Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMUNIKASI PADA ANAK


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi

Oleh

1. Muhammad Rahul maulana ( 180103064 )


2. Maya Ade Kusniarti Pasaribu ( 180103056 )
3. Melania Diah Rusdiana ( 180103058 )
4. Naufal Ulil Albab ( 180103067 )
5. Nisfi Laeli Auliana ( 180103069 )
6. Nuraeni ( 180103071 )
7. Pajar Yodi Setiawan ( 180103076 )

2B S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “

Komunikasi Pada Anak ”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana prinsip, strategi atau tehnik, serta hambatan dalam berkomunikasi

dengan anak. Kususnya pada komunikasi terapiotik.

Penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan agar

penyusunan makalah ini tersaji dengan sebaik-baiknya, baik bentuk maupun

isinya. Penulis menyadari bahwa keinginan tersebut tidak akan terwujud tanpa

bantuan dan kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

Semoga penulisan karya tulis ini bermanfaat, Amin.

Purwokero, 16 Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISl

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................

1.3 Tujuan Masalah ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

2.1 Definisi Komunikasi.......................................................................

2.2 Prinsip-prinsip komunikasi pada Anak...........................................

2.3 Strategi atau tehnik komunikasi pada Anak....................................

2.4 Hambatan komunikasi pada Anak..................................................

BAB III PROSES KEPERAWATAN................................................................

BAB IV PENUTUP..........................................................................................

3.1 Kesimpulan ....................................................................................

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana dapat dilihat,kelangsungan hidup anak membutuhkan

kerja sama antar individu dalam berbagai tingkat struktur sosial, kelurga,

komunitas ban system kesehatan untuk mengubah praktik – praktik

mereka yang berkaitan dengan kesehatan anak. agar memiliki

dampak,maka praktik – praktik ini perlu dilakukan dengan benar dan

mengikuti perkembangan zaman. Hal ini karena, setiap anak dilahirkan

dengan membawa potensi kelebihan dan kekurangan. Ia adalah sosok

pribadi mandiri dengan warna potensi khas dari mereka sendiri.

Oleh sebab itu, dalam proses berkomunikasi dengan anak harus

memperhatikan prinsip, strategi dan hambatan dalam berkomunikasi. Dari

uraian tersebut diatas penulis membuat makalah dengan judul

“Komunikasi pada anak “.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan komunikasi pada anak?

1.2.2 Apakah prinsip komunikasi pada anak?

1.2.3 Bagaimanakah strategi atau tehnik dalam berkomunikasi pada

anak?

1.2.4 Apa saja hambatan yang terjadi pada saat berkomunikasi pada

anak?
1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian tentang komunikasi pada anak.

1.3.2 Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi dengan anak.

1.3.3 Mengetahui strategi dalam berkomunikasi pada anak.

1.3.4 Mendapatkan informasi tentang hambatan yang terjadi pada saat

berkomunikasi pada anak.


BAB II

KONSEP DASAR

2.1 Definisi

Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita

atau penerimaan berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang

memungkinkan pesan atau berita itu bias diterima atau dipahami. (Kamus

penerbit Gita Media Press. Kenangan dari TIM PRIMA PENA). Komunikasi

terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien (anak) merupakan

proses belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional

klien. ( Stuart G. W. 1998). Secara umum komunikasi kesehatan merupakan

upaya sistematis yang secara positif mempengarui praktek-praktek kesehatan

populasi besar. Sasaran utama komunikasi kesehatan adalah melakukan

perbaikan kesehatan yang berkaitan dengan praktek dan pada gilirannya

status kesehatan. Komunikasi kesehatan yang efektif merupakan suatu

kombinasi antara seni dan ilmu.

Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin ilmu

meliputi pemasaran sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan,

komunikasi pendidikan, serta ilmu-ilmu sosial yang lain. Hal ini saling

melengkapi, saling tukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama lain

sehingga masing-masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi

komunikasi kesehatan.
2.2 Prinsip-prinsip komunikasi pada anak

Dalam komunikasi pada anak membutuhkan pertimbangan khusus

sehingga perawat dapat mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan

anak maupun dengan keluarga. Perawat banyak menerima informasi dari

orang tua, karena kontak antara orang tua dengan antar umum akrab,

informasi yang diberikan orang tua dapat diasumsikan dan diandalkan dengan

baik.

Perawat memberikan perhatian periodik kepada bayi dan anak

ketika mereka bermain untuk membuat mereka berpartisipasi. Anak yang

lebih besar dapat secara aktif terlibat dalam komunikasi. Anak-anak

umumnya responsive terhadap pesan non verbal,gerakan yang tiba-tiba atau

mengancam akan membuat mereka takut. Perawat memasuki ruang dengan

senyum yang lebar dan gerakan tangane tertentu akan menghalangi

terbentuknya hubungan. Perawat harus tetap anggun dan tenang, membirkan

anak terlebih dahulu bertindak dalam hubungan interpersonal. Nada suara

yang tenang, bersahabat dan yakin adalah yang terbaik.

Anak tidak suka dipandangi. Ketika berkomunikasi, perawat harus

melakukan kontak mata. Anak kecil sering kali merasa tidak dapat berbuat

apa-apa terutama dalam situasi yang meliputi interaksi dengan personal

perawatan kesehatan(W haley dan Wong, 1995)

Ketika diperlukan penjelasan atau petunjuk, perwat menggunakan

bahasa yang langsung dan sederhana, harus jujur, membohongi anak dengan

mengatakan bahwa prosedut yang menyakitkan tidak menyakitkan hanya


akan membuat mereka marah. Untuk meminimalkan ketakutan dan

kecemasan perawat harus selalu dengan segera mengatakan pada mereka apa

yang akan terjadi. Menggambar dan bemain adalah cara yang efektif untuk

berkomunikasi dengan anak. Hal ini memberikan kesempatan bagi anak

untuk berkomunikasi secara non-verbal [membuat gambar] dan secara

verbal [menjelaskan gambar]. Perawat dapat menggunakan gambar tersebut

sebagai dasar untuk memulai komunikasi.

2.3 strategi / tehnik komunikasi pada anak.

Tehnik berkomunikasi dengan anak kecil sangat bervariasi, bergantung pada

umur dari anak tersebut.

1. Bayi [0-1 tahun].

 bayi umumnya berkomunikasi hanya secara non verbal [mis.

Menangis] karena bayi tidak dapat menggunakan kata-kata.

 bayi merespon tingkahlaku non verbal pemberian perawatan.

Mereka akan tenang dengan kontak fisik yang dekat.

 bayi akan mendapatkan kenyamanan dari suara yang lembut

meskipun kata-katanya tidak dimengerti

 suara yng keras dan kasar akan membuat bayi ketakutan .

 bayi yang agak besar [6 bulan] menahgalami kecemasan karena

berpisah; karena itu orang tua harus mengawasi ketika bayi di

gendong oleh orang asing.


2. Toddler [1-3 tahun] /anak-anaki pra sekolah [3-5 tahun].

 anak berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.

 anak bersifat egosentris dan hanya memahami hal-hal yanug

berhubungan dengan dirinnya. Anak tidak dapat membedakan

fantasi dan kenyataan.

 anak memahami anologi secara literal [mis. Anak harus di izinkan

untuk melakukan eksplorasi pada lingkungan].

 anak harus di izinkan menjelajahi lingkungan.

 anak memahami kalimat yang pemdek dan sederhana, kata-kata

yang dipahami dan penjelasan yang konkrit.

3. Anak usia sekolah [5-12 tahun]

 anak mencapai alas an dan penjelasan atas segala sesuatu namun

tidak membutuhkan pengesahan.

 anak tertarik dalam aspek fungsional objek dan kegiatan (apa yang

akan terjadi, kenapa hal ini terjadi.

 anak memperhatikan intergritas tubuh.

 anak harus diijinkan untuk memanipulasi

perlengkapan(missal;memegang palu perkusi)

 anak memahami penjelasan sederhana dan mendemonstrasikannya.

 Anak harus diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan

keheranan.
Tehnik dan alat untuk meningkatkan komunikasi.

1) Papan komunikasi dengan kata - kata, huruf/gambar yang

menunjukan kebutuhan dasar (toilet, air)

2) Kertas dan pensil untuk menunjukan ekspresi dari kebutuhan /

pikiran.

3) Melibatkan keluarga dan teman dalam pengiriman perawatan jiwa.

4) Penggunaan sikap non verbal seperti kedipan mata /gerakan jari

untuk merespon.

5) Menggunakan kata yang dapat dipahami anak, menghindari

terminology medis.

2.4. hambatan komunikasi pada anak.

Dalam berkomunikasi dengan anak perawat akan menemui beberapa

hambatan dalam proses komunikasi tersebut hal ini meliputi:

1) keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep dan pengalaman.

2) keterbatasan dalam memahami konsep abstrak.

3) kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.

4) ucapan kata tidak jelas.


BAB III

PROSES KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Hal yang dilakukan adalah wawancara dan pengambilan riwayat

(identitas anak), pemeriksaan fisik (penggunaan saluran visual, auditari,

dan taktil), observasi tingkah laku non verbal, pengulangan catatan medis,

literature, dan tes diagnostic. Dalam kasus ini, perawat mengkaji

kemampuan anak untuk berkomunikasi, meliputi observasi suara, gaya,

dan kosa kata yang digunakan. Kendala fisik menyebkan ketidak

mampuan untuk menemukan nama atau kata. Penyakit psikologis atau

depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk berkomunikasi. Dalam hal

ini, perawat mengisolasi penyebab psikologis masalah wicara dengan

penyebab neurologist yang mungkin.

II. Diagnosa Keperawatan.

Keberhasilan perawat dalam mengindetifikasi masalah

komunikasi klien akan menjamin perumusan diagnosa keperawatan yang

akurat. Factor-faktor yang berhubungan dengan diagnosa harus

difokuskan pada penyebab kegagalan komunikasi sehingga intervensi

yang tepat dapat dipilih. Factor-faktor pendukung yang akurat juga

harusdidefinisikan. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah

sebaiknya perawat menganalisis secara tertulis dari penemuan

pengkajian, dan mendiskusikan kebutuhan perawatan kesehatan dan

prioritas dengan klien dan keluarga.


III. Intervensi.

Perawat merencanakan asuhan tertulis mendiskripsikan dengan

klien untuk menentukan metode implementasi, komunikasi interpersonal

yang memenuhi tujuan perawatan klien di bawah ini:

1) Mentransmisikan pesan yang jelas, ringkas,dan dapat di pahami.

2) klien meningkatkan rasa percaya kepada perawat sebagai

pemberi perawatan.

3) Perawat dank lien memberi dan menerima respon.

Setelah keberhasilan di tentukan bersama, hasil yang di harapkan di

polakan dan intervensispesifik di rencanakan.

IV. Implementasi.

Perawat harus mencoba untuk mengembangkan hubungan

terabiotik yang membantu hal ini di harapkan, akan merasa nyaman dalam

melakukan interaksi meskipun terjadi perubahan selain itu yang harus di

lakukan adalah mendiskusikan dengan profesional kesehatan lainnya,

pengajaran kesehatan,penetapan dukungan terapeutik, kontak dengan

sumber kesehatan lainnya, mencTt perkembangan klien dalam rencana

keperawatan dan catatan perawat.

V. Evaluasi.

Komunikasi yang berhasil di evaluasi melalui observasi perawat

terhadap interaksi kx. Perawat mengevaluasi intervensi keperawatan

berdasarkan penetapan keberhasilan kx sebelumnya untuk menentukan


apakah strategi atau intervensi telah efektif dan apakah perubahan kx di

hasilkan karena intervensi. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam

mengevaluasi yaitu: kemahiran untuk memberikan respon verbal dan non

verbal, hasil tertulis tentang akibat yang di harapkan, memperbaharui

rencana tertulis, dan penjelasan revisi kepada anak.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara

positif mempengaruhi praktek-praktek kesehatan. Pendekatan komunikasi

kesehatan di turunkan dari berbagai disiplin ilmu yang saling melengkapi,

tukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-

masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi

kesehatan.

Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu

memperhatikan prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan – hambatan

yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi

dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut.

Pembagian rentang umur dapat dibedakan atas:

1) Bayi, (0-1)

2) toddler (1-3)

3) anak-anak pra sekolah (3-5)

4) anak usia sekolah (5-12)


B. Saran.

Dengan penulisan maklah ini penulis mengharapkan agar pembaca

dalam berkomunikasi dengan anak lebih efektif karena telah mengetahui

bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan anak, serta

mengetahui hambatan yang akan ditemui [ada saat akan berkomunikasi

dengan anak.

Dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah)

sebaiknya menggunakan banyak literature walaupun nantinya tidak

menutup kemungkinan dapat memperbesar dalam kesulitan penyusunan.


DAFTAR PUSTAKA

Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan

perilaku. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Saifulloh . (tidak ada tahun). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media.

Anda mungkin juga menyukai