Anda di halaman 1dari 9

J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN


KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN KELAYAKANNYA

Oleh

Yuningsih
Muhammad Fuad
Nurlaksana Eko Rusminto
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Email: yuningsihaja77@gmail.com

ABSTRACT

The problem in this research was how feminism in the novel entitle Perempuan
Berkalung Sorban by Abidah El Khalieqy. The purpose of this study was to
describe feminism in the novel entitle Perempuan Berkalung Sorban by Abidah
El Khalieqy. The method used in this research was descriptive qualitative research
methods. The results showed the author of the novel entitle Perempuan Berkalung
Sorban express demands equality between women and men, the kind of feminism,
Perempuan Berkalung Sorban can be classified as one of the novel redikal wing
feminism, feminism kind of criticism, Perempuan Berkalung Sorban can be
classified as criticism feminist marxist/socialist, Perempuan Berkalung Sorban
novel as one of the novel can be declared eligible femimin nuanced as it contains
moral education dideskripisikan by Annisa through her behaviors.

Keywords: feminism, novel, right.

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah feminisme dalam novel


Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan feminisme dalam dalam novel Perempuan Berkalung
Sorban karya Abidah El Khalieqy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
pengarang dalam novel Perempuan Berkalung Sorban mengungkapkan tuntutan
persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, jenis aliran feminisme, novel
Perempuan Berkalung Sorban dapat digolongkan sebagai salah satu novel
beraliran feminisme redikal, jenis kritik feminisme, novel Perempuan Berkalung
Sorban dapat digolongkan sebagai kritik feminis marxis/sosialis, novel
Perempuan Berkalung Sorban sebagai salah satu novel bernuansa femimin dapat
dinyatakan layak karena berisi pendidikan moral yang dideskripisikan oleh
Annisa melalui perilaku-perilakunya.

Kata kunci: feminisme, hak, novel.

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 1


J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

PENDAHULUAN berhubungan dengan perempuan.


Sosok perempuan sangat menarik
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil untuk dibicarakan. Perempuan di
pekerjaan seni kreatif yang objeknya wilayah publik cenderung
adalah manusia dan kehidupannya dimanfaatkan oleh kaum laki-laki
dengan menggunakan bahasa sebagai untuk memuaskan koloninya.
mediumnya (Semi, 2008: 8). Sastra Perempuan telah menjadi bahan
sebagai seni kreatif yang eksploitasi bisnis dan seks. Dengan
menggunakan manusia dan segala kata lain, saat ini telah hilang sifat
macam segi kehidupannya dapat feminis yang dibanggakan dan
dijadikan suatu media untuk disanjung bukan saja oleh kaum
menyampaikan ide, teori, ataupun perempuan, tetapi juga kaum laki-
sistem berpikir manusia. laki. Hal ini sangat menyakitkan
apabila perempuan hanya menjadi
Karya sastra digunakan pengarang satu segmen bisnis atau pasar.
untuk menyampaikan pikirannya
tentang sesuatu yang ada dalam Gerakan emansipasi perempuan yang
realitas yang dihadapinya. Realitas dipelopori oleh R.A. Kartini
ini merupakan salah satu faktor semestinya membawa perempuan
penyebab pengarang menciptakan pada kesetaraannya dengan laki-laki
karya sastra, di samping unsur untuk memperoleh hak pendidikan
imajinasi. Untuk mengetahui pikiran- sampai tingkat tertinggi. Selanjutnya,
pikiran pengarang yang terdapat di karena perempuan telah memperoleh
dalam karyanya, sastra dapat dibahas pendidikan, mereka “dituntut” untuk
berdasarkan dua hal, yaitu isi dan mengabdikan ilmunya pada
bentuk. Dari sisi isi, sastra masyarakat. Dalam diri perempuan
membahas tentang hal yang muncul keinginan untuk berprestasi
terkandung di dalamnya, sedangkan dalam mewujudkan kemampuan
dari sisi bentuk, sastra membahas dirinya sesuai dengan pengetahuan
cara penyampaiannya. dan keterampilan yang telah
dipelajarinya. Perempuan
Novel sebagai salah satu produk menginginkan untuk berkiprah di
sastra memegang peranan penting ranah publik dalam rangka
dalam memberikan pandangan untuk mengaktualisasikan dirinya.
menyikapi hidup secara artistik
imajinatif. Hal ini dimungkinkan Di sisi lain, budaya patriarki yang
karena persoalan yang dibicarakan masih kuat mengakar dalam
dalam novel adalah persoalan tentang kehidupan masyarakat
manusia dan kemanusiaan. mengonstruksi perempuan pada
posisi tersuborermanifestasi dalam
Perkembangan novel di Indonesia bentuk marginalisasi, stereotipe,
cukup pesat. Hal ini terbukti dengan kekerasan, dan beban kerja.
banyaknya novel-novel baru yang Ketidakadilan terhadap perempuan
diterbitkan. Novel-novel tersebut tersebut terjadi dalam berbagai
mempunyai bermacam tema dan isi, tempat, baik di ranah domestik
antara lain tentang masalah-masalah maupun di ranah publik.
sosial yang pada umumnya terjadi
dalam masyarakat, termasuk yang

