Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada
bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati
langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas.
Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang
berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses
terbentuknya.
Perlu diketahui bahwa Induk dari segala jenis batuan yang ada di muka bumi
merupakan batuan beku , yang merupakan awal dan cikal bakal ditemukannya berbagai
jenis batuan seperti yang ada pada saat ini. Sekitar 95 % bagian teratas kerak bumi (15km)
didominasi oleh Batuan beku
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku
sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja
kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang
mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara
sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari
satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan
teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik.
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan
beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat
sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini
seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan
beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya
akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah
basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi.
Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan
beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan
beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian
membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Penggolongan ini
berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan beku ini
merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut.
B. Batuan Beku Dalam (intrusif)
Batuan beku Intrusif terbentuk oleh magma yang membeku sebelum mencapai
permukaan bumi, atau dengan kata lain membeku dibawah permukaan bumi. Terbentuk
dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
relatif besar (ex : gabro, diorite, diabas, dan granit).
Batuan beku Intrusif ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut
batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai
karakteristik diantaranya pendinginannya sangat lamabat ( dapat sampai jutaan tahun),
memungkinkan tumbuhnya Kristal-kristal yang besar dan mempunyai bentuk ukuran yang
beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan disekitarnya. Batuan beku intusi ini
selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku dalam dan batuan beku intrusi
permukaan.
Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur
tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi 2 yaitu : Diskoran & Konkordan.
a. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya.
Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
 Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.

 Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu
> 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
 Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
kecil.
b. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya,
jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
 Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.

 Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana


perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan
meter.
 Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith,
yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki
diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan
kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

 Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang
telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan
sampai ribuan kilometer.

C. Batuan Beku Luar (ekstrusif)


Batuan beku ekstrusif adalah salah satu jenis batuan beku yang dihasilkan dari
proses pembekuan magma di permukaan bumi (baca : Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi
Magma). Magma yang mengalir atau terlontar ke permukaan bumi akibat adanya letusan
disebut dengan lava. Lava yang keluar ke permukaan bumi tersebut bisa saja berada di
daratan maupun terbawa ke bawah permukaan laut. Pendinginan lava terjadi dengan cepat
kemudian membentuk padatan, debu atau pun cairan kental yang panas. Ada beberapa jenis
lava yang membentuk batuan beku ekstrusif, yaitu:
 Lava balistik adalah lava yang memiliki sifat basa dengan viskositas dan kandungan
silika yang relatif rendah. Lava ini keluar dari kerak bumi melalui lubang yang
terhubung dengan bagian dalam bumi. Karena memiliki sifat yang sangat cair, lava
yang keluar tersebut kemudian mengalir dan menyebar ke segala arah.
 Lava asam yaitu lava yang kandungan silika dan viskolitasnya tinggi, sehingga ketika
keluar ke permukaan bumi maka akan membentuk satu aliran saja di sepanjang
lembah.

