Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

‘TERAPI HIPOTERMI SETELAH CARDIAC ARREST”

Departemen Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh:

Aan Fitriyani (3217001)


Difta Devilia Aryani (3217035)
Arik Iskandar (3217019)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Henti jantung dapat menyebabkan seseorang meninggal seketika, dimana
jantung berhenti untuk memompa darah. Angka kematian penyakit kritis masih
sangat tinggi dan hampir selalu mengakibatkan gangguan keseimbangan satu atau
lebih dari sistem tubuh. Tatalaksana rasional penyakit kritis
membutuhkan pengetahuan luas tentang semua perubahan yang telah dan akan ter
jadi pada semua sistem tubuh yang akan atau sedang terlibat dan saling
memperberat pada penyakit kritis. Informasi ilmiah yang aktual dan pemahaman
yang sempurna sangat diperlukan agar tercapai kesamaan persepsi untuk membuat
prioritas dan keputusan yang tepat, cepat dan rasional. Upaya mengatasi dan
mengembalikan gangguan keseimbangan tersebut pada saat penyakit kritis
menyerang salah satu sistem tubuh dan melibatkan sistem yang lain adalah
merupakan tujuan tatalaksana yang rasional.
Jantung merupakan organ vital yang bertugas memompa darah untuk semua
organ-organ badan. Henti jantung atau cardiac arrest adalah suatu
keadaan berhentinya sirkulasi normal dari darah dalam kaitannya dengan
kegagalan jantung untuk berkontaksi secara efektif selama systole. Kegagalan
untuk berkontraksi dapat mengakibatkan kematian yang mendadak, bahkan dapat
terjadi kematian seketika (Instantaneous Death) dan disebut sudden cardiac death
(SCD). Cardiac arrest biasa disebut cardio respiratory arrest, cardiopulmonary
arrest, atau circulatory arrest. Cardiac arrest berbeda dengan infark miokard,
dimana aliran darah ke jantung yangmasih berdetak terganggu.
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh
beberapa faktor, diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan
yang banyak, sengatan listrik, kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam
ataupun serangan asma yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur jantung
(akibat penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan. Penyebab lain cardiac
arrest adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax.
Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti.
Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh.
Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai
oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak,
menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal.
Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit
dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat
dideteksi dan ditangani dengan segera, kerusakan organ yang serius seperti
kerusakan otak, ataupun kematian mungkin bisa dicegah.
Cardiac arrest dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Hal ini dapat
juga terjadi secara tiba-tiba pada seseorang yang terlihat sehat, dan menyebabkan
kematian yang mendadak atau sudden cardiac death (SCD). Hal ini merupakan
suatu kegawat daruratan medis, dapat berpotensi untuk membaik jika ditangani
seawal mungkin. Penanganan pertama untuk cardiac arrest adalah cardiopulmonary
resuscitation (biasa disebut CPR) yang akan mendukung sirkulasi peredaran darah
sampai tersedia perawatan medis yang pasti. Penanganan berikutnya sangat
bergantung pada irama jantung yang terlihat pada pemeriksaan lanjutan, apakah
terdapat aritmia atau tidak, tetapi sering kali diperlukan defibrillasi untuk
mengembalikan irama jantung normal sebab sebagian besar cardiac arrest terjadi
akibat ventricular fibrillation dan ventricular tachicardia. Saat ini, cardiac arrest
masih merupakan penyebab utama kematian di dunia. Sekitar separuh dari semua
kematian akibat penyakit jantung digolongkan sebagai sudden cardiac death.
Hipotermia melawan beberapa negatif fisiologis efek yang terjadi setelah
resusitasi. Dengan menurunkan suhu tubuh pasien, tingkat metabolisme pasien
adalah menurun. Hal ini menguntungkan karena menghasilkan penurunan
kebutuhan oksigen oleh sel, sel yang sama yang sudah dirampas. Untuk setiap 1 ◦
C penurunan suhu tubuh, tingkat metabolisme otak menurun sebesar 6% -7%
(Keresztes & Brick, 2006). Berbagai studi, seperti dikutip oleh Smith dan Bleck
(2002), telah menunjukkan bahwa negatif peristiwa yang terjadi dengan iskemia di
post resuscitative periode (pelepasan radikal, kegagalan pompa ion, dll) yang
diperlambat dengan adanya hipotermia. Hal ini juga percaya bahwa hipotermia,
melalui vasokonstriksi, dapat menurunkan tekanan intrakranial (Clifton et al.,
2001).
Berdasarkan hasil pengkajian kasus cardiac arrest cukup banyak terjadi di
RSUD Sleman, Setidaknya sudah lebih dari 4 kali dilakukan CPR kepada pasien
dengan penyakit yang berbeda-beda sejak tanggal 22 Januari sampai 3 februari
2018. Pada saat dilakukan tindakan CPR kepada klien kelolaan nadi kembali timbul
akan tetapi nadi mulai melemah setelah beberapa jam dilakukan tindakan, sehingga
kami mengambil jurnal tentang terapi setelah cardiac arrest, sehingga kemungkinan
klien untuk hilang nadi kembali bias teratasi.

