Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah insitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat. Menurut pasal 4 Undang-undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009
tentang kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Menurut pasal 29
undang-undang republik Indonesia no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyebutkan bahwa
setiap rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien
sesuai dengan kemampuannya serta membuat, melaksanakan dan menjaga standar pelayanan
kesehaan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang di selenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan ,mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu,keluarga,kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,serta penyelenggaraan sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan
untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai sumber daya pemerintahan maupun masyarakat
sehingga dapat disediakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, efektif, efisien,
bermutu dan terjangkau. Hal ini perlu didukung komitmen dan semnagat yang tinggi dengan
prioritas terhadap upaya kesehatan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit ( preventif), penyembuhan ( kuratif) dan pemulihan ( rehabilitatif).
Rumah Sakit telah menyediakan dan menawarkan beberapa bentuk pelayanan medis
sebagai bentuk pendukung dari pelayanan bermutu kepada masyarakat, salah satu diantaranya
adalah Pelayanan Fisioterapi. Pelayanan Fisioterapi merupakan pelayanan penunjang medis
yang bertujuan memberikan hasil dan menegakkan diagnosa. fisioterapi dalam operasionalnya
memanfaatkan tindakan terapi fisik (Micro Wave Diatermi, Short Wave Diatermi, TENS, Ultra
Sound, Infra Red, Inhalasi ) dan terapi exercise seperti penguatan otot,pelenturan otot dan
koordinasi tubuh.
Untuk mencapai hal-hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan Rehabilitasi Medik-
fisioterapi ini yang disusun dari berbagai buku acuan dari standar yang berlaku, yang disesuaikan
dengan kondisi rumah sakit citama sehingga memberikan gambaran Pelayanan Unit Rehabilitasi
Medik -fisioterapi yang ada dan sebagai acuan bagi pelaku pelayanan dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari.
1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Rumah Sakit Citama


Berawal dari sebuah praktek dokter umum yang berlokasi di Jl. Raya Citayam No. 10
Citayam (saat itu masih merupakan wilayah kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor).
Praktek dokter 24 jam yang didirikan oleh dr. Sortaman Saragih, SH, MARS, ini dijalankan
oleh pendiri langsung beserta tiga orang perawat lulusan SpK. Oleh pendirinya Klinik 24 jam
ini diberi nama Klinik Citama. Dengan mengedepankan motto “Cepat – Tepat – Akrab dan
Tuntas”, kehadiran Klinik Citama ini, ternyata mendapat tempat di hati masyarakat khususnya
bagi pasien dan keluarganya.

Masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan semakin akrab dan familier


dengan Klinik Citama. Bukan hanya masyarakat wilayah Citayam semata, tetapi juga dari
wilayah yang lebih jauh seperti Jembatan Serong, Pabuaran, Bojonggede, Raga Jaya dan
lain-lain. Kadang pasien tidak dapat dilayani dengan maksimal lagi karena keterbatasan
sarana prasarana dan gedung. Sementara upaya melengkapi sarana dan membesarkan
gedung tidak dapat dilakukan karena gedung masih berstatus kontrak dan keterbatansan
modal.

Untuk memberi pelayanan kepada masyarakat yang lebih luas maka pilihan adalah
mengontrak gedung dan membuka klinik Citama yang baru di kantong-kantong sumber-
sumber pasien. Kebijakan ini membuat Klinik Citama muncul secara bertahap di Bojonggede,
Jembatan Serong, Pitara, Cipayung dan di Gaperi, namun semuanya masih berada di wilayah
Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Dari analisa dan evaluasi pelayanan yang menyebar ini,
diputuskan untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit sebagai pusat rujukan dari Klinik Citama
yang ada. Akhirnya pada tahun 2007 dibangun Rumah Sakit Citama dan beroperasi secara
resmi sejak Oktober 2010.