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 2


J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

Sampai saat ini masih banyak kaum perempuan yang dipandang lebih
perempuan yang belum biasa lemah, kurang aktif, dan lebih
menikmati pendidikan sepenuhnya. menaruh perhatian kepada keinginan
Masih banyak orang tua yang mengasuh dan mengalah.
beranggapan bahwa anak perempuan Sebaliknya, label maskulin
tidak perlu mendapat pendidikan dilekatkan pada laki-laki yang
yang tinggi karena pada akhirnya dipandang lebih kuat, lebih aktif, dan
mereka hanya akan ke dapur juga. lebih berorientasi pada pencapaian
Hal ini menunjukkan bahwa dalam dominasi, otonomi, dan agresi
masyarakat terdapat anggapan bahwa (Sugihastuti, 2005:13).
tugas utama perempuan adalah ranah
domestik, yaitu tugas Penggunaan teori kritik sastra
kerumahtanggaan. Adapun laki-laki feminisme telah banyak digunakan
akan berperan di ranah publik dalam menganalisis karya sastra.
sehingga mereka diharuskan untuk Kritik sastra feminis sebagai cabang
mendapatkan pendidikan yang lebih ilmu sosiologi sastra berawal dari
baik daripada anak perempuan. Hal hasrat para perempuan feminism
tersebut menunjukkan bahwa dalam untuk menganalisis karya para
masyarakat terdapat pandangan yang pengarang perempuan di masa silam
bersifat androsentris, sudut pandang dan untuk menunjukkan citra
dari perspektif laki-laki, perempuan perempuan dalam karya para penulis
dipandang sebagai objek yang pasif, laki-laki yang menampilkan
bukan subjek (Sofia, 2009: 17). perempuan sebagai makhluk yang
Kendala yang dihadapi oleh ditekan, disalahtafsirkan, dan
perempuan dalam kiprahnya di ranah disepelekan oleh tradisi patriarki
publik maupun domestik berpangkal yang dominan. Dalam masyarakat
pada pandangan-pandangan yang patriarki, perempuan dimasukkan
telah terbentuk dan telah mengakar dalam kubu rumah yang terbatas
dalam masyarakat, khususnya pada lingkungan serta kehidupan di
masyarakat pedesaan tentang hal-hal rumah, sedangkan laki-laki
yang pantas untuk perempuan dan dimasukkan dalam kubu umum yang
yang pantas untuk laki-laki. mencakup lingkungan dan kehidupan
di luar rumah (Djajanegara, 2003:
Secara sosial dan kultural, 30).
perempuan dan laki-laki dibedakan
dalam banyak hal. Laki-laki Saat ini kesadaran masyarakat
dianggap “lebih” dibandingkan tentang pentingnya pengungkapan
dengan perempuan sehingga dan penjelasan tentang fenomena-
memunculkan pandangan inferior fenomena perempuan dalam karya
terhadap keberadaan perempuan di sastra kepada masyarakat semakin
dalam masyarakat. Anggapan bahwa meningkat. Analisis terhadap
perempuan itu irrasional dan perjuangan feminisme dalam novel
emosional menyebabkan mereka Perempuan Berkalung Sorban
tidak layak menjadi pemimpin dan dengan analisis kritik sastra feminis
berakibat munculnya sikap dirasa perlu untuk diungkap. Ada
menempatkan perempuan pada posisi beberapa alasan dipilihnya novel
yang tidak penting (Fakih, 2007:15) Perempuan Berkalung Sorban
Label feminim dilekatkan pada

