategi Big Bang adalah strategi yang dilakukan dengan menerapkan semua

modul dari ERP dan di semua lokasi dari proyek di dalam perusahaan di saat

yang bersamaan. Semua sistem lama dihentikan pada saat sistem ERP baru

dimulai, dimana kesiapan para pemakai dan jaringan harus tersedia pada saat

sistem dimulai.

Dalam penggunaan metode Big Bang, sebuah aplikasi ERP diimplementasikan

di semua lokasi pada waktu yang bersamaan. Dalam Big Bang, rentang waktu

sistem dari versi pengujian sampai menjadi sistem yang benar-benar dipakai

menjadi pencatat transaksi hanya dalam beberapa hari. Oleh karena itu dalam

metode Big Bang, dibutuhkan proses pengujian yang intensif sebelum akhirnya

10
melakukan cut off terhadap sistem yang lama dan menggunakan sistem yang

baru.

Kelebihan metode Big Bang:

1. Tidak membutuhkan interface sementara sebagai perantara sistem baru dan

lama.

2. Tidak membutuhkan perawatan pada sistem lama.

3. Penggunaan sistem baru diharuskan sehingga sistem lama dapat benar-benar

ditinggalkan.

4. Waktu yang dibutuhkan untuk implementasi lebih sedikit.

Kekurangan metode Big Bang:

1. Dibutuhkan tenaga kerja untuk implementasi lebih banyak.

2. Resiko kegagalan sistem lebih tinggi.

3. Tidak dapat sewaktu-waktu pindah ke sistem lama.

4. Waktu antara pengembangan dan implementasi lebih lama.

5. Pimpinan proyek tidak dapat menunjukkan hasil kinerja dari sistem ERP

sampai semua modul terimplementasi.

Kategori perusahaan yang cocok menggunakan metode Big Bang:

1. Perusahaan kecil dan tingkat kompleksitas bisnis proses yang rendah.

2. Struktur organisasi yang flat dan tingkat pengontrolan yang rendah.

3. Jumlah modul yang sedikit dan tingkat perubahan modul yang rendah.

11
2. Phased Method

Ketika perusahaan memilih untuk menggunakan metode Phased Implementation,

modul-modul diimplementasikan satu per satu atau dalam kelompok-kelompok modul

yang pada umumnya dilakukan di satu lokasi tertentu. Phased Implementation

merupakan rangkaian urutan implementasi yang terdiri dari perancangan,

pengembangan, pengujian dan instalasi modul-modul yang berbeda. Tidak seperti Big

Bang, Phased Implementation membutuhkan perhatian dan perawatan khusus pada

sistem lama dengan tujuan memfasilitasi pengintegrasian dengan sistem yang baru.

Kelebihan metode Phased Implementation:

1. Tenaga kerja untuk implementasi lebih sedikit.

2. Tenaga kerja dapat dikonsentrasikan pada modul tertentu.

3. Resiko lebih kecil

4. Dapat sewaktu-waktu menggunakan sistem lama.

5. Rentang waktu antara pengembangan dan implementasi lebih sedikit.

6. Pimpinan proyek dapat menunjukkan keberhasilan implementasi modul per

modul di dalam sistem ERP ke pihak manajemen.

Kekurangan metode Phased Implementation:

1. Membutuhkan interface sementara.

2. Instalasi lebih lama.

12
3. Harus merawat sistem lama.

4. Kecenderungan untuk kembali ke sistem lama.

5. Tingkat resiko yang tinggi dari anggota tim yang keluar atau berganti.

6. Operasional dari sistem lama memberikan peluang untuk menghambat sistem

ERP baru berjalan.

Kategori perusahaan yang cocok menggunakan metode Phased Implementation:

 Perusahaan besar dan tingkat kompleksitas bisnis proses yang tinggi.

 Struktur organisasi yang berjenjang dan tingkat pengontrolan yang

tinggi.

