Anda di halaman 1dari 2

A.

PENDAHULUAN

Hak asasi manusia (HAM) sebagai hak dasar yang dimiliki manusia, eksistensinya melekat pada kodrat
manusia seiak dilahirkan. Hal tersebut juga sebagai tanda bahwa ia adalah “manusia". Manusia yang
dimaksud dalam hal ini ialah, pertama "manusia seutuhnya“ yang merupakan ciptaan Tuhan YME
dilengkapi dan dianugerahi seperangkat hak kodrati yang bersifat sangat asasi, karenanya tidak boleh
diabaikan dan dimariinakan oleh siapa pun. HAM dimiliki manusia sematamata karena ia manusia,
bukan karena dibenkan oleh negara. hukum ataupun pemberian manusia lainnya. Oleh karena itu,
eksistensinya pun sama sekali tidak bergantung pada pengakuan dari negara, hukum atau manusia
lainnya. Kedua, manusia yang dimaksud adalah "semua manusia" bukan hanya manusia-manusia
tertentu, dan tetap harus diakui bahwa "semua manusia" memiliki hak asasi yang dianugerahi oleh Sang
Penciptanya, yakni Tuhan YME, sehingga ”semua manusia" karena hak yang dimilikinya itu mempunyai
martabat tinggi dan keberadaannya harus diakui, dihormati serta dijunjung tinggi oleh "semua manusia"
di dunia. Dengan demikian HAM bersifat universal, artinya keberlakuannya tidak dibatasi oleh ruang
atau tempat (berlaku di mana saja), tidak dibatasi oleh waktu (berlaku kapan saja). tidak terbatas hanya
pada orang-orang tertentu (berlaku untuk siapa saja), serta tidak dapat diambil. dipisahkan dan
dilanggar oleh siapa pun.

HAM dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dari martabat kemanusiaanya, juga digunakan
sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia. Oleh karena itu,
"semua manusia” yang menyadari dirinya sebagai ”manusia seutuhnya", demi eksistensi dan pengakuan
HAM yang dimilikinya, dalam rangka mengaplikasikan HAMnya harus pula menghargai HAM orang Iam.
Tidak boleh mengaplikasikan sebebas-bebasnya menurut kehendak sendiri. Tetap harus disadari bahwa
pengaplikasian HAM-nya dibatasi oleh HAM orang lain. lni berarti, dalam rangka bergaul atau
berhubungan dengan sesama manusia. "setiap manusia” yang menyadari dirinya sebagai "manusia
seutuhnya” memiliki "kewajiban” untuk mengakui dan menghormati HAM orang lain, demi terlaksana
atau tegaknya HAM itu sendiri.

Sangat penting disadari bahwa "Setiap hak pasti melekat suatu kewajiban." Berdasarkan pola pikir
demikian, jadi dapat dikatakan, "Di mana ada 'hak asasi' di situ pula pasti ada 'kewajiban asasi' bagi
manusia lainnya." Itulah sebabnya dalam setiap penerapan HAM, negara, hukum. pemerintah maupun
manusia lain "berkewajiban" untuk memperhatikan, mengakui, menghormati, dan menghargai "hak
asasi" serta "kewajiban asasi".

Kesadaran akan HAM yang dimiliki oleh setiap manusia demi menjaga harkat dan martabat
kemanusiaannya telah diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan hak-hak
kemanusiaan sudah ada sejak manusia itu dilahirkan (bersifat ipso facto dan ab initio) dan merupakan
hak kodrati yang melekat pada diri setiap manusia. Sejarah mencatat telah terjadi berbagai peristiwa
besar di dunia sebagai suatu usaha untuk memperjuangkan dan menegakkan HAM, baik melalui suatu
sistem pemikian Filosofikal. maupun secara langsung melalui perjuangan fisik oleh rakyat.

Anda mungkin juga menyukai