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 3


J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

sebagai bahan kajian. Alasan tersebut kepekaan perasaan yang baik


antara lain sebagai berikut. terhadap cipta sastra. Adapun yang
1. Novel Perempuan Berkalung dimaksud dengan pembelajaran
Sorban memuat perjuangan apresiasi prosa atau novel adalah
perempuan untuk mendapat suatu kegiatan menggauli dengan
eksistensi dan hak-hak sebagai sungguh-sungguh sehingga timbul
manusia yang mandiri, baik dalam kepekaan, pikiran kritis, dan
pendidikan maupun sosial. kepekaan perasaan yang baik
2. Novel Perempuan Berkalung terhadap cipta sastra, khususnya
Sorban memuat isu-isu tentang novel dan sastra pada umumnya.
perempuan mulai dari kekerasan
dalam rumah tangga dan subordinasi Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis
terhadap perempuan dalam berbagai merasa perlu meneliti feminisme
hal akibat perbedaan gender. dalam sebuah karya sastra dan
3. Tokoh perempuan kelayakannya sebagai bahan
mendominasi dalam alur cerita. pembelajaran sastra di madrasah
Tokoh tersebut dihadirkan sebagai aliyah. Dengan demikian, judul
subjek yang mengutarakan penelitian ini adalah “Feminisme
pengalaman-pengalaman hidup tokoh dalam Novel Perempuan Berkalung
perempuan tersebut. Sorban Karya Abidah El Khalieqy
dan Kelayakannya sebagai Bahan
Pembelajaran apresiasi sastra masih Pembelajaran Apresiasi Sastra di
dianggap sebagai salah satu pelajaran MAN I Pringsewu”.
yang tidak penting diajaran kepada
siswa. Hal ini karena pembelajaran METODE PENELITIAN
apresiasi sastra yang diajarkan masih
bersifat monoton dan belum Desain yang digunakan dalam
mendorong siswa untuk aktif dalam penelitian ini adalah metode
proses pembelajaran. Seharusnya penelitian deskriptif kualitatif
pembelajaran apresiasi sastra dapat karena peneliti hanya ingin
dinikmati siswa secara apresiatif agar menggambarkan atau melukiskan
siswa memiliki kepekaan dan fakta-fakta atau keadaan ataupun
ketertarikan untuk membaca karya gejala yang tampak dalam novel
sastra, khususnya novel. Apabila Perempuan Berkalung Sorban karya
pembelajaran apresiasi sastra Abidah El-Khalieqy berupa
dilakukan secara tepat, siswa akan bagaimana bentuk-bentuk perjuangan
memperoleh kesenangan, perempuan untuk melepaskan diri
pengalaman, dan pemahaman yang dari dominasi partiarki dan hak-hak
baik tentang manusia dan apa yang diperjuangkan perempuan
kemanusiaan, lingkungan, nilai-nilai sebagai representasi perjuangan
moral, inspirasi, dan ide-ide baru. feminis. Penggunaan desain ini
Hal ini sejalan dengan pendapat didasarkan pada pendapat yang
Effendi (2002: 6) yang mengatakan dikemukakan Nawawi (2007: 73)
bahwa apresiasi sastra adalah bahwa penelitian deskriptif kualitatif
kegiatan menggauli cipta sastra adalah penelitian yang
dengan sungguh-sungguh sehingga menggambarkan atau melukiskan
tumbuh pengertian, penghargaan, objek penelitian berdasarkan fakta-
kepekaan, pikiran kritis, dan fakta yang tampak atau sebagaimana

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 4


J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

adanya. Pemilihan penelitian berkaitan dengan bagaimana bentuk-


deskriptif kualitatif ini juga bentuk perjuangan perempuan untuk
didasarkan bahwa penelitian melepaskan diri dari dominasi
deskriptif kualitatif berusaha partiarki dan hak-hak apa yang
mendeskripsikan seluruh gejala atau diperjuangkan perempuan sebagai
keadaan yang ada, yaitu keadaan representasi perjuangan feminis yang
gejala menurut apa adanya pada saat terdapat dalam novel Perempuan
penelitian dilakukan. Berkalung Sorban karya Abidah El-
Khalieqy.
Sumber data dalam penelitian ini 4. Mengelompokkan data.
adalah bagaimana bentuk-bentuk
perjuangan perempuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
melepaskan diri dari dominasi
partiarki dan hak-hak apa yang Dalam bagaian hasil ini, penulis
diperjuangkan perempuan sebagai menyajikan temuan tentang hak-hak
representasi perjuangan feminis yang yang diperjuangkan oleh tokoh
terdapat dalam novel Perempuan utama dalam novel Perempuan
Berkalung Sorban karya Abidah El- Berkalung Sorban yang akan dibahas
Khalieqy. pada bagian pembahassan dengan
mengacu pada (1) hak apa saja yang
Untuk mengumpulkan data dalam diperjuangkan oleh tokoh utama
penelitian ini, penulis menggunakan dalam novel Perempuan Berkalung
teknik studi pustaka, yaitu kegiatan Sorban, (2) jenis feminsme apa yang
menelaah buku-buku dan literatur penulis novel Perempuan Berkalung
yang berkaitan dengan penelitian Sorban coba ekspresikan, (3) jenis
.Tujuan studi pustaka ini untuk kritis frminisme apa yang penulis
mengetahui bagaimana bentuk- novel Perempuan Berkalung Sorban
bentuk perjuangan perempuan untuk coba ekspresikan, dan (4) kelayakan
melepaskan diri dari dominasi novel Perempuan Berkalung Sorban
partiarki dan hak-hak apa yang sebagai salah satu bahan materi
diperjuangkan perempuan sebagai pelajaran apresiasi sastra di MAN 1
representasi perjuangan feminis yang Pringsewu menurut Harjana dan
terdapat dalam novel Perempuan kurikukulum 2013.
Berkalung Sorban karya Abidah El- 4.1.1 Hak-hak yang Dipejuangkan
Khalieqy. dalam Novel yang Berjudul
Perempuan Berkalung Sorban
Studi pustaka dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai Melalui novel berjudul Perempuan
berikut (Semi, 2012: 56). Berkalung Sorban, penulis
1.Membaca novel Perempuan mendapatkan beberapa hak-hak
Berkalung Sorban karya Abidah El- perempuan yang diperjuangkan oleh
Khalieqy secara keseluruhan. tokoh utamanya, Annisa, sebagai
2. Menandai dan memberi kode pada berikut.
bagian yang akan dianalisis sesuai 1. Hak perempuan dalam
dengan masalah yang akan diteliti. mendapat keterampilan berolahraga.
3. Mencatat data berupa kata, frasa, 2. Hak perempuan dalam
kalimat, ungkapan-ungkapan, aktivitas kekeluargaan.
pernyataan, dan lain-lain yang

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 5


J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

3. Hak perempuan bersosialisasi husaini atau hudaifi. Di samping itu,


di luar rumah. Mbak May juga mantan juara
4. Hak perempuan dalam Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat
pendidikan. Kabupaten untuk golongan remaja.
5. Hak perempuan dalam
menyampaikan pendapat. Sejak kecil Annisa sudah
6. Hak perempuan dalam menunjukkan watak penentang
menjalankan syariat agama Islam. terhadap ketidakadilan yang terjadi
7. Hak perempuan dalam antara kaum perempuan dan laki.
masalah hubungan suami istri. Ketidakadilan tersebut berhubungan
8. Hak perempuan dalam dengan masalah keterampilan
pekerjaan rumah tangga. berolahraga, aktivitas kekeluargaan,
bersosialisasi di luar rumah.
Tokoh utama dalam novel yang pendidikan, menyampaikan
berjudul Perempuam Berkalung pendapat, menjalankan syariat agama
Sorban ini adalah Annisa. Dalam Islam, masalah hubungan suami
menentukan Annisa sebagai tokoh istri, dan pekerjaan rumah tangga.
utama, penulis berpegang pada
pendapat Nurgiyantoro (2010: 176) Pernikahan pertama Annisa dengan
yang menyatakan bahwa tokoh Syamsudin, seorang insiyur yang
utama (central character atau main berbapakkan seorang kiai yang kaya
character) adalah tokoh yang raya, tidak mendatangkan
tergolong penting dan ditampilkan kebahagiaan. Annisa hanya
terus-menerus sehingga terasa merasakan kepahitan dan keperihan
mendominasi sebagian besar cerita. hidup selama bersama Syamsudin.
Di samping itu, tokoh utama selalu Setiap malam ia hanya menjadi
hadir sebagai pelaku atau yang budak nafsu Syamsudin yang sangat
dikenai kejadian dan konflik, penting beringas dalam berhubungan dengan
yang mempengaruhi perkembangan istri tanpa memperhatikan kondisi
plot. istri. Bahkan, kelakuan Syamsudin
dalam bergaul dengan istri seperti
Ketika masih kecil, Annisa binatang keledai.
disekolahkan di pondok pesantren
yang didirikan oleh ayahnya, Kiai Bersama suaminya yang kedua, Lek
Haji Hanan Abdul Malik, yang Khudhori, Annisa merasakan
bernama Pondok Pesantren Putri. Di kebahagiaan lahir batin. ia dapat
pendok pesantren ini, Annisa belajar menikmati indahnya kemesraan
ilmu agama yang diberikan oleh bersama suami tercinta. Allah pun
Ustadz Ali, Lek Khudhori, Lek melimpahkan tambahan kebahagiaan
Mahmud, dan Mbak May. Dia harus kepada Annisa dengan karunia dari-
mempelajari berbagai ilmu agama, Nya seorang anak bayi cakap yang
seperti fiqh, hadits, nahwu shorof, diberi nama Mahbud. Namun,
dan lainnya. Di samping itu, ia harus kebahagiaan Annisa tidak
belajar mengaji dengan Mbak May, berlangsung lama karena suaminya,
yaitu salah satu santri di Pondok Khudhori, harus menghadap Allah
Pesantren Putri yang diberi kelebihan dalam usia yang masih, yaitu tiga
oleh Allah swt dalam bidang qira’ah. puluh tahunan karena suatu
Mbak May menguasai irama bayati, kecelakaan di jalan raya.

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 6


J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

Novel yang berjudul Perempuan Novel yang berjudul Perempuan


Berkalung Sorban merupakan salah Berkarung Sorban karya Abidah El
satu novel yang digolongkan sebagai Khalieqy ditinjau dari kajian jenis
salah satu novel yang menggungkap kritik feminisme termasuk kritik
feminisme ditinjau dari kajian jenis sastra feminis marxis/sosialis, yaitu
aliran feminisme. Menurut aliran kritik feminis yang mengungkapkan
feminisme novel yang berjudul bahwa perempuan merupakan kelas
Perempuan Berkalung Sorban dapat masyarakat yang tertindas. Dalam
digolongkan sebagai novel yang novel ini, dengan begitu jelas Abidah
beraliran feminisme radikal, yaitu El Khalieqy sebagai pengarangnya
aliran feminisme yang menyatakan mendeskripsikan penindasan
bahwa keadaan biologis yang lebih terhadap perempuan yang dilakukan
tinggi akan menyebabkan laki-laki oleh Samsudin. Perempuan ditindas
memiliki kedudukan yang lebih secara fisik dan mental oleh
sehingga mereka memiliki kekuatan Samsudin sehingga menimbulkan
untuk menindas terhadap perempuan luka fisik dan mental pula yang
dan laki-laki tersebut tidak membekas dan sulit untuk dilupakan
menyadari kalau telah melakukan dalam jangka waktu yang lama.
penindasan terhadap perempuan Penindasan yang dilakukan
(Fakih, 2007: 83). Di dalam novel ini Samsudin begitu banyak dan
dideskripsikan bagaimana sungguh menyakitkan seperti
penindasan yang dilakukan oleh menampar muka istrinya secara
seorang laki-laki terhadap seorang bertubi-tubi sehingga dahi istrinya,
perempuan. Laki-laki yang dimaksud Annisa, menjadi memar dan
adalah Syamsudin, seorang insinyur kemerahan serta pipi dan pundak
dan berbapakkan seorang kiai yang istrinya lebam kebiru-biruan;
disegani dan sekaligus kaya raya. Ia mencengkram tubuh istrinya sampai
menikah dengan seorang gadis belia terluka seperti penjagal
yang bernama Annisa dan kemudian mencengkram binatang yang akan
selingkuh dengan perempuan lainnya disembelih; mencekik leher istrinya
yang bernama Kalsum. Sebagai sehingga istrinya menghadapi
seorang anak keturunan kiai dan kesulitan dalam bernafas;
berpendidikan tinggi seharusnya menjambak istrinya dengan biadab.
Samsudin mengerti hukum agama Sementara itu, penindasan mental
Islam sehingga dapat yang dilakukan Samsudin terhadap
memperlakukan istri-istrinya dengan istrinya adalah Samsudin
baik atau makruf sesuai yang mengganggap rendah istrinya yang
dicontohkan oleh Rasulullah bahwa hanya tamatan sekolah dasar,
istri itu makhluk ciptaan Allah yang sedangkan ia seorang insiyur lulusan
paling mulia di muka bumi ini yang perguruan tinggi favorit dan berlatar
seharusnya diangkat tinggi harkat belakang dari golongan orang kaya
dan martabatnya. Namun, apa yang karena bapaknya yang kiai itu adalah
dilakukan Samsudin terhadap istri- seorang bos tanah. Akibatnya, apa
istrinya, Annisa dan Kalsum, pun yang dikatakan Annisa kepada
sungguh tidak menunjukkan ciri-ciri Samsudin selalu dianggap tidak
manusia, tetapi lebih menunjukkan berarti dan dicemoohkan. Padahal,
karakter Samsudin sebagai binatang Annisa menyampaikan suatu
yang beringas dan brutal. kebenaran yang bersumber dari

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 7


J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

Quran sunnah yang harus dilakukan memberikan pelajaran moral, (2)


oleh setiap orang yang mengaku implikasi kurikulum 2013 yang
dirinya sebagai seorang muslim, menghendaki materi pelajaran yang
seperti (1) masalah kebersihan yang layak adalah materi pelajaran yang
di dalam ajaran Islam merupakan mempromosikan dasar-dasar etika
salah satu indikasi bahwa seseorang sebagai basis karakter. Kelayakan
itu beriman dan ditinjau dari ilmu novel Perempuan Berkalung Sorban
kesehatan dinyatakan bahwa ini dapat terlihat dari perilaku-
kebersihan merupakan faktor utama perilaku tokoh utamanya, Annisa,
yang dapat mempengaruhi kesehatan yang telah memberikan pelajaran
seseorang; (2) masalah tata cara moral dan juga etika sebagai basis
menggauli isitri tidak dilakukan karakter, yaitu perilaku taat
secara islami tetapi seperti cara menjalankan ajaran agama, perilaku
binatang, misalnya tidak berdoa semangat belajar, perilaku tidak
sebelum melakukan hubungan suami dendam, dan perilaku berani
istri dan bergaya seperti bintang, menyampaikan kebenaran.
misalnya dengan cara berdiri, duduk,
ataupun dilakukan di tempat yang SIMPULAN DAN SARAN
tidak patut, contohnya di dalam
kamar mandi atau di hadapan orang Berdasarkan hasil dan pembahasan
lain. Penindasan yang telah dapat disimpulkan hal-hal sebagai
dilakukan Samsudin terhadap berikut.
istrinya menimbulkan trauma yang 1. Pengarang dalam novel
mendalam dan menakutkan sehingga Perempuan Berkalung Sorban
istrinya, Annisa, hampir tidak mau mengungkapkan tuntutan persamaan
lagi berhubungan intim dengan hak yang dideskripsikan oleh tokoh
suami keduanya, Khudhori, karena utamanya, Annisa, yang meliputi hak
selalu teringat akan kekejaman (a) mendapatkan keterampilan
Samsudin yang tidak berolahraga, (b) dalam aktivitas
berperikemanusiaan. Yang terkenang kekeluargaan, (c) bersosialisasi di
dalam hati dan pikiran Annisa luar rumah, (d) mendapatkan
terhadap kelakuan Samsudin adalah pendidikan, (e) menyampaikan
kekejaman dan kesadisannya seperti pendapat, (f) menjalankan syariat
yang mirip sekali dengan kelakuan agama Islam, (g) dalam masalah
binatang, bukan kenangan manis di hubungan suami istri, dan (h) dalam
malam pertama yang biasanya begitu pekerjaan rumah tangga.
romantis dan susah untuk dilupakan
oleh pasangan suami istri. 2. Ditinjau jenis aliran
feminisme, novel Perempuan
Novel Perempuan Berkalung Sorban Berkalung Sorban dapat digolongkan
sebagai salah satu novel bernuansa sebagai salah satu novel beraliran
femimin dapat dinyatakan layak feminisme redikal karena dalam
sebagai materi pelajaran jika ditinjau novel ini dideskripsikan bagaimana
dari dua landasan teori, yaitu (1) bentuk penindasan yang dilakukan
teori kelayakan materi yang seorang laki-laki yang diwakilki oleh
disampaikan oleh Harjana (1985:2), Samsudin terhadap seorang
yaitu materi pelajaran yang layak perempuan yang diwakili oleh
adalah materi pelajaran yang Annisa dan Kalsum yang bentuk