 Jumlah modul yang banyak dan tingkat perubahan modul yang tinggi

3. Phased Method

Pada strategi ini migrasi dilakukan per bagian bisnis secara perlahan. Dengan

kata lain pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi

perusahaan sebagai pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang terkait.

Kelebihannya : Biaya relatif rendah, kompleksitas berkurang.

Kekurangannya : Membutuhkan banyak customisasi akibat adanya

operasi spesifik antar site.

13
F. Faktor Sukses Implementasi ERP

Faktor sukses yang penting dalam proyek ERP telah diteliti dari

beberapa sudut pandang yang berbeda. Holland et al, fokus kepada faktor

strategi yang menjangkau proyek keseluruhan dan faktor taktis yang

diaplikasikan pada bagian khusus dari proyek tersebut. Isu strategi Information

Technology (IT), inovasi dan kreatifitas seperti yang diterapkan kepada

implementasi ERP juga telah diteliti. Penelitian lainnya, menguji masalah yang

muncul dari kurangnya kesesuaian antara organisasi dan sistem ERP. Lebih

spesifik, Sieber et al. Mendiskusikan analisis celah kesesuaian yang penting

pada implementasi ERP dan Soh et al.Menyelediki masalah ketidaksesuaian

dalam implementasi ERP. Lainnya telah menggunakan alat pengembangan

khusus atau metodologi untuk meningkatkan peluang sukses dalam

implementasi ERP. Nah et al. Mempelajari pandangan Chief Information

Officer (CIO) tentang faktor sukses terpenting untuk implementasi ERP dan

menemukan faktor yang paling penting dengan adanya dukungan manajemen,

proyek juara, kerjasama dan komposisi ERP, manajemen proyek, dan program

dan kultur manajemen perubahan.

G. Manajemen Perubahan

Mengenali kebutuhan untuk perubahan dalam rangka untuk tetap

kompetitif adalah sangat penting. Budaya dari nilai yang dimiliki dan identitas

perusahaan yang kuat adalah penting untuk memfasilitasi perubahan, dan

sebuah struktur enterprise yang luas dan perubahan budaya harus dikelola.

Nilai yang dimiliki bersama harus menekankan fungsional, produk, segmen

14
pasar, atau perspektif fokus tugas. Edukasi formal dan pelatihan harus

disediakan sehingga pengguna dapat mendapatkan pengertian tentang

bagaimana sistem bekerja dan bagaimana hal tersebut berdampak kepada

pekerjaan mereka. Meskipun begitu, pelatihan cenderung untuk menjadi satu

dari beberapa area yang dipangkas dalam kasus penggelembungan biaya. Hal

ini penting untuk kesuksesan dari implementasi proyek sejalan dengan kualitas

keputusan yang akan diambil berdasarkan sistem.

Keterlibatan dan umpan balik pengguna dalam perancangan sistem juga

pentig. Dalam rangka untuk memecahkan masalah pengguna secara efektif dan

mengelola perubahan organisasi, support organisasi (helpdesk, manual

pengguna online) harus berada dalam satu tempat. Tenaga kerja IT harus dilatih

dalam sistem dan proses baru. Komitmen perusahaan untuk perubahan akan

dinyatakan oleh ketekunan dan tekad dalam memecahkan masalah

implementasi.

Selama implementasi ERP, merekayasa bisnis proses yang konstan

harus terjadi agar mengambil keuntungan dari sistem baru. Rekayasa proses

bisnis juga akan membantu perusahaan mengurangi jumlah penyesuaian yang

dibutuhkan dalam implementasi, jadi meningkatkan kemungkinan kesuksesan

sistem. Bagaimanapun juga, merancang kembali proses bisnis dapat menambah

kompleksitas, risiko dan biaya proyek.

15
BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan

Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah sejumlah factor-faktor utama yang


dianggap oleh para eksekutif sebagai hal penting untuk kesuksesan perusahaan. Hal ini
sangat penting karena keberhasilan kinerja akan mendorong keberhasilan organisasi
dalam mencapai tujuan.Sebagai pedoman untuk menilai atau menentukan target
keberhasilan implementasi system ERP, biasanya kita menetapkan sekumpulan factor
utama yang dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan yang ingin dicapai. Factor-faktor
ini disebut dengan critical success factor (CSF) yang terdiri atas serangkaian status atau
keadaan yang harus dicapai oleh system untuk menunjukkan bahwasistem sudah
berhasil menjalankan fungsinya sesuai dengan harapan. System ERP sesungguhnya
sama seperti halny system informasi lain, maka tiga factor kriti utama pada proyek
system informasi seperti:

1) dukungan menejemen

Manajemen perlu mendukung secara penuh.Hal ini dibutuhkan karena implementasi


ERP skupnya paling besar dari seluruh implementasi sistem informasi.

2) keterlibatan user

user / pemakai orang yang menghasilkan hasildan bertanggung jawab agar system
dapat terlaksana ssuai dengan yang diharapkan.Partisipasi pengguna dalam
pengembangan sistem dapat meningkatkan pemahaman dan komitmen untuk
kesuksesan implementasi ERP. Keterlibatan pengguna dalam menentukan kebutuhan
sistem ERP menciptakan sikap positif dari pelanggan internal terhadap sistem ERP
karena mereka peserta aktif dalam proses pembangunan dan perubahan.

16
Pengembangan sistem ERP dikaitkan dengan persyaratan dari sistem aplikasi ERP.
Masalah yang berkaitan dengan implementasi software ERP adalah ketidakcocokan
fitur proses dengan kebutuhan informasi organisasi.

3) Sasaran proyek yang jelas

Perusahaan/organisasi harus mempunyai sasaran yang tepat dan jelas dalam mencapai
tujuan.

Salah satu studi yang menggabungkan berbagai penelitian yang berkaitan dengan
factor penentu kritis keberhasilan system ERP, merumuskan kategori sebagai berikut:

1. Pemahaman yang jelas

Sebuah pemahaman yang jelas tentang tujuan dan pentingnya implementasi ERP harus
dikomunikasikan ke seluruh organisasi, terutama untuk pengguna yang akan
menggunakan sistem ERP.

2. Komitmen dari seluruh jajaran manajemen.

usaha untuk menumbuhkan suatu kepercayaan dan keinginan untuk mencapai tujuan
dari jajaran manajemen.

3. Manajemen proyek implementasi yang baik.

Menejemen akan memberikan gagasan yang lebih baik terhadap suatu permasalahan
dalam usaha untuk membantu memecahkan masalah.

4. Tim implementasi yang baik.

tim implementasi harus menilai kemampuan sistem dan sistem informasi yang
perusahaan ingin menerapkan. Perusahaan harus menganalisis persyaratan sistem
pertama untuk memastikan apa tujuan atau masalah yang perlu dipecahkan dan
memilih sistem ERP yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dengan kata lain,

17
mengembangkan fungsi dan sistem user-friendly yang salah dapat menciptakan risiko
kegagalan sistem. Akibatnya, sistem ERP yang tidak tepat dengan kesalahan dapat
berkontribusi ke peningkatan waktu dan biaya, yang dapat menyebabkan kegagalan
proyek.

5. Dapat mengatasi isu-isu teknik.

Dapat mengatasi masalah-masalah yang akan datang pada perusahaan.

6. Rekayasa ulang proses bisnis.

Business Process Re-engineering (BPR) Salah satu faktor utama kegagalan


pengembangan proyek ERP adalah kegagalan untuk merancang ulang proses bisnis
agar sesuai perangkat lunak.

7. Komitmen organisasi untuk berubah.

sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta
tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi
tersebut untuk melakukan suatu perubahan dalam perusahaan.

8. Pendidikan dan pelatihan yang intensif.

Mendapatkan keberhasilan system ERP adalah secara sungguh-sungguh dan terus


menerus mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yg optimal.

9. Data yang akurat.

Untuk mendapatkan keberhasilan implementasi system ERP, data pada perusahaan


harus tepat dan benar.

10. Sosialisasi dan komunikasi yang intensif.

komunikasi penting ke seluruh jajaran manajemen dan staf. Terutama yang


kepentingannya terganggu karena penggunaan sistem ERP.Komunikasi membantu
karyawan mengenali bagaimana ERP mempengaruhi operasional berjalan.

18
11. Pengukuran kinerja yang jelas fokusnya.

Sistem pengukuran kinerja dibentuk dalam upaya mempermudah dalam


mengidentifikasikan dan memonitoring ukuran-ukuran performans sehingga dapat
mencapai target yang diharapkan.Namun untuk pengukuran kinerja, seringkali
perusahaan tidak menerapkannya secara terintegrasi sehingga hal tersebut dapat
mengakibatkan pihak perusahaan akan melakukan apa saja demi keuntungan yang akan
dicapai serta menyebabkan perusahaan terjebak dalam tujuan jangka pendek tetapi
mengabaikan kelangsungan hidup jangka panjang.

12. Dapat mengatasi isu multi-site.

Multisite adalah kumpulan beberapa situs yang mempunyai situs induk.Misalnya


seperti tekno.geodik.com, pendidikan.geodik.com, shop.geodik.com yang memiliki
induk www.geodik.com. Dapat mengatasi masalah yang akan terjadi nanti pada
perusahaan.

B. Kesimpulan

Strategi implementasi ERP haruslah diperhatikan, karena kesalahan


menentukan strategi akan berujung pada kegagalan implementasi ERP itu
sendiri. Pemilihan strategi implementasi ERP disesuaikan dengan karakteristik
perusahaan dan kondisi perusahaan masing-masing.

Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing


perusahaan. Tidak semua perusahaan berhasil dalam menerapkan ERP hal ini
perlu dimengerti bahwasanya penerapan aplikasi sistem baru yang didukung
perangkat lunak, selalu menghadapi kesulitan dalam implementasi, khususnya
dalam bentuk kelambatan, melampaui anggaran, dan masalah kinerja. Namun
pada umumnya kegagalan penerapan ERP pada umumnya disebabkan karena
faktor manusia misalnya kebiasaan para key user (manajer) yang tidak terbiasa
menggunakan perangkat lunak, mereka yang kurang komit dan kurang
menyisihkan waktu dalam melakukan analisis dan para manajer yang kurang

19
memperhatikan pendidikan dan pelatihan karyawan dapat menyebabkan
gagalnya ERP. Selain berdampak pada proses bisnis, implementasi juga
berpengaruh secara signifikan pada perubahan budaya perusahaan. Perubahan
budaya perusahaan lebih terfokus pada berubahnya perilaku, komunikasi dan
penambahan beban kerja karyawan. Siap tidaknya karyawan menerima sistem
baru memberikan beban kerja yang lebih kepada karyawan terutama
berhubungan dengan job description dan kesadaran untuk lebih
terkomputerisasi.

20
REFERENSI

http://blog.uad.ac.id/ariyanto2008/2011/03/24/tugas-erp-ii

http://gakemanamana.wordpress.com/2012/03/02/software-software-erp

https://jeanneroselia.wordpress.com/2013/07/19/macam-macam-software-erp/

http://lppm.universitasazzahra.ac.id/penerapan-teknologi-enterprise-resources

planning-di-perusahaan-indonesia/

http://yennymd12.blogspot.co.id/2008/07/penerapan-teknologi-erp.html

https://smartcounting.com/2014/05/19/implementasi-erp-big-bang-atau-phased/

http://clurutgilak.blogspot.co.id/2017/06/makalah-enterprise-resource-planning-

erp.html

https://www.slideshare.net/rimapanjaitan/tugas-mandir1-erp?from_action=save

http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/17/faktor-sukses-implementasi-enterprise-

resource-planning-studi-kasus-implementasi-erp-di-nestle/

21

Anda mungkin juga menyukai