Proses Pembentukan
Proses pembentukan batuan beku ekstrusif berbeda dengan proses terbentuknya
batuan sedimen atau jenis batuan lainnya. Dalam proses pembentukan batuan beku
ekstrusif dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, tekanan dan juga komposisi
magma. Proses terjadinya magma di awali dengan adanya pergesekan antara dua buah
lempeng di lapisan kulit bumi. Pergesekan tersebut menghasilkan panas yang melelehkan
material di dalam perut bumi, yang kemudian di sebut magma. Magma itulah yang
nantinya akan membeku menjadi betuan beku ekstrusif. Penjelasan lebih jelas tentang
proses terbentuknya batuan beku ekstrusif dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Magma yang terdapat pada dapur magma melakukan pergerakan dari perut bumi
menuju ke arah permukaan bumi.
2. Setelah itu magma mendapat tekanan gas dari perut bumi dan mengakibatkan erupsi
gunung berapi. Jika tekanan gas tersebut hanya sedikit maka magma yang keluar hanya
berupa aliran lava. Tetapi jika tekanan gas sangat besar, maka akan terjadi letusan yang
sangat kuat (Dampak Letusan Gunung Berapi).
3. Berikutnya, lava yang telah berada di permukaan bumi akan mengalami proses
pembekuan atau kristalisasi. Proses pembekuan ini terjadi dalam waktu yang relatif
cepat sehingga ion- ion yang terdapat pada lava atau magma tidak bisa berkembang.
4. Pembekuan atau kristalisasi yang cepat pada akhirnya mengakibatkan terbentuknya
batuan beku ekstrusif dengan susunan kristal- kristal berukuran kecil.
Jenis Jenis Batuan Beku Ekstrusif
Sifat dari batuan beku ekstrusif tidak dapat dibedakan dengan mudah karena ukuran
mineral- mineralnya sangat kecil dan tidak dapat terlihat tanpa adanya alat bantu. Meski
demikian para pakar geologi sudah membuat pengelompokkan jenis- jenis batuan beku
ekstrusif berdasarkan kandungan mineral silika yang dimilikinya. Tinggi dan rendahnya
kandungan silika tersebut berasal dari sifat asam dan basa magma yang keluar dari kerak
bumi. Berikut adalah pengelompokkannya :
1. Batuan ekstrusif bersifat asam – Batuan beku ekstrusif yang bersifat asam mempunyai
kandungan silika sebesar 65 sampai 75 persen. Batuan dengan sifat asam juga
mengandung kadar kuarsa dan orthoklas yang besar, contohnya adalah batu rhyolite.
2. Batuan beku ekstrusif intermediet – Kandungan silika yang dimiliki oleh batuan beku
bersifat intermediet adalah 55 sampai 65 pesen. Batuan ini biasanya berwarna terang,
contohnya adalah batu andesite.
3. Batuan ekstrusif bersifat basa – Batuan beku yang bersifat basa mengandung silika
sebesar 45 sampai 55 persen. Mineral utama pembentukny adalah plagioklas dan
Contoh batuan beku ekstrusif bersifat basa yaitu batu basalt.
4. Batuan ekstrusif bersifat ultra basa – Kadar silika pada batuan bersifat ultra basa
sangatlah kecil, yaitu tidak lebih dari 45 persen. Mineral silikat
seperti piroksin dan olivine merupakan mineral utama yang membentuk batuan ultra
basa. Contoh batuan jenis ini adalah batu kimberlite.

Tekstur dan struktur batuan


Batuan beku ekstrusif mempunyai tekstur batuan yang merupakan perpaduan
antara massa silika dengan massa mineral. Mineral – mineral tersebut belum sempat
mengalami pengkristalan secara sempurna karena proses pembekuan yang terjadi sangat
cepat. Pengkristalan yang tidak sempurna tersebut akhirnya hanya membentuk mineral
berukuran sangat kecil yang disebut afanitik, dan membentuk batuan dengan susunan gelas
vulkanik.
Selain tekstur batuan, jenis batuan beku ekstrusif juga mempunyai berbagai bentuk
struktur batuan. Struktur batuan tersebut terdiri dari:
 Masif yakni struktur batuan beku ekstrusif dengan massa batuan yang padat, tidak
berlubang- lubang dan terlihat sama antara satu dengan yang lain.
 Columnar joint adalah struktur batuan yang mana batuannya terlihat terpisah
seperti batang pensil yang berdiri tegak.
 Sheeting joint merupakan struktur bantuan beku ekstrusif yang terlihat seperti
lapisan.
 Pillow lava yakni struktur batuan yang bentuknya seperti bantal yang menggumpal
akibat dari proses pengkristalan yang terjadi di air.
 Flow structure yaitu struktur batuan beku ekstrusif yang mana mineralnya terlihat
sejajar dari arah tertentu. Kesejajaran tersebut merupakan akibat adanya aliran.
 Vesikular adalah struktur batuan yang berbentuk lubang- lubang kecil akibat
adanya gas yang terlepas saat proses pendinginan. Struktur vesikular masih dibagi
lagi menjadi 3 berdasarkan bentuk lubangnya, yaitu :
 Pumisan – batuan dengan lubang saling terhubung.
 Skorian – batuan yang lubang- lubangnya tidak terhubung.
 Flow – batuan yang mempunyai bentuk lubang beserta aliran kristal.

 Amygdaloidal yakni struktur vesikular yang terisi dengan mineral- mineral


sekunder (amygdule) seperti kalsit, zeoliteatau kuarsa.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu. Batuan beku
merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku. Batuan
beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat
pembekuan dari magma.
Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi
yaitu batuan beku dalam dan beku luar. Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi 2 yaitu :
Diskoran & Konkordan.
Beberapa jenis batuan beku antara lain batu Diorit, Diabas, Basalt,
Dunit, perodit, Obsidian, Granit, Granodiorit, Sienit, Andsit dan Zeolit dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai