Kisah Teladan
Kisah Teladan
2. ANJING-ANJING NERAKA
Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam
amal perbuatanmu itu ada kekurangan :
· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu
(muslimin).
· Bacalah Al-Qur'an
· Tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan
dosamu kepada orang lain.
· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.
· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.
· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan
akhirat.
· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang
takut kepada perangaimu
yang tidak baik.
· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.
· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.
· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.
Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka.
Firman Allah S.W.T. yang bermaksud, "Demi (bintang-bintang) yang
berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain."
Sabda Rasulullah S.A.W., "Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang
akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan
anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya."
Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap
keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?"
Sabda Rasulullah S.A.W., "Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi
orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah S.W.T."
Dari Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah S.A.W bersabda : " Sesiapa yang
berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka Allah S.W.T akan memberi
kepadanya pahala 10,000 malaikat dan sesiapa yang berpuasa pada hari
Aasyura (10 Muharram) maka akan diberi pahala 10,000 orang berhaji dan
berumrah, dan 10,000 pahala orang mati syahid, dan barang siapa yang
mengusap kepala anak-anak yatim pada hari tersebut maka Allah S.W.T akan
menaikkan dengan setiap rambut satu darjat. Dan sesiapa yang memberi
makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin pada hari
Aasyura, maka seolah-olah dia memberi makan pada seluruh ummat
Rasulullah S.A.W yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka."
Lalu para sahabat bertanya Rasulullah S.A.W : " Ya Rasulullah S.A.W,
adakah Allah telah melebihkan hari Aasyura daripada hari-hari lain?". Maka
berkata Rasulullah S.A.W : " Ya, memang benar, Allah Taala menjadikan
langit dan bumi pada hari Aasyura, menjadikan laut pada hari Aasyura,
menjadikan bukit-bukit pada hari Aasyura, menjadikan Nabi Adam dan juga
Hawa pada hari Aasyura, lahirnya Nabi Ibrahim juga pada hari Aasyura, dan
Allah S.W.T menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api juga pada hari Aasyura,
Allah S.W.T menenggelamkan Fir'aun pada hari Aasyura, menyembuhkan
penyakit Nabi Ayyub a.s pada hari Aasyura, Allah S.W.T menerima taubat
Nabi Adam pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengampunkan dosa Nabi Daud
pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman juga
pada hari Aasyura, dan akan terjadi hari kiamat itu juga pada hari Aasyura !".
Abu Bakar r.a. berkata, " Sesungguhnya iblis berdiri di depanmu, jiwa di
sebelah kananmu, nafsu di sebelah kirimu, dunia di sebelah belakangmu dan
semua anggota tubuhmu berada di sekitar tubuhmu. Sedangkan Allah di
atasmu. Sementara iblis terkutuk mengajakmu meninggalkan agama, jiwa
mengajakmu ke arah maksiat, nafsu mengajakmu memenuhi syahwat, dunia
mengajakmu supaya memilihnya dari akhirat dan anggota tubuh
menagajakmu melakukan dosa. Dan Tuhan mengajakmu masuk Syurga serta
mendapat keampunan-Nya, sebagaimana firmannya yang bermaksud,
"....Dan Allah mengajak ke Syurga serta menuju keampunan-Nya..."
Siapa yang memenuhi ajakan iblis, maka hilang agama dari dirinya. Sesiapa
yang memenuhi ajakan jiwa, maka hilang darinya nilai nyawanya. Sesiapa
yang memenuhi ajakan nafsunya, maka hilanglah akal dari dirinya. Siapa
yang memenuhi ajakan dunia, maka hilang akhirat dari dirinya. Dan siapa
yang memenuhi ajakan anggota tubuhnya, maka hilang syurga dari dirinya.
Dan siapa yang memenuhi ajakan Allah S.W.T., maka hilang dari dirinya
semua kejahatan dan ia memperolehi semua kebaikan."
Iblis adalah musuh manusia, sementara manusia adalah sasaran iblis. Oleh
itu, manusia hendaklah sentiasa berwaspada sebab iblis sentiasa melihat
tepat pada sasarannya.
Kemudian Umar menjawab: “Wahai Rasulullah, bersamaku ada seorang pemuda yang telah
membuat hatiku sedih dengan tangisnya.”
Lalu Rasulullah s.a.w memerintahkan Umar agar membawa masuk anak muda tersebut ke
dalam. Atas perintah tersebut, Umar bin Khaththab lalu mengajak pemuda yang datang
bersamanya sambil keduanya tetap menangis.
Pemuda itu disuruh duduk di depan Rasulullah s.a.w dan Umar Ibnu Khaththab duduk di
sebelahnya. Rasulullah s.a.w kemudian bertanya: “Wahai pemuda, mengapa engkau menangis?”
Pemuda itu menjawab sambil tetap menangis: “Wahai Rasulullah, dosaku sangat besar dan aku
takut Allah memurkaiku…”
“Apakah engkau telah menyekutukan Allah dengan sesuatu?” tanya baginda s.a.w.
“Tidak, ya Rasul,” sahut pemuda itu sambil tetap menangis.
“Apakah engkau telah membunuh seseorang dengan alasan yang tidak benar?” Rasulullah s.a.w
kembali bertanya.
“Tidak ya Rasul,” sahut pemuda itu sambil terus menangis.
Lalu Rasulullah s.a.w bersabda: “Sungguh, dosamu sebesar apa pun, Allah akan
mengampuninya, sekalipun memenuhi langit dan bumi.”
“Sungguh dosaku lebih besar dari itu, ya Rasul,” sahut pemuda itu.
“Apakah besar dosamu melebihi Arasy? Besar mana dengan Arasy?” tanya baginda s.a.w lagi.
“Dosaku sangat besar, ya Rasulullah.”
“Lalu besar mana dosamu dengan keagungan, ampunan, dan rahmat Allah?” tanya Rasulullah
s.a.w.
“Tentu keagungan, ampunan, dan rahmat Allah lebih besar. Tetapi dosaku sangat besar, ya
Rasulullah” jawabnya masih dalam keadaan menangis terisak-isak.
Karena kurang mengerti maksud pengakuan dari pemuda itu, akhirnya Rasulullah s.a.w
mendesaknya, “Cobalah katakan dosa apa yang pernah engkau perbuat?”
“Aku malu menyebutnya, ya Rasulullah…” kata si pemuda itu.
Karena Rasulullah s.a.w terus mendesak pemuda itu untuk mengatakan dosanya secara jujur.
Maka dengan perasaan malu dan takut, pemuda itupun menceritakan dosa yang dilakukannya.
“Wahai Rasulullah, aku ini seorang penggali kubur, sejak tujuh tahun lalu. Hingga meninggalnya
puteri dari seorang sahabat Ansar. Melihat kecantikan dan kemontokan tubuhnya, nafsu birahiku
memuncak. Setelah kuburan sepi, ku bongkar kuburnya dan ku telanjangi mayat gadis itu.
Setelah ku cumbui, nafsu berahiku tak dapat ku tahan, lalu ku setubuhi. Saya terkejut, tiba-tiba
mayat gadis itu berkata, “Tidakkah engkau malu kepada Allah, pada hari Allah menghukum
orang-orang yang berbuat zalim, sementara engkau menelanjangiku dan menyetubuhiku diantara
orang-orang yang telah mati. Engkau membuatku dalam keadaan junub di hadapan Allah!”
Mendengar pengakuan dari si pemuda itu, Rasulullah s.a.w segera bangkit berdiri dan
meninggalkannya, seraya berseru: “Hai pemuda fasik, pergilah! Jangan engkau dekati aku!
Nerakalah tempatmu kelak!”
Pemuda itu pun segera keluar meninggalkan rumah Rasulullah s.a.w seraya menangis. Dia
berjalan dengan arah tak menentu keluar kampung. Sampailah dia di padang pasir yang luas lagi
panas. Tujuh hari lamanya ia tidak makan dan minum karena penyesalan dan kesedihan yang
sangat mendalam hingga lemahlah keadaan tubuhnya tak kuasa lagi berjalan, lalu kemudian
jatuh tersungkur di tempat itu. Di atas pasir ia bersujud kepada Allah, lalu berdoa dan memohon
ampunanNya dalam tangisnya.
“Ya Allah, aku adalah hambaMu yang telah berbuat dosa besar. Sekarang aku datang ke pintu-
Mu, agar Engkau berkenan menjadi penolongku disisi kekasih-Mu. Sungguh Engkau Maha
Pemurah kepada hamba-hamba-Mu dan tiada tersisa harapanku kecuali kepadaMu. Ya Allah
Tuhanku, sudilah menerima kehadiranku, kalau tidak datangkanlah api-Mu dari sisi-Mu, dan
bakarlah tubuhku dengan api-Mu di dunia ini, daripada Kau bakar tubuhku di akhirat nanti.”
Setelah itu Malaikat Jibril a.s datang kepada Rasulullah s.a.w. Usai menyampaikan salam dari
Allah, Jibril a.s berkata: “Wahai Muhammad, Allah s.w.t bertanya kepadamu, “Apakah engkau
yang menciptakan makhluk?”
“Bahkan Dialah yang menciptakan diriku dan mereka,” jawab Rasulullah s.a.w.
“Apakah engkau memberi rezeki kepada mereka?” tanya Jibril a.s.
Rasulullah s.a.w menjawab: “Bahkan Dia memberi rezeki padaku dan mereka.”
“Apakah engkau menerima taubat mereka?” tanya Jibril a.s untuk kali yang sekiannya.
“Bahkan Dia yang berhak menerima taubat dan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya” ujar
Rasulullah s.a.w.
Jibril a.s lalu berkata, Allah berfirman kepadamu; “Telah datang kepadamu seorang hamba-Ku
dan dia menerangkan satu dosa dari beberapa dosanya, maka kamu berpaling (marah) kepadanya
dari dosanya, maka bagaimana keadaan orang-orang mukmin kelak, apabila mereka datang
dengan dosa yang banyak lagi besar ibarat gunung yang besar? Engkau adalah utusan-Ku yang
Aku utus sebagai rahmat untuk seluruh alam. Maka jadilah kamu orang yang sayang
menyayanpada semua orang yang beriman, menjadi penolong bagi orang-orang yang telah
berdosa dan memaafkan keterlanjuran dan kesalahan mereka (hamba-Ku); karena sesungguhnya
Aku telah mengampunkannya (menerima taubatnya) dan dosanya.”
Kemudian Rasulullah s.a.w. mengutus beberapa orang sahabat, maka mereka temui pemuda
tersebut lalu memberikan khabar gembira kepadanya dengan maaf dan ampunan-Nya. Lalu
mereka membawa pemuda tersebut berjumpa Rasulullah yang mana ketika itu beliau
(Rasulullah) sedang menunaikan sembahyang Maghrib, dan merekapun bermakmum di
belakangnya.
Ketika Rasulullah s.a.w. membaca surah Al Fatihah yang dilanjutkan dengan surah At-Takaatsur
(Al Haakumuttakaatsur), sesampai baginda membaca ‘Hattaa Zurtumul Maqaabir’ (Kamu telah
dilalaikan sehingga kamu masuk kubur), maka berteriaklah pemuda itu dengan keras sekali
langsung jatuh. Ketika mereka selesai sembahyang, mereka dapati pemuda itu telah meninggal
dunia. Mudah-mudahan Allah Taala membelas kasihaninya.
Tags: kisah seorang pemuda penggali kubur, kisah seorang pemuda, kisah pemuda, kisah
pemuda penggali kubur, penggali kubur, cerita penggali kubur, kisah taubatnya penggali kubur,
kisah pemuda penggali kubur di zaman nabi.
Kisah Teladan Rasulullah Muhammad SAW
yang Banyak Membuat Orang Menangis
1001KisahTeladan.com – Terdapatlah seorang pengemis Yahudi buta yang setiap hari
menempati salah satu sudut pasar di Kota Madinah. Bukan cuma mengemis, Ia juga berseru
kepada orang-orang yang berlalu-lalang di pasar tersebut, “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia!
Jauhi dia! Dia orang gila. Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya maka kalian akan
terpengaruh olehnya.”
Teriakannya yang keras tak terlewatkan oleh seorang pun yang berjalan di dekatnya. Setiap kali
ada yang terdengar langkah kaki orang melewatinya, pengemis buta itu selalu mengumpat
Rasulullah Muhammad SAW, dan mengatakan Muhammad adalah tukang sihir, orang gila dan
sebagainya.
Pengemis Yahudi buta itu hampir setiap hari di temani oleh seseorang di sampingnya. Orang
tersebut dengan lemah lembut dan kasih sayang menyuapi pengemis yang hampir tidak pernah
berhenti untuk menghina dan merendahkan Muhammad SAW. Orang tersebut hanya terdiam
saat teriakan makian dan hinaan itu keluar dari mulut Yahudi buta tersebut. Ia terus menyuapi
makanan ke mulut pengemis itu hingga habis.
Sampai pada suatu hari, si Pengemis Yahudi Buta tidak lagi ditemani lagi oleh orang yang
menyuapinya. Kemudian datanglah orang lain yang membawakan nasi bungkus untuknya dan
menawarkan diri untuk menyuapinya.
Orang lain yang menawarkan diri untuk menyuapi pengemis buta yang tidak berhenti
merendahkan Muhammad SAW tersebut adalah sahabat terbaik Rasulullah, Abu Bakar Ash
Shiddiq. Hati dan kepala Abu Bakar mendidih mendengar sumpah serapah pengemis Yahudi
tersebut.
Namun Abu Bakar menahan diri dan berusaha dengan lemah lembut menawarkan diri untuk
memberi makan kepada pengemis buta tersebut. Namun bukan rasa terimakasih yang di dapat
oleh Abu Bakar, jusru penyangkalan dan hardikan keras dari pengemis tersebut.
“Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan,” hardik si pengemis buta.
“Tidak. Kau bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang
datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu
menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku.” Begitulah
penyangkalan si pengemis buta kepada Abu Bakar.
Mendengar perkataan pengemis buta tersebut, Abu Bakar tak kuasa membendung rasa harunya.
Air matanya tumpah tak tertahankan, dadanya turun naik, Beliau menangis sampai terisak-isak.
Salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW itupun berkata, “Memang, benar, Aku bukan
orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu suapan atas makanan itu. Aku
memang tidak bisa selemah lembut orang itu.”
“Ketahuilah bahwa Aku adalah salah satu sahabat orang yang setiap hari menyuapimu tersebut.
Orang yang dulu biasa ke sini dan memberimu makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya
ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin melewatkan
satu pun amalannya setelah kepergiannya.”
Si pengemis buta Yahudi tersebut terdiam sejenak dan bertanya kepada Abu Bakar siapa orang
yang selama ini memberinya makan dan juga menyuapinya.
Si pengemis Yahudi yang buta itu tertegun. Tak ada kata kata yang keluar dari mulutnya, namun
tampak bibirnya bergetar. Air mata pengemis buta itu perlahan jatuh membasahi pipinya yang
mulai berkeriput.
Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya
dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Ia justru malah merasa lebih hina dari apapun
yang ada di dunia ini.
“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku
sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan
makanan yang di masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta dalam
tangisnya.
Pada saat itu juga, Si Pengemis Yahudi buta bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq,
mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar Rasulullah.’ Si Pengemis
buta memilih memeluk Islam setelah cacian dan sumpah serapahnya kepada Muhammad SAW
dibalas dengan kasih sayang oleh Nabi Akhir Zaman tersebut.
Demikianlah kisah keteladanan Rasulullah Muhammad SAW yang sebaiknya dicontoh oleh
umat Beliau. Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad
SAW di Hari Penghakiman kelak.. Amiin
Bagikan ini: