Anda di halaman 1dari 982

SISTEM TUBUH

Terbentuk dari sel-sel yang lersusun berdasarkan spesialisasi untuk mempertahankan


homeostasis. Lihat Bab 1

SISTEM SARAF
Bekerja melalui sinyal listrik untuk mengontrol
respons cepat tubuh; juga berperan untuk
fungsi-fungsi yang lebih tinggi—mis. kesadaran. Pengaturan
Informasi dari daya ingat, kreativitas.
lingkungan Lihat Bab 4, 5, 6, dan 7.
eksternal
disalurkan melalui
sistem saraf

SISTEM PERNAPASAN
O2 Mengambil O2 dari lingkungan eksternal dan
mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal;
CO2 membantu mengatur pH dengan menyesuaikan
kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam.
Lihat Bab 13 dan 15.

SISTEM KEMIH
Penting dalam mengatur volume, komposisi
Urine
elektrolit,dan pH lingkungan internal
mengandung zat
mengeluarkan zat sisa dan keIebihan air,
sisa dan kelebihan
garam, asam, dan elektrolit lain dari plasma dan
air dan elektrolit
membuangnya ke dalam urine.
Lihat Bab 14 dan 15.

SISTEM PENCERNAAN
Nutrien,air, dan Mengambil nutrien, air, dan elektrolit dari
elektrolit lingkungan eksternal dan memindahkannya keli
Feses dalam plasma; mengeluarkan sisa makanan
mengandung yang tidak tercena ke lingkungan eksternal.
residu makanan Lihat Bab 16.
yang tidak dicerna

SISTEM REPRODUKSI
Sperma Tidak ensesial bagi homeostasis, tetapi
esensial bagi kelangsungan hidup spesies
meninggalkan pria
secara keseluruhan.
Sperma masuk ke Lihat Bab 20.
wanita Pertukaran dengan
semua sistem lain

SISTEM SIRKULASI
Mengangkut nutrien ,O2 ,CO2 ,zat sisa,elektrolit dan
LINGKUNGAN hormon ke seluruh tubuh Lihat Bab 9, 10, dan 11.
EKSTERNAL

Gambar model homeostatik ini dikembangkan untuk menunjukkan kepada Anda hubungan di
antara sel, sistem, dan homeostatis (pemeliharaan kondisi stabil secara relatif di dalam
lingkungan cairan interna yang mengelilingi sel). Bagian khusus tanda ikon yang menyertai di
awal dan akhir tiap bab yang terfokus pada bagaimana topic di dalam bab berkontribusi pada
homeostasis. Gambar-gambar ini memberikan Anda perspektif yang lebih baik pada homeostasis dan
interdependensi system tubuh.
SISTEM ENDOKRIN Sistem-sistem tubuh
Bekerja melalui hormon yang disekresikan ke mempertahankan
dalam darah untuk mengatur proses-proses yang homeostasis
lebih mengutamakan durasi dari pada kecepatan-
mis. Aktivitas metabolik keseimbangan air dan
elektrolit. HOMEOSTASIS
Lihat Bab 4, 18, dan 19. Suatu keadaan stabil-dinamik konstituen-
konstituen di lingkungan cairan internal
yang mengelilingi dan bertukar bahan
dengan sel. Lihat Bab 1.
Faktor yang dipertahankan secara
homeostasis:
Konsentarasi molekul nutrien
SISTEM INTEGUMEN Menjaga cairan Lihat Bab 16, 17, 18, dan 19.
Berfungsi sebagai sawar protektif antara internal tetap di Konsentrasi O2 dan CO2
lingkungan eksternal dan bagian tubuh lainnya; dalam Lihat Bab 13.
kelenjar keringat dan penyesuaian aliran darah Konsentrasi zat sisa
ke kulit penting dalam mengatur suhu tubuh Menahan benda Lihat Bab 14.
Lihat Bab 12 dan 17. asing tetap di luar pH Lihat Bab 15.
Konsentrasi air, garam, dan
elektrolit lain
Latihan Bab 14,15, 18 dan 19.
Suhu Latihan Bab 17.
Volume dan tekanan
Latihan Bab 10,14, dan 15.

SISTEM IMUN
Mempertahankan tubuh dari invasi asing dan sel kanker; Melindungi tubuh Homeostasis adalah
melicinkan jalan untuk proses perbaikan jaringan dari invasi asing esensial bagi
Lihat Bab 12.
kelangsungan hidup
sel

SEL
SISTEM OTOT DAN TULANG
Memerlukan homeostasis untuk
Mendukung dan melindung bagian-bagian tubuh dan Memungkinkan tubuh kelangsungan hidup mereka sendiri
memungkinkan tubuh bergerak; kontraksi otot yang berinteraksi dengan
menghasilkan panas penting dalam mangatur suhu; dan untuk melakukan fungsi-fungsi
lingkungan luar khusus yang esensial bagi
kalsium disimpan di tulang
Lihat Bab 8, 17, dan 19. kelangsungan hidup
Lihat Bab 1, 2, dan 3. Memerlukan
pasokan nutrien dan O2 yang terus
Pertukaran dengan menerus serta eliminasi kontinyu CO2
semua sistem lain pembentuk asam untuk menghasilkan
energi yang dibutuhkan
rnempertahankan aktivitas sel yang
memungkinkan kehidupan sebagai
berikut:
Makanan + O2 CO2 + H2O + energi
Lihat Bab 13, 15, 16, and 17.

Sel-sel membentuk
sistem
Fisiologi
Manusia
Lauralee Sherwood
Edisi
Kedelapan

Fisiologi
Manusia
Lauralee Sherwood
Department of Physiology and
Pharmacology School of Medicine
West Virginia University

Australia • Brazil • Japan • Korea • Mexico • Singapore • Spain • United Kingdom • United States
Ini adalah versi elektronik dari buku cetak. Karena pembatasan hak elektronik, beberapa konten pihak ketiga dapat ditekan. editorial telah
dianggap bahwa setiap konten ditekan tidak material mempengaruhi pengalaman belajar secara keseluruhan. penerbit berhak untuk
menghapus konten dari gelar ini kapan saja jika pembatasan hak berikutnya memerlukannya. Untuk informasi berharga tentang harga,
sebelumnya edisi, perubahan edisi saat ini, dan format alternatif, silakan kunjungi www.cengage.com/highered untuk mencari oleh
ISBN #, penulis, judul, atau kata kunci untuk bahan di bidang yang Anda minati
Introduction to Human Physiology, © 2013, 2010 Brooks/Cole, Cengage Learning
Edisi Internasional
HAK CIPTA DILINDUNGI. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi
Lauralee Sherwood buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara grafis, elektronik, atau mekanik,
Penerbit: Yolanda Cossio tidak terbatas pada fotokopi, rekaman, scanning, digitalisasi, merekam,
distribusi web, jaringan informasi, atau penyimpanan dan pengambilan
Developmental Editor: Suzannah Alexander
informasi sistem, kecuali sebagaimana diizinkan dalam Pasal 107 atau 108 dari
Assistant Editor: Alexis Glubka 1.976 Amerika Serikat Copyright Act, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Editorial Assistant: Lauren Crosby
Media Editor: Lauren Oliveira
Sr. Marketing Manager: Tom Ziolkowski Izin untuk menggunakan materi dari teks ini atau produk,
menyerahkan semua permintaan online di www.cengage.com/
Marketing Coordinator: Jing Hu permissions. izin lebih lanjut pertanyaan bisa diemail ke
Marketing Communications Manager: Darlene permissionrequest@cengage.com.
Macanan
Sr. Content Project Manager: Christy A. Frame Library of Congress Control Number: 2011939366
Design Director: Rob Hugel Edisi Internasional:
Sr. Art Director: John Walker
ISBN-13: 978-1-133-10454-4
Sr. Print Buyer: Judy Inouye
ISBN-10: 1-133-10454-1
Sr. Rights Acquisitions Specialist, Text and
Images: Dean Dauphinais
Kantor Internasional Cengage Learning
Production Service: Graphic World Inc.
Asia Australia/New Zealand
Text Designer: Lisa Buckley
www.cengageasia.com www.cengage.com.au
Photo Researcher: Jeremy Glover, Bill Smith tel: (65) 6410 1200 tel: (61) 3 9685 4111
Group
Text Researcher: Karyn Morison Brazil India
Copy Editor: Graphic World Inc. www.cengage.com.br www.cengage.co.in
Illustrator: Dragonfly Media Group tel: (55) 11 3665 9900 tel: (91) 11 4364 1111

Cover Designer: Carole Lawson


Cover Image: Mike Kemp Latin America UK/Europe/Middle East/Africa
www.cengage.com.mx www.cengage.co.uk
Compositor: Graphic World Inc. tel: (52) 55 1500 6000 tel: (44) 0 1264 332 424

Diwakili di Kanada oleh


Nelson Education, Ltd.
www.nelson.com
tel: (416) 752 9100 / (800) 668 0671

Cengage Learning adalah penyedia terkemuka solusi pembelajaran yang


disesuaikan dengan lokasi kantor di seluruh dunia, termasuk Singapura,
Inggris, Australia, Meksiko, Brasil, dan Jepang. Cari kantor lokal Anda di:
www.cengage.com/global.

Untuk informasi produk dan sumber informasi gratis:


www.cengage.com/international
Kunjungi kantor lokal Anda: www.cengage.com/global
Kunjungi website perusahaan kami: www.cengage.com

Dicetak di China
1 2 3 4 5 6 7 8 16 15 14 13 12
Teruntuk keluargaku
atas semua yang mereka lakukan di masa lalu,
Arti Mereka untuk bersamaku di masa kini
dan segenap harapanku di masa depan:
Kedua orangtuaku,
Larry dan lee Sherwood (keduanya dalam kenangan)
Suamiku,
Peter Marshall
Putra-putriku dan suami mereka,
Melinda dan Mark Marple Allison
Tadros dan Bill Krantz
Cucu-cucuku,
Lindsay Marple
Emily Marple
Alexander Tadros
Lauren Krantz
Daftar Isi Singkat

Bab 1 Bab 11
Mengenal Fisiologi dan Homeostasis 1 Darah 409

Bab 2 Bab 12
Fisiologi Sel 23 Pertahanan Tubuh 436

Bab 3 Bab 13
Membran Plasma dan Potensial Membran 60 Sistem Pernapasan 480

Bab 4 Bab 14
Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 95 Sistem Kemih 530

Bab 5 Bab 15
Sistem Saraf Pusat 142 Keseimbangan Cairan dan Asam-Basa 578

Bab 6 Bab 16
Sistem Saraf Tepi : Divisi Aferen ; Indra Khusus 195 Sistem Pencernaan 611

Bab 7 Bab 17
Sistem Saraf Tepi : Divisi Eferen 251 Keseimbangan Energi dan Regulasi Suhu 667

Bab 18
Bab 8
Prinsip-Prinsip Endokrinologi ; Kelenjar Endoktrin
Fisiologi Otot 272 Sentral 690
Bab 9 Bab 19
Fisiologi Jantung 320 Kelenjar Endokrin Perifer 721

Bab 10 Bab 20
Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 361 Sistem Reproduksi 773

vii
Daftar Isi

Kata Pengantar  xxvii Gangguan homeostasis dapat menyebabkan


penyakit dan kematian. 18
Bab dalam Perspektif:
Bab 1 | Mengenal Fisiologi dan Homeostasis 18
Homeostasis 1 Latihan Soal  19
Pokok-Pokok Homeostasis 1 Untuk Direnungkan 20
Pertimbangan Klinis  20
1.1 Mengenal Fisiologi 2
Fisiologi berfokus pada mekanisme kerja. 2
Struktur dan fungsi tidak dapat dipisahkan. 2 Bab 2 | Fisiologi Sel 23
1.2 Tingkat Organisasi di Tubuh 2 Pokok-Pokok Homeostasis 23
Tingkat Kimiawi: Berbagai atom dan molekul membentuk
tubuh. 2 2.1 Teori dan Penemuan Sel 24
Tingkat seluler: Sel adalah satuan dasar kehidupan. 2 2.2 Selayang Pandang Struktur Sel 24
Tingkat jaringan: Jaringan adalah sekelompok sel Membran plasma membungkus sel. 24
dengan spesialisasi serupa. 5 Konsep Tantangan, dan Kontroversi: Sel HeLa:
Tingkat organ: Organ adalah suatu unit yang terbentuk Masalah dalam Industri yang "Sedang Tumbuh" 25
dari beberapa tipe jaringan. 6
Nukleus mengandung DNA. 25
Tingkat sistem tubuh: Sistem tubuh adalah kumpulan
Sitoplasma terdiri dari berbagai organel,
organ-organ terkait. 7
sitoskeleton, dan sitosol. 26
Tingkat organisme: Sistem-sistem tubuh dikemas bersama-
2.3 Retikulum endoplasma dan Sintesis
sama menjadi tubuh keseluruhan yang fungsional 7
Pemisahan 27
1.3 Konsep Homeostasis 7 Retikulum endoplasma kasar menyintesis protein
Sel tubuh berkontak dengan lingkungan internal untuk sekresi dan pembentukan membran. 27
yang dipertahankan secara personal. 8 Retikulum endoplasma halus mengemas protein
Sistem tubuh mempertahankan homeostasis, suatu keadaan baru di dalam vesikei transpor 27
lingkungan internal yang stabil dinamika. 9
2.4 Kompleks Golgi dan Eksositosis 29
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Ilmu Sel Punca dan
Rekayasa aringan: Upaya untuk Membuat Bagian Tubuh yang Vesikel transpor mengangkut muatannya ke kompleks
Rusak Baru kembali 10 Golgi untuk pengolahan lebih lanjut. 30
Kompleks Golgi mengemas vesikel sekretorik untuk
Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: Apa itu Fisiologi
dikeluarkan melalui eksositosis. 30
Olahraga? 13
2.5 Lisosom dan Endositosis 31
1.4 istem Kontrol Homeostasis 16
Lisosom mencerna bahan ekstraseluler yang masuk ke
Sistem kontrol homeostasis dapat berkerja secara lokal
atau di seluruh tubuh 16 sel melalui fagositosis. 31
Umpan-balik negatif melewati perubahan awal dan digunakan Lisosom menyingkirkan organel yang rusak. 34
secara luas untuk mempertahankan homeostasi 16 2.6 Peroksisom dan Detoksifi kasi 34
Umpan-balik positif memperkuat suatu perubahan awal. 17 Peroksisom mengandung enzim oksidatif yang
mendetoksifikasi berbagai zat sisa. 34
Mekanisme umpan-maju melalui respons sebagai
antisipasi terhadap perubahan. 17

ix
2.7 Mitokondria dan Produksi ATP 34 Protein membran melaksanakan beragam fungsi
Mitokondria dibungkus oleh dua membran. 35 membran spesifik 63
Mitokondria membentuk retikulum mitokondria pada Konsep, Tantangan, dan Kontrovensi: Fibrosis Kistik:
beberapa jenis sel. 35 Defek Fatal pada Transpor membran 64
Mitokondria memainkan peran utama dalam pembentukan Karbohidrat membran berfungsi sebagai penanda
ATP 36 identitas-diri 65
Sel menghasilkan lebih banyak energi dalam keadaan aerob
3.2 Perlekatan Antarsel 65
daripada anaerob. 40
Matriks ekstrasel berfungsi sebagai "lem" bilologis 65
Energi yang tersimpan di dalam ATP digunakan untuk
Beberapa sel berhubungan langsung melalui taut sel
sintesis, transpor, dan kerja mekanis. 42
Khusus 66
Melihat lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: Olahraga
3.3 Selayang Pandang Transpor Membran 68
Aerobik: Untuk Apa dan Seberapa Banyak? 43
Mitokondria memainkan peran kunci dalam kematian sel Bahan larut-lipid semua ukuran dan bahan larut air
kecil dapat menembus membran plasma tanpa
terprogram. 43 bantuan 68
2.8 Ribosomes and Protein Synthesis 43 Gaya aktif menggunakan energi untuk memindahkan
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Apoptosis: Bunuh Diri partikel melewati membran, tetapi gaya pasif tidak 68
Sel Terprogram 44 3.4 Transpor Membran Tanpa Bantuan 69
2.9 Vault Sebagai Truk Seluler 46 Partikel yang dapat menembus membran juga bergerak secara
Vault boleh jadi berperan sebagai kendaraan transpor pasif seturut gradien kosentrasi 69
seluler. 46 ion yang dapat menembus membran juga bergerak secara
2.10 Sentrosom, Sentriol, dan Organisasi pasif mengikuti gradien listriknya 71
Mikrotubulus 46 Osmosis adalah difusi netto air mengikuti gradien
2.11 Sitosol: Gel Sel 47 kosentrasi sendiri 71
Sitosol penting dalam metabolisme antara, sintesis Tonisitas merujuk pada efek kosentrasi solut
protein di ribosom, dan penyimpanan nutrien. 48 taktembusmembran sebuah
2.12 Sitoskeleton: "Otot dan Tulang" Sel 48 larutan terhadap volume sel 74
Mikrotubulus membantu mempertahankan bentuk asimetrik 3.5 Transpor Membran dengan Bantuan 75
sel dan berperan dalam pergerakan sel Transpor diperantarai-pembawa dilaksanakan oleh sebuah protein
yang kompleks. pembawa di membran plasma,yang berubah bentuk 75
Mikrofilamen penting bagi sistem kontraktil sel dan
sebagai pengeras mekanis 52 Difusi terfasilitasi adalah bentuk pasif transpor
diperantarai-pembawa 77
Filamen intermediat penting di bagian sel yang
terhadap stres mekanis. 54 Melihat Lebih Dekat Fisiologi: Otot yang sedang
Sitoskeleton berfungsi sebagai kesatuan integral dan Beraktivitas "Suka yang Manis-Manis" 78
menghubungkan bagian-bagian lain sel. 55 Transpor Aktif adalah bentuk transpor diperantarai-pembawa yang menggu-
Homeostasis: Bab dalam nakan energi untukmemindahkanbahan melawan gradien kosentrasinya 78
Perspektif 55 Pada transpor vesikular, bahan dipindahkan keluar masuk
sel dengan dibungkus membran 81
Soal latihan  56
Untuk Direnungkan  57 3.6 Protensial Membran 83
Potensial membran adalah pemishan muatan berlawanan
Pertimbangan Klinis  57 jenis di kedua sisi membran 83
Potensial membran tercipta karena perbedaan kosentrasi

Bab 3 | Membra Plasma dan permeabilitas ion-ion utama 84

dan Potensial 83 Homeostasis : Bab


dalam Perspektif 90
Membran 61 Latihan soal 91
Pokok-Pokok Homeostasis 61 Untuk Direnungkan 92
Pertimbangan Klinis 92
3.1 Struktur Membran dan Fungsinya 62
Membran plasma merupakan lapisan-ganda lipid cairan dengan
protein yang terbenam di dalamnya 61
Lapisan-ganda lipid membentuk sawar struktual
dasar yang membungkus sel 62

x   DAFTAR ISI


Neurotransmiter cepat dibersihkan dari celah
Bab 4 | Prinsip Komunikasi sinaps 116
Resultan potensial pascasinaps bergantung pada jumlah
Saraf dan Hormon 95 aktivitas semua input prasinaps 116
Beberapa neuron menyekresikan neuromodulator selain
neurotransmiter 118
Pokok-Pokok Homeostasis 95
Inhibisi atau fasilitas prasinaps dapat secara selektif
mengubah keefektifan input prasinaps 120
4.1 Pengenalan Komunikasi Saraf 96
Saraf dan otot adalah jaringan peka-rangsang 98 Obat dan penyakit dapat memodifikasi transmisi sinaps 120
Potensial membran menjadi kurang negatif sewaktu Neuron-neuron terhubung melalui jaras konvergen dan
depolarisasi dan lebih negatif divergen yang kompleks 121
ketika hyperpolarization. 96 4.5 Komunikasi Antersel dan
Sinyal listrik dihasilkan oleh perubahan perpindahan ion Transduksi Sinyal 122
menembus membran plasma 96 Komunikasi antarsel terutama diatur oleh
zat kimia perantara ekstrasel 122
4.2 Potensial Berjenjang 97
Zat kimia perantara ekstrasel menimbulkan respons
Semakin kuat kejadian pemicu, semakin besar potensial
sel terutama melalui transduksi sinyal 124
berjenjang yang dihasilkan 97
Potensial berjenjang menyebar melalui arus pasif 97 Beberapa zat kimia perantara ekstrasel membuka
reseptor berpintu kimiawi 125
Potensial berjenjang lenyap setelah menempuh jarak yang dekat 98
Beberapa zat kimia perantara ekstrasel mengaktifkan
4.3 Potensial Aksi 99 enzim-reseptor lewat jaras tirosin-kinase 125
Selama potensial aksi, potensial membran berbalik sesaat Kebanyakan zat kimia perantara ekstrasel mengaktifkan
dengan cepat 99 jarak perantara-kedua lewat reseptor
Perubahan mencolok pada permeabilitas membran dan kopel protein G 126
perpindahan ion menyebabkan potensial aksi 100
4.6 Pengenalan Komunikasi Hormon 127
Potensial Na+-K+ perlahan-lahan memulihkan gradien
Secara kimiawi, hormon terbagi atas hormon hidrofilik dan
kosentrasi yang terganggu oleh potensial aksi 103
lipofilik 127
Potensial aksi menjalar dari axon hillock ke
Mekanisme sintesis, penyimpanan, dan sekresi hormon
terminal akson 103
bervariasi sesuai perbedaan kimiawi
Begitu tercetus, potensial aksi dihantarkan di sepanjang antarhormon 127
serat saraf 103
Hormon hidrofilik larut dalam plasma; hormon
Periode refrakter memastikan penjalaran satu-arah
lipofilik diangkut oleh protein plasma 129
Potensial aksi dan membatasi frekuensinya 105
Hormon umumnya menimbulkan efek dengan mengubah
Periode aksi langsung dalam pola tuntas-atau-gagal 108 protein intrasel 129
Kekuatan rangsangan tersandi dalam frekuensi Hormon hidrofilik mengubah protein yang sudah ada melalui
potensial aksi 108 sistem perantara kedua 130
Mielinasi meningkatkan kecepatan hantaran potensial Dengan merangsang gen, hormon lipofilik mendorong
aksi 109 sitensis protein baru 134
Diameter serat juga memengaruhi kecepatan hantaran
4.7 Perbandingan Sistem Saraf dan Endokrin
potensial aksi 110
135
Konsep, Tantangan, dan Kontrovensi: Sklerosis Multipel: Sistem saraf "berlabel", sedangkan sistem endokrin
Mielin - Tekikis, Tekikis, Lenyap 111 "nirkabel" 136
4.4 Sinaps dan Integrasi Neuron 111 Spesifitas saraf disebabkan oleh kedekatan anatomik,
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Regenerasi: Akson sementara spesifitas endokrin disebabkan
SST dapat melakukannya, sedangkan akson SSP tidak 112 oleh spesialisasi reseptor 136
Sinaps umumnya berupa taut antara neuron Prasinaps dan Sistem saraf dan endokrin memiliki lingkup autoritas sendiri-sendiri
Pascasinaps 112 tetapi keduanya berinteraksi secara fungsional 136
Neurotransmiter membawa sinyal menyebrangi sinaps 113 Homeostasis: Bab
Sebagai sinaps mengeksitasi, sementara sebagai lainya dalam Perspektif 137
menginhibisi neuron pascasinaps 115 Latigan Soal 137
Setiap kombinasi neurotransmiter-reseptor selalu Untuk Direnungkan 139
menghasilkan respons yang sama 115
Pertimbangan Klinis 139

Daftar isi xi
Korteks memiliki jaringan tipe "default" yang paling aktif
Bab 5 | Sistem Saraf Pusat 142 ketika pikiran sedang mengembara dan tidak
berkosentrasi pada suatu tugas tertentu 162
5.5 Nukleus Basal, Talamus, dan Hipotelamus 163
Nukleus basal memiliki peran inhibitorik penting dalam kontrol
Pokok-Pokok Homeostasis 142

Talamus adalah stasiun pemancar sensorik dan penting dalam
5.1 Organisasi dan Sel Sistem Saraf 143 kontrol monorik. 164
Sistem saraf tersususn menjadi sistem saraf pusat Hipotalamus mengatur banyak fungsi
dan sistem saraf tepi 143 homeostatik. 165
Ketiga kelas fungsional neuron adalah neuron aferen, 5.6 Emosi, Perilaku, dan Motivasi 165
neuron eferen, dan antarneuron 143 Sistem limbik berperan penting dalam emosi 165
Sel glia menunjang antarneuron secara fisik, metabolik, Sistem limbik dan korteks yang lebih tinggi berperan dalm
dan fungsional 144 mengontrol pola perilaku dasar. 165
5.2 Proteksi dan Netrisi Otak 148 Perilaku bermotivasi diarahkan untuk mencapai tujuan. 166
Tiga membra meningen membungkus, melindungi, dan Norepineffrin, dopamin, dan serotonin adalah
memberi makan sistem saraf pusat 148 neurotransmiter di jalur-jalur untuk emosi
Otak mengapung dalam cairan serebrospinal khususnya sendiri 148 dan perilaku. 166
Sawar darah-otak yang sangat selektif mengatur 5.7 Pembelajaran dan Memori 167
pertukanran antara darah dan otak 150 Belajar adalah akuisisis pengetahuan akibat
Otak tergantung pada penyaluran terus-menerus oksigen pengalaman167
dan glukosa oleh darah 150 Memori dibentuk dalam tahapan -tahapan. 167
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Stroke: Efek Ingatan jangka-pendek dan ingatan jangka-panjang
Domino Mematikan 151 melibatkan mekanisme molekular yang berbeda. 169
5.3 Gambaran Singkat Sisrem Saraf 151 Ingatan jangka-pendek melibatkan perubahan trasien pada
5.4 Korteks Serebrum 153 aktivitas sinaps. 169
Korteks serebrum adalah selubung substansia grisea di sebelah Ingatan jangka-panjang melibatkan pembentukan hubungan
luar yang menutupi substansia alba di bagian dalam 153 sinaps baru yang permanen. 172
Korteks serebrum tersusun menjadi lapisan-lapisan dan Jejak ingatan terdapat di banyak bagain otak. 173
kolom-kolom fungsional 156
Keempat pasang lobus di kroteks serebrum dikhususkan Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Penyakit
untuk berbagi aktivitas yang berbeda 156 Alzheimer: Kisah Plak Amiloid Beta, Tau Tangles, dan
Demensia 174
Lobus parietalis melaksanakan pemrosesan somatosen
sorik 156 5.8 Serebelum 176
Kroteks motorik primer yang terletak di lobus frontalis Serebelum penting dalam keseimbangan serta perencanaan dan
mengontrol otot rangka. 157 eksekusi gerakan volunter. 176
Area motorik yang lebih tinggi juga penting dalam kontrol 5.9 Batang Otak177
motorik 158 Batang otak adalah penghubung vital antara korda spinalis dan
Peta somatrotopik sedikit bervariasi antara individu dan bagian-bagian otak lebih tinggi. 177
bersifat dinamik, tidak statik 159 Tidur adalah proses aktif yang terdiri dari periode-periode
Karena Plastisitasnya, otak dapat diremodeling sebagai tidur paradoksal dan gelombang lambat yang bergatian . 179
respons terhadap beragam kebutuhan 159 Siklus tidur-bangun dikontrol oleh interaksi di antara
Bagian korteks yang berbeda mengontrol aspek bahasa tiga sistem saraf. 180
yang berbeda 159 Fungsi tidur brlum jelas 181
Daerah asosiasi korteks berperan dalam banyak 5.10 Korda Spinalis 182
fungsi luhur 160
Korda Spinalis berjalan melalui kanalis vertebralis dan
Hemisfer asosiasi korteks berperan dalam banyak berhubungan dengan saraf spinalis. 183
spesialisasi 161
Substansia alba korda spinalis tersususn
Elektroensefalogram adalah rekaman aktivitas pascasinaps menjadi traktus-traktus. 183
di neuron korteks 161
Tiap-tiap kornu substansia grisea korda
Neuron-neuron di bagian korteks serebrum yang spinalis mengandung jenis badan sel neuron
berbeda mungkin melepaskan muatan dalam sinkroni
yang berbeda. 183
yang ritmik 162

xii   s
sarap spinalis membawa serat aferen dan eferen. 184 Mata membiaskan sinar yang masuk untuk memfokuskan
bayangan di retina. 210
Korda spinalis berperan mengintegrasikan banyak
refleks dasar. 187 Akomondasi meningkatkan kekuatan lensa untuk melihat
deket. 212
Melihat Lebih Dekat Fisiologi: Swan Dive atau Belly
Sinar harus melewati beberapa lapisan retina sebelum
Flop: Yang Penting Kontrol SSP 188
mencapai fotoreseptor. 215
Homeostasis: Bab
Fototransduksi oleh sel retina mengubah rangsangan
dalam Perspektif 190
cahaya menjadi sinyal saraf. 216
Latihan Soal 191 Sel batang menghasilkan penglihatan abu-abu tak-jelas pada
Untuk Direnungkan 192 malam hari sedangkan sel kerucut menghasilkan penglihatan
warna yang tajam pada siang hari. 220
Pertimbangan Klinis 192 pengeliatan warna bergantung pada perbandingan stimulasi
ketiga jenis sel kerucut. 221
Sensitivitas mata dapat sangat bervariasi melalui adaptasi
Bab 6 |Sususan Saraf Tepi: Devisi gelap dan terang. 222
Aferen; Indra Khusus195 Informasi visual dimodifikasi dan dipisahkan sebelum
mencapai korteks penglihatan. 222
Talamus dan korteks penglihatan menguraikan pesan
Pokok-Pokok Homeostasis 195 visual. 223
Masukan visual dikirim ke bagian-bagian lain otak yang
6.1 Fisiologi Reseptor196 tidak terlibat dalam persepsi penglihatan. 225
Reseptor memiliki perbedaan sensitivikasi terhadap Sebagian masukan sensorik dapat dideteksi oleh berbagai
berbagai stimulasi. 196 daerah pemrosesan sensorik di otak. 225
Stimulasi mengubah permeabilitas reseptor, menyebabkan Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: " Melihat"
pembentukan potensial reseptor berjenjang. 196 dengan Lidah 226
Potensial reseptor dapat memicu potensial aksi di
6.4 Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan 227
neuron aferen. 197
Gelombang suara terdiri dari regio-regio pemadatan dan
Reseptor dapat beradaptasi dengan cepat atau lambat
peregangan molekul udara yang berselang-seling . 227
terhadap rangsangan yang menetap. 198
Telinga luar berperan dalam lokalisasi suara 228
Aferen viseral membawa masukan bahwa-sadar sementara
aferen sensorik membawa masukan sadar. 199 Membran timpani bergetar bersama gelombang
suara di telinga luar. 229
Setiap jalur somatosensorik "berlabel" sesuai
modalitas dan lokasi. 200 Tulang-tulang talinga tengah mengubah getaran membran
timpani menjadi gerakan cairan di telinga dalam. 229
Ketajaman dipengaruhi oleh ukuran medan reseptif dan
imtubisi lateral. 200 Koklea mengandung organ Corti, organ indera untuk
pendengaran. 231
Melihat Lebih Dekat Fisiologi: Ayunan Ke Belakang dan
Sel rambut di organ Corti mentransduksikan gerakan
Ancang-ancang Untuk Meloncat: Apa Kesamaannya? 201
cairan menjadi sinyal saraf. 231
Persepsi adalah kesadaran terhadap lingkungan yang
berasal dari interprestasi masukan sensorik. 202 Diksriminasi nada bergantung pada bagian membran
basilaris yang bergetar. 233
6.2 Nyeri 203
Diskriminasi kekuatan suara bergantung pada amplitudo
Perangsangan nosiseptor menimbulkan persepsi nyeri getaran. 235
serta respons motivasional dan emosional. 203
Korteks pendengaran terpetakan sesuai nada 235
Otot memiliki sistem analgesik inheren. 206
Tuli disebabkan oleh kerusakan di bagian hantaran atau
6.3 Mata: Penglihatan 206 Pemrosesan saraf gelombang suara. 236
Mekanisme protektif membantu mencegah cedern mata. 206 Aparatus vestibularis penting bagi keseimbangan dengan
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Akupunktur: mendeteksi posisi dan gerakan kepala. 237
Benarkah Bermanfaat? 207 6.5 Indra Kimiawi: Pengecapan dan Penghiduan 240
Mata adalah suatu bola berisi cairan yang tebungkus oleh Sel reseptor kecap terutam terletak di dalam kuncup kecap
tiga lapisan jaringan khusus. 208 lidah. 240
Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikontrol oleh Diskriminasi rasa disandi oleh pola aktivitas di berbagai
iris. 209 reseptor kuncup kencup. 242
Usus juga ikut "merasakan". 243

Daftar isi xiii


Reseptor olfaktorius di hidung adalah ujung neuron aferen Homeostasis: Bab
Khusus yang dapat diperbarui. 243 dalam PresPektif 268
Berbagai bagian suatu bau dideteksi oleh reseptor olfaktorius Latihan Soal 268
yang berbeda dan disortir ke dalam "arsip bau". 243
Untuk Direnungkan 269
Diskriminasi bau disandi oleh pola aktivitas di
Pertimbangan Klinis 269
glomerulus bulbus olfaktorius. 244
Sistem olfaktorius cepat beradaptasi, dan odoran
cepar dibersihkan. 245
Organ vomeronasal mendeteksi feromon. 245
Bab 8 | Fisiologi Otot 272
homeostasis: Bab Pokok-Pokok hameasbasis 272
dalam Perspektif 246
8.1 Struktur Otot Rangka 273
Latihan Soal 246
Serat otot rangka tampak lurik karena adanya susunan
Untuk Direnungkan 248 internal yang sangat tertata. 273
Pertimbangan Klinis 248 Mision membentuk filamen tebal. 275
Aktin adalah komponen struktual utama filamen
tipis. 276
Bab 7 | Sususnan Saraf 8.2 Dasar Molekular Kontraksi Otot
Tepi: Divisi Rangka 277
Eferen 251 Sewaktu kontraksi, siklus pengikatan dan penekukan
jembatan silang menarik filamen tipis ke arah dalam. 277
Pokok-Pokok homeostasis 251
Kalsium adalah penghubung antara eksitas dan
kontraksi. 279
7.1 Sistem Saraf Otonom 252
Aktivitas kontaksi bertahan jauh lebih lama daripada aktivitas
Jalur saraf otonom terdiri dari rangkaian listrik yang memicunya. 283
dua-neuron. 252
Serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin;
8.3 Mekanik Otot Rangka 284
serat pascaganglion simpatis mengeluarkan norepinefrin. 254 Otot lengkap adalah kelompok-kelompok serat otot yang disatukan
Sistem saraf simpatis dan parasimpatis secara bersama dan melekat ke tulang. 284
menyarafi sebagian besar organ visera. 254 Tegangan otot disalurkan ke tulang sewaktu komponen
kontraktil mengencangkan komponen seri-elastik. 284
Medula adrenal adalah bagian sistem saraf simpatis yang
mengalami modifikasi. 257 Ketiga jenis utama kontraksi adalah isotonik,
isokinetik, dan isometrik. 285
Tersedia beberapa tipe reseptor untuk setiap
Neurotransmiter otonom. 257 Kecepatan pemendekan berkaitan dengan benda. 286
Banyak kegiatan di sususn saraf pusat terlibat dalam Meskiput otot dapat melakukan kerja, sebagian besar energi
kontrol aktivitas otonom. 259 diubah menjadi panas. 286
7.2 Sistem Saraf Somatik 260
Unit interaksi otot rangka, tulang, dan sandi membentuk
sistem tuas. 286
Neuron motorik menyarafi otot rangka. 260
Kekuatan kontraksi suatu otot dapat
Neuron motorik adalah jalur akhir bersama. 260
bervariasi. 288
7.3 Taut Neuromuskulus 261 Jumlah serat yang berkontraksi di suatu otot bergabtung
Neuron motorik dan serat otot rangka berhubungan pada tingkat rekrutmen unit motorik. 288
secara kimiawi di taut neuromuskulus. 261 Frekuensi stimulasi dapat memengaruhi tegangan yang
Asetilkolin adalah neurotransmiter taut dihasilkan oleh masing-masing serat otot. 289
neuromuskulus. 263 Penjumlahan kedutan terjadi karena peningkatan
Melihat Lebih Sekat pada Fisiologi Olahraga: Berkurangnya Massa menetapan kalsium di sitosol dan peningkatan waktu
Otot:Keadaan Buruk pada Penerbangan Luar Angkasa 265 untuk meregang komponen seri-elastik. 290
Asetilkolinesterase mengakhiri aktivitas ACH di laut Terdapat panjang otot yang optimal untuk menghasilkan
neuromuskulus. 265 tegangan maksimal. 291
Taut neuromuskulus rentah terhadap beberapa bahan 8.4 Metabolisme dan Jenis Serat Oyoy Rangka 292
kimia dan penyakit. 266 Serat otot jalur alternatif untuk membentuk
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Reputasi ATP. 292
Toksin Botulinum Memperoleh Peremajaan 267 Kelelahan dapat berasal dari otot atau
sentral. 295

xiv   DAFTAR ISI


Peningkatan kosumsi oksigen diperlukan untuk pulih dari Serat otot jantung dihubungkan oleh diskus interkalaris
olahraga. 295 dan membentuk sinsitius fungsional. 325
Terdapat tiga jenis serat otot rangka, berdasarkan pada jantung terbungkus oleh kantong perikardium. 326
perbedaan dalam hidrolisis dan sintesis ATP. 296 9.2 Aktivitas Listrik Jantung 327
Serat otot banyak beradaptasi sebagai respon terhadap Sel otoritmik jantung memperlihatkan aktivitas pemacu. 327
kebutuhan yang dikenakan kepadanya. 297 Nodus sinoatrium adalah pemacu normal
Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: Apakah jantung. 328
Atlet yang Menggunakan Steroid untuk Memperoleh Penyebaran eksitas jantung berlangsung terkoordinasi untuk
Keunggulan Kompetitif Menang atau Kalah? 298 menjamin pemonpaan yang efisien. 329
8.5 Kontrol Gerakan Motorik 299 Potensial aksi sel kontraksi jantung memeperlihatkan
Keluaran neuron motorik dipengaruhi oleh berbagai masukan saraf. 299 plateau yang khas. 331
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Distrofi Otot: Ketika Satu Masuknya kalsium dari CES memicu pelepasan CA21
Langkah Kecil Menjadi Begitu Berarti 300 yang jauh lebih besar dari retikulum sarkoplasma. 332
Respon otot memeberikan informasi aferen yang diperlukan Periode refrakter yang lama mencegah tetanus pada otot
untuk mengontrol aktivitas otot rangka. 303 jantung. 333
8.6 Otot Polos dan Jantung 306 EKG adalah rekaman penyebaran keseluruhan aktivitas
Sel otot polos berukuran kecil dan tidak lurik 308 listrik melalui jantung. 334
Sel otot polos diaktifkan oleh fosforilasi mision yang Berbagai bagian rekaman EKG dapat dikaitkan dengan
dependen Ca . 309
2+ peristiwa spesifik di jantung . 334
Otot polos fasik berkontraksi dalam letupan-letupan EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis kelainan kecepatan
aktivitas; otot polos tonik mempertahankan kontraksi denyut jantung, aritmia, dan kerusakan otot jantung. 335
dalam tingkat tertentu. 309 Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: UJi Stres-Apa,
Otot polos multiunit bersifat neurogenik. 311 Siapa, dan Kapan 338
Sel otot polos unit tunggal membentuk sinsitium fungsi 9.3 Peristiwa Mekanis Siklus Jantung 338
onal. 311 Jantung secara bergantian berkontraksi untuk mengosongkan
Otot polos unit tunggsl bersifat miogenik. 311 dan berelaksi untuk mengisi. 338
Gradation of single-unit smooth muscle contraction differs Kedua bunyi jantung normal berkaitan dengan penutupan
from that of skeletal muscle. 312 katup. 341
Gradisi Kontraksi otot polos unit tunggal berbeda dari Aliran darah turbulen menghasilkan murmur jantung 341
yang terjadi di otot rangka. 313 9.4 Curah Jantung dan Kontrolnya 343
Otot polos bergerak lambat dan bersifat ekonomis. 314 Curaj jantung bergantung pada kecepatan denyut jantung dan
Otot jantung memadukan ciri otot rangka dan otot isi sekuncup. 343
polos. 314 Kecepatan jantung ditentukan terutama oleh pengaruh
Homeostasis: Bab otonom pada nodas SA. 343
dalam Perspektif 314 Isi sekuncup ditentukan oleh besar aliran balik vena
Latihan Soal 315 dan oleh aktivitas simpatis. 345
Peningkatan volume diastolik-akhir menyebabkan peningkatan
Untuk Dirundingkan 316
isi sekucup. 346
Pertimbangan Klinis 317
Stimulasi simpatis meningkatkan kontraktilitas
jantung. 347
Bab 9 | Fisiologi Jantung 320 Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja
jatung. 348
Pokok-Pokok aomeostasis 320 Pada gagal jantung, kontraktilitas jantung menurun. 348
9.5 Pemberian Nutrisi Otot Jantung 350
9.1 Anatomi Jantung 321 Jantung menerima sebagian besar pasokan darahnya
Jantung terletak di bagian tengah rongga melalui sirkulasi koronaria sewaktu diastol. 350
ganda. 322 Penyakit arteria koronaria aterosklerotik dapat mengurangi
Jantung merupakan pompa ganda. 322 ketersediaan oksigen bagi jantung. 351
Kantup jantung yang dikendalikan oleh tekanan memastikan bahwa Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Aterosklerosis:
darah mengalir dalam arah yang benar melalui jantung. 322
Kolesterol dan Lain-Lain352
Dinding jantung terutama terdiri dari serat otot jantung
yang tersusun spiral. 324

   xv
nsmessoasis:Bab Pori kapiler yang berisi air memungkinkan lewatnya
dalam Perspektif 356 bahan kecil larut-air. 381
Latihan Soal 356 Pada keadaan istirahat, banyak kapiler tidak
Untuk Direnungkan 358 terbuka. 382
Cairan interstisial merupakan prantara pasif antara darah dan
Pertimbangan Klinis  358
sel. 382
Difusi melewati dinding kapiler penting dalam pertukaran zat
Bab 10 | Pembuluh Darah terlarut. 383
Bulk flow melewati dinding kapiler penting dalam
dan Tekanan Darah 361 distribusi cairan ekstrasel. 383
Pokok-Pokokhomeostasis 361 Sistem limfe adalah rute tambahan untuk mengembalikan
cairan interstisium ke darah 386
10.1 Pola dan Fisiska aliran Darah 362 Edema terjadi jika terlalu banyak cairan interstisium
Untuk mempertahankan homeostasis, organ perekondisi menumpuk. 388
menerima aliran darah melebihi kebutuhan mereka sendiri. 362 10.5 Vena 388
Aliran darah melalui pembulu bergantung pada gradien Venula berkomunikasi secara kimiawi dengan arteriol
tekanan dan resistensi vaskular. 363 sekitar. 389
Pohon vaskular terdiri dari arteri, arteriol, kapiler, Vena berfungsi sebagai reservoir darah serta saluran
venula, dan vena. 364 menuju jantung. 389
Konsep, Tantangan, dan Kontreversi: Dari Humor Aliran balik vena ditingkatkan oleh sejumlah faktor ekstrinsik. 389
ke Harvey: Sekelumit Sejarah Sirkulasi 365 10.6 Tekana Darah 393
10.2 Arteri 366 Tekanan darah diatur dengan mengontrol curah jantung,
Arteri berfungsi sebagai saluran transit-cepat ke organ resistensi perifer total, dan volume darah. 393
dan sebagian reservoir tekanan. 366 Refleks baroreseptor adalah mekanisme jangka-pendek
Tekanan arteri berfluktuasi dalam kaitannya dengan sistol penting untuk mengatur tekanan darah melalui efek
dan diastol ventrikel. 367 segera pada jantung dan pembuluh darah. 395
Tekanan darah dapat diukur secara tak-langsung dengan Refleks dan respons lain memengaruhi tekana darah. 397
menggunakan sfigmomanometer. 368 Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat nasional
Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama aliran yang serius, tetapi menyebabkan umumnya tidak diketahui. 398
darah. 369 Melihat Lebih Dakat pada Fisiologi: Olahraga: Naik-Turun
10.3 Arteriol 370 Hipertensi dan Olahraga 400
Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. 370 Hipotensi ortostatik terjadi akibat aktivitas simpatis yang
Kontrol lokal jari-jari arteriol penting untuk sesaat kurang memadai. 401
menentukan distribusi curah jatung. 371 Syok Sirkulasi dapat menjadi ireversibel. 401
Pengaruh metabolik lokal pada jari-jari radius membantu homeostasis: Bab
menyesuaikan aliran darah dengan kebutuhan organ . 372 dalam Perspektif 404
Pelepasan histamin lokal menyebabkan dilatasi patologis Latihan Soal 404
arteriol. 375
Untuk Direnungkan 405
Respon miogenik arteriol terhadap peregangan membantu
jaringan mengautoregulasi aliran darahnya. 375 Pertimbangan Klinis 406
Arteriol melepaskan NO vasodilator sebagai respons
terhadap peningkatan shear stress. 375
Apilikasi panas lokal mendilatasi arteriol sedangkan
Bab 11 | Darah 409
aplikasi dingin mengonstriksikannya. 376 Pokok-Pokok homeostasis 409
Kontrol simpatis ekstrinsik pada jari-jari arteriol penting
dalam mengatur tekanan darah . 376 11.1 Plasma 410
Tekana darah diatur oleh pusat kontrol kardiovaskular Hematokrit mewakili volume sel darah;
medula dan beberapa hormon. 377 plasma merupakan volume sisanya. 410
10.4 Kapiler 379 Air plasma adalah medium transpor untuk banyak bahan
Kapiler merupakan tempat ideal untuk terjadinya inorganik dan organik. 410
pertukaran. 379 Banyak fungsi plasma dilaksanakan oleh protein
plasma. 410

xvi   s
11.2 Eritrosit 412 Leukosit adalah sel efektor sistem
Struktur eritrosit sangat sesuai untuk fungsi utama mereka imun. 437
dalam mengangkut O2 dalam darah. 412 Respon imun dapat bawaan dan nonspesifik atau
Sumsum tulang terus-menerus mengganti eritrosit didapat dan spesifik. 438
tua. 412 12.2 Imunitas Bawaan 440
Eritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari Inflamasi adalah respon non-spesifik terhadap invasi asing
ginjal. 414 atau kerusakan jaringan. 440
Melihat lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: Doping Inflamasi adalah penyebab mendasar pada berbagai jenis ,
darah: Lebih Banyak Hal Berarti Lebih Baik? 415 penyakit kronis yang umum. 444
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. 415 Obat anti-inflamasi nonsteroid dan glukokortikoid
Polisitemia adalah kelebihan eritrosit dalam darah. 416 menekan inflamasi. 444
Golongan Darah bergantung pada antigen permukaan Interferon menghambat sementara multiplikasi virus di
pada eritrosit. 417 sebagian besar sel. 445
11.3 Leukosit 419 Sel natural killer menghancurkan sel yang terinfeksi oleh
Fungsi utama leukosit sebagai agen pertahanan di luar virus dan sel kanker pada panjanan pertama. 445
darah. 419 Sistem komplemen melubangi
Terdapat lima jenis leukosit. 419 mikroorganisme. 445
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Mencari 12.3 Imunitas didapat: Konsep Umum 447
Pengganti Darah 420 Respon imun didapat mencangkup imunitas diperantarai-antibodi
Leukosit diproduksi dengan kecepatan berbeda dan imunitas diperantarai-sel. 447
bergandung pada perubahan kebutuhan tubuh. 423 Suatu antigen menginduksi respons imun terhadap dirinya sendiri. 448

11.4 Trombosit dan Hemostasis 424 12.4 Limfosit B: Imunitas Diperantarai-


Trombosit adalah kepingan darah yang terlepas dari Antibodi 449
megakariosit. 424 Antigen yang direspons oleh sel B dapat merupakan
Hemostasis adalah kepingan darah yang terlepas dari independen-T atau dependen-T. 449
darah yang rusak. 424 antigen merangsang sel B untuk berubah menjadi sel plasma
Spasme vaskular mengurangi aliran darah melalui yang menghasilkan antibodi. 449
pembutuh yang cerdas. 425 Antibodi berbentuk Y dan diklasifikasikan berdasarkan
Trombosit menggumpanl untuk membentuk sumber di sifat bagian ekornya. 450
bagian pembuluh yang terpotong atau robek. 425 Antibodi sangat memperkuat respons imun bawaan untuk
Bekuan darah terjadi akibat terpicunya suatu reaksi mendorong destruksi antigen. 450
berantai yang melibatkan faktor-faktor pembekuan plsam. 425 Seleksi klonal menentukan spesifikasi produksi
Plasmin fibrinolitik melarutkan bekuan. 429 antibodi. 452
Pembentukan pembekuan yang tidak sesuai Klona terpilih berdiferensi menjadi sel plasma aktif dan sel
menyebabkan tromboembolisme. 429 memori dorman. 453
Hemofilia adalah penyakit utama yang menyebabkan
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Vaksinasi:
pendarahan berlebihan. 430 Kemenangan Atas Banyak Penyakit Menakutkan 454
homeostasis: Bab
Imunitas aktif dihasilkan sendiri; imunitas pasif
dalam Perspektif 430
“dipinjam” 454
Latihan Soal  431 Raham sel B yang sangat besar dibentuk dengan memindah-
Untuk Dirundingkan 432 mindahkan sejumlah kecil fragmen gen. 455
Pertimbangan Klinis  433 12.5 Limfosit: Imunitas diperantarai-sel 455
Sel T memberikan langsung dengan sasarannya. 455

Bab 12 | Pertahanan Tubuh 436


Ketiga jenis Sel T sitotoksik, regulatorik, dan
helper. 456
Sel T sitotoksik menyekresikan bahan kimia yang merusak
Pokok-Pokok homeostasis 436
sel sasaran. 456
12.1 Sistem imun: Sasaran, Efektor, dan Sel T helper menyekresikan bahan kimia yang memperkuat
Komponen 437 aktivitas sel imun lain. 458
Bakteri dan Virus patogenik adalah sasaran utama Limsofit regulatorik menekan respons imun. 460
sistem imun. 437 Limsofit T hanya berespons terhadap antigen yang disajikan
kepadanya oleh sel penyaji antigen. 460

Daftar isi xvii


Kompleks histokompatibilitas mayor adalah kode untuk Gradien tekanan transmural dalam keadaan normal meregang paru
antigen-diri. 461 agar paru memenuhi rongga toraks yang berukuran lebih besar. 486
Sistem imun dalam keadaan normal toleran terhadap Aliran udara masuk dan keluar paru terjadi karena
antigen-diri. 463 perubahan siklis tekanan intra-alveolus. 487
Penyakit autoimun timbul akibat hikangnya toleransi Resitensi saluran napas memengaruhi kecepatan aliran. 490
antigen-diri. 464 Resistensi saluran napas meningkat abnormal pada
Pengawasan imun terhadap sel kanker melibatkan kerja penyakit paru abstruktif kronik. 492
sama antara berbagai sel imun dan interferon. 465 Sifat elastis paru disebabkan oleh jaringan ikat elastis dan
Lengkung regulatorik mengaitkan sistem imun dengan tegangan permukaan alveolus. 495
sistem saraf dan endokrin. 467 Surfaktan paru mrnurunkan tagangan permukaan dan
Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: Olahraga berperan dalam stabilitas paru. 495
bantuan atau Rintangan bagi Pertahan Imun? 468 Kerja bernapas dalam keadaan normal hanya memerlukan
12.6 IPenyakit Imun 468 sekitar 3% pengeluaran energi total. 497
Penyakit imunodefisiensi terjadi akibat insufisiensi Paru dalam keadaan normal beroperasi "separuh kapasitas". 497
respon imun. 468 Ventilasi alveolus lebih kecil daripada ventilasi paru
Alergi adalah serangan imun yang tidak sesuai terhadap karena adanya ruang mati. 499
bahan lingkungan yang tidak berbahaya. 469 Kontrol lokal berkerja pada oror polos saluran napas dan arteriol
12.7 Pertahanan Ekstrasel 472 untuk memcocokan aliran udara dan aliran darah. 501
Kulit terdiri dari epidermis protektif di bagian luar dan 13.3 Pertukaran Gas 503
jaringan ikat demis di bagian dalam. 472 Gas mengalir menuruni gradien tekanan pasial. 504
Sel-sel khusus di epidermis menghasilkan keratin dan O2 masuk dan CO2 keluar dari daerah di paru secara pasif
melanin serta ikut serta dalam pertahanan imun. 474 menuruti gradien tekanan parsial. 504
Tindakan protektif di dalam rongga tubuh mempersulit Faktor-faktor di luar gradien tekanan parsial
invasi patogen ke dalam tubuh. 474 memengaruhi kecepatan pemindahan gas. 506
homeostasis: Bab Pertukaran gas menembus kapiler sistemik juga terjadi
dalam Perspektif 475 dengan menuruni gradien tekanan parsial. 507
Latihan soal 476 13.4 Transpor Gas 508
Untuk Direnungkan 477 Sebagian besar O2 dalam darah diangkut dalam keadaan
terikat ke hemoglobin. 508
Pertimbangan Klinis 477
PO2 adalah faktor utama yang menentukan persen saturasi
hemoglobin. 509
Bab 13 | Sistem Pernafasan 480 Hemoglobin mendorong perpindahan neto O2 di tingakat
alveolus dan jaringan. 510
Faktor-faktor di angkat jaringan mendorong pelepasan O2
dari homoglobin. 511
Pokok-Pokok homeostasis 480
Homeglobin memiliki afinitas yang jauh lebih besar terhadap
13.1 Anatomi Pernapasan 481 karbon monoksida daripada terhadap O2. 512
Sistem pernapasan tidak ikut serta dalam semua tahap Sebagian besar CO2 Diangkut dalam darah sebagian bikar bonat. 512
respirasi. 481 Berbagai keadaan respirasi ditandai oleh kelainan kadar
Saluran napas menghantarkan udara antara atmosfer gas-darah. 514
dan alveolus. 13.5 Kontrol Pernapasan 515
Alveolus tempat pertukaran gas adalah kantung udara berdinding Konsep, Tatangan, dan Kontroversi: Efek Ketinggian dan
tipis yang dapat mengembang dan dikelilingi oleh kapiler paru. 482 Kedalaman p ada Tubuh 516
Paru menepati sebagian besar rongga toraks. 484 Pusat pernapasan di batang otot membentuk pola
Kantong pleura memisahkan tiap-tiap paru dari dinding bernapas yang ritmik. 516
toraks. 485 Kekuatan Ventilasi disesuaikan sebagian respons terhadap faktor
13.2 Mekanisme Pernapasan 485 tiga faktor kimiawi: PO2, PCO2, dan H+. 518
Hubungan antara tekanan di dalam dan di luar paru Penurunan PO2 arteri meningkatkan ventilasi hanya
penting dalam ventilasi. 485 sebagian mekanisme darurat. 519
H yang dihasilkan oleh karbon dioksida di otak dalam
+

keadaan normal adalah pengatur utama ventilasi. 520

xviii   DAFTAR ISI


Penyesuaian ventilasi segai respon terhadap perubahan Pertida natriuretik menghambat reabsorpsi Na1. 549
H arteri penting dalam keseimbangan asam-basa. 521 Glukosa dan asam animo direabsorpsi oleh traspor aktif
1

Olahraga sangat meningkatkan ventilasi, tetapi sekunder dependen-Na+. 549


mekanismenya belum jelas. 522 Secara umum, bahan yang direabsorpsi secara aktif
Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak memperlihatkan maksimum tubulus. 550
berkaitan dengan kebutuhan terhadap pertukaran gas. 523 Glukosa adalah contoh bahan yang direabsorpsi secara
Selama apnea, seseorang "lupa bernafas"; selama dispnea aktif yang tidak diatur oleh ginjal. 551
yang bersangkutan merasa "sesak napas" 523
Fosfat adalah contoh bahan yang direabsorpsi secara aktif
Melihat Lebih Dengat pada fisiologi Olahraga: Bagaimana yang diatur oleh ginjal. 552
Mengetahui Berapa Banyak kerja yang Dapat Anda Lakukan 524 Reabsorpsi aktif Na1 menyebabkan reabsorpsi pasif
homeostasis:Bab Cl–, H2O, dan urea. 552
dalam Perspektif 525 Secara umum, produk sisa yang tidak diperlukan tidak
Latihan Soal 525 direabsorpsi. 554
Untuk Dirundingkan 527 14.4 Sekresi Tubulus 554
Sekresi ion hidrogen penting dalam keseimbangan
Pertimbangan Klinis 527
asam-basa. 554
Sekresi ion kalium dikontrol oleh aidosteron 554
Bab 14 | Sistem Kemih 530 Sekresi kation dan anton organ membentuk mengeluarkan
senyawa asing secara efesien dari tubuh. 556
Pokok-Pokok homeostasis 530
14.5 Ekskresi Urine dan Bersihan Plasma 557
Bersihan plasma adalah volume plasma yang dibersihkan
14.1 Ginjal: Fungsi, Anatomi, dan dari suatu bahan per menit. 557
Proses Dasar 531
Jika suaru bahan difiltrasi, tetapi tidak direabsorpsi atau
Ginjal melakukan berbagai fungsi yang ditinjau untuk disekresi, laju bersihan plasmanya setara dengan LFG. 558
mempertahankan homeostasis. 531
Jika suatu bahan difiltrasi dan direabsorpsi, tetapi tidak, disekresi
Ginjal membentuk urine; sistem kemih yang lainya laju bersihan plsamnya selalu lebih kecil daripada LFG . 558
membawa urine keluar tubuh. 531
Jika suatu bahan filtrasi dan disekresi, tetapi tidak direabsorpsi,
Nefron adalah unit fungsional ginjal. 532 laju bersihan plasmanya selalu lebih besar daripada
Tiga proses dasar di ginjal adalah filtrasi glomerulus, LFG. 558
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. 534 Ginjal dapat mengekresikan urine dalam kosentrasi
14.2 Filtrasi Glomerulus 537 bervariasi bergantung pada status hidrasi tubuh. 560
Membran glomerulus jauh lebih permeabel daripada Gredien osmotik vertikel mendula dibentuk oleh
kapiler di tempat lain. 537 multiplikasi countercurrent. 561
Melihat Lebuh Dekat pada Fisiologi Olahraga: Ketika Reabsorpsi bervariasi H2O yang dikontrol oleh vasopresin
Protein di Urine Tidak Berarti Penyakit Ginjal. 538 terjadi segmen akhir tubulus. 563
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya utama Pertukaran countercurrent di dalam vasa rekta mempertahankan
yang menginduksi filtrasi glomerulus. 538 gredien osmotik vertikal medulla. 566
Pemberubahan pada LFG terutama disebabkan oleh Reabsorpsi air hanya berkaitan sebagian dengan reabsorpsi
perubahan tekanan darah kapiler glomerulus. 540 zat terlalu. 566
LFG dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam koefisien Gagal ginjal memiliki konsekuensi luas 567
filtrasi. 543 Urin disimpan sementara di kandung kemih untuk kemudian
Ginjal secara normal menerima 20% sampai 25% curah dikeluarkan melalui miski 568
jantung. 544 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Dialisis: Selang Selofan
14.3 Reabsorpsi Tubulus 544 atau Dinding Abdomen Sebagian Ginjal Buatan 570
Reabsorpsi tubulus adalah proses yang luar biasa, sangat
Homeostasis: Bab
selektif, dana berveriasai. 544
dalam Prespektif 572
Reabsorpsi tubulus melibatkan transpor Latihan Soal 573
transepiler. 545
Untuk Direnungkan 575
Pompa Na+–K+ ATPase di membran basolateral
penting bagi reabsorpsi Na+. 546 Pertimbangan Klinis 575
Aldosteron merangsang reabsorpsi Na di tubulus distal
1

dan koligentes. 547

Daftar isi xix


Sistem dapar hemoglobin menyangga H1 yang dihasilkan
Bab 15 | Keseimbangan Cairan dan dari CO2. 596
Sistem dapar fosfat penting sebagai penyangga di
Asam-Basa 578 urin. 596
Sistem dapar kimiawi berkerja sebagai line pertahanan
Pokok-Pokok homeostasis 578
pertama terhadap perubahan [H+]. 596
15.1 Konsep Keseimbangn 579 Sistem pernapasan mengatur [H+] dengan mengontrol
Kumpulan internal suatu bahan adalah sejumlah bahan laju pengeluaran CO2 . 597
tersebut dalam CES. 579 Sistem pernapasan berfungsi sebagai line kedua
Untuk mempertahankan keseimbangan stabil suatu konstituen pertahanan terhadap perubahan [H+]. 597
CES, masukannya harus sama dengan keluarnya. 579 Ginjal menyeseuaikan laju ekskresi H+ dengan mengubah
15.2 Keseimbangan Cairan 580 tingkat sekresi H+. 598
Air tubuh terdistribusi antara kompartemen Ginjal menahan atau mengeluarkan HCO3– bergantung
CIS dan CES. 580 pada [H+] plasma. 598
Plasma dan cairan interstisium memiliki komposisi serupa Ginjal menyekresi anomia selama asidosis untuk menyangga
tetapi CES dan CIS sangat berbeda. 581 H1 yang disekresikan. 601
Keseimbang cairan dipertahankan dengan mengatur Ginjal adalah lini ketiga pertahanan yang sangat kuat
volume dan osmolaritas CES. 581 terhadap perubahan [H+]. 602
Kontrol volume CES penting dalam regulasi jangka- Ketidakseimbangan asam-basa dapat disebabkan oleh
panjang tekanan darah. 582 difungsi pernapasan atau gangguan metabolik. 602
Kontrol kesimbangan garam sangat penting untuk Asidosis respiratorik terjadi karena peningkatan [CO2]. 603
mengatur volume CES. 582 Alkalosis respiratorik terjadi akibat penurunan [CO2]. 603
Kontrol osmolaritas CES mencegah perubahan volume Asidosis metabolik berkaitan dengan penurunan [HCO3–]. 603
CIS. 584 Alkalosis metabolik berkaitan dengan peningkatan
Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: Benturan yang
berpotensi Mematikan: Ketika Otot yang BerolahragaBersaing [HCO3–]. 605
dengan Mekanisme Pendidikan Tubuh untuk Memperebutkan Homeostasis: Bab
Volume Plasma yang Inadekuat 585 dalam Perspektif 606
Selama hipertonisitas CES, sel menciut karena H2O Latihan Soal 607
keluar. 585
Untuk Dirundingkan  608
Selama hipotonisitas CES, sel membengkak karena
Kemasukan H2O. 586 Pertimbangan Klinis 608
Tidak ada perpindahan air masuk atau keluar sel selama
penambahan atau pengurangan cairan isotonik CES
Kontrol keseimbangan air oleh vasopresin penting untuk
586
Bab 16 | Sistem Pencernaan 611
mengatur osmolaritas CES. 587
Sekresi vasopresin dan rasa haus umumnya dipicu secara Pokok-Pokok homeostasis 611
bersamaan. 588
15.3 Keseimbangan Asam-Basa 591 16.1 Aspek-Aspek Umum Pencernaan 612
Asam mengeluarkan ion hidrogen bebas, sementara basa Sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan
menerimanya. 591 dasar. 612
Tanda pH digunakan untuk menyatakan [H+]. 591 Sistem pencernaan dibentuk oleh cerna dan organ
Fluktuasi [H+] menggangu aktifitas saraf, enzim, pencernaan tambahan. 616
dan K+. 592 Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan . 616
ion hidrogen secara terus menerus ditambahkan ke cairan Regulasi fungsi pencernaan bersifat kompleks dan
tubuh akibat aktivitas metabolik. 593 sinergistik. 617
Sistem dapar kimiawi meminimalkan perubahan pH Aktivitas reseptor mengubah aktivitas pencernaan melalui
dengan berkaitan dengan atau menghasilkan H+ bebas . 594 refleks saraf dan jalur hormonal.
Pasangan dapar H2CO3:HCO3– adalah dapar utama CES 16.2 Mulut 619
untuk asam non-karbonat. 595 Rongga mulu adalah pintu masuk ke saluran cerna. 619
Sistem dapar protein terutama penting di dalam Gigi memecahkan bahan makanan secara mekanik 620
sel. 596

xx   DAFTAR ISI


Liur melalui percernaan karbohidrat, penting dalam 16.5 Sekresi Pankreas dan Empedu 637
higiene mulut, dan mempermudahkan bicara. 620 Pankreas adalah campuran jantung eksokrin dan
Sekresi liur berlangsung kontinu dan dapat ditingkatkan endokrin. 637
oleh refleks. 621 Pankreas eksokrin mengeluarkan enzim pencernaan dan
Pencernaan dimulai bersifat minimal, tidak terjadi cairan encer alkalis. 637
penyerapan nutrien. 622 Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin dan
16.3 faring dan Esofagus 622 CCK. 639
Menelan adalah refleks tuntas-atau-gagal terprogram Hati melakukan berbagai fungsi penting, termasuk
secara berurutan. 622 menghasilkan empedu. 640
Selama tahap orofaring menelan, makanan Empedu terus disekresikan oleh hati dan dialihkan ke kandang
dicegah masak ke jalur yang salah. 622 empedu di antara waktu makan. 640
sfingter faringoesofageal mencegah udara memasuki Garam empedu didaur ulang melalui sikrulasi
saluran cerna sewaktu bernapas. 624 enterohepatik. 641
Gelombang peristaltik mendorong memakan melalui esofagus. 624 Garam empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak. 641
Sfingter gastroesofagus mencegah reluks isi Garam empedu adalah perangsang paling kuat bagi peningkatan
lambung. 624 sekresi empedu; CCK mendorong pengosongan kandung empedu. 643
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif. 624 Bilirubuin adalah produk sisa yang diekskresikan ke dalam empedu. 643
16.4 Lambung 624 Hepatitis dan sirosis merupakan penyakit hati
tersering. 644
Lambung menyimpan makanan dan melalui pencernaan protein. 625
Pengisian lambung melibatkan relaksi reseptif. 625 16.6 Usus Halus 645
Penyimpanan makanan terjadi di korpus lambang. 625 Kontraksi segmentasi mencampur dan mendorong kimus
secara perlahan. 645
Pencampuran makanan berlangsung di antrum
lambung. 625 Kompleks motolitas bermigrasi menyapu bersih usus di
Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh faktor di antara waktu makan. 646
duodenum. 626 Taut ileosekum mencegah kontiminasi usus halus oleh
bakteri kolon. 646
Melihat Lebih Dekar pada Fisiologi Olahraga: Makan
Prapertandingan: Apa yang Masuk dan Apa yang Kaluar? 628 Sekresi usus halus tidak mengandung enzim pencernaan
apapun. 646
Emosi dapat memengaruhi motilitas lambung. 628
Enzim usus halus menyelesaikan pencernaan di dalam
Lambung tidak secara aktif ikut serta dalam muntah. 629 membran brush border. 647
Getah pencernaan lambung disekresikan oleh kelenjar Usus halus beradaptasi sangat baik untuk melakukan
yang terletak di dasar sumur gastrik. 629 peran utamanya dalam penyerapan. 647
Asam hidroklorida disekresikan oleh sel pariental dan Lapisan mukosa mengalami pergantian yang cepat. 650
mengaktifkan pepsinogen. 631
penyerangan Na+ dependen-energi mendorong penyerapan
Pepsinogen diaktifkan menjadi pepsin, yang melalui pasif H2O . 650
pencernaan protein. 632
Karbohidrat dan protein yang tercerna disepat oleh
Mukus bersifat protektif . 632
transpor aktif sekunder dan masuk ke darah. 651
Faktor intristik penting untuk absorpsi vitamin Lemak yang telah dicerna diabsorpsi secara pasif dan masuk ke limfe. 651
B12. 632
Penyerapan vitamin umunya berlangsung pasif. 655
Sel pariental dan sel utama dipengaruhi oleh banyak jalur
Penyerapan besi dan kalsium diatur. 655
regulatorik. 632
Kontrol sekresi lambung melibatkan tiga fase. 633 Sebagian besar natrium yang diserap segera melewati hati
untuk diproses. 656
Sekresi lambung secara bertahap menurun sewaktu makanan
dikosongkan dari lambung ke dalam duodenum. 634 Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang dengan
sekresi. 657
Sawar mukosa lambung melindungi lapisan dalam
lambung dari sekresi lambung. 634 Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan biokimiawi
antara lambung, pankreas, dan usus halus. 657
Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus lambung;
Diare menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit. 657
pencernaan protein dimulai di antrum. 634
Lambung mengabsorpsi alkohol dan aspirin tetapi tidak 16.7 Usus Besar 658
makanan. 635 Usus besar terutama adalah organ pengering dan
penyimpanan . 658
Konsep, tantangn, dan Kontroversi: Tukak: Ketika kuman
Menebus Sawar 636 Kontraksi haustra secara berlahan mengaduk isi kalon
maju-mundur. 658

   xxi
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Terapi Rehidrasi Oral: Besar pengeluaran panas dapat disesuaikan dengan
Meminum Larutan Sederhana Menyelamatkan Hidup 659 mengubahubah aliran daerah ke kulit. 681
Pergerakan masa mendorong tinja bergerak jauh. 659 Hipotalamus secara simultan mengkoodinasikan mekanisme
Fase dikeluarkan oleh refleks defekasi 660 produksi panas dan pengeluaran panas. 682
Terjadi konstipasi jika tinja terlalu kering 660 Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Panas dan Dingin
Sekresi usus besar seluruhnya bersifat protektif. 660 Ekstrem Dapat Mematikan 683
Kolon mangndung beragam bakteri yang bermanfaat. 660 Sewaktu demam, termostat hipotalamus "disetel" pada
Usus besar menyerap garam dan air, mengubah isi suhu yang lebih tinggi. 683
kumen menjadi fases. 661 Hipertemia dapat terjadi tanpa infeksi. 684
Gas usus diserap atau dikeluarkan. 661 Homeostasis: Bab
16.8 Gambaran Umum Hormon-Hormon Pencarnaan 661 dalam Perspektif 685
homeostasis: Bab Latihan Soal 685
dalam Perspektif 662 Untuk Direnungkan  686
Latihan soal 663 Pertimbangan Klinis  687
Untuk Dirundingkan 664
Pertimbangan Klinis  664
Bab 18 |Prinsip-Prinsip
Endokrinologi; Kelenjar
Bab 17 | Keseimbangan Energi dan Endrokrin Sentral 690
Regulasi suhu 667
Pokok-Pokok Homeostasis 690
Pokok-Pokok Homeostasis 667
18.1 Prinsip-Prinsip Umum Endokrinologi 691
17.1 Keseimbangn Energi 668 Hormon menimbulkan beragam efek regulatorik di
Sebagian besar energi makanan akhirnya diubah menjadi seluruh tubuh. 692
panas di tubuh. 668 Kosentrasi plasma efektif suatu hormon dipengaruhi
Laju metabolik adalah laju pemakaian energi 668 oleh sekresi, konversi perifer, transpor, inaktivasi, dan
ekskresi hormon tersebut. 692
Masukan energi harus sama dengan keluaran energi agar
keseimbangan energi tetap netral. 670 Kosentrasi plasma efektif dari suatu hormon normalnya
diatur oleh perubahan pada laju sekresinya. 693
Asupan makanan terutama dikendalikan oleh
hipotalamus. 670 Penyakit endokrin disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan
Obesitas terjadi ketika kilokalori yang dikosumsi lebih hormon atau penurunan responsivitas sel sasaran 694
banyak daripada yang di bakar. 674
Responsivitas selsasaran dapat diubah-ubang dengan
Orang yang mengidap anoreksia nervosa mengalami
ketakutan patologis menjadi gemuk. 675 mengatur jumlah reseptor spesifik-hormon 695
Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: Apa yang
18.2 Hipotalamus dan Hipofisin 696
Tidak Dikatakan Timbangan Anda 676
Kelenjar hipofisin terdiri dari lobus antertor dan
17.2 Regulasi Suhu 677 postertior. 696
Suhu inti internal secara homeostasis dipertahankan pada
Hipotalamus dan hipofisin posterio berkerja sebagai satu kesatuan
100°F (37.8°C). 677
untuk mengeluarkan vasopresin dan oksitosin. 697
Asupan panas harus diseimbangan dengan pengeluaran Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: Respons
panas agar suhu inti stabil. 677 Endokrin Terhadap Efek Kombinasi Panas dan Olahraga
Pertukaran panas terjadi melalui radiasi, konduksi, 700
konveksi, dan evaporasi. 678
Sebagian besar hormon hipofisin anterior bersifat tropik. 700
Berkeringat adalah proses pengeluaran panas evaporatif. 679
Hormon pelepas dan penghambat hipotalamus membantu
Hipotalamus mengintegrasikan berbagai masukan mengatuk sekresi hormon hipofisin sekresi anterior. 702
termosensorik. 680
Hormon kelenjar sasaran menghambat sekresi hormon hipotalamus
Menggigil adalah cara involunter utama untuk meningkatkan dan hipofisin antertor melalui umpan-balik negatif . 705
produksi panas. 680

xxii   s
18.3 Kontrol Endokrin Pertumbuhan 706 Kelainan fungsi tiroid mencangkup hipotiroidisme dan
Pertumbuhan bergantung pada hormon pertumbuhan, hipertiroidisme 726
tetapi dipengaruhi oleh faktor lain. 706 Goiter terjadi jika kelenjar tiroid dirangsang dengan
Hormon pertumbuhan esensial bagi petumbuhan, tetapi juga berlebihan. 727
memiliki efek metabolik yang tidak berkaitan dengan pertumbuhan 706 19.2
Kelenjar Adrenal 728
GH menimbulkan efek merangsang pertumbuhannya secara Setiap kelenjar adrenal terdiri dari korteks yang menghasilkan
tak-langsung dengan merangsang faktor pertumbyhan mirip-insulin. 707
steroid dan mendula yang menghasilkan katekolamin. 728
GH, melalui IGF-I, mendorong pertumbuhan jaringan lunak Korteks adrenal mengeluarkan mineralokortikoid,
dengan merangsang hiperplasia dan hipertrofi 707 glukokortikoid, dan hormon seks. 728
Tulang bertambah tebal dan bertambah panjang melalui Efek utama moneralokortikoid adalah keseimbangan Na1
mekanisme berbeda, keduanya dirangsang oleh GH. 707 dan K+ serat homeostasis tekanan darah. 729
Sekresi GH diatur oleh dua hormon Glukokortikoid memiliki efek metabolik dan berperan kunci
hipofisiotropik. 709 dalam adaptasi terhadap stres. 730
kelainan sekresi hormon pertumbuhan menyebabkan Sekresi kortisol diatur oleh aksis hipotalamus-
penyimpangan pola pertumbuhan. 710 hipofisiskorteks adrenal. 731
Hormon lain di luar hormon pertumbuhan juga ensesial Korteks adrenal menyekreksikan hormon seks pria dan
untuk pertumbuhan normal. 711 wanita pada kedua jenis kelamin. 732
Konsep, Tantangan, dan kontroversi: Pertumbuhan dan Korteks adrenal dapat mengeluarkan hormonnya dalam jumlah
Masa Muda dalam Tabung? 712 terlalu banyak atau terlalu sedikit 733
18.4 Kelenjar Pineal dan Irama Sirkadi 713 Medula adrenal terdiri dari neuron pascaganglion
Nukleus suprakiasmatikus adalah jam biologis simpatis termodifikasi. 735
utama. 713 Epinerfin dan norepinerfin berbeda afinitasnya terhadap
Metatonin membantu menjaga irama sirkadian tubuh berbagai jenis reseptor adrenergik. 736
sesuai dengan siklus terang-gelap. 714 Epinerfin memperkuat sistem saraf simpatis dan
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Beradaptasi dengan menimbulkan efek metabolik tambahan. 736
jam Biologis Kita 715 Stimulasi simpatis medula adrenal merupakan satu-satunya
penyebab pelepasan epinefrin. 737
Homeostasis: Bab
dalam Perspektif 716 19.3 Respons Stres Terintegrasi 737
Latihan Soal 717 Respons stres adalah pola umum reaksi terhadap setiap
situasi yang mengancam homeostasis. 737
Untuk Direnungkan  718
Respons stres multisegi dikoordinadikan oleh
Pertimbangan Klinis 718 hipotalamus. 739
Aktivitas respons stres oleh stresor psikososial krunik
Bab 19 | Kelenjar Endokrin Perifer 721
mungkin merugikan. 740
19.4 Pankreas Endokrin dan Kontrol
Metabolisme Bahan Bakar 740
Metabolisme bahan bakar mencangkup anabolisme,kata
Pokok-Pokok Homeostasis 721
metabolisme, dan interkonveksi di antara molekul-
19.1 Kelenjar Tiroid 722 molekul organik kaya-energi. 740
Sel utama yang mengeluarkan hormon tiroid tersusun Karena asupan makanan bersifat berkala, nutrien harus
membentuk foliket-foliket berisi koloid. 722 disimpan untuk digunakan di antara waktu makan. 742
Hormon tiroid disintesis dan disimpan di molekul Otak harus terus-menerus diberi glukosa. 743
tiroglobulin 722 Bahan bakar metabolik disimpan selama keadaan absorptif dan
absorptif dan dimobilisasi selama keadaan pascaabsorptif. 743
Untuk menyekresikan hormon tiroid, sel foliket memfagosit
koloid yang mengandung tirolobulin. 723 Sumber energi yang lebih kecil digunakan sesuai kebutuhan. 744
Sebagaiab besar T4 yang disekresikan diubah menjadi T3 Hormon pankreas, insulin dan glukagon, sangat penting
di luar tiroid 723 untuk mengatur metabolisme bahan bakar. 744
Hormon tiroid adalah penentu utama lanju metabolik basal Insulin menurunkan kadar glukosa, sasm lemak, dan asam
dan memiliki efek lain 723 amino darah serta mendorong penyimpanan mereka. 745
Hormon tiroid diatur oleh aksis hipotalamus Perangsang utama peningkatan sekresi insulin adalah
hipofisistiroid. 725 peningkatan kosentrasi glukosa darah. 747

Daftar isi xxiii


Gejala diabetes melitus adalah khas keadaan Latihan Soal  768
pascaabsorpsi yang berlebihan. 748 Untuk Dirundingkan  769
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: Pengidap Diabetes
dan Insulin: Ada yang Punya Ada yang Tidak. 750
Pertimbangan Klinis   770
Kelebihan insulin menyebabkan hipoglikemia yang
memengaruhi otak. 753
Glukosa umumnya melawan efek insulin. 753 Bab 20 | Sistem Reproduksi 773
Sekresi glukosa meningkat selama keadaan
pascaabsorptif. 754
Insulin dan glukosa berkerja sebagai satu tim untuk Pokok-Pokok homeostasis 773
mempertahankan kadar glukosa dan asam lemak darah. 754
Kelebihan glukosa dapat memperparah hiperglikemia 20.1 Keunikan Sistem Reproduksi 774
pada diabetes mellitus. 754 Hal yang unik di antara sistem tubuh, sistem reproduksi
Epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan juga tidak berperan dalam homeostasis, tetapi
menimbulkan efek metabolik langsung. 755 menjalankan fungsi penting lainnya. 774
Hipotalamus berperan dalam mengontrol homeostasis Sistem reproduksi mencangkup gonad, saluran reproduksi,
glukosa. 756 dan kelanjar seks aksesorius, yang sepenuhnya berbeda
pada pria dan wanita. 774
19.5 Kelenjar Paratiroid dan Kontrol
Sel reproduksi masing-masing mengandung separuh set
Metabolisme Kalsium 757
kromosom. 777
Ca2+ plasma harus diatur secara ketat untuk mencegah
Gametogenesis dilakukan dengan meiosis, menghasilkan
perubahan eksitabilitas neuromuskulus 757
sperma dan ovum yang unik dari segi genetik. 777
Kontrol metabolisme Ca21 mencangkup regulasi
Jenis kelamin individu ditentukan oleh kombinasi
homeostasis Ca21 dan keseimbangan Ca21 . 757
kromoson seks. 777
Hormon paratiroid meningkatkan kadar Ca21 bebas plasma
Diferensiasi seksual mengikuti garis pria atau wanita
melalui efeknya pada tulang ginjal, dan usus. 758
bergantian pada ada atau tidaknya penentu-penentu
Tulang terus-menerus mengalami remodeling. 758 maskulinisasi. 778
Stres mekanisme mendorong deposis tulang. 759
20.2 Fisiologi Reproduksi Pria 781
Meliha Lebih Dekat pada Fisologi Olahraga:
Lokasi testis pada skrotum menyediakan lingkungan yang
Osteoporosis: Kutukan Kerapuhan Tulang 760
lebih dingin yang esensial bagi spermatogenesis. 782
PTH meningkatkan Ca2+ plasma dengan menarik Ca2+ Sel Leyding testis mengeluarkan hormon maskulinisasi
dari bank tulang. 760
testosteron. 782
Efek segera PTH adalah mendorong pemindahan Ca2+
Spermatogenesis menghasilkan sperma motif yang sangat khusus
dari cairan tulang ke dalam plasma. 761
dalam jumlah besar. 784
Efek kronik PTH adalah mendorong disolusi lokal tulang
Sepanjang perkembangannya, sperma tetap berhubungan
untuk membebasakan Ca2+ ke dalam plasma. 763
eret dengan sel Sertoli. 786
PTH berkerja pada ginjal untuk menghemat Ca2+ dan
LH dan FSH hipofisis anterior mengontrol sekresi
PO43- oleh usus. 763
testosteron dan spermatogenesis. 787
PTH secara tak-langsung mendorong penyerapan Ca21
Aktivitas GnRH meningkat pada pubertas. 788
dan PO43- oleh usus. 763
Saluran reproduksi menyimpan dan memekatkan sperma
Regulator utama sekresi PTH adalah kosentrasi
serta meningkatkan kesuburannya. 789
Ca2+ bebas di plasma. 763
Kelenjar seks tambahan berperan membentuk sebagian besar
Kalsitonim merupakan kosentrasi Ca2+ plasma, tetapi tidak semen. 789
penting dalam kontrol normal metabolisme Ca2+
Ca2+ 763 Prostaglandin adalah caraka kimiawi yang berkerja lokal dan
ditentukan di mana-mana. 791
Vitamin D sebenarnya adalah suatu hormon yang
meningkatkan penyerapan kalsium di usus. 764 20.3 Hubungan Seks Antara Pria dan wanita
792
Metabolisme fosfat dikontrol oleh mekanisme yang sama
dengan yang mengontrol metabolisme Ca . 765
2+ Tindakan seks pria ditandai oleh ereksi dan
ejakulasi. 792
Gangguan metabolisme Ca2+dapat terjadi akibat kelainan
kadar of PTHatau vitamin D. 766 Ereksi terjadi karena vasokongesti penis. 792
Ejakulasi mencangkup emisi dan ekspulasi. 794
Homeostasis: Bsb
Orgasme dan resolusi menuntaskan siklus respons
dalam Perspektif 768
seksual. 794

xxiv   s
Volume dan kandungan sperma dalam ejakulat bervariasi. 794 Hormon yang dikeluarka oleh plasenta berperan penting
Siklus seks wanita serupa dengan siklus pria. 795 untuk mempertahankan kehamilan. 820
20.4 Fisiologi Reproduksi Wanita 795 Sistem darah ibu berespons terhadap peningkatan kebutuhan
selama kehamilan. 822
Fisiologi reproduksi wanita ditandai oleh siklus
kompleks. 795 Perubahan selama akhir gestasi sebagai persiapan untuk persalinan. 823
Konsep, tantangan, dan Kontroversi: "Estrogen" Lingkungan: Para ilmuwan semakin mengetahui faktor=faktor yang memicu
dimulainya persalinan. 823
kabar Buruk Bagi Sistem Reproduksi 796
Tahap-tahap gametogenesis sama di kedua jenis kelamin, Persalinan berlangsung melalui siklus umpan-balik
tetapi waktu dan hasil akhirnya sangat berbeda. 798 positif. 825
Laktasi memerlukan masukan berbagai hormon. 827
Siklus ovarium terdiri dari fase folikular dan luteal yang
bergantian. 799 Menyusui menguntungkan baik bayi maupun
Fase folikular ditandai oleh pembentukan folikel ibunya. 829
matang. 801 Akhir adalah permulaan yang baru. 830
Fase luteal ditandai oleh keberadaan korpus homeostasis: Bab
luteum. 803 dalam Perspektif 830
Siklus ovarium diatur oleh interaksi hormon yang Latihan soal 831
kompleks. 803
Untuk Dirundingkan  832
Perubahan siklis uterus disebabkan oleh perubahan
Pertimbangan klinis 832
hormon selama siklus ovarium. 808
Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron menimbulkan
perubahan siklis pada mukus serviks. 809 es
Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi olahraga: Ketidakteraturan Apendiks A
Haid: Ketika bersepeda dan Atlet Wanita Lainnya Tidak Bersiklus. Tingkat Kimiawi Organisasi di Tubuh A-1
810
Apendiks B
Perubahan purbetas pada wanita serupa dengan yang Referensi Teks untuk Fisiologi Olahraga A-17
terjadi pada pria. 810
Apendiks C
Menopause bersifat unik bagi wanita. 811
Jawaban A-19
Oviduktus adalah tempat fertilisasi. 811
Blastokista berimplantasi di endometrium melalui kerja Glosarium G-1
berbagai enzim trofoblastinya. 813 Indeks I-1
Plasenta adalah organ petukaran antara darah ibu dan
janin. 816
Konsep, Tantangan, dan kontroversi: Cara dan Alat
Kontrasepsi 818

Daftar isi xxv


Kata Pengantar

Tujuan, Filosofi dicantumkan disini untuk menggambarkan bahwa fisiologi


dan Tema merupakan disiplin ilmu yang dinamis dan berubah.
Agar dapat berjalan seiring dengan cepatnya
Meskipun saya telah mengajar fisologi sejak petengahan 1960- perkembangan ilmu kesehatan saat ini, para siswa
an, hingga saat ini saya masih takjub dengan keajaiban seluk profesi kesehatan harus dapat mendekatkan
beluk dan efesiensi fungsi tubuh. Tidak ada mesin yang dapat pemahaman konseptualnya pada fisologi daripada
melakukan sedikit saja fungsi tubuh alami dengan sama hanya menghafal fakta-fakta yang mungkin akan segera
efektifnya. Tujuan saya menulis buku teks fisiologi ini bukan ketinggalan zaman. Oleh sebab itu, teks ini dirancang
hanya untuk membantuk siswa mempelajari bagaimana tubuh untuk mendorong pemahaman prinsip dan konsep dasar
berkerja, malainkan juga untuk berbagi antusiasme sayan fisologi ketimbang hafalan perinciannya.
terhadap subjek ini. Sebagian besar orang, bahkan bayi, Dengan mempertimbangkan orientasi klinis sebagian
memiliki rasa ingin tahu alami tentang bagaimana tubuh kita besar siswa, metodologi dan data penelitian tidak
berkerja. Ketika bayi pertama kali menemukan bahwa dirinya ditekankan, meskipun materi dalam buku ini diambil dari
dapat mengontrol tanggannya sendiri, ia akan kagum dan bukti ilmiah terkini. Informasi baru berdasarkan penemuan
menghabiskan banyak waktu untuk mencoba-cobanya di terkini juga telah disertakan. Para siswa dapat yakin
depan wajahnya. Dengan memanfaatkan rasa ingin tahu alami dengan kesesuaian dan akurasi meteri yang disajikan.
siswa tentang dirinya sendiri, saya mencoba membuat fisologi Untuk memuat ruang untuk informasi baru yang relevan,
menjadi pelajaran yang dapat dimaknai. saya telah memangkas isi dengan hati -hati disertai
Namun, subjek yang paling menggiurkan sekalipun bisa klarifikasi, modifikasi, dan penyederhanaan sesuai
menjadi sulit dimengerti bila tidak dijelaskan dengan efektif. kebutuhan untuk membuat edisi ini baru, mudah dibaca,
Oleh sebab itu, buku ini memiliki format yang logis, mudah dan mutakhir.
dimengerti, dengan penekanan pada bagaimna tiap-tiap Karena fungsi organ bergantung pada konstruksi
konsep merupankan bagian integral dari keseluruhan subjek. organ, anatomi yang relevan secukupnya disertakan
Para siswa sering kali melihat komponen-komponen pelanjarn dalam teks untuk membuat hubungan tidak terpisah
fisiologi sebagai entitas tersendiri, padahal dengan memahami antara bentuk dan fungsi menjadi bermakna.
bagaimana tiap-tiap komponen bergantung pada komponen
lainnya, siswa dapat menyadari fungsi terintegrasi tubuh
manusia. Teks ini berfokus pada mekanisme fungsi tubuh
mulai dari sel hingga sistem dan disusun sepatur tema pokok Keistimewaan Teks
Homeostasis-bagaimana tubuh memenuhi kebutuhan berubah
sambil mempertahankan konsistensi internal yang yang dan Alat Bantu Belajar
diperlukan agar semua sel dan organ dapat berfungsi. Taks ini
ditulis dalam bahasa sederhana dan tidak bertele-tele, dan Menerapkan Tema Homeostasis
telah diupayakan segala macam cara agar dapat dibaca
dengan mulus melalui transisi yang baik, penjelasan yang Homeostasis merupakan kata pertama dalam buku ini,
masuk akal , serta integrasi ide di seluruh isi buku. dalam judul foto pembuka bab unruk Bab 1, "Mengenai
Teks ini derancang untuk mahasiswa prasejarah Fisiologi dan Homeostasis", menunjukkan beta
dalam jenjang pendidikan kesehatan, tetapi pendekatan pentingnya homeostasis (lihat h. 1).
dan keadaan pembahasannya juga sesuai untuk Hal BARU pada edisi ini, setiap bab dimulai dengan
mahasiswa prasajerah lain. Karena buku ini Pokok-Pokok Homeostasis, fitur pembuka yang
dimaksudkan sebagai pendahuluan, dan bagi sebagian menekannya gambaran besar bagaimana isi bab memang
besar siswa mungkin satu-satunya buku fisiologi yang peran dalam homeostasis dan secara fungsional. Sebagai
dibaca, semua aspek fisiologi mendapat ulasan, tetapi contoh, lihat pokok-pokok Homeostasis untuk Bab 8,
tetap mendalam bila dirasa perlu. Ruang lingkup teks ini "fisiologi Otot", h. 272
dibatasi oleh pemilihan penuh pertimbangan isi yang Di akhir tiap bab, Homeostasis Bab dalam Perspsktif
relevan yang dapat dipahami dalam mata kuliah fisiologi
satu-semester. Materi yang dipilih untuk dimasukkan menunjukan cara khusus topik yang dibahas dalam bab
berdasarkan pada kriteria "perlu diketahui", sehingga tersebut berkontribusi terhadap homeostasis,
buku ini tidak dikacaukan dengan perician yang tidak mengembalikan pembaca ke tema pokok, tidak peduli
perlu. Sebagai gantinya, isi buku ini berbatas pada seberapa jauh isi bab tampak keluar dari peran dalam
informasi relevan yang dibutuhkan untuk memahami mempertahankan konsistensi internal, sebagaimana
konsep fisiologis dasar dan menjadi pondasi untuk
jenjang karier kesehatan di mana yang akan datang. dicontohkan pada Homeostasis: Bab dalam Perspektif
Beberapa pemikiran dan hipotensis kontroversial untuk bab 3, "Membran Plasma dan Potensial membran,
h . 90.
xxvii
Dalam bab pengenalan (lihat h. 14-15), terdapat model akan melanjutkan karir di dunia kesehatan, benyaknya
homeostasis bergambar yang baik unik dan mudah diikuti contoh patofisiologi dan fisiologi klinis menunjukan buku
yang menunjukan hubungan antara sel, sistem, dan ini relevan dengan tujuan profesi siswa. Lambang
homeostasis ( baru dikembangkan untuk edisi ini). Model ini
ditampilkan pula pada sampul depan bagian dalam sebagai Catatan Klinis menandakan materi yang relevan secara
referensi cepat. klinis, yang diintergrasi dalam buku ini.
Fitur pembuka dan penutup serta model homeostasis Fitur dalam kotak
ini bersama-sama mempermudah pemahaman siswa
mengenai interaksi dan saling-ketergantungan sistem Terdapat dua jenis fitur dalam kotak di setiap bab. Kotak
tubuh, meskipun tiap-tiap sistem dibahas terpisah. Konsep, Tantangan, dana Kontroversi berisi informasi
sangat menarik mengenai topik-topik berbeda seperti
teknologi baru berupa "melihat dengan lidah" (lihat
Ilustrasi Pedagogis h.226), pokok-pokok sejarh, misal perkembangan
vaksinasi (lihat h.454 ); respons tubuh terhadap
Berbagai ilustrasi anatomi, gambaran skematik, penjelasan lingkungan berbeda seperti pada pendaki gunung dan
tahap-demt-tahap dalam gambar, foto, tabel, dan grafik penyelam laut dalam (lihat h. 524-525); dan diskusi
berorientasi-proses, melengkapi dan dan mendukung mendalam mengenai penyakit umum seperti penyakit
materi tertulis. Edisi ini menonjolkan lebih banyak seni tiga- alzheimer (lihat h. 174-175)
dimensi, banyak gambar atau dirancang ulang secara
konseptual untuk menguatkan pemahaman siswa, dan Kotak Melihat Lebih Dekat pada Fisologi
lebih banyak mikrograf elektron dibanding sebelumnya. Olahraga dibuat karena tiga alasan: meningkatnya
Banyaknya penjabaran yang terintegrasi dalam kesadaran nasional akan pentingnya kebugaran tubuh,
gambar, termasuk sejumlah gambar berorientasi-proses meningkatnya penghargaan atas nilai penting program
disertai penjabaran tahap-semi-tahap memungkinkan olahraga terapeutik sesuai aturan untuk berbagai kondisi
siswa yang berorientasi visual mempelajari proses
melalui gambar. Sebagai contoh, liat Gambar 3-16, h. 80 kesehatan, dan berkembangnya kesempatan karir
dan Gambaran 5-12, h 162 seputar kebugaran dan olahraga. Sebagai contoh, lihat
Diagram alir banyk digunakan untuk membantu siswa kotak fisiologi olahraga pada h. 585 mengenai
mengintegrasi informasi tertulis. Dalam diagram alir, lebih pentingnya aklimatisasi hingga olahraga daat panas.
terang atau lebih gelap warna yang sama menunjukan
penurunan atau peningkatan pada variabel terkait, seperti Pernyataan umpan-maju sebagai judul subbab
tekanan darah atau kosentrasi glukosa darah. Entitas fisik,
seperti struktur dan kimia tubuh, dibedakan dengan kinerja Sebagai ganti judul topik pendek tradisonal untuk setiap
secara visual. Lambung entitas fisik disatukan dengan subbab (misal, "Sel Glia") pernyataan umpan-maju
diagram alir. Sebagai contoh, lihat Gambar 13-19, h. 509, membuat siswa siap dengan poin utama subbab
dan Gambar 20-10,h.796. selanjutnya (misal, "Sel glia mendukung interneuron
Selain itu, kombinasi warna-kode terintegrasi satu secara fisik, metabolik, dan fungsional"). Judul ini juga
gambar dengan satu tabel membantu siswa memenggal konsep yang luas menjadi potongan-
membayangkan lebih baik bagian tubuh mana yang potongan yang lebih kecil dan lebih dapat ditangani
bertanggung jawab atas aktivitas apa. Contoh, pelukisan
anatomik otak terintegrasi dalam tabel fungsi komponen siswa dan, sebagai bonus, daftar judul ini dalam Daftar
oatak besar, dengan masing-masing komponen diberi Isi di awal buku berfungsi sebagai tujuan pembelajaran
waktu sama dalam gambar dan tabel (lihat Tabel 5-2, h. untuk setiap bab.
156-157). Fitur unik buku ini adalah bahwa orang-orang
yang dilukiskan dalam berbagai ilustrasi merupakan Istilah penting dan asal kata
gambaran realistik potongan-silang manusia.
Sensitivikasi terhadap berbagai ras, jenis kelamin, dan Istilah penting didefinisikan saat muncul dalam teks.
usia membuat semua siswa dapat menghubungkan Karena fisologi dimuati banyak kosakata baru, yang
materi yang disajikan. sering kali terdengar menakutkan saat dibaca pertama
kali, asal kata di berikan untuk memperkuat pemahaman
Analogi kata-kata baru.
Banyak analogi dan contoh pengalaman sehari-hari
disertakan dalam buku ini untuk membantu siswa Tinjauan dan evaluasi-diri dalam teks
menghubungkan konsep fisiologi yang disampaikan. Hal BARU dalam edisi ini, terdapat pertanyaan-pertanyaan
Cara-cara bermanfaat seperti ini sebagian besar saya Periksa Pemahaman Anda di akhiri setiap bagian utama
ambil dari pengalaman saya mengajar selama lebih dari yang berfungsi sebagai waktu istirahat bagi siswa untuk
empat dekade. Dengan mengetahui area mana yang menguji pemahamannya sebelum mulai mempelajari
mungkin paling menyulitkan siswa, saya berupaya bagian selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan ini berbeda
mengembakan tautan yang dapat membantu siswa dengan pertanyaan Esai yang mencangkup isi yang sama
menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah di akhir bab. Banyak pertanyaan bagian baru meminta
dikenalnya. siswa membuat sesuatu selain menyalin jawaban dari
Patofisiologi dan lingkup klinis penjelasan dalam teks, misalnya mengatur dan memadai,
membuat grafik, membuat prediksi berdasarkan informasi
Cara efektif lain untuk pempertahankan minat yang disediakan, dan seterusnya.
siswa adalah dengan membantu mereka
Kartu Belajar terdapat di akhir setuap bab. Siswa
menyadari bahwa mereka tengah mempelajari
dapat menggunakan ringkasan bab praktis ini agar
materi yang berharga dan berguna. Karena
mudah meninjau
banyak siswa yang menggunakan buku ini
xxviii   ace
kembali konsep kunci untuk ujian. Kartu belanja mengenai materi yang telah dipelajari atau bila
mencantumkan poin-poin utama dari setiap bab dalam diinginkan, memperdalam topik tertentu.
daftar ringkas, bagian-per-bagian, termasuk rujukan Alur umum penyususan buku ini adalah dari
silang untuk nomor halaman, gambar, dan tabel. Fitur ini informasi dasar menuju sel lalu ke jaringan peka
membuat siswa mudah meninjau kembali konsep utama rangsang (saraf dan otot) kemudian sistem organ,
sebelum beranjak dari topik. dengan transisi logis dari satu bab ke bab selanjutnya.
Soal Latihan di akhir setiap bab berisi berbagai Sebagai contoh, Bab 8, "Fisiologi Otot", diakhiri dengan
formal pertanyaan untuk siswa untuk menguji-diri bahasan otot jantung, yang dilanjutkan dalam Bab 9,
mengenai pengetahuan dan penerapan fakta dan "Fisiologi Jantung". Topik-topik yang tampak tidak
konsep yang dijelaskan. Selain itu juga terdapat Latihan berhubungan bahkan dapat disambung seperti Bab 12,
Kuantifikasi yang memberikan siswa kesempatan untuk "Pertahanan Tubuh" dan Bab 13, "Sistem Respirasi".
memperaktikkan perhitungan yang akan memperkuat Dalam hal ini, Bab 12 diakhiri dengan bahasan
pemahaman hubungan yang kompleks. Bagian untuk mekanisme pertahanan respirasi.
Direnungkan berisi soal yang menimbulkan pemikiran Beberapa fitur penyusunan memerlukan penyebutan
yang mendorong siswa menganalisa apa yang telah spesifik. Keputusan paling sulit dalam penyusunan buku
dipelajari. Pertimbangan Klinis merupakan riwayat kasus ini adalah penetapan materi endokrin. Bab sistem
sederhana untuk menantang siswa menerapkan endokrin dan bab sistem saraf pantas untuk diletakan
pengetahuannya pada keluhan spesifik pasien. Jawaban berdampingan karena marupakan dua sistem regulasi
dan penjelasan soal-soal latihan ini tersedia di bagian untuk tubuh. Namun membahas perincian sistem
apendiks dan online seperti dijelaskan di bagian endokrin segera setelah sistem saraf akan merusak alur
selanjutnya. logis materi yang terkait dengan jaringan peka
rangsangan. Selain iti, sistem endokrin tidak dapat

Apendiks dan dibahas sedalam arti pentingnya bila didiskusikan


sebelum siswa memiliki dasar untuk memehami peran
Glosarium sistem ini dalam memelihara homeostasis.
Solusi untuk dilema ini adalah Bab 4, "Prinsip
Sebagian besar buku fisiologi untuk mahsiswa Komunikasi Saraf dan Hormon". Bab ini
prasarjana memiliki bab tentang kimia, meskipun memperkenalkan mekanisme yang mendasari kerja
pengajar fisiologi jarang mengajarkan konsep kimia saraf dan hormon sebelum sistem saraf dan hormon-
dasar. Pengetahuan kimia di luar yang telah diajarkan di hormon tertentu disebutkan di bab-bab selanjutnya. Bab
sekolah menengah tidak dibutuhkan untuk memahami ini membedakan bagaimna sel-sel saraf dan endokrin
buku ini. Oleh sebab itu, saya mencantumkan Apendiks berkomunikasi dengan sel lain dalam melaksanakan
A, Tinjauan Prinsip Kimia, sebagian rujukan mudah kerja regulasinya. kemudian, bab 5 diawali dengan
untuk siswa yang membutuhkan tinjauaan singkat sistem saraf sehingga terdapat hubungan yang baik
konsep kimia dasar yang berkaitan dengan fisiologi. antara Bab 4 dan 5. Bab 5, 6, dan 7 ditunjukan untuk
Apendiks B, Rujukan Bacaan untuk Fisiologi sistem saraf. Hormon-hormon spesifik diperkenalkan
Olahraga, berisi indeks semua isi yang relevan dengan dalam bab yang sesuai, misal kontrol hormonal jantung
topik ini. dan pembuluh darah dalam memelihara tekanan darah
Apendiks C, jawaban, berisi jawabaan semua dalam Bab 9 dan 10 serta kontrol hormonal ginjal dalam
kegiatan belajar objektif, termasuk pertanyaan Periksa memelihara keseimbangan cairan pada bab 14 dan 15.
Pemahaman Anda di dalam-bab dan Pertanyaan Proses tubuh menyerap molekul nutrien kaya-enargi
Objektif di akhir-bab, jawaban Latihan Kuantitatif, dan sangat dikontrol oleh endokrin sehingga terdapat
penjelasan Untuk Direnungkan dan Pertimbangan Klinis. hubungan antara sistem pencernaan (Bab 16) dan
Jawabaan untuk Pertanyaan keseimbangan energi (Bab 17) dengan sistem endokrin
(Bab 18) dan 19). Kedua bab endokrin ini
Glosarium berisi makanan istilah penting disertai
mengumpulkan sumber, fungsi, dan kontrol sekresi
dengan pengucapan fonetiknya.
endokrin spesifik dan menjadi puncak perangkum dan
mempersatu fungsi tubuh homeostatik. Akhirnya,
Penyusunan berangkat dari hormon yang mengontrol gonad (testis
dan ovarium) yang disebutkan dalam bab endokrin, bab
Tidak ada penyusunan ideal proses fisiologis menjadi terakhir, Bab 20, menyimpang dari tema homeostasis
rangkaian yang logis. Dalam buku ini, sebagaian besar menjadi fokus pada fisiologi reproduksi.
bab disusun berdasarkan materi dalam bab sebelumnya
Selain penepatan baru sistem endokrin dan hormon,
yang paling dekat, meskipun tiap bab dirancang utuk
fitur penyusunan lain pada buku ini juga unik. Misal,
berdiri sendiri sehingga fleksibilitas pengajar dalam
tidak seperti buku teks fisiologi lain, kulit dimasukan
rancangan kurikulum tetap terjaga. Fleksibilitas
dalam bab ,mekanisme pertahanan tubuh (Bab 12),
dipermudah dengan adanya rujukan-silang terhadap
dengan pertimbangan fungsi imun kulit yang baru
materi terkaitan di bab lain. Rujukan-silang membuat
ditentukan. Tulang juga dibahas lebih banyak dalam bab
siswa cepat memulihkan ingatannya
endokrin
Kata Pengantar xxix
dibandingkan dengan buku fisiologi lain, khususnya Gambar baru dan direvisi
sehubungan dengan kontrol hormonal pertumbuhan tulang
Gambaran Muka Baru  pada edisi ini, sebagian besar
dan peran dinamis tulang dalam metabolisme kalsium. bab memiliki satu gambaran muka atau lebih, yang
Berlatih dari pengelompokan tradisonal materi dalam merupakan gambar dasar berlatar lebar dengan
beberapa hal penting memungkinkan cakupan topik sentuhan seni dan enak dilihat yang menarik perhatian
yang lebih terintegrasi dan lebih luas yang sering kali siswa terhadap komponen fungsional dan struktual kunci
terabaikan atau terpendam dalam bab yang membahas sehubungan dengan bab tersebut. Contohnya:
masalah lain. Misal, bab terpisah (Bab 15) ditunjukan ■ Gambar 2-1, Diagram struktur sel yang terlihat di bawah
untuk regulasi keseimbangan cairan dalam asam-basa. mikroskop elektron, h. 26
Topik tersebut biasanya diselipkan dalam bab tentang ■ Gambar 14-1, Sistem urinarius, h. 532
ginjal. Contoh lain adalah pengelompokan sistem saraf ■ Gambar 19-7, Anatomi dan sekresi hormonal oleh
otonom, neuron motorik, dan taut neuromuskular dalam
kelenjar adrenal, p. 729
bab tersendiri (Bab 17) sebagai devisi eferen sistem
saraf perifer, yang menjadi pengait antara bab sistem
GAMBAR BARU Gambar yang baru dimuat meliputi
saraf dan bab otot (Bab 8), pengaturan suhu tubuh dan
ilustrasi baru dan gambar lama yang disempurnakan,
keseimbangan energi juga dikelompokkan dalam bab
seperti ditunjukan oleh:
tersendiri (Bab 17).
Meskipun terdapat alasan mendasar untuk ■ Gambar 9-17, Lengkung tekanan ventrikel kiri-volume
mencangkup berbagai aspek fisiologi sesuai urutan untuk satu siklus jantung, h. 341
dalam buku ini, cara ini bukan berarti satu-satunya cara ■ Gambar 16-5, Tahap menelan orofaring dan
yang logis untuk menjelaskan topik fisiologi. Karena tiap- esofagus, h.. 623
tiap bab dapat berdiri sendiri, khususnya dengan adanya ■ Gambar 18-13, Sinkronisasi dan sambung menyambung
rujukan silang, pengajar dapat mengubah urutan
irama jantung, h. 716
presentasi sesuai sesuai kebijakan. Beberapa bab dapat
dihilangkan, tergantung pada kebutuhan dan minat
GAMBAR DIREVISI Contoh gambar yang direvisi besar-
siswa dan keterbatasan waktu kuliah. Misal, penjelasan
besaran dengan konsep baru seperti yang ditemukan
sepintas mengenai peran pertahanan leukosit dalam
pada bab tersendiri (Bab 80 meliputi:
Bab 11 terdapat pada topik darah sehingga pengajar
dapat menghilangkan penjelasan lebih terperinci ■ Gambar 8-2, Tingkat organisasi pada otot rangka
mengenai pertahanan imun pada Bab 12. h. 274
■ Gambar 8-18, unit motorik pada otot rangka, h. 288
Baru di Edisi Delapan ■ Gambar 8-26, Fungsi gelendong otot, h. 304

Edisi memiliki tampilan baru, fitur pengajaran baru, dan


banyak revisi untuk membuat buku ini sedapat mungkin FOTO BARU Selain 20 foto pembuka bab, ada lebih
mutakhir, relevan dan mudah diakses siswa, Setiap banyak foto baru dan foto pengganti yang disertakan
aspek teks telah diperbaiki seperti penjelasan dalam dalam buku di bandingkan sebelumnya, misalnya:
contoh berikut.
■ Gambar 2-9, Mikrograf fluoresen sebuah retikulum
mitokondria yang menyatu dengan Mitokondria, hlm. 35
Pembukaan bab baru
■ Gambar 6-34, Pemindahan mikrograf elektron organ Corti
Pembukaan bab baru terdiri atas tiga komponen kunci: yang termasuk dalam Telinga tengah dan koklea, h. 230
sebuah foto informatif dan mencolok yang relevan
dengan bab tsb.; Sekilas isi, daftar isi bab secara
■ Gambar 19-24, mikrpgraf cahaya osteon yang termasuk
ringkas; dan fitur baru. Pokok-pokok Homeostasis, dalam Organisasi tulang pada ke dalam osteon, h. 762
narasi singkat yang mengarahkan pembaca pada aspek
homeostatik materi yang mengikuti. Sebagai contoh,
lihat pembuka bab untuk Bab 13, "Sistem Respirasi" Materi baru, terbaru
pada h. 480 Materi terkini telah disertakan dalam buku, misalnya:
Sistem penomoran baru untuk ■ Menyisipkan penemuan terowongan tuba nano (TNT, tunneling
judul bagian utama nanotubes) sebagai jalaur baru untuk pertukaran langsung
Dalam edisi ini, setiap judul bagian utama diberi nomor, material antarsel dan menambahkan foto baru yang mengiringi
sama halnya dengan kumpulan pertanyaan Periksa (Bab 4, h. 122 dan 124)
Pemahaman Anda di akhir setiap bagian utama. Sistem ■ Menambahkan banyak topik baru pada Bab 5, "Sistem Saraf
ini secara logis membagi materi menjadi potongan- Pusat" meningkat derasnya penelitian baru dalam bidang ini,
potongan lebih kecil dan mudah diterima serta termasuk jaringan modus defaunit, yaitu sistem otak yang
mempermudah mencari pertanyaan istirahat-belajar ini
di apendiks jawaban.

   ace
sebelumnya tidak diketahui yang paling aktif ketika pikiran
seseorang berjalan-jalan dan tidak berkosentrasi pada peralatan mahal. Dengan mengakuisisi data, melakukan
pekerjaan tertentu (h. 162); teori ruang kerja global, yaitu eksperimen, dan menggunakan data tersebut untuk
upaya untuk menjelaskan pengalaman sadar (h. 180); dan menjelaskan konsep fisiologi, siswa terlibat dalam ilmiah
hipotensis homeostasis sinaps, yaitu pendapat terbaru proses-mereka tidak hanya menonton atau membaca
yang ssangat diperdebatkan mengenai peran tidur
terhadap kemampuan belajar dan daya ingat (h. 182) tentang hal itu.
■ Melengkapi ulasan imunitas alami dengan memperke-
nalkan dua kategoro pola yang direspons oleh TLR
(PAMP dan DAMP) dan mendiskusikan pola-pola yang Ancillaries untuk Instruktur
dikenali oleh septor pengenal pola intrasel-RI.R dan CourseMate™
NLR (Bab 12, h. 439)
Apakah Anda tertarik dengan cara yang sederhana
■ Memperbanyak ulasan lemak cokelat sehubungan untuk konten teks dan tentu saja Anda dengan belajar
dengan penemuan terkini bahwa tipe jaringan lemak ini dan berlatih bahan? Cengage Learning Biologi
terdapat dan aktif pada bagian besar orang dewasa, CourseMate membawa konsep saja untuk hidup dengan
berkembalian dengan pemikiran terdahulu (Bab 17, h. 681) pembelajaran interaktif, studi, dan persiapan ujian alat-
■ Memperkenalkan pengaruh sinyal kisspeptin dari alat yang mendukung buku dicetak. Menonton siswa
neuron kiss 1 dalam kontrol sekresi hormon pelepas menyelami-sion melambung sebagai kelas Anda bekerja
gonadotropin (GnRH) (Bab 20, h. 788, 790, 806, and dengan buku cetak dan website buku-spesifik. Biologi
811) CourseMate melampaui buku untuk memberikan apa
yang Anda butuhkan!
Ulasan lebih jelas, lebih ringkas
Online PowerLecture™
Saya mencari di setiap edisi kesempatan untuk
membuat tulisn ini sedapat mungkin jelas, ringkas, Ini adalah perpustakaan digital dan alat presentasi mencakup
tersusun-baik, dan relevan untuk pembaca, seperti: semua sumber media yang Anda butuhkan dengan
preassembled Microsoft® Power-Point® slide kuliah, Instruktur
■ Memindahkan kotak apoptosis (bunuh diri sel terpro- Manual dan Test Bank, tokoh yang aktif, klip video, dan
gram) dari Bab 4 ke Bab 2, tempat yang lebih tepat animasi yang menakjubkan. ExamView® pengujian perangkat
lunak juga disertakan, dengan semua item tes dari Bank Uji
(Bab 2, h. 44–45) dalam format elektronik, yang memungkinkan Anda untuk
■ Mengatur ulang materi yang berkaitan dengan res membuat tes disesuaikan di media cetak atau online. Tersedia
pons adrenergik agar mengalir lebih baik dan lebih di login.cengage.com.
jelas (Bab 7, h. 268–269)
■ Menyusun ulang penjelasan mengenai pengaruh fisik CengageNOW™
dan kimia pada kaliber arteriol untuk mendapat CengageNOW menawarkan semua sumber daya Anda
pengelompokan lebih baik untuk materi terkait (Bab 10, belajar mengajar di salah satu program yang
h. 372–376) diselenggarakan di sekitar kegiatan penting Anda
melakukan untuk kelas-perkuliahan, menciptakan tugas,
Teknologi tinggi dan baru grading, menanyai, dan pelacakan kemajuan siswa dan
TUTORIAL DAN ANIMASI Siswa dipandu melalui tutorial kinerja. CengageNOW memberikan siswa akses ke e-
secara online dengan gambar animasi dua dan tiga book terintegrasi, tutorial interaktif, figu aktif es, video,
dimensi, latihan interaktif, dan kuis sebagai pelengkap animasi menakjubkan (termasuk 3-D), dan alat-alat
buku teks untuk membantu siswa memahami konsep multimedia lainnya yang membantu siswa untuk
fisiologi. Animasi berteknologi paling canggih tampak mendapatkan hasil maksimal dari program studi Anda.
lebih realistis secara anatomis dan yang lebih penting,
animasi ini mengintegrasikan berbagai komponen Online Instructor’s Manual
sekuens rumit dari peristiwa tubuh untuk membantu
siswa menggabungkan materi bersama-sama. Instruktur Manual-tersedia secara online-berisi saran untuk
Animasi berteknologi tinggi ini, di antaranya: menggunakan semua komponen yang tersedia dengan teks,
■ Sintesis, pengepakan, penyimpanan, dan pelepasan selain daftar sumber alat bantu belajar, film dan software
sumber, situs yang relevan, dan bimbingan organisasi
produksi sekresi tambahan untuk instruktur.
■ Sinaps dan integrasi sinyal eksitasi
■ Peristiwa listrik dan mekanis dalam siklus jantung Electronic Test Bank
■ Aktivitas otot pernapasan, perubahan tekanan, dan Test Bank mencakup ribuan pertanyaan dalam berbagai
pergerakan udara saat ventilasi format untuk setiap bab teks. sumber daya ini juga tersedia di
■ Tahap menelan orofaring dan esofagus PowerLecture dan di ExamView®.
■ BARU! Siklus jebatan silang, kayuhan kuat, dan
pergeseran filamen pada kontraksi otot rangka dan otot polos. Online Transparency Correlation Guide
panduan online berkorelasi 200 penuh warna transparansi
BARU! LABS FISIOLOGI VIRTUAL Virtual Fisiologi Labs asetat diatur dengan angka dalam Introduction  to  Human 
memungkinkan siswa untuk melakukan eksperimen Physiology, Eighth Edition.
online tanpa

   xxxi
Ancillaries untuk Siswa Dasar-dasar Fisiologi
Pedoman laboratorium
CourseMate™
Manual ini, yang mungkin diperlukan oleh instruktur
Mengakses e-book interaktif, alat pembelajaran interaktif bab dalam kursus-kursus yang memiliki komponen
khusus, termasuk flashcards, kuis, video, dan lainnya di laboratorium, berisi berbagai latihan yang memperkuat
CourseMate Biologi Anda, diakses melalui konsep-konsep dalam Pengantar Human Physiology,
www.cengagebrain.com. Edisi Kedelapan. pengalaman laboratorium ini
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
CengageNOW™ pelajaran secara langsung, dengan arah menyeluruh
untuk membimbing mereka melalui proses dan relevan
CengageNOW adalah sumber online yang mudah pertanyaan untuk meninjau, menjelaskan, dan
digunakan yang membantu studi stu-penyok dalam menerapkan hasil.
waktu kurang untuk mendapatkan kelas yang mereka
inginkan-SEKARANG. CengageNOW menawarkan
berbagai fitur yang mendukung tujuan kursus dan Ucapan Terima Kasih
belajar interaktif. siswa membantu untuk bertaruh-ter
disiapkan untuk kelas dan belajar konsep fisiologi sulit, Saya sangat berterima kasih pada benyak pihak yang
sumber daya berbasis web ini menawarkan modul membantu saya dengan ketujuh edisi sebelumnya atau
pembelajaran mandiri dengan tutorial, kuis interaktif, dan edisi ini. Ucapan terima kasih khusus saya berikan pada
animasi. Dengan Rencana Studi Per-sonalized termasuk dua orang yang memegang peran penting dalam
pra dan pasca tes, animasi, dan latihan interaktif, siswa mengembangkan edisi ini: Jon Hunier (Universitas
dapat fokus pada topik yang sulit di mana mereka Texas A & M), yang berevisi Bab 8, "Fisiologi Otot", dan
membutuhkan bantuan yang paling. Erwin Bautista (Universitas California, Davis), yang
merevisi Bab 16, "Sistem Pencernaan". Selain itu, saya
Animasi membantu membawa ke kehidupan beruntung pada emapat orang yang sangat banyak
beberapa proses fisiologis yang paling sulit untuk berkontibuksi terhadap isi asli buku ini: Rachel Yeater
memvisualisasikan, meningkatkan pemahaman urutan (Universitas West Virginia), yang berkontribuksi pada
kompleks peristiwa. Lebih baik dari sebelumnya, koleksi materi asli untuk kota fisiologi latihan: Spencer Seager
animasi telah diperluas untuk mencakup lebih integratif, (Weber State University), yang menyiapkan Apendiks A,
realistis, dan animasi berteknologi canggih. "Tinjauan Prinsip Kimia"; dan Cooper (Universitas
Midwestern) dan Joha Nagy (Scottsdale Community
Panduan belajar College), yang menyusun latihan Kuantitatif di akhir bab.
Setiap bab mahasiswa berorientasi tambahan panduan Saya berterima kasih pada pihak-pihak berikut yang
ini, yang berkorelasi dengan pasal yang sesuai di menyediakan sumber daya sesuai bidang keahlian yang
Pengantar Human Physiology, Edisi Kedelapan, berisi
gambaran bab, bab garis rinci, daftar Syarat Key, dan saya manfaatkan dalam memperbaruhi edisi ini: George
Latihan Ulasan (pilihan ganda, dimodifikasi benar / Brooks (Universitas California, Berkeley), Xiying Fan
salah, fill-in-the-blank, dan pencocokan). sumber belajar (Institusi Kesehatan Nasional), dan Steve Heidemann
ini juga menawarkan Poin untuk Ponder, pertanyaan (Michigen State (University).
yang merangsang penggunaan bahan dalam bab
sebagai titik awal untuk berpikir kritis dan belajar lebih Selain kepada ke-170 peninjau buku yang
lanjut. Perspektif klinis (aplikasi umum dari fisiologi mengevaluasi buku sebelum terbit untuk akurasi,
dalam pertimbangan), Eksperimen of the Day, dan kejelasan dan relevansi dengan cermat, saya
tangan-sederhana kegiatan meningkatkan proses memberikan penghargaan kepada pihak-pihak berikut
pembelajaran. Jawaban untuk Pertanyaan Ulasan selaku peninjau edisi ini:
disediakan di bagian belakang Panduan Studi. Ateegh Al-Arabi, Johnson County Community College
Chris Armour, University of California, San Diego
Buku mewarnai Erwin Bautista, University of California, Davis
Sandy Bryant, Moorpark College
Studi alat bermanfaat ini berisi potongan kunci dari seni Sheldon Cooper, University of Wisconsin, Oshkosh
dari buku dan memberikan kesempatan bagi siswa
untuk berinteraksi dengan materi dan menjelaskan John Ferguson, Bard College
proses yang terkait dengan angka-angka dalam kata- Jean Hardwick, Ithaca College
kata mereka sendiri. Steven Heidemann, Michigan State University
Steve Henderson, California State University, Chico
Foto Atlas untuk Anatomi dan Fisiologi Paul Kingston, University of California, San Diego
Cynthia Paschal, Vanderbilt University
Ini atlas penuh warna (dengan lebih dari 600 foto)
menggambarkan struktur dalam warna yang sama Connie Scanga, University of Pennsylvania
seperti mereka akan muncul dalam kehidupan nyata Chris Schwirian, Ohio University
atau di slide. Label dan diferensiasi warna dalam setiap Daniel Wescott, Internasional Florida University
struktur yang digunakan untuk memfasilitasi identifikasi Saya juga berterim kasih kepad pengguana buku
berbagai komponen struktur itu. atlas yang mencakup teks ini yang telah meluangkan waktu untuk mengirim
foto-foto dari jaringan dan organ slide, kerangka komentar membantu.
manusia, model yang umum digunakan, pembedahan
kucing, mayat, beberapa pembedahan babi janin, dan Saya sangat beruntung berkerja dengan tim yang
beberapa bahan fisiologi. sangat kompoten dan berdedikasi dari Brook/Cole, juga
bersama penyedia eksternal

xxxii   ace
cakap yang dipilih oleh perusahaan penerbit. Saya Tidak peduli sebaik apapun buku disusun, diproduksi,
berterima kasih atas semua kontribusi mereka, yang dan dicektak, sebuah buku tidak akan mencapai potensi
bersama-sama membuat buku ini terbit. mengetahui penuhnya sebagai alat bantu pendidikan bila tidak
bahwa ada banyak orang yang berkerja dengan rajin dipasarkan dengan efektif dan efisien. Sensor Manager
dengan berbagai cara untuk membuat buku ini sukses Pemasaran Tom Ziolkowski, Koordinator Pemasaran Jing
adalah sumber inspirasi dan kenyamanan bagi saya. Hu, dan Manager Komunikasi Pemasaran Darlene
Dari Brooks/Cole, Penerbit, Yolanda Cossio berhak Mancanan memegang peran utama dalam memasrkan
mendapat ucapan terima kasih hangat untuk visinya, ide buku teks ini. Untuk itu, saya sangat menghargainya.
kreatif, kepemimpinan dan bantuan yang terus-menerus. Brooks/Cole juga melakukan pekerjaan luar biasa
Yolanda merupakan pendukung kuat untuk menbuat untuk dalam memilih vendor yang cakap untuk melaksanakan
membuat edisi terbaik ini. Keputusan Yolanda didasarkan tugas produksi utama. Pertama dan terutama, merupakan
pada apa yang terbaik untuk pengajar dan siswa yang akan kesenangan pribadi dan profesional bagi saya untuk
menggunakan buku teks dan peket pendukung. Terima berkerja kembali dengan Laura Slown, Editor Produksi di
kasih pula untuk Asisten Editor Lauren Crosby, yang Graphic World, yang mengoodinasi managemen produksi
mengoordinasikan banyak tugas untuk Yolanda selama dari hari-ke-hari. Di tangan kompetennyalah tanggung
proses pengembangan. Saya menghargai usaha Editor jawab untuk memantau semua copyediting, gambar,
Pengembang Suzannah Alexander atas fasilitas proses typesetting, layout halaman, dan perincian terkait lainya
pengembangan, yang berlangsung sesuai jadwal. terlaksana dengan baik dan tepat pada waktunya. Berkat
Khususnya saya berterima kasih atas waktu yang dia, proses produksi berjalan dengan mulus. Saya juga
dihabiskannya untuk mengajar jari saya berkerja dengan menyampaikan ucapan terima kasih sepenuh hati pada
piranti lunak baru untuk mengumpulkan manuskrip artistik kompositor Graphic World atas typesetting yang akurat;
secara elektronik dan atas semua bantuan yang eksekusi banyak revisi gambar; serta layout yang atraktif
diberikannya dalam memilih materi yang dibutuhkan untuk dan logis. Terima kasih pula untuk studio seni Dragonfly
mengembangkan gambar baru. karena menerima sketsa dan intruksi baru, paling rumit,
Alat bantu belajar berteknologi tinggi dalam paket dan banyak revisi dan mengubahnya menjadi karya seni
media diperbaruhi sesuai petunjuk Editor Media Lauren yang atraktif dan relevan dalam pengajaran. Lisa Buckley
Oliveira. Hal ini meliput tutorial interaktif online, latihan berhak mendapat ucapan terima kasih atas tampilan
media, dan kesempatan belajar fisiologi elektrolit lain di interior buku yang atraktif dan segar tetapi hemat tempat
situs jaringan CengageBrain. Editor Asisten Alexis serta atas tampilan eksterior buku yang sangat menarik
Glubka mengawasi pengembangan komponen hard- perharian.
copy multipel paket pendukung untuk memastikannya
menyatu dengan utuh. Terima kasih sepenuh hati Akhirnya, cinta dan terima kasih saya sampaikan
diberikan kepada mereka semua atas paket multimedia pada keluarga selama edisi delapan disusun dan
berkualitas tinggi yang menyertai edisi ini. diproduksi. Jadwal untuk buku ini sangat padat karena
datang bersamaan dengan banyak hal lain terjadi dalam
Di sisi produksi, saya berterima kasih pada Senior kehidupan kami. Suami saya, Peter Marshall, berhak
Content Project Manager Christy Frame, yang mendapat penghargaan dan pengakuan khusus atas
memonitor dengan ketat setiap tahap dalam proses tanggung jawab ekstra yang dilakukan selama saya
produksi sambil mengawasi proses produksi rumit buku mengerjakan buku ini. Saya tidak dapat menyelesaikan
multipel. Saya merasa percaya diri mengenai bahwa ia ini, atau satupun buku sebelumnya tanpa bantuan,
dukungan, dan semangat darinya.
memastikan semua hal berjalan sesaui rencana. Saya
juga berterima kasih pada Senior Rights Specialist Dean Terima kasih kepada semua.
Dauphinais untuk melacak izin penggunaan gambar dan Lauralee Sherwood
materi berhak cipta lain yang dimasukkan dalam teks.
Tugas ini sangtlah penting. Setelah semua akhirnya
menyatu, Print Buyer Judy Inouye mengawasi proses
pembuatan, mengoordinasi pencetakaan buku.

Kata Pengantar xxxiii


Kerja homeostatis (pemeliharaan konsistensi internal). Suhu
tubuh dipertahankan ketika penguapan keringat mendinginkan
tubuh untuk menyeimbangkan panas yang diperoleh melalui
aktivitas di hari yang panas, dan keseimbangan cairan
dipertahankan ketika rasa haus memicu asupan cairan untuk
mengimbangi kehilangan cairan melalui keringat.

Mengenal Fisiologi dan


Homeostasis

Pokok-pokok Homeostasis
SEKILAS ISI
Fisiologi berfokus pada fungsi tubuh. Buku ini menjelaskan bagaimana
1.1 Mengenal Fisiologi
berbagai komponen tubuh manusia berfungsi untuk mempertahankan
1.2 Tingkat Organisasi di Tubuh
homeostasis, yaitu suatu kondisi stabil di dalam tubuh yang dibutuhkan untuk
1.3 Konsep Homeostasis
keberlangsungan hidup. Setiap bab dimulai dengan Pokok-Pokok Homeostasis untuk
1.4 Sistem Kontrol Homeostasis
memudahkan Anda memahami bagaimana bagian tubuh yang dibahas di bab tersebut
sesuai dengan gambaran besar homeostasis. Setiap bab diakhiri dengan Homeostatis:
Bab dalam Perspektif, yang menjelaskan cara-cara spesifik topik yang terdapat di dalam
bab ikut serta membentuk homeostatis.
an juga, pembuluh darah yang membawa darah ke dalam paru
membentuk sedemikian banyak percabangan dan menghasilkan
jaringan-jaringan padat pembuluh halus yang mengelilingi setiap
Lihatlah >Gambar 1-1. Berbagai aktivitas yang dijelaskan di gambar kantong udara tersebut (lihat >Gambar 13-2, hal. 483). Karena
ini adalah contoh proses yang terjadi di tubuh kita setiap saat hanya adanya hubungan struktural ini, luas permukaan total yang terpajan
untuk mempertahankan agar kita tetap hidup. Kita biasanya tidak antara udara di kantong udara dan darah di pembuluh darah halus
menganggap penting aktivitas-aktivitas yang mempertahankan adalah seluas satu sisi pada lapangan bola voli. Permukaan tempat
kehidupan ini dan tidak benar-benar mengetahui "apa yang pertemuan udara dan darah yang sangat luas ini penting bagi
membuat kita tetap ada", tetapi inilah yang dinamakan fisiologi. kemampuan paru untuk melaksanakan fungsinya secara efisien, yaitu
Fisiologi adalah ilmu tentang fungsi-fungsi makhluk hidup. Secara memindahkan oksigen yang dibutuhkan dari udara ke dalam darah
spesifik, kita akan berfokus pada bagaimana tubuh manusia bekerja. dan mengeluarkan produk sisa karbon dioksida dari darah ke udara.
Semakin luas permukaan yang tersedia untuk pertukaran ini,
Fisiologi berfokus pada mekanisme kerja. semakin cepat laju pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
udara dan darah. Permukaan pertukaran fungsional yang luas dan
Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan
kejadian-kejadian yang berlangsung di tubuh; satu menekankan terkemas di dalam paru Anda ini dapat terbentuk hanya karena
tujuan suatu proses tubuh dan yang lain menekankan mekanisme pembentukan percabangan yang sangat ekstensif dari komponen
yang mendasari bagaimana proses ini terjadi. Sebagai jawaban paru yang mengandung udara dan yang mengandung darah.
terhadap pertanyaan "Mengapa saya menggigil jika kedinginan?",
salah satu jawabannya akan berupa "untuk membantu
menghangatkan tubuh, karena menggigil menghasilkan panas". Periksa Pemahaman Anda 1.1
Pendekatan ini, yang menjelaskan fungsi-fungsi tubuh berdasarkan 1. Definisikan fisiologi
pemenuhan suatu kebutuhan tubuh, menekankan mengapa proses
2. Sel-sel usus penyerap-gizi mempunyai banyak tonjolan-tonjolan
di dalam tubuh terjadi. Namun, para ahli fisiologi menjelaskan
fialus berbentuk seperti jari yang berhubungan dengan makanan
bagaimana proses-proses tersebut dapat terjadi dalam tubuh. Para
yang dicerna (lihat >Gambar 16-21, h. 657). Berdasarkan pada
ahli fisiologi memandang tubuh sebagai suatu mesin yang
pengetahuan Anda tentang hubungan struktur-fungsi, jelaskan
mekanisme kerjanya dapat dijelaskan berdasarkan rangkaian sebab-
manfaat fungsional bentuk struktur ini.
akibat proses-proses fisik dan kimiawi—proses yang sama dengan
yang terjadi di seluruh alam semesta ini. Penjelasan fisiologis
menggigil oleh ahli fisiologi adalah ketika sel-sel saraf peka suhu
mendeteksi penurunan suhu tubuh, sel-sel tersebut memberi sinyal
ke bagian otak yang berperan untuk mengatur suhu tubuh. Sebagai Sekarang kita mengalihkan perhatian pada bagaimana tubuh
responsnya, bagian otak ini mengaktifkan jalur-jalur saraf yang tersusun secara struktural menjadi suatu kesatuan fungsional total,
akhirnya menyebabkan kontraksi otot involunter bolak-balik (yaitu, dari tingkat kimiawi hingga ke tubuh keseluruhan (>Gambar 1-2).
mengigil). Tingkat organisasi ini memungkinkan adanya kehidupan seperti
yang kita kenal sekarang.
Struktur dan fungsi tidak dapat dipisahkan.
Fisiologi berkaitan erat dengan anatomi, ilmu tentang struktur
tubuh. Mekanisme-mekanisme fisiologis dapat berlangsung berkat
desain struktural dan hubungan berbagai bagian tubuh yang Seperti semua benda, baik itu makhluk hidup maupun benda mati,
melaksanakan masing-masing dari fungsi-fungsi tersebut. Seperti tubuh manusia adalah kombinasi atom-atom spesifik, yang
halnya fungsi sebuah mobil bergantung pada bentuk, susunan, dan merupakan bahan pembentuk terkecil semua benda mati dan hidup.
interaksi berbagai bagiannya, struktur dan fungsi tubuh manusia Atom-atom yang paling banyak terdapat di tubuh—oksigen, karbon,
juga tidak dapat dipisahkan. Karena itu, sambil menceritakan hidrogen, dan nitrogen—membentuk sekitar 96% zat kimia tubuh
bagaimana tubuh bekerja, kami akan memberi latar belakang total. Atom-atom umum ini dan beberapa lainnya berikatan
anatomi yang memadai agar Anda dapat memahami fungsi bagian membentuk molekul kehidupan, misalnya protein, karbohidrat,
tubuh yang sedang dipelajari. lemak, dan asam nukleat (bahan genetik, misalnya asam
Sebagian hubungan struktur-fungsi sudah tampak jelas. Sebagai deoksiribonukleat, atau DNA). Berbagai atom dan molekul yang
contoh, jantung dirancang sedemikian rupa untuk menerima dan penting ini adalah bahan mentah yang menjadi asal dari semua
memompa darah, gigi untuk merobek dan menggiling makanan, makhluk hidup. (Lihat Apendiks A untuk ulasan tentang tingkat
dan sendi siku yang berbentuk mirip engsel pintu memungkinkan kimiawi ini.)
siku ditekuk. Dalam kondisi yang lain, saling ketergantungan antara
bentuk dan fungsi bersifat lebih samar tetapi sama pentingnya. Keberadaan kumpulan khusus atom dan molekul tidak serta merta
Sebagai contoh, perhatikan pertemuan antara udara dan darah di menghasilkan karakteristik unik kehidupan. Komponen-komponen
paru: Saluran napas yang membawa udara dari lingkungan luar ke kimiawi tak hidup ini harus disusun dan dikemas dengan cara yang
dalam paru membentuk banyak percabangan ketika mencapai paru. sangat tepat untuk membentuk suatu entitas hidup. Sel, unit dasar
Kantong udara kecil berkelompok di ujung sejumlah besar cabang- struktur dan fungsi suatu makhluk hidup, adalah satuan terkecil yang
cabang saluran napas. Percabangan ini sedemikian ekstensif mampu melaksanakan proses-proses yang berkaitan dengan
sehingga paru mengandung sekitar 300 juta kantong udara. Demiki- kehidupan. Fisiologi sel dibahas di Bab 2.

   BAB 1
Selama semenit yang Anda gunakan untuk membaca halaman Ini:

Mata Anda akan mengubah gambar Selain menerima dan memproses


dari halaman ini menjadi sinyal informasi misalnya masukan dari
listrik (impuls saraf) yang akan sistem penglihatan, otak Anda
menyalurkan informasi ke otak akan memberi sinyal ke otot
Anda untuk diproses lebih lanjut. untuk mempertahankan postur
Anda, menggerakkan bola mata
Anda menelusuri , halaman selagi
Anda membaca dan membalik
Sekitar 150 juta sel darah merah
halaman jika diperlukan. Zat-zat
tua akan mati dan digantikan
perantara kimiawi akan
oleh sel darah merah yang baru.
mengangkut sinyal antara saraf
dan otot Anda untuk memicu
kontraksi otot yang sesuai.

Anda akan menghirup dan


Jantung anda akan berdetak 70 mengembuskan udara
kali, memompa 5 liter (sekitar 5 sekitar 12 kali,
quarts) darah ke paru-paru dan 5 mempertukarkan 6 liter
liter lainnya ke bagian tubuh lain. udara antara atmosfer dan
paru-paru Anda.

Sel-sel Anda akan mengonsumsi


Lebih dari 1 liter darah mengalir
250 mL (sekitar secangkir)
melalui kedua ginjal anda, yang
oksigen dan menghasilkan 200 mL
akan memproses darah untuk
karbon dioksida.
menahan bahan yang
"dibutuhkan" dan mengeluarkan
bahan yang "tidak dibutuhkan"
melalui urin. Ginjal anda akan Anda akan menggunakan sekitar 2
menghasilkan 1 mL urin (sekitar kalori energi yang berasal dari
seujung kuku). makanan untuk menunjang "beban
hidup" tubuh Anda dan otot-otot
yang berkontraksi juga akan
Sistem pencernaan Anda akan membakar tambahan kalori.
mengolah makan Anda terakhir
untuk disalurkan melalui darah ke
sel-sel Anda.

> Gambar 1-1 Sekilas fungsi tubuh Anda.


(a) Tingkat kimiawi: sebuah molekul di
membran yang membungkus sel

(b) Tingkat sel: sebuah sel


dilapisan dalam lambung

(c) Tingkat jaringan: lapisan-


lapisan jaringan di dinding lambung

(d) Tingkat organ: lambung

(e) Tingkat sistem tubuh :


sistem pencernaan

(f) Tingkat organisme:


tubuh keseluruhan

>Gambar 1-2 Tingkat organisasi tubuh, yang menunjukkan contoh untuk setiap tingkat.

Isi setiap sel dibungkus oleh suatu sawar berminyak yang sangat bu karang—sel-selnya mirip satu sama lain. Namun, organisme
tipis, membran plasma, yang mengontrol perpindahan bahan yang lebih kompleks, misalnya manusia, memiliki banyak jenis sel,
masuk dan keluar sel. Karena itu, bagian dalam sel mengandung misalnya sel otot, sel saraf, dan sel kelenjar.
kombinasi atom dan molekul yang berbeda dari campuran bahan Setiap manusia berawal dari pertemuan sel telur dan sperma
kimia di lingkungan yang mengelilingi sel tersebut. Karena yang bergabung membentuk sebuah sel tunggal, yang mulai
pentingnya membran plasma dan fungsifungsi terkait membran berkembang biak dan membentuk massa yang tumbuh melalui
plasma untuk menjalankan proses-proses kehidupan, Bab 3 pembelahan sel yang sangat banyak. Jika multiplikasi sel adalah
seluruhnya difokuskan untuk membahas struktur ini. satu-satunya proses yang berperan dalam perkembangan, semua sel
Organisme adalah entitas kehidupan independen. Bentuk paling tubuh seharusnya akan identik, seperti pada bentuk kehidupan
sederhana kehidupan independen ini adalah organisme bersel multisel yang paling sederhana. Namun, selama perkembangan
tunggal, misalnya bakteri dan amuba. Organisme multisel organisme multisel kompleks seperti manusia, setiap sel juga
kompleks, misalnya pohon atau manusia, adalah agregat struktural berdiferensiasi, atau menjadi spesifik untuk menjalankan fungsi
dan fungsional triliunan sel (multi berarti "banyak"). Pada bentuk- tertentu. Akibat diferensiasi sel ini, tubuh Anda terbentuk dari 200
bentuk kehidupan multisel yang lebih sederhana—misalnya, terum- tipe sel khusus.

4   BAB 1
FUNGSI DASAR SEL Semua sel, apakah berada sebagai sel tunggal Tiap-tiap sel melakukan aktivitas khusus ini selain
atau merupakan bagian dari suatu organisme multisel, melakukan melaksanakan berbagai aktivitas mendasar yang diperlukan oleh
fungsi dasar tertentu yang esensial bagi kelangsungan hidupnya. semua sel. Fungsi dasar sel penting bagi kelangsungan hidup tiap-
Fungsi-fungsi dasar sel mencakup hal berikut. tiap sel, sedangkan kontribusi khusus dan interaksi di antara
1.Memperoleh makanan (zat gizi) dan oksigen (O2) dari berbagai sel pada suatu organisme multisel sangat penting bagi
lingkungan disekitar sel. kelangsungan hidup tubuh keseluruhan.
2. Melakukan reaksi-reaksi yang menggunakan zat-zat gizi dan O2 Seperti mesin yang tidak berfungsi kecuali semua bagiannya
untuk menghasilkan energi bagi sel, sebagai berikut: tersusun secara benar, sel-sel tubuh juga harus tersusun secara
spesifik agar dapat melaksanakan proses-proses tubuh secara
Makanan + O2 → CO2 + H2O + energi keseluruhan untuk mempertahankan hidup, misalnya pencernaan,
3. Mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan produk sampingan pernapasan, dan sirkulasi. Sel secara progresif tersusun menjadi
ainnya atau produk sisa yang terbentuk selama reaksi-reaksi jaringan, organ, sistem tubuh, dan akhirnya tubuh secara
tersebut ke lingkungan sekitar. keseluruhan.
4.Membentuk protein dan komponen lain yang diperlukan untuk
truktur, pertumbuhan, dan melaksanakan fungsi tertentu sel.
5. Mengontrol sebagian besar pertukaran bahan antara sel dan
lingkungan sekitarnya. Sel-sel yang struktur dan fungsinya serupa bergabung untuk
6. Memindahkan bahan dari satu bagian sel ke bagian lainnya, membentuk jaringan, yang terdiri dari empat tipe primer: jaringan
dengan sebagian sel bahkan mampu memindahkan dirinya otot, jaringan saraf, jaringan epitel, dan jaringan ikat (>Gambar
didalam lingkungannya. 1-3). Setiap jaringan terdiri dari sel-sel dari suatu tipe tertentu
7. Peka dan responsif terhadap perubahan di lingkungan sekitar. bersama dengan bahan ekstrasel (ekstra berarti "di luar sel") dalam
jumlah bervariasi.
8. Pada sebagian besar sel, bereproduksi. Sebagian sel
tubuh,terutama sel saraf dan sel otot, kehilangan kemampuan

Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang mengkhususkan diri untuk
untuk bereproduksi segera setelah dibentuk. Ini menjadi berkontraksi, yang menghasilkan tegangan dan melakukan gerakan.
penyebab mengapa stroke, yang menyebabkan lenyapnya sel-sel Terdapat tiga jenis jaringan otot, yaitu otot rangka, yang
saraf di otak, dan serangan jantung, yang menyebabkan kematian menggerakkan tulang; otot jantung, yang memompa darah keluar
sel otot jantung, dapat sedemikian merugikan. jantung ; dan otot polos, yang mengontrol gerakan isi organ dan
saluran berongga, misalnya pergerakan makanan melalui saluran
Sel-sel memiliki banyak kemiripan dalam cara melaksanakan
cerna.
fungsi-fungsi dasar ini. Karena itu, semua sel memiliki beberapa
■ Jaringan saraf terdiri dari sel-sel yang khusus memulai
ciri umum.
dan menyalurkan impuls listrik, kadang-kadang dalam jarak yang
FUNGSI KHUSUS SEL Pada organisme multisel, setiap sel juga jauh. Impuls listrik ini bekerja sebagai sinyal yang menyalurkan
informasi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Sinyal ini penting
melakukan fungsi khusus, yang biasanya adalah modifikasi atau
untuk kontrol, koordinasi dan komunikasi dalam tubuh. Jaringan
elaborasi suatu fungsi dasar sel. Ini beberapa contohnya: saraf ditemukan di otak, korda spinalis, saraf, dan organ indra
■ Dengan memanfaatkan kemampuannya membentuk protein, khusus.
sel-sel kelenjar sistem pencernaan menyekresi berbagai enzim ■ Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang mengkhususkan
pencernaan yang menguraikan makanan yang masuk; enzim
diri pada pertukaran bahan antara sel dan lingkungannya. Setiap
adalah protein khusus yang mempercepat reaksi kimia tertentu
bahan yang masuk atau keluar tubuh harus melewati suatu sawar
dalam tubuh.
epitel. Jaringan epitel tersusun menjadi dua tipe struktur umum:
■ Sel ginjal tertentu mampu secara selektif menahan lembaran epitel dan kelenjar sekretorik. Lembaran epitel adalah
bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh sekaligus lapisan sel-sel epitel yang berikatan satu sama lain secara erat yang
mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dibutuhkan ke dalam membungkus dan membatasi berbagai bagian tubuh. Sebagai
urine karena kemampuannya yang sangat khusus untuk contoh, lapisan luar kulit adalah jaringan epitel, demikian juga
mengontrol pertukaran bahan antara sel dan lingkungannya. lapisan dalam saluran cerna. Secara umum, lembaran epitel
■ Kontraksi otot, yang melibatkan gerakan selektif berfungsi sebagai batas yang memisahkan tubuh dari lingkungan
struktur-struktur internal untuk menghasilkan tegangan sel luar dan dari isi rongga yang membuka ke lingkungan luar,
otot, adalah elaborasi kemampuan inheren sel-sel ini untuk misalnya lumen saluran cerna. (Lumen adalah rongga di dalam
menghasilkan gerakan intrasel (intra berarti "di dalam sel"). suatu organ atau saluran berongga.) Hanya pertukaran selektif
■ Dengan menggunakan kemampuan dasar sel untuk berespons
bahan yang dapat terjadi antara bagian-bagian yang dipisahkan oleh
suatu sawar epitel. Jenis dan luas pertukaran terkontrol ini
terhadap perubahan di lingkungan sekitar, sel-sel saraf
bervariasi, bergantung pada letak dan fungsi jaringan epitel. Sebagai
menghasilkan dan menyalurkan impuls listrik, yang contoh, kulit hanya dapat mempertukarkan sedikit bahan antara
menyampaikan informasi tentang perubahan yang memicu tubuh dan lingkungan luar sehingga kulit berperan sebagai lapisan
respons sel saraf tersebut ke bagian tubuh lain. Sebagai contoh, pelindung. Sementara sel-sel epitel yang melapisi bagian dalam
sel saraf di telinga dapat menyampaikan informasi ke otak saluran cerna dikhususkan untuk menyerap nutrien yang datang
tentang suara di lingkungan luar. dari luar tubuh.

5
Organ:
■ Jaringan ikat dibedakan karena memiliki sel
Struktur tubuh yang mengintegrasikan jaringan
ikat yang berbeda dan melakukan fungsi khusus relatif sedikit yang tersebar di dalam bahan
ekstrasel yang banyak jumlahnya. Seperti
diisyaratkan oleh namanya, jaringan ikat
menghubungkan, menunjang, dan mengikat
Stomach berbagai bagian tubuh. Jaringan ini mencakup
beragam struktur, misalnya jaringan ikat
longgar yang melekatkan sel epitel ke struktur
di bawahnya; tendon, yang melekatkan otot
rangka ke tulang; tulang, yang memberi tubuh
bentuk, dukungan, dan perlindungan; dan
darah, yang mengangkut bahan dari satu bagi-
an tubuh ke bagian lain. Kecuali darah, sel-sel
di dalam jaringan ikat menghasilkan molekul
struktural khusus yang mereka lepaskan ke
dalam ruang ekstrasel di antara sel-sel. Salah
satu dari molekul tersebut adalah serat protein
mirip pita karet yang disebut elastin, yang
keberadaannya memungkinkan peregangan
dan rekoil berbagai struktur misalnya paru,
yang selama bernapas kembang-kempis secara
bergantian.
Jaringan epitel Jaringan ikat Jaringan otot Jaringan saraf Jaringan otot, saraf, epitel, dan ikat adalah
proteksi, sekresi dan penyokong struktural pergerakan komunikasi
absorpsi koordinasi dan
jaringan primer dalam arti klasik—yaitu,
kontrol masing-masing adalah kumpulan terintegrasi
sel-sel dengan fungsi dan struktur khusus yang
>Gambar 1-3 Lambung sebagai suatu organ yang tersusun dari empat jenis jaringan primer
sama. Kata jaringan juga sering digunakan,
seperti pada kedokteran klinis, untuk
mengartikan kumpulan beragam komponen sel
Kelenjar adalah turunan jaringan epitel yang khusus melakukan dan ekstrasel yang membentuk suatu organ (misalnya jaringan paru atau
sekresi. Sekresi adalah pengeluaran dari suatu sel, sebagai respons jaringan hati).
terhadap rangsangan yang sesuai, produk-produk spesifik yang
dihasilkan oleh sel. Kelenjar terbentuk selama perkembangan masa
mudigah oleh kantong-kantong jaringan epitel yang masuk ke
dalam dari permukaan (invaginasi) dan mengembangkan
kemampuan sekretorik. Terdapat dua kategori kelenjar, yaitu Organ terdiri dari dua atau lebih tipe jaringan primer yang tersusun
eksokrin dan endokrin (>Gambar 1-4). Jika selama perkembangan, bersama untuk melakukan fungsi-fungsi tertentu. Lambung adalah
sel-sel penghubung antara sel permukaan epitel dan sel kelenjar contoh suatu organ yang dibentuk oleh keempat jenis jaringan primer
sekretorik di dalam invaginasi tetap utuh sebagai suatu saluran (lihat >Gambar 1-3). Jaringan yang membentuk lambung berfungsi secara
antara kelenjar dan permukaan, terbentuk kelenjar eksokrin. kolektif untuk menyimpan makanan yang ditelan, mendorongnya ke
Kelenjar eksokrin mengeluarkan isinya melalui duktus ke bagian dalam saluran cerna lainnya, dan memulai pencernaan protein. Bagian
tubuh luar (atau ke dalam suatu rongga yang berhubungan dengan dalam lambung dilapisi oleh jaringan epitel yang menahan transfer
dunia luar) (ekso berarti "eksternal"; krin berarti "sekresi"). bahan-bahan kimia pencernaan yang keras dan makanan yang belum
Contohnya adalah kelenjar keringat dan kelenjar yang tercerna dari lumen lambung ke dalam darah. Sel kelenjar epitel di
mengeluarkan getah pencernaan. Jika sebaliknya, sel-sel lambung mencakup sel eksokrin, yang mengeluarkan getah pencerna-
penghubung lenyap selama masa perkembangan dan sel-sel kelenjar protein ke dalam lumen, dan sel endokrin, yang mengeluarkan hormon
sekretorik terisolasi dari permukaan, terbentuk kelenjar endokrin. yang membantu mengatur sekresi eksokrin dan kontraksi otot lambung.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus dan mengeluarkan Dinding lambung mengandung jaringan otot polos, yang kontraksinya
produk sekretoriknya, yang dikenal sebagai hormon, secara internal mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mendorong
ke dalam darah (endo berarti "internal"). Sebagai contoh, pankreas campuran tersebut keluar lambung menuju ke usus. Dinding lambung
menyekresi insulin ke dalam darah, yang mengangkut hormon ini juga mengandung jaringan saraf, yang bersama dengan hormon,
ke tempat-tempat kerjanya di seluruh tubuh. Sebagian besar sel mengontrol kontraksi otot dan sekresi kelenjar. Jaringan ikat menyatukan
bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa (gula). semua jenis jaringan tersebut.

   BAB 1
Epitel permukaan (>Gambar 1-5). Bab 4 hingga 20 akan membahas secara
terperinci tiap-tiap sistem tersebut.

Kantong sel epitel


Setiap sistem tubuh bergantung pada fungsi normal sistem lain
untuk melaksanakan tanggung jawab spesifiknya. Tubuh
keseluruhan pada suatu organisme multisel satu individu yang
hidup independen—terdiri dari berbagai sistem tubuh yang secara
struktural dan fungsional terkait sebagai satu kesatuan yang terpisah
(a) Invaginasi epitel permukaan selama dari lingkungan eksternal. Karena itu, tubuh terdiri dari sel-sel
pembentukan kelenjar
hidup yang tersusun membentuk sistem-sistem yang
mempertahankan kehidupan.
Epitel permukaan Berbagai sistem tubuh tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri.
Banyak proses tubuh yang kompleks bergantung pada hubungan
Sel duktus timbal-balik antara banyak sistem. Sebagai contoh, pengaturan
tekanan darah bergantung pada respons terpadu sistem sirkulasi,
kemih, saraf, dan endokrin. Meskipun para ahli fisiologi mungkin
memeriksa fungsi tubuh di setiap tingkat dari sel hingga sistem
(seperti ditunjukkan oleh judul buku ini), tetapi tujuan akhir
Sel kelenjar eksokrin mereka adalah mengintegrasikan mekanisme-mekanisme ini
sekretorik menjadi gambaran lengkap bagaimana organisme secara
keseluruhan bekerja sebagai satu kesatuan.
Saat ini, para peneliti sedang giat meneliti beberapa pendekatan
(b) Kelenjar eksokrin untuk memperbaiki atau mengganti jaringan atau organ yang tidak
lagi dapat secara adekuat melakukan fungsi-fungsi vitalnya karena
Epitel permukaan penyakit, trauma, atau penuaan. (Lihat fitur penyerta pada halaman
Sel-sel penghubung menghilang 10 dan 11, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi. Setiap bab
selama perkembangan memiliki fitur serupa yang mengulas secara lebih dalam informasi
Sel kelenjar menarik tentang beragam topik misalnya dampak lingkungan pada
endokrin sekretorik
tubuh, penuaan, masalah etis, penemuan baru mengenai penyakit-
penyakit yang biasa terjadi, dan perspektif sejarah.)
Pembuluh darah Selanjutnya, kita fokus pada bagaimana berbagai sistem tubuh
tersebut secara normal bekerja sama untuk mempertahankan
(c) Kelenjar endokrin
kondisi internal yang penting bagi kehidupan.

>Gambar 1-4 Kelenjar eksokrin dan endokrin. (a) Sel-sel kelenjar eksokrin
melepaskan produk sekresinya melalui duktus ke bagian luar tubuh(atau ke dalam Periksa Pemahaman Anda 1.2
rongga yang terhubung dengan bagian luar). (b) Sel-sel kelenjar endokrin melepaskan
produk sekresinya (hormon) ke dalam darah. 1. Sebutkan dan jelaskan tingkat organisasi dalam tubuh.
2. Bandingkan fungsi sel dasar dan fungsi sel yang khusus.

1.3|Konsep Homeostasis
Sekelompok organ tersusun lebih lanjut menjadi sistem tubuh. Setiap Jika setiap sel memiliki kemampuan dasar untuk bertahan hidup,
sistem adalah kumpulan organ yang melakukan fungsi terkait dan saling mengapa sel-sel tubuh tidak dapat hidup tanpa melakukan tugas
berinteraksi untuk melakukan suatu aktivitas yang esensial bagi khusus dan tersusun sesuai spesialisasinya men- jadi sistem-sistem
kelangsungan hidup tubuh keseluruhan. Sebagai contoh, sistem yang melaksanakan fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan
pencernaan terdiri dari mulut, faring (kerongkongan), esofagus, hidup tubuh keseluruhan? Sel-sel pada organisme multisel tidak
lambung, usus halus, usus besar, pankreas eksokrin, kelenjar liur, hati, dapat hidup dan berfungsi tanpa kontribusi dari sel tubuh lain
dan kandung empedu. Organ-organ pencernaan ini bekerja sama untuk karena sebagian besar sel tidak berkontak langsung dengan
memecah makanan menjadi molekul-molekul nutrien kecil yang dapat lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan
diserap ke dalam darah untuk disebarkan ke semua sel. sekitar tempat tinggal organisme yang bersangkutan. Suatu
organisme bersel tunggal, misalnya amuba, dapat secara langsung
Tubuh manusia memiliki 11 sistem: sirkulasi, pencernaan, pernapasan, memperoleh nutrien dan O2 dari lingkungan sekitarnya dan
kemih, tulang, otot, kulit, imun, saraf, endokrin, dan reproduksi mengeluarkan zat-zat sisa kembali ke lingkungan tersebut. Sebuah

   7
Sistem sirkulasi Sistem pencernaan Sistem pernapasan Sistem kemih Sistem tulang Sistem otot
Jantung, Mulut, faring, Hidung, faring, laring, Ginjal, ureter, Tulang, tulang rawan Otot rangka
pembuluh darah, esofagus, lambung, trakea, bronkus, paru kandung kemih, sendi
darah usus halus, usus uretra
besar, kelenjar liur,
pankreas eksokrin,
hati, kandung empedu

>Gambar 1-5 Komponen sistem tubuh

sel otot atau sel apapun dalam organisme multisel memiliki nginya. Nantinya, sistem-sistem tubuh tertentu melakukan pemindahan
kebutuhan nutrien dan O2 serta pengeluaran zat sisa serupa untuk bahan antara lingkungan eksternal dan lingkungan internal sehingga
mempertahankan hidup, tetapi sel otot tidak dapat secara langsung komposisi lingkungan internal dipertahankan sesuai untuk menunjang
melakukan pertukaran-pertukaran tersebut dengan lingkungan yang kehidupan dan fungsi sel. Sebagai contoh, sistem pencernaan
mengelilingi tubuh karena sel ini terisolasi dari lingkungan eksternal mengangkut nutrien yang dibutuhkan oleh semua sel dari lingkungan
tubuh. Bagaimana sebuah sel otot dapat melakukan pertukaran- eksternal ke dalam plasma. Demikian juga, sistem pernapasan
pertukaran vital dengan lingkungan eksternal yang tidak berkontak memindahkan O2 dari lingkungan eksternal ke dalam plasma. Sistem
dengannya? Kuncinya adalah adanya lingkungan internal cair. sirkulasi mendistribusikan berbagai nutrien dan O2 ini ke seluruh tubuh.
Lingkungan internal adalah cairan yang mengelilingi sel, yang Bahan-bahan dicampur secara merata dan dipertukarkan antara plasma
melakukan pertukaran-pertukaran untuk mempertahankan dan cairan interstisium melalui kapiler, yaitu pembuluh darah yang
kelangsungan hidup sel. paling halus dan paling tipis. Akibatnya, nutrien dan O2 yang semula
diperoleh dari lingkungan eksternal dapat disalurkan ke cairan
interstisium, empat sel-sel tubuh menyerap bahan-bahan yang
dibutuhkan. Demikian juga, zat-zat sisa yang diproduksi oleh sel-sel
Cairan yang secara kolektif terkandung dalam semua sel tubuh dikeluarkan ke dalam cairan interstisium, diserap oleh plasma, dan
disebut cairan intrasel (CIS). Cairan yang berada di luar sel disebut diangkut ke organ-organ yang secara khusus mengeluarkan zat-zat sisa
cairan ekstrasel (CES). Perhatikan bahwa CES berada di luar sel ini dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Paru mengeluarkan
tetapi tetap di dalam tubuh. Karena itu, CES adalah lingkungan CO2 dari plasma dan ginjal menge- luarkan zat-zat sisa lainnya melalui
internal tubuh. Anda hidup di hngkungan eksternal; sel Anda hidup urine.
dalam lingkungan internal tubuh.
Cairan ekstrasel dibentuk oleh dua komponen: plasma, bagian Karena itu, sebuah sel tubuh menyerap nutrien esensial dari
cair darah, dan cairan interstisium, yang mengelilingi dan lingkungan sekitarnya yang cair dan membuang zat sisa ke lingkungan
membasahi sel (inter berarti "antara"; stisium berarti "yang berdiri") yang sama, seperti yang dilakukan oleh amuba. Perbedaan utamanya
(>Gambar 1-6). adalah bahwa setiap sel tubuh harus membantu mempertahankan
Seberapapun jauhnya sebuah sel dari lingkungan eksternal, sel komposisi lingkungan internal sehingga cairan ini tetap sesuai untuk
tersebut dapat melakukan pertukaran-pertukaran untuk menunjang eksistensi seluruh sel tubuh. Sebaliknya, seekor amuba tidak
mempertahankan hidup dengan lingkungan cairan yang mengelili- melakukan apa-apa untuk mengatur lingkungannya.

   BAB 1
Sistem Integumen Sistem imun Sistem saraf Sistem endokrin Sistem reproduksi
Kulit, rambut, kuku Kelenjar limfe, timus, Otak, korda spinalis, Semua jaringan penghasil Pria: testis, penis, kelenjar
sumsum tulang, saraf perifer, dan, hormon, termasuk prostat, vesikula seminalls,
tonsil, adenoid, limpa, tidak diperlihatkan, hipotalamus, hipofisis, tiroid, kelenjar bulbouretra, dan
apendiks, dan, tidak organ indra khusus adrenal, pankreas endokrin, saluran-saluran terkaitnya
diperliiiatkan, sel gonad, ginjal, pineal, tImus,
darah putih, jaringan dan, tidak diperlihatkan, Wanita: ovarium, tuba
limfoid terkait-usus, paratiroid, usus, jantung, falopii, uterus, vagina,
dan jaringan limfoid kulit, dan jaringan lemak payudara
terkait-kullt

Cairan ekstrasel
Sel Cairan interstisium Plasma

internal yang stabil dinamika.


Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika CES me-
mungkinkan kelangsungan hidup mereka; sehingga, komposisi kimiawi
Pembuluh
dan keadaan fisik lingkungan internal ini harus dipertahankan dalam darah
batas-batas yang ketat. Karena sel-sel menyerap nutrien dan O2 dari
lingkungan internal, bahan-bahan esensial ini harus terus-menerus
dipasok. Demikian juga, zat-zat sisa harus terus-menerus dikeluarkan
dari lingkungan internal agar tidak mencapai kadar toksik. Aspek- aspek
lain lingkungan internal yang penting untuk memper- tahankan
kehidupan, misalnya suhu, juga harus dijaga relatif konstan.
Pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil disebut homeostasis
(homeo artinya "yang sama"; stasis artinya "berdiri atau diam").
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh tiap-tiap sistem tubuh memberi
kontribusi bagi homeostasis sehingga lingkungan di dalam tubuh dapat >Gambar 1-6 Komponen cairan ekstrasel (lingkungan internal)
dipertahankan untuk kelangsungan hidup dan fungsi semua sel. Sel-sel,
nantinya, membentuk sistem tubuh. Ini adalah tema sentral fisiologi dan Lingkungan internal harus dijaga relatif stabil, tetapi hal ini
buku ini: Homeostasis adalah esensial bagi kelangsungan hidup setiap sel, tidak berarti bahwa komposisi, suhu, dan karakteristik lainnya
dan setiap sel, melalui aktivitas khusus masing-masing sebagai bagian dari sama sekali tidak berubah. Baik faktor eksternal maupun
suatu sistem tubuh, ikut berperan mempertahankan lingkungan internal internal secara terus-menerus "mengancam" untuk
yang dipakai bersama oleh semua sel (>Gambar 1-7, hal. 12). mengganggu homeostasis. Saat suatu faktor mulai menggera-

   9
❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi Ilmu Sel Punca dan Rekayasa Jaringan:
Upaya untuk Membuat Bagian Tubuh
yang Rusak Baru kembali

G AGAL HATI, STROKE, PARALISIS AKIBAT CEDERA KORDA


SPINALIS, diabetes melitus, kerusakan otot jantung, artritis, luka
bakar luas, kanker payudara, lengan terputus akibat kecelakaan—
sinyal kimiawi yang tepat. Karena para peneliti secara bertahap mempelajari
pembuatan ramuan sinyal kimiawi yang tepat untuk mengarah-sel yang belum
berdiferensiasi ke jenis sel yang diinginkan, para ilmuwan akan memiliki
potensi untuk mengisi defek di jaringan yang rusak atau mati dengan sel
meskipun tubuh kita adalah sesuatu yang luar biasa dan dalam keadaan
normal menunjang kehidupan kita dengan baik, terkadang suatu bagian sehat
tubuh mengalami gangguan, cedera yang tidak lagi dapat diperbaiki, atau
malah lenyap dalam situasi-situasi seperti ini. Selain merosotnya kualitas Masalah Etis dan Isu Politik
hidup orang yang terkena, biaya untuk mengobati pasien yang organnya Meskipun memiliki potensi besar, penelltian sel punca embrional terbelit oleh
lenyap, rusak permanen, atau gagal menghabiskan sekitar separuh dari kontroversi etis karena sumber dari sel-sel ini: Sel-sel punca embrional
seluruh biaya perawatan kesehatan di Amerika Serikat. Idealnya, ketika diisolasi dari mudigah dari klinik aborsi dan dari mudigah yang tidak
tubuh mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, tersedia bagian- digunakan di klinik fertilitas in-vitro ("bayi tabung"). Para penentang
bagian pengganti yang baru yang dapat memulihkan fungsi dan pemakaian sel punca embrional berpendapat bahwa tindakan ini secara
penampllan ke normal. Untungnya, kemungkinan ini sedang bergerak moral dan etis tidak dapat dibenarkan karena dalam proses pengambilan sel-
cepat dari ranah fiksi ilmiah menuju realitas kemajuan ilmiah. sel ini terjadi penghancuran mudigah. Para pendukung berpendapat bahwa
mudigah-mudigah ini sebenarnya memang akan dihancurkan—suatu
Harapan Medis Sel Punca keputusan yang sudah dibuat oleh orang tua mudigah tersebut—dan bahwa
Sel punca menawarkan harapan yang sangat besar bagi dunIa sel punca memiliki potensi besar untuk menyembuhkan banyak penderitaan
kedokteran untuk memperbaiki atau mengganti organ yang sakit, rusak, manusia. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan sel punca embrional telah
atau aus. Sel punca adalah sel serbaguna yang tidak dikhususkan untuk berkaitan secara erat dengan politik sel punca.
fungsi tertentu, tetapi dapat terbagi untuk menciptakan sel yang sangat Sejak pertengahan 1990-an, dana pemerintah Amerika Serikat untuk
khusus sementara mempertahankan cadangan sel punca baru. Dua penelitian yang melibatkan sel yang berasal dari mudigah telah naik turun
kategori sel punca saat ini sedang dieksplorasi: sel punca mudigah yang sejak Presiden, Kongres, dan Pengadilan telah memperjuangkan terkait
berasal dari embrio dan sel punca spesifik-jaringan yang dipanen dari masalah etik, hukum, dan kebijakan publik. Presiden Bill Clinton membuka
orang dewasa. Sel punca embrional (Embryonic Stem Cell, ESC) pintu untuk pendanaan penelitan mudigah manusia pada tahun 1993. Kultur
terbentuk dari pembelahan-pembelahan awal sel telur yang dibuahi. Sel- sel dari sel punca embrional pertama muncul pada tahun 1998. Ilmuwan yang
sel yang belum berdiferensiasi ini akhirnya akan menghasilkan semua sel mengisolasi kultur sel punca embrional bergantung pada dana pribadi karena
matur di tubuh, sementara pada saat yang sama memperbarui diri sendiri. hukum Dickey-Wicker menghentikan dana pemerintah untuk riset yang
Sel punca embrional bersifat pluripoten, yang berarti memiliki potensi membahayakan mudigah pada tahun 1996. Pada tahun 2001, Presiden
untuk menghasilkan lebih dari 200 tipe sel di tubuh jika diberi rangsangan George W. Bush mulai menutup pintu dengan membatasi dana pemerintah
yang sesuai. untuk riset turunan sel punca embrional sebelum waktunya. Selama masa
Selama perkembangan, sel punca embrional yang belum pemerintahannya, Kongres telah dua kali menarik pajak untuk
berdiferensiasi menghasilkan banyak sel punca spesifik jaringan yang mengistirahatkan keputusan itu, tetapi pajak tersebut diveto oleh Presiden
berdiferensiasi parsial, yang masing-masing berperan menghasilkan tipe Bush. Ketika masa pemerintahan Presiden Barrack Obama, satu kebijakan
sel yang khusus dan sangat spesifik yang membentuk jaringan tertentu. pertama yang beliau tetapkan pada Maret 2009 adalah memenuhi janji
Contohnya, sel punca spesifik jaringan otot membentuk sel otot tertentu. kampanye dengan menetapkan kebijakan eksekutif yang mengizinkan
Beberapa sel punca spesifik jaringan tetap ada pada jaringan dewasa, dukungan pemerintah bagi riset turunan sel punca baru yang berkembang
tempat sel itu berperan sebagai sumber sel spesifik baru untuk dari dana pribadi dan berasal dari donasi mudigah yang tidak digunakan
mempertahankan atau memperbaiki jaringan tertentu. Sel punca spesifik dengan "informed consent" dari pasangan yang mendapat terapi fer- tilitas.
jaringan juga ditemukan padajaringan otakdan otot dewasa. Walaupun sel Mulalnya riset pada turunan sel punca baru dihentlkan sementara pada
saraf dan otot dewasa tidak dapat bereproduksi sendiri, dalam jumlah yang Agustus 2010 oleh putusan Pengadilan Tinggi Amerika Serikat yang
terbatas otak dan otot dewasa dapat menumbuhkan sel baru dengan mengumumkan bahwa kebijakan-kebijakan eksekutif Obama berkaitan
bantuan sel punca yang ada. Namun, proses ini terlalu lambat untuk dapat dengan sel punca adalah ilegal karena melanggar hukum Dickey-Wicker.
sejalan dengan kerusakan besar yang terjadi pada stroke atau serangan Pada bulan September 2010, Pengadilan Tinggi memulihkan pendanaan
jantung. sementara, ketika Isu ini dipertimbangkan oleh Mahkamah Agung, yang
Pada tahun 1998, untuk pertama kalinya, para peneliti berhasil dalam bulan April 2011 memballkkan peraturan yang menghentikan dana
mengisolasi sel punca mudigah dan mempertahankannya tanpa batas pemerintah untuk riset sel punca embrional. Namun, kontroversinya belum
dalam keadaan tidak berdiferensiasi dalam biakan. Dengan biakan sel, selesai dan akan terus berlanjut.
sel-sel yang diisolasi dari makhluk hidup terus tumbuh dan berkembang
biak dalam cawan laboratorlum ketika diberi nutrien dan bahan penunjang Masalah Etis dan Isu Politik
Beberapa peneliti lain telah mencari cara-cara alternatif untuk mendapatkan
yang tepat.
Sel punca embrional yang menjanjikan secara medis terletak pada sel punca, misalnya dengan menggunakan sel punca spesifik jaringan dari
potensi sel Ini untuk berfungsi sebagai bahan serba-guna yang dapat jaringan dewasa sebagai pengganti untuk sel punca embrional pluripoten.
diarahkan menjadi tipe sel apapun yang dibutuhkan untuk memperbaiki Sel-sel punca dewasa ini dipercaya hanya dapat menghasilkan sel-sel
kerusakan tubuh. Penelitian-penelitian yang dilakukan sejak ditemukannya khusus jaringan tertentu. Namun, meskipun sel punca dewasa yang telah
sel punca embrional mengisyaratkan bahwa sel-sel ini memiliki mengalami diferensiasi parsial ini tidak memiliki potensi perkembangan yang
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel tertentu jika terpajan ke lengkap seperti yang dimiliki oleh sel punca mudigah, ternyata sel-sel dewasa

   BAB 1
ini dipercaya hanya dapat menghasilkan sel-sel khusus jaringan tertentu. yang sesuai, agar berkembang biak dan membentuk jaringan tubuh yang
Namun, meskipun sel punca dewasa yang telah mengalami diferensiasi diinginkan. Setelah cetakan plastik tersebut terurai, yang tertinggal hanya
parsial ini tidak memiliki potensi perkembangan yang lengkap seperti yang jaringan baru yang slap ditanamkan ke pasien sebagai jaringan pengganti
dimiliki oleh sel punca mudigah, ternyata sel-sel dewasa tersebut dapat yang hidup dan permanen.
diarahkan untuk menghasilkan lebih banyak jenis sel daripada yang semula Bagaimana dengan sumber sel-sel yang dijadikan benih pada cetakan
diperkirakan. Beberapa contohnya, asalkan mendapat dukungan lingkungan plastik tersebut? Sistem imun diprogram untuk menyerang sel asing,
yang sesuai, sel punca dari otak dapat menghasilkan sel darah dan sel misalnya bakteri invasif atau sel asing yang dicangkokkan ke tubuh dari
punca jaringan lemak menghasilkan sel tulang, tulang rawan, dan otot. orang lain. Serangan ini akan menyebabkan penolakan sel cangkokan
Meskipun sel punca embrional menawarkan potensi yang lebih besar untuk kecuali jika penerima cangkokan diberi obat imunosupresif (obat yang
pengembangan terapi bagi beragam penyakit, sel punca dewasa lebih menekan sistem imun). Efek samping obat-obat imunosupresif yang
mudah diperoleh daripada sel punca mudigah dan pemakaiannya tidak merugikan adalah menurunnya kemampuan sistem imun pasien melawan
menimbulkan kontroversi. bakteri dan virus penyebab penyakit. Untuk mencegah reaksi penolakan oleh
Perjalanan politik yang panjang telah menginspirasi ilmuwan lain untuk sistem imun dan menghindari kebutuhan akan obat imunosupresif jangka
mencari cara baru dalam memperoleh sel punca baru yang serbaguna untuk panjang, ahli rekayasa jaringan dapat meng- gunakan sel punca embrional
kultur sel punca baru tanpa menghancurkan mudigah. Teknik terbaru yang telah diubah menjadi sel benih "universal" yang diprogram secara
dengan potensi terbesar melibatkan pemutarbalikan waktu pada sel spesifik genetik untuk tidak ditolak oleh slapapun. Secara alternatif, sel punca
dewasa, seperti sel kulit yang mudah diperoleh, dan mengubahnya menjadi dewasa spesifik jaringan yang berasal dari tubuh resipien sendiri dapat
tahap embrionik dengan memasukkan empat gen pengatur kunci yang aktif dipakai untuk menciptakan organ transplan yang sesuai secara genetik.
pada awal embrio. Seperti sel punca mudigah punca mudigah, sel yang Berikut ini adalah beberapa hasil awal rekayasa jaringan. Rekayasa
terprogram ulang ini, yang disebut sel punca pluripoten terinduksi tambalan kulit telah digunakan untuk mengobati korban luka bakar luas dan
(Induced Pluripotent Stem Cell, iPSC), memiliki potensi untuk berubah rekayasa tulang rawan dan pengganti cangkok tulang juga telah digunakan.
menjadi jenis sel apa saja di dalam tubuh. Namun, sel punca pluripoten Kandung kemih yang dikembangkan di lab adalah organ pertama yang
terinduksi ini kurang responsif dibandingkan sel punca mudigah terhadap sukses diimplantasikan pada manusia dan juga telah dibuat rekayasa
sinyal-sinyal diferensiasi. Sel punca pluripoten terinduksi ini mengambil pembuluh darah dan trakea. Rekayasa tambalan otot jantung telah
ingatan sementara dari jaringan tempatnya berasal, yang mengurangi dikembangkan untuk memperbaiki jantung yang rusak. Cetakan rekayasa
efisiensinya untuk dapat diubah menjadi sel jenis baru. Sebagai ilustrasi, jaringan untuk merangsang regenerasi saraf telah slap untuk uji klinis. Telah
90% sel punca mudigah dapat diarahkan menjadi sel saraf, sedangkan ada kemajuan dalam menumbuhkan dua organ yang rumit, yaitu pankreas
respon sel punca pluripo- ten terinduksi terhadap sinyal kimia pembuat- dan hati. Karena itu, rekayasa jaringan memenuhi janji bahwa bagian tubuh
neuron lebih bervariasi, berkisar dari 15% hingga 79% laju konversi, yang rusak dapat digantlkan dengan alternatif terbaik, versi laboratorlum
bergantung pada turunan sel. dari"aslinya".
Melalui teknik evolusi baru seperti ini, segera tiap-tiap sel tubuh dewasa Cetakan inovatif telah berlanjut untuk meningkatkan teknologi
dapat diubah menjadi jenis sel apa saja. Pemrograman ulang sel adalah transplantasi beberapa tahun terakhir. Dengan teknik terbaru, beberapa
salah satu area penyelldikan terbaik pada kehidupan ilmiah saat ini. peneliti bereksperimen dengan cefaton organ. Berdasarkan prinsip yang
Dari manapun sumber sel punca berasal, riset sel punca memberi digunakan pada printer desktop, cetakan organ melibatkan endapan lapis
harapan untuk revolusi kedokteran pada abad 21 sebagaimana dampak demi lapis "tinta biologis" dengan bantuan komputer.Tinta blologis meliputi
penemuan vaksin dan antlbiotik pada abad 20. Diperkirakan 3000 orang sel, bahan cetakan, dan faktor pertumbuhan suportif yang secara simultan
Amerika meninggal setiap hari akibat penyakit yang di masa depan dapat dicetak di lapisan yang tebalnya seperseratus inci dalam pola bantuan yang
disembuhkan dengan pemakaian turunan sel punca. Contohnya, pada uji sangat terorganlsasi berdasarkan anatomi organ yang sedang dikerjakan.
klinis, versi sehat jenis spesifik sel punca embrional yang berasal dari mata Penggabungan lapisan hidup ini membentuk struktur tiga dimensi yang
diinjeksikan ke mata pasien dengan kondisi bawaan yang menyebabkan menyerupai bagian tubuh yang akan digantlkan oleh organ cetakan.
kebutaan. Ilmuwan bahkan meneliti pada jaringan tertentu yang tumbuh dan Strategi cetakan terakhir menggunakan arsltektur alamiah dan bukan
secara keseluruhan dapat diperintahkan untuk menggantikan organ, suatu bangunan sebuah cetakan rumit dari goresan. Masih pada tahap
proses yang dikenal dengan rekayasa jaringan. eksperlmental, teknik ini melibatkan pelepasan daging secara kimia dari
donor organ, seperti jantung, yang menyisakan kerangka asli berbentuk
Harapan Medis Rekayasa Jaringan jantung yang terdiri dari kolagen, yaitu jaringan ikat keras yang tidak memicu
Era rekayasa jaringan telah dipermudah oleh kemajuan-kemajuan dalam reaksi imunitas. Saat rangka jantung ini dilapisi dengan pertumbuhan
biologi sel, pembuatan plastik, dan grafik komputer. Dengan menggunakan jaringan dari sel punca resipien, sel itu membentuk jantung yang berdenyut
disain yang dibuat dengan komputer, plastik mudah-larut yang sangat murni lengkap dengan cadangan darahnya yang dapat ditransplantasikan ke
dibentuk menjadi cetakan tiga dimensi yang menyerupai struktur jaringan resipien. Tujuannya adalah menghilangkan keseluruhan sel asli dari jantung
atau organ tertentu. Cetakan plastik ini kemudian diisi "benih"sel yang babi (atau organ lain) dan menggunakannya sebagai cetakan untuk
diinginkan, yang kemudian diarahkan, dengan memberi nutrien dan bahan menciptakan jantung yang cocok secara imunologis untuk ditransplantasikan
kimia stimulatorik yang sesuai, agar berkembang biak dan disain yang ke manusia, dengan demikian dapat mengatasi kekurangan donor dan
dibuat dengan komputer, plastik mudah-larut yang sangat murni dibentuk mencegah risiko penolakan transplantasi.
menjadi cetakan tiga dimensi yang menyerupai struktur jaringan atau organ Penelitian yang akan datang adalah kemampuan untuk menghasilkan sel
tertentu. Cetakan plastik ini kemudian diisi "benih"sel yang diinginkan, yang punca pluripoten terinduksi di tubuh untuk regenerasi bagian yang rusak di
kemudian diarahkan, dengan memberi nutrien dan bahan kimia stimulatorik dalam tubuh itu sendiri, sebagai cetakan yang pokok.

11
tantangan yang berulang atau terus-menerus.
Reaksi tubuh terhadap olahraga mencakup
respons kompensasi jangka pendek dan
Mempertahankan
adaptasi jangka-panjang berbagai sistem
tubuhdamping dalam kotak Melihat Lebih
Dekat pada Fisiologi Olahraga. Sebagian
besar bab memiliki fitur dalam kotak yang
berfokus pada fisiologi olahraga. Juga akan
disajikan masalah-masalah yang berkaitan
Sistem Homeostasis dengan fisiologi olahraga di seluruh buku
tubuh
ini. Apendiks B akan membantu Anda
menge-tahui lokasi semua rujukan bagi topik
Esensial bagi
penting ini.)
Membentuk kelangsungan
hidup
FAKTOR-FAKTOR YANG DIATUR SECARA
HOMEOSTASI. Banyak faktor dalam
Sel lingkungan internal harus dipertahankan
secara homeostasis. Faktor-faktor tersebut
mencakup:
1. Konsentrasi nutrien. Sel-sel memerlukan
pasokan molekul nutrien secara terus-
>Gambar 1-7 Hubungan saling ketergantungan antara sel, sistem tubuh, dan menerus untuk menghasilkan energi. Energi,
homeostasis. Homeostasis esensial bagi kelangsungan hidup sel, sel-sel nantinya, diperlukan untuk menunjang
membentuk sistem tubuh, dan sistem tubuh mempertahankan hoeostasis. Hubungan berbagai aktivitas sel baik yang bersifat
ini berfungsi dasar bagi ilmu faal modern khusus maupun yang mempertahankan
kehidupan.
rakkan lingkungan internal menjauhi kondisi optimal, sistem-sistem 2. Konsentras i O2 dan CO2. Sel-sel memerlukan O2 untuk
tubuh akan memulai reaksi tandingan yang sesuai untuk memperkecil melakukan reaksi kimia pembentuk energi. CO2 yang dibentuk
perubahan tersebut. Sebagai contoh, pajanan ke suhu lingkungan selama reaksi-reaksi ini harus dikeluarkan sehingga CO2
yang dingin (suatu faktoreksternal) cenderung menurunkan suhu pembentuk asam tidak meningkatkan keasaman lingkungan
internal tubuh. Sebagai respons, pusat kontrol suhu di otak memulai internal.
tindakan-tindakan kompensasi, misalnya menggigil, untuk 3. Konsentrasi zat sisa. Sebagian reaksi kimia menghasilkan
meningkatkan suhu tubuh ke normal. Sebaliknya, produksi panas produk-produk akhir yang menimbulkan efek toksik pada sel
tambahan oleh otot-otot yang aktif selama olahraga (faktor internal) tubuh jika produk toksik tersebut dibiarkan berakumulasi
cenderung meningkatkan suhu internal tubuh. Sebagai respons, pusat 4. pH. Perubahan pada pH cairan ekstraseluler (jumlah relatif
kontrol suhu memicu proses berkeringat dan tindakan kompensasi asam; lihat h. A-9 dan h. 598) berpengaruh buruk pada fungsi sel
lain untuk mengurangi suhu tubuh ke normal.
saraf dan merusak aktivitas enzim semua sel.
Karena itu, homeostasis bukan suatu keadaan yang kaku tetap, 5. Konsentrasi garam, air, dan elektrolit lain. Karena konsentrasi
melainkan stabil dinamik tempat perubahan-perubahan yang terjadi relatif garam (NaCl) dan air di cairan ekstrasel memengaruhi
diminimalkan oleh respons-respons fisiologis kompensatorik. Kata seberapa banyak air yang masuk atau keluar sel,
dinamik mengacu pada kenyataan bahwa setiap faktor yang diatur konsentrasikeduanya diatur secara cermat untuk
secara homeostasis ditandai oleh perubahan yang terus-menerus, mempertahankan volume sel. Sel tidak berfungsi normal jika
sedangkan stabil mengisyaratkan bahwa perubahan-perubahan ini membengkak atau menciut. Elektrolit-elektrolit lain (zat-zat
tidak menyimpang jauh dari tingkat konstan atau tetap. Situasi ini kimia yang membentuk ion dalam cairan dan menghantarkan
sebanding dengan penyesuaian-penyesuaian kecil yang Anda lakukan listrik; lihat h. A-3 dan h. A-7) berperan dalam berbagai fungsi
pada kemudi selagi berkendara di jalan raya yang lurus. Fluktuasi- vital. Sebagai contoh, denyut jantung yang teratur bergantung
fluktuasi kecil di sekitar tingkat optimal untuk setiap faktor dalam pada konsentrasi kalium (K+) yang relatif konstan di cairan
lingkungan internal secara normal dijaga oleh mekanisme-mekanisme ekstrasel.
yang diatur ketat dalam batas-batas sempit yang sesuai dengan 6. Volume dan tekanan. Komponen lingkungan internal yang
kehidupan. bersirkulasi, plasma, harus dipertahankan pada volume dan
Sebagian mekanisme kompensasi adalah respons segera dan sesaat tekanan darah yang adekuat untuk menjamin distribusi
terhadap situasi yang menggeser suatu faktor yang diatur dalam penghubung yang penting ini antara lingkungan eksternal dan
lingkungan internal menjauhi tingkat yang diinginkan, sementara sel ke seluruh tubuh.
sebagian lainnya adalah adaptasi jangka-panjang yang berlangsung 7. Suhu. Sel-sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suhu yang
sebagai respons terhadap pajanan berulang atau berkepanjangan ke sempit. Jika sel terlalu dingin, fungsi sel akan terlalu melambat
situasi-situasi yang mengganggu homeostasis. Adaptasi jangka- dan yang lebih buruk lagi, jika sel terlalu panas, protein-protein
panjang menyebabkan tubuh lebih efisien dalam menanggapi struktural dan enzimatik akan terganggu atau rusak.

12
•Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga

Apa itu Fisiologi Olahraga?

F ISIOLOGI OLAHRAGA ADALAH ILMU tentang perubahan-per- mereka. Kecepatan denyut jantung meningkat untuk menyalurkan lebih
ubahan fungsional yang terjadi sebagai respons terhadap satu sesi olahraga banyak darah beroksigen ke otot-otot yang aktif tersebut. Jantung beradaptasi
dan adaptasi yang terjadi akibat sesi olahraga yang berulang teratur. Olahraga terhadap olahraga teratur yang intensitas dan durasinya memadai dengan
pada awalnya mengganggu homeostasis. Perubahan yang terjadi sebagai meningkatkan kekuatan dan efisiensinya sehingga jantung tersebut mampu
respons terhadap olahraga adalah upaya tubuh untuk memenuhi keharusan memompa lebih banyak darah perdenyutnya. Karena peningkatan
mempertahankan homestasis ketika tuntutan terhadap tubuh meningkat. kemampuan memompa tersebut, jantung tidak perlu berdenyut terlalu cepat
Olahraga sering memerlukan koordinasi berkepanjangan di antara berbagai untuk memompa sejumlah darah seperti yang dilakukannya sebelum program
sistem tubuh, termasuk sistem otot, tulang, saraf, sirkulasi, pernapasan, kemih, olahraga teratur.
integumen (kulit), dan endokrin (pembentuk hormon). Para ahli fisiologi olahraga mempelajari mekanisme yang berperan dalam
Kecepatan denyut jantung adalah salah satu faktor yang paling menyebabkan perubahan yang terjadi akibat olahraga. Banyak pengetahuan
mudah dipantau yang memperlihatkan respons segera terhadap yang diperoleh dari penelitian tentang olahraga digunakan untuk
mengembangkan program olahraga yang benar untuk meningkatkan
olahraga dan adaptasi jangka-panjang terhadap program olahraga
kapasitas fungsional orang mulai dari atlet hingga orang yang tubuhnya
teratur. Saat seseorang mulai berolahraga, sel-sel otot yang aktif
lemah. Pentingnya olahraga yang sesuai dan memadai dalam mencegah
menggunakan lebih banyak O2 untuk menunjang peningkatan
penyakit dan rehabilitasi kini telah semakin terbukti.
kebutuhan energi

KONTRIBUSI SISTEM TUBUH TERHADAP HOMEOSTASIS 6. Sistem otot (otot rangka) menggerakkan tulang, tempat melekatnya
Kesebelas sistem tubuh ikut berperan dalam homeostasis dengan otot rangka. Dari sudut pandang homeostatik murni, sistem ini
cara-cara penting berikut (>Gambar 1-8). memungkinkan individu bergerak mendekati makanan atau
menjauh dari bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh
1. Sistem sirkulasi (jantung, pembuluh darah, dan arah)
kontraksi otot membantu mempertahankan suhu tubuh. Selain itu,
mengangkut berbagai bahan seperti nutrien, O2 , CO2 , zat
karena otot rangka berada di bawah kontrol sadar, orang yang
sisa,elektrolit, dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian lain.
bersangkutan dapat menggunakannya untuk melakukan beragam
2. Sistem pencernaan (mulut, esofagus, larnbung, usus halus,dan gerakan lain yang ia inginkan. Gerakan-gerakan ini, yang berkisar
organ lain yang berhubungan) menguraikan makanan menjadi dari keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk menjahit
molekul-molekul nutrien kecil yang dapat diserap ke dalam hingga gerakan kuat yang digunakan dalam angkat beban, tidak
plasma untuk didistribusikan ke semua sel tubuh. Sistem ini juga harus ditunjuk untuk mempertahankan homeostasis.
memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke 7. Sistem integumen (kulit dan struktur terkait) berfungsi sebagai
lingkungan internal. Sistem pencernaan mengeluarkan residu sawar protektif luar yang mencegah cairan internal keluar dari
makanan ke lingkungan eksternal dalam bentuk feses tubuh dan mikroorganisme asing masuk. Sistem ini juga penting
3. Sistem pernapasan (paru dan saluran napas utama) menyerap O2 dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang lenyap dari
dari lingkungan eksternal dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan
eksternal. Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 dengan mengontrol produksi keringat dan dengan mengatur aliran
penghasil asam, sistem pernapasan juga penting untuk darah hangat ke kulit.
mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai. 8. Sistem imun (sel darah putih dan organ limfoid) memperta-
4. Sistem kemih (ginjal dan saluran "pipa" yang hankan tubuh dari invasi asing seperti bakteri, virus dan dari sel-
terkait)mengeluarkan kelebihan air, garam, asam, dan elektrolit sel ubuh yang berubah menjadi kanker. Sistem ini juga
lain dalam plasma serta mengeluarkan mereka ke urine, bersama memudahkan jalan untuk memperbaiki atau mengganti sel yang
dengan zat-zat sisa selain CO2. cendera atau aus.
5. . Sistem tulang (tulang dan sendi) merupakan penunjang dan 9. Sistem saraf (otak, korda spinalis, saraf, dan organ indra) adalah
protektor bagi jaringan lunak dan organ. Sistem ini juga berfungsi salah satu dari dua sistem regulatorik utama tubuh. Secara umum,
sebagai tempat penyimpanan kalsium (Ca2+), suatu elektrolit yang sistem ini mengontrol dan mengoordinasikan aktivitas tubuh yang
konsentrasinya dalam plasma harus diperta-hankan dalam batas- memerlukan respons cepat. Sistem saraf sangat penting dalam
batas yang sempit. Bersama dengan sistem otot, sistem tulang juga mendeteksi dan memulai respons terhadap perubahan dalam
memungkinkan tubuh dan bagian-bagiannya bergerak. Selain itu, lingkungan eksternal. Selain itu, sistem ini bertanggung jawab
sumsum tulang bagian interior lunak beberapa jenis tulang— untuk fungsi-fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur) yang tidak
adalah sumber utama semua sel darah. seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis,
misalnya kesadaran, daya ingat, dan kreativitas.

   13
SISTEM TUBUH
Terbentuk dari sel-sel yang tersusun berdasarkan spesialisasi untuk mempertahankan
homeostasis
Lihat Bab 1

SISTEM SARAF
Bekerja melalui sinyal listrik untuk mengontrot
respons cepat tubuh; juga berperan untuk
fungs fungsi yang lebih tinggi—mis. kesadaran, Pengaturan
InforrnasT dari daya mgat, kreativitas
lingkungan Lihat Bab 4, 5, 6, dan 7.
eksternal disalurkan
rnelaky sistern saraf

SISTEM PERNAPASAN
O2 Mengambil O2 dari lingkungan eksternal dan
mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal;
CO2 membantu mengatur pH dengan
menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2
pembentuk asam. Lihat Bab 13 dan 15.

SISTEM KEMIH
Urin mengandung Penting dalam mengatur volume, komposisi
zat sisa dan elektrolit, dan pH lingkungan internal;
kelebihan air dan mengeluarkan zat sisa dan kelebihan air,
elektrolit garam, asam, dan elektrolit lain dari plasma
dan membuangnya ke dalam urin
Lihat Bab 14 dan 15.

Nutrien, air SISTEM PENCERNAAN


Mengambil nutrien, air, dan elektrolit dari
elektrolit
lingkungan eksternal dan memindahkannya ke
Feses dalam plasma; mengeluarkan sisa makanan
mengandung yang tidak tercerna ke lingkungan eksternal.
Lihat Bab 16.
residu makanan
yang tidak
dicerna
SISTEM REPRODUKSI
Sperma Tidak esensial bagi homeostasis, tetapi
esensial bagi kelangsungan hidup spesies
meninggalkan pria
secara ketularan
Sperma masuk ke Lihat Bab 20
wanita Pertukaran dengan
semua sistem lain

SISTEM SIRKULASI
Mengangkut nutrien, O2, CO2, zat sisa, elektrolit. dan hormon ke seluruh tubuh
LINGKUNGAN Lihat Bab 9, 10, dan 11.
EKSTERNAL

>Gambar 1-8 Peran sistem-sistem tubuh dalam mempertahankan homeostasis.

   BAB 1
SISTEM ENDOKRIN sistem-sistem tubuh
Bekerja meialui hormon yang disekresikan ke
dalam darah untuk mengatur proses-proses mempertahankan
yang lebih mengutamakan durasi daripada homeostasis
kecepatan—mis.aktivitas metabolik dan
keseimbangan air dan elektrolit HOMEOSTASIS
Lihat Bab 4, 18 dan 19. Suatu keadaan stabil-dinamik konstituen-
konstituen di lingkungan cairan internal yang
dan bertukar bahan dengan sel.
Lihat Bab 1
Faktor yang dipertahankan secara
homeostasis:
SISTEM INTEGUMEN Konsentrasi molekul nutrien
Lihat Bab16, 17, 18, and 19.
Berfungsi sebagai sawar protektif antara Menjaga cairan
Konsentrasi O2 dan CO2
lingkungan eksternal dan bagian tubuh lainnya; internal tetap di
Lihat Bab 13.
kelenjar keringat dan penyesuaian aliran darah ke dalam
Konsentrasi zat sisa
kulit penting dalam mengatur suhu tubuh Menahan benda
Lihat Bab 14.
Lihat Bab 12 dan 17. asing tetap di luar
pH Lihat Bab 15.
Konsentrasi air,garam,dan
elektrolit lain
Lihat Bab 14, 15, 18, dan 19.
Suhu Lihat Bab 17.
Volumen dan tekanan
Lihat Bab 10,14, dan 15.
SISTEM IMUN
Mempertahankan tubuh dari invasi asing dan Melindungi tubuh
sel kanker ; melicinkan jalan untuk proses dari invasi asing Homeostass
perbaikan jaringan adalah esensial
Lihat Bab 12. bagi kelangsungan
hidup sel

SISTEM OTOT DAN TULANG


Mendukung dan melindungi bagian-bagian tubuh Memungkinkan SEL
dan memungkinkan tubuh bergerak; kontraksi otot tubuh Memerlukan homeostasis
yang menghasilkan panas penting dalam mengatur untuk kelangsungan hidup mereka
berinteraksi
sendiri dan untuk melakukan fungsi-
suhu; kalsium disimpan di tulang dengan fungsi khusus yang ensesial bagi
Lihat Bab 8, 17, dan 19. lingkungan luar kelangsungan hidup tubuh keseluruhan.
Lihat Bab 1, 2, dan 3
Pertukaran dengan memerlukan pasokan nutrien dan O2 yang
terus menerus serta eliminasi kontinyu
semua sistem lain CO2 pembentuk asam untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan
untuk mempertahankan aktivitas sel yang
memungkinkan kehidupan sebagai berikut:
Makanan + O2 CO2 + H2O + energi
Lihat Bab 13, 15, 16, dan 17.

Sel-sel membentuk
sistem tubuh

   15
10. Sistem endokrin (semua kelenjar penghasil hormon) adalah (1) penyimpangan dari normal faktor lingkungan internal yang
sistem regulatorik utama lainnya. Berbeda dari sistem saraf, perlu dijaga dalam batas-batas yang sempit; (2) mengintegrasikan
secara umum kelenjar-kelenjar penghasil hormon pada sistem informasi ini dengan informasi lain yang relevan; dan (3)
endokrin mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi dan melakukan penyesuaian yang tepat dalam aktivitas bagian-bagian
bukan kecepatan, misalnya pertumbuhan. Sistem ini sangat tubuh yang bertanggung jawab memulihkan faktor tersebut ke nilai
penting dalam mengontrol konsentrasi nutrien dalam darah, yang diinginkan.
dengan mengatur fungsi ginjal, mengontrol volume dan
komposisi elektrolit cairan ekstra sel.
11. Sistem reproduksi (gonad pria dan wanita—tiap-tiap testis dan
ovarium—dan organ yang terkait) tidak esensial bagi
homeostasis dan karenanya tidak esensial bagi kelangsungan Sistem kontrol homeostasis dapat dikelompokkan menjadi dua
hidup individu. Namun, sistem ini esensial bagi kelangsungan kelompok—kontrol intrinsik dan ekstrinsik. Kontrol intrinsik
keberadaan spesies. (lokal) terdapat di dalam atau inheren dalam suatu organ (intrinsik
berarti "di dalam"). Sebagai contoh, karena otot rangka yang sedang
Selagi kita membahas tiap-tiap sistem di atas secara lebih
berolahraga menggunakan O2 dengan cepat untuk menghasilkan
terperinci, ingatlah selalu bahwa tubuh adalah suatu kesatuan
energi untuk menunjang aktivitas kontraktilnya, konsentrasi O2 di
terkoordinasi meskipun setiap sistem memberi kontribusi khususnya
dalam otot turun. Perubahan kimia lokal ini bekerja secara langsung
masing-masing. Kita mudah melupakan bahwa semua bagian tubuh
pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mendarahi otot
sebenarnya menyatu padu membentuk satu tubuh utuh yang
tersebut, menyebabkan otot polos melemas sehingga pembuluh
berfungsi. Karena itu, setiap bab dimulai dengan pembahasan yang
darah berdilatasi atau membuka lebar. Akibatnya, terjadi
berfokus pada bagaimana sistem tubuh yang akan dibicarakan
peningkatan aliran darah melalui pembuluh yang melebar tersebut
menyatu dengan tubuh keseluruhan. Selain itu, setiap bab diakhiri
ke otot di atas sehingga O2 yang disalurkan meningkat. Mekanisme
dengan pembahasan singkat mengenai kontribusi homeostatik
lokal ini ikut mempertahankan kadar optimal O2 cairan di sekitar
sistem tubuh yang dimaksud. Sebagai alat bantu agar Anda dapat
sel-sel otot yang berolahraga tersebut.
menelusuri bagaimana semua sistem menyatu, >Gambar 1-8 Namun,sebagian besar faktor di lingkungan internal di-
diduplikasi di sampul bagian dalam sebagai referensi yang mudah pertahankan oleh kontrol ekstrinsik atau sistemik, yaitu
diakses. mekanisme regulasi yang dimulai di luar suatu organ untuk
Anda juga perlu menyadari bahwa tubuh keseluruhan yang
berfungsi lebih besar daripada jumlah tiap-tiap bagiannya. Melalui mengubah aktivitas organ tersebut (ekstrinsik berarti "di luar").
spesialisasi, kerjasama, dan saling ketergantungan, sel-sel bergabung Kontrol ekstrinsik organ dan sistem tubuh dilakukan oleh sistem
untuk membentuk organisme hidup yang tunggal, unik, dan saraf dan endokrin, dua sistem regulatorik utama tubuh. Kontrol
terintegrasi dengan kemampuan yang lebih beragam dan lebih ekstrinsik memungkinkan terjadinya regulasi terpadu beberapa
kompleks daripada yang dimiliki oleh tiap-tiap sel pembentuknya. organ untuk mencapai satu tujuan; sebaliknya, kontrol intrinsik
Bagi manusia, kemampuan-kemampuan ini jauh melebihi proses- mengatur hanya pada organ tempat kontrol tersebut terjadi.
proses yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Sebuah Mekanisme regulasi yang menyeluruh dan terkoordinasi sangat
sel, atau bahkan kombinasi acak sel-sel, jelaslah tidak dapat penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamik di
menciptakan mahakarya seni atau mendesain pesawat luar angkasa, lingkungan internal secara keseluruhan. Sebagai contoh, untuk
tetapi sel-sel tubuh yang bersatu-padu memungkinkan seseorang memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai ketika tekanan
memperoleh kemampuan tersebut. tersebut turun terlalu rendah, sistem saraf secara simultan bekerja
Kini setelah Anda mempelajari apa itu homeostasis dan bagaimana pada jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh untuk
fungsi berbagai sistem tubuh mempertahankannya, marilah kita meningkatkan tekanan darah ke normal.
membahas mekanisme-mekanisme regulatorik yang digunakan Untuk menstabilkan faktor fisiologis yang sedang diatur, sistem
tubuh untuk bereaksi terhadap perubahan dan mengontrol kontrol homeostasis harus mampu mendeteksi dan menahan
lingkungan internal. perubahan. Kata umpan-balik merujuk pada respons yang terjadi
setelah terdeteksinya suatu perubahan; kata umpan-maju
digunakan untuk respons yang dibuat sebagai antisipasi suatu
Periksa Pemahaman Anda 1.3 perubahan. Marilah kita bahas kedua mekanisme ini secara lebih
terperinci.
1. Bedakan antara lingkungan eksternal, lingkungan internal, cairan
intrasel, cairan ekstrasel, plasma, dan cairan interstitium
2. Buatlah gambar yang menunjukkan hubungan saling ketergantungan
antara sel, sistem tubuh dan homeostasis.

Untuk menstabilkan faktor-faktor fisiologis yang sedang di atur,


mekanisme kontrol homeostasis terutama bekerja berdasarkan
Sistem kontrol homeostasis adalah suatu jalinan komponen- prinsip umpan-balik negatif untuk mengatasi perubahan. Pada
komponen tubuh yang saling berhubungan secara fungsional yang umpan-balik negatif, perubahan dalam suatu faktor yang dikontrol
bekerja untuk mempertahankan suatu faktor dalam lingkungan secara homeostasis akan memicu respons yang berupaya untuk
internal yang relatif konstan di sekitar tingkat optimal. Untuk memulihkan faktor tersebut ke normal dengan menggerakkan faktor
mempertahankan homeostasis, sistem kontrol harus mampu untuk dalam arah berlawanan dengan perubahan awalnya—demikianlah

16 BAB I
penyesuaian korektif berlawanan dengan penyimpangan awal dari ngku. Dengan mekanisme umpan-balik negatif, jika titik patokan telah
tingkat normal yang diinginkan. tercapai, air conditioner dipadamkan untuk mencegah kamar menjadi
Contoh umum umpan-balik negatif adalah kontrol suhu terlalu dingin. Perhatikan bahwa jika variabel terkontrol hanya dapat
ruangan. Suhu ruangan adalah variabel terkontrol, suatu fakta secara sengaja disesuaikan untuk melawan perubahan ke satu arah,
yang dapat berubah-ubah, tetapi dipertahankan dalam kisaran variabel dapat bergerak ke arah yang berlawanan tanpa terkendali.
sempit oleh suatu sistem kontrol. Pada contoh kita, sistem kontrol Sebagai contoh, jika rumah hanya dilengkapi dengan tungku yang
mencakup termostat, tungku, dan semua hubungan listriknya. menghasilkan panas untuk melawan penurunan suhu kamar, tidak
Suhu kamar ditentukan oleh aktivitas tungku, suatu sumber panas tersedia mekanisme untuk mencegah rumah menjadi teralu panas
yang dapat dinyalakan atau dimatikan. Untuk menyalakan atau pada musim panas. Walau demikian, suhu kamar dapat dijaga relatif
mematikan dengan benar, sistem kontrol sebagai suatu kesatuan konstan melalui dua mekanisme yang berlawanan, satu yang mema-
harus "mengetahui" berapa suhu kamar yang sebenarnya, naskan dan satu yang mendinginkan kamar, meskipun suhu di
"membandingkan" dengan suhu kamar yang diinginkan, dan lingkungan luar sangat bervariasi.
"menyesuaikan" pengeluaran panas dari tungku agar suhu Sistem umpan-balik negatif homeostasis di tubuh manusia bekerja
sebenarnya dapat mencapai tingkat yang diinginkan. Termometer dengan cara serupa. Sebagai contoh, jika sel-sel saraf pemantau suhu
di dalam termostat memberi informasi tentang suhu kamar mendeteksi penurunan suhu tubuh di bawah tingkat yang diinginkan,
sebenarnya. Termometer adalah sensor, yang memantau tingkat sensor-sensor ini mengirim sinyal ke pusat kontrol suhu yang memulai
variabel yang dikontrol. Sensor biasanya mengubah informasi asli serangkaian proses yang berakhir dengan respons antara lain
mengenai suatu perubahan menjadi suatu bentuk "bahasa" yang menggigil untuk menghasilkan panas dan meningkatkan suhu ke
dapat "dipahami" oleh sistem kontrol. Sebagai contoh, termometer tingkat yang diinginkan (>Gambar 1-9c). Saat suhu tubuh meningkat
mengubah tingkat suhu udara menjadi impuls listrik. Pesan ini mencapai titik patokan, sel-sel saraf pemantau suhu memadamkan
berfungsi sebagai masukan bagi sistem kontrol. Penetapan sinyal stimulatorik ke otot rangka. Akibatnya, suhu tubuh tidak terus
termostat menentukan tingkat suhu yang diinginkan atau set point meningkat melewati titik patokan. Sebaliknya, ketika sel saraf
(titik patokan). Termostat bekerja sebagai integrator atau pusat pemantau suhu mendeteksi peningkatan suhu tubuh di atas normal,
kontrol: Termostat membandingkan masukan sensor dengan titik mekanisme pendingin, misalnya berkeringat, diaktifkan untuk
patokan dan menyesuaikan pengeluaran panas dari tungku agar mengurangi suhu ke normal. Saat suhu mencapai titik patokan,
terjadi efek sesuai yang melawan penyimpangan dari titik patokan. mekanisme pendinginan dihentikan. Seperti pada pengendalian suhu
Tungku berfungsi sebagai efektor, komponen sistem kontrol yang tubuh, sebagian besar variabel yang dikontrol secara homoestatis dapat
diperintahkan untuk melaksanakan efek yang diinginkan. diarahkan ke kedua arah sesuai kebutuhan oleh mekanisme-
Komponen-komponen umum pada sistem kontrol umpan-balik mekanisme yang saling berlawanan.
negatif ini diringkaskan di >Gambar 1-9a. Perhatikan baik-baik
gambar tersebut dan kunci-kuncinya; simbol dan definisi yang
Umpan-balik positif memperkuat suatu perubahan awal
dikenalkan disini digunakan di diagram-diagram alir di seluruh
buku teks ini. Pada umpan-balik negatif, keluaran sistem kontrol diatur untuk
Marilah kita lihat suatu lengkung umpan-balik negatif tipikal. menahan perubahan sehingga variabel terkontrol dijaga agar relatif
Sebagai contoh, jika pada cuaca dingin suhu kamar turun di bawah tetap. Sebaliknya, pada umpan-balik positif, keluaran meningkatkan
titik patokan, termostat, melalui sirkuit penghubung, mengaktifkan atau memperkuat perubahan sehingga variabel terkontrol terus
tungku yang menghasilkan panas untuk meningkatkan suhu kamar bergerak searah perubahan awal. Efek seperti ini setara dengan panas
(>Gambar 1-9b).Jika suhu kamar telah mencapai titik patokan, yang dihasilkan oleh tungku memicu termostat untuk meningkatkan
termometer tidak lagi mendeteksi penyimpangan dari titik kerja tungku sehingga suhu kamar akan terus meningkat
tersebut. Akibatnya, mekanisme pengaktif di termostat dan tungku
Karena tujuan utama dalam tubuh adalah mempertahankan
akan padam. Oleh sebab itu, panas dari tungku melawan atau
kondisi homeostasis yang stabil, umpan-balik positif lebih jarang
"negatif" terhadap penurunan suhu awal. Jika jalur pembentuk
terjadi dibandingkan dengan umpan-balik negatif. Namun, umpan-
panas tidak dihentikan setelah suhu sasaran tercapai, produksi
balik positif juga berperan penting dalam keadaan tertentu, misalnya
panas akan berlanjut dan kamar akan menjadi semakin panas. Titik
kelahiran bayi. Hormon oksitosin menyebabkan kontraksi kuat uterus
patokan tidak terlewati karena panas memberi "umpan balik"
(rahim). Sewaktu kontraksi uterus mendorong bayi menekan serviks
untuk mematikan termostat yang memicu pengaktifannya. Oleh
(pintu keluar dari uterus), peregangan serviks yang terjadi memicu
sebab itu, sistem kontrol umpan-balik negatif mendeteksi
serangkaian kejadian yang menyebabkan pelepasan lebih banyak
perubahan dalam suatu variabel terkontrol yang menjauhi nilai
oksitosin, yang menyebabkan kontraksi uterus menguat, yang memicu
ideal, memulai mekanisme-mekanisme untuk mengoreksi situasi,
pengeluaran lebih banyak oksitosin, dan seterusnya. Siklus umpan-
dan kemudian memadamkan dirinya. Dengan cara ini, variabel
balik positif ini tidak berhenti hingga bayi akhirnya lahir. Demikian
terkontrol tidak menyimpang terlalu jauh di bawah atau di atas
juga, semua siklus umpan-balik positif normal di tubuh memiliki
titik patokan.
mekanisme untuk menghentikan siklus ini.
Bagaimana jika penyimpangan awal adalah peningkatan suhu
kamar di atas titik patokan karena udara di luar terlalu panas?
Tungku penghasil panas tidak bermanfaat untuk me-ngembalikan
suhu kamar ke tingkat yang diinginkan. Sistem kontrol yang
berlawanan, termasuk pendingin udara, diperlukan untuk Selain mekanisme umpan-balik, yang menimbulkan reaksi terhadap
menurunkan suhu ruangan. Dalam hal ini, termostat, melalui perubahan pada variabel terkontrol, tubuh kadang menggunakan
sirkuit penghubung, dapat mengaktifkan air conditioner, yang mekanisme umpan-maju, yang berespons sebagai antisipasi terhadap
mendinginkan udara kamar, efek yang berlawanan dengan efek tu- adanya perubahan pada variabel terkontrol. Sebagai contoh, ketika

   17
Penyimpangan pada
* Menghilang * Menghilang * Menghilang
Turunnya suhu kamar Penurunan suhu tubuh
variabel terkontrol di bawah titik patokan
di bawah titik patokan

(dideteksi oleh)

Sensor Termometer Sel saraf


pemantau suhu
(menginformasikan)

Pusat
Integraror Termostat kontrol suhu
Umpan-balik
(mengirim perintah ke) negatif untuk
menghentikan (umpan-balik (umpan-balik
sistem yang negatif) negatif)
Otot rangka
Efektor(-efektor) menyebabkan Tungku (dan efektor lain)
respons)
(menyebabkan)

Produksi panas
Respons kompensasi Pengeluaran Panas melalui proses
menggigil dan cara lain
(menghasilkan)

Variabel terkontrol * Peningkatan suhu * Peningkatan suhu *


kembali ke normal kamar menuju titik menuju titik patokan
patokan

(a) Komponen sistem kontol (b) Kontrol umpan balik negatif (c) Kontrol umpan balik negatif
umpan balik negatif suhu ruang suhu tubuh

KUNCI

Untuk diagram alir di seluruh buku ini:


= Jalur kompensasi
= Merangsang atau mengaktifkan = Penghentian jalur kompensasi (umpan-balik negatif)
= Menghambat atau menghentikan Perhatikan bahwa rona yang lebih terang dan gelap pada warna yang
*
= Kesatuan utuh fisik, misalnya struktur tubuh atau bahan kimia sama masing-masing digunakan untuk menunjukkan penurunan atau
= Kerja peningkatan variabel terkontroi.

>Gambar 1-9 Umpan Balik Negatif

makanan masih berada di saluran cerna, mekanisme umpan-


maju ini meningkatkan sekresi suatu hormon (insulin) yang
akan meningkatkan penyerapan dan penyimpanan nutrien yang Periksa Pemahaman Anda 1.4
dicerna oleh sel setelah nutrien diserap dari saluran cerna.
1. Bedakan antara kontrol ekstrinsik dan kontrol intrinsik
Respons anti-sipatorik ini membantu membatasi peningkatan
2. Bandingkan antara umpan balik positif dan umpan balik negatif.
konsentrasi nutrien dalam darah setelah nutrien diserap.

Bab dalam Perspektif:


Meskipun tubuh memiliki mekanisme kontrol, jika satu atau Homeostasis
lebih sistem tubuh tidak berfungsi, homeostasis akan terganggu
dan semua sel menderita karena mereka tidak lagi mendapat Di bab ini, Anda telah mempelajari apa yang dimaksud
lingkungan yang optimal untuk hidup dan berfungsi. Muncul dengan homeostasis: suatu keadaan stabil dinamik
berbagai keadaan patofisiologi, bergantung pada jenis dan luas konstituen-konstituen dalam lingkungan cairan internal
gangguan homeostasisnya. Kata patofisiologi merujuk pada (cairan ekstrasel) yang mengelilingi dan bertukar bahan dengan sel.
kelainan fungsi tubuh (penyimpangan fisiologi) terkait dengan Homeostasis harus dipertahankan karena esensial bagi kehidupan
penyakit. Saat gangguan homeostasis sudah sedemikian parah dan fungsi normal sel. Setiap sel, melalui berbagai aktivitas khusus
sehingga tidak lagi memungkinkan kehidupan, akan terjadi masing-masing, memberi kontribusi sebagai bagian suatu sistem
kematian. tubuh untuk

   BAB 1
mempertahankan homeostasis. Hubungan ini adalah dasar fisiologi konstan lingkungan internal adalah topik yang dibahas di sisa
dan tema pokok buku ini. Kami telah menjelaskan bagaimana sel buku ini. Setiap bab disimpulkan dengan fitur bergambar untuk
tersusun berdasarkan spesialisasinya menjadi sistem-sistem tubuh. mempermudah pemahaman Anda mengenai bagaimana sistem
Bagaimana homeostasis esensial bagi kelangsungan hidup sel dan yang sedang dibahas ikut berperan dalam homeostasis, serta
bagaimana sistem-sistem tubuh mempertahankan sifat interaksi dan saling-ketergantungan sistem-sistem tubuh.

LATIHAN SOAL
Jawaban dimulai di h. A-19 10. Kontrol __ bersifat inheren bagi suatu organ Sementara
Pertanyaan Objektif kontrol __ adalah mekanisme regulasi yang dimulai di luar
1. Mana dari aktivitas berikut yang tidak dilaksanakan oleh suatu organ yang mengubah aktivitas organ tersebut.
setiap sel di tubuh? 11. Cocokkan berikut ini:
a. Memperoleh O2 dan nutrien 1. sistem sirkulasi a. mengambil O2 dan
b. Melakukan reaksi kimia untuk memperoleh energi untuk 2. sistem pencernaan mengeluarkan CO2
digunakan oleh sel 3. sistem pernapasan b. menunjang, melindungi,dan
c. Mengeluarkan zat sisa 4. sistem kemih menggerakkan bagian-
d. Mengontrol sebagian besar pertukaran bahan antara sel 5. sistem otos dan bagian tubuh
dan lingkungan eksternal tulang c. mengontrol melalui
e. Bereproduksi 6. sistem integumen hormon yang
2. Mana dari jawaban di bawah ini yang menunjukkan tingkat 7. sistem imun dikeluarkannya, proses-
organisasi tubuh yang benar 8. sistem saraf proses memerlukan durasi
a. Kimia, sel, organ, jaringan, sistem tubuh, tubuh 9. sistem endrokin d. bekerja sebagai sistem
keseluruhan 10. sistem reproduksi transpor
b. Kimia, sel, jaringan, organ, sistem tubuh, tubuh e. mengeluarkan zat sisa dan
keseluruhan kelebihan air, garam, dan
c. Sel, kimia, jaringan, organ, tubuh keseluruhan, sistem elektrolit lain
tubuh f. mempertahankan
d. Sel, kimia, organ, jaringan, tubuh keseluruhan, sistem kelangsungan keberadaan
tubuh spesies
e. Kimia, sel, jaringan, sistem tubuh, organ, tubuh g. menyerap nutrien, air, dan
keseluruhan elektrolit
3. Mana dari jawaban di bawah ini yang bukan merupakan h. mempertahankan tubuh dari
jenis jaringan ikat?
invasi asing dan kanker
a. Tulang i. bekerja melalui sinyal listrik
b. Darah untuk mengontrol respons
c. Korda spinalis cepat tubuh
d. Tendon j. berfungsi sebagai sawar
e. Jaringan yang melekatkan jaringan epitel ke protektif luar
struktur dibawahnya
4. Kata jaringan dapat digunakan untuk salah satu dari empat Pertanyaan Esai
tipe jaringan primer atau untuk agregat komponen sel dan 1. Bandingkan fisiologi dan anatomi.
ekstrasel organ tertentu. (Benar atau Salah?) 2. Apa fungsi-fungsi dasar sel?
5. Sel pada suatu organisme multisel mengalami spesialisasi 3. Bedakan antara lingkungan eksternal dan ingkungan
sedernikian rupa sehingga sel tersebut menjadi sangat internal. Apa yang membentuk lingkungan internal?
berbeda dari organisme bersel tunggal. (Benar atau Salah?) Bedakan antara cairan intrasel (CIS) dan (CES). Jelaskan
6. Spesialisasi sel biasanya adalah modifikasi atau elaborasi dari hubungan antara lingkungan internal dan CES.
Kompartemen cairan apakah yang membentuk CES?
salah satu fungsi dasar sel. (Benar atau Salah?)
4. Definisikan homeostasis.
7. Keempat tipe utama jaringan adalah __,__,__,dan___
5. Sebutkan tema pokok fisiologi dan buku ini.
8. Kata merujuk kepada pengeluaran produk spesifik, 6. Faktor-faktor apa yang harus dipertahankan secara
yang sebagian besar disintesis oleh sel, dari suatu sel sebagai homeostasis dan sistem tubuh mana yang berperan
respons terhadap stimulasi yang sesuai. Kelenjar__ mempertahankan setiap faktor-faktor ini?
9. mengeluarkan sekresinya melalui duktus ke luar tubuh, 7. Definisikan dan jelaskan komponen sistem kontrol
sedangkan kelenjar__mengeluarkan produk nya, yang homeostasis.
dikenal sebagai __ ke dalam darah. 8. Mengapa umpan balik negatif penting secara fisiologis?

   19
ER
1. Dengan mempertimbangkan sifat kontrol umpan-balik b.Peningkatan konsentrasi glukosa darah merangsang sekresi
negatif dan fungsi sistem pernapasan, efek apa yang Anda insulin, yang pada gilirannya menurunkan konsentarsi
perkirakan terjadi pada kecepatan dan kedalaman perna- glukosa darah
pasan seseorang akibat penurunan CO2 di lingkungan
internal? c. Penurunan konsentrasi glukosa darah merangsang sekresi
2. Apakah kadar O2 dalam darah menjadi (a) normal, (b) di insulin, yang pada gilirannya meningkatkan konsentrasi
bawah normal, atau (c) meningkat pada pasien dengan glukosa darah
pneumonia berat yang menyebabkan gangguan pertukaran d.Peningkatan konsentrasi glukosa darah merangsang sekresi
O2 dan CO2 antara udara dan darah di paru? Apakah kadar insulin, yang pada gilirannya semakin meningkatkan
CO2 pada darah pasien tersebut akan (a) normal, (b) di bawah konsentrasi glukosa darah
normal, atau (c) meningkat? Karena CO2 bereaksi dengan e. Semua pernyataan di atas salah
H2O untuk membentuk asam karbonat (H2CO3), apakah 4. Karena sebagian besar pengidap AIDS meninggal akibat
darah pasien akan (a) memiliki pH normal, (b) menjadi infeksi berat atau jenis kanker yang jarang, menurut Anda
terlalu asam, atau (c) kurang asam (yaitu menjadi terlalu sistem tubuh mana yang terganggu oleh HIV (virus AIDS)?
basa), jika tindakan-tindakan kompensatorik lain tidak 5. Suhu tubuh diatur secara homeostatis di sekitar titik patokan.
memiliki waktu untuk bekerja? Berdasarkan pengetahuan Anda tentang umpan-balik negatif
3. Hormon insulin meningkatkan transpor glukosa (gula) dari dan sistem kontrol homeostatik, perkirakan apakah akan terjadi
darah ke dalam sebagian besar sel. Sekresinya dikontrol oleh penyempitan atau pelebaran pembuluh-pembuluh darah kulit
suatu sistem umpan-balik negatif antara konsentrasi glukosa ketika seseorang berolahraga berat (Petunjuk: Kontraksi otot
dalam darah dan sel penghasil insulin. Karena itu, mana dari menghasilkan panas. Pe-nyempitan pembuluh darah yang
pernyataan berikut yang benar? mengalir ke suatu organ menurunkan aliran darah ke organ
a.Penurunan konsentrasi glukosa darah merangsang sekresi tersebut, sedangkan pelebaran pembuluh meningkatkannya.
insulin, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan lebih Semakin hangat darah yang mengalir ke kulit semakin besar
lanjut konsentrasi glukosa. pengeluaran panas dari kulit ke lingkungan sekitar).

PERTIMBANGAN KLINIS

Jennifer R mengalami "flu perut" yang terjadi di sekitar Bagaimana penyakit ini mengancam homeostasis lingkungan
kampus dan mengalami muntah-muntah berat sejak 24 jam internal Jennifer? Yaitu, apa faktor-faktor yang dipertahankan
terakhir. Ia tidak saja tidak dapat mempertahankan cairan atau secara homeostatis yang bergeser menjauhi titik normal oleh
makanan di dalam perutnya, tetapi ia juga kehilangan getah muntah-muntah hebat tersebut? Sistem tubuh apa yang berespons
asam yang disekresikan oleh lambung yang secara normal untuk menahan perubahan tersebut?
diserap kembali ke darah di saluran cerna bagian lebih distal

   BAB 1
BAB
1 Kartu Belajar
|
1.1 Mengenal Fisiologi (h. 2)
■ Cairan ekstrasel berfungsi sebagai lingkungan internal tubuh. Cairan
ini terdiri dari plasma dan cairan interstisium. (Lihat Gambar 1-6.)
■ Fisiologi adalah ilmu tentang fungsi tubuh. ■ Homeostasis adalah pemeliharaan keadaan lingkungan internal
yang stabil dinamik
■ Fisiologi dan anatomi berhubungan erat karena fungsi tubuh
sangat bergantung pada struktur bagian-bagian tubuh yang ■ Faktor-faktor dalam lingkungan internal yang harus dipertahankan
melaksanakannya secara homeostasis adalah (1) konsentrasi molekul nutrien; (2)
konsentrasi O2 dan CO2; (3) konsentrasi produk sisa; (4) pH; (5)
konsentrasi air, garam, dan elektrolit lain; (6) volume dan tekanan;
|
1.2 Tingkat Organisasi di Tubuh (h.2-7) dan (7) suhu. (Lihat Gambar 1-8.)

■ Tubuh manusia adalah suatu kombinasi kompleks ■ Fungsi yang dilakukan oleh kesebelas sistem tubuh ditujukan untuk
atom-atom dan molekul-molekul khusus. mempertahankan homeostasis. Fungsi sistem-sistem tubuh pada
■ Komponen kimiawi tak-hidup ini tersusun secara presisi akhirnya bergantung pada aktivitas khusus sel-sel yang membentuk
membentuk sel, kesatuan terkecil yang mampu sistem. Karena itu, homeostasis esensial bagi kelangsungan hidup
melaksanakan proses-proses yang berkaitan dengan masing-masing sel, dan setiap sel memberi kontribusi bagi
kehidupan. Sel adalah bahan pembangun struktural dan homeostasis.(Lihat Gambar 1-7 dan 1-8).
fungsional dasar yang hidup bagl tubuh. (Lihat Gambar 1-2)
Fungsi dasar yang dilakukan oieh setiap sel untuk
|

kelangsungan hidupnya sendiri mencakup kelangsungan 1.4 Sistem Kontrol Homeostatik (h. 16-18)
hidupnya sendiri mencakup (1) memperoleh O2 dan nutrien,(2) ■ Sistem kontrol homeostasis adalah suatu jalinan komponen-
melak-sanakan reaksi kimia penghasil energi, (3) komponen tubuh yang bekerja sama untuk mempertahankan suatu
mengeluarkan zat sisa, (4) membentuk protein dan komponen variabel terkontrol dalam lingkungan internal relatif konstan
sel lain, (5) mengontrol perpindahan bahan antara sel dan mendekati titik patokan optimal meskipun terdapat perubahan
lingkungannya, (6) mengangkut bahan ke seluruh sel, (7) variabel
berespons terhadap lingkungan, dan (8) berkembang biak. ■ Sistem kontrol
■ Selain menjalankan fungsi-fungsi dasarnya, setiap sel dalam homeostasis dapat
organisme multisel melakukan fungsi khusus yang penting diklasifikasikan Turunnya suhu * Menghilang
bagi ke langsungan hidupnya. sebagai (1) kontrol kamar di bawah titik
intrinsik (lokai), yaitu patokan
■ Kombinasi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus
respons-respons
serupa membentuk ernpat jaringan utama tubuh: otot, saraf,
kompensatorik
epitel, dan ikat. (Lihat Gambar 1-3.) Termometer
inheren suatu organ
■ Kelenjar berasal dari jaringan epitel dan mengkhususkan diri terhadap perubahan
untuk sekresi. Kelenjar eksokrin mengeluarkan isinya melalui dan (2) kontrol yang
duktus ke permukaan atau rongga tubuh yang berhubungan dipicu oleh faktor-
faktor di luar organ, Termostat
dengan dunia luar; kelenjar endokrin mengeluarkan hormon
ke dalam darah. (Lihat Gambar 1-4,) yaitu sistem saraf dan
endokrin. (umpan-balik
■ Organ adalah kombinasi dua atau lebih jenis jaringan yang negatif)
bekerja sama dan berinteraksi untuk melaksanakan satu atau ■ Baik sistem kontrol Tungku
lebih fungsi. Contohnya adalah lambung. (Lihat Gambar Intrinsik maupun
1-3.) ekstrinsik umumnya
bekerja berdasarkan
■ Sistem tubuh merupakan kumpulan organ-organ yang prinsip umpan-balik Pengeluaran panas
melaksanakan fungsi terkait dan berinteraksi untuk negatif: Perubahan
menjalankan aktivitas umum yang esensial bagi pada suatu variabel
kelangsungan hidup tubuh keseluruhan. Contohnya
terkontrol akan memicu Peningkatan suhu *
adalahsistem pencernaan. (Lihat Gambar 1-5)
respons yang kamar menuju
■ Sistem-sistem organ berpadu untuk membentuk organisme mendorong variabel ke titik patokan
atau tubuh keseluruhan arah yang berlawanan
(a) Kontrol umpan balik negatif
dari perubahan awal suhu ruangan
sehingga perubahan
1.3 | Konsep Homeostasis(h.7-16) tersebut dilawan. (Lihat
■ Cairan di dalam sel tubuh adalah cairan intrasel (CIS) Gambar 1-9.)
dan cairan di luar sel adalah cairan ekstrasel (CES). ■ Dalam umpan-balik positif, perubahan pada variabel
■ Karena sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung terkontrol memicu respons yang mendorong variabel ke arah yang
dengan lingkungan eksternal, kelangsungan hidup sel sama seperti perubahan awal sehingga perubahan semakin kuat.
bergantung pada terpeli-haranya lingkungan cairan internal Mekanisme umpan balik positif sangat jarang ditemukan dalam
yang relatif stabil, tempat sel tersebut melakukan pertukaran tubuh tapi penting pada beberapa keadaan tertentu seperti pada
langsung untuk mempertahankan kehidupannya. proses kelahiran.

21
SISTEM TUBUH
Terbentuk dari sel-sel yang lersusun berdasarkan spesialisasi untuk mempertahankan
homeostasis. Lihat Bab 1

SISTEM SARAF SISTEM ENDOKRIN


Bekerja melalui sinyal listrik untuk mengontrol Bekerja melalui hormon yang disekresikan ke Sistem-sistem tubuh
respons cepat tubuh; juga berperan untuk dalam darah untuk mengatur proses-proses yang mempertahankan
Pengaturan lebih mengutamakan durasi dari pada kecepatan- homeostasis
fungsi-fungsi yang lebih tinggi—mis. kesadaran.
Informasi dari daya ingat, kreativitas. mis. Aktivitas metabolik keseimbangan air dan
lingkungan eksternal Lihat Bab 4, 5, 6, dan 7. elektrolit.
disalurkan melalui Lihat Bab 4,18, dan 19. HOMEOSTASIS
sistem saraf Suatu keadaan stabil-dinamik
konstituen-konstituen di lingkungan
cairan internal yang mengelilingi dan
bertukar bahan dengan sel.
Lihat Bab 1.
SISTEM PERNAPASAN Faktor yang dipertahankan secara
Mengambil O2 dari lingkungan eksternal dan SISTEM INTEGUMEN Menjaga cairan homeostasis:
O2 Konsentarasi molekul nutrien
mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal; Berfungsi sebagai sawar protektif antara internal tetap
membantu mengatur pH dengan menyesuaikan lingkungan eksternal dan bagian tubuh lainnya; di dalam Lihat Bab 16, 17, 18, and 19.
CO2
kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam. kelenjar keringat dan penyesuaian aliran darah ke Konsentrasi O2 dan CO2
Lihat Bab 13 dan 15. Lihat Bab 13.
kulit penting dalam mengatur suhu tubuh Menahan benda
Konsentrasi zat sisa
Lihat Bab 12 dan 17. asing tetap di luar
Lihat Bab 14.
SISTEM KEMIH pH Lihat Bab 15.
Penting dalam mengatur volume, komposisi Konsentrasi air,garam, dan elektrolit lain
Urine mengandung elektrolit,dan pH lingkungan internal Latihan Bab 14,15, 18 dan 19.
zat sisa dan mengeluarkan zat sisa dan keIebihan air, garam, Suhu Latihan Bab 17.
kelebihan air asam, dan elektrolit lain dari plasma dan Volume dan tekanan
dan elektrolit membuangnya ke dalam urine. Latihan Bab 10,14,dan 15.
Lihat Bab 14 dan 15. SISTEM IMUN
Mempertahankan tubuh dari invasi asing dan sel kanker; Melindungi tubuh
melicinkan jalan untuk proses perbaikan jaringan Homeostasis adalah
dari invasi asing
SISTEM PENCERNAAN Lihat Bab 12. esensial bagi
Nutrien,air, dan Mengambil nutrien, air, dan elektrolit dari kelangsungan hidup
elektrolit lingkungan eksternal dan memindahkannya ke sel
Feses mengandung dalam plasma; mengeluarkan sisa makanan
residu makanan yang tidak tercena ke lingkungan eksternal.
yang tidak dicerna Lihat Bab 16.

SISTEM OTOT DAN TULANG SEL


Mendukung dan melindung bagian-bagian tubuh Memungkinkan Memerlukan homeostasis untuk
SISTEM REPRODUKSI dan memungkinkan tubuh bergerak; kontraksi otot tubuh berinteraksi kelangsungan hidup mereka sendiri
Sperma Tidak ensesial bagi homeostasis, tetapi yang menghasilkan panas penting dalam dengan dan untuk melakukan fungsi-fungsi
meninggalkan pria esensial bagi kelangsungan hidup mangatur suhu; kalsium disimpan di tulang lingkungan luar khusus yang esensial bagi
Sperma masuk ke spesies secara keseluruhan. Lihat Bab 8, 17, dan 19. kelangsungan hidup
wanita Lihat Bab 20. Lihat Bab 1, 2, dan 3.
Pertukaran dengan Memerlukan pasokan nutrien dan O2
Pertukaran dengan
semua sistem lain yang terus menerus serta eliminasi
semua sistem lain
kontinyu CO2 pembentuk asam untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan
rnempertahankan aktivitas sel yang
SISTEM SIRKULASI memungkinkan kehidupan sebagai
Mengangkut nutrien ,O2 ,CO2 ,zat sisa,elektrolit dan hormon ke seluruh tubuh berikut:
LINGKUNGAN Lihat Bab 9, 10, dan 11. Makanan + O2 CO2 + H2O + energi
EKSTERNAL
Lihat Bab 13, 15, 16, and 17.

Sel-sel membentuk
sistem

22
Pemindaian mikrograf elektron organel-organel di dalam
sel. Mitokondria (merah) menghasilkan energi sel. Kompleks
Golgi (biru) memproses protein dan lipid yang diproduksi oleh
retikulum endopasma bagian kecil berwarna kuning, kiri atas)
untuk sekresi dan konstruksi membran. Sitosol (hijau)
mengelilingi organel-organel.
Dr. David Furness, Keele Univers/Photo Researchers, Inc.

Fisiologi Sel
Pokok-Pokok Homeostasis
SEKILAS ISI
Sel adalah bahan organik penyusun tubuh, yang sangat terorganisasi. Sel
2.1 Teori dan Penemuan Sel
2.2 Selayang Pandang Struktur Sel mempunyai tiga bagian utama: membran plasma, yang membungkus sel; nukleus,
2.3 Retikulum Endoplasma dan tempat materi genetik sel; dan sitoplasma. Sitoplasma terdiri atas sitosol, organel-
Sintesis Pemisahan organel, dan sitoskeleton. Sitosol adalah cairan mirip gel
2.4 Kompleks Golgi dan Eksositos tempat organel-organel dan sitoskeleton berada. Organel adalah struktur sangat terorganisasi
2.5 Lisosom dan Endositotis dengan karakteristik berbeda-beda, yang melaksanakan fungsi khusus. Sitoskeleton adalah
2.6 Peroksisom dan Detoksifikasi
kerangka protein yang tersebar di seluruh bagian sel dan berperan sebagai "tulang dan otot"
2.7 Mitokondria dan Produksi ATP
sel.
2.8 Ribosom dan Sintesis Protein
Setiap sel menjalankan fungsi dasar tertentu yang penting untuk mempertahankan
2.9 Vault Sebagai Truk Seluler
2.10 Senstrom, Sentriol, dan
kehidupan sel itu sendiri dan sebuah peran khusus yang membantu mempertahankan
Organisasi Mikrotobulus homeostasis melalui kerja komponen-komponen sel yang terkoordinasi. Sesuai dengan
2.11 Sitosol: Gel Sel spesialisasinya, sel-sel tersusun menjadi sistem tubuh yang mempertahankan kestabilan
2.12 Sitoskeleton: "Otot Tulang" Sel lingkungan internal yang penting untuk kelangsungan hidup seluruh tubuh. Semua fungsi tubuh
akhirnya bergantung pada aktivitas setiap sel yang menyusun tubuh.
menemukan bahwa sel terisi cairan yang, mengingat kemampuan
mikroskop saat itu, tampak berupa campuran homogen seperti sup
yang diyakini sebagai "bahan kehidupan". Ketika pada tahun 1940-
Meskipun bahan-bahan kimia yang sama penyusun sel hidup
an para ilmuwan pertama kali menggunakan mikroskop elektron
ditemukan juga pada materi anorganik, para peneliti belum mampu
untuk mengamati bahan organik, mereka mulai menyadari betapa
menyusun bahan-bahan kimia ini menjadi sebuah sel hidup di
beragamnya dan kompleksnya struktur internal sel. (Mikroskop
laboratorium. Kehidupan berpangkal dari interaksi dan organisasi
elektron kurang lebih 100 kali lebih kuat daripada mikroskop
unik dan kompleks bahan-bahan kimia anorganik ini di dalam sel.
cahaya). Kini, para ilmuwan bahkan memiliki mikroskop, teknik
Sel, entitas organik terkecil, merupakan unit organik penyusun
biokimia, teknologi biakan sel, dan rekayasa genetik yang lebih
seluruh tubuh yang amat rumit. Karena itu, sel adalah jembatan
canggih, konsep bahwa sel berupa sebuah kantong mikroskopik
antara bahan kimia dan manusia (juga makhluk hidup lain). Seluruh
berisi cairan tidak berbentuk telah digantikan oleh pemahaman
fungsi tubuh organisme multiseluler akhirnya bergantung pada
bahwa sel adalah struktur kompleks berkompartemen yang sangat
kemampuan fungsional dan struktural kolektif tiap-tiap sel tubuh.
tergorganisasi. (Lihat fitur kotak penyerta: Konsep, Tantangan, dan
Lebih lanjut, semua sel baru dan semua kehidupan baru berasal dari
Kontroversi untuk melihat sekilas sejarah pembiakan sel.)
pembelahan sel yang sudah ada sebelumnya, bukan dari sumber
anorganik. Karena kontinuitas hidup inilah, sel-sel pada semua
organisme pada hakikatnya memiliki struktur dan fungsi serupa.
Tabel 2-1 merangkum prinsip-prinsip ini, yang secara kolektif Periksa Pemahaman Anda 2.1
dikenal sebagai teori sel. Dengan menelusuri lebih dalam ke struktur
1. Sebutkan prinsip-prinsip teori sel.
molekular dan organisasi sel penyusun tubuh, para ahli fisiologi
modern kini berhasil mengungkap banyak misteri tentang 2. Bandingkan ukuran rata-rata sel dalam tubuh Anda dengan sel
bagaimana tubuh bekerja. seekor tikus dan gajah.

Sel-sel penyusun tubuh manusia berukuran sedemikian kecil


sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Partikel terkecil
yang masih dapat dilihat dengan mata telanjang berukuran 5 hingga
10 kali lebih besar dari sebuah sel manusia tipikal, yang berdiameter
rata-rata 10 hingga 20 mikrometer (µm) (1 µm = sepersejuta meter).
Jika sekitar 100 sel berukuran normal dijajarkan berdampingan,
panjang yang didapat barulah 1 mm (1 mm = seperseribu meter; 1 m Triliunan sel dalam tubuh manusia diklasifikasikan menjadi sekitar
= 39,37 inchi). 200 jenis berdasarkan variasi spesifik pada strukturnya dan
fungsinya. Namun, terlepas dari beragamnya spesialisasi struktural
Hingga mikroskop ditemukan pada pertengahan abad ke 17, para
dan fungsional, sel yang berbeda-beda memiliki banyak kesamaan.
ilmuwan bahkan belum mengetahui bahwa sel itu ada. Pada awal
Sebagian besar memiliki tiga bagian utama: membran plasma, yang
abad ke-19, dengan dikembangkannya mikroskop cahaya yang lebih
membungkus sel; nukleus, yang mengandung materi genetik sel;
baik, para peneliti mempelajari bahwa semua jaringan tumbuhan dan
dan sitoplasma, bagian interior sel yang tidak ditempati nukleus
hewan tersusun atas sel-sel. Sel burung kolibri, manusia, dan paus
(Gambar 2-1). Di sini, akan disajikan uraian singkat tiap-tiap
berukuran kurang lebih sama. Spesies yang lebih besar memiliki lebih
bagian sel terlebih dulu, baru kemudian berfokus terutama pada
banyak sel, bukan sel yang lebih besar. Para peneliti pertama ini juga
sitoplasma. Membran plasma dan nukleus dibahas lebih terperinci
pada bab-bab berikutnya.
■ TABEL 2-1 Prinsip Teori Sel
Membran plasma membungkus sel.
■ Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil yang mampu Membran plasma adalah struktur membranosa tipis yang
menjalankan proses-proses kehidupan.
membungkus setiap sel, dan terutama tersusun atas molekul lipid
■ Aktivitas fungsional tiap-tiap sel bergantung pada sifat struktural (lemak) dan bertabur protein. Sawar ini memisahkan isi sel dari
spesifik sel bersangkutan.
lingkungan sekitar; membran plasma menjaga cairan intrasel (CIS)
■ Sel adalah bahan organik penyusun semua organisme multiseluler. agar tidak bercampur dengan cairan ekstrasel (CES) di luar sel.
■ Struktur dan fungsi organisme akhirnya bergantung pada Membran plasma bukan sekedar sawar mekanis penahan isi sel;
karakteristik struktural dan kemampuan fungsional kolektif sel-sel proteinnya secara selektif mengendalikan pergerakan molekul
penyusunnya. antara CIS dan CES. Membran plasma dapat diibaratkan dinding
■ Semua sel baru dan kehidupan baru berasal hanya dari sel yang pembatas yang mengelilingi kota-kota kuno. Melalui struktur ini,
sudah ada. sel mengontrol masuknya nutrien dan pasokan lain yang
■ Karena kontinuitas kehidupan inilah, sel pada semua organisme dibutuhkan serta keluarnya produk-produk yang dibuat di dalam
pada hakikatnya memiiiki struktur dan fungsi serupa. sel, sembari menjaga kelancaran lalu Iintas keluar-masuk sel.
Membran plasma dibahas secara lebih seksama di Bab 3.

24   hapter 2
• Konsep Tantangan, dan
Kontroversi
Sel HeLa: Masalah dalam Industri yang
"Sedang Tumbuh"

B
ANYAK KEMAJUAN MENDASAR DALAM FISIOLOGI SEL, membuktikan bahwa 5 turunan sel yang banyak dipakai dalam riset kanker
genetika, riset kanker, dan terapi berasal dari pemanfaatan sel-sel sebenarnya adalah sel HeLa. Pada tahun 1976, 11 turunan sel lain, yang
yang ditumbuhkan atau dibiakkan (dikultur) di luar tubuh. Pada masing-masing banyak digunakan dalam penelitian, juga terbukti merupakan
pertengahan abad terakhir, telah banyak dilakukan upaya untuk membiakkan sel HeLa; dan pada tahun 1981, Nelson-Rees membuat daftar 22 turunan sel
sel manusia dengan menggunakan jaringan yang diperoleh dari prosedur lain yang telah terkontaminasi oleh sel HeLa. Secara keseluruhan, sepertiga
biopsi atau pembedahan. Upaya-upaya awal ini umumnya menemui dari semua turunan sel yang digunakan dalam riset kanker tampaknya
kegagalan; sel-sel mati setelah beberapa hari atau minggu dalam kultur, benar-benar sel HeLa. Akibatnya berupa pemborosan dana dan sumber
sebagian besar tanpa sempat membelah. Kesulitan-kesulitan ini berlanjut daya dalam jumlah besar. Pada tahun 2005, Roland-Nardone, yang frustrasi
hingga Februari 1951, ketika seorang peneliti di Universitas John Hopkins dengan masalah kontaminasi-silang, memulai perjuangan. Dia menulis
menerima sebuah sampel lesi kanker serviks dari seorang pasien bernama makalah "panggilan aksi'' yang memperdebatkan dua perubahan besar:
Henrietta Lacks. Sesuai kesepakatan, biakan sel tersebut dinamai HeLa peningkatan upaya edukasi tentang cara mencegah kontaminasi dan
dengan mengombinasikan dua huruf pertama nama depan dan nama pengadaan jurnal iimiah dan organisasi penyokong dana yang mengesahkan
belakang donor. Turunan sel ini tidak sekedar tumbuh, tetapi berkembang bahwa turunan sel yang digunakan dalam penelitian yang didanainya atau
biak di bawah kondisi biakan dan merupakan salah satu turunan sel yang dipublikasikannya telah dicek keasliannya melalui sidik DNA turunan sel.
pertama kali berhasil dikembangbiakkan di luar tubuh. Sayangnya, sel-sel Meskipun demikian, hingga sekarang, organisasi dan jurnal enggan untuk
kanker yang bertambah banyak dengan kecepatan luar biasa pada kultur sel memaksakan regulasi berdasarkan pandangan bahwa solusi masalah ini
yang pertama kali berhasil ini juga terus menggandakan diri secara cepat di berada di tangan para ilmuwan dan komunitas profesional itu sendiri.
dalam tubuh Henrietta Lack, menyebabkan kematian ibu muda beranak lima Sementara itu, turunan sel yang membingungkan terus bermunculan dan
ini pada usia 31 tahun, hanya 8 bulan setelah didiagnosis mengidap kanker. makalah penelitian yang tidak terhitung jumlahnya—banyak yang ditarik
kembali atau diragukan.
Para peneliti berhasrat memiliki sel-sel manusia yang siap sedia guna
Invasi sel HeLa ke biakan sel lain menjadi bukti sifat agresif dan ganas
mempelajari efek obat, bahan kimia toksik, radiasi, dan virus pada jaringan
sebagian sel kanker. Di laboratorium biakan sel, aturan-aturan tentang teknik
manusia. Sebagai contoh, virus poliomielitis bereproduksi dengan baik di
steril diharapkan dapat menjamin bahwa pencemaran silang antar-biakan
dalam sel HeLa, menghasilkan terobosan dalam pengembangan vaksin polio
tidak terjadi. Bagaimanapun, peneliti tetaplah manusia dan mereka
pertama. Seiring kemajuan teknik biakan sel, turunan sel manusia dapat
terkadang melakukan kesalahan. Sebagai contoh, mungkin satu botol
diciptakan dari kanker lain dan jaringan normal, termasuk jaringan jantung,
medium biakan tercemar karena penanganan yang tidak benar atau salah
ginjal, dan hati. Pada awal tahun 1960-an, koleksi sentral turunan sel sudah
melabeli sebuah turunan sel. Apapun kasusnya, sudah jelas bahwa pada
ada di Washington D.C. dan biakan sel manusia menjadi salah satu
tahap tertentu, satu atau lebih sel HeLa menyusup ke dalam biakan yang
perangkat penting dalam banyak bidang riset biologis.
bukan asalnya.
Namun, pada tahun 1966, ahli genetika Stanley Gartler mengumumkan Sel HeLa membelah diri lebih cepat dari kebanyakan sel manusia lainnya,
temuan yang mengejutkan. Beliau menganalisis 18 turunan sel berbeda dan baik sebagai sel normal maupun sel kanker, sehingga menyerap nutrien
menemukan bahwa semuanya telah tercemar dan diambil alih oleh sel lebih cepat dibanding jenis sel lain. Selain itu, sel-sel yang ditumbuhkan
HeLa. Selama dua tahun berikutnya, para ilmuwan memastikan bahwa 24 dalam biakan tidak langsung dapat dibedakan satu sama lain hanya dengan
dari 32 turunan sel di tempat penyimpanan pusat sebenarnya adalah sel mengamati; basanya, diperlukan uji biokimiawi untuk identifikasi. Akibatnya,
HeLa. Para peneliti yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun meneiiti dalam beberapa siklus transfer, sebuah biakan yang berawal sebagai sel
sel yang mereka anggap sebagai sel jantung atau ginjal menghadapi ginjal atau jenis sel manusia lainnya dapat diambilalih seluruhnya oleh sel
kenyataan bahwa mereka sesungguhnya sedang meneliti sel kanker serviks. HeLa yang tumbuh dengan cepat memadati turunan sel semula, seperti yang
Temuan Gartler menunjukkan bahwa ratusan ribu eksperimen yang pernah dilakukan oleh sel kanker di dalam tubuh.
dilakukan di laboratorium di seluruh dunia tidak sahih. Belajar jadi Henrietta Lacks telah lama meninggal akibat kanker serviks yang
pengalaman pahit ini, parailmuwan memulai kembali pembuatan turunan sel mengawali turunan sel HeLa, tetapi sel-sel poten ini terus hidup
baru dengan aturan teknik baru yang lebih ketat untuk mencegah hingga sekarang. Penyebarannya ke seluruh biakan sel manusia
pencemaran oleh sel HeLa. Sayangnya, masalah belum berakhir. Pada menggaris bawahi sifat persisten kanker, penyakit yang ditandai dengan
tahun 1974, Walter Nelson-Rees mempublikasikan sebuah makalah yang pertumbuhan tidak terkendali dan penggerusan sumber daya.

Nukleus mengandung DNA.


Dua bagian utama interior sel adalah nukleus dan sitoplasma. nukleus dari bagian sel lainnya. Selubung inti ditembus oleh banyak
Nukleus, yang normalnya merupakan komponen tunggal sel yang pori inti yang memungkinkan lalu-lintas antara nukleus dan sitoplasma.
paling besar dan terorganisasi, dapat terlihat sebagai struktur bulat Nukleus berisi materi genetik sel, asam deoksiribonukleat
atau oval yang biasanya terletak dekat bagian tengah sel. Struktur ini (deoxyribonucleic acid, DNA) yang memiliki dua fungsi penting: (1)
dikelilingi membran lapis-ganda, selubung inti, yang memisahkan mengarahkan sintesis protein dan (2) berperan sebagai cetak-biru genetik

25
Peroksisom
Mitokondria

Ribosom bebas

Vault
Pori inti

Nukleus (inti sel)


Retikulum
endoplasma
Pasangan
kasar
sentnol dalam Ribosom (menempel
sentrosom (pada retikulum Retikulum
rendopiasma kasar) endoplasma
Lisosom

Retikulum
endoplasma halus
Mikrotubulus
yang memancar
dari sentrosom
Mikrofilamen

Vesikel
Membran plasma

Kompleks Golgi

Sitosol

Gambar 2-1 Diagram struktur sel yang terlihat dengan mikroskop elektron

selama replikasi sel. Asam deoksiribonukleat menyediakan dengan dirinya sehingga tercipta turunan sel yang identik di dalam
kode atau "instruksi" untuk mengarahkan sintesis protein tubuh. Selain itu, pada sel reproduktif (ovum dan sperma), cetak-
struktural atau enzimatik spesifik di dalam sel. Dengan biru DNA mewariskan ciri genetik ke generasi berikutnya.
menentukan jenis dan jumlah protein yang diproduksi,
nukleus secara tidak langsung mengatur sebagian besar
aktivitas sel dan berfungsi sebagai pusat kendali sel.
Tiga jenis asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA)
berperan dalam sintesis protein. Pertama, kode genetik DNA Sitoplasma adalah bagian interior sel yang tidak ditempati nukleus.
untuk protein tertentu ditranskripsi menjadi molekul RNA Sitoplasma mengandung sejumlah struktur organel ("organ mini"
perantara (messenger RNA, mRNA) yang meninggalkan sel) khusus dan sitoskeleton (kerangka protein yang berfungsi
nukleus melalui pori inti. Di dalam sitoplasma, mRNA me- sebagai "tulang dan otot" sel ) yang tersebar di dalam sitosol (cairan
ngirimkan pesan bersandi ke ribosom, yang "membaca" sandi kompleks mirip gel).
mRNA dan menerjemahkannya menjadi sekuens asam amino
untuk protein terpilih yang sedang disintesis. RNA ribosomal Organel merupakan struktur individual yang sangat
(ribosomal RNA, rRNA), merupakan salah satu komponen terorganisasi dan menjalankan fungsi khusus di dalam sel.
penting ribosom. RNA transfer (transfer RNA, tRNA) yang Umumnya, hampir separuh volume sel total ditempati dua jenis
memindahkan asam-asam amino yang sesuai di dalam organel-organel bermembran dan organel tak-bermembran. Setiap
sitoplasma ke tempat yang telah ditentukan dalam protein organel bermembran adalah kompartemen tersendiri di dalam sel
yang tengah dibuat. yang terbungkus membran mirip membran plasma. Karena itu, isi
sebuah organel bermembran terpisah dari sitosol sekelilingnya dan
Selain menyediakan sandi untuk sintesis protein, DNA dari isi organel lain. Hampir semua sel manusia mengandung lima
juga berfungsi sebagai cetak-biru genetik selama replikasi sel jenis utama organel bermembran retikulum endoplasma, kompleks
untuk memastikan bahwa sel menghasilkan sel lain yang sama Golgi, lisosom, peroksisom, dan mitokondria. Organel bermembran

   BAB 2
boleh dibilang semacam "toko khusus" intraseluler. Masing-masing
organel bermembran merupakan kompartemen internal terpisah
yang mengandung satu set bahan kimia spesifik untuk
melaksanakan fungsi seluler tertentu. Kompartementalisasi ini Permukaan luar membran RE kasar bertaburkan partikel-partikel
memungkinkan berlangsungnya berbagai aktivitas kimiawi yang kecil yang memberi tampilan kasar atau granular. pada mikroskop
tidak akan cocok satu sama lain untuk terjadi bersamaan di dalam cahaya. Partikel-partikel ini adalah ribosom, yaitu "meja kerja"
sel. Sebagai contoh, enzim-enzim yang menghancurkan protein tempat berlangsungnya sintesis protein. Kita akan mendiskusikan
yang tidak dikehendaki di dalam sel melakukannya di dalam lapisan struktur dan fungsi ribosom secara lebih terperinci di bahasan
pelindung lisosom tanpa beresiko merusak protein sel yang berikutnya. Tidak semua ribosom di dalam sel melekat pada RE
dibutuhkan. Organel tak-bermembran tidak dibungkus membran kasar. Ribosom yang tidak melekat atau ribosom "bebas" tersebar di
sehingga berkontak langsung dengan sitosoI. Organel tak- seluruh sitosol.
bermembran meliputi ribosom, vault, dan sentriol. Sebagaimana Retikulum endoplasma kasar, bersama ribosomnya, menyintesis
organel bermembran, organel tak-bermembran adalah struktur dan membebaskan berbagai protein baru ke dalam lumen RE, ruang
terorganisasi yang menjalankan fungsi spesifik di dalam sel. Organel berisi cairan yang terbungkus membran RE. Protein-protein ini
serupa pada semua sel, meskipun beberapa variasi terjadi menjalankan satu dari dua fungsi berikut:(1)Sebagian protein
bergantung pada kemampuan khusus tiap jenis sel. Layaknya setiap ditujukan untuk dipindahkan ke luar sel sebagai produk sekretorik,
organ melaksanakan sebuah fungsi yang penting bagi kelangsungan misalnya hormon atau enzim, dan (2)protein lainnya digunakan
hidup seluruh tubuh, masing-masing organel melakukan aktivitas untuk membangun membran sel baru (membran plasma atau
khusus yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sebuah sel. membran organel) atau struktur sel lain, seperti lisosom. Membran
Sitoskeleton adalah sistem jalinan serat dan tubulus protein plasma terutama terdiri atas protein dan lipid (lemak). Dinding
yang meluas ke semua bagian sitosol. Jalinan sitoskeleton yang membran RE juga mengandung enzim-enzim yang penting bagi
kompleks ini memberi bentuk pada sel, menunjang organisasi sintesis lipid yang dibutuhkan untuk menghasilkan membran baru.
internal sel, dan mengatur berbagai pergerakan sel. Lipid yang baru disintesis ini masuk ke lumen RE bersama dengan
protein. Tidak heran, RE kasar paling banyak terdapat di dalam sel
Bagian sitoplasma sisanya yang tidak ditempati organel dan
yang dikhususkan untuk untuk sekresi protein (misalnya, sel yang
sitoskeleton terdiri atas sitosol ("cairan sel"). Sitosol berupa massa
menyekresikan enzim pencernaan) atau pada sel yang memerlukan
semi-cair yang menyerupai gel. Banyak reaksi kimia yang satu sama
sintesis membran yang masif (misalnya, sel yang tumbuh dengan
lain sejalan berlangsung di sitosol. (Untuk klarifikasi, CIS mencakup
cepat, seperti ovum imatur).
semua cairan di dalam sel, termasuk yang ada di dalam sitosol,
organel, dan nukleus.) Setelah dibebaskan ke dalam lumen RE, protein yang
Dalam bab ini, kita akan membahas masing-masing komponen baru disintesis terlipat membentuk konformasi akhirnya;
sitoplasma secara lebih terperinci, pertama-tama berfokus pada dapat pula termodifikasi dengan cara lain, seperti terpotong atau
organel bermembran. ditempeli karbohidrat. Setelah pengolahan ini, protein baru tidak
dapat keluar dari membran RE dan, karena itu, menjadi terpisah
secara permanen dari sitosol segera setelah disintesis. Berbeda
dengan ribosom RE kasar, ribosom bebas menyintesis protein yang
digunakan di dalam sitosol. Dengan cara ini, molekul yang baru
Periksa Pemahaman Anda 2.2 terbentuk dan ditunjukan untuk dipindahkan ke luar sel, atau untuk
sintesis membran atau komponen sel baru (yang disintesis oleh RE),
1. Sebutkan fungsi DNA dan tiga jenis RNA. secara fisik terpisah dari protein yang berada di dalam sitosol (yang
2. Tuliskan definisi sitoplasma, organel, dan sitoskeleton. dihasilkan oleh ribosom bebas).

Bagaimana molekul yang baru disintesis di dalam lumen RE ini


mencapai tujuannya jika tidak dapat menembus membran RE?
Molekul tersebut dapat melakukannya karena kerja RE halus.

Retikulum endoplasma (RE) adalah sistem membran kompleks


berisi cairan yang tersebar luas di seluruh sitosol. RE terutama
berperan sebagai pabrik penghasil protein dan lipid. Dikenal dua Retikulum endoplasma halus tidak mengandung ribosom sehingga
jenis retikulum endoplasma, RE halus dan RE kasar. RE kasar terdiri tampak "halus". Karena tidak mengandung ribosom, RE halus tidak
atas tumpukan kantong saling berhubungan yang relatif gepeng, terlibat dalam sintesis protein. RE halus memiliki fungsi lain yang
sedangkan RE halus berupa jalinan tubulus-tubulus halus (Gambar berbeda-beda pada berbagai jenis sel.
2-2). Meskipun tampilan dan fungsi keduanya sangat berbeda, RE Pada sebagian besar sel, RE halus agak langka dan terutama
halus dan RE kasar berhubungan satu sama lain. Dengan kata lain, berfungsi sebagai pusat pengemasan dan tempat pengeluaran bagi
RE adalah organel berkelanjutan dengan banyak saluran yang saling molekul-molekul yang diangkut dari RE. Protein dan lipid yang baru
terhubung. Jumlah relatif RE halus dan kasar bervariasi antar-sel, terbentuk bergerak di dalam lumen berkelanjutan dari RE kasar
bergantung pada aktivitas sel bersangkutan. untuk berkumpul di RE halus. Selanjutnya, bagian-bagian RE halus

   27
RE kasar
RE halus

Lumen RE kasar Lumen RE halus

Ribosom

Kantong Tubulus

© Don W. Fawcett/Visuals Unlimited for parts (a) and (b)


Lumen RE kasar Ribosom Lumen RE halus
(a) RE kasar (b) RE halus
Gambar 2-2 Retikulum endoplasma (RE). (a) Diagram dan mikograf elektron RE kasar, yang terdiri atas tumpukan kantong relatif gepeng bertaburkan ribosom.
(b) Diagram dan mikrograf elektron RE halus, yang berbentuk jalinan tubulus-tubulus halus. RE kasar dan RE halus terhubung satu sama lain, membentuk
sebuah organel berkelanjutan.

membentuk "tunas" (yaitu gelembung di permukaan yang kemudian mempertahankan kadar sekresi hormon steroid yang adekuat;
terlepas), membentuk vesikel transpor yang membungkus karena itu, sel-sel ini memiliki kompartanaen RE halus yang luas
molekulmolekul baru (Gambar 2-3). (Vesikel adalah wadah untuk menampung lebih banyak enzim yang dibutuhkan untuk
pengangkut intraseluler yang berisi cairan dan terbungkus mengimbangi kebutuhan akan sekresi hormon tersebut
membran). Vesikel transpor bergerak ke kompleks Golgi yang akan ■ Di sel hati, RE halus mengandung enzim-enzim khusus untuk
dijelaskan di bagian selanjutnya untuk pemrosesan lebih Ianjut mendetoksifikasi bahan-bahan berbahaya yang dihasilkan
terhadap angkutannya. melalui proses metabolisme di dalam tubuh atau bahan yang
masuk ke tubuh dari luar, berupa obat atau senyawa asing
Kontras dengan langkanya RE halus pada kebanyakan sel, lainnya. Enzim detoksifikasi ini mengubah bahan toksik
beberapa jenis sel khusus malah mengandung banyak RE halus, yang sedemikian rupa sehingga dapat lebih mudah dieliminasi melalui
memiliki peran tambahan sebagai berikut: urine. Jumlah RE halus yang tersedia di sel hati untuk
Retikulum endoplasma halus banyak terdapat di sel yang di detoksifikasi dapat sangat bervariasi, bergantung pada
khususkan untuk metabolisme lipid misalnya, sel yang menyekresi kebutuhan. Sebagai contoh, jika fenobarbital (salah satu obat
hormon steroid turunan lipid. Dinding membran RE halus, seperti sedatif) masuk ke tubuh dalam jumlah besar, jumlah RE halus di
pada RE kasar, mengandung enzim-enzim penyintesis lipid. Jika hati akan menjadi dua kali lebih banyak dalam beberapa hari dan
sendirian, enzim penghasil lipid di dinding membran RE kasar tidak kembali normal dalam lima hari setelah pemberian obat tersebut
mampu menyintesis cukup tidak banyak lipid untuk dihentikan.

   BAB 2
Protein
(untaian 1 Retikulum endoplasma kasar menyintesis
protein yang akan disekresikan keluar sel
Instruksi kepada protein benvama)\ dirakit atau terintegrasi kedalam membran plasma
pembangun untuk di ribosom yang atau komponen sel lainnya.
menempel pada 2 Retikulum endoplasma halus mengemas
meninggalkan nukleus retikulum
dan memasuki endoplasma atau produk sekretorik ke dalam vesikel
sitoplasma ribosom bebas di transpor, yang kemudian terlepas dan
sitoplasma. bergerak menuju kompleks Golgi.
Nukleus 3 Vesikel transpor menyatu dengan
Ribosom kompleks Golgi, membuka, dan
1 mengosongkan isinya ke dalam kantong
RE kasar Golgi terdekat.
4 Protein yang baru disintesis bergerak dari
RE melalui vesikel transpor menembus
lapisan-lapisan kompleks Golgl, yang
memodifikasi protein mentah menjadi
bentuk akhirnya serta menyortir dan
mengarahkan produk jadi ke tujuan akhir
RE halus
dengan memvariasikan pembungkusnya.
5 Vesikel sekretorik yang mengandung
2 produk protein jadi selanjutnya terlepas
dari kompleks Golgi dan berada di sitosol,
Vesikel menyimpan produk sampai ada sinyal
transpor untuk mengosongkannya.

3 6 Pada rangsangan yang sesuai, vesikel


sekretorik menyatu dengan membran
plasma, membuka, dan mengosongkan
isinya ke luar sel. Sekresi terjadi melalui
Kompleks Golgi
eksositosis, dengan produk sekretorik tidak
pernah berkontak dengan sitosol.
4 Vesike
sekretorik 7 Lisosom juga terlepas dari kompleks Golgi.

5
7
6
Lisosom Sekresi
(eksositosis)

Gambar 2-3 Ikhtisar proses sekresi untuk protein-protein yang disintesis oleh retikulum endoplasma.


Sel otot memiliki RE halus termodifikasi yang kompleks, dikenal
sebagai retikulum sarkoplasma, tempat penyimpan kalsium yang
digunakan dalam proses kontraksi otot (lihat h. 280.

Kompleks Golgi berkaitan erat dengan retikulum


endoplasma. Setiap kompleks Golgi tersusun atas tumpukan
kantong gepeng sedikit melengkung yang terbungkus
Periksa Pemahaman Anda 2.3 membran (Gambar 2-4 dan foto pembuka bab). Kantong-
kantong di dalam tiap tumpukan Golgi tidak bersentuhan
satu sama lain. Ingat bahwa kantong gepeng ini berbentuk
1. Sebutkan perbedaan antara RE (retikulum endoplasma) kasar
tipis di tengah, tetapi melebar atau menggelembung
dan RE halus secara struktural maupun fungsional.
pinggirannya. Jumlah kompleks Golgi bervariasi,
2. Sebutkan tujuan protein-protein yang disintesis oleh retikulum bergantung pada jenis sel. Beberapa sel memiliki satu
endoplasma kasar. tumpukan Golgi saja, sementara sel-sel khusus untuk
sekresi protein dapat memiliki ratusan tumpukan.

   29
Sebagian besar molekul yang baru disintesis dan terlepas dari RE
halus memasuki tumpukan Golgi. Saat vesikel transpor mencapai
tumpukan Golgi, membran vesikel menyatu dengan membran
tumpukan yang terdekat dengan pusat sel. Membran vesikel
membuka dan terintegrasi dengan membran Golgi, lalu isi vesikel
dibebaskan ke dalam kantong Golgi (lihat Gambar 2-3).
Kompleks Golgi
Bahan mentah yang baru disintesis dari RE ini bergerak dengan
perantaraan vesikel yang melintasi lapisan-lapisan tumpukan Golgi,
dari kantong terdalam yang terdekat dengan RE hingga kantong
terluar di dekat membran plasma. Selama transit ini, berlangsung Vesikel transpor
Vesikel transpor
dua fungsi penting yang saling berkaitan: dari RE, yang siap Lumen golgi
1. Pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi. Di menyatu
dengan
dalam kompleks Golgi, protein "mentah" dari RE dimodifikasi membran Golgi
menjadi bentuk akhir (sebagai contoh, dengan melekatkan
karbohidrat ke protein tersebut). Jalur-jalur biokimiawi yang
dilalui protein selama perjalanannya melalui kompleks Golgi Kantong
diprogram secara akurat, kompleks, dan spesifik untuk setiap Golgi
Vesikel berisi
produk akhir. produk jadi

2. Penyortiran dan pengarahan produk jadi menuju destinasi


akhirnya. Kompleks Golgi bertanggung jawab menyortir dan Kompleks Golgi
memisahkan produk berdasarkan fungsinya dan destinasinya,
seperti produk yang akan disekresikan ke luar sel atau yang akan
digunakan untuk membentuk membran plasma baru.

Dr. Don Fawcett & R. Bollender/Visuals Unlimited


Bagaimana kompleks Golgi menyortir dan mengarahkan produk
jadi ke destinasi yang tepat? Produk jadi mengumpul di dalam
pinggiran kantong-kantong kompleks Golgi yang melebar.
Pinggiran kantong terluar kemudian terlepas membentuk vesikel
terbungkus membran yang mengandung produk tertentu. Agar
Gambar 2-4 Kompleks Golgi. Diagram dan mikrograf elektron sebuah
setiap jenis produk mencapai tempat berfungsinya masing-masing,
kompleks Golgi, yang tersusun atas setumpuk kantong terbungkus membran
setiap jenis vesikel membawa produk spesifik sebelum
yang berbentuk agak merengkung, Vesikel di pinggiran kantong yang melebar
melepaskannya (seperti secarik surat yang ditaruh di dalam
mengandung produk protein jadi yang telah dikemas untuk didistribusikan ke
amplop). Vesikel-vesikel bermuatan spesifik yang destinasinya destinasi akhirnya.
berbeda-beda terbungkus di dalam membran yang mengandung
berbagai protein permukaan. Setiap jenis protein permukaan sekretorik, yang berukuran kurang lebih 200 kali lebih besar
berfungsi sebagai penanda pelabuhan (docking marker) spesifik daripada vesikel transpor, menyimpan protein sekretorik
(seperti alamat di amplop surat). Setiap vesikel dapat "berlabuh" hingga sel dirangsang oleh sinyal spesifik, yang
seperti kunci dan gembok serta "mengosongkan" muatan mengindikasikan bahwa produk sekretorik bersangkutan perlu
spesifiknya hanya di penerima penanda pelabuhan (docking- segera dibebaskan. Dengan rangsangan yang sesuai, vesikel
marker acceptor) yang sesuai, yakni protein yang berada hanya di bergerak ke bagian perifer sel, menyatu dengan membran
destinasi yang tepat di dalam sel (seumpama alamat rumah). Jadi, plasma, membuka, dan mengosongkan isinya ke luar sel
setiap produk Golgi dapat mencapai tempat berfungsinya masing- (Gambar 2-3 dan 2-5a). Mekanisme ini pembebasan bahan-
masing karena disortir dan dikirimkan layaknya amplop berisi bahan yang berasal dari dalam sel ke luar sel merujuk pada
surat yang dikirimkan ke alamat rumah yang sesuai saja. eksositosis (ekso berarti "keluar dari"; sito berarti "sel").
Sebagai contoh, mari kita lihat sel sekretorik. Sekresi merujuk Eksositosis merupakan mekanisme utama untuk
pada proses pembebasan produk sel, dengan stimulasi yang sesuai, merampungkan sekresi. Vesikel sekretorik hanya menyatu
ke luar sel (lihat hlm. 6). Sel-sel sekretorik khusus meliputi sel dengan membran plasma (tidak dengan membran internal
endokrin, yang menyekresikan hormon protein, dan sel kelenjar apapun yang membungkus organel) sehingga produk
pencernaan, yang menyekresikan enzim pencernaan. Di sel sekretorik tidak terbuang percuma atau bahkan mencegah
sekretorik, banyak vesikel sekretorik besar mengandung protein terbebaskannya produk sekretorik berbahaya ke dalam
yang akan dibebaskan terlepas dari tumpukan Golgi. Vesikel organel.

   BAB 2
CES
Kini kita akan melihat dengan lebih terperinci bagaimana vesikel
sekretorik mengambil produk spesifik di tumpukan Golgi untuk Membran plasma
dibebaskan ke dalam CES dan mengapa vesikel ini hanya mampu
menambatkan diri ke membran plasma (Gambar 2-6):

Protein baru bentuk jadi yang diarahkan untuk sekresi mengandung
sekuens unik asam amino di salah satu ujungnya, yang dikenal sebagai
sinyal penyortiran (sorting signal), sementara permukaan dalam membran
Golgi mengandung penanda pengenalan (recognition markers), yaitu Vesikel sekretorik
protein yang mengenali dan menarik sinyal penyortiran spesifik. Dikenali- Sitosol
nya sinyal penyortiran protein yang tepat oleh penanda membran
komplementer menjamin bahwa vesikel sekretorik menangkap dan (a) Eksositosis: Vesikel sekretorik menyatu dengan
membran plasma, membebaskan isi vesikel ke luar sel.
mengemas muatan yang benar. Membran vesikel menjadi bagian membran plasma.
Protein selubung yang disebut coatomer dari sitosol berikatan dengan
protein spesifik lain yang menghadap permukaan luar membran.
Pengikatan protein-protein selubung ini menyebabkan membran
permukaan kantong Golgi melengkung dan membentuk tunas berbentuk
kubah di sekeliling muatan yang tertangkap. Akhirnya, membran
permukaan menutup dan vesikel terlepas.

Setelah terlepas, vesikel meluruhkan protein-protein selubungnya dan
memperlihatkan penanda penambatan (docking markers), dikenal sebagai
v-SNARE, yang menghadap permukaan luar membran vesikel. Vesikel endositik

■ Penanda penambatan, v-SNARE, hanya dapat berikatan (seperti kunci


(b) Endositosis: Bahan dari luar sel diselubungi oleh
dan gembok) dengan akseptor penanda penambatannya, disebut t-SNARE, segmen membran plasma yang membentuk kantong ke arah
di membran sasaran. Pada kasus vesikel sekretorik, membran sasarannya dalam dan teriepas sebagai vesikel endositik
adalah membran plasma, tempat terpilih untuk berlangsungnya sekresi.
Gambar 2-5 Eksositosis dan endositosis
Karena itu, v-SNARE vesikel sekretorik hanya menyatu dengan t-SNARE
membran plasma. Begitu vesikel tertambat di membran yang sesuai
melalui pencocokan SNARE, kedua membran akan menyatu seluruhnya;
selanjutnya, vesikel membuka dan mengosongkan isinya di tempat
sasaran.
Lisosom merupakan organel kecil degradatif terbungkus
Perhatikan bahwa isi vesikel sekretorik tidak pernah berkontak dengan membran yang menguraikan molekul organik (lys berarti
sitosol. Sejak produk ini pertama kali disintesis di RE hingga dibebaskan ''penguraian"; some berarti "badan"). Tidak seperti ciri semua
dari sel melalui eksositosis, produk tersebut selalu terbungkus membran organel lain, yang strukturnya seragam, ukuran dan bentuk
sehingga terisolasi dari bagian sel lainnya. Dengan membuat protein lisosom beragam bergantung pada isi yang dicerna. Paling lazim,
sekretorik spesifik secara dini dan menyimpan produk ini dalam vesikel lisosom berupa badan bulat atau oval yang kecil (garis tengah 0,2
sekretorik, sebuah sel sekretorik memiliki simpanan yang siap dibebaskan hingga 0,5 µm) (Gambar 2-7). Rata-rata, sebuah sel mengandung
dalam jumlah besar sesuai kebutuhan. Jika sel sekretorik harus sekitar 300 lisosom.
menyintesis semua produknya di tempat ketika diperlukan untuk ekspor,
kemampuan sel untuk memenuhi berbagai tingkat kebutuhan menjadi
terbatas.
Vesikel sekretorik hanya dibentuk oleh sel sekretorik. Namun, Lisosom terbentuk dari penonjolan kompleks Golgi. Sebuah
kompleks Golgi vesikel ini dan sel jenis lain juga menyortir dan mengemas lisosom mengandung sekitar 40 macam enzim hidrolitik kuat
produk yang baru disintesis untuk destinasi yang berbeda-beda di dalam yang disintesis di RE, lalu diangkut ke kompleks Golgi untuk
sel. Pada setiap kasus, vesikel tertentu menangkap jenis muatan tertentu dikemas di dalam lisosom yang menonjol tersebut (lihat
dari sekian banyak protein di lumen Golgi, kemudian mengarahkan tiap Gambar 2-3). Enzim ini mengatalisis hidrolisis, reaksi yang
wadah pengangkut ke destinasi masing-masing. menguraikan molekul organik melalui penambahan air (H20) di
tempat ikatan (hidrolisis berarti "memisahkan dengan air"; lihat
h. A-13). Di dalam lisosom, molekul organik berupa debris sel
Periksa Pemahaman Anda 2.4 dan benda asing, seperti bakteri, yang terbawa masuk ke sel.
Enzim lisosomal mirip dengan enzim hidrolitik yang
1. Terangkan struktur dan fungsi kompleks Golgi. disekresikan sistem pencernaan untuk mencerna makanan.
2. Jelaskan bagaimana vesikel sekretorik dapat tertambat hanya dengan Karena itu, lisosom berperan sebagai "sistem pencernaan"
membran plasma untuk membebaskan isinya ke luar sel. intraseluler.

   31
Lumen Membran kantong Sitosol Membran CES
Golgi Golgi terluar Plasma

Dr. Birgit Satir, Albert Einstein College of Medicine


1 Pembentukan 2 Penonjolan dari 3 Pelepasan selubung 4 Penambatan di 5 Eksositosis
vesikel sekretorik membran plasma
Golgi

KUNCI
1 Penanda pengenalan di membran kantong Golgi
Penanda pengenalan —
terluar menangkap muatan yang sesuai dari lumen
Akseptor protein
Golgi dengan jalan berikatan hanya dengan sinyal
selubung —v-SNARE
penyortir molekul protein yang akan disekresikan.
(penanda penambatan)
Membran yang akan membungkus vesikel
Sinyal penyortiran diselubungi oleh koatomer, yang menyebabkan
membran melengkung, membentuk kuncup.
Protein muatan 2 Membran menulup di bawah tonjoan, melepaskan
vesikel vesikel sekrelorik.
3 Vesikel kehilangan selubungnya, memperlihatkan
Koatomer (protein penanda penambatan v-SNARE di permukaan vesikel. Gambar 2-6 Pengemasan, penambatan, dan
selubung yang pelepasan vesikel sekretorik. Rangkaian diagram
4 v-SNARE berikatan hanya dengan akseptor
menyebabkan membran mengilustrasikan pembentukan dan penonjolan
melengkung) penanda penambatan t-SNARE di membran plasma
sasaran, menjamin bahwa vesikel sekretorik vesikel sekretorik, dengan bantuan proteinselubung,
mengosongkan isinya ke luar seI. dan penambatannya pada membran plasma oleh v-
t-SNARE (akseplor
SNARE dan t-SNARE. Mikrograf elektron transmisi
penanda penambatan)
memperlihatkan sekresi melalui eksositosis.

Bahan ekstraseluler yang diserang enzim lisosomal dibawa


Peroksisom ke dalam sel melalui proses fagositosis, salah satu jenis endo-
sitosis. Endositosis, kebalikan dari eksositosis, merujuk pada
proses memasukkan bahan ekstraseluler ke dalam sel (endo
artinya "di dalam") (lihat Gambar 2-5b). Endositosis dapat
berlangsung dalam tiga cara pinositosis, endositosis diperan-
Lisosom
tarai-reseptor dan fagositosis bergantung pada kandungan
bahan yang dimasukkan (Gambar 2-8).

PINOSITOSIS Pada pinositosis ("sel minum"), tetesan CES


diserap secara non-selektif. Pertama, membran plasma me-
Enzim
oksidatif
lengkung ke dalam, membentuk kantong berisi sedikit CES
Enzim (Gambar 2-8a). Membran plasma kemudian menyegel
hidrolitik permukaan kantong, memerangkap isinya dalam sebuah
vesikel endositik kecil intraseluler, atau endosom. Dinamin,
protein yang bertanggung jawab atas pelepasan vesikel
© Don W. Fawcett/Photo Researchers, Inc.

endositotik, membentuk cincin yang melingkari dan


"memuntir leher" kantong, melepaskan vesikel dari membran
permukaan. Selain membawa CES ke dalam sel, pinositosis
merupakan cara untuk mengambil kembali membran plasma
ekstra yang ditambahkan ke permukaan sel sewaktu
eksositosis.
ENDOSITOSIS DIPERANTARAI RESEPTOR Tidak seperti
Gambar 2-7 Lisosom dan peroksisom. Diagram dan mikrograf elektron
lisosom, yang mengandung enzim hidrolitik, dan peroksisom, yang mengandung
pinositosis, yang melibatkan penyerapan non-selektif cairan
enzim oksidatif. sekitar, endositosis diperantarai-reseptor merupakan proses
sangat selektif yang memungkinkan sel memasukkan molekul

   BAB 2
Kantong
Sitosol CES endositik
yang sudah
Molekul terbentuk
air

© Don W. Fawcett/Photo Researchers, Inc.


Vesikel
Molekul endositik
solut
Membran
Membran plasma
plasma
Kantong
1 Molekul solut dan molekul 2 Membran melengkung ke 3 Kantong terlepas sebagai endositik
air berada di luar membran dalam membentuk kantong, vesikel endositik berisi
membungkus molekul solut sampel CES. yang baru
plasma.
dan molekul air mulai
(a) Pinositosis terbentuk

Molekul
Sitosol CES
terikat ke
reseptor
Klatrin
permukaan
Molekul

M. M. Perry and A. M. Gilbert


target Celah
berselubung

Reseptor Selubang
Membran klatrin
plasma
Membran
1 Bahan melekat ke reseptor 2 Membran melengkung ke 3 Kantong terlepas sebagai plasma
membran dalam membentuk kantong. vesikel endositik berisi
molekul target.
(b) Endositosis yang
diperantarai reseptor
Lisosom

Pseudopodia Mangsa Vesikel


endositik
1 Pseudopodia mulai 2 Pseudipodia menyelimuti mangsa. 3 Mangsa terbungkus dalam di 4 Lisosom menyatu dengan
mengelilingi mangsa. dalam vesikel endositik yang vesikel, membebaskan enzim
terbenam di dalam sitoplasma yang menyerang bahan di
Sel darah merah Sel darah
dalam vesikel.
yang sudah rusak putih
Prof. Marcel Bessis/Science Source/
Photo Researchers, Inc.

(c) Fagisitosis
Gambar 2-8 Bentuk-bentuk endosftosis. (a) Diagram dan mikrograf elektron pinositosis. Membran permukaan melengkung ke dalam membentuk kantong,
kemudian menyegel permukaan tersebut sehingga terbentuk vesikel endositik intraseluler yang secara non-selektif menarik sedikit CES. (b) Diagram dan mikrograf
elektron endositosis yang diperantarai reseptor. Ketika sebuah molekul besar, seperti protein, menempel pada reseptor permukaan spesifik, membran melengkung ke
dalam membentuk kantong dengan bantuan protein selubung, menciptakan celah berselubung, lalu terlepas untuk secara selektif menginternalisasi molekul dalam
vesikel endositik. (c) Diagam dan pemindaian mikrograf elektron serangkaian fagositosis. Sel darah putih memakan partikel multimolekuler, seperti bakteri atau sel
darah merah tua, dengan menjulurkan pseudopodia yang membungkus dan menyegel bahan sasaran. Lisosom menyatu dengan isi vesikel dan menguraikannya.

   33
besar spesifik yang dibutuhkan dari lingkungannya. Endositosis
diperantarai-reseptor dipicu oleh pengikatan molekul target spesifik, Periksa Pemahaman Anda 2.5
seperti protein, ke reseptor membran permukaan yang spesifik bagi 1. Sebutkan fungsi enzim hidrolitik.
molekul tersebut (Gambar 2-8b). Pengikatan ini menyebabkan
2. Gambarkan tiga jenis endositosis
membran plasma di tempat tersebut melengkung ke dalam,
kemudian menyegel permukaannya, memerangkap molekul yang
terikat tadi di dalam sel. Kantong terbentuk dari ikatan molekul
klatrin, protein selubung pengubah bentuk membran di permukaan
dalam membran plasma. Klatrin adalah protein selubung yang
berbeda dari yang digunakan untuk eksositosis. Kantong yang
terbentuk dikenal sebagai celah berselubung (coated pit) karena
diselubungi klatrin. Kompleks kolesterol, vitamin B12 , hormon
insulin, dan besi adalah contoh-contoh bahan yang secara
selektif diserap kedalam sel melalui endositosis diperantai-
reseptor Sayangnya, beberapa virus masih dapat menyelinap
Sebagai contoh, virus flu dan HIV, virus penyebab AIDS (lihat hlm.
459), memperoleh akses ke dalam sel melalui endositosis
diperantarai-reseptor. Virus tersebut melakukannya dengan berikatan
ke reseptor membran yang normalnya dirancang untuk memicu
penyerapan molekul yang dibutuhkan.
FAGOSITOSIS Pada fagositosis ("sel makan"), partikel multimolekul
besar dimasukkan ke sel. Sebagian besar sel tubuh melangsungkan Peroksisom mirip dengan lisosom, yakni berupa kantong
pinositosis, banyak yang menjalankan endositosis diperantarai- terbungkus membran yang mengandung enzim. Bedanya, lisosom
reseptor, tetapi hanya beberapa sel khusus yang mampu melakukan mengandung enzim hidrolitik, sedangkan peroksisom berisi
fagositosis, yang paling terkenal adalah jenis-jenis tertentu sel darah beberapa enzim oksidatifkuat dan mengandung sebagian besar
putih yang berperan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh. katalase sel.
Ketika sebuah sel darah putih bertemu dengan partikel besar, seperti Enzim oksidatif, seperti namanya, menggunakan oksigen (O2)
bakteri atau debris jaringan, sel tersebut menjulurkan untuk melepaskan hidrogen dari molekul organik tertentu. Reaksi
permukaannya; juluran tersebut dikenal sebagai pseudopodia ("kaki ini membantu tubuh mendetoksifikasi berbagai sampah yang
semu") yang mengelilingi atau menelan partikel dan dihasilkan di dalam sel atau senyawa asing toksik yang masuk ke sel,
memerangkapnya di sebuah vesikel yang terbentuk di dalam sel misalnya alkohol dalam minuman keras.
(>Gambar 2-8c). Selanjutnya, lisosom menyatu dengan membran Produk utama yang dihasilkan di peroksisom, hidrogen
vesikel fagositik dan membebaskan enzim-enzim hidrolitiknya ke peroksida (H2O2), dibentuk oleh oksigen molekular dan atom
dalam vesikel tersebut, tempat enzim-enzim tersebut dengan aman hidrogen yang dilepaskan dari molekul toksik. Hidrogen peroksida
menyerang bakteri atau bahan lain yang terperangkap tanpa merusak berpotensi merusak jika dibiarkan menumpuk atau lolos dari
bagian sel lainnya. Enzim-enzim itu umumnya menguraikan bahan kurungan peroksisom. Namun, peroksisom juga mengandung
yang ditelan menjadi komponen mentah, seperti asam amino,
banyak katalase, enzim yang menguraikan H2O2 poten menjadi
glukosa, dan asam lemak, yang dapat dimanfaatkan oleh sel.
H2O dan O2 yang tidak berbahaya. Reaksi yang terakhir ini
Lisosom menyingkirkan organel yang rusak. merupakan mekanisme pengamanan penting yang menghancurkan
Lisosom juga dapat menyatu dengan organel yang sudah usang atau peroksida yang berpotensi fatal di tempat produksinya sehingga
rusak untuk menyingkirkan bagian sel yang sudah tidak berguna tidak lolos ke dalam sitosol.
tersebut. Proses pencernaan-diri selektif ini, dikenal sebagai autofagi
(auto berarti "sendiri"; fag berarti "makan") memungkinkan
pembaruan perangkat sel. Pada sebagian besar sel, semua organel Periksa Pemahaman Anda 2.6
dapat diperbarui.
1. Jelaskan fungsi enzim oksidatif di peroksisom.
Sebagian orang tidak mampu membentuk satu atau lebih 2. Sebutkan produk utama yang dihasilkan di peroksisom.
enzim lisosomal. Akibatnya adalah akumulasi masif senyawa
yang normalnya dicerna oleh enzim yang tidak ada tersebut.
Manifestasi klinis sering menyertai gangguan jenis ini karena lisosom
yang membengkak mengganggu aktivitas normal sel. Lebih dari lima
puluh penyakit yang disebut sebagai penyakit simpanan lisosomal
telah teridentifikasi, dan semuanya berbeda. Sifat dan keparahan
gejala bergantung pada jenis bahan yang tertimbun, yang selanjutnya
bergantung pada enzim lisosomal apa yang hilang. Salah satu Mitokondria adalah organel energi atau "pembangkit tenaga” sel;
contohnya ialah penyakit Tay-Sachs, yang ditandai dengan organel ini mengekstraksi energi dari nutrien dalam makanan dan
akumulasi abnormal molekul kompleks yang ditemukan di sel saraf. mengubahnya menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh sel
Seiring dengan berlanjutnya penimbunan, timbul gejala degenerasi untuk beraktivitas. Mitokondria menghasilkan sekitar 90% energi
sistem saraf yang progresif. yang sel dan, konsekuensi nya, seluruh tubuh permukaan untuk
34   BAB 2
bertahan hidup dan menjalankan fungsi. Sebuah sel dapat
mengandung beberapa ratus hingga beberapa ribu mitokondria,
bergantung pada kebutuhan energi masing-masing jenis sel.

Mitokondria merupakan struktur berbentuk batang atau oval Mitokondria


seukuran bakteri. Pada kenyataannya, mitakondria adalah
turunan bakteri yang menginvasi atau ditelan oleh sel primitif
pada awal sejarah evolusi dan kemudian menjadi organel
permanen. Karena asal usulnya berlainan, mitokondria memiliki Ruang
DNA sendiri, berbeda dari DNA yang terdapat di inti sel.
antarmembran
Bedanya adalah DNA mitokondria mengandung kode genetik
Krista
guna menghasilkan banyak molekul yang dibutuhkan
mitokondria untuk menghasilkan energi.
Sepanjang usia seseorang, terjadi akumulasi penyim-
pangan pada DNA mitokondria secara bertahap;
penyimpangan ini terungkap berperan dalam proses
penuaan dan sejumlah penyakit. Penyakit mitokondria
diperkirakan menjangkiti 1 dari 4000 orang. Manifestasi klinis
penyakit ini sangat beragam, bergantung pada lokasi dan derajat
mutasi DNA mitokondria. Penyakit yang menonjol di antara
penyakit-penyakit mitokondria adalah penyakit debilitatif pada Protein sistem Membran Matriks Membran
usia lanjut, seperti beberapa bentuk penyakit otot dan penyakit transpor elektron mitokondria mitokondria
sistem saraf degeneratif kronis, salah satu contohnya Charcot- dalam luar
MarieTooth tipe 2a. Gejala umum pada penyakit mitokondria
antara lain adalah kelelahan kronis, nyeri dan kelemahan otot,

© Bill Longcore/Photo Researchers, Inc.


inkoordinasi, kejang, kebutaan, dan ketulian. Kondisi tersebut
memburuk seiring dengan bertambahnya usia, dan terapi yang
tersedia hanya ditujukan untuk meredakan gejala, seperti
Krista
penggunaan analgesik.
Setiap mitokondria dibungkus oleh membran rangkap-
membran luar datar yang menyelubungi mitokondria itu sendiri
dan membran dalam yang membentuk serangkaian lipatan atau (a) Mitokondria
lekukan yang disebut krista, yang mencuat ke rongga dalam yang
terisi larutan mirip gel yang dikenal sebagai matriks (Gambar
2-9a dan foto pembuka bab). Kedua membran dipisahkan oleh
ruang antarmembran yang sempit. Krista mengandung protein
yang akhirnya menggunakan O2 untuk mengubah banyak energi
dalam makanan menjadi bentuk yang dapat digunakan. Lipatan
membran dalam, yang berjumlah banyak, sangat menambah luas
permukaan yang tersedia untuk menyimpan protein-protein
penting ini. Matriks terdiri atas campuran pekat ratusan enzim

Courtesy of Xiying Fan


terlarut berbeda-beda yang mempersiapkan molekul nutrien
untuk ekstraksi akhir energi yang berguna oleh protein-protein (b) retikulum mitokondria
krista.
Gambar 2-9 Mitokondria. (a) Diagram dan mikrograf elektron sebuah
mitokondria. Perhatikan bahwa membran luar berpermukaan datar, sementara
membran dalam membentuk lipatan-lipatan yang dikenal sebagai krista yang
meluas ke dalam matriks. Ruang antarmembran memisahkan membran dalam
Pada otot rangka dan banyak jenis sel lainnya, mitokondria jarang
dan luar. Protein transpor elektron yang tertanam di dalam krista pada akhirnya
terdapat sendirian, tetapi saling terkait dalam sebuah jalinan, bertanggung jawab untuk mengubah banyak energi dari makanan menjadi
retikulum mitokondria (Gambar 2-9b). Sistem terorganisasi ini bentuk yang dapat digunakan. (b) Mikrograf fluoresen retikulum mitokondria
secara efisien mendistribusikan bahan-bahan yang penting untuk pada sebuah sel otot, dengan mitokrondria saja yang diberi warna (merah).
menghasilkan energi contohnya, O2 dan produk akhir makanan, Lingkaran tidak berwarna di bagian tengah sel adalah nukleus.
seperti asam lemak dari permukaan sel hingga ke dalam

   35
sel. O2 dan asam lemak, yang sulit larut dalam air, menjadi lebih Glikolisis
mudah larut sehingga dapat bergerak lebih cepat melalui membran Glukosa dan
berminyak yang mengelilingi jalinan mitokondria ketimbang molekul

Kitosol
melintasi sitosol yang berair bahan bakar lain 2 ATP

Retikulum mitokondria bersifat dinamis, terus mengalami Piruvat


perubahan seiring adanya mitokondria yang bergabung ke, atau
memisahkan diri dari, jalinan, bergantung pada kebutuhan energi
sel. Contohnya, jalinan mitokondria meluas sebagai respons atas Piruvat ke gugus asetil
aktivitas kontraktil (latihan) pada otot rangka.
Asetil-Co2

Matriks miktokondria
Sumber energi bagi tubuh adalah energi kimia yang tersimpan di
ikatan karbon dalam makanan yang ditelan. Namun, sel-sel tubuh Siklus asam
2 ATP
tidak memiliki perangkat untuk menggunakan energi ini secara sitrat
langsung. Sel harus mengekstraksi energi dari nutrien makanan dan
mengubahnya menjadi bentuk yang dapat digunakan yaitu ikatan
fosfat berenergi tinggi adenosin trifosfat (ATP) yang terdiri atas Elektron diangkut oleh
adenosin dengan tiga gugus fosfat melekat padanya (tri artinya NADH dan FADH
"tiga") (Iihat h. A-16). Ketika ikatan berenergi tinggi (seperti ikatan
fosfat terminal dengan adenosin) terputus, sejumlah besar energi

Membran dalam
dibebaskan. Fosforilasi oksidatif

mitokondria
Adenosin trifosfat merupakan pembawa energi universal-"mata (sistem transpor
elektron dan 28 ATP
uang" energi umum di tubuh. Sel dapat "menjual" ATP untuk kemiosmosis)
membayar "harga" energi untuk menjalankan perangkat sel. Untuk
segera memperoleh energi yang berguna, sel memutus ikatan fosfat
terminal pada ATP, yang menghasilkan adenosin difosfat (ADP) —
adenosin dengan dua gugus fosfat melekat padanya (di artinya Gambar 2-10 Tahap-tahap respirasi selular. Tiga tahap respirasi selular
adalah (1) glikolisis, (2) siklus asam sitrat, dan (3) fosforilasi oksidatif.
"dua")—ditambah fosfat inorganik (Pi) dan energi:
pemutusan
ATP → ADP + Pi + energi untuk digunakan oleh sel GLIKOLISIS Di antara ribuan enzim di sitosol, terdapat 10
Dalam skema energi ini, makanan dapat dianggap sebagai enzim yang bertanggung jawab atas glikolisis, proses kimia
"bahan bakar mentah" dan ATP sebagai "bahan bakar olahan" untuk yang melibatkan 10 reaksi berangkai yang menguraikan
menjalankan perangkat tubuh. Makanan dicerna atau diurai oleh molekul gula enam-karbon, glukosa, menjadi dua molekul
sistem pencernaan menjadi unit-unit lebih kecil yang dapat diserap piruvat, masing-masing dengan tiga karbon (glyc-berarti
sehingga dapat dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam "manis"; lysis berarti "penguraian") (Gambar 2-16). Selama
darah (lihat Bab 16). Sebagai contoh, karbohidrat dari makanan proses ini, dua atom hidrogen dibebaskan dan dipindahkan ke
diuraikan terutama menjadi glukosa, yang diserap ke dalam darah. dua molekul NADH untuk digunakan lebih lanjut, (Sebentar
Tidak ada energi berguna yang dibebaskan selama pencernaan kita akan mempelajari NADH lebih dalam.) Sebagian energi
makanan. Ketika disalurkan ke sel oleh darah, molekul nutrien dari ikatan kimia glukosa yang terputus langsung digunakan
diangkut melintasi membran plasma ke dalam sitosol (Perincian untuk mengubah ADP menjadi ATP. Namun, glikolisis
bagaimana bahan-bahan melintasi membran tersaji di Bab 3). tidaklah efisien dalam konteks ekstraksi energi: Hasil akhir
Sekarang kita akan mengalihkan perhatian pada tahap-tahap hanya dua molekul ATP per molekul glukosa yang diproses.
yang terlibat dalam pembentukan ATP di dalam sel dan peran Banyak energi yang semula terkandung dalam molekul
mitokondria dalam tahap-tahap tersebut. Respirasi selular secara glukosa masih tersimpan di ikatan-ikatan kimia molekul
kolektif merujuk pada reaksi intraselular tempat molekul kaya piruvat. Produksi energi yang rendah pada glikolisis tidak
energi dipecah untuk membentuk ATP, menggunakan O2 dan memadai untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan ATP. Di
menghasilkan CO2 selama prosesnya. Pada sebagian besar sel ATP sinilah mitokondria berperan.
dihasilkan dari penguraian berurutan molekul nutrien yang terserap SIKLUS ASAM SITRAT Piruvat yang dihasilkan melalui
dalam tiga tahap: glikolisis di sitosol, siklus asam sitrat di matriks glikolisis di sitosol secara selektif diangkut ke dalam matriks
mitokondria, dan fosforilasi oksidatif di membran dalam mitakondria. Di sini, salah satu atom karbonnya dibebaskan
mitokondria (Gambar 2-10). (Sel otot menggunakan jalur sitosol dalam bentuk CO2 yang kemudian dikeluarkan dari tubuh
tambahan untuk menghasilkan energi dengan cepat pada sebagai produk akhir, atau sampah (Gambar 2-12). Selain itu,
permulaan olahraga; lihat hlm. 297.) Kita memakai glukosa sebagai satu atom hidrogen lain dibebaskan dan dipindahkan ke
contoh untuk menjelaskan tahap-tahap ini. NADH yang lain. Molekul dua karbon yang tersisa setelah

   BAB 2
Satu molekul bon yang dibebaskan ini berasal dari
Glikolisis ATP
glukosa 6-karbon molekul yang terlibat dalam reaksi, bukan
Sitosol oksigen molekular bebas dari pernapasan.
Piruvat ke 2 NAD+
gugus asetil
Sepuluh 2 NADH 3. Atom hidrogen juga "dicampakkan"
langkah selama siklus pada empat tahap konversi
Siklus 2 ADP + 2 P
asam ATP
terpisah i kimia. Tujuan utama siklus asam sitrat
sitrat 2 ATP adalah menghasilkan hidrogen-hidrogen ini
untuk masuk ke sistem transpor elektron di
Dua molekul
membran dalam mitokondria. Hidrogen-
Fosforilasi
oksidatif
ATP piruvat 3-karbon hidrogen tersebut dipindahkan ke dua
molekul pengangkut hidrogen berbeda
nikotinamida adenin dinukleotida
Gambar 2-11 Glikolisis di sitosol. Glikolisis mengurai glukosa (enam karbon) menjadi dua molekul piruvat (masing- (NAD +), turunan niasin (salah satu vitamin

masing tiga karbon), dengan hasil akhir 2 ATP dan 2 NADH (siap untuk ekstraksi energi lebih lanjut oleh sistem B), dan flavin adenin dinuldeotida (FAD),
transpor elektron). turunan riboflavin (salah satu vitamin B).
Pemindahan hidrogen mengubah masing-
proses penguraian sebuah gugus asetil berikatan dengan koenzim masing senyawa tersebut menjadi NADH dan FADH2. Untuk setiap
A (CoA), turunan asam pantotenat (salah satu vitamin B), putaran siklus asam sitrat, dihasilkan tiga NADH dan satu FADH2.
menghasilkan senyawa asetil koenzim A (asetil CoA).
Asetil-CoA kemudian masuk ke siklus asam sitrat, sebuah 4. Satu lagi molekul ATP dihasilkan untuk setiap molekul asetil-
siklus delapan reaksi biokimia yang dikatalisis oleh enzim-enzim CoA yang diproses. Sebenarnya, ATP tidak secara langsung
matriks mitokondria. Sildus reaksi ini dapat dibandingkan dengan diproduksi melalui siklus asam sitrat. Energi yang dibebaskan secara
satu putaran bianglala, kecuali bahwa molekulnya sendiri tidak langsung mengikatkan fosfat inorganik ke guanosin difosfat (GDP),
secara fisik berputar dalam sebuah siklus. Di puncak bianglala, membentuk guanosintrifosfat (GTP), molekul berenergi tinggi yang
asetil-CoA—molekul dua karbon memasuki tempat duduk yang serupa dengan ATP. Energi dari GTP kemudian dipindahkan ke ATP
sudah ditempati oleh oksaloasetat yang memiliki empat karbon. sebagai berikut:
Kedua molekul ini berikatan untuk membentuk molekul asam
sitrat enam-karbon (pada pH intraselular, asam sitrat terdapat ADP + GTP 4 ATP + GDP
dalam bentuk ion, sitrat), dan perjalanan mengelilingi siklus asam
Karena setiap molekul glukosa diubah menjadi dua molekul asetil-
sitrat pun dimulai. (Siklus ini dikenal juga dengan siklus Krebs,
CoA, memenuhi dua putaran siklus asam sitrat, dihasilkan tambahan
sebagai penghargaan terhadap penemu utamanya, atau siklus
dua molekul ATP dari setiap molekul glukosa.
asam trikarbok silat, karena sitrat mengandung tiga gugus asam
karboksilat.) Pada masing-masing tahap dalam siklus ini, enzim- Sejauh ini, sel masih belum memperoleh banyak keuntungan
enzim matriks mernodifikasi molekul penumpangnya untuk energi. Namun, siklus asam sitat penting dalam mempersiapkan
membentuk molekul yang sedikit berbeda (diperlihatkan pada molekul pengangkut hidrogen masuk ke tahap akhir, fosforilasi
(Gambar 2-12). Perubahan molekular ini memiliki konsekuensi oksidatif, yang menghasilkan energi jauh lebih banyak ketimbang
penting sebagai berikut. sejumlah kecil ATP yang diproduksi oleh siklus itu sendiri.
1. Dua karbon "ditendang keluar dari perjalanan"—dikeluarkan
FOSFORILASI OKSIDATIF Sejumlah besar energi yang belum
satu per satu dari sitrat enam-karbon, mengubahnya kembali
terpakai masih tersimpan di dalam hidrogen yang dibebaskan,
menjadi oksaloasetat empat-karbon yang kini berada di puncak
yang mengandung elektron pada tingkat energi tinggi. Fosforilasi
siklus guna menjemput asetil-CoA lain untuk putaran siklus
oksidatif merujuk pada proses sintesis ATP dengan menggunakan
berikutnya. Koenzim A juga didaur ulang; pada akhir siklus, CoA
energi yang dibebaskan elektron ketika elektron dipindahkan ke
dilepaskan, memungkinkannya untuk berikatan dengan gugus O2. Proses ini melibatkan dua kelompok protein, keduanya terletak di
asetil baru untuk membentuk asetil-CoA lain. membran dalam mitokondria: sistem transpor elektron dan ATP
2. Atom karbon yang dibebaskan, yang semula terdapat dalam sintase.
senyawa asetil-CoA yang memasuki siklus, diubah menjadi dua
molekul CO2. Ingat bahwa dua atom karbon memasuki siklus ''Keuntungan besar" dalam penangkapan energi dimulai ketika
dalam bentuk asetil-CoA dan dua atom karbon meninggalkan NADH dan FADH2 masuk ke sistem transpor elektron. Sistem
siklus dalam bentuk dua molekul CO2. Karbon dioksida ini, dan transpor elektron meliputi molekul-molekul pengangkut elektron
CO2 yang dihasilkan selama pembentukan gugus asetil dari piruvat, yang terdapat pada empat kompleks protein inert besar, diberi nomor
keluar dari matriks mitokondria, kemudian meninggalkan sel I, II, III, dan IV, beserta dua pengangkut elektron kecil yang sangat
sebelum akhirnya masuk ke darah. Darah membawa CO2 ke paru, mobil, sitokrom c dan ubikuinon (juga dikenal dengan koenzim Q
tempat molekul ini dieliminasi ke atmosfer melalui pernapasan. atau CoQ) yang membawa elektron di antara kompleks-kompleks
Oksigen yang digunakan untuk membuat CO2 dari atom-atom kar- utama (Gambar 2-13).

   37
Glikolisis ATP

Piruvat ke
Matriks gugus asetil
mitokondria 3C Piuvat

Siklus
asam ATP
1C CO2 NAD+
sitrat
CoA
NADH

Fosforilasi ATP KUNCI


oksidatif 2C Asetil-CoA
CoA C C Atom karbon

Oksaloasetat
Sifat
NADH 4C
H2O 6C

NAD+

D1 matriks
mitokondria
Malat
4C Isositrat
6C

H2 O NAD+

NADH

CO2 1C
Fumarat
α Ketoglutarat
Ci
5C
CoA
NAD+
FADH2
NADH
FAD
H2O CoA Suksinil CoA
Suksinat CO2 1C
4C
4C

GDP
GTP + P i

ADP
ATP

Gambar 2-12 Siklus asam sitrat di matriks mitokondria. Dua karbon yang masuk ke siklus dengan perantaraan asetil-CoA akhirnya diubah menjadi CO2, sementara
asam oksaloasetat, yang menerima asetil-CoA, dibentuk kembali pada akhir siklus. Hidrogen dilepaskan pada titik-titik spesifik di sepanjang siklus, berikatan dengan
molekul pengangkut hidrogen NAD+ dan FAD untuk pengolahan lebih lanjut oleh sistem transpor elektron. Satu molekul ATP dihasilkan untuk setiap molekul asetil-
CoAyang masuk ke siklus asam sitrat, atau total dua molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diproses.

   hapter
6 Akibatnya, ion H+ lebih terkonsentrasi di
1 Elektron berenergi tinggi yang diekstraksi dari
hidrogen dalam NADH dan FADH2 dipindahkan ruang antarmembran ketimbang di matriks.
dari satu molekul pengangkut etektron ke yang Gradien H+ ini menghasitkan energi yang
lain. menggerakkan sintesis ATP oleh ATP sintase.
2 NADH dan FADH2 diubah menjadi NAD+ 7 Karena gradien ini, ion H+ memiliki
dan FAD, yang memungkinkan keduanya untuk kecenderungan tinggi untuk mengalir ke dalam
mengambil lebih banyak atom hidrogen yang matriks melintasi membran dalam lewat saturan
dibebaskan selama glikolisis dan siklus asam saluran di antara unit dasar dan stator pada
sitrat. kompteks ATP sinlase.
GlIkolisis ATP
3 Elektron berenergi tinggi jatuh dari tingkat 8 Aliran ion H ini mengaktifkan ATP sintase
+
Membran
dalam energi tinggi ke rendah sewaktu dipindahkan dan menggerakkan sintesis ATP oleh
mitokondria dari satu molekul pengangkut ke yang lain headpiece, proses yang dinamakan
Piruvat ke kemiosmosis. Aliran ion H+ melalui saluran ini
gugus asetil dalam sistem transpor elektron.
membuat headpiece dan tangkai berputar ke
4 Elektron diberikan ke O2, akseptor elektron
atas.
terakhir pada sistem transpor elektron. Oksigen
9 Akibat perubahan bentuk dan posisi sewaktu
Siklus ini, kini bermuatan negatif karena mendapat
asam
berputar, headpiece mengambil ADP dan Pi,
ATP tambahan elektron, bergabung dengan ion H+,
sitrat menggabungkan keduanya, dan membebaskan
yang bermuatan positif karena mendonorkan
produk ATP.
elektron pada awal sistem transpor elektron,
untuk membentuk H2O.
Fosforilasi 5 Ketika bergerak melalui sistem transpor
oksidatif ATP
elektron, elektron melepaskan energi bebas.
Sebagian energi yang dibebaskan hilang
sebagai panas, tetapi sebagian lagi
dimanfaatkan untuk transpor H+ melintasi
Sitosol membran dalam mitokondria dari matriks
menuju ruang antarmembran pada Kompleks I,
III, dan IV.

Membran luar
mitokondria

H+ H+ 6 Tinggi H+
H+ H+
H+ H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+ H+
ATP
H+ sintase Stator
Ruang antar
membran
sitokrom
c
e– Unit
e– 3 3 dasar
3 e– e– e– 7
Membran Ubikuinon
e– e–
dalam e– (CoQ) e– Kompleks
mitokondria e– Kompleks
IV 8 Tangkai
Kompleks e– III
4 2 H O
I 5 2
5 Kompleks 5 H+
II
H+
1
H+ 4 H+ + O–2
NADH H+
1 Headpiece

NAD+ FADH2 FAD


2 2
Matriks mitokondria 6 Rendah H+

9
ADP + P ATP
i

Sistem transpor elektron Kemiosmosis


Elektron mengalir melalui serangkaian pengangkut elektron dari tingkat ATP sintase mengatalisis sintesis
energi tinggi ke rendah; energi yang dibebaskan menciptakan gradien ATP dengan menggunakan energi
H+ antara sisi dalam dan luar membran dalam mitokondria. dari gradien H+ di seketiling
membran.
Fosforilasi oksidatif
Gambar 2-13 Fosforilasi oksidatif di membran dalam mitokondria. Fosforilasi oksidatif melibatkan sistem transpor elektron (langkah 1-6) dan
kemiosmosis oleh ATP sintase (langkah 7-9). Lingkaran pink dalam sistem transpor elektron menunjukkan pengangkut elektron spesifik.
Begitu sistem transpor elektron mulai bekerja, elektron berenergi Ketika diaktifkan, ATP sintase menyediakan 28 molekul ATP
tinggi diekstrak dari atom hidrogen dalam NADH dan FADH2, lalu tambahan bagi setiap molekul glukosa yang diproses (Gambar
dipindahkan melalui serangkaian langkah dari satu molekul 2-14). Riset terkini menunjukkan bahwa sekitar 2,5 ATP disintesis
pengangkut elektron ke yang lain dalam satu lini perakitan (langkah saat sepasang elektron yang dilepaskan NADH melintasi seluruh
1 ) Akibat pemberian ion hidrogen (H+) dan elektron di dalam sistem sistem transpor elektron menuju molekul oksigen. Sepasang
transpor elektron, NADH dan FADH2 diubah kembali menjadi NAD elektron yang dilepaskan FADH2 menempuh lintasan yang lebih
+ dan FAD (langkah 2 ), membebaskan keduanya untuk mengambil
pendek (lihat Gambar 2-13), membentuk sekitar 1,5 ATP. Artinya,
atom hidrogen lain yang dilepaskan selama glikolisis dan siklus asam ada total 32 molekul ATP yang dihasilkan ketika sebuah molekul
sitrat. Dengan demikian, NAD+ dan FAD menghubungkan silkus glukosa terurai sempurna dalam respirasi seluler: 2 melalui
asam sitrat dan sistem transpor elektron. Molekul-molekul glikolisis, 2 dari siklus asam sitrat, dan 28 selama fosforilasi
pengangkut elektron tersusun dalam urutan spesifik di membran oksidatif. ATP diangkut keluar dari mitokondria menuju sitosol
dalam sehingga elektron berenergi tinggi jatuh pada tingkat energi untuk digunakan sebagai sumber energi sel.
dari tinggi ke rendah sewaktu berpindah dari satu molekul Langkah-langkah menuju fosforilasi oksidatif boleh jadi awalnya
pengangkut ke yang lain dalam sebuah rantai reaksi (langkah 3). tampak sebagai rintangan yang tidak perlu. Mengapa tidak langsung
Akhirnya, ketika berada pada tingkat energi terendah, elektron terikat saja mengoksidasi atau "membakar" molekul makanan untuk
pada oksigen molekular (O2) yang berasal dari udara napas kita. membebaskan energinya? Ketika proses ini terjadi di luar tubuh,
Oksigen memasuki mitokondria dan berfungsi sebagai akseptor semua energi yang tersimpan di dalam molekul makanan
elektron terakhir pada sistem transpor elektron. Oksigen bermuatan dibebaskan secara mendadak dalam bentuk panas (Gambar 2-15).
negatif ini (negatif karena telah mendapat elektron tambahan) lalu Pikirkan apa yang akan terjadi jika marshmallow yang sedang Anda
bergabung dengan ion hidrogen bermuatan positif (positif karena panggang tidak sengaja terjatuh ke dalam api. Marshmallow yang
telah menyumbangkan elektron pada permulaan sistem transpor terbakar itu cepat menjadi panas karena gula teroksidasi dengan
elektron) untuk membentuk air, H2O (langkah 4) 4
cepat. Di tubuh, molekul makanan teroksidasi di dalam
Ketika bergerak melalui rantai reaksi ini, elektron melepaskan mitokondria melalui banyak langkah kecil yang terkendaIi; dengan
energi bebas. Sebagian energi yang dilepaskan hilang dalam bentuk begitu, energi kimia dibebaskan sedikit demi sedikit sehingga dapat
panas, tetapi sebagian dimanfaatkan mitokondria untuk membentuk ditangkap secara lebih efisien dalam ikatan ATP dan disimpan
ATP. Pada tiga tempat dalam sistem transpor elektron (kompleks I, dalam bentuk yang berguna bagi sel. Dengan cara ini, lebih sedikit
III, dan IV), energi yang dilepaskan selama pemindahan elektron energi yang berubah menjadi panas. Panas yang dihasilkan tidak
digunakan untuk mengangkut ion hidrogen (H+) melintasi membran sepenuhnya merupakan energi yang tidak terpakai; sebagian panas
dalam mitokondria dari matriks menuju ruang di antara membran tersebut digunakan untuk membantu mempertahankan suhu tubuh,
mitokondria dalam dan luar, dikenal dengan ruang antar membran sementara kelebihannya dibuang ke lingkungan.
(langkah 5 ). Akibatnya, ion hidrogen lebih terkonsentrasi pada ruang
antarmembran ketimbang di matriks. Gradien H+ yang dihasilkan
sistem transpor elektron ini (langkah 6 ) menyediakan energi yang
menggerakkan sintesis ATP oleh ATP sintase, enzim mitokondria
Sel merupakan pengubah energi yang lebih efisien jika ada oksigen
terikat-membran.
(Gambar 2-16). Pada kondisi anaerob ("tidak ada udara", lebih
ATP sintase meliputi unit dasar yang tertanam di membran spesifik lagi "tidak ada O2"), penguraian glukosa tidak dapat berjalan
dalam, terhubung melalui sebuah tangkai ke headpiece yang terletak di melampaui glikolisis, yang berlangsung di sitosol dan menghasilkan
matriks, dengan stator yang menjembatani unit dasar dan headpiece. hanya dua molekul ATP per molekul glukosa. Energi yang belum
Karena lebih terkonsentrasi pada ruang antarmembran ketimbang di terpakai di molekul glukosa tetap terkunci dalam ikatan molekul
matriks, ion H+ memiliki kecen-derungan tinggi untuk mengalir balik piruvat, yang akhirnya diubah menjadi laktat jika tidak masuk ke
ke dalam matriks melintasi membran dalam melalui saluran-saluran jalur yang ujung-ujungnya menuju fosforilasi oksidatif.
yang terbentuk di antara unit dasar dan stator pada kompleks ATP Jika terdapat cukup O2 kondisi aerob ("dengan udara" atau
sintase (langkah 7). Aliran ion H+ ini mengaktifkan ATP sintase dan "dengan O2")—pemrosesan di mitokondria (yaitu siklus asam sitrat
menggerakkan sintesis ATP oleh headpiece, proses yang dikenal di matriks serta sistem transpor elektron dan ATP sintase di
dengan kemiosmosis. Aliran ion H+ melalui saluran ini membuat membran dalam) memanfaatkan cukup banyak energi untuk
headpiece dan tangkai beputar ke atas (langkah (8), mirip aliran air menghasilkan 30 molekul ATP tambahan, untuk hasil akhir 32
yang membuat putaran kincir air. Akibat perubahan bentuk dan molekul ATP per molekul glukosa yang diproses. (Untuk penjelasan
posisi saat berputar, headpiece mampu berturut-turut mengambil mengenai olahraga aerobik, lihat fitur penyerta dalam kotak di h. 42,
ADP dan Pi, menggabungkan keduanya, dan melepaskan produk ATP Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga). Keseluruhan reaksi
(langkah 9). oksidasi molekul makanan untuk menghasilkan energi selama
Fosforilasi oksidatif meliputi keseluruhan proses tempat ATP sintase respirasi seluler adalah sebagai berikut.
membentuk ATP melalui fosforilasi (penambahan fosfat ke) ADP Makanan + O2 4 CO2 + H2O + ATP
(diperlukan (terutama (dihasilkan (terutama
menggunakan energi yang dilepaskan elektron sewaktu elektron dihasilkan
untuk dihasilkan oleh sistem
dipindahkan ke O2 oleh sistem transpor elektron. Pemanfaatan energi fosforilasi oleh siklus transpor oleh ATP
menjadi bentuk yang berguna ketika elektron jatuh dari tingkat energi oksidatif) asam sitrat elektron) sintase)

tinggi ke tingkat energi rendah dapat dianalogikan seperti pembangkit


listrik yang mengubah energi air terjun menjadi listrik.

hapter
Gambar 2-14 Ikhtisar produksi ATP dari oksidasi
1 Glukosa
sempurna satu molekul glukosa. Dengan total 32 ATP,
diasumsikan bahwa elektron yang diangkut oleh tiap NADH

Sitosol
menghasilkan 2,5 ATP dan yang diangkut oleh tiap FADH2
2 NADH Gilkolisis 2 ATP menghasilkan 1,5 ATP selama fosforilasi oksidatif.

2 Piruvat

Piruvat ke
2 NADH
gugus astesil

Matriks mitokondria
2 Asetil-CoA

6 NADH
2 putaran
siklus asam 2 ATP
sitrar
2 FADH2

Pemindahan
elektron
2 FADH2 2 × 1.5 ATP/FADH2 3 ATP

mitokondria
Membran dalam
Pemindahan
elektron
10 NADH 10 × 2.5 ATP/NADH 25 ATP
Fosforilasi
oksidatif

Total 32 ATP

Makanan O2 Makanan O2

Oksidasi tak-terkendali Oksidasi terkendali


makanan di luar tubuh makanan di dalam tubuh
(pembakaran) (berlangsung melalui banyak
langkah kecil pada sistem
transpor elektron)

ATP

Pembebasan energi
Energi dimanfaatkan dalam
mendadak secara Energi dibebaskan
bentuk ATP, mata uang energi
sebagai panas paling umum bagi tubuh sebagai panas

ATP
ATP

Sebagian digunakan Kelebihan panas


Gambar 2-15 Oksidasi makanan tak-terkendali versus terkendali.
untuk mempertahankan dibuang ke
Sebagian energi yang dibebaskan sebagai panas ketika makanan suhu tubuh lingkungan
mengalami oksidasi tak-terkendali (pembakaran) di luar tubuh
dimanfaatkan dan disimpan dalam bentuk yang berguna saat
berlangsungnya oksidasi terkendali di dalam tubuh.
Kondisi anaerob

Glikolisis Tidak ada O2


Glukosa Piruvat Laktat

2 ATP

Kondisi aerob
Membran
mitokondria
Glikolisis Ada O2
Glukosa Piruvat 30 ATP + CO2 + H2O
Siklus asam sitrat/Fosforilasi oksidatif

2 ATP

Sitosol Mitokondria

Gambar 2-16 Perbandingan hasil energi dan produk pada kondisi anaerob dan aerob. Pada keadaan anaerob, hanya 2 ATP dihasilkan
untuk setiap molekul glukosa yang diproses, tetapi pada keadaan aerob total 32 ATP dihasilkan per molekul giukosa.

Perhatikan bahwa reaksi oksidatif di dalam mitokondria fosforilasi oksidatif saja, lemak dan protein hanya dapat digunakan
menghasilkan energi, tidak seperti reaksi oksidatif yang dalam kondisi aerob, sementara glukosa dapat dipakai dalam kondisi
dikendalikan enzim peroksisom. Kedua organel menggunakan anaerob (melalui glikolisis saja) dan aerob manakala produk glikolisis
O2, tetapi untuk tujuan yang berbeda (piruvat) diurai lebih lanjut melalui siklus asam sitrat dan fosforilasi
oksidatif.
Glukosa, nutrien utama yang berasal dari karbohidrat dalam
makanan, merupakan bahan bakar pilihan kebanyakan sel.
Namun, molekul nutrien yang berasal dari lemak (asam lemak)
dan, jika diperlukan, dari protein (asam amino) juga dapat ikut
serta di titik-titik tertentu dalam keseluruhan reaksi kimia yang Begitu terbentuk, ATP dibawa keluar dari mitokondria, kemudian siap
akhirnya menghasilkan energi ini. Asam amino biasanya sedia sebagai sumber energi di dalam sel. Aktivitas sel yang
digunakan untuk sintesis protein, bukan produksi energi, tetapi memerlukan pemakaian energi dibedakan menjadi tiga kategori:
dapat digunakan sebagai bahan bakar jika glukosa dan lemak
1. Sintesis senyawa kimia baru, misalnya sintesis protein oleh RE.
tidak cukup (lihat Bab 17). Asam lemak diurai sedikit demi
sedikit di matriks mitokondria melalui proses oksidasi beta (3) Beberapa sel, khususnya sel dengan laju sekresi tinggi dan sel dalam
yang memotong blok unit dua karbon satu per satu. Setiap unit fase pertumbuhan, menggunakan hingga 75% ATP yang
dua karbon dipakai untuk membentuk molekul asetil-CoA yang dihasilkannya hanya untuk menyintesis senyawa kimia baru.
memasuki siklus asam sitrat. Asam lemak yang berbeda 2. Transpor membran, misalnya transpor selektif molekul melintasi
mengandung atom karbon dalam jumlah berbeda pula. Sebagian tubulus ginjal sewaktu proses pembentukan urine. Sel ginjal dapat
besar asam lemak di dalam tubuh memiliki panjang rantai menghabiskan hingga 80% "mata uang" ATP untuk menjalankan
antara 14 dan 22 karbon. Karena tiap dua karbon pada rantai mekanisme transpor membran selektif ini
panjang asam lemak membentuk sebuah asetil-CoA, satu asam
3. Kerja mekanis, misalnya kontraksi otot jantung untuk memompa
lemak dapat menghasilkan 7 hingga 11 molekul asetil-CoA,
bergantung pada panjang asam lemak bersangkutan; darah atau kontraksi otot rangka untukmengangkat sebuah benda.
bandingkan dengan 2 molekul asetil-CoA yang dihasilkan dari Aktivitas ini memerlukan banyak ATP.
penguraian molekul glukosa. Karena itu, lemak lebih padat Akibat pemakaian energi sel untuk menunjang berbagai
energi (yakni menghasilkan lebih banyak ATP pergram) aktivitas ini, banyak ADP dihasilkan. Molekul yang telah terkuras
ketimbang glukosa (dan karbohidrat lain yang dicerna menjadi energinya ini masuk ke mitokondria untuk "pengisisaan ulang",
glukosa). Asam amino dapat digunakan untuk menghasilkan lalu berjalan kembali ke sitosol sebagai molekul ATP yang kaya
energi jika diperlukan dengan membentuk asetil-CoA, piruvat, energi setelah ikut serta dalam fosforilasi oksidatif. Dalam siklus
atau molekul perantara dalam siklus asam sitrat, bergantung pengisian ulang pemakaian ini, satu molekul ADP/ATP dapat
pada jenis asam aminonya. Mengingat asam lemak dan asam berpindah ribuan kali per hari dari mitokondria ke sitosol atau
amino mengasilkan energi melalui siklus asam sitrat dan sebaliknya. Rata-rata, seseorang mendaur ulang sejumlah ATP yang

   BAB 2
• Melihat lebih Dekat pada
Fisiologi Olahraga Olahraga Aerobik: Untuk Apa
dan Seberapa Banyak?

O
LAHRAGA AEROBIK ("DENGAN O2") MELIBATKAN yang sama diperoleh dengan olahraga yang dilakukan satu kali
kelompok otot besar dan dilakukan pada intensitas yang sekaligus ataupun dipecah-pecah menjadi beberapa sesi yang lebih
cukup rendah untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga singkat. Hal ini merupakan berita baik karena banyak orang merasa
sumber-sumber
lebih mudah melakukan olahraga berdurasi singkat beberapa kali
bahan bakar dapat diubah menjadi ATP dengan menggunakan siklus dalam sehari.
asam sitrat dan fosforilasi oksidatif sebagai jalur metabolik utama. Intensitas olahraga harus didasarkan pada persentase kapasitas
Olahraga aerobik dapat diteruskan dari 15 hingga 20 menit hingga kerja maksimal seseorang. Cara termudah untuk menentukan
beberapa jam setiap kalinya. Aktivitas berdurasi singkat dengan intensitas olahraga yang tepat dan memantau tingkat intensitas adalah
intensitas tinggi, misalnya angkat beban dan lari cepat 100 meter, yang dengan memeriksa frekuensi denyut jantung. Perkiraan frekuensi
berlangsung datam hitungan detik dan semata-mata bergantung pada denyut jantung maksimal ditentukan dengan rumus (220-usia).
energi yang tersimpan di otot dan glikolisis, merupakan bentuk Manfaat signifikan dapat diperoleh dari olahraga aerobik yang
olahraga anaerobik ("tanpa O2"). dilakukan antara 70% hingga 80% frekuensi denyut jantung maksimal.
Inaktivitas berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya hipertensi Sebagai contoh, perkiraan frekuensi denyut jantung maksimal untuk
(tekanan darah tinggi) dan penyakit arteri koroner (penyumbatan arteri seseorang yang berumur 20 tahun adalah 200 kali per menit. Jika ia
yang mendarahi jantung). American College of Sports Medicine mere berolahraga tiga kali seminggu selama 20 hingga 60 menit dengan
comendasikan seseorang melakukan olahraga aerobik minimal tiga kali intensitas yang meningkatkan frekuensi denyut jantungnya menjadi
seminggu selama 20 hingga 60 menit untuk mengurangi risiko 140 hingga 160 kali per menit, kapasitas kerja aerobiknya akan
hipertensi dan penyakit arteri koroner serta meningkatkan kapasitas meningkat secara bermakna dan risiko penyakit kardiovaskular akan
kerja fisik. Studi-studi terkini menunjukkan bahwa manfaat kesehatan berkurang.

ekuivalen dengan berat badannya setiap hari. hon yang berguguran pada musim gugur.) (Lihat fitur kotak di h. 44
dan 45, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi untuk penjelasan lebih
Tingginya kebutuhan akan ATP menyebabkan glikolisis
lanjut tentang apoptosis.)
saja tidak cukup dan tidak efisien untuk memasok energi bagi
kebanyakan sel. Jika tidak terdapat mitokondria, yang berisi Bahasan organel membran telah selesai, sekarang mari kita
perangkat metabolik untuk fosforilasi oksidatif, kemampuan mengalihkan perhatian pada organel tak-bermembran, yang
energi tubuh akan terbatas. Namun, glikolisis mendukung sel mencakup ribosom, vault, dan sentriol.
dengan mekanisme terkondisi yang dapat menghasilkan ATP
pada kondisi anaerob. Sel otot rangka utamanya mendapat
keuntungan dengan adanya kemampuan ini sewaktu olahraga Periksa Pemahaman Anda 2.7
berintesitas tinggi dalam durasi singkat, ketika kebutuhan
1. Gambar dan deskripsikan sebuah mitokondria.
energi untuk kontraksi melebihi kemampuan tubuh menyalur-
2. Sebutkan tahap-tahap respirasi seluler dan tempat tiap-tiap tahap
kan cukup banyak O2 ke otot yang tengah beraktivitas guna
tersebut berlangsung.
menunjang fosforilasi oksidatif.
3. Bandingkan jumlah ATP yang dihasilkan dari satu molekul glukosa
pada kondisi anaerob dan aerob.

Selain berperan sentral dalam menghasilkan sebagian besar


ATP untuk digunakan sel, mitokondria memainkan peran
kunci tersendiri dalam kematian sel terprogram, proses yang
dikenal dengan apoptosis. Setiap sel memiliki jalur biokimia
intrinsik yang, jika dipicu, menyebabkan sel mengeksekusi
dirinya sendiri akibat lolosnya sitokrom (salah satu kom-ponen Ribosom menjalankan sintesis protein dengan menerjemahkan
sistem transpor elektron) dari mitokondria, yang di luar mRNA ke rantai asam amino dalam urutan teratur yang
mitokondria menjalankan fungsi yang sama sekali berbeda, diperintahkan oleh sandi DNA sebelumnya. Ribosom mem-bawa
yakni mengaktifkan enzim pemotong-protein intraselular yang seluruh komponen yang turut serta dalam sintesis protein mRNA,
memotong sel menjadi bagian-bagian kecil yang layak buang. tRNA, dan asam amino serta menyediakan enzim dan energi yang
Apoptosis merupakan bagian alami kehidupan organisme; diperlukan untuk menyambungkan asam-asam amino sekaligus.
proses ini mengeliminasi sel yang tidak lagi diperlukan atau Sifat protein yang disintesis oleh ribosom tertentu ditentukan oleh
rusak. (Istilah apoptosis berarti "penanggalan," merujuk pada mRNA yang diterjemahkan. Setiap mRNA berfungsi sebagai sandi
penanggalan sel yang tidak lagi berguna, sebagaimana daun po- bagi satu protein saja.

   43
• Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi

Apoptosis: Bunuh Diri Sel Terprogram

Perbandingan Apoptosis dan Nekrosis

A
POPTOSIS ADALAH BUNUH DIRI sebuah sel yang tidak lagi
berguna. Apoptosis merupakan bagian normal kehidupan sel- Apoptosis bukan satu-satunya cara sel untuk dapat mati, tetapi merupakan
sel yang sudah tidak diperlukan atau rusak dipicu untuk
menghancurkan diri sendiri demi kepentingan yang lebih cara yang paling elegan. Apoptosis adalah sebuan cara disengaja yang
besar, yakni memelihara kesehatan seluruh tubuh terkendali dan rapi dalam membuang sel-sel yang tidak lagi dibutuhkan atau
yang menebar ancaman bagi tubuh. Bentuk lain kematian sel, nekrosis
Peran Apoptosis (berarti "membuat mati"), ialah pembunuhan tak disengaja yang kotor dan
Berikut ini adalah contoh-contoh peran vital yang dimainkan oleh
tak-terkendali terhadap sel-sei berguna yang sudah cedera parah akibat
program pengorbanan intrinsik ini:
pajanan agen eksternal ke sel, seperti benturan fisik, kekurangan O2, atau
■ Eliminasi-diri terprediksi sel-sel terpilih merupakan bagian normal penyakit. Sebagai contoh, sel otot jantung yang kekurangan pasokan O2
perkembangan. Sel-sel tertentu yang tidak diinginkan dan akibat sumbatan komplet pembuluh darah yang mendarahinya ketika terjadi
dihasilkan selama perkembangan memang diprogram untuk serangan jantung mati akibat nekrosis (lihat h. 360).
membunuh dirinya sendiri ketika tubuh telah terakit menjadi bentuk Meskipun nekrosis dan apoptosis sama-sama menyebabkan kematian sel,
akhirnya. Selama perkembangan seorang perempuan, contohnya, langkah-langkah yang terlibat berbeda. Pada nekrosis, sel yang sekarat
apoptosis sengaja membuang duktus embrionik yang mampu adalah korban pasif, sementara pada apoptosis sel turut serta secara aktif
membentuk saluran reproduksi pria. Apoptosis juga memahat jari- dalam proses kematiannya sendiri. Pada nekrosis, sel yang cedera tidak
jari tangan yang sedang berkembang memiliki jari-jari berbentuk dapat memompa keluar Na+ sebagaimana biasanya. Akibatnya, air mengalir
seperti sarung tangan dengan menghilangkan membran mirip masuk melalui osmosis, menyebabkan sel bengkak dan pecah. Umumnya,
selaput di antara jari-jari. pada nekrosis, jejas pencetus kematian sel mencederai banyak sel yang
■ Apoptosis penting dalam peremajaan (turnover) jaringan pada tubuh berdekatan, sehingga banyak sel-sel di sekitarnya yang ikut bengkak dan
orang dewasa. Fungsi optimal kebanyakan jaringan bergantung pecah. Pelepasan kandungan intrasel ke jaringan sekitar memicu respons
pada keseimbangan antara produksiterkendali sel-sel baru dan inflamasi pada tempat jejas (lihat h. 447). Sayangnya, respons inflamasi ini
destruksi-diri sel yang terencana. Keseimbangan ini dapat membahayakan sel-sel sehat di sekitarnya.
mempertahankan jumlah sel yang tepat di jaringan tertentu seraya Di lain pihak, apoptosis menyasar sel yang memang hendak dihancurkan,
menjamin pasokan terkendali sel-sel baru yang sedang berada membiarkan sel-sel di sekitarnya tetap intak. Sel terpidana mati yang
dalam puncak perfomnya. diisyaratkan untuk melakukan bunuh diri melepaskan dirinya sendiri dari sel-
■ sel sekitarnya, kemudian menyusut, bukan membengkak dan pecah.
Kematian sel terprogram memainkan peran penting dalam sistem
imun. Apoptosis merupakan sebuah cara untuk membuang sel-sel Mitokondria sel menjadi bocor, menyebabkan sitokrom c keluar menuju
yang terinfeksi virus membahayakan. Lebih lanjut, sel-sel darah sitosol. Sitokrom c, salah satu komponen sistem transpor elektron, biasanya
putih pelawan infeksi yang telah menyelesaikan tugasnya dan tidak turut serta dalam fosforilasi oksidatif guna menghasilkan ATP. Namun, di luar
lagi dibutuhkan mengeksekusi dirinya sendiri. lingkungan mitokondria lazimnya, sitokrom c mengaktifkan enzim pemotong-
protein intrasel yang normalnya tidak aktif, kaspase, yang membunuh sel
■ Sel-sel tak-diinginkan yang mengancam homeostasis umumnya
tempat asalnya. Kaspase yang bebas bekerja layaknya gunting molekular
dibuang dari tubuh melalui apoptosis. Sel yang termasuk dalam
untuk menyayat sel secara sistematis. Enzim ini memotong protein demi
kategori ini adalah sel tua, sel yang telah mengalami kerusakan
protein, rnencincang nukleus, membongkar DNA yang penting bagi
yang tidak dapat diperbaiki akibat pajanan radiasi atau racun dan
kehidupan sel, lalu mematahkan sitoskeleton penahan-bentuk internal,
sel yang karena satu dan lain hal menyimpang. Banyak sel termutasi
sebelum akhirnya menghancurkan sel itu sendiri menjadi gumpalan-
dieliminasi dengan cara ini sebelum menjadi kanker.
gumpalan terbungkus membran yang layak buang (lihat foto penyerta).
Perhatikan bahwa isi sel yang sekarat tetap terbungkus oleh membran
plasma sel.

Ribosom berada bebas di sitosol atau melekat pada RE (Gambar 2-17 b). Situs A adalah tempat tRNA yang baru datang,
kasar. Ribosom bentuk jadi berdiameter kurang lebih 20 nm mengandung asam amino yang telah ditentukan, terikat ke
dan terdiri atas dua bagian yang tidak seukuran, subunit mRNA. Situs P adalah tempat tRNA, yang membawa rantai asam
ribosomal kecil dan besar (Gambar 2-17a) (1 nanometer [nm] = amino yang sedang berkembang, terikat ke mRNA. Pada tiap
1 persemiliar meter). Setiap subunit tersusun atas rRNA dan tahap translasi, rantai asam amino dari tRNA di situs P dipotong
protein ribosomal. Kedua subunit ini dibawa bersamaan ketika dan disambungkan ke asam amino pada tRNA yang baru tiba di
sebuah protein tengah disintesis. Saat kedua subunit menyatu, situs A. Situs E adalah tempat tRNA kosong terikat sebelum
terbentuklah sebuah alur. Pada penerjemahan (translasi), terlepas dari ribosom. Setelah asam amino pada tRNA yang baru
mRNA bergerak melalui alur ini. Ribosom juga memiliki tiga ditambahkan pada rantai asam amino, ribosom bergerak maju di
situs ikatan tempat tempat tRNA berinteraksi dengan mRNA sepanjang mRNA, mengembalikan posisi semua tRNA di situs

   BAB 2
Sebagai contoh, penarikan faktor pertumbuhan atau terlepasnya sel dari
panjang proses bunuh diri, jaringan ikat sekitarnya menyebabkan sebuah sel segera mengeksekusi

Dr. Gopal Murti/Visuals Unlimited, Inc.


mencegah termuntahkannya dirinya sendiri.
kandungan intrasel yang Lebih lanjut, sel memperlihatkan "reseptor kematian" di rnembran
berpotensi berbahaya ciri plasma luarnya, yang menerima "sinyal kematian" ekstraseluler
nekrosis. Tidak ada respons spesifik, seperti hormon tertentu atau zat kimia perantara spesifik dari
inflamasi yang terpicu, sel darah putih yang tiba di sel melalui aliran darah. Aktivasi jalur
sehingga tidak ada sel di kematian oleh sinyal ini dapat mengalahkan jalur penyelamat yang
sekitar nya yang tercedrai dipicu oleh sinyal keselamatan. Jalur sinyal kematian dengan cepat
yang tercederai. Sel-sel yang sel yang normal (kiri) dan sel yang sedang
mengalami apoptosis (kanan) meletupkan mesin apoptotik internal, menggerakkan sel menuju
berdekatan malah dengan kematiannya sendiri. Mesin eksekusi diri juga terpicu ketika sel
cepat menelan dan menghancurkan serpihan sel apoptotik melalui mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Jadi, ada sinyal
fagositosis. Produk yang terurai didaur ulang, jika perlu, untuk kepentingan yang menghambat apoptosis, ada sinyal yang memicunya. Apakah sel
lain. Jaringannya sendiri secara keseluruhan tetap berfungsi normal, hidup atau mati bergantung pada sinyal mana yang memenangkan
sementara sel target membunuh dirinya sendiri tanpa mengganggu yang lain. kompetisi pada setiap kesempatan. Meskipun semua sel memiliki
mesin kematian yang sama, terdapat keberagaman sinyai spesifik
Pengendalian Apoptosis yang memicu sel untuk bunuh diri.
Jika setiap sel mengandung kaspase, apa yang normalnya menjaga enzim Menimbang bahwa kehidupan setiap sel bergantung pada keseim-
kuat penghancur-diri ini tetap terkendali (yakni dalam bentuk inaktif) pada bangan sensitif setiap saat, tidaklah mengejutkan bahwa pengendalian
sel-sel yang berguna bagi tubuh dan layak untuk hidup? Apa pula yang apoptosis yang salah menyebabkan terlalu banyak ataupun terlalu
mengaktifkan kaspase pengeksekusi pada sel-sel tidak diinginkan yang sedikit bunuh diri sel tampaknya turut berperan pada banyak penyakit
dirancang untuk membunuh diri sendiri? Mengingat pentingnya putusan serius. Aktivitas apoptotik yang berlebihan diyakini berkontribusi atas
hidup atau mati ini, tidaklah mengejutkan bahwa sejumlah jalur pengendalian kematian sel otak terkait penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan
internal mengatur secara ketat apakah sebuah sel"harus atau tidak harus" stroke, serta kematian dini sel pelawan infeksi penting pada AIDS.
mati. Sebuah sel normalnya menerima aliran konstan "sinya keselamatan," Sebaliknya, terlalu sedikit apoptosis boleh jadi berperan pada kanker.
yang memberi jaminan kepada sel tersebut bahwa dirinya berguna bagi Terdapat bukti bahwa kanker gagal menanggapi sinyal ekstra-
tubuh, bahwa semuanya sudah benar di lingkungan internal sekitar sel itu, sekuler normal yang memicu kematian sel. Karena menolak perintah
dan bahwa segala sesuatunya telah bekerja selaras di dalam sel mati, ini tumbuh dalam pola tak-terbendung, membentuk massa
bersangkutan. Sinyal ini meliputi faktor pertumbuhan spesifik jaringan, takberaturan di luar kendali
hormon tertentu, serta kontak yang sesuai dengan sel di dekatnya dan Apoptosis saat ini menjadi salah satu topik investigasi terpanas di
jaringan ikat di sekitarnya. Sinyal keselamatan ekstraselulerini memicu jalur Iapangan. Para peneliti berpacu mencari tanu faktor multipel yang
intra seluler yang menghambat aktivasi kaspase, mengunci perangkat tedibat dalam mekanisme pengendali proses ini. Harapan mereka
kematian sel. Kebanyakan sel diprogram untuk melakukan bunuh diri jika adalah menemukan cara memengaruhi mesin apoptotik demi mencari
tidak mendapat sinyal penjamin keselamatan normalnya. Ketika proteksi terapi baru yang amat dibutuhkan untuk mengobati berbagai penyakit
normal hilang, enzim pemotong protein yang mematikan terbebas. mematikan.

berikutnya. tRNA yang tadinya berada di situs E meninggalkan


ribosom. tRNA yang kini telah kosong, tadinya berada di situs
P, bergerak menuju situs E. tRNA yang tadinya berada di situs
A, dan sekarang mengandung rantai asam amino yang sedang Periksa Pemahaman Anda 2.8
berkembang, bergerak menuju situs P. tRNA yang baru datang, 1. Sebutkan fungsi ribosom
membawa asam amino berikutnya dalam urutan protein 2. Tunjukkan tempat ribosom ditemukan di dalam sel.
bersangkutan, memasuki situs A yang kosong. Proses ini terus
berulang hingga seluruh asam amino yang telah ditentukan
untuk protein yang tengah disintesis, di bawah instruksi
mRNA, tersambung.

   45
Rantai asam
amino dan ̀
Ribosom sedang
bermemban
tRNA yang baru tiba,
dengan asam amino melekat
padanya membaca instrusi
tRNA akan ̀ mRNA dan memasukan
dibebaskan asam amino yang akan
tanpa asam ditambahkan berikutnya
amino E P A

Tempat mRNA
di sebuah
ribosom
mRNA
Subunit Subunit
ribosomal ribosom Gerakan ribosom
besar kecil.
(a) Ribosom (b) Sintesis protein di ribosom
Gambar 2-17 Ribosom. (a) Diagram ribosom yang sudah terakit, terdiri atas satu subunit ribosomal besar dan satu subunit ribosomal dengan asam ribonukleat perantara
(messenger ribonucleic acid, mRNA) menempati sebuah alur yang terbentuk di antara kedua subunit ini. (b) Gambaran skematik interior ribosom, memperlihatkan situs A,
P, dan E tempat motekul RNA transfer (transfer RNA, tRNA) berinteraksi dengan mRNA sewaktu sintesis protein.

2.9 |Vault Sebagai Truk Seluler Vault boleh jadi memainkan peran yang tak diinginkan
karena menyebabkan resistensi multiobat yang kadang-
Vault, yang berukuran tiga kali ribosom, berbentuk seperti kadang diperlihatkan oleh sel kanker. Obat kemoterapi yang
tong oktagonal (>Gambar 2-18). Nama vault berasal dari
dirancang untuk mematikan sel kanker cenderung tertimbun di
banyak lengkungan, yang mengingatkan penemunya akan
nukleus sel-sel ini, tetapi sebagian sel kanker membentuk resistensi
atap katedral atau kubah. Sebagaimana tong, bagian dalam
terhadap beragam obat ini. Resistensi yang luas ini adalah penyebab
vault berongga. Jika dibuka, tampak seperti sepasang bunga
utama kegagalan terapi kanker. Para peneliti telah membuktikan
kuncup dengan tiap-tiap separuh bagiannya memiliki
bahwa sebagian sel kanker yang resisten terhadap kemoterapi
delapan "kelopak" yang melekat ke sebuah cincin di tengah.
memproduksi protein vault utama hingga 16 kali lebih banyak
Sebuah sel dapat mengandung ribuan vault, tetapi belum
daripada jumlah normal. jika penelitian lanjutan memastikan bahwa
diketahui hingga tahun 1990-an. Mengapa keberadaan
vault berperan dalam resistensi obat dapat jadi dengan mengangkut
ribuan organel yang relatif besar ini begitu misterius hingga
obat dari nukleus ke tempat untuk eksositosis dari sel kanker akan
penemuannya belakangan ini? Penyebabnya adalah organel
muncul probabilitas yang menarik, yaitu bahwa intervensi aktivitas
ini tidak terlihat dengan teknik pewarnaan biasa
vault ini dapat meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap obat
kemoterapi.

Saat ini, fungsi vault belum dapat dipastikan, tetapi bentuknya Periksa Pemahaman Anda 2.9
yang oktagonal dan bagian dalamnya yang berongga dapat
1. Jelaskan struktur sebuah vault.
memberi petunjuk. Pori inti juga berbentuk oktagonal dan
seukuran vault, yang menimbulkan spekulasi bahwa vault 2. Uraikan fungsi spekulatif vault.

dapat jadi merupakan "truk" seluler. Menurut pendapat ini,


vault akan menambatkan diri di atau masuk ke pori nukleus,
mengambil molekul yang disintesis di nukleus, dan mengirim-
kan muatannya ke bagian lain sel. Riset yang sedang berjalan
mendukung peran vault dalam transpor nukleus ke
sitoplasma, tetapi muatan apa yang dibawanya masih belum
Sentrosom, atau pusat sel, terletak dekat nukleus, tersusun atas
dapat ditentukan. Ada dua kemungkinan: pertama, vault
sentriol yang dikelilingi sebuah massa protein amorf. Sentriol adalah
membawa mRNA dari nukleus ke situs ribosomal tempat
sepasang struktur silindris pendek yang tegak lurus satu sama lain di
sintesis protein di dalam sitoplasma; kedua, vault mengangkut
kedua subunit yang membentuk ribosom dari nukleus, tempat bagian tengah sentrosom (>Gambar2-19). Sentrosom merupakan
keduanya diproduksi, ke tempat kerjanya entah melekat ke RE pusat pengatur mikrotubulus utama sel. Mikrotubulus adalah salah
kasar, entah di sitosol. Ukuran bagian dalam vault pas untuk satu komponen sitoskeleton. Jika sel tidak membelah, mikrotubulus
menampung kedua subunit ribosomal ini. terbentuk dari dari sentrosom (lihat >Gambar 2-1, h. 26).

   BAB 2
Vault

Sentriol

Vault tertutup Vault terbuka

© Dr. Leonard H. Rome/UCLA School of Medicine


Triplet
mikrotobulus

Gambar 2-18 Vaults. Diagram vault terbuka dan tertutup serta mikrograf

Dr. Donald Fawcett & H. Bernstet/Visuals Unlimited


elektron vault, yang merupakan organel oktagonal tak bermembran berbentuk
seperti tong yang diyakini berperan mengangkut mRNA atau subunit ribosomal
dari nukleus ke ribosom sitopolasmik.

Mikrotubulus ini merupakan tambatan bagi banyak organel


bermembran, juga berperan sebagai "jalan tol" tempat
melintasnya vesikel yang diangkut di dalam sel oleh "motor
molekuler." Pada beberapa sel, sentriol membentuk silia dan
flagela, yang merupakan struktur motil ramping menjulur
yang tersusun atas berkas mikrotubulus. Pada pembelahan
Gambar 2.19 Sentriol. Dua sentriol silindris yang tegak lurus satu sama lain
sel, sentriol membentuk gelendong mitotik di luar diperlihatkan pada diagram. Mikrograf elektron menunjukkan potongan
mikrotubulus guna mengarahkan pergerakan kromosom. melintang sebuah sentriol. Perhatikan bahwa sebuah sentriol tersusun atas
Anda akan mempelajari mikrotubulus dan fungsinya secara sembilan triplet mikrotubulus yang membentuk cincin.
lebih terperinci saat kita mengupas tentang sitoskeleton
setelah bahasan singkat mengenai sitosol berikut ini.
2.11 | Sitosol: Gel Sel
Sitosol, yang menempati sekitar 55% volume total sel, adalah
bagian semi-cair sitoplasma yang mengelilingi organel.
Periksa Pemahaman Anda 2.10
Gambarannya yang tidak jelas di bawah mikroskop elektron
1. Tuliskan definisi sentrosom dan sebutkan fungsinya. memberi kesan salah bahwa sitosol berupa campuran cair
dengan konsistensi seragam, padahal sebenarnya merupakan
2. Sebutkan peran sentriol pada pembelahan sel.
massa mirip-gel yang sangat teratur dengan komposisi dan
konsistensi yang berbeda-beda di berbagai bagian sel.

   47
Droplet lemak Nukleus sel adiposa

Elizabeth R. Walker, PhD, and Dennis O. Overman, PhD, Department of Anatomy, School of Medicine, West Virginia University for
Ada tiga kategori umum aktivitas yang berkaitan dengan sitosol:
(1) regulasi enzimatik metabolisme antara; (2) sintesis protein
di ribosom; dan (3) penyimpanan lemak, karbohidrat, dan
vesikel sekretorik
REGULASI ENZIMATIK METABOLISME ANTARA Istilah
metabolisme antara secara kolektif merujuk pada sekelompok
besar reaksi kimia di dalam sel yang melibatkan degradasi,
sintesis, dan transformasi molekul organik kecil, misalnya gula
sederhana, asam amino, dan asam lemak. Reaksi-reaksi ini (a) Simpanan lemak di sel adiposa
penting, pada akhirnya, dalam menangkap energi yang dipakai
untuk aktivitas sel serta menyediakan bahan mentah yang Granul glikogen Set hati
diperlukan untuk mempertahankan struktur, fungsi, dan
pertumbuhan sel. Metabolisme antara berlangsung di
sitoplasma, dengan sebagian besarnya berlangsung di sitosol.
Sitosol mengandung ribuan enzim yang terlibat dalam berbagai
reaksi biokimia antara.
SINTESIS PROTEIN DI RIBOSOM Di sitosol, juga tersebar
ribosom bebas, yang menyintesis protein untuk digunakan di
sitosol itu sendiri. Di lain pihak, ingat bahwa ribosom RE kasar

(a) and (b)


menyintesis protein untuk sekresi dan membentuk komponen
baru sel. (c) Simpanan glikogen di sel hati

PENYIMPANAN LEMAK GLIKOGEN, DAN VESIKEL Gambar 2-20 Badan inklusi. (a) Mikrograf cahaya memperlihatkan simpanan
SEKRETORIK Kelebihan nutrien yang tidak segera digunakan lemak di sel adiposa. Sebuah droplet lemak menempati hampir seluruh bagian
untuk menghasilkan ATP diubah di sitosol menjadi bentuk- sitosol setiap sel. (b) Mikrograf cahaya menunjukkan simpanan glikogen di sel
bentuk simpanan yang mudah dilihat dengan mikroskop cahaya. hati. Granula berwarna merah yang ada di seluruh bagian sitosol setiap sel
Massa non-permanen bahan simpanan semacam ini dikenal hati adalah endapan glikogen.
sebagai badan inklusi. Badan inklusi tidak terbungkus membran,
dan dapat ada dapat tidak, bergantung pada jenis sel dan
keadaan. Produk simpanan terbesar dan terpenting adalah Periksa Pemahaman Anda 2.11
lemak. Droplet lemak kecil-kecil terdapat di dalam sitosol
berbagai sel. Di jaringan adiposa, jaringan khusus untuk 1. Sebutkan tiga kategori umum aktivitas yang berkaitan dengan
menyimpan lemak, molekul lemak simpanan dapat menempati sitosol.
hampir seluruh bagian sitosol, tempat molekul-molekul tersebut 2. Tuliskan definisi metabolisme antara.
menyatu membentuk sebuah droplet lemak besar (Gambar
2-20a). Produk simpanan lain yang dapat dilihat adalah
glikogen, bentuk simpanan glukosa, yang tampak sebagai
kelompokan atau granul yang tersebar di seluruh bagian sel
(Gambar 2-20b). Kemampuan sel menyimpan glikogen
bervariasi; sel hati dan sel otot memiliki simpanan terbanyak.
Jika tidak ada makanan untuk untuk menghasilkan bahan bakar Berbagai jenis sel di tubuh memiliki bentuk, kompleksitas
bagi siklus asam sitrat dan sistem transpor elektron, glikogen dan struktur, dan spesialisasi fungsi yang berbeda-beda. Ciri unik
asam lemak simpanan diuraikan untuk membebaskan glukosa ini dipertahankan oleh sitoskeleton, kerangka protein
dan asam lemak, yang dapat memberi makan perangkat kompleks yang tersebar di seluruh bagian sitosol, yang ber-
penghasil energi di mitokondria. Rata-rata, manusia dewasa fungsi sebagai "otot dan tulang" sel dengan menopang dan
memiliki simpanan glikogen yang cukup untuk menghasilkan menataberbagai komponen sel dan mengendalikan
energi guna menjalankan kurang lebih satu hari aktivitas normal pergerakan komponen-komponen tersebut.
dan umumnya memiliki simpanan lemak yang cukup untuk Sitoskeleton memiliki tiga elemen: (1) mikrotubulus, (2)
menghasilkan energi selama dua bulan. mikrofilamen, dan (3) filamen antara (Gambar 2-21, h. 49).
Vesikel sekretorik yang telah diproses dan dikemas oleh Ketiga komponen tersebut saling terkait secara struktural dan
retikulum endoplasma dan kompleks Golgi juga tetap berada di terkoordinasi secara fungsional guna menunjang kelangungan
sitosol, tempat vesikel ini disimpan hingga diberi sinyal untuk fungsi terintegrasi tertentu sel bersangkutan. Fungsi-fungsi ini,
mengosongkan isinya ke luar sel. Selain itu, vesikel transpor dan bersama dengan fungsi semua komponen lain sitoplasma,
vesikel endositotik juga bergerak di dalam sitosol. terangkum di Tabel 2-2.

   BAB 2
• TABEL 2-2 lkhtisar Komponen Sitoplasma
Komponen Sitoplasma Struktur Fungsi


   Membentuk membran sel baru dan komponen
sel lain serta membuat produk untuk sekresi

Memodifikasi, mengemas, dan mendistribusikan


 protein yang baru disintesis

Berperan sebagai sistem pencernaan sel,


Kantong bermembran berisi enzim hidrolitik
menghancurkan bahan asing dan debris sel

Melaksanakan aktivitas detoksifikasi

 Bekerja sebagai organel energi; tempat utama


produksi ATP; mengandung enzim untuk siklus
asam sitrat, protein sistem transpor elektron,
dan ATP sintase


Ribosom  Berperan sebagai meja kerja untuk sintesis
protein
Berperan sebagai truk seluler untuk transpor dari
Vault Berbentuk seperti tong oktagonal berongga
nukleus ke sitoplasma

Sentrosom dengan Sepasang struktur silindris yang tegak lurus Membentuk dan mengatur sitoskeleton mikrotubulus
sentriol satu sama lain (sentriol) dikelilingi sebuah
massa amorf

Memfasilitasi reaksi intraseluler yang melibatkan
Enzim metabolisme degradasi, sintesis, dan transformasi molekul
antara
organik kecil
Vesikel transpor, vesikel Terbentuk sesaat, produk terbungkus- Mengangkut atau menyimpan produk yang
sekretorik, dan vesikel membran yang disintesis di dalam atau ditelan sedang dipindahkan di dalam sel (vesikel
endositotik oleh sel transpor), keluar dari sel (vesikel sekretorik), atau
masuk ke sel (vesikel endositik)

Badan inklusi Granul-granul glikogen, droplet lemak Menyimpan kelebihan nutrien

Sitoskeleton

Mempertahankan bentuk asimetrik sel dan


mengatur pergerakan sel yang kompleks, secara
spesifik berperan sebagai jalan tol bagi transpor
vesikel sekretorik di dalam sel, berperan sebagai
komponen struktural dan fungsional utama sifia dan
flagela, serta membentuk gelendong mitotik selama
pembelahan sel
Mikrofilamen  Berperan penting dalam berbagai sistem kontraktil
seluler, termasuk kontraksi otot dan gerakan
amuboid; berperan sebagai pengeras mekanis
untuk mikrovili
Membantu menahan stres mekanis

Fisiologi Sel 49
Mikrotubulus membantu
mempertahankan bentuk asimetrik Filamin
sel dan berperan dalam pergerakan keratin
sel yang kompleks.
Mikrotubulus adalah elemen sitoskeleton
terbesar. Struktur ini berbentuk tabung panjang
berongga tak-bercabang yang ramping (diameter
22 nm), terutama tersusun atas tubulin, molekul
protein globular kecil (Gambar 2-21a).
Mikrotubulus memosisikan banyak organel
sitoplasmik, seperti RE, kompleks Golgi, lisosom, Subunit
dan mitokondria. Mikrotubulus juga penting keratin
Subunit
untuk mempertahankan bentuk sel yang tubulin
asimetrik, seperti sel saraf, yang aksonnya dapat
memanjang hingga satu meter dari tempat badan
sel berasal di medula spinalis ke tempat
berakhirnya akson di otot (Gambar 2-22a).
Mikrotubulus, bersama dengan filamen antara
Protofibril
khusus, menstabilkan juluran akson asimetrik ini. Subunit keratin
Mikrotubulus juga berperan penting dalam aktin
beberapa pergerakan sel yang kompleks, meliputi
(1) transpor vesikel sekretorik atau bahan lain
dari satu bagian ke bagian lain sel, (2) pergerakan
juluran khusus sel, misalnya silia dan flagela, (a) Mikrotubulus (b) Mikrofilamen (c) Keratin, filamen antara
serta (3) distribusi kromosom selama Gambar 2-21 Komponen sitoskeleton. (a) Mikrotubulus, elemen terbesar sitoskeleton, berupa
pembelahan sel melalui pembentukan gelendong tabung panjang berongga yang dibentuk oleh dua varian yang sedikit berbeda—molekul tubulin
mitotik. Marilah kita bahas tiap-tiap peran ini. berbentuk globular. (b) Kebanyakan mikroflamen, elemen terkecii sitoskeleton, terdiri atas dua
rantai molekul aktin yang terpilin satu sama lain. (c) Filamen antara, keratin, ditemukan di kulit,
TRANSPOR VESIKEL Transpor aksonal adalah
terbentuk dari empat protofibril keratin yang terpilin satu sama lain. Sebuah protofibril tersusun
contoh yang baik untuk menunjukkan pentingnya
atas dua untai, masing-masing terbentuk dari dua baris subunit keratin yang berkelok-kelok.
sistem yang teratur dalam memindahkan vesikel Komposisi filamen antara, yang ukurannya di antara mikrotubulus dan mikrofilamen, bervariasi
sekretorik. Di sel saraf, bahan-bahan kimia pada berbagai jenis sel.
spesifik dilepaskan dari ujung terminal akson yang
memanjang untuk memengaruhi otot atau struktur lain yang sel. Kedua ujung mikrotubulus berbeda dan tiap motor
dikendalikan sel saraf bersangkutan. Bahan kimia ini molekuler dapat berjalan hanya dalam satu arah di sepanjang
diproduksi di dalam badan sel tempat cetak-biru DNA mikroubulus menuju satu ujung spesifik. Dinein selalu
nuklear, pabrik retikulum endoplasma, dan toko pengemasan bergerak menuju ujung sentrosom (atau "minus") pada
dan distribusi Golgi berada. Jika bahan kimia ini harus mikrotubulus, sedangkan kinesin selalu berjalan ke ujung
berdifusi sendiri dari badan sel ke terminal akson yang jauh, terluar (atau "plus"),menjamin bahwa muatannya dipindahkan
diperlukan waktu sekitar 50 tahun untuk mencapainya—jelas ke arah yang tepat.
sebuah solusi yang tidak praktis. Alternatifnya, mikrotubulus Transpor akson terbalik ini juga dapat berfungsi
yang terentang dari pangkal hingga ujung akson menyediakan sebagai jalur bagi pergerakan beberapa agen in-feksius,
"jalan tol" untuk lalu lintas vesikel di sepanjang akson misalnya virus herpes (penyebab ulkus dingin, herpes
Motor molekuler adalah pengangkutnya. Motor genital, dan herpes zoster), virus poliomielitis, serta virus
molekuler adalah protein yang melekat ke partikel yang akan rabies. Virus-virus ini berjalan mundur di sepanjang saraf dari
diangkut, kemudian memanfaatkan energi dari ATP untuk tempat konta-minasi di permukaan, seperti luka di kulit atau
"berjalan" di sepanjang mikrotubulus sambil "membopong" gigitan hewan, ke sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis).
partikel tersebut (motor artinya "pergerakan"). Kinesin,
motor molekuler yang mengangkut vesikel sekretorik menuju PERGERAKAN SILIA DAN FLAGELA Mikrotubulus juga
ujung akson, terdiri atas dua "kaki", satu tangkai, dan satu merupakan komponen struktural dan fungsional dominan pada
ekor mirip kipas (Gambar 2-22a). Ekor kinesin terikat ke silia dan flagela. Juluran motil khusus dari permukaan sel ini
vesikel sekretorik yang hendak dipindahkan, sementara memungkinkan sel memindahkan bahan-bahan melintasi
kakinya mengayun ke depan selangkah demi selangkah, permukaannya (pada kasus sel yang diam) atau mendorong
seolah-olah berjalan, menggunakan molekul tubulin sebagai dirinya sendiri bergerak dalam lingkungannya (pada kasus sel
batu pijakan (Gambar 2-22b). motil). Silia (berarti "bulu mata"; tunggal, cilium) adalah
Lalu-lintas vesikel bolak-balik juga berlangsung di juluran kecil pendek-pendek seperti rambut yang berjumlah
sepanjang jalan tol mikrotubulus ini. Vesikel yang mengan- banyak pada permukaan sel bersilia. Flagela (berarti "pecut";
dung debris diangkut oleh motor molekuler lain yang juga tunggal, flagellum) ialah juluran panjang mirip pecut; biasanya
digerakkan ATP, dinein, dari terminal akson ke badan sel sebuah sel memiliki satu atau beberapa flagela. Meskipun
untuk diuraikan oleh lisosom, yang tertahan di dalam badan menjulur dari permukaan sel, silia maupun flagela merupakan

50 BAB 2
Vesikel
sekretorik
Molekul
kinesin

Kompleks Mikrotubulus
Nukleus Golgi

''Jalan tol'' mikrotobulus Vesikel sekretorik

Akson Debris
Badan Lisosom Terminal
sel akson
Retikulum
endoplasma Mikrotobulus
Molekul
dinein
Vesikel
debris

(a)
Gambar 2-22 Transpor vesikel dua-arah di akson yang difasilitasi oleh "jalan
tol" mikrotubulus di sebuah sel saraf. (a) Vesikel sekretorik diangkut dari tempat
produksinya di badan sel, melintas sepanjang "jalan tol" mikrotubulus hingga ujung
terminal untuk menyekresikan isinya. Vesikel yang mengandung debris diangkut
dalam arah berlawanan untuk diuraikan di badan sel. pembesaran di atas
memperiihatkan kinesin, motor molekuler, yang sedang membawa sebuah vesikel
sekretorik menyusuri mikrotubulus menggunakan "kaki"nya untuk "melangkah" di
atas satu molekul tubulin ke molekul tubulin berikutnya. Pembesaran di bawah
menunjukkan motor molekuler lainnya, dinein, yang mengangkut debris melintasi
mikrotubulus dalam arah sebaliknya. (b) Bagaimana sebuah kinesin "berjalan" di
sepanjang permukaan mikrotubulus dengan menjejakkan dan mengangkat
"kaki"nya silih berganti dengan berulang kali mengayunkan kaki belakang melewati
kaki depan.

struktur intraseluler keduanya terbungkus membran plasma.


Silia memecut atau menyapu secara bersama-sama ke arah
tertentu, layaknya gerakan terpadu sebuah tim dayung. Pada
manusia, sel bersilia melapisi saluran napas, oviduk saluran
reproduksi wanita, dan ventrikel (bilik) berisi cairan di otak.
Gerakan menyapu terpadu ribuan silia di saluran napas
membantu menahan partikel asing tetap berada di luar paru
dengan menyapu keluar debu dan partikel lain yang terhirup
(Gambar 2-23). Di saluran reproduksi wanita, gerakan menyapu
silia yang melapisi oviduk menarik sel telur (ovum) yang
dilepaskan dari ovarium selama ovulasi dan menuntunnya ke
arah uterus (rahim). Di otak, sel bersilia yang melapisi ventrikel
menghasilkan cairan serebrospinal, yang mengalir melalui
ventrikel dan mengelilingi otak dan medula spinalis,
membentuk bantalan dan membasuh struktur saraf yang rapuh
ini. Gerakan memecut silia membantu melancarkan sirkulasi
cairan penunjang ini.

(b)
   51
Silia Sel goblet

Selain protein-protein aksesori yang mempertahankan


keteraturan mikrotubulus, protein aksesori lainnya, motor

© PIR-CNRI/Science Photo Library/Photo Researchers, Inc.


molekuler dinein, berperan penting dalam pergerakan
mikrotubulus yang menyebabkan keseluruhan struktur
melengkung. Dinein membentuk cuatan mirip-lengan dari masing-
masing doblet mikrotubulus (lihat Gambar 2-24b dan c). Lengan
dinein ini berjalan di sepanjang doblet mikrotubulus yang
bersebelahan, membuat doblet mikrotubulus meluncur satu sama
lain, menyebabkan pelengkungan dan penghentakan (Gambar
2-24d). Kelompokan silia yang bekerja bersama diarahkan untuk
Gambar 2-23 Silia di saluran napas. Pemindaian mikrograf elektron silia di memecut searah dan berkontraksi selaras melalui mekanisme
sel-sel yang melapisi saluran napas manusia. Saluran napas dilapisi oleh sel kontrol yang meskipun belum sepenuhnya dipahami melibatkan
goblet, yang menyekresikan mukus kental untuk memerangkap partikel yang satu mikrotubulus di bagian tengah silia.
terhirup, dan sel eptiel yang memiliki banyak silia mirip rambut. Semua silia
PEMBENTUKAN GELENDONG MITOTIK Pembelahan sel
memecut searah untuk menyapu partikel ke atas dan keluar dari saluran napas.
melibatkan dua aktivitas berbeda yang saling terkait: mitosis
(pembelahan nuldeus) yang bergantung pada mikrotubulus, dan
Selain silia motil multipel yang terdapat pada sel-sel di
sitokinesis (pembelahan sitoplasma) yang bergantung pada
lokasi spesifik ini, hampir semua sel di tubuh manusia
mikrofilamen akan diuraikan pada bahasan berikutnya. Selama
memiliki satu silia primer non-motil. Selama ini, silia primer
mitosis, kromosom inti yang mengandung DNA mengalami
dianggap sebagai struktur sisa yang tidak bermanfaat, tetapi
replikasi, menghasilkan dua set kromosom identik. Kedua set
semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa struktur ini
duplikat kromosom ini dipisahkan dan ditarik ke sisi sel yang
bekerja sebagai organ sensorik mikroskopik yang merasakan
berlawanan sehingga bahan genetik tersebar merata di kedua paruh
lingkungan ekstrasel. Silia boleh jadi penting untuk menerima
sel.
sinyal-sinyal regulatorik yang terlibat dalam kendali pertum-
buhan, diferensiasi, dan proliferasi sel (ekspansi jenis sel ter- Kromosom yang telah bereplikasi tersebut tertarik saling
tentu). menjauh oleh perangkat sel yang disebut gelendong mitotik, yang
Defek silia primer dan silia motil terungkap berkaitan terakit dari mikrotubulus sebentar saja, hanya sewaktu pembelahan
dengan beragam penyakit pada manusia; defek silia primer di sel. Mikrotubulus gelendong mitotik ini dibentuk oleh sentriol.
antaranya terlibat dalam salah satu bintik kelainan perkem- Sebagai bagian dari pembelahan sel, sentriol pertama-tama
bangan ginjal (penyakit ginjal polikistik), sementara defek silia menggandakan dirinya sendiri; selanjutnya, pasangan-pasangan
motil berhubungan dengan, antara lain, penyakit pernapasan sentriol yang baru bergerak ke ujung sel yang berlawanan dan
kronik. membentuk perangkat gelendong di tengah-tengahnya melalui
Satu-satunya sel manusia yang memiliki flagela adalah perakitan mikrotubulus yang benar-benar terorganisasi.
sperma (lihat Gambar 20-9, h. 794). Gerakan flagela atau ekor"
Beberapa obat antikanker mencegah reproduksi sel kanker
yang seperti pecut memungkinkan sperma bergerak dalam
dengan mengganggu mikrotubulus yang biasanya menarik
lingkungannya, yang penting dalam bermanuver menuju posisi
kromosom ke kutub berlawanan selama pembelahan sel.
yang pas untuk membuahi ovum (sel telur).
Silia dan flagela memiliki struktur internal dasar yang sama,
hanya panjangnya saja yang berbeda: Silia pendek, sedangkan
flagela panjang. Keduanya terdiri atas sembilan pasang
mikrotubulus (doblet) yang menyatu, tersusun pada sebuah Mikrofilamen adalah elemen terkecil (garis tengah 6 nm)
cincin luar yang mengelilingi dua mikrotubulus yang tidak sitoskeleton. Mikrofilamen yang paling jelas terlihat di sebagian
menyatu di bagian tengah cincin tersebut (Gambar 2-24). besar sel adalah yang tersusun atas aktin, molekul protein yang
Pengelompokan khas mikrotubulus "9 + 2" ini ada di sepanjang berbentuk globular mirip tubulin. Tidak seperti tubulin, yang
juluran motil tersebut. Protein-protein aksesori mirip jeruji membentuk tabung berongga, aktin tersusun dalam dua untai yang
menahan struktur ini. saling memilin membentuk mikrofilamen (lihat Gambar 2-21b). Di
Silia atau flagela berasal dari sentriol. Setiap silinder pada sel otot, protein miosin membentuk mikrofilamen jenis lain (lihat
pasangan sentriol mengandung seberkas mikrotubulus yang Gambar 8-4, h. 281). Pada kebanyakan sel, miosin tidak terlalu
mirip dengan kompleks 9 + 2, tetapi tidak memiliki pasangan banyak dan tidak membentuk filamen yang jelas.
sentral mikrotubulus dan cincin luarnya memiliki sembilan
triplet mikrotubulus yang menyatu, bukan doblet (lihat Gambar Mikrofilamen menjalankan dua fungsi: (1) Berperan penting
2-19). Selama pembentukan silia atau flagela, sentriol yang dalam berbagai sistem kontraktil sel, dan (2) bekerja sebagai
sudah menggandakan diri bergerak menuju sebuah posisi tepat pengeras mekanis untuk beberapa cuatan sel spesifik.
di bawah membran plasma, tempat mikrotubulus tumbuh MIKROFILAMEN DALAM SISTEM KONTRAKTIL SEL Struktur
keluar dari sentriol dalam pola yang teratur guna membentuk berbasis aktin terlibat dalam kontraksi otot, pembelahan sel, dan
juluran motil. Sentriol tetap berada di dasar silia atau flagela pergerakan sel. Sistem kontraktil sel yang paling kentara, paling
yang telah terbentuk sebagai badan basal struktur tersebut. teratur, dan paling jelas dipahami adalah yang ditemukan di
   hapter
Sistem 9+2
Membran plasma
Lengan dinein

Don Fawcett/Photo Researchers, Inc.


Dua
mikrotobulus
sentral

Doblet mikrotobulus
(9 doblet yang
membentuk cincin luar)

(b) Potongan melintang silium atau flagelum (c) Mikrograf flagelum

Dasar flagelum (d) Pelengkungan silium atau Lurus


atau sillium flagelum: Pelengkungan dan
penghentakan silia atau
flageda motil disebabkan oleh
Membran motor molekuler dinein, yang
plasma membuat doblet mikrotobulus Melengkung
meluncur satu sama lain.
(permukaan sel)
Akibat peluncuran tersebut,
Badan basal doblet merenggang menjauhi
(sentriol) bagian puncaknya pada sisi
yang akan melengkung.

(a) Struktur silium dan flagelum

Gambar 2-24 Struktur internal sebuah silium dan flagelum. (a) Hubungan antara mikrotubulus dan sentriol yang telah berubah menjadi badan basal pada sebuah
silium atau fiagelum. (b) Diagram sebuah silium atau flagelum dalam potongan melintang, memperlihatkan susunan mikrotubulus "9 + 2" yang khas beserta lengan
dinein dan protein aksesori lain yang menahan struktur tersebut. (c) Mikrograf elektron sebuah flagelum dalam potongan melintang; molekul-molekul tubulin tampak di
dinding mikrotubulus. (d) Ilustrasi melengkungnya sebuah silium atau flagelum akibat meluncurnya mikrotubulus yang disebabkan oleh dinein yang "berjalan."

otot. Otot mengandung banyak mikrofilamen aktin dan Struktur kompleks berbasis aktin juga bertanggung jawab
miosin, yang melaksanakan kontraksi otot melalui pergeseran atas sebagian besar pergerakan sel. Empat jenis sel manusia
mikrofilamen aktin relatif terhadap mikrofilamen miosin yang marnpu bergerak sendiri sperma, sel darah putih, fibroblas,
diam dengan menggunakan ATP sebagai sumber energi. dan sel kulit. Flagela mendorong sperma. Sel motil lainnya
Miosin adalah motor molekuler yang memiliki kepala yang bergerak melalui pergerakan amuboid, proses merangkaknya
berjalan di sepanjang mikrofilamen aktin, menariknya ke sel yang bergantung pada aktivitas filamen aktin, melalui
dalam di antara mikrofilamen-mikrofilamen miosin. mekanisme yang serupa dengan yang digunakan oleh amuba
Pergeseran mikrofilamen dan pembentukan gaya dipicu oleh untuk bermanuver dalam lingkungannya. Ketika merangkak,
rangkaian kompleks proses elektrik, biokimiawi, dan mekanis sel motil membentuk juluran mirip-kaki, atau pseudopodia, di
yang dimulai ketika sel otot dirangsang untuk berkontraksi "depan" atau bagian depan sel yang mengarah ke sasaran.
(lihat Bab 8 untuk bahasan terperinci). Sebagai contoh, sasaran yang memicu pergerakan amuboid
Sel-sel selain sel otot boleh jadi juga memiliki struktur dapat jadi berupa kedekatan makanan pada kasus amuba atau
"mirip-otot". Beberapa sistem kontraktil mikrofilamen ini kedekatan bakteri pada kasus sel darah putih (lihat Gambar h.
terbentuk sebentar saja untuk melaksanakan sebuah fungsi 2-8c, h. 33). Pseudopodia terbentuk akibat perakitan dan
spesifik manakala dibutuhkan. Contoh yang baik adalah cincin pembongkaran terorganisasi jalinan aktin yang bercabang-
kontraktil yang terbentuk sewaktu sitokinesis, proses cabang. Selama pergerakan amuboid, filamen-filamen aktin
memisahnya kedua paruh sel menjadi dua sel anak, masing- terus tumbuh di bagian depan sel melalui penambahan
masing dengan kromosom lengkap. Cincin ini tersusun atas molekul aktin di depan rantai aktin. Pertumbuhan filamen ini
seberkas filamen-filamen aktin menyerupai sabuk yang mendorong bagian sel tersebut maju sebagai juluran
terletak tepat di bawah membran plasma di tengah sel yang pseudopodia (Gambar 2-26). Secara bersamaan, molekul aktin
tengah membelah. Ketika berkontraksi dan mengikat, cincin di bagian belakang filamen dibongkar dan dipindahkan ke
serat ini membelah sel menjadi dua (Gambar 2-25). bagian depan. Dengan demikian, filamen tidak bertambah

Fisiologi Sel 53
Cincin kontraktil yang
tersusun atas aktin

Pseudopodia

Michael Abbey/Visuals Unlimited, Inc.


Nukleus
Gambar 2-26 Amuba yang tengah melakukan pergerakan amuboid.

MIKROFILAMEN SEBAGAI PENGERAS MEKANIS Selain


peran mereka dalam sistem kontraktil sel, filamen aktin
berfungsi sebagai pengeras atau penyokong mekanis untuk
beberapa tonjolan sel, yang tersering adalah mikrovili.
Mikrovili adalah tonjol-tonjol mikroskopik non-motil seperti

Dr. David Phillips/Visuals Unlimited, Inc.


rambut dari permukaan sel epitel yang melapisi usus halus dan
tubulus ginjal (Gambar 2-27). Adanya mikrovili menambah
luas permukaan yang tersedia untuk memindahkan bahan
melintasi membran plasma. Di usus halus, mikrovili
memperbesar luas permukaan yang tersedia untuk menyerap
nutrien yang telah dicerna. Di tubulus ginjal, mikrovili
Gambar 2-25 Sitokinesis. Diagram dan pemindaian mikrograf elektron sebuah meningkatkan luas permukaan serap yang menyelamatkan
sel yang mengalami sitokinesis, proses pengikatan dan pemerasan kedua bahan-bahan bermanfaat yang melewati ginjal sehingga
paruh sel duplikat yang terbentuk melalui mitosis oleh sebuah cincin kontraktil bahan-bahan tersebut dapat disimpan dan dimanfaatkan oleh
yang tersusun atas filamen aktin. tubuh, bukan dieliminasi melalui urine. Di dalam masing-
masing mikrovili, pusat filamen aktin yang tersusun sejajar
membentuk pengeras mekanis kaku yang mempertahankan
panjang; panjangnya tetap, tetapi bergerak maju melalui tonjol-tonjol permukaan berharga ini tetap utuh.
pemindahan molekul-molekul aktin dari belakang ke depan
filamen secara terus-menerus dalam pola yang diistilahkan
dengan pola treadmilling. Sel melekatkan pseudopodia yang
tengah bergerak maju ke jaringan ikat di sekitarnya dan pada
Filamen antara berukuran di antara mikrotubulus dan
saat bersamaan melepaskan diri dari tempat perlekatan
mikrofilamen (diameternya 7 hingga 11 nm) karena itu diberi
sebelumnya di belakang. Sel menggunakan tempat perlekatan
nama demikian. Protein yang menyusun filamen antara
baru di bagian depan ini sebagai titik traksi untuk menarik
bervariasi pada berbagai jenis sel, tetapi secara umum
maju seluruh badannya melalui kontraksi sitoskeleton
berbentuk molekul ireguler seperti benang. Protein-protein ini
Sel darah putih adalah sel tubuh yang paling aktif Mikrovili
merangkak. Sel-sel ini keluar dari sistem sirkulasi dan berjalan
dengan pergerakan amuboid ke daerah infeksi atau peradang-

Dr. Richard Kessel & Dr. Randy Kardon/ Tissues &


an, tempat sel ini menelan dan menghancurkan
mikroorganisme dan debris sel. Hal yang menakjubkan,
diperkirakan bahwa jarak total yang ditempuh secara kolektif
per hari oleh semua sel darah putih Anda ketika menjelajahi
Organs/Visuals Unlimited, Inc.

jaringan dalam taktik "cari-dan-hancurkan" setara dengan


jarak tempuh dua kali mengelilingi dunia.
Fibroblas ("pembentuk serat"), jenis sel motil lainnya,
melakukan pergerakan amuboid ke dalam sebuah luka dari
jaringan ikat sekitarnya untuk membantu memperbaiki keru-
sakan; fibroblas bertanggung jawab atas pembentukan parut.
Sel kulit, yang biasanya diam, dapat menjadi cukup mobil dan
Gambar 2-27 Mikrovili di usus halus. Pemindaian mikrograf elektron
melakukan pergerakan amuboid menuju sebuah luka guna
yang memperlihatkan mikrovili di permukaan sel epitel usus halus.
memulihkan permukaan kulit.

   BAB 2
membentuk serat Iiat tahan lama yang berperan sentral dalam Jalinan pembawa-gaya ini boleh jadi berfungsi sebagai
mempertahankan integritas struktural sel dan menahan stres mekanisme yang memungkinkan gaya-gaya mekanis yang
mekanis yang berasal dari luar sel. bekerja pada permukaan sel menyebar ke segala arah dari
Jenis filamen antara disesuaikan dengan peran struktural atau membran plasma, menyusuri sitoskeleton, sebelum akhirnya
penahan-stres komponen ini di berbagai jenis sel spesifik. Secara memengaruhi regulasi gen di nukleus
umum, hanya satu kelas filamen antara yang terdapat di satu jenis Lebih lanjut, seperti yang telah Anda pelajari, kerja
sel. Dua contoh penting adalah sebagai berikut: terpadu elemen-elemen sitoskeleton bertanggung jawab
mengarahkan transpor intrasel dan mengatur berbagai
Neurofilamen, filamen antara yang ditemukan di akson sel saraf.

pergerakan sel; dengan demikian, juga berfungsi sebagai.


Bersama dengan mikrotubulus, neurofilamen menguatkan dan
"otot" sel.
menstabilkan juluran sel ini.
■ Sel kulit mengandung jalinan ireguler filamen antara yang

tersusun atas protein keratin (lihat Gambar 2-21c). Filamen Periksa Pemahaman Anda 2.12
intrasel ini berhubungan dengan filamen ekstrasel yang me-
1. Sebutkan tiga jenis etemen sitoskeleton dan sebutkan satu
nyatukan sel-sel bersebelahan, menciptakan jalinan filamen
fungsi dari setiap jenisnya.
bersinambungan yang meluas ke seluruh bagian kulit dan
2. Jelaskan bagaimana motor molekular memindahkan protein
menguatkan kulit. Ketika sel kulit permukaan mati, rangka di sepanjang "jalan tol" sitoskeleton.
keratinnya yang liat menetap, membentuk lapisan pelindung luar
3. Jelaskan bagaimana treadmiling membentuk pseudopodia
yang kedap-air. Rambut dan kuku juga merupakan struktur pergerakan amuboid.
keratin.
Filamen antara mewakili hingga 85% protein total di sel saraf
dan sel kulit penghasil keratin, sementara di sel lain filamen ini
menyusun rata-rata hanya sekitar 1% protein total. Abnormalitas
Homeostasis: Bab dalam
neurofilamen turut berperan pada beberapa penyakit saraf. Salah Perspektif
satu contoh penting adalah sklerosis lateral Kemampuan sel melakukan fungsi-fungsi yang esensial
amiotrofik (amyotrophic lateral sclerosis, ALS) yang
lebih dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig. ALS ditan- bagi kelangsungan hidupnya sendiri, di samping tugas-
dai dengan degenerasi progresif dan kematian neuron motorik, tugas khusus yang membantu mempertahankan
jenis sel saraf yang mengontrol otot rangka. Penyakit awitan- homeostasis di dalam tubuh, pada akhirnya bergantung
dewasa ini menyebabkan hilangnya kontrol otot rangka perlahan- pada kerja sama apik berbagai komponen intrasel. Sebagai
lahan, termasuk otot-otot pernapasan, dan akhirnya menyebabkan
kematian, seperti yang terjadi pada legenda baseball Lou Gehrig. contoh, untuk menunjang aktivitas-aktivitas penopang hidup,
Salah satu problem dasarnya dapat jadi ialah akumulasi abnormal semua sel harus menghasilkan energi, dalam bentuk yang
dan disorganisasi neurofilamen. Neuron motorik, yang memiliki dapat digunakan, dari molekul nutrien. Energi dihasilkan di
neurofilamen terbanyak, adalah sel yang terserang paling parah.
dalam sel ofeh reaksi-reaksi kimia di sitosol dan mitokondria.
Neurofilamen yang mengalami disorganisasi ini diyakini
menghambat transpor aksonal bahan-bahan penting di sepanjang Selain penting bagi kelangsungan hidup sel itu sendiri, organ
jalan tol mikrotubulus sehingga pasokan vital dari badan sel tidak dan sitoskeleton ikut serta dalam banyak tugas khusus sel yang
dapat mengalir ke terminal akson. berperan dalam homeostasis. Beberapa contohnya adalah:
■ Sel saraf dan endokrin mengeluarkan zat kimia perantara
berupa protein (neurotransmiter di sel saraf dan hormon di
sel endokrin) yang penting dalam aktivitas regulatorik yang
bertujuan mempertahankan homeostasis. Sebagai contoh,
Secara kolektif, elemen-elemen sitoskeleton dan sambungan nya
neurotransmiter merangsang otot-otot pernapasan, yang
menopang membran plasma dan bertanggung jawab atas bentuk
spesifik, kekakuan, dan geometri spasial berbagai jenis sel. Lebih melaksanakan salah satu aktivitas penopang hidup, yakni
lanjut, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa pertukaran O2 dan CO2 antara tubuh dan atmosfer melalui
sitaskeleton berfungsi sebagai kerangka untuk mengatur proses bernapas. Semua zat kimia perantara ini dihasilkan
kelompokan enzim yang berperan pada banyak aktivitas sel.
Karena itu, kerangka internal ini bekerja sebagai "tulang" sel. oleh retikulum endoplasma dan kompleks Golgi serta, jika
perlu, dikeluarkan dari sel melalui eksositosis.
Studi-studi baru mengisyaratkan bahwa sitoskeleton me-
rupakan sebuah kesatuan, bukan sekedar struktur penunjang yang ■ Kemampuan sel otot berkontraksi bergantung pada
mempertahankan integritas ketegangan sel, melainkan juga peluncuran mikrofilamen-mikrofilamen sitoskeleton satu
berperan sebagai sistem komunikasi mekanis. Berbagai
sama lain. Kontraksi otot bertanggung jawab atas banyak
komponen sitoskeleton bertindak seolah-olah komponen-
komponen tersebut terhubung atau "tersambung" secara struk- aktivitas homeostatik, meliputi (1) kontraksi otot jantung,
tural satu sama lain serta dengan membran plasma dan nukleus. yang memompa darah penopang hidup ke seluruh tubuh;

   55
(2) kontraksi otot yang melekat ke tulang, yang mem hadap partikel yang ditelan sewaktu sel darah putih ber-patroli mencari
ungkinkan tubuh mengambil makanan; dan (3) kontraksi otot mikroba penyusup. Sel darah putih rnampu menjelajahi tubuh
di dinding fambung dan usus, yang menggerakkan makanan di menggunakan pergerakan amuboid, proses merangkaknya sel yang
sepanjang saluran cerna sehingga nutrien yang tertelan dapat terjadi karena perakitan dan pembongkaran aktin, salah satu komponen
sitoskeleton, secara terpadu.
diuraikan secara progresif menjadi bentuk yang dapat diserap
Begitu kita mulai mempelajari berbagai organ dan sistem, ingatlah selalu
ke dalam darah untuk disalurkan ke sel
bahwa keberfungsian sel yang baik adalah dasar semua aktivitas organ.
■ Sel darah putih membantu tubuh menahan infeksi lewat
penggunaan besar- besaran mekanisme destruksi lisosom ter-

SOAL LATIHAN
Jawaban dimulai di h. A-20.
6. berlangsung di krista membran-dalam mitokondria
Pertanyaan Objektif 7. mengubah glukosa menjadi dua molekul piruvat
1. Sawar yang memisahkan dan mengontrol perpindahan 8. menggunakan oksigen molekuler
antara isi sel dan cairan ekstrasel adalah____ 9. dilangsungkan oleh sistem transpor elektron dan ATP sintase
2. Bahan kimia yang mengarahkan sintesis protein dan
berfungsi sebagai cetak-biru genetik adalah ___ yang Pertanyaan Esai
ditemukan di___sel. 1. Apa saja tiga subdivisi utama sel?
3. Sitoplasma terdiri atas _____yang merupakan kompartemen
intrasel khusus terbungkus membran; sebuah massa mirip- 2. Sebutkan manfaat kompartementalisasi organel
gel yang dikenal sebagai ___; dan kerangka protein kompleks 3. Tuliskan kelima jenis organel bermembran dan ketiga jenis
yang disebut___ organel tak-bermembran.
4. Vesikel transpor dari _____menyatu dengan dan memasuki 4. Paparkan struktur retikulum endoplasma, sebutkan perbedaan
_____untuk dimodifikasi dan disortir. antara RE kasar dan halus. Apa fungsi masing-masing?
5. Buat perbandingan antara eksositosis dan endositosis.
5. Enzim (jenis apa) _____di dalam peroksisom terutama Sebutkan definisi sekresi, pinositosis, endositosis
mendetoksifikasi berbagai sampah yang dihasilkan di dalam diperantarai-reseptor, dan fagositosis.
sel atau senyawa asing yang masuk ke sel.
6. Organel apa yang berfungsi sebagai "sistem pencernaan" intrasel?
6. Pembawa energi universal bagi tubuh adalah___ Enzim jenis apa yang terkandung di dalamnya? Apa fungsi
7. Sel terbesar di tubuh manusia dapat dilihat dengan mata organel ini?
telanjang (Benar atau salah?) 7. Buat perbandingan antara lisosom dan peroksisom.
8. Pergerakan amuboid terjadi karena perakitan dan 8. Sebutkan perbedaan antara respirasi seluler, fosforilasi oksidatif,
pembongkaran mikrotubulus secara terpadu. (Benar atau dan kemiosmosis.
salah?) 9. Paparkan struktur mitokondria, dan jelaskan perannya dalam
9. Dengan menggunakan kode jawaban di sebelah kanan, respirasi seluler.
tunjukkan jenis ribosom apa yang sedang dipaparkan: 10. Sebutkan perbedaan antara enzim oksidatif yang ada di
1. menyentesis protein yang (a) ribosom bebas peroksisom dan enzim oksidatif yang terdapat di mitokondria.
digunakan untuk membuat (b) ribosom yang 11. Sel menghabiskan energi pada tiga kelompok aktivitas. Apa saja itu?
membran sel baru terikat ke RE 12. Sebutkan dan paparkan fungsi masing-masing komponen
2. membentuk protein yang kasar sitoskeleton.
digunakan sitosol dalam sel
3. menyintesis protein sekretorik, Latihan Kuantitatif
seperti enzim atau hormon
4. menyintesis enzim hidrolitik yang 1. Setiap "putaran" siklus Krebs
terkandung dalam lisosom (a) menghasilkan 3 NAD+, 1 FADH2, dan 2 CO2
10. Dengan menggunakan kode jawaban di sebelah kanan, (b) menghasilkan 1 GTP, 2 CO2, dan 1 FADH2
tunjukkan bentuk produksi energi apa yang sedang di- (c) mengonsumsi 1 piruvat dan 1 oksaloasetat
paparkan: (d) mengonsumsi sebuah asam amino
(a) glikolisis 2. Mari kita pikirkan berapa banyak ATP yang Anda sintesis dalam
1. berlangsung dimatriks
mitokondria (b) siklus asam sitrat sehari. Anggaplah bahwa Anda mengonsumsi 1 mol O2 per jam
(c) fosforilasi atau 24 mol per hari (satu mol menunjukkan jumlah gram
2. menghasilkan H2O2 sebagai
oksidatif bahan kimia tertentu yang setara dengan berat molekulnya; lihat
3. menghasilkan ATP yang melimpah h. A-6). Kurang lebih 6 mol ATP dihasilkan per mol O2 yang
4. berlangsung di sitosol dikonsumsi. Berat molekul ATP adalah 507. Berapa gram ATP
5. memproses asetil-CoA yang Anda hasilkan per hari dengan laju tersebut? Diketahui

   BAB 2
bahwa 1000 g setara dengan 2,2 pon, berapa pon ATP yang yang lazim dikutip ini). Anggaplah semua sel berbentuk bola
Anda produksi per hari dengan laju tersebut? (Kasus ini dengan garis tengah 20 µm. Volume sebuah bola dapat
berada dalam kondisi yang relatif inaktif!) ditentukan dengan rumus: v = 4/3 πr3. (Petunjuk: Kita tahu
3. Pada keadaan istirahat, seseorang menghasilkan sekitar 144 bahwa sekitar dua pertiga air di tubuh berada di dalam sel dan
mol ATP per hari (73.000 g ATP/hari). Jumlah energi bebas densitas sel mendekati 1 g/mL. Proporsi massa yang tersusun
yang dicerminkan oleh jumlah ATP tersebut dapat oleh air adalah sekitar 60%).
dihitung sebagai b erikut: Pemutusan ikatan fosfat terminal 5. Jika disuntikkan ke dalam aliran darah, sukrosa cenderung
dari ATP menyebabkan pengurangan energi bebas kurang tetap berada di luar sel (sel tidak menggunakan sukrosa secara
lebih sebesar 7300 kal/mol. Angka ini merupakan hitungan langsung). Jika tidak masuk ke sel, ke mana perginya sukrosa?
kasar energi yang tersedia untuk melakukan kerja, yang Dengan kata lain, seberapa besar "ruang" di tubuh yang tidak
terkandung di dalam ikatan fosfat terminal molekul ATP. terdapat di dalam sel? Sukrosa dapat digunakan untuk
Secara kasar, berapa banyak kalori, dalam bentuk ATP, menentukan besar ruang tersebut. Misalkan 150 g sukrosa
dihasilkan per hari oleh seseorang dalam keadaan istirahat? disuntikkan ke seorang wanita berbobot 55 kg. Jika
konsentrasi sukrosa di dalam darahnya adalah 0,015 mg/mL,
4. Hitunglah jumlah sel di dalam tubuh rata-rata orang dewasa
berapa volume ruang ekstrasel wanita tersebut, dengan
berbobot 68 kg (150 lb). (Hitungan ini hanya memiliki menganggap tidak terjadi metabolisme dan konsentrasi
akurasi sekitar 1 per 10, tetapi paling tidak akan memberi sukrosa darah sama dengan konsentrasi sukrosa di seluruh
Anda pencerahan bagaimana ilmuwan mengestimasi angka ruang ekstrasel?

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Lambung memiliki dua jenis sel sekretorik eksokrin: sel utama ditimbulkan dapat menyebabkan mutasi genetik, kanker, atau
(chief ceil) yang menyekresikan bentuk inaktif enzim pencerna konsekuensi serius lainnya. Lebih lanjut, sebagian peneliti
protein, pepsinogen, dan sel parietal, yang menyekresikan berspekulasi bahwa efek kumulatif kerusakan sel yang
asam klorida (hydrochloric acid, HCl) yang mengaktifkan tersamarkan akibat reaksi radikal bebas dalam jangka lama
pepsinogen. Kedua jenis sel ini memiliki banyak mitokondria boleh jadi turut berperan menyebabkan perburukan perlahan-
untuk menghasilkan ATP-sel utama membutuhkan energi lahan seiring proses penuaan. Berkenaan dengan spekulasi ini,
untuk menyintesis pepsinogen, sementara sel parietal berbagai studi menunjukkan bahwa usia harapan hidup lalat
memerlukan energi untuk mengangkut ion hidrogen (H+) dan buah menurun sebanding dengan berkurangnya bahan kimia
klorida (Cl-) dari darah ke dalam lumen lambung. Hanya satu spesifik yang terdapat di salah satu organel selnya. Berda-
dari kedua jenis sel ini yang memiliki retikulum endoplasma sarkan pengetahuan Anda tentang bagaimana tubuh
kasar yang luas dan banyak tumpukan Golgi. Apakah sel yang menyingkirkan sendiri hidrogen peroksida yang berbahaya,
dimaksud adalah sel utama, atau sel parietal? Mengapa? menurut Anda apa bahan kimia yang terdapat di dalam
2. Racun sianida bekerja dengan mengikat secara ireversibel organel tersebut?
salah satu komponen sistem transpor elektron, menghambat 4. Menurut pendapat Anda, mengapa seseorang hanya mampu
kerja komponen tersebut. Akibatnya, keseluruhan proses melakukan olahraga anaerobik (misalnya, mengangkat dan
transpor elektron nyaris terhenti, dan sel kehilangan lebih dari menahan beban berat) sebentar saja, tetapi dapat melakukan
94% kemampuannya menghasilkan ATP. Menimbang jenis olahraga aerobik (misalnya, berjalan atau berenang) untuk
aktivitas sel yang bergantung pada pemakaian energi, apa waktu yang lama? (Petunjuk: Otot memiliki simpanan energi
konsekuensi keracunan sianida? yang terbatas).
3. Hidrogen peroksida, yang tergolong senyawa sangat takstabil 5. Salah satu tipe penyakit epidermolisis bulosa disebabkan
yang dikenal sebagai radikal bebas, dapat menimbulkan
oleh defek genetik yang menyebabkan pembentukan
kerusakan parah pada struktur dan fungsi sel dengan jalan
keratin yang abnormal lemah. Berdasarkan pengetahuan
bereaksi dengan hampir semua molekul yang berkontak
Anda tentang peran keratin, menurut Anda bagian tubuh
dengannya, termasuk DNA. Perubahan seluler yang
mana yang terpengaruh oleh penyakit ini?

PERTIMBANGAN KLINIS

Kevin S. dan istrinya telah berusaha untuk memiliki anak penyakit saluran napas berulang. Kevin mengonfirmasi bahwa
selama tiga tahun terakhir. Ketika meminta pertolongan dari ia memang terjangkit flu, bronkitis, dan influenza lebih sering
seorang ahli kesuburan, Kevin menyadari bahwa ia mengidap ketimbang teman-temannya. Mengapa dokter tersebut
bentuk herediter ketidaksuburan pria karena spermanya menduga bahwa Kevin memiliki riwayat penyakit pernapasan
non-motil. Keadaannya dapat ditelusuri balik menuju defek berulang berdasarkan diagnosisnya, yaitu ketidaksuburan
komponen sitoskeleton flagela sperma. Akibat temuan ini, akibat sperma non-motil?
dokter menduga bahwa Kevin juga telah lama mengidap

   57
hapter
2 Kartu Belajar
2.1 | Teori dan Penemuan Sel (h. 24) 2.3 | Retikulum Endoplasma dan Sintesis
■ Organisasi dan interaksi kompleks bahan-bahan kimia Pemisahan (h. 27-29)
didalam suatu sel memberi ciri unik kehidupan. Sel adalah unit
■ Retikulum endoplasma (RE) adalah jalinan kompleks
terkecil yang mampu menjalankan proses kehidupan. bermembran yang membungkus sebuah lumen berisi cairan.
■ Sel merupakan unit organik penyusun tubuh. Struktur ■ Fungsi utama RE adalah menyintesis protein dan lipid yang
danfungsi organisme multiseluler akhirnya bergantung pada akan(1) disekresikan ke luar sel, seperti enzim dan hormon, atau (2)
kemampuan struktural dan fungsional sel-selnya. (Lihat Tabel dipakai untuk menghasilkan komponen sel baru, terutama membran
2-1.) sel.
■ Sel terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
■ Dua jenis retikulum endoplasma adalah retikulum
■ Dengan mikroskop tradisional, para peneliti mempelajari endoplasma kasar, jalinan kantong gepeng yang bertaburkan
bahwa semua jaringan hewan dan tumbuhan tersusun atas ribosom, dan retikulum endoplasma halus, jalinan tubulus yang tidak
sel-sel. mengandung ribosom, (Lihat Gambar 2-2.)
■ Para ilmuwan kini mengetahui bahwa sebuah sel adalah ■ Ribosom pada RE kasar membentuk protein yang dibebaskan
struktur kompleks berkompartemen yang sangat terorganisasi. ke dalam lumen RE sehingga protein itu terpisah dari sitosol. Lipid
yang diproduksi di dalam dinding membran RE juga masuk ke
lumen.
2.2 | Selayang Pandang Struktur Sel (h. 24-27) ■ Produk yang disintesis berpindah dari RE kasar ke RE halus
■ Sel memiliki tiga subdivisi utama: membran plasma, tempat produk tersebut dikemas dan dikeluarkan sebagai vesikel
nukleus, dan sitoplasma. (Lihat Gambar 2-1.) transpor. Vesikel transpor terbentuk sebagai bagian dari
■ Membran plasma membungkus sel dan memisahkan cairan "pertunasan" RE halus, (Lihat Gambar 2-3.)
intra dengan ekstrasel.
■ Nukleus mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), materi 2.4 | Kompleks Golgi dan Eksositosis (h. 29-31)
genetik sel. ■ Vesikel transpor bergerak ke, dan menyatu dengan, kompleks
■ Tiga jenis asam ribonukleat (RNA) berperan dalam sintesis Golgi yang tersusun atas tumpukan kantong gepeng terbungkus
protein yang disandi oleh DNA: RNA perantara (mRNA) yang membran. (Lihat Gambar 2-3, 2-4, dan foto pembuka bab.)
menyalin kode genetik DNA dan mengirimkannya ke ribosom; ■ Kompleks Golgi berfungsi ganda: (1) memodifikasi molekul yang
RNA ribosomal (rRNA), bagian ribosom yang membaca kode baru disintesis—dikirim dalam bentuk mentah dari RE—menjadi
mRNA dan menerjemahkannya ke dalam protein terpilih; RNA produk jadi, dan (2) menyortir, mengemas, dan mengarahkan lalu
transfer (tRNA) yang menyalurkan asam-asam amino ke protein hntas molekul ke destinasinya masing-masing di dalam maupun di
yang sedang disintesis.
luarsel.
■ Sitoplasma tersusun atas sitosol, sebuah massa kompleks
■ Kompleks Golgi di sel sekretorik mengemas protein yang akan
mirip-gel yang bercampur dengan sitoskeleton dan organel-
dikeluarkan dari sel di dalam vesikel sekretorik yang terlepas
organel
melalui eksositosis ketika ada rangsangan yang sesuai. (Lihat

Organel adalah struktur sangat terorganisasi yang
Gambar 2-3,2-5a,dan2-6).
menjalankan fungsi spesifik. Ada dua kategori organel. Organel
bermembra dibatatasi oleh sebuah membra yang memisahkan 2.5 | Lisosom dan Endositosis (h. 31-34)
isi organel dari sitosol di sekitarnya. Organel bermembra meliputi ■ Lisosom adalah kantong terbungkus membran yang mengandung
retikulum endoplasma (RE). kompleks Golgi, lisoson.
enzim-enzim hidrolitik (pencernaan) kuat. (Lihat Gambar 2-7.)
peroksisom, dan mitokondria. Organel tak bermembran tidak
terbungkus membran, meliputi ribosom, vault, dan sentriol. (Lihat ■ Lisosom, yang berfungsi sebagai "sistem pencernaan"
Gambar 2-1 dan Tabel 2-2, hlm. 49). intrasel, menghancurkan bahan asing, misalnya bakteri yang
masuk ke sel, dan memusnahkan bagian-bagian sel yang rusak
untuk diganti dengan yang baru.
■ Bahan ekstrasel dibawa masuk ke sel melalui proses
endositosis, lalu diserang oleh enzim-enzim lisosomal. (Lihat
Gambar 2-5b.) Tiga bentuk endositosis adalah pinositosis
(pengambilan non-selektif CES; "sel minum"), endositosis
Peroksisom
Mitokondria diperantarai-reseptor (pengimporan selektif molekul besar spesifik),
Ribosom bebas dan fagositosis (penelanan partikel multimolekuler besar; "sel
makan"). (Lihat Gambar 2-8.)
Vault
Pori inti
2.6 | Peroksisom dan Detoksifikasi (h. 34)
Nukleus (inti sel)
Pasangan Retikulum ■ Peroksisom adalah kantong kecil terbungkus membra yang
endoplasma kasar
sentrial dalam mengandung enzim-enzim oksidatif kuat. (Lihat gambar 2-7.)
weirosom Ribosom (menempel Retikulum
pada retikulum
Lisosom endoplasma kasar) endoplasma

Retikulum
endoplasma halus
Mikrotubulus yang
memancar dari
sentrosom Mikrofilamen
Vesikel
Membran plasma
Kompleks golgi

Sitosol

Peroksisom melangsungkan reaksi oksidatif yang (dengan O2), mitokondria dapat menghasilkan tambahan 30 molekul ATP
mendetoksifikasi sampah dan senyawa asing toksik yang masuk untuk setiap molekul glukosa yang diproses (2 dari siklus asam sitrat dan
ke sel. Pada reaksi detoksifikasi ini, peroksisom membentuk 28 dari fosforilasi oksidatif). (Lihat Gambar 2-14 dan 2-16.)
hidrogen peroksida (H2O2) poten, yang diuraikan menjadi air dan
oksigen oleh katalase.
2.8 | Ribosom dan Sintesis Protein (h. 43-45)
■ Pada sintesis protein, subunit ribosomal besar dan kecil menyatu
2.7 | Mitokondria dan Produksi ATP (h. 34-43)
membentuk sebuah ribosom. (Lihat Gambar 2-17a.)
■ Mitokondria adalah organel berbentuk batang yang terbungkus ■ Ribosom menerjemahkan mRNA ke rantai asam amino yang
oleh dua membran, membran luar yang halus dan membran hendak dirakit berdasarkan kode DNA yang dibawa oleh mRNA.
dalam yang membentuk serangkaian lekukan, krista, yang Ribosom memiliki situs pen0gikatan tempat tRNA yang mengangkut
mencuat ke rongga dalam berisi gel, matriks. (Lihat Gambar asam amino tertentu berhubungan dengan mRNA sewaktu perakitan
2-9a dan foto pembuka bab.) protein. (Lihat Gambar 2-17b.)
■ Di otot rangka dan beberapa jenis sel lain, mitokondria
bergabung satu sama lain membentuk retikulum mitokondria
2.9 | Vault Sebagai Truk Seluier (h. 46)
yang lebih efisien memindahkan bahan-bahan yang dibutuhkan ■ Vault adalah struktur oktagonal berongga yang bentuknya dan
untuk menghasilkan energi ke bagian sel yang lebih dalam.
kurannya sama dengan pori nukleus. (Lihat Gambar 2-18.) Organel ini
(Lihat Gambar 2-9b.)
diyakini sebagai truk seluler yang menambatkan diri di pori nukleus

Mitokondria adalah organel energi sel, yang secara efisien dan mengambil muatan untuk diangkut dari nukleus.
mengubah energi dalam molekul makanan menjadi energi-
terpakai yang disimpan dalam molekul ATP. Sel menggunakan

Pendapat yang sekarang dianut adalah bahwa vault boleh jadi
ATP sebagai sumber energi bagi sintesis senyawa kimia baru, mengangkut mRNA atau subunit ribosomal dari nukleus ke tempat
transpor membran, dan kerja mekanis. sintesis protein di sitoplasma.

  Respirasi seluler
Glikolisis secara kolektif merujuk
2.10 | Sentrosom, Sentriol, dan Organisasi
Glikosa dan molekul
pada reaksi intraseluler Mikrotubulus (h. 46-47)
Sitosol

bahan bakar lain 2 ATP


tempat molekul kaya ■ Sentrosom (pusat sel) terdiri atas sepasang sentriol yang dikelilingi
Piruvat energi diuraikan guna sebuah massa amorf. (Lihat Gambar 2-19.)
membentuk ATP, ■
Sentrosom adalah pusat pengatur utama mikrotubulus sebuah sel.
Piruvat ke gugus asetil
menggunakan O2 dan Organel ini membentuk dan mengatur sitoskeleton mikrotubulus,
menghasilkan CO2 membentuk silia dan flagela, serta membentuk gelendong mitotik.
Asetil-CoA dalam prosesnya.
Respirasi seluler 2.11 | Sitosol: Gel Sel (h. 47-48)
mencakup pemecahan
Matriks miktokondria

■ Sitosol mengandung enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme


sekuensial molekul antara dan perangkat ribosomal yang esensial untuk sintesis enzim-
Siklus asam
sitrat 2 ATP nutrien diikuti produksi enzim ini serta protein sitosolik lainnya.
ATP dalam tiga tahap: ■ Banyak sel menyimpan nutrien yang belum terpakai di dalam sitosol
(1) glikolisis di sitosol,
dalam bentuk granul-granul glikogen atau droplet lemak. (Lihat
(2) siklus asam sitrat di
Elektron diangkut oleh Gambar 2-20.)
NADH dan FADH2 matriks mitokondria,
dan (3) fosforilasi ■ Di sitosol, juga terdapat berbagai vesikel sekretorik, vesikel transpor,
Membran dalam

Fosforilasi oksidatif oksidatif di membran dan vesikel endositotik.


mitokondria

(sistem transpor elektron 28 ATP dalam


dan kemiosis)
mitokondria. (Lihat
Gambar 2-10.) 2.12 | Sitoskeleton: "Tulang dan Otot" Sel (h. 48-55)
■ Sitoskeleton, yang terentang di seluruh bagian sitosol, berfungsi
■ Fosforilasi oksidatif meliputi sistem transpor elektron dan sebagai "tulang dan otot" sel. (Lihat Tabel 2-2.)
kemiosmosis oleh ATP sintase. Sistem transpor elektron ■
Ketiga jenis elemen sitoskeleton mikrotubulus, mikrofilamen, dan
mengekstraksi elektron kaya energi dari hidrogen yang filamen antara masing-masing terdiri atas beragam protein dan
dibebaskan sewaktu pemecahan nutrien pada proses glikolisis memainkan peran yang berbeda-beda. (Lihat Gambar 2-21.)
dan siklus asam sitrat, kemudian memindahkan elektron- ■
Mikrotubulus, yang tersusun atas tubulin, mempertahankan bentuk
elektron tersebut dari tingkat energi tinggi ke rendah. Energi
asimetrik sel, berfungsi sebagai jalan tol bagi transpor intraseluler oleh
bebas yang dilepaskan selama proses ini digunakan untuk
motor molekuler, merupakan komponen utama silia dan flagela, serta
menciptakan gradien ion hidrogen (H+) antara sisi dalam dan
membentuk gelendong mitotik. (72.tg Gtrati 2)22 h2o--t 2)245)
luar membran dalam mitokondria. Aliran H+ di sepanjang
gradien ini mengaktifkan ATP sintase, enzim yang membentuk

Mikrofilamen, yang tersusun atas aktin pada kebanyakan sel,
ATP melalui proses yang disebut kemiosmosis. (Lihat Gambar penting dalam berbagai sistem kontraktil seluler, termasuk pergerakan
2-11 hingga 2-14) amuboid dan kontraksi otot. Struktur ini juga berfungsi sebagai
pengeras mekanis bagi mikrovili. (Lihat Gambar 2-25 hingga 2-27.)
■ Sel lebih efisien mengubah energi makanan menjadi ATP ■ Filamen antara adalah protein ireguler mirip-benang yang
jika ada O2. Pada kondisi anaerob (tanpa O2), sel hanya dapat membantu sel menahan stres mekanis. Pada jenis sel yang berbeda,
menghasilkan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa filamen antara tersusun atas protein yang berbeda pula. Filamen antara
yang diproses melalui glikolisis. Pada kondisi aerob yang terdiri atas keratin terutama banyak ditemukan di sel kulit.
Model komputer membran plasma . Semua sel terbungkus oleh
membran plasma yang terdiri dari dwilapis lipid (hijau) dengan
protein (biru) yang tertanam atau melekat dan karbohidrat
(merah) yang menonjol dari permukaan bagian luar.

3
© Peter Arnold, Inc./Alamy

Membran Plasma dan


Potensial Membran
Pokok-Pokok Homeostasis
Semua sel dilingkupi oleh membran plasma, yaitu sawar (barrier) lipid tipis dan
SEKILAS ISI
3.1 Struktur Membran dan lentur yang memisahkan isi sel dari lingkungan sekitarnya. Untuk memelihara
Fungsinya kelangsungan hidup dan aktivitas tertentu, setiap sel harus menukar bahan-bahan
3.2 Perlekatan Antarsel
3.3 Selayang Pandang melintasi membran ini dengan lingkungan cair internal di sekeliling sel,
Transpor Membran yang homeostasisnya terjaga. Sawar selektif ini mengandung protein spesifik, beberapa di
3.4 Transpor Membran tanpa
Bantuan antaranya memungkinkan pelintasan selektif bahan-bahan. Protein membran lainnya
3.5 Transpor Membran dengan merupakan reseptor tempat interaksi dengan zat kimia perantara spesifik di dalam lingkungan
Bantuan
3.6 Potensiaf Membran sel. Zat perantara ini mengendalikan banyak aktivitas sel yang penting bagi homeostasis.
Sel memiliki potensial membran, sedikit kelebihan muatan negatif yang tertata di
sepanjang bagian dalam membran dan sedikit kelebihan muatan positif di bagian luarnya.
Spesialisasi sel saraf dan otot bergantung pada kemampuan sel-sel ini untuk mengubah
potensialnya ketika ada rangsangan yang sesuai. Banyak fungsi saraf dan otot dipersiapkan
untuk mempertahankan homeostasis.
Sel 1 Membran plasma

© Don W. Fawcett/Visuals
Demi bertahan hidup, setiap sel mesti menjaga komposisi spesifik
kandungannya yang unik bagi sel tersebut meskipun komposisi
cairan ekstrasel (CES) yang mengelilinginya berubah secara

Unlimited
ekstrem. Perbedaan komposisi cairan di dalam dan di luar sel ini
dipertahankan oleh membran plasma, lapisan lipid dan protein
sangat tipis yang membentuk batas luar setiap sel dan Ruang antarsel Sel 2
membungkus kandungan intrasel. Selain bekerja sebagai sawar
mekanis yang menahan molekul-molekul yang dibutuhkan tetap di Gambar 3-1 Gambaran trilaminar membran plasma pada mikrograf elektron.
dalam sel, membran plasma membantu menentukan komposisi sel Tampak membran plasma dua sel yang bersebelahan. Perhatikan bahwa masing-
masing membran terlihat sebagai dua lapisan gelap yang dipisahkan oleh satu
dengan jalan secara selektif mengizinkan bahan-bahan tertentu lapisan terang di tengahnya.
keluar dari sel kelingkungan atau sebaliknya. Membran plasma
mengendalikan masuknya molekul nutrien serta keluarnya produk
sekretorik dan produk sampah. Selain itu, membran plasma mem- tak dengan air. Permukaan luar lapisan ganda tersebut terpajan
pertahankan perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, ke CES, sementara permukaan dalamnya berkontak dengan CIS
yang penting bagi aktivitas listrik membran. Membran plasma juga (Gambar 3-2c).
berperan serta dalam penggabungan sel untuk menyusun jaringan Lapisan-ganda lipid adalah struktur cair yang tidak kaku
dan organ. Akhirnya, membran plasma memegang peranan kunci dengan konsistensi lebih mirip minyak goreng ketimbang
dalam memampukan sel untuk menanggapi sinyal dari zat kimia mentega. Fosfolipid, yang tidak disatukan oleh ikatan kimia
perantara di lingkungan sel kemampuan ini penting dalam kuat, bergerak secara konstan. Fosfolipid dapat memuntir,
komunikasi antar sel. Apapun jenis selnya, fungsi umum membran bergetar, dan berpindah-pindah tempat di separuh lapisan
ini penting bagi kelangsungan hidup sel, kemampuan sel gandanya sendiri, bertukar-tukar tempat jutaan kali per detik.
melakukan aktivitas homeostatik khusus, dan kemampuan sel Pergerakan fosfolipid ini amat menentukan fluiditas membran.
mengkoordinasikan fungsinya dengan fungsi sel lain. Banyak Kolesterol turut menentukan fluiditas dan stabilitas
perbedaan fungsional di antara berbagai jenis sel disebabkan oleh membran. Molekul kolesterol terselip di antara molekul-
variasi kecil dalam komposisi membran plasma, yang selanjutnya molekul fosfolipid untuk mencegah rantai-rantai asam lemak
memungkinkan sel yang berbeda-beda berinteraksi dalam beragam menyatu dan mengkristal, proses yang akan mengurangi fluiditas
cara dengan lingkungan CES yang pada dasarnya sama. membran secara drastis. Melalui hubungan spasial dengan
molekul fosfolipid, molekul kolesterol juga membantu
menstabilkan posisi fosfolipid.
Karena fluiditasnya, membran plasma memiliki integritas
struktural sekaligus fleksibilitas, memungkinkan sel berubah
Membran plasma setiap sel sebagian besar tersusun atas lipid dan bentuk. Sebagai contoh, sel otot sangat berubah bentuknya
protein ditambah sedikit karbohidrat. Membran plasma terlalu ketika berkontraksi, dan sel darah merah harus banyak
tipis jika dilihat dengan mikroskop cahaya biasa, tetapi dengan mengubah bentuknya ketika melintas satu persatu melalui
mikroskop elektron, tampak sebagai struktur trilaminar yang kapiler, pembuluh darah tersempit.
terdiri atas dua lapisan gelap yang dipisahkan oleh satu lapisan Protein membran tertanam atau melekat di lapisan-ganda
terang di tengahnya (tri berarti "tiga"; lamina berarti "lapisan") lipid (Gambar 3-3 dan foto pembuka bab). Protein integral
(Gambar 3-1). Gambaran "sandwich" ini dihasilkan oleh susunan terbenam di lapisan-ganda lipid, dengan sebagian besar
spesifik molekul yang membentuk membran plasma. bagiannya terentang hingga seluruh ketebalan membran
Lipid membran yang paling banyak adalah fosfolipid, dengan sehingga disebut juga protein transmembran (trans berarti
kolesterol dalam jumlah yang Iebih sedikit. Pada membran plasma "lewat"). Seperti fosfolipid, protein integral juga memiliki bagian
sebuah sel manusia normal, diperkirakan terdapat 1 miliar hidrofilik dan hidrofobik. Protein perifer adalah molekul polar
molekul fosfolipid. Fosfolipid memiliki satu kepala polar yang tidak menembus membran. Protein ini hanya terikat di
(bermuatan listrik; lihat hlm. A-5) yang mengandung gugus fosfat permukaan luar atau lebih lazim di permukaan dalam melalui
bermuatan negatif dan dua ekor nonpolar (bermuatan neutral) ikatan kimia lemah dengan bagian polar protein membran
berupa rantai asam lemak (Gambar 3-2a). Ujung polar bersifat integral atau lipid membran. Membran plasma memiliki
hidrofilik (berarti "suka air") karena dapat berinteraksi dengan molekul lipid sekitar 50 kali lebih banyak daripada molekul
molekul air, yang juga polar; ujung nonpolar bersifat hidrofobik protein. Namun, protein menyusun hampir separuh massa
("takut air") dan tidak akan bercampur dengan air. Di dalam air, membran karena ukurannya jauh lebih besar ketimbang lipid.
fosfolipid menyusun diri membentuk lapisan-ganda lipid, yaitu Fluiditas lapisan-ganda lipid memungkinkan banyak protein
dua lapisan molekul lipid. (Gambar 3-2b) (bi berarti "dua"). Ekor membran mengapung bebas seolah "gunung es" dalam "lautan"
hidrofobik membenamkan diri di tengah lapisan ganda menjauhi lipid yang mengalir. Gambaran struktur membran ini dikenal
air, sedangkan kepala hidrofilik tertata di kedua sisi yang berkon- sebagai model mosaik cair, merujuk pada fluiditas membran

  
Di samping sifat cair membran plasma dan kandungan
Kepala proteinnya yang tersusun acak, dalam beberapa tahun terakhir
(bermuatan para peneliti menemukan bercak-bercak membran khusus yang
negatif, dikenal sebagai rakit lipid yang terutama tersusun atas sfingolipid
polar,hidrofilik)
(bukan fosfolipid), kolesterol tambahan, dan banyak protein jenis
khusus. Rakit lipid ini lebih terorganisasi, terkemas lebih rapat,
dan sedikit lebih tebal dari pada bagian Iain membran plasma.
Ekor Rakit lipid lebih tebal karena ekor asam lemak sfingolipid lebih
(tidak panjang dari pada ekor asam lemak fosfolipid. Protein rakit lipid
bermuatan,
ditambatkan di tempatnya oleh sfingolipid atau elemen sitoskeletal
nonpolar,
hidrofobik) di sitoplasma.
Protein yang terkumpul di rakit lipid merupakan reseptor khusus
yang berinteraksi dengan sinyal atau bahan kimia ekstraseluler
(a) Molekul fosfolipid spesifik dalam lingkungan sel, yang mengarahkan respons
intraseluler tertentu. Contoh sinyal ekstraseluler adalah hormon
yang mengatur sekresi enzim pencernaan oleh sel kelenjar eksokrin
pankreas sebagai respons terhadap makanan yang ada di usus
Kepala polar CES (air) halus. Rakit lipid diyakini berfungsi sebagai tempat pengaturan
(hidrofilik) untuk mengonsentrasikan protein-protein membran yang terlibat
dalam jalur penghantaran sinyal. Rakit lipid terdapat dalam bentuk
Ekor non-
papan datar di atas bagian halus membran plasma atau cekungan
polar Lapisan-ganda
(hidrofobik) kecil-kecil (diameter 50-100 nm) mirip gua pada permukaan
lipid
membran, tepatnya disebut caveolae ("gua-gua kecil"). Cekungan
Kepala polar berbentuk seperti labu ukur ini dipercaya berfungsi sebagai "papan
(hidrofilik)
CIS (air)
kendali" yang penting dalam komunikasi antarsel karena strutur
tersebut mengumpulkan dan menghantarkan pesan yang dibawa
oleh zat kimia perantara, yang dibebaskan oleh sel lain, ke dalam
(b) Organisasi fosfolipid menjadi sel.
lapisan ganda di dalam air
Sedikit karbohidrat membran terdapat di permukaan luar sel,
membuat sel "bersalut gula." Rantai pendek karbohidrat mencuat
seperti antena kecil dari permukaan luar, terikat terutama ke
protein membran dan, sebagian kecil, ke lipid. Kombinasi protein
dan lipid dengan gula ini masing-masing dikenal sebagai
glikoprotein dan glikolipid (Gambar 3-3 dan foto pembuka bab),
sementara lapisan yang dibentuknya disebut glikokaliks (glyco
Lapisan-ganda lipid
berarti "manis"; calyx berarti "cangkang").
Struktur ini diduga memberi gambaran trilaminar membran
plasma. Jika digunakan pewarna untuk membantu visualisasi
CIS membran plasma dengan mikroskop elektron (seperti pada
Gambar 3-1), dua garis gelap mencerminkan daerah polar
hidrofilik molekul lipid dan protein yang menyerap warna. Ruang
terang di antara kedua garis itu mencerminkan inti hidrofobik yang
CES
tidak menyerap warna, dibentuk oleh bagian non-polar molekul-
molekul tersebut.
Komponen membran plasma yang berbeda melaksanakan fungsi
(c) Pemisahan CIS dan CES oleh lapisan-ganda lipid yang berbeda pula. Lapisan-ganda lipid membentuk sawar utama
terhadap difusi, protein menjalankan sebagian besar fungsi
Gambar 3-2 Struktur dan organisasi molekul fosfolipid dalam lapisan-ganda lipid.
membran spesifik, dan karbohidrat berperan penting dalam proses
(a) Molekul fosfolipid. (b) Di dalam air, molekul-molekul fosfolipid menyusun diri menjadi "pengenalan diri" dan interaksi antarsel. Sekarang kita akan
lapisan-ganda lipid dengan kepala polar berinteraksi dengan molekul air polar di masing mengulas fungsi komponen-komponen membran ini secara lebih
masing permukaan dan semua ekor nonpolar menghadap ke dalam lapisan ganda. (c)
Gambaran perbesaran membran plasma yang membungkus sebuah sel, memisahkan terperinci.
CIS dari CES.
Lapisan-ganda lipid membentuk sawar struktural
dasar yang membungkus sel.
dan pola mosaik protein yang terbenam di dalam lapisan-ganda Lapisan ganda lipid menjalankan tiga fungsi penting:
lipid, yang terus berubah. (Mosaik adalah dekorasi permukaan yang 1. Membentuk struktur dasar membran. Fosfolipid dapat dibayang-
dibuat dengan memasang potongan kecil-kecil berbagai warna kan sebagai "bilah kayu" yang membentuk "pagar" di sekeliling sel.
menjadi pola atau gambar tertentu).

62 BAB 3
CES
Garis gelap
Protein Rantai Gambaran
integral karbohidrat menggunakan Ruang gelap
mikroskop
elektron
Molekul Garis gelap
fasfolipid
Glikolipid Glikoprotein

protein
reseptor

Lapisan- molekul Protein kanal


ganda kolesterol rembes
lipid
Protein kanal Protein Molekul perlekatan sel Protein Mikrofilamen
berpintu perifer (menghubungkan pembawa sitoskeleton
CIS mikrotubulus ke membran)

Gambar 3-3 Model mosaik cair struktur membran plasma. Membran plasma terdiri atas lapisan-ganda lipid dengan protein terbenam di dalamnya. Protein integral terentang di
seluruh ketebalan membran atau terbenam sebagian di membran, sementara protein perifer terikat longgar pada permukaan membran. Rantai pendek karbohidrat melekat hanya
di permukaan luar protein atau lipid.

2. Bagian dalamnya yang hidrofobik merupakan sawar bagi kanal sebagai respons atas mekanisme pengendalian akan dipaparkan
bahan-bahan larut air di antara CIS dan CES. Bahan larut air nanti. Hal ini merupakan contoh yang baik untuk menggambarkan
tidak dapat larut dan menembus lapisan-ganda lipid. Dengan fungsi yang bergantung pada detail struktural. Jumlah, jenis, dan
adanya sawar ini, sel dapat mempertahankan berbagai aktivitas kanal yang dimiliki sel berbeda-beda. Beberapa obat bertarget
campuran dan konsentrasi solut (zat terlarut) di dalam dan di pada kanal contohnya, penyekat kanal Ca2+ (Ca2+ channel blocker) yang
luar sel. umum digunakan dalam penatalaksanaan tekanan darah tinggi dan
3. Bertanggung jawab atas fluiditas membran. irama jantung abnormal. Lebih dari 60 mutasi genetik pada kanal
terungkap berkaitan dengan sejumlah penyakit pada manusia. Untuk
Protein membran melaksanakan beragam mempelajari bagaimana defek kanal spesifik dapat menyebabkan
fungsi membran spesifik. penyakit destruktif, lihat fitur kotak penyerta di h. 64, Konsep,
Tantangan, dan Kontroversi.
Berbagai jenis protein membran melaksanakan fungsi-
2. Protein lain yang menembus membran adalah molekul pembawa
fungsi khusus berikut. atau pengangkut; protein ini mengangkut bahan spesifik menembus
1. Sebagian protein transmembran membentuk jalur berisi air, membran yang tidak dapat ditembus sendiri oleh bahan tersebut. Cara
atau kanal, melalui lapisan-ganda lipid (Gambar 3-3). Bahan molekul pengangkut menjalankan transpor ini akan dipaparkan nanti.
larut air yang cukup kecil untuk masuk ke sebuah kanal dapat Setiap molekul pengangkut dapat memindahkan molekul (atau ion)
menembus membran dengan cara ini tanpa berkontak langsung tertentu saja atau kelompok molekul yang berhubungan dekat. Sel yang
dengan bagian dalam lipid yang hidrofobik. Kanal-kanal ini berbeda jenis memiliki molekul pengangkut yang berbeda pula.
sangat selektif. Garis tengahnya yang kecil tidak memungkinkan Konsekuensinya, bahan yang dapat diangkut secara selektif menembus
lewatnya partikel berdiameter lebih dari 0,8 nm (seperempat membran sel berbeda-beda. Sebagai contoh, sel kelenjar tiroid adalah
puluh milyar inci). Hanya ion-ion kecil yang dapat melewati satu-satunya sel yang menggunakan iodin. Tepatnya, hanya membran
kanal. Selain itu, kanal tertentu secara selektif mengizinkan plasma sel kelenjar tiroid yang memiliki molekul pengangkut iodin
lewatnya ion spesifik saja. Sebagai contoh, hanya ion natrium sehingga sel ini saja yang dapat mengangkut iodin dari darah ke dalam
(Na+) yang dapat melewati kanal Na+, dan ion kalium (K+) saja sel.
yang dapat melintasi kanal K+. Selektivitas kanal ini terjadi 3. Protein lain, yang terletak di permukaan dalam membran,
akibat adanya susunan spesifik gugus kimia di permukaan berfungsi, sebagai akseptor penanda penambatan (docking-marker
dalam kanal. Sebagian kanal berupa kanal bocor (leak channel) acceptor); protein ini berikatan layaknya gembok dan kunci dengan
yang selalu mengizinkan ion tertentu saja untuk lewat. Sebagian penanda penambatan di vesikel sekretorik (lihat h. 30 dan 32). Sekresi
lainnya berupa kanal berpintu (gated channel) yang dapat dimulai ketika sinyal stimulatorik memicu penyatuan membran vesikel
terbuka atau tertutup bagi ion spesifik dengan mengubah bentuk sekretorik dengan permukaan dalam membran plasma melalui interaksi

Membran Plasma dan Potensial Membran 63


❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi Fibrosis Kistik: Defek Fatal pada Transpor
Membran

F
IBROSIS KISTIK (CYSTIC FIBROSIS, CF), penyakit genetik nyebabkan infeksi berulang. Salah satu wujud respons tubuh terhadap
fatal paling lazim di Amerika Serikat, menyerang 1 dari setiap infeksi demikian adalah pembentukan lebih banyak mukus, yang malah
2000 anak Kaukasia. Penyakit ini ditandai dengan berfungsi sebagai media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Siklus
pembentukan mukus yang abnormal kental dan lengket. berlanjut seiring akumulasi mukus yang menyumbat saluran napas dan
Bagian tubuh yang paling parah terserang adalah saluran makin seringnya infeksi paru. Lebih parahnya, mukus yang berlebihan
napas dan pankreas. tersebut sangat kental dan lengket, mempersulit mekanisme pertahanan
silia paru untuk menyapu mukus penuh bakteri tersebut (lihat h. 51 dan
475). Mukus menjadi kental dan lengket karena hidrasinya tidak cukup
Masalah Pernapasan
(kekurangan air), sebuah masalah yang berkaitan dengan gangguan
Adanya mukus kental yang lengket di saluran napas menyebabkan
transpor garam.
udara sulit masuk dan keluar paru. Selain itu, karena bakteri tumbuh
Studi yang kedua mengungkap adanya faktor penyulit lain pada kasus
subur di timbunan mukus, pasien CF mengalami infeksi pernapasan
CF. Para peneliti dalam studi ini menunjukkan bahwa CFTR tampaknya
berulang. Pasien terutama rentan terhadap Pseudomonas
memiliki fungsi ganda, sebagai kanal Cl- sekaligus reseptor membran
aeruginosa, bakteri "oportunistik" yang umumnya berada di
yang mengikat dan menghancurkan P. aeruginosa (serta boleh jadi bakteri
lingkungan dan hanya menyebabkan infeksi jika ada masalah yang
lain). Karena tidak ada CFTR di membran sel saluran napas pasien CF,
melemahkan daya tahan tubuh. Jaringan paru yang terkena perlahan-
P.aeruginosa tidak dapat dibersihkan dari saluran napas seperti biasa.
lahan membentuk jaringan parut (fibrotik) sehingga paru semakin sulit
Selain menyebabkan infeksi, bakteri ini memicu sel saluran napas untuk
mengembang. Komplikasi ini memperberat kerja pernapasan
menghasilkan mukus abnormal yang kental dan lengket lebih banyak dari
melampaui upaya ekstra yang diperlukan untuk mengalirkan udara
biasanya. Mukus ini mendorong pertumbuhan bakteri, dan lingkaran setan
lewat saluran yang tersumbat.
berlanjut.
Penyebab Utama
Masalah Pankreas
Fibrosis kistik disebabkan oleh satu dari beberapa defek genetik yang
Pada pasien CF, duktus pankreatikus yang menyalurkan sekret dari
menyebabkan pembentukan protein cacat yang dikenal sebagai cystic
pankreas ke usus halus tersumbat oleh mukus kental. Karena pankreas
fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR). Normalnya,
memproduksi enzim-enzim yang penting dalam pencernaan makanan,
CFTR membentuk kanal klorida (CI-) di membran plasma. Pada CF,
akhirnya terjadi malnutrisi. Selain itu, akibat akumulasi sekret pencernaan
CFTR cacat "terperangkap" di sistem retikulum endoplasma-Golgi,
pankreas di belakang duktus yang tersumbat, terbentuk kista-kista berisi
yang normalnya memproduksi dan memproses produk ini lalu
cairan di pankreas dan jaringan pankreas yang terkena lambat laun
mengirimkannya ke membran plasma (lihat h. 27-31). Dengan
mengalami degenerasi dan fibrosis. Istilah fibrosis kistik tepatnya merujuk
demikian, pada pasien CF, bentuk mutan CFTR hanya diproses
pada perubahan jangka panjang yang terjadi di pankreas dan paru akibat
sebagian dan tidak pernah mencapai permukaan sel. Tidak adanya
defek genetik tunggal pada CFTR.
protein CFTR di membran plasma menyebabkan membran
impermeabel terhadap CI-, Karena transpor Cl- menembus membran Penatalaksanaan dan Tren Riset Terkini
berkaitan erat dengan transpor Na+ , sel-sel yang melapisi saluran Penatalaksanaan CF meliputi terapi fisik untuk membantu rnembersihkan
napas tidak dapat menyerap (garam) NaCI sebagaimana mestinya. kelebihan mukus dari saluran napas dan terapi antibiotik guna mengatasi
Akibatnya, terjadi akumulasi garam dalam cairan yang melumuri infeksi pernapasan, di tambah diet khusus dan suplementasi enzim
saluran napas. pankreas dalam rangka menjaga kecukupan nutrisi. Sekalipun dengan
Hal yang membingungkan para peneliti adalah bagaimana defek tata laksana suportif ini, sebagian besar pasien CF tidak mampu bertahan
kanal Cl- dan (konsekuensinya) akumulasi garam ini menimbulkan hidup melampaui usia 30-an akhir, sebagian besar meninggal akibat
masalah kelebihan mukus. Dua temuan boleh jadi telah memberi komplikasi paru.
jawaban, meskipun hipotesisnya masih perlu dibuktikan dan riset Ditemukannya defek genetik penyebab sebagian besar kasus CF
guna mencari kemungkinan mekanisme lain masih terus dilakukan. membuat para peneliti optimis mencari cara untuk mengoreksi atau
Sekelompok peneliti menemukan bahwa sel saluran napas mengompensasi gen cacat tersebut. Terapi kuratif potensial lain yang
menghasilkan antibiotik alami, defensin, yang normalnya mematikan sedang diteliti adaiah pengembangan obat yang memicu "penuntasan"
sebagian besar bakteri bawaan udara yang terhirup. Antibiotik alami CFTR mutan sehingga dapat disisipkan ke membran plasma. Selain itu,
tersebut menjadi tidak dapat berfungsi seperti seharusnya dalam beberapa terapi medikamentosa baru, seperti aerosol pengencer mukus
lingkungan bergaram. Pada CF, karena terendam dalam lingkungan yang dapat di hirup, terbukti menurunkan jumlah infeksi paru dan
yang kelebihan garam, antibiotik dengan hendaya tersebut tidak memperpanjang usia harapan hidup pasien CF hingga terapi kuratif
mampu membersihkan paru dari bakteri yang terhirup tadi. Hal ini me- ditemukan.

   BAB 3
antar penanda yang bersesuaian. Vesikel sekretorik kemudian berfungsi sebagai penanda identitas diri yang memungkinkan sel
membuka dan menuangkan isinya ke luar sel melalui proses mengenali dan berinteraksi satu sama lain melalui cara-cara berikut.
eksositosis.
1. Berbagai jenis sel memiliki penanda yang berbeda-beda. Kombinasi
4. Beberapa protein lain lagi, yang terletak di permukaan dalam unik rantai-rantai gula yang mencuat dari permukaan membran
maupun permukaan luar sel, berfungsi sebagai enzim terikat- berfungsi sebagai "merek" jenis sel bersangkutan, memungkinkan
membran yang mengontrol reaksi kimia spesifik. Jenis enzim sebuah sel mengenali sel lain yang sejenis. Rantai karbohidrat ini
terikat membran spesifik bagi tiap-tiap sel. Sebagai contoh, berperan penting dalam pengenalan "diri" dan interaksi antarsel. Sel
bagian tertentu permukaan luar membran plasma pada sel otot dapat mengenal sel lain yang sejenis dan bergabung membentuk
rangka mengandung enzim penghancur zat kimia perantara jaringan. Hal ini terutama penting dalam perkembangan embrionik.
yang bertanggung jawab mencetuskan kontraksi otot, sehingga Jika dua jenis biakan sel embrionik (misalnya, sel saraf dan sel otot) di
otot berelaksasi. campur, sel akan menyortir dirinya sendiri menjadi kumpulan sel
5. Banyak protein di permukaan luar sel merupakan reseptor, saraf dan sel otot yang terpisah.
tempat "pengenalan" dan pengikatan molekul spesifik dalam
2. Penanda permukaan yang mengandung karbohidrat ini juga
lingkungan sel. Pengikatan ini memicu serangkaian kejadian di
berperan dalam pertumbuhan jaringan, yang normalnya dijaga dalam
membran dan di dalam sel (akan dipaparkan nanti) yang
batas-batas densitas sel tertentu. Sel tidak "menerobos" melewati batas
mengubah aktivitas sel bersangkutan. Dengan cara ini, zat kimia
jaringan yang bersebelahan dengan kata lain, sel tidak tumbuh
perantara dalam darah, misalnya hormon larut-air, hanya dapat
melampaui wilayahnya sendiri. Namun, terdapat sebuah
memengaruhi sel spesifik yang memiliki reseptor untuk dirinya.
pengecualian, yakni penyebaran tak terkendali sel-sel kanker yang
Meskipun semua sel terpajan zat kimia perantara yang sama
terungkap mengandung penanda karbohidrat permukaan abnormal.
melalui darah yang beredar, perantara tersebut tidak berefek
pada sel yang tidak memiliki reseptor untuk perantara
bersangkutan. Sebagai ilustrasi, kelenjar hipofisis anterior Periksa Pemahaman Anda 3.1
menyekresikan thyroid-stimulating hormone (TSH) ke dalam
darah, yang melekat hanya pada permukaan sel kelenjar tiroid
1. Gambarkan bagaimana molekul-molekul fosfolipid menyusun diri menjadi
guna merangsang sekresi hormon tiroid. Tidak ada sel lain yang lapisan-ganda lipid ketika berada dalam air.
memiliki reseptor untuk TSH, sehingga hanya sel tiroid yang
2. Sebutkan fungsi-fungsi khusus berbagai jenis protein membran.
dipengaruhi oleh TSH meskipun hormon ini tersebar luas.
6. Protein yang lain lagi berupa molekul perekat sel (cell
adhesion molecule, CAM). Banyak CAM mencuat dari
permukaan luar membran dan membentuk cincin atau kait
tempat sel berpegangan satu sama lain atau menggenggam serat-
3.2 | Perlekatan Antarsel
serat jaringan ikat antar sel. Sebagai contoh, kaderin, jenis CAM Pada organisme multiseluler, seperti manusia, membran plasma tidak
yang terdapat di permukaan sel-sel bersebelahan, saling hanya berfungsi sebagai batas luar semua sel, tetapi juga ikut serta
mengunci layaknya ritsleting guna membantu menahan sel tetap dalam perlekatan antarsel. Perlekatan ini mengikat kelompok-
bersama-sama di dalam jaringan atau organ. Molekul perekat sel kelompok sel menjadi jaringan dan mengemasnya lebih lanjut menjadi
jenis lain, seperti integrin, menembus membran plasma. Integrin organ. Aktivitas berbagai sistem tubuh demi kelangsungan hidup tidak
berfungsi sebagai penghubung struktural antara permukaan luar hanya bergantung pada fungsi tiap-tiap sel penyusunnya, tetapi juga
membran dan lingkungan ekstrasel serta menghubungkan pada bagaimana sel-sel tersebut hidup dan bekerja sama dalam
permukaan dalam membran dengan kerangka sitoskeleton komunitas jaringan dan organ.
intrasel. Selain menghubungkan lingkungan luar sel dengan Sel-sel yang tersusun dalam kelompoknya masing-masing disatukan
komponen intrasel secara mekanis, integrin juga memancarkan oleh tiga perangkat berbeda: (1) CAM, (2) matriks ekstrasel, dan (3)
sinyal regulatorik melalui membran plasma ke kedua arah. taut sel khusus. Anda telah mengenal CAM. Kita sekarang akan
Beberapa CAM turut berperan, antara lain, mengisyaratkan sel membahas matrik ekstrasel dan kemudian taut-taut khusus.
untuk tumbuh atau mengisyaratkan sel sistem imun untuk
berinteraksi dengan sel jenis lain yang tepat dalam respons
peradangan dan penyembuhan luka. Jaringan tidak tersusun oleh sel-sel semata, dan banyak sel dalam
7. Protein lainnya di permukaan luar membran, khususnya sebuah jaringan tidak berkontak fisik langsung dengan sel-sel yang
yang bergabung dengan karbohidrat (sebagai glikoprotein), bersebelahan. Namun, sel-sel ini disatukan oleh "lem" biologis yang
penting bagi sel agar mampu mengenali "diri sendiri" (yaitu sel- disebut matriks ekstrasel (extracellular matrix, ECM). Matriks
sel sejenis). ekstrasel adalah anyaman kompleks protein berserat yang terbenam
dalam bahan encer mirip gel yang tersusun atas karbohidrat kompleks.
Karbohidrat membran berfungsi sebagai penanda Gel encer tersebut, biasanya disebut cairan interstisial (lihat h. 8),
identitas-diri merupakan jalur bagi difusi nutrien, sampah, dan lalu Iintas bahan
Rantai-rantai pendek karbohidrat di permukaan membran luar larut air lain antara darah dan sel-sel jaringan. Di dalam gel ini, teran-

Membran Plasma dan Potensial Membran 65


yam tiga jenis utama serat protein: kolagen, elastin, dan osom terdiri atas dua komponen: (1) sepasang gumpalan sitoplasma
fibronektin. padat mirip tombol yang dikenal sebagai plak, terletak di permukaan
dalam kedua sel yang bersebelahan tersebut, dan (2) filamen
1. Kolagen berupa serat atau lembaran lentur tak-elastis yang
glikoprotein liat mengandung kaderin (salah satu jenis CAM) yang
menghasilkan kekuatan tensil (resistensi terhadap stres
terentang menembus ruang di antara kedua sel tadi dan melekat ke
longitudinal). Kolagen adalah protein terbanyak di tubuh,
plak di kedua sisi (Gambar 3-4). Filamen antarsel ini mengikat
menyusun hampir separuh protein total per berat badan.
membran-membran plasma yang bersebelahan sehingga tidak tertarik
Pada skorbut, penyakit yang disebabkan oleh dan terlepas. Karena itu, jelas bahwa desmosom adalah taut lekat yang
defisiensi vitamin C, serat kolagen tidak terbentuk merupakan perekat antarsel terkuat.
sebagaimana mestinya. Konsekuensinya, sejumlah
Desmosom paling banyak terdapat di jaringan yang rentan
jaringan terutama kulit dan pembuluh darah,
teregang, misalnya jaringan kulit, jantung, dan uterus. Di jaringan-
menjadi rapuh. Hal ini menyebabkan perdarahan
jaringan ini, kelompokan sel fungsional dipaku oleh desmosorn. Selain
di kulit dan membran mukosa, yang sangat kentara
itu, filamen sitoskeleton antara, seperti filamen keratin yang liat dI
pada gusi.
kulit (lihat h. 55), terentang menembus bagian dalam sel-sel ini dan
2. Elastin adalah serat protein liat yang paling banyak terdapat melekat ke plak desmosom yang terletak pada sisi berlawanan di
di di jaringan yang mesti mudah meregang dan mengempis dalam sel. Susunan ini membentuk sebuah jalinan serat liat
kembali setelah gaya regangan dihilangkan. Serat ini bersinambungan di seluruh jaringan, baik menembus maupun di
ditemukan, misalnya, di paru yang mengembang dan antara sel-sel, layaknya deretan orang yang saling berpegangan tangan
mengempis seiring keluar masuknya udara. dengan erat. Jalinan serat yang saling terkait ini menghasilkan
3. Fibronektin membantu perlekatan sel dan memfiksasi sel. kekuatan tensil, mengurangi kemungkinan robeknya jaringan sewaktu
Berkurangnya protein ini di jumpai pada jaringan kanker jenis teregang.
tertentu, yang boleh jadi menjelaskan mengapa sel-sel kanker TAUT ERAT Di taut erat, sel-sel yang bersebelahan berikatan erat satu
tidak mampu melekat erat satu sama lain, tetapi cenderung sama lain di titik-titik kontak langsung untuk menambal celah di
terlepas dan bermetastasis (menyebar ke tempat lain di tubuh). antara kedua sel. Taut erat terutama ditemukan di lembaran jaringan
Matriks ekstrasel (ECM) disekresikan oleh sel-sel lokal yang epitel, yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongga
terdapat di matriks. Jumlah relatif ECM, dibandingkan dengan di dalam tubuh. Semua lembaran epitel merupakan sawar yang sangat
jumlah sel, sangat bervariasi pada berbagai jaringan. Sebagai selektif antara dua kompartemen yang komposisi kimianya jauh
contoh, ECM langka di jaringan epitel, tetapi merupakan berbeda. Sebagai contoh, lembaran epitel yang melapisi saluran cerna
komponen terbesar jaringan ikat. Sebagian besar matriks yang memisahkan makanan dan getah pencernaan poten di
banyak di jaringan ikat ini di hasilkan oleh fibroblas
("pendahulu serat"). Komposisi tepat ECM juga beragam untuk
jaringan yang berbeda, sehingga berbagai jenis sel di tubuh
memiliki lingkungan lokal tersendiri. Di beberapa jaringan,
matriks menjadi sangat spesifik untuk membentuk struktur Sitosol sel 1 Sitosol sel 2
Iunak, seperti pada tulang rawan atau tendon, atau pada
Plak (gumpalan
kalsifikasi yang sesuai struktur keras tulang dan gigi. sitoplasma)
Berbeda dengan anggapan selama ini, ECM tidak sekedar Desmosom
kerangka pasif bagi sel untuk melekat, tetapi juga membantu
mengatur perilaku dan fungsi sel yang berinteraksi dengannya.
Sel mampu berfungsi normal, bahkan bertahan hidup, hanya
jika sel berhubungan dengan komponen matriks normalnya.
Matriks sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan diferensiasi
sel. Di tubuh, hanya sel darah yang di rancang untuk bertahan Kaderin
(molekul
hidup dan berfungsi tanpa melekat ke ECM. perekat sel)

20 nm

Di jaringan tempat sel berdekatan satu sama lain, CAM meng-


hasilkan kohesi jaringan spesifik ketika "menyimpul" sel-sel yang
bersebelahan. Selain itu, sebagian sel dalam jaringan tertentu Keratin (filamen
berikatan langsung melalui satu dari tiga taut sel khusus: (1) sitoskeleton intermediat
desmosom atau taut lekat (adhering junction), (2) taut erat atau intraseluler
taut kedap (tight junction), (3) taut celah atau taut komunikasi Membran plasma
(gap junction). yang berinteraksi

DESMOSOM Desmosom bekerja seperti "paku sumbat" yang Gambar 3-4 Desmosom. Desmosom adalah taut lekat yang memaku sel-
mengikat dua sel bersebelahan, tetapi tidak bersentuhan. Desm- sel bersebelahan, mengikatnya di jaringan yang rentan teregang.

66 BAB 3
rongga bagian dalam (lumen) saluran cerna dari pembuluh darah Lumen (berisi makanan yang belum
di sisi yang lain. Bahan yang dapat menembus lembaran epitel dari tercerna dan enzim pencernaan poten)
lumen saluran cerna ke darah hanyalah partikel makanan yang PELINTASAN Membran TIDAK ADA PERLINTASAN
telah tercerna sempurna, bukan yang belum tercerna atau getah SELEKTIF MENEMBUS luminal DI ANTARA SEL-SEL
pencernaan. Karena itu, tepi lateral (samping) sel-sel yang SEL BERSEBELAHAN
berdekatan di lembaran epitel di satukan oleh sebuah sumbat kedap
dekat batas luminal tepat di samping tempat sel-sel
"berciuman" (kiss site); di tempat ini, untaian protein yang dikenal
sebagai klaudin di permukaan luar kedua membran plasma yang
berinteraksi menyatu secara langsung (Gambar 3-5) (claudin
berarti "mendekat", menunjukkan peran protein ini sebagai sawar).
Taut erat ini bersifat kedap sehingga bahan-bahan tidak dapat membran
Taut erat
melalui di antara sel-sel. Karena itu, perjalanan melintasi sawar lateral
epitel harus dilakukan dengan menembus sel, bukan lewat di antara
sel-sel. Transpor transeluler menembus sel ini (trans berarti
Sel 2
"lewat") diatur oleh protein kanal dan protein pengangkut. Jika sel-
sel tidak disatukan oleh taut erat, dapat terjadi pertukaran molekul
tak terkendali antar kompartemen memanfaatkan lalu lintas yang Sel 1
tidak diawasi melalui ruang di antara sel-sel bersebelahan. Dengan
demikian, taut erat mencegah rembesan yang tidak diinginkan
dalam lembaran epitel.
Meskipun umumnya bersifat kedap, beberapa taut erat sedikit Pembuluh Sel epitel Membran
"rembes", memungkinkan molekul air dan sejumlah ion kecil lewat darah yang basolateral
di antara sel-sel bersebelahan, contohnya di usus halus selama melapisi
usus
penyerapan makanan. Transpor di antara sel-sel ini disebut
transpor paraseluler (para berarti "di samping", menunjukkan
bahwa transpor ini berlangsung di samping sel-sel yang
bersebelahan).
TAUT CERAH Di taut celah, sebagaimana namanya, terdapat celah
di antara sel-sel bersebelahan yang terhubung melalui terowongan Sitosol sel 1 Sitosol sel 2
kecil-kecil yang dibentuk oleh konekson. Sebuah konekson terdiri
atas enam subunit protein (disebut koneksin) yang tersusun
membentuk struktur mirip tabung berongga yang terentang di
Untaian protein
seluruh ketebalan membran plasma. Dua konekson, satu dari tiap
klaudin
membran plasma sel yang bersebelahan, terentang ke luar dan tiap-
tiap ujungnya berikatan membentuk terowongan di antara kedua
Tempat berciuman
sel (Gambar 3-6). Jadi, jelas bahwa taut celah adalah taut
komunikasi. Kecilnya diameter terowongan ini memungkin-kan Taut erat
partikel kecil larut air lewat di antara sel-sel yang terhubung, tetapi
tidak mengizinkan molekul besar untuk lewat, misalnya protein
intrasel esensial. Ion dan molekul kecil dapat dipertukarkan secara
langsung di antara sel-sel yang berinteraksi melalui taut celah tanpa Ruang antarsel
pernah memasuki CES.
Membran
Taut celah banyak ditemukan terutama di otot jantung dan otot plasma
rangka. Di jaringan-jaringan ini, perpindahan ion (partikel yang
bermuatan listrik) melalui taut celah akan menghantarkan aktivitas berinteraksi
listrik ke seluruh massa otot. Karena aktivitas listrik ini menyebab-
kan kontraksi, adanya taut celah memungkinkan seluruh massa Gambar 3-5 Taut erat. Taut erat adalah taut kedap yang menyatukan tepi lateral sel-sel
otot berkontraksi selaras, seperti pada bilik jantung pemompa epitel bersebelahan dekat batas luminainya, sehingga bahan-bahan tidak dapat lewat di
antara sel-sel itu. Mekanisme pemindahan bahan yang dapat berlangsung di sel-sel ini
darah. hanyalah pelintasan terkendali, yang membentuk sawar sangat selektif pemisah dua
Taut celah juga ditemukan di sejumlah jaringan selain otot, kompartemen dengan komposisi kimia jauh berbeda.
tempat taut ini mengizinkan lewatnya molekul nutrien kecil tanpa
rintangan di antara sel-sel. Sebagai contoh, glukosa, asam amino,
dan nutrien lain melintas melalui taut celah ke sel telur yang sedang Pemindahan demikian memungkinkan sel-sel yang terhubung oleh
berkembang dari sel-sel sekitarnya di dalam ovarium, membantu taut celah berkomunikasi secara langsung satu sama lain.
sel telur menyimpan stok nutrien esensial ini. Kita sekarang berpindah ke topik transpor membran, berfokus pada
Taut celah juga merupakan jalan untuk pemindahan langsung cara membran plasma mengendalikan secara selektif bahan-bahan
molekul-molekul pengisyarat kecil dari satu sel ke sel berikutnya. yang keluar masuk sel.

   67
Sitosol sel 1 Sitosol sel 2

Dua sifat partikel memengaruhi dapat tidaknya partikel tersebut


menembus membran plasma tanpa bantuan: (1) kelarutan relatif
partikel dalam lipid dan (2) ukuran partikel. Partikel yang sangat
Konekson
mudah larut dalam lipid dapat larut dalam lapisan-ganda lipid dan
menembus membran. Molekul tak-bermuatan atau non-polar, seperti
Taut celah oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan asam lemak, sangat mudah
larut dalam lipid dan cepat menembus membran. Partikel bermuatan
(ion, semisal Na+ dan K+) serta molekul polar (misalnya, glukosa dan
Diameter Potongan
longitudinal konekson protein) memiliki kelarutan lipid yang rendah, tetapi sangat mudah
kanal = 1,5 nm
larut dalam air. Lapisan-ganda lipid merupakan sawar impermeabel
PELINTASAN ION
bagi partikel yang sulit larut dalam lipid. Bagi ion larut-air (dan,
DAN MOLEKUL karena itu, tak-larut dalam lipid) dengan garis tengah kurang dari 0,8
KECIL nm, kanal protein berfungsi sebagai rute alternatif ion tersebut untuk
MOLEKUL melewati membran. Ion yang dapat menembus membran hanyalah
BESAR TIDAK t —£■1j ion dengan kanal spesifik yang terbuka.
DAPAT LEWAT Partikel yang kelarutan lipidnya rendah dan lebih besar dari
diameter kanal tidak dapat menembus membran secara mandiri.
Namun, beberapa partikel demikian contohnya, glukosa harus
2–4 nm
menembus membran agar sel dapat bertahan hidup dan menjalankan
fungsinya. (Sebagian besar sel menggunakan glukosa sebagai bahan
bakar pilihan untuk menghasilkan adenosin trifosfat, atau ATP). Pada
kasus ini, sel memiliki sejumlah cara untuk memindahkan partikel
Membran plasma yang harus keluar masuk sel melewati membran, tetapi tidak dapat
yang berinteraksi melakukannya sendiri, sebagaimana yang akan anda pelajari sebentar
lagi.

Gambar 3-6 Taut celah. Taut celah adalah taut komunikasi yang tersusun atas
sejumlah konekson yang membentuk kanal yang memungkinkan perpindahan ion
dan molekul kecil di antara dua sel bersebelahan.
Sekalipun sebuah partikel dapat menembus membran karena
kelarutannya dalam lipid atau kemampuannya menyesuaikan ukuran
agar dapat melewati kanal, tetap diperlukan sejumlah gaya guna
Periksa Pemahaman Anda 3.2 memindahkan partikel melewati membran. Terdapat dua jenis umum
gaya yang menyempurnakan transpor bahan lewat membran: (1) gaya
1. Sebutkan ketiga jenis taut sel khusus dan jelaskan peran utamanya
masing-masing.
pasif, yang tidak mengharuskan sel mengeluarkan energi untuk
2. Gambarkan sebuah desmosom.
memindahkan bahan, dan (2) gaya aktif, yang mewajibkan sel
mengeluarkan energi (ATP) untuk memindah-kan bahan melewati
membran.
Sekarang kita akan mengulas berbagai metode transpor membran,
menggaris bawahi apakah masing-masing metode tersebut merupa-
kan cara transpor tanpa bantuan atau dengan bantuan dan apakah
lewat mekanisme transpor aktif atau pasif.
Segala sesuatu yang berpindah dari sel ke cairan ekstrasel
sekitarnya, atau sebaliknya, harus mampu menembus membran
plasma. Jika sebuah bahan dapat menembus membran, Periksa Pemahaman Anda 3.3
membran dikatakan permeabel terhadap bahan tersebut; jika
sebuah bahan tidak dapat lewat, membran dikatakan 1. Jelaskan bagaimana bahan larut lipid semua ukuran dan bahan larut air
kecil mampu menembus membran plasma tanpa bantuan.
impermeabel terhadap bahan itu. Membran plasma bersifat
2. tuliskan perbedaan antara gaya pasif dan aktif yang menggerakkan bahan
permeabel selektif: mengizinkan partikel-partikel tertentu melewati membran plasma.
untuk lewat seraya menahan partikel yang lain.

   BAB 3
| Transpor Membran molekul di dalam ruang tertentu cenderung tersebar merata.
Penyebaran merata molekul akibat percampuran acak molekul-molekul
Tanpa Bantuan itu dikenal sebagai difusi sederhana, atau disingkat difusi (diffusere
berarti "menyebar").
Partikel yang dapat menembus membran plasma secara mandiri Pada Gambar 3-7a, yang mengilustrasikan difusi sederhana,
terdorong secara pasif menembus membran oleh satu atau dua gaya konsentrasi solut dalam larutan bagian A berbeda dengan bagian B.
berikut: difusi seturut gradien konsentrasi atau perpindahan Perbedaan konsentrasi antara dua bagian bersebelahan semacam ini
mengikuti gradien listrik. Kita pertama-tama akan membahas tentang disebut gradien konsentrasi (atau gradien kimia). Tumbukan acak
difusi seturut gradien konsentrasi. antar molekul akan lebih sering terjadi di bagian A karena konsentrasi
molekul solutnya lebih tinggi. Karena itu, lebih banyak molekul
terpantul dari bagian A ke bagian B ketimbang arah sebaliknya. Di
kedua bagian, tiap-tiap molekul akan bergerak secara acak ke segala
arah; meski begitu, molekul-molekul yang bergerak melalui difusi ini
Semua molekul dan ion terus-menerus bergerak acak pada suhu di pada akhirnya akan berpindah dari tempat dengan konsentrasi lebih
atas nol mutlak akibat adanya energi termal (panas). Gerakan ini tinggi ke tempat dengan konsentrasi lebih rendah.
paling nyata di dalam cairan dan gas, tempat masing-masing molekul
(atau ion) memiliki lebih banyak ruang untuk bergerak sebelum
DIFUSI NETO Istilah difusi neto merujuk pada perbedaan antara dua
bertumbukan dengan molekul lain. Setiap molekul bergerak sendiri-
gerakan yang berlawanan arah. Jika 10 molekul berpindah dari bagian A
sendiri secara acak ke segala arah. Akibat gerakan acak ini, molekul-
ke bagian B, sementara dalam waktu bersamaan 2 molekul berpindah
molekul sering bertumbukan, terpantul ke arah berlawanan seperti
dari B ke A, difusi netonya adalah 8 molekul berpindah dari A ke B.
bola-bola biliar yang saling bertabrakan.
Molekul akan menyebar dengan cara ini hingga tersebar merata di
DIFUSI SEDERHANA Larutan adalah campuran homogen yang kedua bagian dan tidak ada lagi gradien konsentrasi (Gambar 3-7b).
mengandung sebuah bahan dalam jumlah relatif banyak, disebut Pada keadaan ini, meskipun tetap terjadi perpindahan, tidak terjadi
solven (medium pelarut, yaitu air jika di dalam tubuh) dan satu atau difusi neto karena gerakan-gerakan yang berlawanan arah saling
lebih bahan terlarut dalam jumlah lebih sedikit, dinamakan solut. mengimbangi dengan kata lain, tercapai keseimbangan dinamik
Konsentrasi sebuah larutan merujuk pada banyaknya solut yang (dinamik merujuk pada pergerakan terus-menerus, keseimbangan
terlarut dalam sejumlah larutan. Semakin tinggi konsentrasi molekul merujuk pada keseimbangan tepat antara gaya-gaya berlawanan).
(atau ion) terlarut, semakin besar kemungkinan molekul-molekul Perpindahan molekul dari bagian A ke bagian B akan diimbangi oleh
tersebut bertumbukan. Konsekuensinya, cepat atau lambat, molekul- perpindahan molekul dari B ke A.

Bagian A Bagian B Bagian A Bagian B

Difusi dari bagian A Difusi dari bagian A


ke bagian B ke bagian B
Difusi dari bagian B Difusi dari bagian B
ke bagian A ke bagian A
Difusi neto Tidak terjadi difusi neto

(a) Difusi (b) Keseimbangan dinamik

KETERANGAN
= Molekul solut
Difusi neto = Difusi dari bagian A ke bagian B dikurangi difusi dari bagian B ke bagian A

: Perbedaan panjang, tebal, dan arah panah menunjukkan besar pergerakan relatif molekul dalam arah
tertentu.

Gambar 3-7 Difusi. (a) Difusi mengikuti gradien konsentrasi. (b) Keseimbangan dinamik, tanpa difusi neto.

Membran Plasma dan Potensial Membran 69


Apa yang terjadi jika terdapat membran plasma yang memisahkan
bagian-bagian sebuah bahan yang konsentrasinya berbeda? Jika bahan
. TABEL 3-1 Faktor-Faktor yang
tersebut dapat menembus membran, difusi neto akan terjadi melalui Memengaruhi Laju Difusi Neto
membran mengikuti gradien konsentrasi, yakni dari tempat ber- Sebuah Bahan Melalui Membran
konsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah, hingga tidak ada
lagi gradien konsentrasi, kecuali ada gaya yang melawan. (Gambar
(Hukum Difusi Fick)
3-8a). Tidak ada energi yang diperlukan untuk perpindahan ini, Pengaruh pada
sehingga cara ini dapat dikatakan sebagai mekanisme pasif transpor Laju
Faktor
membran. Proses difusi sangat penting bagi kelangsungan hidup Difusi Neto
semua sel dan berperan penting dalam banyak aktivitas homeostatik
khusus. Sebagai contoh, O2 diangkut menembus membran paru lewat ↑
difusi. Darah yang diangkut ke paru miskin akan O2 karena telah

diberikan ke jaringan-jaringan tubuh untuk metabolisme. Sebaliknya,
udara di dalam paru kaya akan O2 karena terus-menerus bertukar ↑
dengan udara segar setiap kali bernapas. Karena gradien konsentrasi ↓
ini, terjadi difusi neto O2 dari paru ke dalam darah sewaktu darah
beredar melintasi paru. Dengan demikian, begitu meninggalkan paru ↓
dan mulai mengalir ke jaringan, darah kaya akan O2. Modifikasi Persamaan Fick:
Jika membran impermeabel terhadap sebuah bahan, tidak terjadi ¢C # A # 
difusi melintasi membran meskipun boleh jadi ada gradien kon- Laju difusi neto 1Q2
2MW # ¢X
sentrasi (>Gambar 3-8b). Contohnya, karena membran plasma imper-
meabel terhadap protein intraseluler penting, protein-protein tersebut 
c konstanta difusi 1D2 r d
tidak dapat lolos dari sel sekalipun konsentrasinya di CIS lebih tinggi 2MW
dari konsentrasinya di CES.
D
c permeabilitas 1 P2 d
HUKUM DIFUSI FICK Selain gradien konsentrasi, terdapat beberapa  ¢X
faktor yang memengaruhi laju difusi neto melintasi sebuah membran. jadi Q r ¢C # A # P
Pengaruh faktor-faktor ini secara kolektif dinamakan hukum difusi
Fick (Tabel 3-1): Gambar 3-15, h. 77). Sebagai contoh, sewaktu olahraga,
1. Besar (atau kecuraman) gradien konsentrasi. jika sebuah bahan otot-otot yang bekerja menghasilkan CO2 lebih cepat
dapat menembus membran aju difusi sederhana bahan tersebut selalu dari biasanya karena membakar lebih banyak bahan
berbanding lurus dengan gradien konsentrasinya dengan kata lain, bakar untuk memproduksi ATP tambahan yang
makin besar perbedaan konsentrasi, makin tinggi laju difusi neto (lihat dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas kontraktil
cepat yang butuh energi. Peningkatan kadar CO2 di
jika sebuah bahan dapat
otot menciptakan perbedaan kadar CO2 di atas normal
jika membran impermeabel
menembus membran : terhadap sebuah bahan : antara otot dan darah yang memasok otot tersebut.
Membran Karena gradien yang lebih besar ini, lebih banyak CO2
yang masuk ke darah. Sewaktu darah yang kandungan
CO2-nya meningkat ini mencapai paru, tercipta gradien
CO2 yang lebih besar dari normal antara darah dan
kantong-kantong udara di paru. Dengan demikian,
lebih banyak CO2 yang berdifusi dari darah ke kanto-
ng-kantong udara di paru. CO2 tambahan ini kemudian
dihembuskan keluar ke lingkungan. Jadi, setiap CO2
tambahan yang dihasilkan oleh otot-otot yang ber-
aktivitas akan dikeluarkan dari tubuh akibat me-
(a) Terjadi difusi (b) Tidak terjadi difusi ningkatnya gradien konsentrasi CO2.

KETERANGAN
2. Luas permukaan membran tempat berlangsung-
nya difusi. Semakin luas permukaan membran,
= Solut mampu tembus = Solut tak mampu tembus semakin tinggi laju difusi yang dapat berlangsung lewat
permukaan itu. Berbagai strategi digunakan di seluruh
Gambar 3-8 Difusi melintasi sebuah membran. (a) Untuk solut yang dapat menembus membran, tubuh untuk meningkatkan luas permukaan membran
terjadi difusi neto mengikuti gradien konsentrasi. (b) Bagi solut yang tidak dapat menembus membran,
tidak terjadi difusi meskipun terdapat gradien konsentrasi.
tempat berlangsungnya difusi dan jenis-jenis transpor
lainnya. Sebagai contoh, penyerapan nutrien di usus ha-

   BAB 3
lus meningkat dengan adanya mikrovili, yang memperluas adien elektrokimia. Pada bagian selanjutnya di bab ini, Anda akan
permukaan absorptif yang berkontak dengan kandungan lumen mempelajari bagaimana gradien elektrokimia berkontribusi atas sifat
usus halus yang kaya akan nutrien (lihat h. 54). Sebaliknya, pe- listrik membran plasma.
ngurangan ab-normal luas permukaan membran akan menurun-
kan laju difusi neto. Sebagai contoh, pada emfisema, pertukaran O2
dan CO2 antara udara dan darah di paru melambat karena dinding
kantong-kantong udara robek, sehingga luas permukaan yang Molekul air dapat menembus membran plasma dengan mudah. Mes-
tersedia untuk difusi gas-gas ini tersebut berkurang. kipun bersifat sangat polar, molekul air ini cukup kecil untuk men-
yelinap melalui ruang-ruang yang terbentuk sesaat di antara ekor-ekor
3. Kelarutan bahan dalam lipid. Semakin besar kelarutan
molekul fosfolipid sewaktu mereka bergoyang dan berpindah di dalam
bahan dalam lipid, semakin cepat bahan tersebut berdifusi melalui
lapisan-ganda lipid. Namun, pergerakan air melintas membran den-
lapisan-ganda lipid membran mengikuti gradien konsentrasinya.
gan cara ini relatif lambat. Di beberapa jenis sel, protein membran
4. Berat molekul bahan. Usai bertumbukan, molekul berat tidak
membentuk akuaporin, kanal-kanal khusus untuk lewatnya air (aqua
terpantul sejauh molekul yang lebih ringan, misalnya O2 dan CO2.
berarti "air"). Cara ini meningkatkan permeabilitas membran terhadap
Karena itu, O2 dan CO2 berdifusi dengan cepat, memungkinkan air. Berbagai jenis sel memiliki akuaporin dengan densitas berbeda-
pertukaran cepat gas-gas ini melintasi membran paru. Makin beda, sehingga permeabilitasnya terhadap air juga berlainan. Sekitar
besar berat molekul, makin rendah laju difusi. semilyar molekul air dapat melewati sebuah akuaporin, satu per satu,
5. Jarak difusi yang harus ditempuh. Semakin jauh jarak tempuh- dalam satu detik. Gaya yang mendorong pergerakan neto air melintasi
nya, semakin rendah laju difusi. Karena itu, membran yang harus membran sama seperti yang bekerja pada difusi molekul lain, yaitu
dilintasi partikel yang berdifusi umumnya relatif tipis, semisal gradien konsentrasinya. Istilah konsentrasi biasanya merujuk pada
membran pemisah udara dan darah di paru. Penebalan batas densitas solut dalam sejumlah volume air. Namun, mesti disadari bah-
udara-darah ini (seperti pada pneumonia) memperlambat per- wa penambahan solut ke dalam air murni pada prinsipnya akan me-
tukaran O2 dan CO2. Selain itu, difusi hanya efisien pada jarak nurunkan konsentrasi air. Umumnya, satu molekul solut meng-
pendek antara sel dan lingkungan sekitarnya. Untuk jarak lebih gantikan satu molekul air.
dari beberapa milimeter, difusi akan berlangsung sangat lambat.
Bandingkan konsentrasi air dan solut dalam dua wadah di Gambar
Sebagai gambaran, diperlukan waktu beberapa bulan, atau bahkan
3-9. Wadah di Gambar 3-9a terisi penuh air murni, sehingga kon-
beberapa tahun, bagi O2 untuk berdifusi dari permukaan tubuh ke
sentrasi air 100% dan konsentrasi solut 0%. Di Gambar 3-9b, solut
sel-sel di dalam tubuh. Sistem sirkulasi memiliki jalinan pe-
telah menggantikan 10% molekul air. Konsentrasi air sekarang men-
mbuluh halus yang menyalurkan dan mengangkut bahan-bahan
jadi 90% dan konsentrasi solut 10% konsentrasi air yang lebih rendah
di setiap "blok" yang terdiri atas beberapa sel, memungkin-kan
dan konsentrasi solut yang lebih tinggi dari konsentrasi air dan solut
berlangsungnya difusi setempat dalam jarak pendek antara darah
di Gambar 3-9a. Perhatikan bahwa makin tinggi konsentrasi solut,
dan sel-sel sekitarnya.
makin rendah konsentrasi air. Kita sekarang memeriksa apa yang ter-
jadi jika air murni dipisahkan dari larutan oleh sebuah membran yang
permeabel terhadap air, tetapi tidak permeabel terhadap solut.

Selain gradien konsentrasinya, perpindahan ion juga di pengaruhi


oleh muatan listriknya. lon-ion bermuatan sejenis akan tolak-
menolak, sedangkan ion-ion berlawanan jenis akan tarik-menarik.
Jika terdapat perbedaan relatif muatan antara dua bagian ber-
sebelahan, ion bermuatan positif (kation) cenderung bergerak ke
bagian yang bermuatan lebih negatif, sementara ion bermuatan
negatif (anion) cenderung bergerak ke bagian yang bermuatan
lebih positif. Perbedaan muatan antara dua bagian bersebelahan
menghasilkan gradien listrik yang memicu pergerakan ion ke
bagian yang muatannya berlawanan. Karena sel tidak perlu me- Konsentrasi air 100% Konsentrasi air 90%
ngeluarkan energi untuk keluar masuknya ion mengikuti sebuah Konsentrasi solut 0% Konsentrasi solut 10%
gradien listrik, metode transpor membran ini bersifat pasif. Jika (a) Air murni (b) Larutan
terdapat gradien listrik antara CIS dan CES, hanya ion yang dapat
menembus membran plasma yang dapat berpindah mengikuti KETERANGAN
gradien ini.
= Molekul air = Molekul solut
Gradien listrik dan gradien konsentrasi (kimia) dapat bekerja
pada satu ion pada saat bersamaan. Efek neto gradien listrik dan Gambar 3-9 Hubungan antara konsentrasi solut dan konsentrasi air dalam sebuah
gradien konsentrasi yang bekerja simultan pada ion ini disebut gr- larutan.

   71
PERPINDAHAN AIR KETIKA ADA MEMBRAN PERMEABEL SE- Na+ dan CI- ketika berada dalam larutan, 1 mol NaCl sama dengan
LEKTIF YANG MEMISAHKAN AIR MURNI DARI LARUTAN YA- 2 osmol- 1 mol Na+ dan 1 mol atau 2 mol partikel solut. Os-
NG SOLUTNYA TIDAK DAPAT MENEMBUS MEMBRAN Se- molaritas cairan tubuh umumnya dinyatakan dalam satuan mili-
bagaimana pada Gambar 3-10, jika air murni (sisi 1) dan larutan osmol per liter (mOsm/L) (1/1000 osmol) karena solut dalam cairan
yang mengandung solut tak tembus-membran dipisahkan oleh tubuh terlalu encer sehingga kurang pas jika menggunakan satuan
sebuah membran permeabel selektif (yang dapat dilewati air, tetapi osmol. Mengingat osmolaritas bergantung pada jumlah partikel,
tidak dapat dilewati solut), air akan berpindah secara pasif bukan sifatnya, setiap campuran partikel dapat berkontribusi atas
mengikuti gradien konsentrasinya dari sisi dengan konsentrasi air osmolaritas sebuah larutan. Osmolaritas normal cairan tubuh
tinggi (konsentrasi solut rendah) menuju sisi dengan konsentrasi adalah 300 mOsm/L.
air rendah (konsentrasi solut tinggi). Difusi neto air mengikuti Dalam pembahasan osmosis sejauh ini, kita mempelajari per-
gradien konsentrasinya melalui sebuah membran permeabel pindahan air ketika air murni dipisahkan dari larutan oleh sebuah
selektif ini dikenal sebagai osmosis. Karena larutan selalu merujuk membran yang permeabel terhadap air, tetapi tidak permeabel ter-
pada konteks konsentrasi solut, air berpindah dengan cara osmosis hadap solut. Namun, di dalam tubuh, membran plasma memi-
ke tempat yang konsentrasi solutnya lebih tinggi. Meskipun ada sahkan CIS dan CES yang keduanya mengandung solut tak-tembus-
kesan bahwa solut "menarik" air, osmosis tidak lebih dari difusi air membran, sebagian dapat menembus membran, sebagian lagi tidak.
lewat membran mengikuti gradien konsentrasinya. Sekarang mari kita bandingkan hasil perpindahan air sewaktu dua
Osmosis terjadi dari sisi 1 ke 2, tetapi konsentrasi antara kedua larutan dengan osmolaritas berbeda dipisahkan oleh sebuah me-
kompartemen itu tidak akan pernah sama. Tidak peduli sebanyak mbran permeabel selektif yang memungkinkan lewatnya air dan
apa pun air yang berdifusi ke dalamnya, larutan di sisi 2 tidak akan beberapa solut saja.
menjadi air murni, begitu juga dengan air murni di sisi 1 yang ti-
PERPINDAHAN AIR DAN SOLUT KETIKA SEBUAH MEMBRAN
dak akan mendapat tambahan solut sedikit pun. Dengan de- MEMISAHKAN DUA LARUTAN DENGAN KONSENTRASI SOLUT
mikian, apakah difusi neto air (osmosis) berlanjut hingga seluruh TEMBUS MEMBRAN TIDAK SAMA Anggaplah bahwa dua larutan
air meninggalkan sisi 1? Tidak. Seiring bertambahnya volume dengan konsentrasi solut tembus-membran tidak sama (beda
larutan di sisi 2, tercipta perbedaan tekanan hidrostatik antara osmolaritasnya) dipisahkan oleh sebuah membran yang permeabel
kedua sisi, yang melawan osmosis. Tekanan hidrostatik (tekanan terhadap air ataupun solut (Gambar 3-11). Pada keadaan ini, solut
cairan) adalah tekanan yang dihasilkan oleh cairan terfiksasi, atau
berpindah seturut gradien konsentrasinya dalam arah berlawanan
diam, pada sebuah objek pada kasus ini, membran (hydro berarti
dengan arah perpindahan neto air. Perpindahan ini berlanjut hingga
cairan, static berarti "diam"). Tekanan hidrostatik yang dihasilkan
solut dan air tersebar merata di kedua sisi membran. Begitu semua
oleh cairan bervolume lebih besar di sisi 2 lebih tinggi dari tekanan
gradien konsentrasi lenyap, perpindahan neto berhenti. Volume ak-
hidrostatik yang dihasilkan di sisi 1. Perbedaan tekanan hidrostatik
hir tiap-tiap sisi ketika keseimbangan dinamik tercapai, dan tidak
ini cenderung mendorong cairan dari sisi 2 ke sisi 1.
ada lagi perpindahan neto, sama seperti kondisi awal. Molekul air
Tekanan osmotik sebuah larutan (tekanan "tarik") adalah uk-
dan solut semata-mata bertukar tempat di antara kedua sisi hingga
uran kecenderungan aliran osmotik air ke dalam larutan berisi
keduanya tersebar merata dengan kata lain, jumlah molekul air yang
solut taktembus-membran dan air karena konsentrasi relatifnya.
berpindah dari sisi 1 ke sisi 2 sama dengan jumlah molekul solut ya-
Perpindahan neto air dengan cara osmosis berlanjut hingga te-
ng berpindah dari sisi 2 kesisi 1. Dengan demikian, solut yang dapat
kanan hidrostatik yang melawannya (tekanan "dorong") men-
menembus membran plasma tidak berkontribusi atas perbedaan
gimbangi tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik sama dengan
besar tekanan hidrostatik lawannya yang diperlukan untuk benar- osmotik antara CIS dan CES serta tidak memengaruhi volume sel
benar menghentikan osmosis. Makin tinggi konsentrasi solut tak- (meskipun sebelum tercapai keseimbangan, dapat terjadi perubahan
tembus-membran → makin rendah konsentrasi air → makin besar volume sesaat akibat perbedaan laju difusi air dan solut di kedua sisi
keinginan air untuk berpindah dengan cara osmosis dari air murni membran).
ke larutan → makin besar tekanan pengimbang yang diperlukan PERPINDAHAN AIR KETIKA SEBUAH MEMBRAN MEMISAHKAN
untuk menghentikan aliran osmotik → makin besar tekanan DUA LARUTAN DENGAN KONSENTRASI SOLUT TAK TEMBUS-
osmotik larutan. Karena itu, sebuah larutan yang konsentrasi solut MEMBRAN SAMA DAN BERBEDA Jika dua larutan dengan kon-
tak-tembus membrannya tinggi menghasilkan tekanan osmotik sentrasi solut taktembus-membran sama (sama osmolaritasnya)
lebih besar dari larutan yang konsentrasi solut tak-tembus dipisahkan oleh sebuah membran yang permeabel terhadap air, te-
membrannya lebih rendah. tapi tidak permeabel terhadap solut, tidak terdapat perbedaan
Tekanan osmotik merupakan ukuran tak-langsung konsentrasi konsentrasi dan konsekuensinya tidak terjadi perpindahan neto air
solut, dinyatakan dalam satuan tekanan. Ukuran lebih langsung melintasi membran. Karena membran impermeabel terhadap solut,
yang menunjukkan konsentrasi solut adalah osmolaritas larutan, tentu saja solut tidak akan berpindah dan tidak tercipta gradien
yaitu konsentrasi solut total yang ditentukan dari jumlah partikel konsentrasi. Hal ini merupakan keadaan lazim pada cairan tubuh.
(molekul atau ion). Osmolaritas dinyatakan dalam satuan osmol per Sel-sel tubuh umumnya tidak mengalami penambahan (mem-
liter (atau Osm/L), jumlah mol partikel solut dalam 1 liter larutan bengkak) ataupun pengurangan (menyusut) neto volume karena di
(lihat h. 48). Karena glukosa tetap dalam bentuk molekul utuh CES, konsentrasi solut taktembus-membran biasanya dikendalikan
ketika berada dalam larutan, 1 mol glukosa sama dengan 1 osmol dengan ketat (terutama oleh ginjal); karena itu, osmolaritas CES
dengan kata lain, 1 mol partikel solut. Berbeda dengan glukosa, sama dengan osmolaritas CIS. Osmolaritas CIS normalnya 300
karena sebuah molekul NaCl terdisosiasi (terpisah) menjadi 2 ion mOsm/L, dan semua solut di dalam sel dianggap tidak dapat me-
nembus membran.

   BAB 3
Membran (permeabel terhadap H2O, Membran (permeabel terhadap H2O maupun solut)
tetapi tidak permeabel terhadap solut)
Sisi 1 Sisi 2
Sisi 1 Sisi 2

H2O H2O
Osmosis

Solut Solut

Konsentrasi H2O lebih tinggi, Konsentrasi H2O lebih rendah,


konsentrasi solut lebih rendah konsentrasi solut lebih tinggi
Air murni Konsentrasi H2O lebih rendah,
konsentrasi solut lebih tinggi
H2O berpindah dari sisi 1 ke sisi 2
H2O berpindah dari sisi 1 ke sisi 2 mengikuti mengikuti gradien konsentrasinya
gradien konsentrasinya = osmosis
Solut berpindah dari sisi 2 ke sisi 1
Solut tidak mampu berpindah dari sisi 2 ke mengikuti gradien konsentrasinya
sisi 1 mengikuti gradien konsentrasinya

Sisi 1 Sisi 2
Sisi1 Sisi 2
Perbedaan
tekanan Batas larutan
hidrostatik mula-mula
(tekanan cairan
Osmosis

tekanan
hidrostatik
• Konsentrasi air sama
• Konsentrasi solut sama
• Konsentrasi air tidak sama
• Tidak terjadi difusi neto lebih lanjut
• Konsentrasi solut tidak sama
• Tercipta keseimbangan dinamik
• Kecenderungan air berdifusi melalui osmosis ke sisi 2
• Tidak ada perubahan volume di kedua sisi
diimbangi oleh kecenderungan perbedaan tekanan
hidrostatik lawannya yang mendorong air ke sisi 1
• Osmosis berhenti; keseimbangan dinamik KETERANGAN
tercipta
= Molekul air = Molekul solut tembus-membran
KETERANGAN

=Molekul air = Solut taktembus-membran Gambar 3-11 Perpindahan air dan solut tembus-membran yang tersebar tidak
merata di kedua sisi membran.

Gambar 3-10 Osmosis ketika air murni dipisahkan dari larutan


yang mengandung solut tak-tembus membran. di sisi 2 menurunkan konsentrasi solut di sisi tersebut. Apabila me-
mbran bersangkutan bebas berpindah sedemikian rupa sehingga sisi 2
Sekarang anggaplah dua larutan dengan konsentrasi solut yang dapat mengembang tanpa terbentuk tekanan hidrostatik yang me-
tidak menembus membran tidak sama (beda osmolaritasnya) di- lawannya, pada akhirnya konsentrasi air dan solut di kedua sisi me-
pisahkan oleh sebuah membran yang permeabel terhadap air, te- mbran menjadi sama dan difusi neto air berhenti. Kondisi ini mirip
tapi tidak permeabel terhadap solut (Gambar 3-12). Perpindahan dengan apa yang terjadi di kedua sisi membran dalam tubuh. Dalam
osmotik air melintasi membran terjadi akibat perbedaan tekanan rentang-sempit perubahan osmolaritas CES yang terjadi secara fisio-
osmotik kedua larutan. Mula-mula, gradien konsentrasi sama logis, jika air berpindah dengan cara osmosis ke dalam sel, membran
persis dengan gradien konsentrasi pada Gambar 3-11. Difusi neto plasma sel umumnya menyesuaikan diri dengan pertumbahan vo-
air berlangsung dari sisi 1 ke sisi 2, tetapi solut tidak dapat ber- lume sel tanpa perubahan bermakna tekanan hidrostatik di dalam sel.
pindah mengikuti gradien konsentrasinya. Karena yang berpindah Sama seperti itu, pada keadaan sebaliknya, jika air berpindah dengan
hanya air, volume sisi 2 bertambah, sementara volume sisi 1 ber- cara osmosis keluar dari sel, kompartemen CES mengembang tanpa
kurang dalam jumlah yang sama. Berkurangnya air dari sisi 1 me- disertai perubahan tekanan hidrostatik. Jadi, osmosis merupakan
ningkatkan konsentrasi solut di sisi di lain pihak bertambahnya air gaya utama yang bertanggung jawab atas perpindahan neto air ke da-

   73
Membran (permeabel terhadap H2O,
utan tidak memiliki satuan dan mencerminkan konsentrasi solut
tetapi tidak pemeabel terhadap solut) taktembus-membran dalam larutan tersebut relatif terhadap kon-
sentrasi solut sejenis dalam sel. (Di lain pihak, osmolaritas sebuah
larutan adalah ukuran konsentrasi total solut yang dapat atau pun
Sisi 1 Sisi 2 tidak dapat menembus membran, dinyatakan dalam satuan osmol
perliter.) Cara termudah untuk mendemonstrasikan fenomena ini
adalah dengan memasukkan sel darah merah ke se-jumlah larutan
H2O
dengan konsentrasi solut beragam (Gambar 3-13).
Osmosis
Normalnya, plasma tempat sel darah merah memiliki aktivitas
Solut osmotik yang sama dengan cairan dalam sel, sehingga volume sel
dipertahankan tetap. Larutan isotonik (iso berarti "setara")
Konsentrasi H2O lebih tinggi, Konsentrasi H2O lebih rendah,
memiliki konsentrasi salut tak tembus membran sama dengan
konsentrasi solut lebih rendah konsentrasi solut lebih tinggi konsentrasi sel-sel normal tubuh. Ketika sel "trendam" dalam se-
buah larutan isotonik, tidak ada air yang keluar masuk sel dengan
H2O berpindah dari sisi 1 ke sisi cara osmosis, sehingga volume sel tetap. Atas alasan ini, CES
mengikuti gradien konsentrasinya lazimnya dipertahankan isotonik sehingga tidak terjadi difusi neto
air keluar masuk sel-sel tubuh.
Solut tidak mampu berpindah dari
sisi 2 ke sisi 1 mengikuti gradien Jika sel darah merah dimasukkan ke sebuah larutan encer atau
Lokasi baru konsentrasinya hipotonik (hypo berarti "di bawah"), larutan dengan konsentrasi
membran
Lokasi membran mula-mula solut taktembus-membran di bawah norma(dan, konsekuensinya,
konsentrasi air lebih tinggi), air akan masuk ke sel dengan cara
Sisi 1 Sisi 2 osmosis. Pertambahan neto air ke dalam sel menyebabkan sel
membengkak, dapat jadi hingga pecah atau melisis. Sebaliknya,
jika sel darah merah dimasukkan ke larutan pekat atau hipertonik
(hyper berarti "di atas"), larutan dengan konsentrasi solut yang
tidak dapat menembus di atas normal (dan, konsekuensinya,
konsentrasi air lebih rendah), sel alam menciut karena kehilangan
air lewat osmosis. Ketika volume sel darah merah menyusut, luas
permukaannya tidak serta merta berkurang, sehingga bentuknya
• Konsentrasi air sama
• Konsentrasi solut sama
mirip landak atau bertonjol-tonjol (Gambar 3-13c). Karena vo-
• Osmosis berhenti; keseimbangan dinamik tercipta
lume sel berubah sewaktu sel dikelilingi cairan yang tidak isotonik,
• Volume sisi 1 berkurang dan volume sisi 2 bertambah konsentrasi solut taktembus-membran di CES harus cepat di-
kembalikan ke nilai normalnya seandainya CES menjadi hipo-
KETERANGAN
tonik (misalnya, karena terlalu banyak minum) atau hiper-tonik
(misalnya, kehilangan terlalu banyak air akibat diare berat) (Lihat
= Air molekul = Molekul solut taktembus-membran h. 587-590 untuk perincian lebih lanjut mengenai mekanisme
homeostatik penting yang mempertahankan konsentrasi normal
Gambar 3-12 Osmosis ketika ada solut taktembus-membran yang terdistribusi solut taktembus-membran di CES). Dengan alasan yang sama,
tidak merata
cairan yang diinjeksikan secara intravena harus isotonik untuk
mencegah perpindahan air yang tidak diinginkan ke dalam atau ke
lam dan ke luar sel, tanpa perlu memandang tekanan hidrostatik.
luar sel. Sebagai contoh, salin isotonik (larutan NaCl 0,9%)
Pada akhirnya, begitu osmosis berhenti, terjadi pertambahan volume
digunakan sebagai media untuk memberikan obat secara
di sisi yang semula mengandung solut dengan konsentrasi lebih
intravena atau untuk mengembangkan volume plasma tanpa me-
tinggi dan pengurangan volume di sisi yang mengandung solut
mengaruhi sel. (Kadang-kadang, cairan hipotonik atau hipertonik
dengan konsentrasi lebih rendah. Dengan demikian, perpindahan os-
diinjeksikan sebagai bagian terapi untuk mengoreksi ketidak
motik air melintasi membran plasma selalu menghasilkan perubahan
seimbangan osmotik.)
volume sel, dan sel khususnya sel otak tidak dapat berfungsi dengan
baik ketika membengkak atau menyusut.

Periksa Pemahaman Anda 3.4

1. Sebutkan cara-cara transpor membran tanpa bantuan.


2. Buat perbandingan antara tekanan osmotik dan tekanan hidrostatik.
3. Gambarkan volume relatif sebuah sel yang di kelilingi oleh larutan
Tonisitas sebuah larutan adalah efek yang ditimbulkan oleh larutan (a) isotonik, (b) hipotonik, dan (c) hipertobik
pada volume sel baik ukuran sel tetap, membengkak, atau pun
menciut ketika larutan tersebut mengelilingi sel. Tonisitas sebuah lar-

   BAB 3
mekanisme untuk, jika perlu, memasukkan atau
mengeluarkan molekul-molekul ini. Sebagai con-
toh, sel harus menggiring nutrien esensial ke
dalam sel, misalnya glukosa untuk energi dan
Volume sel normal asam amino untuk sintesis protein, dan me-
Cairan intrasel: 300 mOsm/L
solut taktembus-membran mbawa keluar sampah metabolik dan produk
sekretorik, misalnya hormon protein larut air.
Selain itu, perpindahan ion tidak selalu terjadi
melalui difusi pasif saja. Beberapa ion bergerak
melintasi membran secara pasif dalam arah ter-
tentu dan bergerak aktif dalam arah lainnya. Sel
menggunakan dua mekanisme berbeda dalam
melaksanakan proses transpor selektif ini: tran-
H2O H2O spor diperantarai-pembawa (carrier-mediated tr-
ansport), untuk memindahkan bahan-bahan
larut-air berukuran kecil hingga sedang melintasi
membran, dan transpor vesikular untuk memin-
dahkan molekul besar dan partikel multimolek-
ular dari CES ke CIS, atau sebaliknya. Kita akan
300 mOsm/L 200 mOsm/L 400 mOsm/L mengulas masing-masing metode transpor me-
solut taktembus-membran solut taktembus-membran solut taktembus-membran mbran dengan bantuan ini.

M. Sheetz, R. Painter, & S. Singer.


Journal of Cell Biology, 70:493,
1976. By permission of Rockefeller
Sebuah protein pembawa terentang di seluruh

University Press.
ketebalan membran plasma dan dapat berubah
bentuk sehingga tempat-tempat pengikatan spe-
sifik di dalam protein itu terpajan silih berganti
Tidak terjadi perpindahan Air berdifusi ke dalam Air berdifusi ke luar ke CES dan CIS. Gambar 3-14 memperlihatkan
neto air; volume sel tidak sel; sel membengkak sel; sel menyusut. bagaimana transpor diperantarai pembawa ini
berubah.
ini bekerja. Pertama-tama, protein pembawa me-
(a) Kondisi isotonik (b) Kondisi hipotonik (c) Kondisi hipertonik
mbuka ke CES (langkah 1 ) Molekul yang akan
diangkut lalu melekat ke tempat pengikatannya di
Gambar 3-13 Tonisitas dan perpindahan air dengan cara osmosis.
salah satu sisi membran pada kasus ini, di sisi CES
(langkah 2 ) protein pembawa kemudian berubah
bentuk sedemikian rupa sehingga tempat pengikatan tersebut
sekarang terpajan ke isi lain membran (langkah 3 ) Setelah berpindah
dengan cara ini dari satu sisi membran ke sisi lainnya, molekul yang
terikat tadi terlepas dari protein pembawa (langkah 4 ). selanjutnya
Semua jenis transpor yang sejauh ini telah kita bahas difusi protein pembawa berubah ke bentuk semula (kembali langkah 1 ).
mengikuti gradien konsentrasi, perpindahan seturut gradien Baik kanal maupun protein pembawa sama-sama berupa protein
listrik, dan osmosis menghasilkan perpindahan neto solut yang yang terentang di membran plasma dan berfungsi sebagai lintasan
mampu menembus membran plasma berkat kelarutannya dalam selektif bagi bahan-bahan larut air sewaktu bergerak menembus
lipid (semua molekul nonpolar) atau kemampuannya melewati membran, tetapi ada beberapa perbedaan penting antara keduanya:
kanal (ion-ion tertentu dan air). Molekul polar yang sulit larut (1) Hanya ion yang muat di dalam kanal yang memang sempit,
dalam lipid dan ukurannya lebih besar dari ukuran kanal, misalnya sementara molekul polar kecil, seperti glukosa dan asam amino,
protein, glukosa, dan asam arnino, tidak dapat menembus sendiri diangkut melintasi membran oleh protein pembawa. (2) Kanal dapat
membran plasma dengan gaya apa pun yang bekerja pada molekul terbuka atau tertutup, tetapi protein pembawa selalu " terbuka dalam
bersangkutan. Impermeabilitas ini menjamin protein-protein polar segala situasi" (walaupun jumlah dan jenis protein pembawa di
intrasel yang besar tetap berada di dalam sel tempatnya berasal dan membran plasma dapat di atur). (3) pergerakan melalui kanal jauh
menjalankan fungsi kelangsungan hidup sel misalnya, berperan lebih cepat ketimbang transpor di perantarai pembawa. Ketika
sebagai enzim metabolik. terbuka untuk lalu telintas,kanal terbuka di kedua sisi membran
Namun, karena molekul yang sulit larut dalam lipid ini tidak secara bersamaan, memungkinkan ion-ion terus berpindah dengan
dapat menembus sendiri membran plasma, sel harus menciptakan cepat dari CES ke CIS, atau sebaliknya, melalui lintasan non-stop ini.

  75
1 Protein pembawa berubah
benluk sedemikian rupa sehingga
tempat pengikatan solut terpajan
ke sisi yang konsentrasinya lebih
tinggi.
Gradien
CES Molekul solut yang konsentrasi
akan diangkut Protein
pembawa (Tinggi)

Membran Tempat pengikatan


plasma
(Rendah)

CIS
Arah
transpor
4 Solut yang di angkut
dibebaskan dan protein
pembawa kembali ke bentuk 2 MoIekul solut terikat
semula sebagimana pada pada protein pembawa.
langkah 1.

3 Protein pembawa berubah bentuk


sedemikian rupa sehingga tempat pen-
gikatan terpajan ke sisi yang konsen-
trasinya lebih rendah.

Gambar 3-14 Difusi Terfasilitasi, bentuk pasif transpor diperantarai-pembawa.

Di lain pihak, protein pembawa tidak pernah terpajan ke CES dan CIS esensial ini ke darah. Ketika protein pembawa ini tidak berfungsai dengan
secara bersamaan. Protein pembawa harus berubah bentuk untuk semestinya, banyak sistem tetap berada di dalam urine, sehingga sistem
menjemput molekul penumpang di salah satu sisi dan menurun- relatif tidak larut dan cenderung mengendap. Keadaan ini merupakan
kannya di sisi yang lain. proses yang banyak memakan waktu. Jika ssalah satu penyebab batu saluran kemih.
sebuah protein pembawa mampu membawa hingga 5000 partikel 2. Saturasi. Tempat pengikatan untuk bahan spesifik di sebuah membran
melintasi membran per detiknya,sebanyak 5 juta ion dapat melewati plasma berjumlah terbatas. Karena itu, jumlah bahan yang dapat diangkut
sebuah kanal yang terbuka dalam 1 detik. melintasi membran dalam satu waktu juga terbatas. Batas ini dikenal
Sistem transpor di perantarai pembawa ini memperlihatkan tiga sebagai maksimum transpor (Tm). Sebelum Tm tercapai, jumlah tempat
karakteristik penting yang menentukan jenis dan jumlah bahan yang pengikatan di protein pembawa yang ditempati sebuah bahan dan,
dapat di pindahkan melintasi membran : spesifisitas, saturasi, dan konsekuensinya, laju transpor bahan tersebut melintasi membran
kompetisi. berbanding lurus dengan konsentrasi bahan bersangkutan. Semakin
1. Spesifitas. satu protein pembawa spesifik untuk satu bahan banyak bahan yang tersedia untuk transpor, semakin banyak bahan yang
atau, paling banyak, beberapa senyawa kimia yang berhubungan erat terangkut. Begitu Tm tercapai, protein pembawa menjadi jenuh (semua
Sebagai contoh,asam amino tidak dapat berikatan dengan protein tempat pengikatannya telah terisi) dan laju transpor bahan melintasi
pembawa glukosa, tetapi beberapa asam amino serupa boleh jadi membran sudah maksimal. Kalaupun konsentrasi bahan terus meningkat,
menggunakan protein pembawa yang sama. Jenis protein pembawa laju transpor tidak akan bertambah lagi (Gambar 3-15).
yang di miliki oleh sel bervariasi sehingga di antara sel-sel terdapat Sebagai analogi, bayangkan sebuah kapal feri yang dapat membawa
selektivitas transpor. Sejumlah penyakit bawaan berkaitan dengan de- maksimal I00 orang menyeberangi sebuah sungai dalam satu perjalanan
fek pada sistem transpor bahan tertentu. Sisteinuria selama satu jam . Jika 25 penumpang siap berangkat, mereka akan terang-
(adanya sistem dalam urine) adalah penyakit yang di- kut dalam satu jam tersebut. Jika jumlah penumpang yang siap berangkat
sebabakan oleh defek pada protein pembawa sistem di- berlipat ganda menjadi 50 orang, laju transpor meningkat menjadi 50
membran ginjal. Sistem transpor ini normalnya membersihkan sistem orang per jam. Hubungan berbanding lurus antara jumlah orang yang siap
dari cairan yang akan menjadi urine dan mengembalikan asam amino berangkat (konsentrasi) dan laju transpor akan tetap ada hingga kapal

   BAB 3
feri tersebut penuh muatan. Tm tercapai). Pada titik ini, Difusi sederhana mengikuti
gradien konsentrasi
sekalipun terdapat 150 orang yang siap berangkat, hanya
100 orang yang akan terangkut per- jamnya.
Saturasi pembawa merupakan faktor penting penahan
laju transpor bahan-bahan tertentu melintasi membran

Laju transpor morekul ke dalam se


ginjal selama pembentukan urine dan melewati membran
usus sewaktu penyerapan makanan yang telah tercerna.
Selain itu, laju transpor diperantarai-pembawa kadang- Transpor diperantarai-pembawa
kadang dapat diatur dengan mengubah-ubah afinitas (daya Tm mengikuti gradien konsentrasi
tarik) tempat pengikatan terhadap penumpangnya atau (difusi terfasilitasi
dengan mengubah ubah jumlah tempat pengikatan. Se-
bagai contoh, hormon insulin memperbesar laju transpor
(diperantarai-pembawa) glukosa ke dalam sebagian besar
sel tubuh dengan memicu peningkatan jumlah protein pe-
mbawa glukosa di membran plasma sel. Terganggunya
kerja insulin (diabetes melitus) akan benar-benar me- Rendah Tinggi
nurunkan kemampuan tubuh menyerap dan menggunakan Konsentrasi molekul yang diangkut di CES
glukosa sebagai sumber energi utama.
3. Kompetisi. Beberapa senyawa yang berhubungan erat Gambar 3-15 Perbandingan antara transpor diperantarai-pembawa dan difusi sederhana
mengikuti gradien konsentrasi. Lewat difusi sederhana mengikuti gradien konsentrasinya, laju
boleh jadi bersaing mendapatkan tumpangan di protein transpor sebuah molekul ke dalam sel berbanding lurus dengan konsentrasi molekul tersebut di
pembawa yang sama untuk melintasi membran. Jika satu CES. Melalui transpor diperantarai-pembawa seturut gradien konsentrasi, laju transpor sebuah
molekul ke dalam sel berbanding lurus dengan konsentrasi molekul tersebut di CES hingga
tempat pengikatan dapat ditempati oleh lebih dari satu protein pembawa menjadi jenuh, ketika laju transpor mencapai maksimum transpor (Tm). Setelah
jenis molekul, laju transpor masing-masing bahan akan Tm, tercapai, laju transpor tidak lagi dapat bertambah sekalipun konsentrasi molekul di CES
meningkat.
lebih kecil ketika ada dua atau lebih molekul ketimbang
jika molekul tersebut diangkut sendiri-sendiri. Sebagai
ilustrasi, anggaplah sebuah feri memiliki 100 tempat duduk Situasi yang analog dengan kondisi ini adalah sebuah mobil yang berada
(tempat pengikatan) yang dapat diisi oleh pria ataupun di bukit. Untuk memindahkan mobil menuruni bukit, energi tidak
wanita. Jika hanya pria yang siap berangkat, maksimal 100 dibutuhkan karena mobil akan meluncur dengan sendirinya dari atas ke
pria dapat diangkut dalam sekali jalan, begitu juga jika bawah. Namun, mengendarai mobil itu menaiki bukit jelas memerlukan
hanya wanita yang siap berangkat. Namun, jika ada pria energi (hasil pembakaran bensin).
dan wanita yang siap berangkat, keduanya akan bersaing
Contoh paling jelas untuk menggambarkan difusi terfasi-litasi adalah
memperebutkan kursi yang tersedia. Dari semua pria dan
transpor glukosa ke dalam sel. Konsentrasi glukosa dalam darah lebih
wanita yang siap berangkat, boleh jadi lima puluh pria dan
tinggi dari pada di jaringan. Pasokan segar nutrien ini secara rutin ditam-
lima puluh wanita yang dapat ikut dalam perjalanan
bahkan ke dalam darah sewaktu makan dan dengan memakai simpanan
karena jumlah total orang yang dapat diangkut tetap sama,
energi cadangan di tubuh. Secara bersamaan, sel-sel memetabolisme
100 orang. Dengan kata lain, jika sebuah protein pembawa
glukosa hampir sama cepatnya dengan laju masuknya glukosa dari darah
mampu mengangkut dua bahan yang berhubungan erat,
ke sel. Akibatnya, selalu terdapat gradien untuk difusi neto glukosa ke
misalnya asam amino glisin dan alanin, keberadaan kedua
dalam sel. Namun, glukosa tidak dapat menembus sendiri membran
bahan tersebut pada protein pembawa tersebut akan
plasma karena tidak larut dalam lipid dan ukurannya lebih besar dari
menurunkan laju pemindahan masing-masing bahan.
ukuran kanal. Tanpa molekul pembawa glukosa (disebut pengangkut
glukosa, atau glucose transporter [GLUT]; lihat h. 746) yang mem-
Difusi terfasilitasi adalah bentuk pasif fasilitasi transpor glukosa menembus membran, sel akan kekurangan
transpor di perantarai-pembawa. glukosa, sumber utama bahan bakar sel (Fitur dalam kotak di h. 78,
Terdapat dua bentuk transpor diperantarai-pembawa, ber- Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga, memaparkan pengaruh
gantung pada perlu tidaknya energi untuk merampungkan olahraga pada protein pembawa glukosa di sel otot rangka).
proses: difusi terfasilitasi (tidak membutuhkan energi) dan Tempat pengikatan di protein pembawa yang memerantarai difusi
transpor aktif (membutuhkan energi). Difusi terfasilitasi terfasilitasi mampu mengikat molekul penumpangnya jika terpajan ke ke-
menggunakan protein pembawa untuk memfasilitasi dua sisi membran. Karena ada energi termal, protein pembawa secara
(membantu) pemindahan bahan tertentu "menuruni bukit" spontan berubah bentuk, memaj ankan tempat-tempat pengikatannya
melewati membran dari konsentrasi tinggi ke rendah. silih berganti ke CES atau CIS. Setelah menjemput penumpang di salah
Proses ini bersifat pasif dan tidak memerlukan energi ka- satu sisi, sewaktu berubah bentuk, protein pembawa menurunkan pe-
rena perpindahan terjadi secara alami mengikuti gradien numpangnya di sisi membran berlawanan. Karena penumpang cenderung
konsentrasi. Namun, transpor aktif membutuhkan protein berikatan dengan protein pembawa di sisi yang konsentrasinya tinggi,
pembawa guna mengeluarkan energi sewaktu me- bukan di sisi yang konsentrasinya rendah, perpindahan neto selalu ber-
mindahkan penumpang-nya "menaiki bukti" melawan gra- langsung mengikuti gradien konsentrasi, dari konsentrasi tinggi ke rendah
dien konsentrasi, dari konsentrasi rendah ke tinggi. Situasi (lihatGambar 3-14).

   77
• Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga
Otot yang Sedang Beraktivitas "Suka
yang Manis-Manis"

S EL MENGAMBIL GLUKOSA DARI darah dengan difusi terfasilitasi ng berikatan secara spesifik dengan insulin. Adaptasi ini menyebabkan
yang di perantarai protein pembawa glukasa di membran plasma. peningkatan sensitivitas insulin dengan kata lain, sel lebih responsif dari
Sel menjaga pangkalan intraseluler protein pembawa ini, yang da- biasanya terhadap kadar tertentu insulin darah.
pat disisipkan ke membran plasma ketika kebutuhan amailan glukisa me- Karena insulin memacu difusi terfasilitasi glukosa ke dalam sebagian
ningkat. Pada banyak sel, termasuk sel otot dalam keadaan istirahat, besar sel, peningkatan sensitivitas insulin imbas olahraga merupakan salah
ambilan glukosa bergantung pada hirmin insulin, yang memicu penyisipan satu faktor yang menjadikan olahraga bermanfaat sebagai terapi untuk
protein pembawa glukosa di memaran plasma sel bergantung insulin. mengendalikan diabetes melitus. Pada penyakit ini, masuknya glukosa ke
Selarna olahraga, sel otot menggunakan lebih banyak glukosa dan sebagian besar sel terganggu akibat kerja insulin yang tidak adekuat (lihat
bahan bakar nutrien lain dibanding biasanya sebagai sumber energi bagi Bab 19). Kadar glukosa plasma naik karena glukosa tetap berada dalam
aktivitas kontraktilnya yang meningkat. Laju transpor glukosa ke dalam otot plasma, bukannya diangkut ke dalam sel, Pada diabetes tipe 1, insulin yang
yang sedang beraktivitas dapat meningkat lebih dari 10 kali lipat selama diproduksi terlalu sedikit untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan ambilan
aktivitas fisik sedang atau berat. Namun, insulin tidak bertanggung jawab glukosa. Olahraga aerobik rutin akan mengurangi jumlah insulin yang harus
atas peningkatan transpor glukosa menuju otot yang tengah beraktivitas disuntikkan untuk memicu ambilan glukosa dan menurunkan kadar glukosa
karena kadar insulin darah malah menurun selama olahraga. Para peneliti darah hingga batas normal. Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi, tetapi
mengungkap bahwa sel otot, bukan insulin, menyisipkan lebih banyak kepekaan sel sasaran insulin terhadap keberadaan hormon ini menurun.
protein pembawa glukosa di membran plasmanya sebagai respons Dengan meningkatkan kepekaan sel terhadap keberadaan insulin, olahraga
langsung terhadap olahraga. aerobik rutin dapat membantu menggerakkan glukosa masuk ke sel,
Olahraga memengaruhi transpor glukosa ke dalam sel dengan cara tempat glukosa di gunakan untuk menghasilkan energi, bukannya tetap
yang lain lagi. Olahraga aerobik rutin (lihat h. 43) terbukti meningkatkan berada di plasma, tempat glukosa berpotensi menimbulkan dampak
baik afinitas (derajat tarikan) maupun jumlah reseptor membran plasma ya- merugikan bagi tubuh.

Sebagaimana karakteristik semua jenis transpor yang diperantarai, (selalu berupa ion) di protein pembawa silih berganti di kedua sisi
laju difusi terfasilitasi dibatasi oleh saturasi tempat pengikatan di membran yang berlawanan; afinitas tempat pengikatan ion pe-
protein pembawa tidak seperti laju difusi sederhana, yang selalu numpangnya menjadi berbeda ketika tempat pengikata itu terbuka ke
berbanding lurus dengan gradien konsentrasi (lihat Gambar 3-15). sisi CIS, ketimbang jika terbuka ke sisi CES. Tempat pengikatan
memiliki afinitas yang lebih tinggi untuk ion di sisi yang kon-
sentrasinya rendah, tempat ion tersebut dijemput, dan afinitas yang
lebih rendah di sisi yang konsentrasinya tinggi, tempat ion
bersangkutan diturunkan. Dengan cara ini, ion yang diangkut
bergerak menaiki bukit" dari tempat berkonsentrasi rendah ke tempat
Transpor aktif juga menggunakan protein pembawa untuk yang konsentrasinya lebih tinggi. Mekanisme transpor aktif ini sering
memindahkan bahan-bahan spesifik melintasi membran. Namun, disebut "pompa", analog dengan pompa air yang membutuhkan
pada kasus ini, protein pembawa mengangkut bahan "menaiki energi untuk menarik air melawan gravitasi. Di lain pihak, pada
bukit" melawan gradien konsentrasinya. Terdapat dua bentuk difusi terfasilitasi, afinitas tempat pengikatan sama ketika terpajan ke
transpor aktif. Pada transpor aktif primer, energi dibutuhkan dalam ataupun ke luar sel dan ion yang diangkut bergerak "menuruni
secara langsung untuk memindahkan bahan melawan gradien bukit" dari konsentrasi tinggi ke rendah.
konsentrasinya; protein pembawa ini memecah ATP guna Semua protein pembawa transpor aktif primer bekerja sebagai
menggerakkan proses transpor. Pada transpor aktif sekunder, enzim yang memiliki aktivitas ATPase, yang berarti bahwa ATPase
energi diperlukan dalam keseluruhan proses, tetapi tidak memutus fosfat terminal dari molekul ATP guna menghasilkan
digunakan secara langsung untuk pemindahan bahan "menaiki adenosin difosfat (ADP) dan fosfat in-organik (Pi) ditambah energi
bukit." Dengan kata lain, protein pembawa tidak memecah ATP; bebas (h. 36) . (Jangan keliru antara ATPase, yang memecah ATP, dan
protein pembawa malah memindahkan molekul "menaiki bukit" ATP sintase, yang menyintesis ATP). Mari kita lihat bagaimana ATP
menggunakan energi "bekas pakai" yang tersimpan dalam bentuk digunakan oleh protein pembawa transpor aktif primer untuk
gradien konsentrasi ion (paling sering gradien Na+). Gradien ion memindahkan ion yang diangkut melawan gradien konsentrasinya,
ini tercipta melalui transpor aktif primer ion oleh protein pembawa dengan memperhitungkan salah satu pompa terpenting, pompa Na+-
yang lain. Mari kita lihat prosesnya dengan lebih terperinci. K+ ATPase (disingkat pompa Na+-K+) yang terdapat di membran
plasma semua sel. Protein pembawa ini mengangkut Na+ ke luar sel,
TRANSPOR AKTIF PRIMER Pada transpor aktif primer, energi mengonsentrasikannya di CES, dan mengambil K+ dari luar sel,
dalam bentuk ATP dibutuhkan oleh protein pembawa untuk mengumpulkannya di CIS. Pompa Na+-K+ memiliki tiga tempat
berubah bentuk dan memajankan tempat pengikatan penumpang pengikatan Na+ dan dua tempat pengikatan K+. Ketika terpajan ke

hapter
bagian dalam sel, pompa ini memiliki afinitas tinggi terhadap Na+ dan, konsekuensinya, fosforilasi protein pembawa (yaitu pengikatan
dan afinitas rendah terhadap K+ (Gambar 3-16, langkah 1 ). Ter- fosfat inorganik hasil pemecahan ATP) di sisi dalam sel (langkah 2 ).
ikatnya tiga Na+ ke tempat pengikatan berafinitas tinggi terhadap Fosforilasi ini menyebabkan protein pembawa berubah bentuk,
Na+ pada protein pembawa di sisi CIS (yang konsentrasi Na+-nya memajankan Na+ yang terikat ke luar sel. Perubahan bentuk protein
rendah) mengaktifkan pompa ATPase, memicu pemecahan ATP pembawa mengurangi afinitas tempat pengikatan Na+ sehingga ion

1 Pompa memiliki 3 tempat pengikatan


afinitas-tinggi terhadap Na+ dan 2 tempat
pengikatan afinitas-rendah terhadap K+
ketika terpajan ke CIS.
Gradien CES
konsentrasi
Tinggi Na+ Rendah K+ Pompa Na+–K+
Na+
Tempat pengikatan
afinitas-tinggi
Membran terhadap Na+
plasma Tempat
pengikatan
afinitas-rendah Gradien
terhadap K+ konsentrasi K+
Rendah Na+ Tinggi K+
3 Na +
CIS
6 Dua K+ dilepaskan ke CIS
Arah transpor 2 Ketika 3 Na+ dari CIS
(yang konsentrasi K+-nya
K+ (yang konsentrasi Na+ nya
tinggi) begitu afinitas tempat
rendah) terikat ke pompa,
pengikatan K+ menurun drastis
ATP dipecah menjadi
seiring perubahan bentuk
ADP pius fosfat; gugus
pompa. Pada saat bersamaan,
fosfat terikat ke pompa.
afinitas tempat pengikatan Na+
meningkat ekstrem, sehingga P
proses kembali ke langkah 1. ATP ADP
2 K+

5 Ketika 2K+ dari CES (yang 3 Na+ Tempat pengikatan afinitas


konsentrasi K+-nya rendah) rendah terhadap Na+
terikat ke pompa, gugus Tempat pengikatan
fosfat dilepaskan. Defosforila- afinitas tinggi terhadap K+
si menyebabkan kembali ke
bentuk semula. 3 Fosforilasi menyebabkan
Arah pompa berubah bentuk
P sedemikian rupa sehingga
transpor Na+ tempat pengikatan Na+
P
terpajan ke sisi membran
2 K+ yang berlawanan dan 3 Na+
dilepaskan ke CES (yang
konsentrasi Na+-nya tinggi)
begitu afinitas tempat
pengikatan Na+ menurun drastis.

4 Perubahan bentuk juga


menyebabkan terpajannya
tempat pengikatan K+ pada
pompa ke CES dan sangat
meningkatkan afinitasnya.

Gambar 3-16 Pompa Na+-K+. Membran plasma semua sel mengandung pembawa transpor-aktif, pompa Na+-K+ yang menggunakan energi dari siklus fosforilasi-defosforilasi
pembawa untuk secara bertahap mengangkut Na+ ke luar sel dan ke dalam sel melawan gradien konsentrasi ion-ion tersebut. Pompa ini mengeluarkan tiga Na+ dan memasukkan
dua K+ untuk setiap ATP yang dipecah.

   79
ini terlepas ke tempat yang konsentrasi Na+-nya tinggi di CES han Na+ ke dalam sel seturut gradien konsentrasinya (dilakukan
(langkah 3 ). Secara bersamaan, perubahan bentuk tersebut oleh pompa Na+-K+ pemecah ATP) justru memicu pemindahan
meningkatkan afinitas protein pembawa terhadap K+ di sisi CES solut lain melawan gradien konsentrasinya oleh pembawa transpor-
(tempat yang konsentrasi K+-nya rendah) (langkah 4 ). Pengikatan aktif sekunder. Hal ini efisien karena Na+ bagaimana pun harus
dua K+ mencetuskan defosforilasi protein pembawa (yaitu pelepasan dipompa keluar guna mempertahankan integritas osmotik dan
fosfat inorganik dari protein pembawa), memicu perubahan integritas listrik sel.
bentukprotein pembawa untukkedua kalinya, mengembalikan bentuk Pada transpor aktif sekunder, pemindahan solut melintasi me-
protein pembawa seperti semula, dan memajankan K+ yang terikat ke mbran selalu berlangsung bersamaan dengan pemindahan ion yang
dalam sel (langkah 5 ). Di sisi ini, afinitas tempat pengikatan K+ menghasilkan gaya penggerak. Kita memakai Na+ sebagai contoh
menurun drastis, sehingga K+ terlepas ke tempat yang konsentrasi K+- utamanya. Pembawa transpor-aktif sekunder memiliki dua tempat
nya tinggi di CIS (langkah 6 ). Pada saat bersamaan, afinitas tempat pengikatan: satu untuk solut yang akan diangkut, satu lagi untuk N+ .
pengikatan Na+ meningkat tajam begitu sekali lagi terpajan ke dalam Transpor aktif sekunder berlangsung melalui dua mekanisme
sel, sehingga pompa siap mengulangi siklus (kembali ke langkah 1 ). simport dan antiport-bergantung pada ke arah mana solut diangkut
Jadi, pompa Na+-K+ memindahkan tiga Na+ ke luar sel untuk setiap relatif terhadap perpindahan Na+. Pada simport (disebut juga
dua K+ yang dipompa masuk ke sel; kedua ion berpindah melawan kotranspor), solut dan Na+ bergerak searah melintasi membran
gradien konsentrasinya menggunakan energi (pemecahan ATP). yaitu ke dalam sel (sym berarti "bersama"; co berarti "dengan"). Glu-
(Dengan mengingat satu membran sel saraf yang mengandung sejuta kosa dan asam amino adalah contoh molekul yang diangkut oleh
pompa Na+-K+ yang mampu mengangkut 200 juta ion per detik, kita simport di sel usus dan ginjal. Kita akan membahas pentingnya
dapat memahami seberapa kuat pompa Na+-K+ yang aktif bekerja.) mekanisme transpor ini secara lebih terperinci nanti. Pada antiport
Pompa Na+- K+ memainkan tiga peran penting: (juga dikenal sebagai kontratranspor atau pertukaran), solut dan Na+
bergerak berlawanan arah melintasi membran Na+ ke dalam sel,
1. Menciptakan gradien konsentrasi Na+ dan Ka+ di antara sedangkan solut ke luar sel (anti berarti "berlawanan", counter berarti
kedua sisi membran plasma semua sel. Gradien ini sangat penting bagi "melawan") (Gambar 3-17). Contohnya, sel mempertukarkan Na+
sel saraf dan otot agar mampu menghasilkan sinyal listrik yang dan H+ dengan mekanisme antiport. Mekanisme transpor ini
esensial untuk menjalankan fungsinya masing-masing (topik yang memegang peran penting dalam mempertahankan pH yang pas di
nanti di bicarakan lebih mendalam). dalam sel (cairan menjadi lebih asam begitu konsentrasi H+- nya
2. Membantu mengatur volume sel dengan mengendalikan
meningkat).
konsentrasi solut di dalam sel sehingga meminimalkan efek osmotik
Mari kita mempelajari simport glukosa dan Na+, sebagai contoh
yang akan memicu pembengkakan atau penyusutan sel.
transpor aktif sekunder, secara lebih terperinci. Tidak seperti
3. Energi yang dipakai untuk menggerakan pompa Na+-K+ kebanyakan sel tubuh lain, sel usus dan ginjal mengangkut glukosa
juga secara tidak langsung berfungsi sebagai sumber energi untuk secara aktif dengan memindahkannya melawan gradien konsentrasi,
transpor aktif sekunder. dari konsentrasi rendah ke tinggi. Sel usus mengangkut nutrien ini
Pompa Na+-K+ bukan satu-satunya pembawa transpor aktif primer. dari lumen usus ke dalam darah, mengonsentrasikannya disana,
Pompa transpor aktif primer memompa semua ion bermuatan positif hingga tidak ada lagi yang tersisa dilumen untuk dikeluarkan lewat
yaitu Na+,K+, ion hidrogen (H+), atau ion kalsium (Ca2+) melintasi feses. Sel ginjal menyimpan nutrien ini bagi tubuh dengan men-
membran. Sistem transpor aktif primer yang paling sederhana gangkutnya keluar dari cairan yang akan menjadi urine, mem-
memompa satu jenis ion saja. Contohnya, pompa Ca2+ di membran indahkannya melawan gradien konsentrasi ke dalam darah.
plasma mengangkut Ca2+ ke luar sel, menjaga konsentrasi Ca2+ di Pembawa simport yang mengangkut glukosa melawan gradien kon-
sitosol tetap rendah. Pengangkut Ca2+ ini banyak ditemukan terutama sentrasinya dari lumen usus dan ginjal berbeda dengan pembawa
di membran plasma terminal neuron (sel saraf) yang menyimpan zat difusiterfasilitasi glukosa yang mengangkut glukosa mengikuti
kimia perantara (neurotransmiter) dalam vesikel sekretorik (lihat h. gradien konsentrasinya ke dalam sebagian besar sel.
113). Sinyal listrik di terminal neuron menyebabkan terbukanya kanal
Di sini, kita fokus khususnya pada pembawa simport yang
Ca2+ di membran plasma terminal. Masuknya Ca2+ mengikuti gradien
melakukan kotranspor Na+ dan glukosa di sel epitel usus. Pembawa
konsentrasinya lewat kanal yang terbuka ini memicu sekresi
ini, dikenal sebagai kotransporter natrium dan glukosa (sodium
neurotransmiter melalui eksositosis dari vesikel sekretorik. Dengan
and glucose cotransporter, SGLT), terletak di membran luminal
menjaga konsentrasi Ca2+ intrasel tetap rendah, pompa Ca2+ yang aktif
(membran yang menghadap lumen usus) (Gambar 3-18). Pompa
membantu mempertahankan gradien konsentrasi yang besar untuk
Na+-K+ di sel ini terdapat di membran basolateral (membran di sisi
masuknya Ca2+ pemicusekresi dar CES ke terminal neuron.
sel yang menghadap berlawanan dengan lumen di sepanjang tepi
Mekanisme transpor aktif primer yang lebih kompleks melibatkan lateral sel di bawah taut erat; lihat gambar 3-5, h. 67). Lebih banyak
pemindahan dua jenis ion dalam arah berlawanan, contoh utamanya Na+ yang ada di lumen ketimbang di dalam sel karena pompa Na+-
adalah pompa Na+–K+. Sekarang mari kita alihkan perhatian untuk K+ yang butuh energi, mengangkut Na+ keluar dari sel di membran
memahami bagaimana pompa primer ini secara tidak langsung ber- basolateral, menjaga konsentrasi Na+ intrasel tetap rendah
fungsi sebagai sumber energi bagi transpor aktif sekunder. (Gambar 3-18, langkah 1)). Karena perbedaan konsentrasi Na+ ini,
TRANSPOR AKTIF SEKUNDER Pada transpor aktif sekunder, pr- lebih banyak Na+ terikat ke SGLT ketika terpajan ke lumen
otein pembawa tidak secara langsung memecah ATP untuk me- dibanding sewaktu terpajan ke CIS. Terikatnya Na+ ke pembawa ini
mindahkan sebuah bahan melawan gradien konsentrasinya. Perpinda- meningkatkan afinitas pembawa terhadap glukosa terikat ke SGLT

   hapter
ketika terbuka ke sisi lumen yang konsentrasi glukosanya Ion Solut yang Ion Solut yang
rendah (langkah 2a). Saat Na+ dan glukosa terikat, SGLT penggerak diangkut penggerak diangkut
berubah bentuk dan membuka ke dalam sel (langkah 2b ) Ion (konsentrasi tinggi) (konsentrasi rendah) (konsentrasi tinggi) (konsentrasi tinggi)
natrium atau pun glukosa dilepaskan ke dalam sel karena
konsentrasi Na+ intrasel lebih rendah dan karena berkurangnya
afinitas di tempat pengikatan sewaktu pelepasan Na+ (langkah
2c ). Pemindahan Na+ ke dalam sel oleh pembawa kotranspor
ini terjadi mengikuti gradien konsentrasi karena konsentrasi
Na+ intrasel rendah, tetapi pemindahan glukosa melawan
gradien konsentrasi karena konsentrasi glukosa di dalam sel
tinggi.
Ion Na+ yang dibebaskan dengan cepat dipompa keluar oleh
mekanisme transpor aktif Na+-K+, menjaga konsentrasi Na+ Solut yang
Ion Solut yang Ion
intrasel tetap rendah. Energi yang digunakan dalam proses ini penggerak diangkut penggerak diangkut
tidak langsung dipakai menggerakkan SGLT karena fosforilasi (konsentrasi rendah) (konsentrasi tinggi) (konsentrasi rendah)(konsentrasi rendah)
tidak diperlukan untuk mengubah afinitas tempat pengikatan (b) Antiport
(a) Simport
terhadap glukosa. Mekanisme transpor-aktif sekunder (SGLT)
untuk memindahkan glukosa melawan gradien konsentrasi-
Gambar 3-17 Transpor aktif sekunder, yang memanfaatkan gradien konsentrasi ion sebagai
nya ini justru berlangsung karena terciptanya gradien sumber energi untuk transpor aktif solut. Perhatikan bahwa demi kenyamanan membaca panah-
konsentrasi Na+ oleh pompa Na+-K+ (mekanisme transpor- panah yang menggambarkan ke arah mana protein pembawa memindahkan solut dan ion,
protein pembawa tersebut diperlihatkan terbuka ke kedua sisi membran, meskipun
aktif primer). kenyataannya tidak pernah demikian. (a) Pada simport, solut diangkut searah gradien
Glukosa diangkut melintasi membran luminal ke dalam sel konsentrasi ion yang dipindahkan. (b) Pada antiport, solut diangkut berlawanan arah dengan
lewat transpor aktif sekunder, kemudian berpindah secara pasif gradien konsentrasi ion yang dipindahkan.

ke luar sel menembus membran basolateral ke dalam darah


melalui difusi terfasilitasi (langkah 3 ). Difusi terfasilitas ini, seperti hormon protein yang disekresikan oleh sel endokrin, atau bahkan
yang memindahkan glukosa seturut gradien konsentrasinya, bahan multimolekul, seperti bakteri yang ditelan oleh sel darah putih, ke-
diperantarai oleh GLUT pasif yang identik dengan GLUT yang luar masuk sel? Bahan-bahan ini tidak dapat menembus membran plasma,
mengangkut glukosa ke dalam sel-sel lain, kecuali di sel usus bahkan dengan bantuan: Ukurannya jauh lebih besar dari kanal, dan tidak
dan ginjal (GLUT mengangkut glukosa keluar sel). Perbedaan- ada pembawa untuk mengangkutnya (bahan-bahan ini bahkan terlampau
nya bergantung pada arah gradien konsentrasi glukosa. Pada besar bagi molekul pembawa). Partikel-partikel besar ini dipindahkan dari
kasus sel usus dan ginjal, konsentrasi glukosa di dalam sel lebih CIS ke CES, atau sebaliknya, bukan dengan melewati membran, melainkan
tinggi. Perhatikan bahwa dalam rangkaian kejadian ini, tran- terperangkap dalam vesikel terbungkus-membran, proses yang disebut
spor aktif sekunder hanya merujuk pada kotranspor glukosa transpor vesikular. Transpor vesikular memerlukan pemakaian energi
melawan gradien konsentrasinya menembus membran lu- oleh sel, sehingga cara ini merupakan salah satu metode aktif transpor
minal, yang berlangsung karena adanya gradien konsentrasi Na membran. Energi diperlukan untuk membentuk vesikel dan
+-yaitu transpor yang dijalankan oleh SGLT. menggerakkannya di dalam sel. Transpor ke dalam sel dengan cara ini di-
Sebelum meninggalkan topik mengenai transpor diperantarai namakan endositosis, sementara transpor ke luar sel disebut eksositosis
pembawa, pikirkanlah semua aktivitas yang mengandalkan (lihat Gambar 2-5, h. 31).
bantuan protein pembawa. Semua sel bergantung pada protein ENDOSITOSIS Sekedar mengingat kembali, pada endositosis, membran
pembawa untuk mengambil glukosa dan asam amino, yang plasma mengelilingi bahan yang akan ditelan, kemudian menyatu di atas
masing-masing berfungsi sebagai sumber energi utama dan permukaan bahan dan menonjolkan sebuah vesikel terbungkus-membran,
unit penyusun struktur tubuh. Pompa Na+-K+ penting untuk sehingga bahan yang tertelan itu terperangkap di dalam sel. Ingatlah bahwa
membangkitkan aktivitas listrik sel dan menjamin bahwa sel terdapat tiga bentuk endositosis, bergantung pada sifat bahan yang
memiliki solut osmotik aktif dengan konsentrasi intrasel yang dimasukkan ke sel: pinositosis (penyerapan nonselektif sejumlah CES),
memadai. Transpor aktif, baik primer maupun sekunder, endositosis diperantarai-reseptor (penyerapan selektif molekul besar), dan
banyak dimanfaatkan untuk melaksanakan fungsi khusus fagositosis (penyerapan selektif partikel multimolekul) (lihat Gambar 2-8,
sistem saraf dan pencernaan, ginjal, serta semua jenis otot. h.33).
Begitu berada di dalam sel, nasib vesikel yang tertelan tersebut ada dua
Pada transpor vesikular, bahan dipindahkan kemungkinan:
keluar masuk sel dengan dibungkus membran. 1. Pada kebanyakan kasus, lisosom menyatu dengan vesikel, menguraikan
Sistem transpor diperantarai-pembawa khusus yang terbenam dan membebaskan isi vesikel ke dalam cairan intrasel.
di membran plasma secara selektif mengangkut ion dan 2. Pada beberapa sel, vesikel endositotik memintas lisosom, tempat vesikel
molekul polar kecil. Namun, bagaimana molekul polar besar, tersebut biasanya terurai, dan bergerak ke sisi sel yang berlawanan untuk

   81
Lumen usus
Glukosa Na+ tinggi
Na+ tinggi rendah

2 SGLT
(transpor
aktif
sekunder)

Glukosa Na+ rendah


tinggi
Na+ rendah Glukosa
tinggi

1 Pompa
ATP Na+–K+
Na+ (transpor
tinggi aktif primer) GLUT 3
Sel epitel yang
(difusi pasif Pembuluh
melapisi usus
halus terfasilitasi) Glukosa rendah darah

1 Pompa Na+–K+ menggunakan energi 3 GLUT secara pasif memindahkan


untuk memindahkan Na+ melawan glukosa mengikuti gradien konsentrasinya
gradien konsentrasinya ke luar sel. keluar dari sel menuju darah.
Transpor Aktif Primer menciptakan gradien Transpor Aktif Sekunder menciptakan gradien Difusi Terfasilitasi
konsentrasi Na+ dari konsentrasi glukosa
lumen ke sel, yang dari sel ke darah, yang
menggerakkan digunakan untuk

2 SGLT memanfaatkan gradien konsentrasi


Na+ untuk memindahkan Na+ mengikuti gradien
konsentrasinya seraya memindahkan glukosa
melawan gradien konsentrasinya dari lumen ke
dalam sel.

Glukosa rendah Na+ tinggi Glukosa rendah Na+ tinggi

SGLT

Glukosa tinggi Na+ rendah Glukosa tinggi Na+ rendah


2a Pengikatan Na+ di sisi luminal, yang 2b Ketika Na+ dan glukosa terikat,
2c SGLT melepaskan Na+ ke dalam sel,
konsentrasi Na+-nya lebih tinggi, SGLT berubah bentuk, terbuka ke yang konsentrasi Na+-nya lebih rendah.
meningkatkan afinitas SGLT terhadap dalam sel. Karena afinitas SGLT terhadap glukosa
glukosa. Dengan begitu, glukosa juga menurun begitu Na+ dilepaskan, SGLT
terikat ke SGLT di sisi 3 luminal, yang juga melepaskan SGLT ke dalam sel,
konsentrasi glukosanya lebih rendah. yang konsentrasi glukosanya lebih tinggi.

Gambar 3-18 Simport Glukosa. Glukosa diangkut melintasi sel usus dan ginjal melawan gradien konsentrasinya lewat proses transpor aktif sekunder yang diperantarai kotransporter
natrium dan glukosa (sodium and glucose cotransporter, SGLT) di membran luminal sel.

membebaskan isinya melalui eksositosis. Jalur ini berfungsi untuk EKSOSITOSIS Pada eksositosis, yang terjadi kurang lebih kebalikan
memindahkan molekul-molekul besar dalam keadaan utuh me- dari endositosis. Vesikel terbungkus-membran yang terbentuk di
nembus sel, dinamakan transitosis. Lalu lintas vesikel semacam ini dalam sel menyatu dengan membran plasma, kemudian membuka
merupakan cara untuk memindahkan bahan menembus sel-sel dan membebaskan isinya ke luar sel (lihat Gambar 2-6, h. 32). Ba-
tipis yang melapisi kapiler, tempat terjadinya pertukaran bahan han-bahan yang dikemas untuk diekspor oleh retikulum endoplasma
antara darah dan jaringan sekitarnya. dan kompleks Golgi dikeluarkan melalui eksositosis.

   hapter
Eksositosis memiliki dua tujuan berbeda: kation dan anion di CIS dan CES. Ingatlah bahwa muatan
1. Merupakan mekanisme untuk menyekresikan molekul polar berlawanan jenis cenderung saling tarik dan muatan sejenis
besar, misalnya hormon protein dan enzim yang tidak mampu cenderung saling tolak. Harus dilakukan kerja (pengeluaran
menembus membran plasma. Dalam hal ini, isi vesikel sangatlah energi) untuk memisahkan muatan berlawanan jenis setelah
spesifik dan hanya dibebaskan jika menerima isyarat yang sesuai. keduanya menyatu. Sebaliknya, ketika partikel-partikel dengan
2. Memungkinkan sel menambahkan komponen spesifik ke me- muatan berlawanan jenis telah dipisahkan, gaya tarik listrik
mbran, misalnya molekul pembawa, kanal, atau reseptor tertentu, antara keduanya dapat dimanfaatkan untuk melakukan kerja
bergantung pada kebutuhan sel. Pada kasus demikian, komposisi me- Iagi manakala muatan-muatan tersebut dibiarkan menyatu
mbran yang mengelilingi vesikel sangat berperan dan kandungannya kembali. Hal ini merupakan prinsip yang mendasari alat-alat
dapat jadi hanya sejumlah CES. listrik. Karena muatan-muatan yang terpisah memiliki
kemampuan untuk melakukan kerja, pemisahan muatan di
KESEIMBANGAN ANTARA ENDOSITOSIS DAN EKSOSITOSIS kedua sisi membran disebut potensial membran. Potensial
Laju endositosis dan eksositosis harus dijaga tetap seimbang guna diukur dalam satuan volt (sama seperti satuan tegangan pada
mempertahankan luas permukaan membran. Pada sel yang aktif me- alat listrik), tetapi karena potensial membran relatif rendah,
lakukan endositosis, dalam satu jam boleh jadi lebih dari 100% satuan yang digunakan adalah milivolt (mV; 1/1000 volt).
membran plasma digunakan untuk membungkus vesikel yang di-
Karena konsep potensial penting untuk memahami banyak
telan, sehingga membran permukaan mesti cepat-cepat diganti lewat
hal dalam fisiologi, khususnya fisiologi otot dan saraf, apa yang
eksositosis. Di lain pihak, ketika sebuah sel sekretorik dirangsang
dimaksud dengan istilah ini harus benar-benar dimengerti. Me-
untuk melakukan sekresi, sel ini dapat menyisipkan hingga 30 kali
mbran pada Gambar 3-19a bermuatan listrik neutral dengan
membran permukaannya melalui eksositosis. Membran tambahan ini
jumlah muatan positif (+) dan negatif (-) yang sama di kedua sisi
harus secara spesifik diambil kembali dengan aktivitas endositik yang
membran, sehingga tidak terbentuk potensial membran. Pada
setara. Dengan demikian, melalui eksositosis dan endositosis, bagian-
Gambar 3-19b, sebagian muatan positif dari sisi kanan telah
bagian membran selalu dibentuk lagi, diambil kembali, dan (secara
berpindah ke sisi kiri. Kini sisi kiri memiliki kelebihan muatan
umum) didaur ulang.
positif, sementara sisi kanan menjadi kelebihan muatan negatif.
Bahasan kita tentang transpor membran sudah selesai. Tabel 3-2 Dengan kata lain, muatan-muatan berlawanan jenis terpisah di
merangkum jalur-jalur yang dapat digunakan bahan untuk berpindah kedua sisi membran, atau jumlah relatif muatan positif dan
dari CES ke CIS, atau sebaliknya. Berbagai sel memiliki selektivitas negatif berbeda di kedua sisi. Sekarang tercipta potensial
berbeda-beda terhadap bahan yang keluar masuk sel karena adanya membran. Gaya tarik antara muatan-muatan yang terpisah ini
kanal, molekul pembawa, atau mekanisme transpor vesikular yang menyebabkan muatan terkumpul dalam lapisan tipis di se-
jumlahnya dan jenis-nya beragam. Tidak ada mekanisme transpor panjang permukaan luar dan dalam membran plasma (Gambar
khusus bagi molekul polar besar (lebih besar dari kanal dan tidak lar- 3-19c). Namun, muatan-muatan yang terpisah ini hanya men-
ut dalam lipid) sehingga molekul semacam ini tidak dapat menembus cerminkan sebagian kecil dari seluruh partikel bermuatan (ion)
membran sel. yang terdapat di CIS dan CES. Selain itu, sebagian besar cairan di
Transpor selektif K+ dan Na+ bertanggung jawab atas sifat dalam dan di luar sel bermuatan listrik neutral (Gambar 3-19d).
kelistrikan sel. Kita akan kembali ke topik ini di bagian selanjutnya. Ion-ion yang muatan listriknya seimbang dapat diabaikan
karena tidak berkontribusi atas potensial membran. Jadi,
sebagian kecil (hampir dapat diabaikan) dari seluruh partikel
Periksa Pemahaman Anda 3.5 bermuatan yang terdapat di cairan tubuh itulah yang ber-
tanggung jawab atas potensial membran.
1. Gambarkan grafik yang membandingkan difusi sederhana mengikuti
gradien konsentrasi dan transpor diperantarai-pembawa. Perhatikan bahwa membran itu sendiri tidak bermuatan.
Kata potensial membran merujuk pada perbedaan muatan antara
2. Jelaskan apa yang menyebabkan molekul pembawa berubah bentuk untuk
memajankan tempat pengikatan bagi penumpangnya di sisi membran yang lapisan tipis di CIS dan di CES yang terletak, berturut-turut, di
berlawanan, baik pada difusi terfasilitasi, transpor aktif primer, maupun samping sisi dalam dan luar membran. Besar potensial ber-
transpor aktif sekunder.
gantung pada jumlah muatan berlawanan jenis yang terpisah:
3. Tuliskan perbedaan antara simport dan antiport Semakin banyak muatan yang terpisah, semakin besar potensial
membran. Karena itu, pada Gambar 3-19e, membran B memiliki
potensial lebih besar dari membran A dan lebih kecil dari
3.6 | Potensial Membran membran C.
Membran plasma semua sel organik memiliki potensial membran, Potensial membran tercipta karena perbedaan
atau bermuatan listrik terpolarisasi. konsentrasi dan permeabilitas ion-ion utama.
Semua sel memiliki potensial membran. Sel di jaringan peka-
rangsang-yaitu sel saraf dan sel otot-mampu menghasilkan
perubahan cepat sesaat potensial membran ketika dirangsang.
Istilah potensial membran merujuk pada pemisahan muatan fluktuasi singkat potensial ini berfungsi sebagai sinyal listrik.
berlawanan jenis di kedua sisi membran atau perbedaan jumlah relatif Potensial membran konstan yang terdapat di sel-sel jaringan tidak

   83
❚ TABEL 3-2 Metode Transfer Membran dan Karakteristiknya

Metode Transpor Bahan yang Diangkut Batasan Transpor

Difusi Sederhana

Difusi melalui lapisan- Molekul nonpolar semua Pasif; molekul berpindah mengikuti Berlangsung hingga gradien lenyap
ganda lipid ukuran (mis., O2,CO2, asam gradien konsentrasi (dari konsentrasi (keseimbangan dinamik tanpa difusi
lemak) tinggi ke rendah) neto)

Difusi melalui Ion kecil spesifik (mis., Na+, Pasif; ion berpindah mengikuti gradien Berlangsung hingga tidak ada lagi
kanal protein K+, Ca2+, Cl–) elektrokimia melalui kanal yang terbuka perpindahan neto dan keseimbangan
(dari konsentrasi tinggi ke rendah dan dinamik tercapai
akibat tertariknya ion ke sisi berlawanan
muatan)

Osmosis Hanya air Pasif; air berpindah mengikuti gradien Berlangsung hingga perbedaan
konsentrasinya (ketempat yang konsentrasi lenyap atau dihentikan
konsentrasi airnya lebih rendah dengan oleh tekanan hidrostatik lawan-nya
kata lain, konsentrasi solut lebih tinggi) atau hingga sel dihancurkan

Transpor Diperantarai-Pembawa

Difusi terfasilitasi Molekul polar spesifik Pasif; molekul berpindah seturut gradien Terdapat maksimum transpor (Tm);
yang ada pembawanya (mis, konsentrasi (dari konsentrasi tinggi ke molekul pembawa dapat jenuh
glukosa) rendah)

Kation spesifik yang ada pe- Aktif; ion berpindah melawan gradien Terdapat maksimum transpor;
mbawanya (mis., Na+, K+, H+, konsentrasinya (dari konsentrasi rendah molekul pembawa dapat jenuh
Ca2+) ke tinggi); butuh ATP

Transfor aktif sekunder Molekul polar dan ion spesifik Aktif; bahan merpindah melawan gradien Terdapat maksimum transpor;
(simport atau antiport) yang ada pengangkut gabun- konsentrasi (dari konsentrasi rendah ke pengangkut gabungannya
gannya (mis., glukosa dan tinggi); digerakkan secara langsung oleh dapat jenuh
asam amino untuk simport; gradien ion (biasanya Na+) yang diciptakan
beberapa ion untuk antipot) pompa primer butuh-ATP. Pada simport,
molekul yang diangkut bersamaan
(kotranspor) dan ion bergerak searah;
pada antiport, solut dan ion bergerak
berlawanan arah
Transpor Vesikular
Endositosis
Pinositosis3 Cairan ekstrasel dalam Aktif; membran plasma melekuk ke Kontrol sedikit dipahami
volume kecil; juga penting dalam dan menonjolkan permukaannya,
dalam daur ulang membran membentuk vesikel penelan

Endositosis Molekul polar besar spesifik Aktif; membran plasma melekuk ke Perlu pengikatan ke reseptor
diperantarai-reseptor (mis., protein) dalam dan menonjolkan permukaannya, spesifik di permukaan membran
membentuk vesikel penelan

Fagositosis Partikel multimolekul (mis., Aktif; sel menjulurkan pseudopodia yang Perlu pengikatan ke reseptor
bakteri dan debris sel) mengelilingi partikel, membentuk vesikel spesifik di permukaan membran
penelan

Eksositosis Produk sekretorik (mis., Aktif; peningkatan Ca2+ sitosol memicu Sekresi dicetuskan oleh rangsangan
hormon dan enzim) serta penyatuan vesikel sekretorik denga saraf atau hormon spesifik; kendali
molekul besar yang dapat membran plasma; vesikel membuka lain yang terlibat dalam lalu lintas
melewat sel dalam bentuk dan membebaskan isinya ke luar sel transeluler dan daur ulang
utuh; juga penting dalam membran tidak diketahui
daur ulang membran

   hapter
peka-rangsang dan sel-sel jaringan peka-rangsang dalam (anion), dilambangkan A-. Ion lain (di antaranya kalsium,
keadaan istirahat-yaitu ketika sel-sel tersebut tidak mengh- magnesium, dan klorida) tidak memberi kontribusi langsung
asilkan sinyal listrik-dikenal sebagai potensial membran is- atas potensial membran istirahat di sebagian besar sel,
tirahat. Di sini kita akan memusatkan perhatian pada meskipun mereka memiliki peran penting lain bagi tubuh.
pembentukan dan pemeliharaan potensial membran istirahat; Perbandingan konsentrasi dan permeabilitas relatif ion-
di bab-bab selanjutnya, kita akan mempelajari perubahan yang ion yang penting bagi aktivitas listrik membran tersaji dalam
terjadi di jaringan-jaringan peka-rangsang ketika ada peng- Tabel 3-3. Perhatikan bahwa konsentrasi Na+ lebih tinggi di
hantaran sinyal listrik. CES dan konsentrasi K+ lebih tinggi di CIS. Perbedaan
Distribusi tak-merata beberapa ion utama antara CIS dan konsentrasi ini dipertahankan oleh pompa Na+-K+ yang me-
CES serta perpindahan selektifnya menembus membran mbutuhkan energi. Karena membran plasma hampir sama
plasma bertanggung jawab atas sifat listrik membran. Di sekali impermeabel terhadap A, protein besar bermuatan ne-
dalam tubuh, muatan listrik dibawa oleh ion. Ion-ion yang gatif ini hanya terdapat di dalam sel. Setelah disintesis dari
terutama bertanggung jawab atas potensial membran istirahat asam amino yang diangkut ke dalam sel, protein tetap ter-
adalah Na+; K+; dan protein intrasel besar bermuatan negatif perangkap di dalam sel.

Membran

+ – + – + – + – + – + – + – + – –
– + – + – + – + – + – + – + – + – + –
+ + + + + – – +
+ – + – + – + – + – + – + – + + – + –
– + – + – + – + – + – + – + – – –

(10+, 10–) (10+, 10–) (15+, 10–) (5+, 10–)


(a) Membran tidak potensial (b) Membran memiliki potensial

+–+–+–+–+–+–+ –+–+–+–+–+–+
+ – + – + – +
+
– –+ –+ –+ –+ –+ + + + + –+–+ –+ –+ –
– + – + + – – + – + – + – + –+ – – – – – –+–+–+–+
–+ –+ –+ – – + + – –+ – + – + – + –
+ – + – + – – + + – + – + –– + – + – + – + – + – + – + – +
+ –+ –+ –+ + –+ – +– + ++ – +–+–
– + – + + – + – + – + – + – + –+ – + – +– + – –+–+–+
+ – + – + – – + – –+ –+ –+ +– + –+ – + – + – + + –+ –+ –
+ – + – + – – + – + – + – +– + – – + – + – +
– + – + – + + + – + – + – + + –+ – + – + –
+ – + – + –– + – + – + – + – + + – + – + – +
–+ –+ –+ – – + + – + –
+ – + – + – + – + +– – – + –+–+–+–
– –+ Membran plasma
Bagian cairan sisanya Muatan-muatan Bagian cairan sisanya
yang bermuatan yang terpisah yang bermuatan –+–+–+–+–
–+ –+ –+ –+ – + + +
listrik netral listrik netral +–+–+–+–+–+–+ –+–+–+–+–+–+
(c) Muatan-muatan yang terpisah bertanggung jawab atas potensial (d) Muatan-muatan yang terpisah membentuk sebuah lapisan
membran di sepanjang membran plasma
A B C
+ – + –
+ – + – + –
+ –
+ – + –
+ – + –
+ –
+ –
+ – + – + –
+ – + –
(e) Besar potensial membran B memiliki potensial lebih
besar dari membran A dan lebih kecil dari membran C

Gambar 3-19 Penentuan potensial membran berdasarkan distribusi tak-merata muatan positif dan negatif di kedua sisi membran. (a) Ketika muatan positif dan
negatif tersebar merata di kedua sisi membran, tidak tercipta potensial membran. (b) Ketika muatan berlawanan jenis terpisah di kedua sisi membran, tercipta potensial
membran. (c) Muatan-muatan yang jumlahnya tak-seimbang bertanggung jawab atas potensial membran yang tercipta di lapisan tipis sepanjang kedua permukaan
membran yang berhadapan. (d) Sebagian besar cairan di CES dan CIS bermuatan listrik neutral. Muatan-muatan yang jumlahnya tak-seimbang terkumpul di sepanjang
membran plasma. (e) Semakin banyak muatan yang terpisah di kedua sisi membran, semakin besar potensial membran.

   85
EFEK PERPINDAHAN K+ SAJA PADA POTENSIAL MEM-
BRAN: POTENSIAL KESEIMBANGAN K+ Anggaplah terdapat
❚ Konsentrasi dan Permeabilitas lon-
TABEL 3-3
sebuah situasi yang ditandai dengan (1) adanya konsentrasi K+
lon yang Bertanggung Jawab atas Potensial dan A- di kedua sisi membran, (2) permeabilitas bebas membran
Membran Istirahat di Sel Saraf terhadap K+, tetapi tidak terhadap A-, dan (3) belum terbe-
ntuknya potensial membran. Gradien konsentrasi K+ cenderung
memindahkan ion ini ke luar sel (Gambar 3-20). Karena
membran permeabel terhadap K+, ion ini mudah menembus
Konsentrasi Konsentrasi Permeabilitas membran, membawa muatan positif bersamanya, sehingga
Ion
Ekstrasel* Intrasel* Relatif muatan positif akan lebih banyak di luar sel. Pada saat ber-
samaan, muatan negatif dalam bentuk A- akan tertinggal di
  1 dalam sel, serupa dengan situasi yang diperlihatkan di Gambar
3-19b. (Ingatlah bahwa A- tidak dapat berdifusi ke luar me-
   25–30
skipun terdapat gradien konsentrasi yang besar). Kini akan
     0 tercipta potensial membran. Karena terdapat pula gradien listrik,
K+ akan tertarik ke dalam sel yang bermuatan negatif dan
* Konsentrasi dinyatakan dalam satuan milimol per liter, mM tertolak dari luar sel yang bermuatan positif. Dengan demikian,
kini terdapat dua gaya berlawanan yang bekerja pada K+: gradien
konsentrasi yang cenderung memindahkan K+ ke luar sel dan
Selain mekanisme transpor aktif, Na+ dan K+ dapat secara pasif
gradien listrik yang cenderung memindahkan ion ini ke dalam
menembus membran melalui kanal protein yang spesifik bagi ion-ion
sel.
tersebut. Biasanya K+ jauh lebih mudah menembus membran ke-
timbang Na+ karena membran umumnya memiliki lebih banyak kanal Mula-mula gradien konsentrasi akan lebih kuat dari gradien
rembes (leak channel) yang selalu terbuka bagi lalu lintas pasif K+ listrik, sehingga perpindahan neto K+ ke luar sel terus ber-
dibanding kanal yang terbuka untuk lalu lintas pasif Na+. Pada langsung dan potensial membran meningkat. Namun, karena
potensial istirahat sebuah sel saraf, membran Iazimnya sekitar 25 semakin banyak K+ yang berpindah ke luar sel, gradien listrik
hingga 30 kali lebih permeabel terhadap K+ ketimbang terhadap Na+. (yang berlawanan dengan gradien konsentrasi) menjadi makin
kuat seiring makin positifnya bagian luar sel dan makin neg-
Berbekal pengetahuan tentang konsentrasi relatif dan permeabilitas atifnya bagian dalam sel. Boleh jadi terlintas dalam pikiran kita
ion-ion ini, kita dapat menganalisis gaya-gaya yang bekerja di kedua bahwa gradien konsentrasi K+ makin lama akan makin ber-
sisi membran plasma. Kita akan mempelajari (1) kontribusi langsung kurang karena K+ meninggalkan sel mengikuti gradien ini.
pompa Na+-K+ terhadap potensial membran, (2) efek yang akan di- Namun, yang mengejutkan adalah gradien konsentrasi K+ pada
timbulkan oleh perpindahan K+ saja pada potensial membran, (3) efek dasarnya akan tetap meskipun K+ berpindah ke luar sel. Pen-
yang ditimbulkan oleh Na+ saja, dan (4) situasi yang terdapat di sel yebabnya adalah perpindahan K+ ke luar sel, dalam jumlah
ketika efek K+ dan Na+ terjadi bersamaan. Di seluruh bahasan ini, sangat kecil sekalipun, akan menimbulkan perubahan besar pada
ingatlah bahwa gradien konsentrasi untuk K+ akan selalu mengarah ke potensial membran. Karena K+ yang sangat sedikit tersebut akan
luar dan gradien konsentrasi untuk Na+ selalu mengarah ke dalam meninggalkan seI untuk menciptakan gradien listrik yang
karena pompa Na+-K+ mempertahankan konsentrasi K+ di dalam sel berlawanan, konsentrasi K+ di dalam dan di luar sel pada
lebih tinggi dan konsentrasi Na+ di luar sel lebih tinggi. Perhatikan prinsipnya tidak berubah. Seiring terus keluarnya K+ mengikuti
juga bahwa karena K+ dan Na+ adalah kation (bermuatan positif), gradien kosentrasinya yang tidak berubah, gradien listrik yang
gradien listrik untuk kedua ion ini akan selalu mengarah ke sisi mem- mengarah ke dalam terus menguat. Perpindahan neto ke luar
bran yang bermuatan negatif. makin lama makin berkurang seiring menguatnya gradien listrik
EFEK POMPA Na+-K+ PADA POTENSIAL MEMBRAN Pompa Na+-K+ mendekati gradien konsentrasi. Akhirnya, ketika kedua gaya
memompa keluar tiga Na+ untuk setiap dua K+ yang masuk ke sel. Ka- berimbang (dengan kata lain, keduanya berada dalam ke-
rena Na+ dan K+ adalah ion positif, transpor tak-seimbang ini me- seimbangan dinamik), tidak ada lagi perpindahan neto K+.
misahkan muatan di kedua sisi membran, dengan sisi luar menjadi Potensial yang tercipta pada keseimbangan ini dikenal sebagai
relatiflebih positif dan sisi dalam lebih negatif karena lebih banyak ion potensial keseimbangan K+ (EK+). Pada titik ini, akan tetap
positif yang dikeluarkan daripada yang masuk. Namun, mekanisme tr- terdapat gradien konsentrasi K+ yang besar, tetapi tidak lagi
anspor aktif ini memisahkan sejum1ah muatan yang hanya cukup terjadi perpindahan neto K+ ke luar sel mengikuti gradien
untuk menghasilkan potensial membran bernilai kecil, yaitu 1 mV konsentrasi ini karena ada gradien listrik berlawanan yang
hingga 3 mV, dengan bagian dalam sel lebih negatif dari bagian luar mengimbanginya (Gambar 3-20).
sel. Sebagian besar potensial membran dihasilkan oleh difusi pasif K+ Potensial membran pada EK+ adalah -90 mV. Berdasarkan
dan Na+ mengikuti gradien konsentrasi. Jadi, peran utama pompa Na+- kesepakatan, tanda selalu menunjukkan polaritas muatan yang
K+ dalam menghasilkan potensial membran bersifat tak-langsung, ya- berlebihan di sisi dalam membran. Potensial membran -90 mV
kni melalui kontribusi pentingnya dalam mempertahankan gradien berarti besar potensial 90 mV, dengan sisi dalam lebih negatif
konsentrasi yang bertanggung jawab langsung atas perpindahan ion dari sisi luar. Potensial +90 mV berarti besar potensial juga 90
yang menciptakan sebagian besar potensial membran. mV, tetapi sisi dalam lebih positif dari sisi luar.

   hapter
Membran plasma

CES CIS 1 Gradien konsentrasi K+ cenderung memindahkan ion ini ke luar sel.
2 Bagian luar sel menjadi lebih positif karena K+ berpindah ke luar
Gradien mengikuti gradien konsentrasinya.

K+
konsentrasinya
3 Membran bersifat impermeabel terhadap anion protein besar intrasel (A-).
K+ K+ Bagian dalam sel menjadi lebih negatif karena K+ keluar, meninggalkan A-.
+ –
Gradien + – 4 Gradien listrik yang tercipta cenderung memindahkan K+ ke dalam sel.
listrik K+
+ – 5 Tidak terjadi perpindahan K+ lebih lanjut ketika gradien listrik yang mengarah
+ – ke dalam telah mengimbangi gradien konsentrasi yang mengarah ke luar.
+ – Potensial membran pada titik keseimbangan ini adalah potensial keseimban-
+ –
A–
gan K+ (EK+), senilai -90 mV.
+ –
+ –
+ –

EK+ = –90

Gambar 3-20 Potensial keseimbangan k+.

Potensial keseimbangan sebuah ion yang konsetrasinya ber- tersebut. Untuk mengimbangi gradien konsentrasi yang lebih besar
beda di kedua sisi membran dapat dihitung dengan persamaan itu, tentu diperlukan gradien listrik pengimbang yang lebih besar pula.
Nernst berikut ini:
61 C EFEK PERPINDAHAN NATRIUM SAJA PADA POTENSIAL
Eion log o MEMBRAN: POTENSIAL KESEIMBANGAN Na+ Situasi serupa dapat
z Ci
diterapkan untuk perpindahan Na+ saja (Gambar 3-21). Gradien
Keterangan konsentrasi Na+ akan memindahkan ion ini ke dalam sel, men-
Eion = potensial keseimbangan ion dalam mV yebabkan penimbunan muatan positif di sisi dalam membran dan
61 = tetapan yang terdiri atas tetapan gas umum (R), suhu meninggalkan muatan negatif yang jumlahnya tidak berimbang di sisi
mutlak (T), tetapan listrik yang dikenal sebagai luar membran (terutama dalam bentuk klorida, C1-; Na+ dan C1- ya-
Faraday (F), beserta konversi logaritma alami (ln) itu garam adalah ion-ion dominan di CES). Perpindahan neto ke
menjadi logaritma berbasis 10 (log); 61 = RT/F dalam sel akan berlanjut hingga tercapai keseimbangan akibat tercipta
z = valensi ion; z = 1 untuk K+ dan Na+, ion-ion yang -nya gradien listrik berlawanan yang besarnya mengimbangi gradien
berkontribusi atas konsentrasi. Pada titik ini, berdasarkan konsentrasi Na+, diperoleh
potensial membran potensial keseimbangan Na+ (ENa+), sebagaimana hitungan dengan
Co = konsentrasi ion di luar sel dalam milimol/liter (milimolar; persamaan Nernst, sebesar +61 mV. Jika konsentrasi Na+ di CES 150
mM) mM dan di CIS 15 mM,
Ci = konsentrasi ion di dalam sel dalam mM
Jika konsentrasi K+ di CES 5 mM dan di CIS 150 mM 150 mM
ENa 61 log
(lihat Tabel 3-3), 15 mM
5 mM 61 log 10
EK 61 log 150 mM
1 Karena log 10 = 1,
61 log 30
ENa+ = 61(1) = 61 mV
Karena log 1/30 = –1.477,
Dalam hal ini, bagian dalam sel akan lebih positif, kontras dengan
EK+ = 61(–1.477) = –90 mV potensial keseimbangan K+. Besar ENa+ sedikit banyak lebih kecil dari
Karena 61 adalah tetapan, potensial keseimbangan pada EK+ (61 mV berbanding 90 mV) karena gradien konsentrasi Na+
dasarnya adalah ukuran potensial membran (dengan kata lain, tidak sebesar gradien konsentrasi K+ ( Tabel 3-3); Dengan demikian,
besar gradien listrik) yang mengimbangi gradien konsentrasi gradien listrik yang berlawanan (potensial membran) tidak sebesar
untuk ion ber-sangkutan (yaitu rasio antara konsentrasi ion di itu ketika tercapai keseimbangan. (Demi kenyamanan dalam men-
luar dan di dalam sel). Semakin besar gradien konsentrasi yatakan besar muatan pada gambar, kami melakukan pembulatan
untuk sebuah ion, semakin besar potensial keseimbangan ion nilai ENa+ menjadi +60 mV).

Membran Plasma dan Potensial Membran 87


Membran plasma

CES CIS 1 Gradien konsentrasi Na+ cenderung memindahkan ion ini ke dalam sel.
2 Bagian dalam sel menjadi lebih positif seiring masuknya ion Na+
Gradien
mengikuti gradien konsentrasinya.

Na+
konsentrasi Na+
Na+ 3 Bagian luar sel menjadi lebih negatif setelah Na+ masuk ke sel,
– + meninggalkan ion-ion bermuatan negatif, terutama CI- yang
– + Gradien jumlahnya tidak berimbang di CES.
– + listrik Na+ 4 Gradien listrik yang tercipta cenderung memindahkan Na+ ke luar sel.
– +
Anion – +
5 Tidak terjadi lagi perpindahan neto Na+ ketika gradien listrik yang
mengarah ke luar mengimbangi gradien konsentrasi yang mengarah
di CES, – + ke dalam. Potensial membran di titik keseimbangan ini adalah
potensial keseimbangan Na+ (ENa+), senilai +60 mV.
sebagian besar

Cl–
ENa+ = +60

Gambar 3-21 Potensial keseimbangan Na+.

EFEK SIMULTAN K+ DAN Na+ PADA POTENSIAL MEMBRAN Potensial ini adalah potensial membran istirahat sel saraf
Ion kalium (K+) atau ion natrium (Na+) tidak pernah berada sendirian umumnya. Potensial istirahat jauh lebih dekat ke EK+ dibanding ke
dalam cairan tubuh, sehingga potensial keseimbangan tidak pernah ENa+ karena permeabilitas membran terhadap K+ lebih besar, tetapi
tercipta di sel-sel tubuh, hanya ada pada kondisi pengandaian atau sedikit lebih kecil dari EK+ (potensial -70 mV lebih rendah dari -90
percobaan. Pada sel organik, efek simultan K+ dan Na+ harus mV) karena pengaruh lemah Na+.
diperhitungkan. Semakin besar permeabilitas membran plasma ter- Potensial membran dapat diukur secara langsung dalam kondisi
hadap sebuah ion, semakin besar kecenderungan ion tersebut meng- percobaan dengan mencatat perbedaan listrik antara bagian dalam
gerakkan potensial membran ke arah potensial keseimbangan ion itu dan bagian luar sel, atau dapat dihitung dengan persamaan
sendiri. Karena membran dalam keadaan istirahat 25 hingga 30 kali Goldman-Hodgkin-Katz (persamaan GHK) yang memperhitung-
lebih permeabel terhadap K+ dibanding terhadap Na+, K+ lebih mudah kan permeabilitas relatif dan gradien konsentrasi semua ion
menembus membran ketimbang Na+; dengan demikian, pengaruh K+ permeabel. Membran yang stabil dalam keadaan istirahat permeabel
pada potensial membran lebih besar dari pengaruh Na+. Ingatlah terhadap K+, Na+, dan Cl-, tetapi dengan alasan yang akan di-
bahwa K+ yang bekerja sendirian akan menghasilkan potensial jelaskan nanti, Cl- tidak berkontribusi secara langsung atas potensial
keseimbangan senilai -90 mV. Namun, membran sedikit banyak per- pada kebanyakan sel. Karena itu, kita dapat mengabaikannya ketika
meabel terhadap Na+ sehingga sebagian Na+ masuk ke sel dalam menghitung potensial membran, menghasilkan persamaan GHK
usahanya yang tidak akan pernah cukup mencapai potensial kes- yang sederhana sebagai berikut;
eimbangan. Masuknya Na+ ini menetralkan, atau mengurangi, se-
bagian potensial yang dihasilkan oleh K+ saja jika tidak ada Na+.
PK [K ]o PNa [Na ]o
Untuk lebih memahami konsep ini, anggaplah bahwa masing- Vm 61 log
masing pasangan muatan yang terpisah di Gambar 3-22 me- PK [K ]i PNa [Na ]i
nunjukkan potensial 10 mV. (Secara teknis hal ini tidak tepat karena Keterangan
dalam kenyataannya, harus ada banyak muatan terpisah untuk meng-
hasilkan potensial sebesar 10 mV.) Pada contoh sederhana ini, Vm = potensial membran (mV)
sembilan plus dan minus terpisah, dengan minus di sisi dalam, mem- 61 = tetapan yang mewakili RT/zF, jika z = 1,
perlihatkan EK+ senilai -90 mV. Menambahkan sedikit pengaruh Na+ sebagaimana berlaku untuk Na+ dan K+
pada membran yang didominasi K+ ini, anggaplah bahwa dua Na+ PK , PNa
+ + = permeabilitias terhadap K+ dan Na+
masuk ke sel mengikuti gradien konsentrasi dan gradien listrik Na+. [K ]o, [Na ]o = konsentrasi K+ dan Na+ di luar sel (mM)
+ +

(Perhatikan bahwa gradien listrik Na+ kini mengarah ke dalam, ber- [K+]i, [Na+]i = konsentrasi K+ dan Na+ di dalam sel (mM).
lawanan dengan gradien listrik Na+ pada ENa+ yang mengarah ke luar.
Pada ENa+ , bagian dalam sel menjadi positif akibat perpindahan Na+
masuk ke sel mengikuti gradien konsentrasinya. Namun, di sel saraf Persamaan GHK sebenarnya adalah pengembangan versi
yang dalam keadaan istirahat, bagian dalam negatif karena pengaruh persamaan Nerst. Persamaan Nerst hanya dapat digunakan untuk
dominan K+ pada potensial membran. Dengan demikian, gradien menghitung potensial yang dihasilkan oleh ion spesifik, sementara
konsentrasi dan listrik kini menggerakkan perpindahan Na+ masuk ke persamaan GHK memperhitungkan kontribusi gabungan atas
sel.) Masuknya kedua Na+ bermuatan positif ini ke sel menetralkan potensial semua ion yang bergerak melintasi membran. Anggap
sebagian potensial yang tercipta oleh K+ sehingga sekarang hanya bahwa membran dalam keadaan istirahat 25 kali lebih permeabel
tujuh pasang muatan yang terpisah dan potensialnya senilai -70 mV. terhadap dibanding terhadap Na+, dan permeabilitas relatifnya:

   hapter
+
11 Pompa Na –K secara
+ aktif memindahkan Na+ Membran plasma
keluar dari sel dan K+ masuk ke sel, menjaga
konsentrasi Na+ tetap tinggi di CES dan konsentrasi
K+ tetap tinggi di CIS.
CES CIS
2 Karena adanya gradien konsentrasi dikedua sisi
membran K+ cenderung mendorong potensial

K+
membran ke arah potensial keseimbangan K+ (-90 Difusi neto K+ ke luar sel
mV), sementara N+ cenderung menggerakkan K+ yang relatif besar
potensial membran ke arah potensial keseimbangan + – menghasilkan EK+
Na+ (+60 mV). + – senilai
3 Potensial membran istirahat karena membran + –
+ –
A–
lebih permeabel terhadap K+. Akibatnya, potensial Tidak terjadi difusi A–
istirahat (-70 mV) jauh lebih dekat ke EK+ dibanding + – menembus membran
ke ENa+. + –

Na+
4 Selama pembentukan potensial istirahal, difusi K + + – Difusi neto Na+ masuk ke sel
ke luar sel yang relatif besar tidak menghasilkan –+ –+
potensial senilai -90 mV karena membran sedikit yang relatif kecil menetral-kan
permeabel terhadap Na+ dan difusi neto Na+ masuk Na+ sebagian potensial yang di-
ke sel yang relatif kecil (dalam arsiran abu-abu) me yang menyertainya –+ –+ ciptakan oleh K+ ketika sendiri
-netralkan sebagian potensial yang akan di-ciptakan -an

Cl–
oleh K+ saat sendirian, membuat potensial istirahat
senilai -70 mV, sedikit lebih kecil dari EK+.
5 Protein intrasel bermuatan negatif (A-) yang
tidak dapat menembus membran tetap tidak ada
pengimbangnya di dalam sel sewaktu Potensial membran istirahat = –70 mV
perpindahan ion-ion bermuatan positif ke luar sel,
sehingga bagian dalam sei lebih negatif
ketimbang bagian luar sel.

Gambar 3-22 Efek perpindahan simultan K+ dan Na+ pada pembentukan potensial membran istirahat.

PK+= 1,0 and PNa+ = 0.04 (1/25 dari 1,0). Berdasarkan permeabilitas terus meningkat? Alasannya adalah karena pompa Na+-K+ men-
serta konsentrasi K+ dan Na+di CIS dan CES sebagaimana tersaji geimbangi laju rembesan pasif. Pada potensial istirahat, pompa ini
dalam Tabel 3-3, memindahkan kembali ion kalium ke dalam sel dalam jumlah yang
pada dasarnya sama dengan jumlah ion yang telah merembes ke luar
(1)(5) (0.04 )(150)
Vm 61 log sel, dan secara bersamaan memindahkan kembali ion natrium yang
(1)(150) (0..04 )(15) telah merembes masuk ke luar sel. Pada titik ini, tercipta keadaan
5 6 mantap (steady state): Tidak terjadi lagi perpindahan neto ion apa
61 log
150 0.6 pun karena semua rembesan pasif sudah diimbangi oleh pemompaan
61 log 0.073 aktif. Tidak terjadi lagi perubahan neto pada keadaan mantap
ataupun keseimbangan dinamik, tetapi dalam keadaan mantap
Karena log 0.073 adalah – 1.137, energi harus digunakan untuk mempertahankan kemantapan,
Vm = 61 (–1.137) = –69 mV sementara pada keseimbangan dinamik tidak lagi diperlukan energi
guna mempertahankan kemantapan. Dengan kata lain, gaya pasif
Penambahan –1 mV potensial yang dihasilkan secara langsung oleh dan aktif yang berlawanan saling mengimbangi dalam keadaan
pompa Na+–K+ ke nilai ini memberikan total –70 mV untuk mantap dan gaya-gaya pasif yang berlawanan mengimbangi satu
potensial membran istirahat. sama lain pada keseimbangan dinamik. Karena pada keadaan
mantap di kedua sisi membran pompa yang aktifmengimbangi
KESEIMBANGAN REMBESAN PASIF DAN PEMOMPAAN AKTIF rembesan pasif, gradien konsentrasi Na+ dan K+ tetap sama. Jadi,
PADA POTENSIAL MEMBRAN ISTIRAHAT Pada potensial istirahat, pompa Na+-K+ tidak hanya mulanya bertanggung jawab atas
K+ ataupun Na+ tidak berada dalam keseimbangan. Potensial -70 mV perbedaan konsentrasi Na+ dan K+ di kedua sisi membran, tetapi
tidak sepenuhnya mengimbangi gradien konsentrasi K+; diperlukan juga mempertahankan perbedaan ini.
potensial -90 mV untuk melakukannya. Karena itu, K+ pelan-pelan Seperti baru saja dibahas, besar gradien konsentrasi ini, bersama
terus keluar melalui kanal yang rembes mengikuti gradien dengan perbedaan permeabilitas membran terhadap kedua jenis ion,
konsentrasi yang kecil ini. Pada kasus Na+, gradien konsentrasi dan menentukan besar potensial membran. Karena gradien konsentrasi
listrik bahkan tidak saling bertentangan; keduanya mendorong Na+ dan permeabilitas terhadap Na+ dan K+ tetap sama pada keadaan
masuk ke sel. Karena itu, Na+ merembes terus ke dalam sel mengikuti istirahat, potensial membran istirahat yang dihasilkan oleh gaya-gaya
gradien elektrokimianya, tetapi pelan-pelan saja karena per- ini tetap sama.
meabilitasnya yang rendah dengan kata lain, akibat langkanya kanal- PERPINDAHAN KLORIDA PADA POTENSIAL MEMBRAN ISTIRA-
rembes Na+. HAT Sejauh ini kita sama sekali mengabaikan satu ion lain yang
Rembesan semacam ini selalu terjadi, jadi mengapa konsentrasi K+ terdapat dalam konsentrasi tinggi di CES: Cl-. Klorida adalah anion
intrasel tidak terus menurun dan konsentrasi Na+ di dalam sel tidak utama di CES. Potensial keseimbangannya adalah -70 mV, parsis sa-

   89
ma dengan potensial membran istirahat. Perpindahan Cl- yang CIS, atau sebaliknya, penting bagi kelangsungan hidup sel, dan
bermuatan negatif sendirian mengikuti gradien konsentrasinya akan konstituen-konstituen CES harus dipertahankan homeostasisnya
menghasilkan gradien listrik yang berlawanan, dengan bagian dalam guna menunjang berbagai pertukaran yang mempertahankan
lebih negatif dibanding bagian luar. Saat para ahli fisiologi pertama kelangsungan hidup ini.
kali meneliti efek ion yang berkontribusi atas potensial membran, Banyak jenis sel memanfaatkan transpor membran untuk
mereka penasaran dan berpikir bahwa perpindahan Cl- dan pembent- menjalankan aktivitas khususnya masing-masing yang dirancang
ukan potensial keseimbangan Cl+ boleh jadi merupakan satu-satunya untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Berikut ini beberapa
mekanisme yang bertanggung jawab menghasilkan potensial membr- contohnya.
an istirahat yang identik. Kenyataannya, yang terjadi adalah
sebaliknya. Potensial membran bertanggung jawab mendorong 1. Penyerapan nutrien dari lumen saluran cerna melibatkan
distribusi Cl- di kedua sisi membran. transpor molekul penghasil-energi ini melintasi membran sel
Sebagian besar sel sangat permeabel bagi Cl- tetapi tidak memiliki yang melapisi saluran cerna.
mekanisme transpor aktif untuk ion ini. Dengan tidak adanya gaya- 2. Pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah di paru
gaya aktif yang bekerja padanya, Cl- secara pasif mendistribusikan melibatkan transpor gas-gas ini menembus membran sel yang
dirinya sendiri untuk mencapai keadaan keseimbangan. Pada keadaa- melapisi kantong udara dan pembuluh darah di paru.
n ini, Cl-, digerakkan keluar sel, menciptakan gradien konsentrasi ke 3. Urien dibentuk melalui pemindahan selektif bahan-bahan
arah dalam yang tepat mengimbangi gradien listrik ke arah luar, antara darah dan cairan di dalam tubulus ginjal menembus
(yaitu, potensial membran istirahat) yang dihasilkan oleh pergerak- membran sel yang melapisi tubulus.
kan K+ dan Na+. Oleh sebab itu, perbedaan konsentrasi Cl- antara
CES dan CIS secara pasif disebabkan oleh adanya potensial membran 4. Denyut jantung dipicu oleh perubahan siklik transpor Na+,K+,
dan bukan dipertahankan oleh pompa aktif seperti pada Na+ dan K+. dan Ca2+ melewati membran sel jantung.
Karena itu, Cl- tidak memengaruhi potensial membran istirahat pada 5. Sekresi zat kimia perantara, misalnya neurotransmiter dari sel
sebagian besar sel. Potensial membran justru secara pasif me- saraf dan hormon dari sel endokrin, melibatkan transpor
mengaruhi distribusi Cl-. produk-produk pengatur ini ke CES jika ada rangsangan yang
PEMANFAATAN KHUSUS POTENSIAL MEMBRAN DI SEL SARAF sesuai.
DAN OTOT Sel saraf dan otot telah memiliki mekanisme pemanfaatan
Selain melaksanakan pemindahan selektif bahan antara CES
khusus potensial membran. Kedua jenis sel ini dapat dengan cepat
dan CIS, membran plasma mengandung reseptor untuk
mengubah-ubah permeabilitas membrannya untuk sesaat terhadap
mengikat zat kimia perantara spesifik yang mengatur berbagai
ion-ion yang terlibat dalam respons terhadap rangsangan yang sesuai,
aktivitas sel, dan banyak di antaranya berupa aktivitas khusus
sehingga menimbulkan fluktuasi potensial membran. Fluktuasi
untuk mempertahankan homeostasis. Contoh, hormon va-
potensial yang cepat tersebut bertanggung jawab menghasilkan impuls
sopresin, yang disekresikan sebagai respons atas defisit air di
saraf di sel saraf dan mencetuskan kontraksi di sel otot. Aktivitas ini
dalam tubuh, berikatan dengan reseptor di membran plasma sel
menjadi fokus di lima bab berikutnya. Meskipun semua sel
ginjal jenis tertentu. Pengikatan ini memicu sel-sel tersebut
memperlihatkan potensial membran, kemaknaannya di kebanyakan
untuk menahan air saat pembentukan urine dengan mendorong
sel lain belum jelas; namun, perubahan potensial membran di
penyisipan akuaporin (kanal air) tambahan, sehingga mem
beberapa sel sekretorik contohnya, sel penyekresi-insulin dikait-
bantu memulihkan defisit air yang memicu respons tersebut.
kaitkan dengan derajat aktivitas sekretorik sel-sel tersebut.
Semua sel hidup memiliki potensial membran, dengan
bagian dalam sel sedikit lebih negatif dibanding cairan di sekitar
Periksa Pemahaman Anda 3.6 sel ketika sel dalam keadaan (aktivitas listriknya) istirahat.
Aktivitas khusus sel saraf dan otot bergantung pada kemampuan
1. Paparkan kontribusi relatif K+ dan Na+potensial membran istirahat.
sel-sel ini mengubah potensial membrannya dengan cepat pada
2. Jelaskan perbedaan antara keadaan mantap dan keseimbangan dinamik. rangsangan yang sesuai. Perubahan potensial cepat sesaat di sel
saraf berfungsi sebagai sinyal listrik atau impuls saraf, yang
merupakan cara menghantarkan informasi di sepanjang jaras
Homeostasis: Bab dalam saraf. Informasi ini digunakan untuk melakukan penyesuaian
homeostatik, misalnya memulihkan tekanan darah ke nilai
Perspektif normal ketika ada sinyal bahwa tekanan tersebut terlampau
rendah.
Semua sel tubuh harus memperoleh bahan-bahan vital, Perubahan cepat potensial membran di sel otot mencetuskan
misalnya nutrien dan O2, dari CES di sekitarnya; sel juga kontraksi otot, aktivitas khusus otot. Kontraksi otot ber-
harus membuang sampah ke CES dan membebaskan pro kontribusi atas homeostasis melalui banyak cara, termasuk
duk sekretorik, seperti zat kimia perantara dan enzim pencernaan. pemompaan darah oleh jantung dan pemindahan makanan
Karena itu, transpor bahan melintasi membran plasma dari CES ke sepanjang safuran cerna.

   hapter
SOAL LATIHAN
Jawaban di mulai di h. A-23
6. terbentuk melalui penyatuan protein di permukaan luar dua sel
Pertanyaan Objektif yang berinteraksi
1. Ekor nonpolar molekul fosfolipid membenamkan diri di sisi 7. penting di jaringan yang retan teregang secara mekanis
dalam membran plasma. (Benar atau salah?) 8. penting untuk menyelaraskan kontraksi otot jantung dan otot
2. Sel menyusut ketika berkontak dengan sebuah larutan hiper- polos dengan membiarkan penyebaran aktivitas listrik di antara
tonik. (Benar atau salah?) sel-sel penyusun massa otot
3. Kanal terbuka ke kedua sisi membran pada saat yang 9. penting untuk mencegah lewatnya bahan di antara sel-sel pada
bersamaan, tetapi molekul pembawa setiap kali hanya lembaran epitel yang memisahkan dua kompartemen yang
terbuka disatu sisi membran. (Benar atau salah?) komposisi kimianya berbeda
4. Pada potensial membran istirahat, terdapat kelebihan sedikit
sedikit muatan ___ (positif/negatif) di sisi dalam membran Pertanyaan Esai
dan kelebihan sedikit muatan ___ (positif/negatif) di sisi luar 1. Jelaskan model mosaik cair struktur membran.
membran. 2. Apa fungsi ketiga jenis utama serat protein di matriks ekstrasel?
5. Menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan komponen 3. Apa dua sifat partikel yang memengaruhi kemampuannya menem-
membran apa yang bertanggung jawab atas fungsi yang dita- bus membran plasma?
nyakan berikut ini: 4. Sebutkan dan jelaskan metode-metode transpor membran.
1. pembentukan kanal (a) lapisan-ganda Tunjukkan bahan jenis apa yang diangkut pada masing-masing
2. sawar terhadap pelintasan lipid metode, dan tuliskan kategori setiap cara transpor itu, apakah pasif
bahan larut air (b) protein atau aktif, tanpa bantuan atau dengan bantuan.
3. tempat reseptor (c) karbohidrat 5. Menurut hukum difusi Fick, faktor-faktor apa yang memengaruhi
4. fluiditas membran laju difusi neto melintasi membran?
5. pengenalan "diri sendiri" 6. Sebutkan tiga peran penting pompa Na+–K+.
6. enzim terikat-membran
7. batas struktural 7. Jelaskan kontribusi masing-masing komponen atau metode berikut
dalam membentuk dan mempertahankan potensial membran: (a)
8. molekul pembawa
pompa Na+-K+, (b) perpindahan pasif K+ melintasi membran, (c)
6. Dengan pilihan jawaban di kanan, tunjukkan arah per-
perpindahan pasif Na+ melintasi membran, dan (d) anion-anion
gerakan neto pada setiap khusus:
(a) Pergerakan dari besar intrasel.
1. difusi sederhana
2. difusi terfasilitasi konsentrasi tinggi
3. transpor aktif primer ke rendah Latihan Kuantitatif
4. Na+ selama simport atau (b) Pergerakan dari 1. Menggunakan persamaan Nernst, hitung potensial keseimbangan
antiport konsentrasi rendah
Ca2+ dan Cl–untuk tiap set data berikut:
5. solut yang diangkut sewaktu ke tinggi a. Diketahui [Ca2+]o = 1 mM, [Ca2+]i = 100 nM, tentukan ECa2+
simport atau antiport
b. Diketahui [Cl–]o = 110 mM, [Cl–]i = 10 mM, tentukan ECl–
6. air, berkenaan dengan
gradien konsentrasi air 2. Salah satu kegunaan persamaan Nernst adalah untuk menjelaskan
sewaktu osmosis aliran ion menembus membran plasma. Ion berpindah di bawah
7. air, berkenaan dengan pengaruh dua gaya: gradien konsentrasi (dinyatakan dalam satuan
gradien konsentrasi solut listrik pada persamaan Nernst) dan gradien listrik (dinyatakan
selama osmosis dalam listrik membran). Hal ini diringkas dalam hukum Ohm:
7. Menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan jenis taut sel
Ix = Gx (Vm – Ex)
yang dipaparkan:
1. taut lekat (a) Taut celah yang menjelaskan perpindahan ion x menembus membran. I adalah
2. taut impermeabel (b) Taut erat arus listrik dalam ampere (A); G adalah hantaran, ukuran per-
3. taut komunikasi (c) Desmosom meabilitas x, dalam Siemens (S), sama dengan ∆I/∆V; Vm adalah
4. tersusun atas konekson, yang listrik membran; dan Ex adalah potensial keseimbangan ion x. Per-
mengizinkan lewatnya ion dan samaan ini tidak saja menginformasikan besar arus listrik, tetapi
molekul kecil di antara sel-sel juga arahnya. Berdasarkan kesepakatan, nilai arus negatif me-
5. terdiri atas anyaman serat, yang nunjukkan ion positif masuk ke sel atau ion negatif keluar dari sel.
memaku sel-sel bersebelahan Kebalikannya berlaku untuk nilai arus positif.

Membran plasma dan Potensial membran 91


a. Menggunakan data berikut, hitung besar INa+. 3. Menggunakan persamaan Goldman-Hodgkin-Katz, apa yang akan
[Na ]o = 145 mM, [Na ]i = 15 mM,
+ +
GNa+ = 1 nS, Vm = –70 mV terjadi pada potensial membran istirahat jika konsentrasi K+ di CES
b. Apakah Na+ masuk atau meninggalkan sel? meningkat dua kali lipat menjadi 10 mM.
c. Apakah Na+ berpindah mengikuti atau melawan gradien konsent-
rasi?Apakah mengikuti atau melawan gradien listrik?

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Sebuah larutan dapat memiliki osmolaritas yang sama dengan


30
cairan tubuh normal meskipun larutan tersebut boleh jadi tidak

Konsentrasi bahan
di cairan intrasel
isotonik. Jelaskan mengapa demikian 25
2. Anggaplah bahwa sebuah membran yang permeabel terhadap Na+,
20
tetapi tidak terhadap Cl– memisahkan dua larutan. Konsentrasi

(mol × 104)
natrium klorida di sisi 1 lebih tinggi dibanding sisi 2. Mana dari per- 15
pindahan ion berikut yang akan terjadi?
10
a. Na+ akan berpindah hingga gradien konsentrasinya lenyap (hin-
gga konsentrasi Na+ di sisi 2 sama dengan konsentrasi Na+ di 5
sisi 1).
b. Cl– akan berpindah mengikuti gradien konsentrasinya dari sisi 1 5 10 15 20 25 30
ke sisi 2. Konsentrasi bahan di
c. Akan terbentuk potensial membran, negatif di sisi 1 cairan ekstrasel (mol
× 104)
d. Akan terbentuk potensial membran, positif di sisi 1.
e. Pernyataan di atas tidak ada yang benar. a. difusi mengikuti gradien konsentrasi
3. Dibandingkan dengan potensial istirahat, apakah potensial me- b. osmosis
mbran akan menjadi lebih negatif atau lebih positif jika membran c. difusi terfasilitasi
lebih permeabel terhadap Na+ dibanding terhadap K+? d. transpor aktif
4. Mana dari metode transpor berikut yang digunakan untuk e. transpor vesikular
memindahkan bahan ke dalam sel berdasarkan grafik penyerta di f. mustahil diketahui dengan informasi yang ada.
bawah ini? 5. Kolostrum, air susu ibu yang pertama kali keluar, mengandung
banyak antibodi, molekul protein besar. Antibodi dari ibu ini
membantu rnelindungi bayi yang minum air susu ibu dari infeksi
hingga bayi mampu menghasilkan antibodi sendiri. Menurut Anda,
dengan cara apa antibodi dari ibu ini dipindahkan melintasi sel-sel
yang melapisi saluran cerna bayi baru lahir ke peredaran darahnya?

PERTIMBANGAN KLINIS

Ketika William H. sedang menolong korban gempa bumi di daerah -kan terbukanya kanal Cl- di membran luminal sel-sel usus, sehingga
yang tidak siap mendirikan penampungan sementara dengan cepat, ia meningkatkan sekresi Cl- dari sel ke dalam lumen usus. Melalui
mengalami diare berat. Ia didiagnosis mengidap kolera, penyakit yang mekanisme apa Na+ dan air disekresikan ke dalam lumen bersama
ditularkan lewat pasokan air tidak bersih yang tercemar tinja dari orang dengan sekresi CL-? Bagaimana respons sekretorik ini menyebabkan
yang terinfeksi. Toksin yang dihasilkan oleh bakteri kolera menyebab diare berat yang khas pada kolera?

   hapter
hapter
3 Kartu Belajar
-kan peregangan dan pengempisan), serta fibronektin (membantu
perlekatan sel).
■ Semua sel dibungkus oleh membran plasma, lapisan-ganda lipid
■ Banyak sel disatukan lebih lanjut oleh taut sel khusus, tiga jenis di
tipis dengan sejumlah protein tersisip di dalamnya dan karbohidrat
antaranya: desmosom, taut erat, dan taut celah.
melekat ke permukaan luarnya.
■ Pada mikroskop elektron, membran plasma tampak berupa struktur ■ Desmosom berfungsi sebagai taut lekat untuk menyatukan
trilaminar (dua garis gelap yang dipisahkan oleh satu lapisan terang) sel-sel secara mekanis dan terutama penting di jaringan yang
yang terbentuk akibat susunan molekul-molekulnya. Molekul-molekul rentan teregang. (Lihat Gambar 3-4.)
fosfolipid menyusun diri membentuk lapisan-ganda dengan bagian ■ Taut erat merupakan taut sebenarnya yang menyatukan sel-sel,
dalam hidrofobik (lapisan terang) yang terjepit di antara permukaan mencegah lewatnya bahan di antara sel sehingga hanya me-
luar dan dalam yang hidrofilik (garis gelap). (Lihat Gambar 3-1, 3-2, mungkinkan pelintasan-terkendali bahan menembus sel. Taut
3-3, dan foto pembuka bab). impermeabel ini ditemukan di lembaran epitel yang memisahkan
■ Lapisan-ganda lipid ini membentuk batas struktural sel, berfungsi
kompartemen-kompartemen dengan komposisi kimia yang sangat
sebagai sawar terhadap bahan-bahan larut air dan bertanggung jawab berbeda. (Lihat Gambar 3-5.)
■ Taut celah adalah taut komunikasi antara dua sel bersebelahan,
atas sifat cair membran. Molekul kolesterol yang tersisip di antara
molekul-molekul fosfolipid berkontribusi atas sifat cair dan stabilitas tetapi tidak bersentuhan. Taut celah membentuk terowongan kecil
membran. yang memungkinkan pertukaran ion dan molekul kecil antarsel.
Perpindahan ion semacam ini berperan penting dalam penghantaran
■ Menurut model mosaik cair struktur membran, sejumlah protein
aktivitas listrik untuk menyelaraskan kontraksi di otot jantung dan otot
terbenam di dalam lapisan-ganda lipid. (Lihat Gambar 3-3.) Protein
polos. (Lihat Gambar 3-6.)
membran, yang jenisnya dan distribusinya bervariasi antarsel,
berfungsi sebagai (1) saluran tempat lewatnya ion kecil menembus
membran, (2) pembawa untuk memindahkan bahan spesifik keluar
3.3 | Selayang Pandang Transpor Membran (h.68-69)
masuk sel; (3) akseptor penanda penambatan tempat vesikel se-
kretorik menambatkan diri dan membebaskan isinya; (4) enzim terikat- ■ Bahan-bahan dapat berpindah dari CES ke CIS, atau sebaliknya,
membran yang mengatur reaksi-reaksi kimia spesifik; (5) reseptor melalui mekanisme transpor dengan bantuan atau tanpa bantuan.
untuk mendeteksi dan menanggapi zat kimia perantara yang mengub-
ah fungsi sel; dan (6) molekul perekat sel yang membantu menyatukan ■ Mekanisme transpor juga dapat bersifat pasif (partikel berpindah
sel-sel dan menjadi penghubung struktural antara membran plasma menembus membran tanpa penggunaan energi sel) atau aktif (sel
dan sitoskeleton intrasel. memakai energi untuk memindahkan partikel menembus membran).
(Lihat Tabel 3-2, h. 84)
■ Karbohidrat membran di permukaan luar sel befungsi sebagai

penanda identitas diri. (Lihat Gambar 3-3.) Molekul ini penting dalam
pengenalan "diri" pada interaksi antarsel, misalnya selama pembentu- 3.4 | Transpor Membran Tanpa Bantuan (h. 69-74)
kan dan pertumbuhan jaringan.
■ Molekul nonpolar (larut dalam lipid), berapa pun ukurannya, mampu

CES
Garis gelap melintasi membran tanpa bantuan dengan melarutkan diri dan
Protein
integral
Rantai
karbohidrat
Gambaran
menggunakan Ruang terang
berpindah secara pasif melalui lapisan-ganda lipid mengikuti gradien
Molekul
mikroskop elektro
konsentrasi. (Lihat Gambar 3-7 dan 3-8.) Tanpa bantuan pula, ion-ion
Garis gelap
fosfolipid
kecil menembus membran secara pasif mengikuti gradien elektrokimia
Glikolipid Glikoprotein
melalui kanal protein spesifik yang terbuka bagi ion tersebut. (Lihat
Gambar 3-3.)
Protein ■ Pada osmosis, air berpindah secara pasif mengikuti gradien
reseptor
konsentrasinya melintasi sebuah membran permeabel selektif ke
tempat dengan konsentrasi solut taktembus-membran lebih tinggi solut
Lapisan Molekul
ganda kolesterol
Protein kanal
rembes
tembus-membran tidak memiliki efek osmotik. (Lihat Gambar 3-9
Protein kanal Protein
lipid
Molekul perlekatan sel Protein Mikrofilamen hingga 3-12.)
berpintu perifer (menghubungkan pembawa sitoskeleton
CIS
mikrotubulus ke membran)
■ Osmolaritas sebuah larutan adalah ukuran jumlah total partikel solut,

baik tembus-membran maupun taktembus-membran, dan ion per liter.


Tekanan osmotik sebuah larutan adalah tekanan yang harus bekerja
3.2 | Perlengkatan Antarsel (h. 65–68)
pada larutan tersebut untuk menghentikan osmosis. Tonisitas sebuah
■ Matriks ekstrasel (extracellular matrix, ECM) berfungsi sebagai larutan merujuk pada efek larutan pada volume sel dan bergantung
"lem" biologis antarsel sebuah jaringan. Matriks ekstrasel tersusun atas pada konsentrasi relatif solut taktembus-membran dalam larutan itu,
bahan encer mirip gel dengan tiga jenis utama serat protein tersisip di dibandingkan dengan konsentrasi solut taktembus-membran sejenis
dalamnya: kolagen (menghasilkan kekuatan tensil), elastin (memungkin dalam sel yang dikelilinginya. (Lihat Gambar 3-13.)
3.5 | Transpor Membran Dengan Bantuan (h. 75-83) ■ Molekul polar besar dan partikel multimolekul dapat memasuki

atau meninggalkan sel dengan terbungkus dalam sepotong


■ Pada transpor diperantarai-pembawa, molekul polar kecil dan ion
membran untuk membentuk vesikel yang dapat dimasukkan ke sel
tertentu diangkut menembus membran oleh protein pembawa (endositosis) atau dikeluarkan dari sel (eksositosis). (Lihat Gambar
spesifik. Protein pembawa membuka ke salah satu sisi membran 2-5, 2-6, dan 2-8).
ketika ada penumpang yang terikat ke tempat pengikatan spesifik
■ Berbagai sel memiliki selektivitas berbeda-beda terhadap bahan
baginya, kemudian berubah bentuk sedemikian rupa sehingga tempat
yang keluar masuk sel karena adanya kanal, molekul pembawa, atau
pengikatan tersebut terpajan ke sisi membran yang berlawanan saat
mekanisme transpor vesikular yang jumlahnya dan jenisnya beragam
penumpang dilepaskan. Transpor diperantarai-pembawa dapat
■ Tidak ada mekanisme transpor khusus bagi molekul polar besar
bersifat pasif, memindahkan partikel mengikuti gradien konsentrasi-
nya (difusi terfasilitasi)(lihat Gambar 3-14), atau aktif, memindahkan (lebih besar dari kanal dan tidak larut dalam lipid) sehingga molekul
partikel melawan gradien konsentrasinya (transpor aktif). Protein semacam ini tidak dapat menembus membran sel.
pembawa memperlihatkan maksimum transpor (Tm) kektika sudah
jenuh. (Lihat Gambar 3-15.) 3.6 | Potensial Membran (h. 83-90)
■ Dua bentuk transpor aktif adalah transpor aktif primer dan transpor ■ Semua sel memiliki potensial membran, yaitu pemisahan muatan

aktif sekunder. Transpor aktif primer memerlukan pemakaian berlawanan jenis di kedua sisi membran plasma. (Lihat Gambar
langsung ATP untuk menjalankan pompa. Salah satu contoh transpor 3-19.)
aktif primer yang paling penting adalah pompa Na+-K+ yang ■ Pompa Na+-K+ memberi kontribusi langsung, meskipun kecil, atas
mengonsentrasikan Na+ di CES dan K+ di CIS. (Lihat Gambar 3-16.) potensial membran karena pompa ini memindahkan lebih banyak ion
Transpor aktif sekunder digerakkan oleh gradien konsentrasi ion Na+ ke luar sel ketimbang ion K+ ke dalam sel. (Lihat Gambar 3-16.)
(biasanya Na+) yang diciptakan oleh sistem transpor-aktif primer. Dua Namun, per an utama pompa Na+-K+ adalah untuk secara aktif
jenis transpor aktif sekunder ialah simport (atau kotranspor) dan menjaga konsentrasi Na+ tetap lebih tinggi di luar sel dan konsentrasi
antiport (kontratranspor atau pertukaran). Pada simport, solut K+ tetap lebih tinggi di dalam sel. Gradien konsentrasi ini cenderung
bersama-sama ion (Na+) berpindah searah (keduanya masuk ke sel), memindahkan K+ ke luar sel dan Na+ ke dalam sel secara pasif. (Lihat
dengan solut bergerak melawan gradien konsentrasi dan ion mengalir Tabel 3-3 dan Gambar 3-20 dan 3-21.)
mengikuti gradien konsentrasi. Pada antiport, solut dan ion berpindah ■ Karena membran dalam keadaan istirahat 25 hingga 30 kali lebih
berlawanan arah (solut keluar dari sel, sementara Na+ masuk ke sel), permeabel terhadap K+ dibanding terhadap Na+, jauh lebih banyak K+
dengan solut bergerak melawan gradien konsentrasi dan ion mengalir yang meninggalkan sel ketimbang Na+ yang memasuki sel, men-
mengikuti gradien konsentrasi. (Lihat Gambar 3-17 dan 3-18.) yebabkan kelebihan muatan positif di luar sel. Hal ini menyebabkan
kelebihan muatan negatif, dalam bentuk anion protein besar (A-) yang
terperangkap di dalam sel. (Lihat Tabel 3-3 dan Gambar 3-22.)

1 Pompa memiliki 3 tempat pengikatan


afinitas-tinggi terhadap Na+ dan 2 tempat
pengikatan afinitas-rendah terhadap K+ Membran plasma
ketika terpajan ke CIS.

Gradien CES
konsentrasi Na+
Tinggi Na+ Rendah K+ Pompa Na+–K+ CES CIS
Tempat pengikatan
Difusi neto K+ ke

K+
afinitas-tinggi
Membran terhadap Na+ K+ luar sel yang relatif
plasma
Tempat pengikatan + – besar menghasilkan
afinitas-rendah
terhadap K+
Gradien
konsentrasi K+
+ – EK+ senilai –90 mV
Rendah Na+ Tinggi K+ + –
+ –
A–
CIS 3 Na+ Tidak terjadi difusi A-
2 Ketika 3 Na+ dari CIS
+ – menembus membran
Arah transpor + –
Na+
6 Dua K+ dilepaskan ke (yang konsentrasi Na+-nya
CIS (yang konsentrasi K+-
K+ rendah) terikat ke pompa, + – Difusi neto Na+ masuk
nya tinggi) begitu afinitas ATP dipecah menjadi ADP –+ –+ ke sel yang relatif kecil
tempat pengikaan K+ plus fosfat; gugus fosfat menetralkan sebagian
menurun drastis seiring terikat ke pompa. Na+
perubahan bentuk pompa.
P yang menyertainya –+ –+ potensial yang diciptakan
Pada saat bersama-an, oleh K+ ketika sendirian

Cl–
afinitas tempat pengikatan 2 K+ ATP ADP
N+ meningkat ekstram, se-
hingga proses kembali ke
langkah 1.

3 Na+ Potensial membran istirahat = –70 mV


Tempat pengikatan afinitas-
rendah terhadap Na+
5 Ketika 2K+ dari
CES (yang konsentrasi Tempat pengikatan afinitas-
K+-nya rendah) terikat tinggi terhadap K+
ke pompa, gugus fosfat
dilepaskan. Defosforitasi 3 Fosforilasi menyebabkan ■ Ketika tercapai potensial membran istirahat, senilai -70 mV, tidak
Arah transpor pompa berubah bentuk
menyebabkan pompa
kembali ke bentuk semula.
P
Na+ P sedemikian rupa sehingga
tempat pengikatan Na+
terjadi lagi perpindahan neto K+ dan Na+ karena setiap rembesan ion-
2 K+
terpajan ke sisi membran
yang berlawan dan 3 Na+
ion ini mengikuti gradien konsentrasinya dengan cepat ditambal oleh
dilepaskan ke CES (yang pompa Na+-K+.
konsentrasi Na+-nya tinggi)
begitu afinitas tempat
pengikatan Na+ menurun drastis ■ Distribusi Cl- di kedua sisi membran berlangsung secara pasif

akibat terciptanya potensial membran, membuat Cl- terkonsentrasi di


P CES.
4 Perubahan bentuk juga
menyebabkan terpajannya tempat
pengikatan K+ pada pompa ke CES
dan sangat meningkatkan afinitasnya.
Pindaian mikrograf elektron sebuah neuron (sel saraf)
dalam biakan sel. Badan sel yang bulat mengandung nukleus
dan organel-organel. Juluran-juluran tipis dari badan sel ada dua
jenis dendrit-dendrit bercabang yang menerima pesan dan
sebuah akson panjang yang mengirimkan pesan tersebut.

4
David McCarthy/Photo Researchers, Inc.

Prinsip Komunikasi Saraf dan


Hormon

SEKILAS ISI Pokok-Pokok Homeostasis


4.1 Pengenalan Komunikasi Untuk mempertahankan homeostasis, sel harus bekerja dalam pola terkoordinasi
Saraf
demi mencapai tujuan tertentu. Dua sistem pengaturan utama dalam tubuh yang
4.2 Potensial Berjenjang
membantu memastikan terjadinya respons-respons terkoordinasi yang menjaga
4.3 Potensial Aksi
4.4 Sinaps dan Integrasi
kelangsungan hidup adalah sistem saraf dan
Neuron endokrin. Komunikasi saraf berlangsung dengan perantaraan sel saraf, atau neuron, yang
4.5 Komunikasi Antarsel dan khusus untuk menghantarkan sinyal listrik secara cepat dan menyekresikan neurotransmiter,
Transduksi Sinyal zat kimia perantara (chemical messenger) jarak dekat yang bekerja pada organ-organ target di
4.6 Pengenalan Komunikasi
dekatnya. Sistem saraf menghasilkan kendali cepat terhadap sebagian besar otot tubuh dan
Hormon
sekresi eksokrin. Komunikasi hormon dijalankan oleh hormon, yaitu zat kimia perantara jarak
4.7 Perbandingan Sistem Saraf
dan Endokrin
jauh yang disekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah. Darah mengangkut hormon ke
tempat target yang jauh, tempat hormon mengatur sejumlah proses yang lebih membutuhkan
durasi ketimbang kecepatan, seperti aktivitas metabolik, keseimbangan air dan elektrolit, serta
pertumbuhan.
+20
+10 Depolarisasi (penurunan potensial;

Membrane potential (mV)


0 membran kurang negatif)
Semua sel tubuh memperlihatkan potensial membran, yaitu –10 Repolarisasi (kembali ke potensial
pemisahan muatan positif dan negatif di kedua sisi membran, –20 istirahat setelah depolarisasi)
sebagaimana telah dibahas di bab sebelumnya (lihat h. 83-90). –30
–40 Hiperpolarisasi (peningkatan
Potensial ini berkaitan dengan: (1) distribusi tak-merata natrium (Na potensial; membran lebih negatif)
+), kalium (K+), dan anion protein intrasel besar antara cairan intrasel –50
–60
(CIS) dan cairan ekstrasel (CES); (2) permeabilitas diferensial –70 Potensial
membran plasma terhadap ion-ion ini. –80 istirahat
–90
Waktu (mdet)
Saraf dan otot adalah jaringan peka-rangsang.
Gambar 4-1 Jenis perubahan potensial membran
Potensial membran konstan yang terjadi ketika sel berada dalam
keadaan istirahat yaitu tidak menghasilkan sinyal listrik merujuk
pada apa yang dinamakan potensial membran istirahat. Dua jenis sel, 4. Hiperpolarisasi. Membran menjadi lebih terpolarisasi; bagian
neuron (sel saraf) dan sel otot, memiliki kegunaan khusus untuk dalam membran menjadi lebih negatif dibanding pada potensial
potensial membran tersebut. Kedua sel ini dapat mengalami fluktuasi istirahat, dengan nilai potensial menjauhi 0 mV (misalnya,
cepat sesaat pada potensial membrannya, yang berfungsi sebagai perubahan dari -70 menjadi -80 mV); lebih banyak muatan yang
sinyal listrik. dipisahkan ketimbang saat potensial istirahat.
Sel saraf dan otot dipandang sebagai jaringan peka-rangsang Satu hal yang boleh jadi membingungkan perlu diklarifikasi.
karena keduanya menghasilkan sinyal listrik ketika tereksitasi. Pada alat yang digunakan untuk merekam perubahan cepat
Neuron menggunakan sinyal listrik ini untuk menerima, memproses, potensial, selama depolarisasi (saat bagian dalam membran menjadi
menginisiasi, dan mengirimkan pesan. Di sel otot, sinyal listrik ini kurang negatif ketimbang saat potensial istirahat), penurunan besar
mencetuskan kontraksi. Dengan demikian, sinyal listrik penting bagi potensial ini tampak sebagai defleksi ke atas. Sebaliknya, sewaktu
fungsi sistem saraf dan semua otot. Di bab ini, kita akan membahas hiperpolarisasi (ketika bagian dalam membran menjadi lebih negatif
bagaimana neuron mengalami perubahan potensial untuk dibanding pada potensial istirahat), peningkatan besar potensial ini
melaksanakan fungsinya. Sel otot akan diulas di bab selanjutnya. terlihat sebagai defleksi ke bawah.

Sebelum dapat memahami apa itu sinyal listrik dan bagaimana sinyal Perubahan potensial membran terjadi karena perubahan
tersebut tercipta, Anda harus mengenal beberapa istilah yang dipakai perpindahan ion menembus membran. Sebagai contoh, jika aliran
untuk menggambarkan perubahan potensial, sebagaimana disajikan masuk neto ion bermuatan positif meningkat dibandingkan
dengan grafik di Gambar 4-1: keadaan istirahat (misalnya, lebih banyak Na+ yang masuk),
membran terdepolarisasi (bagian dalam membran menjadi kurang
1. Polarisasi. Muatan-muatan dipisahkan di kedua sisi negatif). Sebaliknya, jika aliran keluar neto ion bermuatan positif
membran sehingga membran memiliki potensial. Tiap kali potensial meningkat ketimbang keadaan istirahat (misalnya, lebih banyak K
membran bernilai selain 0 milivolt (mV), dalam arah positif yang keluar), membran mengalami hiperpolarisasi (bagian dalam
ataupun negatif, membran dikatakan berada dalam keadaan membran menjadi lebih negatif).
polarisasi. Ingatlah bahwa besar potensial berbanding lurus dengan
jumlah muatan positif dan negatif yang dipisahkan oleh membran Perubahan perpindahan ion timbul akibat perubahan
dan bahwa tanda potensial (+ atau -) selalu menunjukkan adanya permeabilitas membran sebagai respons atas berbagai kejadian
kelebihan muatan positif (+) atau negatif (-) di bagian dalam pemicu. Kejadian pemicu mencetuskan perubahan potensial
membran. Di sel saraf umumnya, pada potensial istirahat, membran dengan mengubah permeabilitas membran dan,
membran terpolarisasi pada -70 mV (lihat h. 88). konsekuensinya, mengubah aliran ion menembus membran.
Perpindahan ion ini mendistribusikan kembali muatan di kedua sisi
2. Depolarisasi. Membran menjadi kurang terpolarisasi; bagian membran, menyebabkan potensial membran berfluktuasi.
dalam membran menjadi kurang negatif dibanding pada potensial
istirahat, dengan nilai potensial mendekati 0 mV (contohnya, Karena ion larut air bertanggung jawab untuk membawa
perubahan dari -70 menjadi -60 mV); lebih sedikit muatan yang muatan yang tidak dapat menembus lapis ganda lipid membran
dipisahkan ketimbang saat potensial istirahat. Istilah ini juga plasma, muatan ini dapat menembus membran hanya melalui
merujuk pada bagian dalam membran yang bahkan menjadi positif kanal-kanal yang spesifik untuknya atau melalui transpor
seperti pada potensial aksi (jenis utama sinyal listrik) ketika diperantarai pembawa. Kanal membran dapat berupa kanal rembes
potensial membran berbalik dengan sendirinya (misalnya, menjadi (leak channel) atau kanal berpintu (gated channel). Sebagaimana
+30 mV). telah diulas di Bab 3, kanal rembes (yang selalu terbuka)
memungkinkan lolosnya ion spesifik tanpa kendali menembus
3. Repolarisasi. Membran kembali ke potensial istirahat setelah membran melalui kanal. Sebaliknya, kanal berpintu, memiliki pintu
terdepolarisasi. yang dapat membuka atau menutup, mengizinkan lewatnya ion

   hapter
melalui kanal sewaktu terbuka dan mencegah melintasnya ion Semakin banyak kanal Na+ berpintu yang membuka, semakin
melalui kanal ketika tertutup. Terbukanya dan tertutupnya pintu banyak muatan positif (dalam bentuk Na+) yang masuk ke sel.
merupakan respons atas kejadian pemicu yang menyebabkan Semakin banyak muatan positif yang masuk ke sel, bagian dalam sel
perubahan konformasi (bentuk) protein yang menyusun kanal menjadi kurang negatif (lebih terdepolarisasi) pada bagian khusus
berpintu bersangkutan. Ada empat macam kanal berpintu, ini. Depolarisasi ini adalah potensial berjenjang. Jadi, semakin kuat
bergantung pada faktor yang menyebabkan kanal berubah bentuk: kejadian pemicunya, semakin besar potensial berjenjang yang
(1) kanal berpintu-listrik, membuka atau menutup sebagai dihasilkan.
respons atas perubahan potensial membran, (2) kanal berpintu Selain itu, durasi potensial berjenjang bervariasi, tergantung
kimiawi, berubah bentuk sebagai respons atas terikatnya zat kimia berapa lama kejadian penicunya menjaga kanal berpintu tetap
perantara ekstrasel spesifik ke sebuah reseptor membran membuka. Semakin lama durasi kejadian pemicu, semakin lama
permukaan, (3) kanal berpintu mekanis, merespons peregangan durasi potensial berjenjang.
atau deformasi mekanis lain, dan (4) kanal berpintu termal
merespons perubahan suhu lokal (panas atau dingin).
Terdapat dua bentuk dasar sinyal listrik: (1) potensial
berjenjang, yang berfungsi sebagai sinyal jarak dekat, dan (2)
potensial aksi, yaitu sinyal jarak jauh. Berikutnya kita akan Ketika potensial berjenjang tercipta di bagian tertentu membran sel
membahas jenis-jenis sinyal ini secara lebih terperinci, dimulai saraf atau otot, bagian membran lainnya masih berada dalam
dengan potensial berjenjang, baru kemudian kita akan mendalami potensial istirahat. Bagian yang terdepolarisasi sementara itu disebut
bagaimana neuron menggunakan sinyal-sinyal ini untuk daerah aktif. Perhatikan Gambar 4-2b, di bagian dalam sel, daerah
mengirimkan pesan. aktif relatif lebih positif dari daerah inaktif sekitarnya yang masih
berada dalam potensial istirahat. Di luar sel, daerah aktif relatif
kurang positif dibanding daerah inaktif sekitarnya. Karena perbedaan
potensial ini, muatan listrik, yang diangkut oleh ion, mengalir secara
Periksa Pemahaman Anda 4.1 pasif dari daerah aktif ke daerah istirahat sekitarnya, atau sebaliknya,
baik di bagian dalam maupun bagian luar membran. Setiap aliran
1. Gambarkan sebuah grafik yang menunjukkan perubahan potensial muatan listrik dinamai arus. Sebagai kesepakatan, arah aliran arus
sewaktu depolarisasi, repolarisasi, dan hiperpolarisasi dibandingkan
dengan potensial membran istirahat. selalu dinyatakan sesuai arah aliran muatan positif (Gambar 4-2c). Di
2. Sebutkan faktor yang bertanggung jawab atas terbukanya dan dalam sel, muatan positif mengalir melalui CIS menjauhi daerah aktif
tertutupnya pintu pada masing-masing dari keempat jenis kanal terdepolarisasi yang relatif lebih positif menuju daerah istirahat
berpintu. sekitarnya yang lebih negatif. Di luar sel, muatan positif mengalir
melalui CES dari daerah inaktif yang lebih positif ke daerah aktif
4.2 | Potensial Berjenjang yang relatif lebih negatif. Perpindahan ion (yaitu arus listrik)
berlangsung di sepanjang membran dari satu bagian ke bagian
Potensial berjenjang adalah perubahan lokal potensial sebelahnya pada sisi membran yang sama. Aliran ini berbeda dengan
membran yang terjadi dalam berbagai derajat atau tingkat perpindahan ion menembus membran melalui kanal ion atau
besaran atau kekuatan. Sebagai contoh, potensial membran dapat diperantarai pembawa.
berubah dari -70 menjadi -60 mV (potensial berjenjang 10 mV) Akibat arus lokal dari daerah aktif terdepolarisasi ke daerah
atau dari -70 menjadi -50 mV (potensial berjenjang 20 mV). inaktif sekitarnya, atau sebaliknya, terjadi perubahan potensial di
daerah yang semula inaktif. Karena muatan positif telah mengalir
menuju daerah inaktif di sisi dalam sekaligus meninggalkan daerah
tersebut di sisi luar membran, daerah inaktif menjadi lebih positif
Potensial berjenjang biasanya dihasilkan oleh kejadian pemicu (atau kurang negatif) di sisi dalam dibanding semula, sementara sisi
spesifik yang menyebabkan kanal ion berpintu membuka di bagian luar menjadi kurang positif (atau lebih negatif) daripada sebelumnya
tertentu membran sel peka-rangsang. Akibatnya, terjadi (Gambar 4-2c). Dengan kata Iain, daerah yang semula inaktif
pergerakan ion yang menghasilkan potensial berjenjang, biasanya terdepolarisasi sehingga potensial berjenjang menyebar. Potensial
merupakan depolarisasi yang disebabkan oleh aliran masuk neto daerah ini kini berbeda dari daerah inaktif di sebelahnya pada sisi
Na+. Potensial berjenjang ini terbatas di bagian kecil tertentu saja membran lainnya, memicu arus lebih lanjut ke daerah baru tersebut,
dari keseluruhan membran plasma. dan seterusnya. Dengan cara ini, arus menyebar ke kedua arah
menjauhi tempat awal perubahan potensial.
Besar potesial berjenjang inisial ini (yaitu perbedaan antara
potensial baru dan potensial istirahat) berkaitan dengan kekuatan Besar arus yang mengalir di antara dua bagian bergantung pada
kejadian pemicu. Semakin kuat kejadian pemicu, semakin besar perbedaan potensial antarbagian dan resistensi bahan tempat muatan
potensial berjenjang yang dihasilkan. Itulah sebabnya, listrik mengalir. Resistensi adalah hambatan terhadap perpindahan
menggunakan contoh kanal berpintu yang mengizinkan masuknya muatan listrik. Semakin besar beda potensial, semakin besar arus;
Na+, semakin kuat kejadian pemicu, semakin banyak kanal Na+ sebaliknya, semakin rendah resistensi, semakin besar arus. Konduktor
berpintu yang membuka. memiliki resistensi rendah, hanya menghasilkan sedikit hambatan

   97
Cairan eksrasel
Kanai penutup Muatan tak-
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + seimbang yang
tersebar di kedua
– – – – – – – – – – – – – – – – – – sisi membran,
Bagian sebuah sel bertanggung jawab
Cairan intrasel atas potensial
peka-rangsang
membran.

(a) Keseluruhan membran pada potensial istirahat

Kejadian pemicu membuka kanal ion, mengizinkan (tersering) aliran masuk neto Na+

+ + + + + + + + + + + + + +
– – – – – – – – – – – – – – – – – –
+ + + +

Daerah inaktif pada Daerah aktif berdepolarisasi Daerah potensial


potensial istirahat (potensial berjenjang) inaktif istirahat

(b) Perpindahan Na+ masuk ke sel mendepolarisasi membran, menghasilkan potensial berjenjang

Alur listrik di antara daerah aktif dan daerah inaktif sekitarnya

+ + + + + + + + + + + + + +
– – – – – – – – – – – – – – – – – – Gambar 4-2 Arus listrik selama potensial
+ + + + berjenjang. (a) Membran sebuah sel peka-rangsang
pada potensial istirahat. (b) Sebuah kejadian pemicu
membuka kanal ion, biasanya menyebabkan aliran
masuk neto Na+ yang mendepolarisasi membran di
bagian ini. Daerah inaktif sekitarnya masih berada
Daerah Daerah yang Daerah yang Daerah yang Daerah
inaktif sebelumnya inaktif semula aktif sebelumnya inaktif inaktif dalam potensial istirahat. (c) Arus lokal di antara daerah
terdepolarisasi terdepolarisasi aktif dan daerah inaktif sekitarnya, menimbulkan

Penyebaran depolarisasi depolarisasi daerah yang sebelumnya inaktif. Dengan


cara ini, depolarisasi menyebar menjauhi titik asalnya.
(c) Depolarisasi menyebar lewat arus lokal ke daerah inaktif sekitarnya, menjauhi titik asalnya

terhadap arus. Kawat listrik serta CIS dan CES adalah konduktor misalnya plastik. (Orang dapat tersengat listrik jika menyentuh
yang baik sehingga arus mudah mengalir melalui ketiganya. Insulator kawat listrik telanjang). Sama seperti itu, arus lenyap menembus
memiliki resistensi tinggi dan sangat menghambat perpindahan membran plasma begitu ion pembawa muatan, dalam bentuk K+,
muatan listrik. Plastik pembungkus kawat listrik memiliki resistensi bocor melalui bagian membran yang "tidak terinsulasi" yaitu
tinggi, demikian juga lipid tubuh. Karena itu, arus tidak mengalir dengan cara berdifusi ke luar seturut gradien elektrokimianya
langsung menembus lapis-ganda lipid membran plasma. Arus, yang melalui kanal rembes K+ yang membuka. Akibat hilangnya arus ini,
dibawa oleh ion, dapat menembus membran hanya melalui kanal ion. kuat arus lokal dan, konsekuensinya, besar potensial berjenjang
makin lama makin berkurang seiring makin jauhnya potensial dari
daerah aktif semula (Gambar 4-3a). Dengan kata lain, penyebaran
potensial berjenjang bersifat decremental (makin berkurang)
(Gambar 4-3b). Perhatikan bahwa pada contoh ini, besar
perubahan potensial mula-mula adalah 15 mV (perubahan dari -70
Arus pasif di antara daerah aktif dan daerah inaktif sekitarnya mirip [keadaan istirahat] menjadi -55 mV); perubahan potensial makin
dengan cara arus dihantarkan melalui kawat listrik. Dari pengalaman, lama makin berkurang seiring menyebarnya potensial tersebut di
kita tahu bahwa arus akan bocor dari kawat listrik dan menimbulkan sepanjang membran hingga menjadi 10 mV (dari -70 ke -60 mV)
bahaya jika kawat listrik tidak dibungkus dengan bahan insulasi, dan terus menurun seraya makin jauhnya potensial dari daerah ak-

   hapter
Bagian sel peka- Tempat awal Daerah
rangsang perubahan potensial aktif

Perubahan potensial membran

potensial terhadap (yaitu kuat


tal semula Pen

dalam mV relatif terhadap


n
Hilangnya muatan Hilangnya muatan me y
po ebar
e cre ng ten an
n d nja sia de
ara rje

sinyal listrik)
l b cre
15 y eb al be erj m
n i en ent
Pe tens jan al
10 po g
–70 –65 –60 –55 –60 –65 –70
5
Potensial
0 istirahat

Arah arus dari Arah arus dari


tempat awal tempat awal
Mikrometer Mikrometer
* Angka menunjukkan potensial lokal dalam
mV di berbagai titik panjang membran. Jarak
(a) Hilangnya arus menembus membran (b) Penyebaran deremental potensial brjenjang
Gambar 4-3 Hilangnya arus menembus membran plasma menyebabkan penyebaran decremental potensial berjenjang. (a) Rembesnya ion-
ion pembawa-muatan menembus membran plasma menyebabkan arus makin lama makin berkurang seiring makin jauhnya jarak dari tempat awal
perubahan potensial. (b) Karena bocornya arus, besar potensial berjenjang terus menurun seraya penyebarannya dari daerah aktif semula. Potensial
tersebut lenyap dalam beberapa mikrometer (kurang dari 1 mm) dari tempat asalnya.

tif semula, hingga tidak lagi terdapat perubahan potensial. Dengan lebih positif ketimbang bagian luar. Seperti potensial berjenjang,
cara ini, arus lokal lenyap dalam beberapa mikrometer (kurang dari sebuah potensial aksi hanya melibatkan sebagian kecil dari
1 mm) begitu arus mengalir dari tempat awal perubahan potensial keseluruhan membran sel peka-rangsang. Namun, tidak seperti
dan, karena itu, dapat berfungsi sebagai sinyal hanya untuk jarak potensial berjenjang, potensial aksi dihantarkan, atau menjalar, ke
yang sangat pendek. seluruh bagian membran secara nondecremental-yaitu tidak
Meskipun jangkauan sinyalnya terbatas, potensial berjenjang berkurang kekuatannya seiring penyebarannya dari tempat asal ke
penting bagi fungsi tubuh, sebagaimana akan dipaparkan di bab bagian membran lainnya. Karena itu, potensial aksi dapat berfungsi
selanjutnya. Semua yang disebutkan berikut ini adalah potensial sebagai sinyal jarak jauh yang "taat".
berjenjang: potensial pascasinaps, potensial reseptor, potensial end- Pikirkanlah neuron yang menyebabkan kontraksi sel-sel otot di
plate, potensial pemacu (pacemaker), dan potensial gelombang- jempol kaki Anda (lihat Gambar 4-8, h. 104). Jika Anda ingin
lambat. Anda boleh jadi tidak terbiasa dengan istilah-istilah ini menggoyangkan jempol kaki Anda, perintah dikirim dari otak turun
sekarang, tetapi Anda akan sangat mengenalnya begitu kita ke medula spinalis untuk rnemulai potensial aksi di pangkal neuron
meneruskan pembahasan tentang fisiologi saraf dan otot. Kami ini, yang terletak di medula spinalis. Potensial aksi tersebut menjalar
menyertakan daftar istilah ini karena hanya di sinilah semua jenis turun menyusuri akson panjang neuron, yang berjalan di sepanjang
potensial berjenjang dinyatakan. Sekarang, cukup dikatakan bahwa tungkai dan berakhir di sel-sel otot jempol kaki Anda. Sinyal tidak
kebanyakan sel peka-rangsang menghasilkan salah satu dari melemah atau hilang, tetapi menetap dengan kekuatan penuh dari
berbagai jenis potensial berjenjang ini sebagai respons terhadap awal hingga akhir.
sebuah kejadian pemicu. Sebaliknya, potensial berjenjang dapat
Marilah sekarang kita meninjau perubahan potensial selama
memicu potensial aksi, sinyal jarak jauh, di sebuah sel peka-
potensial aksi, serta permeabilitas dan perpindahan ion yang
rangsang.
bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan potensial ini,
sebelum kita melihat bagaimana potensial aksi menyebar ke seluruh
bagian membran sel tanpa berkurang.
Periksa Pemahaman Anda 4.2
1. Jelaskan bagaimana besar dan durasi potensial berjenjang dapat
beragam sejalan dengan variasi kekuatan dan durasi kejadian pemicu.
2. Jelaskan mengapa penyebaran potensial berjenjang bersifat Jika cukup besar, potensial berjenjang dapat memicu potensial aksi
decremental (makin berkurang).
sebelum potensial berjenjang tersebut lenyap. (Nanti Anda akan tahu
bagaimana inisiasi ini dilakukan untuk berbagai jenis potensial
4.3 | Potensial Aksi berjenjang). Umumnya, bagian membran peka-rangsang tempat
potensial berjenjang dihasilkan sebagai respons terhadap sebuah
Potensial aksi adalah perubahan singkat, cepat, dan besar (100 mV) kejadian pemicu tidak mengalami potensial aksi. Namun, arus pasif
pada potensial membran manakala potensial sesungguhnya dari tempat potensial berjenjang mendepolarisasi bagian-bagian
berbalik sehingga bagian dalam sel peka-rangsang sepintas menjadi membran sekitarnya tempat potensial aksi dapat tercipta.

   99
Depolarisasi dari potensial istirahat -70 mV berjalan lambat
hingga tercapai nilai kritis yang disebut potensial ambang, biasanya
antara -50 dan -55 mV (Gambar 4-4). Pada potensial ambang, terjadi
lonjakan depolarisasi. Rekaman potensial pada saat ini Bagaimana potensial membran, yang biasanya dipertahankan pada
memperlihatkan defleksi tajam ke atas begitu potensial dengan cepat nilai istirahat konstan, berubah sedemikian besarnya sehingga
berbalik sendiri sedemikian rupa sehingga bagian dalam sel menjadi menghasilkan potensial aksi? Ingatlah bahwa K+ berperan paling
lebih positifketimbang bagian luar. Potensial puncak umumnya besar dalam pembentukan potensial istirahat karena membran saat
bernilai +30 hingga +40 mV, bergantung pada sel peka-rangsang istirahat jauh lebih permeabel terhadap K+ daripada terhadap Na+
bersangkutan. Sama cepatnya, membran mengalami repolarisasi, (lihat h. 88). Selama potensial aksi, terjadi perubahan mencolok
potensial membran turun kembali ke potensial istirahat. Gaya-gaya permeabilitas membran terhadap Na+ dan K+, memungkinkan
yang menimbulkan repolarisasi membran sering kali mendorong perpindahan cepat ion-ion ini mengikuti gradien elektrokimianya.
potensial terlalu jauh, menyebabkan hiperpolarisasi ikutan singkat, Perpindahan ion ini membawa arus yang bertanggung jawab atas
yakni saat bagian dalam membran menjadi lebih negatif daripada perubahan potensial yang terjadi selama potensial aksi. Potensial
normal (misalnya, -80 mV), sebelum kembali ke potensial istirahat. aksi tercipta akibat membukanya, karena adanya kejadian pemicu,
diikuti menutupnya dua jenis kanal spesifik: kanal Na+ berpintu-
Potensial aksi merupakan keseluruhan perubahan cepat potensial listrik dan kanal K+ berpintu-listrik.
dari ambang ke puncak, kemudian kembali ke keadaan istirahat.
Tidak seperti durasi potensial berjenjang yang bervariasi, durasi
KANAL Na+ DAN K+ BERPINTU-LISTRIK Kanal membran
potensial aksi selalu sama di sebuah sel peka-rangsang. Di sebuah
berpintu listrik tersusun atas protein yang memiliki banyak gugus
neuron, potensial aksi berlangsung hanya selama 1 mdet (0,001
bermuatan. Medan listrik (potensial) yang mengelilingi kanal ini
detik). Potensial aksi berlangsung lebih lama di otot, dengan durasi
dapat menganggu struktur kanal manakala bagian-bagian
bergantung pada jenis otot. Potensial aksi sering kali merujuk pada
bermuatan pada protein kanal tertarik atau tertolak secara
apa yang dinamakan spike, karena gambaran rekamannya yang mirip
kelistrikan oleh muatan yang ada di cairan sekitar membran. Tidak
duri. Alternatifnya, ketika terpicu untuk mengalami potensial aksi,
seperti kebanyakan protein membran, yang tetap stabil meskipun
sebuah membran peka-rangsang dikatakan lepas muatan (fire).
terjadi fluktuasi potensial membran, protein kanal berpintu-listrik
Karena itu, istilah potensial aksi, spike, dan firing merujuk pada
sangat peka terhadap perubahan listrik. Gangguan kecil sekalipun
fenomena yang sama, yakni berbaliknya potensial membran dengan
pada bentuk kanal, imbas perubahan potensial, dapat menyebabkan
cepat. Jika depolarisasi awal akibat sebuah kejadian pemicu tidak
kanal bersangkutan berubah bentuk (konformasi). Lagi-lagi, hal ini
mencapai potensial ambang, tidak tercipta potensial aksi. Dengan
merupakan sebuah contoh bagaimana perubahan kecil pada
demikian, ambang adalah titik kritis tuntas-atau-gagal (all-or-none), struktur dapat berpengaruh besar pada fungsi.
apakah membran terdepolarisasi hingga ke ambang dan potensial
aksi tercipta atau ambang tidak tercapai dalam respons terhadap Kanal Na+ berpintu-listrik memiliki dua pintu: pintu aktivasi
peristiwa depolarisasi dan tidak ada potensial aksi yang tercipta. dan pintu inaktivasi (Gambar 4-5). Pintu aktivasi menjaga bagian
dalam kanal dengan membuka dan menutup layaknya pintu geser.
Pintu inaktivasi tersusun atas rangkaian asam amino menyerupai
bola dan rantai di celah kanal yang menghadap CIS. Pintu ini
+70 membuka ketika bola tergantung bebas di ujung rantai dan
+60 menutup saat bola terikat ke celah sehingga menghalangi celah
+50 tersebut. Kedua pintu harus membuka agar Na+ dapat melewati
+40
kanal, sementara menutupnya salah satu pintu menyebabkan ion ini
+30
Potensial membran (mV)

Potensial aksi tidak dapat lewat. Kanal Na+ berpintu-listrik ini terdapat dalam tiga
+20
+10 konformasi berbeda: (1) tertutup, tetapi dapat membuka (pintu
Repolarisasi

aktivasi tertutup, pintu inaktivasi terbuka; Gambar 4-5a); (2)


Depolarisasi

0
–10 terbuka, atau aktif (kedua pintu terbuka; Gambar 4-5b); dan (3)
–20 tertutup dan tidak dapat membuka, atau inaktif (pintu aktivasi
–30 terbuka, pintu inaktivasi tertutup, Gambar 4-5c). Kanal ini bergerak
–40 melalui beragam konformasi ini, yang terjadi akibat perubahan
–50 Potensial ambang listrik yang berlangsung selama potensial aksi, sebagaimana akan
–60
dipaparkan sebentar lagi. Ketika potensial aksi selesai dan membran
–70 Potensial istirahat
–80
telah berbalik ke potensial istirahatnya, kanal kembali ke
–90 Hiperpolarisasi ikutan konformasi "tertutup, tetapi dapat membuka".
Kanal K+ berpintu-listrik lebih sederhana. Kanal ini hanya
Waktu (mdet) memiliki satu pintu aktivasi, yang dapat menutup (Gambar 4-5d)
Depolarisasi atau membuka (Gambar 4-5e). Adanya kanal Na+ dan K+ berpintu-
lambat ke ambang
listrik ini melengkapi pompa Na+-K+ dan kanal rembes bagi ion-ion
Gambar 4-4 Perubahan potensial membran selama potensial aksi. ini (telah dipaparkan di Bab 3).

   hapter
KANAL NATRIUM BERPINTU-LISTRIK KANAL KALIUM BERPINTU-LISTRIK
Pintu aktivasi
Na+ Na+
CES

Membran
plasma

CIS Pembukaan Penutupan Pembukaan


Pintu aktivitas Na+ cepat yang perlahan yang K+ lambat yang
terpicu pada terpicu pada terpicu pada
Pintu inaktivas ambang ambang ambang
(a) Tertutup, (b) Terbuka (c) Tertutup dan (d) Tertutup (e) Terbuka
tertapi dapat (aktif) tidak dapat
membuka membuka (inaktif)
Gambar 4-5 Konformasi kanal natrium dan kalium berpintu-listrik.

PERUBAHAN PERMEABILITAS DAN PERPINDAHAN ION luar dalam upaya untuk mendorong potensial membran menuju
SELAMA POTENSIAL AKSI Pada potensial istirahat (-70 mV), potensial keseimbangan Na+ (yang bernilai +61 mV; lihat h. 87).
semua kanal berpintu-listrik bagi Nat maupun K+ tertutup, dengan Potensial mencapai +30 mV, mendekati potensial keseimbangan Na+.
pintu aktivasi kanal Na+ tertutup dan pintu inaktivasinya terbuka Potensial tidak dapat menjadi lebih positif keadaan inaktif dan PNa+
dengan kata lain, kanal Na+ berpintu-listrik berada dalam mulai turun ke nilai istirahatnya yang rendah (Gambar 4-7).
konformasi "tertutup, tetapi dapat membuka:' Karena itu, pada Apa yang menyebabkan kanal Na+ menutup? Ketika potensial
potensial istirahat, Na+ dan K+ tidak dapat melewati kanal membran mencapai ambang, berlangsung dua proses yang berkaitan
berpintu-listrik ini. Namun, karena ada banyak kanal rembes K+ erat di pintu masing-masing kanal Na+. Pertama, pintu aktivasi
dan sedikit kanal rembes Na}, membran dalam keadaan istirahat 25 terpicu untuk membuka dengan cepat sebagai respons terhadap
hingga 30 kali lebih permeabel terhadap K+ dari pada terhadap Na+. depolarisasi, mengubah kanal ke konformasi terbuka (aktif). Hal yang
Ketika arus mengalir secara pasif dari tempat sekitar yang mengejutkan, perubahan konformasi yang membuka kanal juga
sudah terdepolarisasi (misalnya, dari tempat yang mengalami membuat bola pintu inaktivasi terikat ke celah kanal sehingga secara
potensial berjenjang) ke tempat baru yang masih berada dalam fisik menghalangi celah kanal tersebut. Namun, proses penutupan ini
potensial istirahat, tempat baru itu mulai terdepolarisasi menuju memerlukan waktu sehingga pintu inaktivasi menutup perlahan
ambang. Depolarisasi ini menyebabkan pintu aktivasi pada dibandingkan dengan kecepatan pembukaan kanal (lihat Gambar
sejumlah kanal Na+ berpintu-listrik di tempat baru tersebut 4-5c). Sementara itu, selama jeda 0,5 mdet setelah pintu aktivasi
membuka sehingga kedua pintu kanal yang aktif ini sekarang terbuka dan sebelum pintu inaktivasi menutup, kedua pintu terbuka
terbuka. Karena gradien konsentrasi atau pun gradien listrik Na+ Penyebar pasif arus
mendorong perpindahan ion ini masuk ke sel, Na+ mulai masuk ke dari tempat sekitar yang
sudah terdepolarisasi
sel. Perpindahan Na+ yang bermuatan positif masuk ke sel
mendepolarisasi membran lebih lanjut, membuka lebih banyak
kanal Na+ berpintu-listrik dan memungkinkan masuknya lebih
banyak Na+, dan seterusnya, dalam sebuah siklus umpan balik Depolarisasi
(penurunan
positif (Gambar 4-6). potensial membran)
Pada potensial ambang, terjadi lonjakan permeabilitas Na+
yang disimbolkan PNa+, sewaktu membran dengan cepat menjadi
600 kali lebih permeabel terhadap Na+ daripada terhadap K+. Setiap
kanal terbuka atau tertutup dan tidak dapat terbuka sebagian.
Namun, mekanisme pintu yang tenang pada berbagai kanal Na+
Siklus umpan-balik positif
berpintu-listrik tersentak membuka ketika ada sedikit saja
perubahan listrik. Selama fase depolarisasi awal, makin banyak
kanal Na+ yang terbuka seiring makin menurunnya potensial. Pada Influks Na+ (yang Pembukaan
ambang, cukup banyak pintu Na+ yang terbuka, mencetuskan sejumlah kanal
semakin menurunkan
Na+ berpintu
siklus umpan balik positif yang dengan cepat menyebabkan pintu potensial memban)
listrik
Na+ sisanya membuka. Kini permeabilitas Na+ mendominasi
membran, berkebalikan dengan dominasi K+ pada potensial
istirahat. Karena itu, pada ambang, Na+ menyerbu masuk ke sel,
dengan cepat melenyapkan kenegatifan bagian dalam sel dan Gambar 4-6 Siklus umpan-balik positif yang
bertanggung jawab membuka Na+ pada ambang.
bahkan membuat bagian dalam sel lebih positif daripada bagian

   101
4
Na+ K+
Kanal Na+ menutup dan inaktif (pintu Kanal K+ membuka
aktivasi tetap terbuka; pintu inaktivasi (pintu aklivasi
menutup) membuka)
ENa+ +60
Kanal Na+
+50 kembali tertutup,
tetapi dapat
+40 PNa+, PK+ membuka (pintu Kanal K+
Kanal Na+ menutup
membuka (aktivasi
+30 (pintu aktivas
dan aktif menutup; pintu
inaktivasi gate closes)
+20 ((pintu aktivasi
membuka; membuka)

→ fase naik
+10 pintu inaktivasi

K+ keluar
Potensial membran(mV)

0 sudah terbuka Na+


lebih dulu)) Na+
–10 3

Na+ masuk
PNa+
5

fase turun
–20

–30 K+
Kanal K+ berpintu-voltase
tertutup (pintu aktivasi PK+
–40 2
tertutup)
–50 ECF Na+ TPotensialambang

–60
6
–70 1 8
Potensialistirahat
7
–80
Kejadian pemicu
K+
EK+ –90 ICF depolarisasi

Kanal Na+ berpintu-listrik tertutup Waktu (rndet)


(pintu aktivasi tertutup ; pintu inaktivasi terbuka)

1 potensial istirahat; seluruh kanal berpintu-listrik tertutup.


pada ambang. pintu aktivasi Na+ membuka dan pNa+ naik.
2

3 Na+ memasuki sel, menyebabkan lonjakan depolarisasi hingga +30 mV, yang mencetuskan fase naik potensial aksi.

4 Pada puncak potensial aksi, pintu inaktivasi Na+ menutup dan PNa+ turun, mengakhiri perpindahan Na+
memasuki set. Pada saat bersamaan, pintu aktivasi K+membuka dan naik.

5 K+ meninggalkan sel, menyebabkan repoiarisasi ke potensial istirahat, yang mencetuskan fase turun potensial aksi.

6 Saat kembali ke potensial istirahat, pintu aktivasi Na+ menutup dan pintu inaktivasi membuka, memulihkan
kanal untuk memberi kesempatan merespons kejadian pemicu depolarisasi lainnya.

7 Perpindahan K. lebih lanjut ke luar sel melalui kanal K+ yang masih terbuka menyebabkan hiperpolarisasi
membran, yang mencetuskan hiperpolarisasi ikutan.

8 8 Pintu aktivasi menutup, dan membran kembali ke potensial islirahat


Gambar 4-7 Perubahan permeabilitas dan fluks ion selama potensial aksi.

dan Na+ menyerbu masuk ke sel melalui kanal-kanal yang terbuka Potensial membran akan perlahan-lahan kembali ke nilai
ini, menyebabkan potensial aksi mencapai puncaknya. Selanjutnya, istirahat setelah menutupnya kanal Na+ karena K+ terus merembes
cepat pintu aktivasi Na+ yang mengizinkan Na+ masuk, ke luar, sementara tidak ada lagi Na+ yang masuk. Namun,
memindahkan potensial dari ambang ke puncak positifnya; (2) pemulihan ke nilai istirahat ini dipercepat oleh membukanya pintu
penutupan perlahan pintu inaktivasi Na+ yang menghentikan K+ pada puncak potensial aksi. Pembukaan kanal K+ berpintu-listrik
masuknya Na+ lebih lanjut setelah jeda singkat, sehingga potensial menyebabkan lonjakan permeabilitas K+ (dinamai PK+) menjadi
tidak dapat meningkat lagi; dan (3) pembukaan perlahan kanal K+ sekitar 300 kali PNa+ istirahat. Peningkatan mencolok PK÷ ini
yang memiliki tanggung jawab besar untuk memerosotkan potensial menyebabkan K+ menyerbu ke luar sel mengikuti gradien
dari puncaknya kembali ke nilai istirahat. elektrokimianya, membawa muatan positif kembali ke luar sel.

   hapter
Perhatikan bahwa pada puncak potensial aksi, potensial positif di K+ tetap ada, sehingga potensial aksi dapat kembali terjadi tanpa
bagian dalam sel cenderung menolak ion kalium yang positif pompa harus mengejar untuk memulihkan gradien.
sehingga gradien listrik K+ mengarah ke luar, tidak seperti saat Jika tidak terdapat pompa, fluks kecil sekalipun yang menyertai
potensial istirahat. Tentu saja, gradien konsentrasi K+ selalu potensial aksi berulang pada akhirnya akan "mengikis habis" gradien
mengarah ke luar. Perpindahan K+ ke luar secara cepat memulihkan konsentrasi sehingga potensial aksi selanjutnya tidak mungkin
potensial istirahat yang negatif. terjadi. Jika konsentrasi Na+ dan K+ setara antara CES dan CIS,
Untuk diingat (lihat Gambar 4-7), fase naik potensial aksi (dari perubahan permeabilitas terhadap kedua ion ini tidak akan
ambang ke +30 mV) disebabkan oleh influks Na+ (Na+ masuk ke sel) menyebabkan fluks ion sehingga tidak terjadi perubahan potensial.
imbas lonjakan PNa+ pada ambang. Fase turun (dari +30 mV ke Karena itu, pompa Na+-K+ sangat penting untuk mempertahankan
potensial istirahat) terutama disebabkan oleh efluks K+ (K+ gradien konsentrasi dalam jangka panjang. Namun, pompa ini tidak
meninggalkan sel) akibat peningkatan mencolok PK+ yang terjadi harus bekerja di antara dua potensial aksi dan tidak secara langsung
bersamaan dengan inaktivasi kanal Na+ pada puncak potensial aksi. terlibat dalam fluks ion atau perubahan potensial yang terjadi
Begitu potensial kembali ke nilai istirahat, listrik yang berubah sewaktu potensial aksi.
tersebut mengubah kanal Na+ ke konformasi "tertutup, tetapi dapat
membuka," dengan pintu aktivasi tertutup dan pintu inaktivasi
terbuka. Kini kanal telah pulih, siap merespons kejadian pemicu
lainnya. Kanal K+ berpintu-listrik yang baru terbuka juga menutup,
membuat membran kembali ke jumlah kanal rembes K+ Potensial aksi melibatkan hanya sebagian kecil dari keseluruhan
sebagaimana saat istirahat. Umumnya, kanal K+ berpintu-listrik membran permukaan sebuah sel peka-rangsang. Akan tetapi, jika
menutup perlahan. Akibat peningkatan permeabilitas terhadap K+ berfungsi sebagai sinyal jarak jauh, potensial aksi tidak dapat semata-
yang menetap ini, K+ yang keluar lebih banyak dari yang diperlukan mata sebagai kejadian tunggal yang terbatas di daerah tertentu
untuk mendorong potensial ke nilai istirahat. Efluks K+ yang sedikit membran sel saraf atau otot. Harus terdapat mekanisme untuk
berlebihan ini menjadikan bagian dalam sel untuk sesaat bahkan menghantarkan atau menyebarkan potensial aksi ke seluruh bagian
lebih negatif ketimbang potensial istirahat, mencetuskan membran sel. Selain itu, sinyal harus ditransmisikan dari satu sel ke
hiperpolarisasi ikutan. Ketika seluruh kanal K+ berpintu-listrik sel lain (sebagai contoh, di sepanjang jaras saraf spesifik). Untuk
menutup, membran kembali ke potensial istirahat, yang tetap menjelaskan mekanisme-mekanisme ini, kita mulai dengan melihat
demikian hingga ada kejadian pemicu lain yang mengubah kanal sekilas struktur neuron. Selanjutnya, kita akan mempelajari
Na+ dan 1C+ berpintu. bagaimana sebuah potensial aksi (impuls saraf) dihantarkan ke
seluruh bagian neuron, sebelum kita beralih ke bahasan tentang
bagaimana sinyal dipindahkan ke sel lain.
Sebuah neuron umumnya terdiri atas tiga bagian dasar-badan
sel, dendrit, dan akson-meskipun strukturnya bervariasi, bergantung
Pada akhir potensial aksi, potensial membran kembali ke kondisi pada lokasi dan fungsi neuron. Nukleus dan organel terdapat di badan
istirahatnya, tetapi distribusi ion telah sedikit berubah. Natrium sel, tempat munculnya banyak juluran yang dikenal sebagai dendrit,
sudah masuk ke sel selama fase naik, dan dalam jumlah setara K+ biasanya mencuat mirip antena guna meningkatkan luas permukaan
telah meninggalkan sel sewaktu fase turun. Pompa Na+-K+ yang tersedia untuk menerima sinyal dari neuron lain (Gambar 4-8 dan
mengembalikan ion-ion ini ke lokasinya semula dalam jangka foto pembuka bab). Cuatan mirip duri atau mirip tombol, disebut
panjang, tetapi tidak setelah setiap potensial aksi. dendritic spines, sering kali muncul dari dendrit, makin menambah luas
Proses pernompaan aktif memerlukan waktu jauh lebih lama permukaan yang tersedia untuk penerimaan sinyal. Sebagian neuron
untuk mengembalikan Na+ dan K+ ke lokasinya semula ketimbang memiliki hingga 400.000 dendrit, yang membawa sinyal menuju badan
waktu yang diperlukan untuk fluks pasif ion-ion ini sewaktu sel. Di sebagian besar neuron, membran plasma dendrit dan badan sel
potensial aksi. Namun, membran tidak perlu menunggu hingga mengandung reseptor protein yang mengikat zat kimia perantara dari
gradien konsentrasi perlahan-lahan pulih agar dapat mengalami neuron lain. Karena itu, dendrit dan badan sel merupakan zona
potensial aksi berikutnya. Sebenarnya, perpindahan relatif sedikit masukan neuron karena komponen-komponen ini menerima dan
Na+ dan K+ menyebabkan per-ubahan besar pada potensial mengintegrasikan sinyal yang datang. Di sinilah tempat potensial
membran, yang terjadi sewaktu potensial aksi. Selama potensial berjenjang dihasilkan sebagai respons terhadap kejadian pemicu, dalam
aksi, hanya sekitar 1 dari 100.000 K+ yang ada di sel keluar, hal ini, zat kimia perantara yang datang.
sementara Na+ dalam jumlah setara masuk ke sel dari CES. Akson, atau serat saraf, adalah juluran tubular tunggal panjang
Perpindahan hanya sebagian kecil Na+ dan K+ ini selama satu yang menghantarkan potensial aksi menjauhi badan sel dan berakhir di
potensial aksi menyebabkan perubahan potensial yang dramatik, sel lain. Panjang akson bervariasi, dari kurang dari satu milimeter di
sebesar 100 mV (dari 70 ke +30 mV), tetapi hanya menghasilkan neuron yang berkommunikasi hanya dengan sel-sel tetangga hingga
perubahan tak-berarti pada konsentrasi ion-ion ini di CIS dan CES. lebih dari satu meter di neuron yang berkomunikasi dengan bagian-
Ion kalium yang tetap berada di dalam sel jauh lebih banyak bagian sistem saraf yang jauh atau dengan organ perifer.
daripada di luar sel, sedangkan Na+ masih merupakan kation
ekstrasel yang dominan. Karena itu, gradien konsentrasi Na+ dan

   103
1 Zona imput menetima
sinyal yang datang dari
neuron lain. Dendrit.

Badan sel

2 TZona pemicu
memicu potensial 3 Zona penghantar menghantarkan
aksi potensial aksi yang kekuatannya tidak
Nukleus
Axon hillock berkurang, sering kali dalam jarak jauh.
Akson (panjangnya bervariasi dari 1 mm
hingga lebih dari 1 m)

Terminal
akson
4 Zona output melepaskan
Dendrit
neurotransmiter yang
memengaruhi sel fain.
Badan sel
© David M. Phillips/Visuals Unlimited

Akson

Gambar 4-8 Anatomi neuron yang paling umum. Kebanyakan, tetapi tidak semua,
neuron terdiri atas bagian-bagian dasar yang disajikan dalam gambar. Tanda panah
menunjukkan arah perjalanan sinyal saraf. Mikrograf elektron memperlihatkan badan
sei, dendrit, dan sebagian akson neuron pada sistem saraf pusat.

Bagian pertama akson bersama bagian badan sel tempat tempat khusus untuk potensial berjenjang tidak mengalami
keluarnya akson secara kolektif dikenal sebagai axon hillock atau potensial aksi, meskipun dapat mengalami depolarisasi
segmen awal. Axon hillock merupakan zona pemicu neuron karena bermakna. Namun, sebelum lenyap, potensial berjenjang
di sinilah tempat potensial aksi tercetus, atau dimulai, oleh potensial dapat memicu potensial aksi di bagian-bagian membran di
berjenjang jika kekuatannya memadai. Potensial aksi kemudian dekatnya dengan membawa bagian yang lebih peka ini ke
dihantarkan di sepanjang akson dari axon hillock ke bagian ujung ambang melalui arus lokal yang menyebar dari tempat
yang biasanya bercabang-cabang di terminal akson. Terminal ini potensial berjenjang. Sebagai contoh, di neuron pada
melepaskan zat kimia perantara yang memengaruhi sekaligus banyak umumnya, potensial berjenjang dihasilkan di dendrit dan
sel lain yang berhubungan erat dengan akson ini. Karena itu, secara badan sel sebagai respons atas sinyal kimiawi yang datang. fika
fungsional, akson adalah zona penghantar neuron, dan terminal potensial berjenjang cukup kuat ketika telah menyebar ke
akson membentuk zona output-nya. (Pengecualian utama untuk axon hillock, dapat mencetuskan potensial aksi di zona
struktur dan organisasi fungsional neuron yang khas ini adalah pemicu ini. Axon hillock memiliki ambang terendah di neuron
neuron-neuron khusus yang menyalurkan informasi sensorik, topik karena kepadatan kanal Na+ berpintu-listrik di bagian ini jauh
yang akan dipaparkan di bab selanjutnya). lebih tinggi ketimbang bagian lain di neuron. Oleh sebab itu,
axon hillock jauh lebih responsif daripada dendrit atau bagian
Potensial aksi hanya dapat tercetus di bagian-bagian membran
lain di badan sel terhadap perubahan potensial dan
yang memiliki banyak kanal Na+ berpintu-listrik yang dapat
merupakan bagian yang pertama kali mencapai ambang
membuka saat terpicu oleh sebuah kejadian pendepolarisasi.
rangsang (pada potensial yang sama, dendrit dan badan sel
Biasanya, bagian-bagian sel peka-rangsang tempat terjadinya
masih jauh di bawah ambang rangsangnya, yang jauh lebih
potensial berjenjang tidak mengalami potensial aksi karena hanya
tinggi). Jadi, potensial aksi bermula dari axon hillock,
sedikit kanal Na+ berpintu-listrik di sini. Karena itu, tempat-
kemudian menjalar ke ujung akson.

   hapter
Perhatikan bahwa potensial aksi semula tidak menjalar di
sepanjang membran. Potensial aksi ini memicu potensial aksi baru
identik di daerah perbatasan membran, dan proses ini berulang di
Begitu potensial aksi tercetus di axon hillock, tidak lagi diperlukan sepanjang akson. Analoginya adalah wave (gerakan penonton
kejadian pemicu untuk mengaktifkan bagian lain serat saraf. Impuls membentuk gelombang) di stadion. Masing-masing kelompok
secara automatis dihantarkan ke seluruh bagian neuron tanpa penonton berdiri (fase naik potensial aksi), lalu duduk (fase turun)
stimulasi lebih lanjut melalui salah satu dari dua cara penjalaran: secara bergantian, membentuk gelombang yang mengitari stadion.
hantaran merambat (contiguous conduction) atau hantaran meloncat Gelombanglah, bukan penonton, yang bergerak mengelilingi stadion.
(saltatory conduction). Di sini, kita akan membahas hantaran Analog dengan itu, potensial-potensial aksi baru muncul secara
merambat. Hantaran meloncat didiskusikan nanti. berurutan di sepanjang akson. Setiap potensial aksi baru merupakan
Hantaran merarnbat melibatkan penyebaran potensial aksi di kejadian lokal baru yang bergantung pada perubahan permeabilitas
setiap titik pada membran di sepanjang akson (contiguous berarti dan gradien elektrokimia yang terpicu, yang pada hakikatnya identik
"menyentuh" atau "di sebelah dalam sebuah urutan"). Proses ini di sepanjang akson. Karena itu, potensial aksi terakhir di ujung akson
diilustrasikan di Gambar 4-9, yang memperlihatkan potongan identik dengan potensial aksi pertama, sepanjang apa pun akson.
longitudinal axon hillock dan bagian akson tepat sesudahnya. Dengan cara ini, potensial aksi dapat berfungsi sebagai sinyal jarak-
Membran di axon hillock berada dalam puncak sebuah potensial jauh tanpa pelemahan atau distorsi.
aksi. Di daerah aktif ini, bagian dalam sel positif karena Na+ telah Penjalaran nondecrementai sebuah potensial aksi berlawanan
menyerbu masuk ke sini. Bagian akson lainnya, yang masih berada dengan penyebaran decremental potensial berjenjang, yang lenyap
dalam potensial istirahat dan negatif bagian dalamnya, dianggap setelah menempuh jarak yang dekat karena potensial ini tidak dapat
inaktif. Agar potensial aksi menyebar dari daerah aktif ke daerah meregenerasi dirinya sendiri. Tabel 4-1 merangkum perbedaan
inaktif, daerah inaktif harus terdepolarisasi sedemikian rupa hingga antara potensial berjenjang dan potensial aksi, beberapa di antaranya
mencapai ambang. Depolarisasi ini terjadi melalui arus lokal antara baru akan kita bahas.
daerah yang sudah mengalami potensial aksi dan daerah inaktif di
sebelahnya, mirip dengan arus yang bertanggung jawab atas
penyebaran potensial berjenjang. Karena muatan-muatan
berlawanan jenis akan saling tarik, arus dapat mengalir setempat di
Apa yang memastikan penjalaran satu-arah potensial aksi menjauhi
antara daerah aktif dan daerah inaktif di sebelahnya pada sisi dalam
tempat pengaktifannya semula? Dari Gambar 4-10, perhatikan bahwa
maupun sisi luar membran. Arus lokal ini berefek menetralkan atau
begitu potensial aksi tercetus kembali (beregenerasi) di tempat baru
menghilangkan sebagian muatan yang tak-seimbang di derah
di sebelahnya (kini positif bagian dalamnya) dan daerah yang semula
inaktif; dengan kata lain, mengurangi jumlah muatan berlawanan
aktif telah kembali ke potensial istirahat (bagian dalam kembali
jenis yang terpisah di kedua sisi membran, menurunkan potensial di
negatif), kedekatan muatan-muatan yang berlawanan jenis antara
daerah ini. Efek depolarisasi ini dengan cepat membawa daerah
kedua daerah ini memudahkan terjadinya arus lokal dalam dua arah,
inaktif yang terlibat menuju ambang, manakala semua kanal Na+
ke belakang dan ke depan, menuju bagian membran yang belum
berpintu-listrik di bagian membran ini membuka, mencetuskan
tereksitasi. Jika arus yang berjalan ke belakang ini mampu membawa
potensial aksi di daerah yang semula inaktif ini. Sementara itu,
daerah yang sebelumnya aktif ke ambang lagi, potensial aksi lainnya
daerah yang tadinya aktif kembali ke potensial istirahat akibat efluks
akan tercetus di sini, yang akan menyebar ke depan dan ke belakang,
K+.
memicu potensial aksi lain, dan seterusnya. Akan tetapi, jika
Sesudah daerah aktif yang baru itu, terdapat daerah inaktif lain, potensial aksi menjalar ke kedua arah, situasi akan kacau karena
sehingga hal yang sama terjadi lagi. Siklus ini berulang dengan banyak potensial aksi terpantul ke depan dan ke belakang di
sendirinya dalam reaksi berantai hingga potensial aksi telah sepanjang akson hingga neuron pada akhirnya kelelahan. Untungnya,
menyebar ke ujung akson. Begitu potensial aksi tercetus di salah satu neuron terselamatkan dari nasib buruk ini, mengalami potensial aksi
bagian membran sel saraf, akan terpicu sebuah siklus yang berulang yang terombang-ambing, karena adanya periode refrakter, yaitu
dengan sendirinya sehingga potensial aksi menjalar di sepanjang serat periode tidak akan tercetusnya potensial aksi lain oleh kejadian
saraf secara automatis. Dengan cara ini, akson mirip dengan sumbu pemicu normal di bagian yang baru saja mengalami potensial aksi.
petasan renteng yang hanya perlu dinyalakan salah satu ujungnya.
Karena status kanal Na+ dan K+ berpintu-listrik yang berubah-
Begitu terbakar api akan menjalar di sepanjang renteng; tidak perlu
ubah selama dan setelah potensial aksi, periode refrakter memiliki
menyalakan setiap renteng petasan sendiri-sendiri. Karena itu,
dua komponen: periode refrakter absolut dan periode refrakter relatif
potensial aksi tercetus dengan dua cara, keduanya melibatkan
(Gambar 4-11). Ketika bagian tertentu pada membran akson sedang
penyebaran pasif arus dari daerah sekitar yang sudah terdepolarisasi.
mengalami potensial aksi, potensial aksi lain tidak akan tercetus di
Potensial aksi bermula di axon hillock, dicetuskan oleh arus
bagian tersebut, sekuat apa pun kejadian pemicu pendepolarisasi.
pendepolarisasi yang menyebar dari sebuah potensial berjenjang di
Periode ini, saat bagian membran benar-benar refrakter (berarti
badan sel dan dendrit. Selama penjalaran potensial aksi di sepanjang
"keras kepala" atau "tidak responsif") terhadap stimulasi lebih lanjut
akson, tiap potensial aksi baru dicetuskan oleh arus lokal
dikenal sebagai periode refrakter absolut. Begitu kanal Na+
pendepolarisasi yang mengalir dari tempat sebelumnya yang
berpintu-listrik terpicu untuk membuka pada ambang, kanal ini
mengalami potensial aksi.
tidak lagi

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 105


Daerah inaktif di sebelah
Daerah aktif tempat depolarisasi akan Bagian akson
pada puncak menyebar; akan segera lainnya masih
potensial aksi mencapai ambang dalam potensial

Na+

––––––+++++++++++++++++++++++++
++++++––––––––––––––––––––––––––
Potensial Arus lokal yang mendepolarisasi daerah
berjenjang inaktif di daerahnya dari potensial istirahat
> ambang Na+
ke potensial ambang
++++++––––––––––––––––––––––––––
––––––+++++++++++++++++++++++++
Arah penjalaran potensial aksi

+30

0
mV

–50
–70

Daerah yang Daerah di


sebelumnya sebelahnya yang
aktif kembali ke telah di bawa ke Daerah inaktif di
potensial ambang oleh arus sebslahnya tempat
istirahat ; tidak lokal; kini aktif depolarisasi akan
lagi aktif; dalam pada puncak menyebar; akan segera Bagia akson masih
periode refrakter potensial aksi mencapai ambang dalam potensial istirahat

K+ Na+

++++++––––––+++++++++++++++++++
––––––++++++––––––––––––––––––––

K+ Na+

––––––++++++––––––––––––––––––––
++++++––––––+++++++++++++++++++

+30

0
mV

–50
–70
Gambar 4-9 Hantaran merambat. Arus lokal di antara daerah aktif pada puncak potensial aksi dan daerah inaktif di sebelahnya yang masih berada dalam potensial
istirahat menurunkan potensial di daerah inaktif yang bersentuhan dengan daerah aktif itu hingga mencapai ambang, yang memicu potensial aksi di daerah yang
sebelumnya inaktif tersebut. Daerah yang semua aktif kembali ke potensial istirahat, dan daerah aktif yang baru memicu potensial aksi di daerah inaktif di sebelahnya
melalui arus lokal, dan seterusnya membentuk siklus yang berulang dengan sendirinya di sepanjang akson.

dapat membuka saat merespons kejadian pemicu depolarisasi melalui lonjakan PNa+ untuk mencetuskan potensial aksi baru.
lainnya, sekuat apa pun, hingga pada konformasi "tertutup dan Berkat adanya periode refrakter absolut ini, sebuah potensial aksi
mampu membuka" ketika potensial istirahat pulih.Karena itu, periode harus rampung dulu sebelum dapat memulai potensial aksi lain di
refrakter absolut berlangsung mulai dari ambang, selama potensial tempat yang sama. Potensial aksi tidak dapat tumpang tindih.
aksi, hingga potensial istirahat pulih. Sesudahnya, baru kanal Na+ Periode refrakter absolut diikuti periode refrakter relatif, selang
berpintu-listrik mampu merespons depolarisasi lain waktu dapat dicetuskannya potensial aksi kedua hanya oleh
kejadian pemicu yang jauh lebih kuat dari biasanya.

   hapter
❚ TABEL 4-1 Perbandingan Potensial Berjenjang dan Potensial Aksi
Karakteristik Potensial Berjenjang Potensial Aksi

Kejadian pemicu Stimulus, kombinasi neurotransmiter Depolarisasi ke ambang, biasanya melalui


dengan reseptor, atau perubahan penyebaran pasif depolarisasi dari sebuah
permeabilitas kanal yang terpicu dengan daerah di dekatnya yang tengah mengalami
sendirimya. potensial berjenjang atau potensial aksi

Pergerakan ion yang pergerakan neto Na+, K+, C1+, atau CA2+ Pergerakan Na+ masuk bergantian dengan K+
menghasilkan perubahan menembus membran plasma dengan meninggalkan sel melalui kanal berpintu-listrik
potensial berbagi cara.
Penyandian kuat kejadian Perubahan potensial berejenjang; Respons membran tuntas-atau-gagal (all-or-
pemicu besarnya beragam sosuai dengan kuat none); kuat kejadian pemicu disandi ke dalam
kejadian pemicunya. frekuensi, bukan amplitudo, potensial aksi
Durasi Durasi bervariasi sesuai dengan durasi Konstan
kejadian pemicu

Besar perubahan potensial Hantaran decremental; kekuatan Menjalar ke seluruh bagian membran tanpa
sejalan dengan jarak berkurang seiring makin jauhnya jarak berkurang kekuatannya; regenerasi-diri di
tempuhnya dari tempat tempuh dari awal tempat awal daerah inaktif sebelahnya pada membran
awal
Relatif, absolut
Periode refrakter Tidak ada
Tidak ada
Temporal, spasial
Penjumlah
Arah perubahan potensial Depolarisasi dan hiperpolarisasi Selalu depolarisasi dan pembalikan muatan
Lokasi Daerah khusus di membran yang
Daerah di membran yang banyak memiliki
dirancang untuk merespons kejadian
kanal berpintu-listrik
pemicu

Periode refrakter relatif terjadi setelah potensial aksi rampung


karena efek ganda. Pertama, kanal Na+ berpintu-listrik yang
terbuka selama potensial aksi tidak semuanya kembali ke bentuk Daerah inaktif baru di
semula ketika potensial istirahat tercapai. Beberapa butuh waktu sebelahnya tempat
Daerah yang semula Daerah aktif baru
lebih lama untuk kembali ke konformasi "dapat membukan. depolarisasi menyebar;
aktif kembali ke pada puncak
akan segera mencapai
Akibatnya, sejumlah kanal Na+ berpintu-listrik ada dalam posisi potensiai istirahat potensial aksi
ambang
menyentak terbuka sebagai respons terhadap kejadian pemicu
depolarisasi lain. Kedua, kanal K+ berpintu-listrik yang terbuka
pada puncak potensial aksi menutup perlahan-lahan. Dalam selang
waktu ini, masuknya Na+ dalam jumlah lebih sedikit dari normal, ++++++––––––++++++++++++
sebagai respons terhadap kejadian pemicu depolarisasi lain, ––––––++++++––––––––––––
dilawan oleh tetap keluarnya K+ melalui kanalnya yang menutup
perlahan-lahan selama hiperpolarisasi ikutan. Dengan begitu,
dibutuhkan kejadian pemicu depolarisasi yang lebih besar dari
normal untuk mengimbangi hiperpolarisasi persisten pergerakan K
+ ke luar dan membawa membran ke ambang selama periode Arus "ke belakang" tidak Arus "ke depan" mengeksitasi
refrakter relatif. mengeksitasi kembali daerah inaktif baru
daerah yang semula aktif Arah penjalaran
Saat tempat semula pulih dari periode refrakternya dan dapat karena daerah ini berada potensial aksi
kembali dirangsang oleh arus normal, potensial aksi telah menjalar dalam periode refrakternya
ke depan dan cukup jauh sehingga tidak lagi dapat memengaruhi Gambar 4-10 Manfaat periode refrakter. Arus "ke belakang" dicegah oleh periode
tempat awal. Jadi, periode refrakter memastikan penjalaran satu- refrakter. Selama potensial aksi dan sesaat sesudahnya, sebuah daerah tidak dapat
arah potensial aksi di sepanjang akson menjauhi tempat awal distimulasi lagi oleh kejadian normal untuk mengalami potensial aksi lain. Karena itu,
periode refrakter memastikan bahwa potensial aksi hanya dapat menjalar ke depan di
pengaktifannya. sepanjang akson.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 107


Periode Periode menyebar tanpa berkurang besarnya ke se-panjang membran atau
refrakter refrakter tidak merespons sama sekali dengan potensial aksi. Karakteristik ini
absolut relatif
disebut hukum tuntas-atau-gagai.
Konsep tuntas-atau-gagal ini analog dengan menembakkan
sebuah pistol. Pelatuk boleh jadi tidak ditarik cukup kuat sehingga

permeabilitas Na+ istirahat)


(kali lebih permeabel dari
Permeabilitas membran relatif
Potensial membran (mV)

+30
Potensil aksi 600 peluru tidak dapat ditembakkan (ambang tidak tercapai) atau
ditarik cukup kuat sehingga pistol merespons maksimal untuk
0 Permeabilitas Na* menembakkan peluru (ambang tercapai). Menarik pelatuk lebih
kuat lagi tidak akan menghasilkan tembakan yang lebih dahsyat.
Sebagaimana pistol yang tidak dapat menghasilkan tembakan
300
setengah maksimal, potensial aksi juga tidak mungkin tercetus
Permeabilitas K+
setengah maksimal.
–70
Fenomena ambang memungkinkan dibedakannya rangsangan
25 penting dengan rangsangan tidak penting atau kejadian pemicu
1 lainnya. Rangsangan yang terlalu lemah untuk membawa membran
1 2 3 4 5 6 7 8 ke ambang tidak akan mencetuskan potensial aksi, sehingga tidak
Waktu (mdet) menyibukkan sistem saraf dengan menghantarkan sinyal-sinyal
Gambar 4-11 Periode refrakter absolut dan relatif. Selama periode refrakter
tidak bermakna.
absolut, bagian membran yang baru saja mengalami potensial aksi tidak dapat
dirangsang kembali. Periode ini menunjukkan selang waktu ketika pintu Na+ tidak
dalam konformasi istirahatnya. Selama periode refrakter relatif, membran dapat
distimulasi kembali hanya oleh stimulus yang lebih kuat dari yang biasanya diperlukan.
Periode ini mencerminkan selang waktu ketika pintu K+ yang terbuka selama
Bagaimana mungkin membedakan dua rangsangan yang ke-
potensial aksi belum tertutup, berkopel dengan inaktivasi perlahan-lahan kanal Na+
berpintu-listrik.
kuatannya berbeda jika keduanya sama-sama membawa membran
ke ambang dan menghasilkan potensial aksi yang sama besar?
Sebagai contoh, bagaimana kita dapat membedakan antara
Periode refrakter juga bertanggung jawab menetapkan batas atas menyentuh objek hangat dan menyentuh objek panas jika keduanya
frekuensi potensial aksi-yaitu menentukan jumlah maksimum memicu potensial aksi yang identik di serat saraf yang menyalurkan
potensial aksi baru yang dapat dicetuskan dan menjalar di sepanjang informasi mengenai suhu kulit ke sistem saraf pusat (SSP)?
serat saraf dalam selang waktu tertentu. Tempat awal harus pulih Jawabannya sebagian terletak pada frekuensi potensial aksi yang
dari periode refrakternya sebelum potensial aksi baru dapat dihasilkan. Rangsangan yang lebih kuat tidak menghasilkan
dicetuskan menyusul potensial aksi sebelumnya. Lama periode potensial aksi yang lebih besar, tetapi memicu peningkatan jumlah
refrakter bervariasi untuk berbagai jenis neuron. Semakin lama potensial aksi per detik. Sebagai ilustrasi, lihatlah Gambar 10-36, h.
periode refrakter, semakin lama jeda sebelum potensial aksi baru 402; perubahan tekanan darah tersandi dalam perubahan frekuensi
dapat dicetuskan dan semakin rendah frekuensi respons sebuah potensial aksi yang dihasilkan di neuron-neuron pemantau tekanan
neuron terhadap rangsangan berulang atau berkelanjutan. darah.
Selain itu, rangsangan yang lebih kuat di sebuah tempat
menyebabkan lebih banyak neuron yang mencapai ambang,
sehingga informasi total yang dikirim ke SSP bertambah. Sebagai
Potensial aksi berlangsung dalam pola tuntas-atau- contoh, sentuhlah halaman ini dengan jari tangan Anda dan
gagal. perhatikan daerah kulit yang berkontak dengan halaman tersebut.
Jika satu bagian membran neuron terdepolarisasi ke ambang, Sekarang, tekan halaman lebih kuat dan amati bahwa daerah kulit
tercetus potensial aksi yang menyebar ke sepanjang membran tanpa yang berkontak dengan halaman itu bertambah luas. Dengan
berkurang besarnya. Selain itu, begitu ambang tercapai, potensial demikian, lebih banyak neuron yang terbawa ke ambang dengan
aksi yang tercetus besarnya selalu maksimal. Perubahan listrik rangsang sentuhan yang lebih kuat ini.
selama potensial aksi terjadi akibat perpindahan ion mengikuti Begitu tercetus, kecepatan atau laju penjalaran sebuah potensial
gradien konsentrasi dan gradien listrik, yang tidak terpengaruh oleh aksi di sepanjang akson bergantung pada dua faktor: (1) apakah
kuat lemahnya kejadian pemicu depolarisasi; alasan ini mendasari serat saraf tersebut bermielin atau tidak dan (2) diameter serat saraf
timbulnya efek di atas. Kejadian pemicu yang lebih kuat dari yang bersangkutan. Hantaran merambat terjadi di serat tak-bermielin.
dibutuhkan untuk membawa membran ke ambang (kejadian supra- Pada kasus ini, seperti yang baru Anda pelajari, masing-masing
ambang) tidak menghasilkan potensial aksi yang lebih besar. potensial aksi memicu potensial aksi baru yang identik di bagian
Namun, kejadian pemicu yang gagal mendepolarisasi membran ke berikutnya pada membran akson, yang bersentuhan (berbatasan)
ambang (kejadian sub-ambang) tidak menghasilkan potensial aksi dengannya sehingga setiap bagian membran mengalami potensial
sama sekali. Jadi, sebuah membran peka-rangsang hanya akan aksi sewaktu sinyal listrik ini dihantarkan dari pangkal hingga
merespons kejadian pemicu dengan potensial aksi maksimal yang ujung akson. Metode penjalaran yang lebih cepat, hantaran ujung
menyebar akson. Metode penjalaran yang lebih cepat, hantaran meloncat

   hapter
(saltatary conduction), berlangsung di serat bermielin. Kita membran tidak dapat menembus selubung mielin ini, mielin bekerja
selanjutnya akan melihat bagaimana serat bermielin dibandingkan sebagai insulator, layaknya plastik pembungkus kawat listrik, untuk
dengan serat tak-bermielin dan bagaimana hantaran meloncat mencegah bocornya arus melalui bagian membran yang bermielin.
dibandingkan dengan hantaran merambat. Mielin sebenarnya bukan bagian neuron, tetapi terdiri atas sel-sel
pembentuk mielin yang membungkus dirinya sendiri, seperti bolu
gulung, mengelilingi akson. Sel-sel pembentuk mielin ini adalah sel
Mielinasi meningkatkan kecepatan hantaran
Schwann di sistem saraf tepi (Gambar 4-12b) (saraf yang berjalan di
potensial aksi. antara susunan saraf pusat dan berbagai bagian tubuh) dan
Serat bermielin adalah akson yang terbungkus mielin, lapisan oligodendrosit di SSP (otak dan medula spinalis) (Gambar 4-12c).
tebal yang terutama tersusun atas lipid, pada setiap rentang Tiap selubung mielin kaya-lipid tersusun atas sejumlah lapisan
jarak tertentu di sepanjang akson (Gambar 4-12a). Karena ion-ion membran plasma sel pembentuk-mielin (terutama lapisan ganda
larut-air yang bertanggung jawab menghantarkan arus melintasi lipid) ketika sel tersebut membungkus dirinya sendiri mengelilingi

Gambar 4-12 Serat bermielin. (a) Serat bermielin dibungkus oleh mielin pada setiap selang jarak tertentu. Bagian-bagian telanjang tak bermielin di antara dua
mielin dikenal sebagai nodus Ranvier. Mikrograf elektron rnemperlihatkan potongan melintang sebuah serat bermielin di satu daerah yang bermielin, (b) Di sistem
saraf tepi, setiap selubung mielin dibentuk oleh sel Schwann tersendiri yang membungkus dirinya sendiri, seperti bolu gulung, mengelilingi serat saraf. (c) Di sistem
saraf pusat, setiap satu dari beberapa juluran ("lengan") oligodendrosit pembentuk-mielin menyusun satu selubung mielin yang membungkus sebuah serat saraf.

selubung Kanal Na+-K+


mielin Na+ and K+
listrik

Akson

Nodus 1 μm
Ranvier
Nodus Ranvier

(d)

1 mm
Selubung mielin

Selubung
mielin

Akson
Akson neuron

Membran
plasma

(a) Myelinated fiber

Selubung mielin Akson

Akson
© C. Raines/Visuals Unlimited

Sitoplasma-
Nukleus
Sel Schwann

Nodus Oligodendrosit
Ranvier
Nodus Ranvier

(b) Sel Schwann di sistem saraf tepi (c) Oligodendrosit di sistem saraf pusat
akson. Satu selubung mielin boleh jadi terbentuk dari 300 bungkus bermielin, tetapi harus diregenerasi di setiap bagian membran
lapis-ganda lipid. akson tak-bermielin dari pangkal hingga ujung. Serat bermielin
menghantarkan impuls sekitar 50 kali lebih cepat daripada serat
Di antara daerah-daerah bermielin, di nodus Ranvier, membran
takbermielin yang kurang lebih seukuran. Anda dapat
akson telanjang dan terpajan ke CES. Hanya di ruang telanjang inilah
membayangkan serat bermielin sebagai " jalan tol" dan serat tak-
arus dapat mengalir menembus membran untuk menghasilkan
bermielin sebagai "jalan kampung" pada sistem saraf jika berbicara
potensial aksi. Kanal Na+ dan K+ berpintu-listrik terkonsentrasi di
tentang kecepatan penyampaian informasi. Jadi, jenis informasi
nodus tersebut, sementara daerah yang terbungkus mielin hampir
yang paling darurat dikirim melalui serat bermielin, sementara
sama sekali tidak mengandung kanal khusus ini (Gambar 4-12d).
jaras saraf yang membawa informasi kurang mendesak tidak
Sebaliknya, serat tak-bermielin dipadati kanal-kanal berpintu-listrik
bermielin.
di sepanjang bagiannya. Seperti yang Anda tahu sekarang, potensial
aksi dapat tercetus hanya di bagian membran yang dilengkapi dengan Selain memungkinkan potensial aksi untuk menjalar lebih
banyak kanal ini. cepat, mielinasi juga menghemat energi. Karena fluks ion yang
berkaitan dengan potensial aksi terbatas di daerah nodus, pompa
Jarak antar-nodus cukup dekat sehingga arus lokal dapat
mengalir di antara nodus aktif dan nodus inaktif di sebelahnya Na+-K+ yang memakai energi hanya perlu mengembalikan sedikit
sebelum menghilang. Ketika potensial aksi tercetus di satu nodus, ion ke sisi membrannya masing-masing setelah penjalaran sebuah
arus lokal di antara nodus ini dan nodus di sebelahnya yang potensial aksi.
berlawanan muatan menurunkan potensial nodus di sebelahnya Fitur kotak penyerta Konsep, Tantangan, dan
tersebut ke ambang sehingga mengalami potensial aksi, dan Kontroversimengulas penyakit yang merusak mielin, sklerosis
seterusnya. Karena itu, di serat bermielin, impuls "meloncat" dari multipel.
nodus ke nodus, melompati bagian akson yang bermielin (Gambar
4-13); proses ini disebut hantaran meloncat (saltatory conduction;
saltere berarti "loncat atau berjingkrak"). Hantaran meloncat
menghantarkan potensial aksi lebih cepat dari hantaran merambat,
karena potensial aksi tidak perlu diregenerasi di bagian-bagian

Nodus inaktif di sebelahnya


tempat depolaritas menyebar; Nodus-nodus lainya masih
Nodus aktif pada puncak akan segera mencapai berada dalam potensial
potensial aksi ambang istirahat
Selain efek mielinasi, diameter serat
Na+ memengaruhi kecepatan akson
– – – – ++++ ++++ menghantarkan potensial aksi. Besar arus
(yaitu jumlah muatan yang berpindah)
++++ –––– ++++ bergantung tidak saja pada perbedaan
Local current flow that
depolarizes adjacent inactive potensial antara dua daerah bermuatan listrik
Na+
node from resting to threshold yang bersebelahan, tetapi juga pada resistensi
++++ –––– –––– atau halangan terhadap perpindahan muatan
–––– ++++ ++++ listrik di antara kedua daerah tersebut.
Semakin besar diameter serat, semakin kecil
Arah perambatan resistensi terhadap arus lokal. Dengan
potensi aksi
demikian, semakin besar diameter serat,
semakin cepat potensial aksi dapat
dihantarkan.
Nodus di sebelahnya Nodus inaktif baru di
Nodus yang semula aktif yang telah dibawa ke sebelahnya tempat Serat besar bermielin, seperti yang
kembali ke potensial ambang oleh arus lokal depolaritas menyebar;
kini aktif pada puncak akan segera mencapai
menyarafi otot rangka, dapat menghantarkan
istirahat; tidak lagi aktif
potensial aksi ambang potensial aksi dengan kecepatan hingga 120
m/det (268 mil/jam), bandingkan dengan
K+ Na+ kecepatan hantaran sebesar 0,7 m/det (2 mil/
++++ –––– ++++ jam) di serat kecil takbermielin, misalnya
yang menyarafi saluran cerna. Perbedaan
–––– ++++ –––– kecepatan hantaran ini berkaitan dengan
kedaruratan informasi yang hendak
K+ Na+ disampailcan. Sinyal ke otot rangka untuk
–––– ++++ –––– menjalankan gerakan tertentu (misalnya,
++++ –––– ++++ mencegah Anda jatuh ketika tersandung
sesuatu) harus dikirim lebih cepat daripada
Gambar 4-13 serat bermielin. Hantaran meloncat. Impuls "meloncat" dari nodus ke nodus di sebuah
sinyal untuk memodifikasi proses pencernaan

   hapter
❚ Konsep, Tantangan, dan
Kontroversi Sklerosis Multipel: Mielin-Terkikis,
Terkikis, Lenyap

S KLEROSIS MULTIPEL (MULTIPLE SCLEROSIS, MS) adalah


kondis(patofisiologik berupa lenyapnya mielin yang membun-
gkus serat-serat saraf pada berbagai lokasi di seluruh sistem saraf.
degeneratif yang dicirikan dengan rusaknya akson yang terkena.
Gejala MS sangat bervariasi, bergantung pada luas dan lokasi ke-
rusakan mielin dan degenerasi akson. Gejala tersering meliputi
Sklerosis multipel merupakan salah satu penyakit autoimun (ouro kelelahan, gangguan penglihatan, kesemutan dan baal, kelemahan
berarti ("sendiri"; immune berarti "pertahanan terhadap") yang ditandai otot, gangguan keseimbangan dan koordinasi, serta paralisis perlahan-
dengan menyimpangnya sistem pertahanan tubuh sehingga lahan. Tahap awal penyakit sering kali ditandai dengan siklus kambuh
menyerang selubung mielin pembungkus serat saraf bermielin. dan pulih, sernentara tahap kronis dicirikan dengan perburukan gejala
Penyakit ini mengenai sekitar 1 dari 1000 orang di Amerika Serikat. progresif lambat. Sklerosis multipel dapat menyebabkan hendaya,
Awitan sklerosis multipel biasanya antara usia 20-40 tahun. tetapi umumnya tidak fatal.
Banyak peneliti meyakini bahwa MS terjadi akibat kombinasi faktor Saat ini, meskipun belum ada obat penyembuh MS, para peneliti
genetikdan lingkungan. Kerabat penyandang MS memiliki tengah berpacu mencari cara untuk mengatasi serangan, meredakan
kemungkinan mengidap penyakit ini 6 hingga 10 kali lebih besar gejala-gejala penyebab hendaya, dan memperbaiki perjalanan
daripada populasi umum. Karena adanya predisposisi genetik, kerabat penyakit. Gejala dapat sedemikian ringannya pada beberapa pasien
pengidap MS lebih rentan terhadap faktor-faktor lingkungan yang sehingga tidak perlu diobati. Bagi pasien dengan gejala lebih mencolok,
dapat memicu penyakit ini. Berbagai faktor lingkungan diduga terapi terkini mencakup obat-obat penekan serangan imun pada mielin
berperan memicu MS, meliputi infeksi virus, toksin lingkungan, dan dengan beragam mekanisme kerja besertaterapi fisik dan relaksan
defisiensi vitamin D, tetapi belum ada bukti meyakinkan. otot.Sebagian pasien memberikan respons lebih baik dari yang lain
Lenyapnya mielin akibat serangan imun yang salah sasaran ini terhadap terapi obat terkini. Telah dilakukan sejumlah upaya untuk
memperlambat transmisi impuls di neuron yang terkena. Terbentuk mencegah MS, di antaranya, adalah pengembangan vaksin
jaringan parut yang keras, dikenal sebagai sklerosis (berarti "keras"), eksperimental yang meredakan sel-sel imun penyerang mielin dan
mielin memicu fase berbagai strategi untuk mendorong remielinisasi

yang berlangsung perlahan-lahan. Tanpa mielinasi, diameter akson


pada jaras saraf darurat harus sangat besar dan tidak praktis untuk
mencapai kecepatan hantaran yang diperlukan. Memang benar,
banyak invertebrata memiliki akson besar-besar. Dalam perjalanan Periksa Pemahaman Anda 4.3
evolusi vertebrata, serat saraf yang sangat besar itu telah digantikan
oleh sesuatu yang lebih efisien, yakni pembentukan selubung 1. Gambarkan dan labeli sebuah potensial aksi, tunjukkan
mielin, yang memungkinkan pengiriman sinyal jarak jauh secara pergerakan-pergerakan ion yang bertanggung jawab atas
cepat dan hemat. Sebagai contoh, pada manusia, serat saraf optik 2. Paparkan ketiga konformasi kanal Na+ berpintu-listrik dan tunjukkan
yang berjalan dari mata ke otak hanya berdiameter 3 mm, tetapi potensial membran saat masing-masing konformasi ini terbentuk.
dipadati lebih dari sejuta akson bermielin. Jika akson tersebut tidak 3. Jelaskan mengapa hantaran meloncat menghantarkan potensial aksi
bermielin, tiap akson harus 100 kali lebih tebal untuk dapat lebih cepat daripada hantaran merambat.
menghantarkan impuls pada kecepatan yang sama, menjadikan
sebuah serat saraf optik berdiameter 300 mm.
Adanya sel bermielin dapat sangat menguntungkan, dapat juga
sangat merugikan ketika sebuah akson terpotong, bergantung pada
apakah kerusakannya terjadi di sistem saraf tepi atau di SSP. Lihat Ketika mencapai terminal akson, potensial aksi membebaskan zat
fitur kotak di h. 112-113 (Konsep, Tantangan, dan Kontroversi) kimia perantara yang mengubah aktivitas sel-sel tempat neuron
guna mempelajari lebih dalam tentang regenerasi serat saraf yang bersangkutan berakhir. Neuron dapat berakhir di salah satu dari tiga
rusak, sesuatu yang sangat penting pada kasus cedera medula struktur berikut: otot, kelenjar, atau neuron lain. Karena itu,
spinalis atau trauma lain yang mengenai saraf. bergantung pada tempat berakhirnya, neuron dapat menyebabkan
Kini Anda telah melihat bagaimana potensial aksi dihantarkan sel otot berkontraksi, sel kelenjar mengeluarkan sekresinya, neuron
di sepanjang akson dan mempelajari faktor-faktor yang lain menyalurkan pesan listrik di sepanjang jaras saraf, atau fungsi
memengaruhi kecepatan penghantaran ini. Namun, apa yang tertentu lainnya. Jika berakhir di otot atau kelenjar, neuron
terjadi ketika potensial aksi mencapai ujung akson? dikatakan menyarafi, atau mernasok, struktur tersebut.

   111
• Konsep, Tantangan, dan
Kontroversi Regenerasi: Akson SST Dapat
Melakukannya, Sedangkan Akson SSP Tidak

s ERAT SARAF DAPAT RUSAK karena terpotong atau remuk


(sebagaimana pada kejadian traumatik, seperti kecelakaan ken-
daraanbermotor, luka tembak, atau kecelakaan waktu menyelam) atau
disekresikan oleh sel Schwann ke dalam tabung regenerasi. Berhasilnya
regenerasi serat saraf pada akhirnya akan memulihkan sensasi dan
pergerakan setelah cedera saraf perifer traumatik, meskipun regenerasi tidak
berkurangnya pasokan darah (misalnya pada stroke). Ketika rusak, selalu berhasil.
akson yang terkena tidak dapat lagi menghantarkan potensial aksi
Hambatan Regenerasi Akson Sentral
untuk menyampaikan pesan. Dengan menggunakan akson yang
Serat-serat saraf di SSP, yang terbungkus mieEin dari oligodendrosit, tidak
terpotong sebagai contoh, bagian akson yang paling jauh dari badan
memiliki kemampuan regenerasi. Akson-akson itu sendiri seber arnya
sel berdegenerasi. Apakah bagian akson yang hilang akan
mampu beregenerasi, tetapi oligodendrosit yang mengelilir ginya menyintesis
beregenerasi atau tidak bergantung pada lokasinya. Akson yang
protein yang menghambat pertumbuhan akson, sangat berlawanan dengan
terpotong pada sistem saraf perifer dapat beregenerasi, sedangkan
sel Schwann penyusun mielin pembungkus akson perifer, yang mendorong
akson pada sistem saraf pusat tidak.
pertumbuhan saraf. Pertumbuhan saraf di otak dan meduia spinalis
Regenerasi Akson Perifer dikendalikan melalui keseimbangan kompleks antara protein pendorong
Pada kasus terpotongnya akson di saraf tepi, sewaktu bagian akson pertumbuhan saraf dan protein penghambat pertumbuhan saraf. Selama
yang putus berdegenerasi, sel-sel Schwann di sekitar akson menelan perkembangan janin, pertumbuhan saraf di SSP dapat berlangsung karena
serpihannya. Sel Schwann itu sendiri tetap di tempat tersebut, lalu otak dan medula spinalis sedang terbentuk. Para peneliti berspekulasi bahwa
mem bentuk tabung regenerasi yang men untun serat saraf yang inhibitor pertumbuhan saraf, yang dihasilkan pada akhir-akhir perkembangan
tengah beregenerasi ke tempat tujuannya. Bagian akson sisanya yang janin di selubung mielin pembungkus serat saraf sentral, normalnya boieh
terhubung ke badan sel mulai tumbuh dan bergerak maju di dalam jadi berfungsi sebagai "pagar" yang menjaga ujung-ujung saraf baru agar
kolom sel Schwann dengan pergerakan amuboid (lihat h. 53). Ujung tidak menyir pang keluar dari jalurnya. Dengan demikian, hambatan
akson yang sedang tumbuh "mengendus"jalan yang akan dilaiuinya pertumbuhan oleh oligodendrosit dapat jadi berfungsi untuk menstabilkan
untuk mencapai tempat tujuannya, dituntun oleh bahan kimia yang struktur SSP yang sangat kompleks.

Taut antara saraf dan kelenjar atau otot yang disarafinya akan SINAPS KIMIA Sebagian besar sinaps dalam sistem saraf manusia
diterangkan kemudian. Untuk saat ini, kini akan berkosentrasi pada adalah sinaps kimia, tempat zat kimia perantara menghantarkan
taut antara dua neuron sinaps (synapsis berarti "tautan"). (Kadang- informasi satu arah melintasi celah yang memisahkan dua neuron.
kadang istilah sinaps digunukan untuk menggambarkan taut antara Sinaps kimia melibatkan taut antara terminal akson sebuah neuron,
dua sel peka-rangsang, tetapi sekarang kita membatasi pemakaian yang dikenal sebagai neuron prasinaps, dan dendrit atau badan sel
istilah ini untuk taut dua meuron.) neuron lain, yang dikenal sebagai neuron pascasinaps. (Pra berarti
"sebelum," dan pasca berarti "sesudah"; neuron prasinaps terletak
sebelum sinaps, sementara neuron pascasinaps terletak sesudah
sinaps). Dendrit dan, dengan jumlah lebih sedikit, badan sel
kebanyakan neuron menerima ribuan masukan sinaptik, yaitu
Ada dua jenis sinaps: sinaps listrik dan sinaps kimia, bergantung terminal akson dari banyak neuron lain. Sebagian neuron di SSP
pada bagaimana informasi ditransfer antara kedua neuron. menerima hingga 100.000 masukan sinaptik (Gambar 4-14).
Anatomi sebuah, dari ribuan, sinaps kimia diperlihatkan di
Gambar 4-15. Terminal akson pada neuron prasinaps, yang
SINAPS LISTRIK Pada sinapsfistrik, dua neuron dihubungkan oleh menghantarkan potensial aksinya menuju sinaps, berakhir di sebuah
taut celah (lihat h. 67) yang memungkinkan ion-ion pembawa- tonjolan kecil, synaptic knob. Synaptic knob mengandung vesikell
muatan mengalir secara langsung dari sel pertama ke sel kedua, atau sinaps, yang menyimpan zat kimia perantara spesifik, yakni
sebaliknya. Walaupun sinaps elektrik menghasilkan transmisi sinyal neurotransmiter yang telah disintesis dan dikemas oleh neuron
listrik tanpa putus dan sangat cepat, jenis hubungan ini pada prasinaps. Synaptic knob terletak dekat, tetapi tidak bersentuhan,
hakikatnya bersifat "on" atau "off" dan tidak terkendali. Potensial aksi dengan neuron pascasinaps, yang potensial aksinya menjalar
pada sebuah neuron selalu memicu potensial aksi di neuron menjauhi sinaps. Ruang antara neuron prasinaps dan pascasinaps
sambungannya. Sinaps listrik relatif jarang pada sistem saraf disebut celah sinaps. Molekul perekat sel (cell adhesion molecule,
manusia. Sinaps listrik ditemukan di SSP, tempat sinaps ini CAM) berbentuk mirip jari, yang baru-baru ini ditemukan, sebagian
menyelaraskan aktivitas listrik pada kelompokan neuron yang saling menjulur melintasi sinaps dari permukaan neuron prasinaps atau
terhubung melalui taut celah, dan di sejumlah lokasi khusus, seperti pun pascasinaps. Juluran-juluran ini "saling mengait" di tempatnya
pulpa gigi dan retina mata. Taut celah lebih banyak pada otot polos bertemu dan bertumpang tindih pada pertengahan celah, kurang
dan otot jantung, tempat fungsinya lebih mudah dipahami.

   hapter
Namun, hambatan pertumbuhan juga sebuah mudarat manakala ■
Kelompok peneliti lain melakukan percobaan menggunakan tondur
akson SSP perlu diperbaiki, misainya saat medula spinalis terpotong saraf perifer untuk menjembatani defek di bagian medula spinalis
akibat ketelakaan. Serat saraf sentral yang rusak memperlihatkan yang cedera. Tandur ini mengandung biakan sel Schwann, yang
tandatanda perbaikan diri langsung setelah cedera, tetapi dalam melepaskan protein-protein pemacu pertum buhan saraf.
beberapa minggu mulal berdegenerasi, dan terbentuk jaringan parut di ■ Moyasi lain yang memberi harapan adalah penemuan sel saraf
tempat cedera, menghalangi bentuk pemulihan apa pun. Karena itu, punca (Iihat h. 10 dan 147). Boleh jadi, sel-sel ini kelak dapat ditanam
serat neuron yang rusak di otak dan medula spinalis tidak pernah di medula spinalis yang rusak dan dirangsang untuk menggandakan
beregenerasi. diri dan berdiferensiasi menjadi bentuk matur, neuron fungsiona#
yang akan menggantikan neuron yang hilang.
Regenerasi ■
Strategi baru lainnya yang juga sedang diteliti adalah penguraion
Meskipun demikian, pada masa mendatang, boleh jadi ditemukan cara enzimatth komponen-komponen inhibitorik pada jaringan parut yang
mendorong regenerasi bermakna serat saraf di SSP. Para peneliti secara alami terbentuk di tempat cedera dan menghalangi
tengah mengeksplorasi beberapacara menjanjikan untukmendorong munculnya serat saraf baru menembus sawar ini.
perbaikan jaras akson sentral, supaya korban cedera medula spinalis ■ Sejumlah penelitilain melakukan ancanganbiotik, mencoba menci-
dapat berjalan kembali. Berikut beberapa penelitian terkini terkait ptakan perangkat elektronik yang dapat dipasang ke dalam sistem
regenerasi akson sentral: saraf guna mernintas sambungan yang putus di medula spinalis. Ide
■ Para ilmuwan sudah mampu menginduksi regenerasi bermakna ini ujung-ujungnya berupa penanaman cip otak (brain chip) yang
pada saraf mencit yang medula spinalisnya terpotong dengan mampu menjemput pesan listrik yang ditujukan untuk memerintahkan
menghambat secara kimiowi inhibitor perrumbuhan saraf, dinamai pergerakan otot, kemudian mengirimkan pesan itu ke perangkat
Nogo, sehingga memungkinkan pemacu pertumbuhan saraf untuk kedua yang ditanam di medula spinalis di bawah tingkat lesi.
mendorong munculnya banyak serat saraf baru di tempat cedera. Perangkat kedua tersebut akan merangsang neuron motorik untuk
menghasilkan pergerakan sesuai perintah.

lebih sama seperti saat Anda mengaitkan jari-jari kedua tangan. (langkah 3 ). Pelepasan neurotransmiter ini berlangsung melalui
Pertalian fisik ini menstabilkan kedekatan erat neuron prasinaps eksositosis (lihat h. 30). Neurotransmiter yang dilepaskan berdifusi
dan pascasinaps di sinaps bersangkutan. menyeberangi celah dan berikatan dengan reseptor pspesifik di
membran subsinaps, bagian membran pascasinaps yang tepat di
Celah sinaps terlampau lebar untuk penyebaran langsung arus
bawah synaptic knob (sub berarti "di bawah") (langkah 4 ). Reseptor-
dari satu sel ke sel lainnya sehingga potensial aksi secara kelistrikan
reseptor ini merupakan bagian integral kanal ion spesifik. Kombinasi
tidak dapat melalui di antara kedua neuron. Alternatifnya, potensial
unit reseptor dan kanal tersebut tepatnya dikenal sebagai kanal-
aksi di neuron prasinaps mengubah potensial neuron pascasinaps
reseptor. Terikatnya neurotransmiter ke kanal-reseptor
melalui cara-cara kimiawi. Sinaps hanya bekerja satu arah yaitu
menyebabkan kanal membuka, mengubah permeabilitas ion pada
neuron prasinaps menyebabkan perubahan potensial membran
neuron pascasinaps (langkah 5 ). Kanal ini berupa kanal berpintu
neuronpascasinaps, tetapi neuron pascasinaps tidak secara langsung
kimiawi, berbeda dengan kanal berpintu-listrik yang bertanggung
memengaruhi potensial neuron prasinaps. Anda akan segera
jawab atas potensial aksi dan influks Ca2+ ke synaptic knob. Karena
mengetahui alasannya saat mempelajari kejadian-kejadian yang
terminal prasinaps melepaskan neurotransmiter dan membran
berlangsung di sebuah sinaps.
subsinaps pada neuron pascasinaps memiliki kanal-reseptor untuk
neurotransmiter tersebut, sinaps hanya dapat bekerja satu arah, dari
neuron prasinaps ke neuron pascasinaps.
Pengubahan sinyal listrik pada neuron prasinaps (potensial aksi)
Ketika potensial aksi di neuron prasinaps telah menjalar ke terminal menjadi sinyal listrik di neuron pascasinaps melalui cara-cara
akson (Gambar 4-15, Langkah 1 ), perubahan potensial lokal ini kimiawi (dengan perantaraan kombinasi reseptor-neurotransmiter)
memicu terbukanya kanal ion kaisium (Ca2+) berpintu-listrik di memakan waktu. Jeda sinaps ini biasanya sekitar 0,5-1 mdet. Pada
synaptic knob. Karena Ca2+ lebih banyak terkonsentrasi di CES (lihat jaras saraf, kelompokan neuron sering kali harus menyeberang.
h. 80), ion ini mengalir ke dalam synaptic knob melalui kanal-kanal Semakin kompleks jaras saraf, semakin lama jeda sinaps dan semakin
yang terbuka (langkah 2 ). Ion kalsium memicu pelepasan neurot- panjang waktu reaksi total (waktu yang dibutuhkan untuk merespons
ransmiter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps kejadian tertentu).

   113
Dendrit input sinaptik (terminal Lihat Badan sel neuron Terminal akson
akson prasinaps) Gambar 4-15 pascasinaps

Science VU/Lewis-Everhart-Zeevi/Visuals Unlimited, Inc.


Badan sel neuron Axon Akson bermielin
pascasinaps hiliock
Gambar 4-14 input sinaptik (terminal akson prasinaps) ke badan sel dan dendrit sebuah neuron pascasinaps. Proses pengeringan yang digunakan dalam
menyiapkan neuron untuk mikrograt elektron berhasil melepaskan terminal-terminal akson prasinaps dan menariknya menjauhi badan sel pascasinaps.

1 Potensial aksi mencapai terminal akson neuron


trasinaps
2 Ca2+ masuk ke synaptic knob (terminal akson
prasinaps).
Akson neuron 3 Neurotransmiter dibebaskan melalui eksositosis
prasinaps ke dalam celah sinaps.
1 4 Neurotransmiter berikatan dengan reseptor yang
merupakan bagian integral kanal berpintu kimiawi di
membran subsinaps neuron pancasinaps
5 Terikatnya neurotransmiter ke kanal reseptor
membuka kanal spesifik tersebut.

Kanal Ca2+ Synaptic knob


berpintu-listrik (terminal akson
Ca2+ prasinaps) 3

2 Vesikel sinaps
Molekul
neurontran
smiter Celah
sinaps
3
Membran
4
subsinaps
5
kanal-resoptor 4
berpintu kimiawi untuk resoptor untukn
5
Na+, K+, or Cl– neurotransmiter Neuron sapcasinaps

Terminal akson
neuron
© Dennis Kunkel/Visuals Unlimited

prasinaps

Gambar 4-15 Struktur dan fungsi sebuah sinaps. Langkah-langkah bernomor


menunjukkan rangkaian kejadian yang berlangsung di sebuah sinaps.
Dendrit neuron Perbesaran gambar mengilustrasikan pelepasan neurotransmiter melalui eksositosis
pascasinaps dari terminal akson prasinaps, diikuti pengikatannya dengan reseptor spesifik di
membran subsinaps neuron pascasinaps. Mikrograf elektron menunjukkan sebuah
Vesikel Celah sinaps antara terminal akson prasinaps dan dendrit sel pascasinaps.
sinaps sinaps

   hapter
sel, lebih banyak muatan negatif masuk ke sel dalam bentuk ion Cl-.
Pada kedua kasus, hiperpolarisasi kecil ini membawa potensial
membran semakin jauh dari ambang (Gambar 4-16b), menjadikan
Setiap neuron prasinaps umumnya hanya melepaskan satu
ambang sulit tercapai dan potensial aksi boleh jadi tidak tercetus-
neurotransmiter; namun, neuron yang berbeda membebaskan
dengan kata lain, membran kini kurang peka-rangsang (lebih sulit
neurotransmiter yang berbeda pula. Setelah berikatan dengan kanal-
dibawa ke ambang oleh masukan eksitatorik) dibandingkan saat
reseptor subsinapsnya, tiap jenis neurotransmiter menyebabkan
potensial istirahat. Pada keadaan ini, membran dikatakan terinhibisi,
perubahan permeabilitas ion yang berbeda. Terdapat dua jenis
dan hiperpolarisasi kecil pada sel pascasinaps disebut potensial
sinaps, bergantung pada perubahan permeabilitas yang
pascasinaps inhibitorik (inhibitory postsynaptic potential, IPSP).
ditimbulkannya: sinaps eksitatorik dan sinaps inhibitorik.
Di sel-sel dengan potensial keseimbangan Cl- sama persis dengan
potensial istirahat (lihat h. 89), peningkatan PCI- tidak menyebabkan
SINAPS EKSITATORIK Di sebuah sinaps eksitatorik, kanal-
reseptor tempat terikatnya neurotransmiter berupa kanal kation hiperpolarisasi karena tidak terdapat gaya penggerak untuk
nonspesifik yang mengizinkan lewatnya Na+ dan K+. (Kanal jenis ini memindahkan CI- Membukanya kanal Cl- di sel-sel ini cenderung
berbeda dari kanal-kanal yang sudah Anda pelajari sebelumnya). menahan membran pada potensial istirahat, menjadikannya sulit
Ketika kanal ini terbuka sebagai respons atas pengikatan mencapai ambang.
neurotransmiter, permeabilitas terhadap kedua ion ini meningkat Perhatikan bahwa EPSP dan IPSP terjadi akibat membukanya
secara bersamaan. Seberapa banyak ion (Na+ dan K+) yang berdifusi kanal-kanal berpintu kimiawi, tidak seperti potensial aksi yang
melalui sebuah kanal kation yang terbuka bergantung pada gradien tercetus karena membukanya kanal-kanal berpintu-listrik.
elektrokimia tiap-tiap ion. Pada potensial istirahat, gradien
konsentrasi maupun gradien listrik Na+ mendorong perpindahan
ion ini masuk ke neuron pascasinaps, sementara hanya gradien
konsentrasi K+ yang mendorong perpindahan ion ini keluar dari
neuron pascasinaps. Karena itu, perubahan permeabilitas yang Banyak bahan kimia berfungsi sebagai neurotransmiter (Tabel 4-2).
terpicu di sinaps eksitatorik menyebabkan keluarnya sedikit ion K+ Meskipun neurotransmiter bervariasi antarsinaps, neurotransmiter
dari neuron pascasinaps bersamaan dengan masuknya (lebih yang dilepaskan di sebuah sinaps setiap kalinya selalu sama. Selain
banyak) Na+ ke neuron ini. Hasilnya adalah perpindahan neto ion- itu, di sebuah sinaps, tiap kali neurotransmiter berikatan dengan
ion positif ke dalam sel. Hal ini membuat bagian dalam membran kanal-reseptor subsinapsnya, selalu dihasilkan perubahan
sedikit kurang negatif daripada saat potensial istirahat, menimbul- permeabilitas dan, konsekuensinya, perubahan potensial membran
kan depolarisasi kecil pada neuron pascasinaps. pascasinaps yang sama. Jadi, respons terhadap kombinasi
neurotransmiter-reseptor tertentu selalu sama setiap kalinya;
Meskipun jarang, aktivasi satu sinaps eksitatorik saja sudah kombinasi ini tidak menimbulkan EPSP pada satu keadaan, tetapi
cukup untuk mendepolarisasi neuron pascasinaps menuju ambang. mencetuskan IPSP pada kondisi yang lain. Beberapa neurotransmiter
Terlalu sedikit kanal yang terlibat di sebuah membran subsinaps (misalnya, glutamat, neurotransmiter eksitatorik paling umum di
untuk memfasilitasi perpindahan ion yang adekuat dalam rangka otak) biasanya menghasilkan EPSP, sementara yang lain (misalnya,
menurunkan potensial hingga ke ambang. Namun, depolarisasi kecil asam gama-aminobutirat, atau GABA, neurotransmiter inhibitorik
ini membawa neuron pascasinaps lebih dekat ke ambang, utama di otak) selalu memicu IPSP. Namun, neurotransmiter yang
menjadikan ambang Iebih mungkin tercapai (sebagai respons atas lain lagi (misalnya, norepinefrin) dapat menghasilkan EPSP di satu
masukan eksitatorik selanjutnya) dan potensial aksi tercetus dengan sinaps dan IPSP di sinaps yang lain, akibat terjadinya perubahan
kata lain, membran kini lebih peka-rangsang (lebih mudah dibawa permeabilitas yang berlainan sebagai respons atas terikatnya
ke ambang) dari pada saat potensial istirahat. Karena itu, perubahan neurotransmiter yang sama pada neuron-neuron pascasinaps yang
potensial pascasinaps yang terjadi di sinaps eksitatorik ini disebut berbeda. Meskipun demikian, respons di sebuah sinaps yang
potensial pascasinaps eksitatorik (excitatory postsynaptic dipengaruhi norepinefrin dalam satu kesempatan selalu eksitatorik
potential, EPSP) (Gambar 4-16a). saja atau inhibitorik saja.
Umumnya setiap terminal akson hanya membebaskan satu
SINAPS INHIBITORIK Di sebuah sinaps inhibitorik, terikatnya neurotransmiter. Namun, bukti terkini mengindikasikan bahwa, pada
neurotransmiter ke kanal-reseptornya meningkatkan permeabilitas beberapa kasus, dapat terjadi pelepasan dua neurotransmiter berbeda
membran subsinaps terhadap ion kalsium (K+) atau ion klorida secara bersamaan dari satu terminal akson. Sebagai contoh, glisin dan
(C1-), bergantung pada sinapsnya. Perpindahan ion yang dihasilkan GABA, yang sama-sama menimbulkan respons inhibitorik, dapat
menyebabkan hiperpolarisasi kecil pada neuron pascasinaps yaitu dikemas dan dibebaskan dari vesikel sinaps yang sama. Para ilmuwan
bagian dalam membran lebih negatif. Pada kasus peningkatan PK+, berspekulasi bahwa glisin kerja cepat dan GABA yang bekerja lebih
lebih banyak muatan positif keluar dari sel melalui efluks K+, lambat dapat saling melengkapi satu sama lain dalam mengontrol
meninggalkan lebih banyak muatan negatif di bagian dalam sel. aktivitas yang bergantung pada ketepatan waktu-misalnya, koordinasi
Pada kasus peningkatan karena konsentrasi Cl- lebih tinggi di luar gerakan kompleks.

   115
+30 • TABEL 4-2 Beberapa Neurotransmiteii
Potensial membran (mV)
di neuron pascasinaps
Umum
0
Histamin
Glisin
Aktivasi sinaps Glutamat
Potensial
–50 Aspartat
ambang
EPSP Asam gama-aminobutirat (GABA)
–70

5 15 25 35 45
Waktu (mdet) Beberapa obat bekerja dengan memengaruhi pembersihan
(a) Sinaps eksitatorik neurotransmiter spesifik dari sinaps. Contohnya, penghambat
ambilan-kembali serotonin selektif (selective serotonin reuptake
inhibitors, SSRI), sesuai namanya, menghambat secara selektif
+30 ambilan-kembali serotonin ke dalam terminal akson
Potensial membran (mV)

prasinaps, sehingga memperlama kerja neurotransmiter


di neuron pascasinaps

pada sinaps yang memanfaatkan zat kimia perantara ini.


0
Penghambat ambilan-kembali serotonin selektif, seperti
Prozac dan Paxil, diresepkan untuk mengobati depresi, yang salah
Aktivasi sinaps
satunya ditandai dengan defisiensi serotonin. Serotonin terlibat
–50
Potensial dalam jaras saraf yang mengatur mood dan perilaku.
ambang
–70
IPSP
5 15 25 35 45
Waktu (mdet)
(b) Sinaps inhibitorik EPSP dan IPSP adalah potensial berjenjang. Tidak seperti potensial
Gambar 4-16 Potensial Pascasinaps. (a) Potensial pascasinaps eksitatorik (EPSP) aksi, yang berperilaku sesuai hukum tuntas-atau-gagal, kuat
yang tercetus akibat aktivasi input prasinaps eksitatorik membawa neuron pascasinaps potensial berjenjang dapat bervariasi, tidak memiliki periode
tersebut lebih dekat ke potensial ambang. (b) Potensial pascasinaps inhibitorik (IPSP) refrakter, dan dapat dijumlahkan (ditambahkan satu sama lain).
yang timbul karena aktivasi input prasinaps inhibitorik mendorong neuron pascasinaps Apa mekanisme dan kemaknaan penjumlahan (sumasi) ini?
itu semakin jauh dari potensial ambang. Kejadian-kejadian yang berlangsung di sebuah sinaps
menghasilkan EPSP atau IPSP di neuron pascasinaps. Namun, jika
satu EPSP tidak dapat membawa neuron pascasinaps ke ambang
dan satu IPSP malah membawa potensial semakin jauh dari
Selama neurotransmiter masih terikat ke kanal-reseptornya, ambang, bagaimana dapat potensial aksi tercetus di neuron
perubahan permeabilitas membran yang bertanggung jawab atas pascasinaps? Jawabannya adalah karena umumnya ada ribuan
EPSP atau IPSP terus berlangsung. Agar neuron pascasinaps siap masukan prasinaps yang diterima oleh sebuah badan sel saraf dari
menerima pesan berikutnya dari masukan prasinaps yang sama atau banyak neuron lain. Sebagian masukan prasinaps ini boleh jadi
lain, neurotransmiter harus diinaktifkan atau dibersihkan dulu dari membawa informasi sensorik dari lingkungan; sebagian mungkin
celah sinaps usai menimbulkan respons yang sesuai di neuron memberi sinyal tentang perubahan internal dalam keseimbangan
pascasinaps dengan kata lain, "papan tulis" pascasinaps mesti homeostatis; sebagian mungkin menghantarkan sinyal dari pusat-
"dihapus hingga bersih". Dengan begitu, setelah berikatan dengan pusat kendali di otak; dan yang lain dapat saja membawa potongan
kanal-reseptor pascasinaps, neurotransmiter dibersihkan dan respons informasi yang lain lagi. Dalam satu kesempatan, seberapa pun
terhenti. banyaknya (dapat ratusan), neuron prasinaps ini tereksitasi
sehingga memengaruhi tingkat aktivitas neuron pascasinaps.
Beberapa mekanisme dapat membersihkan neurotransmiter:
Resultan potensial pascasinaps (grand postsynaptic potential,
Neurotransmiter boleh jadi berdifusi menjauhi celah sinaps,
GPSP) adalah gabungan semua EPSP dan IPSP yang terjadi hampir
diinaktifican oleh enzim spesifik pada membran subsinaps, atau
bersamaan.
masuk kembali secara aktif ke terminal akson melalui mekanisme Neuron pascasinaps dapat dibawa ke ambang melalui sumasi
transpor di membran prasinaps. Begitu masuk lagi, neurotransmiter
temporal atau sumasi spasial. Untuk mengilustrasikan kedua
dapat disimpan dan dibebaskan di lain waktu (didaur ulang) sebagai
respons terhadap potensial aksi berikutnya atau dihancurkan oleh
enzim-enzim di dalam synaptic knob. Metode yang digunakan
bergantung pada masing-masing sinaps.

   hapter
metode sumasi ini, kita akan mengamati kemungkinan- potensial aksi yang pertama dan memiliki potensial aksi kedua,
kemungkinan interaksi antara tiga masukan prasinaps dua menghasilkan EPSP kedua di neuron pascasinaps, sebelum EPSP
masukan eksitatorik (Exl dan Ex2) dan satu masukan inhibitorik pertama berakhir.
(Inl) di sebuah neuron pascasinaps imajiner (Gambar 4-17). Penjumlahan beberapa EPSP yang terjadi hampir bersamaan
Rekaman yang diperlihatkan pada gambar mencerminkan potensial akibat eksitasi berturut-turut sebuah neuron prasinaps dikenal
di sel pascasinaps. Selama kita mengulas versi yang disederhanakan sebagai sumasi temporal (tempus berarti "waktu"). Aktualnya, boleh
ini, ingatlah bahwa sebenarnya terdapat ribuan sinaps yang jadi diperlukan hingga 50 EPSP untuk membawa membran
berinteraksi dengan cara yang sama pada satu badan sel dan pascasinaps ke ambang. Setiap potensial aksi di sebuah neuron
dendrit-dendritnya. prasinaps memicu pengosongan sejumlah vesikel sinaps. Jumlah
neurotransmiter yang dibebaskan dan besar perubahan potensial
SUMASI TEMPORAL Anggaplah Exl memiliki potensial aksi yang pascasinaps yang dihasilkan berkaitan secara langsung dengan
menyebabkan EPSP di neuron pascasinaps. Setelah EPSP ini lenyap, frekuensi potensial aksi prasinaps. Karena itu, salah satu cara untuk
potensial aksi lain tercetus di Exl, sebuah EPSP yang sama kuat membawa membran pascasinaps ke ambang adalah melalui eksitasi
muncul sebelum akhirnya mereda (Gambar 4-17a). Selanjutnya, berulang yang cepat dari satu masukan persisten.
anggaplah Exl memiliki dua potensial aksi yang timbul berturut-
turut (Gambar 4-17b). Potensial aksi pertama di Exl menghasilkan SUMASI SPASIAL Marilah kita lihat apa yang terjadi di neuron
EPSP di membran pascasinaps. Sementara membran pascasinaps pascasinaps jika kedua masukan eksitatorik dirangsang secara
masih terdepolarisasi sebagian akibat EPSP pertama ini, potensial bersamaan (Gambar 4-17c). Potensial aksi di Exl ataupun Ex2 akan
aksi kedua di Exl menghasilkan EPSP kedua. Karena potensial menghasilkan EPSP di neuron pascasinaps; meskipun demikian, jika
berjenjang tidak memiliki periode refrakter, EPSP kedua dapat sendirian, masing-masing potensial aksi tersebut tidak dapat
ditambahkan ke EPSP pertama, membawa membran ke ambang
membawa membran ke ambang untuk mencetuskan potensial aksi
dan mencetuskan potensial aksi di neuron pascasinaps. Sejumlah
pascasinaps. Namun, potensial aksi simultan di Exl dan Ex2
EPSP dapat ditambah satu sama lain atau dijumlahkan karena EPSP
menghasilkan EPSP yang saling menambahkan, membawa membran
bertahan lebih lama dari potensial aksi penyebabnya. Neuron
pascasinaps ke ambang sehingga potensial aksi tercetus.
prasinaps (Exl ) dapat pulih dari periode refrakternya sesudah
Penjumlahan beberapa EPSP yang tercetus secara bersamaan dari
sejumlah masukan prasinaps (dengan kata lain, dari berbagai titik
Masukan prasinaps
eksitatorik
(a) Tidak (b) Sumasi (c) Sumasi (d) Pembatalan
Potensial membran pascasinaps (mV)

ada sumasi temporal spasial EPSP-IPSP

Ex1 +30
Rekaman
+ potensial
membran 0

Ex2
+ Potensial
–50 ambang
Sel
In1 pascasinaps –70 Potensial
[stirahat

Ex1 Ex1 Ex1 Ex1 Ex1 Ex2 Ex1 + Ex2 Ex1 In1 Ex1 + In1
Masukan prasinaps
Waktu (mdet)
inhibitorik

(a) Jika sebuah masukan prasinaps eksitatorik (Exl) dirangsang kedua kalinya setelah EPSP pertama di sel
pascasinaps berakhir, akan tercetus EPSP kedua yang sama kuat.

(b) Namun, jika Exl dirangsang kedua kalinya sebelum EPSP pertama selesai, EPSP kedua akan ditambahkan, atau
dijumiahkan, ke EPSP perlama, menghasilkan sumasi temporal, yang dapat membawa sel pascasinaps ke ambang.

(c) Sel pascasinaps juga dapat dibawa ke ambang dengan sumasi spasial EPSP yang terjadi melaiui aktivasi simultan dua
{Ex1 dan Ex2) atau lebih masukan prasinaps eksitatorik,

(d) Aktivasi simultan satu masukan prasinaps eksitatorik (Ex1) dan satu masukan inhibitorik (ln1) tidak mengubah potensial
pascasinaps, karena EPSP dan IPSP yang dihasilkan saling meniadakan.
Gambar 4-17 Penentuan resultan potensial pascasinaps berdasarkan jumlah aktivitas semua masukan prasinaps. Dua masukan prasinaps eksitatorik (Exl dan Ex2)
dan satu inhibitorik (Inl) berakhir di neuron pascasinaps imajiner ini. Potensial neuron pascasinaps lalu direkam. Di gambar, untuk menyederhanakan, penjumlahan dua
EPSP membawa neuron pascasinaps ke ambang, tetapi sebenarnya harus banyak EPSP yang dijumiankan untuk mencapai ambang.

   117
titik dalam ruang") dikenal sebagai sumasi spasial. Karena itu, cara kemih. Karena itu, neuron pascasinaps tetap berada dalam
kedua untuk membangkitkan potensial aksi di sel pascasinaps adalah potensial istirahat dan tidak mengalami potensial aksi, mencegah
melalui aktivasi simultan beberapa masukan eksitatorik. Sekali lagi, kandung kemih berkontraksi dan mengosongkan isinya meskipun
pada kenyataannya, diperlukan hingga 50 EPSP simultan untuk penuh.
membawa membran pascasinaps ke ambang. Bagaimana jika kandung kemih seseorang hanya terisi sebagian
Layaknya EPSP, IPSP dapat mengalami sumasi temporal sehingga masukan prasinaps dari sumber ini tidak adekuat untuk
maupun spasial. Namun, ketika IPSP saling menambahkan, membawa neuron pascasinaps ke ambang, dan menyebabkan
potensial makin lama makin menjauh dari ambang. kontraksi kandung kemih, sementara yang bersangkutan perlu
mengeluarkan spesimen urine untuk analisis laboratorium? Orang
PENIADAAN EPSP DAN IPSP SIMULTAN Jika satu masukan tersebut dapat secara volunter mengaktifkan neuron prasinaps
eksitatorik dan satu masukan inhibitorik diaktifkan secara eksitatorik lain yang berasal dari pusat-pusat otak yang lebih tinggi
bersamaan, EPSP dan IPSP yang terjadi dapat dikatakan saling (Ex2 di Gambar 4-17c). Potensial eksitatorik (EPSP) "volunter"
meniadakan. Seberapa besar resultan potensial yang ditiadakan yang berasal dari aktivitas Ex2 dan EPSP "refleks" yang berasal dari
bergantung pada kuat potensial masing-masing. Pada keba-nyakan aktivitas Exl mengalami sumasi spasial guna membawa neuron
kasus, potensial membran pascasinaps tetap mendekati potensial pasca-inaps ke ambang. Mekanisme ini menghasilkan potensial aksi
istirahat (Gambar 4-17d). yang diperlukan untuk merangsang kontraksi kandung kemih
meskipun kandung kemih belum penuh.
PENTINGNYA INTEGRASI PASCASINAPS Besar resultan potensial Contoh di atas menggambarkan pentingnya integrasi neuron
pascasinaps (grand postsynaptic potential, GPSP) bergantung pada pascasinaps. Setiap neuron pascasinaps dapat dikatakan
jumlah aktivitas semua masukan prasinaps dan, karena itu, "menghitung" semua masukan yang diterimanya dan
menentukan apakah neuron pascasinaps akan mengalami potensial "memutuskan" apakah informasi perlu diteruskan atau tidak
aksi untuk menyalurkan informasi ke sel tempat neuron tersebut (dengan kata lain, apakah ambang tercapai dan potensial aksi
berakhir. Contoh yang telah sangat disederhanakan dari kondisi dihantarkan ke sepanjang akson). Dengan cara ini, neuron
aktual ini memperlihatkan manfaat integrasi neuron. Penjelasannya berfungsi sebagai alat hitung kompleks, atau integrator. Dendrit
tidak benar-benar akurat secara teknis, tetapi setidaknya prinsip berfungsi sebagai pengolah utama informasi yang datang. Dendrit
sumasinya benar. menerima dan menghitung sinyal yang datang dari semua neuron
prasinaps. Setiap keluaran neuron, dalam bentuk frekuensi
Agar sederhana, anggaplah bahwa berkemih dikontrol oleh
potensial aksi ke sel lain (sel otot, sel kelenjar, atau neuron lain),
sebuah neuron pascasinaps yang menyarafi kandung kemih. Ketika
mencerminkan keseimbangan aktivitas masukan yang diterima
neuron ini tereksitasi, kandung kemih berkontraksi. (Sebenarnya,
melalui EPSP atau IPSP dari ribuan neuron lain yang berakhir di
kontrol volunter atas berkemih terjadi melalui integrasi pascasinaps
neuron bersangkutan. Masing-masing neuron pascasinaps
di neuron yang mengontrol sfingter uretra eksternal, bukan kandung
menyaring informasi yang kurang bermakna untuk membawa
kemih itu sendiri). Sewaktu kandung kemih mulai terisi urine dan
potensialnya ke ambang dan tidak meneruskan informasi tersebut.
teregang, terpicu sebuah refleks yang pada akhirnya menghasilkan
Jika potensial aksi di setiap neuron prasinaps yang memengaruhi
EPSP di neuron pascasinaps yang bertanggung jawab atas kontraksi
neuron pascasinaps tertentu harus mencetuskan potensial aksi di
kandung kemih. Pengisian parsial kandung kemih tidak
neuron pascasinaps itu, jaras saraf akan dibanjiri informasi tidak
menghasilkan eksitasi yang adekuat untuk membawa neuron
penting. Informasi akan diteruskan hanya jika sebuah sinyal
tersebut ke ambang, sehingga berkemih tidak terjadi dengan kata
prasinaps eksitatorik diperkuat oleh sinyal pendukung lain melalui
lain, frekuensi tercetusnya potensial aksi tidak cukup di neuron
sumasi. Selain itu, interaksi EPSP dan IPSP merupakan cara
prasinaps Exl, yang secara refleks tereksitasi dan memberi respons
serangkaian sinyal untuk meniadakan rangkaian sinyal lain,
berdasarkan seberapa teregangnya kandung kemih, untuk
memungkinkan diskriminasi yang lebih halus dan kontrol dalam
menghasilkan sejumlah EPSP dalam waktu cukup berdekatan di
menentukan informasi apa yang akan diteruskan. Dengan begitu,
neuron pascasinaps tersebut guna membawanya ke ambang
sinaps kimia lebih dari sekedar saklar "on-off" karena banyak faktor
(Gambar 4-17a). Semakin penuh kandung kemih, semakin tinggi
yang dapat mernengaruhi pembentukan potensial aksi baru di sel
frekuensi potensial aksi di neuron prasinaps Exl, menyebabkan EPSP
pascasinaps. Apakah neuron pascasinaps mengalami potensial aksi
lebih cepat tercetus di neuron pascasinaps. Dengan demikian,
atau tidak bergantung pada keseimbangan relatif informasi yang
frekuensi pencetusan EPSP yang berasal dari aktivitas Exl memberi
masuk melalui neuron prasinaps pada semua sinaps eksitatoriknya
sinyal kepada neuron pascasinaps seberapa penuh kandung kemih
dan inhibitoriknya.
terisi. Ketika kandung kemih sudah cukup teregang sehingga EPSP-
EPSP yang dihasilkan oleh Exl saling menambahkan secara temporal
hingga ke ambang, neuron pascasinaps mengalami potensial aksi
yang merangsang kontraksi kandung kemih (Gambar 4- 17b).
Bagaimana jika waktunya kurang tepat untuk berkemih? Selain berbagai neurotransmiter klasik yang sudah dipaparkan
Masukan prasinaps yang berasal dari pusat-pusat yang lebih tinggi di sebelumnya, sejumlah neuron juga melepaskan neuropeptida.
otak, yang bertanggung jawab atas kontrol volunter, dapat Neuropeptida berbeda dari neurotransmiter klasik dalam beberapa
menghasilkan IPSP di neuron pascasinaps kandung kemih (Inl di aspek penting (Tabel 4-3). Neurotransmiter klasik adalah molekul
Gambar 4-17d). Potensial inhibitorik (IPSP) "volunter" ini kecil kerja cepat yang umumnya memicu pembukaan kanal ion
meniadakan EPSP "refleks" yang dipicu oleh peregangan kandung spesifik untuk menimbulkan perubahan potensial di neuron

   hapter
pascasinaps (EPSP atau IPSP) dalam beberapa milidetik saja atau neuromodulator di neuron tidak terletak di membran subsinaps, dan
bahkan kurang. Kebanyakan neurotransmiter klasik disintesis dan tidak secara langsung mengubah permeabilitas dan potensial
dikemas setempat di vesikel sinaps dalam sitosol terminal akson. membran. Neuromodulator dapat bekerja di prasinaps ataupun
Zat kimia perantara ini terutama adalah asam amino atau senyawa- pascasinaps. Sebagai contoh, neuromodulator dapat memengaruhi
senyawa yang berkaitan erat dengannya. kadar enzim yang terlibat dalam sintesis neurotransmiter oleh
Neuropeptida adalah molekul lebih besar yang, di mana pun, neuron prasinaps, atau dapat mengubah kepekaan neuron
tersusun atas 2 hingga kurang lebih 40 asam amino. Molekul ini pascasinaps terhadap neurotransmiter tertentu dengan menimbulkan
disintesis di retikulum endoplasma dan kompleks Golgi (lihat h. perubahan jangka-panjang pada jumlah reseptor subsinaps untuk
neurotransmiter tersebut. Jadi, neuromodulator memodifikasi
29) badan sel saraf dan dipindahkan melalui transpor akson di
respons sinaps dengan seksama. Efek neuromodulator dapat
sepanjang "jalan tol" mikrotubulus ke terminal akson (lihat h. 51).
bertahan beberapa hari, bulan, atau bahkan tahun. Apabila
Neuropeptida tidak disimpan di dalam vesikel sinaps kecil-kecil
neurotransmiter terlibat dalam komunikasi cepat antarneuron,
seperti neurotransmiter klasik, tetapi dikemas di dalam vesikel
neuromodulator turut serta dalam kejadian-kejadian yang
berinti-padat besar-besar, yang juga terdapat di terminal akson.
berlangsung lebih lama, misalnya pembelajaran dan motivasi.
Vesikel berintipadat ini mengalami eksositosis imbas-Ca2+ dan
membebaskan neuropeptida bersamaan dengan pelepasan Sebagai catatan, neuromodulator yang dilepaskan di sinaps
neurotransmiter dari vesikel sinaps. Sebuah terminal akson mencakup banyak bahan yang juga memiliki peran tersendiri sebagai
biasanya hanya membebaskan satu neurotransmiter klasik, tetapi hormon yang dibebaskan ke dalam darah dari jaringan endokrin.
terminal yang sama dapat pula mengandung satu atau lebih Salah satu contohnya adalah kolesistokinin (cholecy-stokinin, CCK).
neuropeptida yang disekresikan bersama-sama neurotransmiter Sebagai hormon, CCK dibebaskan dari usus halus setelah makan dan,
tersebut. di antara berbagai kerja hormon ini pada pencernaan, menyebabkan
Meskipun neuropeptida saat ini banyak diteliti, pengetahuan kandung empedu berkontraksi mengeluarkan empedu ke dalam usus
kita tentang fungsinya dan kontrolnya masih dangkal. (lihat Bab 16). Kolesistokinin juga ditemukan di vesikel terminal
Neuropeptida diketahui berdifusi setempat dan bekerja pada akson pada otak, tempat hormon ini diyakini berfungsi sebagai
neuron tetangga pada konsentrasi yang jauh lebih rendah neuromodulator, menimbulkan rasa tidak lapar lagi. Pada banyak
dibanding konsentrasi neurotransmiter, juga menimbulkan keadaan, neuropeptida diberi nama berdasarkan perannya pertama
respons lebih lambat yang bertahan lebih lama. Kebanyakan kali sebagai hormon, seperti pada kasus kolesistokinin (chole berarti
neuropeptida berfungsi sebagai neuromodulator. Neuromodulator "empedu"; cysto berarti "kandung"; kinin berarti "kontraksi").
adalah zat kimia perantara yang tidak memicu tercetusnya EPSP Sejumlah zat kimia perantara multiguna dan mampu menjalankan
atau IPSP, tetapi bekerja perlahanlahan menimbulkan perubahan beragam fungsi, bergantung pada sumbernya, distribusinya, dan
jangka-panjang yang sedikit memodulasi (yaitu menekan atau interaksinya dengan berbagai jenis sel. Karena itu, beberapa hormon
memacu) kerja sinaps. Reseptor tempat terikatnya juga bekerja sebagai neuromodulator yang memengaruhi fungsi
sinaps.

• TABEL 4-3 Perbandingan Neurotransmiter Klasik dan Neuropeptida


Karakteristik Neurotransmiter Klasik Neuropeptida

Ukuran Kecil (satu asam amino atau bahan kimia Besar (2 hingga 40 asam amino)
terkait)
Tempat sintesis Sitosol pada synaptic knob Retikulum endoplsma dan kompleks Golgi di bahan sel; dipindahkan
ke synaptic knob melalui transpor akson

Tempat Penyimpanan Vesikel sinaps kecil-kecil di terminal akson Vesikel berinti-padat besar-besar di terima akson

Tempat pelepasan Terminal akson Terminal akson; dapat disekresikan bersama-sama neurotransmiter

Jumlah yang dilepaskan Bervariasi, bergantung pada sinaps Kosentrasi jauh lebih rendah daripada neurotransmiter klasik

Kecepatan dan lama kerja Respons cepat, singkat Respons lambat, tahan lama

Tempat Kerja Membran subsinaps sel pascasinaps Bagian non-sinaps di sel prasinaps ataupun pascasinaps

Efek Biasanya mengubah potensial sel Memodulasi keefektifan sinaps melalui perubahan jangka-panjang
pascasinps dengan membuka kanal pada sintesis neurotransmiter atau reseptor pascasinaps
ion spesifik

   119
pascasinaps C dari masukan A. Akibatnya, tidak terjadi perubahan
potensial neuron pascasinaps meskipun terdapat potensial aksi di A.
Selain neuromodulasi, cara lain menekan atau meningkatkan Akankah pembentukan simultan IPSP melalui aktivasi masukan
keefektifan sinaps adalah inhibisi atau fasilitasi prasinaps. Kadang- inhibitorik untuk meniadakan EPSP yang dihasilkan dari aktivasi A
kadang, ada neuron ketiga yang memengaruhi aktivitas antara ujung mencapai hasil yang sama? Tidak juga. Aktivasi masukan
prasinaps dan neuron pascasinaps. Terminal akson prasinaps inhibitorik ke sel C akan menghasilkan IPSP di sel C, tetapi IPSP ini
(berlabel A di Gambar 4-18) itu sendiri dapat disarafi oleh terminal dapat meniadakan tidak hanya EPSP dari masukan A eksitatorik,
akson lain (berlabel B). Neurotransmiter yang dibebaskan dari tetapi juga setiap EPSP yang dihasilkan oleh terminal eksitatorik
terminal B modulatorik berikatan dengan reseptor di terminal A. lain, misalnya terminal D di Gambar 4-18. Keseluruhan membran
Pengikatan ini mengubah jumlah neurotransmiter yang dibebaskan pascasinaps mengalami hiperpolarisasi oleh IPSP sehingga
dari terminal A sebagai respons terhadap potensial aksi. Jika jumlah meniadakan informasi eksitatorik yang masuk ke bagian sel mana
neurotransmiter yang dilepaskan dari A berkurang, fenomenanya pun dari masukan prasinaps apa pun. Proses ini berbeda dengan
dikenal sebagai inhibisi prasinaps. Jika bertambah, efeknya disebut inhibisi prasinaps (atau fasilitasi prasinaps) yang bekerja dengan
fasilitasi prasinaps. cara yang jauh lebih spesifik. Inhibisi prasinaps merupakan cara
menghambat, secara selektif, masukan tertentu hingga ke neuron
Marilah kita melihat lebih dekat bagaimana proses ini pascasinaps tanpa memengaruhi kontribusi setiap masukan lain.
berlangsung. Anda sudah mengetahui bahwa masuknya Ca2+ ke Sebagai contoh, eksitasi B secara spesifik menghalangi pembentukan
terminal akson menyebabkan pelepasan neurotransmiter melalui EPSP di neuron pascasinaps dari neuron prasinaps A eksitatorik,
eksositosis vesikel sinaps. Jumlah neurotransmiter yang dibebaskan tetapi tidak berpengaruh pada masukan prasinaps eksitatorik lain.
dari terminal A bergantung pada berapa banyak Ca2+ yang masuk ke Masukan D eksitatorik dapat tetap menghasilkan EPSP di neuron
terminal ini sebagai respons terhadap potensial aksi. Masuknya Ca2+ pascasinaps, bahkan saat B sedang tereksitasi. Integrasi neuron jenis
ke terminal A, selanjutnya, dapat dipengaruhi oleh aktivitas di ini adalah cara lain untuk dapat memodifikasi sinyal listrik
terminal B modulatorik. Kita akan menggunakan inhibisi prasinaps antarneuron dengan seksama.
sebagai ilustrasinya (Gambar 4-18). Jumlah neurotransmiter yang
dibebaskan dari terminal A prasinaps, sebuah masukan eksitatorik
pada contoh kita, memengaruhi potensial di neuron pascasinaps
tempat terminal ini berakhir (berlabel C di gambar). Eksitasi A
sendirian menghasilkan EPSP di neuron pascasinaps C. Sekarang Sebagian besar obat yang memengaruhi sistem saraf bekerja
mari kita anggap B terangsang bersamaan dengan A. dengan mengubah inekanisme di sinaps. Obat-obat sinaptik
Neurotransmiter dari terminal B akan berikatan di terminal A, ini dapat menghambat efek yang tidak diinginkan atau
mengurangi Ca2+ yang masuk ke terminal A. Berkurangnya Ca2+ meningkatkan efek yang diinginkan. Kemungkinan obat bekerja
yang masuk berarti lebih sedikit neurotransmiter yang dilepaskan dengan (1) mengubah sintesis, penyimpanan, atau pelepasan
dari A. Perhatikan bahwa neuron B modulatorik dapat menekan neurotransmiter; (2) memodifikasi interaksi neurotransmiter
pelepasan neurotransmiter dari A hanya jika A tereksitasi. Jika dengan reseptor pascasinaps; (3) memengaruhi ambilan-kembali
inhibisi prasinaps oleh B ini menghalangi A membebaskan atau destruksi neurotransmiter; dan (4) mengganti neurotransmiter
neurotransmiternya, tidak tercetus, khususnya, EPSP di membran yang kurang dengan transmiter pengganti.


B
Potensial pascasinaps di neuron C

A
+ Potensial
membran
direkam
Potensial
D ambang
+
Potensial
Sel C istirahat
pascasinaps
A A+B D D+B
Waktu (mdet)

Gambar 4-18 Inhibisi prasinaps. A, ujung terminal eksitatorik pada sel pascasinaps C, dengan sendirinya disarafi oleh terminal B inhibitorik. Stimulasi terminal A
saja menghasilkan EPSP di sel C, tetapi stimulasi bersamaan dengan terminal B mencegah pembebasan neurotransmiter eksitatorik dari terminal A. Akibatnya,
tidak ada EPSP yang terbentuk di sel C meskipun terminal A nyata-nyata dirangsang. Inhibisi prasinaps ini secara selektif menekan aktivitas dari terminal Atanpa
menekan masukan eksitatorik lain ke sel C. Stimulasi terminal D eksitatorik menghasilkan EPSP di sel C meskipun terminal B inhibitorik dirangsang secara
bersamaan karena terminal B hanya menghambat terminal A.

   hapter
Anda telah mempelajari tentang SSR1. Contoh lain, kokain, Selanjutnya, spasme meluas ke otot-otot yang bertanggung jawab
obat yang sering disalahgunakan di masyarakat, menghalangi atas perrnapasan dan, jika sudah demikian, menyebabkan kematian.
ambilan-kembali neurotransmiter dopamin di terminal prasinaps. Striknin bersaing dengan neurotransmiter inhibitorik lain, glisin,
Obat ini bekerja dengan berikatan secara kompetitif pada di reseptor pascasinaps. Toksin ini berikatan dengan reseptor, tetapi
transporter ambilan-kembali dopamin, yaitu molekul protein yang tidak langsung mengubah potensial sel pascasinaps dengan cara apa
mengambil dopamin yang dibebaskan dari celah sinaps dan pun. Striknin malah menyekat reseptor tersebut sehingga tidak dapat
mengirimnya kembali ke terminal akson. Karena kokain berinteraksi dengan glisin ketika glisin dibebaskan dari ujung
menempati transporter dopamin, dopamin berada di celah sinaps prasinaps inhibitorik. Karena itu, striknin melenyapkan inhibisi
lebih lama dari biasanya dan terus berinteraksi dengan reseptor pascasinaps (pembentukan IPSP) di jaras saraf yang menggunakan
pascasinaps. Akibatnya, terjadi aktivasi berkepanjangan jaras-jaras glisin sebagai neurotransmiter inhibitorik. Jaras eksitatorik yang aktif
saraf yang menggunakan dopamin sebagai neurotransmiternya, tanpa henti menyebabkan kejang, spastisitas otot, dan kematian.
terutama jaras yang berperan dalam sensasi nikmat. Pada
hakikatnya, ketika terdapat kokain, saklar saraf di jaras kenikmatan Banyak obat dan penyakit lain yang memengaruhi transmisi
terkunci dalam posisi "on". sinaps, tetapi-sebagaimana terilustrasi melalui contoh-contoh di
atas-setiap tempat di sepanjang jaras bersinaps rentan terpengaruh.
Kokain menimbulkan kecanduan karena neuron yang terlibat
terdesensitisasi terhadap obat tersebut. Setelah dirangsang terus
dalam jangka panjang, sel-sel pascasinaps tidak mampu lagi
menyalurkan impuls secara normal menyeberangi sinaps tanpa Terdapat dua hubungan penting antarneuron: konvergensi dan
meningkatkan dosis obat. Pada penggunaan kokain jangka panjang, divergensi. Sebuah neuron dapat disinapi dengan banyak neuron
khususnya, jumlah reseptor dopamin di otak berkurang sebagai lain. Hubungan semacam ini dikenal sebagai konvergensi (Gambar
respons atas berlimpahnya zat yang disalahgunakan itu. Akibat 4-19). Melalui masukan konvergen, satu sel dipengaruhi oleh ribuan
desensitisasi ini, pemakai lambat laun harus meningkatkan dosis sel lain. Konsekuensinya, satu sel ini memengaruhi tingkat aktivitas
kokain untuk memperoleh sensasi kenikmatan (atau "high") yang banyak sel lain melalui divergensi keluaran. Istilah divergensi
sama, sebuah fenomena yang dikenal sebagai toleransi obat. Ketika merujuk pada percabangan terminal akson sehingga satu sel
molekul kokain berdifusi keluar, perasaan nikmat tersebut bersinaps dengan dan mempengaruhi banyak sel lain.
menguap karena tingkat normal aktivitas dopamin tidak lagi Perhatikan bahwa sebuah neuron dapat menjadi neuron
"memuaskan" sel pascasinaps yang kebutuhan akan rangsangnya pascasinaps bagi neuron-neuron yang berakhir di neuron itu, tetapi
sudah jauh melampaui normal. Pemakai kokain yang mencapai dapat pula menjadi neuron prasinaps bagi sel-sel lain tempat neuron
kondisi ini akan gelisah dan sangat depresi. Pengguna dapat tersebut berakhir. Jadi, istilah prasinaps dan pascasinaps hanya
nyaman kembali hanya dengan mengonsumsi lebih banyak kokain. merujuk pada satu sinaps. Sebagian besar neuron merupakan
Namun, pemakaian berulang kokain sering kali memodifikasi prasinaps bagi satu kelompok neuron dan pascasinaps bagi
kepekaan terhadap obat tersebut; pengguna tidak lagi merasakan kelompok lain.
kenikmatan dari obat itu, tetapi rnengalami gejala putus-obat yang Di otak saja, diperkirakan terdapat 100 miliar neuron dan 1014
tidak menyenangkan begitu efek obat mereda. Pemakai biasanya (100 triliun) sinaps! Sebuah neuron boleh jadi terhubung dengan
menjadi kecanduan, terobsesi untuk mendapatkan obat tersebut 5000 hingga 10.000 neuron lain. Ketika memikirkan betapa besarnya
dengan segala cara, awalnya demi merasakan sensasi kenikmatan, dan rumitnya jalinan yang dapat terbentuk di antara neuron-neuron
tetapi seiring makin lamanya penggunaan, hal itu dilakukan untuk ini melalui jaras konvergen dan divergen, Anda dapat mulai
menghindari gejala putus-obat yang tidak menyenangkan. Kokain membayangkan betapa kompleksnya mekanisme hubungan
disalahgunakan oleh jutaan orang yang telah kecanduan akan antarneuron dalam sistem saraf kita. Komputer paling canggih
khasiat pengubah-pildran obat ini, dengan dampak sosial dan sekalipun masih tidak serumit otak manusia. "Bahasa" sistem-saraf
ekonomi yang parah. yaitu semua komunikasi antarneuron berwujud potensial berjenjang,
Transmisi sinaps juga rentan terhadap toksin saraf, yang dapat potensial aksi, sinyal neurotransmiter menyeberangi sinaps, dan
menimbulkan gangguan sistem saraf dengan bekerja di bagian bentuk-bentuk percakapan kimiawi non-sinaps lainnya. Semua
prasinaps ataupun pascasinaps. Sebagai contoh, dua toksin saraf aktivitas tanggung jawab sistem saraf semua sensasi, semua emosi,
yang berbeda, toksin tetanus dan striknin, bekerja di bagian sinaps semua ingatan, semua insiprasi kreativitas-bergantung pada pola
yang berbeda untuk menghalangi impuls inhibitorik, sementara sinyal listrik dan kimia antarneuron di sepanjang jaras saraf yang
masukan eksitatorik tidak terganggu. Toksin tetanus menyebabkan kompleks ini.
tidak dibebaskannya neurotransmiter inhibitorik spesifik dari
masukan prasinaps, sedangkan striknin menyekat reseptor Periksa Pemahaman Anda 4.4
inhibitorik pascasinaps spesifik. 1. Jelaskan mengapa sinaps hanya berjalan searah, dari neuron
prasinaps ke neuron pascasinaps.
Toksin tetanus menyebabkan tidak dibebaskannya GABA dari
masukan prasinaps inhibitorik yang berakhir di neuron yang 2. Gambarkan grafik EPSP dan IPSP, yang mernperlihatkan jarak
relatifnya masing-masing terhadap potensial ambang.
menyerah otot rangka. Masukan eksitatorik tiada henti ke neuron-
neuron ini menyebabkan spasme otot yang tidak terkontrol. Pada 3. Tuliskan perbedaan antara sumasi temporal dan
sumasi spasial.
awal penyakit, spasme ini terjadsi terutama di otot rabang,
memunculkan istilah lockjaw (trismus) bagi kondisi tersebut.

   121
Neuron Masukan
pascasinaps prasinaps

Neuron
pascasinaps

Masukan
prasinaps

Konvergensi masukan Divergensi keluaran


(satu sel pengaruhi oleh (satu sel memengaruhi
banyak sel lain) banyak sel lain)
Gambar 4-19 Konvergensi dan divergensi. Tanda panah menunjukkan arah penyaluran informasi.

Sebuah neuron berkomunikasi dengan sel-sel yang dipengaruhinya mudah rusak pada kondisi yang dipakai dalam penyiapan sampel
dengan membebaskan neurotransmiter. Namun, mekanisme ini jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik), sejumlah studi
hanya salah satu cara komunikasi antarsel. Sekarang kita akan mengindikasikan bahwa jembatan antarsel ini berfungsi sebagai
membahas semua cara yang digunakan oleh sel untuk "bercakap- rute bagi pemindahan selektif muatan berukuran lebih besar
cakap" dengan sel lain. (termasuk protein atau bahkan organel, seperti mitokondria) yang
relatif jauh dari satu sel ke sel lain. Sementara sel-sel yang
dihubungkan melalui taut celah berjarak dekat (2-4 nm), panjang
TNT dapat mencapai 150 um (150.000 nm). Selain itu, Iubang taut
celah berdiameter 1,5 nm, bandingkan dengan diameter TNT yang
jauh lebih besar, 50 hingga 200 nm. Karena perbedaan utama
antara TNT dan taut celah ini, TNT dapat memindahkan muatan
Koordinasi berbagai aktivitas sel-sel di seluruh tubuh guna yang lebih besar dalam jarak yang lebih jauh dibanding taut celah.
mempertahankan kelangsungan hidup dan menghasilkan respons Peneliti telah mengidentifikasi protein motorik (lihat h. 48) pada
lain yang dikehendaki bergantung pada kemampuan sel untuk TNT yang diyakini membantu memindahkan bahan melalui
berkomunikasi satu sama lain. terowongan panjang ini. Bukti lebih lanjut menunjukkan bahwa
sejumlah virus, termasuk HIV (virus penyebab AIDS), dapat
"membajak" TNT untuk berpindah secara langsung di antara sel-
sel tanpa memasuki CES.
2. Melalui hubungan langsung sesaat penanda permukaan.
Komunikasi antarsel dapat berlangsung secara langsung maupun
Beberapa sel, seperti sel sistem imun, memiliki-penanda khusus di
tak-langsung (Gambar 4-20). Komunikasi langsung antarsel
membran permukaannya, yang memungkinkan sel tersebut
melibatkan kontak fisik antara sel-sel yang berinteraksi:
berhubungan langsung dengan sel lain yang memiliki penanda
1. Melalui taut celah dan, boleh jadi, "tunneling nanotube." Cara yang cocok untuk interaksi sesaat. Mekanisme ini merupakan cara
Komunikasi antarsel yang paling intim adalah melalui taut celah, sel imun penghancur-sel pada sistem pertahanan tubuh secara
terowongan kecil yang menjembatani sitoplasma dua sel spesifik mengenali dan secara selektif menghancurkan hanya sel
bersebelahan pada beberapa jenis jaringan. Melalui taut celah, ion yang tidak diinginkan, misalnya sel kanker, sedangkan sel tubuh
dan molekul kecil secara langsung dipertukarkan antara sel-sel sendiri yang sehat tidak terpengaruh (lihat h. 471).
bersebelahan yang berinteraksi tanpa pernah masuk ke CES (lihat Cara tersering yang dilakukan sel untuk berkomunikasi satu
h.68). sama lain adalah secara tidak langsung melalui zat kimia
perantara ekstrasel atau molekul sinyal, yang terdiri atas empat
Baru-baru ini, peneliti menemukan struktur yang disinyalir jenis: parakrin, neurotransmiter, hormon, dan neuro-hormon. Pada
sebagai rute baru pertukaran bahan antar sel filamen tipis panjang tiap-tiap jenis, zat kimia perantara spesifik (molekul sinyal)
berongga yang disebut tunneling nanotube, atau TNT-yang disintesis oleh sel-sel pengendali khusus untuk menjalankan
terbentuk di antara beragam jenis sel yang ditumbuhkan di fungsi tertentu. Setelah dibebaskan ke dalam CES melalui
laboratorium (Gambar 4-21). Walaupun keberadaan TNT dalam stimulasi yang sesuai, zat kimia perantara ekstrasel ini bekerja
jaringan organik belum dapat dipastikan (struktur ini rapuh dan pada sel-sel khusus lainnya, sel sasaran perantara, dengan

   hapter
KOMUNIKASI LANGSUNG ANTARSEL
lon dan molekul kecil

(a) Taut celah (b) Hubungan langsung sesaat penanda permukaan sel

KOMUNIKASI TAK-LANGSUNG ANTARSEL MELALUI ZAT KIMIA PERANTARA EKSTRASEL


Sel penyekresi Sel sasaran fokal sel sasran lokal

Sinyal listrik

Sel penyekresi
(neuron)
Parakrin Neurotransrniter
(c) Sekresi parakrin (d) Sekresi neurotransmiter

Sel penyekresi Darah Neurohormon Darah


(sel endokrin)

Hormon Sinyal listrik

Sel sasaran yang jauh Sel penyekresi Sel sasaran yang jauh
(neuron)

Sel bukan sasaran Sel bukan sasaran


(tanpa reseptor) (tanpa reseptor)

(e) Sekresi hormon (f) Sekresi neurohormon


Gambar 4-20 Jenis-jenis komunikasi antarsel. Taut celah dan hubungan langsung sesaatantarsek melalui penanda permukaan komplementer sarna-sama
merupakan cara komunikasi langsung antarsel. Parakrin, neurotransmiter, hormon, dan neurohormon adalah zat kimia perantara ekstrasel yang melaksanakan
komunikasi tak-langsung antarsel. Zat kimia perantara ini berbeda sumbernya dan jarak tempuh menuju sel sasarannya.

mekanisme tertentu. Untuk menimbulkan efek, zat kimia 1. Parakrin adalah zat kimia perantara yang berefek hanya pada sel-
perantara ekstrasel ini harus berikatan dengan reseptor sel sasaran sel sekitar dalam lingkungan dekat tempat sekresinya. (Autokrin
yang spesifik untuknya. Semua reseptor berupa glikoprotein bahkan lebih terlokalisasi setelah disekresi, zat kimia perantara ini
transmembran, yaitu protein integral yang terentang menembus hanya bekerja pada sel yang menyekresinya.) Karena parakrin
membran plasma dan memiliki rantai-rantai karbohidrat yang terdistribusi melalui difusi sederhana di dalam cairan interstisial,
melekat pada permukaan luarnya (lihat h. 62). Sebuah sel dapat kerjanya terbatas pada jarak dekat. Parakrin tidak dapat masuk ke
memiliki beberapa ribu hingga beberapa juta reseptor, dengan dalam darah dalam jumlah bermakna karena cepat diinaktifkan oleh
ratusan hingga 100.000 di antaranya diperuntukkan bagi zat kimia enzim-enzim lokal. Salah satu contoh parakrin adalah histamin, yang
perantara yang sama. Sel-sel berbeda jenis memiliki kombinasi dibebaskan dari jaringan ikat jenis tertentu sewaktu respons
reseptor yang berbeda pula, memungkinkan reseptor bereaksi peradangan pada jaringan yang terserang atau cedera (lihat h. 440).
secara individual terhadap beragam zat kimia perantara ekstrasel Histamin menyebabkan, di antara efek-efek lain, dilatasi (pelebaran)
regulatorik. Hampir 5% dari semua gen pada manusia menyandi pembuluh darah di sekitarnya untuk meningkatkan aliran darah ke
sintesis reseptor membran ini, menunjukkan pentingnya jaringan. Efek ini mendatangkan pasokan tambahan sel-sel
mekanisme komunikasi antarsel ini. pertahanan bawaan-darah ke tempat cedera.
Keempat jenis zat kimia perantara ekstrasel berbeda 2. Seperti yang baru Anda pelajari, neuron-neuron berkomunikasi
sumbernya, jaraknya ke tempat kerjanya, dan caranya mencapai secara langsung dengan sel-sel yang disarafinya (sel sasarannya)
tempat kerjanya. dengan membebaskan neurotransrniter, zat kimia perantara

   123
sedangkan kebanyakan neuron menyekresikan neurotransmiter
jangkauan-pendek ke dalam sebuah ruang sempit. Di masa
mendatang, istilah umum hormon secara implisit akan mencakup
zat kmia perantara hormonal bawaan-darah maupun zat kimia
perantara neurohormonal.
Kini kita alihkan perhatian pada bagaimana zat kimia perantara
ini menimbulkan respons sel yang tepat.

Istilah transduksi sinyal merujuk pada proses penyaluran sinyal


datang (perintah dari zat kimia perantara ekstrasel) ke sel sasaran,
Karine Gousset, Nature Cell Biology

tempat sinyal tersebut diubah menjadi respons sel yang


diperintahkan. Ikatan zat kimia perantara dengan sinyal
memungkinkan sel bersangkutan menyelesaikan tugas tertentu.
Selama transduksi sinyal, sinyal ekstrasel ditransduksikan, atau
diubah menjadi bentuk yang dibutuhkan untuk memodifikasi
aktivitas intrasel demi membuahkan hasil yang diinginkan.
(Transduser adalah alat yang menerima energi dari satu sistem dan
Gambar 4-21 Tunnefing nanotube. Filamen panjang berongga yang baru menyalurkannya dalam bentuk energi yang berbeda ke sistem lain.
ditemukan ini, diperlihatkan di sini dalam sel yang ditumbuhkan di laboratoriurn, Sebagai contoh, radio Anda menerima gelombang radio yang
diyakini sebagai rute baru bagi pemindahan langsung muatan yang relatif besar
dikirim dari stasiun pemancar dan menyalurkan sinyal ini dalam
antara sel-sel yang terhubung melalui jernbatan ini di dalam tubuh.
bentuk gelombang suara yang dapat dipersepsikan oleh telinga
Anda).
jangkauan-pendek, sebagai respons atas sinyal listrik (potensial Transduksi sinyal berlangsung melalui beragam mekanisme,
aksi). Sebagaimana parakrin, neurotransmiter berdifusi dari tempat bergantung pada jenis zat kimia perantara dan reseptor. Zat kimia
pelepasannya menyeberangi ruang ekstrasel sempit untuk bekerja perantara ekstrasel larut-lipid, misalnya hormon steroid turunan-
setempat pada sel sasaran yang terhubung, boleh jadi neuron lain, kolesterol, dapat masuk ke sel dengan melarutkan diri dan
otot, atau kelenjar. Neuron itu sendiri dapat membawa sinyal listrik menembus lapisan-ganda lipid pada membran plasma sel sasaran.
dalam jarak jauh (sepanjang akson), tetapi zat kimia perantara yang Dengan begitu, zat kimia perantara ekstrasel ini berikatan dengan
dilepaskan di terminal akson bekerja dalam jangkauan pendek reseptor di dalam sel sasaran untuk memicu respons intrasel yang
hanya menyeberangi celah sinaps. diinginkan, biasanya dengan mengubah aktivitas gen. Berbeda
dengan zat kimia perantara ekstrasel larut-lipid, zat kimia perantara
3. Hormon adalah zat kimia perantara jangkauan-panjang yang
ekstrasel larut-air tidak dapat masuk ke sel sasaran karena sukar
secara spesifik disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endokrin
larut dalam lipid dan tidak dapat menyusup ke dalam membran
sebagai respons atas sinyal yang sesuai. Darah mengangkut zat kimia
plasma. Zat kimia perantara ekstrasel larut-air yang utama adalah
perantara tersebut ke bagian-bagian tubuh lainnya, tempat hormon
hormon protein yang diangkut oleh darah dan neurotransmiter
menimbulkan efek pada sel sasaran yang lumayan jauh dari tempat
yang dibebaskan dari ujung saraf. Zat kimia perantara ini memberi
pelepasannya. Hanya sel sasaran hormon tertentu yang memiliki
isyarat ke sel sasaran untuk melaksanakan respons tertentu dengan
reseptor membran untuk berikatan dengan hormon ini. Sel yang
pertama-tama berikatan dengan reseptor membran permukaan
bukan sasaran tidak dipengaruhi oleh hormon bawaan-darah apa
yang spesifik baginya. Pengikatan ini memicu serangkaian kejadian
pun yang hingga di sel tersebut.
intrasel yang mengontrol aktivitas seluler tertentu, misalnya
4. Neurohormon adalah hormon yang dibebaskan ke dalam darah transpor membran, sekresi, metabolisme, atau kontraksi.
oleh neuron neurosekretorik. Seperti kebanyakan neuron, neuron Meskipun kemungkinan responsnya amat beragam, pengikatan
neurosekretorik dapat merespons dan menghantarkan sinyal listrik. sebuah zat kimia perantara ekstrasel (juga dikenal sebagai
Namun, neuron neurosekretorik tidak secara langsung menyarafi perantara pertama ke reseptor membran permukaan yang sesuai
sel sasaran, tetapi membebaskan zat kimia perantara neurohormon menimbulkan respons intrasel yang diinginkan terutama melalui
ke dalam darah pada perangsangan yang sesuai. Neurohormon ini tiga mekanisme umum: (1) dengan membuka atau menutup kanal-
kemudian terdistribusi melalui darah ke sel sasaran yang jauh. Salah reseptor berpintu kimiawi, (2) dengan mengaktifkan enzim-reseptor,
satu contohnya ialah vasopresin, sebuah hormon yang diproduksi atau (3) dengan mengaktifkan jaras perantara-kedua dengan
oleh sel saraf di otak, yang merangsang retensi air oleh ginjal selama perantaraan reseptor bergandeng protein G. Karena ketiga cara ini
pembentukan urine. Karena itu, layaknya sel endokrin, neuron bersifat universal, mari kita membahasnya satu per satu secara lebih
neurosekretorik melepaskan zat kimia perantara bawaan-darah, mendalam (Gambar 4-22).

   hapter
Perantara
Ion 1 Perantara 1 Perantara 1 Perantara (pertama) ekstrasel
ekstrasel terikat ke reseptor
ekstrasel terikat ekstrasel terikat
ke reseptor. ke reseptor..
kanal- Perantara (pertama) ekstrasel
reseptor Enzim -
ekstrasel reseptor Reseptor bergandeng protein G CES
membran
plasma
αγ α
β α CIS
2 Terikatnya Tempat
perantara memicu protein 2 Terikatnya
2 Reseptor Protein G 3 Protein G Effector
terbukanya kanal. kinase perantara memicu
aktivasi tempat mengaktif- aktif mengaktifkan protein
aktif
enzim protein kan protein G. protein efektor
(boleh kinase.
4Protein
jadi lewat
efektor
3 on masuk sejumlah Perantara
3 Protein kinase menghasilkan
langkah) mengaktifkan kedua
Ion prantara
entry protein sasaran.. kedua.

Protein 5 Prantara
sasaran kedua
aktif mengaktifkan
(boleh 4 Protein sasaran
4 Masuknya ion protein kinase.
jadi lewat yang aktif
menimbulkan mencetuskan Protein
sejumlah
respons set yang respons sel yang sinase aktif
langkah)
diinginkan. diinginkan.
6 Protein
Respons sel Respons sel kinase (boleh jadi
mengaktifkan lewat sejumlah
protein langkah)
(a) Kanal-reseptor (b) Enzim-reseptor sasaran.
berpinlu klmiawi Prolein
Gambar 4-22 Jenis-jenis reseptor menurut mekanisme kerjanya. (a) Sebuah kanal- sasaran
7 Protein aktif
reseptor membuka ketika zat kimia perantara ekstrasel terikat padanya. Akibatnya, ion
sasaran
masuk ke sel dan pada akhirnya menimbulkan respons sel. (b) Tempat enzim di sisi menimbulkan
sitoplasma sebuah enzim-resptor teraktifkan sewaktu zat kimia perantara ekstrasel terikat respon sel yang
pada sisi yang menghadap ke luar sel. Enzim terikat-reseptor yang aktif tersebut pada di inginkan.
akhirnya memicu respons sel. (c) Terikatnya sebuah perantara (pertama) ekstrasel pada
sisi ekstrasel reseptor bergandeng cetuskan respons sel. protein G mengaktifkan protein Respons set
efektor terikat-membran dengan perantaraan antara (zat antara) protein G. Protein efektor
ini menghasilkan perantara kedua (second messenger) intrasel, yang pada akhirnya (c) Reseptor bergandeng protein G
mencetuskan respons sel

Ion-ion yang berpindah melintasi membran melalui kanal-kanal


yang terbuka untuk memicu respons kini dikembalikan ke lokasinya
semula oleh molekul pembawa khusus di membran.
Beberapa perantara ekstrasel menjalankan tugasnya dengan
membuka atau menutup kanal-reseptor berpintu kimiawi spesifik
untuk mengatur perpindahan ion-ion tertentu melewati membran.
Pada kasus ini, reseptor itu sendiri berfungsi sebagai kanal ion
(Gambar 4-22a). Ketika perantara ekstrasel yang sesuai terikat ke Kebanyakan zat kimia perantara ekstrasel yang tidak dapat masuk ke
kanal-reseptor, kanal membuka atau menutup, bergantung pada sel sasarannya tidak bekerja pada kanal-reseptor berpintu kimiawi
sinyalnya. (Ke depannya, demi kepraktisan saat mempelajari kanal- untuk menghasilkan respons intrasel yang diinginkan. Perantara
reseptor, secara umum kita hanya merujuk pada pembukaan kanal pertama ini malah melaksanakan perintah dengan memicu proses
yang memang lebih lazim.) Salah satu contohnya adalah "Psst, tolong teruskan."
pembukaan kanalreseptor berpintu kimiawi di membran subsinaps
sebagai respons terhadap terikatnya neurotransmiter. Akibatnya, Pada kebanyakan kasus, sinyal diteruskan di dalam sel oleh
terjadi perpindahan sesaat sejumlah kecil ion tertentu melintasi protein kinase, nama bagi setiap enzim yang memindahkan gugus
membran melalui kanal yang terbuka ini, menghasilkan sinyal fosfat dari ATP ke protein intrasel tertentu. Sebagai respons terhadap
listrikdalam contoh ini, EPSP dan IPSP. fosforilasi, protein ini mengubah bentuknya dan fungsinya, dengan
kata lain teraktifkan, untuk menyelesaikan respons sel yang
Begitu respons tuntas, perantara ekstrasel dibersihkan dari diperintahkan oleh perantara pertama. Transduksi dapat
reseptornya dan kanal-kanal berpintu kimiawi kembali menutup. berlangsung dalam satu langkah, meskipun umumnya fosforilasi

   125
satu jenis protein tidak merampungkan tugas yang diinstruksikan. tirosin kinase. Banyak faktor pertumbuhan (growth factor) yang
Biasanya, protein kinase bekerja dalam sebuah reaksi berantai, membantu mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel, seperti
disebut kaskade, untuk meneruskan sinyal ke protein sasaran akhir nerve growth factor dan epidermal growth factor, juga bekerja
yang mampu menghasilkan efek yang diinginkan. Protein kinase melalui jaras ini.
teraktifkan ketika molekul sinyal terikat ke reseptor permukaan
melalui satu dari dua cara: jaras tirosin kinase atau jaras perantara-
kedua.
Pada jaras tirosin kinase, yang paling sederhana dari kedua jaras
yang ada, reseptor itu sendiri berfungsi sebagai enzim, dikenal dengan
Jaras perantara-kedua diawali dengan terikatnya perantara pertama
enzirn-reseptor, yang memiliki tempat bagi protein kinase di
(alias zat kimia perantara ekstrasel, alias molekul sinyal) ke reseptor
bagiannya yang menghadap sitoplasma (Gambar 4-22b). Untuk
membran permukaan yang spesifik baginya. Pada jaras ini, reseptor
mengaktifkan protein kinase, zat kimia perantara ekstrasel yang
bergandeng dengan protein G, tepatnya disebut reseptor
sesuai harus terikat pada dua dari sekian banyak reseptor ini, yang
bergandeng protein G, yang menyelinap menembus membran
bergabung menjadi sebuah pasangan. Pada pengaktifan, protein
(lihat Gambar 4-22c). Terikatnya perantara pertama ke reseptor
kinase reseptor menambahkan gugus fosfat ke reseptor itu sendiri
mengaktifkan protein G, yang merupakan antara terikat-membran
(Gambar 4-23). Protein sasaran di dalam sel mengenali dan terikat
yang melintas di sepanjang membran untuk mengubah aktivitas
ke reseptor yang telah terfosforilasi. Selanjutnya, protein kinase
protein membran terdekat yang disebut protein efektor. Begitu
reseptor menambahkan gugus fosfat ke protein yang terikat tersebut.
berubah, protein efektor memicu peningkatan konsentrasi
Akibat fosforilasi, protein sasaran berubah bentuknya dan fungsinya
perantara intrasel, dikenal sebagai perantara kedua. Perantara
(teraktifkan), memungkinkannya mencetuskan respons sel yang
kedua meneruskan perintah melalui sebuah kaskade reaksi
diinginkan. Pada jaras ini, bagian protein yang terfosforilasi secara
biokimiawi di dalam sel, yang menyebabkan perubahan bentuk dan
spesifik, pada reseptor maupun protein sasaran, mengandung asam
fungsi protein sasaran. Protein sasaran yang aktif ini menghasilkan
amino tirosin. Karena spesifisitasnya, enzim-reseptor semacam ini
respons sel yang diperintahkan oleh perantara pertama. Perantara
disebut tirosin kinase. Hormon insulin, yang berperan utama dalam
kedua (paling lazim) mengaktifkan protein kinase intrasel, yang
memelihara homeostasis glukosa, menghasilkan efeknya melalui
memicu fosforilasi dan, dengan demikian, mengubah fungsi
protein sasaran. Jaras intrasel yang diaktifkan oleh perantara kedua
sangat mirip pada beragam sel meskipun respons akhirnya berbeda
Prantara ekstrasel
(molekul sinyal) beda. Keberagaman respons bergantung pada spesialiasi sel, bukan
1 Dua perantara mekanisme yang digunakan.
ekstrase terikat pada
Tyrosine dua reseptor sehingga Kurang lebih separuh obat-obat yang diresepkan dewasa ini
kinase resepto berpasangan, bekerja pada reseptor bergandeng protein G. Reseptor ini
receptor- mengaktifkan tempat sedikit banyak berperan serta pada sebagian besar fungsi
enzyme protein kinase di
CES bagian reseptor yang tubuh sehingga reseptor ini sebagian besar fungsi tubuh seh-
menghadap ingga reseptor ini merupakan target penting berbagai obat yang
Membran sitoplasma. digunakan untuk menangani berbagai gangguan. Beberapa contoh-
olasma
nya adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah,
CIS P Tyr Tyr P mengobati gagal jantung kongestif, menekan asam lambung,
ATP 2• Tempat protein membuka jalan napas pada asma, meringankan gejala pembesaran
P Tyr Tyr P kinase memfosforilasi prostat, menghalangi respons alergi imbas-histamin, meredakan
ADP tirosin reseptor itu
P Tyr Tyr P sendiri.
nyeri, dan obat kanker bergantung-hormon.
Tempat
protein
kinase Efek protein kinase pada tirosin kinase dan jaras transduksi
(aktif) sinyal perantara-kedua dibalikkan oleh kelompok enzim lain,
P 3 Protein sasaran disebut protein fosfatase, yang menyingkirkan gugus fosfat dari
ATP ADP inaktif terikat pada
reseptor, yang
protein sasaran. Tidak seperti protein kinase, yang hanya aktif
Protein (Berubah Protein memfosforilasi protein, sewaktu zat kimia perantara ekstrasel terikat pada reseptor
sasaran bentuk dan sasaran mengaktifkannya. membran permukaan, kebanyakan protein fosfatase aktif terus di
inaktif fungsi) aktif dalam sel. Dengan menyingkirkan gugus fosfat dari protein sasaran
4• Protein sasaran aktif terus-menerus, protein fosfatase dengan cepat menghentikan jaras
memicu respons yang transduksi sinyal jika molekul sinyal tidak lagi terikat pada
KETERANGAN diinginkan. permukaan sel. Jadi, kinase mengaktifkan jaras penyaluran sinyal
P = Fosfat dengan memfosforilasi protein sasaran, sedangkan fosfatase
Respons
Tyr = Tirosin sel menginaktifkan jaras tersebut dengan mendefosforilasi protein ini.
Sebagian neurotransmiter berfungsi melaui sistem perantara-
Gambar 4-23 Jaras tirosin kinase.
kedua intrasel. Kebanyakan, tetapi tidak semua, neurotransmiter

   hapter
berfungsi dengan mengubah konformasi kanal-reseptor berpintu 1. Hormon hidrofilik ("suka air") sangat mudah larut dalam air dan
kimiawi, dengan demikian mengubah permeabilitas membran dan memiliki kelarutan lipid yang rendah. Sebagian besar hormon
fluks ion melewati membran pascasinaps, sebuah proses yang sudah hidrofilik adalah peptida atau protein yang mengandung asam-asam
Anda kenal. Sinaps yang melibatkan respons cepat ini dianggap amino spesifik yang tersusun dalam rantai dengan panjang bervariasi.
sinaps "cepat". Namun, cara lain transmisi sinaptik yang digunakan Rantai yang lebih pendek adalah peptida, dan yang lebih panjang
oleh sebagian neurotransmiter, misalnya serotonin, melibatkan adalah protein. Demi kepraktisan, keseluruhan kategori ini kita sebut
aktivasi perantara kedua intrasel. Sinaps yang memicu respons yang sebagai peptida. Insulin dari pankreas adalah sebuah hormon
difasilitasi perantara kedua dikenal sebagai sinaps "lambat" karena peptida. Hormon yang kedua adalah amina; disebut demikian karena
respons ini lebih lama tercetus dan sering kali berlangsung lebih merupakan turunan asam amino. Hormon amina meliputi dua jenis
lama daripada respons yang dihasilkan sinaps cepat. Sebagai hormon hidrofilik (katekolamin dan indolamin) serta satu jenis
contoh, perantara kedua yang diaktifkan neurotransmiter boleh jadi hormon lipofilik (hormon tiroid). Katekolamin berasal dari asam
memicu perubahan sel pascasinaps jangka-panjang yang dianggap amino tirosin dan terutama disekresikan oleh medula adrenal.
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan saraf, juga Kelenjar adrenal terdiri tentang lokasi dan struktur kelenjar endokrin
disinyalir berperan dalam proses belajar dan mengingat. serta fungsi hormon-hormon spesifik di bab-bab selanjutnya.)
Epinefrin adalah hormon katekolamin yang utama. Indolamin berasal
Bergantung pada jenis sel, perantara pertama boleh jadi
dari asam amino triptofan dan disekresikan oleh kelenjar atas medula
dibebaskan dari sel sasaran dan pada akhirnya diuraikan oleh hati
adrenal di sebelah dalam yang dikelilingi korteks adrenal di sebelah
dan diekskresikan melalui urine, atau dapat saja kompleks
luar. (Anda akan mempelajari lebih lanjut pineal. Melatonin adalah
perantara pertama dan reseptor dihentikan kerjanya melalui
satu-satunya hormon indolamin. Beberapa neurotransmiter juga
endositosis diperantarai-reseptor, proses penelanan reseptor
tergolong amina, seperti dopamin (sebuah katekolamin) dan
maupun zat kimia perantara ekStrasel oleh sel sasaran (lihat h. 32 ).
serotonin (sebuah indolamin). Dopamin juga bekerja sebagai
Jaras perantara-kedua banyak terpakai di seluruh tubuh, neurohormon, sementara serotonin merupakan prekursor melatonin,
termasuk sebagai mekanisme utama yang memungkinkan contoh-contoh aktivitas yang tumpang-tindih antara sistem saraf dan
kebanyakan hormon larut-air (pada akhirnya) menimbulkan efek. S endokrin.
ekarang marilah kita alihkan perhatian pada komunikasi hormon 2. Hormon lipofilik ("suka lipid") memiliki kelarutan lipid yang
untuk mempelajari sistem perantara-kedua spesifik secara lebih tinggidan sukar larut dalam air. Hormon lipofilik mencakup hormon
mendalam. tiroid dan hormon steroid. Hormon tiroid, sesuai namanya,
disekresikan khusus oleh kelenjar tiroid; hormon ini adalah turunan
Periksa Pemahaman Anda 4.5 tirosin beriodin. Meskipun katekolamin dan hormon tiroid sama-
sama berasal dari tirosin, kerja keduanya berbeda karena sifat
1. Tuliskan definisi sel sasaran. kelarutannya tidak sama. Steroid adalah lipid netral yang berasal dari
2. Jelaskan perbedaan antara keempat jenis zat kimia perantara kolesterol. Steroid meliputi hormon yang disekresikan oleh korteks
ekstrasel berkenaan dengan sumbernya dan jaraknya dari sel adrenal, misalnya kortisol, dan hormon-hormon seks (testosteron
sasaran.
pada pria dan estrogen pada wanita) yang disekresikan oleh organ
reproduksi.
Perbedaan minor struktur kimia di antara hormon-hormon
dalam masing-masing kategori sering kali menghasilkan respons
biologis yang sangat berlainan. Sebagai contoh, di Gambar 4-24,
perhatikan sedikit perbedaan antara hormon steroid testosteron,
hormon seks pria yang bertanggung jawab atas munculnya ciri
Endokrinologi adalah ilmu tentang penyesuaian kimiawi maskulin, dan hormon steroid estradiol, salah satu bentuk estrogen,
homeostatik dan aktivitas lain yang dilaksanakan oleh hormon, hormon seks wanita penentu ciri feminin.
yang disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endokrin.
Sifat kelarutan sebuah hormon menentukan (1) bagaimana
Mekanisme molekuler dan seluler yang mendasari sistem saraf
hormon diproses oleh sel endokrin, (2) bagaimana hormon diangkut
telah dipaparkan di bagian awal bab ini penghantaran sinyal listrik
di dalam darah, dan (3) bagaimana hormon menghasilkan efek pada
pada neuron dan transmisi kimiawi sinyal antarneuron. Kini kita
sel sasaran. Pertama-tama kita akan melihat berbagai cara
berfokus pada karakteristik molekuler dan seluler kerja hormon
pemrosesan beragam jenis hormon ini di tempat asalnya, sebelum
dan membandingkan persamaan dan perbedaan cara sel saraf dan
membandingkan cara pengangkutannya dan mekanisme kerjanya.
sel endokrin berkomunikasi dengan sel lain dalam melaksanakan
fungsi regulatorik.

Hormon terbagi atas dua kelompok kimiawi berdasarkan sifat Karena perbedaan kimiawi antarhormon, cara berbagai jenis hormon
kelarutannya: hormon hidrofilik dan lipofilik. Hormon juga dapat disintesis, disimpan, dan disekresikan juga berlainan.
diklasifikasikan menurut struktur biokimiawinya (yaitu peptida,
amina, dan steroid) (Tabel 4-4).

   127
❚ TABE1 4-4 Klasifikasi Kimiawi Hormon
AMINA

Katekolamin dan
Sifat Peptida Indolamin Hormon Tiroid Steroid

Kelarutan Hidrofilik Hidrofilik Lipofilik Lipofilik

Struktur Rantai asam-asam Turunan tirosin Turunan tirosin Turunan kolesterol


amino spesifik (katekolamin) atau beriodin
turunan triptofan
(indolamin)
Sintesis Di retikulum Dalam sitosol Dalam koloid pada Modifikasi bertahap
endoplasma kasar; kelenjar tiroid (lihat molekui kolesterol di
dikemas dalam h. 730) berbagai kompartemen
kompleks Golgi intrasel
Penyimpanan Banyak di granuia Dalam granula sekretorik Dalam koloid Tidak disimpan; prekursor
sekretorik kolesterol disimpan dalam
droplet lipid
Sekresi Eksositosis granula Eksositosis granula Endositosis koloid Difusi sederhana

Dalam bentuk Separuhnya terikat pada Sebagian besar terikat Sebagian besar terikat
hormon bebas protein plasma pada protein plasma pada protein plasma
Permukaan sel sasaran Permukaan sel sasaran Di dalam sei sasaran Di dalam sel sasaran

Mekanisme Aktivasi jaras perantara Aktivasi jaras perantara- Aktivasi gen-gen Aktivasi gen-gen spesifik
Kerja kedua untuk mengubah kedua untuk mengubah spesifik untuk untuk membuat protein
aktivitas protein yang aktivitas protein yang membuat protein baru yang menghasilkan
sudah ada yang sudah ada yang baru yang efek
menghasilkan efek menghasilkan efek menghasilkan efek

Sebagian besar hormon Katekolamin: hormon dari Hanya hormon- Hormon-hormon dari
medula adrenal, dopamin hormon dari sel korteks adrenal dan
dari hipotalamus. folikular kelenjar gonad serta beberapa
Indolamin: melatonin dari tiroid hormon plasenta;
kelenjar pineal vitamin D (sebuah
hormon) mirip steroid

PEMROSESAN HORMON PEPTIDA HIDROFILIK Hormon


OH OH peptida disintesis dan disekresikan oleh sel endokrin melalui
sejumlah langkah yang sama dengan yang digunakan untuk
membuat protein yang dibebaskan dari sel (lihat Gambar 2-3,
h. 29). Sejak disintesis hingga disekresikan, hormon peptida
selalu terpisah dari protein-protein intrasel dalam kompar-
O HO temen-kompartemen terbungkus membran. Berikut ikhtisar
Testosteron,
hormon maskulin langkah-langkahnya:
Estradiol,
hormon feminin 1. Protein perkursor besar, atau praprohormon, disintesis oleh
ribosom di retikulum endoplasma (RE) kasar. Protein ini
kemudian bermigrasi ke kompleks Golgi dalam vesikel
transpor terbungkus-membran yang terlepas dari RE halus.

   hapter
2. Selama perjalanan melalui RE dan kompleks Golgi, ■ Steroid dan hormon tiroid lipofilik, yang sukar larut dalam air,

praprohormon terpangkas menjadi hormon aktif. tidak dapat larut sama sekali dalam darah yang mengandung air.
3. Kompleks Golgi mengemas hormon jadi ini ke dalam vesikel Alternatifnya, sebagian besar hormon lipofilik beredar menuju sel
sekretorik yang terlepas dan tersimpan di sitoplasma hingga sasarannya dengan terikat secara reversibel ke protein plasma.
terdapat sinyal bersesuaian yang memicu sekresinya. Sebagian protein plasma hanya mengangkut satu jenis hormon,
sementara sebagian lainnya, misalnya albumin, tanpa pilih-pilih
4.Pada stimulasi yang sesuai, vesikel sekretorik menyatu dengan mengangkut setiap hormon yang "ingin menumpang".
membran plasma dan membebaOcan isinya ke luar sel melalui
Hanya sedikit bagian tak-terikat yang mudah larut pada hormon
eksositosis. Sekresi semacam ini biasanya tidak ber-langsung terus-
lipofilik aktif secara biologis (yaitu bebas menembus dinding kapiler
menerus; dipicu hanya oleh rangsangan spesifik. Darah kemudian
dan berikatan dengan reseptor sel sasaran untuk menimbulkan efek).
menjemput hormon yang disekresikan tersebut untuk
Bentuk terikat hormon steroid dan tiroid tersedia dalam jumlah
didistribusikan.
banyak sebagai cadangan hormon lipofilik ini, yang dapat digunakan
untuk mengganti hormon bebas bentuk aktif yang terpakai. Untuk
PEMROSESAN HORMON STEROID LIPOFILIK Semua sel
mempertahankan fungsi normal endokrin, banyaknya bagian kecil
endokrin steroidogenik (penghasil steroid) melakukan langkah-
hormon bentuk bebas yang efektif, bukan konsentrasi total hormon
langkah berikut untuk menghasilkan dan membebaskan produk
lipofilik tertentu dalam plasma, dipantau dan disesuaikan.
hormonalnya.
Katekolamin tidak seperti hormon hidrofilik umumnya karena
1.Kolesterol adalah prekursor untuk semua hormon steroid.
hanya sekitar 50% hormon ini yang beredar dalam bentuk bebas; lima
2. Sintesis berbagai hormon steroid dari kolesterol memerlukan puluh persennya lagi terikat lemah pada protein plasma albumin.
serangkaian reaksi enzimatik yang memodifikasi molekul Mengingat katekolamin larut air, apa pentingnya pengikatan ke
kolesterol dasar sebagai contoh, dengan mengubah ubah jenis dan protein ini masih belum jelas.
posisi gugus samping yang melekat ke kerangka kolesterol. Setiap
pengubahan dari kolesterol menjadi hormon steroid spesifik Sifat kimia sebuah hormon tidak saja menentukan cara
memerlukan bantuan sejumlah enzim yang hanya terdapat di hormon tersebut diangkut oleh darah, tetapi juga bagaimana
organ steroidogenik tertentu. Karena itu, setiap organ hormon sintetiknya dapat dimasukkan ke dalam darah untuk
steroidogenik hanya dapat menghasilkan satu atau beberapa kepentingan terapi.
hormon steroid sesuai kelengkapan perangkat enzim bersesuaian Karena sistem pencernaan tidak menyekresikan enzim yang dapat
yang dimilikinya. Sebagai contoh, enzim utama yang diperlukan mencerna hormon steroid dan tiroid, hormon-hormon ini, misalnya
untuk menghasilkan kortisol hanya ditemukan di korteks adrenal, steroid seks yang terkandung dalam pil kontrasepsi, pada penggunaan
sehingga tidak ada organ steroidogenik lain yang dapat peroral, dapat diserap dalam bentuk utuh dari saluran cerna ke dalam
menghasilkan hormon ini. darah. Tidak ada hormon jenis lain yang dapat diberikan peroral
3. Tidak seperti hormon peptida, hormon steroid tidak di simpan. karena enzim-enzim pencerna protein akan menyerang hormon
Begitu terbentuk, hormon steroid larut-lipid ini segera berdifusi tersebut dan mengubahnya menjadi fragmen-fragmen inaktif. Karena
melalui membran plasma lipid sel steroidogenik untuk masuk ke itu, hormon-hormon selain steroid dan tiroid harus diberikan melalui
darah. Hanya prekursor hormon, yaitu kolesterol, yang cukup rute non-oral; contohnya, defisiensi insulin biasanya ditangani dengan
banyak disimpan di dalam sel steroidogenik. Karena itu, laju penyuntikan insulin setiap hari.
sekresi hormon steroid sepenuhnya dikontrol oleh laju sintesis Kini kita akan mempelajari bagaimana hormon hidrofilik dan
hormon. Berbeda dengan hormon peptida, yang sekresinya lipofilik memiliki mekanisme kerja yang beragam di sel sasarannya.
terutama dikontrol melalui regulasi pembebasan hormon
simpanan yang telah disintesis sebelumnya.
4. Setelah disekresikan ke dalam darah, beberapa hormon steroid,
dan hormon tiroid, mengalami perubahan lebih lanjut di dalam
darah atau organ lain, tempat hormon-hormon ini diubah menjadi Untuk menimbulkan efek, hormon harus berikatan dengan reseptor
hormon lain atau hormon yang lebih poten. sel sasaran yang spesifik baginya. Setiap interaksi antara hormon
tertentu dan reseptor sel sasaran menghasilkan respons sangat khas
Katekolamin medula adrenal dan hormon tiroid memiliki jalur yang berbeda-beda antarhormon dan antar-sel sasaran yang
sintesis dan sekresi unik yang akan dijelaskan dalam bahasan dipengaruhi oleh hormon yang sama. Lokasi reseptor di dalam sel
masing-masing hormon ini secara spesifik di bab-bab mengenai sasaran maupun mekanisme pengikatan hormon dengan reseptor
endokrin (Bab 18 dan 19). menghasilkan respons yang beragam, bergantung pada sifat kelarutan
hormon bersangkutan.
Hormon hidrofilik larut dalam plasma; hormon
lipofilik diangkut oleh protein plasma. LOKASI RESEPTOR UNTUK HORMON HIDROFILIK DAN LIPOFILIK
Hormon dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan
Semua hormon diangkut oleh darah, tetapi tidak semua diangkut lokasi utama reseptornya:
dengan cara yang sama:
1. Peptida dan katekolamin hidrofilik, yang sukar larut dalam lipid,
Hormon peptida hidrofilik mudah larut dalam darah. tidak dapat menembus sawar membran lipid sel sasaran.

   129
Alternatifnya, hormon-hormon ini berikatan dengan reseptor protein G. Jaras perantara kedua yang berbeda memengaruhi
spesifik yang terletak di permukaan luar membran plasma sel protein efektor yang berbeda pula. Selanjutnya kita akan melihat
sasaran. jaras cAMP secara lebih terperinci sebagai ilustrasi tentang apa
2. Hormon tiroid dan steroid lipofilik mudah menembus membran yang akan terjadi setelah protein efektor teraktifkan.
permukaan untuk berikatan dengan reseptor spesifik yang terletak di
dalam sel sasaran. JARAS PERANTARA KEDUA AMP SIKUK AMP siklik adalah
perantara kedua yang paling banyak digunakan. Pada pemaparan
MEKANISME KERJA UMUM HORMON HIDROFILIK DAN jaras cAMP berikut ini, urutan langkahnya sesuai dengan yang ada
LIPOFILIK Meskipun menimbulkan respons yang amat beragam, di Gambar 4-25. Ketika perantara ekstrasel yang sesuai terikat ke
hormon pada akhirnya memengaruhi sel sasarannya dengan reseptor membran permukaan dan mengaktifkan protein G terkait,
mengubah protein sel melalui salah satu dari dua cara utama berikut: protein G kemudian mengaktifkan protein efektor dalam hal ini,
enzim adenilil siklase (langkah 1 ) yang terdapat di sisi sitoplasmik
1. Hormon hidrofilik yang terikat ke reseptor membran permukaan membran plasma. Adenilil siklase mengubah adenosin trifosfat
berfungsi terutama dengan mengaktifkan jaras perantara kedua di (ATP) intrasel menjadi cAMP dengan memutuskan dua fosfat
dalam sel sasaran. Pengaktifan ini secara langsung mengubah (langkah 2 ). (ATP ini sama dengan yang digunakan sebagai "mata
aktivitas protein intrasel yang sudah ada, biasanya enzim, untuk uang" energi umum di tubuh). Bekerja sebagai perantara kedua
menghasilkan efek yang diinginkan. intrasel, cAMP memicu serangkaian reaksi biokimiawi yang telah
2. Hormon lipofilik berfungsi terutama dengan mengaktifkan gen- terprogram di dalam sel untuk menghasilkan respons yang
gen spesifik di sel sasaran untuk memicu pembentukan protein diinstruksikan oleh perantara pertama. Untuk memulainya, cAMP
intrasel baru, yang kemudian menghasilkan efek yang diinginkan. mengaktifkan enzim intrasel spesifik, protein kinase A (langkah
Protein baru tersebut dapat berupa protein enzimatik atau 3 ). Protein kinase A kemudian memfosforilasi protein sasaran
struktural. intrasel spesifik yang sudah ada, misalnya enzim yang penting
dalam jalur metabolik tertentu. Fosforilasi menyebabkan
Marilah kita pelajari dua mekanime kerja utama hormon perubahan bentuk dan fungsi protein sasaran, sehingga
(pengaktifan jaras perantara kedua dan pengaktifan gen) secara lebih mengaktifkannya (langkah 4 ). Protein aktif ini menimbulkan
terperinci. respons akhir sel sasaran terhadap perantara pertama (langkah 5 ).
Sebagai contoh, aktivitas enzim tertentu yang mengatur proses
metabolik spesifik dapat meningkat atau menurun.
Perhatikan bahwa pada jaras transduksi sinyal ini, langkah-
Sebagian besar hormon hidrofilik (peptida dan katekolamin) terikat langkah yang melibatkan perantara pertama ekstrasel, reseptor,
ke reseptor membran permukaan bergandeng protein G dan kompleks protein G, dan protein efektor berlangsung di membran
menimbulkan efek pada sel sasarannya dengan bekerja melalui jaras plasma dan menyebabkan pengaktifan perantara kedua. Perantara
perantara kedua untuk mengubah aktivitas protein yang sudah ada. ekstrasel tidak dapat masuk ke sel untuk "secara pribadi"
Terdapat dua jaras perantara kedua yang utama: Satu menggunakan menyampaikan pesannya kepada protein yang menghasilkan
adenosin monofosfat siklik (AMP siklik, atau cAMP) sebagai respons yang diinginkan. Alternatifnya, perantara pertama memicu
perantara kedua, satunya lagi memanfaatkan Ca2+. serangkaian proses pada membran yang mengaktifkan perantara
kedua intrasel, cAMP. Perantara kedua ini kemudian memicu
Kedua jaras menggunakan protein G, yang ditemukan pada
serangkaian reaksi biokimiawi di dalam sel yang menyebabkan
permukaan dalam membran plasma, sebagai perantara reseptor dan
timbulnya respons sel.
protein efektor (lihat Gambar 4-22c). Dinamakan protein G karena
protein ini terikat pada nukleotida guanin-guanosin trifosfat (GTP) Berbagai jenis sel memiliki protein sasaran berbeda-beda yang
ketika aktif atau guanosin difosfat (GDP) saat tidak aktif. Protein G akan difosforilasi dan dimodifikasi oleh protein kinase A. Karena
inaktif terdiri atas kompleks subunit alfa (α), beta (β), dan gama (γ), itu, perantara kedua yang urnum, seperti cAMP, dapat
dengan sebuah molekul GDP yang terikat pada subunit α. Sejumlah menimbulkan respons yang amat beragam pada berbagai sel,
protein G berbeda dengan subunit α berlainan telah teridentifikasi. bergantung pada protein apa yang dimodifikasi. Adenosin
Protein G yang berbeda teraktifkan sebagai respons atas terikatnya monofosfat siklik dapat dianggap sebagai "saklar" molekuler
perantara pertama yang berlainan pada reseptor permukaan. Ketika intraseluler yang dapat "menyalakan" (atau "memadamkan")
perantara ekstrasel yang sesuai (perantara pertama) berikatan berbagai proses sel, bergantung pada jenis aktivitas protein yang
dengan reseptornya, reseptor terikat ke protein G terkait, akhirnya termodifikasi di beragam sel sasaran. Jenis protein yang
menyebabkan pembebasan GDP dari kompleks protein G. diubah oleh perantara kedua bergantung pada spesialisasi unik tiap
Selanjutnya, GTP melekat ke subunit α, mengaktifkan protein G. jenis sel. Hal ini dapat dianalogikan dengan pencahayaan atau
Begitu teraktifkan, subunit α terputus dari kompleks protein G dan pendinginan sebuah ruangan bergantung pada saklar dinding mana
bergerak sepanjang permukaan dalam membran plasma hingga tiba yang Anda tekan, apakah saklar yang terhubung ke alat khusus
di sebuah protein efektor. Protein efektor dapat berupa enzim atau untuk penerangan (dudukan bohlam) atau ke alat khusus untuk
kanal ion pada membran. Subunit α berhubungan dengan protein menciptakan pergerakan udara (kipas angin). Di tubuh,
efektor dan mengubah aktivitasnya. Peneliti telah mengidentifikasi beragamnya kepekaan begitu saklar dinyalakan terjadi akibat
lebih dari 300 reseptor berbeda yang meneruskan instruksi perantara perbedaan perangkat protein, yang terprogram sec4ra genetis, pada
ekstrasel melalui membran ke protein efektor dengan perantaraan sel-sel berlainan. Sebagai contoh, bergantung pada lokasi selnya,

   hapter
Prantara (pertama) ekstrasel
JARAS PERANTARA-KEDUA Ca2+ Sebagian sel
(mengaktifkan) menggunakan Ca2+, bukan cAMP, sebagai perantara
GDP GTP CES kedua. Dalam hal ini, terikatnya perantara pertama ke
reseptor permukaan pada akhirnya menyebabkan,
Plasma dengan bantuan protein G, pengaktifan enzim
membrane fosfolipase C, sebuah protein efektor yang terikat ke sisi
γ dalam membran (langkah 1 di Gambar 4-26). Enzim
α α
β α Adenilil siklase ICF ini menguraikan fosfatidilinositol bisfosfat
(protein efektor)
Reseptor (Mengaktifkan) (phosphatidylinositol bisphosphate, disingkat PIP2),
bergabung intermediat salah satu komponen ekor molekul fosfolipid di dalam
protein G. protein G. membran itu sendiri. Produk penguraian PIP2 adalah
Perantara
ATP
kedua
cAMP + 2 P i diasilgliserol (DAG) dan inositol trisfosfat (inositol
1 Terikatnya triphosphate, IP3) (langkah 2 ). Diasilgliserol larut-
2 Adenilil siklase
perantara ekstrasel
mengubah ATP lipid tetap berada di lapisan-ganda lipid membran
pada reseptor plasma, sementara IP3 yang larut-air berdifusi ke dalam
menjadi cAMP.
mengaktifkan
protein G, lalu
sitosol. Inositol trifosfat memobilisasi Ca2+ intrasel yang
3 cAMP
subunit o protein ini tersimpan di retikulum endoplasma untuk mntu IP3 di
mengaktifkan
bergerak menuju,
protein kinase A. membran RE (langkah 3a ). Kalsium kemudian
dan mengaktifkan, berperan sebagai perantara kedua, yang pada akhirnya
adeniIII siklase.
rnencetuskan respons yang diperintahkan oleh
Protein Protein perantara pertama. Banyak proses seluler bergantung-
kinase A kinase Ca2÷ terpicu melalui pengaktifan kalmodulin, protein
inaktif A aktif
pengikat-Ca2+ intrasel (langkah 4a ). Kompleks Ca2+-
kalmodulin mengaktifkan protein kinase bergantung
4 Protein kinase A
memfosforilasi protein
Ca2+-kalmodulin (Ca2+-calmodulin dependent protein
sasaran inaktif, kinase, CaM kinase) (atau mengaktifkan kinase lain)
mengaktifkannya. (langkah 5 5a ). Pengaktifan CaM kinase oleh
kompleks Ca2+-kalmodulin mirip dengan pengaktifan
ATP ADP protein kinase A oleh cAMP. Dari sini, kedua jaras
Protein P Protein
sasaran (Berubah sasaran
memiliki pola yang serupa. Bentuk aktif CaM kinase
inaktif bentuk akif) memfosforilasi protein sasaran (boleh jadi melalui
dan fungsi) beberapa langkah) 6a menyebabkan perubahan
5 Protein sasaran bentuk dan fungsi protein ini (mengaktifkannya)
aktif menghasilkan (langkah 6a) Protein sasaran yang aktif menghasilkan
respons yang diinginkan. respons sel yang diinginkan (langkah 7a ). Sebagai
KETERANGAN
contoh, jaras Ca2+-kalmodulin merupakan mekanisme
P = Fosfat Respons sel yang dipakai zat kimia perantara untuk dapat
mengaktifkan kontraksi otot polos.
Gambar 4-25 Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui aktivasi jaras perantara-kedua
AMP siklik.

Bersamaan dengan jaras IP3, produk penguraian PIP2 lainnya,


penciptaan jejak-jejak ingatan sederhana di otak, atau pem- DAG, memicu jaras perantara kedua yang lain. (Inositol trifosfat dan
bentukan persepsi rasa manis oleh papil kecap. DAG itu sendiri kadang-kadang dianggap sebagai perantara kedua).
Setelah respons rampung, subunit a memutuskan satu fosfat, Diasilgliserol mengaktifkan protein kinase C (PKC) (langkah 3b )
mengubah GTP menjadi GDP, yang pada hakikatnya yang protein sasaran berbeda, bukan yang dihasilkan oleh kal-
menginaktifkan dirinya sendiri, lalu menggabungkan diri dengan modulin (langkah 4b ). Akibatnya, protein ini berubah bentuk dan
subunit 13 dan y untuk kembali membentuk kompleks protein G fungsi sehingga mengaktifkannya. Protein aktif ini pada akhirnya
inaktif. Adenosin monofosfat siklik dan senyawa kimia lain yang menghasilkan respons sel yang lain (langkah 5b ). Walaupun saat
turut serta diinaktifkan sehingga pesan intrasel "dihapus" dan ini banyak diteliti, jaras DAG tidak dipahami sepenuhnya seperti
respons dapat dihentikan. Sebagai contoh, cAMP dengan cepat jaras penyaluran sinyal yang lain. Inositol trifosfat dan DAG
diuraikan oleh fosfodiesterase, enzim sitosol yang terus-menerus umumnya memicu proses tambahan di dalam sel sasaran untuk
aktif. Proses ini merupakan cara lain yang sangat efektif dalam mencapai tujuan tertentu, karena kedua produk ini terbentuk
menghentikan respons ketika tidaklagi diperlukan. Cara tambahan bersamaan sebagai respons terhadap perantara pertama yang sama.
lain untuk menghentikan respons adalah pembuangan fosfat Sebagai contoh, zat kimia perantara ekstrasel merangsang
tambahan dari protein sasaran oleh fosfatase protein atau peningkatan aktivitas kontraksi otot polos pembuluh pembuluh
pembersihan perantara pertama. darah melalui jaras IP3-Ca2+ intrasel-kalmodulin, dan

   131
Perantara (pertama) ekstrasel
(Mengaktifkan)
PIP2 (salah satu
GDP GTP komponen ekor fosfolipid) ECF

Plasma
membrane
αγ α
β α DAG (perantara Kedua;) ICF
2 Fosfolipas C mengubah PIP2
menjadi DAG dan IP3. 3b AG mengaktifkan
Reseptor (Mengaktifkan) protein protein kinase C.
bergadeng Intermediat
Fosfolipase C aktif
protein G. protein G.
(protein efektor) (Perantara
P kedua)
1 Terikatnya Protein Protein
perantara ekstrasel P P IP3
kinase kinase
ke reseptor C inaktif C aktif
mengaktifkan
protein G, yang 3a IP3
subunit a-nya memobihsasi. 4b Protein kinase C
kemudian bergerak Ca2+ intrasel. Perant- memfosforilasi protein
Dari
menuju, dan
ara kedua Ca2+ RE sasaran inaktif,
mengaktifkan, mengaktifkannya.
fosfolipase C. 4a 4Ca2+4
mengaktifkan
kalmodulin.

ATP ADP
Ca2+
Kalmodulin Protein (Mengubah P Protein
Ca2+ Ca2+
inaktif sasaran bentuk dan sasaran
Kompleks inaktif fungsi) aktif
Ca2+
Ca2+-.
5a Kompleks Ca2+ kalmodulin kalmoduiin aktif.
mengaktifkan protein kinase
bergantung Ca2+-kalmodulin (CaM
kinase).

CaM CaM kinase 5b Protein


kinase aktif sasaran aktif
inaktif menghasilkan
respons yang
diinginkan.
6a CaM kinase
memfosforilasi protein
sasaran inaktif,
mengaktifkannya. ATP ADP
Protein (berubah P Protein
sasaran bentuk dan sasaran
KETERANGAN inaktif fungsi) aklif
PIP2 = FosfatidilinositoI bisfosfat
7a Protein sasaran aklif
DAG = Diasilgliserol
menghasilkan respons
IP3 = Inositol trisfosfat yang diinginkan.
P = Fosfat Respons sel Respons sel

Gambar 4-26 Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui aktivasi simultan jaras perantara-kedua IP3-Ca2+ dan jaras DAG

jaras DAG meningkatkan kepekaan komponen kontraktil terhadap Contohnya, pembukaan kanal Ca2+ membran-permukaan berpintu-
Ca2+. listrik bertanggung jawab atas eksositosis neurotransmiter dari
Jaras IP3 bukanlah satu-satunya cara meningkatkan Ca2+ intrasel. terminal akson. Alternatifnya, kanal Ca2+ membran-permukaan
Kalsium intrasel dapat bertambah dengan masuknya Ca2+ dari CES dapat terbuka melalui aktivasi reseptor yang berfungsi sekaligus
atau melalui pembebasan simpanan Ca2+ di dalam sel selain melalui sebagai kanal atau melalui aktivasi reseptor bergandeng protein G.
jalur IP3. Kanal Ca2+, baik yang terdapat di membran permukaan Dalam jaras al-ternatif lainnya, pembukaan kanal Na+ dan K+
atau di retikulum endoplasma, dapat terbuka melalui cara kimiawi membran permukaan dengan perantaraan kanal-reseptor
atau mekanisme kelistrikan. mencetuskan sinyal listrik yang membuka kanal Ca2+ di retikulum
endoplasma. Melalui jaras ini, neurotransmiter yang

   hapter
dibebaskan dari terminal neuron memicu kontraksi otot rangka. dalam jaras perantara kedua sebenarnya menguntungkan karena efek
Peningkatan Ca2+ intrasel yang dihasilkan meng-gerakkan multiplikasi (cascading effect) jaras ini memperkuat sinyal awal
komponen kontraktil. Jarasnya menjadi makin rumit. Ion kalsium (Gambar 4-27). Amplifikasi berarti bahwa keluaran sebuah sistem
yang masuk dari CES dapat berfungsi sebagai perantara kedua yang jauh lebih besar daripada masukannya. Menggunakan jaras cAMP
memicu pembebasan lebih banyak Ca2+ dari simpanan intrasel, sebagai contoh, terikatnya satu molekul perantara ekstrasel ke
sebagaimana yang terjadi pada pencetusan kontraksi otot jantung. reseptornya akan mengaktifkan sejumlah molekul adenilil siklase
Semua ini tampaknya membingungkan, tetapi contoh-contoh yang (anggaplah 10) yang masing-masing mengaktifkan banyak (dalam
disajikan dimaksudkan semata-mata untuk mengilus-trasikan contoh imajiner kita, katakanlah 100) molekul cAMP. Setiap molekul
kompleksitas proses penghantaran sinyal, bukan memperumit. cAMP kemudian bekerja pada satu protein kinase A, yang
Anda akan mempelajari jaras-jaras ini secara lebih mendalam pada memfosforilasi dan, dengan demikian, memengaruhi banyak (lagi-
bab-bab berikutnya yang relevan. lagi, sebut saja 100) protein spesifik, misalnya enzim. Setiap enzim,
Meskipun jaras cAMP dan Ca2÷ merupakan sistem perantara selanjutnya, bertanggung jawab menghasilkan banyak (boleh jadi
kedua yang paling banyak dijumpai, kedua jaras ini bukan satu- 100) rnolekul produk tertentu, misalnya produk sekretorik. Hasil
satunya. Sebagai contoh, di beberapa sel, guanosin monofosfat kaskade ini, dengan satu proses memicu proses berikutnya dalam
siklik (GMP siklik) berfungsi sebagai perantara kedua dalam serangkaian reaksi, berupa amplifikasi sinyal awal secara besar-
sebuah sistem yang analog dengan sistem cAMP. Di sel-sel lain, besaran. Dalam contoh imajiner kita, satu molekul perantara
perantara keduanya masih belum diketahui. Ingatlah bahwa ekstrasel bertanggung jawab menghasilkan 10 juta molekul produk
aktivasi perantara kedua adalah mekanisme universal yang sekretorik. Dengan cara ini, hormon dan zat kimia perantara lain
digunakan oleh berbagai perantara ekstrasel, di samping hormon dalam konsentrasi sangat rendah sekalipun mampu memicu respons
hidrofilik. sel yang mencolok.

REGULASI RESEPTOR Meskipun reseptor membran ber-fungsi


AMPLIFIKASI MELALUI JARAS PERANTARA-KEDUA Beberapa
hal penting tentang pengaktifan reseptor dan proses-proses sebagai penghubung antara perantara pertama ekstrasel dan
sesudahnya patut diperhatikan. Pertama, melihat banyaknya perantara kedua intrasel dalam regulasi aktivitas seluler spesifik,
langkah dalam sebuah rantai perantara-kedua yang meneruskan reseptor itu sendiri umumnya juga diatur. Pada banyak kasus,
pesan, Anda boleh jadi bertanya-tanya mengapa begitu banyak jenis jumlah dan afinitas reseptor (daya tarik reseptor bagi zat kimia
sel menggunakan sistem kompleks yang sama untuk melaksanakan perantara ekstraselnya) dapat berubah-ubah, bergantung pada
sedemikian beragamnya fungsi. Sekian banyak langkah keadaan. Sebagai contoh, peningkatan berkepanjangan kadar insulin

Molekul-molekul pada Jumlah total


sistem caraka kedua: molekul

Caraka kimia
ekstrasel berikatan 1
dengan reseptor
membran
Amplifikasi
Adenilil siklase
10
teraktifkan
ari

Amplifikasi
AMP siklik cAMP cAMP cAMP cAMP 1000
(100)

Protein linase
1000
aktif

Protein terfosforilasi Amplifikasi


(aktif) (misalnya, 100,000
sebuah enzim) (100)

Amplifikasi
Produk enzim
10,000,000
yang teraktifkan
(100)

Gambar 4-27 Ampilifikasi sinyal awal oleh jalur caraka kedua. Dengan amplifikasi, konsentrasi caraka kimia ekstrasel yang sangat rendah, seperti hormon, dapat
memicu respons sel dengan mencolok.

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 133


kanisme yang mengatur responsivitas sel sasaran
Pembuluh darah
terhadap hormonnya ini. Mokekul
Banyak penyakit dapat dikaitkan dengan pembawa
protein plasma
malfungsi reseptor atau defek pada jaras
transduksi sinyal sesudahnya. Sebagai contoh, Hormon
reseptor yang cacat bertanggung jawab atas steroid
CES
dwarfisme Laron. Pada penyakit ini, pasien
berperawakan abnormal pendek meskipun kadar Membran
hormon pertumbuhannya normal, karena jaringan plasma
tidak dapat merespons hormon pertumbuhan secara
Sitoplasma
normal. Keadaan ini berbeda dengan jenis dwarfisme Respons sel
yang lebih lazim, ditandai dengan pasien berperawakan
1 Hormon lipofilik berdifusi 9 Protein baru
abnormal pendek karena defisiensi hormon
menerrbus membran menghasqkan
pertumbuhan. Contoh lainnya, toksin-toksin yang plasma. respons yang
dibebaskan oleh beberapa bakteri penginfeksi, seperti diinginkan.
Protein
bakteri penyebab kolera dan batuk rejan, membuat jaras Bagian yang
mengikal baru
perantara kedua tetap "menyala" pada tingkat aktivitas Reseptor harmon 8 Protein baru
yang tinggi. Toksin kolera menghalangi protein G yang hormon dibebaskan dari
terlibat untuk mengubah GTP menjadi GDP, sehingga steroid ribosom dan
Bagian diproses menjadi
protein G tetap dalam keadaan aktif. Toksin pertusis yang terikat bentuk-terlipat akhir.
(batuk rejan) merintangi inhibisi adenilil siklase, ke bNA
sehingga jaras perantara-kedua setelahnya terus aktif.
Setelah mempelajari cara-cara hormon hidrofilik 2 Hormon berikatan 7 Ribosom
dengan reseptor intrasel "membaca"
mengubah sel sasarannya, kini kita berfokus pada
yang spesifik baginya. mRNA untuk
mekanisme kerja hormon lipofilik. menyintesis
Tempat protein baru.
pengikatan
DNA (aktif)

Semua hormon lipofilik (hormon steroid dan tiroid)


berikatan dengan reseptor intrasel dan menimbulkan 6 mRNA baru
efek pada sel sasaran terutama dengan mengaktifkan 3 Kompleks hormon meninggalkan
gen-gen spesifik yang memicu sintesis protein baru, reseptor berikatan nukleus.
dengan elemen
sebagaimana terangkum di Gambar 4-28. respons hormon
Hormon lipofilik bebas (hormon yang tidak terikat ONA.
5 Gen yang
ke molekul pembawa protein-plasmanya) berdifusi mRNA aktif
menembus membran plasma sel sasaran (langkah 1 di menerjemahkan
Gambar 4-28) dan berikatan dengan reseptor 4 Pengikatan mRNA.
spesifiknya di dalam sel, baik pada sitoplasma ataupun mengaktifkan gen.
nukleus (langkah 2 ). Setiap reseptor memiliki satu DNA
bagian spesifik untuk berikatan dengan hormonnya dan
satu bagian lain untuk berikatan dengan DNA. Reseptor
Elemen GEN
tidak dapat mengikat DNA tanpa berikatan terlebih respons
dulu dengan hormonnya. Begitu hormon terikat ke hormon
reseptor, kompleks hormon-reseptor berikatan dengan
Gambar 4-28 Mekanisme kerja hormon lipofilik melalui pengaktifan
DNA di tempat perlekatan spesifik pada DNA yang
dikenal sebagai elemen respons hormon (hormone
response element, HRE) (langkah 3 ). Berbagai hormon steroid dan
hormon tiroid, begitu berikatan dengan reseptornya masing-masing, menter (langka 5 ). Messenger RNA yang baru meninggalkan
melekat di HRE spesifiknya pada DNA. Sebagai contoh, kompleks nukleus dan masuk ke sitoplasma (langkah 6 ), tempat mRNA
estrogen-reseptor berikatan di elemen respons estrogen (estrogen terikat ke ribosom, "meja kerja" yang memfasilitasi perakitan
response element) DNA. protein baru. Di sini, mRNA mengarahkan sintesis protein baru
yang dikehendaki berdasarkan kode DNA pada gen aktif hormon
Pengikatan kompleks hormon-reseptor dengan DNA,"menyalakan"
bersangkutan (langkah 7 ) Melalui mekanisme tadi (langkah 8 )
atau mengaktifkan gen spesifik di dalam sel sasaran (langkah 4 ). Gen
Protein yang baru disintesis, baik protein struktural ataupun enzim-
ini mengandung kode sintesis protein tertentu. kode gn aktif trseut
atik, dibebaskan dari ribosom
ditrjmahkan menjadi RNA perantara (massenger RNA, mRNA)
Komple-

   hapter
❚ TABEL 4-5 Perbandingan Sistem Saraf dan Sistem Endokrin
Karakteristik Sistem Saraf Sistem Endokrin

Susunan anatomik Sistem "berkaber:Terdapat susunan struktural Sistem "nirkabel": Kelenjar endokrin tersebar luas
spesifik di antara neuron dan sel sasarannya, dan secara struktural tidak berkaitan satu sama
dengan kontinuitas struktural pada sistem lain atau dengan sel sasarannya.
bersangkutan.
Jenis zat kimia perantara Neurotransmiter yang dibebaskan ke dalam celah Hormon yang dibebaskan ke dalam darah.
sinaps.
Jangkauan kerja zat kimia Jarak dekat (berdifusi menyeberangi celah Jarak jauh (dibawa oleh darah).
perantara sinaps).
Spesifisitas kerja pada sel Bergantung pada hubungan anatomik erat antara Bergantung pada spesifisitas pengikatan sel
sasaran sel saraf dan sel sasarannya sasaran dan kepekaan terhadap hormon tertentu.
Kecepatan respons Umumnya cepat (milidetik). Umumnya lambat (beberapa menit hingga
beberapa jam).
Durasi kerja Singkat (milidetik). Lama (beberapa menit hingga beberapa hari atau
lebih lama).
Fungsi utama Mengoordinasikan respons cepat yang butuh Mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan
ketepatan. durasi ketimbang kecepatan

(langkah 9 ) dan menghasilkan respons akhir sel sasaran terhadap Sistem saraf dan endokrin adalah dua sistem pengatur utama tubuh.
ini, gen-gen berbeda diaktifkan oleh hormon lipofilik yang berbeda Sistem saraf dengan cepat menghantarkan impuls listrik ke otot
pula, menimbulkan efek biologis yang beragam. rangka dan kelenjar eksokrin yang disarafinya. Sistem endokrin
menyekresikan hormon ke dalam darah untuk diangkut ke tempat
Meskipun sebagian besar kerja steroid terlaksana melalui
kerjanya yang jauh. Meskipun kedua sistem ini berbeda dalam
pengikatan hormon dengan reseptor intraselnya, yang
banyak hal, keduanya juga memiliki banyak persamaan (Tabel 4-5).
mengaktifkan gen, studi-studi terkini mengungkap adanya
Sistem saraf maupun endokrin mengubah sel sasarannya (tempat
mekanisme lain yang digunakan hormon steroid untuk memicu
kerja kedua sistem tersebut) dengan membebaskan zat kimia
timbulnya efek-efek yang terlampau cepat untuk difasilitasi melalui
perantara (neurotransmiter pada sel saraf, hormon pada sel
transkripsi gen. Sebagian hormon steroid, terutama beberapa
endokrin) yang berikatan dengan reseptor spesifik di sel sasaran.
hormon seks, berikatan dengan reseptor steroid unik di membran
Pengikatan ini memicu respons sel yang diperintahkan masing-
plasma, selain berikatan dengan reseptor steroid yang lazim di
masing sistem pengatur itu.
nukleus. Pengikatan pada membran ini menghasilkan kerja
reseptor steroid nongenomik-yaitu kerja yang terlaksana melalui Sekarang mari kita lihat perbedaan anatomik antara kedua sistem
sebuah proses selain pengubahan aktivitas gen, misalnya dengan ini dan perbedaan cara keduanya dalam melaksanakan kerja spesifik.
memicu perubahan fluks ion melewati membran atau dengan
mengubah aktivitas enzim-enzim seluler.
Berikutnya, kita akan membandingkan persamaan dan
perbedaan antara respons saraf dan hormon pada tingkat sistem.
Secara anatomis, sistem saraf dan endokrin berbeda. Pada sistem
saraf, setiap sel sarafberakhir langsung di sel sasaran spesifiknya
dengan kata lain, sistem saraf layaknya "kabel" yang tersusun
Periksa Pemahaman Anda 4.6 membentuk jaras-jaras anatomik yang sangat teratur untuk
penghantaran sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain.
1. Buat tabel yang membandingkan sintesis, penyimpanan,
Informasi dibawa di sepanjang rantai neuron ke tempat tujuan
dan sekresi hormon peptida dan hormon steroid, juga
melalui penjalaran potensial aksi yang bergabung dengan transmisi
transpornya di dalam darah.
melalui sinaps. Berlawanan dengan sistem saraf, sistem endokrin
2. Jelaskan bagaimana perantara kedua yang umum, seperti
adalah sistem "nirkabel" kelenjar endokrin tidak berkaitan secara
cAMP, dapat memicu respons yang amat beragam pada
anatomis dengan sel sasarannya. Alternatifnya, zat kimia perantara
berbagai sel.
pada sistem endokrin disekresikan ke dalam darah dan diangkut ke
tempat sasaran yang jauh. Kenyataannya, komponen-komponen
4.7 | Perbandingan Sistem sistem endokrin itu sendiri tidak berkaitan secara anatomis; kelenjar
endokrin tersebar di seluruh tubuh (lihat Gambar 18-1, h. 691).
Saraf dan Endokrin Namun, kelenjar-kelenjar ini membentuk sebuah sistem dalam
konteks fungsional, karena semua kelenjar endokrin menyekresikan

   135
hormon dan banyak interaksi berlangsung di antara berbagai respons cepat yang membutuhkan ketepatan. Sistem ini terutama
kelenjar endokrin. penting dalam interaksi tubuh dengan lingkungan Iuar. Sinyal saraf
dalam bentuk potensial aksi dengan cepat menjalar di sepanjang
serat saraf, menyebabkan pembebasan neurotransmiter di terminal
akson, yang hanya perlu berdifusi menempuh jarak sangat pendek
menuju sel sasarannya sebelum menimbulkan respons. Respons
diperantarai-saraf cepat timbul, tetapi singkat; respons segera
Karena perbedaan anatomiknya, spesifisitas kerja sistem saraf dan terhenti begitu neurotransmiter dengan cepat dibersihkan dari
endokrin tercipta melalui mekanisme yang berbeda. Spesifisitas tempat sasarannya. Hal ini memungkinkan penghentian respons,
komunikasi sarafbergantung pada keeratan hubungan anatomik sel pengulangan respons hampir bersamaan dengan berakhirnya
saraf dengan sel sasarannya, sehingga setiap neuron memiliki respons pendahulu, atau pencetusan respons yang silih berganti
jangkauan pengaruh yang sempit. Neurotransmiter hanya dengan cepat sesuai kebutuhan saat itu (misalnya, perintah yang
dibebaskan ke sel sasaran spesifik di dekatnya, kemudian dengan berubah-ubah dengan cepat ke kelompok-kelompok otot yang
cepat diinaktifkan atau dibersihkan sebelum sempat masuk ke darah. diperlukan untuk koordinasi berjalan). Mekanisme kerja ini
Sel sasaran sebuah neuron memiliki reseptor untuk neurotransmiter, menjadikan komunikasi saraf berlangsung amat cepat dan akurat.
tetapi banyak sel lain di lokasi berbeda juga memiliki reseptor sejenis Jaringan sasaran sistem saraf adalah otot dan kelenjar, terutama
dan dapat merespons zat kimia perantara yang sama manakala tiba kelenjar eksokrin di tubuh.
di sel-sel itu. Sebagai contoh, keseluruhan sistem neuron (disebut
Sistem endokrin, berbeda dengan sistem saraf, dikhususkan
neuron motorik yang menyarafi otot rangka Anda menggunakan
untuk mengontrol aktivitas-aktivitas yang lebih memerlukan
neurotransmiter yang sama, asetilkolin (acetylcholine, ACh), dan
durasi ketimbang kecepatan, misalnya mengatur metabolisme
semua otot rangka Anda memiliki reseptor ACh komplementer
organik; menjaga keseimbangan air dan elektrolit; mendorong
(lihat Bab 7). Namun, Anda dapat menggoyangkan jempol kaki
pertumbuhan dan perkembangan bertahap tanpa hambatan; dan
Anda tanpa memengaruhi otot lain karena ACh dapat dibebaskan
mengontrol reproduksi. Sistem endokrin merespons lebih lambat
satu per satu dari neuron motorik yang secara spesifik tersambung
terhadap rangsangan pemicunya daripada sistem saraf karena
ke otot pengontrol jempol kaki Anda. Jika ACh dibebaskan sekaligus
beberapa alasan. Pertama, sistem endokrin mau tidak mau
ke dalam darah, sebagaimana hormon, semua otot rangka akan
bergantung pada aliran darah untuk mengangkut hormon
merespons secara bersamaan dengan berkontraksi, karena semuanya
perantaranya menempuh jarak jauh. Kedua, hormon umumnya
memiliki reseptor yang identik untuk ACh. Hal ini tidak terjadi
memiliki mekanisme kerja yang lebih kompleks pada sel
karena adanya pola kabel akurat yang menyediakan saluran
sasarannya daripada mekanisme kerja neurotransmiter; dengan
komunikasi Iangsung antara neuron motorik dengan sel sasarannya.
demikian, hormon memerlukan waktu lebih lama sebelum
Spesifisitas ini sangat bertolak belakang dengan mekanisme menghasilkan respons. Efek akhir sejumlah hormon tidak
terciptanya spesifisitas komunikasi pada sistem endokrin. Karena terdeteksi hingga beberapa jam setelah berikatan dengan reseptor
beredar dalam darah, hormon dapat mencapai hampir semua sel sasaran. Selain itu, karena tingginya afinitas reseptor terhadap
jaringan. Namun, hanya sel sasaran spesifik yang dapat memberikan hormon pasangannya, hormon kerap tetap terikat ke reseptor
respons terhadap masing-masing hormon. Spesifisitas kerja hormon untuk beberapa saat, memperpanjang keefektifan biologisnya.
bergantung pada spesialisasi reseptor sel sasaran. Untuk Lebih lanjut, tidak seperti respons saraf yang berlangsung singkat
menimbulkan efek, hormon pertama-tama harus berikatan dengan dan berakhir hampir bertepatan dengan pembersihan
reseptor spesifik yang hanya terdapat di sel sasaran hormon tersebut. neurotransmiter, efek endokrin biasanya bertahan beberapa saat
Reseptor sel sasaran memiliki fungsi pengikatan yang sangat selektif. setelah hormon menarik diri. Respons saraf terhadap lonjakan
Sebuah reseptor mengenali hormon spesifiknya karena salah satu pembebasan neurotransmiter umumnya hanya bertahan beberapa
bagian kon-formasi reseptor itu cocok dengan bagian unik hormon milidetik hingga beberapa detik, sementara perubahan imbas-
peng-ikatnya layaknya hubungan "gembok-dan-kunci." Pengikatan hormon pada sel sasaran bertahan selama beberapa menit hingga
sebuah hormon dengan reseptornya memicu reaksi yang ujung- beberapa hari atau, pada kasus efekpemacu-pertumbuhan, bahkan
ujungnya menimbulkan efek akhir hormon bersangkutan. Hormon seumur hidup. Karena itu, kerja hormon relatif lambat dan
ini tidak dapat memengaruhi sel lain karena sel yang bukan berkepanjangan, menjadikan kontrol endokrin terutama sesuai
sasarannya tidak memiliki reseptor pengikat yang cocok untuknya. untuk mengatur aktivitas metabolik yang memerlukan stabilitas
Demikian juga sebaliknya, sel sasaran tertentu memiliki reseptor jangkap anj ang.
yang "menyesuaikan diri" guna mengenali satu saja atau beberapa di
Meskipun sistem endokrin dan saraf memiliki cakupan
antara sekian banyak hormon yang beredar di dekatnya. Sinyal lain
spesialisasi masing-masing, keduanya berkaitan erat secara
melalui begitu saja tanpa menimbulkan efek karena sel tidak
fungsional. Sebagian sel saraf tidak membebaskan neuro-
memiliki reseptor untuk sinyal tersebut.
transmiter di sinaps, tetapi malah berakhir di pembuluh darah dan
melepaskan zat kimia perantaranya (neurohormon) ke dalam
Sistem saraf dan endokrin memiliki lingkup autoritas darah, tempat zat kimia ini bekerja sebagai hormon. Zat kimia
sendiri-sendiri, tetapi keduanya berinteraksi secara perantara tertentu bahkan dapat bekerja sebagai neurotransmiter
fungsional. manakala dibebaskan dari ujung saraf sekaligus sebagai hormon
Sistem saraf dan endokrin dikhususkan untuk mengontrol berbagai bilamana disekresikan oleh sel endokrin. Salah satu contohnya
jenis aktivitas. Secara umum, sistem saraf mengatur koordinasi adalah norepinefrin (lihat h. 691). Sistem saraf, secara langsung

   hapter
ataupun tak-langsung, mengontrol sekresi banyak hormon (lihat Neuron dikhususkan untuk menerima, memproses, menyandi, dan
Bab 18). Sebaliknya, banyak hormon bekerja sebagai menyalurkan informasi dengan cepat dari satu bagian tubuh
ke .bagian tubuh lain. lnformasi dihantarkan melalui jaras-jaras saraf
neuromodulator, mengubah efektivitas sinaps sehingga
yang kompleks melalui penjalaran potensial aksi di sepanjang neuron
memengaruhi eksitabilitas sistem saraf. Adanya hormon kunci serta melalui transmisi kimiawi sinyal dari neuron ke neuron di sinaps,
tertentu bahkan penting bagi perkembangan dan pematangan otak juga dari neuron ke otot dan kelenjar melalui interaksi
yang semestinya selama kehidupan janin. Selain itu, pada banyak neurotransmiter-reseptor lainnya di taut tersebut.
keadaan, sistem saraf dan endokrin saling melengkapi dalam Secara kolektif, neuron-neuron membentuk sistem saraf. Banyak
memengaruhi sel sasaran yang sama. Sebagai contoh, kedua sistem aktivitas yang dikontrol oleh sistem saraf dirancang untuk
pengatur utama ini membantu mengatur sistem sirkulasi dan mempertahankan homeostasis. Sebagian sinyal listrik neuronal
pencernaan. Jadi, banyak terdapat interaksi regulatorik penting menyampaikan informasi mengenai perubahan yang harus cepat
antara sistem saraf dan endokrin. Ilmu tentang hubungan ini ditanggapi oleh tubuh guna mempertahankan homeostasis misalnya,
dikenal sebagai neuroendokrinologi. informasi tentang penurunan tekanan darah. Sinyal listrik neuronal
lainnya dengan cepat mengirimkan pesan ke otot dan kelenjar,
Dalam tiga bab berikutnya, kita memusatkan perhatian pada merangsang timbulnya respons yang sesuai guna mengompensasi
sistem saraf. Sistem endokrin akan diulas secara lebih mendalam di perubahan ini misalnya, penyesuaian aktivitas jantung dan pembuluh
bab-bab akhir. Pada seluruh isi buku ini, kita akan terus darah yang memulihkan tekanan darah menjadi normal kembali
menggarisbawahi beragam cara interaksi kedua sistem pengatur ini ketika tekanan darah mulai turun. Selain itu, sistem saraf
sehingga tubuh dipandang sebagai satu kesatuan terpadu, mengarahkan banyak aktivitas yang tidak dirancang untuk
meskipun masing-masing sistem memiliki lingkup autoritasnya mempertahankan homeostasis, banyak di antaranya berada di bawah
masing-masing. kontrol sadar, seperti bermain basket atau menjelajah internet.
Sistem endokrin menyekresikan hormon ke dalam darah, yang
mengangkut zat kimia perantara ini ke sel-sel sasaran yang jauh,
Periksa Pemahaman Anda 4.7 tempat hormon tersebut menimbulkan efek dengan mengubah
1. Bandingkan bagaimana spesifisitas kerja sistem saraf dan aktivitas protein enzimatik atau struktural di dalam sel-sel tersebut.
endokrin tercipta. Melalui perantara hormon yang bekerja relatif lambat, sistem endokrin
umumnya mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi
2. Sistem pengatur apa yang memungkinkan Anda membalik halaman
dan sistem pengatur apa yang menjaga kadar glukosa (gula) darah ketimbang kecepatan. Sebagian besar aktivitas ini diarahkan untuk
Anda? mempertahankan homeostasis. Sebagai contoh, hormon membantu
menjaga konsentrasi nutrien yang sesuai di lingkungan internal
dengan mengarahkan reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam
pengambilan, penyimpanan, pembebasan, dan penggunaan molekul-
Homeostasis: Bab dalam molekul nutrien ini. Hormon juga membantu mempertahankan
keseimbangan air dan elektrolit di lingkungan internal. Selain itu, tidak
Perspektif berkaitan dengan homeostasis, hormon mengarahkan pertumbuhan
dan mengontrol sebagian besar aspek sistem reproduksi.
Untuk mempertahankan homeostasis, sel-sel harus Sistem saraf dan endokrin bersama-sama menyelaraskan
berkomunikasi sehingga dapat bekerja sama untuk. sejumlah mekanisme adaptasi yang membantu tubuh mem-
pertahankan homeostasis dalam respons terhadap stres. Selain itu,
melaksanakan berbagai aktivitas demi kelangsungan
kedua sistem ini bekerja secara terpadu untuk mengontrol sistem
hidup. Guna menghasilkan respons yang diinginkan, kedua sistem sirkulasi dan pencernaan, yang melaksanakan banyak aktivitas
pengatur utama tubuh, sistem saraf dan endokrin, harus homeostatik.
berkomunikasi dengan sel sasaran yang dikendalikannya. Karena
itu, komunikasi saraf dan hormon sangat penting dalam menjaga
kestabilan lingkungan internal serta memadukan aktivitas-aktivitas
nonhomeostatik.

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-22. 2. Pompa Na+-K+ mengembalikan membran ke potensial istirahat


Pertanyaan Objekif setelah puncak potensial aksi tercapai. (Benar atau salah?)
1. Perubahan konformasi protein kanal yang disebabkan oleh 3. Seusai sebuah potensial aksi, lebih banyak K+ di luar sel daripada
perubahan listrik bertanggung jawab atas pembukaan dan di dalam sel akibat efluks K+ selama fase turun. (Benar atau
penutupan pintu Na+ dan K+ selama pembentukan potensial salah?)
aksi. (Benar atau salah?)

Prinsip Komunikasi Saraf dan Hormon 137


4. Neuron pascasinaps dapat mengeksitasi ataupun menginhibisi 10. mengaktifkan gen untuk mendorong sintesis protein baru
neuron prasinaps (Benar atau salah?) 11. bekerja melalui perantara kedua untuk mengubah protein
5. Sistem perantara kedua pada akhirnya menimbulkan respons yang sudah ada
12. disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endokrin dan
sel yang diinginkan dengan memicu perubahan bentuk dan
fungsi protein sasaran intrasel. (Benar atau salah?) dibawa ke tempat sasaran yang jauh

6. Masing-masing organ steroidogenik memiliki semua enzim


Pertanyaan Esai
yang diperlukan untuk menghasilkan hormon steroid apa pun.
(Benar atau salah?) 1. Apa sajakah dua jenis jaringan peka-rangsang?
7. Penjalaran satu-arah potensial aksi menjauhi tempat aktivasinya 2. Tuliskan definisi istilah berikut: polarisasi, depolarisasi,
iperpolarisasi, repolarisasi, potknsial membran istirahat)
semula dijamin oleh
potknsial ambang) potknsial aksi, periode refraktkr, dan
8. adalah tempat inisiasi potensial aksi pada sebagian besar neuron hukum tuntas-atau-gagalh
karena memiliki ambang paling rendah. 3. Jelaskan perubahan permeabilitas dan fluks ion yang terjadi
9. Taut tempat aktivitas listrik di satu neuron memengaruhi selama potensial aksi.
aktivitas listrik di neuron lain dengan perantaraan 4. Bandingkan hantaran merambat dan hantaran meloncat.
5. Bandingkan kejadian di sinaps eksitatorik dan di sinaps
10. neurotransmiter disebut Penjumlahan EPSP-EPSP yang
inhibitorik.
berlangsung hampir berbarengan akibat eksitasi berulang
6. Bandingkan keempat jenis kanal berpintu dalam konteks
sebuah masukan
faktor yang membukanya atau menutupnya.
11. prasinaps dikenal sebagai Penjumlahan EPSP-EPSP yang 7. Bedakan antara neurotransmiter klasik dan neuropeptida.
berlangsung berbarengan dari beberapa masukan prasinaps Jelaskan apa yang dimaksud dengan neuromodulator.
berbeda dikenal sebagai 8. Sebutkan kemungkinan keluaran GPSP yang terbentuk
12. Hubungan neuronal berupa sinaps dari banyak masukan melalui antara EPSP dan IPSP.
prasinaps bekerja pada satu sel pascasinaps disebut Sedangkan 9. Bedakan antara inhibisi prasinaps dan potensial pasca-sinaps
hubungan neuronal berupa satu neuron prasinaps bersinaps inhibitorik.
dengan, dan karena itu, memengaruhi aktivitas banyak sel 10. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis komunikasi antarsel.
pascasinaps dikenal sebagai 11. Tuliskan definisi transduksi sinyali.
13. Antara terikat-membran yang umum dijumpai di antara 12. Paparkan rangkaian kejadian pada jaras perantara-kedua cAMP
reseptor dan protein efektor pada membran plasma adalah 13. Paparkan rangkaian kejadian pada jaras perantara-kedua Ca2+.
14. Jelaskan bagaimana efek kaskade jaras hormon memperkuat
14. Tiga jenis reseptor berdasarkan mekanisme kerjanya adalah dan respons.
15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan 15. Bandingkan sistem saraf dan sistem endolcrin.
potensial apa yang sedang dijelaskan: 16. Bandingkan sistem saraf dan sistem endolcrin.
1. Mengikuti hukum (a) potensial berjenjang
tuntas-atau-gagal (b) potensial aksi
2. besar perubahan potensial bervariasi sejalan Latihan Kuantitatif
dengan intensitas kejadian pemicunya 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan mengenai penghantaran
3. penyebaran decremental menjauhi tempat asalnya potensial aksi berikut ini dengan menggunakan data kecepatan
4. penyebaran nondecremental ke seluruh bagian membran yang tercantum di h. 110:
5. berfungsi sebagai sinyal jarak-jauh a. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu potensial aksi
6. berfungsi sebagai sinyal jarak-dekat untuk menempuh jarak 0,6 m di sepanjang akson sebuah
neuron tak-bermielin pada saluran cerna?
16. Dengan menggunakan kode jawaban di sebelah kanan, tunjuk-
kan karakteristik apa yang merujuk pada hormon peptida dan b. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh satu potensial
steroid: aksi untuk menempuh jarak yang sama di sepanjang akson
sebuah neuron besar bermielin yang menyarafi otot rangka?
1. hidrofilik (a) hormon peptida c. Anggaplah terdapat dua sinaps di sebuah jaras saraf
2. lipofilik (b) hormon steroid sepanjang 0,6 m dan jeda waktu di masing-masing sinaps
3. disintesis oleh RE (c) hormon peptida dan steroid 1 mdet. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
4. disintesis dengan (d) bukan hormon peptida atau potensial aksi dan sinyal kimiawi untuk menempuh jarak
memodifikasi kolesterol steroid 0,6 m yang sekarang, baik untuk neuron bermielin maupun
5. mencakup epinefrin dari tak-bermielin?
medula adrenal d. Bagaimana jika terdapat Iima sinaps?
6. mencakup kortisol dari korteks adrenal 2. Anggaplah titik A berjarak 1 m dari titik B. Bandingkan situasi-
7. berikatan dengan protein plasma situasi berikut:
8. berikatan dengan reseptor intrasel a. Sebuah akson terentang dari A ke B, dan kecepatan
9. berikatan dengan reseptor membran permukaan hantarannya 60 m/det.
b. Tiga neuron terentang dari A ke B, semuanya memiliki

   hapter
kecepatan hantaran yang sama, dan jeda waktu di kedua Dengan p besar arus pompa natrium, G konduktansi membran
sinaps (buatlah Gambar) 1 mdet. Berapa kecepatan terhadap ion bersangkutan, dinyatakan dalam uS/cm2 (S =
hantaran ketiga neuron tersebut pada situasi kedua ini jika Siemens); [χ]O dan [χ]I. berturut-turut, konsentrasi ion χ di luar
waktu hantaran total pada kedua kasus sama? dan di dalam sel; k konstanta Boltzmann; T suhu dalam kelvin, dan
q konstanta muatan unsur. Anggaplah kT/q = 25 mV, GNa÷ = 3,3
3. Kita dapat memperkirakan berapa besar arus Na+ yang dihasil-
цS/cm2, GK+ = 240 цS/cm2, [Na+]0= 145 mM, dan [K+]i = 4mM.
kan oleh pompa Na+-K+ dengan persamaan berikut:1
Berapa besar arus pompa untuk natrium, dalam gA/cm2 (A =
GNa1GK1 GK1 3Na1 4o ampere, satuan arus)?
p 5 kT a b log 1
F. C. Hoppensteadt and C. S. Peskin, Mathematics in Medicine and the Life Sci-ences
q GNa1 1 GK1 GNa1 3K1 4i
(New York: Springer, 1992), equation 7.4.35, p. 178.

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Laju aktivitas pompa Na+-K+ tidak konstan, tetapi dikendalikan 4. Anggaplah neuron prasinaps eksitatorik A berakhir di sebuah sel
oleh kombinasi efek perubahan konsentrasi Na+ CIS dan kons- pascasinaps dekat axon hillock dan neuron prasinaps eksitatorik
entrasi K+ CES. Menurut Anda, perubahan konsentrasi Na+ CIS B berakhir di sel pascasinaps yang sama pada sebuah dendrit di
setelah serangkaian potensial aksi di sebuah neuron akan mem- sisi badan sel yang berlawanan dengan axon hillock. Jelaskan me-
percepat, memperlambat, atau sama sekali tidak memengaruhi ngapa eksitasi cepat neuron prasinaps A dapat membawa neuron
pompa Na+-K+ di sel ini? pascasinaps ke ambang melalui sumasi temporal, sehingga timbul
2. Mana di antara peristiwa-peristiwa berikut yang akan terjadi potensial aksi, sementara eksitasi neuron prasinaps B pada freku-
jika sebuah neuron percobaan diberi rangsangan secara ensi dan besar EPSP yang sama boleh jadi tidak berhasil memba-
bersamaan pada kedua ujungnya? wa neuron pascasinaps ke ambang melalui sumasi temporal,
a. Potensial aksi akan tercetus di tengah-tengah neuron dan sehingga timbul potensial aksi, sementara eksitasi neuron pras-
menjalar ke kedua ujung yang berlawanan. inaps B pada frekuensi dan besar EPSP yang sama boleh jadi
b. Potensial aksi akan berpapasan di tengah-tengah neuron, tidak berhasil membawa neuron pascasinaps tersebut ke ambang.
kemudian menjalar balik ke posisinya semula.
c. Potensial aksi akan berhenti begitu berpapasan di tengah- 5. Dua kelas obat yang menyekat dua reseptor berbeda termasuk
dalam golongan obat yang digunakan untuk menangani tekanan
tengah neuron.
darah tinggi. (1) Penyekat reseptor angiotensin (angiotensin
d. Potensial aksi yang lebih kuat akan menunggangi potensial
receptor blocker, ARB) menghalangi pengikatan angiotensin ke
aksi yang lebih lemah.
reseptornya di sel korteks adrenal yang menyekresikan hormon
e. Akan terjadi penjumlahan ketika potensial aksi berpapasan
penahan-garam, aldosteron. Aldosteron bekerja pada ginjal
di tengah-tengah neuron, menghasilkan potensial aksi yang
untuk menahan garam (khususnya Na+, diikuti seturut
lebih besar.
gradien yang tercipta) selama pembentukan urine. Garam
3. Anggaplah Anda menyentuh sebuah kompor panas dengan jari
mewaldli lebih dari 90% aktivitas osmotik (menahan air) CES,
tangan Anda. Kontraksi otot biseps menyebabkan fleksi (pene-
termasuk plasma. (2) Penyekat reseptor β1-adrenergik (β1-
kukan) siku, sementara kontraksi otot triseps menyebabkan
adrenergic receptor blocker) merintangi pengikatan epinefrin ke
ekstensi (pelurusan) siku. Pola potensial pascasinaps apa yang
reseptornya di jantung. Epinefrin, hormon yang disekresikan
Anda harapkan terpicu sebagai refleks di badan sel pada kelom-
oleh medula adrenal, meningkatkan laju dan kuat kontraksi otot
pok neuron yang mengontrol otot-otot ini untuk menarik tang-
jantung. Jelaskan bagaimana masing-masing obat ini
an anda menjauhi stimulus yang menyakitkan: potensial pasca-
menurunkan tekanan darah.
sinaps eksitatorik (EPSP) atau potensial pascasinaps inhibitorik
(IPSP)? 6. Kadang-kadang pasien mendapat terapi modulator reseptor
estrogen selektif (selective estrogen receptor modulator, SERM)
Kini anggaplah jari tangan Anda sedang ditusuk saat selama beberapa tahun sesudah operasi pengangkatan payudara
pengambilan sampel darah. Refleks penarikan yang sama akan akibat kanker payudara bergantung-estrogen. Pikirkan
terpicu. Pola potensial pascasinaps apa yang akan Anda bagaimana obat ini dapat memberi manfaat. Tunjukkan melalui
hasilkan secara sadar di neuron-neuron yang mengontrol otot rute mana obat ini sebaiknya diberikan dan jelaskan mengapa
biseps dan triseps demi menjaga Iengan Anda tetap lurus demikian.
meskipun ada stimulus menyakitkan?

PERTIMBANGAN KLINIS

Becky N. merasa cemas ketika duduk di kursi dokter gigi menyarafi bagian tersebut. Akibatnya, Becky terbebas dari rasa
menunggu pemasangan amalgam perak pertamanya ("tambalan" cemas karena tidak merasa nyeri sedikit pun selama prosedur
lubang di gigi). Sebelum mempersiapkan gigi untuk amalgam pengeboran dan penambalan. Anestetik lokal menyekat kanal Na+
tersebut dengan mengebor bagian gigi yang busuk, dokter gigi berpintu-listrik. Jelaskan bagaimana kerja obat ini dapat mencegah
menyuntikkan anestetik lokal di jaras saraf yang transmisi impuls nyeri ke otak.

   139
hapter

4 KARTU BELAJAR
■ Perubahan permeabilitas ini menyebabkan pembalikan sesaat
Sel saraf dan otot merupakan jaringan peka-rangsang karena
■ potensial membran, dengan influks Na+ menimbulkan fase naik (dari
keduanya dapat dengan cepat mengubah permeabilitas –70 ke +30 mV), diikuti efluks K+ yang menyebabkan fase turun (dari
membrannya dan mengalami perubahan potensial membran puncak kembali ke potensial istirahat). (Lihat Gambar 4-7.)
sesaat ketika tereksitasi. Perubahan potensial yang cepat ini ■ Sebelum kembali ke potensial istirahat, sebuah potensial aksi

berfungsi sebagai sinyal listrik. meregenerasi potensial aksi baru yang identik pada daerah di
■ Dibandingkan dengan potensial istirahat, membran mengalami sebelahnya melalui arus yang membawa daerah yang semula inaktif
-depolarisasi ketika besar potensial negatifnya berkurang ke ambang. Siklus yang berulang dengan sendirinya ini berlanjut
(menjadikurang negatif) dan hiperpolarisasi sewaktu besar hingga potensial aksi menyebar ke seluruh bagian membran sel
potensial negatifnya bertambah (menjadi lebih negatif). (Lihat
Gambar 4-1.) tanpa berkurang kekuatannya.
■ Terdapat dua jenis penjalaran potensial aksi: (1) hantaran mera-
■ Perubahan potensial disebabkan oleh kejadian pemicu yang

mengubah permeabilitas membran, yang dengan demikian mbat di serat tak-bermielin, dengan potensial aksi menyebar di
memicu perubahan perpindahan ion menyeberangi membran. sepanjang setiap bagian membran; dan (2) hantaran meloncat yang

Terdapat dua jenis perubahan potensial sebagai berikut: (1) lebih cepat di serat bermielin, dengan impuls meloncat dari satu
potensial berjenjang, sinyal jarak-dekat, dan (2) potensial aksi, nodus Ranvier ke nodus Ranvier berikutnya di sepanjang bagian
sinyal jarak-jauh. (Lihat Tabel 4-1, h. 107) serat yang terbungkus oleh mielin penginsulasi. (Lihat Gambar 4-9,
4-12, dan 4-13.)
4.2 | Potensial Berjenjang (h. 97-99) ■ Pompa Na+-K+ perlahan-lahan mengembalikan ion-ion yang


Potensial berjenjang, biasanya berupa depolarisasi, terjadi di ber-pindah selama penjalaran potensial aksi ke lokasinya semula,
untuk mempertahankan gradien konsentrasi ion-ion itu.
satu bagian kecil pada membran sel peka-rangsang.Tempat yang
mengalami perubahan potensial disebut daerah aktif. Potensial

Bagian membran yang baru saja dilewati impuls tidak dapat
dirangsang lagi sebelum pulih dari periode refrakternya, menjamin
berjenjang menyebar secara decremental melalui arus lokal penjalaran satu-arah potensial aksi. (Lihat lagi Gambar 4-10 dan
antara daerah aktif dan daerah inaktif di sebelahnya, kemudian 4-11.)
lenyap setelah menempuh jarak yang dekat. (Lihat Gambar 4-2
dan 4-3.)
■ Potensial aksi hanya dapat tercetus secara maksimal sebagai
respons atas stimulasi atau tidak tercetus sama sekali (hukum
■ Besar potensial berjenjang bervariasi sejalan dengan besar tuntas atau gagal).
kejadian pemicunya. ■ Di serat saraf yang aktif, beragam tingkat kekuatan rangsangan

disandi oleh frekuensi potensial aksi, bukan kekuatannya, yang


4.3 | Potensial Aksi (h. 99-111)
berbeda-beda,
■ Selama satu potensial aksi, depolarisasi membran ke potensial
ambang memicu serangkaian perubahan permeabilitas akibat
perubahan konformas kanal K+ dan Na+ berpintu-listrik (Lihat

Satu neuron berinteraksi secara 1angsung dengan neuron
Gambar 4-4 hingga 4-7.)
lain terutama melalui sebuah sinaps kimiawi. (Lihat Gambar 4-14
+70 dan 4-15.)
+60 ■ Sebagian besar neuron memiliki empat bagian fungsional
+50 berbeda: (Lihat Gambar 4-8 dan foto pembuka bab).
+40
+30
1. Bagian dendritlbadan sel (zona masukan) berfungsi sebagai
Potensial aksi komponen pascasinaps yang berikatan dengan, dan merespons,
Membrane potential (mV)

+20
+10 neurotransmiter yang dibebaskan dari neuron lain.
Repolarisasi
Depolarisasi

0 2. Axon hillock (zona pemicu) adalah tempat potensial aksi


–10 dicetuskan karena bagian ini memiliki ambang terendah sehingga
–20
paling duluan mencapai ambang sebagai respons terhadap
–30
perubahan potensial berjenjang eksitatorik.
–40
–50 Potensial ambang 3. Akson, atau serat saraf (zona penghantar), menghantarkan
–60
potensial aksi dengan kekuatan tidak berkurang sedikit pun dari
–70 Potensial istirahat
–80 axon hillock ke terminal akson.
–90 Hiperpolarisasi ikutan
4. Terminal akson (zona keluaran) berfungsi sebagai komponen
prasinaps, membebaskan neurotransmiter yang memengaruhi sel
Waktu (mdet) pascasinaps lain sebagai respons terhadap potensial aksi yang
1 mdet
menjalar di sepanjang akson tersebut.
Depolarisasi lambat ke
ambang ■ Neurotransmiter yang dibebaskan berikatan dengan kanal
reseptor di neuron pascasinaps, (Lihat Gambar 4-15.) (1) lika
kanal kation nons-
pesifik, yang mengizinkan fewatnya Na+ maupun K+, terbuka,
fluks ion yang terjadi mencetuskan EPSP, depolarisasi kecil yang ■ Hormon adalah zat kimia perantara jarak-jauh yang disekresikan

membawa sel pascasinaps mendekati ambang. (2) lika kanal resikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah, yang
atau Cl- yang terbuka, 1PSP hiperpolarisasi kecil akan tercetus, mengangkutnya ke sasaran spesifik tempat hormon bersangkutan
membuat neuron pascasinaps makin sulit mencapai ambang. mengontrol fungsi tertentu dengan mengubah aktivitas protein di
(Lihat Gambar 4-16.) dalam sel sasaran.
■ Jika aktivitas yang dominan adalah pada masukan eksitatorik- ■ Hormon dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan per-

nya, sel pascasinaps sangat mungkin mencapai ambang dan bedaan kelarutannya: (1) hormon hidrofilik (larut-air) yang
mengalami potensial aksi. Hal ini dapat terwujud melalui (1) mencakup peptida (sebagian besar hormon) dan katekolamin
sumasi temporal (EPSP dari satu masukan prasinaps yang (disekresikan oleh medula adrenal); dan (2) hormon lipofilik (larut-
berulang kali tereksitasi tercetus dengan jeda sangat singkat lemak) yang mencakup hormon steroid (hormon seks dan hormon
sehingga saling menambahkan) atau (2) sumasi spasial yang disekresikan oleh korteks adrenal) dan hormon tiroid. (Lihat
(penjumlahan EPSP-EPSP yang tercetus secara bersamaan dari Tabel 4-4.)
beberapa masukan prasinaps berbeda). (Lihat Gambar 4-17.) Jika ■ Hormon peptida hidrofilik disintesis dan dikemas untuk dikeluar-

masukan inhibitorik yang mendominasi, potensial pascasinaps kan dari sel oleh kompleks Golgi-retikulum endoplasma, disimpan di
menjadi semakin jauh dari ambang. Jika aktivitas eksitatorik dan vesikel sekretorik, dan dikeluarkan melalui eksositosis pada
inhibitorik ke neuron pascasinaps seimbang, membran akan tetap stimulasi yang sesuai. Hormon jenis ini mudah larut dalam darah
dekat ke potensial istirahat. untuk selanjutnya diangkut menuju sel sasarannya.
■ Meskipun terdapat sejumlah neurotransmiter berbeda, setiap ■ Di sel sasarannya, hormon hidrofilik berikatan dengan reseptor
sinaps selalu membebaskan neurotransmiter yang sama untuk membran permukaan, memicu serangkaian proses intrasel melalui
menghasilkan respons tertentu manakala berikatan dengan
jaras perantara kedua yang pada akhirnya mengubah protein sel
reseptornya. (Lihat Tabel 4-2.)
yang sudah ada, biasanya enzim, untuk menimbulkan respons sel
■ Jaras sinaps antarneuron amatlah kompleks, akibat konvergensi sasaran terhadap hormon bersangkutan. (Lihat Gambar 4-25 dan
masukan neuron dan divergensi keluarannya. Umumnya, banyak 4-26.) Melalui kaskade reaksi ini, sinyal awal mengalami penguatan
masukan prasinaps berkonvergensi pada satu neuron dan bekerja
sama mengontrol tingkat eksitabilitas neuron tersebut. Neuron bermakna. (Lihat Gambar 4-27.)
yang sama ini, konsekuensinya, berdivergensi untuk bersinaps ■ Steroid disintesis melalui modifikasi simpanan kolesterol oleh

dengan, dan memengaruhi eksitabilitas, banyak sel saraf lain. enzim-enzim yang spesifik bagi tiap-tiap jaringan steroidogemk.
(Lihat Gambar 4-19.) Steroid tidak disimpan di sel endokrin. Karena bersifat lipofilik,
hormon ini berdifusi keluar menembus sawar membran lipid segera
setelah disintesis. Pengendalian steroid diarahkan pada sintesisnya.
■ Hormon steroid dan tiroid lipofilik diangkut dalam darah dalam
bentuk terikat ke protein plasma pembawa, tetapi hormon bentuk
bebas, tak-terikat, sajalah yang aktif secara biologis.
■ Komunikasi antarsel dapat terjadi secara langsung melalui (1) ■ Hormon lipofilik mudah menembus sawar membran lipid sel
taut celah atau (2) hubungan langsung sesaat antarpenanda
sasaran dan berikatan dengan reseptor di dalam sel. Begitu hormon
permukaan komplementer sel. (Lihat Gambar 4-20.)
berikatan dengan reseptornya, kompleks hormon-reseptor berikatan
■ Sel-sel lebih sering berkomunikasi secara tak-langsung satu dengan DNA dan mengaktifkan sebuah gen, yang memicu sintesis
sama lain untuk melaksanakan berbagai aktivitas terpadu dengan protein intrasel struktural atau enzimatik baru yang menghasilkan
melepaskan zat kimia perantara ekstrasel, yang bekerja pada sel efek hormon tersebut pada sel sasarannya. (Lihat Gambar 4-28.)
sasaran tertentu guna menimbulkan respons yang diinginkan.
Terdapat empat jenis zat kimia perantara ekstrasel, yang berlainan
sumbernya serta jaraknya dan caranya hingga ke tempat kerja: (1) ■
Sistem saraf dan endokrin adalah dua sistem pengatur utama
parakrin (zat kimia perantara lokal); (2) neurotransmiter (zat kimia
tubuh. (Lihat Tabel 4-5.) Sistem saraf secara anatomis terhubung
perantara jangkauan-dekat yang dibebaskan oleh neuron); (3) layaknya "kabel" ke organ-organ sasarannya, sementara sistem
hormon (zat kimia perantara jangkauan jauh yang disekresikan ke endokrin yang "nirkabel" menyekresikan hormon ke dalam darah
dalam darah oleh kelenjar endokrin); dan (4) neurohormon (zat untuk mencapai organ-organ sasaran yang jauh.
kimia perantara jangkauan-jauh yang disekresikan ke dalam darah ■ Spesifisitas kerja saraf bergantung pada kedekatan anatomik
oleh neuron neurosekretorik). (Lihat Gambar 4-20.) terminal neuron pembebas-neurotransmiter dengan organ
sasarannya. Spesifisitas kerja endokrin bergantung pada
■ Pemindahan sinyal yang dibawa masuk ke sel oleh zat kimia spesialisasi reseptor sel sasaran untuk hormon spesifik yang
perantara ekstrasel, untuk dieksekusi, dikenal sebagai transduksi beredar.
sinyal.
■ Secara umum, sistem saraf mengoordinasikan respons
■ Zat kimia perantara ekstrasel yang tidak dapat masuk ke sel,
cepat,sementara sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih
seperti hormon protein (perantara pertama, memicu respons sel
memerlukan durasi ketimbang kecepatan.
yang diinginkan dengan melekatkan diri ke membran sel sasaran
dan (1) membuka kanal-reseptor; (2) mengaktifkan enzim-reseptor,
misalnya tirosin kinase; atau (3) mengaktifkan perantara kedua
intrasel melalui reseptor bergandeng protein G. (Lihat Gambar 4-22
dan 4-23).
Data dari sebuah fun tional magnetic resonance image (fMRI)
(sebuah "gambaran" otak ketika bekerja). fMRI yang didapat dari
seorang yang menatap sebuah pemandanganinimengilustrasikan
organisasi dasar korteks visual primer, bagian belkang otak yang
pertama "melihat" . ketika titik-titik sekitar dinpemandangan
visual, perhatikan bahwa cincin-cincin konsentrik jaringan otak
mengolah rangsangan dari prifer ke peusat pemandangan.
Rangsangan visual yang terjatuh dari pusat tatapan diproses di
cincin jaringan otak berwarnaa biru, dengan cincin hijau, kuning
dan oranye mengolah titik-titik visual yang secara progresif
mendekati pusat. Pusat tatpan diproses daerah sirkulasi
berwarna ungu di pusat cincin.

5
Jack Gallant

Sistem Saraf Pusat


SEKILAS ISI
5.1 Organisasi dan Sel Sistem
Pokok-Pokok Homeostasis
Saraf sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem regulatorik utama tubuh; yang lain
5.2 Proteksi dan Nutrisi Otak adalahsistem endokrin. Ketiga jenis fungsional dasar neuron (neuron aferen,
5.3 Gambaran Singkat Sistem neuron eferen dan antarneuron) membentuk jalinan interaktif komplekes sel
Saraf Pusat peka ransang. Sembilan puluh persen sel sistem saraf adalah sel glia yang tidak peka
5.4 Korteks Serebrum rangsang, sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis, menerima
5.5 Nukleus Basal, Talamus, masukan tentang lingkungan eksternal dan internal dari neuron aferen. SSP menyortir
dan Hipotalamus dan mengolah masukan ini memalui interneuron dan kemudian memulai arahan yang sesuai
5.6 Emosi, Perilaku, dan di neuron eferen, yang membawa perintah ke kelenjar atau otot untuk melaksanakan respons
Motivasi yang diinginkan, yaitu beberapa jenis sekresi dan pergerakan. Berbagai aktivitas yang di
5.7 Pembeiajaran dan Memori kontrol oleh saraf ini ditunjukan untuk mempertahankan homeostasis. Pada umumnya
5.8 Serebelum sistem saraf bekerja melalui sinyal listrik (potensial aksi) dan pelepsan neurontransmiter untuk
5.9 Batang Otak mengontrol respons cepat pada tubuh.
5.10 Korda Spinalis
yang terdiri dari serat-serat yang menyarafi otot polos, otot jantung,
dan kelenjar. Sistem yang terakhir ini dibagi lagi menjadi sistem
saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, keduanya menyarafi
sebagian besar organ yang disarafi oleh sistem saraf autonom.
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan Selain SSP dan SST, sistem saraf enterik merupakan anyaman saraf
neuron yang rumit, tersusun, dan tersendiri. Banyak pola neuron luas di dinding saluran cerna. Aktivtas digestif dikontrol oleh
penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol sistem saraf autonom, sistem saraf enterik, dan hormon. Sistem
respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada saraf enterik dapat bekerja independen tanpa sistem saraf lainnya
sedikit perbedaan dalam hal integrasi neuron antara seseorang yang tetapi juga dipengaruhi oleh serat autonom yang berakhir di
merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat neuron enterik. Sistem saraf enterik kadang-kadang dianggap
menyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang sebagai komponen ketiga sistem saraf autonom, sistem yang hanya
kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf menyarafi organ digestif.
individu disebabkan oleh faktor genetik. Namun, sisanya Perlu diketahui bahwa semua "sistem saraf" ini sebenarnya
disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pengalaman. Ketika adalah subdivisi dari satu sistem saraf terpadu. Sistem-sistem ini
sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, dibagi berdasarkan perbedaan dalam struktur, lokasi, dan fungsi
terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung berbagai bagian sistem saraf keseIuruhan.
pada rangsangan dari luar dan tingkat pemakaiannya, sebagian
jalur-jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan
meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Salah satu contoh kasus adalah ambliopia (mata malas) yaitu Sistem saraf dibentuk oleh tiga kelas fungsional neuron:
ketika mata yang lebih lemah tidak digunakan untuk melihat. Mata neuron aferen, neuron eferen, dan antarneuron. Divisi aferen
ambliopia yang tidak mendapat rangsangan visual memadai selama SST terdiri dari neuron aferen, yang berbeda bentuknya dari
periode perkembangan kritis hampir pasti akan mengalami neuron eferen dan antarneuron ( Gambar 5-2). Di ujung perifernya,
kehilangan kemampuan melihatnya secara total dan tetap atau yang neuron aferen biasanya memiliki reseptor sensorik yang
buta fungsional ini sama sekali normal; defeknya terletak di menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap jenis
hilangnya koneksi-koneksi saraf di jalur penglihatan di otak. rangsangan tertentu (perubahan yang terdeteksi oleh neuron).
Namun, jika mata yang lemah tersebut dipaksa bekerja dengan (Reseptor neuron aferen peka-rangsang ini jangan disamakan
menutup mata yang lebih baik selama periode perkembangan dengan reseptor protein khusus yang mengikat caraka kimiawi
sensitif, mata yang lebih lemah akan memperoleh kembali dan ditemukan di membran plasma semua sel). Badan sel
kemampuan melihatnya. neuron aferen, yang tidak mengandung dendrit dan masukan
prasinaps, terletak di dekat korda spinalis. Akson perifer yang
Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses "pakaiatau
panjang, yang sering disebut serat aferen, berjalan dari reseptor ke
hilang" . Setelah sistem saraf matang, tetap terjadi modifikasi karena
badan sel, dan akson sentral yang pendek berjalan dari badan sel
kita terus belajar dari rangkaian pengalaman unik kita. Sebagai
ke dalam korda spinalis. Potensial aksi dimulai di ujung
contoh, tindakan membaca halaman ini sedikit banyak mengubah
reseptor akson perifer sebagai respons terhadap rangsangan dan
aktivitas saraf otak Anda karena Anda (diharapkan) menyerap
merambat di sepanjang akson perifer dan akson sentral menuju
informasi ini ke dalam ingatan Anda.
korda spinalis. Ujung akson sentral berdivergensi dan bersinaps
dengan neuron-neuron lain di korda spinalis sehingga informasi
tentang stimulus disebar. Neuron-neuron aferen terutama
terletak di SST. Hanya sebagian kecil ujung akson sentral yang
berproyeksi ke dalam korda spinalis untuk menyalurkan sinyal
Sistem saraf tersusun menjadi sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari prifer ke SSP.
dari otak dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi (SST) yang terdiri
dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan Neuron eferen juga terutama berada di SST. Badan sel-sel
bagian tubuh lain (perifer) ( Gambar 5-1). SST dibagi lagi menjadi neuron eferen berada di SSP, tempat banyak masukan prasinaps
divisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa informasi ke SSP, yang terletak sentral berkonvergensi pada mereka untuk
memberi tahu tentang lingkungan eksternal dan aktivitas internal memengaruhi keluarannya ke organ efektor. Akson-akson eferen
yang sedang diatur oleh susunan saraf (a berasal dari ad, yang (serat eferen) meninggalkan SSP untuk berjalan ke otot atau
berarti "menuju", seperti dalam advance; feren berarti "membawa"; kelenjar yang mereka sarafi, menyampaikan keluaran terpadu
karena itu, aferen artinya "membawa ke"). Instruksi dari SSP mereka ke organ efektor untuk menimbulkan efek. (Jalur saraf
disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor—otot atau autonom terdiri dari rantai dua-neuron antara SSP dan organ
kelenjar yang melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang efektor.)
sesuai (e berasal dari eks, yang berarti "dari", seperti dalam exit; Sekitar 99% dari semua neuron adalah antarneuron, yang
karena itu, eferen berarti "membawa dari"). Sistem saraf eferen dibagi terutama berada di dalam SSP. SSP manusia diperkirakan memiliki
menjadi sistem saraf somatik, yang terdiri dari serat-serat neuron lebih dari 100 miliar antarneuron. Seperti diisyaratkan oleh
motorik yang menyarafi otot rangka; dan sistem saraf autonom, namanya, neuron ini terletak antara neuron aferen dan eferen serta

Sistem Saraf Pusat 143


Sistem saraf pusat (SSP)

Otak dan korda


Masukank spinalis Keluaran
ke SSP dari SSP
dari prifer ke perifer

Sistem araf tepi


(SST)

Divisi Divisi
aferen eferen

Rangsangan
Rangsangan rangsangan Sistem saraf Sistem saraf di saluran
sensorik viseral somatik otonom cerna

Neuron Sistem saraf Sistem saraf sistem saraf


motorik simpatis parasimpatis enterik

KUNCI
Sistem saraf pusat
Otot rangka Otot polos Hanya organ
Sistem saraf tepi Otot jantung cerna
Divisi aferen SST* Kelenjar eksokrin
Divisi eferen SST Beberapa kelenjar
endokrin
Sistem saraf somatik
sistem saraf otonom
Organ efektor
Sistem saraf enterik*
(dibentuk oleh jaringan otot dan kelenjar)
Gambar 5-1 Susunan sistem saraf. *Divisi aferen sistem saraf tepi (SST) dan sistem saraf enterik tidak diperlihatkan dalam gambar manusia. Sistem aferen dan
serat eferen berjalan dalam saraf yang sama, tetapi dalam arah berlawanan. Sistem saraf enterik terletak seluruhnya di dalam dinding saluran cerna.

penting dalam integrasi respons perifer dengan informasi perifer nyalurkan impuls saraf. Namun, sel ini berkomunikasi dengan
(antar artinya "di antara"). Sebagai contoh, setelah menerima neuron dan di antara mereka sendiri melalui sinyal kimiawi.
informasi melalui neuron aferen bahwa Anda menyentuh suatu Selama banyak waktu sejak penemuannya pada abad ke- 19, sel
benda panas, antarneuron-antarneuron yang sesuai memberi pesan glia dianggap oleh para ilmuwan sebagai "semen" pasif yang secara
sinyal ke neuron eferen yang ditransmisikan ke otot tangan dan fisik menopang neuron yang secara fungsional penting. Namun,
lengan Anda, "Jauhkan tangan dari benda panas!". Semakin dalam dua dekade terakhir, beragam peran penting yang dimiliki
kompleks tindakan yang diperlukan, semakin besar jumlah oleh sel ini mulai terungkap. Sel glia membantu menunjang
antarneuron yang terletak antara pesan aferen dan respons eferen. neuron baik secara fisik maupun metabolik. Sel-sel ini secara
Selain itu, antarkoneksi antara antarneuron-antarneuron itu sendiri homeostatis mempertahankan komposisi lingkungan ekstrasel
berperan dalam fenomena abstrak yang berkaitan dengan "jiwa", khusus yang mengelilingi neuron di dalam Batas-batas sempit
misalnya pikiran, emosi, ingatan, kreativitas, kecerdasan, dan yang optimal bagi fungsi neuron. Selain itu, sel-sel ini secara
motivasi. Aktivitas-aktivitas ini merupakan fungsi sistem saraf yang aktif memodulasi (menekan atau meningkatkan) fungsi sinaps dan
paling kurang dipahami. kini dianggap sama pentingnya seperti neuron dalam proses
pembelajaran dan memori. Terdapat empat jenis utama sel glia di
SSP-astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependirnal-masing-
masing dengan peran spesifiknya ( Gambar 5-3 dan Tabel 5-1).

Sekitar 90% sel di dalam SSP bukanlah neuron, melainkan sel glia ASIROSII Astrosit, yang diberi nama karena berbentuk bintang
atau neuroglia. Meskipun berjumlah besar, sel glia hanya (astro artinya "bintang"; sit artinya "sel") ( Gambar 5-4), adalah sel
menempati sekitar separuh volume otak karena sel ini tidak glia yang paling banyak. Sel ini memiliki sejumlah fungsi penting:
membentuk cabang sebanyak yang dimiliki oleh neuron.
1. Sebagai "lem" (glia artinya "lem") utama SSP, astrosit menyatukan
Tidak seperti neuron, sel glia tidak membentuk atau me- menyatukan neuron-neuron dalam hubungan ruang yang benar.

   BAB 5
Sistem saraf
Sistem saraf kinkan terbentuknya sinaps baru di antara neuron-neuron
pusat yang jika ada perluasan astrosit, neuron-neuron ini terpisah
tepi
(korda spinalis)
secara fisik. Astrosit juga memengaruhi pembentukan dan
Badan
fungsi sinaps dengan cara kimiawi.
Terminal neuron aferen
akson
sel 9. Astrosit berkomunikasi dengan neuron dan dengan
astrosit lain melalui sinyal kimiawi yang berjalan lokal ke
Akson Akson perifer kedua arah antara sel-sel ini dalam dua cara. Pertama,
Reseptor
sentral (serat aferen) sensorik sinyal kimiawi berjalan langsung antara astrosit-astrosit itu
sendiri dan antara astrosit dan neuron melalui taut celah
(lihat h. 68) tanpa memasuki CES. Kedua, sinyal kimia
melalui secara ekstraselular di antara sel sel ini. Astrosit
IAntarneuron
memiliki reseptor untuk neurotransmiter umum, yaitu
glutamat. Selain itu, pada sebagian kasus pembentukan
potensial aksi di neuron di otak memicu pelepasan ATP
bersama dengan neurotransmiter klasik dari terminal
akson. Pengikatan glutamat ke reseptor astrosit atau deteksi
Neuron eferen* ATP ekstrasel oleh astrosit menyebabkan influks Ca2+ ke
Organ efektor
(otot atau kelenjar) dalam sel glia ini. Peningkatan Ca2+ intrasel yang terjadi
Akson mendorong astrosit itu sendiri untuk mengeluarkan ATP
Badan
(serat eferen) Terminal sehingga sel-sel glia sekitar menjadi aktif. Dengan cara ini,
sel akson astrosit dapat berbagi informasi tentang aktivitas potensial
*Jalur saraf otonom eferen terdiri dari rantai dua-neuron antara SSP dan aksi di suatu neuron di sekitarnya. Selain itu, astrosit dan
organ efektor sel glia lain juga dapat mengeluarkan glutamat serta sinyal
Gambar 5-2 Struktur dan lokasi ketika kelas fungsional neuron.
kimiawi lain. Sinyal kimia ekstraselular yang berasal dari
glia ini, yang secara koleltif disebut gliotransmiter, dapat
2. Astrosit berfungsi sebagai perancah untuk menuntun neuron memengaruhi eksitabilitas neuron dan menguatkan akitvitas
ke tujuan akhirnya selama perkembangan otak masa janin. sinaptik, seperti dengan meningkatkan pelepasan neurotransmiter
3. Sel-sel glia ini memicu pembuluh darah halus otak (kapiler) di neuron atau mendorong pembentukan sinaps baru .Contohnya,
menjalani perubahan anatomik dan fungsional yang berperan dalam astrosit menyekresi trombospondin, protein besar yang dapat
pembentukan sawar darah-otak, suatu pembatas antara darah dan otak memicu pembentukan sinaps. Modulasi aktivitas sinaps oleh sel
yang sangat selektif dan dibahas kemudian dengan lebih terperinci. glia tampaknya penting dalam pembelajaran dan memori. Astrosit
4. Astrosit membantu memindahkan nutrien dari darah ke neuron. juga dianggap mengoordinasikan dan mengintegrasikan aktivitas
sinaps di antara jaringan neuron yang bekerja bersama.
5. Sel ini berperan dalam perbaikan cedera otak dengan membentuk Para ilmuwan kini mencoba memilah-milah "percakapan" dua-
jaringan parut saraf . arah yang terjadi antara sel glia dan sel glia serta antara sel glia dan
6. Astrosit menyerap dan menguraikan beberapa neurotransmiter neuron karena dialog ini berperan penting dalam memroses
yang dilepaskan secara lokal sehingga kerja caraka kimiawi ini terhenti. informasi di otak. Pada kenyataannya, beberapa ahli saraf
menyarankan bahwa sinaps harus dianggap sebagai taut "tiga-
7. Astrosit menyerap kelebihan K+ dari cairan ekstrasel (CES) otak pihak" yang melibatkan sel glia serta neuron prasinaps dan
ketika aktivitas potensial aksi yang tinggi mengalahkan kemampuan pascasinaps. Titik pandang ini menunjukkan peningkatan peran
pompa Na+-K+ dalam mengembalikan K+ yang keluar ke dalam penting astrosit dalam fungsi sinaps. Karena itu, astrosit telah
neuron. (ingat kembali bahwa K+ meninggalkan neuron ketika fase bergerak jauh dari reputasi awalnya sebagai "staf penunjang" bagi
turun potensial aksi; lihat h. 105.) Dengan menyerap kelebihan K+, neuron; sel glia ini mungkin nanti ditemukan sebagai "anggota
astrosit membantu mempertahankan kondisi ion yang optimal di dewan pengurus" yang memerintahkan neuron-neuron.
sekitar neuron agar eksitabilitas saraf normal.
OLIGODENDROSIT Oligodendrosit membentuk selubung mielin
8. Astrosit bersama dengan sel glia lain meningkatkan pembentukan insulatif di sekitar akson di SSP. Oligodendrosit memiliki beberapa
sinaps dan memodifikasi transmisi sinaps. Perluasan yang memanjang, juluran memanjang, yang masing-masing membungkus (seperti
halus, dan menyerupai bintang dari badan sel astrosit sering terjepit di lapisan bolu gulung) sepotong akson antarneuron untuk
antara bagian prasinaps dan pascasinaps neuron yang berdekatan. membentuk segmen mielin (lihatGambar 4-12c, h. 111; dan
Akhir-akhir ini ilmuwan telah meneliti bahwa astrosit dapat menarik Gambar 5-3).
kembali prosesus halus ini melalui aktivitas aktin dalam cara MIKROGLIA Mikroglia adalah sel pertahanan imun SSP. Sel
pembalikan pembentukan pseudopod dalam pergerakan amuboid pembersih ini adalah "sepupu" monosit, sejenis sel darah putih yang
(lihat h. 52). Peneliti menduga bahwa penarikan prosesus ini memung- meninggalkan darah dan tinggal menetap sebagai lini-pertama
pertahanan di berbagai jaringan di seluruh tubuh. Mikroglia berasal

Sistem Saraf Pusat 145


Ruang yang berisi
cairan serebrospinal

Cairan Sel
Interstisial ependimal
Otak
Neuron

Astrosit

Kapiler
Oligendrosit

Mikroglia

Gambar 5-3 Sel glia sistem saraf pusat. Sel-sel glia mencakup astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.

❚ TABEL 5-1 Fungsi Sel Glia


Jenis Jenis Sel Glia Fungsi

Secara fisik menopang neuron dalam hubungan spasial yang tepat


Berfungsi sebagai perancah selama perkembangan otak janin
Memicu pembentukan sawar darah-otak
Membantu memindahkan nutrien ke neuron
Membentuk jaringan parut saraf
Menyerap dan menguraikan neurotransmiter yang dibebaskan
Menyerap kelebihan K+ untuk membantu mempertahankan konsentrasi ion CES otak dan
eksitabilitas normal neuron
Meningkatkan pembentukan sinaps dan memperkuat transmisi sinaps melalui sinyal kimiawi dengan
neuron Berkomunikasi dengan cara kimiawi dengan neuron dan di antara mereka sendiri

Membentuk selubung rnielin di SSP

Berperan dalam pertahanan otak sebagai fagosit


Melepaskan faktor pertumbuhan saraf

Melapisi bagian dalam rongga otak dan korda spinalis


Ikut membentuk cairan serebrospinal
Berfungsi sebagai sel punca neuron dengan potensi membentuk neuron dan sel glia baru

   hapter
nyerang sasaran mereka.
Para peneliti semakin mencurigai bahwa pengeluaran
berlebihan bahan-bahan kimia ini dari mikroglia yang

Nancy Kedersha, PhD, Research Scientist, Cell Biology, ImmunoGen, Inc. (Harvard Medical School).
hiperaktif dapat merusak neuron yang seharusnya mereka
lindungi, dan ikut berperan dalam destruksi neuron yang dijumpai
pada stroke, penyakit Alzheimer, sklerosis multipel, demensia
(kemerosotan pikiran) pada AIDS, dan penyakit neurodegeneratif
lainnya yang sel-sel sarafnya rusak.
SEL EPENDIMAL Sel ependimal melapisi bagian dalam rongga-
rongga berisi cairan di SSP. Ketika sistem saraf berkembang pada
masa mudigah dari tabung saraf berongga, rongga sentral awal pada
tabung ini dipertahankan dan dimodifikasi untuk membentuk
ventrikel dan kanalis sentralis Keempat merupakan rongga yang
saling berhubungan di dalam otak serta juga bersambungan dengan
kanalis sentralis sempit berongga yang melalui bagian tengah
korda spinalis ( > Gambar 5-5). Sel-sel ependimal. yang melapisi
ventrikel ikut membentuk cairan serebrospinal, suatu topik yang
akan segera kita bahas. Sel-sel ependimal adalah salah satu dari
beberapa jenis sel yang memiliki silia (lihat h. 50). Gerakan silia sel
Astrosit ependimal ikut berperan mengalirkan cairan serebrospinal di
Gambar 5-4 Astrosit. Perhatikan bentuk astrosit yang seperti bintang,
seluruh ventrikel.
yang ditumbuhkan dalam biakan jaringan. Sel ependimal juga memiliki peran yang berbeda: Mereka
berperan sebagai sel punca neuron dengan potensi membentuk
jaringan sumsum-tulang yang sama dengan yang menghasilkan
tidak saja sel glia lain tetapi juga neuron baru (Iihat h. 10).
monosit. Selama perkembangan masa mudigah, mikroglia
Pandangan tradisional telah lama menganggap bahwa otak dewasa
bermigrasi ke SSP, tempat sel-sel ini berdiam hingga diaktifkan
tidak membentuk neuron baru. Kemudian, pada akhir 1990an, para
oleh infeksi atau cedera.
ilmuwan menemukan bahwa neuron-neuron baru dibentuk di
Dalam keadaan istirahat, mikroglia adalah sel "berbulu" dengan bagian hipokampus tertentu, yaitu suatu struktur yang penting
banyak cabang panjang yang memancar keluar. Namun, mikroglia untuk pembelajaran dan memori (lihat h. 174). Neuron di bagian
dalam keadaan istirahat bukan sekedar sel pengawas. Sel ini otak lainnya dianggap tidak dapat digantikan. Namun, penemuan
mengeluarkan faktor-faktor pertumbuhan berkadar rendah, bahwa sel ependimal adalah prekursor bagi neuron-neuron baru
misalnya faktor pertumbuhan saraf, yang membantu neuron dan mengisyaratkan bahwa otak dewasa memiliki potensi lebih besar
sel glia lain bertahan hidup dan tumbuh. jika terjadi masalah di untuk memperbaiki bagian yang rusak daripada yang selama ini
SSP, mikroglia menarik cabang-cabangnya, membulat, dan dianggap. Saat ini belum ada bukti bahwa otak secara spontan
menjadi sangat mobil serta bergerak menuju daerah yang memperbaiki diri setelah gangguan yang merusak neuron misalnya
bermasalah untuk menyingkirkan semua benda asing atau sisa trauma kepala, stroke, dan penyakit neurodegeneratif. Tampaknya,
jaringan denganfagositosis (lihat h. 32). Dalam keadaan aktif, sebagian besar daerah otak tidak dapat mengaktifkan mekanisme
mikroglia mengeluarkan bahan-bahan kimia destruktif untuk me- untuk mengganti neuron yang hilang, mungkin karena "campuran"

Ventrike
lateral kanan

Bagian
depan Ventrikel Ventrikel Ventrikel
otak lateral kiri lateral kanan lateral kiri

ventrikel
Ventrikel ketiga
Bagian
ketiga
belakang
otak

Ventrikel keempat Ventrikel keempat

Kanalis sentralis
korda spinalis Kanalis sentralis
korda spinalis
(a) Pandangan lateral ventrikel (b) Pandangan anterior ventrikel
Gambar 5-5 ventrikel otak.

   147
bahan-bahan kimia penunjang yang diperlukan tidak tersedia. Para sinus ini untuk dikembalikan ke jantung. Cairan serebrospinal
peneliti berharap bahwa penelitian mengenai mengapa sel-sel juga masuk kembali ke darah di salah satu sinus-sinus ini.
ependimal ini dorman dan bagaimana cara pengaktifan mereka
Araknoid mater adalah lapisan halus kaya pembuluh darah
dapat memungkinkan kita mengungkapkan potensi laten otak
dengan penampakan "sarang laba-laba" (araknoid artinya "seperti
untuk memperbaiki dirinya.
laba-laba"). Ruang antara lapisan araknoid dan pia mater di
Tidak seperti neuron, sel glia tidak kehilangan bawahnya, ruang subaraknoid, terisi oleh CSS. Penonjolan
kemampuannya membelah diri sehingga sebagian besar jaringan araknoid, vilus araknoid, menembus celah-celah di
tumor otak yang berasal dari saraf dibentuk oleh sel glia dura di atasnya dan menonjol ke dalam sinus dura. CSS
(glioma). Neuron itu sendiri tidak membentuk tumor ka- direabsorpsi menembus permukaan vilus-vilus ini untuk masuk
rena sel ini tidak mampu membelah dan berkembang biak. Tumor ke sirkulasi darah di dalam sinus.
otak yang tidak berasal dari saraf terdiri dari dua jenis: (1) tumor Lapisan meningen paling dalam, pia mater, adalah yang paling
yang bermetastasis (menyebar) ke otak dari tempat lain dan (2) rapuh (pia artinya "lembut"). Lapisan ini memiliki banyak
meningioma, yang berasal dari meningen, membran protektif yang pembuluh darah dan melekat erat ke permukaan otak dan korda
melapisi SSP. Kini kita mengulas meningen dan cara lain yang spinalis, mengikuti setiap tonjolan dan lekukan. Di daerah-
melindungi SSP. daerah tertentu, lapisan ini masuk jauh ke dalam otak untuk
membawa pembuluh darah berkontak erat dengan seise'
ependimal yang melapisi ventrikel. Hubungan ini penting dalam
Periksa Pemahaman Anda 5.1 pembentukan CSS, suatu topik yang kini akan kita babas.
1. Gambarkan diagram alir yang menunjukkan susunan subdivisi sistem saraf
manusia. Otak mengapung dalam cairan serebrospinal
2. Bandingkan struktur, lokasi, dan fungsi kelas-kelas fungsional neuron. khususnya sendiri.
Lakukan yang sama pada sel glia. Cairan serebrospinal (CSS) mengelilingi dan menjadi bantalan
bagi otak dan korda spinalis. CSS memiliki densitas yang hampir
sama seperti otak itu sendiri, sehingga otak pada hakikatnya
mengapung atau tersuspensi di dalam lingkungan cairan khusus
ini. Fungsi utama CSS adalah sebagai cairan peredam-kejut untuk
Susunan saraf pusat bersifat sangat halus. Karakteristik ini, serta mencegah otak menumbuk bagian interior tengkorak keras
kenyataan bahwa sel saraf yang rusak tidak dapat diganti, ketika kepala mengalami gerakan mendadak yang menggetarkan
menyebabkan jaringan rapuh yang tidak tergantikan ini harus dengan keras.
dilindungi dengan baik. Terdapat empat hal yang membantu Selain melindungi otak yang halus dari trauma mekanis, CSS
melindungi SSP dari cedera: berperan penting dalam pertukaran bahan antara sel-sel saraf dan
1. SSP dibungkus aleh struktur tulang yang keras. Kranium cairan interstisium di sekitarnya. Cairan interstisium otak-bukan
darah atau CSS—adalah satu-satunya yang berkontak langsung
(tengkorak) membungkus otak, dan kolumna vertebra mengelilingi
dengan neuron dan sel glia. Karena cairan interstisium otak
korda spinalis.
langsung membasahi neuron, komposisinya sangat penting.
2. Antara tulang pelindung dan jaringan saraf terdapat tiga Komposisi cairan interstisium otak lebih dipengaruhi oleh
membran protektif dan nutritif, yaitu meningen. perubahan dalam komposisi CSS daripada perubahan komposisi
darah. Pertukaran bahan lebih mudah terjadi antara CSS dan
3. Otak "mengapung" dalam suatu bantalan cairan khusus, cairan cairan interstisium otak daripada antara darah dan cairan
serebrospinal (CSS). interstisium otak. Karenanya, komposisi CSS harus diatur secara
cermat.
4.Terdapat sawar darah-otak sangat selektif yang membatasi akses
bahan-bahan di dalam darah masuk ke jaringan otak yang rentan. CSS dibentuk terutama oleh pleksus koroideus yang terdapat
di bagian-bagian tertentu ventrikel. Pleksus koroideus terdiri dari
Tiga membran meningen membungkus, massa pia mater kaya-pembuluh darah berbentuk kembang kol
yang masuk ke dalam kantong-kantong yang dibentuk oleh sel
melindungi, dan memberi makan sistem saraf pusat. ependimal. Cairan serebrospinal terbentuk akibat mekanisme
Tiga membran, meningen, membungkus sistem saraf pusat. Dari transpor selektif menembus membran pleksus koroideus.
lapisan terluar hingga terdalam, mereka adalah dura mater, komposisi CSS berbeda dengan yang di darah. Sebagai contoh,
araknoid mater, dan pia mater ( Gambar 5-6). (Mater artinya "ibu", CSS mengandung lebih sedikit K+ dan lebih banyak Nat sehingga
menunjukkan peran protektif dan suportif membran ini.) cai ran interstisium otak merupakan lingkungan ideal bagi
perpindahan ion-ion ini mengikuti penurunan gradiennya, suatu
Dura mater adalah pembungkus inelastik kuat yang terdiri dari proses yang esensial bagi perambatan impuls saraf (lihat h. 105).
dua lapisan (dura artinya "kuat"). Lapisan-lapisan ini biasanya Perbedaan terbesar adalah adanya protein plasma di dalam
melekat erat, tetapi di beberapa tempat keduanya terpisah untuk darah, tetapi CSS yang normal hampir tidak mengandung
membentuk rongga berisi darah, sinus dura, atau rongga yang lebih protein. Protein plasma tidak dapat keluar dari kapiler darah
besar, sinus venosus. Darah vena yang berasal dari otak mengalir ke untuk meninggalkan darah selama pembentukan CSS.

148 BAB 5
kulit kepala
tulang tengkorak
Dura mater
Sinus dura
Ruang subaraknoid Vilus araknoid
Cairan serebrospinal 5 Araknoid mater
Ventrikal lateral
Vilus araknoid Darah vena Ruang
Sinus dura
Serebrum 4 subaraknoid
Vena Pia mater
Sinus venosus
Otak (serebrum)

5 (b) Frontal section between cerebral hemispheres

Pleksus koroideus ventrikel lateral


1 Pleksus koroideus ventrikel ketiga
4
Ventrikel ketiga
2
Pia meter
Araknoid materr Meningen kranium
Dura mater
Serebelum
3 Lubang ventrikel keempat
Pleksus koroideus ventrikel keempat
Korda spinalis
Kanalis sentralis

Pia mater
Araknoid mater Meningen spinalis
Batang otak Dura mater
4
ruang subaraknoid korda spinalis
Ventrikel keempat

(a) Potongan sagital otak dan korda spinalis

cairan serebrospinal
1 dihasilkan oleh pleksus koroideus,

2 beredar di seluruh ventrikel,

3 keluar dari ventrikel keempat di dasar otak,

4 mengalir di ruang subaraknoid ke dalam


meningen, dan.

5 akhirnya direabsorpsi dari ruang subaraknoid ke dalam


darah vena melewati vilus araknoid.
Gambar 5-6 Hubungan meningen dan cairan serebrospinalis dengan otak dan korda spinalis. (a) Otak, korda spinalis, dan meningen dalam potongan
sagital. Tanda panah dan tahap-tahap bernomor menunjukkan arah aliran cairan serebrospinal (warna kuning). (b) Potongan frontal di regio antara dua
hemisfer serebrum otak, menggambarkan meningen dengan lebih terperinci.

   149
Setelah terbentuk, CSS mengalir melewati empat ventrikel yang dar k+ di darah berlipat dua, hanya sedikit terjadi perubahan
saling berhubungan di dalam otak dan melalui kanalis sentralis konsentrasi dalam cairan yang membasahi neuron-neuron
sempit di korda spinalis, yang berhubungan dengan ventrikel sentral. Hal ini menguntungkan karena perubahan K+ cairan
terakhir. Cairan serebrospinal juga keluar melalui lubang-lubang interstisium akan membahayakan fungsi neuron. Sawar darah
kecil dari ventrikel keempat di dasar otak untuk masuk ke ruang otak juga meminimalkan kemungkinan substansi yang
subaraknoid dan kemudian mengalir antara lapisan-lapisan berbahaya dalam darah untuk menuju jaringan saraf pusat.
meningen di seluruh permukaan otak dan korda spinalis (Gambar Lebih jauh lagi hal ini mencegah sirkulasi hormon tertentu
5-6). Ketika mencapai bagman atas otak, CSS direabsorpsi dari yang dapat berperan seperti neurotransmiter agar tidak
ruang subaraknoid ke dalam darah vena melalui vilus araknoid. mencapai otak, tempat mereka dapat menghasilkan aktivitas
Aliran CSS melalui sistem inidi permudah oleh gerakan silia disertai saraf yang tidak terkendali. Di sisi negatif, sawar darah otak
oleh faktor sirkulasi dan poster yang menyebabkan tekanan CSS membatasi penggunaan obat untuk terapi gangguan otak dan
sekitar 10 mm Hg. Penurunan tekanan ini oleh pengeluaran bahkan medula spinalis karena sawar ini tidak dapat ditembus oleh
hanya beberapa mililiter (mL) CSS sewaktu pungsi spinal untuk banyak obat.
analisis laboratorium dapat menyebabkan nyeri kepala hebat. Kapiler-kapiler otak dikelilingi oleh prosesus-prosesus
Melalui proses pembentukan, sirkulasi, dan reabsorpsi astrosit, yang dahulu pernah secara salah dianggap sebagai
yang terus-menerus, keseluruhan volume CSS yang penentu fisik ada SDO. Kini para ilmuwan mengetahui bahwa
besarnya sekitar 125 hingga 150 mL diganti lebih dari tiga astrosit memiliki tiga peran dalam SDO: (1) Sel ini memberi
kali sehari. Jika salah satu proses-proses ini terganggu seh- sinyal ke sel-sel yang membentuk kapiler otak untuk
"merapat". Sel-sel kapiler tidak memiliki kemampuan inheren
ingga terjadi akumulasi CSS, timbul hidrosefalus ("air di kepala"). untuk membentuk taut erat; sel-sel ini membentuk taut
Peningkatan tekanan CSS dapat menyebabkan kerusakan otak dan tersebut hanya setelah adanya perintah dari lingkungan saraf
retardasi mental jika tidak diobati. Terapi berupa pembentukan mereka. (2) Astrosit mendorong pembentukan protein-
pirau secara bedah untuk mengalihkan CSS ke vena di bagian lain protein karier spesifik dan kanal ion yang mengatur transpor
tubuh. bahan tertentu melewati sel kapiler ini. (3) Sel glia ini ikut
serta dalam transpor beberapa bahan melintasi sel, seperti K.
Daerah-daerah tertentu di otak, yang paling jelas adalah
Sawar darah-otak yang sangat selektif sebagian hipotalamus, tidak memiliki SDO. Berfungsinya
mengatur pertukaran antara darah dan otak. hipotalamus bergantung pada pengambilan "sampel" darah
Otak secara cermat dilindungi dari perubahan-perubahan yang untuk menyesuaikan keluarannya untuk mempertahankan
merugikan di dalam darah oleh sawar darah otak (SDO) yang homeostasis. Sebagian keluaran ini berbentuk hormon yang
sangat selektif yang membatasi akses bahan-bahan di dalam darah larut air yang harus masuk ke dalam kapiler hipotalamus agar
untuk masuk ke jaringan otak yang rentan. Di seluruh tubuh, dapat diangkut ke tempat kerjanya. Karena itu, kapiler
pertukaran bahan antara darah dan cairan interstisium di hipotalamus ini tidak ditutup oleh taut erat.
sekitarnya dapat berlangsung hanya dengan menembus dinding
kapiler, pembuluh darah paling halus. Dinding kapiler dibentuk
Otak bergantung pada penyaluran terus-
oleh selapis lapisan sel tunggal. Lubang atau pori yang biasanya ada
di antara sel-sel memungkinkan dinding kapiler melakukan menerus oksigen dan glukosa oleh darah.
pertukaran yang relatif bebas menembus kapiler di tempat lain. Meskipun banyak bahan dalam darah tidak pernah berkontak
Namun, sel-sel yang membentuk dinding kapiler otak disatukan langsung dengan jaringan otak, otak lebih bergantung
bersama oleh taut erat (lihat h. 67). Taut yang impermeabel ini daripada jaringan lainnya terhadap pasokan darah yang
menutup erat dinding kapiler sehingga tidak ada yang dapat konstan. Tidak seperti sebagian besar jaringan, yang dapat
dipertukarkan menembus dinding dengan melalui antara sel-sel. mengandalkan metabolisme anaerob untuk menghasilkan
Satu-satunya pertukaran yang dapat terjadi adalah dengan melalui ATP tanpa adanya O2 untuk setidaknya beberapa saat (lihat h.
sel kapiler itu sendiri. Bahan yang larut lemak seperti 02, CO2, 40), otak tidak dapat menghasilkan ATP tanpa adanya O2.
alkohol, dan hormon steroid mudah menembus sel-sel ini dengan Para ilmuwan baru-baru ini menemukan protein pengikat O2,
larut di lipid membran plasmanya. Molekul air berukuran kecil neuroglobin, di otak. Molekul ini, yang mirip dengan
juga mudah berdifusi dengan melalui di antara molekul-molekul hemoglobin, protein pengangkut O2 di sel darah merah (lihat
fosfolipid atau melalui akuaporin (kanal air) (lihat h. 72). Semua h .412), diperkirakan berperan kunci dalam penanganan O2 di
pertukaran bahan lainnya antara darah dan cairan interstisium otak, meskipun fungsi pastinya masih perlu ditentukan. Juga
otak, termasuk bahan-bahan esensial seperti glukosa, asam amino, berbeda dari jaringan lain, yang dapat menggunakan sumber,
dan ion, ditranspor melalui kanal terikat-membran yang sangat bahan bakar lain selain glukosa untuk menghasilkan energi,
selektif. Karena itu, transpor menembus dinding kapiler otak antara otak dalam keadaan normal hanya menggunakan glukosa
sel-sel pembentuk dinding tidak dimungkinkan secara anatomik tetapi tidak menyimpan nutrien ini. Karena tingginya laju
dan transpor melalui sel-sel terbatas secara fisiologik. Mekanisme- kebutuhan ATP, dalam keadaan istirahat otak menggunakan
mekanisrne ini bersama-sama membentuk SDO. Dengan sangat 20% O2 dan 50% glukosa yang dikonsumsi tubuh. Karena itu,
membatasi pertukaran antara darah dan otak, SDO melindungi otak bergantung mutlak pada pasokan O2 dan glukosa yang
otak dari fluktuasi kimia di dalam darah. Contohnya, meskipun ka- adekuat dan terus-menerus. Meskipun hanya membentuk 2%

   BAB 5
❚ Konsep, Tantangan,

Stroke: Efek Domino Mematikan


dan Kontroversi

P
ENYEBAB TERSERING kerusakan otak adalah cerebro besar neuron yang mati setelah suatu stroke sebenarnya adalah sel-sel yang
vasculacerebrovascular accident (CVA atau stroke). Ketika tidak cedera yang melakukan bunuh-diri sebagai respons terhadap rangkaian
pembuluh darah otak (serebrum) tersumbat oleh bekuan (berperan
dalam lebih dari 80% stroke) atau pecah, jaringan otak yang didarahi reaksi yang ditimbulkan oleh pelepasan toksik glutamat dari sel yang
oleh pembuluh tersebut kehilangan pasokanO2 dan glukosa yang vi- mengalami kekurangan O2.
tal. Akibatnya adalah kerusakan dan biasanya kematian jaringan tersebut. Hingga akhir abad terakhir, dokter tidak dapat berbuat apa-apa untuk
Temuan-temuan baru memperlihatkan bahwa kerusakan saraf (dan hilangnya menghentikan kerusakan neuron setelah suatu stroke, yang menyebabkan
fungsi saraf) meluas melebihi bagian yang kekurangan darah akibat efek pasien mengalami defisit saraf dengan pola yang tidak dapat diperkirakan.
neurotoksik yang menyebabkan kematian sel-sel sekitar. Sel-sel yang mula- Terapi terbatas pada upaya rehabilitasi setelah kerusakan tuntas. Dalam
mula mengalami kekurangan darah mati akibat nekrosis (kematian sel tak- tahun-tahun terakhir, berbekal pengetahuan baru mengenai faktor-faktor
diinginkan), tetapi sel-sel sekitar mengalami apoptosis (bunuh diri set yang mendasari kematian neuron pada stroke, komunitas kedokteran
disengaja; lihat h. 44). Dalam suatu proses yang disebut eksitotoksisitas, sel berupaya mencari cara-cara untuk menghentikan efek domino kematian sel.
yang awalnya kekurangan O2 melepaskan glutamat dalam jumlah Tujuannya adalah membatasi luas kerusakan neuron sehingga meminimalkan
berlebihan ,yaitu neurotransmiter eksitatorik yang umum. Overdosis glutamat atau bahkan mencegah gejala klinis seperti paralisis. Pada awal tahun 1990an,
yang bersifat eksitatorik dari set otak yang rusak berikatan dengan dan para dokter mulai memberi obat pelarut bekuan dalam tiga jam pertama
mengeksitasi neuron-neuron sekitarnya dengan berlebihan. Secara spesifik, setelah awitan stroke untuk memulihkan aliran darah di pembuluh yang
glutamat berikatan dengan reseptor eksitatorik yang dikenal sebagai reseptor tersumbat. Penghancur bekuan adalah obat pertama yang digunakan untuk
NMDA, yang berfungsi sebagai kanal kalsium (Ca2+).Akibat pengaktifan toksik mengobati stroke, tetapi obat-obat ini hanyalah awal dari terapi baru stroke.
kanal-reseptor ini, mereka terus membuka dalam waktu yang lama sehingga Seat ini sedang diteliti metode-metode lain untuk mencegah kematian sel saraf
Ca2+ menyerbu masuk ke dalam neuron-neuron sekitar. Peningkatan Ca2+ akibat pelepasan toksik glutamat. Metode-metode tersebut mencakup
intrasel ini memicu sel-sel tersebut melakukan bunuh-diri. Selama proses ini penghambatan reseptor NMDA yang memicu rangkaian kejadian yang
terbentuk radikal bebas yang merusak sel. Partikel defisien elektron yang berujung pada kematian sebagai respons terhadap glutamat, penghentian jalur
sangat reaktif ini menyebabkan kerusakan sel lebih lanjut dengan merebut apoptosis yang menyebabkan bunuh diri, dan penyumbatan taut celah yang
elektron dari molekul-molekul lain. Selain cedera tersebut, para peneliti memungkinkan Ca2+, caraka kematian, menyebar ke sel-sel sekitar. Taktik-
berspekulasi bahwa sinyal apoptotik Ca2+ mungkin menyebar dari sel-sel yang taktik ini memberi harapan besar untuk mengobati stroke, yang merupakan
sekarat ke sel-sel sehat sekitar melalui taut celah, saluran antarsel yang penyebab utama kecacatan pada orang dewasa dan penyebab ketiga tersering
memungkinkan Ca2+ dan ion kecil lain berdifusi bebas bebas antara sel-sel (lihat kematian di Amerika Serikat. Namun, hingga saat ini belum ada obat
h. 68). Hal ini mematikan lebih banyak neuron. Karena itu, sebagian besar neuroprotektif baru yang ditemukan yang tidak menimbulkan efek samping
neuron yang mati setelah suatu stroke sebenarnya adalah sel-sel yang ti- serius.

berat tubuh, otak menerima 15% darah yang dipompa keluar oleh
jantung. (Daripada menggunakan glukosa selama kelaparan, otak
dapat menggunakan badan keton yang dihasilkan oleh hati, tetapi
sumber nutrien altematif ini juga harus disampaikan oleh darah ke
otak.) Otak mengalami kerusakan jika organ ini tidak mendapat pas- SSP terdiri dari otak dan korda spinalis. Sebanyak 100 miliar neuron
okan O2 lebih dari 4 hingga 5 menit atau penyaluran yang diperkirakan terdapat di otak Anda tersusun membentuk
glukosanya terputus lebih dari 10 hingga 15 menit. anyaman kompleks yang memungkinkan Anda untuk (1) secara
Kausa tersering kurangnya pasokan darah ke otak adalah bawah-sadar mengatur lingkungan internal melalui sistem saraf, (2)
stroke. (Lihat fitur penyerta di dalam kotak, konsep, Tantangan, dan mengalami emosi, (3) secara sadar smengontrol gerakan Anda, (4)
Kontroversi, untuk perincianya.) merasakan (mengetahui dengan kesadaran) tubuh Anda sendiri dan
lingkungan Anda, dan (5) melakukan fungsi-fungsi kognitif luhur
misalnya berpikir dan mengingat. Kata kognisi merujuk kepada
tindakan atau proses "mengetahui", termasuk kesadaran dan
Periksa Pemahaman Anda 5.2 penilaian.
Tidak ada bagian otak yang bekerja sendiri terpisah dari bagian-
1. Sebutkan meningen, dari yang terluar hingga terdalam.
bagian otak lain karena anyaman neuron-neuron terhubung secara
2. Jelaskan dengan cara apa sawar darah otak secara anatonik mencagah anatomis oleh sinaps dan neuron-neuron di seluruh otak
transpor antara sel-sel yang membentuk dinding kapiler otak dan secara
fisiologik membatasi transpor melalui sel-sel ini.
berkomunikasi secara ekstensif satu sama lain dengan cara listrik
atau kimiawi. Namun, neuron-neuron yang bekerja bersama untuk

   151
❚ TABEL 5-2 Gambaran Singkat dan Fugnsi Komputer Utama Otak

Korteks serebrum

Korteks serebrum

Nukleus basal
(lberada di lateral talamus) Nukleus basal

Talamus
talamus
(medial)

Hipotalamus

Serebelum
Hipotalamus

Serebelum

Otak Batang otak


tengah

Batang otak Pons


Korda spinalis

Medula
oblongata

akhirnya melaksanakan fungsi tertentu cenderung tersusun sedikit yang terselip di antara neuron aferen dan eferen.
dalam lokasi tertentu. Karena itu, meskipun beroperasi sebagai Selama perkembangan evolusi, komponen antarneuron
suatu kesatuan, otak tersusun menjadi bagian-bagian yang berkembang secara progresif, membentuk interkoneksi yang
berbeda. Bagian-bagian otak dapat dikelompokkan dalam semakin rumit, dan menjadi terlokalisasikan di bagian kepala
berbagai cara bergantung pada perbedaan anatomik, sistem saraf, membentuk otak. Lapisan-lapisan otak baru yang
spesialisasi fungsi, dan perkembangan evolusi. Kita memakai lebih canggih ditambahkan ke lapisan-lapisan lama yang lebih
pengelompokan berikut: primitif. Otak manusia mencerminkan puncak perkembangan
1. Batang otak yang tercapai saat ini.
2. Serebelum Batang otak, bagian otak paling tua, bersambungan
3. Otak depan dengan korda spinalis (Tabel 5-2 dan Gambar 5-7b). Bagian
a Diensetalon ini terdiri dari otak tengah, pons, dan medula. Batang otak
(1) Hipotalamus mengontrol banyak proses yang memelihara kehidupan,
(1) Talamus misalnya pernapasan sirkulasi, dan pencernaan, yang umum
b. Serebelum bagi semua vertebrata. Proses-proses ini sering disebut sebagai
(1) Nukleus basal ungsi vegetatif, yang berarti fungsi yang dilakukan di bawah
(2) Korteks serebrum sadar atau involunter. Jika fungsi luhur otak lenyap, tingkat
Urutan pencantuman yang digunakan untuk komponen- otak yang lebih rendah ini, disertai oleh terapi suportif yang
komponen ini umumnya mencerminkan baik lokasi anatomik memadai misalnya pemberian nutrisi yang adekuat, dapat
(dari bawah ke atas) maupun kerumitan dan kecanggihan tetap mempertahankan fungsi-fungsi yang esensial bagi
fungsi (dari tingkat yang paling tua dan kurang spesialistik kelangsungan hidup tetapi yang bersangkutan tidak memiliki
hingga ke tingkat terbaru yang paling spesialistik). kesadaran atau kontrol atas kehidupan tersebut, suatu kondisi
Sistem saraf primitif terdiri dari antarneuron yang relatif yang kadang-kadang disebut "menjadi tumbuhan."

   hapter
teks manusia akan menempati daerah yang luasnya tiga kali
daripada saat ini dan, karenanya, tidak akan pas menutupi struktur-
struktur di bawahnya. Meningkatnya sirkuit saraf yang terdapat di
daerah korteks serebrum tambahan yang tidak terdapat pada
1. Persepsi sensorik mamalia tingkat rendah menentukan banyak kemampuan manusia
2. Kontrol gerakan sadar yang unik. Korteks serebrum berperan penting dalam fungsi-fungsi
3. Bahasa saraf yang canggih, misalnya inisiasi volunter gerakan, persepsi
4. Sifat kepribadian
5. Proses mental canggih, misalnya berpikir, mengingat,
sensorik akhir (interpretasi otak tentang tubuh dan lingkungan
mengambilkeputusan, kreativitas, dan kesadaran diri. sekitarnya berdasarkan masukan sensorik), pikiran sadar, bahasa,
kepribadian, dan faktor lain yang berkaitan dengan pikiran atau
1. lnhibisi tonus otot intelek. ini adalah daerah integrasi otak yang paling kompleks dan
2. Koordinasi gerakan lambat menetap paling tinggi.
3. Menekan pola gerakan yang tidak bermanfaat Masing-masing regio SSP ini akan dibahas secara bergiliran,
dimulai dari tingkat tertinggi, korteks serebrum, dan berlanjut terus
1. Stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps ke bawah hingga tingkat terendah, korda spinalis.
2. Kesadaran kasar terhadap sensasi
3. Berperan dalam kesadaran
4. Berperan dalam kontrol motorik
1. Regulasi banyak fungsi homeostatik, misalnya kontrol suhu, haus, Periksa Pemahaman Anda 5.3
pengeluaran urine, dan asupan makanan
2. Penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin 1. Urutkan komponen-komponen otak dari yang kurang terspesialisasi
3. Banyak terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasar dan tertua dari segi evolusi hingga yang paling terbaru dan
4. Berperan dalam siklus tidur-bangun terspesialisasi.

2. Diskusikan manfaat korteks serebrum manusia yang tersusun


1. Mempertahankan keseimbangan
menjadi sangat berlekuk-lekuk.
2. Meningkatkan tonus otot
3. Mengoordinasikan dan merencanakan aktivitas otot sadar terampil

1. Aral clari sebagian besar saraf kran ial is perifer


2. Pusat kontrol kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan
5.4I Korteks Serebrum
3. Regulasi refleks otot yang berperan dalam keseimbangan dan postur Serebrum, bagian terbesar otak manusia, dibagi menjadi dua bagian,
4. Penerimaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda.
spinalis; pengaktifan korteks serebrumdan keadaan terjagai
hemisfer serebrum kiri dan kanan (Gambar 5-7a). Keduanya saling
5. Berperan dalam siklus tidur-bangun berhubungan melalui korpus kalosum, suatu pita tebal yang
diperkirakan terdiri dari 300 juta akson neuron yang
menghubungkan kedua hemisfer (Gambar 5-7b; lihat juga
Gambar 5-14, h. 163). Korpus kalosum adalah "infor-mation
Serebelum, yang melekat di atas bagian belakang batang otak, superhighway" tubuh. Kedua hemisfer berkomunikasi dan saling
berkaitan dengan pemeliharaan posisi tubuh yang tepat dalam ruang bekerja sama melalui pertukaran informasi konstan melalui koneksi
dan koordinasi bawah-sadar aktivitas motorik (gerakan). Serebelum saraf ini.
juga berperan kunci dalam mempelajari keterampilan motorik,
misalnya gerakan menari.
Di atas batang otak, di dalam interior serebrum, terdapat
diensefalon. Bagian ini mengandung dua komponen otak: Tiap-tiap hemisfer terdiri dari satu lapisan tipis substansia grisea di
hipotalamus, yang mengontrol banyak fungsi homeostatik yang sebelah luar, korteks serebrum, yang menutupi bagian tengah
penting untuk mempertahankan stabilitas lingkungan internal; dan substansia alba yang tebal (lihat Gambar 5-14). Sebagian massa
talamus, yang melakukan beberapa pemrosesan sensorik primitif. substansia grisea lainnya yang secara kolektif membentuk nukleus
Dengan menggunakan kerucut es krim sebagai analogi, di atas basal terletak jauh di dalam substansia alba. Di seluruh SSP,
"kerucut" ini di bagian otak yang lebih rendah terdapat serebrum, substansia grisea terutama terdiri dari badan sel neuron dan
yang ukurannya semakin besar dan lebih berlekuk-lekuk (yaitu, dendritnya yang tersusun padat serta sebagian besar sel glia. Berkas
adanya lipatan atau alur dalam yang memisahkan tonjolan berkelok- atau traktus serat sarafbermielin (akson) membentuk substansia
kelok) seiring dengan makin berkembangnya spesies vertebrata. alba; warna putihnya disebabkan oleh komposisi lemak mielin.
Serebrum paling berkembang pada manusia, tempat serebrum Substansia grisea dan substansia alba masing-masing membentuk
membentuk lebih dari 80% berat total otak. Lapisan luar serebrum sekitar separuh otak. Substansia grisea dapat dipandang sebagai
adalah korteks serebrum yang sangat berkelok-kelok, yang menutupi "komputer-komputer" SSP dan sub stansia alba sebagai "kabel" yang
bagian dalam yang mengandung nukleus basal. Banyaknya menghubungkan komputer-komputer tersebut. Substansia alba
konvolusi korteks serebrum manusia menyebabkannya tampak secara keseluruhan mengandung sekitar seperempat juta mil kabel,
seperti kenari keriput (>Gambar 5-7a). Pada banyak mamalia tingkat yang jika dihubungkan dari ujung ke ujung akan meregang dari
bawah, korteks terlihat licin. Tanpa keriput di permukaan ini, kort- bumi ke bulan.

Sistem Saraf Pusat 153


Hemisfer Hemisfer Serebrum (hemisfer Hipotalamus Talamus Talamus
serebrum kiri serebrum kanan kanan, di fisura
longitudinal antara
hemisfer ini dan
hemisfer kiri)

Photo: Mark Nielsen, Department of Biology, University of Utah.


Korpus
kalosum
Kiasma
optikum

Fisura longitudinal
(a)Otak, pandangan, dorsal (atas)

Atas
Otak tenagh
Batang
otak Pons
Medula
Bagian
depan
otak Serebelum

(b) Otak, pandangan sagital


Gambar 5-7 Otak kadaver manusia. (a) Pandangan dorsal yang menatap ke bawah ke bagian atas otak. Perhatikan bahwa fisura longitudinal yang dalam membelah serebrum
menjadi hemisfer kin dan kanan. (b) Pandangan sagital separuh kanan otak. Semua bagian utama otak tampak dari pandangan interior garis tengah ini. Korpus kalosum berfungsi
sebagai jembatan saraf antara kedua hemisfer serebrum.

Integrasi masukan saraf dan inisiasi keluaran saraf berlangsung saat bekerja juga diambil pada tahun 1980 melalui penggunaan
di sinaps di dalam substansia grisea. Traktus saraf di substansia alba PET (positron emission tomography) scan yang bergantung pada
rnenyalurkan sinyal dari satu bagian korteks serebrum ke bagian injeksi sejumlah kecil bahan radioaktif yang terakumulasi di bagian
lain atau antara korteks dan bagian lain SSP. Komunikasi antara tubuh yang sedang diteliti dan menyebabkan pelepasan percikan
berbagai bagian korteks tersebut dan dengan bagian lain kecil energi sinar gamma yang dapat dideteksi oleh peralatan PET.
mempermudah integrasi aktivitas bagian-bagian tersebut. Integrasi Peningkatan aktivitas gamma dapat dihubungkan dengan
ini esensial bahkan untuk tugas yang relatif mudah seperti memetik peningkatan aktivitas saraf pada regio otak yang dipelajari (Gambar
bunga. Penglihatan tentang bunga diterima oleh satu daerah korteks, 5-8). Pada tahun 1990-an, functional magnetic resonance imaging
penerimaan tentang keharumannya berlangsung di tempat lain, dan (fMRI) digunakan pertama kali untuk mendeteksi perubahan
gerakan memetik dimulai di bagian yang lain pula. Respons saraf terinduksi-fungsional pada aliran darah otak regional dan
yang lebih halus, misalnya apresiasi keindahan bunga dan keinginan penggunaan O2 dengan memanfaatkan fakta bahwa sifat magnetik
untuk memetiknya, masih belum dipahami, tetapi jelas berkaitan hemoglobin, molekul pengangkut oksigen di dalam darah,
erat dengan interkoneksi serat-serat di berbagai bagian korteks. dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang dibawanya. Dengan
Pengetahuan kita tentang hubungan kompleks yang mendasari menggunakan sinyal BOLD (blood-oxygen level dependent), metode
fungsi otak berkembang dengan pesat berkat adanya Human fMRI menyoroti area saraf yang lebih aktif (lihat foto pembuka bab
Connectome Project yang dilakukan oleh National Institute of h. 142). Teknologi terkini untuk meneliti neuron, optogenetik,
Health pada tahun 2009. Melalui proyek yang ambisius ini, para dimulai dari nol (opto merujuk kepada "cahaya", genetik merujuk
ilmuwan di semua negara mengumpulkan dan menyebar data kepada teknik genetik yang digunakan dalam teknik ini). Dengan
menggunakan teknik pencitraan potongan otak tertentu pada orang memasukkan gen yang menyandi molekul responsif cahaya ke
dewasa untuk memetakan keseluruhan sirkuit serat substansia alba dalam neuron binatang percobaan, ilmuwan dapat menggunakan
pada otak manusia. kilatan cahaya untuk mengaktifkan atau mematikan neuron sesuai
Pengetahuan kita tentang fungsi substansia grisea juga telah kehendak (dengan mendepolarisasi atau menghiperpolarisasi sel-sel
melompat jauh ke depan selama beberapa dekade terakhir berkat ini melalui perubahan kanal ion yang diinduksi oleh cahaya).
penggunaan tekonologi-teknologi modern. Pada awal tahun 1980- Dengan mampu memanipulasi neuron sesuai kehendak pada hewan
an, elektroda kaca skala mini baru memungkinkan kita memeriksa hidup melalui rutinitas sehari hari, ilmuwan berharap untuk
aktivitas elektrik di dalam sebuah neuron. Pencitraan pertama otak - membuka tabir pemrosesan informasi yang kompleks di otak.

   BAB 5
bagian bergantung pada hubungan kompleks di antara banyak
bagian lain baik untuk pesan datang maupun keluar.
Daerah-daerah patokan yang digunakan dalam pemetaan korteks
adalah lipatan-lipatan dalam tertentu yang membagi masing-

Courtesy of Washington University School of Medicine, St. Louis.


masing paruh korteks menjadi empat lobus utama: lobus oksipitalis,
temporalis, parietalis, dan frontalis (Gambar 5-9). Lihatlah peta
fungsional dasar korteks di Gambar 5-10 selama pembahasan
berikut tentang aktivitas-aktivitas utama yang dikaitkan dengan
berbagai bagian lobus ini.
Lobus oksipitalis, yang terletak di posterior (di belakang kepala),
melaksanakan pemrosesan awal masukan penglihatan. Sensasi suara
(auditorik) pada awalnya diterima oleh lobus temporalis, yang
terletak di lateral (di samping kepala) (lihat Gambar 5-8 dan 5-10
serta foto pembuka bab). Anda akan belajar lebih banyak tentang
fungsi bagian-bagian ini di Bab 6 saat kita membahas penglihatan
Bagian depan otak dan pendengaran.
Gambar 5-8 Pemindaian PET korteks serebrum selama berbagai tugas yang Lobus parietalis dan frontalis, yang terletak di kepala bagian atas,
berbeda. Berbagai daerah yang berbeda di otak "dinyalakan" pada positron emission dipisahkan oleh lipatan dalam, sulkus sentralis, yang berjalan kira-
tomography (PET) scan ketika seseorang melakukan berbagai tugas yang berbeda. kira ke bagian tengah permukaan lateral rnasing-masing hemisfer.
Pemindaian PET mendeteksi jumlah aliran darah di berbagai daerah otak. Karena Lobus parietalis terletak di belakang sulkus sentralis di masing-
terdapat lebih banyak aliran darah ke bagian tertentu otak ketika bagian tersebut lebih
masing sisi, dan lobus frontalis terletak di depannya. Lobus
aktif, pars ahli saraf dapat menggunakan pemindaian PET untuk "mengambil gambar"
parietalis terutama berperan untuk menerima dan memroses
otak saat bekerja dengan berbagai tugas.
masukan sensorik. Lobus frontalis berperan dalam tiga fungsi
utama: (1) aktivitas motorik volunter, (2) kemampuan berbicara,
dan (3) elaborasi pikiran. Kita selanjutnya akan meneliti peran lobus
parietalis dalam persepsi sensorik, kemudian mengalihkan
Berdasarkan variasi distribusi beberapa jenis sel tertentu, korteks perhatian pada fungsi lobus frontalis secara lebih mendalam.
serebrum tersusun menjadi enam lapisan yang berbatas tegas.
Lapisan-lapisan ini tersusun menjadi kolom-kolom vertikal
fungsional yang meluas tegak lurus sekitar 2 mm dari permukaan
korteks ke bawah menembus ketebalan korteks ke substansia alba di
bawahnya. Neuron-neuron di dalam kolom tertentu berfungsi Sensasi dari permukaan tubuh, misalnya sentuhan, tekanan, panas,
sebagai satu "tim", dengan masing-masing sel terlibat dalam dingin, dan nyeri, secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik
berbagai aspek aktivitas spesifikyang sama-misalnya, pemrosesan (somestetik artinya "perasaan tubuh"). Cara-cara bagaimana neuron
persepsi rangsangan yang sama dari lokasi yang sama. aferen mendeteksi dan menyalurkan informasi berbagai sensasi ini
Perbedaan fungsional antara berbagai area korteks ditimbulkan ke SSP akan dicakup di Bab 6 saat kita mengulas divisi aferen SST
oleh perbedaan pola pembentukan lapisan di dalam kolom dan oleh Lobus Sulkus sentralis Lobus
perbedaan koneksi masukan-keluaran, bukan oleh keberadaan jenis frontalis parietalis
sel tertentu atau perbedaan mekanisme saraf. Sebagai contoh,
bagian-bagian korteks yang bertangngung jawab atas persepsi
sensorik memiliki lapisan 4 yang meluas, suatu lapisan yang banyak
mengandung sel stelata, yang merupakan neuron yang berperan
dalam pemrosesan awal masukan sensorik ke korteks. Sebaliknya,
daerah korteks yang mengontrol keluaran ke otot rangka memiliki
lapisan 5 yang tebal, yang mengandung banyak neuron berukuran
Lobus
besar yang disebut sel piramidal. Sel ini mengirim serat-serat ke oksipitalis
korda spinalis dari korteks untuk berakhir di neuron motorik eferen
yang menyarafi otot rangka.

Lobus Batang
temporalis otak Serebelum

Kini kita akan membahas lokasi daerah-daerah fungsional utama Gambar 5-9 Lobus korteks. Tiap-tiap paruh korteks serebrum dibagi menjadi

korteks serebrum. Sepanjang pembahasan ini, ingatlah bahwa lobus oksipitalis, temporalis, parietalis, dan frontalis, seperti diperlihatkan
dalam pandangan lateral bagian kiri otak ini.
meskipun aktivitas tertentu akhirnya dikaitkan dengan bagian
tertentu otak, tidak ada bagian otak yang berfungsi tersendiri. setiap

Sistem Saraf Pus 155


Korteks motorik primer
Daerah motorik suplementer (gerakan sadar)
(dt permukaan bagian dalam-bdak tertihat; Sulkus Korteks somatosensorik
memprogram gerakan kompleks) (sensasi somestetik dan
sentralis
propiosepsi)
Korteks pramotorik Korteks parietalis posterior
(koordinasi gerakan kompleks) (integrasi masukan
somatosensorik dan penglihatan;
penting untuk gerakan kompleks)
Korteks asosiasi prafrontalis
(perencanaan aktivitas volunter;
pembuatan keputusan; Daerah Wernicke
sifat kepribadian) (pemahaman bicara)

Lobus frontalis Lobus parietalis


Korteks asosiasi
Daerah Broca parietal-temporal-oksipital
(pembentukan bicara) (integrasi semua masukan
sensorik; penting dalam
bahasa)
Korteks auditorius primer
dikelilingi oleh korteks
pendengaran yang lebih Lobus oksipitalis
tinggi (pendengaran)
Korteks visual primer
Korteks asosiasi limbik dikeldingi oleh korteks
(terutama di permukaan bagian penghhatan yang lebih
dalam dan bawah lobus temporalis; tinggi (penglihatan)
motivasi dan emosi; ingatan)
Lobus temporalis
Serebelum
Korda spinalis
Batang otak

Gambar 5-10 Daerah-daerah fungsional korteks serebrum. Berbagai bagian korteks serebrum terutama berperan dalam herbagai aspek pemrosesan
saraf, seperti ditunjukkan oleh pandangan lateral sisi kiri otak.

secara lebih terperinci. Di dalam SSP, informasi ini diproyeksikan Korteks somatosensorik di tiap-tiap sisi otak umumnya
(disalurkan di sepanjang jalur saraf tertentu ke tingkat yang lebih menerima masukan sensorik dari sisi tubuh yang berlawanan karena
tinggi di otak) ke korteks somatosensorik. Korteks somatosensorik sebagian besar jalur asendens yang membawa informasi sensorik ke
terletak di bagian depan masing-masing lobus parietalis tepat di korda spinalis menyeberang ke sisi berlawanan untuk akhirnya
belakang sulkus sentralis (Gambar 5-10 dan 5-11a). Ini adalah tempat berakhir di korteks (lihatGambar 5-28a, h. 186). Karena itu,
pemrosesan dan persepsi awal di korteks rapat terhadap masukan kerusakan korteks somatosensorik di hemisfer kiri menyebabkan
somestetik serta proprioseptif. Proprio-sepsi adalah kesadaran defisit sensorik di sisi kanan tubuh, sementara gangguan sensorik di
terhadap posisi tubuh. sisi kiri berkaitan dengan kerusakan di separuh kanan korteks.
Setiap bagian di dalam korteks somatosensorik menerima masukan Kesadaran sederhana tentang sentuhan, tekanan, suhu, atau
somestetik dan proprioseptif dari suatu bagian spesifik di tubuh. nyeri dideteksi oleh talamus, suatu bagian otak tingkat bawah, tetapi
Distribusi pemrosesan sensorik di korteks ini diperlihatkan di fungsi korteks somatosensorik lebih dari sekedar merasakan sensasi
Gambar 5-1lb. Perhatikan bahwa pada homunkulus sensorik murni melainkan persepsi sensorik yang lebih lengkap. Talamus
(hornunkulus artinya "pria kecil") ini, berbagai bagian tubuh tidak menyebabkan Anda menyadari bahwa ada sesuatu yang panas
direpresentasikan dengan setara. Ukuran masing-masing bagian versus sesuatu yang dingin sedang menyentuh Anda, tetapi tidak
tubuh dalam homunkulus ini menunjukkan proporsi relatif korteks memberi tahu di mana atau berapa intensitasnya. Korteks
somatosensorik yang didedikasikan untuk bagian tersebut. Ukuran somatosensorik menentukan lokasi sumber masukan sensorik dan
wajah, lidah, tangan, dan genitalia yang berlebihan menunjukkan memperkirakan derajat intensitas rangsangan. Bagian ini juga
tingginya derajat persepsi sensorik yang berkaitan dengan bagian- mampu melakukan diskriminasi ruang, sehingga kita dapat
bagian tubuh ini. mengetahui bentuk suatu benda yang sedang kita pegang serta dapat

   BAB 5
Gambar 5-11 Peta somatotopik korteks somatosensorik dan korteks motorik primer. (a) Pandangan atas hemisfer serebrum yang menunjukkan korteks somatosensorik dan
korteks motorik primer. (b) Homunkulus sensorik yang menunjukkan distribusi masukan sensorik ke korteks somatosensorik dari berbagai bagian tubuh. Representasi grafik bagian-
bagian tubuh yang terdistorsi ini menunjukkan proporsi relatif korteks somatosensorik yang didedikasikan untuk menerima masukan sensorik dari masing-masing bagian tubuh. (c)
Homonkulus motorik yang menunjukkan distribusi keivaran motorik dari korteks motorik primer ke berbagai bagian tubuh. Representasi grafik bagian-bagian tubuh yang terdistorsi ini
menunjukkan proporsi relatif korteks motorik primer yang didedikasikan untuk mengontrol otot-otot rangka di setiap bagian tubuh.

mengetahui perbedaan ringan pada benda-benda serupa yang Korteks motorik primer yang terletak di lobus
berkontak dengan kulit. frontalis mengontrol otot rangka.
Korteks somatosensorik, pada saatnya, memproyeksikan Daerah di bagian belakang lobus frontalis tepat di depan sulkus
masukan sensorik ini melalui serat-serat substansia alba ke sentralis dan di samping korteks somatosensorik adalah korteks
daerah sensorik yang lebih tinggi untuk elaborasi, analisis, dan motorik primer (lihat Gambar 5-10 dan 5-11a). Bagian ini
integrasi informasi serisorik lebih jauh. Daerah-daerah yang melaksanakan kontrol volunter atas gerakan yang dihasilkan oleh
lebih tinggi ini penting untuk persepsi pola rangsangan otot rangka. Seperti pada pemrosesan sensorik, korteks motorik di
somatosensorik yang kompleks-misalnya, apresiasi tekstur, masing-masing belahan otak terutama mengontrol otot di bagian
kekerasan, suhu, bentuk, posisi, dan lokasi suatu benda yang tubuh yang berlawanan. Jaras-jaras saraf yang berasal dari korteks
sedang Anda pegang. motorik hemisfer kiri menyeberang sebelum turun menyusuri kor-

Sistem Saraf Pusat 157


da spinalis untuk berakhir di neuron motorik eferen yang memicu narik" serangkaian "tali" di korteks motorik primer untuk
kontraksi otot rangka di sisi kanan tubuh (lihat Gambar 5-28b, h. menghasilkan rangkaian kontraksi otot-otot yang sesuai sehingga
186). Karena itu, kerusakan korteks motorik di sisi kiri otak gerakan kompleks yang diinginkan tercapai.
menyebabkan paralisis sisi kanan tubuh, dan demikian sebaliknya. Daerah motorik suplementer terletak di permukaan medial
Stimulasi area korteks motorik primer yang berbeda menghasilkan (dalam) masing-masing hemisfer di anterior dari (di depan) korteks
gerakan di bagian tubuh yang berbeda. Seperti homunkulus sensorik motorik primer. Bagian ini melakukan per-siapan dalam
untuk korteks somatosensorik, homunkulus motorik, yang memprogram rangkaian gerakan kompleks. Stimulasi di berbagai
menggambarkan lokasi dan jumlah relatif korteks motorik yang bagian daerah motorik ini menghasilkan pola gerakan kompleks,
didedikasikan ke otot tiap-tiap bagian tubuh, terdistorsi (Gambar misalnya membuka atau menutup tangan. Lesi di sini tidak
5-11c). Jari tangan, jempol, dan otot yang penting untuk berbicara, menyebabkan paralisis tetapi menghambat pasien melakukan
terutama otot bibir dan lidah, sangat besar, yang menunjukkan gerakan-gerakan terintegrasi bertujuan yang kompleks.
tingkat kontrol motorik yang tinggi atas bagian-bagian tubuh ini. Korteks pramotorik, yang terletak di permukaan lateral masing-
Bandingkan ini dengan betapa sedikitnya jaringan otak yang masing hemisfer di depan korteks motorik primer, penting dalam
didedikasikan untuk badan, lengan, dan ekstremitas bawah, yang mengarahkan tubuh dan lengan ke sasaran tertentu. Untuk
tidak mampu melakukan gerakan-gerakan kompleks tersebut. memerintahkan korteks motorik primer melaksanakan kontraksi
Karena itu, luas representasi di korteks motorik setara dengan otot yang sesuai untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan,
ketelitian dan kompleksitas keterampilan motorik yang dibutuhkan korteks pramotorik harus diberi informasi tentang posisi tubuh saat
oleh masing-masing bagian. itu terhadap sasaran. Korteks pramotorik dituntun oleh masukan
sensorik yang diproses oleh korteks parietal posterior, suatu bagian
yang terletak di posterior (di belakang) korteks somatosensorik
primer. Kedua daerah motorik yang lebih tinggi ini memiliki banyak
interkoneksi anatomik dan berkaitan erat secara fungsional. Jika
Meskipun sinyal dari korteks motorik primer berakhir di neuron- salah satu daerah ini rusak, orang yang bersangkutan tidak dapat
neuron eferen yang memicu kontraksi otot rangka volunter, korteks memproses informasi sensorik kompleks untuk melaksanakan
motorik bukan satu-satunya bagian otak yang terlibat dalam kontrol gerakan bertujuan dalam konteks ruang; sebagai contoh, pasien
motorik. Pertama, regio-regio otak bagian bawah dan korda spinalis tidak dapat menggunakan peralatan makan dengan baik
mengontrol aktivitas otot rangka involunter, misalnya dalam Meskipun daerah-daerah motorik yang lebih tinggi ini
mempertahankan postur. Beberapa regio yang sama ini juga memerintah korteks motorik primer dan penting dalam persiapan
berperan penting dalam memantau dan mengoordinasikan aktivitas eksekusi gerakan volunter bertujuan, para peneliti tidak dapat
motorik volunter yang telah diaktifkan oleh korteks motorik. Kedua, menyatakan bahwa gerakan volunter benar-benar dimulai dari
meskipun serat-serat yang berasal dari korteks motorik dapat bagian ini. Hal ini mendorong lebih jauh pertanyaan mengenai
mengaktifkan neuron motorik untuk menimbulkan kontraksi bagaimana dan di mana aktivitas volunter dimulai. Mungkin tidak
motorik, korteks motorik itu sendiri tidak dapat memulai gerakan ada satu bagian yang bertanggung jawab; tidak diragukan lagi,
volunter. Korteks motorik diaktifkan oleh pola lepas-muatan neuron banyak jalur yang akhirnya dapat menghasilkan gerakan volunter.
yang luas, readiness potential, yang terjadi sekitar 750 mdet Marilah kita merenungkan bagaimana sistem saraf bekerja,
sebelum aktivitas listrik spesifik terdeteksi di korteks motorik. Tiga misalnya sewaktu kita melakukan tindakan sederhana mengambil
daerah motorik korteks yang lebih tinggi berperan dalam periode apel untuk dimakan. Ingatan Anda memberi tahu bahwa buah
pengambilan keputusan volunter ini. Daerah-daerah yang lebih tersebut ada di wadah di dapur. Sistem sensorik, disertai
tinggi ini, yang semuanya membawahi korteks motorik primer, pengetahuan Anda yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya,
mencakup daerah motorik suplementer, korteks pramotorik, dan memungkinkan Anda membedakan apel dari buah jenis lain di
korteks parietalis posterior (lihat Gambar 5-10). Selain itu, regio dalam wadah tersebut. Ketika menerima informasi sensorik terpadu
subkorteks otak, serebelum, berperan penting dalam merencanakan, ini, sistem motorik mengeluarkan perintah ke otot-otot yang tepat
memulai, dan menentukan waktu gerakan jenis tertentu dengan dalam urutan yang benar untuk memungkinkan Anda bergerak ke
mengirim masukan ke daerah motorik korteks. wadah dan mengambil apel sasaran. Selama eksekusi tindakan ini,
Ketiga daerah motorik yang lebih tinggi di korteks dan serebelum dilakukan penyesuaian-penyesuaian kecil dalam perintah motorik,
melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi terkait yang berdasarkan infoimasi baru yang terus-menerus diberikan oleh
semuanya penting dalam memprogram dan mengoordinasikan masukan sensorik tentang posisi tubuh Anda relatif terhadap
gerakan-gerakan kompleks yang melibatkan kontraksi simultan sasaran. Kemudian terdapat isu motivasi dan perilaku. Apakah Anda
banyak otot. Meskipun stimulasi listrik pada korteks motorik primer mencari apel karena Anda lapar (dideteksi oleh sistem saraf di
menyebabkan kontraksi otot tertentu, gerakan yang dihasilkannya hipotalamus) atau karena skenario perilaku yang lebih rumit
tidak bertujuan dan terkoordinasi, seperti menggerakkan tali secara (misalnya, Anda mulai berpikir tentang makanan karena Anda baru
serampangan tidak akan menghasilkan gerakan boneka yang melihat seseorang makan di televisi)? Mengapa Anda memilih apel
bermakna. Boneka memperlihatkan gerakan yang bertujuan hanya dan bukan pisang jika kedua buah tersebut ada di wadah dan Anda
jika talinya dimanipulasi secara terkoordinasi oleh pemain boneka menyukai rasa keduanya, dan seterusnya? Karena itu, memulai dan
yang terampil. Dengan cara serupa, keempat regio ini (dan mungkin melaksanakan gerakan volunter bertujuan sebenarnya mencakup
bagian-bagian lain yang belum diketahui) membentuk suatu timbal-balik saraf kompleks yang melibatkan keluaran dari regio
program motorik untuk tugas volunter tertentu dan kemudian "me- motorik yang dituntun oleh informasi sensorik terpadu dan akhir-

   BAB 5
nya bergantung pada sistem motivasi dan elaborasi pikiran. Semua nerima dan mengintegrasikan lebih banyak sinyal dari neuron lain.
ini terjadi di atas latar gudang ingatan yang dapat Anda gunakan Karena itu, koneksi sinaps yang tepat antara neuron-neuron tidak
untuk mengambil keputusan tentang gerakan yang diinginkan. bersifat tetap tetapi dapat dimodifikasi oleh pengalaman. Modifikasi
bertahap otak masing-masing orang oleh rangkaian pengalaman
unik merupakan dasar biologis bagi individualitas. Meskipun
arsitektur tertentu otak Anda yang relatif plastis telah dan terus
dipengaruhi oleh pengalaman unik Anda, penting disadari bahwa
Meskipun pola organisasi umum peta somatotopik ("repre-sentasi apa yang Anda lakukan dan tidak dilakukan tidak dapat mengubah
tubuh") sensorik dan motorik korteks serupa pada semua orang, secara total organisasi korteks Anda dan bagian-bagian otak lainnya.
distribusi pasti bersifat unik bagi masing-masing individu. Seperti Terdapat batas-batas yang telah ditentukan secara genetic, dan juga
kita sama-sama memiliki dua mata, sebuah hidung, dan sebuah terdapat keterbatasan perkembangan dalam tingkat pengaruh pola
mulut, tetapi tidak ada dua wajah yang memiliki susunan struktur- pemakaian pada remodeling. Sebagai contoh, beberapa bagian
struktur tersebut yang persis sama, demikian juga otak. Selain itu, korteks mempertahankan plastisitas mereka seumur hidup,
peta somatotopik masing-masing orang tidak "terpatri" tetapi terutama kemampuan untuk menambah ingatan baru dan belajar,
mengalami modifikasi halus yang terus-menerus berdasarkan tetapi bagian korteks lain dapat dimodifikasi oleh pemakaian hanya
pemakaian. Pola umum ditentukan oleh proses genetik dan dalam kurun waktu tertentu setelah lahir sebelum akhirnya menetap
perkembangan, tetapi arsitektur korteks masing-masing orang dapat permanen. Lama periode perkembangan kritis ini bervariasi untuk
dipengaruhi oleh kompetisi yang bergantung pada penggunaan masing-masing bagian korteks.
dalam memperebutkan ruang korteks. Sebagai contoh, ketika
monyet didorong untuk menggunakan jari tengah mereka dan
bukan jari lain untuk menekan tombol untuk makanan, hanya
setelah beberapa ribu kali menekan tombol "daerah jari tengah",
korteks motorik telah sangat meluas dan mengambil teritorial yang Kemampuan berbahasa adalah contoh yang sangat baik tentang
sebelumnya didedikasikan untuk jari lain. Demikian juga, teknik- plastisitas dini korteks yang kemudian diikuti oleh keadaan
teknik pencitraan saraf modern mengungkapkan bahwa tangan kiri permanen. Tidak seperti regio sensorik dan motorik korteks, yang
seorang pemain biola kinan diwakili oleh area korteks terdapat di kedua hemisfer, di sebagian besar orang daerah-daerah
somatosensorik yang lebih luas daripada tangan kiri seorang bukan otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan bahasa hanya
pemain biola. Dengan cara ini, jari-jari tangan kiri musisi tersebut ditemukan di salah satu hemisfer-hemisfer kiri.
mengembangkan "rasa" yang lebih peka untuk instrumen tersebut Namun, jika seorang anak berusia kurang dari 2
ketika mereka memanipulasi instrumen dengan terampil. tahun mengalami kerusakan hemisfer kiri, fungsi
Bagian-bagian lain otak selain korteks somatosensorik dan korteks bahasa dipindahkan ke hemisfer kanan tanpa menghambat
motorik juga dimodifikasi oleh pengalaman. Kini kita akan perkembangan bahasanya tetapi dengan mengorbankan
mengalihkan perhatian kita kepada plastistas otak. kemampuan-kemampuan non-verbal lain yang samar yang
biasanya dilaksanakan oleh hemisfer kanan. Hingga usia 10 tahun,
setelah kerusakan hemisfer kiri, kemampuan bahasa biasanya dapat
dibentuk kembali di hemisfer kanan setelah periode kehilangan
temporer. Namun, jika kerusakan terjadi setelah usia 10 tahun,
Otak memperlihatkan adanya plastisitas, yaitu kemampuan kemampuan bahasa mengalami gangguan permanen meskipun
berubah atau mengalami remodeling fungsional sebagai respons masih mungkin terjadi pemulihan terbatas. Bagian-bagian otak
terhadap kebutuhan yang dibebankan padanya. Kata plastisitas yang berperan dalam memahami dan mengungkapkan bahasa
digunakan untuk menjelaskan kemampuan ini karena plastik dapat tampaknya telah ditentukan secara permanen sebelum masa remaja.
dimanipulasi menjadi bentuk apapun yang diinginkan untuk Bahkan pada orang normal, terdapat bukti adanya plastisitas pada
melakukan tujuan tertentu. Kemampuan otak untuk melakukan awal dan kemudian sifat permanen dalam perkembangan bahasa.
modifikasi sesuai kebutuhan lebih menonjol pada tahun-tahun awal Bayi dapat membedaka-bedakan dan mengartikulasikan
perkembangan, tetapi bahkan otak dewasa sedikit banyak keseluruhan rentang bunyi bicara, tetapi setiap bahasa hanya
memperlihatkan plastisitas. Ketika suatu bagian otak yang berkaitan menggunakan sebagian suara tersebut. Seiring dengan
dengan aktivitas tertentu mengalami kerusakan, bagian-bagian lain bertambahnya usia, anak sering kehilangan kemampuannya untuk
otak dapat secara bertahap mengambil alih sebagian atau semua membeda-bedakan atau mengekspresikan bunyi bicara yang tidak
fungsi bagian yang rusak. Para peneliti kini mulai dapat penting dalam bahasa ibu mereka. Sebagai contoh, anak Jepang
mengungkapkan mekanisme molekular yang mendasari plastisitas dapat membedakan antara bunyi "r" dan "l" tetapi banyak orang
otak. Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa pembentukan jalur dewasa Jepang tidak dapat menyadari perbedaan antara kedua
saraf baru (bukan neuron baru, tetapi koneksi baru antara neuron- huruf tersebut.
neuron yang sudah ada) sebagai respons terhadap perubahan
pengalaman sebagian diperantarai oleh perubahan bentuk dendrit PERAN DAERAH BROCA DAN DAERAH WERNICKE Bahasa
akibat modifikasi elemen sitoskeleton tertentu (lihat h. 48). Ketika adalah bentuk komunikasi yang kompleks ketika kata yang ditulis
dendritnya bertambah panjang dan semakin bercabang serta atau diucapkan menyimbolkan benda dan menyampaikan gagasan.
terbentuk lebih banyak spina dendrit, neuron menjadi mampu me- Bahasa melibatkan integrasi dua kemampuan berbeda-

  159
yaitu, ekspresi (kemampuan berbicara) dan pemahaman-yang tapi tidak dapat mengucapkannya. Meskipun mereka dapat
masing-masing berkaitan dengan bagian tertentu di korteks. Daerah menggerakkan bibir dan lidah, mereka tidak dapat membentuk
primer korteks yang khusus untuk bahasa adalah daerah Broca dan perintah motorik yang tepat untuk mengartikulasikan kata yang
daerah Wernicke. Daerah Broca, yang mengendalikan kemampuan diinginkan. Sebaliknya, pasien dengan lesi di daerah Wernicke tidak
berbicara, terletak di lobus frontalis kiri berdekatan dengan daerah dapat memahami kata yang mereka lihat atau dengar. Mereka dapat
motorik korteks yang mengontrol otot-otot untuk artikulasi (lihat berbicara dengan lancar, tetapi kata-kata yang mereka ucapkan
Gambar 5-8, 5-10, dan 5-12). Daerah Wernicke, yang terletak di dengan sempurna tidak memiliki arti. Mereka tidak dapat
korteks kill di pertemuan antara lobus parietalis, temporalis, dan menghubungkan arti ke kata atau memilih kata yang sesuai untuk
oksipitalis, berkaitan dengan pemahaman bahasa. Bagian ini menyampaikan pikiran mereka. Gangguan bahasa akibat kerusakan
berperan penting dalam pemahaman bahasa lisan dan tulisan. Selain daerah korteks spesifik seperti ini dikenal sebagai afasia, yang
itu, daerah Wernicke bertanggung jawab dalam memformulasikan sebagian besar ditimbulkan oleh stroke. Afasia jangan dikacaukan
pola koheren bicara yang disalurkan melalui berkas-berkas serat ke dengan hambatan bicara, yang disebabkan oleh gangguan pada
daerah Broca, yang pada gilirannya mengontrol artikulasi bicara. aspek mekanis bicara, misalnya kelemahan atau inkoordinasi otot-
Daerah Wernicke menerima masukan dari korteks penglihatan di otot yang mengontrol perangkat vokal.
lobus oksipitalis, suatu jalur yang penting untuk memahami tulisan Disleksia, gangguan bahasa yang lain, adalah kesulitan belajar
dan menjelaskan benda yang dilihat, serta dari korteks auditorius di membaca karena kesalahan interpretasi kata-kata. Bukti-bukti yang
lobus temporalis, suatu jalur yang esensial untuk memahami bahasa ada menunjukkan bahwa disleksia berakar pada defisit dalam
lisan. Daerah Wernicke juga mendapat masukan dari korteks pemrosesan fonologis, yang berarti gangguan kemampuan untuk
somatosen-sorik, suatu jalur yang penting dalam kemampuan menguraikan bahasa tulisan menjadi komponen-komponen fonetik
membaca Braille. Jalur-jalur antarkoneksi yang tepat antar daerah- yang mendasarinya. Pengidap disleksia mengalami kesulitan
daerah korteks ini berperan dalam berbagai aspek bicara (Gambar mengurai dan, karenanya, mengidentifikasi dan memberi arti pada
5-12). kata-kata. Keadaan ini sama sekali tidak berkaitan dengan
kemampuan intelektualitas.
GANGGUAN BAHASA Karena berbagai aspek bahasa
terletak di bagian-bagian korteks yang berbeda, kerusakan di
bagian tertentu otak dapat menyebabkan gangguan selektif
bahasa. Kerusakan di daerah Broca menyebabkan kegagalan Daerah motorik, sensorik, dan bahasa membentuk hanya sekitar
membentuk kata, meskipun pasien masih mengerti bahasa lisan dan separuh korteks serebrum total. Daerah sisanya, yang disebut
tulisan. Pasien mengetahui apa yang mereka ingin katakan te- daerah asosiasi, terlibat dalam fungsi-fungsi yang lebih tinggi. ter-

Area wernicke Girus angular korteks asosial 1a Untuk mengatakan sesuatu yang dilihat,
(merencanakan isi kata- parietal-temporal-oksipital otak mentransfer informasi visual dari
kata yang diucapkan) (mengintegrasikan masukan korteks visual primer ke girus angular
senso korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital,
yang mengintegrasikan masukan seperti
Korteks motorik primer penglihatan, suara, dan sentuhan.
(memerintahkan otot-otot
wajah dan lidah untuk 1b Untuk mengatakan sesuatu yang dide-
mrngucapkan kata-kata) ngar, otak mentransfer informasi auditorik
4 2
3 dari korteks auditorius primer ke girus
Area Broca angular
1b
(memprogram pola
1a 2 informasi tersebut ditransferke area
sauara bicara) Korteks visual wernicke, tempat pilihan dan rangkaian
primer (merasakan kata-kata yang akan diucapkan
penglihatan) diformulasikan.
Korteks auditorius primer
(merasakan sauara) 3 Perintah bahasa ini kemudian ditransmi-
sikan ke area Broca, yang mentranslasikan
pesan tersebut menjadi pola suara
terprogram

Mendengar 4 Program suara ini dibawa ke area korteks


kata-kata motorik primer yang sesuai yang
Melihat mengaktifkan otot-otot wajah dan lidah
kata-kata tertentu sehinggga kata-kata yang diinginkan
dapat diucapkan.
Gambar 5-12 Jalur di korteks untuk mengucapkan kata yang dilihat atau didengar. Tanda panah dan langkah-langkah bernomor menjelaskan jalur yang digunakan
untuk mengucapkan sesuatu yang dilihat atau didengar. Demikian juga, otot-otot tertentu di tangan dapat diperintahkan untuk menuliskan kata-kata yang diinginkan.

160 BAB 5
dapat tiga daerah asosiasi: (1) korteks asosiasi prafrontal, (2) korteks ngan motivasi dan emosi serta berperan besar dalam ingatan.
asosiasi parietal-temporal-oksipital, dan (3) korteks asosiasi limbik Daerah-daerah asosiasi korteks semuanya saling berkaitan
(lihat Gambar 5-10). Daerah-daerah asosiasi ini pernah dianggap melalui berkas-berkas serat di dalam substansia alba serebrum.
sebagai daerah "senyap", karena stimulasi tidak menghasilkan Secara kolektif, daerah asosiasi mengintegrasikan beragam
respons motorik atau persepsi sensorik yang bermakna. (Selama informasi untuk tindakan bertujuan.
pembedahan otak, pasien biasanya tetap terjaga dan hanya anestetik
lokal yang diguna-kan untuk menyayat kulit kepala. Hal ini
dimungkinkan karena otak itu sendiri tidak peka terhadap nyeri.
Hemisfer serebrum memiliki beberapa derajat
Sebelum melakukan pemotongan terhadap jaringan berharga yang spesialisasi.
tidak dapat mengalami regenerasi ini, dokter bedah saraf Daerah-daerah korteks yang baru dijelaskan sejauh ini tampak
mengeksplorasi bagian yang terpajan dengan elektroda halus tersebar setara di hemisfer kiri dan kanan, kecuali bahwa daerah
perangsang. Pasien diminta menjelaskan apa yang terjadi pada setiap bahasa, yang ditemukan hanya di satu sisi, biasanya di kiri. Sisi kiri
stimulasi—kedutan jari tangan, perasaan kesemutan di telapak kaki, juga umumnya merupakan hemisfer dominan untuk kontrol
tidak terasa apa-apa? Dengan cara ini, dokter bedah dapat motorik halus. Karena itu, orang-orang umumnya adalah kinan,
memastikan titik-titik patokan penting di peta saraf sebelum karena sisi kiri otak mengontrol sisi kanan tubuh. Selain itu, setiap
melakukan pemotongan.) hemisfer sedikit banyak memiliki spesialisasi dalam tipe-tipe
Korteks asosiasi prafrontal adalah bagian depan lobus frontalis aktivitas mental terbaik yang dilakukannya. Hemisfer serebrum
tepat di depan dari korteks pramotorik. Ini adalah bagian otak yang kiri menonjol dalam tugas logis, analitik, sekuensial, dan verbal,
"mengilhami" atau berpikir (lihat Gambar 5-8). Secara spesifik, peran misalnya matematika, bahasa, dan filosofi. Sebaliknya, hemisfer
yang dikaitkan dengan bagian ini adalah (1) perencanaan aktivitas serebrum kanan menonjol dalam keterampilan non-bahasa,
volunter, (2) pengambilan keputusan (yaitu, menimbang akibat dari khususnya persepsi spasial serta talenta musik dan artistik.
tindakan yang akan dilakukan dan memilih antara berbagai opsi Sementara hemisfer kiri cenderung memproses informasi dalam
untuk beragam situasi sosial dan fisik), (3) kreativitas, dan (4) sifat cara terperinci, hemisfer kanan memandang dunia dalam gambaran
kepribadian. Untuk melaksanakan fungsi saraf tingkat paling tinggi besar holistik. Dalam keadaan normal, di antara kedua hemisfer
ini, korteks prafrontal adalah tempat bekerjanya memori kerja, terjadi pertukaran informasi yang ekstensif sehingga mereka saling
tempat otak secara temporer menyimpan dan secara aktif melengkapi, tetapi pada banyak orang keterampilan yang berkaitan
memanipulasi informasi yang digunakan untuk berpikir dan dengan satu hemisfer berkembang lebih pesat. Dominasi hemisfer
membuat rencana. Anda akan belajar lebih banyak tentang memori serebrum kiri cenderung berkaitan dengan "pemikir", sementara
kerja di bagian selanjutnya. keterampilan hemisfer kanan mendominasi pada "pencipta".
Stimulasi ke korteks prafrontal tidak menghasilkan
trefek yang dapat diamati, tetapi defisit di daerah ini Elektroensefalogra adalah rekaman aktivitas
mengubah kepribadian dan perilaku sosial. Karena kerusakan pascasinaps di neuron korteks.
pada lobus prafrontalis diketahui menyebabkan perubahan-
perubahan tersebut, pada pertengahan abad kedua puluh dilakukan Aliran arus ekstrasel yang berasal dari aktivitas listrik di dalam
lobotomi prafrontal (pengangkatan secara bedah) untuk mengobati lembaran neuron yang lapis-enam dan tipis yang membentuk
orang yang agresif atau orang dengan perilaku sosial atau sifat korteks serebrum dapat dideteksi dengan meletakkan elektroda
"buruk" dengan harapan bahwa kepribadian mereka akan berubah perekam di kulit kepala untuk menghasilkan rekaman grafik yang
ke arah yang lebih balk. Tentu saja, fungsi-fungsi lain korteks dikenal sebagai elektroensefalogram, atau EEG. "Gelombang otak"
prafrontal juga lenyap karena tindakan ini (untungnya, teknik ini ini sebagian besar tidak disebabkan oleh potensial aksi tetapi
hanya digunakan dalam masa singkat). mencerminkan aktivitas potensial pascasinaps kolektif sesaat (yaitu,
Korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital terletak di potensial pascasinaps eksitatorik, atau EPSP, dan potensial
pertemuan antara ketiga lobus yang menjadi asal namanya. Di lokasi pascasinaps inhibitorik, atau IPSP; lihat h.115) di badan sel dan
yang strategis ini, daerah ini mengumpulkan dan mengintegrasikan dendrit yang terletak di lapisan-lapisan korteks di bawah elektroda
sensasi somatik, pendengaran, dan penglihatan yang diproyeksikan perekam.
dari ketiga lobus ini untuk pemrosesan yang lebih kompleks. Bagian Aktivitas listrik dapat selalu direkam dari otak yang hidup, bahkan
ini memungkinkan Anda "memperoleh gambaran yang lengkap"
Mata tertutup Mata terbuka Mata tertutup
tentang hubungan berbagai tubuh Anda dengan dunia luar. Sebagai
contoh, bagian ini mengintegrasikan informasi penglihatan dengan
masukan proprioseptif agar Anda dapat menempatkan apa yang
Anda lihat dalam perspektif yang benar, misalnya menyadari bahwa
sebuah botol terletak tegak tanpa bergantung pada sudut
penglihatan Anda (yaitu, apakah Anda sedang berdiri, berbaring,
atau bergantung terbalik di dahan pohon). Bagian ini juga berperan
dalam jalur bahasa yang menghubungkan daerah Wernicke ke Gelombang alfa Gelomban beta Gelombang alfa
korteks penglihatan dan pendengaran. Gambar 5-13 Penggantian irama alfa pada elektroensefalogram (EEG)
Korteks asosiasi limbik terletak terutama di bawah dan bagian oleh irama beta ketika mata terbuka.
dalam kedua lobus temporalis. Daerah ini terutama berkaitan de-

   161
hidup, bahkan selama tidur dan keadaan tidak sadar, tetapi bentuk aktivitas listrik neuron ketika hewan melakukan tugas motorik
gelombang bervariasi, bergantung pada derajat aktivitas korteks tertentu atau menghadapi beragam sensasi. Melalui penelitian-
serebrum. Gelombang sering berbentuk tidak teratur, tetapi penelitian ini, para peneliti menyimpulkan bahwa informasi neuron
kadang-kadang dapat diamati pola tertentu dalam amplitudo dan disandi oleh perubahan frekuensi potensial aksi di neuron-neuron
frekuensi gelombang. Contoh dramatik hal ini diperlihatkan di spesifik: Semakin besar kejadian pemicu, semakin tinggi kecepatan
Gambar 5-13, yaitu ketika bentuk gelombang EEG yang direkam di lepas-muatan neuron.
atas korteks penglihatan (visual) berubah mencolok sebagai respons Namun, perekaman satu-neuron belum mampu meng-identifikasi
terhadap gerakan membuka dan menutup mata. perubahan aktivitas listrik yang terjadi bersamaan di sekelompok
EEG memiliki tiga penggunaan utama; neuron yang bekerja sama untuk melaksanakan aktivitas tertentu.
1. EEG sering digunakan sebagai alat klinis dalam Sebagai analoginya, cobalah Anda merekam sebuah konser dengan
diagnosis disfungsi otak. Jaringan korteks yang sakit atau menggunakan satu mikrofon yang hanya dapat merekam suara yang
dihasilkan oleh satu musisi. Anda akan memperoleh kesan yang
rusak sering memperlihatkan pola EEG yang berubah. Salah satu
sangat terbatas mengenai pertunjukan karena hanya mendengar
penyakit saraf tersering yang disertai oleh kelainan EEG khas
perubahan nada dan tempo yang dimainkan oleh satu musisi ini.
adalah epilepsi. Bangkitan epileptik terjadi ketika sejumlah besar
Anda akan kehilangan kekayaan melodi dan irama yang dimainkan
neuron secara abnormal mengalami potensial aksi sinkron yang
secara sinkron oleh seluruh anggota orkestra. Demikian juga,
menghasilkan spasme involunter stereotipikal dan perubahan
dengan merekam satu neuron dan mendeteksi perubahan-
perilaku. Berbagai masalah yang mendasari, termasuk cacat genetik
perubahan laju lepas-muatan yang terjadi, para ilmuwan tidak dapat
dan cedera otak traumatik, dapat menyebabkan hipereksitabilitas
mengetahui mekanisme informasi paralel yang melibatkan
neuron yang menandai epilepsi. Biasanya aktivitas inhibitorik
perubahan-perubahan waktu relatif lepas-muatan yang terjadi pada
terlalu sedikit dibandingkan dengan eksitatorik, seperti pada
suatu kelompok fungsional neuron, yang disebut kumpulan atau
gangguan fungsi neurotransmiter inhibitorik GABA atau efek
jaringan saraf. Studi-studi yang menggunakan perekaman simultan
berkepanjangan neurotransmiter eksitatorik glutamat. Bangkitan
pada banyak neuron mengisyaratkan bahwa neuron-neuron yang
mungkin parsial atau generalisata, bergantung pada lokasi dan luas
berinteraksi mungkin secara transien melepaskan muatan bersama-
lepas-muatan neuron abnormal. Setiap jenis bangkitan
sama dalam waktu sepersekian detik. Banyak ilmuwan saraf percaya
memperlihatkan gambaran EEG tersendiri.
bahwa otak menyandi informasi tidak hanya dengan mengubah
2. EEG juga digunakan untuk menentukan kematian otak secara kecepatan lepas-muatan masing-masing neuron tetapi juga dengan
legal. Meskipun seseorang telah berhenti bernapas dan jantungnya mengubah pola sinkronisasi neuron yang singkat ini. Maksudnya
mungkin berhenti memompa darah, aktivitas pernapasan dan adalah kelompok-kelompok neuron berkomunikasi, atau mengirim
sirkulasi sering dapat dipulihkan jika tindakan-tindakan resusitasi pesan mengenai apa yang sedang terjadi, dengan mengubah pola
segera diberikan. Namun, karena otak rentan terhadap kekurangan lepas-muatan sinkron mereka. Perlu diingat bahwa astrosit juga
O2, kerusakan otak ireversibel mungkin sudah terjadi sebelum membantu koordinasi aktivitas sinaps di antara jaringan-jaringan
fungsi paru dan jantung dipulihkan sehingga timbul situasi saraf.
paradoks, yaitu keberadaan otak yang telah mati di dalam tubuh Neuron-neuron dalam suatu kelompok yang melakukan lepas-
yang masih hidup. Penentuan apakah seseorang yang koma yang muatan bersama mungkin tersebar luas. Sebagai contoh, ketika
sedang dipertahankan oleh pernapasan buatan dan tindakan Anda melihat sebuah bola yang terpantul, unit-unit penglihatan
penunjang lain hidup atau mati memiliki dampak medis, legal, dan berbeda pada awalnya memproses berbagai aspek dari benda ini-
sosial yang penting. Kebutuhan akan organ hidup untuk bedah yaitu, bentuknya, warnanya, gerakannya, dan sebagainya. Semua
cangkok modern menyebabkan penentuan saat hidup/mati ini jalur pemrosesan terpisah ini pastinya harus terintegrasi, atau
menjadi sangat penting. Dokter, pengacara, dan masyarakat "disatukan", agar Anda dapat "melihat" bola yang memantul sebagai
Amerika secara umum telah menerima gagasan kematian otak— satu keseluruhan tanpa berhenti untuk memikirkan berbagai aspek-
yaitu, otak yang tidak berfungsi, tanpa harapan pemulihan—ebagai aspeknya. Solusi bagi teka-teki lama bagaimana otak melakukan
penentu kematian dalam keadaan-keadaan tersebut. Indikasi yang integrasi ini mungkin terletak pada lepas-muatan sinkron neuron-
paling luas diterima tentang kematian otak adalah electrocerebral neuron di berbagai bagian otak yang secara fungsional berkaitan
silence—EEG yang datar. karena responsif terhadap berbagai aspek dari suatu objek yang
3. EEG juga digunakan dalam membedakan berbagai tahap tidur, sama, misalnya bola yang memantul.
seperti akan dijelaskan kemudian di bab ini.
Korteks memiliki jaringan tipe "default" yang paling
Neuron-neuron di bagian korteks serebrum yang aktif ketika pikiran sedang mengembara dan tidak
berbeda mungkin melepaskan muatan dalam berkonsentrasi pada suatu tugas tertentu.
sinkroni yang ritmik. Teknik pencitraan baru seperti PET scan dan MRI fungsional tidak
Sebagian besar informasi mengenai aktivitas listrik otak berasal hanya membantu peneliti mengidentifikasi area otak yang terlibat
bukan dari penelitian dengan EEG tetapi dari perekaman langsung dalam melakukan fungsi tertentu. Teknologi pencitraan mutakhir
tiap-tiap neuron pada hewan percobaan yang melakukan berbagai ini juga mengarahkan penemuan pada sistem otak yang dahulu
aktivitas. Dengan menanamkan secara bedah mikroelektroda tidak dikenali, jaringan tipe default (JTD) yang lebih aktif selama
perekam yang sangat halus ke satu neuron di bagian tertentu masa istirahat seperti ketika Anda melamun daripada fokus untuk
korteks serebrum, para ilmuwan mampu mengamati perubahan melakukan aktivitas tertentu seperti ketika Anda membaca halaman

   BAB 5
ini. Mengejutkannya, sekitar 60-80% pengeluaran energi otak Bagian-bagian ini mencakup nukleus basal, yang terletak di
digunakan oleh sirkuit ini, dan tidak terkait pada tugas eksternal yang serebrum, serta talamus dan hipotalamus, yang terletak di
lain. Pusat JTD mayor di otak terletak pada garis tengah di korteks diensefalon.
prafrontal medial dan korteks parietal medial. Bukti-bukti
menyiratkan bahwa area ini berkomunikasi satu sama lain dan
memiliki konektivitas fungsional ketika otak lebih berfokus pada
sinyal internal daripada rangsangan eksternal. Para ahli saraf tidak Periksa Pemahaman Anda 5.4
yakin apa peran aktivitas JTD. Peran alternatif yang diajukan 1. Gambarkan pandangan lateral korteks serebrum kiiri, kemudian labeli
mencakup mempersiapkan otak bagi aktivitas yang disadari, masing-masing lokasi berikut: lobus temporalis, korteks motorik primer,
memungkinkan kreativitas, mem-bentuk pikiran yang dihasilkan dari korteks somatosensorik, korteks visual primer, korteks auditorius, dan
dalam, atau mendapatkan kembali memori atau memanipulasinya. korteks asosiasi prafrontal
Kini kita akan mengalihkan perhatian kita pada regio subkorteks
2. Definisikan plastisitas
otak, yang berinteraksi secara ekstensif dengan korteks dalam melak-
sanakan fungsi mereka (subkorteks artinya "di bawah korteks").

Hemisfer Hemisfer
serebrum kana serebrum kiri

Kourteks serebrum
(substansia grisea)

Substansia alba
Korpus kalosum

Ventrikel lateral Nukleus kaudatus


Nukleus
Talamus Putamen basal
(substansia
Globus palidus
Ventrikel ketiga grisea)
Klaustrum

Bagian hipotalamus

Fiisura longitudinalis Korteks serebrum


(substansia grisea)

Substansia alba

Korpus kalosum
Talamus
Ventrikel lateral
Nukleus basal
(substansia grisea)
Nielsen

Ventrikel ketiga
Bagian hipotalamus
rk
Ma

:
oto
Ph
Gambar 5-14 Potongan frontal otak. (a) Korteks serebrum, selubung luar substansia grisea, mengelilingi bagian tengah yang berupa substansia alba. Jauh di dalam
substansia alba serebrum terdapat beberapa massa substansia grisea, yaitu nukleus basal. Ventrikel adalah rongga di otak tempat mengalirnya cairan serebrospinal.
Talamus membentuk dinding ventrikel ketiga. Sebagai perbandingan, warna yang digunakan untuk komponen-komponen otak ini sama dengan yang digunakan pada
pandangan lateral di Tabel 5-2, h. 152. Juga bandingkan potongan frontal otak cadaver dengan potongan sagital otak cadaver di Gambar 5-7, h. 154.

Sistem Saraf Pusat 163


5.5I Nukleus Basal, Talamus, dari interkoneksi-interkoneksi strategis yang membentuk lengkung
umpan-balik kompleks yang menghubungkan korteks serebrum,
dan Hipotalamus nukleus basal, dan talamus. Talamus secara positif memperkuat
perilaku motorik volunter yang dimulai oleh korteks, sementara
Nukleus basal (juga dikenal sebagai ganglia basal) terdiri dari nukleus basal memodulasi aktivitas ini dengan menimbulkan efek
beberapa massa substansia grisea yang terbenam jauh di dalam inhibitorik pada talamus untuk menghilangkan gerakan
substansia alba serebrum (Tabel 5-2 dan Gambar 5-14). Di SSP, antagonistik atau yang tidak diperlukan. Nukleus basal juga
nukleus (plural, nuklei) adalah kelompok fungsional badan se] menghambat aktivitas motorik dengan bekerja melalui neuron-
neuron. neuron di batang otak.
Pentingnya nukleus basal dalam kontrol motorik terlihat
Nukleus basal memiliki peran inhibitorik penting jelas pada penyakit penyakit Parkinson (PP). Penyakit ini
dalam kontrol motorik. berkaitan dengan kehancuran bertahap pada neuron yang
melepaskan neurotransmiter dopamin di nukleus basal. Karena
Nukleus basal memiliki peran kompleks dalam mengontrol nuldeus basal kekurangan dopamin untuk melaksanakan peran
gerakan. Secara khusus, nukleus basal penting dalam (1) normal mereka, terjadi tiga gangguan motorik yang mencirikan PP:
menghambat tonus otot di seluruh tubuh (tonus otot yang sesuai (1) meningkatnya tonus, atau kekakuan otot; (2) gerakan in-
normalnya dipertahankan oleh keseimbangan antara masukan volunter, tak-bermanfaat, atau tak-diinginkan, misalnya tremor
eksitatorik dan inhibitorik ke neuron-neuron yang menyarafi otot istirahat (sebagai contoh, tangan bergetar secara ritmis sehingga
rangka); (2) memilih dan mempertahankan aktivitas motorik pasien sulit atau mustahil memegang secangkir kopi); dan (3)
bertujuan sementara menekan pola gerakan yang tidak berguna atau melambannya pasien dalam memulai dan melaksanakan gerakan
tidak diinginkan; dan (3) membantu memantau dan motorik yang berbeda-beda. Penderita PP mengalami kesulitan
mengoordinasikan kontraksi lambat yang menetap, terutama yang menghentikan aktivitas yang sedang dilakukannya. Jika duduk,
berkaitan dengan postur dan peno-pangan. Nukleus basal tidak mereka cenderung akan tetap duduk, dan jika bangkit, mereka akan
secara langsung memengaruhi neuron motorik eferen yang melakukannya dengan sangat lambat. Terapi standar penyakit
melaksanakan kontraksi otot tetapi bekerja dengan memodifikasi parkinson adalah pemberian levodopa (L-dopa), suatu prekursor
aktivitas jalur motorik yang sedang berjalan. dopamin. Dopamin sendiri tidak dapat diberikan sebagai terapi
Untuk melaksanakan peran integratif kompleks ini, nukleus karena tidak mampu menembus SDO, tetapi L-dopa dapat
basal menerima dan mengirim banyak informasi, seperti memasuki otak melalui darah. Saat sudah ada di dalam otak, L-dopa
ditunjukkan oleh banyaknya jumlah serat yang mengaitkan nukleus- dikonversi menjadi dopamin, lalu menggantikan defisiensi
nukleus ini ke bagian lain otak. Salah satu jalur penting ini terdiri dopamin.

Korteks serebum Talamus


Atas Korpus kalosum (dinding ventrikel
ketiga)
Bagian
sistem limbik
Bagian
depan
otak
Ventrikel
lateral
kanan Kelenjar pineal
Jembatan yang
menghubungkan
kedua paruh
hipotalamus

Serebelum

Hipotalamus Batang
otak

Kelenjar hiposfisi Ventrikel


keempat

Korda spinalis

Gambar 5-15 Letak talamus, hipotalamus, dan serebelum dalam potongan sagita

   BAB 5
Lobus frontalis

Bagian korteks
asosiasi limbik
Jauh di dalam otak di dekat nukleus basal terletak diensefalon, suatu
struktur garis-tengah yang membentuk dinding-dinding rongga
ventrikel ketiga, salah satu ruang yang dialiri oleh CSS (lihat Talamus
Gambar 5-5, h. 157). Diensefalon terdiri dari dua bagian utama, Hipokamus
talamus dan hipotalamus (lihat Tabel 5-2 dan Gambar 5-7b, 5-14,
dan 5-15). Lobus
temporalis
Talamus berfungsi sebagai "stasiun pemancar" untuk pemrosesan
awal semua masukan sensorik. Semua masukan sensorik bersinaps Amigdala
di talamus dalam perjalanannya ke korteks. Bagian ini menyaring
sinyal tak-signifikan dan meneruskan impuls sensorik penting ke Hipotalamus
daerah korteks somatosensorik yang sesuai, serta ke bagian lain otak.
Bersama dengan batang otak dan daerah asosiasi korteks, talamus
Bulbus
membantu mengarahkan perhatian ke rangsangan yang menarik. olfaktorius
Sebagai contoh, orang tua dapat tidur nyenyak di tengah kebisingan
lalu lintas di luar rumah tetapi cepat terjaga oleh rintihan halus bayi
mereka. Talamus juga mampu mengetahui secara kasar berbagai
jenis sensasi tetapi tidak dapat membedakan lokasi atau intensitas Gambar 5-16 Sistem limbik. pandangan otak yang setengah transparan ini mem-
sensasi tersebut. Beberapa derajat kesadaran juga terletak disini. perhatikan struktur-struktur yang membentuk sistem limbik.
Akhirnya, talamus berperan penting dalam kontrol motorik dengan
secara positif memperkuat perilaku motorik volunter yang dimulai
di korteks.
Periksa Pemahaman Anda 5.5
1. Jelaskan bagaimana talamus berfungsi sebagai stasiun
Hipotalamus mengatur banyak fungsi homeostatik. pemancar sensorik.

Hipotalamus adalah kumpulan nukleus-nukleus spesifik dan serat- 2. Beri nama daerah otak yang paling terlibat langsung dalam fungsi-
serat terkaitnya yang terletak di bawah talamus. Ini adalah pusat fungsi pengaturan homeostatik.
integrasi bagi banyak fungsi homeostatik serta berfungsi sebagai
penghubung penting antara sistem saraf autonom dan sistem
endokrin. Secara spesifik, hipotalamus (1) mengontrol suhu tubuh;
(2) mengontrol rasa haus dan pengeluaran urine; (3) mengontrol
asupan makanan; (4) mengontrol sekresi hormon hipofisis anterior;
(5) menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior; (6) Sistem limbik bukanlah suatu struktur terpisah tetapi suatu
mengontrol kontraksi uterus dan ejeksi susu; (7) berfungsi sebagai cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi batang otak
pusat koordinasi sistem saraf autonom utama, yang pada gilirannya dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron rumit
memengaruhi semua otot polos, otot jantung, dan kelenjar eksokrin; (Gambar 5-16). Struktur ini mencakup bagian dari setiap yang
(8) berperan dalam pola emosi dan perilaku; dan (9) ikut serta dalam berikut: lobus-lobus korteks serebrum (terutama korteks asosiasi
siklus bangun-tidur limbik), nukleus basal, talamus, dan hipotalamus. Anyaman
Hipotalamus adalah bagian otak yang paling terlibat interaktif kompleks ini berkaitan dengan emosi, kelangsungan
dalam pengaturan langsung lingkungan internal. Sebagai contoh, hidup dasar dan pola perilaku sosioseksual, motivasi, dan belajar.
ketika tubuh dingin, hipotalamus memulai respons internal Marilah kita pelajari masing-masing fungsi otak ini lebih lanjut.
untuk meningkatkan produksi panas (misalnya dengan
menggigil) dan mengurangi pengeluaran panas (misalnya
konstriksi pembuluh darah kulit untuk mengurangi aliran darah Sistem limbik berperan penting dalam emosi.
hangat ke permukaan tubuh, tempat panas dapat hilang ke
lingkungan eksternal). Bagian-bagian lain otak, misalnya korteks
sere-brum, bekerja secara tak-langsung untuk mengatur
lingkungan internal. Sebagai contoh, orang yang merasa
kedinginan terdorong untuk secara sadar memakai baju hangat,
menutup jendela, menyalakan termostat, dan sebagainya. Bahkan
perilaku sadar ini sangat dipengaruhi oleh hipotalamus, yang,
sebagai bagian dari sistem limbik, berfungsi bersama dengan
korteks dalam mengontrol emosi dan perilaku bermotivasi. Kini
kita akan beralih ke sistem limbik dan hubungan fungsionalnya
dengan korteks yang lebih tinggi.

   165
tif samar yang dinyatakan oleh pasien sebagai kesenangan, kepuasan, nilaian berdasarkan pemahaman tentang situasi yang ada. Bahkan
atau kenikmatan di satu regio dan kekecewaan, ketakutan, atau jika Anda sedang marah pada seseorang dan tubuh Anda secara
kecemasan di regio lain. Sebagai contoh, amigdala, di interior di sisi internal melakukan persiapan untuk menyerang, Anda mungkin
bawah lobus temporalis (Gambar 5-16), sangat penting untuk akan menilai bahwa serangan akan tidak pantas dan secara sadar
memroses masukan yang menghasilkan sensasi takut. Pada manusia menekan manifestasi eksternal perilaku emosional dasar ini. Karena
dan hingga tahap yang belum diketahui pada spesies lain, tingkat- itu, bagian-bagian korteks yang lebih tinggi, terutama daerah
tingkat korteks yang lebih tinggi juga krusial bagi kesadaran akan asosiasi limbik dan prafrontal, penting dalam mengontrol pola
perasaan emosional. perilaku bawaan. Dengan menggunakan rasa takut sebagai contoh,
terpajannya seseorang ke suatu pengalaman yang tidak
menyenangkan merangsang diaktifkannya dua jalur paralel untuk
memroses rangsangan emosional ini: jalur cepat, yaitu ketika
amigdala berperan kunci dan jalur lambat yang terutama
Pola perilaku dasar yang dikontrol, paling tidak sebagian, oleh sistem diperantarai oleh korteks prafrontal yang lebih tinggi. Jalur cepat
limbik mencakup pola-pola yang ditujukan untuk mempertahankan memungkinkan respons naluriah yang cepat dan agak kasar ("gut
hidup (menyerang, mencari makan) dan yang ditujukan untuk reaction") dan esensial bagi kita untuk merasakan "perasaan" takut.
memperbanyak spesies (perilaku sosioseksual yang kondusif bagi Jalur lebih lambat yang melibatkan korteks prafrontal
perkawinan). Pada hewan percobaan, stimulasi sistem limbik memungkinkan terbentuknya respons yang lebih halus terhadap
menimbulkan perilaku kompleks atau bahkan aneh. Sebagai contoh, rangsangan yang tidak disukai berdasarkan analisis rasional
stimulasi di satu daerah dapat memicu respons marah dan ganas terhadap situasi yang ada dibandingkan dengan pengalaman dahulu
bahkan pada hewan jinak, sementara stimulasi di bagian lain yang tersimpan. Korteks prafrontal memformulasikan rencana dan
menyebabkan kelesuan dan perilaku jinak, bahkan pada hewan yang perilaku yang terarah, menekan respons yang dipicu oleh amigdala
biasanya buas. Stimulasi di bagian yang lain lagi dapat memicu yang mungkin kurang sesuai dengan situasi yang dihadapi.
perilaku seksual misalnya gerakan-gerakan kopulasi.
Hubungan antara hipotalamus, sistem limbik, dan daerah-daerah Perilaku befrmotifasi diarahkan untuk mencapai
korteks yang lebih tinggi mengenai emosi dan motivasi masih belum
tujuan
sepenuhnya dipahami. Tampakya keterlibatan mendalam hipo-
talamus dalam sistem limbik mengatur respons internal involunter Seseorang cenderung memperkuat perilaku-perilaku yang terbukti
berbagai sistem tubuh dalam persiapan untuk melaksanakan memuaskan dan menekan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan
tindakan yang sesuai dengan keadaan emosional yang sedang terjadi. pengalaman tak-menyenangkan. Bagian-bagian tertentu sistem
Sebagai contoh, hipotalamus mengontrol peningkatan kecepatan limbik dinamai pusat "penghargaan" dan "penghukuman" karena
denyut jantung dan pernapasan, peningkatan tekanan darah, dan stimulasi di daerah-daerah ini menghasilkan sensasi yang
pengalihan darah ke otot rangka yang terjadi sebagai antisipasi menyenangkan atau tidak menyenangkan. Ketika suatu alat
terhadap serangan atau ketika marah. Perubahan-perubahan yang penstimulasi-diri dipasang di pusat penghargaan, hewan percobaan
bersifat persiapan di lingkungan internal ini tidak memerlukan akan memberi sendiri hingga 5000 stimulasi per jam dan bahkan
kontrol kesadaran. tidak mau makan ketika lapar, demi mendapatkan kenikmatan
Dalam melaksanakan aktivitas perilaku kompleks misalnya yang berasal dari stimulasi-diri tersebut. Sebaliknya, jika alat
menyerang, lari, atau kawin, individu (hewan atau manusia) harus tersebut dipasang di pusat penghukuman, hewan akan
berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Mekanisme-mekanisme menghindari stimulasi dengan segala dayanya. Pusat penghargaan
korteks yang lebih tinggi diminta bekerja untuk menghubungkan paling banyak terdapat di regio-regio yang terlibat dalam mediasi
sistem limbik dan hipotalamus dengan dunia luar sehingga perilaku perilaku makan, minum, dan aktivitas seksual yang memiliki
yang keluar sesuai. Di tingkat yang paling sederhana, korteks motivasi tinggi.
menghasilkan mekanisme saraf yang diperlukan untuk Motivasi adalah kemampuan untuk mengarahkan perilaku
melaksanakan aktivitas otot yang sesuai yang dibutuhkan untuk untuk mencapai tujuan spesifik. Beberapa perilaku yang diarahkan
mendekati atau menghindari musuh, berpartisipasi dalam aktivitas oleh tujuan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan fisik terkait
seksual, atau memperlihatkan ekspresi emosional. Sebagai contoh, homeostasis. Dorongan homeostatik mencerminkan dorongan
rangkaian gerakan stereotipik untuk ekspresi emosi manusia yang subjektif yang berkaitan dengan kebutuhan tubuh tertentu yang
universal yaitu tersenyum tampaknya telah terprogram di korteks memotivasi timbulnya perilaku yang sesuai untuk memenuhi
dan dapat diaktifkan oleh sistem limbik. Seseorang juga dapat secara kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, sensasi haus yang menyertai
sengaja mengaktifkan program tersenyum, misalnya ketika berpose defisit air di tubuh mendorong seseorang minum untuk
di depan kamera. Bahkan orang yang buta sejak lahir memiliki memuaskan kebutuhan homeostatik akan air. Namun, apakah air,
ekspresi wajah normal; yaitu, mereka tidak belajar tersenyum dengan minuman ringan, atau minuman lain yang dipilih sebagai
pengamatan. Tersenyum memiliki arti sama di semua budaya, penghilang dahaga tidaklah berkaitan dengan homeostasis. Banyak
meskipun pengalaman setiap orang sangat berbeda. Pola perilaku perilaku manusia tidak bergantung murni pada dorongan
yang dimiliki oleh semua anggota dari suatu spesies ini dipercayai homeostatik yang berkaitan dengan defisit jaringan sederhana
terdapat lebih banyak pada hewan tingkat rendah. misalnya haus. Perilaku manusia dipengaruhi oleh pengalaman,
Daerah korteks yang lebih tinggi tingkatanya juga dapat mem- belajar, dan kebiasaan, dibentuk dalam kerangka kompleks
perkuat, memodifikasi, atau menekan respons perilaku dasar kepuasan pribadi bercampur ekspektasi budaya. Belum diketahui
sehingga tindakan dapat dituntun oleh perencanaan, strategi, dan pe- hingga tahap apa, jika ada, dorongan motivasional yang tidak ber-

   BAB 5
kaitan dengan homeostasis, misalnya dorongan untuk mengejar Para peneliti optimistis bahwa dengan terungkapnya mekanisme
suatu karir atau memenangi suatu balapan, berkaitan dengan efek molekular gangguan-gangguan mental di masa mendatang, banyak
memperkuat dari pusat-pusat penghargaan dan penghukuman. masalah kejiwaan dapat diperbaiki atau dikelola dengan lebih baik
Memang, sebagian orang yang termotivasi mencapai tujuan tertentu melalui intervensi obat, suatu harapan yang memiliki dampak besar
mungkin secara sengaja "menghukum" diri sendiri dalam jangka- pada kedokteran.
pendek untuk mencapai kepuasan jangka-panjang mereka (sebagai
contoh, nyeri temporer selama latihan dalam persiapan untuk
memenangi suatu kejuaraan atletik).
Periksa Pemahaman Anda 5.6
Norepinefrin, dopamin, dan serotonin adalah neoro- 1. Sebutkan fungsi-fungsi otak yang berkaitan dengan sistem limbik.
transmiter di jalur-jalur untuk emosi dan perilaku. 2. Sebutkan darah otak yang paling penting dalam pemrosesan rasa
takut
Mekanisme neurofisiologis mendasar yang berperan dalam
observasi psikologis emosi dan perilaku termotivasi sebagian besar
masih belum diketahui, meskipun neurotransmiter norepinefrin,
dopamin, dan serotonin diperkirakan berperan. Norepinefrin dan
5.7I Pembelajaran dan Memori
dopamin, yang secara kimiawi digolongkan sebagai katekolamin Selain berperan dalam emosi dan pola perilaku dasar, sistem limbik
(lihat h. 127), adalah neurotransmiter di daerah-daerah yang dan korteks yang lebih tinggi berperan dalam pembelajaran dan
menghasilkan angka tertinggi stimulasidiri pada hewan yang memori. Serebelum juga berperan penting dalam beberapa jenis
dipasangi alat penstimulasi diri. Sejumlah obat psikoaktif pembelajaran dan memori, seperti yang akan Anda lihat ketika kita
memengaruhi suasana hati manusia, dan sebagian obat ini juga telah membahas proses-proses ini.
dibuktikan memengaruhi stimulasi-diri pada hewan percobaan.
Sebagai contoh, diamati terjadi peningkatan stimulasi-diri setelah Belajar adalah akuisisi pengetahuan akibat
hewan diberi obat-obat yang meningkatkan aktivitas katekolamin di
pengalaman.
sinaps, misalnya amfetamin, yaitu suatu "upper drug". Amfetamin
merangsang pelepasan dopamin dari neuron-neuron penyekresi Belajar adalah akuisisi pengetahuan atau keterampilan sebagai
dopamin. konsekuensi pengalaman, instruksi, atau keduanya. Penghargaan
Meskipun sebagian besar obat psikoaktif digunakan untuk dan penghukuman adalah bagian integral berbagai jenis
mengobati berbagai penyakit mental, yang lain, sayangnya, pembelajaran. Jika seekor hewan diberi hadiah jika berespons
disalahgunakan. Banyak obat yang disalahgunakan tersebut bekerja terhadap stimulus tertentu, kemungkinannya meningkat bahwa
dengan meningkatkan efektivitas dopamin di jalur-jalur hewan tersebut akan berespons dengan cara yang sama terhadap
"kenikmatan" sehingga pada awalnya menyebabkan peningkatan stimulus yang sama sebagai konsekuensi dari pengalaman ini.
sensasi kenikmatan yang intens. Seperti yang telah Anda pelajari, Sebaliknya, jika respons tertentu diikuti oleh hukuman, hewan kecil
salah satu contoh adalah kokain, yang menghambat penyerapan kemungkinannya mengulangi respons yang sama terhadap stimulus
kembali dopamin di sinaps (lihat h. 121). yang sama. Jika respons perilaku yang menghasilkan kenikmatan
diperkuat atau yang disertai oleh hukuman dihindari, proses belajar
Depresi adalah salah satu gangguan mental yang berkaitan
telah berlangsung. Melatih anak anjing adalah contohnya. Jika
dengan gangguan di neurotransmiter sistem limbik. (Sebagai
seekor anak anjing diberi hadiah ketika kencing di luar rumah
perbedaan, kelainan psikiatrik melibatkan aktivitas yang ab-
tetapi dimarahi ketika ia kencing di karpet, anak anjing tersebut
normal pada jalur neurotransmiter spesifik tanpa adanya lesi otak,
segera akan mengetahui tempat yang layak untuk mengosongkan
sedangkan kelainan neurologik berkaitan dengan lesi spesifik di otak
kandung kemihnya. Karena itu, belajar adalah perubahan perilaku
dan mungkin disertai oleh kelainan neurotransmisi. Contoh
yang terjadi akibat pengalaman. Hal ini sangat bergantung pada
kelainan neurologik antara lain adalah PP dan penyakit Alzheimer.)
interaksi organisme dengan lingkungannya. Satu-satunya hal yang
Defisiensi fungsional serotonin, norepinefrin, atau keduanya
membatasi pengaruh lingkungan pada belajar adalah keterbatasan
diperkirakan berperan dalam depresi, suatu penyakit yang ditandai
biologis yang ditimbulkan kemampuan genetik spesifik-spesies dan
oleh suasana hati yang negatif disertai oleh hilangnya minat,
individual.
ketidakmampuan merasakan kesenangan, dan kecenderungan
bunuh-diri. Semua obat antidepresan yang efektif meningkatkan
ketersediaan berbagai neurotransmiter ini di SSP. Prozac, obat yang Memori dibentuk dalam tahapan-tahapan.
paling banyak diresepkan oleh psikiater di Amerika Serikat, Memori adalah penyimpangan pengetahuan yang didapat untuk
merupakan contohnya. Obat ini menghambat penyerapan kembali dapat diingat kembali kemudian. Belajar dan mengingat merupakan
serotonin yang telah dilepaskan sehingga aktivitas serotonin di dasar bagi individu untuk mengadaptasikan perilaku mereka
sinaps memanjang (lihat h. 116). Serotonin dan norepinefrin adalah dengan lingkungan eksternal tertentu. Tanpa mekanisme ini,
caraka sinaps di daerah limbik otak yang terlibat dalam kesenangan individu tidak dapat merencanakan interaksi agar berhasil dan
dan motivasi, yang mengisyaratkan bahwa kesedihan yang secara sengaja menghindari keadaan-keadaan tidak menyenangkan
berlebihan dan hilangnya minat (tidak ada motivasi) pada pasien yang seharusnya dapat diprediksi.
depresi berkaitan paling sedikit dengan gangguan daerah ini oleh Perubahan-perubahan saraf yang berperan dalam retensi atau
defisiensi atau penurunan efektivitas neurotransmiter-neurotrans- penyimpan an pengetahuan dikenal sebagai jejak memori. Secara
miter ini. Peristiwa-peristiwa yang dirasakan penuh stres dapat me- umum, yang disimpan adalah konsep, bukan informasi verbatim.
micu depresi tetapi hubungan yang mendasarinya belum diketahui. Ketika Anda membaca halaman ini, Anda menyimpan konsep yang

   167
❚ TABEL 5-3 Perbandingan Memori Jangka-Pendek dan Jangka Panjang

Karakteristik Memori Jangka-Pendek Memori Jangka-Panjang

Segera Belakangan; harus dipindahkan dari ingatan jangka-


pendek ke jangka-panjang melalui konsolidasi;
ditingkatkan oleh latihan atau daur-ulang informasi
melalui cara jangka-pendek

Berlangsung dalam hitungan detik hingga jam Dipertahankan dalam hitungan harian hingga tahunan

Terbatas Sangat besar

Cepat Pengambilan kembali lebih lambat, kecuali untuk


ingatan yang telah tertanam kuat, yang cepat kembali
diingat

Dilupakan secara permanen; ingatan cepat Biasanya tidak dapat diingat hanya secara transien;
lenyap kecuali terkonsolidasi menjadi ingatan jejak ingatan relatif stabil
jangka-panjang

Melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps Melibatkan perubahan fungsional atau struktural yang
yang ada, misalnya perubahan jumlah relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah
neurotransmiter yang dikeluarkan ada, misalnya pembentukan sinaps baru; sintesis
protein baru berperan penting

nyimpan konsep yang dibahas, bukan kata-kata spesifiknya. narnya dapat diubahsetiap saat ketika diingat kembali.
Kemudian, ketika Anda mengambil kembali konsep dari ingatan,
Anda akan mengubahnya menjadi kata-kata Anda sendiri. Namun, PERBANDINGAN INGATAN JANGKA-PENDEK DAN JANGKA-
kita dapat saja mengingat potongan informasi kata demi kata. PANJANG Informasi yang baru diperoleh pada awalnya
Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan paling sedikit diendapkan di ingatan jangka-pendek, yang kapasitas
dalam dua cara: ingatan jangka-pendek dan ingatan jangka-panjang penyimpanannya terbatas. Informasi dalam ingatan jangka-pendek
(Tabel 5-3). Ingatan jangka-pendek berlangsung beberapa detik mengalami salah satu dari dua nasib. Informasi ini segera dilupakan
hingga jam, sedangkan ingatan jangka-panjang dipertahankan (misalnya, lupa nomor telepon setelah Anda melihatnya dan
dalam hitungan harian hingga tahunan. Proses pemindahan dan memutar nomornya), atau dipindahkan ke dalam mode ingatan
fiksasi jejak ingatan jangka-pendek menjadi simpanan ingatan jangka-panjang yang lebih permanen melalui latihan aktif atau
jangka-panjang dikenal sebagai konsolidasi. pengulangan. Daur-ulang informasi yang baru diperoleh melalui
Suatu konsep yang baru dikembangkan adalah konsep memori ingatan jangka-pendek memperbesar kemungkinan bahwa
kerja, atau apa yang disebut "papan tulis pikiran yang dapat informasi baru ini akan terkonsolidasi menjadi ingatan jangka-
dihapus". Memori kerja secara temporer menahan dan panjang. (Karena itu, ketika Anda belajar "borongan" untuk ujian,
menghubungkan berbagai potongan informasi yang relevan dengan retensi jangka-panjang informasi Anda kurang!). Hubungan ini
kegiatan mental yang sedang dilakukan. Melalui memori kerja, dapat diibaratkan pembuatan film foto. Bayangan asal (ingatan
Anda secara singkat menahan dan memproses data untuk segera jangka-pendek) akan segera lenyap kecuali jika bayangan tersebut
digunakan—baik informasi baru yang didapat maupun difiksasi secara kimiawi (dikonsolidasikan) untuk menghasilkan
pengetahuan simpanan yang relevan yang secara transien gambar yang bertahan lebih lama (ingatan jangka-panjang).
dimajukan ke memori kerja—sehingga Anda dapat mengevaluasi Kadang-kadang hanya sebagian ingatan yang terfiksasi, sementara
data yang datang sesuai konteks. Fungsi integratif ini sangat penting yang lain lenyap. Informasi yang menarik atau penting bagi
bagi kemampuan Anda untuk berpikir, merencanakan, dan individu lebih besar kemungkinannya didaur-ulang dan difiksasi
membuat penilaian. Dengan membandingkan dan memanipulasi dalam ingatan jangka-panjang, sementara informasi yang kurang
informasi baru dan lama dalam memori kerja, Anda dapat penting cepat terhapus.
memahami apa yang sedang Anda baca, melakukan percakapan, Kapasitas penyimpanan bank ingatan jangka-panjang jauh lebih
menghitung tips restoran dalam kepala Anda, mencari jalan pulang, besar daripada kapasitas untuk ingatan jangka-pendek. Berbagai
dan mengetahui bahwa Anda harus menggunakan pakaian hangat aspek informasi pada jejak ingatan jangka-panjang tampaknya
jika Anda melihat salju di luar. Secara singkat, memori kerja diproses, dikodifikasi, dan kemudian disimpan dengan ingatan lain
memungkinkan orang memadukan pikiran-pikiran dalam dari jenis yang sama; sebagai contoh, ingatan visual disimpan secara
rangkaian logis dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan. terpisah dari ingatan pendengaran. Organisasi ini memudahkan
Temuan-temuan baru mengisyaratkan bahwa jika suatu ingatan pencarian ingatan simpanan agar informasi yang diinginkan dapat
yang terbentuk dipanggil kembali secara aktif, ingatan tersebut diperoleh. Sebagai contoh, dalam mengingat wanita yang pernah
menjadi labil (tak-stabil atau dapat mengalami perubahan) dan Anda jumpai, Anda dapat menggunakan berbagai petunjuk
harus dikonsolidasikan kembali ke keadaan inaktif yang mengingat dari berbagai simpanan, misalnya nama, penampilan,
distabilkan ulang. informasi baru dapat diserap ke dalam jejak inga- parfum yang dia gunakan, ucapan yang dia lontarkan, atau lagu
tan lama selama rekonsolidasi. Oleh sebab itu, ingatan lama sebe- yang terdengar sebagai latar belakang.

   BAB 5
Pengetahuan simpanan tidak berguna kecuali jika dapat diambil ponsivitas sel pascasinaps terhadap neurotrans- miter di jalur-jalur
kembali dan digunakan untuk memengaruhi perilaku saat ini atau saraf yang terlibat. Sebaliknya, ingatan jangka-panjang melibatkan
mendatang. Karena gudang ingatan jangka-panjang lebih besar, perubahan struktural dan fungsional yang relatif permanen antara
sering diperlukan waktu lebih lama untuk mengingat kembali neuron-neuron yang sudah ada di otak. Marilah kita melihat dengan
ingatan jangka-panjang daripada ingatan jangka-pendek. Mengingat lebih mendalam masing-masing jenis ingatan
adalah proses mengambil kembali informasi spesifik dari simpanan
ingatan; melupakan adalah ketidakmampuan mengambil kembali Ingatan jangka-pendek melibatkan perubahan
informasi yang disimpan. Informasi yang lenyap dari ingatan
transien pada aktivitas sinaps.
jangka-pendek akan dilupakan selamanya, tetapi informasi dalam
simpanan jangka-panjang sering hanya dilupakan secara transien. Berbagai eksperimen cerdik pada siput laut Aplysia telah
Contohnya, sering Anda hanya sesaat tidak dapat mengingat nama membuktikan bahwa dua bentuk ingatan jangka-pendek-habituasi
seorang teman, tetapi nama tersebut "tiba-tiba muncul" di benak dan sensitisasi—disebabkan oleh modifikasi berbagai protein kanal
Anda kemudian. Beberapa bentuk ingatan jangka-panjang yang di terminal prasinaps neuron-neuron aferen tertentu yang berperan
melibatkan informasi atau keterampilan yang digunakan sehari-hari di jalur yang memerantarai perilaku yang sedang mengalami
pada hakikatnya tidak pernah dilupakan dan cepat diakses kembali, modifikasi. Modifikasi ini, pada gilirannya, menimbulkan
misalnya mengetahui nama Anda atau mampu menulis. perubahan pada pelepasan neurotransmiter. Habituasi adalah
penurunan responsivitas terhadap presentasi berulang suatu
stimulus biasa—yaitu, rangsangan yang tidak menghasilkan
AMNESIA Kadang-kadang orang menderita penurunan daya penghargaan atau hukuman. Sensitisasi adalah peningkatan
ingat yang mengenai waktu keseluruhan bukan poto- responsivitas terhadap rangsangan ringan setelah rangsangan yang
ngan-potongan informasi. Keadaan ini, yang dikenal sebagai kuat atau merusak. Aplysia secara refleks menarik insangnya jika
amnesia, terjadi dalam dua bentuk. Bentuk tersering, amnesia sifonnya, yaitu organ pernapasan di atas insangnya, disentuh.
retrograd (berarti "ke belakang"), adalah ketidakmampuan Neuron-neuron aferen (prasinaps) yang berespons terhadap
mengingat kejadian-kejadian yang baru berlangsung. Hal ini sentuhan pada sifon bersinaps langsung dengan neuron motorik
biasanya timbul setelah peristiwa trauma yang mengganggu aktivitas aferen (neuron pascasinaps) yang mengontrol penarikan insang.
listrik otak, misalnya kontusio atau stroke. Jika seseorang terpukul Siput menjadi terhabituasi jika sifonnya terusmenerus disentuh—
hingga pingsan, isi ingatan jangka-pendek pada hakikatnya yaitu, hewan tersebut belajar mengabaikan rangsangan dan tidak
terhapus, menyebabkan yang bersangkutan kehilangan ingatan lagi menarik insangnya sebagai respons. Sensitisasi, suatu bentuk
tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam waktu sekitar setengah belajar yang lebih kompleks, berlangsung pada Aplysia jika sifon
jam terakhir sebelum kejadian. Trauma berat juga dapat hewan ini dipukul. Kemudian, siput akan menarik insangnya lebih
mengganggu akses ke informasi yang baru didapat dalam simpanan kuat sebagai respons terhadap sentuhan ringan. Menariknya,
jangka-panjang. bentuk-bentuk belajar yang berbeda ini mengenai tempat yang sama
Amnesia anterograd (berarti "ke depan"), sebaliknya, adalah —sinaps antara aferen sifon dan eferen insang—dalam arah yang
ketidakmampuan menyimpan ingatan di simpanan jangka-panjang berlawanan. Habituasi menekan aktivitas sinaps ini, sementara
untuk kembali diingat nantinya. Keadaan ini biasanya berkaitan sensitisasi meningkatkannya (Gambar 5-17). Modifikasi-modifikasi
dengan lesi di bagian medial lobos temporalis, yang umumnya transien ini menetap selama perjalanan waktu ingatan.
dianggap sebagai bagian kritis untuk konsolidasi ingatan. Orang
yang mengalami keadaan ini mungkin dapat mengingat hal lama
MEKANISME HABITUASI Ingat kembali bahwa ketika potensial aksi
yang mereka pelajari sebelum timbulnya masalah amnesia ini, tetapi
datang di terminal akson prasinaps, kanal Ca2+ berpintu listrik
mereka tidak dapat membentuk ingatan permanen baru. Informasi
terbuka, menyebabkan masuknya ion Ca2+ yang memicu eksositosis
baru hilang secepat hilangnya informasi tersebut dari ingatan
neurotransmiter (lihat h. 113). Akibat habituasi, kanal Ca2+ ini tidak
jangka-pendek. Pada satu studi kasus, pasien tidak dapat mengingat
segera terbuka ketika potensial aksi datang, mengurangi masuknya
di mana kamar mandi rumah barunya, tetapi masib ingat dengan
Ca2+ ke dalam terminal prasinaps, yang menyebabkan penurunan
jelas segala sesuatu tentang rumah Iamanya.
pelepasan neurotransmiter. Akibatnya, potensial pascasinaps
berkurang dibandingkan dengan normal sehingga terjadi penurunan
atau hilangnya respons perilaku yang dikontrol oleh neuron eferen
pascasinaps (penarikan insang). Karena itu, ingatan untuk habituasi
Meskipun telah terkumpul banyak data psikologis, bukti fisiologik pada Aplysia disimpan dalam bentuk modifikasi kanal-kanal Ca2+
mengenai dasar selular jejak ingatan masih sangat sedikit. Jelaslah, spesifik. Tanpa latihan lebih lanjut, penurunan responsivitas ini
pasti terjadi perubahan dalam sirkuit saraf otak untuk menyebabkan bertahan beberapa jam. Proses serupa juga berperan dalam habituasi
perubahan perilaku setelah belajar. Suatu ingatan tidak terletak di jangka-pendek yang diamati pada spesies lain. Hal ini
satu neuron, tetapi pada perubahan pola sinyal yang disalurkan mengisyaratkan bahwa modifikasi kanal Ca2+ adalah mekanisme
menyeberangi sinaps-sinaps dalam suatu jaringan saraf yang luas. umum habituasi, meskipun pada spesies-spesies yang lebih tinggi
Ingatan jangka-pendek dan ingatan jangka-panjang memiliki keterlibatan antarneuron menyebabkan proses menjadi lebih rumit.
mekanisme yang berbeda. Ingatan jangka-pendek melibatkan Habituasi mungkin merupakan bentuk belajar yang paling umum
modifikasi transien fungsi sinaps-sinaps yang sudah ada, misalnya dan dipercayai merupakan proses belajar pertama yang terjadi pada
perubahan temporer jumlah neurotransmiter yang dibebaskan seba- bayi manusia. Dengan belajar mengabaikan stimulus biasa, hewan
bagai respons terhadap rangsangan atau peningkatan temporer res- atau orang bebas memperhatikan rangsa- angan yang lebih penting.

   169
MEKANISME SENSITISASI Sensitisasi pada Aplysia
juga melibatkan modifikasi kanal, tetapi dengan
mekanisme dan kanal yang berbeda. Berbeda dengan

Christopher Courteau/photolibrary.com
apa yang terjadi pada habituasi, masuknya Ca2+ ke
dalam terminal prasinaps meningkat pada sensitisasi.
Peningkatan pelepasan neurotransmiter yang
kemudian terjadi menghasilkan potensial pascasinaps
yang lebih besar sehingga respons penarikan insang
menjadi lebih kuat. Sensitisasi tidak memiliki efek
langsung pada kanal Ca2+ prasinaps. sensitisasi justru
secara tak-langsung meningkatkan pemasukan Ca2+
Habituasi (pada Aplysia) Sensitisasi (pada Aplysia)
melalui fasilitasi prasinaps (lihat h. 120).
Rangsangan biasa yang Rangsangan kuat atau Neurotransmiter serotonin dibebaskan dari
berulang merusak antarneuron fasilitatif yang bersinaps di terminal
prasinaps untuk menimbulkan peningkatan pelepasan
neurotransmiter prasinaps sebagai respons terhadap
Pelepasan serotonin dari potensial aksi. Bahan ini melakukannya dengan
antarneuron fasilitatif
memicu pengaktifan jalur caraka kedua cAMP
(adenosin monofosfat siklik, atau AMP siklik) (lihat h.
130) di dalam terminal prasinaps yang akhirnya
AMP siklik di menyebabkan penyumba- tan kanal K+. Penyumbatan
neuron prasinaps ini memperlama potensial aksi di terminal prasinaps.
Ingat kembali bahwa efluks K+ melalui kanal K+ yang
terbuka mempercepat pemulihan ke potensial istirahat
Penyumbatan kanal K+ di (repolarisasi) selama fase turun potensial aksi. Karena
neuron prasinaps keberadaan poten- sial aksi lokal merupakan penyebab
terbukanya kanal Ca2+ di terminal, potensial aksi yang
berkepanjangan meningkatkan influks Ca2+ yang
Pemanjagan potensial aksi di berkaitan dengan sensitisasi.
neuron prasinaps
Karena itu, jalur-jalur sinaps yang sudah ada
mungkin secara fungsional mengalami interupsi
(habituasi) atau peningkatan (sensitisasi) selama proses
Kanal Ca2+ di neuron prasi- Kanal Ca2+ di neuron prasina- belajar sederhana. Para ilmuwan berspekulasi bahwa
naps dicegah membuka naps dijaga terbuka lebih lama
banyak dari ingatan jangka-pendek juga merupakan
modifikasi sesaat proses-proses yang sudah ada.
Beberapa penelitian mengisyaratkan bahwa kaskade
+
Influks Ca2 Influks Ca2+ cAMP, terutama pengaktifan protein kinase, berperan
penting paling tidak pada bentuk dasar belajar dan
mengingat.
Keluaran neurontransmiter Keluaran neurontransmiter Studi-studi lebih lanjut mengungkapkan bahwa
dari neuron prasinaps dari neuoron prasinaps ingatan yang lebih kompleks daripada habituasi dan
sensitisasi yang melibatkan kewaspadaan sadar mula-
mula disimpan melalui perubahan yang lebih menetap
Potensial pascasinaos Potensi pascasinaps di pada aktivitas sinaps-sinaps yang sudah ada. Secara
di neuron eferen neuron eferen spesifik, penyimpanan awal informasi ini tampaknya
dilakukan oleh potensiasi jangka-panjang, yang
sekarang akan kita babas.
Penurunan respons perilaku Peningkatan respons perilaku
terhadap rangsangan biasa terhadap rangsangan ringan
MEKANISME POTENSIASI JANGKA-PANJANG Pada
Potensiasi jangka-panjang (PJP), modifikasi terjadi
Gambar 5-17 Habituasi dan sensitisasi pada Aplysia. Para peneliti telah menunjukkan
akibat peningkatan penggunaan pada suatu sinaps
bahwa pada keong laut Aplysia (ditunjukkan pada foto), dua bentuk memori jangka pendek,
yang sudah ada yang meningkatkan kemampuan
habituasi dan sensitisasi, disebabkan oleh perubahan berlawanan dalam pelepasan
neuron prasinaps di masa mendatang untuk mengeksi-
neurotransmiter dari neuron prasinaps yang sama, yang disebabkan oleh modifikasi kanal sesaat
yang berbeda
sitasi neuron pascasinaps—yaitu, hubungan ini menja-
di semakin kuat ketika semakin sering digunakan. pe-
nguatan aktivitas sinaps semacam ini menyebabkan
pembentukan lebih banyak EPSP di neuron pascasinaps
sebagai respons terhadap sinyal kimiawi dari masukan

   BAB 5
prasinaps eksitatorik khusus ini. Peningkatan responsivitas Depresi jangka panjang (DJP) atau melemahnya transmisi
eksitatorik ini akhirnya diterjemahkan menjadi penambahan sinaps, lebih jarang terdapat. Mekanisme dan fungsi DJP kurang
jumlah potensial aksi yang dikirim melalui sel pascasinaps ini ke dipahami saat ini.
neuron-neuron lain. PJP bertahan hingga beberapa hart atau Peningkatan transmisi sinaps melalui PJP secara teoretis dapat
bahkan minggu—cukup lama bagi ingatan jangka-pendek ini terjadi karena perubahan di neuron pascasinaps (misalnya, pening-
rnengalami konsolidasi menjadi ingatan jangka-panjang yang lebih katan responsivitas terhadap neurotransmiter) atau di neuron prasi-
permanen. PJP terutama banyak ditemukan di hipokampus, tempat naps (misalnya, peningkatan pengeluaran neurotransmiter). Meka-
yang sangat penting bagi perubahan ingatan jangka-pendek nisme yang mendasari PJP masih sedang dalam penelitian dan terus
menjadi ingatan jangka-panjang. Hipokampus adalah bagian diperdebatkan. kemungkinan besar fenomena kompleks ini melibat-
tengah lobus temporalis yang memanjang yang nerupakan bagian kan banyak mekanisme. Tampaknya ada beberapa bentuk PJP, bebe-
sistem limbik (lihat Gambar 5-16). rapa berasal dari hanya perubahan di neuron pascasinaps dan yang

Perambatan Neuron
potensial aksi prasinapsF

1. Glutamat dibebaskan dari neuron prasinaps


1 Pelepasan yang teraktivS
glutamat

2. Glutamat ber katan dengan reseptor AMPA


Na+ Ca2+ Mg2+ dan NMDA.
Neuron
2 5 pascasinaps
3. Pengikatan membuka kanal-reseptor AMPA.

Reseptor Reseptor 4. Masuknya Na+ melalui kanal AMPA yang


AMPA NMDA terbuka mendepolarisasi neuron pascasinaps
3 Pelepasan sehingga terbentuk EPSP.
5
nitrat
5. Pengikatan membuka pintu kanal-reseptor
Masuknya Na+ Masuknya Ca2+ oksida
NMDA tetapi Mg2+ masih menghambat kanal.
(peningkatan Depolarisasi yang memadai dari pembukaan
ketersediaan 6 AMPA ini disertai dengan EPSP lain membawa
resptor 4 Mg2+ keluar.
AMPA)
Jalur caraka 6. Masuknya Ca2+ melalui kanal NMDA yang
EPSP dari terbuka megaktifkan jalur caraka kedua Ca2+.
kedua Ca2+
sumber ini
7. Jalur caraka kedua mendorong penyelipan
receptor AMPA tambahan di membran
EPSP lain dari 8 pascasinaps sehingga sensitivitasnya terhadap
sumber ini atau (menyebabkan glutamat meningkat.
+ sumber lain pelepasan 8. Jalur caraka kedua juga memicu pelepasan
nitrat oksida) parakrin retrograd (mungkin nitrat oksida).

Depolarisasi yang 9. Nitrat oksida merangsan peningkatan pele-


memadai untuk pasan glutamat dalam jangka panjang dari
mendorong Mg2+ neuron prasin
keluar dari kanal-
resptor NMDA

7
Gambar 5-18 Kemungkinan jalur-jalur untuk potensiasi jangka-panjang

   171
lain juga melibatkan komponen prasinaps. Berdasarkan bukti ilmiah hingga penghancuran benda asing oleh sistem imun (lihat h. 793
yang ada, di bawah ini adalah mekanisme logis PIP yang melibatkan dan 443).
perubahan pascasinaps dan modifikasi prasinaps (Gambar 5-18). Modifikasi yang berlangsung selama permbentukan PJP bertahan
PJP dimulai ketika neuron prasinaps melepaskan neuro-transmiter lama meskipun aktivitas yang menyebabkan perubahan ini telah
eksitatorik glutamat sebagai respons terhadap potensial aksi. Gluta- berhenti. Oleh sebab itu, informasi dapat disampaikan di sepanjang
mat berikatan dengan dua jenis reseptor di neuron pascasinaps: jalur sinaps yang sama ini dengan lebih efisien jika teraktivasi
reseptor NMDA dan reseptor AMPA. Reseptor AMPA adalah kanal- kembali di masa yang akan datang—yaitu, sinaps ini " mengingat':
reseptor yang diperantarai secara kimiawi yang terbuka jika PJP bersifat spesifik bagi jalur yang teraktivasi. Jalur di antara
berikatan dengan glutamat dan memungkinkan masuknya ion Na+ masukan prasinaps inaktif lainnya dan sel pascasinas yang sama
neto sehingga terbentuk EPSP di neuron pascasinaps (lihat h. 125 tidak terpengaruh. Perhatikan bahwa PJP berkembang sebagai
dan 115). Ini adalah reseptor biasa pada sinaps eksitatorik yang respons terhadap aktivitas yang sering pada suatu sinaps akibat
sudah Anda pelajari. Reseptor NMDA adalah kanal-reseptor yang pencetusan yang intens dan berulang pada masukan tertentu
memungkinkan masuknya Ca2+ ketika terbuka. Kanal-reseptor ini (seperti pada pengulangan fakta tertentu selama studi) atau terhadap
tidak biasa karena berpintu kimiawi dan bergantung listrik. Reseptor hubungan antara masukan yang satu dengan lainnya yang dicetus-
ini ditutup oleh pintu dan ion magnesium (Mg2+) yang secara fisik kan pada saat yang sama. Contohnya, ketika Anda mencium bau
menghambat kanal untuk membuka pada potensial istirahatnya. kue pie di oven, mulut Anda berliur sebagai antisipasi terhadap rasa
Ada dua kejadian yang harus terjadi hampir bersamaan untuk enak yang akan datang sebentar lagi yang Anda asosiasikan ini
membuka kanal-reseptor NMDA: pelepasan glutamat prasinaps dan dengan aroma yang tercium. Cita rasa makanan yang enak di mulut
depolarisasi pascasinaps oleh masukan lain. Pintunya terbuka jika adalah pemicu inheren pengeluaran air liur. Namun, melalui
berikatan dengan glutamat, tetapi aksi ini sendiri tidak mengizinkan pengalaman, neuron pada jalur saraf yang mengontrol salivasi
masuknya Ca2+. Depolarisasi tambahan pada neuron pascasinaps menghubungkan masukan yang datang dari aroma pie dengan
selain yang dihasilkan oleh EPSP akibat pengikatan glutamat ke masukan dari cita rasanya yang lezat. Setelah jalur masukan aroma
reseptor AMPA diperlukan untuk cukup mendepolarisasi neuron diperkuat melalui perkembangan PJP dan konsolidasi akhir ke
pascasinaps agar Mg2+ dapat dipaksa keluar dari kanal ini. Karena itu, dalam penyimpanan memori jangka panjang, aroma pie itu sendiri
meskipun glutamat terikat pada reseptor NMDA, kanal tidak akan dapat menimbulkan salivasi.
terbuka kecuali sel pascasinaps sudah cukup terdepolarisasi oleh Etanol dalam minuman beralkohol menghambat reseptor NMDA
aktivitas eksitatorik lainnya. Sel pascasinaps dapat cukup terde- sambil memfasilitasi fungsi GABA. Penghambatan etanol di
polarisasi untuk menge-luarkan Mg2+ melalui dua carat dengan reseptor NMDA tampaknya merupakan alasan mengapa seseorang
masukan berulang dari neuron prasinaps eksitatorik tunggal ini sulit mengingat apa yang terjadi selama mabuk berat. Dengan
untuk mengha-silkan penjumlahan temporal EPSP dari sumber ini meningkatkan aksi GABA, neurotrans-miter inhibitorik utama di
(lihat h. 117) atau dengan masukan eksitatorik tambahan dari otak, etanol menekan aktivitas keseluruhan SSP.
neuron prasinaps lainnya pada waktu yang hampir sama. Ketika Studi-studi menyarankan adanya peran regulatorik jalur caraka
kanal-reseptor NMDA terbuka akibat pembukaan pintu dan kedua cAMP dalam pembentukan dan pemeliharaan PJP selain jalur
pengeluaran Mg2+ secara bersamaan, Ca2+ memasuki sel pasca- caraka kedua Ca2+. Keikutsertaan cAMP mungkin merupakan faktor
sinaps. Ca2+ yang masuk mengaktifkan jalur caraka kedua Ca2+ pada kunci dalam mengaitkan ingatan jangka-pendek dengan konsolidasi
neuron ini. Jalur caraka kedua ini menyebabkan penyisipan fisik ingatan jangka-panjang.
reseptor AMPA tambahan pada membran pascasinaps. Karena
adanya peningkatan ketersediaan reseptor AMPA ini, sel pacasinaps Ingatan jangka-panjang melibatkan pembentukan
menghasilkan respons EPSP yang lebih besar terhadap pelepasan
hubungan sinaps baru yang permanen.
glutamat berikutnya dari sel prasinaps. Peningkatan sensitivitas
neuron pascasinaps terhadap glutamat dari sel prasinaps membantu Sementara ingatan jangka-pendek melibatkan penguatan sementara
mempertahankan PJP. sinaps-sinaps yang sudah ada, simpanan ingatan jangka-panjang
Selain itu, pada beberapa sinaps, pengaktifan jalur caraka kedua memerlukan pengaktifan gen-gen spesifik yang mengontrol sintesis
Ca2+ di neuron pascasinaps menyebabkan sel ini mengeluarkan suatu protein yang dibutuhkan untuk perubahan struktural atau
parakrin retrograd (''berjalan mundur'') yang berdifusi kedalam fungsional jangka-panjang di sinaps-sinaps spesifik. Contoh-contoh
neuron prasinaps (lihat h. 123). Di sini, parakrin retrograd tersebut perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah pembentukan
mengaktifkan jalur caraka kedua di neuron prasinaps, akhirnya koneksi sinaps baru atau perubahan permanen pada membran pra-
meningkatkan pelepasan glutamat dari neuron prasinaps, umpan- atau pascasinaps. Karena itu, simpanan ingatan jangka-panjang
balik positif ini memperkuat proses penyaluran sinyal di sinaps ini melibatkan perubahan fisik yang lebih permanen di otak.
dan membantu mempertahankan PJP. Perhatikan bahwa pada Studi-studi yang membandingkan otak hewan percobaan yang
mekanisme ini, terdapat suatu faktor kimiawi dari neuron pra- diperlihara di lingkungan miskin-sensorik dengan hewan yang
sinaps yang memengaruhi neuron prasinaps, berlawanan dengan dipelihara di lingkungan kaya-sensorik memperlihatkan perbedaan
tivitas neurotransmiter di sinaps. Parakrin retrograd ini berbeda mikroskopik yang nyata. Hewan yang mengalami interaksi lingku-
dengan neurotransmiter atau neuropeptida klasik. Banyak pen eliti ngan yang lebih banyak—dankarenanya diperkirakan memiliki ke-
percaya bahwa caraka retrograd ini adalah nitrat oksida, senyawa sempatan belajar lebih banyak—memperlihatkan peningkatan
kimia yang mengatur berbagai fungsi di dalam tubuh. Fungsi percabangan dan pemanjangan dendrit di sel-sel saraf di regio otak
lainnya ini berkisar dari dilatasi pembuluh darah penis selama ereksi yang diduga berperan dalam penyimpanan ingatan. Peningkatan

   BAB 5
luas permukaan dendrit diperkirakan meningkatkan tempat untuk lebih permanen. Tempat penyimpanan jangka-panjang berbagai
sinaps. Karena itu, ingatan jangka-panjang dapat disimpan, paling jenis ingatan baru mulai akan diungkapkan oleh para ilmuwan saraf.
tidak sebagian, oleh pola tertentu percabangan dendritik dan kontak Hipokampus dan daerah sekitarnya berperan sangat penting
sinaptik. dalam ingatan deklaratif—ingatan "apa" tentang orang, tempat,
Tidak ada yang mengetahui secara pasti bagaimana memori benda, fakta, dan kejadian spesifik yang sering terbentuk setelah
jangka pendek sementara diubah menjadi memori jangka panjang hanya satu pengalaman dan yang dapat dikemukakan dalam suatu
permanen, tetapi banyak peneliti percaya bahwa cAMP dan gen awal pernyataan seperti "Saya melihat Patung Liberty musim panas lalu"
memainkan peranan penting dalam konsolidasi memori. cAMP atau mengingat kembali suatu gambar dalam ingatan. Ingatan dekla-
dapat mengaktifkan cAMP responsive element binding protein ratif memerlukan pemanggilan kembali secara sadar. Ingatan ini
(CREB) yang bertindak pada DNA dan akhirnya memengaruhi kadang-kadang dibagi menjadi ingatan semantik (ingatan tentang
sintesis protein baru yang penting dalam mempertahankan ingatan fakta) dan ingatan episodik (ingatan tentang kejadian-kejadian
jangka panjang. (Ingat bahwa caraka kedua ini juga memainkan sehari-hari)
peranan regulatorik dalam PJP dan dalam bentuk ingatan jangka
Orang dengan kerusakan hipokampus sangat mudah lupa
pendek yang lebih sederhana seperti sensitisasi.) Immediate early
akan fakta-fakta yang sangat penting untuk kehidupan
genes (IEG) memerintahkan sintesis protein yang menyandi ingatan
sehari-hari. Ingatan deklaratif biasanya adalah yang pertama
jangka panjang. Peranan yang pasti bahwa protein memori jangka
kali hilang. Kerusakan luas di daerah hipokampus dijumpai pada
panjang kritis ini berperan masih spekulatif. Protein-protein ini
saat otopsi pada pasien dengan penyakit Alzheimer. (Untuk pemba-
mungkin diperlukan untuk perubahan struktural di dendrit atau
hasan lebih luas tentang penyakit Alzheimer, lihat fitur dalam kotak
digunakan untuk membentuk lebih banyak neurotransmiter atau
di h. 174-175, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi.)
tempat reseptor tambahan. Selain itu, mereka mungkin
melaksanakan modifikasi jangka-panjang pelepasan neurotransmiter
dengan memperlama proses-proses biokimia yang mula-mula SEREBELUM DAN INGATAN PROSEDURAL Serebelum dan
diaktifkan oleh proses-proses ingatan jangka-pendek. daerah korteks terkait berperan penting dalam ingatan prosedural
Sebagian besar penelitian pada belajar dan ingatan telah fokus "bagaimana" yang melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh
pada perubahan hubungan sinaps di dalam substansia grisea otak. melalui latihan berulang, misalnya mengingat gerakan tari tertentu.
Untuk lebih memperumit bahasan ini, ilmuwan sekarang memiliki Daerah-daerah korteks yang penting untuk suatu ingatan prosedural
bukti bahwa substansia alba juga berubah selama pembentukan adalah sistem-sistem motorik dan sensorik spesifik yang melakukan
memori dan belajar diiringi dengan semakin banyak mielin yang tindakan yang dimaksud. Contohnya, berbagai kelompok otot yang
mengelilingi akson, khususnya selama masa remaja, mempercepat berbeda diperlukan untuk memainkan tarian daripada yang
transmisi antara neuron-neuron yang terhubung. Neuron-neuron diperlukan untuk menyelam. Berbeda dengan ingatan deklaratif,
tampaknya menghasilkan sinyal kimia seperti neuregulin yang yang diingat kembali secara sadar dari pengalaman sebelumnya,
mengatur luas sel pembentuk mielin membungkus dirinya sendiri di ingatan prosedural dapat dilaksanakan tanpa upaya sadar. Sebagai
sekeliling akson. Jumlah neuregulin yang dihasilkan berhubungan contoh, seorang pemain ski selama pertandingan bisanya berprestasi
dengan luasnya penghantaran potensial aksi di dalam akson. maksimal dengan "membiarkan tubuhnya mengambil alih" dan
Berdasarkan hal ini, peneliti mengusulkan bahwa kecepatan bukan memikirkan secara pasti gerakan-gerakan apa yang harus
konduksi dapat ditingkatkan dengan proses mielinisasi lebih lanjut dilakukannya.
dalam jalur yang lebih aktif, dan perubahan ini mendukung proses Lokalisasi tersendiri di bagian-bagian otak yang berbeda dari
belajar dan mengingat. Selain kemungkinan peran substansia alba kedua ingatan ini terlihat pada orang yang mengalami lesi di
otak, berbagai hormon dan neuropeptida juga memperlihatkan temporalis atau limbik. Mereka dapat melakukan suatu kete-
pengaruh terhadap proses belajar dan memori. keterampilan, misalnya bermain piano, tetapi keesokan harinya
mereka tidak dapat mengingat kejadian tersebut.

Pertanyaan lain selain "bagaimana" memori adalah "di mana" KORTEKS PRAFRONTAL DAN MEMORI KERJA Bagian yang
memori. Bagian-bagian otak apa yang berperan dalam ingatan? berperan utama dalam memadukan kemampuan berpikir kompleks
Tidak ada suatu "pusat ingatan" tunggal di otak. Neuron-neuron yang berkaitan dengan memori kerja adalah korteks asosiasi pra-
yang berperan dalam jejak ingatan justru tersebar luas di seluruh frontal. Korteks prafrontal berfungsi sebagai tempat penyimpanan
daerah subkorteks dan korteks otak. Bagian-bagian otak yang sementara untuk menahan data-data relevan dan juga berperan
diperkirakan paling berperan dalam ingatan adalah hipokampus besar dalam apa yang disebut sebagai fungsi eksekutif yang
dan struktur terkait di lobus temporalis medial, sistem limbik, melibatkan manipulasi dan integrasi informasi ini untuk
serebelum, korteks prafrontalis, dan bagian-bagian lain korteks perencanaan, pemilihan prioritas, membuat pilihan, pemecahan
serebrum. masalah, pengorganisasian aktivitas, dan penghambatan impuls.
Fungsi eksekutif memungkinkan seseorang untuk memutuskan apa
HIPOKAMPUS DAN INGATAN DEKLARATIF Hipokampus yang dilakukan dan bukan hanya bereaksi pada situasi saat itu.
merupakan tempat dominan terjadinya PJP serta krusial bagi kon- Korteks prafrontal melaksanakan fungsi-fungsi berpikir kompleks
solidasi menjadi ingatan jangka-panjang. Hipokampus dipercaya ini dengan bekerja sama dengan semua regio sensorik otak, yang
menyimpan ingatan jangka-panjang baru hanya sesaat dan kemudi- berhubungan dengan korteks prafrontal melalui koneksi-koneksi
an memindahkannya ke bagian korteks lain untuk menyimpan yang saraf.

  173
❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi Pentakit Alzheiner: Kisah Plak Amiloid
Beta, Tau Tangles, dan Demenisia

“S
AYA LUPA DI MANA SAYA MELETAKKAN KUNCI SAYA. fisiologis tertentu atau penyakit), Dua biomarker yang baru bagi alzheimer
Saya mungkn terkena penyakit Alzheimer'. Insiden dan adalah pencitraan plak beta amiloid di otak dan pengukuran AB dan tau di
kesadaran akan penyakit Alzheimer (PA) yang pada tahap cairan serebrospinal (CSS). Pada teknik yang pertama, Pittsburg
awalnya ditandai oleh hilangnya ingatan baru, telah sedemikian meningkat
Compound B (PIB), komponen radioaktif yang terikat pada plak AB,
sehingga orang kadang-kadang mengejek mereka yang lupa sebagai
diinjeksikan, diikuti oleh pemindaian PET yang mendeteksi lokasi dan luas
pengidap Alzheimer. Namun, PA bukanlah suatu lelucon.
plak yang karakteristik ini pada manusia hidup (dari pada menunggu
hingga otopsi). Pengukuran kedua rnelibatkan perolehan sampeI CSS
Insiden melalui pungsi spinal untuk memeriksa kadar tau dan AB pada cairan ini.
PA adalah penyakit neurologi pada SSP yang paling banyak dan paling
mahal. Sekitar 5 juta orang Amerika Serikat saat ini mengidap PA, tetapi Lesi Khas di Otak
karena ini adalah penyakit terkait-usia dan populasi AS mengalami Lesi otak khas, plak neuritik (senilis) ekstrasel dan neurofibrillary tangles
penuaan, insiden PA diperkirakan akan meningkat. Jumlah orang yang intrasel, tersebar di seluruh korteks serebrum dan terutama banyak
terkena diperhitungkan membengkak menjadi 7 juta saat orang yang kini terdapat di hipokampus. Plak neuritik terdiri dari protein fibrosa ekstrasel
muda menua. Sekitar 0,1% mereka yang berusia antara 60 dan 65 tahun seperti lilin di bagian tengah yang dikenal sebagai amiloid beta (AB)
terkena penyakit ini, tetapi insidennya meningkat menjadi 30% hingga 47% yang dikelilingi oleh ujung saraf aksonal dan dendritik yang mengalami
pada mereka yang berusia lebih dari 85 tahun. Menurut National Institute of degenerasi. Neurofibrillary tangles adalah berkas padat pasangan
Aging Report to Congress, segmen populasi AS yang paling cepat tumbuh filamen-filamen heliks abnormal yang menumpuk di badan sel neuron
berdasarkan persensenya adalah kelompok usia lebih dari 85 tahun. yang terkena. PA juga ditandai oleh degenerasi badan sel neuron-neuron
tertentu di otak-depan basal. Akson penghasil asetilkolin neuron-neuron
Gejala ini normalnya berakhir di korteks serebrum dan hipokampus sehingga
PA merupakan penyebab sekitar dua pertiga kasus demensia senilis, yaitu hilangnya neuron-neuron ini menyebabkan defisiensi asetilkolin di
berkurangnya kemampuan mental generalisata terkait-usia. Pada tahapnya daerah-daerah ini. Kematian neuron dan hilangnya komunikasi sinaps
yang paling awal, hanya ingatan jangka-pendek yang terganggu, tetapi menjadi penyebab timbulnya demensia.
seiring dengan perkembangan penyakit, bahkan ingatan jangka-panjang
yang telah tertanam dalam, misalnya ingatan terhadap anggota keluarga, Patalogi yang mendasari
lenyap. Sering dijumpai kebingungan, disorientasi, dan perubahan Pada tahun-tahun belakangan ini, telah banyak kemajuan dalam
kepribadian yang ditandai oleh mudah tersinggung dan letupan emosional. pemahaman tentang patologi yang mendasari penyakit ini. Protein
Kemampuan mental yang lebih tinggi secara perlahan menurun seiring prekursor amiloid (amyloid precursor protein, APP), komponen
dengan semakin berkurangnya kemampuan pasien membaca, menulis, dan struktural semua membran plasma neuron, banyak ditemukan terutama di
menghitung. Kemampuan bahasa dan bicara sering terganggu. Pada ujung terminal prasinaps. APP dapat diputus di beberapa tempat berbeda
tahap-tahap lanjut, pasien PA sering menjadi seperti anak dan tidak mampu untuk menghasilkan produk yang berbeda. Pemutusan APP di salah saw
makan, berpakaian, dan merawat diri mereka. Pasien biasanya meninggal tempat menghasilkan suatu produk yang dipercaya menimbulkan fungsi
dalam keadaan debilitas berat 4 hingga 12 tahun setelah awitan penyakit. fisiologis normal, mungkin berperan dalam proses belajar dan
Penyakit ini, yang pertama kali dilaporkan seabad yang lalu oleh Alois mengingat.Pemutusan APPdi tempatalternatif menghasilkan AB.Terdapat
Alzheimer, seorang ahli neurologi Jerman, hanya dapat dipastikan pada dua varian AB yang dihasilkan dan dibebaskan dari neuron, bergantung
saat otopsi dengan ditemukannya lesi-lesi khas di otak yang berkaitan pada tempat pasti pemutusan. Dalam keadaan normal sekitar 90% AB
dengan penyakit ini, yaitu plak beta amiloid (AB) dan neurofibrillary tangles merupakan bentuk produk ini yang larut dan tidak berbahaya. Sepuluh
yang terdiri dari protein Tau yang cacat. (Anda akan mempelajari lebih persen lainnya merupakan jenis pembentuk plak dan berbahaya, yang
dalam tentang lesi ini kemudian.) Saat ini, PA didiagnosis sebelum membentuk filamen tipis tak-larut yang mudah membentuk agregat
kematian melalui proses eliminasi; yaitu, semua penyakit yang dapat menjadi plak AB dan tampaknya juga bersifat neurotoksik. Selain itu, para
menyebabkan demensia, misalnya stroke atau tumor otak, harus peneliti akhir-akhir ini menemukan molekul-molekul larut berantai pendek
disingkirkan. Untuk mendukung kemungkinan diagnosis PA sering yang berpotensi toksik (disebut oligomer) yang berasal dari AB yang
digunakan serangkaian uji kognitif. Pada tahun 2011, kriteria diagnostik PA berdifusi melalui otak dan bukan beragregasi menjadi plak. Beberapa
berubah untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, walaupun panduan baru ini peneliti mengajukan teori baru yang kontroversial bahwa oligomer-
akan digunakan pertama kali pada penelitian. Peneliti berharap bahwa oligomer yang mengapung bebas ini merupakan penyebab gejala-gejala
diagnosis awal PA melalui panduan yang direvisi akan mengarah pada PA yang sesungguhnya. Keseimbangan antara produk-produk APP ini
penemuan dini penyakit ini sebelum gejala demensia terjadi. Alat diagnostik dapat bergeser oleh mutasi di APP, cacat genetik lain, perubahan
yang baru bergantung pada biomarker (kependekan biological marker, patologis atau terkait-usia di otak, atau mungkin faktor-faktor lingkungan.
segala sesuatu yang dapat diukur secara objektif sebagai indikator keadaan Hasil akhirnya adalah meningkatnya produksi AB yang bersifat toksik.

   BAB 5
Pembentukan AB dijumpai pada awal perjalanan penyakit, dengan menyebabkan penyakit awitan dini. Individu dengan penyakit Alzheimer
neurofbrillary tangles timbul agak belakangan. PA tidak "tiba-tiba" muncuI familial ini biasanya memperlihat- kan gejala klinis pada usia 40an atau 50an
pada usia lanjut. Penyakit ini terjadi akibat sejumlah proses gradual tersamar Delapan puluh lima persen pasien PA lainnya belum memperlihatkan
yang terjadi selama bertahun atau berpuluh tahun. Meskipun belum semua gejala hingga usia lanjut, antara 65 hingga 85 tahun. Sifat gen spesifik
potongan teka-teki terungkap, berikut ini adalah kemungkinan skenario yang diketahui meningkatkan kerentanan individu mengidap penyakit Alzheimer
terjadi berdasarkan temuan-temuan terkini. Endapan AB secara langsung awitan lambat. Namun, tidak semua orang dengan kecenderungan untuk PA
bersifat toksik bagi neuron. Selain itu, penimbunan gradual plak AB menarik mengalami penyakit ini. Selain itu, banyak yang mengidap penyakit tanpa
mikroglia ke tempat plak. Sel-sel imun otak ini melancarkan serangan predisposisi genetik yang jelas. Jelas bahwa beberapa faktor lain di luar
imunologik terhadap plak, mengeluarkan bahan-bahan kimia toksik yang kerentanan genetik ikut berperan menimbulkan penyakit. Ketidak
dapat merusak neuron sekitar yang "tidak bersalah' dalarn prosesnya. seimbangan hormon mungkin berperan. Secara khusus, riset-riset
Proses peradangan ini, bersama dengan toksisitas langsung endapan AB, menemukan bahwa kortisol, hormon stres, meningkatkan kerentanan
juga menyebabkan perubahan pada sitoskeleton neuron yang menyebabkan
mengalami PA. Selain itu, Para peneliti juga mencoba mencari kemungkinan
terbentuknya neurofibrillary tangles penyumbat sel saraf. Protein tau dalam
adanya faktor pemicu dari lingkungan, tetapi hingga saat ini belum ada yang
keadaan normal berkaitan dengan molekul tubulin dalam pembentukan
dapat dipastikan.
mikrotubulus, yang berfungsi sebagai "jalan tol" akson untuk transpor bahan
bolak-balik antara badan sel dan terminal akson (lihat h. 51). Molekul tau
berfungsi sebagai"bantalan rel kereta api" yang memaku "rel" molekul tubulin Terapi
di mikrotubulus. Jika mengalami hiperfosforilasi (memiliki terlalu banyak .Saat ini terdapat dua kelompok obat yang disetujui secara spesifik bagi
gugus fosfat yang melekat), molekul tau tidak dapat berinteraksi dengan
terapi PA. Satu kelompok meningkatkan kadarasetilkolin (neuro- transmiter
tubulin. Penelitian menunjukkan bahwa AB berikatan dengan reseptor di
yang defisien) di otak. Sebagai contoh, Aricept, obat yang paling sering
permukaan sel saraf, memicu serangkaian proses intrasel yang
menyebabkan hiperfosforilasi tau. Jika tidak terikat ke tubulin, molekul- diresepkan pada PA, menghambat enzim yang secara normal
molekul tau yang tidak terkapasitasi akan saling menjalin, membentuk membersihkan asetilkolin yang keluar di sinaps. Obat-obat seperti ini secara
filamen-filamen heliks berpasangan yang menggumpal membentuk sesaat memperbaiki gejala pada sebagian pasien, tetapi tidak
neurofibrillary tangles. Hal yang lebih penting, seperti rel kereta api yang menghentikan atau memperlambat kerusakan yang disebabkan oleh
akan berantakan jika terlalu banyak bantalan yang hilang, mikrotubulus juga penyakit ini. Obat kedua, kelompok obat yang lebih baru disetujui,
mulai rusak seiring dengan semakin banyaknya molekul tau yang tidak lagi contohnya adalah Nemenda, memengaruhi reseptor NMDA, menghambat
melaksanakan tugasnya. Hilangnya sistem transpor neuron ini dapat efek toksik pelepasan glutamat yang berlebihan. Beberapa obat tanpa resep
menyebabkan kematian sel.
juga digunakan untuk mengobati PA. Antioksidan memberi harapan dalam
Faktor-faktor lain juga berperan dalam kisah PA yang kompleks ini, tetapi
mengatasi kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Aspirin dan obat
tempat pasti faktor-faktor tersebut terletak masih belum jelas. Menurut teori
terdahulu, AB menyebabkan influks berlebihan Ca2+ yang memicu anti-inflamasi lain mungkin memperlambat perjalanan PA dengan
serangkaian reaksi biokimia yang mematikan sel. Sel-sel otak yang menghambat komponen-komponen inflamatorik penyakit.
mengandung banyak reseptor NMDA glutamat, terutama sel-sel hipokampus Seiring dengan kerja peneliti untuk mengungkap faktor-faktor yang
yang berperan dalam potensiasi jangka-panjang (lihat h. 170), sangat rentan mendasari, kemungkinan ditemukannya cara-cara untuk menghambat
terhadap toksisitas glutamat. Hilangnya kemampuan hipokampus perkembangan penyakit ini juga meningkat. Sebagai contoh, pencariaan
membentuk ingatan merupakan tanda utama PA. Beberapa bukti saat ini adalah pada obat-obat baru yang dapat menghambat pemutusan AB
mengisyaratkan bahwa neuron yang cedera melakukan apoptosis (bunuh diri pembentuk plak dari APP atau dapat menghambat agregasi amiloid ini
sel; lihat h. 44), tetapi proses bunuh din ini tampaknya jauh lebih lambat menjadi plak yang berbahaya sehingga menghentikan PA pada jalurnya
daripada apoptosis yang biasanya. Temuan-temuan menunjukkan bahwa AB pada tahap yang paling dini. Hampir 200 obat yang ditargetkan pada
dapat mengaktifkan jalur biokimia bunuh-din. Studi-studi lain menyiratkan berbagai langkah di jalur PA sedang dikembangkan oleh perusahaan-
bahwa selama perjalanan penyakit terbentuk radikal bebas perusak sel (lihat
perusahaan farmasi.
h.154). Semua jalur perusak neuron ini akhirnya menyebabkan timbulnya
Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan farmasi dalam
gejala secara bertahap.
menemukan produk yang sukses akan besar, dan dampak lebih luas yang
.Kemungkinan Penyebab
ditimbulkannya akan menjadi lebih penting. Pencegahan dan terapi PA tidak
Kausa mendasar yang memicu pembentukan AB abnormal pada PA tidak dapat terjadi lebih cepat daripada dampak yang ditimbulkan oleh penyakit
diketahui pada sebagian besar kasus. Banyak peneliti percaya bahwa ini pada pasien, keluarganya, dan masyarakat. Perawatan pasien-pasien
penyakit ini memiliki banyak penyebab. Faktor genetik dan linglingkungan PA saat ini diperkirakan menelan biaya 100 miliar US$ per tahun dan akan
diperkirakan berperan meningkatkan risiko timbulnya PA. Sekitar 15% kasus terus bertambah seiring dengan meningkatnya persentase penduduk
berkaitan dengan cacat genetik spesifik yang ditemukan dalam keluarga dan berusia lanjut yang kemudian terjangkit penyakit ini.

Sistem Saraf Pusat 175


Para peneliti telah mengidentifikasi berbagai tempat penyimpanan Serebelum adalah bagian otak yang seukuran bola kasti dan sangat
di korteks prafrontal, bergantung pada sifat data saat ini. Sebagai berlipat serta terletak di bawah lobus oksipitalis korteks dan melekat
contoh, memori kerja yang melibatkan petunjuk-petunjuk tentang ke punggung bagian atas batang otak (lihat Tabel 5-2, h. 152 dan >
ruang terletak di lokasi prafrontal yang berbeda dengan memori Gambar 5-7b, h. 154, dan 5-15, h. 164).
kerja yang melibatkan petunjuk verbal atau petunjuk tentang
penampakan suatu benda. Salah satu teori yang menarik adalah
kepandaian seseorang mungkin ditentukan oleh kapasitas memori
kerja orang tersebut untuk menahan secara sementara dan
mengaitkan berbagai data yang relevan. Di serebelum ditemukan neuron individual dalam jumlah empat kali
lebih banyak daripada di bagian otak lainnya dan hal ini
menunjukkan pentingnya struktur ini. Serebelum terdiri dari tiga
Periksa Pemahaman Anda 5.7 bagian yang secara fungsional berbeda dengan peran berbeda yang
terutama berkaitan dengan kontrol bawah-sadar aktivitas motorik (>
1. Definisikan konsolidasi. Gambar 5-19). Secara spesifik, bagian-bagian serebelum melakukan
2. Bandingkan mekanisme molekuler untuk ingatan jangka-pendek dan fungsi-fungsi berikut:
ingatan jangka-panjang. 1. Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan ke-
3. Bedakan antara ingatan deklaratif, ingatan prosedural, dan memori seimbangan clan kontrol gerakan mata.
kerja dan tunjukan daerah otak yang terutama berkaitan dengan 2. Spinoserebelum meningkatkan tonus otot dan mengo-
masing-masing hal di atas. ordinasikan gerakan volunter terampil. Bagian otak ini sangat
penting dalam memastikan waktu yang tepat bagi kontraksi berbagai
otot untuk mengoordinasikan gerakan yang melibatkan banyak
5.8 I Serebelum sendi. Sebagai contoh, gerakan sendi bahu, siku, dan pergelangan ta-
ngan Anda harus sinkron bahkan ketika Anda melakukan gerakan

Batang otak
Regulasi tonus
otot, koordinasi
gerakan volunter
Serebelum terampil

Tidak berlipat Perencanaan dan


inisiasi aktivitas
volunter,
penyimpanan
ingatan prosedural

Pemeliharaan
keseimbangan,
kontrol gerakan mata

(b) Serebelum yang tak-terlipat, menunjukkan


(a) Struktur makroskopik serebelum ketiga bagianya yang berbeda secara funsional

Dipotong

Potongan sagital
media serebelum
dan batang otak

KUNCI
Vestibuloserebelum
Spinoserebelum
Serebroserebelum
(c) struktur internal serebelum
Gambar 5-19 Serebelum.

   BAB 5
sederhana seperti mengambil pensil. Ketika daerah-daerah korteks motorik utama di otak. Perintah motorik untuk aktivitas volunter
mengirim pesan ke otototot untuk mengeksekusi gerakan tertentu, tertentu berasal dari korteks motorik, tetapi eksekusi sebenarnya
spinoserebelum diberi informasi tentang perintah motorik yang aktivitas tersebut dikoordinasikan di bawah sadar oleh regio-regio
diinginkan. Bagian ini juga menerima masukan dari reseptor- subkorteks ini. Sebagai gambaran, Anda secara sadar dapat
reseptor perifer tentang gerakan tubuh dan posisi yang sebenarnya memutuskan untuk berjalan, tetapi Anda tidak harus secara sadar
terjadi. Spinoserebelum pada hakikatnya bekerja sebagai berpikir tentang rangkaian gerakan spesifik yang harus Anda
"manajemen menengah" yang membandingkan "keingingan" atau lakukan untuk menyelesaikan keinginan ini. Karena itu, banyak
"perintah" pusat-pusat yang lebih tinggi dengan "kinerja" otot-otot aktivitas volunter sebenarnya diatur secara involunter. Anda akan
dan mengoreksi setiap "kesalahan" atau penyimpangan dari gerakan belajar lebih banyak mengenai kontrol motorik saat kita membahas
yang diinginkan. Spinoserebelum bahkan tampaknya mampu fisiologi otot rangka di Bab 8. Saat ini, kita akan berpindah ke bagian
memperkirakan posisi suatu bagian tubuh dalam sepersekian detik otak sisanya, batang otak.
berikutnya sewaktu suatu gerakan kompleks dan untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Ketika Anda sedang
meraih sebuah pensil, sebagai contoh, bagian ini segera "mengerem" Periksa Pemahaman Anda 5.8
untuk menghentikan gerakan maju tangan Anda di lokasi yang
diinginkan dan tidak membiarkan tangan melewati sasaran. 1. Sebutkan fungsi-fungsi ketiga bagian serebelum.
Penyesuaian-penyesuaian yang terus-menerus ini, yang memastikan
gerakan mulus, tepat, dan terarah, terutama penting untuk aktivitas-
aktivitas yang cepat berubah (fasik) misalnya mengetik, main piano, 5.9I Batang Otak
atau berlari.
Batang otak terdiri dari medula, pons, dan otak tengah (lihat Tabel
3. Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan inisiasi
5-2 dan Gambar 5-7b).
aktivitas volunter dengan memberikan masukan ke daerah motorik
korteks. Ini juga merupakan bagian serebelum yang menyimpan
ingatan prosedural.

Temuan-temuan terakhir mengisyaratkan bahwa selain fungsi-


Semua serat datang dan pergi yang berjalan antara perifer dan
fungsi yang sudah pasti ini, serebelum bahkan memiliki tanggung
pusat-pusat yang lebih tinggi di otak harus berjalan melalui batang
jawab yang lebih luas, misalnya mungkin mengoordinasikan akuisisi
otak, dengan serat datang memancarkan informasi sensorik ke otak
masukan sensorik oleh otak. Para peneliti saat ini sedang
dan serat pergi membawa sinyal perintah dari otak untuk keluaran
mengartikan berbagai temuan baru dan mengejutkan yang tidak
eferen. Sebagian besar serat-serat ini bersinaps di dalam batang otak
cocok dengan peran tradisional serebelum dalam kontrol motorik.
untuk pemrosesan penting. Karena itu, batang otak adalah jalur
Semua gejala-gejala penyakit serebelum berikut disebabkan penghubung penting antara bagian otak lain dan korda spinalis.
oleh hilangnya fungsi motorik serebelum: gangguan kese- Fungsi batang otak mencakup yang berikut:
imbangan; gaya berjalan "pelaut mabuk" dengan gaya berdiri
1. Sebagian besar dari 12 pasang saraf kranialis berasal dari batang
yang lebar dan berjalan yang tak-mantap; nistagmus (gerakan mata otak (Gambar 5-20). satu pengecualian Dengan utama, saraf-saraf
osilatif ritmik); penurunan tonus otot tetapi bukan paralisis; ini menyarafi struktur-struktur di kepala dan leher dengan serat
ketidakmampuan melakukan gerakan-gerakan bergantian cepat sensorik dan motorik. Mereka penting dalam penglihatan,
dengan lancar, seperti tidak mampu dengan cepat untuk menampar pendengaran, pengecapan, penghiduan, sensasi wajah dan kulit
telapak tangan yang terbuka secara bergantian dengan telapak kepala, gerakan mata, mengunyah, menelan, ekspresi wajah, dan
tangan atau punggung tangan tangan yang lain, dan salivasi. Pengecualian utama adalah saraf kranialis X, saraf vagus.
ketidakmampuan menghentikan dan memulai kontraksi otot secara Bukannya menyarafi daerah-daerah di kepala, sebagian besar
cepat. Hal yang terakhir ini menyebabkan tremor bertujuan yang cabang nervus vagus menyarafi organ-organ di rongga toraks dan
ditandai oleh gerakan maju-mundur osilatif ekstremitas ketika abdomen. Vagus adalah saraf utama sistem saraf parasimpatis.
mendekati suatu tempat yang dituju. Sewaktu orang dengan 2. Di batang otak terkumpul kelompok-kelompok neuron atau
kerusakan serebelum mencoba mengambil sebuah pensil, ia pusat yang mengontrol fungsi jantung dan pembuluh darah,
mungkin melakukan gerakan tangan melebihi sasaran (overshoot) pernapasan, dan banyak aktivitas pencernaan. Kumpulan
lalu menarik kembali secara berlebihan, mengulang gerakan maju- fungsional badan-badan sel sarah di dalam SSP juga disebut sebagai
mundur ini hingga ia berhasil memegang pensil tersebut. Tremor ini pusat, seperti pusat pengaturan respirasi di batang otak, atau sebagai
tidak terjadi kecuali jika yang bersangkutan melakukan aktivitas nukleus (jamak nuklei), seperti nukleus basal.
bertujuan, berbeda dengan tremor istirahat yang berkaitan dengan 3. Batang otak berperan dalam mengatur refleks otot yang terlibat
penyakit nukleus basal, terutama penyakit Parkinson. dalam keseimbangan dan postur.
Serebelum dan nukleus basal memantau dan menyesuaikan 4. Terdapat suatu anyaman neuron-neuron yang saling ber-
aktivitas motorik yang diperintah dari korteks motorik, dan seperti hubungan yang disebut formasio retikularis yang meluas di
nukleus basal, serebelum tidak secara langsung memengaruhi seluruh batang otak dan masuk ke dalam talamus. Jaringan ini
neuron motorik eferen. Meskipun mereka melakukan peran yang menerima dan mengintegrasikan semua masukan sinaptik sensorik
berbeda-beda (misalnya, serebelum meningkatkan tonus otot, yang datang. Serat-serat asendens yang berasal dari formasio
sementara nukleus basal menghambatnya), keduanya berfungsi retikularis membawa sinyal ke atas untuk memba-ngunkan dan
secara tak-langsung dengan memodifikasi keluaran sistem-sistem mengaktifkan korteks serebrum (Gambar 5-21). Serat-serat ini

   177
KUNCI
Saraf olfaktorius (I)
= Serat motorik
= Serat sensorik

Saraf okulo-
Mukosa rongga motorius (III) Saraf troklearis (IV)
hidung Retina Oblikus superior
Otot mata ekstrinsik; (otot mata ekstrinsik)
Terminal serat saraf otot siliaris; otot iris
olfaktorius(I)

Saraf optikus(II)
Bulbus olfaktorius
Motorik-otot
Saraf pengunyah
Abducens (IV)
Saraf trigeminus (V)
Rektrus lateralis
(otot mata
ekstrinsik) Sensorik-wajah
dan kepala

Motorik-otot wajah
dan kulit kepala;
kelenjar liur dan
air mata

Saraf fasialis (VII)


Sensorik-kuncup
kecap di lidah
anterior
Cabang
vestibular
Saraf vestibulokoklearis (VIII)

Cabang Koklea
Koklea,
vestibulum,
Motorik-otot faring; dan kanalis
kelenjar parotis semisirkularis
telinga dalam
Sensorik-kuncup kecap di lidah posterior;
Saraf
reseptor di faring dan sinus koratikus.
glosofaringeus (IX)

Saraf vagus (X)


Saraf
hipoglosus Saraf
(XII) aksesoris (XI)

Motorik-otot faring dan laring; organ


toraks abdomen
Otot lidah Otot laring, faring, palatum Sensori-kuncup kecap di lidah dan
mole, bahu, dan leher faring; organ toraks dan abdomen.

❯ Gambar 5-20 Saraf kranialis. Pandangan inferior (sisi bawah) otak, yang memperlihatkan perlekatan 12 pasang saraf kranialis ke otak dan berbagai struktur yang
disarafi oleh saraf-saraf ini.

   BAB 5
Sistem memberikan pengalaman subjektif informasi di bawah "sorotan
aktivtas
retikular
perhatian selektif" dalam "teater kesadaran", menggunakan teater
metaforik yang dihadirkan oleh peneliti yang mengemukakan teori
ini—yaitu kita menjadi sadar akan apa yang kita alami hanya ketika
Korteks informasi yang diberikan melewati saluran khusus (seperti
serebrum
informasi sensorik) didistribusikan ke korteks sehingga terbentuk
suatu kesatuan pikiran.
Berikut ini dicantumkan keadaan-keadaan kesadaran sesuai urutan
penurunan tingkat keterjagaannya, didasarkan pada tingkat interaksi
antara rangsangan perifer dan otak:
Serebelum ■ Kewaspadaan maksimal
Impuls ■ Terjaga
penglihatan
■ Tidur (beberapa jenis)
Formasior
Batang Impuls pendengaran
etikularis
otak
■ Koma
Korda spinalis
Traktus sensorik Traktus motorik Kewaspadaan maksimal bergantung pada masukan sensorik
asedens desendens pembangkit-perhatian yang "memberi energi" untuk RAS dan
Gambar 5-21 Sistem aktivasi retikular. Formasio retikularis, suatu selanjutnya tingkat aktivitas SSP secara keseluruhan. Di ekstrim
anyaman luas neuron di dalam batang otak (warna merah), menerima dan yang lain, koma adalah kehilangan total responsivitas seorang yang
mengintegrasikan semua masukan sinaptik. Sistem aktivasi retikular, yang hidup terhadap rangsangan luar, disebabkan oleh kerusakan batang
mendorong kesadaran korteks dan membantu mengarahkan perhatikan ke otak yang mengganggu RAS atau oleh depresi luas korteks
kejadian-kejadian spesifik, terdiri dari serat-serat asendens (warna biru) yang serebrum, misalnya yang menyertai kekurangan O2.
berasal dari formasio retikularis dan membawa sinyal ke atas untuk Siklus bangun-tidur adalah suatu variasi siklik normal dalam hal
membangunkan dan mengaktifkan korteks serebrum. kesadaran terhadap lingkungan. Berbeda dengan keadaan terjaga,
orang yang tidur tidak secara sadar mengetahui dunia eksternal,
membentuk reticular activating system (RAS) yang mengontrol tetapi mereka memiliki pengalaman kesadaran dunia internal
derajat keseluruhan kewaspadaan korteks dan penting dalam misalnya mimpi. Selain itu, mereka dapat dibangunkan dengan
kemampuan untuk mengarahkan perhatian. Sebaliknya, serat-serat rangsangan luar, misalnya bunyi alarm.
desendens dari korteks, terutama daerah motoriknya, dapat Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya keada-
mengaktifkan RAS. an terjaga. Tingkat aktivitas otak keseluruhan tidak berkurang
5. Pusat-pusat yang mengatur tidur secara tradisional di-anggap selama tidur. Selama tahap-tahap tertentu tidur, penyerapan O2 oleh
terdapat di dalam batang otak, meskipun bukti-bukti terakhir otak bahkan meningkat melebihi tingkat normal sewaktu terjaga.
mengisyaratkan bahwa pusat yang mendorong tidur gelombang-
lambat terletak di hipotalamus. Terdapat dua jenis tidur, yang ditandai oleh pola EEG yang
Kini kita akan mengulas tidur dan keadaan-keadaan berbeda dan perilaku yang berlainan: tidur gelombank-lambat dan
tingkat kesadaran lainnya dengan lebih terperinci. tidur paradoksal, atau REM (Tabel 5-4).

POLA EEG SELAMA TIDUR Tidur gelombang-lambat terjadi


Tidur adalah proses aktif yang terdiri dari periode-
dalam empat tahap yang masing-masing tahapnya memperlihatkan
periode tidur paradoksal dan gelombang lambat
gelombang EEG yang semakin pelan dengan amplitudo lebih besar
yang bergantian. (karenanya dinamai tidur "gelombang-lambat") (Gambar 5-22).
Kata kesadaran merujuk kepada keadaan sadar tentang dunia luar Pada permulaan tidur, Anda berpindah dari tidur ringan ("tidur
dan diri sendiri, termasuk mengetahui alam pikirannya sendiri— ayam") stadium 1 menjadi tidur dalam stadium 4 (tidur gelombang-
yaitu, kesadaran pikiran, persepsi, mimpi, dan sebagainya. Meskipun lambat) dalam waktu 30 hingga 45 menit; kemudian Anda berbalik
tingkat akhir kesadaran terletak di korteks serebrum dan sensasi melalui stadium-stadium yang sama dalam periode waktu yang
kasar kesadaran dideteksi oleh talamus, pengalaman sadar sama. Pada akhir tiap-tiap siklus tidur gelombang-lambat terdapat
bergantung pada fugsi terintegrasi berbagai bagian sistem saraf. episode tidur paradoks selama 10 hingga 15 menit. Secara paradoks,
Dasar selular dan molekular yang melandasi kesadaran adalah salah pola EEG Anda selama periode ini mendadak berubah seperti
satu pertanyaan yang tidak dapat dijawab dalam neurologi. Suatu dalam keadaan terjaga, meskipun Anda masih tidur lelap (karena
proposal yang terus mendapat banyak dukungan adalah teori global itu dinamai tidur "paradoks") (Gambar 5-22). Setelah episode
workspace, yang mengemukakan bahwa pengalaman kesadaran paradoks tersebut, stadium-stadium tidur gelombang-lambat
bergantung pada otak yang berfungsi sebagai sebagai "jaringan otak", kembali berulang. Anda secara bergantian mengalami kedua jenis
yaitu kondisi ketika beberapa kepingan informasi yang tidak pola tidur sepanjang malam. Periode singkat terbangun sering
disadari yang diproses secara lokal pada waktu yang bersamaan terjadi. Sebagian besar pola tidur tahap 4 tidur dalam terjadi pada
segera disiarkan ke seluruh otak (yaitu, ke global workspace). per- beberapa jam pertama tidur, dengan tidur paradoksal menempati
tukaran informasi sangat terkoordinasi ini di antara berbagai korteks waktu tidur yang semakin banyak ketika mendekati pagi (Gambar

   179
❚ TABEL 5-4 Perbandingan Tidur Gelombang-Lambat dan Paradoksal
leep

Karakteristik Tidur Gelombang-Lambat Tidur Paradoksal

Serupa dengan EEG pada orang yang sadar penuh

Inhibisi mendadak tonus otot; tidak ada bergerak

Ireguler

Sering

Lebih sulit dibangunkan tetapi cenderung bangun sendiri

20%

Gerakan mata cepat

5-23). Karena kemiripan grafik representasi siklus tidur terhadap ditandai oleh gerakan mata cepat (rapid eye movement) sehingga
pola langit kota, pola tidur kadang-kadang disebut sebagai arsitektur juga dinamai tidur REM. Kecepatan darah mungkin berfluktuasi.
tidur. Karakteristik lain tidur REM adalah mimpi. Para peneliti
Dalam siklus tidur normal, Anda selalu melewati tidur menemukan bukti bahwa setidaknya sebagian REM berhubungan
gelombang-lambat sebelum masuk ke tidur paradoks. Secara rerata, dengan "mengamati" bayangan mimpi, walaupun peneliti dulu
tidur paradoks menempati 20% waktu tidur total pada masa remaja berpikir bahwa REM berlangsung dalam pola osilatif tetap yang
dan sebagian besar masa dewasa. Bayi menghabiskan waktu jauh tidak dipengaruhi oleh isi mimpi.
lebih banyak pada tidur paradoks. Sebaliknya, pada usia lanjut tidur
Pencitraan otak pada para relawan sewaku tidur REM
paradoks dan tidur gelombang-lambat stadium 4 berkurang. Orang
memperlihatkan peningkatan aktivitas di daerah-daerah pemrosesan
yang memerlukan waktu tidur total lebih singkat daripada normal
visual tingkat-tinggi dan sistem limbik (tempat emosi), disertai oleh
lebih banyak menghabiskan waktu tidurnya dalam tidur paradoks
penurunan aktivitas di korteks prafrontal (tempat akal). Pola
dan tidur gelombang-lambat stadium 4 dan lebih sedikit dalam tidur
aktivitas ini merupakan dasar bagi karakteristik mimpi: bayangan
ringan gelombang-lambat stadium-stadium awal.
visual yang diciptakan dari dalam diri yang mencerminkan "bank
ingatan emosional" yang bersangkutan dengan hanya sedikit
POLA PERILAKU SELAMA TIDUR Selain pola EEG yang khas, tuntunan atau interpretasi dari daerah berpikir kompleks.
kedua jenis tidur dibedakan oleh perbedaan perilaku. Kita sulit Akibatnya, mimpi sering memiliki muatan emosi yang besar, sensasi
memastikan kapan seseorang berpindah dari mengantuk menjadi waktu yang kacau, dan isi yang aneh yang diterima begitu saja
tidur gelombang-lambat. Pada tidur jenis ini, yang bersangkutan sebagai kenyataan, dengan hanya sedikit refleksi mengenai semua
masih memiliki tonus otot yang cukup besar dan sering mengubah kejadian yang aneh.
posisi tidurnya. Kecepatan pernapasan, denyut jantung, dan tekanan
darah masih reguler. Selama waktu ini, yang bersangkutan mudah
dibangunkan dan jarang bermimpi. Aktivitas mental yang berkaitan
dengan tidur gelombang-lambat kurang visual dibandingkan Siklus tidur-bangun, serta berbagai tahapan tidur, disebabkan oleh
dengan bermimpi. Aktivitas ini lebih konseptual dan masuk-akal- hubungan siklik tiga sistem saraf: (1) sistem kejagaan yang
seperti kelanjutan pikiran-pikiran sewaktu sadar yang berkaitan melibatkan RAS di batang otak, yang diperintah oleh kelompok
dengan kegiatan sehari-hari dan lebih kecil kemungkinannya diingat. neuron-neuron khusus di hipotalamus; (2) pusat tidur gelombang-
Pengecualian utama adalah mimpi buruk, yang terjadi selama lambat di hipotalamus yang mengandung sleep-on neuron, yang
stadium 3 dan 4. Orang yang berjalan dan berbicara sewaktu tidur menginduksi tidur gelombang lambat; dan (3) pusat tidur paradoks
melakukannya selama tidur gelombang-lambat. di batang otak yang mengandung REM sleep-on neuron, yang
jantung dan pernapasan menjadi ireguler, dan tekanan Pola mengubah ke tidur paradoksal. Pola interaksi di antara ketiga regio
perilaku yang menyertai tidur paradoks ditandai oleh inhibisi saraf ini, yang menghasilkan rangkaian siklis yang dapat
mendadak tonus otot seluruh tubuh. Otot-otot mengalami relaksasi diperkirakan antara keadaan terjaga dan kedua jenis tidur, kini
total tanpa gerakan, kecuali di bagian otot mata. Tidur paradoks di- menjadi bahan penelitian intensif. Bukti-bukti baru mengemukakan

   BAB 5
Terjaga
REM

Gelombang-lambat
Stadium tidur
2

Tidur gelombang-lambat, stadium 4 3

0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu tidur (jam)
KUNCI
Terjaga
Tidur gelombang-lambat
Tidur paradoks Tidur paradoksal (REM)

Gambar 5-23 Pola tidur siklis yang khas pada dewasa muda.

mendasar yang bertanggung jawab bagi hubungan siklik antara


kedua jenis tidur ini belum sepenuhnya dimengerti.
Siklus normal dapat mudah diinterupsi, dengan sistem yang
Terjaga, mata terbuka membuat kita terjaga mudah mengalahkan sistem tidur daripada
Gambar 5-22 Pola EEG selama berbagai jenis tidur. Perhatikan bahwa pola kebalikannya; yaitu, lebih mudah terjaga ketika mengantuk
elektroensefalogram (EEG) selama tidur paradoks serupa dengan pola pada daripada jatuh tertidur ketika terjaga penuh. Sistem yang membuat
seseorang dalam keadaan bangun dan terjaga, sementara pola selama tidur kita terjaga dapat diaktifkan oleh masukan sensorik aferen (sebagai
gelombang-lambat memperIihatkan gelombang yang jelas berbeda, contoh, seseorang mengalami kesulitan untuk tidur jika lingkungan
berisik) atau oleh masukan yang turun ke batang otak dari daerah-
daerah otak yang lebih tinggi. Konsentrasi penuh atau keadaan
hubungan seperti berikut ini; emosi yang kuat, misalnya rasa cemas atau kegembiraan, dapat
mencegah orang tidur, demikian juga aktivitas motorik, misalnya
1. Kelompok neuron di hipotalamus merupakan puncak perintah bangkit dan berjalan-jalan, dapat membangunkan orang yang
untuk pengaturan sistem keadaan terjaga. Neuron ini menyekresi mengantuk. Namun, Anda dapat mengesampingkan kebutuhan
neurotransmiter eksitatorik hipokretin (juga dikenal oreksin). untuk tidur selama beberapa lama sebelum tekanan untuk tidur
Mengejutkannya, hipokretin yang dikenal sebagai sinyal penguat menjadi sesuatu yang tidak dapat ditahan lagi. Tidur secara teratur
nafsu makan, sekarang juga diketahui berperan penting dalam adalah suatu kebutuhan mutlak pada kehidupan, meskipun
keterjagaan. Neuron penyekresi hipokretin ini melepaskan muatan ilmuwan tidak yakin untuk tujuan apa tidur dilakukan.
secara autonom (dengan sendirinya) dan terus-menerus serta
menjaga Anda tetap sadar dan waspada dengan merangsang RAS.
Neuron-neuron ini harus dihambat agar kita dapat tidur, mungkin
oleh IPSP yang dihasilkan oleh masukan dari sleep-on neuron atau
oleh masukan inhibitorik lain. Fungsi tidur belum jelas.
2. Sleep-on neuron pada pusat pengaturan tidur gelombang lambat Meskipun manusia menghabiskan sekitar sepertiga kehidupan
tampaknya bertanggung jawab dalam menginduksi tidur, sepertinya mereka dengan tidur, mengapa tidur dibutuhkan masih merupa-
dengan menghambat neuron yang mencetuskan kesadaran dengan kan misteri. Tidur adalah dari otak dan untuk otak, bukan untuk
melepaskan neurotransmiter inhibitorik GABA. Mekanisme ini bagian tubuh lainnya. Tidur tidak disertai oleh penurunan aktivitas
dapat menjelaskan mengapa kita memasuki tidur gelombang lambat saraf (yaitu, sel-sel otak tidak "beristirahat"), seperti yang diduga
terlebih dahulu ketika kita tertidur. Sleep-on neuron menjadi inaktif sebelumnya, tetapi disertai oleh perubahan mencolok dalam
ketika seseorang terbangun dan aktif secara maksimal hanya selama aktivitas. Meskipun masih spekulatif, studistudi terakhir
fase tidur gelombang lambat. Namun, apa yang mengaktifkan sleep menunjukkan bahwa tidur gelombang-lambat dan tidur REM
on neuron untuk menginduksi tidur? Para peneliti tidak terlalu memiliki fungsi berbeda.
mengetahui tentang faktor-faktor yang mengaktifkan sleep-on Salah satu hipotensi yang luas diterima adalah bahwa tidur
neuron. memberi otak waktu luang untuk memulihkan proses-proses
3. Sleep-on neuron REM pada pusat pengaturan tidur paradoksal biokimia atau fisiologi yang secara progresif mengalami penurunan
menjadi sangat aktif selama tidur REM. Tampaknya mereka dapat ketika tergaja. Bukti palaing langsung yang menunjang anggapan
mematikan sleep-on neuron dan mengubah pola tidur dari tidur ge- ini adalah peran potensial adenosin sebagai faktor tidur saraf.
lombang lambat menjadi tidur REM. Mekanisme molekular yang Adenosin,

Sistem Saraf pusat 181


tulang punggung adenosin trifosfat (ATP), "mata uang" energi dalam belajar dan ingatan adalah hipotesis homeostasis sinaptik.
tubuh, terbentuk selama keadaan terjaga oleh neuron dan sel glia Menurut hipotesis ini, tidur menyediakan waktu offline yang
yang aktif. Karena itu, konsentrasi adenosin ekstrasel otak terus diperlukan bagi penurunan skala sinaptik untuk mengimbangi
meningkat semakin lama seseorang terjaga. Adenosin, yang bekerja peningkatan aktivitas sinap yang menyertai segala jenis stimulasi
sebagai neuromodulator, telah dibuktikan melalui eksperimen dapat selama periode terbangun (yaitu, mempertahankan homeostasis
menginduksi tidur normal, sementara kafein, yang menghambat sinaptik). Selama terbangun, PJP menguatkan koneksi antara
reseptor adenosin di otak, membangunkan orang yang mengantuk neuron-neuron di berbagai sirkuit di seluruh korteks sebagai
dengan menghilangkan pengaruh inhibitorik adenosin pada pusat respons terhadap pengalaman sehari-hari. Peningkatan aktivitas
kesadaran. Kadar adenosin berkurang selama tidur, mungkin karena sinaps yang terjadi berbiaya mahal dari segi metabolisme dan pada
otak menggunakan adenosin ini sebagai bahan mentah untuk akhirnya dari hari ke hari akan mendorong kemampuan seseorang
memulihkan simpanan energinya yang terbatas. Karena itu, untuk belajar lebih lanjut (contohnya, hanya beberapa reseptor barn
kebutuhan tubuh untuk tidur mungkin berasal dari kebutuhan yang dapat dimasukkan ke membran pascasinaptik untuk
periodik otak untuk memulihkan simpanan energinya yang menguatkan aktivitas sinaps). Bukti yang dikumpulkan untuk
berkurang. Karena adenosin mencerminkan tingkat aktivitas sel mendukung hipotesis ini mengemukakan bahwa semakin besar luas
otak, konsentrasi bahan kimia ini di otak dapat berfungsi sebagai potensiasi sinaps selama terjaga, semakin banyak pula aktivitas tidur
ukuran seberapa banyak energi yang telah terpakai. gelombang lambat yang mengambil alih dalam pola tidur. Tidur
Hipotesis "restorasi dan pemulihan" lain menyarankan bahwa gelombang lambat ini menekan kekuatan sinaptik di sepanjang
tidur gelombang-lambat memberi otak waktu untuk memperbaiki permukaan korteks. Sebagai basil dari penurunan skala sinaps,
kerusakan akibat radikal bebas toksik (lihat h. 151) yang dihasilkan semakin banyak hubungan sinaps yang terpotensiasi secara lemah
sebagai produk sampingan metabolisme selama keadaan terjaga. tereliminasi, menjaga korteks agar tidak terpenuhi oleh hubungan
Organ-organ lain dapat mengorbankan dan mengganti sel-sel yang lemah yang tidak berguna. Hanya ikatan memori potensiasi baru
rusak oleh radikal bebas tetapi hal ini tidak dapat dilakukan oleh yang terkuat yang dipertahankan (dalam konteks "survival of the
otak yang non-regeneratif. fittest"). Penurunan ini mengembalikan aktivitas sinaps total ke
Kemungkinan fungsi "restorasi dan pemulihan" tidur REM tingkat dasar yang dapat dipertahankan yang mempertahankan
adalah agar sebagian jalur-jalur saraf mendapatkan kembali sumber-sumber yang diperlukan untuk ronde penguatan sinaps dan
sensitivitas totalnya. Ketika seseorang terjaga, neuron-neuron otak pembelajaran hari berikutnya.
yang melepaskan neurotransmiter norepinefrin dan serotonin Berbagai teori tidur tidak bersama sama sating eksklusif. Tidur
menjadi aktif secara maksimal dan terus-menerus. Pelepasan mungkin memiliki beberapa tujuan.
neurotransmiter-neurotransmiter ini berakhir selama tidur REM. Tidak banyak yang diketahui tentang kebutuhan otak untuk
Studi-studi menunjukkan bahwa pelepasan konstan norepinefrin bersilclus di antara dua jenis tidur, meskipun tampaknya otak
dan serotonin dapat mendesensitisasi reseptor-reseptornya. Tidur memerlukan tidur paradoks dalam jumlah tertentu. Orang yang
REM mungkin diperlukan untuk mengembalikan sensitivitas secara eksperimental dikurangi jatah tidur paradoksnya selama satu
reseptor agar dapat berfungsi optimal selama periode keadaan atau dua malam dengan membangunkannya setiap kali pola EEG
terjaga berikutnya. paradoks muncul tampaknya mengalami halusinasi dan
Teori lainnya yang menonjol tidak berhubungan dengan proses menghabiskan lebih banyak waktu pada tidur paradoksal selama
pemulihan dan perbaikan. Para peneliti justru percaya bahwa tidur malam-malam berikutnya tanpa gangguan, seolah-olah untuk
diperlukan otak untuk "bertukar persneling" untuk melaksanakan mengganti waktu yang hilang sebelumnya.
penyesuaian-penyesuaian kimiawi dan struktural jangka-panjang
yang diperlukan untuk belajar dan mengingat. Teori ini dapat Suatu gangguan tidur yang tidak lazim adalah narkolepsi
menjelaskan mengapa bayi memerlukan banyak tidur. Otak mereka yang ditandai oleh serangan kantuk tak-tertahankan pada
yang sangat plastis mengalami modifikasi-modifikasi sinaps besar- siang hari yang berlangsung singkat (5 hingga 30 menit).
besaran sebagai respons terhadap rangsangan lingkungan. Orang yang mengidap keadaan ini dapat tiba-tiba tidur ketika
Sebaliknya, orang dewasa, yang perubahan pada sarafnya lebih melakukan suatu aktivitas, sering tanpa peringatan. Pasien
terbatas, tidur lebih sedikit. Beberapa bukti mengemukakan bahwa narkoleptik biasanya langsung masuk ke tidur paradoks tanpa
berbagai jenis pola tidur mungkin berperan dalam konsolidasi melalui tidur gelombang-lambat. Para peneliti baru-baru ini mem-
beberapa macam ingatan, dengan ingatan deklaratif pelajari bahwa narkolepsi berkaitan dengan defisiensi hipokretin
dikonsolidasikan selama fase tidur gelombang lambat, dan ingatan akibat destruksi autoimun selektif pada neuron-neuron penghasil
prosedural selama tidur REM. hipokretin di hipotalamus.
Teori terkait-ingatan akhir-akhir ini adalah bahwa tidur, terutama Kita telah menuntaskan pembahasan tentang otak dan kini kita
tidur gelombang lambat, merupakan waktu untuk memutar batik akan mengalihkan perhatian kita ke komponen lain sistem saraf
semua kejadian dalam satu hari, tidak hanya untuk mengoordinasi- pusat, yaitu korda spinalis.
kan ingatan, tetapi mungkin membuat pengalaman terkini menjadi
lebih berarti dengan menangkap informasi yang terlewatkan pada
pertemuan pertama, dan "menghubungkan titik titik" di antara
kepingan-kepingan informasi baru. Hipotesis pemrosesan informasi Periksa Pemahaman Anda 5.9
ini dapat menjelaskan mengapa orang yang akan membuat suatu 1. Definisikan kesadaran
keputusan penting kadang mengatakan mereka akan "tidur 2. Diskusikan lokasi dan fungsi ketiga sistem saraf yang berperana
dengannya" sebelum membuat suatu kesimpulan. pada siklus tidur-bangun.
Hipotesis terkini yang banyak diperdebatkan bagi peranan tidur

   BAB 5
5.10 I Korda spinalis
Korda spinalis adalah suatu silinder panjang Korda spinalis
langsing jaringan saraf yang berjalan dari batang
otak. Struktur ini memiliki panjang 45 cm (18 inci) Ganglion akar
dan garis tengah 2 cm (seukuran jempol tangan dorsal
Anda). Meningen
Saraf (lapisan
spinalis protektif)
Vertebra

Korda spinalis, yang keluar melalui sebuah lubang


besar di dasar tengkorak, dibungkus oleh kolumna
vertebralis protektif sewaktu turun melalui kanalis
vertebralis (Gambar 5-24). Dan korda spinalis
keluar pasangan-pasangan saraf spinalis melalui
ruang-ruang yang terbentuk antara lengkung
tulang berbentuk sayap vertebra-vertebra yang
berdekatan. Saraf spinalis diberi nama sesuai Diskus
dengan bagian kolumna vertebralis tempat mereka antarvertebra
keluar (Gambar 5-25): Terdapat 8 pasang saraf
Rantai ganglion
servikalis (leher) (yaitu C1-C8), 12 saraf torakalis simpatis
(dada), 5 saraf lumbalis (abdomen), 5 saraf sakralis
(panggul), dan 1 saraf koksigeus (tulang ekor). Gambar 5-24 Lokasi korda spinalis relatif terhadap kolumna vertebra.
Selama perkembangan, kolumna vertebra tum-
buh sekitar 25 cm lebih panjang daripada korda
sepanjang korda. Masing-masing traktus ini berawal atau berakhir
spinalis. Karena perbedaan pertumbuhan ini, segmen-segmen korda di daerah tertentu di otak, dan masing-masing menyalurkan jenis
spinalis yang menghasilkan berbagai saraf spinalis tidak sejajar informasi tertentu. Sebagian adalah traktus asendens (korda
dengan ruang antarvertebra padanannya. Sebagian besar akar saraf spinalis ke otak) yang menyalurkan sinyal dari masukan aferen ke
spinalis harus turun bersama korda sebelum keluar dari kolumna otak. Traktus yang lain adalah traktusdesendens (otak ke korda
vertebra di celah padanannya. Korda spinalis itu sendiri memanjang spinalis ) yang menyamp aikan pesan dari otak ke neuron eferen
hingga setinggi vertebra lumbal pertama atau kedua (sekitar (Gambar 5-27).
pinggang) sehingga akar-akar saraf sisanya sangat memanjang Traktus biasanya dinamai berdasarkan asal dan terminasinya.
untuk keluar dari kolumna vertebra di celahnya yang sesuai Sebagai contoh, traktus spinoserebelaris ventral adalah jalur
(Gambar 5-25b). asendens yang berasal dari korda spinalis dan berjalan di tepi ventral
Pungsi lumbal untuk mengambil contoh CSS dilakukan (ke arah depan) korda dengan beberapa sinaps di sepanjang
dengan memasukkan jarum ke dalam kanalis vertebra di perjalanannya hingga akhirnya berakhir di serebelum (Gambar
bawah vertebra lumbal kedua. Insersi ditempat ini tidak me- 5-28a). Traktus ini membawa informasi yang berasal dari reseptor-
miliki risiko menembus korda spinalis. Jarum mendorong ke reseptor regang otot yang telah disalurkan ke korda spinalis oleh
samping akar-akar saraf di daerah ini sehingga sampel cairan sekitar serat-serat aferen untuk digunakan oleh spinoserebelum. Sebaliknya,
dapat diambil dengan aman. traktus kortikospinalis ventral adalah jalur desendens yang berasal
dari regio motorik korteks serebrum, kemudian turun di bagian
ventral korda spinalis, serta berakhir di korda spinalis di badan sel
Substansia alba korda spinalis tersusun menjadi
neuron-neuron motorik eferen yang menyarafi otot rangka
traktus-traktus. (Gambar 5-28b). Karena berbagai jenis sinyal dibawa di traktus-
Meskipun terdapat sedikit variasi regional, anatomi potong-lintang traktus yang berbeda di dalam korda spinalis, kerusakan di bagian
korda spinalis umumnya sama di seluruh panjangnya (Gambar tertentu korda dapat mengganggu sebagian fungsi, sementara fungsi
5-26). Berbeda dengan otak, yang substansia griseanya membentuk lain tidak terganggu
selubung luar pembungkus substansia alba, substansia grisea di
korda spinalis membentuk suatu regio berbentuk kupu-kupu di Tiap-tiap kornu substansia grisea korda spinalis
sebelah dalam yang dikelilingi oleh substansia alba di sebelah luar.
mengandung jenis badan sel neuron yang berbeda.
Seperti di otak, substansia grisea korda terutama terdiri dari badan
sel neuron dan dendrit-dendritnya, serta sel glia. Substansia alba Substansia grisea yang terletak sentral juga tersusun secara fungsio-
tersusun membentuk traktus, yaitu berkas serat-serat saraf (akson nal (Gambar 5-29). Kanalis sentral, yang terisi oleh CSS, terletak di
antarneuron yang panjang) dengan fungsi serupa. Berkas-berkas bagian tengah substansia grisea. Tiap-tiap belahan substansia grisea
tersebut berkelompok menjadi kolumna-kolumna yang berjalan di dibagi menjadi kornu dorsal (posterior), kornu ventral (anterior), dan

   183
1
1
2 2
Korda 3 3
Saraf 4 4 Vertebra
servikalis servikalis 5
5 6
6 7
8
7 1
8 2
1 3
2 4
3 5
4 6
5 7

6 8

Korda Saraf 9
7
torakalis torakalis 10
8 11
9 12
1
10 2
3
11 4
5
1
2
12 4
3
5
1
1
2
Korda Saraf 3
lumbalis lumbalis
4 Kauda
ekuina
5
1
Saraf 2
Korda
sakralis 3
sakralis 4
Saraf 5
1
koksigeus

(a) Pandangan posterior korda spinalis (b) Pandangan lateral korda spinalis
Gambar 5-25 Saraf spinalis. Terdapat 31 pasang saraf spinalis yang dinamai berdasarkan regio kolumna vertebra tempat saraf-saraf tersebut keluar. Karena korda spinalis lebih
pendek daripada kolumna vertebra, akar-akar saraf spinalis harus turun di samping korda sebelum keluar dari kolumna vertebra di celah antarvertebra yang sesuai, terutama akar
yang keluar setelah vertebra lumbal pertama (L1). Secara kolektif, akar-akar saraf ini disebut kauda ekuina, yang secara harafiah berarti "ekor kuda". (a) Pandangan posterior otak,
korda spinalis, dan saraf spinalis (hanya di sisi kanan). (b) Pandangan lateral korda spinalis dan saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebra.

kornu lateral. Kornu dorsal mengandung badan sel antarneuron fungsional badan sel di dalam SSP disebut sebagai pusat atau nuk-
tempat berakhirnya neuron aferen. Kornu ventral mengandung leus.) Badan-badan sel untuk neuron eferen berasal dari substansia
badan sel neuron motorik eferen yang menyarafi otot rangka. Serat- grisea dan mengirim akson keluar melalui akar ventral. Karena itu,
serat saraf autonom yang menyarafi otot jantung dan otot polos serta serat-serat eferen yang membawa sinyal ke otot dan kelenjar keluar
kelenjar eksokrin berasal dari badan sel yang terletak di kornu melalui akar ventral.
lateral. Akar dorsal dan ventral di masing-masing tingkat menyatu
untuk membentuk saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebra
(lihat Gambar 5-26). Sebuah saraf spinalis yang mengandung serat
aferen dan eferen berjalan di antara regio tertentu tubuh dan korda
Saraf spinalis berhubungan dengan masing-masing sisi korda spina- spinalis. Perhatikan hubungan antara saraf dan neuron. Saraf adalah
lis melalui akar dorsal dan akar ventral (lihat Gambar 5-26). Serat- berkas akson-akson neuron perifer, sebagian aferen sebagian eferen,
serat aferen yang membawa sinyal datang dari reseptor perifer yang dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama
masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal. Badan sel untuk (Gambar 5-30). Saraf tidak mengandung sel saraf lengkap, hanya
neuron aferen di masing-masing tingkat berkumpul menjadi satu bagian akson dari banyak neuron. (Dengan definisi ini, tidak ada
memebentuk ganglion akar dorsal. (Kumpulan badan sel neuron saraf di SSP! Berkas-berkas akson di SSP disebut traktus.) Masing-
yang terletak di luar SSP disebut ganglion, sedangkan kumpulan masing serat di dalam sebuah saraf umumnya tidak memiliki penga-

   BAB 5
Substansia alba Substansia grisea

Badan sel Antarneuron


neuron eferen
Serat aferen
Akar dorsal
Badan sel
neuron aferen Ganglion akar dorsal

Serat aferen

Dari reseptor
Ke efektor
Akar ventral

Saraf spinalis
Gambar 5-26 Korda spinalis dalam potongan melintang. Serat-serat aferen masuk melalui akar dorsal, dan serat-serat eferen keluar melalui akar ventral.

Serat aferen dan eferen dibungkus menjadi satu dalam suatu saraf spinalis.

KUNCI
Traktus asendens
Traktus desendens

Kolumna dorsalis Kortikospinalis lateral


(sensasi otot sadar yang Permukaan dorsal (menyilang; kontrol
berkaitan dengan kesadaran volunter otot rangka)
akan posisi tubuh; sentuhan,
tekanan, getaran Rubrospinalis
kontrakaterar) (menyilang; kontrol involunter
Spinoserebelum dorsal otot rangka yang berkaitan
(tidak menyilang; sensasi dengan tonus otot dan postur)
otot bawah-sadar—penting
dalam mengontrol tonus Kortikospinalis ventral
Subtansia grisea
otot dan postur) (tidak menyilang menuruni korda
spinalis; menyilang di bagian
Spinoserebelum ventral terminasi di korda spinalis; kontrol
(menyilang; sensasi otot volunter otot rangka)
bawah-sadar)
Vestibulospinalis
Spinotalamikus lateral (lidak menyilang; kontrol
(menyilang; suhu dan involunter tonus otot untuk
nyeri) mempertahankan keseimbangan
Permukaan ventral dan ekuilibrium)
Spinotalamikus ventral
(menyilang; sentuh)

Gambar 5-27 Traktus asendens dan desendens di substansia alba korda spinalis dalam potongan melintang.

ruh langsung satu sama lain. Serat-serat tersebut berjalan bersama- ngan. Setiap segmen korda spinalis menghasilkan sepasang saraf spi-
sama untuk memudahkan, seperti banyak sambungan telepon yang nalis yang akhirnya menyarafi regio tertentu tubuh dengan serat
terkandung dalam satu kabel telepon, tetapi setiap koneksi telepon aferen dan eferennya. Karena itu, lokasi dan luas defisit sensorik dan
dapat bersifat pribadi tanpa mengganggu atau memengaruhi motorik yang berkaitan dengan cedera korda spinalis dapat
sambungan lain di kabel yang sama. berguna secara klinis untuk menentukan tingkat dan luas
Ke-31 pasang saraf spinalis, bersama dengan 12 pasang saraf cedera spinalis tersebut. Setiap saraf spinalis membawa serat
kranialis yang berasal dari otak, membentuk SST. Setelah keluar, sensorik dari bagian tertentu pada permukaan tubuh yang disebut
saraf-saraf spinalis menghasilkan cabang-cabang secara progresif dermatom. Permukaan tubuh dapat dipetakan dengan dermatom
untuk membentuk anyaman luas saraf perifer yang menyarafi jari- multipel, yang masing-masing berhubungan dengan saraf spinalis

   185
Daerah
somatosensorik Talamus Korteks motorik
1
korteks serebrum primer

Korteks
2
3 serebrum
4 Irisan 1

Otak tengah
Irisan 2

Serebelum
Irisan 3,
Bagian dorsal

6
Pons
Irisan 3,
bagian ventral
Traktus
spinoserebelaris
ventral
Medula
Reseptor Irisan 4
regang otot

Traktus
Kolumna kortikospinalis Traktus
dorsalis lateral kortikospinalis
ventral

Korda spinalis
Reseptor Irisan 5
tekanan
di kulit
Korda spnalis
Irisan 5

Sel otot
rangka

Korda spinalis
Irisan 6
(a) Traktus asendens (b) Traktus desendens
Gambar 5-28 Contoh traktus asendens dan desendens di substansia alba korda spinalis. (a) Jalur korda-ke-otak beberapa traktus asendens (traktus kolumna
dorsalis dan traktus spinoserebelaris ventral). (b) Jalur otak-ke-korda beberapa traktus desendens (traktus kortikospinalis lateral dan traktus kortikospinalis ventral).

yang berbeda. Saraf-saraf spinalis yang sama ini juga membawa lum sepenuhnya dipahami. Masukan yang berasal dari jantung
serat yang bercabang-cabang untuk menyarafi organ internal, dan diperkirakan memakai jalur ke otak yang sama dengan masukan
kadang-kadang nyeri yang berasal dari salah satu organ ini "dirujuk" yang berasal dari ekstremitas atas kiri. Daerah persepsi yang lebih
ke dermatom yang disarafi oleh saraf yang sama. Nyeri alih yang tinggi, karena lebih terbiasa menerima masukan sensorik dari lengan
berasal dari jantung, sebagai contoh, dapat terasa seperti berasal dari kiri daripada dari jantung, mungkin menganggap masukan dari
bahu dan lengan kiri. Mekanisme yang berperan pada nyeri alih be- jantung sebagai masukan dari lengan kiri.

   BAB 5
atau terkondisi, yang terjadi karena latihan dan
belajar, misalnya seorang pemain piano yang
Kornu dorsal (badan sel antarneuron menekan tuts tertentu setelah melihat sebuah
tempat berakhirnya neuron aferen) lambang nada di buku lagunya. Musisi tersebut
Kornu lateral (badan sel serat-serat mernbaca musik dan memainkannya secara
Kanalis
sentralis saraf eferen otonom) otomatis, tetapi hanya setelah latihan yang cukup
Kornu ventral (badan sel neuron- intens. (Untuk pembahasan tentang refleks didapat
neuron eferen somatik) pada banyak keterampilan olahraga, lihatlah fitur
dalam kotak di h. 188, Melihat Lebih Dekat pada
Fisiologi Olahraga.)

> Gambar 5-29 Daerah-daerah substansia grisea.


LENGKUNG REFLEKS Jalur saraf yang terlibat
dalam melaksanakan aktivitas refleks dikenal sebagai
lengkung refleks, yang biasanya mencakup lima
Akson komponen dasar:
Dr. R. G. Kessel and Dr. R. H. Kardon/Vi- Selubung
1. Reseptor sensorik
mielin 2, Jalur aferen
3. Pusat integrasi
4. Jalur eferen
suals Unlimited

Jaringan ikat 5. Efektor


mengelilingi akson

Reseptor sensorik (disingkat reseptor) berespons


terhadap rangsangan, yaitu perubahan fisik atau
kimiawi yang dapat dideteksi di dalam lingkungan
Jaringan ikat reseptor. Sebagai respons terhadap rangsangan
mengelilingi tersebut, reseptor menghasilkan potensial aksi yang
fasikulus
dipancarkan oleh jalur aferen ke pusat integrasi
(biasanya adalah SSP ) untuk diolah. Korda spinalis
Jaringan ikat
mengelilingi saraf
dan batang otak mengintegrasikan refleks-refleks
dasar, sementara pusat-pusat yang lebih tinggi di
Pembuluh darah otak memproses refleks didapat. Pusat integrasi
memproses semua informasi yang tersedia baginya
Fasikulus saraf dari reseptor ini, serta dari semua masukan lain,
(banyak akson kemudian "mengambil keputusan" mengenai res-
terbungkus dalam Saraf
pons yang sesuai. Instruksi dari pusat integrasi ini
jaringan ikat)
disalurkan melalui jalur eferen ke efektor—otot
atau kelenjar—yang melaksanakan respons yang
Gambar 5-30 Struktur sebuah saraf. Akson neuron (balk serat aferen maupun eferen) disatukan diinginkan. Tidak seperti perilaku sadar, yaitu ketika
menjadi fasikulus yang dibungkus den jaringan ikat. Sebuah saraf terdiri dari sekelompok fasikulus terdapat sejumlah kemungkinan respons, respons
yang dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama. Fotograf ini adalah pemindaian refleks dapat diprediksi, karena jalurnya selalu sama.
mikrograf elektron beberapa fasikulus saraf dalam potongan melintang.

REFLEKS REGANG Refleks spinal dasar adalah


refleks yang diintegrasikan oleh korda spinalis; yaitu, semua
komponen yang diperlukan untuk menghubungkan masukan aferen
ke respons eferen terdapat di dalam korda spinalis. Refleks yang
Korda spinalis memiliki lokasi strategis antara otak dan serat aferen paling sederhana adalah refleks regang, yaitu ketika neuron aferen
dan eferen susunan saraf tepi; lokasi ini memungkinkan korda yang berasal dari reseptor yang mendeteksi regangan pada otot
spinalis memenuhi dua fungsi primernya: (1) berfungsi sebagai rangka berujung secara langsung pada neuron eferen yang
penghubung untuk transmisi informasi antara otak dan bagian menyarafi otot rangka yang sama untuk menyebabkannya
tubuh sisanya dan (2) mengintegrasikan aktivitas refleks antara berkontraksi dan melawan regangan. Pada refleks ini, pusat
masukan aferen dan keluaran eferen tanpa melibatkan otak. Jenis integrasi adalah sinaps tunggal yang terdapat pada medula spinalis
aktivitas refleks ini disebut refleks spinal. di antara jalur aferen dan eferen. Keluaran sistem ini (apakah otot
Refleks adalah setiap respons yang terjadi secara otomatis tanpa rangkanya berkontraksi atau tidak sebagai respons terhadap
upaya sadar. Terdapat dua jenis refleks: (1) refleks sederhana, atau regangan pasif) bergantung pada tingkat penjumlahan EPSP pada
dasar, yaitu respons inheren tanpa dipelajari, misalnya menarik badan sel neuron eferen yang berasal dari frekuensi masukan aferen
tangan dari benda panas yang membakar; dan (2) refleks didapat, (ditentukan oleh tingkat regangan yang dideteksi oleh reseptor).

   187
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Swan Dive atau Belly Flop:
Yang Penting Kontrol SSP

K ETERAMPILAN OLAHRAGA HARUS DIPELAJARI. Pada kan postural abnormal lainnya, seseorang harus belajar untuk
umumnya, refleks dasar yang kuat harus dikuasai agar menghambat secara sadar refleks-refleks postural dasar. Hal ini
keterampilan tersebut dapat dilakukan. Belajar menyelam, mi- dicapai dengan memusatkan perhatian pada posisi tubuh spesifik
misalnya, sangat sulit pada awalnya. Refleks kuat untuk menegakkan
selarna gerakan. Sebagai contoh, untuk melakukan gerakan jungkir
kepala yang dikontrol oleh organ-organ sensorik di leher dan telinga
balik, yang bersangkutan harus berkonsentrasi untukmenjaga dagu
akan meluruskan leher dan kepala sebelum penyelam pemula terjun
tertekukdan mernegang lutut.Setelah keterampilan dilakukan berulang
masuk ke air, menimbulkan apa yang umum dikenal sebagai "belly
kali, terbentuk pola-pola sinaps baru di SSP, dan respons terkondisi
flop': Dalam terjun dengan punggung lebih dahulu, refleks menegakkan
atau respons baru menggantikan respons refleks alami. Keterampilan
kepala menyebabkan pemula mendarat pada punggung mereka atau
olahraga harus dilatih hingga gerakan menjadi otomatis; kemudian
bahkan dalam posisi duduk. Untuk melakukan keterampilan motorik
sewaktu bertanding atlet yang bersangkutan bebas memikirkan
yang melibatkan pembalikan tubuh, salto, roll ke belakang, atau gerak-
strategi atau tindakan rutin berikutnya yang harus dilakukan.

Integrasi pada kasus ini hanya melibatkan penjumlahan EPSP dari


satu sumber tunggal. (Anda akan belajar lebih dalam tentang peran
refleks ini di bab 8.) Refleks regang adalah suatu refleks monosinap-
tik ("satu sinaps") karena satu-satunya sinaps pada lengkung refleks 3. Neuron aferen juga merangsang antarneuron lain yang membawa
adalah yang berada di antara neuron aferen dan neuron eferen. sinyal naik melalui korda spinalis ke otak melalui jalur asendens
Semua refleks lainnya bersifat polisinaptik ("banyak sinaps") karena ( 3c ). Hanya ketika impuls mencapai daerah sensorik korteks baru-
terdapat antarneuron pada jalur refleks sehingga terdapat sejumlah lah yang bersangkutan merasakan nyeri, lokasi, dan jenis rang-
sinaps. Refleks lucut adalah contoh refleks spinal dasar polisinaptik. sangannya. Juga, ketika impuls mencapai otak, informasi dapat
disimpan sebagai ingatan, dan yang bersangkutan dapat mulai
REFLEKS LUCUT Ketika seseorang menyentuh kompor panas memikirkan situasi yang dihadapinya—bagaimana hal tersebut
(atau menerima rangsangan nyeri lainnya), refleks lucut terpicu terjadi, apa yang harus dilakukan mengenai hal tersebut, dan
untuk menarik tangan dari rangsang yang menimbulkan nyeri sebagainya. Semua aktivitas di tingkat sadar ini terletak di luar
(Gambar 5-31). Kulit memiliki berbagai reseptor untuk rasa hangat, refleks dasar.
dingin, sentuhan ringan, tekanan, dan nyeri. Meskipun semua Seperti pada semua refleks spinal, otak dapat memodifikasi
informasi dikirim ke SSP melalui potensial aksi, SSP dapat refleks lucut. Impuls dapat dikirim turun melalui jalur-jalur
membedakan antara berbagai rangsangan karena reseptor dan, desendens ke neuron motorik eferen yang menyarafi otot-otot yang
dengan demikian, jalur aferen yang diaktifkan oleh rangsangan yang terlibat untuk mengalahkan masukan dari reseptor, mencegah biseps
berbeda juga berbeda. Jika suatu reseptor dirangsang cukup kuat berkontraksi meskipun terdapat rangsangan nyeri. Ketika jari tangan
sehingga reseptor tersebut mencapai ambang, terbentuk potensial Anda sedang ditusuk untuk memperoleh contoh darah, reseptor
aksi di neuron aferen. Semakin kuat rangsangan, semakin tinggi nyeri dirangsang untuk memulai refleks lucut. Karena Anda harus
frekuensi potensial aksi yang dihasilkan dan dikirim ke SSP. Setelah berani dan tidak menarik tangan Anda menjauh, Anda dapat secara
masuk ke korda spinalis, neuron aferen berdivergensi untuk sadar mengalahkan refleks ini dengan mengirim IPSP melalui jalur-
bersinaps dengan berbagai antarneuron berikut (angka sesuai dengan jalur desendens ke neuron motorik yang menyarafi bisep dan EPSP
yang terdapat di tahap 3 Gambar 5-31). ke yang menyarafi triseps. Aktivitas di neuron-neuron eferen ini
bergantung pada jumlah aktivitas semua masukan sinaptik mereka.
1. Neuron aferen yang tereksitasi merangsang antarneuron
Karena neuron-neuron yang menyarafi biseps kini menerima lebih
eksitatorik yang nantinya merangsang neuron motorik eferen yang
banyak IPSP dari otak (volunter) daripada EPSP dari jalur aferen
menyarafi biseps ( 3a ), otot di lengan yang memfleksikan (menekuk)
nyeri (refleks), neuron-neuron ini dihambat dan tidak mencapai
sendi siku sehingga tangan tertarik menjauhi kompor panas.
ambang. Karena itu, biseps tidak dirangsang untuk berkontraksi dan
2. Neuron aferen juga merangsang antarneuron inhibitorik yang menarik tangan. Secara bersamaan, neuron-neuron ke triseps
menghambat neuron eferen yang menyarafi triseps (3b ) untuk menerima lebih banyak EPSP dari otak daripada IPSP melalui
mencegahnya berkontraksi. Triseps adalah otot di lengan yang lengkung refleks, sehingga neuron-neuron tersebut mencapai
mengekstensikan (meluruskan) sendi siku. Ketika biseps berkontrak- ambang, menghasilkan potensial aksi, dan karenanya merangsang
si untuk menekuk siku, akan kontraproduktif bagi triseps untuk triseps untuk berkontraksi. Karena itu, lengan tetap dalam keadaan
berkontraksi. Karena itu, inhibisi otot-otot yang antagonis (me- ekstensi meskipun yang bersangkutan men dapat rangsangan nyeri.
lawan) respons yang diinginkan sudah tercakup dalam refleks lucut. Dengan cara ini, refleks lucut telah secara sadar dikalahkan.

   BAB 5
6 Jalur asendens
ke otak
1 Reseptor
Nyeri terma
di jari tangan
c Komponen suatu
a b
2 Jalur lengkung refleks
aferen
Reseptor
Rangsangan jalur aferen
Pusat integrasi
Jalur eferen
Efektor

3 Pusat integrasi
(korda spinalis)
Respons Bisepse (fleksor)
berkontraksi 4 Jalur
Tangan KUNCI
ditarik Eferen
= Merangsang
= Menghambat
= Sinaps
5 Efektor = Antarneuron eksitatorik
= Antarneuron inhibitorik
Triseps (ekstensor) = Taut neuromuskulus
berelaksasi

1 Rangsang 2 Potensial aksi di- 3 Korda spinalis berperan 4 Satu jalur eferen 5 Biceps dan triseps 6 Peristiwa-peristiwa
panas yang nyeri hasilkan di jalur aferen, sebagai pusat integrasi. merangsang biseps untuk merupakan efektor. yang terjadi di otak saat
mengaktifkan yang menghantarkan Di sini neuron aferen berkontraksi. Jalur eferen Fleksi sendi siku yang kedatangan sinyal
reseptor nyeri impus ke korda merangsang: lainnya menyebabkan terjadi menarik tangan melalui jalur asendens,
termal di jari. spinalis 3a Antarneuron eksitatorik relaksasi triseps dengan menjauh dari rangsang seperti kesadaran akan
yang merangsang neuron- mencegah eksitasi nyeri. Respons ini nyeri, simpanan memori,
neuron motorik ke biseps. kontraproduktif dan menuntaskan refleks dan sebagatnya, berada
3b Antarneuron inhibitorik, kontraksi otot antagonis ini. lucut. di alas dan di luar
yang menghambat neuron- lengkung refieks.
neuron motorik ke triseps.
3c Antarneuron yang
merupakan bagian jalur
asendens ke otak.

Gambar 5-31 Refleks lucut.

AKTIVITAS REFLEKS LAIN Kerja refleks spinal tidak terbatas Selain refleks protektif (misalnya reeks lucut) dan refleks postur
pada respons motorik di sisi tubuh yang mendapat rangsangan. sederhana (misalnya refleks ekstensor menyilang), refleks spinal
Misalnya seseorang menginjak bara api dan bukan menyentuh dasar juga memerantarai pengosongan organ-organ panggul
benda panas dengan tangannya. Akan terpicu suatu lengkung (misalnya, berkemih). Semua refleks spinal dapat secara sengaja
refleks untuk menarik kaki yang cedera dari rangsangan nyeri, dikalahkan paling tidak secara temporer oleh pusat-pusat yang lebih
sementara tungkai kontralateral secara bersamaan bersiap untuk tinggi di otak.
mendadak menerima semua beban tubuh sehingga yang Tidak semua aktivitas refleks melibatkan lengkung refleks yang
bersangkutan tidak kehilangan keseimbangan atau jatuh (Gambar jelas, meskipun prinsip dasar suatu refleks (yaitu, respons otomatis
5-32). Menekuknya lutut ekstremitas yang cedera tanpa adanya terhadap suatu perubahan yang terdeteksi) tetap berlaku. Jalur-jalur
rintangan dilaksanakan secara simultan oleh stimulasi refleks otot- untuk respons yang tidak disadari menyimpang dari refleks yang
otot yang menekuk lutut dan inhibisi otot-otot yang meluruskan khas dalam dua cara umum:
lutut. Respons ini adalah khas refleks lucut. Pada saat yang sama,
ekstensi lutut tungkai kontralateral tanpa halangan dilaksanakan 1. Respons setidaknya diperantarai oleh hormon. Suatu refleks
oleh pengaktifan jalur-jalur yang menyeberang ke sisi kontralateral tertentu mungkin diperantarai hanya oleh neuron atau hormon atau
korda spinalis untuk secara refleks merangsang otot-otot ekstensor mungkin melibatkan jalur yang menggunakan keduanya.
lutut ini dan menghambat otot-otot fleksornya. Refleks ekstensor 2. Respons lokal yang tidak melibatkan saraf atau horrnon. Sebagai
menyilang ini memastikan bahwa tungkai kontralateral akan contoh, pembuluh darah pada otot yang sedang aktif berdilatasi
berada dalam posisi siap menahan beban tubuh sewaktu tungkai karena perubahan metabolik lokal sehingga aliran darah meningkat
yang cedera ditarik menjauhi rangsangan. untuk mengimbangi kebutuhan metabolik otot yang aktif tersebut.

   189
Jalur asendens
ke otak

KUNCI
= Merangsang
=Menghambat
=Sinaps
= Antarneuron eksitantorik
= Antarneuron inhibitorik
=Taut neuromuskulus

Jalur Pusat integrasi Jalur


aferen (korda spinalis) eferen

Otot ekstensor
Otot fleksor tungkai
tungkai yang
yang berlawanan
cedera
berelaksasi
berelaksasi
Otot fleksor Otot ektensor
tungkai yang tungkai yang
cedera berlawanan
berkontraksi berkontraksi

Tungkai yang
Tungkai yang berlawanan
cedera (efektor) (efektor)

Reseptor
nyeri
kaki

Rangsangan Respons

Refleks lucut Refteks ekstensor menyilang


(fleksi kaki yang cedera (ekstensi tungkai yang
untuk menjauh dari berlawanan untuk menopang
rangsang nyeri) semua berat tubuh)
Gambar 5-32 Refleks ekstensor menyilang yang digabung dengan refleks lucut.

Periksa Pemahaman Anda 5.10


Homeostasis: Bab dalam
1. Gambarkan potongan melintang korda spinalis dan salah satu pasang
perspektif
saraf spinalis, yang menunjukkan lokasi neuron aferen, neuron
Untuk berinteraksi dengan benar dengan lingkungan eks-
eferen, dan antarneuron. Tandai substansia grisea, substansia alba,
ternal agar tetap hidup, misalnya mencari makan, dan
akar dorsal, akar ventral, dan saraf spinalis.
untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian internal yang
2. Bedakan antara sebuah traktus, ganglion, nukleus, pusat, dan saraf.
diperlukan untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus di-

   BAB 5
beri tahu tentang setiap perubahan yang terjadi di lingkungan organisme sekompleks manusia menjadi mustahil.
eksternal dan internal serta harus mampu memroses informasi ini dan Di tingkat paling sederhana, korda spinalis mengintegrasikan
mengirim pesan ke berbagai otot dan kelenjar untuk melaksanakan banyak refleks protektif dan evakuatif dasar yang tidak memer- lukan
respons yang diinginkan. Sistem saraf, salah satu dari dua sistem kesadaran, misalnya menarik diri dari rangsangan nyeri dan
regulatorik utama tubuh, berperan sentral dalam komunikasi untuk mengosongkan kandung kemih. Selain berfungsi sebagai penghu-
mempertahankan hidup ini. Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak bung kompleks antara masukan aferen dan keluaran eferen, otak
dan korda spinalis, menerima informasi mengenai lingkungan juga berperan memulai semua gerakan volunter; kesadaran persep-
eksternal dan internal melalui saraf perifer aferen. Setelah tual kompleks tentang lingkungan eksternal; kesadaran diri; bahasa;
penyortiran, pengolahan, dan pengintegrasian masukan ini, SSP serta fenomena saraf abstrak misalnya berpikir, belajar, mengingat,
mengirim petunjuk, melalui saraf perifer eferen, untuk menimbulkan kesadaran, emosi, kreativitas, dan kepribadian. Semua aktivitas saraf
kontraksi otot atau sekresi kelenjar yang sesuai. —dari pikiran yang paling pribadi hingga perintah untuk aktivitas
Dengan sistem pembentukan sinyalnya yang cepat, sistem saraf motorik, dari menikmati. konser hingga mengingat kenangan masa
lalu—akhirnya berkaitan dengan perambatan potensial aksi di
sangat penting dalam mengontrol respons-respons cepat tubuh.
sepanjang sel-sel saraf dan transmisi kimiawi di antara sel-sel.
Banyak aktivitas otot dan kelenjar yang dikendalikan oleh saraf
ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. SSP adalah tempat Selama perkembangan evolusi, sistem saraf menjadi semakin
utama integrasi antara masukan aferen dan keluaran eferen. SSP kompleks. Lapisan-lapisan otak yang lebih baru, lebih rumit, dan
mengaitkan respons yang sesuai terhadap masukan tertentu lebih canggih ditambahkan di atas regio-regio lama yang lebih primitif
sehingga kondisi yang sesuai untuk kehidupan dapat dipertahankan dan lebih tua. Mekanisme untuk mengatur banyak aktivitas dasar
di tubuh. Sebagai contoh, ketika diberi tahu oleh sistem saraf aferen yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dimasukkan ke dalam
bahwa tekanan darah turun, SSP akan mengirim perintah yang sesuai bagian-bagian lama otak. Bagian-bagian otak yang lebih baru secara
ke jantung dan pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan darah progresif memodifikasi, meningkatkan, atau menghilangkan
menjadi normal, Demikian juga, ketika diberi tahu bahwa panas tu- tindakan-tindakan yang dikoordinasikan oleh pusat-pusat yang
buh meningkat berlebihan, SSP mendorong sekresi keringat oleh ke- berada dalam hierarki perintah lebih rendah; bagian-bagain tersebut
lenjar keringat, selain respons pendinginan yang lain. Penguapan ke- juga memberikan tambahan kemampuan baru. Banyak aktivitas
ringat membantu mendinginkan tubuh ke suhu normal. Tanpa ada- saraf yang lebih tinggi ini tidak ditujukan untuk mempertahankan
nya kemampuan SSP dalam memroses dan rnengintegraskan kehidupan, tetapi mereka sangat memperkaya kualitas menjadi
berbagai masukan ini, pemeliharaan homeostasis pada suatu hidup.

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-24 7. __________dalah penurunan responsivitas terhadap rangsangan


Pertanyaan Objektif biasa yang terus-menerus diberikan.
8. Proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan-jangka pendek
1. Fungsi utama CSS adalah memberi nutrisi bagi otak. (Benar
menjadi simpanan ingatan jangka-panjang dikenal sebagai_____
atau sable)
2. Dalam keadaan darurat saat pasokan O2 rendah, otak dapat 9. Serat aferen masuk melalui akar_____korda spinalis, dan serat
eferen keluar melalui akar _______.
melakukan metabolisme anaerob. (Benar atau salah?)
10. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan
3. Kerusakan hemisfer serebrum kiri menimbulkan paralisis
neuron mana yang sedang dijabarkan (suatu karakteristik dapat
dan hilangnya sensasi di sisi kiri tubuh. (Benar atau salah?)
berlaku pada lebih dari satu kelas neuron):
4. Representasi tangan dan struktur-struktur yang berkaitan
dengan mulut di korteks sensorik dan motorik relatif besar. 1. memiliki reseptor di ujung (a) afferent neurons
(Benar atau salah?) prifer (b) efferent neurons
5. Hemisfer serebrum kiri adalah bagian yang khusus untuk 2. terletak seluruhnya di dalam SSP (c) interneurons
kemampuan artistik dan musik, sedangkan sisi kanan 3. terletak seluruhnya di sistem
unggul dalam keterampilan verbal dan analitik. (Benar atau saraf tepi.
salah?) 4. menyarafi otot dan kelenjar
6. Fungsi spesifik suatu bagian korteks tertentu akan 5. badan sel tidak mengandung masukan prasinaps
melakukan fungsi yang telah ditentukan permanen selama 6. jenis neuron predominan
perkembangan masa mudigah. (Benar atau salah?) 7. berperan dalam pikiran, emosi, ingatan, dsbnya

   191
11. Cocokan yang berikut: 2. Bandingkan komposisi substansia alba dan grisea.
1. Terdiri dari saraf yang (a) sistem saraf somatik 3. Gambar dan beri label daerah-daerah fungsional utama korteks
membawa informasi (b) sistem saraf autonom serebrum, dan sebutkan fungsi yang dikaitkan dengan masing-
antara perifer dan SSP (c) sistem saraf pusat masing daerah tersebut.
2. terdiri dari otak dan korda (d) sistem saraf tepi 4. Bahaslah fungsi masing-masing bagian otak berikut: talamus,
spinalis (e) divisi eferen hipotalarnus, nukleus basal, sistem limbik, serebelum, dan
3. divisi sistem saraf (f) divisi aferen batang otak.
tepi yang menyalurkan sinyal 5. Definisikan sensasi somestetik dan propriosepsi.
ke SSP 6. Apa yang dimaksud dengan elektroensefalogram?
4. divisis sistem saraf tepi 7. Bahaslah peran daerah Broca dan daerah Wernicke dalam
yang menyalurkan sinyal Bahasa.
dari SSP 8. Bandingkan ingatan jangka-pendek dan ingatan jangka-panjang
5. menyarafi otot rangka 9. Diskusikan perbedaan antara reseptor glutamat AMPA dan
6. menyarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar NMDA serta perannya dalam potensiasi jangka panjang.
10. Apa yang dimaksud dengan sistem aktivasi retikular?
11. Bandingkan tidur gelombang-lambat dan tidur paradoks (REM).
Pertanyaan Esai 12. Diskusikan jenis badan-badan sel saraf apa yang terletak di
kornu dorsal, ventral, dan lateral korda spinalis.
1. Bahaslah fungsi masing-masing dari yang berikut: astrosit,
13. Sebutkan lima komponen suatu lengkung refleks dasar.
oligodendrosit, sel ependimal, mikroglia, kranium, kolumna
14. Bedakan antara refleks monosinaptik dan refleks polisinaptik.
vertebra, meningen, cairan serebrospinal, dan sawar darah otak.

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Telah dilakukan studi-studi khusus yang dirancang untuk uji non-verbal. Meskipun pasien split-brain menyangkal melihat
menilai kapasitas khusus tiap-tiap hemisfer serebrum pada sesuatu setelah suatu benda disajikan ke hemisfer kanannya, ia
pasien "split-brain". Pada para pasien ini korpus kalosum— dapat secara tepat mengetahui benda tersebut dengan mengam-
berkas serat yang menghubungkan kedua paruh otak—telah bilnya dari sejumlah benda lain, yang biasanya akan mengheran-
dipotong secara bedah untuk mencegah penyebaran bangkitan kan dirinya. Apa penjelasan Anda tentang temuan ini?
epileptik dari satu hemisfer ke hemisfer lain. Meskipun pada para 2. Mana dari gejala berikut yang paling besar kemungkin-annya
pasien ini tidak jelas terlihat adanya perubahan perilaku, intelek, terjadi akibat pukulan keras pada bagian belakang kepala?
atau kepribadian karena kedua hemisfer secara sendiri-sendiri a. paralisis
menerima informasi yang sama, dengan uji-uji yang dirancang b. gangguan pendengaran
untuk membatasi informasi ke satu hemisfer otak pada satu saat c. gangguan penglihatan
dapat ditemukan adanya defisit. Salah satu uji tersebut berupa d. rasa terbakar
pembatasan rangsangan penglihatan hanya ke separuh otak. e. gangguan kepribadian
Karena adanya persilangan pada jalur saraf dari mata ke korteks 3. Hormon insulin meningkatkan transpor glukosa dengan
oksipitalis, informasi visual dari bagian kanan dari titik garis perantaraan pembawa ke dalam sebagian besar sel tubuh tetapi
tengah disalurkan hanya ke separuh kiri otak, sementara tidak ke sel otak. Penyerapan glukosa dari darah oleh neuron
informasi visual dari sebelah kiri dari titik ini diterima hanya tidak bergantung pada insulin. Dengan mengetahui kebutuhan
oleh separuh kanan otak. Pasien split-brain yang mendapat otak akan pasokan glukosa darah yang kontinu, perkirakan efek
rangsangan penglihatan yang hanya mencapai hemisfer kirinya kelebihan insulin pada otak.
dapat secara akurat menjelaskan benda yang dilihat, tetapi ketika 4. Berikan contoh tentang refleks terkondisi yang Anda miliki.
rangsangan visual tersebut disajikan hanya ke hemisfer kanan, 5. Pada keadaan apa jangan diberikan obat pelarut bekuan bagi
pasien menyangkal melihat sesuatu. Namun, hemisfer kanan korban stroke?
sebenarnya menerima masukan visual, seperti dibuktikan dengan

PERTIMBANGAN KLINIS

Julio D, yang baru-baru ini pensiun, sedang menikmati sore tidakmampuan berbicara. Setelah dilarikan ke ruang gawat darurat,
harinya dengan bermain golf ketika ia tiba-tiba mengalami nyeri Julio didiagnosis terkena stroke. Berdasarkan pengamatan atas gejala-
kepala hebat dan pusing. Gejala-gejala ini segera diikuti oleh rasa gejalanya, bagian otak Julio mana yang terkena?
baal dan paralisis parsial sisi kanan atas tubuhnya, disertai oleh ke-

   BAB 5
hapter

5 Kartu Belajar
■ Daerah asosiasi adalah bagian-bagian korteks yang tidak
■ Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (SSP) yang men- secara spesifik dikaitkan dengan pemrosesan masukan sensorik
cangkup otak dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi (SST) yang atau perintah motorik atau kemampuan bahasa. Daerah-daerah
mencakup serat-serat saraf yang membawa informasi ke (divisi
aferen) dan dari (divisi eferen) SSP. (Lihat Gambar 5-1.) Daerah motorik suplementer
Korteks motorik primer
(gerakan sadar)
■ Tiga kelas fungsional neuron—neuron aferen, neuron eferen, ( di permukaan bagian dalam--tidak Korteks somatosensorik
terlihat ; memprogram gerakan kompleks) Sulkus
(sensasi somatetik dan
dan antarneuron—membentuk sel-sel peka-rangsang sistem saraf. Korteks pramotorik
sentralis
propiosepsi)
Korteks parietalis posterior
(Lihat Gambar 5-2.) Neuron aferen member' tahu SSP tentang (koordinasi gerakan kompleks)
(integrasi masukan
kondisi di Iingkungan eksternal dan internal. Neuron eferen Korteks asosiasi prafrontalis
somatosensorik dan
penglihatan; penting untuk
membawa perintah dari SSP ke organ efektor (otot dan kelenjar). (perencanaan aktivitas volunter, gerakan kompleks)
Daerah wernicke
pwmbuatan keputusan; sifat
Antarneuron berperan mengintegrasikan informasi aferen dan kepribadian) (pemahaman bicara)

memformulasikan respons eferen, serta untuk fungsi-fungsi mental Lobus frontalis


Lobus parietalis
Korteks asosiasi
yang lebih tinggi ("pikiran"). Daerah Broca parletal-temporal-oksipital
(pembentukan bicara) (integrasi semua masukan
■ Sel-sel glia membentuk jaringan ikat di dalam SSP dan sec- sensorik; penting dalam
bahasa)
ra fisik, metabolik, dan fungsional mendukung neuron. Sel-sel glia Korteks auditorius primer
di kelilingi oleh korteks
Lobus oksipitalis
tersebut adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel pendengaran yang lebih
tinggi (pendengaran)
Korteks visual primer
ependimal. (Lihat Gambar 5-3 dan 5-4 serta Tabel 5-1.) Korteks asosiasi limbik dikelilingi oleh korteks
(terutama di permukaan bagian penglihatan yang lebih
dalam dan bawah lobus temporalis; tinggi (penglihatan)
motivasi dan emosi; ingatan)

■ Neuron tidak dapat membelah diri untuk mengganti sel yang Lobus temporalis
Serebelum

rusak, tetapi beberapa struktur protektif melindungi otak: (1) Batang otak
korda spinalis

Otak dibungkus oleh tiga lapisan membran protektif—meningen (a) Regions of the cerebral cortex responsible for various functions
—dan selanjutnya dilindungi oleh tulang yang keras. (2)
Cairan serebrospinal (CSS) mengalir di dalam dan mengelilingi
otak untuk rnenjadi bantalan penahan otak dari benturan ini merupakan penghubung integratif antara berbagai informasi
fisik. (Lihat Gambar 5-6.) (3) Proteksi terhadap cedera kimiawi
sensorik dan tindakan bertujuan; mereka juga beperan kunci
dilakukan oleh sawar darah-otak yang membatasi akses bahan-
bahan yang ada dalam darah ke otak. dalam fungsifungsi otak yang lebih tinggi misalnya ingatan dan
■ Otak bergantung pada aliran darah yang konstan untuk mengambil keputusan. Daerah asosiasi mencakup korteks
mendapat O2 dan glukosa karena organ ini tidak dapat asosiasi prafrontal, korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital,
menghasilkan ATP tanpa kedua bahan ini. serta korteks asosiasi limbik. (Lihat Gambar 5-10.)


Bagian-bagian otak dari tingkat paling rendah dan primitif
■ Struktur-struktur otak subkorteks mencakup nukleus basal,
hingga tingkat paling tinggi dan canggih adalah batang otak,
serebelum, hipotalamus, talamus, nukleus basal, dan korteks talamus, dan hipotalamus. (Lihat Gambar 5-14 dan 5-15.)
serebrum. (Lihat Tabel 5-2 dan Gambar 5-7.) ■ Nukleus basal menghambat tonus otot; mengoordinasikan

kontraksi postural yang lambat dan menetap; dan menekan pola-


5.4 | Korteks Serebrum (h. 153–163) pola gerakan yang tidak bermanfaat.
■ Talamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk
■ Korteks serebrum adalah lapisan luar (substansia grisea) yang

menutupi bagian di bawahnya, yaitu substansia alba. Korteks itu pemrosesan awal masukan sensorik. Bagian ini juga berperan
sendiri terutama terdiri dari badan sel saraf, dendrit, dan sel glia. dalam kesadaran kasar akan sensasi dan beberapa tingkat
Substansia alba terdiri dari berkas-berkas serat saraf yang saling kesadaran.
berhubungan di berbagai bagian. (Lihat Gambar 5-14. ■ Hipotalamus mengatur suhu tubuh, rasa haus, keluaran urine,
■ Peran akhir berbagai fungsi tertentu terlokalisasikan di regio
dan asupan makanan; secara ekstensif mengontrol sistem saraf
korteks tertentu sebagai berikut: (1) lobus oksipitalis mengandung
korteks penglihatan; (2) korteks pendengaran berada di lobus autonom dan sistem endokrin; dan merupakan bagian sistem
temporalis; (3) lobus parietalis memroses masukan somato- limbik.
sensorik (somestetik dan proprioseptif); dan (4) gerakan motorik
volunter dijalankan oleh area-area motorik di lobus frontalis. (Lihat
Gambar 5-8 hingga 5-11.)
■ Kemampuan bahasa bergantung pada aktivitas terintegrasi dua ■ Sistem limbik, yang mencakup bagian-bagian hipotalamus
daerah bahasa primer—daerah Broca dan daerah Wernicke— dan struktur-struktur lain yang mengelilingi batang otak,
yang biasanya hanya terletak di hemisfer serebrum kiri. (Lihat berperan penting dalam emosi, pola perilaku dasar, motivasi,
Gambar 5-10 dan 5-12.) dan pembelajaran. (Lihat Gambar 5-16.)
■ Emosi merujuk kepada perasaan subjektif dan suasana hati dan tingkat-tingkat otak yang Iebih tinggi.
serta respons-respons fisik yang berkaitan dengan perasaan- ■ Batang otak adalah asaI dari saraf kranialis. (Lihat Gambar
5-20.) Bagian ini juga mengandung pusat-pusat yang mengontrol
perasaan ini.
fungsi kardiovaskular, pernapasan, dan pencernaan; mengatur
■ Pola perilaku dasar yang dipicu oleh sistem limbik ditujukan
refleks otot postural; mengontrol derajat keseluruhan kewasp-
untuk kelangsungan hidup (seperti serangan) dan daan korteks; dan berperan kunci dalam siklus tidur-bangun.
keberlangsungan suatu spesies (seperti perilaku kawin). Pusat- ■ Kesadaran adalah kewaspadaan subjektif tentang dirt dan dun-

pusat korteks yang Iebih tinggi dapat memperkuat, memodifikasi, ia luar. Stadium-stadium kesadaran dengan tingkat yang semakin
atau menekan perilaku-perilaku dasar ini. menurun adalah (1) kewaspadaan maksimal, (2) keadaan terjaga,
(3) beberapa jenis tidur, dan (4) koma.
■ Motivasi adalah kemampuan untuk mengarahkan perilaku untuk ■ Tahap kesadaran bergantung pada hubungan timbal-balik siklis

mencapai tujuan spesifik. antara (1) sistem arousal (yang melibatkan sistem aktivasi
■ Norepinefrin, dopamin, dan serotonin merupakan neurontransm- retikular) yang berasal dari batang otak dan diperintah oleh
iter kunci dalam jalur-jalur emosi dan perilaku. neuron-neuron penyekresi hipokretin di hipotalamus, (2) pusat
tidur gelombang-lambat yang terdiri dari neuron sleep-on di
hipotalamus, dan (3) pusat tidur REM yang terdiri dari neuron
5.7 | Pembelajaran dan Memori(h. 167–176) sleep-on REM di batang otak. (Lihat Gambar 5-21.)
■ Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya
■ Belajar merujuk kepada perolehan pengetahuan atau
keadaan terjaga. Ketika tidur, seseorang secara siklis dan
keterampilan akibat pengalaman, perintah, atau keduanya.
bergantian mengalami tidur gelombang-lambat dan tidur paradoks
Memori adalah simpanan pengetahuan yang didapat
(REM). (Lihat Gambar 5-23 dan Tabel 5-4.) Tidur gelombang-
untuk diingat dan digunakan kemudian.
lambat ditandai oleh gelombang-gelombang lambat di EEG dan
■ Terdapat dua jenis ingatan: (1) ingatan jangka-pendek dengan
sedikit perubahan pada pola perilaku saat sadar kecuali bahwa
kapasitas terbatas dan retensi singkat, disandi oleh modifikasi
yang bersangkutan tidak menyadari dunia eksternalnya. Tidur
aktivitas sinaps yang sudah ada; dan (2) ingatan jangka-panjang
paradoks, atau REM, ditandai oleh pola EEG yang serupa dengan
dengan kapasitas penyimpanan besar dan jejak ingatan yang
yang terlihat pada seseorang yang terjaga; terjadi gerakan mata
bertahan lama, melibatkan perubahan struktural atau fungsional
cepat, bermimpi, dan perubahan mendadak pola perilaku. (Lihat
yang relatif permanen, misalnya pembentukan sinaps baru antara
Gambar 5-22.)
neuron-neuron yang sudah ada. Peningkatan sintesis protein
■ Teori-teori mengapa kita membutuhkan tidur terdiri dari dua
mendasari perubahan-perubahan jangka-panjang ini. (Lihat Tabel
kategori (1) Restorasi dan pemulihan dan (2) Konsolidasi ingatan.
5-3 dan Gambar 5-17.)
■ Hipokampus berperan dalam konsolidasi, yaitu pemindahan
ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. 5.10 | Korda spinalis (h. 182–190)
Potensiasi jangka panjang (), peningkatan menetap ■ Korda spinalis, yang memanjang dari batang otak, turun melalui
kekuatan hubungan-hubungan sinaps yang sudah ada di jalur-
jalur aktif, mungkin merupakan hubungan antara ingatan jangka saluran yang terbentuk oleh vertebra protektif di sekelilingnya.
pendek dan konsolidasi ingatan jangka panjang. (Lihat Gambar (Lihat Gambar 5-24 dan 5-25.)
5-18.) ■ Korda spinalis memiliki dua fungsi. (1) bagman ini berfungsi
■ Hipokampus dan struktur-struktur terkait sangat penting dalam sebagai jaringan saraf penghubung antara otak dan sistem saraf
ingatan deklaratif, atau "apa", mengenai benda, kenyataan, dan
kejadian tertentu. Serebelum dan struktur-struktur terkait sangat tepi. Semua komunikasi naik dan turun melalui korda spinalis
berperan dalam ingatan prosedural, atau "bagaimana", terletak di traktustraktus asendens dan desendens di substansia
keterampilan motorik yang diperoleh melalui latihan berulang. alba korda spinalis. (Lihat Gambar 5-27 dan 5-28.) (2) bagian ini
■ Korteks asosiasi prafrontal adalah tempat memori kerja, yang
adalah pusat integrasi untuk refleks spinal, termasuk sebagian
secara temporer menyimpan data-data yang relevan—baik
refleks postural dan protektif dasar serta refleks yang berkaitan
informasi baru maupun pengetahuan yang diambil dari simpanan
ingatan—serta memanipulasi dan mengaitkan data-data tersebut dengan pengosongan organ-organ panggul. (Lihat Gambar 5-31
untuk melaksanakan proses-proses otak yang Iebih tinggi. dan 5-32.)
■ Lengkung refleks dasar mencakup reseptor, jalur aferen, pusat
integrasi, jalur eferen, dan efektor, (Lihat Gambar 5-31.)
5.8 | Serebelum (h. 176–177) ■ Substansia grisea yang terletak di bagian tengah korda spinalis
■ Serebelum, melekat di belakang batang otak di bawah korteks, mengandung antarneuron yang terletak antara masukan aferen
terdiri dari tiga bagian yang berbeda secara fungsional. (Lihat dan keluaran eferen serta badan-badan sel neuron eferen. (Lihat
Gambar 5-19.) Gambar 5-26 dan 5-29.)
■ Vestibuloserebelum membantu mempertahankan keseim-

Saraf adalah berkas akson-akson neuron perifer, balk aferen
bangan dan kontrol gerakan mata. Spinoserebelum meningkatkan
maupun eferen, yang terbungkus dalam jaringan ikat dan
tonus otot dan membantu mengoordinasikan gerakan volunter,
mengikuti jalur yang sama. (Lihat Gambar 5-30.) Saraf spinal
terutama aktivitas motorik fasik yang cepat. Serebroserebelum
menyarafi bagian-bagian tubuh tertentu dan melekat ke korda
berperan dalam memulai gerakan volunter dan dalam menyimpan
spinalis dalam bentuk pasangan di seluruh panjangnya. (Lihat
ingatan prosedural.
Gambar 5-24, 5-25, dan 5-26.)
■ Ketiga puluh satu pasang saraf spinal bersama dengan kedua

5.9 | Batang Otak (h.177–182) betas pasang saraf kranial yang berasal dari batang otak
■ Batang otak adalah penghubung penting antara korda spinalis membentuk sistem saraf tepi. (Lihat Gambar 5-20 dan 5-25.)
Foto sebuah pupil yang dikelilingi oleh iris berwarna biru. 
lris adalah sebuah cincin otot polos berpigmen yang menentukan
warna mata. Kontraksi bervariasi iris menyesuaikan ukuran pupil,
yaitu lubang di tengah iris yang dilalui oleh cahaya ketika masuk
ke dalam mata untuk penglihatan,

6
Jens Nieth/Corbis

Sistem Saraf Tepi: Divisi


Aferen; Indra Khusus

SEKILAS ISI Pokok-Pokok Homeostasis


6.1 Fisiologi Reseptor
Sistem saraf, salah satu dari dua sistem pengaturan utama di tubuh, terdiri dari
6.2 Nyeri
sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan sistem
6.3 Mata: Penglihatan
saraf tepi (SST) yang terdiri dari serat-serat aferen dan eferen yang menyalurkan
6.4 Telinga: Pendengaran
sinyal antara SSP dan perifer (bagian tubuh yang lain).
dan Keseimbangan
Divisi aferen SST mendeteksi, menyandikan, dan mentransmisikan sinyal perifer ke SSP,
6.5 Indra Kimiawi: Pengecapan
karena itu menginformasikan SSP tentang lingkungan internal dan eksternal. Masukan aferen
dan Penghiduan
ini ke pusat pengontrol di SSP sangat penting dalam mempertahankan homeostasis. Untuk
membuat penyesuaian yang sesuai pada organ efektor melalui keluaran eferen, SSP harus
mengetahui apa yang sedang terjadi. Masukan aferen juga digunakan untuk merencanakan
tindakan volunter yang tidak berhubungan dengan homeostasis.
I Fisiologi Reseptor Kemoreseptor peka terhadap bahan kimia tertentu.

6.1 Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penghiduan dan


Sistem saraf tepi terdiri dari serat-serat saraf yang membawa pengecapan, serta reseptor yang terletak jauh di dalam tubuh
informasi antara SSP dan bagian tubuh lain. Divisi aferen SST tepi yang mendeteksi konsentrasi O2 dan CO2 dalam darah atau
mengirim informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal ke kandungan kimiawi saluran cerna.
SSP. Nosiseptor, atau reseptor nyeri, peka terhadap kerusakan

Stimulus adalah perubahan yang terdeteksi oleh tubuh. Stimulus jaringan misalnya luka terpotong atau luka bakar. Stimulasi intens
terdapat dalam berbagai bentuk energi, atau modalitas, misalnya terhadap setiap reseptor juga dirasakan sebagai nyeri.
panas, cahaya, suara, tekanan, dan perubahan kimiawi. Neuron-
Beberapa sensasi merupakan sensasi gabungan, yaitu bahwa
neuron aferen memiliki reseptor sensorik (reseptor) di ujung
persepsi yang terbentuk berasal dari integrasi di pusat pada
perifer yang berespons terhadap stimulus di dunia luar dan dalam.
beberapa masukan sensorik primer yang diaktifkan secara
(Meskipun sama-sama disebut reseptor, reseptor sensorik yang
bersamaan. Sebagai contoh, persepsi basah berasal dari masukan
sensitif terhadap stimulus berbeda dengan reseptor protein di
reseptor sentuh, tekan, dan suhu; tidak ada yang namanya "reseptor
membran plasma yang berikatan dengan caraka kimiawi ekstrasel;
basah".
lihat h. 65.) Karena satu-satunya jalan bagi neuron aferen untuk
menyalurkan informasi ke SSP tentang stimulus ini adalah melalui MANFAAT INFORMASI YANG DIDETEKSI OLEH RESEPTOR
perambatan potensial aksi, reseptor harus mengubah bentuk- Informasi yang dideteksi oleh reseptor disalurkan melalui neuron-
bentuk energi lain menjadi sinyal listrik. Stimulus menyebabkan neuron aferen ke SSP, tempat informasi tersebut digunakan untuk
potensial berjenjang yang disebut potensial reseptor di reseptor. berbagai tujuan:
Proses perubahan energi stimulus menjadi potensial reseptor ■ Masukan aferen sangat penting bagi kontrol keluaran eferen,
dikenal sebagai transduksi sensorik. Potensial reseptor nantinya baik untuk mengatur perilaku motorik yang sesuai dengan
memicu potensial aksi pada serat aferen. lingkungan eksternal maupun koordinasi aktivitas internal yang
ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Di tingkat yang
paling dasar, masukan aferen memberi informasi (yang mungkin
tidak disadari oleh orang yang bersangkutan) kepada SSP untuk
digunakan dalam mengarahkan aktivitas-aktivitas yang diperlukan
Setiap tipe reseptor dikhususkan untuk berespons terhadap satu bagi kelangsungan hidup. Di tingkat yang lebih luas, kita tidak dapat
jenis stimulus,yaitu stimulus adekuat. Sebagai contoh, reseptor di berinteraksi dengan lingkungan kita atau dengan orang lain tanpa
mata peka terhadap cahaya, reseptor di telinga terhadap gelombang masukan sensorik.
suara, dan reseptor panas di kulit terhadap energi panas. Karena ■ Pemrosesan masukan sensorik oleh sistem aktivasi retikular di
perbedaan sensitivitas reseptor ini, kita tidak dapat melihat dengan
batang otak sangat penting bagi kejagaan korteks dan
telinga dan mendengar dengan mata kita. Sebagian reseptor dapat
kesadaran (lihat h. 177).
berespons lemah terhadap rangsangan di luar stimulus adekuatnya,
■ Pemrosesan informasi sensorik di otak memberi kita persepsi
tetapi bahkan ketika diaktifkan oleh stimulus lain, reseptor tetap
tentang dunia luar di sekitar kita.
memberi sensasi yang biasanya dideteksi oleh reseptor tersebut.
Beberapa informasi yang disampaikan ke SSP mungkin
Sebagai contoh, stimulus adekuat untuk reseptor mata

disimpanuntuk keperluan di masa mendatang.


(fotoreseptor) adalah cahaya, yang sangat direspons oleh mata,
tetapi reseptor-reseptor ini juga dapat diaktifkan dengan derajat ■
Rangsangan sensorik dapat berdampak besar pada emosi kita.
yang lebih rendah oleh rangsangan mekanis. Ketika terpukul di Bau kue yang baru dimasak, rasa lembut kain sutera, gambar orang
bagian mata, seseorang sering melihat "berkunang-kunang" karena yang kita cintai, mendengar berita buruk masukan sensorik dapat
tekanan mekanis ini merangsang fotoreseptor. menyenangkan, menyedihkan, membangunkan, menenangkan,
membuat marah, menakutkan, atau memicu beragam emosi
lainnya.
JENIS RESEPTOR BERDASARKAN STIMULUS ADEKUATNYA Kita selanjutnya akan membahas tentang bagaimana stimulus
Bergantung pada jenis energi yang biasanya direspons mereka, adekuat memicu potensial aksi yang akhirnya digunakan untuk
reseptor-reseptor dapat dikategorikan sebagai berikut. tujuan-tujuan di atas.

■ Fotoreseptor peka terhadap gelombang cahaya tampak.



Mekanoreseptor peka terhadap energimekanis. Contohnya adalah
reseptor otot rangka yang peka terhadap peregangan, reseptor di Reseptor dapat berupa (1) ujung khusus neuron aferen atau (2) sel
telinga yang mengandung rambut halus yang melengkung akibat tersendiri yang berkaitan erat dengan ujung perifer neuron.
gelombang suara, dan baroreseptor yang memantau tekanan darah. Stimulasi suatu reseptor mengubah permeabilitas membrannya,
■ Termoreseptor peka terhadap panas dan dingin. biasanya dengan menyebabkan pernbukaan kanal-kanal kation
nonspesifik. Cara bagaimana perubahan permeabilitas ini

Osmoreseptor mendeteksi perubahan konsentrasi za terlarut berlangsung berbeda-beda untuk tiap-tiap jenis reseptor. Karena
dalam cairan ekstrasel (CES) dan perubahan aktivitas osmotik daya dorong elektrokimiawi lebih besar untuk Na+ daripada untuk
yang terjadi (lihat h. 72). kation-kation kecil lainnya pada keadaan potensial istirahat, efek pr-

   BAB 6
edominan adalah fluks Na+ masuk ke sel, yang mendepolarisasi membran Cara kanal Na+ ini terbuka berbeda-beda bergantung pada
reseptor (lihat h. 96). (Terdapat pengecualian; sebagai contoh, fotoreseptor apakah reseptor merupakan sel tersendiri atau ujung aferen
mengalami hiperpolarisasi jika dirangsang.) Depolarisasi lokal ini, potensial khusus.
reseptor, adalah potensial berjenjang. Seperti pada semua potensial ■ Untuk reseptor yang merupakan ujung khusus neuron
berjenjang, semakin kuat rangsangan, semakin besar perubahan aferen, aliran arus lokal antara ujung reseptor yang
permeabilitas dan semakin besar potensial reseptor (lihat h. 97). Potensial teraktifkan yang mengalami potensial reseptor dan membran
reseptor juga tidak memiliki periode refrakter sehingga dapat terjadi sel di samping reseptor mendepolarisasi regio yang berdekatan
penjumlahan respons terhadap rangsangan yang berturut-turut. Karena ini (Gambar 6-la). Jika suatu regio terdepolarisasi mecapai
regio reseptor sedikit atau tidak memiliki kanal Na+ berpintu listrik dan ambangnya, kanal Na+ berpintu listrik terbuka di bagian ini,
karenanya memiliki ambang yang tinggi, potensial aksi tidak terbentuk di memicu potensial aksi yang dihantarkan di sepanjang serat
reseptor itu sendiri. Untuk transmisi jarak-jauh, potensial reseptor harus aferen ke SSP.
diubah menjadi potensial aksi yang dapat disalurkan di sepanjang serat ■
Untuk reseptor sel jenis sel reseptor bersinaps dengan ujung
aferen. neuron aferen (Gambar 6-2). Potensial reseptor memicu
pembukaan kanal Ca2+ berpintu listrik di sel reseptor.
Masuknya Ca2+ yang terjadi menyebabkan pelepasan
neurotransmiter yang berdifusi menyeberangi celah sinaps dan
berikatan dengan reseptor protein spesifik pada membran
Jika cukup besar, suatu potensial reseptor dapat memicu potensial aksi di
neuron aferen. Pengikatan ini membuka kanal reseptor Na+
membran neuron aferen yang berada di samping reseptor dengan
berpintu kimiawi (lihat h. 125). Jika resultan Na+ yang masuk
mendorong pembukaan kanal Na+ berpintu listrik di daerah ini. Pada serat
mendepolarisasi ujung neuron aferen ke ambang, kanal Na+
aferen bermielin, zona pemicu ini adalah nodus Ranvier yang terdekat
berpintu listrik terbuka disini, memicu potensial aksi yang
dengan reseptor. Cara kanal Na+ ini terbuka berbeda-beda bergantung pada
apakah reseptor merupakan sel tersendiri atau ujung aferen khusus. merambat spontan ke SSP.
Stimulus
Kanal Na+ 1 Pada reseptor sensorik yang merupakan
Na+ berpintu listrik ujung neuron aferen khusus, stimulus
membuka kanal yang peka terhadap
1 stimulus, memungkinkan masuknya Na+
Kanal kation
nonspesifik 3 Potensial aksi neto yang menghasilkan potensial reseptor.
yang peka 2
terhadap
stimulus 2 Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang
terdepolarisasi dan daerah sekitar membuka
kanal Na+ berpintu listrik.
Reseptor
sensorik
(modifikasi Serat neuron
ujung neuron aferen 3 Masuknya Na+ memicu potensial aksi di
aferen) serat aferen yang merambat spontan ke SSP

(a) Potensial reseptor di ujung aferen khusus

Stimulus 1 Pada reseptor sensorik yang merupakan sel


tersendiri, stimulus membuka kanal yang sensitif
Na+ Ca2+ Kanal Ca2+ terhadap stimulus, memungkinkan masuknya Na+
2 berpintu listrik Kanal Na+ neto yang menghasilkan potensial reseptor.
1 berpintu listrik
Kanal kation
2 Depolarisasi lokal ini membuka kanal Ca
2

nonspesifik 6 Potensial aksi + berpintu listrik.


5
yang peka Na+
4
terhadap 3 3 Masuknya Ca2+ memicu eksositosi
stimulus Na+ neurottransmiter
Na+
Sel reseptor 4 Pengikatan neurotransmiter membuka kanal
reseptor berpintu kimiawi di ujung
tersendiri
Serat neuron aferen, memungkinkan masuknya Na+ neto.
aferen
5 Depolarisasi yang terjadi membuka kanal Na+
Kanal-reseptor berpintu listrik di daerah sekitar.
Neurotransmitter berpintu kimiawi
6 Masuknya Na+ memicu potensial aksi diserat
(b) Potensial reseptor dl sel reseptor tersendiri aferen yang merambat spontan ke SSP.
Gambar 6-1 Perubahan potensial reseptor menjadi potensial aksi. (a) Ujung aferen khusus sebagai reseptor sensorik. Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang terdepolarisasi yang
sedang mengalami potensial reseptor dan daerah sekitar memicu potensial aksi di serat aferen dengan membuka kanal Na+ berpintu listrik. (b) Sel reseptor tersendiri sebagai reseptor
sensorik. Sel reseptor terdepolarisasi yang sedang mengalami potensial reseptor melepaskan neurotransmiter yang berikatan dengan kanal berpintu kimiawi di ujung serat aferen.
Pengikatan ini menyebabkan depoiarisasi yang membuka kanal Na+ berpintu listrik, memicu potensial aksi di serat aferen.

197
Perhatikan bahwa tempat inisiasi potensial aksi di neuron aferen depolarisasi meskipun kekuatan rangsangan yang diberikan tetap, suatu
berbeda dengan tempat inisiasi di neuron eferen atau antarneuron. Di fenomena yang dinamai adaptasi. Selanjutnya, frekuensi potensial aksi
kedua jenis neuron terakhir tersebut, potensial aksi dimulai di axon yang dihasilkan di neuron aferen menurun, yaitu reseptor
hillock yang terletak di pangkal akson di samping badan sel (lihat h. "beradaptasi" terhadap rangsangan dengan tidak lagi berespons dengan
104). Sebaliknya, potensial aksi dimulai di ujung perifer suatu serat kekuatan yang sama terhadap rangsangan tersebut.
saraf aferen di samping reseptor, jauh dari badan sel (Gambar 6-3).
Intensitas rangsangan tercermin oleh besarnya potensial reseptor. JENIS RESEPTOR BERDASARKAN KECEPATAN ADAPTASINYA
Semakin besar potensial reseptor, semakin besar frekuensi potensial Berdasarkan kecepatan adaptasi mereka, reseptor diklasifikasikan sebagai
aksi yang terbentuk di neuron aferen (Gambar 6-3). Potensial reseptor tonik atau reseptor fasik. Reseptor tonik tidak beradaptasi sama
reseptor yang lebih besar tidak dapat menghasilkan potensial aksi sekali atau beradaptasi dengan lambat (Gambar 6-4a). Reseptor ini
yang lebih besar (karena hukum gagal atau tuntas), tetapi dapat bermanfaat ketika reseptor ini harus mempertahankan informasi tentang
memicu peningkatan frekuensi pembentukan potensial aksi (lihat h. stimulus. Contoh reseptor tonik adalah reseptor regang otot, yang
108). Semakin cepat serat aferen memicu potensial aksi, semakin memantau panjang otot, dan proprioseptor sendi, yang mengukur derajat
banyak neurotransmiter yang dilepaskan. Neurotransmiter ini
fieksi sendi. Untuk mempertahankan postur dan keseimbangan, SSP
memengaruhi sel berikutnya pada jalur saraf, meneruskan informasi
harus secara terus-menerus mendapat informasi mengenai derajat
tentang kekuatan rangsangan. Kekuatan rangsangan juga tercermin
panjang otot dan posisi sendi. Karena itu, reseptor-reseptor ini penting
oleh luas daerah yang terangsang. Rangsangan yang lebih kuat
untuk tidak beradaptasi terhadap rangsangan tetapi terus menghasilkan
biasanya mengenai daerah yang lebih luas, sehingga lebih banyak
potensial aksi untuk menyampaikan informasi ini ke SSP.
reseptor yang berespons. Sebagai contoh, sentuhan ringan tidak
mengaktifkan reseptor tekanan di kulit sebanyak sentuhan kuat ke Reseptor fasik, sebaliknya, adalah reseptor yang cepat beradaptasi.
daerah yang sama. Karena itu, intensitas rangsangan dibedakan baik Reseptor cepat beradaptasi dengan tidak lagi berespons terhadap
oleh frekuensi potensial aksi yang terbentuk di neuron aferen rangsangan yang menetap. Beberapa reseptor fasik, yang paling diketahui,
maupun oleh jumlah reseptor yang diaktifkan dan karenanya serat Badan Pacini, berepons dengan depolarisasi ringan yang disebut off
aferen yang diaktifkan di daerah tersebut. response ketika rangsangan dihentikan (Gambar 6-4b). Reseptor fasik
bermanfaat dalam situasi ketika yang lebih penting untuk disampaikan
Reseptor dapat beradaptasi dengan cepat atau lambat adalah perubahan intensitas rangsangan daripada informasi status quo.
Banyak seseptor taktil (sentuh) yang memberi tahu tentang perubahan
terhadap rangsangan yang menetap.
tekanan pada permukaan kulit adalah reseptor fasik. Karena reseptor-
reseptor ini cepat beradaptasi, Anda tidak secara terus-menerus sadar
Rangsangan dengan intensitas yang sama tidak selalu menghasilkan
bahwa Anda sedang mengenakan jam tangan, cincin, dan baju. Ketika
kekuatan potensial reseptor yang sama di reseptor yang sama.
Anda memakai sesuatu, Anda segera terbiasa dengannya karena adaptasi
Seagianagian reseptor dapat mengalami penurunan tingkat
cepat reseptor ini. Ketika Anda menanggalkannya, Anda menyadari hal
tersebut karena adanya off response.

RESEPTOR TAKTIL Reseptor taktil (sentuh) pada kulit adalah


Tempat inisiasi
potensial aksi
mekanoreseptor. Gaya mekanik dari rangsangan mendistorsi protein
Badan kanal kation nonspesifik di membran plasma reseptor ini, menyebabkan
cel masuknya Na+ yang menyebabkan potensial reseptor yang memicu
Neuron aferen
potensial aksi di serat aferen. Masukan sensorik dari reseptor ini
menginformasikan SSP tentang kontak tubuh dengan benda di
Arah perambatan potensial aksi Reseptor lingkungan eksternal. Reseptor taktil mencakup yang berikut (Gambar
sensorik
6-5):

Tempat inisiasi
potensial aksi
■ Reseptor, yang menginderai pergerakan rambut dan sentuhan yang
Arah sangat lembut, seperti menggerakan rambut yang ada di lengan. Anda
perambatan Antarneuron dengan gumpalan kapas,dan secara cepat beradaptasi
potensial aksi
Tempat inisiasi ■ Badan Merkel, yang mendeteksi sentuhan ringan menetap dan tekstur,
potensial aksi seperti membaca tulisan Braille, dan lambat untuk beradaptasi.
■ Badan Merkel, yang mendeteksi sentuhan ringan menetap dan
Neuron eferen tekstur,seperti membaca tulisan Braille, dan lambat untuk beradaptasi.
■ Ujung Ruffini, yang berespons terhadap tekanan dalam yang
dipertahankan dan regangan kulit, seperti selama pemijatan, dan lambat
Badan Arah perambatan potensial aksi dalam beradaptasi.
sel
■ Badan Meissner, yang sensitif terhadap sentuhan ringan yang
menggetarkan, seperti menggelitik dengan bulu, dan cepat dalam
beradaptasi.
Gambar 6-2 Perbandingan tempat inisiasi potensial aksi di ketiga jenis neuron.

   BAB 6
MEKANISME ADAPTASI DI BADAN PACINI
Mekanisme terjadinya adaptasi bervariasi pada
reseptor yang berbeda dan belum diketahui
Terminal sepenuhnya pada semua jenis reseptor. Banyak
Laju pelepasan neurotransmiter dl terminal aferen
aferen
reseptor beradaptasi akibat inaktivasi kanal yang

Potensial serat aferen (mV)


+30
membuka sebagai respons terhadap stimulus.
Adaptasi pada badan Pacini, yang paling banyak
diteliti, bergantung pada sifat fisik reseptor ini.
Badan Pacini adalah ujung reseptor khusus yang
Serat terdiri dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan
aferen
–70 ikat mirip lapisan kulit bawang yang
mengelilingi ujung perifer suatu neuron aferen.
Ketika tekanan pertama kali dikenakan pada
Frekuensi potensial aksi dl serat aferen badan Pacini, ujung saraf di bawahnya
berespons dengan potensial reseptor yang
Potensial reseptor (mV)

besarnya mencerminkan intensitas rangsangan.


Seiring dengan berlanjutnya rangsangan, energi
Reseptor
sensorik tekanan menyebar karena energi tersebut
Istirahat

menyebabkan lapisan-lapisan reseptor selip


(seperti tekanan tetap pada bawang yang
dikupas menyebabkan lapisan-lapisan kulitnya
selip). Karena efek fisik ini menyaring Tidak
Besar potensial reseptor komponen lagi tetap berespons pada dengan
tekanan potensial tersebut, ujung reseptor saraf
Kekuatan stimulus

di bawahnya;yaitu terjadi adaptasi .


Adaptasi jangan dikacaukan dengan
Stimulus
habituasi (lihat h. 169). Meskipun kedua
fenomena ini melibatkan penurunan respons
saraf terhadap rangsangan berulang, keduanya
Dimulai Dihentikan Dimulai Dihentikan bekerja di titik-titik yang berbeda dalam jalur
Kekuatan stimulasi Waktu (det) saraf. Adaptasi adalah penyesuaian reseptor di
SST sementara habituasi melibatkan modifikasi
Gambar 6-3 Besar potensial reseptor, frekuensi potensial aksi di serat aferen, dan laju
efektivitas sinaps di SSP.
pelepasan neurotransmiter di terminal aferen sebagai fungsi kekuatan stimulus.

Potensial aksi yang dihasilkan oleh reseptor di serat


Beradaptasi BeradaptasiOff response aferen sebagai respons terhadap rangsangan
lambat cepat dihantarkan menuju SSP. Informasi aferen tentang
lingkungan internal, misalnya tekanan darah dan
Potensial

Potensial
reseptor
reseptor
(mV)

(mV)

konsentrasi CO2 dalam cairan tubuh, tidak pernah


mencapai tingkat kesadaran, tetapi masukan ini
esensial untuk menentukan respons eferen yang sesuai
rangsangan

rangsangan
Kekuatan
Kekuatan

untuk mempertahankan homeostasis. Jalur masuk bagi


informasi yang berasal dari visera (organ di dalam
rongga tubuh, misalnya rongga abdomen) disebut
Waktu Waktu aferen viseral. Meskipun sebagian besar informasi
Dimulai Dihentikan Dimulai Dihentikan bawah sadar dikirim melalui aferen viseral, orang dapat
(a) Reseptor tonik (b) Reseptor fasik menyadari adanya sinyal nyeri yangberasal dari visera.
Gambar 6-4 Reseptor tonik dan fasik. (a) Reseptor tonik tidak beradaptasi sama sekali atau Masukan aferen yang berasal dari reseptor di
beradaptasi dengan lambat terhadap rangsangan yang menetap sehingga terus-menerus permukaan tubuh atau otot atau sendi biasanya
memberi informasi mengenai rangsangan. (b) Reseptor fasik cepat beradaptasi terhadap mencapai ambang kesadaran. Masukan ini dikenal
rangsangan yang menetap dan sering memperlihatkan respons off ketika rangsangan sebagai informasi sensorik, dan jalur masuknya disebut
dihentikan. Karena itu, reseptor memberi sinyal tentang perubahan intensitas rangsangan dan sebagai aferen sensorik. Informasi sensorik di
bukan menyalurkan Informasi status quo.
kategorikan sebagai (1) sensasi somatik (sensasi tubuh)

199
Batang rambut di dalam folikel Permukaan kulit saling berhubungan dalam urutan tertentu untuk
Epidermis melaksanakan pemrosesan informasi sensorik
bertahap yang semakincanggih.

JALUR BERLABEL Neuron-neuron aferen dengan


reseptor perifernya yang pertama kali mendeteksi
rangsangan dikenal sebagai neuron sensorik ordo
Dermis pertama. Neuron ini bersinaps dengan neuron
sensorik ordo kedua, baik di korda spinalis
maupun di medula, bergantung pada jalur sensorik
yang terlibat. Neuron ini kemudian bersinaps
dengan neuron sensorik ordo ketiga di talamus,
demikian seterusnya. Pada setiap tahap, masukan
Neuron diproses lebih lanjut. Modalitas sensorik tertentu
bermielin yang dideteksi oleh tipe reseptor khusus dikirim
Jaringan melalui jalur aferen dan asendens spesifik (jalur
subkutan saraf yang berkomitmen untuk modalitas tersebut)
untuk mengeksitasi daerah tertentu korteks
somatosensorik, yaitu masukan sensorik tertentu
diproyeksikan ke daerah spesifik di korteks
(contohnya lihat Gambar 5-28a, h. 186). Karena itu,
berbagai jenis informasi yang masuk dijaga terpisah
di dalam berbagai jalur berlabel spesifik antara
perifer dan korteks. Dengan cara ini, meskipun
semua informasi disalurkan ke SSP melalui jenis
Reseptor Badan Badan pacini: Ujung ruffini: Badan sinyal yang sama (potensial aksi), otak dapat
rambut: merkel: getaran dan tekanan Tekanan dalam Meissner:
dalam
menguraikan jenis dan lokasi rangsangan.Tabel 6-1
gerakan sentuhan Sentuhan
rambut dan ringan ringan yang meringkaskan bagaimana SSP diberi tahu tentang
sebtuhan yang menggetarkan jenis (apa), lokasi (di mana), dan intensitas
yang sangat menetap (seberapa kuat) suatu rangsangan.
halus
Gambar 6-5 Reseptor taktil di kulit.
NYERI PHANTOM Pengaktifan jalur sensorik di
titik apapun menghasilkan sensasi yang sama
seperti yang di produksi oleh stimulus reseptor
yang berasal dari permukaan tubuh, termasuk sensasi somestetik di bagian tubuh itu sendiri. Fenomena ini digunakan sebagai
dari kulit (lihat h. 155) dan peopeiosepsi dari otot, sendi, kulit, penjelasan tradisional bagi nyeri phantom sebagai contoh, nyeri
dan telinga dalam (lihat h. 156); atau (2) indra khusus, termasuk yang dirasakan berasal dari kaki oleh seorang yang tungkainya telah
penglihatan, pendengaran, keseimbangan, pengecapan, dari diamputasi setinggi lutut. Iritasi ujung-ujung jalur aferen yang telah
pernghiduan. (Lihat fitur dalam kotak, Melihat Lebih Dekat pada terputus di puntung kaki dapat memicu potensial aksi yang, ketika
Fisiologi Olahraga, untuk penj elasan tentang manfaat mencapai regio kaki korteks somatosensorik, diinterpretasikan
propriosepsi dalam prestasi atletik). Pemrosesan akhir masukan sebagai nyeri yang berasal dari kaki yang telah tidak ada. Bukti baru
sensorik oleh SSP tidak hanya esensial untuk interaksi dengan mengisyaratkan bahwa selain itu, sensasi nyeri phantom dapat
lingkungan bagi kelangsungan hidup dasar (misalnya, mencari berasal dari remodeling ekstensif bagian otak yang semula
makan dan bertahan dari bahaya), tetapi juga sangat menangani sensasi dari tungkai yang telah diamputasi. "Pemetaan
memperkaya kehidupan itu sendiri. ulang" daerah otak yang telah "kosong ditinggalkan" ini
dispekulasikan menyebabkan sinyal dari tempat lain
diinterpretasikan sebagai nyeri yang berasal dari ekstremitas yang
Setiap jalur somatosensorik "berlabel"
telah diamputasi tersebut.
sesuai modalitas dan lokasi.
Ketika mencapai korda spinalis, informasi aferen memiliki dua
kemungkinan tujuan: (1) menjadi bagian suatu lengkung refleks,
menghasilkan respons efektor yang sesuai, atau (2) dipancarkan
ke atas ke otak melalui jalur asendens untuk pemrosesan lebih Setiap neuron sensorik somestetik berespons terhadap informasi
lanjut dan mungkin kemudian disadari. jalur yang menyalurkan rangsangan hanya dalam regio tertentu permukaan kulit yang
sensasi somatik sadar, jalur somato sensorik, terdiri dari rantai- mengelilinginya; regio ini disebut medan reseptif. Ukuran medan
rantai diskret neuron, atau jalur berlabel, yang secara sinapsis reseptif berbanding terbalik dengan densitas reseptor di bagian
saling berhubungan dalam urutan tertentu untuk melaksanakan tersebut; semakin rapat reseptor jenis tertentu tersusun, semakin
pemrosesan informasi sensorik bertahap yang semakincanggih. kecil luas kulit yang dipantau oleh tiap-tiap reseptor. Semakin
rantai diskret neuron, atau jalur berlabel, yang secara sinaps sempit medan reseptif dalam suatu daerah, semakin tinggi

hapter
■ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Ayunan Ke Belakang dan Ancang-ancang
Untuk Meloncat: Apa Kesamaannya?

P n space gelendong otot di dalam otot tersebut juga teregang, dan neuron
aferen yang akson perifernya berakhir di gelendong otot akan
terangsang. Serat aferen berjalan ke dalam korda spinalis dan
lompatan di atas es, seorang pesenarn yang melakukan gerakan yang bersinaps langsung dengan neuron motorik yang menyarafi otot yang
sulit di lantai, maupun seorang gelandang yang menendang bola sama. Stimulasi otot yang teregang akibat refleks peregangan ini
dengan akurat ke tempat sejauh 60 yard. Untuk mengontrol kontraksi menyebabkan otot berkontraksi untuk mengatasi peregangan.
otot rangka agar diperoleh gerakan yang diinginkan, SSP harus terus- Orang berusia lanjut atau mereka yang otot kuadrisepsnya lemah
menerus diberi tahu tentang hasil dari tindakannya melalui umpan balik secara tidak sadar memanfaatkan gelendong otot dengan mendorong
sensorik. bagian tengah paha ketika bangkit dari posisi duduk. Kontraksi otot
Sejumlah reseptor memberi masukan propriosepsi. Proprioseptor kuadriseps meluruskan sendi lutut sehingga tungkai menjadi lurus.
otot memberi informasi umpan balik tentang ketegangan dan panjang Tindakan mendorong bagian tengah paha ketika bangkit sedikit
otot. Proprioseptor sendi memberi umpan-balik tentang akselerasi, meregangkan otot kuadriseps di kedua tungkai, merangsang
sudut, dan arah gerakan sendi. Proprioseptor kulit memberi tahu SSP gelendong otot. Refleks peregangan yang terjadi membantu kontraksi
tentang tekanan yang mengenai kulit. otot kuadriseps femoris dan menolong yang bersangkutan berdiri
Proprioseptor di telinga dalam, bersama dengan yang ada di otot tegak.
leher, memberi informasi tentang posisi kepala dan leher sehingga SSP Dalam olahraga, orang selalu memanfaatkan gelendong otot setiap
dapat mengarahkan kepala dengan benar. Sebagai contoh, refleks saat. Untuk meioncattinggi, seperti pada permainan bola basket,
leher memungkinkan gerakan badan dan ekstremitas yang esensial seorang atlet memulai dengan mengambil ancang-ancang dengan
sewaktu salto, dan penyelam dan pemain akrobat menggunakan membungkuk. Tindakan ini meregangkan otot kuadriseps dan
gerakan-gerakan kuat kepala untuk mempertahankan putaran, meningkatkan frekuensi lepas muatan gelendong otot sehingga timbul
Proprioseptor yang paling kompleks dan mungkin salah satu yang refleks regang yang mernperkuat respons kontraktil otot kuadriseps
paling penting adalah gelendong otot (lihat h. 303). Gelendong otot sehingga otot-otot ekstensor tungkai ini memperoieh tambahan daya.
ditemukan di seluruh otot tetapi cenderung terkonsentrasi di pusatnya. Hal yang sama berlaku untuk ancang-ancang lomba lari. Gerakan
Setiap gelendong terletak sejajar dengan serat otot di dalam otot. mengayun ke belakang dalarn permainan golf, tenis, dan bola kasti
Gelendong otot peka terhadap laju perubahan panjang otot dan juga menimbulkan peningkatan eksitasi otot melalui aktivitas refleks
panjang akhir otot yang dicapai. Jika suatu otot teregang, tiap-tiap yang dipicu oleh peregangan gelendong otot.

ketajaman atau kemampuan diskriminasi. Bandingkan kulit Anda dengan ujung pensil (Gambar 6-7a). Medan reseptif
diskriminasi sentuh di ujung jari tangan Anda dengan betis tepat dibawah bagian tengah ujung pensil tempat rangsangan
Anda dengan "merasakan" benda yang sama dengan keduanya. paling intens mengalami eksitasi, tetapi medan reseptif sekitar
Anda dapat merasakan mendapat informasi yang lebih akurat juga terangsang, tetapi dengan derajat yang lebih ringan karena
tentang benda tersebut dengan ujung jari tangan yang kaya distrosinya lebih ringan. Jika informasi dari serat-serat aferen
saraf karena medan reseptifnya kecil; akibatnya, setiap neuron marginal yang ikut terangsang ini mencapai korteks, lokalisasi
memberi informasi tentang sebagian kecil permukaan benda. pensil akan samar. Untuk mempermudah lokalisasi dan
Di ujung jari tangan dan telapak masing-masing tangan mempertajam kontras, di dalam SSP terjadi inhibisi lateral
diperkirakan terdapat 17.000 mekanoreseptor taktil. (Gambar 6-7b). Dengan inibisi lateral, setiap jalur sinyal yang
Sebaliknya, kulit di betis hanya disarafi oleh ujung sensorik teraktivitas menghambat jalur-jalur daerah sekitar dengan
yang relatif sedikit dengan medan reseptif yang lebih luas. merangsang antarneuron inhibitorik yang berjalan ke lateral
Perbedaan ringan di dalam tiap-tiap medan reseptif tidak antara serat-serat asendens yang menyarafi medan-medan resepsi
dapat dideteksi (Gambar 6-6). Representasi berbagai bagian sekitar. Jalur sinyal yang paling terangsang yang berasal dari
tubuh di korteks yang tampak terdistorsi di homunkulus bagian tengah daerah stimulus menghambat jalur-jalur yang
sensorik (lihat h. 157) sangat sesuai dengan kepadatan kurang tereksitasi yang berasal dari daerah sekitar dengan derajat
persarafan; lebih banyak permukaan korteks yang yang lebih besar daripada jalur yang teraktivitas lebih lemah di
diperuntukkan untuk persepsi sensorik dari daerah-daerah daerah sekitar menghambat daerah yang lebih tereksitas di bagian
dengan medan reseptif sempit, sehingga menyebabkan tengah. Penghambatan transmisi lebih lanjut terhadap masukan
kemampuan diskriminatifnya lebih besar. yang lebih lemah meningkatkan sehingga lokasi ujung pensil
dapat diketahui dengan akurat. Derajat koneksi inhibisi lateral
Selain kerapatan reseptor, faktor kedua yang memengaruhi dalam jalur-jalur sensorik bervariasi sesuai modilitasnya.
ketajaman adalah inhibisi lateral. Anda dapat mengetahui Modalitasnya yang memiliki inhibisi lateral paling besar-sentuhan
pentingnya fenomena ini dengan sedikit menekan permukaan dan penglihatan-menghasilkan lokalisasi yang paling akurat

201
■ TABEL 6-1 Penyandian Informasi Sensorik

Sifat Rangsangan Mekanisme Penyandian

Jenis rangsangan Dibedakan oleh jenis reseptor yang


(modalitas diaktifkan dan jalur spesifik yang
rangsangan) digunakan untuk menyampaikan
informasi ini ke daerah tertentu di
korteks serebrum
Lokasi rangsangan Dibedakan oleh lokasi medan Medan reseptif
reseptif yang diaktifkan dan jalur permukaan
yang kemudian teraktifkan untuk kulit
menyampaikan informasi ini ke
daerah korteks somatosensorik
yang merepresentasikan lokasi
tertentu tersebut

 Dibedakan oleh frekuensi potensial


aksi yang dimulai di neuron aferen
dan jumiah reseptor (dan neuron
aferen) yang diaktifkan
Ujung reseptor
neuron-neuron
aferen
Dua medan reseptif dirangsang Hanya satu medan reseptif yang
oleh stimulasi dua titik: Terasa dirangsanng oleh stimulasi dua titik
dua titik yang jaraknya sama dengan yang
dilakukan pada (a): Terasa satu titik
(a) Daerah denganmedan resptif kecil (b) Derah dengan medan reseptif besar
Persepsi adalah interpretasi sadar kita terhadap dunia luar yang
Gambar 6-6 Perbandingan kemampuan diskriminatif daerah dengan medan
diciptakan oleh otak dari suatu pola impuls-impuls saraf yang
reseptif kecil versus besar. Ketajaman taktil relatif suatu bagian dapat ditentukan
diberikan kepadanya oleh reseptor. Apakah dunia, seperti yang
dengan uji ambang diskriminasi dua titik. Jika dua ujung dari sebuah jangka yang
kita persepsikan, adalah realitas? Jawabannya adalah jelas tidak. ditempelkan ke permukaan kulit merangsang dua medan reseptif yang berbeda, akan
Persepsi kita berbeda dari apa yang sebenarnya "di luar sana" dirasakan adanya dua titik terpisah. Jika kedua ujung menyentuh medan reseptif yang
karena beberapa alasan. Pertama, manusia memiliki reseptor sama, keduanya hanya dirasakan sebagai satu titik. Dengan menyesuaikan jarak antara
yang mendeteksi hanya sebagian kecil bentuk energi yang ada. kedua ujung jangka, kita dapat menentukan jarak minimal ketika dua titik tetap dapat
Kita merasakan suara, warna, bentuk, tekstur, bau, rasa, dan dibedakan sebagai dua titik dan bukan satu, yang mencerminkan ukuran medan reseptif
suhu, tetapi tidak menyadari adanya gaya magnetik, gelombang di bagian tersebut. Dengan teknik ini, kita dapat menentukan kemampuan diskriminatif
sinar terpolarisasi, gelombang radio, atau sinar X karena kita permukaan tubuh. Ambang dua titik berkisar dari 2 mm di ujung jari tangan
tidak memiliki reseptor untuk berespons terhadap bentuk- (memungkinkan seseorang membaca huruf Braille, yaitu ketika titik-titik menonjol

bentuk energi tersebut. Apa yang tidak terdeteksi oleh reseptor terpisah 2,5 mm satu sama lain) hingga 48 mm di kulit betis yang diskriminasinya paling
rendah.
tidak akan diketahui oleh otak. Rentang respons kita terbatas
bahkan untuk bentuk-bentuk energi yang kita miliki
reseptornya. Sebagai contoh, anjing dapat mendengar peluit yaitu,"gambaran lengkapnya': Sebagai suatu contoh sederhana,
yang nadanya melebihi tingkat deteksi kita. Kedua, saluran Anda "melihat" sebuah kotak putih di (Gambar 6-8) meskipun tidak
informasi ke otak kita bukanlah perekam berkualitas tinggi. terdapat kotak putih tetapi hanyalah tepi-tepi bersudut siku yang
Selama pemrosesan prakorteks terhadap masukan sensorik, diambil dari empat lingkaran merah.Ilusi optis memberi gambaran
sebagian sifat rangsangan mengalami penguatan sementara bagaimana otak menginterpretasikan realitas sesuai aturan-
sebagian lagi ditekan atau diabaikan, seperti melalui inhibisi aturannya sendiri. Karena itu, persepsi kita tidak mereplikasikan
lateral. Ketiga, korteks serebrum juga memanipulasi data, realitas. Spesies lain, yang dilengkapi dengan tipe dan sensitivitas
membandingkan masukan sensorik dengan informasi masuk reseptor yang berbeda dan dengan pemrosesan saraf yang juga
lainnya serta dengan ingatan akan pengalaman-pengalaman berbeda, mempersepsikan dunia yang sangat berbeda dari yang kita
sebelumnya untuk mengekstraksi fitur-fitur penting misalnya, persepsikan.
menyaring suara teman dari hiruk-pikuk suara di kantin Setelah pembahasan umum tentang fisiologi reseptor selesai, kita
sekolah.Dalam proses tersebut, korteks sering mengisi atau akan mengulas tentang satu sensasi somatik penting dengan lebih
mendistorsi informasi untuk membayangkan suatu persepsi terperinci, yaitu nyeri.

hapter
Permukaan kulit

Neuron Receptor
aferen pathways
(sensorik
ordo pertama)

Gambar 6-8 Apakag Anda “melihat” sebuah bujur sangkar putih


yang sebenarnya tidak ada?
Kurang terangsang Kurang terangsang
Paling terangsang
Periksa pemahaman Anda 6.1
1. Defenisikan stimulus, potensial, jalur berlabel, dan presepsi.
Frekuensi Tingkat 2. Gambarkan respons reseptor tonik dan reseptor fasik terhadap
potensial aktivitas
stimulus dengan kekuatan yang terus-menerus.
aksi basal
3. Bandingkan ukuran medan reseptif neuron sensorik di lidah
Anda dengan neuron sensorik di punggung Anda.

Lokasi kulit
(a) Aktivitas di neuron aferen
6.2I Nyeri
Nyeri terutama adalah mekanisme protektif untuk
Neuron menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang
aferen
atau akan terjadi kerusakan jaringan. Karena nilainya bagi
Antarneuron Inhibisi kelangsungan hidup, nosiseptor (reseptor nyeri) tidak
inhibitorik lateral beradaptasi terhadap stimulasi yang berulang atau
Transmisi Transmisi berkepanjangan. Simpanan pengalaman yang menimbulkan
terhenti terhenti nyeri dalam ingatan membantu kita menghindari kejadian-
kejadian yang berpotensi membahayakan di masa mendatang.

Neuron sensorik
ordo kedua
Transmisi berlanjut
Tidak seperti modalitas somatosensorik lain, sensasi nyeri
disertai oleh respons perilaku bermotif (misalnya menarik diri
atau bertahan) serta reaksi emosional (misalnya menangis atau
Frekuensi Tingkat takut). Juga, tidak seperti sensasi lain, persepsi subjektif nyeri
potensial aktivitas dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu atau sekarang
aksi basal
(misalnya, meningkatnya persepsi nyeri yang menyertai rasa
takut akan dokter gigi atauberkurangnya persepsi nyeri pada
seorang atlet yang cedera ketika sedang bertanding). Oleh sebab
itu, nyeri adalah pengalaman pribadi yang multidimensi.
Derah sensasi
di kulit
KATEGORI RESEPTOR NYERI Terdapat tiga kategori
(b) Inhibisi lateral
nosiseptor: Nosiseptor mekanis berespons terhadap kerusakan
Gambar 6-7 Inhibisi Lateral. (a) Reseptor di tempat stimulasi paling kuat
mekanis misalnya tersayat, terpukul, atau cubitan; nosiseptor
diaktifkan hingga maksimal. Reseptor-reseptor sekitar )uga terangsang tetapi
suhu berespons terhadap suhu ekstrim, terutama panas; dan
dengan derajat yang lebih rendah. (b) Jalur reseptor yang paling teraktifkan
nosiseptor polimodal berespons sama kuat terhadap semua
tersebut menghambat transmisi impuls di jalur-jalur yang stimulasinya kurang
melalui inhibisi lateral. Proses ini mempermudah lokalisasi tempat rangsangan.
jenis rangsangan yang merusak, termasuk bahan kimia iritan
yang dikeluarkan oleh jaringan yang cedera.

203
Semua nosiseptor dapat ditingkatkan kepekaannya oleh Nyeri yang perlahan dan menusuk ini bertahan dalam jangka waktu
adanyaprostaglandin, yang sangat meningkatkan yang lama karena menetapnya bahan-bahan kimia yang dilepaskan ini
respons reseptor terhadap rangsangan yang merusak setelah terhentiya rangsangan mekanis atau suhu penyebab kerusakan
(yaitu, terasa lebih sakit jika ada prostaglandin). jaringan.
Semua nosiseptor dapat ditingkatkan kepekaannya oleh adanya Menariknya, reseptor perifer serat C aferen diaktifkan oleh
prostaglandin, yang sangat meningkatkan respons reseptor terhadap kapsaisin , bahan dalam cabai yang menimbulkan rasa pedas,
rangsangan yang merusak (yaitu, terasa lebih sakit jika ada (selain mengikat reseptor nyeri, kapsaisin berikan dengan )
prostaglandin).Prostaglandin adalah kelompok khusus turunan asam reseptor suhu karena itu, timbul rasa panas ketika kita makan cabai
lemak yang dipecah dari lapis-ganda lemak membran plasma dan pedas.) Ironisnya, aplikasi lokal kapsaisin malah dapat mengurangi
bekerja lokal setelah dibebaskan (lihat h. 798). Cedera jaringan, di nyeri klinis, kemungkinan besar dengan merangsang secara
antara hal lainnya, dapat menyebabkan pelepasan lokal prostaglandin. berlebihan dan merusak nosiseptor yang berikatan dengannya.
Bahan-bahan kimia ini bekerja pada ujung perifer nosiseptor untuk
menurunkan ambang pengaktifan reseptor. Obat golongan aspirin
PEMROSESAN MASUKAN NYERI DI TINGKAT YANG LEBIH
menghambat pembentukan prostaglandin, yang ikut berperan TINGGI Banyak struktur berperan dalam pemrosesan nyeri. Serat
menentukan sifat analgesik (penghilang nyeri) obat ini. nyeri aferen primer, jalur nyeri asendens di korda spinalis, dan
daerah-daerah otak terlibat pada persepsi nyeri. Serat-serat nyeri
SERAT NYERI AFEREN CEPAT DAN LAMBAT Impuls nyeri yang aferen primer bersinaps dengan antarneuron ordo-kedua spesifik di
berasal dari nosiseptor disalurkan ke SSP melalui salah satu dari dua tanduk dorsal korda spinalis. Sebagai respons terhadap potensial aksi
jenis serat aferen (Tabel 6-2). Sinyal yang berasal dari nosiseptor yang yang dipicu oleh rangsangan, serat-serat nyeri aferen mengeluarkan
berespons terhadap kerusakan mekanis seperti terpotong atau neurotransmiter yang memengaruhi neuron-neuron berikutnya. Dua
kerusakan suhu seperti terbakar disalurkan melalui serat A-delta neurotransmiter yang paling banyak diketahui adalah substansi P dan
halus bermielin dengan kecepatan hingga 30 m/dtk (jalur nyeri glutamat. Substansi P, yang unik bagi serat nyeri, mengaktikan jalur-
cepat). Impuls dari nosiseptor polimodal yang berespons terhadap jalur asendens yang menyalurkan sinyal nosiseptif ke tingkat yang
bahan kimia yang dilepaskan ke CES dari jaringan yang rusak lebih tinggi untuk pemrosesan lebih lanjut (Gambar 6-9a). Jalur-jalur
disalurkan oleh serat C halus tak-bermielin dengan kecepatan yang nyeri asendens memiliki tujuan berbeda-beda di korteks, talamus, dan
lebih rendah, yaitu 12 m/dtk atau kurang (jalur nyeri lambat). formasio retikularis. Daerah pemrosesan somatosensorik di korteks
Ingatlah kapan jari tangan Anda terakhir kali terpotong atau terbakar. menentukan lokasi nyeri, sementara daerah-daerah korteks lain ikut
Anda akan merasakan sentakan tajam nyeri pada awal yang segera serta dalam komponen sadar pengalaman nyeri lainnya, misalnya
diikuti oleh nyeri yang lebih difus. Nyeri biasanya pertama kali refleksi tentang kejadian. Nyeri tetap dapat dirasakan tanpa adanya
dirasakan sebagai sensasi tertusuk tajam yang singkat yang mudah korteks, mungkin di tingkat talamus. Formasio retikularis
diketahui lokasinya; ini adalah nyeri cepat yang berasal dari meningkatkan derajat kewaspadaan yang berkaitan dengan
nosiseptor mekanis atau panas spesifik. Perasaan ini diikuti oleh rangsangan yang merusak. Interkoneksi dari talamus dan formasio
sensasi pegal tumpul yang lokalisasinya tidak jelas dan menetap lebih retikularis ke hipotalamus dan sistem limbik memicu respons perilaku
lama disertai rasa tidak nyaman; ini adalah nyeri lambat yang dan emosi yang menyertai pengalaman yang menimbulkan nyeri.
diaktifkan oleh bahan-bahan kimia, terutama bradikinin, suatu Sistem limbik tampaknya penting dalam mempersepsikan aspek nyeri
bahan yang normalnya inaktif dan menjadi aktif oleh enzim-enzim yang tidak menyenangkan.
yang dikeluarkan ke dalam CES dari jaringan yang rusak. Bradikinin Glutamat, neurotransmiter lain yang dikeluarkan dari terminal
dan senyawa-senyawa terkait tidak saja memicu nyeri dengan nyeri aferen primer, adalah neurotransmiter eksitatorik utama (lihat
merangsang nosiseptor polimodal, tetapi juga berperan dalam h . 115). Glutamat bekerja pada dua reseptor membran plasma
respons peradangan terhadap cedera jaringan (Bab 12). berbeda di antarneuron eksitatorik tanduk dorsal, dengan dua efek
berbeda (lihat h. 171). Pertama, pengikatan glutamat dengan reseptor
NMDA nya menyebabkan perubahan permeabilitas yang akhirnya
menyebabkan pembentukan potensial aksi di sel tanduk dorsal.
■ TABEL 6-2 Karakteristik nyeri Potensial aksi ini menyalurkan pesan nyeri ke pusat-pusat yang lebih
tinggi. Kedua, pengikatan glutamat dengan reseptor NMDA-nya
Nyeri Cepat Nyeri lambat
menyebabkan masuknya Ca2+ ke dalam sel tanduk dorsal. Jalur ini
tidak terlibat dalam transmisi pesan nyeri. Ca2+ memicu sistem caraka
Terjadi pada stimulus Terjadi pada stimulus nosiseptor
kedua yang membuat sel tanduk dorsal lebih peka daripada biasanya
nosiseptor mekanis dan suhu polimodal
(lihat h. 126.). Hipereksitabilitas ini ikut berperan meningkatkan
sensitivitas daerah yang cedera terhadap pajanan rangsangan nyeri
Disalurkan oleh serat A- delta Disalurkan oleh serat C halus berikutnya atau bahkan rangsangan tak nyeri biasa, misalnya
halus bermielin tak bermielin
sentuhan ringan. Bayangkanlah betapa pekanya kulit Anda yang
Menimbulkan sensasi tumpul, mengalami luka bakar, bahkan terhadap kain baju Anda. Mekanisme
panas, pegal Lokalisasinya tidak lain juga berperan menyebabkan supersensitivitas suatu daerah yang
jelas cedera. Sebagai contoh, responsivitas reseptor perifer pendeteksi nyeri
Lokalisasinya tidak jelas dapat ditingkatkan sehingga reseptor tersebut bereaksi lebih kuat
terhadap rangsangan berikutnya. Kepekaan yang berlebihan ini
Muncul berikutnya; menetap lebih mungkin bertujuan untuk mengurangi aktivitas yang dapat semakin

lama; lebih tidak menyenangkan merusak atau mengganggu penyembuhan daerah yang cedera.
Hipersensitivitas ini biasanya mereda setelah cedera sembuh.

   hapter
(Lokalisasi nyeri)
Korteks
somatosensorik

Otak yang (Peresepsi nyeri)


lebih tinggi Thalamus

Hipotalamus; (Respon perilaku dan


emosional terhadap
sistem limbik
nyeri)

Batang Formasio Rangsangan


otak retikularis ( Kesiagaan)
yang merusak

Korda
spinalis

Antarneuron Serat nyeri aferen


eksitatorik Substansi P Nosiseptor
tanduk
dorsal
(a) Jalur nyeri sbstansi P

Substansia grisea
periakuaduktus

Medula Formasio
Tidak ada presepsi nyeri oblongata retikularis
Ke talamus

Opiat endogen Antarneuron


inhibitorik
di tanduk dorsal
Reseptor Rangsangan
opiat yang merusak

Transmisi impuls
nyeri ke otak di
hambat
Serat nyeri aferen
Antarneuron
eksitatorik Substansi P Nosiseptor
tanduk dorsal

(b) Jalur analgesik


Gambar 6-9 Jalur nyeri substansi P dan jalur analgesik. (a) Ketika diaktifkan oleh rangsangan yang merusak, sebagian jalur nyeri aferen mengeluarkan substansi P,
yang mengakifkan jalur-jalur nyeri asendens yang memberi masukan kepada berbagai bagian otak untuk pemrosesan beragam aspek pengalaman nyeri tersebut. (b)
Opiat endogen yang dibebaskan dari jalur-jalur analgesik (pereda nyeri) desendens berikatan dengan reseptor opiat di kenop sinaptik serat nyeri aferen. Pengikatan ini
menghambat pelepasan substansi P sehingga transmisi impuls nyeri di sepanjang jalur nyeri asendens terhambat.

205
Nyeri kronik, yang persisten dan kadang-kadang sangat dalam sistem analgesik alami tubuh. Opiat-opiat endogen ini berfungsi
mengganggu, kadang terjadi tanpa disertai kerusakan jaringan. sebagai neurotransmiter analgesik. Pengikatan enkefalin dari kornu
Berbeda dengan nyeri akut yang menyertai cedera jaringan perifer, dorsalis antarneuron inhibitorik dengan terminal serat nyeri aferen
yang berfungsi sebagai mekanisme protektif normal untuk memberi menekan pelepasan substansi P melalui inhibisi prasinaps, sehingga
tahu tubuh akan kerusakan yang terjadi atau akan terjadi, transmisi lebih lanjut sinyal nyeri dihambat (lihat h. 120). Morfin
keadaan nyeri kronik abnormal terjadi akibat hipersensitivitas berikatan dengan reseptor opiat yang sama, yang menjelaskan sangat
berkepanjangandi dalam jalur-jalur transmisi nyeri dr saraf berperan dalam sifat analgesiknya. Selanjutnya, injeksi morfin ke
perifer atau SSP, yaitu nyeri dirasakan karena terbentuknya sinyal substansia grisea periakuaduktus dan medula menyebabkan efek
abnormal di dalam jalur-jalur nyeri tanpa adanya rangsangan nyeri analgesia kuat, menunjukkan bahwa opiat endogen juga dilepaskan
biasa. Bukti terkini menunjukkan bahwa eksitabilitas yang abnormal secara sentral untuk menghambat nyeri.
dan menetap di antara neuron di jalur nyeri yang mengarah ke nyeri Belum jelas bagaimana mekanisme penekan-nyeri alami ini diaktifican
kronik adalah hasil saling memengaruhi antara neuron yang terlibat, dalam keadaan normal. Faktor-faktor yang diketahui memodulasi nyeri
sel glia (terutama mikroglia dan astrosit; lihat h. 146), dan sel imun. antara lain adalah olahraga, stres, dan akupunktur. Para peneliti percaya
Sel-sel ini melepaskan banyak tipe caraka kimia antarsel yang bahwa endorfin dibebaskan selama olahraga berkepanjangan dan
ditujukan untuk menolong, seperti dengan meningkatkan kekuatan mungkin menimbulkan "runner's high" ("rasa nikmat" yang dialami
sinaptik atau dengan mendorong penyembuhan sebagai respons pelari jarak jauh). Beberapa jenis stres juga menyebabkan analgesia.
terhadap jaringan yang cedera. Namun, banyak molekul ini Dalam keadaan tertentu, mengemukakan reaksi normal terhadap nyeri
meningkatkan eksitabilitas neuron yang terlibat, suatu keadaan yang oleh organisme yang sedang mengalami stres akan merugikan. Sebagai
dapat bertahan lama setelah kerusakan awal disembuhkan. Dengan contoh, ketika dua singa jantan sedang berkelahi untuk mendominasi
melepaskan reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan yang kelompoknya, menarik diri, lari, atau beristirahat ketika mengalami
biasanya terlalu ringan untuk memicu respons, neuron yang sangat cedera jelas mengisyaratkan kekalahan. (Lihat fitur penyerta dalam
sensitif terus berlanjut dalam mencetuskan dan menghantarkan kotak, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi, untuk mengetahui
sinyal nyeri yang tampaknya terjadi secara spontan tanpa adanya bagaimana akupunktur meredakan nyeri.)
kerusakan jaringan yang nyata. Nyeri kronik kadang-kadang Kita kini telah menuntaskan pembahasan kita tentang sensasi somatik.
digolongkan sebagai nyeri neuropatik. Pada populasi global, 15-20% Sementara sensasi somatik dideteksi oleh reseptor yang tersebar luas
orang dewasa menderita kelainan ini. yang memberi informasi tentang interaksi tubuh dengan Iingkungan
secara umum, masing-masing indera khusus memiliki reseptor yang
sangat spesialistik dan terlokalisasi yang berespons terhadap rangsangan
Otak memiliki sistem analgesik inheren.
lingkungan tertentu. Indera khusus mencakup penglihatan,pendengaran,
Selain rangkaian neuron yang menghubungkan nosiseptor perifer keseimbangan, pengecapan, dan penghiduan, yang berikut ini akan kita
dengan struktur-struktur SSP yang lebih tinggi untuk persepsi nyeri, bicarakan, dimulai dari penglihatan.
SSP mengandung sistem analgesik atau penekan nyeri inheren yang
menekan penyaluran impuls di jalur nyeri sewaktu impuls tersebut
masuk ke korda spinalis. Tiga regio batang otak merupakan bagian
jalur analgesik desendens ini: substansia grisea periakuaduktus Periksa Pemahaman 6.2
(substansia grisea yang mengelilingi akuaduktus serebrum, suatu
saluran sempit yang menghubungkan rongga ventrikel ketiga dan 1. Bandingkan jenis sinyal nyeri yang ditransmisikan oleh serat A-delta dan
keempat) serta nukleus spesifik di daerah medula dan forrnasio serat C.
retikularis. Rangsangan listrik pada ketiga bagian otak ini 2. Jelaskan peran opiat endogen dalam sistem analgesia alami tubuh.
menghasilkan efek analgesia kuat.
Substansia grisea periakuaduktus merangsang neuron tertentu yang
badan selnya terletak di medula dan formasio retikularis dan yang
berakhir di antarneuron inhibitorik di kornu dorsalis medula spinalis
(Gambar 6-9b). Antarneuron inhibitorik ini melepaskan enkefalin,
6.3 I Mata: Penglihatan
yang terikat pada reseptor opiat µ pada terminal serat nyeri aferen. Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola pencahayaan di
Orang telah lama mengetahui bahwa morfin, suatu komponen dalam lingkungan sebagai "bayangan optis" di suatu lapisan sel peka-sinar,
tanaman opium, adalah suatu analgesik kuat. Para peneliti retina, seperti kamera non-digital menangkap bayangan pada film. Seperti
beranggapan bahwa kecil kemungkinannya bahwa tubuh dianugerahi film yang dapat diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra
reseptor opiat hanya untuk berinteraksi dengan bahan kimia yang yang tersandi di retina disalurkan melalui serangkaian tahap pemrosesan
berasal dari sejenis bunga. Karenanya mereka mulai melakukan visual hingga akhirnya secara sadar dipersepsikan sebagai kemiripan
penelitian untuk mencari bahan yang secara normal berikatan dengan visual dari bayangan asli. Sebelum membahas tahap-tahap yang berperan
reseptor opiat ini. Hasilnya adalah penemuan opiat endogen (bahan dalam pemrosesan penglihatan, kita mula-mula akan meneliti bagaimana
miripmorfin)—endorfin, enkefalin, dan dinorfin—yang penting mata dilindungi dari cedera.

   hapter
■ Konsep, Tantangan,
dan kontroversi

Akupuntur: Benarkah Bermanfaat?

I
NI TERDENGAR SEPERTI FIKSI IILMIAH. Bagaimana sebuah jarum Di sini impuls-impuls yang datang menyebabkan analgesia dengan
yang ditusukkan ke tangan menghilangkan nyeri gigi? Analgesia menghambat transmisi nyeri pada medula spinalis dan pada tingkat otak
akupunktur (AA), teknik meredakan nyeri dengan menusukkan dan
memanipulasi jarum halus di titik-titik kunci, telah dipraktikkan di Cina melalui penggunaan endorfin dan opiat endogen terkait. Beberapa
selama lebih dari 2000 tahun yang lalu, tetapi relatif baru bagi ilmu neurotransmiter lain, misalnya serotonin dan norepinefrin, serta kortisol,
kedokteran Barat dan masih kontroversial di Amerika Serikat. hormon utama yang dibebaskan selama stres, juga diperkirakan berperan.
(Meredanya nyeri pada kontrol plasebo diperkirakan terjadi akibat para
Sejarah Singkat responder plasebo secara tidak sadar mengaktifkan sistem analgesik
inheren mereka sendiri).
Ajaran Cina tradisional menyatakan bahwa penyakit dapat terjadi ketika
pola normal aliran energi sehat (disebut qi; dibaca "chi") yang tepat berada
di bawah kulit terganggu, dan akupunktur dapat mengoreksi ketidak Akupuntur di Amerika Serikat
seimbangan ini dan memulihkan kesehatan. Banyak ilmuwan Barat skeptis Di Amerika Serikat, AA belum digunakan oleh banyak dunia kedokteran,
karena, hingga akhir-akhir ini, fenonema ini tidak dapat dijelaskan bahkan oleh dokter yang telah diyakinkan oleh bukti ilmiah bahwa teknik ini
berdasarkan prinsip-prinsip fisiologis logis yang diketahui, meskipun telah sahih. Metodologi AA secara tradisional tidak diajarkan di perguruan tinggi
sangat banyak bukti anekdotal tentang efektivitas AA yang ada di Cina. kedokteran AS, dan diperlukan waktu untuk mempelajari teknik ini. AA juga
Dalam dunia kedokteran Barat, keberhasilan akupunktur dianggap sebagai menghabiskan terlalu banyak waktu dibandingkan dengan pemakaian obat.
efek plasebo. Istilah efek plasebo merujuk ke suatu bahan kimia atau Para dokter Barat yang telah teriatih menggunakan obat untuk mengatasi
teknik yang menghasilkan respons yang diinginkan melalui kekuatan sebagian besar rnasalah nyeri umumnya enggan meninggalkan metode
sugesti atau pengalihan dan bukan melalui efek langsung. yang telah mereka kenal untuk digantikan oleh suatu teknik yang masih
Karena orang Cina puas dengan bukti anekdotal keberhasilan AA,
asing dan menghabiskan waktu. Namun, akupunktur semakin disukai
fenomena ini tidak benar-benar diteliti hingga beberapa dekade terakhir,
sebagai terapi alternatif untuk meredakan nyeri kronik, terutama karena
ketika para ilmuwan Eropa dan Amerika mulai mempelajarinya. Akibat
obat analgesik dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu.
upaya-upaya ini, dihasilkan banyak penelitian ilmiah ketat yang
Setelah beberapa dekade diabaikan oleh sebagian besar komunitas
mendukung bahwa AA benar-benar bekerja (yaitu, melalui efek fisiologik
kedokteran AS, akupunktur kini mulai memperoleh penghormatan setelah
dan bukan placebo atau psikologis). Dalam uji-uji klinis terkontrol, 55%
suatu laporan tahun 1997 yang dikeluarkan oleh suatu panel pakar yang
hingga 85% pasien tertolong oleh AA. Hilangnya nyeri dilaporkan oleh
ditunjuk oleh National Institute of Health (NIH). Laporan ini, berdasarkan
hanya 30% hingga 35% kontrol plasebo (orang yang beranggapan bahwa
evaluasi terhadap studi-studi klinis yang dipublikasikan, menyimpuikan
mereka mendapat terapi AA yang benar, tetapi jarum ditusukkan di tempat
bahwa akupunktur efektif sebagai terapi alternatif atau tambahan bagi terapi
yang salah atau tidak cukup dalam). Selain itu, mekanisme kerja AA kini
konvensional untuk banyak jenis nyeri dan mual. Karena akupuntur kini
mulai terkuak. Memang, lebih banyak yang diketahui tentang mekanisme
sudah diakui oleh NIH, sebagian perusahaan asuransi kesehatan
fisiologik yang mendasari AA daripada yang mendasari banyak teknik
mempelopori penggantian terhadap terapi yang kini telah sah secara iimiah
medis konvensional, misalnya anestesia gas.
tersebut, dan sebagian sekolah kedokteran negeri mulai memasukkan
teknik ini ke dalam kurikulum mereka. Namun, sebagian besar praktisi
Mekanisme Kerja akupunktur berizin adalah bukan dokter yang telah mendalami pelatihan
Sangat banyak bukti yang menunjang hipotesis endorhn akupunktur akupunktur dan berbasis kedokteran pada satu dari hampir 60 sekolah
sebagai mekanisme kerja utama AA. Menurut hipotesis ini, jarum akupunktur terakreditasi nasional. Menurut survei dari institut kesehatan
akupunktur mengaktifkan serat-serat saraf aferen spesifik, yang mengirim nasional, lebih dari 8 juta orang dewasa di AS telah menjalani terapi
impuls ke SSP. akupunktur.

Mekanisme protektif membantu mencegah cedera mata air mata yang berfungsi sebagai pelumas, pembersih, dan bahan
Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. bakterisidal ("mematikan bakteri"). Air mata diproduksi secara
Kecuali di bagian anteriornya (depan), bola mata dilindungi oleh terus-menerus oreh kelenjar lakrimal di sudut lateral atas di
kantong tulang tempat mata berada. Kelopak mata bekerja bawah kelukak mata. Cairan pencuci mata ini mengalir di atas
sebagai penutup untuk melindungi bagian anterior mata dari permukaan anterior mata dan keluar melalui saluran-saluran halus
gangguan lingkungan. Kelopak mata menutup secara refleks di sudut mata (Gambar 6-10a) untuk akhirnya hingga ke bagian
untuk melindungi mata pada keadaan-keadaan yang mengancam, belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat mengatasi
misalnya benda yang datang cepat, sinar yang menyilaukan, dan produksi air mata yang berlebihan saat kita menangis sehingga air
situasi ketika bagian mata yang terpajan atau bulu mata tersentuh. mata meluap dari mata. Mata juga dilengkapi oleh bulu mata yang
Kedipan mata spontan yang berulang membantu menyebarkan bersifat protektif, yang menangkap kotoran halus di udara seperti
debu sebelum masuk ke mata.

207
Otot mata
ekstrinsik

Konjungtiva Koroid
Retina
Badan siliaris
Sklera
Ligamentum
suspensorium

Iris
Fovea
Pupil

Kornea

Cairan
aqueous
Saluran untuk Iris Saraf optik
Lensa
drainase air mata Pupil Sklera
Cairan
Diskus optik
vitreous
Pembuluh darah di retina

(a) Pandangan depan eksternal (b) Pandangan sagital internal

Gambar 6-10 Struktur mata.

cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga ke retina. Rongga


posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung
bahan cair mirip gel, cairan vitreous. Cairan vitreous membantu
Setiap mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung
tiga lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisan- bahan cair mirip gel, cairan vitreous. Cairan vitreous membantu
lapisan tersebut adalah (1) sklera/kornea; (2) koroidl/Badan siliaris/ mempertahankan bentuk bola mata tetap bulat. Rongga anterior
iris dan (3) retina (Gambar 6-10b). Sebagian besar bola mata ditutupi antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer, cairan
oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, sklera, yang membentuk bagian aqueous. Cairan aqueous membawa nutrien bagi kornea dan lensa,
putih mata (Gambar 6-10a). Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri yaitu dua struktur yang tidak memiliki aliran darah. Adanya
dari kornea transparan, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan mengganggu
untuk masuk ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah lewatnya cahaya ke fotoreseptor.
koroid yang berpigmen banyak dan mengandung banyak pembuluh Cairan aqueous di hasilkan dihasilkan dengan kecepatan sekitar
darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di sebelah 5 mL/ hari oleh suatu jaringan kapiler di dalam badan siliaris, suatu
anterior mengalami spesialisasi membentuk badan siliaris dan iris, turunan anterior khusus lapisan koroid. Cairan ini mengalir ke
yang akan segera kita bahas. Lapisan paling dalam di bawah koroid suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah (Gambar
adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen di sebelah luar dan 6-11). Jika cairan aqueous tidak dikeluarkan secepat
lapisan jaringan saraf di sebelah dalam. Lapisan jaringan saraf pembentukannya (sebagai contoh, akibat sumbatan disaluran
mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah drainasenya), kelebihan cairan ini akan menumpuk di rongga
energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti dinding hitam sebuah anterior sehingga menimbulkan peningkatan tekanan di dalam
studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap sinar setelah sinar mata. Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan cairan
mengenai retina untuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar di aqueous akan mendorong lensa ke belakang ke dalam cairan
dalam mata. aqueous, yang nantinya akan menekan lapisan saraf bagian dalam di
Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf
dipisahkan oleh sebuah lensa elips, yang semuanya transparan agar optikus yang dapat menyebabkan kebutaan jika keadaan ini tidak
diatasi.

   hapter
mbuka bab). Pigmen di iris merupakan penyebab warna mata.
Berbagai bercak, garis, atau nuansa lain pada iris bersifat unik
Otot siliaris di bagi setiap orang sehingga iris menjadi dasar bagi teknologi
badan siliaris identifikasi terkini. Pengenalan pola iris oleh kamera video
Ligamentum yang menangkap bayangan iris dan menerjemahkannya ke
suspensorium dalam kode komputer lebih terjamin (sedikit kesalahannya)
Rongga anterior
mengandung
daripada sidik jari atau bahkan uji DNA.
cairan aqueous Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya
Rongga posterior cahaya ke interior mata adalah pupil. Ukuran lubang ini dapat
mengandung
dises aaikan oleh kontraksi otot-otot iris untuk menerima
cairan vitreous
sinar lebih banyak atau lebih sedikit, seperti diafragma yang
mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke kamera. Iris
Iris mengandung dua set anyaman otot polos, satu sirkular (serat-
serat otot berjalan seperti cincin di dalam iris) dan satu radial
Badan siliaris (serat mengarah ke luar dari tepi pupil seperti jari-jari roda
Kanal untuk drainase
cairan aqueous sepeda) (Gambar 6-12). Karena serat otot memendek ketika
berkontraksi, pupil menjadi lebih kecil ketika otot sirkular
(atau konstriktor) berkontraksi dan membentuk cincin yang
Gambar 6-11 Pembentukan dan drainase cairan aqueous. Cairan aqueous lebih kecil. Konstriksi pupil refleks ini terjadi pada keadaan
dibentuk oleh anyaman kapiler di badan siliaris, kemudian mengalir ke dalam sinar terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke
kanalis, dan akhirnya masuk ke darah. mata. Jika otot radial (atau dilator) berkontraksi, ukuran pupil
bertambah. Dilatasi pupil ini terjadi pada cahaya redup agar
sinar yang masuk ke mata lebih banyak. Otot-otot iris
Jumlah cahaya yang masuk ke mata dikendalikan oleh sistem saraf autonom. Serat saraf para
dikontrol oleh iris. simpatis menyarafi otot sirkular (menyebabkan konstriksi
pupil) sementara serat simpatis menyarafi otot radial
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai
(menyebabkan dilatasi pupil).
fotoreseptor peka-cahaya karena adanya iris, suatu otot polos
tipis berpigmen yang membentuk struktur mirip cincin di
dalam cairan aqueous (lihat Gambar 6-10a dan b serta foto pe-

Pada chaya Pada cahaya


terang redup

Pada chaya
normal

Stimulus parasimpatis Stimulus simpatis

Otot sirkular Otot Otot radial Pupil Iris Otot


(konstriktor) sirkular iris radial
berjalan iris (dilator)
melingkar berjalan
radial
Konstriksi pupil
Diatas pupil
Gambar 6-12 Kontrol ukuran pupil.

209
Satu
Panjang
Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari gelombang
paket-paket energi mirip-partikel yang dinamai foton yang berjalan
dalam bentuk gelombang. Jarak antara dua puncak gelombang
dikenal sebagai panjang gelombang (Gambar 6-13). Panjang

Intensitas
gelombang dalam spektrum elektromagnetik berkisar dari 10-14 m
(seperkuadriliun meter, hanya pada berkas sinar kosmik yang sangat
pendek) hingga 104 m (10 km, misalnya gelombang radio yang
panjang) (Gambar 6-14), Fotoreseptor di mata hanya peka terhadap
panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer (nm; sepermiliar Jarak
meter). Karena itu, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil spektrum Gambar 6-13 Sifat suatu gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang
elektromagnetik total. Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam adalah jarak antara dua puncak gelombang. Intensitas adalah amplitudo gelombang.
rentang sinar tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang
berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih pendek dilihat sebagai semakin besar kelengkungan, semakin besar derajatpembelokan dan
warna ungu dan biru; panjang gelombang yang lebih panjang di semakin kuat lensa.ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan
interpretasikan sebagaioranye dan merah. lengkung suatu benda dengan densitas lebih besar, arah refraksi
Selain memiliki panjang gelombang bervariasi, energi cahaya juga bergantung pada sudut kelengkungan (Gambar 6-17). Permukaan
bervariasi dalam intensitasnya; yaitu, amplitudo, atau tinggi, konveks melengkung keluar (seperti permukaan luar sebuah bola),
gelombang (lihat Gambar 6-13). Mengurangi keterangan suatu sementara permukaan konkaf melengkung ke dalam (seperti gua).
cahaya merah yang terang tidak mengubah warnanya, hanya Permukaan konveks menyebabkan konvergensi berkas sinar, membawa
menyebabkannya kurang terang atau kurang intens. berkas-berkas tersebut lebih dekat satu sama lain. Karena konvergensi
Gelombang cahaya mengalami divergensi (memancar keluar) ke adalah hal esensial untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus,
semua arah dari setiap titik sumber cahaya. Gerakan maju suatu permukaan refraktif mata berbentuk konveks. Permukaan konkaf
gelombang cahaya dalam arah tertentu dikenal sebagai berkas membuyarkan berkas sinar (divergensi). Lensa konkaf bermanfaat untuk
cahaya. Berkas cahaya divergen yang mencapai mata harus mengoreksi kesalahan refraktif tertentu mata, misalnya berpenglihatan
dibelokkan ke dalam agar dapat difokuskan kembali ke suatu titik dekat.
(titik fokus) di retina peka cahaya agar diperoleh bayangan akurat
sumber cahaya (Gambar 6-15). STRUKTUR REFRAKTIF MATA Dua struktur yang paling penting
dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. Permukaan
PROSES REFRAKSI Sinar berjalan lebih cepat melalui udara kornea yang melengkung, struktur pertama yang dilewati oleh sinar
daripada melalui media transparan lain misalnya air dan kaca. Ketika sewaktu sinar tersebut masuk ke mata, berperan paling besar dalam
masuk ke suatu medium dengan densitas tinggi, berkas cahaya kemampuan refraktif total mata karena perbedaan densitas di pertemuan
melambat (dan sebaliknya).). Arah berkas berubah jika cahaya udara-kornea jauh lebih besar daripada perbedaan densitas antara lensa
tersebut mengenai permukaan medium baru yang tidak tegak lurus dan cairan di sekitarnya. Pada astigmatisma, kelengkungan kornea tidak
(Gambar 6-16).Berbeloknya berkas sinar dikenal sebagai refraksi. rata sehingga berkas sinar mengalami refraksi yang tidak sama.

GELOMBANG PENDEK TAK-TAMPAK SPEKTRUMSINAR TAMPAK GELOMBANG PANJANG TAK-TAMPAK

Sinar ultra violet Sinar inframerah


(setelah ungu) (setelah merah)

300 400 500 600 700 1000 1500


nm nm nm nm nm nm nm

10–14 m 104 m

Sinar Sinar UltraViolet Infra


Sinar-X Gelombang mikro TV Radio
kosmik gama merah

Gambar 6-14 Spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang dalam spektrum elektromagentik terentang dari kurang dari 10-14 m hingga 104 m.
Spektrum sinar tampak mencakup panjang gelombang antara 400 hingga 700 nanometer (nm).
Titik sumber Berkas Struktur mata yang Berkas sinar terfokus
cahaya sinar membeokan berkas pada retina
sinar
Gambar 6-15 Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas sinar yang divergen harus dibelokkan ke dalam agar dapat terfokus.

Kemampuan refraktif kornea seseorang tidak berubah karena lensa dan retina selalu sama.Karena itu, tidak terdapat jarak
kelengkungan kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya, yang lebih jauh setelah lensa untuk membawa bayangan benda
kemampuan refraktif lensa dapat diubah-ubah dengan mengubah dekat ke fokus.Namun, agar penglihatan jelas, struktur-struktur
kelengkungannya sesuai kebutuhan untuk melihat dekat atau jauh. refraktif mata harus membawa bayangan dari sumber cahaya
Berkas cahaya dari sumber sinar yang berjarak lebih dari 20 kaki jauh atau dekat ke fokus di retina. Jika suatu bayangan sudah
dianggap paralel pada saat berkas tersebut mencapai mata. Berkas terfokus sebelum mencapai retina atau belum terfokus ketika
cahaya yang berasal dari benda dekat masih tetap berdivergensi mencapai retina, bayangan tersebut akan terlihat kabur (lihat
ketika mencapai mata. Untuk kemampuan refraktif tertentu mata, Gambar 6-19). Untuk membawa bayangan dari sumber cahaya
diperlukan jarak lebih jauh di belakang lensa untuk membawa dekat dan jauh jatuh di titik fokus di retina (yaitu dalam jarak
berkas divergen suatu sumber cahaya dekat ke titik fokus daripada yang sama), harus digunakan lensa yang lebih kuat untuk
membawa berkas paralel suatu sumber cahaya jauh ke titik fokus sumber cahaya dekat (lihat Gambar 6-18c). Marilah kita
(Gambar 6-18a dan b). Namun, pada mata yang sama, jarak antara melihat

Berkas sinar
mengenai permukaan Berkas sinar
kaca pada suatu sudut mengenai
permukaan kaca
tegak lurus

© Bill Beatty/Visuals Unlimited


Jalur jika berkas
sinar tidak dibiaskan Refraksi
ketika berjalan dari
Kaca Kaca
udara kedalam kaca
Udara

Jalur Tidak
terjadi
refraksi
pembiasaan
sebenarnya Refraksi

Jalur jika berkas sinar tidak dibiaskan


ketika berjalan dari kaca ke udara
Gambar 6-16 Refraksi. Suatu berkas sinar dibelokkan (dibiaskan) ketika mengenai permukaan suatu medium yang densitasnya berbeda dari medium yang sedang
dijalani oleh berkas tersebut (sebagai contoh, berpindah dari udara ke dalam kaca) pada setiap sudut kecuali tegak lurus terhadap permukaan medium baru. Karena
itu, pensil di dalam gelas tampak berbelok. Hal yang sebenarnya terjadi adalah bahwa berkas sinar yang hingga ke kamera (atau mata Anda) mengalami pembiasan
ketika melalui air, kemudian kaca, dan kemudian udara. Karena itu, pensil tampak terdistorsi.

211
Permukaan konveks
Titik fokus
Sumber
cahaya jauh

Berkas sejajar Titik fokus

(a) Berkas sumber cahay jauh


Berkas sinar
memgalami
Sinar dari konvergensi
sumber jauh Panjang fokus

Sumber
(a) Lensa koveks cahaya dekat

Berkas
berdivergensi Titik fokus
Permukaan konkaf
(b) Berkas sumber dekat yang berdivergensi

Lensa yang lebih kuat

Sumber
cahaya dekat

Sinar dari Titik fokus


sumber jauh Berkas sinar
MENGALAMI DIVERGENSI (c) Lensa yang lebih kuat diperlukan untuk memfokuskan sumer cahaya dekat
(b) Lensa konkaf Gambar 6-18 Pemfokusan sumber sinar jauh dan dekat. (a) Berkas dari sumber
Gambar 6-17 Refraksi oleh lensa konveks dan konkaf. (a) lensa dengan permukaan sinar jauh (lebih dari 20 kaki dari mata) telah berjalan sejajar ketika mencapai mata. (b)
konveks menyebabkan konvergensi berkas sinar (mendekatkan berkas-berkas tersebut Berkas dari sumber sinar dekat (kurang dari 20 kaki dari mata) masih mengalami
satu sama lain). (b) lensa dengan permukaan konkaf menyebabkan divergensi berkas divergensi ketika mencapai mata. Diperlukan jarak yang lebih jauh bagi suatu lensa
sinar (memisahkan berkas-berkas tersebut semakin jauh satu sama lain). dengan kekuatan tertentu untuk membelokkan berkas divergen dari suatu sumber
cahaya dekat ke titik fokus dibandingkan dengan berkas sejajar dari sumber sinar jauh.
(c) Untuk memfokuskan sumber cahaya jauh dan dekat pada jarak yang sama (jarak
antara lensa dan retina), harus digunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber cahaya
dekat.

Kemampuan untuk menyesuaikan kekuatan lensa dikenal sebagai


akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang Lensa dibentuk oleh sekitar 1000 lapisan sel yang menghancurkan
dikendalikan oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian badan nukleus dan organel mereka sewaktu pembentukan sehingga sel-sel
siliaris, suatu struktur khusus lapisan koroid bagian anterior. Badan tersebut benar-benar transparan. Karena tidak memiliki
siliaris memiliki dua komponen utama: otot siliaris dan anyaman DNA dan perangkat pembentuk protein, sel-sel lensa matur
kapiler yang menghasilkan cairan aqueous (lihat Gambar 6-11). Otot tidak dapat memperbaiki diri atau menghasilkan sel baru.
siliaris adalah suatu cincin melingkar otot polos yang melekat ke Sel-sel di bagian tengah lensa mengalami kesialan ganda.
lensa melalui ligamentum suspensorium (Gambar 6-20a). Tidak saja berusia paling tua, sel-sel ini juga terletak paling jauh dari
Ketika otot siliaris berelaksasi, ligamentum suspensorium cairan aqueous, sumber nutrisi lensa. Dengan bertambahnya usia,
menegang, dan ligamentum ini menarik lensa menjadi bentuk sel-sel di bagian tengah yang tidak dapat diperbarui ini mati dan
gepeng dan kurang refraktif (Gambar 6-20b). Sewaktu otot ini menjadi kaku. Dengan berkurangnya elastisitas, lensa tidak lagi
berkontraksi, kelilingnya berkurang sehingga tegangan pada dapat mengambil bentuk sferis yang dibutuhkan untuk
ligamentum suspensorium berkurang (Gambar 6-20c). Ketika mengakomodasi bayangan benda dekat. Pengurangan kemampuan
tarikan ligamentum suspensorium pada lensa berkurang, lensa akomodasi terkait usia ini, presbiopia, mengenai sebagian besar
menjadi Iebih bulat karena elastisitas inherennya. Meningkatnya orang pada usia pertengahan (45 hingga 50) sehingga mereka perlu
kelengkungan karena lensa menjadi lebih bulat akan meningkatkan mengenakan lensa korektif untuk melihat dekat (membaca).
kekuatan lensa dan lebih membelokkan berkas sinar. Pada mata Dalam keadaan normal, serat-serat elastik di lensa yang bersifat
normal, otot siliaris berelaksasi dan lensa menggepeng untuk melihat transparan kadang-kadang menjadi keruh sehingga berkas sinar
jauh, tetapi otot ini berkontraksi agar lensa menjadi lebih konveks tidak dapat menembusnya, suatu kondisi yang dikenal sebagai
dan lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh katarak. Lensa yang cacat ini biasanya dapat dikeluarkan secara
sistem saraf autonom, dengan stimulasi simpatis menyebabkan bedah dan penglihatan dipulihkan dengan pemasangan lensa
relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya berkontraksi. artificial.

   hapter
Retina

Bayangan tajam
(Berfokus tepat di
tetina)

Berkas sinar Bayangan kabur


datang terefraksi (1 titik tampak sebagai
dari titik sumber 2—berfokus di belakang
cahaya retina)

Bayangan kabur
(1 titik tampak sebagai
2—berfokus di
belakang retina)
Kunci
= Titik stimulasi retina

Gambar 6-19 Perbandingan bayangan yang berfokus dan tidak erfokus di retina.

Patricia N. Farnsworth, PhD, Professor of Physiology and


Ophthalmology, Uni-versity of Medicine and Dentistry of New
Otot siliaris

Lensa

Jersey, New Jersey Medical School


Lubang pupil di
depan lensa

Ligamentum
suspensorium

(a) Pandangan anterior ligamentum


suspensorium yang terbentang dari
otot siliaris ke lensa

Stimulus Stimulus
simpatis parasimpatis

Otot Otot
siliaris siliaris
berelaksasi berkontraksi
Iris

Lensa lemah Lensa kuat


menggepeng membulat

Kornea Ligamentum Ligamentum


suspensorium suspensorium
tegang lunglai

(b) Pandangan sagital dan anterior (c) Pandangan sagital dan anterior
ketika otot siliaris berelaksasi selama akomodasiz, ketika otot
siliaris berkontraksi
Gambar 6-20 Mekanisme akomodasi. (a) Ligamentum suspensorium yang berjalan dari otot siliaris ke tepi luar lensa. (b) Ketika otot siliaris berelaksasi, ligamentum
suspensorium menegang, memberi tegangan pada lensa sehingga lensa menjadi datar dan lemah. (c) Ketika otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium
menjadi lunglai dan tegangan pada lensa berkurang. Lensa kemudian dapat mengambil bentuk bulat dan menjadi lebih kuat karena elastisitasnya.
Sumber jauh Sumber dekat

Sumber jauh difokuskan di retina


tanpa akomodasi

Sumber dekat difokuskan di retina


dengan akomodasi

Tanpa akomodasi Akomodasi

(a) Mata normal (Emetropia)

Bola mata terlalu panjang atau


lensa terlalu kuat
1. Tidak dikoreksi

Fokus Sumber jauh terfokus di depan


Bayangan retina (letak retina seharusnya
tidak pada mata dengan panjang
fokus normal)
Sumber dekat terfokus di
retina tanpa akomodasi
Tanpa akomodasi Tanpa akomodasi

2. Dikoreksi dengan konkaf yang


menyebabkan divergensi
berkas sinar sebelum
mencapai mata
Sumber jauh terfokus di retina
tanpa akomodasi

Sumer dekat terfokus di retina


Tanpa akomodasi Akomodasi
dengan akomodasi

(b) Berpenglihatan dekat (Miopia)

Bola mata terlalu panjang atau lensa


terlalu lemah
1. Tidak dikoreksi
Bayangan
tidak
fokos Sumber jauh pada retina
dengan akomodasi
Focus
Sumber dekat terfokus di
belakang retina bahkan denga
Akomodasi Akomodasi akomodasi

2. Dikoreksi dengan lensa


konveks yang menyebabkan
konvergensi berkas sinar
sebelum mencapai mata
Sumber jauh terfokus di retina
tanpa akomodasi
Sumber dekat terfokus di retina
Tanpa akomodasi Akomodasi dengan akomodasi

(c) Berpenglihatan jauh (Hiperopia)


Gambar 6-21 Emetropia, miopia, dan hiperopia. Gambar ini membandingkan penglihatan jauh dan penglihatan dekat (a) pada mata normal dengan (b) mata
berpenglihatan dekat dan (c) mata berpenglihatan jauh baik dalam keadaan (1) tidak dikoreksi maupun (2) terkoreksi. Garis terputus-putus vertikal mencerminkan jarak
normal retina dari kornea; yaitu, tempat bayangan dibawa ke fokus oleh struktur-struktur refraktif pada mata normal.

Gangguan penglihatan lain yang umum dijumpai adalah 6-21 b1), karena bola mata terlalu panjang atau lensa terlalu
berpenglihatan dekat (miopia) dan berpenglihatan jauh kuat, sumber cahaya dekat dibawa ke fokus di retina tanpa
(hiperopia). Pada mata normal (emetopria) (Gambar akomodasi (meskipun dalam keadaan normal akomodasi
6-21a),sumber cahaya jauh difokuskan di retina tanpa digunakan untuk melihat benda dekat), sementara sumber
akomodasi, sementara sumber cahaya dekat dibawa ke fokus cahaya jauh terfokus di depan retina dan tampak kabur.
dengan meningkatkan kekuatan lensa. Pada miopia (Gambar Karena itu, orang dengan miopia memiliki penglihatan dekat

   hapter
Arah cahaya
Saraf
optik

Lapisan pigmen
Retina Arah pemrosesan visual oleh retina
Lapisan koroid
Sklera

bagian
Bagian
belakang
depan
retina
retina

Sel
Serat sraf Sel Sel Sel Sel
kerucut Sel batang
optik ganglion amakrin bipolar horizontal
Sel fotoreseptor

Retina
Gambar 6-22 Lapisan retina. Jalur penglihatan di retina berjalan dari set fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang, yang ujung-ujung peka cahayanya menghadap ke
koroid menjauhi sinar yang datang) ke sel bipolar ke sel ganglion. Sel horizontal dan sel amakrin merupakan antarneuron yang bekerja lokal untuk mengolah masukan
penglihatan di retina.

yang lebih baik daripada penglihatan jauh, suatu keadaan yang sel kerucut, yang ujung-ujung peka cahayanya menghadap ke
dapat diperbaiki dengan lensa konkaf (Gambar 6- 21b2). Pada koroid (menjauhi sinar datang); (2) lapisan tengah sel bipolar
hiperopia (Gambar 6-21c1), bola mata terlalu pendek atau dan antarneuron-antarneuron yang terkait; dan (3) lapisan
lensa terlalu lemah. Benda jauh difokuskan di retina hanya dalam sel ganglion. Akson-akson sel ganglion menyatu untuk
dengan akomodasi, sedangkan benda dekat terfokus di membentuk saraf optik, yang keluar dari retina tidak tepat
belakang retina bahkan dengan akomodasi dan, karenanya, dari bagian tengah. Titik di retina tempat saraf optik keluar
tampak kabur. Karena itu, orang dengan hiperopia memiliki dan pembuluh darah berjalan disebut diskus optikus (lihat
penglihatan jauh lebih baik daripada penglihatan dekat, suatu Gambar 6-10b, h. 212). Bagian ini sering disebut sebagai bintik
keadaan yang dapat dikoreksi dengan lensa konveks (Gambar buta; tidak ada bayangan yang dapat dideteksi di bagian ini
6-21c2). Kini banyak orang memilih untuk mengompensasi karena tidak adanya sel kerucut atau sel batang (Gambar
kesalahan refraktif ini dengan bedah mata laser (misalnya 6-23). Dalam keadaan normal kita tidak menyadari adanya
LASIK) untuk secara permanen mengubah bentuk kornea serta bintik buta ini karena pemrosesan di sentral agaknya "mengisi"
tidak lagi menggunakan kaca mata korektif atau lensa kontak. kekosongan ini. Anda dapat mengetahui keberadaan bintik
buta Anda sendiri dengan demonstrasi sederhana (Gambar
6-24).
Sinar harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum
mencapai fotoreseptor di semua bagian retina kecuali di fovea.
Fungsi utama mata adalah memfokuskan berkas cahaya dari Di fovea, yaitu cekungan seukuran pentul jarum yang terletak
lingkungan ke sel batang dan sel kerucut, sel fotoreseptor tepat di tengah retina (lihat Gambar 6-10b), lapisan sel
retina. Fotoreseptor kemudian mengubah energi cahaya ganglion dan bipolar tersisih ke tepi sehingga cahaya langsung
menjadi sinyal listrik untuk ditransmisikan ke SSP. mengenai fotoreseptor. Karena adanya gambaran ini, disertai
Bagian retina yang mengandung fotoreseptor sebenarnya oleh kenyataan bahwa hanya sel kerucut (dengan ketajaman
adalah lanjutan SSP dan bukan suatu organ perifer terpisah. atau kemampuan diskriminatif yang lebih besar daripada sel
Selama perkembangan mudigah, sel-sel retina "mundur" dari batang) yang ditemukan di bagian ini, fovea merupakan titik
sistem saraf, sehingga lapisan-lapisan retina,yang mengejutkan, dengan penglihatan paling jelas. Pada kenyataannya, fovea
menghadap ke belakang. Bagian saraf retina terdiri dari tiga memiliki konsentrasi sel kerucut tertinggi di retina. Karena
lapisan sel peka rangsang (Gambar 6-22): (1) lapisan paling itu, kita memutar mata kita agar bayangan benda yang sedang
luar (paling dekat dengan koroid) mengandung sel batang dan kita lihat terfokus di fovea.Daerah tepat di sekitar fovea,
215
Gambar 6-24 Demonstrasi bintik buta.Temukan bintik buta di mata kiri Anda dengan

© Science VU/NEI/Visuals Unlimited, Inc.


menutup mata kanan Anda dan memegang buku ini sekitar 4 inci dari wajah Anda.
Sambil memfokuskan pengihatan ke tanda tambah, geserlah buku ini perlahan
menjauhi Anda hingga lingkaran lenyap dari penglihatan. Pada saat ini, bayangan
lingkaran mengenai bintik buta mata kiri Anda. Anda juga dapat mengetahui lokasi
bintik buta di mata kanan dengan menutup mata kiri Anda dan berfokus pada lingkaran.
Tanda tambah akan lenyap ketika bayangannya mengenai bintik buta mata kanan
Anda.

Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi ketika diaktifkan


oleh sinar. Melalui serangkaian tahap, perubahan yang dipicu oleh
Titik buta Makula lutea cahaya ini dan pengaktifan fotopigmen yang kemudian terjadi
Gambar 6-23 Pandangan retina yang terlihat melalui sebuah oftalmoskop. menyebabkan terbentuknya potensial reseptor yang akhirnya
Dengan oftalmoskop, suatu instrumen berlampu untuk melihat retina, diskus menghasilkan potensial aksi di sel ganglion, yang menyalurkan
optikus (bintik buta) dan makula lutea dapat terlihat di dalam retina di bagian informasi ini ke otak untuk pemrosesan visual. Fotopigmen terdiri
belakang mata. dari dua komponen: opsin, suatu protein integral di membran
plasma diskus; dan retinal, suatu turunan vitamin A. Retinal adalah
makula lutea, juga memiliki konsentrasi sel kerucut yang bagian fotopigmen yang menyerap cahaya.
tinggi dan ketajaman yang cukup tinggi (Gambar 6-23). Fototransduksi, proses pengubahan rangsangan cahaya
Namun, ketajaman makula lebih rendah daripada fovea karena menjadi sinyal listrik, pada dasarnya sama untuk semua
adanya lapisan sel ganglion dan bipolar di atas makula. fotoreseptor, tetapi mekanismenya bertentangan dengan cara biasa
Degenerasi makula adalah penyebab utama kebutaan di reseptor berespons terhadap stimulus adekuatnya. Reseptor
dunia Barat. Keadaan ini ditandai oleh hilangnya biasanya mengalami depolarisasi jika dirangsang, tetapi fotoreseptor
fotoreseptor di makula lutea seiring dengan mengalami hiperpolarisasi ketika menyerap cahaya. Marilah kita
penambahan usia. Penderita mengalami penglihatan "donat". mula-mula memeriksa keadaan foto reseptor dalam keadaan gelap,
Mereka menderita gangguan di bagian tengah lapang pandang, kemudian melihat apa yang terjadi ketika fotoreseptor terpajan ke
yang normalnya memiliki ketajaman paling tinggi, dan hanya cahaya. Kita menggunakan sel batang sebagai contoh, tetapi hal
memiliki penglihatan perifer yang ketajamannya kurang. yang sama terjadi pada sel kerucut, kecuali bahwa sel kerucut
menyerap cahaya dalam bagian spektrum cahaya yang berbeda.
Fototrandusi oleh sel retina mengubah
rangsangan cahaya menjadi sinyal saraf. AKTIVITAS FOTORESEPTOR DALAM GELAP Fotopigmen dalam
Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri dari tiga sel batang adalah rhodopsin. Retina ada dalam konformasi yang
bagian (Gambar 6-25a): berbeda dalam terang dan gelap. Pada keadaan gelap, retina
terdapat dalam bentuk 11-cis retinal, yang cocok menempati tempat
1. Segmen luar, yang terletak paling dekat dengan eksterior
ikatan di bagian interior bagian opsin rhodopsin (Gambar 6-25b).
mata, menghadap ke koroid. Bagian ini mendeteksi rangsangan
Membran plasma segmen luar fotoreseptor mengandung kanal Na+
cahaya.
berpintu kimiawi. Tidak seperti kanal berpintu kimiawi lainnya
2. Segmen dalam, yang terletak di bagian tengah yang berespons terhadap caraka kimiawi ekstrasel, kanal ini
fotoreseptor. Bagian ini mengandung perangkat metabolik sel. berespons terhadap caraka kedua internal, GMP silklik, atau cGMP
3. Terminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan bagian (guanosin monofosfat siklik). Pengikatan cGMP dengan kanal Na+
interior mata, menghadap ke sel bipolar. Bagian ini bervariasi ini membuatnya tetap terbuka. Tanpa cahaya, konsentrasi cGMP
dalam laju pelepasan neurotransmiternya, bergantung pada tinggi (Gambar 6-26a). (Absorpsi cahaya menyebabkan cGMP
luasnya pajanan cahaya terang atau gelap yang dideteksi oleh terurai.) Karena itu, kanal Na+ fotoreseptor, tidak seperti reseptor
segmen luar. umumnya, terbuka jika tidak terdapat rangsangan, yaitu dalam
Segmen luar, yang berbentuk batang pada sel batang dan keadaan gelap. Kebocoran pasif Na+ ke dalam sel yang terjadi, yang
kerucut pada sel kerucut (Gambar 6-25a dan c), terdiri dari disebut arus gelap, menyebabkan depolarisasi fotoreseptor.
tumpukan lempeng-lempeng membranosa gepeng yang Penyebaran pasif depolarisasi ini dari segmen luar (tempat lokasi
mengandung banyak molekul fotopigmen peka cahaya. Setiap kanal Na+) ke ujung sinaps (tempat penyimpanan neurotransmiter
retina mengandung lebih dari 125 juta fotoreseptor, dan lebih fotoreseptor) membuat kanal Ca2+ berpintu listrik di ujung sinaps
dari satu miliar molekul fotopigmen mungkin terkemas di dalam tetap terbuka. Masuknya Ca2+ memicu pelepasan neurotransmiter
segmen luar setiap fotoreseptor. glutamat dari ujung sinaps selama dalam keadaan gelap.

   hapter
Bagian belakang retina

Sel lapisan
pigmen Dikus

sel kerucut Sel batang

Segmen
luar
(Mengandung Diskus
diskus yang berisi Segmen
fotopigmen luar
penyerap cahaya) Mitokondria
Rodopsin dalam gelap Rodopsi dalam terang
(terinaktivasi) (teraktivasi)

Segmen
Segmen
dalam Opsin
dalam Penyerapan
(mengandung cahaya
perangkat Nukleus
metabolik sel)
Retinal
berubah
Dendrit bentuk
Ujung sinaps sel bipolar Ujung
sinaps Enzim
(menyimpan dan
melepaskan
Retinal
neurotransmiter) Bagian
depan retina

Arah
cahaya

11-cis-retinal aII-trans-retinal

(a) Struktur sel batang dan kerucut (b) Fotopigmen rhodopsin dalam gelap dan terang

Gambar 6-25 Fotoreseptor. (a) Ketiga bagian sel batang dan sel kerucut, Segmen luar sel batang
Omnikron/Photo Researchers, Inc.

fotoreseptor mata. Perhatikan di segmen luar sel batang dan sel kerucut adanya
lempeng-lempeng (diskus) gepeng yang bertumpukan dan mengandung banyak
molekul fotopigmen. (b) Di sini digambarkan suatu fotopigmen, misalnya Segmen luar sel kerucut
rodopsin, yang terdapat di sel batang dan mengandung protein opsin terikat ke
membran dan turunan vitamin A retinal. Dalam keadaan gelap, 11-cis retinal
terikat di interior opsin dan fotopigmen dalam keadaan inaktif. Jika terdapat
cahaya, retinal berubah bentuk menjadi all-trans-retinal, mengaktifkan
fotopigmen. (c) Pemindaian mikrograf elektron pada segmen luar sel batang
dan sel kerucut. Perhatikan bentuk batang pada sel batang dan bentuk kerucut
pada sel kerucut. (c) Segmen luar sel batang dan selkerucut

217
Gelap Di dalam diskus Cahaya
Rhodopsin
(Penyerapan cahaya)

Retinal dalam bentuk 11-cis Retinal berubah ke bentuk all-trans,


11-cis-retinal all-trans-retinal mengaktifkan fotopigmen

Mengaktifkan trandusin

Cahaya

i
Fototransduks
Mengaktifkan fosfodiesterase
Berlangsung Berlangsung
Konsetrasi cGMP tinggi di segmen
di segmen
sinaps sinaps
cGMP Penurunan konsetrasi cGMP

Kanal Na+ tetap


terbuka di segmen luar Kanal Na+ di segmen luar tertutup

Sel
batang
Depolarisasi fotoreseptor Hiperpolarisasi fotoreseptor
Hiperpolarisasi (potensial reseptor)
Berlangsung di retina

(Menyebar ke (Menyebar ke
ujung sinaps) ujung sinaps)

Membuka kanal Ca2+ Menutup kanal Ca2+ di


di ujung sinaps ujung sinaps
Berlangsung Berlangsung
di ujung di ujung
sinaps sinaps
Pelepasan neurotransmiter Neurotransmiter Pelepasan neurotransmiter
Arah
pemrosesan
Arah retinal
cahaya

Hiperpolarisasi (-) Depolarisasi (+) Depolarisasi Depolarisasi


Hiperpolarisasi (-)
pada bipolar on- pada bipolar off- (+) di bipolar
Sel bipolar di bipolar off-center
center (dan center(dan on-center
on-center (dan kemudian di
kemudian di sel kemudian di sel Pemrosesan (dan kemudian
Pemrosesan sel gangtion)
ganglion ganglion) retinal di sel ganglion)
retinal
lebih lanjut Neurotransmiter lebih lanjut
di sel bipolar di sel bipolar
dan dan sel
Tidak timbul Potensial aksi sel ganglion ganglion Potensial aksi Tidak ada potensial
potensial aksi di sel di sel ganglion di sel ganglion aksi di sel ganglion
ganglion on-center off-center on-center off-center
Depolarisasi Sel
dan potensial ganglion
aksi on-center

Perambatan ke korteks penglihatan Perambatan korteks penglihatan


Ke
korteks
penglihatan
Medan reseptif fotoreseptor Medan reseptif fotoreseptor yang
dirasakan sebagai kegelapan mendapat cahaya dirasakan
sebagai bagian visual
Cahaya
(a) Dalam respon terhadap gelap (b) Dalam merespon terhadap rangsangan cahaya

Gambar 6-26 Fototransduksi, pemrosesan retinal lebih lanjut, dan inisiasi potensial aksi di jalur penglihatan. (a) Kejadian-kejadian yang berlangsung di
retina dan jalur visual sebagai respons terhadap gelap. (b) Kejadian-kejadian yang berlangsung di retina dan jalur visual sebagai respons terhadap rangsangan cahaya.

   hapter
AKTIVITAS FOTORESEPTOR PADA KEADAAN TERANG Pikirkan medan reseptif seperti sebuah donat. Sel on-center
Pada keadaan terpajan ke sinar, konsentrasi cGMP menurun meningkatkan laju pencetusan aksinya ketika lebih banyak cahaya
melalui serangkaian reaksi biokimia yang dipicu oleh pengaktifan pada pusat medan reseptifnya (yaitu, ketika lubang donatnya sendiri
fotopigmen (Gambar 6-26b). Retinal berubah bentuk menjadi mendapat cahaya) dan berhenti ketika sekitarnya lebih diterangi
konformasi all-trans ketika 11-cis retinal menyerap cahaya (lihat cahaya. Sebaliknya, suatu sel off-center meningkatkan laju pencetusan
Gambar 6-25b). Ini adalah satu satunya tahap yang bergantung aksinya ketika cahaya paling terang pada bagian perifer medan
pada cahaya dalam keseluruhan proses fototransduksi. Akibat reseptifnya (yaitu, ketika bagian donatnya sendiri yang disinari) dan
perubahan bentuk ini, retinal tidak lagi muat dalam tempat berhenti ketika cahaya lebih kuat pada bagian tengahnya (Gambar
ikatannya di opsin, menyebabkan opsin juga berubah konformasi, 6-27a). Karena itu, sel on-center "dinyalakan" dan sel off-center
yang mengaktifkan fotopigmen. Opsin yang terikat membran "dimatikan" ketika cahaya menyinari paling intesns di bagian
serupa dalam bentuk dan sifatnya dengan reseptor bergandeng tengahnya. Kedua sel berespons secara lemah ketika cahaya bersinar
protein G (lihat h. 126), kecuali bahwa fotopigmen bukan diaktifkan redup baik pada bagian sentral atau pun sekitarnya. Pola respons ini
oleh pengikatan dengan caraka kimia ekstrasel, tetapi diaktifkan berguna untuk memperkuat perbedaan kadar cahaya antara daerah
sebagai respons terhadap penyerapan cahaya oleh retinal. Sel batang yang kecil pada pusat lapangan reseptif dan penerangan di sekitarnya.
dan sel kerucut mengandung suatu protein G yang dinamai Dengan menekankan perbedaan terang yang relatif, mekanisme ini
transdusin. Fotopigmen yang telah aktif mengaktifkan transdusin, membantu menjelaskan garis bentuk luar suatu gambar, tetapi dalam
yang nantinya mengaktifkan enzim intrasel fosfodiesterase. Enzim melakukannya, informasi tentang terang yang absolut dikorbankan
ini menguraikan cGMP sehingga konsentrasi caraka kedua ini di (Gambar 6-27b).
fotoreseptor berkurang. Selama proses eksitasi cahaya, penurunan Glutamat yang dibebaskan dari ujung fotoreseptor dalam gelap
cGMP memungkinkan kanal Na+ berpintu kimiawi tertutup. memiliki efek yang berlawanan pada kedua jenis sel bipolar karena
Penutupan kanal ini menghentikan kebocoran Na+ penyebab mereka memiliki tipe reseptor yang berbeda yang menyebabkan
depolarisasi dan dengan demikian menyebabkan hiperpolarisasi. perbedaan respon kanal ketika berikatan dengan neurotransmiter ini.
Hiperpolarisasi ini, yang merupakan potensial reseptor, secara pasif Glutamat menyebabkan hiperpolarisasi (menghambat) sel bipolar on-
menyebar dari segmen luar ke ujung sinaps fotoreseptor. Di sini center dan mendepolarisasi (mengeksitasi) sel bipolar off-center.
perubahan potensial menyebabkan penutupan kanal Ca2+ berpintu Ketika sekresi glutamat menurun pada pajanan terhadap cahaya,
listrik dan penurunan pelepasan neurotransmiter dari ujung sinaps. pengurangan ini mendepolarisasi (merangsang) sel bipolar on-center
Karena itu, fotoreseptor dihambat oleh stimulus adekuatnya yang dalam keadaan hiperpolarisasi dan menyebabkan hiperpolarisasi
(mengalami hiperpolarisasi oleh cahaya) dan tereksitasi jika tidak (menghambat) sel bipolar off-center yang dalam keadaan
mendapat stimulasi (mengalami depolarisasi dalam keadaan gelap). depolarisasi.Sel bipolar meneruskan tentang pola penerangan ke
Potensial penyebab hiperpolarisasi dan penurunan pelepasan
Medan reseptif Medan reseptif
neurotransmiter yang ditimbulkannya bertahap sesuai dengan sel on-center off-center
intensitas cahaya. Semakin terang cahaya, semakin besar respons
hiperpolarisasi dan semakin besar penurunan pelepasan glutamat.
Fotopigmen bentuk aktif yang singkat secara cepat terpisah Mati Hidup
menjadi opsin dan retinal. Retinal diubah kembali menjadi bentuk Dihambat Dieksitasi
cahaya cahaya
11-cis. Dalam keadaan gelap, mekanisme yang diperantarai enzim
hidup Mati
menggabungkan opsin dan retinal daur ulang ini untuk Dieksitasi Dihambat
memulihkan fotopigmen menjadi bentuk konformasi aslinya yang cahaya cahaya
tidak aktif (lihat Gambar 6-25b).
Kedua jenis sel dirangsang secara lemah oleh cahaya seragam baik pada
PEMROSESAN LEBIH LANJUT MASUKAN CAHAYA DI RETINA pusat maupun pada sekitarnya.
Bagaimana retina mengirim sinyal ke otak mengenai rangsangan (a) Medan reseptif sel on-center dan sel off-center
cahaya melalui suatu respons inhibitorik semacam ini? Pemrosesan
lebih lanjut di retina melibatkan pengaruh glutamat yang berbeda
pada dua jalur paralel. Setiap fotoreseptor bersinaps dengan dua sel
bipolar sisi-ke-sisi, yang satu adalah sel bipolar on-center dan yang
lain adalah sel bipolar off-center. Sel-sel ini, nantinya, masing-
masing berakhir di sel ganglion on-center dan sel ganglion off-center,
yang aksonaksonnya membentuk saraf optik untuk transmisi sinyal
ke otak.
Medan reseptif sel ganglion atau bipolar ditentukan oleh deteksi (b) Hasil pemrosesan di retina oleh sel on-center dan off-center
lapang pandang cahaya oleh fotoreseptor yang terikat dengannya.
(Tentu saja, cahaya tidak dideteksi secara langsung oleh sel ganglion
atau bipolar; cahaya merangsang fotoreseptor, yang akan Gambar 6-27 Sel on-center dan off-center di retina. Sel on-center dirangsang dan sel

mengirimkan sinyal ke sel bipolar yang pada saatnya mengirimkan off-center dihambat oleh cahaya terang di pusat medan reseptifnya. (b) Pemrosesan di
retina oleh sel ganglion on-center dan off-center berperan besar bagi peningkatan
pesan ke sel ganglion). Sel on-center dan off-center merespons
perbedaan terang relatif (bukan absolut) yang membantu menentukan kontur. Perhatikan
dengan cara yang berlawanan, bergantung pada perbandingan
bahwa lingkaran abu-abu yang dikelilingi oleh hitam tampak lebih terang daripada yang
relatif iluminasi antara medan reseptif sentral dan perifernya. dikelilingi oleh putih, meskipun kedua lingkaran sama (corak dan ukuran sama).
Pikirkan medan reseptif seperti sebuah donat. Sel on-center

219
neuron berikutnya dalam rantai pemrosesan, sel ganglion, dengan
mengubah laju pelepasan neurotransmiternya sesuai dengan ■ Sifat Penglihatan
TABEL 6-3
keadaan polarisasinya, yaitu peningkatan pelepasan neurotransmiter Batang dan Penglihatan Kerucut
pada depolarisasi dan penurunan pelepasan neurotransmiter pada
saat hiperpolarisasi.
Sel batang Sel kerucut
Sel bipolar, serupa dengan fotoreseptor, menunjukkan potensial
berjenjang. Potensial aksi tidak akan terjadi hingga sel ganglion,
120 juta per retina 6 juta per retina
neuron pertama dalam rantai yang harus menghantarkan pesan
visual dalam jarak jauh hingga ke otak, dirangsang. Seiring Lebih banyak di perifer Terkonsentrasi di fovea
terjadinya perubahan laju pencetusan sel ganglion on-center dan off-
Sensitivitas rendah
center sebagai respons terhadap perubahan pola penerangan, otak
diinformasikan tentang kecepatan dan luas perubahan kontras di Penglihatan siang
dalam gambaran visual.
Ketajaman tinggi
Sedikit konvergensi di
jalur retina
Penglihatan berwarna

tertentu. Sebaliknya, banyak konvergensi terjadi pada jalur sel batang.


Retina mengandung sel batang 20 kali lebih banyak daripada sel Keluaran dari lebih 100 sel batang akan dikonvergensikan melalui sel
kerucut (120 juta sel batang dibandingkan dengan 6 juta sel kerucut bipolar pada satu sel ganglion. Sebelum sel ganglion dapat memiliki
per mata). Sel kerucut paling banyak terdapat di makula lutea di potensial aksi, sel harus dibawa ke ambang melalui pengaruh potensial
bagian tengah retina. Dari titik ini keluar, konsentrasi sel kerucut berjenjang di fotoreseptor yang terhubung dengannya. Karena satu sel
berkurang dan konsentrasi sel batang meningkat. Sel batang paling ganglion kerucut tunggal dipengaruhi hanya oleh satu kerucut, hanya
banyak di perifer. Kita telah mengulas kesamaan cara fototransduksi cahaya yang terang pada siang hari yang cukup kuat untuk menginduksi
berlangsung di sel kerucut dan sel batang. Kini kita akan berfokus potensial reseptor yang cukup di sel kerucut untuk membawa sel
pada perbedaan antara kedua fotoreseptor ini (Tabel 6-3). ganglion mencapai ambangnya. Sebaliknya, konvergensi yang melimpah
pada jalur visual sel batang menyediakan kesempatan yang baik bagi
penjumlahan peristiwa-peristiwa subambang di sel ganglion batang (lihat
SEL BATANG MEMILIKI SENSITIVITAS YANG TINGGI; SEL h. 117). Sementara potensial reseptor yang kecil yang diinduksi oleh
KERUCUT MEMILIKI SENSITIVITAS YANG RENDAH Segmen luar
cahaya redup di satu sel kerucut tidak akan mencukupi untuk membawa
lebih panjang pada sel batang dibandingkan sel kerucut, jadi lebih sel ganglion mencapai ambang, potensial reseptor kecil yang sama yang
banyak mengandung fotopigmen dan karenanya dapat menyerap diinduksi oleh cahaya redup yang sama di banyak sel batang yang
cahaya lebih cepat. Selain itu, seperti yang akan Anda pelajari, cara berkonvergensi pada satu sel ganglion akan memiliki efek aditif untuk
sel batang berhubungan dengan neuron lain dalam jalur pemrosesan membawa sel ganglion batang ke ambang. Karena sel batang dapat
mereka lebih lanjut semakin meningkatkan sensitivitas penglihatan membawa potensial aksi sebagai respons terhadap cahayayang redup, sel
sel batang. Sel batang memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga batang jauh lebih sensitif daripada sel kerucut (sel batang juga lebih
dapat berespons terhadap cahaya redup pada malam. Sebaliknya, sel sensitif daripada sel kerucut karena memiliki banyak fotopigmen.)
kerucut memiliki sensitivitas yang rendah terhadap cahaya, hanya namun, karena sel kerucut memiliki jalur khusus ke saraf optik, setiap sel
diaktifkan oleh cahaya terang pada siang hari. Karena itu, sel batang kerucut mentransmisikan informasi tentang lapangan reseptif yang
khusus untuk penglihatan malam dan sel kerucut untuk penglihatan sangat kecil di pemukaan retina. Karena itu, sel kerucut mampu
siang hari. memberikan pandangan dengan perincian yang sangat tinggi dengan
mengorbankan sensitivitas. Pada penglihatan batang, ketajaman
PENGLIHATAN SEL KERUCUT MEMILIKI KETAJAMAN YANG dikorbankan untuk memperoleh sensitivitas. Karena banyak sel batang
TINGGI; PENGLIHATAN SEL BATANG MEMILKI KETAJAMAN berbagi sel ganglion yang sama, ketika potensial aksi dimulai, sangat tidak
YANG RENDAH Jalur sel kerucut yang terhubung" pada lapisan mungkin untuk memperhatikan masukan sel batang multipel yang mana
saraf retina lain memberi ketajaman tinggi (ketajaman, atau yang diaktifkan untuk membawa sel ganglion mencapai ambangnya.
kemampuan untuk membedakan antara dua titik yang berdekatan). Suatu objek terlihat buram jika memakai penglihatan sel batang karena
Karena itu, sel kerucut memiliki penglihatan tajam dengan resolusi kemampuannya dalam membedakan dua titik yang berdekatan sangatlah
yang tinggi untuk setiap perincian halus selama siang hari. kurang.
Sebaliknya jalur "perhubungan" sel batang memberikan ketajaman
yang rendah, sehingga Anda dapat melihat pada malam hari dengan SEL KERUCUT MEMBERIKAN PENGLIHATAN BERWARNA; SEL
sel batang tetapi dengan mengorbankan ketajaman. Mari kita lihat BATANG MEMBERIKAN PENGLIHATAN DALAM BAYANGAN ABU-
bagaimana pola perhubungan memengaruhi sensitivitas dan ABU Terdapat empat fotopigmen berbeda, satu pada sel batang dan satu
ketajaman. pada setiap jenis dari ketiga jenis sel kerucut, yaitu sel kerucut merah,
Konvergensi kecil neuron berlangsung di jalur retina untuk hijau, dan biru. Setiap fotopigmen memiliki retinal yang sama, tetapi
keluaran sel kerucut (lihat h. 121). Setiap sel kerucut secara umum opsin yang berbeda. Karena setiap opsin mengikat retinal dengan cara
memiliki jalur khusus yang menghubungkannya ke sel ganglion yang unik, tiap-tiap fotopigmen menyerap panjang gelombang cahaya

   hapter
yang berbeda dalam spektrum tampak dengan derajat yang
bervariasi. Tiap-tiap fotopigmen secara maksimal menyerap
panjang gelombang tertentu tetapi juga menyerap panjang
gelomabang yang lebih pendek atau lebih panjang daripada absorpsi
puncak ini. Semakin jauh suatu panjang gelombang dari panjang
gelombang puncak yang diabsorpsi, semakin lemah fotopigmen
berespons. Kurva penyerapan dari ketiga jenis sel kerucut saling
tumpang tindih sehingga dua atau tiga sel kerucut akan berespons
terhadap panjang gelombang tertentu tetapi dengan tingkat yang
berbeda (Gambar 6-28). Karena fotopigmen dalam ketiga jenis sel
kerucut masing masing berespons secara selektif pada bagian
spektrum cahaya tampak yang berbeda, otak dapat membandingkan
respons dari ketiga jenis sel kerucut sehingga penglihatan warna
pada siang hari dapat terjadi. Sebaliknya, otak tidak dapat
membedakan berbagai panjang gelombang yang berbeda ketika
menggunakan masukan visual dari sel batang. Rhodopsin pada
setiap sel batang berespons dengan cara yang sama pada setiap
panjang gekombang yang berikan, sehingga tidak mungkin ada Gambar 6-29 Bagan buta warna. Orang dengan buta warna merah-hijau tidak dapat
perbandingan antara setiap masukan sel batang. Oleh sebab itu, sel melihat adanya angka 29 dalam bagan ini.
batang menyediakan pandangan pada malam hari hanya dalam
bayangan abu-abu dengan mendeteksi perbedaan intensitas, bukan
yang lebih pendek, yang dapat di serap oleh fotopigmen di sel
perbedaan warna. Kita sekarang akan membahas penglihatan warna
kerucut biru sehingga mengaktifkannya.
dengan lebih terperinci.
Setiap jenis sel kerucut paling efektif diaktifkan oleh panjang
gelombang sinar tertentu dalam kisaran warna yang ditunjukkan oleh
namanya. Fotopigmen tipe S di sel kerucut biru menyerap cahaya
secara maksimal di bagian panjang gelombang pendek (biru)
Penglihatan bergantung pada stimulasi fotoreseptor oleh cahaya. spektrum tampak, sementara fotopigmen tipe M di sel kerucut hijau
Benda-benda tertentu di lingkungan, misalnya matahari, api, dan paling sensitif terhadap panjang gelombang medium (hijau) cahaya
lampu pijar, mengeluarkan cahaya. Namun, bagaimana Anda tampak, dan fotopigmen tipe L pada sel kerucut merah paling baik
melihat benda, misalnya kursi, pohon, dan orang, yang tidak berespons pada panjang gelombang yang panjang (merah). Namun,
mengeluarkan cahaya? Pigmen-pigmen di berbagai benda secara sel kerucut juga berespons terhadap panjang gelombang lain dengan
selektif menyerap panjang gelombang sinar tertentu yang sampai ke derajat bervariasi (Gambar 6-28). Penglihatan warna, persepsi
mereka dari sumber cahaya, dan panjang gelombang yang tidak berbagai warna dunia, bergantung pada berbagai rasio stimulasi
diserap dipantulkan dari permukaan benda. Berkas cahaya yang ketiga jenis sel kerucut sebagai respons terhadap bermacam-macam
dipantulkan inilah yang memungkinkan Anda melihat benda yang panjang gelombang. Panjang gelombang yang terlihat sebagai biru
bersangkutan. Suatu benda yang terlihat biru menyerap panjang tidak merangsang sel kerucut merah atau hijau tetapi merangsang sel
gelombang merah dan hijau yang lebih panjang dan memantulkan kerucut biru secara maksimal. (Persentasi stimulasi maksimal untuk
sel kerucut merah, hijau, dan biru masing-masing adalah 0:0:100.)
Sensasi kuning, sebagai perbandingan, berasal dari rasio stimulasi
Sel Sel Sel kerucut 83:83:0, dengan sel kerucut merah dan hijau masing-masing
kerucut biru kerucut hijau merah
dirangsang hingga 83% maksimal, sementara sel kerucut biru tidak
100 terangsang. Rasio untuk hijau adalah 31:67:36, dan demikian
(persentase maksimal)
Absorpasi cahaya

seterusnya, dengan berbagai kombinasi yang menghasilkan sensasi


75 warna yang berbeda-beda. Putih adalah campuran semua panjang
gelombang cahaya, sementara hitam adalah tidak adanya cahaya.
50 Derajat eksitasi tiap-tiap sel kerucut disandi dan ditransmisikan
dalam jalur-jalur paralel terpisah ke otak. Pusat penglihatan warna di
25 korteks penglihatan primer di lobus oksipital otak (lihat Gambar
5-10, h. 160) mengombinasikan dan memproses masukan-masukan
0 ini untuk menghasilkan persepsi warna, dengan menyertakan
400 500 600 700 pertimbangan objek dalam perbandingan dengan latar belakangnya.
Panjang gelombang cahaya (nm)
Karena itu, konsep warna berada dalam pikiran masing-masing.
Spektrum
cahaya tampak

Gambar 6-28 Sensitivitas ketiga jenis sel kerucut terhadap berbagai


panjang gelombang.

221
Sebagian besar kita sepakat tentang warna apa yang sedang kita lihat
karena kita memiliki jenis sel kerucut yang sama serta menggunakan dapat disintesis diperlukan nutrien ini dalam jumlah yang memadai.
jalur-jalur saraf yang sama untuk membandingkan keluaran sel-sel Buta senja terjadi akibat defisiensi vitamin A dalam makanan.
tersebut. Namun, kadang-kadang seseorang tidak memiliki sel kerucut Meskipun konsentrasi fotopigmen di sel batang dan sel kerucut
jenis tertentu, sehingga penglihatan warna mereka adalah produk berkurang pada kondisi ini, masih terdapat cukup fotopigmen sel
sensitivitas diferensial hanya dua jenis sel kerucut, suatu keadaan yang kerucut untuk berespons terhadap stimulasi sinar terang yang kuat,
dinamai buta warna. Orang dengan gangguan penglihatan warna ini kecuali pada kasus yang sangat parah. Namun, reduksi ringan
tidak saja mempersepsikan warna secara berbeda, tetapi mereka juga kandungan rodopsin dapat mengurangi sensitivitas sel batang
tidak mampu membedakan ragam warna sebanyak orang normal sedemikian besar sehingga sel-sel ini tidak dapat berespons terhadap
(Gambar 6-29). Sebagai contoh, orang dengan defek warna tertentu sinar temaram. Orang dapat melihat pada siang hari dengan
tidak dapat membedakan antara merah dan hijau. Di lampu lalu lintas menggunakan sel kerucut tetapi tidak dapat melihat pada malam
mereka dapat menyebutkan lampu mana yang sedang "menyala" hari karena sel batang tidak lagi fungsional. Karena itu, wortel "baik
berdasarkan intensitasnya, tetapi mereka harus mengandalkan posisi bagi mata Anda" karena kaya akan vitamin A.
sinar terang untuk mengetahui kapan harus jalan atau berhenti.
Karena gen cacat yang berkaitan dengan buta warna hijau-merah Informasi visual dimodifikasi dan dipisahkan
berada pada kromosom X, insiden kondisi ini lebih banyak pada pria mencapai korteks penglihatan
daripada wanita (memengaruhi 8% pria dan kurang dari 1% wanita).
Wanita yang memiliki salinan gen yang cacat pada salah satu Lapangan penglihatan yang tampak tanpa menggerakkan kepala
kromosom X biasanya mempunyai salinan yang bagus pada gen disebut sebagai lapang pandang. Informasi yang mencapai korteks
kromosom X yang lain sehingga ia tetap memiliki penglihatan warna penglihatan di lobus oksipitalis bukan merupakan replika lapang
yang normal, tetapi pria yang memiliki salinan gen yang cacat pada pandang karena beberapa hal:
kromosom X tidak memiliki gen yang sebanding pada kromosom Y 1. Bayangan yang dideteksi di retina pada awal pemrosesan visual
sebagai cadangan sehingga terjadilah buta warna. (Wanita memiliki berada dalam keadaan terbalik karena pembelokan berkas cahaya.
kromosom seks XX dan pria memiliki kromosom seks XY; lihat h. Setelah diproyeksikan ke otak, bayangan yang terbalik tersebut
777). diinterpretasikan sebagai berada dalam orientasinya yang benar.
2. informasi yang disalurkan dari retina ke otak bukan sekedar
Sensitivitas mata dapat sangat bervariasi melalui rekaman titik-ke-titik pengaktifan fotoreseptor. Sebelum informasi
adaptasi gelap dan terang. mencapai otak, lapisan-lapisan neuron retina di belakang sel kerucut
dan sel batang memperkuat informasi tertentu dan menekan
Sensitivitas mata terhadap cahaya bergantung pada jumlah informasi lain untuk meningkatkan kontras. Aktivitas diferensial sel
fotopigmen peka-cahaya yang ada di sel batang dan sel kerucut. on-center dan off-center bersama dengan peran serta interneuron
Ketika Anda pergi dari tempat terang benderang ke tempat yang gelap retinal khusus, sel amakrin dan sel horizontal (lihat Gambar 6-22),
gulita, Anda mula-mula tidak dapat melihat apa-apa, tetapi secara bertanggung jawab bagi banyak pemrosesan retinal ini. Contohnya,
perlahan Anda mulai dapat membedakan benda-benda berkat sel horizontal berperan dalam inhibisi lateral, yaitu jalur sel kerucut
proses adaptasi gelap. Penguraian foto pigmen selama pajanan yang terangsang kuat menekan aktivitas jalur sel kerucut yang
ke sinar matahari sangat menurunkan sensitivitas fotoreseptor. terangsang lemah di sekitarnya. Hal ini meningkatkan kontras
Dalam keadaan gelap, fotopigmen yang terurai sewaktu pajanan terang-gelap untuk memperkuat ketajaman kontur.
ke sinar matahari secara bertahap dibentuk kembali. Akibatnya, 3. Berbagai aspek informasi penglihatan, misalnya bentuk, warna,
sensitivitas mata Anda perlahan meningkat sehingga Anda mulai dap- dan gerakan, dipisahkan dan diproyeksikan dalam jalur-jalur paralel
at melihat dalam lingkungan sekitar yang gelap. Namun, hanya ke berbagai bagian korteks. Hanya ketika potongan-potongan
sel batang yang telah "diremajakan" yang diaktifkan oleh informasi yang telah diproses ini diintegrasikan oleh regio-regio
cahaya temaram. penglihatan yang lebih tinggi barulah gambaran apa yang dilihat
Sebaliknya, ketika Anda berpindah dari tempat gelap ke tempat dapat dipersepsikan.Pasien dengan lesi di regio pemrosesan
terang (misalnya, keluar dari gedung bioskop ke lingkungan dengan penglihatan spesifik di otak mungkin tidak mampu
terang matahari), mula-mula mata Anda sangat peka terhadap sinar menyatukan secara sempurna komponen-komponen suatu
terik. Dengan sedikit kontras antara bagian terang dan gelap, kesan visual. Sebagai contoh, seseorang mungkin tidak
keseluruhan bayangan tampak keputihan. Setelah sebagian mampu melihatgerakan suatu benda tetapi dapat melihat
fotopigmen cepat diuraikan oleh sinar yang kuat, sensitivitas mata bentuk, pola, dan warna dengan baik. Kadang-kadang kelainan
menurun dan kontras normal dapat kembali terdeteksi, suatu proses bersifat sangat spesifik, misalnya tidak mampu mengenal wajah-
yang disebut adaptasi terang. Sel batang sedemikian peka terhadap wajah familiar, tetapi dapat mengenal benda-benda mati.
cahaya sehingga cukup banyak rodopsin yang diuraikan dalam 4. Karena pola perhubungan antara mata dan korteks penglihatan,
keadaan terang dan hal ini pada hakikatnya "menghanguskan" sel separuh kiri korteks menerima informasi hanya dari separuh kanan
batang; yaitu, setelah fotopigmen batang diuraikan oleh sinar terang, lapang pandang seperti dideteksi oleh kedua mata, dan separuh
fotopigmen sel batang tidak lagi dapat berespons terhadap sinar. kanan menerima masukan hanya dari separuh kiri lapang pandang
Dengan demikian, hanya sel-sel kerucut yang kurang peka yang kedua mata.
digunakan untuk penglihatan terang (siang hari). Sewaktu cahaya masuk ke mata, berkas sinar dari separuh kiri
Sensitivitas mata kita dapat berubah hingga 1 juta kali sewaktu lapang pandang jatuh di separuh kanan retina kedua mata (separuh
beradaptasi terhadap berbagai tingkat pencahayaan melalui adaptasi medial atau dalam retina kiri dan separuh lateral atau luar retina kiri
gelap dan terang. Mekanisme adaptif ini juga ditingkatkan oleh refleks dan separuh lateral atau luar retina kanan) (Gambar 6-30a).
pupil yang menyesuaikan jumlah sinar yang diizinkan masuk ke Demikian juga, berkas sinar dari separuh kanan lapang pandang
dalam mata.Karena retinal adalah turunan vitamin A, agar fotopigmen mencapaiseparuh kiri kedua retina (separuh lateral retina kiri dan
   hapter
Letak lobus frontalis

Mata
kanan
Saraf optikus Kunci
Mata = Letak lesi = Devisit visual
kiri Kiasma optikum
Traktus optikus
1
Talamus
Letak lesi Devisit visual
2 Mata kiri Mata kanan
3 1 Saraf
optikus kiri

Radiasi 2 Kisama
optik optikum

Melihat otak dari atas dengan


struktur-struktur yang menutupi Korteks visual 3 Traktus
disingkirkan (di lobus oksipital) (atau radiasi)
optikus kiri
(a) Jalur visual (b) Defisit pada lesi spesifik di jalur
penglihatan
Gambar 6-30 Jalur penglihatan dan defisit visual yang berkaitan dengan lesi di jalur penglihatan. (a) Perhatikan bahwa separuh kiri korteks penglihatan di lobus oksipitalis
menerima informasi dari separuh kanan lapang pandang kedua mata (warna hijau), dan separuh kanan korteks menerima informasi dari separuh kiri lapang pandang kedua
mata (warna merah). (b) Setiap defisit penglihatan yang digambarkan berkaitan dengan lesi di titik bernomor di jalur penglihatan di bagian (a).

separuh medial retina kanan). Setiap saraf optikus yang radiasi optik ke berbagai daerah di korteks yang terletak di
keluar dari retina membawa informasi dari kedua paruh lobus oksipital. Setiap daerah mengolah berbagai aspek
retina yang disarafinya. Informasi ini terpisah ketika kedua saraf rangsangan penglihatan (misalnya, warna, bentuk, kedalaman,
optikus bertemu di kiasma optikum yang terletak di bawah dan gerakan). Proses penyortiran ini bukanlah tugas mudah
hipotalamus (kiasma artinya "persilangan") (lihat Gambar 5-7b, h. karena setiap saraf optikus mengandung lebih dari satu juta
154). Di dalam kiasma optikum, serat-serat dari separuh medial serat yang membawa informasi dari fotoreseptor di satu retina.
tiap-tiap retina menyeberang ke sisi kontralateral, tetapi yang dari Ini lebih dari semua serat aferen yang membawa masukan
separuh lateral tetap di sisi semula. Reorganisasi berkas-berkas serat somatosensrik dari semua regio lain di tubuh! Para peneliti
yang meninggalkan kiasma optikum dkenal sebagai traktus memperkirakan bahwa ratusan juta neuron yang menempati
optikus. Tiap-tiap traktus optikus membawa informasi dari sekitar 40% korteks ikut serta dalam pemrosesan visual,
separuh lateral satu retina dan separuh medial retina yang lain. dibandingkan dengan 8% yang digunakan untuk persepsi
Karena itu, persilangan parsial ini menyatukan, dari kedua mata, sentuh dan 3% untuk pendengaran. Namun, koneksi di jalur
serat-serat yang membawa informasi dari separuh lapang pandang penglihatan bersifat presisi. Nukleus geni kulatus lateral dan
yang sama. Masing-masing traktus optikus, nantinya, menyalurkan tiap-tiap zona korteks yang memproses informasi penglihatan
informasi ke separuh otak di sisi yang sama tentang separuh lapang memiliki peta topografis yang merepresentasikan retina titik
pandang kontralateral. Pengetahuan tentang jalur-jalur ini dapat demi titik. Seperti korteks somatosensorik, peta retina di
memper-mudah diagnosis kelainan penglihatan yang terjadi akibat korteks mengalami distorsi. Fovea, bagian retina yang
interupsi jalur penglihatan di berbagai titik (Gambar 6-30b). ketajaman penglihatannya tertinggi, memiliki representasi di
Sebelum kita melanj utkan pembahasan tentang bagaimana otak peta saraf yang jauh lebih luas daripada bagian-bagian tepi
memproses informasi penglihatan, lihatlah Tabel 6-4, yang retina.
meringkaskan fungsi berbagai komponen mata.
PERSEPSI KEDALAMAN Meskipun setiap separuh korteks
penglihatan menerima informasi secara bersamaan dari bagian
Talamus dan korteks penglihatan menguraikan lapang pandang yang sama seperti yang diterima oleh kedua
pesan visual. mata, pesan dari kedua mata tidak identik.Tiap-tiap mata
melihat suatu benda dari titik pandang yang sedikit berbeda,
Perhentian pertama di otak untuk informasi di jalur penglihatan meskipun banyak terjadi tumpang-tindih. Daerah tumpang
adalah nukleus genikulatus lateral di talamus (Gambar 6-30a). yang terlihat oleh kedua mata pada saat yang sama
Bagian ini memisahkan informasi yang diterima dari mata dan dikenal sebagai lapang pandang binokular ("dua-mata")
menyalurkannya melalui berkas-bekas serat yang dikenal sebagai yang penting dalam persepsi kedalaman. Seperti bagian-

223
■ TABEL 6-4 Fungsi Komponen-komponen Utama Mata

Struktur Lokasi Fungsi


 Menghasilkan cairan aqueous dan


mengandung otot siliaris

Rongga anterior antara kornea dan lensa Cairan encer jernih yang terus-menerus dibentuk dan
membawa nutrien bagi kornea dan lensa.

Antara lensa dan retina Bahan setengah cair mirip gel yang membantu
mempertahankan bentuk bulat mata

 (Iihat tema bintik buta)


Bagian di tepat tengah retina Daerah dengan ketajaman tertinggi
Cincin otot yang berpigmen dan terlihat di Mengubah ukuran pupil dengan kontraksi
dalam cairan aqueous bervariasi; berperan dalam warna mata
Lapisan jernih anterior paling luar mata Berperan paling besar dalam kemampuan
refraksi mata

Berpigmen untuk mencegah pembuyaran berkas sinar di mata;


mengandung pembuluh darah yang memberi makan retina;
di sebelah anterior membentuk badan siliaris dan iris

Berperan dalam variasi kemampuan refraksi


selama akomodasi

Penting dalam akomodasi

Makula lutea Daerah tepat di sekitar fovea Memiliki ketajaman tinggi karena banyak
mengandung sel kerucut

Komponen otot sirkular pada korpus siliaris; Penting dalam akomodasi


melekat ke iensa melalui ligamentum
suspensorium
Lubang bundar di anterior di tengah iris Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata

Lapisan terdalam mata Mengandung fotoreseptor (sel kerucut dan sel


batang)
Ke(uar dari mata di diskus optikus (bintik buta) Bagian pertama jalur penglihatan ke otak


Lapisan tengah sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya di
retina
Lapisan dalam sel-sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya
di retina; membentuk saraf optikus
Fotoreseptor di lapisan terluar retina Berperan dalam ketajaman penglihatan,
penglihatan warna, dan penglihatan siang hari
Sklera Lapisan luar mata yang kuat Selubung jaringan ikat protektif; membentuk
bagian putih mata yang terlihat; di sebelah anterior
membentuk kornea

Titik buta Titik di retina sedikit ke tepi tempat keluarnya Jalan keluar saraf optikus dan pembuluh darah
saraf optikus; tidak mengandung fotoreseptor
(juga dikenal sebagai diskus optikus)

   hapter
bagian korteks lainnya, korteks penglihatan primer tersusun fungsi yang sama. Setiap lapisan memiliki masukan dan keluaran
menjadi kolom-kolom fungsional, masing-masing memproses yang berbeda serta dikhususkan untuk melakukan tugas tertentu.
informasi dari suatu bagian kecil retina. Kolom-kolom independen Tidak seperti sel retina, yang berespons terhadap jumlah sinar, sel
yang bergantian didedikasikan untuk informasi tentang titik yang korteks hanya melepaskan muatan jika menerima pola iluminasi
sama di lapang pandang dari mata kiri dan mata kanan. Otak tertentu yang telah diprogramkan untuk mereka. Pola-pola ini
menggunakan perbedaan kecil dalam informasi yang diterima dari dibentuk dengan menyatukan koneksi-koneksi yang berasal dari sel-
kedua mata untuk memperkirakan jarak, memungkinkan Anda sel fotoreseptor di retina yang berdekatan. Sebagai contoh, di kolom-
memersepsikan benda tiga dimensi dalam kedalaman ruang. kolom orientasi, sebagian sel sederhana melepaskan muatan hanya
Sebagian persepsi ke dalaman dapat diperoleh dengan menggunakan ketika kita melihat batang vertikal di lokasi tertentu, yang lain ketika
satu mata, berdasarkan pengalaman dan pembandingan dengan batang horizontal, dan yang lain lagi pada berbagai orientasi oblik.
petunjuk-petunjuk lain. Sebagai contoh, jika penglihatan Anda Gerakan suatu aksis oritentasi kritis menjadi penting untuk respons
dengan satu mata memperlihatkan sebuah mobil dan sebuah oleh sebagian sel kompleks. Sel hiperkompleks menambahkan
bangunan dan mobil tersebut tampak jauh lebih besar, Anda secara dimensi baru terhadap pemrosesan visual dengan hanya berespons
tepat menginterpretasikan bahwa mobil tentu terletak lebih dekat terhadap sudut, tepi, atau lengkung tertentu. Setiap tingkat neuron
kepada Anda daripada bangunan tersebut. Kadang-kadang korteks penglihatan memiliki kapasitas yang lebih besar dan semakin
pandangan kedua mata tidak menyatu dengan tepat. Keadaan ini meningkat untuk abstraksi informasi yang dibentuk oleh peningkatan
dapat terjadi karena dua sebab: (1) Mata tidak difokuskan ke benda konvergensi masukan dari neuron-neuron tingkat di bawahnya.
yang sama secara bersamaan, karena defek otot mata eksternal yang Dengan cara ini, korteks mengubah pola mirip-titik fotoreseptor yang
menyebabkan lapang pandang kedua mata tidak dapat menyatu terangsang dengan berbagai derajat dengan mengubah intensitas
(contohnya, mata juling); atau (2) informasi binokular terintegrasi cahaya di bayangan retina menjadi informasi tentang posisi, orientasi,
secara tidak tepat sewaktu pemrosesan visual. Akibatnya adalah gerakan, kontur, dan panjang. Aspek-aspek lain informasi visual,
penglihatan ganda, atau diplopia, suatu kondisi ketika kedua mata misalnya persepsi warna dan persepsi kedalaman, diproses secara
secara bersamaan tidak melihat benda yang sama. bersamaan oleh sistem pengaturan horizontal dan vertikal lainnya.
Bagaimana dan di mana keseluruhan bayangan akhirnya disatukan
HIERARKI PEMROSESAN VISUAL DI KORTEKS Di dalam korteks, masih belum diketahui. Hal ini serupa dengan gumpalan cat dari tinta
informasi penglihatan mula-mula diproses di korteks penglihatan palet pelukis versus lukisan potret yang sudah selesai; pigmen yang
primer, kemudian dikirim ke daerah-daerah visual yang lebih tinggi terpisah tidak mewakili potret wajah hingga mereka terintegrasi
di sekitarnya untuk pemrosesan dan abstraksi yang lebih rumit. dengan tepat di kanvas.
Korteks visual tersusun secara tepat baik secara vertikal maupun
horizontal. Kolom vertikal meluas melalui ketebalan korteks dari
permukaan luarnya hingga ke substansia alba. Setiap kolom
terbentuk dari sel yang memroses masukan visual yang sama.
Terdapat tiga jenis kolom berdasarkan jenis masukan visual yang Tidak semua serat di jalur penglihatan berakhir di korteks
diproses: (1) seperti dibahas pada bagian sebelumnya, sistem penglihatan. Sebagian diproyeksikan ke bagian-bagian lain otak
alternatif kolom dominasi okuler yang ditujukan bagi masukan dari untuk tujuan di luar persepsi penglihatan langsung. Contoh aktivitas
mata kanan atau kiri penting bagi interaksi binokular dan persepsi non-penglihatan yang bergantung pada masukan dari sel batang dan
kedalaman; (2) kolom orientasi yang berkaitan dengan aksis orientasi sel kerucut adalah (1) kontribusi terhadap kesiagaan korteks dan
rangsangan visual memainkan peran kunci dalam merasakan bentuk atensi (contohnya, Anda mengantuk dalam kamar yang bercahaya
dan pergerakan; dan (3) kolom pendek yang dikenal sebagai redup), (2) kontrol ukuran pupil (contohnya, pupil Anda
gumpalan (blobs) mengolah warna. berkonstriksi pada keadaan cahaya terang), dan (3) kontrol gerakan
Kolom orientasi mengandung hierarki sel visual yang merespon mata (contohnya, masukan dari fotoreseptor Anda dipakai untuk
stimulus kompleks yang semakin meningkat. Tiga jenis neuron kontraksi otot mata eksternal yang memungkinkan Anda membaca
korteks visual telah diidentifikasi berdasarkan kompleksitas halaman ini). Tiap-tiap mata dilengkapi oleh suatu set otot yang
persyaratan rangsangan yang diperlukan oleh sel untuk berespons; terdiri dari enam otot mata eksternal yang menentukan posisi dan
ini dikenal dengan sel sederhana, kompleks, dan hiperkompleks. gerakan mata sehingga mata dapat mengetahui lokasi, melihat, dan
Semua sel di dalam kolom orientasi yang sama memroses masukan mengikuti benda dengan lebih baik. Gerakan mata adalah salah satu
dari rangsangan visual pada aksis orientasi yang sama, seperti suatu gerakan tubuh yang paling cepat dan paling terkontrol.
celah cahaya yang berorientasi vertikal, horizontal, atau oblik. Sekitar 3% sel ganglion mata tidak terlibat dalam pemrosesan
Korteks visual primer memiliki kolom orientasi bagi setiap visual. Sel ini malah membuat melanopsin, pigmen sensitif-cahaya
kemungkinan aksis orientasi. Pemotongan masukan visual menuju yang berperan penting dalam pengaturan "jam biologis" tubuh untuk
ke berbagai orientasi penting untuk melihat bentuk dan gerakan. bersama melangkah masuk ke siklus terang-gelap (lihat h. 714.)
Korteks visual juga disusun menjadi enam lapisan, yang masing-
masingnya terdiri dari jenis-jenis sel yang khusus. Contohnya, sel Sebagian masukan sensorik dapat dideteksi
sederhana ditemukan pada lapisan ke-4. Sel sederhana dan kompleks oleh berbagai daerah pemrosesan sensorik di
saling bertumpuk di dalam setiap kolom-kolom orientasi dengan
otak.
cara yang khusus. Sel hiperkompleks hanya ditemukan di daerah-
daerah pemrosesan visual yang lebih tinggi. Sambungan horizontal di Sebelum beralih ke indera yang lain—pendengaran—perlu
dalam lapisan menghubungkan kolom-kolom vertikal yang memiliki dikemukakan suatu teori baru kontroversial mengenai indra yang

225
■ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi

“Melihat” dengan lidah

M
eac ini dengan meningkatkan jumlah elektroda yang ada dalam mulut.
Namun, gambaran yang didapat masih tetap kasar karena ketajaman
yang dihasilkan alat ini tidak pernah menyamai ketajaman yang
berperan dalam pemrosesan perseptual menerima sinyal sensorik dari
dihasilkan oleh lapangan reseptif mata yang kecil.
berbagai sumber. Karena itu, korteks penglihatan menerima masukan
Kelompok peneliti lain telah mengembangkan chip mikroeiektronik
sensorik tidak saja dari mata, tetapi juga dari permukaan tubuh dan
untuk diimplankan di mata untuk memintas fotoreseptor yang rusak
tetinga. Satu kelompok peneliti kini sedang mengeksploitasi, dengan cara
(sudah digunakan di Eropa dan dalam proses persetujuan oleh FDA di
tak lazim tetapi menarik, pemakaian bersama masukan sensorik oleh
AS), atau, lebih jauh lagi, di korteks visual (untuk mengatasi defisit pada
berbagai bagian otak ini. Mereka membuat Brain Port, suatu alat non
jalur visual) yang memampukan tunanetra untuk "melihat cahaya",
invasif yang memampukan orang buta untuk melihat secara kasar bentuk
setidaknya hingga taraf tertentu. Penelitian lainnya yang menjanjikan
dan pergerakan di ruangan dengan cara tongue display unit (TDU), yaitu
untuk menghentikan atau membalikkan kehilangan penglihatan pada
alat datar seperti lollipop berukuran 9 cm2 yang terdiri dari lempengan
penyakit mata degeneratif adalah regenerasi retina meialui transplantasi
elektroda yang diletakkan berlawanan dengan lidah (lihat gambar
retina janin atau terapi sel punca (lihat h. 10).
penyerta). Sebuah kamera miniatur yang ditempelkan ke kacamata
mengirimkan data visual ke perangkat genggam yang mengubah
masukan cahaya menjadi pola sinyal listrik yang dikirimkan ke TDU,
tempat mereka mengaktifkan reseptor sentuh di lidah. Pola "menggelitik"
pada lidah (serupa dengan perasaan sampanye) akibat sinyal listrik yang
terinduksi cahaya bersesuaian dengan gambaran yang direkam kamera.
Dengan latihan, korteks visual menginterpretasikan masukan sensorik
alternatif ini sebagai gambaran visual. Sebagai seseorang penemu yang
mengembangkan teknik ini mengklaim bahwa seseorang melihat dengan
korteks visual, tidak dengan mata. Segala bentuk pengiriman sinyal ke
korteks visual dapat dipersepsikan sebagai gambaran visual. Contohnya,
dengan alat ini, seorang tuna netra dapat melihat bentuk perabot rumah
tangga, mengetahui pergerakan orang, mengetahui tombol lift dan pintu,
membaca huruf dan angka, mengambil cangkir tanpa meraba, atau
menikmati api lilin. Meskipun menggunakan lidah sebagai pengganti mata
tidak pernah memberikan hasil yang sama dengan mata normal, masukan
visual yang terbatas ini dapat memampukan seseorang untuk berkeliling
dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik.
Lidah adalah pilihan yang lebih baik daripada kulit untuk menerima

WICAB
masukan sensasi cahaya yang berubah menjadi taktil karena saliva
adalah cairan elektrolit kondusif yang siap menghantarkan arus listrik yang
dihasilkan alat oleh masukan visual. Lebih lanjut lagi, lidah dipenuhi
Penggunaan brainport. Kamera miniatur yang terdapat di kacamata mengirimkan
dengan reseptor taktil, membuka kemungkinan bahwa lidah dapat
data visual ke perangkat genggam, yang mengubah masukan cahaya menjadi
menghasilkan ketajaman masukan visual yang lebih tinggi daripada kulit.
sinyal listrik yang ditransmisikan ke tounge display unit. Otak menginterpretasi
Faktanya, para peneliti berencana untuk mengembangkan resolusi alat
pola gelitikan lidah yang dihasilkan sebagai bayangan visual kasar.

yang bereaksi terhadap banyak masukan sensorik dan bukan huruf, kata, dan angka sebagai warna, merasakan" bentuk,
hanya terhadap satu jenis rangsangan. Belum ada yang atau "mendengar" warna. Kemampuan sinesthesia ini sangat
mengetahui apakah sel-sel ini jarang atau banyak terdapat di khusus bagi individu tertentu. Seseorang dengan sinesthesia
otak. (Lihat fitur penyerta dalam kotak, Konsep, Tantangan, dan mungkin melihat "M" sebagai indigo biru; sementara yang lain
Kontroversi, mengenai suatu cara para peneliti mempelajari melihat huruf ini sebagai merah. Pencampuran indra ini
pemakaian bersama masukan sensorik oleh berbagai bagian hanya terjadi dalam satu arah; walaupun "M" selalu merah,
otak). merah dapat terlihat tanpa menampilkan huruf "M".
Berbagai pengalaman sensorik menyilang juga merupakan Pada bagian selanjutnya bab ini, kita akan berkonsentrasi
dasar sinesthesia (berarti "penggabungan indra"), kondisi yang pada fungsi utama indra khusus lainnya. Sekarang marilah
sulit dimengerti, yaitu ketika ada dua atau lebih indra yang saling kita beralih dari mata ke telinga.
terkait. Contohnya, para penderita sinesthesia mungkin "melihat"

   hapter
dan otak memproses masukan suara untuk menghasilkan
Periksa Pemahaman Anda 6.3 pendengaran.
Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat.
1. Gambarkan dua potongan melintang mata emetropia, satu
untuk penglihatan jauh dan satu diakomodasikan untuk
Gelombang suara terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi
penglihatan dekat. akibat kompresi molekul udara dan bergantian dengan daerah-
2. elaskan bagaimana absorpsi cahaya oleh fotopigmen daerah bertekanan rendah akibat peregangan molekul (Gambar
menyebabkan potensial reseptor yang menghiperpolarisasi. 6-32a). Setiap alat yang mampu menghasilkan gangguan pola
3. Bandingkan penglihatan batang dan kerucut. molekul udara seperti itu adalah sumber suara. Contoh
sederhana adalah garpu tala. Ketika garpu tala dipukulkan,
bilahnya akan bergetar. Sewaktu bilah garpu tala bergerak ke
satu arah (Gambar 6-32b), molekul-molekul udara di depannya
terdorong saling merapat, atau memadat, dan meningkatkan
tekanan di daerah ini. Secara bersamaan, sewaktu bilah maju ke
depan, molekul-molekul udara di belakangnya menyebar, atau
Tiap-tiap telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah, teregang, dan menurunkan tekanan di daerah tersebut. Sewaktu
dan dalam (Gambar 6-31). Bagian luar dan tengah telinga bilah bergerak ke arah berlawanan, tercipta gelombang
menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam pemadatan dan peregangan yang berlawanan. Meskipun
yang berisi cairan, mengamplifikasi energi suara dalam proses masing-masing molekul hanya bergerak dalam jarak dekat
ini. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik: koklea, yang ketika bilah bergetar, gelombang pemadatan dan peregangan
mengandung reseptor untuk mengubah gelombang suara menyebar ke jarak yang jauh s eperti riak air. Molekul-molekul
menjadi impuls saraf sehingga kita dapat mendengar, dan udara yang "terganggu" akan mengganggu molekul-molekul di
aparatus vestibularis, yang penting bagi sensasi keseimbangan. dekatnya, membentuk daerah-daerah baru pemadatan dan
peregangan, demikian seterusnya (Gambar 6-32c). Energi suara
secara bertahap melemah sewaktu gelombang suara berjalan
menjauh dari sumbernya; energi suara akhirnya hilang ketika
gelombang suara terakhir terlalu lemah untuk mengganggu
molekul-molekul udara di sekitarnya.
Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf.
Pendengaran melibatkan dua aspek: identifikasi suara (apa) Gelombang suara juga dapat merambat melalui media selain
dan lokalisasinya (di mana). Kita mula-mula akan mempelajari udara, misalnya air. Namun, perambatan ini kurang efisien;

Daun Membran Osikolus


telinga timpani auditorus Kanalis
(gendang telinga) semisirkularis
Aparatus
Utrikulus vestibularis
dan sakulus
Jendela ovalis

Saraf vestibukoklearis

Koklea
Jendela bundar

Tuba
eustachius

meatus auditorius
eksternus
(saluran telinga) Ke faring

Telinga Telinga Telinga


luar tengah dalam

Gambar 6-31 Anatomi telinga

227
Derah Daerah
pemadatan peregangan
Pressure

Kepadatan normal molekul udara Daerah Daerah


Waktu (ketika garputala dalam keadaan diam) peregangan pemadatan
(a) Gelombang suara
(b) Garputala mengatur gelombang suara
Gambar 6-32 Pembentukan gelombang suara. (a) Gelombang
suara adalah daerah-daerah pemadatan dan peregangan molekul
udara yang berselang-seling. (b) Garpu tala yang bergetar memicu
gelombang suara sewaktu molekul-molekul udara di depan bilah
garpu yang sedang bergerak maju mengalami pemadatan
sementara molekul-molekul di belakangnya mengalami
peregangan. (c) Molekul-molekul udara yang terganggu tersebut
menumbuk molekul-molekul di depannya, membentuk daerah-
daerah baru pemadatan dan peregangan yang lebih jauh daripada
tempat asal suara. Dengan cara ini, gelombang suara bergerak
progresif semakin jauh dari sumber, meskipun masing-masing
molekul udara hanya berpindah dalam jarak dekat ketika terganggu.
Gelombang suara akhirnya lenyap ketika daerah terakhir gangguan
udara terlalu lemah untuk mengganggu daerah di depannya. (c) Gelombang suara berjalan dari sumber

diperlukan tekanan lebih besar untuk menimbulkan pergerakan pendengaran, tetapi suara pesawat jet lepas-landas adalah satu
cairan dibandingkan dengan pergerakan udara karena inersia kuadriliun (sejuta miliar) kali, bukan 150 kali, lebih kuat daripada
(resistensi terhadap perubahan) cairan yang lebih besar. bunyi terlemah yang masih terdengar. Suara yang lebih besar
Suara ditandai oleh nadanya (pitch), intensitasnya (kekuatan), daripada 100 dB dapat merusak secara permanen perangkat
dan warna suaranya (timbre) (Gambar 6-33): sensorik sensitif di koklea.
■ Nada suatu suara (misalnya nada C atau G) ditentukan oleh ■ Warna suara, atau kualitas, suatu suara bergantung pada

frekuensi getaran. Semakin besar frekuensi getaran, semakin overtone, yaitu frekuensi tambahan yang mengenai nada dasar.
tinggi nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang Garpu tala memiliki nada murni, tetapi sebagian besar suara
suara dengan frekuensi dari 20 hingga 20.000 siklus per detik, tidaklah murni. Sebagai contoh, campuran kompleks overtone
atau hertz (Hz), tetapi paling peka untuk frekuensi antara menimbulkan suara yang berbeda pada berbagai alat musik yang
1000 dan 4000 Hz. memainkan nada yang sama (nada C dalam bunyi terompet
■ Intensitas, atau kekuatan, suara bergantung pada terdengar berbeda dengan nada C di piano). Overtone juga
amplitudo gelombang suara, atau perbedaan tekanan antara berperan menyebabkan perbedaan karakteristik suara orang.
daerah pemadatan bertekanan tinggi dan daerah peregangan Warna suara memungkinkan pendengar membedakan sumber
bertekanan rendah. Dalam rentang pendengaran, semakin gelombang suara karena setiap sumber suara menghasilkan pola
besar amplitudo, semakin keras suara. Telinga manusia dapat overtone yang berbeda-beda. Berkat warna suara, Anda dapat
mendengar intensitas suara dengan kisaran yang lebar, dari mengetahui apakah yang berbicara di telepon adalah ibu Anda
bisikan paling lemah hingga bunyi pesawat lepas landas yang atau pacar Anda sebelum Anda mengatakan sesuatu yang salah.
memekakkan telinga. Kekuatan suara diukur dalam desibel
(dB),yaitu ukuran logaritmik intensitas dibandingkan dengan
suara paling lemah yang masih terdengar-ambang Sel-sel reseptor khusus untuk pendengaran terletak di telinga dalam
pendengaran. Karena hubungannya yang logaritmik, setiap 10 yang berisi cairan. Karena itu, gelombang suara di udara harus
dB menunjukkan peningkatan 10 kali lipat kekuatan suara. dapat disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga dalam, dengan
Beberapa contoh suara umum menggambarkan besar mengompensasi pengurangan energi suara yang terjadi secara
peningkatan ini (Tabel 6-5). Perhatikan bahwa bunyi gesekan alami dalam proses ketika gelombang suara berpindah dari udara
daun pada 10 dB adalah 10 kali lebih kuat daripada ambang ke air. Fungsi ini dilaksanakan oleh telinga luar dan telinga tengah.

   hapter
yang berselang-seling menyebabkan gendang telinga
Nada bergantung Same yang sangat peka melekuk ke dalam dan keluar seiring
pada frekuensi loudness dengan frekuensi gelombang suara.
Nada rendah Nada tinggi Agar membran bebas bergerak ketika terkena suara,
tekanan udara istirahat di kedua sisi membran
timpani harus sama. Bagian luar gendang telinga
Intensitas (kekuatan) Same
terpajan ke tekanan atmosfer yang mencapainya
bergantung pada note
amplitudo Pelan
melalui saluran telinga. Bagian dalam gendang telinga
Keras
yang menghadap ke rongga telinga tengah juga
Same
terpajan ke tekanan atmosfer melalui tuba eustachius
Warna suara (kualitas) loudness, (auditorius) yang menghubungkantelinga tengah ke
bergantung pada same faring (bagian belakang tenggorokan) (lihat Gambar
overtone note
Nada murni Overtone yang berbeda 6-31). Tuba eustachius dalam keadaan normal
tertutup, tetapi dapat membuka oleh gerakan
Gambar 6-33 Sifat gelombang suara menguap, mengunyah, dan menelan. Pembukaan ini
memungkinkan tekanan udara di telinga tengah
menyamai tekanan atmosfer sehingga tekanan di kedua sisi
membran timpani setara.Sewaktu perubahan tekanan eksternal
yang cepat (misalnya ketika naik pesawat), gendang telinga
■ TABEL 6-5 Kekuatan Relatif Suara Umum menonjol dan menimbulkan nyeri karena tekanan di luar
telinga berubah sementara tekanan di telinga tengah tidak
berubah. Membuka tuba eustachius dengan menguap
memungkinkan tekanandi kedua sisi membran timpani
Kekuatan menjadi sama, menghilangkan distorsi tekanan sewaktu
dalam Desibel
gendang telinga kembali ke bentuknya semula. Infeksi
Sound (db)
yang berasal dari tenggorokan kadang-kadang menyebar

melalui tuba eustachius ke telinga tengah. Penimbunan cairan
10 Kali lebikh kuat
yang terjadi di telinga tengah tidak saja menimbulkan nyeri
100 Kali lebih kuat tetapi juga mengganggu hantaran suara melintasi telinga
 Seribu kali lebih kuat tengah.
 Sejuta kali lebih kuat
Semiliar kali lebih kuat

Konser musik rock, Setriliun kali lebih kuat


Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran
sirine ambulan
timpani ke cairan telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah
Lepas landas  Sekuadriliun kali lebih oleh adanya rantai tiga tulang kecil, atau osikulus (maleus,
pesawat jet kuat inkus, dan stapes) yang membentang di telinga tengah
(Gambar 6-34a). Tulang pertama, maleus, melekat ke
membran timpani, dan tulang terakhir, stapes, melekat ke
Telinga luar (lihat Gambar 6-31) terdiri dari pinna (daun jendela oval, pintu masuk ke dalam koklea yang berisi
telinga), meatus auditarius eksternus (saluran telinga), dan cairan. Sewaktu membran timpani bergetar sebagai
membran timpani (gendang telinga). Pinna, lipatan menonjol respons terhadap gelombang suara, rangkaian tulang-
tulang rawan berlapis kulit, mengumpulkan gelombang suara dan tulang tersebut ikut bergerak dengan frekuensi yang sama,
menyalurkannya ke saluran telinga. Saluran telinga melalui tulang memindahkan frekuensi getaran ini dari membran timpani
temporal dari bagian luar ke membran timpani, yaitu membran ke jendela oval. Tekanan yang terjadi di jendela oval yang
tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah. ditimbulkan oleh setiap getaran akan menimbulkan gerakan
Banyak spesies (misalnya anjing) dapat mengarahkan telinga mirip-gelombang di cairan telinga dalam dengan frekuensi
mereka sesuai sumber suara untuk mengumpulkan lebih banyak yang sama seperti gelombang suara asal. Ingat kembali bahwa
suara, tetapi telinga manusia relatif tidak dapat diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggerakan
cairan daripada menggerakan udara, tetapi sistem osikulus
memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh gelombang
suara di udara melalui dua mekanisme agar cairan di
koklea bergetar. Pertama, karena luas permukaan membran
Membran timpani, yang membentang merintangi pintu masuk timpani jauh lebih besar daripada luas jendela oval, terjadi
ke telinga tengah, bergetar ketika terkena gelombang suara. Daerah- peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja pada
daerah gelombang suara bertekanan tinggi dan rendah membran timpani disalurkan oleh osikulus ke jendela oval
(tekanan = gaya/luas permukaan). Kedua, efek tuas osikulus
229
Membran vestibularis
Koklea
Helikotrema Membran basilar

Maleus Inkus Organ Corti (dengan rambut dari sel


Stapes
rambut yang diperlihatkan di permukaan)
di jendela
oval
Membran tektorium

Skala media
Skala vestibuli (koklearis)

Membran vestibularis

Skala timpani
Membran tektorium

Skala
vestibuli Skala
Jendela budar
Meatus Rongga media
auditorius telinga tengah Organ (duktus
eksternus corti koklearis)
Membran timpani Membran basilaris
Saraf
auditorius
(a) Anatomi makroskopik telinga tengah dan koklea,
dengan "diuraikan" sebagian

Skala timpani
(b) Potongan melintang koklea

Membran
Satu baris Tiga baris penopang Sel
streosilia stereosilia rambut pada Membran rambut luar
( rambut) dari (rambut) dari bagian atas Sel Sel tektorium
sel rambut dalam sel rambut luar sel rambut rambut penopang
Rambut
(stereosilia)

Sel rambut
dalam
G. Brederg / Photo Researchers, Inc.

Sel
penunjag

Serat saraf
Membran basilaris

(d) Pemindaian mikrograf elektron organ corti (c) Organ corti diperbesar
Gambar 6-33 Sifat gelombang suara
juga menimbulkan keuntungan mekanik tambahan. Bersama-sama, rambut menonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai
kedua mekanisme ini meningkatkan gaya yang bekerja pada jendela stereosilia, yaitu mikrovilus yang dibuat kaku oleh adanya
oval sebesar 20 kali dibandingkan dengan jika gelombang suara aktin, bukan silia sejati (lihat h. 54). Sel rambut merupakan
langsung mengenai jendela oval. Tekanan tambahan ini sudah mekanoreseptor: menghasilkan sinyal saraf jika rambut
cukup untuk menggetarkan cairan di koklea. permukaannya mengalami perubahan bentuk secara mekanis
Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi secara akibat gerakan cairan di telinga dalam. Stereosilia ini berkontak
refleks sebagai respons terhadap suara keras (lebih dari 70 dB), dengan membran tektorium, suatu tonjolan mirip-sayap yang
menyebabkan membran timpani mengencang dan membatasi menutupi organ Corti di seluruh panjangnya (Gambar 6-34b
gerakan rangkaian osikulus. Berkurangnya getaran di struktur- dan c).
struktur telinga tengah ini menurunkan transmisi gelombang suara Gerakan stapes yang mirip-piston terhadap jendela oval
yang keras ke telinga dalam untuk melindungi perangkat sensorik memicu gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena
yang peka dari kerusakan. Namun, respons refleks ini relatif lambat, cairan tidak dapat terkompresi, tekanan disebarkan melalui dua
terjadi setidaknya 40 mdet setelah pajanan ke suara keras. Karena cara ketika stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke
itu, refleks ini hanya memberi perlindungan terhadap suara keras dalam: (1) penekanan jendela oval dan (2) defleksi membran
yang berkepanjangan, bukan dari suara mendadak seperti ledakan. basilaris (Gambar 6-35a). Pada bagian-bagian awal jalur ini,
Dengan memanfaatkan refleks ini, senjata anti-pesawat udara masa gelombang tekanan mendorong perilimfe maju di kompar
Perang Dunia II dirancang untuk menghasilkan suara keras pra- temen atas, kemudian mengelilingi helikotrema, dan masuk ke
ledakan untuk melindungi telinga tentara mereka dari suara dalam kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut
berdentam keras yang ditimbulkan oleh penembakan sebenarnya. menyebabkan jendela bundar menonjol keluar mengarah ke
rongga telinga tengah untuk mengompensasi peningkatan
tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik jendela
oval ke arah luar ke telinga tengah, perilimfe mengalir ke arah
berlawanan, menyebabkan jendela bundar menonjol ke dalam.
Koklea yang berukuran sebesar kacang polong dan berbentuk mirip Jalur ini tidak menyebabkan penerimaan suara, tetapi hanya
siput ini, bagian "pendengaran" telinga dalam, adalah sistem menghilangkan tekanan.
tubulus bergelung yang terletak jauh di dalam tulang temporal Gelombang tekanan frekuensi-frekuensi yang berkaitan
(Iihat Gambar 6-31) (koklea berarti "siput"). Koklea akan lebih dengan penerimaan suara mengambil "jalan pintas" (Gambar
mudah dipahami jika gulungan organ ini "diuraikan", seperti 6-35a). Gelombang tekanan di kompartemen atas disalurkan
diperlihatkan di Gambar 6-34a. Koklea dibagi di seluruh melalui membran vestibularis yang tipis, menuju duktus
panjangnya menjadi tiga kompartemen longitudinal berisi cairan. koklearis, dan kemudian melalui membran basilaris ke
Duktus koklearis yang buntu, yang juga dikenal sebagai skala kompartemen bawah. Transmisi gelombang tekanan melalui
media, membentuk kompartemen tengah. Bagian ini membentuk membran basilaris menyebabkan membran ini bergerak naik-
terowongan di seluruh panjang bagian tengah koklea, hampir turun, atau bergetar, sesuai gelombang tekanan. Karena organ
mencapai ujung. Kompartemen atas, skala vestibuli, mengikuti Corti berada di atas membran basilaris, sel-sel rambut juga
kontur bagian dalam spiral, dan skala timpani, kompartemen bergetar naik-turun.
bawah, mengikuti kontur luar (Gambar 6-34a dan b). Skala
vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut
perilimfe. Duktus koklearis mengandung cairan yang sedikit PERAN SEL RAMBUT DALAM Sel rambut dalam dan luar
berbeda, endolimfe (Gambar 6-35a).Daerah di luar ujung duktus memiliki fungsi berbeda. Sel rambut dalam adalah sel yang
koklearis tempat cairan di kompartemen atas dan bawah "mendengar": Sel ini mengubah gaya mekanis suara (getaran
berhubungan disebut helikotrema. Skala vestibuli dipisahkan dari cairan koklea) menjadi impuls listrik pendengaran (potensial
rongga telinga tengah oleh jendela oval, tempat melekatnya stapes. aksi yang menyampaikan pesan pendengaran ke korteks
Lubang kecil lain yang ditutupi oleh membran, jendela bundar, serebrum). Karena stereosilia sel-sel reseptor ini berkontak
menutup skala timpani dari telinga tengah. Membran vestibularis dengan membran tektorium yang kaku dan stasioner, mereka
yang tipis membentuk atap duktus koklearis dan memisahkannya tertekuk maju-mundur ketika membran basilar yang berosilasi
dari skala vestibuli. Membran basilaris membentuk lantai duktus menggeser posisinya dalam hubungannya dengan membran
koklearis, memisahkannya dari skala timpani. Membran basilaris tektorium (Gambar 6-36). Deformasi mekanis maju-mundur
sangat penting karena mengandung organ Corti, organ indera rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup
untuk pendengaran. kanal kation berpintu mekanis (lihat h. 97) di sel rambut
sehingga terjadi perubahan potensial pendepolarisasi dan
penghiperpolarisasi secara bergantian-potensial reseptor-
dengan frekuensi yang sama seperti frekuensi rangsangan suara
semula.
Organ Corti, yang terletak di atas membran basilaris di seluruh Stereosilia setiap sel rambut tersusun dalam barisan dengan
panjangnya, mengandung sel rambut auditorik yang merupakan tinggi yang berjenjang berkisar dari rendah ke tinggi dalam pola
reseptor suara. Sebanyak 15.000 sel rambut di dalam tiap-tiap kurat yang menyerupai pipa organ (Gambar 6-37a). Tip links,
koklea tersusun menjadi empat baris sejajar di seluruh panjang yang merupakan molekul adhesi sel (CAM; lihat h. 66),
membran basilaris: satu baris sel rambut dalam dan tiga baris sel menghubungkan ujung-ujung stereosilia dalam barisan-barisan
rambut luar (Gambar 6-34c dan d). Dari permukaan tiap-tiap sel berdekatan. Ketika membran basilaris bergerak ke atas, berkas
231
Duktus koklearis

Membran
Skala vestibular
vestibuli

Membran
Inkus tektorium
Maleus
Jendela
oval Koklea

Helikotrema
Rambut
1
Perilimfe
e
mf
dili Organ
2 En corti
Stapes
Perilimfe Membran basilaris

Skala
timpani

Membran timpani Jendela budar

Gerakan cairan di dalam perilimfe yang ditimbulkan oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur:
Melalui skala vestibuli, mengelilingi "Jalan pintas" dari skala vestibuli melalui membran
Jalur 1: helikotrema, dan melalui skala Jalur 2: basilaris ke skala timpani. Jaiur ini memicu pengaktifan
timpani, menyebabkan jendela oval reseptor untuk suara dengan menekuk rambut-rambut di
bergetar. Jalur ini hanya mengurangi sel rambut sewaktu organ Corti yang terletak di atas
energi suara. membran basilaris yang bergetar bergeser relatif
terhadap membran tektorium di atasnya.
(a) Gerakan cairan di koklea

3000 Jendela oval Helikotrema

2000
Ujung membran basilaris Tidak ada suara
yang lebar dan lentur di 600
dekat helikotrema
4000 Jendela bundar Membran basilaris
400
20
800
1500 Suara
200
frekuensi
tinggi
Ujung membran basilaris
yang sempit dan kaku di 1000
dekat jendela oval Suara
5000 frekuensi
sedang
7000
20,000
Suara
Angka-angka menunjukkan frekuensi gelombang suara dalam frekuensi
silkus per detik (hertz) yang terhadapnya berbagai bagian membran rendah
basilaris bergetar maksimal.
(b) Membran basilari, diuraikan sebagian (c) Membran basilaris,diuraikan seluruhnya

Gambar 6-35 Transmisi gelombang suara. (a) Getaran cairan di dalam koklea yang dipicu oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur, satu meredam energi suara
dan yang lain memicu potensial reseptor. (b) Berbagai bagian membran basilaris bergetar maksimal pada berbagai frekuensi yang berbeda. (c) Ujung membran
basilaris kaku dan sempit yang terletak paling dekat dengan jendela oval bergetar maksimal pada nada frekuensi tinggi. Ujung membran basilaris yang lebar dan
fleksibel di dekat helikotrema bergetar maksimal pada nada frekuensi rendah.

   hapter
Stereosilia (rambut) dari sel rambut membran basHaris berkontak PERAN SEL RAMBUT LUAR Sementara sel-sel rambut dalam
dengan membran tektorium yang berada di atasnya, Rambut- mengirim sinyal auditorik ke otak melalui serat aferen, sel
rambut ini tertekuk ketika membran basilaris terdefleksi relatif
terhadap membran tektorium yang stasioner. Penekukan rambut rambut luar tidak memberi sinyal ke otak tentang suara yang
sel rambut dalam ini membuka kanal berpintu kimiawi, datang. Sel-sel rambut luar secara aktif dan cepat berubah
menyebabkan pergerakan ion yang menyebabkan terjadinya panjang sebagai respons terhadap perubahan potensial
potensial reseptor.
Sel Sel rambut membran, suatu perilaku yang dikenal sebagai
rambut luar elektromotilitas. Sel rambut luar memendek pada depolarisasi
Membaran
tektorium
dalam dan memanjang pada hiperpolarisasi. Perubahan panjang ini
memperkuat atau menegaskan gerakan membran basilaris.
Analoginya adalah seseorang dengan sengaja mendorong
pendulum jam antik sesuai ayunannya untuk memperkuat
gerakan pendulum tersebut. Modifikasi pergerakan membran
basilaris seperti ini meningkatkan atau menyetel stimulasi pada
sel rambut dalam. Karena itu, sel rambut luar meningkatkan
respons sel rambut dalam, reseptor sensorik pendengaran yang
sebenarnya, menyebabkan mereka sangat peka terhadap
intensitas suara dan dapat sangat membedakan berbagai nada
suara.
Membran basilaris dengan Pergerakan cairan di koklea
organ Corti dan si rambutnya menyebabkan defleksi
membran basilaris
Gambar 6-36 Penekukan rambut akibat defleksi membran basilaris.
Diskriminasi nada (kemampuan membedakan antara
stereosilia menekuk ke arah membran tertingginya, meregangkan tip berbagai frekuensi gelombang suara yang datang) bergantung
links. Tip links yang teregang membuka kanal kation yang dilekatinya pada bentuk dan sifat membran basilaris, yang menyempit dan
(Gambar 6-37b). Pergerakan ion yang dihasilkan ini tidak biasa karena kaku di ujung jendela ovalnya serta lebar dan lentur di ujung
keunikan komposisi endolimfe yang merendam stereosilia. Sangat helikotremanya (lihat Gambar 6-35b). Berbagai bagian
berbeda dengan CES di tempat apapun, endolimfe memiliki konsentrasi membran basilaris secara alami bergetar maksimal pada
K+ yang lebih tinggi daripada di dalam sel rambut. Beberapa kanal kation frekuensi yang berbeda-beda; yaitu, setiap frekuensi
terbuka pada sel rambut yang beristirahat, mengizinkan K+ berkadar memperlihatkan vibrasi puncak di posisi yang berbeda di
rendah masuk menuruni gradien konsentrasinya. Ketika lebih banyak sepanjang membran basilaris. Ujung sempit yang paling dekat
kanal kation yang terbuka, lebih banyak K+ yang masuk ke sel rambut. dengan jendela oval bergetar maksimal pada nada berfrekuensi
Masuknya K+ tambahan ini mendepolarisasi (mengeksitasi) sel rambut tinggi, sementara ujung lebar yang paling dekat dengan
(Gambar 6-37c). Ketika membran basilaris bergerak dalam arah yang bergetar maksimal pada nada berfrekuensi rendah (lihat
berlawanan, kumpulan rambut tertekuk menjauhi stereosilia yang Gambar 6-35c). Nada-nada di antaranya disortir secara akurat
tertinggi, membuat tip links menjadi kendur dan menutup semua kanal. di sepanjang membran dari frekuensi tinggi ke rendah.
Akibatnya, pemasukan K+ terhenti sehingga sel rambut terhiperpolarisasi. Sewaktu gelombang suara dengan frekuensi tertentu terbentuk
Seperti fotoreseptor, sel rambut tidak mengalami potensial aksi. Sel di koklea akibat getaran stapes, gelombang akan merambat ke
rambut dalam berhubungan melalui suatu sinaps kimiawi dengan ujung bagian membran basilaris yang secara alami berespons
serat-serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius (koidearis). maksimal terhadap frekuensi ini. Energi gelombang tekanan
Karena rendahnya pemasukan K+, sel rambut dalam secara spontan terserap oleh getaran membran yang kuat ini sehingga
melepaskan beberapa neurotransmiter (glutamat) melalui eksositosis gelombang lenyap di daerah dengan getaran terbesar.
yang terinduksi oleh Ca2+ tanpa adanya stimulasi. Depolarisasi sel rambut bergetar maksimal pada nada berfrekuensi rendah (lihat
ini membuka lebih banyak kanal Ca2+ berpintu listrik. Masuknya Ca2+ Gambar 6-35c). Nada-nada di antaranya disortir secara akurat
tambahan yang terjadi meningkatkan laju pelepasan neurotransmiternya, di sepanjang membran dari frekuensi tinggi ke rendah. S
yang meningkatkan frekuensi lepas muatan di serat aferen tempat sel ewaktu gelombang suara dengan frekuensi tertentu terbentuk
rambut dalam bersinaps. Sebaliknya, laju lepas-muatan berkurang hingga di koklea akibat getaran stapes, gelombang akan merambat ke
di bawah kadar istirahat sewaktu sel-sel rambut ini mengeluarkan lebih bagian membran basilaris yang secara alami berespons
sedikit neurotransmiter ketika mengalami hiperpolarisasi akibat maksimal terhadap frekuensi ini. Energi gelombang tekanan
pergeseran ke arah yang berlawanan. terserap oleh getaran membran yang kuat ini sehingga
Sebagai ringkasan, telinga mengubah gelombang suara di udara gelombang lenyap di daerah dengan getaran terbesar.
menjadi gerakan berosilasi membran basilaris yang menekuk rambut- Bentuk koklea yang spiral mengatur gelombang suara
rambut sel reseptor maju-mundur. Deformasi mekanis rambut-rambut frekuensi rendah melalui putaran ketat pada tengahnya,tempat
ini secara bergantian membuka dan menutup kanal-kanal sel reseptor, lokasi regio membran basilaris yang berespons maksimal
menghasilkan perubahan potensial berjenjang di reseptor yang terhadap suara bass ini. Oleh sebab itu, bentuk koklea yang
menyebabkan perubahan dalam frekuensi potensial aksi yang dikirim ke spiral bukan hanya berfungsi membungkus banyak membran
otak. Sinyal saraf ini dapat dirasakan oleh otak sebagai sensasi suara menjadi bagian kecil; kurvatura ini juga memperkuat deteksi
(Gambar 6-38). nada rendah.

233
Membran
tektorium

Stereosilium Kanal berpintu


mekanis

Tip link
Dr. David N. Furness, Keele University

Tip link

(a) Berkas stereosilia satu (b) Tip link membuka kanal


sel rabtut reseptor berpintu mekanisl

Tip link K+
Kanal kation K+ 1 Tip link meregangkan 1 Tip link mengendurkan dan
berpintu dan membuka kanal menutup kanal ketika
K+ mekanis ketika streosilia menekuk stereosilia tertekuk menjauh
ke arah streosilia yang dari stereosilia yang tertinggi.
tertinggi

Sel rambut K+ 2 K+ masuk; sel rambut 2 Tidak ada K+ yang


reseptor
berdepolarisasi masuk; sel rambut
berhiperpolarisasi.
Neurotransmitter

Ca2+ 3 Depolarisasi membuka


Kanal Ca2+ 3 Kanal Ca2+ tertutup
kanal Ca2+ berpintu
Ca2+ berpintu listrik Ca2+

4 Masuknya Ca2+ 4 Tidak ada pelepasan


menyebabkan peningkatan neurotransmiter
pelepasan neurotransmiter
Serat aferen

5 Neurotransmiter yang 5 Tidak terjadi potensial


lebih banyak menyebabkan aksi.
Potensial aksi peningkatan laju potensial
berkecepatan aksi.
rendah

(c) Depolarisasi dan hiperpolarisasi


sel rambut reseptor

Gambar 6-37 Peran streosilia dalam tranduksi suara

   hapter
Setiap sel rambut disetel" ke frekuensi suara optimalnya, ditentukan
oleh lokasinya di organ Corti. Gelombang suara yang berbeda
Gelombang suara
mencetuskan pergerakan maksimal pada regio membran basilaris
yang berbeda dan karena itu mersaktifkan sel rambut yang berbeda
(yaitu, gelombang suara yang berbeda menekan tuts piano" yang
berbeda). Informasi ini dihantarkan ke SSP, yang
Getaran
menginterpretasikan pola stimulasi sel rambut sebagai suara dengan
membran timpani frekuensi tertentu. Teknik-teknik modern telah memastikan bahwa
membran basilaris sedemikian "tepat penyetelannya" sehingga respons
membran puncak terhadap satu nada mungkin tidak meluas melewati
lebar beberapa sel rambut.
Getaran Overtone dengan beragam frekuensi menyebabkan banyak titik di
tulang telinga tengah sepanjang membran basilaris bergetar bersamaan tetapi kurang
intensif dibandingkan dengan nada dasar sehingga SSP mampu
membedakan warna suara (diskriminasi warna suara).
Getaran
jendela oval

Diskriminasi intensitas (kekuatan) bergantung pada amplitudo


Gerakan cairan Vibration of getaran. Sewaktu gelombang suara yang berasal dari sumber suara
di dalam koklea round window
yang lebih keras mengenai gendang telinga, gelombang tersebut
Dalam
menyebabkan gendang bergetar lebih kuat (yaitu, lebih menonjol
telinga keluar-masuk), tetapi dengan frekuensi yang sama seperti suara yang
Getaran Dissipation of lebih Iembut dengan nada sama. Defleksi membran timpani yang
membran basilaris energy (no lebih besar ini diubah menjadi peningkatan amplitudo gerakan
sound membran basilaris di daerah dengan responsivitas tertinggi sehingga
perception) menyebabkan penekukan sel rambut yang lebih besar di daerah ini.
Menekuknya rambut di sel rambut
SSP menginterpretasikan peningkatan penekukan sel rambut ini
reseptor dalam organ Corti sebagai suara yang lebih kuat. Karena itu, diskriminasi nada
sewaktu getaran membran bergantung pada "tempat" membran basilaris yang bergetar maksimal
basilaris menggeser rambut-
rambut ini relatif terhadap
dan diskriminasi intensitas bergantung pada "seberapa banyak"
membran tektorium di atasnya, tempat ini bergetar.
yang berkontak dengan rambut Sistem pendengaran sangat peka dan dapat mendeteksi suara
tersebut
sedemikian lemah yang hanya menyebabkan defleksi membran
dengan jarak setara dengan sepersekian garis tengah sebuah atom
hidrogen. Tidaklah mengherankan suara yang sangat keras, yang
Perubahan potensial berjenjang tidak cukup dapat dilemahkan oleh refleks protektif telinga tengah
(potensial reseptor) di sel
reseptor (misalnya, suara konser musik rock), dapat menimbulkan getaran
sedemikian kuat di membran basilaris sehingga sel rambut, yang tidak
dapat diganti, rusak atau terdistorsi secara permanen, menimbulkan
gangguan pendengaran parsial (Gambar 6-39).Kerusakan dapat
Perubahan frekuensi potensial terjadi tidak hanya dari pajanan singkat ke suara berintensitas tinggi
aksi yang dihasilkan di saraf tetapi juga karena pajanan berulang terhadap bising derajat sedang
auditorius
(yang lebih besar dari 75 dB), sesuatu hal yang biasa ditemukan di
lingkungan saat ini.

Perambatan potensial aksi


ke korteks auditorius di Korteks pendengaran terpetakan sesuai
lobus temporaiis otak untuk nada.
persepsi suara
Seperti halnya bagian-bagian membran basilaris yang berkaitan
Gambar 6-38 Jalur Transduksi Suara dengan nada tertentu, korteks pendengaran primer di lobus
temporalis juga tertata secara tonotopis. Setiap bagian membran
basilaris berhubungan dengan regio spesifik korteks pendengaran
Sel rambut di regio getaran puncak membran basilaris primer. Karenanya, neuron-neuron korteks tertentu hanya diaktifkan
mengalami deformitas mekanik yang paling besar sehingga oleh nada tertentu; yaitu, setiap regio di korteks auditorius tereksitasi
paling tereksitasi. Anda dapat membayangkan organ Corti hanya sebagai respons terhadap nada tertentu yang terdeteksi oleh
sebagai piano dengan 15.000 tuts piano (mewakili 15.000 sel bagian tertentu membran basilaris.
rambut) dan bukan piano biasa yang hanya memiliki 88 tuts. Neuron-neuron aferen yang membawa sinyal auditorik dari sel ram-
235
ran yang tidak dapat berfungsi adekuat. Tuli

R.S. Preston and J. E. Hawkins, Kresge Hearing Institute, University of Michigan


konduktif terjadi jika gelombang suara tidak
secara adekuat dihantarkan melalui bagian luar
dan tengah telinga untuk menggetarkan cairan di
telinga dalam. Kemungkinan penyebab adalah
penyumbatan fisik saluran telinga oleh kotoran
telinga, pecahnya gendang telinga, infeksi telinga
tengah disertai penimbunan cairan, atau restriksi
gerakan osikulus akibat perlekatan tulang. Pada
tuli sensorineural, gelombang suara
ditransmisikan ke telinga dalam, tetapi tidak
diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat
diinterpretasikan oleh otak sebagai sensasi suara.
Kerusakannya dapat terletak di organ Corti, saraf
auditorius, atau, yang lebih jarang, di jalur
auditorius asendens atau korteks auditorius.
Salah satu kausa tersering gangguan
(a) Sel rambut normal (b) Sel rambut yang rusak pendengaran parsial, presbikusis saraf, adalah
Gambar 6-39 Hilangnya sel rambut akibat suara bising. Pemindaian mikrograf elektron memperlihatkan proses degeneratif terkait-usia yang terjadi ketika
bagian-bagian organ Corti, dengan tiga baris sel rambut luar dan satu baris sel rambut dalam, dari telinga dalam sel rambut "aus" akibat pemakaian. Seiring
(a) babi percobaan normal dan (b) babi percobaan setelah pajanan 24 jam terhadap bising 120 desibel SPL
(sound pressure level, yaitu tingkat yang dicapai oleh kerasnya music rock. dengan waktu, pajanan ke bahkan suara-suara
biasa akhirnya merusak sel rambut sehingga
secara rerata, orang dewasa kehilangan lebih dari 40% sel rambut koklea
but dalam keluar koklea melalui saraf auditorius. Jalur saraf
mereka pada usia 65 tahun. Sayangnya, gangguan pendengaran parsial
antara organ Corti dan korteks auditorius melibatkan beberapa
akibat pajanan berlebihan ke suara keras kini mengenai banyak orang
sinaps dalam perjalanannya, dengan yang paling menonjol
dengan usia lebih muda daripada dahulu karena kita hidup dalam
berada di batang otak dan nukleus genikulatum medialis
lingkungan yang semakin berisik. Saat ini, lebih dari 28 juta orang
talamus. Batang otak menggunakan masukan auditorik untuk
Amerika menderita gangguan pendengaran dengan derajat tertentu, dan
keadaan terjaga dan bangun. Talamus menyortir dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat hingga 78 juta pada 2030. Sekitar
menyalurkan sinyal ke atas. Tidak seperti sinyal di jalur 6,5 juta anak antara 6-19 tahun di AS sudah menderita gangguan
penglihatan, sinyal auditorik dari tiap-tiap telinga disalurkan pendengaran akibat musik yang keras dan lingkungan yang bising. Sel-sel
ke kedua lobus temporalis karena serat-serat bersilangan secara rambut yang memproses suara berfrekuensi tinggi adalah yang paling
parsial di batang otak. Karena itu, gangguan di jalur rentan mengalami kerusakan.
pendengaran di satu sisi setelah batang otak sama sekali tidak Alat bantu dengar bermanfaat bagi tuli konduktif, tetapi kurangberguna
memengaruhi pendengaran di kedua telinga. untuktuli sensorineural. Alat ini meningkatkan intensitas suara dan dapat
Korteks pendengaran primer tampaknya mempersepsikan memodifikasi spektrum suara serta menyesuaikannya dengan pola
suara-suara terpisah, sementara korteks auditorius yang lebih gangguan pendengaran pasien pada frekuensi rendah atau tinggi. Namun,
tinggi di sekitarnya mengintegrasikan berbagai suara menjadi agar suara dapat dipersepsikan, sistem sel reseptor-jalur saraf harus utuh.
pola yang koheren dan berarti. Bayangkanlah tentang Dalam tahun-tahun terakhir, implan koklea mulai tersedia. Alat
kompleksitas tugas yang dilakukan oleh sistem pendengaran elektronik ini, yang ditanam secara bedah, mengubah sinyal suara menjadi
Anda. Ketika Anda berada di sebuah konser, organ Corti Anda sinyal listrik yang dapat secara langsung merangsang saraf auditorius
berespons terhadap campuran simultan suara berbagai sehingga memintas sistem koklea yang rusak. Implan koklea tidak dapat
instrumen, tepuk tangan dan percakapan penonton, serta memulihkan pendengaran normal, tetapi memungkinkan pemakainya
bising latar di panggung. Anda dapat membedakan bagian- mengenali suara. Keberhasilan berkisar dari mampu "mendengar" dering
bagian banyak gelombang suara yang mencapai telinga Anda telepon hingga mampu melakukan percakapan melalui telepon.
ini dan dapat memperhatikan suara-suara yang penting bagi Temuan-temuan baru yang menarik mengisyaratkan bahwa di masa
Anda. depan pendengaran dapat dipulihkan dengan merangsang telinga dalam
yang rusak untuk memperbaiki dirinya sendiri. Para ilmuwan telah lama
beranggapan bahwa sel-sel rambut telinga dalam tidak dapat diperbarui.
Karena itu, gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kerusakan sel
rambut akibat proses penuaan atau pajanan ke suara bising dianggap
menetap. Sebaliknya, studi-studi baru menyarankan bahwa sel-sel rambut
Hilangnya pendengaran, atau tuli, dapat temporer atau
telinga dalam memiliki kemampuan laten untuk mengalami regenerasi
permanen, parsial atau total. Gangguan pendengaran,
sebagai respons terhadap sinyal kimiawi yang sesuai. Para peneliti saat ini
yang mengenai sekitar 10% orang mengenai sekitar 10%
sedang mencoba mengembangkan suatu obat yang akan memicu
Amerika, adalah cacat fisik kedua tersering di Amerika Serikat.
pertumbuhan kembali sel rambut sehingga kerusakan telinga dalam dapat
Tuli diklasifikasikan menjadi dua jenis—tuli konduktif dan tuli
diperbaiki dan pendengaran diharapkan pulih. Para peneliti Iain mencoba
sensorineural—bergantung pada bagian mekanisme pendenga-
menggunakan faktor pertumbuhan saraf untuk merangsang ujung-ujung
sel saraf auditorius untuk tumbuh kembali dengan harapan pulihnya jalur-
jalur saraf yang rusak.
   hapter
Anda,menekuk rambut-rambut sensorik yang terbenam di
dalamnya. Iika gerakan kepala Anda berlanjut dengan kecepatan dan
arah yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama
dengan kepala Anda sehingga rambut-rambut tersebut kembali ke
Selain peran yang bergantung pada koklea, telinga dalam posisinya yang tidak melengkung. Ketika kepala Anda melambat dan
memiliki komponen khusus lain, aparatus vestibularis, yang berhenti, terjadi situasi yang sebaliknya. Endolimfe sesaat
memberi informasi esensial bagi sensasi keseimbangan dan melanjutkan gerakan ke arah rotasi sementara kepala Anda
bagi koordinasi gerakan kepala dengan gerakan mata dan melambat untuk berhenti. Akibatnya, kupula dan rambut-
postur (Gambar 6-40). Kesetimbangan adalah sensasi rambutnya secara transien melengkung ke arah putaran sebelumnya,
orientasi dan gerakan tubuh. Aparatus vestibularis terdiri dari yaitu berlawanan dengan arah lengkung mereka sewaktu akselerasi.
dua set struktur di dalam bagian terowongan tulang temporal Rambut-rambut di sel rambut vestibularis terdiri dari satu
dekat koklea—kanalis semisirkularis dan organ otolit. silium, kinosilium, bersama dengan 20 hingga 50 mikrovilus—
Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan stereosilia—yang tersusun dalam barisan-barisan yang semakin
gerakan kepala. Seperti di koklea, semua komponen aparatus menurun tingginya dari kinosilium yang lebih tinggi (Gambar
vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh 6-40d) (lihat h. 50). Seperti di sel rambut pendengaran, stereosilia
perilimfe. Serupa dengan organ Corti, komponen-komponen dihubungkan oleh tip link. Ketika stereosilia terdefleksi oleh gerakan
vestibularis masing-masing mengandung sel rambut yang endolimfe, tegangan yang terjadi di tip link menarik kanal ion
berespons terhadap deformasi mekanis yang dipicu oleh berpintu mekanis di sel rambut. Sel rambut mengalami depolarisasi
gerakan spesifik endolimfe. Dan seperti sel rambut auditorik, atau hiperpolarisasi, bergantung pada apakah kanal ion terbuka atau
reseptor vestibularis dapat mengalami depolarisasi atau tertutup secara mekanis oleh pergeseran berkas rambut. Setiap sel
hiperpolarisasi, bergantung pada arah gerakan cairan. Tidak rambut memiliki orientasi sedemikian rupa sehingga sel tersebut
seperti informasi dari sistem pendengaran, sebagian besar mengalami depolarisasi ketika stereosilia menekuk ke arah
informasi yang dihasilkan oleh aparatus vestibularis tidak kinosilium dan mengalami hiperpolarisasi ketika stereosilia tertekuk
mencapai tingkat kesadaran. menjauh dari kinosilium. Sel-sel rambut membentuk sinaps kimiawi
dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya menyatu
PERAN KANALIS SEMISIRKULARIS Kanalis semisirkularis dengan akson struktur vestibularis lain untuk membentuk saraf
mendeteksi akselerasi atau deselerasi rotasional atau angular vestibularis. Saraf ini menyatu dengan saraf auditorius dari koklea
kepala, misalnya ketika menengok, mulai atau berhenti untuk membentuk saraf vestibulokoklearis. Depolarisasi
berputar, jungkir-balik. Masing-masing telinga mengandung meningkatkan pelepasan neurotransmiter dari sel rambut,
tiga kanalis semisirkularis yang tersusun dalam bidang tiga menyebabkan peningkatan frekuensi lepas-muatan serat aferen;
dimensi yang tegak lurus satu sama lain. Sel-sel rambut sebaliknya, hiperpolarisasi mengurangi pelepasan neurotransmiter
reseptor masing-masing kanalis semisirkularis terletak di atas dari sel rambut, pada gilirannya mengurangi frekuensi potensial aksi
suatu bubungan berbentuk pelana kuda yang terletak di di serat aferen. Ketika cairan secara perlahan berhenti, rambut-
ampula, suatu pembesaran di dasar kanalis (Gambar 6-40a rambut menjadi lurus kembali. Dengan demikian, kanalis
dan b). Rambut-rambut terbenam di dalam lapisan gelatinosa semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan rotasional
berbentuk tudung di atasnya, kupula, yang menonjol ke dalam (akselerasi atau deselerasi rotasional) kepala Anda. Mereka tidak
endolimfe dan meregangkan atap ampula. Gaya pergerakan berespons ketika kepala Anda tidak bergerak atau ketika berputar
endolimfe mendorong kupula sehingga kupula membungkuk dalam lingkaran dengan kecepatan tetap.
dan rambut yang tertanam tertekuk.
Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam arah PERAN ORGAN OTOLIT Organ otolit memberi informasi tentang
apapun menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak pada posisi kepala relatif terhadap gravitasi (yaitu, kepala miring statik)
salah satu kanalis semisirkularis karena susunan tiga dan juga mendeteksi perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak
dimensinya. Sewaktu Anda mulai menggerakkan kepala Anda, dalam garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit, utrikulus dan
kanal tulang dan sel-sel rambut yang terbenam di dalam sakulus, adalah struktur berbentuk kantong yang berada di dalam
kupula bergerak bersama kepala Anda. Namun, pada awalnya ruang bertulang di antara kanalis semisirkularis dan koklea (Gambar
cairan di dalam kanalis, karena tidak melekat ke tengkorak 6-40a). Rambut (kinosilium dan stereosilia) sel-sel rambut reseptor
Anda, tidak bergerak searah dengan rotasi tetapi tertinggal di di organ indera ini juga menonjol ke dalam suatu lembaran
belakang akibat adanya inersia. (Karena inersia, benda yang gelatinosa di atasnya, yang gerakannya menggeser rambut dan
diam akan tetap diam, dan benda yang sedang bergerak akan menyebabkan perubahan potensial sel rambut. Di dalam lapisan
terus bergerak ke arah yang sama kecuali benda tersebut gelatinosa terbenam banyak kristal kecil kalsium karbonat-otolit
mendapat gaya luar yang menyebabkan perubahan.) Ketika ("batu telinga")-sehingga menyebabkan lapisan ini lebih berat dan
endolimfe tertinggal di belakang sewaktu Anda mulai meningkatkan inersianya dibandingkan cairan sekitar (Gambar
memutar kepala Anda, cairan dalam bidang yang sama dengan 6-41a). Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut
arah gerakan pada hakikatnya bergeser dalam arah berlawanan di dalam utrikulus berorientasi vertikal dan rambut sakulus berjajar
dengan gerakan (serupa dengan tubuh Anda yang miring horizontal.
kekanan ketika mobil yang Anda kendarai mendadak berbelok Marilah kita lihat utrikulus sebagai contoh. Massa gela-tinosanya
ke kiri) (Gambar 6-40c). Gerakan cairan ini menyebabkan yang mengandung otolit berubah posisi dan menekuk rambut
kupula miring dalam arah berlawanan dengan gerakan kepala melalui dua cara:

237
Aparatus
vestibularis
Kanalis
semisirkularis Saraf
vestibularis Kupula
Utrikulus Saraf
auditorius
Sakulus

Endolimfe Sel
rambut
Perilimfe
Sel
Ampula
penunjang

Bubungan
Jebdela oval di ampula
Jendela bundar Serat saraf Rambut sel rambut;
Koklea vestibularis kinosilium (merah)
dan streosilia (biru)

(a) Anatomi makroskopik aparatus vestibularis (b) Unit sel reseptor di ampula
kanalis semisirkularis

Arah rotasi
kepala

Arah gerakan cairan di


kanalis semisirkularis

Arah penekukan kupula Arah penekukan


kupula dan sel

Dean Hillman, PhD, Professor of Otolaryngology, Physiology and Neuroscience, New York University Medical School
dan rambut sel rambut
rambutnya

Kupula

Rambut

Sel rambut

Sel penunjang

Kanalis semisirkularis Kanalis semisirkularis


horizontal kiri horizontal kanan

Arah gerakan cairan Arah gerakan kepala


kanal semisirkularis

(c) Aktivitas sel rambut di kanalis semisirkularis

Kinosilium Tip links

Stereosilia

Sel rambut

Sel rambut mengalami Sel rambut mengalami


depolarisasi ketika stereosilia hiperpolarisasi ketika stereosilia
(d) Pencetusan potensial reseptor di sel rambut menekuk ke arah kinosilium menekuk menjauhi kinosilium
Gambar 6-40 Struktur dan aktivasi aparatus vestibularis. Pemindaian mikrograf elektron menunjukkan kinosilium dan stereosilia di sel rambut di dalam aparatus
vestibularis.

   hapter
Kinosilium Stereosilia

Otolit

Lapisan
gelatinosa

Sel rambut

Sel penunjang

Serat saraf
sensorik
(a) Unit sel reseptor di utrikulus (c) Aktivitas utrikulis akselerasi linear horizontal

Gaya tarik
(b) Aktivitas utrikulus oleh perubahan posisi kepala bumi

Gambar 6-41 Struktur dan aktivitas unit sel reseptor di dalam utrikulus

1. Ketika Anda memiringkan kepala Anda ke suatu arah selain tidak memberi informasi mengenai gerakan dalam arah lurus
vertikal (yaitu, selain lurus naik-turun), rambut-rambut akan dengan kecepatan tetap.
menekuk sesuai arah kemiringan karena gaya gravitasi yang Sakulus berfungsi serupa dengan utrikulus, kecuali bahwa
mengenai lapisan gelatinosa di atasnya (Gambar 6-41b). bagian ini berespons secara selektif terhadap gerakan miring
Penekukan ini menimbulkan depolarisasi atau hiperpolarisasi kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya, bangun dari
potensial reseptor bergantung pada miringnya kepala Anda. tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi linier
Karena itu SSP menerima berbagai pola aktivitas saraf bergantung vertikal (misalnya, meloncat naik-turun atau naik tangga jalan).
pada posisi kepala dalam kaitannya dengan gravitasi. Bersama-sama, organ otolit membuat Anda mengetahui arah
mana yang menaik dan ke arah mana Anda berjalan.
2. Rambut utrikulus juga bergerak oleh setiap perubahan pada Sinyal-sinyal yang berasal dari berbagai komponen
gerakan linier horizontal (misalnya, bergerak lurus ke depan, ke aparatus vestibularis dibawa melalui saraf
belakang, atau ke samping). Sewaktu Anda mulai berjalan maju vestibulokoldearis ke nuldeus vestibularis, suatu
(Gambar 6-41c), membran otolit mula-mula tertinggal di kelompok badan sel saraf di batang otak, dan ke serebelum. Di
belakang endolimfe dan sel rambut karena inersianya yang sini informasi vestibular diintegrasikan dengan masukan dari
lebih besar. Karena itu, rambut menekuk ke belakang, dalam permukaan kulit, mata, sendi, dan otot untuk (1)
arah berlawanan dengan gerakan maju kepalaAnda. mempertahankan keseimbangan dan eksternal sehingga mata
Jika Anda mempertahankan kecepatan langkah Anda, lapisan terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala bergerak; dan (3)
gelatinosa tersebut segera menyamai dan bergerak dengan mempersepsikan gerakan dan orientasi (Gambar 6-42).
kecepatan yang sama dengan kepala Anda sehingga rambut tidak Sebagian orang, oleh sebab yang belum diketahui, sangatpeka
lagi tertekuk. Ketika Anda berhenti berjalan, lembar otolit tetap terhadap gerakan tertentu yang mengaktifkan
bergerak maju sesaat sewaktu kepala Anda melambat dan berhenti, aparatusvestibularis dan menyebabkan gejala pusing bergoyang
menekuk rambut ke depan. Karena itu, sel-sel rambut utrikulus dan mual; sensitivitas ini disebut mabuk perjalanan. Kadang-
mendeteksi akselerasi dan deselerasi linier arah horizontal, tetapi kadang, ketidak-seimbangan cairan di dalam telinga dalam
239
Reseptor di
Reseptor Reseptor di Reseptor di sendi
kanalis semisirkularis
di mata kulit dan otot
dan organ kulit

Masukan
Masukan penglihatan Masukan kulit Masukan vestibular
proprioseptif

Nukleus vestibularis Pemrosesan


Serebelum
( di batang otak) terkoondinasi

Keluaran ke neuron motorik Keluaran ke neuron motorik


Keluaran ke SSP
otot ekstremitas otot mata eksternal

Pemeliharaan keseimbangan Kontrol gerakan Peresepsi gerakan


dan postur yang diinginkan mata dan orientasi

Gambar 6-42 Masukan dan keluaran nukleus vestibularis

menyebabkan penyakit Meniere. Hal ini tidak mengejutkan karena


aparatus vestibularis dan koklea mengandung cairan telinga dalam
yang sama, pada kelainan ini timbul gejala vestibular dan Pengecapan dan
pendengaran. Pasien mengalami serangan-serangan vertigo (pusing
berputar) yang berat disertai dengan suara berdenging di telinga dan Penghiduan
gangguan pendengaran. Selama episode ini, yang bersangkutan tidak Tidak seperti fotoreseptor mata dan mekanoreseptor telinga,
dapat berdiri tegak dan melaporkan perasaan seolah dirinya atau reseptor untuk pengecapan dan penghiduan adalah
benda di sekitarnya di ruangan berputar. kemoreseptor, yang menghasilkan sinyal sarafjika berikatan
Kerusakan permanen pada kanalis semisirkularis menyebabkan dengan bahan kimia tertentu dalam lingkungan mereka. Sensasi
gangguan keseimbangan dan bergoyang, pandangan kabur ketika pengecapan dan penghiduan yang berkaitan dengan asupan
kepala bergerak (karena orang itu tidak dapat memfokuskan mata ke makanan memengaruhi aliran getah lambung serta nafsu makan.
target selama pergerakan). Saat ini peneliti sedang mengerjakan Selain itu, stimulasi reseptor pengecapan atau penghiduan
implan telinga bionik yang menggabungkan giroskop miniatur untuk memicu sensasi menyenangkan atau tidak menyenangkan serta
mendeteksi rotasi kepala dalam arah tiga dimensi, yang akhirnya menandakan adanya sesuatu untuk dicari (makanan yang bergizi
mengirim sinyal elektrik ke elektroda yang merangsang saraf dan enak) atau dihindari (bahan yang terasa tidak enak dan
vestibularis sehingga sistem kanalis semisirkularis yang rusak dipintas mungkin toksik). Karena itu, indra kimiawi membentuk bagian
dan keseimbangan dipulihkan. "kontrol kualitas" bagi bahan-bahan yang siap disantap. Pada
Tabel 6-6 meringkaskan fungsi berbagai komponen utama telinga. hewan tingkat rendah, penghiduan juga berperan besar dalam
mengetahui arah, mencari mangsa atau menghindari pemangsa,
serta dalam daya tarik seksual terhadap lawan jenis. Indera
penghiduan kurang peka pada manusia dan jauh kurang penting
Periksa Pemahaman Anda 6.4 dalam memengaruhi perilaku kita (meskipun jutaan dolar
1. Jelaskan fungsi telinga tengah.
dibelanjakan setiap tahunnya untuk membeli parfum dan
deodoran agar kita berbau lebih sedap sehingga lebih menarik
2. Bandingkan mekanisme diskriminasi nada, intensitas, dan warna
suara.
secara sosial). Kita mula-mula akan membahas mekanisme
pengecapan (gustasi) dan kemudian mengalihkan perhatian pada
3. Gambarkan skema satu kanalis semisirkularis pada setiap sisi kepala
dilihat dari arah atas yang menunjukkan arah gerakan cairan di dalam
penghiduan (olfaksi).
kanalis serta arah penekukkan kupula dan sel rambut ketika kepala
berputar searah jarum jam.

Kemoreseptor untuk sensasi kecap terkemas dalam


kuncup kecap, sekitar 10.000 di antaranya terdapat di rongga
   hapter
mulut dan
■ TABEL 6-6 Fungsi KomponenLkomponen utama telinga

Struktur Lokasi Fungsi

Mengumpulkan dan menyalurkan gelombang suara


ke telinga tengah

Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya


ke saluran telingaC berperan menentukan lokasi suara

Terowongan dari eksterior menembus Mengarahkan gelombang suara ke membran timpani


tulang temporal ke membran timpani

 Bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang


mengenainya, menyebabkan tulang-tulang telinga tengah
bergetar.
Memindahkan getaran membran timpani ke cairan di
koklea
Maleus, imkus, stapes Rangkaian tulang yang dapat bergerak Bergetar secara sinkron dengan getaran membran
yang terbentang di rongga telinga timpani dan memicu gerakan berbentuk-gelombang di
tengah; rnaleus melekat ke membran perilimfe koklea dengan frekuensi yang sama
timpani, dan stapes melekat ke
jendela oval
Mengandung sistem sensorik untuk pendengaran
Membran tipis di pintu masuk koklea; Bergetar bersama dengan gerakan stapes, struktur yang
memisahkan telinga tengah dari skala dilekatinya; gerakan jendela oval menyebabkan perilimfe
vestibuli koklea bergerak
Kompartemen atas koklea, sistem
tubulus berbentuk keong yang terletak
dalam di dalam tulang temporal

Mengandung perilimfe yang berhubungan dengan skala


Kompartemen tengah koklea; vestibuli Mengandung endolimfe; berisi membran basilaris
kompartemen tubulus buntu yang
berjalan melalui bagian tengah koklea
 Bergetar bersama dengan gerakan perilimfe;
mengandung organ Corti, organ indera untuk
pendengaran
Terletak di atas membran basilaris di Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara; sel
seluruh panjangnya rambut dalam mengalami potensial reseptor ketika
rambutnya menekuk akibat gerakan cairan di koklea
Membran stasioner yang terletak di Berfungsi sebagai bagian stasioner tempat rambut sel
atas organ Corti dan berkontak reseptor mengalami pembengkokan dan membentuk
dengan rambut permukaan sel rambut potensial aksi sewaktu membran basilaris yang bergetar
bergerak relatif terhadap membran yang menggantung ini
Bergetar bersama dengan gerakan cairan di perilimfe
untuk meredakan tekanan di koklea; tidak berperan
dalam penerimaan suara.
Mengandung sistem sensorik untuk keseimbangan dan
memberi masukan yang penting bagi pemeliharaan
postur dan keseimbangan
Tiga saluran setengah lingkaran yang Mendeteksi percepatan dan perlambatan rotasional atau
tersusun dalam bidang tiga dimensi angular
bersudut tegak lurus satu sama lain di
dekat koklea
Struktur mirip-kantong di dalam rongga Mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi vertikal
tulang antara koklea dan kanalis dan akselerasi dan deselerasi linier dalam arah horizontal
semisirkularis
 Mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi horizontal
dan akselerasi dan deselerasi liner dalam arah vertikal

241
tenggorokan, dengan persentase terbesar di permukaan atas lidah kah rasa tersebut menyenangkan atau tidak, dan untuk
(Gambar 6-43). Sebuah kuncup kecap terdiri dari sekitar 50 sel memroses aspek perilaku yang berkaitan dengan pengecapan
reseptor kecap berbentuk gelendong panjang yang terkemas bersama dan penghiduan
sel penunjang dalam susunan seperti irisan jeruk. Setiap kuncup
kecap memiliki sebuah lubang kecil, pori kecap, yang dilewati oleh
cairan di dalam mulut untuk berkontak dengan permukaan sel
reseptor. Sel reseptor kecap adalah sel epitel modifikasi dengan
banyak lipatan, atau mikrovili, di permukaannya, yang sedikit Kita dapat membedakan ribuan sensasi rasa, tetapi semua rasa
menonjol melewati pori kecap sehingga sangat menambah luas adalah variasi kombinasi dari lima rasa primer: asin, asam,
permukaan yang terpajan ke isi mulut (lihat h. 54). Membran plasma manis, pahit, dan umami. Umami, rasa daging atau rasa lezat,
mikrovilus mengandung tempat reseptor yang berikatan secara baru-baru ini ditambahkan ke daftar rasa primer.
selektif dengan molekul zat kimia di lingkungan. Hanya bahan kimia
dalam bentuk terlarut-baik cairan atau bahan padat yang dimakan Kelima sensasi rasa primer ditimbulkan oleh rangsangan
dan telah larut dalam air liur-yang dapat melekat ke sel reseptor dan berikut:
memicu sensasi rasa. Pengikatan bahan kimia pemicu rasa, atau ■ Rasa asin dirangsang oleh garam kimia, khususnya NaC1
tastant, dengan sel reseptor akan mengubah kanal ion sel sehingga (garam dapur). Masuknya ion Na+ bermuatan positif langsung
timbul potensial reseptor pendepolarisasi. Seperti reseptor indera melalui kanal Na+ khusus di membran sel reseptor, suatu
khusus lainnya, potensial reseptor pendepolarisasi membuka kanal perpindahan yang menurunkan negativitas internal sel,
Ca2+ berpintu listrik, menyebabkan masuknya Ca2+ yang mendorong menyebabkan depolarisasi reseptor sebagai respons terhadap
pelepasan neurotransmiter. Neurotransmiter ini (serotonin atau ATP garam.
[adenosin trifosfat], bergantung pada sensasi kecap), nantinya
■ Rasa asam disebabkan oleh asam, yang mengandung ion
memicu potensial aksi di ujung-ujung terminal serat saraf aferen
tempat sel reseptor bersinaps. hidrogen bebas, H+. Asam sitrat di dalam lemon, sebagai
Sebagian besar reseptor terlindung dengan baik dari pajanan contoh, merupakan penyebab buah ini terasa asam.
langsung ke lingkungan, tetapi sel reseptor kecap, karena tugasnya, Depolarisasi sel reseptor oleh tastant asam terjadi karena H+
sering berkontak dengan bahan kimia poten. Tidak seperti reseptor menghambat kanal K+ di membran sel reseptor. Penurunan
mata atau telinga, yang tidak dapat diganti, reseptor kecap memiliki perpindahan pasif ion K+ bermuatan positif keluar sel
rentang usia sekitar 10 hari. Sel epitel yang mengelilingi kuncup mengurangi negativitas internal sehingga terjadi depolarisasi
kecap berdiferensiasi mula-mula menjadi sel penunjang dan potensial reseptor.
kemudian menjadi sel reseptor untuk secara terus-menerus ■ Rasa manis dipicu oleh konfigurasi tertentu glukosa. Dari
memperbarui komponen-komponen kuncup kecap. sudut pandang evolusi, kita menyukai makanan manis karena
Ujung terminal aferen beberapa saraf kranialis bersinaps dengan makanan jenis ini memberi kalori yang dibutuhkan dalam
kuncup kecap di berbagai bagian mulut. Sinyal masukan sensorik ini bentuk yang nandah digunakan. Namun, molekul organik lain
dikirim melalui sinaps-sinaps di batang otak dan talamus ke daerah dengan struktur serupa tetapi tanpa kalori, misalnya sakarin,
gustatorik korteks, suatu bagian di lobus parietalis di dekat daerah aspartam, sukralosa, dan pemanis buatan lainnya, juga dapat
"lidah" korteks somatosensorik. Tidak seperti sebagian besar berinteraksi dengan reseptor "manis". Pengikatan glukosa atau
masukan sensorik, tempat rasa dirasakan, jalur pengecapan bahan-bahan kimia lain dengan reseptor rasa manis
umumnya tidak menyilang. Sinyal kecap juga dikirim ke hipotalamus mengaktifkan protein G, yang bekerja
dan sistem limbik untuk menambah dimensi afektif, misalnya apa-
■ Rasa pahit dipicu oleh kelompok-
kelompok tastant yang secara kimiawi
Sel Pori kecap lebih beragam dibandingkan dengan
Sel Permukaan Pori kecap
penunjang
reseptor lidah sensasi kecap lainnya. Sebagai contoh,
kecap alkaloid (misalnya kafein, nikotin,
striknin, morfin, dan turunan tumbuhan
toksik lainnya) serta bahan beracun,
semua terasa pahit, mungkin sebagai
Kuncup mekanisme protektif untuk mencegah
Ed Reschke/photolibrary.com

kecap ingesti senyawa-senyawa yang berpotensi


berbahaya ini (kecenderungan untuk
memuntahkan sesuatu yang terasa pahit).
Sel-sel kecap yang mendeteksi rasa pahit
memiliki 25 jenis reseptor pahit, yang
Serat saraf masing-masing berespons terhadap rasa
sensorik
pahit yang berbeda-beda. (Sebagai
perbandingan, tampaknya terdapat hanya
satu jenis reseptor untuk setiap rasa
Gambar 6-43 Lokasi dan struktur kuncup kecap. Sel reseptor dan sel penunjang pada kuncup kecap tersusun primer lainnya.) Karena setiap sel
seperti irisan buah jeruk.

   hapter
reseptor pahit memiliki kelompok reseptor pahit yang beragam, mposisi kimia isi di dalam lumen traktus digestivus dan
bermacam-macam bahan kimia terasa pahit meskipun strukturnya dipercaya memicu respons fisiologis yang penting yang
berbeda. Mekanisme ini memperluas kemampuan sel reseptor rasa pahit berkaitan dengan makanan. Contohnya, ketika sel pengecap
untuk mendeteksi beragam bahan kimia yang berpotensi membahayakan. usus mendeteksi sesuatu yang manis (menunjukkan substansi
Protein G pertama dalam pengecapan-gustducin—ditemukan di salah nutrisi), mereka memulai kaskade peristiwa yang
satu jalur sinyal pahit. Protein G ini, yang memicu jalur caraka kedua di menyebabkan produksi molekul yang merangsang motilitas
sel kecap, sangat mirp dengan protein G penglihatan, transdusin. usus, meningkatkan penyerapan glukosa oleh saluran
(Gustducin juga merupakan protein G dalam jalur sinyal manis dan pencernaan, merangsang sekresi insulin (sebuah hormon yang
umami.) mendorong penyerapan dan penyimpanan glukosa di sel)
Rasa umami, rasa lezat yang pertama kali diketahui dan dinamai oleh

sebagai antisipasi terhadap kedatangan makanan manis yang
seorang peneliti Jepang, dipicu oleh asam-asam amino, khususnya telah diabsorpsi di dalam darah, dan turut berperan dalam rasa
glutamat (umami berarti "rasa lezat menyenangkan"). Adanya asam kenyang. Sebaliknya, deteksi oleh sel pengecap usus pada
amino, contohnya seperti yang terdapat di daging, berfungsi sebagai sesuatu yang pahit (yang cenderung berpotensi toksik)
penanda untuk makanan kaya protein. Glutamat berikatan dengan memperlambat penyerapan atau memicu muntah.
reseptor bergandeng protein G dan bekerja melalui jalur caraka kedua.
Selain memberi kita rasa daging, jalur ini berperan untuk rasa khas
penyedap makanan mononatrium glutamat (MSG) yang banyak
digunakan dalam hidangan dari Asia.
Sensasi rasa baru juga telah diajukan, yaitu rasa lemak. Peneliti telah
mengidentifikasi sensor di mulut bagi asam lemak rantai panjang yang Mukosa olfaktorius ("penghiduan"), suatu bercak mukosa 3
dapat menjelaskan kesukaan kita pada makanan tinggi lemak (pikirkan es cm2 di atap rongga hidung, mengandung tiga jenis sel: sel
krim kaya lemak dibandingkan yang bebas lemak). Bukti terkini reseptor olfaktorius, sel penunjang, dan sel basal (Gambar 6-44).
menunjukkan bahwa orang yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap Sel penunjang mengeluarkan mukus, yang melapisi saluran
rasa lemak (yang dapat mendeteksi lemak konsentrasi rendah) cenderung hidung. Sel basal adalah prekursor untuk sel reseptor
mengonsumsi lebih sedikit lemak dan tidak cenderung mengalami olfaktorius baru, yang diganti sekitar setiap dua bulan. Indera
kelebihan berat badan dibandingkan dengan orang yang sensitivitas penghiduan bergantung pada sel reseptor olfaktorius yang
terhadap lemaknya rendah (yang mendeteksi lemak hanya pada mendeteksi bau, atau aroma. Sel reseptor olfaktorius adalah
konsentrasi tinggi). Penemuan ini dapat menjadi relevan dalam melawan neuron aferen yang bagian reseptornya terletak di mukosa
obesitas. olfaktorius di hidung dan yang akson aferennya berjalan ke
Setiap sel reseptor sangat responsif dalam pemilihan terhadap satu jenis dalam otak. Akson sel-sel reseptor olfaktorius secara kolektif
sensasi rasa. Kekayaan diskriminasi citra rasa selain rasa primer membentuk saraf olfaktorius.
bergantung pada perbedaan sederhana dalam pola stimulasi dari semua Bagian reseptor sel reseptor olfaktorius terdiri dari sebuah
kuncup kecap sebagai respons terhadap berbagai substansi, serupa tonjolan yang membesar dan mengandung beberapa silia
dengan stimulasi beragam pada ketiga jenis sel kerucut yang memberi panjang yang berjalan seperti hiasan rumbai-rumbai ke
kisaran sensasi warna yang berbeda. permukaan mukosa (Gambar 6-44). Silia ini mengandung
Setiap sel reseptor sangat responsif dalam pemilihan terhadap satu jenis tempat untuk mengikat odoran, molekul yang dapat dihidu.
sensasi rasa. Kekayaan diskriminasi citra rasa selain rasa primer Selama bernapas tenang, odoran biasanya mencapai reseptor
bergantung pada perbedaan sederhana dalam pola stimulasi dari semua sensitif hanya dengan difusi karena mukosa olfaktorius berada
kuncup kecap sebagai respons terhadap berbagai substansi, serupa di atas jalur normal aliran udara. Tindakan mengendus
dengan stimulasi beragam pada ketiga jenis sel kerucut yang memberi meningkatkan proses ini dengan menarik arus udara ke arah
kisaran sensasi warna yang berbeda. atas di dalam rongga hidung sehingga lebih banyak molekul
Persepsi kecap juga dipengaruhi oleh informasi yang berasal dari odoriferosa di udara yang berkontak dengan mukosa
reseptor lain, khususnya bau. Ketika Anda secara temporer kehilangan olfaktorius. Odoran juga mencapai mukosa olfaktorius sewaktu
kemampuan penghiduan karena pembengkakan saluran hidung akibat makan dengan naik ke hidung dari mulut melalui faring
flu, indera pengecapan Anda juga sangat berkurang, meskipun reseptor (belakang tenggorokan).
kecap Anda tidak dipengaruhi oleh flu tersebut. Faktor lain yang Agar dapat dihidu, suatu bahan harus (1) cukup mudah
memengaruhi pengecapan adalah suhu dan tekstur makanan serta faktor menguap sehingga sebagian molekulnya dapat masuk ke
psikologis yang berkaitan dengan pengalaman sebelumnya dengan hidung melalui udara inspirasi dan (2) cukup larut air sehingga
makanan yang bersangkutan. Bagaimana korteks gustatatorik dapat masuk ke lapisan mukus yang menutupi mukosa
melaksanakan pemrosesan perseptual yang kompleks terhadap sensasi olfaktorius. Seperti reseptor kecap, agar dapat terdeteksi oleh
kecap masih belum diketahui. reseptor olfaktorius, molekul harus larut.

Usus juga ikut "merasakan".


Menariknya, peneliti telah menemukan sel di lambung dan usus halus
yang memiliki reseptor bergandeng protein G dan jalur teraktivasi Hidung manusia mengandung 5 juta reseptor olfaktorius,
gustducin yang sama untuk "merasakan" manis, umami, dan pahit seperti dengan 1000 tipe berbeda. Selama deteksi bau, bau "diuraikan"
yang ditemukan pada kuncup kecap lidah. Sel perasa usus merasakan ko- menjadi berbagai komponen. Setiap reseptor berespons hanya

243
Bulbus olfaktorius

Serat saraf aferen


(saraf olfaktorius)
Otak
Bulbus
olfaktorius Traktus
olfaktorius
Tulang
Rongga hidung Sel basal

Palatum
mole Sel reseptor olfaktorius

Sel penunjang
Mukosa
olfaktirius

Tom/Photo Researchers, Inc.


Professors Pietro M. Motta &
Lapisan
Silia
mukus

Gambar 6-44 Lokasi dan struktur sel reseptor olfaktorius. Foto ini adalah mikrograf elektron jumbai silia di ujung sensorik reseptor olfaktorius.

terhadap satu komponen suatu bau dan bukan terhadap tiap-tiap glomerulus menerima sinyal hanya dari reseptor yang
molekul odoran keseluruhan. Karena itu, tiap-tiap bagian suatu mendeteksi komponen bau tertentu, glomerulus berfungsi sebagai
bau dideteksi oleh satu dari ribuan reseptor berbeda, dan "arsip bau". Komponen-komponen suatu bau disortir ke dalam
sebuah reseptor dapat berespons terhadap komponen bau glomerulus yang berbeda-beda, satu komponen per arsip. Karena
tertentu yang terdapat di berbagai aroma. Bandingkan ini itu, glomerulus, yang merupakan stasiun pemancar pertama untuk
dengan tiga jenis sel kerucut untuk menyandi penglihatan pemrosesan informasi bau, berperan kunci dalam pengorganisasian
warna dan kuncup kecap yang berespons secara berbeda persepsi bau.
terhadap hanya lima rasa primer (mungkin enam) untuk Sel mitral tempat berakhirnya reseptor olfaktorius di
mendiskriminasikan rasa. glomerulusmenyempurnakan sinyalbaudanmemancarkannya ke
Pengikatan sinyal bau tertentu dengan reseptor olfaktorius otak untuk pemrosesan lebih lanjut. Serat-serat yang meninggalkan
mengaktifkan protein G, memicu kaskade reaksi intrasel bulbus olfaktorius berjalan dalam dua rute:
dependen-cAMP yang menyebabkan terbukanya kanal kation 1. Sebuah rute subkorteks terutama menuju ke daerah-daerah sistem
nonspesifik berpintu cAMP. Masuknya Na+ neto menyebabkan limbik, khususnya sisi medial bawah lobus temporalis (dianggap
potensial reseptor pendepolarisasi yang menghasilkan sebagai korteks olfaktorius primer). Rute ini, yang mencakup
potensial aksi di serat aferen. Frekuensi potensial aksi hipotalamus, memungkinkan koordinasi erat antara bau dan reaksi
bergantung pada konsentrasi molekul kimiawi perangsang. perilaku yang berkaitan dengan makan, kawin, dan orientasi arah.
Serat-serat aferen yang berasal dari ujung reseptor di hidung
berjalan melalui lubang-lubang halus di lempeng tulang gepeng 2. Sebuah rute melalui talamus ke korteks. Seperti indra lain, rute
yang memisahkan mukosa olfaktorius dari jaringan otak di korteks penting untuk persepsi sadar dan diskriminasi halus bau.
atasnya (Gambar 6-44). Serat-serat ini segera bersinaps di
bulbus olfaktorius, suatu struktur sarafkompleks yang
mengandung beberapa lapisan sel yang secara fungsional mirip
dengan lapisan retina mata. Bulbus olfaktorius yang kembar,
satu di masing-masing sisi, berukuran sebesar anggur kecil Karena setiap odoran mengaktifkan banyak reseptor dan
(lihat Gambar 5-16, h. 165). Tiap-tiap bulbus olfaktorius glomerulus sebagai respons terhadap komponen-komponen baunya
dilapisi oleh taut-taut saraf kecil mirip-bola yang dikenal yang berbeda-beda, diskriminasi bau didasarkan pada pola-pola
sebagai glomerulus (berarti "bola kecil") (Gambar 6-45). Di glomerulus yang diaktifkan oleh berbagai bau. Dengan cara ini,
dalam setiap glomerulus, ujung-ujung sel reseptor yang korteks dapat membedakan lebih dari 10.000 bau. Mekanisme
membawa informasi tentang komponen bau tertentu bersinaps untuk menyortir dan membedakan berbagai bau ini sangat efektif.
dengan sel berikutnya di jalur olfaktorius, sel mitral. Karena Contoh penting adalah kemampuan kita mendeteksi metil merkap-

   hapter
pintu" molekular, membersihkan molekul-molekul
Otak odoriferosa sehingga mereka tidak terus-menerus
merangsang reseptor olfaktorius. Menariknya,
enzim-enzim pembersih odoran ini secara kimiawi
Bulbus olfaktorius sangat mirip dengan enzim detoksifikasi yang
ditemukan di hati. (Enzim-enzim hati ini
Selmitral
menginaktifkan bahan yang berpotensi toksik dari
Glomerulus saluran cerna; lihat h. 28.) Kemiripan ini mungkin
Kesistem limbik dan
korteks serebrum bukan kebetulan. Para peneliti berspekulasi bahwa
enzim-enzim hidung mungkin memiliki fungsi
rangkap sebagai pembersih mukosa olfaktorius dari
odoran lama dan pengubah bahan-bahan kimia
yang berpotensi toksik menjadi molekul yang tidak
membahayakan. Detoksifikasi semacam ini akan
memiliki fungsi sangat penting, karena terbukanya
Bone saluran antara mukosa olfaktorius dan otak.

Selain mukosa olfaktorius, hidung mengandung


organ indera lain, organ vomeronasal (OVN) yang
umum terdapat pada mamalia, tetapi selama ini
Silia Reseptor olfaktorius dianggap tidak ada pada manusia. OVN terletak
sekitar setengah inci di dalam hidung manusia di
samping tulang vomer (karenanya dinamai
Gambar 6-45 Pemrosesan bau di bulbus olfaktorius. Masing-masing glomerulus yang melapisi bulbus
olfaktorius menerima masu kan sinaps dari hanya satu jenis reseptor bau, yang, nantinya, hanya berespons demikian). Organ ini mendeteksi feromon, suatu
terhadap satu komponen odoran tertentu. Karena itu, glomerulus menyortir dan mengarsipkan berbagai sinyal kimiawi tidak menguap yang dipindahkan
komponen suatu molekul odoriferosa sebelum menyalurkan sinyal bau ke sel mitral dan pusat-pusat otak yang
lebih tinggi untuk pemrosesan lebih lanjut. tanpa sadar dari satu orang ke orang lain. Pada

hewan, pengikatan suatu feromon ke reseptornya di permukaan suatu


neuron di OVN memicu potensial aksi yang berjalan melalui jalur-jalur
tan (bau bawang) pada konsentrasi 1 molekul per 50 miliar non-olfaktorius ke sistem limbik, bagian otak yang mengatur respons
molekul di udara. Bahan ini ditambahkan ke gas alam yang tidak emosional dan perilaku sosioseksual. Sinyal-sinyal ini tidak pernah
berbau agar kita dapat mendeteksi kebocoran gas yang berpotensi mencapai tingkat kesadaran. Pada hewan, OVN dikenal sebagai
mematikan. Meskipun dengan sensitivitas yang impresif ini, "hidung seksual" karena perannya dalam mengatur perilaku reproduktif
sensasi bau yang dimiliki manusia masih jauh lebih rendah dan sosial, misalnya mengidentifikasi dan menarik lawan jenis dan
dibandingkan dengan spesies lain. Sebagai perbandingan, indera mengomunikasikan status sosial.
penciuman anjing ratusan kali lebih peka dibandingkan dengan Sebagian ilmuwan kini mengklaim keberadaan feromon pada
yang dimiliki oleh manusia. Anjing pemburu, sebagai manusia, meskipun banyak yang skeptis terhadap temuan ini.
perbandingan, memiliki sekitar 4 miliar sel reseptor olfaktorius Meskipun peran OVN pada perilaku manusia belum dipastikan,
dibandingkan kita yang 5 juta, yang menyebabkan anjing ini sebagian peneliti mencurigai bahwa OVN berperan menimbulkan
memiliki kemampuan mengendus bau yang superior. "perasaan" spontan antara orang-orang, baik "good chemistry",
misalnya "cinta pada pandangan pertama", maupun "bad chemistry",
seperti "mendapat sinyal buruk" dari seseorang yang baru Anda kenal.
Mereka berspekulasi bahwa feromon pada manusia secara samar
memengaruhi aktivitas seksual, kecocokan dengan orang lain, atau
Meskipun sistem olfaktorius sensitif dan memiliki kemampuan perilaku kelompok, serupa dengan peran yang dimainkan pada
diskriminasi yang tinggi, sistem ini juga cepat beradaptasi. mamalia lain, meskipun sistem caraka ini kurang penting atau kuat
Sensitivitas terhadap suatu bau baru cepat berkurang setelah pada manusia dibandingkan dengan pada hewan. Karena pesan yang
periode pajanan yang singkat terhadap bau tersebut, meskipun disampaikan oleh OVN tampaknya memintas tingkat kesadaran di
sumber bau masih ada. Penurunan sensitivitas ini tidak korteks, respons terhadap feromon yang umumnya tidak berbau
melibatkan adaptasi reseptor, seperti diperkirakan oleh para tersebut bukanlah suatu persepsi yang jelas, misalnya bau parfum
peneliti selama bertahun-tahun; sebenarnya, reseptor olfaktorius kesenangan, tetapi lebih berupa kesan yang tidak dapat dijelaskan.
itu sendiri beradaptasi lambat.Adaptasi ini tampaknya melibatkan
sebagian proses adaptasi di tampaknya melibatkan sebagian proses
adaptasi di SSP. Adaptasi bersifat spesifik untuk bau tertentu, dan Periksa Pemahaman 6.5
responsivitas terhadap bau lain tidak berubah.
Apa yang membersihkan odoran dari tempat pengikatan di 1. Sebutkan lima rasa primer dan stimulus yang menimbulkan setiap
reseptor olfaktorius sehingga sensasi bau tidak terus-menerus ada sensasi rasa ini.
setelahsumber bau hilang? Di mukosa penghiduan ini ada 2. Jelaskan bagaimana diskriminasi bau terlaksana.
beberapa enzim "pemakan bau" yang berfungsi sebagai "penjaga
245
penting untuk mempertahankan homeostasis. Masukan aferen yang
Homeostasis: Bab mencapai tingkat kesadaran, yang disebut informasi sensorik,
dalam berpektif mencakup sensasi somestetik dan propriosepsi (indera tubuh) dan
indera khusus (penglihatan, pendengaran, keseimbangan,
Untuk mempertahankan lingkungan internal stabil pengecapan, dan penghiduan). Reseptor indera tubuh tersebar di
mempertahankan kehidupan, tubuh harus terus- seluruh permukaan tubuh serta sendi dan otot. Sinyal aferen dari
menerus melakukan penyesuaian untuk reseptor-reseptor ini memberi informasi tentang apa yang sedang
terjadi langsung pada bagian tubuh tertentu dalam kaitan nya
mengompensasi berbagai faktor eksternal dan internal yang
dengan lingkungan eksternal (yaitu, aspek "apa", "di mana", dan
terus mengancam homeostasis, misalnya pajanan ke udara
"seberapa besar" masukan stimulatorik ke permukaan tubuh dan
dingin eksternal atau produksi asam internal. Banyak
posisi sesaat tubuh dalam ruang). Sebaliknya, setiap organ indera
penyesuaian ini diarahkan oleh sistem saraf, satu dari dua khusus hanya terdapat di bagian tertentu tubuh. Organ indera
sistem regulatorik utama tubuh. Sistem saraf pusat (SSP), khusus tidak memberi informasi tentang bagian tubuh tertentu,
komponen sistem saraf yang berfungsi melakukan integrasi tetapi menghasilkan jenis informasi spesifik tentang lingkungan
dan membuat keputusan, harus terus-menerus diberi tahu eksternal yang bermanfaat bagi tubuh secara keseluruhan. Sebagai
tentang "apa yang sedang terjadi" di lingkungan internal dan contoh , melalui kemampuannya mendeteksi, menganalisis secara
eksternal sehingga komponen ini dapat memerintahkan ekstensif, dan mengintegrasikan pola-pola pencahayaan di
lingkungan eksternal, mata dan sistem pemrosesan visual
respons yang sesuai di sistem-sistem organ untuk
memungkinkan Anda melihat sekitar Anda. Efek integratif serupa
mempertahankan viabilitas tubuh. Dengan kata lain, SSP harus
tidak akan dapat dicapai jika fotoreseptor tersebar di seluruh
tahu perubahan apa yang sedang terjadi sebelum berespons
permukaan tubuh, seperti reseptor sentuh.
terhadap perubahan tersebut.
Masukan sensorik (baik indra tubuh maupun indra khusus)
Divisi aferen sistem saraf tepi (SST) adalah jalur penghubung
memungkinkan organisme multisel kompleks, misalnya manusia
untuk memberi tahu SSP mengenai lingkungan internal dan
berinteraksi dengan lingkungan eksternal untuk hal-hal yang
eksternal. Divisi aferen mendeteksi, menyandi, dan
bermanfaat dalam mencari makan, mempertahankan diri dari
menyalurkan sinyal perifer ke SSP untuk diproses. Untuk
bahaya, dan melakukan tindakan lain yang ditujukan untuk
keadaan terjaga, persepsi, dan penentuan keluaran eferen
mempertahankan homeostasis. Selain memberi informasi yang
diperlukan masukan dari divisi aferen.
esensial untuk interaksi dengan lingkungan eksternal untuk
lnformasi aferen mengenai lingkungan internal, misalnya
mempertahankan hidup, pemrosesan perseptual masukan sensorik
kadar CO2 dalam darah, tidak pernah mencapai tingkat
tersebut sangat memperkaya kehidupan itu sendiri, misalnya
esadaran, tetapi masukan ke pusat-pusat pengontrol di SSP ini
kemampuan menikmati buku bagus, konser, atau makan.

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-25 dan medial mata yang sama, sementara traktus optikus
Pertanyaan objektif membawa informasi dari separuh lateral satu mata dan separuh
medial mata yang lain. (Benar atau salah?)
1. Perubahan bentuk energi rangsangan menjadi energi 7. Getaran jendela oval menghasilkan impuls saraf yang
listrik oleh reseptor dikenal sebagai _____. dipersepsikan sebagai sensasi suara. (Benar atau salah?)
2. Jenis rangsangan yang direspons paling kuat oleh suatu 8. Stereosilia sel rambut dalam terhiperpolarisasi ketika tertekuk
reseptor tertentu disebut _____. menuju dan terdepolarisasi ketika tertekuk menjauhi stereosilia
3. Semua informasi aferen adalah informasi sensorik. (Benar yang tertinggi. (Benar atau salah?)
atau salah?) 9. Sel rambut di bagian organ Corti yang berbeda dan neuron di
4. Sel-sel ganglion off-center meningkatkan frekuensi lepas- bagian korteks auditorius yang berbeda diaktifkan oleh nada
muatan ketika seberkas cahaya mengenai bagian tepi yang berbeda. (Benar atau salah?)
medan reseptif mereka. (Benar atau salah?) 10. Potensial reseptor di sel reseptor rasa asam terjadi ketika H+ di
5. Selama adaptasi gelap, rodopsin secara bertahap dibentuk dalam suatu asam memblokade kanal K+ di membran sel
kembali untuk meningkatkan sensitivitas mata. (Benar reseptor. (Benar atau salah?)
atau salah?) 11. Adaptasi cepat terhadap bau terjadi karena adaptasi reseptor
6. Saraf optikus membawa informasi dari separuh lateral olfaktorius. (Benar atau salah?)

   hapter
12. Cocokan yang berikut:
1. lapisan yang mengandung (a) koroid 9. Jelaskan fungsi masing-masing bagian telinga berikut:
fotoreseptor (b) cairan aqueous pinna, saluran telinga, membran timpani, osikulus, jendela
2. titik tempat saraf optikus (c) fovea oval, dan berbagai bagian koldea. Sertakan juga diskusi
meninggalkan retina (d) nukleus tentang bagaimana gelombang suara diubah menjadi
3. membentuk bagian putih mata genikulatum potensial aksi.
4. Struktur talamus yang memproses lateral 10. Bahaslah fungsi kanalis semisirkularis, utrikulus, dan
masukan penglihatan (e) kornea sakulus.
5. diafragma otot yang berwarna (f) retina 11. Jelaskan lokasi, struktur, dan pengaktifan reseptor untuk
dan mengontrol jumlah cahaya (g) lensa pengecapan dan penghiduan.
yang memasuki mata (h) diskus optikus, 12. Bandingkan proses diskriminasi penglihatan warna,
6. berperan paling besar dalam bintik buta pendengaran, pengecapan, dan penghiduan.
(i) iris
kemampuan retraktif (j) badan siliaris
7. memberi nutrien ke lensa dan Latihan Kuantitatif
(k) kiasma optikum
kornea 1. Hitunglah perbedaan waktu yang diperlukan oleh suatu
(l) sklera
8. menghasilkan cairan aqueous potensial aksi untuk melintasi jarak 1,3 m di jalur nyeri
9. mengandung pembuluh darah bagi retina dan pigmen yang lambat (12 m/dtk) dan cepat (30 m/dtk).
memperkecil penyebaran cahaya di dalam mata 2. Pernahkan Anda memperhatikan bahwa manusia
10. memiliki kemampuan untuk menyesuaikan daya refraksi memiliki pupil bundar, sementara pupil kucing lebih
11. bagian retina dengan ketajaman penglihatan tertinggi memanjang dari atas ke bawah? Untuk mempermudah
12. titik tempat serat dari separuh medial tiap-tiap penghitungan, anggaplah pupil kucing persegi.
retina menyebrang ke sisi kontralateral Perhitungan berikut akan membantu Anda memahami
13. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan sifat dampak dari perbedaan ini. Untuk menyederhanakan,
mana yang berlaku untuk pengecapan dan/atau penghiduan: anggaplah bahwa intensitas cahaya konstan.
1. Reseptor adalah selterpisah yang (a) berlaku untuk a. Jika garis tengah pupil manusia yang bundar tersebut
bersinaps dengan ujung terminl pengecapan dikurangi menjadi separuhnya oleh kontraksi otot
neuron. (b) berlaku untuk konstriktor iris, berapa besar persentase penurunan
2. Reseptor adalah ujung khusus penghidupan cahaya yang masuk ke dalam mata?
neuron aferen. (c) berlaku untuk b. Jika sumbu salah satu pupil kucing yang persegi
3. Reseptor scara teratur diganti. pengecapan dan berkurang menjadi separuhnya, berapa besar persentase
penghidupan penurunan cahaya yang masuk ke dalam mata kucing?
4. Bahan kimia spesifik di lingkungan melekat ke tempat c. Dengan membandingkan kedua perhitungan di atas,
pengikatan khusus di permukaan reseptor, menyebabkan manusia atau kucingkah yang memiliki kontrol lebih
potensial reseptor pendepolarisasi. akurat terhadap jumlah cahaya yang masuk ke retina?
5. Terdapat dua jalur pemrosesan: rute sistem limbik dan rute 3. Desibel adalah satuan tingkat suara, didefinisikan
talamus-korteks. sebagai berikut:
6. Kemampuan diskriminasi didasarkan pada pola stimulasi b 5 (10 dB) log10(I/I0)
reseptor oleh lima (mungkin enam) modalitas berbeda. Dengan I adalah intensitas suara, atau kecepatan
7. Digunakan seribu jenis reseptor berbeda gelombang suara menyalurkan energi per satuan luas.
8. Informasi dari sel reseptor diarsipkan dan disortir oleh taut saraf Satuan I adalah watt per meter persegi (W/m2). I adalah
o
yang dinamai glomerulus. intensitas konstan yang mendekati ambang pendengaran
manusia, yaitu 10-12 W/m2.
Pertanyaan Esai
a. Untuk tingkat suara berikut, hitunglah intensitas suara
1. Sebutkan dan jelaskan jenis reseptor sesuai rangsangan
masing-masing:
adekuatnya.
(1) 20 dB (dekatan jarum jam)
2. Bandingkan reseptor tonik dan fasik.
(2) 70 dB (klakson mobil)
3. Jelaskan bagaimana ketajaman dipengaruhi oleh ukuran medan
(3) 120 dB (konser rock)
reseptif dan oleh inhibisi lateral.
(4) 170 dB (peluncuran pesawat ruang angkasa ulang-
4. Bandingkan jalur nyeri cepat dan lambat.
balik)
5. Jelaskan sistem analgesik inheren di otak. b. Jelaskan mengapa tingkat suara pada suara-suara ini
6. Jelaskan proses fototransduksi oleh fotoreseptor dan sebelumnya), tetapi peningkatan intensitas suara
pemrosesan lebih lanjut di retina oleh sel bipolar dan sel meningkat dengan penambahan yang sama (yaitu,
ganglion. yang Anda hitung sedemikian berbeda. Apa dampak
7. Bandingkan karakteristik fungsional sel kerucut dan sel batang. setiap suara 50 dB lebih tinggi daripada tingkat
8. Apa yang dimaksud dengan gelombang suara? Apa yang hal ini pada kinerja telinga manusia?
menentukan nada, intensitas, dan warna suatu suara?

247
UNTUK DIRENUNGKAN

1. Pasien dengan penyakit saraf tertentu tidak mampu titik mana terdapat letak gangguan di jalur penglihatan
merasakan nyeri. Mengapa hal ini merugikan? pasien?
2. Ahli oftalmologi sering meneteskan obat ke mata 4. Jelaskan bagaimana infeksi telinga tengah mengganggu
pasien untuk menimbulkan dilatasi pupil, yang pendengaran. Apa manfaat "selang" yang kadang-kadang
menyebabkan dokter lebih mudah melihat bagian dipasang secara bedah di gendang telinga pasien dengan
dalam mata. Dengan cara apa obat dalam tetes mata riwayat infeksi telinga tengah berulang yang disertai
tersebut memengaruhi aktivitas sistem sarafautonom penimbunan cairan kronik?
di mata untuk menyebabkan pupil berdilatasi? 5. Jelaskan mengapa indra penghiduan Anda berkurang
3. Seorang pasien mengeluh tidak mampu melihat ketika Anda mengalami pilek, meskipun virus pilek tidak
separuh kanan lapang pandang kedua matanya. Di secara langsung memengaruhi sel reseptor olfaktorius.

PERTIMBANGAN KLINIS

Suzanne J mengeluh kepada dokternya tentang serangan- ruang terasa berputar (keadaan yang dikenal sebagai vertigo).
serangan pusing bergoyang. Dokter bertanya apakah "pusing Mengapa pembedaan ini penting dalam diagnosis banding
bergoyang" yang ia maksud adalah kepala terasa ringan, penyakitnya? Apa kemungkinan kausa tiap-tiap gejala
seolah-olah akan pingsan (suatu keadaan yang dikenal sebagai tersebut?
sinkop), atau perasaan bahwa ia atau benda sekitar di dalam

   hapter
hapter
6 Kartu Belajar
6.1 | Fisiologi reseptor (pp. 196–203) Nosiseptor polimodal berespons terhadap segala jenis rangsangan
■ Divisi aferen susunan saraf tepi membawa informasi tentang yang merusak, termasuk bahan kimia yang dikeluarkan oleh
lingkungan internal dan eksternal ke SSP. jaringan yang cedera.
■ Reseptor sensorik adalah ujung perifer khusus neuron aferen. ■ Sinyal nyeri disalurkan melalui dua jalur aferen: jalur cepat yang
(Lihat Gambar 6-1.) Setiap jenis reseptor (fotoreseptor, membawa sinyal nyeri tajam menusuk dan jalur lambat yang
mekanoreseptor, temoreseptor, osmoreseptor, kemoreseptor, atau membawa sinyal nyeri tumpul pegal persisten.(Lihat Tabel 6-2.)
nosiseptor) berespons terhadap stimulus adekuatnya (perubahan
bentuk energi, atau modalitas, yang direspons paling baik oleh ■ Serat nyeri aferen berakhir di korda spinalis di jalur-jalur
reseptor), menerjemahkan bentuk energi rangsangan menjadi sinyal asendens yang menyalurkan sinyal ke otak untuk diproses. Jalur-
listrik. jalur desendens dari otak menggunakan opiat endogen untuk
■ Rangsangan biasanya menyebabkan potensial reseptor menekan pelepasan substansi P, suatu neurotransmiter pemberi
pendepolarisasi berjenjang dengan membuka kanal kation sinyal nyeri dari ujung serat nyeri aferen. Karena itu, jalur-jalur
nonspesifik, yang menyebabkan masuknya Na+ neto. Potensial desendens ini menekan transmisi sinyal nyeri lebih lanjut dan
reseptor, jika cukup besar, menyebabkan terbentuknya potensial berfungsi sebagai sistem analgesik inheren. (Lihat Gambar 6-9.)
aksi di serat aferen di samping reseptor. Potensial aksi ini merambat
sendiri di sepanjang neuron aferen menuju SSP.(Lihat Gambar 6-1
dan 6-2.) Kekuatan rangsangan menentukan besar potensial
6.3 | Mata: Penglihatan (pp. 206–227)
reseptor, yang pada gilirannya menentukan frekuensi potensial aksi ■ Sinar adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik, dengan sinar
yang terbentuk. (Lihat Gambar 6-3 dan Tabel 6-1.) tampak hanya membentuk suatu pita di dalam spektrum
elektromagnetik keseluruhan. (Lihat Gambar 6-13 dan 6-14.)
■ Ukuran potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat adaptasi ■ Mata mengandung fotoreseptor peka-sinar yang esensial bagi
reseptor, yaitu penurunan potensial reseptor meskipun rangsangan
penglihatan-yaitu, sel batang dan sel kerucut yang ditemukan di
berlanjut. (1) Reseptor tonik beradaptasi lambat atau tidak sama
lapisan retinanya. (Lihat Tabel 6-3 dan 6-4 serta Gambar 6-10,
sekali sehingga terus memberi informasi mengenai rangsangan
6-22, dan 6-25.)
yang mereka pantau. (2) Reseptor fasik cepat beradaptasi dan
sering mempedihatkan respons off, sehingga memberi informasi ■ Iris mengontrol ukuran pupil untuk menyesuaikan jumlah cahaya
tentang perubahan dalam bentuk energi yang mereka pantau. (Lihat
yang diizinkan masuk ke mata. (Lihat Gambar 6-12 dan pembuka
Gambar 6-4.)
bab.)
■ Sebagian besar informasi aferen viseral tetap berada di bawah ■ Kornea dan lensa adalah struktur refraktif primer yang
kesadaran. Informasi aferen sensorik mencapai tingkat kesadaran, membelokkan berkas sinar datang untuk memfokuskan bayangan
termasuk (1) sensasi somatik (sensasi somestetik dan propriosepsi) di retina. Kornea berperan paling besar dalam keseluruhan
dan (2) indera khusus. kemampuan refraktif mata. Kekuatan lensa dapat disesuaikan
■ Dari reseptor ke SSP terdapat jalur-jalur terpisah berlabel melalui kerja otot siliaris untuk mengakomodasi perbedaan dalam
sehingga informasi tentang jenis dan lokasi rangsangan dapat penglihatan dekat dan jauh. (Lihat Gambar 6-15 hingga 6-21.)
diketahui oleh SSP. (Lihat Tabel 6-1.)
■ Istilah medan reseptif merujuk kepada daerah di sekitar suatu
reseptor yang dapat dideteksi oleh reseptor tersebut. Ketajaman,
atau kemampuan diskriminasi, suatu bagian tubuh berbanding Ligamentum
suspensorium Otot mata
terbalik dengan ukuran medan reseptif dan juga bergantung pada ekstrinsik
tingkat inhibisi lateral di jalur-jalur aferen yang berasal dari reseptor Badan siliaris Koroid
di bagian tersebut. (Lihat Gambar 6-6 dan 6-7.)
Retina
■ Pesepsi adalah persepsi sadar tentang dunia eksternaf yang
diciptakan oleh otak dari masukan sensorik. Apa yang dirasakan Konjungtiva Sklera
oleh otak dari masukannya merupakan sebuah abstraksi dan bukan
realitas. (Lihat gambar 6-8.) Stimulus yang dapat dideteksi hanyalah
stimulus yang ada reseptornya. Selain itu, ketika sinyal sensorik Iris
melalui pemrosesan yang secara bertahap menjadi lebih kompleks, Fovea
bagian-bagian informasi dapat ditekan atau diperkuat.
Pupil

6.2 | Nyeri (pp. 203–206) Lens


■ Pengalaman nyeri ditimbulkan oleh nosiseptor yang berespons Kornea
terhadap stimulus merusak dan terdiri dari dua komponen: persepsi Saraf optik
nyeri disertai oleh respons emosional dan perilaku terhadapnya. Cairan aqueus
Ketiga kategori reseptor nyeri adalah nosiseptor mekanis,
nosiseptor suhu, dan nosiseptor polimodal. Cairan vitreous Diskus

Pembuluhdarah di retina
(b) Pandangan sagital internal
■ Batang dan kerucut memiliki tiga bagian: satu segmen luar fleksibel di dekat helikotrema bergetar paling baik dengan
yang mengandung fotopigmen, satu segmen dalam yang nada berfrekuensi rendah. (Lihat Gambar 6-35.)
dikhususkan secara metabolik, dan satu terminal sinaps ■
Di atas membran basilaris terdapat sel rambut dalam organ
penyekresi neurotransmiter. (Lihat Gambar 6-22, 6-25, dan Corti, yang stereosilianya ("rambut") menekuk ketika membran
6-26.) basilaris bergerak naik-turun relatif terhadap membran tektorium
■ Batang dan kerucut menyekresikan neurotransmiter dalam stasioner di atasnya, yang terhadapnya rambut berkontak. (Lihat
gelap. Kedua sel ini diaktifkan ketika fotopigmennya menyerap Gambar 6-34, 6-36, dan 6-37.)
secara diferensial berbagai panjang gelombang cahaya. ■ Diskriminasi nada bergantung pada bagian membran basilaris
Fotopigmen terdiri dari opsin, suatu protein membran, dan yang bergetar maksimal secara alami pada frekuensi tertentu.
retinal, suatu turunan vitamin A. Selama fototransduksi, absorpsi Diskriminasi kekuatan bergantung pada amplitudo getaran.
cahaya oleh retinal menyebabkan perubahan biokimia di Penekukan rambut di daerah membran basilaris yang bergetar
fotopigmen yang, melalui serangkaian tahap, maksimal ini diubah menjadi sinyal saraf yang ditransmisikan ke
menghiperpolarisasi fotoreseptor sehingga menyebabkan korteks pendengaran di lobus temporalis otak untuk persepsi
penurunan pelepasan neurotransmiter. Pemrosesan lebih lanjut suara. (Lihat Gambar 6-38.)
di retina oleh sel bipolar dan ganglion on-center dan off-center
akhirnya mengubah sinyal yang diinduksi oleh cahaya ini
■ Aparatus vestibularis di telinga dalam terdiri dari (1) kanalis
menjadi perubahan laju perambatan potensial aksi di jalur visual semi sirkularis, yang mendeteksi percepatan atau perlambatan
yang keluar dari mata. (Lihat Gambar 6-25, 6-26, dan 6-27.) rotasional dalam semua arah; dan (2) utrikulus dan sakulus, yang
secara kolektif mendeteksi perubahan laju gerakan linier dalam
■ Sel kerucut memperlihatkan ketajaman yang tinggi tetapi semua arah dan memberi informasi yang penting untuk
hanya dapat digunakan untuk melihat pada siang hari karena menentukan posisi kepala dalam kaitannya dengan gravitasi.
sensitivitasnya yang rendah terhadap cahaya. Perbedaan rasio Sebagai respons terhadap deformasi mekanis sel rambut
stimulasi ketiga jenis sel kerucut oleh panjang gelombang yang vestibular oleh gerakan spesifik cairan dan struktur-struktur terkait
berbeda menghasilkan penglihatan warna. (Lihat Gambar 6-28 di dalam organ-organ indera ini terbentuklah sinyal saraf. (Lihat
dan Tabel 6-3.) Gambar 6-40 dan 6-41.)
■ Sel batang hanya memberi gambaran kabur dalam
■ Masukan vestibular disalurkan ke nukleus vestibularis di
bayangan abu-abu, tetapi karena sangat peka terhadap batang otak dan ke serebelum untuk digunakan dalam
cahaya, sel ini dapat digunakan untuk penglihatan malam hari. mempertahankan keseimbangan dan postur, mengontrol gerakan
(Lihat Tabel 6-3.) mata, dan merasakan gerakan dan orientasi. (Lihat Gambar 6-42.)
■ Pesan visual ditransmisikan melalui jalur kompleks yang
menyilang dan tak-menyilang ke korteks visual di lobus oksipital
otak untuk pemrosesan perseptual. (Lihat gambar 6-30.) 6.5 | Sensasi Kimiai: Pengetapan dan
Penghiduan (h. 244-250)
6.4 | Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan ■ Pengecapan dan penghiduan adalah indera kimiawi. Pada
(pp. 227–240) keduanya, perlekatan molekul spesifik yang telah larut ke tempat
ikatan di membran reseptor menyebabkan terbentuknya potensial
■ Telinga melakukan dua fungsi yang tidak berkaitan: (1)
reseptor yang, pada gilirannya, memicu impuls saraf yang
pendengaran, yang melibatkan telinga luar, telinga tengah, dan memberi sinyal tentang keberadaan bahan kimia tersebut
koklea telinga dalam; dan (2) sensasi keseimbangan, yang
melibatkan aparatus vestibularis telinga dalam. Sel reseptor
■ Reseptor kecap berada di kuntum kecap di lidah;
telinga yang terletak di telinga dalam-sel rambut di koklea dan reseptor olfaktorius terletak di mukosa olfaktorius
aparatus vestibularis-adalah mekanoreseptor. (Lihat Tabel 6-6 di bagian atas rongga hidung. (Lihat Gambar 6-43 dan 6-44.)
dan Gambar 6-31.) ■ Kedua jalur sensorik ini mengandung dua rute: satu ke sistem
■ Pendengaran bergantung pada kemampuan telinga limbik untuk pemrosesan yang berkaitan dengan emosional dan
mengubah gelombang suara di udara menjadi deformasi perilaku dan satu ke korteks untuk persepsi sadar dan
mekanis sel-sel rambut auditorius sehingga memicu sinyal saraf. diskriminasi halus.
Gelombang suara terdiri dari daerah penekanan molekul udara ■ Reseptor pengecapan dan penghiduan terus-
bertekanan tinggi yang berselang-seling dengan daerah menerusdiperbarui, tidak seperti reseptor penglihatan dan
penjarangan bertekanan rendah. Nada suara ditentukan oleh pendengaran, yang tidak dapat diganti.
frekuensi gelombangnya, kekuatan (intensitas) oleh amplitudo ■ Kelima rasa primer adalah asin, asam, manis, pahit, dan
gelombang, dan timbre (warna suara) oleh overtone khasnya.
umami (rasa "asam amino" daging). Diskriminasi rasa di luar rasa
(Lihat > Gambar 6-32 dan 6-33 serta Tabel 6-5.)
primer bergantung pada pola stimulasi kuncup kecap, yang

Gelombang suara disalurkan melalui saluran telinga luar ke masing-masing berespons terhadap satu rasa primer.Tastant asin
membran timpani, yang bergetar sinkron dengan gelombang dan asam menimbulkan potensial reseptor di kuncup kecap
tersebut. Tulang-tulang telinga tengah yang menjembatani celah dengan secara langsung memengaruhi kanal membran,
antara membran timpani dan telinga dalam memperkuat getaran sedangkan tiga kategori tastant lain bekerja melalui jalur caraka
membran timpani dan menyalurkannya ke jendela oval, yang kedua untuk menghasilkan potensial reseptor.
getarannya menimbulkan perambatan gelombang di cairan ■ 1000 jenis reseptor olfaktorius yang berbeda-beda berespons
koklea. (Lihat Gambar 6-34 dan 6-35.)
terhadap hanya satu komponen suatu bau tertentu, yaitu odorant.
■ Gelombang ini, yang frekuensinya sama dengan gelombang Odorant bekerja melalui jalur caraka kedua untuk memicu
suara semula, menyebabkan membran basilaris bergerak. potensial reseptor. Sinyal aferen yang muncul dari reseptor
Berbagai bagian membran ini secara selektif bergetar lebih kuat olfaktorius disortir berdasarkan komponen bau oleh glomerulus di
sebagai respons terhadap berbagai frekuensi suara. Ujungnya dalam bulbus olfaktorius. Diskriminasi bau bergantung pada pola
yang kaku dan sempit di dekat jendela oval bergetar paling baik pengaktifan glomerulus ini. (Lihat Gambar 6-45.)
dengan nada berfrekuensi tinggi, dan ujungnya yang lebar dan
Neuron motorik yang menyarafi otot rangka. Ketika neuron
motorik (coklat dan hijau) mencapai otot rangka, neuron
tersebut bercabang membentuk banyak cabang terminal,
yang masing-masingnya membentuk taut neuromuskular
(oval) dengan satu sel otot (kuning dan biru). Yang silindris
dan panjang. Pelepasan neurotransmiter dari kenop terminal
(titik-titik kecil) yang berbentuk seperti tombol di taut
neuromuskular merangsang sel otot untuk memulai kontraksi.

7
Eric V. Gravet Photo Researchers, Inc.

Sistem Saraf Tepi:


Divisi Eferen

Pokok-Pokok Homeostasis
SEKILAS ISI Sistem saraf, satu dari dua sistem pengaturan utama tubuh, terdiri dari sistem saraf
7.1 Sistem Saraf Autonom pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan sistem saraf tepi
7.2 Sistem Saraf Somatik (SST) yang terdiri dari serat aferen dan eferen yang menyampaikan sinyal antara
7.3 Taut Neuromuskulus SSP dan perifer (bagian tubuh lainnya).
Setelah diinformasikan oleh SST bahwa terdapat perubahan pada lingkungan internal atau
eksternal yang mengancam homeostasis, SSP membuat pengaturan yang sesuai untuk
mempertahankan homeostasis. SSP membuat penyesuaian ini dengan mengontrol aktivitas
efektor (otot dan kelenjar), menghantarkan sinyal dari SSP ke organ-organ ini melalui divisi
eferen SST.
Berapa banyak neurotransmiter berbeda yang Anda perkirakan
dilepaskan dari berbagai ujung saraf eferen untuk memicu semua
respons organ efektor yang dikontrol oleh saraf? Hanya dua:
Divisi eferen sistem saraf tepi adalah jalur komunikasi yang asetilkolin dan norepinefrin. Kedua neurotransmiter ini, dengan
digunakan oleh sistem saraf pusat untuk mengontrol aktivitas otot bekerja secara independen, menimbulkan efek yang beragam
dan kelenjar, organ-organ efektor yang melaksanakan efek atau seperti sekresi liur, kontraksi kandung empedu, dan gerakan
tindakan yang diinginkan (biasanya tiap-tiap kontraksi atau motorik volunter. Efek-efek ini adalah contoh utama bagaimana
sekresi). SSP mengatur efektor-efektor ini dengan memicu caraka kimiawi yang sama dapat memicu beragam respons di
potensial aksi di badan sel neuron eferen yang aksonnya berakhir di berbagai organ, bergantung pada spesialisasi organ efektor yang
organ-organ tersebut. Otot jantung, otot polos, sebagian besar bersangkutan. (Namun, ingat bahwa neurotransmiter dan
kelenjar eksokrin, sebagian kelenjar endokrin, dan jaringan adiposa neuromodulator lain dapat memengaruhi keluaran asetilkolin dan
(lemak) disarafi oleh sistem saraf autonom, cabang involunter norepinefrin sehingga kedua neurotrasmiter ini tidak bekerja
divisi eferen perifer. Otot rangka disarafi oleh sistem saraf sendirian untuk menyelesaikan aktivitas yang berbeda ini.)
somatik, cabang divisi eferen yang berada di bawah kontrol
kesadaran. Beberapa contoh di bawah ini adalah efek kontrol saraf
pada berbagai efektor yang terdiri dari berbagai jenis jaringan otot
dan kelenjar:
Setiap jalur saraf autonom yang berjalan dari SSP ke suatu organ
■ Jantung (otot jantung): meningkatkan pemompaan darah yang disarafi adalah suatu rangkaian dua-neuron (Gambar 7-1).
oleh jantung ketika tekanan darah turun terlalu rendah Badan sel neuron pertama dalam rangkaian ini terletak di SSP.
■ Lambung (otot polos): menunda pengosongan lambung Aksonnya, serat praganglion, bersinaps dengan badan sel neuron
hingga usus halus siap memroses makanan kedua, yang terletak di dalam suatu ganglion. (Ingat kembali bahwa
Otot pernapasan (otot rangka): meningkatkan ganglion adalah kelompok badan sel neuron diluar SSP.) Akson

pernapasan sebagai respons terhadap olahraga neuron kedua, serat pascaganglion, menyarafi organ efektor.
■ Sistem saraf autonom memiliki dua subdivisi-sistem saraf
Kelenjar keringat (kelenjar eksokrin): memulai berkeringat
pada pajanan terhadap lingkungan yang panas simpatis dan parasimpatis1 (Gambar 7-2). Serat saraf simpatis
berasal dari kornu lateral regio toraks (dada) dan lumbal
■ Pankreas endokrin (kelenjar endokrin): meningkatkan sekresi
insulin, suatu hormon yang menyimpan kelebihan nutrien di tempat (abdomen) korda spinalis (lihat h. 184 dan 187). Sebagian besar
penyimpanan setelah makan serat praganglion simpatis sangat pendek, bersinap dengan badan
sel neuron pascaganglion di dalam ganglion yang terletak di rantai
ganglion simpatis (juga disebut trunkus simpatikus)yang berada
Seperti diilustrasikan oleh contoh ini, banyak keluaran eferen di sepanjang kedua sisi kordaspinalis ( Iihat Gambar 5-24, h. 183) .
diarahkan untuk mempertahankan homeostasis. Keluaran eferen
menuju otot rangka juga diarahkan untuk aktivitas-aktivitas non- 1Beberapa ahli fisiologi memasukkan sistem saraf enterik ke dalam sistem saraf
homeostatik yang dikontrol secara volunter, seperti mengendarai autonom, tetapi kita menganggapnya sebagai dua entitas yang berbeda (lihat h. 143
sepeda. (Banyak organ efektor juga berada di bawah kontrol dan 618).
hormonal atau intrinsik; lihat h. 16.)

Neurotransmiter Neurotransmiter
praganglion pascaganglion

Varikositas

Serat praganglion Serat pascaganglion

Sistem Gangiron otonom Organ efektor


saraf
pusat
Gambar 7-1 Jalur saraf autonom.

252 BAB 7
ACh ACh Efektor
otonom

Ganglion Reseptor Reseptor


Otot
terminal nikotinik muskarinik
jantung

Rantai ganglion Reseptor α


simpatis NE

Medula E NE Blood E
Reseptor adrenal Reseptor Otot
nikotinik nikotinik
polos

Reseptor β1

E
Sebagian
NE
besar
Ganglion
Reseptor kelenjar
kolateral eksokrin
nikotinik
E dan
Reseptor β2 beberapa
kelenjar
endokrin

ACh ACh Jaringan


adiposa

Ganglion Reseptor Reseptor


KUNCI
terminal nikotinik muskarinik
Serat praganglion parasimpatis
Serat pascaganglion parasimpatis
Serat praganglion simpatis
Serat pascaganglion simpatis
ACh Asetilkolin
NE Norepinetrin
E Epinetrin

Gambar 7-2 Sistem saraf autonom. Sistem saraf simpatis, yang berasal dari regio torakolumbal medula spinalis, memiliki serat praganglion kolinergik (mengeluarkan
asetilkolin) yang pendek dan serat pascaganglion adrenergik (mengeluarkan norepinefrin) yang panjang. Sistem saraf parasimpatis, yang berasal dari otak dan regio
sakrum medula spinalis, memiliki serat praganglion kolinergik yang panjang dan serat pascaganglion kolinergik yang pendek. Pada umumnya, serat pascaganglion
simpatis dan parasimpatis bersama-sama menyarafi organ efektor yang sama. Medula adrenal adalah suatu ganglion simpatis yang mengalami modifikasi, yang
mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin ke dalam darah. Reseptor kolinergik nikotinik berada di ganglion autonom dan medula adrenal serta berespons terhadap ACh
yang dilepaskan oleh semua serat praganglion autonom. Reseptor kolinergik muskarinik berada di efektor autonom dan berespons terhadap ACh yang dilepaskan
oleh serat pascaganglion parasimpatis. Reseptor adrenergik α1, α2, β1, dan β2 dilokasikan beragam di efektor autonom dan secara berbeda berespons terhadap
norepinefrin yang dilepaskan oleh serat pascaganglion simpatis dan epinefrin yang dilepaskan oleh medula adrenal.

Sistem Saraf Tepi: Divisi Eferen 253


Serat pascaganglion yang panjang berasal dari rantai ganglion dan Serat autonom pascaganglion tidak berakhir di satu benjolan
berakhir di organ efektor. Sebagian serat praganglion melewati rantai terminal seperti kenop sinaptik. Namun, cabang-cabang terminal
ganglion tanpa bersinaps. Serat ini berakhir di ganglion kolateral serat autonom memiliki banyak pernbeng-kakan, atau varikositas,
simpatis sekitar separuh perjalanan antara SSP dan organ yang yang secara bersamaan mengeluarkan neurotransmiter ke suatu
disarafi, dengan serat pascaganglion menempuh jarak yang tersisa. daerah luas di organ yang disarafi dan bukan ke satu sel (lihat
Serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah kranium Gambar 7-1 dan 8-33, h. 313). Karena pelepasan neutrotransmiter
(otak) dan sakrum (korda spinalis bagian bawah) SSP. Serat-serat ini yang difus ini, dan karena setiap perubahan aktivitas listrik yang
lebih panjang daripada serat praganglion simpatis karena mereka terjadi menyebar ke seluruh massa otot polos atau otot jantung
tidak berakhir hingga mereka mencapai ganglion terminal yang melalui taut celah (lihat h. 67), aktivitas autonom biasanya
terletak di dalam atau di dekat organ efektor. Serat pascaganglion memengaruhi organ keseluruhan dan bukan sel-sel tertentu.
yang sangat pendek berakhir di sel-sel organ itu sendiri.

Informasi aferen yang datang dari visera (organ internal) biasanya


Serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan tidak mencapai tingkat kesadaran (lihat h. 199). Contoh informasi
neurotransmiter yang sama, asetilkolin (ACh), tetapi ujung aferen visera mencakup masukan dari baroreseptor yang memantau
pascaganglion kedua sistem saraf ini mengeluarkan neuro- tekanan darah dan masukan dari kemoreseptor yang memantau
transmiter yang berbeda (neurotransmiter yang memengaruhi organ kandungan protein atau lemak dari makanan yang dikonsumsi.
efektor). Serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Masukan ini digunakan untuk mengarahkan aktivitas neuron
eferen autonom. Keluaran eferen autonom mengatur aktivitas
Karena itu, serat-serat ini, bersama dengan semua serat praganglion
viseral seperti sirkulasi dan pencernaan. Seperti masukan aferen
autonom, disebut serat kolinergik. Sebagian besar serat
viseral, keluaran eferen autonom bekerja di luar alam kesadaran
pascaganglion simpatis, sebaliknya, disebut serat adrenergik karena
dan kontrol yang dikehendaki.
mengeluarkan noradrenalin, yang urnurn dikenal sebagai
norepinefrin2. Baik asetilkolin maupun norepinefrin juga berfungsi Sebagian besar organ viseral disarafi oleh serat saraf simpatis
sebagai caraka kimiawi di bagian lain tubuh (Tabel 7-1). dan parasimpatis (Gambar 7-3). Inervasi suatu organ tunggal oleh
kedua cabang sistem saraf autonom dikenal sebagai inervasi ganda
2Noradrenalin (norepinefrin) secara kimiawi serupa dengan adrenalin (epinefrin), produk hormon (dual berarti "mengenai menjadi dua"). Tabel 7-2 meringkaskan
primer yang dikeluarkan oleh medula adrenal (suatu kelenjar endokrin). Karena sebuah perusahaan efek mayor cabang-cabang autonom ini. Walaupun perincian
farmasi di AS memasarkan produk ini untuk digunakan sebagai obat di bawah nama dagang susunan respons autonomik ini dijelaskan secara penuh di bab
Adrenalin, masyarakat ilmiah di negara ini cenderung menggunakan nama alternatif "epinefrin" berikutnya yang mendiskusikan organ yang terlibat, Anda dapat
sebagai istilah generik untuk caraka kimiawi ini, dan karenanya, "noradrenalin" dikenal sebagai
mempertimbangkan beberapa konsep umum saat ini. Seperti yang
"norepinefrin". Namun, di sebagian besar negara berbahasa Inggris lainnya, "adrenalin" dan
"noradrenalin" merupakan istilah yang dipilih.
dapat Anda lihat dari tabel, sistem saraf simpatis dan parasimpatis
umurnnya menimbulkan efek yang berlawanan pada organ
tertentu. Stimulasi simpatis meningkatkan denyut jantung,
sementara stimulasi parasimpatis menurunkannya; stimulasi
■ TABEL 7-1 Tempat Pelepasan simpatis memperlambat pergerakan di dalam saluran pencernaan,
Asetilkotin dan Norepinefrin sementara stimulasi parasimpatis meningkatkan motilitas saluran
cerna. Perhatikan bahwa kedua sistem meningkatkan aktivitas
beberapa organ dan menurunkan aktivitas organ lainnya.
Asetilkolin Norepinefrin
Daripada menghapal suatu daftar seperti di Tabel 7-2, lebih
Sebagian besar ujung
baik kita secara logika mengerti kerja kedua sistem dengan
pertama-tama memahami situasi ketika tiap-tiap sistem
pascaganglion simpatis
mendominansi. Kedua sistem biasanya aktif parsial; yaitu, dalam
Medula adrenal keadaan normal terdapat aktivitas potensial aksi di kedua serat
Semua ujung
pascaganglion
simpatis dan parasimpatis yang menyarafi suatu organ. Aktivitas
parasimpatis yang terus-menerus ini disebut tonus simpatis atau parasimpatis.
Pada keadaan tertentu, aktivitas salah satu divisi mendominansi.
Ujung pascaganglion simpatis di Sistem saraf pusat
Dominansi simpatis pada suatu organ tertentu terjadi ketika
kelenjar keringat
frekuensi impuls serat simpatis ke organ meningkat melebihi
Ujung neuron eferen yang menyarafi tingkat tonus, disertai oleh penurunan secara bersamaan frekuensi
otot rangka (neuron motorik) potensial aksi serat parasimpatis di bawah tingkat tonus ke organ
Sistem saraf pusat yang sama. Kebalikannya terjadi ketika parasimpatis
mendominansi.

254 BAB 7
Mukosa Mata
Kelenjar lakrimal (air mata)
hidung
Kelenjar
parotis
(liur)
Simpatis Parasimpatis

Kelenjar
Trakea
sublingual dan
submandibula
(liur) III
Paru VII
IX saraf
kranialis

T1 X
T2
T3
T4
Saraf spinalis T
5
T6 Trunkus
T7 Jantung
simpatikus
T8
T9
T10 Hati
T11 Lambung
T12 Saraf
L1 splanknikus
L2
S2
Kandung Limpa
empedu S3
S4
Kelenjar adrenal Pankreas

Saraf spinalis

Ginjal

Usus Kolon
halus

Rektum
KUNCI
Serat praganglion simpatis Kandung kemih
Serat pascaganglion simpatis
Serat praganglion parasimpatis Genitalia
Serat pascaganglion parasimpatis

Gambar 7-3 Struktur yang disarafi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis.

Sistem Saraf Tepi: Divisi Eferen 255


Organ Efek Stimulasi Parasimpatis

Meningkatkan kecepatan denyut jantung dan Menurunkan kecepatan denyut jantung dan
Jantung meningkatkan kekuatan kontraksi jantung menurunkan kekuatan kontraksi atrium saja
keseluruhan (b1)

Sebagian besar Konstriksi (a1) Dilatasi hanya pembuluh yang mendarahi penis dan
pembuluh darah yang klitoris
Disarafi

Paru Dilatasi bronkiolus (saluran napas) (b2) Konstriksi bronkiolus


Inhibisi sekresi mukus (a) Stimulasi sekresi mukus
Saluran Cerna Menurunkan motilitas (gerakan) (a2, b2) Meningkatkan motilitas
Kontraksi sfingter (untuk mencegah gerakan Relaksasi sfingter (untuk memungkinkan gerakan maju
maju isi saluran cerna) (a1) isi saluran cerna)
Inhibisi sekresi pencernaan (a2) Stimulasi sekresi pencernaan
Kandung Kemih Relaksasi (b2) Kontraksi (pengosongan)
Mata Dilatasi pupil (kontraksi muskulus radialis) (a1) Konstriksi pupil (kontraksi muskulus sirkularis)
Menyesuaikan mata untuk melihat jauh (b2) Menyesuaikan mata untuk melihat dekat
Hati (simpanan glikogen) Glikogenolisis (glukosa dibebaskan) (b2) Tidak ada

Sel Adiposa Lipolisis (asam lemak dibebaskan) (β2) Tidak ada


(simpanan lemak)

Kelenjar Eksokrin

Pankreas eksokrin Inhibisi sekresi pankreas eksokrin (a2) Stimulasi sekresi pankreas eksokrin (penting
untuk pencernaan)

Kelenjar keringat Stimulasi sekresi oleh kelenjar Stimulasi sekresi oleh kelenjar keringat khusus di
keringat; penting dalam pendinginan ketiak dan daerah genitalia
tubuh (a1; sebagian besar kolinergik)

Merangsang sejumlah kecil liur kental yang Merangsang sejumlah besar liur encer yang kaya enzim
Kelenjar liur kaya mukus (a1)

Kelenjar Endokrin
Medula adrenal Stimulasi sekresi epinefrin dan Tidak ada
norepinefrin (kolinergik)

Pankreas endokrin Inhibisi sekresi insulin; stimulasi sekresi Stimulasi sekresi insulin dan glukagon
glukagon (a2)

Kontrol ejakulasi (pria) dan kontraksi Kontrol ereksi (penis pada pria dan klitoris pada wanita)
Genitalia
orgasme (pria dan wanita) (a1)

Aktivitas Otak Meningkatkan kewaspadaan (reseptor tidak Tidak ada


diketahui)

Keseimbangan antara aktivitas simpatis dan parasimpatis dapat SAAT DOMINANSI SIMPATIS Sistem simpatis mendorong
bergeser secara terpisah untuk tiap-tiap organ untuk memenuhi respons-respons yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik
kebutuhan spesifik (sebagai contoh, dilatasi pupil pada keadaan berat dalam situasi darurat atau penuh stres, misalnya ancaman
temaram yang dipicu oleh simpatis; lihat h. 209), atau aktivitas salah fisik dari luar. Respons ini biasanya disebut sebagai respons
satu sistem autonom meningkat melebihi yang lain untuk "berjuang-atau-lari" (beberapa ahli fisiologi juga memasukkan
mengontrol fungsi-fungsi tubuh secara generalisata. Peningkatan ketakutan) karena sistem simpatis menyiapkan tubuh untuk
lepas muatan generalisata massif lebih sering terjadi pada sistem melawan atau lari dari (dan ditakuti oleh) ancaman. Pikirkan hal-
simpatis. Manfaat lepas muatan simpatis tampak jelas jika kita hal yang dibutuhkan oleh tubuh dalam situasi ini. Jantung
melihat situasi saat sistem ini biasanya mendominansi. berdenyut lebih cepat

256 BAB 7
dan lebih kuat, tekanan darah meningkat akibat konstriksi ■
Sebagian besar kelenjar keringat disarafi hanya oleh saraf
(penyempitan) generalisata pembuluh darah, saluran napas simpatis. Serat pascaganglion saraf-saraf ini bersifat tak-lazim karena
mengeluarkan asetilkolin dan bukan norepinefrin
berdilatasi (membuka lebar) untuk memaksimalkan aliran udara,
glikogen (gula simpanan) dan simpanan lemak diuraikan untuk ■ Kelenjar liur disarafi oleh kedua divisi autonom,tetapi tidak
mengeluarkan bahan bakar tambahan ke dalam darah, dan seperti di tempat lain, aktivitas simpatis dan parasimpatis tidak
pembuluh darah yang mendarahi otot rangka berdilatasi. Semua antagonistik. Keduanya merangsang sekresi air liur, tetapi volume dan
respons ini ditujukan untuk meningkatkan aliran darah kaya komposisi liur berbeda, bergantung pada cabang autonom mana yang
nutrien dan beroksigen ke otot rangka sebagai antisipasi terhadap dominan.
aktivitas fisik berat. Selain itu, pupil berdilatasi dan mata Anda akan belajar lebih banyak tentang pengecualian-pengecualian
menyesuaikan diri untuk melihat jauh, memungkinkan yang ini di bab-bab selanjutnya. Kini kita akan mengalihkan perhatian ke
bersangkutan dapat melihat seluruh hal yang mengancam. medula adrenal, suatu komponen endokrin unik pada sistem saraf
Berkeringat meningkat sebagai antisipasi terhadap peningkatan simpatis.
berlebih produksi panas oleh aktivitas fisik. Karena aktivitas
pencernaan dan kemih tidak esensial untuk menghadapi ancaman,
sistem simpatis menghambat aktivitas-aktivitas ini.
SAAT DOMINASI PARASIMPATIS Sistem parasimpatis
mendominasi pada keadaan tenang dan santai. Pada keadaan tanpa Kedua kelenjar adrenal terletak di atas ginjal, satu di tiap-tiap sisi (ad
ancaman ini, tubuh dapat berkonsentrasi melaksanakan aktivitas artinya "di samping"; renal artinya "ginjal"). Kelenjar adrenal adalah
"rumah tangga"nya, misalnya pencernaan. Sistem parasimpatis kelenjar endokrin, masing-masing dengan suatu bagian luar, korteks
mendorong fungsi tubuh tipe "istirahat-dan-cerna" ini sambil adrenal, dan bagian dalam, medula adrenal (lihat h. 728 dan
memperlambat aktivitas-aktivitas yang di tingkatkan oleh sistem 699-701). Medula adrenal adalah suatu ganglion simpatis modifikasi
simpatis. Sebagai contoh, jantung tidak perlu berdetak keras dan yang tidak membentuk serat pascaganglion. Pada stimulasi oleh serat
kuat jika seseorang berada dalam keadaan tenang. praganglion yang berasal dari SSP, bagian ini mengeluarkan hormon
MANFAAT PERSARAFAN Autonom GANDA Apa manfaat katekolamin (lihat h. 127) ke dalam darah (lihat Gambar 7-2).
persarafan ganda organ dengan serat saraf yang kerjanya saling Tidaklah mengherankan, hormon-hormon tersebut identik atau
berlawanan? Persarafan ganda ini memungkinkan tubuh serupa dengan neurotransmiter simpatis pascaganglion. Sekitar 20%
mengontrol secara akurat aktivitas suatu organ, seperti memiliki produk hormon medula adrenal adalah norepinefrin, sisa 80%nya
gas dan rem untuk mengontrol kecepatan suatu mobil. Jika seekor berkaitan erat dengan epinefrin (adrenalin) (lihat catatan kaki 2, h.
hewan mendadak melintas di jalan yang sedang Anda lewati, Anda 254). Hormon-hormon ini, secara umum, memperkuat aktivitas
pada akhirnya dapat berhenti jika Anda mengangkat kaki Anda sistem saraf simpatis.
dari pedal gas, tetapi Anda mungkin terlalu lama berhenti untuk
dapat menghindari hewan tersebut. Namun, jika Anda secara
bersamaan menginjak rem sewaktu mengangkat kaki dari pedal
gas, Anda dapat menghentikan mobil dengan terkontrol dan lebih Karena setiap neurotransmiter autonom dan hormon medula
cepat. Dengan cara serupa, jantung yang berdetak cepat karena merangsang aktivitas di sebagian jaringan, tetapi menghambat
pengaruh simpatis dapat secara bertahap dikurangi hingga normal aktivitas di jaringan lain, respons tertentu harus bergantung pada
setelah situasi stres berlalu dengan mengurangi impuls di saraf spesialisasi sel jaringan dan bukan pada sifat bahan kimia itu sendiri.
simpatis jantung (mengangkat kaki dari pedal gas). Namun, Sel jaringan responsif memiliki satu atau lebih beberapa jenis protein
kecepatan denyut jantung dapat dikurangi secara lebih cepat reseptor membran plasma bagi berbagai carakakimiawi ini.
dengan secara bersamaan meningkatkan aktivitas di jalur Pengikatan suatu neurotransmiter ke reseptornya menginduksi
parasimpatis ke jantung (menginjak rem). Memang, kedua divisi respons yang spesifik jaringan.
sistem saraf autonom biasanya dikontrol secara timbal-balik;
peningkatan aktivitas di salah satu divisi disertai oleh penurunan di
RESEPTOR KOLINERGIK Para peneliti telah mengetahui dua jenis
divisi yang lain.
reseptor ACh (kolinergik)—nikotinik dan muskarinik-berdasarkan
Terdapat beberapa pengecualian terhadap aturan umum
respons keduanya terhadap obat tertentu. Reseptor nikotinik
persarafan timbal-balik ganda oleh dua cabang sistem saraf
diaktifkan oleh turunan tanaman tembakau nikotin, sedangkan
autonom tersebut; yang paling menonjol adalah:
reseptor muskarinik diaktifkan oleh racun jamur muskarin (Tabel
7-3).
Reseptor nikotinik ditemukan di badan sel pascaganglion di semua

Pembuluh darah yang memiliki persarafan (sebagian besar
ganglion autonom. Reseptor ini berespons terhadap asetilkolin yang
arteriol dan vena disarafi; arteri dan kapiler tidak) hanya menerima
dibebaskan dari serat praganglion simpatis dan parasimpatis.
serat saraf simpatis. Regulasi dilaksanakan dengan meningkatkan
Pengikatan asetilkolin ke reseptor Reseptor nikotinik ditemukan ini
atau menurunkan frekuensi lepas-muatan di atas atau di bawah
me-nyebabkan pembukaan kanal kation non-spesifik di sel
kadar tonus di serat-serat simpatis ini. Satu-satunya pembuluh
pascaganglion yang memungkinkan mengalirnya Na+ dan K+. Oleh
darah yang menerima serat simpatis dan parasimpatis adalah
sebab itu, reseptor ini dikenal dengan reseptor-kanal (lihat h. 125).
pembuluh yang mendarahi penis dan klitoris. Kontrol persarafan
Karena permeabilitas membran end plate terhadap Na+ dan K+ pada
rangkap atas organ-organ ini penting untuk menghasilkan ereksi.

   257
■ TABEL 7-3 Sifat-Sifat Berbagai Jenis Reseptor Autonom

Jenis Reseptor Afinitas Neurotransmiter Efektor pada Mekanisme Kerja


Jenis Reseptor pada Efektor Efek pada Efektor

Nikotinik Asetilkolin dari serat Semua badan sel Membuka kanal-reseptor Eksitatorik
praganglion autonom pascaganglion autonom; kation non-spesifik
medula adrenal

Muskarinik Asetilkolin dari neuron motorik Cakram motorik serat otot Membuka kanal-reseptor Eksitatorik
rangka kation non-spesifik

𝛂1 Asetilkolin dari serat Otot jantung, otot polos, Mengaktifkan berbagai Eksitatorik atau
pascaganglion parasimpatis sebagian besar kelenjar jalur reseptor inhibitorik, bergantung
eksokrin dan beberapa bergandeng protein-G, pada efektor
kelenjar endokrin bergantung pada efektor
𝛂2 Afinitas untuk norepinefrin (dari Sebagian besar jaringan Mengaktifkan jalur Eksitatorik
serat pascaganglion simpatis) sasaran simpatis caraka kedua IP3–
lebih besar daripada untuk Ca2+
epinefrin (dari medula adrenal)

𝛃1 Afinitas untuk norepinefrin lebih


Organ pencernaan Menghambat cAMP Inhibitorik
besar daripada untuk epinefrin

𝛃2 Afinitas untuk norepinefrin setara Jantung Mengaktifkan cAMP Eksitatorik


dengan untuk epinefrin

Otot polos arteriol Mengaktifkan cAMP Inhibitorik


Afinitas hanya untuk epinefrin
dan bronkiol

saat pembukaan kanal ini pada hakikat nya adalah sama, pergerakan
relatif ion ini melewati saluran bergantung pada gaya pendorong
■ Reseptor a2 bertempat terutama pada organ pencernaan.
elektrokimianya. Ingat bahwa pada potensial istirahat, gaya dorong ■ Reseptor β1 hanya terbatas pada jantung
neto Na+ jauh lebih besar daripada K+ karena potensial istirahatnya
lebih dekat ke potensial ekuilibrium K+ daripada potensial
■ Reseptor β2 ditemukan pada otot polos arteriol dan bronkiol
ekuilibrium Na+. Baik gradien konsentrasi maupun elektrik untuk (pembuluh darah dan saluran napas kecil).
Na+ mengarah ke dalam, sementara konsentrasi keluar gradien K+ Jenis reseptor yang berbeda juga memiliki afinitas (daya
hampir menyamai atau diimbangi dengan pemasukan gradien listrik tarik) yang berbeda bagi epinefrin dan norepinefrin:
Na+ ke arah dalam. Akibatnya, ketika asetilkolin memicu pembukaan
saluran kanal ini, lebih banyak Na+ yang masuk ke dalam daripada K
■ Reseptor a kedua subjenis memiliki afinitas yang lebih
+ yang keluar, menyebabkan depolarisasi yang memicu potensial aksi
besar terhadap norepinefrin dibandingkan epinefrin.
di sel pascaganglion.
■ Reseptor β memiliki afinitas yang setara bagi norepinefrin dan
Reseptor muskarinik ditemukan di membran sel efektor (otot 1
polos, otot jantung, dan kelenjar). Reseptor ini berikatan dengan epinefrin.
asetilkolin yang dikeluarkan dari serat pascaganglion parasimpatis. ■
Reseptor β2 hanya terikat pada epinefrin.
Kelima subtipe reseptor muskarinik berkaitan dengan protein G
yang mengaktifkan jalur caraka kedua yang memicu respons sel Semua reseptor adrenergik digabungkan dengan protein G,
sasaran (lihat h. 126). tetapi jalur yang diaktifkan ketika berikatan dengan katekolamin
berbeda untuk tipe reseptor yang berbeda.
RESEPTOR ADRENERGIK Kedua kelas utama reseptor adrenergik ■ Aktivasi reseptor β1 dan β2 memicu respons sel sasaran melalui
untuk norepinefrin dan epinefrin adalah reseptor alfa (𝛂) dan beta pengaktifan jalur caraka kedua adenosin monofosfat siklik
(𝛃) yang masing-masing dibagi lebih lanjut menjadi reseptor 𝛂1 dan (cAMP) (lihat h. 131).
𝛂2 dan serta 𝛃1 dan 𝛃2 (Tabel 7-3). Berbagai jenis reseptor ini
tersebar secara berbeda di antara organ-organ efektor yang Stimulasi reseptor a1 menimbulkan respons yang diingikan

dikendalikan oleh simpatis sebagai berikut. memalui sistem caraka kedua IP3–Ca21(lihat h. 132).
■ Reseptor a1 ada pada sebagian besar jaringan sasaran simpatis.

258 BAB 7
■ Sebaliknya, pengikatan suatu neurotransmiter ke reseptor α2 Sebaliknya, metoprolol secara selektif menghambat reseptor
menghambat produksi cAMP di sel sasaran. adrenergik p, dan diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi
karena menurunkan jumlah darah yang dipompa oleh jantung ke
Respons organ efektor juga bervariasi bergantung pada tipe pembuluh darah. Metoprolol tidak memengaruhi reseptor β2
reseptor adrenergik: sehingga tidak berefek ke bronkiolus.
■ Aktivasi reseptor α1 biasanya menyebabkan respons eksitatorik
di organ efektor—misalnya, konstriksi arteriol akibat
meningkatnya kontraksi otot polos di dinding pembulug darah
ini. Pesan-pesan dari SSP disampaikan ke otot jantung, otot poIos, dan
kelenjar melalui saraf autonom, tetapi bagian otak mana yang
■ Aktivasi reseptor α2, sebaliknya, menyebabkan respons mengatur keluaran autonom? Kontrol autonomik efektor-efektor ini
inhibitorik di organ efektor, misalnya berkurangnya kontraksi diperantarai oleh refleks dan melalui pusat kontrol yang terletak di
otot polos di saluran cerna. pusat Selangkah lebih maju, informasi yang dibawa ke SSP via aferen
viseral akhirnya digunakan untuk menentukan keluaran yang sesuai
■ Stimulasi reseptor β1, yang hanya terdapat di jantung
melalui eferen autonomik ke efektor untuk mempertahankan
menyebabkan respons eksitatorik, yaitu peningkatan frekuensi homeostasis. Beberapa ahli fisiologis menganggap aferen viseral
dan kekuatan kontraksi jantung. sebagai bagian sistem saraf autonom,sementara yang lain
■ Respons terhadap aktivasi reseptor β2 umumnya bersifat mempertimbangkan eferen simpatis dan parasimpatis sebagai satu
inhibitorik, misalnya dilatasi arteriol atau bronkiolus (saluran satunya komponen sistem saraf autonom. Dengan cara apapun Anda
napas) akibat relaksasi otot polos di dinding struktur-struktur mengklasifikasikannya, satu hal yang pasti bahwa masukan aferen
tubulus ini. viseral sangat penting untuk menentukan keluaran simpatis dan
parasimpatis.
Untuk aturan yang cepat, aktivasi reseptor adrenergik tipe "1"
mengarah ke respons eksitatorik, dan aktivitas tipe "2" mengarah ■ Sebagian refleks autonom, misalnya berkemih, buang air besar,
ke respons inhibitorik. dan ereksi, terintegrasi di tingkat korda spinalis, tetapi semua refleks
spinal ini dapat dikontrol oleh tingkat kesadaran yang lebih tinggi.
AGONIS DAN ANTAGONIS Autonom Terdapat obat- ■ Medula di dalam batang otak adalah bagian yang paling berperan
obat yang secara selektif mengubah respons autonom di bagi keluaran autonom. Pusat-pusat untuk mengontrol aktivitas
tiap-tiap tipe reseptor. Agonis berikatan dengan reseptor kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan melalui sistem autonom
neurotransmiter dan memicu efek yang mirip dengan berlokasi di sini.
neurotransmiter tersebut. Antagonis, sebaliknya, berikatan
dengan reseptor, menghambat neuro transmiter berikatan dan ■ Hipotalamus berperan penting dalam mengintegrasikan respons
menyebabkan respons, tetapi anta gonis itu sendiri tidak autonom, somatik, dan endokrin yang secara otomatis menyertai
menghasilkan respons. Karena itu, suatu agonis menyerupai berbagai keadaan emosi dan perilaku. Sebagai contoh, peningkatan
respons neurotransmiter, sedangkan antagonis menghambat kecepatan denyut jantung, tekanan darah, dan aktivitas pernapasan
respons neurotransmiter. Sebagian obat ini hanya digunakan yang berkaitan dengan rasa marah atau takut ditimbulkan oleh
untuk eksperimen, tetapi yang lain penting sebagai obat. Sebagai hipotalamus yang bekerja melalui medula.
contoh, atropin menghambat efek asetilkolin di reseptor ■ Aktivitas autonom juga dapat dipengaruhi oleh korteks asosiasi
muskarinik, tetapi tidak memengaruhi Karena asetilkolin yang prafrontal melalui keterlibatannya dalam ekspresi emosional yang
dikeluarkan di serat praganglion simpatis dan parasimpatis khas bagi kepribadian masing-masing, Contohnya adalah
berikatan dengan reseptor nikotinik, blokade di sinaps nikotinik kemerahan pada wajah saat seseorang merasa malu, yang
akan melumpuhkan kedua divisi autonom tersebut. Dengan ditimbulkan oleh dilatasi pembuluh darah yang mendarahi kulit
bekerja secara selektif menghambat efek asetilkolin hanya di taut pipi. Respons semacam ini diperantarai oleh jalur hipotalamus-
muskarinik, yaitu tempat kerja serat pascaganglion parasimpatis, medula.
atropin menghambat efek parasimpatis, tetapi tidak
Tabel 7-4 meringkaskan beberapa ciri utama pembeda sistem saraf
memengaruhi aktivitas simpatis. Dokter menggunakan prinsip
simpatis dan parasimpatis.
ini untuk menekan sekresi air liur dan bronkus sebelum
pembedahan sehingga mengurangi risiko inhalasi sekresi ini ke Periksa Pemahaman Anda 7.1
dalam paru pasien.
Demikian juga, obat yang secara selektif bekerja di reseptor 1. Ilustrasikan asal, ujung, pangjang serat, dan neurotransmiter
adrenergik α dan β untuk meningkatkan atau menghambat efek yang dilepaskan pada serat praganglion dan pascaganglion
simpatis tertentu banyak digunakan. erikut Āini adalah beberapa simpatis dan parasimpatis.
contohnya. Salbutamol secara selektif mengaktifkan reseptor 2. Bandingkan waktu dominansi simpatis dan parasimpatis.
adrenergik b2 pada dosis rendah, memungkinkannya
3. Diskusikan hubungan medula adrenal dengan sistem saraf
memperlebar bronkiolus dalam pengobatan asma tanpa
autonom.
merangsang jantung (jantung umumnya memiliki reseptor b1).

Sistem Saraf Tepi: Divisi Eferen 259


❚ TABEL 7-4 Gambaran Pembeda Sistem Saraf Simpatis dan Sistem Saraf Parasimpatis
Gambaran Sistem Simpatis

Gambaran Sistem Simpatis Sistem Parasimpatis

Asal serat praganglion Regio toraks dan lumbal korda spinalis Otak dan regio sakrum korda spinalis

Asal serat pascaganglion Rangkaian ganglion simpatis (dekat korda spinalis) Ganglion terminal (di atau dekat dengan organ efektor)
(lokasi ganglion) atau ganglion kolateral (sekitar separuh jalan antara
korda spinalis dan organ efektor)

Panjang serat Serat praganglion pendek Serat praganglion panjang


Serat pascaganglion panjang Serat pascaganglion pendek

Neurotransmiter yang Praganglion: asetilkolin Praganglion: asetilkolin


dilepaskan
Pascaganglion: norepinefrin Pascaganglion: asetilkolin
Jenis reseptor untuk Untuk neurotransmiter praganglion: nikotinik Untuk neurotransmiter praganglion: nikotinik
neurotransmiter Untuk neurotransmiter pascaganglion: a1, a2, b1, b2 Untuk neurotransmiter pascaganglion: muskarinik
Dominansi Mendominansi pada situasi darurat "berjuang-atau- Mendominansi pada situasi tenang santai;
lari"; mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik berat mendorong aktivitas "rumah tangga", misalnya
pencernaan

7.2 | Sistem Saraf Somatik daerah di otak yang memiliki kontrol atas gerakan otot rangka
mencakup regio motorik korteks, nukleus basal, serebelum, dan
batang otak (lihat h. 157–159, 164, dan 176–177; lihat juga Gambar
Neuron motorik menyarafi otot rangka. 8-24, h. 302, untuk ringkasan mengenai kontrol motorik dan
Neuron motorik, yang akson-aksonnya membentuk sistem saraf Gambar 5-28b, h. 186, untuk contoh spesifik jalur motorik
somatik, menyarafi otot rangka dan menyebabkan terjadinya gerakan desendens).
(motor berarti "gerakan"). (Kadang-kadang semua neuron eferen Neuron motorik dianggap sebagai jalur akhir bersama karena
disebut sebagai neuron motorik, tetapi kita membatasi istilah ini satu-satunya jalan yang dapat digunakan oleh bagian lain sistem
untuk serat somatik eferen yang menyarafi otot rangka.) Hampir saraf untuk memengaruhi aktivitas otot rangka adalah dengan
semua badan sel neuron motorik berada di dalam kornu ventral bekerja pada neuron-neuron motorik ini. Tingkat aktivitas di suatu
korda spinalis (lihat h. 183). Satu-satunya pengecualian adalah bahwa neuron motorik dan sinyal yang kemudian dikirim ke serat otot
badan sel neuron motorik yang menyarafi otot di kepala berada di rangka yang disarafinya bergantung pada keseimbangan relatif
batang otak. Tidak seperti rangkaian dua-neuron pada serat saraf antara EPSP dan IPSP (lihat h. 115) yang ditimbulkan oleh
autonom, akson neuron motorik berlanjut dari asalnya di SSP hingga masukan-masukan prasinaps yang berasal dari berbagai tempat di
ujungnya di otot rangka. Terminal akson neuron motorik otak.
mengeluarkan asetilkolin, yang menimbulkan eksitasi dan kontraksi
sel-sel otot yang disarafi. Neuron motorik hanya dapat merangsang Sistem somatik berada di bawah kontrol kesadaran, tetapi
otot rangka, berbeda dengan serat autonom, yang dapat merangsang banyak aktivitas otot rangka yang melibatkan keseimbangan,
atau menghambat organ efektor. Inhibisi aktivitas otot rangka hanya postur, dan gerakan stereotipik dikontrol secara bawah-sadar.Anda
dapat dicapai di dalam SSP melalui masukan sinaptik inhibitorik ke dapat memutuskan untuk mulai berjalan, tetapi Anda tidak perlu
dendrit dan badan sel neuron motorik yang menyarafi otot yang secara sadar melakukan kontraksi dan relaksasi secara bergantian
bersangkutan. otot-otot yang terlibat karena gerakan-gerakan ini secara
involunter dikoordinasikan oleh pusat-pusat yang lebih rendah
otak.
Badan sel neuron-neuron motorik dapat secara selektif
Dendrit dan badan sel neuron motorik dipengaruhi oleh banyak dirusak oleh virus polio. Akibatnya adalah paralisis otot
masukan prasinaps konvergen, baik eksitatorik maupun inhibitorik. yang disarafi oleh neuron yang terkena. Sklerosis lateral
Sebagian masukan ini adalah bagian jalur refleks spinal yang berasal amiotrofik (amyotrophic lateral sclerosis, ALS) yang juga
dari reseptor-reseptor sensorik perifer. Masukan yang lain adalah dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig, adalah penyakit
bagian jalur-jalur desendens yang berasal dari dalam otak. Daerah- neuron motorik yang paling sering di jumpai.

260 BAB 7
penyakit yang belum dapat disembuhkan ini ditandai oleh Tabel 7-6 membandingkan ketiga jenis fungsional neuron:
degenerasi dan akhirnya kematian neuron motorik. Akibatnya neuron aferen, neuron eferen, dan antarneuron.
adalah kehilangan bertahap kontrol motorik, paralisis progresif,
dan akhirnya kematian dalam tiga hingga lima tahun setelah
awitan penyakit. Kausa pasti penyakit ini masih belum jelas, Periksa Pemahaman Anda 7.2
meskipun para ilmuwan terus meneliti berbagai faktor yang 1. Bandingkan organ-organ efektor yang disarafi oleh sistem saraf
mungkin mendasari penyakit ini. Berbagai faktor tersebut antara autonom dan oleh sistern saraf somatik.
lain adalah perubahan patologis di neurofilamen yang 2. Jelaskan mengapa neuron motorik dianggap sebagai jalur akhir
menghambat transpor bahan-bahan krusial melalui akson (lihat h. bersama.
50), akumulasi ekstrasel neurotransmiter eksitatorik glutamat
hingga kadar toksik, agregasi protein abnormal intrasel, disfungsi
mitokondria yang menyebabkan penurunan produksi energi, dan
aktivasi enzim pemotong protein (kaspase, yang terlibat di 7.3 | Taut Neuromuskulus
apoptosis; lihat h. 44) yang secara selektif memotong badan sel
saraf dan nukleus. Para ilmuwan bekerja pada terapi potensial yang
ditujukan untuk memperlambat progresifisitas penyakit yang
merusak ini.
Sebelum kita mengalihkan perhatian ke taut antara sebuah Potensial aksi di neuron motorik merambat cepat dari badan sel
neuron motorik dan sel otot yang disarafinya, kita akan me- di dalam SSP ke otot rangka di sepanjang akson bermielin besar
madukan dalam bentuk tabel dua kelompok informasi yang telah (serat eferen) neuron. Sewaktu mendekati otot, akson bercabang
kita bahas pada bab ini dan bab sistem saraf sebelumnya. Tabel 7-5 dan kehilangan selubung mielinnya. Tiap-tiap terminal akson ini
meringkaskan ciri kedua cabang divisi eferen sistem saraf tepi: membentuk taut khusus, taut neuromuskulus3, dengan satu dari
sistem saraf autonom dan sistem saraf somatik. banyak sel otot yang membentuk otot keseluruhan (Gambar 7-4

❚ TABEL 7-5 Perbandingan Sistem Saraf Autonom dan Sistem Saraf Somatik

Gambaran Sistem Saraf Autonom Sistem Saraf Somatik

Tempat Asal Simpatis: Kornu lateral regio toraks dan Kornu ventralis korda spinalis bagi sebagian
lumbal korda spinalis besar; yang menyarafi otot di kepala berasal
dari otak
Parasimpatis: Otak dan sakrum korda spinalis

Jumlah neuron dari asal Rantai dua-neuron (praganglion dan Satu neuron (neuron motorik)
di SSP ke organ efektor pascaganglion)

Organ yang disarafi Otot jantung, otot polos, kelenjar eksokrin, dan Otot rangka
sebagian kelenjar endokrin

Jenis persarafan Sebagian besar organ efektor disarafi secara Organ efektor hanya disarafi oleh
rangkap oleh kedua cabang antagonistik sistem neuron motorik
ini (simpatis dan parasimpatis)

Neurotransmiter di Mungkin asetilkolin (ujung parasimpatis) atau Hanya asetilkolin


organ efektor norepinefrin (ujung simpatis)
Efek pada organ Stimulasi atau inhibisi (efek antagonistik kedua Hanya stimulasi (inhibisi hanya mungkin
efektor cabang) terjadi di sentral melalui IPSP pada dendrit
dan badan sel neuron motorik)
Di bawah kontrol involunter Berada di bawah kontroi volunter; banyak
Jenis kontrol aktivitas dikoordinasikan di bawah sadar
Pusat yang lebih tinggi
yang terlibat dalam Korda spinalis, medula, hipotalamus, korteks Korda spinalis, korteks motorik, nukleus
kontrol asosiasi basal, serebelum, batang otak

   261
euron

Sistem Saraf Sistem Saraf


Gambaran Neuron Aferen Autonom Somatik Antarneuron

Terletak seluruhnya di dalam SSP;


Asal, struktur, Reseptor di ujung Rantai dua-neuron; neuron Badan sel neuron sebagian badan sel berasal dari
lokasi perifer; akson perifer pertama (serat praganglion) motorik terletak di otak, dengan akson panjang
yang memanjang berasal dari SSP dan korda spinalis;
berjalan menuruni korda spinalis
berjalan di saraf berakhir di ganglion; neuron akson yang
dalam jalur desendens; sebagian
perifer; badan sel kedua (serat pascaganglion) panjang berjalan
berasal dari korda spinalis, dengan
terletak di ganglion berasal dari ganglion dan di saraf perifer dan
akson panjang
akar dorsal; akson berakhir di organ efektor berakhir di organ
berjalan naik di korda
sentral yang pendek efektor
menuju otak dalam jalur asendens;
masuk ke korda
yang lain membentuk koneksi-
spinalis
koneksi lokal pendek

Terminasi Antarneuron* Organ efektor (otot jantung, Organ efektor Antarneuron lain
otot polos, kelenjar eksokrin, (otot rangka) dan neuron eferen
dan sebagian kelenjar
endokrin)
Membawa informasi Membawa instruksi dari Membawa Memroses dan mengintegrasikan
Fungsi
tentang lingkungan CNS ke organ efektor instruksi dari masukan aferen; rnemulai dan
eksternal dan CNS ke organ mengoordinasikan keluaran eferen;
internal ke CNS efektor berperan dalam pikiran dan fungsi
luhur lain

Konvergensi Tidak (satu-satunya


Ya Ya Ya
masukan di masukan adalah
badan sel melalui reseptor)

Dapat dirangsang Dapat dirangsang atau


Hanya dapat tereksitasi Dapat dirangsang atau
Efek masukan atau dihambat dihambat (melalui EPSP
(melalui potensial dihambat (melalui EPSP
pada neuron (melalui EPSP dan IPSP; harus
reseptor yang dipicu dan IPSP di neuron
dan IPSP; harus mencapai ambang agar
oleh stimulus; harus pertama; harus
mencapai ambang terjadi potensial aksi)
mencapai ambang mencapai ambang agar
agar terjadi
agar terjadi potensial terjadi potensial aksi)
potensial aksi)
aksi)
Bagian membran peka- Axon hillock Axon hillock Axon hillock
rangsang pertama di
dekat reseptor
Ya Ya Ya Ya
keluaran

Efek keluaran Hanya merangsang Serat pascaganglion Hanya merangsang Merangsang atau menghambat
pada organ merangsang atau
efektor menghambat

* Kecuali pada refleks regang, yaitu ketika neuron aferen berakhir langsung di neuron eferen; lihat h. 187.

262 BAB 7
PENGELUARAN ACh DI TAUT NEUROMUSKULUS Setia tombol
dan foto pembuka bab). Setiap cabang menginervasi hanya satu sel
terminal mengandung ribuan vesikel yang menyimpan
otot; karena itu, setiap sel otot hanya memiliki satu taut
ACh. Perambatan potensial aksi ke terminal akson (Gambar
neuromuskulus. Sel otot tunggal, disebut serat otot, berbentuk
7-5, tahap 1 ) memicu pembukaan kanal Ca2+ berpintu listrik di
silindris dan panjang. Di dalam taut neuromuskulus, terminal semua tombol terminalnya (lihat h. 97) Kita fokus pada satu
akson memecah menjadi beberapa cabang multipel, yang masing- tombol terminal,
masing berakhir pada struktur mirip kenop yang membesar yang
tetapi kejadian yang sama sedang berlangsung pada semua tombol
disebut tombol terminal. Seluruh terminal akson berakhir (semua
terminal di suatu taut neuromuskulus. Ketika kanal Ca2+ terbuka,
cabang halus dengan tombol terminal) dengan pas ke cekungan
Ca2+ berdifusi ke dalam tombol terminal dari konsentrasi
dangkal, atau alur, di serat otot di bawahnya. Bagian khusus ekstraselnya yang tinggi (tahap 2 ) (lihat h. 80), yang pada
membran sel otot ini disebut cakram motorik (Gambar 7-5). gilirannya menyebabkan pelepasan ACh melalui eksositosis dari
beberapa ratus vesikel ke dalam celah (tahap 3 ).

PEMBENTUKAN POTENSIAL END-PLATE ACh yang dibebaskan


berdifusi melintasi celah dan berikatan dengan reseptor-kanal
berpintu kimia spesifik, yaitu protein membran khusus yang khas
bagi bagian cakram motorik membran serat otot (tahap 4 ).
Di taut neuromuskulus, sel saraf dan sel otot sebenarnya tidak (Reseptor kolinergik ini adalah tipe nikotinik). Pengikatan dengan
berkontak langsung. Ruang, atau celah, antara kedua struktur ini ACh menyebabkan reseptor-kanal ini membuka. Kanal ini adalah
terlalu besar untuk memungkinkan transmisi listrik suatu impuls kanal kation nonspesifik yang memungkinkan baik Na+ maupun K+
antara keduanya (yaitu, potensial aksi tidak dapat "meloncat" melewatinya (tahap 5 ). Karena gradien elektrokimia Na lebih besar
sedemikian jauh). Seperti di sinaps kimiawi saraf (lihat h. 112), daripada K+, lebih banyak Na+ yang masuk daripada K+ yang
caraka kimiawi mengangkut sinyal antara tombol terminal dan keluar, sehingga cakram motorik terdepolarisasi. Perubahan
serat otot. Neurotransmiter ini adalah ACh. potensial kolektifyang dihasilkan dari pergerakan ion menembus
semua tombol terminal di dalam taut neuromuskulus disebut
3Banyak ilmuwan menyebut sinaps untuk setiap taut antara dua sel yang potensial end-plate (end-plate potential, EPP). Ini adalah suatu
menangani informasi secara elektris. Menurut sudut pandang yang luas ini, sinaps potensial berjenjang serupa dengan EPSP, kecuali bahwa EPP jauh
kimiawi mencakup taut antara dua neuron serta antara neuron dan sel efektor lebih besar karena alasan berikut ini: (1) Taut neuromuskulus terdiri
(misalnya sel otot tipe apapun atau sel kelenjar), dan sinaps listrik mencakup taut dari tombol terminal multipel, yang masing-masingnya secara
celah antara selsel otot polos, antara sel-sel otot jantung, atau antara beberapa bersamaan melepaskan ACh pada pengaktifan terminal akson; (2)
neuron. Kita secara sempit mencadangkan kata sinaps secara spesifik untuk taut lebih banyak neurotransmiter yang dibebaskan dari tombol terminal
neuron-ke-neuron dan menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk taut jenis daripada dari kenop prasinaps sebagai respons terhadap potensial
lain, misalnya istilah taut neuromuskulus untuk hubungan antara neuron motorik aksi; (3) cakram motorik memiliki luas-
dan sel otot rangka.
motorik
Serat otot yang Serat
Korda spinalis potongan) disarafi oleh disarafi
Akson dua neuron neuron motorik motorik biru
motorik eferen Terminal merah
akson Terminal akson

Tombol terminal

Otot Taut
neuromuskulus

Ed Reschke/photolibrary.com
Serat otot

Serat Tombol Taut


otot terminal neuromuskulus

Gambar 7-4 Neuron motorik yang menyarafi sel-sel otot rangka. Badan sel neuron motorik berasal dari kornu ventral korda spinalis. Aksonnya (serat eferen
somatik) keluar melalui kornu ventral dan berjalan melalui saraf spinal ke otot rangka yang disarafinya. Ketika mencapai otot rangka, akson bercabang menjadi
banyak terminal akson, yang masing-masingnya membentuk taut neuromuskulus dengan satu sel otot (serat otot). Di dalam taut neuromuskulus, terminal akson
tersebut bercabang lagi mejadi cabang-cabang halus, yang masing-masingnya berakhir di tombol terminal yang membesar. Perhatikan bahwa serat otot yang
disarafi oleh satu terminal akson tersebar di seluruh otot, tetapi untuk menyederhanakan, serat-serat tersebut dikelompokkan bersama pada gambar ini.

   263
terminal akson
neuron motorik
Perambatan
selubung meilin potensial aksi di
neuron motorik
1

Tombol terminal

Kanal Na+ vesikel


berpintu listrik aseltikolin kanal Ca2+ berpintu listrik

membran plasma Ca2+ Perambatan


serat otot potensial aksi
di serat otot
8 Na+ 2
8

7 7
6 Na+
3
4 K+ 9
asetilkolinesterase 5

Kanal-reseptor
berpintu asetilkolin Na+
(untuk lalu lintas kation
nonspesifik) Cakram motorik

Elemen kontraktil di dalam serat otot

1 Potensial aksi di neuron motorik di hantarkan ke terminal akson (tombol 6 6Hasilnya adalah potensial end-plate. terjadi aliran arus lokal antara
terminal) end-plate yang mengalami depolarisasi membran sekitar.

2 7 Aliran arus lokal ini membuka kanal Na+ berpintu listrik di


Potensial aksi lokal ini memicu pembukaan kanal Ca2+ berpintu listrik membran sekitar.
dan masuknya Ca2+ ke dalam tombol terminal.

3 Ca2+ memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis dari 8 Masuknya Na+ yang terjadi menurunkan potensial ke ambang, memicu
sebagian vesikel. potensial aksi, yang kemudian merambat ke seluruh serat otot.

4 Asetilkolin berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot
dan berikatan dengan reseptor-kanal spesifiknya di cakram motorik membran 9 Asetilkolin kemudian diuraikan oleh asetikolinesterase, suatu enzim
sel otot. yang terletak di membran cakram motorik, mengakhiri respons ke
otot.
5 pengikatan ini menyebabkan terbukanya kanal kation nonspesifik ini,
menyebabkan terjadinya perpindahan Na+ masuk ke dalam sel otot dalam
jumlah yang lebih besar daripada K+ keluar sel.

Gambar 7-5 Peristiwa-peristiwa di taut neuromuskulus.

permukaan yang lebih besar dan densitas kanal-reseptor EPP adalah potensial berjenjang, yang kekuatannya
neurotransmiter yang lebih besar sehingga memiliki lebih bergantung pada jumlah dan durasi ACh di cakram motorik.
banyak tempat untuk mengikat neurotransmiter daripada
yang dimiliki oleh membran subsinaps; dan (4) karenanya, INISIASI POTENSIAL AKSI Daerah cakram motorik itu
lebih banyak kanal-reseptor yang terbuka sebagai respons sendiri tidak memiliki potensial ambang, sehingga potensial
terhadap pelepasan neurotransmiter pada taut neuromuskulus aksi tidak dapat dimulai di tempat ini. Namun, EPP
daripada pada sinaps. Hal ini memungkinkan influks neto ion menyebabkan terbentuknya potensial aksi di bagian serat
positifdan depolarisasi (EPP) yang lebih besar pada taut sisanya sebagai berikut: Taut neuromuskulus biasanya berada
neuromuskulus. Seperti pada EPSP, di

264 BAB 7
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Berkurangnya Massa Otot: Keadaan
Buruk pada Penerbangan Luar Angkasa

O TOT RANGKA ADALAH CONTOH"gunakan atau hilang"


Stimulasi otor rangka oleh neuron motorik adalah hal
esensial tidak saja untuk merangsang otot berkontraksi tetapi
juga untukmempertahankan ukuran dan kekuatan otot. Otot yang
luar angkasa dan akan kembali melaksanakan aktivitas normal di
bumi.
Program luar angkasa di Amerika Serikat dan Uni Soviet telah
tidak secara rutin dirangsang akaatrofi secara perla han, atau menerapkan teknik-teknik intervensi yang menekankan diet dan
berkurang ukuran dan kekuatannya. olahraga dalam upaya mencegah atrofi otot. Melakukan latihan fisik
Otot rangka kita penting untuk menunjang postur kita yang tegak berat yang dirancang cermat secara teratur selama beberapa jam
menghadapi gaya tarik bumi selain untuk menggerakkan bagian- sehari dapat membantu mengurangi keparahan atrofi fungsional.
bagian tubuh. Ketika manusia memasuki keadaan tanpa berat di luar Namun, studi-studi tentang keseimbangan nitrogen dan mineral
angkasa, menjadi jelas bahwa sistem otot memerlukan beban kerja menyarankan bahwa atrofi otot berlanjut selama keadaan tanpa-berat
atau gravitasi untuk mempertahankan ukuran dan kekuatannya. Pada meskipun ada upaya untuk mencegahnya. Selain itu, dalam periode
tahun 1991, pesawat ulang-alik Columbia diluncurkan untuk misi seperti lama mereka mengangkasa hanya separuh massa otot yang
sembilan hari yang ditujukan antara lain untuk melakukan penelitian pulih pada awak Columbia setelah mereka kembali ke bumi. Temuan
menyeluruh tentang perubahan fisiologik akibat keadaan tanpa-berat. ini dan temuan lain mengisyaratkan bahwa diperlukan intervensi-
Tiga astronot wanita dan empat pria mengalami penurunan drastis intervensi lain untuk mempertahankan otot bagi mereka yang akan
dan signifikan (25%) massa otot-otot penyangga beban tubuh. Upaya tinggal lama di luar angkasa.
yang dibutuhkan untuk menggerakkan tubuh di luar angkasa jauh International Space Station yang telah beroperasi pada tahun 2000
lebih ringan daripada di bumi, dan tidak dibutuhkan tegangan otot akan memiliki ruang kerja hampir lima kali lipat dibandingkan dengan
aktif yang melawan gravitasi. Selain itu, otot-otot yang biasa stasiun Mir atau Skylab. Ruang tambahan ini akan mencakup ruang
digunakan untuk berkeliling dalam kapsul pesawat yang terbatas olahraga yang lebih besar dan peralatan laboratorium canggih untuk
berbeda dari yang digunakan untuk berjalan di bumi. Akibatnya, penelitian-penelitian lebih lanjut tentang efek keadaan tanpa-berat
sebagian otot cepat mengalami apa yang disebut atrofi fungsional. pada otot dan sistem tubuh lain. Meskipun dilakukan upaya-upaya ini,
Otot-otot yang paling terkena adalah yang ada di ekstremitas efek keadaan tanpa berat khususnya pada otot akan terus menjadi
bawah, otot gluteal (bokong), otot ekstensor leher dan punggung, dan suatu masalah. Waktu teriama bertahan tinggal di Stasiun luar
otot badan-yaitu, otot-otot yang digunakan untuk menopang tubuh Angkasa Internasional adalah 215 hari. Karena NASA (National
melawan gaya tarik bumi. Peru bahan yang terjadi mencakup Aeronautics and Space Administration) mengistirahatkan pesawat luar
penurunan volume dan massa otot, penurunan kekuatan dan daya angkasanya pada Juli 2011, di masa depan keterlibatan AS dalam
tahan, peningkatan penguraian protein otat, dan berkurangnya Stasiun Luar Angkasa masih belum pasti.
nitrogen otot (suatu komponen penting protein otot). Mayoritas Berbagai kelompok peneliti saat ini meneliti berbagai kemungkinan
ilmuwan percaya bahwa tidakadanya kontra ksi berkekuatan yang dalam bidang farmasi untuk menunda penguraian otot. Obat yang
biasa terjadi di bumi merupakan faktor utama atrofi fungsional. Atrofi disebut anti pelisutan ini merupakan suatu hal yang menarik bagi
ini tidak menimbulkan masalah selama yang bersangkutan berada di apiikasi luar angkasa dan dalam bidang kedokteran. Pelisutan otot
dalam kapsul pesawat luar angkasa tersebut, tetapi pengurangan merupakan masalah bagi orang yang berbaring dalam jangka waktu
massa otot seperti ini harusdikurangi pada astronot yang akan lama di tempat tidur dan bagi mereka dengan penyakit kronik tertentu
melakukan kerja berat selama perjalanan seperti kanker atau AIDS.

tengah serat otot silindris yang panjang. Ketika terjadi EPP, Tidak seperti transmisi di sinaps, EPP dalam keadaan normal
terbentuk aliran arus lokal antara cakram motorik yang mengalami cukup besar untuk menimbulkan potensial aksi di sel otot. Karena
depolarisasi dan membran sel sekitarnya (di kedua arah) yang itu, transmisi suatu potensial aksi satu-ke-satu biasanya terjadi di
berada dalam keadaan istirahat (tahap 6 ), membuka kanal Na+ taut neuromuskulus; satu potensial aksi di sebuah sel saraf memicu
berpintu listrik sehingga menurunkan potensial ke ambang di satu potensial aksi di sel otot yang disarafinya. Perbandingan lain
daerah sekitar (tahap 7 ). Potensial aksi yang terbentuk di tempat- taut-taut neuromuskulus dengan sinaps dapat ditemukan di Tabel
tempat ini kemudian merambat ke seluruh membran serat otot 7-7.
melalui hantaran yang berdekatan (tahap 8 ) (lihat h. 105).
Penyebaran berlangsung ke kedua arah, menjauhi cakram motorik
menuju ke kedua ujung serat. Aktivitas listrik ini memicu kontraksi
serat otot. Dengan demikian, melalui ACh, potensial aksi di neuron Untuk menjamin gerakan bertujuan, respons sel otot terhadap
motorik menimbulkan potensial aksi dan kontraksi di serat otot. rangsangan neuron motoriknya harus segera dihentikan jika tidak
(Lihat fitur dalam kotak, Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi lagi terdapat sinyal dari neuron motorik. Respons listrik sel otot
Olahraga, untuk mempelajari pentingnya stimulasi neuron dihentikan oleh suatu enzim di membran cakram motorik,
motorik dalam mempertahankan integritas otot rangka.) asetilkolinesterase (AChE) yang menginaktifkan ACh.

Sistem Saraf Tepi: Divisi Eferen 265


❚ TABEL 7-7 Perbandingan Sinaps dan Taut Neuromuskulus Similarities

Persamaan Perbedaan

Keduanya terdiri dari dua sel peka-rangsang yang Sinaps adalah taut antara dua neuron. Taut neuromuskulus terdapat di
dipisahkan oleh suatu celah sempit yang mencegah antara suatu neuron motorik dan suatu serat otot rangka.
transmisi langsung aktivitas listrik di antara keduanya.
Terminal akson keduanya menyimpan caraka kimiawi Transmisi potensial aksi satu-ke-satu terjadi di taut neuromuskulus,
(neurotransmiter) yang dibebaskan melalui eksositosis sementara satu potensial aksi di neuron prasinaps biasanya tidak dapat
vesikel penyimpan (diinduksi oleh Ca2+) ketika potensial memicu potensial aksi di neuron pascasinaps. Potensial aksi di neuron
aksi mencapai terminal. pascasinaps biasanya terjadi hanya jika penjumlahan EPSP membawa
membran ke ambang.

Pada keduanya, pengikatan neurotransmiter dengan kanal- Taut neuromuskulus selalu bersifat eksitatorik (EPSP);
reseptor di membran sel yang mendasari terminal akson sinaps dapat bersifat eksitatorik (EPSP) atau inhibitorik (IPSP).
membuka kanal-kanal ini, memungkinkan perpindahan ion
yang mengubah potensial membran sel.

Perubahan potensial membran yang terjadi Inhibisi otot rangka tidak dapat dilakukan di taut neuromuskulus;
pada keduanya adalah potensial berjenjang. penghambatan tersebut hanya dapat dilakukan di SSP melalui IPSP
di dendrit dan badan sel neuron motorik.

Akibat difusi, banyak molekul ACh yang dibebaskan ber-kontak tidak saja di taut neuromuskulus tetapi di semua tempat
dan berikatan dengan kanal-reseptor di permukaan membran kolinergik. Selama apa yang dinamakan sebagai blok depolarisasi
cakram motorik. Namun, sebagian molekul ACh berikatan dengan ini, kanal Na+ berpintu listrik terperangkap dalam keadaan inaktif
AChE, yang juga terletak di permukaan cakram motorik. Karena (yaitu, kanal ini tetap dalam keadaan tertutup dan tidak mampu
cepat diinaktifkan, ACh ini tidak pernah ikut membentuk EPP. ACh membentuk konformasi terbuka; lihat h. 100). Depolarisasi ini
yang tidak berikatan dengan kanal-reseptor melakukannya dalam menghambat terjadinya inisiasi potensial aksi baru dan kontraksi
waktu yang sangat singkat (selama sekitar sepersejuta detik) dan diafragma. Akibatnya, korban tidak dapat bernapas.
kemudian terlepas. Sebagian molekul ACh yang terlepas segera
berikatan kembali dengan kanal-reseptor, membuat kanal cakram TOKSIN BOTULINUM MENGHAMBAT PELEPASAN ACh
ini tetap terbuka, tetapi sebagian secara acak berikatan dengan Toksin botulinum, sebaliknya, menimbulkan efek mematikan
AChE dan diinaktifkan (tahap 9 ). Seiring dengan berulangnya dengan menghambat pelepasan ACh dari tombol terminal sebagai
proses ini, semakin banyak ACh yang diinaktifkan hingga akhirnya respons terhadap potensial aksi neuron motorik. Toksin
dibersihkan dari celah dalam beberapa milidetik setelah Clostridium botulinum rnenyebabkan botulisme, suatu bentuk
pembebasannya. Pengeluaran ACh mengakhiri EPP, sehingga keracunan makanan. Ketika dikonsumsi, toksin tersebut
membran sel otot sisanya kembali ke potensial istirahat. Kini sel otot menghambat otot berespons terhadap impuls saraf. Kematian
dapat berelaksasi. Atau, jika dibutuhkan kontraksi menetap untuk disebabkan oleh kegagalan pernapasan akibat ketidakmampuan
gerakan tertentu, terbentuk potensial aksi neuron motorik lain yang diafragma berkontraksi. Toksin botulinum adalah salah satu racun
menyebabkan pelepasan lebih banyak ACh sehingga proses paling mematikan yang dikenal; mencerna kurang dari 0,0001 mg
kontraksi terus berlangsung. Dengan membersihkan ACh pemicu dapat mematikan seorang dewasa. (Lihat fitur dalam kotak,
kontraksi dari cakram motorik, AChE memungkinkan terjadinya Konsep, Tantangan, dan Kontroversi, untuk mempelajari
relaksasi (tidak ada lagi ACh yang dibebaskan) atau kontraksi kekusutan pada kisah toksin botulinum.)
berkelanjutan (lebih banyak ACh yang dibebaskan), bergantung
pada kebutuhan sesaat tubuh.
KURARE MENGHAMBAT KERJA ACh DI KANAL-RESEPTOR
Taut neuromuskulus rentan terhadap beberapa Bahan kimia lain menghambat aktivitas taut neuromuskulus
bahan kimia dan penyakit. dengan menghambat efek ACh yang telah dibebaskan. Contoh
paling dikenal adalah antagonis kurare, yang berikatan secara
Beberapa bahan kimia dan penyakit memengaruhi taut reversibel dengan kanal-reseptor ACh di cakram motorik. Namun,
neuromuskulus dengan bekerja di berbagai tahap dalam tidak seperti ACh, kurare tidak mengubah permeabilitas membran
proses transmisi, seperti yang digambarkan oleh contoh dan tidak diinaktifkan oleh AChE. Ketika kurare menempati
di bawah ini. kanal-reseptor ACh, ACh tidak dapat berikatan dan membuka
Dapat LABA-LABA JANDA HITAM MENYEBABKAN PELEPASAN kanal ini sehingga memungkinkan terjadinya perpindahan ion
EKSPLOSIF ACh Dapat laba-laba janda hitam menimbulkan efek yang berperan bagi EPP. Akibatnya, karena potensial aksi tidak
mematikan dengan memicu pelepasan ACh dari vesikel sirnpanan dapat terjadi sebagai respons terhadap impuls saraf ke otot-otot
secara besar-besaran, tersebut,

   BAB 7
❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi Reputasi Toksin Botulinum
Memperoleh Peremajaan

T in produced b Dosis terapeutik jauh lebih kecil daripada jumlah toksin yang
dibutuhkan untuk memicu bahkan gejala ringan keracunan
botulinum. Toksin botulinum akhirnya dibersihkan sehingga
dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk mengatasi gangguan efek relaksasi ototnya akan hilang setelah tiga hingga enam
gerakan tertentu dan, yang lebih baru, ditambahkan dalam daftar bulan, yaitu saat terapi harus diulang.
obat yang digunakan oleh ahli bedah kosmetik untuk melawan
Distonia pertama yang diizinkan diterapi dengan Botax oleh
keriput.
Food and Drug Administration (FDA) adalah blefarospasme
Selama beberapa dekade terakhir, toksin botulinum, yang (blefaro artinya "kelopak mata"). Pada keadaan ini, kontraksi
dipasarkan dalam dosis terapeutik sebagai Botox, digunakan involunter dan menetap otot-otot di sekitar mata hampir secara
untuk mengobati sejumlah penyakit neuromuskulus yang permanen menutup kelopak mata.
menimbulkan nyeri dan dikenal sebagai distonia. Penyakit ini
ditandai oleh spasme (kontraksi otat involunter yang berlebihan Potensi toksin botulinum sebagai opsi pengobatan bagi ahli
dan menetap) yang menyebabkan postur abnormal atau bedah kosmetik ditemukan secara kebetulan ketika dokter
pemuntiran bagian tubuh, bergantung pada bagian yang terkena. mengamati bahwa penyuntikan yang digunakan untuk melawan
Sebagai contoh, spasme leher yang menyebabkan nyeri dan kontraksi abnormal otot mata juga memperhalus keriput di bagian
kepara berputar ke satu sisi terjadi akibat tortikolis spasmodik yang diobati. Ternyata garis kernyit, keriput halus di sekitar mata,
(tortus artinya "terpuntir"; kolum artinya "leher"), yaitu jenis dan alur di atas alis disebabkan oleh aktivitas berlebihan, atau
distonia tersering. Gangguan ini diperkirakan disebabkan oleh kontraksi permanen, otot-otot wajah karena ekspresi wajah
asupan inhibitorik yang terialu sedikit dibandmgkan eksitatorik ke berulang selama bertahun-tahun. Dengan merelaksasikan otot-otot
neuron motorik yang menyarafi otot bersangkutan. Penyebab tersebut, toksin botulinum secara temporer memperhalus keriput
ketidakseimbangan masukan neuron motorik ini tidak diketahui. terkait usia ini. Botox sekarang mendapat persetujuan FDA
Hasil akhir pengaktifan berlebihan neuron motorik adalah sebagai terapi anti-keriput. Obat ini dianggap sebagai alternatif
kontraksi otot menetap dan nyeri pada otot yang disarafi neuron yang sangat baik bagi bedah peremajaan untuk mengatasi keriput
motorik tersebut. Untungnya, penyuntikan sejumlah kecil toksin dan kerut. Terapi ini adalah salah satu tindakan kosmetik yang
botulinum kedalam otot yang terkena menyebabkan paralisis paiing cepat berkembang di Amerika Serikat, terutama di kalangan
parsial reversibel otot tersebut. Toksin botulinum menghambat hiburan dan busana kelas atas. Namun, seperti pemakaian
pelepasan asethkolin penyebab kontraksi otot dari neuron motorik terapeutiknya untuk distonia, injeksi toksin botulinum yang mahal
overaktif di taut neuromuskulus di otot yang terkena. Tujuannya ini harus diulang setiap tiga hingga enam bulan untuk
adalah menyuntikkan toksin botulinum secukupnya untuk mempertahankan efeknya pada penampilan. Selain itu, Botox tidak
menghilangkan kontraksi spasmodik yang mengganggu tetapi dapat mengatasi keriput halus yang berkaitan dengan pajanan
tidak cukup untuk menghilangkan kontraksi normal yang kronik sinar matahari karena keriput ini disebabkan oleh kerusakan
dipedukan untuk gerakan kulit, bukan karena kontraksi otot.

terjadilah paralisis. Jika terdapat cukup banyak kurare untuk MIASTENIAGRAVIS MENGINAKTIFKAN KANAL
menghambat kanal-reseptor ACh dalam jumlah bermakna, RESEPTOR ACh Miastenia gravis, suatu penyakit
yang bersangkutan meninggal akibat paralisis pernapasan yang mengenai taut neuromuskulus, ditandai oleh
karena ketidakmampuannya mengaktifkan diafragma. Dahulu kelemahan otot berat (miastenia artinya "kelemahan otot";
sebagian orang menggunakan kurare sebagai racun mata gravis artinya "parah"). Ini adalah suatu penyakit
panah yang mematikan. autoimun (artinya "imunitas terhadap diri sendiri") ketika
tubuh secara salah memproduksi antibodi terhadap kanal-
reseptor ACh di cakram motoriknya sendiri. Karena itu,
tidak semua molekul ACh yang dibebaskan dapat bertemu
ORGANOFOSFAT MENGHAMBAT INAKTIVASI ACh dan berikatan dengan kanal reseptor fungsional.
Organofosfat adalah sekelompok bahan kimia yang Akibatnya, AChE menghancurkan sebagian besar ACh
memodifikasi aktivitas taut neuromuskulus dengan cara yang sebelum molekul ini memiliki kesempatan untuk berinteraksi
berbeda-yaitu, dengan menghambat secara ireversibel AChE. dengan kanal-reseptor dan menyebabkan EPP. Terapi berupa
Inhibisi AChE menghambat inaktivasi ACh yang telah pemberian obat misalnya neostigmin yang menghambat
dibebaskan. Kematian karena organofosfat juga disebabkan AChE secara temporer (berbeda dari organofosfat toksik, yang
oleh kegagalan pernapasan karena diafragma tidak dapat menghambat secara ireversibel enzim ini). Obat ini
rnengalami repolarisasi dan kembali ke keadaan istirahatnya memperlama kerja ACh di taut neuromuskulus dengan
kemudian berkontraksi lagi untuk membawa masuk udara memungkinkannya meningkatkan konsentrasi dalam jangka
segar. Bahan toksik ini digunakan dalam sebagian pestisida pendek. EPP yang terjadi akan mampu memicu potensial aksi
dan gas saraf militer. dan kontraksi di serat otot, seperti pada keadaan normal.

   267
■ mengatur tekanan darah
Periksa Pemahaman Anda 7.3 ■ mengontrol sekresi getah pencernaan dan kontraksi saluran
cerna yang mencampur makanan yang dikonsumsi dengan
1. Diskusikan peran ACh dan AChE di taut neuromuskulus.
getah pencernaan

2. Bandingkan besar EPP dan EPSP dan jelaskan makna fungsional


■ mengontrol berkeringat untuk membantu mempertahankan
perbedaan ini.
suhu tubuh

Sistem saraf somatik, cabang eferen yang menyarafi otot


rangka,berperan dalam homeostasis dengan merangsang akivitas
berikut:

Homeostasis: Bab ■ Kontraksi otot rangka yang memungkinkan tubuh bergerak


dalam kaitannya dengan lingkungan eksternal, berperan dalam
dalam Perspektif homeostasis dengan memindahkan tubuh menuju makanan

Sistem saraf, bersama dengan sistem regulatorik utama atau menjauhi ancaman.

lain, sistem endokrin, mengontrol sebagian besar ■ Kontraksi yang melaksanakan pernapasan untuk
kontraksi otot dan sekresi kelenjar. mempertahankan O2 dan CO2 tubuh dalam kadar yang tepat.
informasi ke SSP untuk diproses dan ditanggapi, divisi eferen SST ■ Menggigil, yang penting dalam mempertahankan suhu tubuh.
membawa perintah dari SSP ke organ efektor (otot dan kelenjar) Selain itu, sinyal eferen ke otot rangka meiaksanakan banyak
yang melaksanakan respons yang diinginkan. Banyak dari impuls gerakan yang tidak ditujukan untuk mempertahankan lingkungan
eferen ini ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. internal yang stabil tetapi bagaimanapun memperkaya kehidupan
Sistem saraf autonom, yang merupakan cabang eferen yang kita dan memungkinkan kita melaksanakan aktivitas-aktivitas yang
menyarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar, berperan besar berguna bagi masyarakat, misalnya menari, membangun jembatan,
dalam berbagai aktivitas homeostatik berikut: atau melakukan pembedahan.

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-29. lari", dan sistem saraf _____ yang mendominansi pada situasi
Pertanyaan Objektif "rehat-dan-cerna".
6. _____ adalah suatu modifikasi ganglion simpatis yang
1. Serat praganglion simpatis berawal di segmen torakal dan lumbal tidakmembentuk serat pascaganglion tetapi mengeluarkan
korda spinalis. (Benar atau salah?) hormon yang serupa atau identik dengan neurotransmiter
2. Potensial aksi di taut neuromuskulus dan di sinaps disalurkan pascaganglion simpatis ke dalam darah.
secara satu-ke-satu. (Benar atau salah?) 7. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, sebutkan
neurotransmiter autonom yang sedang dijelaskan:
3. Sistem saraf simpatis (a) asetilkolin
a. selalu eksitatorik 1. disekresikan oleh semua serat
praganglion (b) norepinefrin
b. hanya menyarafi jaringan yang berkaitan dengan
perlindungan tubuh terhadap tantangan dari lingkungan luar 2. disekresikan oleh serat pascaganglion simpatis
c. memiliki serat praganglion pendek dan pascaganglion panjang
3. disekresikan oleh serat pascaganglion parasimpatis
d. adalah bagian divisi aferen SST
e. adalah bagian sistem saraf somatik. 4. disekresikan oleh medula adrenal
4. Asetilkolinesterase 5. disekresikan oleh neuron motorik
a. disimpan di vesikel di tombol terminal
6. berikatan dengan reseptor muskarinik atau nikotinik
b. berikatan dengan kanal-reseptor di cakram motorik untuk
menimbulkan potensial end-plate. 7. berikatan dengan reseptor a atau b
c. dihambat oleh organofosfat 8. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan
d. adalah transmiter kimiawi di taut neuromuskulus tipe sinyal eferen apa yang sedang dijelaskan:
e. melumpuhkan otot rangka dengan berikatan kuat dengan 1. terdiri dari rangkaian (a) khas untuk sistem
kanal-reseptor asetilkolin dua-neuron saraf somatik
5. Kedua divisi sistem saraf autonom adalah sistem saraf _____ 2. menyarafi otot jantung, (b) khas untuk sistem
yang mendominansi pada situasi "berjuang-atau- otot polos, dan kelenjar saraf autonom
3. menyarafi otot rangka

268   BAB 7
4. terdiri dari akson-akson neuron motorik 5. Bagian SSP apa yang mengatur keluaran autonom?
5. menimbulkan efek eksitatorik atau inhibitorik pada organ 6. Jelaskan rangkaian peristiwa yang terjadi di taut neuro-
efektornya muskulus.
6. menyarafi secara rangkap organ efektornya 7. Bahaslah efek masing-masing dari yang berikut pada taut
7. hanya menimbulkan efek eksitatorik pada organ efektornya neuromuskulus: dapat laba-laba janda hitam, toksin botu-
linum, kurare, miastenia gravis, organofosfat, dan neostigmin.
9. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan tipe
reseptor apa yang terdapat pada setiap organ di bawah ini
(jawaban dapat Iebih dari satu). Latihan Kuantitatif
1. jantung (a) a1 1. Ketika suatu serat otot diaktifkan di taut neuromuskulus,
2. otot polos arteriol (b) a2 tegangan belum mulai meningkat hingga sekitar 1 mdet setelah
3. otot polos bronkiolus (c) b1 inisiasi potensial aksi di serat otot. Banyak hal terjadi selama
4. serat otot rangka (d) b2 penundaan ini, salah satu yang mengha-biskan waktu adalah
5. medula adrenal (e) nikotinik difusi asetilkolin melintasi taut neuromuskulus. Persamaan
6. kelejar pencernaan (f) muskarinik berikut dapat digunakan untuk menghitung berapa lama difusi
ini berlangsung: tegangan
Pertanyaan Esai
t5x2/2D
1. Bedakan antara serat praganglion dan pascaganglion.
Dalam persamaan ini, x adalah jarak yang dicakup, D adalah
Apa keuntungan persarafan ganda di banyak organ oleh koefisien difusi, dan t adalah waktu yang diperlukan bagi
2.
kedua cabang sistem saraf autonom? substrat berdifusi melintasi jarak x. Dalam contoh ini, x adalah
lebar celah antara terminal akson neuron dan serat otot di taut
3. Bedakan berbagai jenis reseptor berikut ini: reseptor
neuromuskulus (anggap 200 nm), dan D adalah koefisien difusi
nikotinik,reseptor muskarinik, reseptor a1, reseptor a2,
asetilkolin (anggaplah 1 x 10-5 cm2/dtk). Berapa lama waktu
reseptor b1, dan reseptor b2.
yang diperlukan oleh asetilkolin untuk berdifusi menyeberangi
4. Definiskan agonis dan antagonis taut neuromuskulus?

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Jelaskan mengapa epinefrin, yang menyebabkan konstriksi tipe otot apa yang membentuk sfingter ini dan cabang sistem
(penyempitan) arteriol di sebagian besar jaringan, sering saraf apa yang menyarafinya?
diberikan bersama dengan anestetik lokal?
2. Apakah aktivitas otot rangka dipengaruhi oleh atropin 4. Racun ular berbisa tertentu mengandung bungarotoksin a yang
berikatan erat dengan reseptor asetilkolin di membran cakram
(lihat h. 259)? Mengapa atau mengapa tidak?
motorik. Apa gejala yang akan terjadi?
3. Kandung kemih Anda dengan mengontraksikan
(mencegah pengosongan) atau merelaksasikan 5. Jelaskan bagaimana destruksi neuron motorik oleh virus polio
(memungkinkan pengosongan) sfingter uretra eksternal, suatu atau sklerosis lateral amiotrofik dapat mematikan.
cincin otot yang menjaga pintu keluar kandung kemih,

PERTIMBANGAN KLINIS

Christopher K. mengalami nyeri dada jika ia naik tangga ke jantung akan oksigen meningkat, misalnya selama olahraga atau
kantornya di lantai empat atau bermain tenis, tetapi tidak situasi penuh stres yang meningkatkan aktivitas simpatis. Serangan
mengalami gejala jika tidak melaksanakan aktivitas fisik. Gangguan angina Christopher segera lenyap jika ia segera memakai obat
yang dialaminya didiagnosis sebagai angina pektoris (angina vasodilator misalnya nitrogliserin, yang mere-laksasikan otot polos
artinya "nyeri"; pektoris artinya "dada"), nyeri jantung yang terjadi di dinding pembuluh jantungnya yang menyempit. Akibatnya,
ketika aliran darah ke otot jantung tidak dapat memenuhi oksigen pembuluh membuka lebih lebar dan lebih banyak darah dapat
otot. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh penyempitan mengalir melaluinya. Untuk terapi jangka-panjang, dokternya
pembuluh darah yang mendarahi jantung oleh endapan yang menyatakan bahwa Christopher akan mengalami serangan angina
mengandung kolesterol. Sebagian besar orang dengan kelainan ini yang lebih jarang dan lebih ringan jika ia menggunakan obat
tidak mengalami nyeri saat istirahat tetapi menderita serangan- penghambat b1 misalnya metoprolol, secara teratur. Jelaskan
serangan nyeri ketika kebutuhan mengapa.

   269
hapter

7 Kartu Belajar
7.1 |Sistem Saraf Autonom (h. 252–260) ■ Medula adrenal, suatu kelenjar endokrin, merupakan modifikasi
■ SSP mengontrol otot dan kelenjar dengan menyalurkan ganglion simpatis yang menyekresikan hormon epinefrin dan
sinyal ke organ-organ efektor ini melalui divisi eferen SST. norepinefrin (dengan jumlah yang lebih sedikit) ke dalam darah sebagai
respons terhadap rangsang oleh serat praganglion simpatis
■ Terdapat dua jenis keluaran eferen: sistem saraf autonom, yang menyarafinya. (Lihat Gambar 7-2.)
yang berada di bawah kontrol involunter dan menyarafi otot
jantung dan otot polos serta sebagian besar kelenjar eksokrin dan
sebagian endokrin, dan sistem saraf somatik, yang berada di
■ Neurotransmiter yang sama memicu respons berbeda di jaringan
bawah kontrol kesadaran dan menyarafi otot rangka. (lihat Tabel yang berbeda, Karena itu, respons bergantung pada spesialisasi
7-5, h. 261, dan Tabel 7-6, h. 262.) sel jaringan, bukan pada sifat caraka. (lihat Tabel 7-3.)

■ Sistem saraf autonom terdiri dari dua subdivisi—sistem saraf


simpatis dan parasimpatis. (Lihatlah Gambar 7-2 and 7-3 dan ■ Jaringan yang disarafi oleh sistem saraf autonom memiliki satu atau
Tabel 7-2 dan 7-4.) lebih tipe reseptor yang berbeda untuk caraka kimiawi pascaganglion
(dan untuk hormon medula adrenal terkait, yaitu norepinefrin). Reseptor
Jalur saraf autonom terdiri dari rangkaian dua-neuron. Serat
kolinergik mencakup reseptor nikotinik dan muskarinik; reseptor

praganglion berasal dari SSP dan bersinaps dengan badan sel


adrenergik mencakup reseptor a1, a2, b1, and b2. (Lihat Gambar 7-2
serat pascaganglion di ganglion di luar SSP. Serat pascaganglion
dan Tabel, 7-2, 7-3, and 7-4.)
berakhir di organ efektor. (Lihat Gambar 7-1, 7-2, dan 7-3 dan
Tabel 7-4.)

Suatu serat autonom dapat merangsang atau menghambat
aktivitas di organ yang disarafinya. (Lihat Tabel 7-2 dan 7-3.)

ACh ACh
■ Sebagian besar organ viseral disarafi oleh serat simpatis dan
Efektor
otonom
parasimpatis, yang secara umum menimbulkan efek yang bertentangan
di satu organ. Persarafan ganda organ oleh kedua cabang sistem saraf
Ganglion Reseptor
Reseptor autonom memungkinkan kontrol yang akurat pada aktivitas suatu organ.
terminal nikotinik
muskarinik
Otot (Lihat Gambar 7-2 dan Tabel 7-2.)
jantung

■ Sistem simpatis mendominasi dalam situasi darurat atau penuh stres


Rantai ganglion
("berjuang-atau-lari") dan mendorong respons-respons yang
α receptor
simpatis NE
mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik berat. Sistem parasimpatis
mendominansi pada keadaan tenang santai ("rehat-dan-cerna") serta
Blood
Medula
adrenal
Reseptor
nikotinik
E NE
E mendorong aktivitas-aktivitas untuk memelihara tubuh misalnya
Reseptor Otot
nikotinik polos
pencernaan. (Lihat Tabel 7-2 dan 7-4.)

β1 receptor ■ Masukan aferen viseral digunakan oleh SSP untuk


E Sebagian mengarahkankeluaran autonom yang sesuai untuk mempertahankan
NE
besar
kelenjar homeostasis. Aktivitas autonom dikontrol oleh banyak daerah di SSP,
Ganglion Reseptor
eksokrin
dan
termasuk korda spinalis, medula, hipotalamus, dan korteks asosiasi
kolateral
nikotinik beberapa prafrontal.
E kelenjar
endokrin
β2 receptor

ACh Jaringan
❚ TABEL 7-3 Sifat-Sifat berbagai Jenis Reseptor Autonom
ACh
adiposa
Efektor pada Mekanisme Kerja pada
Jenis Reseptor Afinitas Neurotransmiter Jenis Reseptor Efektor Efek pada Efektor

Ganglion Reseptor Reseptor Nikotinik Asetilkolin dari serat Semua badan sel membuka kanal-reseptor Eksitatorik
terminal nikotinik muskarinik praganglion autonom pascaganglion autonom; kation non-spesifik
KEY medula adrenal

Serat Praganglion Parasimpatis Serat Praganglion Simpatis Asetilkolin dari neuron motorik Cakram motorik Membuka kanal-reseptor Eksitatorik
serat otot rangka kation non-spesifik
Serat Pascaganglion Parasimpatis Serat Pascagangnlion Simpatis
Muskarinik Asetilkolin dari serat otot jantung, otot polos, Mengaktifkan berbagai Eksitatorik atau
ACh Asetilkolin NE Norepinefrin E Epinefrin
pascaganglion parasimpatis sebagian besar kelenjar jalur reseptor bergandeng- Inhibitorik bergantung
eksorin dan beberapa protein-G, bergantung pada efektor
kelenjar endokrin pada efektor

𝛂𝛂1 Afinitas untuk norepinefrin (dari sebagian besar jaringan mengaktifkan jalur Eksitatorik
■ Semua serat praganglion dan serat pascaganglion serat pascaganglion simpatis) sasaran simpatis caraka kedua IP3–
lebih besar daripada untuk
parasimpatis mengeluarkan asetilkolin (ACh). Serat epinefrin (dari medula adrenal)
Ca2+

pascaganglion simpatis mengeluarkan norepinefrin.(Lihat 𝛂𝛂2 Afinitas untuk norepinefrin lebih Organ pencernaan Menghambat cAMP Inhibitorik
besar daripada untuk epinefrin
Gambar 7-2 dan Tabel 7-1 and 7-3.) 𝛃𝛃1 Afinitas untuk norepinefrin Jantung Mengaktifkan cAMP Eksitatorik
setara dengan untuk epinefrin

𝛃𝛃2 Afinitas hanya untuk epinefrin Otot polos arteriol Mengaktifkan cAMP Inhibitorik

Serat pascaganglion memiliki banyak pembengkakan, atau dan bronkiol

varikositas, yang secara bersamaan melepaskan neurotransmiter


di daerah yang luas pada organ yang disarafi. (Lihat Gambar 7-1
dan 8-33, p. 313.)
berikatan dengan kanal-reseptor khusus di cakram motorik.
❚ TABEL 7-4 Gambaran Pembeda Sistem Saraf Simpatis dan Sistem Saraf Parasimpatis Pengikatan ini memicu pembukaan kanal-kanal nonspesifik ini.
Perpindahan ion yang kemudian terjadi menyebabkan depolarisasi
Gambaran Sistem simpatis Sistem parasimpatis
cakram motorik, menimbulkan potensial end-plate (EPP). (Lihat
Asal serat praganglion Regio toraks dan lumbal korda spinalis Otak dan ragio sakrum korda spinalis
Gambar 7-5.)
Asal serat Rangkaian ganglion simpatis (dekat korda Ganglion terminal (di atau dekat dengan
pascaganglion (lokasi spinalis) atau ganglion kolateral (sekitar separuh organ efektor ■ Aliran arus lokal antara end-plate yang mengalami depolarisasi
ganglion) jalan antar korda spinalis dan organ efektor)

Serat praganglion pendek Serat praganglion panjang


danmembran sel otot sekitar membawa area sekitar tersebut ke
Panjang serat
Serat pascaganglion panjang Serat pascaganglion pendek
ambang, memicu potensial aksi yang merambat ke seluruh otot.
Praganglion: asetilkolin Praganglion: asetilkolin potensial aksi otot ini memicu kontraksi otot. (Lihat Gambar 7-5.)
Neurotransmiter yang Pascaganglion: norepinefrin Pascaganglion: asetilkolin
dilepaskan
Untuk neurotransmiter praganglion: nikotinik Untuk neurotransmiter praganglion: asetilkolin
Jenis resptor untuk Untuk neurotransmiter pascaganglion: a1, a2, b1, b2 Untuk neurotransmiter pascaganglion: muskarinik
neurotransmiter
mendominansi pada situasi darurat "berjuang- Merndominansi pada situasi tenang santai;
■ Asetilkolinesterase yang terdapat di membran, suatu enzim di
Dominasi atau-lari" mempersiapkan tubuh untuk aktivitas mendorong "aktivitas rumah tangga" misalnya cakram motorik, menginaktifkan ACh, mengakhiri EPP dan,
tubuh berat pencernaan selanjutnya,potensial aksi serta kontraksi yang di timbulkannya.
(Lihat Gambar 7-5.)

7.2 |Sistem Saraf Somatik (h. 260–261) Terminal akson


neuron motorik
Perambatan
■ Sistem saraf somatik terdiri dari akson-akson neuron motorik, Selubung meilin potensial aksi di
neuron motorik
yang berasal dari korda spinalis atau batang otak dan berakhir di 1

otot rangka.(Lihata Gambar 7-4 dan Tabel 7-5)

■ ACh, neurotransmiter yang dikeluarkan dari neuron motorik, Tombol terminal

merangsang kontraksi otot. Kanal Na+ Vesikel


berpintu listrik asetilkolin Kanal Ca2+
berpintu listrik

■ Neuron motorik adalah jalur akhir bersama yang digunakan Membran plasma Ca2+ Perambatan
oleh berbagai bagian SSP untuk mengontrol aktivitas otot rangka. serat otot potensial aksi
di serat otot
Daerah-daerah SSP yang memengaruhi aktivitas otot rangka 8 Na+ 2
8

dengan bekerja melalui neuron motorik adalah korda spinalis,


daerah motorik korteks, nukleus basal, serebelum, dan batang 6
7
otak. 7
3 6 Na+
4 K+ 9
Aseltilkolineterase 5

Serat otot yang serat otot yang Kanal-


reseptorberpintu Na+
disarafi oleh disarafi oleh aseltilkolin (untuk
Korda spinalis (potongan) neuron neuron lalu lintas kation Cakram motorik
nonspesifik)
Akson dua neuron motorik merah motorik biru
motorik eferen Terminal
akson
Elemen kontraktil di dalam serat otot

1 Potensial aksi di neuron motorik dihantarkan ke terminal akson 6 Hasilnya adalah potensial end-plate. terjadi aliran arus lokal
(tombol terminal). antara end-plate yang mengalami epolarisasi dan membran
sektar.
2 Potensial aksi lokal ini memicu pembukaan kanal CA
2+
7 Aliran arus lokal ini membuka kanal Na+ berpintu listrik
berpintu listrik dan masuknya Ca2+ ke dalam tombol terminal. di membran sekitar.

3 Ca2+ memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis dari 8 Masuknya Na+ yang terjadi menurunkan potensial ke ambang,
sebagian vesikel. memicu potensial aksi, yang kemudian merambat ke seluruh
Otot serat otot.
4 aseltilkolin berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel
saraf dan sel otot dan sel otot dan berikatan dengan reseptor- 9 Aseltilkolin kemudoan diuraikan oleh asetilkolinasterase, suatu
kanal spesifiknya di cakram motorik membran sel otot. enzim yang terletak di membran cakram motorik, mengakhiri
respons sel otot.
5 pengikatan ini menyebabkan terbukanya kanal kation nonspesifik
ini, menyebabkan terjadinya perpindahan Na+ masuk ke dalam
sel otot dalam jumblah yang lebih besar daripada perpindahan K+
keluar sel.
Serat Tombol Taut
otot terminal neuromuskulus

❚ tabEL 7-5  Perbandingan Sistem Saraf Autonom dan Sistem Saraf Somatik

7.3 |Taut Neuromuskulus (h. 261–268) Gambaran Sistem Saraf Autonom Sistem Saraf Somatik

■ Ketika mencapai sebuah otot, neuron motorik bercabang Tempat Asal


Simpatis:kornu lateral regio toraks dan klumpal
korda spinalis Kornu ventralis korda spinalis
Parasimpatis;otot dan sakrum
korda spinalis
menjadi terminal akson. Setiap terminal akson membentuk taut bagi sebagian besar;yang menyarafi otot di
kepala berasal dari otak
neuromuskulus dengan satu sel (serat) otot rangka. Terminal Satu neuron (neuron motorik)
Jumlah neuiron dari asal Rantai dua-neuron (praganglion
akson terbagi menjadi beberapa cabang halus, yang masing- di SSP ke organ efektor dan pascaganglion)

masingnya berakhir di tomboi terminal yang membesar. (Lihat Organ yang disarafi Otot jantung, otot polos, kelenjar eksokrin, dan Otot rangka
sebagian kelenjar endokrin
Gambar 7-4 pembuka bab serta Tabel 7-7.)
Jenis persarafan Sebagian besar organ efektor disarafi secara Organ efektor hanya di sarafi
■ Daerah khusus membran sel otot rangka yang mendasari rangkap oleh kedua cabang antagonistik sistem ini
(simpatis dan parasimpatis)
oleh neuron motorik

kompleksterminal akson disebut cakram motorik. Karena struktur- Neurotransmiter di Mungkin aseltilkolin (ujung parasimpatis) Hanya aseltilkolin

struktur ini tidak membentuk kontak langsung, sinyal disalurkan organ efektor atau norepinefrin (ujung simpatis)

antara tombol terminal dan serat otot melalui cara kimia. (Lihat Efek pada organ efektor Stimulasi atau inhibisi (efek antargonistik kedua
cabang)
Hanya stimulasi (inhibisi hanya mungkin
terjadi di sentral melalui IPSP pada dendrit
Gambar 7-5.) dan badan sel neuron motorik)
Jenis kontrol Di bawah kontrol involuter Berada di bawah kontrol volunter;banyakl
aktivitas di koordinasikan di bawah sadar

■ Potensial aksi di terminal akson menyebabkan pelepasan ACh Pusat yang lebih tinggi korda spinalis, medula, hipotalamus, korteks Korda spinalis, korteks motorik,
yang trlibat dalam kontrol nukleus basal, serebelum batang otak
dari vesikel simpanannya di tombol terminal. ACh yang dibebaskan asosiasi prafrontal

berchfusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot
dan
Pemindahan mikrograf elektron serat otot rangka. Sel otot
rangka, atau serat otot, berbentuk silindris, panjang, dan lurik.
Serat otot tersusun dari miofibril, yang merupakan struktur
kontraktil berbentuk silindris yang terletak di sepanjang serat
dan memiliki pita terang dan gelap bergantian sehingga
memberikan gambaran lurik pada serat otot.

8
CNRI/Photo Researchers, Inc.

Fisiologi Otot

SEKILAS ISI
8.1 Struktur Otot Rangka
8.2 Dasar molukular kontraksi otot Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Otot rangka melekat pada tulang. Kontraksi otot rangka
Rangka menggerakkan tulang yang dilekatinya, memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai aktivitas
8.3 Mekanika Otot Rangka motorik. Otot rangka yang menunjang homeostasis mencakup otot-otot yang penting dalam menda-
8.4 Metabolisme dan jenis serat patkan, mengunyah, dan menelan makanan dan otot-otot yang esensial bagi pernafasan. Kontraksi otot
penghasil panas juga penting dalam regulasi suhu. Otot rangka juga digunakan untuk memindahkan tubuh
Otot Rangka
menjauhi bahaya. Kontraksi otot rangka juga penting bagi berbagai aktivitas non-homeostatik, seperti menari
8.5 Kontrol Gerakan Motorik
atau mengoprasikan komputer. Otot polos ditemukan di dinding organ dan saluran berongga. Kontraksi otot
8.6 Otot Polos dan jantung
polos yang terkontrol mengatur perpindahan darah memalui pembuluh darah, makanan melalui saluran cerna,
udara melalui saluran pernafasan, dan urine ke luar tubuh. Otot jantung hanya terdapat di dinding jantung,
yang kontraksinya memompa darah yang penting dalam mempertahankan kehidupan ke seluruh tubuh.
8.1 | Stuktur Otot Rangka otot lurik Otot polos

Dengan menggerakan kompenen-kompenen intrasel


tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan Otot rangka Otot jantung Otot polos
memendek (berkontaksi). Melalui kemapuan
berkontraksi mereka yang berkembang sempurna,

Biophoto Associates/Photo Researchers, Inc.


kelompok-kelompok sel otot yang bekerja sama
dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan
melakukan kerja. Kontraksi otot yang terkontrol
memungkinkan (1)gerakan bertujuan tubuh
keseluruhan atau bagian-bagiannya (misalnya,
berjalan atau melambaikan tangan), (2)manipulasi

Ed Reschle

Ed Reschle
benda eksternal (misalnya menyetir atau
memindahkan furnitur), (3) propulsi isi melalui
organ dalam yang berongga (misalnya sirkulasi darah
atau mengalirkan makanan melalui saluran cerna), Otot Otot
dan (4) mengosongkan isi organ tertentu ke volunter involunter
lingkungan eksternal (misalnya berkemih atau
melahirkan).
Gambar 8.1 Kategorisasi otot.

Otot membentuk kelompok jaringan terbesar ditubuh, latif besar, memanjang, dan berbentuk silindris, dengan ukuran garis
menghasilkan sekitar separuh berat tubuh. Otot rangka saja tengah berkisar dari 10 hingga 100 mikrometer (pm) dan panjang
membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada hingga 750.000 pm, atau 2,5 kaki (1 pm = sepersejuta meter). Otot
wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% berat rangka terdiri dari sejumlah serat otot yang terletak sejajar satu sama
lainnya. Meskipun ketiga jenis otot secara struktural dan fungsional lain dan disatukan oleh jaringan ikat (Gambar 8-2a). Serat-serat
berbeda, mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan biasanya terbentang di keseluruhan panjang otot. Selama
perkembangan masa mudigah, terbentuk serat-serat otot rangka
berdasarkan karakteristik umumnya (Gambar 8-1). Pertama, otot
besar melalui fusi sel-sel yang lebih kecil yang dinamai mioblas (mio
dikategorikan sebagai lurik (otot rangka dan otot jantung) atau
artinya "otot"; blas merujuk kepada sel primitif yang membentuk sel
polos (otot polos), bergantung pada ada-tidaknya pita terang gelap
bergantian, atau striatians (garis-garis), jika otot dilihat di bawah yang lebih khusus); karena itu, satu gambaran mencolok adalah
mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai adanya banyak nukleus di sebuah sel otot. Fitur lain adalah
volunter (otot rangka) atau involunter (otot jantung dan otot polos), banyaknya mitokondria, organel penghasil energi, seperti diharapkan
masing-masing bergantung pada apakah mereka disarafi oleh pada jaringan seaktif otot rangka dengan kebutuhan energi yang
sistem saraf somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran, atau tinggi.
disarafi oleh sistem saraf autonom dan tidak berada di bawah Serat otot rangka mengandung banyak mioflbril, yang
kontrol kesadaran (lihat h. 252). Meskipun otot rangka digolongkan merupakan struktur intrasel silindris berdiameter 1 pm yang
sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh kesadaran, banyak memanjang ke keseluruhan panjang serat otot (Gambar 8-2b dan foto
aktivitas otot rangka juga berada di bawah kontrol involunter pembuka bab). Miofibril adalah elemen kontraktil lchusus yang
bawah-sadar, misalnya yang berkaitan dengan postur, membentuk 80% volume serat otot. Setiap miofibril terdiri dari
keseimbangan, dan gerakan stereotipe seperti berjalan. susunan teratur mikrofilamen sitoskeleton (lihat h. 52) -filamen tipis
dan tebal (Gambar 8-2c). Filamen tebal, yang bergaris tengah 12
Sebagian besar bab ini berisi tentang uraian terperinci otot yang
hingga 18 nm dan panjang 1,6 µm, terdiri dari protein miosin,
paling banyak dan paling dipahami: otot rangka. Otot rangka
sementara filamen tipis, yang bergaris tengah 5 hingga 8 nm dan
membentuk sistem otot. Kita akan memulai dengan pembahasan
panjang 1,0 pm, terutama dibentuk oleh protein aktin (Gambar 8-2d).
tentang struktur otot rangka lalu mengulas bagaimana otot ini Tingkat organisasi otot rangka dapat diringkaskan sebagai berikut.
bekerja dari tingkat molekul, melalui tingkat sel, dan akhirnya ke
otot keseluruhan. Bab ini diakhiri dengan pembahasan tentang sifat
unik otot polos dan otot jantung dibandingkan dengan otot rangka. Otot keseluruhan → serat otot → miofibril → filamen tebal → miosin
Otot polos terdapat di seluruh sistem tubuh sebagai komponen
dan tipis dan aktin
(molekul protein)
organ dan saluran berongga. Otot jantung hanya terdapat di
jantung.
PITA A DAN I Dilihat dengan mikroskop elektron, sebuah miofibril
memperlihatkan pita gelap (pita A) dan pita terang (pita I) bergantian
Serat otot rangka tampak lurik karena (Gambar 8-3a). Pita pada semua miofibril tersusun sejajar satu sama
adanyasusunan internal yang sangat tertata. lain yang secara kolektif menghasilkan gambaran lurik serat otot
Satu sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otot, berukuran re- rangka seperti terlihat di bawah mikroskop cahaya (Gambar 8-3b).

   273
Otot Tendon

Serat otot Serat Pita A gelap


otot
(satu sel otot) Pita I terang

Miofibril
Jaringan
ikat

(a) Hubungan otot keseluruhan dan satu serat otot (b) Hubungan satu
serat otot dan Jembatan Filamen Filamen
miofibril silang tipis tebal

Garis M Garis Z Pita A Pita I

Bagian
miofibril

Zona H

Filamen Filamen
tebal tipis Sarkomer Pita A Pita I

(c)Komponen- Garis M Jembatan silang Zona H Garis Z


kompenen
sitoskeleton
satu miofibril
Kepala miosin Garis Z Titin Filamen tipis Garis M Filamen tebal Garis Z

Ekor miosin
Filamen tebal

Aktin Troponin Tropomiosin


Filamen tipis
(d) kompenen-kompenen (e) Protein titin yang sangat elastik
protein filamen tebal dan tipis
Gambar 8-2 Tingkat organisasi di sebuah otot rangka. Perhatikan di potongan melintang miofibril di bagian (c) bahwa setiap filamen
tebal dikelilingi oleh enam filamen tipis dan setiap filamen tipis dikelilingi oleh tiga filamen tebal.
Garis Z Garis Z Garis M organ adalah komponen terkecil yang dapat melakukan semua fungsi
Sarkomer organ tesebut. Krena itu, sarkomer adalah komponen serat otot yang
dapat berkontraksi. Garis Z adalah lempeng sitoskeleton gepeng yang
menghubungkan filamen tipis dua sarkomer yang berdekatan. Setiap
Reprinted with permission from the
Sydney Schochet Jr., M. D.
Collection, Diagnostic Pathology of
Skeletal Muscle and Nerve, Fig.
1-13 (Stamford, CT: Appleton &

sarkomer dalam keadaan relaksasi memiliki lebar sekitar 2 µm dan


terdiri dari satu pita A utuh dan separuh dari masing-masing dua pita
I yang terletak di kedua sisi. Pita I Mengandung hanya filamen tipis
dari dua sarkomer yang berdekatan tetapi bukan panjang keseluruhan
filamen-filamen ini. Selama pertumbuhan, otot bertambah panjang
dengan menambahkan sarkomer baru di ujung miofibril, bukan
Lan, 1986).

dengan meningkatkan ukuran masing-masing sarkomer.


Untai-untai tunggal protein raksasa yang sangat elastik yang
Pita I Pita A dikenaf sebagai titin berjalan di kedua arah dari garis M di sepanjang
H zone filamen tebal ke garis Z di ujung sarkomer yang berlawanan (Lihat
(a) Mikrograf elektron sebuah miofibril Gambar 8-2e). Titin adalah protein terbesar di tubuh, terbentuk dari
hampir 30.000 asam amino. Protein ini memiliki tiga peran penting:
1. Berfungsi sebagai perancah. Bersama dengan protein-protein
garisM, titin membantu menstabilkan posisi filamen tebal dalam
© M. Abbey/Science Source/Photo Researchers, Inc.

kaitannya dengan filamen tipis karena itu, ikut menstabilkan


sarkomer.
2. Bekerja sebagai pegas elastik. Dengan berfungsi sebagai pegas, kutera
ini sangat meningkatkan kefenturan otot. Titin membantu otot yang
teregang oleh gaya eksternal kembali secara pasif ke panjang
istirahatnya ketika gaya tersebut dihilangkan, seperti pegas yang
diregangkan. Karena bersifat seperti pegas elastik dan terletak paralel
dengan filamen tebal dan tipis, titin (bersama dengan jaringan ikat
elastik yang mengelilingi serat otot) membentuk komponen elastik-
paralel otot.

(b) Mikrograf cahaya perbesaran lemah serat otot rangka


3. Ikut serta dalam transduksi sinyal. Selain fungsi-fungsi di atas, bukti
Gambar 8-3 Gambaran mikroskopik komponen-komponen otot rangka. (a)
terbaru mengisyaratkan bahwa titin juga terlibat dalam berbagai jalur
Perhatikan pita A dan I. (b) Perhatikan gambaran lurik dan nukleus yang multipel sinyal, seperti jalur kompleks yang terlibat dalarn pembesaran otot
pada sa tu serat otot rangka. sebagai respons terhadap angkat beban.

Sumber; Dicetak ulang dengan izin dari Sydney Schochet Jr., MD., Professor. Bagian
JEMBATAN SILANG Dengan sebuah mikroskop elektron, dapat
Patologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Virginia Barat, Diagnotic Pafhology of
dilihat adanya jembatan silang halus terbentang dari masing-masing
Skeletal Musc1e and Nerve, G. 1-13 (Starnford, C7: Appleton & Lange, 1986).
filamen tebal menuju filamen tipis sekitar di tempat filamen tebal dan
tipis bertumpang tindih (lihat gambar longitudinal di (Gambar 8-2c).
Tumpukan filamen tebal dan tipis bergantian yang sedikit Secara tiga dimensi, filamen tipis tersusun secara heksaganal di sekitar
tumpang tindih satu sama lain berperan menghasilkan gambaran filamen tebal. Jembatan silang menonjol dari masing-masing filamen
pita A dan I(Gambar 8-2c). Geometri filamen yang sangat tepat ini tebal di keenam arah menuju keenam filamen tipis di sekitarnya.
diper- tahankan oleh beberapa protein sitoskeleton. Setiap filamen tipis, nantinya, dikelilingi oleh tiga filamen tebal (Iihat
Pita A dibentuk oleh tumpukan filamen tebal bersama dengan gambar potongan melintang di (Gambar 8-2c). Untuk memberi Anda
sebagian filarnen tipis yang tumpang-tindih di kedua ujung filamen gambaran tentang ukuran filamen- filamen ini, sebuah serat otot dapat
tebal. Filamen tebal hanya terletak di dalam pita A dan terbentang di mengandung sekitar 16 miliar filamen tebal dan 32 miliar filamen
seluruh lebarnya; yaitu, kedua ujung filamen tebal di dalam suatu tipis, semua tersusun dalam suatu pala yang sangat rapi di dalam
tumpukan mendefinisikan batas luar suatu pita A. Daerah yang lebih miofibril.
terang di tengah pita A, tempat yang tidak dicapai oleh filamen tipis,
adalah zona H. Hanya bagian tengah filamen tebal yang ditemukan Miosin membentuk filamen tebal.
di bagiatl ini. Suatu sistem protein penunjang menahan filamen-
Setiap filamen tebal memiliki beberapa ratus molekul miosin yang
filamen tebal vertikal di dalam setiap tumpukan. Protein-protein ini
dikemas dalam susunan spesifik. Molekul miosin adalah suatu protein
dapat dilihat sebagai garis M, yang berjalan vertikal di bagian tengah
yang terdiri dari dua subunit identik, masing-masing berbentuk seperti
pita A di dalam bagian tengah zona H.
stik golf (Gambar 8 4a). Bagian ekor protein saling menjalin seperti
Pita I terdiri dari bagian filamen tipis sisanya yang tidak batang-batang stik golf yang dipilin satu sama lain, dengan dua bagian
menjulur ke dalam pita A. Di bagian tengah setiap pita I terlihat globular menonjol di satu ujung. tiap-tiap subunit protein ini memiliki
garis Z yang padat dan vertikal. Daerah antara dua garis Z disebut dua titik persendian: satu di ekor dan yang lain di "leher" atau pertautan
sarkomer, yaitu unit fungsional otot rangka. Unit fungsional suatu ekor dengan kepala globular. Kedua paruh tiap-tiap filamen tebal

   275
adalah bayangan cermin yang dibentuk oleh molekul-molekul miosin Pada serat otot yang berelaksasi, kontraksi tidak terjadi; aktin
yang terletak memanjang dalam susunan bertumpuk teratur dengan tidak dapat berikatan dengan jembatan silang karena posisi dua tipe
ekor mengarah ke bagian tengah filamen dan kepala globular protein lain—tropomiosin dan troponin—di dalam filamen tipis.
menonjol keluar pada interval teratur (Gambar 8-4b). Kepala-kepala Malekul tropomiosin adalah protein mirip-benang yang terbentang
ini membentuk jembatan silang antara filamen tebal dan tipis. Setiap dari ujung ke ujung di samping alur spiral aktin. Pada posisi ini,
jembatan silang memiliki dua tempat penting yang krusial bagi proses tropomiosin menutupi bagian aktin yang berikatan dengan
kontraksi: (1) suatu tempat untuk mengikat aktin dan (2) suatu tempat jembatan silang, menghambat interaksi yang menghasilkan
miosin ATPase (pengurai ATP). kontraksi otot. Komponen filamen tipis lainnya, troponin, adalah
suatu kompleks protein yang terbuat dari tiga unit polipeptida:satu
Aktin adalah komponen struktural utama filamen berikatan dengan tropomiosin, satu berikatan dengan aktin, dan
yang ketiga dapat berikatan dengan Ca2+.
tipis.
Ketika troponin tidak terikat dengan Ca2+, protein ini
Filamen tipis terdiri dari tiga protein: aktin, tropomiosin, dan troponin
menstabilkan tropomiosin dalam posisinya menutupi tempat
(Gambar 8-5). Molekul aktin, protein struktural utama filamen tipis,
pengikatan jembatan silang di aktin (Gambar 8-6a). Ketika Ca2+
berbentuk bulat. Tulang punggung filamen tipis dibentuk oleh
berikatan dengan troponin, bentuk protein ini berubah sedemikian
molekul-molekul aktin yang disatukan menjadi dua untai dan saling
rupa sehingga tropomiosin terlepas dari posisinya yang menutupi
berpuntir, seperti dua untai kalung mutiara yang dipilin satu sama
jembatan silang (Gambar 8-6b). Dengan tropomiosin tersingkir,
lain. Setiap molekul aktin memiliki suatu tempat pengikatan khusus
aktin dan miosin dapat berikatan dan berinteraksi di jembatan
untuk melekatnya jembatan silang miosin. Melalui mekanisme yang
silang, menyebabkan kontraksi otot. Tropomiosin dan troponin
segera akan dijelaskan, pengikatan molekul miosin dan aktin di
sering disebut protein regulatorik karena perannya dalam menutupi
jembatan silang menyebabkan kontraksi serat otot. Miosin dan aktin
(mencegah kontraksi) atau memajankan (memungkinkan kontraksi)
tidak khas untuk sel otot tetapi kedua protein ini lebih banyak dan
tempat pengikatan untuk interaksi jembatan silang antara aktin dan
sangat teratur di sel otot (lihat h. 52).
miosin.

Tempat pengikat Tempat miosin


aktin ATPase

Kepala

Ekor

100 nm

(a) Molekul miosin

Jembatan silang
Molekul
miosin

(b) Filamen tebal

Gambar 8-4 Struktur molekul miosin dan susunannya dalam filamen tebal. (a) Setiap molekul miosin terdiri dari dua subunit identiic berbentuk stik golf dengan ekor
salingberpilindan kepala globular, yang masing-masing mengandung tempat pengikatan aktin dan tempat miosin ATPase, menonjol keluar di salah satu ujung. Masing-masing
subunit protein ini memiliki dua titik persendian: satu di ekor dan yang lain di "leher" atau pertautan ekor dengan kepala globular. (b) Filamen tebal terdiri dari molekul-molekul
miosin yang terletak rnemanjang sejajar satu sama lain. Separuh berorientasi ke satu arah dan separuh ke arah yang berlawanan. Kepala globular, yang menonjol di interval
tertentu di sepanjang filamen tebal, niembentuk jembatan silang.