Namun dalam perkembangan selanjutnya kehadiran Rumah Sakit Citama tidak cukup
untuk sebatas rujukan klinik saja karena perkembangan pemukiman di daerah Citayam hingga
ke Bojonggede yang luar biasa. Ditambah lagi oleh optimalisasi transportasi Kereta Api dan
rencana pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar yang melintasi Bojonggede membuat tuntutan
pelayanan kesehatan semakin tinggi. Oleh karena itu manajemen Rumah Sakit Citama terus
berbenah diri melalui manajemen yang profesional untuk menjadikan Rumah Sakit Citama
menjadi yang berkualitas di Kabupaten Bogor. Sesuai PMK No 56 Tahun 2014 tentang
klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit bahwa Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus
berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.
Maka dari itu citama mendirikan PT. Citama Marga Husada sebagai badan hukum yang

2
menaungi Rumah Sakit Citama sesuai dengan akta pendirian perseroan terbatas PT. Citama
Marga Husada yang diterbitkan oleh Notaris Doharman Limbong notaris dan PPAT kabupaten
Bogor nomor 38 tanggal 26 Oktober 2016 yang beralamat di Pasar lama Bojonggede.

B. Gambaran Umum

Rumah Sakit Citama adalah Rumah Sakit Swasta di bawah PT. CItama Marga Husada
yang terletak di kawasan strategis dan mudah dijangkau. Terletak pada radius kurang dari 1
km dari stasiun kereta api Citayam yang beralamat di Jl. Raya Pabuaran No. 52, Bojong
Gede, Bogor . Rumah Sakit Citama dibangun di atas tanah seluas ± 5304 M2, bangunan
berlantai 3 dengan luas bangunan ± 2.500 M2. Dengan perkembangan dan tuntutan akan
pelayanan kesehatan yang harus memadai pada saat ini, maka Rumah Sakit Citama terus
meningkatkan kualitas dalam pengembangan pelayanan kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan bagi masyarakat, rekanan dari perusahaan dan pihak asuransi yang
telah menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Citama secara optimal dan professional.
Pelayanan Rumah Sakit Citama terdiri dari pelayanan dokter spesialis seperti spesialis
anak, penyakit dalam, bedah, Kebidanan dan Kandungan, syaraf, THT, spesialis Rehabilitasi
Medik, dan pelayanan dokter umum 24 jam. Pelayanan lainnya seperto Pelayanan Gawat
darurat, pelayanan penunjang seperti Rehabilitasi medik-fisioterapi, Laboratorium 24 jam,
Radiologi 24 jam dan farmasi 24 jam, dan pelayanan Ambulance.
Rumah Sakit Citama memberikan fasilitas perawatan dengan kapasitas 97 tempat
tidur, terdiri dari kamar perawatan kelas VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III yang seluruhnya
dibuat senyaman mungkin guna memberikan kepuasan bagi pasien / pengunjung Rumah
Sakit Citama, dilengkapi juga dengan fasilitas ruang tunggu dan lahan parkir yang memadai
untuk memberikan kemudahan bagi para pasien/pengunjung.

3
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN, NILAI, MOTTO DAN LOGO
RUMAH SAKIT CITAMA

VISI
Menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan terbaik di Kabupaten Bogor.

MISI
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, memuaskan dan terjangkau oleh
masyarakat.
b. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akrab, tuntas.
c. Menciptakan hubungan kemitraan yang baik dengan pihak luar baik professional
medis maupun bidang kemasyarakatan.
d. Menjadi rumah sakit yang terstandar mutu oleh badan mutu independen.

FALSAFAH
Mengutamakan kemitraan dan kekeluargaan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan paripurna.

TUJUAN
1. Tujuan Umum Rumah Sakit Citama adalah mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka terwujudnya
masyarakat adil dan makmur melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative yang dilaksanakan secara menyeluruh dan dengan tindakan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan khusus Rumah Sakit Citama adalah :
a. Meningkatnya loyalitas SDM terhadap Rumah Sakit Citama,
b. Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi,
c. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna (promotfi, preventif, kuratif
dan rehabilitative) sesuai dengan standa baku pelayanan kesehatan,
d. Memenuhi kebutuhan pelanggan,
e. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan,
f. Meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan,
g. Meningkatkan pertumbuhan rumah sakit,
h. Memberikan pelayanan yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat,
i. Mewujudkan pengembangan fisik rumah sakit sesuai dengan harapan
masyarakat sehingga mampu bersaing diera globalisasi.

4
NILAI DASAR RUMAH SAKIT CITAMA adalah:
MELAYANI : Sikap dan perilaku yang berorientasi memberikan yang terbaik untuk
memenuhi harapan konsumen tanpa memandang perbedaan tingkat ekonomi, warna kulit
dan sara. Melayani manusia seperti melayani Tuhan.
AKRAB : Sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk mendekatkan diri sehingga
semua konsumen menjadi bersahabat akrab dengan petugas Rumah Sakit Citama dalam
menjalankan Pelayanan Kesehatan.
PROFESIONAL : Sikap dan perilaku kerja yang menjunjung tinggi etika dan standar-
standar profesi.
PASSION : Sikap dan perilaku kerja/pelayanan yang dilaksanakan dengan senang hati,
sungguh-sungguh, disiplin tanpa rasa terpaksa atau seperti suatu beban.
KOLABORASI : Sikap dan perilaku yang sanggup bekerja sama dalam sebuah tim,
menghargai perbedaan dan keragaman, serta menghargai kelebihan dan hak orang lain.

MOTTO RUMAH SAKIT CITAMA

CEPAT – TEPAT – AKRAB – TUNTAS

LOGO RUMAH SAKIT CITAMA

Rumah Sakit Citama mempunyai lambang atau logo yang berbentuk sebagai berikut :
Berikut makna dari logo Rumah Sakit Citama:
a. Logos berbentuk huruf C yang berarti kata “Citama”
b. Tanda palang (+) menandakan badan usaha yang bergerak dibidang kesehatan
c. Warna Biru menunjukan kebijakan yang bersifat dinamis penuh inspiratif dan kreatifitas
disertai perasaan cinta, kasih sayang, dan kepercayaan terhadap loyalitas
kenyamanan pelayanan.

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT REHABILITASI MEDIIK

DIREKTUR

MANAJER PENUNJANG MEDIS

PENANGGUNG JAWAB REHABILITASI MEDIK

Dr. Spesialis Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi

KEPALA UNIT
Rehabilitasi Medik- Fisioterapi

PELAKSANA FISIOTERAPI PELAKSANA FISIOTERAPI

PELAKSANA FISIOTERAPI PELAKSANA FISIOTERAPI

PELAKSANA FISIOTERAPI PELAKSANA FISIOTERAPI

PERAWAT PELAKSANA

7
BAB VI
URAIAN JABATAN

Untuk menjalankan pelayanan Rehabilitasi medik didukung oleh tenaga profesional yaitu

A. Kualifikasi sumber daya manusia


1. Kepala Unit Ruangan Rehabilitasi Medik -Fisioterapi (KARU)
Nama jabatan : Kepala Unit Fisioterapi
Unit Kerja : Unit Fisioterapi

a) Fungsi utama :
Mengelola unit Rehabilitasi Medik- fisioterapi untuk memberikan pelayanan kesehatan
paripurna holistik kepada masyarakat, mendukung pendidikan, pelatihan, penelitian serta
penapisan ilmu pengetahuan kesehatan, sesuai dengan perundangan, peraturan, standar,
serta Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Citama

b) Kedudukan dalam organisasi :


1) Bertanggung jawab kepada Manger Penunjang Medik dan Direktur Rumah Sakit
Citama.
2) Membawahi seluruh tenaga dalam satuan kerja pelayanan fisioterapi sesuai ketentuan
Rumah Sakit.

c) Uraian tugas :
1) Memimpin dalam merumuskan falsafah, tujuan, sasaran pelayanan Rehabilitasi Medik -
fisioterapi sesuai dengan standar profesi dan ketententuan Rumah Sakit
2) Mengelola pelayanan Rehabilitasi Medik -fisioterapi sesuai dengan peraturan,
perundangan, standar profesi dan ketentuan Rumah Sakit
3) Memimpin perumusan metoda kerja sesuai dengan peraturan, perundangan, standar
profesi fisioterapi dan ketentuan Rumah Sakit.
4) Memimpin pengembangan pelayanan Rehabilitasi Medik -fisioterapi sesuai kebutuhan
masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, dan daya dukung Rumah Sakit.
5) Memimpin pengembangan sumber daya manusia yang dibawahinya.
6) Memimpin dalam mendukung pendidikan, pelatihan, penelitian serta penapisan ilmu
pengetahuan kesehatan.
7) Menjalin kerjasama vertical dan horizontal dalam institusi.
8) Menjalin kerjasama profesional dengan organisasi profesi dan legalitas pelayanan
dengan pemerintah.

8
d) Tanggung Jawab :
Kepala Unit Bertanggung jawab kepada Manager Penunjang Medis dan Direktur Rumah Sakit
Citama.

e) Wewenang :
1) Membuat pedoman dan teknis profesional pelayanan Rehabilitasi Medik- fisioterapi
sesuai dengan standar profesi dan kebijakan institusi.
2) Membuat/memimpin, merumuskan program kerja jangka pendek dan jangka panjang
pelayanan Rehabilitasi Medik- fisioterapi.
3) Membuat laporan kegiatan pelayanan Rehabilitasi Medik- fisioterapi kepada Manager
Penunjang Medik.
4) Membuat laporan kepersonaliaan kepada Manager Penunjang Medik.
5) Membuat penilaian kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang dibawahinya.
6) Membuat laporan sarana dan prasarana dalam satuan kerjanya kepada Manager
Penunjang Medik.
7) Membuat penilaian kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana.

f) Kualifikasi :

No JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN

1 Minimal DIII Fisioterapi Memiliki STR Pengalaman di


fisioterapi minimal 2
(Surat Tanda Registrasi)
tahun

2. Pelaksana Fisioterapi
Uraian Tugas :
1. Mengikuti peraturan Rumah Sakit
2. Mengikuti briefing unit
3. Menyiapkan ruangan dan alat-alat siap pakai
4. Melakukan kontroling alat fisioterapi
5. Mencatat semua pasien dibuku registrasi fisioterapi
6. Menginput semua tindakan fisioterapi ke computer
7. Mengerjakan pemeriksaan dan tindakan alat fisioterapi sesuai instruksi dokter
8. Mengerjakan tindakan exercise fisioterapi sesuai intruksi dokter
9. Memberi penjelasan kepada pasien maupun keluarganya tentang pemeriksaan dan
tindakan yang dilakukan
9
10. Mendokumentasi tindakan yang dilakukan sesuai format baku
11. Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang fisioterapi
12. Berkoordinasi dengan unit lain yang terkait
13. Menerapkan prosedur tindakan sesuai dengan standar prosedur operasional (SPO) unit
fisioterapi
14. Memeriksa pembayaran sudah tuntas
15. Melakukan operan shift.

Tanggung Jawab :
1. Kepada Kepala Unit dan Manager Penunjang Medis.
2. Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan Rehabilitasi Medik – Fisioterai.
3. Bertanggung jawab atas pemeliharaan sarana dan prasarana serta kebersihan,
kerapihan ruang rehabilitasi Medik- Fisioterapi.

Wewenang :
1. Terhadap Ketepatan identifikasi dan tindakan pasien
2. Menjalin kerjasama dengan unit terkait demi kelancaran kerja.
3. Mengajukan usulan kepada kepala unit Rehabilitasi Medik-Fisioterapi untuk perbaikan
system pelayanan.

Syarat jabatan :

No JENIS PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN

1 Minimal DIII Fisioterapi Memiliki STR Pengalaman di


fisioterapi minimal 6
(Surat Tanda Registrasi)
bulan

10
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. HUBUNGAN INTERNAL

POLIKLINIK IGD RAWAT


INAP

Rehabilitasi Medik -
Fisioterapi

1. Poliklinik
a. Jika ada pasien poliklinik yang memerlukan tindakan fisioterapi, maka pasien tersebut
sebelumnya konsul ke dokter Rehabilitasi medic.
b. Dari dokter Rehabillitasi medic, perawat akan memberikan formulir permintaan fisioterapi
kepada pasien dan pasien akan menuju ruang fisioterapi
c. Kemudian petugas fisioterapi melakukan tindakan fisioterapi sesuai anjuran dokter
rehabilitasi medic.

2. IGD
a. Jika ada pasien IGD yang memerlukan tindakan fisioterapi, maka pasien tersebut
sebelumnya konsul ke dokter Rehabilitasi medic.
b. Dari dokter Rehabillitasi medic, perawat akan memberikan formulir permintaan fisioterapi
kepada pasien dan pasien akan menuju ruang fisioterapi
c. Kemudian petugas fisioterapi melakukan tindakan fisioterapi sesuai anjuran dokter
rehabilitasi medic.

3. Rawat Inap
a. Jika ada pasien Rawat Inap yang memerlukan tindakan fisioterapi menggunakan
modalitas fisioterapi, maka pasien tersebut sebelumnya konsul ke dokter Rehabilitasi
medic.
b. Dari dokter Rehabillitasi medic, perawat akan memberikan formulir permintaan fisioterapi
kepada petugas fisioterapi

11
c. Jika pasien tidak menggunakan modalitas fisioterapi ( inhalasi ), dapat langsung di
fisioterapi menggunakan formulir permintaan fisioterapi yang diisi oleh DPJP dan sesuai
anjuran DPJP
d. Kemudian petugas fisioterapi melakukan tindakan fisioterapi sesuai anjuran dokter
rehabilitasi medic.

B. HUBUNGAN EKSTERNAL
Tindakan fisioterapi tertentu yang tidak dapat dikerjakan di Rehabilitasi Medik-
Fisioterapi Rumah Sakit Citama akan di rujuk ke Rehabilitasi Medik yang memiliki fasilitas
lengkap.

12
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

A. Kualifikasi sumber daya manusia


Kegiatan Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Citama harus dilakukan oleh petugas yang memiliki
kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh/memiliki kewenangan
untuk melaksanakan kegiatan di bidang yan menjadi tugas atau tanggungjawabnya.
Adapun Kualifikasi SDM Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Citama adalah :

SPESIFIKASI Jumlah tenaga yang ada saat ini

Dokter Dokter Spesialis Kedokteran 1


Fisik dan Rehabilitasi
Fisioterapis D3/D4 Fisioterapi 6

B. Distribusi Ketenagaan

Distribusi ketenagaan disesuaikan dengan jumlah pasien yang dilayani di Unit Rehabilitasi Medik

Distribusi ketenagaan Unit Rehabilitasi Medik :

Jabatan Pola ketenagakerjaan Sumber Daya Manusia Kekurangan


Sekarang

Penanggungjawab 1 Dokter Spesialis


Rehabilitasi Medik Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi

Kepala Unit Rehabilitasi 1 D3 Fisioterapi


medik

Pelaksana Fisioterapi 1. Dinas pagi : 3 orang D3 Fisioterapi 1 orang

2. Dinas Sore : 2 orang

13
ANALISA BEBAN KERJA FISIOTERAPI

URAIAN

N Kegiatan Ekstimasi Rata-rata Total waktu


O Waktu pasien

1 Persiapan sebelum bekerja 20 menit 20 menit

- menyiapkan kelengkapan pelayanan


fisioterapi
- Pengecekan obat inhalasi
- Pengecekan computer
- Proses komputer
2 Control dan maintenance alat fisioterapi 10 menit 10 menit

- Alat SWD
- Alat MWD
- Alat Ultra Sound
- Alat Infra Red
- Alat TENS
- Alat Inhalasi
3 Persiapan pasien sebelum di fisioterapi 10 menit 39 pasien 390 menit

4 Pengerjaan fisioterapi per pasien


- Pasien neuromuskulo 20 menit 39 pasien 780 menit
- Pasien musculoskeletal 20 menit 39 pasien 780 menit
- Pasien inhalasi 10 menit 39 pasien 390 menit
5 Pengerjaan exercise per pasien 5 menit 39 pasien 195 menit

6 Pengetikan, pencatatan dan pemberian hasil 10 menit 39 pasien 390 menit

7 Kegiatan lain 20 menit 20 menit

TOTAL 2975 Menit

49.58 Jam

Perhitungan :
Perhitungan beban kerja :
a. Beban kerja per tahun
(Jumlah karyawan saat ini x jam kerja efektif x Hari kerja dalam 1 tahun)
= 6 x 7 x 365 = 15.330
b. Waktu Kerja Tersedia
(hari kerja dalam setahun- 12 hari cuti- 15 hari libur nasional-12 hari izin sakit- 52
hari minggu pertahun )
= 365- 91 = 274
c. Kapasitas Kerja/ tahun
(waktu kerja tersedia x jam kerja efektiv)
= 274 hari x 7 jam = 1.918
d. Kebutuhan SDM
(Beban Kerja : Kapasitas kerja)
= 15.330 : 1.918= 7,9
Jadi Tenaga Fisioterapi Yang dibutuhkan 8 Orang
14
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Program orientasi dilakukan pada seluruh pegawai yang masuk ke Instalasi fisioterapi.
Beberapa hal yang biasanya tercakup dalam program orientasi dapat mencakup beberapa
hal, yakni :

1. Orientasi Umum
a. Masalah-masalah organisasional
1) Sejarah singkat rumah sakit
2) Organisasi rumah sakit
3) Nama dan jabatan manajemen
4) Jabatan karyawan dan bagian-bagiannya
5) Layout fasilitas-fasilitas fisik
6) Periode percobaan
7) Peraturan rumah sakit
8) Prosedur keamanan
9) Proses pelayanan
b. Perkenalan
1) Dengan user (atasan)
2) Dengan para pelatih
3) Dengan rekan sekerja
c. Tunjangan-tunjangan karyawan
1) Skala pengupahan atau penggajian
2) Cuti dan liburan
3) Jam istirahat
4) Latihan dan pendidikan
5) Asuransi Kesehatan
6) Pelayanan organisasi terhadap para karyawan
2. Orientasi Khusus
a. Tugas-tugas jabatan
1) Lokasi pekerjaan
2) Tugas-tugas pekerjaan
3) Kebutuhan keamanan
4) Fungsi jabatan
5) Sasaran-sasaran pekerjaan
6) Hubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain
b. Pengenalan lingkup pekerjaan

15
1) Pengenalan SPO
2) Observasi/adaptasi
3) Uji coba pelaksanaan pekerjaan
4) Pelaksanaan pekerjaan
Di samping orientasi formal, rumah sakit dapat juga mengadakan orientasi informal
apabila karyawan yang diterima jarang dan jumlahnya kecil.Perusahaan memperkenalkan
karyawan baru kepada karyawan senior, yang selanjutnya berkeliling lokasi
“pekerjaan”.Penanggungjawab adalah bagian HRD dan user langsung.Bagian HRD pada
umumnya memberikan orientasi tentang berbagai masalah organisasional dan
kompensasi.Sedangkan user langsung menangani kegiatan pengenalan dan latihan “on the
job” serta membantu karyawan “fit in” terhadap kelompok kerja.
Program-program orientasi akan menurunkan perasaan terasing, cemas dan khawatir
para karyawan. Mereka dapat merasa sebagai bagian rumah sakit secara lebih cepat, mereka
merasa lebih terjamin atau aman dan lebih diperhatikan. Dengan tingkat kecemasan yang
rendah, mereka akan dapat mempelajari tugas-tugas dengan lebih baik. Manfaat-manfaat ini
diperoleh karena program orientasi membantu individu memahami aspek-aspek sosial, teknis,
dan budaya tempat kerja. Proses melalui mana orang-orang beradaptasi dalam suatu rumah
sakit tersebut juga disebut sosialisasi. Sosialisai merupakan langkah kritis dalam kaitannya
dengan penerimaan oleh karyawan-karyawan lain yang sudah lebih lama bekerja untuk rumah
sakit.
Akhirnya, program-program orientasi yang berhasil biasanya mencakup prosedur
tindak lanjut (follow-up) yang “built-in”.Tindak lanjut diperlukan karena para karyawan baru
sering menjumpai masalah-masalah yang tidak dijelaskan dalam program orientasi.Tanpa
tindak lanjut, pertanyaan-pertanyaan mereka banyak yang tidak terjawab.Tindak lanjut juga
berguna sebagai umpan balik untuk memperbaiki program orientasi.
Bagi karyawan baru yang telah melalui proses orientasi selanjutnya kana dilakukan
evaluasi hasil pelaksanaan orientasi. Evaluasi ini akan dilakukan oleh atasan langsung yang
berkoordinasi dengan HRD. Evaluasi orientasi merupakan tahapan terakhir yang akan
menentukan apakah karyawan telah menjalani masa orientasi layak untuk bekerja di Rumah
Sakit Citama atau tidak.

16
FORMULIR ORIENTASI KHUSUS FISIOTERAPI
RUMAH SAKIT CITAMA
Nama : ..............................................
Unit Kerja : ..............................................
No Target Penilaian Ya Tidak Paraf Ka. Unit
Minggu I (Tgl ......../......../...........)
1 Pemahaman visi, misi dan motto Rumah Sakit Citama

2 Pemahaman Kompetensi, Tanggung Jawab dan Jobdesk


Pelaksana Fisioaterapi
3 Pemahaman alur pelayanan fisioterapi
4 Pemahaman materi sasaran keselamatan pasien
5 Pemahaman materi Hak Pasien dan Keluarga
6 Pemahaman materi PPI
Kesimpulan:

Minggu II (Tgl ........../.........../...........)


1 Pemahaman penggunaan alat fisioterapi
2 Pemahaman penjadwalan pasien fisioterapi
3 Pemahaman SPO unit Fisioterapi
4 Pemahaman cara mengerjakan asesmen fisioterapi dan
penulisan CPPT
Kesimpulan:

Minggu III (Tgl ........./........./............)


1 Memperhatikan dan belajar penggunaan alat fisioterapi
diruangan fisioterapi
2 Memperhatikan dan belajar Penggunaan alat fisioterapi di
ruangan HCU dan rawat inap
3 Melakukan penjadwalan fisioterapi
Kesimpulan:

Minggu IV (Tgl ........./........./............)


1 Melakukan Tindakan pelayanan fisioterapi sendiri diruang
fisioterapi
2 Melakukan tindakan pelayanan fisioterapi sendiri di rawat inap
dan HCU
3 Mengerjakan asuhan fisioterapi
Kesimpulan:

Evaluasi oleh Manajer Penunjang Medis :

Manager Kepala Unit Yang Bersangkutan


Penunjang Medis

(…………………………..) (…………………………..) (…………………………..)

17
BAB X
PERTEMUAN ATAU RAPAT

A. PENGERTIAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memilki kepentingan
dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah tertentu.

B. TUJUAN
1. Umum :
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan fisioterapi yang optimal di Unit Rehabilitasi
Medik- Fisioterapi

2. Khusus :
1) Dapat mencegah segala macam permasalahan yang terkait dengan permasalahan
fisioterapi rumah sakit

2) Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan pelayanan
Unit Rehabilitasi Medik-Fisioterapi

C. KEGIATAN RAPAT UNIT REHABILITASI MEDIK- FISIOTERAPI


Rapat di lakukan dan di adakan oleh Unit Rehabilitasi Medik-Fisioterapi yang di pimpin oleh
kepala unit Rehabilitasi Medik- Fisioterapi dan di ikuti oleh seluruh staffnya. Rapat berkala
yang di adakan ada 2 macam yaitu :

1. Rapat Rutin/ Rapat terjadwal


Rapat dilakukan dan di adakan oleh kepala unit Rehabilitasi Medik-Fisioterapi setiap 1
bulan atau mingguan dengan perencanaan yang telah di buat.

Adapun materi pembahasannya adalah sebagai berikut :

a) Kinerja SDM Unit Rehabilitasi Medik- Fisioterapi


b) Kinerja Unit Unit Rehabilitasi Medik- Fisioterapi
c) Kinerja terhadap pelaksanaan pelayanan fisioterapi
d) Perencanaan dan pelayanan kinerja SDM dan Unit Rehabilitasi Medik- Fisioterapi
e) Rekomendasi dan usulan serta tindak lanjutnya
2. Rapat tidak terjadwal
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil oleh kepala Unit Rehabilitasi
Medik- Fisioterapi untuk membahas atau mennyelesaikan permasalahan di Unit
Rehabilitasi Medik- Fisioterapi di karenakan adanya permasalahan yang perlu segera di
bahas dan di tuntaskan.
18
BAB XI
PELAPORAN

A. Laporan Harian
Laporan harian Unit Rehabilitasi Medik- Fisioterapi meliputi :

1. Laporan jumlah pasien rawat inap yang dilayani,


2. Laporan jumlah pasien rawat jalan yang dilayani,
3. Laporan pasien umum, asuransi, BPJS,
4. Laporan jumlah pasien Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
5. Laporan kejadian / Permasalahan hari sebelumnya.
6. Laporan Inventaris Ruangan
7. Laporan Penilaian kinerja karyawan

B. Laporan Bulanan
Laporan bulanan terdiri dari

1. Laporan kinerja mutu pelayanan Unit Rehabilitrasi Medik- Fisioterapi,


2. Laporan jumlah pasien dan tindakan fisioterapi,
3. Laporan jumlah pasien Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.

C. Laporan Tahunan
Unit Rehabilitasi Medik- Fisioterapi membuat laporan tahunan terdiri dari :

1. Laporan kinerja mutu pelayanan Unit Rehabilitasi Medik -Fisioterapi

19
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CITAMA
NOMOR : 565/SK/DIR/RSC/I/2019
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN REHABILITASI MEDIK- FISIOTERAPI
DI RUMAH SAKIT CITAMA

DIREKTUR RUMAH SAKIT CITAMA


Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Citama perlu mengembangkan pelayanan untuk
meningkatkan mutu berbasis patient safety;
b. Bahwa pelaksanaan pelayanan Rehabilitasi Medik – Fisioterapi di Rumah
Sakit membutuhkan pelayanan terintegrasi yang dapat menunjang
kualitas pelayanan;
c. Untuk menindaklanjuti sebagaimana dimaksud pada huruf b diatas perlu
ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Citama.
Mengingat :
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang N0.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 376/MENKES/PER/III/2007
tentang Standar Profesi Fisioterapi
4. keputusan menteri Kesehatan Nomor 378/MENKES/SK/IV/2008 tentang
Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit, sepanjang
mengatur Pelayanan Fisioterapi
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 778 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana Kesehatan.
6. Keputusan Direktur PT. Citama Marga Husada Nomor
017/SK/DIR/CMH/V/2017 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Citama;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama :
PEDOMAN PENGORGANISASIAN REHABILITASI MEDIK- FISIOTERAPI DI
RUMAH SAKIT CITAMA
Kedua : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik- Fisioterapi Di
Rumah Sakit Citama
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 4 Januari 2019
Direktur,

Dr. Yohannes Febru Nainggolan, MARS

20
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ............................................................................ 2
A. SEJARAH RUMAH SAKIT ........................................................................................... 2
B. GAMBARAN UMUM .................................................................................................... 3
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN, NILAI, MOTTO DAN LOGO RUMAH SAKIT
CITAMA ........................................................................................................................ 4
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ................................................................. 6
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT REHABILITASI MEDIK- FISIOTERAPI..................... 7
BAB VI URAIAN JABATAN ...................................................................................................... 8
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA......................................................................................... 11
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL .............................................. 13
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI .............................................................................................. 15
BAB X PERTEMUAN ATAU RAPAT ........................................................................................ 19

ii
21
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas Segala Berkat dan
anugerahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pengorganisasian
Rehabilitasi Medik- Fisioterapi Rumah Sakit Citama ini dapat selesai disusun.

Buku Pedoman/Panduan ini merupakan panduan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit Citama
dalam menjalankan Program Rehabilitasi Medik- Fisioterapi di Rumah Sakit Citama.

Dalam pedoman ini di uraikan tentang pelaksanaan Rehabilitasi Medik- Fisioterapi di Rumah
Sakit Citama.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Rehabilitasi Medik- Fisioterapi Rumah Sakit
Citama.

Tim Penyusun

i 22
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN REHABILITASI
MEDIK- FISIOTERAPI

RUMAH SAKIT CITAMA


Jl. Raya Pabuaran No. 52, Bojong Gede, Kabupaten Bogor
Telp. 021 8798 5555, 8798 4444

23

Anda mungkin juga menyukai