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 8


J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015

penindasannya meliputi (a) 2. Guru-guru bahasa dan sastra


Samsudin menjadikan istri-istrinya Indonesia hendaknya memberikan
sebagai budak nafsu, (b) Samsudin materi sastra yang bervariatif untuk
tidak pernah memperhatikan fisiknya memperkaya wawasan siswa.
ketika berhubungan intim, (c)
Samsudin tidak memperhatikan fisik DAFTAR PUSTAKA
istrinya ketika berhubungan intim,
(d) Samsudin sering meminta istri- Djajanegara, Soenarjati. 2003. Citra
istrinya melakukan hubungan suami Wanita dalam Lima Novel Terbaik
istri seperti binatang, dan (e) Sinclair Lewis dan Gerakan Wanita
Samsudin sering berlaku kasar di Amerika. Depok: Fakultas Sastra
kepada istri-istrinya. Universitas Indonesia.

3. Ditinjau dari jenis kritik Effendi, S. 2002. Bimbingan


feminisme, novel Perempuan Apresiasi Puisi. Jakarta: Bumi
Berkalung Sorban dapat digolongkan Aksara.
sebagai kritik feminis marxis/sosialis
karena isi novel ini mengungkapkan Fakih, Mansour. 2007. Analisis
penindasan terhadap perempuan Gender dan Transformasi Sosial.
(Annisa) yang dilakukan laki-laki Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(Samsudin) baik penindasan fisik
maupun mental. Penindasan fifiknya Nawawi, Hadari, 2007. Metode
meliputi penamparan, Perempuan Jawa Dalam Novel
pencengkraman, pencekikan, dan Perempuan Yogyakarta Karya
penjambakan. Penindasan mentalnya Achmad Munif: Kritik Sastra
mengganggap rendah istri karena Feminis. Skripsi (tidak diterbitkan).
hanya tamatan sekolah dasar. Surakarta: UNS.

4. Novel Perempuan Berkalung Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori


Sorban sebagai salah satu novel Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
bernuansa femimin dapat dinyatakan Gadjah Mada University Press.
layak karena berisi pendidikan moral
yang dideskripisikan oleh Annisa Semi, M. Atar. 2012. Metode
melalui perilaku-perilakunya, yaitu Penelitian Sastra. Bandung:
perilaku taat menjalankan ajaran Angkasa.
agama, perilaku semangat belajar,
perilaku tidak dendam, perilaku Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik
berani menyampaikan kebenaran, Sastra Feminis: Perempuan dalam
dan taat terhadap perintah orang tua. Karya-Karya Kuntowijoyo.
Yogyakarta: Citra Pustaka.
Saran
1. Guru-guru bahasa dan sastra Sugihastuti. 2005. Kritik Sastra
Indonesia hendaknya memberikan Feminis. Teori dan Aplikasinya.
kesempatan kepada siswa untuk Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
membaca karya sastra Abidah El
Khalieqy yang berjudul Perempuan
Berkalung Sorban.

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 9

Anda mungkin juga menyukai