276 BAB 8
Sewaktu kontraksi, sikius pengikatan dan
penekukan jembatan silang menarik
Tempat untuk filamen tipis ke arah dalam.
berikatan dengan
jembatan silang miosin Interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin
Molekul aktin
menyebabkan kontraksi otot melalui mekanisme
pergeseran filamen.
MEKANISME PERGESERAN FILAMEN Sewaktu
kontraksi, filamen tipis di kedua sisi sarkomer bergeser
ke arah dalam terhadap filamen tebal yang diam
Heliks aktin menuju ke pusat pita A (Gambar 8-7). Sewaktu bergeser
ke dalam, filamen tipis menarik garis-garis Z tempat
+ filamen tersebut melekat saling mendekat sehingga
sarkomer memendek. Karena semua sarkomer di
keseluruhan panjang otot memendek bersamaan,
seluruh serat otot memendek. Ini adalah mekanisme
Tropomiosin Troponin pergeseran filamen pada kontraksi otot. Zona H, di
bagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen
tipis, meniadi lebih kecil kateria filamen-filamen tipis
saling mendekati ketika mereka bergeser semakin ke
arah dalam. Pita I, yang terdiri dari bagian filamen tipis
yang tidak bertumpang tindih dengan filamen tebal,
menyempit ketika filamen-filamen tipis semakin
bertumpang tindih dengan filamen tebal sewaktu
Filamen tipis
pergeseran tersebut. Perhatikan bahwa panjang filamen
Gambar 8-5 Komposisi filamen tipis. Komponen struktural utama filamen tipis adalah dua rantaimolukel tebal atau tipis tidak berkurang Perhatikan bahwa
aktin bulat yang saling berpilin. Molekul troponin (yang terdiri dari tiga subunit bulat) dan molekul tropomiosin
yang berbentuk seperti benang tersusun membentuk suatu pita yang terlektak di sepanjang alur heliks aktin panjang filamen tebal. atau tipis tidak berkurang untuk
dan secara fisik menutupi tempat pengikatan di molekul aktin untuk melekatnya jembatan silang miosin. memperpendek sarkomer. Kontraksi dicapai oleh
(Filamen tipis yang diprhatikan disini tidak digambar sesuai proporsinya terhadapfilamentebal di >Gambar
8-4, Garis tengah filamen tebal dua hingga tiga kali lebih besar dari padaoada filamen tipis.
pergeseran saling mendekat filamen-filamen tipis di sisi
sarknmer yang berlawanan di antara filamen-filamen
tebal.

KAYUHAN KUAT Sewaktu kontraksi, dengan tropomiosin


dan troponin digeser oleh Ca2+, jembatan silang miosin dari
Periksa Pemahaman Anda 8.1 filamen tebal dapat berikatan dengan molekul aktin di
1 . Bandingan hubungan miofibril dan satu serat otot dengan hubungan antara serat
filamen tipis sekitar. Miosin adalah motor molekular, serupa
otot dan satu otot utuh.
dengan kinesin dan dinein. Ingat kembali bahwa kinesin dan
2 . Jelaskan hubungan antara aktin, tropomiosin, dan troponin dalam satu serat otot
dinein memiliki kaki alur kecil yang "berjalan" di sepanjang
yang berelaksasi mikmoubulus untuk untuk mentranspor produk-produk
spesifik dari satu bagian Garis sel ke bagian sel lainnya
(seperti dalam transpor protein di dalam akson sarat; lihat
h.51) dan untuk memindahkan mikrotubulus dalam kaitannya
satu sama lain (seperti untuk melaksanakan gerakan silia atau
8.2 | Dasar molekural Kontraksi flagela; lihat h. 53). Dengan cara yang sama, kepala miosin
atau jembatan silang "berjalan" di sepanjang filamen aktin
Otot Rangka untuk menariknya ke dalam relatif terhadap filamen tebal
yang diam. Marilah kita berkonsentrasi pada interaksi satu
Terdapat beberapa hal penting dalam proses kontraksi yang masih perlu
jembatan silang (Gambar 8-8a). Dua kepala miosin di masing-
dibahas. Bagaimana interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin
masing masing molekul miosin bekerja secara independen,
menyebabkan kontraksi otot? Bagaimana potensial aksi suatu otot
dengan satu kepala yang melekat ke aktin pada suatu saat.
memicu proses kontraksi ini? Apa sumber Ca2+ yang secara fisik
Ketika tempat ikatan pada niolekul aktin terpalan, molekul
mereposisi troponin dan tropomiosin agar terjadi pengikatan jembatan
miosin menekuk pada titik sendi pada ekor untuk
silang? Di bagian ini, kita akan mengalihkan perhatian pada topik-topik
memudahkan pengikatan kepala miosin dengan molekul aktin
tersebut.
yang terdekat.

   277
Tropomiosin Troponin Aktin

Tempat pengikatatan Tempat pengikat aktin


jembatan silang miosin Jembatan silang miosin

(a) Berelaksasi

1 Tidak ada eksitasi.

2 Tidak ada pengikatan jembatan silang karena tempat pengikatan pada aktin secara fisik
tertutupi oleh kompleks troponin-tropomiosin.

3 Serat otot berelaksasi.

Ca2+

(b) Tereksitasi

1 Serat otot tereksitasi dan Ca2+ dilepaskan.

2 Ca2+ yang dilepaskan berikatan dengan troponin, menarik kompleks troponin-


tropomiosin ke samping sehingga tempat pengikatan jembatan silang terpajan.
3 Terjadi pengikatan jembatan silang

4 Pengikatan aktin dan jembatan silang miosin memicu kayuhan kuat yang
menarik filamen tipis ke arah dalam selama kontraksi.

Gambar 8-6 Peran kalsium dalam mengaktifkan jembatan silang.

Sarkomer

Garis Z Zona H Pita I Pita A Garis Z

Berekasasi

Lebar
Zona H Pita I
pita A
memendek memendek
width

Gambar 8-7 Perubahan pola lurik sewaktu proses pemendekan.


Sewaktu otot berkontraksi, setiap sarkomer memendek karena
filamen-filamen tipis bergeser saling mendekat di antara filamen-
Berkontraksi
filamen tebal sehinga garis-garis Z tertarik semakin mendekat satu
sama lain. Lebar pita A tidak berubah sewaktu otot memendek, tetapi
pita I dan zona H menjadi lebih pendek.
Filamen tebal Filamen tipis
Sarkomer memendek

   BAB 8
Pada pengikatan, kepala miosin menekuk 45 derajat ke Molekul aktin di miofilamen tipis
arah dalam. Penekukan pada titik sendi leher ini
menciptakan gerakan "mengayuh" yang menarik filamen 1 Pengikatan:
tipis ke arah pusat sarkomer, seperti kayuhan pada Jembatan silang miosin
Jembatan silang miosin
dayung kapal. Ini disebut sebagai kayuhan kuat mingikat molekul aktin.
Garis Z
jembatan silang ini. Satu kayuhan kuat menarik filamen
tipis ke arah dalam hanya sepersekian dari jarak
2 Kayuhan kuat:
pemendekan total. Sildus pengikatan dan penekukan Jembatan silang
berulang jembatan silang menuntaskan pemendekan. menekuk menarik
Pada akhir satu siklus jembatan silang, ikatan antara miofilamen tipis ke arah
dalam.
jembatan silang miosin dan molekul aktin terputus.
33 Pelepasan: Jembatan
Jembatan silang kembali ke bentuknya semula dan
silang terlepas di
berikatan dengan molekul aktin berikutnya di belakang akhir kayuhan kuat dan
mitra aktin pertama. Jembatan silang kembali menekuk kembali ke
ke arah dalam untuk menarik filamen tipis lebih jauh, konformasinya semula.
kemudian terlepas dan mengulangi siklus. Siklus 44 Pengikatan: Jembatan
berulang kayuhan kuat jembatan silang secara berturut- silang mengikat molekul
turut menarik filamen tipis, mirip dengan menarik aktin yang terletak lebih
distal;siklus berulang
tambang dengan tangan.
Karena cara molekul-molekul miosin berorientasi di (a) Satu siklus jembatan silang
dalam filamen tebal (Gambar 8-8b), semua jembatan
silang mendayung ke arah bagian tengah sarkomer
sehingga keenam filamen tipis sekitar di tiap-tiap ujung
sarkomer tertarik ke arah dalam secara bersamaan
(Gambar 8-8c). Namun, jembatan silang yang berikatan
dengan suatu filamen tipis tidak mendayung dalam satu
kesatuan. Pada setiap saat sewaktu kontraksi, sebagian
jembatan silang melekat ke filamen tipis dan sedang
mengayuh, sementara yang lain sedang kembali ke
konformasinya semula dalam persiapan untuk mengikat (b) Semua kayuhan jembatan silang ditunjukan ke arah pusat filamen tebal
molekul aktin lain. Karena itu, sebagian jembatan silang Miofilamen tipis Miofilamen tebal
sedang "menahan" filamen aktin sementara yang lain
"melepaskan" filamen aktin untuk mengikat filamen
aktin lainnya. Jika siklus jembatan silang ini tidak
asinkron, filamen tipis akan bergeser balik ke posisi
istirahatnya semula di antara kayuhan.
Bagaimana eksitasi otot mengaktifkan siklus
jembatan silang ini? Istilah penggabungan eksitasi-
kontraksi merujuk ke serangkaian proses yang
mengaitkan eksitasi otot (adanya potensial aksi di serat
otot) dengan kontraksi otot (aktivitas jembatan silang
yang menyebabkan filamen-filamen tipis bergeser (c) Penarikan bersamaan ke arah dalam semua enam filamen tipis yang mengelilingi satu
bersama untuk memperpendek sarkomer). Sekarang kita filamen tebal
akan mengalihkan perhatian kita pada penggabungan Gambar 8-8 Aktivitas jembatan silang. (a) Pada setiap siklus jembatan silang, jembatan silang
eksitasi-kontraksi. berikatan dengan molekul aktin, menekuk untuk menarik filamen tipis ke arah dalam selama kayuhan
kuat, kemudian melepaskan ikatannya dan kembali ke konformasinya semula, siap untuk mengulangi
siklus. (b) Kayuhan kuat semua jembatan silang yang berasal dari satu filamen tebal ditujukan ke
Kalsium adalah penghubung antara eksitasi bagian tengah filamen tebal tersebut. (c) Setiap filamen tebal dikelilingi di masing-masing ujungnya oleh
dan kontraksi. enam filamen tipis, yang semuanya ditarik ke dalam secara bersamaan melalui siklus jembatan silang
sewaktu kontraksi otot.
Otot rangka diragsang untuk berkontraksi oleh pelepasan
asetilkolin (ACh) di taut neuromuskulus antara terminal neuron
transversus dan retikulum sarkoplasma. Marilah kita meneliti
motorik dan serat otot. Ingatlah bahwa pengikatan ACh dengan
struktur dan peran masing-masing.
cakram motorik suatu serat otot menyebabkan perubahan
permeabilitas di serat otot, menghasilkan potensial aksi yang PENYEBARAN POTENSIAL AKSI MENURUNI TUBULUS
dihantarkan ke seluruh permukaan membran sel otot (lihat h. 264). TRANSVERSUS Di setiap pertemuan antara pita A dan pita I,
Dua struktur membranosa di dalam serat otot berperan penting membran permukaan masuk ke dalam serat otot untuk membentuk
dalam menghubungkan eksitasi ke kontraksi ini-tubulus tubulus transversus (tubulus T) yang berjalan tegak lurus dari me-

   279
Ca2+ (protein kaki) di kantong lateral
Surface membrane of muscle fiber
di dekatnya. Susunan protein kaki
yang rapi membentang di antara
celah antara tubulus T dan kantong
lateral (Gambar 8-10b). Protein kaki
ini tidak saja menjembatani celah
tetapi juga berfungsi sebagai kanal
pelepas Ca2+ dan juga dan juga
Myofibrils diketahui sebagai reseptor rianodin
Segmen- segmen
retikulum karena mereka terkunci dalam posisi
sarkoplasma terbuka oleh bahan kimia tanaman
rianodin.
Kalsium dibebaskan ke dalam
Lateral
sitosal dari kantong lateral melalui
Tubulus semua kanal pelepas Ca2+ yang
sacs
Transversus (T)
terbuka tersebut (Gambar 8-l0c).
Dengan sedikit reposisi molekul
troponin dan tropomiosin, Ca2+
yang dibebaskan tersebut
menyebabkan tempat pengikatan di
I band A band
molekul aktin terpajan sehingga
Gambar 8-9 Tubulus T dan retikulum sarkoplasma dalam hubungannya dengan miofibril. Tubulus
transversus (T) adalah perluasan membran permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan dan masuk jauh
dapat berikatan dengan jembatan
ke dalam serat otot di taut antara pita A dan I miofibril. Retikulum sarkoplasma adalah anyaman membranosa silang miosin di tempat pengikatan
halus yang berjalan longitudinal dan mengelilingi setiap miofibril, dengan segmen-segmen terpisah komplementernya. Penggabungan
membungkus setiap pita A dan pita I. Ujung setiap segmen membesar untuk membentuk kantong lateral yang
terletak di samping tubulus T. eksitasi-kantraksi diringkaskan di
Gambar 8-11.

mbran sel otot ke dalam bagian tengah serat otot (Gambar 8-9). SIKLUS JEMBATAN SILANG YANG DITENAGAI OLEH ATP
Karena membran tubulus T bersambungan dengan membran Ingatlah bahwa jembatan silang miosin memiliki dua tempat
permukaan, potensial aksi di membran permukaan juga menyebar khusus: tempat untuk mengikat aktin dan tempat ATPase (lihat
turun menelusuri tubulus T, dengan cepat menyalurkan aktivitas Gambar 8-4a). Tempat yang terakhir ini adalah tempat enzimatik
listrik permukaan ke bagian tengah . serat. Adanya potensial aksi yang dapat mengikat pembawa energi adenosin trifosfat (ATP) dan
lokal di tubulus T memicu perubahan permeabilitas di anyaman memecahnya menjadi adenosin difosfat (ADP) dan fosfat inorganik
membranosa tersendiri di dalam serat otot, retikulum endoplasma. (Pi) yang dalam prosesnya menghasilkan energi. Penguraian ATP
terjadi di jembatan silang miosin sebelum jembatan berikantan
PELEPASAN KALSIUM DARI RETIKULUM SARKOPLASMA dengan molekul aktin (Gambar 8-12 tahap 1 ). ADP dan Pi tetap
Retikulum sarkoplasma adalah retikulum endoplasma yang terikat erat ke miosin, dan energi yang dihasilkan disimpan di
dimodifikasi (lihat h. 29) yang terdiri dari anyaman halus dalam jembatan silang untuk menghasilkan miosin berenergi
kompartemen terbungkus-membran yang saling berhubungan tinggi. Sebagai analogi, jembatan silang "dikokang" seperti senjata,
mengelilingi setiap miofibril seperti sarung/selubung saringan siap diletuskan jika pelatuk ditarik. Ketika serat otot mengalami
(Gambar 8-9). Anyaman membranosa ini mengelilingi miofibril di eksitasi, Ca2+ menarik kompleks troponin-tropomiosin
seluruh panjangnya, tetapi tidak kontinu. Setiap pita A dan setiap menjauhi posisinya yang menyumbat sehingga jembatan silang
pita I dibungkus oleh segmen-segmen terpisah retikulum miosin yang telah berenergi (terkokang) dapat berikatan dengan
sarkoplasma. Ujung dari masing-masing segmen membesar untuk molekul aktin (tahap 2a ). Kontak antara miosin dan aktin ini
membentuk bagian seperti kantong, sakus lateralis (dikenal dengan menyebabkan "pelatuk tertarik", menekuk jembatan silang sehingga
nama lain sisterna terminal) yang dipisahkan dari tubulus T di dihasilkan kayuhan kuat (tahap 3 ). Para peneliti belum menemukan
dekatnya oleh suatu celah sempit. Kantong lateral ini mengandung mekanisme bagaimana energi yang dibebaskan dari ATP disimpan
Ca2+. Penyebaran potensial aksi menuruni tubulus T memicu di dalam jembatan silang miosin dan kemudian diubah menjadi
pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma ke dalam sitosol. energi mekanis berupa kayuhan kuat. Selama kayuhan kuat, terjadi
Bagaimana perubahan potensial di tubulus T berkaitan dengan pembebasan fosfat inorganik dari jembatan silang. Setelah kayuhan
pelepasan Ca2+ dari kantong lateral? Protein membran tubulus T kuat selesai, ADP dibebaskan.
yang disebut reseptor dihidropiridin (karena reseptor ini diblok Jika otot tidak terangsang dan tidak terjadi pembebasan Ca2+,
oleh obat dihidropiridin) berperan sebagai sensor listrik (Gambar troponin dan tropomiosin tetap berada dalam posisinya yang
8.10a). Depolarisasi lokal tubulus T mengaktifkan reseptor menghambat sehingga aktin dan jembatan silang miosin tidak
dihidropiridin, yang nantinya memicu pembukaan langsung pelepas saling berikatan dan tidak terjadi kayuhan kuat (tahap 2b).

hapter
Tubulus T

Reseptor Sitosol
Ca2+
dihidropiridin

Tubulus T

(a) Reseptor berpintu


listrik di tubulus T
Kantung
leteral retikulum
sarkoplasma

Protein kaki Kantung lateral (c) Aktivasi reseptor dihidropiridin


retikulum oleh potensial aksi lokal di tubulus
(kanal
sarkoplasma T memicu pembukaan kanal
pelepas
pelepas Ca2+ di retikulum
Ca2+
sarkoplasma
reseptor
rianodin)

(b) Protein kaki yang berperan sebagai


kenal pelepas Ca2+ di retikulum sarkoplasma
Gambar 8-10 Hubungan antara reseptor dihidropiridin di tubulus T dan protein kaki (kanal pelepas Ca2+; reseptor rianodin) di kantong lateral retikulum endoplasma
sekitar.

Ketika P1 dan ADP dibebaskan dari miosin setelah kontak karena membran sel otot inaktif tidak dapat menahan Ca2+ ekstrasel
dan juga mungkin karena Ca2+ keluar dari kantong lateral. Ca2+ ini
dengan aktin dan terjadi kayuhan kuat, tempat ATPase miosin
menggeser ke samping troponin dan tropomiosin, menyebabkan
bebas untuk mengikat molekul ATP lain. Aktin dan miosin tetap aktin berikatan dengan jembatan silang miosin, yang sudah dibekali
berikatan di jembatan silang hingga molekul ATP baru melekat ke ATP sebelum kematian. Sel-sel mati tidak lagi dapat menghasilkan
miosin pada akhir kayuhan kuat. Perlekatan molekul ATP baru ATP sehingga aktin dan miosin, sekali terikat, tidak dapat terlepas
mengurangi afinitas pengikatan antara kepala miosin dan aktin karena mereka tersebut tidak memiliki ATP segar. Karena itu,
sehingga memungkinkan jembatan silang terlepas (tahap 4a) dan filamen tipis dan tebal tetap terikat oleh jembatan silang imobil,
kembali ke bentuk yang tak-tertekuk. ATP yang baru melekat menyebabkan otot yang mati menjadi kaku (tahap 4b). Dalam
tersebut kemudian diuraikan oleh ATPase miosin, kembali beberapa hari selanjutnya, kaku mayat secara bertahap berkurang
mengokang dan memberi tenaga kepada jembatan silang sekali lagi akibat protein-protein yang terlibat dalam kompleks rigor mortis
sehingga jembatan silang siap untuk memulai siklus lainnya (tahap mulai terurai.
1 ).. Pada pengikatan dengan molekul aktin lain, jembatan silang RELAKSASI Bagaimana cara otot berelaksasi dalam keadaan
yang baru mendapat energi tersebut kembali menekuk, demikian normal? Seperti halnyapotensial aksi di serat otot mengaktifkan
seterusnya, secara berturut-turut menarik masuk filamen tipis proses kontraksi dengan memicu pelepasan Ca2+ dari kantong lateral
untuk menuntaskan kontraksi. ke dalam sitosol, proses kontraksi dihentikan dan relaksasi terjadi
RIGOR MORTIS Perhatikan bahwa ATP baru harus melekat ketika Ca2+ dikembalikan ke kantong lateral saat aktivitas listrik lokal
berhenti. Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa, pompa
ke miosin agar ikatan jembatan silang antara miosin dan aktin Ca2+-ATPase, yang memerlukan energi dan secara aktif mengangkut
dapat terlepas pada akhir siklus, meskipun selama proses disosiasi Ca2+ dari sitosol dan mengonsentrasikannya di dalam kantong lateral
ini ATP tidak terurai. Kebutuhan akan ATP dalam memisahkan (lihat Gambar 8-11). Ingat kembali bahwa potensial end plate dan
miosin dan aktin jelas terlihat dalam rigor mortis. "Kekakuan potensial aksi serat otot yang terjadi berhenti ketika enzim
kematian" ini merupakan otot rangka yang mengunci secara asetilkolinesterase yang terdapat di membran menghilangkan ACh
menyeluruh yang dimulai 3 hingga 4 jam setelah kematian dan dari taut neuromuskulus (lihat h. 265). Ketika potensial aksi lokal
menjadi sempurna dalam waktu sekitar 12 jam. Setelah kematian, tidak lagi terdapat di tubulus T untuk memicu pelepasan Ca2+,
konsentrasi Ca2+ sitosol mulai meningkat, kemungkinan besar

  
1 Sebuah potensial aksi yang tiba 2 Potensial aksi berpindah menembus
di tombol terminal laut neuromuskular membran permukaan dan ke dalam
merangsang pelapisan esetikolin, yang bagian dalam serat otot melalui tubulus T.
berdifusi menembus celah dan memicu Satu potensial aksi di tubulus T memicu
Asetilkolin potensial aksi di serat otot. pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma
ke dalam sitosol.
Terminal
button Membran plasma
sel otot

Kantong leteral
Tubulus T retikulum
sarkoplasma

Pompa
Kenal-reseptor Taut Cakram Ca2+
berpintu asetikolin neuromuskular motorik
bagi kation

Ca2+ Ca2+
Kenal pelepas
8 Ketika potensial aksi Ca2+l
berhenti, ca2+ diambil oleh
retikulum sarkoplasma. Tropomiosin Troponin
Dengan tidak adanya Ca2+ Ca2+ Ca2+
pada troponin, tropomiosin
bergerak kembali ke posisi Filamen tipis
awalnya, menghambat
Jembatan
tempat ikatan jembatan Molekul aktin silang miosin
silang miosin pada aktin.
Kontraksi bertahanti dan
Filamen tebal
filamen tipis secara pasih
bergeser kembali ke posisi
relaksasi awalnya.
3 Ca2+ berikatan
dengan troponin
pada filamen tipis
Tempat ikatan jembatan
silang miosin

Tempat ikatan
aktin

Siklus
7 Setelah kayuhan kuat berulang
jembatan silang terlepas
aktin.Jika Ca2+ masih
ada, siklus kembali ke 4 Pengikatan Ca2+ ke
tahap 5. troponin menyebabkan
troponin berubah bentuk,
secara fisik memindahkannya
menjauh dari posisi
menghambatnya; ini
membuka tempat ikatan pada
aktin untuk jembatan silang
miosin.

[6 Pengikatan ini memicu jembatan silang menekuk


mendorong filamen tipis dan filamen tebal ke arah pusat 5 Jembatan silang miosin melekat
sarkomer. Kayuhan kuat ini ditenangani oleh energi yang di pada aktin di tempat ikatan yang
sediakan oleh ATP terpanjang

Gambar 8-11 Penggabungan eksitasi-kontaksi dan relaksi otot. Tahap 1 hingga 7 memperlihatan kejadian-kejadian yang menyatukan pelepasan neurotransmiter dan eksitasi listrik
yang kemudian terjadi di sel otot pada waktu kontraksi kontraksi otot. Pada tahap 7, jika Ca2+ masih ada jembatan silang kembali ke langkah 5 untuk terjadinya kayuhan kuat lainnya.
Jika Ca2+ tidak lagi ada akibat konsekuensi tahap 8, terjadinya relaksasi.
1. Berenergi: ATP diuraikan oleh
miosin ATPase; ADP dan Pi tetap
melekat ke miosin; energi
disimpan di jembatan silang (yaitu ADP ...atau...tidak ada Ca2+ ADP

i
erg
erg
energi "mengokang" jembatan P P

En

En
i i
silang). 2b Istirahat: Tidak ada
eksitasi dak terjadi
pelepasan Ca2+; aktin dan
miosin tidak dapat
berikatan; tidak terjadi siklus
jembatan silang; serat otot
tetap berada dalam
Ca2+ Ada (eksitasi) keadaan istirahat.

4a4a
Pelepasan: Ikatan antara
miosin dan aktin terputus ATP ADP

i
sewaktu molekul ATP baru

erg
Siklus 2a Pengikatan:Ca2+ P
berikatan dengan jembatan jembatan

En
i
silang miosin: konfomnasi silang dibebaskan pada eksitasi;
jembatan silang kembali ke pengaruh
normal; ATP terhidrolisis inhibitorik dari aktin lenyap
(siklus dimulai kembali dari sehingga dapat terjadi
tahap 1). ikatan dengan jembatan
silang

ATP

Tersedia ATO ADP


Energi P
i

33 Menekuk: Kayuhan kuat


jembatan silang terpicu saat
...atau.. miosin dan aktin berkontak;
Pi di bebaskan selama dan
ADP di bebaskan setelah
Tidak ada ATP kayuhan kuat
(Setelah kematian)

4b kompleks rigor
Jika tidak tersedia ATP
baru (setelah kematian),
aktin dan miosin tetep
Gambar 8-12 Siklus jembatan silang.
terikat dalam kompleks
rigor

mulasi dan awitan kontraksi ini disebut periode laten (Gambar


aktivitas pompa Ca2+ retikulum sarkoplasma mengembalikan Ca2+
yang dilepaskan ke kantong leteral. Hilangnya Ca2+ dari sitosol 8-13).
memungkinkan kompleks troponin-tropomiosin bergeser kembali Pembentukan tegangan di dalam serat otot, yang di timbulkan
ke posisinya yang menghambat, sehingga aktin dan miosin tidak oleh interaksi geser antara filamen tebal dan tipis memalui aktivitas
lagi berikatan di jembatan stiang. Filamen tipis, setelah dibebaskan jembatan silang, juga memerlukan waktu. Waktu dari awitan
dari siklus perlekatan dan penarikan jembatan silang, kembah kontraksi hingga pernbentukan tegangan puncak—waktu kontraksi—
secara pasif ke posisi istirahatnya. Serat otot berelaksasi. bervariasi dari 5 hingga 50 mdet, meskipun waktu ini bervariasi
Berapa lama aktivitas kontraktil yang dipicu oleh potensial aksi bergantung pada jenis serat otot. Respons kontraksi belum berakhir
bertahan sebagai respons terhadap satu potensial aksi sebelum hingga kantong lateral menyerap kembali semua Ca2+ yang
terjadi relaksasi? dibebaskan sebagai respons terhadap potensial aksi. Penyerapan
kembali Ca2+ ini juga memerlukan waktu. Karena Ca2+ dipornpa
kembali ke kantong lateral, kadar Ca2+ di sitosol berkurang dan
Aktivitas kontraksi bertahan jauh lebih lama dari karenanya jurnIah jembatan silang dan gaya kontraksi kese]uruhan
pada aktivitas listrik yang memicunya. juga berkurang. Waktu antara tegangan puncak hingga relaksasi
Satu potensial aksi di serat otot rangka hanya berlangsung 1 hingga sempurna—waktu relaksasi—bervariasi dari 15 hingga 50 mdet, juga
2 mdet. Awitan respons kontraktil yang terjadi berada di belakang bergantung pada jenis serat otot. Karena itu, respons kontraktil
potensial aksi karena harus terjadi penggabungan eksitasi-kontraksi keseluruhan terhadap satu potensial aksi dapat berlangsung dari 30
sebelum aktivitas jembatan silang dapat dimulat. Pada mdet pada serat kontraksi cepat hingga 100 mdet atau lebih pada serat
kenyataannya, potensial aksi telah selesai bahkan sebelum perangkat kontraksi lambat. Ini jauh lebih lama dari pada durasi potensial aksi
kontraktil bekerja. Penundaan waktu beberapa milidetik antara sti- yang memicu kontraksi (30 hingga 100 mdet dibandingkan dengan

   283
periode Waktu Waktu Otot lengkap adalah kelompok-kelompok serat otot
laten kontraksi relaksasi
yang disatukan dan melekat ke tulang.
Kedutan Setiap orang memiliki sekitar 600 otot rangka, yang ukurannya
otot berkisar dari otot mata eksternal yang halus dan mengontrol
gerakan mata serta mengandung hanya beberapa ratus serat hingga
otot kaki yang besar dan kuat yang mengandung beberapa ratus ribu
Tension

serat.
Respons Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang menembus dari
kontraktil permukaan ke dalam otot untuk membungkus masing-masing serat
otot dan membagi otot menjadi kolom-kolom atau berkas-berkas.
Beberapa Jaringan ikat meluas melewati ujung-ujung otot untuk membentuk
mdet tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ke tulang.
Tendon dapat cukup panjang, melekat ke suatu tulang yang berj
arak jauh dari bagian daging otot. Sebagai contoh, sebagian dari otot
yang berperan dalam pergerakan jari tangan terletak di lengan
Membrane potential (mV)

+30
bawah, dengan tendon-tendon panjang menjulur turun untuk
Potensial melekat ke tulang-tulang jari tangan. (Anda dapat dengan mudah
0 aksi melihat tendon-tendon ini bergerak di punggung tangan Anda
ketika Anda menggerakkan jari-jari tangan). Susunan ini memung-
kinkan tangan bergerak terampil; jari-jari tangan akan jauh lebih
besar dan lebih canggung jika semua otot yang digunakan untuk
menggerakkan jari tangan berada di jari itu sendiri.
–90
1 msec
Tegangan otot disalurkan ke tulang sewaktu
50 100 komponen kontraktil mengencangkan komponen
Rangsangan Waktu (mdet) seri-elastik
Gambar 8-13 Hubungan potensial aksi dan kedutan otot yang dihasilkannya
Tegangan diproduksi secara internal di dalam sarkomer, yang
pada serat kontraksi lambat. Durasi potensial aksi tidak digambar sesuai
dianggap sebagai komponen kontraktil otot, akibat aktivitas
skala tetapi diperbesar. Perhatikan bahwa potensial istirahat satu serat otot rangka
adalah -90 mV, dibandingkan dengan potensial istirahat sebesar -70 mV pada neuron.
jembatan silang dan pergeseran filamen yang terjadi. Namun,
sarkomer tidak melekat langsung ke otot. Tegangan yang dihasilkan
oleh elemen-elemen kontraktil ini harus disalurkan ke tulang
1 hingga 2 mdet). Kenyataan ini penting bagi kemampuan tubuh melalui jaringan ikat dan tendon sebelum tulang dapat digerakkan.
untuk menghasilkan kontraksi otot dengan kekuatan bervariasi, Tendon memiliki elastisitas pasif dengan derajat tertentu. Jaringan
seperti yang Anda dapat ketahui di bagian selanjutnya. non-kontraktil elastis ini berada dalam susunan seri dengan
komponen kontraktil (berada dalam seri berarti bahwa satu
komponen diposisikan setelah yang lainnya dalam satu baris) dan
karenanya disebut disebut komponen seri-elastik otot (tidak seperti
titin, yang merupakan bagian utama komponen paralel-elastik dan
Periksa Pemahaman Anda 8.2 ikut membentuk rekoil elastik pasif otot). Komponen seri-elastik ini
berlaku seperti pegas yang dapat diregangkan dan diletakkan di
1. Ilustrasikan hubungan antara filamen tipis dan tebal pada sarkomer yang antara elemen-elemen internal penghasil tegangan dan tulang yang
berelaksasi dengan pada sarkomer yang berkontraksi. akan digerakkan melawan suatu beban eksternal, atau gaya pelawan
2. Jelaskan peran reseptor dihidropiridin dan rianodin dalam proses (>Gambar 8-14). Memendeknya sarkomer meregangkan komponen
penggabungan eksitasi-kontraksi. seri-elastik (tendon). Tegangan otot disalurkan ke tulang melalui
Gambarkan diagram siklus jembatan silang dan ilustrasikan apakah ATP,
pengencangan komponen seri-elastik ini. Gaya yang dikenakan ke
ADP, atau ADP dan Pi yang terikat dengan kepala miosin selama tulang ini menggerakkan tulang melawan beban.
berbagai tahap siklus tersebut. Otot biasanya melekat ke paling sedikit dua tulang berbeda
melewati suatu sendi melalui tendon yang berjalan dari kedua ujung
otot. Ketika otot memendek sewaktu kontraksi, posisi sendi berubah
8.3 | Mekanika Otot Rangka karena satu tulang bergerak relatif terhadap tulang yang lain-sebagai
contoh, fleksi (penekukan) sendi siku oleh kontraksi otot biseps dan
Sejauh ini kita telah menjelaskan respons kontraktil di sebuah serat ekstensi (pelurusan) siku oleh kontraksi otot triseps (Gambar 8-15).
otot. Di tubuh, otot dibentuk oleh kelompok-kelompok serat otot. Ujung otot yang melekat ke bagian tulang yang lebih stasioner
Kini kita akan mengalihkan perhatian pada kontraksi otot disebut origo, dan ujung yang melekat ke bagian tulang yang
keseluruhan. bergerak disebut insersi.

   hapter
Proses-proses internal yang sama terjadi baik pada kontraksi isotonik,
isokinetik, maupun isometrik: eksitasi otot mengaktifkan proses
kontraktil pembentuk tegangan; jembatan silang mulai bersiklus; dan
pergeseran filamen memperpendek sarkomer, yang meregangkan
komponen seri elastik untuk menghasilkan gaya di tulang tempat
insersi dan origo otot.
Filamen tebal dan Dengan mengambil biseps Anda sebagai contoh, anggaplah Anda
tipis (komponen akan mengangkat sebuah benda. Ketika tegangan yang terbentuk di
kontraktil) dan titin
(komponen paralel-
biseps Anda telah cukup besar untuk mengatasi berat benda di
elastik) tangan Anda, Anda dapat mengangkat benda tersebut, dengan
keseluruhan otot memendek dalam prosesnya. Karena berat benda
Tendon (komponen tidak berubah ketika diangkat, jenis kontraksi ini disebut kontraksi
seri-elastik) isotonik (sercara harfiah, "tegangan tetap"). Karena susunan mekanis
Beban sendi, seiring dengan sudut sendi yang berubah selama benda
diangkat, tegangan otot juga harus berubah untuk mengimbangi
benda. (Anda akan mempelajari lebih lanjut tentang kerja sistem
pengungkit ini pada sendi berikutnya). Karena itu, tegangan otot
tidak tetap konstan selama periode pemendekan pada kontraksi
isotonik (terlepas dari namanya) meskipun beban tetap konstan.
Kontraksi isokinetik (secara harfiah, "gerakan konstan") terjadi
ketika serat otot memendek dengan laju, atau kecepatan, yang
konstan. Kontraksi isokinetik tidak terjadi dalam keadaan normal
tetapi dapat dicapai dengan menggunakan mesin olahraga khusus
yang dapat diatur agar kontraksi otot terjadi pada laju yang konstan
di sepanjang seluruh kisaran gerakan. Salah satu keuntungan
olahraga isokinetik adalah lebih cepat tercapainya kekuatan otot.
Beban
Apa yang terjadi ketika Anda mencoba mengangkat suatu benda
Gambar 8-14 Hubungan antara komponen kontraktil dan komponen seri elastik
yang terlalu berat bagi Anda (yaitu, jika tegangan yang Anda mampu
dalam menyalurkan tegangan otot ke tulang. Tegangan otot disalurkan ke tulang bentuk di otot-otot lengan Anda lebih kecil daripada yang
melalui peregangan dan pengencangan tendon otot yang elastik akibat pemendekan dibutuhkan untuk mengangkat benda tersebut)? Dalam hal ini, otot
sarkomer yang ditimbulkan oleh siklus jembatan silang. tidak dapat memendek dan mengangkat benda tetapi panjangnya
konstan meskipun terbentuk tegangan sehingga terjadi kontraksi
isometrik ("panjang tetap"). Selain terjadi ketika beban terlalu berat,
Ketiga jenis utama kontraksi adalah isotonik, kontraksi isometrik terjadi ketika tegangan yang terbentuk di otot
isokinetik, dan isometrik. secara sengaja dibuat lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk
Tidak semua kontraksi otot memperpendek otot dan meng- memindahkan benda. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk
gerakkan tulang. Agar otot memendek sewaktu berkontraksi, menjaga panjang otot tetap meskipun otot tersebut dapat
tegangan yang terbentuk di otot harus melebihi gaya-gaya yang menghasilkan tegangan yang lebih besar. Kontraksi isometrik
melawan gerakan tulang tempat insersi otot tersebut. Pada kasus submaksimal ini penting untuk mempertahankan postur (misalnya,
menjaga tungkai lurus ketika berdiri) dan menopang benda dalam
fleksi sendi siku, gaya yang melawan atau beban
posisi tetap (misalnya, menahan minuman di antara isapan).
adalah benda yang sedang diangkat. Ketika Anda
menekuk siku tanpa mengangkat benda eksternal,
tetap akan ada beban, meskipun kecil—berat lengan Fleksi Ekstensi
bawah Anda yang digerakkan melawan gaya gravitasi. Origo Origo
biseps triseps
Terdapat tiga jenis utama kontraksi. Pada
kontraksi isotonik, tegangan otot tidak berubah
Biseps
sementara panjang otot berubah. Pada kontraksi berkontraksi
Triseps
isokinetik, laju pemendekan tetap konstan sementara berkontraksi
panjang otot berubah. Pada kontraksi isokinetik, laju
pemendekan tetap konstan sementara panjang otot Insersi Insersi
biseps triseps
berubah. Pada kontraksi isometrik, otot tidak dapat
memendek sehingga terbentuk tegangan dangan
panjang otot tetap.
Gambar 8 Fleksi dan ekstensi sendi siku

   285
Kontraksi otot sering bukan merupakan satu jenis tertentu Kecepatan maksimal untuk
saja. Tegangan, panjang, dan laju pemendekan otot dapat pemendekatan (beban nol)

Kecepatan pemendekan
bervariasi di sepanjang kisaran gerakan. Pikirkan mengenai
menarik anak panah. Tegangan pada otot biseps Anda terus
meningkat untuk mengatasi resistensi yang semakin meningkat
ketika busur panah semakin teregang. Pada saat yang sama,
sudut sendiberubah dan otot secara progresifmemendek ketika Beban maksimal (kecepatan
siku Anda menekuk untuk menarik busur lebih jauh ke untuk pemendekan
belakang. Kontraksi semacam ini tidak terjadi pada tegangan i.nol,yi.kontraksi isometrik)
konstan, panjang konstan, atau laju konstan.
0
0
KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK Terdapat dua
jenis penggolongan kontraksi lainnya-konsentrik dan eksentrik. Beban
Pada kontraksi konsentrik, otot memendek sementara pada Gambar 8-16 Hubungan beban-kecepatan pada kontraksi konsentrik.
kontraksi eksentrik otot memanjang. Salah satu contoh Kecepatan pemendekan menurun seiring dengan peningkatan beban.
kontraksi eksentrik adalah menurunkan suatu buku untuk
menempatkannya di meja. Selama tindakan ini, serat-serat otot Gaya eksternal (beban) yang lebih besar daripada gaya kontraksi
biseps memanjang tetapi tetap berkontraksi dan bukan teregang maksimal otot akan menyebabkan otot memanjang, dengan laju
secara pasif oleh beban. Kontraksi itu sendiri tidak pemanjangan yang berbanding lurus dengan beban.
memanjangkan otot; kontraksi melawan peregangan yang
terjadi pada otot secara eksternal oleh berat buku tersebut.
Meskipun otot dapat melakukan kerja,sebagian
besar energi diubah menjadi panas.
KONTRAKSI LAIN Beberapa otot rangka tidak melekat ke tulang
di kedua ujungnya tetapi tetap menghasilkan gerakan. Sebagai Otot melakukan kerja dalam arti fisik hanya jika benda digerakkan.
contoh, otot lidah tidak melekat di ujung bebasnya. Kontraksi Kerja didefinisikan sebagai gaya dikali jarak. Gaya dapat disamakan
otot-otot lidah menggerakkan ujung bebas lidah untuk berbicara dengan tegangan otot yang diperlukan untuk mengatasi beban
dan makan. Otot-otot mata eksternal melekat ke tengkorak di (berat benda). Karena itu, besar kerja yang dilakukan oleh otot yang
origonya tetapi ke mata dan bukan tulang sebagai insersinya. berkontraksi bergantung pada seberapa besar berat benda dan
Kontraksi otot-otot ini menghasilkan gerakan mata yang seberapa jauh benda tersebut dipindahkan. Pada kontraksi
memungkinkan kita mengikuti gerakan benda bergerak, isometrik ketika benda tidak berpindah, efisiensi kontraksi otot
membaca, dan sebagainya. Beberapa otot rangka sama sekali sebagai penghasil kerja eksternal adalah nol. Semua energi yang
tidak melekat ke tulang dan sebenarnya mencegah gerakan. Ini dikonsumsi oleh otot sewaktu kontraksi diubah menjadi panas.
adalah cincin otot rangka yang dikontrol secara sadar, dikenal Pada kontraksi isotonik atau isokinetik, efisiensi otot adalah sekitar
sebagai sfingter, yang menjaga pintu keluar urine dan feses dari 25%. Dari energi yang digunakan oleh otot selama kontraksi, 25%
tubuh dengan berkontraksi. direalisasikan sebagai kerja eksternal, sementara 75% sisanya
diubah menjadi panas.

Kecepatan pemendekan berkaitan dengan beban. Banyak dari panas ini tidak benar-benar disia-siakan dalam arti
fisiologis karena panas tersebut digunakan untuk mempertahankan
Beban juga merupakan penentu penting kecepatan ketika otot suhu tubuh. Pada kenyataannya, menggigil—suatu bentuk
memendek (Gambar 8-16). Selama kontraksi konsentrik, kontraksi otot rangka yang diinduksi secara involunter—adalah
semakin besar beban, semakin rendah kecepatan saat sebuah mekanisme untuk meningkatkan produksi panas pada keadaan
serat otot (atau sejumlah konstan serat-serat yang berkontraksi dingin. Olahraga berat pada hari yang panas, sebaliknya, dapat
di dalam suatu otot) memendek. Kecepatan pemendekan menyebabkan panas tubuh berlebihan karena mekanisme
maksimal jika tidak terdapat beban eksternal, secara progresif pengeluaran panas normal mungkin tidak mampu mengompensasi
menurun dengan bertambahnya beban, dan turun hingga nol peningkatan produksi panas ini (Bab 17).
(tidak terjadi pemendekan—kontraksi isometrik) ketika beban
tidak dapat diatasi oleh tegangan maksimal. Anda sering
mengalami hubungan beban-kecepatan ini. Anda dapat Unit interaktif otot rangka, tulang, sendi membentuk
mengangkat benda-benda ringan dengan cepat, sementara untuk sistem tuas.
mengangkat benda yang sangat berat diperlukan waktu lama, Sebagian besar otot rangka melekat ke tulang melewati sendi,
kalaupun dapat. Hubungan antara beban dan kecepatan membentuk sistem tuas. Tuas adalah struktur kaku yang mampu
pemendekan ini adalah sifat mendasar otot, mungkin karena bergerak mengelilingi suatu titik sumbu yang dikenal sebagai
diperlukan waktu lebih lama bagi jembatan silang untuk fulkrum. Di tubuh, tulang berfungsi sebagai tuas, sendi sebagai
mengayuh melawan beban yang lebih besar. fulkrum, dan otot rangka menghasilkan gaya untuk menggerakkan
Sementara untuk kontraksi konsentrik beban dan kecepatan tulang. Bagian tuas antara fulkrum dan titik tempat gaya
untuk pemendekan berbanding terbalik, untuk kontraksi ditimbulkan oleh otot disebut lengan daya; bagian antara fulkrum
eksentrik beban dan kecepatan untuk pemanjangan berbanding dan gaya yang ditimbulkan oleh beban disebut sebagai lengan
lurus. beban (Gambar 8-17a).
hapter 8
Sistem tuas yang paling umum di tubuh dicontohkan oleh Kekurangan sistem tuas ini adalah bahwa di tempat insersi
fleksi sendi siku. Otot-otot rangka, misalnya biseps, yang otot harus menghasilkan gaya tujuh kali lebih besar daripada
kontraksinya menekuk sendi siku, terdiri dari banyak serat beban. Agar beban 5 kg tidak jatuh, hasil kali panjang lengan
penghasil-tegangan yang berjalan sejajar (berdampingan) daya dan gaya ke atas yang diberikan harus sama dengan hasil
yang dapat menghasilkan gaya besar di tempat insersi tetapi kali panjang lengan beban dan gaya ke bawah yang
memendek hanya dalam jarak pendek dan kecepatan relatif ditimbulkan oleh beban. Hasil ini disebut sebagai momentum
rendah. Sistem tuas sendi siku memperkuat gerakan lambat (gaya kali lengan daya atau gaya kali lengan beban).
pendek biseps menjadi gerakan tangan yang lebih cepat dan Momentum untuk beban adalah 5 kg (gaya) kali 35 cm (lengan
jangkauan lebih panjang. beban). Momentum ini harus disamakan dengan momentum
Marilah kita lihat bagaimana sebuah benda seberat 5 kg bagi otot; untuk Untuk mengangkat beban 5 kg, otot biseps
diangkat oleh tangan (Gambar 8-17b). Ketika biseps harus menghasilkan gaya yang lebih besar daripada 35 kg.
berkontraksi, otot ini menghasilkan gaya ke atas di titik Seperti ditunjukkan oleh contoh ini, otot rangka biasanya pada
tempat insersinya di tulang lengan bawah sekitar 5 cm keadaan yang kurang menguntungkan dari segi mekanis
menjauhi sendi siku (fulkrum tuas). Karena itu, panjang karena otot harus menghasilkan gaya yang jauh lebih besar
lengan daya sistem tuas ini adalah 5 cm. Panjang lengan daripada beban sebenarnya yang dipindahkan. Namun,
beban, jarak dari sendi siku ke tangan, rerata adalah 35 cm. penambahan kecepatan dan jarak yang dihasilkan oleh
Dalam hal ini, lengan beban tujuh kali lebih panjang daripada susunan tuas ini memungkinkan otot memindahkan beban
lengan daya, yang memungkinkan beban dipindahkan lebih cepat dan lebih jauh daripada jika tanpa sistem tuas
dengan jarak tujuh kali lipat daripada jarak pemendekan otot tersebut. Penguatan ini menghasilkan kecepatan dan
(sementara biseps memendek 1 cm, tangan memindahkan kemampuan bermanuver yang bermakna.
beban sejauh 7 cm) dan dengan kecepatan tujuh kali lebih Sekarang marilah kita membahas cara tegangan otot
besar (tangan bergerak 7 cm selama waktu yang digunakan dapat bervariasi atau bertahap.
oleh biseps memendek 1 cm).

Gaya otot yang mengarah


ke atas = 35 kg

Kecepatan
pemendekan otot =
1 cm/satuan waktu
Gaya
ke atas Jarak yang
5 kg dipindahkan
Insersi oleh tangan = 7
Biceps biseps cm
Jarak yang Kecepatan
5 kg tangan = 7 cm/
dipindahkan
oleh otot=1 cm satuan waktu

u crum
eban or e er

Fulkrum
Lengan Lengan beban force of load
daya tuas tuas = 35 cm
Lengan
Gaya ke = 5 c,m
daya
tuas bawaht
Lever ratio
1: 7 (5 cm : 35 cm)
Lengan beban tuas
(a) enis sistem tuas tersering di tubu (b) eksi sendi siku sebagai conto ker a tuas di tubu

Gambar 8-17 Sistem tuas otot, tulang, dan sendi. Perhatikan bahwa rasio tuas (panjang lengan daya terhadap lengan beban) adalah 1:7 (5 cm : 35 cm) yang
memperbesar jarak dan kecepatan gerakan tujuh kali (jarak yang dipindahkan oleh otot [tingkat pemendekan] = 1 cm, jarak yang dipindahkan oleh tangan = 7 cm,
kecepatan pemendekan otot = 1 cm/satuan waktu, kecepatan tangan = 7 cm/satuan waktu), tetapi dengan pengorbanan berupa otot harus menghasilkan gaya tujuh
kali lipat daripada gaya yang ditimbulkan oleh beban (gaya otot = 35 kg, beban = 5 kg).

   287
Kekuatan kontraksi suatu otot dapat bervariasi karena itu, kontraksi serentak serat-serat tersebut menghasilkan
kontraksi otot keseluruhan yang merata meskipun lemah. Setiap
Satu potensial aksi di sebuah serat otot menghasilkan kontraksi
otot terdiri dari sejumlah unit motorik yang saling bercampur.
singkat lemah yang disebut kedutan, yang terlalu singkat dan terlalu
Untuk kontraksi lemah suatu otot, hanya satu atau beberapa unit
lemah untuk dapat digunakan dan secara normal tidak berlangsung
motoriknya yang diaktifkan. Untuk kontraksi yang lebih kuat, lebih
di tubuh. Serat-serat otot tersusun membentuk otot lengkap, tempat
banyak unit motorik yang direkrut, atau dirangsang untuk
mereka berfungsi secara kooperatif untuk menghasilkan kontraksi
berkontraksi, suatu fenomena yang dikenal sebagai rekrutmen unit
dengan kekuatan bervariasi dan lebih kuat daripada kedutan. Dengan
motorik.
kata lain, Anda dapat mengubah-ubah kekuatan yang Anda hasilkan
oleh otot yang sama, bergantung pada apakah Anda mengambil Seberapa besar penambahan kuat kontraksi yang akan terjadi
sehelai kertas, sebuah buku, atau karung 50 pon. Dua faktor utama untuk setiap penambahan unit motorik yang direkrut bergantung
yang dapat diubah-ubah untuk menghasilkan variasi tegangan otot pada ukuran unit motorik (yaitu, jumlah serat otot yang dikontrol
utuh adalah: (1) jumlah serat otot yang berkontraksi di dalam satu oleh satu neuron motorik). Jumlah serat otot per unit motorik dan
otot dan (2) tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing serat yang jumlah unit motorik per satu otot sangat bervariasi, bergantung
berkontraksi. Kita akan membahas masing-masing dari kedua faktor pada fungsi spesifik otot. Untuk otot yang menghasilkan gerakan
ini bergantian. halus yang tepat, misalnya otot mata eksternal dan otot tangan, satu
unit motorik mungkin mengandung hanya beberapa lusin serat otot.
Jumlah serat yang berkontraksi disuatu otot Karena setiap unit motorik mengandung sedikit serat otot, setiap
unit motorik tambahan yang direkrut hanya sedikit meningkatkan
bergantung pada tingkat rekrutmen unit motorik.
kekuatan kontraksi otot keseluruhan (Gambar 8-19a). Unit motorik
Semakin besar jumlah serat yang berkontraksi, semakin besar yang kecil ini memungkinkan kita melakukan kontrol tegangan otot
tegangan total otot. Karena itu, otot yang lebih besar yang dengan sangat halus. Sebaliknya, di otot yang dirancang untuk
mengandung serat otot lebih banyak dapat menghasilkan tegangan gerakan kasar bertenaga, misalnya otot di kaki, satu unit motorik
yang lebih besar daripada otot kecil dengan sedikit serat otot. mungkin mengandung 1500 hingga 2000 serat otot. Rekrutmen
Setiap otot disarafi oleh sejumlah neuron motorik berbeda. tambahan unit motorik di otot ini menyebabkan penambahan besar
Ketika masuk ke otot, sebuah neuron motorik membentuk cabang- pada tegangan otot keseluruhan (Gambar 8- 19b). Kontraksi yang
cabang, dengan setiap terminal akson menyarafi satu serat otot lebih kuat dicapai dengan mengorbankan ketepatan gradasi kontrol.
(Gambar 8-18). Satu neuron motorik menyarafi sejumlah serat otot, Karena itu, jumlah serat otot yang ikut serta dalam upaya kontraktil
tetapi setiap serat otot hanya disarafi oleh satu neuron motorik. total suatu otot bergantung pada jumlah unit motorik yang direkrut
Ketika sebuah neuron motorik diaktifkan, semua serat otot yang dan jumlah serat otot per unit motorik di otot tersebut.
disarafinya akan terangsang untuk berkontraksi serentak. Kelompok Untuk menunda atau mencegah kelelahan (ketidakmampuan
komponen yang diaktifkan bersama ini—satu neuron motorik plus tubuh mempertahankan tegangan otot dalam tingkat tertentu)
semua serat otot yang disarafinya—disebut unit motorik. Serat-serat selama kontraksi menetap yang hanya melibatkan sebagian dari
otot yang membentuk satu unit motorik tersebar di seluruh otot; unit-unit

Neuron motorik

Serat otot

Spinal cord

KEY
=Unit motorik 1
=Unit motorik 2
=Unit motorik 3
Gambar 8-18 Unit-unit motorik di sebuah otot rangka.

  hapter
Frekuensi stimulasi dapat memengaruhi
tegangan yang dihasilkan oleh masing-
masing serat otot.
Ketegangan sebuah otot bergantung tidak saja pada jumlah
serat otot yang berkontraksi tetapi juga pada tegangan yang
Kekuatan relatif kontraksi

Kekuatan relatif kontraksi


dibentuk oleh tiap-tiap serat yang berkontraksi tersebut.
otot keseluruhan

otot keseluruhan
Berbagai faktor memengaruhi kekuatan tegangan yang
dapat dicapai. Faktor-faktor tersebut mencakup:
1.Frekuensi rangsangan
2.Panjang serat pada awal kontraksi
3.Tingkat kelelahan
4.Ketebalan serat
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
Jumlah unit motorik yang direkrut Jumlah unit motorik yang direkrut Kini kita akan meneliti efek frekuensi stimulasi; kita
(a) Perekrutan unit motorik kecil (b) Perekrutan unit motorik besar membahas faktor-faktor lain di bagian-bagian selanjutnya.

Gambar 8-19 Perbandingan perekrutan unit motorik di otot rangka dengan unit motorik
kecil dan otot dengan unit motorik besar. (a) Peningkatan kekuatan kontraksi yang kecil terjadi PENJUMLAHAN KEDUTAN DAN TETANUS Meskipun
selama perekrutan unit motorik pada otot dengan unit motorik kecil karena hanya terjadi
satu potensial aksi di sebuah serat otot hanya menghasilkan
penambahan sedikit serat otot ketika tiap-tiap unit motorik direkrut. (b) Peningkatan kekuatan
kedutan, dapat dihasilkan kontraksi dengan durasi lebih
kontraksi yang besar terjadi selama perekrutan unit motorik pada otot dengan unit motorik besar
karena serat otot yang dirangsang berjumlah sangat banyak pada perekrutan tiap-tiap unit motorik
lama dan tegangan lebih besar oleh stimulasi berulang serat
tambahan. otot. Marilah kita lihat apa yang terjadi ketika terbentuk
potensial aksi kedua di sebuh serat otot. Jika serat otot telah
motorik suatu otot, seperti diperlukan bagi otot-otot yang menahan berelaksasi sempurna sebelum potensial aksi berikutnya
berat tubuh terhadap gaya tarik bumi, berlangsung rekrutmen timbul, akan terbentuk kedutan kedua dengan kekuatan
asinkron unit-unit motorik. Tubuh secara bergantian mengaktifkan sama seperti yang pertama(Gambar 8-20a). Setiap kali akan
unit motorik, otot, seperti diperlukan bagi otot-otot yang menahan terjadi proses eksitasi-kontraksi yang sama dan meng-
berat tubuh terhadap gaya tarik bumi, berlangsung rekrutmen hasilkan respons kedutan yang identik. Namun, jika serat otot
asinkron unit-unit motorik. Tubuh secara bergantian mengaktifkan dirangsang kedua kalinya sebelum serat tersebut mengalami relaksasi
unit motorik, seperti pergantian di pabrik, untuk memberi unit sempurna dari kedutan pertama, potensial aksi kedua menyebabkan
motorik yang baru bekerja kesempatan beristirahat sementara yang respons kontraktil kedua, yang ditambahkan di atas kedutan pertama
lain mengambil alih. Perubahan ini berlangsung dengan koordinasi (Gambar 8-20b). Kedua kedutan dari dua potensial aksi dijumlahkan
terkontrol sehingga kontraksi menetap tersebut terjadi secara mulus untuk menghasilkan tegangan serat yang lebih besar daripada yang
tidak menyentak. Rekrutmen unit motorik asinkron hanya dapat dihasilkan oleh satu potensial aksi, suatu proses yang disebut
terjadi untuk kontraksi submaksimal, ketika hanya sebagian dari penjumlahan kedutan.
unit motorik yang harus mempertahankan tingkat tegangan. Penjumlahan kedutan hanya dapat terjadi karena durasi potensial
Selama kontraksi maksimal, ketika semua serat otot harus ikut aksi (1 hingga 2 mdet) jauh lebih singkat daripada durasi kedutan
serta, mustahil dilakukan pergantian aktivitas unit motorik untuk yang ditimbulkannya (30 hingga 100 mdet). Setelah terbentuk suatu
mencegah kelelahan. Ini adalah salah satu alasan mengapa Anda potensial aksi, akan timbul periode refrakter singkat saat tidak dapat
tidak dapat membawa benda berat selama benda ringan. terjadi potensial aksi berikutnya (lihat h. 107). Karena itu,
penjumlahan potensial aksi tidak dapat terjadi. Membran harus
Selain itu, jenis serat otot yang diaktifkan bervariasi sesuai
kembali ke potensial istirahatnya dan pulih dari periode refrakter
tingkat gradasi. Sebagian besar otot terdiri dari campuran tipe serat
sebelum potensial aksi berikutnya dapat terjadi. Namun, karena
yang berbeda secara metabolis, sebagian lebih tahan terhadap
potensial aksi dan periode refrakter telah selesai jauh sebelum
kelelahan daripada yang lain. Selama aktivitas daya tahan ringan
kedutan otot yang ditimbulkannya berakhir, serat otot dapat
atau sedang (olahraga aerobik), unit motorik yang paling resisten
dirangsang kembali selagi sebagian aktivitas kontraksi masih
terhadap kelelahan direkrut pertama kali. Serat-serat terakhir yang
berlangsung, untuk menghasilkan penjumlahan respons mekanis.
dipanggil untuk bekerja dalam mengadapi kebutuhan untuk
peningkatan tegangan lebih lanjut adalah serat-serat yang paling Jika serat otot dirangsang sedemikian cepat sehingga serat tersebut
mudah lelah. Karena itu, seseorang dapat melakukan aktivitas yang sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk berelaksasi di antara
memerlukan daya tahan untuk waktu yang lama tetapi hanya dapat rangsangan, timbul kontraksi menetap dengan kekuatan maksimal
secara singkat mempertahankan aktivitas yang memerlukan tenaga yang dikenal sebagai tetanus (Gambar 8-20c). Kontraksi tetanus
penuh. Tentu saja, bahkan serat otot yang paling resisten terhadap biasanya tiga hingga empat kali lebih kuat daripada kedutan tunggal.
kelelahan akhirnya juga akan kelelahan jika diharuskan (Jangan mengacaukan tetanus fisiologik ini dengan penyakit tetanus;
mempertahankan tingkat tertentu tegangan secara berkepanjangan. lihat h. 122.)

   289
Tetanus

Tegangan relatif
Penjumlahan Rangsangan
2 berhenti atau mutai
Aktivitas Kedutan kedutan
terjadi kelelahan.
kontraktil tunggal

0
+ 30
mebran (mV)

0
Potensial

Potensial
aksi – 90
Jika sebuah serat otot Jika sebuah serat otot Jika serat otot dirangsang
dirangsang kembali setelah dirangsang kembali sedemikian cepat sehingga serat
berelaksasi sempurnaan, sebelum berelaksasi tersebut tidak memiliki kesempatan
kedutan kedua memiliki sempurna, kedutan beristirahat sama sekali di antara
kekuatan yang sama seperti kedua ditambahkan ke rangsangan, terjadi kontraksi
kedutan pertama. kedutan pertama, yang maksimal berkepanjangan yang
menghasilkan dikenal sebagai tetanus.
Time
(a) No summation (b)Penjumlahan kedutan (c) Tetanus
Gambar 8-20 Penjumlahan kedutan dan tetanus.

Penjumlahan kedutan terjadi karena peningkatan semua tempat pengikatan jembatan silang tetap tersedia untuk ikut
menetap kalsium di sitosol dan peningkatan waktu serta dalam proses siklus selama satu kedutan yang dipicu oleh satu
untuk meregang komponen seri-elastik. potensial aksi. Karena tidak semua jembatan silang berkontak
dengan tempat pengikatannya, kekuatan kontraksi selama satu
Apa mekanisme penjumlahan kedutan dan tetanus di tingkat sel? kedutan tidaldah maksimal.
Tegangan yang dihasilkan oleh serat otot yang berkontraksi meningkat
akibat meningkatnya siklus jembatan silang. Komponen seri-elastik Jika potensial aksi dan kedutan terpisah cukup jauh dari segi
(tendon) harus teregang agar tegangan yang dihasilkan di serat otot waktu bagi semua Ca2+ yang dibebaskan dari respons kontraksi
dapat disalurkan ke tulang, dan ini membutuhkan waktu untuk pertama untuk dipompa balik ke dalam kantong lateral di antara
meregang elemen elastik ini. Oleh sebab itu, dua faktor berkontribusi dua potensial aksi, akan terjadi respons kedutan identik akibat
pada penjumlahan sumasi: (1) Peningkatan menetap Ca2+ sitosol yang potensial aksi kedua. Namun, jika potensial aksi kedua terjadi dan
memungkinkan terjadinya siklus jembatan silang yang lebih besar, dan lebih banyak Ca2+ yang dibebaskan sementara Ca2+ yang telah
(2) waktu yang lebih banyak untuk meregang komponen seri-elastik. dibebaskan sebagai respons terhadap potensial aksi pertama masih
dalam proses pengembalian, konsentrasi Ca2+ sitosol akan tetap
Faktor terpenting dalam terjadinya penjumlahan kedutan adalah tinggi dan bahkan lebih tinggi lagi. Ketersediaan Ca2+ di sitosol yang
peningkatan menetap Ca2+ sitosol seiring dengan meningkatnya berkepanjangan ini memungkinkan penambahan jembatan silang
frekuensi potensial aksi. Sebagai respons terhadap satu potensial aksi, yang ikut serta dalam proses siklus untuk waktu yang lebih lama.
dikeluarkan Ca2+ dalam jumlah memadai untuk berinteraksi dengan Akibatnya, tegangan yang terbentuk semakin tinggi. Seiring dengan
semua troponin di dalam sel. Akibatnya, semua jembatan silang bebas meningkatnya frekuensi potensial aksi, durasi peningkatan
untuk ikut serta dalam respons kontraktil. Karena itu, bagaimana konsentrasi Ca2+ sitosol bertambah, dan karenanya aktivitas
potensial aksi yang berulang-ulang dapat menghasilkan respons kontraktil meningkat hingga kontraksi tetanik maksimal tercapai.
kontraksi yang lebih kuat? Perbedaannya bergantung pada seberapa Pada tetanus, jumlah maksimum tempat pengikatan jembatan
lama Ca2+ tersedia. Jembatan silang tetap aktif dan terus bersildus silang tetap terbuka sehingga dapat terjadi siklus jembatan silang
selama tersedia cukup Ca2+ agar kompleks troponin-tropomiosin dan, sebagai konsekuensinya, pembentukan tegangan mencapai
menjauh dari tempat pengikatan jembatan silang di aktin. Setiap puncaknya.
kompleks troponin-tropomiosin terbentang sepanjang 7 molekul
aktin. Karena itu, pengikatan Ca2+ ke satu molekul troponin hanya Faktor kedua yang berperan pada penjumlahan kedutan berkaitan
menye-babkan terpajannya tujuh tempat pengikatan jembatan silang dengan struktur-struktur elastik serat otot. Selama kedutan tunggal,
di filamen tipis. kontraksi tidak berlangsung cukup lama untuk meregangkan
komponen seri-elastik secara sempurna dan memungkinkan
Segera setelah Ca2+ dibebaskan sebagai respons terhadap potensial tegangan yang dihasilkan keseluruhan sarkomer ditransmisikan ke
aksi, retikulum sarkoplasma mulai memompa Ca2+ kembali ke tulang. Pada akhir kedutan, elemen elastik secara perlahan melemas,
kantong lateral. sehingga sebagian kompleks troponin-tropomiosin atau rekoil ke keadaan awal tak-teregangnya. Jika kedutan lain
bergeser balik ke posisi mereka yang menghambat. Karenanya, tidak terjadi sebelum elemen elastik berelaksasi sempurna,

   BAB 8
tegangan dari kedutan kedua ditambahkan ke Kisaran perubahan
panjang yang
tegangan residu di komponen seri elastik yang dapat terjadi tubuh
masih ada dari kedutan pertama. Dengan frekuensi A
potensial aksi yang semakin besar dan kedutan
yang semakin sering, semakin sedikit waktu yang

Persentase tegangan maksimal


tersedia bagi elemen elastik untuk mengalami
rekoil di antara kedutan. Konsekuensinya, seiring
dengan potensial aksi yang meningkat, tegangan 100% D B
dalam komponen seri-elastik yang ditransmisikan
ke tulang secara progresif meningkat hingga
tegangan mencapai maksimal selama tetanus.
Karena otot rangka harus dirangsang oleh
50% C
neuron motorik agar dapat berkontraksi, sistem
saraf berperan kunci dalam mengontrol kekuatan
kontraksi. Dua faktor utama yang berada di bawah I0
kontrol untuk menghasilkan gradasi kontraksi (Panjang otot optimal)
adalah jumlah unit motorik yang dirangsang dan
frekuensi perangsangannya. Daerah-daerah otak
70% 100% 130% 170%
yang mengendalikan aktivitas motorik
mengombinasikan kontraksi tetanik dan Otot Otot
memendek terenggang
pergantian rekrutmen unit motorik asinkron yang
waktunya sangat tepat untuk menghasilkan Panjang serat otot dibandingkan dengan panjang optimal
gerakan yang mulus dan bukan menyentak. Gambar 8-21 Hubungan panjang-tegangan. Kekuatan kontraksi maksimal dapat dicapai jika suatu serat otot
berada pada panjang optimalnya (/o,) sebelum awitan kontraksi karena ini adalah titik tumpang-tindih optimal
Faktor lain yang tidak berada di bawah kontrol jembatan silang filamen tebal dan tempat pengikatan jembatan silang filamen tipis (titik A). Persentase
saraf langsung juga memengaruhi tegangan yang kekuatan kontraksi maksimal yang dapat dicapai berkurang ketika panjang otot lebih besar atau lebih kecil
terbentuk selama kontraksi. Di antaranya adalah daripada /o sebelum kontraksi. Jika lebih panjang, lebih sedikit tempat pengikatan di filamen tipis yang dapat
panjang serat pada awal kontraksi, yang akan kita berikatan dengan jembatan silang filamen tebal karena filamen tipis tertarik menjauh dari antara filamen-filamen
bahas sekarang. tebal (titik B dan C). Ketika serat lebih pendek, lebih sedikit tempat pengikatan filamen tipis yang terpajan ke
jembatan silang filamen tebal karena filamen-filamen tipis bertumpang tindih (titik D). Juga, pemendekan dan
pembentukan tegangan lebih lanjut terhambat karena filamen-filamen tebal menekan garis Z (titik D). Di tubuh,
Terdapat panjang otot yang optimal panjang otot istirahat (yaitu ketika otot tidak aktif berkontraksi atau diposisikan secara pasif) adalah di dekat to.
untuk menghasilkan tegangan maksimal. Selain itu, karena restriksi yang ditimbulkan oleh perlekatan tulang, panjang otot tidak dapat bervariasi lebih
dari 30% /o di kedua arah (kisaran dalam warna hijau muda). Di batas-batas luar dari kisaran ini, otot masih
erdapat hubungan antara panjang otot sebelum
dapat mencapai sekitar 50% kekuatan kontraksi maksimal mereka.
awitan kontraksi dan tegangan tetanik yang kemudian
dihasilkan oleh setiap serat pada panjang tersebut. Se-
AKTIVITAS KONTRAKTIL PADA PANJANG YANG LEBIH BESAR
tiap otot memiliki panjang optimal (lo) ketika dapat diperoleh DARI PADA lo, Pada panjang yang lebih besar, misalnya ketika otot
gaya maksimal pada kontraksi tetanik yang dimulai pada panjang secara pasif diregangkan (titik B), filamen tipis tertarik dari antara
tersebut. Tegangan yang dicapai selama tetanus akan lebih besar filamen-filamen tebal sehingga jumlah tempat aktin yang tersedia
jika dimulai pada panjang optimal otot daripada ketika kontraksi untuk mengikat jembatan silang berkurang yaitu, sebagian dari
dimulai dengan panjang otot lebih besar atau lebih kecil daripada tempat di aktin dan jembatan silang tidak lagi "berpasangan"
panjang optimal tersebut. Hubungan panjang tegangan ini sehingga keduanya "tidak terpakai". Karena aktivitas jembatan silang
dapat dijelaskan oleh mekanisme pergeseran filamen kontraksi yang berlangsung lebih sedikit, tegangan yang terbentuk juga lebih
otot. kecil. Pada kenyataannya, ketika otot diregangkan menjadi sekitar
70% lebih panjang daripada .10 (titik C) filamen-filamen tipis tertarik
AKTIVITAS KONTRAKTIL PADA PANJANG OPTIMAL Pada Io, seluruhnya dari antara filamen-filamen tebal, menghambat aktivitas
ketika dapat dihasilkan tegangan maksimal (titik A di Gambar jembatan silang dan karenanya tidak terjadi kontraksi.
8-21), filamen-filamen tipis secara optimal bertumpang tindih
dengan regio-regio filamen tebal tempat lokasi jembatan silang. AKTIVITAS KONTRAKTIL PADA PANJANG LEBIH KECIL
Pada panjang ini, jembatan silang yang dapat diakses bagi DARIPADA Jika sebelum kontraksi otot lebih pendek daripada Io
molekul aktin untuk pengikatan dan penekukan jumlahnya (titik D), tegangan yang terbentuk akan lebih kecil karena tiga alasan:
maksimal. Bagian tengah filamen tebal, tempat filamen tipis tidak 1. Filamen tipis dari sisi sarkomer yang berlawanan menjadi
tumpang tindih pada Io, tidak memiliki jembatan silang; di sini bertumpang tindih, yang membatasi kesem-patan jembatan silang
hanya dijumpai ekor miosin. berinteraksi dengan aktin.

   291
2. Ujung-ujung filamen tebal tertekan ke garis Z sehingga tidak memungkinkan jembatan silang terlepas dari filamen aktin pada
terjadi pemendekan lebih lanjut. akhir kayuhan kuat sehingga siklus dapat diulang. ATP ini
3. Selain kedua faktor mekanis ini, pada panjang otot yang kurang kemudian terurai untuk menghasilkan energi bagi kayuhan
daripada 80% lo, tidak banyak Ca2+ yang dibebaskan selama jembatan silang selanjutnya.
penggabungan eksitasi-kontraksi oleh sebab-sebab yang belum 3. Transpor aktif Ca kembali ke dalam kantong lateral retikulum
2+
diketahui. Selain itu, oleh mekanisme yang belum jelas, kemampuan sarkoplasma selama relaksasi bergantung pada energi yang berasal
Ca2+ mengikat troponin dan menarik kompleks troponin- dari penguraian ATP.
tropomiosin ke samping berkurang pada panjang otot yang kecil.
Karena itu, lebih sedikit bagian aktin yang terpajan untuk ikut serta 4. Transpor aktif Na + ke cairan ekstrasel dan K+ ke cairan intrasel
dalam aktivitas jembatan silang. setelah potensial aksi penghasil-kontraksi di sel otot dilaksanakan
oleh pompa Na+-K dependen-ATP.
KETERBATASAN PANJANG OTOT Panjang ekstrim otot yang
mencegah terbentuknya tegangan hanya terjadi pada kondisi
Serat otot memiliki jalur alternatif untuk membentuk
percobaan, ketika suatu otot diangkat dan dirangsang pada berbagai
ATP.
panjang. Perlekatan otot dengan tulang memberikan batasan pada
Karena ATP adalah satu-satunya sumber energi yang dapat
pemendekan dan pemanjangan otot. Di tubuh otot-otot memiliki
langsung digunakan untuk berbagai aktivitas ini, agar aktivitas
letak sedemikian rupa sehingga panjangnya dalam keadaan relaksasi
kontraktil dapat berlanjut, ATP harus terus-menerus tersedia. Di
(panjang ketika tidak aktif berkontraksi atau diposisikan pasif) adalah
jaringan otot persediaan ATP yang dapat segera digunakan
mendekati panjang optimalnya; karena itu, otot umumnya dapat
mencapai kontraksi tetanik hampir maksimal pada hampir setiap berjumlah terbatas, tetapi terdapat tiga jalur yang rnemberikan
saat. (Lebar sarkomer pada Io, adalah antara 2,0 dan 2,2 gm, dan tambahan ATP sesuai kebutuhan selama kontraksi otot: (1) transfer
panjang sarkomer dalam keadaan relaksasi adalah sekitar 2,0 gm.) fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP, (2) fosforilasi
Selain itu, karena melekat pada tulang, otot tidak dapat diregangkan oksidatif (sistem transpor elektron dan kemiosmosis), dan (3)
atau diperpendek lebih daripada 30% panjang optimalnya. Bahkan glikalisis.
pada batas-batas luar (130% dan 70% Io), otot masih tetap dapat
menghasilkan separuh dari tegangan maksimalnya.. KREATIN FOSFAT Kreatin fosfat adalah sumber energi pertama
yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil (Gambar 8-22,
Faktor-faktor yang memengaruhi seberapa besar tegangan yang langkah 3a ). Seperti ATP, kreatin fosfat mengandung satu gugus
dapat dihasilkan oleh suatu serat otot yang telah kita bahas sejauh ini- fosfat berenergi tinggi, yang dapat diberikan langsung ke ADP untuk
frekuensi rangsangan dan panjang otot pada awal kontraksi-dapat membentuk ATP. Seperti pembebasan energi ketika ikatan fosfat
bervariasi dari kontraksi ke kontraksi. Penentu lain tegangan serat terminal di ATP terputus, pemutusan ikatan antara fosfat dan
otot-kemampuan metabolik serat relatif terhadap resistensi terhadap kreatin juga membebaskan energi. Energi yang dibebaskan dari
kelelahan dan ketebalan serat-tidak bervariasi dari kontraksi ke hidrolisis kreatin fosfat, bersama dengan fosfat, dapat diberikan
kontraksi, tetapi bergantung pada jenis serat dan dapat dimodifikasi langsung ke ADP untuk membentuk ATP. Reaksi ini, yang
seiring waktu. Kita akan membahas faktor-faktor lain ini ketika kita dikatalisis oleh enzim sel otot kreatin kinase, bersifat reversibel;
beralih dari mekanika otot ke cara metabolik yang digunakan oleh energi dan fosfat dari ATP dapat dipindahkan ke kreatin untuk
otot menghasilkan gerak. membentuk kreatin fosfat:
kreatin kinase
Periksa Pemahaman Anda 8.3 Kreatin fosfat + ADP 4 kreatin+ ATP

Jelaskan cara yang digunakan oleh otot rangka untuk mengubah-ubah


Sesuai dengan hukum aksi massa (lihat h. 509), sewaktu
cadangan energi di otot yang beristirahat bertambah, peningkatan
kekuatan kontraksinya agar tercipta gaya yang lebih besar.
konsentrasi ATP mendorong pemindahan gugus fosfat berenergi
Jelaskan peran Ca2+ dalam penjumlahan kedutan.
tinggi dari ATP untuk membentuk kreatin fosfat. Sebaliknya, pada
permulaan kontraksi ketika miosin ATPase menguraikan cadangan
ATP yang sekedarnya, penurunan ATP yang kemudian terjadi
mendorong pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari kreatin
8.4 | Metabolisme dan Jenis fosfat simpanan untuk membentuk lebih banyak ATP. Otot yang
beristirahat mengandung kreatin fosfat lima kali lebih banyak
Serat Otot Rangka daripada ATP. Karena itu, sebagian besar energi disimpan di otot
dalam bentuk kreatin fosfat. Karena hanya satu reaksi enzimatik
Terdapat empat langkah dalam proses eksitasi, kontraksi, dan yang berperan dalam pemindahan energi ini, ATP dapat dibentuk
relaksasi yang memerlukan ATP: dengan cepat (dalam sepersekian detik) dengan menggunakan
kreatin fosfat.
1. Penguraian ATP oleh miosin ATPase menghasilkan energi
untuk kayuhan kuat jembatan silang. Karena itu, kreatin fosfat adalah sumber pertama untuk
2. Pengikatan (bukan penguraian) molekul ATP baru ke memasok ATP tambahan ketika olahraga dimulai. Kadar ATP otot
sebenarnya relatif konstan pada awal kontraksi, tetapi simpanan
miosin kreatin fosfat berkurang Pada kenyataannya, upaya lompat tinggi,-

   hapter
Bisep
kontraksi Bisep
berelaksasi

Glukosa Glikogen
darah hati

Serat otot 1 2

Selama
Kontraksi Relaxation
kontraksi

Glikogen
otot Glukose
Mosin Pompa Ca2+
ATPase di retikulum
Darah
sarkoplsma

Selama
istirahat
(Sumber utama
ketika tidak
tersedia O2 3
c
3c Glcolisis ATP ATP

3 3

Tidak ada
O2 (Sumber segera)
Laktat Piruvat

Ada O2 Selama
O2
istirahat
(Sumber utama
ketika tersedia O2
Asem Fosforilasi
lemak oksidatif
ATP
Kreatin
Kreatin ATP ADP
Protein fosfat
b
3b
Asem amino jarang Creatine a
3a
kinase
CO2 H2O
Selama
kontraksi

1 Selama kontraksi otot, ATP diuraikan oleh miosin ATPase untuk menjalankan kayuhan kuat
jembatan silang sebelum siklus lainnya dapat dimulai.
simpenan
lemak S2 Selama relaksasi, ATP diperlukan untuk menjalankan pompa Ca2+ yang memindahkan Ca2+
kembali ke dalam kantung leteral retikulum sarkoplasma

3 Jalur metabolik yang memasok ATP yang diperlukan untuk melaksanakan kontraksi dan
relaksasi adalah:
3a pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP (sumber segera);
3b
f fosforilasi oksidatif (sumber utama jika ada O2), dijalankan oleh
glukosa yang berasal dari simpanan glikogen otot atau oleh glukosa dan asam lemak
yang disalurkan oleh darah;dan
g
3c glikolisis (sumber utama jika tidak ada O2). Piruvat, produk akhir glikolisis, diubah
menjadi laktat ketika ketiadaan O2 menghambat pemrosesan lebih lanjut piruvat oleh
jalur fosforilasi oksidatif.
Gambar 8-22 Jalur metabolik yang menghasilkan ATP digunakan selama kontraksi dan relaksasi otot.

   293
lari jarak dekat, atau mengangkat beban, terutama ditopang oleh masuk,juga disalurkan ke sel-sel otot oleh darah. Selain itu, sel otot
ATP yang berasal dari kreatin fosfat. Simpanan kreatin fosfat mampu menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk
biasanya menjalankan menit pertama (atau kurang) olahraga. glikogen (rantai glukosa). Hingga tahap tertentu hati dapat
Sebagian atlet berharap memperoleh keunggulan kompetitif menyimpan kelebihan karbohidrat yang masuk sebagai glikogen,
dengan menelan suplemen kreatin untuk mendorong kinerja yang dapat diuraikan untuk membebaskan glukosa ke dalam darah
mereka dalam aktivitas berintensitas tinggi jangka pendek yang untuk digunakan pada waktu di antara makan. Pengisian
berlangsung kurang dari semenit. (Secara alami kita karbohidrat peningkatan asupan karbohidrat sebelum suatu
memperoleh kreatin dari makanan, terutama daging). pertandingan adalah taktik yang digunakan oleh sebagian atlet
Pemberian kreatin tambahan bagi otot menyebabkan simpanan dengan harapan untuk meningkatkan prestasi dalam pertandingan
Kreatin fosfat bertambah yaitu, peningkatan simpanan energi yang memerlukan daya tahan misalnya maraton. Namun, setelah
yang dapat diubah menjadi peningkatan kinerja aktivitas yang simpanan glikogen di otot dan hati penuh, kelebihan karbohidrat
memerlukan letupan energi singkat. Namun, suplemen kreatin (atau nutrien kaya-energi lain) yang masuk diubah menjadi lemak
harus digunakan secara hati-hati karena efek jangka panjangnya tubuh.
pada kesehatan belum diketahui. Simpanan kreatin tambahan
GLIKOLISIS Terdapat pembatasan respiratorik dan kardio-vaskular
tidak bermanfaat pada aktivitas yang memerlukan waktu lama
mengenai berapa banyak O2 yang dapat disalurkan ke otot
dan mengandalkan mekanisme-mekanisme pemasok energi
(yaitu, paru dan jantung dapat menyerap dan menyalurkan
jangka panjang.
sejumlah tertentu O2 ke otot yang sedang bekerja). Selain itu, pada
FOSFORILASI OKSIDATIF Jalur multitahap fosforilasi oksidatif kontraksi hampir maksimal, kontraksi yang kuat menekan
menghasilkan ATP dengan laju yang relatif lambat jika pembuluh darah yang berjalan melintasi otot hingga hampir
dibandingkan dengan transfer fosfat berenergi tinggi dari kreatin tertutup sehingga ketersediaan O2 di serat otot menjadi sangat
fosfat ke ADP atau proses glikolisis. Fosforilasi oksidatif terbatas. Bahkan jika O2 tersedia, sistem fosforilasi oksidatif yang
berlangsung di dalam mitokondria otot jika tersedia cukup O2 relatif lambat mungkin tidak mampu menghasilkan ATP dengan
(lihat h 37). Oksigen dibutuhkan untuk menunjang sistem cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan otot sewaktu aktivitas
transpor elektron mitokondria, yang, bersama dengan berat. Konsumsi energi otot rangka dapat meningkat hingga 100 kali
kemiosmosis oleh ATP sintase, secara efisien memanen energi lipat ketika beralih dari keadaan istirahat ke olahraga dengan
yang diambil dari penguraian molekul-molekul nutrien dan intensitas tinggi. Jika penyaluran O2 atau fosforilasi oksidatif
menggunakannya untuk menghasilkan ATP (lihat h. 39). Jalur tidak dapat mengimbangi kebutuhan akan pembentukan ATP
ini dijalankan oleh glukosa atau asam lemak, bergantung pada seiring dengan meningkatnya intensitas olahraga, serat-serat otot
intensitas dan durasi aktivitas (Gambar 8-22, langkah 3b). akan semakin mengandalkan glikolisis untuk menghasilkan ATP
Meskipun menghasilkan banyak molekul ATP, yaitu 32 untuk (Gambar 8-22, langkah 3c ) (lihat h 36). Reaksi-reaksi kimiawi pada
setiap molekul glukosa yang diproses, fosforilasi oksidatif relatif glikolisis menghasilkan produk-produk yang akhirnya masuk ke
lambat karena banyaknya tahap enzimatik yang terlibat. jalur fosforilasi oksidatif, tetapi glikolisis juga dapat berlangsung
Selama olahraga ringan (misalnya, jalan kaki) hingga sedang tanpa produk-produknya diproses lebih lanjut oleh fosforilasi
(misalnya, jogging atau berenang), sel-sel otot dapat membentuk oksidatif. Selama glikolisis, satu molekul glukosa diuraikan menjadi
cukup ATP melalui fosforilasi oksidatif untuk mengimbangi dua molekul piruvat, menghasilkan dua molekul ATP dalam
kebutuhan energi perangkat kontraktil dalam jumlah sedang prosesnya. Piruvat dapat diuraikan lebih lanjut oleh fosforilasi
untuk waktu yang cukup lama. untuk mempertahankan oksidatif untuk mengekstraksi lebih banyak energi. Namun,
kelanjutan fosforilasi oksidatif, otot memerlukan penyaluran O2 glikolisis saja memiliki dua keunggulan dibandingkan jalur
dan nutrien yang adekuat. Aktivitas yang dapat ditunjang fosforilasi oksidatif: (1) glikolisis dapat membentuk ATP tanpa
dengan cara ini adalah olahraga aerobik ("dengan O2") atau keberadaan O2 (bekerja secara anaerob, yaitu "tanpa O2"), dan (2)
olahraga jenis daya tahan. jalur ini dapat berlangsung lebih cepat daripada fosforilasi oksidatif.
Meksipun glikolisis mengekstraksi lebih sedikit molekul ATP dari
O2 yang dibutuhkan untuk fosforilasi oksidatif terutama
setiap molekul yang diproses, reaksi ini (karena kecepatannya) dapat
disalurkan oleh darah. Peningkatan O2 yang disalurkan ke otot
menghasilkan ATP dengan laju yang lebih besar daripada fosforilasi
sewaktu olahraga berlangsung melalui beberapa mekanisme:
oksidatif selama ada glukosa. Aktivitas yang dapat ditunjang dengan
Pernapasan yang lebih cepat dan dalam menyebabkan
cara ini adalah olahraga intensitas tinggi atau anaerobik.
peningkatan O2 yang masuk; jantung berkontraksi lebih cepat
dan lebih kuat untuk memompa lebih banyak darah beroksigen PRODUKSI LAKTAT Meskipun glikolisis anaerobik menyediakan
ke jaringan; lebih banyak darah yang dialihkan ke otot yang cara untuk melakukan olahraga berat ketika penyaluran O2 atau
sedang beraktivitas melalui dilatasi pembuluh darah yang kapasitas fosforilasi oksidatif terlampaui, pemakaian jalur ini
mendarahinya; dan molekul hemoglobin yang membawa O2 memiliki dua konsekuensi. Pertama, sejumlah besar nutrien harus
dalam darah mengeluarkan lebih banyak O2 di otot yang sedang diproses karena glikolisis jauh kurang efisien dibandingkan dengan
beraktivitas. (Mekanisme-mekanisme ini dibahas lebih lanjut di fosforilasi oksidatif dalam mengubah energi nutrien menjadi energi
bab-bab berikutnya.) Selain itu, sebagian tipe serat otot memiliki ATP. (Glikolisis menghasilkan 2 molekul ATP untuk setiap molekul
banyak mioglobin, yang serupa dengan hemoglobin. Mioglobin glukosa yang diuraikan, sementara fosforilasi oksidatif dapat
dapat menyimpan sejumlah kecil O2, tetapi yang lebih penting, mengekstraksi 32 molekul ATP dari setiap molekul glukosa.) Sel otot
senyawa ini dapat mempercepat pemindahan O2 dari darah ke dapat menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk
dalam serat otot. glikogen, tetapi glikolisis anaerob cepat menguras simpanan
Glukosa dan asam lemak, yang berasal dari makanan yang glikogen otot ini. Kedua, ketika produk akhir glikolisis anaerob,

   hapter
piruvat, tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi Peningkatan konsumsi oksigen diperlukan untuk
oksidatif, molekul ini diubah menjadi laktat. Akumulasi laktat pulih dari olahraga.
diperkirakan berperan menimbulkan nyeri otot yang dirasakan
ketika seseorang melakukan olahraga berat. (Namun, nyeri dan Seseorang terus bernapas dalam dan cepat untuk beberapa waktu
kekakuan yang terjadi sehari setelah seseorang melakukan latihan setelah berolahraga. Kebutuhan akan peningkatan penyerapan O2
yang tidak biasa mungkin disebabkan oleh kerusakan struktural selama pemulihan dari olahraga (excess postexercise oxygen
reversibel.) Selain itu, laktat (asam laktat) yang diserap oleh darah consumption, atau EPOC) disebabkan oleh beragam faktor. Faktor
menimbulkan asidosis metabolik yang menyertai olahraga berat. yang paling dikenal adalah pelunasan defisit oksigen yang terjadi
Karena itu, olahraga anaerob intensitas berat dapat dipertahankan selama olahraga, saat aktivitas kontraktil ditopang oleh ATP yang
hanya dalam waktu singkat, berbeda dari kemampuan tubuh berasal dari sumber-sumber non-oksidatif, misalnya kreatin fosfat
melakukan aktivitas aerobik tipe-daya tahan yang dapat berlangsung dan glikolisis anaerob. Selama olahraga, simpanan kreatin fosfat otot-
lama. otot yang aktif berkurang, laktat mungkin menumpuk, dan simpanan
glikogen mungkin terkuras; besar efek-efek ini bergantung pada
Kelelahan dapat berasal dari otot atau sentral. intensitas dan lama aktivitas. Oksigen diperlukan untuk pemulihan
sistem-sistem energi. Selama masa pemulihan dihasilkan pasokan
Aktivitas kontraktil suatu otot rangka tidak dapat dipertahankan
segar ATP oleh fosforilasi oksidatif dengan menggunakan O2 yang
pada tingkat tertentu secara terus-menerus. Akhirnya tegangan di
baru diperoleh melalui peningkatan bernapas setelah olahraga
otot berkurang seiring dengan munculnya kelelahan. Terdapat dua
dihentikan. Sebagian besar ATP ini digunakan untuk menyintesis
jenis kelelahan: kelelahan otot dan kelelahan sentral.
kembali kreatin fosfat untuk mengembalikan persediaannya. Hal ini
Kelelahan otot terjadi jika otot yang beraktivitas tidak lagi dapat dicapai dalam hitungan menit. Semua laktat yang menumpuk
dapat berespons terhadap rangsangan dengan derajat kontraksi diubah kembali menjadi piruvat, yang sebagian digunakan oleh sistem
yang sama. Kelelahan otot adalah suatu mekanisme pertahanan fosforilasi oksidatifuntuk menghasilkan ATP. Sisa piruvat diubah
yang melindungi otot agar otot tidak mencapai titik ketika ATP kembali menjadi glukosa oleh hati. Sebagian besar glukosa ini
tidak lagi dapat diproduksi. Ketidakmampuan menghasilkan ATP nantinya digunakan untuk mengganti simpanan glikogen yang
dapat menyebabkan rigor mortis (jelas bukan hasil olahraga yang terkuras dari otot dan hati selama olahraga. Berbagai reaksi biokimia
diinginkan). Kausa yang mendasari kelelahan otot belum jelas. yang melibatkan piruvat ini memerlukan O2 dan berlangsung
Faktor-faktor yang diduga berperan penting adalah: beberapa jam. Karena itu, EPOC memberikan O2 yang dibutuhkan
■ Meningkatnya fosfat inorganik lokal dari penguraian ATP untuk memulihkan sistem kreatin fosfat, membersihkan laktat, dan
dianggap merupakan penyebab utama kelelahan otot Peningkatan paling tidak secara parsial memulihkan simpanan glikogen.
kadar Pi menurunkan kekuatan kontraksi dengan memengaruhi Hal yang tidak berkaitan dengan peningkatan penyerapan O2
kayuhan kuat kepala miosin. Selain itu, peningkatan Pi tampaknya adalah kebutuhan untuk memulihkan nutrien setelah olahraga berat,
menurunkan sensitivitas protein-protein regulatorik terhadap Ca2+ misalnya lari maraton, ketika simpanan glikogen sangat berkurang.
dan terhadap penurunan jumlah Ca2+ yang dilepaskan dari kantong Pada kasus ini, pemulihan jangka panjang dapat menghabiskan waktu
lateral hingga satu hari atau lebih, karena untuk memulihkan simpanan
■ Terkurasnya cadangan energi glikogen juga dapat menyebabkan energi yang terkuras diperlukan asupan nutrien. Karena itu,
bergantung pada jenis dan lama aktivitas, pemulihan dapat tuntas
kelelahan otot pada otot yang telah lelah.
dalam beberapa menit atau memerlukan waktu lebih dari sehari.
Waktu timbulnya kelelahan bervariasi sesuai jenis serat otot
Sebagian EPOC tidak berkaitan langsung dengan pemulihan
(sebagian serat lebih resisten terhadap kelelahan dibandingkan
simpanan energi tetapi terjadi karena gangguan metabolik umum
serat lain) dan dengan intensitas latihan (kelelahan muncul lebih
yang terjadi setelah olahraga. Sebagai contoh, peningkatan lokal suhu
cepat pada aktivitas berintensitas tinggi).
otot yang timbul karena aktivitas kontraktil yang membentuk panas
Kelelahan sentral terjadi ketika sistem saraf pusat (SSP) tidak mempercepat laju semua reaksi di jaringan otot, termasuk yang
lagi secara adekuat mengaktifkan neuron-neuron motorik yang dependen O2. Demikian juga, selama olahraga suhu tubuh meningkat
menyarafi otot yang beraktivitas. Orang tersebut memperlambat beberapa derajat Fahrenheit. Peningkatan suhu mempercepat reaksi-
atau menghentikan latihan meskipun otot-ototnya masih mampu reaksi kimia yang menggunakan O2. Hingga suhu tubuh kembali ke
bekerja. Kelelahan sentral sering disebabkan oleh faktor psikologik. tingkat pra-olahraga, peningkatan kecepatan reaksi-reaksi kimia ini
Selama latihan berat, kelelahan sentral tampaknya berakar pada ikut berperan atas adanya EPOC. Selain itu, sekresi epinefrin, suatu
rasa tidak nyaman yang berkaitan dengan aktivitas tersebut; hormon yang meningkatkan konsumsi O2 oleh tubuh, meningkat
diperlukan kemauan yang kuat (keinginan untuk menang) untuk selama olahraga. Hingga kadar epinefrin darah kembali ke keadaan
tetap bertahan meskipun timbul nyeri. Pada aktivitas yang tidak pra-olahraga, penyerapan O2 meningkat di atas normal.
terlalu berat, kelelahan sentral dapat mengurangi kinerja fisik
Kita telah membahas aktivitas kontraktil dan metabolik serat otot
dalam kaitannya dengan kebosanan dan kemonotonan (misalnya,
rangka secara umum. Namun, tidak semua serat otot rangka
bekerja di pabrik) atau kecapaian (kurang tidur). Mekanisme yang
menggunakan mekanisme ini dalam tingkat yang sama. Selanjutnya
berperan dalam kelelahan sentral kurang begitu dipahami. Pada
kita akan meneliti berbagai jenis serat otot berdasarkan kecepatan
sebagian kasus, kelelahan sentral tampaknya berakar dari
kontraksi mereka dan bagaimana mereka diperlengkapi secara
peningkatan kadar serotonin (suatu neurotransmiter) dan triptofan
metabolik untuk menghasilkan ATP.
(suatu asam amino yang membentuk serotonin) di dalam otak.

   295
Terdapat tiga jenis serat otot rangka, berdasarkan Karena fosforilasi oksidatif menghasilkan jauh lebih banyak ATP
pada perbedaan dalam hidrolisis dan sintesis ATP. dari setiap molekul nutrien yang diproses, otot ini tidak mudah
kehabisan simpanan energi. Selain itu, otot ini tidakmengalami
Berdasarkan kapasitas biokimiawinya, terdapat tiga jenis utama penimbunan laktat. Karena itu, serat otot tipe oksidatif lebih
serat otot (Tabel 8-1): resisten terhadap kelelahan dibandingkan dengan serat glikolitik.
1. Serat oksidatif lambat (tipe I)
Karakteristik-karakteristik terkait lain yang membedakan ketiga
2. Serat oksidatif cepat (tipe IIa)
jenis serat ini diringkaskan di Tabel 8-1. Seperti yang dapat Anda
3. Serat glikolitik cepat (tipe IIx) perkirakan, serat oksidatif, baik yang lambat maupun yang cepat,
Seperti yang diisyaratkan oleh namanya, dua perbedaan utama mengandung banyak mitokondria, organel yang mengandung
di antara ketiga jenis serat adalah kecepatan kontraksi (lambat atau enzim-enzim yang berperan dalam fosforilasi oksidatif. Karena
cepat) dan jenis perangkat enzimatik utama yang digunakan untuk oksigenasi yang adekuat diperlukan untuk menunjang jalur ini,
membentuk ATP (oksidatif atau glikolitik). serat ini juga kaya akan kapiler. Serat oksidatif juga memiliki
kandungan mioglobin yang tinggi. Mioglobin tidak saja membantu
SERAT CEPAT VERSUS LAMBAT Serat cepat memiliki aktivitas menunjang ketergantungan serat terhadap O2, tetapi juga
miosin ATPase (pengurai ATP) yang lebih cepat daripada yang menimbulkan warna merah, seperti hemoglobin teroksigenasi yang
dimiliki serat lambat. Semakin tinggi aktivitas ATPase, semakin menimbulkan warna merah pada darah arteri. Karena itu, serat otot
cepat ATP terurai dan semakin cepat pe-nyediaan energi untuk ini disebut serat merah.
siklus jembatan silang. Hasilnya adalah kedutan cepat, Sebaliknya, serat cepat yang khusus melakukan glikolisis
dibandingkan dengan kedutan lambat pada serat yang lebih lambat mengandung sedikit mitokondria tetapi banyak mengandung enzim
menguraikan ATP. Pada rerata, waktu yang dibutuhkan bagi serat glikolitik. Untuk memasok glukosa dalam jumlah besar yang
cepat untuk mencapai tegangan kedutan puncak adalah 15 hingga dibutuhkan untuk glikolisis, serat jenis ini juga mengandung banyak
40 mdet dibandingkan dengan 50 hingga 100 mdet bagi serat lambat simpanan glikogen. Karena memerlukan O2 yang relatif sedikit
(Gambar 8-23a). Karena itu, dua faktor menentukan kecepatan otot untuk berfungsi, serat glikolitik tidak banyak mendapat kapiler
berkontraksi: beban (hubungan beban-kecepatan) dan aktivitas dibandingkan dengan serat oksidatif. Serat glikolitik mengandung
miosin ATPase serat yang berkontraksi (kedut cepat atau lambat). hanya sedikit mioglobin sehingga berwarna pucat dan diberi nama
serat putih. (Perbandingan yang paling mudah dilihat antara serat
putih dan merah adalah daging unggas putih dan merah; otot
SERAT OKSIDATIF VERSUS GLIKOLITIK Tipe serat juga berbeda
tungkai terutama terdiri dari serat merah dan otot dada terutama
dalam kemampuan membentuk ATP. Serat yang memiliki kapasitas
terdiri dari serat putih.)
besar untuk membentuk ATP lebih resisten terhadap kelelahan.
Sebagian serat lebih mampu melakukan fosforilasi oksidatif, FAKTOR GENETIK PADA TIPE SERAT OTOT Pada manusia,
sementara yang lain terutama mengandalkan glikolis anaerob untuk sebagian besar otot mengandung campuran dari ketiga jenis serat
membentuk ATP. (Gambar 8-23b);
persentase tiap-tiap tipe terutama ditentukan
oleh jenis aktivitas yang khusus dilakukan oleh
❚ TABEL 8-1 Karakteristik Sarat Otot Rangka otot yang bersangkutan. Karena itu, di otot-otot
yang khusus untuk melakukan kontraksi
Serat Glikolitik intensitas-rendah jangka panjang tanpa
Serat Oktsidatif Serat Oksidatif
Karakteristik Cepat (tipe IIX mengalami kelelahan, misalnya otot di
lambat (tipe I) Capat (tipe IIa)
punggung dan tungkai yang menopang berat
Aktivitas ATPase Rendah Tinggi Tinggi tubuh terhadap gravitasi, ditemukan banyak
serat oksidatif-lambat. Serat glikolitik-cepat
miosin Kecepatan Lambat Cepat Cepat banyak ditemukan di otot lengan, yang
kontraksi Resistensi Tinggi Sedang Rendah beradaptasi untuk melakukan gerak cepat kuat,
terhadap kelelahan
misalnya mengangkat benda berat.

Kapasitas fosforilasi Tinggi Tinggi Rendah Persentase berbagai tipe serat ini tidak saja
berbeda di antara otot-otot pada satu orang
oksidatif
tetapi juga sangat bervariasi di antara individu.
Enzim untuk glikolisis Rendah Sedang Tinggi Atlet yang secara genetis dianugerahi lebih
anaerob banyak serat glikolitik-cepat adalah kandidat
Banyak Banyak
yang baik untuk jenis olahraga yang
Mitokondria Sedikit
mengandalkan kekuatan dan kecepatan,
Kapiler Banyak Banyak Sedikit sementara yang memiliki proporsi serat
Kandungan mioglobin Tinggi Tinggi Rendah oksidatif-lambat lebih banyak lebih besar
kemungkinannya berhasil dalam aktivitas yang
Warna serat Kandungan Merah Merah Putih memerlukan daya tahan misalnya lari maraton.
glikogen Rendah Sedang Tinggi

   hapter
Serat oksidatif lambat Serat oksidatif cepat Serat glikolitik cepat

Kedutan cepat
Tegangan (% minimal)
Kedutan
lambat

Biophoto Associates/Photo Researchers, Inc.


0 20 40 60 80 100
Waktu (mdet)
Rangsangan
(a)
Gambar 8-23 Tipe-tipe serat otot. (a) Perbandingan kecepatan
kontraksi pada tipe serat otot cepat dan lambat. (b) Potongan melintang
otot manusia yang menunjukkan distribusi tipe serat otot oksidatif
lambat, oksidatif cepat, dan glikolitik cepat. (b)

Kesuksesan di setiap pertandingan tentu saja bergantung pada yang mengaktifkan gen-gen yang mengarahkan sintesis lebih banyak
banyak faktor selain bawaan genetik, misalnya tingkat dan jenis protein kontraktil ini. Latihan beban yang intensif dapat
latihan serta besar tekad. Kemampuan mekanis dan metabolik meningkatkan ukuran otot dua atau tiga kali lipat. Otot-otot yang
serat-serat otot memang dapat berubah banyak sebagai respons menonjol beradaptasi baik untuk aktivitas yang memerlukan
terhadap pola tuntutan yang dikenakan kepada mereka. Marilah kekuatan intens untuk waktu singkat, tetapi daya tahan tidak
kita lihat bagaimana. berubah.
PENGARUH TESTOSTERON Serat otot pria lebih tebal, dan
Serat otot banyak beradaptasi sebagai respons karenanya, otot-otot mereka lebih besar dan kuat daripada otot
terhadap kebutuhan yang dikenakan kepadanya. wanita, bahkan tanpa latihan beban, karena efek testosteron, suatu
Berbagai jenis olahraga menimbulkan pola lepas muatan neuron hormon steroid yang terutama dikeluarkan pada pria. Testosteron
yang berbeda ke otot yang bersangkutan. Di serat otot terjadi mendorong sintesis dan penyusunan miosin dan aktin. Kenyataan ini
perubahan adaptif jangka panjang, bergantung pada pola aktivitas mendorong sebagian atlet, baik pria maupun wanita, menggunakan
neuron, yang memungkinkan serat berespons lebih efisien terhadap secara berbahaya bahan ini atau steroid terkait untuk meningkatkan
kebutuhan yang dibebankan kepada mereka. Dua jenis perubahan performa atletik mereka. (Untuk mengulas topik ini lebih jauh,
dapat ditimbulkan pada serat otot: perubahan dalam kemampuan lihatlah fitur dalam kotak di h 303, Melihat Lebih Dekat pada
oksidatif dan perubahan garis tengah. Fisiologi Olahraga.)
PERBAIKAN KAPASILITAS OKSIDATIF Latihan daya tahan INTERKONVERSI ANTARA TIPE-TIPE OTOT CEPAT Semua serat
aerobik yang teratur, misalnya jogging jarak jauh atau berenang, otot dalam satu unit motorik bertipe serat yang sama. Pola ini
memicu perubahan metabolik di dalam serat oksidatif, yaitu serat biasanya tercipta pada awal kehidupan, tetapi kedua tipe serat kedut
yang terutama direkrut selama olahraga aerobik. Sebagai contoh, cepat dapat saling dipertukarkan, bergantung pada upaya latihan-
jumlah mitokondria dan jumlah kapiler yang menyalurkan darah ke yaitu serat glikolitik cepat dapat diubah menjadi serat oksidatif cepat,
serat-serat tersebut meningkat. Otot-otot yang telah beradaptasi demikian sebaliknya, bergantungpada jenis kebutuhan yang secara
dapat menggunakan O2 secara lebih efisien dan karenanya lebih berulang dikenakan kepada mereka. Perubahan adaptif pada otot
tahan melakukan aktivitas berkepanjangan tanpa kelelahan. Namun, rangka secara bertahap kembali ke keadaan semula dalam waktu
ukuran otot tidak berubah. beberapa bulan jika program latihan teratur yang memicu perubahan
tersebut dihentikan
HIPERTROFI OTOT Ukuran sebenarnya otot dapat ditingkatkan
dengan latihan-latihan resistensi anaerob berintensitas tinggi dan Namun, serat lambat dan cepat tidak dapat saling dipertukarkan.
berdurasi singkat, misalnya angkat beban. Pembesaran otot yang Meskipun latihan dapat memicu perubahan pada sistem penunjang
terjadi terutama disebabkan oleh mening-katnya garis tengah metabolik serat otot, apakah suatu serat adalah tipe kedut cepat atau
(hipertrofi) serat-serat glikolitik cepat yang diaktifkan selama lambat bergantung pada persarafan serat. Serat kedut lambat dipasok
kontraksi-kontraksi kuat tersebut. Sebagian besar penebalan serat oleh neuron motorik yang memperlihatkan pola aktivitas listrik
disebabkan oleh meningkatnya sintesis filamen aktin dan miosin, frekuensi rendah, sementara serat kedut cepat disarafi oleh neuron
yang memungkinkan peningkatan kesempatan interaksi jembatan motorik yang memperlihatkan letupan-letupan aktivitas listrik yang
silang dan, karenanya peningkatan kekuatan kontraktil otot. Stres cepat intermiten. Perubahan eksperimental neuron motorik yang
mekanis yang ditimbulkan latihan resistensi pada serat-serat otot menyarafi serat otot lambat dengan yang menyarafi serat cepat secara
memicu protein-protein penyalur sinyal, bertahap mengubah kecepatan serat-serat tersebut berkontraksi.

   297
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Apakah Atlet yang Menggunakan Steroid
untuk Memperoleh Keunggulan Kompetitif
Menang atau Kalah?

letes
TLET-ATLET YANG IKUT SERTA DALAM OLAHRAGA Efek Sampai pada Sistem Kardiovaskular
ATAU KOMPETISI ELIT seperti Olimpiade diperiksa apakah Pemakaian steroid anabolik menimbulkan beberapa perubahan
apakah menggunakan obat-obat peningkat performa atau kardiovaskular yang meningkatkan risiko timbulnya aterosklerosis,
tidak, dan bagi yang menggunakan substansi yang dilarang oleh yang pada gilirannya berkaitan dengan peningkatan insiden serangan
federasi olahraga akan dikeluarkan dari keikutsertaannya atau jantung dan stroke (lihat h. 351).
kehilangan penghargaan yang telah didapatkannya. Salah satu
golongan obat tersebut adalah steroid androgenik anabolik (anabolik Efek samping pada hati
artinya "membentuk jaringan", androgenik artinya" menghasilkan pria",
Disfungsi hati sering terjadi pada pemakaian steroid dosis tinggi
dan steroidadalah suatu kelas hormon). Obat-obat ini berkaitan erat karena hati, yang secara normal menginaktifkan hormon steroid dan
dengan testosteron, hormon seks pria alami, yang berperan mendorong mempersiapkannya untuk diekskresikan melalui urine, mengalami
pembentukan massa otot khas pria. kelebihan beban oleh asupan steroid yang berlebihan. Insiden kanker
hati juga meningkat.
Meskipun pemakaiannya dilarang (memiliki steroid anabolik tanpa
resep dianggap melanggar hukum pada tahun 1991), bahan-bahan ini
Efek samping pada perilaku
digunakan oleh banyak atlet yang berkecimpung dalam bidang yang
memerlukan kekuatan misalnya angkat beban dan lari jarak dekat Pemakaian steroid anabolik mendorong perilaku agresif bahkan
dengan harapan menambah massa otot dan, karenanya, meningkatkan merusak apa yang disebut sebagai 'roid rages.
kekuatan otot. Baik atlet pria maupun wanita ada yang mengandalkan
bahan ini dalam upaya memperoleh keunggulan kompetitif. Para Efek Adiktif
binaragawan juga menggunakan steroid anabolik. Selain itu, para pakar Kekhawatiran baru adalah timbulnya ketagihan terhadap steroid
percaya bahwa obat pemacu prestasi ini digunakan secara luas dalam anabolik pada sebagian orang yang menyalah gunakan obat, ini. Pada
olahraga profesional seperti bola basket, sepak bola, baseball, satu penelitian,57% pemakai steroid dianggap ketagihan. Terlihatnya
bersepeda, dan hockey. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 1 juta kecenderungan mengalami kecanduan kimiawi terhadap steroid ini
orang yang menyalahgunakan steroid. Hal yang semakin memperumit mencemaskan karena potensi efek samping pada kesehatan
masalah, para ahli kimia gelap baru-baru ini menciptakan steroid meningkat seiring dengan pemakaian dosis tinggi jangka panjang,
sintetik pemacu prestasi yang tidak dapat dideteksi dengan uji-uji obat yaitu jenis pemakaian yang diperkirakan terjadi pada orang yang
standar. Sayangnya, pemakaian steroid anabolik telah menyebar ke kecanduan obat tersebut.
sekolah menengah atas di AS dan bahkan ke kelompok usia yang lebih
muda, dengan 10% pria dan 3 % wanita atlet SMA menggunakan Karena itu, atas alasan kesehatan, bahkan tanpa
steroid yang terlarang. Pengelola hotline penyalahgunaan steroid di mempertimbangkan masalah hukum dan etis, orang sebaiknya tidak
National Steroid Research Center melaporkan pernah menerima menggunakan steroid anabolik. Namun, masalah ini tampaknya
permintaan pertolongan dari pemakai yang baru berusia 12 tahun. semakin memburuk. Saat ini, pasar gelap internasional untuk steroid
anabolik diperkirakan telah mencapai 1 miliar $ per tahun.
Studi-studi telah mengonfirmasi bahwa steroid dapat meningkatkan
massa otot jika digunakan dalam jumlah besar dan diiringi oleh latihan Cara Curang Lain untuk Meningkatkan Massa Otot
berat. Namun, efek samping obat ini melebihi semua keuntungan yang Atlet yang mencari keunggulan kompetitif artifisial juga menggunakan
diperoleh. tindakan curang lain selain menggunakan steroid anabolik, misalnya
memakai hormon eritropoietin (lihat h. 414) untuk mendorong produksi
Efek Samping pada Sistem Reproduksi tambahan sel darah merah pengangkut O2 atau menggunakan hormon
Pada pria, sekresi testosteron dan produksi sperma oleh testis dalam pertumbuhan manusia untuk meningkatkan pembentukan otot. Hal
keadaan normal dikontrol oleh hormon-hormon dari kelenjar hipofisis yang lebih mengkhawatirkan, para ilmuwan memperkirakan bahwa
anterior. Melalui mekanisme umpan-balik negatif, testosteron cara curang lain di masa mendatang adalah doping gen. Doping gen
menghambat sekresi hormon-hormon pengontrol ini sehingga kadar merujuk kepada terapi gen yang ditujukan untuk meningkatkan prestasi
testosteron dalam darah dipertahankan konstan. Hipofisis anterior juga atletik, misalnya dengan mendorong produksi bahan alami yang
dihambat oleh steroid androgenik yang masuk sebagai obat. Karena menumbuhkan otot (misalnya, insulin-like growth factor 1); dengan
testis tidak mendapat stimulasi normal dari hipofisis anterior, sekresi menghambat produksi miostatin, suatu bahan kimia tubuh alami yang
testosteron dan produksi sperma berkurang dan testis mengecil. mengerem pertumbuhan otot; atau dengan memacu daya tahan
Penyalahgunaan hormon ini juga dapat mempermudah timbulnya dengan memengaruhi reseptor inti PPAR-6, yang mengatur gen yang
kanker testis dan kelenjar prostat. berperan dalam penggunaan energi, kerja insulin, dan metabolisme
Pada wanita, yang normalnya tidak memiliki hormon androgenik otot. Karena bahan-bahan kimia ini terdapat secara alami di dalam
poten, obat-obat steroid anabolik tidak hanya mendorong massa dan tubuh, deteksi doping gen akan merupakan tantangan tersendiri.
kekuatan otot "tipe pria" tetapi juga "memaskulinkan" penggunanya Untuk menyeimbangi antara pembuat kebijakan dan atlet pendoping,
melalui cara lain, seperti dengan menginduksi pertumbuhan rambut di World Anti-Doping Agency (WADA) pada tahun 2009 memperkenalkan
wajah dan dengan menurunkan nada suara. Selain itu, inhibisi hipofisis pedoman athlete biological passport (ABP) yang didasarkan pada
anterior oleh obat androgenik menekan pengeluaran hormon yang pemeriksaan darah yang dilakukan sembilan kali dalam setahun untuk
mengontrol fungsi ovarium. Akibatnya adalah kegagalan ovulasi, melihat konsekuensi fisiologis doping dan bukan memeriksa zat doping
ketidakteraturan haid, dan penurunan sekresi hormon seks wanita itu sendiri. Setiap perubahan yang mencurigakan pada pola dasar atlet
penentu sifat feminin. Penurunan hormon-hormon ini mengurangi ukuran tersebut memberikan tanda untuk pemeriksaan selajutnya. ABP
payudara dan karakteristik wanita lainnya. digunakan selain pemeriksaan yang tradisional pada obat-obat tertentu.
ATROFI OTOT Pada ekstrim yang lain, jika suatu otot tidak
digunakan, kandungan aktin dan miosinnya berkurang, ❚ Penentu Tegangan Otot
TABEL 8-2

seratnya menjadi lebih kecil, dan karenanya menjadi atrofi Keseluruhan pada Otot Rangka
(massanya berkurang) dan lebih lemah. Atrofi otot dapat terj-
adi melalui tiga cara. (1) atrofi takdigunakan (disuse atrophy) Jumlah Serat yang Berkontraksi
terjadi ketika suatu otot tidak digunakan dalam waktu lama
Jumlah unit motorik yang direkrut*
meskipun persarafannya utuh, seperti ketika seseorang harus
memakai gips atau penyangga atau selama tirah baring jangka Jumlah serat otot per unit motorik
panjang. (2) Atrofi denervasi terjadi setelah persarafan ke suatu Jumlah serat otot yang tersedia untuk berkontraksi (ukuran otot)
otot terputus. Jika otot dirangsang secara elektris hingga persarafan
pulih, seperti selama regenerasi saraf perifer yang putus, atrofi dapat Tegangan yang Dihasilkan oleh Setiap Serat yang Berkontraksi
dikurangi tetapi tidak dapat dicegah secara total. Aktivitas Frekuensi rangsangan (penjumlahan kedutan dan tetanus)*
kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam mencegah atrofi; Panjang serat pada awal kontraksi (hubungan panjang tegangan)
namun, faktor-faktor yang belum jelas yang dibebaskan dari ujung
saraf aktif, mungkin dikemas bersama dengan vesikel ACh, Tingkat kelelahan
tampaknya juga ikut berperan dalam integritas dan pertumbuhan Jenis serat (oksidatif tahan-lelah atau glikolitik mudah-lelah) Ketebalan
jaringan otot. (3) Atrofi terkait-usia, atau sarkopenia, terjadi serat (latihan kekuatan dan testoteron
secara alami seiring penuaan. Dimulai pada sekitar usia 40 tahun,
seseorang secara progresif kehilangan neuron motorik, terutama *Faktor yang dikontrol untuk menghasilkan gradasi kontraksi
yang menyarafi serat tipe glikolitik cepat. Akibatnya, kehilangan
bertahap massa, kekuatan, dan kecepatan kontraksi otot terjadi yang diringkaskan di Tabel 8-2. Pada bagian tentang otot rangka
pada individu yang menua. Penurunan laju sintesis protein dan sisanya, kita akan membahas mekanisme sentral dan lokal yang
penurunan kadar hormon (hormon pertumbuhan, testoteron, dan berperan mengatur aktivitas motorik yang dilakukan oleh otot-otot
ini.
faktor pertumbuhan mirip insulin I) berperan dalam kehilangan
massa otot ini. Meskipun atrofi otot terkait-usia tidak dapat
dihindari, olahraga resistensi dan diet yang tepat dapat
memperlambat laju terjadinya sarkopenia. Periksa Pemahaman Anda 8.4

Jelaskan perbedaan antara serat otot pada daging kaki kalkun (oksidatif
lambat) dan serat otot pada dada kalkun (glikolitik cepat).
PERBAIKAN TERBATAS OTOT Ketika suatu otot Diskusikan kontribusi relatif kreatin fosfat, glikolisis, dan fosforilasi
mengalami kerusakan, perbaikan secara terbatas masih dapat oksidatif pada produksi ATP selama lari maraton.
terjadi, meskipun sel-sel otot tidak dapat membelah secara
mitotik untuk menggantikan sel yang hilang. Terdapat sejum-
lah kecil sel punca spesifik otot inaktif yang disebut sel satelit di
dekat permukaan otot (lihat h. 10). Ketika serat otot rusak, faktor-
faktor yang dikeluarkan secara lokal mengaktifkan sel satelit, yang
8.5 | Kontrol Gerakan Motorik
membelah untuk menghasilkan mioblas, sel belum berdiferensiasi Pola-pola tertentu keluaran unit motorik mengatur aktivitas motorik,
yang sama yang membentuk otot pada masa mudigah. Sekelompok yang berkisar dari pemeliharaan postur dan keseimbangan; hingga
mioblas berfusi untuk membentuk sebuah sel multinukleus besar gerakan stereotipikal, misalnya berjalan; hingga gerakan yang sangat
yang segera menyintesis dan menyusun perangkat intrasel khas otot, terampil, misalnya gimnastik. Kontrol setiap gerakan motorik,
yang akhirnya berdiferensiasi menjadi serat otot matang. Pada apapun tingkat kerumitannya, bergantung pada konvergensi
kerusakan yang luas, mekanisme terbatas ini tidak mampu masukan ke neuron motorik unit unit-unit motorik spesifik. Neuron-
mengganti semua serat yang lenyap. Dalam hal ini, serat yang tersisa neuron motorik pada gilirannya memicu kontraksi serat otot di
sering mengalami hipertrofi untuk mengompensasi. dalam unit-unit motorik masing-masingnya.
Transplantasi sel satelit atau mioblas merupakan salah satu Keluaran neuron motorik dipengaruhi oleh berbagai
harapan bagi pengidap distrofi otot, suatu penyakit herediter yang
masukan saraf.
ditandai oleh degenerasi progresif elemen-elemen kontraktil, yang
akhirnya digantikan oleh jaringan fibrosa (Lihat fitur dalam kotak Tiga tingkat masukan ke neuron motorik mengontrol keluarannya ke
di h. 300, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi, untuk informasi serat otot yang disarafinya:
lebih lanjut tentang penyakit ini.) 1. Masukan dari neuron aferen (Gambar 8-24, 2a ). Masukan ini,
Kini kita telah menuntaskan pembahasan tentang semua biasanya melalui antarneuron, ada tingkat medula spinalis-yaitu,
penentu tegangan otot keseluruhan pada suatu otot rangka, refleks spinal (lihat h. 187).

Fisiologi Otot 299


❚ Konsep, Tantangan,
dan Kotroversi Distrofi Otot: Ketika Satu Langkah
Kecil Menjadi Begitu Berarti

H
treatme Otot distrofik ditandai oleh tidak adanya distrofin. Meskipun protein
ini hanya membentuk 0,002% jumlah total protein otot rangka,
keberadaannya sangat penting dalam mempertahankan integritas
nyebabkan kematian pada usia sebelum 30 tahun.
membran sel otot. Ketiadaan distrofin menyebabkan kebocoran terus
Gejala menerusCa2+ ke dalam sel otot. Ca2+ ini mengaktifkan berbagai
protease, enzim pemutus protein yang merusak serat otot. Kerusakan
Distrofi otot mencakup lebih dari 30 kelainan patologis herediter, yang
yang terjadi menyebabkan otot menciut dan akhirnya fibrosis yang
semuanya memperlihatkan degenerasi progresif elemen kontraktil dan
menandai penyakit ini.
penggantiannya oleh jaringan fibrosa. Penciutan otot secara gradual
ditandai oleh kelemahan progresif dalam periode beberapa tahun. Dengan ditemukannya gen distrofin dan defisiensinya pada DOD,
Biasanya pasien DO mulai memperlihatkan gejala kelemahan otot muncul harapan bahwa para ilmuwan suatu saat dapat mengganti
pada usia sekitar 2 atau 3 tahun, menjadi tergantung pada kursi roda protein yang hilang ini pada otot pengidapnya yang berusia muda.
pada usia 10 hingga 12 tahun, dan meninggal dalam 15 tahun Meskipun penyakit ini masih dianggap tidak dapat diobati dan
berikutnya akibat kegagalan pernapasan ketika otot-otot pernapasan mematikan, para peneliti terus berupaya mengintervensi kerusakan
menjadi terlalu lemah atau akibat gagal jantung ketika otot jantung otot yang tiada henti ini.
menjadi terlalu lemah.
Pendekatan Terapi Gen
Penyebab Salah satu pendekatan yang mungkin adalah "gene fix': Pada terapi
Penyakit ini disebabkan oleh cacat genetik resesif di kromosom seks gen, gen-gen sehat biasanya dimasukkan kesel defektifdengan mengg
X, yang hanya terdapat satu salinan pada pria. (Pria memiliki unakan virus. Virus bekerja dengan menginvasi sel tubuh dan
kromosom seks XY; wanita memiliki kromosom seks XX). Jika seorang memengaruhi perangkat genetik sel. Dengan cara ini, virus
pria mewarisi dari ibunya sebuah kromosom X yang mengandung gen mengarahkan sel pejamu untuk menyintesis protein-protein yang
distrofik cacat ini, ia ditakdirkan mengidap penyakit, yang mengenai dibutuhkan untuk replikasi virus. Dengan terapi gen, gen yang
satu dari setiap 3500 anak laki-laki di seluruh dunia. Untuk mengidap diinginkan disisipkan ke dalam v rus yang telah dilemahkan yang tidak
penyakit ini, wanita harus mewarisi kromosom X pembawa gen dapat menyebabkan penyakit tetapi masih dapat masuk ke dalam sel
distrofik ini dari kedua orang tuanya, suatu kejadian yang sangat sasaran dan mengambil alih perintah genetik.
langka.
Gen defektif yang berperan menimbulkan distrofi otot Duchenne
(DOD), bentuk penyakit yang tersering dan paling fatal, diketahui pada
tahun 1986. Gen ini dalam keadaan normal menghasilkan distrofin,
suatu protein besar yang menghasilkan stabilitas struktural pada
membran plasma sel otot. Distrofin adalah bagian suatu kompleks
protein terkait-membran yang merupakan penghubung mekanis antara
aktin, suatu komponen utama sitoskeleton internal sel otot, dan matriks
ekstrasel, yaitu anyaman penunjang eksternal (lihat h. 65). Penguatan
mekanis membran plasma ini memungkinkan sel otot menahan dan
regangan yang terjadi selama siklus berulang kontraksi dan
peregangan.

2. Masukan dari korteks motorik primer (2b). Serat-serat otak, khususnya formasio retikularis (lihat h. 177) yang
yang berasal dari badan sel neuron yang dikenal sebagai sel selanjutnya dipengaruhi oleh daerah motorik korteks,
piramid di korteks motorik primer (lihat h. 158) turun serebelum, dan nuldeus basal. Selain itu, korteks motorik itu
langsung tanpa interupsi sinaps untuk berakhir di neuron sendiri ber-hubungan dengan talamus serta daerah motorik
motorik (atau di antarneuron lokal yang berakhir di neuron suplementer dan pramotorik, yang semuanya adalah bagian
motorik) di medula spinalis. Serat-serat ini membentuk sistem dari sistem multineuron.
motorik kortikospinal (atau piramidal). Satu-satunya bagian otak yang secara langsung meme-
3. Masukan dari batang otak ( 2c) sebagai bagian dari ngaruhi neuron motorik adalah korteks motorik primer dan
batang otak; regio-regio otak lain berperan secara tak
sistem motorik multineuron. Jalur-jalur yang menyusun sistem langsung mengatur aktivitas motorik dengan menyesuaikan
motorik multineuron (atau ekstrapiramidal) mencakup sinyal motorik dari korteks motorik dan batang otak. Di
sejumlah sinaps yang melibatkan banyak regio otak (ekstra antara berbagai bagian otak ini terjadi sejumlah interaksi
artinya "di luar dari"; piramid merujuk ke sistem piramid). kompleks; yang terpenting disajikan di Gambar 8-24.
Penghubung terakhir di jalur multineuron adalah batang

   hapter
untuk mengarahkan sintesis distrofin. Minigen ini dapat masuk ke yaitu, utrofin tambahan tersebut tersebar ke seluruh membran sel otot
dalam virus pembawa. Penyuntikan bahan ini dapat menghentikan dan tempat bahan ini mengambil alih tanggung jawab distrofin. Hasilnya
bahkan memulihkan perkembangan DOD pada hewan percobaan. Uji adalah perbaikan homeostasis Ca2+, peningkatan kekuatan otot, dan
klinis terapi gen pada manusia belum selesai. penurunan mencolok tanda-tanda mikroskopik degenerasi otot. Para
peneliti kini berlomba-lomba menemukan obat yang akan memicu sel
Pendekatan Transplantasi Sel otot memproduksi utrofin dalam jumlah besar, dengan harapan bahwa
hal tersebut dapat mencegah atau bahkan memulihkan penciutan otot
Pendekatan lain adalah dengan menggunakan penyuntikan sel yang
yang menandai penyakit mematikan ini.
dapat secara fungsional menyelamatkan jaringan otot distrofik. Mioblas
adalah sel belum-berdiferensiasi yang menyatu untuk membentuk sel
otot rangka multinukleus besar selama masa mudigah. Setelah lahir, Pendekatan "pembalut" RNA
masih terdapat sejumlah kecil sel punca yang dikenal sebagai sel Pendekatan terkini yang paling menjanjikan adalah pembiaran bagian
satelit di dekat permukaan otot. Sel satelit dapat diaktifkan untuk RNA messenger yang membawa pesan cacat dari DNA termutasi yang
membentuk mioblas, yang kemudian dapat menyatu untuk membentuk menyebabkan gagalnya sintesis distrofin. Jika potongan nukleotida
sel otot rangka baru untuk menggantikan sel yang rusak. Namun, jika yang telah disiapkan khusus yang mengikat bagian RNA messenger
kehilangan sel otot berlangsung luas, seperti pada DO, mekanisme yang ditranskripsikan dari bagian DNA yang cacat diinjeksikan secara
yang terbatas ini kurang memadai untuk mengganti semua serat yang intramuskular, potongan ini menutupi bagian RNA messenger yang
hilang. cacat. Bagian RNA messenger yang telah dimodifikasi ini yang kini
telah "dibalur nantinya akan dilewatkan selama translasi ketika protein
Salah satu pendekatan terapetik untuk DO yang sedang dalam
sedang disintesis. Hasilnya adalah jenis protein distrofin yang telah
penelitian adalah transplantasi mioblas penghasil distrofin yang
dimodifikasi yang telah diperpendek tetapi sering kali masih fungsional.
dipanen dari biopsi otot donor sehat ke dalam otot pasien yang sakit.
Para peneliti disemangati oleh penelitian pada hewan dan penelitian
Peneliti lain menggantungkan harapan mereka pada pemberian sel
awal pada manusia yang memperlihatkan bahwa distrofin diproduksi
satelit atau sel punca dewasa yang telah berdiferensiasi parsial yang
setelah injeksi dengan balutan RNA ini.
dapat diubah menjadi sel otot sehat (lihat h. 10).

Pendekatan Utrofin Pendekatan Anti-Miostatin


Strategi alternatif yang memberi harapan cukup besar untuk Kelompok yang lain mengeksplorasi taktik berbeda, seperti intervensi
mengobati DO adalah peningkatan produksi utrofin, suatu protein dengan obat yang baru dirancang yang meningkatkan ukuran otot
alami di otot yang berkaitan erat dengan distrofin. Delapan puluh yang sakit untuk mengatasi penurunan fungsional otot distrofik.
persen sekuens asam amino untuk distrofin dan utrofin identik, tetapi Contohnya, para ilmuwan mempelajari bahwa miostatin, suatu protein
kedua protein ini dalam keadaan normal memiliki fungsi berbeda. yang dihasilkan di sel otot, normalnya menghambat pertumbuhan otot
Sementara distrofin tersebar di seluruh membran permukaan sel otot, rangka dalam pola yang seimbang. Mereka bekerja untuk
tempat bahan ini berperan dalam stabilitas struktural membran, utrofin menghambat inhibitor ini pada pasien DO, sehingga pertumbuhan otot
terkonsentrasi di cakram motorik. Di sini utrofin berperan dalam terangsang.
melekatkan reseptor asetilkolin. Langkah-langkah menuju pengobatan definitif ini memiliki arti
Ketika para peneliti secara genetis merekayasa mencit bahwa semoga suatu saat anak laki-laki pengidap penyakit ini dapat
defisiensidistrofin yang menghasilkan utrofin dalam jumlah berlebih, melangkah sendiri dan tidak ditakdirkan duduk di kursi roda dan
peningkatanutrofin ini banyak mengompensasi ketiadaan distrofin; mengalami kematian dini

(Lihat Bab 5 untuk pembahasan lebih lanjut tentang peran- melibatkan gerakan involunter kelompok-kelompok otot besar
peran spesifik bagian-bagian otak ini.) badan dan ekstremitas. Sistem kortikospinal dan multineuron
Refleks spinal yang melibatkan neuron aferen penting memperlihatkan banyak interaksi kompleks dan tumpang-
untuk mempertahankan postur dan dalam mengeksekusi tindih fungsi. Dalam memanipulasi secara sadar jari tangan
gerakan-gerakan protektif dasar, misalnya refleks lucut (lihat h. Anda untuk mengirim pesan, sebagai contoh, Anda secara
188). Sistem kortikospinal terutama memerantarai gerakan bawah-sadar meletakkan lengan Anda untuk memegang
volunter diskret halus tangan dan jari tangan, misalnya telepon dalam posisi yang tepat.
gerakan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan Sebagian masukan yang berkonvergensi di neuron
mengirim pesan. Daerah pramotorik dan motorik tambahan, motorik bersifat eksitatorik, sementara yang lain
dengan masukan dari serebroserebelum, merencanakan bersifat inhibitorik.
perintah motorik volunter yang dikeluarkan ke neuron Gerakan terkoordinasi bergantung pada keseimbangan
motorik yang sesuai oleh korteks motorik primer melalui aktivitas kedua masukan tersebut. Jenis-jenis kelainan motorik
sistem desenden ini. Sistem multineuron, sebaliknya, terutama berikut terjadi akibat gangguan kontrol motorik:
mengatur postur tubuh keseluruhan yang
   301
Korteks Korteks Kortes
Daerah pramotorik dan pramotorik motorik somatosensorik
motorik suplementer primer

Tingkat korteks
Nukleus
Daerah sensorik basal
Korteks motorik primer
korteks

Tingkat
subkorteks
Nukleus basal Talamus Serebulum
Talamus
Batang otak
serebelum
Tingkat batang Nukles batang otak
(termaksud formasio Medula spinalis
otak
retikularis dan vestibularis).

2c

Tingkat
medula 2a 2b
Afferent neuron
spinalis Motor neurons
terminals

1 2

Reseptor Serat otot


perifer

Perifer
Gerakan

Proses perifer lain, Konsekuensi sensorik


misalnya masukan visual gerakan

1 SSP secara terus-menerus diberi 2 Gerakan motorik dikontrol oleh masukan ke neuron motorik dari
tahu tentang panjang dan tegangan
otot serta proses-proses lain di 2a Ujung neuron aferen di tingkat medula spinalis,
perifer melalui jalur-jalur yang 2b Korteks motorik primer, melalui sistem motorik kortikospinalis, dan
menghantarkan masukan aferen,
sehingga SSP dapat memrogram 2c Nukleus batang otak, yang berfungsi sebagai penghubung
aktivitas otot rangka yang terakhir dalam sistem motorik multineuron kompleks yang
terkoordinasi dan bertujuan. melibatkan banyak bagian otak.
Kunci
Jalur aferen =Sistem motorik kortikospinalis = Sistem motorik multineuron = Jalur eferen

Gambar 8-24 Kontrol motorik. Tanda panah mengisyaratkan kontrol, eksitatorik atau inhibitorik; hubungan tidak harus langsung, tetapi mungkin melibatkan antarneuron.

■ Hilangnya masukan inhibitorik desenden pada neuron motorik semua jalur desenden, seperti pada terputusnya medula spinalis
dapat menyebabkan paralisis spastik, suatu kondisi yang ditandai akibat trauma, menyebabkan paralisis flaksid di damagedbawah
oleh peningkatan tonus otot dan peningkatan refeks-refleks tungkai. tingkat bagian yang rusak-kuadriplegia (paralisis keempat anggota
badan) pada kerusakan medula spinalis atas dan paraplegia
■ Sebaliknya, hilangnya masukan eksitatorik dari pusat-pusat Seba-
(paralisis tungkai) pada cedera medula spinalis bawah.
liknya, hilangnya masukan eksitatorik dari pusat-pusat yang lebih ■ Kerusakan neuron motorik—baik badan sel atau serat eferen me-
tinggi menimbulkan paralisis flaksid. Pada keadaan ini, otot nyebabkan paralisis flaksid dan hilangnya responsivitas refleks di
berelaksasi dan yang bersangkutan tidak dapat mengontraksikan otot yang terkena.
otot secara sadar, meskipun masih terdapat aktivitas refleks spinal. ■ Kerusakan serebelum atau nukleus basal tidak menyebabkan pa-
Kerusakan korteks motorik primer di salah satu sisi otak, misalnya
ralisis tetapi timbulnya pola gerakan yang tidak terkoordinasi dan
pada stroke, menyebabkan paralisis flaksid di separuh kontralateral
canggung serta tidak sesuai. Daerah ini dalam keadaan normal
tubuh (hemiplegia, atau paralisis di satu sisi tubuh). Gangguan
memperhalus gerakan volunter.

hapter
Kapsul

Akson neuron
Serat otot intrafusal
motorik alfa
(gelendong)
Akson neuron
motorik gama
Bagian ujung kontraktil
Akson neuron (gelendong)
aferen
Bagian tengah
nonkrontraktil
serat intraflusal
Ujung primer primer
(anulospiral) serat aferen

Ujung sekunder (flower-


spray) serat aferen

Serat otot ekstrafusal


("biasa")

Gambar 8-25 Reseptor-reseptor otot. (a) Sebuah gelendong otot terdiri dari
(a) Gelendong otot
kumpulan serat intrafusal khusus yang terletak di dalam kapsul jaringan ikat
sejajar terhadap serat otot rangka ekstrafusal biasa. Gelendong otot disarafi oleh
neuron motorik gama-nya sendiri dan dipasok oleh dua jenis ujung sensorik
Otot rangka
aferen, ujung primer (anulospiral) dan ujung sekunder (flower-spray) yang
keduanya diaktifkan oleh peregangan. (b) Organ tendon Golgi dililitkan dengan
serat kolagen di dalam sebuah tendon dan memantau perubahan tegangan otot
Serat aferen yang disalurkan ke tendon.

Organ tendon
menggunakan perkiraan arah dan kecepatan gerakan bola yang
Golgi Kolagen diberikan oleh masukan dari mata. Banyak otot bekerja secara
Tendon
bersamaan atau bergantian di berbagai sendi untuk mengubah lokasi
dan posisi tubuhAnda dengan cepat, sementara keseimbangan Anda
dalam tetap terjaga. Untuk membuat program aktivitas otot yang
Tulang
sesuai, SSP Anda harus mengetahui posisi awal tubuh Anda.
Selanjutnya, SSP harus terus-menerus diberi tahu tentang kemajuan
gerakan yang telah dimulai, sehingga SSP dapat melakukan
penyesuaian yang diperlukan. Otak Anda menerima informasi ini,
yang dikenal sebagai masukan proprioseptif (lihat h. 158), dari
(b) Organ tendon Golgi
reseptor di mata, sendi, perangkat vestibularis, dan kulit Anda, serta
■ Kerusakan di bagian-bagian korteks yang lebih tinggi (korteks dari otot-otot itu sendiri.
pramotorik dan area motorik suplementer) yang berperan dalam Anda dapat mendemonstrasikan kerja reseptor proprioseptif
perencanaan aktivitas motorik menyebabkan gangguan sendi dan otot Anda dengan menutup mata Anda dan membawa
pembentukan perintah motorik yang sesuai untuk menyelesaikan ujung jari telunjuk kiri dan kanan Anda bertemu di setiap titik dalam
suatu keinginan. ruang. Anda dapat melakukannya tanpa melihat posisi tangan Anda
karena otak Anda diberi tahu tentang posisi tangan dan bagian tubuh
Reseptor otot memberikan informasi aferen yang lain setiap saat oleh masukan aferen dari reseptor di sendi dan otot.
diperlukan untuk mengontrol aktivitas otot rangka.
Dua jenis reseptor otot-gelendong otot dan organ tendon Golgi-
Aktivitas otot rangka yang terkoordinasi dan bertujuan memantau perubahan panjang dan tegangan ototPanjang otot
bergantung pada masukan aferen dari berbagai sumber. Di tingkat dipantau oleh gelendong otot; perubahan tegangan otot dideteksi
sederhana, sinyal aferen yang menunjukkan bahwa jari tangan oleh organ tendon Golgi. Kedua jenis reseptor ini diaktifkan oleh
Anda menyentuh kompor panas memicu aktivitas kontraktil peregangan otot, tetapi keduanya menyalurkan jenis informasi yang
refleks di otot-otot lengan yang sesuai untuk menarik tangan dari berbeda. Marilah kita lihat bagaimana.
rangsangan yang mencederai tersebut. Di tingkat yang lebih STRUKTUR GELENDONG OTOT Gelendong otot, yang tersebar di
kompleks, jika Anda ingin menangkap sebuah bola, sistem seluruh bagian daging otot rangka, terdiri dari kumpulan serat otot
motorik otak Anda harus memprogram perintah motorik khusus yang dikenal sebagai serat intrafusal, yang terletak di dalam
sekuensial yang akan menggerakkan dan memposisikan tubuh kapsul jaringan ikat berbentuk gelendong yang sejajar dengan serat
Anda dengan tepat untuk menangkap bola tersebut, dengan ekstrafusal "biasa" (fusus artinya "gelendong") (Gambar 8-25a).

   303
Tidak seperti serat otot rangka ekstrafusal biasa, yang mengandung hanya peka terhadap perubahan panjang. Gelendong otot berperan
elemen kontraktil (miofibril) di seluruh panjangnya, serat intrafusal kunci dalam refleks regang.
memiliki bagian tengah yang non-kontraktil, dengan elemen
REFLEKSI REGANG Jika sebuah otot utuh diregangkan secara
kontraktil yang terbatas di kedua ujungnya.
pasif, serat-serat intrafusal gelendong ototnya juga teregang
Setiap gelendong otot memiliki persarafan eferen dan aferennya sehingga terjadi peningkatan frekuensi lepas muatan di serat saraf
sendiri. Neuron eferen yang menyarafi serat intrafusal gelendong otot aferen yang ujung-ujung sensoriknya berakhir di serat gelendong
dikenal sebagai neuron motorik gama, sedangkan neuron motorik yang teregang. Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan
yang menyarafi serat ekstrafusal dinamai neuron motorik alfa. Dua neuron motorik alfa yang menyarafi serat ekstrafusal otot yang
jenis ujung sensorik aferen berakhir di serat intrafusal dan berfungsi sama sehingga terjadi kontraksi otot tersebut (Gambar 8-26a,1 dan
sebagai reseptor gelendong otot, yang keduanya diaktifkan oleh 2 ).Refleks regang monosinaptik ini (lihat h. 187) berfungsi sebagai
regangan. Ujung primer (anulospiral) dibungkus di sekitar bagian mekanisme umpan-balik negatif lokal untuk menginderai dan
sentral serat intrafusal; ujung ini mendeteksi perubahan pada panjang menalan setiap perubahan panjang otot ketika ada beban
serat sewaktu peregangan serta kecepatan peregangan itu. Ujung tambahan.
sekunder (flower-spray) yang berkumpul di segmen-segmen ujung Contoh klasik refleks regang adalah refleks tendon patela, atau
pada banyak serat intrafusal, knee-jerk reflex (Gambar 8-27). Otot ekstensor lutut adalah
kuadriseps femoris, yang membentuk bagian

4 Jalur desenden se- 1 Masukan aferan Gambar 8-26 Fungsi gelendong otot.
cara bersamaan dari ujung sensorik
mengaktifkan neuron serat gelendong
motorik alfa dan gama otot Jalur refleks regang
2 Keluaran neuron
motorik alfa ke
serat oto rangka
biasa
Serat
otot rangka
ekstratusal

Medula
spinalis
Serat
gelendong
otot intrafusal

3 Kelurahan neuron motorik


gama ke bagian ujung serat
gelendong yang kontraktil

(a) Jalur-jalur yang berperan dalam refleks regang monosinaps dan koaktivasi neuron motorik alfa dan gama

Otot berelaksasi; serat Otot berkontraksi pada situasi Otot berkontraksi pada situasi
gelendong peka terhadap hipotetis ketika tidak terdapat normal koaktivasi gelendong;
peregangan otot kaktivasi gelendong: serat serat gelendong yang
gelendong yang melemas berkontraksi peka terhadap
tidak pekat erhadap peregangan otot.
peregangan otot.

(b) Otot berelaksasi (c)Otot berkontraksi dengan (d)otot berkontraksi dengan


tanpa koaktivasi gelendong koaktivasi gelendong.

hapter
Otot ekstensor Gekendong
lutut(kuadriseps otot
femios)

Tendon patela
Neuron motorik
alfa

Gambar 8-27 Refleks tendon patela (suatu refleks regang). Ketukan pada tendon patela dengan palu karet
meregangkan gelendong otot di otot kuadriseps femoris. Refleks regang monosinaps yang terjadi menyebabkan
kontraksi otot ekstensor ini, menghasifkan respons regang lutut yang khas

anterior (depan) paha dan melekat tepat di bawah lutut ke tibia KOAKTIVASI NEURON MOTORIK GAMA DAN ALFA Neuron
(tulang kering) rnelalui tendon patela. Ketukan pada tendon ini motorik gama memulai kontraksi bagian-bagian ujung serat
dengan palu karet akan secara pasif meregangkan otot kuadriseps, intrafusal yang mengandung otot (Gambar 8-26a, 3 ).Respons
mengaktitkan reseptor-reseptor gelendongnya. Refleks regang yang kontraksi ini terlalu lemah untuk rnenimbulkan pengaruh pada
terpicu menimbulkan kontraksi otot ekstensor ini sehingga lutut tegangan otot keseluruhan, tetapi memiliki efek lokal penting pada
menjadi lurus dan tungkai bawah terangkat. gelendong otot itu sendiri. Jika tidak terdapat mekanisrne
Uji ini rutin dilakukan sebagai penilaian awal ter-hadap kornpensasi, pemendekan otot keseluruhan oleh stimulasi neuron
fungsi sistem saraf. Refleks lutut yang normal menunjukkan motorik alfa terhadap serat ekstrafusal akan melemaskan serat
bahwa sejumlah komponen saraf dan otot—gelendong otot, gelendong sehingga serat tersebut akan kurang peka terhadap
masukan aferen, neuron motorik, keluaran regangan dan karenanya tidak efektit sebagai detelctor panjang otot
(Gambar 8-26b dan c). Koaktivasi (stimulasi bersamaan) sistem
eferen, taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri berfungsi normal.
neuron motorik gama bersama dengan sistem neuron motorik alfa
Hal ini juga menunjukkan keseimbangan masukan eksitatorik dan
selama system kontraksi refleks dan volunter (Gambar 8-26a, 4 )
inhibitorik ke neuron-neuron motorik dari pusat-pusat di otak yang
mencegah serat gelendong melemas ketika otot keseluruhan
lebih tinggi. Kedutan otot juga rnungkin lenyap atau berkurang
memendek, mempertahankan sensitivitas serat gelendong terhadap
akibat hilangnya masukan eksitatorik dari pusat yang lebih tinggi,
peregangan pada berbagai panjang otot. Stimulasi neuron motorik
atau mungkin rnenjadi berlebihan karena hilangnya masukan
gama memicu kontraksi simultan kedua ujung kontraktil serat
inhibitorik ke neuron motorik dari pusat-pusat otak yang lebih
intrafusal sehingga bagian sentralnya (non-kontraktil) mengencang
tinggi.
untuk menghilangkan kelonggaran dalam gelendong otot (Gambar
Tujuan utama refleks tendon patela adalah untuk bereaksi 8-26d). Sementara tingkat pengaktifan neuron motorik alfa
terhadap beban yang cenderung meregangkan otot-otot ekstensor bergantung pada kekuatan respons motorik yang diinginkan, tingkat
tungkai. Setiap kali sendi lutut rentan rnenekuk ketika berdiri, aktivitas neuron motorik gama ke otot yang sama bergantung pada
berjalan, berlari atau melompat, otot kuadriseps menegang. besar pemendekan yang diantisipasi. Ketika pemendekan otot keselu-
Peningkatan kontraksi otot ekstensor yang ditimbulkan oleh refleks ruhan kurang daripada yang diharapkan (misalnya, beban lebih berat
regang ini dengan cepat rneluruskan lutut, menahan tungkai tetap daripada yang diperkirakan), reseptor gelendong otot akan memberi
lurus sehingga yang bersangkutan tetap tegak. Refleks regang yang sinyal ke neuron motorik alfa untuk meningkatkan laju lepas muatan
sama yang melibatkan otot bisep teraktiekan ketika kamu dan, karenanya, mengompensasi beban tambahan tersebut
Menangkap suatu benda dengan tangan atau mengisi gelas air yang
Anda genggam. Regangan pada gelendong otot yang terjadi pada
ORGAN TENDON GOLGI Berbeda dari gelendong otot, yang terletak
bisep Anda mengaktifkan refleks regang di otot ini yang membantu
di dalam perut otot, organ tendon Golgi terletak di tendon otot,
Anda untuk menangkap benda atau melanjutkan menggenggam air
tempat organ ini dapat berespons terhadap perubahan tegangan,
dalam gelas ketika gelas tersebut menjadi semakin berat karena
bukan panjang otot.
diisi.
   305
Karena sejumlah faktor menentukan tegangan yang terbentuk di otot tegangan besar. Namun, para ilmuwan kini percaya bahwa reseptor
keseluruhan sewaktu kontraksi (misalnya, frekuensi rangsangan atau ini adalah sensor murni dan tidak memicu refleks apapun.
panjang otot pada awal kontraksi), sistem kontrol motorik perlu Tampaknya terdapat mekanisme lain yang belum diketahui yang
diberi tahu tentang tegangan yang sebenarnya tercapai sehingga dapat berperan menghambat kontraksi lebih lanjut dan mencegah
dilakukan penyesuaian-penyesuaian jika diperlukan. kerusakan akibat tegangan.
Organ tendon Golgi terdiri dari ujung-ujung serat aferen yang Setelah menyelesaikan diskusi tentang otot rangka, sekarang
teranyam di dalam berkas serat jaringan ikat (kolagen) yang kita lanjutkan meneliti tentang otot polos dan otot jantung.
membentuk tendon (lihat Gambar 8-25b). Ketika serat otot
ekstrafusal berkontraksi, tarikan yang terjadi pada tendon Periksa Pemahaman Anda 8.5
mengencangkan berkas kolagen, yang pada gilirannya meningkatkan
tegangan yang terjadi di tulang tempat tendon melekat. Dalam 1. lelaskan berbagai jalur neuronal yang menentukan laju lepas
prosesnya, ujung reseptor aferen organ Golgi teregang, menyebabkan muatan suatu neuron motorik (jalur umum akhir).

serat aferen melepaskan muatan; frekuensi lepas muatan berbanding 2. Gambarkan diagram refleks tendon patela.
lurus dengan tegangan yang terbentuk. informasi aferen ini dikirim ke 3. Jeiaskan bagaimana laju lepas muatan reseptor-reseptor
otak untuk diproses. Banyak dari informasi ini digunakan secara gelendong otot (ujung primer dan sekunder) akan berubah jika
bawah sadar untuk mengeksekusi aktivitas motorik dengan mulus, (a) neuron motorik gama teraktifkan, tetapi neuron motorik alfa
tidak teraktifkan dan (b) neuron motorik gama tidak teraktifkan,
tetapi tidak seperti informasi aferen dari gelendong otot, informasi
tetapi neuron motorik aifa teraktifkan
aferen dari organ tendon Golgi mencapai tingkat kesadaran. Anda
merasakan tegangan dalam suatu otot tetapi bukan panjangnya.
Para ilmuwan semula berpikir bahwa organ tendon Golgi memicu
suatu refleks spinal protektif yang mencegah kontraksi lebih ianjut 8.6 | Otot Polos Dan Jantung
dan menimbulkan relaksasi refleks mendadak ketika tegangan otot
Dua jenis otot-lain otot polos dan otot jantung-memiliki
terlalu besar, karenanya membantu mencegah kerusakan otot atau
beberapa kesamaan dasar dengan otot rangka, tetapi masing-
tendon oleh kontraksi otot yang berlebihan dan menimbulkan
masing juga memperlihatkan karateristik tersendiri (Tabel
8-3).

❚ TABEL 8-3 Pertandingan jenis Otot

Karakteristik Otot Rangka Otot Polos Multiunit Otot Polos Unit Tunggal Otot Jantung

Letak Melekat ke tulang Pembuluh darah besar, Dinding organ berongga di Hanya di jantung
saluran napas halus, saluran cerna, reproduksi,
mata, dan folikel rambut dan kemih serta
dipembuluh darah halus

Fungsi Pergerakan tubuh Bervariasi sesuai Pergerakan isi di dalam Memompa


relatif terhadap struktur yang terlibat organ berongga darah keluar
lingkungan eksternal jantung

Mekanisme Mekanisme pergeseran Mekanisme pergeseran Mekanisme pergeseran Mekanisme pergeseran


kontraksi filamen filamen filamen fiiamen
Persarafan Sistem saraf somatik Sistem saraf autonom Sistem saraf autonom Sistem saraf autonom

Tingkat kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol
volunter,juga dipengarhi involunter involunter involunter
oleh kontrol bawah sadar

Inisiasi kontraksi Neurogenik Neurogenik Miogenik potensial Miogenik (potensial


pemacu dan potensial pemacu)
gelombang-Iambat)

Peran Memulai kontraksi; Memulai kontraksi; Memodifikasi kontraksi; Memodifikasi kontraksi;


rangsangan saraf inembentuk gradasi berperan dalam dapat meningkatkan atau dapat meningkatkan
gradasi menghannbat; berperan atau menghambat;
dalam gradasi berperan dalam gradasi

   hapter
Karakteristik Otot Rangka Otot Polos Multiunit Otot Polos Unit Tunggal Otot jantung

Efek modifikasi oleh Tidak Ya Ya Ya


hormon Ya Ya Ya
Adanya filamen tebal Ya
miosin dan tipis aktin
Lurik kerena susuan Ya Tidak Tidak Ya
teratur filamen
Ya
Adanya troponin dan Ya Hanya tropomiosin Hanya tropomiosin
tropomiosin Ya
Ya Tidak Tidak
Adanya tubulus T
Tingkat Berkembang sempurna Kurang berkembang Kurang berkembang Berkembang sedang
perkembangan
retikulum
sarkoplasma
Jembatan silang Ya Ya Ya Ya
diaktifkan oleh Ca2+
sumber Retikulum sarkoplasma Cairan ekstrasel dan Cairan ekstrasel dan Cairan ekstrasel dan
peningkatan ca2+ retikulum sarkoplasma retikulum sarkoplasma retikulum sarkoplasma
sitotol
Tempat regulasi Ca2+ Troponin di filamen tipis Miosin di filamen tebal Miosin di filamen tebal Troponin di filamen tipis

Mekanisme kerja Reposisi fisik secara kimiawi Secara kimiawi Reposisi fisik kompleks
Ca2+ kompleks troponin- menyebabkan menyebabkan troponin-tropomiosin
fosforilasi jembatan fosforilasi jembatan
tropomiosin untuk
silang miosin sehingga
memajankan tempat silang miosin sehingga
jembatan tersebut
pengikatan jembatan jembatan tersebut
dapat berikatan dengan
silang aktin aktin dapat berikan dengan
aktin
Adanya Taut Celah Tidak Ya (sangat sedikit) Ya Ya
ATP digunakan Ya Ya Ya Ya
langsung oleh
perangkat kontraksil

Aktivitas miosin Cepat atau lambat Sangat lambat Sangat lambat Lambat
ATPase; kecepatan bergantung pada jenis
kontraksi serat

Cara gradasi terjadi Variasi jumlah unit Variasi jumlah serat Variasi konsentrasi Ca2+ Variasi panjang serat
motorik yang sitosol melalui aktivitas
otot yang (bergantung pada tingkat
berkontraksi miogenik dan pengaruh
berkontraksi dan pengisian rangga jantung)
(rekrutmen unit sistem saraf autonon,
konsentrasi Ca2+ dan variasi konsentrasi Ca2+
motorik) dan frekuensi hormon,regangan
sitosol di satiap serat sitotol melalui pengaruh
stimulasinya mekanis dan metabolit
oleh pengaruh autonom,hormon, dan
(penjumlahan kedutan) lokal
autonom dan hormon metabolit lokal
Adanya tonus Tidak Tidak Ya Tidak
tanpa rangsangan
eksternal
Hubungan panjang- Ya Tidak Tidak Ya
tegangan yang jelas

   307
Ketiga jenis otot memiliki perangkat kantraktil khusus yang dibentuk Sel otot polos Nekleus
oleh filamen aktin yang bergeser relatif terhadap filamen tebal miosin
yang stasioner sebagai respons terhadap peningkatan Ca2+ sitasol
untuk melaksanakan kontraksi. Ketiganya juga menggunakan ATP
secara langsung sebagai sumber energi untuk siklus jembatan silang.

© Dr. Brian Eydent Science Source/Photo


Namun, struktur dan organisasi serat-serat di dalam ketiga jenis otot
ini berbeda, demikian juga mekanisme eksitasi dan cara eksitasi dan
kontraksi digabungkan. Selain itu, terdapat perbedaan-perbedaan
penting dalam respons kontraktil itu sendiri. Kita akan
menghabiskan sisa bab ini dengan membahas ciri-ciri unik otot polos

Researchers, Inc.
dan otot jantung dibandingkan dengan otot rangka, dengan
mencadangkan pembahasan lebih terperinci mengenai fungsi mereka
di organ-organ yang mengandung jenis-jenis otot tersebut.

(a) Mikrograf cahaya berkekuatan rendah sel otot polos.


Sel otot polos berukuran kecil dan tidak lurik.
Sebagian besar sel otot polos ditemukan di dinding organ dan Sel otot polos Badan padat
saluran berongga. Kontraksi otot ini menimbulkan tekanan pada dan
mengatur gerakan maju isi struktur-struktur tersebut.
Baik sel otot polos maupun otot rangka berbentuk memanjang,
tetapi berbeda dengan otot rangka yang besar dan silindris, sel otot
polos berbentuk gelendong, memiliki satu nukleus, dan jauh lebih

Dr. Brenda Russell, Professor of Physiology, University of Illinois


kecil (garis tengah 2 hingga 10 µm dan panjang 50 hingga 400 µm).
Juga tidak seperti sel otot rangka, sebuah sel otot polos tidak
terbentang di seluruh panjang otot. Kelompok-kelompok sel otot
polos biasanya tersusun dalam lembaran-lembaran (Gambar 8-28a).

Sel otot polos memiliki tiga jenis filamen: (1) filamen tebal
miosin, yang lebih panjang daripada yang ada di otot rangka; (2)
filamen tipis aktin, yang mengandung tropomiosin, tetapi tidak
mengandung troponin; dan (3) filamen ukuran sedang, yang tidak
secara langsung ikut serta dalam kontraksi, tetapi merupakan bagian
rangka sitoskeleton yang menunjang bentuk sel. Filamen otot polos
tidak jnembentuk miofibril dan tidak tersusun dalam pola sarkomer (b) Mikrograf elektron sel otot polos
seperti di otot rangka. Karena itu, sel otot polos tidak Gambar 8-28 Gambaran mikroskopik sel otot polos. (a) Perhatikan
memperlihatkan pita atau lurik seperti otot rangka sehingga jenis otot nukleus yang berbentuk gelendong, tunggal, dan terletak di tengah. (b)
ini diberi istilah polos. Perhatikan adanya badan padat dan tidak adanya gambaran lurik.
Karena tidak mentiliki sarkomer, otot polos tidak memiliki garis
Z tetapi tnemiliki badan padat yang mengandung pratein yang satna
dengan konstituen di garis Z (Gambar 8-28b). Badan padat terletak Akibatnya, sel keseluruhan memendek dan menonjol keluar antara
di seluruh sel otot polos serta melekat ke permukaan internal titik-titik tempat filamen tipis melekat ke permukaan dalam
tnembran plasma. Badan padat ditahan di tempatnya oleh filamen membran plasma (Gambar 8-29b).
antara sebagai perancahnva. Filamen aktin melekat ke badan padat. Tidak seperti pada otot rangka, molekul miosin tersusun dalam
Aktin yang terdapat di sel otot polos jauh lebih banvak daripada yang filamen tebal otot polos sehingga jembatan silang terdapat di
terdapat di sel otot rangka, dengan 10 hingga 15 filamen untuk setiap keseluruhan panjang filamen (yaitu, tidak terdapat bagian yang
filamen tebal miosin di otot polos dibandingkan dengan 2 filamen kosong di pusat filamen tebal otot polos). Akibatnya, filamen tipis
tipis untuk setiap filamen tebal di otot rangka. sekitar dapat ditarik di sepanjang filarnen tebal dengan lebih
panjang daripada yang terjadi di otot rangka. Juga berheda dengan
Unit kontraktii filamen tebal dan tipis berorientasi sedikit
otot rangka (semua filamen tipis yang mengitari filamen tebal
diagonal dari sisi ke sisi di dalam sel otot polos dalam kisi-kisi
ditarik ke arah tengah filamen tebal yang stasioner), protein miosin
memanjang berbentuk berlian dan bukan berjalan sejajar dengan
di filamen tebal otot polos tersusun sedemikian rupa sehingga
sumbu panjang seperti miofibril di otot rangka (Gambar 8-29a).
separuh filamen tipis sekitar ditarik ke satu ujung filamen tebal
Pergeseran reiatif filamen tipis melewati filamen tebal selama yang stasioner dan separuh yang lain ditarik ke ujung yang
kontraksi menyebabkan kisi-kisi filamen memendek dan membesar berlawanan (Gambar 8-29b).
dari sisi ke sisi.

hapter
Badan Berkas filamen Satu unit konraktil yang Satu unit kontraktil
padat tebal dan tipis berelaksasi memanjang yang berkontraksi
dari sisi ke sisi

Membran
plasma
Filamen Filamen
tipis tebal

Filamen
tipis

Filamen
tebal

(a) Sel otot polos berelaksasi (b) SeL otot berkontraksi


Gambar 8-29 Susunan filamen tebal dan tipis di sebuah sel otot polos dalam keadaan kntraksi dan relaksasi

Sel otot polos diaktifkan oleh fosforilasi miosin rangka. Namun, pada otot polos Ca2+ akhirnya mengaktifkan
yang dependen Ca2+ . jembatan silang dengan memicu perubahan kimiawi di miosin
filamen tebal (fosforilasi), sementara pada otot rangka Ca2+
Filamen tipis sel otot polos tidak mengandung troponin, dan menimbulkan efek dengan memicu perubahan fisik di filamen tipis
tropomiosin tidak menghambat tempat pengikatan jembatan silang (memindahkan troponin dan tropomiosin dari posisinya yang
aktin. Lalu apa yang mencegah aktin dan miosin berikatan di menghambat) (Gambar 8-31).
jembatan silang pada keadaan istirahat, dan bagaimana aktivitas
jembatan silang diaktifkan pada keadaan terangsang? Di kepala
molekul miosin, di dekat area "leher"; melekat rantai-rantai ringan Otot polos fasik berkontraksi dalam letupan-letupan
protein. Apa yang disebut sebagai rantai ringan ini kurang begitu aktivitas; otot polos tonik mempertahankan kontraksi
penting pada otot rangka, tetapi memiliki fungsi regulasi krusial dalam tingkat tertentu.
pada otot polos. Miosin otot polos hanya dapat beriuteraksi dengan
Otot polos dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan
aktin ketika rantai ringan ini terfosforifasi (yaitu, memiliki satu
pada pola aktivitas kontraktilnya dan bagaimana konsentrasi Ca2+
fosfat inorganik dari ATP yang melekat padanya). Selama eksitasi,
meningkat; otot polos fasik dan otot polos tonik. Otot polos fasik
peningkatan Ca2+ sitosol berfungsi sebagai caraka intrasel, memicu
berkontraksi dalam letupan-letupan, dipicu oleh potensial aksi yang
serangkaian reaksi biokimia yang nienyebabkan fosforilasi rantai
menyebabkan peningkatan Ca2+ sitosol. Letupan kontraksi ini
ringan miosin (Gambar 8-30). Ca2+ otot polos berikatan dengan
ditandai oleh peningkatan aktivitas kontraktil yang jelas. Otot polos
kalmadulin, suatu protein intrasel yang ditemukan di sebagian
fasik paling banyak terdapat pada dinding organ berongga yang
besar sel dan secara struktural mirip troponin (lihat h. 131).
mendorong isinya melaluinya, seperti organ-organ pencernaan.
Kompleks Ca2+-kalmodulin ini berikatan dan mengaktifkan protein
Kontraksi fasik pada saluran cerna mencampur makanan dengan
lain, rantai ringan miosin kinase (RRM kinase) yang selanjutnya
getah-getah pencernaan dan mendorong massa kedepan untuk
memfosforilasi rantai ringau miosin. Fasfat ini pada rantai ringan
pemrosesan lebih lanjut. Otot polos tonik biasanya berkontraksi
miosin adalah tambahan pada fosfat yang menyertai ADP di
parsial pada setiap saat. Keadaan kontraksi parsial ini disebut dengan
tempat jembatan silang ATPase miosin selama siklus yang
tonus. Tonus terjadi karena jenis otot polos ini memiliki potensial
memakan energi yang menjalankan penekukan jembatan silang. Pi
istirahat yang relatif rendah, yaitu -55 hingga -40 mV. Sebagian kanal
pada rantai ringan memungkinkan jembatan silang miosin
Ca2+ berpintu listrik di membran permukaan membuka pada
berikatan dengan aktin sehingga siklus jembatan silang dapat
potensial ini. Ca2+ yang masuk mempertahankan keadaan kontraksi
dimulai. Karena itu, otot polos dipicu berkontraksi oleh
parsial. Karena itu, pemeliharaan tonus otot
peningkatan Ca2+ sitosol serupa dengan yang terjadi di otot

Fisiologi Otot 309


Ca2+ Gambar 8-30 Aktivasi kalsium jembatan silang miosin di otot

Kalmodulin Ca2+-kalmodulin

Rantai ringan miosin Rantai ringan


kinase inaktif miosin kinase aktif
ATP
P
i
ADP
Jembatan silang miosin
Jembatan silang terfostorilasi(dapat
miosin inaktif berikatan dengan aktin
Memungkinkan
ADP Bagian siklus energi

y
berikan dengan P

erg
aktin i P jembatan silang

En
i

Rantai ringan miosin

polos tonik tidak memperlihatkan letupan-letupan aktivitas


kontraktil, tetapi secara meningkat memvariasikan tingkat
kontraksi ini di atas atau di bawah tingkat tonik ini sebagai respons
terhadap faktor-faktor regulatorik, yang mengubah konsentrasi Ca2
Otot polos Otot rangka + sitosol. Otot polos di dinding arteriol merupakan contoh otot

polos tonik. Kontraksi tonik yang terus terjadi pada dinding


Eksitasi otot Eksitasi otot
petnbuluh halus ini memeras darah yang mengalir melaluinya ke
arah hilir dan merupakan salah satu faktor utama yang berperan
dalam mempertahankan tekanan darah.
Peningkatan Ca2+ Sel otot polos tidak memiliki tubulus T dan retikulum
Peningkatan Ca2+
sitosal (seluruh ya dari
sitosol (terutama dari sarkoplasma yang tidak berkembang dengan baik. Pada otot polos
retikulum sarkapla5ma
cairan ekstrasel)
intrasel) fasik, peningkatan Ca2+ sitosol yang memicu kontraksi berasal dari
dua sumber: Sebagian besar Ca2+ masuk dari cairan ekstrasel, tetapi
sebagian dilepaskan di intrasel dari simpanan retikulum
Reposisi fisik troponin sarkoplasma. Tidak seperti perannya pada sel otot rangka, reseptor
Serangkaian reaksi biokimia
dan tropamiosin dihidropiridin sensitif-listrik di membran plasma sel otot polos
berfungsi sebagai kanal Ca2+. Ketika kanal membran permukaan ini
terbuka sebagai respons terhadap potensial aksi, Ca2+masuk
Fosfarilasi jembatan Terpajannya tempat menuruni gradien konsentrasinya dari CES. Ca2+ yang masuk
silang miosin di pengikaian jembatan memicu pembukaan kanal Ca2+ di retikulum sarkoplasma sehingga
filamen tebal silang di filamen tipis aktin sejumlah sedikit tambahan Ca2+ dilepaskan secara intrasel dari
sumber terbatas ini. Karena diameter sel otot polos sangat jauh lebih
kecil daripada serat otot rangka, sebagian besar Ca2+ yang masuk
Pengikatan aktin dan Pengikatan aktin dan dari CES dapat memengaruhi aktivitas jembatan silang, bahkan di
miosin di jembatan silang miosin di jembatan silanng bagian tengah sel, tanpa memerlukan mekanisme tubulus T
retikulum sarkoplasma.

Salah satu cara utama meningkatkan konsentrasi Ca2+ sitosol


dan karenanya meningkakan aktivitas kontraktil di sel otot polos
P
tonik adalah pengikatan caraka kimia ekstrasel, seperti norepinefrin
i atau berbagai hormon, dengan reseptor bergandeng protein G, yang
mengaktifkan jalur caraka kedua IP3-Ca2+ (lihat h. 131). Membran
retikulum sarkoplasma pada otot polos tonik memiliki reseptor IP3,
Kontraksi Kontraksi yang seperti reseptor rianodin, merupakan kanal pelepas Ca2+.
Pengikatan IP3 menyebabkan pelepasan Ca2+ penginduksi kontraksi
dari simpanan intrasel ini ke dalam sitosol. Ini adalah bagaimana
Gambar 8-31 Perbandingan peran kalsium dalam menimbulkan
norepinefrin yang dilepaskan dari ujung saraf simpatis bekerja pada
kontraksi di otot polos dan otot rangka.
arteriol untuk meningkatkan tekanan darah.

310   hapter
Relaksasi otot polos dicapai dengan melenyapkan Ca2+ melalui fungsional. Sel-sel ini secara berulang mengalami eksitasi dan
pengeluarannya secara aktif inenembus membran plasma atau berkontraksi sebagai satu kesatuan selama persalinan, meng-hasilkan
kembali ke dalam retikulum sarkoplasma, bergantung pada serangkaian "dorongan" terkoordinasi yang akhirnya menyebabkan
sumbernya. Ketika Ca2+ dibersihkan, miosin mengalami bayi keluar. Kontraksi independen tak- terkoordinasi masing-masing
defosforilasi (fosfatnya dikeluarkan) dan tidak lagi dapat sel otot di dinding uterus tidak dapat menghasilkan tekanan seragam
berinteraksi dengan aktin sehingga otot berelaksasi. yang dibutuhkan untuk mengeluarkan bayi.
Kita masih belum menjawab pertanyaan bagaimana potensial
aksi dimulai di otot polos. Otot polos digolnngkan dengan cara lain
ke dalam dua kategori-otot polos rnultiunit dan unit tunggal- Otot polos unit tunggal bersifat miogenik
berdasarkan perbedaan dalam bagaimana serat-serat ototnya Otot polos unit tunggal bersifat terangsang sendiri (self- excitable)
tereksitasi. Marilah kita bandingkan kedua jenis otot polos ini. sehingga tidak memerlukan rangsangan saraf untuk berkontraksi.
Otot polos unit tunggal dapat berupa jenis fasik atau tonik. Pada otot
Otot polos multiunit bersifat neurogenik. polos unit tunggal fasik, kelompok- kelompok sel khusus di dalam
suatu sinsitium fungsional memperlihatkan aktivitas listrik spontan;
Otot polos multiunit memperlihatkan sifat-sifat yang terletak di
yaitu, kelompok- kelompok tersebut dapat mengalami potensial aksi
antara otot rangka dan otot polos unit tunggal. Seperti diisyaratkan
tanpa rangsangan luar apapun. Berbeda dari sel peka rangsang lain
oleh namanya, suatu otot polos multiunit terdiri dari banyak unit
yang telah kita bahas (misalnya neuron, serat otot rangka, dan otot
diskret yang berfungsi independen satu sama lain dan harus
polos multiunit), sel otot polos unit tunggal yang te-rangsang sendiri
dirangsang secara terpisah oleh saraf agar berkontraksi, serupa
ini tidak mempertahankan suatu potensial istirahat yang konstan.
dengan unit motorik otot rangka. Karena itu, aktivitas kontraktil di
Potensial membran mereka secara inheren berifuktuasi tanpa
otot rangka dan otot polos multiunit bersifat neurogenik
pengaruh apapun dari faktor di luar sel. Dua tipe utama depolarisasi
("dihasilkan oleh saraf"). Hal ini berarti bahwa kontraksi di kedua
spontan yang diperlihatkan oleh sel yang terangsang sendiri ini
jenis otot ini dimulai hanya sebagai respons terhadap stimulasi
adalah potensial pemacu dan potensial gelom bang lambat.
oleh saraf yang menyarafi otot tersebut. Semua otot polos
multiunit bersifat fasik,berkontraksi hanya jika dirangsang oleh POTENSIAL PEMACU Pada potensial pemacu, potensial membran
saraf Sementara otot rangka disarafi oleh sistem saraf somatik secara gradual mengalami depolarisasi sendiri karena pergeseran
volunter (neuran motorik), sel otot polos multiunit (serta unit fluks ion pasif yang menyertai perubahan otomatis permeabilitas
tunggal) disarafi oleh sistem saraf autonom involunter. kanal ion (Gambar 8-32a). Ketika membran telah terdepolarisasi
hingga ke ambang, terbentuk potensial aksi. Setelah repolarisasi,
Otot polos multiunit ditemukan di (1) dinding pembuluh
potensial membran kembali terdepolarisasi ke ambang, secara siklis
darah besar; (2) saluran napas halus di paru; (3) otot mata yang
melanjutkan pembentukan otomatis potensial aksi dengan cara ini.
menyesuaikan lensa untuk melihat dekat atau jauh; (4) iris mata,
yang mengubah ukuran pupil untuk menyesuaikan fumlah cahaya Sel pemacu otot polos yang terangsang sendiri dikhususkan
yang masuk ke mata; dan (S) dasar folikel rambut, yang untuk membentuk potensial aksi, tetapi sel ini tidak diperlengkapi
kontraksinya menyebabkan "bulu roma berdiri". untuk berkontraksi. Pada sinsitium fungsional, sel yang tak
berkontraksi, sel pemacu, hanya berjumlah sedikit. Sebagian besar sel
Sel otot polos unit tunggal membentuk sinsitium otot polos dikhususkan untuk berkontraksi tetapi tidak dapat
fungsional. memhentuk potensial aksinya sendiri. Namun, sekali potensial aksi
dimulai oleh sel pemacu yang terangsang sendiri, potensial tersebut
Sebagian besar otot polos adalah otot polos unit tunggal, yang dihantarkan ke sel non pemacu yang kontraktil pada sinsitiwn
juga dinamai otot polos viseral, karena ditemukan di dinding fungsional melalui taut celah, sehingga keseluruhan sel yang
organ-organ berongga atau visera (sebagai contoh, saluran cerna, terhubung berkontraksi sebagai satu unit tanpa masukan saraf
reproduksi, dan kemih serta pembuluh darah halus). Kata otot apapun. Aktivitas kontraktil semacam ini yang independen-saraf dan
polos unit tunggal berasal dari kenyataan bahwa serat-serat otot diinisiasi oleh otot itu sendiri disebut aktivitas miogenik (aktivitas
yang membentuk jenis otot ini tereksitasi dan berkontraksi sebagai "yang diproduksi otot"), berbeda dengan aktivitas neurogenik otot
satu unit. Serat-serat otot pada otot polos unit tunggal secara rangka dan otot polos multiunit.
elektris terhubung oleh taut celah (lihat h. 67). Ketika suatu
potensial aksi timbul di mana saja di dalam suatu lembaran otot POTENSIAL GELOMBANG LAMBAT Potensial gelombang lambat
polos unit tunggal, potensiai tersebut cepat disebarkan melalui adalah perubahan gradual dan spontan hiperpolarisasi dan
titik-titik kontak elektris khusus ini ke seluruh kelompok sel yang depolarisasi bergantian (Gambar 8-23b) yang disebabkan oleh
terhubung, yang kemudian berkontraksi sebagai satu unit yang mekanisme yang tidak diketahui. Potensial ini hanya terjadi di otot
terkoordinasi. Kelompok sel yang saling terhubung tersebut yang polos saluran pencernaan. Potensial gelombang lambat diinisiasi oleh
secara elektris dan mekanis bertungsi sebagai satu unit disebut kelompok khusus sel pemacu non-otot di dinding saluran cerna dan
sebagai sinsitium fungsional (jamak, sinsitin; sin artinya disebarkan ke sel otot polos sekitar melalui taut celah. Potensial
"bersama"; sit artinya "sel"). bergerak menjauhi amhang selama setiap hiperpolarisasi dan
mendekati ambang selama setiap depolarisasi.Potensial aksi ini
Anda dapat memahami pentingnya susunan ini dengan
menyebabkan kontraksi yang diinduksi secara miogenik Namun,
mengetahui peran uterus selama persalinan. Sel-sel otot yang
ambang tidak selalu tercapai sehingga osilasi potensial geiombang-
membentuk dinding uterus bekerja sebagai suatu sinsitium

   311
berada di bawah kontrol saraf, terutama yang melibatkan rekrutmen
Potensial aksi
motorik dan penjumlahan kedutan. Pada otot polos unit tunggal, taut
celah memastikan bahwa keseluruhan massa otot polos berkontraksi
Potensial membran (mV) 0
sebagai satu kesatuan sehingga jumlah serat otot yang berkontraksi
tidak rungkin diubah-ubah. Untuk menghasilkan berbagai kekuatan
Potensial ambang kontraksi organ keseluruhan hanya tegangan serat yang dapat
dimodifikasi. Bagian jembatan silang yang diaktifkan dan tegangan
yang kemudian terbentuk di otot polos unit tunggal dapat
Potensial pemacu digradasikan dengan memvariasikan konsentrasi Ca2+ sitosol. Satu
eksitasi di otot polos tidak menyebabkan semua jembatan silang aktif,
berbeda dengan otot rangka, yaitu ketika satu potensial aksi memicu
Time (mnt)
pelepasan Ca2+ dalam jmnlah cukup untuk menyebabkan siklus di
(a) Pacemaker potential semua jembatan silang. Di otot polos, seiring dengan peningkatan
konsentrasi Ca2+, semakin banyak jembatan silang yang diaktifkan
dan semakin besar tegangan yang terbentuk.
potensial aksi
Potensial membran (mV)

0 MODIFIKASI AKTIVITAS OTOT POLOS OLEH SISTEM SARAF


AUTONOM Otot polos biasanya disarafi oleh kedua cabang sistem
saraf autonom. Pada otot polos unit tunggal (baik fasik maupun
Potensial ambang
tonik), persarafan ini tidak memulai kontraksi, tetapi dapat
memodifikasi kecepatan dan kekuatan kontraksi, baik meningkatkan
atau menghambat aktivitas kontraktil bawaan suatu organ. Ingatlah
bahwa regio cakram motorik yang terbatas pada suatu serat otot
rangka herinteraksi dengan ACh yang dibebaskan dari terminal akson
Potensial gelombang lambat
neuron motorik. Sebaliknya, reseptor-reseptor yang berikatan dengan
Waktu (mnt) neurotransmiter autonom tersebar di seluruh membran permukaan
(b) Potensial gelombong lambat sel otot polos. Sel otot polos peka dalam berbagai derajat dan berbagai
Gambar 8-32 Aktivitas listrik yang terbentuk spontan di otot polos. (a) Pada
cara terhadap neurotransmiter autonom, bergantung pada distribusi
potensial pemacu, membran secara perlahan mengalami depolarisasi ke reseptor kolinergik dan adrenergik sel (lihat h. 261-263).
ambang secara periodik tanpa rangsangan saraf apapun. Depolarisasi teratur Setiap cabang terminal suatu serat autonom pascaganglion berjalan
ini secara siklis memicu potensial aksi spontan. (b) Pada potensial gelombang
tnelintasi permukaan satu atau lebih sel otot polos, mengeluarkan
lambat, membran secara gradual mengalami hiperpolarisasi dan depolarisasi
neurotransmiter dari vesikel di dalam varikositas multipel sewaktu
spontan bergantian. Terjadi letupan potensial aksi jilca depolarisasi membawa
membran ke ambang.
potensial aksi berjalan di sepanjang terminal (Gambar 5-33).
Neurotransmiter berdifusi ke banyak reseptor spesifik di sel-sel di
bawah terminal. Karena itu, berbeda dari hubungan diskret satu-
lawan-satu di cakrarn motorik, suatu sel otot polos dapat dipengaruhi
lambat dapat berlanjut tanpa menghasilkan potensial aksi dan oleh lebih dari satu jenis neurotransmiter, dan setiap terminal
aktivitas kontraktil. Apakah ambang tercapai atau tidak bergantung autonom dapat memengaruhi lebih dari satu sel otot polos.
pada titik awal potensial membran pada awal pergeseran ke
depolarisasi. Titik awal ini, selanjutnya, dipengaruhi oleh faktor saraf FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS OTOT POLOS
dan lokal yang biasanya berkaitan dengan rnakanan (lihat Bab 16 Faktor lain (selain neurotransmiter autonom) dapat memengaruhi
untuk perincian selanjutnya). frekuensi dan kekuatan kontraksi otot multiunit dan unit tunggal,
Ingat kembali bahwa sel otot polos unit tunggal tonik memiliki termasuk peregangan mekanis, hormon tertentu, metabolit lokal, dan
kadar Ca2+ sitosol dalam jumlah memadai untuk mempertahankan obat tertentu. Otot polos organ pencernaan juga dipengaruhi oleh
tegangan berkadar rendah meskipun tanpa adanya potensial aksi, sistem saraf enterik, yang merupakan anyaman khusus serat saraf yang
sehingga sel otot polos ini juga bersifat miogenik. (Karena itu, otot terbentuk di dalam dinding saluran pencernaan (lihat h. 143 dan 618).
polos multiunit semuanya bersifat neurogenik dan fasik; otot polos Beberapa otot polos mendapat sedikit persarafan, contohnya adalah
unit tunggal semuanya bersifat miogenik dan dapat bersifat fasik atau uterus, yang kecepatan dan kekuatan kontraksinya seluruhnya diatur
tonik.) oleh caraka kimia darah dan yang dilepaskan lokal, yang bervariasi
sesuai tahap siklus menstruasi dan tahap kehamilan. Semua faktor ini
akhirnya bekerja dengan memodifikasi permeabilitas kanal Ca2+ di
Gradasi kontraksi otot polos unit tunggal berbeda membran plasma, retikulum sarkoplasma, atau keduanya, melalui
dari yang terjadi di otot rangka berbagai mekanisme. Karena itu, otot polos lebih dipengaruhi oleh
faktor eksternal daripada otot rangka, meskipun otot polos dapat
Otot polos unit tunggal berbeda dari otot rangka dalam gradasi berkontraksi sendiri dan otot rangka tidak.
kontraksi yang terjadi. Gradasi kontraksi otot rangka sepenuhnya

hapter
serat-serat tersebut tetap
mempertahankan tonus mereka dan
Mitokonria
bahkan dapat membentuk tegangan
Vesikel yang berisi sebagai respons terhadap sinyal yang
neurotransmiter
mengatur pengosongan kandung
Akson Varikositas
neuron otonom kemih. Jika peregangan yang
pascaganglion berlebihanmenghambat pembentukan
tegangan, seperti di otot rangka,
Neurotrans- kandung kemih yang terisi tidak akan
mileter mampu mengosongkan isinya.
RESPONS RELAKSASI STRES
Varikositas Ketika suatu otot polos diregangkan
secara mendadak, pada awalnya otot
tersebutmeningkatkan tegangannya,
seperti tegangan yang terbentuk
Sel otot polos
ketika pita karet diregangkan.
Namun, otot cepat menyesuaikan diri
Gambar 8-33 Persarafan otot polos oleh ujung saraf pascaganglion autonom. dengan panjangnya yang baru, dan
secara inheren berelaksasi ke tingkat
Selanjutnya, sewaktu kita melihat hubungan panjang-tegangan tegangan sebelum diregangkan,
di otot polos, kita akan memhahas efek peregangan tiiekanis (seperti Mungkin karena tata-ulang
yang terjadi selama pengisian organ berongga) pada kontraktilitas perlekatan jembatan silangnya. Jembatan silang otot polos terlepas
otot polos. Kita akan meneliti pengaruh kimiawi ekstrasel (hormnn relatif lambat. Pada peregangan ntendadak, diperkirakan bahwa setiap
dan metabolit lokal tertentu) pada kontraktilitas otot polos di bab- jembatan silang yang melekat akan menahan regangan, ikut serta
bab selanjutnya ketika kita membahas regulasi berbagai organ yang meningkatkan secara pasif (bukan aktif) tegangan. Sewaktu jembatan-
mengandung otot polos jembatan silang tersebut terlepas, filamen akan bergeser ke posisi
teregangnya, memulihkan tegangan ke tingkat semula. Sifat inheren
Otot polos tetap dapat membentuk tegangan tetapi otot polos ini disebut respons relaksasi stres.
secara inheren berelaksasi ketika diregangkan. KEUNTUNGAN HUBUNGAN PANJANG-TEGANGAN OTOT POLOS
Hubungan antara panjang serat otot sebelum kontraksi dan Kedua respons otot polos terhadap peregangan ini-mampu membentuk
tegangan yang dapat dihasilkan pada kontraksi berikutnya tidak tegangan meskipun diregangkan lebar-lebar dan secara inheren
terlalu berkaitan erat pada otot polos dibandingkan pada otot melemas ketika diregangkan-sangatlah menguntungkan. Kedua
rangka. Kisaran panjang otot polos yang dapat menghasilkan respons ini memungkinkan otot polos terdapat dalam berbagai panjang
tegangan hampir maksimal jauh lebih besar daripada otot rangka. dengan tanpa mengalami banyak perubahan tegangan. Akibatnya,
Otot polos tetap dapat menghasilkan tegangan yang cukup besar suatu organ berongga yang dilapisi oleh otot polos dapat
meskipun telah diregangkan hingga 2,5 kali dari panjang mengakomodasi berbagai volume isinya dengan sedikit perubahan
istirahatnya, karena dua alasan. Pertama, berbeda dari otot rangka, tekanan kecuali jika isi akan dikeluarkan dari organ. Pada saat itu,
yang panjang istirahatnya mendekati IO, pada otot polos panjang tegangan secara sengaja ditingkatkan oleh pemendekan serat otot. Serat
istirahat (tidak teregang) jauh lebih pendek daripada IO, Karena itu, otot polos dapat berkontraksi hingga separuh dari panjang normalnya,
otot polos dapat banyak diregangkan sebelum panjang optimalnya memungkinkan organ berongga secara drastis mengosongkan isinya
tercapai. Kedua, filamen tipis tetap bertumpang tindih dengan dengan meningkatkan aktivitas kontraktil; karena itu, visera yang
filamen tebal yang lebih panjang meskipun dalam posisi teregang, mengandung otot polos dapat dengan mudah menampung isi dalam
sehingga interaksi jembatan silang dan pembentukan tegangan jumlah besar, tetapi dapat pula mengosongkan isinya hingga nyaris
masih dapat berlangsung. Sebaliknya, ketika otot rangka habis. Rentang panjang ketika otot polos masih berfungsi normal
diregangkan hanya tiga perempat dari panjang istirahatnya, tilamen (antara 0,5 hingga 2,5 kali panjang normal) jauh lebih besar daripada
tebal dan tipis telah terpisah total dan tidak lagi dapat berinteraksi rentang panjang otot rangka untuk masih dapat berfungsi normal.
(lihat Gambar 8-21, h. 291). Otot polos mengandung banyak jaringan ikat, yang mencegah
Kemampuan serat otot polos yang telah sangat diregangkan organ berongga agar tidak teregang berlehihan. Tidak seperti otot
untuk tetap menghasilkan tegangan merupakan hal yang penting, rangka, yang perlekatan ke tulangnya membatasi seberapa jauh otot
karena serat otot polos di dinding suatu organ berongga secara dapat diregangkan, jaringan ikat ini mencegah otot polos mengalaini
progresif teregang ketika volume isi organ bertambah. Marilah kita peregangan berlebihan sehingga membentuk batas atas yang
lihat kandung kemih serat otot di kandung kemih secara bertahap menentukan seberapa banyak isi yang dapat ditampung oleh suatu
terisi urine, organ berongga berotot polos.

   313
Otot polos bergerak lambat dan bersifat ekonomis. silang, seperti di otot rangka. Juga seperti otot rangka, otot jantung
memiliki hubungan panjang-tegangan yang jelas.
Respons kontraktil otot polos berlangsung lebih daripada kedutaan
Seperti serat otot rangka oksidatif, sel otot jantung mengandung
otot rangka. Penguraian ATP oleh miosin ATPase jauh lebih lambat
banyak mitokondria dan mioglobin. Sel-sel ini juga memiliki
diotot polos, sehingga aktivitas jembatan sei otot polos silang dan
tubulus T dan retikulum sarkoplasma yang cukup berkembang baik.
pergeseran filamen berlangsung sekitar10 kali lebih lambat di otot
polos dari pada di otot rangka. Satu selama 3 detik (3000 mdet), Seperti pada otot polos, Ca2+ masuk ke sitosal dari CES dan
dibandingkan dengan maksimum 100 mdet yang diperlukan untuk retilculum sarkoplasma selama eksitasi jantung. Masuknya Ca2+ dari
setiap respons kontraktil di otot rangka. Otot polos juga berelaksasi CES terjadi melalui reseptor dihidropiridin berpintu listrik, yang
lebih lamhat karena pembersihan Ca2+ berlangsung lebih perlahan. juga bekerja sebagai kanal Ca2+ di membran tubulus T. Pemasukan
Namun, kelambanan ini jangan diartikan sehagai kelemahan. Otot Ca2+ dari CES ini mernicu pelepasan Ca2+ intrasel dari retikulum
polos dapat menghasilkan tegangan kontraktil persatuan luas sarkoplasma. Seperti otot polos unit tunggal, jantung
potongan melintang yang sama seperti yang dihasilkan oleh otot memperlihatkan aktivitas pemacu (tetapi bukan gelombang lambat),
rangka, tetapi otot polos melakukannya dengan lebih lambat dan memulai sendiri potensial aksi tanpa pengaruh eksternal apapun.
dengan pengeluaran energi yang jauh lebih kecil. Karena siklus Sel-sel jantung saling ciihubungkan oleh taut celah yang
jembatan silang yang lamhat selama kontraksi otot polos, jembatan meningkatican penyebaran potensial aksi ke seluruh jantung, seperti
silang melekat lebih lama selama setiap siklus, dibandingkan dengan pada otot polos unit tunggal. Jantung juga disarafi oleh sistem saraf
otot rangka; yaitu, jembatan silang "memegang erat" filamen tipis lebih autonom yang, bersama dengan hormon tertentu dan faktor lokal,
lama dalam setiap siklus. Fenomena lekat ini memungkinkan otot dapat memodifikasi kecepatan dan kekuatan kontraksi.
polos mempertahankan tegangan dengan konsumsi ATP yang lebih Hal yang khas bagi otot jantung adalah bahwa serat-serat otot
sedikit, karena setiap siklus jembatan silang menggunakan satu jantung disatukan dalam suatu anyaman bercabang, dan potensial
molekul ATP. Durasi gaya yang dihasilkan oleh satu interaksi aksi otot jantung berlangsung lebih lama sebelum mengalami
jembatan silang bertahan sekitar delapan kali lebih lama pada otot repolarisasi. Perincian lebih lanjut dan pentingnya ciri-ciri otot
polos daripada pada otot rangka. Karena itu otot polos adalah jaringan jantung di atas dibahas di bab selanjutnya.
kontraktil yang hemat, menyebabkannya cocok untuk kontraksi
menetap jangka panjang dengan sedikit konsumsi energi dan tanpa
kelelahan. Rerheda dengan kebutuhan yang cepat berubah yang
dibcbankan pada otot rangka sewaktu Anda bergerak dan Periksa Pemahaman Anda 8.6
memanipulasi lingkungan eksternal Anda, aktivitas otot polos Anda
diarahkan untuk durasi yang lebih lama dan melakukan penyesuaian 1. Bandingan dan bedakan filamen tebal dan tipis pada otot
rangka dan otot polos.
yang lambat terhadap peruhahan. Karena sifatnya yang lamban dan
susunan filamennya yang kurang teratur, otot polos sering secara salah 2. Bedakan sumber dan peran Ca2+ pada otot rangka,polos, dan
jantung.
dipandang sebagai versi otot rangka yang kurang berkembang.
Sebenarnya, otot polos juga bersifat sangat spesialistik dipandang dari
kebutuhan yang dihebankan padanya. Ini adalah jaringan efisien yang
sangat adaptif. Homeostasis: Bab dalam
Penyaluran nutrien dan O2 umumnya memadai untuk me-
nunjang proses kontraktil otot polos. Otot polos dapat memanfaatkan
Perspektif
beragam molekul nutrien untuk menghasilkan ATP. Tidak terdapat Otot rangka membentuk sistem otot itu sendiri. Otot jantung dan
simpanan energi yang setara dengan kreatin fosfat pada otot rangka; otot polos adalah bagian organ yang membentuk sistem tubuh
simpanan tersebut tidak diperlukan. Penyaluran oksigen biasanya lain.Otot jantung hanya ditemukan di jantung, yaitu bagian dari
sudah memadai untuk mengimbangi laju fosforilasi oksidatif yang sistem sirkulasi. Otot polos ditemukan di dinding organ dan sal-
berlangsung lambat yang dibutuhkan untuk menghasilkan ATP bagi uran berongga, termasuk pembuluh darah pada sistem sirkulasi, saluran
otot polos yang hemat energi ini. Jika diperlukan, glikolisis anaerob napas pada sistem pernapasan, kandung kemih pada sistem kemih,
dapat menghasilkan ATP yang memadai jika pasokan O2 berkurang. lambung dan usus pada sistem pencernaan, serta komponen tubulus
pada sistem reproduksi (contohnya pada wanita adalah uterus).
Kontraksi otot rangka menghasilkan gerakan bagian-bagian tubuh
Otot jantung memadukan ciri otot rangka dan otot relatif satu sama lain dan gerakan tubuh keseluruhan dalam kaitannya
polos. dengan lingkungan eksternal. Karena itu, otot-otot ini memungkinkan
Otot jantung, yang hanya diternukan di jantung, memiliki beberapa Anda bergerak dan memanipulasi lingkungan eksternal. Padatingkatyang
kesamaan struktural dan fungsional dengan otot rangka dan otot polos paling umum, sebagian gerakan ini ditujukan untuk mempertahankan
homeostasis, misalnya menggerakkan tubuh menuju makanan atau
unit tunggal. Seperti otot rangka, otot jantung tampak lurik, dengan
menjauhi bahaya. Contoh fungsi homeostatik yang lebih spesifik yang
filamen tebal dan tipis tersusun teratur membentuk pola pita regular. dlaksanakan oleh otot rangka adalah mengunyah dan menelan makanan
FiLamen tipis jantung mengandung troponin dan troprnitiosin, yang untuk diuraikan lebih lanjut di sistem pencernaan untuk menghasilkan
merupakan tempat kerja Ca2+ dalam mengaktifkan aktivitas jembatan molekul nutrien penghasil energi yang dapat digunakan (otot mulut dan

hapter BAB 8
kerongkongan adalah otot rangka), dan bernapas untuk memperoleh O2 Semua sistem lain di tubuh, kecuali sistem imun (pertahanan),
dan membuang CO2 (otot pernapasan adalah otot rangka). bergantung pada komponen otot non-rangka agar dapat
Pembentukan panas oleh kontraksi otot rangka juga merupakan sumber melaksanakan fungsi homeostatik mereka. Sebagai contoh, kontraksi
utama produksi panas dalam mempertahankan suhu tubuh. Otot rangka otot jantung di jantung mendorong darah masuk ke dalam pembuluh
juga melaksanakan banyak aktivitas non-homeostatik yang darah, dan kontraksi otot polos di lambung dan usus mendorong
memungkinkan kita bekerja dan bermain misalnya, mengoperasikan makanan yang tertelan menelusuri saluran cerna dengan kecepatan
peralatan atau bersepeda sehingga kita dapat memberi kontribusi pada yang sesuai dengan sekresi berbagai getah pencernaan yang
masyarakat dan menikmati diri sediri. dikeluarkan di sepanjang rute untuk menguraikan makanan menjadi
satuan-satuan yang dapat digunakan.

SOAL LATIHAN

Jawaban di mulai di h. A-27. 12. Cocakkan yang berikut (dalaln kaitannya dengan otot rangka
Pertanyaan Objektif 1. Ca21
(a) secara siklis berikatan
1. Setelah potensial aksi di suatu serat otot selesai, aktivitas 2. Tubulus T
koritraktil yang dipicu oleh potensial aksi tersebut berhenti. 3. ATP (b) memiliki aktivitas ATPase
(Benar atau salah?) 4. Kantong leteral dengan jembatan silang miosin
2. Kecepatan suatu otot memendek seluruhnya bergantung pada retikulum sewaktu kontraksi
aktivitas ATPase serat-seratnya. (Benar atau salah?) sarkoplasma (c) memasok energi untuk kayuhan
3. Ketika diregangkan secara maksimai, suatu otot rangka dapat 5. miosin kuat jembatan silang
menghasilkan tegangan maksimal saat berkontraksi karena 6. komples troponin-
(d) dengan cepat menyalurkan
filamen-filamen tipis dapat bergeser dalam jarak maksimal. tropomiosin
potensial aksi ke bagian tengah
(Benar atau salah?) 7. aktin
serat otot
4. Potensial pemacu selalu memicu potensial aksi. (Benar atau
sarah?) (e) menyimpanCa2+
5. Potensial gelombang-lambat selalu memicu potensial aksi.(Benar (f) menarik komples troponin-
atau Salah?) tropomiosinkeluar dari posisi
6. Otot polos dapat menghasilkan tegangan meskipun diregangkan menghambatnya
lebar-lebar karena filamen-filamen tipisnya niasih tetap tumpang (g) mencegah aktin berinteraksi
dengan miosin ketika serat
tindili dengan filamen tebalnya yang panjang. (Benar atau salah?)
otot tidak tereksitasi
7. Kontraksi_____adalah suatu kontraksi ketika otot menlendek,
sedangkan otot memanjang pada kontraksi_____
Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan
13.
8. Neuron motorik_____menyarafi serat otot ekstrafusal, apa yang terjadi pada pola lurik sewaktu kontraksi:
sedangkan serat intrafusal disarafi oleh neuron motorik_____ 1. miofilamen tebal (a) ukurannya tetap selama
2. miofilamen tipis kontraksi
9. Ketiga jenis atrofi adalah _____, _____, dan_____
3. pita A
10. Mana dari yang berikut ini memberikan sinyal langsung ke (b) berkurang panjangnya
4. pita 1
neuron motorik alfa? (Sebutkan semuu jawaban yang benar.) (memendek)sewaktu
5. zona H
a. korteks motorik primer kontraksi
6. sarkomer
b. batang otak
c. serebelum
d. nukleus basal
e. jalur refleks spinal
11. Mana dari yang berikut tidak berperan menyebabkan
relaksasi otot?
a. penyerapan kembali ca2+ oleh retikulum sarkoplasma
b. tidak ada lagi ATP
c. tidak ada lagi potensial aksi
d. pembersihan Ach di end-plate asetilkolinesterase
e. filamen bergeser balik ke posisi istirahatnya

   315
Pertanyaan Esai Latihan Kuantitatif
1. Jelaskan tingkat organisasi di suatu otot rangka.
1. Bandingkan dua orang yang masing-masing melempar bola kasti,
2. Apa yang menimbulkan gambaran lurik pada otot rangka? Jelaskan satu adalah atlet akhir-pekan dan yang lain adalah atlet protesional.
atau gambarkan susunan filamen tebal dan tipis yang a. Dari insofmasi berikut, hitunglah kecepatan bola sewaktu
menyebabkan terbentuknya pola lurik tersebut. nleninggalkan tangan atlet amatir di atas:
3. Apa yang dimaksud dengan unit fungsional otot rangka? • Jarak dari kantong bahu (kaput humeri)nya dengan bola
4. Jelaskan komposisi filamen tebal dan tipis. sewaktu meninggalkan tangan bahu (kaput humeri)nya
dengan bola adalah 70 cm.
5. Jelaskan mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot.
Bagaimana kayuhan kuat jembatan silang menyebabkan serat otot • Jarak dari kaput humeri ke titik insersi otot-otot yang
memendek? menggerakkan lengannya (di sini kita harus Inelakukan
6. Bandingkan proses penggabungan eksitasi-kontraksi pada otot penyederhanaan karenabahu sebenar- nya adalah sendi yang
rangka dengan yang terjadi pada otot polos. rumit) adalah 9 cm.
7. Bagaimana gradasi kontraksi otot rangka dicapai? • Kecepatan pemendekan otot adalah 2,6 m/dtk
8. Apa yang dimaksud dengan unit motorik? Bandingkan ukuran b. Atlet profesional melontarkan bola dengan kecepatan 85 mil per
unit motorik pada otot yang terkontrol secara halus dengan otot jam. Jika titik insersirnya juga 9 cm dari kaput humeri dan jarak
yang khusus melakukan kontraksi kasar bertenaga. Jelaskan dari kaput humerinya ke bola adalah 90 cm, seberapa cepat otot
rekrutmen unit motorik. atletprofesional ini memendek dibandingkan atlet amatir di atas?
9. Jelaskan penjumlahan kedutan dan tetanus.
2. Kecepatan suatu otot memendek berkaitan dengan gaya yang dapat
10. Bagaimana panjang suatu serat otot rangka pada awal kontraksi diciptakannya melalui cara berikut:]
memengaruhi kekuatan kontraksi selanjutnya?
v 5 b1F0 2 F2 / 1F 1 a2
11.Bandingkan kontraksi isotonik, isokonetik, dan isometrik
dengan v adalah kecepatan pemendekan dan F0 dapat dianggap
12.Jelaskan peran masing-masing dari yang berikut dalam sebagai "batas atas beban'; atau gaya maksimal yang dapat dihasilkan
menjalankan kontraksi otot rangka: ATP, kreatin fosfat, fosforilasi oleh suatu otot melawan resistensi. Parameter a berbanding terbalik
oksidatif, dan glikolisis. Bedakan antara latihan aerobik dan dengan kecepatan siklus jembatan silang, dan b setara dengan jumlah
anerobik sarkomer segaris pada suatu otot.
13. Bandingkan ketiga jenis serat otot rangka. Gambarlah kurva resistensi (beban)-kecepatan yang diprediksi
oleh persamaan ini dengan memplotkan titik F= 0 dan F= F0. Nilai v
14. Apa peran sistem kortikospinal dan sistem multineuron dalam
mengontrol gerakan motorik? terletak di sumbu vertikal; nilai F terletak di sumbu horizontal; n, b,
dan F0 adalah konstanta.
15. Jelaskan struktur dan fungsi gelendong otot dan organ tendon a. Perhatikan bahwa kurva yang dihasilkan dari persamaan ini sama
Golgi. seperti yang terdapat di Gambar 8-16, h 286. Mengapa kurva
16. Bedakan antara otot polos fasik dan tonik. memiliki bentuk ini? Apa yang dikatakan oleh bentuk kurva
17. Bedakan antara otot polos multiunit dan unit tunggal. tentang kinerja otot secara keseluruhan?
b. Apa yang terjadi pada kurva resistensi (beban)- kecepatan jika Fo
18. Bedakan antara aktivitas otot neurogenik dan miogenik. ditingkatkan? Jika kecepatan siklus jembatan silang ditingkatkan?
19. Bagaimana gradasi kontraksi otot polos dicapai? Jika ukuran otot meningkat? Bagaimana masing-masing
20. Bandingkan kecepatan kontraksi dan pengeluaran energi relatif perubahan tersebut memengaruhi kinerja otot?
antara otot rangka dan otot polos.
21. Dalam hal apa otot jantung secara fungsional serupa dengan 1FC Hoppensteadt dan CS Peskin, Mathematics in Medicine and the life Sciences (New York:
otot rangka dan dengan otot polos unit tunggal? Springer, 1992), persamaan 9.1.1, h. 199.

UNTUK DIRENUNGKAN
1. Mengapa latihan aerobik teratur memberi manfaat 3. Letakkan diri Anda di posisi ilmuwan yang menemukan
kardiovaskular yang lebih besar daripada latihan beban? mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot dengan
(Petunjuk: Jantung berespons terhadap kebutuhan yang mempertimbangkan perubahan molekular yang harus terlibat
dibebankan kepadanya dengan cara serupa seperti yang tmtuk dapat menjelaskan perubahan pola lurik yang diamati
dilakukan oleh otot rangka.) sewaktu kontraksi. Jika anda membandingkan serat otot dalam
2. Jika otot biseps seorang anak berinsersi 4 cm dari siku dan keadaan relaksasi dan berkontraksi di bawah mikroskop elektron
panjang lengan dari siku ke tangan adalah 28 cm, berapa (lihat Gambar 8-3a,h.280), bagaimana Anda menentukan bahwa
besar gaya yang harus dihasilkan oleh biseps agar anak panjang filamen tipis tidak berubah sewaktu otot berkontraksi?
tersebut dapat mengangkat 8 kg buku dengan satu tangan?

   hapter
Anda tidak dapat melihat atau mengukur panjang satu filamen kontraksi kandung kemih dan relaksasi sfingter uretra eksternus,
tipis dengan pembesaran ini (Petunjuk: Apa petunjuk dalam suatu cincin otot yang menjaga pintu keluar kandung kemih. Jika
pola lurik yang mewakili kedua ujung filamen tipis? Jika waktunya kurang tepat untuk berkemih saat refleks miksi tersebut
petunjuk-petunjuk ini berjarak sama pada keadaan serat terpicu, sfingter uretra eksternus dapat secara sengaja
berelaksasi atau berkontraksi, filamen tipis tidak mengalami dikontraksikan tmtuk mencegah pengeluaran urine meskipun
perubahan panjang.) kandung kemih berkontraksi. Dengan menggunakan
pengetahuan Anda tentang jenis otot dan persarafannya, jenis
4. Jenis latihan non-salju apa yang Anda anjurkan bagi peselancar otot apa yang membentuk kandung kemih dan sfingter uretra
ski turun-gunung versus peselancar ski lintas-alam? Perubahan eksternus, serta cabang divisi eferen susunan saraf tepi apa yang
otot rangka adaptif apa yang Anda harapkan dicapai oleh atlet menyarafi kedua otot tersebut?
dari masing-masing jenis olahraga tersebut?

5. Ketika kandung kemih terisi dan retleks berkemih (miksi)


terpicu, saraf yang menyarafi kandung kemih mendorong

PERTIMBANGAN KLINIS

Jason W. dengan tidak sabar menunggu dokter selesai membuka oleh kekhawatiran ketika ia melihat bahwa garis tengah tungkainya
gips dari tungkainya, yang patah enam minggu yang lalu di hari yang cedera tampak lebih kecil daripada tungkai normalnya. Apa
terakhir sekolahnya. Libur musim panas telah berlalu separuhnya yang menjelaskan pengurangan ukuran ini? Bagaimana tungkainya
dan ia tidak dapat berenang, bermain kasti, atau ikut serta dalam dapat dipulihkan ke ukuran dan fungsi normalnya?.
semua olahraga yang digemarinya. Ketika gipsnya akhirnya dibuka,
kegembiraan Jason pupus

Fisiologi Otot 317


hapter
Kartu pelajar
8.1| Struktur Otot Rangka (h 273–277) ■ Dengan pelekatan ATP segar ke jembatan silang, miosin dan
aktinterlepas, jembatan silang kembali ke bentuknya semula, dan
■ Otot,spesialis kontraksi, mampu menghasil kantegangan, meme- siklus diulang. Siklus berulang aktivitas jembatan silang menggeser
ndek menghasilkan gerakan,dan melaksanakan kerja. filamen tipis ke arah dalam setahap demi setahap. (lihat Gambar 8-8
■ Ketiga jenis otot dikelompokkan ke dalam dua cara dan 8-12.)
berbedaberdasarkan ciri-ciri umum. (1) Otot rangka dan otot jantung ■ Ketika potensial aksi berakhir, kantong lateral secara aktif menye-
adalah otot lurik sementara otot polos tidak memiliki gambaran lurik. (2) rap Ca2+, troponin dan tropomiosin kembali bergeser ke posisi
Otot rangka bersifat volunter, sedangkan otot jantung dan otot polos menghambat, dan terjadi relaksasi. (lihat Gambar 8-11.)
involunter. (Lihat Gambar 8-1 dan Tabel 8-3, h. 306–307).
■ Otot rangka dibentuk oleh berkas-berkas sel otot silindris

Keseluruhan respons kontraktil berlangsung nsekitar 100 kalilebih
panjang,yang dikenal sebagai serat otot, yang dibungkus dalam jaringan lama daripada waktu potensial aksi. (Lihat Gambar 8-18.)
ikat. Serat-serat otot dikemas bersama miofibril, setiap miofibril terdiri
dari tumpukan set filamen tebal dan tipis bergantian dan sedikit tumpang 8.3 | Mekanika Otot Rangka h. 284–292)
tindih. Susunan ini menyebabkan serat otot rangka tampak bergaris- ■ Tegangan dihasilkan di dalam otot oleh komponen kontraktil
garis pada pemeriksaan mikraskopik, yang terdiri dari pita A gelap dan (pemendekan sarkomer disebabkan oleh siklus jembatan silang). Untuk
pita I terang bergantian. Satu sarkomer, area di antara dua garis Z, menggerakan tulang yang dilekati oleh insersi otot, tegangan internai ini
adalah unit fungsional otot rangka. (Lihat Gambar 8-2, 8-3, dan disalurkan ke tulang sewaktu komponen kontraktil teregang dan
pembuka bab). mengencangkan komponen seri-elastik (tendon) otot. Beban adalah

Filamen tebal terdiri dari protein miosin. Jembatan silang gaya pelawan yang ditimbulkan ke otot oleh berat suatu benda. (Lihat
yangterbentuk dari kepala globular malekul miosin menonjol dari setiap gambar 8-14. )
filamen tebal menuju filamen tipis di sekitarnya. (Lihat Gambar 8-2 dan ■ Ketiga jenis utama kontraksi otot adalah (1) isotonik berarti
8-4. ) tegangan konstan), yaitu beban tetap konstan sewaktu panjang otot
■ Filamen tipis terutama terdiri dari protein aktin, yang dapat berikat- berubah (memendek dalam kontraksi konsentrik dan memanjang dalam
an dan berinteraksi dengan jembatan silang miosin untuk menghasilkan kontraksi eksentrik), (2) isokinetik (kecepatan konstan), yaitu kecepatan
kontraksi. Pada keadaan istirahat dua protein regulatorik, tropomiosin pemendekan tetap konstan sewaktu panjang otot berubah, dan (3)
dan troponin, terletak melintang di permukaan filamen tipis untuk isometrik (panjang tetap), yaitu panjang otot tidak berubah sewaktu
mencegah interaksi jembatan silang ini. (Lihat Gambar 8-2 dan 8-5. ) tegangan meningkat.
■ Laju, atau kecepatan, pemendekan berbanding terbalik dengan
beban. (Lihat Gambar 8-16.)

8.2| Dasar Molekular kantraksi Otot Rangka (h. 277–284) ■


Jumlah kerja yang dilaksanakan oleh otot yang berkontraksi setara
dengan besarnya beban dikalikan dengan jarak beban yang

Eksitasi suatu seratotot rangka oleh neuron motoriknya menimbul- dipindahkan. Banyak otot merupakan bagian sistem peng-ungkit yang
kan kontraksi melalui serangkaian kejadian yang menyebabkan filamen- memperkuat jarak dan kecepatan pemendekan otot dengan
filamen tipis bergeser saling mendekat di antara filamen tebal. (Lihat mengorbankan bahwa otot harus menghasilkan gaya yang lebih besar
Gambar 8-7.) untuk memindahkan beban. (Lihat Gambar 8-17). Jumlah energi yang

Mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot ini dikonsumsi oleh otot yang berkontraksi yang disadari sebagai kerja
diaktifkanolehpelepasan Ca2+ dari kantong lateral retikulum sarkaplasma eksternal bervariasi dari 0% hingga 25%; energi sisanya dikonversi
sebagai respans terhadap penyebaran potensial aksi serat otot ke menjadi panas.
dalam bagian sentral serat melalui tubulus T. (Lihat Gambar 8-9, 8-10, ■
Gradasi kontraksi otot keseluruhan dapat dilakukan dilakukan den-
dan 8-11) gan (1) mengubah-ubah jumlah serat otot yang berkontraksi di dalam
■ Ca2+ yang dibebaskan berikatan dengan troponin, sedikit merepos- otot dan (2) mengubah-ubah tegangan yang dibentuk oleh setiap serat
isi tropomiosin untuk memajankan tempat pengikatan jembatan silang yang berkontraksi, (Lihat Tabel 8-2, h. 304.)
aktin. (Lihat Gambar 8-6 dan 8-11. )

Jumlah serat yang berkontraksi bergantung pada (1) ukuran

Pengikatan aktin dengan jembatan silang miosin memicu
otot (jumlah serat otot yang ada), (2) tingkat rekrutmen unit motorik
kayuhanjembatan silang, ditenagai oleh energi yang tersimpan di kepala
(berapa banyak neuron motorik yang menyarafi otot yang aktifl, dan (3)
miosin dari pemecahan ATP sebelumnya oleh miosin ATPase. Selama
ukuran masing-masing unit motorik (berapa banyak serat otot diaktifkan
kayuhan kuat, jembatan silang menekuk ke arah tengah filamen tebal,
secara bersamaan oleh satu neuron motorik). Satu unit motorik adalah
"mengayuh" filamen tipis yang dilekati oleh filamen tebal ke arah dalam.
neuron motorik dan semua serat otot yang disarafinya. (lihat Gambar
(Lihat Gambar 8-8, 8-11, dan 8-12.)
8-18 dan 8-19 serta Tabel 8-2. )
■ Dua faktor variabel yang memengaruhi tegangan serat adalah ■ Ketika suatu otot diregangkan, peregangan gelendong-
(1) frekuensi rangsangan, yang menentukan tingkat penjumlahan gelendongototnya akan memicu refleks regang, yang menyebabkan
kedutan;dan (2) panjang serat sebelum awitan kontraksi (hubungan kontraksi refleks otot tersebut. Refleks ini menahan setiap perubahan
panjang tegangan). (Lihat Tabel 8-2.) pasif pada panjang otot. (Lihat Gambar 8-26 dan 8-27.)
■ Penjumlahan kedutan adalah peningkatan tegangan yang
menyertai rangsangan beruiang serat otot Setelah mengalami satu 8.6 | Otot Polos dan JantEang (h. 306–314)
potensial aksi, membran sel otot pulih dari periade refrakternya dan ■ Sel otot palos berbentuk gelendong dan jauh lebih kecil
dapat kembali dirangsang sementara sebagian aktivitas kontraktil yang daripadaserat otot rangka. Filamen tebal dan tipis otot polos tersusun
dipicu oleh potensial aksi pertama masih berlangsung sehingga secara diagonal dalam kisi-kisi berbentuk berlian dan bukan berjalan
kedutan yang diinduksi oleh dua potensial aksi yang berturutan paralel sehingga serat otot polos tidak tampak lurik.(Lihat Gambar 8-28
dijumlahkan. Jika serat otot dirangsang sedemikian cepat sehingga dan 8-29.)
serat tersebut tidak mendapat kesempatan untuk berelaksasi di antara
rangsangan, terjadi kontraksi menetap maksimal yang dikenal sebagai ■ Pada otot polos, Ca2+ sitosol, yang masuk dari cairan ekstrasel
tetanus. (Lihat Gambar 8-20. ) dan juga dibebaskan dari simpanan intrasel yang terbatas,
mengaktifkan siklus jembatan silang dengan memicu serangkaian
■ Tegangan juga bergantung pada panjang serat pada awal reaksi biokimia yang menyebabkan fosforilasi rantai ringan jembatan
kontraksi. Pada panjang optimai (IO), kesernpatan untuk interaksi silang miosin sehingga memungkinkannya bereaksi dengan aktin.
jembatan silang adaiah maksimal karena tumpang tindih filamen tebal (Lihat Gambar 8-30 dan 8-31. )
dan tipis optimal sehingga dapat terbentuk tegangan yang terbesar.
Pada panjang yang lebih besar atau lebih kecil, tegangan yang ■ Otot polos di berbagai organ sangat beragam dan
terbentuk akan lebih kecil. (Lihat Gambar 8-21.) dapatdiklasifikasikan dengan berbagai cara: fasik atau tonik, multiunit
atau unit tunggal, dan neurogenik atau miagenik
8.4 | Metabolisme dan Jenis Serat Otot Rangka (h. 292– ■ Otot polos fasik memperlihatkan letupan-letupan kontraksi yang
299) menonjol sebagai respons terhadap potensial aksi. Otot polos tonik
■ Tiga jalur menyalurkan ATP yang dibutuhkan oleh kontraksi berkontraksi parsial di setiap saat tanpa adanya potensial aksi karena
danrelaksasi otot: (1) pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatinin masuknya Ca2+ secara terus-menerus melalui kanal Ca2+ membran
fosfat simpanan ke ADP, merupakan sumber ATP pertama pada permukaan yang terbuka.
permulaan olahraga; (2) fosforiiasi oksidatif, yang secara efisien ■ Otot polos multiunit bersifat neurogenik, memerlukan
mengekstraksi sejumlah besar ATP dari molekul nutrien jika tersedia rangsangansetiap serat otot oleh pasokan saraf autonomnya untuk
cukup O2 untuk menunjang sistem ini; dan (3) glikolisis, yang dapat memulai kontraksi. Otot pofos unit tunggal bersifat miogenik; otot ini
menghasilkan ATP tanpa O2 tetapi menggunakan banyak glikogen dapat memuiai sendiri kontraksinya. Beberapa sel nonkontraktil yang
simpanan serta menghasilkan laktat dalam prosesnya. (Lihat Gambar khusus dan terangsang sendiri pada otot polos unit tunggal fasik secara
8-22. ) spontan berdepolarisasi ke ambang akibat potensial pemacu
■ Ketiga jenis serat otat digolongkan berdasarkan jalur yang (pergeseran spontan ke ambang) atau potensiai gelombang lambat
digunakanuntuk menyintesis ATP (oksidatif atau glikolitik) dan (perubahan ayunan potensial spontan depolarisasi dan hiperpolarisasi
kecepatan otot menguraikan ATP dan selanjutnya berkontraksi (kedut bergantian). Ketika ambang tercapai dan potensial aksi dimulai,
lambat atau kedut cepat): (1) serat oksidatif-lambat, (2) serat oksidatif aktivitas listrik ini menyebar melalui taut celah ke sel kontraktil sekitar di
cepat, dan (3) serat glikolitik cepat. (Lihat Tabel 8-1 dan Gambar 8-23.) dalam sinsitium fungsionalnya, sehingga seluruh otot polos terangsang
dan berkontraksi sebagai satu unit. (Lihat Gambar 8-32.)

8.5 | Kontral Gerakan Motorik (h. 299–306)


■ Derajat ketegangan di otot polos bergantung pada kadar Ca2
Kontrol gerakan motorik bergantung pada tingkat aktivitas
Sistem saraf autonom (Lihat Gambar 8-33), serta horman dan

+sitosol.
dimasukan prasinaps yang berkonvergensi di neuron motorik yang metabolit fokal, dapat memodifikasi kekuatan dan kecepatan kontraksi
menyarafi berbagai otot: (1) jalur refleks spinal, yang berasal dari neuron dengan mengubah konsentrasi Ca2+ sitosol.
aferen; (2) sistem motorik kortikospinal (piramidal) yang berasal dari
korteks motorik primer dan terutama berkaitan dengan gerakan tangan ■ Kontraksi otot polos bersifat lambat dan efisien dari segi energi
diskretyang halus; dan (3) sistem motorik multineuron (ekstrapiramidal) sehingga jenis otot ini dapat melakukan kontraksi jangka panjang tanpa
yang berasal dari batang otak dan terutama berkaitan dengan kelebihan. Sifat hemat ini, disertai oleh kenyataan bahwa otot polos unit
penyesuaian postur dan gerakan involunter badan dan anggota badan. tunggal dapat berada dalam berbagai panjang tanpa banyak
Sinyal motorik terakhir dari batang otak dipengaruhi oleh serebelum, mengalami perubahan tegangan, menyebabkan otot polos unit tunggal
nukleus basal, dan korteks serebri. (Lihat Gambar 8-24.) sangat cocok untuk membentuk dinding organ berongga yang dapat
teregang.

■ Pembentukan dan penyesuaian perintah motorik bergantungpada ■ Otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot ini memiiiki serat
masukan aferen kontinu, terutama umpan-balik mengenai perubahan- lurik yang sangat terorganisasi seperti otot rangka. Seperti otot polos
perubahan pada panjang otot (dipantau oleh gefendong otot) dan unit tunggal, sebagian serat otot jantung yang khusus dan dapat
tegangan otot (dipantau oleh organ tendon Golgi). (Lihat Gambar 8-25. ) terangsang sendiri dapat menghasilkan potensial aksi, yang menyebar
ke seluruh jantung melalui bantuan taut celah (Lihat Tabel 8-3.)
Angiogram sinar-X berwarna jantung sehat. Penyuntikan
pewarna yang terlihat di gambar sinar-X digunakan untuk
memeriksa pembuluh darah yang mendarahi otot jantung. DI slni
diperlihatkan arteri koronaria kiri (biru) yang mendarahi banyak
bagian jantung

9
Zephyr/Photo Researchers, Inc.

Fisiologi Jantung
Pokok-Pokok Homeostasis
Untuk mempertahankan homeostasis, materi esensial seperti O2 dan nutrien harus
SEKILAS ISI
9.1 Anatomi Jantung
diangkut secara terus-menerus dari lingkungan luar dan dihantarkan ke sel, dan sisa-
9.2 Aktivitas Listrik Jantung sisa metabolit harus dibuang terus-menerus. Selain itu, panas berlebih yang
9.3 Peristiwa Mekanis Siklus Jantung dihasilkan otot harus diangkut ke kulit tempat panas dilepaskan tubuh untuk memba-
9.4 Curah Jantung dan Kontrolnya tu mempertahankan suhu tubuh. Homeostasis juga tergantung pada transfer hormon, yang
9.5 Pemberian Nutrisi Otot Jantung merupakan pengatur caraka kimia yang penting, dari tempat produksinya ke tempat kerjanya.
Sistem sirkulasi, yang berperan terhadap homeostasis dengan berperan sebagai sistem
pengangkut di tubuh, terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah.
Seluruh jaringan tubuh terus-menerus bergantung pada aliran darah penyokong yang
disediakan oleh jantung dengan berkontraksi, atau memompa darah. Jantung menyediakan
darah melalui pembuluh darah untuk dialirkan ke jaringan dalam jumlah yang mencukupi, baik
tubuh dalam keadaan istirahat maupun melakukan suatu latihan berat.
Sirkulasi
sistematik

Mulai dari hanya beberapa hari setelah pembuahan


hingga meninggal, jantung terus berdenyut. Selama
rentang hidup rerata manusia, jantung berkontraksi Anyaman kapiler
sekitar 3 miliar kali, tidak pernah berhenti kecuali bagian atas tubuh
selama sepersekian detik untuk mengisi di antara
denyut-denyut. Dalam sekitar tiga minggu setelah
konsepsi, jantung pada mudigah yang sedang tumbuh
mulai berfungsi. Jantung adalah organ pertama yang Arteri sistematik
fungsional. Pada tahap ini, mudigah manusia memiliki (kebagian tubuh)
panjang hanya beberapa milimeter, seukuran huruf
besar di halaman ini. Sirkulasi Sirkulasi
paru paru
vena
Mengapa jantung berkembang sedemikian dini, sistematik Aorta
dan mengapa sangat krusial sepanjang hidup? Organ Arteri
ini penting karena sistem sirkulasi adalah sistem Arteri paru
paru
transpor tubuh. Mudigah manusia, karena memiliki
sedikit kuning telur yang tersedia sebagai makanan,
bergantung pada pembentukan segera sistem sirkulasi
yang dapat berinteraksi dengan sirkulasi ibu untuk vena paru vena
menyerap dan menyebarkan pasokan yang sangat paru
penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan
ke jaringan yang sedang berkembang. Dengan
demikian, dimulailah kisah sistem sirkulasi, yang Anyaman kapiler
Anyaman kapiler Arteri
vena paru kiri
berlanjut sepanjang hayat sebagai saluran vital untuk paru kanan sitematik
sistematik (kebagian
mengangkut berbagai bahan yang mutlak dibutuhkan
tubuh)
oleh sel-sel tubuh.
Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen dasar:
1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi te-
kanan pada darah untuk menghasilkan gradien Anyaman kapiler
tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke bagian bawah
tubuh
jaringan. Seperti semua cairan, darah mengalir
menuruni gradien tekanan dari daerah dengan tekanan
tinggi ke daerah dengan tekanan rendah. Bab ini
berfokus pada fisiologi jantung.
2. Pembuluh darah merupakan saluran untuk meng-
Sirkulasi
arahkan dan menyebarkan darah dari jantung ke
Sistematik
semua bagian tubuh dan kemudian dikembalikan ke
jantung. Pembuluh darah terkecil dirancang otot KUNCI
untuk pertukaran cepat bahan-bahan antara sel sekitar darah kaya-O2 = darah kurang-O2
dengan darah di dalam pembuluh(lihat Bab 10).
Gambar 9-1 Sirkulasi paru dan sistemik dalam hubungannya dengan jantung. Sistem sirkulasi
3. Darah adalah medium pengangkut tempat larutnya
terdiri dari dua lengkung vaskular terpisah: sirkulasi paru, yang membawa darah antara jantung dan paru;
atau tersuspensinya bahan-bahan (misalnya, O2, CO2,
dan sirkulasi sistemik, yang membawa darah antara jantung dan sistem organ. Masing-masing lengkung
nutrien, zat sisa, elektrolit, dan hormon) yang akan ini membentuk angka "8", dengan sirkulasi paru secara bersamaan mendarahi paru kanan dan kiri dan
diangkut jarak-jauh di dalam tubuh (lihat Bab 11). sirkulasi sistemik secara bersamaan mendarahi bagian atas dan bagian bawah tubuh
Darah terus-menerus mengaliri sistem sirkulasi
ke dan dari jantung melalui dua lengkung
vaskular (pembuluh darah) terpisah, dengan keduanya Sirkulasi sistemik adalah sirkuit pembuluh yang mengangkut darah antara
berasaldari dan berakhir di jantung (Gambar 9-1). jantung dan sistem tubuh lain. Masing masing lengkungan vaskular ini
Sirkulasi paru terdiri dari lengkung tertutup membentuk angka "8". Sirkulasi paru secara bersamaan mengalir melalui
pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara paru kanan dan paru kiri; sirkulasi sistemik secara bersamaan mengalir
jantung dan paru (pulmo artinya “paru"). melalui setengah bagian atas dan setengah bagian bawah tubuh.

   321
Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstra dan
menyerap pasokan segar O2 sebelum dikembalikan ke atrium kiri
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan melalui vena pulmonaris yang datang dari kedua paru. Darah
tangan. Organ ini terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis kaya-O2 yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya mengalir ke
tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan dalam ventrikel kiri, rongga pemompa yang mendorong darah ke
vertebra (tulang belakang) di posterior. Letakkan tangan Anda di seluruh sistem tubuh kecuali paru; yaitu, sisi kiri jantung menerima
atas jantung. Orang biasanya meletakkan tangan mereka di sisi kiri darah dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam sirkulasi
jantung, meskipun jantung sebenarnya terletak di tengah dada. sistemik. Satu arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel
Jantung memiliki dasar lebar di atas dan meruncing membentuk kiri adalah aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri
titik di ujungnya, apeks, di bagian bawah. Jantung terletak menyudut besar yang mendarahi berbagai organ tubuh.
di bawah sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di
kanan dan apeks, di kiri sternum. Ketika jantung berdenyut kuat, Berbeda dengan sirkulasi paru, yang semua darahnya mengalir
apeks memukul bagian dalam dinding dada di sisi kiri. Karena kita ke paru, sirkulasi sistemik dapat dipandang sebagai suatu
sadar akan denyut jantung melalui denyut apeks di sisi kiri dada, kita rangkaian jalur paralel. Sebagian darah yang dipompa oleh
cenderung berpikir-secara salah-bahwa seluruh jantung ada di kiri. ventrikel kiri mengalir ke otot, sebagian ke ginjal, sebagian ke otak,
dan sebagainya (Gambar 9-2b). Karena itu, keluaran ventrikel kiri
Posisi jantung antara dua struktur tulang, sternum dan terdistribusi sedemikian sehingga setiap bagian tubuh menerima
vertebra, memungkinkan kita secara manual memompa darah segar. Karena itu, tetes darah yang kita telusuri mengalir
darah keluar jantung ketika jantung memompa. hanya ke satu organ sistemik. Sel-sel jaringan di dalam organ
dengan kurang efektif. Dengan secara ritmis menekan sternum, tersebut menyerap O2 dari darah dan menggunakannya untuk
jantung tertekan antara sternum dan vertebra sehingga darah mengoksidasi nutrien untuk menghasilkan energi; dalam
dipompa ke pembuluh darah, mempertahankan aliran darah ke prosesnya, sel jaringan membentuk CO2 sebagai produk sisa
jaringan. Kompresi jantung eksternal ini, yang merupakan bagian metabolit yang ditambahkan ke dalam darah (lihat h. 5 dan h. 40).
resusitasi jantung-paru (RJP), berfungsi sebagai tindakan Tetesan darah, yang kandungan O2nya terkuras sebagian dan
penyelamat nyawa hingga terapi yang sesuai dapat memulihkan mengalami peningkatan kandungan CO2, kembali ke sisi kanan
jantung ke fungsi normalnya. jantung, yang kembali memompanya ke paru. Satu sirkuit tuntas.
PERBANDINGAN POMPA KANAN DAN KIRI Kedua sisi jantung
Jantung merupakan pompa ganda. secara simultan memompa darah dalam jumlah setara. Volume
darah miskin O2 yang sedang dipompa ke paru oleh sisi kanan
Meskipun secara anatomis jantung adalah organ tunggal, sisi kanan jantung segera menjadi sama dengan volume darah kaya O2 yang
dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa terpisah. Jantung
sedang disalurkan ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru
dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga,
adalah sistem bertekanan rendah dan beresistensi rendah,
satu rongga atas dan satu bawah di tiap-tiap bagian (Gambar 9-2a).
sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistem bertekanan tinggi dan
Rongga-rongga atas, atrium, menerima darah yang kembali ke
beresistensi tinggi. Tekanan adalah gaya yang ditimbulkan di
jantung dan memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel, yang
dinding pembuluh oleh darah yang dipompa ke dalam pembuluh
memompa darah dari jantung. Pembuluh yang mengembalikan darah
oleh jantung. Resistensi adalah oposisi terhadap aliran darah,
dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah
terutama disebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dan
menjauhi ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung
dinding pembuluh. Meskipun sisi kanan dan kiri jantung
dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinu yang
memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan
mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini
kerja lebih besar karena memompa darah dalam jumlah yang sama
sangat penting karena separuh kanan jantung menerima dan
pada tekanan yang lebih tinggi ke dalam sistem yang lebih panjang
memompa darah miskin O2, sementara sisi kiri jantung menerima
dengan resistensi lebih tinggi. Karena itu, otot jantung di sisi kiri
dan memompa darah kaya O2.
jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan, menyebabkan sisi kiri
SIRKUIT LENGKAP ALIRAN DARAH Marilah kita lihat bagaimana menjadi pompa yang lebih kuat (Gambar 9-2a dan c).
jantung berfungsi sebagai suatu pompa ganda dengan mengikuti jejak
Katup jantung yang dikendalikan oleh tekanan
setetes darah melintasi satu sirkuit lengkap (Gambar 9-2a dan b).
memastikan bahwa darah mengalir dalam arah
Darah yang kembali dari sirkulasi sitemik masuk ke atrium kanan
melalui dua vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari yang benar melalui jantung.
bagian di atas jantung dan yang lain dari bagian di bawah jantung. Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap, yaitu dari
Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari jaringan vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya 4 katup jantung satu-
tubuh, tempat O2 telah diambil darinya dan CO2 ditambahkan ke arah memastikan darah mengalir ke satu arah. Katup-katup
dalamnya. Darah yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari diposisikan sedemikian sehingga mereka membuka dan menutup
atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, yang memompanya keluar secara pasif akibat perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu-
melalui arteri pulmonaris. Arteri ini segera membentuk dua cabang, arah (Gambar 9-3). Gradien tekanan ke arah depan (yaitu, tekanan
satu berjalan ke masing-masing dari kedua paru. Karena itu, sisi di belakang katup lebih besar) memaksa katup terbuka, seperti
kanan jantung menerima darah dari sirkulasi sistemik dan Anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,
memompanya ke dalam sirkulasi paru. sementara gradien tekanan yang mengarah ke belakang (yaitu,

   BAB 9
Ke sirkulasi sistemik
(ke bagian atas tubuh)
Vena kava superior
(mengembalikan Aorta
darah dari kepala,
Arteri pulmonaris
ekstremitas atas)
kanan dan kiri (ke
paru)
Vena pulmonaris Dinding Dinding
kanan Vena pulmonalis kiri ventrikel ventrikel
(mengembalikan (mengembalikan kanan kiri
darah dari paru) darah dari paru kiri)
Katup semilunar
paru(tampak Atrium kiri
terbuka) Katup semilunar aorta
Atrium kanan (tampak terbuka0
Katup atriovertikal
Katup atrioventrikel kiri
kanan(tampak terbuka) (tampak terbuka)
Ventrikel kanan
Ventrikel kiri
Vena kava inferior
Septum
(mengembalikan darah
dari tubuh, tungkai) KUNCI
darah kaya O2
Ke sirkulasi sistemik
(bagian bawah tubuh) darah miskin O2

(a)Aliran darah melalui jantung (c)Ketebalan ventrikel kanan dan kiri

Atrium kanan Ventrikel kanan


Vena kava Arteri pulmonaris

Organ
Saluran Sirkulasi Sirkulasi
sistemik Otak Ginjal Otot Paru
cerna sistematik paru
lain

Aorta Vena pulmonaris


Ventrikel kiri Atrium kiri
(b) Kerja pompa ganda jantung
Gambar 9-2 Aliran darah melalui dan kerja pompa jantung. (a) Tanda panah menunjukkan arah aliran darah. Untuk mengilustrasikan arah aliran darah
melewati jantung, semua katup jantung diperlihatkan terbuka, yang tidak pernah terjadi. Sisi kanan jantung menerima darah miskin-O2 dari sirkulasi sistemik dan
memompanya ke dalam sirkulasi paru. Sisi kiri jantung menerima darah kaya-O2 dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam sirkulasi sistemik. (b) Perhatikan
jalur-jalur paralel aliran darah melalui organ-organ sistemik. (Volume relatif darah yang mengalir melalui masing-masing organ tidak digambar sesuai skala). (c)
Perhatikan bahwa dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal daripada yang kanan

   323
tekanan di depan katup lebih besar) mendorong katup tertutup, KATUP SEMILUNAR ANTARA VENTRIKEL DAN ARTERI-
seperti Anda memberi tekanan di sisi berlawanan pintu untuk ARTERI BESAR Dua katup jantung yang lain, katup aorta dan
menutupnya. Perhatikan bahwa gradien mundur dapat memaksa pulmonaris, terletak di pertemuan tempat arteri-arteri besar
katup menutup tetapi tidak dapat membukanya ke arah berlawanan; meninggalkan ventrikel (Gambar 9-4a). Katup-katup ini dikenal
yaitu, katup jantung bukan seperti pintu ayun tipe-salon. sebagai katup semilunar karena memiliki tiga daun katup yang
masing-masing mirip kantong dangkal berbentuk bulan sabit (semi
KATUP AV ANTARA ATRIUM DAN VENTRIKEL Dua katup jantung,
artinya "separuh"; lunar artinya "bulan") (Gambar 9-4b). Katup-katup
katup atrioventrikel (AV) kanan dan kiri, masing-masing terletak di
ini dipaksa membuka ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan
antara atrium dan ventrikel di sisi kanan dan kiri (Gambar 9-4a).
masing-masing melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonaris,
Kedua katup ini membiarkan darah mengalir dari atrium ke dalam
sewaktu kontraksi dan pengosongan ventrikel. Penutupan terjadi
ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium melebihi
ketika ventrikel berelaksasi dan tekanan ventrikel turun di bawah
tekanan ventrikel) tetapi mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke
tekanan aorta dan tekanan arteri pulmonaris. Katup yang tertutup
dalam atrium selama pengosongan ventrikel (ketika tekanan ventrikel
mencegah darah mengalir dari arteri kembali ke dalam ventrikel
jauh melebihi tekanan atrium). Jika peningkatan tekanan ventrikel
tempat darah baru saja dipompa.
tidak memaksa katup AV menutup sewaktu ventrikel berkontraksi
untuk mengosongkan isinya, banyak darah akan secara tidak efisien Katup semilunar dicegah berbalik oleh struktur anatomik dan
mengalir balik ke dalam atrium dan vena dan bukan dipompa ke posisi daun katup. Ketika ventrikel berelaksasi terbentuk gradien
dalam arteri. Katup AV kanan juga disebut katup trikuspid (tri tekanan ke arah belakang, semburan balik darah mengisi daun katup
artinya "tiga") karena terdiri dari tiga cusp atau daun katup (Gambar yang berbentuk seperti kantong dan mendorong daun-daun tersebut
9-4b). Demikian juga, katup AV kiri, yang memiliki dua daun katup, dalam posisi tertutup, dengan tepi-tapi menyatu alami dalam posisi
sering dinamai katup bikuspid (bi artinya "dua") atau katup mitral kedap air (Gambar 9-4d).
(karena kemiripan fisiknya dengan mitre, atau topi tradisional uskup). TIDAK TERDAPAT KATUP ANTARA ATRIUM DAN VENA
Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh korda tipis dan kuat jaringan Meskipun tidak terdapat katup antara atrium dan vena, aliran balik
tipe tendinosa, korda tendinae, yang mencegah katup terbalik (yaitu, darah dari atrium ke dalam vena biasanya bukan masalah signifikan
dari dipaksa oleh tekanan ventrikel yang tinggi membuka ke arah karena dua alasan: (1) tekanan atrium biasanya tidak jauh lebih tinggi
berlawanan ke dalam atrium). Korda-korda ini berjalan dari tepi daripada tekanan vena, dan (2) tempat vena kava masuk ke atrium
masing-masing daun katup dan melekat ke otot papilaris yang kecil mengalami penekanan parsial ketika atrium berkontraksi.
dan berbentuk puting, yang menonjol dari permukaan dalam dinding RANGKA FIBROSA KATUP JANTUNG Terdapat empat cincin
ventrikel (papila artinya "puting"). Ketika ventrikel berkontraksi,otot- jaringan ikat padat yang saling berhubungan yang membentuk dasar
otot papilaris ini juga berkontraksi, menarik ke bawah korda tendinae. bagi melekatnya keempat katup jantung (Gambar 9-5). Rangka
Penarikan ini menghasilkan tegangan di daun katup AV yang tertutup fibrosa ini, yang memisahkan atrium dari ventrikel, juga membentuk
untuk menahan daun-daun tersebut dalam posisinya, seperti tali struktur yang cukup kaku bagi melekatnya otot-otot jantung. Massa
penambat menahan balon udara panas. Hal ini membantu menjaga otot atrium melekat di atas cincin dan massa otot ventrikel melekat ke
katup tertutup rapat ketika menghadapi gradien tekanan besar yang bagian bawah cincin.
mengarah ke belakang. (Gambar 9-4c).
Tampaknya sedikit mengherankan bahwa katup-katup masuk ke
ventrikel (katup AV) dan katup-katup keluar dari ventrikel (katup
semilunar) semua terletak di bidang yang sama di jantung, dibatasi
oleh rangka fibrosa. Hubungan ini terjadi karena jantung terbentuk
dari satu tabung yang melengkung terhadap dirinya dan berpuntir
terhadap sumbunya sewaktu perkembangan masa mudigah.
Meskipun penekukan dan pemuntiran ini menyebabkan hubungan
struktural jantung menjadi sulit dipelajari, struktur terpuntir ini
memiliki makna fungsional karena membantu jantung memompa
Ketika tekanan di
belakang katup lebih
secara lebih efisien. Kita akan segera melihatnya dengan mengalihkan
tinggi, katup membuka. perhatian kita pada bagian jantung yang sebenarnya menghasilkan
gaya yang menyebabkan darah mengalir, yaitu otot jantung di dalam
Katup terbuka dinding jantung.
Ketika tekanan di depan
katup lebih tinggi, katup Dinding jantung dari serat otot jantung yang
rnenutup. Perhatikan bahwa
ketika tekanan lebih besar di tersusun spiral.
depan katup, katup tidak
membuka ke arah belakang; Dinding jantung memiliki tiga lapisan tersendiri:
karena itu, katup ini bersifat
Katup tertutup; tidak membuka satu-arah ■
Suatu lapisan tipis di bagian dalam, endotel, yaitu jenis suatu
ke arah berlawanan jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem
sirkulasi.
Gambar 9-3 Mekanisme kerja katup

   BAB 9
• Suatu lapisan tengah, miokardium,
yang terdiri dari otot jantung dan
Aorta
membentuk bagian terbesar dinding
jantung (mio artinya "otot").
Arteri pulmonaris
Vena kava superior
• Suatu lapisan tipis di bagian luar,
epikardium, yang membungkus jantung Katup pulmonaris
(epi artinya "pada"). Vena pulmonaris

Miokardium terdiri dari berkas-berkas


serat otot jantung yang saling anyam dan Atrium kiri
Vena pulmonaris
tersusun spiral mengelilingi jantung
(Gambar9-6a). Susunan Spiral Katup AV kiri
Atrium kanan
disebabkan oleh pemuntiran kompleks Katup aorta
jantung sewaktu perkembangannya.
Katup AV kanan — Korda tendinae
Akibat susunan ini, ketika otot ventrikel
berkontraksi dan memendek, garis Otot papilaris
tengah rongga ventrikel berkurang
sementara apeks secara bersamaan Ventrikel kiri
tertarik ke atas sambil berputar. Hal ini Ventrikel kanan
menimbulkan efek "memeras" dan secara VENA Sekat
efisien menimbulkan tekanan terhadap antarventrikel
darah di dalam rongga tertutup tersebut
serta mengarah kannya ke atas menuju
lubang arteri-arteri besar yang keluar (a) Lokasi katup jantung dalam potongan longItudinal jantung
dari pangkal ventrikel.
Untuk mendukung aktivitas kontraktil
jantung yang ritmis dan terus-menerus,
sel otot jantung memiliki mitokondrial
penghasil energi yang berlimpah, dan
mereka menerima banyak pasokan
darah, yaitu satu kapiler bagi masing- Katup aorta atau pulmonaris
Katup AV kanan Katup AV kiri
masing serat miokardial.
(b) Katup jantung dalam posisi tertutup, dilihat dari atas
Atrium Arah aliran balik
Serat otot jantung dihubungkan kanan darah
oleh diskus interkalaris dan Katup AV
Korda tendinae Aorta
membentuk sinsitium kanan Katup
fungsional arah aliran aorta
balik darah Septum
Tiap-tiap sel otot jantung saling
Ventrikel kanan
berhubungan untuk membentuk serat
yang bercabang-cabang, dengan sel-sel "lapisan"
Otot papilaris tahan-
yang berdekatan disatukan ujung-ke- bocor
ujung di struktur khusus yang dinamai (c) Pencegahan eversi katup AV (d)Pencegahan eversi katubp semilunaris
diskus interkalaris. Di dalam lempeng
Gambar 9-4 Katup jantung. Eversi katupAV dicegah oleh tegangan di daun katup yang ditimbulkan oleh
ini terdapat dua jenis taut membran:
korda tendinae ketika otot papilaris berkontraksi. Ketika daun katup semilunar thdorong menutup, tepi-tepi
desmosom dan taut celah (Gambar 9-6b
mereka menutup secara pas dalam suatu anyaman tahan-bocor yang mencegah eversi daun katup.
dan c). Desmosom, suatu tipe taut erat
yang secara mekanis menyatukan sel-sel,
sangat banyak terdapat di jaringan
seperti jantung yang mengalami stres listrik menyebar ke semua sel lain yang disatukan oleh taut celah di
mekanis besar (lihat h. 66). massa otot sekitar sehingga mereka tereksitasi dan berkontraksi
Pada interval-interval tertentu di sepanjang diskus interkalaris, sebagai suatu sinsitium fungsional tunggal (lihat h. 316). Atrium dan
membran yang saling berhadapan saling mendekat untuk ventrikel masing-masing membentuk sinsitium fungsional dan
membentuk taut celah, yaitu daerah dengan resistensi listrik rendah berkontraksi sebagai unit terpisah. Kontraksi sinkron sel-sel otot yang
yang memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung membentuk dinding masing-masing rongga jantung tersebut
ke sel sekitarnya (lihat h. 67). Sebagian sel otot jantung dapat menghasilkan gaya yang dibutuhkan untuk menyemprotkan darah
menghasilkan potensial aksi tanpa rangsangan saraf apapun. Ketika yang terdapat di dalamnya. Tidak terdapat taut celah yang
satu sel jantung secara spontan mengalami potensial aksi, menyatukan sel-sel kontraktil atrium

Fisiologi jantung 325


(Belakang)
cincin
fibrosa
Katup AV kanan
Katup AV kiri

Katup aorta (a) Berkas otot jantung tersusun


secara spiral mengelilingi
Katup semilunar ventrikel. Ketika berkontraksi,
Miokardium otot ini
pulmonaris
ventrikel "memeras" darah dari apeks ke
(Depan) dasar tempat arteri-arteri utama
keluar.
Gambar 9-5 Rangka fibrosa jantung. Jantung dilihat dari atas, dengan
Diskus interkalaris
atrium dan pembuluh besar dihilangkan untuk memperlihatkan katup jantung

© Dr. John Cunningham/Visuals Unlimited


dan cincin fibrosa. Perhatikan bahwa katup masuk dan keluar ke ventrikel
terletak di bidang yang sama mefalui jantung.

dan mengoordinasikan transmisi eksitasi listrik dari atrium ke


ventrikel untuk memastikan sinkronisasi antara pompa atrium dan
pompa ventrikel.
Karena sifat sinsitium otot jantung dan sistem hantaran antara
atrium dan ventrikel, impuls yang secara spontan terbentulc di satu
bagian jantung menyebar ke seluruh jantung. Karena itu, tidak (b) Serat otot jantung bercabang
seperti otot rangka, yang gradasi kontraksinya dapat dihasilkan dan saling dihubungkan oleh
dengan mengubah-ubah jumlah sel otot yang berkontraksi di dalam diskus interkalaris
otot (rekrutmen unit motorik), serat otot jantung akan berkontraksi
secara sekaligus atau tidak sama sekali. Tidak dapat terjadi kontraksi
Membran plasma dua serat
"setengah hati". Kontraksi jantung diubah-ubah dengan mengubah otot jantung yang
Desmosom
kekuatan kontraksi semua sel otot jantung. Anda akan mempelajari berdekatan
lebih jauh tentang proses ini di bagian selanjutnya.

Jantung terbungkus oleh kantong perikardium.


Jantung terbungkus dalam kantong perikardium (peri artinya "di
sekitar") membranosa berdinding rangkap. Kantong terdiri dari dua
lapisanpembungkus fibrosa kuat dan lapisan sekretorik. Pembungkus
fibrosa di sebelah luar kantong melekat ke sekat jaringan ikat yang
memisahkan paru. Perlekatan ini menambatkan jantung sehingga
organ ini menempati posisinya yang tepat di dalam dada. Lapisan
dalam kantong mengeluarkan cairan perikardium tipis, yang
berfungsi sebagai pelumas dan mencegah gesekan antara lapisan-
lapisan perikardium sewaktu lapisan-lapisan tersebut saling bergesek Taut celah Potensiai aksi
setiap kali jantung berdenyut.
Perikarditis, peradangan kantong perikardium yang Diskus interkalaris
(c) Diskus interkalaris mengandung dua jenis taut
menyebabkan bising gesek nyeri antara kedua lapisan
membran; desmosom yang penting secara mekanis dan
perikardium, kadang-kadang terjadi akibat infeksi virus atau
taut celah yang penting secara listrik.
bakteri.
Gambar 9-6 Susunan serat otot jantung. Berkas serat-serat otot
Setelah memahami struktur dasar jantung ini kita selanjutnya
jantung disusun secara spiral mengelilingi ventrikel. Sel-sel otot jantung
akan mempelajari bagaimana potensial aksi dimulai dan disebarkan yang berdampingan disatukan ujung ke ujung oleh diskus interkalaris,
ke seluruh jantung, diikuti oleh pembahasan tentang bagaimana yang mengandung dua jenis taut khusus: desmosom, yang berfungsi
aktivitas listrik ini memicu jantung untuk memompa secara sebagai "paku" dan secara mekanis menyatukan sel-sel; dan taut celah,
terkoordinasi. yang memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel ke sel sekitar.

   BAB 9
terbuka ini mulai menggerakkan potensial membran sel pemacu
dengan segera menuju ambangnya sekali lagi.
Periksa Pemahaman Anda 9.1
Mekanisme ion kedua yang berperan serta terhadap potensial
1. Gambarkan hubungan sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik dengan
pemacu ini adalah pengurangan progresif fluks pasif K+ keluar. Di
ruangan-ruangan jantung secara skematik.
dalam sel autoritmis jantung, permeabilitas terhadap K+ tidak
2. Berikan nama dan bahas fungsi keempat katup jantung. konstan di antara potensial aksi seperti halnya pada sel saraf dan sel
otot rangka. Kanal K+ yang terbuka selama fase menurunnya
potensial aksi sebelumnya perlahanlahan menutup pada potensial
negatif. Penutupan yang lambat ini secara bertahap mengurangi
aliran keluar 1C+ positif menuruni gradien konsentrasinya.
Akibatnya, terjadi kebocoran Na+ ke dalam secara perlahan bersama
Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh
dengan penurunan perlahan kecepatan efluks K+ melalui kanal If
potensial aksi yang menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung
yang terbuka, semakin menggeser membran menuju ambang.
berkontraksi, atau berdenyut, secara ritmis akibat potensial aksi yang
dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas (oto Peran ion ketiga terhadap potensial pemacu adalah meningkatnya
artinya "sendiri"). Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung: masukan Ca2+. Pada paruh kedua potensial pemacu, kanal IF menutup
dan kanal Ca2+ transien (kanal Ca2+ tipe T), satu dari dua jenis kanal
1. Sel kontraktil,yang membentuk 99% sel-sel otot jantung,melaku-
Ca2+ berpintu listrik, terbuka sebelum membran mencapai ambang.
kan kerja mekanis memompa darah. Sel-sel dalam keadaan normal ("T" merupakan kepanjangan dari transien.) Influks Ca2+segera yang
tidak membentuk sendiri potensial aksi mereka. terjadi semakin mendopolrisasi membra, membawanya ke ambang,
2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat saat ketika kanal Ca2+ tertutup.
penting, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi
menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel sebagai respons terhadap pengaktifan kanal Ca2+ berpintu
jantung kontraktil.

Sel otoritmik jantung memperlihatkan aktivitas 20


pemacu.
10 Potensial akal
PK+; PCa2+, L
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yaitu membrannya spontan
berada pada potensial istirahat yang konstan kecuali sel dirangsang, 0
sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. SeI-sel ini
Membrane potential (mV)

10
justru memperlihatkan aktivitas pemacu; yaitu, potensial membran

K
+ou
Ca2+in
mereka secara perlahan terdepolarisasi, atau bergeser, antara dua 20

t
potensia
potensial aksi hingga ambang tercapai, saat ketika membran 30 PCa2+, L; ambang
mengalami potensial aksi. Pergeseran lambat potensial membran sel PCa2+,T
otoritmik ke ambang disebut potensial pemacu (Gambar 9-7; lihat 40 C2+a
in
juga h. 316). Melalui siklus berulang tersebut, sel-sel otoritmik 50 PCa2+,T; N+ a
tersebut memicu potensial aksi, yang kemudian menyebar ke seluruh PNa+, If in
Depolarisasi
jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf 60
lambat
PNa+, If; (potensial
apapun.
PK+ pemacu)
POTENSIAL PEMACU DAN POTENSIAL AKSI Di SEL OTORITMlK
Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks
beberapa mekanisme ion yang berbeda. Perubahan terpenting dalam Waktu (mdtk)
perpindahan ion yang menimbulkan potensial pemacu adalah
(1)Peningkatan arus Na+ yang masuk, (2)penurunan arus K+ keluar,
KUNCI
dan (3) peningkatan arus Ca2+ masuk.
If = Kanal funny
Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh masuknya
T =Kanal Ca2+ Jenis transien
Na+ ke dalam melalui kanal berpintu listrik yang hanya ditemukan L = Kanal Ca2+ bertahan lama
pada sel pemacu jantung. Pada umumnya kanal berpintu listrik
Gambar 9-7 Aktivitas pemacu sel otoritmik jantung. Paruh pertama potensial
terbuka ketika membran menjadi kurang negatif (terdepolarisasi),
pemacu disebabkan oleh kanal funny unik yang membuka, yang mengizinkan arus Na
tetapi kanal khusus ini terbuka ketika membran menjadi lebih negatif
+ ke dalam, bersamaan dengan menutupnya saluran K+ yang mengurangi arus K+
(hiperpolarisasi) pada akhir repolarisasi dari potensial aksi keluar. Paruh kedua potensial pemacu disebabkan oleh terbukanya kanal Ca2+ tipe T.
sebelumnya. Karena sifatnya yang tidak biasa, saluran ini disebut kanal Jika ambang telah tercapai, fase naik potensial aksi disebabkan ofeh pembukaan
funny atau If. Ketika satu potensial aksi berakhir dan kanal If terbuka, kanal Ca2+ tipe L, sedangkan fase turun disebabkan oleh membukanya kanal K+.
masuknya arus Na+ pendepolarisasi yang terjadi melalui kanal yang

Fisiologi jantung 327


listrik yang bertahan lama (kanal Ca2+ tipe L; "L" merupakan melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan
kepanjangan long-lasting, atau bertahan lama) dan diikuti oleh influ balik ke arah atrium di sepanjang dinding luar.
Ca2+ dalam jumlah besar. Fase naik yang diinduksi Ca2+ pada sel 4. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari
pemacu jantung berbeda dengan yang terjadi di sel saraf dan sel otot berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel
rangka, yaitu ketika yang mengubah potensial ke arah positif adalah seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon.
influks Na+ dan bukan influks Ca2+
AKTIVITAS PEMACU NORMAL Karena berbagai sel otoritmik
Fase turun disebabkan, seperti biasanya, oleh efluks K+ yang
memiliki laju depolarisasi lambat ke ambang yang berbeda-beda,
terjadi ketika permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan kanal
frekuensi normal pembentukan potensial aksi mereka juga
K+ berpintu listrik, bersama dengan penutupan kanal Ca2+ tipe L.
berbeda-beda (Tabel 9-1). Sel-sel jantung dengan kecepatan
Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya
inisiasi potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali suatu
menuju ambang akibat penutupan kanal K+ secara perlahan.
potensial aksi terbentuk di salah satu sel otot jantung, potensial
Nodus sinoatrium adalah pemacu tersebut akan disebarkan ke seluruh miokardium melalui taut
celah dan sistem hantaran khusus. Karena itu, nodus SA, yang
normal jantung
dalam keadaan normal memiliki laju otoritmisitas tertinggi, yaitu
Sel-sel jantung non-kontraktil khusus yang mampu melakukan 70 hingga 80 potensial aksi per menit, mengendalikan bagian
otoritmisitas terletak di tempat-tempat berikut (Gambar 9-8): jantung lainnya pada tingkat kecepatan ini dan karenanya dikenal
sebagai pemacu jantung: yaitu, seluruh jantung tereksitasi,
1. Nodus sinoatrium (nodus SA), suatu daerah kecil khusus
memicu sel-sel kontraktil berkontraksi dan jantung berdenyut
didinding atrium kanan dekat pintu masuk vena kava superior.
dengan kecepatan atau frekuensi yang telah ditetapkan oleh
2. Nodus atrioventrikel (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otoritmisitas nodus SA, normalnya 70 hingga 80 denyut permenit
ototjantung khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat Jaringan otoritmik lain tidak dapat menghasilkan irama alami
septum, tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel. mereka yang lebih lambat karena jaringan-jaringan ini telah
diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum
3. Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus mereka dapat mencapai ambang dengan irama alami mereka
yangberasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel. Di yang lebih lambat.
sini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri Analogi berikut menunjukkan bagaimana nodus SA
yang turun menyusuri septum, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatannya
sendiri.

jalur
Jalur
antartrium antarium
Nodus
Nodus atrioventrikel
sinoatriu (AV) Nodus SA Nodus AV
m(SA)
Atrium kiri atrium kanan atrium kiri
Atrium
kanan Jalur
Cabang kiri Berkas His
Jalur antarnodus
berkas His
antarnodus
Jalur fibrosa
yang secara
Ventrikel kanan Ventrikel kiri Ventrikel kiri
elektris bersifat
nonkonduktif
Cabang kanan Serat Purkinje Ventrikel kanan Serat
berkas His purkinje

(a) Sistem konduksi khusus di jantung (b) Penyebaran eksitasi jantung


Gambar 9-8 Sistem konduksi khusus di jantung dan penyebaran eksitasi jantung. Sebuah potensial aksi yang diinisiasi di nodus SA pertama menyebar
melalui kedua atrium. Penyebarannya dipermudah oleh dua jalur konduksi khusus atrial: Jalur antaratriurn dan jalur antarnodus. Nodus AV adalah satu-satunya
tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi dengan cepat menyebar ke seluruh ventrikel, dipercepat oleh sistem
konduksi ventrikel yang khusus yang terdiri dari berkas His dan serat Purkinje.

   hapter
Misalkan sebuah kereta memiliki 100 gerbong, dengan 3 di pada kenyataannya, pasien biasanya mengalami koma.
antaranya adalah lokomotif yang mampu berjalan sendiri; ke-97 Jika seseorang memiliki denyut jantung yang abnormal lambat,
gerbong lainnya harus ditarik (Gambar 9-9a). Satu lokomotif seperti pada kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan
(nodus SA) dapat berjalan sendiri dengan kecepatan 70 mil/jam, pemacu buatan. Alat yang ditanam ini secara ritmis menghasilkan
lokomotif lain (nodus AV) dengan kecepatan 50 mil/ jam, dan impuls yang menyebar ke seluruh jantung untuk menjalankan
lokomotif terakhir (serat Purkinje) dengan 30 mil/ jam. Jika semua atrium dan ventrikel dengan kecepatan lazim 70 denyut per menit.
gerbong kereta ini digabungkan, lokomotif yang dapat berjalan
dengan kecepatan 70 mil/jam akan menarik gerbong lainnya Suatu bagian jantung, misalnya serat Purkinje, kadang-kadang
dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang dapat berjalan sendiri menjadi sangat peka-rangsang dan mengalami depo-larisasi lebih
dengan kecepatan yang lebih rendah akan tertarik dengan cepat daripada nodus SA. (Lokomotif yang lambat mendadak
kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif yang lebih cepat sehingga menjadi lebih cepat daripada lokomotif utama; lihat Gambar 9-9d).
tidak dapat berjalan dengan kecepatan mereka sendiri karena Daerah yang tereksitasi secara abnormal ini, suatu fokus ektopik,
ditarik oleh lokomotif yang lebih cepat. Ke-97 gerbong lainnya (sel memicu potensial aksi prematur yang menyebar ke seluruh jantung
kontraktil non-otoritmik), karena tidak dapat bergerak sendiri, sebelum nodus SA dapat memulai potensial aksi normalnya (ektopik
akan berjalan dengan kecepatan yang dihasilkan oleh lokomotif artinya "tidak pada tempatnya"). Impuls abnormal dari suatu fokus
tercepat. ektopik di ventrikel menimbulkan kontraksi ventrikel prematur
(KVP). Jika fokus ektopik terus melepaskan muatan dengan
AKTIVITAS PEMACU ABNORMAL Jika karena suatu hal
kecepatan yang tinggi, aktivitas pemacu berpindah dari nodus SA ke
lokomotif tercepat rusak (kerusakan nodus SA),lokomotif
fokus ektopik. Kecepatan jantung menjadi sangat meningkat dan
tercepat berikutnya (nodus AV) akan mengambil alih dan
berlanjut dengan kecepatan ini untuk beberapa lama hingga fokus
keseluruhan kereta berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam-
ektopik kembali ke normal.Daerah yang teriritasi secara berlebihan
yaitu jika nodus SA menjadi non-fungsional, nodus AV akan
ini mungkin berkaitan dengan penyakit jantung organik, tetapi
melaksanakan aktivitas pemacu (Gambar 9-9b). Jika hantaran
umumnya terjadi sebagai respons terhadap rasa cemas, kurang tidur,
impuls terhambat antara atrium dan ventrikel, atrium akan tetap
atau konsumsi berlebihan kafein, nikotin, atau alkohol.
berdenyut dengan kecepatan 70 denyut per menit, dan jaringan
ventrikel, karena tidak dijalankan oleh nodus SA yang Kini kita mengalihkan perhatian pada bagaimana suatu potensial
frekuensinya lebih cepat, mengambil iramanya sendiri yang lebih aksi, setelah terpicu, dihantarkan ke seluruh jantung.
lambat yaitu sekitar 30 denyut per menit, dipicu oleh serat
Purkinje. Situasi ini seperti terputusnya lokomotif kedua (nodus Penyebaran eksitasi jantung berlangsung
AV) sehingga lokomotif terdepan (nodus SA) terputus dari terkoordinasi untuk menjamin pemompaan yang
lokomotif ketiga yang lambat (serat Purkinje) dan gerbong sisanya efisien
(Gambar 9-9c). Lokomotif terdepan (dan gerbong yang terhubung Setelah dimulai di nodus SA, potensial aksi menyebar ke seluruh
langsung dengannya-yaitu sel atrium) terus melaju dengan 70 mil/ jantung. Agar fungsi jantung efisien, penyebaran eksitasi harus
jam sementara bagian kereta sisanya berjalan dengan kecepatan 30 memenuhi tiga Kriteria:
mil/jam. Blok jantung komplet ini terjadi jika jaringan 1. Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelumkontraksi ven-
penghantar antara atrium dan ventrikel rusak (misalnya, sewaktu trikel dimulai. Agar ventrikel terisi sempurna, kontraksi atrium harus
serangan jantung) dan menjadi non-fungsional. Kecepatan denyut mendahului kontraksi ventrikel. Sewaktu relaksasi jantung, katup AV
ventrikel 30 kali per menit hanya akan menopang eksistensi membuka, sehingga darah vena yang masuk ke atrium terus mengalir
kehidupan yang nyaris tanpa kegiatan; langsung ke dalam ventrikel. Hampir 80% pengisian ventrikel terjadi
melalui cara ini sebelum atrium berkontraksi. Ketika atrium
berkontraksi, lebih banyak lagi darah yang diperas ke dalam ventrikel
untuk menuntaskan pengisian ventrikel. Kontraksi ventrikel
kemudian terjadi untuk menyemprotkan darah dari jantung ke arteri-
•j Laju Normal Lepas Muatan
TABEL 9-1
arteri.
Potensial Aksi di Jaringan Otoritmik Jika atrium dan ventrikel berkontraksi bersamaan, katup AV akan
Jantung segera tertutup karena tekanan ventrikel akan jauh melebihi tekanan
atrium. Ventrikel memiliki dinding yang jauh lebih tebal dan,
karenanya, dapat menghasilkan tekanan yang lebih besar. Kontraksi
atrium akan kurang produktif karena atrium tidak dapat memeras
Jaringan Potensial Aksi perMenit*
darah ke dalam ventrikel melalui katup yang tertutup. Karena itu,
untuk menjamin pengisian ventrikel yang sempurna-untuk
70–80 memperoleh sisa 20% pengisian ventrikel yang terjadi selama
40–60 kontraksi atrium-atrium harus tereksitasi dan berkontraksi sebelum
ventrikel tereksitasi dan berkontraksi. Selama denyut jantung normal,
20–40 kontraksi atrium terjadi sekitar 160 mdet sebelum kontraksi ventrikel.
**Dengan keberadaan tonus parasimpatis; lihat h. 254 dan h. 345.

   329
70 mph Nodus SA Nodus AV Serat purkine
70 mph 50 mph 30 mph sel kontraktil "Pekerja sel

(a) Aktivitas pemacu normal: Seluruh gerbong akan berjalan 70 mpj (laju jantung ditetapkan oleh nodus SA, yaitu jaringan otoritmik tercepat).

50 mph Nodus AV Serat purkinje


50 mph 30 mph

V
sA
du
No mpj
70 Nodus SA “Keluar rel”

(b)Aktivitas pemacu diambil alih oleh nodus AV jika nodus SA menjadi nonfungsional: Gerbong akan berjalan 50 mpj (jaringan
otoritmik tercepat kedua. nodus AV, akan menentukan kecepatan denyut jantung.

70 mph Nodus SA 30 mph Serat purkinje


70 mph 30 mph

V
sA
du
No mph “Nodus AV "keluar rel"”
50

(c) Pada blokade jantung komplet, laju ventrikel diambil alih oleh jaringan otoritmik ventrikel yang lebih lambat: Bagian pertama
gerbong akan melaju dengan kecepatan 70 mpj; bagian terakhir akan berjalan 30 mpj (atrium akan dijalankan oleh nodus SA;
ventrikel akan berjalan dengan iramanya sendiri yang jauh lebih lambat).

Fokus ektopik

140 mph Nodus SA NodusAV Serat purkinje


70 mph 50 mph 140 mph

(d) Aktivitas pemacu diambil alih oleh fokus ektopik: Kereta akan dijalankan oleh fokus ektopik, yang kini melaju lebih cepat daripada
nodus SA (jantung keseluruhan akan dijalankan lebih cepat oleh pemacu abnormal).
Gambar 9-9 Analogi aktivitas pemacu. Pada blokade jantung komplet (c), ketika laju ventrikel diambil alih oleh jaringan otoritmik ventrikel yang lebih
lambat, laju atrium (tidak digambarkan) tetap dijalankan oleh nodus SA.

2. Eksitasi serat otot jantung harus terkoordinasi menjamin bahwa Fibrilasi ventrikel jauh lebih serius daripada fibrilasi atrium. Fibrilasi
setiap rongga jantung berkontraksi sebagai satu kesatuan agar ventrikel cepat menyebabkan kematian karena jantung tidak dapat
pemompaan efisien. Jika serat otot dalam suatu rongga jantung memompa darah ke dalam arteri. Keadaan ini sering dapat dikoreksi
tereksitasi dan berkontraksi secara acak dan bukan berkontraksi dengan defibrilasi listrik, yaitu pemberian arus listrik kuat ke dinding
secara simultan dan terkoordinasi, serat-serat tersebut tidak akan dada. Ketika mencapai jantung, arus ini merangsang
mampu menyemprotkan darah. Kontraksi ventrikel yang mulus (mendepolarisasi) semua bagian jantung secara bersamaan dan
dan seragam merupakan hal esensial untuk memeras darah keluar. berfungsi sebagai "tombol reset': Biasanya bagian pertama jantung
Sebagai analogi, anggaplah Anda memiliki sebuah basting syringe yang pulih adalah nodus SA, yang mengambil alih aktivitas pemacu,
(alat seperti bel kuno oplet) penuh air. Jika Anda hanya menohok- lalu kembali memulai impuls yang memicu kontraksi sinkron bagian
nohokkan sebuah jari di sana-sini ke karetnya, Anda tidak akan jantung lainnya.
menyemprotkan banyak air. Tetapi jika Anda menekan karet
tersebut secara lancar dan terkoordinasi, Anda dapat memeras 3. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus terkoordinasikan
secara fungsional sehingga kedua anggota pasangan tersebut
keluar airnya.
berkontraksi secara simultan. Koordinasi ini memung-kinkan darah
Dengan cara serupa, kontraksi serat-serat otot jantung terpompa secara sinkron ke dalam sirkulasi paru dan sistemik.
secara sendiri-sendiri tidak akan berhasil memompa darah.
Eksitasi dan kontraksi sel-sel jantung yang acak dan tak- Penyebaran normal eksitasi jantung diatur secara cermat agar
terkoordinasikan tersebut dikenal sebagai fibrilasi. kriteria di atas terpenuhi dan jantung berfungsi secara efisien,
sebagai berikut (lihat Gambar 9-8b).

   BAB 9
EKSITASI ATRIUM Potensial aksi yang berasal dari nodus SA Serat Purkinje dapat menghantarkan suatu potensial aksi enam kali
mula-mula menyebar ke kedua atrium, terutama dari sel ke sel lebih cepat daripada yang dapat dilakukan oleh sinsitium sel-sel
melalui taut celah. Selain itu, beberapa jalur penghantar yang kontraktil ventrikel. Jika proses depolarisasi ventrikel ke-seluruhan
khusus dan batasnya kurang jelas mempercepat hantaran impuls ke bergantung pada penyebaran impuls sel-ke-sel melalui taut celah,
seluruh atrium. jaringan ventrikel yang berada tepat di samping nodus AV akan
• Jalur antaratrium terbentang dari nodus SA di dalam atrium ka- tereksitasi dan berkontraksi sebelum impuls mencapai apeks jantung.
nan ke atrium kiri. Karena jalur ini dengan cepat menghantarkan Hal ini, tentu saja, tidak memungkinkan pemompaan yang efisien.
potensial aksi dari nodus SA ke ujung jalur di atrium kiri, Penghantaran cepat potensial aksi menyusuri berkas His dan
gelombang eksitasi dapat menyebar melintasi taut celah di seluruh distribusinya yang segera ke seluruh anyaman Purkinje menyebabkan
atrium kiri pada saat yang sama dengan eksitasi yang menyebar ke pengaktifan sel-sel miokardium di kedua ventrikel terjadi hampir
seluruh atrium kanan. Hal ini memastikan bahwa kedua atrium serentak, yang memastikan kontraksi tunggal mulus terkoordinasi
terdepolarisasi untuk berkontraksi secara bersamaan yang dapat secara efisien memompa darah ke dalam sirkulasi sistemik
• Jalur antarnodus terbentang dari nodus SA ke nodus AV. dan paru pada saat yang sama.
Nodus AV adalah satu-satunya titik kontak listrik antara atrium
dan ventrikel; dengan kata lain, karena atrium dan ventrikel secara
Potensial aksi sel kontraktil jantung memperlihatkan
struktural dihubungkan oleh jaringan fibrosa yang tidak
menghantarkan arus listrik, satu-satunya cara bagi potensial aksi di plateau yang khas.
atrium untuk dapat menyebar ke ventrikel adalah dengan melalui Potensial aksi di sel-sel kontraktil jantung, meskipun dipicu oleh sel-
nodus AV. Jalur penghantar antarnodus mengarahkan penyebaran sel nodus pemacu, bervariasi mencolok dalam mekanisme ion dan
potensial aksi yang berasal dari nodus SA ke nodus AV untuk bentuknya dari potensial nodus SA (bandingkan Gambar 9-7 dan
menjamin kontraksi sekuensial ventrikel berlangsung setelah
9-10). Tidak seperti membran sel otoritmik, membran sel kontraktil
kontraksi atrium. Dengan dipercepat oleh jalur ini, potensial aksi
pada hakikatnya tetap pada keadaan istirahat sebesar sekitar-90 mV
tiba di nodus AV dalam 30 mdet setelah nodus SA melepaskan
muatannya. hingga tereksitasi oleh aktivitas listrik yang menjalar dari pemacu. Sel
kontraktil miokardium memiliki beberapa subkelas kanal K. Pada
HANTARAN ANTARA ATRIUM DAN VENTRIKEL Potensial aksi potensial istirahat, jenis kanal K+ yang terbuka terutama bersifat
dihantarkan secara relatif lambat melalui nodus AV. Kelambatan bocor.1 Perpindahan K+ keluar melalui kanal ini menjaga potensial
ini menguntungkan karena memberi waktu bagi ventrikel untuk istirahat tetap di sekitar potensial ekuilibrium K+, yaitu sebesar-90
terisi penuh. Impuls tertunda sekitar 100 mdet (keterlambatan mV. Segera setelah membran suatu sel kontraktil miokardium
nodus AV) yang memungkinkan atrium terdepolarisasi sempurna terdepolarisasi menuju ambang melalui aliran listrik melalui taut
dan berkontraksi, mengosongkan isinya ke dalam ventrikel, celah, terbentuk potensial aksi melalui proses rumit perubahan
sebelum ventrikel terdepolarisasi dan berkontraksi. permeabilitas dan perubahan potensial membran sebagai berikut
EKSITASI VENTRIKEL Setelah tertahan di nodus AV, impuls lalu (Gambar 9-10):
mengalir cepat menuruni septum melalui cabang kanan dan kiri 1. Selama fase naik potensial aksi, potensial membran dengan cepat
berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel melalui berbalik ke nilai positif sekitar +20 mV hingga +30 mV (bergantung
serat Purkinje. Anyaman serat pada sistem penghantar ventrikel ini pada sel miokardium) akibat pengaktifan kanal Na} berpintu listrik
dikhususkan untuk menyalurkan potensial aksi dengan cepat. dan Na+ kemudian cepat masuk ke dalarn sel, seperti yang terjadi
Keberadaan sistem ini mempercepat dan mengoordinasikan pada sel peka rangsang lain yang mengalami potensial aksi (Iihat h.
penyebaran eksitasi ventrikel untuk memastikan bahwa kedua 103). Ini adalah tipe kanal Na+ berpintu listrik yang sama seperti yang
ventrikel berkontraksi sebagai satu kesatuan. Potensial aksi ditemukan pada sel otot rangka dan saraf. Pada puncak potensial aksi,
disalurkan melalui seluruh sistem serat Purkinje dalam 30 mdet. per-meabilitas Na+ kemudian cepat menurun ke nilai istirahatnya
Meskipun membawa potensial aksi dengan cepat ke sejumlah yang rendah.
besar sel otot jantung, sistem ini tidak berakhir di setiap sel. Impuls 2. Pada puncak potensial aksi, kanal K+ subkelas lainnya secara
menyebar dengan cepat dari sel-sel yang tereksitasi ke sel-sel otot singkat terbuka. Efluks K+ yang cepat dan terbatas melalui kanal
ventrikel sisanya melalui taut celah. transien ini menyebabkan repolarisasi yang kecil dan segera seiring
Sistem hantaran ventrikel sangat lebih teratur dan lebih penting dengan membran yang menjadi sedikit kurang positif.
daripada jalur penghantar antaratrium dan antar-nodus. Karena 3. Namun, unik bagi sel kontraktil jantung, potensial membran
massa ventrikel jauh lebih besar daripada massa atrium, sistem
dipertahankan dekat ke tingkat positif puncak ini selama beberapa
penghantar ventrikel sangat penting untuk mempercepat
ratus mdet, rnenghasilkan fase plateau
penyebaran eksitasi di ventrikel. Serat Purkinje dapat
menghantarkan suatu potensial aksi enam kali lebih cepat daripada 1Di luar buku ini, jenis kanal ini sering disebut sebagai inward rectifierchannel, dan kanal
yang dapat dilakukan oleh sinsitium sel-sel kontraktil ventrikel. "biasa" yang sebentar lagi ffibahas disebut delayed rectifier K+ channel

   331
4. Fase turun potensial aksi yang cepat ditimbulkan oleh inaktivasi
PNa+; PK+ (transien) kanal Ca2+ dan penundaan pengaktifan kanal K+ berpintu listrik
"biasa", yaitu kanal K+ subkelas lain yang lain identik dengan yang

K
30

+
ut P 2+, L; PK+ (transien dan bocor ) bertanggung jawab terhadap repolarisasi di sel otot rangka dan sel
fas Ca

o
t Ca 2+ saraf. Penurunan permeabilitas terhadap Ca2+ ini mengurangi
in s
low

Na+ masuk dengan cepat


perpindahan Ca2+ ke dalam sel yang berjalan lambat, sementara
Fase PCa2+, L; PK+
Membrane potential (mV)

0 (berpintu peningkatan mendadak permeabilitas terhadap K+ secara simultan


plautea
potensial listrik biasa) mendorong difusi keluar K+ secara cepat. Karena itu, seperti pada
aksi sel peka-rangsang lainnya, sel kembali ke potensial istirahat karena

K+ keluar dengan cepat


K+ keluar sel. Pada potensial istirahat, kanal K+ berpintu listrik
yang biasa tertutup dan kanal K+ " bocor" terbuka sekali lagi.

Marilah kita lihat bagaimana potensial aksi ini menimbulkan


Potensial kontraksi
PNa+ ambang
70
PK. (berpintu
listrik biasa); t Ps
(bocor)
90 250
Di sel kontraktil jantung, kanal Ca2+ tipe L terutama terletak di
Gambar 9-10 Potensial aksi di sel kontraktil otot jantung. Potensial aksi di tubulus T. (Pada kenyataannya, kanal ini adalah modifikasi reseptor
sel kontraktil jantung sangat berbeda dengan potensial aksi di sel otoritmik dihidropiridrin yang ditemukan pada tubulus T otot rangka; lihat h.
jantung (bandingkan dengan Gambar 9-7). Fase naik yang cepat pada potensial 280.) Seperti telah Anda pelajari, kanal berpintu listrik ini terbuka
aksi di sel kontraktil adalah hasil masuknya Na+ pada pembukaan kanal Na* selama potensial aksi lokal. Dengan demikian, tidak seperti di otot
cepat pada ambang. Repolarisasi awal dan singkat setelah potensial mencapai rangka, Ca2+ berdifusi ke dalam sitosol dari CES menembus
puncaknya disebabkan oleh efluks K+ yang terbatas pada pembukaan kanal K+ membran tubulus T sewaktu potensial aksi jantung.Masuknya Ca2+
transien, bersamaan dengan inaktivasi kanal Na+. Fase palteau yang ini memicu pembukaan kanal-kanal rianodin pelepas Ca2+ sekitar
memanjang adalah akibat masuknya Ca2+ secara perlahan pada pembukaan di kantong retikulum sarkoplasma yang berdekatan (lihat h. 284). ).
kanal Ca2+ tipe-L, bersama dengan berkurangnya efluks K+ pada penutupan
Melalui kerja ini, yang disebut sebagai pelepasan Ca2+ yang dipicu
beberapa jenis kanal K+. Fase menurun yang cepat disebabkan oleh efluks K+
oleh Ca2+, Ca2+ yang masuk ke sitosol dari CES memicu pelepasan
pada pada pembukaan kanal K+ berpintu listrik biasa, seperti pada sel peka-
lebih banyak Ca2+ ke dalam sitosol dari simpanan intrasel(Gambar
rangsang lainnya. Potensial istirahat dipertahankan oleh pembukaan kanal K+
bocor.
9-11). Lonjakan lokal pelepasan Ca2+ yang dikenal sebagai percikan
Ca2+, dari retikulum sarkoplasma ini secara kolektif meningkatkan
kompartemen Ca2+ sitosol dalam jumlah yang cukup untuk dapat
menggerakkan perangkat kontraktil. Sembilan puluh persen Ca2+
yang dibutuhkan untuk kontraksi otot berasal dari retikulum
potensial aksi. Sebaliknya, potensial aksi yang singkat dari sel otot sarkoplasma. Pasokan tambahan Ca2+ ini, disetai oleh proses
rangka dan saraf berlangsung selama 1-2 mdet. Sementara fase naik pengeluaran Ca2+ yang lambat, merupakan penyebab lamanya
potensial aksi dihasilkan oleh aktivasi kanal Na+ cepat" dan periode jantung berkontraksi, yang berlangsung sekitar tiga kali
repolarisasi dini dan singkat berasal dari aktivasi kanal K+ yang lebih lama draipada kontraksi sebuah serat otot rangka (300 mdet
cepat dan transien, fase plateau ini dipertahankan oleh dua dibandingkan dengan 100 mdet). Peningkatan waktu kontraktil ini
perubahan permeabilitas dependen-listrik: aktivasi kanal Ca2+ tipe-L memastikan waktu yang memadai untuk rnenyemprotkan darah.
"lambat" dan penurunan bermakna permeabilitas K+ di membran
sel kontraktil jantung. Perubahan permeabilitas ini terjadi sebagai Seperti di otot rangka, peran Ca2+ di dalam sitosol adalah
respon terhadap perubahan listrik mendadak selama fase naik berikatan dengan kompleks troponin-tropomiosin dan secara fisik
potensial aksi. Pembukaan kanal Ca2+ tipe-L menghasilkan difusi menarik kompleks tersebut ke samping sehingga dapat terjadi siklus
masuk Ca2+ secara perlahan karena konsentrasi Ca2+ lebih besar jembatan-silang dan kontraksi (Gambar 9-11 and see p. 276).
pada cairan ekstrasel. Influks berkelanjutan Ca2+ yang bermuatan Namun, tidak seperti otot rangka, yang selalu terjadi pembebasan
positif ini memperlarna kepositifan di bagian dalam sel dan Ca2+ dalam jumlah memadai untuk mengaktifkan semua jembatan
berperan besar dalam pembentukan bagian plateau potensial aksi. silang, tingkat aktivitas jembatan silang di otot jantung bervariasi
Efek ini diperkuat oleh penurunan secara bersamaan permeabilitas sesuai dengan jumlah Ca2+ di sitosol. Seperti akan kita lihat,
terhadap K+ pada penutupan kanal K+ yang secara singkat terbuka berbagai faktor regulatorik dapat mengubah jumlah Ca2+ di sitosol
dan kanal K+ bocor yang terbuka pada potensial istirahat. Pengeluaran Ca2+ dari sitosol oleh mekanisme dependen-energi
Penurunan aliran keluar K+ yang bermuatan positif mencegah di membran plasma dan retikulum sarkoplasma memu-lihkan efek
repolarisasi cepat membran dan karenanya ikut berperan pemblokiran troponin dan tropomiosin sehingga kontraksi terhenti
memperpanjang fase plateau. dan otot jantung berelaksasi.

   hapter
Stimulasi berulang cepat yang tidak memungkinkan serat otot
Polensial aksi di
sel kontraktil mV berelaksasi di antara rangsangan menyebabkan terjadinya kontraksi
jantung maksimal menetap yang dikenal sebagai tetanus (Lihat Gambar 8-20,
Waktu p.290).
Sebaliknya, otot jantung memiliki periode refrakter yang lama
Turun menyusuri yangberlangsung sekitar 250 mdet karena memanjangnya fase
tubulus T plateau potensial aksi. Hal ini hampir sama lamanya dengan periode
kontraksi yang dipicu oleh potensial aksi yang bersangkutan;
kontraksi satu serat otot jantung berlangsung rerata 300 mdet
(Gambar 9-12). Karena itu, otot jantung tidak dapat dirangsang
Masuknya sejumlah Pelepasan sejumlah besar
kembali hingga kontraksi hampir selesai sehingga tidak terjadi
kecil Ca2+ dari CES Ca2+ Ca2+dari retikuium penjumlahan kontraksi dan tetanus otot jantung. Ini adalah suatu
melalui kanal Ca2+ sarkoplasma melalui kanal mekanisme protektif penting karena pemompaan darah memerlukan
tipe-L Pelepasan Ca2+ rianodin pelepas Ca2+
periode kontraksi (pengosongan) dan relaksasi (pengisian) yang
yang diinduits
Ca2+ oleh Ca2+ Ca2+ Ca2+ bergantian. Kontraksi tetanik yang berkepanjangan akan
menyebabkan kematian: Rongga-rongga jantung tidak dapat terisi
Ca2+ Ca2+ dan terkosongkan kembali.
Ca2+ Faktor utama yang berperan dalam periode refrakter yang
Ca2+sitosol
panjang adalah inaktivasi, selama fase plateau yang berkepanjangan,
kanal Na+ yang diaktifkan sewaktu influks awal Na+ pada fase naik,
Ca2+
yaitu kanal Na+ berpintu ganda menutup dan tidak mampu
membuka konformasinya (Lihat h. 102). Setelah membran pulih dari
Kompleks troponin-
Iropomiosin di filamen proses inaktivasi ini (ketika membran telah mengalami repolarisasi
tipis bergeser ke sisi ke tingkat istirahat), kanal Na+ baru dapat diaktifkan kembali untuk
memulai potensial aksi lain.

Siklus jembatan
silang antara filamen
tebal dan tipis

Filamen tipis Potensial Respons


bergeser masuk di aksi kontraktil
antara filamen tebal
30

Tegangan relatif serat otot jantung


Kontraksi
0
Membrane potential (mV)

Gambar 9-11 Penggabungan eksitasi-kontraksi di sel kontraktil jantung.

Periode
refrakter

70

Seperti jaringan peka-rangsang lainnya, otot jantung memiliki 90


periode refrakter. Selama periode refrakter, tidak dapat ter-bentuk
potensial aksi kedua hingga membran peka-rangsang pulih dari 0 100 200 300
potensial aksi sebelumnya. Di otot rangka, periode refrakter sangat Waktu (mdet)
singkat dibandingkan dengan durasi kontraksi yang terjadi Gambar 9-12 Hubungan suatu potensial aksi dan periode refrakter dengan durasi
sehingga serat dapat dirangsang kembali sebelum kontraksi respons kontraktil di otot jantung
pertama selesai untuk menghasilkan penjumlahan kontraksi.

   333
berbeda yang masing-masing merekam aktivitas listrik di jantung
dari lokasi yang berbeda-beda-enam sadapan dari ekstremitas dan
enam sadapan dada di berbagai tempat di sekitar jantung. Untuk
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan
menghasilkan gambaran yang sama untuk dibandingkan dan
repolarisasi menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan
untuk mengenali penyimpangan dari normal, ke-12 sadapan
dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini
mencapai permukaan tubuh, tempat aktivitas tersebut dapat dideteksi tersebut digunakan secara rutin dalam semua perekaman EKG
dengan menggunakan elektroda perekam.Rekaman yang dihasilkan ( Gambar 9-13).
adalah suatu elektrocardiogram, atau ECG (secara alternatif, Berbagai bagian rekaman EKG dapat dikaitkan
singkatan EKE dapat digunakan, berasal dari bahasa Yunani kuno dengan peristiwa spesifik di jantung.
kardia, dan bukan bahasa Latin cardia, untuk jantung
Interpretasi konfigurasi gelombang yang terekam dari tiap-tiap
Ingatlah tiga hal penting dalam mempertimbangkan apa yang sadapan bergantung pada pengetahuan tentang rangkaian
direpresentasikan oleh EKG: penyebaran eksitasi di jantung dan posisi relatif jantung terhadap
1.EKG adalah rekaman sebagian aktivitas listrik yang diinduks di letak elektroda. EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang
cairan tubuh oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, terpisah: gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang (Gambar
bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya. 9-14). (Huruf-huruf hanya menunjukkan urutan gelombang.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran Penemu teknik ini memulai abjad dari tengah ketika memberi
keseluruhan aktivitas di seluruh jantung sewaktu depolarisasi dan nama gelombang-gelombang tersebut.)
repolarisasi. EKG bukan rekaman potensial aksi tunggal di sebuah sel ■ Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium
pada suatu saat. Rekaman di setiap saat mencerminkan jumlah ■ Kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel
aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin ■ Gelombang T mencerminkan repolarisasi ventrikel
mengalami potensial aksi sementara yang lain mungkin belum
diaktifkan. Sebagai contoh, segera setelah nodus SA mengeluarkan Gelombang depolarisasi dan repolarisasi yang bergeser ini masing-
impuls, sel-sel atrium mengalami potensial aksi, sementara sel-sel masing menyebabkan kontraksi dan relaksasi jantung.
ventrikel masih berada dalam potensial istirahat. Pada waktu Hal-hal berikut tentang rekaman EKG juga perlu dicatat.
berikutnya, aktivitas listrik akan tersebar ke sel-sel ventrikel 1. Lepas muatan nodus SA tidak menghasilkan aktivitas listrik
sementara sel-sel atrium mengalami repolarisasi. Karena itu, pola yang cukup besar untuk mencapai permukaan tubuh sehingga
keseluruhan aktivitas listrik jantung bervaria si sesuai waktu ketika tidak terekam adanya gelombang pada depolarisasi nodus SA.
impuls mengalir ke seluruh jantung. Karena itu, gelombang yang pertama kali terekam, gelombang P,
3 Rekaman mencerminkan perbandingan listrik yang terdeteksi terjadi ketika gelombang depolarisasi menyebar ke atrium.
oleh elektroda-elektroda di dua titik berbeda di permukaan tubuh, 2. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah untuk
bukan potensial aksi sebenarnya. Sebagai contoh, EKG tidak repolarisasi atrium. Aktivitas listrik yang berkaitan dengan
merekam potensial sama sekali ketika otot ventrikel mengalami repolarisasi atrium normalnya terjadi bersamaan dengan
depolarisasi atau repolarisasi sempurna; kedua elektroda "melihat" depolarisasi ventrikel dan tertutupi oleh kompleks QRS.
potensial yang sama sehingga tidak terdapat perbedaan potensial
antara dua elektroda yang terekam. 3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena
atrium memiliki massa otot yang jauh lebih kecil daripada
Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan tubuh ventrikel dan karenanya menghasilkan aktivitas listrik yang lebih
bergantung pada orientasi elektroda perekam. Elektroda dapat secara kecil.
kasar dianggap sebagai "mata" yang "melihat" aktivitas listrik dan
4. Di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus neto di
menerjemahkannya rnenjadi rekaman yang dapat dilihat, rekaman .otot jantung sehingga EKG tetap berada di garis basal:
EKG. Apakah yang terekam adalah defleksi ke bawah atau ke atas
bergantung pada bagaimana elektroda diorientasikan dalam a. Sewaktu jeda di nodus AV. Jeda ini tercermin oleh
kaitannya dengan aliran arus di jantung. Sebagai contoh, penyebaran interval waktu antara akhir P dan permulaan QRS; segmen EKG
eksitasi melintasi jantung "terlihat" berbeda dari lengan kanan, dari ini dikenal sebagai segmen PR. (Disebut "segmen PR" dan bukan
tungkai kiri, atau dari rekaman yang langsung dilakukan di atas "segmen PQ" karena defleksi Q kecil dan kadang tidak ada,
jantung. Meksipun di jantung terjadi proses listrik yang sama, sementara defleksi R adalah gelombang yang dominan dalam
aktivitas ini memperlihatkan berbagai bentuk gelombang jika kompleks ini.) Arus mengalir melalui nodus AV, tetapi
direkam oleh elektroda-elektroda yang terletak di berbagai titik di kekuatannya terlalu kecil untuk dideteksi oleh elektroda EKG.
tubuh. b. Ketika ventrikel terdepolarisasi sempurna dan sel-sel
Untuk menghasilkan perbandingan yang baku, rekaman EKG kontraktil mengalami fase plateau potensial aksi sebelum mereka
secara rutin terdiri dari 12 sistem elektroda konvensional, atau mengalami repolarisasi, diwakili oleh segmen ST. Segmen ini
sadapan. Ketika sebuah mesin elektrokardiograf dihubungkan antara terletak di antara QRS dan T; segmen ini bersesuaian dengan
elektroda-elektroda perekam di dua titik di tubuh, susunan spesifik waktu saat pengaktifan ventrikel tuntas dan ventrikel sedang
dari tiap-tiap pasangan koneksi disebut sadapan. Terdapat 12 berkontraksi dan mengosongkan isinya. Perhatikan bahwa segmen
sadapan ST bukan rekaman aktivitas kontraktil jantung.

   BAB 9
Sadapan I:
lengan kanan
ke lengan kiri
aVR: lengan kanan aVL: lengan kiri

Sadapan 11: Sadapan


Lengan Lengan
kanan ke kiri ke
tungkai kiri tungkai kiri

aVF: Tungkai kiri

V1 V2 V6
V3 V V5
4

Elektroda tanah

(a) Sadapan ekstremitas (b) Sadapan dada


Gambar 9-13 Sadapan elektrokardiogram. (a) Keenam sadapan ekstremitas mencakup sadapan I, II, II I, aVR, aVL, dan aVF. Sadapan I, II, dan 111 adalah
sadapan bipolar karena digunakan dua elektroda perekam. Rekaman mencatat perbedaan potensial antara dua elektroda. Sebagai contoh, sadapan I merekam
perbedaan potensial yang terdeteksi di lengan kanan dan lengan kiri. Elektroda yang diletakkan di tungkai kanan berfungsi sebagai elektroda tanah dan bukan
elektroda perekam. Sadapan aVR, aVL, dan aVF adalah sadapan unipolar. Meskipun digunakan dua elektroda, hanya potensial sebenarnya di bawah satu elektroda,
elektroda eksplorasi, yang direkam. Elektroda yang lain disetel pada potensial nol dan berfungsi sebagai titik referensi alami. Sebagai contoh, sadapan aVR merekam
potensial yang mencapai lengan kanan dibandingkan dengan bagian lain tubuh. (b) Keenam sadapan dada, V1 hingga V6, juga merupakan sadapan unipolar.
Elektroda eksplorasi terutama merekam potensial listrik otot jantung yang terletak tepat di bawah elektroda di enam lokasi berbeda di sekitar jantung

EKG adalah ukuran aktivitas listrik yang memicu aktivitas ditermukan melalui EKG adalah (1) kelainan kecepatan denyut
mekanis. jantung, (2) kelainan irama, dan (3) miopati jantung (Gambar 9-15).
c. Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan
beristirahat serta ventrikel sedang terisi, setelah gelombang T dan KELAINAN KECEPATAN Kecepatan denyut jantung dapat
sebelum gelombang P berikutnya. Periode ini disebut segmen TP ditentukan dari jarak antara dua kompleks QRS yang berurutan di
kertas berskala yang digunakan untuk merekam EKG. Kecepatan
denyut jantung yang melebihi 100 denyut per menit disebut
takikardia (taki artinya "cepat"), sementara denyut yang kurang dari
60 kali per menit disebut bradikardia (bradi artinya "lambat").
KELAINAN IRAMA Irama merujuk ke keteraturan atau spacing
Karena aktivitas listrik memicu aktivitas mekanis,
gelombang EKG. Setiap variasi dari irama normal dan rangkaian
gangguan pola listrik biasanya disertai oleh gangguan aktiv-
eksitasi jantung disebut aritmia. Hal ini dapat disebabkan oleh fokus
itas kontraktil jantung. Karena itu, evaluasi pola-pola EKG dapat
ektopik, perubahan aktivitas pemacu nodus SA, atau gangguan
memberi informasi yang bermanfaat mengenai status jantung.
hantaran. Kecepatan jantung juga sering dipengaruhi. Ekstrasistol,
Penyimpangan utama dari normal yang dapat
atau kontraksi ventrikel prematur, yang berasal dari suatu fokus ekto-

Fisiologi Jantung 335


Nodus SA
melepaskan
rnuatan

Gelombang P=
depolarisasi

Satu denyut-jantung normal

Segmen TP= waktu 0 0.2 0.4 0.6 0.8 Segmen PR =


saat ventrikel waktu (detik) jeda nodus AV
berelaksasi dan terisi
R
Potensial yang terekam

200 msec

T
P P

Q
S

Segmen Segmen Segmen


PR ST TP

Gelombang T =
Repolarisasi Kompleks QRS =
ventrikel Depolarisasi ventrikel
(alrium secara
bersamaan menga(ami
repolarisasi)

ST segment =
Saat ventrikel
berkontraksi dan
mengosongkan isinya
Gambar 9-14 Bentuk gelombang elektrokardiogram di sadapan II dan status listrik jantung yang berkaitan dengan setiap gelombang.

pik penyimpangan dari irama normal yang sering ditemukan. impuls yang berkonvergensi padanya dari atrium.Mungkin hanya
Kelainan lain pada irama yang mudah dideteksi oleh EKG adalah satu dari setiap dua atau tiga impuls atrium berhasil melewati nodus
atrial flutter, fibrilasi atrium, fibrilasi ventrikel, dan blok jantung. AV ke ventrikel. Keadaan ini disebut sebagai irama 2:1 atau 3:1.
Atrial flutter ditandai oleh rangkaian depolarisasi atrium yang Kenyataan bahwa tidak setiap impuls atrium mencapai ventrikel
cepat tetapi reguler dengan kecepatan antara 200 hingga 380 denyut pada atrial flutter merupakan hal penting karena hal ini tidak
per menit. Ventrikel jarang mengikuti kecepatan atrium ini. Karena memungkinkan denyut ventrikel yang cepat yang melebihi 200 kali
periode refrakter jaringan penghantar lebih lama daripada yang per menit. Kecepatan setinggi ini tidak memungkinkan pengisian
dimiliki oleh otot atrium, nodus AV tidak mampu berespons ventrikel yang memadai di antara denyutan. Dalam kasus ini,curah-

hapter
dak tidak teraba. Dalam situasi ini, jika kecepatan denyut jantung
KECEPATAN DAN IRAMA NORMAL
diukur secara langsung, baik dengan denyut apeks atau dengan EKG,
dan kecepatan denyut nadi diukur secara bersamaan di pergelangan
tangan, kecepatan denyut jantung akan melebihi denyut nadi.
Perbedaan kecepatan denyut jantung dan nadi ini dikenal sebagai
1 mV defisit denyut. Dalam keadaan normal, kecepatan jantung sama
1 sec dengan kecepatan nadi karena setiap kontraksi jantung memicu
denyut nadi akibat semprotan darah ke dalam arteri.
KELAINAN KECEPATAN
Fibrilasi ventrikel adalah kelainan irama yang sangat serius
Takikardia ketika otot ventrikel memperlihatkan kontraksi kacau tak-
terkoordinasi. Terbentuk banyak impuls yang merambat acak ke
semua arah di sekitar ventrikel. Rekaman EKG pada fibrilasi
ventrikel sangat ireguler tanpa pola atau irama yang dapat dideteksi.
Jika kontraksi menjadi sedemikian kacau, ventrikel tidak efektif
sebagai pompa. Jika sirkulasi tidak dipulihkan dalam waktu kurang
KELAINAN IRAMA dari empat menit melalui kompresi jantung eksternal atau defibrilasi
Ekstrasistol (kontraksi ventrikel prematur)
listrik, terjadi kerusakan otak ireversibel disertai ancaman kematian.
Jenis lain aritmia, blok jantung, terjadi karena defek di sistem
hantaran jantung. Atrium masih berdenyut teratur, tetapi ventrikel
kadang-kadang gagal terangsang dan karenanya tidak berkontraksi
setelah atrium berkontraksi. Impuls antara atrium dan ventrikel dapat
terhambat dengan derajat bervariasi, Pada sebagian bentuk blok
Fibrilasi ventrikel jantung,hanya setiap implus atrium kedua atau ketiga yang
diteruskan. setiap impuls atrium kedua atau ketiga yang diteruskan ke
ventrikel. Hal ini dikenal sebagai blok 2:1 atau 3:1, yang dapat
dibedakan dengan irama 2:1 atau 3:1 yang berkaitan dengan flutter
atrium oleh kecepatan yang ditunjukkan. . Pada blok jantung,
Blok jantung komplet kecepatan atrium normal tetapi kecepatan ventrikel jauh di bawah
normal, sementara pada flutter atrium kecepatan atrium sangat tinggi
P P P P P P P P P disertai kecepatan ventrikel normal atau di atas normal. . Blok jantung
komplet ditandai oleh disosiasi total antara aktivitas atrium dan
QRS QRS QRS QRS ventrikel, dengan impuls dari atrium tidak dihantarkan ke ventrikel
sama sekali. Nodus SA terus mengatur depolarisasi atrium, tetapi
MIOPATI JANTUNG ventrikel menghasilkan sendiri impuls mereka dengan kecepatan
Infark miokardium (serangan jantung) yang jauh lebih rendah daripada kecepatan atrium. Pada EKG,
gelombang P memperlihatkan irama normal. QRS dan gelombang T
juga muncul teratur tetapi jauh lebih lambat daripada gelombang P
dan sama sekali independen dari irama gelombang P. Karena aktivitas
Gambar 9-15 Contoh penyakit jantung yang dapat dideteksi atrium dan ventrikel tidak sinkron, gelombang untuk repolarisasi
dengan elektrokardiografi. atrium mungkin muncul, tidak lagi ditutupi oleh kompleks QRS.
MIOPATI JANTUNG Kelainan gelombang EKG juga penting dalam
mengenali dan menilai miopati jantung (kerusakan otot jantung).
jantung akan berkurang hingga ke tahap yang menyebabkan Iskemia miokardium adalah kurang memadainya penyaluran darah
pingsan atau bahkan meninggal akibat berkurangnya aliran darah beroksigen ke jaringan jantung. Kematian, atau nekrosis, sel otot
ke otak. jantung terjadi ketika pembuluh darah yang memasok bagian jantung
Fibrilasi atrium ditandai oleh depolarisasi atrium yang cepat, tersebut tersumbat atau pecah. Keadaan ini adalah suatu infark
ireguler, dan tak-terkoordinasi dengan tanpa gelombang P yang miokardium akut, yang umum dikenal sebagai serangan jantung.
jelas. . Karena itu, kontraksi atrium menjadi kacau dan asinkron. Kelainan bentuk gelombang QRS muncul ketika sebagian otot
Karena impuls yang mencapai nodus AV tidak teratur, irama jantung menjadi nekrotik. Selain perubahan EKG, karena sel-sel otot
ventrikel juga sangat ireguler. Kompleks QRS berbentuk normal, , jantung yang rusak mengeluarkan enzim-enzim khas ke dalam darah,
tetapi muncul secara sporadis. Waktu di antara dua denyut kadar enzim-enzim ini dalam darah dapat dijadikan indeks derajat
ventrikel untuk pengisian ventrikel bervariasi. . Jika pengisian kerusakan miokardium.
kurang, kontraksi berikutnya menjadi lebih lemah. Pada Interpretasi suatu EKG adalah tugas kompleks yang memerlukan
kenyataannya, sebagian kontraksi ventrikel mungkin terlalu lemah pengetahuan dan latihan ekstensif. Pembahasan sebelumnya tidak
untuk menyemprotkan darah sehingga nadi pergelangan tangan ti- dimaksudkan untuk menjadikan Anda pakar EKG tetapi memberi

Fisiologi Jantung 337


❚ Melihat Lebih Dekat
Pada Fisiologi Olahraga

Uji Stres-Apa, Siapa, dan Kapan

U
JI STRES,ATAU UJI OLAHRAGA BERTAHAP, terutama positif palsu yang lebih tinggi, dengan spesifisitas menjadi
tress tests
dilakukan untuk membantu dalam diagnosis atau kuantifikasi lebih rendah, yaitu sekitar 70%.
penyakit jantung atau paru serta untuk mengevaluasi kapasitas
fungsional pada orang pada orang asimtomatik.pemerikasaan Sensitivitas uji memiliki arti bahwa orang dengan penyakit
ini biasanya dilakukan di treadmill bermotor atau ergometer sepeda teridentifikasi secara benar dan hasil negatif palsunya sedikit.
(sepeda statis dengan resistensi bervariasi). Intensitas beban kerja Sensitivitas uji stres dilaporkan sebesar 60% hingga 80%; yaitu, jika
(seberapa berat subjek bekerja) disesuaikan dengan secara progresif 100 orang dengan penyakit jantung diperiksa, 60 hingga 80 akan
meningkatkan kecepatan dan kemiringan treadmill atau dengan teridentifikasi dengan benar, tetapi 20 hingga 40 akan memberi hasii uji
meningkatkan frekuensi dan resistensi sepeda statis. Uji dimulai dari negatif palsu. Meskipun uji stres sekarang menjadi alat diagnostik yang
intensitas rendah dan dilanjutkan hingga beban-kerja tertentu dicapai, penting, cara ini hanyalah salah satudari beberapa pemeriksaan yang
gejala fisiologik muncul, atau subjek terlalu lelah untuk melanjutkan digunakan untuk menentukan keberadaan penyakit arteri koronaria
pemeriksaan. Uji stres juga dilakukan pada orang yang tidak dicurigai mengidap
Selama uji diagnostik, pasien dipantau dengan EKG, dan tekanan penyakit jantung atau paru untuk menentukan kapasitas fungsional
darah diperiksa setiap menit. Uji dianggap positif jika terjadi kelainan mereka saat ini. Uji fungsional ini dilakukan seperti uji diagnostik tetapi
EKG (misalnya depresi segmen ST, gelombang T terbalik, atau aritmia dipandu oleh ahli fisiologi olahraga dan dokter tidak harus ada. Uji ini
yang berba haya) atau muncul gejala fisik misalnya nyeri dada. Uji yang digunakan untuk menentukan resep olahraga yang aman, untuk
dianggap positif pada seseorang yang tidak mengidap penyakit jantung membantu atlet memperoleh program latihan yang optimal, dan untuk
disebut uji positif palsu. Pada pria, uji positif palsu terjadi hanya pada berfungsi sebagai alat riset untuk mengevaluasi efektivitas suatu
sekitar 10% hingga 20% waktu sehingga uji stres diagnostik untuk pria program latihan. Uji stres fungsional semakin banyak dilakukan dengan
memiliki spesifisitas 80% hingga 90%. Wanita mernperlihatkan angka uji semakin banyaknya orang mengikuti program kesehatan berbasis
positif palsu yang lebih tinggi, dengan spesifisitas menjadi lebih rendah rumah sakit atau masyarakat untuk mencegah penyakit.

Anda gambaran tentang cara-cara bagaimana EKG dapat digunakan


sebagai alat diagnostik serta menyajikan gambaran ringkas dari
sebagian kelainan fungsi jantung yang umum dijumpai. (Untuk
pemanfaatan lebih lanjut EKG, Iihat fitur dalam kotak yang Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan
menyertai, Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga.) diastol (relaksasi dan pengisian) yang bergantian. Kontraksi
disebabkan oleh penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sementara
relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel
melakukan siklus sistol dan diastol secara terpisah. Kecuali jika
Periksa Pemahaman Anda 9.2 disebutkan, kata sistol dan diastol merujuk kepada apa yang terjadi
di ventrikel.
1. Gambarlah dua grafik yang memperbandingkan aktivitas listrik di sel
autoritmik jantung dan di sel kontraktiL jantung. Labeli pergerakan ion yang Pembahasan berikut dan Gambar 9-16 menghubungkan
bertanggung jawab untuk masing-masing perubahan potensial.
berbagai proses yang terjadi secara bersamaan selama siklus
2. Sebutkan jaringan autoritmik jantung dan tunjukkan laju normal potensial jantung, termasuk gambaran EKG, perubahan tekanan, perubahan
aksi yang dilepaskan oleh masing-masing jaringan. volume, aktivitas katup, dan bunyi jantung. Diagram yang
terintegrasi ini dikenal sebagai diagram Wigger. Hanya proses-
3. Jelaskan mengapa tidak terdapat gelombang repolarisasi atrium yang proses di sisi kiri jantung yang dijelaskan, tetapi perlu diingat
terlihat pada EKG normal. bahwa proses serupa terjadi juga di sisi kanan jantung, kecuali
bahwa tekanannya lebih rendah. Untuk menuntaskan satu siklus
jantung lengkap, pembahasan kita akan dimulai dan berakhir
dengan diastol ventrikel.
MID DIASTOL VENTRIKEL Selama sebagian besar diastol
ventrikel, atrium juga masih berada dalam diastol. Tahap ini
bersesuaian dengan segmen TP pada EKG interval setelah
Peristiwa mekanis siklus jantung kontraksi, relaksasi, dan perubahan repolarisasi ventrikel dan sebelum depolarisasi atrium berikutnya.
aliran darah melalui jantung yang ditimbulkannya disebabkan oleh Karena darah dari sistem vena terus mengalir ke dalam atrium,
perubahan ritmik aktivitas listrik jantung. tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel meskipun kedua
rongga ini berada dalam keadaan relaksasi.

   hapter
Gambar 9-16 Siklusjantung. Grafik Sistol Diastol
ini memperlihatkan berbagai kejadian ventrikel ventrikel
yang berlangsung bersamaan selama
siklus jantung. Ikutilah setiap garis 8
horizontal untuk melihat perubahan QRS
yang berlangsung pada 16
3 25
elektrokardiogram; tekanan aorta, P T
ventrikel, dan atrium; volume ventrikel; Elektrokardiogram
dan bunyi jantung di sepanjang siklus.
Fase
Diperlihatkan paruh terakhir diastol,
120 injeksi
satu sistol dan diastol penuh (satu
siklus penuh jantung), dan sistol 13
berikutnya untuk sisi kiri jantung. 18
Ikutilah setiap garis vertikal ke arah 100
bawah untuk melihat apa yang terjadi 17
Tekanan aorta
bersamaan di masing-masing faktor di 12
(mm Hg)
atas selama masing-masing fase siklus 80

isovolumetyrik
Relaksasi ventrikel
jantung.Lihat teks (h. 338-341) untuk
penjelasan terperinci mengenai angka-
angka. Sketsa jantung menggambarkan 60

Kontraksi ventrikel
aliran darah miskin- O2 (biru tua) dan 19
kaya- O2 (merah terang) yang masuk
Tekanan ventrikel

isovolumetrik
dan keluar ventrikel selama siklus 10
kiri (mm Hg) 40
jantung.

20
9

Tekanan atrium 4
1
kiri (mm Hg) 0 22
5 21
Volume 7 11 Fase pengisian
135 diastol ventrikel
akhir-
Volume ventrikel 2 6 14
kiri (mL)
24 Pengisian
lambat
23
Volume Pengisian
sistol 20
65 cepat
akhir 15
Tidak ada suara
1st 2nd 1st 2nd

Bunyi jantung
(a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (c) (d) (e)

Atrium
kiri
Atrium
kanan

Ventrikel
kanan Ventrikel
kanan
(a) Pengisian pasif selama (b) Kontraksi (c) Kontraksi ventrikel (d) Ejeksi ventrikel (e) Relaksasi ventrikel
diastol ventrikel dan atrium atrium isovolumetrik isovolumetrik

Pengisian ventrikel (Semua katup Pengosongan ventrikel (Semua kutup


(katup AV terbuka; katup semilunar tertutup) (Katup semilunar terbuka; tertutup)
tertutup) katup AV tertutup)

Fisiologi Jantung 339


9-16, titik 1 ). Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka dan EJEKSI VENTRIKEL Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan
darah mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel sepanjang fase aorta (titik 12), katup aorta terbuka dan dimulailah ejeksi darah
pengisian diastol ventrikel (Gambar 9-16, jantung a). Akibat pengisian (jantung d). Jumlah darah yang dipompa keluar dari masing-masing
pasif ini, volume ventrikel secara perlahan meningkat bahkan sebelum ventrikel pada setiap kontraksi disebut isi sekuncup (stroke volume,
atrium mulai berkontraksi (titik 2 ). SV). Kurva tekanan aorta meningkat sewaktu darah yang dipaksa
MENJELANG AKHIR DIASTOL Menjelang akhir diastol masuk ke dalam aorta dari ventrikel lebih cepat daripada darah yang
diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan melepaskan muatan. ventrikel mengalir ke dalam pembuluh yang lebih halus pada ujung
Impuls menyebar ke seluhh atrium, yang tampak di EKG sebagai yang lain (titik 13). Volume ventrikel menurun secara bermakna
gelombang P (titik 3 ..Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi sewaktu darah dengan cepat dipompa keluar (titik 14). Sistol
atrium, meningkatkan kurva tekanan atrium (titik 4 dan memeras ventrikel mencakup kontraksi ventrikel isovolumetrik dan ejeksi
lebih banyak darah ke dalam ventrikel. Proses penggabungan eksitasi- ventrikel.
kontraksi berlangsung selama jeda singkat antara gelombang P dan AKHIR SISTOL VENTRIKEL Ventrikel tidak mengosongkan isinya
peningkatan tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel (titik 5® secara sempurna selama fase ejeksi. Dalam keadaan normal, hanya
yang dimaksudkan ke ventikal oleh kontrasi atrium(titik 6 dan jantung separuh dari darah di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa
b)Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium masih sedikit lebih keluar selama sistol berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di
tinggi daripada tekanan ventrikel sehingga katup AV tetap terbuka.) e ventrikel pada akhir sistol ketika ejeksi selesai disebut volume
sistolik akhir (VSA) (titik 15), yang reratanya adalah 65 mL. Ini
AKHIR DIASTOL VENTRIKEL Diastol ventrikel berakhir pada adalah jumlah darah paling sedikit yang terkandung dalam ventrikel
awitan kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan selama siklus ini
pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah di ventrikel pada akhir Perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum kontraksi
diastol (titik 7 ) dikenal sebagai volume diastolik akhir (VDA) yang dan volume setelah kontraksi adalah jumlah darah yang
reratanya adalah 135 mL. Tidak ada lagi darah yang akan ditambahkan disemprotkan selama kontraksi; yaitu VDA-VSA = SV. Dalam
ke ventrikel selama siklus ini. Karena itu, volume diastolik-akhir adalah
contoh kita, volume diastolik akhir adalah 135 mL, volume sistolik
jumlah maksimal darah yang akan dikandung oleh ventrikel selama
akhir 65 mL, dan isi sekuncup adalah 70 mL.
siklus ini.
REPOLARISASI VENTRIKEL DAN AWITAN DIASTOL
EKSITASI VENTRIKEL DAN AWITAN SISTOL VENTRIKEL VENTRIKEL Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel pada
Setelah eksitasi atrium, impuls merambat melalui nodus AV dan akhir sistol ventrikel (titik 16 ). Sewaktu ventrikel berepolarisasi
sistem penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. Secara dan mulai berelaksasi, tekanan ventrikel turun di bawah tekanan
bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat pengaktifan aorta dan katup aorta menutup (titik 17). penutupan katup
ventrikel selesai, kontraksi atrium sudah berlalu. Kompleks QRS oarta,memyebabkan gangguan atau takik pada kurva tekanan oarta
mencerminkan eksitasi ventrikel ini (titik 8 ),yang memicu kontraksi takik dikrotik (titik 818 ). Tidak ada lagi darah yang keluar dari
ventrikel. Kurva tekanan ventrikel meningkattajam segera setelah ventrikel selama siklus ini karena katup aorta telah tertutup.
kompleks QRS, mengisyaratkan awitan sistol ventrikel (titik 9 ). Jeda
singkat antara kompleks QRS dan awitan sistol ventrikel yang RELAKSASI VENTRIKEL ISOVOLUMETRIK Saat katup aorta
sebenarnya adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya proses menutup, katup AV belum terbuka karena tekanan ventrikel masih
penggabungan eksitasi-kontraksi. Sewaktu kontraksi ventrikel dimulai, melebihi tekanan atrium sehingga tidak ada darah yang masuk ke
tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Berbaliknya ventrikel dari atrium. Karena itu, semua katup kembali tertutup
perbedaan tekanan ini memaksa katup AV tertutup (titik .9 ). untuk waktu singkat yang dikenal sebagai relaksasi ventrikel
isovolumetrik (titik 19 dan jantung e). Panjang serat otot dan
KONTRAKSI VENTRIKEL ISOVOLUMETRIK Setelah tekanan ventrikel volume bilik (titik 20 ) tidak berubah. Tidak ada darah yang
melebihi tekanan atrium dan katup AV tertutup, tekanan ventrikel meninggalkan atau masuk sewaktu ventrikel terus berelaksasi dan
harus terus meningkat hingga melebihi tekanan aorta. Karena itu, tekanan terus turun.
setelah katup AV menutup dan sebelum katup aorta terbuka, terdapat
periode singkat ketika ventrikel berupa suatu ruang tertutup (titik 10 ). PENGISIAN VENTRIKEL Ketika tekanan ventrikel turun di bawah
Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar tekanan atrium, katup AV membuka(titik 21 ventrikel kembali
dari ventrikel selama waktu ini, yang dinamai periode kontraksi terisi. Diastol ventrikel mencakup baik periode relaksasi ventrikel
ventrikel isovolumetrik (isovolurnetrik artinya "volume dan isovolumetrik maupun fase pengisian ventrikel
panjangnya konstan") (jantung c). Karena tidak ada darah yang masuk Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi
atau meninggalkan ventrikel, volume bilik ventrikel tidak berubah, dan bersamaan, sehingga atrium berada dalam keadaan diastol selama
panjang serat-serat ototnya tidak berubah (titik 11) sementara tekanan sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena-vena paru ke dalam
ventrikel terus meningkat. atrium kiri. Dengan berkumpulnya darah yang masuk ini di atrium,
tekanan atrium terus meningkat (titik 22). Ketika katup AV mem-

340 BAB 9
buka pada akhir sistol ventikal,darah yang terkumpul di atrium selama Volume
sistol ventrikal mengalir deras kedalam ventrikal, mula-mula berlangsung sistolik akhir
cepat (titik 23) karena meningkatnya tekanan atrium yang terjadi akibat 120 7
8
akumulasi darah di atrium. Pengisian ventrikel kemudian melambat (titik

Tekanan ventrikel kiri (mm Hg)


24) sewaktu darah yang terakumulasi tersebut telah disalurkan ke
ventrikel. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir
dari vena pulmonaris ke dalam atrium kiri dan melalui katup AV yang 80 6
terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selama diastol ventrikel tahap akhir,
ketika ventrikel terisi pelan-pelan, nodus SA kembali melepaskan muatan 9
Isi
dan siklus jantung kembali berulang (titik 25 Sekuncup
5
Cara yang lain, selain Diagram Wigger, untuk melihat hu-bungan 40
antara tekanan dan volume yang terjadi dalam keselu-ruhan siklus
jantung adalah kurva tekanan-volume, yang tidak memasukkan elemen 3
4
waktu tetapi merupakan alat visualisasi yang bagus untuk melihat 2
perubahanan tekanan dan volume sewaktu katup membuka dan menutup 1
dan darah mengalir masuk dan keluar dari ventrikel (Gambar 9-17). 0 65 100 135
Volume ventrikel kiri (mL)
Ketika tubuh berada dalam keadaan istirahat, satu siklus jantung yang Volume
lengkap berlangsung 800 mdet, dengan 300 mdet dihabiskan untuk sistol diastolik
1 Katup AV terbuka akhir
ventrikel dan 500 mdet digunakan oleh diastol ventrikel. Pengisian
ventrikel sebagian besar berlangsung pada awal diastol saat fase pengisian 2 Terjadi pengisian pasif ventrikel. Volume meningkat bermakna dan
cepat. Pada kecepatan denyut jantung yang tinggi, diastol memendek jauh tekanan sedikit meningkat sewaktu darah masuk
lebih besar daripada sistol. Sebagai contoh, jika kecepatan denyut jantung
3 Kontraksi atrium melengkapi pengisian ventrikel. Volume diastolik
meningkat dari 75 menjadi 180 kali per menit, durasi diastol berkurang akhir tercapai pada akhir fase
sekitar 75%, dari 500 mdet menjadi 125 mdet. Hal ini sangat mengurangi
waktu yang tersedia untuk relaksasi dan pengisian ventrikel. Namun, 4 Katup AV tertutup
karena sebagian besar pengisian ventrikel terjadi selama awal diastol, pada 5 Kontraksi ventrikel isovolumetrik terjadi. Volume tetap konstan;
peningkatan kecepatan denyut jantung, misalnya ketika olahraga, tekanan meningkat bermakna.
pengisian tidak terlalu terganggu (Gambar 9-18). Namun, terdapat batas
pada seberapa cepat jantung dapat berdenyut tanpa mengurangi periode 6 Katup aorta terbuka
diastol hingga ke tahap yang menyebabkan pengisian ventrikel terganggu. 7 Penyemprotan volume sekuncup darah dari ventrikel. Volume menurun
Pada kece-patan jantung yang lebih dari 200 denyut per menit, waktu secara jelas sewaktu tekanan meningkat, lalu turun secara perlahan
diastol menjadi terlalu singkat untuk memungkinkan pengisian ventrikel sewaktu darah keluar. Volume sistolik akhir tercapai pada akhir fase ini.
yang memadai. Dengan tidak adekuatnya pengisian, jumlah curah
8 Katup aorta tertutup
jantung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan denyut ventrikel
tidak melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter nodus AV yang 9 Relaksasi ventrikel isovolumetrik terjadi. Volume tetap konstan; tekanan menurun
secara tajam
relatif lama mencegah impuls dihantarkan ke ventrikel lebih cepat
daripada ini.
Kembali ke langkah 1
Gambar 9-17 Lengkung tekanan—volume ventrikel kiri dalam satu siklus jantung
Kedua bunyi jantung normal berkaitan dengan
penutupan katup.
Selama siklus jantung secara normal dapat didengar dua bunyi jantung ventrikel (lihat Gambar 9-16, titik 9 Katup semilunar menutup pada
utama dengan stetoskop. Bunyi jantung pertama bernada rendah, awitan relaksasi ventrikel, sewaktu tekanan ventrikel kiri dan kanan
lembut, dan relatif lama; bunyi ini terdengarit, seperti "lub". Bunyi masing-masing turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonaris.
jantung kedua memiliki nada lebih tinggi serta lebih singkat dan tajam; Karena itu, bunyi jantung kedua menandakan awitan diastol ventrikel
bunyi ini terdengar seperti "dup".Karena itu, secara normal kita (titik 17).
mendengar "lub-dup-lub-dup-lub-dup...". Bunyi jantung pertama
berkaitan dengan penutupan katup AV, sementara bunyi kedua
berhubungan dengan penutupan katup semilunar (lihat "Bunyi jantung"
di bagian bawah Gambar 9-16). Pembukaan katup tidak rnenimbulkan
suara apapun. Bunyi jantung abnormal, atau murmur, biasanya
(tetapi tidak selalu) berkaitan dengan penyakit jantung. Darah
Bunyi disebabkan oleh getaran yang terbentuk di dalam dinding dalam keadaan normal mengalir secara laminar; yaitu, lapisan-lapisan
ventrikel dan arteri besar sewaktu katup menutup, bukan oleh katup itu cairan bergeseran secara halus satu sama lain (laminar artinya
sendiri. Karena katup AV menutup pada permulaan kontraksi ventrikel, ''lapisan''). Aliran laminar tidak menimbulkan suara apapun. namun,
ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi ketika aliran darah menjadi turbulen, dapat terdengar suara (Gambar
jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel pertama kali me- 9-19).
lebihi tekanan atrium,bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol

   341
Waktu diastol Aliran balik darah semacam ini dikenal sebagai regurgitasi. Katup
jantung yang insufisien sering disebut katup bocor karena
Waktu diastol memungkinkan darah mengalir balik saat katup sebenarnya harus
tertutup.
VDA (135 mL)
t Umumnya, baik stenosis maupun insufisiensi katup dise-
e pa babkan oleh demam rematik, suatu penyakit autoimun ("imunitas
ia nc Pengisian
is
at
karena terhadap diri sendiri") yang dipicu oleh infeksi bakteri
ng
Pe lamb kontraksi streptokokus. Antibodi yang dibentuk terhadap toksin yang
me atrium
dihasilkan oleh bakteri ini berinteraksi dengan banyak jaringan
ian
n gis tubuh sendiri, menimbulkan kerusakan imunologis, Katup jantung
Pe
adalah salah satu jaringan yang paling rentan dalam hal ini. Di
sepanjang tepi-tepi yang meradang di katup jantung yang terkena
VSA(65 mL)
terbentuk lesi-lesi besar, hemoragik, fibrosa, menyebabkan katup
Waktu menjadi kaku, menebal, dan cacat. Kadang-kadang tepi daun katup
KUNCI melekat permanen satu sama lain. Bergantung pada tingkat dan
= Perubahaan volume ventrikel pada laju jantung normal sifat spesifik lesi, katup mungkin menjadi stenotik atau insufisien
= Perubahan volume ventrikel pada laju jantung yang meningkat
atau beberapa derajat dari keduanya. Kadang-kadang, anak anak
lahir dengan katup yang malfungsi.
VDA = Volume diastolik akhir
VSA = Volume siastolik akhir WAKTU MURMUR Katup yang terkena dan jenis defek biasanya
dapat dideteksi berdasarkan lokasi dan waktu timbul murmur.
Gambar 9-18 Profil pengisian ventrikel selama kecepatan jantung normal dan Setiap katup jantung dapat didengar paling jelas di lokasi tertentu
meningkat. Karena sebagian besar pengisian ventrikel terjadi pada awal diastoi selama di dada. Dengan mengetahui tempat murmur terdengar paling
fase pengisian cepat, pengisian tidak terlalu terganggu ketika waktu diastol berkurang
keras dokter dapat mengetahui katup mana yang terlibat.
akibat meningkatnya kecepatan denyut jantung.
"Waktu" timbul murmur merujuk kepada bagian siklus jantung
saat murmur terdengar. Ingat kembali bahwa bunyi jantung pertama
KATUP STENOTIK DAN INSUFISIEN Penyebab tersering turbulensi
menandakan awitan sistol ventrikel dan bunyi jantung kedua
adalah malfungsi katup, baik katup stenotik maupun insufisien.
menandakan awitan diastol ventrikel. Karena itu, murmur antara bunyi
Katup stenotik adalah katup kaku dan menyempit yang tidak
jantung pertama dan kedua ("lub-murmur-dup, lub-murmur-dup")
membuka sempurna. Darah harus dipaksa melewati lubang yang
adalah murmur sistolik. Murmur diastolik, sebaliknya, terjadi antara
menyempit dengan kecepatan sangat tinggi sehingga terjadi
bunyi jantung kedua dan pertama ("lub-dup-murmur, lub-dup-
turbulensi yang menimbulkan suara siulan abnormal seperti suara
murmur"). Suara murmur ditandai sebagai murmur stenotik (bersiul)
yang timbul ketika anda memaksa udara keluar cepat melalui bibir
atau murmur insufisien (berdesis). Berbekal fakta-fakta ini, kita dapat
yang menyempit saat bersiul
menentukan penyebab suatu murmur katup (Tabel 9-2). Sebagai contoh,
Katup insufisien , atau inkompeten , adalah katup yang tidak
murmur bersiul (menandakan suatu stenosis katup) yang terjadi antara
menutup dengan sempurna, biasanya karena tepi-tepi katup
bunyi jantung pertama dan kedua (menandakan murmur sistolik)
mengalami jaringan parut dan tidak menyatu dengan benar.
menunjukkan stenosis di suatu katup yang seharusnya terbuka ketika
Turbulensi terjadi ketika darah mengalir balik melalui katup yang
sistol. Katup ini mungkin katup aorta atau katup semilunar yang dilalui
insufisien tersebut dan bertumbukan dengan darah yang mengalir
oleh darah ketika terjadi ejeksi. Identifikasi katup mana yang stenotik
dalam arah berlawanan, menciptakan murmur berdesis atau
dapat dilakukan dengan menemukan di mana murmur terdengar paling
berkumur
baik.
Kekhawatiran utama dengan murmur jantung tentu saja adalah
bukan murmur itu sendiri tetapi efek merugikan terhadap sirkulasi yang
ditimbulkan oleh defek penyebabnya.

(a) Aliran laminar (tidak menimbulkan suara apapun)


Periksa Pemahaman Anda 9.3
1. Definisikan sistol dan diastol..
2. Sebutkan hubungan tekanan antara tekanan aorta, atrium, dan
ventrikel (misalnya, tekanan ventrikel > tekanan aorta > tekanan
atrium) selama setiap fase-fase ini pada siklus jantung: (1)
pengisian ventrikel, (2) kontraksi ventrikel isovolumetrik, (3) ejeksi
ventrikel, dan (4) relaksasi ventrikel isovolumetrik (pikirkan
hubungan tekanan apa yang harus ada agar katup membuka dan
(b) Aliran turbulen (dapat terdengar) menutup dengan tepat pada setiap fase).
Gambar 9-19 Perbandingan aliran laminar dan turbulen.

   hapter
❚ TABEL 9-2 Waktu dan Jenis Murmur yang Berkaitan dengan Berbagai Kelainan Katup Jantung

Pola yang Terdengar Jenis Defek Waktu Kelainan Katup


Dengan Stetoskop Katup Murmur

Lub-Siul-Dup  Stenosis katup semilunar. Murmur sistolik bersiul menandakan bahwa katup
yang harusnya terbuka saat sistol (katup semilunari tidak terbuka secara sempurna.
 Stenosis katup AV. Murmur diastolik bersiul menandakan bahwa katup yang
harusnya terbuka sewaktu diastol (katup AV) tidak membuka secara sempurna.
lnsufisiensi katup AV. Murmur sistolik berdesis menandakan bahwa katup yang
seharusnya tertutup selama sistol (katup AV) tidak menutup secara sempurna.
 lnsufisiensi katup semilunar. Murmur diastolik berdesis menandakan bahwa katup
yang seharusnya tertutup selama diastol (katup semilunar) tidak menutup secara
sempurna.

(ketika Anda membutuhkan peningkatan curah jantung).Karena itu,


regulasi curah jantung bergantung pada kontrol atas kecepatan
Curah jantung (CJ) adalah volume darah yang dipompa oleh masing- jantung dan isi sekuncup, yaitu topik yang akan kita bahas
masing ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh selanjutnya.
jantung). Selama suatu periode waktu, volume darah yang mengalir
melalui sirkulasi paru sama dengan volume yang mengalir melalui
sirkulasi sistemik. Karena itu, curah jantung dari masing-masing
ventrikel normalnya sama, meskipun dari denyut-per-denyut dapat
terjadi variasi ringan.
Nodus SA adalah pemacu normal jantung karena memiliki laju
depolarisasi spontan yang tertinggi. Ingat kembali bahwa penurunan
potensial membran gradual otomatis antara denyut ini disebabkan
oleh proses kompleks perpindahan ion yang melibatkan penurunan
Dua penentu curah jantung adalah kecepatan jantung (denyut per menit) permeabilitas K+, permeabilitas Na+ yang meningkat, dan
dan isi sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut). Kecepatan peningkatan permeabilitas Ca2+. Ketika nodus SA mencapai ambang,
jantung rerata saat istirahat adalah 70 denyut per menit, ditentukan oleh terbentuk suatu potensial aksi yang menyebar ke seluruh jantung,
ritmisitas nodus SA; isi sekuncup rerata saat istirahat adalah 70 mL per memicu jantung untuk berkontraksi, atau "berdenyut". Hal ini terjadi
denyut, menghasilkan curah jantung rerata 4900 mL/mnt, atau sekitar 70 kali per menit, menghasilkan kecepatan jantung rerata 70
mendekati 5 liter per menit: denyut per menit.
Curah jantung (CJ) 5 Kecepatan jantung 3 isi sekuncup Jantung disarafi oleh kedua divisi sistem saraf autonom, yang
5 70 denyut/menit 3 70 mL/denyut dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, meskipun
5 4900 mL/menit  5 liters/menit stimulasi saraf tidak diperlukan untuk memulai kontraksi. Saraf
Karena volume darah total rerata adalah 5 hingga 5,5 liter, masing- parasimpatis ke jantung, saraf vagus, terutama menyarafi atrium,
masing paruh jantung setiap menit memompa setara dengan seluruh khususnya nodus SA dan AV. Persarafan parasimpatis ventrikel tidak
volume darah. Dengan kata lain, setiap menit ventrikel kanan normalnya banyak. Saraf simpatis jantung juga menyarafi atrium, termasuk
memompa 5 liter darah melalui paru, dan ventrikel kiri memompa 5 liter nodus SA dan AV, serta banyak menyarafi ventrikel.
melalui sirkulasi sistemik. Dengan kecepatan ini, setiap paruh jantung Baik sistem saraf para simpatis maupun simpatis menimbulkan
akan memompa sekitar 2,5 juta liter darah hanya dalam setahun. Ini baru efek mereka pada jantung dengan mengubah aktivitas jalur caraka
curah jantung dalam keadaan istirahat; selama olahraga, curah jantung kedua cAMP di sel-sel jantung yang disarafi. Asetikolin (ACh) yang
dapat meningkat menjadi 20 hingga 25 liter per menit (dan bahkan lebih dibebaskan dari saraf vagus berikatan dengan reseptor kolinergik
lagi pada atlet terlatih selama olahraga berat tipe-daya tahan). Perbedaan musakarinik dan dihubungkan dengan protein G inhibitorik yang
antara curah jantung saat istirahat dan volume maksimal darah yang mengurangi aktivitas jalur cAMP (lihat h. 257, 126, dan h 130).
dapat dipompa oleh jantung per menit disebut cadangan jantung. Sebaliknya, neurotransmiter simpatis norepinefrin berikatan dengan
Bagaimana curah jantung dapat bervariasi sedemikian besar, reseptor adrenergik b1 dan dihubungkan dengan protein G
bergantung pada kebutuhan tubuh? Anda dapat dengan cepat menjawab stimultorik yang mempercepat jalur cAMP di sel sasaran (lihat h.
pertanyaan ini dengan membayangkan bagaimana jantung Anda sendiri 258). Jalur cAMP mengarahkan ke fosforilasi dan memengaruhi
berdetakcepat (meningkatnya kecepatan jantung) dan kuat aktivitas berbagai protein di dalam otot jantung, contohnya menjaga
(meningkatnya isi sekuncup) ketika Anda melakukan aktivitas fisik berat kanal terbuka lebih lama.

   343
❚ TABEL 9-3 Efek Sistem Saraf Autonom pada Aktivitas Jantung
Daerah yang Terkena Efek Stimulasi Parasimpatis Efek Stimulasi Jantung

Nodus SA Mengurangi kecepatan depolarisasi ke ambang; Meningkatkan kecepatan depolarisasi ke ambang;


mengurangi kecepatan denyut jantung meningkatkan kecepatan denyut jantung
NodusAV Mengurangi eksitabilitas; meningkatkan jeda Meningkatkan eksitabilitas; mengurangi jeda nodus AV
nodus AV
Jalur Hantaran Tidak ada efek Meningkatkan eksitabilitas; mempercepat hantaran
Vertikel melalui berkas His dan Sel Purkinje
Meningkatkan kontraktilitas; memperkuat kontraksi
Meningkatkan kontraktilitas; memperkuat kontraksi
Medula Adrenal Mendorong sekresi epinefrin,suatu hormon yang
(Suatu Kelenjar memperkuat efek sistem saraf simpatis pada
Endokrin) jantung oleh medula adrenal

 Meningkatkan aliran balik vena, yang meningkatkan


kekuatan kontraksi jantung melalui mekanisme
Frank-Starling

EFEK STIMULASI PARASIMPATIS PADA JANTUNG Marilah kita ■ Stimulasi parasimpatis pada sel kontraktil atrium memperpendek
membahas berbagai efek spesifik yang dimiliki oleh stimulasi fase plateau potensial aksi dengan mengurangi arus masuk lambat
parasimpatis dan simpatis pada jantung (Tabel 9-3). yang dibawa oleh Ca2+. Akibatnya, kontraksi atrium melemah.
■ Sistem parasimpatis tidak banyak berefek pada kontraksi ventrikel
■ Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah
karena jarangnya persarafan parasimpatis di ventrikel jantung.
mengurangi kecepatan jantung (Gambar 9-20). Dalam berbagai
mekanisme yang berbeda dari penurunan aktivitas cAMP biasanya, Karena itu, jantung bekerja lebih "santai" di bawah pengaruh
asetilkolin memperlambat denyut jantung terutama dengan parasimpatis-organ ini lebih jarang berdenyut, waktu antara
meningkatkan permeabilitas K+ sel pemacu di nodus SA melalui kontraksi atrium dan ventrikel menjauh, dan kontraksi atrium lebih
pengikatan dengan reseptor kolinergik muskarinik yang digabungkan lemah. Efek-efek ini sesuai karena sistem para simpatis mengontrol
secara langsung dengan kanal K+ yang diatur ACh oleh protein G. kerja jantung pada situasi tenang dan rileks ketika tubuh tidak
Kerja ini dapat memperkuat pembukaan kanal K+ ini. Akibatnya, membutuhkan peningkatan curah jantung.
kecepatan pembentukan potensial aksi spontan berkurang melalui
efek ganda: EFEK STIMULASI SIMPATIS PADA JANTUNG Sebaliknya, sistem
1. Meningkatnya permeabilitas K+ menyebabkan hiperpolarisasi saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada situasi darurat
membran nodus SA karena lebih banyak ion K+ yang positif atau olahraga ketika dibutuhkan peningkatan aliran darah,
meninggalkan sel daripada normal sehingga bagian dalam menjadi "meningkatkan kerja" jantung.
lebih negatif. Karena dimulai lebih jauh dari ambang, potensial ■ Efek utama stimulasi simpatis pada nodus SA adalah pe-
"istirahat" memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai ambang. rcepatan depolarisasi sehingga ambang lebih cepat tercapai. Pada sel
2. Meningkatnya permeabilitas K+ yang diinduksi oleh stimulasi vag- pemacu, kecepatan depolarisasi meningkat akibat dari pergerakan
us juga melawan penurunan otomatis per-meabilitas yang berperan masuknya Na+ dan Ca2+ yang lebih banyak melalui kanal If dan Ca2+
tipe T yang diperkuat. Pergerakan yang lebih cepat menuju ke
dalam pembentukan potensial pemacu. Efek kontra ini mengurangi
ambang di bawah pengaruh simpatis ini mengizinkan potensial aksi
kecepatan depolarisasi spontan nodus SA, memperlama waktu yang
yang lebih sering dan denyut jantung yang lebih cepat (Gambar
diperlukan untuk bergeser ke ambang. Asetilkolin, dengan
9-20 dan Tabel 9-3).
menghambat jalur CAMP, juga menekan pergerakan Na+ dan Ca2+ke
■ Stimulasi simpatis pada nodus AV mengurangi jeda nodus AV
dalam masing-masing melalui kanal If dan kanal tipe-T, yang
dengan meningkatkan kecepatan hantaran akibat mening-katnya
semakin memperlambat depolarisasi menuju ke ambangnya. Karena arus Ca2 masuk yang berjalan perlahan
itu, nodus SA lebih jarang mencapai ambang dan melepaskan,dan ■ Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran
mengurangi frekuensi denyut jantung. potensial aksi ke seluruh jalur hantaran khusus.
■ Stimulasi parasimpatis mengurangi eksitabilitas nodus AV, ■ Di sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang memiliki banyak
memperlama transmisi impuls ke ventrikel bahkan lebih lama ujung saraf simpatis, smtiulasi simpatis meningkatkan kekuatan
daripada jeda lazim di nodus AV. Efek ini ditimbulkan oleh
meningkatnya permeabilitas K+ yang menyebabkan hiperpolarisasi kontraksi sehingga jantung berdenyut lebih kuat dan memeras
membran sehingga inisiasi eksitasi di nodus AV tertunda. keluar lebih banyak darah. Efek ini ditimbulkan dengan meningkat

   hapter
KUNCI
= Aktivitas pemacu nodus SA inheren asi dengan meningkatkan pompa Ca2+ aktif di dalam retikulum
= Aktivitas pemacu nodus SA pada stimulasi parasimpatis sarkoplasma yang mengeluarkan Ca2+ dari sitosol. (lihat h 281).
= Aktivitas pemacu nodus SA pada stimulasi parasimpatis
Karenanya, efek keseluruhan stimulasi simpatis pada jantung
adalah meningkatkan efektivitas jantung sebagai pompa dengan
meningkatkan kecepatan jantung, mengurangi penundaan antara
Potensial membran(mV)

0
kontraksi atrium dan ventrikel, mengurangi waktu hantaran ke
seluruh jantung, meningkatkan kekuatan kontraksi, dan
Potensial mempercepat proses relaksasi sehingga lebih banyak waktu yang
ambang
–40 tersedia untuk pengisian.
KONTROL KECEPATAN JANTUNG Dengan demikian, layaknya
–60 sistem saraf autonom biasa, efek parasimpatis dan simpatis pada
jantung bersifat antagonistik (saling bertentartgan). Pada setiap saat,
Waktu(mdet) kecepatan jantung ditentukan terutama oleh keseimbangan antara
inhibisi nodus SA oleh saraf vagus dan stimulasi oleh saraf simpatis
jantung. Pada keadaan istirahat, lepas muatan parasimpatis
Potensial membran (mV)

0 mendominansi karena asetilkolin (neurotransmiter parasimpatis)


menekan aktivitas simpatis dengan menghambat pelepasan
norepinefrin (neurotransmiter simpatis) dari ujung saraf simpatis di
Potensial
ambang sekitarnya. Jika semua saraf autonom ke jantung dihambat, kecepatan
–40 jantung istirahat akan meningkat dari nilai reratanya yang 70 denyut
per menit menjadi sekitar 100 denyut per menit, yaitu kecepatan
–60 inheren lepas-muatan spontan nodus SA ketika tidak dipengaruhi
oleh saraf apapun. (Kita menggunakan 70 denyut per menit sebagai
Waktu (mdet) angka normal lepas-muatan nodus SA karena ini adalah angka rerata
(a) Pengaruh otonom pada potensial nodus SA pada kondisi istirahat normal ketika aktivitas parasimpatis
mendominansi.) Kecepatan jantung dapat diubah melewati tingkat
istirahat ini di kedua arah dengan mengubah keseimbangan stimulasi
saraf autonom. Kecepatan jantung ditingkatkan oleh peningkatan
Kecepatan jantung
aktivitas simpatis disertai penurunan aktivitas parasimpatis secara
bersamaan; kecepatan jantung diperlambat oleh peningkatan aktivitas
parasimpatis disertai penurunan aktivitas simpatis. Kekuatan relatif
aktivitas kedua cabang autonom ke jantung ini pada gilirannya
Aktivitas simpatis dikendalikan terutama oleh pusat kontrol kardiovaskular di batang
Aktivitas
Parasimpatis
(dan epinefrin) otak.
Meskipun persarafan autonom adalah cara utama untuk mengatur
(b) Kontrol kecepatan jantung oleh sistem saraf otonom kecepatan jantung, faktor lain juga berperan. Faktor yang terpenting
Gambar 9-20 Kontrol autonom aktivitas nodus SA dan kecepatan jantung. (a) adalah epinefrin, suatu hormon yang pada stimulasi simpatis
Stimulasi parasimpatis mengurangi kecepatan depolarisasi nodus SA sehingga disekresikan ke dalam darah dari medula adrenal. Epinefrin bekerja
membran mencapai ambang febih lambat dan potensial aksi yang terbentuk lebih
dengan cara serupa seperti norepinefrin untuk meningkatkan
sedikit, sementara stimulasi simpatis meningkatkan kecepatan depolarisasi nodus SA
kecepatan jantung. Karena itu, epinefrin memperkuat efek langsung
sehingga membran mencapai ambang lebih cepat dan menghasilkan potensial aksi
yang ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis pada jantung.
lebih sering. (b) Karena setiap potensial aksi nodus SA akhirnya menyebabkan denyut
jantung, peningkatan aktivitas parasimpatis menurunkan kecepatan jantung,
sementara peningkatan aktivitas simpatis meningkatkan kecepatan jantung. Isi sekuncup ditentukan oleh besar aliran balik
vena dan oleh aktivitas simpatis.
kan permeabilitas Ca2+ melalui pembukaan kanal Ca2+ tipe-L yang
lebih lama. Peningkatan influks Ca2+ yang terjadi memperkuat Komponen lain, selain kecepatan jantung, yang menentukan curah
kontraksi dengan mengintensifkan partisipasi Ca2+ dalam jantung adalah isi sekuncup, yaitu jumlah darah yang dipompa keluar
penggabungan eksitasi-kontraksi. oleh tiap-tiap ventrikel pada setiap denyut jantung. Dua jenis kontrol
■ Stimulasi simpatis tidak hanya meningkatkan kecepatan kon- memengaruhi isi sekuncup: (1) kontrol intrinsik yang berkaitan
traksi dengan mengizinkan influks Ca2+ yang lebih banyak ke dengan jumlah aliran balik vena dan (2) kontrol ekstrinsik yang
dalam sel melalui kanal Ca2+ tipe-L tetapi juga mempercepat relaks- berkaitan dengan tingkat stimulasi simpatis pada jantung.

   345
Kedua faktor meningkatkan isi sekuncup dengan meningkatkan HUKUM FRANK-STARLING JANTUNG Apa yang menyebabkan
kekuatan kontraksi jantung (Gambar 9-21). Marilah kita meneliti panjang serat otot jantung berubah-ubah sebelum kontraksi? Panjang
tiap-tiap mekanisme ini dengan terperinci. otot rangka dapat bervariasi sebelum kontraksi karena penempatan
posisi bagian-bagian tulang tempat otot tersebut melekat, tetapi otot
Peningkatan volume diastolik-akhir menyebabkan jantung tidak melekat ke tulang apapun. Penentu utama panjang serat
peningkatan isi sekuncup. otot jantung adalah derajat pengisian diastol. Analoginya adalah balon
yang diisi air-semakin banyak air yang Anda masukkan, balon tersebut
Kontrol intrinsik isi sekuncup, yang merujuk pada kemampuan semakin besar dan semakin teregang. Demikian pula, semakin besar
inheren jantung untuk mengubah isi sekuncup, bergantung pada pengisian diastol, semakin besar VDA, dan semakin teregang jantung.
korelasi langsung antara volume diastolikakhir (VDA) dan isi Semakin teregang jantung, semakin besar panjang awal serat otot
sekuncup. Dengan meningkatnya darah yang kembali ke jantung, sebelum kontraksi. Peningkatan panjang menghasilkan peningkatan
jantung memompa keluar lebih banyak darah, tetapi hubungan ini kekuatan pada kontraksi selanjutnya sehingga isi sekuncup juga
tidak sesederhana seperti yang terlihat karena jantung tidak meningkat.Hubungan intrinsik antara VDA dan isi sekuncup ini dikenal
menyemprotkan semua darah yang dikandungnya. Kontrol intrinsik sebagai hukum Frank–Starling jantung. Secara sederhana, hukum ini
ini bergantung pada hubungan panjang-tegangan otot jantungyang menyatakan bahwa jantung dalam keadaan normal memompa keluar
serupa dengan yang terjadi pada otot rangka. Untuk otot rangka, darah sewaktu sistol sebanyak volume darah yang kembali padanya
panjang otot istirahat hampir sama dengan panjang optirnal (lo) sewaktu diastol; peningkatan aliran balik vena meningkatkan isi
yaitu saat dapat dicapai tegangan maksimal pada kontraksi sekuncup. Pada Gambar 9-22, anggap bahwa VDA meningkat dari titik
berikutnya. Jika otot rangka lebih panjang atau lebih pendek A ke B. Anda dapat melihat bahwa peningkatan VDA ini disertai oleh
daripada lo, kontraksi berikutnya lebih lemah (lihat Gambar 8-21, p. peningkatan isi sekuneup dari titik Al ke titik BI. Tingkat pengisian
291). Untuk otot jantung, panjang serat otot jantung istirahat disebut sebagai beban awal karena merupakan beban kerja yang
adalah kurang dari lo. Karena itu, panjang serat otot jantung dalam dikenakan pada jantung sebelum kontraksi dimulai.
keadaan normal bervariasi sepanjang bagian asendens kurva
panjang-tegangan. Peningkatan panjang serat otot jantung, dengan KEUNTUNGAN HUBUNGAN PANJANG-TEGANGAN JANTUNG
bergerak mendekati lo, meningkatkan tegangan kontraktil jantung Hubungan inheren pencocokan antara isi sekuncup dengan aliran balik
pada sistol berikutnya (Gambar 9-22). vena memiliki dua manfaat penting. Pertama, salah satu fungsi terpenting
mekanisme intrinsik ini adalah menyamakan curah jantung antara sisi
Tidak seperti otot rangka, kurva panjang-tegangan otot jantung
kanan dan kiri sehingga darah yang dipompa keluar oleh jantung
dalam keadaan normal tidak bekerja pada panjang-panjang yang
terdistribusi merata antara sirkulasi paru dan sistemik. Jika, sebagai
berada dalam regio pars desendens. loArtinya adalah bahwa dalam
contoh, sisi kanan jantung menyemprotkan isi sekuncup yang lebih
batas-batas fisiologik, otot jantung tidak teregang melebihi panjang
besar, lebih banyak darah akan masuk ke sirkulasi paru sehingga aliran
optimalnya ke titik ketika kekuatan kontraksinya berkurang dengan
balik ke sisi kiri jantung juga meningkat. Peningkatan VDA di sisi kiri
peregangan lebih lanjut.
jantung menyebabkan bagian jantung ini berkontraksi lebih kuat
sehingga isi sekuncup yang disemprotkan juga bertambah. Dengan cara
ini, curah dari kedua rongga ventrikel dijaga setara. Jika tidak terjadi
penyamaan ini, terlalu banyak darah akan tertahan dalam sistem vena di
Isi sekuncup
belakang ventrikel yang curahnya lebih rendah.
Kedua, jika dibutuhkan curah jantung yang besar, misalnya ketika
berolahraga, aliran balik vena ditingkatkan melalui kerja sistem saraf
simpatis dan mekanisme lain yang akan dijelaskan di bab berikutnya.
Kekuatan kontraksi Peningkatan VDA yang terjadi secara otomatis meningkatkan isi
Kontrol jantung
ekstrinsik sekuncup. Karena olahraga juga meningkatkan kecepatan jantung, kedua
faktor ini bekerja sama meningkatkan curah jantung sehingga lebih
Kontrol intrinsik
banyak darah yang dapat dialirkan ke otot-otot yang berolahraga.
Aktivitas simpatis Volume MEKANISME HUBUNGAN PANJANG-TEGANGAN Meskipun hubungan
(dan epinefrin) diastolik-akhir
panjang-tegangan pada serat otot jantung bergantung pada derajat
tumpang-tindih filamen tebal dan tipis, serupa dengan hubungan
Kontrol intrinsik
panjang-tegangan pada otot rangka, faktor kunci yang mengaitkan
panjang serat otot jantung dengan pembentukan tegangan adalah
Aliran balik vena ketergantungan sensitivitas Ca2+ miofilamen pada panjang serat. Secara
spesifik, seiring dengan semakin teregangnya otot jantung akibat
Gambar 9-21 Kontrol intrinsik dan ekstrinsik isi sekuncup.
peningkatan pengisian ventrikel, miofilamen-miofilamennya tertarik
saling mendekat.

   hapter
Panjang optimal (lo) menggeser kurva Frank-Starling ke kiri
200 (Gambar 9-24). tergantung pada tingkat
(Otot jantung dalam keadaan
Isi sekuncup (SV) (mL)(berkaitan normal tidak bekerja dalam stimulasi simpatis,kurva dapat digeser
bagian desendens dengan derajat bervariasi,hingga
kurva panjang
dengan tegangan otot)
tegangan ini). peningkatan maksimal kontraktil sekitar
100%lebih besar daripada normal.
100 Stimulasi simpatis meningkatkan isi
Peningkatan B1
sekuncup tidak saja dengan mem-
IS A1
perkuatkan krontaktilitas jantung tetapi
juga dengan meningkatkan aliran balik
vena (lihat Gambar Ā 9-23c). Stimulasi
simpatis menyebabkan kontraksi vena,
100 A B 200 300 400 500
yang memeras lebih banyak darah dari
Panjang istrahat normal Peningkatan vena ke jantung, meningkatkan VDA dan
VDA
Volume diastolik akhir (VDA)(mL) karenanya semakin meningkatkan isi
(berkaitan dengan panjang serat otot jantung) secukupnya.
Gambar 9-22 Kontrol intrinsik isi sekuncup (kurva Frank-Starling). Panjang serat otot jantung, yang
RINGKASAN FAKTOR-FAKTOR YANG
ditentukan oleh tingkat pengisian vena, dalam keadaan normal lebih kecil daripada panjang optimal (lo) untuk
MEMENGARUHI ISI SEKUNCUP DAN
menghasilkan tegangan maksimal.karena itu,peningkatan volume diastolik akhir (VDA) (yaitu peningkatan aliran
CURAH JANTUNG Dengan demikian,
balik vena),dengan menggeser panjang serat otot jantung mendekati lo, meningkatkan tegangan kontraktil serat-
kekuatan kontraksi otot jantung dan,
serat pada sistol berikutnya. Kontraksi yang lebih kuat memompa keluar darah lebih banyak. Karena itu,karena
lebih banyak darah kembali ke jantung dan VDA meningkat, jantung juga secara otomatis memompa isi sekuncup
karenanya, isi sekuncup dapat diubah-ubah
yang lebih besar.
oleh (1) variasi panjang awal serat otot,
yang pada saatnya bergantung pada pengi-
Berkurangnya jarak antara filamen tebal dan tipis menyebabkan sian ventrikel sebelum kontraksi (kontrol intrinsik), dan (2) variasi
peningkatan interaksi jembatan silang antara miosin dan aktin yang dapat tingkat stimulasi simpatis (kontrol ekstrinsik) (Lihat Gambar 9-21).
berlangsung ketika Ca2+ menarik kompleks troponin-tropomiosin Hal ini berbeda dengan gradasi otot rangka, yang penjumlahan
menjauh dari tempat pengikatan jembatan silang aktin yaitu, sensitivitas kedutan dan rekrutmen unit motorik nya menyebabkan variasi
Ca2+ miofilamen meningkat. Karena itu, hubungan panjang-tegangan kekuatan kontraksi otot. ekanisme ini tidak berlaku untuk otot
pada otot jantung bergantung bukan pada panjang otot tetapi pada variasi jantung penjumlahan kedutan tidak mungkin terjadi karena periode
jarak lateral antara filamen miosin dan aktin, refakter yang panjang rekrutmen unit motorik tidaklah mungkin
Kini kita akan mengalihkan perhatian dari kontrol intrinsik ke kontrol karena sel-sel otot jantung tersusun membentuk sinsitium
ekstrinsik isi sekuncup. fungsional yang semua sel kontraktilnya tereksitasi dan
berkontraksi setiap denyut dan tidak membentuk unit-unit motorik
tersendiri yang dapat diaktifkan secara terpisah.

Volume diastolik
Selain kontrol intrinsik, isi sekuncup juga berada di bawah akhir 175 mL
kontrol ekstrinsik oleh faktor-faktor yang berasal dari luar
jantung, dengan yang terpenting adalah kerja saraf simpatis Volume diastolik Volume diastolik
jantung dan epinefrin (Lihat Tabel 9-3). Stimulasi simpatis dan akhir 135 mL akhir 135 mL
epinefrin meningkatkan kontraktilitas jantung, yaitu kekuatan
kontraksi di setiap VDA. Dengan kata lain, pada stimulasi
simpatis jantung berkontraksi lebih kuat dan memeras keluar Isi sekuncup Isi sekuncup Isi sekuncup
70 mL 100 mL 140 mL
lebih banyak darah yang dikandungnya sehingga penyemprotan
darah menjadi lebih tuntas. Peningkatan kontraktilitas ini
disebabkan oleh meningkatnya influks Ca2+ yang dipicu oleh
norepinefrin dan epinefrin. Ca2+ ekstra di sitosol menyebabkan Volume sistolik akhir
65 mL
serat miokardium menghasilkan gaya lebih besar melalui
peningkatan pembentukan siklus jembatan silang dibandingkan Volume sistolik akhir Volume sistolik akhir
35 mL 35 mL
jika tidak terdapat pengaruh simpatis. Dalam keadaan normal,
VDA adalah 135 mL dan volume sistolik akhir (VSA) adalah 65 (a) Isi sekuncup normal. (b) Isi sekuncup (c) Isi sekuncup
mL untuk isi sekuncup 70 mL (Gambar 9-23a). Di bawah selama stimulasi dengan kombinasi
simpatis simulasi simpatis dan
pengaruh simpatis, untuk VDA yang sama 135 mL,VSA peningkatan volume
mungkin 35 mL dan isi sekuncup 100 mL (Gambar 9-23b). Pada diastolik akhir
hakikatnya, stimulasi simpatis Gambar 9-23 Efek stimulasi simpatis pada isi sekuncup.

   347
Perhatikan bahwa stimulasi simpatis meningkatkan curah
jantung dengan meningkatkan baik kecepatan jantung
maupun isi sekuncup. Aktivitas simpatis ke jantung
Kurva Frank-Starling meningkat, sebagai contoh, selama olahraga ketika otot-otot
pada stimulasi simpatis
rangka membutuhkan peningkatan penyaluran darah kaya-
O2 untuk menunjang tingkat konsumsi ATP mereka yang
Isi sekuncup

Peningkatan isi C Kurva Frank-Starling


normal tinggi.
sekuncup pada
volume diastolik Kita selanjutnya akan meneliti bagaimana beben akhir
B
akhir yang sama
memengaruhi kemampuan jantung memompa keluar
darah, kemudian bagaimana jantung yang terlalu capai
tidak mampu memompa cukup darah, dan kemudian ke
bagian akhir bab ini, yang berfokus pada bagaimana otot
A jantung mendapatkan nutrisi.
Volume diastolik akhir Tekanan darah tinggi meningkatkan beban
kerja jantung.
Gambar 9-24 Pergeseran kurva Frank-Starling ke kiri oleh stimulasi simpatis. Untuk
volume diastolik akhir yang sama (titik A), dihasilkan isi sekuncup yang lebih besar (dari titik B Ketika berkontraksi, untuk membuka paksa katup
ke titik C) pada stimulasi simpatis akibat meningkatnya kontraktilitas jantung. Kurva Frank- semilunar, ventrikel harus menghasilkan cukup
Starling bergeser ke kiri dengan derajat bervariasi, bergantung pada tingkat stimulasi simpatis. tekanan untuk melebihi tekanan darahdi arteri-arteri
besar. Tekanan darah arteri disebut beban akhir karena
merupakan beban kerja yang ditimpakan ke jantung setelah
Semua faktor yang menentukan curah jantung dengan memengaruhi kontraksi dimulai. Jika tekanan darah arteri terus-menerus
kecepatan jantung atau isi sekuncup diring-kaskan di Gambar 9-25. tinggi (tekanan darah tinggi) atau jika katup keluar me-
nyempit, ventrikel harus menghasilkan tekanan lebih besar
untuk dapat menyemprotkan darah. Sebagai contoh,
bukannya menghasilkan tekanan normal 120 mm Hg,
tekanan ventrikel mungkin harus meningkat hingga 400
mm Hg untuk memaksa darah melewati katup aorta yang
stenotik.
Curah jantung
Jantung mungkin mampu mengompensasi beban
peningkatan menetap akhir dengan membesar (melalui hipertrofi
pembesaran serat atau otot jantung; lihat h. 302). Hal ini
memungkinkan jantung berkontraksi lebih kuat dan
mempertahankan isi sekuncup tetap normal meskipun terdapat
halangan ejeksi. Namun, jantung yang sakit atau melemah karena
Kecepatan jantung Isi sekuncup usia mungkin tidak mampu melakukan kompensasi secara
sempurna; dalam hal ini terjadi gagal jantung. Bahkan jika jantung
pada awalnya mampu mengompensasi peningkatan kronik beban
Kontrol akhir, peningkatan terus-menerus beban kerja yang dikenakan
ekstrinsik pada jantung akhirnya dapat menyebabkan perubahan patologis di
jantung yang menyebabkan gagal jantung. Pada kenyataannya,
peningkatan kronik beban akhir adalah salah satu dari dua faktor
Kontrol intrinsik
utama yang menyebabkan gagal jantung.

Aktivitas
Aktivitas simpatis Volume diastolik
parasimpatis akhir
(dan epinefrin) Gagal jantung adalah ketidakmampuan curah jantung
mengimbangi kebutuhan tubuh akan pasokan dan
pembuangan zat sisa. Salah satu atau kedua ventrikel
Kontrol intrinsik
dapat secara progesif melemah dan gagal. Ketika suatu ve-
ntrikel yang kepayahan tidak mampu memompa keluar semua
darah yang kembali padanya, vena-vena di belakang ventrikel
Aliran balik vena tersebut dapat terbendung oleh darah. Gagal jantung dapat terjadi
oleh berbagai sebab, tetapi dua yang tersering adalah (1) kerusakan
Gambar 9-25 Kontrol curah jantung. Karena curah jantung sama dengan otot jantung akibat serangan jantung atau gangguan sirkulasi ke
kecepatan jantung kali isi sekuncup, gambar ini adalah gabungan dari Gambar 9-20b otot jantung dan (2)pemompaan terus-menerus ke beban akhir
(kontrol kecepatan jantung) dan Gambar 9-21 (kontrol isi sekuncup). yang meningkat secara kronis, misalnya pada stenosis katup
semilunar atau peningkatan menetap tekanan darah.

   hapter
Gagal jantung saat ini mengenai sekitar 5 juta orang Jantung Normal
Amerika, dengan hampir 50%nya akan rneninggal
dalam lima tahun setelah diagnosis. Sekitar 500.000
kasus baru gagal jantung didiagnosis tiap tahunnya, Isi

Isi sekuncup
dengan angka ini diperkirakan meningkat seiring sekuncup
normal
dengan populasi yang bertambah tua. Jantung Payah

Penurunan
DEFEK PRIMER PADA GAGAL JANTUNG Defek
isi sekuncup
primer pada gagal jantung adalah berkurangnya
kontraktilitas jantung; yaitu, sel-sel otot jantung
yang melemah berkontraksi kurang efektif, Isi sekuncup
Kemampuan intrinsik jantung untuk menghasilkan pada gagal Volume diastolik akhir normal
jantung
dan menyemprotkan menghasilkan tekanan dan terkompensasi
Volume diastolik akhir
menyemprotkan isi sekuncup sehingga jantung
pada kurva panjang tegangan yang lebih rendah (a) Kontraktilitas yang berkurang pada jantung yang payah

(Gambar 9-26a). Kurva Frank-Starling bergeser ke


bawah dan ke kanan sehingga untuk VDA tertentu, Jantung Normal
jantung yang kepayahan memompa isi sekuncup
Jantung payah
yang lebih kecil dibandingkan dengan jantung dengan stimulasi
normal. simpatis
Isi sekuncup Jantung payah
Isi tanpa stimulasi
TINDAKAN KOMPENSASI PADA GAGAL sekuncup simpatis
JANTUNG Pada tahap-tahap awal gagal jantung, normal
dua tindakan kompensasi utama membantu
memulihkan isi sekuncup ke normal. Pertama,
aktivitas simpatis ke jantung secara refleks
meningkat, yang meningkatkan kontraktilitas Volume Peningkatan
diastolik akhir volume diastolik
jantung ke arah normal (Gambar 9-26b). Namun, normal akhir
stimulasi simpatis dapat membantu mengompensasi
hanya dalam waktu singkat karena jantung menjadi Volume diastolik akhir
kurang responsif terhadap norepinefrin setelah (b) Compensation for heart failure
pajanan berkepanjangan, dan selain itu, simpanan Gambar 9-26 Gagal jantung terkompensasi. (a) Kurva Frank-Starling bergeser ke bawah dan kanan pada
payah jantung. Karena kontraktilitasnya berkurang, jantung yang payah tersebut memompa isi sekuncup lebih
norepinefrin di ujung saraf simpatis jantung
sedikit daripada jantung normal pada volume diastolik akhir yang sama. (b) Selama kompensasi pada gagal
terkuras. Kedua, ketika curah jantung berkurang,
jantung, stimulasi simpatis refleks menggeser kurva Frank-Starling pada jantung yang payah ke kiri,
ginjal, dalam suatu upaya kompensatorik untuk meningkatkan kontraktilitas jantung ke arah normal. Peningkatan kompensatorik pada volume diastolik akhir
memperbaiki aliran darahnya yang menurun, akibat ekspansi volume darah semakin menambah kekuatan kontraksi jantung yang payah. Jantung yang
menahan lebih banyak garam dan air di tubuh mengalami kepayahan tetapi terkompensasi, dengan beroperasi pada serat otot yang lebih panjang, mampu
sewaktu pembentukan urine untuk menambah menyemprotkan isi sekuncup dalam jumlah normal.
volume darah. Meningkatnya volume darah dalam
sirkulasi meningkatkan VDA. Teregangnya serat-serat otot jantung bersamaan ketika darah yang tidak.dapat masuk dan dipompa keluar
memungkinkan jantung yang payah memompa volume isi oleh jantung terus terbendung di sistem vena Kongesti di sistem vena
sekuncup yang normal (Gambar 9-26b). Jantung kini memompa adalah penyebab mengapa penyakit ini terkadang disebut gagal
keluar darah yang kembali kepadanya tetapi organ ini beroperasi jantung kongestif.
pada panjang serat otot jantung yang lebih besar.
Gagal sisi-kiri memiliki konsekuensi yang lebih serius daripada
GAGAL JANTUNG TAK-TERKOMPENSASI Seiring dengan gagal sisi kanan. Backward failure sisi kiri menyebabkan edema paru
perkembangan penyakit dan semakin merosotnya kontraktilitas, (kelebihan cairan jaringan di paru) karena darah terbendung di paru.
jantung mencapai suatu titik ketika organ ini tidak lagi dapat Akumulasi cairan di paru ini mengurangi pertukaran O2 dan CO2
memompa keluar isi sekuncup yang normal (yaitu, tidak dapat antara udara dan darah di paru, me-nurunkan oksigenasi darah arteri
memompa keluar semua darah yang kembali padanya) meskipun dan meningkatkan kadar CO2 pembentuk asam di darah. Selain itu,
dilakukan tindakan-tindakan kompensasi. Pada tahap ini, jantung salah satu konsekuensi yang lebih serius dariforward failure sisi kiri
beralih dari gagal jantung terkompensasi menjadi keadaan gagal adalah berkurangnya aliran darah ke ginjal, yang menimbulkan masalah
jantung tak-terkompensasi. Kini serat-serat otot jantung teregang ganda. Pertama, fungsi vital ginjal tertekan; dan kedua, ginjal semakin
hingga ke titik ketika mereka bekerja di bagian desendens kurva menahan garam dan air di tubuh sewaktu pemben-tukan urine dalam
panjang-tegangan. Forward failure terjadi ketika jantung gagal upaya meningkatkan volume plasma Iebih jauh untuk mernperbaiki
memompa darah dalam jumlah memadai ke jaringan karena isi penurunan aliran darah mereka. Retensi cairan berlebihan semakin
sekuncup semakin berkurang. Backward failure terjadi secara bersam memperparah masalah kongesti vena yang sudah ada.

   349
Karenanya, terapi gagal jantung kongestif mencakup tindakan- dari aorta tepat setelah katup aorta, dan vena-vena koronaria
tindakan yang mengurangi retensi garam dan air serta meningkatkan mengalirkan isinya ke dalam atrium kanan.
pengeluaran urine serta obat yang meningkatkan kemampuan
Otot jantung menerima sebagian besar pasokan darahnya
kontraksi jantung, misalnya digitalis. Digitalis meningkatkan
selama diastol. Aliran darah ke sel otot jantung berkurang secara
kontraktilias jantung dengan menyebabkan akumulasi Ca2+ sitosol.
substansial selama sistol karena dua alasan: (1) miokardium yang
GAGAL JANTUNG SISTOLIK VERSUS DIASTOLIK Semakin sedang berkontraksi menekan cabang-cabang utama arteri
banyak dokter yang kini mengategorikan gagal jantung sebagai gagal koronaria dan (2) katup aorta yang terbuka menutup secara parsial
sistolik yang ditandai oleh berkurangnya kontraktilitas jantung pintu masuk ke pembuluh koronaria. Karena itu, sekitar 70% aliran
seperti baru dijelaskan atau gagal diastolik ketika pengisian jantung arteri koronaria terjadi selama diastol, didorong oleh tekanan darah
mengalami gangguan. Gagal diastolik adalah masalah yang baru aorta, dengan hanya sekitar 30% aliran arteri koronaria yang terjadi
diketahui. Pada gagal diastolik, ventrikel tidak terisi secara normal selama sistol, digerakkan oleh kontraksi ventrikel (Gambar 9-27).
karena otot jantung tidak berelaksasi secara adekuat di antara
Waktu aliran darah koronaria yang terbatas ini menjadi sangat
denyutan atau karena otot jantung menjadi kaku dan tidak dapat
penting ketika jantung berdenyut cepat, saat waktu diastolik jauh
mengembang seperti biasa. Karena pengisian terganggu, jantung
berkurang. Bersamaan dengan meningkatnya tuntutan agar jantung
yang mengalami gagal diastolik memompa lebih sedikit darah
memompa lebih cepat, waktu yang tersedia untuk menyalurkan O2
daripada seharusnya setiap berkontraksi. elum ada obat yang benar-
dan nutrien ke otot-otot jantung itu sendiri berkurang untuk
benar dapat membantu jantung berelaksasi sehinggaterapi ditujukan
menyelesaikan beban kerja yang meningkat ini.
untuk mengatasi gejala atau menghentikan kausa yang mendasari
gangguan diastolik ini. PENYAMAAN ALIRAN DARAH KORONARIA DENGAN
KEBUTUHAN O2 OTOT JANTUNG Bagaimanapun, pada kondisi
normal, otot jantung tetap menerima aliran darah yang memadai
Periksa Pemahaman Anda 9.4 untuk menunjang aktivitasnya, bahkan sewaktu olahraga, saat
1. Tunjukkan efek (meningkat atau menurun) stimulasi parasimpatis dan kecepatan aliran darah koronaria meningkat hingga lima kali lipat
stimulasi simpatis pada kecepatan denyut jantung dan isi sekuncup. daripada saat istirahat.
2. Gambarlah sebuah grafik yang menunjukkan hubungan antara Tambahan darah yang disalurkan ke sel-sel jantung terutama
volume diastolik akhir dan isi sekuncup, menurut hukum Frank- dilakukan melalui vasodilatasi, atau pelebaran, pembuluh koronaria,
Starling pada jantung. yang memungkinkan lebih banyak darah melewatinya, khususnya
selama diastol. Meningkatnya aliran darah koronaria ini diperlukan
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan O2 jantung karena
jantung, tidak seperti sebagian besar jaringan lain, tidak mampu
menyerap tambahan O2 dari darah yang mengalir melalui
pembuluh-pembuluhnya untuk menunjang peningkatan aktivitas
metaboliknya. Sebagian besar jaringan pada keadaan istirahat hanya
Sel-sel otot jantung mengandung banyak mitokondria, yaitu organel mengekstraksi sekitar 25% O2 yang tersedia dari darah yang
energi dependen-O2. Hingga 40% volume sel otot jantung ditempati mengaliri mereka, menyisakan cadangan O2 yang cukup besar yang
oleh mitokondria, yang menunjukkan betapa bergantungnya jantung dapat diambil ketika kebutuhan O2 jaringan meningkat; ; yaitu,
pada penyaluran O2 dan metabolisme aerobik untuk menghasilkan
energi yang dibutuhkan untuk kontraksi (lihat h. 40). Otot jantung mm Hg
juga memiliki banyak mioglobin, yang menyimpan O2 dalam jumlah
120 Tekanan aorta
terbatas di jantung untuk dapat digunakan segera (lihat h. 294).

80

mL/min
Meskipun semua darah melewati jantung, otot jantung tidak dapat
menyerap 02 atau nutrien dari darah di dalam rongga-rongganya
500 Aliran darah di
karena dua alasan. Pertama, lapisan endokardium kedap-air tidak arteri koronaria kiri
memungkinkan darah mengalir dari rongga jantung ke dalam
miokardium. Kedua, dinding jantung terlalu tebal untuk difusi 02 dan
zat lain dari darah di dalam rongga ke masing-masing sel jantung. 0
Karena itu, seperti jaringan lainnya di tubuh, otot jantung harus
menerima darah melalui pembuluh darah, secara spesifik melalui Sistol Diastol
sirkulasi koronaria (lihat Gambar 9-31, h. 355 dan foto pembuka
Gambar 9-27 Aliran darah koronaria. Sebagian besar aliran darah
bab, h 320). Arteri-arteri koronaria bercabang dari aorta tepat setelah
koronaria terjadi selarna diastol karena pembuluh koronaria hampir tertekan
katup aorta, dan vena-vena koronaria mengalirkan isinya ke dalam seluruhnya sewaktu sistol.
atrium kanan Arteri-arteri koronaria bercabang

  hapter
Pada setiap saat, cukup-tidaknya aliran darah koroner bersifat
Aktivitas metabolik sel otot jantung
( kebutuhan oksigen )
relatif terhadap kebutuhan O2 jantung. Pada jantung normal,
aliran darah koronaria meningkat seiring dengan peningkatan
kebutuhan O2. Pada penyakit arteri koronaria, aliran darah koronaria
mungkin tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan O2.
Adenosin Istilah penyakit arteri koronaria (coranary artery disease, CAD)
merujuk kepada perubahan patologis di dalam dinding arteri
koronaria yang mengurangi aliran darah melalui pembuluh tersebut.
Vasodilatasi pembuluh koronaria Kecepatan tertentu aliran darah koronaria mungkin memadai saat
istirahat tetapi tidak cukup pada saat olahraga atau situasi stres.
CAD merupakan penyakit yang mendasari sekitar 50% kematian
Aliran darah ke sel otot jantung di Amerika Serikat. Orang yang mati akibat komplikasi CAD lebih
besar daripada akibat semua kanker CAD dapat menyebabkan
iskemia miokardium dan dapat menimbulkan serangan jantung
melalui tiga mekanisme: (1) spasme vaskular hebat arteri-arteri
Oksigen yang tersedia untuk memenuhi
koronaria, (2) pembentukan plak aterosklerotik, dan (3)
kebutuhan oksigen
tromboembolisme. Kita akan membahas masing-masing secara
Gambar 9-28 Penyamaan aliran darah koronaria dengan kebutuhan O2 sel otot bergiliran.
jantung.
SPASME VASKULAR Spasme vaskular adalah suatu konstriksi
jaringan dapat dengan segera meningkatkan ketersediaan O2 nya dengan spastik abnormal yang secara transien menyempitkan pembuluh
menyerap lebih banyak O2 dari darah yang melaluinya. Sebaliknya, koronaria. Spasme vaskular berkaitan dengan tahap awal CAD dan
jantung, bahkan pada kondisi istirahat, menyerap hingga 65% O2 yang paling sering dipicu oleh pajanan ke dingin, olahraga, atau rasa cemas.
ada di pembuluh koronaria, jauh lebih banyak daripada yang diserap oleh Keadaan ini reversibel dan biasanya tidak berlangsung cukup lama
jaringan lain. Hal ini menyisakan sedikit O2 dalam cadangan di darah untuk dapat merusak otot j antung.
koronaria seandainya kebutuhan O2 jantung meningkat. Karena itu, cara Jika O2 yang tersedia untuk pembuluh koronaria terlalu sedikit,
utama meningkatkan ketersediaan O2 ke otot jantung adalah dengan endotel (lapisan dalam pembuluh darah) mengeluarkan platelet-
meningkatkan aliran darah koronaria. activating factor (PAF). PAF, yang memiliki beragam efek, diberi
Aliran darah koronaria diubah-ubah terutama sebagai respons nama berdasarkan efek pertamanya yang diketahui, yaitu
terhadap perubahan kebutuhan O2 jantung. Salah satu yang diduga mengaktifkan trombosit. Di antara efek-efek lainnya, PAF, setelah
menghubungkan antara aliran darah dan kebutuhan O2 adalah adenosin, dikeluarkan dari endotel, berdifusi ke otot polos vaskular di bawahnya
yang terbentuk dari adenosin trifosfat (ATP) selama aktivitas metabolik dan menyebabkannya berkontraksi menimbulkan spasme vaskular.
jantung. Sel-sel jantung membentuk dan mengeluarkan lebih banyak
PEMBENTUKAN ATEROSKLEROSIS Aterosklerosis adalah
adenosin ketika aktivitas jantung meningkat dan karenanya jantung
penyakit degeneratif progresif pada arteri yang menyebabkan oklusi
membutuhkan lebih banyak dan menggunakan lebih banyak ATP sebagai
(sumbatan bertahap) pembuluh tersebut, mengurangi aliran darah
sumber energinya. Adenosin yang dibebaskan, dengan bekerja sebagai
yang melaluinya. plak-plak yang terbentuk di bawah lapisan dalam
parakrin (lihat h. 124), menginduksi dilatasi pembuluh-pembuluh darah
pembuluh di dinding arteri. Plak aterosklerotik terdiri dari inti kaya
koronaria, memungkinkan lebih banyak darah kaya O2 mengalir ke sel-
lemak yang dilapisi oleh pertumbuhan abnormal sel otot polos,
sel jantung yang lebih aktif untuk memenuhi kebutuhan O2 mereka yang
ditutupi oleh tudung jaringan ikat kaya-kolagen. Setelah terbentuk
meningkat (Gambar 9-28). Penyamaan penya-luran O2 dengan
plak, plak membentuk tonjolan ke dalam lumen pembuluh (Gambar
kebutuhan O2 ini sangat krusial karena otot jantung bergantung pada
9-29, h. 354).
proses-proses oksidatif untuk meng-hasilkan energi. Jantung tidak akan
memperoleh cukup ATP melalui metabolisme anaerob (lihat h. 40). Meskipun tidak semua faktor kontributifberhasil diketahui, dalam
tahun-tahun terakhir para peneliti telah berhasil me-nyortir
rangkaian kejadian kompleks berikut dalam pembentukan gradual
PASOKAN NUTRIEN KE JANTUNG Meskipun jantung memiliki
aterosklerosis:
kemampuan terbatas untuk menunjang kebutuhan energinya melalui
metabolisme anaerob dan harus banyak mengandalkan pasokan O2 nya,
jantung dapat menoleransi variasi pasokan nutrien. Sebagai sumber 1. Aterosklerosis berawal dari cedera dinding pembuluh darah, yang
energi, jantung ter-utama memanfaatkan asam lemak bebas dan, dengan memicu respons peradangan yang menyiapkan tahap-tahap
derajat lebih rendah, glukosa dan laktat, bergantung pada ketersediaan pembentukan plak. Dalam keadaan normal, peradangan adalah suatu
zat-zat tersebut. Karena otot jantung dapat beradaptasi sangat baik serta respons protektif untuk melawan infeksi dan mendorong perbaikan
dapat mengubah jalur-jalur metabolik untuk menggunakan apapun jaringan yang rusak (lihat h. 447). Namun, jika penyebab cedera
nutrien yang tersedia, bahaya utama insufisiensi aliran darah koronaria menetap di dalam dindingpembuluh, respons peradangan ringan
bukanlah kekurangan bahan bakar tetapi defisiensi O2. berkepanjangan selama beberapa dekade dapat

Fisiologi Jantung 351


❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi

Aterosklerosis: Kolesterol dan Lain-Lain

P ENYEBAB ATEROSKLEROSIS rnasih belum sepenuhnya jelas.


Faktor-faktor resiko tinggi tertentu dilaporkan berkaitan dengan
peningkatan insiden aterosklerosis dan penyakit arteri koronaria.
Faktor-faktor tersebut mencakup predisposisi genetik, obesitas, usia
tubuh dari pembentukan plak aterosklerotik dengan menghambat oksidasi
LDL. Selain itu, HDL memiliki efek antiinflamasi sehingga membantu
menstabilkan plak aterosklerotik sehingga mereka kurang rentan untuk
menjadi ruptur, dan mengurangi pembentukan bekuan darah, semua
lanjut, merokok, hipertensi, kurang olahraga, konsentrasi protein C- tindakan yang melawan perkembangan progresif aterosklerosis. Risiko
reaktif yang tinggi dalam darah, peningkatan kadar homosistein, agen aterosklerosis berbanding terbalik dengan konsentrasi HDL dalam yaitu,
infeksi, dan, yang paling terkenal, peningkatan kadar koiesterol dalam peningkatan kadar HDL berkaitan dengan penurunan insiden penyakit
darah. jantung aterosklerotik.
Sebagian faktor lain yang diketahui memengaruhi risiko ateroskle-rotik
Sumber Kolester, dapat di[,Ritkan dengan kadar HDL; sebagai contoh, merokok
Terdapat dua sumber kolesterol dalam tubuh: (1) asupan dari menurunkan HDL, sementara olahraga teratur meningkatkan HDL.
makanan, dengan produk hewani, misalnya kuning telur, daging
merah, dan mentega yang merupakan bahan yang banyak
mengandung lemak ini (lemak hewan mengandung kolesterol Penyerapan kolestrol oleh sel
sementara lemak nabati biasanya tidak); dan (2) pembentukan Tidak seperti sebagian besar lemak, koEesterol tidak digunakan sebagai
kolesterol oleh sel, khususnya sel hati. bahan bakar metabolikoleh sel. Bahan ini merupakan komponen esensial
membran plasma. Selain itu, beberapa jenis sel tertentu menggunakan
Kolesterol "Baik" versus "jahat" kolesterol sebagai prekursor untuk menghasilkan produk sekretorik,
Sebenarnya, bukan kadar kolesterol darah total, melainkan jumlah misalnya hormon steroid dan garam empedu. Meskipun sebagian besar
kolesterol yang terikat ke berbagai protein pembawa dalam plasma sel dapat menyintesis sebagian kolesterol yang dibutuhkan untuk
yang merupakan faktor terpenting dalam kaitannya dengan risiko membentuk membran plasma mereka sendiri, jumlah yang dibentuk
pembentukan penyakit jantung aterosklerotik. Karena merupakan kurang memadai sehingga mereka perlu mengandalkan kolesterol
suatu lemak, kolesterol tidak mudah larut dalam darah. Sebagian tambahan yang disalurkan melalui darah.
besar kolesterol dalam darah melekat ke protein pembawa spesifik di
plasma dalam bentuk kompleks lipoprotein, yang larut dalam darah. Sel-sel menyerap koiesterol dari darah dengan menyintesis protein
Terdapat tiga lipoprotein utama yang diberi nama berdasarkan reseptor yang secara spesifik mampu mengikat IDL dan menyisipkan
densitas proteinnya dibandingkan dengan lemaknya: (1) lipoprotein reseptor-reseptor ini ke membran plasma. Setelah partikel LDL berikatan
berdensitas tinggi (high density lipoprotein, HDL) yang dengan salah satu reseptor di membran, sel menelan partikel berikut
mengandung paling banyak protein dan lebih sedikit kolesterol; (2) reseptornya melalui proses endositosis yang diperantarai oleh reseptor
lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoprotein, LDL) yang (lihat h. 32). Di dalam sel, enzim lisosom menguraikan LDL untuk
memiliki protein lebih sedikit dan kolesterol lebih banyak; dan (3) membebaskan kolesterol sehingga dapat digunakan oleh sel untuk
lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low density menyintesis membran sel yang baru. Reseptor LDL, yang juga
lipoprotein, VIDL) yang memiliki protein paling sedikit dan lemak dibebaskan di dalam sel, didaur ulang ke membran permukaan.
paling banyak, tetapi lemak yang dikandungnya adalah lemak netral, Jika terlalu banyak kolesterol bebas yang menumpuk di dalam sel,
bukan kolesterol. terjadi penghentian proses sintesis protein reseptor LDL (sehingga
Kolesterol yang diangkut dalam kompleks LDL dinamai kolesterol kolesterol yang diserap berkurang) dan sintesis kolesterol oleh sei itu
"jahat" karena kolesterol diangkut ke sel, termasuk ser-sel yang sendiri (sehingga jumlah kolesterol baru yang dibentuk berkurang).
melapisi bagian dalam dinding pembuluh darah, oleh LDL. Sebaliknya, jika menghadapi kekurangan kolesterol, sel dapat mem-
Kecenderungan membentuk aterosklerosis secara substansial bentuk lebih banyak reseptor LDL sehingga ia dapat menelan lebih
meningkat jika kadar LDL meningkat. Keberadaan LDL teroksidasi di banyak kolesterol dari darah.
dalam dinding arteri adalah pemicu utama proses peradangan yang
menyebabkan pembentukan plak aterosklerotik (lihat h. 357). Pemeliharaan Kadar Kolesterol Darah dan Metabolisme
Sebaliknya, kolesterol yang diangkut dalam kompleks HDL diberi Kolesterol
nama kolesterol "baik" karena HDL mengeluarkan kolesterol dari sel Untuk mempertahankan pasokan kolesterol darah yang konstan ke
dan mengangkutnya ke hati untuk eliminasi parsial dari tubuh. HDL sel diperlukan interaksi antara kolesterol yang masuk melalui makanan
tidak saja mengeluarkan kelebihan kolesterol dari jaringan, tetapi juga dan sintesis kolesterol oleh hati. Jika jumlah kolesterol makanan
melindungi meningkat,

secara perlahan menyebabkan pembentukan plak arteri dan penyakit lihat fitur dalam kotak, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi.)
jantung. Pembentukan plak kemungkinan besar memiliki banyak
2. Tahap awal aterosklerosis biasanya ditandai oleh akumulasi
kausa. Hal-hal yang dicurigai merusak arteri dan mungkin memicu lipoprotein berdensitas rendah (low-density lipoprotein, LDL),
respons peradangan vaskular antara lain adalah kolesterol atau dinamai juga kolesterol jahat, yang berikatan dengan suatu
teroksidasi, radikal bebas, tekanan darah tinggi, homosistein, bahan protein pembawa, di bawah endotel. Seiring dengan
kimia yang dibebaskan dari sel lemak, atau bahkan bakteri dan virus menumpuknya LDL di dalam dinding pembuluh, produk
yang merusak dinding pembuluh darah. Bahan pemicu tersering kolesterol ini teroksidasi, terutama oleh zat-zat sisa oksidatif yang
tampaknya adalah kolesterol teroksidasi. (Untuk pembahasan lebih dihasilkan oleh sel pembuluh darah. zat-zat sisa ini adalah radikal
lanjut peran kolesterol dan faktor lain dalam pembentukan bebas,
aterosklerosis,

   hapter
sintesis kolesterd oleh hati dihentikan karena kolesterol dalam darah ■ Peningkatan kadar asam amino homosistein dalam darah diduga
menghambat secara langsung enzim hati yang esensial bagi sintesis merupakan prediktor kuat untuk penyakit jantung, tanpa bergantung
kolesterol. Dengan demikian, seiring meningkatnya asupan kolesterol pada profil kolesterol atau lemak. Homosistein dibentuk sebagai
dari makanan, produksi di hati berkurang. Sebaliknya, jika asupan produk antara selama metabolisme asam amino esensial dalam
kolesterol dari makanan berkurang, hati menyintesis temak ini lebih makanan, yaitu metionin. Para peneliti percaya bahwa homosistein
banyak karena efek inhibitorik kolesteroi pada enzim hati hilang. ikut berperan menyebabkan aterosklerosis dengan mendorong
Dengan cara ini, konsentrasi kolesterol darah dipertahankan dalam proliferasi sel otot poios vaskular, suatu tahap awal dalam
kadar yang relatif konstan meskipun asupan kolesterol dari makanan pembentukan penyakit penyumbatan arteri ini. Selain itu,
berubah-ubah; karenanya, kadar kolesterol dalam darah sulit homosistein tampaknya merusak sel endotel dan mungkin
diturunkan dengan mengurangi asupan kolesterol. menyebabkan oksidasi LDL, keduanya dapat ikut berperan dalam
sintesis kolesterd oleh hati dihentikan karena kolesterol dalam pembentukan plak. Tiga vitamin B-asam folat, vitamin B12, dan
darah menghambat secara langsung enzim hati yang esensial bagi vitamin B6-berperan penting dalam jalur-jalur yang membersihkan
sintesis kolesterol. Dengan demikian, seiring meningkatnya asupan homosistein dari darah. Karena itu, vitamin-vitamin B ini diperlukan
kolesterol dari makanan, produksi di hati berkurang. Sebaliknya, jika untuk menjaga kadar homosistein dalam kisaran aman.
asupan kolesterol dari makanan berkurang, hati menyintesis temak ini
■ Orang dengan peningkatan kadar protein C-reaktif, suatu penanda
lebih banyak karena efek inhibitorik kolesteroi pada enzim hati hilang. peradangan dalam darah, memiliki risiko lebih besar mengalami
Dengan cara ini, konsentrasi kolesterol darah dipertahankan dalam penyakit arteri koronaria. Dalam satu penelitian, orang dengan
kadar yang relatif konstan meskipun asupan kolesterol dari makanan kadar protein C-reaktif yang tinggi memiliki kemungkinan tiga kali
berubah-ubah; karenanya, kadar kolesterol dalam darah sulit lebih besar terkena serangan jantung dalam 10 tahun berikutnya
diturunkan dengan mengurangi asupan kolesterol. dibandingkan dengan orang yang kadar protein peradangan ini
Karena itu, hati memiliki peran utama dalam menentukan kadar rendah. Studi yang lain menunjukkan bahwa separuh orang dengan
kolesterol darah total, dan hubungan timbal-balik antara LDL dan HDL penyakit jantung memiliki kadar CRP yang tinggi, sementara kadar
menentukan arus lalu-lintas kolesterol antara hati dan sel lain. Jika CRP darah yang tinggi sangat jarang pada orang normal. Karena
mekanisme ini terganggu, kadar kolesterol darah dapat terpengaruh peradangan berperan penting dalam pembentukan aterosklerosis,
sedemikian rupa sehingga yang bersangkutan rentan mengalami obat-obat anti-inflamasi, misalnya aspirin, membantu mencegah
aterosklerosis. serangan jantung. Selain itu, aspirin melindungi tubuh dari serangan
Perubahan asupan asam lemak melalui makanan dapat mengubah jantung melalui perannya sebagai penghambat pembentukan
kadar kolesterol darah total dengan memengaruhi satu atau lebih bekuan darah. Selain itu, obat golongan statin tidak hanya
mekanisme yang mengatur keseimbangan kolesterd. Kadar kolesterol menurunkan LDL, tetapi juga memiliki efek antiinflamasi.
darah cenderung meningkat oleh asupan asam lemak jenuh yang ■ Semakin banyak data yang menunjukkan bahwa suatu agen infeksi
terutama terdapat pada lemak hewani karena asam-asam lemak ini mungkin menjadi penyebab pada sejumlah besar kasus penyakit
merangsang sintesis kolesterol dan menghambat perubahannya aterosklerosis. Di antara yang paling dicurigai adalah Chlamydia
menjadi garam empedu. Sebaliknya, asupan asam lemak tak-jenuh pneumonia penyebab infeksi pernapasan, virus herpes penyebab
ganda, asam lemak predominan di sebagian besartumbuhan, coldsore, dan bakteri penyebab penyakit gusi. Penting diperhatikan
cenderung menurunkan kadar kolesterol darah dengan meningkatkan bahwa jika kaitan antara infeksi dan penyakit arteri koronaria dapat
eliminasi kolesterol dan garam empedu yang berasal dari kolesterol di dipastikan, antibiotik dapat ditambahkan ke dalam rejimen strategi
feses. pencegahan penyakit jantung.
Faktor Resiko Lain Di luar Seperti dapat Anda lihat, hubungan antara aterosklerosis, dan kole-
Meskipun terdapat kaitan erat antara kolesterol dan penyakit jantung, sterol. faktor lain masih jauh dari jelas. Saat ini banyak dilakukan
lebih dari separuh pasien dengan serangan jantung memperlihatkan penelitian tentang penyakit kompleks ini karena insiden aterosklerosis
profil kolesterol normal dan tanpa faktor risiko dikenal lainnya. sedemikian tinggi dan konsekuensinya dapat menyebabkan kematian.
Jelaslah, terdapat faktor-faktor lain yang berperan dalam pembentukan
penyakit arteri koronaria pada para pasien ini. Faktor-faktor ini juga
mungkin berperan dalam pembentukan aterosklerosis pada orang
dengan kadar kolesterol yang buruk. Berikut ini adalah faktor-faktor
risiko yang diperkirakan berperan besar:

yaitu partikel defisien-elektron yang sangat tidak stabil yang sangat menarik monosit, sejenis sel darah putih, ke tempat
reaktif dan menyebabkan kerusakan sel melalui pengambilan peradangan. Sel-sel imun ini memicu respons peradangan lokal.
elektron dari molekulolekul lain. Vitamin antioksidan yang
mencegah oksidasi LDL, misalnya vitamin E, vitamin C, dan beta-
4. Setelah meninggalkan darah dan masuk ke dinding dinding
karoten, memperlambat pengendapan plak
pembuluh, monosit menetap permanen, membesar, dan
3. Sebagai respons terhadap keberadaan LDL teroksidasi atau iritan menjadi sel fagositik besar yang dinamai makrofag. Makrofag
lain, sel-sel endotel menghasilkan bahan-bahan kimia yang dengan rakus memfagosit (lihat h. 34)

   353
Tutup plak berupa
otot polos kaya
kolagen Plak
nitrat oksida berkurang, pembuluh yang rusak akibat pembentukan
Dinding pembuluh
darah normal plak ini tidak mudah berdilatasi seperti pembuluh normal.
8. Plak yang menebal juga menghambat pertukaran nutrien bagi sel-
sel yang terletak di dalam dinding arteri yang terkena sehingga
terjadi degenerasi dinding di sekitar plak. Daerah yang rusak
kemudian diinvasi oleh fibroblas (sel pembentuk jaringan parut)
yang membentuk jaringan ikat kaya-kolagen yang menutupi plak.
Inti plak
kaya lemak 9. Pada tahap lanjut penyakit,Ca2+ sering mengendap di plak. Pemb-
uluh yang terkena menjadi keras dan tidak mudah berkembang.
Endotel
TROMBDEMBOLISME DAN PENYULIT LAIN ATERO-SKLEROSIS
Aterosklerosis menyerang arteri di seluruh tubuh, tetapi
konsekuensi paling serius adalah yang mengenai pembuluh di otak
dan jantung. Di otak, aterosklerosis adalah penyebab utama stroke,
sementara di jantung penyakit ini menyebabkan iskemia
Lumen Plak miokardium dan penyulit-penyulitnya. Hal-hal berikut adalah
penyulit yang dapat ditimbulkan oleh aterosklerosis koronaria.
■ Angina pektoris, Pembesaran gradual plak terus mempersempit
lumen dan secara progresif mengurangi aliran darah koronaria,
memicu serangan iskemia transien miokardium yang menjadi
semakin sering seiring dengan semakin terbatasnya kemampuan
aliran darah memenuhi kebutuhan O2 jantung. Meskipun dalam
keadaan normal jantung tidak "terasa", iskemia miokardium
© ISM/Phototake—All rights reserved

menyebabkan nyeri. Nyeri jantung ini, yang dikenal sebagai angina


pektoris (Berarti nyeri di dada"), dapat dirasakan di bawah sternum
dan sering dirujuk (seperti berasal dari) bahu kiri dan turun ke
lengan kiri (lihat h. 186). Gejala angina pektoris kambuh setiap kali
kebutuhan O2 jantung melebihi kemampuan aliran darah koronia—
sebagai contoh, sewaktu olahraga atau stres emosional. Nyeri
diperkirakan terjadi akibat stimulasi ujung-ujung saraf jantung oleh
akumulasi asam laktat ketika jantung melakukan metabolisme
Gambar 9-29 Plak aterosklerotik di pembuluh koronaria.
anaerob yang terbatas. Iskemia yang berkaitan dengan serangan
angina singkat biasanya temporer dan reversibel serta dapat
dihilangkan dengan istirahat, menggunakan obat vasodilator,
misalnya nitrogliserin, atau keduanya. Nitrogliserin menyebabkan
LDL teroksidasi hingga sel ini dipenuhi oleh butir-butir lemak vasodilatasi koronaria karena secara metabolis diubah menjadi
sehingga tampak berbusa di bawah mikroskop. Makrofag yang sangat nitrat oksida, yang pada gilirannya merelaksasikan otot polos
membengkak ini, yang kini disebut sel busa, menumpuk di bawah vaskular.
dinding pembuluh darah dan membentuk fatty streak, bentuk paling ■ Tromboembolisme. Plak aterosiderotik yang membesar dapat
dini plak aterosklerotik. pecah melalui lapisan endotel yang melemah yang menutupinya
5. Karena itu, tahap paling awal pada pembentukan plak adalah aku- sehingga darah terpajan ke jaringan ikat kaya kolagen pada plak.
mulasi endapan kaya-kolesterol di bawah endotel.Penyakit Sel-sel busa mengeluarkan bahan-bahan kimia yang dapat
berkembang sewaktu sel-sel otot polos di dalam dinding pembuluh melemahkan jaringan fibrosa penutup dengan menguraikan serat-
darah bermigrasi dari lapisan otot pembuluh darah ke tepat di bawah serat jaringan ikat tersebut. Plak dengan penutup fibrosa yang tebal
endotel dan menutupi akumulasi lemak tersebut. Migrasi ini dipicu dianggap stabil karena kecil kemungkinannya pecah. Namun, plak
oleh bahanbahan kimia yang dibebaskan di tempat peradangan. Di dengan penutup fibrosa yang tipis bersifat tak-stabil karena mudah
lokasinya yang baru, sel-sel otot polos terus membelah diri dan pecah dan memicu pembentukan bekuan.
membesar. Inti lemak dan otot-polos yang menutupinya bersama- Trombosit darah (elemen berbentuk dalam darah yang berperan
sama membentuk plak matang. dalam penyumbatan defek pembuluh dan pembentukan bekuan
6. Seiring dengan perkembangannya, plak secara progresif menonjol darah) dalam keadaan normal tidak melekat ke lapisan dalam
ke dalam lumen pembuluh. Plak yang menonjol mempersempit pembuluh yang sehat dan licin. Namun, ketika berkontak dengan
lubang yang dapat dilalui oleh darah. kolagen di tempat cedera pembuluh, trombosit melekat dan
7. LDL teroksidasi menghambat pelepasan nitrat oksida dari sel end- membantu pembentukan bekuan darah. Selain itu, sel busa
otel dan ikut mempersempit pembuluh.Nitrat oksida adalah caraka menghasilkan zat pendorong pembentukan pembekuan yang poten.
kimiawi lokal yang menyebabkan relaksasi lapisan sel otot polos Bekuan abnormal yang melekat ke dinding pembuluh darah disebut
normal di dinding pembuluh darah. Relaksasi sel-sel otot polos ini trombus. Trombus dapat membesar secara bertahap hingga
menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Karena pelepasan- menutup total pembuluh di tempat tersebut,
   hapter
atau aliran darah yang melewati trombus
tersebut dapat menyebabkan trombus
Aliran darah Aliran darah
terlepas. Sewaktu mengalir ke hilir,

Moredun Animal Health Ltd./Photo Researchers, Inc.


Trombus bekuan darah yang mengapung bebas
tersebut, atau embolus, dapat
menyumbat total pembuluh-pembuluh
yang lebih kecil (Gambar 9-30). Karena
itu, melalui tromboembolisme
aterosklerosis atau menyebabkan oklusi
mendadak atau perlahan suatu pembuluh
koronaria (atau pembuluh lain)
Embolus
(a) Trombus (b) Embolus (c)Lesi tromboembolik
Serangan jantung. Ketika suatu pemb- ■

Gambar 9-30 Konsekuensi tromboembolisme. (a) Trombus dapat membesar secara bertahap hingga uluh koronia tersumbat total jantung
menyumbat total pembuluh di tempat tersebut. (b) Trombus dapat terlepas dari perlekatannya, membentuk
yang dilayani oleh pembuluh tersebut
embolus yang mungkin menyumbat total suatu pembuluh yang lebih kecil di hilir. (c) Foto mikroskop elektron suatu
segera mati akibat kekurangan O2 dan
pembuluh yang tersumbat total oleh lesi tromboembolik.
terjadi serangan jantung. kecuali jika
daerah tersebut dapat dipasok oleh darah
dari pembuluh darah.
Kadang-kadang daerah yang kekurangan tersebut beruntung
menerima darah dari lebih dari satu jalur. Terbentuk sirkulasi kolateral
Daerah otot jantung Daerah otot jantung
yang kekurangan aliran yang kekurangan ketika cabang-cabang terminal halus dari pembuluh darah sekitar
darah jika pembuluh aliran darah jika memberi nutrisi ke daerah yang sama. Pembuluh-pembuluh tambahan
koronaria tersumbat di pembuluh koronaria ini tidak dapat serta merta terbentuk setelah suatu sumbatan mendadak
titik A; tersumbat di titik B;
tetapi dapat menyelamatkan nyawa jika sudah terbentuk. Jalur alternatif
semacam ini sering terbentuk dalam periode waktu tertentu ketika
konstriksi aterosklerotik berkembang lambat, atau terbentuk karena
A kebutuhan yang terus-menerus dikenakan pada jantung melalui
Arteri koronia
Arteri koronia olahraga aerobik teratur.
kiri
Tanpa sirkulasi kolateral, luas daerah yang rusak sewaktu serangan
Ventrikel kiri
jantung bergantung pada ukuran pembuluh yang tersumbat: Semakin
Ventrikel kanan B besar pembuluh yang tersumbat, semakin luas daerah yang kekurangan
darah. Seperti diperlihatkan di Gambar 9-31, sumbatan di titik A pada
sirkulasi koronaria akan menyebabkan kerusakan yang lebih luas
Gambar 9-31 Luas kerusakan miokardium sebagai fung)i dari
daripada sumbatan di titik B. Karena hanya terdapat dua arteri
ukuran pembuluh yang tersumbat. koronaria besar, sumbatan total salah satu dari kedua cabang tersebut
menyebabkan kerusakan miokardium yang luas. Sumbatan arteri
koronaria kiri adalah yang paling membahayakan karena pembuluh ini
mendarahi 85% jaringan jantung. Tabel 9-4 menunjukkan empat

• TABEL 9-4 Kemungkinan Hasil Akhir Infark Miokardium Akut (Serangan Jantung)
Kematian Tertunda
Kematian Segera Akibat Penyulit Pemulihan Fungsional Penuh Fungsi

Gagal jantung akut karena Ruptur mematikan dinding Digantikannya daerah yang Menetapnya defek
jantung terlalu lemah untuk jantung yang mati dan rusak dengan jaringan fungsional permanen,
memompa darah secara mengalami degenerasi misalnya bradikardia atau
parut yang kuat disertai
efektif untuk menunjang blok hantaran, akibat
jaringan tubuh oleh pembesaran jaringan kerusakan jaringan otoritmik
kontraktil yang tersisa untuk atau penghantar yang tidak
Fibrilasi ventrikel fatal yang Gagai jantung kongestif
ditimbulkan oleh kerusakan yang sernakin parah karena mengompensasi hilangnya dapat diperbarui.
jaringan penghantar khusus jantung yang melemah tidak otot jantung
atau dipicu oleh mampu memompa keluar
kekurangan O2 semua darah yang kembali
padanya

Fisiologi jantung 355


kemungkinan hasil akhir serangan jantung: kematian segera, Sistem sirkulasi ikut berperan dalam homeostasis dengan berfungsi
kematian tertunda akibat penyulit,pemulihan fungsional penuh, sebagai sistem transpor tubuh. Sistem ini memberi cara cepat untuk
atau pemulihan dengan gangguan fungsi. memindahkan bahan dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Tanpa sistem
sirkulasi, bahan-bahan penting tidak dapat mencapai tempat mereka
Penemuan sel punca jantung pada tahun 2006, bersama dengan dibutuhkan pada waktunya untuk menunjang berbagai aktivitas yang
studi awal yang menunjukkan bahwa menginjeksikan sel jantung mempertahankan kehidupan. Sebagai contoh, O2 akan memerlukan waktu
yang rusak dengan sel punca yang berasal dari sumber lain berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk berdifusi dari permukaan
meningkatkan fungsi jantung, telah menimbulkan harapan bagi tubuh ke organ internai, tetapi melalui kerja pompa jantung, darah dapat
terapi regeneratif di masa depan. Walaupun jantung memiliki menyerap dan menyalurkan . 2 serta bahan lain ke semua sel dalam
potensi untuk menghasilkan sel miokardium baru sendiri melalui hitungan detik.
aktivitas sel puncanya, kemampuan regeneratif ini berfungsi Jantung berfungsi sebagai pompa ganda yang mengedarkan secara
minimal. Hanya 1% sel otot jantung yang diganti tiap tahunnya terus-menerus darah antara paru, tempat O2 diserap, dan jaringan tubuh
pada orang dewasa muda, dan laju tahunannya pada orang lanjut lain, yang menggunakan O2 untuk menunjang berbagai reaksi kimia
usia menurun hingga kurang dari setengahnya. Karena alasan ini, penghasil energi. Sewaktu darah dipompa melewati berbagai jaringan,
sel otot jantung yang rusak digantikan dengan jaringan parut dan bahan-bahan lain di luar O2 juga dipertukarkan antara darah dan jaringan.
Sebagai contoh, darah menyerap nutrien sewaktu mengalir melalui organ
bukan sel otot baru. Para peneliti berharap untuk menemukan cara
pencernaan, dan jaringan lain mengambil nutrien dari darah ketika darah
untuk memacu sel punca laten untuk bekerja sehingga sel melewati mereka, Bahkan kelebihan panas diangkut oleh darah dari otot-
miokardium yang hilang dapat digantikan. Pendekatan lain yang otot yang aktif ke permukaan kulit, tempat panas tersebut dikeluarkan ke
sedang dalam penelitian adalah dengan memprogram ulang sel lingkungan eksternal.
jaringan parut (fibroblas) secara genetik agar berubah menjadi sel
otot jantung setelah terjadinya serangan jantung. Meskipun semua jaringan tubuh secara terus-menerus bergantung
pada aliran darah yang dipompa oleh jantung, jantung itu sendiri adalah
organ yang cukup independen. Jantung dapat memenuhi banyak
Periksa Pemahaman Anda 2 9.5 dari kebutuhannya sendiri tanpa pengaruh luar. Kontraksi otot
1. Jelaskan mengapa otot jantung menerima sebagian besar pasokan jantung dihasilkan oleh diri sendiri melalui proses-proses yang
darahnya selama diastol. melibatkan perubahan permeabilitas ion. Mekanisme lokal di
2. Diskusikan bagaimana aliran darah koronaria bervariasi untuk dalam jantung memastikan bahwa aliran darah ke otot jantung dalam
menyesuaikan kebutuhan 02 otot jantung. keadaan normal memenuhi kebutuhan O2 jantung. Selain itu, jantung
memiliki kemampuan inheren untuk mengubah-ubah kekuatan kon-

Homeostasis: Bab dalam traksinya, bergantung pada jumlah darah yang kembali padanya. Namun,
jantung tidak bekerja seluruhnya secara autonom. Organ ini disarafi oleh
Perspektif sistem saraf autonom dan dipengaruhi oleh hormon epinefrin, yang
Kalangsungan hidup bergantungan pada penyaluran keduanya dapat mengubah-ubah kecepatan dan kontraktilitas jantung,
terus-menerus bahan-bahan sisa yang di hasilkan oleh bergantung pada kebutuhan tubuh akan penyaluran darah. Selain itu,
sel. Selain itu, berbagia caraka kimiawi regulatorik,
seperti semua jaringan lainnya, sel-sel yang membentuk jantung
misalnya hormon, harus diangkut dari tempat produksinya
bergantung pada sistem lain untuk mempertahankan lingkungan internal
ke tempat mereka bekerja, yaitu tempat bahan-bahan tersebut
mengontrol berbagai aktivitas, yang sebagian besar ditujukan untuk yang stabil tempat mereka dapat bertahan hidup dan berfungsi.
mempertahankan kestabilan iingkungan internal. Terakhir, untuk
mempertahankan suhu normal tubuh, kelebihan panas yang
dihasilkan selama kontraksi otot harus dibawa ke kulit untuk
dikeluarkan melalui permukaan tubuh.

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-32 3. Ventrikel kiri adalah pompa yang lebih kuat daripada ventrikel
Pertanyaan Objektif kanan karena diperukan Ālebih anyak Ādara Āuntuk memasok
jaringan tubuh daripada ke paru. (Benar atau salah?)
1. Sel-sel otot antung Ā yang erdekatan Ā disatukan ujung-ke-
uung Ādi struktur kusus Ā yang dinamai _____ yang me- 4. Jantung terletak di separuh kiri rongga dada. (Benar atau salah?)
ngandung dua jenis taut membran:_____dan_____
2. Kaitan yang memadukan aliran darah koronaria dengan 5. atu-satunya Ātitik kontak istrik Āantara atrium dan ventrikel
kebutuhan oksigen miokardium adalah_____ adalah cincin rangka fibrosa yang mengelilingi dan menunang Ā
katup jantung. (Benar atau salah?)

356   hapter
6. Masuknya Ca2+ melalui kanal funny berperan dalam fase 3. A. Laju depolarisasi spontan hingga ambang i Ā nodus .. B.
plateau potensial aksi pada sel kontraktil jantung. (Benar atau Laju depolarisasi spontan hingga ambang di serat ventrikel
salah?) 4. A. Kecepatan konduksi impul Ā melalui nodus V Ā B.
7. Atrium dan ventrikel masing-masing bekerja sebagai suatu Kecepatan konduksi impul Āmelalui berkas His an Āerat Ā
sinsitium fungsional. (Benar atau salah?) Purkinje
8. Mana dari yang berikut merupakan rangkaian eksitasi jantung 5. A.Laju pengisian ventrikel pada diastol awal
yang tepat? B. Laju pengisian ventrikel pada diastol akhir
a. Nodus SA —> nodus AV —> miokardium atrium berkas 6. A. Isi sekuncup jika VDA adalah 130 mL
His—> serat Purkinje —> miokardium ventrikel B. Isi sekuncup jika VDA adalah 160 mL
b. Nodus SA --> miokardium atrium —> nodus AV 4 berkas 7. A. Isi sekuncup normal
His—> miokardium ventrikel —> serat Purkinje B. Isi sekuncup pada stimulasi simpatis
8. A. Isi sekuncup normal
c. Nodus SA —> miokardium atrium —> miokardium B. Isi sekuncup pada stimulasi parasimpatis
ventrikel—> nodus AV —> berkas His —> serat Purkinje 9. A.Volume darah di ventrikel saat awitan kontraksi
d. Nodus SA —> miokardium atrium —> nodus AV —> ventrikel isovolumetrik
berkas His —> serat Purkinje --> miokardium ventrikel B. Volume darah di ventrikel saat akhir kontraksi
9. Berapa persentase pengisian ventrikel yang normalnya tercapai ventrikel isovolumetrik
sebelum kontraksi atrium dimulai? 10. A. Volume darah di ventrikel kiri saat katup aorta terbuka
a. 0% B. Volume darah di ventrikel kiri saat katup aorta tertutup
b. 20% 11. A. Volume darah di ventrikel kiri saat katup AV kiri terbuka
c. 50% B. Volume darah di ventrikel kiri saat katup AV kiri tertutup
d. 80% 12. A. Durasi periode refrakter di otot jantung
e. 100% B. Durasi kontraksi di otot jantung
10. Stimulasi simpatis pada jantung
a. meningkatkan kecepatan jantung
b. meningkatkan kontraktilitas otot jantung
c. menggeser kurva Frank-Starling ke kiri
d. (a) dan (b) Pertanyaan Esai
e. Semua yang di atas 1. Apa tiga komponen dasar sistem sirkulasi?
11. Cocokkan yang berikut 2. Ikutilah perjalanan satu tetes darah menuntaskan satu sirkuit
1. menerima darah miskin O2 dari (a) katup AV sistem sirkulasi.
vena kava (b) katup semilunar
2. mencegah aliran balik darah dari (c) atrium kiri 3. Jelaskan lokasi dan fungsi keempat katup jantung. Apa yang
ventrikel ke atrium (d) ventrikel kiri menahan agar katup-katup ini tidak berbalik?
3. memompa darah kaya O2 ke (e) atrium kanan 4. Sebutkan tiga lapisan dinding jantung. Jelaskan gambaran khas
dalam aorta (f) ventrikel kanan struktur dan susunan sel otot jantung. Apa dua jenis khusus sel
4. mencegah aliran balik darah dari otot jantung?
arteri ke dalam ventrikel 5. Mengapa nodus SA menjadi pemacu jantung?
5. memompa darah miskin O2 ke 6. Jelaskan penyebaran normal eksitasi jantung. Apa makna jeda
dalam arteri pulmonaris nodus AV? Mengapa sistem hantaran ventrikel penting?
6. menerima darah kaya 02 dari
vena pulmonaris 7. Bandingkan perubahan potensial membran yang erkaitan dengan
12. Lingkari pilian yang benar masing-masing soal untuk potensial aki sel pemacu nodus dengan yang terdapat sel
melengkapi pernyataan berikut: Bunyi jantung pertama kontraktil miokardium. Jelaskan mekanime ionik yang
berkaitan dengan penutupan katup (AV/semilunar) an menyebabkan perubahan ini.
menanakan dimulainya (sistol/diastol), ementara Ā bunyi 8. Mengapa tetanu Ā otot jantung tiak Ā munkin Ā terjadi?
jantung kedua berkaitan dengan penutupan katup (AV/ Mengapa ketidakmampuan ini menguntungkan?
semilunar) dan menandakan awitan (sistol/diastol). 9. Proses litrik Ā apa yang diwakili oleh masing-masing komponen
13. Gunakan kode jawaban berikut ini untuk memperbandingkan EKG?
besar relatif pasangan butir-butir dalam pertanyaan: 10. Jelaskan proses mekani Ā(yaitu, perubahan tekanan perubahan
(a) 5 Butir A lebih besar daripada utir B volume, aktivita katup dan bunyi jantung) siklus jantung. aitkan
(b) 5 Butir B lebih besar daripada butir A proses mekani Āsiklus jantung dengan perubahan aktivitas listrik.
(c) 5 Butir A hampir sama dengan Butir ĀB
1. A. Resisiensi dan tekanan di sirkulasi pulmonal 11. Bedakan antara katup stenotik dan insufisien.
B. Resistensi dan tekanan di sirkulasi sistemik 12. Definisikan al Āberikut: volume diastolik-akhir, volume sistolik-
2. A. Volume darah yang dipompa keluar oleh sisi kiri jantung akhir, isi sekuncup, kecepatan jantung, curah jantung, fraksi
B.Volume darah yang dipompa keluar oleh sisi kanan jantung ejeksi, dan cadangan jantung.
.

   357
13 Bahaslah kontrol sistem saraf autonom pada kecepatan jantung. berapa kecepatan jantung yang diperlukan untuk mencapai
.14 Jelaskan kontrol intrinsik dan ekstrinsik isi sekuncup curah jantung sebesar ini? Apakah kecepatan jantung tersebut
.15 Apa perubahan patologis dan konsekuensi penyakit arteri mungkin secara fisiologis?
koronaria? 2. Berapa banyak darah yang tersisa di jantung setelah sistol jika
16. Bahaslah sumber, transpor, dan eliminasi kolesterol di tub- isi sekuncup 85 mL dan volume diastolik akhir 125 mL?
uh. Bedakan antara kolesterol "baik" dan kolesterol "jahat". 3. Hitung fraksi ejeksi pada setiap dari ketiga keadaan yang
digambarkan Gambar 9-23, p. 347.
Latihan Kuantitatif
1. Selama olahraga berat, curah jantung seorang atlet terlatih da-
pat meningkat menjadi 40 liter per menit.Jika isi
sekuncup tidak dapat meningkat di atas nilai normal 70 mL,

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Isi sekuncup yang disemprotkan pada denyut jantung berikutnya Saat lahir, duktus arteriosus normalnya menutup dan akhirnya
setelah suatu kontraksi ventrikel prematur (KVP) biasanya lebih berdegenerasi menjadi genjel ligamentosa tipis. Kadang-kadang
besar daripada normal. Dapatkah Anda menjelaskannya? pembuluh pintas ini tidak menutup dengan benar sehingga
(Petunjuk: Pada kecepatan jantung tertentu, interval antara KVP terbentuk duktus arteriosus paten (terbuka). Ke mana arah
dan denyut normal berikutnya lebih lama daripada interval antara aliran darah melalui duktus arteriosus paten ini? Apa
dua denyut normal.) kemungkinan akibat yang menurut Anda dapat terjadi akibat
2. Atlet terlatih biasanya memiliki kecepatan jantung saat istirahat aliran darah ini?
yang lebih rendah daripada orang normal (misalnya, 50 denyut/ 4. Melalui mekaniseme regulatorik apa sebuah jantung sebuah
mnt pada seorang atlet dibandingkan 70 denyut/mnt pada orang jantung cengkokan, yang tidak memiliki persarafan apapun,
yang jarang beraktivitas fisik). Dengan mempertimbangkan bahwa menyesuaikan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan
curah jantung istirahat adalah 5000 mL/mnt pada atlet dan orang bubuh yang berubah-ubah.
biasa, apa penyebab bradikardia pada atlet ini? 5. Terdapat dua cabang berkas His, cabang berkas kanan dan kiri,
3. Selama kehidupan masa janin, karena resistensi yang sangat besar masing-masing turun ke masing-masing sisi sekat antar
yang ditimbulkan oleh paru yang kolaps dan nonfungsional, ventrikel (Gambar 9-8, p. 328). Kadang-kadang, hantaran mel-
tekanan di separuh kanan jantung dan sirkulasi paru lebih tinggi alui salah satu cabang ini terhambat (apa yang disebut sebagai
daripada tekanan di separuh kiri jantung dan sirkulasi sistemik, bundle-branch block, blok cabang berkas).Dalam hal ini,
suatu situasi yang berbalik setelah kelahiran. Juga di janin, suatu gelombang eksitasi menyebar dari terminal cabang yang utuh
pembuluh yang dinamai duktus arteriosus menghubungkan arteri dan akhirnya mendepolarisasi seluruh ventrikel, tetapi ventrikel
pulmonaris dan aorta ketika kedua pembuluh besar ini yang terstimulasi normal mengalami depolarisasi jauh lebih
meninggalkan jantung. Darah yang dipompa keluar oleh jantung cepat daripada ventrikel di sisi cabang berkas yang defektif
ke dalam sirkulasi paru dipirau dari arteri pulmonaris ke dalam tersebut. Sebagai contoh, jika cabang berkas kiri terhambat,
aorta melalui duktus arteriosus, memintas paru nonfungsional ventrikel kanan akan mengalami depolarisasi sempurna dua
tersebut. Gaya apa yang mendorong darah mengalir melalui duktus hingga tiga kali lebih cepat daripada ventrikel kiri. Bagaimana
arteriosus dalam arah ini? defek ini memengaruhi bunyi jantung?

PERTIMBANGAN KLINIS

Pada suatu pemeriksaan fisik, kecepatan jantung Rachel B terlalu Kompleks QRS normal bentuknya tetapetapi muncul
tinggi dan sangat ireguler. Selain itu, kecepatan jantungnya, secarasporadis. Berdasarkan temuan-temuan ini, apa kemungkinan
ditentukan secara langsung dengan mendengar jantungnya memakai besar diagnosis kondisi Rachel ini? Jelaskan mengapa kondisi ini
stetoskop, melebihi kecepatan nadi yang diukur bersamaan di ditandai oleh denyut jantung yang cepat ireguler. Apakah curah
pergelangan tangannya. Tidak ada gelombang P yang nyata yang jantung akan sangat terganggu oleh kondisi ini? Mengapa atau
terdeteksi pada EKG Rachel. mengapa tidak? Apa penyebab defisit denyut ini?

358   hapter
hapter
9 Kartu Belajar
Serat otot jantung yang bercabang-cabang dihubungkan oleh diskus
9.1 | Anatomi Jantung (h. 321–327)

interkalaris, yang mengandung (1) desmosom yang menyatukan sel


■ Sistem sirkulasi adalah sistem transpor tubuh.
bersama secara mekanis dan (2) taut celah yang memungkinkan
■ Tiga komponen dasar sistem sirkulasi adalah jantung (pompa),
pembuluh darah (saluran), dan darah (medium transpor). penyebaran arus listrik antara sel-sel yang disatukan bersama sebagai
■ Jantung terletak di garis tengah pada rongga dada pada sudut sinsitium fungsional. (Lihat Gambar 9-6.)
dengan dasarnya terletak ke arah kanan dan apeksnya ke arah kiri
■ Jantung pada hakikatnya adalah suatu pompa ganda yang 9.2 | Aktivitas Listrik Jantung (h. 327–338)
menghasilkan tekanan pendorong bagi darah untuk mengalir melalui
sirkulasi paru(antara jantung dan paru) dan sistemik (antara jantung dan

Jantung yang bersifat terangsang dengan sendirinya memicu sendiri
kontraksi ritmiknya.
sistem tubuh lainnya). (Lihat Gambar 9-1 dan 9-2.)
■ Sel-sel otoritmik membentuk 1% sel otot jantung; sel-sel ini tidak be-
■ Jantung memiliki empat rongga: Masing-masing paruh jantung terdiri
dari satu atrium, atau rongga masukan vena, dan satu ventrikel, atau rkontraksi tetapi dikhususkan untuk memulai dan menghantarkan
rongga keluaran arteri. paru. Atrium kanan menerima darah miskin-O2 potensial aksi. Sembilan puluh sembilan persen sel jantung lainnya
dari sirkulasi sistemik dan ventrikel kanan memompanya ke sirkulasi adalah sel kontraktil yang berkontraksi sebagai respons terhadap
paru. penyebaran potensial aksi yang dimulai oleh sel otoritmik.
Atrium kiri menerima darah kaya O2 dari sirkulasi ■
Sel autoritmik memperlihatkan potensial pemacu, pergeseran lambat
paru dan memompanya ke sirkulasi sistemik. (Lihat
ke potensial ambang, akibat perubahan inheren kompleks dalam hal
Gambar 9-1, 9-2 ,dan 9-4).
perpindahan ion menembus membran. Paruh pertama potensial
pemacu disebabkan oleh pembukaan kanal funny unik yang
memungkinkan Na+ masuk pada waktu yang bersamaan dengan kanal
Ke sirkulasi sistamik (ke
bagian atas tubuh) K+ yang menutup perlahan sehingga keluarnya K+ secara perlahan
berkurang. Kedua mekanisme ini secara bertahap mendepolarisasi
Aorta
Vena kava superior membran menuju ambang. Tambahan akhir menuju ambang
(mengembalikan Arteri pulmonaris
darah dari kepala, kanan dan kiri disebabkan oleh masuknya Ca2+ melalui pembukaan kanal Ca2+ tipe-T.
(ke paru)
ekstremitas alas) Fase naik potensial aksi disebabkan oleh masuknya Ca2+ lebih lanjut
Vena pulmonaris
kanan Vena pulmonalis pada pembukaan kanal Ca2+ tipe-L saat ambang. Fase turun
(mengembalikan kiri(mengembalikan
darah dari paru kiri) disebabkan oleh efluks K+ pada pembukaan kanal K+ pada saat puncak
darah dari paru)
Katup semilunar paru potensial aksi. Penutupan lambat kanal K+ ini saat akhir repolarisasi
Atrium kiri
(tampak terbuka)
berperan pada potensial pemacu berikutnya. (Lihat Gambar 9-7.)
Katup semilunar aorta
Atrium kanan
(tampak terbuka) ■
Impuls jantung berasal dari nodus SA,pemacu jantung,memiliki kece-
Katup atrioventrikel
kanan (tampak Katup atrioventnkel kiri patan tertinggi depolarisasi spontan ke ambang. (Lihat Tabel 9-1 dan
terbuka) (tampak terbuka) Gambar 9-8 and 9-9.)
Ventrikel kiri
Ventrikel ■ Setelah terbentuk,potensial aksi menyebar ke seluruh atrium kanan

Vana kava inferior


Septum dan kiri, sebagian difasilitasi oleh jalur penghantar khusus tetapi
(mengembalikan
darah dari tubuh terutama oleh penyebaran impuls dari sel-ke-sel melalui taut celah.
KUNCI
tungkai)
(Lihat Gambar 9-8.)
darah kaya O2
Ke sirkulasi (sistemik
darah miskin O2
■ Impuls berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-
(bagian bawah lubuh)
satunya titik kontak listrik antara rongga-rongga tersebut. Potensial aksi
(a) Aliran darah melalui jantung
tertunda sesaat di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium
■ Empat katup jantung mengalirkan darah ke arah yang benar dan men- mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel sempurna.
cegah darah mengalir dalam arah sebaliknya. Katup atrioventrikular (AV) (Lihat Gambar 9-8.)
kanan dan kiri mengarahkan darah dari atrium ke ventrikel selama diastol ■
Impuis kemudian merambat cepat menuruni sekat antarventrikel me-
dan mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke atrium selama sistol. melalui berkas His dan cepat menyebar ke seluruh miokardium melalui
Katup semilunaris aorta dan pulmonal masing-masing meng-arahkan dari serat Purkinje. Sel-sel ventrikel sisanya diaktifkan oleh penyebaran
ventrikel ke aorta dan arteri pulmonaris selama sistol dan mencegah aliran impuls dari sel ke sel melalui taut celah. (Lihat Gambar 9-8.)
balik darah dari kedua pembuluh utama ini ke ventrikel selama diastol. ■ Karena itu, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti setelah
(Lihat Gambar 9-3, 9-4, dan 9-5.) suatu jeda singkat oleh kontraksi ventrikel terpadu.
■ Kontraksi serat-serat otot jantung yang tersusun spiral efek memeras ■ Potensiar aksi sel-sel kontraktil jantung memperlihatkan fase positif
yang penting agar pemompaan efisien. Hal yang juga penting untuk berkepanjangan, atau fase datar, disertai oleh periode kontraksi yang
efisiensi pemompaan adalah bahwa serat-serat otot di masing-masing lama, yang memastikan waktu ejeksi yang memadai. Fase datar ini
rongga berfungsi sebagai satu sinsitium fungsional, berkontraksi sebagai terutama disebabkan oleh pengaktifan kanal Ca2+ tipe L lambat. (Lihat
unit terpadu. (Lihat Gambar 9-6.) Gambar 9-10.)
■ Masuknya Ca2+ melalui kanal tipe L di tubulus T memicu pelepasan Kurva tekanan ventrikel berfluktuasi drastis karena tekanan ventrikel harus
Ca2+ yang jauh lebih banyak dari retikulum sarkoplasma. Pelepasan di bawah tekanan atrium yang rendah sewaktu diastol agar katup AV
Ca2+ yang diinduksi oleh Ca2+ ini menyebabkan siklus jembatan-silang membuka dan ventrikel terisi, dan, untuk memaksa katup aorta terbuka
dan kontraksi. (Lihat Gambar 9- 11.) agar ventrikel dapat mengosongkan isinya, tekanan harus di atas tekanan
aorta yang tinggi selama sistol. Karena itu, tekanan ventrikel dalam keada-
■ Adanya periode refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanja-
an normal bervariasi dari 0 mm Hg sekaktu diastol hinaaa senikit di atas
ngan menyebabkan penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin
12 mm Ha sekaktu sistol. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumetrik
terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan dan relaksasi, tekanan ventrikel berada di atas tekanan atrium yang
relaksasi yang bergantian yang esensial bagi pemompaan darah. (Lihat rendah dan di bawah tekanan aorta yang tinggi, sehingga semua
Gambar 9-12.) katuptertutup dan tidak ada darah yang masuk dan meninggaikan
ventrikel. (Lihat Gambar 9-16 dan 9-17.)
■ Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam dari per-
mukaan tubuh. Pada elektrokardiogram (EKG) ini, gelombang P mewakili
■ Volume diastolik akhir (VDA) adalah jumiah darah di ventrikel
depolarisasi atrium; kompleks QRS, depolarisasi ventrikel; dan ketika pengisian tuntas pada akhir diastol. Volume sistolik akhir
gelombang T, repolarisasi ventrikel. (Lihat Gambar 9-13, 9-14, dan 9-15.) (VSA) adalah jumlah darah yang tersisa di ventrikel ketika
penyemprotan darah selesai pada akhir sistol. Isi sekuncup adalah
jumlah darah yang dipompa keluar oleh masing-masing ventrikel
Nodus SA setiap kali berdenyut. (Lihat Gambar 9-16 dan 9-77.)
■ Penutupan katup menimbulkan dua bunyi jantung normal. Bunyi jantung
melepaskan
muatan

pertama disebabkan oleh penutupan katup AV dan menandakan


awitan sistol ventrikel. Bunyi jantung kedua disebabkan oleh
Gelombang P =
penutupan katup aorta dan pulmonaris pada awitan diastol. (Lihat
depolarisasi atrium
Gambar 9-16.)
Satu denyut-jantung normal ■ Gangguan fungsi katup menyebabkan turbulensi aliran darah, yang
terdengar sebagai bising jantung. Kelainan katup dapat berupa stenosis
dan tidak membuka sempurna atau insufisiensi dan tidak menutup
sempurna. (Lihat Gambar 9-19 dan Tabel 9-2.)
Interval TP = Segmen PR =
0 0.2 0.4 0.6 0.8
waktu saat ventrikel jeda nodus AV
berelaksasi dan terisi Waktu (detik)

R
9.4 | Curah Jantung dan Kontrolnya (h. 343–350)
■ Curah jantung, jumlah darah yang disemprotkan oleh masing-masing
Potensial yang terekam

200 mdet
ventrikel setiap menit, ditentukan oleh kecepatan jantung kali isi sekuncup.
T
P P (Lihat Gambar 9-25.)
Q ■ Kecepatan jantung bervariasi sesuai dengan perubahan keseimbangan
S
pengaruh parasimpatis dan simpatis pada nodus SA. Stimulasi
Segmen Segmen Segmen
PR ST TP parasimpatis memperlambat kecepatan jantung, dan stimulasi simpatis
mempercepatnya. (Lihat Gambar 9-20 dan Tabel 9-3)

■ Isi sekuncup bergantung pada (1) tingkat pengisian ventrikel,dengan


GelombangT =
Repolarisasi ventrikel Kompels QRS= peningkatan voiume diastolik akhir menyebabkan peningkatan isi
Depolarisasi ventrikel
(atrium secara bersamaan sekuncup melalui hubungan panjang-tegangan (hukum FrankStarling
mengalami repolrisasi)
untuk jantung, suatu bentuk kontrol instrinsik); dan (2) tingkat stimulasi
simpatis, dengan peningkatan stimulasi simpatis menyebabkan
Segmen ST = peningkatan kontraktilitas jantung, yaitu peningkatan kekuatan kontraksi
saat ventrikel berkontaksi
dan mengosongkan isinya dan peningkatan isi sekuncup pada volume diastolik akhir tertentu (kontrol
ekstrinsik). (Lihat Gambar 9-21 hingga 9-24.)

■ Beban awal jantung (beban kerja jantung sebelum kontraksi dimulai)


338–343) adalah tingkat pengisian. Beban akhir jantung (beban kerja jantung setelah
■ Siklus jantung terdiri dari tiga peristiwa penting (lihat Gambar 9-16): kontraksi dimulai) adalah tekanan darah arteri.

1. Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis 9.5 | Pemberian Nutrisi Otot Jantung (h. 350–356)
■ Otot jantung diberi oksigen dan nutrisi oleh darah yang disampaikan
mengalami depolarisasi dan repolarisasi.
2. 2Aktivitas mekanis terdiri dari periode sistol (kontraksi dan kepadanya melalui sirkulasi koronaria, bukan dari darah di dalam rongga-
rongga jantung. (Lihat Gambar 9-31 dan pembuka bab.)
pengosongan) dan diastol (relaksasi dan pengisian) bergantian, yang
dipicu oleh siklus listrik ritmis. ■ Sebagian besar aliran darah koronaria terjadi sewaktu diastol
3. Aliran darah yang terarah melalui rongga-rongga jantung di- karena sewaktu sistol otot jantung yang berkontraksi menekan
tuntun oleh pembukaan dan penutupan katup yang dipicu oleh pembuluh-pembuluh koronaria. (Lihat Gambar 9-27.)
perubahan tekanan yang dihasilkan oieh aktivitas mekanis. ■ Aliran darah koronaria normalnya bervariasi untuk mengimbangi
kebutuhan oksigen jantung. (Lihat Gambar 9-28.)
■ Kurva tekanan atrium tetap rendah di sepanjang siklus jantung,
■ Aliran darah koronaria dapat berkurang akibat terbentuknya plak
dengan hanya fluktuasi ringan (normalnya bervariasi antara 0 dan 8 mm aterosklerotik, yang dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik yang
Hg). Kurva tekanan aorta tetap tinggi sepanjang waktu, dengan fluktuasi keparahannya bervariasi dari nyeri dada ringan saat olahraga hingga
moderat (normalnya bervariasi antara tekanan sistolik 120mm Hg dan serangan jantung yang mematikan. (Lihat Gambar 9-29 hingga 9-31 serta
tekanan diastolik 80 mm Hg). Tabel 9-4.)
Pemindaian mikrograf elektron pewarna resin di pembuluh
darah yang mendarahi usus halus. Setelah cairan disuntikan
kedalam pembuluh darah yang mengeras, jaringan ini secara
kimia dicerna dan meninggalkan warna pada pembuluh yang
sangat bercabang. Pembuluh darah terkecil adalah kapiler
tempat berlangsungnya pertukaran bahan antara darah dan sel
disekitarnya.

10
Susumu Nishinaga/Photo Researchers, Inc.

Pembuluh Darah dan


Tekanan Darah

Pokok-Pokok Homeostasis
Sistem sirkulasi berperan terhadap homeostasis dengan berfungsi sebagai
SEKILAS ISI
sistem transpor tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan
10.1 Pola dan Fisika Aliran darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
Darah
10.2 Arteri oksigen dan penghantaran nutrien pembuangan zat sisa, dan penghantaran
10.3 Arteriol sinyal hormon. Arteri yang sangat elastis mengangkut darah dari jantung ke organ-
10.4 Kapiler
10.5 Vena organ tubuh dan berfungsi sebagai penyedia tekanan untuk melanjutkan megalirkan
10.6 Tekanan Darah darah ketika jantung sedang relaksasi dan mengisi. Tekanan darah arteri rata-rata
diatur dengan teliti untuk memastikan pasokan darah yang mencukupi ke organ-organ
tubuh. Jumlah darah yang mengalir menuju organ tertentu bergantung pada diameter
internal arteriol yang mendarahi organ tubuh. Diameter internal arteriol berada di bawah
kontrol sehingga aliran darah ke organ tertentu dapat disesuaikan secara bervariasi
untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada saat itu.Kapiler yang berdinding tipis adalah
tempat pertukaran yang sebenarnya antara darah dan sel jaringan di sekitarnya. Vena
yang sangat mudah teregang mengernbalikan darah dari organ ke jantung dan berfungsi
sebagai reservoir darah.
100%
Paru
Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan
eksternal, tetapi sel-sel ini harus melakukan pertukaran dengan
lingkungan tersebut, misalnya menyerap O2 dan nutrien serta
mengeluarkan zat sisa. Selain itu, berbagai caraka kimia harus
Sisi kanan jantung Sisi Kiri jantung
diangkut antara sel-sel untuk melaksanakan aktivitas terintegrasi.
Agar pertukaran jarak jauh ini tercapai, sel-sel dihubungkan satu sama
lain dan dengan lingkungan eksternal oleh sistem vaskular (pembuluh 21%
Sistem
darah). Darah diangkut ke semua bagian tubuh melalui suatu sistem pencernaan
pembuluh yang membawa pasokan segar ke sekitar semua sel sambil Sistem porta hepatik
membersihkan zat-zat sisa.
6%
Untuk meninjau ulang, semua darah yang dipompa oleh sisi kanan Hati
jantung mengalir melalui sirkulasi paru ke paru untuk menyerap O2
dan membuang CO2. Darah yang dipompa oleh sisi kiri jantung ke
dalam sirkulasi sistemik disebar dalam berbagai proporsi ke organ- 20%
Ginjal
organ sistemik melalui susunan paralel pembuluh-pembuluh yang
bercabang dari aorta (Gambar 10-1) (lihat juga h. 326). Susunan ini
memastikan bahwa semua organ menerima darah dengan komposisi Kulit
9%
yang sama—yaitu, suatu organ tidak menerima darah "bekas" yang
telah melewati organ lain. Karena susunan paralel ini, aliran darah
yang melalui suatu organ dapat diatur secara independen sesuai 13%
Otak
kebutuhan.
Di bab ini, kita mula-mula akan mengulas beberapa prinsip
umum mengenai pola aliran darah dan fisika aliran darah. 3%
Kemudian kita akan mengalihkan perhatikan pada peran berbagai Otot jantung
jenis pembuluh darah tempat darah mengalir. Kita akan mengakhiri
bab ini dengan membahas bagaimana tekanan darah diatur
15%
untuk menjamin penyaluran darah secara adekuat ke jaringan. Otot rangka

5%
Tulang

Darah terus-menerus mengalami "rekondisi" sehingga komposisinya 8%


Lain-lain
relatif konstan meskipun bahan-bahannya terus dikuras untuk
menunjang aktivitas metabolik dan selalu mendapat tambahan zat sisa
Gambar 10-1 Distribusi curah jantung saat istirahat. Paru menerima semua darah
dari jaringan. Organ-organ yang merekondisi darah normalnya
yang dipompa keluar oleh sisi kanan jantung, sementara organ-organ sistemik masing-
menerima jauh lebih banyak darah daripada yang diperlukan untuk
masing menerima sebagian dari darah yang dipompa keluar oleh sisi kiri jantung.
memenuhi kebutuhan metabolik dasar mereka sehingga mereka dapat
Diperlihatkan persentase darah yang diterima oleh berbagai organ pada kondisi
menyesuaikan darah tambahan untuk mencapai homeostasis. Sebagai istirahat. Distribusi curah jantung ini dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
contoh, sebagian besar curah jantung didistribusikan ke saluran cerna
(untuk menyerap nutrien), ke ginjal (untuk membuang zat sisa
metabolik dan menyesuaikan komposisi air dan elektrolit), dan ke rusakan tetap. Karena itu, penyaluran konstan darah yang adekuat ke
kulit (untuk mengeluarkan panas). Aliran darah ke organ lain— otak, yang paling tidak dapat menoleransi gangguan aliran darah,
jantung, otot rangka, dan sebagainya—semata-mata untuk memenuhi merupakan prioritas utama dalam keseluruhan kerja sistem sirkulasi.
kebutuhan metabolik organ-organ ini dan dapat disesuaikan menurut Sebaliknya, organ-organ perekondisi dapat menoleransi
tingkat aktivitas mereka. Sebagai contoh, selama olahraga, darah yang penurunan signifikan aliran darah untuk waktu yang relatif lama.
disalurkan ke otot-otot yang aktif meningkat untuk memenuhi Sebagai contoh, sewaktu olahraga, sebagian darah yang normalnya
kebutuhan metabolik mereka. mengalir ke organ pencernaan dan ginjal dialihkan ke otot rangka.
Karena organ-organ perekondisi—organ pencernaan, ginjal, dan Demikian juga, untuk menghemat panas tubuh, aliran darah ke kulit
kulit—menerima aliran darah melebihi kebutuhan mereka sendiri, sangat dikurangi sewaktu tubuh terpajan ke lingkungan dingin.
mereka dapat menghadapi penurunan temporer aliran darah jauh Pada bagian selanjutnya dari bab ini, Anda akan melihat
lebih baik daripada organ-organ lain yang tidak mendapat tambahan bagaimana distribusi curah jantung disesuaikan menurut butuhan
darah ini. Secara khusus, otak dapat mengalami kerusakan permanen tubuh saat itu. Untuk sekarang, kita akan berkonsentrasi pada
jika mengalami kekurangan aliran cairan dalam waktu singkat.Hanya faktor-faktor yang memengaruhi aliran darah melalui suatu
dalam waktu empat menit kekurangan O2, otak sudah mengalami ke- pembuluh darah.

   BAB 10
Tekanan Tekanan
50 mm Hg 10 mm Hg

𝚫P = 40 mm Hg
Laju aliran darah melalui suatu pembuluh (yaitu, volume darah yang Pembuluh 1
melalui per satuan waktu) berbanding lurus dengan gradien tekanan
Tekanan Tekanan
(seiring dengan peningkatan gradien tekanan, laju aliran meningkat) 90 mm Hg 10 mm Hg
dan berbanding terbalik dengan resistensi vaskular (seiring dengan
peningkatan resistensi, laju aliran menurun): 𝚫P = 80 mm Hg
pembuluh 2

F 5 DP/R ∆P di pembuluh 2 = 2 kali dari


dengan pada di pembuluh 1
F 5 laju aliran darah melalui suatu aliran di pembuluh 2 = 2 kali dari pada
pembuluh di pembuluh 1
DP 5 gradien tekanan
R = resistensi pembuluh darah Aliran ∝ 𝚫P

(a) perbandingan laju aliran dalam


GRADIEN TEKANAN. Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan pembuluh dengan ∆P yang berbeda
antara awal dan akhir suatu pembuluh. Darah mengalir dari daerah
dengan tekanan lebih tinggi ke daerah dengan tekanan lebih rendah Tekanan Tekanan
mengikuti penurunan gradien tekanan. Kontraksi jantung 90 mm Hg 10 mm Hg
menimbulkan tekanan pada darah, yaitu gaya dorong utama bagi
aliran melalui suatu pembuluh. Karena gesekan (resistensi), tekanan 𝚫P = 80 mm Hg
Pembuluh 2
turun sewaktu darah menyusuri panjang pembuluh. Karena itu,
Tekanan Tekanan
tekanan lebih tinggi di awal daripada di akhir pembuluh, membentuk
180 mm Hg 100 mm Hg
gradien tekanan untuk aliran maju darah melalui pembuluh. Semakin
besar gradien tekanan yang mendorong darah melalui suatu 𝚫P = 80 mm Hg
pembuluh, semakin besar laju aliran melalui pembuluh tersebut Pembuluh 3
(Gambar 10-2a). Bayangkanlah sebuah selang taman yang ∆P di pembuluh 3 = sama dengan di
dihubungkan ke keran. Jika Anda membuka keran sedikit, aliran yang pembuluh 2,
meskipun nilai
keluar dari ujung selang kecil karena tekanan pada awal selang hanya absolutnya iebih
sedikit lebih tinggi daripada akhir selang. Jika Anda membuka keran besar
lebar-lebar, gradien tekanan sangat meningkat sehingga air mengalir aliran di pembuluh 3 = 2 kali dari pada di
melalui selang jauh lebih cepat dan menyembur dari ujung selang. pembuluh 1
Perhatikan bahwa perbedaan tekanan antara dua ujung pembuluh, Aliran ∝ 𝚫P
bukan tekanan absolut di dalam pembuluh, menentukan laju aliran (b) perbandingan laju aliran dalam pembuluh dengan
(Gambar 10-2b).
∆P yang sama
Gambar 10-2 Hubungan aliran dengan gradien tekanan di pembuiuh. (a)
RESISTENSI Faktor lain yang memengaruhi laju aliran melalui
Seiring dengan meningkatnya perbedaan tekanan (DP) antara kedua ujung
suatu pembuluh adalah resistensi, yaitu hambatan atau tahanan pembuluh, laju aliran meningkat dengan setara. (b) Laju aliran ditentukan oleh
terhadap aliran darah melalui suatu pembuluh, akibat gesekan antara perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh, bukan besar tekanan di tiap-
cairan yang bergerak dan dinding vaskular yang diam. Seiring dengan tiap ujung
meningkatnya resistensi, darah menjadi semakin sulit melewati
pembuluh sehingga laju aliran berkurang (selama gradien tekanan
tidak berubah). Jika resistensi meningkat, gradien tekanan harus Viskositas merujuk kepada friksi yang terbentuk antara
meningkat secara proporsional agar laju aliran tetap. Karena itu, jika molekul-molekul cairan sewaktu mereka saling bergeser saat
pembuluh membentuk resistensi yang lebih besar, jantung harus cairan mengalir. Semakin besar viskositas, semakin besar
bekerja lebih keras untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat. resistensi terhadap aliran. Secara umum, semakin kental cairan,
Resistensi terhadap aliran darah (1) berbanding lurus dengan semakin besar viskositasnya. Sebagai contoh, gula cair mengalir
viskositas darah, (2) berbanding lurus dengan panjang pembuluh, dan lebih lambat dari pada air karena gula cair memiliki viskositas
(3) berbanding terbalik dengan jari-jari pembuluh, yaitu faktor lebih besar. Viskositas darah ditentukan terutama oleh jumlah
terpenting: sel darah merah yang beredar. Dalam keadaan normal, faktor
R ~ h L/r 4 ini relatif konstan dan karenanya kurang penting untuk
mengontrol resistensi. Namun, kadang viskositas darah dan,
dengan karenanya, resistensi terhadap aliran berubah oleh kelainan
h 5 viskositas jumlah sel darah merah. Jika sel darah merah jumlahnya
L 5 panjang pembuluh berlebihan, aliran darah menjadi lebih lambat dari pada
r 5 radius pembuluh normal.

   363
Karena darah "bergesekan dengan lapisan dalampem buluh
sewaktu mengalir, semakin luas permukaan pembuluh yang 10 ml
berkontak dengan darah, semakin besar resistensi terhadap
aliran. Luas permukaan ditentukan baik oleh panjang maupun
jari-jari pembuluh. Pada radius yang tetap, semakin panjang 10
pembuluh, semakin besar luas permukaan dan semakin besar ml
resistensi terhadap aliran. Karena panjang pembuluh di tubuh
tidak berubah, hal ini bukan merupakan faktor variabel dalam (a) Perbandingan kontak volume darah lertentu dengan luas permukaan
pembuluh beradius kecil dan pembuluh beradius besar
kontrol resistensi vaskular .
Karena itu, penentu utama resistensi terhadap aliran adalah
jari-jari pembuluh. Cairan lebih mudah mengalir melalui suatu
pembuluh besar dari pada pembuluh kecil. Penyebabnya adalah Pembuluh 1
bahwa volume tertentu darah berkontak dengan luas permukaan
Gradien
yang jauh lebih besar pada pembuluh berjari-jari kecil daripada tekanan
pada pembuluh berjari-jari besar sehingga resistensi menjadi sama
lebih besar (Gambar 10-3a).
Selain itu, perubahan kecil dalam jari-jari pembuluh me- Pembuluh 2
nyebabkan perubahan nyata pada aliran karena, seperti dapat
dilihat pada persamaan R sebelumnya, resistensi berbanding jari-jari di pembuluh 2 = 2 kali daripada
terbalik dengan pangkat empat jari-jari (pengalian jari-jari di pembuluh 1
dengan dirinya sendiri empat kali; R a 1/r4). Karena itu,
Resistensi di pembuluh 2 = 1/16 kali danpada
peningkatan dua kali lipat jari-jari mengurangi resistensi
di pembuluh 1
menjadi 1/16 dari nilai awal (r4 = 2 x 2 x 2 x 2 = 16; R = 1/16)
dan karenanya meningkatkan aliran melalui pembuluh 16 kali Aliran di pembuluh 2 = 16 kali daripada
lipat (pada gradien tekanan yang sama) (Gambar 10-3b). di pembuluh 1
Kebalikannya juga berlaku: Hanya 1/16 jumlah darah yang Resistensi ∝ 1/r 4
mengalir melalui suatu pembuluh pada gradien tekanan yang Aliran ∝ r 4
sama jika jari-jari dikurangi menjadi separuhnya. Hal yang (b) Pengaruh jari-jari pembuluh pada resistensi dan aliran
Gambar 10-3 Hubungan resistensi dan aliran dengan jari-jari pembuluh.
penting, jari-jari arteriol dapat diatur dan merupakan faktor
(a) Pembuluh dengan jari-jari lebih kecil menimbulkan lebih banyak resistensi
utama dalam mengontrol resistensi terhadap aliran darah di terhadap aliran darah karena darah "bergesek" dengan luas permukaan yang
seluruh sistem pembuluh. lebih besar. (b)Peningkatan dua kali lipatjari-jari mengurangi resistensi menjadi 1/16
HUKUM POISEUILLE Faktor-faktor yang memengaruhi dan mening-katkan aliran 16 kali lipat karena resistensi berbanding terbalik dengan
pangkat empat jari-jari.
kecepatan aliran melalui suatu pembuluh diintegrasikan
dalam hukum Poiseuille sebagai berikut:
pembuluh terkecil, tempat terjadinya pertukaran antara darah
p¢Pr 4
laju aliran 5 dengan sel sekitarnya. Pertukaran di kapiler ini adalah tujuan
8hL utama sistem sirkulasi; semua aktivitas lainnya dari sistem
Makan dari hubungan antara aliran, tekanan, dan resistensi yang ditujukan untuk me-njamin distribusi darah ke kapiler untuk
terutrama ditentukan oleh jari-jari pembuluh, akan menjadi jeles dipertukarkan dengan semua sel. Kapiler-kapiler menyatu kembali
setelah kita melakukan "perjalanan" menyusuri pembuluh di kembali membentuk venula kecil, yang lebih lanjut menyatu
bagian selanjutnya membentuk vena kecil yang keluar dari organ.Vena-vena kecil
secara progresif menyatu untuk membentuk vena besar yang
akhirnya mengalirkan isinya ke jantung. Arteriol, kapiler, dan
Sirkulasi sistemik dan paru masing-masing terdiri dari sistem venula secara kolektif disebut sebagai mikrosirkulasi, karena
pembuluh yang tertutup (Gambar 10-4, h. 373). (Untuk sejarah pembuluh-pembuluh ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
yang menyebabkan disimpulkannya bahwa pembuluh darah Pembuluh mikrosirkulasi semuanya terletak di dalam organ.
membentuk suatu sistem tertutup, lihatlah fitur penyerta dalam Sirkulasi paru terdiri dari tipe-tipe pembuluh yang sama, tetapi
kotak, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi.) Rangkaian vaskular semua darah dalam sistem ini mengalir antara jantung dan paru.
ini masing-masing terdiri dari rangkaian bersambungan berbagai Jika disambung dari ujung ke ujung, seluruh pembuluh darah di
jenis pembuluh darah yang berbedayang berawal dari dan tubuh dapat mengelilingi bumi dua kali. Dalam membahas jenis-
berakhir di jantung, seperti yang dijelaskan di sini. jenis pembuluh di bab ini, kita akan merujuk kepada peran mereka
Lihat secara khusus pada sirkulasi sistemik, arteri, yang dalam sirkulasi sistemik, dimulai dari arteri sistemik.
membawa darah dari jantung ke organ, bercabang membentuk
"pohon" pembuluh darah yang semakin kecil, dengan berbagai Periksa Pemahaman Anda 10.1
cabang menyalurkan darah ke berbagai bagian tubuh. Ketika
mencapai organ yang didarahinya, arteri kecil bercabang-cabang 1. Sebutkan organ-organ perekondisi
membentuk banyak arteriol. Volume darah yang mengalir 2. Berikan persamaan yang menunjukkan hubungan antara
melalui suatu organ dapat disesuaikan dengan mengatur kaliber laju aliran darah melalui suatu pembuluh, gradien tekanan,
dan resistensi terhadap aliran serta berikan persamaan
(diameter internal) arteriol organ tersebut. Arteriol kemudian antara resistensi dan jari-jari pembuluh.
bercabang-cabang di dalam organ menjadi kapiler,
   BAB 10
❚ Konsep, Tantangan,dan Dari Humor ke Harvey: Sekelumit Sejarah
Kontroversi
Sirkulasi

S
AAT INI BAHKAN MURID SEKOLAH MENENGAH mengetahui lanjut teori pneumatik la mengusulkan tiga anggota fundamental di tubuh,
bahwa darah dipompa oleh jantung dan secara terus-menerus dari yang terendah hingga tertinggi: hati, jantung, dan otak. Masing-
beredar ke seluruh tubuh dalam suatu sistem pembuluh darah. masing didominasi oleh pneuma khusus, atau "kekuatan''. (Dalam bahasa
Selain itu, orang menerima tanpa bertanya bahwa darah menyerap O2 Yunani, pneuma mencakup gagasan tentang "udara", "napas", dan
di paru dari udara yang kita hirup dan menyalurkannya ke berbagai "kekuatan".) Seperti Erasistratus, Galen percaya bahwa hati membentuk
organ. Namun, pengetahuan umum ini belum diketahui selama hampir darah dari makanan, menyerap kekuatan "alam" atau "fisik" (pneuma
sepanjang sejarah. Meskipun fungsi darah telah diterangkan sedini physicon) dalam prosesnya. Darah yang baru dibentuk kemudian
abad kelima SM, konsep modern kita tentang sirkulasi belum mengalir melalui vena ke organ. Kekuatan alam, yang dianggap Galen
berkembang hingga tahun 1628, lebih dari 2000 tahun kemudian, adalah uap yang berasal dari darah, mengontrol fungsi nutrisi,
ketika William Harvey mempublikasikan penelitiannya tentang sistem pertumbuhan, dan reproduksi. Jika pasokan kekuatan tersebut telah
sirkulasi. terkuras, darah mengalir dalam arah berlawanan melalui jalur vena yang
Bangsa Yunani kuno percaya bahwa segala benda di alam terdiri sama, kembali ke hati untuk diisi kembali. Ketika diangkut dalam darah
dari hanya empat unsur: bumi, udara, api, dan air. Dengan vena ke jantung, kekuatan alarn tersebut bercampur dengan udara yang
menerapkan pandangan ini ke tubuh manusia, mereka berpikir bahwa dihirup dan dipindahkan dari paru ke jantung. Kontak dengan udara di
keempat elemen ini mengambil bentuk empat "humor": empedu hitam jantung mengubah kekuatan alam menjadi kekuatan yang lebih tinggi,
(mewakili bumi), darah (mewakili udara), empedu kuning (mewakili kekuatan "vitat" (pneuma zotikon). Kekuatan vital, yang dibawa oleh arteri,
api), dan phlegma (mewakili air). Menurut orang Yunani kuno, penyakit menyaturkan panas dan kehidupan ke seluruh tubuh. Kekuatan vital
terjadi ketika salah satu cairan tidak seimbang dengan cairan diubah lebih lanjut menjadi kekuatan "hewani" atau "psikis" (pneuma
lainnya.Pengobatannya Untuk memulihkan keseimbangan normal, psychikon) yang lebih tinggi di otak. Kekuatan terakhir ini mengatur otak,
keluarkan cairan apapun yang berlebihan. Karena cairan yang paling saraf, perasaan, dan sebagainya. Karena itu, menurut teori Gaien, vena
mudah dikeluarkan adalah darah, pengeluaran darah menjadi dan arteri adalah saluran untuk mengangkut berbagai jenis pneuma, dan
prosedur baku untuk mengobati banyak penyakit-suatu praktik yang tidak terdapat hubungan langsung antara vena dan arteri. Jantung tidak
bertahan hingga zaman Renaissance (yang dimutat pada tahun 1330- terlibat dalam pemindahan darah tetapi merupakan tempat udara dan
an dan memanjang hingga 1600-an). darah bercampur. (Kini kita mengetahui bahwa darah dan udara bertemu
di paru untuk mempertukarkan O2 dan CO2.)
Meskipun anggapan bangsa Yunani kuno tentang keempat cairan
tersebut salah, konsep mereka tentang perlunya keseimbangan di Galen adalah orang pertama yang memahami perlunya eksperimen,
dalam tubuh sangatlah akurat. Seperti kita sekarang ketahui, tetapi sayangnya, ketidaksabaran dan keinginannya untuk terkenal dalam
kehidupan bergantung pada homeostasis, pemeliharaan bidang filsafat dan sastra mendorongnya mengemukakan teori-teori
keseimbangan yang tepat antara semua elemen lingkungan internal. komprehensif yang tidak selalu didasarkan pada pengumpulan bukti yang
memerlukan waktu. Meskipun anggapannya tentang struktur dan fungsi
Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli biologi serta filsuf, adalah
tubuh sering tidak tepat, teori-teorinya meyakinkan karena tampak logis
salah satu orang pertama yang secara tepat menerangkan jantung
dalam memadukan apa-apa yang diketahui saat itu. Selain itu, banyaknya
sebagai pusat dari suatu sistem pembuluh darah. Namun, ia
tulisan yang dibuatnya ikut membantunya menjadi ahli. Tulisan-tulisannya
beranggapan bahwa jantung adalah tempat bersemayamnya intelek
tetap menjadi "kebenaran" anatomik dan fisiologik selama hampir 15
(otak belum diketahui sebagai tempat keberadaan intelek hingga lebih
abad, sepanjang Abad Pertengahan hingga ke Renaissance. Sedemikian
dari seabad kemudian) dan tungku yang menghangatkan darah. la
mendalamnya doktrin Galen tertanam sehingga orang yang menyanggah
beranggapan bahwa kehangatan ini adalah kekuatan vital kehidupan
kebenarannya mempertaruhkan nyawa mereka karena akan dianggap
karena tubuh cepat mendingin setelah mati. Aristoteles juga secara
sebagai klenik sekular.
salah berteori bahwa napas memberi ventilasi pada "tungku; dengan
udara sebagai bahan pendingin. Aristoteles dapat mengamati arteri Baru pada masa Renaissance dan peninjauan ulang ilmu-ilmu klasik
dan vena pada mayat dengan matanya sendiri tetapi tidak memiliki para peneliti berpikiran independen dari Eropa mulai mempertanyakan
mikroskop untuk mengamati kapiler. (Mikroskop belum diciptakan teori-teori Galen. Orang yang paling menonjol adalah dokter inggris
hingga abad ke-17). Karena itu, ia tidak berpikir bahwa arteri dan vena William Harvey (1578-1657) yang mempelopori pandangan baru tentang
berhubungan langsung. peran yang dimainkan oleh jantung, pembuluh darah, dan darah. Melalui
pengamatannya yang cermat, eksperimen, dan logika deduktif, Harvey
Pada abad ke-3 SM, Erasistratus, seorang Yunani yang oleh
menjadi orang pertama yang secara tepat mengidentifikasi jantung
banyak orang dianggap sebagai "ahli ilmu faal" pertama, mengusulkan
sebagai pompa yang berulang-ulang mengalirkan sejumlah kecil darah
bahwa hati memakai makanan untuk membuat darah, yang oleh vena
maju ke satu arah tetap dalam suatu jalur sirkular melalui sistem
disalurkan ke organ-organ lain. la percaya bahwa arteri mengandung
pembuluh darah yang tertutup (sistem sirkulasi). la juga dengan tepat
udara, bukan darah. Menurut pandangannya, pneuma ("udara"), suatu
mengusutkan bahwa darah mengalir ke paru untuk bercampur dengan
kekuatan kehidupan, dimasukkan oleh paru, yang memindahkannya
udara (dan bukan udara mengalir ke jantung untuk bercampur dengan
ke jantung. Jantung mengubah udara menjadi "kekuatan kehidupan"
darah). Meskipun ia tidak dapat melihat hubungan fisik antara arteri dan
yang dibawa oleh arteri ke organ-organ lain.
vena, ia telah berspekuiasi tentang keberadaan kedua jenis pembuluh
Galen (tahun 130-206), seorang dokter filsuf, dan ilmuwan Romawi tersebut. Baruiah setelah mikroskop ditemukan pada abad berikutnya
yang produktif, blak-blakan,dan dogmatik mengembangkan karya eksistensi hubungan-hubungan tersebut, yaitu kapiler, dipastikan oleh
Erasistratus dan ilmuwan lain sebelumnya. Galen menguraikan lebih Marcello Malphigi (1628-1694).

   365
10.2 | Arteri an gaya pendorong bagi darah ketika jantung dalam keadaan relak-
sasi.
Tiap-tiap segmen yang berhubungan pada pohon vaskular dibuat Marilah kita kembangkan peran arteri sebagai reservoir tekanan.
khusus untuk melakukan tugas spesifik (Tabel 10-1). Jantung berkontraksi secara bergantian untuk memompa darah ke
dalam arteri dan kemudian melemas untuk diisi oleh darah vena.
Ketika jantung melemas dan terisi kembali, tidak ada darah yang
dipompa keluar. Namun, aliran darah kapiler tidak berfluktuasi
Arteri dikhususkan untuk (1) berfungsi sebagai saluran transit-cepat antara sistol dan diastol jantung—yaitu, darah terus mengalir
bagi darah dari jantung ke berbagai organ (karena jari-jarinya yang melalui kapiler yang mendarahi organ-organ. Gaya pendorong bagi
besar, arteri tidak banyak menimbulkan resistensi terhadap aliran aliran darah yang terus-menerus ke organ sewaktu relaksasi jantung
darah) dan (2) berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk menghasilk- ini dihasilkan oleh sifat elastik dinding arteri.

❚ TABEL 10-1 Gambaran Pembuluh Darah


Gambaran arteri arteriol Kapiler Vena

Jumlah Beberapa ratus* Sepuluh miliar Beberapa ratus*

Gambaran khusus Dinding tebal, sangat Dinding tipis jika


elastik; radius besar* dibandingkan dengan arteri;
sangat mudah teregang;
radius besar*
Fungsi Pembuluh resistensi Tempat pertukaran; Saluran dari organ ke
utama; menentukan menentukan distribusi cairan jantung; reservoir darah
distribusi curah jantung ekstrasel antara plasma dan
cairan interstisium
struktur

Katup
Endotelium
Vena

Serat
elastin Endotelium

Otot Otot polos


polos serat elastin

Elastin
fibers
Selubung Selubung
jaringan ikat jaringan ikat
(terutama (terutama serat
serat kolagen) kolegen)

Arteri besar Arteriol Kapiler Vena besar

* Jumlah dan gambaran khusus ini merujuk kepada arteri dan vena besar, bukan kepada cabang arteri yang lebih kecil atau venula.

366 BAB 10
Serat elastin
Saluran napas

Paru

Kantung udara
Kapiler
paru

Arterioles Venula

© Triarch/Visuals Unlimited
Arteri SIRKULASI PARU
pulmonatis Vena
pulmonalis

Aorta
(arteri
Gambar 10-5 Serat elastin di arteri. Mikrograf cahaya dari sepotong dinding aorta pada
sistemik
utama) potongan melintang ini memperlihatkan banyak serat elastin bergelombang, yang umum
Vena
sistemik ditemukan di semua arteri.

gang—seperti balon yang mengembang untuk mengakomodasi


tambahan volume udara yang Anda hembuskan ke dalamnya (Gambar
SIKULASI 10-6a). Ketika jantung Anda melemas dan berhenti memompa darah
SISTEMIK
ke dalam arteri, dinding arteri yang teregang secara pasif mengalami
Kapiler
Jaringan sitemik rekoil, seperti balon kembung yang dibuka lubangnya. Rekoil ini
menimbulkan tekanan pada darah selama diastol. Tekanan ini
mendorong kelebihan darah yang terkandung dalam arteri ke dalam
Venula Arteriol pembuluh-pembuluh di hilir, memastikan aliran darah yang kontinu
ke organ-organ ketika jantung melemas dan tidak memompa darah ke
Untuk menyederhanakan, Arteri kecil yang dalam sistem (Gambar 10-6b).
hanya dua anyaman kapiler bercabang untuk
di dalam dua organ yang mendarahi
diperlihatkan. berbagai jaringan
Gambar 10-4 Organisasi dasar sistem kardiovaskular. Arteri secara progresif
bercabang-cabang karena membawa darah dari jantung ke organ. Ke setiap organ
Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
terbentuk suatu cabang arteri tersendiri untuk menyurkan darah. Setelah masuk ke dalam pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam
organ yang didarahinya, arteri bercabang-cabang menjadi arteriol yang kemudian pembuluh dan daya regang, atau distensibilitas, dinding pembuluh
bercabang-cabang lagi menjadi anyaman kapiler yang luas. Kapiler-kapiler menyatu (seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan). Jika volume darah
kembali untuk membentuk venula, yang selanjutnya menyatu menjadi vena-vena kecil yang masuk ke arteri sama dengan volume yang keluar dari arteri
yang keluar dari organ. Vena-vena kecil secara progresif menyatu untuk membawa darah selama periode yang sama, tekanan darah arteri akan konstan. Namun,
kembali ke jantung. pada kenyataannya tidaklah demikian. Sewaktu sistol ventrikel, satu isi
sekuncup darah masuk ke arteri dari ventrikel, sementara hanya
Semua pembuluh dilapisi oleh satu endotelium, yaitu selapis sel sekitar sepertiga dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk
endotel yang polos dan gepeng, yang berhubungan dengan masuk ke arteriol. Selama diastol, tidak ada darah yang masuk ke
endotelium yang melapisi jantung. Lapisan endotel arteri dikelilingi arteri, sementara darah terus keluar dari arteri, didorong oleh rekoil
oleh suatu dinding tebal yang terbuat dari otot polos dan jaringan elastik. Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu
ikat (Tabel 10-1). Jaringan ikat arteri mengandung dua jenis serat darah disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut selama sistol,
jaringan ikat dalam jumlah banyak: seratkolagen, yang menghasilkan tekanan sistol, rerata adalah 120 mm Hg. Tekanan minimal di dalam
kekuatan peregangan terhadap tekanan pendorong yang tinggi dari arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih
darah yang disemprotkan oleh jantung; dan serat elastin, yang kecil di hilir sewaktu diastol, tekanan diastol, rerata adalah 80 mm Hg.
memberi dinding arteri elastisitas sehingga arteri berperilaku seperti Meskipun tekanan ventrikel turun ke 0 mm Hg sewaktu diastol,
balon (Gambar 10-5). tekanan arteri tidak turun hingga 0 mm Hg karena terjadi kontraksi
Sewaktu jantung memompa darah ke dalam arteri sewaktu sistol jantung berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah
ventrikel, lebih banyak darah yang masuk ke arteri dari jantung dari keluar dari sistem arteri (Gambar 10-7; lihat juga Gambar 9-16, h.
pada yang meninggalkannya ke arteriol karena pembuluh-pembuluh 344).
kecil ini memjliki resistensi terhadap aliran yang lebih besar. Secara klinis, tekanan darah arteri digambarkan sebagai tekanan
Elastisitas arteri memungkinkan pembuluh ini mengembang untuk sistolik per tekanan diastolik, dengan tekanan darah yang diinginkan
secara temporer menampung kelebihan volume darah yang adalah 120/80 (dibaca "120 per 80") mm Hg atau sedikit dibawahnya.
disemprotkan oleh jantung tersebut, menyimpan sebagian energi Ketika Anda melakukan palpasi (merasakan dengan jari)
tekanan yang oleh kontraksi jantung di dinding mereka yang terega- sebuahteri yang terletak di permukaan kulit. kulit (seperti pergelangan

   367
darah turbulen menciptakan getaran yang
Arteri dapat terdengar. Bunyi yang terdengar ketika
Arteriol memeriksa tekanan darah, yang dikenal
sebagai bunyi Korotkoff, berbeda dari
bunyi jantung yang berkaitan dengan
Dari vena Ke kapiler penutupan katup ketika kita mendengar
jantung dengan stetoskop.
Pada permulaan penentuan tekanan darah,
(a) Jantung berkontraksi dan mengosongkan isinya manset dikem-bungkan ke tekanan yang lebih
besar daripada tekanan darah sistolik sehingga
arteri brakialis kolaps. Karena tekanan dari
Arteri eksternal ini lebih besar daripada puncak
Arteriol tekanan internal, arteri terjepit total di
sepanjang siklus jantung; tidak terdengar
bunyi apapun karena tidak ada darah yang
Dari vena Ke kapiler melalui titik 1 jidi Gambar 10-8b. Sewaktu
udara di manset secara perlahan dikeluarkan,
tekanan di manset secara gradual berkurang.
(b) Jantung bereklasasi dan terisi Ketika tekanan manset turun tepat di bawah
tekanan sistolik puncak, arteri secara transien
Gambar 10-6 Arteri sebagai reservoir tekanan. Karena elastisitasnya, arteri berfungsi sebagai reservoir tekanan.
a)Arteri elastik teregang sewaktu sistol jantung karena lebih banyak darah yang disemprotkan ke dalam arteri terbuka sedikit saat tekanan darah mencapai
dibandingkan dengan yang keluar ke arteriol sempit beresistensi tinggi di hilir. (b) Rekoil elastik arteri selama puncak ini. Darah sesaat lolos melewati arteri
diastol jantung terus mendorong darah maju ketika jantung tidak sedang memompa darah.
yang tertutup parsial sebelum tekanan arteri
turun di bawah tekanan manset dan arteri
kembali kolaps. Semburan darah ini turbulen
tangan atau leher), Anda dapat merasakan arteri melebar seiring sehingga dapat terdengar. Karena itu, tekanan
dengan peningkatan tekanan selama sistolik ketika darah diejeksikan manset tertinggi saat bunyi pertama dapat
inenuju sistem arteri oleh ventrikel kiri. Apa yang Anda rasakan ketika didengar menunjukkan tekanan sistolik ( titik
"Anda mernegang denyut nadi" adalah perbedaan antara tekanan 2 ). Sewaktu tekanan manset terus turun, darah secara intermiten
darah sistolik dan diastolik; Anda tidak merasakan apa apa selama menyembur melewati arteri dan menghasilkan suara seiring dengan
diastolik, tetapi Anda merasakan lonjakan tekanan selama sistolik. siklus jantung setiap kali tekanan arteri melebihi tekanan manset
Perbedaan tekanan ini dikenal sebagai tekanan nadi. Ketika tekanan (titik 3 ) .
darah 120/80, tekanan nadi adalah 40 mm Hg (120— 80 mm Hg).
Karena denyut dapat dirasakan setiap kali ventrikel memompakan Ketika tekanan manset akhirnya turun di bawah tekanan
darah ke arteri, denyut nadi adalah ukuran laju jantung. diastolik, arteri brakialis tidak lagi tertekan di sepanjang siklus
jantung, dan darah dapat mengalir tanpa adanya hambatan melalui
pembuluh (titik 5 ). Dengan pulihnya aliran darah non-turbulen ini

Perubahan tekanan arteri sepanjang siklus jantung dapat diukur secara


langsung dengan menghubungkan suatu alat pengukur tekanan ke
Takik yang
jarum yang dimasukkan ke sebuah arteri. Namun, tekanan dapat 120 Tekanan Sistolik
disebabkan
diukur secara tak-langsung dengan lebih mudah dan cukup akurat
Tekanan arteri (mm Hg)

Tekanan oleh
dengan sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan nadi penutupan
dan dipasang secara eksternal ke pengukur tekanan. Ketika manset katup aorta
Tekanan
dilingkarkan di sekitar lengan atas dan kemudian dikembungkan rerata
dengan udara, tekanan manset disalurkan melalui jaringan ke arteri 93
brakialis di bawahnya, pembuluh utama yang membawa darah ke
lengan bawah (Gambar 10-8a). Teknik ini melibatkan penyelmbangan
80 Tekanan diastolik
antara tekanan di manset dan tekanan di arteri. Ketika tekanan manset
lebih besar darpada tekanan di pembuluh, pembuluh tertekan hingga
menutup sehingga tidak ada darah yang mengalirinya. Ketika tekanan Gambar 10-7 Tekanan darah arteri. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang
darah lebih besar daripada tekanan manset, pembuluh terbuka dan ditimbulkan pada arteri ketika darah dipompa ke dalam pembuiuh tersebut sewaktu
darah mengalir melewatinya. sistolik ventrikel. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang ditimbulkan pada
Selama penentuan tekanan darah, stetoskop diletakkan di atas arteri arteri ketika darah mengalir keluar darinya ke pembuluh di hilir sewaktu diastolik
brakialis di sisi dalam siku tepat di bawah manset Tidak terdengar ventrikel. Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan
suara ketika darah tidak mengalir melalui pembuluh atau ketika darah rerata adalah tekanan rata-rata di sepanjang siklus jantung.
mengalir dalam aliran laminar normal (lihat h. 346).Sebaliknya, aliran

   BAB 10
Tekanan manset Tekanan darah
140

Tekanan (mm Hg)


1 3
2
120

100 4 5
Alat
perekam 80
tekanan
Waktu
Manset yang
dapat
Ketikan tekanan darah 120/80 mm Hg:
dikembungkan
Stestokop

Ketika tekana manset lebih besar dari pada


120mm Hg dan melebihi tekanan di
sepanjang siklus jantung:
Tidak ada darah mengalir melalui pembuluh
darah
1 Tidak terdengar bunyi karena tidak
ada aliran

Ketika tekanan manset berada


antara 120 dan 80 mm Hg:

Darah yang mengalir melalui pembuluh


bersifat turbulen setiap kali tekanan darah
melebihi tekanan manset

2 Bunyi jantung pertama terdengar pada


(a) Penggunaan stigmomanometer dalam menentukan tekanan darah
puncak tekanan sistolik

3 Terdengar suara intermiten karena


semburan aliran turbulen sewaktu tekanan
darah secara siklis melebihi tekanan
manset

Ketika tekanan manset lebih kecil dari pada


80 mm Hg dan berada di bawah tekanan
darah di sepanjang siklus jantung:

Darah mengalir melalaui pembuluh dalam


aliran laminar yang lancar

Gambar 10-8 Sfigmomanometri. (a) Tekanan di sfigmonmanometer 4 Bunyi terakhir terdengar pada tekanan
(manset yang dapat dikembungkan) dapat diubah-ubah untuk menghambat diastolik minimal
atau memungkinkan darah mengalir di arteri brakialis di bawahnya. Aliran
darah turbulen dapat dideteksi dengan stetoskop, sementara aliran yang 5 Tidak terdengar bunyi setelah itu karena
aliran telah laminar,lancar, dan tidak
lancar laminar dan tidak ada aliran tidak dapat didengar. (b) Daerah
terputus
berarsir merah pada grafik adalah waktu selama darah mengalir di dalam
arteri brakialis. (b) Aliran darah melalui arteri brakialis dalam hubungannya
dengan tekanan manset dan bunyi

,tidak ada lagi suara yang terdengar. Karena itu, tekanan salnya, dengan tekanan darah 120/80 mm Hg,tekanan rerata
manset tertinggi saat bunyi terakhir terdengar menunjukkan bukan 100 mm Hg). Penyebabnya adalah bahwa dalam setiap
tekanan diastolik (titik 4 ). siklus jantung, tekanan arteri lebih dekat dengan tekanan diastol
dari pada sistol untuk periode yang lebih lama dari tiap siklus
jantung. Pada kecepatan jantung istirahat, sekitar dua pertiga
siklus jantung dihabiskan dalam diastol dan hanya sepertiga
Tekanan arteri rerata adalah tekanan rerata yang mendorong dalam sistol. Sebagai analogi, jika sebuah mobil balap berjalan
darah maju menuju jaringan sepanjang siklus jantung. 80 km per jam (kpj) selama 40 menit dan 120 kpj selama 20
Berbeda dari apa yang mungkin Anda harapkan, tekanan arteri menit, kecepatan reratanya adalah 93 kpj, bukan nilai tengah
rerata bukan nilai tengah antara tekanan sistol dan diastol (mi- sebesar 100 kpj.

   369
Tekanan Sistolis 10.3 | Arteriol
120
Ketika mencapai organ yang didarahinya, arteri
110 Tekanan rerata bercabang-cabang menjadi banyak arteriol di dalam
100 organ tersebut.
90
Tekanan (mm Hg)

80
Tekanan
70
diastol Arteriol adalah pembuluh resistensi utama di pohon
60 vaskular karena jari-jarinya yang cukup kecil meng-
50 hasilkan resistensi yang lumayan besar terhadap aliran
40 darah. (Meskipun kapiler memiliki jari-jari lebih kecil
30
daripada arteriol, Anda akan melihat bahwa secara
kolektif kapiler tidak menimbulkan resitensi sebesar
20
yang ditimbulkan oleh arteriol.) Berbeda dari resistensi
10 arteri yang rendah, tingginya resistensi arteriol
0 menyebabkan penurunan mencolok tekanan rerata
Vertikel kiri Arteri besar Arteriol Kapiler Venula dan vena
sewaktu darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh
kecil ini. Secara rerata, tekanan turun dari 93 mm Hg,
tekanan arteri rerata (tekanan darah yang masuk ke
arteriol), menjadi 37 mm Hg, tekanan darah yang
Gambar 10-9 Tekanan sepanjang sirkulasi sistemik. Tekanan ventrikel kiri berubah antara tekanan meninggalkan arteriol dan masuk ke kapiler (Gambar
rendah 0 mm Hg sewaktu diastol hingga tekanan tinggi 120 mm Hg saat sistol. Tekanan darah arteri, yang 10-9). Penurunan tekanan ini membantu membentuk
berfluktuasi antara tekanan sistol puncak 120 mm Hg dan tekanan diastol rendah 80 mm Hg setiap siklus
jantung, memiliki kekuatan sama di seluruh arteri-arteri besar. Karena tingginya resistensi arteriol, tekanan perbedaan tekanan yang mendorong darah mengalir
menurun drastis dan ayunan tekanan sistol kediastol diubah menjadi tekanan tak-berdenyut ketika darah dari jantung ke berbagai organ di hilir. Resistensi
mengalir melalui arteriol. Tekanan terus menurun tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah sewaktu
darah mengalir melewati kapiler dan sistem vena arteriol juga mengubah ayunan tekanan sistol ke diastol
di arteri menjadi tekanan non-fluktuatif di kapiler.
Jari-jari (dan, karenanya, resistensi) arteriol yang mendarahi
masing-masing organ dapat disesuaikan secara independen
Demikian juga, perkiraan tekanan arteri rerata dapat untuk melaksanakan dua fungsi: (1) mendistribusikan curah
dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: jantung yang beragam di antara berbagai organ sistemik,
Tekanan arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan nadi pada bergantung pada kebutuhan sesaat tubuh, dan (2) membantu
120/80, mengatur tekanan darah arteri. Sebelum membahas bagaimana
tekanan arteri rerata = 80 mm Hg + (1/3) 40 mm Hg = 93 mm Hg penyesuaian tersebut penting dalam melaksanakan kedua fungsi
Tekanan arteri rerta, bukan tekanan sistol atau diastol, dipantau tersebut, kita akan membicarakan mekanisme-mekanisme yang
dan diatur oleh refleks-refleks tekanan darah yang dijelaskan berperan dalam penyesuaian resistensi arteriol.
kemudian di bab ini.
VASOKONTRIKSI DAN VASODILATASI Tidak seperti arteri,
Karena arteri tidak banyak menimbulkan resistensi terhadap aliran,
dinding arteriol mengandung sedikit jaringan ikat elastik.
hanya sedikit energi yang lenyap di pembuluh ini akibat gesekan.
Namun, pembuluh ini memiliki lapisan otot polos yang tebal dan
Karena itu, tekanan arteri—sistol, diastol, nadi, atau rerata— pada
dipersarafi oleh serat saraf simpatis (lihat Tabel 10-1). Otot polos
hakikatnya sama di seluruh percabangan arteri (Gambar 10-9). ini juga peka terhadap perubahan kimiawi beberapa hormon
Tekanan darah terdapat di seluruh pohon vaskular, tetapi ketika dalam darah, dan faktor mekanis seperti peregangan. Lapisan
kita membahas "tekanan darah" seseorang tanpa kualifikasi jenis otot polos berjalan melingkar di sekitar arteriol (Gambar
pembuluh darah apa yang sedang dibicarakan, istilah tersebut 10-10a); sehingga ketika lapisan otot polos berkontraksi,
menunjukkan tekanan di arteri. lingkaran (dan jari-jari) pembuluh menjadi lebih kecil,
meningkatkan resistensi dan mengurangi aliran melalui
pembuluh. Vasokonstriksi adalah kata yang digunakan untuk
penyempitan pembuluh semacam itu (Gambar 10-10c). Kata
Pemeriksa Pemahaman Anda 10.2 vasodilatasi merujuk pada peningkatan keliling dan jari-jari
pembuluh akibat melemasnya lapisan otot polosnya (Gambar
1. Sebutkan sifat struktural yang memungkinkan arteri berperan sebagai 10-10d). Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi dan
reservoir tekanan.
peningkatan aliran melalui pembuluh tersebut.
2. Gambarlah grafik tekanan arteri rerata di sepanjang siklus jantung,
tandai tekanan sistolik, tekanan diastolik, dan tekanan nadi.
TONUS VAKULAR Tingkat kontraksi otot polos arteriolar
bergantung pada konsentrasi Ca2+ di sitosol.Otot polos arteriol

  
keadaan normal memperlihatkan suatu keadaan konstriksi parsial Sel-sel
yang dikenal sebagai tonus vaskular, yang membentuk resistensi polos
arteriol basal (Gambar 10-10b). Dua faktor berperan menentukan
tonus vaskular. Pertama, otot polos arteriol adalah otot polos tonik
yang memiliki kanal Ca2+ membran-permukaan yang cukup
terbuka bahkan pada saat potensial istirahat untuk memicu
kontraksi parsial (lihat h. 313). Aktivitas miogenik ini tidak
bergantung pada pengaruh saraf atau hormon, menyebabkan

Don Fawcett/Photo Researchers, Inc.


aktivitas kontraktil yang terinduksi-sendiri (lihat h. 316). Kedua,
serat-serat simpatis yang menyarafi sebagian besar arteriol secara
terus-menerus mengeluarkan norepinefrin, yang semakin
meningkatkan tonus vaskular.
Aktivitas tonus yang terus-menerus ini menyebabkan tingkat
aktivitas kontraktil ditingkatkan atau diturunkan masing-masing
untuk menghasilkan vasokonstriksi atau vasodilatasi. Jika tidak
terdapat tonus, tegangan di dinding arteriol tidak dapat dikurangi
untuk menghasilkan vasodilatasi; hanya vasokonstriksi dengan
(a) Pemindaian mikrograf elektron sebuah arteriol
derajat bervariasi yang dapat dilakukan. memperlihatkan bagaimana sel-sel otot polos berjalan melingkari
Berbagai faktor dapat memengaruhi tingkat aktivitas kontraktil dinding pembuluh.
pada otot polos arteriol, sehingga mengubah resistensi aliran
pernbuluh ini secara bermakna. Tidak seperti otot rangka dan otot Potongan melintang
jantung tempat potensial aksi memicu kontraksi otot, otot polos arteriol
vaskular dapat mengalami perubahan kekuatan bertahap sebagai
respons faktor kimia, fisik, dan saraf dengan disertai sedikit atau
tanpa perubahan pada potensial membran. Agen-agen ini terutama
bekerja melalui jalur caraka kedua (lihat h. 126). Faktor yang
menyebabkan vasokonstriksi atau vasodilatasi arteriol terbagi
menjadi 2 kategori: kontrol intrinsik (lokal) yang penting dalam (b) Tonus arteriol normal
menentukan distribusi curah jantung, dan kontrol ekstrinsik, yang
penting dalam pengaturan tekanan darah. Kita akan melihat kedua
kontrol ini.
Disebabkan oleh
Aktivitas miogenik
Oksigen (O2)
Karbon dioksida (CO2)
Bagian curah jantung total yang disalurkan ke masing-masing organ
dan metabolit lain
tidak selalu tetap; bagian tersebut bervariasi, bergantung pada Endotelin Stimulasi
kebutuhan terhadap darah pada saat tersebut. Jumlah curah jantung simpatis Vasopresin;
yang diterima oleh masing-masing organ ditentukan oleh jumlah angiotensin II Dingin
dan kaliber arteriol yang mendarahi tersebut. Ingat kembali bahwa
F 5 DP/R . Karena darah disalurkan ke semua organ pada tekanan (c) Vasokonstriksi (peningkatan kontraks. otot polos sirkular di dinding
arteriol, menyebabkan peningkatan resistensi dan penurunan aliran
arteri rerata yang sama, gaya dorong untuk aliran identik untuk
melalui pembuluh)
setiap organ. Karena itu, perbedaan dalam aliran ke berbagai organ
semata-mata ditentukan oleh perbedaan dalam banyaknya
vaskularisasi dan oleh perbedaan resistensi yang ditimbulkan oleh
arteriol yang mendarahi masing-masing organ. Dari waktu ke Disebabkan oleh
waktu, distribusi curah jantung dapat diubah-ubah dengan miogenik
mengubah resistensi arteriol di berbagai anyaman vaskular. O2
Sebagai suatu analogi, perhatikan sebuah pipa yang menyalurkan CO2 dan metabolit lain
air, dengan sejumlah keran di sepanjang perjalanannya (Gambar Nitrat oksida
10-11). Dengan beranggapan bahwa tekanan air di pipa konstan, Stimulasi simpatis
Pelepasan histamin
perbedaan dalam jumlah air yang mengalir ke wadah di bawah tiap-
Panas
tiap keran semata-mata bergantung pada katup mana yang terbuka
(d) Vasodilatasi (penurunan kontraksi oto polos sirkular di dinding
dan seberapa besar. Tidak ada air yang masuk ke wadah di bawah arteriol, yang menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan
keran yang tertutup (resistensi tinggi), dan lebih banyak air aliran melalui pembuluh)
mengalir ke dalam wadah yang terletak di bawah keran yang
terbuka lebar (resistensi rendah) daripada ke dalam wadah yang Gambar 10-10 Vasokonstriksi dan vasodilatasi arteriol.

berada di bawah keran yang setengah terbuka (resistensi sedang).

   371
aliran darah ke suatu organ
Tekanan konstan di pipa
(tekanan arteri rerata) dengan kebutuhan metabolik
organ tersebut. Kontrol metabolik
Dari pompa
jantung lokal sangat penting bagi otot
rangka dan jantung, yaitu organ
Resistensis Resistensis Resistensis yang aktivitas metabolik dan
tinggi sedang rendah kebutuhan akan aliran darah
normalnya paling bervariasi, dan
di otak, yang aktivitas rnetabolik
keseluruhan dan kebutuhan akan
pasokan darahnya konstan.
Kontrol lokal membantu
mempertahankan aliran darah
yang konstan ke otak.

HIPEREMIA AKTIF Arteriol


terletak di dalam organ yang
didarahi dan dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor lokal di dalam
Tidak ada
Aliran sedang Aliran deras organ. Selama peningkatan
aliran
KUNCI
aktivitas metabolik, misalnya
ketika otot rangka berkontraksi
keran kontrol = arteriol
sewaktu olahraga, konsentrasi
Gambar 10-11 Laju aliran sebagai fungsi resistensis lokal sejumlah bahan kimia organ
tersebut berubah.
Sebagai contoh, konsentrasi lokal O2 berkurang sewaktu sel-sel yang
aktif bermetabolisme menyerap lebih banyak O2 untuk menunjang
Demikian juga, lebih banyak darah mengalir ke daerah yang lebih fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP (lihat h. 37). Hal ini
rendah resistensi arteriolnya terhadap aliran. Selama olahraga, dan perubahan kimiawi lain menyebabkan dilatasi arteriol dengan
misalnya tidak saja terjadi peningkatan curah jantung tetapi juga, memicu relaksasi otot polos arteriol sekitar. Vasodilatasi arteriol
akibat vasodilatasi, peningkatan persentase darah yang dialihkan ke lokal kemudian meningkatkan aliran darah ke daerah
otot rangka dan jantung untuk menopang aktivitas metabolik mereka tersebut.Peningkatan aliran darah ini sebagai respons terhadap
yang meningkat. Secara bersamaan, aliran darah ke saluran cerna dan peningkatan aktivitas jaringan disebut hiperemia aktif (hiper artinya
ginjal berkurang akibat vasokonstriksi arteriol di organ-organ ini "di atas normal"; emia artinya "darah"). Ketika lebih aktif secara
(Gambar 10-12). Hanya pasokan darah ke otak yang tetap konstan metabolis, sel-sel memerlukan lebih banyak darah untuk
apapun yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan, baik memasukkan O2 dan nutrien serta untuk membersihkan zat sisa
berolahraga berat, melakukan konsentrasi mental tinggi, atau tidur. metabolik.
Meskipun aliran darah total ke otak tidak berubah, teknik-teknik Sebaliknya, ketika suatu organ, misalnya otot yang berelakasi,
pencitraan terbaru memperlihatkan bahwa aliran darah regional di kurang aktif secara metabolis dan karenanya kebutuhan penyaluran
dalam otak bervariasi berkaitan erat dengan pola aktivitas saraf lokal darahnya berkurang, perubahan kimiawi lokal yang terjadi
(lihat Gambar 5-8, h. 159). (misalnya peningkatan konsentrasi O2 lokal) menyebabkan
Kontrol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di dalam vasokonstriksi arteriol dan penurunan aliran darah ke daerah
suatu organ yang menyesuaikan aliran darah melalui organ dengan tersebut. Karena itu, perubahan metabolik lokal dapat
memengaruhi otot polos arteriol organ tersebut untuk mengatur menyesuaikan aliran darah sesuai kebutuhan tanpa melibatkan saraf
diameter internal dan resistensinya. Pengaruh lokal dapat bersifat atau hormon.
kimia atau fisik. Pengaruh kimiawi lokal pada jari-jari arteriol PERUBAHAN METABOLIK LOKAL YANG MEMENGARUHI JARI-
mencakup (1) perubahan metabolik lokal dan (2) pelepasan histamin. JARI ARTERIOL Berbagai perubahan kimiawi lokal bekerja bersama
Pengaruh fisik lokal mencakup (1) tingkat pembuluh teregang, (2) secara kooperatif dan berlebihan untuk melakukan penyesuaian
tingkat shear stress, dan (3) aplikasi lokal panas atau dingin. Marilah lokal "egois" ini pada kaliber arteriol yang menyamakan alirandarahj
kita kaji peran dan mekanisme masing-masing pengaruh lokal ini. aringan dengan kebutuhannya. Secara spesifik, faktor-faktor
kimiawi lokal berikut menim-bulkan relaksasi otot polos arteriol:
■ Penurunan O .
2
■ Peningkatan CO . Lebih banyak CO
2 2 dihasilkan sebagai produk
sampingan selama peningkatan proses fosforilasi oksidatif yang
menyertai peningkatan aktivitas.
Pengaruh kimiawi lokal terpenting pada otot polos arteriol berkaitan ■ Peningkatan asam. Lebih banyak asam karbonat yang di hasilkan
dengan perubahan metabolik di organ yang bersangkutan Pengaruh dari peningkatan CO2 yang diproduksi seiring dengan meningkatnya
perubahan lokal ini pada jari-jari arteriol penting untuk menyesuaikan aktivitas sel. Lakta (asam laktat) juga berakumulasi jika digunakan

372 BAB 10
Persentase
perubahan Persentase Aliran
aliran darah curah jantung (mL/mnt)
Saluran
56% 4.8% 600
cerna hati

45% Ginjal 4.4% 550

370% Kulit 13.6% 1700

Persentase Aliran No change Otak 5.2% 650


curah jantung (mL/mnt)
367% Jantung 4.4% 550
Saluran
27% 1350 cerna hati

20% 1000 Ginjal

9% 450 Kulit

13% 650 Otak

3% 150 Jantung
15% 750 Otot Otot
rangka 1066% 64% 8000
rangka
13% 650 Tulang
lain-lain

Curah jantung total 5000

(a) Saat istirahat

Tulang
30% lain-lain 3.6% 450

Curah Jantung total 12,500

(b) Selama olahraga sedang


Gambar 10-12 Besar dan distribusi curah jantung saat istirahat dan olahraga sedang. Tidak saja terjadi peingkatan curah jantung selama olahraga tetapi distribusi
curah jantung juga disesuaikan untuk menunjang peningkatan aktivitas fisik ini. Persentase curah jantung yang pergi ke otot rangka dan jantung meningkat, sehingga
terjadi peningkatan penyaluran O2 dan nutrien yang dibutuhkan untuk menunjang peningkatan konsumsi ATP oleh otot-otot ini. Persentase yang mengalir ke kulit meningkat
sebagai cara untuk mengeluarkan kelebihan panas yang dihasilkan oleh otot-otot tersebut ke permukaan tubuh. Persentase yang mengalir ke sebagian besar organ lain
menyusut. Hanya besar aliran darah ke otak tetap tidak berubah meskipun terjadi penyesuaian distribusi curah jantung selama olahraga.

jalur glikolitik untuk menghasilkan ATP (lihat h. 40 dan 229). Peningkatan osmolaritas. Osmolaritas (konsentrasi zat-zat
terlarut yang secara osmosis aktif) meningkat sewaktu terjadi
■ Peningkatan K+. Potensial aksi berulang yang mengalahkan peningkatan metabolisme sel.
kemampuan pompa Na+-K+ untuk memulihkan gradien ■ Pelepasan adenosin. Terjadi pembebasan adenosin, teruta-

konsentrasi istirahat (lihat h. 105) menyebabkan peningkatan K+ ma di otot jantung, sebagai respons terhadap
di cairan interstisial jaringan yang lebih aktif. peningkatan aktivitas metabolik atau kekurangan O2 (lihat h.
358).

   373
Kontribusi relatif berbagai perubahan kimia lokal ini dan yang yang dihasilkan oleh banyak jaringan selain sel endotel. NO
lainnya dalam kontrol metabolik lokal aliran darah masih diteliti lebih merupakan salah satu molekul caraka terpenting di dalam tubuh,
lanjut seperti diperlihatkan oleh beragam fungsi yang dicantumkan di
Tabel 10-3. Seperti dapat Anda lihat, sebagian besar bagian tubuh
PARAKRIN VASOAKTIF YANG BERASAL DARI ENDOTEL dipengaruhi oleh molekul caraka antarsel yang serbaguna ini.
Perubahan kimiawi lokal ini tidak bekerja secara langsung pada otot Sel-sel endotel mengeluarkan parakrin penting lain selain NO.
polos vaskular untuk mengubah keadaan kontraktilnya. Sel endotel, Contohnya, endotelin menyebabkan kontraksi otot polos arteriol
lapisan tunggal sel epitel khusus yang melapisi lumen semua pembuluh dan merupakan salah satu vasokonstriktor paling kuat yang
darah, melepaskan parakrin (caraka kimia yang bekerja secara lokal; teridentifikasi. Bahan-bahan kimia lain, yang dikeluarkan dari
lihat h. 123) sebagai respons terhadap perubahan kimia di lingkungan endotel sebagai respons terhadap perubahan kronik aliran darah ke
sel (seperti pengurangan O2) atau perubahan fisik (seperti peningkatan suatu organ, memicu perubahan vaskular jangka-panjang yang
kekuatan friksional darah sewaktu mengalir melalui permukaan secara permanen memengaruhi aliran darah ke suatu daerah.
pembuluh darah). Parakrin vasoaktif ("bekerja pada pembuluh darah") Sebagai contoh, vascular endothelial growth factor (VEGF)
ini bertindak pada otot polos yang mendasarinya untuk memengaruhi merangsang pertumbuhan pembuluh baru, suatu proses yang
tingkat kontraksinya, karena itu mengatur diameter internal arteriol. dikenal sebagai angiogenesis.
Selama ini, ilmuwan menganggap sel endotel tidak lebih dari sawar
pasif antara darah dan bagian dinding pembuluh lainnya. Kini HIPEREMIA REAKTIF Hiperemia aktif terjadi sebagai respons
diketahui bahwa sel endotel adalah peserta aktif berbagai aktivitas yang terhadap perubahan komposisi kimiawi lokal yang disebabkan oleh
berkaitan dengan pembuluh, selain menyekresikan parakrin vasoaktif perubahan aktivitas metabolik lokal. Namun, ketika aliran darah ke
(Tabel 10-2). Sebagian besar fungsi ini akan dijelaskan di bagian lain. suatu daerah tersumbat total (contohnya ketika memasang turniket
Sekarang kita akan berfokus pada parakrin vasoaktif. pada lengan atas ketika sedang dilakukan pengambilan sampel
Parakrin vasoaktif yang paling banyak dipelajari adalah nitrat darah), banyak perubahan kimia yang sama terjadi di jaringan yang
oksida (NO) yang menyebabkan vasodilatasi arteriol lokal dengan kekurangan darah
memicu relaksasi otot polos arteriol di sekitarnya. Zat ini
melakukannya dengan meningkatkan konsentrasi caraka kedua
intrasel, GMP siklik, yang menyebabkan aktivasi enzim yang
mengurangi fosforilasi miosin. Ingat bahwa miosin otot polos dapat ❚ TABEL 10-3 Fungsi Nitrat Oksida (NO)
berikatan dengan aktin dan memicu pergeseran filamen melalui siklus
kayuhan kuat hanya ketika miosin terfosforilasi (lihat h. 309).NO
adalah molekul gas yang kecil, sangat reaktif, dan berusia-singkat, yang • Menyebabkan relaksasi otot polos arteriol. Melalui efek ini,
NO berperan penting dalam mengontrol aliran darah melalui
dahulu dikenal terutama sebagai polutan udara toksik. Namun, studi-
jaringan dan dalam mempertahankan tekanan darah arteri
studi berhasil mengungkapkan sedemikian banyak peran biologis NO, rerata.
• Melebarkan arteriol penis dan klitoris sehingga berfungsi
sebagai mediator langsung ereksi organ-organ reproduksi ini.
❚ TABEL 10-2 Fungsi Sel Endotel Ereksi dicapai melalui pembengkakkan organ-organ ini secara
cepat oleh darah.
• Digunakan oleh makrofag, sel fagositik besar pada sistem
• Melapisi bagian dalam pembuluh darah dan rongga jantung; imun, sebagai bahan kimia untuk memerangi bakteri dan sel
kanker
berfungsi sebagai sawar fisik antara darah dan bagian dinding
pembuluh lainnya. • Memengaruhi fungsi trombosit dan pembekuan darah di
tempat kerusakan jaringan
• Mengeluarkan bahan-bahan vasoaktif sebagai respons terhadap • Berfungsi sebagai tipe baru neurotransmiter di otak dan
perubahan kimiawi dan fisika lokal; bahan-bahan ini menyebabkan
bagian tubuh lain.
relaksasi (vasodilatasi) atau kontraksi (vasokonstriksi) otot polos
di bawahnya • Berperan dalam perubahan-perubahan yang mendasari
ingatan.
• Mengeluarkan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan
• Dengan mendorong relaksasi otot polos saluran cerna,
pembuluh baru dan proliferasi sel otot polos di dinding pembuluh.
membantu mengatur peristalsis, sejenis kontraksi yang
• Ikut serta dalam pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan mendorong maju isi saluran cerna
sekitar menembus kapiler melalui transpor vesikel (lihat h. 81). • Melemaskan sel otot polos di saluran napas paru, membantu
saluran ini tetap terbuka untuk mempermudah udara keluar
• Memengaruhi pembentukan sumbat trombosit, pembekuan, dan
masuk paru
pelarutan bekuan (lihat Bab 11).
• Memodulasi proses penyaringan dalam pembentukan urine
• Ikut serta menentukan permeabilitas kapiler dengan berkontraksi • Mengarahkan ariran darah ke jaringan yang kekurangan O2
untuk mengubah ukuran pori antara sel-sel endotel yang
• Mungkin berperan dalam relaksasi otot rangka
berdekatan.

374   BAB 10
yang terjadi selama hiperemia aktif yang diinduksi secara metabolik. buluh miogenik dengan mendorong vasodilatasi. Tingkat peregangan
Ketika aliran darah ke suatu jaringan terhambat, kadar O2 di jaringan pasif bervariasi sesuai volume darah yang disalurkan ke arteriol dari
tersebut berkurang; jaringan terus menggunakan O2 tetapi tidak ada arteri, yang bergantung pada tekanan arteri rerata (tekanan yang
pasokan O2 baru. Sementara itu, konsentrasi CO2, asam, dan metabolit mengalirkan darah menuju arteriol). Tekanan arteri rerata biasanya
lain meningkat. Meskipun produksi mereka tidak meningkat seperti dipertahankan dalam batas yang sempit, tetapi jika tekanan
ketika jaringan lebih aktif secara metabolik, bahan-bahan ini pendorong ini oleh karena beberapa sebab menjadi abnormal,
menumpuk di jaringan ketika jumlah normal yang diproduksi tidak respons miogenik untuk meregang memampukan jaringan untuk
"dibilas" oleh darah, Akibat perubahan kimiawi lokal ini, arteriol pada melawan perubahan pada aliran darahnya sendiri akibat perubahan
daerah yang kekurangan darah berdilatasi. Meskipun terjadi tekanan arteri rerata dengan membuat penyesuaian yang tepat pada
vasodilatasi arteriol ini, oklusi mencegah darah mengalir melalui jari-jari arteriol. Contohnya, dengan adanya peningkatan tekanan
pembuluh darah yang terdilatasi ini. arteri rerata yang tetap (hipertensi), respons miogenik yang dipicu
Namun, setelah oklusi dihilangkan, aliran darah ke jaringan yang oleh peningkatan aliran darah awal ke jaringan menyebabkan
semula kekurangan tersebut secara transien jauh lebih tinggi daripada vasokonstriksi, yang meningkatkan tonus dan resistensi arteriol.
normal karena arteriol-arteriol telah sangat melebar. Peningkatan Derajat vasokonstriksi yang lebih besar ini kemudian mengurangi
aliran darah pasca—oklusi ini, disebut hiperemia reaktif. Respons ini aliran darah jaringan ke arah normal meskipun terdapat peningkatan
bermanfaat untuk secara cepat menaulihkan komposisi zat-zat kimia tekanan darah ini (Gambar 10-13).
lokal ke normal. Tentu saja, penyumbatan berkepanjangan aliran Sebaliknya, ketika tekanan arteri rerata turun (misalnya karena
darah (seperti oleh bekuan darah yang menyumbat total arteri perdarahan atau jantung yang melemah), gaya pendorong berkurang,
koronaria selama serangan jantung; lihat h. 342) menyebabkan sehingga aliran darah ke organ-organ menurun. Karena darah yang
kerusakan jaringan ireversibel pada jaringan tersebut. mengalir melalui arteriol berkurang, arteriol tidak teregang seperti
Mekanisme yang sama juga bertanggung jawab bagi hiperemia aktif biasa. Arteriol berespons terhadap pengurangan peregangan ini
dan hiperemia reaktif, yaitu parakrin vaso—dilator dari sel endotel dengan relaksasi secara miogenik. Peningkatan aliran melalui arteriol
sebagai respons terhadap penurunan O2 dan zat kimia lokal terkait yang tervasodilatasi membantu memulihkan aliran darah ke jaringan
lainnya yang merelaksasi otot polos yang mendasarinya. Perbedaannya menjadi normal meskipun tekanan yang menggerakkannya
terletak pada penyebab yang bertanggung jawab atas perubahan kimia berkurang.
lokal ini: peningkatan aktivitas metabolik lokal dalam kasus hiperemia
Mekanisme arteriol lokal ini yang menjaga aliran darah ke
aktif dan sumbatan lokal pasokan darah ke area tersebut dalam kasus
jaringan relatif konstan meskipun ada deviasi cukup besar pada
hiperemia reaktif.
tekanan arteri rerata disebut autoregulasi ("pengaturan sendiri").
Tidak semua organ melakukan autoregulasi secara sama. Contohnya,
otak adalah organ autoregulasi terbaik, ginjal baik dalam autoregulasi,
dan otot rangka memiliki kemampuan autoregulasi yang lemah.
Histamin adalah mediator kimiawi lokal lainnya yang meme-
ngaruhi otot polos arteriol, tetapi bahan ini tidak dikeluarkan sebagai
respons terhadap perubahan metabolik lokal dan bukan berasal dari
sel endotel. Meskipun histamin secara normal tidak ikut Pengaruh fisik lokal lainnya yang memengaruhi diameter internal
serta mengontrol aliran darah, zat ini penting pada keadaan patologis arteriol adalah respons pembuluh terhadap perubahan shear stress.
tertentu.
Histamin disintesis dan disimpan di dalam sel jaringan ikat Akibat gesekan, darah yang mengalir melalui permukaan pembuluh
khusus di banyak organ dan di jenis tertentu sel darah putih
Alirah darah jaringan

dalam darah. Ketika organ cedera atau sewaktu reaksi alergik,


histamin dibebaskan dan bekerja di daerah yang rusak (lihat h.
123). Dengan mendorong relaksasi otot polos arteriol, histamin
menjadi penyebab utama vasodilatasi di daerah yang cedera.
Peningkatan aliran darah ke daerah yang bersangkutan tersebut
menyebabkan kemerahan dan berperan menyebabkan pembengkakkan
seperti yang terlihat pada respons peradangan (lihat Bab 12 untuk
penjelasan lebih terperinci).
Tekanan arteri

Kita sekarang berpindah dari pengaruh kimiawi lokal ke pengaruh


fisik lokal pada jari-jari arteriol, dengan yang terpenting adalah respons
miogenik terhadap peregangan.

Waktu
Gambar 10-13 Autoregulasi aliran darah jaringan. Meskipun aliran darah melalui suatu
Otot polos arteriol berespons terhadap peregangan pasif dengan jaringan cepat meningkat sebagai respons terhadap peningkatan tekanan arteri, aliran
meningkatkan secara miogenik tonusnya melalui vasokonstriksi darah jaringan secara bertahap berkurang akibat autoregulasi di dalam jaringan,
sehingga menahan peregangan pasif awal tersebut. Sebaliknya, meskipun tekanan arteri tetap tinggi.
penurunan peregangan arteriol menyebabkan penurunan tonus pem-

   375
menciptakan gaya longitudinal pada sel endotelial sesuai dengan arah besar resistensi perifer total adalah resistensi arteriol karena
aliran yang dikenal shear stress. Peningkatan shear stress arteriol adalah pembuluh resistensi utama.
menyebabkan sel endotel melepaskan NO, yang berdifusi ke otot Karena itu, untuk sirkulasi sistemik keseluruhan, penyusunan
polos yang mendasarinya dan memicu vasodilatasi. Peningkatan ulang
diameter internal arteriol yang terjadi mengurangi shear stress di F 5 DP/R
pembuluh. Sebagai respons terhadap shear stress pada jangka waktu
yang lama, sel endotel mengorientasikan dirinya sendiri menjadi menjadi
paralel terhadap arah aliran darah (yaitu, sel tersebut menyejajarkan
sumbu panjangnya "searah dengan aliran darah"). DP 5 F 3 R

Menghasilkan persamaan
Tekanan arteri rerata 5 curah jantung x resistensi perifer
total
Efek perubahan temperatur, pengaruh fisik yang lain, pada arteriol
dapat digunakan secara klinis. Aplikasi panas, dengan menyebabkan Karena itu, besar resistensi perifer total yang ditimbulkan oleh
vasodilatasi arteriol terlokalisasi, adalah agen terapeutik yang berguna seluruh arteriol sistemik sangat memengaruhi tekanan arteri
untuk memicu peningkatan aliran darah ke suatu area. Sebaliknya, rerata. Sebuah bendungan dapat memberi analogi untuk
menaruh sekantong es pada suatu area tubuh yang meradang hubungan ini. Pada saat sebuah bendungan menahan aliran air ke
menghasilkan vasokonstriksi, yang mengurangi pembengkakan hilir, terjadi peningkatan tekanan di hulu akibat bertambahnya
dengan melawan vasodilatasi yang diinduksi oleh histamin. ketinggian air di reservoir di belakang bendungan. Demikian juga,
Hal ini melengkapi diskusi kita tentang kontrol lokal jari-jari vasokonstriksi generalisata yang dipicu oleh saraf simpatis secara
arteriol. Sekarang mari kita mengalihkan perhatian kita ke kontrol refleks mengurangi aliran darah ke hilir ke organ-organ sambil
ekstrinsik jari-jari arteriol. meningkatkan tekanan arteri rerata di hulu sehingga terjadi
peningkatan gaya dorong utama bagi darah untuk mengalir ke
semua organ.
Efek ini tampaknya kontraproduktif. Mengapa meningkatkan
gaya dorong untuk aliran ke organ-organ dengan meningkatkan
tekanan arteri rerata sementara aliran ke organ-organ dikurangi
Kontrol ekstrinsik jari-jari arteriol mencakup pengaruh saraf dan dengan mempersempit pembuluh-pembuluh yang mendarahi
hormon, dengan efek sistem saraf simpatis adalah yang terpenting. organ-organ tersebut? Pada efeknya, respons arteriol yang
Serat saraf simpatis menyarafi otot polos arteriol di seluruh sirkulasi ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis membantu
sistemik kecuali di otak. Ingat kembali bahwa tingkat tertentu aktivitas mempertahankan tekanan pendorong (yaitu, tekanan arteri rerata)
simpatis yang terus-menerus membentuk tonus vaskular. Peningkatan ke semua organ. Jumlah aliran darah yang sebenarnya diterima
aktivitas simpatis menyebabkan vasokonstriksi arteriol generalisata, oleh masing-masing organ ditentukan oleh penyesualan arteriol
sementara penurunan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi lokal yang mengalahkan efek konstriktor simpatis. Jika semua
arteriol generalisata. Perubahan luas pada resistensi arteriol ini arteriol melebar, tekanan darah akan turun secara substansial,
menyebabkan perubahan pada tekanan arteri rerata karena pengaruh sehingga tidak akan terbentuk gaya pendorong yang memadai
mereka pada resistensi perifer total. untuk aliran darah. Analoginya adalah tekanan untuk air di pipa
ledeng rumah Anda. Jika tekanan air adekuat, Anda dapat secara
PENGARUH RESISTENSI PERIFER TOTAL PADA TEKANAN selektif memperoleh aliran air yang memuaskan di semua keran
ARTERI RERATA Untuk mengetahui efek perubahan resistensi dengan memutarnya terbuka. Namun, jika tekanan air di pipa
arteriol pada tekanan arteri rerata, rumus F 5 DP/R berlaku baik terlalu rendah, Anda tidak dapat memperoleh aliran yang
untuk sirkulasi keseluruhan maupun untuk satu pembuluh: memuaskan di setiap keran meskipun Anda telah membukanya
secara maksimal. Karena itu, aktivitas tonus simpatis
F. Dengan melihat sistem sirkulasi sebagai satu kesatuan, aliran (F) menyebabkan konstriksi sebagian besar pembuluh (kecuali yang
melalui semua pembuluh baik dalam sirkulasi paru maupun sistemik ke otak) untuk mempertahankan tekanan pangkal yang kemudian
sama dengan curah jantung. dapat di-ambil oleh organ-organ sesuai kebutuhan melalui
DP. Gradien tekanan (DP) ) untuk sirkulasi sistemik keseluruhan mekanisme lokal yang mengontrol jari-jari arteriol.
adalah tekanan arteri rerata. (DP sama dengan perbedaan tekanan
antara awal dan akhir sistem sirkulasi sistemik. Tekanan awal adalah PENGARUH NOREPINEFRIN PADA OTOT POLOS ARTERIOL
tekanan arteri rerata sewaktu darah meninggalkan ventrikel kiri Norepinefrin yang dibebaskan dari ujung saraf simpatis berikatan
dengan tekanan rerata 93 mm Hg. Tekanan akhir di atrium kanan dengan reseptor adrenergik a1 di otot polos arteriol untuk
adalah 0 mm Hg. Karena itu, AP = 93 mm Hg — 0 mm Hg = 93 mm menimbulkan vasokonstriksi (lihat h. 258). Arteriol serebral (otak)
Hg, yang ekuivalen dengan tekanan arteri rerata.) adalah satu-satunya arteriol yang tidak memiliki reseptor a1
R. Resistensi total (R) yang ditimbulkan oleh semua pembuluh sehingga tidak terjadi vasokonstriksi di otak. Arteriol otak perlu
perifer bersama-sama adalah resistensi perifer total. Persentase untuk tidak secara refleks menyempit oleh pengaruh saraf karena
terterbesar resistensi perifer total adalah resistensi arteriol karena ter- aliran darah otak harus tetap untuk memenuhi kebutuhan O2 yang

   BAB 10
terus-menerus, apapun yang terjadi di bagian lain tubuh. Pembuluh PENGARUH EPINEFRIN DAN NOREPINEFRIN Stimulasi simpatis
otak adalah pembuluh yang hampir seluruhnya dikendalikan oleh pada medula adrenal menyebabkan kelenjar endokrin ini
mekanisme lokal yang mempertahankan aliran darahnya tetap mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin a1 Norepinefrin medula
konstan agar dapat menunjang aktivitas metabolik otak yang adrenal berikatan dengan reseptor yang sama dengan yang diikat oleh
konstan. Pada kenyataannya, aktivitas vasokonstriksi refleks yang norepinefrin simpatis untuk menimbulkan vasokonstriksi generalisata.
terjadi di bagian lain sistem kardiovaskular ditujukan untuk Namun, epinefrin, yaitu hormon medula adrenal yang jumlahnya lebih
mempertahankan tekanan pangkal aliran darah yang adekuat bagi banyak, berikatan dengan reseptor b2 dan a1 dengan afinitas lebih
otak. kuat terhadap reseptor b2. Pengaktifan reseptor b2 menimbulkan
Karena itu, aktivitas simpatis ikut berperan penting dalam vasodilatasi, tetapi tidak semua jaringan memiliki reseptor b2; reseptor
mempertahankan tekanan arteri rerata, menjamin gaya dorong yang ini paling banyak di arteriol jantung dan otot rangka. Selama lepas-
adekuat bagi aliran darah ke otak dengan mengorbankan organ- muatan simpatis, epinefrin yang dibebaskan berikatan dengan reseptor
organ lain yang dapat lebih tahan terhadap pengurangan aliran b2 di jantung dan otot rangka untuk memperkuat mekanisme
darah. Organ-organ lain yang benar-benar membutuhkan vasodilatasi lokal di jaringan-jaringan ini. Arteriol di organ
tambahan darah, misalnya otot-otot yang aktif (termasuk otot pencernaan dan ginjal, sebaliknya, hanya dilengkapi oleh reseptor a1.
jantung), memperolehnya melalui kontrol lokal yang mengalahkan Karena itu, selama stimulasi simpatis generalisata, arteriol di organ-
efek simpatis. organ ini mengalami vasokonstriksi lebih kuat daripada yang terdapat
di jantung dan otot rangka. Karena tidak memiliki reseptor b2, organ
KONTROL LOKAL MENGALAHKAN VASOKONSTRIKSI pencernaan dan ginjal tidak mengalami respons vasodilatasi yang
SIMPATIS Otot rangka dan jantung memiliki mekanisme kontrol
mengalahkan vasokonstriksi yang dipicu oleh reseptor a1.
lokal yang paling kuat dan dapat mengatasi vasokonstriksi
generalisata yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis. Sebagai PENGARUH VASOPRESIN DAN ANGIOTENSIN II Dua hormon lain
contoh, ketika Anda sedang mengayuh sepeda, peningkatan aktivitas yang secara ekstrinsik memengaruhi tonus arteriol adalah vasopresin
di otot-otot rangka tungkai Anda menyebabkan vasodilatasi lokal dan angiotensin II. Vasopresin terutama berperan dalam
akibat pengaruh faktor metabolik pada otot tertentu tersebut, mempertahankan keseimbangan air dengan mengatur jumlah air yang
rneskipun terjadi vasokonstriksi simpatis generalisata yang ditahan oleh ginjal di dalam tubuh selama pembentukan urine (lihat h.
menyertai olahraga. Akibatnya, lebih banyak darah mengalir ke otot 564). hormon, sistem renin–angiotensin–aldosteron, yang penting
tungkai tetapi bukan ke otot lengan yang inaktif. dalam mengatur keseimbangan garam tubuh. Jalur ini mendorong
penghematan garam selama pembentukan urine dan juga
TIDAK ADA PERSARAFAN PARASIMPATIS DI ARTERIOL Tidak
menyebabkan retensi air karena garam menimbulkan efek menahan
terdapat persarafan parasimpatis yang signifikan ke arteriol, kecuali
air di CES (lihat h. 547). Karena itu, kedua hormon ini berperan
vasodflator parasimpatis yang banyak terdapat di arteriol penis dan
penting dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, yang
klitoris. Vasodilatasi cepat dan hebat yang diinduksi oleh stimulasi
nantinya merupakan penentu penting volume plasma dan tekanan
parasimpatis ke organ-organ ini (melalui peningkatan pelepasan
darah.
NO) merupakan penyebab utama ereksi. Vasodilatasi di tempat lain
Selain itu, vasopresin dan angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat.
terjadi karena penurunan aktivitas vasokonstriksi simpatis di bawah
Peran keduanya dalam aspek ini sangat penting pada perdarahan.
kadar toniknya. Ketika tekanan arteri rerata meningkat di atas
Kehilangan mendadak darah akan mengurangi volume plasma, yang
normal, penurunan refleks aktivitas vasokonstriksi simpatis
memicu peningkatan sekresi kedua hormon ini untuk membantu
menyebabkan vasodilatasi arteriol menyeluruh yang membantu
memulihkan volume plasma. Efek vasokonstriksi keduanya juga
membawa tekanan pendorong aliran darah tersebut ke arah normal.
membantu mempertahankan tekanan darah meskipun terjadi
(Hormon epinefrin juga menyebabkan vasodilatasi pada otot polos
pengurangan mendadak volume plasma. (Fungsi dan kontrol hormon-
arteriol di otot rangka dan jantung melalui mekanisme yang akan
hormon ini dibahas lebih menyeluruh di bab-bab selanjutnya.)
segera dijelaskan.)
Hal ini menuntaskan pembahasan kita tentang berbagai faktor yang
memengaruhi resistensi perifer total, dengan yang terpenting adalah
penyesuaian terkontrol jari-jari arteriol. Faktor-faktor ini diringkaskan
di Gambar 10-14.
Daerah utama otak yang menyesuaikan keluaran simpatis ke arteriol
Kini kita akan mengalihkan perhatian pada pembuluh berikutnya
adalah pusat kontrol kardiovaskular di medula batang otak. Ini
dalam pohon vaskular, yaitu kapiler.
adalah pusat integrasi untuk regulasi tekanan darah. Beberapa
bagian otak lain juga memengaruhi distribusi darah, terutama
hipotalamus, yang, sebagai bagian dari fungsinya mengatur suhu,
mengontrol aliran darah ke kulit untuk menyesuaikan pengeluaran
panas ke lingkungan. Periksa Pemahaman Anda 10.3
Selain aktivitas refleks saraf, beberapa hormon juga secara
1. Gambarkan potongan melintang arteriol (a) dengan tonus arteriol normal,
ekstrinsik memengaruhi jari-jari arteriol. Hormon-hormon ini (b) selama vasokonstriksi, dan (c) selama vasodilatasiDiskusikan
mencakup hormon medula adrenal epinefrin dan norepinefrin, yang 2. mekanisme dan tujuan hiperemia aktif.
umumnya memperkuat sistem saraf simpatis di sebagian besar 3. Jelaskan pengaruh resistensi arteriol pada tekanan arteri rerata.
organ, serta vasopresin dan angiotensin II, yang penting dalam
mengontrol keseimbangan cairan.

   377
Resistensi perifer total

Jari-jari arteriol Kekentalan darah

Number of
red blood cells

Kontrol lokal (intrinsik) Kontrol ekstrinsik


Aplikasi panas, dingin (perubahan lokal yang (penting dalam
(sebagai terapi) bekerja pada otot polos mengatur tekanan
arteriol sekitar) darah).

Respons terhadap shear Vasopresin


stress (mengompensasi (hormon yang penting dalam
perubahan gaya longitudinal keseimbangan cairan;
aliran darah) menimbulkan efek
vasokonstriktor)

Angiotensin II
Respons miogenik terhadap (hormon yang penting dalam
peregangan keseimbangan cairan;
(penting dalam autoregulasi) menimbulkan efek
vasokonstriktor)

Epinefrin dan norepinefrin


Pelepasan histamin
(hormon yang umumnya
(berperan dalam respons
memperkuat sistem saraf
alergik dan cedera)
simpatis)

Perubahan metabolik lokal Aktivitas simpatis


pada O2 dan metabolit lain (menimbulkan efek
(penting untuk menyamakan vasokonstriktor
aliran darah dengan generaiisata)
kebutuhan metabolik)

Faktor utama yang memengaruhi jari-jari arteriol


Gambar 10-14 Faktor yang memengaruhi resistensi perifer total. Penentu utama resistensi perifer total adalah jari-jari arteriol yang dapat berubah-
ubah. Dua kategori utama faktor yang memengaruhi jari-jari arteriol: (1) kontrol lokal (intrinsik) yang terutama penting dalam menyesuaikan aliran darah
melalui suatu jaringan dengan kebutuhan metaboiik jaringan tersebut dan diperantarai oleh faktor-faktor lokal yang bekerja pada otot polos arteriol; dan
(2) kontrol ekstrinsik, yang penting dalam mengatur tekanan darah dan terutama diperantarai oleh pengaruh simpatis pada otot polos arteriol.

   BAB 10
10.4 | Kapiler Nekleus sel endotel Lumen kapiler

Kapiler, tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan1,


bercabang-cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar
dapat dijangkau oleh setiap sel (lihat foto pembuka bab, h. 361).

Kapiler merupakan tempat ideal untuk terjadinya


pertukaran.

R. J. Bolander, Don W. Fawcett/Visuals Unlimited


Di dinding kapiler tidak terdapat sistem transpor yang dipe-rantaral
oleh pembawa, kecuali kapiler di otak yang berperan dalam sawar
darah-otak (lihat h. 150). Bahan-bahan dipertukarkan menembus
dinding kapiler terutama dengan difusi.

FAKTOR YANG MENINGKATKAN DIFUSI MELALUI KAPILER


Kapiler merupakan tempat ideal untuk meningkatkan difusi, sesuai
dengan hukum difusi Fick (lihat h. 70). Pembuluh ini memperkecil
(a) Potongan melintang kapiler
jarak difusi sambil memaksimalkan luas permukaan dan waktu
yang tersedia untuk proses pertukaran, sebagai berikut.
Sel darah merah Kapiler
1. Molekul-molekul yang berdifusi hanya perlu menempuh jarak
pendek antara darah dan sel sekitar karena dinding kapiler yang
tipis dan garis tengah kapiler yang kecil, disertai dekatnya jarak
setiap sel dengan sebuah kapiler. Jarak pendek ini penting karena
laju difusi melambat seiring dengan pertambahan jarak difusi.
a. Dinding kapiler sangat tipis (ketebalan 1 um; sebagai
perbandingan, garis tengah rambut manusia adalah 100 um).
Kapiler terdiri dari hanya satu lapisan sel endotel gepeng—

3D4Medical.com/Getty Images
pada hakikatnya lapisan dalam jenis pembuluh lain. Tidak
terdapat otot polos atau jaringan ikat (Gambar 10-15a; juga
lihat Tabel 10-1, h 372). Sel endotel ditopang oleh membran
basal yang tipis, lapisan matrik ekstrasel aselular (tidak ada sel)
di sekitarnya yang terdiri dari glikoprotein dan kolagen. Materi
yang memasuki atau meninggalkan kapiler berdifusi secara
bebas melewati membran basal. Kapiler juga memiliki pori (b) Anyaman kapiler
Gambar 10-15 Anatomi kapiler. (a) Mikrograf elektron memperlihatkan bahwa dinding
tempat materi yang terlarut air dapat melewatinya. Ukuran dan
kapiler terdiri dari satu lapis sel endotel. Tampak nukleus dari salah satu sel endotel. (b)
jumlah pori kapiler bervariasi, bergantung pada jaringannya. Sedemikian sempitnya kapiler sehingga sel darah merah harus mengalir satu persatu.
b. Setiap kapiler sedemikian sempitnya (garis tengah rerata 7 um)
sehingga sel darah merah (garis tengah 8 um) harus melalui satu
per satu (Gambar 10-15b). Karena itu, isi plasma dapat semua permukaan kapiler dibentangkan dalam sebuah lembaran
berkontak langsung dengan bagian dalam dinding kapiler atau datar dan volume darah yang terkandung di dalam kapiler disebarkan
hanya terpisah oleh jarak difusi yang pendek. di atasnya, hal ini secara kasar sama dengan menebarkan setengah
c. Para peneliti memperkirakan bahwa karena luasnya pint cat ke lantai sebuah gimnasium sekolah menengah.
percabangan kapiler, tidak ada sel yang letaknya lebih jauh Bayangkan betapa tipisnya lapisan cat tersebut! darah total (250 mL
daripada 0,1 mm (4/1000 inci) dari sebuah kapiler. dari total 5000 mL). Karena itu, sejumlah kecil darah terpajan ke
2. Karena kapiler terdistribusi dalam jumlah yang sangat luar biasa permukaan yang sangat luas. Jika semua permukaan kapiler
(perkiraan berkisar dari 10 hingga 40 miliar kapiler), tersedia luas dibentangkan dalam sebuah lembaran datar dan volume darah
permukaan total yang sangat besar untuk proses pertukaran yang terkandung di dalam kapiler disebarkan di atasnya, hal ini
(diperkirakan 600 m2). Meskipun berjumlah sangat besar, pada secara kasar sama dengan menebarkan setengah pint cat ke lantai
satu waktu setiap saat kapiler hanya mengandung sekitar 5% sebuah gimnasium sekolah menengah. Bayangkan betapa tipisnya
volume darah total (250 mL dari total 5000 mL). Karena itu, lapisan cat tersebut!
sejumlahkecil darah terpajan ke permukaan yang sangat luas. Jika 3. Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada di bagian lain
sistem sirkulasi. Percabangan kapiler yang ekstensif merupakan
1Sebenarnya, sebagian pertukaran terjadi menembus pembuluh mikrosirkulase lain, penyebab lambatnya aliran darah melalui kapiler. Marilah kita lihat
terutama venula pascakapiler. Keseluruhan pembuluh merupakan suatu kesatuan
mengapa darah melambat melewati kapiler.
dan tidak secara mendadak berubah dari satu jenis pembuluh ke jenis pembuluh
lainnya. Ketika istilah pertukaran kapiler digunakan, ini merujuk kepada semua
pertukaran di angkat mikrosirkulasi, yang mayoritasnya terjadi di kapiler. ALIRAN MELAMBAT MELALUI KAPILER Pertama, kita perlu memp-

   379
erjelas suatu istilah yang dapat membingungkan. Kata aliran dapat luas potongan melintang semua pembuluh di setiap tingkat sistem
digunakan dalam dua konteks berbedalaju aliran dan kecepatan aliran. sirkulasi. Meksipun luas potongan melintang setiap kapiler sangat
Laju aliran merujuk ke volume darah per satuan waktu yang melewati kecil dibandingkan dengan aorta, luas penampang melintang total
suatu segmen sistem sirkulasi (yaitu aliran yang selama ini kita bahas semua kapiler adalah sekitar 750 kali dibandingkan dengan luas
dalam kaitannya dengan gradien dan resistensi). Kecepatan aliran potongan melintang aorta karena jumlah kapiler yang sedemikian
adalah kecepatan, atau jarak per satuan waktu, yang ditempuh oleh banyaknya. Karena itu, aliran darah jauh lebih lambat ketika
darah melalui segmen tertentu sistem sirkulasi. Karena sistem sirkulasi melewati kapiler (Gambar 10-16). Kecepatan yang lambat ini
adalah suatu sistem tertutup, volume darah yang melewati setiap menyebabkan tersedianya cukup waktu bagi pertukaran nutrien dan
tingkat sistem harus sama dengan curah jantung. Sebagai contoh, jika produk sisa metabolik antara darah dan sel jaringan, yaitu tujuan
jantung memompa keluar 5 liter darah per menit, dan 5 liter/mnt utama sistem sirkulasi keseluruhan. Ketika kapiler-kapiler kembali
darah kembali ke jantung, maka 5 liter/mnt harus mengalir melalui menyatu untuk membentuk vena, luas potongan melintang total
arteri, arteriol, kapiler, dan vena. Karena itu, laju aliran di semua kembali berkurang dan kecepatan aliran darah meningkat ketika
tingkat sistem sirkulasi setara. darah mengalir kembali ke jantung.
Namun, kecepatan aliran darah melalui berbagai segmen pohon Sebagai analogi, bayangkan sebuah sungai (sistem arteri) yang
vaskular bervariasi karena kecepatan aliran berbanding terbalik dengan melebar membentuk sebuah danau (kapiler), kemudian menyempit
kembali menjadi sungai (sistem vena) (Gambar 10-17). Laju aliran
di seluruh panjang kumpulan air ini sama—yaitu, volume air yang
Laju aliran darah

melewati semua titik di sepanjang tepian sungai dan danau sama.


Namun, kecepatan aliran lebih rendah di danau yang lebar
liter/menit

5
dibandingkan dengan sungai yang sempit karena volume air yang
sama, kini menyebar ke daerah dengan luas potongan melintang
yang lebih besar, bergerak maju menempuh jarak yang lebih pendek
3000 di danau yang lebar dari pada di sungai yang sempit untuk satu
melintang total(cm2)

periode waktu. Anda dapat dengan mudah melihat gerakan maju air
di sungai yang deras tetapi air di danau seolah-olah tidak bergerak.
Luas potongan

Juga, karena sedemikian besar luas penampang melintang


kapiler total, resistensi yang ditimbulkan oleh semua kapiler jauh
lebih rendah daripada yang dihasilkan oleh arteriol, meskipun tiap-
4.0
tiap kapiler memiliki jari-jari yang lebih kecil daripada tiap-tiap
arteriol. Karena itu, arteriol lebih banyak berperan dalam
menentukan resistensi perifer total. Selain itu, kaliber arteriol (dan,
karenanya resistensinya) dapat dikontrol, sementara kaliber kapiler
tidak dapat diubah-ubah
Distribusi
anatomis

Danau
(kapiler)

Sungai Sungai
(sistem arteri) (sistem vena
Kecepatan aliran

200
(mm/detik)

A1 B1 C1 A3 B3 C3

A2 B2 C2
0.3
Aorta Arteri Vena Vena
Arteriol Venula Kava
Gambar 10-17 Hubungan antara luas potongan melintang total dan kecepatan
Kapiler aliran. Tiga daerah biru tua mewakili volume air yang sama. Selama satu menit, volume
Gambar 10-16 Perbandingan laju aliran dan kecepatan aliran dalam kaitannya dengan air ini bergerak maju dari titik A ke titik C. Karena itu, dalam satu menit tersebut volume
luas potongan melintang total. Laju aliran darah (kurva merah) identik di seluruh tingkat air yang sama mengalir melalui titik B1, B2, dan B3; yaitu, laju aliran di semua titik di
sistem sirkulasi dan setara dengan curah jantung (5 liter/mnt saat istirahat). Kecepatan sepanjang badan air ini sama. Namun, dalam waktu semenit volume air yang sama
aliran (kurva ungu) bervariasi di seluruh pohon vaskular dan berbanding terbalik dengan bergerak maju jauh lebih pendek di danau yang lebar (A2 ke C2) daripada di sungai
luas potongan melintang total (kurva hijau) semua pembuluh di tingkat tertentu. Perhatikan yang jauh lebih sempit (A1 ke C1 dan A3 ke C3). Karena itu, kecepatan aliran di danau
bahwa kecepatan aliran paling lambat di kapiler, yaitu tingkat pembuluh yang luas jauh lebih lambat dari pada di sungai. Demikian juga, kecepatan aliran jauh lebih lambat
potongan melintang totalnya paling besar. di kapiler daripada di sistem arteri atau vena.

   BAB 10
■ Selain memiliki celah yang sempit di antara sel-sel endothelial,
kapiler yang lebih bocor di ginjal dan usus halus memiliki rongga yang
lebih besar 20-100 nm yang dikenal sebagai fenestrasi (fenestra berarti
ifusi menembus dinding kapiler juga bergantung pada
D "jendela") yang meluas melewati ketebalan sel endothelial itu sendiri.
permeabilitas dinding terhadap bahan-bahan yang dipertukarkan. Jalan tembus melewati sel ini penting dalam pergerakan cairan yang
Sel-sel endotel yang membentuk dinding kapiler tersusun rapat cepat menyeberangi kapiler dari organ-organ ini selama pembentukan
seperti jigsaw-puzzle tetapi kerapatan ini sangat bervariasi di antara urine dan penyerapan makanan yang dicerna.
organ-organ. Di sebagian besar kapiler, sel endotel berkelanjutan,
■ Di ekstrem yang lain, sel endotel sel hati besifat diskontinu—yaitu
atau hampir bersatu, dengan hanya terdapat celah sempit berisi air,
mereka tidak berhubungan dekat seperti halnya kapiler kontinu. Celah
atau pori, di taut antara sel-sel (Gambar 10-18).
antara sel yang berdekatan pada kapiler ini berkisar antara 10 nm
Ukuran pori kapiler ini bervariasi antar organ. Berikut ini adalah
hingga 1000 nm, menciptakan pori yang sangat besar dibandingkan
pemeriksaan kapiler dengan berbagai pori yang berbeda dari yang
dengan celah 4 nm yang ditemukan pada kapiler kontinu. Kapiler
paling ketat hingga yang paling renggang pada pembuluh darah
diskontinu membentuk saluran yang besar yang dikenal dengan
pertukaran ini.
sinusoid, yang lima kali lebih lebar daripada kapiler biasa. Sinusoid
■ Di satu ekstrem, sel-sel endotel di kapiler otak disatukan oleh taut
hati memiliki fenestrasi dan pori antarsel besar sehingga bahkan
erat sehingga tidak terdapat pori (Lihat h. 66. Taut ini mencegah
protein dapat mudah melewatinya. Hal ini. bersifat adaptif karena
pertukaran bahan transkapiler ("menembus kapiler") antara sel-sel
fungsi hati mencakup sintesis protein plasma dan metabolisme bahan-
dan karenanya membentuk begian dari sawar darah-otak protektif
bahan yang terikat ke protein, misalnya kolesterol. Protein-protein ini
(Lihat h. 153)
harus melewati dinding kapiler (sinusoid) hati.
■ Di sebagian besar kapiler (contohnya, pada otot rangka dan
jaringan paru), bahan-bahan kecil larut-air, misalnya ion, glukosa, Karena itu tingkat kebocoran berbagai jaringan kapiler adalah
dan asam amino mudah melewati pori berisi air ini, yang lebarnya fungsi dari seberapa ketat sel-sel endotel disatukan (seberapa lebar
sekitar 4 nm, tetapi bahan besar air-laut seperti protein plasma tidak ruang antarsel) dan ada atau tidaknya fenestrasi, yang bervariasi sesuai
dapat menembus pori. Bahan larut lemak, misalnya O2 dan CO2 kebutuhan organ yang berbeda-beda. Untuk kenyamanan, selanjutnya
mudah menembus sel endotel itu sendiri dengan larutan di salam kita akan menyebut pori antar sel dan fenestrasi yang melewati sel
lapisan-ganda lemak membran plasma di sekitar sel. menjadi kategori tunggal pori kapiler.

Cairan interstisial
Sel endotel
Pori berisi air
Protein plasma
Sel umumnya tidak
endotel dapat menembus
Plasma dinding kapiler
Plasma
proteins Membran
Bahan plasma
larut lemak
O2, CO2 Sitoplasma
menembus
melalui sel Exchangeable
endotel proteins

Na+, K+, glucose,


amino acids Protein yang dapat
dipertukarkan
dipindahkan
Bahan kecil menembus dinding
Pori larut air
oleh transpor
menembus
melalui pori vesikular

(a) Kapiler kontinu (b) Transpor menembus dinding kapiler kontinu


Gambar 10-18 Pertukaran menyeberangi dinding kapiler kontinu, yaitu jenis kapiler yang tersering. (a) Celah sempit antara sel-sel endotel yang berdekatan membentuk pori di
dinding kapiler. (b) Seperti diperlihatkan dalam gambar potongan melintang dinding kapiler ini, bahan-bahan kecil larut air dipertukarkan antara plasma dan cairan interstisium dengan
melewati pori berisi air, sementara bahan larut lemak dipertukarkan melewati dinding kapiler dengan menembus sel endotel. Protein yang akan dipindahkan dipertukarkan meialui
transpor vesikular. Protein plasma umumnya tidak dapat keluar dari plasma menembus dinding kapiler.

   381
Para ilmuwan dahulu menganggap dinding kapiler sebagai riol dan venula. Demikian juga, kapiler-kapiler dapat kembali
saringan pasif, seperti dinding bata dengan celah-celah permanen di menyatu di venula atau metarteriol (Gambar 10-19a).
semennya yang berfungsi sebagai pori. Namun, studi-studi terakhir
Tidak seperti kapiler sejati di dalam jaringan kapiler, metarteriol
mengisyaratkan bahwa sel endotel dapat secara aktif berubah untuk
dikelilingi oleh sedikit sel otot polos spiral. Sel-sel ini juga
mengatur permeabilitas kapiler; yaitu, sebagai respons terhadap sinyal
membentuk sfingter prakapiler, yang masing-masing terdiri dari
yang sesuai, "batu bata" tersebut dapat menyesuaikan diri untuk
suatu cincin otot polos di sekitar pintu masuk kapiler ketika
mengubah ukuran pori. Karena itu, derajat kebocoran tidak selalu
pembuluh ini muncul dari metarteriol2.
sama untuk jaringan kapiler tertentu. Sebagai contoh, histamin
meningkatkan permeabilitas kapiler dengan memicu respons PERAN SFINGTER PRAKAPILER Sfingter prakapiler tidak
kontraktil di sel endotel untuk memperlebar celah antarsel. Ini bukan mendapat persarafan, tetapi memiliki tonus miogenik tinggi dan
kontraksi otot karena di kapiler tidak terdapat otot polos. Hal ini peka terhadap perubahan metabolik lokal. Sfingter ini bekerja
disebabkan oleh perangkat kontraktil aktin-miosin di sel endotel sebagai keran untuk mengontrol aliran darah melalui kapiler
kapiler non-otot. Karena pori-pori membesar, dinding kapiler yang tertentu yang dijaganya. Arteriol melakukan fungsi serupa untuk
bersangkutan menjadi lebih "bocor". Akibatnya, protein-protein sekelompok kecil kapiler. Kapiler itu sendiri tidak memiliki otot
plasma yang normalnya tertahan di dalam pembuluh lolos ke jaringan polos sehingga tidak dapat secara aktif ikut serta mengatur aliran
sekitar. tempat mereka menimbulkan efek osmotik. Bersama dengan darahnya sendiri.
vasodilatasi yang dipicu oleh histamin, retensi cairan yang terjadi Secara umum, jaringan yang secara metabolik lebih aktif
kemudian menyebabkan bengkak peradangan (lihat h. 440) memiliki densitas kapiler yang lebih tinggi. Otot, sebagai contoh,
Transpor vesikular juga berperan terbatas pada perpindahan bahan memiliki kapiler lebih banyak daripada tendon perlekatannya.
melewati dinding kapiler. Molekul besar taklarut lemak, misalnya Namun, setiap saat hanya sekitar 10% sfingter prakapiler di suatu
hormon protein yang harus dipertukarkan antara darah dan jaringan otot yang beristirahat yang terbuka sehingga darah mengalir hanya
sekitar, diangkut dari satu sisi dinding kapiler ke dinding yang lain melalui sekitar 10% kapiler otot atau mengalir secara langsung
oleh vesikel endositik-eksositik, suatu proses yang disebut transitosis melewati metarteriol tanpa memasuki anyaman kapiler (Gambar
(lihat h. 82). 10-19b). Ketika suatu otot menjadi lebih aktif, semakin besar
persentase sfingter prakapiler yang relaksasi sebagai respons
terhadap perubahan kimiawi lokal, secara bersamaan membuka
lebih banyak anyaman kapiler sementara vasodilatasi arteriol
Susunan percabangan dan rekonvergensi dalam jaringan kapiler
mening-katkan aliran total ke organ. Akibat meningkatnya aliran
sedikit banyak bervariasi, bergantung padajaringannya. Kapiler
darah yang melalui kapiler-kapiler yang lebih terbuka, volume total
biasanya bercabang baik secara langsung dari sebuah arteriol atau dari
dan luas permukaan yang tersedia untuk pertukaran meningkat dan
saluran yang dikenal sebagai metarteriol, yang berjalan di antara arte-
jarak difusi antara sel dan kapiler yang terbuka menurun (Gambar
10- 20). Karena itu, darah yang mengalir melalui suatu jaringan
Arteriol (dengan menganggap tekanan darah konstan) diatur oleh (1) derajat
Otot Polos
resistensi yang ditimbulkan oleh arteriol di
organ, dikontrol oleh aktivitas simpatis
dan faktor metabolik lokal; dan (2) jumlah
Stingter Metarteriol kapiler yang terbuka, dikontrol oleh kerja
prakapiler (kanal jalan) faktor-faktor metabolik yang sama pada
sfingter prakapiler.
Kapiler

Pertukaran antara darah dan sel jaringan


tidak terjadi secara langsung, Cairan
interstisium, lingkungan internal sejati
yang langsung berkontak dengan sel,
bekerja sebagai perantara. Hanya 20%CES
beredar sebagai plasma. Sisa 80% terdiri
Venula dari cairan interstisium, yang merendam
(a) Sfingter berelaksasi (b) ) Sfingter berkontraksi semua sel di tubuh. Sel mempertukarkan
Gambar 10-19 Anyaman kapiler. Kapiler bercabang langsung dari arteriol atau dari metarteriol, suatu saluran antara
arteriol dan venula. Kapiler-kapiler menyatu kembali di venula atau metartenol. Sel otot polos membentuk sfingter
prakapifer yang mengelilingi kapiler sewaktu pembuluh ini muncul dari metarteriol. (a) Ketika sfingter prakapiler
2Meskipun umumnya diterima, keberadaan sfingter
berelaksasi, darah mengalir melalui seluruh anyaman kapiler. (b) Ketika sfingter prakapiler berkontraksi, darah hanya
mengalir melalui metarteriol, memintas anyaman kapiler. prakapiler pada manusia belum secara pasti
disimpulkan.

   Bab 10
temen vaskular dan cairan interstisium.
Aktivitas metabolik jaringan
Sekarang marilah kita ulas kedua mekanisme ini
secara lebih terperinci, dimulai dari difusi.

O2 CO2 dan metabolit lain

Karena sebagian besar dinding kapiler tidak


memiliki sistem transpor yang diperantarai oleh
Relaksasi stifenger Vasodilatasi arteriol pembawa, zat-zat terlarut menyeberang terutama
prakapiler
dengan difusi mengikuti penurunan gradien
konsentrasi. Komposisi kimiawi darah arteri
diatur secara cermat untuk mempertahankan ko-
Aliran darah kapiler
nsentrasi tiap-tiap zat terlarut di tingkat yang ak-
an mendorong perpindahan tiap-tiap zat terla-
Jumlah kapiler yang terbuka
rut dalam arah yang benar menembus dinding
Penyaluran O2 kapiler. Organ-organ perekondisi secara terus-
pembersihan CO2 dan menerus menambahkan nutrien dan O2 serta
metabolit lain mengeluarkan CO2 dan zat sisa lain sewaktu dar-
ah melewati mereka. Sementara itu, sel-sel
secara terus-menerus menyerap pasokan terseb-
Luas permukaan Gradien konsentrasi untuk ut dan menghasilkan zat-zat sisa. Sewaktu sel-sel
Jarak difusi dari sel ke
kapiler yang tersedia kapiler yang terbuka bahan-bahan ini antara menggunakan O2 dan glukosa, darahsecara terus-
untuk pertukaran darah dan sel jaringan menerus mendatangkan pasokan segar bahan-
bahan tersebut, mempertahankan gradien
konsentrasi yang mendorong difusi neto bahan-
bahan ini dari darah ke sel. Secara bersamaan,
Pertukaran antara darah dan jaringan difusi neto CO2 dan zat sisa metabolik lain dari
untuk menunjang peningkatan aktivitas
metabolik sel ke darah dipertahankan oleh produksi
kontinu zat-zat sisa tersebut di tingkat sel dan
oleh pengeluaran bahan-bahan tersebut secara
terus-menerus oleh darah (Gambar 10-21).

berbagai bahan secara langsung dengan cairan interstisium, dengan Karena dinding kapiler tidak membatasi lewatnya semua
jenis dan derajat pertukaran diatur oleh sifat-sifat membran plasma konstituen kecuali protein plasma, tingkat pertukaran tiap-tiap zat
sel. Perpindahan menembus membran plasma mungkin bersifat terlarut secara independen ditentukan oleh besar gradien konsentrasi
pasif (yaitu, melalui difusi menuruni gradien kimiawi atau dengan mereka antara darah dan sel sekitar. Seiring dengan peningkatan
difusi terfasilitasi yang diperantarai karier) atau aktif (yaitu dengan aktivitasnya, sel-sel meningkatkan pemakaian O2 dan menghasilkan
transpor aktif yang diperantarai oleh pembawa atau transpor lebih banyak CO2, di antara hal lainnya. Hal ini menciptakan
vesikular) (lihat Tabel 3-2, h. 84). peningkatan gradien konsentrasi untuk O2 dan CO2 antara sel dan
Sebaliknya, pertukaran melewati dinding kapiler antara plasma darah sehingga lebih banyak O2 berdifusi keluar darah ke dalam sel dan
dan cairan interstisium umumnya bersifat pasif. Satu-satunya lebih banyak CO2 mengalir dalam arah berlawanan untuk menunjang
transpor melewati sawar ini yang memerlukan energi adalah peningkatan aktivitas metabolik ini.
transpor vesikular yang terbatas. Karena dinding kapiler sangat
permeabel, pertukaran berlangsung sedemikian tuntas sehingga
cairan interstisium memiliki komposisi sama seperti darah arteri
yang datang dengan pengecualian protein-protein plasma besar Cara kedua pertukaran menembus dinding kapiler adalah dengan bulk
yang biasanya tidak dapat keluar dari pembuluh darah. Karena itu, flow. Sebenarnya terjadi filtrasi suatu volume plasma bebas-protein
jika kita berbicara tentang pertukaran antara darah dan sel keluar kapiler, yang kemudian bercampur dengan cairan interstisium,
jaringan, kita secara inheren mencakup cairan interstisium sebagai dan kemudian direabsorpsi. Proses ini disebut bulk flow karena
perantara pasif. berbagai konstituen cairan cair dan semua terlarut berpindah bersama-
Pertukaran antara darah dan jaringan sekitar melewati dinding sama, atau sebagai suatu kesatuan, berbeda dari difusi diskret masing-
kapiler berlangsung melalui dua cara: (1) difusi pasif menuruni masing zat terlarut menuruni gradien konsentrasi.
gradien konsentrasi, mekanisme utama untuk pertukaran tiap-tiap Dinding kapiler berfungsi sebagai penyaring, dengan cairan
zat terlarut; dan (2) bulk flow, suatu proses yang mengisi fungsi mengalir melalui pori berisi air. Ketika tekanan di dalam kapiler
berbeda dalam menentukan distribusi volume CES antara kompar- melebihi tekanan di luar, cairan terdorong keluar melalui pori dalam

   383
juga terjadi perbedaan konsentrasi air antara kedua bagian ini.
Glukosa O2 CO2 Plasma Plasma memiliki konsentrasi protein yang lebih tinggi dan
konsentrasi air yang lebih rendah daripada cairan interstisium.
Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang cenderung
mernindahkan air dari daerah dengan konsentrasi air tinggi di cairan
interstisium ke daerah dengan konsentrasi air rendah (atau
Cairan konsentrasi protein tinggi) di plasma (lihat h. 73). Konstituen-
interstisium konstituen plasma lainnya tidak memiliki efek osmotik karena
Difusi mudah menembus dinding kapiler sehingga konsentrasi mereka di
terfasilitasi plasma dan cairan interstisium setara. Tekanan osmotik koloid
oleh
plasma adalah sekitar 25 mm Hg.
pembawa
3. Tekanan hidrostatik cairan interstisiurn (PIF) adalah tekanan
Glucose O2 CO2 H2 O ATP cairan yang terjadi pada bagian luar dinding kapiler oleh cairan
interstisium. Tekanan ini cenderung mendorong cairan masuk ke
dalam kapiler. Karena sulitnya mengukur tekanan hidrostatik cairan
interstisium, nilai tekanan ini yang sebenarnya masih diperdebatkan.
Tissue cell Tekanan ini mungkin sama dengan, sedikit lebih rendah, atau sedikit
lebih tinggi daripada tekanan atmosfer. Untuk tujuan ilustrasi, kita
akan mengatakan bahwa tekanan ini 1 mm Hg lebih tinggi daripada
Gambar 10-21 Pertukaran independen tiap-tiap zat terlarut menuruni gradien
tekanan atmosfer.
konsentrasi menembus dinding kapiler.
4. Tekanan osmotik koloid cairan interstisium (pIF) adalah gaya
lain yang secara normal tidak berperan signifikan dalam bulk flow.
suatu proses yang dikenal sebagai ultrafiltrasi. Sebagian besar protein Sebagian kecil protein plasma yang bocor menembus dinding
plasma tertahan di bagian dalam selama proses ini karena efek filtrasi kapiler ke dalam cairan interstisium normalnya dikembalikan ke
pori, meskipun beberapa tetap lolos. Karena semua konstituen lain darah melalui sistem limfe. Karena itu, konsentrasi protein di cairan
dalam plasma terseret bersama-sama sebagai satu kesatuan dengan interstisium sangat rendah, dan tekanan osmotik koloid cairan
volume cairan yang meninggalkan kapiler, filtrat pada hakikatnya interstisium mendekati nol. Namun, jika protein plasma secara
adalah suatu plasma bebas-protein. Ketika tekanan yang mengarah ke patologis bocor ke dalam cairan interstisium, seperti ketika histamin
dalam melebihi tekanan keluar, terjadi perpindahan neto cairan masuk memperlebar pori kapiler selama cedera jaringan, protein yang
dari cairan interstisium ke dalam kapiler melalui pori, suatu proses bocor tersebut menimbulkan efek osmotik yang cenderung
yang dikenal sebagai reabsorpsi. mendorong perpindahan cairan keluar kapiler dan masuk ke cairan
interstisium.
Karena itu, dua tekanan yang cenderung mendorong cairan
GAYA-GAYA YANG MEMENGARUHI BULK FLOW Bulk flow keluar kapiler adalah tekanan darah kapiler dan tekanan osmotik
terjadi karena perbedaan tekanan hidrostatik dan osmotik koloid
koloid cairan interstisium. Dua tekanan tandingan yang cenderung
antara plasma dan cairan interstisium. Meskipun terdapat perbedaan
mendorong cairan ke dalam kapiler adalah tekanan osmotik koloid
tekanan antara plasma dan cairan di sekitarnya di tempat lain dalam
plasma dan tekanan hidrostatik cairan interstisium. Sekarang
sistem sirkulasi, hanya kapiler yang memiliki pori yang
marilah kita analisis perpindahan cairan yang terjadi menembus
memungkinkan cairan lewat. Empat gaya memengaruhi perpindahan
dinding kapiler akibat ketidakseimbangan gaya-gaya fisik yang saling
cairan melewati dinding kapiler (Gambar 10-22):
berlawanan ini (Gambar 10-22).
1. Tekanan darah kapiler (Pc) adalah tekanan cairan atau hidrostatik
yang dihasilkan oleh darah pada bagian dalam dinding kapiler. PERPINDAHAN NETO CAIRAN MENEMBUS DINDING KAPILER
Perpindahan bersih di setiap titik menembus dinding kapiler dapat
Tekanan ini cenderung mendorong cairan keluar dari kapiler ke
dihitung dengan persamaan berikut.
dalam cairan interstisium. Ketika hingga di kapiler, tekanan darah
telah turun secara bermakna akibat gesekan darah dengan pembuluh Tekanan pertukaran bersih = 1PC 1 pIF 2  1pP 1 PIF 2
arteriol beresistensi tinggi di hulu. Secara rerata, tekanan hidrostatik (tekanan keluar) (tekanan masuk)

adalah 37 mm Hg di ujung arteriolar suatu kapiler jaringan Tekanan pertukaran neto positif (ketika tekanan keluar melebihi
(dibandingkan dengan tekanan arteri rerata yang 93 mm Hg). tekanan ke dalam) mencerminkan tekanan ultrafiltrasi. Tekanan
Tekanan ini semakin berkurang, menjadi 17 mm Hg, di ujung venula pertukaran neto negatif (ketika tekanan masuk melebihi tekanan
kapiler akibat gesekan lebih lanjut disertai oleh keluarnya cairan keluar) mencerminkan tekanan reabsorpsi.
Di ujung arteriol kapiler, tekanan keluar berjumlah 37 mm Hg
melalui ultrafiltrasi di sepanjang kapiler (lihat Gambar 10-9, h. 370).
sedangkan tekanan masuk totalnya 26 mm Hg sehingga tekanan
2. Tekanan osmotik koloid plasma (pP), juga dikenal sebagai tekanan keluar neto adalah 11 mm Hg. Ultrafiltrasi berlangsung di awal
onkotik, adalah gaya yang disebabkan oleh dispersi koloidal protein- kapiler sewaktu gradien tekanan keluar ini mendorong filtrat bebas-
protein plasma (lihat h. A-8); tekanan ini mendorong perpindahan protein menembus pori kapiler.
cairan ke dalam kapiler. Karena protein plasma tetap berada di plasma Pada saat ujung venula kapiler tercapai, tekanan darah kapiler
dan tidak masuk ke cairan interstisium, terbentuk perbedaan telah turun, tetapi tekanan-tekanan lain pada hakikatnya tidak
konsentrasi protein antara plasma dan cairan interstisium. Karenanya, berubah. Di titik tekanan keluar telah turun menjadi total 17 mm Hg

   BAB 10
GAYA-GAYA DI UJUNG GAYA-GAYA DI UJUNG
ARTERIOL KAPILER Initial VENULA KAPILER
lymphatic
• Tekanan keluar vessel • Tekanan keluar
PC 37 PC 17
π IF Cairan π IF
0 0
37 11 mm Hg interstisium 9 mm Hg 17
(ultrafiltrasi) (reabsorption)
• Tekanan masuk • Tekanan masuk
πP 25 PIF (1) π IF (0) πP 25
PIF 1 PIF 1
26 26

Tekanan keluar neto PC (37) π P (25) π P (25) PC (17) Tekanan masuk neto
sebesar 11 mm Hg = sebesar 9 mm Hg =
tekanan ultrafiltrasi Dari arteriol Ke venula tekanan reabsorpsi

Semua nilai diberikan dalam mm Hg Kapiler darah

Gambar 10-22 Bulk flow menembus dinding kapiler. Ultrafiltrasi terjadi di ujung arteriol dan reabsorpsi terjadi di ujung venula kapiler akibat ketidakseimbangan gaya-gaya fisika
yang bekerja menembus dinding kapiler.

sementara tekanan masuk total tetap 26 rnm Hg sehingga terjadi absorpsi tidak penting dalam pertukaran nutrien dan zat sisa. Namun,
tekanan masuk bersih sebesar 9 mm Hg. Reabsorpsi cairan bulk flow sangat penting dalam mengatur distribusi CES antara plasma
berlangsung sewaktu gradien tekanan masuk ini mendorong cairan dan cairan interstisium. Pemeliharaan tekanan darah yang sesuai
kembali ke dalam kapiler di ujung venulanya. sebagian bergantung pada volume darah yang beredar. Jika volume
Karena itu, ultrafiltrasi dan reabsorpsi, yang secara kolektif plasma berkurang (misalnya karena perdarahan), tekanan darah
dikenal sebagai bulk flow, disebabkan oleh pergeseran dalam turun. Berkurangnya tekanan darah kapiler yang terjadi mengubah
keseimbangan antara gaya-gaya fisik pasif yang bekerja menembus keseimbangan gaya-gaya di dinding kapiler. Karena tekanan keluar
dinding kapiler. Tidak ada gaya aktif atau pengeluaran energi lokal bersih berkurang sementara tekanan masuk tidak berubah, terjadi
yang terjadi pada bulk flow cairan antara plasma dan cairan tambahan cairan yang berpindah dari kompartemen interstisium ke
interstisium sekitar. Dengan hanya kontribusi kecil dari gaya-gaya dalam plasma akibat berkurangnya filtrasi dan bertambahnya
cairan interstisium, ultrafiltrasi berlangsung di awal kapiler karena reabsorpsi. Cairan tambahan yang berasal dari cairan interstisium ini
tekanan darah kapiler melebihi tekanan osmotik koloid plasma, meningkatkan jumlah cairan plasma, dan secara temporer
sementara pada ujung kapiler terjadi reabsorpsi karena tekanan mengompensasi kehilangan darah. Sementara itu, mekanisme-
darah telah turun di bawah tekanan osmotik. mekanisme refleks yang bekerja pada jantung dan pembuluh darah
(dijelaskan kemudian) juga bekerja untuk membantu
Penting disadari bahwa kita mengambil "foto" di dua titik—di mempertahankan tekanan darah hingga mekanisme jangka-panjang,
awal dan akhir—di sebuah kapiler hipotetik. Sebenarnya, tekanan misalnya rasa haus (dan pemuasannya) dan pengurangan pengeluaran
darah secara gradual berkurang menyusuri panjang kapiler urine, dapat memulihkan volume cairan dan mengompensasi secara
sehingga jumlah cairan yang difiltrasi keluar secara progresif sempurna kehilangan tersebut.
berkurang di paruh pertama pembuluh dan di paruh kedua terjadi
Sebaliknya, jika volume plasma bertambah berlebihan, misalnya
peningkatan progresif jumlah yang direabsorpsi (Gambar 10-23).
karena asupan cairan yang berlebihan, peningkatan tekanan darah
Bahkan situasi ini telah dibuat ideal. Tekanan-tekanan yang
kapiler yang terjadi mendorong lebih banyak cairan keluar dari kapiler
digunakan di gambar ini adalah nilai rerata dan ini saja sudah
ke cairan interstisium dan secara temporer mengurangi penambahan
kontroversial. Sebagian kapiler memiliki tekanan darah sedemikian
volume plasma hingga kelebihan cairan tersebut dapat dikeluarkan
tinggi sehingga filtrasi sebenarnya terjadi di sepanjang kapiler,
dari tubuh oleh tindakan-tindakan jangka-panjang, misalnya
sementara kapiler lain memiliki tekanan hidrostatik sedemikian
peningkatan pengeluaran urine.
rendah sehingga reabsorpsi berlangsung di sepanjang pembuluh ini.
Perpindahan cairan internal antara dua kompartemen CES ini
terjadi secara otomatis dan segera setiap kali terjadi perubahan
PERAN BULK FLOW Bulk flow tidak berperan penting dalam keseimbangan gaya-gaya yang bekerja melintasi dinding kapiler;
pertukaran tiap-tiap zat terlarut antara darah dan jaringan karena perpindahan ini adalah mekanisme temporer untuk mempertahankan
kuantitas zat terlarut yang berpindah melewati dinding kapiler agar volume plasma relatif konstan. Dalam proses memulihkan
melalui bulk flow sangat kecil dibandingkan dengan pemindahan volume plasma ke tingkat yang sesuai, cairan interstisium mengalami
zat terlarut melalui difusi yang jauh lebih banyak. Komposisi cairan fluktuasi, tetapi adalah jauh lebih penting jika volume plasma yang
yang difiltrasi keluar dari kapiler secara esensial sama dengan dipertahankan konstan untuk memastikan fungsi sistem sirkulasi tetap
komposisi cairan yang direabsorpsi . Karena itu, ultrafiltrasi dan re- efektif.

   385
37 Tekanan cairan di bagian dalam mendorong iepi-tepi yang
Keluar tumpang-tindih saling mendekat, menutup katup sehingga cairan
Teakanan kapiler (mm Hg) Titik limfe tidak keluar. Lubang pembuluh limfe mirip-katup ini

Fluid movement
transisi berukuran jauh lebih besar daripada pori di kapiler darah. Karena
itu, partikel besar di cairan interstisium, misalnya protein plasma
26 0 yang keluar dan bakteri, dapat memperoleh akses ke pembuluh
limfe awal tetapi tidak dapat masuk ke kapiler darah
Tekanan masuk Pembuluh-pembuluh limfe awal kemudian menyatu untuk
( P + PIF) membentuk pembuluh limfe yang semakin besar, yang akhirnya
Tekanan keluar Masuk
(PC + IF) bermuara ke dalam sistem vena di dekat tempat darah memasuki
17
atrium kanan (Gambar 10-25a). Karena tidak terdapat "jantung
Panjang kapiler limfe" yang menghasilkan tekanan pendorong, Anda mungkin
Awal Akhir
bertanya-tanya bagaimana limfe diarahkan dari jaringan menuju
Kunci
sistem vena di rongga toraks. Aliran limfe terjadi melalui dua meka-
= Ultrafiltrasi = Reabsorpsi
Ke sistem
vena
Gambar 10-23 Filtrasi bersih dan reabsorpsi bersih di sekiruh panjang pembuluh. Arteriol
Tekanan masuk (p P 1 PIF) tidak berubah di seluruh panjang pembuluh, sementara tekanan
keluar (PC 1 p IF) secara progresif berkurang di sepanjang pernbuluh. Di paruh pertama Sel
Cairan
pembuluh, ketika tekanan keluar (yang semakin menurun) masih melebihi tekanan masuk jaringan
interstisium
(yang tetap), jumlah cairan yang difiltrasi keluar (tanda panah merah ke stas) semakin
aerkurano. Di paruh terakhir pembuluh, jurnlah cairan yang direabsorpsi semakin banyak
(tanda panah biru ke bawah) seiring dengan semakin turunnya tekanan keluar di bawah
tekanan masuk yang konstan. Venula

Bahkan pada keadaan normal, jumlah cairan yang keluar dari kapiler
ke dalam cairan interstisium sedikit lebih banyak daripada cairan yang
direabsorpsi dari cairan interstisium kembali ke dalam plasma. Secara Kapiler darah
rerata, tekanan ultrafiltrasi bersih adalah 11 mm Hg di awal kapiler,
Pembuluh
sedangkan tekanan reabsorpsi bersih hanya mencapai 9 mm Hg di limfe awal
ujung pembuluh (lihat Gambar 10-22). Akibat perbedaan tekanan ini,
(a) Hubungan antara pembuluh limfe awal dan kapiler darah
secara rerata lebih banyak cairan yang tersaring keluar di separuh
pertama kapiler daripada yang direabsorpsi di paruh terakhir. Tekanan cairan di bagian luar pembuluh
Kelebihan cairan yang tersaring keluar akibat ketidakseimbangan mendorong masuk tepi bebas sel endotel,
filtrasi-reabsorpsi ini diserap oleh sistem limfe. Anyaman luas memungkinkan masuknya cairan
interstisium (kini menjadi Ilmfe).
pembuluh satu-arah ini merupakan rute tambahan bagi pengembalian
cairan dari cairan interstisium ke darah. Sistem Iimfe berfungsi seperti
talang yang menyerap dan mengangkut air hujan yang berlebih
sehingga tidak terj adi penumpukan dan banjir.
Cairan
interstisium
PENYERAPAN DAN ALIRAN LIMFE Pembuluh-pembuluh limfe
halus dan buntu yang dikenal sebagai pembuluh limfe awal
Limfe
menambah hampir semua jaringan di tubuh (Gambar 10-24a) endotel Sel endotel yang
pembuluh awal sedikit tumpang-tindih seperti genteng di atap, dengan tumpang-tindih
tepi-tepi yang tumpang-tindih berada bebas dan tidak mengikat sel Tekanan cairan di bagian dalam pembuluh
sekitar. Susunan ini membentuk lubang mirip katup satu-arah di mendorong tepi-tepi yang tumpang-tindih
dinding pembuluh. Tekanan cairan di bagian luar pembuluh menyatu sehingga limfe tidak dapat keluar.
mendorong masuk tepi-tepi paling dalam dari sepasang tepi yang (b) Susunan sel endotel di pembuluh limfe awal
tumpang-tindih, menciptakan celah antara tepi-tepi (yaitu, lubang
katup). Lubang ini memungkinkan cairan interstisium masuk Gambar 10-24 Pembuluh limfe awal. (a) Pembuluh limfe awal yang buntu menyerap
kelebihan cairan yang tersaring keluar oleh kapiler darah dan mengembalikannya ke
(Gambar 10-24b). Setelah masuk ke pembuluh limfe, cairan lifme. sistem vena di dada. (b) Perhatikan bahwa tepi-tepi sel endotel yang tumpang-tindih
menciptakan lubang mirip katup di dinding pembuluh ini.

   BAB 10
(20 liter yang difiltrasi, 17 liter
Sirkulasi sistemik Kelenjar limfe Sirkulasi paru
direabsorpsi) (Gambar 10-25b).
Namun, volume darah keseluruhan
hanyalah 5 liter, dan hanya 2,75
liternya yang plasma. (Sel-sel darah
Pembuluh membentuk sisa volume darah.)
limfe awal
Pembuluh limfel Dengan curah jantung rerata, setiap
hari 7200 liter darah melewati
kapiler pada keadaan istirahat (lebih
banyak jika curah jantung
Katup Kapiler darah meningkat). Meskipun hanya
sebagian kecil dari cairan yang
difiltrasi yang tidak direabsorpsi
oleh kapiler, efek kumulatif proses
Vena Arteri yang terus berulang dengan setiap
Jantung denyut jantung menyebabkan
cairan yang tertinggal di
kompartemen interstisium setiap
Kelenjar
limfe hari melebihi volume plasma total.
Kapiler darah Tentu saja, cairan ini harus
dikembalikan ke dalam plasma, dan
Pembuluh
tugas ini dilakukan oleh pembuluh
limfe awal limfe. Laju aliran rerata melalui
pembuluh limfe adalah 3 liter per
(a) Hubungan sistem limfatik dengan sistem sirkulasi
hari, dibandingkan dengan 7200
liter per hari melalui sistem
sirkulasi.
Limfe
■ Pertahanan terhadap penyakit.
20 L/hari 3 L/hari Cairan limfe mengalir melewati
kelenjar limfe (limfonodus) yang
terletak di dalam sistem limfe.
7200 L/hari 17 L/hari Lewatnya cairan ini melalui
darah
limfonodus adalah suatu aspek
penting mekanisme pertahanan
(b) Perbandingan aliran darah dan aliran limfe per hari tubuh terhadap penyakit. Sebagai
Gambar 10-25 Sistem limfe. (a) Pembuluh limfe mengosongkan isinya ke dalam sistem vena dekat pintu masuknya ke contoh, bakteri yang diserap dari
atrium kanan. (b) Aliran limfe rerata adalah 3 liter per hari, sementara aliran darah rerata adalah 7200 liter per hari. cairan interstisium dihancurkan
oleh fagosit khusus di dalam
kelenjar limfe (lihat Bab 12).
kanisme. Pertama, pembuluh limfe selain pembuluh limfe awal
dikelilingi oleh otot polos, yang berkontraksi secara ritmis akibat ■ Transpor lemak yang diserap. Sistem limfe penting dalam
aktivitas miogenik. Ketika otot ini teregang akibat pembuluh terisi penyerapan lemak dari saluran cerna. Produk-produk akhir dari
oleh limfe, otot tersebut secara inheren berkontraksi lebih kuat, pencernaan lemak makanan dikemas oleh sel-sel yang melapisi
mendorong cairan limfe di dalam pembuluh. "Pompa limfe" saluran cerna menjadi partikel lemak yang terlalu besar untuk masuk
intrinsik ini adalah kekuatan utama yang mendorong limfe. ke dalam kapiler darah, tetapi mudah memperoleh akses ke
Stimulasi otot polos limfe oleh sistem simpatis semakin pembuluh limfe awal (lihat Bab 16).
meningkatkan aktivitas pemompaan pembuluh limfe. Kedua,
karena pembuluh limfe terletak di antara otot-otot rangka, ■ Pengembalian protein yang tersaring. Di sebagian besar kapiler
kontraksi otot-otot ini memeras limfe keluar dari pembuluh. Katup- terjadi kebocoran sebagian protein plasma sewaktu proses filtrasi.
katup satu-arah yang terletak di pembuluh limfe mengarahkan Protein-protein ini tidak mudah direabsorpsi ke dalam kapiler tetapi
aliran limfe menuju pintu keluarnya di vena dada. mudah memperoleh akses ke pembuluh limfe awal. Jika protein
tersebut dibiarkan menumpuk di cairan interstisium dan tidak
FUNGSI SiSTEM LIMFE Inilah fungsi-fungsi terpenting sistem dikembalikan ke sirkulasi melalui pembuluh limfe, tekanan osmotik
limfe : koloid cairan interstisium (tekanan keluar) akan terus meningkat
■ Mengembalikan kelebihan cairan yang tefiltrasi. Dalam sementara tekanan osmotik koloid plasma (tekanan masuk) akan
keadaan normal, filtrasi kapiler melebihi reabsorpsi sekitar 3 liter turun progresif. Akibatnya, gaya-gaya filtrasi akan meningkat
per hari sementara gaya-gaya reabsorpsi berkura-

   387
ng sehingga terjadi akumulasi progresif cairan di ruang disertai
interstisium penurunan volume plasma.

Kadang-kadang terjadi penimbunan cairan interstitisium


ketika salah satu gaya yang bekerja melintas dinding kapiler
menjadi abnormal karna suatu hal pembekakan jaringan akibat
kelebihan cairan interstisium dikenal sebagai edema. Penyebab edema
dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori :

© Fred Marsik/Visuals Unlimited


1. Berkurangnya konsentrasi protein plasma menurunkan tekanan
osmotik koloid plasma. Penurunan tekanan masuk utama ini
menyebabkan kelebihan cairan yang keluar sementara cairan yang
direabsorpsi lebih sedikit daripada normal; karena itu, kelebihan
cairan tersebut tetap berada di ruang interstisium. Edema dapat
disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma melalui
beberapa cara berbeda: pengeluaran berlebihan protein plasma melalui
Gambar 10-26 Elefantiasis. Penyakit tropis ini disebabkan oleh cacing parasit yang
urine, akibat penyakit ginjal; penurunan sintesis protein plasma, akibat
ditularkan melalui nyamuk yang menginvasi pembuluh limfe. Akibat gangguan pada
penyakit hati (hati membentuk hampir semua protein plasma);
drainase limfe, bagian tubuh yang terkena, biasanya ekstremitas, menjadi sangat
makanan yang kurang mengandung protein; atau pengeluaran edematosa sehingga tampak mirip kaki gajah.
bermakna protein plasma akibat luka bakar yang luas.
2. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler memung-kinkan lebih
banyak protein plasma yang keluar dari plasma ke dalam cairan yang lebih luas terjadi pada filariasis, suatu penyakit parasit yang
interstisium sekitar—sebagai contoh, melalui pelebaran pori kapiler ditularkan melalui nyamuk yang terutama ditemukan di daerah
yang dipicu oleh histamin sewaktu cedera jaringan atau reaksi alergik. pantai tropis. Pada penyakit ini, cacing filaria yang halus mirip
Penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang terjadi menurunkan benang menginfeksi pembuluh limfe dan keberadannya mencegah
tekanan masuk efektif, sementara peningkatan tekanan osmotik koloid aliran limfe yang normal. Bagian tubuh yang terkena, terutama
cairan interstisium yang terjadi akibat peningkatan protein di cairan skrotum dan ekstremitas, mengalami edema berat. Penyakit ini
interstisium meningkatkan tekanan keluar efektif. Ketidak seimbangan sering dinamai elefantiasis karena kaki yang membengkak tampak
ini ikut berperan menyebabkan edema lokal yang berkaitan dengan seperti kaki gajah (Gambar 10-26).
cedera (misalnya, lepuh) dan reaksi alergik (misalnya biduran).
Apapun penyebab edemanya, satu konsekuensi yang penting
3. Meningkatnya tekanan vena, seperti ketika darah terbendung di adalah berkurangnya pertukaran bahan antara darah dan sel.
vena, menyebabkan peningkatan tekanan darah kapiler. Karena Karena penumpukan cairan berlebih, jarak antara darah dan sel
kapiler mengalirkan isinya ke dalam vena, pembendungan darah di yang harus dilalui oleh nutrien, O2, CO2, dan zat sisa untuk
vena mengarah pada "back log" darah di dalam kapiler karena lebih berdifusi bertambah. Karena itu, sel-sel di dalam jaringan
sedikit darah yang keluar dari kapiler menuju vena yang kelebihan edematosa mungkin mengalami kekurangan pasokan.
muatan daripada yang masuk ke arteriol. Peningkatan tekanan
hidrostatik keluar melewati dinding kapiler ini berperan besar
menyebabkan edema pada gagal jantung kongestif (lihat h. 354).
Edema regional juga dapat terjadi akibat restriksi lokal aliran balik
vena. Contohnya adalah pembengkakan yang sering terjadi di tungkai Periksa Pemahaman Anda 10.4
dan kaki selama kehamilan. Uterus yang membesar menekan vena- 1. Bandingkan fungsi yang disediakan oleh difusi dan oleh bulk flow menembus
vena besar yang menyalurkan darah dari ekstremitas bawah sewaktu dinding kapiler.
pembuluh-pembuluh tersebut masuk ke rongga abdomen. Bendungan 2. Jelaskan gaya-gaya yang berperan bagi ultrafiltrasi di ujung
darah di vena ini meningkatkan tekanan darah di kapiler tungkai dan arteriol kapiler dan bagi reabsorpsi di ujung venulanya.
kaki, mendorong edema regional ekstremitas bawah.
4. Sumbatan pembuluh limfe menyebabkan edema karena kelebihan
cairan filtrasi tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat
dikembalikan ke darah melalui pembuluh limfe. Akumulasi protein di
cairan interstisium memperparah masalah melalui efek osmotiknya.
Sumbatan pembuluh limfe Iokal dapat terjadi, sebagai contoh, di
10.5 | Vena
lengan wanita yang saluran-saluran drainase limfenya dari lengan Sistem vena menuntaskan sirkuit sirkulasi. Darah yang me-
telah tersumbat akibat pengangkatan kelenjar limfe selama ninggalkan anyaman kapiler masuk ke sistem vena untuk
pembedahan untuk kanker payudara. Penyumbatan pembuluh limfe dikembalikan ke jantung.

   BAB 10
darah sebagai cadangan karena sifat mudah teregang secara pasif ini.
Pada keadaan istirahat, vena mengandung lebih dari 60% volume
Di tingkat mikrosirkulasi, kapiler mengalirkan isinya ke dalam darah total (Gambar 10- 27).
venula, yang secara progresif menyatu untuk membentuk vena Marilah kita perjelas suatu hal yang dapat menimbulkan
kecil yang keluar dari organ. Berlawanan dengan arteriol, venula kebingungan. Darah yang disimpan di vena tidak ditampung dalam
hanya memiliki sedikit tonus dan resistensi. Antara venula dan suatu tangki stagnan. Dalam keadaan normal seluruh darah beredar
arteriol sekitar terjadi komunikasi ekstensif melalui sinyal-sinyal setiap waktu. Ketika tubuh beristirahat dan banyak jaringan kapiler
kimiawi. Pensinyalan venuloarteriol ini sangat penting untuk tertutup, kapasitas reservoir vena meningkat karena lebih banyak
menyamakan aliran masuk kapiler di suatu organ dan aliran darah yang memintas kapiler dan masuk ke vena. Ketika tambahan
keluarnya. volume darah ini meregangkan vena, aliran darah melalui vena
menjadi lebih lambat karena luas potongan melintang total vena
meningkat akibat peregangan tersebut. Karena itu, darah
menghabiskan lebih banyak waktu di vena. Akibat waktu transit
Vena memiliki jari-jari besar sehingga resistensinya terhadap aliran melalui vena yang lebih lambat ini, vena pada hakikatnya menyimpan
darah rendah. Selain itu, karena luas potongan melintang total lebih banyak darah karena tidak menyalurkannya cepat-cepat ke
sistem vena secara bertahap berkurang seiring dengan menyatunya jantung untuk kembali dipompa keluar.
vena-vena kecil menjadi pembuluh yang semakin besar tetapi Ketika simpanan darah tersebut dibutuhkan, misalnya sewaktu
semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika mendekati berolahraga, faktor ekstrinsik (segera dijelaskan) mengurangi kapasitas
jantung. reservoir vena dan mendorong tambahan darah dari vena kembali ke
Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah untuk jantung untuk dipompa ke jaringan. Peningkatan aliran balik vena
mengembalikan darah dari jaringan ke jantung, vena sistemik juga meningkatkan volume isi sekuncup jantung, sesuai hukum Frank-
berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapasitas Starling untuk jantung (lihat h. 346). Sebaliknya, jika terlalu banyak
penyimpanannya, vena sering disebut pembuluh kapasitansi. Vena darah terkumpul di vena dan tidak dikembalikan ke jantung, curah
memiliki dinding yang jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polos jantung akan berkurang abnormal. Karena itu, terdapat keseimbangan
dibandingkan dengan arteri. Berbeda dengan arteri, vena juga antara kapasitas vena, tingkat aliran balik vena, dan curah jantung.
memiliki elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih Sekarang kita akan mengalihkan perhatian ke faktor yang
banyak mengandung serat kolagen dari pada elastin (lihat Tabel memengaruhi kapasitas vena dan berperan dalam aliran balik vena.
10-1, h. 366). Tidak seperti otot polos arteriol, otot polos vena tidak
banyak memiliki tonus miogenik inheren. Karena sifat-sifat terseitt,
vena sangat mudah teregang dan tidak banyak memperlihatkan
rekoil elastik. Pembuluh ini mudah melebar untuk menampung Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh vena)
tambahan volume darah dengan hanya sedikit penambahan tekanan bergantung pada distensibilitas dinding vena (seberapa banyak
vena. Arteri yang teregang oleh kelebihan volume darah akan pembuluh ini dapat diregangkan untuk menampung darah) dan
mengalami rekoil karena adanya serat-serat elastik di dindingnya, pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena. Pada volume darah
mendorong darah bergerak maju. Vena yang mengandung konstan, seiring dengan meningkatnya kapasitas vena, lebih banyak
tambahan volume darah hanya mengalami peregangan untuk darah tetap berada di vena dan tidak dikembalikan ke jantung.
menampung tambahan tersebut tanpa cenderung mengalami rekoil. Penyimpanan di vena ini mengurangi volume darah efektif dalam
Dengan cara ini, vena berfungsi sebagai reservoir darah; yaitu sirkulasi, volume darah yang dikembalikan dan dipompa keluar oleh
ketika kebutuhan akan darah rendah, vena dapat Menyimpang jantung. Sebaliknya, ketika kapasitas vena berkurang, lebih banyak
kelebihan darah dikembalikan ke jantung dan kemudian dipompa keluar. Karena
Pembuluh itu, perubahan pada kapasitas vena secara langsung memengaruhi
Arteri
paru sistemik Arteriol jumlah aliran balik vena, yang nantinya merupakan penentu
9% 13% sistemik (meskipun bukan satu-satunya) penting volume darah sirkulasi efektif.
2% Volume darah sirkulasi efektif juga dipengaruhi dalam jangka-pendek
Jantung
7% Kapiler oleh pergeseran pasif dalam bulkf low antara kompartemen vaskular
sistemik dan cairan intestisium dan dalam jangka-panjang oleh faktor-faktor
5%
yang mengontrol volume CES total, misalnya keseimbangan garam
Vena dan air.
sistemik lstilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah tiap menit
64%
yang masuk ke masing-masing atrium dari vena. Ingat kembali bahwa
besar aliran melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien
tekanan. Banyak dari tekanan pendorong yang diterima darah oleh
kontraksi jantung telah hilang pada saat darah mencapai sistem vena
karena gesekan sepanjang perjalanan, terutama sewaktu melalui
arteriol beresistensi tinggi. Pada saat darah masuk ke sistem vena,
Gambar 10-27 Persentase volume darah total di berbagai bagian
sistem sirkulasi.
tekanan darah hanya sekitar 17 mm Hg (lihat Gambar 10-9, h. 370).
Namun, karena tekanan atrium mendekati 0 mm Hg, tetap terdapat te-

   389
kanan pendorong yang meskipun kecil tetapi memadai untuk tersimpan, vasokonstriksi vena mempertahankan peningkatan
mengalirkan darah melewati vena-vena bergaris tengah besar dan aliran balik vena. Dengan berkurangnya kapasitas vena, lebih sedikit
bertahanan rendah. darah yang mengalir dari kapiler tetap berada di vena tetapi
Selain tekanan pendorong yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung, sebaliknya berlanjut mengalir ke jantung.
terdapat lima faktor lain yang meningkatkan aliran balik vena: Meningkatnya aliran balik vena yang ditimbulkan oleh
vasokonstriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot rangsangan simpatis menyebabkan peningkatan curah jantung
rangka, efek katup vena, aktivitas pernapasan, dan efek penghisapan karena bertambahnya volume diastolik akhir. Stimulasi simpatis
oleh jantung (Gambar 10-28). Sebagian besar faktor sekunder ini pada jantung juga meningkatkan curah jantung dengan
memengaruhi aliran balik vena dengan memengaruhi gradien tekanan meningkatkan kecepatan dan kontraktilitas jantung (lihat h. 344 dan
antara vena dan jantung. Kita akan membahas masing-masing secara 347). Oleh sebab itu, selama aktivitas simpatis tetap meninggi,
bergiliran. seperti ketika olahraga, jantung memompa lebih banyak darah dari
biasanya untuk digunakan oleh otot yang berolahraga.
EFEK AKTIVITAS SIMPATIS PADA AIIRAN BALIK VENA Vena
tidak memiliki banyak otot dan tonus inherennya rendah, tetapi otot EFEK AKTIVITAS OTOT RANGKA PADA AURAN BALIK VENA
polos vena menerima banyak serat saraf simpatis. Stimulasi simpatis Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka
menyebabkan vasokonstriksi vena, yang secara moderat sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena eksternal ini
meningkatkan tekanan vena; hal ini, pada saatnya, meningkatkan mengurangi kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, pada
gradien tekanan untuk mendorong lebih banyak darah yang hakikatnya memeras cairan di vena agar mengalir ke jantung
tersimpan di vena ke dalam atrium kanan sehingga aliran balik vena (Gambar 10-29). Efek pompa ini, yang dikenal sebagai pompa otot
meningkat. Dalam keadaan normal, vena memiliki jari-jari yang rangka, adalah salah satu cara pengembalian darah ekstra di vena ke
sedemikian besar sehingga vasokonstriksi moderat akibat stimulasi jantung selama olahraga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong
simpatis tidak banyak berefek pada resistensi terhadap aliran. Bahkan lebih banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung.
jika berkonstriksi, vena masih tetap memiliki jari-jari yang relatif Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena.
besar dan tetap merupakan pembuluh beresistensi rendah. Marilah kita lihat bagaimana
Perhatikan perbedaan akibat vasokonstriksi di arteriol dan vena.
Vasokonstriksi arteriol segera mengurangi aliran melalui pembuluh MELAWAN EFEK GRAVITASI PADA SISTEM VENA Tekanan
ini karena meningkatnya resistensi (darah yang masuk dan mengalir rerata yang sejauh ini disebutkan untuk berbagai bagian pohon
melalui arteriol yang menyempit menjadi lebih sedikit), sementara vaskular adalah untuk seseorang yang berada dalam posisi
vasokonstriksi vena segera meningkatkan aliran melalui pembuluh ini horizontal. Ketika seseorang berbaring, gaya gravitasi berlaku
karena menurunnya kapasitas vena (penyempitan vena memeras seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun, ketika
keluar lebih banyak darah yang sudah ada di vena, meningkatkan seseorang berdiri, efek gravitasi tidak seragam. Selain tekanan biasa
aliran darah melalui pembuluh ini). Selain memobilisasi darah yang akibat kontraksi jantung, pebuluh-pembuluh yang berada di bawah

Pergeseran pasif
bulk-flow cairan Retensi garam
KUNCI dari cairan
dan air
=Tindakan kontrol jangka pendek interstisium ke
pfasma
= Tindakan kontrol jangka panjang

Katup vena Vokirne darah


(secara mekanis mencegah Aliran balik vena ( tekanan vena
aliran balik darah) gradien tekanan)

Efek hisap jantung Pompa respira


( takanan di jantung ( tekanan di vena-vena ada
gradien tekanan) gradien tekanan)

Aktivitas vasokonstriksi
Tekanan pada darah oleh simpatis Pompa otot rangka
kontraksi jantung ( tekanan vena
tekanan vena
( tekanan vena
gradien tekanan, gradien tekanan)
gradien tekaanan
kapasitas vena)

Gambar 10-28 Faktor-faktor yang mempermudah aliran balik vena.

   BAB 10
Tekanan =
0 mm Hg=

1.5 m

Tekanan=
Tekanan = 100 mm Hg 90 mm Hg
Gambar 10-29 Pompa otot rangka meningkatkan aliran balik vena. 90 mm Hg disebabkan oleh efek gravitasi
10 mm Hg disebabkan oleh tekanan yang
ditimbulkan oleh kontraksi jantung
Gambar 10-30 Efek gravitasi pada tekanan vena. Pada orang dewasa dalam
posisi tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang terbentang antara jantung dan kaki
ekuivalen dengan 1,5 m kolom darah. Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah
jantung mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang ini akibat efek gravitasi adalah 90 mm Hg. Tekanan yang ditimbulkan ke darah oleh
jantung telah menurun menjadi sekitar 10 mrn Hg di vena-vena tungkai bawah
dari jantung ke tingkat pembuluh yang bersangkutan (Gambar 10-30). karena pengurangan akibat gesekan di pembuluh-pembuluh sebelumnya.
Bersama-sama, tekanan-tekanan tersebut menghasilkan tekanan vena sebesar
Terdapat dua konsekuensi penting dari peningkatan tekanan ini. 100 mm Hg di vena-vena pergelangan kaki dan kaki. Demikian juga, kapiler di
Pertama, vena-vena yang dapat teregang akan melebar akibat bagian ini mengalami efek gravitasi yang sama.
meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga kapasitas mereka
bertambah. Meskipun juga mendapat efek gravitasi yang sama, arteri
tidak terlalu mudah teregang dan tidak mengembang seperti vena. banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas
Banyak dari darah yang masuk dari kapiler cenderung berkumpul di bawah, menimbulkan edema lokal (yaitu, kaki dan pergelangan
vena-vena tungkai bawah yang mengembang dan tidak kembali ke kaki membengkak).
jantung. Karena aliran balik vena berkurang, curah jantung menurun Dalam keadaan normal, terdapat dua mekanisme kompensasi
dan volume sirkulasi efektif menciut. Kedua, peningkatan mencolok yang melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan tekanan
tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek gravitasi menyebabkan arteri rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi

391
Berdiri Berjalan upaya yang sia-sia. Pingsan adalah pemecahan masalahnya, bukan
masalah itu sendiri.
Jantung Karena pompa otot rangka memudahkan aliran balik vena dan
membantu melawan efek gravitasi yang merugikan pada sistem
sirkulasi, ketika duduk bekerja ada baiknya Anda bangkit secara
periodik dan ketika berdiri Anda berjalan berkeliling. Aktivitas otot
ringan ini akan "menggerakkan darah". Juga dianjurkan bahwa
Paha
150 cm
orang yang harus berdiri lama menggunakan kaus kaki elastik yang
menghasilkan kompresi eksternal lembut kontinu, serupa dengan
efek kontraksi otot rangka, untuk melawan lebih jauh efek
penimbunan darah di vena-vena tungkai yang disebabkan oleh
Betis gravitasi.
34 cm
EFEK KATUP VENA PADA ALIRAN BALIK VENA. Vasokonstriksi
Kaki
vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju
100 Tekanan 27
vena jantung. Namun, jika Anda memeras suatu selang berisi cairan di
mm Hg mm Hg
kaki bagian tengahnya, cairan akan terdorong ke kedua arah dari titik
Vena kaki menopang Vena kaki menopang konstriksi (>Gambar 10-32a). Jika demikian, mengapa darah tidak
kolom darah setinggi kolom darah setinggi mengalir mundur dan maju oleh vasokonstriksi vena dan pompa
1,5m (150 cm) 34 cm
otot rangka? Darah hanya dapat terdorong maju karena vena-vena
Gambar 10-31 Efek kontraksi otot rangka tungkai dalam melawan efek gravitasi.
besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 hingga
Kontraksi otot rangka (seperti ketika berjalan) secara total mengosongkan segmen-segmen
4 cm satu sama lain; katup ini memungkinkan darah mengalir maju
tertentu vena, mernutuskan kolom darah yang harus ditopang oleh vena-vena di bagian
bawah.
menuju jantung tetapi menghambatnya mengalir balik ke jaringan
(Sumber: Diadaptasi dari Physiology of the Heart and Circulation, edisi 4, oleh R. C. (>Gambar 10-32b dan c). Katup-katup vena ini juga berperan
Little dan W. C. Little. Hak cipta OO 1989 Year Book Medical Publishers, inc., dengan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu
izin dari Elsevier). meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika
seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian
kolom darah ketika otot rangka melemas. Vena varikosa terjadi keti-
ka katup vena menjadi inkompeten dan tidak lagi dapat
menunjang kolom darah di atasnya. Orang yang memiliki
berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena melalui predisposisi untuk kelainan ini biasanya mengalami
saraf simpatis, yang mendorong maju sebagian sebagian dari peregangan berlebihan dan kelemahan dinding vena.
darah yang menumpuk. Kedua, pompa otot rangka Vena-vena, yang diperparah
menginterupsi" kolom darah dengan mengosongkan secara total
segmen-segmen tertentu vena secara intermiten sehingga sebagian
tertentu dari suatu vena tidak
mengalami beban seluruh kolom vena
dari jantung ke bagian vena tersebut Saluran
Gambar 10-31; lihat juga Gambar berisi cairan
Katup vena yang
10-29). Vasokonstriksi vena refleks tidak terbuka memungkinkan
dapat mengompensasi sepenuhnya efek aliran darah menuju
jantung
gravitasi tanpa aktivitas otot rangka.
Karenanya, ketika seseorang berdiri Titik Vena
diam untuk waktu lama, aliran darah ke konstriksi
Otot rangka
otak berkurang karena berkurangnya berkontraksi
volume sirkulasi efektif, meskipun
© Photodisc/GettyImages

terjadi refleks yang ditujukan untuk


mempertahankan tekanan arteri rerata. Katup vena yang
tertutup menghambat
Berkurangnya aliran darah ke otak, pada aliran balik darah
gilirannya, menyebabkan pingsan, yang
memulihkan orang tersebut ke posisi
(a)Cairan bergerak (b) Kerja katup vena, memungkinkan (c) Fotograf katup vena
horizontal, menghilangkan efek gravitasi dua arah jika saluran darah menuju jantung dan mencegah yang tertutup
pada sistem vaskular dan memulihkan berisi cairan diperas aliran balik darah
sirkulasi efektif. Karena itu, menegakkan Gambar 10-32 Fungsi katup vena.
seseorang yang baru pingsan merupakan

   BAB 10
Lebih rendah daripada tekanan atmosfer
Tekanan atmosfer

Lebih rendah daripada tekanan atmosfer Tekanan atmosfer

Gambar 10-33 Pompa respirasi meningkatkan aliran balik vena. Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di sekeliling vena-vena dada lebih rendah daripada tekanan di
sekitar vena-vena ekstermitas dan abdomen. Hal ini menciptakan gradien tekanan eksternal pada vena, yang mendorong darah menuju jantung.

oleh sering berdiri dalam waktu lama, mengalami pelebaran hebat takan tekanan negatif sesaat di ventrikel sehingga darah "tersedot"
sewaktu darah berkumpul sedemikian sehingga tepi-tepi katup tidak dari atrium dan vena; yaitu, tekanan negatif di ventrikel
lagi dapat bertemu untuk membentuk sekat. Vena-vena superfisial meningkatkan gradien tekanan vena terhadap atrium terhadap
tungkai yang mengalami varises tampak sangat meregang dan ventrikel, semakin meningkatkan aliran balik vena. Karena itu,
berkelok-kelok. Berbeda dari apa yang mungkin diharapkan, jantung berfungsi sebagai "pompa isap" untuk mempermudah
penimbunan kronik darah di vena yang mengalami pelebaran pengisian jantung.
patologis tidak mengurangi curah jantung karena terjadi peningkatan
kompensatorik volume darah total yang beredar. Konsekuensi paling
serius dari vena varikosa adalah kemungkinan pembentukan bekuan
abnormal di darah yang mengumpul dan mengalir lambat ini. Hal Periksa Pemahaman Anda 10.5
yang terutama berbahaya adalah risiko bahwa bekuan ini dapat
1. Jelaskan bagaimana vena memiliki kapasitas untuk menyimpan volume
terlepas dan menyumbat pembuluh kecil di tempat lain, terutama darah ekstra dengan hanya sedikit mengalami perubahan tekanan vena.
kapiler paru.
2. Sebutkan faktor-faktor yang meningkatkan aliran balik vena.

EFEK AKTIVITAS PERNAPASAN PADA ALIRAN BALIK VENA


Akibat aktivitas bernapas, tekanan di dalam rongga dada rerata 5 mm
Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Sewaktu vena
mengembalikan darah ke jantung dari bagian-bagian bawah tubuh, 10.6 | Tekanan Darah
sistem vena berjalan melewati rongga dada, tempat pembuluh ini Tekanan arteri rerata adalah tekanan darah yang dipantau dan
mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem vena di tungkai diatur di tubuh, bukan tekanan sistolik atau diastolik arteri,
dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal, terbentuk gradien tekanan nadi, atau tekanan di bagian lain pohon vaskular.
tekanan eksternal antara vena-vena bawah (pada tekanan atmosfer) dan Pengukuran tekanan darah rutin merekam tekanan sistolik dan
vena-vena dada (lebih rendah daripada tekanan atmosfer). Perbedaan diastolik arteri, yang dapat digunakan sebagai patokan untuk
tekanan ini memeras darah dari vena-vena bawah ke vena-vena dada, menilai tekanan arteri rerata.
meningkatkan aliran balik vena (Gambar 10-33). Mekanisme fasilitasi
aliran balik vena ini disebut pompa respirasi karena terjadi akibat
aktivitas bernapas. Peningkatan aktivitas bernapas serta efek pompa
otot rangka dan vasokonstriksi vena meningkatkan aliran balik vena Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang
sewaktu olahraga. mengalirkan darah ke jaringan. Tekanan ini harus diatur secara
ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan ini harus cukup tinggi
EFEK PENGISAPAN JANTUNG PADA ALIRAN BALIK VENA untuk menjamin tekanan pendorong yang memadai; tanpa
Tingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada faktor- tekanan ini, otak dan organ lain tidak akan menerima aliran yang
faktor yang memengaruhi vena. Jantung berperan dalam proses memadai, apapun penyesuaian lokal yang dilakukan dalam aspek
pengisian dirinya. Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke resistensi arteriol yang mendarahi organ-organ tersebut. Kedua,
bawah, memperbesar rongga atrium. Akibatnya, tekanan atrium secara tekanan harus tidak terlalu tinggi sehingga tidak menimbulkan
transien turun di bawah 0 mm Hg sehingga gradien tekanan vena tambahan kerja bagi jantung dan meningkatkan risiko kerusakan
terhadap atrium meningkat dan aliran balik vena bertambah. Selain pembuluh darah serta kemungkinan pecahnya pembuluh darah
itu, ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel mencip- halus.

393
Tekanan darah arteri rerata

1 1

Resistensi
Curah
perifer
Jantung
total

2 2 15 15

Kecepatan Isi Jari-jari Kekentalan


jantung sekuncup arteriol darah

3 6 17 16
4 5 20

Aktivitas 7 10 Efek isap Kontrol Kontrol JumIah sel


Aktivitas Aliran balik
simpatis dan vena jantung metabolik lokal vasokonstriktor darah merah
parasimpatis
epinefrin ekstrinsik

11 9 8 18 19 21

Aktivitas Vasopresin dan


Volume Aktivitas Aktivitas simpatis dan angiotensin II
darah Pernapasan otot rangka epinefrin

12 22
13
Pergeseran pasif bulk-flow 14
antara kompartemen Keseimbangan Sistem vasopresin,
vaskular dan cairan garam dan air renin-angiotensin-aldosteron
interstisium (Bab 14 dan 15)
Gambar 10-34 Penentu tekanan darah arteri rerata. Perhatikan bahwa gambar ini pada dasarnya adalah gabungan dari Gambar 9-25, h. 353, "Kontrol curah jantung"; Gambar
10-14, h. 378, "Faktor yang memengaruhi resistensi perifer total"; dan Gambar 10-28, h. 390, "Faktor yang mempermudah aliran balik vena". Lihat teks untuk pembahasan tentang
angka-angka.

PENENTU TEKANAN ARTERI RERATA Mekanisme-mekanisme Tekanan arteri rerata bergantung pada curah jantung dan
terperinci yang melibatkan kerja terpadu berbagai komponen sistem
resistensi perifer total
1di Gambar 10-34
sirkulasi dan sistem tubuh lain sangat penting untuk mengatur
tekanan arteri rerata (Gambar 10- 34). Ingat bahwa dua penentu
Curah jantung bergantung pada kecepatan jantung dan isi
tekanan arteri rerata adalah curah jantung dan resistensi perifer total: sekuncup 2
Tekanan arteri rerata = curah jantung x resistensi perifer Kecepatan denyut jantung bergantung pada keseimbangan relat-
total if aktivitas parasimpatis 3yang menurunkan kecepatan jantung,
(Jangan mengacaukan persarnaan ini, yang menunjukkan faktor- dan aktivitas simpatis 4 (termasuk epinefrin dalam seluruh
faktor yang menentukan tekanan arteri rerata, yaitu tingkat curah
Pembahasan ini) yang meningkatkan kecepatan jantung.
jantung dan resistensi perifer total, dengan persarnaan yang
digunakan untuk menghitung tekanan arteri rerata, yaitu, tekanan Isi sekuncup meningkat sebagai respons terhadap aktivitas
arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan nadi.) simpatis 5 ; kontrol ekstrinsik isi sekuncup).
Ingat kembali bahwa sejumlah falctor menentukan curah jantung
Isi sekuncup juga meningkat jika aliran balik vena meningkat 6
dan resistensi perifer total (lihat Gambar 9-25, h. 353; Gambar 10-14, (kontrol intrinsik isi sekuncup sesuai hukum FrankStarling
h. 378; dan Gambar 10-28, h. 390). Karena itu, Anda dapat dengan jantung.
cepat memahami kompleksitas regulasitekanan darah. Marilah kita
bahas Gambar 10-34 dengan mengulas semua faktor yang
Aliran balik vena ditingkatkan oleh vasokontraksi vena yang dii-
memengaruhi tekanan arteri rerata. Meskipun kita telah nduksi oleh saraf simpa isi 7t , pompa otot rangka 8, pompa per-
membicarakan semua faktor ini sebelumnya, ada baiknya faktor- napasan 9 ,dan pengisapan jantung. 10un
faktor tersebut kita padukan. Angka-angka di teks bersesuaian ■ Volume darah sirkulasi efektifjuga memengaruhi seberapa
dengan angka-angka di gambar. banyak darah dikembalikan ke jantung 11 . .Volume darah

   BAB 10
bergantung dalam dalam jangka-pendek pada ukuran cairan ngembalikan tekanan arteri rerata ke nilai normalnya. Penyesuaian
bulk-flow pasif antara plasma dan cairan interstisium menembus jangka-pendek (dalam hitungan detik) dilakukan dengan mengubah
dinding curah jantung dan resistensi perifer total, yang diperantarai oleh
pengaruh sistem saraf autonom pada jantung, vena, dan arteriol.
kapiler 12 . Dalam jangka-panjang, volume darah bergantung pada
Kontrol jangka-panjang (dalam hitungan menit hingga hari) dicapai
keseimbangan garam dan air 13 . yang secara hormonal dikontrol
dengan menyesuaikan volume darah total dengan memulihkan
masing-masing oleh sistem renin-angiotensin-aldosteron dan
keseimbangan garam dan air melalui mekanisme-mekanisme yang
vasopresin 14 .
mengatur pengeluaran urine dan rasa haus (lihat Bab 14 dan 15).

Penentu utama lain tekanan darah arteri rerata, resistensi perifer Besar-kecilnya volume darah total nantinya berdampak besar pada
total, bergantung pada jari-jari semua arteriol serta kekentalan curah jantung dan tekanan arteri rerata. Marilah kita sekarang
darah 15 . Faktor utama yang menentukan kekentalan darah ad- mengarahkan perhatian pada mekanisme-mekanisme jangka-pendek
alah jumlah sel darah merah 16. .Namun, jari-jari arteriol yang berperan dalam mengatur tekanan ini.
adalah faktor yang lebih penting dalam menentukan resistensi
perifer total Refleks baroreseptor adalah mekanisme jangka-
Jari-jari arteriol dipengaruhi oleh kontrol metabolik lokal pendek penting untuk mengatur tekanan darah
(intrinsik) yang menyamakan aliran darah dengan kebutuhan melalui efek segera pada jantung dan pembuluh
metabolik 17 . Sebagai contoh, perubahan lokal yang terjadi di darah.
otot-otot rangka yang aktif menyebabkan vasodilatasi arteriol Setiap perubahan pada tekanan arteri rerata memicu suatu refleks
lokal dan peningkatan aliran darah ke otot-otot tersebut 18. baroreseptor secara autonom yang memengaruhi jantung dan
Jari-jari arteriol juga dipengaruhi oleh aktivitas simpatis 19, suatu pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi
mekanisme kontrol ekstrinsik yang menyebabkan vasokonstriksi perifer total dalam upaya untuk memulihkan tekanan darah ke
arteriol 20 untuk meningkatkan resistensi perifer total dan tekanan normal. Seperti semua refleks, refleks baroreseptor mencakup
darah arteri rerata. reseptor, jalur aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan organ efektor.
Jari-jari arteriol juga dipengaruhi secara ekstrinsik oleh hormon
Reseptor terpenting yang terlibat dalam regulasi terus-menerus
vasopresin dan angiotensin II, yaitu vasokonstriktor poten 21 serta tekanan darah, sinus karotis dan baroreseptor arkus aorta,
penting dalam keseimbangan garam dan air 22.. merupakan mekanoreseptor yang peka terhadap perubahan pada
tekanan arteri rerata. Baroreseptor ini memiliki letak strategis
Perubahan setiap faktor di atas yang memengaruhi tekanan (Gambar 10-35) untuk memberi informasi penting tentang tekanan
darah, kecuali jika terjadi perubahan
kompensasi di variabel lain yang menjaga
tekanan darah konstan. Aliran darah ke suatu
organ bergantung pada gaya dorong tekanan
arteri rerata dan pada derajat vasokonstriksi
arteriol organ tersebut. Karena tekanan arteri
rerata bergantung pada curah jantung dan
derajat vasokonstriksi arteriol, jika arteriol-
arteriol di satu organ melebar, arteriol-arteriol
di organ lain harus berkonstriksi untuk Sinyal saraf ke pusat
mempertahankan tekanan darah arteri yang kontrol kardiovaskular
adekuat. Tekanan yang memadai diperlukan di medula
untuk menghasilkan gaya untuk mendorong Baroreseptor
sinus karotis
darah tidak saja ke organ yang mengalami
vasodilatasi tetapi juga ke otak, yang Baroreseptor
bergantung pada aliran darah yang konstan. Arteri karotis
komunis
arkus aorta
Karena itu, variabel-variabel kardiovaskular (Darah ke otak)
harus terus-menerus diatur untuk Aorta
mempertahankan tekanan darah yang konstan (Darah ke
bagian tubuh
meskipun kebutuhan akan darah dari masing- lainnya)
masing organ berubah-ubah.
TINDAKAN KONTROL JANGKA-PENDEK
DAN JANGKA-PANJANG Tekanan arteri
rerata secara terus-menerus dipantau oleh
baroreseptor (reseptor tekanan) di dalam
sistem sirkulasi. Ketika terdeteksi adanya
penyimpangan dari normal, berbagai respons Gambar 10-35 Lokasi baroreseptor arteri. Baroreseptor arteri terletak di tempat yang strategis untuk memantau
refleks teraktifkan untuk mengembalikan tekanan darah arteri rerata di arteri-arteri yang mendarahi otak (baroreseptor sinus karotis) dan bagian tubuh lainnya
tekanan arteri rerata ke nilai normalnya, (baroreseptor arkus aorta).
berbagai respons refleks teraktifkan untuk me-

   395
arteri di pembuluh-pembuluh yang menuju ke otak
(baroreseptor sinus karotis) dan di trunkus arteri utama Normal Increased Decreased
sebelum pembuluh ini bercabang-cabang untuk mendarahi
bagian tubuh lainnya (baroreseptor arkus aorta). Arterial
Baroreseptor terus-menerus memberi informasi tentang pressure 120
tekanan arteri rerata; dengan kata lain, sensor ini selalu (mm Hg)
menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap tekanan 80 Mean
di dalam arteri. Ketika tekanan arteri rerata meningkat, po- pressure
tensial reseptor baroreseptor ini meningkat sehingga kecepatan Firing rate in
lepas muatan di neuron-neuron aferen terkait meningkat. afferent neuron
Sebaliknya, penurunan tekanan arteri rerata memperlambat arising from carotid
sinus baroreceptor
kecepatan lepas-muatan yang dibentuk di neuron aferen oleh
baroreseptor (Gambar 10-36). Time
Pusat integrasi yang menerima impuls aferen tentang ke- Gambar 10-36 Kecepatan lepas-muatan neuron aferen dari baroreseptor sinus
adaan tekanan arteri rerata adalah pusat kontrol kardiovas- karotis dalam kaitannya dengan besar tekanan arteri rerata
kular, yang terletak di medula di dalam batang otak. Jalur
eferennya adalah sistem saraf autonom. Pusat kontrol kardio-
vaskular mengubah perbandingan antara aktivitas simpatis dan
parasimpatis ke organ-organ efektor (jantung dan pembuluh mendapat informasi oleh peningkatan lepas-muatan bahwa tekanan
darah). Untuk melihat sekilas bagaimana perubahan autonom darah terlalu tinggi, berespons dengan mengurangi aktivitas simpatis
mengubah tekanan darah arteri, pelajarilah Gambar 10-37, dan meningkatkan aktivitas parasimpatis ke sistem kardiovaskular.
yang meringkaskan efek-efek utama stimulasi simpatis dan Sinyal-sinyal eferen ini mengurangi kecepatan denyut jantung,
parasimpatis pada jantung dan pembuluh darah. menurunkan isi sekuncup, dan menyebabkan vasodilatasi arteriol
Marilah kini kita padukan potongan-potongan refleks dan vena, yang pada saatnya menyebabkan penurunan curah
baroreseptor dengan rnenelusuri aktivitas refleks yang jantung dan resistensi perifer total, diikuti oleh penurunan tekanan
mengompensasi peningkatan atau penurunan tekanan darah. darah kembali ke normal.
Jika karena suatu sebab tekanan arteri rerata meningkat di atas Sebaliknya, jika tekanan darah turun di bawah normal (Gambar
normal (>Gambar 10-38a), baroreseptor sinus karotis dan 10-38b), aktivitas baroreseptor menurun, memicu pusat
arkus aorta meningkatkan frekuensi lepas-muatan di neuron- kardiovaskular meningkatkan aktivitas saraf vasokonstriktor dan
neuron aferen mereka. Pusat kontrol kardiovaskular, setelah simpatis jantung sementara menurunkan keluaran parasimpatis.

Stimulasi Kecepatan Curah Tekanan


Jantung
parasimpatis jantung jantung darah

Kecepatan
jantung
Stimulasi Curah Tekanan
Jantung
simpatis Jantung darah
Kekuatan Isi
kontraksi sekuncup
jantung

Resistensi perifer Tekanan


Arteriol Vasokonstriksi
total darah

Aliran Tekanan Curah Tekanan


Vena Vasokonstriksi
balik vena darah Jantung darah

Gambar 10-37 Ringkasan efek-efek sistem saraf simpatis dan parasimpatis pada faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah arteri rerata.

   BAB 10
Ketika tekanan darah Potensial reseptor Frekuensi lepas-
meningkat melebihi sinus karotis dan muatan disaraf Pusat kardiovaskular
normal arkus aorta afren

Kecepatan jantung
Aktivitas saraf simpatis jantung Tekanan
dan Curah jantung
dan darah
isi sekuncup dan
Aktivitas saraf vasokonsriktor simpatis turun ke
dan resistensi perifer
dan arah
vasodilatasi arteriol total
Aktivitas saraf parasimpatis normal
dan vena

(a) Refleks baroreseptor sebagai respons terhadap peningkatan tekanan darah.

Potensial reseptor Frekuensi lepas-


Ketika tekanan darah Pusat kardiovaskular
sinus karotis dan muatan di saraf
turun di bawah normal
arkus aorta aferen

Kecepatan jantung
Aktivitas saraf simpatis jantung dan Curah jantung Tekanan
dan isi sekuncup dan darah
Aktivitas saraf vasokonsriktor simpatis dan resistensi perifer turun ke
dan vasodilatasi arteriol total arah
Aktivitas saraf parasimpatis dan vena normal

(b) Refleks baroreseptor sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah


Gambar 10-38 Refleks baroreseptor untuk memulihkan tekanan darah ke normal.

Pola aktivitas eferen ini menyebabkan peningkatan kecepatan arkan lebih banyak CO2 pembentuk-asam, tetapi kemoreseptor
jantung dan isi sekuncup, disertai oleh vasokonstriksi arteriol dan tersebut juga secara refleks meningkatkan tekanan darah dengan
vena. Perubahan-perubahan ini meningkatkan curah jantung dan mengirim impuls eksitatorik ke pusat kardiovaskular.
resistensi perifer total, menaikkan tekanan darah kembali ke 3. Respons kardiovaskular yang berkaitan dengan perilaku dan
normal. emosi tertentu diperantarai melalui jalur korteks serebrum-
hipotalamus dan tampaknya telah terprogram. Respons-respons
ini mencakup perubahan luas dalam aktivitas kardiovaskular
yang menyertai respons generalisata simpatis berjuang atau lari,
Selain refleks baroreseptor, yang fungsi utamanya adalah mengatur peningkatan karakteristik kecepatan jantung dan tekanan darah
tekanan darah, beberapa refleks dan respons lain juga memengaruhi pada orgasme seksual, dan vasodilatasi kulit lokal yang
sistem kardiovaskular dan tekanan darah meskipun mereka berkaitan dengan rasa malu.
terutama mengatur fungsi tubuh lain. Faktor-faktor ini mencakup
4. Perubahan kardiovaskular mencolok yang menyertai olahraga,
yang berikut
termasuk peningkatan substansial aliran darah otot rangka (lihat
1. Reseptor volumeatrium kiri dan osmoreseptor hipotalamus Gambar 10-12, h. 373), peningkatan signifikan curah jantung,
terutama penting dalam keseimbangan air dan garam di tubuh; penurunan resistensi perifer total (karena vasodilatasi luas di
karena itu, keduanya memengaruhi regulasi jangka-panjang otot rangka meskipun terjadi vasokonstriksi arteriol generalisata
tekanan darah dengan mengontrol volume plasma. di sebagian besar organ), dan peningkatan sedang tekanan arteri
2. Kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta, berkaitan rerata (Tabel 10-4). Bukti menyiratkan bahwa terdapat pusat-
erat dengan tetapi berbeda dari baroreseptor, peka terhadap kadar pusat olahraga tertentu di otak (yang belum teridentifikasi) yang
O2 yang rendah atau asam yang tinggi dalam darah. Fungsi utama memicu perubahan jantung dan pembuluh darah pada saat atau
kemoreseptor ini adalah meningkatkan secara refleks aktivitas bahkan sebagai antisipasi olahraga. Efek-efek ini kemudian
pernapasan untuk membawa masuk lebih banyak O2 atau mengelu- diperkuat oleh masukan aferen ke pusat kar-

   397
❚ TABEL 10-4 Perubahan Kardiovaskular Selama Olahraga Cardiovascular
Variabel Kardiovaskular Perubahan Komentar

 Terjadi akibat meningkatnya aktivitas simpatis dan menurunnya aktivitas


parasimpatis pada nodus SA
Aliran balik vena  Terjadi karena vasokonstriksi vena yang dipicu oleh aktivitas simpatis dan
meningkatnya aktivitas pompa otot rangka dan pompa pernapasan
Isi sekuncup  Terjadi baik karena meningkatnya aliran balik vena melalui mekanisme
Frank-Starling (kecuali jika waktu pengisian diastol berkurang bermakna
akibat kecepatan jantung yang tinggi) atau pun karena peningkatan
kontraktilitas miokardium yang dipicu oleh aktivitas simpatis

Curah jantung Terjadi karena meningkatnya kecepatan jantung dan isi sekuncup
Aliran darah ke otot rangka
Terjadi karena vasodilatasi arteriol yang dikontrol secara lokal, yang
aktif dan otot jantung
diperkuat oleh efek vasodilatasi epinefrin dan mengalahkan efek
vasokonstriktor simpatis yang lebih lemah
Aliran darah ke otak Tidak berubah Terjadi karena stimulasi simpatis tidak berefek pada arteriol otak; mekanisme
kontrol lokal mempertahankan aliran darah otak yang konstan apapun
situasinya.
Aliran darah ke kulit  Terjadi karena pusat kontrol suhu di hipotalamus memicu vasodilatasi arteriol
kulit; peningkatan aliran darah ke kulit membawa panas yang dihasilkan oleh
otot ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke lingkungan eksternal.

Terjadi akibat vasokonstriksi arteriol generalisata yang ditimbulkan


oleh aktivitas simpatis

Terjadi karena resistensi di otot rangka, jantung, dan kulit menurun lebih
besar daripada peningkatan resistensi di organ-organ lain
Tekanan darah arteri rerata Meningkat Terjadi karena curah jantung meningkat lebih besar daripada penurunan
resistensi perifer total.

diovaskular medula dari kemoreseptor di otot serta oleh mekanisme Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat
lokal yang penting dalam mempertahankan vasodilatasi di otot yang nasional yang serius, tetapi penyebabnya umumnya
aktif. Refleks baroreseptor memodulasi berbagai respons tidak diketahui.
kardiovaskular ini lebih lanjut.
Kadang-kadang mekanisme kontrol tekanan darah
5. Kontrol hipotalamus atas arteriol kulit untuk tujuan mengatur
tidak berfungsi dengan benar atau tidak mampu
suhu didahulukan daripada kontrol pusat kardiovaskular atas
secara sempurna mengompensasi perubahan yang
pembuluh yang sama untuk tujuan mengatur tekanan darah.
berIangsung. Tekanan darah dapat terlalu tinggi (hipertensi
Akibatnya, tekanan darah dapat turun ketika pembuluh-pembuluh
kulit melebar untuk mengeluarkan kelebihan panas dari tubuh, jika di atas 140/90 mm Hg) atau terlalu rendah (hipotensi jika di
meskipun respons baroreseptor menghendaki vasokonstriksi kulit bawah 90/60 mm Hg). Hipotensi dalam bentuk ekstrimnya
untuk membantu mempertahankan resistensi perifer total yang menyebabkan syok sirkulasi. Pertama-tama kita akan membicarakan
adekuat. tentang hipertensi, yaitu kelainan tekanan darah yang paling sering
6. Bahan-bahan vasoaktif yang dibebaskan dari sel endotel ikut dijumpai, dan kemudian menyimpulkan bab ini dengan
berperan dalam mengatur tekanan darah. Sebagai contoh, NO dalam pembahasan tentang hipotensi dan syok.
keadaan normal menimbulkan efek vasodilatasi. Terdapat dua golongan besar hipertensi, hipertensi sekunder
dan hipertensi primer, bergantung pada penyebabnya.
Selanjutnya kita akan membahas tentang kelainan tekanan
darah.

   BAB 10
HIPERTENSI SEKUNDER Kausa pasti hipertensi hanya dapat ngan 3,8 g garam) per hari jika Anda telah menderita hipertensi atau
ditemukan pada 10% kasus. Hipertensi yang terjadi akibat masalah dengan faktor risiko tinggi (yaitu orang afro-amerika atau yang
primer lain disebut hipertensi sekunder. Inilah beberapa contoh berusia lebih dari 40 tahun) dan asupan rerata 2,3 g Na+ (5,8 g garam)
hipertensi sekunder: per hari untuk yang lainnya. Namun, orang Amerika rata-rata
sekarang mengonsumsi 3,4-4 g Na+ tiap hari (atau 8,5-10 g garam per

Ketika aliran darah yang menuju ginjal berkurang, misalnya oleh
lesi aterosklerotik yang menonjol ke dalam lumen suatu arteri hari). Satu sendok teh garam mengandung 2,3 g Na+. Namun,
renalis (lihat h. 354), ginjal berespons dengan menginisiasi jalur sebagian besar konsumsi garam tidak berasal dari pengaduk garam
hormon renin-angiotensin-aldosteron. Jalur ini mendorong retensi kita tetapi tesembunyi dalam makanan yang diproses.
garam dan air sewaktu pembentukan urine sehingga volume darah
bertambah untuk mengompesasi berkurangnya aliran darah ginjal. ■ Diet yang kurang mengandung buah, sayuran, dan produk susu
Ingat kembali bahwa angiotensin II, bagian jalur ini, juga (yaitu, rendah K+ dan Ca2+). Faktor makanan selain garam dibuktikan
merupakan vasokonstriktor kuat. Meskipun kedua efek ini berpengaruh besar pada tekanan darah. Studi DASH (Dietary
(peningkatan volume darah dan vasokonstriksi yang dipicu oleh Approaches to Stop Hypertension) menemukan bahwa diet rendah-
angiotensin) adalah mekanisme kompensasi untuk memperbaiki Iemak dan kaya buah, sayur, dan produk susu dapat menurunkan
aliran darah ke arteri renalis yang menyempit, keduanya juga tekanan darah pada orang dengan hipertensi ringan sama seperti
menjadi penyebab meningkatnya tekanan darah arteri secara pemberian terapi dengan satu jenis obat. Penelitian memperlihatkan
keseluruhan. bahwa asupan K+ tinggi yang berkaitan dengan banyak makan buah
Feokromositoma adalah suatu tumor medula adrenal dan sayur dapat menurunkan tekanan darah dengan merelaksasikan
yang mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin secara arteri. Selain itu, kurangnya asupan Ca2+ dari produk susu
berlebihan. Peningkatan abnormal kadar kedua hormon ini diidentifikasi sebagai pola diet yang paling menonjol pada orang
menyebabkan peningkatan curah jantung dan vasokonstriksi dengan hipertensi yang tidak diobati, meskipun peran Ca2+dalam
perifer genera-lisata, yang keduanya berperan menyebabkan mengatur tekanan darah masih belum jelas.
hipertensi yang khas pada penyakit ini.
■ Kelainan membran plasma misalnya gangguan pompa Na+-K+ .
HIPERTENSI PRIMER Kausa yang mendasari 90% kasus hipertensi Kelainan semacam ini, dengan mengubah gradien elektrokimia
tidak diketahui. Hipertensi semacam ini dikenal sebagai hipertensi menembus membran plasma, dapat mengubah kepekaan dan
primer (esensial atau idiopatik). Hipertensi primer adalah suatu kontraktilitas jantung dan otot polos di dinding pembuluh darah
kategori umum untuk peningkatan tekanan darah yang disebabkan sedemikian rupa sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Selain
oleh beragam kausa tak-diketahui dan bukan suatu entitas tunggal. itu, pompa Na+-K+sangat penting dalam penanganan garam oleh
Orang memperlihatkan kecenderungan genetik yang kuat untuk ginjal. Defek genetik pada pompa Na+-K+ pada tikus laboratorium
mengidap hipertensi primer, yang dapat dipercepat atau diperburuk yang rentan hipertensi adalah keterkaitan hipertensi-gen yang pertama
oleh faktor kontribusi misalnya obesitas, stres, merokok, atau ditemukan.
kebiasaan makan. Perhatikanlah berbagai kemungkinan penyebab
potensial bagi hipertensi primer yang saat ini sedang diteliti.

Kelainan pada NO, endotelin, dan bahan kimia vasoaktif yang
bekerja lokal lainnya. Sebagai contoh, kekurangan NO dapat
■ Gangguan penanganan garam oleh ginjal. Banyak variasi gen yang ditemukan di dinding pembuluh darah sebagian pasien hipertensi yang
teridentifikasi berhubungan dengan hipertensi pada manusia terkait menyebabkan gangguan kemampuan vasodilatasi untuk menurunkan
pada jalur hormonal renin-angiotensin-aldos-teron peningkat tekanan darah. Selain itu, suatu kelainan di gen yang menyandi
tekanan darah. Contohnya, variasi dari gen yang menyandi endotelin, suatu vasokontriktor kerja-lokal, diduga kuat berperan
angiotensinogen, prekursor bagi angiotensin II, adalah kaitan antara sebagai penyebab hipertensi.
hipertensi dan gen yang pertama kali ditemukan pada manusia.
Bukti-bukti yang ada menyiratkan bahwa individu dengan defek
■ Kelebihan vasopresin. Bukti-bukti eksperimen terakhir
penghasil hipertensi pada jalur ini bersifat sensitif garam, yaitu mengisyaratkan bahwa hipertensi dapat disebabkan oleh malfungsi sel
mereka tidak mengeluarkan garam dalam urine seperti seharusnya penghasil vasopresin di hipotalamus. Vasopresin adalah
vasokonstriktor kuat dan juga mendorong retensi air.
sehingga menyebabkan akumulasi bertahap garam dan air di tubuh,
yang menyebabkan peningkatan progresif tekanan arteri. Apapun penyebab yang mendasari, sekali terbentuk, hipertensi
tampaknya akan terus berlanjut. Pajanan terus-menerus ke tekanan
Asupan garam berlebihan. Karena garam secara osmotik menahan yang tinggi menyebabkan dinding pembuluh mudah mengalami
air, dan karenanya meningkatkan volume darah dan berperan dalam aterosklerosis, yang semakin meningkatkan tekanan darah.
kontrol jangka-panjang tekanan darah, asupan berlebihan garam
dapat menyebabkan hipertensi, khususnya pada individu yang ADAPTASI BARORESEPTOR SELAMA HIPERTENSI Baroreseptor
sensitif terhadap garam. Karena bukti-bukti yang mengatakan bahwa tidak berespons untuk menurunkan tekanan darah kembali ke normal
mengurangi asupan. garam dapat menyelamatkan nyawa dengan selama hipertensi karena mereka beradaptasi, atau "disetel ulang",
mengurangi komplikasi yang dipicu oleh hipertensi seperti serangan untuk bekerja pada tekanan yang lebih tinggi. Pada tekanan darah
jantung dan menghemat jutaan biaya pemeliharaan kesehatan, para yang terus-menerus tinggi, baroreseptor tetap berfungsi untuk
ahli sekarang menganjurkan tidak lebih dari 1,5 g natrium (Na+) mengatur tekanan darah, tetapi reseptor ini mempertahankannya pada
(ekuivalen de- tingkat tekanan yang lebih tinggi.

   399
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Naik-Turun Hipertensi dan Olahraga

K
ETIKA TEKANAN DARAH NAIK, salah satu cara untuk menuru- Meskipun penurunan berat hampir selalu mengurangi tekanan darah,
nkannya adalah dengan meningkatkan tingkat aktivitas fisik. Studi penelitian menunjukkan bahwa program penurunan berat biasanya
studi menunjukkan bahwa keikutsertaan dalam aktivitas aer- hanya menyebabkan penurunan sebesar 12 pon, dan keberhasilan
obik melindungi tubuh dari hipertensi. Selain itu, olahraga dapat
jangka-panjang keseluruhan dalam menjaga berat hanyalah sekitar
digunakan sebagai terapi untuk mengurangi hipertensi yang telah
terbentuk. 20%. Pembatasan garam bermanfaat bagi banyak pengidap hipertensi,
Pada pasien dengan hipertensi berattersedia obat-obatan hipertensi tetapi kepatuhan terhadap diet rendah-garam sulit dipertahankan oleh
untuk menurunkan tekanan darah tetapi kadang-kadang timbul efek banyak pasien karena makanan cepat saji dan makanan yang
samping yang tidak diinginkan. Efek samping diuretik mencakup dihidangkan di restoran biasanya mengandung banyak garam.
ketidakseimbangan elektrolit, ketidak mampuan menangani glukosa
secara normal, dan peningkatan kadar kolesterol darah. Efek samping Bukti-bukti dalam literatur menyarankan bahwa olahraga aerobik
obat yang memengaruhi resistensi perifer total mencakup peningkatan
kadar trigliserida darah, penurunan kadar kolesterol HOL (bentuk tingkat sedang yang dilakukan selama 15 hingga 60 menit tiga kali
kolesterol), penambahan berat, disfungsi seks, dan depresi. seminggu bermanfaat bagi sebagian besar kasus hipertensi ringan
Pasen dengan hipertensi ringan menimbulkan dilema bagi dokter. hingga sedang. Karena itu, ada baiknya bahwa program olahraga
Risiko minum obat mungkin melebihi manfaat yang diperoleh dari aerobik teratur dilakukan bersama dengan tindakan terapetik lain untuk
penurunan tekanan darah. Karena kemungkinan efek samping obat, mengoptimalkan penurunan tekanan darah. Jika memungkinkan, waktu
terapi non-obat untuk hipertensi ringan mungkin merupakan cara yang
paling bermanfaat.Terapi non-obat yang paling sering digunakan olahraga total pada satu hari bahkan dapat dibagi-bagi menjadi sesi-sesi
adalah penurunan berat, pembatasan garam, dan olahraga. yang lebih singkat yang masih memberi manfaat setara.

KOMPLIKASI HIPERTENSI Hipertensi menimbulkan stres pada TERAPI HIPERTENSI Jika hipertensi terdeteksi, intervensi
jantung dan pembuluh darah. Jantung mendapat beban kerja yang lebih terapetik dapat mengurangi perjalanan dan keparahan masalah
besar karena harus memompa melawan resistensi perifer total yang ini. Pengaturan diet, termasuk penurunan berat, disertai berbagai
lebih tinggi, sementara pembuluh darah mungkin rusak akibat tekanan obat yang mem anipulasi penanganan air dan garam atau
internal yang tinggi, terutama ketika dinding pembuluh melemah akibat aktivitas autonom pada sistem kardiovaskular dapat digunakan
proses degeneratif aterosklerosis. Komplikasi hipertensi mencakup untuk mengobati hipertensi. Apapun penyebab aslinya, obat-
gagal jantung kongestif akibat ketidakmampuan jantung memompa obat yang mengurangi volume plasma atau resistensi perifer total
darah melawan tekanan arteri yang terus-menerus tinggi, stroke akibat (atau keduanya) akan menurunkan tekanan darah ke arah
pecahnya pembuluh darah otak, dan serangan jantung karena pecahnya normal. Selain itu, program olahraga aerobik teratur dapat
pembuluh koronaria (ingat kembali bahwa serangan jantung dapat juga dilakukan untuk membantu mengurangi tekanan darah tinggi.
terjadi akibat tersumbatnya pembuluh koroner oleh tromboembolisme; (Untuk perinciannya, lihat fitur dalam kotak, Melihat Lebih
lihat h. 355.) Perdarahan spontan akibat pecahnya pembuluh darah Dekat pada Fisiologi Olahraga.)
kecil di bagian lain tubuh juga dapat terjadi tetapi dengan konsekuensi
yang kurang serius; contohnya adalah ruptur pembuluh darah di PRAHIPERTENSI Dalam pedomannya yang terkini, National
hidung yang rnenyebabkan mimisan. Komplikasi serius lainnya pada Institutes of Health mengidentifikasi prahipertensi sebagai suatu
hipertensi adalah gagal ginjal akibat gangguan progresif aliran darah kategori baru untuk tekanan darah dalam kisaran antara normal
melalui pembuluh darah ginjal yang rusak. Selain itu, kerusakan retina (120/80) dan hipertensi (140/90). Tekanan darah dalam rentang
akibat kelainan di pembuluh darah yang mendarahi mata dapat prahipertensi biasanya dapat dikurangi dengan program olahraga
menyebabkan gangguan penglihatan progresif. dan diet yang sesuai, sementara mereka yang berada dalam
Hingga penyulit terjadi, hipertensi tidak bergejala karena jaringan kisaran hipertensi biasanya harus mendapat obat antihipertensi
mendapat pasokan darah yang cukup. Karena itu, kecuali jika dilakukan selain perubahan kebiasaan hidup sehat. Tujuan mengelola
pengukuran tekanan darah secara rutin, penyakit ini dapat tidak tekanan darah dalam kisaran prahipertensi adalah melakukan
diketahui hingga terjadi penyulit mendadak. Jika Anda menyadari tindakan sebelum tekanan naik menuju kisaran hipertensi, ketika
berbagai penyulit potensial ini dan mempertimbangkan bahwa sepertiga penyulit-penyulit serius dapat terjadi.
orang dewasa di Amerika Serikat diperkirakan mengidap peningkatan Kini kita akan meneliti ekstrim yang lain, hipotensi, dengan
tekanan darah kronik, Anda dapat memahami besarnya masalah pertama kali membahas hipotensi ortostatik, lalu ke kelainan
kesehatan nasional ini. yang lebih serius, syok sirkulasi.

   BAB 10
oleh gravitasi. Hipotensi ortostatik yang terjadi dan berkurangnya
aliran darah ke otak menyebabkan pasien pusing atau bahkan
Hipotensi, atau tekanan darah rendah, terjadi ketika terdapat pingsan.
ketidakseimbangan antara kapasitas vaskular dan volume darah (pada
hakikatnya, darah terlalu sedikit untuk mengisi pembuluh) atau ketika
jantung terlalu lemah untuk mendorong darah. Syok sirkulasi dapat menjadi ireversibel
Situasi tersering ketika hipotensi terjadi sesaat adalah hipotensi Ketika tekanan darah turun sedemikian rendah sehingga aliran
ortostatik. Hipotensi ortostatik (postural) terjadi karena insufisiensi darah ke jaringan tidak lagi dapat dipertahankan, terjadi keadaan
respons kompensatorik terhadap perubahan darah akibat gravitasi saat yang disebut sebagai syok sirkulasi. Syok sirkulasi dapat
seseorang berpindah dari posisi horizontal ke posisi vertikal. Ketika disebabkan oleh (1) kehilangan darah dalam jumlah besar seperti
seseorang berubah dari berbaring menjadi berdiri, penumpukan darah pada perdarahan (syok hipovolemik); (2) kegagalan jantung yang
di vena-vena tungkai akibat gravitasi menurunkan aliran balik vena, telah melemah untuk memompa darah secara adekuat (syok
mengurangi isi sekuncup dan karenanya menurunkan curah jantung kardiogenik); (3) vasodilatasi arteriol luas (syok vasogenik) yang
dan tekanan darah. Penurunan tekanan darah ini normalnya dideteksi dipicu oleh bahan-bahan vasodilator (seperti pelepasan histamin
oleh baroreseptor, yang memicu respons kompensatorik segera untuk dalam jumlah besar pada reaksi alergi berat); atau (4) tonus
memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai. Pada beberapa vasokonstriktor yang mengalami gangguan dari segi neural (syok
orang refleks adaptasi untuk berdiri ini mengalami gangguan, seperti neurogenik) (Gambar 10-39).
pada individu yang meminum obat antihipertensi yang memengaruhi Sekarang kita akan meneliti konsekuensi dan kompensasi syok,
refleks atau pada pasien yang telah lama berbaring bangkit sehingga dengan menggunakan perdarahan sebagai contoh (Gambar
refleksnya berkurang karena tidak digunakan. Ketika individu dengan 10-40). Gambar ini mungkin terlihat membingungkan, tetapi kita
gangguan adaptasi refleks berdiri pertama kali, kontrol simpatis atas akan menguraikannya tahap demi tahap.Ini adalah suatu contoh
vena-vena tungkai kurang memadai sehingga darah mengumpul di penting yang menyatukan banyak prinsip yang dibahas di bab ini.
ekstremitas bawah tanpa adanya respons kompensatorik yang Seperti sebelumnya, angka di teks bersesuaian dengan angka
mencukupi untuk melawan penurunan tekanan darah yang diinduksi dalam gambar.

Syok sirkulasi
( tekanan arteri rerata)

Curah jantung Curah jantung Resistensi perifer total

Kehilangan volume darah Vasodilatasi luas

Bahan Pelepasan
Hilangnya cairan vasodilator yang histamin pada Lenyapnya
yang berasal dari dikeluarkan dari reaksi alergik tonus vaskular
plasma bakteri berat

Perdarahan Muntah berlebihan, Syok


Syok septik Aktivitas saraf
diare, pengeluaran Jantung melemah anafilaktik
hebat simpatis
melalui urin, dsbnya

Syok Syok Syok Syok


hipovolemik kardiogenik vasogenik neurogenik

Gambar 10-39 Penyebab syok sirkulasi.

Pembuluh Darah dan Tekanan Darah 401


Perdarahan

20
Rasa haus

Volume darah
19
1 Vasopresin dan
renin-angiotensin-aldosteron
Aliran balik vena

lsi sekuncup 4

Curah jantung

Tekanan arteri Lepas muatan baroreseptor

Sel darah
merah
(melalui pusat kardiovaskular)

2
12 Pelepasan
hormon yang
Tekanan Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas rnerangsang
darah kapiler parasimpatis simpatis ke simpatis ke simpatis ke produksi sel
ke jantung jantung vena arteriol darah merah

3 5 9

Fiftrasi dan Kecepatan Vasokonstriksi Vasokonstriksi 18 21


77
reabsorpsi jantung vena arteriol
(kecuali otak)
14

Sintess protein Kontraktilitas Aliran balik Aliran darah


plasma oleh hati jantung vena ginjaI

10
Pergeseran cairan 6
dari cairan Isi sekuncup
interstisium ke
dalam plasma 8

Resistensi Menghemat
Curah jantung
perifer total volume plasma
13 11 15
17
Menghemat
Volume plasma Tekanan arteri
volume plasma

16

KEY

Konsekuensi Kompensasi

Gambar 10-40 Konsekuensi dan kompensasi perdarahan. Penurunan volume darah yang terjadi karena perdarahan menyebabkan penurunan tekanan
arteri. (Perhatikan kotak biru, yang mewakili konsekuensi perdarahan). Terjadi serangkaian kompensasi (kotak merah muda) yang akhirnya memulihkan volume
plasma, tekanan arteri, dan jumlah sel darah merah menuju normal (kotak merah tua). Lihat teks untuk penjelasan tentang angka dan pembahasan terperinci
mengenai kompensasi.

   BAB 10
KONSEKUENSI DAN KOMPFNSASI SYOK Setelah terjadi hormon vasopresin dan pengaktifan jalur hormonal renin-
pengeluaran darah dalam jumlah besar, penurunan volume darah angiotensin-aldosteron, yang menghemat garam dan air 19.
dalam sirkulasi yang terjadi menyebabkan penurunan aliran balik Meningkatnya rasa haus juga dirangsang oleh penurunan volume

vena 1 dan selanjutnya penurunan curah jantung dan tekanan plasma yang terjadi pada perdarahan 20 . Peningkatan asupan cairan
darah arteri. (Perhatikan kotak-kotak biru, yang menunjukkan yang terjadi membantu memulihkan volume plasma.
konsekuensi perdarahan.)
Tindakan-tindakan kompensasi segera berupaya untuk Dalam perjalanan waktu yang lebih panjang (seminggu atau lebih),
mempertahankan aliran darah yang memadai ke otak dengan sel-sel darah merah yang hilang diganti melalui peningkatan
meningkatkan tekanan darah menuju normal, diikuti oleh pembentukan sel darah merah yang dipicu oleh penurunan
tindakan-tindakan dalam kisaran yang lebih luas yang ditujukan penyaluran O2 ke ginjal 21 (lihat h. 420 untuk perincian lebih
untuk memulihkan volume plasma dan mengganti kehilangan sel lanjut).
darah merah, sebagai berikut: (Perhatikan kotak merah muda, yang
menunjukkan kompensasi untuk perdarahan). SYOK IREVERSIBEL Mekanisme-mekanisme kompensasi ini sering
Pada waktu yang singkat, respons refleks baroreseptor terhadap kurang cukup untuk rnelawan kehilangan cairan yang substansial.
penurunan tekanan darah menyebabkan peningkatan aktivitas Meskipun mereka dapat mempertahankan tekanan darah yang
simpatis dan penurunan aktivitas parasimpatis ke jantung 2 . memadai, tindakan-tindakan jangka-pendek ini tidak dapat
Hasilnya adalah peningkatan kecepatan jantung 3 untuk men- berlangsung selamanya. Akhirnya, volume cairan harus diganti dari
gatasi penurunan isi sekuncup 4 yang ditimbulkan oleh kehilangan luar melalui minum, transfusi, atau kombinasi keduanya. Aliran darah
darah. Pada kehilangan cairan yang berlebihan, nadi menjadi lemah ke ginjal, saluran cerna, kulit, dan organ lain dapat dikurangi untuk
karena isi sekuncup berkurang tetapi cepat karena bertambahnya mempertahankan aliran darah ke otak hanya selama sebelum
kecepatan jantung. kerusakan organ mulai terjadi. Dapat tercapai suatu titik ketika
tekanan darah terus turun karena kerusakan jaringan, meskipun
Meningkatnya aktivitas simpatis ke vena menyebabkan vasokons-
diberikan terapi maksimal. Keadaan ini sering disebut syok ireversibel,
triksi vena generalisata 5 , meningkatkan aliran bali vena melalui
berbeda dari syok reversibel, yang dapat dikoreksi dengan mekanisme
mekanisme Frank-Starling 6
kompensatorik dan terapi yang dapat dikoreksi dengan mekanisme
Secara bersamaan, stimulasi simpatis atas jantung mening-katkan kompensatorik dan terapi yang efektif.
kontraktilitas jantung 7 sehingga jantung berdenyut lebih kuat Meskipun mekanisme pasti yang mendasari sifat ireversibel ini saat
dan menyemprotkan lebih banyak darah, mening-katkan isi ini masih belum diketahui, banyak kemungkinan logis yang dapat
sekuncup. berperan menyebabkan perburukan sirkulasi progresif yang menandai
Meningkatnya kecepatan jantung dan isi sekuncup secara kolektif syok ireversibel. Terjadi asidosis metabolik akibat peningkatan
meningkatkan curah jantung 8 produksi laktat (asam laktat) karena jaringan yang kekurangan darah
mengandalkan metabolisme anaerob. Asidosis merusak sistem enzim
Vasokontriksi arteriol generalisata yang dipicu oleh aktivitas yang berperan dalam produksi energi, membatasi kemampuan jantung
simpatis 9 menyebabkan peningkatan resistensi perifer total 10 dan jaringan lain untuk menghasilkan ATP. Penekanan
Bersama-sama, peningkatan curah jantung dan resistensi perifer berkepanjangan fungsi ginjal menyebabkan ketidakseimbangan
total menyebabkan peningkatan kompensatorik tekanan elektrolit yang dapat menimbulkan aritmia jantung. Pankreas yang
arteri 11. kekurangan darah mengeluarkan bahan kimia yang toksik bagi
jantung (faktor toksik miokardium) sehingga semakin memperlemah
Penurunan tekanan arteri awal disertai oleh penurunan tekanan
organ ini. Bahan-bahan vasodilator menumpuk di berbagai organ
darah kapiler 12 yang menyebabkan pergeseran cairan dari cair-
iskemik, termasuk vasodilatasi lokal yang mengalahkan vasokonstriksi
an interstisum kedalam kapiler untuk menambah volume plas-
refleks generalisata. Seiring dengan semakin merosotnya curah
ma 13 . Respons ini kadang-kadang disebut ototransfusi karena
jantung akibat berkurangnya efektivitas jantung sebagai pompa dan
memulihkan volume plasma seperti yang dilakukan oleh transfusi.
resistensi perifer total terus menurun, hipotensi menjadi bertambah
parah. Karena itu, ketika syok berkembang hingga ke tahap ketika
■ Pergeseran CES ini ditingkatkan oleh sintesis protein plasma oleh
sistem kardiovaskular itu sendiri mulai gagal, timbul lingkaran setan
hati selama beberapa hari setelah perdarahan 14. Protein plasma
umpan-balik positif yang akhirnya menyebabkan kematian.
menimbulkan tekanan osmotik koloid yang membantu
mempertahankan cairan tambahan dalam plasma.
■ Pengeluaran urine berkurang sehingga air yang seharusnya

dikeluarkan dari tubuh ditahan 15.. Retensi cairan tambahan ini Periksa Pemahaman Anda 10.6
membantu meningkatkan volume plasma 16.. Ekspansi volume 1. Tuliskan persamaan yang menunjukkan determinan-determinan tekanan
plasma memperkuat peningkatan curah jantung yang arteri rerata dan persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan
ditimbulkan oleh refleks baroreseptor 17.Penurunan pengeluaran arteri rerata.
urine terjadi karena berkurangnya aliran darah ginjal 2. Siapkan diagram alir yang menunjukkan respons refleks baroreseptor
akibat vasokonstriksi kompensatorik arteriol ginjal . 18 . Berkuran- terhadap penurunan tekanan arteri rerata.
gnya volume plasma juga memicu peningkatan sekresi

  
dari setiap sel tubuh; kedekatan ini sangat penting karena jika lebih
Homeostasis: Bab dalam dari beberapa millimeter, bahan-bahan tidak dapat berdifusi cukup
Perspektif cepat untuk menunjang berbagai aktivitas yang penting bagi
kehidupan. Oksigen yang seharusnya memeriukan waktu berbulan-
Secara homeostasis, pembuluh darah berfungsi sebagai
bulan hingga bertahun-tahun untuk berdifusi dari paru ke semua sel
saluran untuk mengangkut darah ke dan dari sel untuk
tubuh secara terus-menerus disalurkan "di depan pintu" setiap sel,
antara lain menyalurkan O2 dan nutrien, membuang zat
tempat difusi dapat secara efisien melaksanakan pertukaran lokal
sisa, distribusi cairan dan elektrolit, eliminasi kelebihan panas, dan
jarak-dekat antara kapiler dan sel sekitar. Demikian juga, hormon
pensinyalan hormon. Sel-sel akan segera mati jika tidak mendapat
harus cepat diangkut melalui sistem sirkulasi dari tempat
pasokan darah; sel otak akan mati dalam empat menit. Darah secara
produksinya di kelenjar endokrin ke tempat kerjanya di bagian tubuh
terus-menerus didaur-ulang dan direkondisi sewaktu mengalir melalui
lain. Berbagai caraka kimiawi ini tidak dapat berdifusi cukup cepat ke
berbagai organ via pembuluh darah. Karena itu, tubuh hanya
organ sasaran mereka untuk secara efektif mengontrol fungsi organ-
memerlukan sedikit darah untuk mempertahankan komposisi kimiawi
organ tersebut, yang banyak di antaranya ditujukan untuk
lingkungan cairan internal keseluruhan tempat sel-sel bergantung
mempertahankan homeostasis.
untuk kelangsungan hidup mereka. Sebagai contoh , O2 secara terus-
Bagian lainnya pada sistem sirkulasi dirancang untuk mengangkut
menerus diserap oleh darah di paru dan secara tetap disalurkan ke
darah menuju dan dari kapiler. Arteri dan arteriol mendistribusikan
semua sel tubuh.
darah yang dipompa oleh jantung ke kapiler agar terjadi pertukaran
Pembuluh darah terkecil, kapiler, merupakan tempat pertukaran untuk mempertahankan hidup, sementara venula dan vena
sebenarnya antara darah dan sel sekitar. Kapiler mengangkut darah, mengumpulkan darah dari kapiler dan mengembalikannya ke
yang telah dipertahankan secara homeostasis, dalam jarak 0,1 mm jantung, tempat proses tersebut diulang.

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-30. f. mengubah sifat tekanan darah arteri yang berdenyut menjadi
tekanan seragam non-fluktuatif di pembuluh sebelah hilir
Pertanyaan Objektif
g. bekerja sebagai reservoir tekanan
1. Secara umum, susunan paralel sistem vaskular memung-kinkan
8. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan
setiap organ menerima pasokan darah arterinya sendiri-sendiri.
apakah faktor berikut meningkatkan atau menurunkan aliran
(Benar atau salah?)
balik vena
2. Lebih banyak darah mengalir melalui kapiler sewaktu sistol
1. vasokonstriksi vena yang dipicu (a) meningkatkan
jantung daripada sewaktu diastol. (Benar atau salah?)
oleh saraf simpatis aliran balik vena
3. Kapiler mengandung hanya 5% volume darah total pada setiap (b) menurunkan
saat. (Benar atau salah?) 2. aktivitas otot rangka
aliran balik vena
4. Volume darah yang melewati kapiler-kapiler dalam semenit 3. efek gravitasi pada sistem vena (c) tidak berefek pada
sama dengan yang melewati aorta, meskipun aliran darah di
4. aktivitas pernapasan aliran balik vena
kapiler jauh lebih lambat. (Benar atau salah?)
5. peningkatan tekanan atrium yang berkaitan dengan
5. Karena dinding kapiler tidak memiliki sistem transpor
kebocoran katup AV
pengangkut, semua kapiler memiliki permeabilitas yang sama.
(Benar atau salah?) 6. tekanan ventrikel yang berkaitan dengan rekoil diastol
6. Karena efek gravitasi, tekanan vena di ekstremitas bawah lebih 9. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan
besar ketika seseorang berdiri daripada ketika berbaring. (Benar perubahan kompensasi jenis apa yang terjadi di faktor-faktor
atau salah?) yang ditanyakan untuk memulihkan tekanan darah ke normal
7. Mana dari fungsi berikut yang berkaitan dengan arteriol? sebagai respons terhadap hipotensi hipovolemik karena
(Tunjukkan semua jawaban yang benar.) perdarahan berat:
a. menyebabkan penurunan signifikan pada tekanan rerata, yang 1. frekuensi lepas-muatan aferen (a) meningkat
membantu membentuk gradien tekanan penggerak antara yang dihasilkan oleh baroreseptor (b) menurun
jantung dan organ sinus karotis dan arkus aorta (c) tidak berefek
b. berfungsi sebagai tempat pertukaran bahan antara darah dan 2. keluaran simpatis oleh pusat kardiovaskular
sel jaringan sekitar 3. keluaran parasimpatis oleh pusat kardiovaskular
c. bekerja sebagai penentu utama resistensi perifer total 4. kecepatan jantung
d. menentukan pola distribusi curah jantung 5. isi sekuncup
e. membantu mengatur tekanan darah arteri rerata 6. curah jantung

   BAB 10
7. jari-jari arteriol 16. Sebutkan definisi syok sirkulasi. Apa konsekuensi dan
8. resistensi perifer total kompensasinya? Apa yang dimaksud dengan syok ireversibel?
9. jari-jari vena
10. aliran balik vena Latihan Kuantitatif
11. pengeluaran urine
1. Ingat kembali bahwa laju aliran darah sama dengan gradien
12. retensi cairan di dalam tubuh
tekanan dibagi oleh resistensi perifer total sistem vaskular. Satuan
13. perpindahan cairan dari cairan interstisium ke dalam
konvensional resistensi dalam sistem fisiologis adalah PRU
plasma menembus kapiler
(peripheral resistance unit) yang didefinisikan sebagai (1 liter/
mnt)/(1 mm Hg). Saat istirahat, resistensi perifer total Tom
Pertanyaan Esai adalah sekitar 20 PRU. Minggu lalu ketika sedang bermain tenis,
1. Bandingkan aliran darah melalui organ perekondisi dan curah jantungnya meningkat menjadi 30 liter/mnt dan tekanan
melalui organ yang tidak melakukan rekondisi pada darah. arteri reratanya meningkat menjadi 120 mm Hg. Berapa resistensi
2. Bahaslah hubungan antara laju aliran, gradien tekanan, dan perifer totalnya saat itu?
resistensi vaskular. Apa penentu utama resistensi terhadap aliran? 2. Tekanan sistol meningkat seiring dengan pertambahan usia.Pada
3. Jelaskan struktur dan fungsi utama masing-masing segmen usia 85 tahun, pria (dengan hipertensi yang tak-diobati) biasanya
pohon vaskular. memiliki tekanan sistol 180 mm Hg dan diastol 90 mm Hg.
4. Bagaimana arteri berfungsi sebagai reservoir tekanan? a. Berapa tekanan arteri rerata pada pria berusia 85 tahun ini?
5. Jelaskan teknik tak-langsung untuk mengukur tekanan darah b. Dari pengetahuan Anda tentang dinamika kapiler, perkirakan
arteri dengan menggunakan sfigmomanometer. akibat di tingkat kapiler dari perubahan tekanan arteri rerata
6. Definisikan vasokonstriksi dan vasodilatasi terkait-usia ini jika tidak ada mekanisme homeostatik yang
7. Bahaslah kontrol lokal dan ekstrinsik yang mengatur resistensi bekerja. (Ingatlah bahwa tekanan arteri rerata adalah sekitar
arteriol. 93 mm Hg pada usia 20 tahun.)
8. Apa cara utama yang digunakan oleh masing-masing zat terlarut
untuk berpindah melewati dinding kapiler? Gaya apa yang 3. Bandingkan laju aliran di sirkulasi sistemik dan paru pada orang
menghasilkan bulk flow melewati dinding kapiler? Apa makna dengan hasil pengukuran sebagai berikut:
bglk flow? a. tekanan arteri rerata sistemik = 95 mm Hg
9. Bagaimana limfe terbentuk? Apa fungsi sistem limfe? b. resistensi sistemik = 19 PRU
10. Sebutkan definisi edema, dan bahas kemungkinan-kemungkinan c. tekanan arteri rerata paru = 20 mm Hg
penyebabnya
d. resistensi paru = 4 PRU
11. Bagaimana vena berfungsi sebagai reservoir darah?
12. Bandingkan efek vasokonstriksi pada laju aliran darah di arteriol 4. Mana dari perubahan berikut yang akan meningkatkan resistensi
dan vena. di sebuah arteriol? Jelaskan.
13. Bahaslah faktor-faktor yang menentukan tekanan arteri rerata a. panjang yang lebih panjang
14. Ulaslah efek stimulasi parasimpatis dan simpatis pada sistem b. kaliber yang lebih kecil
kardiovaskular c. peningkatan stimulasi simpatis
15. Bedakan antara hipertensi sekunder dan hipertensi primer. Apa d. peningkatan kekentalan darah
kemungkinan-kemungkinan konsekuensi hipertensi? e. semua di atas

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Selama tindakan bedah-pintas koronaria, sering dilakukan d. Berapa tekanan arteri rerata?
pengangkatan sepotong vena dari tungkai pasien untuk dilekatkan e. Apakah ada suara terdengar ketika tekanan di manset
secara bedah ke dalam sistem sirkulasi koronaria sehingga darah eksternal yang mengelilingi lengan mencapai 130 mm Hg?
memutar, melalui vena, mengelilingi segmen arteri koronaria yang (Ya atau tidak?)
tersumbat. Mengapa pasien harus mengenakan, untuk waktu yang f. Apakah ada suara terdengar ketika tekanan manset 118 mm
lama setelah pembedahan, suatu stocking penunjang elastik di Hg?
g. Would any sound be heard when cuff pressure was 75 mm
tungkai tempat vena tersebut berasal?
Hg?
2. Misalnya seseorang memiliki tekanan darah 125/77. 3. Seorang mahasiswa yang telah berdiri diam selama beberapa jam
a. Berapa tekanan sistolik? bekerja di laboratorium mendadak pingsan. Apa penjelasan yang
b. Berapa tekanan diastolik? mungkin? Apa yang Anda lakukan jika orang di sampingnya
c. Berapa tekanan nadi? mencobanya membuatnya berdiri?

   405
4. Suatu obat yang diaplikasikan ke sepotong arteriol menyebabkan e. obat yang menghambat pelepasan norepinefrin dari ujung
pembuluh ini melemas, tetapi sepotong otot arteriol yang diambil saraf simpatis (misalnya guanetidin)
dari lapisan lain pembuluh tidak berespons terhadap obat yang f. obat yang bekerja pada otak untuk mengurangi sinyal
sama. Apa penjelasan yang mungkin? simpatis (naisalnya klonidin)
5. Jelaskan bagaimana masing-masing obat antihipertensi ini g. obat yang menghambat kanal Ca2+ (misalnya verapamil)
menurunkan tekanan darah arteri:
h. obat yang memengaruhi pembentukan angiotensin II
a. obat yang menghambat reseptor aradrenergik (misalnya, (misalnya captopril)
fentolamin) (petunjuk: Lihat kembali reseptor adrenergik di h. i. obat yang memblok reseptor angiotensin (misalnya losartan)
258.)
b. obat yang menghambat reseptor b1-adrenergik (misalnya
metoprolol)
c. obat yang secara langsung melemaskan otot polos arteriol
(misalnya hidralazin)
d. obat diuretik yang meningkatkan pengeluaran urine (misalnya
furosemid)

PERTIMBANGAN KLINIS

Li-Ying baru didiagnosis mengidap hipertensi akibat feokro menyebabkan hipertensi sekunder dengan menjelaskan efek
mositoma, suatu tumor medula adrenal yang mengeluarkan epinefrin epinefrin berlebihan pada berbagai faktor yang menentukan
secara berlebihan. Jelaskan bagaimana penyakit ini tekanan darah arteri.

406   BAB 10
hapter
10 Kartu Belajar

Tekanan pendorong rerata sepanjang siklus jantung adalah
■ Bahan-bahan dapat dipertukarkan antara berbagai bagian tekanan arteri rerata, yang dapat diperkirakan dengan menggunakan
tubuh dan dengan lingkungan eksternal melalui anyaman rumus berikut: tekanan arteri rerata = tekanan diastol + 1/3 tekanan
pembuluh darah yang mengangkut darah ke dan dari semua nadi. (Lihat Gambar 10-9.)
organ. (Lihat Gambar 10-1 dan pembuka bab.)
10.3 | Arteriol (h. 370-378)
■ Organ-organ yang memperbarui nutrien dan mengeluarkan
bahan sisa metabolik dari darah menerima persentase curah ■
Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. Tingginya resistensi
jantung yang lebih besar daripada kebutuhan metabolik mereka menyebabkan tekanan rerata antara arteri dan kapiler turun
mereka. Organ-organ "perekondisi" ini dapat lebih menoleransi drastis. Penurunan ini meningkatkan aliran darah karena membentuk
pengurangan aliran darah dibandingkan dengan organ-organ perbedaan tekanan antara jantung dan organ. (Lihat Gambar 10-9.)
yang menerima darah semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan metabolik mereka. Organ-organ perekondisi ini
■ Arteriol memiliki lapisan tebal otot polos sirkular, yang kontraksi
adalah organ cerna, ginjal, dan kulit.
beragamnya dapat mengubah kaliber dan resistensi arteriol. (Lihat
■ Otak sangat rentan terhadap penurunan aliran darah. Tabel 10-1.) Tonus, yaitu aktivitas kontraksi basal, dipertahankan di
Karena itu, pemeliharaan aliran yang adekuat ke organ rentan arteriol setiap saat. Vasodilatasi arteriol (peningkatan kaliber arteriol
ini merupakan prioritas utama dalam fungsi sirkulasi. di atas kadar tonus) menurunkan resistensi dan meningkatan aliran
■ Laju aliran darah melalui suatu pembuluh (dalam volume darah melalui pembuluh, sementara vasokonstriksi (penyempitan
per satuan waktu) berbanding lurus dengan gradien tekanan pembuluh) meningkatkan resistensi dan mengurangi aliran. (Lihat
dan berbanding terbalik dengan resistensi. Tekanan yang lebih Gambar 10- 10.)
tinggi di awal pembuluh dihasilkan oleh tekanan yang
ditimbulkan pada darah oleh kontraksi jantung. Tekanan yang
■ Kaliber arteriol dikontrol oleh dua mekanisme: kontrol
lebih rendah di akhir pembuluh disebabkan oleh gesekan lokal (intrinsik) dan kontrol ekstrinsik.
sewaktu darah mengalir menggesek dinding pembuluh darah. ■ Kontrol lokal terutama melibatkan perubahan kimiawi lokal yang
(Lihat Gambar 10-2.) berkaitan dengan perubahan tingkat aktivitas metabolik di suatu
organ, seperti perubahan lokal O2, yang menyebabkan pelepasan
■ Resistensi, hambatan terhadap aliran darah melalui suatu
mediator vasoaktif dari sel endotel di sekitarnya. Contohnya adalah
pembuluh, terutama dipengaruhi oleh jari-jari pembuluh.
nitrat oksida penyebab vasodilatasi dan endotelin penyebab
Resistensi berbanding terbalik dengan pangkat empat jari-jari,
vasokonstriksi. Berbagai mediatorvasoaktif ini bekerja pada otot polos
sehingga perubahan kecil pada jari-jari akan berpengaruh
arteriol yang mendasarinya untuk menimbulkan perubahan yang
besar pada aliran. Dengan membesarnya jari-jari, resistensi
sesuai pada kaliber arteriol yang mendarahi organ bersangkutan.
menurun dan aliran meningkat, dan sebaliknya. (Lihat Gambar
Dengan menyesuaikan resistensi terhadap aliran darah, mekanisme
10-3.)
kontrol lokal mengatur aliran darah ke organ untuk menyamai
■ Darah mengalir dalam suatu lingkaran tertutup antara kebutuhan metabolik sesaat organ tersebut. (Lihat Gambar 10-10,
jantung dan organ-organ. Arteri mengangkut darah dari jantung 10-11, dan 10-14 serta Tabel 10-2 dan 10-3.)
ke seluruh tubuh. Arteriol mengatur jumlah darah yang mengalir
ke masing-masing organ. Kapiler adalah tempat sebenarnya
■ Pengaruh lokal lainnya mencakup (1) pelepasan histamin (penting
pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan sekitar. Vena
dalam inflamasi dan reaksi alergi); (2) respons miogenik terhadap
mengembalikan darah dari tingkat jaringan kembali ke jantung.
peregangan (penting dalam autoregulasi, yang menjaga aliran darah
(Lihat Gambar 10-4 dan Tabel 10-1).
jaringan tetap konstan meskipun terdapat perubahan dalam tekanan
arteri rerata (Iihat Gambar 10-13); (3) respons kimia terhadap shear
10.2 | Arteri (h. 366-370) stress (yang menahan perubahan gaya yang ditimbulkan paralel
terhadap permukaan pembuluh oleh darah yang mengalir); dan (4)
■ Arteri adalah saluran bergaris tengah besar dan beresistensi
apiikasi lokal panas atau dingin (penting dari segi terapi).
rendah dari jantung ke organ. Arteri juga berfungsi sebagai
reservoir tekanan. Karena sifat elastisnya, akibat serat
elastinnya yang banyak, arteri mengembang untuk ■ Kaliber arteriol dapat disesuaikan secara independen di
mengakomodasi volume ekstra darah yang dipompa ke organ-organ yang berbeda oleh faktor kontrol lokal.
dalamnya oleh kontraksi jantung dan kemudian mengalami Penyesuaian ini penting dalam mendistribusikan curah jantung.
rekoil untuk terus mendorong darah ketika jantung berelaksasi. (Lihat Gambar 10-12.)
(Lihat Tabel 10-1 serta Gambar 10-5 dan 10-6.) ■ Kontrol ekstrinsik terutama dilakukan oleh sistem saraf simpatis
dan, dengan derajat lebih rendah, pengaruh hormon pada otot polos

Tekanan sistol (rerata 120 mm Hg) adalah tekanan puncak arteriol. Kontrol ekstrinsik penting untuk mempertahankan tekanan
yang ditimbulkan oleh semburan darah terhadap dinding arteri rerata. Arteriol mendapat banyak persarafan simpatis yang
pembuluh sewaktu sistol jantung. Tekanan diastol (rerata 80 peningkatan aktivitasnya menyebabkan vasokonstriksi generalisata
mm Hg) adalah tekanan minimal di arteri ketika darah dan peningkatan resistensi perifer total sehingga tekanan arteri rerata
disalurkan ke dalam pembuluh di sebelah hilir sewaktu diastol meningkat. Penurunan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi
jantung. Ketika tekanan darah adalah 120180, tekanan nadi arteriol generalisata, yang menurunkan tekanan arteri rerata.
(perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik) adalah 40 mm Penyesuaian ekstrinsik kaliber arteriol ini membantu tubuh
Hg. (Lihat Gambar 10-7 dan 10-8.) mempertahankan tekanan utama yang
mendorong darah ke jaringan. Sebagian besar arteriol tidak ■ Gaya utama yang menyebabkan aliran vena adalah gradien
mendapat persarafan parasimpatis. (Lihat Gambar 10- 14.) tekanan antara vena dan atrium (yaitu, apa yang tersisa dari
tekanan pendorong utama yang ditimbulkan pada darah oleh
10.4 | Kapiler (h. 379-388) kontraksi jantung). (Lihat Gambar 10-9 dan 10-28.)
■ Kapiler yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabang ■ Aliran balik vena ditingkatkan oleh vasokonstriksi vena yang
luas ini adalah tempat ideal bagi pertukaran antara darah dan sel diinduksi oleh aktivitas simpatis dan oleh kompresi eksternal vena
jaringan sekitar. Secara anatomis, luas permukaan untuk dari kontraksi otot rangka sekitar. Kedua hal ini mendorong darah
pertukaran dimaksimalkan dan jarak difusi diminimalkan di kapiler. keluar dari vena. Efek-efek ini membantu tubuh melawan efek
Selain itu, karena luas potongan melintangnya yang besar, gravitasi pada sistem vena. (Lihat Gambar 10-28 hingga 10-31.)
kecepatan aliran darah melalui kapiler (dalam jarak per satuan ■ Katup vena satu-arah memastikan bahwa darah terdorong ke
waktu) relatif rendah sehingga tersedia cukup waktu untuk arah jantung dan tidak mengalir balik ke jaringan. (Lihat Gambar
berlangsungnya pertukaran. (Lihat Gambar 10- 15 hingga 10-17 10-32.)
serta Tabel 10-1, h. 366.)
■ Aliran balik vena juga ditingkatkan oleh pompa respirasi dan

Terdapat dua jenis pertukaran pasif—difusi dan bulk flow— efek penghisapan jantung.Aktivitas pernapasan menghasilkan
yang berlangsung menembus dinding kapiler. tekanan yang lebih rendah daripada tekanan atmosfer di rongga
■ Masing-masing zat terlarut dipertukarkan terutama melalui difusi toraks sehingga terbentuk gradien tekanan eksternal yang
menuruni gradien konsentrasi. Bahan-bahan larut-lemak berpindah mendorong aliran dari vena di tungkai yang terpajan ke tekanan
langsung menembus lapisan tunggal sel endotel dinding kapiler atmosfer ke vena dada yang mengosongkan isinya ke jantung.
sementara bahan larut-air berpindah melalui pori berisi-air yang Selain itu, tekanan yang sedikit negatif yang tercipta di dalam
terdapat di antara sel-sel endotel. Protein plasma umumnya tidak atrium sewaktu sistol ventrikel dan di dalam ventrikel sewaktu
dapat keluar. (Lihat Gambar 10-18 dan 10-21.) diastol ventrikel menghasilkan efek menghisap yang meningkatkan
aliran balik vena dan mempermudah pengisian jantung. (Lihat
■ Ketidakseimbangan tekanan fisik di kedua sisi dinding kapiler Gambar 10-28 dan 10-33.)
menyebabkan terjadinya bulk flow cairan melalui pori. (1) Cairan
didorong keluar di bagian pertama kapiler (ultrafiltrasi), tempat 10.6 | Tekanan Darah (h. 393-403)
tekanan keluar (terutama tekanan darah kapiler) melebihi tekanan ■ Pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada kontrol dua
masuk (terutama tekanan osmotik koloid plasma). (2) Cairan
penentu utamanya, curah jantung dan resistensi perifer total.
dikembalikan ke kapiler di sepanjang paruh terakhir, ketika tekanan
Kontrol curah jantung bergantung pada regulasi kecepatan jantung
keluar turun di bawah tekanan masuk. Penyebab pergeseran
dan isi sekuncup, sementara resistensi perifer total terutama
keseimbangan di sepanjang kapiler ini adalah terus turunnya
ditentukan oleh derajat vasokonstriksi arteriol. (Lihat Gambar
tekanan darah kapiler sementara tekanan osmotik koloid polasma
10-34)
tidak berubah. Bulk flow bertanggung jawab dalam distribusi CES
antara plasma dan cairan interstisial. (Lihat Gambar 10 -9, 10-22, ■ Regulasi jangka-pendek tekanan darah dilakukan terutama oleh
dan 10-23.) refleks baroreseptor. Baroreseptor sinus karotis dan arkus aorta
secara terus-menerus memantau tekanan arteri rerata. Jika
■ Dalam keadaan normal, cairan yang difiltrasi sedikit lebih
mendeteksi penyimpangan dari normal, kedua baroreseptor
banyak daripada yang direabsorpsi. Kelebihan cairan ini, protein
tersebut memberi sinyal ke pusat kardiovaskular medula, yang
yang bocor, dan bakteri di jaringan diserap oleh sistem limfe.
berespons dengan menyesuaikan sinyal autonom ke jantung dan
Bakteri dihancurkan sewaktu limfe melewati limfonodus dalam
pembuluh darah untuk memulihkan tekanan darah ke normal.
perjalanannya kembali ke sistem vena. (Lihat Gambar 10-22,
(Lihat Gambar 10-35 hingga 10-38.)
10-24, dan 10-25.)
■ Kontrol jangka-panjang tekanan darah melibatkan pemeliharaan
10.5 | Vena (h. 388-393) volume plasma yang sesuai melalui kontrol ginjal atas
■ Vena adalah saluran berjari-jari besar dan beresistensi rendah keseimbangan garam dan air. (Lihat Gambar 10-34.)
tempat darah mengalir kembali dari organ ke jantung. Selain itu,
vena yang berdinding tipis dan sangat mudah tergang, sebagai
pembuluh kapsitansi, dapat teregang secara pasif untuk
menyimpan volume darah yang lebih banyak sehingga berfungsi
sebagai reservoir darah. Kapasitas vena untuk menampung darah
dapat berubah banyak dengan sedikit perubahan pada tekanan
vena. Saat istirahat, vena menampung lebih dari 60% volume
darah total. (Lihat Tabel 10-1 dan Gambar 10- 2 7.)
Stimulasi Jantung Kecepatan Curah Tekanan
parasimpatis jantung jantung darah

Kecepatan
jantung
Stimulasi Jantung Curah Tekanan
simpatis jantung darah
Kekuatan Isi
kontraksi sekuncup
jantung

arteriol Vasokontriksi Resistensi Tekanan


perifer total darah

Aliran Isi Curah Tekanan


Vena Vasokontriksi
balik vena sekuncup jantung darah
Pemindaian mikrograf elektron elemen-elemen selular di
dalam darah. Eritrosit (merah) membawa oksigen. Leukosit
(kuning) penting dalam pertahanan imun. Trombosit (abu-abu)
ditunjukkan disini dalam bentuk aktif dan teraktivasinya,
membantu mengaktifkan perdarahan.

11
Yorgos Nikas/Getty Images

DARAH

SEKILAS ISI Pokok-Pokok Homeostasis


11.1 Plasma
Darah merupakan pengangkut jarak jauh, transportasi massal bahan-bahan
11.2 Eritrosit
antara sel dan lingkungan eksternal atau di antara sel itu sendiri. Transportasi
11.3 Leukosit
yang demikian penting untuk mempertahankan homeostasis.
11.4 Trombosit dan Hemostasis
Darah terdiri dari cairan plasma tempat elemen-elemen selular—eritrosit, leukosit, dan
trombosit—berada. Eritrosit (sel darah merah atau SDM) secara esensial merupakan
membran plasma kantong-tertutup hemoglobin yang menyangkut O2 di dalam darah.
Leukosit (sel darah putih, atau SDP), unit pertahanan mobil sistem imun, di angkut
melalui darah ke tempat terjadinya luka atau invasi oleh mikroorganisme penyebab-
penyakit. Platelet (trombosit) penting bagi homeostasis untuk menghentikan
pendarahan akibat pembuluh yang cedera.
11.1 | Plasma 1% berat plasma. Elektrolit (ion) paling banyak dalam plasma
adalah Na1 dan Cl2, komponen garam dapur. Terdapat juga
HCO32, K1, Ca21, dan ion lain dalam jumlah lebih kecil. Fungsi
terpenting ion-ion ini adalah peran mereka dalam eksitabilitas
membran, distribusi osmotik cairan antara cairan ekstrasel (CES)
Darah sekitar membentuk 8% berat tubuh total dan memiliki dan sel, dan menyangga perubahan pH; fungsi-fungsi ini dibahas di
volume rerata 5 liter pada wanita dan 5.5 liter pada pria. Darah bagian lain.
terdiri dari tiga jenis elemen selular khusus, eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah), yang Konstituen organik yang paling banyak berdasarkan berat
tersuspensi cairan di dalam kompleks plasma (Gambar 11-1, gambar adalah protein plasma, yang membentuk 6% hingga 8% berat
pembuka bab, dan Tabel 11-1). Eritrosit dan leukosit merupakan sel plasma.Kita akan mengulas protein-protein ini secara lebih
utuh, sementara trombosit adalah fragmen/potongan sel. menyeluruh di bagian selanjutnya. Persentase kecil plasma sisanya
terdiri dari bahan organik lain, termasuk nutrien (seperti glukosa,
asarn amino, lemak, dan vitamin), produk sisa (kreatinin,
Pergerakkan darah secara terus-menerus ketika darah mengalir bilirubin, dan bahan bernitrogen seperti urea), gas terlarut (O2 dan
melalui pembuluh darah menyebabkan sel-sel darah relatif tersebar CO2), dan hormon. Sebagian besar bahan ini hanyalah bahan yang
merata di dalam plasma. Namun, jika Anda meletakkan sampel diangkut oleh plasma. Sebagai contoh, kelenjar endokrin
darah lengkap dalam tabung reaksi dan mencegahnya membeku, sel- menyekresikan hormon ke dalam plasma, yang mengangkut
sel yang lebih berat akan mengedap ke dasar dan plasma yang lebih perantara kimiawi ini ke tempat kerja mereka.
ringan akan naik ke atas. Proses ini dapat dipercepat dengan
sentrifugasi, yang secara cepat menempatkan sel-sel ke dasar tabung
(Gambar 11-1). Karena lebih dari 99% sel darah adalah erotrosit,
hematokrit, atau packed cell volume, pada dasarnya mencerminkan
persentase eritrosit di dalam volume darah total. Nilai hematokrit Protein plasma adalah suatu kelompok konstituen plasma yang
rerata pada wanita adalah 42% dan pada pria sedikit lebih tinggi tidak sekedar sebagai pengangkut. Komponen - kompon penting
yaitu, 45%. Plasma membentuk volume sisanya. Karena itu, volume ini dalam keadaan normal tetap berada dalam plasma, tempat
rerata plasma dalam darah adalah 58% untuk wanita dan 55% untuk mereka melakukan banyak fungsi penting. Berikut adalah fungsi-
pria. Sel darah putih dan trombosit, yang tidak berwarna dan kurang fungsi terpenting tersebut, yang diuraikan di bagian lain buku ini:
padat daripada eritosit, term ampatkan dalam suatu lapisan tipis
berwarna krem yang dinamai bully coat, di atas kolom sel darah 1. Tidak seperti konstituen plasma lain yang larut dalam ail
merah. Lapisan ini membentuk kurang dari 1% volume darah total. plasma, protein plasma terdispersi sebagai koloid (lihat h. A-8).
Selain itu, karena merupakan konstituen plasma terbesar,
Marilah kita mula-mula membahas bagian darah
terbesar, plasma, sebelum mengalihkan perhatian ke Gambar 11-1 Hematokrit dan jenis-jenis sel darah. Angka-angka yang
elemen-elemen selular. disajikan adalah untuk pria. Hematokrit rerata untuk wanita adalah 42%,
dengan plasma membentuk 58% volume darah. Perhatikan bentuk bikonkaf
etritrosit.

Plasma, sebagai cairan, terdiri dari 90%


air. Air plasma merupakan medium
bagi bahan-bahan yang dibawa oleh
Plasma (55% darah
darah. Selain itu, plasma menyerap
lengkap)
dan menyebarkan sebagian besar
panas yang dihasilkan oleh proses
metabolisme di dalam jaringan,
sementara suhu darah itu sendiri
hanya mengalami sedikit perubahan. Buffy coat: Trombosit
Ketika darah mengalir mendekati trombosit dan
permukaan kulit, energi panas yang sel darah putih Leukosit
(<1% darah (sel darah putih)
tidak dibutuhkan untuk memper-
© NCI/Photo Researchers, Inc.

lengkap)
tahankan suhu tubuh di keluarkan ke Volume sell Eritrosit
lingkungan. termampat- Eritrosit (sel darah merah)
kan atau (45% darah
Sejumlah besar bahan inorganik dan lengkap)
hematokrit
organik terlarut dalam plasma. Kon-
stituen inorganik membentuk sekitar-

410 BAB 11
protein plasma biasanya tidak keluar melalui pori-
pori halus di dinding kapiler untuk masuk ke cairan ❚ TAbEL11-1 Konstituen Darah dan Fungsinya
interstisium. Berkat keberadaan mereka sebagai
dispersi koloid dalam plasma dan ketiadaannya Konstituen Fungsi
dalam cairan interstisium, protein plasma
menciptakan suatu gradien osmotik antara darah
dan cairan interstisium. Tekanan osmotik koloid ini Plasma
adalah gaya primer yang mencegah keluarnya Berperan sebagai medium transpor; membawa panas
plasma secara berlebihan dari kapiler ke dalam Elektrolit Berperan dalam eksitabilitas membran; distribusi
cairan interstisium sehingga membantu cairan melalui osmosis antara CES dan CIS;
mempertahankan volume plasma (lihat h. 384). menyangga perubahan pH
Nutrien, zat sisa, Diangkut dalam darah; gas CO2 darah berperan
2. Protein plasma ikut berperan dalam kemampuan gas, hormon dalam keseimbangan asam-basa
plasma menyangga perubahan pH (lihat h. 596).
Protein plasma Secara umum, menghasilkan efek osmotik yang
3. Tip kelompok protein plasma—albumin, globulin, penting dalam distribusi CES antara kompartemen
dan fibrinogen—diklasifikasikan berdasarkan vaskular dan interstisium; menyangga perubahan pH
berbagai sifat fisika dan kimiawi mereka. Selain Albumin Mengangkut banyak bahan; berperan paling besar
fungsi umum yang telah disebutkan, masing- dalam menentukan tekanan osmotik koloid
masing tipe protein plasma melakukan tugas Globulin
spesifik sebagai berikut.  Mengangkut banyak bahan tak-larut air; mencakup
faktor pembekuan dan molekul prekursor inaktif
a. Albumin, protein plasma yang paling banyak, Merupakan antibodi
berperan besar dalam menentukan tekanan Fibrinogen Merupakan prekursor inaktif untuk jalinan fibrin pada
osmotik koloid berkat jumlahnya. Protein ini bekuan
juga secara non-spesifik berikatan dengan

bahan-bahan yang kurang larut dalam plasma
(misalnya, bilirubin, garam empedu, dan Mengangkut O2 dan CO2 (terutama O2 )
penisilin) untuk transportasi dalam plasma. Leukosit
b. ­ Neutron Menelan bakteri dan debris
Eosinofil Menyerang cacing parasitik; berperan
dalam reaksi alergik
(1) Seperti albumin, sebagian globulin alfa dan
Basofil Mengeluarkan histamin, yang penting dalam
beta mengikat bahan-bahan yang kurang larut
reaksi alergik, dan heparin, yang membantu
dalam plasma untuk transportasi dalam plasma
membersihkan lemak dari darah
tetapi globulin ini sangat spesifik terhadap bahan
Monosit Dalam transit menjadi makrofag jaringan
yang akan mereka ikat dan angkut. Contoh
bahan-bahan yang diangkut oleh globulin spesifik Limfosit
mencakup hormon tiroid (lihat h. 723), kolesterol Menghasilkan antibodi
(lihat h. 352), dandan besi (lihat h. 656). Menghasilkan respons imun diperantarai-sel
(2) Sebagian besar faktor yang berperan dalam Trombosit Berperan dalam hemostasis
proses pembekuan darah adalah globulin alfa atau
beta.
(3) Beberapa protein plasma darah merupakan,
molekul prekursor yang bersirkulasi, dan tidak
aktif, yang diaktifkan sesuai kebutuhan oleh Protein plasma disintesis oleh hati, kecuali antibodi,
masukan regulatorik tertentu. Contohnya, yang dihasilkan oleh limfosit, salah satu tipe sel darah putih
globulin alfa angiotensinogen diaktifkan menjadi
angiotensin, yang beperan penting dalam
mengatur keseimbangan garam dalam tubuh
Periksa Pemahaman Anda.
(lihat h. 547)
1. Gambarkan tabung berisi darah lengkap yang telah disentrifugasi, yang
(4) Globulin gama adalah imunoglobulin
memperlihatkan volume sel termampatkan dan menunjukkan persentase
(antibodi) yang sangat penting bagi mekanisme
yang ditempati oleh plasma, eritrosit. dan buffy coat pada laki-laki normal.
pertahanan tubuh (lihat h. 449)
2. Sebutkan fungsi-fungsi protein plasma.
c. Fibrinogen adalah faktor kunci dalam
pembekuan darah.

   411
11.2 | Eritrosit 2. Bagian ion-hidrogen asam (H+) dart asam karbonat ter-ionisasi,
yang dihasilkan di tingkat jaringan dari CO2. Hemoglobin
Setiap mililiter darah rata-rata mengandung 5 miliar eritrosit (sel menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak mengubah pH
darah merah atau SDM), secara klinis sering dilaporkan dalam darah (lihat h. 514)
hitung sel darah merah sebagai 5 juta sel per milimeter kubik
3. Karbon rnonoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak
(mm3).
terdapat di dalam darah, tetapi jika terhirup gas ini cenderung
menempati bagian hemoglobin yang berikatan dengan CO2,
menyebabkan keracunan CO(lihat h. 512)
4. Nitrat oksida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat
Bentuk dan isi eritrosit sangat cocok dan sesuai untuk melaksa-nakan vasodilator berikatan dengan hemoglobin. NO ini dilepaskan di
fungsi primernya, yaitu mengangkut O2 di dalam darah. jaringan, tempat zat ini melemaskan dan melebarkan arteriol lokal
STRUKTUR ERITROSIT Tiga sifat anatomik eritrosit berperan (lihat h. 374). Vasodilatasi membantu menjamin bahwa darah kaya
dalam efisiensi pengangkutan O2. Pertama, eritrosit adalah sel datar -O2 dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu
berbentuk-cakram yang mencekung di bagian tengah di kedua sisi, menstabilkan tekanan darah.
seperti donat dengan bagian tengah menggepeng bukan lubang Karena itu, hemoglobin berperan kunci dalam transpor O2
(yaitu, eritrosit berbentuk cakram bikonkaf dengan garis tengah 8 sekaligus member' kontribusi signifikan pada transpor CO2 dan
mm ketebalan 2 mm di tepi luar, dan ketebalan 1 mm di bagian kemampuan darah dalam menyangga pH. Selain itu, dengan
tengah) (lihat Gambar 11-1 dan gambar pembuka bab). Bentuk membawa vasodilatornya sendiri, hemoglobin membantu
bikonkaf ini menyediakan area permukaan yang lebih luas untuk menyalurkan O2, yang dibawanya.
difusi oksigen dari plasma melewati membran masuk ke eritosit KETIADAAN NUKLEUS DAN ORGANEL Untuk memaksimal-kan
dibandingkan dengan bentuk sel bulat dengan volume yang sama. kandungan hemoglobinnya, satu eritrosit dipenuhi oleh lebih dari
Juga, ketipisan sel memungkinkan oksigen untuk berdifusi secara 250 juta molekul hemoglobin, menyingkirkan hampir semua
cepat antara bagian-bagian eksterior dan interior sel. organel yang lain. (Ini berarti bahwa setiap SDM dapat membawa
Sifat struktural kedua yang mempermudah fungsi transpor SDM lebih dari 1 miliar molekul O2.). Sel darah merah tidak
adalah kelenturan membrannya. Sel darah merah, berdiameter mengandung nukleus atau organel. Selama perkembangan sel,
normal 8 mm, dapat berubah bentuk secara luar biasa ketika mengalir struktur-struktur ini dikeluarkan untuk menyediakan ruang lebih
satu per satu melewati kapiler yang garis tengahnya sesempit 3 mm. banyak bagi hemoglobin (Gambar 11-3). Karena itu, pada dasarnya
Karena sangat lentur, eritrosit dapat mengalir melalui kapiler sempit SDM adalah suatu kantong penuh hemoglobin yang dibungkus
yang berkelok-kelok untuk menyalurkan O2 di tingkat jaringan tanpa membran plasma.
mengalami ruptur selama proses berlangsung. ENZIM KUNCI DALAM ERITROSIT Hanya beberapa enzim
Sifat anatomik ketiga dan yang terpenting yang memungkinkan penting yang tidak dapat diperbarui yang tetap terdapat di dalam
SDM mengangkut O2 adalah adanya hemoglobin di dalamnya. Mari eritrosit matang: enzim glikolitik dan karbonat anhidrase. Enzim
kita bahas molekul unik ini secara lebih terperinci. glikolitik penting untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan
PERAN HEMOGLOBIN Hemoglobin hanya ditemukan di sel darah untuk menjalankan mekanisme transpor-aktif yang berperan
merah. Sebuah molekul hemoglobin memiliki dua bagian: (1) bagian dalam mempertahankan konsentrasi ion yang sesuai di dalam sel.
globin, suatu protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida Ironisnya, meskipun eritrosit merupakan kendaraan untuk
yang sangat berlipat-lipat; dan (2) empat gugus non-protein yang mengangkut O2 ke semua jaringan lain di tubuh, untuk
mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem, dengan masing- menghasilkan energi sel ini sendiri tidak dapat menggunakan O2,
masing terikat ke salah satu polipeptida di atas (Gambar 11-2). yang mereka bawa. Karena tidak memiliki mitokondria, yaitu
Masing-masing dari keempat atom besi dapat berikatan secara tempat berbagai enzim untuk fosforilasi oksidatif, eritrosit hanya
reversibel dengan satu molekul O2; karena itu, setiap molekul mengandalkan glikolisis untuk membentuk ATP (lihat h. 36).
hemoglobin dapat mengambil empat penumpang O2 di paru. Karena Enzim-enzim penting lain dalam SDM, karbonat anhidrase,
O2 tidak mudah larut dalam plasma, 98,5% O2 yang terangkut dalam sangat berperan dalam transpor CO2. Enzim ini mengatalisis suatu
darah terikat ke hemoglobin (lihat h. 59). reaksi kunci yang akhirnya menyebabkan perubahan CO2 yang
Hemoglobin adalah suatu pigmen (yaitu berwarna secara alami). dihasilkan oleh proses metabolik menjadi ion bikarbonat
Karena kandungan besinya, hemoglobin tampak kemerahan jika (HCO3-), yaitu bentuk utama pengangkutan CO2 dalam darah.
berikatan dengan O2 dan kebiruan jika meng-alami deoksigenasi. Karena itu, eritrosit berperan dalam transpor CO2 melalui dua cara
Karena itu, darah arteri yang teroksigenasi penuh akan berwarna —melalui pengangkutannya
merah dan darah vena, yang telahkehilangan sebagian kandungan
O2-nya di tingkat jaringan, memiliki rona kebiruan. Selain
mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan yang
berikut. Masing-masing dari kita memiliki total 25 triliun hingga 30 triliun
Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan SDM yang mengalir melalui pembuluh darah setiap saat (100.000
yang berikut. kali lebih banyak daripada jumlah seluruh populasi AS.). Namun,
1. Karbon dioksida (CO2-,). Hemoglobin membantu mengangkut kendaraan pengangkut gas vital ini berumur pendek dan harus
gas ini dari sel jaringan kembali ke paru (lihat h. 513). diganti dengan laju rerata 2 juta hingga 3 juta sel per detik.

412 BAB 11
Rantai polipeptida β
Rantai polipeptida β

CH3 CH CH2

HC CH
N
H3 C CH3
N Fe N
– CH CH2
OOC CH2 H2C
N CH
HC


OOC CH2 CH2 CH3

Rantai polipeptida α Gugus Rantai poleptida α


hem
(a) Molekul hemoglobin (b) Gugus hem yang mengandung besi
Gambar 11-2 Molekul hemoglobin. Sebuah molekul hemoglobin terdiri dari empat rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat (bagian globin) dan empat
gugus hem yang mengandung besi.

USIA ERITROSIT YANG SINGKAT Harga yang harus dibayar ringan kapiler organ ini sempit dan berkelok-kelok sehingga
oleh eritrosit atas banyaknya kandungan hemoglobin hingga merusak sel-sel rapuh ini. Limpa terletak di bagian kiri atas
eksklusi perangkat intrasel khusus yang lazimnya dijumpai adalah abdomen. Selain menyingkirkan sebagian besar eritrosit tua dari
usia yang singkat. Tanpa DNA, RNA, dan ribosom, sel darah sirkulasi, limpa memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan
merah tidak dapat membentuk protein untuk perbaikan, eritrosit sehat di interior pulpanya, yang berfungsi sebagai reservoar
pertumbuhan, dan pembelahan sel atau memperbarui enzim- untuk trombosit dan mengandung banyak limfosit, salah satu jenis
enzimnya. SDM, yang hanya dilengkapi oleh bekal awal yang sel darah putih.
disintesis sebelum sel ini menyingkirkan nukleus dan organelnya,
ERITROPOIESIS Karena eritrosit tidak dapat membelah diri
hanya bertahan hidup rerata 120 hari, berbeda dengan sel saraf
untuk mengganti sendiri jumlahnya, sel tua yang pecah harus diganti
dan otot, yang bertahan sepanjang hayat orang yang bersangkutan.
oleh sel baru yang diproduksi di pabrik eritrosit-sumsum tulang—
Selama masa usia 4 bulan yang singkat tersebut, setiap eritrosit
yaitu jaringan lunak yang sangat selular yang mengisi rongga internal
berkelana sekitar 700 mil saat mengelilingi pembuluh darah.
tulang. Sumsum tulang dalam keadaan normal menghasilkan sel
Seiring dengan penuaan eritrosit, membran plasma eritrosit
darah merah baru, suatu proses yang dinamai eritropoiesis, dengan
yang tidak dapat diperbaiki menjadi rapuh dan mudah pecah
kecepatan menyamai kecepatan kerusakan sel tua.
ketika sel terjepit melewati titik-titik yang sempit di dalam sistem
vaskular. Sebagian besar SDM tua mengakhiri hidupnya di limpa
karena ja-
Nukleus dan Tidak ada nukleus
organel Sisa organel alau organel

Sel punca pluripoten Sel punca mieloid Eritoblas Retikulosit Eritrosit


Gambar 11-3 Langkah-langkah utama dalam produksi eritrosit (eritropoiesis). Eritrosit berasal dari
sel punca pluripoten di dalam sumsum tulang merah yang menghasilkan seluruh jenis sel darah. Sel
punca mieloid adalah sel punca yang terdiferensiasi sebagian yang menghasilkan eritrosit dan beberapa
jenis sel darah lain. Eritroblas berinti akan menjadi eritrosit matur. Sel ini mengeluarkan nukleus dan
organelnya, menciptakan ruang yang lebih banyak untuk hemoglobin. Retikulosit merupakan sel darah
merah imatur yang mengandung sisa organel (terutama ribosom). Eritrosit matur dilepaskan ke kapiler
yang banyak terdapat di dalam sumsum tulang.

DARAH 413
Selama perkembangan intrauterus, eritrosit mula-mula dibentuk Karena transpor O2 dalam darah adalah fungsi utama eritrosit,
oleh yolksac dan kemudian oleh hati dan limpa, hingga sumsum secara logis, Anda mungkin akan mengira bahwa rangsangan
tulang terbentuk dan mengambil alih produksi eritrosit secara utama peningkatan produksi eritrosit adalah berkurangnya.
eksklusif. Pada anak, sebagian besar tulang berisi sumsum tulang penyaluran O2 ke jaringan. Anda mungkin benar tetapi kadar O2
merah yang mampu memproduksi sel darah. Namun, seiring dengan yang rendah tidak merangsang eritropoiesis dengan bekerja
pertambahan usia, sumsum tulang kuning yang tidak mampu langsung pada sumsum merah. Penurunan penyaluran O, ke ginjal
melakukan eritropoiesis secara perlahan menggantikan sumsum (EPO) merangsang ginjal mengeluarkan hormon eritropoietin ke
merah, yang tersisa hanya di beberapa tempat, seperti sternum dalam darah dan hormon ini pada gilirannya merangsang
(tulang dada), iga, pelvis, dan ujung-ujung atas tulang panjang. eritropoiesis oleh sumsum merah (Gambar 11-4).
Lokasi ini adalah tempat dilakukannya pemeriksaan aspirasi sumsum
Eritropoietin bekerja pada derivat sel punca tak-berdife-
tulang atau untuk transplantasi sumsum tulang.
rensiasi yang sudah ditakdirkan untuk menjadi SDM, me-
Sumsum merah tidak hanya memproduksi SDM tetapi juga rangsang proliferasi dan pematangan sel-sel ini menjadi eritrosit
merupakan sumber leukosit dan trombosit. Di sumsum merah matur. Peningkatan aktivitas eritropoietik ini mening-katkan
terdapat sel punca pluripoten tak-berdiferensiasi, sumber semua sel jumlah SDM dalam darah sehingga kapasitas darah mengangkut
darah, yang secara terus-menerus membelah diri dan berdiferensiasi O2 men ingkat dan penyaluran O2 ke jaringan kembali ke normal.
untuk menghasilkan semua jenis sel darah (Gambar 11-3, juga lihat Jika penyaluran O2 ke ginjal telah normal, sekresi eritropoietin
Gambar 11-9, h. 423). Berbagai jenis sel darah imatur ini, bersama dihentikan hingga dibutuhkan kembali. Dengan cara ini, pro duksi
dengan sel punca, bercampur baur di sumsum merah pada berbagai eritrosit dalam keadaan normal diselaraskan dengan kerusakan
stadium perkembangan. Setelah matang, sel darah dilepaskan atau kehilangan sel-sel ini sehingga kemampuan darah
menuju kapiler yang banyak menembus sumsum merah. Kapiler mengangkut O, relatif konstan. Pada keadaan penurunart SDM
sumsum tulang adalah tipe diskontinu yang jarang yang memiliki yang berat, seperti pada perdarahan atau perusakan abnormal
celah besar di antara sel-sel endotel (Iihat h. 381) Dijumpai sel darah eritrosit muda dalam darah, laju eritropoiesis dapat meningkat
merah matur dapat menembus melewati pori yang besar ini menuju menjadi lebih dark enam kali laju normal. (Untuk pembahasan
ke darah tetapi setelah bersirkulasi, sel ini tidak dapat keluar dari penyalahgunaan eritropoietin oleh sebagian atlet,lihat fitur dalam
darah melalui pori pori yang lebih sempit pada kapiler biasa. Faktor kotak, Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga.)
regulatorik bekerja pada sumsum merah hemopoietik ("penghasil
darah") untuk menentukan jenis dan jumlah sel yang dihasilkan dan Persiapan sebuah eritrosit untuk meninggalkan sumsum tulang
dilepaskan ke dalam darah. Dari semua sel darah, mekanisme melibatkan beberapa tahap, seperti sintesis hemoglobin dan
pengaturan produksi SDM adalah yang paling dimengerti, Kita akan pengeluaran nukleus dan organel. Sel-sel yang paling matang
membahasnya nanti. memerlukan waktu beberapa harisebelum "matang penuh" dan
Eritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari ginjal. dibebaskan ke dalam darah sebagai respons terhadap eritropoietin-

Ginjal

Eritropoietin 1 Ginjal mendeteksi penurunan kapasitas darah


3 mengangkut O2.
1
Penurunan kemampuan 2 Jika O2 yang disalurkan ke ginjal berkurang,ginjal
mengangkut oksigen menyekresikan eritropoiten ke dalam darah.
Etrosit yang
sedang dibentuk
di sumsum 3 Eritropoietin merangsang eritropoiesis oleh sum-
Meredakan 5 sum tulang merah.
tulang
merah
4 Tambahan
4 eritrosit di dalam sirkulasi
4 meningkatkan kemampuan darah mengangkut O2.
peningkatan kemampuan
mengangkut oksigen 5 Peningkatan kemampuan darah mengangkut O2
sekresi eritropoietin.

Eritrosit
Gambar 11-4 Kontrol eritropoiesis

414 BAB 11
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga
Doping Darah: Lebih Banyak Hal Baik
Berarti Lebih Baik?

O TOT-OTOT YANG BEROLAHRAGA MEMERLUKAN PENYA-


LURAN O2 SECARA TERUS-MENERUS agar dapat mengha-
silkan energi untuk mempertahankan aktivitas terkait daya tahan
(lihat h. 294). Doping darah adalah suatu teknik yang dirancang untuk
Doping darah, meskipun efektif, dilarang baik dalam atletik perguruan
tinggi maupun kompetisi Olimpiade atas alasan etis dan medis. Masalah
yang diperhatikan, seperti pada pemakaian semua produk pemacu-
prestasi yang dilarang lainnya, adalah hilangnya kompetisi yang jujur.
meningkatkan secara saat kemampuan darah menggangkut O2 dalam
upaya memperoleh keunggulan kompetetif. Doping darah mencangkup Selain itu, praktik ini diperkirakan menjadi penyebab kematian beberapa
pengeluaran darah dari seorang atlet, yang segera diikuti oleh atlet. Namun, peraturan pelarangan ini sulit diterapkan. Doping darah
penginfusan kembali plasma tetapi eritrositnya dibekukan untuk tidak dapat dideteksi dengan prosedur perneriksaan yang ada saat ini.
dimasukan kembali satu hingga tujuh hari sebelum bertanding. Satu-satunya cara untuk mengungkapkan praktik doping darah adalah
Biasanya dilakukan pengambilan satu hingga empat unit darah )satu
melalui saksi atau pengakuan diri.
unit setara dengan 450 mL) pada interval tiga hingga delapan minggu
sebelum bertanding. Dalam periode antara pengambilan-pengambilan Perkembangan terakhir eritropoietin sintetik meningkatkan masalah
darah, aktivitas eritropoietik yang meningkat memulihkan jumlah SDM
doping darah. Penyuntikan produk ini merangsang produksi 5DM
ke kadar normal.
sehingga secara temporer meningkatkan kemampuan darah mengangkut
Penginfusan kembali SDM yang disimpan secara temporer
O2. Studi-studi mendalam membuktikan bahwa penyuntikan eritropoietin
meningkatkan hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin di atas
normal. Secara teoretis, doping darah akan bermanfaat bagi atlet daya- dapat meningkatkan performansi daya-tahan atlet sebesar 7% hingga
tahan dengan memperbaiki kemampuan darah mengangkut O2. 10%. Meskipun secara resmi dilarang, muncul pasar gelap eritropoietin di
kalangan atlet yang curang sejak produk ini tersedia sebagai that untuk
Namun, jika sel darah merah yang diinfuskan kembali tersebut terlalu
banyak, perforrnansi justru dapat merosot karena terjadi peningkatan mengobati anemia. Eritropoietin kini banyak digunakan oleh atlet balap
kekentalan darah yang akan menurunkan aliran darah. sepeda, ski lintas-alam, serta renang dan lari jarak-jauh. Namun, praktik
ini tidak bijaksana, tidak hanya karena dampak hukum dan etis, tetapi
Riset menunjukkan bahwa pada uji latihan baku di laboratorium, atlet
yang menggunakan doping darah mungkin menyadari peningkatan 5% juga karena bahaya peningkatan kekentalan darah. Eritropoietin sintetik
hingga 13% kapasitas aerobik; penurunan kecepatan denyut jantung diyakini menjadi penyebab kematian 20 pembalap sepeda Eropa sejak
sewaktu olahraga dibandingkan dengan kecepatan sewaktu olahraga tahun 1987. Sayangnya, terlalu banyak atlet yang nekat mengambil risiko
yang sama tanpa doping darah; meningkatkan performansi; dan ini.
menurunkan kadar asam laktat dalam darah. (Laktat diproduksi ketika
otot mengandalkan glikolisis anaerob yang kurang efisien untuk Pengembangan uji untuk mendeteksi penyalahgunaan eritropoietin
mengha-silkan energi; lihat h. 294.) saat ini diharapkan dapat meredam penggunaan zat ini.

dan sel-sel yang lebih muda atau baru berproliferasi mungkin sering digunakan untuk meningkatkan produksi SDM pada pasien
memerlukan waktu hingga beberapa minggu sebelum mencapai dengan penurunan aktivitas eritropoietik, misalnya pasien gagal
kematangan. Karena itu, waktu yang diperlukan untuk mengganti ginjal atau mereka yang menjalani kemoterapi untuk kanker. (Obat
secara tuntas semua SDM yang hilang bergantung pada seberapa kemoterapi mengganggu pembelahan sel yang cepat yang khas pada
banyak yang dibutuhkan untuk kembali ke jumlah normal. (Ketika yang sedang terbentuk sel kanker dan SDM.)
Anda mendonorkan darah, eritrosit dalam darah Anda akan pulih
dalam waktu kurang dark seminggu.)
RETIKULOSIT Jika kebutuhan produksi SDM tinggi (misalnya, Meskipun terdapat tindakan-tindakan pengontrolan,
setelah perdarahan), sumsum tulang mungkin mengeluarkan kemampuan darah mengangkut O2 tidak selalu dapat
sejumlah besar eritrosit imatur yang dikenal sebagai retikulosit ke dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
dalam darah untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara cepat Kata anemia menunjukkan kemampuan darah mengangkut O2 di
(lihat Gambar 11-3). Sel-sel imatur ini dapat dikenali dengan bawah normal dan ditandai oleh hematokrit yang rendah (Gambar
teknik pewarnaan yang menyebabkan sisa organel (terutama 11-5a dan b). Anemia dapat disebabkan oleh penurunan laju
ribosom) yang belum dikeluarkan terlihat. Keberadaan retikulosit eritropoiesis, kehilangan eritrosit dalam jumlah besar, atau
di atas kadar normal 0,5% hingga 1,5% jumlah total eritrosit dalam defisiensi kandungan he-moglobin eritrosit. Berbagai kausa anemia
darah menunjukkan peningkatan kecepatan aktivitas eritropoietik. dapat dikelompokkan menjadi enam kategori:
Pada kecepatan yang sangat tinggi, lebih dark 30% sel darah merah
dalam darah dapat berada dalam tahap retikulosit imatur. 1. Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi suatu faktor dalam
ERITROPOIETIN SINTETIK Eritropoietin yang diproduksi makanan yang dibutuhkan untuk eritropoiesis. Pembentukan SDM
di laboratorium (Epogen, Procrit) kini menjadi produk bergantung pada pasokan adekuat bahan-bahan dasar
bioteknologi pencetak-uang tunggal tertinggi, dengan esensialsebagian di antaranya tidak disintesis di tubuh tetapi harus
penjualan melebihi dolar 1 miliar per tahun. Harmon ini disediakan melalui makanan. Sebagai contoh, anemia defisiensi besi

   415
6. Anemia hemolitik disebabkan oleh pecah-
nya eritrosit dalam sirkulasi secara
100 berlebihan. Hemolisis, atau ruptur SDM,
90 terjadi akibat sel normal dipicu untuk pecah
80 oleh faktor eksternal, seperti pada invasi SDM
70
oleh parasit malaria, atau akibat sel tersebut
100 memang cacat, seperti pada penyakit sel sabit.
Hematokrit

60 90
50 80 Malaria disebabkan oleh parasit protozoa
70 yang masuk ke dalam darah korban melalui
40

Hematokrit
60
30 50 gigitan nyamuk pembawa (karenanya,
20
40 kelambu digunakan pada ranjang di malam
30
10 20
hari di negara tropis untuk mengurangi
10 insiden malaria). Parasit ini secara selektif
0 0 menginvasi SDM, tempat mereka terus
(a) Normal (b) Anemia (c) Polycythemia (d) Dehydration bermultiplikasi hingga massa organisme
(hematokrit = 45%) (hematokrit = 30%) (hematokrit = 70%) (hematokrit = 70%)
malaria merobek SDM, melepaskan ratusan
Kunci parasit aktif baru yang secara cepat
= Plasma = Eritrosit menginvasi SDM lain. Seiring dengan siklus
yang terus berlanjut dan semakin banyak
Gambar 11-5 Hematokrit pada berbagai keadaan. (a) Hematokrit normal. (b) Pada anemia, hematokrit eritrosit yang hancur, kondisi anemia
lebih rendah daripada normal karena eritrosit dalam darah terlalu sedikit. (c) hematokrit di atas normal memburuk secara progresif.
pada polisitemia karena kelebihan eritrosit dalam sirkulasi. (d) Hematokrit juga dapat meningkat pada
Penyakit sel sabit adalah contoh paling
dehidrasi ketika jumlah eritrosit yang normal terkonsentrasi di dalam volume plasma yang berkurang.
dikenal di antara berbagaikelainan herediter
eritrosit yang menyebabkan selsel ini rapuh.
terjadi jika tidak cukup banyak besi tersedia untuk membentuk Penyakit ini mengenai sekitar 1 dari 650 orang
hemoglobin. Amerika Afrika. Penyakit sel sabit disebabkan oleh mutasi genetik
2. Anemia pernisiosa disebabkan oleh ketidak mampuan ubuh men- yang mengubah asam amino tunggal dalam rantai asam amino
yerap vitamin B12, yang masuk melalui makanan, dari saluran cerna. panjang-146 yang menyusun rantai p hemoglobin (valin
Vitamin B12 esensial untuk pembentukan dan pematangan normal menggantikan glutamat pada posisi 6 di dalam rantai asam amino
SDM. Vitamin ini banyak terdapat di berbagai makanan sehingga ini). Hemoglobin yang cacat ini bergabung bersama membentuk
jarang terjadi defisiensi dalam diet. Masalahnya adalah defisiensi rantai kaku yang membuat SDM menjadi tidak lentur dan
faktor intrinsik, suatu bahan khusus yang disekresikan oleh lapisan berbentuk tidak alami, seperti bulan sabit (Gambar 11-6). Tidak
lamb ung (lihat h. 632). Vitamin B12 dapat diserap dari saluran usus seperti eritrosit normal, SDM cacat ini cenderung membentuk
hanya jika nutrien ini terikat ke faktor intrinsik. gumpalan. "Kemacetan" yang dihasilkannya menyumbat aliran
darah melalui pernbuluh-pembuluh halus sehingga menimbulkan
3. Anemia aplastik disebabkan oleh kegagalan sumsum tulang
nyeri dan kerusakan jaringan. Selain itu, eritrosit cacat tersebut
menghasilkan cukup SDM meskipun semua bahan yang dibutuhkan
rapuh dan mudah pecah, bahkan sebagai sel muda, sewaktu
untuk eritropoiesis tersedia. Berkurangnya kemampuan eritropoiesis
mengalir melalui kapiler limpa yang sempit. Meskipun terdapat
dapat disebabkan oleh destruksi sumsum merah oleh bahan kimia
percepatan eritropoiesis yang dipicu oleh kerusakan konstan SDM,
toksik (misalnya benzena), pajanan berlebihan ke radiasi (jatuhan
produksinya mungkin tidak mampu mengimbangi laju destruksi
dari ledakan born nuklir, sebagai contoh, atau pajanan berlebihan ke
sehingga dapat terjadi anemia. Menariknya, pasien yang menderita
sinar-X), invasi sumsum oleh sel kanker, atau kemoterapi untuk
anemia sel sabit lebih mungkin bertahan dari malaria karena sel
kanker. Proses destruktif dapat secara selektif mengurangi produksi
cacat yang diinvasi oleh parasit malaria akan lebih mudah
eritrosit oleh sumsum tulang atau mungkin juga menurunkan
dihancurkan sewaktu mereka berjalan melalui limpa,
kemampuan sumsum menghasilkan leukosit dan trombosit.
mengeliminasi sel yang terinfeksi sebelum parasit mendapat
Keparahan anemia bergantung pada luas kerusakan jaringan
kesempatan untuk berkembang biak dan menyebar. Keuntungan
eritropoietik; kerusakan yang luas dapat mematikan.
ini dapat menjelaskan peningkatan insiden penyakit anemia sel
sabit di antara orang-orang yang tinggal di daerah tropis tempat
4. Anemia ginjal dapat terjadi akibat penyakit ginjal. Karena terdapat malaria. Dalam evolusi "pertukaran", keuntungan yang
eritropoietin dari ginjal adalah rangsangan utama yang mendorong didapat dari selamatnya pasien malaria akan memiliki dampak
eritropoiesis, kurang adekuatnya sekresi eritropoietin oleh ginjal yang yang merugikan dari penyakit sel sabit.
sakit menyebabkan berkurangnya produksi SDM.
5. Anemia perdarahan disebabkan oleh darah yang banyak kehila-
ngan. Kehilangan darah dapat bersifat akut, misalnya karena Polisitemia, berbeda dari anemia, ditandai oleh SDM dalam
perdarahan pada luka, atau kronik, misalnya darah haid yang darah yang terlalu banyak dan peningkatan hematokrit
berlebihan. (Gambar 11-5c). Terdapat dua jenis umum polisitemia-

416 BAB 11
rah tidak meningkat. Jumlah normal eritrosit dalam volume plasma
yang lebih sedikit. Kondisi ini kadang disebut polisitemia relatif.
Kita selanjutnya beralih ke golongan darah, yang bergantung pada
penanda karbohidrat khusus di membran permukaan eritrosit.

Antigen adalah molekul kompleks berukuran besar yang memicu

Eye of Science/Photo Researchers, Inc.


respons imun spesifik melawan dirinya sendiri ketika mendapatkan
jalan masuk ke dalam tubuh. Contohnya, antigen ditemukan pada
permukaan sel asing seperti bakteri yang menginvasi. Sel darah putih
golongan tertentu mengenali antigen dan menghasilkan antibodi
yang spesifik untuk melawan bakteri tersebut. Antibodi berikatan
dengan antigen spesifik yang terhadapnya antibodi dihasilkan dan
memicu destruksi antigen melalui berbagai cara. Karena itu, tubuh
Sel darah merah Sel darah merah
menolak sel yang membawa antigen yang tidak cocok dengan
berbentuk sabit berbentuk normal antigen dirinya. Anda akan belajar lebih lanjut tentang respons imun
Gambar 11-6 Sel darah merah berbentuk sabit. Pemindaian mikrograf ini di bab berikutnya tentang pertahanan tubuh. Sekarang kita fokus
elektron yang membandingkan sel sabit dan sel darah normal. pada reaksi antigen-antibodi khusus yang membentuk dasar
perbedaan golongan darah.
bergantung pada keadaan yang memicu produksi SDM berlebihan; GOLONGAN DARAH ABO Membran permukaan eritrosit manusia
polisitemia primer dan polisitemia sekunder. mengandung antigen yang diturunkan yang bervariasi bergantung
Polisitemia primer disebabkan oleh kondisi mirip-tumor di pada golongan darah. Di dalam sistem penggolongan darah utama,
sumsum tulang; suatu keadaan dengan laju eritropoiesis yang cepat sistem ABO, eritrosit orang dengan golongan darah A mengandung
tak-terkendali dan tidak diatur oleh mekanisme normal regulasi antigen A, golongan darah B mengandung antigen B, golongan
eritropoietin. Hitung eritrosit dapat mencapai 11 juta sel/mm3 darah AB mengandung antigen A dan B, dan orang dengan
(normalnya adalah 5 juta sel/mm3) dan hematokrit dapat golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan eritrosit A atau
mencapai 70% hingga 80% (normalnya adalah 42% hingga 45%). B.
Tidak ada manfaat yang diperoleh dari peningkatan kapasitas Antibodi yang melawan antigen eritrosit yang tidak ada pada
darah mengangkut O2 ini karena pada jumlah SDM normal saja, eritrosit tubuh sendiri, mulai muncul pada plasma manusia setelah
penyaluran O2 sudah lebih dari cukup. Namun, polisitemia yang bayi berusia 6 bulan. Oleh sebab itu, plasma golongan darah A
berlebihan dapat menimbulkan efek merugikan. Jumlah sel darah mengandung antibodi anti-B, golongan darah B mengandung
merah yang berlebihan menyebabkan viskositas darah meningkat antibodi anti-A, tidak ada antibodi yang terkait sistem ABO terdapat
lima hingga tujuh kali dari normal (yaitu membuat darah pada golongan darah AB, dan kedua antibodi anti-A dan anti-B
bertambah "kental"), menyebabkan darah mengalir lebih lambat, terdapat pada golongan darah O (Tabel 11-2). Tentu saja, kita
yang sebenarnya justru mengurangi penyaluran O2 ke jaringan menduga produksi antibodi melawan antigen A atau B diinduksi
(lihat h. 363). Peningkatan viskositas juga meningkatkan resistensi hanya jika darah mengandung antigen asing diinjeksikan ke dalam
perifer total, yang dapat meningkatkan tekanan darah sehingga tubuh. Namun, kadar tinggi antibodi ini ditemukan pada plasma
beban kerja jantung bertambah, kecuali jika mekanisme kontrol orang yang tidak pernah terpajan dengan golongan darah yang
tekanan darah dapat melakukan kompensasi (Iihat Gambar 10-14, berbeda. Oleh sebab itu, ini dikatakan antibodi yang yang terbentuk
h.378). secara alami—yaitu, dihasilkan tanpa terpajan terhadap antigen
Polisitemia sekunder, sebaliknya, adalah mekanisme adaptif apapun. Saat ini, Ilmuwan mengetahui bahwa manusia secara rutin
yang sesuai yang dipicu oleh eritropoietin untuk memperbaiki terpajan sejak kecil terhadap sejumlah kecil antigen menyerupai -A-
kemampuan darah mengangkut O2 sebagai respons terhadap
penurunan penyaluran O2 ke jaringan yang berke-panjangan. Hal ❚ TABEL 11-2 GOLONGAN DARAH ABO
ini terjadi secara normal pada orang yang tinggal di tempat tinggi,
tempat dengan ketersediaan O2 di udara yang lebih sedikit, atau
orang yang penyaluran O2-nya ke jaringan terganggu akibat Eritrosit Plasma
penyakit paru kronik atau gagal jantung. Hitung sel darah merah
pada polisitemia sekunder biasanya lebih rendah daripada yang
dijumpai pada polisitemia primer, biasanya berkisar antara 6 juta Anti-B
hingga 8 juta sel/mm3. Harga yang harus dibayar untuk B Anti-A
peningkatan penyaluran O2 ini adalah peningkatan viskositas
AB Tidak ada antibodi
darah.
Peningkatan hematokrit dapat terjadi jika tubuh kehilangan O anti-A and anti-B
cairan tanpa eritrosit, seperti pada dehidrasi yang menyertai
keringat berlebihan atau diare hebat (lihat Gambar 11-5d).
Namun, ini bukan polisitemia sejati karena jumlah SUM dalam da-
   417
Donor bergolongan
-dan -B yang terkait dengan bakteri usus yang biasa dan tidak darah B Resipien bergolongan
berbahaya. Antibodi yang dihasilkan melawan antigen yang hampir
darah A
identik untuk golongan darah asing, bahkan pada pajanan pertama.
REAKSI TRANSFUSI Jika seseorang diberikan darah
dengan golongan yang tidak sesuai, terjadi dua interaksi
antigen-antibodi. Sejauh ini, konsekuensi yang lebih serius
datang dari efek antibodi dalamplasma resipien terhadap eritrosit
Antigen B
donor yang akan dimasukkan. Efek antibodi donor terhadap antigen
terikat-eritrosit resipien kurang penting kecuali ditransfusikan
Antibodi terhadap
dalam jumlah yang besar karena antibodi donor terlarut pada
golongan darah A
plasma resipien sehingga hanya terjadi sedikit kehancuran sel darah Antibodi terhadap
Antigen A
merah pada resipien. golongan darah B

Interaksi antibodi dengan antigen terikat-eritrosit dapat


menghasilkan aglutinasi (penggumpalan) atau hemolisis (pecah) sel
darah merah yang diserang. Aglutinasi dan hemolisis sel darah
merah donor oleh antibodi dalam plasma resipien kadang dapat
menyebabkan reaksi transfusi yang fatal (Gambar 11-7). Gumpalan
aglutinasi dari sel donor yang diterima dapat menyumbat pembuluh
darah kecil. Selain itu, salah satu konsekuensi mematikan dari
ketidakcocokan transfusi adalah gagal ginjal akut yang disebabkan Sel darah merah dari
donor beragtulinasi
oleh pelepasan sejumlah besar hemoglobin dari eritrosit donor yang
pecah. Jika hemoglobin yang bebas di plasma meningkat melebihi
kadar kritis, hemoglobin bebas akan mengendap di ginjal dan
menyumbat struktur penghasil urine, yang menyebabkan gagal
ginjal akut.
DONOR DAN RESIPIEN DARAH UNIVERSAL Karena individu
bergolongan darah O tidak memiliki antigen A atau B, eritrosit
mereka tidak akan diserang oleh antibodi anti-A atau-B, jadi mereka
disebut donor universal. Darah mereka dapat ditransfusikan kepada
orang dengan berbagai jenis golongan darah. Namun, individu
dengan golongan darah O hanya dapat menerima golongan darah O
karena antibodi anti-A dan anti-B dalam plasma mereka akan
menyerang baik antigen A maupun B dalam darah yang akan
diterima. Sebaliknya, individu golongan darah AB disebut resipien
universal. Ketiadaan antibodi anti-A dan anti-B membuat mereka
dapat menerima golongan darah jenis apapun meskipun mereka Sel darah merah
hanya dapat mendonorkan darah mereka ke orang dengan golongan biasanya pecah Gumpalan menghambat
darah sejenis. Karena eritrosit mereka memiliki antigen A dan B, sel aliran darah di kapiler
mereka akan diserang jika ditransfusikan ke individu dengan
antibodi yang melawan antigen ini. Hemoglobin mengedap di ginjal,
menganggu fungsi ginjal Aliran oksigen dan nutrisi ke
Namun, istilah donor universal dan resipien universal sering
sel dan jaringan berkurang
disalahartikan. Selain sistem ABO, banyak antigen eritrosit dan
antibodi plasma lainnya yang dapat menyebabkan reaksi transfusi, Gambar 11-7 Reaksi transfusi. Reaksi transfusi yang disebabkan oieh
yang terpenting di antaranya adalah faktor Rh. darah bergolongan darah B ditransfusikan ke resipien bergolongan darah A.

SISTEM GOLONGAN DARAH Rh Orang yang memiliki faktor Rh


(antigen eritrosit pertama kali ditemukan pada kera rhesus, Antibodi anti Rh hanya dihasilkan oleh individu dengan Rh
karenanya diberi istilah rhesus) dikatakan memiliki darah Rh positif, negatif ketika (dan jika) individu tersebut terpajan pertama
sementara yang tidak memiliki faktor Rh dikatakan Rh-negatif. kali terhadap antigen Rh asing yang ada pada darah Rh positif.
Berlawanan dengan sistem ABO, tidak ada antibodi melawan faktor Transfusi darah Rh positif dapat menghasilkan reaksi transfusi pada
rhesus yang terbentuk secara alami. individu dengan Rh negatif yang telah tersensitisasi. Sebaliknya,
Menurut Asosiasi Bank Darah Amerika, berikut ini adalah individu Rh positif tidak pernah menghasilkan antibodi melawan
persentase golongan darah ABO dan Rh pada populasi di AS: A1, faktor rhesus yang mereka miliki. Oleh sebab itu, individu dengan
34%; A2, 6%; B1, 9%; B2, 2%; AB1, 3%; AB2, 1%; O1, 38%; and Rh negatif harus diberikan hanya darah Rh negatif, sementara
O2, 7%. individu den-

418 BAB 11
-gan Rh positif dapat dengan aman menerima baik darah Rh duksi atau penyimpanannya ke tempat mereka dibutuhkan. Tidak
negatif atau Rh positif. Faktor Rhesus menjadi penting secara seperti eritrosit, leukosit mampu keluar dari darah dengan bergerak
medis ketika ibu dengan Rh negatif membentuk antibodi yang menyerupai amuba, untuk menggeliat masuk ke pori kapiler yang
melawan eritrosit janin dengan Rh positif yang dikandungnya, sempit dan merangkak ke area yang dituju (lihat Gambar 12-2, h.
suatu keadaaan yang disebut eritroblastosis fetalis, atau penyakit 441). Akibatnya, sel efektor sistem imun tersebar luas di seluruh
hemolitik pada neonatus. Karena antibodi ibu menghancurkan tubuh dan dapat mempertahankan diri di lokasi manapun. Karena
banyak eritrosit janin, sumsum tulang janin tidak dapat mengikuti itu, kami memperkenalkan leukosit-leukosit spesifik dalam darah
laju penghancuran dan melepaskan prekursor imatur eritrosit, untuk menuntaskan pembahasan tentang darah, tetapi menyisakan
seperti retikulosit dan bahkan eritroblas (lihat Gambar 11-3), pembahasan lebih terperinci tentang fungsi fagositik dan
karena itu kondisi ini dinamakan demilcian. (Lihat Pertimbangan imunologik sel ini, yang terutama berlangsung di jaringan, untuk
Klinis pada halaman 433 untuk pembahasan lebih lanjut kelainan bab berikutnya.
ini.)
Kecuali pada keadaan yang sangat darurat, akan lebih aman Terdapat lima jenis leukosit.
untuk melakukan uji silang darah secara individual sebelum
dilakukan transfusi walaupun golongan darah ABO dan Rh sudah Leukosit tidak memiliki hemoglobin (berbeda dengan eritrosit)
diketahui karena terdapat sekitar 23 sistem antigen eritrosit minor sehingga tidak berwarna (yaitu, "putih") kecuali jika secara spesifik
manusia lainnya dengan ratusan subtipe. Kecocokannya diwarnai agar dapat dilihat dengan mikroskop. Tidalc seperti
ditentukan dengan mencampur sel darah merah dari donor yang eritrosit, yang memiliki struktur seragam, fungsi identik, dan jumlah
potensial dengan plasma dari resipien. Jika tidak terjadi gumpalan, yang konstan, leukosit bervariasi dalam struktur, fungsi, dan jumlah.
darah dinyatakan cocok Jan adekuat untuk transfusi. (Lihat kotak Di dalam darah terdapat lima jenis leukosit yang berbeda—neutrofil,
pada hal 420-421, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi, untuk eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit—masing-masing dengan
pembaruan pada alternatif transfusi darah utuh yang sedang struktur dan fungsi khas tersendiri. Sel-sel ini agak lebih besar
diteliti.) daripada eritrosit.

GRANULOSIT DAN AGRANULOSIT Kelima jenis leukosit masuk ke


Periksa Pemahaman Anda 11.2
dua kategori utama, bergantung pada gambaran nukleus dan ada
1. Jelaskan sifat anatomik eritrosit yang berkontribusi terhadap tidaknya granula di dalam sitoplasmanya jika dilihat di bawah
efisiensi SDM dalam mentranspor O2. mikroskop (Gambar 11-8, h. 422). Neutrofil, eosinofil, dan basofil
2. Sebutkan bahan-bahan kimia yang dapat diikat hemoglobin. dikategorikan sebagai granulosit (berarti "sel yang mengandung
3. Diskusikan cumber, kontrol, dan fungsi eritropoietin. granula") polimorfonukleus (berarti "bentuk inti beragam"). Inti sel-
sel ini tersegmentasi menjadi beberapa lobus dengan bentuk
bervariasi dan sitoplasmanya mengandung banyak granula yang
11.3 | Leukosit terbungkus membran. Granula mengandung senyawa kimia
tersimpan yang belum diubah yang dilepaskan oleh eksositosis pada
Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah unit yang dapat stimulasi yang sesuai untuk melaksanakan fungsi granulosit. Ketiga
bergerak pada sistem pertahanan imun tubuh. Imunitas adalah jenis granulosit dibedakan berdasarkan afinitas granula mereka
kemampuan tubuh untukmenahan atau menyingkirkan benda terhadap zat warna: eosinofil memiliki afinitas terhadap pewarna
asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan. Leukosit dan merah eosin, basofil cenderung menyerap pewarna biru basa, dan
turunan-turunannya, bersama dengan berbagai protein plasma, neutrofil bersifat netral, tidak menunjukkan preferensi warna.
membentuk sistem imun, suatu sistem pertahanan internal yang Monosit dan limfosit dikenal sebagai agranulosit (berarti "sel yang
mengenali dan menghancurkan atau menetralkan benda-benda tidak memiliki granula") mononukleus (berarti "satu inti").
dalam tubuh yang asing bagi "individu normal". Secara spesifik, Keduanya memiliki satu nukleus besar yang tidak bersegmen dan
sistem imun (1) mempertahankan tubuh dari invasi sedikit granula. Monosit lebih besar daripada limfosit dan memiliki
mikroorganisme penyebab penyakit (misalnya, bakteri dan virus); nukleus berbentuk oval atau seperti ginjal. Limfosit, leukosit yang
(2) berfungsi sebagai "petugas kebersihan" yang membersihkan paling kecil, secara khas memiliki nukleus bulat besar yang
sel-sel tua (misalnya, sel darah merah yang sudah tua) dan sisa menempati sebagian besar sel.
jaringan (misalnya, jaringan yang rusak akibat trauma atau
penyakit), menyediakan jalan bagi penyembuhan luka dan FUNGSI DAN USIA LEUKOSIT Berikut ini adalah fungsi dan masa
perbaikan jaringan; dan 3) mengidentifikasi dan menghancurkan hidup dari granulosit:
sel kanker yang timbul di tubuh. Neutrofil adalah spesialis fagositik, sel-sel ini menelan dan meng-
hancurkan bakteri secara intraseluler (lihat Gambar 2-8c, h. 33).
Selain itu, neutrofil juga dapat bertindak sebagai "born bunuh diri".
Neutrofil dapat menjalankan suatu tipe kematian sel terprogram
Untuk melaksanakan fungsinya, leukosit umumnya menggu- yang tidak lazim yang disebut NETosis yang menggunakan materi
nakan strategi "cari dan hancurkan"—yaitu, sel-sel ini pergi ke seluler penting untuk mempersiapkan suatu jaringan serat yang
tempat invasi atau kerusakan jaringan. Penyebab utama leukosit disebut neutrophil extracellular trap (NET) yang dilepaskan ke CES
berada di dalam darah adalah agar cepat diangkut dari tempat pro- pada saat kematiannya. Serat serat ini, yang terdiri dari protein-

   419
❚ Konsep, Tantangan, dan
Kontroversi
Mencari Pengganti Darah

S
ne of the hotte terapetik oksigen, mungkin mencapai 10 miliar dolar per tahun.
Para ilmuwan rnulai meneliti pengganti darah pada tahun 1960an tetapi
pencarian alternatif untuk transfusi darah lengkap tersebut mendapat dorongan
baru pada tahun 1980-an oleh meningkatnya insiden AIDS dan kekhawatiran
Kebutuhan Terhadap Transfusi Darah akan keamanan pasokan darah nasional. Penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis
Di Amerika Serikat saja, transfusi darah diberikan, secara rerata, virus, dan infeksi virus West Nile dapat ditularkan dari donor darah yang terinfeksi
setiap dua detik. Sesuai aturan umum, transfusi diberikan jika ke resipien transfusi darah. Meskipun pemeriksaan penyaring yang cermat atas
konsentrasi hemoglobin berada di bawah 7 g/100 mL darah lengkap pasokan darah kita dapat meminimalkan kemungkinan penularan penyakit infeksi
(kisaran normal adalah 13-18 g/100 mL untuk pria dan 12-16 g/100 mL melalui transfusi, masyarakat tetap khawatir dan akan senang menyambut
untuk wanita) atau ketika komponen spesifik darah yang lain, seperti adanya pengganti darah.
trombosit dan faktor pembekuan, berjumlah sedikit. Kebutuhan ini
Elirninasi risiko penularan penyakit hanya merupakan salah satu keunggulan
dapat timbui pada korban kedaruratan traumatik, seperti kecelakaan
temuan alternatif transfusi darah lengkap. Darah lengkap harus disimpan dalam
mobil atau luka tembakan; pada pasien bedah; pada pasien kanker
lemari pendingin dan meskipun demikian, waktu simpan darah tersebut hanyalah
yang menjalani kemoterapi yang menekan produksi sel darah; pada
42 hari. Transfusi darah lengkap juga memerlukan penentuan golongan darah
individu yang memiliki kelainan darah seperti leukemia atau anemia sel
dan pencocokan silang, yang tidak dapat dilakukan di tempat kecelakaan atau di
sabit; pada pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang; dan
medan perang.
pada penyakit lainnya. Beberapa pasien memerlukan transfusi terus-
menerus agar dapat bertahan hidup. Kadang-kadang darah lengkap
dipisahkan sehingga berbagai komponen berbeda dapat digunakan
Pendekatan Mama
pada beberapa resipien. Spesialis pengambil darah bahkan telah Tujuannya adalah bukan menemukan pengganti darah lengkap, tetapi meniru
mengembangkan teknik mutakhir yang dikenal sebagai aferesis, yaitu kemampuannya mengangkut O2. Kebutuhan terbesar untuk transfusi darah
darah dikumpulkan ke dalam sebuah alat yang memisahkan darah adalah mengganti kehilangan darah akut pada korban kecelakaan, pasien bedah,
menjadi bagian-bagian terpisah, kemudian sisa darah dikembalikan dan tentara yang terluka. Orang-orang ini membutuhkan penggantian jangka-
kepada donor setelah bagian tertentu, seperti trombosit, dipulihkan. pendek kapasitas darah mengang-kut O2 hingga tubuh mereka sendiri dapat
Dengan teknik ini, trombosit dalam jumlah cukup dapat dikumpulkan menyintesis eritrosit pengganti. Berbagai elemen penting lain dalam darah tidak
dad satu donor untuk sebuah transfusi trombosit; jika tidak, trombosit dibutuhkan sesegera hemoglobin dalam SDM untuk mempertahankan hidup.
dari 5 hingga 10 darah lengkap donor harus dikumpulkan untuk Merupakan suatu masalah bahwa sel darah merah adalah komponen darah
mendapatkan trombosit yang cukup untuk transfusi trombosit. lengkap yang memerlukan pendinginan, memiliki usia penyimpanan singkat, dan
mengandung penanda-penanda untuk berbagal golongan darah.
Kebutuhan Terhadap Pengganti Darah Karena itu, pencarian pengganti darah difokuskan pada dua kemungkinan
Dengan hanya sekitar 5% populasi yang sekarang mendonorkan utama: (1) produk hemoglobin yang terdapat di luar 5DM dan dapat disimpan di
darahnya, terjadi kelangkaan regional golongan darah tertentu yang suhu kamar hingga enam bulan hingga setahun, dan (2) produk yang disintesis
mengharuskan pengiriman dan pemakaian bersama darah di antara secara kimiawi yang berfungsi sebagai hemoglobin artifisial dengan melarutkan
berbagai daerah. (Hampir semua orang berusia lebih dari 17 tahun sejumlah besar O2 ketika kadar O2 tinggi (seperti di paru) dan rnembebaskannya
yang berberat badan lebih dare 55 kg, sehat, dan tidak mendonorkan ketika kadar O2 rendah (seperti di jaringan). Berbagai pengganti darah potensial
darahnya dalam 8 minggu terakhir memenuhi syarat untuk menjadi kini sedang dalam berbagai tahap perkembangan. Sebagian telah mencapai
pendonor darah tetapi sebagian besar orang tidak mengambil tahap up Minis tetapi belum ada produk yang dipasarkan meskipun tampaknya
kesempatan ini untuk memberikannya.) Petugas medis akan hal tersebut semakin dekat. Mari kita membahas masing-masing dari berbagai
menghadapi kekurangan darah secara luas yang serius dalam waktu pendekatan utama tersebut.
dekat karena jumlah donor darah torus berkurang pada saat yang
sama dengan jumlah orang berusia lanjut, kelompok orang yang paling Produk Hemoglobin
sering memerlukan transfusi, terus bertambah. Manfaat bagi Sejauh ini upaya riset paling banyak difokuskan pada manipulasi struktur
masyarakat oleh adanya pengganti darah yang aman yang dapat hemoglobin sehingga hemoglobin dapat secara aman dan efektif diberikan
diberikan tanpa memperhitungkan golongan darah penerima akan sebagai pengganti transfusi darah lengkap. Jika dapat distabilkan dan
sangat banyak, demikian juga keuntungan bagi produsen produk yang disuspensikan dengan benar dalam larutan salin, hemoglobin dapat disuntikkan
pertama kali berhasil. Para pakar memperkirakan bahwa pasar dunia untuk meningkatkan kemampuan darah resipien mengangkut O2 tanpa
untuk pengganti darah yang baik, yang secara lebih tepatnya dinamal memandang apa golongan darah mereka.

420 BAB 11
Beberapa strategi di bawah ini adalah yang sedang dilakukan untuk -han dan tertimbun di tubuh. Ironisnya, pemberian PFC menimbulkan
mengembangkan suatu produk hemoglobin: bahaya toksisitas O2 akibat penyaluran O2 yang berlebihan ke jaringan
■ Salah satu masalah adalah bahwa hemoglobin berperilaku berbeda secara tak-terkendali (lihat h. 515)
jika berada di luar SDM. Hemoglobin "telanjang" ini terurai menjadi Strategi lebih baru yang sedang dikembangkan adalah versi plastik
dua yang tidak membebaskan O2 untuk digunakan jaringan seperti hemoglobin yang larut-air. Molekul ini memiliki ukuran dan bentuk yang
yang dilakukan oleh hemoglobin normal. Fragmen-fragmen sama dengan hemoglobin, berikatan reversibel dengan O2, dan dibuat
hemoglobin ini juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Telah clan bahan yang diketahui aman untuk tubuh, tetapi molekul ini belum
dikembangkan suatu reagen ikatan-silang yang mempertahankan rnenjalani pengujian biologis.
keutuhan molekul hemoglobin ketika molekul tersebut berada di luar
sel darah merah sehingga salah satu kendala dalam memberikan Taktik untuk Mengurangi Kebutuhan Terhadap Darah Donor
hemoglobin bebas dapat teratasi. Cara-cara lain selain pengganti darah yang ditujukan untuk mengurangi
■ Sebagian produk yang sedang dalam penelitian berasal dari donor kebutuhan terhadap darah donor mencakup:
darah manusia yang telah kadaluarsa. Darah tersebut tidak dibuang
■ Dengan mengubah praktik bedah, masyarakat medis telah
tetapi hemoglobinnya diekstraksi, dimurnikan, disterilkan, dan
mengurangi kebutuhan terhadap transfusi. Metode-metode hemat-
distabilkan secara kimiawi. Namun, strategi ini masih mengandalkan
darah ini mencakup pendauran-ulang darah pasien sendiri sewaktu
adanya pasokan tetap darah dari donor manusia.
pembedahan (mengurnpulkan darah yang keluar, kemudian
■ Beberapa produk menggunakan darah sapi sebagai titik awal.
menginfuskannya kembali); menggunakan teknik bedah yang kurang
Hemoglobin sapi mudah diperoleh dari rumah jagal, murah, dan
invasif sehingga tidak banyak menyebabkan perdarahan; dan
dapat diolah untuk diberikan kepada manusia. Kekhawatiran utama
pemberian eritropoietin sebagai pemacu pembentukan darah kepada
dengan produk ini adalah kernungkinan masuknya mikroba-mikroba
pasien sebelum pembedahan.
penyebab penyakit yang belum diketahui ke manusia yang mungkin
■ Keharusan mencocokkan golongan darah untuk transfusi adalah
bersembunyi di dalam produk sapi ini.
salah satu alasan utama pemborosan di bank darah. Transfusi darah
■ Salah satu kandidat potensial sebagai pengganti darah adalah
yang tidak cocok menyebabkan reaksi serius bahkan mematikan
hemoglobin rekayasa-genetik yang meniadakan keharusan adanya
(lihat h. 424). Karena itu, sebuah bank darah mungkin membuang
donor darah manusia atau risiko penyebaran penyakit dari sapi ke
stok salah satu golongan darah yang tidak digunakan sementara
manusia. Para ahli rekayasa genetik dapat menyisipkan gen untuk
kekurangan golongan darah lain. Berbagai golongan darah di dalam
hemoglobin manusia ke dalam bakteri, yang bekerja sebagai "pabrik'
sistem utama ABO dibedakan berdasarkan perbedaan antigen
untuk menghasilkan produk hemoglobin yang diinginkan. Salah satu
spesifik pada permukaan membran sel darah merah (lihat h. 423).
kekurangan hemoglobin rekayasa-genetik ini adalah tingginya biaya
Dalam reaksi transfusi, antigen SDM yang tidak cocok merupakan
yang diperlukan untuk mengoperasikan fasilitasnya.
sasaran penyerangan. Setelah banyak meneliti, para peneliti
■ Salah satu strategi yang menjanjikan adalah pembungkusan
mengarah kepada dua enzim dari bakteri yang berbeda—satu enzim
hemoglobin dengan liposom—wadah berbungkus membran—yang
yang dapat memotong antigen A dan yang lain yang dapat
serupa dengan 5DM yang terbungkus membran dan dijejali
memotong antigen B dari SDM—yang mengubah semua darah
hemoglobin. Apa yang dinamai sel darah neo (neo berarti"baru") ini
donor menjadi golongan O, yang dapat ditransfusikan secara aman
masih menunggu penelitian lebih lanjut.
kepada semua orang. Jika uji klinis yang menggunakan darah yang
Pengangkut O2 sintetik. telah diubah oleh enzim ini berhasil, produk semacam ini akan
Peneliti-peneliti lain melakukan pengembangan strategi berbasis-kimia mengurangi pemborosan dan akan sangat bermanfaat bagi dokter
yang mengandalkan perfluorokarbon (PFC), yaitu senyawa sintetik bedah di medan perang yang sering tidak memiliki waktu untuk
pengangkut O2 yang terdiri dari karbon dan fluorin. PFC adalah mencocokkan darah.
molekul yang disintesis secara kimiawi dan sama sekali inert serta ■ Peneliti-peneliti lain sedang mencari cara untuk memperlama usia
dapat melarutkan sejumlah benar O2 setara dengan jumlah O2 yang 5DM, baik dalam bank darah maupun di pasien sehingga kebutuhan
dihirup. Karena berasal dari sumber non-biologis, PFC tidak dapat terhadap darah segar untuktransfusi dapat dikurangi.
menularkan penyakit. Hal ini, ditambah biayanya yang murah, Seperti yang diperlihatkan oleh daftar strategi ini, telah banyak
menyebabkan bahan ini menarik sebagai pengganti darah. Namun, kemajuan yang dicapai dalam pengembangan alternatif transfusi
penggunaan PFC bukanlah tanpa risiko. Pemberian bahan ini dapat darah lengkap yang aman dan efektif. Namun, setelah upaya keras
selama lebih dari tiga dekade, masih terdapat banyak tantangan dan
menimbulkan gejala dan karena ekskresinya rendah, PFC dapat terta-
belum ada solusi ideal yang ditemukan.

   421
Leukosit
Granulosit polimorfonuklear Agranulosit mononuklear
Neutrofil Eosinofil Basofil Monosit Limfosit Eritrosit Trombosit

Cell types: Courtesy and copyright of the Clinical Chemistry and Hematology

(http://www.wadsworth.org); platelets: © Peter Arnold, Inc./Alamy


Laboratory, Wadsworth Center, NY State Department of Health
Konsentrasi Konsentrasi
60%–70% 1%–4% 0.25%–0.5% 2%–6% 25%–33%
eritrosi trombosit
= 5 miliar/ = 250 juta/
Hitung jenis SDP (persentase distribusi jenis-jenis leukosit mL darah mL darah

Konsentrasi leukorit= 7juta/ mL darah


Hitung SDM Hitung trombosit
= 5,000,000/mm3 = 250,000/mm3
Hitung SDP= 7000/mm3

Gambar 11-8 Elemen sel darah normal dan hitung sel darah manusia.

protein granulasi dari sitoplasma neutrofil dan kromatin dari heparin berperan secara fisiologis dalam mencegah pembekuan
nukleusnya, berikatan dengan bakteri dan mengandung senyawa .Setelah dibebaskan ke dalam darah dari sumsum tulang,
kimia pembasmi bakteri, memungkinkan NET untuk menjebak dan granulosit biasanya tetap berada di dalam darah selama kurang dari
menghancurkan bakteri secara ekstraseluler. Netrofil selalu menjadi sehari sebelum meninggalkan pembuluh darah untuk masuk ke
pertahanan pertama terhadap invasi bakteri. Selanjutnya, mereka jaringan, tempat sel-sel ini bertahan hidup tiga hingga empat hari
melakukan pembersihan debris. Seperti dapat diduga dari fungsi- lagi kecuali jika mereka mati lebih dulu akibat menjalankan tugas.
fungsi tersebut, peningkatan neutrofil darah (neutrofilia) biasanya Sebagai perbandingan, fungsi dan usia agranulosit adalah
menyertai infeksi bakteri akut. Pada kenyataannya, hitung sebagai berikut.
jenis SDP (suatu penentuan proporsi tiap-tiap jenis Monosit, seperti neutrofil, berkembang menjadi fagosit profesional.
leukosit yang ada) dapat bermanfaat dalam membuat per-
Sel-sel ini muncul dari sumsum tulang selagi masih belum matang
kiraan yang akurat dan segera mengenai apakah suatu infeksi,
dan beredar hanya satu atau dua hari sebelum menetap di berbagai
misalnya pneumonia atau meningitis, disebabkan oleh bakteri atau
jaringan di seluruh tubuh. Di tempat barunya, sel-sel ini melanjutkan
virus. Jawaban definitif tentang mikroba penyebab dengan
pematangan dan menjadi sangat besar, berubah menjadi fagosit
membiakkan sampel cairan jaringan yang terinfeksi memerlukan
jaringan besar yang dikenal sebagai makrofag (makro berarti "besar";
waktu beberapa hari. Karena peningkatan hitung neutrofil sangat
faga berarti "pemakan"). Usia makrofag dapat berkisar dari bulanan
mengindikasikan infeksi bakteri, terapi antibiotik sudah dapat
hingga tahunan kecuali jika sel ini hancur lebih dulu selagi
diberikan jauh sebelum mikroba penyebab diketahui secara pasti.
menjalankan tugas fagositiknya. Sebuah sel fagositik hanya dapat
(Bakteri biasanya mati dengan pemberian antibiotik sedangkan
menelan benda asing dalam jumlah terbatas sebelum akhirnya mati.
virus tidak.)

Eosinofil adalah spesialis jenis lain. Peningkatan eosinofil dalam
■ Limfosit telah diprogram secara spesifik untuk membentuk
pertahanan imun terhadap sasaran-sasaran mereka. Terdapat dua
darah (eosinofilia) berkaitan dengan keadaan alergik (misalnya jenis limfosit, limfosit B dan limfosit T (sel B dan T). yang terlihat
asma dan hay fever) dan dengan infestasi parasit internal (misalnya serupa. Limfosit B menghasilkan antibodi, yang beredar dalam darah
cacing). Eosinofil jelas tidak dapat menelan parasit cacing yang dan bertanggung jawab dalam imunitas humoral, atau yang
ukurannya jauh lebih besar tetapi sel ini melekat ke cacing dan diperantarai oleh antibodi. Suatu antibodi berikatan dengan benda
mengeluarkan bahan-bahan yang me-matikannya. acing yang mengan dung antigenspesifik, misalnya bakteri, yang
■ Basofil adalah leukosit yang paling sedikit dan paling memicu produksi antibodi tersebut dan menandainya untuk
kurang dipahami. Sel ini secara struktur dan fungsi cukup mirip dihancurkan. Limfosit T tidak memproduksi antibodi; sel ini secara
dengan set mast, yang tidak pernah beredar dalamdarah, tetapi langsung menghancurkan sel sasaran spesifiknya dengan
tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh. Baik basofil maupun sel mengeluarkan beragam zat kimia yang melubangi sel korban, suatu
mast menyintesis dan menyimpan histamin dan heparin, yaitu proses yang dinamai imunitas selular. Sel sasaran sel T mencakup sel
bahan kimia poten yang dapat dibebaskan jika terdapat rangsangan tubuh yang dimasuki oleh virus dan sel kanker. Limfosit hidup
yang sesuai. Pelepasan histamin merupakan hal yang penting dalam sekitar 100 hingga 300 hari. Setiap saat hanya terdapat sebagian kecil
reaksi alergik, sedangkan heparin mempercepat pembersihan dari limfosit total yang berada di dalam darah. Sebagian besar secara
partikel lemak dari darah setelah kita makan makanan berlemak. terus-menerus terdaur-ulang antara jaringan limfoid, limfe, dan
Heparin juga dapat mencegah pembekuan (koagulasi) sampel darah darah, hanya menghabiskan waktu beberapa jam di dalam darah.
yang diambil untuk analisis klinis dan digunakan secara luas Jaringan limfoid adalah jaringan yang mengandung limfosit seperti
sebagai obat antikoagulan tetapi masih diperdebatkan apakah tonsil dan kelenjar limfe.

422 BAB 11
produksi dengan kecepatan bervariasi, bergantung pada jenis dan
tingkat serangan yang harus dihadapi oleh tubuh, contohnya seperti
pada neutrofilia. Caraka kimiawi yang berasal dari jaringan yang
mengalami infeksi atau kerusakan atau dari leukosit aktif itu sendiri
Semua leukosit pada dasarnya berasal dari prekursor umum sel mengatur kecepatan produksi berbagai leukosit. Caraka spesifik yang
punca pluripoten yang tidak berdiferensiasi di sumsum tulang yang analog dengan eritropoietin mengarahkan diferensiasi dan proliferasi
juga menghasilkan eritrosit dan trombosit (Gambar 11-9). Sel-sel masing-masing tipe sel. Sebagian dari caraka ini telah berhasil
yang ditakdirkan untuk menjadi leukosit akhirnya berdiferensiasi diketahui dan dapat diproduksi di laboratorium; salah satu
menjadi berbagai turunan sel dan berproliferasi di bawah pengaruh contohnya adalah granulocyte colony stimulating factor, yang
faktor stimulatorik yang sesuai. Granulosit dan monosit hanya merangsang peningkatan replikasi dan pembebasan granulosit,
diproduksi di sumsum tulang, yang membebaskan leukosit matur khususnya neutrofil, dari sumsum tulang. Dipasarkan dengan nama
ini ke dalam darah. Limfosit aslinya berasal dari sel-sel prekursor di Neulasta, agen sintetik ini adalah alat terapetik baru yang sangat
sumsum tulang tetapi sebagian besar limfosit baru sebenarnya poten yang dapat digunakan sebagai penyokong perta-hanan
dihasilkan oleh koloni limfosit yang sudah ada di jaringan limfoid sehingga menurunkan insiden infeksi pada pasien kanker yang
yang pada awalnya terpopulasi oleh sel-sel yang berasal dari sedang menjalani kemoterapi. Obat ini menekan semua sel yang
sumsum tulang. cepat membelah, termasuk sel hematopoietik di sumsum tulang, dan
Jumlah total leukosit dalam keadaan normal berkisar dari 5 juta sel kanker yang telah ditargetkan.
hingga 10 juta per mililiter darah, dengan rerata 7 juta/mL, yang
dinyatakan sebagai hitung sel darah putih rerata 7000/mm3.
Leukosit merupakan sel darah yang paling sedikit jumlahnya KELAINAN DALAM PRODUKSI LEUKOSIT Meskipun kadar
(sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 700 sel darah merah), bukan leukosit darah dapat bervariasi, perubahan kadar ini biasanya
karena diproduksi Iebih sedikit tetapi karena sel-sel ini hanya terkontrol dan disesuaikan ber-dasarkan kebutuhan tubuh.
transit di darah. Dalam keadaan normal, sekitar dua pertiga Namun, dapat terjadi kelainan dalam produksi leukosit yang berada
leukosit dalam darahadalah granulosit, terutama neutrofil, di luar kendali—yaitu SDP yang dihasilkan mungkin terlalu sedikit
sementara sepertiga agranulosit, terutama limfosit (lihat Gambar atau terlalu banyak. Sumsum tulang dapat sangagt memperlambat
11-8).Namun, jumlah total sel darah putih dan persentase masing- atau bahkan menghentikan produksi sel darah putih jika terpajan ke
masing tipe dapat sangat bervariasi untuk memenuhi kebutuhan bahan kimia toksik tertentu (misalnya, benzena dan obat antikanker)
pertahananyang berubah. Berbagai jenis leukosit secara selektif di- atau radiasi berlebihan. Konsekuesi paling serius adalah penurunan

Sel punca
pluritipoten yang
belum berdife-
rensiasi

Di sumsum
tulang Sel punca mieloid Sel punca limfoid

Prekursor Prekursor Prekursor


Meghakariosit
granulosit eritrosit monosit

Limfosit di
jaringan limfoid

Dalam
Trombosit Granulosit Eritrosit Monosit Limfosit
darah

Basofil Neutrofil Limfosit B


Eosinofil Limfosit T

Monosit/makrofag
Gambar 11-9 Pembentukan sel darah (hemopoiesis). semua jenis sel darah pada dasarny berasal dari sel punca pluripoten yang sama di
sumsum tulang merah.

   423
fagosit profesional (neutrofil dan makrofag) yang sangat menurunkan Megakariosit Kelompok trombosit
kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme yang yang akan dibebaskan
masuk. Jika sumsum tulang mengalami kegagalan, satu-satunya
pertahanan yang masih tersedia adalah kemampuan imun limfosit
yang diproduksi oleh organ-organ limfoid.

Carolina Biological Supply Co/Visuals Unlimited, Inc.


Menariknya, salah satu konsekuensi utama leukemia, suatu
kanker yang menyebabkan proliferasi SDP yang tak terkendali, adalah
berkurangnya kemampuan pertahanan terhadap invasi organisme
asing. Pada leukemia, hitung SDP dapat mencapai 500.000/mm3,
dibandingkan nilai normal 7.000/mm3, tetapi karena sebagian besar
sel ini abnormal atau imatur, mereka tidak dapat melaksanakan
fungsi pertahanan normal. Konsekuensi merugikan yang lain dari
leukemia adalah digantikannya turunan sel darah lain di sumsum
tulang. Hal ini menyebabkan anemia karena eritropoiesis berkurang
dan perdarahan internal karena defisiensi trombosit. Trombosit
berperan penting dalam mencegah perdarahan dari kerusakan-
kerucakan kecil yang dalam keadaan normal terjadi di dinding
Leukosit yang Kelompok eritrosit
pembuluh darah halus. Karena itu, infeksi berat atau perdarahan sedang terbentuk yang sedang terbentuk
adalah penyebab tersering kematian pada pasien leukemia. Bagian Gambar 11-10 Sebuah megakariosit yang sedang membentuk trombosit
selanjutnya akan mengulas peran trombosit secara lebih terperinci
untuk memperlihatkan bagaimana sel-sel ini secara normal
meminimalkan ancaman perdarahan. Karena trombosit merupakan potongan sel maka trombosit
tidak memiliki nukleus. Namun, trombosit memiliki organel dan
enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan membentuk produk
Periksa Pemahaman Anda 11.3 sekretorik, yang disimpan di banyak granula yang tersebar di
1. Sebutkan granulosit polimorfonuldear dan agranulosit mononuklear. seluruh sitosol. Selain itu, trombosit mengandung banyak aktin dan
mio sin, yang menyebabkan keping darah ini mampu berkontraksi.
2. Sebutkan fungsi masing-masing jenis leukosit. Kemampuan sekretorik dan kontraksi ini penting dalam
hemostasis, suatu topik yang sekarang akan kita ulas.
11.4 | TROMBOSIT DAN
HEMOSTASIS Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari suatu pem-buluh
Dalam setiap mililiter darah secara normal terdapat sekitar 250 juta darah yang rusak—yaitu, penghentian hemoragia (hemo berarti
trombosit (berkisar dari 150.000 hingga 350.0001 mm3). "darah"; stasis berarti "mempertahankan"). Untuk terjadinya
perdarahan dari suatu pembuluh, dinding pembuluh harus
mengalami kerusakan dan tekanan di bagian dalam pembuluh
harus lebih besar daripada tekanan di luarnya untuk memaksa
Trombosit, atau keping darah bukan merupakan sel lengkap, tetapi darah keluar dari kerusakan tersebut.
fragmen kecil sel (garis tengah sekitar 2 hingga 4 mm) yang Kapiler kecil, arteriol, dan venula sering pecah oleh trauma
dilepaskan dari tepi luar sel terikat-sumsum tulang yang sangat besar ringan dalam kehidupan sehari-hari; trauma-trauma semacam ini
(garis tengah hingga 60 mm) yang dikenal sebagai megakariosit adalah penyebab tersering perdarahan meskipun kita sering bahkan
(Gambar 11-10). Satu megakariosit biasanya memproduksi sekitar tidak menyadari bahwa telah terjadi kerusakan. Mekanisme
1000 trombosit. Megakariosit berasal dari sel punca belum- hemostatik bawaan tubuh secara normal sudah memadai untuk
berdiferensiasi yang sama dengan yang menghasilkan turunan menambal kerusakan dan menghentikan pengeluaran darah dari
eritrosit dan leukosit (lihat Gambar 11-9). Trombosit pada hakikatnya pembuluh mikrosirkulasi halus ini.
adalah vesikel yang terlepas yang mengandung sebagian sitoplasma Perdarahan dari pembuluh sedang hingga besar, yang jauh
megakariosit yang terbungkus dalam membran plasma. lebih jarang terjadi, biasanya tidak dapat dihentikan oleh
Trombosit tetap berfungsi selama rerata 10 hari, setelah itu keping mekanisme hemostatik tubuh saja. Perdarahan dari arteri
darah ini dibersihkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan, terutama yang terpotong Iebih deras dan ka-renanya Iebih berbahaya
yang terdapat di limpa dan hati, dan diganti oleh trombo-sit baru yang daripada perdarahan vena, karena tekanan yang mendorong keluar
dibebaskan dari sumsum tulang. Hormon trombopoietin, yang jauh lebih besar di arteri (yaitu, tekanan darah arteri jauh lebih
dihasilkan oleh hati, meningkatkan jumlah megakariosit di sumsum- besar daripada tekanan darah vena). Tindakan pertolongan pertama
tulang dan merangsang tiap-tiap megakariosit untuk menghasilkan untuk arteri yang terputus mencakup pemberian tekanan eksternal
lebih banyak trombosit sesuai yang diperlukan. faktor-faktor yang pada luka yang lebih besar daripada tekanan arteri untuk
mengontrol sekresi trombopoietin dan mengatur kadar trombosit saat menghentikan perdarahan sementara hingga pembuluh yang robek
ini sedang dalam penelitian.

424 BAB 11
dapat ditutup dengan pembedahan. Perdarahan dari vena yang melepaskan lebih banyak AP yang menyebabkan semakin banyak
robek sering dapat dihentikan hanya dengan mengangkat bagian trombosit menumpuk, dan seterusnya; sehingga di tempat kerusakan
tubuh yang berdarah untuk mengurangi efek gravitasi pada cepat terbentuk sumbat trombosit melalui mekanisme umpan-balik
tekanan di vena (Iihat h. 390). Jika penurunan tekanan vena positif (Gambar 11-11). Proses agregasi ini diperkuat oleh
tersebut belum cukup untuk menghentikan perdarahan maka pembentukan parakrin yang serupa prostaglandin yang distimulasi
tekanan eksternal ringan biasanya memadai. oleh AtP, tromboksan A2, dari komponen membran plasma
Hemostasis melibatkan tiga langkah utama: (1) spasme vaskular, trombosit. Tromboksan A2 merangsang agregasi trombosit secara
(2) pembentukan sumbat trombosit, dan (3) koagulasi darah langsung dan selanjutnya meningkatkannya secara tidak langsung
(pembentukan bekuan darah). Trombosit memiliki peranan kunci dengan memicu pelepasan lebih banyak AtP dari granula trombosit.
dalam hemostasis. Keping darah ini jelas berperan besar dalam Karena itu, pembentukan sumbat trombosit melibatkan tiga kejadian
membentuk sumbat trombosit, tetapi juga memberi kontribusi adhesi, aktivasi, dan agregasi yang berurutan dan saling terintegrasi.
signifikan untuk dua langkah lainnya. Karena sifat agregasi trombosit yang terus berlanjut, mengapa
sumbat trombosit tidak terus terbentuk dan meluas ke permukaan
pembuluh darah normal di sekitarnya? Alasan utamanya adalah
Pembuluh darah yang tersayat atau robek akan segera ber- bahwa ADP yang dikeluarkan oleh trombosit aktif merangsang
konstriksi. Mekanisme yang mendasari hal ini belum jelas, tetapi pelepasan prostasiklin dan nitrat oksida dari endotel normal di
diperkirakan merupakan suatu respons instrinsik yang dipicu oleh dekatnya. Kedua bahan kimia ini menghambat agregasi trombosit.
suatu zat parakrin yang dilepaskan secara lokal dari lapisan endotel Karena itu, sumbat trombosit bersifat terbatas pada kerusakan dan
pembuluh yang cedera (lihat h. 123). Konstriksi ini, atau spasme tidak menyebar ke jaringan vaskular sekitar yang tidak rusak
vaskular, memperlambat aliran darah melalui kerusakan dan (Gambar 11-11).
memperkecil kehilangan darah. Permukaan-permukaan endotel Sumbat trombosit tidak saja secara fisik menambal kerusakan
yang saling berhadapan juga saling menekan oleh spasme vaskular pembuluh, tetapi juga melaksanakan tiga fungsi penting. (1)
awal ini sehingga permukaan tersebut menjadi lekat satu sama lain Kompleks aktin-miosin di dalam trombosit yang membentuk
dan semakin menambal pembuluh yang rusak. Tindakan-tindakan sumbat tersebut berkontraksi untuk memadatkan dan memperkuat
fisik ini tidak cukup untuk mencegah secara sempurna pengeluaran sumbat yang semula longgar.(2) Sumbat trombosit melepaskan
darah lebih lanjut, tetapi dapat meminimalkan aliran darah yang beberapa vasokonstriktor kuat yang memicu konstriksi kuat
melalui pembuluh yang robek hingga tindakan hemostatik lain pembuluh yang bersangkutan untuk memperkuat vasospasme awal.
dapat benar-benar menyumbat lubang tersebut. (3) Sumbat trombosit membebaskan bahan-bahan kimia lain yang
meningkatkan koagulasi darah, yaitu langkah berikut pada
hemostasis. Meskipun mekanisme pembentukan sumbat trombosit
saja sering sudah cukup untuk menambal robekan-robekan kecil di
Trombosit dalam keadaan normal tidak melekat ke permukaan kapiler dan pembuluh halus lain yang terjadi berkali-kali dalam
endotel pembuluh darah yang licin tetapi mereka melekat ke sehari-hari, lubang yang lebih besar di pembuluh memerlukan
pembuluh darah yang rusak. Ketika permukaan endotel terganggu pembentukan bekuan darah agar perdarahan dapat dihentikan
karena cedera pada pembuluh darah, faktor von Willebrand seluruhnya.
(vWF), suatu protein plasma yang disekresikan oleh megakariosit, Ilmuwan terus menemukan fungsi trombosit lain selain
trombosit, dan sel endotel serta selalu ada di plasma, melekat ke menghalangi kehilangan darah, seperti pelepasan faktor per-
kolagen yang terpajan. Kolagen adalah protein fibrosa di jaringan tumbuhan untuk membantu perbaikan jaringan yang rusak,
ikat di bawah lapisan endotel (lihat h. 66 dan 366 ). Faktor von menginduksi peradangan, berfungsi sebagai detektor mikro-
Willebrand memiliki tempat perlekatan yang merupakan tempat organisme penyebab penyakit, dan memacu pelepasan N T oleh
melekatnya trombosit yang bergerak cepat melalui reseptor netrofil. Karena itu, trombosit bukan hanya semata mata " plester
permukaan-selnya yang spesifik bagi protein plasma ini. Karena aliran darah."
itu, faktor vWF berfungsi sebagai jembatan antara trombosit dan
pembuluh darah yang cedera. Perlekatan ini mencegah trombosit
untuk tersapu oleh sirkulasi. Lapisan trombosit yang tersumbat ini
membentuk dasar dari sumbatan trombosit hemostatik pada
tempat yang mengalami kerusakan. Kolagen mengaktifkan ikatan Koagulasi darah, atau pembekuan darah, adalah transformasi
trombosit. Pada keadaan normal trombosit berbentuk seperti darah dari cairan menjadi gel padat. Pembentukan bekuan di atas
cakram dan memiliki permukaan yang halus (lihat Gambar 11-1) sumbat trombosit memperkuat dan menopang sumbat,
tetapi trombosit yang teraktivasi dengan cepat mengatur elemen meningkatkan tambalan yang menutupi kerusakan pembuluh. Selain
sitoskeletal aktin mereka untuk membentuk prosesus seperti paku, itu, sewaktu darah di sekitar kerusakan pembuluh memadat, darah
yang membantunya melekat ke kolagen dan trombosit lainnya tidak lagi dapat mengalir. Pembekuan darah adalah mekanisme
(lihat Gambar pembuka bab). Trombosit yang teraktivasi juga hemostatik tubuh yang paling kuat. Mekanisme ini diperlukan untuk
melepaskan beberapa senyawa kimia yang penting dari granula menghentikan perdarahan dari semua kecuali kerusakan-kerusakan
simpanan mereka. Di antara senyawa-senyawa kimia ini adalah ad- yang paling kecil.
enosin difosfat (AtP) yang menyebabkan permukaan trombosit PEMBENTUKAN BEKUAN Langkah terakhir dalam pembentukan
darah yang terdapat di sekitar mereka menjadi lekat sehingga bekuan adalah perubahan fibrinogen, suatu protein plasma larut
trombosit tersebut melekat ke lapis pertama gumpalan trombosit berukuran besar yang dihasilkan oleh hati dansecara normal selalu
dan teraktivasi.Trombosit-trombosit yang baru beragregasi in, me- ada di dalam plasma, menjadi fibrin, suatu molekul tak-larut berben-

   425
Trombosit
Adenosin 3 Tromboksan
di fosfat A2
(ADP)

Prostasikinn dan Prostasikinn dan Menghambat


nitrat oksida nitrat oksida agregasi trombosit
Lumen
2 4 2
pembuluh Endotel
5 5

Endotel normal Endotel normal


Dinding
pembuluh 1

Agregasi sum-
Cairan bat trombosit
intevtisial Faktor von Kolagen yang Kolagen Lapisan jaringan Otot Jaringan ikat
willebrand terpajan di tempat ikat luar polos subendotel
pembuluh cedera

1 Trombosit menempel 2 Trombosit yang 3 Caraka-caraka kimia 4 Trombosit yang baru terak- 5 Endotel normal (iidak
dengan (oleh protein plasma teraktivasi melepaskan ini bekerja bersama tivasi beragregasi pada sumbat cedera) melepaskan
faktor von Willebrand) dan ADP dan tromboksan A2. untuk mengaktivasi trombosit yang sedang terbentuk prostasiklin dan nitrat oksida,
teraktivasi oleh kolagen trombosit lain yang dan melepaskan lebih banyak Lagi yang menghambat agregasi
yang terpajan di tempat sedang melintas. bahan-bahan kimia penarik trombosit, sehingga sumbat
pembuluh yang cedera. trombosit. trombosit dibatasi pada
tempat cedera,
Gambar 11-11 Pembentukan sumbat trombosit. Trombosit menggumpal di pembuluh yang rusak melalui mekanisme umpan-balik positif yang melibatkan pelepasan
adenosin difosfat (ADP) dan tromboksan A2 dari trombosit, yang melekat ke faktor von Willebrand ke kolagen yang terpajan di tempat pembuluh cedera. Trombosit dicegah
membentuk agregat di permukaan pembuluh normal sekitar oleh pelepasan prostasiklin dan nitrat oksida dari sel-sel endotel yang tidak cedera.

tuk benang. Perubahan menjadi fibrin ini dikatalisis oleh enzim PERAN TROMBIN Trombin, selain mengubah fibrinogen menjadi
trombin di tempat cedera. Molekul-molekul fibrin melekat ke fibrin (langkah 1a di Gambar 11-13), juga mengaktifkan faktor XIII
permukaan pembuluh yang rusak, membentuk jala longgar yang untuk menstabilkan jala fibrin yang terbentuk (langkah 1b ),
menjerat sel-sel darah, termasuk agregat trombosit. Massa yang bekerja melalui mekanisme umpan balik positif untuk
terbentuk, atau bekuan, biasanya tampak merah karena banyaknya mempermdah pembentukan dirinya (langkah 1c), dan
SDM yang terperangkap tetapi bahan dasar bekuan dibentuk dari meningkatkan agregasi trombosit (langkah1 1d ), yang pada saatnya
fibrin yang berasal dari plasma (Gambar 11-12). Kecuali trombosit, penting bagi proses pembekuan darah(langkah 2 ).
yang membantu perubahan fibrinogen menjadi fibrin, pembekuan Karena trombin mengubah molekul-molekul fibrinogen yang
dapat berlangsung tanpa adanya sel-sel darah lain. selalu ada dalam plasma menjadi bekuan darah, dalam keadaan
Jala fibrin awal ini relatif lemah karena untai-untai fibrin saling normal trombin seharusnya tidak ada dalam plasma kecuali di
menjalin secara longgar. Namun, dengan cepat terbentuk ikatan sekitar pembuluh yang rusak. Jika ada, darah akan selalu mengalami
kimia antara untai-untai fibrin yang berdekatan untuk memperkuat koagulasi—suatu keadaan yang tidak memungkinkan kehidupan.
dan menstabilkan jala bekuan ini. Proses pembentukan ikatan-silang Bagaimana trombin dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam
ini dikatalisis oleh suatu faktor pembekuan yang dikenal sebagai plasma tetapi segera tersedia untuk memicu pembentukan fibrin
faktor XIII (fibrin-stabilizing factor) yang secara normal terdapat begitu ada pembuluh cedera? Jawabannya adalah bahwa trombin
dalam plasma dalam bentuk inaktif. berada dalam plasma dalam bentuk prekursor inaktif yang dinamai
protrombin, yang diubah menjadi trombin ketika dibutuhkan
Fibrin adalah protein alami yang paling elastis yang pernah
pembekuan darah. Perubahan ini meli-
diteliti ilmuwan. Secara rerata, serat fibrin dapat secara pasif
batkan kaskade pem-bekuan.
diregangkan hingga 2,8 kali panjang asli mereka dan masih dapat
KASKADE PEMBEKUAN Sementara faktor pembekuan plasma
kembali ke ukuran awal serta dapat diregangkan hingga 4,3 kali
teraktivasi lainnya, faktor X, mengubah protrombin menjadi
panjang mereka sebelum akhirnya putus. Sifat yang sangat elastis ini
trombin; faktor X itu sendiri dalam keadaan normal terdapat dalam
berkontribusi pada sifat regang bekuan darah yang sangat kuat.
bentuk inaktif di dalam darah dan harus diubah menjadi bentuk
aktifnya oleh faktor teraktivasi lainnya, demikian seterusnya. Secara
426 BAB 11
bersama-sama, 12 faktor pembekuan plasma ikut serta dalam tahap-
dalam plasma dalam bentuk inaktif, misalnya fibrinogen dan
protrombin. Berbeda dengan fibrinogen, yang diubah menjadi
untai-untai fibrin tak-larut, protrombin dan prekursor lain,
ketika diubah menjadi bentuk aktifnya, bekerja sebagai enzim
proteolitik (pengurai protein). Enzim-enzirn ini mengaktifkan
faktor spesifik lain dalam rangkaian pembekuan. Jika faktor
pertama dalam rangkaian ini diaktifkan maka faktor tersebut
akan mengaktifkan faktor berikutnya,demikian seterusnya,
dalam suatu rangkaian reaksi berantai yang dikenal sebagai
kaskade pembekuan, hingga trombin mengatalisis perubahan
akhir fibrinogen menjadi fibrin. Beberapa tahap ini
memerlukan keberadaan Ca2+ plasma dan platelet factor 3
(PF3), suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh sumbat trombosit
teragregasi. Karena itu, trombosit juga ber-peran dalam
pembentukan bekuan (lihat Gambar 11-13).
JALUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK Kaskade pembekuan
dapat dipicu oleh jalur intrinsik atau jalur ekstrinsik.

Martin Oeggerli/Photo Researchers, Inc.


Jalur intrinsik memicu pembekuan di dalam pembuluh
yang rusak serta pembekuan sampel darah di dalam tabung
reaksi. Semua unsur yang diperlukan untuk menghasilkan
pembekuan melalui jalur intrinsik terdapat di darah. Jalur ini,
yang melibatkan tujuh langkah berbeda (diperlihatkan dalam
warna biru di Gambar 11-14), teraktifkan jika faktor XII
Gambar 11-12 Eritrosit terperangkap di jala fibrin di suatu bekuan. (faktor Hageman) diaktifkan oleh kontak dengan kolagen
yang terpajan di pembuluh yang cedera atau permukaan benda
asing misalnya kaca tabung reaksi. Ingat bahwa kolagen yang
tahap esensial yang menyebabkan perubahan akhir fibrinogen terpajan juga memicu agregasi trombosit. Karena itu,
menjadi jala fibrin yang stabil (Gambar 11-14). Faktor-faktor ini pembentukan sumbat trombosit dan reaksi berantai yang men-
diberi nama angka romawi sesuai urutan penemuannya, bukan
urutan keikutsertaannya dalam proses pembekuan1. Sebagian besar 1Kata faktor VI tidak lagi digunakan. Apa yang dahulu dianggap
faktor pembekuan ini adalah protein plasma yang disintesis oleh
sebagai faktor VIternyata merupakan bentuk aktif faktor V.
hati. Dalam keadaan normal, faktor-faktor ini selalu terdapat di
1 Trombin suatu komponen kaskade pembekuan,
2 memiliki banyak peran dalam hemostasis:
Platelet Menyekresikan Agregasi
factor 3 1a Trombin merangsang perubahan
trombosit
(PF3) fibrinogen menjadi fibrin.

1b Trombin mengaktifkan faktor yang


mengstabilkan jala fibrin bekuan.
1c 1d
Faktor lain Meningkatkan Meningkatkan
dalam kaskade 1c Trombin meningkatkan aktivasi lebih
pembekuan banyak protrombin menjadi protrombin
“pekerja multi”
melalui umpan balik positif.

1d Trombin meningkatkan agregasi


Aktivasi trombosit
Protrombin Trombin
2 Melalui umpan balik positif, agregat trombosit
menyekresikan PF3, yangn merangsang kaskade
1a pembekuan sehingga terjadi aktivasi trombin.
1b
Merangsang
Aktivasi
perubahan

Fibrin
Faktor XIII Fibrin
Fibrinogen (gejala
(jala stabil)
longgar)

Gambar 11-13 Peran trombin dalam hemostasis.

   427
permukaan permukaan benda
pembuluh asing (misalnya
yang rusak tabung reaksi)
Kolagen Jalur intrinsik
yang
terpajan
Faktor XII Faktor XII aktif
inaktif (faktor hageman)

Faktor XI
inaktif Faktor XI aktif

Ca2+
(factor IV)

Faktor IX
Faktor IX aktif
inaktif

Ca2+
Factor VIII
PF3

Faktor X
Faktor X aktif
inaktif
Ca2+
Tromboplastin Faktor VII Ca2+
Kerusakan Faktor V
jaringan
jaringan PF3
(faktor III)
Protrombin Mengaktifkan
(faktor I) Trombin

Jalur ekstrinsik

Fibrin
Fibrinogen
(jalan
(faktor I)
longgar)

Gambar 11-14 Jalur pembekuan darah. Jalur pembekuan intrinsik (warna biru) dimulai ketika faktor
Faktor XIII
XII (faktor Hageman) diaktifkan oleh kontak dengan kolagen yang terpajan di permukaan pembuluh
yang rusakatau oleh kontak dengan permukaan benda asing. Jalur ini menimbulkan pembekuan di
dalam pembuluh yang rusak dan pembekuan sampel darah di tabung reaksi. Jalur pembekuan
Fibrin
ekstrinsik yang lebih singkat (warna abu-abu) dimulai ketika faktor X, suatu faktor yang diaktifkan (jala stabil)
separuh jalan di jalur intrinsik, diaktifkan oleh tromboplastin jaringan yang dikeluarkan oleh jaringan
yang rusak. Jalur ekstrinsik menyebabkan pembekuan darah yang telah keluar dari pembuluh darah Terperangkap
ke jaringan sekitar sewaktu cedera. Dad faktor X dan seterusnya, langkah-langkah di kedua jalur nya
adalah identik (warna abu-abu biru). sel-sel darah
Bekuan

yebabkan pembentukan bekuan secara bersamaan diaktifkan jika darah yang telah keluar dari jaringan. Ketika mengalami trauma,
terjadi kerusakan pembuluh darah. Selain itu, mekanisme- jaringan mengeluarkan suatu kompicks protein yang dikenal
mekanisme hemostatik komplementer ini saling memperkuat. sebagai tromboplastin jaringan.
Agregat trombosit menyekresikan PF3, yang esensial bagi kaskade
pembekuan yang pada gilirannya meningkatkan agregasi trombosit Tromboplastin jaringan secara langsung mengaktifkan faktor X
lebih lanjut. sehingga melewatkan semua tahap sebelumnya di jalur intrinsik.
Dan titik ini, kedua jalur identik.

Jalur ekstrinsik mengambil jalan pintas dan hanya memerlukan Mekanisme ekstrinsik dan intrinsik biasanya bekerja ber-
empat langkah (diperlihatkan dalam warna abu-abu di Gambar samaan. Jika cedera jaringan melibatkan robeknya pembuluh
11-14). Jalur ini, yang memerlukan kontak dengan faktor-faktor darah, mekanisme intrinsik menghentikan darah di pembuluh
jaringan yang eksternal terhadap darah, memicu pembekuan yang cedera dan mekanisme ekstrinsik membekukan darah yang-

428 BAB 11
keluar dari jaringan sebelum pembuluh tertambal. Biasanya,
bekuan darah terbentuk sempurna dalam tiga hingga enam menit. Cepat
Factor XII
Cepat
(Hageman factor)
RETRAKSI BEKUAN Setelah bekuan terbentuk, kontraksi
trombosit yang terperangkap di dalam bekuan menciutkan jala (kaskade (kaskade
fibrin, menarik tepi-tepi pembuluh yang rusak agar saling reaksi) reaksi)
mendekat. Selama retraksi bekuan, cairan terperas dari bekuan.
Cairan ini, yang pada hakikatnya adalah plasma tanpa fibrinogen
dan prekursor pembekuan lainnya yang telah dibersihkan selama Pembentukan Aktivasi
proses pembekuan, disebut serum. bekuan plasmin

Plasmin fibrinolitik melarutkan bekuan.


Bekuan tidak dibentuk sebagai solusi permanen bagi cedera
pembuluh. Bekuan darah adalah alat sementara untuk meng-
Pelarutan
hentikan perdarahan hingga pembuluh dapat diperbaiki. bekuan
PERBAIKAN PEMBULUH Agregat trombosit menyekresikan
suatu bahan kimia yang membantu meningkatkan invasi fibroblas Lambat
("pembentukan serat") dari jaringan ikat sekitar ke daerah Gambar 11-15 Peran faktor XII dalam pembentukan dan pelarutan bekuan.
pembuluh yang luka. Fibroblas membentuk jaringan parut di Aktivasi faktor XII (faktor Hageman) secara bersamaan menginisiasi sebuah
tempat pembuluh yang rusak. reaksi cepat yang menghasilkan pembentukan bekuan dan sebuah reaksi cepat
yang menghasilkan aktivasi plasmin. Plasmin, yang terperangkap dalam
PELARUTAN BEKUAN Bersamaan dengan proses penyem- bekuan, selanjutnya melarutkan bekuan secara perlahan. Karla ini
buhan, bekuan darah, yang tidak lagi diperlukan untuk mencegah menghilangkan bekuan ketika bekuan tidak lagi diperlukan setelah pembuluh
perdarahan, secara perlahan dihancurkan oleh suatu enzim diperbaiki.
fibrinolitik (pengurai fibrin) yang dinamakan plasmin. Jika
bekuan tidak dibersihkan setelah bekuan tersebut melakukan
tPA dan bahan kimia serupa yang direkayasa secara genetis
fungsi hemostatiknya, pembuluh darah, terutama yang berukuran
yang memicu penguraian bekuan sering digunakan untuk
kecil yang setiap hari mengalami ruptur kecil, akhirnya akan
membatasi kerusakan otot jantung sewaktu serangan jantung
tersumbat oleh bekuan.
Plasmin, seperti faktor pembekuan, adalah protein plasma yang tung. Pemberian obat penghan cur bekuan darah dalam jam-jam
diproduksi oleh hati dan terdapat di dalam darah dalam bentuk pertama setelah suatu bekuan menyumbat pembuluh darah
prekursor inaktif, plasminogen. Plasmin diaktifkan dalam suatu koronaria (jantung) sering dapat melarutkan bekuan sehingga aliran
kaskade reaksi cepat yang melibatkan banyak faktor, antara lain darah ke otot jantung yang didarahi oleh pembuluh yang tersumbat
faktor XII (faktor Hageman) yang juga memicu reaksi berantai dapat pulih sebelum otot tersebut rusak akibat kekurangan O2.
yang menyebabkan terbentuknya bekuan (Gambar 11-15). Ketika Dalam tahun-tahun terakhir, tPA dan obat terkait juga telah berhasil
bekuan terbentuk dengan cepat, plasmin yang teraktivasi digunakan untuk melarutkan dengan cepat bekuan penyebab stroke
terperangkap di dalam bekuan dan kemudian melarutkan bekuan di dalam pembuluh darah otak, memperkecil kehilangan permanen
dengan secara perlahan menguraikan jala-jala fibrin. jaringan otak setelah stroke (lihat h.151).
Sel darah putih fagositik secara bertahap menyingkirkan pro-
duk-produk pelarutan bekuan. Anda telah mengamati hilangnya
darah yang telah membeku secara perlahan setelah keluar ke
lapisan jaringan kulit sesudah suatu cedera. Tanda hitam-dan-biru Meskipun terdapat berbagai mekanisme protektif, bekuan
kulit memar tersebut terjadi karena adanya darah beku kadang-kadang tetap terbentuk di pembuluh yang tidak rusak.
terdeoksigenasi di dalam kulit; darah ini akhirnya dibersihkan oleh Pembentukan bekuan yang abnormal atau berlebihan di dalam
kerja plasmin, diikuti oleh sel-sel fagositik "pembersih". pembuluh darah—apa yang disebut sebagai "hemostasis di tempat
MENCEGAH PEMBENTUKAN BEKUAN YANG TIDAK SESUAI yang salah"—dapat mengurangi aliran darah ke organ-organ vital.
Selain membersihkan bekuan yang tidak lagi diperlukan, plasmin Sistem pembentukan dan penghancuran bekuan darah tubuh secara
berfungsi untuk secara terus-menerus mencegah pembentukan normal bekerja dengan cara "periksa dan seimbangkan". Keduanya,
bekuan yang tidak sesuai. Di seluruh pembuluh darah, sejumlah dengan bekerja terpadu, memungkinkan terbentuknya bekuan darah
kecil fibrinogen secara terus-menerus diubah menjadi fibrin, "baik" dengan cepat sehingga meminimalkan kehilangan darah dari
dipicu oleh mekanisme yang belum diketahui. Namun, bekuan pembuluh darah yang rusak, sementara mencegah pembentukan
tidak pernah terbentuk karena fibrin dengan cepat disingkirkan bekuan darah "jahat" yang menghambat aliran darah di pembuluh
oleh plasmin yang diaktifkan oleh tissue plasminogen activator yang utuh. Bekuan intravaskular abnormal yang melekat ke dinding
(tPA) dari jaringan, khususnya paru. Dalam keadaan normal, pembuluh dinamai trombus, dan bekuan yang mengalir bebas
pembentukan fibrin derajat rendah ini diimbangi oleh aktivitas disebut emboli (tunggal, embolus). Trombus yang membesar akan
fibrinolitik derajat rendah pula sehingga bekuan tidak terbentuk mempersempit dan-akhirnya menyumbat total pembuluh tempat
sembarangan. Hanya jika suatu pembuluh rusak barulah terben- trombus itu terbentuk. Dengan memasuki dan menyumbat total
tuk faktor-faktor tambahan yang memicu 'ledakan' reaksi berantai sebuah pembuluh yang berukuran lebih kecil, embolus yang mengalir
yang menyebabkan peningkatan pembentukan fibrin dan dalam darah dapat secara mendadak menghambat aliran darah (lihat
terbentuknya bekuan lokal di tempat cedera. Gambar 9-30, h.355).

   429
Beberapa faktor, yang bekerja secara independen atau bersamaan,
dapat menyebabkan tromboembolisme: (1) Permu-kaan pembuluh
Homeostasis: Bab dalam
darah yang menjadi lebih kasar akibat atero-sklerosis dapat Perspektif
menyebabkan pembentukan trombus (lihat h. 351). (2) Darah berperan dalam homeostasis melalui berbagai
Ketidakseimbangan sistem pembekuan-anti-pembe-kuan dapat
cara. Pertama, komposisi cairan interstisium, lingkungan
memicu pembentukan bekuan. (3) Darah yang mengalir lambat
lebih rentan membentuk bekuan, mungkin karena sejumlah kecil internal sejati yang mengelilingi dan secara langsung
fibrin menumpuk di darah yang stagnan, misalnya di dalam darah bertukar bahan dengan sel, bergantung pada komposisi
yang terkumpul di vena varikosa tungkai (lihat h. 392). (4) plasma darah. Karena terjadi pertukaran menyeluruh antara
Pembekuan darah yang luas kadang-kadang terpicu oleh pelepasan kompartemen interstisium dan vaskular, cairan interstisium me-
tromboplastin jaringan ke dalam darah dari jaringan rusak yang miliki komposisi serupa dengan plasma kecuali protein-protein
luas. Pembekuan luas serupa juga dapat terjadi pada syok plasma, yang tidak dapat keluar melalui dinding kapiler. Karena itu,
septikemik, yaitu keadaan ketika bakteri atau toksin memicu
darah berfungsi sebagai kendaraan untuk transpor berbagai bahan
kaskade pembekuan.
yang cepat, berjarak-jauh, dan massal ke dan dari sel, dan cairan
Obat antikoagulan terkadang diberikan untuk men cegah
tromboembolisme pada orang dengan keadaan yang membuatnya interstisium berfungsi sebagai perantara.
lebih rentan terhadap pembentukan bekuan. Contohnya, heparin, Homeostasis bergantung pada darah yang membawa berbagai
yang harus diinjeksikan, mempercepat kerja inhibitor trombin yang bahan penting seperti O2 dan nutrien ke sel secepat sel
ada di dalam darah, menghentikan promoter bekuan ini. Warfarin mengonsumsi bahan-bahan tersebut dan mengangkut bahan-
(Coumadin) yang dapat diminum secara oral, memengaruhi kerja
bahan seperti sisa metabolisms menjauhi sel secepat sel tersebut
vitamin K. Vitamin K, yang umum dikenal sebagai vitamin
memproduksi bahan-bahan itu. Homeostasis juga bergantung pada
pembekuan darah, esensial bagi pembentukan bekuan normal.
darah yang mengangkut messenger hormon dari tempat
produksinya ke tempat kerjanya yang jauh. Setelah masuk ke
darah, suatu bahan dapat diangkut ke seluruh tubuh dalam
hitungan detik, sementara difusi bahan melintasi jarak yang jauh
Berbeda dari pembentukan bekuan yang tidak semestinya di
pembuluh yang utuh, penyakit hemostatik kebalikannya pada suatu organisme multisel besar seperti manusia akan
adalah kegagalan pembentukan bekuan darah di pembuluh memerlukan waktu bulanan hingga tahunan—suatu situasi yang
yang cedera sehingga terjadi pendarahan yang mengancam- tidak memungkinkan kehidupan. Namun, difusi dapat secara efektif
nyawa bahkan oleh trauma yang relatif ringan. Kausa tersering melaksanakan pertukaran bahan lokal antara darah dan sel sekitar
perdarahan berlebihan ini adalah hemofilia, yang disebabkan oleh melalui cairan interstisium.
defisiensi salah satu faktor dalam kaskade pembekuan. Darah memiliki kemampuan transpor khusus yang menye-
Individu dengan defisiensi trombosit, berbeda dengan perdarahan
babkannya mampu membawa angkutannya secara efisien ke
luas yang menyertai cacat pada mekanisme pembekuan, terus-
menerus mengalami ratusan perdarahan kecil di seluruh jaringan seluruh tubuh. Sebagai contoh, O2 yang penting untuk mem-
tubuh karena bocornya darah melalui lubang-lubang kecil di pertahankan kehidupan kurang larut dalam air, tetapi darah di-
pembuluh darah halus terjadi sebelum koagulasi berlangsung. lengkapi oleh spesialis pengangkut O2, eritrosit (sel darah merah)
Dalam keadaan normal trombosit adalah penambal pertama ruptur- yang dijejali oleh hemoglobin, suatu molekul kompleks yang
ruptur halus yang terus-menerus terjadi. Di kulit pengidap defisiensi mengangkut O2. Demikian juga, messenger hormon-hor-mon yang
trombosit, perdarahan kapiler difus tampak sebagai bercak-bercak
tak-larut air tetapi penting untuk homeostasis diang-kut di dalam
keunguan kecil yang menyebabkan munculnya nama purpura
trombo-sitopenik ("ungu pada defisiensi trombosit") pada kondisi darah oleh protein-protein plasma pengangkut.
ini. )ingat kembali bahwa trombosit adalah nama lain keping darah.) Komponen-komponen spesifik darah melakukan berbagai
Defisiensi Ā vitamin K juga dapat menyebabkan kecende-rungan aktivitas homeostatik tambahan berikut yang tidak berkaitan
perdarahan karena aktivasi yang tidak lengkap dari faktor dengan fungsi transpor darah:
pembekuan dependen-vitamin K. ■ Darah membantu mempertahankan pH tubuh yang sesuai di
lingkungan internal dengan menyangga perubahan dalam
muatan asam-basa tubuh
■ Darah membantu mempertahankan suhu tubuh dengan
Periksa Pemahaman Anda 11.4
menyerap panas yang diproduksi oleh jaringan penghasil
1. Jelaskan bagaimana sumbat trombosit terbentuk di tempat panas, misalnya otot rangka yang berkontraksi dan men-
pembuluh yang rusak.
distribusikannya ke seluruh tubuh. Kelebihan panas dibawa
2. Gambarkan diagram alir yang menunjukkan jaras intrinsik dan
eksintrinsik kaskade pembekuan.
oleh darah ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke
lingkungan eksternal.

430 BAB 11
■ Leukosit (sel darah putih), produk-produk sekretoriknya, dan
■ Elektrolit dalam plasma penting untuk eksitabilitas
jenis protein plasma tertentu, misalnya antibodi, mem-bentuk
membran, yang krusial untuk fungsi saraf dan otot.
sistem pertahanan imun. Sistem ini mempertahankan tubuh
■ Elektrolit dalam plasma penting untuk distribusi osmotik
dari agen penyebab penyakit, menghancurkan sel kanker,
cairan antara cairan ekstrasel dan intrasel. Protein plasma
dan melicinkan jalan untuk penyembuhan luka dan perbaikan
berperan penting dalam distribusi cairan ekstrasel antara
jaringan dengan membersihkan debris dari sel yang mati
plasma dan cairan interstisium.
atau cedera. Efek-efek ini secara tidak langsung
■ Melalui fungsi hemostatiknya, trombosit dan faktor-faktor berkontribusi terhadap homeostasis dengan membantu
pembekuan meminimalkan kehilangan darah setelah organ yang secara langsung mempertahankan homeostasis
cedera pembuluh. agar tetap sehat. Kita tidak dapat bertahan hidup melewati
masa bayi jika tidak memiliki mekanisme pertahanan tubuh.

Latihan Soal

Jawaban dirnulai di h. A-31 8. aktivasi fibrinogen


9. Diaktifkan oleh tromboplastin jaringan
Pertanyaan Objektif
11. Cocokkan kelainan darah berikut dengan penyebabnya:
1. Darah dapat menyerap panas metabolik dengan hanya sedikit 1. defisiensi faktor intrinsik
mengalami perubahan suhu. (Benar atau salah?) (a) anemia hemolitik
2. Hemoglobin hanya dapat mengangkut O2. (Benar atau salah?) 2. kekurangan jumlah besi untuk (b) anemia aplastik
3. Eritrosit, leukosit, dan trombosit semuanya berasal dari sel membentuk hemoglobin yang (c) anemiagizi
punca tak-berdiferensiasi yang sama. (Benar atau salah?) memadai (d) anemia hemoragik
4. Eritrosit tidak mampu menggunakan O2 yang dibawanya 3. kerusakan sumsum tulang (e) anemia pernisiosa
untuk membentuk ATP mereka sendiri. (Benar atau salah?) 4. kehilangan darah secara (f) anemia ginjal
5. Sel darah putih menghabiskan sebagian besar waktu mereka di abnormal (g) polisitemia primer
dalam darah. (Benar atau salah?) 5. penyakit mirip-tumor di (h) polisitemia sekunder
6. Jenis leukosit yang terutama diproduksi di jaringan adalah sumsum tulang
_____. 6. kurangnya sekresi eritropoietin
7. Sebagian besar faktor pembekuan dibentuk oleh _____. 7. pecahnya eritrosit dalam darah secara berlebihan
8. Mana dari yang berikut yang bukan merupakan fumgsi protein 8. berkaitan dengan tinggal di tempat tinggi
plasma?
a. memudahkan retensi cairan di pembuluh darah Pertanyaan Esai
b. berperan penting dalam pembekuan darah 1. Berapa volume rerata darah pada wanita dan pria?
c. mengangkut bahan-bahan tak-larut air di dalam darah
2. Berapa persentase normal darah yang ditempati oleh eritrosit
d. mengangkut O2 dalam darah dan oleh plasma? Apa yang dimaksud dengan hematokrit? Apa
e. berfungsi sebagai antibodi yang dimaksud dengan buffy coat?
f. berperan dalam menyangga pH darah
9. Mana dari yang berikut yang tidak secara langsung dipicu oleh 3. Apa komposisi plasma?
terpajannya kolagen di pembuluh yang cedera? 4. Sebutkan tiga kelompok utama protein plasma dan jelaskan
a. spasme vaskular awal fungsi masing-masing protein.
b. agregasi trombosit
5. Jelaskan struktur dan fungsi eritrosit.
c. aktivasi kaskade pembekuan
d. aktivasi plasminogen 6. Mengapa eritrosit hanya dapat bertahan hidup selama 120 hari?
10. Cocokkan yang berikut (jawaban dapat digunakan lebih 7. Jelaskan proses dan kontrol eritropoiesis
dart sekali):
8. Sebutkan antigen dan antibodi yang terdapat dalam darah pada
1. menyebabkan trombosit beragregasi (a) prostasiklin keempat golongan utama darah ABO. Jelaskan apa yang terjadi
secara umpan balik positif (b) plasmin pada reaksi transfusi. Apakah resipien perlu terpajan sebelumnya
2. mengaktifkan protrombin (c) ADP terhadap golongan darah ABO yang tidak sesuai agar terjadi
3. enzim fibrinolitik (d) fibrin reaksi transfusi? Apakah resipien perlu terpajan sebelumnya
4. menghambat agregasi trombosit (e) thrombin terhadap golongan darah resus yang tidak sesuai agar terjadi
5. faktor pertama yang diaktifkan (f) faktor X reaksi transfusi? Jelaskan.
dalam jaras pembekuan intrinsik (g) faktor XII
9. Bandingkan struktur, fungsi, dan masa usia kelima tipe leukosit.
6. membentuk jala bekuan (h) faktor XIII
7. menstabilkan bekuan 10. Bahas asal mula trombosit.

   431
11. Jelaskan ketiga tahap hemostasis, termasuk perbandingan jalur berasal dari pasien dengan anemia hemoragik. Karena
intrinsik dan ekstrinsik yang memicu kaskade pem-bekuan. volumedarah normal adalah 5 liter, konsentrasi sel darah merah
12. Bandingkan plasma dan serum. normal 5 miliar/mL, dan laju produksi SDM 3 juta sel/dtk,
berapa waktu yang diperlukan tubuh untuk mengembalikan
13. Apa yang secara normal mencegah pembentukan bekuan yang
hematokrit ke normal?
tidak sesuai di pembuluh? 3. Perhatikan bahwa dalam sampel darah di Gambar 11-15 dari
Latihan Kuantitatif seorang pasien dengan polisitemia, hematokrit me-ningkat
1. Konsentrasinormal hemoglobin dalam darah (berdasarkan menjadi 70%. Peningkatan hematokrit mening-katkan viskositas
pengukuran secara klinis) adalah 15 g/100 mL darah. darah, yang pada gilirannya mening-katkan resistensi perifer
a. Karena 1 mol hemoglobin memiliki berat 66.000 gram, total dan meningkatkan beban kerja jantung. Efek hematokrit
berapa konsentrasi hemoglobin dalam milimol (mM)? (h) pada viskositas relatif darah (v, viskositas relatif terhadap
viskositas air) disajikan dalam persamaan
b. Setiap molekul hemoglobin dapat mengikat empat molekul
berikut:
O2. Berapa konsentrasi O2 yang terikat ke hemoglobin pada v 51.5 3 exp(2h)
saturasi maksimal (dalam mM)?
Perhatikan bahwa dalam persamaan ini, h adalah hematokrit
c. Karena 1 mol suatu gas ideal menempati 22,4 liter, berapa
sebagai fraksi, bukan persentase. Karena hematokrit normal
kapasitas angkut maksimal darah normal untuk O2 adalah 0,40, berapa persen peningkatan viskositas yang akan
(biasanya dinyatakan dalam ml O2/liter darah)? terjadi akibat polisitemia di Gambar 11-15c? Berapa persen
2. Anggaplah bahwa sampel darah dalam Gambar 11-5b, h. 416, perubahan resistensi perifer total yang akan terjadi?

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Seseorang memiliki hematokrit 62. Dapatkah Anda menyimpulkan sedang meneliti "liur" dari berbagai makhluk pengisap darah ini
dari temuan ini bahwa orang tersebut mengidap polisitemia? dalam mencari bahan kimia baru yang dapat membatasi
Jelaskan. kerusakan otot jantung pada penderita serangan jantung. Apa
sifat bahan kimia yang sedang dicari-cari ini menurut Anda?
2. Terdapat berbagai bentuk hemoglobin. Hemoglobin A adalah
hemoglobin dewasa normal, yang memiliki dua rantai a dan dua
rantai β. Bentuk abnormal hemoglobin S, yang memiliki "kesalahan 5. Porfiria adalah suatu penyakit genetik yang muncul pada sekitar
tipografis" tunggal dalam sandi genetik untuk rantai β, satu dari 25.000 orang. Orang yang terkena tidak memiliki
menyebabkan SDM berubah menjadi sel berbentuk sabit yang enzim-enzim tertentu yang merupakan bagman jalur metabolik
rapuh (Iihat h. 417). SDM janin mengandung hemoglobin F, yang untuk menghasilkan hem, yaitu gugus hemoglobin yang
produksinya dihentikan segera setelah lahir. Hemoglobin F mengan dung besi. Akumulasi porfirin, yaitu zat antara di jalur
mengandung dua rantai γ dan bukan dua rantai p, bersama dengan tersebut, menyebabkan beragam gejala, terutama setelah
dua rantai a. Substitusi ini meningkatkan afinitas hemo- globin pajanan ke matahari. Di kulit terbentuk lesi dan jaringan parut.
terhadap O2. Kini para peneliti sedang mencoba merangsang Di wajah dan tangan tumbuh rambut tebal. Karena gusi
kembali gen-gen yang menentukan sintesis hemoglobin F agar tertarik dari gigi, gigi taring yang memanjang tampak seperti
kembali bekerja sebagai cara untuk mengobati anemia sel sabit. taring hewan. Gejala bertambah parah jika pasien terpajan ke
Jelaskah bagaimana pengaktifan gen-gen janin ini dapat menjadi berbagai bahan, termasuk bawang putih dan alkohol. Orang
pengobatan yang bermanfaat. (Memang, terapi obat efektif yang terkena menghindari matahari dan bahan-bahan pemicu
pertama untuk mengobati anemia sel sabit, hidroksiurea, bekerja dan mendapat suntikan hem dari seI darah merah normal. Jika
pada sumsum tulang untuk mendorong produksi hemoglobin Anda mengenal kisah-kisah vampir, yang berasal dari Abad
janin.) Pertengahan atau lebih awal, perkirakanlah bagaimana kisah-
kisah tersebut berkembang di antara masyarakat yang percaya
3. Golongan darah apa dalam sistem golongan darah ABO dan Rh
takhayul yang belum memiliki pengetahuan medis tentang
yang dapat secara aman ditransfusikan ke seseorang dengan porfiria.
golongan darah A+?
4. Kelelawar vampir, lintah, dan kutu yang berada di daftar terbawah
hewan populer suatu harm mungkin secara tidak langsung
menyelamatkan nyawa Anda. Para ilmuwan saat ini

432 BAB 11
PERTIMBANGAN KLINIS

Heather L, yang memiliki darah negatif-Rh, baru saja melahirkan 2. Mengapa bayi Heather selanjutnya dapat mengidap
anak pertamanya, yang memiliki darah positif-Rh. Baik ibu eritroblastosis fetalis jika ia tidak diterapi dengan
maupun janin dalam keadaan baik tetapi dokter memberikan imunoglobulin Rh?
sediaan imunoglobulin Rh (antibodi masa singkat yang melawan 3. Bagaimana pemberian imunoglobulin Rh segera setelah
antigen faktor Rh) sehingga bayi yang dilahirkan Heather kehamilan pertama Heather dengan anak positif-Rh akan
berikutnya tidak akan menderita eritro-blastosis fetalis (penyakit mencegah eritroblastosis fetalis pada kehamilan berikutnya
hemolitik pada bayi baru lahir) (lihat h. 419). Selama gestasi dengan anak positif Rh? Demikian juga, mengapa
(kehamilan), darah ibu dan janin tidak bercampur. Bahan-bahan imunoglobulin Rh harus diberikan kepada Heather setelah
dipertukarkan antara dua sistern sirkulasi ini melalui plasenta, setiap kelahiran anak positif Rh yang dikandungnya?
organ khusus yang berkembang selama gestasi dari struktur ibu
dan janin (lihat h. 816). Sel darah merah tidak dapat menembus 4. Anggap bahwa Heather tidak diterapi dengan imuno-
plasenta tetapi antibodi dapat melakukannya. Selama proses globulin setelah kelahiran anak positif Rh pertamanya dan
melahirkan, sejumlah kecil darah janin dapat masuk ke sirkulasi anak keduanya mengidap eritroblastosis fetalis. Apakah
ibu. pemberian imunoglobulin Rh kepada Heather segera
setelah kelahiran kedua akan mencegah kondisi ini pada
1. Mengapa anak pertama Heather tidak mengidap eritroblastosis anak positif Rh ketiga? Mengapa atau mengapa tidak?
fetalis-yaitu, mengapa antibodi ibu terhadap faktor Rh tidak
menyerang sel darah merah positif-Rh janin selama
kehamilan?

DARAH 433
hapter

11 Kartu Belajar
11.1|Plasma (h. 410-411) penting untuk transpor O2. Setiap molekul hemoglobin dapat
■ Darah terdiri dari tiga jenis elemen selular—eritrosit (sel darah membawa empat molekul O2. (Lihat Gambar 11-2 dan 11-3.)
merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah)—yang
membentuk suspensi di dalam cairan plasma, (Lihat Gambar 11-1,

Hemoglobin juga ikut berperan dalam transpor CO2 dan
pembuka bab, dan Tabel 11-1.) pendaparan darah dengan berikatan secara reversibel dengan
CO2 dan H+.

Volume darah yang 5 hingga 5,5 liter pada orang dewasa terdiri dari
■ Eritrosit, karena tidak dapat mengganti komponen-komponennya,
42% hingga 45% eritrosit, kurang dari 1% leukosit dan trombosit, dan
55% hingga 58% plasma. Persentase volume darah total yang memiliki usia pendek sekitar 120 hari.
■ Sel punca pluripoten tidak berdiferensiasi di sumsum tulang
ditempati oleh eritrosit disebut hematokrit (Lihat Gambar 11-1).
merah menghasilkan semua elemen selular darah, (Lihat Gambar
11-3 dan 11-9.) Produksi eritrosit (eritropoiesis) oleh sumsum
merah dalam keadaan normal menyamai laju pengurangan
eritrosit sehingga jumlah eritrosit tetap konstan. Eritropoiesis
dirangsang oleh eritropoietin, suatu hormon yang dikeluarkan oleh
ginjal sebagai respons terhadap penurunan penyaluran O2. (Lihat
Gambar 11-4.)

Ginjal

2
Plasma
(55% darah lengkap)

1 Ginjal mendeteksi penurunan


Erythropoietin
3 kapasitas darah mengangkut O2.
1
2 Jika O2 yang disalurkan ke ginjal
penurunan kemampuan
Buffy coat: mengangkut oksigen
berkurang, ginjal menyekresikan
trombosit dan Trombosit Etrosit yang eritropoiten ke dalam darah.
sedang dibentuk 3 Eritropoiten merangsang eritropoiesis
sel darah putih Leukosit di sumsum
Meredakan 5 oleh sumsum tulang merah.
(<1% (sel darah putih) tulang merah 4 Tambahkan eritrosit di dalam sirkulasi
darah meningkatkan kemampuan darah
lengkap) 4 mengangkut O2.
Volume sel Eritrosit
Eritrosit (45% Peningkatan kemampuan 5 Peningkatan kemampuan darah
termampat- (sel darah merah) mengangkut oksigen
darah lengkap) mengangkut O2 menghilangkan
kan atau rangsangan awal yang memicu sekresi
hematokrit eritopoietin.

Entrosit

■ Plasma adalah suatu cairan kompleks yang terdiri dari 90% air yang ■ Golongan darah utama ABO bergantung pada keberadaan

berfungsi sebagai medium transpor untuk bahan-bahan yang dibawa antigen spesifik pada permukaan eritrosit. Sel darah merah
oleh darah. Konstituen inorganik plasma yang paling banyak adalah Na golongan A memiliki antigen A; golongan darah B memiliki antigen
B, golongan darah AB memiliki antigen A dan B, dan golongan
+ dan Cl-. dan konstituen organik yang paling banyak adalah protein
darah O tidak memiliki antigen A dan B. Golongan darah A
plasma. Semua konstituen plasma dapat berdifusi bebas melintasi memiliki antibodi anti-B, golongan darah B memiliki antibodi anti-A,
dinding kapiler kecuali protein plasma, yang tetap berada di dalam golongan darah AB tidak memiliki antibodi anti-A dan anti-B, dan
plasma, tempat mereka melakukan berbagai fungsi penting. Protein golongan darah O memiliki antibodi anti-A dan anti-B. Antibodi-
plasma mencakup albumin, globulin (a, b, dan g), dan fibrinogen. (Lihat antibodi ini menyebabkan SDM dengan antigen-antigennya yang
sesuai beraglutinasi (menggumpal) atau ruptur, menyebabkan
Tabel 11-1.) reaksi transfusi jika sel darah donor terpajan dengan antibodi yang
sesuai di darah resipien. (Lihat Tabel 11-2 dan Gambar 11-7.)
11.2 | Eritrosit (hh. 412-419)
■ Eritrosit dikhususkan untuk fungsi primer mereka, yaitu transpor O2

dalam darah. Bentuknya yang bikonkaf menyebabkan luas 11.3 | Leukocytes (hh. 419–424)
permukaan untuk difusi O2 ke dalam sel menjadi maksimal untuk ■ Leukosit adalah sel pertahanan tubuh. Sel-sel ini menyerang
volume ini (Lihat Gambar 11-1 dan pembuka bab). Eritrosit tidak
mengandung nukleus atau organel (dikeluarkan selama benda asing (yang tersering adalah bakteri dan virus),
perkembangan), tetapi dipenuhi oleh hemoglobin, suatu molekul yang menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh, dan
mengandung besi yang dapat secara longgar dan reversibel mengikat membersihkan debris sel. Leukosit serta protein plasma tertentu
O2. Karena O2 kurang larut dalam darah, hemoglobin- membentuk sistem imun.
■ Kelima tipe leukosit dikategorikan secara mikroskopis oleh aliran darah melalui pembuluh yang terluka; (2) pembentukan sumbat
perbedaan bentuk inti, keberadaan atau ketiadaan granula, dan trombosit, dan (3) pembentukan bekuan.
sifat pewarnaan. Granulosit polimorfonuklear mencakup neutrofil, ■ Agregasi trombosit di tempat pembuluh cedera dengan cepat
eosinofil, dan basofil. Agranulosit mononuklear mencakup menyumbat kerusakan. Trombosit mulai membentuk agregat dengan
monosit dan limfosit. (Lihat Gambar 11-8.) menempel pada faktor von Willebrand, yang berikatan dengan
kolagen yang terpajan di pembuluh yang rusak. Trombosit yang
beragregasi ini menyekresikan ADP dan tromboksan A2, yang
bersama-sama menyebabkan trombosit lain yang sedang melintas
melekat, menciptakan siklus umpan batik positif ketika sumbat
Leukosit
Granulosit polimorfonuklear Agranulosit mononuklear
Neutrofil Eosinofil Basofil Monosit Limfosit Eritrosit Trombosit
trombosit membesar untuk menambal kerusakan. Endotel normal di
sekitarnya menyekresikan bahan-bahan kimia inhibitorik yang
mencegah trombosit melekat ke bagian pembuluh di sekitarnya yang
tidak rusak. (Lihat Gambar 11- 11.)
Konsentrasi Konsentrasi
60%–70% 1%–4% 0.25%–0.5% 2%–6% 25%–33% eritrosi trombosit
= 5 miliar/ = 250 juta/
Hitung jenis SDP (persentase distribusi jenis-jenis leukosit) mL darah mL darah

Konsentrasi leukosit = 7 juta/mL darah


Hitung SDM Hitung trombosit
= 5,000,000/mm3 = 250,000/mm3
Hitung SDP = 7000/mm3

Trombosit
Adenosine 3 Thromboxane
■ Tiap-tiap jenis leukosit memiliki tugas berbeda: (1) Neutrofil, diphosphate
(ADP)
A2

spesialis fagositik, penting untuk menelan bakteri dan debris.(2)


Eosinofil mengkhususkan dirt untuk menyerang cacing parasit
Prostasikin dan Prostasiklin dan Menghambat agregasi
dan berperan dalam respons alergik. (3) Basofil mengeluarkan Vessel
nitrat oksida nitrat oksida trombosit
2 4 2
dua bahan kimia: histamin, yang juga penting dalam respons lumen
5 5
Endotel

alergik; dan heparin, yang membantu membersihkan partikel Endotel normal Endotel normal

lemak dari darah. (4) Monosit, setelah keluar dari darah, berdiam Dinding
pembuluh 1
di jaringan dan membesar menjadi fagosit jaringan besar yang
Agregasi sum-
dikenal sebagai makrofag. (5) Limfosit membentuk pertahanan Interstitial bat trombosit

imun terhadap bakteri, virus, dan sasaran lain yang telah fluid Faktor von
Willebrand
Kolagen yang
terpajan di tempat
Kolagen Lapisan jaringan
ikat luar
Otot
polos
Jaringan ikat
subendotel
terprogram oleh limfosit secara khusus. Alat pertahanan sel-sel pembuluh cedera

ini mencakup pembentukan antibodi yang menandai korban 1 Platelets adhere to


(by means of the plasma
2 Activated platelets
release ADP and
3 These chemical
messengers work
4 Newly activated platelets
aggregate onto the growing
5 Normal (uninjured)
endothelium releases
untuk destruksi oleh fagositosis atau cara lain (untuk limfosit B) protein von Willebrand
factor) and are activated
thromboxane A2. together to activate other
platelets passing by.
platelet plug and release
even more platelet-attracting
prostacyclin and nitric oxide,
which inhibit platelet aggre-
dan pengeluaran bahan-bahan kimia yang membentuk lubang by exposed collagen at
the site of vessel injury.
chemicals. gation, so the platelet plug is
confined to the site of injury.
pada korban (untuk limfosit T). (Lihat gambar 11-8 dan tabel
11-1)
■ Pembentukan bekuan memperkuat sumbat trombosit dan mengubah
■ Leukosit terdapat dalam darah hanya sementara yaitu ketika darah di sekitar pembuluh yang cedera menjadi gel yang mampat.
transit dari tempat produksi dan penyimpanannya di sumsum
tulang (dan juga di jaringan limfoid untuk limfosit) ke tempat ■ Sebagian besar faktor yang dibutuhkan untuk pembentukan bekuan
kerjanya di jaringan. (Lihat Gambar 11-9). Di sepanjang waktu,
selalu berada dalam plasma dalam bentuk prekursor inaktif. Ketika
sebagian besar leukosit berada di jaringan dalam tugas patroli
suatu pembuluh cedera, kolagen yang terpajan memicu kaskade
atau bertempur.
reaksi yang melibatkan aktivasi berurutan faktor-faktor pembekuan ini,
yang akhirnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin melalui jalur
■ Semua leukosit memiliki masa usia terbatas dan harus diganti pembekuan intrinsik. (Lihat Gambar 11-13 dan 11-14.)
melalui proses diferensiasi dan prolifersi sel prekursor secara
terus-menerus. Jumlah total dan persentase tiap-tiap tipe ■ Fibrin, suatu molekul tak-larut berbentuk benang, di letakkan sebagai
leukosit diproduksi dengan laju bervariasi bergantung pada jala bekuan; jala tersebut pada gilirannya menjaring elemen-elemen
kebutuhan pertahanan tubuh saat itu. Faktor-faktor yang selular darah untuk menuntaskan pembentukan bekuan. (Lihat
mengatur produksi berbagai jenis leukosit dilepaskan dari Gambar 11-12).
jaringan yang diinvasi atau cedera dan dari leukosit yang
■ Darah yang telah keluar ke jaringan membeku setelah
teraktivasi.
terpajan ke tromboplastin jaringan, yang memicu pengaktifan jalur
11.4|Trombosit dan Hemostasis (h. 424-430) pembekuan ekstrinsik. (Lihat Gambar 11-14).
■ Trombosit adalah fragmen-fragmen sel yang berasal dari ■ Bekuan terbentuk dengan cepat. Jika tidak lagi diperlukan, bekuan

megakariosit berukuran besar di sumsum tulang. (Lihat Gambar dilarutkan oleh plasmin secara perlahan, suatu faktor fibrinolitik yang
11-9 dan 11-10). juga diaktifkan oleh kolagen yang terpajan. (Lihat Gambar 11-15.)
■ Trombosit berperan dalam hemostasis, penghentian
perdarahan dari pembuluh yang cedera. Tiga tahap ■ Oleh sebab itu, kolagen yang terpajan secara bersamaan
utama dalam hemostasis adalah (1) spasme vaskular, yang menginisiasi agregasi trombosit dan pembentukan bekuan serta
mengurangi menyiapkan tahap untuk pelarutan bekuan selanjutnya.
Pernindaian mikrograf elektron pada makrofag
dang bekera. Makrofag (hijau), suatu fagosit jaringan beru kurai besar,
mengulurkan proyeksi untuk mengelilingi dan memakan bakteri
tuberculosis (ungu). Setelah menginternalisasi bakteri, makrofag akan
menghancurkannya dengan enzim-enzim lisosomai. Makrofag juga akan
menyajikan antigen bakteri (fragmen-fragmen protein) pada
permukaannya yang akan mengaktifkan limfosit helper spesifik,
menyiapkan peristiwa yang menyebabkan pembentukan antibodi terhadap
bakteri tuberculosis.

12
SPL/Photo Researchers, Inc.

Pertahanan Tubuh

SEKILAS ISI Pokok-Pokok Homeostasis


12.1 Sistem Imun: Sasaran, Manusia terus-menerus berkontak dengan agen eksternal yang dapat berbahaya
Efektor, dan Komponen jika mereka masuk ke dalam tubuh. Agen yang paling serius adalah
12.2 Imunitas Bawaan mikroorganisme penyebab penyakit. Jika bakteri atau virus dapat masuk, tubuh
12.3 Imunitas Didapat: Konsep dilengkapi dengan sistem pertahanan internal yang beragam dan kompleks-sistem
Umum imun-yang menyediakan proteksi berkesinambungan melawan invasi agen asing. Selanjutnya,
12.4 Limfosit B: Imunitas permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan eksternal, seperti sistem integumen (kulit),
diperantarai-Antibodi berfungsi sebagai lini pertahanan pertama untuk melawan penetrasi mikroorganisme asing.
Sistem imun juga melindungi terhadap kanker dan memberi jalan bagi perbaikan jaringan yang
12.5 Limfosit T: Imunitas
rusak.
diperantarai-Sel
Sistem imun secara tidak langsung berkontribusi terhadap homeostasis dengan membantu
12.6 Penyakit Imun
mempertahankan kesehatan organ yang secara langsung berkontribusi terhadap homeostasis.
12.7 Pertahanan
yang normal". Virus dapat merusak atau mematikan sel dengan cara
lain, yaitu dengan menguras komponen-komponen esensial sel,
Efektor, dan Komponen mendikte sel agar menghasilkan bahan-bahan yang toksik bagi sel itu
sendiri, atau mengubah sel menjadi sel kanker.
Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk melindungi dirinya
Leukosit adalah sel efektor sistem imun.
sendiri dengan menahan atau menghilangkan benda asing (seperti
bakteri atau virus) atau sel abnormal (sel kanker) yang berpotensi Leukosit (sel darah putih, atau SDP) dan turunan-turunannya,
merugikan. Lini pertahanan pertama yang melawan penyusup bersama dengan beragam protein plasma, bertanggung jawab dalam
asing adalah sawar epitel yang mengelilingi permukaan luar tubuh pertahanan imun.
(kulit) dan melapisi rongga tubuh (seperti saluran pencernaan dan
paru) yang berkontak dengan lingkungan eksternal. Sawar epitel ini FUNGSI LEUKOSIT Sebagai ulasan singkat, fungsi kelima jenis
bukan merupakan bagian dari sistem imun. Kita akan mem- leukosit adalah sebagai berikut (lihat h. 425 dan 428 serta Gambar
bicarakan peran mereka dalam sistem pertahanan tubuh secara 11-8 dan 11-9):
keseluruhan setelah mempelajari sistem imun secara terperinci.
Sebagai ulasan singkat, aktivitas berikut disebabkan oleh sistem 1. Neutrofil adalah spesialis fagositik yang memiliki mobilitas tinggi
yang menelan dan menghancurkan bahan yang tidak diinginkan.
imun, suatu sistem pertahanan internal yang berperan kunci dalam
mengenali dan menghancurkan atau menetralkan benda yang 2. Eosinofil mengeluarkan bahan-bahan kimia yang menghancurkan
bukan "diri normal": cacing parasitik dan berperan dalam reaksi alergik.
1. Pertahanan melawan patogen invasif (mikroorganisme penyebab 3. Basofil mengeluarkan histamin dan heparin serta juga berperan
penyakit). dalam reaksi alergik.
2. Menyingkirkan sel yang "aus" dan jaringan yang rusak oleh 4. Monosit berubah menjadi makrofag, yaitu spesialis fagositik besar
trauma atau penyakit, melicinkan jalan untuk penyem-buhan luka yang berada di jaringan.
dan perbaikan jaringan. 5. Limfosit terdiri dari dua tipe:
3. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal yang berasal dari a. Limfosit B (sel B) mengeluarkan antibodi yang secara tidak
tubuh. Fungsi ini, yang dinamai pengawasan imun, merupakan langsung menyebabkan destruksi benda asing (imunitas diperantarai-
mekanisme pertahanan internal utama terhadap kanker. antibodi).
b. Limfosit T (sel T) secara langsung menghancurkan sel yang
terinfeksi virus dan sel mutan dengan mengeluarkan bahan-bahan
kimia yang melubangi sel korban (imunitas diperantarai-sel).
Musuh asing utama yang dilawan oleh sistem imun adalah bakteri Suatu leukosit hanya berada dalam darah dalam waktu singkat.
dan virus. Jika ukuran relatif keduanya dibandingkan mereka, jika Sebagian besar leukosit keluar menuju ke jaringan dalam misi
rerata bakteri seukuran sarung pelempar bola (pitcher), virus pertahanan.
seukuran bola baseball. Bakteri adalah mikro-organisme bersel
JAR1NGAN LIMFOID Hampir semua leukosit berasal dari sel punca
tunggal dan tidak berinti yang dilengkapi oleh semua perangkat
prekursor bersama di sumsum tulang dan kemudian dibebaskan ke
esensial untuk kelangsungan hidup dan reproduksinya. Bakteri
dalam darah. Satu-satunya pengecualian adalah limfosit, yang berasal
patogenik yang menginvasi tubuh menyebabkan kerusakan jaring-
sebagian dari koloni-koloni limfosit di berbagai jaringan limfoid yang
an dan menimbulkan penyakit terutama dengan mengeluarkan
semula ditempati oleh sel-sel yang berasal dari sumsum tulang (lihat
enzim atau toksin yang secara fisik mencederai atau mengganggu
h. 429).
fungsi sel dan organ. Kemampuan menimbulkan penyakit dari
suatu patogen dinamai sebagai virulensi. Jaringan limfoid, secara kolektif, adalah jaringan yang
memproduksi, menyimpan, atau memproses limfosit. Jaringan-
Berbeda dari bakteri, virus bukan merupakan suatu entitas sel
jaringan ini mencakup sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus,
yang dapat berdiri sendiri. Virus hanya terdiri dari asam nukleat
tonsil, adenoid, apendiks, dan agregat jaringan limfoid di lapisan
(bahan genetikDNA atau RNA) yang terbungkus oleh suatu
saluran cerna yang dinamai bercak Peyer atau jaringan limfoit
selubung protein. Karena tidak memiliki perangkat sel untuk
terkait-usus (gut-associated lymphoid tissue, GALT) (Gambar 12-1).
menghasilkan energi dan sintesis protein, virus tidak dapat
Jaringan limfoid berada di tempat-tempat strategis untuk
melakukan metabolisme dan berkembang biak kecuali jika
menghambat masuknya mikroorganisme sebelum mikroorganisme
menginvasi sel pejamu (sel tubuh orang yang terinfeksi) dan
tersebut memiliki kesempatan untuk menyebar jauh. Sebagai contoh,
mengambil alih fasilitas biokimia sel untuk mereka gunakan
limfosit yang menempati tonsil dan adenoid berada di tempat yang
sendiri. Virus tidak hanya mengisap sumber daya energi sel
menguntungkan untuk berespons terhadap mikroba yang terhirup,
pejamu, tetapi asam nukleat virus juga mengendalikan sel pejamu
sementara mikroorganisme yang masuk melalui saluran cerna segera
untuk menyintesis protein-protein yang dibutuhkan untuk
dihadapi oleh limfosit di apendiks dan GALT. Patogen potensial yang
replikasi sel.
memperoleh akses ke limfe disaring melalui kelenjar limfe, tempat
Ketika virus telah menyatu ke dalam sel pejamu, mekanisme patogen-patogen tersebut terpajan ke limfosit serta makrofag yang
pertahanan tubuh pejamu dapat menghancurkan sel tersebut melapisi saluran limfatik. Limpa, jaringan limfoid terbesar,
karena tubuh tidak lagi memandang sel tersebut sebagai sel "diri melakukan fungsi imun pada darah serupa dengan yang dilakukan

   437
❚ TABEL 12-1 Fungsi Jaringan Limfoid
Adenoid

Tonsil
Jaringan limfoid Fungsi

Timus Asal semua sel darah


Tempat proses pematangan untuk
Kelenjar limfosit B
limfe

Spleen
Bercak Peyer di dan menambahkan) Limfosit residen meng-
usus halus
(jaringan limfoid Pembunuh jaringanlimfoid hasilkan antibodi dan sel T teraktivasi, yang
limfe dikeluarkan ke dalam limfe
terkait-usus)
terkait usus Makrofag residen mengeluarkan
Apendiks mikroba dan debris lain yang berbentuk
partikel dari limfe
Sumsum Limpa Perpindahan limfosit dengan
tulang darah (membuang, menyimpan,
memproduksi, dan menambahkan)
Limfosit residen menghasilkan
antibodi dan sel T teraktivasi, yang
dibebaskan ke dalam darah
Makrofag residen mengeluarkan
mikroba dan debris lain yang
berbentuk partikel, terutama sel darah
merah yang sudah usang, dari darah
Menyimpan sejumlah kecil sel darah
merah, yang dapat ditambahkan ke
darah oleh kontraksi limpa sesuai
kebutuhan
Timus Tempat proses pematangan
Gainbar 12-1 Jaringan iimfoid. Jaringan limfoid, yang tersebar di untuk limfositT Mengeluarkan
seluruh tubuh, memproduksi, menyimpan, dan memproses limfosit. hormon timosin

oleh kelenjar limfe pada limfe. Melalui kerja populasi limfosit dan (sudah ada) yang secara non-selektif mempertahankan tubuh dari
makrofagnya, Limpa membersihkan darah yang melaluinya dari setiap jenis benda asing atau abnormal apapun, bahkan pada
mikroorganisme dan benda asing lain serta menyingkirkan sel-sel pajanan awal terhadapnya. Respons seperti ini menyediakan lini
darah merah yang telah usang (lihat h. 413). Timus dan sumsum pertama pertahanan terhadap berbagai ancaman, termasuk agen
tulang masing-masing berperan penting dalam memproses limfosit T infeksi, iritan kimiawi, dan cedera jaringan akibat trauma atau luka
dan B, untuk mempersiapkan keduanya dalam melaksanakan strategi bakar. Semua orang dilahirkan dengan mekanisme respons imun
imun spesifik. Tabel 12-1 merangkum fungsi-fungsi utama berbagai bawaan yang pada hakikatnya sama meskipun mungkin terdapat
jaringan limfoid, sebagian dijelaskan di Bab 11 dan yang lain akan sedikit perbedaan genetik. Sistem imun adaptif atau didapat, se-
dibahas kemudian di bab ini. baliknya, mengandalkan respons imun spesifik yang secara selektif
menyerang benda asing tertentu yang pernah terpajan ke tubuh dan
memiliki kesempatan untuk mempersiapkan serangan yang secara
khusus ditujukan kepada musuh tersebut. Karena itu, sistem imun
adaptif memerlukan waktu cukup lama untuk menyerang dan
lmunitas protektif dihasilkan oleh kerja sama dua komponen sistem mengalahkan musuh spesifik. Sistem imun bawaan dan didapat
imun yang terpisah tetapi saling bergantung: sistem imun bawaan bekerja secara harmonis untuk menahan, dan kemudian
dan sistem imun adaptif atau didapat. Respons kedua sistem ini mengeliminasi, bahan-bahan yang membahayakan.
berbeda dalam hal waktu dan selektivitas mekanisme pertahanannya.
Sistem imun bawaan mencakup respons irnun non-spesifik SISTEM IMUN BAWAAN Komponen-komponen sistem imun
tubuh yang beraksi segera pada pajanan ke agen yang mengancam. bawaan selalu berada dalam keadaan siaga, siap melepaskan sebagi-
Respons non-spesifik ini adalah mekanisme pertahanan bawaan an mekanisme pertahanan terhadap semua dan setiap penyerang.

438   hapter
Dari berbagai sel efektor imun, neutrofil dan makrofag-keduanya gen pada cairan ekstrasel tetapi sebagian besar virus tersembunyi di
adalah spesialis fagositik sangat penting dalam pertahanan bawaan. dalam sel pejamu dan tidak berada bebas di cairan ekstrasel.
Beberapa kelompok protein plasma juga berperan penting, seperti Ilmuwan baru-baru ini menemukan reseptor pengenal pola
yang sebentar lagi Anda saksikan. interselular, seperti retinoic acid inducible gene I receptors (RLR)
Berbagai respons imun non-spesifik diaktifkan sebagai yang mengenali DNA atau RNA virus di dalam sitosol dan lebih dari
tanggapan terhadap pola molekular generik yang berkaitan dengan 20 nucleotide-binding oligomerization domain (NOD)-like receptor
agen yang mengancam. Dua kategori pola panggilan bagi respons (NLR) yang membedakan PAMP intraselular seperti sebagian
imun bawaan: pola molekular terkait-patogen (pathogen- dinding sel bakteri yang ditelan oleh fagosit atau parasit yang
associated molecular pattern, PAMP) eksogen (yang berasal dari menginvasi sel non-imun. Sewajarnya, aktivasi RLR oleh materi
luar tubuh), seperti karbohidrat yang biasa-nya ditemukan pada genetik virus memicu sintesis interferon, suatu naeka-nisme bawaan
dinding sel bakteri, tetapi tidak pada sel manusia, dan pola yang akan dijelaskan nanti yang bertahan melawan invasi virus. NLR
molekular terkait-kerusakan (damage-a,ssociated molecular teraktivasi memicu pembentukan kompleks multiprotein sitosolik
pattern, DAMP) endogen (yang berasal dari dalam tubuh), seperti yang dikenal dengan infla-masom, yang NLR sendiri merupakan
adenosin trifosfat (ATP) ekstra-selular yang dilepaskan dari sel bagiannya. Inflamasom menghasilkan respons inflamasi poten, yang
yang rusak akibat trauma. Kedua pola ini memicu jalur bawaan melengkapi kerja yang dipicu oleh TLR yang teraktivasi. Karena itu,
identik yang menuju pada peradangan, suatu proses multitahap tritunggal reseptor patogen, TLR, RLR, dan NLR, bekerja sama untuk
yang melibatkan pembuangan fagositik agen penyerang dan debris memastikan respons imun bawaan yang efisien untuk melawan
jaringan serta mendorong perbaikan jaringan. Selain itu, respons patogen penyelundup.
terhadap PAMP mencakup peningkatan imunitas adaptif. Kita Mekanisme bawaan memberi kita respons yang cepat, tetapi
akan fokus pada respons yang terpicu oleh PAMP. Sel fagositik terbatas dan non-selektif terhadap segala jenis ancaman, seperti para
yang merespons memiliki reseptor pengenal pola pada permukaan prajurit abad pertengahan yang menghantam dengan kekuatan kasar
membran mereka atau pada sitosol untuk mendeteksi pola yang semua lawan yang mendekati dinding puri yang mereka jaga.
terkait dengan agen yang mengancam atau berbahaya. Sebagai Imunitas bawaan menahan dan membatasi penyebaran infeksi.
contoh, fagosit bertabur dengan protein membran plasma yang Respons non-spesifik ini penting untuk menahan lawan hingga
dikenal dengan toll-like receptors (TLR) yang mengenali PAMP sistem imun adaptif, dengan senjatanya yang sangat selektif, dapat
(dan DAMP). Ada sekitar selusin TLR yang berbeda, yang masing- dipersiapkan untuk mengambil alih dan melakukan penyerangan
masing mengenali kelompok pola molekular spesifik yang berbeda. untuk memusnahkan musuh.
Contohnya, beberapa mengenali bakteri gram positif (bakteri yang
dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram biru gelap) yang lain SISTEM 1MUN DIDAPAT Respons sistem imun adaptif diperantarai
mengenali bakteri gram negatif (bakteri yang dinding selnya tidak oleh limfosit B dan T. Setiap sel B dan T dapat mengenal dan
dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram) yang lainnya lagi mempertahankan diri terhadap hanya satu tipe benda asing tertentu,
mengenali DNA atau RNA virus, dan seterusnya. TLR telah misalnya satu jenis bakteri. Di antara jutaan sel B dan T di tubuh,
digelari sebagai "mata sistem imun bawaan" karena sensor imun ini hanya yang secara khusus dilengkapi untuk mengenal fitur
mengenali dan terikat dengan penanda patogen pemberi petunjuk molekular unik suatu agen infeksi tertentu yang diminta beraksi
yang unik, memungkinkan sel efektor dari sistem bawaan untuk untuk mempertahankan tubuh terhadap agen ini. Spesialisasi ini
"melihat" patogen sebagai sesuatu yang berbeda dengan sel dirinya mirip dengan tentara modern yang telah dilatih secara khusus yang
yang normal. dipanggil bertugas untuk melaksanakan misi yang sangat spesifik.
Pengenalan TLR terhadap patogen memicu fagosit untuk Limfosit yang terpilih tersebut kemudian memperbanyak diri,
menelan dan menghancurkan mikroorganisme yang infeksius. rneningkatkan jumlah spesialis yang dapat melakukan serangan
Lebih jauh lagi, aktivasi TLR menginduksi sel fagositik untuk terarah kepada agen penginvasi tersebut.
menyekresi beberapa bahan kimia yang beberapa di antaranya Sistem imun adaptif adalah alat tercanggih terhadap se-bagian
berperan terhadap inflamasi. TLR menghubungkan sistem imun besar patogen. Ragam sel B dan T yang teraktivasi dan berekspansi
bawaan dan adaptif karena bahan-bahan kimia lain yang terus berubah sebagai respons terhadap berbagai patogen yang
dikeluarkan oleh fagosit penting untuk perekrutan sel-sel sistem dijumpai. Karena itu, sistem imun adaptif beradaptasi untuk
imun adaptif. Karena peran pentingnya dalam sistem imun, TLR melancarkan perang terhadap patogen-patogen spesifik di
menjadi sasaran bagi banyak obat baru dan vaksin yang sedang lingkungan masing-masing orang. Sasaran sistem imun adaptif
dalam penelitian. bervariasi antar-orang, bergantung pada jenis serangan imun yang
Sebagai hubungan lain antara cabang bawaan dan adaptif ditemui tiap-tiap orang. Selain itu, sistem ini memperoleh
sistem imun, partikel asing secara sengaja ditandai agar dapat kernampuan untuk secara lebih efisien memusnahkan musuh
ditelan oleh fagosit, yaitu dengan melapisinya dengan antibodi tertentu jika bertemu kembali dengan patogen yang sama di masa
yang dihasilkan oleh sel B sistem imun adaptif. Ini adalah sebagian depan. Hal ini dilakukan dengan membentuk kumpulan sel memori
kecil contoh bagaimana berbagai komponen sistem imun sangat setelah berjumpa dengan suatu patogen tertentu sehingga jika yang
saling bergantung dan berinteraksi. Hubungan kerja sama paling bersangkutan kembali bertemu dengan patogen tersebut maka sistem
signifikan di antara berbagai efektor imun akan diuraikan di imun akan menghasilkan pertahanan yang lebih cepat.
sepanjang bab ini. Kita membahas secara lebih terperinci respons imun bawaan se-
Fungsi TLR pada permukaan sel adalah untuk mengenali pato belum menelaah lebih jauh mengenai imunitas didapat.

   439
yang dibebaskan dari sel mast di daerah jaringan yang rusak
Periksa Pemahaman Anda 12.1 ("sepupu" basofil darah yang terikat di jaringan;
lihat h. 422) (langkah 2 dan 3 Peningkatan penyaluran darah
1. Definisikan imunitas lokal membawa lebih banyak leukosit fagositik dan protein
2. Jelaskan mengapa respons imun bawaan dianggap nonspesifik plasma, keduanya penting bagi respons pertahanan.
dan respons imun adaptif dikatakan spesifik.

PENINGKATAN PERMEABILITAS KAPILER Pelepasan hista-min


juga meningkatkan permeabilitas kapiler dengan mem-perbesar
12.2 Imunitas Bawaan pori kapiler (celah antara sel-sel endotel) sehingga protein plasma
yang biasanya dicegah keluar dari darah kini dapat masuk ke
Pertahanan bawaan mencakup di bawah ini:
jaringan yang meradang (lihat h. 382).
1. Inflamasi, suatu respons non-spesifik terhadap cedera jaringan,
yaitu ketika spesialis-spesialis fagositik neutrofil dan makrofag
berperan besar, bersama dengan masukan suportif dari tipe sel imun EDEMA LOKAL Akumulasi protein plasma yang bocor di cairan
lain. interstisium meningkatkan tekanan osmotik koloid cairan
2. interferon, sekelompok protein yang secara non-spesifik bertahan interstisium lokal. Selain itu, meningkatnya aliran darah lokal
melawan infeksi virus. meningkatkan tekanan darah kapiler. Karena kedua tekanan ini
3. Sel pembunuh-alami (natural killer cells), suatu kelompok khusus cenderung memindahkan cairan keluar kapiler, perubahan-
sel mirip-limfosit yang secara spontan dan non-spesifik melisiskan perubahan tersebut mendorong ultrafiltrasi dan mengurangi
(memecahkan) dan karenanya menghancurkan sel pejamu yang reabsorpsi cairan di kapiler. Hasil akhir dari pergeseran
terinfeksi virus dan sel kanker. keseimbangan cairan ini adalah edema lokal (lihat h. 384). Karena
4. Sistem komplemen, sekelompok protein plasma inaktif yang, itu, pembengkakan yang biasa terlihat menyertai peradangan
ketika diaktifkan secara berurutan, akan merusak sel-sel asing disebabkan oleh perubahan-perubahan vaskularyang dipicu oleh
dengan menyerang membran plasmanya. histamin. Demikian juga, manifestasi makro lain pada peradangan,
misalnya kemerahan dan panas, sebagian besar disebabkan oleh
Kita akan membahas masing-masing secara bergiliran, dimulai
meningkatnya aliran darah arteri hangat ke jaringan yang rusak
dari peradangan.
(inflammare berarti "dibuat menyala"). Nyeri disebabkan oleh
peregangan lokal di dalam jaringan yang membengkak dan oleh
efek langsung bahan-bahan yang diproduksi lokal pada ujung
reseptor neuron-neuron aferen yang mensarafi daerah tersebut.
Kata inflamasi merujuk ke serangkaian proses bawaan non-spesifik Karak teristik proses peradangan yang mudah kita amati ini
yang saling berkaitan erat yang diaktifkan sebagai respons terhadap (pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri) berkaitan dengan
invasi asing, kerusakan jaringan, atau keduanya. Tujuan peradangan tujuan utama perubahan vaskular di daerah yang cedera
adalah membawa fagosit dan protein plasma ke tempat invasi atau meningkatkan jumlah fagosit leukositik dan protein-protein
kerusakan untuk dapat (1) mengisolasi, menghancurkan, atau plasma krusial di daerah tersebut (Gambar 12-3).
menginaktifkan penyerang; (2) membersihkan debris; dan (3)
mempersiapkan proses penyembuhan dan perbaikan. Respons PEMBENTENGAN DAERAH YANG MERADANG Protein-protein
peradangan keseluruhan sangat mirip satu sama lain tanpa plasma yang bocor dan paling penting bagi respons imun adalah
memandang apapun pemicunya (invasi bakteri, cedera kimiawi, atau protein-protein dalam sistem komplemen serta faktor pembekuan
trauma mekanis) meskipun mungkin terlihat beberapa perbedaan dan anti-pembekuan. Pada pajanan ke tromboplastin jaringan di
ringan, bergantung pada bahan yang mencederai atau tempat jaringan yang cedera dan ke bahan-bahan kimia spesifik yang
kerusakan. Rangkaian proses berikut biasanya terjadi selama dikeluarkan oleh fagosit di tempat kejadian, fibrinogen faktor akhir
responsperadangan. S ebagai contoh, kita menggunakan masuknya dalam sistem pembekuan-diubah menjadi fibrin (lihat h. 428).
bakteri ke kulit yang rusak (Gambar 12-2). Fibrin membentuk bekuan cairan interstisium di ruang-ruang
sekitar bakteri penginvasi dan sel yang rusak. Pembentengan
PERTAHANAN OLEH MAKROFAG JARINGAN RESIDEN Ketika bagian yang cedera ini dari jaringan sekitar mencegah, atau
bakteri masuk melalui kerusakan di sawar eksternal kulit (atau setidaknya memperlambat, penyebaran bakteri dan produk-produk
melewati jalan lain), makrofag yang sudah ada di daerah tersebut toksiknya. Kemudian faktor-faktor anti-pembekuan yang bekerja
segera memfagosit mikroba asing tersebut, melakukan pertahanan belakangan secara bertahap melarutkan bekuan setelah bekuan
melawan infeksi selama jam-jam pertama, sebelum mekanisme lain tidak lagi diperlukan (hhat h. 429).
diaktifkan (lihat foto pembuka bab). Makrofag residen juga
menyekresi bahan-bahan kimia seperti kemotaksin dan sitokin yang EMIGRASI LEUKOSIT Dalam sejam setelah cedera, area cedera
menimbulkan berbagai respons imun, seperti yang akan dijelaskan dipenuhi oleh leukosit yang telah meninggalkan pembuluh darah.
berikut ini (Gambar 12-2, langkah 1 ). Neutrofil tiba pertama kali, diikuti selama 8 hingga 12 jam
berikutnya oleh monosit yang bergerak lebih lambat. Monosit
VASODILATASI LOKAL Hampir segera setelah invasi mikroba, kemudian membesar dan matang menjadi makrofag dalam periode
arteriol di daerah tersebut melebar, meningkatkan aliran darah ke 8 hingga 12 jam berikutnya. Sekali meninggalkan aliran darah,
tempat cedera. Vasodilatasi lokal ini terutama dipicu oleh histamin neutrofil atau monosit tidak akan didaur ulang ke darah.

   hapter
1 bakteri di
tempat cedera
5
Makrofag Sel
mast
5

Monosit Sitokin
Kemotaksin 2 Neutrofir
Kapiler

Histamin Proses
diapedesis
4
3

Neutrofil
Sel endotel kapiler melekat ke
dinding

1 Luka di kulit 2 Sel mast 3 Histamin mendilatasi 4 Kemotaksin menarik 5 Monosit membesar
memasukkan bakteri, yang yangteraktivasi pembuluh darah lokal dan monosit dan neutrofil, yang menOdi makrofag.
bereproduksi di tempat luka. melepaskan melebarkan pori kapiler. terperas ke luar di antara Makrofag dan neutrofil
Makrofag residen yang histamin Sitokin-sitokin menyebabkan dinding pembuluh darah, yang baru tiba
teraktivasi memakan patogen neutrofil dan monosit suatu proses yang disebut memakan patogen dan
dan menyekresikan silokin menempel ke dinding dengan diapedesis, dan menghancurkannya.
dan kemotaksin. pembuluh darah. bermigrasi ke tempat infeksi.

Gambar 12-2 Langkah-langkah yang membentuk inflamasi. Kemotaksin yang dilepaskan di tempat cedera menarik fagosit ke tempat kejadian. Perhatikan
leukosit yang beremigrasi dari darah ke jaringan dengan berperilaku seperti amuba dan terperas melalui pori-pori kapiler. Sel mast menyekresikan histamin yang
mendilatasi pembuluh dan melebarkan pori. Makrofag menyekresikan sitokin yang menimbulkan berbagai efek sistemik dan lokal.

Leukosit dapat beremigrasi dari darah ke dalam jaringan sitokin yang dilepaskan oleh makrofag residen di jaringan sekitar
melalui tahap-tahap berikut: yang terinfeksi. Jika ada, faktor-faktor aktivasi ini menyebabkan
leukosit melekat erat ke lapisan endotel melalui interaksi dengan
■ Neutrofil dan monosit yang berada di dalam darah melekat ke la-
CAM jenis lain, integrin.
pisan dalam endotel kapiler di jaringan yang terkena, suatu proses
yang dinamai marginasi (Gambar.12-2, langkah 3 ). Selektin, ■ Leukosit yang telah melekat tersebut segera meninggalkan pembu-
sejenis molekul perekat sel (cell adhesion molecuie, CAM; lihat h. luh darah melalui mekanisme yang dikenal sebagai diapedesis.
65) yang menonjol dari lapisan pembuluh ini, menyebabkan Leukosit yang melekat tersebut, dengan melakukan gerakan mirip
leukosit yang lewat di darah melambat dan bergulir di sepanjang amuba (lihat h. 53), menyelinap masuk melalui pori kapiler
interior pembuluh darah, seperti bulu-bulu halus pada karpet yang (meskipun leukosit berukuran lebih besar daripada pori) dan
memperlambat laju mobilmobilan anak. Perlambatan ini kemudian merangkak maju menuju area yang terluka (langkah 4 ).
memungkinkan neutrofil dan monosit memiliki cukup waktu Neutrofil tiba paling dini di tempat peradangan karena mobilitasnya
untuk memeriksa faktorfaktor penggiat lokal "sinyal SOS", seperti lebih tinggi daripada monosit.

Pertahanan Tubuh 441


Invasi bakteri
Sel atau kerusakan
jaringan
mast

Bakteri di
tempat cedera
Pelepasan
Histamin histamin oleh sel
mast

Vasodilatasi Peningkatan
arteriol lokal permeabilitas
kapiter lokal

Peningkatan
aliran darah ke Akumulasi cairan
jaringan yang lokal
cedera

kemerahan Panas Membengkak Nyeri

Peningkatan protein-
protein plasma yang
krusial, misalnya Peningkatan fagosit Sekresi
protein-protein sistem di jaringan fagositik
komplemen, di
jaringan

Pertahanan terhad Respons sistemik,


bakteri penginvasi: misalnya demam
perbaikan jaringan

Gambar 12-3 Manifestasi makro dan hasil akhir peradangan.

■ Sel fagositik tertarik ke kemotaksin, mediator-mediator kimiawi lima kali daripada normal. Juga terjadi peningkatan produksi
yang dilepaskan pada tempat kerusakan (taxis berarti "daya tarik"). monosit yang bertahan lebih lama, tetapi dimulai lebih lambat
Pengikatan kemotaksin dengan reseptor protein di membran plasma sehingga sel prekursor makrofag ini tersedia dalam jumlah yang
sel fagositik meningkatkan masuknya Ca2+ ke dalam sel. Kalsium, lebih besar (langkah 5 ). Mobilisasi netrofil simpanan dan
pada gilirannya, mengaktifkan perangkat kontraktil sel yang proliferasi neutrofil, monosit, dan makrofag baru dirangsang oleh
menghasilkan pergerakan merayap mirip amuba. Karena konsentrasi berbagai mediator kimiawi (colony-stimulating factors; lihat h. 423)
kemotaksin secara progresif meningkat mendekati tempat cedera, sel- yang dilepaskan dari daerah peradangan.
sel fagositik bergerak secara tepat menuju tempat ini mengikuti
gradien konsentrasi kemotaksin. MENANDA1 BAKTERI DENGAN OPSONIN UNTUK
DIHANCURKAN Fagosit harus mampu membedakan antara sel
PROLIFERASI LEUKOSIT Makrofag jaringan residen serta Ieukosit normal dan sel asing atau abnormal sebelum melaksanakan misi
yang keluar dari darah dan bermigrasi ke tempat peradangan segera destruktifnya. Jika tidak, sel-sel ini tidak dapat secara selektif
ditemani oleh sel-sel fagositik baru yang direkrut dari sumsum menelan dan menghancurkan bahan yang tidak diinginkan saja.
tulang. Dalam beberapa jam setelah awitan respons peradangan, Pertama, fagosit, melalui TLRnya, mengenali dan kemudian
jumlah neutrofil dalam darah dapat meningkat hingga empat hingga menelan infiltrator yang memiliki komponen-komponen standar

   hapter
Bakteri
dinding sel bakteri yang tidak terdapat di sel manusia. Kedua,
partikel asing secara sengaja ditandai untuk ingesti fagositik dengan
melapisinya dengan mediator-mediator kimiawi yang dihasilkan Molekul
komplemen
oleh sistem imun. Bahan-bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh teraktivasi. C3b Reseptor spesifik
yang menyebabkan bakteri lebih rentan terhadap fagositosis suatu opsonin) untuk molekul
C3b teraktivasi
dikenal sebagai opsonin (opsonin berarti "siap untuk dimakan").
Opsonin terpenting adalah antibodi dan salah satu protein Fagosit
teraktivasi pada sistem komplemen.
Opsonin meningkatkan fagositosis dengan menghubungkan sel
asing dengan sel fagositik (Gambar 12-4). Satu bagian molekul Struktur tidak digambar sesuai skala.
opsonin berikatan secara non-spesifik dengan per-mukaan bakteri, Gambar 12-4 Mekanisme kerja opsonin. Sarah satu molekul komplemen
sementara bagian lain molekul opsonin berikatan dengan tempat teraktivasi, C3b, mengaitkan sel asing, misalnya bakteri, dan sel fagositik
reseptor yang spesifik untuknya pada membran plasma sel dengan mengikat secara non-spesifik sel asing dan secara spesifik reseptor
fagositik. Pengikatan ini memastikan bahwa bakteri tidak memiliki di fagosit. lkatan ini memastikan bahwa korban tidak lolos sebelum dapat
ditelan oleh fagosit.
kesempatan untuk "melarikan diri" sebelum fagosit dapat
melaksanakan serangan mema-tikannya.
parakrin pada sel di sekitarnya tetapi beberapa bersirkulasi di dalam
DESTRUKSI BAKTER I OLEH LEUKOSIT Neutrofil dan makrofag darah untuk menimbulkan efek endokrin pada tempat yang jauh
membersihkan daerah peradangan dari agen infeksi dan toksik (lihat h. 123). Sitokin yang dilepaskan oleh fagosit menginduksi
serta debris jaringan melalui mekanisme fagositik dan non- kisaran aktivitas imun yang saling terkait, yang bervariasi dari
fagositik; tindakan pembersihan ini adalah fungsi utama respons respons lokal hingga manifestasi sistemik yang menyertai invasi
peradangan. mikroba. Beberapa sitokin memiliki nama terkait dengan identifikasi
Ingat kembali bahwa fagositosis mencakup penelanan partikel pertama mereka atau fungsi yang paling penting, contohnya dengan
asing dan debris jaringan, yang terdegradasi secara intraseluler oleh menjadi colony-stimulating factors spesifik. Sitokin lain dirancang
enzim hidrolitik di dalam lisosom yang berfusi dengan material sebagai interleukin yang dinomori secara spesifik, seperti interleukin
yang terjebak (lihat h. 34). Makrofag dapat menelan sebuah bakteri 1 (IL 1), inter-leukin 2 (IL2), dan seterusnya (interleukin berarti "di
dalam waktu kurang dari 0,01 detik. Fagosit akhirnya mati akibat antara leukosit"); 35 interleukin telah diidentifikasi hingga saat ini,
akumulasi produk sampingan toksik dari degradasi partikel asing diberi angka sesuai urutan penemuannya. Interleukin mengatur
atau akibat pembebasan secara tak-sengaja bahan-bahan kimia berbagai jenis aktivitas imun yang saling tumpang tindih dan
lisosom destruktif ke dalam sitosol. Neutrofil biasanya mati setelah independen. Berikut ini adalah fungsi-fungsi terpenting sekresi
menelan 5 hingga 25 bakteri sedangkan makrofag dapat bertahan fagosit.
jauh lebih lama dan dapat menelan hingga 100 atau lebih bakteri. 1. Sebagian bahan kimia, yang sangat destruktif, secara langsung
Memang, makrofag yang berusia lebih lama bahkan membersihkan mematikan mikroba melalui cara-cara non-fagositik. Sebagai contoh,
daerah dari neutrofil yang mati selain debris jaringan lainnya. Pus makrofag mengeluarkan nitrat oksida (NO), suatu bahan kimia
yang terbentuk pada luka terinfeksi adalah kumpulan sel-sel serba-guna yang toksik bagi mikroba sekitar (lihat h. 374). Cara
fagositik ini, baik yang masih hidup maupun sudah mati; jaringan destruksi yang lebih halus, neutrofil mengeluarkan laktoferin, suatu
nekrotik (mati) dicairkan oleh enzim-enzim lisosom yang protein yang berikatan erat dengan besi, menyebabkan besi tidak
dilepaskan fagosit; dan bakteri. dapat digunakan oleh bakteri penginvasi. Perkembangbiakan bakteri
bergantung pada konsentrasi tinggi besi yang tersedia.
BAHAN KIMIA YANG DISEKRESIKAN OLEH FAGOSIT 2. Beberapa senyawa kimia yang dilepaskan oleh makrofag, yaitu
MERANTARAI RESPONS PERADANGAN Fagosit yang interleukin 1 (IL-1), interleukin 6 (IL-6), dan faktor nekrosis
dirangsang oleh mikroba mengeluarkan banyak bahan kimia yang tumor (tumor necrosis factor, TNF) secara bersama bertindak untuk
berfungsi sebagai mediator peradangan. Semua mediator kimiawi menghasilkan efek yang beragam baik secara lokal maupun ke
selain dari antibodi yang disekresi oleh Ieukosit secara kolektif seluruh tubuh, semuanya dipersiapkan untuk mempertahankan
disebut sitokin. Makrofag, monosit, neutrofil, suatu jenis sel T tubuh melawan infeksi atau kerusakan jaringan. Mereka memacu
yang disebut sel T Helper, dan beberapa sel non-imun seperti sel inflamasi dan bertanggung jawab terhadap manifestasi sistemik yang
endotelial (sel yang melapisi pembuluh darah) dan fibroblas menyertai infeksi. (Faktor nekrosis tumor dinamai atas perannya
(pembentuk serat pada jaringan ikat) semuanya menyekresikan dalam membasmi sel kanker tetapi sel ini juga menimbulkan efek
sitokin. Lebih dari 100 sitokin telah diiden-tifikasi dan jumlahnya lainnya).
akan semakin berkembang seiring dengan peneliti yang menguak 3. Trio sitokin yang sama berfungsi bersama sebagai pirogen
senyawa kimia kompleks yang melaluinya, sel efektor imun dapat endogen (PE) yang memicu terjadinya demam (endogen berarti
berkomunikasi satu sama lain untuk mengkoordinasikan "dari dalam tubuh"; piro artinya "panas" atau "api"; gen artinya
aktivitasnya. Tidak seperti antibodi, sitokin tidak berinteraksi "produksi"). Respons ini terjadi terutama jika organisme penginvasi
secara langung dengan antigen yang menginduksi produksinya. telah menyebar ke dalam darah. Pirogen endogen menyebabkan
Sitokin justru memacu sel imun lain untuk beraksi menolong pengeluaran prostaglandin di dalam hipotalamus, yaitu perantara
dalam menahan invasi. Sitokin biasanya bekerja secara lokal sebagai kimiawi lokal yang "menyalakan termostat" pengatur suhu tubuh.

   443
Fungsi peningkatan suhu tubuh dalam melawan infeksi belum Daftar peristiwa yang diperkuat oleh bahan-bahan kimia yang
diketahui pasti. Demam merupakan manifestasi sistemik umum dikeluarkan oleh fagosit ini belum tuntas tetapi daftar ini sudah
peradangan, mengisyaratkan bahwa peningkatan suhu memiliki menggambarkan keberagaman dan kompleksitas respons yang
peran menguntungkan yang penting dalam respons peradangan ditimbulkan oleh mediator-mediator tersebut. Selain itu, nanti
secara keseluruhan, seperti didukung oleh bukti-bukti terakhir. akan dijelaskan interaksi makrofag-limfosit lainnya yang penting
Suhu yang lebih tinggi tampaknya meningkatkan fagositosis, yang tidak bergantung pada pelepasan akan dijelaskan interaksi
meningkatkan kecepatan berbagai aktivitas peradangan depen-den- makrofag-limfosit lainnya yang penting yang tidak bergantung
enzim, dan menghambat perkembangbiakan bakteri dengan pada pelepasan bahan-bahan kimia dari sel fagositik. Oleh karena
meningkatkan kebutuhan bakteri terhadap besi. Menyelesaikan itu, efek yang akhirnya ditimbulkan oleh fagosit, terutama
masalah kontroversial mengenai apakah demam dapat bermanfaat makrofag, pada mikroba penginvasi jauh melebihi sekedar taktik
merupakan hal yang sangat penting, karena luasnya pemakaian obat "telan dan hancurkan".
yang menekan demam.
Meskipun demam ringan mungkin bermanfaat, tidak PERBAIKAN JARINGAN Tujuan akhir proses peradangan adalah
diragukan lagi bahwa demam yang sangat tinggi dapat mengisolasi dan menghancurkan penyebab cedera dan
membahayakan, terutama dengan merusak sistem saraf membersihkan daerah peradangan untuk proses perbaikan
pusat. Anak, yang mekanisme pengatur suhunya belum ses- jaringan. Di sebagian jaringan (misalnya kulit, tulang, dan hati),
tabil seperti orang dewasa, kadang-kadang mengalami kejang ketika sel-sel sehat spesifik-organ yang mengelilingi daerah cedera
demam tinggi. mengalami pembelahan untuk mengganti sel yang hilang, sering
4. IL-1, IL-6, dan TNF juga menurunkan konsentrasi plasma besi menghasilkan penyembuhan yang sempurna. Namun, di jaringan
dengan memengaruhi metabolisme besi di dalam hati, limpa, dan yang biasanya non-regeneratif misalnya saraf dan otot, sel-sel yang
jaringan lain. Hal ini mengurangi jumlah besi yang tersedia untuk hilang diganti oleh jaringan parut. Fibroblas, sejenis sel jaringan
mendukung perkembangbiakkan bakteri. ikat, mulai membelah diri dengan cepat di sekitar tempat
5. Selain itu, ketiga sitokin yang sama merangsang pengeluaran peradangan dan mengeluarkan banyak protein kolagen, yang
protein fase akut dari hati. Kumpulan protein ini, yang belum mengisi bagian yang kosong bekas sel yang hilang dan
dipilah-pilah oleh para peneliti, menimbulkan efek luas yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut (lihat h. 66). Bahkan di
berkaitan dengan proses peradangan, perbaikan jaringan, dan jaringan yang mudah diperbarui seperti kulit, kadang-kadang
aktivitas sel imun. Salah satu protein fase akut yang banyak dikenal terbentuk jaringan parut jika struktur-struktur kompleks di
adalah protein reaktif-C, yang secara klinis dianggap sebagai bawahnya, rnisalnya folikel rambut dan kelenjar keringat, rusak
penanda peradangan dalam darah (lihat h. 353). Protein reaktif C permanen akibat luka yang dalam.
berfungsi sebagai opsonin non-spesifik yang terikat ke permukaan
berbagai jenis bakteri.
6. TNF merangsang pengeluaran histamin dari sel mast di sekitar
tempat peradangan. Histamin, pada gilirannya, memicu vasodilatasi Respons inflamasi akut (jangka-pendek) berfungsi sebagai
lokal dan peningkatan permeabilitas kapiler pada inflamasi. tujuan yang berguna untuk mengeliminasi patogen dari
7. IL-1 meningkatkan proliferasi dan diferensiasi limfosit B dan T tubuh, tetapi ilmuwan menjadi semakin sadar bahwa
yang masing-masing, pada gilirannya, berperan dalam inflamasi kronik (jangka-panjang) derajat rendah mungkin
pembentukan antibodi dan imunitas diperantarai-sel. merupakan teori pernersatu bagi banyak penyakit kronik.
8. Faktor stimulasi koloni dari makrofag, limfosit, sel endotel, dan Inflamasi kronik terjadi ketika agen pemicu menetap dalam jangka
fibroblas merangsang sintesis dan pelepasan neutrofil dan monosit panjang, baik karena tidak sepenuhnya dieliminasi maupun karena
oleh sumsum tulang. Efek ini terutama nyata dalam respons agen tersebut terus ada atau terus diperbarui. Inflamasi kronik
terhadap infeksi bakteri. berperan penting dalam penyakit Alzheimer (h. 175), penyakit
9. Terdapat mediator kimiawi fagosit lain memicu sistem arteri koronaria dan aterosklerosis (lihat h. 351), asma (lihat h.
pembekuan dan anti-pembekuan untuk mula-mula mening-katkan 492), artritis reumatoid (lihat h. 452), obesitas (lihat h. 671),
proses pembentengan dan kemudian mempermudah pelarutan diabetes (lihat h. 750), kemungkinan kanker, dan induk dari
bertahap bekuan fibrin setelah bekuan tidak lagi diperlukan. berbagai masalah kesehatan lainnya. Secara kolektif, kondisi-
kondisi ini bertanggung jawab bagi sebagian besar morbiditas
10. Suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh neutrofil, kalikrein, (kesakitan) dan mortalitas (kematian). Pengendalian berbagai
mengubah prekursor protein-protein plasma spesifik yang proses inflamasi yang mendasarinya dapat berefek besar terhadap
dihasilkan oleh hati menjadi kinin yang aktif. Kinin aktif kualitas dan kuantitas kehidupan bagi banyak populasi dunia.
memperkuat berbagai proses peradangan. Sebagai contoh, produk
akhir kaskade kinin, bradikinin, mengaktifkan reseptor nyeri
sekitar sehingga ikut menimbulkan rasa nyeri yang berkaitan
dengan peradangan. Bradikinin juga mendilatasi pembuluh darah di
area ini, memperkuat efek histamin. Melalui mekanisme umpan Berbagai obat dapat menekan inflamasi; yang paling banyak
balik positif, kinin juga berfungsi sebagai kemotaksin kuat untuk digunakan adalah obat anti-inflamasi non-steroid, atau
menarik lebih banyak neutrofil ke tempat pertempuran. OAINS (aspirin, ibuprofen, dan senyawa terkait) serta

   hapter
glukokortikoid (obat yang serupa dengan hormon steroid kortisol, Enzim-enzim inhibitorik yang baru terbentuk tersebut tetap
yang dikeluarkan oleh korteks adrenal dan menimbulkan efek inaktif di dalam sel pejamu potensial hingga sel tersebut terinfeksi
antiinflamasi; lihat h. 731). Sebagai contoh, aspirin memengaruhi virus, saat ketika enzim diaktifkan oleh adanya asam nukleat virus.
respons peradangan dengan menurunkan pelepasan histamin seh- Prasyarat aktivasi ini melindungi mRNA dan perangkat pembentuk
ingga mengurangi nyeri, pembengkakan, dan kemerahan. Selain protein milik sel dari inhibisi yang tidak diperlukan oleh enzim-
itu, aspirin mengurangi demam dengan menghambat produksi enzim ini seandainya tidak terjadi invasi virus. Karena aktivasi hanya
prostaglandin, mediator lokal demam yang dipicu oleh pirogen dapat berlangsung dalam rentang waktu terbatas, ini merupakan
endogen. mekanisme pertahanan jangka-pendek.
Glukokortikoid, yaitu obat anti-inflamasi kuat, menekan Interferon dibebaskan secara non-spesifik dari semua sel yang
hampir semua aspek respons peradangan. Selain itu, obat golongan terinfeksi oleh jenis virus apapun dan, pada gilirannya, dapat
ini menghancurkan limfosit di dalam jaringan limfoid dan menginduksi aktivitas proteksi-diri temporer terhadap berbagai virus
mengurangi pembentukan antibodi. Obat golongan ini bermanfaat di sel lain yang dicapainya. Karena itu, interferon membentuk
untuk mengobati respons imunologik yang tidak diinginkan, strategi pertahanan umum dan cepat terhadap invasi virus hingga
misalnya reaksi alergik (sebagai contoh, asma dan ruam akibat mekanisme imun yang lebih spesifik tetapi berespons lebih lama ikut
tanaman poison ivy) serta peradangan yang berkaitan dengan berperan.
artritis. Namun, dengan menekan respons peradangan dan respons Selain mempermudah inhibisi replikasi virus, interferon mem-
imun lainnya yang menahan dan memusnahkan bakteri, perkuat aktivitas imun lain. Sebagai contoh, interferon meningkat-
pemberian obat golongan ini juga mengurangi kemampuan tubuh kan aktivitas fagositik makrofag, merangsang pembentukan antibodi,
menahan infeksi. Karena itu, glukokortikoid harus digunakan dan meningkatkan kemampuan sel-sel pemusnah.
secara hati-hati.
Obat golongan antiinflamasi lain yang lebih baru dan lebih EFEK ANTIKANKER INTERFERON Interferon memiliki efek
khusus, seperti obat yang menghambat TNF, akhir-akhir ini antikanker dan antivirus. Bahan ini sangat meningkatkan efek sel-sel
tersedia di pasaran dan digunakan, contohnya dalam tata laksana pemusnah-sel natural killer, komponen imunitas bawaan yang akan
artritis reumatoid. dijelaskan kemudian dan tipe khusus limfosit T, sel T sitotokstk-yang
Sekarang mari kita beralih dari inflamasi ke interferon, menyerang dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel
komponen lain imunitas bawaan. kanker. Selain itu, interferon itu sendiri memperlambat pembelahan
sel dan menekan pertumbuhan tumor.

Interferon, suatu kelompok tiga sitokin yang saling terkait,


dilepaskan dari sel yang terinfeksi virus dan segera menyediakan Sel natural killer (NK) adalah sel alami mirip-limfosit yang secara
pertahanan nonspesifik terhadap infeksi virus dengan non-spesifik menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker
memengaruhi sementara replikasi virus yang sama atau tidak dengan mengeluarkan bahan-bahan kimia yang secara langsung
berhubungan di dalam sel pejamu lain. Pada kenyataannya, melisiskan membran sel-sel tersebut pada pajanan pertama
interferon dinamai sesuai kemampuannya untuk "memengaruhi" terhadapnya. Sel NK mengenali karakteristik umum sel yang
replikasi virus. terinfeksi virus dan sel kanker. Cara kerja dan sasaran utama sel ini
serupa dengan yang dimiliki oleh sel T sitotoksik, tetapi sel yang
EFEK ANTIVIRUS INTERFERON Ketika suatu virus menginvasi terakhir ini hanya dapat mematikan jenis spesifik sel yang terinfeksi
sebuah sel, sel tersebut menyintesis dan menyekresikan interferon oleh virus atau sel kanker yang sebelumnya pernah terpajan ke sel
sebagai respons terhadap pajanan asam nukleat virus. Setelah ini. Selain itu, setelah pajanan, sel T sitotoksik memerlukan periode
dilepaskan ke dalam CES dari sel yang terinfeksi virus, interferon pematangan sebelum sel ini dapat melakukan serangan mematikan.
berikatan dengan reseptor di membran plasma sel-sel sehat sekitar Sel NK menyediakan pertahanan non-spesifik dan segera terhadap
atau bahkan ke sel yang terletak jauh yang dicapai melalui darah, sel yang terinfeksi virus dan sel kanker sebelum sel T sitotoksik yang
memberi sinyal ke sel-sel tersebut untuk bersiap menghadapi lebih spesifik dan lebih banyak berfungsi. Antibodi yang dihasilkan
kemungkinan serangan virus. Karena itu, interferon berfungsi sebagai bagian respons imun adaptif meningkatkan aksi pembasmian
sebagai "pemberi peringatan", untuk memberi tahu sel-sel sehat oleh sel NK.
terhadap kemungkinan serangan virus dan membantu sel-sel
tersebut mempersiapkan diri untuk bertahan. Interferon tidak
memiliki efek antivirus langsung; zat ini memicu pembentukan
enzim penghambat virus oleh sel pejamu. Ketika interferon Sistem komplemen adalah mekanisme pertahanan lain yang bekerja
berikatan dengan reseptor sel lain, interferon menyintesis enzim- secara nonspesifik sebagai respons terhadap invasi organisme. Sistem
enzim yang dapat menguraikan mRNA virus (lihat h. 26) dan ini dapat diaktifkan melalui dua cara (Gambar 12-6a):
menghambat sintesis protein. Kedua proses ini esensial bagi 1. Oleh pajanan ke rantai karbohidrat tertentu yang terdapat di
replikasi virus. Meskipun masih mampu untuk menginvasi sel-sel permukaan mikroorganisme tetapi tidak terdapat di sel manusia,
yang telah diberi tahu ini, virus tidak dapat mengatur sintesis suatu respons imun bawaan nonspesifik yang dikenal sebagai jalur
protein sel untuk replikasinya sendiri (Gambar 12-5). komplemen alternatif.

   445
Virus

Sel pejamu 1
Virus memasuki sebuah sel

Sel pertama yang 2


dimasuki oleh Virus bereplikasi di sel yang di serang
2 Virus virus
bereplikasi
3
Sel mengeluarkan interferon

3 Sel terinfeksi 4
Enzim interferon berikatan dengan
penghambat virus melepaskan reseptor di sel yang belum
interferon
virus inaktif terinfeksi
4
Interferon
5 5
Sel yang belum terinfeksi
menghasilkan enzim-enzim
inaktif yang mampu
menguraikan mRNA virus
dan menghambat sintesis
6 proteinnya
berikutnya yang Virus masuk ke sel
Virus terinfeksi oleh yang telah diaktifkan
virus oleh interferon 7
6
Enzim penghambat
7 Masuknya virus mengaktifkan virus diaktifkan
Sel enzim penghambat virus
pejamu
8 Virus tidak mampu
8 Virus
tidak dapat berkembang biak di sel
bereplikasi yang baru dimasukinya

Gambar 12-5 Mekanisme kerja interferon dalam mencegah replikasi virus. Interferon, yang dikeluarkan dari sel yang terinfeksi
virus, berikatan dengan sel pejamu yang belum terinfeksi dan menginduksi tersebut untuk menghasilkan enzim-enzim inaktif yang
mampu menghambat replikasi virus. Enzim inaktif ini diaktifkan hanya jika virus kemudian memasuki sel-sel yang telah bersiap ini.

2. Oleh pajanan ke antibodi yang dihasilkan terhadap mikroor- besar mirip-donat, kompleks penyerang membran (membrane att-
ganisme penginvasi spesifik, suatu respons imun didapat yang ack complex, MAC) yang membenamkan dirinya ke membran per-
dikenal sebagai jalur komplemen Idasik. mukaan mikroorganisme sekitar, menciptakan sebuah lubang me-
Sistem ini memperoleh namanya dari kemampuannya untuk nembus membran (Gambar 12-6b). Dengan kata lain, komponen-
"melengkapi" kerja antibodi; ini adalah mekanisme primer yang komponen tersebut menciptakan sebuah lubang. Teknik melu-
diaktifkan oleh antibodi untuk mematikan sel asing. Sistem bangi ini menyebabkan membran sangat bocor; fluks osmotik air
komplemen menghancurkan sel dengan membentuk kompleks yang terjadi ke dalam sel korban menyebabkan sel membengkak
penyerang membran (membrane attack complex) yang melubangi sel dan pecah. Lisis yang dipicu oleh komplemen ini adalah cara utama
korban. Selain menyebabkan lisis penginvasi secara langsung untuk mematikan secara langsung mikroba tanpa memfagositosis-
kaskade komplemen juga memperkuat respons peradangan umum. nya.
MEMPERKUAT INFLAMAS1 Tidak seperti sistem kaskade lainnya,
PEMBENTUKAN KOMPLEKS PENYERANG MEMBRAN Dengan yaitu ketika fungsi satu-satunya berbagai komponen hingga tahap
cara serupa seperti sistem pembekuan dan anti-pem-bekuan, sistem terakhir adalah pengaktifan prekursor selanjutnya dalam kaskade,
komplemen terdiri dari sekelompok interaksi lebih dari 30 protein beberapa protein aktif dalam kaskade komplemen juga bekerja
plasma yang diproduksi oleh hati dan beredar dalam darah dalam pada dirinya sendiri untuk mem-perkuat proses inflamasi melalui
bentuk inaktif. Jika komponen pertama, C 1, diaktifkan, komponen metode berikut:
ini kemudian mengaktifkan komponen berikutnya dalam suatu ■ Berfungsi sebagai kemotaksin, yang menarik dan menuntun
rangkaian, demikian seterusnya (dalam urutan C4, C2, C3, kem- fagosit profesional ke tempat pengaktifan komplemen (yaitu,
udian C5 hingga C9), dalam suatu kaskade reaksi aktivasi. Lima ko- tempat invasi mikroba).
mponen terakhir, C5 hingga C9, membentuk kompleks protein ■ Bekerja sebagai opsonin dengan mengikat mikroba sehingga
   hapter
Komplemen Cl
yang teraktivasi

Sel bakten
patogenik
C5 b-6 C7 C8

Jalur komplemen alternatif: Pengikatan secara


langsung ke penyusup asing secara nonspesifik
mengaktifkan kaskade komplemen (suatu respons
imun bawaan),

Membran Kompleks
plasma penyerang
patogen membran
Komplemen Cl
yang teraktivasi

Protein kompleks
penyerang membran
Molekul
antibodi

Jalur komplemen klasik: Pengikatan ke antibodi (moekul Protein-protein komplemen aktif C5, C6, C7, C8, dan
berbentuk Y) yang diproduksi melawan dan m&ekat ke sejumlah C9 beragregasi membentuk saluran mirip-
penyusup asing tertentu secara spesifik mengaktifkan pori di membran plasma sel sasaran. Kebocoran
kaskade komplemen (suatu respons imun adaptif). yang dihasilkannya berujung pada destruksi sel.

(a) Aktivasi sislem komplemen (b) Pembentukan kompleks penyerang membran


Gambar 12-6 Sistem komplemen. (a)Aktivasi sistem komplemen melalui jalur arternatif dan jalur klasik. (b) Pembentukan kompleks penyerang membran pada
sistem komplemen.

meningkatkan fagositosisnya
■ Meningkatkan vasodilatasi dan permeabilitas vaskular, sehingga
meningkatkan aliran darah ke tempat invasi
■ Merangsang pelepasan histarnin dari sel mast di sekitar, yang
pada gilirannya meningkatkan perubahan vaskular lokal khas Respons imun adaptif spesifik adalah serangan selektif yang
peradangan ditujukan untuk membatasi atau menghancurkan sasaran tertentu
■ Mengaktifican kinin, yang semakin memperkuat reaksi yang padanya tubuh telah secara spesifik bersiap setelah terpajan
peradangan terhadapnya.
Beberapa komponen yang teraktivasi dalam kaskade bersifat
sangat tidak stabil, mampu mengaktifkan komponen berikutnya
dalam kaskade selama kurang dari 0,1 milidetik sebelum
melanjutkan ke bentuk inaktif. Karena komponen-komponen tak- Terdapat dua kelas respons imun didapat: imunitas diperan-tarai-
stabil ini hanya dapat melaksanakan kaskade di sekitar daerah antibodi, atau imunitas humoral, yang melibatkan pembentukan
tempat mereka diaktifkan sebelum terurai, serangan komplemen antibodi oleh turunan limfosit B yang dikenal sebagai sel plasma, dan
terbatas di membran permukaan rnikroba yang keberadaannya imunitas diperantarai-sel, yang melibatkan pembentukan limfosit T
mengaktifkan sistem. Karena itu, sel-sel pejamu sekitar tidak aktif, yang secara langsung menyerang sel yang tidak diinginkan.
mengalami serangan litik. Karena antibodi terdapat dalam darah, imunitas diperantarai-
Kini kita telah menuntaskan pembahasan tentang imunitas antibodi kadang-kadang dikenal sebagai imunitas humoral, sebagai
bawaan dan akan melanjutkan diskusi tentang imunitas didapat. referensi dari Yunani kuno yang menggunakan istilah humors untuk
berbagal cairan tubuh (lihat h, 365).
Periksa Pemahaman Anda 12.2 Limfosit dapat secara spesifik mengenal dan secara selektif
berespons terhadap hampir semua jenis agen asing serta sel kanker.
1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat keempat jenis Proses pengenalan dan respons di sel B dan sel T berbeda. Secara
pertahanan bawaan.
umum, sel B mengenali penyusup asing seperti bakteri dan toksinnya
2. Define cytokines. yang berada dalam keadaan bebas dan beberapa virus, yang dilawan

   447
dengan mengeluarkan antibodi spesifik terhadap penyusup tersebut.
Sel darah merah
Sel T secara khusus mengenal dan menghancurkan sel tubuh yang Trombosit
salah, termasuk sel yang terinfeksi oleh virus dan sel kanker. Kita Monosit
akan membahas tiap-tiap proses tersebut secara terperinci dalam Granulosil
bagian selanjutnya. Saat ini kita akan meneliti perjalanan hidup sel B
dan sel T yang berbeda.
Sumsum tulang

ASAL SEL B DAN SEL T Kedua jenis limfosit, seperti semua sel Sel prekursor Limfosit sumsum
darah, berasal dari sel punca yang sama di sumsum tulang (lihat h. Okhemopoietik tulang
423). Apakah suatu limfosit dan semua turunannya ditakdirkan
untuk menjadi sel B atau sel T bergantung pada tempat diferensiasi
dan pematangan akhir sel semula (Gambar 12-7). Sel B
Timus
berdiferensiasi dan mengalami pematangan di sumsum tulang.
Untuk sel T, selama masa janin dan kanak-kanak dini, sebagian Selama masa
limfosit imatur dari sumsum tulang ber-migrasi melalui darah ke janin dan
timus, tempat sel-sel tersebut meng-alami pemrosesan lebih lanjut anak-anak dini Sel T
Sel B
menjadi limfosit T (dinamai berdasarkan tempat pematangan).
Nodus
Timus adalah jaringan lim-foid yang terletak di garis tengah di limfe
dalam rongga toraks di atas jantung di ruang antara kedua paru
(lihat Gambar 12-1, h. 438). Jaringan limfoid perifer

Setelah dilepaskan ke dalam darah dari sumsum tulang atau


Invasi
timus, sel B dan T matang menetap dan membentuk koloni limfosit
asing
di jaringan limfoid perifer. Di sini, dengan rangsangan yang sesuai,
sel-sel tersebut mengalami pembelahan untuk menghasilkan generasi Setelah masa Sel B Set T
baru sel B atau seI T, bergantung pada nenek moyangnya. Setelah anak-anak dini
masa kanak-kanak dini, sebagian besar limfosit baru berasal dari
koloni limfosit perifer dan bukan dari sumsum tulang.
Masing-masing dari kita memiliki sekitar 2 triliun limfosit yang Respons imun Respons imun
humoral selular
jika dijadikan satu massa akan seukuran otak. Pada setiap saat,
sebagian besar limfosit ini terkonsentrasi di berbagai jaringan limfoid
Gambar 12-7 Asai sel B dan sel T. Sel B berasal dari limfosit yang
di tempat strategis tetapi sel B dan sel T secara kontinu beredar
mengalami pematangan dan diferensiasi di sumsum tulang, sedangkan sel
dalam limfe, darah, dan jaringan tubuh, tempat mereka melakukan T berasal dari limfosit yang berasal dari sumsum tulang tetapi matang dan
pengawasan terus-menerus. berdiferensiasi di timus. Setelah masa kanak-kanak dini, sel B dan sel T baru
dihasilkan terutama oleh koloni sel B dan sel T yang telah terbentuk di jaringan
PERAN TIMOSIN Karena sebagian besar migrasi dan diferen-siasi sel limfoid perifer pada masa janin dan kanak-kanak dini.
T terjadi pada awal masa perkembangan, timus secara bertahap
mengalami atrofi dan menjadi kurang penting seiring dengan sel normal tubuh sendiri. Keberadaan antigen memungkinkan
bertambahnya usia. Namun, jaringan ini terus menghasilkan limfo-sit melakukan pembedaan tersebut. Ingat kembali bahwa
timosin, suatu hormon penting yang memper-tahankan turunan sel antigen adalah molekul asing berukuran besar dan unik yang
T. Timosin meningkatkan proliferasi sel T baru di jaringan limfoid memicu respons imun spesifik terhadap dirinya sendiri, seperti
perifer dan memperkuat kemampuan imunologik sel T yang ada. pembentukan antibodi yang menyebabkan penghancuran antigen,
Sekresi timosin menurun setelah usia 30 hingga 40 tahun. Penurunan jika antigen tersebut masuk ke dalam tubuh (antigen berarti
ini diperkirakan ikut berperan dalam penuaan. Para ilmuwan antibodi generator, meskipun beberapa antigen memicu respons
selanjutnya berspekulasi bahwa berkurangnya kapasitas sel T dengan imunitas selular dan bukan pembentukan antibodi). Secara umum,
bertambahnya usia mungkin berkaitan dengan peningkatan semakin kompleks suatu molekul, semakin besar antigenisitasnya.
kerentanan terhadap infeksi virus dan kanker karena sel T berperan Protein asing adalah antigen yang paling umum karena ukuran dan
sangat penting dalam pertahanan terhadap virus dan kanker. kompleksitasnya meskipun makromolekul lain, seperti polisakarida
Mari sekarang kita melihat bagaimana limfosit mendeteksi sasaran berukuran besar (karbohidrat) dan lipid (lemak), juga dapat
mereka. berfungsi sebagai antigen. Antigen dapat ada sebagai molekul
tersendiri, misalnya toksin bakteri, atau merupakan bagian integral
dari suatu struktur multimolekul, misalnya antigen di permukaaan
suatu mikroba asing.
Sel B dan T harus mampu secara spesifik mengenali sel atau Kitapertama-tama akan melihat bagaimana sel B berespons ter-
bahan lain yang tidak diinginkan untuk dihancurkan karena berbeda hadap antigen sasaran dan kemudian mengulas respons sel T ter-
dari hadap antigen mereka.

   hapter
SEL PLASMA Sel plasma menghasilkan antibodi yang dapat
Periksa Pemahaman Anda 12.3 berikatan dengan jenis tertentu antigen yang merangsang
pengaktifan sel plasma tersebut. Selama diferensiasi menjadi sel
1. Sebutkan kedua kelas imunitas adaptif dan tunjukkan tipe plasma, sel B membengkak karena retikulum endoplasma kasar
limfosit yang melaksanakan tiap-tiap kelasnya. (tempat pembentukan protein yang akan diekspor; lihat h. 27) sangat
2. Definisikan antigen. berekspansi (Gambar 12-9). Karena antibodi adalah protein, sel
plasma pada hakikatnya adalah pabrik protein yang produktif,
menghasilkan hingga 2000 molekul antibodi per detik. Sedemikian
besarnya komitmen perangkat pembentukan protein sel plasma
untuk meng-hasilkan antibodi sehingga sel tersebut tidak dapat
memper-tahankan sintesis protein untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhannya sendiri. Karena itu, sel plasma mati setelah
Setiap sel B dan T memiliki reseptor-reseptor sel B (RSB) dan menjalani masa produktif yang singkat (lima hingga tujuh hari).
reseptor sel T (RST) di permukaannya untuk mengikat satu jenis
tertentu dari sejumlah kemungkinan antigen (Gambar 12-8). SUBKELAS ANTIBODI Antibodi (juga dikenal sebagai imuno-
Reseptor-reseptor ini adalah "mata bagi sistem imun didapat" globulin; lihat h. 411) dikelompokkan menjadi lima subkelas
meskipun satu limfosit hanya dapat "melihat" satu jenis antigen. berdasarkan perbedaan dalam aktivitas biologisnya:
Hal ini berbeda dengan TLR sel efektor bawaan, yang mengenali
"ciri" umum yang ditemukan pada permukaan semua penyusup ■ Imunoglobulin IgM berfungsi sebagai RSB untuk perle-katan
mikroba. antigen dan diproduksi pada tahap-tahap awal respons sel plasma.
■ IgG, imunoglobulin terbanyak dalam darah, diproduksi dan disek-
resikan dalam jumlah besar ketika tubuh kemudian terpajan ke
antigen yang sama. Antibodi IgG menghasilkan sebagian besar
respons imun spesifik terhadap bakteri penginvasi.
Se1B dapat terikat dengan dan dapat diaktifkan secara langsung ■ IgE ikut melindungi tubuh dari cacing parasitik dan meru-pakan
oleh antigen polisakarida tanpa adanya bantuan dari sel T. Antigen mediator antibodi untuk respons alergik umum, misal-nya hay fever,
ini, yang dikenal sebagai antigen independen-T, merangsang asma, dan urtikaria.
■Imunoglobulin IgA ditemukan dalam sekresi sistem pen-cernaan,
produksi antibodi tanpa keterlibatan sel T. Sebaliknya, antigen
pernapasan, dan urogenital (urinarius dan reproduktif) serta dalam
dependen-T, yang biasanya merupakan antigen protein, tidak
secara langsung merangsang produksi antibodi tanpa bantuan dari ■ IgD air susu dan air mata.terdapat di permukaan banyak sel B
tetapi fungsinya belum diketahui.
sel T jenis khusus yang dikenal dengan sel
T helper. Sebagian besar antigen yang di-
respons oleh sel B adalah antigen depen- Tempat
den-T. Untuk saat ini kita akan memper- pengikatan antigen
kirakan aktivasi sel B oleh pengikatan yang identik
terhadap antigen tanpa mempertimbang-
kan apakah sel T helper harus ada atau
tidak. Kita akan membicarakan bagai-
Tempat
mana sel T helper terlibat dalam respons pengikatan
sel B terhadap antigen dependen-T ketika antigen
kita mempertimbangkan jenis sel T yang
berbeda kemudian.

Membran Membran
Ketika RSB (Gambar 12-8a) berikatan plasma plasma
dengan antigen, sebagian besar sel B
berdiferensiasi menjadi sel plasma aktif
sementara yang lain menjadi sel memori
yang dorman. Kita mula-mula akan
membahas peran sel plasma dan
(a) Reseptor sel B (RSB) (b) Reseptar sel T (RST)
antibodinya dan kemudian mengulas sel
Gambar 12-8 Reseptor sel B dan sel T.
memori.

   449
imunoglobulin. Sebagai contoh, bagian
ekor konstan antibodi IgG, jika
diaktifkan oleh pengikatan antigen di
bagian Fab, berikatan dengan sel

Contributed by Dr. Dorothea Zucker-Franklin, New York University Medical Center


fagositik dan berfungsi sebagai op-sonin
untuk meningkatkan fagositosis. Sebagai
perbandingan, bagian ekor konstan
antibodi IgE melekat ke sel mast dan
basofil, bahkan tanpa ada antigen.
Ketika antigen yang sesuai masuk ke
dalam tubuh dan berikatan dengan
Retikulum antibodi yang melekat, hal ini memicu
endoplasma pelepasan histamin dari sel mast dan
basofil yang terlibat. Histamin, pada
gilirannya, menginduksi manifestasi
alergik yang mengikutinya.

(a) Sel B yang belum diaktifkan (b) Sel plasma


Gambar 12-9 Perbandingan sebuah sel B yang belum aktif dan sel plasma. Mikrograf elektron dengan
pembesaran yang sama pada (a) sebuah sel B yang belum diaktifkan, atau limfosit kecil, dan (b) sebuah sel plasma.
Sel plasma adalah sel B aktif. Sel ini dipenuhi oleh retikulum endoplasma kasar yang membengkak oleh molekul- Antibodi tidak dapat secara langsung
molekul antibodi. menghancurkan organisme asing atau
bahan lain yang tidak dibutuhkan sete-
Perhatikan bahwa klasifikasi ini didasarkan pada fungsi antibodi. lah berikatan dengan antigen di permukaannya. Antibodi
Pembagian ini tidak menunjukkan bahwa hanya terdapat lima melaksanakan fungsi protektifnya dengan secara fisik menghambat
antibodi yang berbeda. Di dalam masing-masing subkelas fungsional antigen atau, yang lebih sering, dengan memperkuat respons imun
terdapat jutaan antibodi yang berlainan, masing-masing mampu bawaan.
berikatan dengan hanya satu antigen tertentu.

Antibodi dari kelima subkelas terdiri dari empat rantai polipeptida


yang saling berkaitan dua rantai berat yang panjang dan dua rantai Antigen
pendek yang ringan yang tersusun membentuk huruf Y (Gambar
12-10). Karakteristik bagian lengan dari Y menentukan spesifisitas
antibodi (yaitu, dengan antigen apa antibodi dapat berikatan). Sifat
Tempat
bagian ekor antibodi menentukan sifat fungsional antibodi (apa yang Antigen
pengikatan
dilakukan antibodi setelah berikatan dengan antigen). antigen yang
spesifik dan
Sebuah antibodi memiliki dua tempat pengikatan antigen V identik V
identik, satu di masing-masing ujung lengan. Fragmen pengikat
antigen (antigen-bindingfragment, Fab) ini bersifat unik untuk V
C C V
Fa b
masing-masing antibodi sehingga setiap antibodi hanya dapat
berinteraksi dengan satu antigen yang secara spesifik cocok C C
dengannya, seperti kunci dan anak kuncinya. Sangat beragamnya
fragmen pengikat antigen dari berbagai antibodi menyebabkan KUNCI
adanya antibodi unik dalam jumlah sangat besar yang dapat C C V = regio
berikatan secara spesifik dengan jutaan antigen berbeda. Fc variasi
Berbeda dengan regio Fab yang bervariasi di ujung lengan ini, C = regio
konstan
bagian ekor setiap antibodi dalam setiap subkelas imuno-globulin
bersifat identik. Bagian ekor, atau disebut bagian konstan (Fc), Antibodi
mengandung tempat untuk mengikat mediator tertentu pada Gambar 12-10 Struktur antibodi. Antibodi memiliki bentuk Y. Antibodi mampu
aktivitas yang diinduksi oleh antibodi, yang berbeda-beda di antara berikatan hanya dengan antigen spesifik yang "cocok" dengan tempat pengikatan
berbagai subkelas antibodi. Bahkan, perbedaan regio konstan antigen (Fab) di ujung lengannya. Bagian ekor (Fc) berikatan dengan mediator tertentu
merupakan dasar untuk membedakan antara berbagai subkelas pada aktivitas yang diinduksi oleh antibodi.

   hapter
Antigen Antibodi
Bakteri penginvasi
Bakteri diselubungi oleh
penginvasi antibodi yang
spesifik
terhadapnya

FagcM

(a) Aglutinasi (penggumpalan sel antigenik)


dan presipitasi (jike kornpleks antigen-
antibodi bers4at laml lerlalu besar untuk
tetap tingga# dalam larulan) (c) Penguatan tagositosis (opsonisasi)

Molekul komplemen
inaktif Cl
(Berikatan
dengan) Antibodi

Bakteri
penginvasi Lisis yang diinduksi
Bakteri penginvasi diselubungi oleh sel pembunuh
diselubungi oleh oleh
antibodi yang spesifik antibodi
terhadapnya yang spesifik
terhadapnya
Terakfivasi secara
berikatan dengan Sel natural killer (NK)
antibodi terlekat-antigen
(menyebabkan)
Pembentukan C5-C9, yaitu
kompleks penyerang membran (d) StimulasE sel—sel natural kffler
(NK): Siteloksisitas selular dependen-
(membentuk antibodi
lubang di sek
asing) Struktur-struktur lidak digambar sesuai skala

Kompleks
menyerang
membran
Lisis sel (pecah) Gambar 12-11 Cara antibodi membantu mengellminasikan mikroba
penginvasi. Antibodi dapat secara fisik menghalangi antigen, misalnya dengan
netraiisasi atau (a) aglutinasi dan presipitasi. Yang lebih sering dijumpai, antibodi
memperkuat respons imun bawaan dengan (b) mengaktifkan sistem komplemen,
(c) meningkatkan fagositosis dengan bekeria sebagai opsonin, dan (d)
merangsang sel natural killer.
(b) Aktivasi sistem komplemen

RINTANGAN FISIK SUATU ANTIGEN Melalui netralisasi dan sel-sel asing, misalnya bakteri atau sel darah merah berbeda
aglutinasi, antibodi dapat secara fisik menghalangi antigen dalam golongan yang ditransfusikan, menyatu membentuk gumpalan (lihat
melaksanakan efek merugikannya. h. 418). Jika kompleks antigen-antibodi yang terikat silang
melibatkan antigen larut, misalnya toksin tetanus, kisi-kisi yang
■ Pada netralisasi, antibodi berikatan dengan toksin bakteri,
terbentuk dapat sangat besar sehingga mengendap dalam larutan.
mencegah bahan kimia berbahaya ini berinteraksi dengan sel yang
rentan. Demikian juga, antibodi dapat menetralkan be-berapa jenis (Presipitasi adalah proses suatu bahan terpisah dari larutannya).
virus dengan berikatan dengan antigen permukaannya dan Di dalam tubuh, mekanisme penghambatan fisik ini
mencegah virus ini masuk ke dalam sel, tempat virus dapat hanya berperan kecil dalam proteksi terhadap agen penginvasi.
menimbulkan efek merugikannya. Namun, kecenderungan antigen tertentu untuk menggumpal
■ Pada aglutinasi, berbagai molekul antibodi mengikat-silangkan atau mengendap ketika membentuk kompleks besar dengan antibodi
banyak molekul antigen menjadi suatu rantai atau kisi-kisi yang spesifik terhadap mereka berguna untuk mendeteksi
kompleks antigen-antibodi (Gambar 12-11a). Melalui proses ini, keberadaan antigen atau antibodi tertentu.

   451
Uji diagnosis kehamilan, sebagai contohnya, menggunakan Namun, jika kompleks ini terus-menerus diproduksi dalam jumlah
prinsip ini untuk mendeteksi adanya horrnon dalam urine besar, fagosit tidak mampu membersihkan seluruh kompleks imun
yang dikeluarkan segera setelah konsepsi. yang terbentuk. Kompleks antigen-antibodi yang tidak
disingkirkan terus berlanjut mengaktifkan sistem komplemen, di
AMPLIFIKASI RESPONS IMUN BAWAAN Fungsi terpenting antara yang lain. Komplemen aktif dan zat inflamatorik lain yang
antibodi sejauh ini adalah meningkatkan respons imun bawaan yang berlebihan dapat "tumpah", merusak sel normal sekitar selain sel
sudah terinisiasi oleh penginvasi. Antibodi menandai benda asing yang tidak diinginkan. Selain itu, kerusakan tidak selalu terbatas di
sebagai sasaran untuk perusakan oleh sistem komplemen, fagosit, tempat awal peradangan. Kompleks antigen-antibodi dapat beredar
atau sel NK sambil meningkatkan sistem pertahanan lain tersebut bebas dan terperangkap di ginjal, sendi, otak, pembuluh darah
melalui cara-cara berikut. halus kulit, dan di tempat lain, menyebabkan peradangan luas dan
1. Mengaktifkan sistem komplemen. Ketika suatu antigen yang kerusakan jaringan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh kompleks
sesuai berikatan dengan antibodi, reseptor di bagian ekor antibodi imun semacam ini disebut sebagai penyakit kompleks imun, yang
berikatan dengan dan mengaktifkan Cl, komponen pertama sistem dapat menjadi penyulit suatu infeksi bakteri, virus, atau parasit.
komplemen. Hal ini memicu kaskade reaksi yang menyebabkan Penyakit kompleks imun juga dapat berasal dari aktivitas
pembentukan kompleks penyerang membran, yang secara khusus peradangan berlebihan yang dibentuk oleh "antigen-diri" (protein
ditujukan ke membran sel penginvasi yang mengandung antigen yang dibentuk oleh tubuh sendiri) dan tubuh secara salah
yang memicu proses aktivasi (Gambar 12-11b). Antibodi adalah memproduksi antibodi terhadap antigen tersebut. Artritis
aktivator paling kuat bagi sistem komplemen (jalur komplemen reumatoid terjadi melalui mekanisme ini.
klasik). Serangan biokimiawi sesudahnya terhadap membran sel
penginvasi merupakan mekanisme terpenting antibodi dalam
melaksanakan fungsi protektifnya. Selain itu, berbagai komponen
komplemen yang telah aktif meningkatkan hampir semua aspek
proses peradangan. Sistem komplemen yang sama diaktifkan oleh Bayangkan keberagaman molekul asing yang dapat dijumpai oleh
kompleks antigen-antibodi tanpa bergantung pada jenis antigen. seseorang seumur hidupnya. Namun, sebuah sel B dipraprog-
Meskipun pengikatan antigen ke antibodi bersifat sangat spesifik, ramkan hanya untuk berespons terhadap satu dari lebih 100 juta
hasil akhir, yang ditentukan oleh bagian ekor konstan antibodi, jenis antigen. Antigen lain tidak dapat berikatan dengan sel B yang
identik bagi semua antibodi teraktivasi dalam subkelas tertentu; sama dan memicunya untuk mengeluarkan antibodi yang berbeda.
sebagai contoh, semua antibodi IgG mengaktifkan sistem Dampak yang luar biasa adalah bahwa masing-masing dari kita
komplemen yang sama. dilengkapi oleh jutaan limfosit B jadi yang berbeda-beda, paling
tidak satu untuk setiap kemungkinan antigen yang mungkin kita
2. Meningkatkan fagositosis. Antibodi, khususnya IgG, be-kerja
jumpai. Teori seleksi klonal menjelaskan bagaimana suatu sel B
sebagai opsonin. Bagian ekor antibodi IgG yang berikatan dengan
berespons terhadap antigennya.
antigen berikatan dengan reseptor di permukaan fagosit dan
kemudian mendorong fagositosis korban pengandung-antigen yang Peneliti awal dalam teori imunologi percaya bahwa antibodi
terikat ke antibodi tersebut (Gambar 12-llc). "dibuat sesuai pesanan" setiap kali ada antigen asing masuk ke
3. Merangsang sel NK. Pengikatan antibodi ke antigen juga dalam tubuh. Sebaliknya, teori seleksi klonal yang sekarang diakui
memicu serangan sel NK ke sel target yang mengandung antigen menyarankan bahwa pada masa janin dibentuk beragam limfosit B,
tersebut. Sel NK memiliki reseptor untuk bagian ekor konstan dengan tiap-tiap sel tersebut mampu membentuk antibodi terhadap
antibodi. Dalam hal ini, ketika sel sasaran dilapisi oleh antibodi, antigen tertentu bahkan sebelum bertemu sama sekali dengannya.
bagian ekor antibodi menghubungkan sel target dengan sel NK, yang Semua keturunan dari suatu limfosit B tertentu membentuk suatu
menghancurkan sel sasaran dengan melisiskan membran plasmanya keluarga sel identik, atau klonal, yang berkomitmen untuk
(Gambar 12-11d). Proses ini dikenal sebagai sitotoksisitas selular menghasilkan satu jenis antibodi spesifik yang sama. Sel-sel B tetap
dependen-antibodi (antibody-dependent cellular cytotosicity, berada dalam keadaan dorman, tidak benar-benar mengeluarkan
ADCC). produk antibodi spesifiknya atau mengalami pembelahan cepat
Dengan cara-cara di atas, meskipun antibodi tidak dapat secara hingga (atau kecuali jika) berkontak dengan antigen yang sesuai.
langsung menghancurkan bakteri atau bahan asing lain yang tidak Limfosit yang belum terpajan ke antigen spesifiknya dikenal sebagai
diinginkan, dapat menghancurkan antigen yang melekat kepadanya limfosit naif. Ketika suatu antigen berhasil masuk ke tubuh, klona
dengan memperkuat mekanisme pertahanan non-spesifik lain yang sel B tertentu yang memiliki reseptor (RSB) pada permukaannya
mematikan. yang spesifik terhadap antigen tersebut diaktifkan atau "terpilih"
oleh pengikatan antigen dengan RSB sehingga muncul nama teori
PENYAKIT KOMPLEKS IMUN Kadang-kadang reaksi anti- seleksi klonal (Gambar 12-12).
gen-antibodi yang berlebihan secara tidak sengaja menye-
Antibodi pertama yang diproduksi oleh sel B yang baru
babkan kerusakan sel normal selain sel asing penginvasi.
terbentuk adalah imunoglobulin M, yang tersisip di membran
Biasanya, kompleks antigen-antibodi,
plasma sel dan bukan disekresikan. Di sini antibodi ini ber-fungsi
yang terbentuk sebagai respons terhadap invasi asing, dibersihkan sebagai RSB untuk mengikat antigen spesifik, hampir seperti "ildan"
oleh sel fagositik setelah mekanisme pertahanan non-spesifik untuk jenis antibodi yang dapat dibentuk oleh sel tersebut.
bekerja. Pengikatan antigen yang sesuai ke sel B sama artinya dengan

452   hapter
Bakten plasma penghasil antibodi. Sebagian kecil
penginvasi berubah menjadi sel memori, yang tidak ikut
Antigen serta dalam serangan imun yang sedang
Populasi sel B yang belum
diaktifkan, masing-masing
berlangsung terhadap antigen tetapi tetap
BCR dorman dan memperbanyak klona spesifik
merupakan anggota klonal
sel B yang membuat tersebut. Jika individu yang bersangkutan
antibodi spesifik, yang kembali terpajan ke antigen yang sama, sel-sel
disajikan pada permukaan
membran sebagai RSB
pengingat ini akan diaktifkan dan siap untuk
Sel B spesifik Pengikatan antigen dan interaksi dengan beraksi bahkan lebih cepat daripada yang
terhadap sel T helper merangsang sel B yang
sesuai untuk membelah dan dilakukan oleh limfosit semula dalam klona.
antigen
rnengekspansikan klonal sel Meskipun masing-masing dari kita
memiliki kumpulan ragam klona sel B yang
pada hakikatnya sama, kumpulan tersebut
secara bertahap berubah untuk berespons
paling efisien terhadap lingkungan antigenik
tiap-tiap orang. Klona-klona yang spesifik
Sel B
Sel
memori
terhadap antigen yang tidak pernah dijumpai
plasma oleh seseorang akan tetap dorman seumur
hidup, sementara klona yang spesifik terhadap
antigen-antigen yang ada di lingkungan orang
tersebut biasanya akan berkembang dan me-
Retikufiam ningkat dengan membentuk sel memori yang
endoplasma sangat peka. Berbagai klona naiftersebut mem-
kasar
beri perlindungan terhadap patogen baru yang
belum dikenal, sementara populasi sel memori
Antibodi yang terus berkembang memberi perlindung-
an terhadap kekambuhan infeksi yang pernah
Beberapa klona sel B Sebagian kecil klona sel B baru
baru berMerensiasi berdiferensiasi menjadi sel B memori, dialami sebelumnya.
menjadi sel plasma, yang yang berespons terhadap antigen
menyekresikan antibodi. sama yang dijumpai kemudian.
RESPONS PRIMER DAN SEKUNDER Selama
Gambar 12-12 Teori seleksi klonal. Klona sel B yang spesifik terhadap antigen berproliferasi dan kontak awal dengan suatu antigen mikroba,
berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel memori. Sel plasma mengeluarkan antibodi yang berikatan
dengan antigen bebas yang tidak melekat ke sel B. Sel memori dipersiapkan dan siap pada pajanan antigen respons antibodi baru terjadi beberapa hari
yang sama yang datang di kemudian hari kemudian setelah sel plasma terbentuk dan
belum mencapai puncaknya dalam beberapa
"memesan" pembuatan dan sekresi antibodi tersebut dalam jumlah minggu. Respons ini dikenal sebagai respons primer (Gambar
besar. 12-13b). Sementara itu, gejala-gejala khas invasi mikroba menetap
hingga mikroba tersebut kalah oleh serangan imun spesifik yang
ditujukan kepadanya atau orang yang terinfeksi meninggal. Setelah
mencapai puncak, kadar antibodi secara perlahan berkurang seiring
waktu. Jika antigen yang sama kembali muncul, sel memori yang
Pengikatan antigen menyebabkan klona sel B terkait berkembang berkehidupan panjang melaksanakan respons sekunder yang lebih
biak (klona memperbanyak diri dengan kecepatan dua hingga tiga cepat, lebih poten, dan bertahan lebih lama daripada yang terjadi
pembelahan sel per hari) dan berdiferensiasi menjadi dua jenis sel- selama respons primer (Gambar 12-13b). Serangan imun yang lebih
sel plasma yang telah dijelaskan sebelumnya dan sel memori, yang cepat dan kuat ini sering memadai untuk mencegah atau
akan kita bahas selanjutnya. Sebagian besar turunan berkembang memperkecil infeksi pada pajanan berikutnya terhadap mikroba yang
menjadi sel plasma aktif, yaitu produsen antibodi yang sama, membentuk dasar imunitas jangka-panjang terhadap penyakit
mengandung tempat pengikatan antigen yang sama dengan yang spesifik.
terdapat di reseptor permukaan. Namun, sel plasma menghasilkan
Pajanan antigen pertama yangmemicu pembentukan sel
antibodi IgG, yang disekresikan dan tidak tetap terikat ke
memori dapat terjadi melalui terjadinya penyakit atau
membran sel. Di dalam darah, antibodi tersebut berikatan dengan
vaksinasi. Vaksinasi (imunisasi) secara sengaja memajankan
antigen penyusup yang bebas (tidak terikat ke limfosit),
menandainya untuk kemudian dihancurkan oleh sistem orang ke patogen yang telah dihilangkan kemampuannya
komplemen, dicerna oleh fagosit, atau sel NK. menimbulkan penyakit (yaitu, patogen telah dilemahkan), tetapi
masih mampu memicu pembentukan antibodi terhadap dirinya.
SEL MEM OR1 Tidak semua limfosit B yang baru dibentuk oleh (Untuk sejarah awal pengembangan vaksinasi, lihat fitur dalam kotak
klona yang teraktifkan secara spesifik berdiferensiasi menjadi sel di h. 461, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi).

   453
❚ Konsep,Tantangan,
dan Kontroversi Vaksinasi: Kemenangan Atas Banya
Penyakit Menakutkan

M
ASYARAKAT MODERN TELAH BERHARAP dan bahkan me- dari cacar. Berdasarkan pengamatan bahwa pemerah susuyang
nginginkan bahwa dapat diciptakan vaksin untuk melindungi kita terjangkit cacar sapi tampaknya terlindung dari cacar, Jenner pada
dari hampir semua penyakit infeksi yang menakutkan. Harapan ini tahun 1796 menginokulasikan pus yang ia ekstraksi dari lepuh cacar
dipertajam oleh ketidakberdayaan kita hingga saat ini untuk menciptakan sapi ke seorang anak laki-laki yang sehat (vacco, seperti dalam
vaksin yang efektif terhadap HIV, virus penyebab AIDS. Hampir 2500 vaksinast berarti "sapi"). Setelah anaktersebut sembuh, Jenner
tahun yang lalu, nenek moyang kita telah menyadari a Janya
perlindungan imun. Thucydides, yang menulis mengenai suatu wabah (karena tidak dibatasi oleh standar etis riset modern pada subjek
yang menyerang Athena pada 430 SM, mengamati bahwa orang yang manusia) secara sengaja menginokulasikan cacar pada anak tersebut
sama tidak pernah diserang dua kali oleh penyakit ini. Namun, nenek dengan dosis yang secara normal mematikan. Anak tersebut selamat.
moyang kita belum memahami dasar dari perlindungan ini sehingga
mereka tidak dapat memanfaatkanya. Namun, hasil penelitian Jennertidak ditanggapi serius hingga
seabad kemudian ketika, pada tahun 1880, Loius Pasteur, ahli
Upaya-upaya awal untuk secara sengaja memperoleh perlindungan
imunologi eksperimental hebat yang pertama, mengembangkan teknik
Krmur hidup terhadap cacar, suatu penyakit mengerikan yang sangat
Jenner. Pasteur membuktikan bahwa kemampuan organisme memicu
menular dan sering mematikan (hampir 40% pasien meninggal), salah s
penyakit dapat sangat dikurangi (dilemahkan) sehingga organisme
itunya adalah dengan secara sengaja memajankan diri melalui kontak
tersebut tidak lagi menimbulkan penyakit tetapi masih tetap
langsung dengan orang yang mengidap penyakit bentuk ringan.
menginduksi pembentukan antibodi jika dimasukkan ke dalam tubuh
Harapannya adalah agar terbentuk perlindungan terhadap serangan
prinsip dasar vaksin modern. Vaksin pertamanya adalah terhadap
cacar di masa mendatang dengan secara sengaja memicu timbulnya
antraks, suatu penyakit yang mematikan pada sapi dan domba.
penyakit ringan. Sejak awal abad ke-17, teknik ini telah berkembang
Pasteur mengisolasi dan memanaskan bakteri antraks, kemudian
menjadi pemakaian jarum untuk mengambil sejumfah kecil pus dari
menyuntikkan organisme yang telah dilemahkan ini ke dalam
pustul (bentol di kulit berisi nanah yang sembuh dengan meninggalkan
sekelompok domba sehat. Beberapa minggu kemudian pada
bekas jaringan parut cekung atau "pock") cacar aktif dan memasukkan
pertemuan sesama ilmuwan, Pasteur menyuntikkan hewan-hewan
bahan menular ini ke dalam orang sehat. Proses inokulasi ini dilakukan
yang telah divaksinasi tersebut serta sekelompok hewan yang belum
dengan mengaplikasikan pus langsung ke suatu goresan ringan atau
divaksinasi dengan bakteri antraks poten. Hasilnya dramatis semua
dengan menghirup pus.
hewan yang divaksin selamat, tetapi semua hewan yang tidak divaksin
Edward Jenner, seorang dokter Inggris, adalah yang pertama
membuktikan bahwa imunitas terhadap cacar sapi, suatu penyakit yang mati. Demonstrasi publik gaya Pasteur yang terkenal ini, ditambah lagi
serupa tetapi lebih ringan daripada cacar, juga dapat melindungi kepribadiannya yang karismatik, menarik perhatian dokter dan
manusia ilmuwan pada saat itu dan memicu perkembangan imunologi modern.

104
(10,000)
Pembentukan antibodi akibat pajanan ke antigen
103
disebut imunitas aktif terhadap antigen tersebut.
(dalam skala logaritmik)

(dalam skala logaritmik)


Respons antibodi relatif

Respons antibodi relatif

(1000)
Cara kedua bagaimana seseorang dapat memperoleh
102
antibodi adalah dengan transfer langsung antibodi (100)
yang dibentuk secara aktif oleh orang lain (atau
101
hewan). Imunitas "pinjaman" dadakan ini yang (10)
dibentuk oleh antibodi yang sudah ada disebut
imunitas pasif. Pemindahan antibodi kelas IgG
semacarn ini secara normal terjadi dari ibu kepada 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
janin melewati plasenta selama perkembangan intra- Minggu Minggu
uterus. Selain itu, kolostrum (ASI pertama) ibu Waktu pajanan pertama Waktu pajanan pertama
mengandung antibodi IgA yang juga memberi perlin ke antigen mikroba ke antigen mikroba
dungan bagi bayi yang mendapat ASI. Antibodi yang (a) Respons imun primer (b) Respons imun sekunder
dipindahkan secara pasif biasanya diuraikan dalam Gambar 12-13 Respons imun primer dan sekunder. (a) Respons primer pada pajanan pertama
waktu kurang dari sebulan, tetapi dalam kurun waktu ke suatu antigen mikroba. (b) Respons sekunder pada pajanan berikutnya ke antigen mikroba yang
itu neonatus mendapat proteksi imun penting (pada sama. Respons primer tidak memuncak selama beberapa minggu, sementara respons sekunder
hakikatnya sama dengan yang dimiliki oleh ibunya) mencapai puncak dalam seminggu. Kekuatan respons sekunder adalah 100 lipat dari pada kekuata
hingga ia dapat secara aktif melancarkan respons respons primern .
.

   hapter
imun sendiri. Kemampuan membentuk antibodi belum berkem-
bang hingga sekitar sebulan setelah lahir. Periksa Pemahaman Anda 12.4
Imunitas pasif kadang digunakan secara klinis 1. Jelaskan struktur dan fungsi regio Fab dan Fc antibodi.
nya virus rabies, toksin tetanus pada orang yang belum 2. Sebutkan cara-cara antibodi mernbantu membantu
terimunisasi, dan dapat ular). Biasanya, antibodi yang menyingkirkan mikroba penginvasi.

diberikan diperoleh dari sumber lain (sering bukan manusia) yang 3. Berdasarkan teori seleksi klonal, gambarkan diagram alir yang
telah dipajankan ke antigen bentuk lemah. Hewan yang sering menunjukkan pembentukan sel plasma dan sel memori dalam
digunakan untuk membuat antibodi yang diambil untuk imunisasi merespons pengikatan suatu antigen ke reseptor sel B
spesifiknya.
pasif adalah kuda atau domba. Meskipun penyuntikan serum yang
mengandung antibodi ini (antiserum atau antitoksin) bermanfaat
untuk menciptakan proteksi ',segera terhadap penyakit atau toksin
spesifik, penerima dapat nnembentuk respons imun terhadap
sel yang tidak dapat dicapai oleh antibodi atau sistem komplemen.
antibodi yang disuntikkan itu sendiri karena antibodi tersebut
Tidak seperti sel B, yang mengeluarkan antibodi yang dapat
adalah protein asing. Akibatnya mungkin adalah reaksi alergik
menyerang antigen jarak jauh, sel T tidak mengeluarkan antibodi. Sel
berat terhadap terapi, suatu keadaan yang disebut sebagai serum
sickness. T harus berkontak langsung dengan sasaran, suatu proses yang
dikenal sebagai imunitas selular, Sel T tipe pemusnah mengeluarkan
bahan-bahan kimia yang menghancurkan sel sasaran yang berkontak
dengannya, misalnya sel yang terinfeksi oleh virus dan sel kanker.
Seperti sel B, sel T bersifat klonal dan sangat spesifik antigen. Di
Dengan melihat jutaan jenis antigen yang dapat dibuatkan membran plasmanya, setiap sel T memiliki protein reseptor unik
antibodinya oleh masing-masing dari kita, bagaimana mungkin yang disebut reseptor sel T (RST), serupa tetapi tidak identik dengan
seseorang memiliki begitu banyak jenis limfosit B yang masing- reseptor di permukaan sel B (Gambar 12-8b, h. 449). Limfosit imatur
masing mampu menghasilkan antibodi yang berlainan? Antibodi memperoleh reseptornya di timus sewaktu berdiferensiasi menjadi
adalah protein yang disintesis sesuai cetak-biru DNA nukleus. sel T. Tidak seperti sel B, sel T diaktifkan oleh antigen asing hanya
Karena semua sel di tubuh, tennasuk sel penghasil antibodi, jika antigen tersebut berada di permukaan suatu sel yang juga
mengandung DNA nukleus yang sama, sulit membayangkan membawa penanda identitas individu yang bersangkutan; yaitu,
bagaimana DNA harus dikemas di dalam nukleus setiap sel untuk antigen asing dan antigen-diri yang dikenal sebagai molekul
menyandi 100 juta antibodi yang berbeda (tiap-tiap klona sel B kompleks histokompabilitas mayor (major histocompability
menggunakan bagian kode genetik yang berbeda), bersama dengan complex, MHC), harus bersama-sama berada di permukaan sel
semua instruksi .genetik lain yang digunakan oleh sel lain. sebelum sel T dapat berikatan dengannya. Selama pendidikan di
Sebenarnya hanya sejumlah kecil fragmen gen yang menyandi timus, sel T belajar mengenal antigen asing hanya dalam kombinasi
pembentukan antibodi, tetapi selama perkembangan sel B fragmen- dengan antigen jaringan sendiri suatu pelajaran yang diturunkan
fragmen ini dipotong, dikocok-ulang, dan disambung-sambungkan kepada semua bakal progeni sel T. Pentingnya persyaratan antigen
melalui beragam kombinasi yang sangat banyak. Setiap kombinasi rangkap ini dan sifat antigen diri MHC dibahas dengan singkat.
menghasilkan klona sel B tersendiri. Gen-gen anti-bodi kemudian
Setelah pemajanan ke antigen yang sesuai biasanya terdapat jeda
lebih diberagamkan oleh mutasi. Gen-gen antibodi pada sel B yang
waktu beberapa hari sebelum sel T yang teraktivasi di-persiapkan
telah terbentuk sangat mudah mengalami mutasi di regio yang
melancarkan serangan imun selular. Ketika terpajan ke kombinasi
menyandi tempat pengikatan antigen di antibodi. Setiap sel mutan
antigen spesifik, sel-sel dari klona sel T komplementer berprofiferasi
pada gilirannya mengha-silkan klona baru. Dengan cara ini, dapat
dan berdiferensiasi selama beberapa hari, menghasilkan sel T efektor
tercipta sejumlah antibodi yang sangat beragam hanya dengan
aktif dalam jumlah besar yang melaksanakan berbagai respons
menggunakan sebagian kecil cetak-biru genetik.
diperantarai sel.
Seperti sel B, sel T membentuk kumpulan memori dan
12.5 | Limfosit T: Imunitas menunjukkan respons imun primer dan sekunder. Respons primer
cenderung dimulai pada jaringan limfoid. Selama periode beberapa
diperantarai-sel minggu setelah infeksi dibersihkan, lebih dari 90% sejumlah sel T
efektor yang dihasilkan selama respons primer mati dengan cara
Meskipun penting dalam pertahanan spesifik terhadap bakteri dan
apoptosis (bunuh diri sel, lihat h. 44). Agar tetap hidup, limfosit T
benda asing lainnya, limfosit B dan produk antibodinya hanya
teraktivasi membutuhkan kehadiran terus-menerus antigen
mewakili separuh dari pertahanan imun spesifik tubuh. Limfosit T
spesifiknya dan dan sinyal rangsangan yang sesuai. Setelah
sama pentingnya dalam pertahanan terhadap sebagian besar infeksi
musuhnya mati, sebagian besar limfosit T melakukan bunuh diri
virus dan juga berperan penting dalam mengatur mekanisme imun.
karena antigen suportif mereka dan sinyal rangsangan ditarik
mundur. Eliminasi dari banyak sel T efektor mengikuti respons
Sel T berikatan langsung dengan sasarannya. primer esensial untuk mencegah kongesti pada jaringan limfe.
Sementara sel B dan antibodi melindungi tubuh dari benda asing (Pengurangan seperti ini tidak diperlukan untuk sel B-mereka yang
di CES, sel T menghadapi benda asing yang bersembunyi di dalam menjadi sel plasma dan bukan sel B memori pada stimulasi antigen

   455
bekerja dengan cepat menghasilkan antibodi hingga mati.) Sel T "bendera merah" yang menunjukkan bahwa sel mengandung virus
efektor yang masih hidup menjadi sel T memori jangka panjang yang (langkah 2 ). Untuk menyerangvirus intrasel, selT sitotoksikharus
bermigrasi ke semua area tubuh, tempat mereka menunggu respons menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi dalam prosesnya. Sel T
sekunder yang cepat terhadap patogen yang sama di masa sitotoksik dari klona yang spesifik untuk virus ini kemudian
mendatang. mengenali dan berikatan dengan antigen virus dan antigen-diri di
per-mukaan sel pejamu yang terinfeksi tersebut (langkah 3 ).
Karena teraktivasi oleh antigen virus, sel T sitotoksik dapat
mematikan sel yang terinfeksi secara langsung atau tak-langsung,
bergantung pada jenis bahan kimia letal yang di-bebaskan oleh sel
Ketiga subpopulasi sel T dapat dikelompokkan ke dalam dua cara: T yang teraktivasi tersebut. Mari kita telaah lebih lanjut.
berdasarkan peran mereka ketika diaktifkan oleh antigen atau
Sel T sitotoksik yang telah diaktifkan dapat secara langsung me-
berdasarkan protein spesifik yang berikatan dengan membran luar

matikan sel korban dengan mengeluarkan bahan-bahan kimia


mereka. Berdasarkan perannya, ketiga jenis sel T adalah sel T
yang melisiskan sel tersebut sebelum replikasi virus dimulai
sitotoksik, sel T helper, dan sel T regulatorik. Berdasarkan jenis
(langkah 4 ). Secara spesifik, sel T sitotoksik serta sel NK
protein membran yang spesifik, sel yang sama ini masing-masing
mematikan sel sasaran dengan mengeluarkan molekul-molekul
adalah sel T CD8+, sel T CD4+, dan sel T CD4+CD 25+. Berbagai
perforin, yang menembus membran permukaan sel sasaran dan
jenis sel imun memiliki angka dari protein membran permukaan
menyatu membentuk saluran mirip-pori (Gambar 12-15). Teknik
terkait-imun spesifik yang memberikan angka perancangan kluster
pemusnahan sel dengan melubangi di membran ini serupa dengan
(cluster designation, CD) yang resmi yang membantu dalam
metode yang digunakan oleh kompleks penyerang membran pada
mengkarakterisasinya:
kaskade komplemen. Mekanisme pemusnahan dependen-kontak
■ Sel T sitotoksik, atau killer, menghancurkan sel pejamu yang ini dijuluki "ciuman mematikan".
mengandung apapun yang asing dan karenanya mengandung
antigen asing, seperti sel tubuh yang dimasuki virus, sel kanker yang ■ Sel T sitotoksik juga dapat secara tak-langsung mematikan sel
memiliki protein mutan akibat transformasi maligna, dan sel pejamu yang terinfeksi dengan mengeluarkan granzim, yaitu
cangkokan. Reseptor sel T untuk sel T sitotoksik berkaitan dengan enzim-enzim yang serupa dengan enzim pencernaan. Granzim
koreseptor yang dirancang CD8, yang disisipkan ke membran masuk ke sel sasaran melalui saluran perforin. Setelah berada di
plasma sewaktu sel ini berjalan melewati timus. Karena itu, sel ini dalam, bahan-bahan kimia ini memicu apoptosis (penghancuran
juga disebut sel T CD8+. diri sendiri) sel yang terinfeksi oleh virus tersebut.
Virus yang dibebaskan setelah sel pejamu mati oleh salah satu
Sel T helper tidak secara langsung ikut serta dalam destruksi

dari kedua metode ini dihancurkan secara langsung di CES oleh sel
imun terhadap patogen yang masuk. Sebaliknya, sel-sel ini
fagositik, antibodi penetral, dan sistem komplemen. Sementara itu,
memodulasi aktivitas sel imun lain. Karena peranan penting mereka
sel T sitotoksik, yang tidak mengalami cedera selama proses
dalam "menghidupkan" kekuatan penuh seluruh limfosit dan
berlangsung, dapat berpindah ke sel pejamu lain yang terinfeksi
makrofag lain yang teraktivasi, sel T helper merupakan "saklar
untuk mematikannya.
utama" sistem imun. Sel ini adalah sel T yang paling banyak,
menempati 60-80% sel T yang bersirkulasi. Reseptor sel T untuk seI Sel-sel sehat di sekitar menggantikan sel yang hilang me-lalui
T helper berkaitan dengan koreseptor yang dirancang CD4. Oleh pembelahan sel. Untuk menghentikan infeksi virus biasanya hanya
sebab itu, sel T helper juga dikenal sebagai sel CD4+. diperlukan penghancuran sebagian sel pejamu. Namun, jika virus
memiliki kesempatan untuk berkembang biak, dengan virus yang
■ Sel T regulatorik (Treg) semula disebut subset kecil sel CD4+. bereplikasi meninggalkan sel semula dan menyebar ke sel pejamu
Mereka memiliki koreseptor CD4 yang sama seperti sel T helper, lainnya, mekanisme pertahanan sel T sitotoksik dapat
tetapi selain itu mereka juga memiliki CD25, suatu komponen dari mengorbankan banyak sel pejamu sehingga dapat terjadi
suatu reseptor untuk 11,2, yang memacu aktivitas Treg. Karena itu, malfungsi serius.
sel ini juga disebut sebagai sel T CD4+CD25+.
Ingat kembali bahwa mekanisme pertahanan non-spesifik lain
Kita sekarang membahas fungsi jenis sel-sel ini dengan lebih juga bekerja untuk melawan infeksi virus, termasuk sel NK,
terperinci. interferon, makrofag, dan sistem komplemen. Seperti biasa,
terbentuk kerja-sama rumit antara berbagai sistem pertahanan
imun yang ditujukan untuk melawan invasi virus tersebut (Tabel
12-2).

Sel T sitotoksik adalah "hit men" mikroskopik. Sasaran seI-sel SEL T NATURAL KILLER HIBRID Subkelas sel T sitotoksik yang
destruktif ini umumnya adalah sel pejamu yang terinfeksi oleh virus. baru ditemukan, sel natural killer T (NKT), memiliki sifat sel T
Ketika virus menyerang sel tubuh, suatu keharusan agar bertahan sitotoksik dan sel NK. Dengan hanya berjumlah sekitar 0,2% dari
hidup (Gambar 12-14, langkah 1 ), sel menguraikan selubung semua sel T yang bersirkulasi, sel NKT hybrid merniliki baik
protein yang mengelilingi virus dan menumpukkan sebagian dari penanda sel NK maupun reseptor sel T dan karena itu ada di
antigen virus ini ke antigen-diri MHC yang baru dibentuk. persimpangan antara imunitas adaptif dan bawaan. Para peneliti
Kompleks antigen-diri dan antigen virus ini disisipkan ke membran berupaya untuk mengidentifikasi peranan fisiologis dari sel
permukaan sel pejamu, tempat kompleks tersebut berfungsi sebagai multifungsional ini. Bukti yang ada menunjukkan bahwa mereka

   hapter
Virus Selubung protein
antigenik virus ❚ TABEL 12-2 Pertahanan Terhaciap
Virus
Ketika virus berada bebas di CES,
Makrofag
1 Sebuah virus Sel pejamu Menghancurkan virus bebas dengan fagositosis.
memasuki
sel pejamu Memproses dan menyajikan antigen virus ke sel T helper.
Menyekresikan IL-1, yang mengaktifkan klona sel B dan sel T yang
spesifik terhadap antigen virus tersebut.
Sel Plasma yang Berasal dari Sel B yang Spesifik untuk Antigen

Antigen virus asing Virus Menyekresikan Antibodi yang


Antigen-diri MHC Menetralkan virus untuk rnencegahnya masuk ke sel pejamu
Berperan sebagai opsonin untuk meningkatkan fagositosis terhadap
2 Antigen virus virus.
(kepingan
Sel pejamu Mengaktifkan kaskade sistem komplemen letal sebagai bagian imunitas
selubung protein
virus) diperlihatkan yang telah adaptif.
di permukaan sel dimasuki oleh
pejamu virus Sistem Komplemen
berdampingan Secara langsung menghancurkan virus bebas dengan membentuk
dengan antigen-diri
sel pejamu. lubang kompleks penyerang membran.
Bekerja sebagai opsonin untuk meningkatkan fagositosis terhadap virus.
Ketika virus sudah masuk ke sel pejamu (yang harus dilakukannya
Sel T sitotoksik
untuk bertahan hidup dan berkembang biak, dengan virus-virus anak
Reseptor sel T meninggalkan sel pejamu semula untuk masuk ke CES mencari sel
Kompleks antigen-diri pejamu lain),
MHC dan antigen asing
Interferon
3 Sel T sitotoksik Disekresikan oleh sel yang terinfeksi oleh virus.
mengenali dan meng
1<at anligen asig Berikatan dengan dan mencegah replikasi virus di sel pejamu lain.
Sel pejamu
spesifik (antigen yang telah Meningkatkan daya bunuh makrofag, sel NK, dan sel T sitotoksik.
virus) yang berikalan
dimasuki
dengan antigen-diri.
oleh virus natural killer (NK)
Disekresikan oleh sel yang terinfeksi oleh virus.
Berikatan dengan dan mencegah replikasi virus di sel pejamu lain.
Meningkatkan daya bunuh makrofag, sel NK, dan sel T sitotoksik.
Sel T Sitotoksik
Secara spesifik teraktivasi oleh antigen virus dan melisiskan sel pejamu yang
terinfeksi sebelum virus memiliki kesempatan untuk bereplikasi.
SeIT Helper
4 Sel T sitotoksik Mengeluarkan berbagai sitokin, yang meningkatkan aktivitas sel T
mengeluarkan bahan sitotoksik dan pembentukan antibodi oleh sel B.
kimia yang
menghan-curkan sel Ketika sei yang terinfeksi oleh virus dihancurkan, virus bebas dile-
yang dise-rang paskan ke dalam CES, tempat virus tersebut diserang secara langsung
sebelum virus dapat
masuk ke nukleus oleh makrofag, antibodi, dan komponen komplemen aktif.
dan mulai
bereplikasi. penting dalam menekan autoimun (kesalahan pembentukan antibodi
yang melawan antigen diri) dan dalam penolakan tumor.

PERTAHANAN D1 S1STEM SARAF Metode lazim untuk


Gambar 12-14 Sebuah sel T sitotoksik melisiskan sel yang dimasuki menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi oleh virus tidak dapat
oleh virus.

Pertahanan Tubuh 457


1 Sel killer berikatan dengan sasarannya.

2 Akibat pengikatan ini, granula sel killer yang mengandung


perforin menyatu dengan membran plasma.

Sel killer 3 Granula membebaskan perforinnya dengan eksositosis ke dalam


Granula yang kantong kecil di ruang antarsel antara sel killer dan sel sasarannya.
Sel sasaran mengandung
molekul perforin 4 Pada pajanan ke Ca2+ di ruang ini, tiap-tiap molekul
perforin berubah bentuk dari bulat menjadi silindris.

5 Molekul-molekul perforin yang telah mengalami remodeling


berikalan dengan membran sel sasaran dan menyusup ke dalamnya.

6 Tiap-tiap molekul perforin berkelompok bersama seperti


lempengan-lempengan tong untuk membentuk pori.

7 Pori memungkinkan garam dan H20 lewat sehingga sel sasaran

Molekul perforin
Molekul porforin

Grenula
2 3

Salt, H2O
Ca2+ Sel kiler
1
7
4
6

5 Sel sasaran

(a) Perincian proses pemusnahan bagi sel T sitotoksik dan sel NK (b) Pembesaran pori yang dibentuk
oleh perforin di sel sasaran
Gambar 12-15 Mekanisme pemusnahan oleh sel killer. Perhatikan kesamaan pori yang dibentuk oleh perforin di sel sasaran

dengan kompleks penyerang membran yang dibentuk oleh molekul-molekul komplemen (lihat >Gambar 12-6b, h. 447).
(Sumber: Diadaptasi dari ilustrasi oleh Dana Bums-Pizer dalam John Ding-E Young dan Zanvil A, Cohn, "How Killer Cells Kill''. Scientific American, 1988.)

diterapkan bagi sistem saraf. Jika sel T sitotoksik menghancurkan gejala, membuktikan bahwa mekanisme intraneuron
neuron yang terinfeksi oleh virus, sel-sel yang mati tidak dapat diganti antibodi tidak dapat melindungi neuron secara total dari
karena neuron tidak dapat bereplikasi. Untungnya, neuron yang infeksi virus.
terinfeksi oleh virus terhindar dari pemusnahan oleh sistem imun,
tetapi jika demikian, bagaimana neuron terlindung dari virus? Para
ahli imunologi telah lama berpikir bahwa satu-satunya pertahanan
antivirus untuk neuron adalah pertahanan yang ditujukan ke virus
bebas di cairan ekstrasel. Namun, penelitian-penelitian baru Berbeda dengan sel T sitotoksik, sel T helper bukan merupakan sel
mengungkapkan bahwa antibodi tidak saja menyerang virus untuk pemusnah. Sel T helper menyekresikan sitokin-sitokin yang
dihancurkan di cairan ekstrasel, tetapi juga dapat mengeliminasi virus "membantu", atau memperkuat, hampir semua aspek respons imun.
yang berada di dalam neuron. Belum jelas apakah antibodi benar- Sebagian besar sitokin dihasilkan oleh sel T helper. Berikut ini
benar masuk ke neuron dan mengintervensi secara langsung replikasi adalah sebagian dari sitokin sel T helper yang paling dikenal.
virus (neuron terbukti dapat menyerap antibodi di dekat ujung 1. Sel T helper menyekresikan beberapa interleukin (IL-4, IL-5,
sinapsnya) atau berikatan dengan permukaan sel saraf dan memicu dan IL-6) yang berfungsi secara bersama sebagai faktor
perubahan intrasel yang menghentikan replikasi virus. pertumbuhan sel B, yang berperan bersama dengan IL-1 yang
Kenyataan bahwa sebagian virus, seperti virus herpes, menetap ber- disekresi oleh makrofag terhadap fungsi sel B. Sekresi antibodi
tahun-tahun di sel saraf, kadang-kadang kambuh dan menimbulkan sangat berkurang atau tidak ada tanpa bantuan sel T helper, khusus-

   hapter
nya dalam pertahanan melawan antigen dependen-T. SEL T HELPER 1 DAN HELPER 2 Tidak semua sel T helper
2. Sel T helper juga mengeluarkan faktor pertumbuhan sel T menyekresikan sitokin yang sama. Dua subset sel T helper sel T
(IL-2) yang memperkuat aktivitas sel T sitotoksik dan bahkan sel T helper 1 (TH1) dan sel T helper 2 (TH2) meningkatkan pola
helper lain yang responsif terhadap antigen. Dalam mekanisme yang respons imun yang berbeda dengan mengeluarkan jenis-jenis sitokin
lazim, interleukin 1 yang dikeluarkan oleh makrofag tidak saja yang berbeda. Sel TH1 mengobarkan respons yang diperantarai oleh
meningkatkan aktivitas klona sel B dan sel T yang sesuai tetapi juga sel (sel T sitotoksik) yang sesuai untuk infeksi oleh mikroba intrasel,
merangsang sekresi interleukin 2 oleh sel T helper yang teraktivasi. misalnya virus, sementara sel TH2 mendorong imunitas yang
diperantarai antibodi oleh sel B dan meningkatkan aktivitas eosinofil
3. Sebagian bahan kimia yang dikeluarkan oleh sel T bekerja untuk pertahanan terhadap cacing parasitik.
sebagai kemotaksin untuk menarik lebih banyak neutrofil dan calon
Sel T helper yang diproduksi di timus berada dalam keadaan naif
makrofag ke tempat invasi. Sitokin yang bertindak sebagai
hingga mereka berjumpa dengan antigen yang dikenalinya. Apakah
kemotaksin secara spesifik disebut kemokin.
suatu sel T naif akan menjadi sel THI atau sel TH2 bergantung pada
4. Setelah makrofag tertarik ke tempat invasi, macrophage-migra- sitokin-sitokin yang disekresikan oleh sel dendritik (sel mirip-
tion inhibition factor, suatu sitokin penting lain yang dikeluarkan makrofag) atau makrofag dari sistem imun bawaan yang menyajikan
oleh sel T helper, menahan fagosit besar ini di tempatnya dengan antigen tersebut kepada sel T naif. Anda akan belajar mengenai
menghambat migrasi keluar sel ini. Aki-batnya, di daerah terinfeksi presentasi antigen pada bagian selanjutnya. IL-12 mendorong sel T
berkumpul banyak makrofag yang tertarik secara kemotaksis naif spesifik untuk antigen menjadi sel TH I, sedangkan IL-4
tersebut. Faktor ini juga mening-katkan kemampuan fagositik mendorong pembentukan sel naif menjadi sel TH2. Dengan
makrofag yang berkumpul ter-sebut. Makrofag yang disebut sebagai demikian, sel penyaji antigen pada sistem imun non-spesifik dapat
makrofag marah (angry macrophage) ini memiliki kemampuan meme-ngaruhi tujuan keseluruhan respons imun spesifik dengan
destruktif yang lebih besar. Sel ini sangat penting dalam pertahanan menentukan apakah subset sel TH1 atau TH2 yang mendo-minasi.
terhadap bakteri yang menyebabkan tuberkulosis karena mikroba Pada kasus yang biasa, sitokin-sitokin yang dikeluarkan mendorong
ini dapat bertahan hidup terhadap fagositosis sederhana dari perkembangan respons imun yang sesuai dengan ancaman yang
makrofag yang belum diaktifkan (lihat foto pembuka bab). sedang dihadapi.
5. Satu sitokin yang dikeluarkan oleh sel T helper mengaktifkan Ilmuwan baru-baru ini juga menemukan subset yang lebih kecil
eosinofil, dan lainnya (IL-4) mendorong pembentukan antibodi IgE daripada sel T helper: sel TH17 dan sel T helper folikular (TFH). Sel
untuk pertahanan terhadap cacing parasitik. TH17 menghasilkan IL-17 (sesuai nama subsetnya). Mereka memacu
inflamasi dan merupakan molekul efektor dalam perkembangan
Berbagai aktivitas imun yang dibantu oleh sel T helper penyakit autoimun inflamasi seperti sklerosis multipel. Sel TFH yang
adalah mengapa sindrom imunodefisiensi didapat paling baru ditemukan berinteraksi secara spesifik dengan sel B di
(acquired immnodeficiency syndrome, AIDS) yang diseba- folikel nodus limfe untuk menolongnya menyekresikan antibodi
sebagai respons terhadap antigen dependen T.
kan oleh virus imunodefisiensi manusia (human
immunodeficiency virus, HIV), demikian menghancurkan bagi
sistem pertahanan imun. Virus AIDS secara selektif menginvasi sel
T helper (CD4+), menghancurkan atau melumpuhkan sel-sel yang
seharusnya mengen-dalikan sebagian besar respons imun (Gambar
12-16). Virus juga menyerang makrofag sehingga semakin
melumpuhkan sistem imun, dan kadang-kadang juga masuk ke sel
otak, menyebabkan demensia (gangguan berat kapasitas
intelektual) yang ditemukan pada sejumlah korban AIDS.

Infeksi HIV masih belum dapat disembuhkan dan suatu usaha


untuk mengembangkan vaksin yang melawan HIV hanya sedikit
berhasil karena virus ini bermutasi dengan cepat. Namun, berbagai
obat sekarang tersedia untuk mengontrol HIV. Contohnya,
© NIBSC/Photo Researchers, Inc.
beberapa golongan obat membuat HIV tidak dapat menyalin
dirinya sendiri, sementara yang lain menghambat HIV masuk ke
sel CD4+. Terapi yang paling berhasil adalah campuran 3 obat yang
biasanya mengubah perjalanan penyakit dari kematian jangka
pendek menjadi jangka panjang, sering menjadi kondisi yang dapat
diatur. Kombinasi tiga obat dari golongan yang berbeda
memperlambat progresi penyakit dan memungkinkan tubuh untuk
memulihkan jumlah CD4+ sementara mengurangi kemungkinan Gambar 12-16 Virus AIDS. Virus imunodefisiensi manusia (HIV) (merah),
virus untuk berkembang menjadi resisten terhadap obat. virus penyebab AIDS, pada limfosit T helper (CD4+), yaitu sasaran utama HIV.

Pertahanan Tubuh 459


Limfosit regulatorik menekan respons imun.
Mewakili 5-10% sel T CD4+, sel T regulatorik menekan respons
imun, karena itu menjaga keseluruhan sistem imun di bawah
pengendalian yang ketat. Mereka dikhususkan untuk menghambat
respons imun bawaan dan adaptif dalam penge-cekan yang seimbang
untuk meminimalkan patologi imun yang berbahaya. T„g
mengandung sejumlah besar protein intraselular Foxp3, yang
esensial untuk mengubah perkembangan sel T menjadi Treg dan
memungkinkan sel supresor ini untuk menenangkan sel imun

Peter Arnold/PhotoLibrary, Inc.


lainnya. Peneliti berharap bahwa kemampuan Treg untuk
"mengerem" sel T helper, sel B, sel NK, dan sel dendritik (serupa-
makrofag) dapat digunakan secara terapetik untuk menyembuhkan
penyakit autoimun dan mencegah reaksi penolakan transplantasi
organ.
Subset sel B yang baru ditemukan, sel B regulatorik (Breg), Gambar 12-17 Sel dendritik.
menunjukkan peranan yang sama dalam menekan respons imun
berbahaya daripada berubah menjadi sel plasma yang menghasilkan
antibodi seperti kebanyakan sel B lainnya. Dengan jumlah hanya 1-2 1 ). Di dalam sel dendritik, vesikel endositik yang mengandung
% semua sel B, B„g membantu mengakhiri autoimun dan imunitas bakteri yang tertelan berfusi dengan lisosom, yang memecahkan
bawaan yang mengarah pada respons infiamasi. protein bakteri secara enzimatik menjadi peptida (fragmen protein
berukuran kecil) antigenik (langkah 2 ). Setiap peptida antigenik
Kita selanjutnya akan memeriksa bagaimana sel T di aktif-
lalu terikat pada molekul MHC, yang baru disintesis di dalam
kan oleh sel penyaji antigen dan peran molekul MHC.
kompleks retikulum endoplasma-Golgi (langkah 3 dan4 ). Molekul
Limfosit T hanya berespons terhadap antigen yang MHC memiliki alur yang dalam tempat berbagai peptida antigenik
disajikan kepadanya oleh sel penyaji antigen. dapat terikat, bergantung pada apa yang telah ditelan oleh makrofag.
Molekul MHC lalu mengangkut antigen yang terikat ke permukaan
Sel T tidak dapat menyelesaikan tugasnya tanpa adanya bantuan dari
sel, tempat antigen disajikan ke limfosit T yang melaluinya (langkah
sel penyaji antigen. Karena itu, sel T relevan tidak dapat mengenali
5 ). Sel dendritik sekarang menjadi sel penyaji antigen. Sekali
barisan antigen asing yang masuk ke tubuh; sebelum bereaksi
diperlihatkan di permukaan sel, kombinasi dari antigen diri sendiri
terhadapnya, klona sel T harus secara formal diperkenalkan ke
dan bukan diri sendiri memperingatkan sistem imun akan
antigen. Sel penyaji antigen (antigen presenting cells, APC)
kehadiran agen yang tidak diinginkan di dalam sel. Tidak seperti sel
mena1.ani pengenalan formal ini; mereka menelan, lalu memproses
B, sel T tidak dapat berikatan dengan antigen sendiri. Sel T akan
dan menyajikan antigen, membuat kompleks dengan molekul
men-jadi sia-sia jilca berikatan dengan antigen bebas ekstraseluler
antigen-sendiri MHC, pada permukaannya ke sel T. APC mencakup
makrofag dan sel dendritik yang erat terkait,
keduanya tidak hanya sebagai sel efektor fagositik
Antigen Bakteri
pada sistem imun bawaan, tetapi juga berperan 1 Sel dendritik Molekul
penting dalam mengaktifkan imunitas adaptif yang menelan sebuah
MHC
diperantarai sel. Anda sudah mengenal makrofag. Sel bakteri.
Lisosom
dendritik adalah APC khusus yang bekerja sebagai 2 Molekul bakteri
pengawal pada hampir seluruh jaringan. Mereka berukuran besar yang 1
dinamai demikian karena memiliki banyak proyeksi tertelan diuraikan oleh
lisosom untuk menghasilkan
permukaan, atau cabang, yang menyerupai dendrit peptida antigenik. 3
neuron (dendros berarti "pohon") (Gambar 12-17). 2
Sel dendritik banyak terdapat pada kulit dan 3 Motekui MHC baru
permukaan mukosa paru dan saluran pencernaan tetah disintesis oleh 4
kompleks Golgr-retikulum
lokasi strategis tempat mikroba masuk dalam tubuh. endoplasma. Dendritic
Setelah pajanan ke antigen yang sesuai, sel dendritik cell
meninggalkan jaringan rumahnya dan bermigrasi 4 Pephda anligenik nerikatan 5
dengan molekul MHC yang
melalui sistem limfe ke kelenjar limfe terdekat, tempat baru dibentuk.
mereka mengelompok dan mengaktifkan sel T.
5 Antigen disajikan di perlukan sel Kompleks antigen-MHC
Kita akan menggunakan sel dendritik yang menelan berikatan dengan molekul MHC-sel pada permukaan sel
bakteri dan menyajikannya ke sel T helper sebagai sekarang menjadi sel penyaji antigen (dapat berikatan dengan
(APC) sel T helper yang sesuai)
contoh sebuah APC. Bakteri penginvasi difagosit oleh
sel dendritik (atau makrofag) (Gambar 12-18, langkah Gambar 12-18 Pembentukan sel penyaji antigen ketika sel dendritik menelan sebuah bakteri.

   hapter
mereka tidak dapat melawan benda asing kecuali benda asing
tersebut intraseluler. Hanya sel T helper spesifik dengan reseptor
sel T yang cocok dengan kompleks antigen-MHC yang diperlihat-
kan dengan cara komplementer yang dapat berikatan dengan APC. Antigen-diri adalah glikoprotein (protein dengan gula melekat
padanya) yang terikat ke membran plasma yang dikenal sebagai
Ketika sel T helper terikat ke APC, APC menyekresikan sitokin
molekul MHC karena sintesisnya diarahkan oleh sekelompok gen
IL-1 dan TNF, yang mengaktifkan sel T terkait dl antara efek
yang dinamai kompleks histokompatibilitas mayor (major
lainnya. Sel T teraktivasi lalu menyekresi berbagai sitokin, yang
histocompatibility complex, MHC). Kompleks ini memiliki 4 juta
bekerja dalam cara autokrin untuk merangsang ekspansi klonal sel
pasangan basa dalam molekul DNA dan mengandung 128 gen. Gen
T helper tertentu ini dan bekerja secara parakrin pada sel B, sel T
MHC adalah gen yang paling bervariasi pada manusia. Lebih dari
sitotoksik, dan sel NK yang berdekatan untuk meningkatkan
100 molekul MHC telah berhasil ditemukan pada jaringan manusia,
respons mereka terhadap antigen asing yang sama.
tetapi setiap orang memiliki kode untuk hanya 3 hingga 6
Untuk diaktifkan, sel T harus terikat dengan antigen asing yang kemungkinan antigen ini. Karena besarnya jumlah kombinasi yang
disajikan pada permukaan sel penyaji antigen dan membuat komp- mungkin terjadi, pola pasti molekul MHC bervariasi dari satu orang
leks dengan MHC antigen sendiri. Apa sifat dari antigen sendiri ke orang lain, mirip dengan "sidik jari biokimia" atau "kartu iden-
yang dipelajari oleh sistem imun untuk mengenalinya sebagai pen- tifikasi molekular" .
anda dari sel orang itu sendiri? Hal ini akan menjadi topik bagian Kompleks histokompatibilitas mayor (histo artinya "jaringan";
berikutnya. kompatibilitas artinya "kemampuan berteman") diberi nama demi-

2 Sel T 2 Sel T
sitotoksik {CD8+) helper (CD4+)

3 Koresepto Reseptor sel T 3 Koreseptor Reseptor sel T


CDB CD4
Antigen asing Antigen asing
1 Molekul MHC 1 Molekul MHC
kelas I (antigen-diri) kelas I) (antigen-diri)

4 Sel pejarnu yang diinvasi 4 Ce Sel dendritik (APC)

1 Molekul MHC kelas 1 ditemukan di permukaan 1 Molekul MHC kelas II ditemukan di permukaan sel
semua sel imun yang terhadapnya sel T helper berinteraksi;
sel dendritik, makrofag, dan sel B.
2 Mereka hanya dikenali oleh sel T sitotoksik (CD8+)
2 Mereka hanya dikenali oleh sel T helper (CD4+)

3 Koreseptor CD4 menyatukan kedua sel


3 Koreseptor CD4 menyatukan kedua sel
4 Dengan terikat seperti ini, sel T sitotoksik dapat
menghancurkan sel tubuh jika terinvasi oleh 4 Agar dapat diaktifkan, sel T heper harus
antigen asing (virus). berikatan dengan APC (sel dendritik atau makrofag)
yang mengandung MHC kelas II. Untuk
mengaktifkan sel B, sel T helper harus berikatan
dengan sel B yang mengandung MHC kelas II dengan
antigen asing yang disajikan.
(a) Antigen-diri MHC kelas I (b) Antigen-diri MHC kelas II
Gambar 12-19 Perbedaan antara glikoprotein kompleks histokompatibilitas mayor (MHC) kelas I dan kelas II. Persyaratan pengikatan yang spesifik untuk
kedua jenis sel T memastikan bahwa sel-sel ini hanya berikatan dengan sel sasaran yang dengannya mereka dapat berinteraksi. Sel T sitotoksik (CD8+) dapat
mengenal dan mengikat antigen asing hanya jika antigen ini berikatan dengan glikoprotein MHC kelas I, yang ditemukan di permukaan semua sel tubuh.
Persyaratan ini dipenuhi ketika suatu virus menginvasi sel tubuh, ketika sel dihancurkan oleh sel T sitotoksik. Sel T helper (CD4+) yang diaktifkan oleh atau
meningkatkan aktivitas sel dendritik, makrofag, dan sel B, dapat mengenal dan berikatan dengan antigen asing hanya jika antigen ini berikatan dengan glikoprotein
MHC kelas II, yang ditemukan hanya di permukaan sel-sel imun lain. Koreseptor CD8 atau CD4 CD8+ atau CD4+ menghubungkan sel-sel ini masing-masing
dengan molekul MHC kelas I atau kelas II sel sasaran.

Pertahanan Tubuh 461


kian karena gen-gen ini dan antigen-diri yang disandinya pertama vasi oleh virus atau menjadi kanker, pada hakikatnya semua sel
kali diketahui dalam kaitannya dengan penentuan tipe jaringan memperlihatkan glikoprotein MHC kelas I sehingga sel T sitotoksik
(serupa dengan penentuan golongan darah) yang dilakukan untuk dapat menyerang setiap sel pejamu yang terinfeksi oleh virus atau
memperoleh padanan yang paling cocok untuk tandur dan cangkok setiap sel kanker. Dalam hal sel T sitotoksik, hasil akhir dari
jaringan. Namun, pemindahan jaringan dari satu orang ke orang lain pengikatan ini adalah penghancuran sel tubuh yang terinfeksi.
tidak secara normal terjadi di alam. Fungsi alami antigen MHC Karena sel T sitotoksik tidak terikat pada MHC antigen sendiri
terletak pada kemampuannya mengarahkan respons sel T, bukan tanpa adanya antigen asing, sel tubuh normal dilindungi dari
peran antigenik mereka dalam menolak jaringan transplantasi. serangan imun yang mematikan.
Sebaliknya, glikoprotein MHC kelas II, yang dikenali oleh sel
GLIKOPROTEIN MHC KELAS I DAN KELAS II Sel T hanya menjadi T helper (CD4+), hanya terdapat di permukaan beberapa tipe
aktif jika cocok dengan kombinasi MHC-antigen asing tertentu. khusus sel imun. Koreseptor CD4 yang berhubungan dengan sel T
Selain harus cocok dengan antigen asing spesifik, reseptor sel T juga helper ini hanya dapat berinteraksi dengan molekul MHC kelas II.
harus cocok dengan molekul MHC yang sesuai. Setiap orang Karena itu, persyaratan pengikatan spesifik bagi sel T sitotoksik dan
memiliki dua kelas utama molekul yang dikode oleh MHC yang sel T helper memastikan respons sel T yang sesuai. Sel T helper
secara berbeda dikenal oleh sel T sitotoksik dan sel T helper-masing- dapat terikat dengan antigen asing hanya jika antigen ditemukan
masing adalah glikoprotein MHC kelas I dan kelas II (Gambar 12-19, pada permukaan sel imun yang berinteraksi secara langsung
h. 461). Penanda kelas I dan kelas II berfungsi sebagai papan dengan sel T helper-makrofag, sel dendritik, dan sel B. Molekul
petunjuk untuk menuntun sel T sitotoksik dan sel T helper ke lokasi MHC kelas II ditemukan pada makrofag dan sel dendritik, yang
yang tepat, tempat kemampuan imun mereka paling efektif. menyajikan antigen ke sel T helper dan sel B, yang aktivitasnya di-
Koreseptor (CD4 atau CD8) pada sel T terikat dengan molekul MHC tingkatkan oleh berbagai sitokin yang dikeluarkan oleh sel T helper.
pada molekul target, menghubungkan kedua sel secara bersama. Sel B tidak memfagosit partikel antigen seperti yang dilakukan oleh
makrofag dan sel dendritik, tetapi mereka dapat memasukkan
Sel T sitotoksik (CD8+) dapat berespons terhadap antigen asing
antigen dependen T terikat pada permukaan reseptor mereka mela-
hanya jika antigen ini berikatan dengan glikoprotein MHC kelas I,
lui endositosis diperantaraireseptor (lihat h. 32), lalu menyajikan
yang ditemukan di permukaan semua sel tubuh berinti. Spesifisitas
kompleks antigen dengan MHC kelas II pada permukaan mereka.
pengikatan ini terjadi karena koreseptor CD8 sel T sitotoksik hanya
Pengikatan sel B yang mengandung antigen dengan sel T helper
dapat berinteraksi dengan molekul MHC kelas I. Untuk
yang sesuai menyebabkan sel T menyekresikan sitokin yang meng-
melaksanakan peran mereka dalam menghadapi patogen yang telah
aktivasi sel B spesifik ini, yang mengarah ke ekspansi klonal dan
masuk ke dalam sel, sel T sitotoksik selayaknya hanya berikatan
dengan sel tubuh sendiri yang telah terinfeksi oleh virus-yaitu, pengubahan klona sel B menjadi sel plasma yang
dengan antigen asing yang berikatan dengan antigen diri. Selain itu, menghasilkan antibodi dan sel memori (Gambar 12-20).
sel-sel T mematikan ini juga dapat berikatan dengan semua sel Kemampuan sel T helper ini hanya akan disia-siakan jika
kanker tubuh karena molekul MHC kelas I juga memperlihatkan sel sel ini dapat berikatan dengan sel tubuh, selain dari sel imun B
protein mutan (dan karenanya tampak "asing") sel yang khas bagi dan sel penyaji antigen khusus. Ini adalah jalur primer yang mem-
sel-sel abnormal ini. Karena semua sel tubuh yang berinti dapat diin- ungkinkan sistem imun adaptif melawan bakteri. Tabel 12-3

Aktivasi sel T helper oleh presentasi antigen

Molekul MHC
kelas II
Bakteri
Reseptor
Koreseptor sel T
CD4 (RST)
Sel T
Antigen helper
Dendritic cell (CD4+)
(phagocytic cell
and APC)

Sel T
helper
Interleukrn Sitokin

1 Bakteri dimasukkan 2 Peptida antigenik bakteri 3 APC menye- 4 Sel T yang teraktifkan 5 Sel T helper
dengan fagositosis dan ditampilkan di permukaan sel kresikan interleu- menyekresikan sitokin, yang yang telah ber-
dihancurkan di lisosom APC terikat dengan molekul kin, yang meng- merangsang sel T berpori- klona siap meng-
MHC kelas serta disajikan ke aktifkan sel T. ferasi untuk mengembang- aktifkan sel B dan
sel T helper (CD4+) dengan kan klona sel yang terpilih. meningkatkan
RST yang mengenaii antigen aktivitas imun lain.
tersebut.
Gambar 12-20 Interaksi antara sel fagositik berukuran besar (APC), sel T helper. dan sel B responsif terhadap antigen dependen-T.
(h. 464) meringkaskan strategi sistem imun adaptif dan bawaan Kata toleransi dalam konteks ini merujuk ke pencegahan sistem
yang melawan invasi bakteri. imun menyerang jaringan tubuh sendiri. Dalam "proses potong,
acak, dan salin" genetik yang berlangsung selama perkembangan
PENOLAKAN IRANSPLAN Sel T berikatan dengan antigen limfosit, terbentuk sebagian sel B dan sel T yang kebetulan dapat
MHC yang terdapat di permukaan sel yang ditransplantasikan bereaksi terhadap antigen-antigen jaringan tubuh sendiri. Jika
tanpa adanya antigen virus asing. Destruksi sel-sel cangkokan yang dibiarkan berfungsi, klona limfosit ini dapat menghancurkan tubuh
terjadi berikutnya ini memicu penolakan jaringan transplantasi orang itu sendiri. Untungnya, dalam keadaan normal sistem imun
atau tandur. Diperkirakan bahwa sebagian sel T penerima "salah tidak menghasilkan antibodi atau sel T aktif terhadap antigen tubuh
membaca" antigen MHC sel donor sebagai kombinasi antigen virus sendiri
asing dan antigen-diri MHC penerima. Terdapat paling sedikit delapan mekanisme yang berperan dalam
Untuk memperkecil fenomena penolakan, petugas labora- toleransi:
torium mencocokkan antigen MHC jaringan donor dan resipien 1. Delesi klona. Sebagai respons terhadap pajanan terus-menerus
agar dapat semirip mungkin. Kemudian dilakukan tindakan ke antigen-antigen tubuh pada awal perkembang-annya, klona-
terapetik untuk menekan sistem imun. Dahulu, imunosupresi klona limfosit T dan B yang secara spesifik mampu menyerang
utama yang digunakan mencakup terapi radiasi dan obat yang antigen-diri sebagian besar dihancurkan secara permanen di dalam
ditujukan untuk menghancurkan populasi limfosit yang aktif timus. Delesi klona ini dilaksanakan dengan memicu apoptosis sel-
membelah, ditambah obat anti-inflamasi yang menekan sel imatur yang sebenarnya akan bereaksi dengan protein tubuh
pertumbuhan semua jaringan limfoid. Namun, tindakan ini tidak sendiri. Eliminasi fisik ini adalah mekanisme utama terbentuknya
saja menekan sel T yang paling berperan dalam menolak jaringan toleransi.
cangkokan, tetapi juga menguras jumlah sel B penghasil antibodi. 2. Anergi klona. Dasar anergi klona adalah bahwa limfosit T harus
Sayangnya, pasien penerima cangkok kemudian hanya memiliki menerima dua sinyal spesifik secara bersamaan agar dapat
sedikit proteksi imun spesifik terhadap infeksi bakteri dan virus. diaktifkan ("dinyalakan"), satu dari antigen yang sesuai dan satu
Dalam tahuntahun terakhir, ditemukan obat-obat baru yang sangat dari molekul ko-sinyal stimulatorik yang dikenal sebagai B7 yang
bermanfaat dalam menekan secara selektif aktivitas yang terdapat hanya di permukaan sel penyaji antigen. Kedua sinyal
diperantarai oleh sel T, sementara imunitas humoral sel B di- disajikan bagi antigen asing, yang dikenalkan ke sel T oleh APC.
biarkan utuh. Sebagai contoh, siklosporin menghambat inter-leukin Segera setelah sel T diaktifkan dengan menemukan antigen yang
2, sitokin yang dikeluarkan oleh sel T helper yang diperlukan untuk sesuai dengan disertai ko-sinyal, sel tersebut tidak lagi
ekspansi klona sel T sitotoksik tertentu. membutuhkan ko-sinyal untuk berinteraksi dengan sel lain. Sebagai
Faktor apa yang secara normal mencegah sistem imun adaptif contoh, sel T sitotoksik yang telah aktif dapat menghancurkan
untuk melepaskan kemampuan pertahanannya yang kuat melawan semua sel yang terinfeksi oleh virus yang memiliki antigen virus
antigen tubuh sendiri? Kita akan mempelajarinya berikut ini. meskipun sel pejamu tersebut tidak memiliki ko-sinyal. Sebaliknya,
sinyal ganda ini-antigen plus ko-sinyal-tidak pernah ada untuk
antigen-diri karena antigen-antigen ini tidak diproses oleh sel
penyaji antigen yang memiliki ko-sinyal. Pajanan pertama ke satu
sinyal dari antigen-diri justru "memadamkan" sel T yang kornpati-

Aktivasi sel B responsif terhadap antigen dependen T

Sel plasma
Antibodi
RSB

Koreseptor
Sel B CD4

Sel T helper
Sel memori

Intedeukin

6 RSB mengikat antigen. 7 RST sel T helper 8 Sel T hetper 9 Sebagian sel B yang 10 Antibodi
Antigen dimasukkan melaith mengenah antigen menyekresikan terklona berdiferensiasi berikatan denga
endositosis diperantarai- spesifik pada se# B, interleukm, yang menjadi sel ptasma, yang antigen, menarget-
reseptor dan makromolekul- dan koreseptor CD4 merangsang menyekresikan antibodi kan penyus antigenik
nya dihancurkan. Peptida menghubungkan proliferasi sel B spesifik bagi antigen, untuk dihancurkan
antigenik yang dihasilkan kedua sel bersama. untuk menghasilkan sementara sebagian kecil sistem imun bawaan.
ditampilkan di permukaan sel klona sel B yang berditerensiasi menjadi
terikat dengan molekul MHC terpilih. sel B memori.
kelas II.
echanisms

Peran Peradangan Peran Sel B dan Sel T Helper

Makrofag jaringan residen menelan bakteri yang masuk. Sel B yang spesifik terhadap antigen independen-T
diaktifkan dengan berikatan dengan antigen.
Respons vaskular yang diaktifkan oleh histamin
meningkatkan aliran darah ke daerah yang bersangkutan, Sel B yang spesifik terhadap antigen dependen-T menyajikan
membawa lebih banyak sel efektor imun dan protein plasma. antigen ke sel T helper. Dengan berikatan dengan sel B, sel T
helper mengaktifkan sel B.
Bekuan fibrin membentengi daerah yang terinfeksi. Klona sel B yang telah diaktifkan berproliferasi dan berdiferensiasi
Neutrofil dan monosit-makrofag bermigrasi dari darah ke daerah menjadi sel plasma dan sel memori.
yang bersangkutan untuk menelan dan menghancurkan Sel plasma mengeluarkan antibodi spesifik, yang secara spesifik
penyusup asing serta untuk membersihkan sisa sel. berikatan dengan bakteri yang masuk. Aktivitas sel plasma
ditingkatkan oleh
Sel fagositik menyekresikan sitokin, yang meningkatkan
Interleukin 1 yang disekresikan oleh makrofag
respons imun bawaan dan didapat serta memicu gejala lokal
dan sistemik yang berkaitan dengan infeksi. Sel T helper, yang telah diaktifkan oleh antigen
bakteri yang sama yang diproses dan disajikan
Peran Sistem Komplemen
baginya oleh makrofag atau sel dendritik
Sistem komplemen secara tidak spesifik diaktifkan dengan Antibodi berikatan dengan bakteri yang masuk dan
pajanan ke PAMP (jalur komplemen alternatif) meningkatkan imunitas bawaan sehingga terjadi kehancuran
bakteri. Secara spesifik, antibodi
Komponen komplemen membentuk kompleks penyerang
membran yang melubangi dan melisiskan sel bakteri. Bekerja sebagai opsonin untuk meningkatkan aktivitas fagositik
Komponen komplemen meningkatkan berbagai tahapan inflamasi. Mengaktifkan sistem komplemen yang
mematikan (jalur komplemen klasik)

Merangsang sel NK, yang secara langsung melisiskan bakteri

Sel memori menetap dan mampu berespons secara lebih cepat


dan lebih kuat seandainya bakteri yang sama kembali dijumpai
di masa mendatang.

bel, menyebabkan sel tersebut tidak responsif terhadap pajanan struktur penghasil hormon di kelenjar tiroid (lihat h. 722).
antigen selanjutnya. Reaksi ini disebut sebagai anergi klona (anergi 6. Keistimewaan imun. Beberapa jaringan, terutama testis dan
artinya "tidak memiliki energi") karena sel T mengalami inaktivasi mata, memiliki keistimewaan imun karena keduanya lolos dari
(yaitu "menjadi malas") dan bukan diaktifkan oleh antigennya. serangan imun meskipun ditransplantasikan ke orang yang tidak
Klona limfosit T yang mengalami anergi dapat bertahan hidup memiliki hubungan darah. Para ilmuwan baru-baru ini mene-
tetapi tidak berfungsi. mukan bahwa membran plasma sel di jaringan dengan keisti-
3. Penyuntingan reseptor. Dengan penyuntingan reseptor, ketika mewaan imun ini memiliki suatu molekul spesifik yang memicu
sel B yang mengandung reseptor untuk salah satu antigen tubuh apoptosis limfosit aktif yang dapat merusak jaringan.
sendiri bertemu dengan antigen diri, sel B menghindari kematian 7. Kematian sel terinduksi-aktivasi datang pada beberapa peristiwa
dengan mengubah reseptor antigennya menjadi jenis non-diri. sebagai hasil dari aktivasi berlebih sel B reaktif-diri.
Dengan cara ini, sel B yang semula reaktif terhadap antigen diri 8. Pelepasan anti-inflamasi 1L -10. Berbagai jenis sel imun, TH2,
menjalani "rehabilitasi" sehingga sel tersebut tidak lagi menyerang sel T sitotoksik, Treg, sel B, Breg, sel mast, dan eosinofil, melepaskan
jaringan tubuh sendiri. IL- 10, suatu sitokin dengan sifat antiinflamasi yang luas yang
4. Supresi aktif oleh sel regulatorik. Treg (dan mungkin Treg) menghambat makrofag dan sel dendritik termasuk menekan
berperan dalam toleransi dengan menghambat, secara terus- produksinya, yaitu sitokin yang menyebabkan inflamasi. Melalui
menerus, sebagian klona limfosit yang spesifik terhadap jaringan aksi inhibitorik ini, IL- 10 membantu mekanisme mengecek
tubuh sendiri. dan menyeimbangkan dalam menghentikan serangan imun
5. Ketidaktahuan imunologik, yang juga dikenal sebagai antigen melawan baik antigen diri sendiri mau-pun lingkungan.
sequestering. Sebagian molekul-diri dalam keadaan normal
tersembunyi dari sistem imun karena tidak pernah berkontak
langsung dengan CES tempat sel imun dan produk-produknya
beredar. Salah satu contoh antigen yang bersegregasi ini adalah
tiroglobulin, suatu protein kompleks yang tersekuestrasi dalam

   hapter
Kadang-kadang sistem imun gagal membedakan antara antigen-
asing dan antigen-diri serta melakukan serangan yang merusak
terhadap satu atau lebih jaringan tubuh sendiri. Suatu keadaan
ketika sistem imun gagal untuk mengenali dan menoleransi
antigen-diri yang berkaitan dengan jaringan tertentu dikenal
sebagai penyakit autoimun (auto artinya "sendiri"). Penyakit auto-
imun berasal dari kombinasi predisposisi genetik dan pengaruh
lingkungan yang mengarah pada kegagalan mekanisme toleransi
sistem imun. Autoimunitas mendasari lebih dari 80 penyakit, yang
banyak diantaranya telah dikenal luas. Contoh-contohnya adalah
sklerosis multipel, artritis reumatoid, diabetes melitus tipe 1, dan
psoriasis. Sekitar 50 juta orang Amerika menderita suatu jenis
penyakit autoimun, dengan insiden sekitar tiga kali lebih tinggi
pada wanita daripada pria. Penyakit autoimun memengaruhi 1
dalam 20 manusia di seluruh dunia.
Penyakit autoimun dapat timbul karena sejumlah sebab:
1. Pajanan antigen-diri yang dalam keadaan normal tidak dapat
diakses kadang-kadang memicu serangan imun terhadap anti-
gen-antigen tersebut. Karena biasanya tidak pernah terpajan ke-
berbagai antigen-diri yang tersembunyi, sistem imun tidak
"belajar" toleran terhadap mereka. Pemajanan secara tak-
disengaja antigen yang secara normal tidak dapat diakses oleh
sistem imun karena kerusakan jaringan yang ditimbulkan oleh
jaringan yang ditimbulkan oleh cedera atau penyakit dapat memicu
serangan imun cepat terhadap jaringan yang terkena, seolah olah
protein-diri ini adalah benda asing. Penyakit Hashimoto, yang
melibatkan pembentukan antibodi terhadap tiroglobulin dan
rusaknya kemampuan kelenjar tiroid rnenghasillcan hormon,
adalah salah satu contohnya.
2. Antigen-diri normal mungkin mengalami modifikasi oleh fak-
tor-faktor seperti obat, bahan kimia lingkungan, virus, atau mutasi
genetik sehingga tidak lagi dikenal dan ditoleransi oleh sistem
imun.
3. Terpajannya sistem imun ke suatu antigen asing yang secara
struktural hampir identik dengan suatu antigen-diri dapat memicu
produksi antibodi atau mengaktifkan limfosit T yang tidak saja
berinteraksi dengan antigen asing tersebut, tetapi juga bereaksi-
silang dengan antigen tubuh yang mirip. Salah satu contoh
kemiripan molekul ini adalah bakteri streptokokus penyebab
"radang tenggorokan". Bakteri ini memiliki antigen-antigen yang
strukturnya sangat mirip dengan antigen-diri di jaringan yang
melapisi katup jantung sebagian orang. Pada kasus ini, antibodi nya "menghargai" tempat dan ruangnya dalam komunitas sel tubuh.
yang terbentuk terhadap organisme streptokokus juga dapat Namun, jika suatu sel yang telah berubah menjadi sel tumor berhasil
berikatan dengan jaringan jantung ini. Respons peradangan yang lolos dari destruksi imun, sel tersebut menantang kontrol normal atas
terjadi merupakan penyebab lesi katup jantung yang berkaitan proliferasi dan posisinya. Multiplikasi tak-terkendali sebuah sel tumor
dengan demam reumatik. menghasilkan tumor yang terdiri dari klona sel-sel yang identik
dengan sel mutan semula.

   465
Sel kanker Sel saluran napas MUTASI GENETIK YANG TIDAK MENYEBABKAN KANKER
bersilia normal Meskipun banyak sel tubuh mengalami mutasi selama hidup
seseorang, sebagian besar mutasi ini tidak menimbulkan keganasan
karena tiga sebab:
1. Hanya sebagian mutasi yang menyebabkan hilangnya kontrol
atas pertumbuhan dan perkembangbiakan sel. Umumnya yang
terpengaruh adalah segi lain dalam fungsi sel.
2. Sel biasanya menjadi kanker hanya setelah akumulasi mutasi-
mutasi independen. Persyaratan ini berperan, paling tidak sebagian,
terhadap lebih tingginya insiden kanker pada orang tua, yang

© ISM/phototake—All rights reserved.


mutasi-mutasinya memiliki lebih banyak waktu untuk berakumulasi
dalam satu turunan sel.
3. Sel-sel yang berpotensi kanker yang terbentuk biasanya
dihancurkan oleh sistem imun pada awal perkembangannya.

EFEKTOR-EFEKTOR PENGAWASAN IMUN Pengawasan imun


terhadap kanker bergantung pada kerja sama antara tiga jenis sel
Gambar 12-21 Perbandingan sel normal dan sel kanker di saluran napas
imun-sel T sitotoksik, sel NK, dan makrofag serta interferon. Ketiga
besar. Sel normal memperlihatkan silia khusus, yang secara terus-menerus tipe sel imun ini tidak saja dapat menyerang dan menghancurkan sel
berkontraksi dalam gerakan seperti pecut untuk menyapu debris dan kanker secara langsung tetapi ketiganya juga mengeluarkan inter-
mikroorganisme dari saluran napas sehingga mereka tidak masuk ke bagian feron. Interferon, pada gilirannya, menghambat multiplikasi sel
paru yang lebih dalam. Sel kanker tidak bersilia sehingga tidak mampu
kanker dan meningkatkan kemampuan sel-sel imun mematikan sel
melakukan tugas pertahanan khusus ini.
kanker (Gambar 12-22).
Karena sel NK tidak memerlukan pajanan dan aktivasi sebelum-
tersebut melanjutkan proliferasinya, membentuk banyak tumor nya terhadap sel kanker untuk melancarkan serangan mematikan-
ganas. Kata metastasis digunakan untuk menjelaskan penyebaran nya, sel ini adalah lini pertama pertahanan terhadap kanker. Selain
kanker ke bagian tubuh lain. itu, sel T sitotoksik menyerang sel kanker setelah teraktivasi oleh
Jika terdeteksi secara dini, sebelum bermetastasis, tumor ganas protein permukaan mutan yang berdampingan dengan molekul
dapat diangkat dengan pembedahan. Sekali sel kanker telah MHC kelas I normal. Ketika berkontak dengan sel kanker, kedua sel
menyebar dan tersemai di banyak tempat, pengangkatan keganasan pemusnah ini mengluarkan perforin dan bahan kimia toksik lain
secara bedah tidak dapat dilakukan. Dalam hal ini, obat-obat yang yang menghancurkan sel mutan sasaran (Gambar 12-22). Makrofag,
mengganggu sel yang cepat membelah dan tumbuh, misalnya obat Menghambal
kemoterapetik tertentu, digunakan sebagai upaya untuk perkem, bangbiakan
menghancurkan sel ganas. Sayangnya, obat-obat ini juga menggang- sef kanker

gu sel tubuh normal, teru-tama sel yang berproliferasi


cepat seperti sel darah dan sel yang melapisi bagian *
saluran cerna. Interferon

Kanker yang tidak diobati umummya menyebabkan


Meningkatkan Mengeluarkan
kematian, untuk beberapa alasan yang saling berkaitan. Meningkatkan Memigkalkan
Mengefuarkan Mengeluarkan
Massa ganas yang tumbuh tak-terkendali menying-
kirkan sel normal dengan bersaing ketat memper- Sel T sitotoksik
ebutkan nutrien dan ruang, tetapi sel kanker tidak (sebelum pajan- Sel natural killer Macrophage
dapat mengambil alih fungsi-fungsi sel yang mereka an ke sel kanker)
hancurkan. Sel kanker biasanya tetap imatur dan tidak
mengalami spesialisasi, sering malah mirip sel mudigah
(Gambar 12-21). Sel ganas yang berdiferensiasi buruk
ini tidak memiliki kemampuan untuk melakukan
fungsi-fungsi khusus jenis sel normal dari tempat Bahan kimia toksik Fagositosis
* Dimu€al di
mereka bermutasi. Organ yang terkena secara bertahap
mengalami kerusakan hingga ke tahap ketika organ Secara langsung
tersebut tidak lagi dapat melakukan fungsi-fungsi menyerang dan
untuk mempertahankan kehidupan, dan orang yang menghancurkan sel
kanker
bersangkutan meninggal.
Gambar 12-22 Pengawasan imun terhadap kanker. Interaksi sel T sitotoksik, sel natural
killer, makrofag, dan interferon dalam melawan kan ker.

   hapter
selain membersihkan sisa-sisa sel korban yang mati, dapat menelan di tubuh. Namun, sekarang mereka mengetahui bahwa sistem imun
dan menghancurkan sel kanker secara intrasel. memengaruhi dan dipengaruhi oleh dua sistem regulatorik utama,
Namun terkadang, kanker tetap saja terjadi karena sel kanker sistem saraf dan sistem endokrin. Sebagai contoh, interleukin 1 dapat
kadang-kadang lolos dari mekanisme imun ini. Sebagian sel kanker memicu respons stres dengan mengaktifkan serangkaian proses saraf
diperkirakan dapat bertahan hidup dengan menghindari deteksi dan endokrin yang menyebabkan pengeluaran kortisol, salah satu
imun, sebagai contoh, dengan tidak memajankan antigen-antigen hormon utama yang dikeluarkan selama stres. Keterkaitan antara
identitasnya di permukaan atau karena dikelilingi oleh antibodi mediator respons imun dan mediator respons stres adalah hal yang
penghambat yang mengganggu fungsi sel T. Meskipun sel B dan sesuai. Kortisol memobilisasi simpanan nutrien tubuh sehingga
antibodi diperkirakan tidak berperan langsung dalam pertahanan bahan bakar metabolik siap tersedia untuk memenuhi kebutuhan
terhadap kanker, sel B, yang memandang sel kanker mutan sebagai energi saat orang yang bersangkutan dalam keadaan sakit dan
sel asing terhadap "diri yang normal", dapat menghasilkan antibodi mungkin kurang makan (atau, pada kasus hewan, mungkin tidak
terhadap sel-sel tersebut. Antibodi ini, oleh sebab yang belum mampu mencari makan). Selain itu, kortisol memobilisasi asam
diketahui, tidak mengaktifkan sistem komplemen, yang dapat amino, yang berfungsi sebagai bahan pembangun untuk
menghancurkan sel kanker. Antibodi ini malah berikatan dengan
memperbaiki setiap kerusakan jaringan yang terjadi ketika tubuh
tempat-tempat antigenik di sel kanker, "menyembu-nyikan"
antigen ini sehingga tidak dikenali oleh sel T sitotoksik. Karena itu, menghadapi hal yang memicu respons imun.
penyelubungan sel tumor oleh antibodi penghambat akan Dalam arah sebaliknya, limfosit dan makrofag responsif terhadap
melindungi sel tumor tersebut dari serangan sel T. Selain itu, sel sinyal di dalam darah yang berasal dari sistem saraf dan dari kelenjar
kanker yang lain merintangi sistem imun dengan cara endokrin tertentu. Sel-sel imun penting ini memiliki reseptor untuk
menghidupkan pengejarnya. Mereka menginduksi sel T sitotoksik beragam neurotransmiter, hormon, dan mediator kimiawi lain.
yang terikat pada sel untuk melakukan bunuh diri. Sebagai Sebagai contoh, kortisol dan mediator kimiawi lain pada respons stres
tambahan, beberapa sel kanker menyekresikan se-jumlah senyawa
memiliki dampak imunosupresif yang besar, menghambat banyak
kimia spesifik yang merekrut T„g dan memrogramnya untuk
menekan sel T sitotoksik. fungsi limfosit dan makrofag serta rnenurunkan produksi sitokin.
Karena itu, tampaknya terdapat lengkung umpan-balik negatif antara
Kita telah menyelesaikan diskusi kita mengenai sel B dan sel T. sistem imun serta sistem saraf dan endokrin. Sitokin-sitokin yang
Tabel 12-4 memperbandingkan sifat kedua sel efektor adaptif ini. dikeluarkan oleh sel imun meningkatkan respons stres yang dikontrol
oleh saraf dan hormon, sementara kortisol dan mediator kimiawi
Lengkung regulatorik mengaitkan sistem imun terkait yang dikeluarkan selama respons stres menekan sistem imun.
dengan sistem saraf dan endokrin. Contohnya, efek antiinflamasi kortisol memodulasi respon imun
yang-diaktifkan stres, men-cegahnya untuk melampaui batas, dan
Meskipun faktor-faktor pengendali kompleks bekerja di dalam sis-
karena itu, melindungi kita dari kerusakan akibat reaksi mekanisme
tem imun itu sendiri, hingga saat ini para ilmuwan berpikir bahwa
pertahanan yang berpotensi berlebihan.
sistem imun berfungsi secara independen tanpa sistem kontrol lain

❚ TABEL 12-4 Limfosit B versus T


Karakteristik Limfosit B Limfosit T

Sumsum tulang

Timus

Reseptor untuk antigen Reseptor sel B merupakan antibodi yang Reseptor sel T yang terdapat di membran plasma
disisipkan di membran plasma; sangat spesifik berbeda dengan antibodi; sangat spesifik
Antigen ekstrasel misalnya bakteri, virus Antigen asing yang berkaitan dengan antigen diri,
Berikatan dengan
bebas, dan benda asing lain dalam darah misalnya sel yang terinfeksi oleh virus

Jenis sel aktif Sel T sitotoksik, sel T helper, sel T regulatorik


Pembentukan sel Ya

Memori Jenis imunitas Imunitas diperantarai-sel


Sitokin
Produk sekretorik
Melisiskan sel yang terinfeksi oleh virus dan
Fungsi
sel kanker; membantu sel B dalam
menghasilkan antibodi; memodulasi respons
imun
Waktu hidup Lama

   467
❚ • Melihat Lebih Dekat pada
Fisiologi Olahraga Olahraga: Bantuan atau Rintangan bagi
Pertahanan imun?

S yea
AGA SEDANG mengklairn bahwa mereka lebih jarang Flu ketika
kondisi aerobik mereka sedang baik. Sebaliknya, atiet terlatih dan para
lakukan jika bertanding.
Pemeriksaan darah setelah lari ini menunjukkan bahwa aktivitas sel
natural killer telah berkurang sebesar 25% hingga 50% dan penurunan
ini berlangsung hingga enam jam. Para pelari juga memperlihatkan
pelatihnya sering mengeluh tentang sejumlah infeksi saluran napas
peningkatan 60% hormon stres kortisol, yang diketahui menekan
yang tampaknya dialami oleh para atlet pada puncak musim kompensi
imunitas. Studi-studi lain memperlihatkan bahwa atlet memiliki kadar igA
mereka. Hasil studi-studi ilmiah terakhir mendukung kedua klaim ini.
liur yang lebih rendah dibandingkan dengan subjek kontrol dan bahwa
Dampak olahraga pada sistem imun bergantung pada intensitas
imunoglobulin mukosa pernapasan mereka berkurang setelah olahraga
olahraganya.
berat yang berkepanjangan. Hasil-hasil ini mengisyaratkan terjadinya
Penelitian pada hewan membuktikan bahwa olahraga intensitas
penurunan resistensi terhadap infeksi pernapasan setelah olahraga
tinggi setelah infeksi yang disengaja menyebabkan infeksi bertambah
dengan intensitas tinggi. Berdasarkan hasil hasil ini, para peneliti di
parah. Olahraga sedang yang dilakukan sebelum infeksi atau
bidang ini menganjurkan bahwa atlet sebisa mungkin menghindari
impiantasi tumor, sebaliknya, menyebabkan infeksi lebih ringan dan
pajanan ke virus pernapasan dengan menghindari tempat yang ramai
pertumbuhan tumor lebih lambat pada hewan percobaan.
atau orang yang mengidap flu selama enam jam pertama setelah
Studi-studi pada manusia juga mendukung hipotesis bahwa pertandingan yang melelahkan.
olahraga yang melelahkan menekan pertahanan imun sementara
Namun, suatu penelitian yang mengevaluasi efek program olahraga
olahraga sedang merangsang sistem imun. Survei terhadap 2300
sedang terhadap sekelompok wanita yang berjaian 45 menit setiap hari,
pelari yang berkompensi dalam suatu maraton besar menunjukkan
5 hari seminggu, selama 15 minggu mendapatkan bahwa kadar antibodi
bahwa mereka yang berlari lebih dari 60 mil dalam seminggu dua kali
dan aktivitas sel natural killer para wanita tersebut meningkat selama
lebih sering mengalami infeksi pernapasan daripada mereka yang
program olahraga. Studi-studi lain tentang program olahraga sedang
berlatih kurang dari 20 mil seminggu dalam dua bulan sebelum iomba.
yang menggunakan sepeda stasioner pada orang berusia lebih dari 65
Pada penelitian lain, 10 atlet terlatih diminta berlari di treadmill selama
tahun menunjukkan adanya peningkatan aktivitas sel natural killer
tiga jam dengan kecepatan yang sarna seperti yang akan mereka
sebesar yang terjadi pada orang berusia muda.

Namun, karena stres menekan sistem imun, sebagian besar stres umum lain yang menyertai infeksi. Selain itu, sel imun
fisik, psikologis, dan sosial terkait dengan peningkatan kerentanan menyekresikan beberapa hormon tradisional yang dahulu dikira
terhadap infeksi dan kanker. Karena itu, resistensi tubuh terhadap hanya dihasilkan oleh sistem endokrin. Contohnya, banyak hormon
penyakit dapat dipengaruhi oleh keadaan mental-contoh dari "mind yang disekresi oleh kelenjar hipofisis juga dihasilkan oleh limfosit.
over rnatter". Ilmuwan mulai memilah mekanisme dan implikasi dari banyak
kompleks
Terdapat keterkaitan penting lain antara sistem imun dan saraf
selain keterkaitannya dengan kortisol. Sebagai contoh, banyak organ interaksi imun-endokrin-neuro. (Untuk pembahasan tentang
sistem imun, misalnya timus, limpa, dan kelenjar limfe, disarafi oleh kemungkinan efek olahraga pada pertahanan imun, lihat fitur
sistem saraf simpatis, cabang sistem saraf yang aktif selama situasi dalam kotak, Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga.)
"berjuang-atau-lari" (lihat h. 256). Suatu jalur parasimpatis anti-
inflamasi juga membantu mengekang respons inflamasi. Saraf vagus,
saraf utama dari sistem parasimpatis, mensarafi limpa dan tempat 12.6 | Penyakit Imun
lainnya, yaitu tempat terdapat banyak makrofag. Makrofag, bagian
Kelainan fungsi sistem imun dapat menyebabkan penyakit imun
dari banyak aspek inflamasi, memiliki reseptor bagi asetilkolin (ACh),
dalam dua cara umum: penyakit imunodefisiensi: (respons imun
yaitu neurotransmiter pascaganglion parasimpatis. Melalui cara ini,
terlalu lemah) dan serangan imun yang tidak sesuai (respons imun
asetilkolin menekan inflamasi. Dalam arah sebaliknya, sekresi sistem
yang berlebihan atau salah sasaran).
imun bekerja pada otak untuk menimbulkan demam dan gejala
Penyakit imunodefisiensi terjadi akibat insufisiensi
respons imun.
Periksa pemahaman anda 12.5 Penyakit imunodefisiensi terjadi jika sistem imun gagal
berespons secara adekuat terhadap invasi asing. Penyakit
1. Sebutkan ketiga jenis utama sel T dan sebutkan fungsinya.
ini dapat bersifat kongenital (terdapat sejak lahir) atau
2. Jelaskan peran sel penyaji antigen.
3. Definisikan pengawasan imun dan diskusikan didapat (non-herediter), dan mungkin hanya mengganggu imunitas
bagaimana hal ini tedaksana yang diperantarai oleh antibodi, imunitas yang diperantarai oleh sel,
atau keduanya.

   hapter
Pada suatu penyakit herediter yang jarang yang dikenal sebagai bakteri yang diperantarai oleh antibodi. Alergen tersering yang
imunodefisiensi kombinasi berat (severe combined immuno- memicu hipersensitivitas tipe cepat adalah serbuk sari, sengatan
deficiency), pasien tidak memiliki sel B maupun sel T. Para pasien lebah, penisilin, makanan tertentu, jamur, debu, bulu, dan serplhan
ini memiliki pertahanan yang sangat terbatas terhadap organisme kulit hewan. (Sebenarnya orang yang alergi terhadap kucing tidak
patogenik dan meninggal pada masa bayi kecuali, jika tinggal di alergik terhadap bulu kucing itu sendiri. Alergen sebenarnya adalah
lingkungan bebas-kuman (yaitu, tinggal di dalam gelembung atau yang terdapat di air liur kucing, yang mengendap di bulunya ketika
"bubble"). Namun, hal ini telah berubah dengan ditemukannya kucing menjilati tubuhnya. Demikian juga, orang tidak alergik
terapi gen yang berhasil me-nyembuhkan penyakit pada sebagian terhadap debu atau bulu itu sendiri, tetapi terhadap kutu kecil yang
pasien. menghuni debu atau bulu dan memakan skuama yang terus-menerus
Keadaan imunodefisiensi didapat (non-herediter) dapat terjadi terlepas dari kulit.) Oleh sebab yang belum jelas, alergen-alergen ini
akibat perusakan tak-disengaja jaringan limfoid se-waktu pem- berikatan dengan dan memicu pembentukan antibodi IgE dan bukan
berian obat anti-inflamasi jangka-panjang, misal-nya turunan kor- antibodi IgG yang berkaitan dengan antigen bakteri. Antibodi IgE
tikosteroid, atau akibat terapi kanker yang ditujukan untuk meng- adalah imunoglobulin yang paling sedikit tetapi keberadaannya
hancurkan sel-sel yang cepat membelah (yang sayangnya mencakup mengisyaratkan kekacauan. Tanpa antibodi IgE, tidak akan terjadi
limfosit selain sel kanker). Penyakit imunodefisiensi didapat yang hipersensitivitas tipe cepat. Ketika seseorang dengan kecenderungan
paling baru dan tragisnya paling banyak adalah AIDS yang, seperti alergik pertama kali terpajan ke suatu alergen, sel T helper yang
dijelaskan sebelum-nya, disebabkan oleh HIV, suatu virus yang sesuai akan mengeluarkan interleukin 4, suatu sitokin yang merang-
menginvasi dan melumpuhkan sel T helper. sang sel B spesifik untuk membentuk antibodi IgE yang spesifik
terhadap antigen. Selama periode sensitisasi awal ini tidak timbul
Marilah kita membahas serangan imun yang tidak pada
gejala, tetapi terbentuk sel memori yang bersiap melaksanakan res-
tempatnya.
pons yang lebih kuat pada pajananulang ke alergen yang sama.
Berbeda dengan respons-diperantarai antibodi yang dipicu oleh
Alergi adalah serangan imun yang tidak sesuai
antigen bakteri, antibodi IgE tidak beredar bebas dalam darah. Bagian
terhadap bahan lingkungan yang tidak berbahaya. ekor antibodi ini melekat ke sel mast dan basofil, yaitu sel yang
Serangan imun yang tidak tepat menyebabkan reaksi yang menghasilkan dan menyimpan beragam bahan kimia inflamatorik
merugikan di tubuh. Serangan-serangan ini mencakup (1) kuat seperti histamin dalam granula yang sudah jadi (Gambar 12-23).
penyakit autoimun, yaitu kondisi ketika sistem imun berba- Sel mast paling banyak terdapat di daerah yang berkontak dengan
melawan salah satu jaringan tubuh sendiri (lihat h. 464); (2) peny- lingkungan eksternal, misalnya kulit, permukaan luar mata, dan
akit kompleks imun, berupa respons antibodi berlebihan yang lapisan dalam saluran napas dan saluran cerna. Pengikatan alergen
"tumpah" dan merusak jaringan normal (lihat h. 452) ; dan (3) yang sesuai dengan bagian lengan antibodi IgE yang menjulur keluar
alergi. Dua keadaan pertama telah dibahas di bab ini sehingga kita dengan bagian ekor melekat ke sel mast atau basofil akan memicu
sekarang akan berkonsentrasi pada alergi. pecahnya granula. Akibatnya, histamin dan mediator kimiawi lain
tersebar ke jaringan sekitar.
Alergi adalah akuisisi reaktivitas imun spesifik yang tidak sesuai,
atau hipersensitivitas, terhadap bahan lingkungan yang biasanya
tidak berbahaya, misalnya debu atau serbuk sari tanaman. Bahan
penyebab dikenal sebagai alergen. Pajanan ulang pada orang yang
telah tersensitisasi memicu serangan imun, yang bervariasi dari
reaksi ringan yang hanya mengganggu hingga reaksi berat yang
merusak tubuh dan bahkan mematikan.
Respons alergik diklasifikasikan menjadi dua kategori: hiper-
sensitivitas tipe cepat dan hipersensitivitas tipe lambat. Pada
hipersensitivitas tipe cepat, respons alergik muncul dalam waktu

Steve Gschmeissner/Photo Researchers, Inc.


sekitar 20 menit setelah orang yang tersensitisasi terpajan ke suatu
alergen. Pada hipersensitivitas tipe lambat, reaksi umumnya
belum muncul hingga satu hari atau lebih setelah pajanan.
Perbedaan dalam waktu ini disebabkan oleh perbedaan mediator
yang berperan. Suatu alergen mungkin mengaktifkan respons sel B
atau sel T. Reaksi alergik tipe cepat melibatkan sel B dan dipicu oleh
interaksi antibodi dengan antigen; reaksi tipe lambat melibatkan sel
T dan merupakan respons imunitas selular yang lebih lambat
terhadap alergen. Marilah kita meneliti kausa dan konsekuensi tiap- Gambar 12-23 Sel mast. Transmisi mikrograf elektron melalui bagian sel mast
tiaap reaksi ini secara lebih terperinci. di dalam jaringan ikat. Perhatikan sejumlah granula (hitam) di dalam sitoplasma
(coklat) yang mengelilingi nukleus (ungu dan biru tua). Granula yang telah
PEMICU HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT Pada hipersensi- terbentuk mengandung histamin dan mediator-mediator kimia lain
tivitas tipe cepat, antibodi yang berperan dan proses yang timbul hipersensitifitas tipe cepat yang dilepaskan pada pengikatan terhadap suatu
setelah pajanan ke suatu alergen berbeda dari proses biasa terhadap alergen.

   469
1 Alergen (antigen) memasuki 2 Alergen berikatan dengan RSB yang sesuai; sel B sekarang
tubuh untuk pertama kalinya. memproses alergen dan, dengan stimulasi oleh sel T he!per (lidak
ditunjukkan), berjalan melalui langkah-fangkah yang berakhir pada
ekspansi klona sel plasma yang teraktivasi.

Sel B Sel B Sel B


RSB
Klona
sel B
spesifik
Alergen

3 Sel plasma aktif dari klona


sel B yang spesifik untuk tiap-
tiap alergen menyekresikan
antibodi IgE yang aktif metawan
alergen.

Sel plasma
aktif

Antibodi IgE

Antibodi
lgE Alergen Pelepasan
histamin

© Kent Wood/Photo Researchers, Inc.


Sel mast Reseptor
ekor lgE

Granula
histamin

4 Bagian ekor Fc semua antibodi lgE 5 Ketika elergen memasuki tubuh pada pejanan
lerlepas dari spesifisitas bagian lengan Fab- ulang, alergen berikatan dengan antibodi IgE yang
nya, berikatan dengan reseptor ekor IgE sesuai di sel mast; pengikatan ini merangsang sel 6 Histamin dan bahan-
pada sel mast dan basofil. Tidak seperti sel mast untuk menyekresikan histamin dan bahan- bahan kimia lain yang
b, setiap sel mast dapat memiliki beragam bahan lain melalui eksositosis. Setiap alergen dilepaskan menimbulkan
reseptor permukaan antibodi untuk mengikat yang untuknya telah dibentuk sebelumnya, IgE respons alergik.
alergen yang berbeda. yang sesuai yang melekat pada set mast dapat
memicu pelepasan histamin.

Gambar 12-24 Peran antibodi IgE dan sel mast dalam hipersensitivitas tipe cepat. Klona sel B diubah menjadi sel plasma, yang mengeluarkan
antibodi IgE jika berkontak dengan alergen yang spesifik untuk klona tersebut. Semua antibodi IgE, teriepas dari spesifisitas terhadap alergennya,
berikatan dengan sel mast atau basofil. Ketika alergen berikatan dengan reseptor lgE yang spesifik terhadapnya di permukaan sel mast, sel mast
melepaskan histamin dan bahan kimia lain dari granula yang telah dibentuk sebelumnya melalui eksositosis. Bahan-bahan kimia ini menimbulkan
respons alergik.

470   hapter
Berbeda dengan respons-diperantarai antibodi yang dipicu oleh TERAPI HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT Terapi reaksi alergik tipe
antigen bakteri, antibodi IgE tidak beredar bebas dalam darah. cepat terlokalisasi dengan antihistamin sering hanya menghasilkan
Bagian ekor antibodi ini melekat ke sel mast dan basofil, yaitu sel penyembuhan parsial gejala karena sebagian dari manifestasi ditim-
yang menghasilkan dan menyimpan beragam bahan kimia bulkan oleh mediator kimiawi lain yang tidak dihambat oleh obat
inflamatorik kuat seperti histamin dalam granula yang sudah jadi golongan ini. Sebagai contoh, antihistamin tidak terlalu efektif dalam
(>Gambar 12-23). Sel mast paling banyak terdapat di daerah yang mengobati asma, yang gejala paling seriusnya dipicu oleh SRS-A. Obat
berkontak dengan lingkungan eksternal, misalnya kulit, permukaan adrenergik (yang menyerupai kerja sistem saraf simpatis; lihat h. 259)
luar mata, dan lapisan dalam saluran napas dan saluran cerna. bermanfaat melalui efek vasokonstriktor-bronkodilatornya dalam
Pengikatan alergen yang sesuai dengan bagian lengan antibodi IgE melawan efek histamin dan SRS-A. Obat anti-inflamasi seperti tur-
yang menjulur keluar dengan bagian ekor melekat ke sel mast atau unan kortisol sering digunakan sebagai terapi primer bagi peradangan
basofil akan memicu pecahnya granula. Akibatnya, histamin dan yang disebabkan oleh alergi, misalnya yang berkaitan dengan asma.
mediator kimiawi lain tersebar ke jaringan sekitar. Obat-obat baru seperti Singulair yang menghambat leukotrien,
Sebuah sel mast (atau basofil) dapat dilapisi oleh sejumlah termasuk SRS-A, juga menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi
antibodi IgE yang berbeda, masing-masing berikatan dengan alergi tipe cepat.
alergen yang berbeda. Dengan demikian, sel mast dapat dipicu
untuk melepaskan produk-produk kimianya oleh sejumlah alergen SYOK ANAFILAKTIK Suatu reaksi sistemik yang mengancam nyawa
berbeda (Gambar 12-24). dapat terjadi jika alergen masuk ke dalam darah atau jika terjadi
pelepasan bahan kimia dalam jumlah besar dari tempat inokulasi
MEDIATOR KIMIAWI HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT Bahan- alergen lokal menuju sirkulasi. Jika mediator kimiawi dalam jumlah
bahan kimia yang dibebaskan menyebabkan reaksi yang menandai besar ini memperoleh akses ke darah, terjadi reaksi sistemik yang
hipersensitivitas tipe cepat. Berikut ini adalah sebagian dari bahan sangat serius (melibatkan seluruh tubuh) yang dikenal sebagai syok
kimia terpenting yang dikeluarkan selama reaksi alergik tipe cepat: anafilaktik. Hipotensi berat yang dapat menyebabkan syok sirkulasi
(lihat h. 401) terjadi akibat vasodilatasi luas dan perpindahan besar-
1. Histamin, yang menyebabkan vasodilatasi dan peningka- besaran cairan plasma ke dalam ruang interstisium akibat
tan permeabilitas kapiler serta peningkatan produksi mukus. peningkatan permeabilitas kapiler secara umum. Secara bersamaan,
2. Slow-reactive substance of anaphylaxis (SRS-A) yang me- terjadi konstriksi bronkiolus berat yang dapat menyebabkan
micu kontraksi hebat dan berkepanjangan otot polos, terutama di kegagalan pernapasan. Pasien dapat mati lemas akibat ketidak
saluran napas halus. SRS-A adalah suatu kumpulan tiga leukotrien mampuan mengalirkan udara melalui saluran udara yang menyempit.
yang saling terkait, yaitu mediator yang bekerja lokal yang serupa Kecuali jika dilakukan tindakan-tindakan untuk mengatasinya,
dengan prostaglandin (lihat h. 791). misalnya penyuntikan obat vasokonstriktor bronkodilator dengan
segera, syok anafilaktik sering mematikan. Reaksi ini merupakan
3. Eosinophil chemotactic factor, yang secara khusus mena-
penyebab mengapa satu kali sengatan lebah atau memakan kacang
rik eosinofil ke daerah peradangan. Menariknya, eosinofil
dapat sedemikian berbahaya bagi orang yang tersensitisasi terhadap
mengeluarkan enzim-enzim yang menginaktifkan SRS-A dan juga
alergen-alergen ini.
mungkin menghambat histamin, kemungkinan berfungsi sebagai
"tombol padam" untuk membatasi respons alergik.
H1PERSENSITIVITAS TIPE CEPAT DAN TIDAK ADANYA CACING
PARASITIK Meskipun respons hipersensitivitas tipe cepat cukup
GE.IALA-GEJALA HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT Gejala- berbeda dari respons antibodi IgG tipikal terhadap infeksi bakteri,
gejala hipersensitivitas tipe cepat bervariasi bergantung pada respons ini sangat mirip dengan respons imun yang dipicu oleh cacing
tempat, alergen, dan mediator yang terlibat. Umumnya reaksi parasitik. Karakteristik yang dimiliki baik oleh reaksi imun terhadap
terlokalisasi di bagian tubuh tempat sel-sel yang mengandung IgE alergen maupun terhadap cacing parasitik mencakup pembentukan
pertama kali berkontak dengan alergen. Jika reaksi terbatas di antibodi IgE dan pening:catan aktivitas basofil dan eosinofil. Temuan
saluran napas atas setelah seseorang menghirup alergens misalnya ini mendorong timbulnya pendapat bahwa alergen-alergen yang tidak
serbuk sari tumbuhan tertentu, bahan-bahan kimia yang berbahaya agaknya memicu respons imun yang dirancang untuk
dibebaskan memicu gejala hay fever-misalnya, hidung tersumbat melawan cacing. Sel mast lebih banyak ditemukan di tempat cacing
akibat edema lokal yang dipicu oleh histamin serta bersin dan pilek parasitik (dan alergen) dapat berkontak dengan tubuh. Cacing
akibat bertambahnya sekresi mukus. Jika reaksi terkonsentrasi di parasitik dapat menembus kulit atau saluran cerna atau dapat melekat
bronkiolus (saluran napas kecil yang menuju kantong-kantong ke lapisan dalam saluran cerna. Sebagian cacing bermigrasi melalui
udara kecil di dalam paru) maka timbul asma. Kontraksi otot polos paru pada salah satu bagian dari siklus hidup mereka. Para ilmuwan
di dinding bronkiolus sebagai respons terhadap SRS-A mencurigai bahwa respons IgE membantu mengenyahkan invasi ini
mempersempit atau menyebabkan konstriksi saluran-saluran napas dengan cara berikut. Respons peradangan di kulit dapat membendung
ini sehingga pasien sulit bernapas. Pembengkakan lokal kulit cacing parasitik yang berupaya membenamkan dirinya. Batuk dan
karena pelepasan histamin yang diinduksi oleh alergi menyebabkan bersin dapat paru. Diare dapat membantu membilas cacing keluar
biduran (hives, gidu, kaligata). Reaksi alergik di saluran cerna sebelum parasit ini dapat menembus atau melekat ke lapisan dalam
sebagai respons terhadap masukan alergen dapat menyebabkan saluran cerna. Menariknya, studi-studi epidemiologis mengisyaratkan
diare. bahwa insiden alergi di suatu negara meningkat seiring dengan penur-

   471
❚ TABEL 12-5 Reaksi Hipersensitivitas Tipe Cepat versus Tipe Lambat
Karakteristik Reaksi hipersensitivitas tipe cepat Reaksi hipersensitivitas tipe lambat

Waktu awitan gejala setelah Dalam satu hingga tiga hari


pajanan ke alergen

Jenis respons imun Imunitas humoral terhadap alergen Imunitas selular terhadap alergen

Efektor imun yang terlibat Sel B, antibodi IgE, sel mast, basofil, Sel T
histamin, bahan anafilaksis yang dilepaskan
perlahan, faktor kemotaktik eosinofil.
Alergi yang sering terjadi Hay fever, asma, biduran, dan (pada kasus Alergi kontak, misalnya alergi terhadap poison ivy,
kosmetik, dan bahan pembersih rumah tangga

Periksa Pemahaman Anda 12.6


12.71 | Pertahanan Eksternal
Pertahanan tubuh terhadap mikroba asing tidak terbatas pada
1. Bandingkan jenis respons-respons imun dan efektor-efektor
mekanisme-mekanisme imun rumit dan saling-kait yang menghan-
imun yang terlibat dalam hipersensitivitas tipe cepat dan
curkan mikroorganisme yang telah menginvasi tubuh. Selain sistem
hipersensitivitas tipe lambat
pertahanan imun internal, tubuh dilengkapi oleh mekanisme per-
2. Diskusikan bagaimana mekanisme kerja antibodi IgE berbeda
tahanan eksternal yang dirancang untuk mencegah penetrasi mik-
dengan mekanisme kerja antibodi IgG.
roba setiap kali jaringan tubuh terpajan ke lingkungan eksternal.
Seluruh epitel permukaan kita, yaitu kulit dan lapisan saluran
unan parasit. Karena itu, respons hiper sensitivitas tipe cepat yang pencernaan, sistem urogenital (kemih dan reproduksi), serta jalan
berlebihan terhadap alergen-alergen yang normalnya tak-berbahaya napas dan paru, dilindungi oleh peptida antimikroba yang dikenal
tersebut mungkin mencerminkan sistem respons imun yang dengan defensin. Sel epitel dari permukaan ini menyekresikan
bergerak tanpa tujuan ("tidak ada kerjaan") akibat tidak adanya defensin pada serangan oleh mikroba patogen, oleh sebab itu
cacing parasitik. membasmi bakal penyusup dengan merusak membran mereka.
Pertahanan eksternal yang paling jelas adalah kulit, atau integ-
HIPERSENSITIVITAS TIPE LAMBAT Sebagian alergen memicu umen, yang membungkus bagian luar tubuh (integere berarti
hipersensitivitas tipe lambat, yaitu suatu respons imun yang "menutupi").
diperantarai oleh sel T, bukan respons sel B-antibodi IgE tipe cepat.
Alergen tersebut antara lain adalah toksin poison ivy (sejenis Kulit terdiri dari epidermis protektif di bagian luar
tanaman) dan bahan kimia tertentu yang sering mengenai kulit, dan jaringan ikat deris di bagian dalam.
misalnya kosmetik dan bahan pembersih rumah tangga. Umumnya, Kulit, yang merupakan organ terbesar tubuh, berfungsi tidak hanya
respons ditandai oleh erupsi kulit tipe lambat yang mencapai puncak sebagai sawar mekanis antara lingkungan eksternal dan jaringan di
intensitasnya satu hingga tiga hari setelah kontak dengan alergen bawahnya tetapi juga secara dinamis terlibat dalam mekanisme
yang terhadapnya sel T telah tersensitisasi sebelumnya. Sebagai pertahanan dan fungsi penting lain. Kulit pada orang dewasa rerata
ilustrasi, toksin poison ivy tidak merusak kulit ketika berkontak tetapi memiliki berat 9 pon dan melingkupi area permukaan sekitar 21
mengaktifkan sel T yang spesifik terhadap toksin tersebut, termasuk m2. Lapisan terdalamnya mengandung banyak pembuluh darah,
pembentukan komponen memori. Pada pajanan berikutnya ke yang jika dibentangkan dari ujung ke ujung lainnya mencapai lebih
toksin yang sama, sel T yang telah aktif berdifusi ke kulit dalam satu dari 11 mil. Kulit terdiri dari dua lapisan, epidermis di bagian luar
hingga dua hari, berikatan dengan toksin yang ada. Interaksi yang dan dermis di bagian dalam (Gambar 12-25),
terjadi menyebabkan kerusakan jaringan dan keluhan subjektif yang
khas untuk penyakit ini. Pengobatan terbaik adalah dengan aplikasi
EPIDERMIS Epidemis terdiri dari banyak lapisan sel epitel.
preparat anti-inflamasi, misalnya obat yang mengan-dung turunan
kortisol. Secara rerata, epidermis mengganti dirinya sendiri setiap
sekitar dua setengah bulan. Lapisan epidermis bagian dalam
Tabel 12-5 meringkaskan perbedaan antara hipersensitivitas tipe
cepat dan tipe lambat. Hal ini menuntaskan pembahasan kita tentang terdiri dari sel-sel berbentuk kubus yang hidup dan cepat mem-
sistem pertahanan imun internal. Kini kita mengalihkan perhatian belah, sementara sel-sel di lapisan luar merupakan sel mati dan
kita kepada pertahanan eksternal yang mencegah masuknya patogen gepeng. Epidermis tidak memiliki aliran darah langsung. Sel-selnya
asing sebagai lini pertama pertahanan. mendapat makanan hanya melalui difusi dari banyak jaringan

   hapter
Pori keringat Manfaat lapisan protektif ini dalam
menahan cairan tubuh menjadi jelas
Kelenjar sebasea setelah luka bakar luas. Infeksi bakteri
Otot
Lapisan berkeratin polos Melanosit SeE dapat terjadi di jaringan tak terprotek-
Living layer \ Langerhans si di bawahnya, tetapi konsekuensi sis-
Batang rambut
temik yang bahkan lebih serius lagi
adalah hilangnya cairan tubuh dan
Epidermis protein plasma, yang keluar melalui
Keratinosit permukaan luka bakar yang ter-pajan.
Sel Granstein Gangguan sirkulasi yang diakibatkan-
nya dapat mengancam nyawa.
Demikian juga, sawar kulit meng-
hambat masuknya se-bagian besar
Dermis bahan yang berkontak dengan permu-
kaan tubuh ke dalam tubuh, termasuk
Limfosit T bakteri dan bahan kimia toksik. Pada
banyak kasus, kulit memodifikasi se-
nyawa yang berkontak dengannya. Se-
bagai contoh, enzim-enzim epidermis
dapat mengubah banyak karsinogen
Hipodermis
potensial menjadi senyawa tak-berba-
haya. Namun, sebagian bahan, teruta-
Sel lemak
ma bahan larut-lemak, dapat menem-
Serat saraf bus kulit utuh melalui lapis-ganda
Folikel rambut lemak membran plasma sel ep idermis.
Reseptor tekanan Obat yang dapat diserap melalui kulit,
misalnya nikotin atau estrogen, ka-
Kelenjar keringat
dang-kadang digunakan dalam bentuk
Gambar 12-25 Anatomi kulit. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis berkeratin di bagian luar dan jaringan ikat
"plester" kulit yang mengandung obat
vaskular yang kaya pembuluh darah di bagian dalam. Pelipatan khusus epidermis membentuk kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, dan folikel rambut. Epidermis mengandung empat jenis sel: keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel
tersebut.
Granstein. Kulit melekat ke otot atau tulang di bawahnya meialui hipodermis, yaitu lapisan jaringan ikat longgar yang
mengandung lemak.
DERMIS Di bawah epidermis terdapat
vaskular dermis di bawahnya. Sel-sel yang baru terbentuk di lapisan dermis, yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang mengandung banyak
dalam terus mendorong sel-sel tua mendekati permukaan, semakin serat elastin (untuk peregangan) dan serat kolagen (untuk kekuatan)
jauh dari pasokan nutriennya. Hal ini, ditambah dengan kenyataan serta banyak pembuluh darah dan ujung saraf khusus. Pembuluh
bahwa lapisan-lapisan luar terus-menerus mendapat tekanan serta darah dermis tidak saja memasok dermis dan epidermis tetapi juga
mengalami "wear and tear", menyebabkan sel-sel tua ini mati dan berperan besar mengatur suhu tubuh. Kaliber pembuluh pembuluh
menggepeng. Sel-sel epidermis disatukan dengan ketat oleh ini, dan karenanya volume darah yang mengalir melaluinya, dapat
desmosom (lihat h. 66) yang saling berhubungan dengan filamen dikendalikan sehingga jumlah pertukaran panas antara pembuluh
keratin intrasel (lihat h. 55) untuk membentuk lapisan penutup darah permukaan kulit dan lingkungan eksternal dapat diubah-ubah
kohesif yang kuat. Sewaktu sel penghasil keratin ini mengalami (lihat Bab 17). Reseptor di ujung perifer serat saraf aferen di dermis
pematangan, filamen-filamen keratin secara progresif menumpuk mende-teksi tekanan, suhu, nyeri, dan masukan somatosensorik lain.
dan membentuk ikatan-silang satu sama lain di sitosol. Sewaktu sel Ujung saraf eferen di dermis mengontrol kaliber pembuluh darah,
lapisan luar mati, keratin fibrosa ini tertinggal, membentuk skuama ereksi rambut, dan sekresi kelenjar eksokrin kulit.
gepeng keras yang membentuk lapisan tanduk (berkeratin)
protektif yang kuat. Jika skuama lapisan tanduk paling luar terlepas
KELENJAR EKSOKRIN KULIT DAN FOLIKEL RAMBUT Lipatan-
atau terkelupas akibat abrasi, lapisan ini diganti dengan cara
lipatan epidermis yang masuk ke dermis di bawahnya membentuk
pembelahan sel di lapisan epidermis yang lebih dalam. Kecepatan
kelenjar eksokrin kulit-kelenjar keringat dan kelenjar sebasea-serta
pembelahan sel, dan karenanya ketebalan lapisan berkeratin,
folikel rambut. Kelenjar keringat, yang tersebar di hampir seluruh
bervariasi sesuai bagian tubuh. Lapisan ini paling tebal di bagian
tubuh, mengeluarkan larutan garam encer melalui lubang-lubang
daerah tempat kulit mengalami tekanan paling besar, misalnya
kecil, pori keringat, ke permukaan kulit (Gambar 12-25). Penguapan
telapak kaki. Lapisan berkeratin bersifat kedap udara, cukup kedap
keringat ini mendinginkan kulit dan penting dalam mengatur suhu.
air, dan tidak dapat ditembus oleh sebagian besar bahan. Lapisan
ini menahan lewatnya segala sesuatu yang lewat dalam kedua arah Jumlah keringat yang diproduksi diatur oleh dan bergantung pada
antara tubuh dan lingkungan eksternal. Sebagai contoh, lapisan ini suhu lingkungan, jumlah aktivitas otot yang menghasilkan panas, dan
memperkecil hilangnya air dan konstituen penting lain dari tubuh berbagai faktor emosi (misalnya, orang sering berkeringat saat merasa
serta mencegah sebagian besar benda asing masuk ke dalam tubuh. cemas). Di ketiak (aksila) dan daerah pubis terdapat suatu

   473
jenis kelenjar keringat khusus yang menghasilkan keringat kaya- Selain penentuan kandungan melanin secara herediter, jumlah
protein yang mendukung pertumbuhan bakteri permukaan tubuh pigmen ini dapat meningkat sementara sebagai respons terhadap
dan menyebabkan terbentuknya bau khas. Sebaliknya, sebagian besar pajanan ke berkas sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Pada
keringat, serta sekresi dari kelenjar sebasea, mengandung bahan- pajanan terhadap sinar UV, keratinosit menyekresikan hormon
bahan kimia yang umumnya sangat toksik bagi bakteri. perangsang melanosit-a (a-melanocyte stimulating hormone, a-
Sel-sel kelenjar sebasea menghasilkan sebum, suatu sekresi MSH) yang bertindak sebagai parakrin pada melanosit di sekitarnya
berminyak yang dikeluarkan ke dalam folikel rambut. Dari sini, untuk menggelapkan kulit. Melanin tambahan ini, yang
sebum mengalir ke permukaan kulit, meminyaki rambut dan lapisan penampakan luarnya berupa "warna kecoklatan", melaksanakan
kulit luar yang berkeratin, membantu sifat kedap-air dan mencegah fungsi protektif dengan menyerap berkas UV yang berbahaya.
kulit kering dan retak. Tangan atau bibir yang pecah-pecah me-
nunjukkan kurangnya proteksi oleh sebum. Kelenjar sebasea sangat KERATINOSIT Sel epidermis yang paling banyak adalah kerat-
aktif selama remaja, menyebabkan kulit remaja sering berminyak. inosit, yang, seperti diisyaratkan oleh namanya, khusus menghasil-
kan keratin. Sewaktu mati, keratinosit membentuk lapisan luar
Setiap folikel rambut dilapisi oleh sel-sel penghasil keratin
berkeratin protektif. Sel ini juga menghasilkan rambut dan kuku.
khusus, yang mengeluarkan keratin dan protein lain yang mem-
Selain itu, keratinosit penting dari segi imunologis. Sel ini
bentuk batang rambut. Rambut meningkatkan sensitivitas permuka-
mengeluarkan interleukin-1 (suatu produk yang juga disekresikan
an kulit terhadap rangsang taktil (sentuh). Pada beberapa spesies
oleh makrofag) yang memengaruhi pematangan sel T yang
lain, fungsi ini berkem-bang lebih sempurna. Sebagai contoh, kumis
cenderung berada di kulit. Menariknya, sel epitel timus memiliki
pada kucing sangat peka dalam hal ini. Peran rambut yang bahkan
kemiripan anatomik, molekular, dan fungsional dengan keratinosit
lebih penting pada spesies berbulu adalah konservasi panas, tetapi
kulit. Tampaknya sebagian dari tahap pematangan sel T pascatimus
bagi kita manusia yang relatif tidak berbulu fungsi ini tidak
berlangsung di kulit di bawah tuntunan keratinosit.
signifikan. Seperti rambut, kuku adalah produk berkeratin khusus
lain yang berasal dari struktur epidermis hidup, yaitu bantalan kuku.
SEL IMUN LAIN DI KULIT Dua jenis sel epidermis lain juga
HIPODERMIS Kulit melekat ke jaringan di bawahnya (otot atau
berperan dalam imunitas. Sel Langerhans, yang bermigrasi ke kulit
dari sumsum tulang, adalah sel dendritik yang berfungsi sebagai sel
tulang) melalui hipodermis (hipo artinya "di bawah") yang juga
penyaji antigen. Karena itu, kulit tidak saja merupakan sawar
dikenal sebagai jaringan subkutis (sub artinya "di bawah"; kutis
mekanis tetapi sebenarnya juga memberi peringatan kepada limfosit
artinya "kulit"), suatu lapisan jaringan ikat longgar. Sebagian besar sel
jika sawar ini ditembus oleh mikroorganisme penyusup. Sel
lemak terdapat di dalam hipo-dermis. Endapan lemak di seluruh
Langerhans menyajikan anti-gen ke sel T helper, memperlancar
tubuh ini secara kolektif disebut sebagai jaringan adiposa.
responsivitas sel terhadap antigen terkait-kulit. Sebaliknya, sel
Granstein berfungsi sebagai "rem" terhadap respons imun yang
Sel-sel khusus di epidermis menghasilkan keratin diaktifkan oleh kulit. Mereka adalah sel penyaji antigen ke Treg-
dan melanin serta ikut serta dalam pertahanan imun. terkait kulit, karena itu menimbulkan efek penekan imun. Sel
Epidermis mengandung empat jenis sel residen berbeda-melanosit, Granstein adalah sel yang paling banyak ditemukan dan kurang
keratinosit, sel Langerhans, dan sel Granstein-plus limfosit T semen- dimengerti pada sel imun kulit. Secara signifikan, sel Langerhans
tara yang tersebar di seluruh epidermis dan dermis. Masing-masing lebih rentan terhadap kerusakan oleh radiasi UV daripada sel
jenis sel residen ini memiliki fungsi khusus. Granstein. Hilangnya sel Langerhans akibat pajanan ke radiasi UV
dapat merugikan karena sinyal supresor menjadi lebih dominan
daripada sinyal penolong yang normalnya lebih dominan sehingga
MELANOSIT Melanosit menghasilkan pigmen melanin, yang
kulit menjadi lebih rentan terhadap invasi mikroba dan sel kanker.
disebarkan ke sel-sel kulit sekitar. Jumlah dan jenis melanin, yang
dapat bervariasi di antara pigmen hitam, coklat, kuning, dan merah, Berbagai komponen sistem imun di epidermis secara kolektif
menentukan warna kulit ras manusia. Orang berkulit terang dinamai skin associated lymphoid tissue (SALT). Hal ini sesuai
memiliki jumlah melanosit yang sama seperti orang berkulit gelap; karena kulit adalah bagian tubuh yang berhadapan dengan
perbedaan warna kulit bergantung pada jumlah melanin yang lingkungan eksternal.
diproduksi oleh masing-masing melanosit. Melanin dihasilkan
melalui jalur biokimia kompleks yang di dalamnya enzim melanosit SINTESIS VITAMIN D OLEH KULIT Epidermis juga membentuk
tirosinase berperan kunci. Sebagian besar orang, apapun warna vitamin D jika terdapat sinar matahari. Jenis sel yang menghasilkan
kulitnya, memiliki cukup tirosin yang, jika berfungsi penuh, dapat vitamin D belum diketahui pasti. Vitamin D, yang berasal dari
menghasilkan cukup melanin untuk membuat warna kulit mereka molekul prekursor yang berkaitan erat dengan kolesterol,
sangat hitam. Namun, pada mereka yang berkulit terang, dua faktor mendorong penyerapan Ca2+ dari saluran cerna ke dalam darah
genetik mencegah enzim melanosit ini berfungsi dengan kapasitas (Bab 16). Biasanya diperlukan suplemen vitamin D dalam makanan
penuh: (1) banyak dari tirosinase yang dihasilkan berada dalam karena kulit umumnya tidak terpajan ke sinar matahari dalam
bentuk inaktif, dan (2) adanya beragam inhibitor yang menghambat jumlah memadai untuk menghasilkan jumlah zat esensial ini secara
tirosinase. Akibatnya, melanin yang diproduksi lebih sedikit. adekuat.

   hapter
Tindakan protektif di dalam rongga tubuh tonjolan mirip-rambut yang dikenal sebagai silia secara terus-
mempersulit invasi patogen ke dalam tubuh. menerus berdenyut dalam arah keluar (lihat h. 50). Saluran napas
dilapisi oleh suatu lapisan tebal mukus kental lengket yang
Sistem pertahanan tubuh manusia harus mencegah masuknya dikeluarkan oleh sel epitel di lapisan dalam saluran napas. Lembaran
patogen potensial tidak saja melalui permukaan luar tubuh tetapi mukus ini, yang dipenuhi oleh partikel kotoran yang terhirup
juga melalui rongga-rongga internal yang berhubungan langsung (misalnya debu) yang melekat padanya, terus-menerus dialirkan ke
dengan lingkungan luar yaitu, sistem cerna, sistem genitourinaria, atas menuju tenggorokan oleh kerja silia. "Tangga" berjalan mukus
dan sistem pernapasan. Berbagai sistem ini menggunakan berbagai ini dikenal sebagai eskalator mukus. Mukus kotor dibatukkan keluar
taktik untuk menghancurkan mikroorganisme yang masuk melalui atau, pada umumnya, ditelan tanpa disadari; partikel asing yang tidak
rute-rute ini. tercerna kemudian dieliminasi melalui tinja. Selain menjaga paru
agar tetap bersih, mekanisme ini juga merupakan pertahanan penting
PERTAHANAN SISTEM PENCERNAAN Air liur yang terhadap infeksi bakteri karena banyak bakteri masuk ke tubuh
dikeluarkan ke dalam mulut di pintu masuk sistem
pencernaan mengandung suatu enzim yang melisiskan
bakteri tertentu. Bakteri "kawan" yang hidup di bagian be- Periksa Pemahaman Anda 12.7
lakang lidah mengubah nitrat makanan menjadi nitrit, yang 1. Jelaskan epidermis, dermis, dan hipodermis.
kemudian ditelan. Pengasaman nitrit ketika zat ini mencapai 2. Sebutkan dan jelaskan fungsi keempat jenis sel residen di
lambung yang sangat asam menyebabkan terbentuknya nitrat kulit.
oksida, yang toksik bagi berbagai mikroorganisme. Selain itu,
banyak dari bakteri yang tertelan tetapi masih bertahan hidup
dalam partikel debu. Mekanisme lain yang juga berperan
dimatikan langsung oleh getah lambung yang sangat asam. Lebih
dalam pertahanan terhadap infeksi pernapasan adalah anti-
jauh ke saluran cerna, lapisan lumen usus mengandung jaringan
bodi yang disekresikan ke mukus. Selain itu, terdapat bany-
limfoid terkait-usus (gut associated lymphoid tissue). Namun,
ak spesialis fagositik yang disebut makrofag alveolus di dal-
mekanisme pertahanan ini tidak 100% efektif. Sebagian bakteri
am kantong udara (alveolus) paru. Pertahanan lain sistem pernapasan
tetap dapat bertahan hidup dan mencapai usus besar (bagian
mencakup mekanisme batuk dan bersin. Refleks yang sering dialami
terakhir dari saluran cerna), tempat mereka terus tumbuh subur.
ini adalah ekspulsi paksa yang kuat terhadap benda dalam upaya
Yang mengejutkan, populasi mikroba normal ini membentuk sawar
untuk mengeluarkan iritan dari trakea (batuk) atau hidung (bersin).
alami terhadap infeksi di usus bawah. Mikroba residen yang tidak
Bersin dapat mengeluarkan udara dan partikel dari saluran
berbahaya ini menekan pertumbuhan patogen potensial yang
pernapasan sejauh 30 kaki pada kecepatan 90 mil/jam.
berhasil lolos dari tindakan-tindakan antimikroba di bagian awal
saluran cerna melalui persaingan untuk tumbuh. Merokok menekan berbagai pertahanan pernapasan normal ini.
Kadang-kadang, terapi antibiotik yang diberikan per oral Asap dari sebatang rokok dapat melumpuhkan silia selama beberapa
untuk menghadapi infeksi di setiap bagian tubuh lain dapat jam, dan pajanan berulang akhirnya menyebabkan kerusakan silia.
menyebabkan infeksi usus. Dengan mematikan sebagian Kegagalan silia menyapu keluar mukus penuh-partikel yang terus-
bakteri usus normal, antibiotik mungkin malah memudah- menerus datang menyebabkan karsinogen yang terhirup tetap
kan berkembangnya spesies pato-gen resisten-antibiotik di usus. berkontak dengan saluran napas dalam waktu Iama. Selain itu, asap
rokok melumpuhkan makrofag alveolus. Selanjutnya, bahan-bahan
beracun dalam asap rokok mengiritasi lapisan mukosa saluran napas,
PERTAHANAN SISTEM GENITOURINARIA Di dalam sistem menyebabkan produksi mukus berlebihan, yang mungkin meny-
genitourinaria, calon-penyusup menghadapi kondisi tak-ramah umbat saluran napas secara parsial. "Batuk pada perokok" adalah
berupa sekresi vagina dan urine yang asam. Organ-organ sistem upaya untuk mengeluarkan endapan mukus yang berlebihan ini. Efek
kemih-kelamin ini juga menghasilkan mukus kental yang, seperti ini dan berbagai efek toksik langsung lainnya pada jaringan paru
lem lalat, menjerat partikel-partikel kecil yang masuk. Partikel- menyebabkan peningkatan insiden kanker paru dan penyakit
partikel ini kemudian ditelan oleh fagosit atau disapu keluar pernapasan kronik yang berkaitan dengan asap rokok. Polutan udara
sewaktu organ mengosongkan dirinya (misalnya terbilas keluar oleh mencakup sebagian dari bahan yang sama yang terdapat dalam asap
aliran urine). rokok dan juga dapat memengaruhi sistem pernapasan.
Kita akan membahas sistem pernapasan dengan lebih terperinci di
PERTAHANAN SISTEM PERNAPASAN Sistem pernapasan juga bab berikutnya.
dilengkapi oleh beberapa mekanisme pertahanan penting terhadap
partikel yang terhirup. Sistem pernapasan adalah permukaan tubuh
terluas yang berkontak langsung dengan lingkungan eksternal yang Homeostasis: Bab dalam
semakin tercemar ini. Luas permukaan sistem pernapasan yang
terpajan ke udara adalah 30 kali lipat daripada luas kulit. Partikel
Perspektif
udara yang besar disaring dari udara yang terhirup oleh bulu yang Kita tidak dapat bertahan hidup melewati masa bayi jika tidak
terdapat di pintu masuk saluran hidung. Jaringan limfoid, tonsil dan terdapat mekanisme pertahanan tubuh. Mekanisme ini
adenoid, membentuk proteksi imunologis terhadap patogen yang menahan dan menyingkirkan benda-benda asing yang
masuk di awal sistem pernapasan. Lebih jauh ke saluran napas, juta- berpotensi merugikan yang terus-menerus berkontak dengan
kita dari lingkungan serta juga

   475
menghancurkan sel abnormal yang sering terbentuk di dalam Kulit berkontribusi tak-langsung dalam homeostasis dengan
tubuh. Homeostasis dapat dipertahankan secara optimal, berfungsi sebagai sawar protektif antara lingkungan eksternal
sehingga hidup dapat dipertahankan, jika sel-sel tubuh tidak dan sel tubuh. Kulit membantu mencegah masuknya benda
mengalami cedera atau gangguan fungsi oleh mikroorganisme asing merugikan misalnya patogen dan bahan kimia toksik ke
patogenik atau tidak diganti oleh sel-sel yang fungsinya dalam tubuh dan membantu mencegah hilangnya cairan
abnormal, misalnya sel yang mengalami trauma atau sel internal dari tubuh. Kulit juga berperan langsung dalam
kanker. Sistem pertahanan imun suatu jaringan leukosit, produk homeostasis dengan membantu mempertahankan suhu tubuh
sekretoriknya, dan protein plasma yang kompleks, interaktif, melalui kelenjar keringat dan penyesuaian aliran darah kulit.
dan memiliki banyak aspek berperan tak-langsung dalam Jumlah panas yang dibawa permukaan tubuh untuk
homeostasis dengan menjaga sel-sel tubuh tetap hidup dikeluarkan ke lingkungan eksternal ditentukan oleh volume
sehingga mereka dapat mekaksanakan aktivitas khusus untuk darah hangat yang mengalir ke kulit.
mempertahankan lingkungan internal yang stabil. Sistem imun Sistem lain yang memiliki rongga internal yang berkontak
melindungi sel-sel sehat dari benda asing yang berhasil masuk dengan lingkungan eksternal, misalnya sistem pencernaan,
ke tubuh, mengeliminasi sel kanker yang baru muncul, dan kemih-kelamin, dan pernapasan, juga memiliki kemampuan
membersihkan sel yang mati dan cedera untuk memberi jalan pertahanan untuk men-cegah benda asing merugikan masuk ke
bagi terbentuknya sel-sel baru yang sehat. tubuh melalui rute-rute ini.
SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-37.


Pertanyaan Objektif
1. Sistem komplemen dapat diaktifkan hanya oleh antibodi.
(Benar atau salah?) non-spesifik memper-tahankan (b) natural killer (NK)
2. Respons imun adaptif spesifik dilaksanakan oleh neutrofil. tubuh dari infeksi virus cells
(Benar atau salah?) 2. Respons terhadap cedera jari- (c) interferon
3. Jaringan yang rusak selalu diganti oleh jaringan parut. ngan yang di dalamnya neutr- (d) inflammation
(Benar atau salah?) ofil dan makrofag berperan
4. Jaringan yang rusak selalu diganti oleh jaringan parut. besar.
3. Sekelompok protein plasma yang, jika diaktifkan, menyeba-
(Benar atau salah?)
5. Respons sekunder memiliki awitan yang lebih cepat, kekuatan bkan kerusakan pada sel asing dengan menyerang membran
lebih besar, dan durasi lebih lama daripada respons primer. plasmanya.
(Benar atau salah?) 4. Entitas mirip-limfosit yang secara spontan melisiskan sel
6. ____adalah reseptor di membran plasma fagosit yang mengenali tumor dan sel pejamu yang terinfeksi oleh virus
dan mengikat pola molekul tertentu yang ada di permukaan 14. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan
mikroorganisme, tetapi tidak terdapat di sel manusia. apakah karakteristik-karakteristik bernomor pada sistem imun
7. ____sistem komplemen membentuk kompleks berbentuk donat di-dapat di bawah ini berlaku untuk imunitas yang diperantarai
yang terbenam di membran permukaan mikroba sehingga oleh antibodi atau imunitas yang diperantarai oleh sel (atau
menyebabkan lisis osmotik sel korban. keduanya):
8. _____adalah koleksi sel fagositik, jaringan nekrotik,
dan bakteri. 1. melibatkan pengeluaran (a) imunitas yang
antibodi diperantarai
9. ______adalah respons lokal terhadap invasi mikroba atau
2. diperantarai oleh sel B oleh antibodi
cedera jaringan yang disertai oleh pembengkakan, panas, ke-
3. diperantarai oleh sel T (b) imunitas yang
merahan, dan nyeri.
4. dilaksanakan oleh limfosit yang diperantarai
10. Bahan kimia yang meningkatkan fagositosis dengan berfungsi
dididik di timus oleh sel
sebagai penghubung antara mikroba dan sel fagositik dikenal
5. dipicu oleh pengikatan antigen (c) imunitas yang
sebagai _______
spesifik ke reseptor limfosit diperantarai
11. _____secara kolektif, adalah caraka kimiawi di luar antibodi komplementer oleh antibodi
yang disekresikan oleh limfosit. 6. melibatkan pembentukan sel dan sel
12. Mana dari pernyataan berikut mengenai leukosit yang salah? memori sebagai respons
a. Monocytes are transformed into macrophages. terhadap pajanan pertama keantigen
b. Limfosit T berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan 7. terutama ditujukan kepada seI pejamu yang terinfeksi oleh
antibodi. virus
c. Neutrofil adalah spesialis fagositik yang sangat mobile. 8. terutama melindungi tubuh dari bakteri
9. secara langsung menghancurkan sel sasaran
d. Basofil mengeluarkan histamin.
10. berperan dalam penolakan jaringan cangkokan
e. Limfosit sebagian besar berasal dari jaringan limfoid. 11. memerlukan pengikatan limfosit ke antigen bebas ekstrasel
13. Cocokkan yang berikut: 12. memerlukan pengikatan ganda limfosit baik dengan antigen
1. Suatu famili protein yang secara (a) complement system asing maupun antigen-diri yang ada di permukaan sel pejamu

476   hapter
15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan apakah un, penyakit kompleks imun, hipersensitivitas tipe-cepat,
karakteristik-karakteristik bernomor di bawah ini berlaku di dan hipersensitivitas tipe-lambat.
epidermis atau dermis: 14. Apa fungsi imun kulit?

1. adalah lapisan dalam kulit (a) epidermis


2. memiliki lapisan-lapisan sel epitel (b) dermis Latihan Kuantitatif
yang mati dan gepeng 1. Akibat respons imun bawaan terhadap infeksi, misalnya
3. tidak memiliki aliran darah langsung karena sayatan di kulit, dinding kapiler di dekat tempat
4. mengandung ujung saraf sensorik infeksi menjadi sangat permeabel terhadap protein plasma
5. mengandung keratinosit yang normalnya tetap berada di dalam pembuluh darah.
6. mengandung melanosit Protein-protein ini berdifusi ke dalam cairan interstisium,
7. mengandung sel yang cepat membelah meningkatkan tekanan osmotik koloid cairan interstisium.
8. terutama adalah jaringan ikat Peningkatan tekanan osmotik koloid ini menyebabkan cairan
meninggalkan sirkulasi dan menumpuk di jaringan, mem-
Pertanyaan Esai bentuk welt, atau wheal (urtika, biduran). Proses ini dinamai
wheal response. Wheal response sebagian diperantarai oleh
1. Bedakan antara bakteri dan virus. histamin yang dikeluarkan dari sel mast di tempat infeksi.
2. Jelaskan secara ringkas fungsi masing-masing jaringan limfoid. Histamin berikatan dengan reseptor yang dinamai reseptor
3. Bedakan antara respons imunitas bawaan dan didapat. H-1 di sel endotel kapiler. Sinyal histamin ditransduksikan
4. Bandingkan perjalanan hidup sel B dan sel T. melalui jalur caraka kedua Ca2+ yang melibatkan fosfolipase
5. Jelaskan struktur antibodi. Tuliskan dan jelaskan kelima subkelas C (lihat h. 132). Sebagai respons terhadap sinyal ini, sel
imunoglobulin endotel kapiler berkontraksi (melalui interaksi aktin-miosin
6. Bagaimana cara antibodi menirnbulkan efeknya? internal) yang menyebabkan celah (pori) antarsel endotel
7. Jelaskan teori seleksi klona kapiler melebar (Iihat h. 388). Selain itu, substansi P (lihat h.
8. Bandingkan fungsi sel B dan sel T. Apa peran ketiga jenis 208) juga berperan dalam Pebaran pori ini. Protein plasma
sel T? dapat melalui pori yang melebar ini dan meninggalkan kapiler.
9. Jelaskan fungsi makrofag dalam pertahanan imun secara Dengan melihat Gambar 10-22, h. 391, bandingkan kekuatan
ringkas. respons wheal (yaitu derajat edema lokal) jika PIF
10. Mekanisme apa yang berperan dalam toleransi? ditingkatkan (a) dari 0 mm Hg ke 5 mm Hg dan (b) dari 0
11. Apa fungsi glikoprotein MHC kelas I dan kelas II? mm Hg ke 10 mm Hg. Pada kedua kasus, bandingkan net
12. Jelaskan faktor-faktor yang berperan dalam pengawasan exchange pressure (NEP) di ujung arteriol kapiler, ujung
imun terhadap sel kanker. venular kapiler, dan NEP rerata. (Anggaplah bahwa gayaegaya
13. Bedakan antara penyakit imunodefisiensi, penyakit autoim lain yang bekerja di dinding kapiler tidak berubah.)

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Bandingkan mekanisme pertahanan yang bekerja sebagai 3. Apa dampak yang ditimbulkan dari kegagalan perkembangan
respons terhadap pneumonia bakteri dan pneumonia virus. timus pada masa mudigah terhadap sistem imun setelah lahir?
2. Hampir 30 tahun telah terlewati sejak kasus pertama AIDS 4. Para ilmuwan bidang medis saat ini sedang meneliti cara untuk
ditemukan di Amerika Serikat dan jutaan dolar penelitian telah "mendidik" sistem imun agar memandang jaringan asing sebagai
dihabiskan untuk mempelajari penyakit ini. Banyak yang telah bagian dari "diri". Pada situasi klinis apa cara ini dapat
dipelajari dan obat-obat telah dikembangkan untuk memper- dimanfaatkan?
lambat dan mengelola kondisi ini, tetapi tidak ada vaksin AIDS 5. Ketika seseorang melihat Anda, apakah sel-sel tubuh Anda yang
yang disetujui meskipun terdapat banyak upaya yang gagal. dilihat oleh orang tersebut hidup atau mati?
Mengapa HIV (virus AIDS) yang cepat bermutasi membuatnya
sulit untuk mengembangkan vaksin terhadap virus ini?

PERTIMBANGAN KUNIS

Linda P alergi terhadap jamur dan kutu debu. Dia meminum obat berkurangnya respons alergi terhadap alergen tersebut? Teori
ketika diperlukan untuk mengendalikan gejala-gejalanya, tetapi mengenai mekanisme kerja letupan alergi adalah bahwa respons
dalam upaya untuk membebaskannya dari alergi yang imun terhadap alergen secara bertahap dialihkan dari produksi
menyusahkan, dia mendapatkan letupan-letupan alergi (desen- antibodi IgE ke antibodi IgG. Bagaimana pengalihan ini akan
sitisasi). Letupan-letupan alergi terdiri dari injeksi mingguan menyebabkan berkurangnya gejala-gejala alergi pada pajanan
alergen dengan dosis yang secara bertahap meningkat. Bagaimana lingkungan ke dosis antigen yang lebih tinggi?
penyuntikkan alergen dengan sengaja dapat menyebabkan

   477
hapter

12 Kartu Belajar
sel sasaran dengan membentuk kompleks penyerang membran
yang tersisip ke dalam membran sel sasaran dan melubanginya
(h. 437–440) sehingga terjadi ruptur osmotik sel. (Lihat Gambar 12-4 dan
■ Penyusup asing dan sel mutan yang baru terbentuk segera di- 12-6.)
hadapi oleh berbagai mekanisme pertahanan yang saling
berkaitan yang bertujuan menghancurkan dan mengeliminasi
segara sesuatu yang bukan merupakan bagian dari diri. Mekanis- (h. 447–449)
me-mekanisme ini, yang secara kolektif disebut imunitas, ■
Sistem imun adaptif tidak saja mampu mengenal molekul asing
mencakup respons imun bawaan dan didapat. Respons imun sebagai yang berbeda dari molekul diri sehingga reaksi imun
bawaan adalah respons non-spesifik yang secara non-selektif destruktif tidak menghancurkan tubuh sendiri tetapi juga dapat
mempertahankan tubuh dari benda asing bahkan pada pajanan membedakan antara jutaan molekul asing yang berbeda. Limfosit,
pertama. Respons imun didapat (adaptif) adalah respons spesifik yaitu sel efektor imunitas didapat, masing-masing difengkapi
yang secara selektif menyerang benda asing tertentu yang secara unik oleh reseptor membran permukaan yang hanya dapat
terhadapnya tubuh telah tersensitisasi oleh pajanan sebelumnya. berikatan dengan satu molekul asing kompleks spesifik, yang

Penyusup tersering adalah bakteri dan virus. Bakteri adalah dikenal sebagai antigen.
organisme bersel tunggal dan dapat mempertahankan hidupnya ■ Kedua kelas respons imun adaptif adalah imunitas diperantarai
sendiri yang menimbulkan penyakit melaffii bahan-bahan kimia -antibodi yang dilaksanakan oleh sel plasma yang merupakan
yang dikeluarkannya. Virus adalah partikel asam nukleat turunan dari limfosit B (sel B) dan imunitas diperantarai-sel yang
terbungkus protein yang masuk ke sel pejamu dan mengambil alih dilaksanakan oleh limfosit T (sel T). (Lihat Tabel 12-4, h. 474.)
perangkat metabolik sel untuk kelangsungan hidupnya sendiri ■ Sel B berkembang dari turunan limfosit yang matang di sum-
dengan mengorbankan sel pejamu, sum tulang. Turunan sel T berasal dari limfosit yang bermigrasi
■ Leukosit dan turunan-turunannya adalah sel efektor utama dari sumsum tulang ke timus untuk menuntaskan pematangan
sistem imun dan diperkuat oleh sejumlah protein plasma berbeda. mereka. Sel B dan sel T baru berasal dari koloni limfosit di jaring-
Leukosit mencakup neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan an limfoid. (Lihat Gambar 12-1 dan 12-7 dan Tabel 12-1.)
limfosit.

Sel imun juga membersihkan debris sel, memberi jalan bagi
perbaikan jaringan. (h. 449–455)
■ Setiap sel B mengenali antigen ekstrasel spesifik yang bebas,
12.2 | Imunitas Bawaan (h. 440–447)
misalnya antigen yang terdapat di permukaan bakteri.
■ Respons imun bawaan mencakup peradangan, interferon, sel ■ Setelah diaktifkan oleh pengikatan reseptornya (reseptor sel B,
natural killer (NK), dan sistem komplemen. atau RSB) dengan antigen spesifiknya, sel B berproliferasi dengan
■ Peradangan adalah suatu respons non-spesifik terhadap invasi cepat, menghasilkan satu klona dari jenisnya sendiri yang dapat
benda asing atau kerusakan jaringan yang terutama diperantarai secara spesifik melancarkan serangan terhadap antigen tersebut.
ofeh fagosit profesional (neutrofil dan monosit-yang-berubah- Sebagian besar limfosit dalam klona sel B yang berekspansi
menjadi makrofag). Sel fagositik menghancurkan sel asing dan sel tersebut adalah sel plasma yang berperan dalam respons primer
rusak dengan fagositosis dan pengeluaran bahan-bahan kimia terhadap penyerang. Sebagian limfosit baru tidak berperan dalam
mematikan. (lihat Gambar 12-3 dan 12-3 serta pembuka bab). penyerangan tetapi menjadi sel memori yang menungggu dan siap
Sekresi fagositik juga memperkuat inflamasi, menginduksi melancarkan respons sekunder yang lebih cepat dan kuat jika
manifestasi sistemik seperti demam, dan meningkatkan respons penyusup asing yang sama menginvasi tubuh kembali. (Lihat
imun adaptif. Gambar 12-8, 12-9, 12-12, dan 12-13.)
■ Vasodilatasi yang dipicuoleh histamin dan peningkatan perme- ■ Antibodi adalah molekul berbentuk Y. Bagian pengikat antigen
abilitas kapiler lokal di tempat invasi atau cedera memungkinkan tiap-tiap lengan antibodi menentukan antigen spesifik apa yang
peningkatan penyaluran leukosit fagositik dan prekursor protein dapat diikat olehnya. Sifat bagian ekor antibodi menentukan apa
plasma inaktif yang krusial bagi pertahanan, misalnya komponen- yang dilakukan antibodi setelah berikatan dengan antigen. Ter-
komponen sistem komplemen. Berbagai perubahan vaskular ini dapat lima subkelas antibodi, bergantung pada perbedaan dalam
juga menghasilkan manifestasi peradangan lokal yang dapat aktivitas biologis bagian ekor: imunoglobulin IgM, IgG, IgE, IgA,
diamati pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri. (Lihat dan IgD. (Lihat Gambar 12-10.)
Gambar 12-3.)
■ Antibodi tidak secara langsung menghancurkan material
■ Interferon dibebaskan secara non-spesifik oleh sel yang terinf- antigenik. Molekul ini melaksanakan efek protektifnya dengan
eksi virus dan secara sementara menghambat multiplikasi virus di secara fisik menghambat antigen melalui netralisasi atau aglutinasi
sel lain yang diikatnya. (Lihat Gambar 12-5.) atau dengan memperkuat respons imun bawaan yang mematikan
■ Sel NK secara non-spesifik melisiskan dan menghancurkan sel yang sudah diaktifkan oleh antigen asing tersebut. Antibodi
yang terinfeksi virus dan sel kanker pada pajanan pertama. mengaktifkan sistem komplemen, meningkatkan fagositosis, dan
■ Setelah diaktifkan oleh mikroba itu sendiri di tempat invasi atau merangsang sel NK. (Lihat Gambar 12- 11 dan Tabel 12-3, h.
oleh antibodi yang dihasilkan terhadap mikroba, sistem komple- 470.)
men secara langsung menghancurkan mikroba tersebut dengan 12.5 | Limfosit T: Imunitas Diperantarai-Sel (h.
melisiskan membran mereka serta juga memperkuat apsek lain 455-468)
proses peradangan, misalnya dengan bekerja sebagai opsonin ■ Sel T melaksanakan imunitas selular dengan berkontak langs-
untuk mempermudah fagositosis. Sistem komplemen melisiskan ung dengan sasaran mereka dan dengan melepaskan sitokin,
■ Sel B dan sel T memiliki sasaran yang berbeda karena per-
syaratan keduanya untuk mengenal antigen adalah berbeda. Sel B
Antigen
mengenali antigen yang beredar bebas, misalnya bakteri, yang
dapat menyebabkan destruksi antigen dalam jarak jauh melalui
antibodi. Sebaliknya, sel T memiliki persyaratan ganda untuk
dapat mengikat antigen asing yaitu keterkaitan antigen dengan
antigen diri di permukaan salah satu sel tubuh sendiri. (Lihat
Antigen Tempat
Gambar 12-19 dan 19-20.)
pengikatan
antigen yang ■
Antigen diri pada permukaan sel adalah molekul MHC kelas I
spesifik atau kelas II, yang unik pada setiap individu. SeIT sitotoksik
V dan identik V mampu berikatan hanya dengan sel pejamu yang terinfeksi virus
atau sel kanker, yang selalu mengandung antigen-diri MHC kelas I
V C V yang berikatan dengan antigen asing atau abnormal. Sel T helper
C Fa b
hanya dapat berikatan dengan sel penyaji antigen dan sel B yang
C C mengandung penanda-diri MHC kelas I I yang berikatan dengan
antigen asing. Sel penyaji antigen mengaktifkan sel T helper dan
sel T helper mengaktifkan sel B. Karena itu, pengaktifan berbagai
KUNCI jenis limfosit tersebut menjamin bahwa terbentuk respons imun
C C V = regio spesifik yang sesuai. (Lihat Gambar 12-19 dan 12-20.)
Fc variasi ■ Dalam proses pengawasan imun, sel natural killer, sel T
C = regio sitotoksik, makrofag, dan interferon yang secara kolektif mereka
konstan
keluarkan normalnya memusnahkan sel-sel kanker yang baru
Antibodi terbentuk sebelum sel-sel ini memiliki kesempatan untuk
menyebar. (Lihat Gambar 12- 22.)
yang lebih bersifat kimiawi daripada bersifat antibodi yang di-
lepaskan oleh leukosit. 12.6 | Penyakit Imun (h. 468–472)
■ Terdapat tiga jenis sel T: sel T sitotoksik, helper, dan regulat- ■ Penyakit imun ada dua jenis: penyakit imunodefisiensi (respons
orik, imun kurang memadai) atau serangan imun yang tidak sesuai
■ Sasaran sel T sitotoksik (CD8+) adalah yang dimasuki oleh (respons imun yang berlebihan atau salah sasaran).
virus dan sel kanker, yang dihancurkan dengan mengeluarkan ■ Serangan imun yang tidak pada tempatnya mencakup penya-
molekul perforin yang membentuk kompleks pembuat lubang di akit autoimun, penyakit kompleks imun, dan alergi, yang terdapat
membran sel korban atau dengan mengeluarkan granzim yang dua jenis: (1) hipersensitivitas tipe-cepat yang melibatkan
memicu sel korban melakukan apoptosis. (Lihat Gambar 12-14 pembentukan antibodi IgE oleh sel B yang memicu pelepasan
dan 12-15 serta Tabel 12-2.) histamin dari sel mast dan basofil untuk menghasilkan respons
cepat terhadap alergen, dan (2) hipersensitivitas tipe-lambat yang
■ SeIT helper (CD4+) berikatan dengan sel imun lain dan meng-
eluarkan sitokin-sitokin yang memperkuat aktivitas sel-sel lain melibatkan respons sel T terhadap alergen yang berlangsung lebih
tersebut. Sel B tidak dapat berubah menjadi sel plasma dan lambat dan menimbulkan gejala. (Lihat Gambar 12-23 dan 12-24
memproduksi antibodi sebagai respons terhadap antigen dep- serta Tabel 12-5.)
enden-T tanpa adanya bantuan sel B helper, (Lihat Gambar
12-20.) 12.7 | Pertahanan Eksternal (h. 472-475)

Sel regulatorik (CD4+CD25+) (T„g) menyekresikan sitokin yang ■ Kulit terdiri dari dua lapisan: epidermis berkeratin di sebelah
menekan sel imun lain, meletakkan rem pada respons imun luar yaitu kulit maupun lapisan dalam rongga-rongga internal yang
dalam pola memeriksa-dan-menyeimbangkan. berhubungan dengan lingkungan eksternal berfungsi tidak saja
■ Seperti sel B, sel T mengandung reseptor (reseptor sel T atau sebagai penghalang mekanis untuk mencegah masuknya patogen
RST) yang spesifik-antigen, mengalami seleksi klona, melak- tetapi juga berperan aktif dalam menolak masuknya bakteri dan
sanakan respons primer dan sekunder, dan membentuk sel-sel bahan lain yang tidak diinginkan.
memori untuk imunitas jangka-panjang terhadap sasaran yang
pernah ditemuinya.
■ Permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan luar baik pen-
luar serta jaringan ikat dermis yang bervaskular di sebelah
■ Sel T helper dapat mengenali dan berikatan dengan antigen dalam, Epidermis mengandung melanosit yang menghasilkan
hanya jika antigen telah diproses dan disajikan kepadanya oleh melanin, keratinosit penghasil keratin, sel Langerhans penguat
sel penyaji antigen, seperti makrofag dan sel dendritik. (Lihat
imun, dan sel Granstein penekan imun. (Lihat Gambar 12-25.)
Gambar 12-17 dan 12-18.)
■ Rute utama lain yang dapat digunakan patogen untuk masuk
■ Limfosit yang terbentuk secara kebetulan yang dapat menye- ke tubuh adalah sistem pencernaan, sistem kemih-kelamin, dan
rang sel-sel yang mengandung antigen tubuh sendiri dieliminasi sistem pernapasan, yang semuanya itu dipertahankan oleh ber-
atau ditekan sehingga limfosit ini tidak berfungsi. Dengan cara ini, bagai strategi antimikroba.
tubuh mampu "menoleransi" (tidak menyerang) antigen-
antigennya sendiri.
Pemindaian mikrograf elektron alveoli dalam paru. Alveoli
(kantong udara; oranye gelap) dikefilingi oleh kapiler pulmonal
(oranye muda). O2 dan CO2 dipertukarkan melatui sawar tipis ini
antara udara dan darah. Perhatikan sel darah merah yang membawa
O2 tumpah keluar dari pernbuluh darah yang terpotong di kin bawah.
David Gregory & Debbie Marshall, Wellcome Images

13
Sistem Pernapasan

SEKILAS ISI Pokok-Pokok Homeostasis


13.1 Anatomi Pernapasan
13.2 Mekanisme Pernapasan
13.3 Pertukaran Gas
13.4 Transpor Gas
13.5 Kontrol Pernapasan
yang menghasilkan energi. Karbondioksida yang dihasilkan selama reaksi ini harus dikeluarkan
dari tubuh dengan kecepatan yang sama seperti laju produksinya untuk mencegah fluktuasi
pada pH yang berbahaya (yaitu, untuk mempertahankan keseimbangan asam basa) karena
CO2 menghasilkan asam karbonat.
Respirasi melibatkan sejumlah proses yang melakukan pergerakan pasif oksigen dari
atmosfer ke jaringan untuk mendukung metabolisme sel dan pergerakan pasif
berkesinambungan CO2 yang dihasilkan secara metabolik dari jaringan ke atmosfer. Sistem
respirasi berperan dalam homeostasis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer
dan darah. Darah mentranspor O2 dan CO2 antara sistem respirasi dan jaringan.
FUNGSI NON-RESPIRATORIK SISTEM RESPIRASI Sistem
13.1 I Anatomi Pernapasan respirasi juga melaksanakan fungsi-fungsi non-respiratorik berikut
Fungsi utama respirasi adalah memperoleh O2 untuk diguna- ini.
kan oleh sel tubuh dan mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel. ■ Sistem respirasi merupakan rute untuk mengeluarkan air dan

eliminasi papas. Udara atmosfer yang dihirup (diins pirasi)


dilembapkan dan dihangatkan oleh saluran napas sebelum
Sistem pernapasan tidak ikut serta dalam dihembuskan. Pelembapan udara yang masuk merupakan hal yang
semua tahap respirasi. esensial untuk mencegah dinding alveolus mengering. O2 dan CO2
tidak dapat berdifusi melalui membran yang kering.
Sebagian besar orang berpikir bahwa respirasi sebagai proses ■ Sistem respirasi meningkatkan aliran balik vena (lihat "pompa
menghirup dan menghembuskan udara. Namun, dalam fisiologi respirasi", h. 393).
respirasi memiliki arti yang jauh lebih luas. Respirasi mencakup dua ■ Sistem respirasi membantu mempertahankan kesimbangan asam-
proses yang terpisah tetapi berkaitan: respirasi selular dan respirasi
basa normal dengan mengubah jumlah CO2 penghasil H+ yang
eksternal.
dikeluarkan (lihat h. 597).

Sistem respirasi memungkinkan kita berbicara, menyanyi, dan
RESPIRASI SELULAR Istilah respirasi selular merujuk pada
vokalisasi lain
proses-proses metabolik intrasel yang dilaksanakan di dalam ■ Sistem respirasi merupakan sistem pertahanan terhadap benda
mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selagi
asing yang terhirup (lihat h. 475).
mengambil energi dari molekul nutrien (lihat h. 36). Kuosien
■ Sistem respirasi mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, atau
resipirasi (respiratory quotient, RQ), rasio CO2 yang dihasilkan
terhadap O2 yang dikonsumsi, bervariasi bergantung pada jenis menginaktifkan berbagai bahan yang mengalir melewati sirkulasi
makanan yang dikonsumsi. Jika karbohidrat yang digunakan maka paru. Semua darah yang kembali ke jantung dari jaringan harus
RQ adalah 1; yaitu, untuk setiap molekul O2 yang dikonsumsi, satu melewati paru sebelum dikembalikan ke sirkulasi sistemik. Karena
molekul CO2 diproduksi. Untuk lemak, RQ adalah 0,7; untuk itu, paru terletak secara unik untuk bekerja pada bahan-bahan
protein, RQ adalah 0,8. Pada diet khas Amerika Serikat yang terdiri spesifik yang telah ditambahkan ke darah di tingkat jaringan
dari campuran ketiga nutrien ini, konsumsi O2 istirahat adalah sebelum bahan-bahan tersebut memiliki kesempatan untuk
sekitar 250 ml/mnt, dan untuk RQ rerata 0,8: mencapai bagian tubuh lain melalui sistem arteri. Sebagai contoh,
prostaglandin, suatu kumpulan caraka kimiawi yang dibebaskan di
banyak jaringan untuk memerantarai respons lokal tertentu (lihat h.
CO2 yang dihasilkan 200 ml/menit = 0.8 791), dapat tumpah ke dalam darah, tetapi bahan-bahan ini
RQ= =
O2 yang dikonsumsi 250 ml/menit diinaktifkan ketika mengalir melewati paru sehingga mereka tidak
menimbulkan efek sistemik. Sebaliknya, paru mengaktifkan
angiotensin II, yaitu suatu hormon yang berperan penting dalam
RESPIRASI EKSTERNAL Istilah respirasi eksternal merujuk ke
mengatur konsentrasi Na+ di CES (lihat h. 547).
seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 antara ■ Hidung, bagian dari sistem respirasi, berfungsi sebagai organ
lingkungan eksternal dan sel tubuh. Respirasi eksternal, topik bab ini,
penghiduan (Iihat h. 243).
mencakup empat langkah (Gambar 13-1):
Langkah 1 Udara secara bergantian dimasukkan ke dalam dan
dikeluarkan dari paru sehingga udara dapat dipertukarkan antara Saluran napas menghantarkan udara antara
atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantong udara (alveolus) paru. atmosfer dan alveolus.
Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan mekanis bernapas, atau Sistem respirasi mencakup saluran napas yang menuju paru, paru
ventilasi. Kecepatan ventilasi diatur untuk menyesuaikan aliran itu sendiri, dan otot-otot pernapasan toraks (dada) dan abdomen
udara antara atmosfer dan alveolus sesuai dengan kebutuhan yang berperan dalam menghasilkan aliran udara melalui saluran
metabolik tubuh terhadap ambilan O2 dan pengeluaran CO2. Langkah napas masuk dan keluar paru. Saluran napas adalah tabung atau
2 O2 dan CO2, dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah di pipa yang mengangkut udara antara atmosfer dan kantong udara
dalam kapiler pulmonal (pulmonal berarti "paru") melalui proses (alveolus), dengan yang terakhir (alveolus) merupakan satu-satunya
difusi. tempat pertukaran gas antara udara dan darah. Jika seluruh saluran
pernapasan direntangkan dari ujung ke ujung, akan memanjang
Langkah 3 Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru
hingga 1500 mil. Saluran napas berawal dari saluran nasal (hidung)
dan jaringan.
(Gambar 13-2a). Saluran hidung membuka ke dalam faring
Langkah 4 O2 dan CO2 dipertukarkan antara sel jaringan dan darah (tenggorok) yang berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem
melalui proses difusi menembus kapiler sistemik (jaringan). pernapasan dan pencernaan. Terdapat dua saluran yang berasal dari
Sistem respirasi tidak melaksanakan semua tahap atau langkah faring—trakea (windpipe) yang dilalui oleh udara untuk menuju
respirasi; sistem ini hanya berperan dalam ventilasi dan pertukaran paru, dan esofagus, yang dilalui oleh makanan untuk menuju
O2 dan CO2 antara paru dan darah (langkah 1 dan 2 ). Sistem lambung. Udara dalam keadaan normal masuk ke faring melalui hi-
sirkulasi terlibat dalam langkah 2 dan melaksanakan langkah 3 dan dung, tetapi udara juga dapat masuk melalui mulut ketika saluran
4 hidung tersumbat-yaitu, Anda dapat bernapas melalui mulut ketika

   481
Atmosfer LANGKAH-LANGKAH RESPIRASI untuk menghasilkan berbagai suara
O2 CO2 EKSTERNAL bicara. Bibir, lidah, dan palatum
mole memodifikasi suara menjadi
1 Ventilasi atau pertukaran gas antara pola suara yang dapat dikenali.
atmosfer dan kantung udara (alveolus) Sewaktu menelan, lipatan vokal
di paru
melaksanakan fungsi yang tidak
berkaitan dengan bicara: Lipatan
itu menutup glotis. Otot-otot laring
Alveolus O2 CO2 membawa lipatan vokal menuju
di paru posisi yang ketat bagi keduanya
saling mendekat untuk menutup
2 pertukaran O2 dan CO2 antara udara pintu masuk ke trakea, sehingga
CO2 di alveolus dan darah di kapiler paru makanan tidak masuk ke jalan
O2 pernapasan (Gambar 13-3b).
Setelah laring, trakea terbagi
Sirkulasi menjadi dua cabang utama,
pulmonal
bronkus kanan dan kiri, yang
masing-masing masuk ke paru ka-
nan dan kiri. Di dalam masing-
masing paru, bronkus terus berca-
bangcabang menjadi saluran na-
3 Transpor O2 dan CO2 oleh darah pas yang semakin sempit, pendek,
antara paru dan jaringan dan banyak, seperti percabangan
sebuah pohon. Cabang-cabang
yang lebih kecil dikenal sebagai
bronkiolus. Di ujung bronkiolus
Jantung
terminal terdapat kelompokan
Sirkulasi alveolus, yaitu kantong-kantong
sistematk udara kecil tempat pertukaran gas
antara udara dan darah (lihat
CO2
Gambar 13-2b).
O2 Agar aliran udara dapat masuk
4 Pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan keluar bagian paru tempat
di kapiler sistemik dan sel jaringan pertukaran berlangsung, saluran
napas penghantar yang terus ber-
Makanan O2 CO2 H2O ATP
RESPIRASI SELULAR sambungan dari pintu masuk ke
bronkiolus terminal hingga alveo-
lus harus tetap terbuka. Trakea dan
Sel jaringan
bronkus besar adalah tabung yang
Gambar 13-1 Respirasi eksternal dan selular. Respirasi eksternal mencakup langkah-langkah yang terlibat dalam pertukaran cukup kaku tak-berotot yang dike-
O2 clan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel jaringan (tahap 1 hingga 4). Respirasi selular mencakup reaksi metabolik lilingi oleh serangkaian cincin tu-
intrasel yang melibatkan pemakaian O2 untuk menghasilkan energi (ATP) dart makanan, menghasilkan CO2 sebagai produk lang rawan yang mencegah salu-
sampingan.
ran ini menyempit. Bronkiolus
yang lebih kecil tidak memiliki tu-
Anda sedang flu. Karena faring berfungsi sebagai saluran bersama lang rawan untuk menjaga mereka tetap terbuka. Dinding saluran
untuk udara dan makanan, sewaktu menelan terjadi mekanisme ini mengandung otot polos yang disarafi oleh sistem saraf autonom
refleks yang menutup trakea agar makanan masuk ke esofagus dan dan peka terhadap hormon dan bahan kimia lokal tertentu. Faktor-
bukan ke saluran napas. Esofagus selalu tertutup kecuali ketika faktor ini, dengan mengubah-ubah derajat kontraksi otot polos
menelan untuk mencegah udara masuk ke lambung sewaktu bronkiolus dan karenanya mengubah-ubah kaliber saluran napas
bernapas. terminal, mengatur jumlah udara yang mengalir antara atmosfer dan
Laring, atau kotak suara, terletak di pintu masuk trakea. Tonjolan setiap kelompok alveolus.
anterior taring membentuk jakun ("Adam's apple"). Lipatan vokal
(vocal folds), dua pita jaringan elastik yang melintang di pintu masuk
Alveolus tempat pertukaran gas adalah kantong
laring, dapat diregangkan dan dip osisikan dalam berbagai bentuk
oleh otot laring (Gambar 13-3a). Udara melewati laring melalui udara berdinding tipis yang dapat mengembang dan
celah di antara lipatan vokal. Pembukaan laring ini dikenal sebagai dikelilingi oleh kapiler paru.
glotis. Sewaktu udara bergerak melalui glotis yang terbuka melewati Paru memiliki struktur yang ideal untuk pertukaran gas. Menurut
beragam posisi lipatan vokal yang kencang, lipatan tersebut bergetar hukum difusi Fick, semakin pendek jarak yang harus ditempuh oleh

   hapter
Bronkiolus Otot
terminal polos
Cabang
arteri
Cabang pulmonaris
arteri pulmonaris

Saluran
hidung
Mulut

Faring

Laring
Alveolus Kapiler paru
Trakea

Cincin tulang Sakus


rawan Pori khon alveolaris

Bronkus (b) Pembebasan alveolus (kantung


kanan Bronkus udara) pada ujung terminal jalan napas.
kiri
Bronkiolus

Bronkiolus terminal

Sakus alveolaris

Bronkiolus
terminal
(a) Saluran resirasi
Gambar 13-2 Anatomi sistem respirasi (a) Saluran napas mencakup saluran hidung, faring, lanng, trakea, bronkus, dan bronkiolus. (b) Sebagian besar
alveolus (kantong udara) berkelompok seperti buah anggur di ujung bronkiolus terminal.

difusi, semakin besar laju difusi. Juga, semakin besar luas permuka- Anterior
an tempat difusi berlangsung, semakin besar laju difusi (lihat h. 70).

Courtesy of KayPENTAX
Alveolus adalah kelompok-kelompok kantong mirip anggur yang
berdinding tipis dan dapat mengembang di ujung cabang saluran Lipatan vocal
napas penghantar. Dinding alveolus terdiri dari satu lapisan gepeng Glotis
sel alveolus tipe I (Gambar 13-4a). Setiap alveolus juga dikelilingi
oleh anyaman kapiler pulmonal, yang dindingnya juga hanya
memiliki ketebalan selapis sel (Gambar 13-4b dan foto pembuka
(a) Glotis terbuka (b) Glotis tertutup
bab). Ruang interstisium antara sebuah alveolus dan anyaman
Gambar 13-3 Lipatan vokal. Foto memperlihatkan lipatan vocal. (a) Posisi
kapiler di sekitarnya membentuk sawar yang sangat tipis, dengan
ketebalan hanya 0,5 wia yang memisahkan udara di alveolus dari berjauhan ketika glottis terbuka dan (b) mendekat erat ketika glotis tertutup.

darah di kapiler paru. (Satu lembar kertas memiliki ketebalan 50 kali


lipat daripada sawar darah-udara ini.) Tipisnya sawar ini memeper-
mudah pertukaran gas.
dari hanya satu organ berongga dengan dimensi yang sama dan
Selain itu, pertemuan udara alveolus dengan darah memiliki luas
tidak dibagi-bagi menjadi unit-unit alveolus yang sangat banyak,
yang sangat besar bagi pertukaran gas. Paru mengandung sekitar
luas permukaan total hanya akan mencapai 0,01 m2.
500 juta alveolus, masing-masing bergaris tengah 200 hingga 300
vm. Sedemikian padatnya anyaman kapiler paru sehingga setiap Selain berisi sel alveolus tipe I pembentuk-dinding yang tipis, 5%
alveolus dikelilingi oleh lembaran kontinu darah (Gambar 13-4c). epitel permukaan alveolus juga diliputi oleh sel alveolus tipe II
Kapiler pulmonal akan memiliki panjang 620 mil jika dihubungkan (Gambar 13-4a). Sel-sel ini mengeluarkan surfaktan paru, suatu
ujung-ke-ujung. Karena itu, luas permukaan total yang terpajan kompleks fosfolipoprotein yang mempermudah ekspansi paru
antara udara alveolus dan darah kapiler paru adalah sekitar 75 m2 (dijelaskan kemudian). Selain itu, terdapat makrofag alveolus yang
(seukuran setengah lapangan bola volli). Sebaliknya, jika paru terdiri berjaga-jaga di dalam lumen kantong udara ini (lihat h. 475).

Sistem pernapasan 483


Alveolus
dikelilingi

Dr. Richard Kessel and Dr. Randy Kardon, Tissues and Organs,
oleh kapiler
pulnomal

Alveolus
dengan
Serat elastin kapiler
yang telah
Makrofag dihilangkan
alveolar

Visuals Unlimited, Inc.


Anyaman
Cairan kapiler paru
interstisium

Monosit
(b) Pemindahan mikrogaf elektron alveolus
Sel alveolus dan kapiler paru di sekelilingnya
tipe II

Eritosit
300 𝛍m
Alveolus Kapiler Kapiler
pulmonal pulnomal

Sel alveolus
tipe I Alveolus

© Don W. Fawcett/Visuals Unlimited, Inc.


0.5 𝛍m
Cairan alveolus
dilapisi oleh
surfaktan paru

Sawar 0,5 pm Eritosit


memisahkan
udara dan darah
(a) Alveolus dan kapiler paru di sekelilingnya (c) Transmisi mikrogaf elektron beberapa
alveoli dan kapiler pulnomal di sekelilingnya
Gambar 13-4 Alveolus dan kapiler paru terkait. (a) Sebuah lapisan tunggal sel alveolus tipe I gepeng membentuk dinding alveolus. Sel alveolus tipe II yang terbenam di dalam
dinding alveolus mengeluarkan surfaktan paru. Makrofag alveolus kembara ditemukan di dalam lumen alveolus. Ukuran sel dan membran respirasi lebih besarjika dibandingkan
dengan ukuran lumen alveolus dan kapiler paru. Garis tengah sebuah alveolus sebenarnya sekitar 600 kali lebih besar (300 pm) daripada ruang antara udara dan darah (0,5 pm). (b)
Setiap alveolus dikelilingi oleh anyaman padat kapiler paru. (c) Perhatikan bahwa setiap alveolus dikelilingi oleh lembaran darah yang hampir kontinu.

Di dinding antara alveolus yang berdekatan terdapat pori Kohn kontrol. Tidak terdapat otot di dalam dinding alveolus untuk
yang halus (lihat Gambar 13-2b). Keberadaan pori ini memungkin- mengembangkan atau mengempiskan alveolus selama proses
kan aliran udara antara alveolus-alveolus yang berdekatan, suatu bernapas. Perubahan volume paru (dan perubahan volume alveolus
proses yang dikenal sebagai ventilasi kolateral. Saluran-saluran ini yang menyertainya) ditimbulkan oleh perubahan dalam dimensi
sangat penting agar udara segar dapat masuk ke alveolus yang rongga toraks. Anda akan mempelajari meka- nisme ini setelah kita
saluran penghantar terminalnya tersumbat akibat penyakit menyelesaikan pembahasan tentang anatomi pernapasan.
Paru menempati sebagian besar volume rongga toraks (dada),
dan satu-satunya struktur lain di dada adalah jantung dan
Paru menempati sebagian besar rongga toraks
pembuluh-pembuluh terkaitnya, esofagus, timus, dan beberapa
Kedua paru masing-masing dibagi menjadi beberapa lobus dan saraf. Dinding dada (toraks) luar dibentuk oleh 12 pasang iga
masing-masing mendapat satu bronkus. Jaringan paru itu sendiri melengkung, yang berhubungan dengan sternum (tulang dada) di
terdiri dari serangkaian saluran napas yang sangat bercabang- anterior dan vertebra torakalis (tulang punggung) di posterior.
cabang, alveolus, pembuluh darah paru, dan sejumlah besar jaringan Sangkar iga merupakan tulang protektif bagi paru dan jantung. Otot
ikat elastik. Satu-satunya otot di dalam paru adalah otot polos di rangka menghubungkan struktur tulang-tulang ini dan menututpi
dinding arteriol dan dinding bronkiolus, keduanya berada dibawah rongga dada. Diafragma, yang membentuk lantai rongga toraks,

   hapter
adalah suatu lembaran otot rangka yang lebar,
berbentuk kubah, dan memisahkan rongga toraks
dari rongga abdomen. Diafragma ditembus hanya
oleh esofagus dan pembuluh darah yang melintasi Lolipop
rongga toraks dan abdomen. Di leher, otot dan
jaringan that menutup rongga toraks. Satu-satunya
komunikasi antara toraks dan atmosfer adalah Balon “Lung”
melalui saluran napas ke dalam alveolus. Seperti paru, berisi air
dinding dada mengandung banyak jaringan ikat "kantong pleura"
elastik.
(a)Analogi hubungan antara paru dan kantong pleura
Kantong pleura memisahkan tiap-tiap
dari dinding toraks
Dinding toraks
Setiap paru dipisahkan dari dinding toraks dan
struktur lain di sekitarnya oleh suatu kantong tertutup Kantong pleura Kantong pleura kiri
berdinding rangkap, yaitu kantong pleura (Gambar kanan Paru Paru
kanan kiri Pleura parietal
13.5). Interior kantong pleura dikenal sebagai rongga
pleura. Dalam gambar, ukuran rongga pleura sangat Pleura viseral
diperbesar untuk memudahkan visualisasi; pada ke-
nyataannya, lapisan-lapisan kantong pleura berkon- Rongga pleura terisi
oleh cairan intrapleura
trak erat satu sama lain. Permukaan pleura mengelu- Diafragma
arkan suatu cairan intrapleura (intra artinya "di
dalam") tipis, yang melumasi permukaan pleura (b) Hubungan paru dengan kantung pleura, dinding dada, dan diafragma
ketika keduanya saling bergesekkan sewaktu pergera- Gambar 13-5 Kantong pleura. (a) Mendorong sebuah permen lolipop ke dalam baion berisi air
kan napas. menghasilkan hubungan yang analog dengan hubungan antara kantong pleura tertutup berdinding
rangkap dengan paru yang dikelilingi dan dipisahkannya dari dinding toraks. (b) Satu lapisan kantong
Pleuritis, peradangan kantong pleura, diser- pleura, pleura viseral, melekat erat ke permukaan paru (viskus artinya "organ") dan kemudian melipat batik
tai oleh nyeri ketika bernapas karena setiap untuk mernbentuk lapisan lain, pleura parietal, yang melapisi bagian interior dinding toraks (paries artinya
paru mengembang dan mengempis terjadi "dinding"). Ukuran relatif rongga pleura antara kedua lapisan ini sangat diperbesar untuk mempermudah
visualisasi.
"friction rub"

Pada ketinggian permukaan laut tekanan ini sama dengan 760 mm


Periksa Pemahaman Anda 13.1 Hg. Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penambahan
ketinggian di atas permukaan laut karena lapisan-lapisan udara di
Diskusikan bagaimana pertemuan udara alveolus-darah
pulnomal terstruktur secara ideal untuk pertukaran gas.
atas permukaan bumi juga semakin menipis. Pada setiap ketinggian
terjadi perubahan kecil pada tekanan atmosfer karena perubahan
Sebutkan fungsi sel alveolus tipe I, sel alveolus tipe II, dan
kondisi cuaca (yaitu, ketika tekanan barometrik naik atau turun).
makrogaf alveolar
2. Tekanan intra-alveolus, yang juga dikenal sebagai tekanan
intrapulmonal, adalah tekanan di dalam alveolus. Karena alveolus
ber- hubungan dengan atmosfer melalui saluran napas penghantar,
13.2 I Mekanisme pernapasan udara cepat mengalir menuruni gradien tekanannya setiap kali
tekanan intraalveolus berbeda dari tekanan atmosfer; udara terus
Udara cenderung mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke mengalir hingga kedua tekanan seimbang (ekuilibrium).
daerah dengan tekanan rendah, yaitu menuruni gradien tekanan.
3. Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam kantong pleura.
Tekanan ini, yang juga dikenal sebagai tekanan intratoraks, adalah
Hubungan antara tekanan di dalam dan di luar paru tekanan yang ditimbulkan di luar paru di dalam rongga toraks.
penting dalam ventilasi. Tekanan intrapleura biasanya lebih rendah daripada tekanan
atmosfer, rerata 756 mm Hg saat istirahat. Seperti tekanan darah
Udara mengalir masuk dan keluar paru selama tindakan bernapas yang dicatat dengan menggunakan tekanan atmosfer sebagai titik
karena berpindah mengikuti gradien tekanan antara alveolus dan referensi (yaitu, tekanan darah sistolik 120 mm Hg adalah 120 mm
atmosfer yang berbalik arah secara bergantian yang ditimbulkan Hg lebih besar daripada tekanan atmosfir 760 mm Hg atau, dalam
oleh aktivitas siklik otot pernapasan. Terdapat tiga tekanan yang kenyataan, 880 mm Hg), 756 mm Hg kadang-kadang disebut
berbeda yang berperan penting dalam ventilasi (Gambar 13-6): sebagai tekanan —4 mm Hg. Namun, sebenarnya tidak ada tekanan
1. Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang ditimbul- negatif absolut. Tekanan —4 mm Hg menjadi negatif karena di-
kan oleh berat udara di atmosfer pada benda di permukaan bumi. bandingkan dengan tekanan atmosfer normal sebesar 760 mm Hg.

   485
Atmosfer
760 mm Hg

Saluran napas (mewakili semua saluran napas secara kolektif)


Tekanan atmosfer (tekanan yang ditim-
bulkan oleh berat gas di atmosfer pada
benda di permukaan bumi-760 mm Hg di
permukaan laut) Dinding toraks (mewakili sangkar toraks secara keseluruhan)

760 mm Hg
Tekanan intra-alveolus (tekanan di da-
lam alveolus-760 mm Hg ketika diseim-
bangkan dengan tekanan Kantong pleura (ruang mewakili rongga pleura)
atmosfer)

Tekanan intrapleura (lekanan di dalam


kantung pleura—tekanan yang ditimbulkan
Paru (mewakili semua alveolus secara kolektif)
di luar paru di dalam rongga toraks,
biasanya lebih rendah daripada tekanan
atmosfer pada 756 mm Hg) 756 mm Hg

Gambar 13-6 Berbagai tekanan yang penting pada ventilasi

Untuk menghindari kebingungan, kita akan menggunakan nilai kan paru terhadap permukaan interior dinding toraks), Anda
positif absolut sepanjang pembahasan kita mengenai pernapasan. barudapat memisahkan kedua kaca objek tersebut hanya dengan
tenaga besar karena molekul-molekul di dalam cairan di antara
Tekanan intrapleura tidak menyeimbangkan diri dengan tekanan
kedua kaca menolak dipisahkan. Hubungan ini ikut berperan dalam
atmosfer atau intra-alveolus karena kantong pleura merupakan
kenyataan bahwa perubahan dimensi toraks selalu disertai oleh
kantong tertutup tanpa pembukaan sehingga udara tidak dapat
perubahan setara dalam dimensi paru; yaitu, ketika toraks
masuk atau keluar meskipun terdapat gradient tekanan berapapun
mengembang, paru—karena melekat ke dinding toraks oleh daya
atara rongga pleura dan atmosfer atau paru.
rekat cairan intrapleura—ikut mengembang. Alasan yang lebih
penting mengapa paru mengikuti gerakan dinding dada adalah
Gradien tekanan transmural dalam keadaan normal gradien tekanan transmural yang terdapat di kedua sisi dinding paru.
meregangkan paru agar paru memenuhi rongga
toraks yang berukuran lebih besar. GRADIEN TEKANAN TRANSMURAL Tekanan intra-alveolus, yang
Rongga toraks lebih besar daripada parts yang tidak teregang karena menyeimbangkan diri dengan tekanan atmosfer pada 760 mm Hg,
dinding toraks tumbuh lebih cepat dari paru sewaktu perkemba- lebih besar daripada tekanan intrapleura yang 756 mm Hg, sehingga
ngan. Namun, dua gaya—daya kohesif cairan intrapleura dan tekanan yang menekan keluar dinding paru lebih besar daripada
gradien tekanan transmural—menahan dinding toraks dan paru tekanan yang mendorong ke dalam. Perbedaan neto tekanan ke arah
saling berdekatan, meregangkan paru untuk mengisi rongga toraks luar ini, gradien tekanan transmural, mendorong paru keluar,
yang lebih besar. meregangkan, atau menyebabkan distensi paru (trans artinya
"melintasi"; mural artinya "dinding") (Gambar 13-7). Karena gradien
tekanan ini, paru selalu dipaksa mengembang untuk mengisi rongga
DAYA KOHESIF CAIRAN INTRAPLEURA Molekul-molekul air di toraks, tidak peduli terhadap ukurannya. Sewaktu rongga toraks
dalam cairan intrapleura menahan tarikan yang memisahkan membesar, paru juga ikut membesar, yaitu paru mengikuti
mereka karena molekul-molekul ini bersifat polar dan saling tarik- pergerakan dinding toraks.
menarik (lihat h. A-5). Daya rekat yang terbentuk di cairan Terdapat gradien tekanan transmural serupa di kedua sisi
intrapleura cenderung menahan kedua permukaan pleura menyatu. dinding toraks. Tekanan atmosfer yang mendorong ke arah dalam
Karena itu, cairan intrapleura dapat dianggap sebagai "perekat" atau pada dinding toraks lebih besar daripada tekanan intrapleura yang
"lem" antara bagian dalam dinding toraks dan paru. Pernahkah mendorong keluar di dinding yang sama sehingga dinding dada
Anda mencoba memisahkan dua permukaan licin yang disatukan cenderung "terperas" atau mengalami kompresi dibandingkan
oleh suatu lapisan tipis cairan, misalnya dua kaca objek basah? Aka dengan jika dalam keadaan tidak dibatasi. Namun, efek gradien
pernah, Anda mengetahui bahwa kedua permukaan bertindak tekanan transmural di kedua sisi dinding paru jauh lebih besar
seolah keduanya direkatkan oleh lapisan tipis air. Meskipun Anda karena perbedaan tekanan yang ringan ini jauh lebih berpengaruh
dapat dengan mudah menggeser kaca obkek maju-mundur relatif pada paru yang sangat mudah teregang dibandingkan dengan
satu sama lain (seperti cairan intrapleura yang mempermudah gera- dinding dada yang kaku.

   hapter
760
yang tertekan cenderung menjauh satu sama lain, sedikit
mengembangkan rongga pleura dan menurunkan tekanan
Jalan napas
intrapleura di bawah tekanan atmosfer.
Rongga pleura
(tampak sangat
Dinding paru diperbesar) PNEUMOTORAKS Dalam keadaan normal udara
Paru (alveoli)
tidak masuk ke dalam rongga pleura karena tidak
ada komunikasi antara rongga dan atmosfer atau
Dinding dada alveolus. Namun, jika dinding dada tertusuk (misalnya
oleh luka tusuk atau iga yang patah), udara mengalir
menuruni gradien tekanan dari tekanan atmosfer yang
756 756
760 760 760 lebih tinggi ke dalam ruang pleura (Gambar 13-8a).
Keadaan abnormal masuknya udara ke dalam rongga
pleura dikenal sebagai pneumotoraks ("udara dalam
dada"). Tekanan intrapleura dan intra-alveolus kini
menjadi seimbang dengan tekanan atmosfer sehingga
gradien tekanan transmural tidak lagi ada balk di dinding
paru maupun dinding dada. Tanpa gaya yang
756
meregangkan paru maka paru akan kolaps ke keadaan tak-
teregangnya (Gambar 13-8b). (Daya rekat cairan
intrapleura tidak mampu menahan paru dan din ding
Gradien tekanan transmural Gradien tekanan transmural toraks sating menempel tanpa adanya gradien tekanan
yang melintasi dinding paru = yang melintasi dinding dada =
tekanan intra-alveolus tekanan atmosfer dikurangi
transmural.) Dinding toraks juga akan mengembang
dtkurangi tekanan intrapleura tekanan intrapleura keluar ke dimensi tak-tertekannya, tetapi hal ini tidak
terlalu menimbulkan konsekuensi serius dibandingkan
Angka adalah tekanan dalam mm Hg dengan kolapsnya paru. Demikian juga, pneumotoraks dan
Gambar 13-7 Gradien tekanan transmural. Di dinding paru, tekanan intra-alveolus 760 kolaps paru dapat terjadi jika udara masuk ke rongga
mm Hg mendorong ke arah luar sementara tekanan intrapleura sebesar 756 mm Hg pleura melalui lubang di paru yang ditimbulkan, misalnya,
mendorong ke arah dalam. Perbedaan tekanan sebesar 4 mm Hg ini membentuk gradien oleh proses penyakit (Gambar 13-8c).
tekanan transmural yang mendorong keluar paru, meregangkannya untuk mengisi rongga
toraks yang lebih besar. Di dinding toraks, tekanan atmosfer sebesar 760 mm Hg
mendorong ke arah dalam sementara tekanan intrapleura 756 mm Hg mendorong ke arah
Aliran udara masuk dan keluar paru terjadi
luar. Perbedaan tekanan sebesar 4 mm Hg ini menghasilkan gradien tekanan transmural karena perubahan siklik tekanan intra-
yang mendorong ke arah dalam dan menekan dinding toraks. alveolus.
Karena udara mengalir mengikuti penurunan gradien tek-
MENGAPA TEKANAN INTRAPLEURA LEBIH RENDAH DARI kanan, tekanan intra-alveolus harus lebih kecil dari pada tekanan
PADATEKANAN ATMOSFER Karena sifat elastisitasnya, paru atmosfer agar udara mengalir masuk ke dalam paru sewaktu
mencoba untuk tertarik ke dalam menjauhi rongga dada ketika inspirasi (menarik napas) dan harus lebih besar daripada tekanan
mereka teregang untuk mengisi rongga toraks yang lebih besar. atmosfer agar udara mengalir keluar paru sewaktu ekspirasi
Demikian juga, dinding toraks yang tertekan cenderung bergerak (menghembuskan napas). Tekanan intra-alveolus dapat diubah
keluar menjauhi paru. Namun, gradien tekanan transmural dan daya dengan mengubah volume paru, sesuai hukum Boyle. Hukum
rekat cairan intrapleura mencegah kedua struktur ini saling menjauh Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan yang
kecuali untuk jarak yang sangat kecil. Pengembangan ringan rongga ditimbulkan oleh suatu gas berbanding terbalik dengan volume gas
pleura yang terjadi sudah cukup untuk menurunkan tekanan di (Gambar 13-9); yaitu, sewaktu volume gas mening- kat, tekanan
rongga ini sebesar 4 mm Hg sehingga membawa tekanan intrapleura yang ditimbulkan oleh gas berkurang secara propor- sional.
ke tingkat subatmosfer sebesar 756 mm Hg. Penurunan tekanan ini Sebaliknya, tekanan meningkat secara proporsiona sewaktu
terjadi karena rongga pleura terisi oleh cairan, yang tidak dapat volume berkurang. Perubahan volume paru, dan karenanya teka-
mengembang untuk mengisi volume yang sedikit bertambah. Karena nan intra-alveolus, ditimbulkan secara tak-langsung oleh aktivitas
itu, terbentuk ruang vakum di ruang yang sangat kecil di rongga otot pernapasan.
pleura yang sedikit mengembang yang tidak ditempati oleh cairan Otot-otot pernapasan yang melakukan gerakan bernapas tidak
intrapleura, menyebabkan penurunan kecil tekanan intrapleura di bekerja langsung pada paru untuk mengubah volumenya. Otot-
bawah tekanan atmosfer. otot ini mengubah volume rongga toraks, menyebabkan peruba-
Perhatikan hubungan antara gradien tekanan transmural dan han serupa pada volume paru karena dinding toraks dan dinding
tekanan intrapleura subatmosfer. Paru teregang dan toraks tertekan paru berhubungan melalui daya rekat cairan intrapleura dan
oleh gradien tekanan transmural yang terbentuk di dinding mereka gradien tekanan transmural.
karena adanya tekanan intrapleura subatmosfer. Tekanan intrapleura Marilah kita ikuti perubahan yang terjadi selama satu siklus
menjadi bersifat subatmosferik karena paru yang teregang dan toraks pernapasan—yaitu, satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi.

   487
Luka tusuk di 760 si lateral (sisi-ke-sisi) dan antero-posterior
dinding dada (depan-ke-belakang). Ketika berkontraksi,
otot interkostalis eksternal mengangkat iga
dan selanjutnya sternum ke atas dan depan
760 760 760 760 (Gambar 13-11b). Saraf interkostalis mengak-
Udara tifkan otot-otot interkostalis ini selama isnpi-
rasi.
756 756 760
Sebelum inspirasi, pada akhir ekspirasi
sebelumnya, tekanan intra-alveolus sama
dengan tekanan atmosfer, sehingga tidak ada
(a) Pneumotoraks traumatik udara mengalir masuk atau keluar paru ( Gam-
760 760 760 760 760 bar 13-12a). Sewaktu rongga toraks me-
mbesar selama inspirasi akibat kontraksi di-
760
Lubang di paru 756
afragma, paru juga dipaksa mengembang
untuk mengisi rongga toraks yang lebih besar.
Sewaktu paru membesar, tekanan intra-
760 alveolus turun karena jumlah molekul udara
760 760 760 (b) Paru kolaps
yang sama kini menempati volume paru yang
Udara lebih besar. Pada gerakan inspirasi biasa,
756 756
tekanan intra-alveolus turun 1 mm Hg menja-
di 759 mm Hg (Gambar 13-12b). Karena
tekanan intra-alveolus sekarang lebih rendah
daripada tekanan atmosfer, udara mengalir ke
(c) Pneumotoraks spontan dalam paru mengikuti gradien tekanan ini.
Udara terus masuk ke paru hingga tidak ada
Angka adalah tekana dari mm Hg
lagi gradien—yaitu, hingga tekanan intra-
> Gambar 13-8 Pneumotoraks. (a) Pada pneumotoraks traumatik, sebuah tusukan di dinding dada memungkinkan alveolus setara dengan tekanan atmosfer.
udara dari atmosfer mengalir menuruni gradien tekanan dan masuk ke rongga pleura, menghilangkan gradien
tekanan transmural. (b) Ketika gradien tekanan transmurai lenyap, paru kolaps ke ukuran tak-teregangnya, dan Karena itu, ekspansi paru tidak disebabkan
dinding dada mengembang keluar. (c) Pada pneumotoraks spontan, suatu lubang di dinding paru memungkinkan oleh udara masuk ke dalam paru udara me-
udara mengalir menuruni gradien tekanan dan masuk ke rongga pleura dari paru, melenyapkan gradien tekanan
transmural. Seperti pada pneumotoraks traumatik, paru kolaps ke ukuran tak-teregangnya.
ngalir ke dalam paru karena turunnya tekanan
intra-alveolus yang ditimbulkan oleh ekspansi
paru. Karena itu, ekspansi paru tidak dise-
babkan oleh pergerakan udara ke dalam paru
AWITAN INSPIRASI: KONTRAKSI OTOT-OTOT INSPIRASI Otot- tetapi udara mengalir ke dalam paru karena penurunan tekanan
otot inspirasi utama—otot yang berkontraksi untuk melaku- kan intra-alveolus yang disebabkan oleh ekspansi paru.
inspirasi sewaktu bernapas tenang—mencakup diafragma dan otot Sewaktu inspirasi, tekanan intrapleura turun menjadi 754 mm Hg
interkostalis eksternal (Gambar 13-10). Sebelum permulaan inspirasi, karena paru yang sangat teregang cenderung menarik paru lebih
semua otot-otot respirasi berada dalam keadaan relaksasi (Gambar jauh lagi dari dinding dada.
13-11a). Pada saat awitan inspirasi, kontraksi otot-otot inspirasi
membuat rongga toraks membesar. Otot inspirasi utama adalah
PERAN OTOT INSPIRASI TAMBAHAN inspirasi dalam (lebih
diafragma, yang disarafi oleh saraf frenikus. Diafragma dalam banyak udara yang dihirup) dapat dilakukan dengan mengontraksi-
keadaan relaksasi berbentuk kubah yang menonjol ke atas ke dalam kan diafragma dan otot interkostalis eksternal secara lebih kuat dan
rongga toraks. Ketika berkontraksi (pada stimulasi oleh saraf dengan mengaktifkan otot inspirasi tambahan untuk semakin
frenikus), diafragma turun dan memperbesar volume rongga toraks memperbesar rongga toraks. Kontraksi otot-otot tambahan ini, yang
dengan meningkatkan ukuran vertikal (atas-ke-bawah) (Gambar terletak di leher (Gambar 13-10), mengangkat sternum dan dua iga
13-11b). Selama pernapasan tenang diafragma menurun sekitar 1 pertama, memperbesar bagian atas rongga toraks. Dengan semakin
cm selama inspirasi, tetapi selama pernapasan berat, diafragma membesarnya volume rongga toraks dibandingkan dengan keadaan
dapat menurun sebesar 10 cm. Dinding abdomen, jika melemas, istirahat, paru juga semakin mengembang, menyebabkan tekanan
menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafragma yang turun intraalveolus semakin turun. Akibatnya, terjadi peningkatan aliran
menekan isi abdomen ke bawah dan ke depan. Tujuh puluh lima masuk udara sebelum tercapai keseimbangan dengan tekanan
persen pembesaran rongga toraks sewaktu bernapas tenang atmosfer; yaitu, tercapai pernapasan yang lebih dalam.
dilakukan oleh kontraksi diafragma.
Dua set otot interkostalis terletak di antara iga (inter arti- nya
"di antara"; kosta artinya "iga"). Otot interkostalis eksternal terletak
di atas otot interkostalis internal. Kontraksi otot interkostalis AWITAN EKSPIRASI: RELAKSASI OTOT-OTOT INSPIRASI Pada
eksternal, yang serat-seratnya berjalan ke bawah dan depan antara akhir inspirasi, otot inspirasi melemas. Diafragma mengambil posi-
dua iga yang berdekatan, memperbesar rongga toraks dalam dimen- si aslinya yang seperti kubah ketika melemas. Ketika otot interkos-

   hapter
Wadah A Wadah B Wadah C di bawah leher akibat trauma korda spinalis
masih dapat bernapas, meskipun mereka telah
Wadah tertutup tidak dapat menggunakan semua otot rangka di
dengan jumlah lengan dan tungkai mereka.
tertentu molekul gas
EKSPIRASI PAKSA: KONTRAKSI OTOT
EKSPIRASI Selama pernapasan tenang, ekspira-
si normalnya merupakan suatu proses pasif,
karena dicapai oleh rekoil elastik paru ketika
otot-otot inspirasi melemas, tanpa memerlukan
kontraksi otot atau pengeluaran energi. Sebalik-
Piston
nya, inspirasi selalu aktif karena ditimbulkan
hanya oleh kontraksi otot inspirasi dengan
Pengukuran menggunakan energi. Ekspirasi dapat menjadi
tekanan aktif untuk mengosongkan paru secara lebih
0.5
1
1.5 0.5
1
1.5 0.5
1
1.5 tuntas dan lebih cepat daripada yang dicapai
0 2 0 2 0 2 selama pernapasan tenang, misalnya sewaktu
pernapasan dalam ketika olahraga. Untuk
mengeluarkan lebih banyak udara, tekanan intra-
alveolus harus lebih ditingkatkan di atas tekanan
atmosfer daripada yang dicapai oleh relaksasi
Volume = 1/2 Volume = 1 Volume = 2
biasa otot inspirasi dan rekoil elastik paru. Untuk
Tekanan = 2 Teakanan = 1 Tekanan = 1/2 menghasilkan ekspirasi paksa atau aktif tersebut,
Gambar 13-9 Hukum Boyle. Setiap wadah memiliki jumlah molekul gas yang sama. Karena gerakan otot-otot ekspirasi harus lebih berkontraksi
molekul gas yang acak, kemungkinan sebuah molekul gas menumbuk dinding dalam wadah dan untuk mengurangi volume rongga toraks dan
menimbulkan tekanan berbanding terbalik dengan volume wadah pada suhu tetap. Gas dalam wadah B paru (Gambar 13-10 dan 13-11d). Otot ekspirasi
menimbulkan tekanan lebih besar daripada gas yang sama di wadah C yang lebih besar tetapi paling penting adalah (yang mungkin tidak
menimbulkan tekanan lebih kecil daripada gas yang sama di wadah A yang lebih kecil. Hubungan ini diduga sebelumnya) otot dinding abdomen.
dinyatakan sebagal hokum Boyle: Pi V1 = P2V2. Sewaktu volume gas meningkat, tekanan gas berkurang
Sewaktu otot abdomen berkontraksi terjadi
proporsional; sebaliknya, tekanan meningkat secara proporsional ketika volume dikurangi.
peningkatan tekanan intra-abdomen yang
menimbulksn gaya keatas pada diafragma, men-

talis eksternal melemas, sangkar iga yang sebelumnya terang- kat


turun karena gravitasi (lihat Gambar 13-11c). Tanpa gaya-gaya yang
menyebabkan ekspansi dinding dada (dan karenanya, ekspansi
paru), dinding dada dan paru yang semula teregang mengalami Otot inspirasi
tambahan
rekoil ke ukuran prainspirasinya karena sifat-sifat elastik mereka, (berkontraksi
seperti balon teregang yang dikempiskan. Sewaktu paru mengalami hanya sewaktu
rekoil dan kembali mengecil, tekanan intra-alveolus meningkat inspirasi kuat)
karena jumlah molekul udara yang lebih banyak yang semula Otot
terkandung di dalam volume paru yang besar pada akhir inspirasi stemokleidomastoideus interkostalis
kini termampatkan ke dalam volume yang lebih kecil. Pada ekspirasi skalenus
internal
biasa, tekanan intra-alveolus meningkat sekitar 1 mm Hg di atas
tekanan atmosfer menjadi 761 mm Hg (Gambar 13-12c) dan
Sternum Otot ekspirasi
meninggalkan paru menuruni gradien tekanannya. Aliran keluar
Iga aktif
udara berhenti ketika tekanan intraalveolus menjadi sama dengan
Otot (berkontraksi
tekanan atmosfer dan gradien tekanan tidak lagi ada. Gambar 13-13 Interkostalis hanya ketika
merangkum perubahan tekanan intra-alveolus dan intrapleura yang eksternal ekspirasi aktif)
berlangsung selama satu siklus pernapasan. Diafragma
Karena diafragma adalah otot inspirasi utama dan relaksasi-
nya juga menyebabkan ekspirasi, paralisis otot interkostalis Otot
saja tidak secara serius memengaruhi pernapasan tenang. inspirasi utama Otot perut
(berkontraksi
Namun, gangguan aktivitas diafragma akibat gangguan otot atau setiap inspirasi;
saraf menyebabkan paralisis pernapasan. Untungnya, saraf frenikus relaksasi
berasal dari korda spinalis di daerah leher (segmen servikalis 3,4, menyebabkan
dan 5) dan kemudian turun ke diafragma di dasar toraks, dan bukan ekspirasi pasif)
berasal dari korda spinalis daerah toraks seperti diperkirakan Gambar 13-10 Anatomi otot-otot pernapasan.
sebelumnya. Karena itu, orang yang mengalami kelumpuhan total

   489
Sangkar
iga Elevasi iga menyebabkan sternum
terangkat
bergerak ke atas dan luar, yang
Otot meningkatkan ukuran depan-
interkostali Kontraksi belakang rongga toraks
s eksternal otot
(melemas) interkostalis
eksternal

Sternum

Diafragm Kontraksi
a diafragma
(melemas
)

Kortraksi otot antariga eksternal Penurunan diafragma ketika


menyebabkan elevasi iga, yang berkontraksi meningkatkan
meningkatkan kiri-kanan rongga ukuran vertikal rongga toraks
toraks
(a) Sebelum inspirasi (b) Inspirasi
Gambar 13-11 Aktivitas otot pernapasan sewaktu inspirasi dan ekspirasi. (a) Sebelum inspirasi, semua otot pernapasan berelaksasi. (b) Selama
inspirasi, diafragma turun karena berkontraksi, meningkatkan ukuran vertikal rongga toraks. Kontraksi otot interkostalis eksternal mengangkat iga dan
kemudian sternum untuk memperbesar ukuran depan-belakang rongga toraks serta ukuran kiri-kanannya.

dorongnya semakin ke atas ke dalam rongga toraks daripada posisi Sejauh ini kita telah membahas aliran udara masuk dan keluar paru
lemasnya sehingga ukuran vertikal rongga toraks menjadi semakin sebagai fungsi dari besar gradien tekanan antara alveolus dan
kecil. Otot ekspirasi lain adalah otot interkostalis internal, yang atmosfer. Namun, seperti aliran darah melalui pembuluh darah
kontraksinya menarik iga turun dan ke arah dalam, mendatarkan bergantung tidak saja pada gradien tekanan tetapi juga pada
dinding dada dan semakin mengurangi ukuran rongga toraks; kerja resistensi terhadap aliran yang ditimbulkan oleh pem- buluh,
ini tepat berlawanan dengan otot interkostalis eksternal. demikian juga aliran udara:
Sewaktu kontraksi aktif otot ekspirasi semakin mengurangi
volume rongga toraks, volume paru juga menjadi semakin P
F
berkurang karena paru tidak harus teregang lebih banyak untuk R
mengisi rongga toraks yang lebih kecil; yaitu, paru dibolehkan dengan
mengempis ke volume yang lebih kecil. Perbedaan antara tekanan
intra-alveolus dan atmosfer kini menjadi lebih besar daripada ketika F 5 Kecepatan aliran
ekspirasi pasif sehingga lebih banyak udara keluar menuruni DP 5 Perbedaan antara tekanan atmosfer dan intra-alveolus
gradien tekanan sebelum tercapai keseimbangan. Dengan cara ini, (gradien tekanan)
selama ekspirasi paksa aktif pengosongan paru menjadi lebih tuntas R = resistensi saluran napas, ditentukan oleh jari-jarinya
dibandingkan ketika ekspirasi tenang pasif.
Penentu utama resistensi terhadap aliran udara adalah jari-jari
Selama ekspirasi paksa, tekanan intrapleura melebihi tekanan
saluran napas penghantar. Kita mengabaikan resistensi saluran
atmosfer, tetapi paru tidak kolaps. Karena tekanan intra-alveolus
napas pada pembahasan tentang aliran udara yang dipicu oleh
juga meningkatsetara, tetap terdapat gradien tekanan transmural
gradien tekanan sebelumnya karena pada sistem respirasi yang sehat,
menembus dinding paru sehingga paru tetap teregang dan mengisi
jari-jari sistem penghantar cukup besar sehingga resistensi tetap
rongga toraks. Sebagai contoh, jika tekanan di dalam toraks
sangat rendah. Karena itu, gradien tekanan antara alveolus dan
meningkat 10 mm Hg, tekanan intrapleura menjadi 766 mm Hg dan
atmosfer biasanya menjadi faktor utama yang menentukan
tekanan intra-alveolus menjadi 770 mm Hg tetap terdapat
kecepatan aliran udara. Memang, saluran udara normalnya memiliki
perbedaan tekanan 4 mm Hg.
resistensi sedemikian rendah sehingga cukup diciptakan gradien
tekanan yang sangat kecil sebesar 1 hingga 2 mm Hg untuk menca-
Resistensi saluran napas memengaruhi pai kecepatan aliran udara masuk dan keluar paru yang memadai.
kecepatan aliran udara. (Sebagai perbandingan, diperlukan gradien tekanan 250 kali lebih

   hapter
Kontraksi otot interkostalis internal mendatarkan
iga dan sternum, semakin mengurangi ukuran
kiri-kanan dan depan-belakang rongga toraks

Kontraksi
Relaksasi otot
otot interkostalis
interkostalis internal
eksternal

Relaksasi
diafragma
Kontraksi otot
abdomen

Posisi otot
abdomen dalam
keadaan lemas

Kembalinya diafragma, iga, dan


sternum ke posisi istirahatnya pada Kontraksi otot abdomen
relaksasi otot-otot pernapasan menyebabkan diafragma terdorong
mengembalikan rongga toraks ke ke atas, semakin mengurangi ukuran
ukuran pra-inspirasinya vertikal rongga toraks
(c) Ekspirasi pasif (d) Ekspirasi aktif
Gambar 13-11, lanjutan Aktivitas otot pernapasan sewaktu inspirasi dan ekspirasi. (c) Selama ekspirasi pasif tenang, diafragma melemas, mengurangi
volume rongga toraks dari ukuran inspirasi puncaknya. Sewaktu otot interkostalis eksternal melemas, sangkar iga yang tadinya terangkat turun karena gaya
gravitasi. Hal ini juga mengurangi volume rongga toraks. (d) Selama ekspirasi aktif, kontraksi otot abdomen meningkatkan tekanan intra-abdomen,
menimbulkan gaya ke atas pada diafragma. Hal ini semakin mengurangi ukuran vertikal rongga toraks dibandingkan dengan ketika ekspirasi pasif. Kontraksi
otot interkostalis internal mengurangi ukuran depan-belakang dan kiri-kanan dengan mendatarkan iga dan sternum.

Seimbang; 760
Tidak ada perpindahan neto udara
760
760
Ukuran toraks
pada kontraksi
Ukuran toraks otot inspirasi Ukuran toraks
pra-inspirasi
pada relaksasi
otot inpirasi
759
760 761

Ukuran paru setelah Ukuran paru setelah


756 754 teregang untuk mengisi 756 mengalami rekonil
Ukuran paru rongga toraks yang
pra-inspirasi mengembang
(a) Sebelum inspirasi (b) Sewaktu inspirasi (c) Sewaktu ekspirasi
Angka adalah tekanan dalam mm Hg
Gambar 13-12 Perubahan volume paru dan tekanan intra-alveolus sewaktu inspirasi dan ekspirasi. (a) Sebelum inspirasi, pada akhir ekspirasi
sebelumnya, tekanan intra-alveolus telah seimbang dengan tekanan atmosfer, dan tidak ada aliran udara. (b) Sewaktu volume paru meningkat saat
inspirasi, tekanan intra-alveolus berkurang sehingga terbentuk gradien tekanan yang menyebabkan udara mengalir ke dalam alveolus dari atmosfer—
yaitu, terjadi inspirasi. (c) Sewaktu paru mengalami rekoil ke ukuran pra-inspirasinya karena relaksasi otot-otot inspirasi, tekanan intra-alveolus meningkat
sehingga terbentuk gradien tekanan yang menyebabkan udara mengalir keluar alveolus menuju atmosfer—yaitu, terjadi ekspirasi.

   491
Inspirasi Ekspirasi gik b2-yang lebih selektif yang merelaksasikan otot polos bronkiolus
tanpa memengaruhi sasaran adrenergik b1-seperti jantung; lihat h.
258) bermanfaat untuk melawan konstriksi saluran napas pada
pasien dengan spasme bronkus.
2 Tekanan
761
intra-alveolus
Resistensi menjadi hambatan yang sangat penting terhadap
3 3 aliran udara ketika lumen saluran napas menyempit akibat penyakit.
Tekanan
760 Kita semua pernah merasakan sementara efek peningkatan resistensi
atmosfer
1 saluran napas pada bernapas ketika kita mengalami pilek. Kita
759
mengetahui betapa sulitnya menghasilkan kecepatan aliran udara
yang memadai melalui "hidung yang tersumbat" saat saluran hidung
menyempit akibat pembengkakan dan penimbunan mukus. Keadaan
Tekanan(mm Hg)

5 Gradien tekanan trans


mural melintai dinding
yang lebih serius adalah penyakit paru obstruktif kronik, yaitu topik
Tekanan yang kini akan kita bahas
paru
intra-pleura
756
4 Resistensi saluran napas meningkat abnormal pada
penyakit paru obstruktif kronik.
754 4 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah sekelom-
pok penyakit paru yang ditandai oleh peningkatan resistensi
saluran napas yang terjadi akibat penyempitan lumen saluran
1 Selama inspirasi, tekanan intra-alveolus lebih kecil daripada tekanan
napas bawah. Ketika resistensi saluran napas meningkat, harus
almosfer. diciptakan gradien tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan
bahkan kecepatan aliran udara yang normal. Sebagai contoh, jika
2 Selama ekspirasi, tekanan infra-alveolus lebih besar daripada
tekanan almosfer. resistensi berlipat dua akibat penyempitan lumen saluran napas, DP
harus berlipat dua melalui kontraksi otot pernapasan yang lebih
3. Pada akhir inspirasi dan ekspirasi, tekanan intra-alveolus same
besar untuk menghasilkan kecepatan aliran udara masuk dan keluar
dengan tekanan atmosfer karena alveolus berkomunikasi langsung
dengan atmosfer, dan udara terus mengalir menuruni gradien tekanan paru seperti yang dicapai orang sehat dalam keadaan istirahat.
sampai kedua tekanan seimbang. Karena itu, orang dengan PPOK harus bekerja lebih kuat untuk
4 Sepanjang siklus pernapasan, tekanan intrapleura lebih kecil bernapas.
daripada tekanan intra-alveolus. Penyakit paru obstruktif kronik mencakup tiga penyakit kronik
5 Karena itu, selalu terdapat gradien tekanan transmural, dan paru (jangka-panjang); bronkitis kronik, asma, dan emfisema.
sedikit banyak selalu teregang, bahkan ketika ekspirasi,

Gambar 13-13 Perubahan tekanan intra-alveolus dan intrapleura


BRONKITIS KRONIK Bronkitis kronik adalah suatu kondisi pera-
sepanjang siklus pernapasan. dangan jangka-panjang saluran napas bawah, umumnya dipicu oleh
pajanan berulang ke asap rokok, polutan udara, atau alergen. Sebagai
respons terhadap iritasi kronik, saluran napas menyempit oleh
penebalan edematosa kronik lapisan dalamnya disertai oleh
lebih besar untuk memindahkan udara melalui pipa cangklong pembentukan berlebihan mukus kental. Meskipun terjadi batuk
daripada melalui saluran napas pada kecepatan aliran yang sama.) berulang akibat iritasi kronik tersebut tetapi sumbatan mukus
Dalam keadaan normal, ukuran saluran napas dapat diubah- tersebut sering tidak dapat dikeluarkan dengan tuntas, terutama
ubah (dalam tingkat sedang) oleh regulasi sistem saraf autonom karena iritan melumpuhkan eskalator mukus silia (lihat h. 475).
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Stimulasi parasimpatis, yang Infeksi paru oleh bakteri sering terjadi karena timbunan mukus
terjadi selama situasi tenang santai ketika kebutuhan terhadap aliran adalah medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri.
udara rendah, mendorong kontraksi otot polos bronkiolus, yang
meningkatkan resistensi saluran napas dengan men imbulkan ASMA Pada asma, sumbatan saluran napas disebabkan oleh (1)
bronkokonstriksi (penurunan jari-jari bronkiolus). Sebaliknya, menebalnya dinding saluran napas, yang ditimbulkan oleh
stimulasi simpatis dan terutama hormon terkaitnya epinefrin peradangan dan edema yang dipicu oleh histamin (lihat h. 447); (2)
menyebabkan bronkodilatasi (peningkatan jari-jari bronkiolus) tersumbatnya saluran napas oleh sekresi berlebihan mukus kental;
serta penurunan resistensi saluran napas dengan menimbulkan dan (3) hiperresponsivitas saluran napas, yang ditandai oleh
relaksasi otot polos bronkiolus (label 13-1). Karena itu, selama konstriksi hebat saluran napas kecil akibat spasme otot polos yang
periode dominasi simpatis, ketika kebutuhan tubuh terhadap diinduksi oleh pemicu di dinding saluran napas (lihat h. 476).
penyerapan O2 sedang atau akan meningkat, bronkodilatasi Pemicu yang menyebabkan peradangan, respons bronkokonstriksi
menjamin bahwa gradien tekanan yang dibentuk oleh aktivitas otot yang berlebihan, atau keduanya ini mencakup pajanan berulang ke
pernapasan dapat mencapai kecepatan aliran udara maksimal alergen (misalnya, kutu debu rumah atau serbuk sari tanaman),
dengan resistensi minimal. Karena kerja bronkodilator ini, epinefrin iritan (misalnya, asap rokok), infeksi pernapasan, dan olahraga berle-
atau obat serupa (seperti albuterol, yang merupakan agonis adrener- bihan. Semakin banyak penelitian yang menunjukan bahwa infeksi

   hapter

Faktor yang menimbulkan efek

Faktor-faktor patologis:
Spasme alergik saluran napas akibat
Substansi anafilaksis yang bereaksi lambat (leukotrien)
Histamin
Sumbatan fisik saluran napas akibat

Mukus berlebihan
Edena dinding
kolaps saluran napas
Faktor-faktor kontrol fisiologik:
Kontrol saraf: stimulasi parasimpatis
Kontrol kimiawi lokal: ↓ konsentrasi CO2

Faktor-faktor patologis: tidak ada


Faktor kontrol fisiologik:
Kontrol saraf: stimulasi simpatis (efek minimal)
Kontrol hormon: epinefrin
Kontrol kimiawi lokal: ↑ CO2 concentration

jangka-panjang oleh Chlamydia pneumoniae, suatu kausa infeksi dari tripsin. aringan paru yang tidak terlindung tersebut seara
paru yang umum dijumpai, mungkin mendasari hampir separuh gradual mengalami disintegrasi di bawah pengaruh enzim-enzim
dari kasus asma dewasa. Pada serangan asma yang berat, penyumba- makrofag, meskipun dalam jumlah keil, tanpa pajanan kronik ke
tan dan penyempitan hebat saluran napas dapat menghentikan ali- iritan yang terhirup.
ran udara dan menyebabkan kematian. Diperkirakan 15 juta orang
di Amerika Serikat mengidap asma, dengan jumlah yang terus me-
KESULITAN EKSPIRASI etika PPOK jenis apapun meningkatkan
ningkat. Asma adalah penyakit kronik tersering pada anak. Para
resistensi saluran napas, ekspirasi menjadi lebih sulit daripada
ilmuwan tidak mengetahui dengan pasti mengapa insiden asma terus
inspirasi. Saluran napas yang kecil, karena tidak memiliki cincin
meningkat.
tulang rawan yang menahannya tetap terbuka seperti saluran napas
besar, ditahan terbuka oleh gradien tekanan transmural yang juga
EMFISEMA Emfisema ditandai oleh (1) kolapsnya saluran napas meregangkan aleolus. kspansi rongga toraks selama inspirasi seara
halus dan (2) rusaknya dinding aleolus. ondisi ireersibel ini dapat tak-langsung semakin melebarkan saluran napas melebihi ukuran-
timbal melalui dua ara. Amfisema paling sering terjadi karena ukuran saat ekspirasi, seperti ekspansi aleolus, sehingga resistensi
pelepasan berlebihan enim perusak protein misalnya tripsin dari saluran napas selama inspirasi lebih rendah daripada selama
makrofag aleolus sebagai mekanisme pertahanan terhadap pajanan ekspirasi. Pada orang sehat, resistensi saluran napas selalu
kronik asap rokok atau iritan lain. Paru dalam keadaan normal sedemikian rendah sehingga ariasi keil antara inspirasi dan ekspi-
terlindung dari kerusakan oleh enzim-enzim ini oleh a1-antitripsin, rasi tidak terasa. Namun, jika resistensi saluran napas meningkat
yaitu suatu protein yang menghambat tripsin. amun, sekresi seara bermakna, seperti ketika serangan asma, perbedaan ini menjadi
berlebihan enzim-enzim destruktif ini sebagai respons terhadap ukup terasa. arena itu, orang dengan asma lebih sulit
iritasi kronik dapat mengalahkan kemampuan protektif a1- menghembuskan daripada menghirup udara, menimbulkan "mengi"
antitripsin sehingga enzim-enzim ini menghanurkan tidak saja khas ketika udara dipaksa keluar melalui saluran napas yang sempit.
benda asing tetapi juga jaringan paru. erkurangnya jaringan paru Dalam keadaan normal saluran napas keil tetap terbuka selama
menyebabkan rusaknya dinding alveolus dan kolapsnya saluran pernapasan tenang dan bahkan ketika ekspirasi aktif saat tekanan
napas halus yang menjadi karakteristik emsifema. intrapleura meningkat, misalnya ketika berolahraga . Gambar 13-
Penyebab emfisema yang lebih jarang adalah ketidak-mampuan 14a dan b). Pada orang tanpa penyakit paru obstruktif kronik,
tubuh seara Āgenetis menghasilkan a1-antitripsin sehingga jaringan saluran napas kecil kolaps dan aliran keluar udara lebih lanjut
tidak terlindung dari tripsin. aringan paru yang tidak terlindung terhenti hanya pada volume paru yang sangat kecil sewaktu ekspirasi

   493
Gambar 13-14 Saluran napas kolaps ketika ekspirasi 760 Tekanan 760
paksa. (a) Selama bernapas tenang normal, resistensi atmosfer
saluran napas rendah sehingga tidak banyak terjadi
penurunan tekanan akibat gesekan di dalam saluran
napas. Tekanan intrapleura tetap lebih rendah daripada Cincin tulang 769
tekanan saluran napas di seluruh panjang saluran napas rawan saluran
napas besar
sehingga saluran napas tetap terbuka. (b) Meskipun
tekanan intrapleura meningkat selama ekspirasi aktif saat Tekanan
olahraga rutin yang berat, tekanan intra-alveolus juga saluran napas
meningkat dan resistensi saluran napas tetap rendah 770 772 770
756 760.5 756 Tekanan
sehingga penurunan tekanan saluran napas akibat
intrapleura
gesekan tidak turun di bawah tekanan intrapleura yang
meningkat hingga tahap ketika saluran napas dijaga tetap
terbuka oleh cincin tulang rawan. Karena itu, saluran
napas tidak kolaps. (c) Selama ekspirasi paksa maksimal,
tekanan intra-alveolus dan intrapleura meningkat
mencolok. Ketika hilangnya friksi menyebabkan tekanan
756 761 756 770 775 770
saluran napas turun di bawah tekanan intrapleura sekitar
yang tinggi, saluran napas kecil tak-kaku tertekan hingga Tekanan
menutup, menghambat ekspirasi lebih lanjut udara melalui
intra-
alveolus
saluran napas. Pada orang sehat, kompresi dinamik
saluran napas ini hanya terjadi pada volume paru yang
sangat kecil. (d) Pada penyakit paru obstruktif, kolaps
prematur saluran napas terjadi karena dua sebab: (1) (a) selama pernapasan normar tenang (b) Selama olahraga rutin
tekanan yang turun di sepanjang saluran napas diperkuat
oleh meningkatnya resistensi saluran napas, dan (2) 760 760
tekanan intrapleura lebih tinggi daripada normal karena
lenyapnya jaringan paru, seperti pada emfisema, yang
berperan menentukan kecenderungan paru untuk rekoil
dan menjauh dari dinding toraks. Udara berlebihan yang
terperangkap di belakang segmen bronkiolus yang
tertekan mengurangi jumlah pertukaran gas antara
alveolus dan udara atmosfer. Karena itu, lebih sedikit
786 786
udara alveolus yang "disegarkan" setiap kali bernapas
ketika saluran napas kolaps pada volume paru yang lebih 772 772
786
besar pada pasien dengan penyakit paru obstruktif.
772

788 774

786 791 786 772 775 772

(c) Selama ekspirasi paksa maksimal (d) Pada penyakit paru obstruktif
Angka adalah tekanan dalam mm Hg

paksa maksimal (Gambar 13. 14c). Akibat kolapsnya saluran napas rel chested). Dibandingkan yang normal, pasien dengan emfise-
ini, paru tidak dapat dikosongkan secara tuntas. Sebalilcnya, pada ma menderita suatu keadaan yang ironik ketika terdapat lebih ba-
orang yang mengidap PPOK, khususnya emfisema, saluran napas nyak udara di paru, tetapi kurangnya pertukaran gas (karena berku-
kecil mungkin secara rutin kolaps saat ekspirasi, mencegah aliran rangnya luas permukaan area sebagai hasil pemecahan dinding
udara keluar lebih lanjut melalui saluran ini (Gambar 13-14d). alveolus) dan penurunan kemampuan untuk memasukkan udara
Karena adanya udara berlebihiekstra yang terperangkap di belakang bersih (karena dinding rongga dada tidak dapat meluas sebesar dari
saluran napas yang kolaps ini, pasien emfisema memiliki paru yang posisinya saat istirahat untuk mengurangi tekanan intraal-veolus
lebih besar dan bentuk dadanya terlihat seperti barrel atau tong (bar- yang cukup untuk berlangsungnya proses inspirasi yang adekuat).

   hapter
Sifat elastik paru disebabkan oleh jaringan ikat karena molekul-molekul air di permukaan menolak untuk
elastik dan tegangan permukaan alveolus. diregangkan satu sama lain. Karena itu, semakin besar tegangan
permukaan, semakin kecil daya regang paru. Kedua, luas
Selama siklus pernapasan, paru bergantian mengembang saat permukaan cairan cenderung menciut sekecil mungkin karena
inspirasi dan mengempis saat ekspirasi. Sifat apa yang menyebabkan molekul-molekul air di permukaan cenderung saling tarik, men
paru berperilaku seperti balon, dapat diregangkan dan kemudian coba berada sedekat mungkin satu sama lain. Karena itu, tegangan
kembali ke posisi istirahat semula ketika gaya-gaya yang merengang- permukaan cairan yang melapisi bagian dalam alveolus cenderung
kan dihilangkan? Terdapat dua konsep saling-kait yang berperan mengurangi ukuran alveolus dengan memeras udara yang terdapat
dalam elastisitas paru: daya regang dan rekoil elastik. di dalamnya. Sifat ini, bersama dengan kecenderungan serat elastin
kembali ke bentuknya semula, menyebabkan paru mengalami rekoil
REKOIL ELASTIK DAYA REGANG DAN Kata daya regang meru- ke ukuran prainspirasinya ketika inspirasi berakhir.
juk kepada seberapa banyak upaya yang dibutuhkan untuk Pada emfiema, rekoil elastik berkurang karena lenyapnya
meregangkan atau mengembangkan paru dan ini analog dengan serat elastin dan menurunnya tegangan permukaan alveolus
seberapa keras atau seberapa mudah Anda harus bekerja untuk meniup akibat rusaknya dinding alveolus. Penurunan rekoil elastik
sebuah balon. (Sebagai perbandingan, diperlukan tekanan 100 kali ikut berperan, bersama dengan meningkatnya resistensi saluran na-
lebih kuat untuk mengembangkan balon mainan anak-anak daripada pas, menyebabkan pasien sulit menghembuskan napas.
untuk mengembangkan paru.). Secara spesifik, daya regang adalah
ukuran seberapa banyak perubahan dalam volume paru yang terjadi
akibat perubahan tertentu pada gradien tekanan transmural, yaitu gaya Surfaktan paru menurunkan tegangan permukaan
yang meregangkan paru. Paru berdaya regang tinggi mengembang dan berperan dalam stabilitas paru.
lebih besar pada peningkatan tertentu dalam perbedaan tekanan Gaya-gaya kohesif antara molekul-molekul air sedemikian kuat
dibandingkan paru yang berdaya regang lebih rendah. Dengan kata sehingga jika alveolus hanya dilapisi oleh air maka tegangan
lain, semakin rendah daya regang paru maka semakin besar gradien permukaan akan sedemikian besar sehingga paru kolaps. Gaya
tekanan transmural yang harus diciptakan selama inspirasi untuk rekoil yang ditimbulkan oleh serat elastin dan tingginya tegangan
menghasilkan ekspansi paru normal. Pada gilirannya, gradien tekanan permukaan akan melebihi gaya yang meregangkan yang
transmural yang lebih besar daripada normal dapat dicapai hanya ditimbulkan oleh gradien tekanan transmural. Selain itu, daya
dengan membuat tekanan intrapleura menjadi lebih subatmosfer regang paru akan sangat rendah sehingga diperlukan kontraksi otot
daripada biasa. Hal ini dicapai dengan ekspansi toraks yang lebih besar yang melelahkan untuk meregangkan dan mengembangkan
melalui kontraksi lebih kuat otot-otot inspirasi. Karenanya, semakin alveolus. Tegangan permukaan air murni yang sangat besar
kecil daya regang paru, semakin besar kerja yang harus dilakukan normalnya dilawan oleh surfaktan paru.
untuk menghasilkan pengembangan paru yang sama. Pam yang
kurang berdaya regang disebut sebagai paru "kaku" karena tidak dapat
diregangkan secara normal. SURFAKTAN PARU Surfaktan paru adalah suatu campuran
Daya regang paru dapat berkurang oleh sejumlah faktor, kompleks lemak dan protein yang dikeluarkan oleh sel alveolus tipe
misalnya fibrosis paru, ketika jaringan paru normal diganti II (lihat Gambar 13-4a, h. 484). Campuran ini terselip di antara
oleh jaringan ikat fibrosa pembentuk parut akibat pajanan kro- molekul-molekul air di cairan yang melapisi bagian dalam alveolus
dan menurunkan tegangan permukaan alveolus (surfaktan berasal
nik ke serat asbestos atau iritan serupa.
dari "surface active agent"). Karena gaya kohesif antara sebuah
Istilah rekoil elastik merujuk kepada seberapa mudah paru molekul air dan molekul surfaktan paru di dekatnya sangat rendah,
kembali ke bentuknya semula setelah diregangkan. Hal ini berperan surfaktan paru menurunkan ikatan hidrogen di antara molekul
mengembalikan paru ke volume pra-inspirasi ketika otot inspirasi pada permukaan air-udara di alveolus. Dengan menurunkan
melemas pada akhir inspirasi. tegangan permukaan alveolus, surfaktan paru memberi dua
Sifat elastik paru terutama bergantung pada dua faktor: sejumlah manfaat penting: (1) bahan ini meningkatkan daya regang paru,
besar serat elastin dalam jaringan ikat paru (lihat Gambar 13-4a, h. mengurangi kerja untuk mengembangkan paru; dan (2) bahan ini
484; juga lihat h. 66) dan, yang lebih penting, tegangan permukaan memperkecil kecenderungan paru untuk rekoil sehingga paru tidak
alveolus. mudah kolaps.
Peran surfaktan paru dalam mengurangi kecenderungan
TEGANGAN PERMUKAAN ALVEOLUS Tegangan permukaan alveolus mengalami rekoil, sehingga mencegah alveolus kolaps,
alveolus diperlihatkan oleh lapisan tipis cairan yang melapisi bagian penting untuk membantu mempertahankan stabilitas paru.
dalam alveolus. Di pertemuan udara-air, molekul-molekul air di Pembagian paru menjadi kantong-kantong udara kecil yang sangat
permukaan memperlihatkan ikatan yang lebih kuat dengan molekul banyak menghasilkan permukaan yang sangat luas untuk
air sekitar (melalui ikatan hidrogen, lihat h. A-5) dibandingkan pertukaran O2 dan CO2 tetapi hal ini juga menimbulkan masalah
dengan udara di atas permukaan. Gaya tarik yang tak-seimbang ini dalam mempertahankan stabilitas seluruh alveolus tersebut. Ingat
menghasilkan gaya yang dikenal sebagai tegangan permukaan di kembali bahwa tekanan yang dihasilkan oleh tegangan permukaan
permukaan cairan. Tegangan permukaan memiliki efek ganda. Per- alveolus memiliki arah ke dalam, memeras udara di alveolus. Jika
tama, lapisan cairan menahan setiap gaya yang meningkatkan luas Anda memandang alveolus sebagai gelembung bulat, menurut
permukaannya; yaitu, tegangan tersebut melawan ekspansi alveolus hukum LaPlace, besar tekanan ke arah dalam yang cenderung me-

   495
menyebabkan alveolus kolaps berbanding Hukum LaPlace:
Besaran tekanan yang mengarah ke dalam (P ) dalam suatu gelembung (alveolus) =
lurus dengan tegangan permukaan dan ber-
2 Tegangan permukaan (T )
banding terbalik dengan jari-jari gelembung:
jari-jari (r ) gelembung (alveolus)

2T
P= r
dengan
P 5tekanan ke arah dalam yang menyebabkan
kolaps Saluran
2 T napas
P1 =
T 5 tegangan permukaan r
r 5 jari-jari gelembung (alveolus) 2 T P1 = 2T
1 2 T
P2 =
r
Karena tekanan di atas berbanding terbalik P1 = 2T 2 T
dengan jari-jari, semakin kecil alveolus berar- P2 = 1T P2 =
Jari-jari = 1 2
ti semakin kecil jari-jarinya dan semakin be- Tegangan permukaan= T P2 = 1T
sar kecenderungannya untuk kolaps pada te-
gangan permukaan yang sama. Karena itu, KUNCI Alveolus
jika dua alveolus dengan ukuran berbeda, e
T = Tegangan permukaan tertentu
tetapi tegangan permukaannya sama dihubu- Jari-jari = 2
ngkan oleh saluran udara yang sama, alveolus Tegangan permukaan= T
P1 > P2
yang lebih kecil—karena menghasilkan teka- (a) Tanpa surfaktan paru
tnan ke dalam yang lebih besar—cenderung
kolaps dan mengosongkan udara di dalamnya
ke alveolus yang lebih besar (Gambar 13-15a).

Namun, dalam keadaan normal alveolus


kecil tidak kolaps dan mengembungkan
alveolus besar karena surfaktan paru lebih Saluran
1 P = 2 T napas
menurunkan tegangan permukaan alveolus r
kecil daripada alveolus besar. Surfaktan paru p1 2 12T P1 = 1T 2 T
menurunkan tegangan permukaan dengan 1 P2 =
r
derajat lebih besar pada alveolus kecil P 1 = 1T 2 T
Alveolus P2 = 1T P2 =
dibandingkan alveolus besar karena molekul- Jari-jari = 1 2
molekul surfaktan terletak lebih berdekatan tegangan permukaan = 2 T 1 _ P2 = 1T
di alveolus kecil. Semakin besar suatu
alveolus, semakin tersebar molekul-molekul
Molekul surfaktan
surfaktannya dan semakin kecil efek molekul- paru
molekul tersebut dalam menurunkan tegang- Jari-jari = 2
tan permukaan. Penurunan tegangan permu- Tegangan permukaan= T
kaan yang dipicu oleh surfaktan pada alveolus (b) Dengan surfaktan paru P 1 = P2

kecil mengalahkan efek jari-jari kecil alveolus Gambar 13-15 Peran surfaktan paru dalam melawan kecenderungan alveolus kecil untuk kolaps ke dalam
tersebut dalam menentukan tekanan ke arah alveolus besar. (a) Menurut hukum LaPlace, jika dua alveolus dengan ukuran tak-sama, tetapi dengan tegangan
dalam. Karena itu, keberadaan surfaksutan permukaan yang sama dihubungkan oleh saluran yang sama, alveolus yang lebih kecil—karena menghasilkan tekanan
menyebabkan tekanan penyebab kolaps ke arah dalam yang lebih besar memiliki kecenderungan (tanpa surfaktan paru) untuk kolaps dan mengosongkan udara
alveolus kecil menjadi setara dengan yang isinya ke dalam alveolus yang lebih besar. (b) Surfaktan paru mengurangi tegangan permukaan alveolus yang lebih kecil
terdapat di alveolus besar dan memperkecil lebih besar daripada alveolus besar. Penurunan tegangan permukaan ini melawan efek jari-jari yang lebih kecil dalam
menentukan tekanan yang mengarah ke dalam. Karena itu, tekanan penyebab kolaps di alveolus kecil dan besar
kecenderungan alveolus kecil kolaps dan
menjadi setara. Dengan demikian, dengan adanya surfaktan paru, alveolus kecil tidak kolaps dan mengalirkan isinya ke
menyalurkan isinya ke alveolus besar ( Gamb- dalam alveolus yang lebih besar.
bar 13-15b). Dengan demikian, surfaktan paru
membantu menstabilkan ukuran alveolus serta membantu alve- paru hingga mendekati akhir kehamilan. Terutama pada bayi yang
olus tetap terbuka dan ikut serta dalam pertukaran gas. lahir prematur, surfaktan yang dihasilkan mungkin belum memadai
Gaya yang berlawanan yang bekerja pada paru (yaitu, gaya untuk mengurangi tegangan permukaan alveolus ke tingkat yang
yang menjaga alveoli tetap terbuka dan gaya berlawanan yang m- dapat ditoleransi. Kumpulan gejala yang dihasilkannya disebut
emacu alveolus untuk kolaps) dirangkum di Tabel 13-2. sindrom distres pernapasan neonatus. Bayi harus melakukan upaya
inspirasi keras untuk mengatasi tegangan permukaan yang tinggi
SANDROM DISTRES PERNAPASAN NEONATUS Paru ja- agar paru mereka yang berdaya regang rendah dapat mengembang.
nin yang sedang berkembang tidak dapat menghasilkan sur- Selain itu, kerja bernapas juga bertambah berat karena alveolus,

   hapter
3. Ketika rekoil elastik berkurang, misalnya pada emfisema, ekspra-
❚ TABEL 13-2 Gaya-gaya yang Saling si pasif mungkin tidak memadai untuk mengeluarkan volume udara
Berlawanan di Paru yang normalnya dihembuskan saat bernapas tenang. Karena itu,
otot-otot abdomen harus bekerja untuk membantu pengosongan
paru, bahkan ketika yang bersangkutan dalam keadaan istirahat.
Gaya yang mendorong
alveolua untuk kolaps 4. Ketika dibutuhkan peningkatan ventilasi, misalnya saat olahraga,
diperlukan kerja lebih besar untuk menghasilkan pernapasan yang
lebih dalam (volume udara yang masuk dan keluar setiap kali
Gradien tekanan transmural Elastisitas serat jaringan bernapas lebih besar) dan laju pernapasan yang lebih cepat (jumlah
ikat paru yang teregang
pernapasan per menit bertambah).
Surfaktan paru (yang melawan Tegangan permukaan Selama olahraga berat, jumlah energi yang diperlukan untuk
tegangan permukaan alveolus) alveolus menjalankan ventilasi paru dapat meningkat hingga 25 kali lipat.
Namun, karena pengeluaran energi total oleh tubuh meningkat
hingga 15 hingga 20 kali lipat selama olahraga berat, energi yang
tanpa surfaktan, cenderung kolaps total setiap ekspirasi. Diperlukan digunakan untuk meningkatkan ventilasi masih mencerminkan
upaya yang lebih besar (perbedaan tekanan transmural yang lebih hanya sekitar 5% dart energi total yang dikeluarkan. Sebaliknya,
besar) untuk mengembangkan suatu alveolus yang kolaps hingga pada pasien dengan daya regang paru yang rendah atau penyakit
volume tertentu daripada meningkatkan alveolus yang sudah paru obstruktif, energi yang diperlukan untuk bernapas bahkan saat
sebagian terbuka, sebanyak volume yang sama. Situasi ini analog istirahat dapat meningkat hingga 30% dart pengeluaran energi total.
dengan meniup sebuah balon baru. Diperlukan upaya yang lebih Pada kasus-kasus ini, kemampuan yang bersangkutan untuk
keras pada beberapa tiupan pertama ketika balon masih kempis berolahraga sangat berkurang karena bernapas itu sendiri sudah
daripada tiupan selanjutnya untuk memperbesar balon tersebut. melelahkan.
Pada sindrom distres pernapasan neonatus, sang bayi seolah-olah
harus meniup balon baru setiap kali bernapas. Pengembangan paru
mungkin memerlukan gradien tekanan transmural sebesar 20 Paru dalam keadaan normal beroperasi "separuh
hingga 30 mm Hg (dibandingkan dengan normal 4 hingga 6 mm kapasitas"
Hg) untuk mengatasi kecenderungan alveolus (yang kekurangan Secara rerata, pada orang dewasa sehat, udara maksimal yang dapat
surfaktan tersebut) kolaps. Hal ini diperparah oleh otot-otot ditampung paru adalah sekitar 5,7 liter pada pria (4,2 liter pada
neonatus yang masih lemah. Distres pernapasan akibat defisiensi wanita). Ukuran anatomik, usia, dan daya regang paru, serta ada
surfaktan dapat cepat menyebabkan kematian jika upaya bernapas tidaknya penyakit pernapasan memengaruhi kapasitas paru total
menjadi terlalu melelahkan atau kurang memadai untuk menunjang ini. Dalam keadaan normal, sewaktu bernapas tenang, volume paru
pertukaran gas yang adekuat. jauh dart volume inspirasi atau ekspirasi maksimal. Karena itu,
Penyakit yang mengancam nyawa ini mengenai 30.000 hingga dalam keadaan normal paru mengalami pengembangan moderat
50.000 bayi baru lahir, terutama bayi prematur, setiap tahun di sepanjang sildus pernapasan. Pada akhir ekspirasi tenang normal,
Amerika Serikat. Hingga sel-sel penghasil surfaktan cukup matang, paru masih mengandung sekitar 2200 ml udara. Selama bernapas
penyakit ini diatasi dengan pengganti surfaktan. Selain itu, obat biasa pada keadaan istirahat, sekitar 500 ml udara masuk dan
dapat mempercepat proses pematangan sel-sel tersebut. keluar paru sehingga selama bernapas tenang volume paru
bervariasi antara 2200 ml pada akhir ekspirasi hingga 2700 ml pada
Kerja bernapas dalam keadaan normal hanya akhir inspirasi (Gambar 13-16a). Selama ekspirasi maksimal,
volume paru dapat turun menjadi 1200 ml pada pria (1000 ml pada
memerlukan sekitar 3% pengeluaran energi total.
wanita), tetapi paru tidak pernah dapat dikempiskan secara total
Selama bernapas normal tenang, otot-otot pernapasan harus karena saluran-saluran napas kecil kolaps ketika ekspirasi paksa
bekerja selama inspirasi untuk mengembangkan paru melawan pada volume paru yang rendah, menghambat pengeluaran udara
gaya-gaya elastik dan untuk mengatasi resistensi saluran napas, lebih lanjut (lihat Gambar 13-14c).
sedangkan ekspirasi berlangsung pasif. Dalam keadaan normal, Manfaat penting tidak mungkinnya paru dikosongkan secara
paru berdaya regang sangat tinggi dan resistensi saluran napas total adalah bahwa bahkan selama upaya ekspirasi maksimal,
rendah sehingga hanya sekitar 3% dari energi total yang dikeluar- pertukaran gas masih dapat terus berlangsung antara darah yang
kan oleh tubuh digunakan untuk bernapas tenang. mengalir melalui paru dan udara alveolus yang tersisa. Akibatnya,
Kerja bernapas dapat ditingkatkan oleh empat situasi kandungan gas darah yang meninggalkan paru untuk disalurkan ke
berbeda: jaringan tetap konstan di sepanjang siklus pernapasan. Sebaliknya,
jika paru terisi dan dikosongkan secara total setiap kali bernapas,
1. Ketika daya regang paru berkurang, misalnya pada fibrosis paru, jumlah O2 yang diserap dan CO2 yang dikeluarkan akan sangat
kerja untuk mengembangkan paru menjadi lebih besar. berfluktuasi. Keuntungan lain bahwa paru tidak dapat dikosongkan
2. Ketika resistensi saluran napas meningkat, misalnya pada PPOK, secara total setiap kali bernapas adalah berkurangnya kerja
diperlukan kerja lebih besar untuk menghasilkan gradien tekanan bernapas. Ingat kembali bahwa upaya untuk mengembangkan
yang lebih besar untuk mengatasi resistensi sehingga dapat terjadi alveolus yang sudah setengah terbuka jauh lebih kecil daripada
aliran udara yang adekuat alveolus yang kolaps.