B. Tujuan
Tujuan analisis jurnal ini adalah ntuk mengetahui efektifitas terapi hipotermia
yang diberikan pada pasien setelah mengalami keadaan henti jantung saat di
ruang IGD RSUD Sleman.
.
BAB II
ANALISA JURNAL

A. Cara mencari jurnal


Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari jurnal, antara lain:
1. Membuka situs www.google.com
2. Membuka website google scholar kemudian menelusuri menggunakan keyword
“journal tentang terapi pasien post cardiac arest”.
3. Membuka salah satu judul jurnal yang sesuai yang dipublikasikan dalam 5 tahun
terakhir.
4. Mendownload jurnal publikasi dalam bentuk PDF.
B. Resume jurnal
1. Judul jurnal
Therapeutic Hypothermia after Cardiac Arrest: Experience at an Academically
Affiliated Community - Based Veterans Affairs Medical Center.
2. Nama penulis
Maulik, Zimmerman Leslie, Jean Bullard, dan MidoriA.Yenari
3. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apakah efektifitas terapi hipotermi pada pasien post cardiac
arrest.
4. Waktu dan tempat
Penelitian dilakakukan di Rumah Sakit Veteran Angkatan Laut San Francisco,
waktu penelitian November 2007 sampai Agustus 2010.
5. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kohort study dengan menggunakan uji
ANOVA.
6. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukan perbaikan neourorogi sebanyak 63% (5 dari 8
pasien) setelah dilakukan terapi hipotermi.

C. Analisis Kritis (Critical Aprasial)


Komponen yang Dinilai Ya/Tidak Penjelasan
Judul dan abstrak:
 Apakah judul sesuai dengan isi? Ya Karena judul pada jurnal tersebut mengandung
kegunaan praktis dan penting untuk diterapkan
yaitu hasilnya berguna untuk diri sendiri,
masyarakat dan ilmu pengetahuan.
 Apakah tujuan penelitian Ya Di dalam jurnal penelitian ini telah disebutkan
disebutkan? apa? tujuannya.

 Apakah abstrak memberikan Ya Abstrak sudah memberikan informasi yang


informasi yang lengkap: latar lengkap: latar belakang, metode, dan hasil
belakang,metode, hasil? penelitian.
Justifikasi, metodologi, desain: Ya
 Apakah dijelaskan alasan Alasan melakukan penelitian telah dijelaskan
melakukan penelitian (di latar dalam latar belakang dan tinjauan pustaka.
belakang dan tinjauan pustaka)?
 Apakah tinjauan pustakanya Ya Peneliti menggunakan 29 referensi, > 10 tahun
lengkap/ cukup? terakhir menggunakan 17 referensi sedangkan 10
tahu terakhir 12 referensi.
 Apakah menggunakan referensi tidak Pada penelitian ini tidak ada daftar pustaka yang
terbaru? (maksimal 5 tahun) menggunakan 5 tahun terakhir.
 Apakah hipotesisnya Tidak Tidak dijelaskan hipotesisnya
disebutkan?
 Jika eksperimen, apakah Tidak Penelitian ini menggunakan 16 responden pretest
kelompok intervensi dan control dan postttest.
dijelaskan?
Sampling :
 Bagaimana populasi dipilih? Ya Populasi merupakan semua pasien mengalami
cardiac arrest dengan kriteria yang telah
ditentukan
 Apakah kriteria inklusi dan ya dijelaskan di dalam jurnal penelitian
eksklusi disebutkan? apa?

 Apakah ukuran sampel cukup?


Pengumpulan data:
 Bagaimana cara pengumpulan Ada Peneliti menggunakan rekam medis
datanya (kuesioner atau ada
yang lain)
 Siapa yang mengumpulkan Ya Peneliti
data?
 Apakah instrument diuji dulu? Tidak -
 Apakah confounding factors Tidak Tidak dijelaskan di dalam jurnal.
diidentifikasi?
 Apakah ada penjelasan validitas Tidak Tidak dijelaskan di dalam jurnal
dan reliabilitas instrumen?

Pertimbangan etik: Tidak Tidak dijelaskan pengunaaan ethical approval


 Apakah penelitian dari komite etik.
menggunakan ethical approval
dari komite etik?
 Apakah ada informed consent Tidak Tidak dijelaskan informed consent dalam jurnal
dalam penelitian? penelitian.
Analsis data dan hasil:
 Apakah hasil disampaikan Ya Hasil dijelaskan sebagai berikut: terjadi
dengan jelas? perbaikan neurologi sebanyak 63% (5 dari 10)
 Apakah p-value dan confidence tidak p-value tidak ditampilkan dalam penelitian
interval dilaporkan?
 Apakah hasilnya signifikan?
 Apakah kesimpulan penelitian Ya Telah dijelaskan kesimpulan penelitian dalam
ini? jurnal penelitian.
Hasil dan keterbatasan
penelitian: Ya
 Apakah hasil bisa
digeneralisasikan?
 Apakah keterbatasan penelitian Tidak Tidak disebutakan dalam jurnal penelitian
disebutkan?
 Apakah ada saran untuk Tidak Tidak disebutkan dalam jurnal penelitian
penelitian selanjutnya?
 Apakah ada implikasi penelitian Ya Telah disebutkan dalam jurnal penelitian
tersebut? (yang disebutkan
dalam jurnal)
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kondisi Riil di Klinis Atau di Lapangan


Hasil penelitian menyebutkan bahwa terapi hipotermi dapat meningkatkan
perbaikan system neurologi pada pasien Cardiac Arest. Berdasarkan hasil observasi
selama praktik di UGD RSUD Sleman bahwa belum ada SOP (Standar Operasional
Prosedur) dalam pemberian terapi hipotermi untuk klien setelah tindakan CPR.
dalam pelaksanaan CPR pada klien kelolaan yang menderita syok sepsis dengan
suhu 39°c klien mendapatkan nadi kembali akan tetapi selama beberapa saat klien
mengalami arret kembali.

B. Penjelasan isi jurnal (Metode, Tempat) Terkait Kasus


1. Analisa Jurnal
ANALISA JURNAL PENELITIAN
Judul Therapeutic Hypothermia after Cardiac Arrest: Experience at an
Penelitian Academically Affiliated Community - Based Veterans Affairs
Medical Center
Nama Peneliti Maulik, Zimmerman Leslie, Jean Bullard, dan
MidoriA.Yenari.

Waktu dan Penelitian dilakakukan di Rumah Sakit Veteran Angkatan Laut


Tempat San Francisco, waktu penelitian November 2007 sampai
Penelitian Agustus 2010
Metode Penelitian ini merupakan penelitian kohort study dengan
Penelitian menggunakan uji ANOVA.
Populasi dan Populasi adalah seluruh klien yang mengalami cardiac arrest di
sampel RS Veteran, sampelnya hanya 8 yang memenuhi kriteria untuk
Penelitian dilakukan terapi hipotermi.

2. Penerapan terapi hypotermi pada jurnal.


Dalam melakukan terapi hipotermi ada 3 fase yaitu :
a. Fase induksi.
Fase induksi ini dapat dilakukan dengan eksternal dan internal.
Pemberian infus 30ml/kgBBNaCl 0,9% atau ringer laktat yang bersuhu 4°c
akan menurunkan suhu sekitar 1,5°c. atau menggunakan pendinginan
dengan kantong es yang diletakan di ketiak, kepala dan leher sampai suhu
target tercapai yaitu 32-34°c. efek samping mungkin yang tidak diinginkan
adalah menggigil, obat-obatan yang dapat diberikan ketika klien menggigil
ialah propofol, fentanyl, petidin dan dexmedetomidine
b. Fase pemeliharaan.
Fase kedua yaitu fase pemeliharaan dimulai dan dipertahankan selama
12 sampai 24 jam. Pendinginan dapat dihentikan,.
c. Fase penghangatan.
Fase ketiga ini yaitu fase penghangatan yaitu fase hipotermi ke fase
normotermi, dalam fase ini dapat mempengaruhi hemodinamik sehingga
pemantauan dan optimasi oksigen, ventilasi dan hemodinamik tetap
dilakukan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi hipotermi dapat menurunkan metabolisme tubuh sehingga kebutuhan
akan mereduksi kebutuhan oksigen cerebral, yang akan mengurangi tekanan
intracranial sehingga akan makan tetapi terapi hipotermi perlu pengawasan yang
sangat ketat karena komplikasi yang dapat terjadi
B. Saran
Diharapkan Petugas kesehatan atau tim medis sebaiknya dapat melanjutkan
penelitian ini untuk membantu menemukan apakah terdapat efektivitas terapi
hipotermi terhadap pasien post cardiac arrest dengan intervensi dan populasi
berbeda RSUD Sleman.

Anda mungkin juga menyukai