   497
Variasi volume paru Volume paru minimal
kapasitas paru total saat bernapas tenang (volume residual) pada
pada insflasi maksimal normal deflasi maksimal

Volume paru pada


akhir inspirasi normal
(rerata 2700 mL)

2200 mL
5700 mL 1200 mL
2700 mL
Volume paru pada
akhir inspirasi normal
(rerata 2200 mL)

Perbedaan antara volume akhir


ekspirasi dan akhir inspirasi sama
dengan volume tidal (rerata 500 mL)

© SIU/Visuals Unlimited
(a) kisaran normal dan nilai ekstrim volume paru pada laki-laki dewasa muda sehat

5700
KUNCI
VT = volume tidal (500 mL)
Volume udara di paru (mL)

VCI = volume cadangan inspirasi (3000 mL)


VCI KI = kapasitas inspirasi(3500 mL)
KI VCE = volume cadangan ekspirasi (1000 mL)
KV KPT VR = volume residu (1200 mL)
2700 KRF = kapasitas residu fungsional (2200 mL)
KV = kapasitas vital (4500 mL)
2200
VT KPT = kapasitas paru total (5700 mL)
VCE
1200
VR KRF

Waktu (dtk)

(b) Variasi normal volume paru dalam spirogram pada laki-laki muda sehat.
Gambar 13-16 Volume dan kapasitas paru normal pada laki-laki dewasa muda sehat. Kapasitas paru adalah jumlah dua atau
lebih volume paru. Nilai untuk wanita lebih rendah. (Perhatikan bahwa volume residu tidak dapat diukur dengan spirometer tetapi harus
ditentukan dengan cara lain.)

Perubahan volume paru yang terjadi selama berbagai upaya paru berikut (kapasitas paru adalah jumlah dua atau lebih volume
bernapas dapat diukur dengan menggunakan spirometer. paru) dapat diukur:
Spirometer tradisional basah terdiri dart drum/tong terisi udara ■
Volume tidal (VT): Volume udara yang masuk atau keluar paru
yang mengapung dalam ruang berisi air. Sewaktu seseorang selama satu kali bernapas. Nilai rerata pada kondisi istirahat = 500
menghirup dan menghembuskan udara dart dan ke dalam drum mL.
melalui suatu selang yang menghubungkan mulut dengan wadah ■ Volume cadangan inspirasi (VCI): Volume udara tambahan

udara, drum naik turun dalam wadah air. Naik-turunnya drum ini yang dapat secara maksimal dihirup di atas volume tidal istirahat.
dapat direkam sebagai spirogram, yang dikalibrasikan terhadap VCI dicapai oleh kontraksi maksimal diafragma, otot interkostalis
perubahan volume paru. Pena merekam inspirasi sebagai defleksi ke eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Nilai rerata = 3000 mL.
atas dan ekspirasi sebagai defleksi ke bawah. Saat ini, spirometer ■ Kapasitas inspirasi (KI): Volume udara maksimal yang dapat

yang terkomputerisasi telah menggantikan spirometer basah untuk dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal (KI = VCI + VT). Nilai
kegunaan klinis, tetapi prinsip volume paru dan kapasitas paru yang rerata = 3500 mL.
ditentukan oleh instrumen yang lebih tua tetaplah sama. ■ Volume cadangan ekspirasi (VCE): Volume udara tambahan

yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan mengontraksikan


VOLUME DAN KAPASITAS PARU Gambar 13-16b adalah contoh secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara
hipotetis sebuah spirogram pada seorang pria muda sehat. Secara normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume tidal istirahat.
umum, nilai-nilai untuk wanita lebih rendah. Volume dan kapasitas Nilai rerata = 1000 mL.

   hapter

■ Volume residu (VR): Volume udara minimal yang ter-tinggal di kan paru) dan penyakit paru restriktif (kesulitan dalam pengi sian
paru bahkan setelah ekspirasi maksimal. Nilai rerata = 1200 mL. paru) (Gambar 13-17). Namun, keduanya bukan kate kategori satu-
Volume residu tidak dapat diukur secara langsung dengan satunya difungsi pernapasan, dan spirometri juga bukan satu-
spirometer karena volume udara ini tidak keluar dan masuk paru. satunya uji fungsi paru. Penyakit lain yang mengenai fungsi
Namun, volume ini dapat ditentukan secara taklangsung melalui pernapasan mencakup (1) penyakit yang mengganggu difusi O2 dan
teknik pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah gas CO2 menembus membran paru; (2) berkurangnya ventilasi akibat
penjejak yang tak-berbahaya misalnya helium. kegagalan mekanis, seperti pada penyakit neuromuskulus yang
■ Kapasitas residu fungsional (KRF): Volume udara di paru pada mengenai otot pernapasan; (3) kurang adekuatnya aliran darah
akhirnya ekspirasi pasif normal (KRF = VCE + VR). Nilai rerata = paru; atau (4) ketidakseimbangan ventilasi/perfusi berupa ketidakse-
2200 mL. suaian darah dan udara sehingga tidak terjadi pertukaran gas yang
■ Kapasitas vital (KV): Volume udara maksimal yang dapat
efisien. Sebagian penyakit paru sebenarnya adalah campuran dari
dikeluarkan dalam satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal. berbagai jenis gangguan fungsional. Untuk menentukan kelainan
Subjek pertama-tama melakukan inspirasi maksimal lalu ekspirasi apa yang ada, pars dokter mengandalkan berbagai uji fungsi
maksimal (KV = VCI + VT + VCE). KV mencerminkan perubahan pernapasan selain spirometri, termasuk pemeriksaan foto sinar X,
volume maksimal yang dapat terjadi pada paru (Gambar 13-16a). penentuan gas darah, dan uji untuk mengukur kapasitas difusi
Uji ini jarang digunakan karena kontraksi otot maksimal yang membran kapiler alveolus.
terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas
fungsional paru. Nilai rerata = 4500 mL.
Ventilasi alveolus lebih kecil daripada ventilasi paru
■ Kapasitas paru total (KPT): Volume udara maksimal yang da-
karena adanya ruang mati.
pat dtampung oleh paru (KPT = KV + VR). Nilai rerata = 5700 mL.
■ Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (VEP1): Volume uda- Berbagai perubahan pada volume paru hanya mencerminkan satu
ra yang dapat dihembuskan selama detik pertama ekspirasi dalam faktor dalam menentukan ventilasi paru, atau ventilasi per menit,
suatu penentuan KV. Biasanya VEP1 berkisar 80% dari KV; yaitu, yaitu volume udara yang dihirup dan dihembuskan dalam satu
dalam keadaan normal 80% udara yang dapat dihembuskan secara menit. Faktor lain yang penting adalah laju napas, dengan nilai
paksa dari paru yang telah mengembang maksimal dapat dihem- rerata 12 kali per menit.
buskan dalam satu detik. Pengukuran ini menunjukkan laju aliran
udara paru maksimal yang dapat dicapai. Ventilasi paru = volume tidal x laju pernapasan
(mL/menit) (mL/napas) (napas/menit)

DISFUNGSI RESPIRASI Terdapat dua kategori umum dis- Pada volume tidal rerata 500 mL/napas dan kecepatan
fungsi respirasi yang menyebabkan kelainan hasil spiromet- pernapasan 12 kali/menit, ventilasi paru adalah 6000 ml atau 6 liter
ri—penyakit paru obstruktif (kesulitan dalam mengosong- udara yang dihirup dan dihembuskan dalam satu menit pada kondi-

5700 5700 Kapasitas paru


total normal
Volume udara dalam paru (mL)

Volume udara dalam paru (mL)

KI
KV KPT (1800 mL)
(3200 mL) (5700 mL) 4000
3500 KV
3000 (2800 mL)
2700
2500
VCE 2200
(500 mL) KPT
KRF VR (4000 mL)
1200
(3000 mL) (2500 mL)
VR
(1200 mL)

Waktu (dtk)(a) Waktu (dtk)

(a) Spirogram pada penyakit paru obstruktif (b) Sspirogram pada penyakit paru restriktif
Gambar 13-17 Volume dan kapasitas paru abnormal pada penyakit paru obstruktif dan restriktif. (a) Karena pasien dengan penyakit paru obstruktif lebih mengalami kesulitan
dalam mengosongkan paru daripada rnengisinya, kapasitas paru total (KPT) pada hakikatnya normal, tetapi kapasitas residual fungsional (KRF) dan volume residual (VR) meningkat
akibat tambahan udara yang terperangkap di paru setelah ekspirasi. Karena VR meningkat maka kapasitas vital (KV) berkurang. Dengan meningkatnya udara yang tersisa di paru,
KPT yang tersedia untuk digunakan dalam pertukaran udara dengan atmosfer menjadi berkurang. Temuan umum lain adalah berkurangnya secara mencolok volume ekspirasi paksa
dalam satu detik (VEP1) karena laju aliran udara berkurang akibat obstruksi saluran napas. Meskipun KV dan VEP1 sama-sama berkurang, tetapi VEP1 berkurang jauh lebih besar
daripada KV. Akibatnya, VEP1/KV°/0 jauh lebih kecil daripada normal yang 80% yaitu, jumlah udara yang dapat dihembuskan keluar dalam detik pertama jauh lebih kecil daripada
80% KV yang berkurang. (b) Pada penyakit paru restriktif, daya regang paru lebih rendah daripada normal. Kapasitas paru total, kapasitas inspirasi, dan KV berkurang karena paru
tidak dapat mengembang seperti normal. Persentase KV yang dapat dihembuskan dalam satu detik adalah normal 80% atau bahkan lebih tinggi karena udara dapat mudah mengalir
bebas di saluran napas. Karena itu, VEP1/KV% sangat bermanfaat dalam membedakan antara penyakit paru obstruktif dan restriktif. Juga, berbeda dari penyakit paru obstruktif, VR
biasanya normal pada penyakit paru restriktif.

   499
si istirahat. Untuk periode waktu yang singkat, seorang pria dewasa saluran napas terisi oleh 150 mL udara atmosfer segar dari inspirasi.
muda sehat dapat secara sengaja meningkatkan ventilasi paru Selama ekspirasi berikutnya, 500 mL udara dikeluarkan ke atmosfer.
totalnya 25 kali lipat, menjadi 150 liter/mnt. Untuk meningkatkan Sebanyak 150 mL udara pertama yang dihembuskan adalah udara
ventilasi paru, baik volume tidal maupun kecepatan pernapasan segar yang tertahan di saluran napas dan tidak pernah digunakan.
meningkat, tetapi kedalaman bernapas menyebabkan peningkatan Sisa 350 mL udara ekspirasi adalah udara alveolus "lama" yang ikut
yang lebih besar dibandingkan dengan frekuensi bernapas. Biasanya serta dalam pertukaran gas dengan darah. Selama ekspirasi yang
akan lebih menguntungkan untuk meningkatkan volume tidal sama, 500 mL gas juga meninggalkan alveolus. Sebanyak 350 mL
daripada kecepatan bernapas karena adanya ruang mati anatomik, udara pertama diekspirasi ke atmosfer, 150 mL lainnya dari udara
yang akan dijelaskan berikut ini. alveolus lama tidak pernah keluar tetapi tetap berada di saluran
napas penghantar.
RUANG MATI ANATOMIK Tidak semua udara yang dihirup hingga Pada inspirasi berikutnya, 500 mL gas masuk ke alveolus. Seba-
ke tempat pertukaran gas di alveolus. Sebagian tetap berada di nyak 150 mL udara pertama yang masuk ke alveolus adalah udara
saluran napas penghantar, tempat tidak terjadi pertukaran gas. alveolus lama yang berada di ruang mati anatomik selama ekspirasi
Volume saluran napas penghantar pada orang dewasa rerata adalah sebelumnya. Sebanyak 350 mL lainnya yang masuk ke alveolus
150 mL. Volume ini dianggap sebagai ruang maati anatomik karena adalah udara segar yang dihirup dari atmosfer. Secara bersamaan,
udara di dalam saluran penghantar ini tidak berguna untuk 500 mL udara masuk dari atmosfer. Sebanyak 350 mL udara atmosfer
pertukaran. Ruang mati anatomik sangat memengaruhi efisiensi pertama mencapai alveolus; 150 mL lainnya tetap berada di saluran
ventilasi paru. Pada efeknya, meskipun 500 mL udara masuk dan penghantar untuk diekspirasikan tanpa dipertukarkan dengan darah,
keluar setiap kali bernapas, hanya 350 mL yang benar-benar diper- seiring dengan berulangnya siklus pernapasan.
tukarkan antara atmosfer dan alveolus karena 150 mL menempati
ruang mati anatomik. VENTILASI ALVEOLUS Karena jumlah udara atmosfer yang men-
Lihat Gambar 13-18, perhatikan bahwa pada akhir inspirasi, capai alveolus dan benar-benar tersedia untuk pertukaran dengan

150 500 mL diekspirasi


ke atmosfer
Udara segar 500 mL udara alveolus 150 mL udara segar dari
dari inspirasi "lama" yang diekspirasikan ruang mati (tertinggal dari
350 mL dikeluarkan 350 inspirasi sebelumnya)
Volume ruang mati ke atmosfer 350 mL udara alveolus
150
saluran napas (150 mL)
150 mL tetep berada "lama"
di ruang mati 150

Udara alveolus

(a) Setelah inspirasi, sebelum ekspirasi (b) Selama ekspirasi

150
500 mL diekspirasi ke atmosfer
500 mL masuk ke alveolus 350 mL udara segar mencapai alveolus
350 150 mL udara segar tetap berada di ruang mati
150 mL udara "lama" dari ruang mati
(tertinggal dari ekspirasi sebelumnya)
350 mL udara segar dari atmosfer
150

Gambar 13-18 Efek volume ruang mati pada pertukaran volume tidal

(c) selama inspirasi antara atmosfer dan alveolus. Meskipun terdapat 500 mL udara yang
masuk dan keluar antara atmosfer dan sistem pernapasan dan 500 mL
KUNCI yang masuk dan keluar alveolus setiap kali bernapas, hanya 350 mL yang
Udara alveolus "lama" yang telah bertukar O2 dan CO2 dengan darah benar-benar dipertukarkan antara atmosfer dan alveolus karena adanya
ruang mati anatomik (volume udara di saluran napas).
Udara atmosfer segar yang belum bertukar O2 dan CO2 dengan darah

   hapter
darah lebih penting daripada jumlah total udara yang masuk dan tidal meningkat, keseluruhan peningkatan ditujukan untuk mening-
keluar, ventilasi alveolus—volume udara yang dipertukarkan antara katkan ventilasi alveolus, sementara peningkatan kecepatan berna-
atmosfer dan alveolus per menit—lebih penting daripada ventilasi pas tidak seluruhnya ditujukan untuk meningkatkan ventilasi alveo-
paru. Dalam menentukan ventilasi alveolus, jumlah udara yang ma- lus. Ketika kecepatan bernapas meningkat, frekuensi udara tersia-sia
suk dan keluar melalui ruang mati anatomik harus diperhitungkan, di ruang mati juga meningkat karena sebagian dari setiap pernapa-
sebagai berikut: san harus masuk dan keluar dari ruang mati. Karena kebutuhan
bervariasi, ventilasi dalam keadaan normal disesuaikan ke volume
Ventilasi alveolus 5 (volume tidal2volume ruang mati )
tidal dan kecepatan bernapas yang paling efisien (dari segi pengelua-
3 kecepatan napas ran energi) dalam memenuhi kebutuhan.
Dengan nilai istirahat rerata,
RUANG MATI ALVEOLUS Selama ini kita beranggapan bahwa
Ventilasi alveolus 5 (500 mL/napas2 150 mL volume ruang
semua udara atmosfer yang masuk ke alveolus ikut serta dalam
mati) 3 12 napas/mnt
pertukaran O2 dan CO2 dengan darah paru. Namun, pertukaran
5 4200 mL/mnt antara udara dan darah tidak selalu sempurna karena tidak semua
Karena itu, pada bernapas tenang, ventilasi alveolus adalah alveolus mendapat ventilasi udara dan aliran darah yang sama.
4200 mL/mnt, sementara ventilasi paru adalah 6000 mL/ mnt. Setiap alveolus yang mendapat ventilasi tetapi tidak ikut serta dalam
pertukaran gas dengan darah dianggap sebagai ruang mati alveo-
lus. Pada orang sehat, ruang mati alveolus cukup kecil dan tidak
EFEK POLA BERNAPAS PADA VENTILASI ALVEOLUS Untuk
bermakna, tetapi ruang ini dapat bertambah bahkan hingga ke
memahami seberapa penting volume ruang mati dalam menentu- tingkat mematikan pada beberapa jenis penyakit paru.
kan besar ventilasi alveolus, perhatikan efek berbagai pola bernapas Berikutnya Anda akan mempelajari mengapa ruang mati alveolus
pada ventilasi alveolus, seperti diperlihatkan di Tabel 13-3. Jika minimal pada orang sehat.
seseorang secara sengaja bernapas dalam (misalnya, volume tidal
1200 mL) danlambat (misalnya kecepatan napas 5 kali/mnt),
ventilasi paru adalah 6000 mL/mnt, sama seperti ketika bernapas Kontrol lokal bekerja pada otot polos saluran napas
tenang, tetapi ventilasi alveolus meningkat menjadi 5250 mL/mnt dan arteriol untuk menyesuaikan aliran udara dan
dibandingkan angka istirahat sebesar 4200 mL/mnt. Sebaliknya, jika aliran darah.
seseorang sengaja bernapas secara dangkal (misalnya volume tidal Ketika membahas peran resistensi saluran napas dalam menentu-
150 mL) dan cepat (frekuensi 40 kali/mnt), ventilasi paru akan tetap kan kecepatan aliran udara masuk dan keluar paru, kita merujuk
6000 mL/mnt; namun, ventilasi alveolus akan 0 mL/mnt. Pada kepada resistensi keseluruhan saluran napas secara kolektif.
hakikatnya, orang tersebut hanya menghirup dan menghembuskan Namun, resistensi tiap-tiap saluran napas yang mengaliri alveolus
udara di ruang mati anatomik tanpa adanya pertukaran berguna spesifik dapat disesuaikan secara independen sebagai respons
antara udara atmosfer dengan darah di alveolus. Individu tersebut terhadap perubahan lingkungan lokal saluran napas tersebut.
dapat secara sengaja melakukan pola bernapas ini hanya untuk Situasi ini setara dengan kontrol arterial sistemik. Ingat kembali
beberapa menit sebelum kehilangan kesadarannya, pada saat pola bahwa resistensi arteriol sistemik keseluruhan (yaitu, resistensi
bernapas kembali normal. perifer total) adalah penentu penting gradien tekanan darah yang
Kini menjadi jelas manfaat melakukan secara refleks penambahan mendorong darah mengalir ke seluruh sistem sirkulasi sistemik
kedalaman bernapas dibandingkan dengan kecepatan napas ketika (lihat h. 376). Jari-jari tiap-tiap arteriol yang mendarahi berbagai
ventilasi paru meningkat sewaktu berolahraga. Ini adalah cara jaringan dapat disesuaikan secara lokal untuk memenuhi
paling efisien untuk meningkatkan ventilasi alveolus. Ketika volume kebutuhan metabolik jaringan yang bersangkutan (lihat h. 372).

❚ TABEL 13-3 Efek Berbagai Pola Bernapas pada Ventilasi Alveolus

Vnetilasi
Volume Tidal Ventilasi Paru Alveolus
(mL/ napas) (mL/mnt)* (mL/min)†

  4200

  5250

    0

* Sama dengann volume tidal X kecepatan pernapasan


** Sama dengan (volume tidal-volume ruang mati) X kecepatan pernapasan

501
EFEK CO2 PADA OTOT POLOS BRONKIO-
Daerah dengan aliran darah (perfus)
LUS Seperti otot polos arteriol, otot polos
lebih besar dari pada aliran udara
(ventilasi) bronkiolus peka terhadap perubahan lokal di
lingkungan sekitar, terutama kadar CO2 lokal.
Membantu Membantu jJika suatu alveolus terlalu sedikit mendapat
menyeimbangkan
menyeimbangkan Aliran darah besar aliran udara dibandingkan dengan aliran
Aliran udara kecil darahnya, kadar CO2 akan meningkat di alveo-
lus dan jaringan sekitar karena darah menya-
lurkan lebih banyak CO2 daripada yang
dikeluarkan ke atmosfer. Peningkatan lokal
CO2 di darah tersebut O2 di daerah tersebut CO2 ini secara langsung mendorong relaksasi
otot polos bronkiolus, menyebabkan dilatasi
saluran napas yang berjalan ke alveolus yang
Relaksasi otot polos Konatriksi otot polos kurang mendapat udara tersebut. Penurunan
saluran napas lokal arteriol paru lokal resistensi saluran napas yang terjadi menebab-
kan peningkatan aliran udara (untuk DP yang
sama) ke alveolus yang bersangkutan sehingga
Dilatasi saluran napas lokal Konstriksi pembuluh darah lokal aliran udara menyamai aliran darahnya
(Gambar 13-19a). Kebalikannya jugs berlaku.
Penurunan lokal CO2 di suatu alveolus yang
Resistensi saluran napas Resistensi vaskular
menerima terlalu banyak udara dibandingkan
aliran darah akan secara langsung meningkat-
kan aktivitas kontraktil otot polos saluran
napas yang bersangkutan, mempersempit salu-
Aliran udara Aliran darah
ran napas yang mengaliri alveolus yang kelebi-
(a) Kontrol lokal untuk menyesuaikan ventilasi dan perfusi ke suatu bagian paru dengan
aliran darah besar dan aliran udara kecil.
han udara tersebut. Hasilnya adalah penurunan
aliran udara ke alveolus itu (Gambar 13-19b).

EFEK O2 PADA OTOT POLOS ARTERIOL


PARU Secara bersamaan, berlangsung efek lokal
Derah dengan aliran udara (ventilasi)
pada otot polos vaskular paru untuk secara
lebih besar dari pada aliran darah maksimal menyamakan aliran darah dengan
(perfuisi) aliran udara. Kedua mekanisme untuk menya-
makan aliran darah dan aliran udara ini ber-
Membantu Membantu fungsi secara bersamaan sehingga dalam keada-
menyeimbangkan Aliran udara besar menyeimbangkan
an normal sangat sedikit udara atau darah yang
Aliran darah kecil tersia-sia di paru. Seperti pada sirkulasi seste-
mik, distribusi curah jantung ke berbagai anaya-
man kapiler alveolus dapat dikontrol dengan
menyesuaikan resistensi terhadap aliran darah
CO2 di daerah tersebut O2 di daerah tersebut melalui arteriol paru spesifik. Jika aliran darah
lebih besar daripada aliran udara ke suatu
alveolus, kadar O2 di alveolus dan jaringan
Kontraksi otot polos Relaksasi otot polos sekitar turun di bawah normal karena darah
saluran napas lokal arterior paru lokal
yang banyak akan mengekstraksi lebih banyak
O2 dari alveolus dibandingkan biasanya. Penu-
runan lokal konsentrasi O2 menyebabkan vaso-
Kontraksi saluran napas lokal Dilatasi pembuluh darah lokal konstriksi arteriol paru yang mendarahi anaya-
man kapiler ini sehingga aliran darah berkurang
untuk menyamai aliran udara yang lebih kecil
Resistensi saluran napas Resistensi vaskular (Gambar 13-19a). Sebaliknya, peningkatan kon-
sentrasi O2 alveolus akibat aliran udara yang
terlalu besar dibandingkan dengan aliran darah
Aliran udara Aliran darah menyebabkan vasodilatasi paru, yang mening-
(b) Kontrol lokal untuk menyesuaikan ventilasi dan perfusi ke suatu bagian paru dengan aliran katkan aliran darah agar sesuai dengan aliran
udara besar dan aliran darah kecil. udara yang lebih besar (Gambar 13-19b)
Gambar 13-19 Kontrol lokai untuk menyamakan aliran udara dan aliran darah ke suatu bagian paru.
CO2 bekerja lokal pada otot polos bronkiolus dan O2 bekerja lokal pada otot polos arteriol untuk menyesuaikan
ventilasi dan perfusi, masing-masing, untuk menyesuaikan aliran udara dan aliran darah ke suatu area paru.

502 BAB 13
mendapat udara daripada darah. Pada paru yang sehat, efek
pertukaran udara dan darah yang tidak sebanding ini dapat diabaikan
❚ TABEL 13-4 Efek
Perubahan Lokal pada keseluruhan pengambilan O2 dan eliminasi CO2. Aliran udara
O2 pada Arterior Paru dan dan aliran darah pada permukaan alveolus tertentu biasanya
Sistemik disesuaikan sedapat mungkin dengan kontrol lokal untuk
menyelesaikan pertukaran O2 dan CO2 dengan efisien. Namun, pada
ffect kondisi patologis, ketidaksesuaian ventilasi. perfusi dapat melampaui
kemampuan kontrol lokal untuk mengompensasinya, sehingga dam-
Peningkatan O2 pak pada pengambilan O2 dan eliminasi CO2 dapat sangat signifikan,
seperti pada sumbatan luas jalan napas dengan sekresi mukus
Arterior paru Vasodilatasi
inflamasi atau kerusakan luas pembuluh darah pulmonal.
Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang mekanika
pernapasan—semua faktor yang berperan dalam ventilasi. Kini kita
Arterior Vasokonstriksi akan mengulas pertukaran gas antara udara alveolus dan darah lalu
Sistematik
antara darah dan jaringan sistemik

Efek lokal O2 pada otot polos arteriol paru ini berlawanan Periksa Pemahaman Anda 13.2
dengan efeknya pada otot polos arteriol sistemik (Tabel 13-4). Pada
1Bandingkan otot yang terlibat, perubahan tekanan intra-alveolus, dan
sirkulasi sistemik, penurunan O2 di suatu jaringan menyebabkan
perpindahan udara yang terjadi antara selama bernapas tenang normal
vasodilatasi lokal untuk meningkatkan aliran darah ke daerah yang
dan bernapas selama okahraga berat.
kekurangan tersebut, demikian sebaliknya, yang penting dalam
Sebutkan gaya-gaya yang menjaga agar alveolus tetap terbuka dan yang
menyamakan aliran darah dengan kebutuhan metabolik lokal. mendorong alveolus menjadi kolaps.
Karena efek gravitasi, terdapat perbedaan regional dalam Gambar dan labeli volume dan kapasitas paru pada spirogram tipikal
ventilasi dan perfusi dari bagian atas ke bawah paru. Ketika seseo- pada laki-laki dewasa muda sehat.
orang berdiri tegak, ventilasi dan perfusi keduanya kurang pada
bagian atas paru dan lebih banyak pada bagian bawah paru, tetapi
gravitasi lebih memberikan efek yang lebih jelas pada aliran darah
dibandingkan dengan aliran udara. Oleh sebab itu, rasio ventilasi- 13.3 I Pertukaran Gas
perfusi (laju aliran udara berbanding laju aliran darah) menurun dari
bagian atas ke bagian bawah paru (Gambar 13-20). Dengan kata lain, Tujuan bernapas adalah secara kontinu memasok O2 segar untuk
bagian apeks paru menerima lebih sedikit air dan darah daripada diserap oleh darah dan secara konstan mengeluarkan CO2 dari darah.
bagian bawah paru, tetapi secara relatif lebih banyak menerima udara Darah bekerja sebagai sistem transpor untuk O2 dan CO2 antara paru
dibandingkan darah; bagian basal paru menerima lebih banyak udara dan jaringan, dengan sel jaringan mengekstraksi O2 dari darah dan
dan darah dibanding bagian atas, tetapi secara relatif lebih sedikit mengeliminasi CO2 ke dalamnya.

Ventilasi Perfusi Rasio


(aliran udara) (aliran darah) ventilasi
(L/min) (L/min) perfusi
Rasio ventilasi Atas
Laju aliran (L/min)

0.24 0.07 3.40


Rasio ventilasi-perfusi

1.29 perfusi 3 paru

Perfusi VEntilasi
(aliran darah) (aliran udara) 2
0.82

1
0.24
0.07
Atas Bawah
Regio baru pada individu dalam posisi tegak
Bawah
0.82 1.29 0.63
paru
(a) ) Laju ventilasi dan perfusi regional clan rasio ventilasi-perfusi di (b) Laju ventilasi dan perfusi dan rasio ventilasi-
paru Laju ventilasi dan perfusi dan rasio ventilasi-perfusi perfusi pada atas dan bawah paru.
Gambar 13-20 Perbedaan dalam ventilasi, perfusi, dan rasio ventilasi-perfusi di bagian atas dan bawah paru yang disebabkan oleh efek gravitasi.
Perhatikan bahwa bagian atas paru menerima Iebih sedikit udara dan darah daripada bagian bawah paru, tetapi bagian atas paru secara relatif
menerima Iebih banyak udara daripada darah dan bagian bawah paru secara relatif menerima Iebih sedikit udara daripada darah

   503
Gas mengalir menuruni gradien tekanan parsial. Komposisi dan
tekanan parsial
Pertukaran gas di tingkat kapiler paru dan kapiler jaringan dalam udara atmosfer
berlangsung secara difusi pasif sederhana O2 dan CO2 menuruni
gradien tekanan parsial. Tidak terdapat mekanisme transpor aktif 79% N2
untuk gas-gas ini. Marilah kita lihat apa yang dimaksud dengan Tekanan parsial
gradien tekanan parsial dan bagaimana gradien tersebut terbentuk. N2 = 600 mm Hg Tekanan parsial N2 dalam
udara atmosfer:
PN2 = 760 mm Hg ˜ 0.79
TEKANAN PARSIAL Udara atmosfer adalah campuran gas; udara = 600 mm Hg
kering tipikal mengandung sekitar 79% nitrogen (N2) dan 21% O2,
dengan persentase CO2, uap H2O, gas lain, dan polutan hampir Tekanan
dapat diabaikan. Secara keseluruhan gas-gas ini menimbulkan atmosfer total
tekanan atmosfer total sebesar 760 mm Hg di permukaan laut. = 760 mm Hg
Tekanan total ini sama dengan jumlah tekanan yang disumbangkan
oleh tiap-tiap gas dalam campuran. Tekanan yang ditimbulkan oleh
gas tertentu berbanding lurus dengan persentase gas tersebut dalam
campuran udara total. Setiap molekul gas, berapa pun ukurannya,
menimbulkan tekanan yang sama; sebagai contoh, sebuah molekul 21% O2 Tekanan parsial O2 dalam
udara atmosfer:
N2 menimbulkan tekanan yang sama dengan sebuah molekul O2. Tekanan parsial PO2 = 760 mm Hg x 0,21
Karena 79% udara terdiri dari molekul N2, 79% dari 760 mm Hg O2 = 160 mm Hg = 160 mm Hg
tekanan atmosfer, atau 600 mm Hg, ditimbulkan oleh molekul-
Gambar 13-21  Konsep tekana parsial. Tekanan parsial yang ditimbulkan oleh
molekul N2. Demikian juga, karena O2 membentuk 21% atmosfer,
tiap-tiap gas dalam campuran sama dengan tekanan total kali persentase gas
21% dari 760 mm Hg tekanan atmosfer, atau 160 mm Hg,
dalam campuran.
ditimbulkan oleh O2 (Gambar 13-21). Tekanan yang ditimbulkan
secara independen oleh tiap-tiap gas dalam suatu campuran gas
dikenal sebagai tekanan parsial, yang dilambangkan oleh Pgas.
cerkan" tekanan parsial gas-gas inpsirasi sebesar 47 mm Hg karena
Karena itu, tekanan parsial O2 dalam udara atmosfer, PO2, normal-
jumlah tekanan-tekanan parsial harus sama dengan tekanan
nya adalah 160 mm Hg. Tekanan parsial CO2 atmosfer, PCO2, ham-
atmosfer 760 mm Hg. Dalam udara lembap, PH2O = 47 mm Hg, PN2
pir dapat diabaikan (0,23 mm Hg).
= 563 mm Hg, dan PO2 = 150 mm Hg.
Gas-gas yang larut dalam cairan misalnya darah atau cairan tubuh
Kedua, PO2 alveolus juga lebih rendah daripada PO2 atmosfer
lain juga menimbulkan tekanan parsial. Semakin besar tekanan
karena udara segar yang masuk (setara dengan rata rata 350 mL dari
parsial suatu gas dalam cairan, semakin banyak gas tersebut larut
bagian volume tidal 500 mL) bercampur dengan sejumlah besar
udara lama yang tersisa di paru dan ruang mati pada akhir ekspirasi
GRADIEN TEKANAN PARSIAL Perbedaan dalam tekanan parsial sebelumnya (kapasitas residual fungsional paru rerata setara dengan
antara darah kapiler dan struktur sekitar dikenal sebagai gradien 2200 mL). Pada akhir inspirasi, hanya sekitar 13% udara di alevolus
tekanan parsial. Terdapat gradien takanan parsial antara udara yang merupakan udara segar. Akibat pelembapan dan pertukaran
alveolus dan darah kapiler paru. Demikian juga, terdapat gradien udara alveolus yang rendah ini, PO2 alveolus rerata adalah 100 mm
tekanan parsial antara darah kapiler sistemik dan jaringan sekitar. Hg, dibandingkan dengan PO2 atmosfer yang 160 mm Hg.
Suatu gas selalu berdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari Logis jika kita berpikir bahwa PO2 alveolus akan meningkat selama
daerah de dengan tekanan parsial tinggi ke daerah dengan tekanan inspirasi karena datangnya udara segar dan menurun selama
parsial yang lebih rendah, serupa dengan difusi menuruni gradien ekspirasi. Namun, fluktuasi yang terjadi kecil saja, karena dua sebab.
konsentrasi. Pertama, hanya sebagian kecil dari udara alveolus total yang dipertu-
karkan setiap kali bernapas. Volume udara inspirasi kaya-O2 yang
O2 masuk dan CO2 keluar dari darah di paru secara relatif kecil cepat bercampur dengan volume udara alveolus yang
pasif menuruni gradien tekanan parsial. tersisa (dengan PO2 lebih rendah) yang jumlahnya jauh lebih banyak.
Karena itu, O2 udara inspirasi hanya sedikit men ingkatkan kadar
Kita pertama-tama akan membahas besar PO2 dan PCO2 alveolus, PO2 alveolus total. Bahkan peningkatan PO2 yang kecil ini
dan kemudian melihat gradien tekanan parsial yang memindahkan berukrangoleh sebab lain. Oksigen secara terus-menerus berpindah
kedua gas ini antara alveolus dan darah kapiler paru yang datang. melalui difusi pasif menuruni gradien tekanan parsialnya dari
alveolus ke dalam darah. O2 yang tiba di alveolus dalam udara yang
PO2 DAN PCO2 ALVEOLUS Komposisi udara alveolus tidak sama baru diinspirasi hanya mengganti O2 yang berdifusi keluar alveolus
dengan komposisi udara atmosfer karena dua alasan. Pertama, masuk ke kapiler paru. Karena itu, PO2 alveolus relatif tetap konstan
segera setelah udara atmosfer masuk ke saluran napas, pajanan ke pada sekitar 100 mm Hg sepanjang siklus pernapasan. Karena P02
saluran napas yang lembap menyebabkan udara tersebut jenuh darah paru seimbang dengan PO2 alveolus, darah yang meninggal-
dengan H2O. Seperti gas lainnya, uap air menimbulkan tekanan kan paru juga cukup konstan pada nilai yang sama ini. Karena itu,
parsial. Pada suhu tubuh, tekanan parsial uap H2O adalah 47 mm jumlah O2 dalam darah yang tersedia ke jaringan hanya bervariasi
Hg. Hum idifikasi udara yang dihirup ini pada hakikatnya "mengen- sedikit selama siklus pernapasan.

   hapter
Udara atmosfer
PO2 160
PCO2 0.23
1 PO2 alveolus teteap relatif tinggi
dan PO2 alveolus tetap relatif rendah
Inspirasi Ekspirasi karena sebagian dari udara alveolus
ditukar dengan udara atmosfer baru
setiap kali bernapas
Gradien disfusi neto 2 Sebaliknya, darah vena sistemik yang
3 untuk O2 dan CO2, masuk ke paru relatif rendah O2 dan tinggi
antara paru dan jaringan CO2, karena telah menyerahkan O2 dan
Gradien melintasi kapiler O2 CO2 Alveolus menyerap CO2 di tingkat kapiler sistemik
pulnomal:
1 PO2 100 PCO2 40 PO2 tinggi PCO
2 Rendah 3 Hal ini menciptakan gradien tekanan

parsial antara udara alveolus dan darah


100 40 2 PCO2 46 PO2 100 4 kapiler paru yang memicu difusi pasif O2
Kantong ke dalam darah dan CO2 keluar darah
alveolus PO2 40 O2 CO2 PCO2 40 sampai tekanan parsial darah dan alveo-
lus setara.
Sirkulasi 4 Karena itu, darah yang meninggalkan
Kapiler
paru paru relatif mengandung O2 tinggi dan
paru
40 46 CO2 rendah. Darah ini disalurkan ke
8 jaringan dengan kandungan gas darah
O2 CO2
yang sama dengan ketika darah tersebut
meninggalkan paru.
6 5 Tekanan parsial O2 relatif rendah dan
Gradien melintasi kapiler CO2 relatif tinggi di sel jaringan yang me-
ngonsumsi O2 dan memeroduksi CO2
sistemik:
6 Akibatnya, gradien tekanan parsial untuk
pertukaran gas di tingkat jaringan mendo-
100 40 rong perpindahan pasif O2 keluar darah
Kapiler
menuju sel untuk menunjang kebutuhan
sistemik Jantung
rpetabolik sel-sel tersebut dan jugs men-
sel dorong pemindahan secara simultan CO2
jaringan Sirkulasi
sistemik ke dalam darah.
40 46 7 Setelah mengalami keseimbangan de-
O2 CO2 PO2 40 PO2 100 ngan sel-sel jaringan, darah yang mening-
O2 CO2
galkan jaringan relatif mengandung O2
7 PCO2 46 PCO2 40 4
rendah dan CO2 tinggi.
8 Darah ini kemudian kembali ke paru
sel untuk kembali diisi oleh O2 dan dikeluar-
PO2 < 40; PCO2 > 46 5
jaringan PO2 rendah PCO2 tinggi kan CO2-nya

Angka adalah tekanan


Makanan + O2 ˜ CO2 + H2O + ATP
dalam mm Hg.

Gambar 13-22 Pertukaran oksigen dan CO2 menembuskan kapiler paru dan kapiler sistematik akibat gradien tekanan parsiala

Situasi serupa tetapi terbalik terjadi pada CO2, yang secara terus- adalah darah vena sistemik yang dipompa ke dalam paru melalui
menerus diproduksi oleh jaringan tubuh sebagai produk sisa meta- arteri-arteri paru. Darah ini, yang baru kembali dari jaringan tubuh,
bolism dan secara tetap ditambahkan ke darah di tingkat kapiler relatif kekurangan O2, dengan PO2 40 mm Hg, dan relatif kaya CO2,
sistemik. Di kapiler paru, CO2 berdifusi menuruni gradien tekanan dengan PCO2 46 mm Hg. Sewaktu mengalir melalui kapiler paru,
parsialnya dari darah ke dalam alveolus dan kemudian dikeluarkan darah ini terpajan ke udara alveolus (> Gambar 13-22). Karena PO2
dari tubuh sewaktu ekspirasi. Seperti O2, Pco2 alveolus relatif tetap alveolus pada 100 mm Hg adalah lebih tinggi daripada PO2 40 mm
konstan sepanjang siklus pernapasan tetapi dengan nilai yang lebih Hg di darah yang masuk ke paru, O2 berdifusi menuruni gradien
rendah yaitu 40 mm Hg. tekanan parsialnya dari alveolus ke dalam darah hingga tidak lagi
terdapat gradien. Sewaktu meninggalkan kapiler paru, darah
GRADIEN PO2 DAN PCO2 MELINTASI KAPILER PARU Sewaktu memiliki PO2 sama dengan PO2 alveolus, yaitu 100 mm Hg.
melewati paru, darah mengambil O2 dan menyerahkan CO2 dengan Gradien tekanan parsial untuk CO2 memiliki arah berlawanan.
difusi menuruni gradien tekanan parsial yang terdapat antara darah Darah yang masuk ke kapiler paru memiliki Pco2 46 mm Hg,
dan alveolus. Ventilasi secara terus-menerus mengganti O2 alveolus sementara PCO2 alveolus hanya 40 mm Hg. Karbon dioksida
dan mengeluarkan CO2 sehingga gradien tekanan parsial antara da- berdifusi dari darah ke dalam alveolus hingga PCO2 darah seimbang
rah dan alveolus dipertahankan. Darah yang masuk ke kapiler paru dengan PCO2 alveolus. Karena itu, darah yang meninggalkan kapiler

   505
paru memiliki PCO2 40 mm Hg. Setelah meninggalkan paru, darah, runi gradien tekanan parsial yang lebih besar sebelum P02 darah
yang kini memiliki PO2 100 mm Hg dan PCO2 40 mm Hg, kembali setara dengan P02 alveolus. Penambahan transfer O2 ke dalam darah
ke jantung dan kemudian dipompa ke jaringan tubuh sebagai darah ini mengganti peningkatan jumlah O2 yang dikonsumsi, sehingga
arteri sistemik. ambilan O2 menyamai pemakaian O2 meskipun konsumsi O2
Perhatikan bahwa darah yang kembali ke paru dari jaringan tetap meningkat. Seining dengan lebih banyak O2 yang berdifusi dari
mengandung O2 (PO2 darah vena sistemik = 40 mm Hg) dan bahwa alveolus ke dalam darah karena peningkatan gradien tekanan
darah yang meninggalkan paru tetap mengandung CO2 (PO2 darah parsial, ventilasi juga dirangsang sehingga O2 lebih cepat masuk ke
arteri sistemik = 40 mm Hg). Tambahan O2 yang dibawa oleh darah dalam alveolus dari udara atmosfer untuk mengganti O2 yang
melebihi yang normalnya diserahkan ke jaringan mencerminkan berdifusi ke dalam darah. Demikian juga, jumlah CO2 yang
cadangan O2 yang dapat segera diambil oleh sel-sel jaringan dipindahkan ke alveolus dari darah menyamai jumlah CO2 yang
seandainya kebutuhan O2 mereka meningkat. CO2 yang tersisa di diserap di jaringan.
darah bahkan setelah darah melewati paru berperan penting dalam
keseimbangan asam-basa tubuh karena CO2 menghasilkan asam
Faktor-faktor di luar gradien tekanan parsial
karbonat. Selain itu, PCO2 arteri penting untuk merangsang perna-
pasan. Mekanisme ini akan dibahas kemudian. memengaruhi kecepatan pemindahan gas.
Jumlah O2 yang diserap di paru menyamai jumlah yang diekstraksi Kita telah membahas difusi O2 dan CO2 antara alveolus dan darah
dan digunakan oleh jaringan. Ketika jaringan melakukan metabolis- seolah-olah hanya gradien tekanan parsial gas yang menentukan
me secara lebih aktif (misalnya sewaktu olahraga), jaringan mengek- kecepatan difusi mereka. Menurut hukum difusi Fick, kecepatan
traksi lebih banyak O2 dari darah, mengurangi PO2 vena sistemik difusi suatu gas melalui suatu lembaran jaringan juga bergantung
lebih rendah daripada 40 mm Hg—sebagai contoh, ke PO2 30 mm pada luas permukaan dan ketebalan membran yang harus dilewati
Hg. Ketika darah ini kembali ke paru, terbentuk gradien PO2 yang oleh gas yang berdifusi serta konstanta difusi gas tersebut (Tabel
lebih besar daripada normal antara darah yang baru datang dan 13-5). Perubahan pada kecepatan pertukaran gas dalam keadaan
udara alveolus. Perbedaan PO2 antara alveolus dan darah kini normal ditentukan terutama oleh perubahan gradien tekanan
mencapai 70 mm Hg (PO2 alveolus 100 mm Hg dan PO2 darah 30 parsial antara darah dan alveolus karena faktor-faktor lain relatif
mm Hg), dibandingkan gradien PO2 normal sebesar 60 mm Hg (P02 konstan dalam keadaan istirahat. Namun, pada keadaan ketika
alveolus 100 mm Hg dan P02 darah 40 mm Hg). Karena itu, terdapat faktor-faktor lain ini mengalami perubahan, perubahan tersebut
lebih banyak O2 yang berdifusi dari alveolus ke dalam darah menu- mengubah kecepatan transfer gas di paru.

❚ TABEL 13-5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecepatan Transfer Gas Menembus


Membran Alveolus

Mengaruh pada Kecepatan Transfer Gas


Menembus Membran Alveolus Catatan

Gradien tekanan parsial Kecepatan pemindahan ↑ sering dengan ↑ Penetuan utama kecepatan transfer
O2 dan CO2 gradien tekanan parsial

Luas permukaan Kecepatan pemindahan ↑ sering dengan ↑ Luas permukaan tetap konstan selama kondisi
membran alveolus luas permukaan istirahat
Luas permukaan ↑ selama olahraga karena semakin
banyak kapiler paru yang terbuka ketika curah
jantung meningkat dan alveolus mengembang
seiring dengan semakin dalamnya bernapas
Luas permukaan ↑ pada keadaan patologis misalnya
emfisema dan kolaps paru

Ketebalan sawar yang Dalam keadaan normal ketebalan tidak beru-


memisahkan udara bah ketebalan ↑ pada keadaan patologis misal-
dan darah di membran nya edema paru, fibrosis paru, dan pneumonia
alveolus

Konstanta difusi  Konstanta difusi untuk CO2adalah 20 kali lipat


daripada untukO2, mengatasi gradien tekanan
parsial yang lebih kecil untuk CO2; karena itu,
jumlah CO2 dan O2 yang dipindahkan menembus
membran hampir sama

   hapter
Saluran Alveolus yang Pembuluh darah yang
EFEK LUAS PERMUKAAN PADA PERTUKARAN GAS melebar mengalami cedera
Alveolus napas
Laju pertukaran gas berbanding lurus dengan luas permukaan
tempat pertukaran gas tersebut terjadi. Selama olahraga, luas
permukaan yang tersedia untuk pertukaran dapat ditingkat-

Biophoto Associates/Photo Researchers, Inc.


kan untuk meningkatkan pemindahan gas. Dalam keadaan
istirahat, sebagian kapiler paru biasanya tertutup karena
tekanan sirkulasi paru yang rendah biasanya tidak dapat
menjaga semua kapiler agar tetap terbuka. Selama olahraga,
saat tekanan tekanan darah paru meningkat karena bertam-
bahnya curah jantung, banyak kapiler paru yang semula
tertutup menjadi terbuka. Hal ini meningkatkan luas peruka-
an darah yang tersedia untuk pertukaran. Selain itu, mem-
bran alveolus lebih teregang daripada normal selama olahraga
(a) Jaringan paru normal (b) jaringan paru pada emfisema
karena volume tidal yang lebih besar (bernapas dalam).
Gambar 13-23 Perbandingan jaringan paru normal dan emfisematosa. (a). Masing-
Peregangan ini menambah luas permukaan alveolus dan masing dari ruang jernih terkecil adalah lumen alveolus pada jaringan paru normal. (b)
mengurangi ketebalan membran alveolus. Secara kolektif, Perhatikan berkurangnya dinding alveolus pada jaringan paru emfisematosa sehingga
alveolus lebih besar tetapi jumlahnya lebih sedikit.
perubahan-perubahan ini mempercepat pertukaran gas
selama olahraga.
Namun, beberapa keadaan patologis dapat sangat mengura- dalam gradien tekanan parsial yang terdapat untuk O2 dan CO2
ngi luas permukaan paru dan, pada gilirannya, menurunkan menembus membran kapiler alveolus. Gradien tekanan parsial CO2
kecepatan pertukaran gas. Keadaan yang paling jelas adalah adalah 6 mm Hg (PCO2 di darah 46 mm Hg; PCO2 di alveolus 40 mm
luas permukaan berkurang karena banyak dinding alveolus yang Hg), dibandingkan dengan gradien 02 sebesar 60 mm Hg (PO2 di
lenyap sehingga ruang-ruang udara menjadi lebih besar tetapi lebih alveolus 100 mm Hg; PO2 di darah 40 mm Hg).
sedikit (Gambar 13-23). Berkurangnya luas permukaan untuk Dalam keadaan normal, jumlah O2 dan CO2 yang diper-tukarkan
pertukaran juga berkaitan dengan kolapsnya sebagian paru serta hampir sama—senilai respiratory quotient. Meskipun darah dalam
juga ditimbulkan oleh pengangkatan sebagian jaringan paru secara volume tertentu menghabiskan waktu tiga perempat detik melewati
bedah—misalnya dalam mengobati kanker paru. jaringan kapiler paru, PO2 dan PCO2 telah mengalami penyeim-
bangan dengan tekananparsial alveolus pada saat darah tersebut
baru melintasi sepertiga panjang kapiler paru. Hal ini berarti bahwa
parudalam keadaan normal memilild cadangan difusi yang besar,
EFEK KETEBALAN PADA PERTUKARAN GAS Kurang suatu kenyataan yang menjadi sangat penting selama olahraga berat.
adekuatnya pertukaran gas juga dapat terjadi akibat keteba- Waktu yang dihabiskan oleh darah dalam transit di kapiler
lan sawar yang memisahkan udara dan darah bertambah paru berkurang seiring dengan meningkatnya aliran darah paru aki-
secara patologis. Dengan bertambahnya ketebalan, kecepatan bat peningkatan curah jantung yang menyertai olahraga. Bahkan
pemindahan gas berkurang karena gas memerlukan waktu yang dengan waktu yang lebih sedikit untuk pertukaran, PO2 dan PCO2
lebih lama untuk berdifusi menembus ketebalan yang lebih besar. darah dalam keadaan normal dapat seimbang dengan kadar di
Ketebalan meningkat pada (1) edema paru, yaitu akumulasi berlebi- alveolus karena cadangan difusi paru tersebut.
han cairan interstisium antara alveolus dan kapiler paru akibat Pada paru yang sakit ketika difusi terhambat akibat luas
peradangan paru atau gagal jantung kongestif sisi kiri (lihat h. 349); permukaan berkurang atau penebalan sawar udara-darah,
(2) fibrosis paru, yaitu penggantian jaringan paru oleh jaringan ikat pemindahan O2 biasanya terganggu lebih serius dari pada pe-
tebal sebagai respons terhadap iritasi kronik tertentu; dan (3) pneu- mindahan CO2 karena lebih besarnya konstanta difusi CO2. Pada
monia, yang ditandai oleh akumulasi cairan peradangan di dalam saat darah mencapai akhir jaringan kapiler paru, darah tersebut
atau sekitar alveolus. Pneumonia umumnya disebabkan oleh infeksi lebih besar kemungkinannya mengalami keseimbangan dengan
bakteri atau virus pada paru, tetapi hal ini juga dapat disebabkan PCO2 alveolus daripada dengan PO2 alveolus karena CO2 dapat berdi-
oleh aspirasi tak-sengaja (tersedak) makanan atau muntahan. fusi lebih cepat menembus sawar respirasi. Pada keadaan yang lebih
ringan, difusi O2 dan CO2 mungkin tetap adekuat saat istirahat teta-
EFEK KONSTANTA DIFUSI PADA PERTUKARAN GAS Kecepa- pi sewaktu olahraga, ketika waktu transit paru berkurang, gas-gas
tan pemindahan gas berbanding lurus dengan konstanta difusi, darah, khususnya O2, mungkin belum mengalami penyeimbangan
yaitu suatu konstanta yang berkaitan dengan kelarutan gas tertentu sempurna dengan gas alveolus sebelum darah meninggalkan paru.
di jaringan paru dan dengan berat molekulnya (D a sol/ BM).
Konstanta difusi untuk CO2 adalah 20 kali lipat daripada untuk O2
Pertukaran gas menembus kapiler sistemik juga
karena CO2 jauh lebih mudah larut dalam jaringan tubuh
dibandingkan O2. Karena itu, kecepatan difusi CO2 menembus
terjadi dengan menuruni gradien tekanan parsial.
membran pernapasan 20 kali lebih cepat dibandingkan dengan O2 Seperti di kapiler paru, O2 dan CO2 berpindah antara darah kapiler
untuk gradien tekanan parsial yang sama. Perbedaan dalam sistemik dan sel jaringan dengan difusi pasif sederhana menuruni
konstanta difusi ini dalam keadaan normal mengimbangi perbedaan gradien tekanan parsial. Lihat kembali Gambar 13-22. Darah arteri

   507
yang mencapai kapiler sistemik pada hakikatnya sama dengan darah
yang meninggalkan paru melalui vena paru karena hanya dua temp Periksa Pemahaman Anda 13.3
at dalam keseluruhan sistem sirkulasi yang dapat melakukan
pertukaran gas, yaitu kapiler paru dan kapiler sistemik. PO2 arteri Buatlah bagan yang menunjukkan gradien PO2 dan PCO2
adalah 100 mm Hg dan PCO2 arteri adalah 40 mm Hg, sama seperti serta arah perpindahan O2 dan CO2 antara alveolus dan kapiler
PO2 dan PCO2 alveolus. paru dan antara sel jaringan dan kapiler sistemik.
Diskusikan faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan
pemindahan gas menembus membran alveolus.
GRADIEN PO2 DAN PCO2 MELINTASI KAPILER SISTEMIK Sel-sel
secara terus-menerus mengonsumsi O2 dan menghasilkan CO2,
melalui metabolisme oksidatif. PO2 sel rerata adalah sekitar 40 mm
Hg dan P2 sekitar 46 mm Hg, meskipun angka-angka ini sangat 13.4 I Transpor Gas
bervariasi, bergantung pada tingkat aktivitas metabolik sel. Oksigen
berpindah melalui difusi mengikuti penurunan gradien tekanan Oksigen yang diserap oleh darah di paru harus diangkut ke jaringan
parsialnya dari darah kapiler sistemik (Po2, = 100 mm Hg) ke dalam untuk digunakan oleh sel. Sebaliknya, CO2 yang diproduksi di
tingkat sel harus diangkut ke paru untuk dikeluarkan.
sel sekitar (Po2 = 40 mm Hg) hingga tercapai keseimbangan. Karena
itu, Pco2 darah vena yang meninggalkan kapiler sistemik sama
dengan P02 jaringan sebesar 40 mm Hg.
Sebagian beasr O2 dalam darah diangkut dalam
Situasi yang terbalik dijumpai untuk CO2. Karbon dioksida cepat keadaan terikat hemoglobin.
berdifusi keluar sel (Pco2 = 46 mm Hg) ke dalam darah kapiler (Pco2 Oksigen terdapat dalam darah dalam dua bentuk: larut secara fisik
= 40 mm Hg) menuruni gradien tekanan parsial yang tercipta oleh dan secara kimiawi berikatan dengan hemoglobin (Tabel 13-6).
produksi terus-menerus CO2. Pemindahan CO2 berlanjut hingga
Pco2 darah seimbang dengan Pco2 jaringanl. Karena itu, darah yang O2 YANG LARUT SECARA FISIK Sangat sedikit O2 yang larut
meninggalkan kapiler sistemik memiliki Pco2 rerata 46 mm Hg. secara fisik dalam air plasma karena O2 kurang larut dalam cairan
tubuh. Jumlah yang larut berbanding lurus dengan PO2 darah:
Darah vena sistemik ini, yang relatif rendah P02 (Po2 = 40 mm Hg)
semakin tinggi PO2, semakin banyak O2 yang larut. Pada PO2 arteri
dan relatif tinggi Pco2 (Pco2 = 46 mm Hg), kembali ke jantung dan
normal sebesar 100 mm Hg, hanya 3 mL 02 dapat larut dalam 1
kemudian dipompa ke paru seiring dengan berulangnya silclus. liter darah. Karena itu, hanya 15 mL O2 /mnt yang dapat larut
Semakin aktif suatu jaringan melakukan metabolisme, semakin dalam aliran darah paru normal 5 liter/ mnt (curah jantung
rendah Po2 sel turun dan semakin tinggi Pco2 naik. Akibat gradien istirahat). Bahkan dalam keadaan istirahat, sel-sel menggunakan
tekanan parsial darah-terhadap-sel yang meningkat ini maka lebih 250 mL O2/mnt, dan konsumsi dapat meningkat hingga 25 kali
banyak O2 berdifusi dari darah ke dalam sel dan lebih banyak CO2 lipat selama olahraga berat. Untuk menyalurkan O2 yang
yang berpindah dalam arah berlawanan sebelum PO2 dan PO2 darah dibutuhkan oleh jaringan bahkan dalam keadaan istirahat, curah
mencapai keseimbangan dengan sel sekitar. Karena itu, jumlah 02 jantung harus sebesar 83,3 liter/mnt jika O2 hanya dapat diangkut
yang dipin-dahkan ke sel dan jumlah CO2 yang dibawa menjauhi sel dalam bentuk terlarut. Jelas bahwa harus ada mekanisme lain untuk
bergantung pada tingkat metabolisme sel. mengangkut O2 ke jaringan. Mekanisme ini adalah hemoglobin
(Hb). Hanya 1,5% O2 dalam darah yang larut; sisa 98,5%-nya
diangkut dalam ikatan dengan Hb. O2 yang terikat ke Hb tidak ikut
DIFUSI NETO O2 DAN CO2 ANTARA ALVEOLUS DAN
JARINGAN Difusi bersih O2 terjadi pertama-tama antara ' alveolus
dan darah lalu antara darah dan jaringan karena adanya gradien
tekanan parsial O2 yang tercipta oleh penyaluran terus-menerus O2 ❚ TABEL 13-6 Metode Tranfer Gas
segar yang disediakan oleh ventilasi alveolus dan pemakaian terus- dalam Darah
menerus O2 oleh jaringan. Difusi bersih CO2 terjadi dalam arah
Persentase yang
berlawanan, pertama antara jaringan dan darah lalu antara darah
Dibawah dalam
dan alveolus karena adanya gradien tekanan parsial CO2 yang Bentuk ini
tercipta berkat pembentukan terus-menerus CO2 di sel dan
pengeluaran terus-menerus CO2 alveolus melalui proses ventilasi 1.5
alveolus (lihat Gambar 13-22).
Mari sekarang kita lihat bagaimana O2 dan CO2 diangkut dalam 98.5
darah antara alveolus dan jaringan.
10
'Sebenarnya, tekanan parsial gas-gas darah sistemik tidak pernah seimbang sempurna
dengan po2 dan Pco1 jaringan. Karena sel-sel terus-menerus menggunakan O2 dan 30
menghasilkan CO2, Po2 jaringan selalu sedikit lebih rendah daripada Po2 darah yang
meninggalkan kapiler sistemik, dan Pco2 jaringan selalu sedikit lebih tinggi daripada
Pco2 vena sistemik.
60

   hapter
membentuk PO2 darah; karena itu, PO2 darah bukan ukuran kandu- darah 60 dan 100 mm Hg, kurva mendatar, atau mengalami plateau.
ngan O2 total darah, melainkan hanya ukuran bagian O2 yang larut. Di dalam kisaran tekanan ini, peningkatan PO2 hanya
menyebabkan sedikit peningkatan derajat pengikatan Hb ke O2.
OKSIGEN YANG TERIKAT KE HEMEGLOBIN Hemoglobin, suatu Sebaliknya, dalam kisaran PO2 0 hingga 60 mm Hg, peningkatan
molekul protein yang mengandung besi dan terdapat di dalam sel kecil PO2 menyebabkan perubahan besar dalam derajat pengikatan
darah merah, dapat membentuk ikatan yang longgar dan mudah Hb ke O2, seperti diperlihatkan oleh bagian bawah yang curam
berkombinasi reversibel dengan O2 (lihat h. 412). Ketika tidak kurva ini. Baik bagian atas yang datar maupun bawah yang curam
berikatan dengan O2, Hb disebut sebagai hemoglobin tereduksi, memiliki makna fisiologis.
atau deoksihemoglobin; ketika berikatan dengan O2, is disebut
oksihemoglobin (HbO2): MAKNA BAGIAN DATAR KURVA O2–Hb Bagian datar kurva
Hb 1 O2 ∆ HbO2 adalah dalam kisaran PO2 darah yang terdapat di kapiler paru tempat
Oksihemoglobin O2 berikatan dengan Hb. Darah arteri sistemik yang meninggalkan
Kita perlu menjawab beberapa pertanyaan tentang peran Hb paru, setelah mengalami keseimbangan dengan PO2 alveolus,
dalam transpor O2. Apa yang menentukan apakah O2 dan Hb berika- normalnya memiliki PO2 100 mm Hg. Dengan melihat kurva O2-Hb,
tan atau terdisosiasi (terpisah)? Mengapa Hb berikatan dengan O2 di perhatikan bahwa pada PO2 darah 100 mm Hg, Hb mengalami
paru dan membebaskan O2 di jaringan? Bagaimana O2 dalam jumlah saturasi 97,5%. Karena itu, pada keadaan normal Hb dalam darah
yang berbeda-beda dibebaskan di jaringan, bergantung pada aktiv-
arteri sistemik hampir mengalami saturasi penuh.
aktivitas jaringan? Bagaimana kita membahas pemindahan O2 antara
darah dan jaringan sekitar dari segi gradien tekanan parsial O2 ketika
98,5% O2 terikat ke Hb dan karenanya tidak ikut membentuk PO2
darah? PO2 rerata saat
istirahat di kapiler Po2 normal di
sistemik kapiler paru
PO2 adalah faktor utama yang menentukan persen
saturasi hemoglobin.
100 20
Masing-masing dari keempat atom besi di dalam bagian heme
90 18
sebuah molekul hemoglobin dapat berikatan dengan satu molekul
O2, sehingga setiap molekul Hb dapat membawa hingga empat 80 16
molekul O2. Hemoglobin dianggap jenuh ketika semua Hb yang ada
% saturasi hemoglobin

70 14

% Volume O2 dalam darah


membawa O2 secara maksimal. Persensaturasi hemoglobin (%Hb),
suatu ukuran seberapa banyak Hb yang ada berikatan dengan O2, 60 12
dapat bervariasi dari 0% hingga 100%.
Faktor terpenting yang menentukan % saturasi Hb adalah PO2 50 10
darah, yang pada gilirannya berkaitan dengan konsentrasi O2 yang 40 8
secara fisik larut dalam darah. Menurut hukum aksi massa, jika
konsentrasi satu bahan yang terlibat dalam suatu reaksi reversibel 30 6
meningkat, reaksi terdorong ke arah yang berlawanan. Sebaliknya,
20 4
jika konsentrasi satu bahan berkurang, reaksi terdorong ke arah sisi
tersebut. Dengan menerapkan hukum ini ke reaksi reversibel yang 10 2
melibatkan Hb dan O2 (Hb 1 O2 ∆ HbO2), ketika PO2 darah me-
0
ningkat, seperti di kapiler paru, reaksi bergerak ke arah sisi kanan 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100... sampi
persamaan, meningkatkan pembentukan HbO2 (peningkatan % PO2 dalam darah (mm Hg)
760
saturasi Hb). Ketika PO2 darah turun, seperti di darah kapiler
sistemik, reaksi terdorong ke arah sisi kiri persamaan dan oksigen KUNCI
dibebaskan dari Hb karena HbO2 berdisosiasi (penurunan % saturasi = Molekul O2
Hb). Karena itu, akibat perbedaan PO2 di paru dan jaringan lain, Hb
secara otomatis "mengambil" O2 di paru, tempat ventilasi secara = Molekul hemoglobin = Molekul hemoglobin
terus-menerus menyediakan pasokan segar O2 dan "melepaskannya" yang tersaturasi yang tersaturasi
sebagian peuh
di jaringan, yang secara terus-menerus menggunakan O2.
Gambar 13-24 Kura disosiasi (saturasi) oksigen-hemoglobin (O2-Hb). %
KURVA DISOSIASI O2–Hb Namun, hubungan antara PO2 saturasi hemoglobin (skala di sisi kin grafik) bergantung pada Po2 darah.
darah dan % saturasi Hb tidaklah linier, suatu hal yang sangat Hubungan antara kedua variabel ini digambarkan oleh kurva berbentuk S
penting dari segi fisiologis. Peningkatan dua kali lipat tekanan dengan daerah plateau pada Po2 darah antara 60 dan 100 mm Hg dan bagian
parsial tidak menggandakan % saturasi Hb. Hubungan antara curam antara 0 dan 60 mm Hg. Cara lain untuk menyatakan efek Po2 darah
variabel-variabel ini mengikuti kurva berbentuk S, kurva disosiasi pada jumlah O2 yang terikat ke hemoglobin adalah % volume O2 dalam darah
(atau saturasi) Hb-O2 (Gambar 13-24). Di batas atas, antara PO2 (mL 02 yang terikat ke hemoglobin dalam setiap 100 mL darah). Hubungan ini
disajikan oleh skala di sisi kanan grafik.

   509
Jika PO2 alveolus dan, karenanya, PO2 arteri turun di bawah Hg Po2 dari 100 menjadi 40 mm Hg di kapiler sistemik menyebab-
normal, hanya sedikit terjadi penurunan jumlah total O2 yang kan sekitar 25% dari HbO2 total menyerahkan O2-nya. Sebagai per-
diangkut dalam darah hingga PO2 turun di bawah 60 mm Hg. Hal ini bandingan, penurunan lebih lanjut Po2 yang hanya 20 mm Hg
disebabkan oleh adanya regio plateau kurva. Jika PO2 arteri turun menyebabkan bertambahnya HbO2 total yang menyerahkan O2-nya
40%, dari 100 mm Hg menjadi 60 mm Hg, konsentrasi O2 yang larut sebesar 45% karena tekanan parsial O2 dalam rentang itu bekerja di
seperti tercermin oleh PO2 juga akan turun 40%. Namun, pada PO2 bagian curam kurva. Dalam kisaran ini, penurunan kecil Po2 kapiler
darah 60 mm Hg, % saturasi Hb masih tetap tinggi sebesar 90%. sistemik sudah dapat secara otomatis segera menyediakan O2 dalam
Dengan demikian, kandungan O2 total darah hanya sedikit jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan O2 jaringan yang lebih
berkurang meskipun terjadi penurunan 40% Po2, karena Hb masih aktif melakukan metabolisme, seperti otot yang sedang berlatih. Saat
membawa O2 dalam jumlah hampir memenuhi kapasitasnya dan, olahraga berat, hingga 85% Hb dapat menyerahkan O2_ nya ke sel
seperti telah dinyatakan, sebagian besar O2 diangkut oleh Hb dan yang aktif. Selain pengambilan O2 yang lebih langsung dari darah ini,
bukan dalam bentuk terlarut. Namun, bahkan jika PO2 darah sangat jumlah O2 yang disediakan untuk sel-sel yang aktif mbermeta-
meningkat—misalnya menjadi 600 mm Hg—dengan bernapas O2 bolisme, misalnya sel otot saat olahraga, juga meningkat oleh penye-
murni, hanya sedikit O2 tambahan yang masuk ke darah. Terdapat suaian sirkulasi dan pernapasan yang meningkatkan laju aliran darah
sejumlah kecil O2 tambahan yang larut tetapi % saturasi Hb hanya beroksigen ke jaringan tersebut.
dapat ditingkatkan secara maksimal oleh tambahan 2,5%, menjadi
saturasi 100%. Karena itu, dalam kisaran PO2 antara 60 dan 600 mm
Hemoglobin mendorong perpindahan neto O2 di
Hg atau bahkan lebih tinggi, hanya terdapat 10% perbedaan dalam
tingkat alveolus dan jaringan.
jumlah O2 yang diangkut oleh Hb. Dengan demikian, bagian plateau
kurva O2-Hb menciptakan batas keamanan yang cukup luas bagi Kita masih belum memperjelas peran Hb dalam pertukaran gas.
kapasitas darah mengangkut O2. Karena Po2 darah seluruhnya bergantung pada konsentrasi O2 yang
PO2 arteri mungkin berkurang oleh penyakit paru yang diser- larut, kita dapat mengabaikan O2 yang terikat ke Hb dalam
tai oleh gangguan ventilasi atau pertukaran gas atau oleh pe- pembahasan kita sebelumnya tentang O2 yang mengalir dari alveolus
nyakit sirkulasi yang menyebabkan kurangnya aliran darah ke darah oleh gradien Po2. Namun, Hb berperan penting dalam
ke paru. PO2 ini juga dapat turun pada orang sehat dalam dua kondi- mengizinkan pemindahan O2 dalam jumlah besar sebelum Po2 darah
si: (1) di tempat yang tinggi, tempat dengan tekanan atmosfir total seimbang dengan jaringan sekitar (Gambar 13-25).
dan karenanya PO2 udara inspirasi berkurang; atau (2) di lingkungan
yang kekurangan O2 setinggi permukaan laut, misalnya ketika sese- PERAN HEMOGLOBIN DI TINGKAT ALVEOLUS Hemoglobin be-
orang secara tidak sengaja terkunci di dalam ruang tertutup. Kecuali kerja sebagai "depo penyimpanan" untuk O2, memindahkan O2 dari
apabila PO2 arteri menjadi sangat berkurang (turun di bawah 60 mm larutan segera setelah molekul ini masuk ke darah dari alveolus.
Hg) pada keadaan patologis atau lingkungan abnormal, O2 yang Karena hanya O2 larut yang berperan membentuk Po2, O2 yang
disalurkan ke jaringan tepat dalam jumlah yang mendekati normal. tersimpan di Hb tidak dapat ikut membentuk Po2 darah. Ketika
darah vena sistemik masuk ke kapiler paru, Po2-nya jauh lebih
rendah daripada Po2 alveolus, sehingga O2 segera berdifusi ke dalam
MAKAN BAGIAN CURAM KURVA O2–Hb Bagian curam kurva darah, meningkatkan Po2 darah. Segera setelah Po2 darah naik,
antara 0 dan 60 mm Hg berada dalam kisaran Po2 darah yang persentase Hb yang dapat berikatan dengan O2 juga meningkat,
terdapat di kapiler sistemik, tempat O2 dibebaskan dari Hb. Dalam seperti ditunjukkan oleh kurva O2-Hb. Karena itu, sebagian besar O2
kapiler sistemik, darah mengalami keseimbangan dengan sel jari- yang telah berdifusi ke dalam darah berikatan dengan Hb dan tidak
lagi berperan menentukan Po2. Karena O2 dikeluarkan dari larutan
ngan sekitar pada Po2 rerata 40 mm Hg. Perhatikan di Gambar 13-
dengan berikatan dengan Hb, Po2 turun ke tingkat yang hampir
24 bahwa pada Po2 40 mm Hg, % saturasi Hb adalah 75%. Darah
sama dengan ketika darah masuk ke paru, meskipun jumlah total O2
tiba di kapiler jaringan dengan Po2 100 mm Hg dan saturasi Hb dalam darah sebenarnya telah bertambah. Karena Po2 darah kembali
97,5%. Karena Hb hanya dapat mengalami saturasi 75% pada Po2 40 lebih rendah daripada Po2 alveolus, lebih banyak O2 yang berdifusi
mm Hg di kapiler sistemik, hampir 25% HbO2 harus berdisosiasi, dari alveolus ke dalam darah, hanya untuk kembali diserap oleh Hb.
menghasilkan Hb tereduksi dan O2. O2 yang dibebaskan ini dapat Meskipun kita telah membahas proses ini secara bertahap agar
berdifusi mengikuti penurunan gradien tekanan parsialnya dari sel jelas, difusi neto O2 dari alveolus ke darah sebenarnya terjadi secara
darah merah melalui plasma dan cairan interstisium ke dalam sel terus-menerus hingga Hb mengalami saturasi lengkap oleh O2 sesuai
jaringan. dengan yang dimungkinkan oleh Po2 tersebut. Pada Po2 normal 100
Dalam keadaan normal, Hb dalam darah vena yang kembali ke mm Hg, Hb mengalami saturasi 97,5%. Karena itu, dengan
paru memiliki saturasi 75%. Jika sel jaringan melakukan metabolis- menyerap O2, Hb menjaga Po2 darah tetap rendah dan memperlama
me dengan lebih aktif, Po2 darah kapiler sistemik turun (sebagai eksistensi gradien tekanan parsial sehingga dapat terjadi
pemindahan neto O2 dalam jumlah besar ke dalam darah. Baru
contoh, dari 40 mm Hg menjadi 20 mm Hg) karena sel-sel mengon-
setelah Hb tidak lagi dapat menyimpan O2 tambahan (yaitu, Hb
sumsi O2 lebih cepat. Perhatikan pada kurva bahwa penu- runan 20
telah mengalami saturasi sesuai Po2 tersebut) semua O2 yang
mm Hg pada Po2 ini menurunkan % saturasi Hb dari 75% menjadi dipindahkan ke dalam darah tetap larut dan langsung berkontribusi
30%; yaitu, HbO2 yang menyerahkan O2-nya ke jaringan lebih untuk Po2. Saat ini barulah Po2 darah cepat seimbang dengan Po2
banyak sekitar 45% dari pada normal. penurunan normal 60 mm alveolus, dan menyebabkan pemindahan O2 lebih lanjut terhenti,

   hapter
Alveolus

Darah kapiler
paru

(a) Alveolus PO2 = PO2 darah (b) PO2 > alveolus PO2 darah (c)PO2 alveolus = PO2 darah

KUNCI

= Molekul O2 = Molekul Hb yang tersaturasi sebagian = Molekul Hb yang tersaturasi penuh

Gambar 13-25 Hemoglobin mempermudah pemindahan neto O2 dalam jumlah besar dengan bekerja sebagai depo penyimpanan agar P02 tetap rendah. (a) Dalam suatu
situasi hipotetis ketika tidak ada hemoglobin dalam darah, Po2 alveolus dan Po2 darah kapiler paru berada dalam keseimbangan. (b) Hemoglobin ditambahkan ke darah kapiler paru.
Begitu mulai berikatan dengan O2, Hb mengeluarkan O2 dari larutan. Karena hanya O2 larut yang membentuk P02 darah, Po2 darah turun di bawah Po2 alveolus, meskipun jumlah
molekul O2 yang terdapat dalam darah sama seperti di (a). Dengan "menyerap" sebagian dari O2 yang larut, Hb mendorong difusi neto lebih banyak O2 menuruni gradien tekanan
parsialnya dari alveolus ke darah. (c) Hemoglobin mengalami saturasi lengkap oleh O2 dan Po2 alveolus dan darah kembali berada dalam keseimbangan. Po2 darah yang dibentuk oleh
O2 yang larut sama dengan Po2 alveolus meskipun kandungan O2 total dalam darah jauh lebih besar daripada di bagian (a) ketika Po2 darah sama dengan Po2 alveolus tanpa adanya Hb.

tetapi titik ini belum tercapai hingga Hb telah mengangkut O2-nya Faktor-faktor di tingkat jaringan mendorong
secara maksimal. Setelah Po2 darah seimbang dengan Po2 alveolus, pelepasan O2 dari hemoglobin.
tidak ada lagi pemindahan O2, seberapapun O2 total yang telah
dipindahkan. Meskipun faktor utama yang menentukan % saturasi Hb adalah Po2
darah, faktor lain dapat memengaruhi afinitas, atau kekuatan ikatan,
antara Hb dan O2 dan, karenanya, dapat menggeser kurva O2-Hb
PERAN HEMOGLOBIN DI TINGKAT JARINGAN Situasi kebalikan- (yaitu, mengubah % saturasi Hb pada Po2 tertentu). Faktor-faktor
nya terjadi di tingkat jaringan. Karena Po2 darah yang masuk ke lain ini adalah CO2, keasaman, suhu, dan 2,3-bisfosfogliserat, yang
kapiler sistemik jauh lebih besar daripada Po2 jaringan sekitar, O2 akan kita bahas secara terpisah. Kurva disosiasi O2-Hb yang telah
segera berdifusi dari darah ke jaringan, menurunkan Po2 darah. Anda kenal (Gambar 13-24) adalah kurva tipikal pada CO2 arteri
Ketika Po2 darah turun, Hb harus melepaskan sebagian dari O2 yang dan tingkat keasaman normal, suhu tubuh normal, dan konsentrasi
dibawanya karena % saturasi Hb berkurang. Sewaktu O2 yang 2,3-bisfosfogliserat yang normal.
dibebaskan dari Hb larut dalam darah, Po2 darah meningkat dan
kembali melebihi Po2 jaringan sekitar. Hal ini mendorong perpinda- EFEK CO2 PADA % SATURASI Hb Peningkatan Pco2 menggeser
han lebih lanjut O2 keluar dari darah, meskipun jumlah total O2 kurva O2-Hb ke kanan (Gambar 13-26). % saturasi Hb tetap
dalam darah telah turun. Hanya ketika Hb tidak lagi dapat membe- bergantung pada Po2, tetapi untuk Po2 tertentu, jumlah O2 dan Hb
baskan O2 ke dalam larutan (ketika Hb telah membebaskan O2-nya yang berikatan lebih sedikit. Efek ini penting karena Pco2 darah
semaksimal mungkin sesuai Po2 di kapiler sistemik) barulah Po2 meningkat di kapiler sistemik sewaktu CO2 berdifusi menuruni
darah turun hingga serendah Po2 jaringan sekitar. Pada waktu ini, gradien tekanan parsial dari sel ke dalam darah. Adanya CO2
tidak ada lagi pemindahan O2. Hemoglobin, karena menyimpan O2 tambahan di darah pada efeknya menurunkan afinitas Hb terhadap
dalam jumlah besar yang dapat dibebaskan jika terjadi penurunan O2 sehingga Hb membebaskan lebih banyak O2 di tingkat jaringan
kecil PO2 di tingkat kapiler sistemik, memungkinkan pemindahan dibandingkan jika hanya penurunan Po2 di kapiler sistemik yang
O2 dari darah ke sel dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada merupakan faktor penentu % saturasi Hb.
seandainya Hb tidak ada.
Karena itu, Hb berperan penting dalam jumlah total O2 yang EFEK ASAM PADA % SATURASI HbPeningkatan keasaman juga
dapat diangkut oleh darah di paru dan dibebaskan ke jaringan. Jika menggeser kurva ke kanan. Karena CO2 menghasilkan asam
kadar Hb turun menjadi separuh normal, seperti pada pasien karbonat (H2CO3), darah menjadi lebih asam di tingkat kapiler
dengan anemia berat (lihat h. 421), kapasitas darah mengangkut O2 sistemik sewaktu darah menyerap CO2 dari jaringan. Penurunan
turun sebesar 50% meskipun Po2 arteri normal 100 mm Hg dengan afinitas Hb terhadap O2 yang terjadi karena peningkatan keasaman
saturasi Hb 97,5%. Hanya separuh Hb yang tersedia untuk dijenuh- ini menambah jumlah O2 yang dibebaskan di tingkat jaringan untuk
kan oleh O2, yang kembali menekankan betapa pentingnya Hb da- Po2 tertentu. Di sel yang aktif bermetabolisme, misalnya otot dalam
lam menentukan berapa banyak O2 yang dapat diserap di paru dan keadaan olahraga, yang terjadi bukan saja peningkatan CO2 pem-
disediakan ke jaringan. bentuk asam, tetapi asam laktat juga mungkin dibentuk jika sel me-

   511
Pco2 dan dari Hb. Efek ini umumnya berbalik di tingkat paru, tempat CO2
100 (di tingkat paru)
keasaman arteri, pembentuk asam dikeluarkan dan lingkungan lokal lebih dingin.
suhu tubuh karena itu, afinitas Hb terhadap O2 meningkat di lingkungan kapiler
90 normal paru, memperkuat efek peningkatan Po2 dalam pengikatan O2 ke Hb.
80
EFEK 2,3-BISFOSFOGLISSERAT PADA % SATURASI Hb
70
% saturasi himoglobin

Perubahan-perubahan sebelumnya terjadi di lingkungan sel darah


60 PCO2 merah, tetapi suatu faktor di dalam sel darah merah juga dapat me-
(di
Asam (H+) tingkat mengaruhi derajat pengikatan O2-Hb: 2,3-bisfosfogliserat (BPG).
50 jaringan)
Suhu atau Konstituen eritrosit ini, yang diproduksi sewaktu sel darah merah
40 melakukan metabolisme, dapat berikatan secara reversibel dengan
2,3-Bisfosfogliserat
Hb dan mengurangi afinitasnya terhadap O2, seperti yang dilakukan
30 oleh CO2 dan H. Karena itu, peningkatan kadar BPG, seperti faktor
20
lain, menggeser kurva O2-Hb ke kanan, meningkatkan pembebasan
O2 sewaktu darah mengalir melalui jaringan.
10 Produksi BPG oleh sel darah merah secara bertahap meningkat
jika Hb di darah arteri terus-menerus mengalami ..............
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 yaitu, ketika HbO2 arteri di bawah normal. Keadaan ini dapat terjadi
PO2 darah (mm Hg) pada orang yang tinggal di tempat tinggi atau pada mereka yang
Gambar 13-26 Efek peningkatan Pco2, H+, suhu, dan 2,3-bisfos-fogliserat pada mengidap tipe-tipe tertentu penyakit sirkulasi atau pernapasan atau
kurva O2-Hb. Peningkatan Po2, keasaman, dan suhu, seperti ditemukan di tingkat anemia. Dengan membantu rnembebaskan O2 dari Hb di tingkat
jaringan, menggeser kurva O2-Hb ke kanan. Akibatnya, lebih sedikit O2 yang berikatan jaringan, peningkatan BPG membantu ketersediaan O2 bagi jaringan
dengan Hb di Poe tertentu sehingga lebih banyak O2 yang dibebaskan dari Hb untuk meskipun pasokan O2 arteri berkurang secara kronis.
digunakan oleh jaringan. Demikian juga, 2,3-bifosfogliserat, yang produksinya meningkat
di sel darah merah ketika HbO2 arteri di bawah normal dalam jangka waktu lama,
menggeser kurva Hb-O2 ke kanan, membuat lebih banyak O2 terbatas yang tersedia di
Hemoglobin memiliki afinitas yang jauh lebih besar
tingkat jaringan. terhadap karbon monoksida dari pada terhadap O2
Karbon monoksida (CO) dan O2 bersaing untuk menempa-
mengandalkan metabolisme anaerob (lihat h. 40 dan 300). Pening- ti tempat pengikatan yang sama di Hb, tetapi afinitas Hb ter-
katan lokal asam di otot yang bekerja ini mempermudah pembeba- hadap CO adalah 240 kali lebih besar daripada terhadap O2.
san O2 lebih banyak di jaringan yang benar-benar membutuhkan O2 Ikatan CO dan Hb dikenal sebagai karboksihemoglobin (HbCO).
ini. Karena Hb cenderung melekat ke CO, bahkan CO dalam jumlah
kecil dapat berikatan dengan Hb dalam persentase besar, menyebab-
EFEK BHOR Pengaruh CO2 dan asam pada pembebasan O2 dikenal kan Hb tidak tersedia untuk mengangkut O2. Meskipun konsentrasi
sebagai efek Bohr. Baik CO2 maupun komponen ion hidrogen (H+) Hb dan Po2 normal, kandungan O2 darah berkurang secara serius.
asam dapat berikatan secara reversibel dengan Hb di tempat selain Untungnya, CO bukan merupakan konstituen normal udara
tempat pengikatan O2. Akibatnya adalah perubahan struktur mole- inspirasi. CO adalah suatu gas beracun yang diproduksi pada
kul Hb yang mengurangi afinitasnya terhadap O2. (Perhatikan bahwa pembakaran tak-sempurna produk karbon, misalnya bensin mobil,
% saturasi Hb merujuk hanya kepada derajat pengikatan Hb dengan batubara, kayu, dan tembakau. Karbon monoksida terutama berba-
O2 bukan derajat pengikatan dengan CO2, H+, atau molekul lain. haya karena gas ini tidak dapat dirasakan. Jika CO dibentuk dalam
Memang, % saturasi Hb berkurang ketika CO2, dan H+ berikatan suatu lingkungan tertutup sehingga konsentrasinya terus meningkat
dengan Hb, karena keberadaan mereka pada Hb mempemudah (misalnya, dalam mobil terparkir dengan mesin menyala dan jende-
pembebasan O2 dari Hb.) la tertutup) maka gas tersebut dapat mencapai kadar mematikan
tanpa dirasakan sama sekali oleh korban. Karena tidak berwarna,
EFEK SUHU PADA % SATURASI Hb Dengan cara serupa, pening-
tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengiritasi, CO tidak dapat
katan suhu menggeser kurva O2-Hb ke kanan, menyebabkan lebih dideteksi. Selain itu, oleh alasan-alasan yang dijelaskan kemudian,
banyak O2 yang dibebaskan pada Po2 tertentu. Otot yang berolahra- korban tidak merasa sesak dan tidak berupaya meningkatkan venti-
ga atau sel yang aktif bermetabolisme menghasilkan panas. Pening- lasi, meskipun sel-sel kekurangan O2.
katan suhu lokal meningkatkan pembebasan O2 dari Hb untuk
digunakan oleh jaringan yang lebih aktif. Sebagian besar CO2 diangkut dalam darah sebagai
bikarbonat
PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR INI DI TINGKAT JARINGAN Ketika darah arteri mengalir melalui kapiler jaringan, CO2 berdifusi
DAN PARU Seperti telah Anda pelajari, peningkatan CO2, keasaman, menuruni gradien tekanan parsialnya dari sel jaringan ke dalam
dan suhu di tingkat jaringan, yang semuanya berkaitan dengan pe- darah. Karbon dioksida diangkut oleh darah dalam tiga cara (seperti
ningkatan metabolisme sel dan peningkatan konsumsi O2, mening- dijelaskan di daftar berikut dan ditunjukkan dengan nomor yang
katkan efek penurunan Po2 dalam mempermudah pembebasan O2 sesuai di Gambar 13-27; lihat juga Tabel 13-6, h. 508):

   hapter
1. Larut secara fisik. Seperti O2 yang larut, jumlah CO2 yang larut dua atom oksigen dari molekul CO2 asli terdapat dalam darah
secara fisik dalam darah bergantung pada Pco2. Karena CO2 lebih sebagai bagian integral dari HCO3.- Hal ini menguntungkan karena
larut dibandingkan O2 dalam air plasma, proporsi CO2 yang larut HCO3- lebih larut dalam darah daripada CO2.
secara fisik dalam darah lebih besar daripada O2. Meskipun demiki- Reaksi ini dapat terjadi sangat lambat di plasma, tetapi
an , hanya 10% kandungan CO2 total darah yang terangkut dengan berlangsung sangat cepat di dalam sel darah merah karena adanya
cara ini pada tinkat Pco2 vena sistemik normal. enzim eritrosit karbonat anhidrase, yang mengatalisis (memeperce-
2. Terikat ke hemoglobin. Sebanyak 30% CO2 berikatan dengan Hb pat) reaksi. Pada kenyataannya, di bawah pengaruh karbonat anhi-
untuk membentuk karbamino hemoglobin (HbCO2). Karbon diok- drase, reaksinya berlanjut secara langsung dari CO2+H2O menjadi
sida berikatan dengan bagian globin Hb, berbeda dari O2, yang beri- H+ + HCO3, tanpa adanya langkah H2CO3
katan dengan bagian heme. Hb tereduksi memiliki afinitas lebih bes- Karbonat
ar terhadap CO2 dibandingkan HbO2. Karena itu, dibebaskannya O2 anhidrase
CO2 1 H2O → H1 HCO32
dari Hb di kapiler jaringan mempermudah penyerapan CO2 oleh Hb.
3. Sebagai bikarbonat. Sejauh ini cara yang paling penting untuk
PERGESERAN KLORIDA Sewaktu reaksi ini berlangsung, HCO3-
mengangkut CO2 adalah sebagai bikarbonat (HCO3-), dengan 60%
dan H+ mulai menumpuk di dalam sel darah merah di kapiler
CO2 diubah menjadi HCO3- oleh reaksi kimia berikut:
sistemik. Membran sel darah merah memiliki karier HCO3--CI-
CO2 1 H2O ∆ H2CO3 ∆ H 1 HCO32 yang secara pasif mempermudah difusi ion-ion ini dalam arah
berlawanan menembus membran. Membran relatif impermeabel
Dalam reaksi pertama, CO2 berikatan dengan H2O untuk terhadap H+. Karena itu, HCO3-, bukan H+, berdifusi menuruni gra-
membentuk asam karbonat (H2CO3). Sesuai sifat asam, sebagian dari dien konsentrasinya keluar eritrosit menuju plasma. Karena HCO3-
molekul asam karbonat secara spontan terurai menjadi ion hidrogen adalah ion bermuatan negatif, efluks HCO3- yang tidak disertai oleh
(H+) dan ion bikarbonat (HCO3-). Karena itu, satu atom karbon dan difusi keluar ion bermuatan positif menciptakan gradien listrik (lihat

Alveolus

Sel jaringan

CO2 O2 O2 CO2

1 CO2 larut CO2 larut

HbO2 O2 + Hb HbO2 O2 + Hb

Dari sirkulasi
1 CO2 larut CO2 larut
sistemik
ke sirkulasi paru Hb + CO2 HbCO2
2 CO2 + Hb HbCO2 Hb + H+ HbH Hb + H+ HbH

ca CI– ca
3 CO2 + H2O H++ HCO3– H2O + CO2 H+ + HCO3– CI–

Sel darah merah Sel darah merah



HCO3– CI HCO3– CI–
(pergeseran klorida)

Plasma

ka = karbonat anhidrase
Gambar 13-27 Transpor karbon dioksida dalam darah. Karbon dioksida yang diambil di jaringan diangkut dalam darah ke paru melalui tiga cara: (1) larut
secara fisik, (2) berikatan dengan hemoglobin (Hb), dan (3) sebagai ion bikarbonat (HCO3). Hemoglobin hanya terdapat di dalam sel darah merah, demikian
juga karbonat anhidrase, enzim yang mengatalisis pembentukan HCO3. H4 yang dihasilkan selama pembentukan HCO3- juga berikatan dengan Hb. Ion
bikarbonat berpindah melalui difusi terfasilitasi menuruni gradien konsentrasinya keluar sel darah merah menuju plasma, dan klorida (Cl-) berpindah melalui
pembawa pasif yang sama ke dalam sel darah merah menuruni gradien listrik yang tercipta oleh difusi keluar HCO3-. Di paru, reaksi-reaksi yang terjadi di
tingkat jaringan berbalik arah, tempat CO2 berdifusi keluar darah dan masuk ke alveolus.

Sistem Pernapasan 513


h. 71). ). Ion klorida (C1-), anion plasma yang utama, berdifusi ke
dalam sel darah merah menuruni gradien listrik ini untuk 13-7 Daftar Singkat Berbagai Keadaan
❚ TABEL
memulihkan netralitas listrik. Pergeseran masuk C1- sebagai Respirasi yang Penting Secara Klinis
penukar efluks HCO3- yang dihasilkan oleh CO2 ini dikenal sebagai
pergeseran klorida. Apnea Penghentian sementara pernapasan
Asfiksia Kelaparan jaringan terhadap O2, akibat tidak adanya O2
EFEK HALDANE Hemoglobin berikatan dengan sebagian besar H. dalam udara, gangguan pernapasan, atau ketidakmampuan
yang terbentuk di dalam eritrosit. Seperti pada CO2, Hb tereduksi jaringan menggunakan O2
memiliki afinitas yang lebih besar terhadap H+ daripada HbO2.
Sianosis Keadaan kulit yang biru akibat oksigen darah arteri
Karena itu, pembebasan O2 meningkatkan ketersediaan Hb untuk
yang kurang
menyerap CO2 dan H+ yang dihasilkan oleh CO2, dikenal sebagai
efek Haldane. Karena hanya H+ yang bebas dan larut yang Dispnea Kesulitan bernapas
menentukan keasaman suatu larutan, darah vena akan jauh lebih Eupnea Bernapas normal
asam dari pada darah arteri seandainya Hb tidak membersihkan
Hiperkapnia kelebihan CO2 dalam darah arteri
sebagian besar H. yang dihasilkan di tingkat jaringan.
Perhatikan bagaimana Hb membebaskan O2 dan penyerapan CO2 Hiperpnea peningkatan ventilasi paru yang menyamai
dan H+ yang dihasilkan CO2 bekera secara sinkron pada tingkat peningkatan kebutuhan metabolik, misalnya pada olahraga
jaringan. Peningkatan CO2 dan H+ menyebabkan peningkatan pele-
Hiperventilasi Peningkatan ventilasi paru melebihi kebutuhan
pasan O2 dari Hb oleh efek Bohr; peningkatan pelepasan O2 dari Hb, metabolik, menyebabkan penurunan Pco2 dan alkalosis respiratorik
sebaliknya, menyebabkan peningkatan penyerapan CO2 dan H+ oleh
Hb melalui efek Haldane. Proses keseluruhan bekerja sangat efisien. Hipokapnia CO2 darah arteri di bawah normal
Hb tereduksi harus diangkut kembali ke paru untuk kembali diisi
Hipoventilasi Ventilasi yang rendah dibandingkan dengan
oleh O2. Setelah O2 dibebaskan, Hb mengangkut penumpang baru-
CO2 dan H. -yang memiliki arah sama ke paru. kebutuhan metabolik, menyebabkan peningkatan Pco2 dan asidosis
Reaksi-reaksi di tingka jaringan sew aktu CO2 masuk ke darah dari respiratorik
jaringan berbalik setelah darah tiba di paru dan CO2 meninggalkan Hipoksia Kurangnya O2 di tingkat sel
darah untuk masuk ke alveolus (G ambar 13-27).
Hipoksia anemik Berkurangnya kapasitas darah mengangkut O2

Berbagai keadaan respirasi ditandai oleh kelainan Hipoksia sirkulasi Darah beroksigen yang ke jaringan terlalu
sedikit; juga dikenal sebagai hipoksia staganan
kadar gas-darah
Tabel 13-7 adalah daftar istilah yang digunakan untuk menjelaskan Hipoksia histotosik Ketidakmampuan sel menggunaka O2 yang
berbagai keadaan yang berkaitan dengan kelainan pernapasan, tersedia
sebagian besar di antaranya didiskusikan dengan lebih terperinci di Hipoksia hipoksik Po2 darah arteri rendah disertai oleh
sini dan di bagian akhir bab ini kurang adekuatnya saturasi Hb
Henti napas Penghentian permanaen bernapas (kecuali
KELAIAN PADA 3o2 ARTERI Kata hipoksia merujuk ke diperbaiki secara klinis)
kondisi kurangnya O2 di tingkat sel. Terdapat empat kategori
Sufokasi Kekurangan O2 akibat ketidakmampuan menghirup udara
umum hipoksia
beroksigen
1. Hipoksia hipoksik ditandai oleh rendahnya Po2 darah arteri
disertai oleh kurang adekuatnya saturasi Hb. Hal ini disebabkan oleh ngalami hipoksia sirkulasi secara umum akibat gagal jantung
(a) malfungsi pernapasan yang melibatkan kurang memadainya kongestif atau syok sirkulasi. Po2 dan kandungan O2 arteri biasanya
pertukaran gas, ditandai dengan Po2 alveolus yang normal tetapi Po2 normal, tetapi darah beroksigen yang mencapai sel terlalu sedikit.
arteri berkurang, atau (b) berada di ketinggian atau lingkungan yang
4. Pada hipoksia histotoksik, penyaluran O2 ke jaringan normal
menyesakkan ketika Po2 atmosfer berkurang sehingga Po2 alveolus
tetapi sel tidak dapat menggunakan O2 yang tersedia. Contoh klasik
dan arteri juga berkurang.
adalah keracunan sianida. Sianida menghambat enzim-enzim sel
2. Hipoksia anemik adalah berkurangnya kapasitas darah mengang- yang esensial bagi respirasi seluler (enzim pada sistem tranpor
kut O2. Hal ini dapat terjadi karena (a) penurunan jumlah sel darah elektro; lihat h, 37).
merah, (b) kurangnya jumlah Hb di dalam sel darah merah, atau (c) Hiperoksia, Po2 arteri di atas normal, tidak dapat terjadi ketika
keracunan CO. Pada semua kasus hipoksia anemik, Po2 arteri orang bernapas udara atmosfer setinggi permukaan laut. Namun,
normal tetapi kandungan O2 darah arteri lebih rendah daripada bernapas dengan menggunakan suplemen O2 dapat meningkatkan
normal karena berkurangnya ketersediaan Hb. Po2 alveolus dan, karenanya, Po2 arteri. Karena lebih banyak udara
3. Hipoksia sirkulasi terjadi jika darah beroksigen yang dialirkan ke inspirasi adalah O2, peran tekanan parsial O2 dalam menentukan
jaringan terlalu sedikit. Hipoksia sirkulasi mungkin terbatas di dae- tekanan total udara inspirasi meningkat sehingga lebih banyak O2
rah tertentu oleh sumbatan pembuluh darah. Atau tubuh dapat me- yang larut dalam darah sebelum Po2 arteri seimbang dengan Po2

   hapter
alveolus. Meskipun Po2 arteri meningkat, kandungan O2 darah total
tidak meningkat secara bermakna karena pada Po2 arteri normal saja Hipoventilasi Hepoventilasi
Hb sudah hampir jenuh. Namun, pada penyakit paru tertentu yang
berkaitan dengan menurunnya Po2 arteri, menghirup O2 suplemen 150
dapat membantu meningkatkan gradien alveolus terhadap darah
sehingga Po2 arteri membaik. Sebaliknya, peningkatan mencolok Po2

Tekanan parsial alveolus dan arteri


dapat berbahaya, bukannya menguntungkan. Jika Po2 arteri terlalu
tinggi, dapat terjadi keracunan oksigen. Meksipun jumlah total O2

(PO2 atau PCO2) (mm Hg)


darah hanya sedikit meningkat, pajanan ke Po2 yang tinggi dapat PCO2
100
menyebabkan cedera otak dan kebutaan akibat kerusa- kan retina.
Po2 alveolus dan
Karena itu, terapi O2 harus diberikan secara hati-hati. arteri normal

KELAINAN PCO2 ARTERI Kata hiperkapnia merujuk ke Po2 alveolus dan


kondisi kelebihan CO2 dalam darah; hal ini disebabkan oleh arteri normal
hipoventilasi (ventilasi kurang memadai untuk memenuhi 50

kebutuhan metabolik terhadap penyaluran O2 dan pembuangan PO2


CO2). Pada sebagian besar penyakit paru terjadi penimbunan CO2
dalam darah arteri disertai defisit O2 karena pertukaran O2 dan CO2
antara paru dan atmosfer sama-sama terganggu (Gambar 13- 2 8 ).
Hipokapnia, kadar Pco2 arteri di bawah normal, ditimbulkan
0 4200 8400
oleh hiperventilasi. Hiperventilasi terjadi ketika seseorang "berna-
Ventilasi alveolus (mL/min)
pas berlebihan"—yaitu, ketika kecepatan ventilasi melebihi kebutu-
Gambar 13-28 Efek hiperventilasi dan hipoventilasi pada Po2 dan Pco2 arteri
han metabolik tubuh terhadap pengeluaran CO2. Akibatnya, CO2 di-
keluarkan ke atmosfer lebih cepat daripada produksinya di jaringan
sehingga Pco2 arteri turun. Hiperventilasi dapat dipicu oleh keadaan
cemas, demam, dan keracunan aspirin. Selama hiperventi- lasi Po2 darah, lihat fitur dalam kotak di h. 516-517, Konsep, Tantangan,
alveolus meningkat karena lebih banyak O2 segar yang disa- lurkan dan Kontroversi).
ke alveolus dari atmosfer daripada yang diekstraksi oleh darah untuk
disampaikan ke jaringan, dan karenanya Po2 arteri meningkat
(Gambar 13-28). Namun, karena Hb hampir jenuh pada Po2 arteri
normal, sangat sedikit O2 yang ditambahkan ke dalam darah.
Periksa Pemahaman Anda 13.4
Kecuali sedikit tambahan O2 yang larut, kandungan O2 darah pada
hakikatnya tidak berubah selama hiperventilasi. Sebutkan konsentrasi O2 dan CO2 yang dibawa oleh darah pada masing-
Peningkatan ventilasi tidak sinonim dengan hiperventilasi. masing metode transport.

Peningkatan ventilasi yang menyamai peningkatan kebutuhan Gambarlah sebuah grafik yang menunujukan kurva disosiasi Hb-O2 dan
metabolik, misalnya peningkatan kebutuhan terhadap penyaluran labeli bagian-bagian kurva yang berlangsung pada kisaran Po2 darah kapiler
paru dan di kapiler sistemik.
O2 dan eliminasi CO2 sewaktu olahraga, disebut hiperpnea. Saat
olahraga, Po2 dan Pco2 alveolus dan arteri tetap konstan, dengan
peningkatan pertukaran hanya untuk menyamai peningkatan
konsumsi O2 dan produksi CO2. 13.5 I Kontrol Pernapasan
Seperti denyut jantung, bernapas harus berlangsung dalam pola
KONSEKUENSI KELAINAN DALAM GAS DARAH ARTERI yang kontinu dan siklik untuk mempertahankan proses-proses
Akibat yang ditimbulkan oleh berkurangnya ketersediaan O2 kehidupan. Otot jantung harus berkontraksi dan berelaksasi secara
ke jaringan selama hipoksia sudah jelas. Sel-sel membutuh- ritmis untuk secara bergantian mengosongkan jantung dari darah
kan pasokan O2 yang memadai untuk mempertahankan berbagai dan mengisinya kembali. Demikian juga, otot-otot inspirasi harus
aktivitas yang menghasilkan energi. Konsekuensi kadar CO2 darah secara berirama berkontraksi dan berelaksasi untuk secara bergan-
yang abnormal relatif kurang jelas. Perubahan konsentrasi CO2 tian mengisi paru dengan udara dan mengosongkannya. Kedua
darah terutama memengaruhi keseimbangan asam-basa. aktivitas ini berlangsung secara otomatis, tanpa upaya sadar.
Hiperkapnia meningkatkan produksi H+ yang dihasilkan oleh CO2. Namun, mekanisme dan kontrol yang mendasari kedua sistem ini
Pembentukan H+ yang berlebihan menimbulkan keadaan asam yang sangat berbeda.
disebut asidosis respiratorik. Sebaliknya, pada hipokania jumlah H+
yang dihasilkan dari CO2 adalah lebih rendah daripada normal.
Pusat pernapasan di batang otak membentuk pola
Keadaan alkalosis (kurang asam dibandingkan normal) yang terjadi
disebut alkalosis respiratorik (lihat Bab 15). (Untuk mempelajari
bernapas yang ritmik.
efek naik gunung dan menyelam laut-dalam pada gas Sementara jantung dapat menghasilkan iramanya sendiri melalui

   515
❚ Konsep, Tantangan
dan Kontroversi
Efek Ketinggian dan Kedalaman pada Tubuh

T UBUH KITA SECARA OPTIMAL DILENGKAPI un-


tuk berada dalam tekanan atmosfer normal.

an laut atau turun ke kedalaman samudera


ordinasi.

dapat menimbulkan efek samping pada tubuh

Efek Ketinggian pada Tubuh

ra inspirasi di ketinggian ini adalah 21%


dari 380 mm Hg atau 80 rnm Hg, dengan
Po2 alveolus menjadi lebih redah pada 45

O2-Hb, bawah kisaran aman regio datar. Akibatnya,


©F.
% saturasi Hb dalam darah arteri berkurang tajam de- Westmo
rland/Photo Re earshc ers,
Inc.

ngan bertambahnya ketinggian.

rong sintesis BPG di dalam SDM sehingga O2 lebih mudah dibebaskan


dari Hb ke jaringan (lihat h. 512) Jumlah kapiler di dalam jaringan
meningkat, mengurangi jarak yang harus ditempuh O2 ketika berdifusi dari
darah untuk mencapai sel. Selain itu, ketinggian juga memengaruhi sel
endotel untuk melepaskan nitrat oksida (NO) 10 kali lebih banyak
dibandingkan dengan yang dilepaskan di dekat ketinggian permukaan laut.
Tambahan NO ini mengaliri darah dua kali lebih banyak pada individu
yang berada di ketinggian (lihat h. 374).
Selain itu, sel yang telah mengalami aklimatisasi mampu menggunakan
O2 dengan lebih efisien melalui peningkatan jumlah mitokondria, yaitu orga-

aktivitas pemacu intrinsiknya, otot-otot pernapasan, karena otot aktivitas pernapasan dapat dimodifikasi secara sadar agar kita dapat
rangka, berkontraksi hanya jika dirangsang oleh saraf mereka. Pola berbicara, bernyanyi, bersiul, bermain alat musik tiup, atau menahan
bernapas yang ritmik dihasilkan oleh aktivitas saraf siklik ke otot- napas selagi berenang.
otot pernapasan. Dengan kata lain, aktivitas pemacu yang mencip-
kan irama napas terletak di pusat kontrol pernapasan di otak, bukan
di paru atau otot pernapasan itu sendiri. Saraf yang mensyarafi KOMPONEN KONTROL SARAF PADA RESPIRASI Kontrol saraf
jantung, karena tidak dibutuhkan untuk memulai denyut jantung, pada respirasi melibatkan tiga komponen berbeda: (1) faktor yang
hanya memodifikasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung. menghasilkan irama inspirasi/ekspirasi secara bergantian, (2) faktor
Sebaliknya, saraf yang menuju ke sistem pernapasan sangat esensial yang mengatur besar ventilasi (yaitu, kecepatan dan kedalaman
untuk mempertahankan bernapas dan secara refleks menyesuaikan bernapas) untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dan (3) faktor yang
tingkat ventilasi untuk menyamai kebutuhan terhadap penyerapan memodifikasi aktivitas pernapasan untuk tujuan lain. Modifikasi
O2 dan pengeluaran CO2 yang berubah-ubah. Selain itu, tidak seper- yang terakhir ini mungkin bersifat volunter, misalnya dalam me-
ti aktivitas jantung, yang tidak berada di bawah kontrol kesadaran, ngontrol napas untuk berbicara, atau involunter, misalnya manuver

   hapter
nel energi (lihat h. 34). Ginjal memulihkan pH
arteri mendekat i normal dengan menahan
asam yang normalnya dibuang melalui
urine (lihat h. 598).
Tindakan-tindakan kompensatorik
ini bukannya tanpa akibat yang me-
rugikan. Sebagai contoh, peningkat-
an jumlah SDM meningkatkan vis-
kositas (membuat darah menjadi
lebih "kental") darah sehingga re-
sistensi terhadap aliran darah me-
ningkat (lihat h. 363). Akibatnya,
jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah melewati pembu- kehilangan kesadaran. Toksisitas ok-
luh sigen akibat tingginya Po2 adalah efek
buruk lain yang juga dapat terjadi jika ki-

©D
ave B. Fel etham/Vis uals Unlim ited
nyebabkan N2 cepat keluar dari larutan dan membentuk
gelembung-gelembung gas N2 didalam tubuh, seperti gelembung gas
CO2 yang terbentuk di dalam bontol sampanye ketika gabus botol
dibuka. Akibat yang ditimbulkannya bergantung pada jumlah dan
lokasi pembentukan gelembung N2 di dalam tubuh. Keadaan ini
disebut penyakit dekompresi atau "the bends" karena korban sering
bergelung akibat nyeri yang ditimbulkan. Penyakit dekompresi dapat
dicegah dengan naik ke permukaan secara perlahan atau dengan
secara bertahap mendekompresi tubuh dalam wadah dekompresi
sehingga kelebihan N2 dapat secara perlahan keluar melalui paru
tanpa membentuk gelembung

pernapasan yang berkaitan dengan batuk. NEURON INSPIRASI DAN EKSPIRASI DI PUAST DI MEDULA
Kita menghirup dan menghembuskan napas secara ritmis karena
Pusat kontrol pernapasan yang terdapat di batang otak menghasil-
kontraksi dan relaksasi bergantian otot-otot inspirasi, yaitu
kan pola bernapas yang berirama. Pusat kontrol pernapasan primer,
diafragma dan otot interkostalis eksternal. Kontraksi dan relaksasi
pusat respirasi di medula, terdiri dari beberapa agregat badan saraf
otot-otot ini diperintah oleh pusat respirasi di medula, yang
di dalam medula yang menghasilkan sinyal ke otot-otot pernapasan.
mengirimkan sinyal ke badan sel (yang terletak di medula spinalis)
Selain itu, dua pusat pernapasan lain terletak lebih tinggi di batang
neuron motorik yang mensyarafi otot ini.
otak di ponspusat pneumotaksik dan pusat apneustik. Kedua pusat
di pons ini memengaruhi sinyal keluaran dari pusat pernapasan di Pusat pernapasan di medula terdiri dari dua kelompok neuron
medula (Gambar 13-29). Berikut dijelaskan bagaimana berbagai yang dikenal sebagai kelompok respiratorik dorsal dan kelompok
regio ini berinteraksi untuk menghasilkan irama pernapasan. respiratorik ventral (Gambar 13-29).

Sistem Pernapasan 517


pemacu, mengalami potensial aksi spontan serupa dengan yang ter-
jadi di nodus SA jantung. Para ilmuwan percaya bahwa kecepatan
neuron inspiratorik KRD melepaskan muatan secara berirama
didorong oleh masukan sinaptik dari kompleks ini.

PENGARUH DARI PUSAT PNEUMOTASKSIK DAN APNEUSTIK


Pusat pernapasan di pons melakukan penyesuaian halus terhadap
pusat di medula untuk membantu menghasilkan inspirasi dan
ekspirasi yang normal dan halus. Pusat pneumotaksik menigirim
impuls ke KRD yang membantu "memadamkan" neuron-neuron
inspiratorik sehingga durasi inspirasi dibatasi. Sebaliknya, pusat
apneustik mencegah neuron-neuron inspiratorik dipadamkan,
Pons sehingga dorongan inspirasi meningkat. Dengan sistem periksa-dan-
seimbangkan ini, pusat pneumotaksik mendominasi pusat apneus-
tik, membantu menghentikan inspirasi dan membiarkan ekspirasi
Pusat Pusat pneumotaksik
terjadi secara normal. Tanpa rem pneumotaksik ini, poly bernapas
pernapas
Pusat apneustik akan berupa tarikan napas panjang yang terputus mendadak dan
Pusat kontrol an di pons
singkat oleh ekspirasi. Pola bernapas yang abnormal ini dikenal
pernapasan
Kompleks pra- sebagai apneusis; karena itu, pusat yang mendorong tipe bernapas
di batang
Botzinger
otak ini disebut pusat apneustik. Apneusis terjadi pada jenis tertentu
Kelompok respiratorik
Pusat dorsal (KRD) kerusakan otak berat.
pernapsan
di medula Kelompok respiratorik Medula
Ventral (KRV) REFLEKS HERING-BREUER Ketika volume tidal besar (lebih dari
Gambar 13-29 Pusat-pusat kontrol pernapasan di batang otak. 1 liter), misalnya sewaktu olahraga, refleks Hering-Breuer terpicu
untuk mencegah inflasi paru berlebihan. Reseptor regang paru di
lapisan otot polos saluran napas diaktifkan oleh peregangan paru
pada volume tidal yang besar. Potensial aksi dari reseptor-reseptor
■ Kelompok respiratorik dorsal (KRD) terutama terdiri dari regang ini berjalan melalui serat saraf aferen ke pusat medula dan
neuron-neuron inspiratorik yang serat-serat desendennya berakhir menghambat neuron inspiratorik. Umpan-balik negatif dari paru
di neuron motorik yang mensyarafi otot inspirasi. Ketika neuron- yang sangat teregang ini membantu menghentikan inspirasi tepat
neuron KRD ini melepaskan muatan, terjadi inspirasi; ketika sebelum paru mengalami pengembangan berlebihan.
mereka menghentikan sinyal, otot-otot inspirasi berelaksasi dan
terjadilah ekspirasi pasif. Ekspirasi diakhiri ketika neuron-neuron
inspiratorik kembali mencapai ambang dan melepaskan muatan. Kekuatan ventilsi disesuaikan sebagai respons
KRD memiliki hubungan penting dengan kelompok respiratorik terhadap tiga faktor kimiawi: Po2, Pco2, dan H+.
ventral. Seberapapun O2 yang diekstraksi dari darah atau CO2 yang
■ Kelompok respiratorik ventral (KRV) terdiri dari neuron- ditambahkan ke dalamnya di tingkat jaringan, Po2 dan Pco2 darah
neuron inspiratorik dan neuron-neuron ekspiratorik, yang arteri sistemik yang meninggalkan paru dijaga konstan, yang
keduanya tetap inaktif selama bernapas normal tenang. Bagian ini menunjukkan bahwa kandungan gas darah arteri diatur secara
diaktifkan oleh KRD sebagai mekanisme "penguat" selama periode- akurat. Gas-gas darah arteri dipertahankan dalam kisaran normal
periode saat kebutuhan terhadap ventilasi meningkat. Hal ini yang sempit dengan memvariasikan besar ventilasi (kecepatan dan
terutama penting pada ekspirasi aktif Selama bernapas tenang tidak kedalaman bernapas) untuk menyamai kebutuhan tubuh terhadap
ada impuls yang dihasilkan di jalur desenden oleh neuron-neuron ambilan O2 dan pengeluaran CO2. Jika lebih banyak O2 yang
ekspiratorik. Hanya ketika ekspirasi aktif barulah neuron-neuron diekstraksi dari alveolus dan lebih banyak CO2 yang dikeluarkan
ekspiratorik merangsang neuron motorik yang mempersarafi otot- oleh darah karena jaringan melakukan metabolisme yang lebih
otot ekspirasi (otot abdomen dan interkostalis internal). Selain itu, aktif, ventilasi meningkat untuk membawa masuk lebih banyak O2
neuron-neuron inspiratorik KRV, ketika dirangsang oleh KRD, segar dan mengeluarkan lebih banyak CO2.
memacu aktivitas inspirasi saat kebutuhan terhadap ventilasi Pusat respiratorik medula menerima masukan yang memberi
meninggi. informasi mengenai kebutuhan tubuh terhadap pertukaran gas.
Pusat ini berespons dengan mengirim sinyal ke neuron motorik
PEMBENTUKAN IRAMA PERNAPASAN Berlawanan dengan yang mensarafi otot-otot pernapasan, untuk menyesuaikan
yang diketahui sebelutnnya, KRD tidak menghasilkan irama dasar kecepatan dan kedalaman ventilasi untuk memenuhi kebutuhan-
ventilasi. Pembentukan irama pernapasan sekarang secara luas kebutuhan tersebut. Dua sinyal yang paling jelas meningkatkan
dipercayai terletak di kompleks pra-Botzinger, suatu regio yang ventilasi adalah penurunan Po2 atau peningkatan Pco2 arteri. Kedua
terletak dekat dengan ujung atas (kepala) KRV (Gambar 13-29), faktor ini memang memengaruhi kekuatan ventilasi, tetapi tidak
Suatu anyaman neuron di regio ini memperlihatkan aktivitas dengan derajat yang sama atau melalui jalur yang sama. Faktor
pemacu, mengalami potensial aksi spontan serupa dengan yang kimiawi ketiga, H+, juga banyak memengaruhi tingkat aktivitas per-

   hapter
❚ TABEL 13-8 Pengaruh Faktor Kimiawi pada Peranapasan
Efek pada Kemoreseptor Perifer Efek pada Kemoreseptor Sentral

Merangsang hanya ketika Po2 arteri Secara langsung menekan kemoreseptor sentral
turun ke titik yang mengancam nyawa dan pusat respirasi itu sendiri jika <60 mmHg
(<60 mm Hg); suatu mekanisme darurat
Merangsang dengan kuat; merupakan kontrol
ventilasi yang dominan
(kadar>70-80 mm Hg secara langsung menekan
pusat pernapasan dan kemoreseptor sentral)

 Tidak memengaruhi; tidak dapat menembus


sawar darah otak

napasan. Kita akan memebahas tiap-tiap peran faktor kimiawi Ke pusat kontrol
penting ini dalam mengontrol ventilasi (Tabel 13-8) penapsan di medula

Penurunan Po2 arteri meningkatkan ventilasi hanya Serat Serat saraf


sebagai mekanisme darurat saraf sensorik sensorik

Po2 arteri dipantau oleh kemoreseptor perifer yang dikenal sebagai


Sinus karotis
badan karotis dan badan aorta, yang masing-masing terletak di Badan Karotis
percabangan arteri karotis komunis (yang mendarahi otak) di sisi
kanan dan kiri dan di arkus aorta (Gambar 13-30). Kemoreseptor Arteri karotis
ini berespons terhadap perubahan spesifik kandungan kimiawi
darah arteri yang membasahi mereka. Kemoreseptor ini berbeda dari
baroreseptor sinus karotis dan arkus aorta yang terletak di daerah
yang sama. Kedua reseptor ini lebih memantau perubahan tekanan Badan aorta
dari pada perubahan kimiawi serta penting dalam mengatur tekanan
darah arteri sistemik (lihat h. 395). Arkus aorta

EFEK PENURUNAN MENCOLOK Po2 PADA KEMORESEPTOR


PERIFER Kemoreseptor perifer tidak peka terhadap penurunan
sedang Po2 arteri. Po2 darah arteri harus turun di bawah 60 mm Hg Jantung
(penurunan >40%) sebelum kemoreseptor perifer berespons dengan
mengirim impuls aferen ke neuron inspiratorik medula dan secara
refleks meningkatkan ventilasi. Karena Po2 arteri turun di bawah 60
mm Hg hanya pada keadaan tak-lazim penyakit paru berat atau
penurunan Po2 atmosfer, hal ini tidak berperan dalam pengaturan Gambar 13-30 Lokasi kemoreseptor perifer. Badan karotis terletak di sinus karotis,

normal pernapasan. Fakta ini mula-mula tampak mengejutkan kare- dan badan aorta terletak di arkus aorta.

na fungsi primer ventilasi adalah menyediakan cukup O2 untuk di-


serap oleh darah. Namun, ventilasi tidak perlu ditingkatkan hingga
Po2 arteri di bawah 60 mm Hg karena adanya batas keamanan % Po2 arteri yang rendah cenderung secara langsung menekan pusat
saturasi Hb yang dihasilkan oleh bagian datar kurva O2-Hb. pernapasan, seperti yang dilakukannya pada bagian otak lainnya.
Hemoglobin masih tersaturasi 90% pada Po2 arteri 60 mm Hg,
Karena kemoreseptor perifer berespons terhadap Po2 darah
tetapi % saturasi Hb turun drastis jika Po2 turun di bawah tingkat
dan bukan terhadap kandungan O2 darah, kandungan O2
ini. Karena itu, stimulasi pernapasan secara refleks oleh kemoresep- darah arteri dapat turun ke tingkat yang membahayakan atau
tor perifer berfungsi sebagai mekanisme darurat penting dalam bahkan fatal tanpa memicu respons kemoreseptor perifer berupa
keadaan Po2 arteri yang sangat rendah dan membahayakan. Me- peningkatan respirasi. Ingat bahwa hanya O2 yang secara fisik larut
mang, mekanisme refleks ini bersifat menyelamatkan nyawa karena yang menentukan Po2 darah. Kandungan O2 total dalam darah arteri

Sistem Pernapasa 519


dapat berkurang pada keadaan anemia, yaitu ketika Hb pengangkut katan Pco2 di dalam CES otak menyebabkan peningkatan setara
O2 berkurang, atau pada keracunan CO, ketika Hb lebih suka konsentrasi H+ sesuai dengan hukum aksi massa yang berlaku untuk
berikatan dengan molekul ini daripada dengan O2. Pada keduanya, reaksi ini: CO2 1 H2O ∆ H++HCO32. Peningkatan konsentrasi H+
Po2 arteri adalah normal sehingga pernapasan tidak terangsang, di CES otak secara langsung merangsang kemoreseptor sentral, yang
meskipun penyaluran O2 ke jaringan mungkin sedemikian berku- pada gilirannya akan merangsang ventilasi dengan merangsang
rang sehingga yang bersangkutan meninggal akibat kekurangan O2. pusat pernapasan melalui koneksi-koneksi sinaptik (Gambar
EFEK LANGUNG PENURUNAN MENCOLOK Po2 PADA PUSAT 13-31). Setelah kelebihan CO2 dikeluarkan, Pco2 arteri serta Pco2
PERNAPASAN Kecuali di kemoreseptor perifer, tingkat aktivitas di dan konsentrasi H+ CES otak kembali ke normal. Sebaliknya,
semua jaringan saraf menurun pada keadaan kekurangan O2. Jika penurunan Pco2 arteri di bawah normal akan diikuti oleh
saja tidak terjadi intervensi stimulatorik kemoreseptor perifer ketika penurunan Pco2 dan konsentrasi H+ di CES otak, yang akibatnya
Po2 arteri turun sangat rendah, akan timbul lingkaran setan yang adalah penurunan ventilasi melalui penekanan kemoreseptor
berakhir pada penghentian pernapasan. Penekanan langsung pusat sentral. Dengan dibiarkannya CO2 produksi metabolisme sel
pernapasan oleh Po2 arteri yang sangat rendah akan semakin menumpuk, Pco2 arteri serta Pco2 dan H+ CES otak kembali ke
mengurangi ventilasi, yang akan menyebabkan penurunan Po2 tingkat normal.
arteri yang makin besar, yang kemudian akan semakin menekan Tidak seperti CO2, H+ tidak mudah menembus sawar darah otak
sehingga H+ dalam plasma tidak dapat memperoleh akses ke
pusat pernapasan hingga ventilasi berhenti dan terjadi kematian.
kemoreseptor sentral. Dengan demikian, kemoreseptor sentral
hanya berespons terhadap H+ yang dihasilkan di dalam CES otak itu
H+ yang dihasilkan oleh karbon dioksida di otak sendiri akibat masuknya CO2. Karena itu, mekanisme utama yang
dalam keadaan normal adalah pengatur utama mengontrol ventilasi pada kondisi istirahat secara spefisik ditujukan
ventilasi. pada regulasi konsentrasi H+ di CES otak, yang pada gilirannya
Berbeda dari Po2 arteri, yang tidak berkontribusi terhadap regulasi secara langsung mencerminkan Pool arteri. Kecuali jika terdapat
respirasi dari menit ke menit, Pco2 arteri adalah masukan terpenting keadaan-keadaan yang memperlemah misalnya berkurangnya keter-
yang mengatur tingkat ventilasi dalam keadaan istirahat. Peran ini sediaan O2 dalam udara inspirasi, Po2 arteri juga secara bersamaan
sesuai karena perubahan pada ventilasi alveolus memiliki dampak dipertahankan pada nilai normalnya oleh mekanisme pendorong
yang segera dan besar pada Pco2 arteri. Sebaliknya, perubahan pada ventilasi H+ CES otak ini.
ventilasi berefek kecil pada % saturasi Hb dan ketersediaan O2 bagi Pengaruh kuat kemoreseptor sentral pada pusat pernapasan
jaringan hingga Po2 arteri turun lebih dari 40%. Bahkan merupakan penyebab mengapa Anda tidak dapat secara sengaja
penyimpangan kecil Pco2 arteri dari nilai normal akan memicu menahan napas lebih dari sekitar semenit. Ketika Anda menahan
refleks signifikan pada ventilasi. Peningkatan Pco2 arteri secara napas, CO2 yang diproduksi oleh proses metabolisme terus
refleks merangsang pusat pernapasan, meningkatkan ventilasi untuk menumpuk di darah Anda dan kemudian menyebabkan
mengeliminasi kelebihan CO2 ke atmosfer. Sebaliknya, penurunan peningkatan konsentrasi H+ di CES otak Anda. Akhirnya, pening-
Pco2 arteri secara refleks mengurangi dorongan bernapas. Penuru- katan Pco2-H+ perangsang pernapasan ini menjadi sedemikian kuat
nan ventilasi yang kemudian terjadi menyebabkan CO2 produk sehingga impuls eksitatorik kemoreseptor sentral "melindas" impuls
metabolik menumpuk sehingga Pco2 dapat kembali ke normal. inhibitorik volunter untuk pernapasan, menyebabkan pernapasan
pulih meskipun Anda mencoba menahannya. Bernapas telah pulih
jauh sebelum Po2 arteri turun ke kadar yang membahayakan yang
EFEK PENINGKATAN Pco2 PADA KEMORSEPTOR SENTRAL memicu kemoreseptor perifer. Karena itu, Anda tidak dapat
Hal yang mengejutkan adalah bahwa meskipun terdapat peran kunci menahan napas dengan sengaja dalam waktu yang cukup lama
Pco2 arteri dalam mengatur pernapasan, pada hakikatnya tidak ada untuk mencapai kadar CO2 tinggi atau O2 rendah yang berbahaya di
receptor penting yang memantau Pco2 arteri. Badan karotis dan dalam darah arteri.
aorta hanya berespons lemah terhadap perubahan Pco2 arteri
sehingga keduanya berperan kecil dalam merangsang secara refleks EFEK LANGSUNG PENINGKATAN MENCOLOK Pco2 PADA
ventilasi sebagai respons terhadap peningkatan Pco2 arteri. Hal yang PUSAT PERNAPASAN Berbeda dari efek stimulatorik refleks nor-
lebih penting dalam menghubungkan perubahan Pco2 arteri dengan mal peningkatan konsentrasi H+-Pco2pada aktivitas pernapasan,
penyesuaian kompensatorik ventilasi adalah kemoreseptor sentral, kadar CO2 yang sangat tinggi secara langsung menekan keseluruhan
yang terletak di medula di dekat pusat pernapasan. Kemoreseptor otak, termasuk pusat pernapasan, demikian juga kadar O2 yang
sentral ini tidak memantau CO2 itu sendiri; namun, reseptor- sangat rendah. Hingga Pco2 70 hingga 80 mm Hg, peningkatan
reseptor ini peka terhadap perubahan konsentrasi H+ yang diinduksi progresif kadar Pco2 memicu peningkatan upaya bernapas sebagai
oleh CO2 di cairan ekstrasel otak (CES) yang membasahi mereka. upaya untuk mengeluarkan kelebihan CO2. Namun, peningkatan
lebih lanjut Pco2 melebihi 70 hingga 80 mm Hg tidak meningkatkan
Perpindahan bahan menembus kapiler otak dibatasi oleh sawar ventilasi lebih lanjut, tetapi justru menekan neuron-neuron perna-
darah-otak (lihat h. 150). Karena sawar ini mudah dilewati oleh pasan. Karena itu, CO2 harus dikeluarkan dan O2 disalurkan dalam
CO2, setiap peningkatan Pco2 arteri menyebabkan peningkatan lingkungan tertutup, misalnya mesin anestesi sistem tertutup, kapal
serupa pada Pco2 CES otak karena CO2 berdifusi menuruni gradien selam, atau kapsul ruang angkasa. Jika tidak maka CO2 dapat
tekanannya dari pembuluh darah otak ke dalam CES otak. Pening- mencapai kadar mematikan, tidak saja karena terjadi penekanan pu-

   hapter
Menghilangkan sat pernapasan sebagai respons terhadap pe-
PCO2 arteri
ningkatan Pco2, dorongan untuk mengeluarkan
CO2 pada pasien ini menjadi berkurang; yaitu,
tingkat ventilasi mereka terlalu rendah untuk
Pco2 arteri setinggi itu. Pada para pasien ini,
PCO2 CES-Otak keadaan hipoksia menjadi pendorong utama
ventilasi, berbeda dari orang normal, ketika
kadar Pco2 arteri merupakan faktor dominan
yang menentukan besar ventilasi. Ironisnya,
(ketikaPCO2 arteri CO2 H2O pemberian O2 kepada para pasien ini untuk
>70–80 mm Hg) CES otak ka mengatasi keadaan hipoksia dapat sangat
H+ HCO3– menekan dorongan untuk bernapas dengan
meningkatkan Po2 arteri dan melenyapkan
stimulus utama bernapas. Karena itu, terapi O2
harus diberikan secara hati-hati pada pasien
H+ CES_Otak
dengan penyakit paru kronik.

Lemah
Penyesuaian ventilasi sebagai res-
Kemoreseptor
Pusat pons terhadap perubahan H+ arteri
pernapasan Kemoresep-
perifer
medula tor sentral penting dalam keseimbangan asam-
basa.
Perubahan pada konsentrasi H+ arteri tidak
dapat memengaruhi kemoreseptor sentral
Ventilasi
karena tidak mudah melewati sawar darah-
otak. Namun, kemoreseptor perifer badan
karotis dan aorta sangat peka terhadap fluktua-
PCO arteri si konsentrasi H+, berbeda dari sensitivitas
Ka = karbonat anhidrase 2

mereka yang rendah terhadap penyimpangan


Gambar 13-31 Efek peningkatan Pco2 arteri pada ventilasi.
Pco2 arteri dan ketidakpekaan mereka terhadap
Po2 arteri hingga teka nan parsial ini turun 40%
di bawah normal.
sat pernapasan, tetapi juga karena hal tersebut menyebabkan asidosis Setiap perubahan Pco2 arteri menyebabkan perubahan setara
respiratorik berat. konsentrasi H+ darah dan CES otak. Perubahan H+ yang dipicu oleh
CO2 di darah arteri ini dideteksi oleh kemoreseptor perifer; hasilnya
adalah stimulasi refleks terhadap ventilasi sebagai respons terhadap
HILANGNYA SENSITIVITAS TERHADAP Pco2 PADA peningkatan konsentrasi H+ arteri dan penurunan ventilasi pada
PENYAKIT BARU Pada hipoventilasi berkepanjangan akibat penurunan konsentrasi H+ arteri. Namun, perubahan-perubahan
penyakit paru kronik tertentu, terjadi peningkatan Pco2 bersa- ventilasi yang diprantarai oleh kemoreseptor perifer ini jauh kurang
maan dengan penurunan mencolok Pco2. Pada sebagian besar kasus, penting dibandingkan dengan mekanisme kemoreseptor sentral
peningkatan Pco2 (bekerja melalui kemoreseptor sentral) dan dalam menyesuaikan ventilasi sehagai tanggapan terhadap peruba-
penurunan Po2 (bekerja melalu kemoreseptor perifer) bersifat han konsentrasi Ht yang ditinibulkan oleh CO2.
sinergistik; yaitu, efek stimulatorik kombinasi pada pernapasan yang Kemoreseptor perifer tetap berperan besar dalam menye-
ditimbulkan oleh kedua masukan ini bersama-sama lebih besar suaikan ventilasi sebagai respons terhadap perubahan kon-sentrasi
daripada jumlah efek independen mereka. H+ arteri yang tidak berkaitan dengan fluktuasi Pco2. Pada banyak
Namun, sebagian pasien dengan penyakit paru kronik berat situasi, meskipun Pco2 normal, konsentrasi H+ arteri berubah oleh
kehilangan kepekaan mereka terhadap peningkatan Pco2 arteri. Pada penambahan atau pengurangan asam non-karbonat dari tubule.
peningkatan pembentukan H+ berkepanjangan di CES otak, akibat Sebagai contoh, konsentrasi H+ arteri meningkat selama diabetes
retensi kronik CO2, cukup banyak HCO3- yang mungkin telah melitus yang tidak diobati karena meningkatnya asam-asam keto
menembus sawar darah otak untuk menyangga, atau "menetralkan", penghasil H+ di dalam darah. Peningkatan konsentrasi H+ arteri
kelebihan H+. Penambahan HCO3- ini berikatan dengan kelebihan secara refleks merangsang ventilasi melaha kemoreseptor perifer.
H+ mengeluarkannya dari larutan sehingga tidak lagi ikut memben Sebaliknya, kemoreseptor perifer secara refleks menekan aktivitas
tukkonsentrasi H+ bebas. Ketika konsentrasi HCO3- CES otak pernapasan sebagai respons hadap penurunan konsentrasi H+ arteri
meningkat, konsentrasi H+ CES otak kembali ke normal meskipun yang ditimbulkan eh sebab-sebab non-respirasi. Perubahan ventilasi
Pco2 arteri dan Pco2 CES otak tetap tinggi. Kemoreseptor sentral melalui cara ini sangat penting dalam mengatur keseimbangan
tidak lagi menyadari peningkatan Pco2 karena H+ CES otak normal. asam-basa tubuh. Perubahan tingkat ventilasi dapat mengubah
Karean kemoreseptor sentral tidak lagi merangsang secara refleks pu- jumlah CO2 penghasil H+ yang dikeluarkan. Penyesuaian jumlah H+

   521
yang ditambahkan ke darah dari CO2 ini dapat mengompensasi klai- mal atau sedikit menurun, karena CO2 tambahan dikeluarkan sama
nan konsentrasi Ht yang disebabkan oleh kausa non-respiratorik atau bahkan lebih cepat daripada produksinya yang meningkat
pemicu respons pernapasan tersebut. (lihat Bab 15 untuk perincian melalui peningkatan ventilasi.
lebih lanjut). ■ Selama olahraga ringan hingga sedang, konsentrasi H+ tidak

meningkat karena CO2, penghasil H+ dijaga konstan. Selama


olahraga berat, konsentrasi H+ agak meningkat akibat
Olahraga sangat meningkatkan ventilasi, tetapi
pembebasan asam laktat penghasil H+ di otot yang aktif.
mekanismenya belum jelas.
Meskipun demikian, peningkatan konsentrasi H+ akibat
Ventilasi alveolus dapat meningkat hingga 20 kali lipat sewaktu pembentukan asam laktat ini tidak cukup untuk menjadi
olahraga berat untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan terha- penyebab peningkatan mencolok ventilasi ketika berolahraga.
dap ambi Ian 0, dan pembuangan CO2 (Tabel 13-9 menaperlihatkan Beberapa peneliti berpendapat bahwa tidak berubahnya ketiga
perubahan pada variabel-variabel terkait O2 dan CO2 Selama olah- faktor regulatorik di atas selama olahraga menunjukkan bahwa
raga). Penyebab peningkatan ventilasi selama olahraga umumnya respons ventilasi terhadap olahraga sebenarnya sedang dikontrol
masih bersifat spekulatif. Tampaknya logis bahwa perubahan pada oleh faktor-faktor ini—terutama oleh Pco2 karena faktor ini
"tiga besar" faktor kimiawi-penurunan Po2, peningkatan Pco2, dan normalnya adalah faktor kontrol dominan pada keadaan
peningkatan H+-dapat menjadi penyebab meningkatnya ventilasi. istirahat. Menurut pemikiran ini, apa lagi yang dapat meningkatkan v
Namun, tampaknya bukan hal ini yang terjadi. entilasi alveolus secara tepat seimbang dengan produksi CO2, sehingg
■ Meskipun terjadi peningkatan mencolok pemakaian O selama
2 a Pco2 terjaga konstan? Namun, pandangan ini tidak dapat
olahraga, Po2 arteri tidak berkurang, tetapi tetap normal atau bahkan menjelaskan pengamatan bahwa selama olahraga berat ventilasi
sedikit meningkat, karena peningkatan ventilasi alveolus mengim- alveolus dapat meningkatkan relatif lebih banyak daripada
bangi atau bahkan sedikit melebihi kecepatan konsumsi O2. peningkatan produksi CO2 sigingga sebenarnya menyebabkan
■ Demikian juga, meksipun terjadi peningkatan nyata pada produk- penurunan ringan PCO2. Juga, ventilasi meningkat memdadak pada
si CO2 selama olahraga, Pco2 arteri tidak meningkat, tetapi tetap nor- permulaan olahraga (dalam hitungan detik), jauh sebelum perubahan
gas darh arteri dapat memiliki

TABEL 13-9 Variabel Terkait Oksigen dan Karbon Dioksida Selama Olahraga
Variabel Perubahan Komentar

 Otot yang aktif mengoksidasi molekul nutrien dengan lebih cepat untuk
memenuhi kebutuhan energi yang meningkat.

 Otot yang lebih aktif bermetabolisme menghasilkan lebih banyak CO2.

Melalui mekanisme yang belum sepenuhnya dipaharni, ventilasi alveolus


mengimbangi atau bahkan sedikit melebihi peningkatan kebutuhan metabolik
selama olahraga.

Norma atau sedikit ↑ Meskipun terjadi peningkatan mencolok pemakaian O2 dan produksi CO2 selama
Normal atau sedikit↓ olahraga, ventilasi alveolus mengimbangi atau bahkan sedikit melebihi kecepatan
konsumsi O2 dan produksi CO2.

 Meskipun Po2 arteri tetap normal, penyaluran O2 ke otat sangat meningkat akibat
bertambahnya aliran darah ke otot yang dicapai melalui peningkatan curah
jantung disertai vasodilatasi lokal di otot-otot yang aktif.

 Peningkatan pemakaian 02 menurunkan P02 di tingkat jaringan, yang meneye-


babkan lebih banyak 02 dibebaskan dari hemoglobin; hal ini ditingkatkan oleh ↑
PCO2, ↑ H+, dan ↑ suhu.

 Peningkatan aliran darah ke otot yang berolahraga membersihkan kelebihan CO2


yang dihasilkan oleh jaringan yang lebih aktif bermetabolisme ini.

Konsentrasi H+ arteri
Olahraga ringan hingga  Karena CO2 penghasil H+ dijaga konstan di darah arteri, konsentrasi H+ arteri
sedang tidak berubah

 Pada olahraga berat, ketika otot mengandalkan metabolisme anaerobik, terjadi


penambahan asam laktat ke dalam darah.

   hapter
pengaruh penting pada pusat pernapasan (yang memerlukan terhadap pasokan O2 dan pengeluaran CO2. Berikut ini adalah
waktu beberapa menit). beberapa contoh pengaruh involunter dalam kategori ini.
Para peneliti telah menyatakan bahwa sejumlah faktor lain, ■ Refleks protektif, misalnya bersin dan batuk secara temporer
termasuk yang berikut, berperan dalam respons ventilasi terhadap mengendalikan aktivitas pernapasan sebagai upaya untuk mengelu-
olahraga; arkan bahan iritan dari saluran napas.
1. Refleks yang berasal dari gerakan tubuh. Reseptor sendi dan otot ■ Pusat pernapasan dihambat secara refleks selama menelan, ketika
yang tereksitasi selama kontraksi otot secara refleks merangsang saluran napas tertutup untuk mencegah makanan memasuki paru
pusat pernapasan, meningkatkan ventilasi secara mendadak. Bahkan (lihat h. 622).
gerakan pasif anggota badan (misalnya, seseorang secara bergantian
Nyeri yang berasal dari mana pun di tubuh secara refleks me-

meluruskan dan menekuk lutut orang lain) dapat meningkatkan
rangsang pusat pernapasan (misalnya, orang terengahengah ketika
ventilasi beberapa kali lipat melalui pengaktifan reseptor-reseptor
merasa nyeri).
ini, meskipun yang bersangkutan tidak melakukan olahraga yang
■ Modifikasi involunter bernapas juga terjadi selama ekspresi
sebenarnya. Karena itu, proses-proses mekanis selama olahraga
dipercayai berperan penting dalam mengoordinasikan aktivitas berbagai keadaan emosi, misalnya tertawa, menangis, menghela na-
pernapasan dengan peningkatan kebutuhan metabolik otot-otot pas, dan mengerang. Modifikasi yang dipengaruhi oleh emosi ini
yang aktif. diperantarai oleh koneksi-koneksi antara sistem limbik otak (yang
berperan untuk emosi) dan pusat pernapasan.
2. Peningkatan suhu tubuh. Banyak dari energi yang dihasilkan
selama kontraksi otot diubah menjadi panas dan bukan untuk
■ Cegukan terjadi ketika kontraksi spasmodik dan involunter
melakukan kerja mekanis yang sesungguhnya. Mekanisme penge- diafragma terjadi, yang masing-masing menyebabkan masukan
luaran panas, misalnya berkeringat sering tidak dapat mengimbangi udara secara cepat, yang tiba-tiba dihentikan oleh penutupan glotis,
peningkatan produksi panas yang menyertai aktivitas fisik, sehingga dan menghasilkan bunyi "hiks". Faktor pemicu terjadinya cegukan
suhu tubuh sering agak meningkat selama olahraga (lihat h. 684). masih belum diketahui.
Karena peningkatan suhu tubuh merangsang ventilasi, produksi Manusia juga memiliki kontrol volunter yang cukup besar atas
panas terkait olahraga ini jelas berperan dalam respons pernapasan ventilasi. Kontrol bernapas secara volunter dilakukan oleh korteks
terhadap olahraga. Untuk alasan yang sama, peningkatan ventilasi serebrum, yang tidak bekerja pada pusat pernapasan di batang otak
sering menyertai demam. tetapi mengirim impuls langsung ke neuron motorik di korda
3. Pelepasan epinefrin. Hormon medula adrenal epinefrin juga spinalis yang mempersarafi otot pernapasan. Kita dapat secara
merangsang ventilasi. Kadar epinefrin dalam darah meningkat sela- sengaja melakukan hiperventilasi ("bernapas berlebihan") atau,
ma olahraga sebagai respons terhadap lepas-muatan sistem saraf keadaan ekstrim yang lain, menahan napas, tetapi hanya untuk
simpatis yang menyertai peningkatan aktivitas fisik. waktu yang singkat. Perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi di
darah arteri secara langsung dan refleks memengaruhi pusat
4. Impuls dari korteks serebrum. Khususnya pada awitan olahraga, pernapasan, yang pada gilirannya mengalahkan sinyal volunter ke
area motorik korteks serebrum dipercayai merangsang secara neuron motorik otot pernapasan. Selain bentuk-bentuk ekstrim
bersamaan neuron-neuron pernapasan medula dan mengaktifkan pengendalian pernapasan secara volunter, kita juga mengontrol
neuron-neuron motorik otot. Hal ini serupa pada penyesuaian pernapasan kita untuk melakukan berbagai kegiatan volunter
kardiovaskular yang dimulai oleh korteks motorik pada awitan misalnya berbicara, bernyanyi, dan bersiul.
olahraga. Dengan cara ini, regio motorik otak mengaktifkan respons
ventilasi dan sirkulasi untuk menunjang peningkatan aktivitas fisik
yang akan dilaksanakannya. Penyesuaian antisipatorik ini adalah Selama apnea, seseorang "lupa bernapas'; selama
mekanisme regulatorik umpan balik positif; yaitu, penyesuaian dispnea, yang bersangkutan merasa "sesak napas."
terjadi sebelum faktor-faktor homeostatik berubah (lihat h. 17). Apnea adalah interupsi ventilasi sesaat, dengan bernapas kembali
Tidak ada satupun dari faktor-faktor ini atau kombinasi faktor- pulih secara spontan. Jika bernapas tidak pulih, keadaannya disebut
faktor ini yang dapat secara memuaskan menjelaskan efek olahraga henti napas. Karena selama tidur ventilasi dalam keadaan normal
yang cepat dan besar pada ventilasi, atau menjelaskan tingginya berkurang dan kemoreseptor sentral kurang peka terhadap Pco2,
korelasi antara aktivitas pernapasan dan kebutuhan tubuh terhadap arteri, khususnya saat tidur paradoks (lihat h. 179), apnea paling
pertukaran gas selama olahraga. (Untuk pembahasan tentang bagai- mungkin terjadi selama waktu ini. Korban apnea-tidur dapat
mana konsumsi O2 selama olahraga dapat diukur untuk menentu- berhenti bernapas selama beberapa detik atau hingga satu hingga
kan kapasitas kerja maksimal seseorang, Iihatlah fitur penyerta dua menit hingga 500 kali semalam. Apnea-tidur ringan tidak
dalam kotak di halaman 524, Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi berbahaya kecuali jika yang bersangkutan mengidap penyakit paru
Olahraga.) atau sirkulasi, yang dapat diperberat oleh serangan berulang apnea.

Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang SINDROM KEMATIAN BAYI MENDADAK Pada kasus-kasus
tidak berkaitan dengan kebutuhan terhadap apnea tidur yang berat, korban mungkin tidak mampu pulih
pertukaran gas. dari periode apnea, dan terjadi kematian. Ini adalah kasus
Ventilasi dapat dimodifikasi oleh sebab-sebab di luar kebututhan ter- sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome,

   523
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Bagaimana Mengetahui Beberapa Banyak
Kerja yang Dapat Anda Lakukan

S
bolahraga itu sendiri menjadi lebih siap dalam menerin O2 yang disalur-
kan kepada mereka. Jumlah kapiler fungsional meningkat demikian
juga jumlah dan ukuran mitokondria, yang mengandung enzim-enzim
pat digunakan seseorang per menit untuk mengoksidasi molekul oksidatif.
nutrien yang menghasilkan energi. VO2 maks diukur dengan meminta Konsumsi O2 maksimal diukur dalam liter per menit dan kemudian di-
yang bersangkutan melakukan olahraga, biasanya treadmill atau ubah menjadi mililiter per kilogram berat tubuh per menit sehingga
ergometer sepeda (sepeda stasioner dengan resistansi bervariansi). orang bertubuh besar dan kecil dapat diperbandingkan. Seperti
Beban kerja secara bertahap ditingkatkan hingga yang bersangkutan diperkirakan, atlet memiliki nilai konsumsi O2 maksimal tertinggi. VO2
kelelahan. Sampel udara ekspirasi yang dikumpulkan selama menit- maks untuk atlet ski lintas-alam pria pernah dicatat mencapai 94 mL O2/
menit terakhir olahraga tersebut, saat konsumsi O2 maksimal karena kg/mnt, dan pemain sepak bola memiliki nilai VO2 maks antara 45 dan
yang bersangkutan bekerja sekeras mungkin, dianalisis untuk 65 ml O2/kg/mnt, bergantung pada posisi yang mereka mainkan. Pria
persentase kandungan O2 dan CO2-nya. Selain itu, volume uadara muda yang banyak duduk maksimal menggunakan antara 25 dan 45 ml
ekspirasi juga diukur. Kemudian juga diguanakan persamaan untuk O2/kg/mnt. Nilai wanita untuk VO2 maks adalah 20% hingga 25% Iebih
menentukan jumlah O2 yang dikonsumsi, dengan memperhitungkan rendah dari pada pria jika dinyatakan dalam ml/kg/mnt berat tubuh total.
persentase O2 dan CO2 dalam udara inspirasi, volume total udara Namun, perbedaan VO2 maks antara pria dan wanita hanyala 8%
ekspirasi, dan persentase O2 dan CO2 dalam udara ekspirasi. hingga 10% jika dinyatakan sebagai ml/kg/mnt berat tubuh tanpa-lemak
Konsumsi O2 maksimal bergantung pada tiga sistem. Sistem karena wanita umumnya memiliki persentase lemak tubuh lebih tinggi
pernapasan esensial bagi ventilasi dan pertukaran O2 dan CO2 antara (hormon seks wanita estrogen mendorong pengendapan lemak).
udara dan darah di paru. Sistem sirkulasi dibutuhkan untuk Untukmengklasifikasikan orang dalam kapasitas aerobik berdasar-
menyalurkan O2 ke otot yang aktif. Pada akhirnya, otot harus memiliki kan kelompok usia digunakan istilah rendah, cukup, rata-rata, baik,
enzim oksidatif agar dapat menggunakan O2 yang disediakan. atau sangat baik. Para ahli fisiologi olahraga menggunakan ukuran
Latihan olahraga aerobik teratur dapat memperbaiki VO2 maks konsumsi V02 maks untuk meresepkan atau menyesuaikan program la-
dengan membuat jantung dan sistem pernapasan menjadi iebih efisien tihan untuk membantu orang mencapai tingkat optimal kondisi aerobik.
sehingga penyaluran O2 ke otot menjadi lebih baik. Otot-otot yang ber-

SIDS), atau "crib death". Pada bentuk apnea tidur yang tragis ini, bat, atau mungkin SIDS merupakan kumpulan kematian bayi awal
bayi usia dua hingga empat bulan yang semula sehat ditemukan akibat berbagai penyebab.
meninggal di tempat tidur mereka tanpa sebab yang jelas. Penyebab Apapun sebab yang mendasari, sejumlah faktor risiko tertentu
yang mendasari SIDS terns diteliti secara intensif. Sebagian besar menyebabkan bayi lebih rentan mengalami SIDS. Di antara faktor-
bukti menunjukkan bahwa bayi "lupa bernapas" karena mekanisme faktor tersebut adalah posisi tidur (insiden SIDS hampir 40% lebih
kontrol pernapasan bersifat imatur, baik di batang otak maupun di tinggi pada bayi yang tidur telungkup daripada yang telentang atau
kemoreseptor yang memantau status pernapasan tubuh. Sebagai menyamping) dan pajanan ke nikotin selama masa janin atau setelah
contoh, otopsi pada lebih dari separuh korban memperlihatkan lahir. Bayi yang ibunya merokok selama hamil atau yang menghirup
kurang berkembangnya badan karotis, kemoreseptor perifer yang asap rokok di rumah tiga kali lebih mungkin meninggal karena SIDS
penting. Perkembangan paru yang abnormal diperkirakan menjadi daripada mereka yang tidak terpajan rokok.
penyebab pada beberapa kasus. Beberapa janin yang meninggal
karena SIDS ditemukan memiliki penurunan kadar faktor
pertumbuhan kritis paru. Selain itu, sebagian peneliti percaya DISPENIEA Orang yang mengalami dispnea merasakan geja-
bahwa keadaan ini mungkin mula-mula dipicu oleh kegagalan la subjektif bahwa mereka kurang mendapat udara; yaitu,
kardiovaskular dan bukan oleh penghentian napas. Peneliti-peneliti mereka merasa "sesak napas". Dispenia adalah keadaan men-
yang lain lagi menyarankan bahwa sebagian kasus mungkin mental yang berkaitan dengan keinginan tak-terpuaskan untuk
disebabkan oleh aspirasi getah lambung yang mengandung mendapat ventilasi yang adekuat. Hal ini sexing menyertai kesulitan
Helicobacter pylori. Dalam sebuah penelitian, mikroorganisme ini bernapas yang khas dijumpai pada penyakit paru obstruktif atau
terdapat pada 88% bayi yang meninggal akibat SIDS. Para ilmuwan edema paru yang berkaitan dengan gagal jantung kongestif.
berspekulasi bahwa H. pylori dapat menyebabkan pembentukan Sebaliknya, selama olah- raga seseorang dapat bernapas keras tanpa
amonia, yang dapat mematikan jika memperoleh akses ke darah merasakan dispnea karena olahraga tersebut tidak disertai oleh rasa
dari paru. Mungkin terdapat kombinasi berbagai faktor yang terli- cemas terhadap cukup-tidaknya ventilasi. Hal yang mengejutkan ada-

   hapter
lah bahwa dispnea tidak berkaitan langsung dengan peningkatan
kronik Pco2 atau penurunan Po2 arteri. Perasaan subjektif keku- Homeostasis: Bab dalam
rangan udara dapat terjadi bahkan ketika ventilasi alveolus dan gas
darah normal. Sebagian orang merasa sesak napas ketika mereka
Perspektif
beranggapan bahwa mereka kekurangan udara meskipun hal
tersebut tidak benar, misalnya dalam lift yang sesak.

O2 yang memadai untuk digunakan dalam oksidasi molekul nutrien


untuk menghasilkan ATP. Sel otak, yang sangat bergantung pada
Perikiksa Pemahaman Anda 13.5
pasokan O2 secara terus-menerus, akan mati jika kekurangan O2
Jelaskan dengan singkat bagaimana regio-regio otak berikut ini lebih dari empat menit. Bahkan sel yang dapat melakukan
berkontribusi dalam mengendalikan pernapasan: pusat pernapa- san di
metabolisme anaerob ("tanpa O2") untuk menghasilkan energi,
medula (mencakup peran KRD dan KRV), pusat pneumo- taksis, pusat
apneustik, dan kompleks pra-Botinger. seperti otot yang bekerja berat, hanya dapat meIakukannya dalam
Ceritakan bagaimana besar ventilasi diatur di bawah kondisi istirahat. waktu terbatas dengan m enciptakan defisit O2 yang akhirnya harus
diganti selama konsumsi O2 pasca latihan (lihat h. 295).
Akibat reaksi-reaksi metabolik penghasil energi ini, tubuh
menghasilkan sejumlah besar CO2 yang harus dikeluarkan. Karena
CO2 dan H2O membentuk asam karbonat, penyesuaian dalam
kecepatan eliminasi oleh sistem respirasi penting untuk mengatur
keseimbangan asam-basa lingkungan internal. Sel-sel hanya dapat
bertahan hidup dalam kisaran pH yang sempit.

SOAL LATIHAN
Jawaban dimulai di h. A-34.
Pertanyaan Objektif 13. Mana dari reaksi berikut yang berlangsung di kapiler paru?
1. Bernapas dilakukan dengan kontraksi dan relaksasi berganti- a. Hb 1 O2 → HbO2
an otot-otot di dalam jaringan paru. (Benar atau salah?) b. CO2 1 H2O → H1 1 HCO32
2. Dalam keadaan normal alveolus mengosongkan isinya secara c. Hb 1 CO2 → HbCO2
total sewaktu upaya ekspirasi maksimal. (Benar atau salah?) d. Hb 1 H1 → HbH
3. Ventilasi alveolus tidak selalu meningkat ketika ventilasi
paru meningkat. (Benar atau salah?). 14. Tunjukkan hubungan tekanan parsial 02 dan CO2 yang
4. Oksigen dan CO2 memiliki konstanta difusi yang sama. penting dalam pertukaran gas dengan melingkari > (lebih
(Benar atau salah?) besar daripada), < (lebih kecil daripada), atau = (sama
5. Hemoglobin memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap O2 dengan) di tiap-tiap pernyataan berikut:
daripada semua bahan lain. (Benar atau salah?) a. Po2 di darah yang masuk ke kapiler paru (>, <, atau
6. Irama bernapas ditimbulkan oleh aktivitas pemacu yang dip- =) Po2 di alveolus.
erlihatkan oleh otot-otot pernapasan. (Benar atau salah?) b. Pco2 di darah yang masuk ke kapiler paru (>, <,
7. Neuron ekspiratorik mengirim impuls ke neuron motorik atau =) Pco2 di alveolus.
yang mengontrol otot-otot ekspirasi selama bernapas tenang c. Po2 di alveolus (>, <, atau =) Po2 darah yang
normal. (Benar atau salah?) meninggalkan kapiler paru.
8. Dua gaya yang mendorong alveolus tetap terbuka adalah d. Pco2 di alveolus (>, <, atau =) Pco2 di darah yang
_____ dan_____. meninggalkan kapiler paru.
e. Po2 di darah yang meninggalkan kapiler paru (>,
9. Dua gaya yang mendorong kolapsnya alveolus adalah _____ <, atau =) Po2 di darah yang masuk ke kapiler
dan _____. sistemik.
10. _____ adalah ukuran tingkat perubahan volume paru f. Pco2 di darah yang meninggalkan kapiler paru (>,
yang dicapai oleh perubahan tertentu gradien tekanan <, atau =) Pco2 di darah yang masuk ke kapiler
transmural. sistemik.
11. _____ adalah fenomena paru yang kembali ke bentuk g. Po2 di darah yang masuk ke kapiler sistemik (>,
istirahatnya setelah diregangkan <, atau =) Po2 di sel jaringan.
12. _____ adalah enzim eritrosit yang mengatalisis perubahan h. Pco2 di darah yang masuk ke kapiler sistemik (>,
CO2 menjadi HCO3-. <, atau =) Pco2 di sel jaringan.

   525
i. Po2 di sel jaringan (>, <, atau hampir =) Po2 di darah 15. Apa faktor utama yang menentukan % saturasi hemo-globin?
yang meninggalkan kapiler sistemik. Apa makna bagian datar dan bagian curam pada kurva disosiasi
j. Pco2 di sel jaringan (>, <, atau hampir =) Pco2 di darah O2-Hb?
yang meninggalkan kapiler sistemik. 16. Bagaimana hemoglobin mendorong pemindahan neto 02 dari
k. Po2 di darah yang meninggalkan kapiler sistemik (>, <, alveolus ke darah?
atau =) Po2 di darah yang masuk ke kapiler paru. 17. Jelaskan efek Bohr dan Haldane.
18. Definisikan yang berikut: hipoksia hipoksik, hipoksia
l. Pco2 di darah yang meninggalkan kapiler sistemik (>, anemik,hipoksia sirkulasi, hipoksia histotoksik, hiperkap- nia,
<, atau =) Pco2 di darah yang masuk ke kapiler paru. hipokapnia, hiperventilasi, hipoventilasi, hiperpnea, apnea, dan
dispnea.
15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, 19. Di mana letak dan apa fungsi tiga pusat kontrol pernapasan?
tunjukkan kemoreseptor mana yang sedang dijelaskan. Bedakan antara kelompok respiratorik dorsal (KRD) dan
1. dirangsang oleh Po2 arteri 80 (a) Kemoreseptor kelompok respiratorik ventral (KRV).
mm Hg perifer 20. Bagian otak manakah yang menentukan irama bernapas?
2. dirangsang oleh Po2 arteri (b) Kemoreseptor
55mm Hg sentral
3. secara langsung tertekan oleh
(c) Kemoreseptor Latihan Kuantitatif
Po2 Arteri 55 mm Hg
4. dirangsang secara lemah oleh perifer dan sentral 1. Dua kurva di Gambar 13-28 (h. 515) memperlihatkan
peningkatan Po2 arteri. (d) bukan tekanan parsial untuk 02 dan CO, pada berbagai laju ventilasi
5. dirangsang secara kuat kemoreseptor alveolus. Kurva-kurva ini dapat dihitung dari dua persamaan
peningkatan konsentrasi H+ CES perifer atau sentral berikut:
otak yang diinduksi PAO2 5 PIO2 2 (VO2/VA) 863 mm Hg
oleh peningkatan Pco2 arteri. PACO2 5 (VCO2/VA) 863 mm Hg
6. dirangsang oleh peningkatan
konsentrasi arteri Pada persamaan persamaanini, PAO2 = tekanan parsial O2 di
alveolus, PAO2 = tekanan parsial CO2 di alveolus, PIO2 = tekanan
Pertanyaan Esai parsial O2 di udara inspirasi, VO2 = laju konsumsi O2 oleh
tubuh, Vco2 = laju produksi CO2 oleh tubuh, VA = laju ventilasi
1. Bedakan antara respirasi internal dan eksternal. Tuliskan alveolus, dan 863 mm Hg adalah konstanta yang
tahap-tahap dalam respirasi eksternal. memperhitungkan tekanan dan suhu atmosfer.
2. Jelaskan komponen-komponen sistem pernapasan. Di mana John sedang berlatih untuk maraton besok dan barn
tempat pertukaran gas? menyantap hidangan pasta (anggap ini adalah karbohidrat
3. Bandingkan tekanan atmosfer, intra-alveolus, dan murni, yang dimetabolisme dengan RQ 1). Laju ventilasi
intrapleura. alveolusnya adalah 3 liter/mnt, dan is mengonsumsi O2 dengan
4. Mengapa paru normalnya teregang bahkan ketika laju 300 mL/mnt. Berapa nilai PACO2 John?
ekspirasi? 2. Anggap Anda terbang dengan pesawat udara yang menjelajah
5. Jelaskan mengapa udara masuk ke paru selama inspirasi dan pada ketinggian 18.000 kaki, tempat dengan tekanan di luar
keluar sewaktu ekspirasi. pesawat adalah 380 mm Hg.
6. Mengapa inspirasi normalnya aktif dan ekspirasi
a. Hitunglah tekanan parsial O2 di udara di luar pesawat,
normalnya pasif? dengan mengabaikan tekanan uap air.
7. Mengapa resistensi saluran napas menjadi penentu
b. Jika pesawat dibuat menjadi bertekanan senilai
penting laju aliran udara pada penyakit paru obstruktif
tekanan pada ketinggian 18.000 kaki, berapa nilai PAO2
kronik?
Anda? Anggaplah rasio konsumsi O2 terhadap ventilasi
8. Jelaskan elastisitas paru dalam kaitannya dengan daya Anda tidak berubah (yaitu, sama dengan 0,06), dan
regang dan rekoil elastik.
perhatikan bahwa dalam kondisi ini konstanta dalam
9. Sebutkan sumber dan fungsi surfaktan paru. Definisikan persamaan yang membentuk tekanan atmosfer dan suhu,
10. berbagai volume dan kapasitas paru. menurun dari 863 mm Hg menjadi 431,5 mm Hg.
11. Bandingkan ventilasi paru dan ventilasi alveolus. Apa
konsekuensi ruang mati anatomik dan alveolus? c. Hitunglah Pa c02 Anda, dengan menganggap bahwa
12. Bandingkan antara ventilasi, perfusi, dan rasio ventilasi- produksi CO2 dan laju ventilasi Anda tidak berubah
perfusi di bagian atas dan bagian bawah paru. Jelaskan apa masing-masing pada 200 mL/mnt dan 4,2 liter/mnt.
yang menyebabkan perbedaanini. 3. Seorang siswa memiliki volume tidal 350 mL. Selagi bernapas
13. Apa yang menentukan tekanan parsial suatu gas di udara dan dengan kecepatan 12 kali/mnt, ventilasi alveolus-nya adalah
di darah? 80% dari ventilasi parunya. Berapa volume ruang mati
14. Sebutkan metode transpor O2 dan CO2 di darah. anatomiknya?

   hapter
UNTUK DIRENUNGKAN

1. Mengapa interior pesawat udara perlu diberi tekanan (yaitu, tersebut mengalami humidifikasi di saluran napas respirato- torik
tekanan dipertahankan pada tekanan atmosfer setinggi sebelum mencapai alveolus?
permukaan laut meskipun tekanan atmosfer di sekitar pesawat 4. Berdasarkan apa yang Anda ketahui tentang kontrol respirasi,
jauh lebih rendah)? Jelaskan manfaat fisiologis pemakaian jelaskan mengapa sengaja melakukan hiperventilasi untuk
masker O2 jika tekanan di interior pesawat tidak dapat menurunkan Pc02 arteri sebelum menyelam adalah hal yang
dipertahankan berbahaya. Tujuan hiperventilasi adalah untuk berada di bawah
2. Apakah hiperkapnia akan menyertai hipoksia yang ditimkan air lebih lama sebelum Pc02 naik di atas normal dan mendorong
oleh tiap-tiap situasi di bawah? Mengapa dan mengapa tidak? penyelam naik ke permukaan untuk menghirup udara.

a. keracunan sianida 5. Jika seseorang yang membran alveolusnya menebal akibat


b. edema paru penyakit memiliki Po2 alveolus 100 mm Hg dan Pco2 alveo-lus 40
c. penyakit paru restriktif mm Hg, mana dari nilai-nilai gas-gas darah arteri siste- mik
d. berada di ketinggian berikut yang paling besar kemungkinannya dijumpai?
e. anemia berat
f. gagal jantung kongestif a. PO2 5 105 mm Hg, PCO2 5 35 mm Hg
g. penyakit paru obstruktif b. PO2 5 100 mm Hg, PCO2 5 40 mm Hg
c. PO2 5 80 mm Hg, PCO2 5 45 mm Hg
3. Pada suhu tubuh, tekanan parsial uap air adalah 47 mm Hg. Jika
seseorang tinggal satu mil di atas permukaan air di Denver, Jika orang tersebut diberi O2 100%, apakah Po2 arteri akan
Colorado, tempat dengan tekanan atmosfer 630 mm Hg, berapa meningkat, menurun, atau tidak berubah? Apakah Pco2 arteri
Po2 udara inspirasi setelah udara meningkat, menurun, atau tidak berubah?

PERTIMBANGAN KLINIS

Keith M, seorang mantan perokok berat, mengidap emfisema berat. untuk mencapai volume tidal normal. Bagaimana spirogram- nya
Bagaimana penyakit ini memengaruhi resistensi saluran napas? dibandingkan dengan normal? Apa pengaruh penyakit Keith pada
Bagaimana perubahan resistensi saluran napas ini memengaruhi pertukaran gas di parunya? kelainan gas darah apakah yang mungkin
upaya inspiratorik dan ekspiratorik Keith? Jelaskan bagaimana ditemukan? Apakah tepat untuk memberikan O2 kepada Keith untuk
perubahan aktivitas otot pernapasan dan tekanan intraalveolusnya mengurangi kondisi hipoksiknya?
jika dibandingkan dengan normal

   527
hapter

13 Kartu Belajar
13.1 | Anantomi Pernapasan (h. 481–485) ■ Semakin besar gradien antara alveolus dan atmosfer di ke- dua
■ Respirasi internal merujuk kepada reaksi-reaksi metabolik intrasel arah, semakin besar laju aliran udara karena udara mengalir hingga
yang menggunakan 02 dan menghasilkan CO2 sewaktu oksidasi tekanan intra-alveolus seimbang dengan tekanan atmosfer. (Lihat
molekul nutrien untuk menghasilkan energi. Respirasi eksternal Gambar 13-12 dan 13-13.)
merujuk pada pemindahan 02 dan CO2 antara lingkungan eksternal ■
Selain berbanding lurus dengan gradien tekanan, laju aliran udara
dan sel jaringan. Sistem respirasi dan sirkulasi bekerja bersama untuk juga berbanding terbalik dengan resistensi saluran napas. (Lihat Tabel
melakukan respirasi eksternal. ( Lihat Gambar 13-1.) 13-1.) Karena resistensi saluran napas, yang bergantung pada kaliber
saluran napas penghantar, normalnya sangat rendah, laju aliran udara
■ Sistem respirasi mempertukarkan udara antara atmosfer dan paru.
biasanya terutama bergantung pada gradien tekanan antara alveolus
Saluran napas menghantarkan udara dari atmosfer ke alveolus,
dan atmosfer.
bagian paru yang melakukan pertukaran O2 dan CO2 antara udara di
alveolus dan darah di kapiler paru yang terletak di sekeliling alveolus. ■ Paru dapat diregangkan dengan derajat bervariasi selama inspirasi
Dinding alveolus yang sangat tipis dibentuk dari sel alveolus tipe I. dan kemudian mengempis kembali ke ukuran prainspirasinya sewaktu
Sel alveolus tipe II mengeluarkan surfaktan paru. (Lihat Gambar 13-2 ekspirasi karena sifat elastiknya. lstilah daya regang paru merujuk
dan Gambar 13-4 serta foto pembuka bab.) kepada distensibilitas paru—seberapa besar paru teregang sebagai
respons terhadap perubahan tertentu gradien tekanan transmural.
Paru terletak di dalam kompartemen tertutuptoraks, yang volume-
Istilah rekoil elastik merujuk pada kembalinya paru ke posisi

nya dapat diubah oleh aktivitas kontraktil otot-otot respirasi yang


istirahatnya sewaktu ekspirasi.
mengelilinginya.
■ Sifat elastik paru bergantung pada serat elastin di dalam paru dan

Setiap paru dikelilingi oleh suatu kantong pleura yang tertutup dan pada tegangan permukaan alveolus, Tegangan permukaan alveolus,
berdinding rangkap. (Lihat Gambar 13-5.) yang disebabkan oleh gaya tarik antara molekul-molekul air
permukaan dalam lapisan cairan yang membatasi dinding dalam
13.2 | Mekanika Pernapasan (h. 485–503) setiap alveolus, cenderung menolak peregangan alveolus saat inflasi
(menurunkan daya regang) dan cenderung mengembalikannya ke
■ Ventilasi, atau bernapas, adalah proses pemasukan ke dan luas permukaan yang lebih kecil saat deflasi (meningkatkan rebound
pengeluaran udara dari paru secara bergantian sehingga udara paru). (LihatTabel 13-2.)
alveolus lama yang telah ikut serta dalam pertukaran O2 dan CO2
dengan darah kapiler paru dapat ditukar dengan udara atmosfer ■ Jika alveolus dilapisi hanya oleh air, tegangan permukaan akan
segar, sedemikian besar sehingga paru berdaya regang rendah dan paru
cenderung kolaps. Surfaktan paru terselip di antara molekul-molekul
■ Ventilasi dilakukan secara mekanis dengan mengubah secara air dan menurunkan tegangan permukaan alveolus sehingga paru
bergantian arah gradien tekanan untuk aliran udara antara atmosfer lebih berdaya regang dan dapat melawan kecenderungan alveolus
dan alveolus melalui ekspansi dan rekoil siklik paru. Ketika tekanan untuk kolaps. (Lihat Gambar 13-15 dan Tabel 13-2.)
intra-alveolus berkurang akibat ekspansi paru selama inspirasi, udara
mengalir masuk ke paru dari tekanan atmosfer yang lebih tinggi. ■ Paru dapat diisi hingga sekitar 5,5 liter pada upaya inspirasi
Ketika tekanan intra-alveolus meningkat akibat rekoil paru selama maksimal atau dikosongkan hingga sekitar 1 liter pada upaya ekspirasi
ekspirasi, udara mengalir keluar paru menuju tekanan atmosfer yang maksimal. Dalam keadaan normal, paru beroperasi "setengah
lebih rendah. (Lihat Gambar 13-6, 13-9, 13-12, dan 13-13.) kapasitas". Volume paru biasanya bervariasi dart sekitar 2 hingga 2,5
liter sewaktu volume tidal rerata 500 mL udara masuk dan keluar
■ Kontraksi dan relaksasi bergantian otot-otot inspirasi (terutama setiap kali bernapas. (Lihat Gambar 13-16.)
diafragma) secara tak-langsung menimbulkan inflasi dan deflasi
periodik paru dengan secara siklis mengembangkan dan ■ Jumlah udara yang masuk dan keluar paru dalam satu menit,
mengempiskan rongga toraks, dengan paru secara pasif mengikuti ventilasi paru, sama dengan volume tidal dikalikan dengan kecepatan
gerakannya. (lihat Gambar 13-10 dan 13-11.) napas. Tidak semua udara yang masuk dan keluar tersedia untuk
pertukaran O2 dan CO2 dengan darah karena sebagian menempati
■ Paru mengikuti gerakan rongga toraks berkat daya rekat saluran napas penghantar yang dikenal sebagai ruang coati anatomik.
(kohesivitas) cairan intrapleura dan gradien tekanan transmural Ventilasi alveolus, volume udara yang dipertukarkan antara atmosfer
melintasi dinding paru yang terbentuk karena tekanan intrapleura dan alveolus dalam satu menit, adalah ukuran udara yang benar-
menjadi subatmosfer dan karenanya lebih rendah daripada tekanan benar tersedia untuk pertukaran gas dengan darah. Ventilasi alveolus
intra-alveolus. (Lihat Gambar 13-7 dan 13-13). sama dengan (volume tidal dikurangi volume ruang mati) dikalikan
■ Karena energi dibutuhkan untuk kontraksi otot-otot inspirasi, dengan kecepatan napas. (Lihat Gambar 13-18 dan Tabel 13-3.)
inspirasi adalah proses aktif, tetapi ekspirasi bersifat pasif selama
bernapas tenang karena tercapai melalui rekoil elastik paru setelah
otot-otot inspirasi melemas, tanpa mengeluarkan energi. (Lihat 13.3 | Pertukaran Gas (h. 503–508)
Gambar 13-11a, b, dan c.) ■ Oksigen dan CO2 berpindah menembus membran melalui difusi
■ Untuk ekspirasi aktif yang lebih kuat, kontraksi otot-otot ekspirasi pasif menuruni gradien tekanan parsial. Tekanan parsial suatu gas
(yaitu otot abdomen) semakin mengurangi ukuran rongga toraks dan dalam udara adalah bagian dari tekanan atmosfer total yang
paru, yang meningkatkan gradien tekanan intra-alveolus terhadap disumbangkan oleh gas ini, yang berbanding lurus dengan persentase
atmosfer. (Lihat Gambar 13-10 dan 13-11d.) gas ini dalam udara. Tekanan parsial suatu gas dalam darah bergan-
tung pada Jumlah gas ini yang larut dalam darah. (Lihat Gambar ■ Peningkatan Pco2, peningkatan asam, dan peningkatan suhu
di tingkat jaringan menggeser kurva O2-Hb ke kanan,
13-21.)
mempermudah pembebasan O2 dari Hb untuk digunakan oleh
■ Difusi neto O2 terjadi pertama antara alveolus dan darah dan jaringan. ( Lihat Gambar 13-26).
kemudian antara darah dan jaringan akibat gradien tekanan parsial ■ Hemoglobin memfasilitasi transfer neto sejumlah besar O2
O2 yang tercipta oleh pemakaian terus-menerus O2 di sel dan antara alveolus dan darah dan antara darah dan sel jaringan
penggantian terus-menerus O2 alveolus segar dari ventilasi. Difusi dengan berperan sebagai depot penyimpanan untuk menjaga Po2
neto CO2 terjadi dalam arah berlawanan, pertama antara jaringan (yaitu konsentrasi O2 terlarut) agar tetap rendah, meskipun
dan darah lalu antara darah dan alveolus, akibat gradien tekanan terdapat peningkatam kandungan O2 total darah. (Lihat Gambar
parsial CO2 yang terbentuk oleh produksi terus-menerus CO2 di sel 13-25.)
dan pengeluaran terus-menerus CO2 alveolus melalui ventilasi.
(Lihat Gambar 13-22.) ■ Karbon dioksida yang diambil di kapiler sistemik diangkut
dalam darah melalui tiga cara: (1) 10% larut secara fisik, (2) 30%
■ Faktor-faktor lain yang memengaruhi laju pertukaran gas ada-
lah luas permukaan dan ketebalan membran yang harus dilewati berikatan dengan Hb, dan (3) 60% mengambil bentuk bikarbonat
gas sewaktu berdifusi serta konstanta difusi gas di membran (HCO3-). Enzim eritrosit karbonat anhidrase mengatalisis konversi
(hukum difusi Fick). (Lihat Tabel 13-5.) CO2 menjadi HCO3-sesuai reaksi CO2 + H2O —> + HCO3-. Reaksi
-reaksi ini semua berbalik di paru sewaktu CO2 dieliminasi ke
13.4 | Transpor Gas (h. 508–515) alveolus. (Lihat Tabel 13-6 clan Gambar 13-27.)
■ Karena O2 dan CO2 tidak terlalu larut dalam darah, keduanya 13.5 | Kontrol Respirasi (h. 515–525)
harus diangkut terutama melalui mekanisme di luar pelarutan fisik
■ Ventilasi melibatkan dua aspek, keduanya berada di bawah
biasa. Hanya 1,5% O2 yang secara fisik larut dalam darah, dengan
kontrol saraf: (1) pergantian siklis antara inspirasi dan ekspirasi
98,5% lainnya berikatan secara kimiawi dengan hemoglobin (Hb).
dan (2) regulasi besar ventilasi, yang bergantung pada kontrol laju
(Lihat Tabel 13-6.)
pernapasan dan kedalaman volume tidal.
■ Faktor utama yang menentukan seberapa banyak Hb berikatan ■ Irama bernapas dihasilkan oleh kompleks pra-Botzinger, yang
dengan O2 (% saturasi Hb) adalah Po2 darah, digambarkan oleh memperlihatkan aktivitas pemacu dan mengaktifkan neuron-
kurva berbentuk S yang dikenal sebagai kurva disosiasi O2 Hb. neuron insipirasi yang terletak di kelompok respirasi dorsal (KRD)
Pada kisaran Po2 kapiler paru (bagian datar pada kurva), Hb tetap pusat kontrol pernapasan di medula. Ketika neuron-neuron inspi-
hampir jenuh meskipun Po2 darah turun hingga 40%. Hal ini rasi ini melepaskan muatan, impuls akhirnya mencapai otot-otot
menghasilkan batas keamanan dengan memastikan penyaluran O2 inspirasi untuk menimbulkan inspirasi. (Lihat Gambar 13-29.)
mendekati normal ke jaringan meskipun terjadi penurunan
substansial Po2 arteri. Pada kisaran Po2 di kapiler sistemik (bagian ■ Ketika neuron-neuron inspirasi berhenti melepaskan muatan,
curam kurva), pembebasan O2 oleh Hb meningkat pesat sebagai otot-otot inspirasi melemas dan terjadi ekspirasi. Jika akan terjadi
respons terhadap penurunan lokal kecil Po2 darah yang berkaitan ekspirasi aktif maka otot-otot ekspirasi diaktifkan oleh impuls dari
dengan peningkatan metabolisme sel. Dengan cara ini, lebih neuron ekspirasi di kelompok respirasi ventral (KRV) pusat kontrol
banyak O2 yang disalurkan untuk memenuhi kebutuhan jaringan pernapasan di medula.
yang meningkat. (Lihat Gambar 13-24.) ■ Irama dasar ini diperhalus oleh pusat apneustik dan pneu-
motaksik yang terletak di pons. Pusat apneustik memperlama
inspirasi; pusat pneumotaksik yang lebih kuat membatasi
PO2 rerata saat PO2 normal
inspirasi. (Lihat Gambar 13-29)
istirahat di kapiler di kapiler
sistemik paru
■ Tiga faktor kimiawi berperan dalam menentukan tingkat venti-
lasi: Pco2, Po2, dan konsentrasi H+ darah arteri. (Lihat Tabel
100 20 13-8.)
90 18 ■ Faktor dominan dalam regulasi ventilasi yang sedang berl-
80 16
langsung adalah Pco2 arteri. Peningkatan Pco2 arteri adalah
rangsangan kimiawi paling kuat untuk meningkatkan ventilasi.
70 14 Perubahan Pco2 arteri mengubah ventilasi dengan menimbulkan
% volume O2 dalam darah
% saturasi hemoglobin

60 12 perubahan setara pada konsentrasi H+ CE5 otak, yang terha-


dapnya kemoreseptor sentral sangat peka. (Lihat Gambar 13-31.)
50 10

40 8
■ Kemoreseptor perifer responsif terhadap peningkatan
30 6 konsentrasi H+ arteri, yang juga secara refleks menyebabkan
20 4 peningkatan ventilasi. Penyesuaian CO2 penghasil asam di darah
arteri penting untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa
10 2
di tubuh. (Lihat Gambar 13-30.)
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100... sampai ■ Kemoreseptor perifer juga secara refleks merangsang venti-
760
PO2 dalam darah (mm Hg) lasi sebagai respons terhadap penurunan mencolok Po2 arteri
KUNCI (<60 mm Hg). Respons ini berfungsi sebagai mekanisme darurat
= Molekul O2 untuk meningkatkan respirasi ketika kadar Po2 arteri turun di
bawah kisaran aman yang dihasilkan oleh bagman datar kurva
= Molekul hemoglobin = Molekul hemoglobin O2-Hb.
yang tersaturasi yang tersaturasi
sebagian penuh ■ Aktivitas pernapasan juga dapat dimodifikasi secara volunteer.
Pemindaian mikrograf. elektrort glomerulus dan pembuluh darah di
ginjal. Glomerulus (kuning) berbentuk bola yang terdiri dari kapiler-
kapiler yang sangat bergulung yang memfihrasi plasma tanpa protein
dalam tahap pertama pembentukan unne. Tubulus-tubulus ginjal
(dibebaskan untuk menunjukkan glomerufus) mengumpulkan cairan
yang telah difiltrasi dan mengubahnya menjadi urine dengan
melakukan pertukaran tertentu dengan kapiler peritubulus yang
berada di sekitar tubulus.
Steve Gschmeissner/Photo Researchers, Inc.

14
Sistem Kemih

SEKILAS ISI Pokok-Pokok Homeostasis


14.1 Ginjal: Fungsi, Anatomi, dan
Kelangsungan hidup dan fungsi sel yang tepat bergantung pada
Proses Dasar
mempertahankan kestabilan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di
14.2 Filtrasi Glomerulus
14.3 Reabsorpasi dalam lingkungan cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada
14.4 Sekresi Tubulus eliminasi kontinu sisa metabolik beracun yang dihasilkan sel sewaktu mereka
14.5 Ekskresi Urine dan Bersihan melakukan reaksi kimia untuk mempertahankan hidup. Ginjal berperan penting dalam
Plasma mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi berbagai konstituen plasma,
khususnya elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi semua sampah metabolik (kecuali
karbondioksida yang dikeluarkan oleh paru). Sewaktu plasma difiltrasi secara cepat
melalui ginjal, mereka memelihara konstituen yang bernilai bagi tubuh dan mengeliminasi
bahan yang berlebih dan yang tidak diinginkan di dalam urine. Suatu hal yang penting
adalah kemampuan ginjal untuk mengatur volume dan osmolaritas (konsentrasi solut)
lingkungan cairan internal dengan mengontrol keseimbangan cairan dan garam. Hal yang
juga penting adalah kemampuan ginjal dalam mengatur pH dengan mengontrol eliminasi
asam dan basa di urine.
14.1 I Ginjal: Fungsi,Anatomi, 2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai,
terutama melalui regulasi keseimbangan H20. Fungsi ini penting
dan Proses Dasar untuk mencegah fluks-fluks osmotik masuk atau keluar sel,
yang masing-masing dapat menyebabkan pembengkakan atau
Komposisi cairan yang membasahi semua sel dapat sangat penciutan sel yang merugikan (lihat Bab 15).
dipengaruhi oleh pertukaran antara sel dan lingkungan cairan 3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES,
internal ini jika tidak terdapat mekanisme yang menjaga CES tetap termasuk natrium (Na+), ldorida (C1-), kallum (K+), kalsium
stabil. (Ca2+), ion hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), fosfat (P043-),
sulfat (S042-), dan magnesium (Mg2+). Fluktuasi kecil
Ginjal melakukan berbagai fungsi yang ditujukan konsentrasi sebagian elektrolit ini dalam CES bahkan dapat
untuk mempertahankan homeostasis. berpengaruh besar. Sebagai contoh, perubahan konsentrasi K+
CES dapat menyebabkan disfungsi jantung yang dapat
Ginjal, bekerja sama dengan masukan hormon dan saraf yang mematikan .
mengontrol fungsinya, adalah organ yang terutama berperan dalam
4. Mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting
mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan
dalam pengaturan jangka-panjang tekanan darah arteri. Fungsi
osmolaritas (konsentrasi solut) CES. Dengan menyesuaikan jumlah
ini dilaksanakan melalui peran regulatorik ginjal dalam
air dan berbagai konstituen plasma yang dipertahankan di tubuh
keseimbangan garam (NaC1) dan H20 (lihat Bab 15).
atau dikeluarkan di urine, ginjal dapat mempertahankan
keseimbangan air dan elektrolit dalam kisaran yang sangat sempit 5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh
yang memungkinkan kehidupan, meskipun pemasukan dan yang tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- di
pengeluaran konstituen-konstituen ini melalui cara lain sangat urine (lihat Bab 15).
bervariasi. Ginjal tidak saja melakukan penyesuaian terhadap 6. Mengeluarkan (mengekskresikan) produk-produk akhir (sisa)
asupan air, garam, dan elektrolit lain dalam jumlah yang sangat metabolisme tubuh, misalnya urea (dari protein), asam urat
bervariasi tetapi juga menyesuaikan pengeluaran konstituen- (dari asam nuldeat), kreatinin (dari kreatin otot), bilirubin (dari
konstituen CES ini melalui urine untuk mengompensasi hemoglobin), dan hormon metabolit. Jika dibiarkan
kemungkinan pengeluaran abnormal melalui keringat berlebihan, menumpuk, banyak bahan-bahan sisa ini bersifat toksik,
muntah, diare, atau perdarahan. Karena itu, akibat ginjal terutama bagi otak.
melakukan tugasnya untuk mempertahankan homeostasis, 7. Mengekskresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, aditif
komposisi urine dapat sangat bervariasi. makanan, pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif lain yang
Ketika CES mengalami kelebihan air atau elektrolit tertentu masuk ke tubuh.
misalnya garam, ginjal dapat mengeluarkan kelebihan tersebut
8. Menghasilkan eritropoietin, suatu hormon yang merangsang
melalui urine. Jika terjadi defisit, ginjal tidak dapat menambahkan
produksi sel darah merah (lihat Bab 11).
konstituen yang kurang tersebut tetapi dapat membatasi
pengeluarannya sehingga terjadi penghematan konstituen tersebut 9. Menghasilkan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu
hingga yang bersangkutan dapat memasukkan bahan yang kurang suatu reaksi berantai yang penting dalam konservasi garam
tersebut ke dalam tubuhnya. Oleh sebab itu, ginjal lebih efisien oleh ginjal.
melakukan kompensasi terhadap kelebihan daripada kekurangan. 10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya (lihat Bab 19).
Bahkan, pada beberapa keadaan, ginjal tidak dapat menghentikan
terbuangnya suatu bahan yang bermanfaat melalui urine, meskipun
tubuh mungkin kekurangan bahan tersebut. Contoh utama adalah Ginjal membentuk urine; sistem kemih yang
kasus defisit H20. Bahkan jika seseorang tidak mengonsumsi H20, lainnya membawa urine keluar tubuh.
ginjal tetap harus mengeluarkan sekitar setengah liter H20 melalui Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urine-ginjal-
urine setiap hari untuk melaksanakan tugas besarnya sebagai dan struktur-struktur yang membawa urine dari ginjal keluar
pembersih tubuh. untuk dieliminasi dari tubuh (Gambar 14-1a). Ginjal adalah
Selain peran regulatorik penting ginjal dalam mempertahankan sepasang organ berbentuk kacang dengan panjang 4-5 inci
keseimbangan cairan dan elektrolit, ginjal juga merupakan rute yang terletak di belakang rongga abdomen (di antara rongga
utama untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa metabolik yang perut dan otot punggung), satu di masing-masing sisi
berpotensi toksik dan senyawa asing dari tubuh. Bahan sisa ini tidak kolumna vertebralis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap
dapat dikeluarkan sebagai zat padat: bahan-bahan tersebut harus ginjal mendapat satu arteri renalis dan satu vena renalis, yang
dikeluarkan dalam bentuk larutan sehingga ginjal wajib masing-masing masuk dan keluar ginjal di indentasi ginjal
menghasilkan paling sedikit 500 ml urine berisi bahan sisa per yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti kacang.
harinya. Karena H20 yang dikeluarkan sebagai urine berasal dari Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melaluinya untuk
plasma, orang yang tidak mendapat H20 sama sekali akan "kencing menghasilkan urine, mengonservasi bahan-bahan yang akan
hingga mati": volume plasma turun ke tingkat fatal karena H20 dipertahankan di dalam tubuh dan mengeluarkan bahan-
terus-menerus keluar untuk menyertai bahan-bahan sisa. bahan yang tidak diinginkan melalui urine.
Setelah terbentuk, urine mengalir ke suatu rongga pengumpul
GAMBARAN SINGKAT FUNGSI GINJAL Ginjal melakukan fungsi- sentral, pelvis ginjal, yang terletak di bagian dalam medial tiap-
fungsi spesifik berikut, yang sebagian besar di antaranya membantu tiap ginjal (Gambar 14-16). Dari sini urine disalurkan ke dalam
mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal: ureter, suatu saluran berdinding otot polos yang keluar di batas
1. Mempertahankan keseimbangan air (H20) di tubuh (lihat Bab 15). medial dekat dengan arteri dan vena renalis.
531
Korteks
ginjal

Piramid Medula
ginjal ginjal

Arteri
renalis

Vena
renalis

Pelvis
ginjal

Arteri
Ureter
renalis
Vena
Ginjal
renalis
Vena Aorta (b) Potongan longitudinal ginjal
kava inferior

Ureter

Kandung
kemih
Nefron
kortikal
Uretra Korteks
ginjal
Nefron
jukstamedula

(a) Komponen-komponen sistem kemih

Gambar 14-1 Sistem kemih. (a) Sepasang ginjal membentuk urine, yang
dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Urine disimpan di kandung kemih dan Medula
secara berkala dikeluarkan melalui uretra. (b) Ginjal terdiri dari korteks ginjal ginjal
di sebelah luar yang tampak granular dan medula ginjal di sebelah dalam
yang tampak bergaris-garis. Pelvis ginjal di inti bagian dalam medial ginjal
mengumpulkan urine yang telah terbentuk. (c) Setiap ginjal memiliki sejuta
nefron. Kedua tipe unit fungsionaf mikroskopik ini diperlihatkan di sini, dengan c) Nefron dalam piramid ginjal
ukuran sangat diperbesar, di dalam piramid ginjal di medula yang ditudungi dengan ukuran yang sangat
oleh sebuah potongan korteks ginjal. diperbesar yang ditudungi oleh potongan korteks ginjal.

Terdapat dua ureter, setiap ureter mengangkut urine Bagian-bagian sistem kemih setelah ginjal hanya berfungsi
dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung kemih. sebagai saluran untuk mengangkut urine ke luar. Setelah terbentuk
Kandung kemih, yang menampung urine secara temporer, di ginja, urine tidak mengalami perubahan komposisi atau volume
adalah suatu kantong berongga berdinding otot polos yang sewaktu mengalir ke hilir melalui sistem kemih sisanya.
dapat teregang. Secara periodik, urine dikosongkan dari
kandung kemih keluar melalui saluran lain, uretra, akibat
Nefron adalah unit fungsional ginjal.
kontraksi kandung kemih. Uretra pada wanita berukuran
pendek dan lurus, berjalan langsung dari leher kandung kemih Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit fungsional mikroskopik
ke luar (Gambar 14-2a; lihat juga Gambar 20-2, h. 776). Pada yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan bersama oleh jaringan
pria uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung dari ikat (lihat Gambar 14-1c). Ingat kembali bahwa unit fungsional
kandung kemih ke luar, melewati kelenjar prostat dan penis adalah unit terkecil di dalam suatu organ yang mampu
(lihat Gambar 14- la dan 14-2b; lihat juga Gambar 20-1, h. 775). melaksanakan semua fungsi organ tersebut. Karena fungsi utama
Uretra pria memiiiki fungsi ganda, yaitu menjadi saluran ginjal adalah menghasilkan urine dan, dalam pelaksanaannya,
untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih dan mempertahankan stabilitas komposisi CES, nefron adalah unit
saluran untuk semen dari organ-organ reproduksi. terkecil yang mampu membentuk urine.
Kelenjar prostat terletak di bawah leher kandung kemih Susunan nefron di dalam ginjal menghasilkan dua regio berbeda-
dan melingkari uretra secara penuh.Pembesaran prostat, yang regio luar yang disebut korteks ginjal yang tampak granular dan
sering terjadi pada usia pertengahan hingga lanjut, dapat regio dalam, medula ginjal, yang tersusun oleh segitiga-segitiga
menyumbat uretra secara parsial atau total sehingga bergaris, yaitu piramid ginjal (Gambar 14-lb dan c).
menghambat aliran urine. Untuk memahami perbedaan antara regio korteks dan medula gi-

   hapter
Ureter njal dan, yang lebih penting, untuk memahami
Otot
fungsi ginjal diperlukan pengetahuan tentang
polos susunan struktural tiap-tiap nefron. Setiap nefron
kandung kemih terdiri dari komponen vaskular dan komponen
tubular, yang keduanya berkaitan erat secara
Lubang
uretra struktural dan fungsional Gambar 14-3).
Sfingter Kelenjar
internal prostat (suatu KOMPONEN VASKULAR NEFRON Bagian
Uretra Dafragma kelenjar seks
dominan komponen vaskular nefron adalah
pelvis tambahan)
Orifisium glomerulus, suatu kuntum kapiler berbentuk bola
uretra eksternum Sfingter Kelenjar
eksternal tempat filtrasi sebagian air dan zat terlarut dari
bulbouretra
(kelenjar seks
darah yang melewatinya (Gambar 14-4 dan foto
(a) Wanita
tambahan) pembuka bab). Cairan yang telah disaring ini, yang
komposisinya hampir identik dengan plasma,
Uretra
kemudian mengalir melewati komponen tubular
Gambar 14-2 Perbandingan uretra pada nefron, tempat berbagai proses transpor
wanita dan pria. (a) Pada wanita, uretra lurus mengubahnya menjadi urine.
dan pendek. (b) Pada pria, uretra, yang jauh Orifisium Ketika masuk ke ginjal, arteri renalis bercabang-
lebih panjang, berjalan melalui kelenjar prostat uretra cabang hingga akhirnya membentuk banyak
dan penis. eksternum
pembuluh halus yang dikenal sebagai arteriol
(b) Pria aferen. Setiap nefron mendapat satu arteriol
aferen ini. Arteriol aferen mengalirkan darah ke
glomerulus. Kapiler-kapiler glomerulus kembali
menyatu untuk membentuk arteriol lain, arteriol
eferen, yang dilalui oleh darah yang tidak terfiltr-
Tubulus Duktus
distal kligentes
Gambaran Singkat Fungsi Bagian-bagian Nefron
Tubulus proksimal
Komponen vaskular
Aparatus
• Arteriol aferen-membawa darah ke
jukstaglomerulus
glomerulus

Arteriol • Glomerulus-suatu berkas kapiler


eferen yang menyaring plasma
• Arteriol eferen-membawa darah dari
Arteriol
glomerulus
aferen
• Kapiler peritubulus peritubulus—
mendarahi jaringan ginjal; terlibat
Kapsula dalam pertukaran dengan cairan di
Bowman lumen tubulus
Glomerulus
Komponen tubular
• Kapsul Bowman-mengumpulkan
Arteri
filtrat glomerulus
Vena • Tubuus proksimal-reabsorpsi dan
sekresi tak-terkontrol bahan-bahan
tertentu terjadi di sini
Korteks • Ansa Henle-membentuk gradien osmotik
di medula ginjal yang penting bagi
kemampuan ginjal untuk menghasilkan
urine dengan konsentras beragam

• Tubulus distal dan duktus koligentes-reabsorpsi


terkontrol dan beragam Na+ dan H20 serta
sekresi K+ dan H+ terjadi di sini; cairan yang
Medula meninggalkan duktus koligentes adalah urin,
yang masuk ke pelvis ginjal
Kapiler
peritubulus Komponen kombinasi vaskular/tubular
• Aparatus jukstaglomerulus-menghasilkan
Ansa
bahan-bahan yang berperan dalam kontrol
Henle fungsi ginjal
Ke pelvis
ginjal

Gambar 14-3 Sebuah nefron. Komponen-komponen nefron kortikal, yaitu jenis nefron yang paling banyak pada manusia.

   533
Arteriol lengkung berbentuk U tajam atau jepitan rambut yang masuk ke
aferen Glomerulus
dalam medula. Pars desenden ansa Henle masuk dari korteks ke
dalam medula; pars asenden berjalan balik ke korteks. Pars asenden
kembali ke regio glomerulus nefronnya sendiri, tempat saluran ini
berjalan melewati garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan
eferen. Sel-sel tubulus dan vaskular di titik ini mengalami spesialisasi

Steve Gschmeissner/Photo Researchers, Inc.


untuk membentuk aparatus jukstaglomerulus, suatu struktur yang
terletak di samping glomerulus (juksta artinya "di samping"). Regio
khusus ini berperan penting dalam mengatur fungsi ginjal. Setelah
aparatus jukstaglomerulus, tubulus kembali membentuk kumparan
erat menjadi tubulus distal, yang juga seluruhnya berada di dalam
korteks. Tubulus distal mengalirkan isinya ke dalam duktus atau
tubulus koligentes, dengan masing-masing duktus menerima cairan
dari hingga delapan nefron berbeda. Setiap duktus koligentes
berjalan ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya
(sekarang berubah menjadi urine) ke dalam pelvis ginjal.
Arteriol
eferen NEFRON KORTIKAL DAN JUKSTAMEDULA Dua jenis nefron-
Gambar 14-4 Pemindaian mikrograf elektron sebuab glomerulus dan nefron kortikal dan nefron jukstamedula-dibedakan oleh letak dan
arteriol-arteriol terkaitnya. panjang dari sebagian struktur mereka (Gambar 14-5). Semua
nefron berasal dari korteks, tetapi glomerulus nefron kortikal
terletak di lapisan luar korteks, sedangkan glomerulus nefron
asi dan meninggalkan glomerulus dan masuk ke dalam jukstamedula terletak di lapisan dalam korteks, di samping medula.
komponen tubulus (lihat Gambar 14-3 dan 14-4). Arteriol Keberadaan semua glomerulus dan kapsula Bowman terkaitnya di
eferen adalah satu-satunya arteriol di tubuh yang mengalirkan korteks menjadi penyebab bagian ini tampak granular. Kedua tipe
darah dari kapiler. Biasanya, arteriol bercabang-bacang menjadi nefron ini paling berbeda di bagian ansa Henle. Lengkung tajam di
kapiler-kapiler yang kemudian kembali menyatu membentuk nefron-nefron kortikal hanya sedikit masuk ke medula. Sebaliknya,
venula. Di kapiler glomerulus, tidak terjadi ekstraksi 02 atau lengkung nefron jukstamedula masuk ke seluruh kedalaman
nutrien dari darah untuk digunakan oleh jaringan ginjal serta medula. Selain itu, kapiler peritubulus nefron jukstamedula
tidak terjadi penyerapan produk sisa dari jaringan sekitar. membentuk lengkung vaskular yang dikenal sebagai vasa rekta
Karena itu, darah arteri masuk ke kapiler glomerulus melalui ("pembuluh lurus") yang berjalan merapat ke lengkung panjang
arteriol aferen, dan darah arteri meninggalkan glomerulus Henle. Pada nefron kortikal, kapiler peritubulus tidak membentuk
melalui arteriol eferen. vasa rekta, tetapi melingkari lengkung pendek Henle dengan cara
Arteriol eferen bercabang-cabang menjadi set kapiler kedua, yang sama seperti kapiler peritubulus menyelubungi bagian
kapiler peritubulus, yang memasok jaringan dengan darah dan proksimal dan distal tubulus pada kedua jenis neuron. Sewaktu
penting dalam pertukaran antara sistem tubulus dan darah berjalan melalui medula, duktus koligentes nefron kortikal dan
sewaktu perubahan cairan filtrasi menjadi urine. Kapiler nefron jukstamedula berjalan sejajar dengan pars asenden dan
peritubulus ini, sesuai yang diisyaratkan oleh namanya, melilit desenden lengkung panjang Henle nefron jukstamedula dan vasa
di sekitar sistem tubulus (peri artinya "di sekitar"). Kapiler- rekta. Susunan paralel tubulus dan pembuluh di medula membuat
kapiler peritubulus menyatu membentuk venula yang akhirnya daerah-daerah ini tampak bergaris. Hal yang lebih penting, seperti
mengalirkan isinya ke vena renalis, yaitu saluran bagi darah yang Anda akan lihat, susunan ini-disertai oleh karakteristik
untuk meninggalkan ginjal. permeabilitas dan tranpsor lengkung panjang Henle dan vasa rekta-
berperan kunci dalam kemampuan ginjal menghasilkan urine
KOMPONEN TUBULAR NEFRON Komponen tubular nefron dengan konsentrasi beragam, bergantung pada kebutuhan tubuh.
adalah suatu tabung berongga berisi cairan yang dibentuk oleh Sekitar 80% nefron pada manusia adalah tipe kortikal. Spesies
satu lapisan sel epitel. Meskipun komponen ini adalah saluran dengan kemampuan memekatkan urine yang lebih besar daripada
kontinu dari pangkalnya dekat glomerulus hingga ujungnya di manusia, misalnya tikus gurun, memiliki proporsi nefron
pelvis ginjal, komponen ini dibagi menjadi berbagai segmen jukstamedula yang lebih banyak.
berdasarkan perbedaan struktur dan fungsinya (lihat Gambar
14-3). Komponen tubulus berawal dari kapsula Bowman, suatu
Tiga proses dasar di ginjal adalah filtrasi glomerulus,
"mangkuk" yang berdinding rangkap dan meluas yang
melingkupi glomerulus untuk mengumpulkan cairan dari reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.
kapiler glomerulus. Tiga proses dasar terlibat dalam pembentukan urine: filtrasi
Dari kapsula Bowman, cairan yang difiltrasi mengalir ke glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. Untuk
dalam tubulus proksimal, yang terletak di dalam korteks dan mempermudah visualisasi tentang hubungan antara proses-proses di
membentuk gulungan-gulungan rapat sepanjang sebagian besar ginjal ini, ada baiknya nefron "diuraikan' secara skematis, seperti di
perjalanannya. Segmen berikutnya, ansa Henle, membentuk Gambar 14-6.

   hapter
Nefron jukstamedula: lengkung
Neuron kortikal: tipe
panjang nefron penting dalam
nefron yang paling
menciptakan gradien osmotik
banyak (80% tipe ini)
vertikal medula (20% tipe ini)

Tubulus Glomerulus Kapsula


distal Bowman
Tubulus Tubulus
prosimal distal

Tubulus
proksimal
Korteks

Medula

Pars Duktus Ansa Henle


desenden Pars koligentes
ansa desenden
Henle ansa
Henle Nefron-nefron mengalirkan isinya
ke duktus koligentes yang sama

Vasa rekta
Ke pelvis
ginjal

Untuk mempermudah visualisasi,


ukuran nefrron sangat diperbesar,
dan kapilar peritubulus dihilangkan,
kecuali vasa rekta
Gambar 14-5 Perbandingan nefron jukstamedula dan nefron kortikal. Glomerulus nefron kortikal terletak di korteks bagian luar, sedangkan
glomerulus nefron jukstamedula terletak di bagian dalam korteks di samping medula. Lengkung Henle nefron kortikal hanya sedikit masuk ke medula,
tetapi nefron jukstamedula memiliki lengkung panjang Henle yang masuk jauh ke dalam medula. Kapiler peritubulus nefron jukstamedula membentuk
lengkung berbentuk jepitan rambut yang dikenal sebagai vasa rekta.

FILTRASI GLOMERULUS Sewaktu darah mengalir melalui REABSORPSI TUBULUS Sewaktu filtrat mengalir melalui
glomerulus, plasma bebas-protein tersaring melalui kapiler tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan
glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Dalam keadaan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan
normal, 20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring. dari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini
Proses ini, dikenal sebagai filtrasi glomerulus, adalah disebut reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak
langkah pertama dalam pembentukan urine. Secara rerata, keluar dari tubuh melalui urine tetapi dibawa oleh kapiler
125 mL filtrat glomerulus (cairan yang difiltrasi) terbentuk peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk
secara kolektif melalui seluruh glomerulus setiap menit. diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari, 178,5
Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5 galon) setiap liter, secara rerata, direabsorpsi. Sisa 1,5 liter di tubulus mengalir
hari. Dengan mempertimbangkan bahwa volume rerata ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urine. Secara
plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter, hal ini berarti umum, bahan-bahan yang perlu dikonservasi oleh tubuh secara
bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume plasma sekitar selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang tidak
65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi keluar sebagai dibutuhkan yang harus dikeluarkan tetap berada di urine.
urine, semua plasma akan menjadi urine dalam waktu karenanya dipertahankan di dalam tubuh dan tidak diekskresikan
kurang dari setengah jam! Namun, hal ini tidak terjadi di urine, meskipun mengalir melewati ginjal.
karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan
erat di seluruh panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat SEKRESI TUBULUS Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah
dipertukarkan antara cairan di dalam tubulus dan darah di pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke
dalam kapiler peritubulus. dalam lumen tubulus. Proses ini adalah rute kedua bagi bagi mas-

   535
Arteriol Arteriol difiltrasi sama sekali, masuk ke darah vena dari kapiler peritubulus
aferen eferen dan karenanya dipertahankan di dalam tubuh dan tidak
80% Plasma yang masuk diekskresikan di urine, meskipun mengalir melewati ginjal.
ke glomerulus tidak difiltrasi
dan keluar melalui arteriol
aferen GAMBARAN BESAR PROSES-PROSES DASAR GINJAL Filtrasi
Glomerulus
glomerulus umumnya adalah proses yang indiskriminatif. Kecuali
Kapsula GF
Bowman
sel darah dan protein plasma, semua konstituen di dalam darah-
H20, nutrien, elektrolit, zat sisa, dan sebagainya-secara non-selektif
masuk ke lumen tubulus sebagai aliran masal selama filtrasi-yaitu,
20% Plasma dari 20% plasma yang difiltrasi di glomerulus, segala sesuatu yang
yang masuk ada di bagian plasma tersebut masuk ke kapsula Bowman kecuali
ke glomerulus TR
protein plasma. Proses-proses tubulus yang sangat diskriminatif
difitrasi
Kapiler kemudian bekerja pada filtrat untuk mengembalikan ke darah suatu
TS peritubulus cairan dengan komposisi dan volume yang diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal. Bahan
terfiltrasi yang tak-diinginkan dibiarkan tertinggal di cairan tubulus
Tubulus
ginjal (panjang untuk diekskresikan sebagai urine. Filtrasi glomerulus dapat
keseluruhan, dianggap sebagai pemindahan sebagian dari plasma, dengan semua
Ke sistem vena
keadaan terurai)
(dipertahankan
komponen esensial serta komponen yang perlu dikeluarkan dari
untuk tubuh) tubuh, ke "ban berjalan" yang berakhir di pelvis ginjal, yaitu titik
pengumpulan urine di dalam ginjal. Semua konstituen plasma yang
masuk ban berjalan ini dan kemudian tidak dikembalikan ke plasma
Ekskresi urine
(dikeluarkan di ujung ban akan dikeluarkan dari ginjal sebagai urine. Sistem
dari tubuh) tubulus yang menentukan bagaimana menyelamatkan bahan-bahan
filtrasi yang perlu dipertahankan di dalam tubuh melalui proses
GF = Filtrasi glomerulus-filtrasi non-diskriminatif plasma reabsorpsi sementara membiarkan bahan-bahan yang harus
bebas-protein dari glomerulus ke dalam kapsula Bowman
diekskresi tetap dalam ban berjalan tersebut. Selain itu, sebagian
TR = Reabsorpsi tubulus-perpindahan selektif bahan-bahan bahan tidak saja difiltrasi, tetapi juga disekresikan ke dalam ban
yang terfiltrasi dari lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus berjalan tubulus, sehingga jumlah bahan-bahan tersebut yang
TS = Sekresi tubulus-perpindahan selektif bahan-bahan yang diekskresikan dalam urine lebih besar daripada jumlah yang
tidak terfiltrasi dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus difiltrasi. Untuk banyak bahan, proses-proses ginjal ini berada di
bawah kontrol fisiologik. Karena itu, ginjal menangani setiap
Gambar 14-6 Proses-proses dasar di ginjal. Semua yang disaring atau disekresi, konstituen plasma dengan kombinasi tertentu filtrasi, reabsorpsi,
tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan di urine dan keluar dari tubuh. dan sekresi.
Semua yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, atau sama sekali tidak
disaring, akan masuk ke darah vena dan dipertahankan dalam tubuh. Ginjal hanya bekerja pada plasma, tetapi CES terdiri dari
plasma dan cairan interstisium. Cairan interstisium adalah
uknya bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, dengan yang lingkungan cairan internal sejati di tubuh karena merupakan
pertama adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya sekitar 20% satu-satunya komponen CES yang berkontak langsung dengan
plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus difiltrasi ke sel. Namun, karena terjadi pertukaran bebas antara plasma
dalam kapsul Bowman; sisa 80% mengalir melalui arteriol dan cairan interstisium melalui dinding kapiler (kecuali
eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus protein plasma), komposisi cairan interstisium mencerminkan
merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari komposisi plasma. Karena itu, dengan melakukan peran
plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu reguIatorik dan ekskretorikpada plasma, ginjal mempertahankan
bahan dari 80% plasma yang tidak terfiltrasi di kapiler lingkungan cairan internal yang sesuai agar fungsi sel optimal.
peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di Sebagian besar dari isi bab ini selanjutnya akan ditujukan
tubulus sebagai hasil filtrasi. kepada pembahasan tentang bagaimana proses-proses dasar
ginjal dilakukan dan mekanisme pengaturan mereka untuk
membantu mempertahankan homeostasis.
EKSKRESI Urine Ekskresi urine adalah pengeluaran bahan-
bahan dari tubuh dalam urine. Ini bukan merupakan proses
terpisah, melainkan merupakan hasil dari tiga proses pertama
di atas. Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau Periksa Pemahaman 14.1
disekresikan, tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di tubulus Gambarkan secara skematis nefron yang telah "terurai" dan
dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai gunakan tanda panah untuk menunjukkan arah perpindahan antara
urine dan dikeluarkan dari tubuh (Gambar 14-6). (Jangan komponen tubular dan komponen vaskular selama ketiga proses dasar
mengacaukan ekskresi dengan sekresi.) Perhatikan bahwa di ginjal.
semua yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, atau tidak Bedakan antara nefron kortikal dan nefron jukstamedula.

   hapter
dotel yang membentuk dinding kapiler, tetapi sel endotel sendiri
14.2 I Filtrasi Glomerulus juga dilubangi oleh lubang atau fenestrasi yang besar (lihat h.
381).
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula Bowman
Membran basal adalah lapisan gelatinosa aselular (tidak
harus melewati tiga lapisan berikut yang membentuk membran mengandung sel) yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein
glomerulus (Gambar 14-7): (1) dinding kapiler glomerulus, (2) yang tersisip di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Kolagen
membran basal, dan (3) lapisan dalam kapsula Bowman. Secara
menghasilkan kekuatan struktural, dan glikoprotein menghambat
kolektif, lapisan-lapisan ini berfungsi sebagai saringan halus
filtrasi protein plasma yang kecil. Protein plasma yang lebih besar
molekular yang menahan sel darah dan protein plasma tetapi
tidak dapat difiltrasi karena tidak dapat melewati pori kapiler,
membolehkan H20 dan zat terlarut dengan ukuran molekul lebih
tetapi pori ini masih dapat melewatkan albumin, protein plasma
kecil lewat. Marilah kita bahas tiap-tiap lapisan secara lebih
terkecil. Namun, karena bermuatan negatif, glikoprotein menolak
terperinci.
albumin dan protein plasma lain, yang juga bermuatan negatif.
Karena itu, protein plasma hampir tidak terdapat di dalam filtrat,
Membran glomerulus jauh lebih permeabel dengan kurang dari 1% molekul albumin berhasil lolos ke dalam
daripada kapiler di tempat lain. kapsula Bowman. Protein-protein kecil yang juga ikut terfiltrasi
diangkut oleh tubulus proksimal dengan endositosis, lalu
Dinding kapiler glomerulus terdiri dari selapis sel endotel gepeng. didegradasi menjadi konstituen asam amino yang akan
Lapisan ini ditembus oleh banyak pori besar yang dikembalikan ke dalam darah. Karena itu, normalnya tidak
menyebabkannya 100 kali lebih permeabel terhadap H20 dan zat terdapat protein dalam urine. Sebagian penyakit ginjal yang
terlarut daripada kapiler di bagian lain tubuh. Kapiler glomerolus ditandai oleh adanya albumin berlebihan di dalam urine
tidak hanya memiliki pori yang biasanya ditemukan antara sel en- (albuminuria) disebabkan oleh gangguan pada muatan negatif

Arteriol aferen Arteriol eferen Pori atau Sel


fenetrasi kapiler endotel

Lumen kapiler
glomerulus
1

Glomerulus Lumen
Membran
kapiler 2
basal
Kapsula glomerulus
Bowman Sel
endotel 3
Lumen Membran
kapsula basal
Bowman
Lumen kapsula
Bowman
Lapisan luar
kapsula Bowman Prosesus
kaki podosit Celah Prosesus
filtrasi kaki podosit
Lapisan dalam Celah filtrasi
kapsula Bowman
(podosit) Membran
basal Lumen
Tubulus kontortus proksimal kapiler Celah Sel
Porin atau
fenestrasi kapiler glomerulus filtrasi endotel

Agar dapat terfiltrasi, suatu bahan harus melewati


1
1 pori di antara dan fenestrasi di dalam sel-sel endotel Pori atau
kapiler glomerulus fenetrasi kapiler Dr. Donald Fawcett & D. Friend/Visuals Unlimited

Membran 2
2 Membran basal aseluler basal
3 celah filtrasi di antara prosesus-prosesus kaki podosit
di lapisan dalam kapsula Bowman
3
Prosesus
kaki podosit

Lumen
Gambar 14-7 Lapisan membran glomerulus. kapsula
Bowman

   537
I Melihat lebih dekat
pada fisiologi olahraga Ketika Protein di Urine Tidak Berarti
Penyakit Ginjal

K
albu olahraga berat pendek tampaknya disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas kapiler glomerulus dan disfungsi tubulus.

pada nefritis sering juga terjadi setelah berolahraga, tetapi kondisi ini Disfungsi ginjal reversibel diyakini disebabkan oleh perubahan sirkulasi dan
tidak berbahaya, sementara, dan reversibel. Istilah pseudonefritis atletik hormonal yang terjadi saat berolahraga. Aliran darah ginjal berkurang selama
(pseudo berarti "palsu") digunakan untuk menggambarkan proteinuria berolahraga karena pembuluh ginjal berkonstriksi dan darah dialihkan ke otot
(protein di dalam urine) pascaolahraga (setelah olahraga) ini. Penelitian yang berolahraga. Pengurangan ini berkorelasi positif dengan intensitas
menunjukkan bahwa 70% hingga 80% atlet mengalami proteinuria olahraga. Pada olahraga berintensitas tinggi, aliran darah ginjal dapat
setelah olahraga sangat berat. Kondisi ini terjadi baik pada partisipan berkurang hingga 20% normak. Akibatnya, aliran darah glomerulus juga
olahraga kontak maupun pada olahraga nonkontak sehingga kondisi ini berkurang, tetapi tidak dengan derajat yang sama seperti aliran darah ginjal,
tidak disebabkan oleh trauma fisik terhadap ginjal. Pada satu penelitian, mungkin disebabkan oleh auto regulasi (lihat h. 375 dan 540). Beberapa
subjek yang melakukan lari maksimal jangka-pendek mengekskresikan peneliti berpendapat bahwa penurunan aliran darah glomerulus
lebih banyak protein daripada ketika mereka bersepeda, mengayuh, meningkatkan difusi protein ke dalam lumen tubulus karena semakin lambat
atau berenang dengan intensitas kerja yang sama. Atasan perbedaan aliran darah yang menghabiskan waktu yang lebih banyak di glomerulus,
ini tidak diketahui. semakin banyak proporsi protein plasma yang memiliki waktu untuk keluar
dari membran glomerulus. Perubahan hormonal yang terjadi pada saat
Biasanya hanya sangat sedikit protein plasma yang memasuki
olahraga juga dapat mernengaruhi permeabilitas glomerulus. Misalnya,
glomerulus yang difiltrasi; protein plasma yang difiltrasi direabsorpsi di
injeksi hormon ginjal rennin merupakan cara yang paling banyak diketahui
tubulus sehingga dalam keadaan normal tidak terdapat protein plasma
untuk menginduksi proteinuria secara eksperimentaf. Aktivitas renin plasma
di urine. Dua mekanisme dasaf dapat menyebabkan proteinuria: (1)
meningkat selama olahraga berat dan dapat berkontribusi pada proteinuria
peningkatan permeabilitas glomerulus tanpa perubahan pada
pascaolahraga. Para peneliti juga berhipotesis bahwa reabsorpsi tubular
reabsorpsi tubulus atau (2) gangguan pada reabsorpsi tubulus.
maksimal dicapai selama olahraga berat, yang dapat mengganggu
Penelitian telah menunjukkan bahwa proteinuria yang terjadi selama
reabsorpsi protein.
olahraga ringan hingga sedang disebabkan oleh perubahan pada
permeabilitas glomerulus, sementara proteinuria yang terjadi selama

di membran basal, yang menyebabkan membran Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya
glomerulus lebih permeabel terhadap albumin utama yang menginduksi filtrasi glomerulus.
meskipun ukuran pori kapiler tidak berubah. (Terdapat-
Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat gaya yang
nya protein dalam urine juga dapat terjadi setelah berolahraga, mendorong sebagian plasma di glomerulus menembus lubang-
tetapi bersifat sementara dan tidak berbahaya. Untuk lubang di membran glomerulus. Tidak terdapat pengeluaran energi
pembahasan lebih lanjut, lihatfitur dalam kotak, Melihat Lebih lokal yang berperan dalam memindahkan cairan dari plasma
Dekat pada Fisiologi Olahraga.) menembus membran glomerulus menuju kapsula Bowman. Filtrasi
Lapisan terakhir membran glomerulus adalah lapisan dalam glomerulus dilakukan oleh gaya-gaya fisik pasif yang serupa dengan
kapsula Bowman. Lapisan ini terdiri dari podosit, sel mirip yang bekerja di kapiler di tempat lain.
gurita yang mengelilingi kuntum glomerulus. Setiap podosit Karena glomerulus adalah suatu kuntum kapiler, prinsip-prinsip
memiliki banyak prosesus kaki (podo artinya "kaki"; prosesus dinamika cairan yang sama yang menyebabkan ultrafiltrasi di
adalah tonjolan atau apendiks) memanjang yang saling kapiler lain berlaku di sini (lihat h.384), kecuali untuk dua
menjalin dengan prosesus kaki podosit sekitar, seperti Anda perbedaan penting: (1) Kapiler glomerulus jauh lebih permeabel
menjalinkan jari-jari tangan Anda ketika Anda memegang bola daripada kapiler di tempat lain, sehingga lebih banyak cairan
dengan kedua tangan (Gambar 14-8). Celah sempit di antara difiltrasi untuk tekanan filtrasi yang sama, dan (2) keseimbangan
prosesus-prosesus kaki yang berdampingan, yang dikenal gaya-gaya menembus membran glomerulus adalah sedemikian
sebagai celah filtrasi, membentuk jalur tempat cairan sehingga filtrasi terjadi di keseluruhan panjang kapiler. Sebaliknya,
meninggalkan kapiler glomerulus menuju lumen kapsula keseimbangan gaya-gaya di kapiler lain bergeser sehingga filtrasi
Bowman. terjadi di bagian awal pembuluh tetapi di ujung pembuluh terjadi
Karena itu, rute yang dilalui oleh bahan terfiltrasi melewati reabsorpsi (lihat Gambar 10-23, h. 392).
membran glomerulus seluruhnya berada di luar sel-pertama GAYA-GAYA YANG BERPERAN DALAM FILTRASI
melalui pori kapiler, kemudian melalui membran basal aselular, GLOMERULUS Tiga gaya fisik terlibat dalam filtrasi glomerulus:
dan akhirnya melewati celah filtrasi kapiler (lihat Gambar tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik koloid plasma,
14-7). dan tekanan hidrostatik kapsula Bowman (Tabel 14- 1),

   hapter
Badan sel podosit
M

© F. Spinelli, Don W. Fawcett/Visuals Unlimited


Kekuatan (mm Hg)

Tekanan darah Mendorong filtrasi


kapiler glomerulus
55

Tekanan osmotik Melawan filtrasi


koloid plasma
30
Prosesus kaki Celah filtrasi
Gambar 14-8 Podosit kapsui Bowman dengan prosesus kaki dan celah filtrasi.
Perhatikan celah filtrasi antara prosesus kaki yang berdekatan pada pemindaian
mikrograf elektron ini. Podosit dan prosesus kakinya mengelilingi kapiler glomerulus. Tekanan Melawan filtrasi
hidrostatik
kapsula Bowman

15

1. Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan Tekanan filtrasi Mendorong filtrasi
(hidrostatik) yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler neto (perbedaan
10
glomerulus. Tekanan ini pada akhirnya bergantung pada kontraksi antara gaya yang
jantung (sumber energi yang menghasilkan filtrasi glomerulus) dan mendorong
resistensi terhadap aliran darah yang ditim-bulkan oleh arteriol filtrasi dan gaya
yang melawan
aferen dan eferen. Tekanan darah kapiler glomerulus, dengan nilai
filtrasi)
rerata diperkirakan 55 mm Hg, lebih tinggi daripada tekanan darah
kapiler di tempat lain. Penyebab lebih tingginya tekanan di kapiler
glomerulus adalah diameter arteriol aferen yang lebih besar tempat lain.Kecenderungan H20 untuk berpindah melalui
dibandingkan dengan arteriol eferen (Gambar 14-4). Karena darah osmosis menuruni gradien konsentrasinya sendiri dari kapsula
dapat lebih cepat masuk ke glomerulus melalui arteriol aferen yang Bowman ke dalam glomerulus melawan filtrasi glomerulus.
lebar daripada keluar melalui arteriol eferen yang lebih sempit, Gaya osmotik yang melawan ini memiliki rerata 30 mm Hg,
tekanan darah kapiler glomerulus tetap tinggi akibat terbendungnya yang sedikit lebih tinggi daripada di kapiler lain. Tekanan ini
darah di kapiler glomerulus. Selain itu, karena tingginya resistensi lebih tinggi karena
yang dihasilkan oleh arteriol eferen, tekanan darah tidak memiliki 3. Tekanan hidrostatik kapsula Bowman, tekanan yang
kecenderungan yang sama untuk turun di sepanjang kapiler ditimbulkan oleh cairan di bagian awal tubulus ini,
glomerulus seperti di kapiler lain. Tekanan darah glomerulus yang diperkirakan sekitar 15 mm Hg. Tekanan ini, yang cenderung
tinggi dan tidak menurun ini cenderung mendorong cairan keluar mendorong cairan keluar kapsula Bowman, melawan filtrasi
glomerulus menuju kapsula Bowman di seluruh panjang kapiler cairan dari glomerulus menuju kapsula Bowman.
glomerulus, dan merupakan gaya utama yang menghasilkan filtrasi
glomerulus. LAJU FILTRASI GLOMERULUS Seperti dapat dilihat di Tabel
Sementara tekanan darah kapiler glomerulus mendorong filtrasi, 14-1, gaya-gaya yang bekerja menembus membran glomerulus
dua gaya lain yang bekerja menembus membran glomerulus tidak berada dalam keseimbangan. Gaya total yang mendorong
(tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan hidrostatik kapsula filtrasi adalah tekanan darah kapiler glomerulus pada 55 mm
Bowman) melawan filtrasi. Hg. Jumlah dua gaya yang melawan filtrasi adalah 45 mm Hg.
2. Tekanan osmotik koloid plasma ditimbulkan oleh distribusi tak- Perbedaan neto yang mendorong filtrasi (10 mm Hg) disebut
seimbang protein-protein plasma di kedua sisi membran tekanan filtrasi neto. Tekanan yang ringan ini mendorong
glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi, protein plasma terdapat di cairan dalam jumlah besar dari darah menembus membran
kapiler glomerulus tetapi tidak di kapsula Bowman. Karena itu, glomerulus yang sangat permeabel. Laju filtrasi yang
konsentrasi H20 lebih tinggi di kapsula Bowman daripada di kapiler sebenarnya, laju filtrasi glomerulus (LFG), bergantung tidak
glomerulus. H20 yang difiltrasi keluar darah glomerulus jauh lebih saja pada tekanan filtrasi neto tetapi juga pada seberapa luas
banyak sehingga konsentrasi protein plasma lebih tinggi daripada di permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi dan seb-

539
erapa permeabel membran glomerulus (yaitu, seberapa terutama oleh besar tekanan darah arteri sistemik rerata dan
"bocor" lapisan ini). Sifat-sifat membran glomerulus ini secara resistensi yang ditimbulkan oleh arteriol aferen. Jika resistensi di
kolektif disebut sebagai koefisien filtrasi (Kf). Karena itu, arteriol aferen meningkat, darah yang mengalir ke glomerulus lebih
LFG = Kf x tekanan filtrasi neto sedikit, sehingga LFG berkurang. Sebaliknya, jika resistensi arteriol
aferen berkurang, lebih banyak darah mengalir ke dalam
Dalam keadaan normal, sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerulus dan LFG meningkat. Terdapat dua mekanisme kontrol
glomerulus disaring pada tekanan filtrasi neto 10 mm Hg, yang mengatur LFG, keduanya diarahkan untuk menyesuaikan
melaiui selurub glomerulus secara kolektif menghasilkan 180 aliran darah glomerulus dengan mengatur jari-jari dan, karenanya,
liter filtrat glomerulus setiap hari untuk LFG rerata 125 mL/ resistensi arteriol aferen. Kedua mekanisme ini adalah (1)
mnt pada pria (160 liter filtrat per hari pada LFG rerata 115 autoregulasi, yang ditujukan untuk mencegah perubahan spontan
mL/mnt pada wanita) LFG; dan (2) kontrol simpatis ekstrinsik, yang ditujukan untuk
regulasi jangka-panjang tekanan darah arteri.

Perubahan pada LFG terutama disebabkan oleh MEKANISME YANG BERPERAN DALAM AUTOREGULASI LFG
perubahan tekanan darah kapiler glomerulus. Karena tekanan darah arteri adalah gaya yang mendorong darah
Karena tekanan filtrasi neto yang menyebabkan filtrasi masuk ke dalam glomerulus, tekanan darah kapiler glomerulus dan,
glomerulus hanyalah disebabkan oleh ketidakseimbangan karenanya, LFG akan meningkat berbanding lurus jika tekanan
gaya-gaya fisik yang saling berlawanan antara plasma kapiler arteri meningkat sepanjang faktor lain tidak berubah (Gambar
glomerulus dan cairan kapsula Bowman, perubahan pada 14-9). Demikian juga, penurunan tekanan darah arteri akan
salah satu gaya-gaya fisik ini dapat memengaruhi LFG. Kita menyebabkan penurunan LFG. Perubahan spontan tak-sengaja
akan membahas efek perubahan tiap-tiap gaya fisik ini pada LFG seperti ini umumnya dicegah oleh mekanisme pengaturan
LFG. intrinsik yang dilakukan oleh ginjal sendiri, suatu proses yang
dikenal sebagai autoregulasi (auto artinya "sendiri"). Ginjal dalam
FAKTOR YANG TIDAK DIATUR PADA LFG Tekanan batas-batas tertentu mampu mempertahankan aliran darah ke
osmotik koloid plasma dan tekanan hidrostatik kapsula dalam kapiler glomerulus (dan karenanya stabilitas tekanan darah
Bowman tidak berada di bawah regulasi dan, pada keadaan kapiler glomerulus dan LFG) meskipun terjadi perubahan tekanan
normal, tidak banyak berubah.Namun, keduanya dapat berub- darah arteri. Ginjal melakukannya dengan mengubah diameter
ah pada keadaan patologis dan karenanya arteriol aferen sehingga resistensi terhadap aliran melalui
memengaruhi LFG. Karena tekanan osmotik koloid pembuluh ini dapat disesuaikan. Sebagai contoh, jika LFG
plasma melawan filtrasi, penurunan konsentrasi meningkat akibat peningkatan tekanan darah arteri, tekanan filtrasi
protein plasma, dengan menurunkan tekanan ini, neto dan LFG dapat dikurangi ke normal oleh konstriksi arteriol
menyebabkan peningkatan LFG.Penurunan tak-terkendali aferen, yang menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus
konsentrasi protein plasma dapat terjadi, sebagai contoh, pada (Gambar 14-10a). Penyesuaian lokal ini menurunkan tekanan
pasien luka bakar luas yang kehilangan banyak cairan kaya darah glomerulus dan LFG ke normal.
protein yang berasal dari plasma melalui permukaan kulit Sebaliknya, jika LFG turun akibat penurunan tekanan arteri,
yang terbakar. Sebaliknya, pada situasi ketika tekanan osmotik tekanan glomerulus dapat ditingkatkan ke normal oleh vasodilatasi
koloid plasma meningkat, misalnya pada kasus diare dengan arteriol aferen, yang rnemungkinkan lebih banyak darah masuk
dehidrasi, LFG berkurang. meskipun tekanan pendorong berkurang (Gambar 14-10b).
Tekanan hidrostatik kapsula Bowman dapat meningkat tak- Peningkatan volume darah glomerulus meningkatkan tekanan
terkendali dan filtrasi dapat menurun akibat obstruksi saluran darah glomerulus, yang pada gilirannya membawa LFG kembali ke
kemih, misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat. normal.
Terbendungnya cairan di belakang obstruksi menyebabkan Dua mekanisme intrarenal berperan dalam autoregulasi: (1)
tekanan hidrostatik kapsula meningkat. mekanisme miogenik, yang berespons terhadap perubahan tekanan
di dalam komponen vaskular nefron; dan (2) mekanisme umpan-
balik tubuloglomerulus, yang mendeteksi perubahan kadar garam di
PENYESUAIAN TERKONTROL PADA LFG Tidak seperti
cairan yang mengalir melalui komponen tubular nefron.
tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan hidrostatik
kapsula Bowman-yang mungkin tidak terkendali pada
berbagai keadaan penyakit dan karenanya mengubah LFG ■ Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos vaskular
tanpa dikehendaki-tekanan darah kapiler glomerulus dapat (miogenik artinya "dihasilkan oleh otot"). Otot polos vaskular
dikontrol untuk menyesuaikan LFG agar memenuhi arteriol berkontraksi secara inheren sebagai respons terhadap
kebutuhan tubuh. Anggap bahwa semua faktor lain tetap peregangan yang menyertai peningkatan tekanan di dalam
konstan, jika tekanan darah kapiler glomerulus naik, tekanan pembuluh (lihat h. 375). Karena itu, arteriol aferen secara otomatis
filtrasi neto naik dan LFG juga meningkat. Besar tekanan berkonstriksi sendiri ketika teregang akibat peningkatan tekanan
darah kapiler glomerulus bergantung pada laju aliran darah di darah arteri. Respons ini membantu membatasi aliran darah ke
dalam masing-masing glomerulus. Jumlah darah yang dalam glomerulus ke normal meskipun tekanan arteri meningkat.
mengalir ke dalam sebuah glomerulus per menit ditentukan Sebaliknya, relaksasi inheren arteriol aferen yang tidak teregang

   hapter
Glomerulus mengompensasi perubahan tekanan arteri
sehingga fluktuasi LFG yang tidak
diinginkan dapat dicegah, meskipun
Arteriol eferen Tekanan
darah kapiler
tekanan glomerulus cenderung mengikuti
Tekanan darah arteri perubahan tekanan arteri. Tekanan arteri
(meningkatkan aliran glomerulus
darah ke glomerulus) rerata normal adalah 93 mm Hg, sehingga
Teanan kisaran ini mencakup perubahan sementara
filtrasi neto tekanan darah yang menyertai aktivitas
sehari-hari yang tidak berkaitan dengan
kebutuhan untuk ginjal mengatur ekskresi
H20 dan garam, misalnya peningkatan
GFR normal tekanan darah saat olahraga.
Gambar 14-9 Efek langsung tekanan darah arteri pada laju fiitrasi glomerulus (LFG).
Autoregulasi penting karena pergeseran
LFG yang tidak diinginkan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan berbahaya pada cairan,
ketika tekanan di dalam pembuluh berkurang meningkatkan aliran elektrolit, dan zat sisa. Karena paling tidak sebagian dari
darah ke dalam glomerulus meskipun tekanan arteri turun. cairan yang difiltrasi selalu diekskresikan, jumlah cairan yang
diekskresikan di urine secara otomatis meningkat jika LFG
■ Mekanisme umpan-balik tubuloglornerulus (tubuloglomerular meningkat. Jika tidak ada autoregulasi, LFG akan meningkat
feedback mechanism, TFG) melibatkan aparatus jukstaglomerulus, dan H20 serta zat terlarut akan terbuang sia-sia akibat
yaitu kombinasi khusus sel tubular dan vaskular tempat tubulus, meningkatnya tekanan darah arteri saat olahraga berat. Jika,
setelah memutar balik terhadap dirinya sendiri, berjalan melewati sebaliknya, LFG terlalu rendah maka ginjal kurang mampu
sudut yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen sewaktu mengeluarkan zat sisa, kelebihan elektrolit, dan bahan lain
keduanya menyatu dengan glomerulus (Gambar 14-11; lihat juga yang harus diekskresikan. Karena itu, autoregulasi meredam
Gambar 14-3, h. 533). Sel-sel otot polos di dinding arterol aferen di efek langsung perubahan tekanan arteri pada LFG serta
bagian ini secara khusus membentuk sel granular, yang dinamai ekskresi H20, zat terlarut, dan zat sisa.
demikian karena sel-sel ini memiliki banyak granula sekretorik. Sel
tubulus khusus di regio ini secara kolektif dinamai makula densa. Glomerulus
Sel-sel makula densa mendeteksi perubahan kadar garam cairan
yang melewati mereka melalui tubulus.
Arteriol aferen Tekanan
Jika LFG meningkat akibat peningkatan tekanan arteri, cairan Arteriol eferen
darah
yang difiltrasi dan mengalir melalui tubulus distal lebih besar glomerulus
daripada normal. Sebagai respons terhadap peningkatan penyaluran
garam ke tubulus distal, sel-sel makula densa mengeluarkan Tekanan
adenosin dan ATP, yang bekerja secara parakrin lokal pada arteriol Vasokonstriksi filtrasi neto
(menurunkan aliran
aferen sekitar untuk menyebabkannya berkonstriksi sehingga aliran darah ke dalam glomerulus)
darah glomerulus berkurang dan LFG kembali ke normal. Pada
situasi yang berbeda, ketika lebih sedikit garam yang dihantarkan ke
tubulus distal karena penurunan spontan LFG diikuti penurunan GFR
tekanan arterial, lebih sedikit ATP dan adenosin yang dilepaskan (a) Vasokonstraksi arteriol mengurangi LFG
oleh sel makula densa. Vasodilatasi arteriol aferen yang
dihasilkannya meningkatkan LFG, memulihkan LFG kembali ke
Glomerulus
normal. Untuk menambahkan kontrol yang lebih tepat atas umpan
balik tubuloglomerular, sel makula densa juga menyekresi
Arteriol aferen
vasodilator nitrat oksida, yang menghentikan kerja ATP dan Tekanan Arteriol eferen
adenosin pada arteriol aferen. Melalui mekanisme TGF, tubulus darah
suatu nefron mampu memantau kadar garam di cairan yang glomerulus
mengalir melaluinya dan mengatur laju filtrasi melalui
Tekanan
glomerulusnya sendiri agar cairan di awal tubulus distal dan filtrasin neto
Vasokonstriksi
penyaluran garam konstan. (menurunkan aliran
darah ke dalam glomerulus)

PENTINGNYA AUTOREGULASI LFG Mekanisme umpan balik


GFR
tubuloglomerulus dan miogenik bekerja bersama untuk melakukan
autoregulasi terhadap LFG dalam kisaran tekanan darah arteri (b) Vasodilatasi arteriol meningkatkan LFG
rerata 80 hingga 180 mm Hg. Di dalam rentang yang luas ini, Gambar 14-10 Penyesuaian kaliber arteriol eferen untuk mengubah LFG.
penyesuaian autoregulatorik intrinsik resistensi arteriol aferen dapat

   541
Lumen
Endothelial
kapsula Bowman
cell
Sel
endotel

Tubulus
distal Smooth
Arteriol muscle
eferen Kapsula cell
Bowman

Aparatus Podosit
Arteriol jukstaglomerulus
aferen
Kapiler
Sel glomerular
mesangial

Makula
densa Sel granula

Tubulus
distal

Aparatus Afferent
jukstaglomerulus arteriole
Gambar 14-11 Aparatus jukstaglomerulus. Aparatus jukstaglomerulus terdiri dari sel-sel vaskular khusus (sel granular) dan sel-sel tubular
khusus (makula densa) di titik tempat tubulus distal menembus garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan arteriol eferen nefron yang sama.

Ketika perubahan pada tekanan arteri rerata jatuh di luar untuk berkurangnya volume plasma adalah penurunan pengeluaran
kisaran autoregulasi, mekanisme ini tidak dapat urine sehingga lebih banyak cairan yang ditahan di tubuh.
mengompensasi. Oleh sebab itu, perubahan dramatis pada Pengeluaran urine berkurang sebagian karena penurunan LFG; jika
tekanan arteri rerata (<80 mm Hg atau >180 mm Hg) secara cairan yang difiltrasi berkurang maka yang tersedia untuk
langsung menyebabkan tekanan kapiler glomerolus dan LFG diekskresikan juga berkurang.
menurun atau meningkat sesuai proporsi terhadap perubahan
pada tekanan arterial. PERAN REFLEKS BARORESEPTOR PADA KONTROL
EKSTRINSIK LFG Tidak ada mekanisme baru yang diperlukan
PENTINGNYA KONTROL SIMPATIS EKSTRINSIK PADA untuk menurunkan LFG. LFG diturunkan oleh respons refleks
LFG Selain mekanisme autoregulasi intrinsik yang dirancang baroreseptor terhadap penurunan tekanan darah (Gambar 14-12).
untuk menjaga LFG konstan meskipun terjadi fluktuasi Selama refleks ini, terjadi vasokonstriksi akibat pengaruh simpatis
tekanan darah arteri, LFG dapat diubah dengan sengaja-bahkan di sebagian besar arteriol di seluruh tubuh (termasuk arteriol
ketika tekanan darah arteri berada dalam kisaran autoregulasi- aferen) sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan
oleh mekanisme kontrol ekstrinsik yang Efek langsung tekanan resistensi perifer total. Arteriol aferen memiliki reseptor adrenergik
darah arteri pada laju filtrasi glomerulusmengalahkan respons ai (h. 258) dan disarafi oleh serat vasokonstriktor simpatis jauh
autoregulasi. Kontrol ekstrinsik LFG, yang diperantarai oleh lebih banyak dibandingkan dengan arteriol eferen. Ketika arteriol
sinyal sistem saraf simpatis ke arteriol aferen, ditujukan untuk aferen yang membawa darah ke glomerulus berkonstriksi akibat
mengatur tekanan darah arteri jangka panjang. Sistem saraf peningkatan aktivitas simpatis, darah yang mengalir ke dalam
parasimpatis tidak memiliki pengaruh apapun pada ginjal. glomerulus akan lebih sedikit daripada normal sehingga tekanan
Jika volume plasma berkurang-sebagai contoh, akibat darah kapiler glomerulus menurun (lihat Gambar 14-10a).
perdarahan-penurunan tekanan darah arteri yang terjadi Penurunan LFG yang terjadi, pada gilirannya, mengurangi volume
dideteksi oleh baroreseptor arkus aorta dan sinus karotis, yang urine. Dengan cara ini, sebagian H20 dan garam yang seharusnya
memicu refieks saraf untuk meningkatkan tekanan darah ke keluar melalui urine dapat dipertahankan di dalam tubuh, dalam
arah normal (lihat h. 395). Respons refleks ini dikoordinasikan jangka-panjang membantu memulihkan volume plasma ke normal
oleh pusat kontrol kardiovaskular di batang otak dan terutama sehingga penyesuaian-penyesuaian kardiovaskular jangka-pendek
diperantarai oleh peningkatan aktivitas simpatis ke jantung dan yang telah terjadi tidak lagi dibutuhkan. Mekanisme lain, misalnya
pembuluh darah. Meskipun peningkatan curah jantung dan meningkatnya reabsorpsi H20 dan garam oleh tubulus serta
resistensi perifer total yang terjadi membantu meningkatkan meningkatnya rasa haus (dijelaskan lebih terperinci di bagian lain),
tekanan darah menuju normal dalam jangka waktu pendek, juga ikut berperan dalam pemeliharaan tekanan darah jangka-
volume plasma tetap kurang. Dalam jangka panjang, volume panjang dengan membantu memulihkan volume plasma, meskipun
plasma harus dipulihkan ke normal. Salah satu kompensasi volume darah berkurang.
   hapter
Penyesuaian Penyesuaian SebaIiknya, jika tekanan darah meningkat
Tekanan darah arteri
jangka-pendek untuk jangka-panjang (misalnya akibat ekspansi volume plasma
setelah ingesti cairan berlebihan), respons
sebaliknya yang terjadi. Ketika baroreseptor
Deteksi oleh baroreseptor mendeteksi peningkatan tekanan darah,
Tekanan
arkus aorta dan sinus aktivitas vasokonstriktor simpatis ke arteriol,
darah arteri karotis
termasuk arteriol aferen ginjal, menurun secara
refleks sehingga terjadi vasodilatasi arteriol
Curah
aferen. Karena darah yang masuk ke glomerulus
Aktivitas simpatis melalui arteriol aferen yang melebar bertambah,
jantung
tekanan darah kapiler glomerulus meningkat
sehingga LFG juga meningkat (lihat Gambar
Resistensi
Vasokontriksi arteriol
14-10b).Karena cairan yang difiltrasi
perifer meningkat, jumlah yang tersedia untuk
generalisata
total
dieliminasi melalui urine juga meningkat.
Penurunan reabsorpsi H20 dan garam di
tubulus oleh pengaruh hormon juga
Vasokonstriksi arteriol berkontribusi dalam meningkatkan volume
aferen
urine. Kedua mekanisme ginjal ini-peningkatan
filtrasi glomerulus dan penurunan reabsorpsi
H20 dan garam oleh tubulus-meningkatkan
Tekanan darah volume urine dan mengeluarkan kelebihan
kapiler gtomerulus cairan dari tubuh. Penurunan rasa haus dan
asupan cairan juga membantu memulihkan
tekanan darah yang meningkat ke normal dalam
GFR
jangka panjang.

LFG dapat dipengaruhi oleh


perubahan dalam koefisien filtrasi.
Volume urine
Sejauh ini kita telah membahas perubahan LFG
sebagai akibat perubahan dalam tekanan filtrasi
Konservasi cairan neto. Namun, laju filtrasi glomerulus juga
dan garam bergantung pada koefisien filtrasi (Kf) selain
tekanan filtrasi neto. Selama bertahun-tahun Kf
dianggap sebagai suatu konstanta, kecuali pada
Tekanan darah arteri
keadaan penyakit ketika membran glomerulus
menjadi lebih bocor daripada biasa. Riset-riset
Gambar 14-12 Refleks baroreseptor memengaruhi LFG dalam regulasi jangka-panjang baru menunjukkan bahwa Kf dapat mengalami
tekanan darah arteri.
perubahan di bawah kontrol fisiologik. Dua
faktor yang memengaruhi Kf-luas permukaan
dan permeabilitas membran glomerulus-dapat dimodifikasi (selain mendorong vasokonstriksi arteriol aferen) yang digunakan
oleh aktivitas kontraktil di dalam membran. oleh sistem saraf simpatis untuk menurunkan LFG.
Luas permukaan yang tersedia untuk filtrasi di dalam Podosit juga memiliki filamen kontraktil mirip-aktin, yang
glomerulus diwakili oleh permukaan dalam kapiler glomerulus kontraksi atau relaksasinya masing-masing dapat menurunkan atau
yang berkontak dengan darah. Setiap kuntum kapiler meningkatkan jumlah celah filtrasi yang terbuka di membran dalam
glomerulus disatukan oleh sel mesangium (lihat Gambar 14- kapsula Bowman dengan mengubah bentuk dan jarak prosesus
11). Sel-sel ini mengandung elemen kontraktil (yaitu, filamen kakinya (Gambar 14-13). Jumlah celah adalah penentu
mirip-aktin). Kontraksi sel-sel mesangium ini menutup permeabilitas; semakin banyak celah yang terbuka, semakin besar
sebagian kapiler filtrasi, mengurangi luas permukaan yang permeabilitas. Aktivitas kontraktil podosit, yang memengaruhi
tersedia untuk filtrasi di dalam kuntum glomerulus. Ketika permeabilitas dan Kf, berada di bawah kontrol fisiologik oleh
tekanan filtrasi neto tidak berubah, penurunan Kf ini mekanisme yang belum sepenuhnya dipahami.
menurunkan LFG. Stimulasi simpatis menyebabkan sel Sebelum mengalihkan perhatian ke proses reabsorpsi tubulus,
mesangium berkontraksi dan merupakan mekanisme kedua marilah kita teliti persentase curah jantung yang mengalir ke ginjal.

   543
Lumen kapiler internal. Sebagian besar darah yang mengalir ke ginjal bukan untuk
glomerulus mendarahi jaringan ginjal, tetapi untuk disesuaikan dan dimurnikan
Sel endotel
oleh ginjal secara rerata, 20% hingga 25% darah yang dipompa
Membran
basal glomerulus keluar oleh jantung setiap menit "mengalir ke pembersih" dan bukan
glomerulus melaksanakan tugas normalnya bertukar bahan dengan jaringan.
Hanya dengan pemrosesan terus-menerus darah dalam jumlah
besar tersebut barulah ginjal dapat dengan presisi mengatur volume
dan komposisi elektrolit dalam lingkungan internal dan secara
adekuat mengeluarkan produk sisa metabolik dalam jumlah besar
yang terus-menerus diproduksi.

Lumen Periksa Pemahaman 14.2


Prosesus kaki podosit Celah filtrasi kapsula
Bowman Buatlah tabel yang menunjukkan efek dan besar gaya-gaya yang
terlibat dalam filtrasi glomerulus.
(a) Peningkat Kf pada relaksasi podosit
Diskusikan bagaimana kontrol ekstrinsik LFG dilaksanakan dan
pentingnya mekanisme ini.

14.3 I Reabsorpsi Tubulus


Semua konstituen plasma kecuali protein secara tanpa pandang bulu
difitrasi bersama melalui kapiler glomerulus. Selain zat sisa dan
kelebihan bahan yang harus dikeluarkan oleh tubuh, cairan filtrasi
juga mengandung nutrien, elektrolit, dan bahan lain yang
dibutuhkan oleh tubuh. Memang, melalui filtrasi glomerulus yang
terus-menerus, jumlah bahan-bahan yang terfiltrasi per hari ini
(b) Peningkatan Kf pada kontraksi podosit bahkan Iebih besar daripada yang ada di tubuh. Bahan-bahan
esensial yang terfiltrasi dikembalikan ke tubuh melalui reabsorpsi
Gambar 14-13 Perubahan jumlah celah filtrasi yang terbuka akibat
tubulus, transfer diskret bahan-bahan dari lumen tubulus ke dalam
relaksasi dan kontraksi podosit. (a) Relaksasi podosit memperkecil bagian
basal prosesus kaki, meningkatkan jumrah celah filtrasi yang terbuka penuh di
kapiler peritubulus.
daerah tersebut. (b) Kontraksi podosit mendatarkan prosesus kaki sehingga
jumlah celah filtrasi di antaranya berkurang. (Sumber: Diadaptasi dari Federation Reabsorpsi tubulus adalah proses yang luar biasa,
Proceedings, vol. 42, h. 3046-3052, 1983: Dicetak ulang dengan izin.) sangat selektif, dan bervariasi.
Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses yang sangat selektif. Semua
Hal ini akan lebih memperkuat konsep berapa banyak konstituen kecuali protein plasma memiliki konsentrasi yang sama
darah yang mengalir melalui ginjal dan berapa banyak di filtrat glomerulus dan di plasma. Pada sebagian besar kasus,
cairan yang terfiltrasi serta diproses oleh tubulus. jumlah setiap bahan yang diserap adalah jumlah yang diperlukan
untuk mernpertahankan komposisi dan volume lingkungan cairan
internal yang sesuai. Secara umum, tubulus memiliki kapasitas
Ginjal secara normal menerima 20% hingga
reabsorpsi yang besar untuk bahan-bahan yang dibutuhkan oleh
25% curah jantung. tubuh dan kecil atau tidak ada untuk bahan-bahan yang tidak
Pada Kf dan tekanan filtrasi neto rerata, 20% plasma yang bermanfaat (Tabel 14-2). Karena itu, hanya sedikit, kalaupun ada,
masuk ke ginjal diubah menjadi filtrat glomerulus. Hal ini konstituen plasma yang terfiltrasi dan bermanfaat bagi tubuh
berarti bahwa pada LFG rerata 125 mL/mnt, aliran plasma terdapat di urine karena sebagian besar telah direabsorpsi dan
ginjal total harus rerata 625 mL/mnt. Karena 55% dari dikembalikan ke darah. Hanya bahan esensial, mis. elektrolit, yang
keseluruhan darah terdiri dari plasma (yaitu, hematokrit = 45; berlebihan yang dieksreksikan di urine. Untuk konstituen plasma
lihat h. 410), aliran darah total melalui ginjal rerata adalah 1140 esensial yang diatur oleh ginjal, kapasitas reabsorpsi dapat bervariasi
mL/mnt. Jumlah ini adalah sekitar 22% curah jantung total bergantung pada kebutuhan tubuh. Sebaliknya, sebagian besar
yang besarnya 5 liter (5000 mL) per menit, meskipun ginjal produk sisa yang terfiltrasi terdapat di urine. Bahan sisa ini, yang
membentuk kurang dari 1% berat badan total. tidak bermanfaat dan bahkan berpotensi merugikan tubuh jika
Ginjal perlu menerima proporsi curah jantung yang dibiarkan menumpuk, sama sekali tidak direabsorpsi. Zat-zat ini
sedemikian besar karena organ ini harus terus-menerus menetap di tubulus untuk dikeluarkan di urine. Sewaktu H20 dan
melakukan fungsi regulatorik dan ekskretorik terhadap darah bahan penting lain direabsorpsi, produk-produk sisa yang tertinggal
dalam jumlah besar yang dialirkan padanya untuk di cairan tubulus menjadi sangat pekat.
mempertahankan stabilitas lingkungan cairan Dari 125 mL/mnt cairan yang terfiltrasi, biasanya 124 mL/ mnt di-

   hapter
mereka disatukan oleh taut erat (lihat h. 66.) di tepi-tepi lateral
dekat membran luminal mereka, yang menghadap ke lumen
tubulus. Cairan interstisium terletak di celah antara sel-sel
Terfiltrasi oleh Ginjal yang berdekatan-ruang lateral-serta di antara tubulus dan
kapiler. Membran basolateral menghadap cairan interstisium
di bagian basal dan tepi lateral sel. Taut erat umumnya
menghambat bahan mengalir di antara sel sehingga bahan
Persentase Rerata harus menembus sel untuk meninggalkan lumen tubulus dan
Ekskresi Bahan
masuk ke darah.
R yang Telfiltrasi

TRANSPOR TRANSEPITEL Untuk dapat direabsorpsi,


1
suatu bahan harus melewati lirna sawar terpisah (nomor
Natrium 0.5 berikut ini sesuai dengan sawar yang dinomori di Gambar
Glukosa 0 14-14):
Urea (suatu produk 50 Bahan harus meninggalkan cairan tubulus dengan
1
sisa)
melewati membran luminal sel tubulus.
Fenol (suatu produk 100 Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke
2
sisa) sisi lainnya.
3 Bahan harus melewati membran basolateral sel tubulus
reabsorpsi. Dengan melihat besarnya filtrasi glomerulus, besar untuk masuk ke cairan interstisium.
reabsorpsi tubulus adalah luar biasa: Tubulus biasanya Bahan harus berdifusi melalui cairan interstisium.
4
mereabsorpsi 99% H20 yang terfiltrasi (47 galon/hari), 100%
5 Bahan harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke
gula yang terfiltrasi (0,4 pon/hari), dan 99,5% garam yang
plasma darah
terfiltrasi (3,5 pon/hari).
Keseluruhan rangkaian langkah ini dikenal sebagai
Reabsorpsi tubulus melibatkan transpor transpor transepitel (transepitel berarti "menembus epitel").
transepitel.
Di seluruh panjangnya, dinding tubulus memiliki ketebalan REABSORPSI PASIF VERSUS AKTIF jenis reabsorpsi
satu sel dan terletak dekat dengan kapiler peritubulus yang tubulus-pasif dan aktif-bergantung pada apakah diperlukan
mengelilinginya (Gambar 14-14). Sel-sel tubulus yang berde pengeluaran energi lokal untuk mereabsorpsi bahan tertentu.
berdekatan tidak berkontak satu sama lain kecuali di tempat Pada reabsorpsi pasif, semua tahap dalam transpor transepitel
Lumen Sel epitel Cairan Kapiler
tubulus tubulus interstisium peritubulus

Filtrat Plasma
Taut
erat

Membran Ruang lateral


luminal

1 2 3 4 5

Membran Capillary
basolateral wall

Agar dapat direabsorpsi (berpindah dari filtrat ke plasma), suaru bahan harus melewati lima sawar berbeda:

1 Memebran sel luminal 3 Membran sel basolateral 5 Dinding kapler

2 Sitosol 4 Cairan instersium


Gambar 14-14 Tahap-tahap transpot transepitel.

Sistem Kemih 545


suatu bahan dari lumen tubulus ke plasma Kapiler
bersifat pasif, yaitu tidak ada pengeluaran Lumen Sel tubulus Cairan insterstisium peritubulus
energi pada perpindahan neto bahan, yang
terjadi dengan menuruni gradien elektrokimia
atau osmotik. Sebaliknya, reabsorpsi aktif
berlangsung jika salah satu dari tahap-tahap
Na+ Na+
dalam transpor transepitel suatu bahan
memerlukan energi, bahkan jika keempat
tahap lainnya bersifat pasif. Pada reabsorpsi Kanal K+
aktif, perpindahan neto bahan dari lumen Na+atau
karier Pompa Na+-
tubulus ke plasma terjadi melawan gradien kontranspor ATP K+ basolateral
elektrokimia. Bahan yang secara aktif
direabsorpsi bersifat penting bagi tubuh, K+
misalnya glukosa, asam amino, dan nutrien
Na+ Na+ Na+

organik lainnya, serta Na+ dan elektrolit lain Ruang lateral


seperti P043-. Di sini tidak secara spesifik
dijelaskan proses reabsorpsi masing-masing
bahan yang difiltrasi untuk dikembalikan ke Kunci
plasma, tetapi akan diperlihatkan contoh
= Transpor aktif ion melawan gradien konsentrasi
ilustratif mekanisme umum yang berperan, = Perpindahan pasif ion menurun gradien konsentrasi
setelah mula-mula kita menguraikan
reabsorpsi Na+ yang penting dan unik. Gambar 14-15 Reabsorpsi natrium. Pompa Na+-K+ basolateral secara aktif memindahkan Na+ dari
sel tubulus ke dalam cairan interstisium di dalam ruang lateral. Proses ini menciptakan suatu gradien
konsentrasi untuk perpindahan pasif Na+ dari lumen ke dalam sel tubulus dan dari ruang lateral ke
Pompa N+-K+ ATpase aktif di dalam kapiler peritubulus, menghasilkan perpindahan neto Na+ dari lumen tubulus ke dalam darah
membran basolateral penting bagi pada suatu proses yang memerlukan energi.
reabsorpsi Na+.
Reabsorpsi natrium bersifat unik dan kompleks. Dari
energivtotal yang dikeluarkan oleh ginjal, 80% digunakan an karier Na+-K+ ATPase dependen-energi yang terletak di
untuk transpor Na+ yang menunjukkan pentingnya proses ini. membran basolateral sel tubulus (Gambar 14-15). Pembawa
Tidak seperti kebanyakan zat terlarut yang terfiltrasi, Na+ ini sama dengan pompa Na+-K+ yang terdapat di semua sel
direabsorpsi hampir di sepanjang tubulus, tetapi dengan yang secara aktif mengeluarkan Na+ dari sel (lihat h. 78).
derajat berbeda-beda di bagian yang berbeda. Dari Na+ yang Sewaktu pompa basolateral memindahkan Na+ keluar sel
difiltrasi, 99,5% secara normal direabsorpsi. Dari Na+ yang tubulus ke dalam ruang lateral, konsentrasi Na+ intrasel terjaga
direabsorpsi, sekitar 67% direabsorpsi di tubulus proksimaI, tetap rendah sementara konsentrasi Na+ di ruang lateral terus
25% di ansa Henle, dan 8% di tubulus distal dan koligentes. meningkat; yaitu, pompa ini memindahkan Na+ melawan
Reabsorpsi natrium memiliki peran penting berbeda-beda di gradien konsentrasi. Karena konsentrasi Na+ intrasel dijaga
tiap-tiap segmen tersebut, seperti akan tampak seiring dengan tetap rendah oleh aktivitas pompa basolateral, terbentuk
berlanjutnya pembahasan kita. Inilah sekilas peran-peran gradien konsentrasi yang mendorong perpindahan pasif Na+
tersebut. dari konsentrasinya yang lebih tinggi di lumen tubulus
■ Reabsorpsi natrium di tubulus proksimal berperan penting menembus batas luminal ke dalam sel tubulus. Sifat dasar
dalam reabsorpsi glukosa, asam amino, H20, Cl-, dan urea. saluran Na+ luminal dan karier yang memungkinkan
■ Reabsorpsi natrium di pars asendens ansa Henle, bersama
perpindahan Na+ dari lumen ke dalam sel bervariasi di
dengan reabsorpsi Cl-, berperan sangat penting dalam berbagai bagian tubulus, tetapi bagaimanapun perpindahan
kemampuan ginjal menghasilkan urine dengan konsentrasi Na+ menembus membran luminal selalu merupakan proses
dan volume bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh pasif. Sebagai contoh, di tubulus proksimal, Na+
untuk menghemat atau mengeluarkan H20. menyeberangi batas luminal oleh karier kotranspor yang
■ Reabsorpsi natrium di tubulus distal dan koligentes bervariasi
secara bersamaan memindahkan Na+ dan suatu nutrien
organik, misalnya glukosa dari lumen ke dalam sel. Anda akan
dan berada di bawah kontrol hormon. Reabsorpsi ini berpeian
segera belajar lebih banyak tentang proses kotranspor ini.
kunci dalam mengatur volume CES, yang penting dalam
Sebaliknya, di duktus koligentes, Na+ menyeberangi batas
kontrol jangka-panjang tekanan darah arteri, dan juga sebagian
luminal melalui suatu saluran Na+. yang bocor (lihat h. 63).
berkaitan dengan sekresi K+.
Setelah masuk ke dalam sel melewati batas luminal melalui
Natrium direabsorpsi di sepanjang tubulus kecuali di pars cara apapun, Na+ secara aktif dikeluarkan ke ruang lateral oleh
desenden ansa Henle. Nanti Anda akan mempelajari makna pompa Na+-K+ basolateral. Langkah ini sama di seluruh
dari pengecualian ini. Di seluruh segmen tubulus yang tubulus. Natrium terus berdifusi menuruni gradien
mereabsorpsi Na+, tahap aktif dalam reabsorpsi Na+ melibatk- konsentrasi dari konsentrasinya yang tinggi di ruang lateral ke

   hapter
dalam cairan interstisium sekitar dan akhirnya ke dalam arteriol aferen. Ketika mendeteksi penurunan tekanan darah,
pembuluh darah peritubulus. Karena itu, transpor neto Na+ sel granular ini mengeluarkan lebih banyak renin.
dari lumen tubulus ke dalam darah berlangsung dengan 2. Sel makula densa di bagian tubulus aparatus jukstaglomer-
menggunakan energi. ulus peka terhadap NaCl yang melewatinya melalui lumen
Pertama mari kita membahas pentingnya regulasi reabsorpsi tubulus. Sebagai respons terhadap penurunan NaCl, sel makula
Na+ di bagian distal nefron dan meneliti bagaimana kontrol ini densa memicu sel granular untuk mengeluarkan lebih banyak
terlaksana. Kemudian kita akan mengulas secara lebih renin.
terperinci peran reabsorpsi Na+ di tubulus proksimal dan di 3. Sel granular disarafi oleh sistem saraf simpatis. Ketika
ansa Henle. tekanan darah turun di bawah normal, refleks baroreseptor
meningkatkan aktivitas simpatis. Sebagai bagian dari respons
Aldosteron merangsang reabsorpsi Na+ di refleks ini, peningkatan aktivitas simpatis merangsang sel
tubulus distal dan koligentes. granular mengeluarkan lebih banyak renin.
Di tubulus proksimal dan ansa Henle, terjadi reabsorpsi Na+ Sinyal-sinyal yang saling terkait untuk meningkatkan sekresi
yang terfiltrasi dengan persentase tetap berapapun beban Na+ renin ini semuanya menunjukkan perlunya meningkatkan
(jumlah total Na+ di cairan tubuh, bukan konsentrasi Na+ di volume plasma untuk meningkatkan tekanan arteri ke normal
cairan tubuh). Di tubulus distal tubulus dan koligentes, dalam jangka panjang. Melalui serangkaian proses kompleks
sebagian kecil reabsorpsi Na+ yang terfiltrasi berada di bawah yang melibatkan SRAA, peningkatan sekresi renin
kontrol hormon. Tingkat reabsorpsi terkontrol ini, berbanding menyebabkan peningkatan reabsorpsi Na+ oleh tubulus distal
terbalik dengan tingkat beban Na+ di tubuh. Jika Na+ terlalu dan koligentes (dengan klorida secara pasif mengikuti
banyak, hanya sedikit dari Na+ yang terkontrol ini direabsorpsi; perpindahan aktif Na+). Manfaat akhir dari retensi garam ini
Na+ ini akan keluar melalui urine sehingga kelebihan Na+ dapat adalah bahwa retensi tersebut mendorong retensi H2O secara
dikeluarkan dari tubuh. Jika terjadi kekurangan Na+ maka osmosis, yang membantu memulihkan volume plasma.
sebagian besar atau seluruh Na+ yang terkontrol ini Mari kita mempelajari secara lebih terperinci mekanisme
direabsorpsi, menghemat Na+ tubuh yang seharusnya keluar SRAA yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan
melalui urine. reabsorpsi Na+ (Gambar 14-16). Setelah disekresikan ke dalam
darah, renin bekerja sebagai enzim untuk mengaktifkan
Beban Na+ di tubuh tercermin dalam volume CES. Natrium
angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensinogen
dan ion Cl- membentuk lebih dari 90% aktivitas osmotik CES.
adalah suatu protein plasma yang disintesis oleh hati dan selalu
Ketika kita membicarakan beban Na+ yang dimaksud adalah
terdapat di plasma dalam konsentrasi tinggi. Ketika melewati
beban garam juga, karena Cl- menyertai Na+. (NaC1 adalah
paru melalui sirkulasi paru, angiotensin I diubah menjadi
garam dapur.) Beban Na+ berada di bawah pengaturan; Cl-
angiotensin II oleh angiotensin-converting enzyrne (ACE)
secara pasif mengikuti. Ingat kembali bahwa tekanan osmotik
yang banyak terdapat di kapiler paru. ACE terletak di sumur
secara sederhana dapat dianggap sebagai gaya "pendorong"
kecil di permukaan luminal sel endotel kapiler paru.
yang menarik dan menahan H20 (lihat h. 72). Ketika beban Na
Angiotensin II adalah perangsang utama sekresi hormon
di atas normal dan karenanya aktivitas osmotik CES meningkat,
aldosteron dari korteks adrenal. Korteks adrenal adalah kelenjar
kelebihan Na+ ini akan "menahan" tambahan H20,
meningkatkan volume CES. Sebaliknya, ketika beban Na+ di endokrin yang menghasilkan beberapa hormon, masing-masing
bawah normal sehingga aktivitas osmotik CES berkurang, disekresikan sebagai respons terhadap rangsangan yang
jumlah H20 yang dapat ditahan di CES lebih rendah daripada berbeda.
normal sehingga volume CES berkurang. Karena plasma adalah
bagian dari CES, hasil terpenting dari perubahan volume CES FUNGSI SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON Dua
adalah penyamaan perubahan tekanan darah dengan ekspansi jenis sel tubular yang berbeda berlokasi di bagian tubulus distal
(tekanan darah) atau penurunan (tekanan darah) volume dan koligentes: sel prinsipal dan sel interkalasi. Semakin banyak
plasma. Karena itu, kontrol jangka-panjang tekanan darah sel prinsipal merupakan tempat kerja aldosteron dan
arteri akhirnya bergantung pada mekanisme pengatur Na+. Kini vasopresin dan karenanya terlibat dalam reabsorpsi Na+ dan
kita akan mengalihkan perhatian pada mekanisme-mekanisme sekresi K+ (keduanya diatur oleh aldosteron) serta dalam
ini. reabsorpsi H20 (diatur oleh vasopresin). Sebaliknya, sel
interkalasi berkaitan dengan keseimbangan asam basa.
AKTIVASI SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERON
Di antara berbagai efeknya, aldosteron meningkatkan
Sistem hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat
reabsorpsi Na+ oleh tubulus distal dan koligentes. Hormon ini
dalam regulasi Na+ adalah sistem renin-angiotensin-
melakukannya dengan mendorong penyisipan kanal bocor Na+
aldosteron (SRAA). Sel granular aparatus jukstaglomerulus
tambahan ke dalam membran luminal dan penambahan pompa
(lihat Gambar 14-11) mengeluarkan suatu hormon enzimatik,
Na+-K+ ke dalam membran basolateral sel-sel ini. Hasil
renin, ke dalam darah sebagai respons terhadap penurunan
akhirnya adalah peningkatan perpindahan pasif Na masuk ke
NaC1, volume CES, dan tekanan darah arteri. Fungsi ini adalah
dalam sel tubulus dan koligentes dari lumen dan peningkatan
tambahan terhadap peran sel makula densa aparatus
pemompaan aktif Na+ keluar sel ke dalam plasma-yaitu,
jukstaglomerulus dalam autoregulasi. Secara spesifik, tiga
peningkatan reabsorpsi Na+, disertai sistem ini menghilangkan
masukan berikut ke sel granular meningkatkan sekresi renin:
faktor-faktor yang memicu pelepas-an awal renin-yaitu, deplesi
­ garam, penurunan volume plasma, dan penurunan tekanan
darah arteri (Gambar 14-16).
547
NaCl / Volume CES / Membantu memperbaiki
tekanan darah arteri

H2O dihemat
Hati Ginjal Paru Korteks Ginjal
adrenal

Na+ (danCI–) secara


osmotis menahan lebih
banyak H20 di CES

Na+ (dan CI–)


Angiotensin- dihemat
converting
Renin enzyme

Sirkulasi
Reabsorpsi Na+
oleh tubulus ginjal
Angiotensinogen Angiotensin I Angiotensin II Aldosteron ( Reabsorpsi CI-
mengikuti secara pasif)

* Vasopressin * Haus * Vasokontriksi


arteriol

Reabsorpsi H2O Asupan cairan


oleh tubulus ginjal

*Faktor lain yang


berkaitan dengan
keseimbangan
cairan juga
menimbulkan
respons-respons ini
Gambar 14-16 Sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA). Ginjal mengeluarkan hormon renin sebagai respons terhadap penurunan NaC1,
volume CES, dan tekanan darah arteri. Renin mengaktifkan angiotensinogen, suatu protein plasma yang diproduksi di hati, menjadi angiotensin I.
Angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin-converting enzyme (ACE) yang diproduksi di paru. Angiotensin II merangsang korteks
adrenal untuk mengeluarkan hormon aldosteron, yang merangsang reabsorpsi Na+ oleh ginjal. Rentesi Na+ yang terjadi menimbulkan efek osmotik
yang menahan lebih banyak H20 di CES. Bersama-sama, konservasi Na+ dan H20 membantu mengoreksi rangsang semula yang mengaktifkan
sistem hormon ini. Angiotensin II juga memiliki efek lain yang membantu memperbaiki rangsang semula, misalnya dengan mendorong
vasokonstriksi arteriol.

Selain merangsang sekresi aldosteron, angiotensin II angiotensin I dan II, sekresi aldosteron tidak terangsang. Tanpa
adalah konstriktor poten arteriol sistemik, yang secara aldosteron, tidak terjadi reabsorpsi kecil Na+ dependen-aldosteron di
langsung meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan segmen distal tubulus. Malahan, Na+ yang tidak direabsorpsi ini
resistensi perifer total (lihat h. 377). Selain itu, angiotensin II kemudian keluar bersama urine. Tanpa aldosteron, pengeluaran
merangsang rasa haus (meningkatkan asupan cairan) dan terus-menerus sebagian kecil Na+ yang terfiltrasi ini dapat dengan
merangsang vasopresin (suatu hormon yang meningkatkan cepat mengeluarkan kelebihan Na+ dari tubuh. Meskipun hanya 8%
retensi H20 oleh ginjal), keduanya ikut berperan dalam Na+ yang terfiltrasi yang bergantung pada aldosteron untuk
menambah volume plasma dan meningkatkan tekanan arteri. direabsorpsi, pengeluaran sedikit-sedikit ini, yang dikalikan berlipat
(Seperti yang akan Anda pelajari, mekanisme lain yang ganda ketika seluruh volume plasma difiltrasi melalui ginjal berkali-
berkaitan dengan regulasi jangka-panjang tekanan darah dan kali per hari, dapat menyebabkan pengeluaran Na+ dalam jumlah
osmolaritas CES juga penting dalam mengontrol rasa haus dan bermakna,
sekresi vasopresin.) Jumlah aldosteron yang disekresikan, dan karenanya jumlah relatif
Situasi yang berlawanan terjadi jika beban Na+, volume garam yang dihemat versus yang dikeluarkan, bervariasi bergantung
CES dan plasma, dan tekanan darah arteri di atas normal. pada kebutuhan tubuh. Sebagai contoh, orang yang mengonsumsi
Pada keadaan-keadaan ini, sekresi renin dihambat. Dengan garam dalam jumlah biasa umumnya mengekskresikan sekitar 10 g
demikian, karena angiotensinogen tidak diaktifkan menjadi garam per hari di urine, mereka yang mengonsumsi garam dalam ju-

   hapter
mlah besar mengeluarkan lebih banyak, dan orang yang telah di granula dan dibebaskan ketika jantung secara mekanis
kehilangan cukup banyak garam karena mandi keringat teregang oleh peningkatan volume plasma akibat peningkatan
mengeluarkan lebih sedikit garam melalui urine. Dengan sekresi volume CES. Ekspansi ini, yang terjadi akibat retensi NaC1 dan
aldosteron maksimum, seluruh Na+ yang terfiltrasi (dan tentu saja, H20, meningkatkan tekanan darah arteri, Pada gilirannya,
CI- yang terfiltrasi) direabsorpsi, sehingga ekskresi garam di urine peptida natriuretik mendorong natriuresis dan diuresis,
adalah nol. Dengan mengubah-ubah jumlah renin dan aldosteron menurunkan volume plasma, dan juga langsung memengaruhi
yang disekresikan sesuai dengan jumlah cairan (yang ditentukan sistem kardiovaskular untuk menurunkan tekanan darah
oleh garam) di tubuh, ginjal dapat dengan tepat menyesuaikan (Gambar 14-17).
jumlah garam yang ditahan atau dikeluarkan. Dengan melakukan Kerja utama ANP dan BNP adalah menghambat secara
hal ini, ginjal mempertahankan beban garam dan volume CES, dan langsung reabsorpsi Na+ di bagian distal nefron sehingga
tekanan darah arteri pada tingkat yang relatif konstan meskipun ekskresi Na+ dan H20 osmotik di urine meningkat. Mereka juga
konsumsi garam sangat bervariasi dan adanya pengeluaran cairan meningkatkan ekskresi Na+ di urine dengan menghambat dua
penuh garam secara abnormal tahap SRAA dalam menghemat Na. Peptida natriuretik
menghambat sekresi renin oleh ginjal dan bekerja pada korteks
PERAN SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN- ALDOSTERON adrenal untuk menghambat sekresi aldosteron. Selain itu,
DALAM BERBAGAI PENYAKIT Sebagian kasus hipertensi mereka menghambat sekresi dan aksi vasopresin, hormon yang
(tekanan darah tinggi) abnormal aktivitas SRAA. Sistem ini mengonservasi H20. ANP dan BNP juga mendorong natriuresis
juga ikut berperan menyebabkan retensi cairan dan edema yang dan diuresis dengan meningkatkan LFG. Mereka mendilatasi
terjadi pada gagal jantung kongestif. Karena jantung mengalami arteriol aferen dan mengkonstriksikan arteriol eferen sehingga
kepayahan, curah jantung berkurang dan tekanan darah arteri meningkatkan tekanan darah kapiler glomerulus dan
menjadi rendah meskipun volume plasma normal atau bahkan meningkatkan LFG. Mereka meningkatkan lebih lanjut LFG
meningkat. Jika penurunan tekanan darah disebabkan oleh gagal dengan melemaskan sel mesangium glomerulus sehingga terjadi
jantung dan bukan penurunan beban garam/cairan di tubuh, peningkatan Kf. Dengan semakin banyaknya garam dan air
refleksrefleks untuk menahan garam dan cairan yang terpicu oleh terfiltrasi, semakin banyak garam dan air yang diekskresikan di
rendahnya tekanan darah merupakan hal yang kurang tepat. urine. ANP lebih kuat dalam dalam menghasilkan natriuresis
Ekskresi natrium dapat turun hingga nyaris nol meskipun ingesti dan diuresis dibandingkan BNP. Selain secara tak-langsung
garam berlanjut dan terjadi akumulasi di tubuh. Ekspansi CES yang menurunkan tekanan darah dengan mengurangi beban Na+ dan
terjadi menimbulkan edema dan memperparah gagal jantung karenanya beban cairan di tubuh, ANP dan BNP secara
kongestif karena jantung yang telah melemah tidak dapat langsung menurunkan tekanan darah dengan menurunkan
memompa volume plasma tambahan. curah jantung dan mengurangi resistensi vaskular perifer
dengan menghambat aktivitas saraf simpatis pada jantung dan
OBAT YANG MEMENGARUHI REABSORPSI Na+ Karena pembuluh darah.
mekanisme penahan garam terpicu secara tidak tepat, Kontribusi relatif ANP dan BNP dalam mempertahankan
pasien dengan gagal jantung diberi diet rendah garam. keseimbangan garam dan H20 serta regulasi tekanan darah saat
Mereka sering diterapi dengan diuretik, obat yang menyebabkan ini sedang diteliti secara mendalam. Studi-studi terakhir
diuresis peningkatan curah diekskresikan, lebih banyak H20 yang menyarankan bahwa defisiensi sistem pelawan natriuretik
dikeluarkan dari tubuh sehingga kelebihan CES dapat dikeluarkan. mungkin mendasari sebagian kasus hipertensi jangka-panjang
Obat penghambat ACE, yang menghambat kerja ACE, dan dengan membiarkan sistem penahan Na+ bekerja tanpa
penyekat reseptor aldosteron bermanfaat untuk mengobati pengimbang. Retensi garam yang terjadi, khususnya yang
hipertensi dan gagal jantung kongestif. Dengan masing-masing berkaitan dengan tingginya asupan garam, dapat menyebabkan
menghambat pembentukan angiotensin II atau menghambat peningkatan volume CES dan peningkatan tekanan darah.
pengikatan aldosteron ke reseptornya di ginjal, kedua golongan Kita sekarang akan mengalihkan perhatian kepada reabsorpsi
obat ini menghentikan efek penghematan garam dan air serta efek solut lain yang terfiltrasi. Namun, kita akan terus membahas
konstriksi arteriol SRAA. reabsorpsi Na+ karena reabsorpsi berbagai solut lain sedikit
banyak berkaitan dengan reabsorpsi Na+.
Peptida natriuretik menghambat reabsorpsi Na+ Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh
transpor aktif sekunder dependen-Na+.
Sementara SRAA memiliki efek paling kuat pada penanganan Na+
oleh ginjal, sistem penahan Na+ dan penambah tekanan darah ini Sejumlah besar molekul organik yang penting dari segi nutrisi
dilawan oleh sistem pembuang Na+ dan penurun tekanan darah misalnya glukosa dan asam amino terfiltrasi setiap hari.
yang melibatkan hormon peptida natriuretik atrium (atrial Karenabahan-bahan ini seluruhnya secara normal direabsorpsi
natriuretic peptide, NAP) dan peptida natriuretik otak (brain kembali ke darah oleh mekanisme yang dependen energi dan
natriuretic peptide, BNP) (natriuretik artinya "memicu ekskresi dependen Na+ di tubulus proksimal, tidak satupun dari bahan-
sejumlah besar natrium di urine"). Jantung, selain bekerja bahan tersebut yang diekskresikan di urine. Reabsorpsi yang
memompa darah, juga menghasilkan ANP dan BNP. Sesuai dengan cepat dan menyeluruh di tubulus ini mencegah hilangnya
namanya, ANP dihasilkan di sel otot jantung atrium. BNP pertama nutrien-nutrien organik penting ini dari tubuh.
kali ditemukan di dalam otak (sesuai namanya) tetapi terutama Reabsorbsi glukosa dan asam amino melibatkan transpor
dihasilkan di sel otot jantung ventrikel. ANP dan BNP disimpan aktif sekunder.

   549
Membantu memperbaiki
NaCl / Volume CES /
Membantu memperbaiki masuk ke dalam plasma, dipermudah
Tekanan darah arteri oleh karier yang tidak memerlukan
energi, seperti glucose transporter
(GLUT) (lihat h. 77; lihat juga Gambar
3-18, h. 82).

Atrium ANP
Ventrikel BNP Secara umum, hahan yang
direabsorpsi secara aktif
memperlihatkan maksimum
Peptida natriuretik tubulus.
Semua bahan yang direabsorpsi secara
aktif berikatan dengan karier di
membran plasma yang memindahkan
Sistem renin- mereka menembus membran melawan
Reabsorpsi Na+ Otot polos arteriol Sistem saraf
angiotensin- gradien konsentrasi. Setiap karier
oleh tubulus ginjal aldosteron yang aferen simpatis
bersifat spesifik untuk jenis bahan yang
menghemat garam
dapat dipindahkannya; sebagai contoh,
SGLT dapat memindahkan glukosa
Vasodilatas Curah Resistensi
tetapi tidak untuk asam amino. Karena
arteriol jantung parifer masing-masing tipe karier yang ada di
aferen totall sel-sel tubulus berjumlah terbatas,
terdapat batas atas mengenai jumlah
bahan tertentu yang dapat secara aktif
dipindahkan dari cairan tubulus dalam
GFR Tekanan periode waktu tertentu. Laju reabsorpsi
darah arteri maksimal dicapai ketika semua karier
Ekskresi Na
+ di urin yang spesifik untuk suatu bahan
+
Na dan H2O ditempati atau jenuh sehingga karier-
(efek osmotik)
yang terfltrasi karier tersebut tidak lagi dapat
Ekresi H2O menangani penumpang tambahan pada
di urine saat tersebut (lihat h. 76). Laju
> Gambar 14-17 Peptida natriuretik atrium dan otak. Atrium mengeluarkan hormon peptida natriuretik atrium reabsorpsi maksimal ini disebut sebagai
(ANP) dan ventrikel mengeluarkan peptida natriuretik otak (BNP) sebagai respons terhadap peregangan oleh retensi maksimum tubulus (tubular
Na+, ekspansi volume CES, dan peningkatan tekanan darah arteri. Pada gilirannya, ANP dan BNP mendorong efek
natriuretik, diuretik, dan hipotensif untuk membantu mengoreksi rangsangan semula yang menyebabkan
maximum, atau T m
1). Setiap bahan

pelepasannya. Setiap bahan yang jumlahnya melebihi


Tm -nya tidak akan direabsorpsi dan
Pada proses ini, karier simport khusus, seperti kotranspor lolos ke dalam urine. Kecuali Na+, semua bahan yang direabsorpsi
glukosa dan asam amino (sodium and glucose cotransporter, secara aktif memiliki maksimum tubulus. (Meskipun tiap-tiap
SGLT) yang hanya terdapat di tubulus proksimal secara karier Na+ dapat mengalami penjenuhan, tubulus secara
simultan memindahkan Na dan molekul organik spesifik dari
+ keseluruhan tidak memperlihatkan maksimum tubulus untuk Na+
lumen ke dalam sel (lihat h. 80). Karier kotranspor lumen ini karena aldosteron mendorong insersi karier Na+-K+ yang lebih aktif
adalah cara yang digunakan Na+ untuk secara pasif di sel-sel tubulus distal dan koligentes sesuai kebutuhan.)
menyeberangi membran lumen di tubulus proksimal. Gradien Konsentrasi sebagian bahan (tidak semua) dalam plasma yang
konsentrasi Na+ lumen-ke-sel yang dipertahankan oleh pompa memperlihatkan reabsorpsi maksimal diatur oleh ginjal. Bagaimana
Na+-K+ basolateral (yang memerlukan energi) menjalankan ginjal dapat mengatur sebagian bahan yang direabsorpsi secara
sistem kotranspor ini dan menarik molekul-molekul organik aktif sementara bahan yang lain tidak diatur, sedangkan tubulus
melawan gradien konsentrasinya tanpa pengeluaran energi ginjal membatasi jumlah masing-masing dari bahan tersebut yang
secara langsung. Karena proses keseluruhan reabsorpsi glukosa dapat direabsorpsi dan dikembalikan ke plasma? Kita akan
dan asam amino bergantung pada pemakaian energi, molekul- membandingkan glukosa, suatu bahan yang memiliki Tm, tetapi
molekul organik ini dianggap direabsorpsi secara aktif tidak diatur oleh ginjal, dengan fosfat, bahan dengan Tm, yang
meskipun energi tidak digunakan secara langsung untuk diatur oleh ginjal.
memindahkan keduanya menembus membran luminal ke sel. 1Untuk klarifikasi, meskipun keduanya disebut T maksimum transpor merujuk ke
Pada hakikatnya, glukosa dan asam amino mendapat m,
batas atas transpor bahan tertentu menembus membran plasma sel yang terjadi
"tumpangan gratis" dengan menggunakan energi yang telah ketika semua karier yang spesifik untuk bahan tersebut tersaturasi (Iihat h. 76),
digunakan dalam reabsorpsi Na+. Setelah diangkut ke dalam sel sedangkan maksimum tubulus merujuk kepada batas atas transpor transepitel
tubulus, glukosa dan asam amino akan berdifusi secara pasif menembus tubulus ginjal ketika semua karier yang spesifik untuk bahan tersebut
tersaturasi.

   hapter
Glukosa adalah contoh bahan yang direabsorpsi 800
Pada LFG
secara aktif yang tidak diatur oleh ginjal. tetap sebesar 700
125 mL/mnt

i
Konsentrasi glukosa plasma normal adalah 100 mg glukosa/100 mL

as
ltr
plasma. Karena glukosa terfiltrasi bebas di glomerulus, bahan ini 600

rfi
Perpindahan glukosa

Te
melewati kapsula Bowman dengan konsentrasi yang sama dengan
500
konsentrasi di plasma. Karena itu, 100 mg glukosa terdapat untuk
sekitar 100 mL plasma yang difiltrasi. Dengan 125 mL plasma yang Reabsorpsi
Maksimum 400
secara normal difiltrasi setiap menit (LFG rerata = 125 mL/ mnt),

(mg/mnt)
tubulus (Tm)
125 g glukosa akan melewati kapsula Bowman dengan filtrasi ini 300

an
ik
setiap menit. Jumlah setiap bahan yang difiltrasi per menit, yang

es
200

sr
dikenal sebagai beban filtrasi, dapat dihitung sebagai berikut.

ek
Di
100
Beban filtrasi suatu bahan = konsentrasi plasma x
LFG bahan 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Beban filtrasi glukosa = 100 mg/100 mL x 125 ml/mnt
Ambang ginjal
= 125 mg/mnt
Konsentrasi glukosa plasma (mg/100 mL)
Pada LFG yang tetap, beban filtrasi glukosa berbanding lurus
dengan konsentrasi glukosa plasma. Peningkatan konsentrasi Gambar 14-18 Penanganan glukosa oleh ginjal sebagai fungsi dari
glukosa plasma menjadi 200 mg/100 mL akan melipat gandakan konsentrasi glukosa plasma. Pada LFG yang tetap, jumlah glukosa yang terfiltrasi
beban filtrasi glukosa menjadi 250 mg/mnt, demikian seterusnya per menit berbanding lurus dengan konsentrasi glukosa plasma. Semua glukosa
(Gambar 14-18). yang terfiltrasi dapat direabsorpsi hingga maksimum tubulus (Tm). Jika jumlah
glukosa yang difiltrasi per menit melebihi Tm, glukosa yang direabsorpsi akan
maksimum (senilai Tm) dan sisanya tetap berada di dalam filtrat untuk diekskresikan
MAKSIMUM TUBULUS UNTUK GLUKOSA Tm untuk glukosa
di urine. Ambang ginjal adalah konsentrasi plasma ketika Tm, tercapai dan glukosa
adalah sekitar 375 mg/ mnt-artinya, mekanisme pengangkut
pertama kali muncul di urine.
glukosa mampu secara aktif mereabsorpsi hingga 375 mg glukosa
per menit sebelum mencapai kemampuan transpor maksi-malnya.
Pada konsentrasi glukosa normal 100 mg/100 mL, 125 mg glukosa setiap peningkatan lebih lanjut jumlah yang difiltrasi akan
yang tersaring per menit dapat cepat direabsorpsi oleh mekanisme menyebabkan peningkatan berbanding lurus jumlah bahan yang
pengangkut glukosa karena jumlah yang difiltrasi ini jauh di bawah diekskresikan. Sebagai contoh, pada konsentrasi glukosa plasma
Tm untuk glukosa. Karena itu, biasanya tidak ada glukosa yang 400 mg/100 mL, jumlah glukosa yang difiltrasi adalah 500 mg/
ditemukan di urine. Setelah beban filtrasi glukosa melebihi 375 mg/ mnt, 375 mg/ mnt di antaranya dapat direabsorpsi (senilai Tm)
mnt, Trn dicapai. Ketika lebih banyak glukosa terfiltrasi per menit dan 125 mg/ mnt di antaranya akan diekskresikan di urine. Pada
dibandingkan dengan yang dapat direabsorpsi karena Tm konsentrasi glukosa plasma sebesar 500 mg/100 mL, beban
terlampaui, jumlah maksimal direabsorpsi sedangkan kelebihan filtrasi adalah 625 mg/mnt, dengan tetap hanya 375 mg/mnt
glukosa akan tetap berada dalam filtrat untuk diekskresikan. Karena yang dapat direabsorpsi sehingga 250 mg/mnt akan tumpah ke
itu, konsentrasi glukosa plasma harus lebih besar daripada 300 dalam urine (Gambar 14-18).
mg/100 mL-lebih dari tiga kali normal-sebelum jumlah yang Konsentrasi glukosa plasma dapat sangat tinggi pada,
difiltrasi melebihi 375 mg/mnt dan glukosa mulai muncul dalam diabetes melitus, suatu penyakit endokrin yang berkaitan
urine. dengan kurangnya efek insulin. Insulin adalah suatu
hormon pankreas yang mempermudah pemindahan glukosa ke
AMBANG GINJAL UNTUK GLUKOSA Konsentrasi plasma ketika dalam banyak sel tubuh. Ketika penyerapan glukosa oleh sel
Tm, suatu bahan tercapai dan bahan mulai muncul di urine disebut terganggu, glukosa yang tidak dapat masuk ke dalam sel akan
ambang ginjal bahan tersebut. Pada Tm rerata 375 mg/mnt dan tetap berada di plasma, meningkatkan konsentrasi glukosa
LFG 125 mL/mnt, ambang ginjal untuk glukosa adalah 300 mg/ plasma. Karena itu, meskipun secara normal tidak terdapat di
mL2. Di atas Tm, reabsorpsi akan tetap pada laju maksimalnya dan urine, glukosa ditemukan pada urine orang dengan diabetes
ketika konsentrasi glukosa plasma melebihi ambang ginjal,
2Ini adalah situasi yang ideal. Dalam kenyataannya, glukosa sering mulai muncul di meskipun fungsi ginjal tidak berubah.
urine pada konsentrasi glukosa 180 mg/100 mL atau lebih. Glukosa sering Apa yang terjadi ketika konsentrasi plasma turun di bawah
diekskresikan sebelum ambang rerata ginjal sebesar 300 mg/100 ml tercapai oleh dua normal? Tubulus ginjal mereabsorpsi semua glukosa yang
sebab. Pertama, tidak semua nefron memiliki T, yang sama sehingga sebagian nefron terfiltrasi karena kapasitas reabsorpsi glukosa jauh dari
mungkin telah melampaui Tm mereka dan mengekskresikan glukosa sementara
dilampaui. Ginjal tidak dapat melakukan apa-apa untuk
yang lain belum mencapai Tm. Kedua, efisiensi karier kotranspor glukosa mungkin
tidak bekerja pada kapasitas maksimalnya pada nilai Tm sehingga sebagian dari
meningkatkan kadar glukosa plasma yang rendah ke normal.
glukosa yang terfiltrasi mungkin gagal direabsorpsi dan tumpah ke dalam urine Ginjal hanya mengembalikan semua glukosa yang terfiltrasi ke
meskipun ambang ginjal rerata belum tercapai. plasma.

   551
ALASAN MENGAPA GINJAL TIDAK MENGATUR GLUKOSA tubulus karena H20 secara osmosis mengikuti Na+ yang
Ginjal tidak memengaruhi konsentrasi glukosa plasma dalam direabsorpsi secara aktif. Dari H20 yang difiltrasi, 65%- 117 liter
kisaran nilai yang lebar, yaitu dari kadar yang sangat rendah sehari direabsorpsi secara pasif pada akhir tubulus proksimal.
hingga kadar tiga kali lipat kadar normal. Karena Tm untuk Sebanyak 15% H20 yang difiltrasi direabsorpsi di ansa Henle. Total
glukosa jauh di atas jumlah normal yang difiltrasi, ginjal 80% H20 yang difiltrasi ini direabsorpsi di tubulus proksimal dan
biasanya menahan semua glukosa sehingga tubuh tidak ansa Henle berapapun jumlah H20 di tubuh dan tidak berada di
kehilangan nutrien yang penting ini ke urine. Ginjal tidak bawah kontrol. Sisa 20%-nya direabsorpsi dalam jumlah bervariasi
mengatur glukosa karena ginjal tidak mempertahankan glukosa di tubulus distal dan koligentes; jumlah yang direabsorpsi di tubulus
pada konsentrasi plasma tertentu. Konsentrasi ini normalnya distal dan koligentes berada di bawah kontrol langsung hormon,
diatur oleh mekanisme endokrin dan hati, dengan ginjal hanya bergantung pada status hidrasi tubuh. Tidak ada bagian tubulus
mempertahankan berapapun konsentrasi glukosa yang yang secara langsung memerlukan energi untuk reabsorpsi H20
ditetapkan oleh mekanisme-mekanisme yang lain ini (kecuali dalam jumlah besar ini.
jika kadar plasma sedemikian tinggi sehingga melampaui Selama reabsorpsi, H20 melewati akuaporin (AQP), atau kanal
kemampuan reabsorpsi ginjal). Prinsip umum yang sama juga air, yang dibentuk oleh protein-protein membran plasma spesifik di
berlaku untuk nutrien plasma organik lainnya, misalnya asam sel tubulus. Di berbagai bagian nefron terdapat beragam jenis kanal
amino dan vitamin larut air. air. Kanal air di tubulus proksimal, AQP-1, selalu terbuka sehingga
bagian ini sangat permeabel terhadap H20. Sebaliknya, kanal AQP-2
Fosfat adalah contoh bahan yang direabsorpsi di sel prinsipal di bagian distal nefron diatur oleh hormon
secara aktif yang diatur oleh ginjal. vasopresin sehingga reabsorpsi H20 di bagian ini berubahubah.
Gaya utama yang mendorong reabsorpsi H20 di tubulus
Ginjal secara langsung berperan dalam pengaturan banyak proksimal adalah kompartemen hipertonisitas di ruang-ruang
elektrolit, misalnya fosfat (P043-) dan kalsium (Ca2+) karena lateral antara sel-sel tubulus yang tercipta oleh pompa basolateral
ambang ginjal untuk ion-ion inorganik ini sama dengan yang secara aktif mengeluarkan Na+ (Gambar 14- 19). Akibat
konsentrasi plasma normal mereka. Karier transpor untuk aktivitas pompa ini, konsentrasi Na+ di cairan tubulus dan sel
elektrolit-elektrolit ini terletak di tubulus proksimal. Kita dapat tubulus cepat turun sementara di dalam ruang lateral
menggunakan P043- sebagai contoh. Makanan kita biasanya konsentrasinya secara bersamaan naik. Gradien osmotik ini memicu
kaya akan P043-, tetapi karena tubulus dapat mereabsorpsi aliran neto pasif H20 dari lumen ke dalam ruang lateral, baik
hingga jumlah yang setara dengan konsentrasi P043- plasma menembus sel atau mengalir di antara sel-sel melalui taut erat yang
(tidak lebih) maka kelebihan P043- yang masuk cepat "bocor". Akumulasi cairan di ruang lateral menyebabkan
dikeluarkan melalui urine, memulihkan konsentrasi plasma ke meningkatnya tekanan hidrostatik (tekanan cairan) yang
normal. Semakin banyak jumlah P043- yang ditelan melebihi mendorong H20 keluar ruang lateral menuju cairan interstisium dan
kebutuhan tubuh, semakin besar jumlah yang diekskresikan. akhirnya ke dalam kapiler peritubulus. Air juga secara osmotis
Dengan cara ini ginjal mempertahankan konsentrasi P043- yang mengikuti zat-zat terlarut lain misalnya glukosa (yang juga
diperlukan sambil mengeluarkan setiap kelebihan P043- yang dependen Na+), tetapi pengaruh langsung reabsorpsi Na+ pada
masuk. reabsorpsi pasif H20 secara kuantitatif lebih penting.
Tidak seperti reabsorpsi nutrien organik, reabsorpsi P043- dan Pengembalian H20 yang terfiltrasi ke plasma ini ditingkatkan oleh
Ca2+ juga berada di bawah kontrol hormon. Hormon paratiroid fakta bahwa tekanan osmotik koloid plasma lebih besar di kapiler
dapat mengubah ambang ginjal untuk P043- dan Ca2+ sehingga peritubulus daripada di tempat lain. Konsentrasi protein plasma,
jumlah elektrolit-elektrolit yang ditahan ini dapat disesuaikan yang menentukan tekanan osmotik koloid plasma, meningkat di
bergantung pada kebutuhan sesaat tubuh (lihat Bab 19). darah yang masuk ke kapiler peritubulus karena filtrasi ekstensif
H20 di kapiler glomerulus di hulu. Protein-protein plasma yang
Reabsorpsi aktif Na+ menyebabkan reabsorpsi tertinggal di glomerulus terkonsentrasi dalam volume H20 plasma
pasif CI-, H20, dan urea. yang lebih sedikit sehingga meningkatkan tekanan osmotik koloid
plasma darah yang tidak terfiltrasi yang meninggalkan glomerulus
Selain reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino yang dan masuk ke kapiler peritubulus. Gaya ini cenderung "menarik"
berkaitan dengan pompa Na+-K+ basolateral, reabsorpsi pasif H20 ke dalam kapiler peritubulus bersamaan dengan "dorongan"
Cl-, H20, dan urea juga bergantung pada mekanisme reabsorpsi tekanan hidrostatik di ruang lateral yang menekan H20 menuju
Na+ aktif ini. kapiler. Dengan cara-cara ini, 65% H20 yang difiltrasi-117 liter per
hari-direabsorpsi secara pasif di akhir tubulus proksimal.
REABSORPSI KLORIDA Ion klorida yang bermuatan negatif Mekanisme yang bertanggung jawab untuk reabsorpsi H2O
direabsorpsi secara pasif menuruni gradien listrik yang tercipta setelah tubulus proksimal akan dibahas kemudian.
oleh reabsorpsi aktif ion natrium yang bermuatan positif.
Umumnya ion klorida mengalir di antara, bukan menembus, REABSORPSI UREA Reabsorpsi pasif urea, selain Cl- dan H20,
sel tubulus. Jumlahyang direabsorpsi ditentukan oleh laju juga secara tak-langsung berkaitan dengan reabsorpsi aktif Na+.
reabsorpsi Na+ dan tidak dikontrol langsung oleh ginjal. Urea adalah suatu produk sisa dari pemecahan protein. Reabsorpsi
H20 yang berlangsung secara osmosis di tubulus proksimal akibat
REABSORPSI AIR direabsorpsi secara pasif di seluruh panjang reabsorpsi aktif Na+ menghasilkan gradien konsentrasi untuk urea

   hapter
Kapiler tifikasi dalam plasma pasien dengan gagal ginjal
Lumen Sel tubulus proksimal Cairan insterstisium peritubulus berat. Karena itu, pengukuran klinis nitrogen
urea darah (blood urea nitrogen, BUN)
digunakan sebagai ukuran kasar fungsi ginjal.
Kini diketahui bahwa konsekuensi paling serius
Osmosis
gagal ginjal tidak disebabkan oleh retensi urea,
H2O H2O
Kanal air yang ia sendiri tidak terlalu toksik, tetapi lebih
Na+ AQP-1 pada akumulasi bahan-bahan lain yang tidak
Kanal
air dikeluarkan secara adekuat akibat sekresinya
AQP-1 Tekanan yang terganggu-terutama H+ dan K+ (yang
ATP hidrostatik dibahas di bagian selanjutnya tentang gagal
Osmosis H2O H2O H2O ginjal). Para petugas kesehatan masih menyebut
H2O H2O
Na+ gagal ginjal sebagai uremia ("urea dalam darah")
yang menunjukkan kelebihan urea dalam darah,
meskipun retensi urea bukan merupakan
ancaman utama keadaan ini.

Kunci Gambar 14-20 Reabsorpsi pasif urea di akhir tubulus


= Perpindahan pasif H20 melalui osmosis atau tekanan hidrostatik proksimal. (a) Di kapsula Bowman dan di awal tubulus
= Active transport of ion proksimal, konsentrasi urea sama dengan yang di plasma dan
cairan interstisium sekitar. (b) Di akhir tubulus proksimal, 65%
Gambar 14-19 Reabsorpsi air di tubulus proksimal. Gaya yang menyebabkan reabsorpsi H20
filtrat semula telah direabsorpsi sehingga terjadi pemekatan
adalah kompartemen hipertonisitas di ruang lateral yang tercipta oleh pengeluaran aktif Na+ oleh
urea yang ada di dalam filtrat. Hal ini menciptakan gradien
pompa basolateral. Akumulasi H20 yang terjadi di ruang lateral menciptakan tekanan hidrostatik
konsentrasi yang mendorong reabsorpsi pasif urea.
yang menggerakkan H20 ke dalam kapiler peritubulus.

yang mendorong reabsorpsi pasif bahan sisa ini (Gambar


14-20). Reabsorpsi besar-besaran H20 di tubulus proksimal
secara bertahap mengurangi filtrat dari semula 125 mL/mnt
menjadi hanya 44 mL/mnt cairan yang tertinggal di lumen di Glomerulus Kapiler
akhir tubulus proksimal (65% H20 di filtrat semula, atau 81 peritubulus
mL/mnt, telah direabsorpsi). Bahan-bahan yang telah Kapsula
terfiltrasi, tetapi belum direabsorpsi menjadi semakin pekat di Bowman
125 mL
dalam cairan tubulus karena H20 direabsorpsi sementara filtrat
mereka tertinggal. Urea adalah salah satu bahan tersebut.
Konsentrasi urea sewaktu difiltrasi di glomerulus identik
dengan konsentrasinya di plasma yang masuk ke kapiler
peritubulus. Namun, jumlah urea yang ada dalam 125 mL
(a) Awal tubulus Na+ (Aktif)
cairan yang difiltrasi di awal tubulus proksimal terkonsentrasi proksimal
hingga tiga kali lipat dalam 44 mL cairan yang tersisa di akhir H2O (osmosis)
tubulus proksimal. Akibatnya, konsentrasi urea di dalam
cairan tubulus menjadi jauh lebih besar daripada konsentrasi
urea di kapiler sekitar. Karena itu, terbentuk gradien
konsentrasi untuk urea yang secara pasifmenyebabkan urea Na+ (Aktif)
berdifusi dari lumen tubulus ke dalam plasma kapiler H2O (osmosis)
peritubulus. Karena dinding tubulus proksimal hanya sedikit
permeabel terhadap urea, hanya sekitar 50% urea yang
terfiltrasi direabsorpsi secara pasif melalui cara ini. 44 mL
Meskipun hanya separuh urea terfiltrasi yang minasi filtrat
dari plasma setiap darah mengalir melalui nefron,
(f) Akhir tubulus
tingkat pengeluaran ini sudah memadai. Konsentrasi proksimal Didfusi pasif urea
urea dalam plasma meningkat hanya pada gangguan fungsi menuruni gradien
ginjal, ketika urea yang dike dikeluarkan jauh lebih kecil konsentrasinya
daripada angka separuh tersebut. Peningkatan kadar urea Kunci
adalah salah satu karakteristik kimiawi pertama yang teriden- = Molekul urea

   553
Secara umum, produk sisa yang tidak diperlukan dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal, atau koligentes,
tidak direabsorpsi. dengan tingkat sekresi H+ bergantung pada keasaman cairan
tubuh. Ketika cairan tubuh terlalu asam, sekresi H+ meningkat.
Produk-produk sisa lainnya yang difiltrasi, misalnya fenol (berasal Sebaliknya, sekresi H+ berkurang jika konsentrasi H+ di cairan
dari berbagai makanan), kreatinin, dan asam urat juga tubuh terlalu rendah. (Lihat Bab 15 untuk perincian Iebih lanjut.)
terkonsentrasi di dalam cairan tubulus sewaktu H20
meninggalkan filtrat untuk masuk ke plasma. Namun, molekul
urea, karena merupakan bahan sisa yang terkecil, adalah satu- Sekresi ion kalium dikontrol oleh aldosteron.
satunya zat sisa yang secara pasif direabsorpsi melalui efek Kalium adalah salah satu kation terbanyak di tubuh, tetapi sekitar
pemekatan ini. Bahan-bahan sisa lainnya tidak dapat 98 % K+ berada di cairan intraselular karena pompa Na+ K+
meninggalkan lumen menuruni gradien konsentrasi mereka secara aktif mengangkut K+ ke dalam sel. Karena hanya sejumlah
untuk secara pasif direabsorpsi karena mereka tidak dapat kecil K yang berada di cairan ekstrasel, perubahan ringan pada
menembus dinding tubulus. Karena itu, produk-produk sisa ini beban K+ CES dapat memiliki efek yang bermakna pada
umumnya tetap berada di tubulus dan diekskresikan di urine konsentrasi K+ plasma. Perubahan konsentrasi K+ plasma
dalam konsentrasi tinggi. Ekskresi zat sisa metabolik ini tidak memiliki pengaruh yang bermakna pada eksitabilitas membran.
berada di bawah kontrol fisiologik, tetapi ketika ginjal berfungsi Oleh sebab itu, konsentrasi K+ plasma dikontrol secara ketat
normal, proses ekskresi berlangsung dengan kecepatan yang terutama oleh ginjal.
memuaskan. Ion kalium secara selektif berpindah dalam arah berlawanan di
Kini kita telah menuntaskan pembahasan tentang reabsorpsi berbagai bagian tubulus; ion ini secara aktif direabsorpsi di
tubulus dan akan mengalihkan perhatian kita kepada proses tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan oleh sel prinsipal
dasar ginjal lainnya yang dilakukan oleh tubulus sekresi tubulus. di tubulus distal dan koligentes. Selanjutnya, satu jenis sel
interkalasi secara aktif menyekresi K+ dan jenis yang lain
mereabsorpsi K+ secara aktif pada tubulus distal dan koligentes
Periksa Pemahaman 14.3 bersama dengan transpor H+ (lihat Bab 15). Di awal tubulus, ion
kalium direabsorpsi secara konstan dan tidak dikendalikan,
Tunjukkan langkah-langkah transpor transepitel pada sebuah sketsa
tubulus ginjal dan kapiler peritubulus penyerta yang Anda buat.
sementara sekresi K+ di bagian distal tubulus oleh sel prinsipal
bervariasi dan berada di bawah kontrol. Karena K+ yang difiltrasi
Jelaskan urutan-urutan peristiwa yang terjadi pada sistem renin-
hampir seluruhnya direabsorpsi di tubulus proksimal, sebagian
angiotensin-aldosteron dalam merespons penurunan NaC1, volume
CES, dan tekanan darah arteri.
besar K+ di urine berasal dari sekresi terkontrol K+ di bagian
Jelaskan bagaimana ginjal mengatur konsentrasi plasma fosfat tetapi
distal nefron dan bukan dari filtrasi.
tidak mengatur glukosa padahal tubulus ginjal memiliki maksimum Selama deplesi K+, sekresi K+ di bagian distal nefron berkurang
transpor (Tm) untuk kedua bahan ini. hingga minimum sehingga hanya sebagian kecil K+ yang
terfiltrasi yang lolos dari reabsorpsi di tubulus proksimal akan
diekskresikan di urine. Dengan cara ini, K+ yang seharusnya
keluar di urine ditahan di tubuh. Sebaliknya, ketika kadar K+
14.4 I Sekresi Tubulus plasma meningkat, sekresi K+ disesuaikan sehingga terjadi
Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan transpor penambahan K+ ke filtrat untuk mengurangi konsentrasi K+
transepitel, tetapi kini langkah-langkahnya dibalik. Dengan plasma ke normal. Karena itu, sekresi K+, bukan filtrasi atau
menyediakan rute pemasukan kedua ke dalam tubulus untuk reabsorpsi K+ yang berubah-ubah di bawah kontrol untuk
bahan-bahan tertentu, sekresi tubulus, pemindahan terpisah mengatur tingkat ekskresi K+ dan memelihara konsentrasi K+
bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, menjadi plasma sesuai kebutuhan.
mekanisme pelengkap yang meningkatkan eliminasi. Setiap
bahan yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui filtrasi MEKANISME SEKRESI K+ Sekresi ion kalium di sel prinsipal
glomerulus maupun sekresi tubulus, dan tidak direabsorpsi akan tubulus distal dan koligentes digabungkan dengan reabsorpsi Na+
dieliminasi dalam urine. oleh pompa Na+-K+ dependen-energi basolateral (> Gambar
Bahan-bahan terpenting yang disekresikan oleh tubulus adalah 14-21). Pompa ini tidak hanya memindahkan Na+ keluar sel
ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), serta anion dan kation menuju ruang lateral, tetapi juga memindahkan K+ dari ruang
organik, yang banyak di antaranya adalah senyawa yang asing lateral ke dalam sel tubulus. Konsentrasi K+ intrasel yang
bagi tubuh. meningkat mendorong perpindahan neto K+ dari sel ke dalam
lumen tubulus. Perpindahan menembus membran luminal
Sekresi ion hidrogen penting dalam keseimbangan berlangsung secara pasif melalui sejumlah besar saluran K+ bocor
di membran ini di tubulus distal dan koligentes. Dengan menjaga
asam-basa.
konsentrasi K+ cairan interstisium rendah (karena mengangkut K
Sekresi H+ ginjal sangat penting dalam mengatur keseimbangan + ke dalam sel tubulus dari cairan interstisium sekitar), pompa

asam-basa di tubuh. Ion hidrogen yang disekresikan ke dalam basolateral mendorong perpindahan pasif K+ keluar plasma
cairan tubulus dieliminasi dari tubuh melalui urine. Ion hidrogen kapiler peritubulus menuju cairan interstisium. Ion kalium yang

   hapter
Lumen Sel prinsipal di tubulus Cairan Kapiler dan penurunan sekresi K+ ginjal yang dirangsang
distal atau koligentes interstisium peritubulus oleh aldosteron. Jumlah K+ terfiltrasi yang
diekskresikan di urine bervariasi dari 80% ke 1%,
bergantung pada kebutuhan tubuh saat itu.
Perhatikan bahwa peningkatan konsentrasi K+
plasma secara langsung merangsang sekresi
K+ K+ aldosteron oleh korteks adrenal, sementara
penurunan konsentrasi Na+ plasma merangsang
Saluran
Na+ sekresi aldosteron melalui jalur kompleks SRAA.
K+
Karena itu, sekresi aldosteron dapat dirangsang
ATP oleh dua jalur terpisah (Gambar 14-22). Namun,
apapun perangsangnya, peningkatan sekresi
K+ Na+ aldosteron selalu mendorong reabsorpsi Na+ dan
K+ K+ sekresi K+. Karena itu, sekresi K+ dapat secara
tak-sengaja ditingkatkan akibat peningkatan
aktivitas aldosteron yang ditimbulkan oleh
deplesi Na+, penurunan volume CES, atau
Kunci
penurunan tekanan darah arteri yang sama
sekali tidak berkaitan dengan keseimbangan K+.
= Transpor aktif
= Difusi pasif
Pengeluaran K+ yang tidak sesuai ini dapat
menyebabkan defisiensi K+.
Gambar 14-21 Sekresi ion kalium. Pompa basolateral secara bersamaan memindahkan Na+ ke dalam
ruang lateral dan K+ ke dalam sel tubulus. Di bagian-bagian tubulus yang menyekresikan K+, ion ini
meninggalkan sel melalui saluran-saluran yang ada di membran luminal (sehingga disekresikan). (Di EFEK SEKRESI H+ PADA SEKRESI K+ Faktor
bagian-bagian tubulus yang tidak menyekresikan K+, K+ yang dipompa ke dalam sel sewaktu reabsorpsi Na
+ meninggalkan sel melalui saluran yang terletak di membran basolateral sehingga tetap tertahan di tubuh).
lain yang dapat secara tak-sengaja mengubah
tingkat sekresi K+ adalah status asam-basa
tubuh. Sel interkalasi di bagian distal nefron dap-
dapat menyekresikan baik. K+ maupun H+. Peningkatan laju
sekresi K+ atau H+ disertai oleh penurunan laju sekresi ion yang
menuju cairan interstisium. Ion kalium yang meninggalkan plasma lain. Dalam keadaan normal, ginjal cenderung menyekresikan
dengan cara ini kemudian dipompa ke dalam sel, dari sini ion K+, tetapi jika cairan tubuh terlalu asam dan sekresi H+
tersebut secara pasif berpindah ke dalam lumen. Dengan cara ini, ditingkatkan sebagai tindakan kompensasi, sekresi K+
pompa basolateral secara aktif menginduksi sekresi neto K+ dari berkurang. Penurunan sekresi ini menyebabkan retensi
plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus di bagian distal yang tidak sesuai di cairan tubuh.
nefron.
Karena sekresi K+ dikaitkan dengan reabsorpsi Na+ oleh pompa PENTINGNYA MENGATUR KONSENTRASI PLASMA Kecuali
Na+-K+, mengapa K+ tidak disekresikan di sepanjang segmen pada keadaan-keadaan ketika terjadi ketidak-seimbangan K+
tubulus yang melakukan reabsorpsi Na+ dan tidak hanya terjadi di akibat kompensasi ginjal untuk defisit volume CES atau Na+
bagian distal nefron? Jawabannya terletak di atau ketidakseimbangan asam-basa, ginjal biasanya mengatur
lokasi saluran pasif, Di sel prinsipal tubulus distal dan secara cermat konsentrasi K+ plasma. Hal ini sangat penting
koligentes, saluran K+ terkonsentrasi di membran luminal, karena fluktuasi konsentrasi K+ plasma, bahkan yang kecil
menyediakan rute bagi K+ yang dipompa ke dalam sel untuk keluar sekalipun, dapat menimbulkan efek besar.
ke dalam lumen (disekresikan). Di tubulus proksimal, saluran K+ Kalium berperan kunci dalam aktivitas listrik membran
terutama terletak di membran basolateral. Akibatnya, K+ yang jaringan-jaringan peka-rangsang. Peningkatan dan
dipompa ke dalam sel dari ruang lateral oleh pompa Na+-K+ penurunan konsentrasi K+ plasma (CES) dapat mengub-
mengalir balik ke ruang lateral melalui saluran-saluran ini. Daur- ah gradien konsentrasi K+ intrasel terhadap ekstrasel, yang
ulang K+ ini memungkinkan pompa Na+-K+ terus-menerus pada gilirannya dapat mengubah potensial membran istirahat.
melakukan reabsorpsi Na+ tanpa efek lokal neto pada K+. Konsekuensi paling serius dari kelebihan K+ dan defisiensi K+
berhubungan dengan dampaknya pada jantung. Kedua kondisi
KONTROL SEKRESI K+ Beberapa faktor dapat mengubah laju ini menghasilkan penurunan eksitabilitas jantung, untuk alasan
sekresi K+, dengan yang terpenting adalah aldosteron. Hormon ini yang berbeda. Peningkatan konsentrasi K+ CES mengurangi
merangsang sekresi K+ oleh sel tubulus prinsipal di akhir nefron potensial istirahat (membuatnya sedikit lebih negatif) yang
sekaligus meningkatkan reabsorpsi Na+ oleh sel-sel ini. menurunkan eksibilitas neuron, sel otot rangka, dan, yang
Peningkatan konsentrasi K+ plasma secara langsung merangsang terpenting, sel oto jantung dengan menjaga kanal Na+berpintu
korteks adrenal untuk meningkatkan pengeluaran aldosteronnya, listrik yang berperan dalam fase naik potensial aksi jantung
yang pada gilirannya mendorong sekresi dan akhirnya ekskresi pada keadaan yang inaktif (tertutup dan tidak dapat membuka)
dan eliminasi kelebihan K+ di urine. Sebaliknya, penurunan (lihat h. 100 ). Membra sel tidak mampu untuk repolarasi
konsentrasi K+ plasma menyebabkan penurunan sekresi aldosteron secara lengkap setelah depolarisasi untuk mengembalikan salu-

   555
as mereka, harus segera disingkirkan dari darah sehingga
Na+/ Volume CES /
tekanan arteri aktivitas biologik mereka tidak berkepanjangan.
2. Pada beberapa kasus penting, ion organik kurang larut dalam air.
Untuk dapat diangkut dalam darah mereka terikat dalam jumlah
besar, tetapi ireversibel ke protein plasma. Karena melekat ke
Renin
protein plasma, bahan-bahan ini tidak dapat difiltrasi melalui
glomerulus. Sekresi tubulus mempermudah eliminasi ion-ion
organik yang tidak dapat difiltrasi ini melalui urine. Meskipun ion
Angiotensin I organik tertentu sebagian besar berikatan dengan protein plasma,
sejumlah kecil ion ini selalu berada dalam bentuk bebas atau tidak
terikat dalam plasma. Pengeluaran ion organik bebas ini melalui
sekresi memungkinkan sebagian ion yang terikat terlepas dan
K+ Plasma Angiotensin II
kemudian dapat disekresikan. Hal ini, pada gilirannya, mendorong
pelepasan lebih banyak ion organik dan seterusnya.
3. Hal yang paling penting, sistem sekresi ion organik tubulus
proksimal berperan kunci dalam eliminasi banyak senyawa asing
Aldosterone dari tubuh. Sistem-sistem ini dapat mengeluarkan berbagai ion
organik dalam jumlah besar, baik yang diproduksi di dalam tubuh
maupun ion organik asing yang memperoleh akses ke cairan
tubuh. Sifat non-selektif ini memungkinkan sistem sekresi ion
organik mempercepat pembuangan banyak bahan kimia organik
Sekresi K+ tubulus Reabsorpsi Na+ tubulus
asing, termasuk zat aditif makanan, polutan lingkungan (misalnya
pestisida), obat, dan bahan organik non-nutritif lain yang masuk ke
tubuh. Meskipun membantu tubuh menyingkirkan senyawa asing
Ekresi K+ urin Ekskresi Na+ urin yang berpotensi merugikan, mekanisme ini tidak berada di bawah
kontrol fisiologik. Molekul pembawa tidak dapat mempercepat
Gambar 14-22 Kontrol ganda sekresi aldoteron oleh K+ dan Na+.
proses sekresi ketika menghadapi peningkatan jumlah ion organik
ini.
ran Na+ lebih sensitif daripada yang lain terhadap efek Hati berperan penting dalam membatu tubuh menyingkirkan
depolarisasi. Semakin banyak saluran Na+ yang diinaktifkan senyawa asing. Banyak bahan kimia organik asing tidak membent-
oleh peningkatan kadar K+, eksitabilitas jantung menurun uk ion dalam bentuk aslinya sehingga tidak dapat
secara progresif. Penurunan konsentrasi K+ CES menyebabkan disekresikan oleh sistem ion organik. Hati mengubah
hiperpolarisasi membran sel saraf dan otot, yang juga bahan-bahan asing ini menjadi bentuk anionik yang mem-
menurunkan kepekaan jaringan-jaringan ini. Depolarisasi permudah sekresi mereka oleh sistem anion organik sehingga
yang lebih besar daripada normal diperlukan untuk membawa eliminasi mereka menjadi lebih cepat. Banyak obat, seperti
membran menuju potensial ambangnya. Karena itu, baik penisilin dan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS),
konsentrasi K+ CES yang rendah maupun tinggi dapat dikeluarkan dari tubuh oleh sistem sekresi ion organik. Untuk
menimbulkan kelainan irama jantung dan bahkan kematian. menjaga konsentrasi obat dalam plasma pada tingkat yang efektif,
dosis harus diulang secara teratur untuk mengimbangi kecepatan
pengeluaran senyawa ini di urine.
Karena pembawa sekretorik ion organik tidak bersifat sangat
Sekresi kation dan anion organik membantu selektif, obat yang berbeda dapat bersaing bagi tempat kerjanya
mengeluarkan senyawa asing secara efisien dengan pembawa yang sama. Contohnya, simetidin (obat yang
dari tubuh. digunakan dalam terapi tukak lambung, lihat h. 636) dan
prokainamid (obat yang digunakan dalam terapi aritmia) keduanya
Tubulus proksimal mengandung dua jenis karier sekretorik disekresi oleh pembawa sekretorik kation organik. Jika kedua obat
khusus, satu untuk sekresi anion organik dan satu sistem ini diberikan pada pasien yang sama, laju eksresi urine kedua
terpisah untuk sekresi kation organik. substansi ini akan menurun karena mereka akan berkompetisi
untuk eliminasi oleh pembawa sekretorik. Karena itu, pemberian
FUNGSI SISTEM SEKRESI ION ORGANIK Sistem sekresi ion kedua substansi ini akan menuntun pada konsentrasi darah yang
organik memiliki tiga fungsi penting: lebih tinggi pada kedua obat tersebut, dibandingkan jika diberikan
1. Dengan menambahkan sejenis ion organik tertentu ke secara terpisah. Karena itu, untuk menghindari toksisitas obat yang
jumlah yang sudah masuk ke cairan tubulus oleh filtrasi potensial, obat yang dieliminasi oleh jalur sekretorik yang sama
glomerulus, jalur sekresi organik ini mempermudah ekskresi tidak boleh diberikan secara bersamaan.
bahan-bahan ini. Di antara ion-ion organik yang termasuk
adalah berbagai caraka kimiawi yang terdapat di darah seperti RINGKASAN PROSES REABSORPSI DAN SEKRESI Hal ini
norepinefrin yang, setelah melaksanakan tug- menuntaskan pembahasan kita tentang proses reabsorpsi dan sekr-

   hapter
Kita selanjutnya akan berfokus pada hasil akhir proses-
ITABEL 14-3 Ringkasan Transpor
proses dasar ginjal-apa yang tertinggal di tubulus untuk
diekskresikan di urine, dan, sebagai akibatnya, apa yang telah
Menembus Bagian Proksimal dibersihkan dari plasma.
dan Distal Nefron

roximal Periksa Pemahaman 14.4

Sekresi Sebutkan ketiga proses sekresi yang dilaksanakan oleh tubulus-


tubulus ginjal.

Sekresi H+ dengan Jelaskan bagaimana sebagian besar senyawa organik asing


bervariasi bergantung dieliminasi dari tubuh.
pada satatus

Semua glukosa dan asam amino yang


terfiltrasi akan direabsorpsi oleh
asam-basah tubuh
sekresi ion organik;
14.5 I Ekskresi Urine dan
transpor aktif sekunder; tidak berada di
bawah kontrol
tidak berada di bawah
kontrol
Bersihan Plasma
PO43- dan elektrolit yang terfiltrasi Dari 125 mL plasma yang difiltrasi per menit, biasanya 124
direabsorpsi dalam jumlah bervariasi; mL/mnt direabsorpsi sehingga rerata jumlah akhir urine yang
di bawah kontrol 65% H2O yang dibentuk adalah 1 mL/mnt. Dengan demikian, dari 180 liter
terfiltrasi direabsorpsi secara osmotik; yang difiltrasi per hari, 1,5 liter menjadi urine untuk
tidak berada di bawah kontrol
diekskresikan.
65% H2O yang terfiltrasi direabsorpsi
Urine mengandung berbagai produk sisa dalam konsentrasi
secara pasif; tidak berada di bawah
kontrol
tinggi plus bahan-bahan yang diatur oleh ginjal dalam jumlah
50% Urea yang terfiltrasi direabsorpsi
bervariasi, dengan setiap jumlah yang berlebihan keluar ke
secara pasif; tidak berada di bawah dalam urine. Bahan-bahan yang bermanfaat dihemat melalui
kontrol proses reabsorpsi sehingga tidak ditemukan di urine.
Hampir semua H+ yang terfiltrasi Perubahan relatif kecil dalam jumlah filtrat yang
direabsorpsi; tidak berda di bawah direabsorpsi dapat menyebabkan perubahan besar dalam
kontrol volume urine yang terbentuk. Sebagai contoh, penurunan
istal kurang dari 1% laju reabsorpsi total, dari 124 menjadi 123 mL/
mnt, meningkatkan laju ekskresi urine sebesar 100%, dari 1
Sekresi menjadi 2 mL/mnt.

Sekresi H+ dengan Bersihan plasma adalah volume plasma yang


tingkat bervariasi, dibersihkan dari suatu bahan per menit.
bergantung pada status
asam-basah tubuh Dibandingkan dengan plasma yang masuk ke ginjal melalui
 Sekresi K+ dengan arteri renalis, plasma yang keluar dari ginjal melalui vena
tingkat bervariasi, renalis tidak mengandung bahan-bahan yang tertinggal untuk
dikontrol oleh aldosteron dieliminasi di urine. Dengan mengekskresikan bahan-bahan di
urine, ginjal membersihkan atau "menjernihkan" plasma yang
esi yang terjadi melintasi bagian proksimal dan distal nefron. mengalir melaluinya dari bahan-bahan tersebut. Bersihan
Proses-proses ini dirangkum pada Tabel 14-3. Secara umum, plasma setiap bahan didefinisikan sebagai volume plasma
tubulus proksimal melakukan sebagian besar reabsorpsi. Bagian ini yang dibersihkan secara tuntas dari bahan bersangkutan oleh
memindahkan banyak air dan zat terlarut yang terfiltrasi kembali ginjal per menit3. Hal ini tidak menunjukkan jumlah bahan
ke darah tanpa diatur. Demikian juga, tubulus proksimal adalah yang disingkirkan, tetapi volume plasma asal dari jumlah yang
tempat utama sekresi, kecuali sekresi K+. Tubulus distal dan disingkirkan tersebut. Bersihan plasma sebenarnya merupakan
koligentes kemudian menentukan jumlah final H20, Na+, K+, dan H ukuran yang lebih bermanfaat daripada ekskresi urine; ini
+ yang diekskresikan di urine dan dikeluarkan dari tubuh. Kedua adalah lebih penting untuk mengetahui apa efek ekskresi urine
bagian ini melakukannya dengan menyesuaikan secara cermat 3Sebenarnya, bersihan plasma adalah suatu konsep artifisial karena ketika
jumlah Na+ dan H20 yang direabsorpsi dan jumlah K+ dan H+ yang suatu bahan diekskresikan di urine, konsentrasi bahan tersebut dalam plasma
disekresi. Proses-proses di bagian distal nefron ini semua berada di secara keseluruhan berkurang seragam akibat pencampuran merata di sistem
sirkulasi. Namun, untuk tujuan perbandingan ada baiknya bersihan dianggap
bawah kontrol, bergantung pada kebutuhan tubuh saat itu. Produk
sebagai volume plasma yang seharusnya mengandung jumlah total bahan
sisa yang terfiltrasi dan tidak dibutuhkan dibiarkan tertinggal (pada konsentrasi bahan sebelum ekskresi) yang diekskresikan ginjal dalam
untuk dikeluarkan di urine, bersama dengan produk non-sisa yang satu menit, yaitu volume hipotetis plasma yang seluruhnya dibersihkan dari
terfiltrasi atau disekresikan yang tidak direabsorpsi. bahan tersebut per menit.

   557
pada pengeluaran bahan dari cairan tubuh daripada akan untuk mengetahui perkiraan kasar LFG. Kreatinin, suatu
mengetahui volume dan komposisi urine. Bersihan plasma produk akhir metabolisme otot, diproduksi pada kecepatan yang
menyatakan efektivitas ginjal dalam mengeluarkan berbagai relatif konstan. Bahan ini difiltrasi secara bebas dan tidak
bahan dari lingkungan cairan internal. direabsorpsi, tetapi sedikit disekresi. Karena itu, bersihan kreatinin
Bersihan plasma dapat dihitung untuk setiap konstituen bukan pencerminan LFG yang akurat, melainkan memberi
plasma sebagai berikut: gambaran yang mendekati dan lebih mudah ditentukan daripada
Konsentrasi urine bersihan inulin.
laju aliran urine
Suatu bahan 5 (jumlah/mL urine) 3 (mL/mnt) Jika suatu bahan difiltrasi dan direabsorpsi, tetapi
Konsentrasi bahan dalam plasma tidak disekresi, laju bersihan plasmanya selalu lebih
(jumlah/mL plasma) kecil daripada LFG.
Laju bersihan plasma bervariasi untuk setiap bahan,
Sebagian atau semua bahan yang dapat direabsorpsi yang difiltrasi
bergantung pada bagaimana ginjal menangani tiap-tiap bahan
dikembalikan ke plasma. Karena volume plasma yang dibersihkan
tersebut.
dari bahan lebih kecil daripada yang difiltrasi, laju bersihan suatu
bahan yang dapat direabsorpsi selalu lebih kecil daripada LFG.
Jika suatu bahan difiltrasi, tetapi tidak Sebagai contoh, bersihan plasma untuk glukosa normalnya nol.
direabsorpsi atau disekresi, laju bersihan Semua glukosa yang difiltrasi akan direabsorpsi bersama dengan
plasmanya setara dengan LFG. semua filtrat yang dikembalikan sehingga tidak ada plasma yang
dibersihkan dari glukosa (Gambar 14-23b).
Anggap bahwa suatu konstituen plasma, substansi X,
difiltrasi secara bebas di glomerulus, tetapi tidak Untuk suatu bahan yang direabsorpsi secara parsial, misalnya
direabsorpsi atau disekresi. Karena 125 mL/mnt plasma urea, hanya sebagian dari plasma yang difitrasi dibersihkan dari
difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, jumlah substansi X bahan ini. Dengan sekitar 50% urea yang difiltrasi akan direabsorpsi
yang semula terkandung di dalam 125 mL tertinggal di secara pasif, hanya separuh dari plasma yang terfiltrasi, atau 62,5
tubulus untuk diekskresikan. Karena itu, setiap menit 125 mL mL, dibersihkan dari urea per menit (Gambar 14-23c).
plasma dibersihkan dari substansi X (Gambar 14-23a). (Dari
125 mL/mnt plasma yang difiltrasi, 124 mL/mnt cairan yang Jika suatu bahan difiltrasi dan disekresi, tetapi tidak
difiltrasi dikembalikan, melalui reabsorpsi, ke plasma minus direabsorpsi, laju bersihan plasmanya selalu lebih
substansi X, sehingga 124 mL/mnt ini dibersihkan dari besar daripada LFG.
substansi X. Selain itu, 1 mL/mnt cairan yang keluar dari urine
akhirnya diganti oleh volume H20 yang masuk dalam jumlah Sekresi tubulus memungkinkan ginjal membersihkan bahan-bahan
yang sama yang tidak mengandung substansi X. Karena itu, 125 tertentu dari plasma secara lebih efisien. Hanya 20% plasma yang
mL plasma yang telah dibersihkan dari substansi X, pada masuk ke ginjal difiltrasi. Sisa 80% lewat tanpa difiltrasi ke dalam
hakikatnya, dikembalikan ke plasma untuk setiap 125 mL plas- kapiler peritubulus. Satu-satunya cara agar plasma yang tidak
ma yang difiltrasi per menit). Tidak ada bahan kimia terfitrasi ini dapat dibersihkan dari bahan apapun selama
endogen yang memiliki karakteristik substansi X. perjalanan melintasi ginjal ini sebelum dikembalikan ke sirkulasi
Semua bahan yang secara alami terdapat di plasma, ba- umum adalah dengan sekresi. Salah satu contoh adalah H+. Selain
hkan zat sisa, sedikitbanyak direabsorps iatau disekresi. plasma yang terfiltrasi dibersihkan dari H+ yang tidak direabsorpsi,
Namun, inulin (jangan disamakan dengan insulin), suatu plasma yang menjadi asal sekresi juga dibersihkan dari H+. Sebagai
karbohidrat asing tak-berbahaya yang diproduksi oleh contoh, jika jumlah H+ yang disekresikan ekuivalen dengan jumlah
artichoke Jerusalem dan sedikit oleh sauran berakar lainnya yang ada dalam 25 mL plasma, laju bersihan H+ akan 150 mL/ mnt
seperti bawang merah dan bawang putih, difiltrasi secara bebas pada LFG normal 125 mL/mnt. Setiap menit, 125 mL plasma akan
dan tidak direabsorpsi atau disekresi-suatu substansi X yang kehilangan H+-nya melalui filtrasi dan kegagalan reabsorpsi, dan 25
ideal. Inulin dapat disuntikkan dan bersihan plasmanya mL plasma lainnya akan kehilangan H+ melalui sekresi. Bersihan
ditentukan sebagai cara klinis untuk mengetahui LFG. Karena plasma untuk bahan yang disekresikan selalu lebih besar daripada
semua filtrat glomerulus yang terbentuk dibersihkan dari LFG (Gambar 14-23d).
inulin, volume plasma yang dibersihkan dari inulin per menit Seperti inulin yang dapat digunakan secara klinis untuk
sama dengan volume plasma yang difiltrasi per menit-yaitu, menentukan LFG, bersihan plasma senyawa asing lainnya,
LFG. anion organik asam para-aminohi-purat (PAH), juga da-
pat digunakan untuk mengukur aliran plasma ginjal. Seperti inulin,
30 mg/mL urine 3 1.25 mL urine/mnt
5 PAH difiltrasi secara bebas dan tidak direabsorpsi. Namun, bahan
0.30 mg/mL plasma ini berbeda karena semua PAH dalam plasma yang lolos dari filtrasi
5 125 mL plasma/mnt disekresikan dari kapiler peritubulus oleh jalur sekresi anion
Meskipun penentuan bersihan plasma inulin akurat dan organik di tubulus proksimal. Karena itu, PAH dikeluarkan dari
langsung, cara ini tidak mudah karena inulin harus diinfuskan semua plasma yang mengalir ke ginjal-baik dari plasma yang
secara terus-menerus sepanjang pengukuran untuk difiltrasi dan kemudian direabsorpsi tanpa PAH-nya maupun dari
mempertahankan konsentrasi plasma yang konstan. Karena itu, plasma yang tidak terfiltrasi yang berlanjut ke kapiler peritubulus
bersihan plasma suatu bahan endogen, kreatinin, sering digun- dan kehilangan PAH-nya melalui sekresi aktif ke dalam tubulus.

   hapter
Kapiler
peritubulus

Glomerulus

Tubulus

Dalam
urin

(a) Untuk bahan yang difiltrasi dan tidak (b) Untuk bahan yang difiltrasi, tidak disekresi,
direabsorpsi atau disekresi, seperti inulin, semua dan direabsorpsi total, misalnya glukosa, tidak
plasma yang ada plasma yang terfiltrasi yang dibersihkan dari
bahan tersebut.

(c) Untuk bahan yang difiltrasi, tidak disekresi. (d) Untuk bahan yang difiltrasi dan disekresi
dan direabsorpsi secara parsial. misalnya urea. tetapi tidak direabsorpsi, misalnya ion hidrogen,
hanya sebagian dari plasma yang terfiltrasi yang semua plasma yang terfiltrasi dibersihkan dari
dibersihkan dari bahan tersebut. bahan tersebut, dan plasma peritubulus yang
merupakan asal dari bahan yang disekresikan
juga dibersihkan.
Gambar 14-23 Bersihan plasma untuk bahan yang di peroses secara berbeda oleh ginjal.

559
Karena semua plasma yang mengalir melalui ginjal Medula
dibersihkan dari PAH, bersihan plasma untuk PAH dapat
300
digunakan untuk memperkirakan laju aliran plasma melalui
300
ginjal. Biasanya, aliran plasma ginjal memiliki rerata 625 mL/ 0
30 300
mnt, untuk aliran darah ginjal (plasma plus sel darah merah) 0
30 600
sebesar 1140 mL/mnt—lebih dari 20% curah jantung, 0
30

30
0 900

30
0
60

30
0
00 1200

60
9

0
FRAKSI FILTRASI Jika Anda mengetahui bersihan PAH 00

90
0
12

12

0
(aliran plasma ginjal) dan bersihan inulin (LFG), Anda dapat

00
Korteks
dengan mudah menentukan fraksi filtrasi, yaitu fraksi plasma

12
0
120

00
900

90
yang mengalir melalui ginjal yang terfiltrasi ke dalam tubulus:

600

60
0
300

30
300

0
LFG (bersihan inulin plasma)

300

30
0

30
0
aliran plasma ginjal (bersihan PAH plasma)

0
5 125 mL/mnt = 20%
625 mL/mnt
Karena itu, sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerulus
difiltrasi.
Gambar 14-24 Gradien osmotik vertikal di medula ginjal. Gambaran skematik ginjal
(pada orang yang berdiri tegak) yang diputar 90° dari posisi normalnya untuk lebih
Ginjal dapat mengekskresikan urine dalam memperjelas gradien osmotik vertikal di medula ginjal. Semua nitai dalam satuan
konsentrasi bervariasi bergantung pada status mOsm/L. Osmolaritas cairan interstisium di seluruh korteks ginjal adalah isotonik pada
hidrasi tubuh. 300 mOsm/liter, tetapi osmolaritas cairan interstisium di medula ginjal meningkat secara
progresif dari 300 mOsm/liter di batas dengan korteks hingga maksimal 1200 mOsm/
Setelah membahas bagaimana ginjal menangani berbagai zat liter di taut dengan pelvis ginjal.
terlarut dalam plasma, kini kita akan berkonsentrasi pada
penanganan H20 plasma oleh ginjal. Osmolaritas CES
(konsentrasi zat terlarut) bergantung pada jumlah relatif H20 bervariasi dari 100-1200 mOsm/liter, bergantung pada status
dibandingkan dengan zat terlarut. Pada keseimbangan cairan hidrasi tubuh. Ketika tubuh berada dalam keseimbangan ideal,
dan konsentrasi zat terlarut yang normal, cairan tubuh bersifat terbentuk urine isotonik 1 mL/mnt. Ketika hidrasi tubuh berlebihan
isotonik pada osmolaritas 300 miliosmol/liter (mOsm/liter) (terlalu banyak H20), ginjal dapat menghasilkan urine encer dalam
(lihat h. 74 dan A-8). Jika terlalu banyak terdapat H20 jumlah besar (hingga 25 mL/mnt dan hipotonik pada 100 mOsm/
dibandingkan dengan zat terlarut, cairan tubuh menjadi liter), membuang kelebihan H20 di urine. Sebaliknya, ginjal dapat
hipotonik, yang berarti cairan tubuh terlalu encer dengan menghasilkan urine pekat dalam jumlah kecil (hingga 0,3 ml/mnt
osmolaritas kurang dari 300 mOsm/liter. Namun, jika terjadi dan hipertonik pada 1200 mOsm/liter) ketika tubuh mengalami
defisit H20 relatif terhadap zat terlarut, cairan tubuh menjadi dehidrasi (kekurangan H20), menahan H20 bagi tubuh.
terlalu pekat, atau hipertonik, dengan osmolaritas lebih besar Susunan anatomik yang unik dan interaksi fungsional yang
daripada 300 mOsm/liter. kompleks antara berbagai komponen nefron di medula ginjal
Dengan mengetahui bahwa gaya pendorong bagi reabsorpsi menjadi penyebab terbentuknya dan dimanfaatkannya gradien
H20 di sepanjang tubulus adalah gradien osmotik antara osmotik vertikal. Ingat kembali bahwa lengkung tajam ansa Henle
lumen tubulus dan cairan interstisium sekitar, Anda dapat hanya sedikit masuk ke dalam medula di nefron korteks, tetapi di
memperkirakan, berdasarkan pertimbangan osmotik, bahwa nefron jukstamedula lengkung masuk jauh ke seluruh kedalaman
ginjal tidak dapat mengekskresikan urine yang lebih encer medula sehingga ujung lengkung berada dekat dengan pelvis ginjal
atau pekat daripada cairan tubuh. Memang, hal inilah yang (lihat Gambar 14-1c, h. 532, dan 14-5, h. 535). Juga, vasa rekta
akan terjadi jika cairan interstisium yang mengelilingi tubulus nefron jukstaglomerulus membentuk lengkung tajam dalam seperti
di ginjal identik osmolaritasnya dengan cairan tubuh lainnya. lengkung panjang Henle. Aliran di lengkung panjang Henle dan
Reabsorpsi air akan berlangsung hanya hingga ketika cairan vasa rekta dianggap countercurrent karena aliran di kedua bagian
tubulus seimbang secara osmosis dengan cairan interstisium, lengkung yang saling berdekatan ini berlawanan arah. Sementara
dan tubuh akan tidak memiliki cara untuk mengeluarkan itu, duktus koligentes yang melayani kedua jenis nefron, dalam
kelebihan H20 ketika cairan tubuh hipotonik atau menahan perjalanan ke pelvis ginjal, berjalan menembus medula hanya dalam
H20 ketika terjadi hipertonisitas. arah desenden. Susunan ini, ditambah dengan karakteristik
Untungnya, terdapat suatu gradien osmotik vertikal besar permeabilitas dan transpor segmen-segmen tubulus ini, berperan
yang khas di cairan interstisium medula ginjal. Konsentrasi kunci dalam kemampuan ginjal menghasilkan urine dengan
cairan interstisium secara progresif meningkat dari batas konsentrasi beragam, bergantung pada apakah tubuh perlu
korteks hingga ke kedalaman medula hingga konsentrasi itu menghemat atau mengeluarkan air. Secara singkat, lengkung Henle
pada manusia mencapai maksimal 1200 mOsm/liter di taut panjang nefron jukstamedula membentuk gradien osmotik vertikal,
erat dengan pelvis ginjal (Gambar 14-24). vasa rektanya mempertahankan gradien ini sembari memberi darah
Melalui mekanisme yang akan segera dijelaskan, gradien ini ke medula ginjal, dan duktus koligentes semua nefron
memungkinkan ginjal menghasilkan urine yang konsentrasnya menggunakan gradien ini, bersama dengan hormon vasopresin,

   hapter
untuk menghasilkan urine dengan beragam konsentrasi. Secara yang lebih pekat. Perpindahan pasif H20 keluar pars desenden
kolektif, susunan fungsional keseluruhan ini disebut dengan sistem berlanjut hingga osmolaritas cairan di pars desenden dan
counter-current medulla. Kita akan membahas tiap-tiap seginya cairan interstisium menjadi sama. Karena itu, cairan tubulus
dengan lebih terperinci. yang masuk ke ansa Henle segera mulai menjadi lebih pekat
karena kehilangan H20. Pada keadaan seimbang, osmolaritas
Gradien osmotik vertikel medula dibentuk oleh cairan pars asenden adalah 200 mOsm/liter dan osmolaritas
multipiikasi countercurrent. cairan interstisium dan cairan pars desenden adalah sama yaitu
400 mOsm/L (Gambar 14-25, langkah ). 1
Kita akan mengikuti filtrat melalui nefron berlengkung panjang Jika sekarang kita memajukan keseluruhan kolom cairan
untuk melihat bagaimana struktur ini menciptakan gradien osmotik di ansa Henle beberapa langkah (langkah 2 terdapat massa
vertikal di medula. Segera setelah filtrat terbentuk, terjadi reabsorpsi cairan 200 mOsm/liter dari puncak pars asenden ke dalam
osmotik tak-terkontrol H20 yang terfiltrasi di tubulus proksimal tubulus distal, dan massa cairan isotonik baru pada 300 mOsm/
akibat reabsorpsi aktif Na+. Akibatnya, pada akhir tubulus liter masuk bagian puncak pars desenden dari tubulus
proksimal sekitar 65% filtrat telah direabsorpsi, tetapi 35% sisanya proksimal. Di bagian bawah lengkung, massa cairan 400
tetap berada di lumen tubulus dengan osmolaritas sama dengan mOsm/liter dari pars desenden bergerak maju memutari ujung
cairan tubuh. Karena itu, cairan yang masuk ke ansa Henle masih ansa dan masuk ke pars asenden, menempatkannya berlawanan
isotonik. Tambahan 15% H20 yang difiltrasi direabsorpsi dari ansa dengan regio 400 mOsm/liter di pars desenden. Perhatikan
Henle sewaktu pembentukan dan pemeliharaan gradien osmotik bahwa perbedaan konsentrasi 200 mOsm/liter lenyap di
vertikal, dengan osmolaritas cairan tubulus mengalami perubahan puncak dan dasar lengkung.
dalam prosesnya. Pompa pars asenden kembali memindahkan NaC1 keluar
SIFAT PARS ASENDEN DAN DESENDEN LENGKUNG sementara H20 secara pasif meninggalkan pars desenden hingga
PANJANG ANSE HENLE Perbedaan fungsional berikut antara pars tercipta kembali perbedaan 200 mOsm/liter antara pars
desenden suatu lengkung panjang ansa Henle (yang membawa asenden dan baik cairan interstisium maupun pars desenden di
cairan dari tubulus proksimal hingga jauh ke dalam medula) dan masing-masing tingkat horizontal (langkah 3 ). Namun,
pars asendens (yang membawa cairan naik dan keluar dari medula perhatikan bahwa konsentrasi cairan tubulus semakin
untuk masuk ke tubulus distal) sangat penting untuk menciptakan meningkat di pars desenden dan semakin menurun di pars
gradien osmotik vertikal di cairan interstisium medula. asenden.
Pars desenden (1) sangat perrneabel terhadap H20 (melalui saluran Sewaktu cairan tubulus terus maju (langkah 4 ) , gradien
air APQ-1 yang banyak dan selalu terbuka) dan (2) tidak secara aktif konsentrasi 200 mOsm/liter kembali terganggu di semua
mengeluarkan Na+, yaitu bagian ini tidak mereabsorpsi Na+. (Ini tingkat horizontal. Selain itu, ekstrusi aktif NaCI dari pars
adalah satu-satunya segmen tubulus yang tidak melakukannya.) asendens, disertai difusi neto H20 keluar pars desenden,
Pars asenden (1) secara aktif memindahkan NaC1 keluar dari kembali menciptakan gradien 200 mOsm/liter di masing-
lumen tubulus untuk masuk ke dalam cairan interstisium sekitar masing tingkat horizontal (langkah 5 ).
dan (2) selalu impermeabel terhadap H20 sehingga garam Sewaktu cairan kembali mengalir maju sedikit dan proses
meninggalkan cairan tubulus disertai H20 secara osmotik. bertahap ini berlanjut (langkah 6 ), cairan di pars desenden
menjadi semakin hipertonik hingga mencapai konsentrasi
MEKANISME MULTIPLIKASI COUNTERCURRENT Kedekatan dan maksimal 1200 mOsm/liter di dasar lengkung, empat kali lipat
aliran countercurrent kedua pars ansa Henle memungkinkan konsentrasi normal cairan tubuh. Karena cairan interstisium
terjadinya interaksi penting antara keduanya. Meskipun aliran selalu mencapai keseimbangan dengan pars desenden, tercipta
cairan melalui ansa Henle berlangsung terus-menerus, kita akan gradien konsentrasi vertikal yang berkisar dari 300 hingga 1200
memvisualisasikan apa yang terjadi langkah demi langkah, seperti mOsm/liter di cairan interstisium medula. Sebaliknya,
film animasi yang diperlambat sehingga setiap langkahnya dapat konsentrasi cairan tubulus semakin berkurang di pars asenden
dilihat. sewaktu garam dipompa keluar tetapi H20 tidak dapat
Pada awalnya, sebelum gradien osmotik vertikal tercipta, mengikutinya. Pada kenyataannya, cairan tubulus bahkan
konsentrasi cairan interstisium medula adalah seragam sebesar 300 menjadi hipotonik sebelum meninggalkan pars asenden untuk
mOsm/liter, seperti cairan tubuh lainnya (Gambar 14-25). masuk ke tubulus distal dengan konsentrasi 100 mOsm/liter,
Pompa garam aktif di pars asenden dapat memindahkan NaC1 sepertiga konsentrasi normal cairan tubuh.
keluar dari lumen hingga cairan interstisium sekitar 200 mOsm/liter Perhatikan bahwa meskipun hanya terdapat gradien 200
lebih pekat daripada cairan tubulus di bagian ini. Ketika pompa pars mOsm/liter antara pars asenden dan cairan sekitar di masing
asenden mulai secara aktif mengeluarkan garam, cairan interstisium masing tingkat horizontal medula, terbentuk gradien vertikal
medula menjadi hipertonik. Air tidak dapat mengikuti secara yang jauh lebih besar dari atas ke bawah medula. Meskipun
osmosis dari pars asenden karena bagian ini impermeabel terhadap pompa pars asenden hanya dapat menghasilkan gradien 200
H20. Namun, difusi neto H20 terjadi dari pars desenden ke dalam mOsm/liter, efek ini berlipat ganda menjadi gradien vertikal
cairan interstisium. Cairan tubulus yang masuk ke pars desenden yang besar karena adanya aliran countercurrent di dalam
dari tubulus proksimal bersifat isotonik. Karena pars desenden lengkung. Mekanisme pemekatan konsentrasi yang dicapai
sangat permeabel terhadap H20, terjadi difusi neto H20 melalui oleh lengkung Henle ini dikenal sebagai multiplikasi
osmosis keluar dari pars desenden menuju ke cairan interstisium countercurrent.

   561
Glomerulus
Kapsula Bowman
Tubulus proksimal
Tubulus distal
Dari Ke
tubulus tubulus
proksimal distal
300 300 300
Korteks Cairan intestisium 300 300 300 Cairan insterstisium
Medula 300 300 300 medula
300 300 300
300 300 300
Pars desenden Pars desenden
ansa Henle nefron 300 300 300 ansa Henle nefron
jukstamedula 300 300 300 jukstamedula
300 300 300
Lengkung Tubulus
panjang koligentes
Henle

Gambar awal

300 150
300 150
Dari Ke
tubulus tubulus
proksimal distal
H2O NaCl
350 350 150 300 150
350 350 150 300 150
H2O NaCl
350 350 150 350 300
350 350 150 350 300
H2O NaCl
500 500 300 350 300
500 500 300 350 300
H2O NaCl
500 500 300 500 500
500 500 300 500 500

3 Pompa pars asendes dan fluks 4 Sekali lagi cairan kembali


pasif pars desenden membentuk mengalir maju beberapa “langkah.”
kembali gradien 200mOsm/liter di
tiap tingkat horizontal
Gambar 14-25 Multiplikasi countercurrent di medula ginjal. semua angka dalam mOsm/L

Telah dijelaskan secara artifisial multiplikasi countercurrent asenden dan akhirnya meninggalkan lengkung pada
dengan cara berhenti-maju bertahap untuk mempermudah konsentrasi minimal 100 mOsm/liter. Apa gunanya
pemahaman. Perlu disadari bahwa jika gradien medula yang memekatkan cairan empat kali lipat dan kemudian berbalik
meningkat tersebut telah terbentuk, gradien tersebut akan serta mengencerkannya hingga akhirnya konsentrasi menjadi
menetap karena aliran cairan yang terus menerus disertai oleh sepertiga daripada konsentrasi saat masuk? Mekanisme
transpor aktif di pars asenden dan fluks pasif di pars desenden. semacam ini memberikan dua manfaat. Pertama, mekanisme
ini menciptakan suatu gradien osmotik vertikal di cairan
MANFAAT MULTIPLIKASI COUNTERCURREENT Jika Anda interstisium medula. Gradien ini, pada saatnya, digunakan
hanya melihat apa yang terjadi pada cairan tubulus sewaktu oleh duktus koligentes untuk memekatkan cairan tubulus
cairan ini mengalir melalui ansa Henle, keseluruhan proses sehingga tubuh dapat mengekskresikan urine yang lebih pekat
terlihat sebagai upaya yang sia-sia. Cairan isotonik yang masuk daripada cairan tubuh normal. Kedua, karena cairan bersifat
ansa menjadi semakin pekat sewaktu memasuki pars desenden, hipotonik saat masuk ke bagian distal tubulus, ginjal dapat
mencapai konsentrasi maksimal 1200 mOsm/liter, hanya untuk mengekskresikan urine yang lebih encer daripada cairan tubuh
kemudian menjadi lebih encer kembali sewaktu mengaliri pars normal. Mari kita lihat bagaimana hal ini terjadi.

   hapter
Kunci
300 200
= Disfusi pasif H2O (osmosis) 300 200
= Transpor aktif NaCl 300 200
300 200
From To
proximal distal
tubule tubule
H2O NaCl
400 400 200 300 200
400 400 200 300 200
H2O NaCl
400 400 200 300 200
400 400 200 300 200
H2O NaCl
400 400 200 400 400
400 400 200 400 400
H2O NaCl
400 400 200 400 400
400 400 200 400 400

1 Pompa garamaktif pars asenden 2 Ketika cairan bergerak maju beberapa


menciptakan gradien sebesar 200 mOsm/ "langkah", suatu massa cairan 200 mOsm/L
liter di setiap tingkat horizontal. keluar ke tubulus distal dan suatu massa
cairan 300 mOsm/L yang baru memasuki
tubulus proksimal.

Dari Ke
tubulus tubulus
proksimal distal
H2O NaCl
325 325 125 300 300 100
325 325 125 450 450 250
H2O NaCl
425 425 225 600 600 400
425 425 225 750 750 550
H2O NaCl
425 425 225 900 900 700
425 425 225 1050 1050 850
H2O NaCl
600 600 400 1200 1200 1000
600 600 400 1200 1200 1000

5 Gradien 200 mOsm/liter di setiap 6 Terbentuk gradien osmotik vertikal


tingkat horizontal kembali tercipta. final dan dipertahankan oleh multiplikasi
countercurrent terus-menerus lengkung
panjang Henle.

Reabsorpsi bervariasi H2O yang dikontrol oleh Cairan yang meninggalkan ansa Henle masuk ke tubulus
vasopresin terjadi di segmen akhir tubulus. distal pada 100 mOsm/liter sehingga bersifat hipotonik
terhadap cairan interstisium koteks ginjal sekitar yang isotonik
(300 mosm/liter) yang dilewati oleh tubulus distal. Tubulus
Setelah reabsorpsi obligatorik H20 dari tubulus proksimal distal kemudian mengalirkan isinya ke dalam duktus
(65% H20 yang terfiltrasi) dan ansa Henle (15% H20 yang koligentes, yang terendam dalam cairan interstisium dengan
terilftrasi), 20% H20 yang terfiltrasi tertinggal di lumen untuk konsentrasi yang semakin tinggi (300 hingga 1200 mOsm/liter)
masuk ke tubulus distal dan koligentes untuk direabsorpsi sewaktu saluran ini turun melalui medula.
dalam jumlah bervariasi di bawah kontrol hormon. Ini adalah
jumlah H20 yang masih besar untuk diatur dengan reabsorpsi: PERAN VASOPRESIN Agar H20 dapat direabsorpsi di suatu
20% x LFG (180 liter/hari) = 36 liter per hari untuk segmen tubulus, dua kriteria harus dipenuhi: (1) harus terdapat
direabsorpsi dengan jumlah bervariasi, bergantung pada gradien osmotik yang melintasi tubulus, dan (2) segmen
status hidrasi tubuh. Jumlah ini adalah lebih dari 13 kali tubulus harus permeabel terhadap H2O. Tubulus distal dan
jumlah H20 plasma dalam keseluruhan sistem sirkulasi. koligentes impermeabel terhadap H20 kecuali jika terdapat vas-

   563
opresin, yang juga dikenal sebagai Filtrat lumen Sel prinsipal di tubulus Kapiler
hormon antidiuretik (anti artinya tubulus distal atau koligentes peritubulus
"melawan"; diuretik artinya"peningkatan Membran Membran basolateral
pengeluaran urine")4, yang meningkatkan luminal Kanal air AQP-3
permeabilitas rnereka terhadap H20. atau AQP-4
Vasopresin diproduksi oleh beberapa 4
5
badan sel saraf spesifik di hipotalamus dan H2 O H2O
kemudian disimpan di kelenjar hipofisis
3 ATP 1
posterior, yang melekat ke hipotalamus
melalui sebuah tangkai tipis (lihat gambar H 2 O 2
18-4, h. 698). Hipotalamus mengontrol … cAMP Vasopressin
pelepasan vasopresin dari hipofisis H2 O
Meningkatkan Reseptor V 2
posterior ke dalam darah. Dengan permeabilitas membran
luminal terhadap H2O
mekanisme umpan-balik negatif, sekresi Kanal air dengan menyisipkan
vasopresin dirangsang oleh defisit H20 AQP-2 kanal-kanal air baru
ketika CES terlalu pekat (yaitu, hipertonik) AQP-2
dan H20 harus dipertahankan dalam
tubuh, dan dihambat oleh kelebihan H20
ketika CES terlalu encer (yaitu, hipotonik) 1 Vasopresin dalam darah berikatan dengan tempat reseptornya di membran basolateral
prinsipal di tubulus distal atau koligentes.
dan kelebihan H20 harus dikeluarkan
melalui urine. 2 Pengikatan ini mengaktifkan sistem pembawa pesan kedua AMP siklik di dalam sel.
Vasopresin mencapai membran 3 AMP siklik meningkatkan permeabilitas membran luminal yang berlawanan terhadap
basolateral sel tubulus prinsipal yang H2O dengan mendorong insersi saluran-saluran air AQP-2 yang di regulasi oleh
melapisi tubulus distal dan koligentes vasopresin di membran ini. Membran ini impermeabel terhadap air jika terdapat
melalui sistem sirkulasi. Di sini hormon ini vasopresin.
mengikat reseptor V2 yang spesifik 4 Air masuk ke sel tubulus dari lumen tubulus melalui saluran air yang disisipkan tersebut.
untuknya (Gambar 14-26). (Vasopresi ter-
5 Air keluar dari sel melalui saluran air berada ( baik AQP-3 maupun AQP-4) yang ada
ikat dengan reseptor V1 yang berbeda permanen dan selalu terbuka di membran basolateral, lalu masuk ke darah, dan dengan
pada otot polos vaskular untuk cara ini direabsorpsi.
menunjukkan efek vasokonstriktornya; Gambar 14-26 Mekanisme kerja vasopresin.
lihat h. 377.) Pengikatan vasopresin
dengan reseptor V2-nya, yang merupakan reseptor bergandeng
protein G (lihat h, 126), mengaktifkan sistem caraka kedua luminal tidak permanen. Saluran diambil kembali ketika
AMP siklik (cAMP) di dalam sel tubulus (lihat h. 130). sekresi vasopresin berkurang dan aktivitas cAMP juga
Pengikatan ini akhirnya meningkatkan permeabilitas berkurang. Karena itu, permeabilitas H20 berkurang ketika
membran luminal yang berlawanan terhadap H20 dengan sekresi vasopresin berkurang. Saluran H20 ini disimpan di
mendorong penyisipan akuaporin (khususnya AQP-2) di dalam vesikel internal, siap untuk disisipkan kembali pada
membran ini dengan eksositosis. Tanpa akuaporin ini, membran luminal ketika sekresi vasopresin meningkat lagi.
membran luminal bersifat impermeabel terhadap H20. Setelah Perpindahan AQP-2 ke dalam dan keluar membran luminal di
masuk ke dalam sel tubulus dari filtrat melalui saluran air bawah kontrol vasopresin menyediakan cara untuk
luminal yang diatur oleh vasopresin, H20 secara pasif mengontrol permeabilitas H20 secara cepat di tubulus distal
meninggalkan sel menuruni gradien osmotik menembus dan kolegentes, bergantung pada kebutuhan tubuh sesaat.
membran basolateral untuk masuk ke cairan interstisium. Vasopresin memengaruhi permeabilitas H20 hanya di
Akuaporin di membran basolateral tubulus distal dan tubulus distal dan duktus koligentes. Hormon ini tidak
koligentes (AQP-3 dan AQP-4) selalu ada dan terbuka, memiliki pengaruh pada 80% H20 yang difiltrasi yang
sehingga membran ini selalu permeabel terhadap H20. Dengan direabsorpsi tanpa kontrol di tubulus proksimal dan ansa
memungkinkan lebih banyak H20 merembes dari lumen ke Henle. Pars asenden ansa Henle selalu impermeabel terhadap
dalam sel tubulus, saluran-saluran luminal yang diatur oleh H20, bahkan dengan keberadaan vasopresin.
vasopresin ini meningkatkan reabsorpsi H20 dari filtrat ke
dalam cairan interstisium. Respons tubulus terhadap
REGULASI REABSORPSI H 20 SEBAGAI
vasopresin bersifat berjenjang: semakin banyak terdapat
vasopresin, semakin banyak saluran air luminal disisipkan,
RESPONS TERHADAP DEFISIT H 2 0 Ketika sekresi
vasopresin meningkat sebagai respons terhadap defisit H20
dan semakin besar permeabilitas tubulus distal dan koligentes
dan permeabilitas tubulus distal dan koligentes terhadap H20
terhadap H20. Namun, meningkatnya saluran air membran
juga karenanya meningkat, cairan tubulus yang hipotonik
4Meskipun buku teks secara tradisional cenderung menggunakan nama yang mengalir ke bagian distal nefron dapat kehilangan lebih
hormon antidiureok untuk hormon ini, khususnya ketika membahas efeknya banyak H20 secara progresif melalui osmosis ke dalam cairan
pada ginjal, para peneliti di bidang ini kini lebih menyukai menggunakan kata interstisium sewaktu cairan tubulus mula-mula mengalir
vasopresin. melalui korteks isotonik dan kemudian terpajan ke cairan inte-

   hapter
rstisium medula yang osmolaritasnya terus meningkat ketika Dari Filtrat memiliki konsentrasi
tubulus 100 mOsm/liter sewaktu
saluran masuk jauh menuju pelvis ginjal (Gambar 14-27a). masuk ke tubulus distal
proksimal
Sewaktu cairan tubulus 100 mOsm/liter masuk ke tubulus dan koligentes
distal dan terpajan ke cairan interstisium sekitar dengan Distal tubule
300 300 300 300
osmolaritas 300 mOsm/ liter, H20 keluar dari tubulus secara
osmosis menembus sel tubulus yang kini permeabel hingga H2O
300 300 300 100 300 300 Korteks
cairan tubulus mencapai kosentrasi maksimal 300 mOsm/ Medula
liter di akhir tubulus distal. Sewaktu terus mengalir ke duktus Ansa H2O NaCl H2O
koligentes, cairan tubulus 300 mOsm/liter ini terpajan ke Henle
Duktus
cairan interstisium medula yang osmolaritasnya bahkan lebih 600 600 600 400 600 600 koligentes
H2O NaCl
tinggi lagi. Konsekuensinya, cairan tubulus kembali H2O
kehilangan H20 secara osmosis dan menjadi semakin pekat; 700
900 900 900 900 900
hanya untuk mengalir maju, terpajan ke osmolaritas cairan H2O NaCl
interstisium yang lebih tinggi, dan kembali kehilangan H20; H2O
1000
dan demikian seterusnya.
Di bawah pengaruh vasopresin kadar maksimal, cairan 1200 1200 1200 1200
tubulus dapat dipekatkan hingga 1200 mOsm/liter di akhir
duktus koligentes. Cairan tidak dimodifikasi lebih lanjut lagi
Vasopresin ada: tubulus distal Ekskresi urin dalam jumlah
setelah duktus koligentes sehingga apa yang tersisa di tubulus dan koligentees permeabel sedikit (hingga 1200 mOsm/L);
di titik ini adalah urine. Akibat reabsorpsi ekstensif H20 yang terhadap H2O H2O direabsorpsi diserap oleh
didorong oleh vasopresin di segmen-segmen akhir tubulus kapiler peritubulus dan
ini, dapat diekskresikan urine dengan volume sedikit dan dipertahankan di dalam tubuh
(a) Ketika menghadapi defisit air
memiliki konsentrasi hingga 1200 mOsm/liter. Setiap menit
dapat dihasilkan urine bervolume hanya 0,3 ml, kurang Filtrat memiliki konsentrasi
Dari
daripada sepertiga kecepatan aliran urine normal yang tubulus 100 mOsm/liter sewaktu
besarnya 1 mL/mnt. H20 yang direabsorpsi masuk ke cairan proksimal masuk ke tubulus distal
dan koligentes
interstisium medula diambil oleh kapiler peritubulus dan Tubulus distal
dikembalikan ke sirkulasi umum sehingga dipertahankan di 300 300
dalam tubuh.
300 300 300 100 300 100 Korteks
Meskipun mendorong penghematan H20 oleh tubuh,
vasopresin tidak dapat menghentikan secara total produksi Medula
Ansa H2O NaCl
urine, meskipun yang bersangkutan sama sekali tidak Henle Duktus
mendapat H2O, karena harus terjadi ekskresi H20 dalam 600 600 600 400 600 100 koligentes
jumlah minimal bersama dengan zat sisa terlarut. Secara H2O NaCl
kolektif, produk sisa dan konstituen lain yang dieliminasi di
urine berosmolaritas rerata 600 mOsm per hari. Karena 900 900 900 700 900 100
konsentrasi maksimal urine adalah 1200 mOsm/liter, volume H2O NaCl
minimal urine yang diperlukan untuk mengekskresikan zat- 1000
zat sisa ini adalah 500 mL/hari (600 mOsm zat sisa/hari 1200
1200 1200 1200 100
mOsm/ liter = urine 0,5 liter, atau 500 mL/hari, atau 0,3 mL/
mnt). Karena itu, di bawah pengaruh maksimal vasopresin,
99,7% dari 180 liter H2O plasma yang terfiltrasi per hari Tidak vasopresin: tubulus distal Urin bervolume besar dan encer;
dikembalikan ke darah, dengan pengeluaran wajib H20 dan koligentes impermeabel dieksresikan (serendah 100 mOsm/L)
terhadap H2O Tidak terjadi reabsorpsi H2O di
sebanyak setengah liter.
bagian distal dikeluarkan dari tubuh
Kemampuan ginjal memekatkan urine untuk mengurangi dalam urin
kehilangan H20 jika dibutuhkan hanya dimungkinkan karena (b) Ketika menghadapi kelebihan air
adanya gradien osmotik vertikal di medula. Jika gradien ini
tidak ada, ginjal tidak dapat menghasilkan urine yang lebih Kunci
pekat daripada cairan tubuh seberapapun jumlah vasopresin = Difusi fasif H2O (osmosis)
yang dikeluarkan karena satu-satunya gaya pendorong untuk = Transpor aktif NaCl
reabsorpsi H20 adalah perbedaan konsentrasi antara cairan = Bagian tubulus yang impermeabel terhadap H2O
tubulus dan cairan interstisium. = Permeabilitas terhadap H2O ditingkatkan oleh vasopresin
REGULASI REABSORPSI H2O SEBAGAI RESPONS
TERHADAP KELEBIHAN H20 Sebaliknya, jika seseorang Gambar 14-27 Ekskresi urine dengan berbagai konsentrasi bergantung pada
kebutuhan tubuh.Semua nilai dalam satuan mOsm/L.
mengonsumsi H20 dalam jumlah besar, kelebihan H20 harus
dikeluarkan dari tubuh tanpa secara bersamaan kehilangan
zat terlarut yang penting untuk mempertahankan
homeostasis. Pada keadaan ini, tidak ada vasopresin yang

   565
dikeluarkan, sehingga tubulus distal dan koligentes tetap 14-28b). Sewaktu darah mengalir menelusuri pars desenden vasa
impermeabel terhadap H20. Cairan tubulus yang masuk ke rekta, mengalami penyeimbangan dengan cairan interstisium
tubulus distal bersifat hipotonik (100 mOsmiliter), karena sekitar yang konsentrasinya semakin meningkat, darah ini
kehilangan garam tanpa disertai pengeluaran H20 di pars menyerap garam dan kehilangan H20 hingga menjadi sangat
asenden ansa Henle. Sewaktu cairan hipotonik ini mengalir hipertonik di bagian bawah lengkung. Kemudian, ketika darah
melalui tubulus distal dan koligentes (Gambar 14-27b), gradien mengalir melalui pars asenden, garam berdifusi keluar kembali ke
osmotik medula tidak dapat menimbulkan pengaruh karena interstisium, dan H20 kembali masuk ke vasa rekta karena cairan
segmen-segmen akhir tubulus ini impermeabel terhadap H2O. interstisium sekitar menjadi semakin hipotonik. Pertukaran pasif
Dengan kata lain, tidak ada H20 yang tertinggal di dalam zat terlarut dan H20 antara kedua bagian vasa rekta dan cairan
tubulus yang dapat meninggalkan lumen untuk direabsorpsi interstisium ini dikenal sebagai pertukaran countercurrent. Tidak
meskipun cairan tubulus lebih encer daripada cairan seperti multiplikasi countercurrent, pertukaran ini tidak
interstisium sekitar. Karena itu, tanpa vasopresin, 20% cairan menciptakan gradien konsentrasi. Pertukaran ini mempertahankan
terfiltrasi yang mencapai tubulus distal tidak direabsorpsi. (mencegah disolusi) gradien. Karena darah masuk dan keluar
Sementara itu, ekskresi zat sisa dan zat terlarut urine lainnya medula dengan osmolaritas yang sama akibat pertukaran
tidak berubah. Hasil akhir adalah urine encer dalam jumlah countercurrent, jaringan medula mendapat nutrisi dari darah
besar, yang membantu tubuh mengeluarkan kelebihan H20. sementara gradien hipertonisitasnya tetap dipertahankan.
Osmolaritas urine dapat serendah 100 mOsmiliter, sama seperti
cairan yang masuk ke tubulus distal. Tanpa vasopresin, aliran Reabsorpsi air hanya berkaitan sebagian dengan
urine dapat meningkat hingga 25 mL/mnt, dibandingkan reabsorpsi zat terlarut.
dengan produksi normal 1 mLlmnt.
Kemampuan tubuh menghasilkan urine yang lebih encer Perlu dibedakan antara reabsorpsi H20 yang harus mengikuti
daripada cairan tubuh bergantung pada cairan tubulus yang reabsorpsi zat terlarut dan reabsorpsi H20 "bebas" yang tidak
menjadi hipotonik ketika masuk ke bagian distal nefron. berkaitan dengan reabsorpsi zat terlarut.
Pengenceran ini dicapai di pars asenden ketika NaC1 secara

Di segmen-segmen tubulus yang permeabel terhadap H20, reabso-
aktif dikeluarkan, tetapi tidak dapat diikuti oleh H20. Karena rpsi zat terlarut selalu diikuti oleh reabsorpsi setara H20 karena
itu, ansa Henle, dengan secara bersamaan membentuk gradien faktor osmotik. Karena itu, volume total H20 yang direabsorsi
osmotik medula dan mengencerkan cairan tubulus sebelum sebagian besar ditentukan oleh massa total zat terlarut yang
cairan itu masuk ke segmen distal, berperan penting dalam direabsorpsi; hal ini terutama berlaku untuk NaCI karena NaC1
kemampuan ginjal mengekskresikan urine yang konsentrasinya adalah zat terlarut paling banyak di CES.
bervariasi dari 100 hingga 1200 mOsm/liter. ■
Ekskresi zat terlarut selalu disertai oleh ekskresi setara H20 karena
faktor osmotik. Fakta ini merupakan penyebab ekskresi wajib H20
Pertukaran countercurrent di dalam vasa rekta paling tidak dalam jumlah minimal, meskipun yang bersangkutan
mempertahankan gradien osmotik vertikal mengalami dehidrasi berat.
medulla. Oleh sebab yang sama, ketika terdapat kelebihan zat terlarut
yang tidak direabsorpsi dalam cairan tubulus, keberadaan zat
Medula ginjal harus dialiri darah untuk memberi makan tersebut menimbulkan efek osmotik yang menahan kelebihan H20
jaringan di bagian ini serta untuk mengangkut air yang di lumen. Fenomena ini dikenal sebagai diuresis osmotik. Diuresis
direabsorpsi di ansa Henle dan duktus koligentes kembali ke adalah peningkatan ekskresi urine, yang terdiri dari dua jenis:
sirkulasi umum. Namun, dalam prosesnya, sirkulasi darah diuresis osmotik dan diuresis air.
melalui medula tidak boleh mengganggu gradien hipertonisitas Diuresis osmotik adalah peningkatan ekskresi H20 dan zat
vertikal yang tercipta oleh lengkung Henle. Bayangkan terlarut akibat ber lebihnya zat terlarut yang tidak
situasinya jika darah mengalir lurus dari korteks ke medula direabsorpsi di cairan tubulus, seperti yang terjadi pada dia-
bagian dalam lalu langsung ke vena renalis (Gambar 14-28a). abetes mellitus yang tidak diobati. Glukosa dalam jumlah besar
Karena kapiler sangat permeabel terhadap NaC1 dan H20, yang tertinggal di cairan tubulus pengidap diabetes secara osmotik
darah akan secara progresif menyerap garam dan kehilangan menyeret H20 bersamanya ke dalam urine. Sebagian obat diuretik
H20 melalui fluks pasif menuruni gradien konsentrasi dan bekerja dengan menghambat reabsorpsi zat terlarut tertentu
osmotik sewaktu mengalir masuk ke medula. Darah isotonik sehingga terjadi peningkatan pengeluaran H20 bersama dengan zat
yang masuk ke medula, setelah mengalami penyeimbangan terlarut yang tidak direabsorpsi tersebut. Diuresis air, sebaliknya,
dengan setiap tingkat medula, akan meninggalkan medula adalah peningkatan ekskresi H20 dengan sedikit atau tanpa
dengan tonisitas tinggi yaitu 1200 mOsm/liter. Akan mustahil peningkatan ekskresi zat terlarut.
terbentuk dan memelihara gradien hipertonik medula karena ■
Kehilangan atau penambahan H20 murni yang tidak disertai oleh
NaCI yang dipompa ke dalam cairan interstisium medula akan defisit atau kelebihan zat terlarut dalam jumlah sebanding (yaitu,
secara terus menerus diangkut oleh sirkulasi. H20 "bebas") menyebabkan perubahan osmolaritas CES.
Dilema ini diatasi oleh konstruksi vasa rekta yang berbentuk Ketidakseimbangan antara H20 dan zat terlarut ini sebagian
jepit rambut yang, dengan memutar balik melalui gradien dikoreksi dengan memisahkan reabsorpsi H20 dari reabsorpsi zat
konsentrasi dalam arah berlawanan, memungkinkan darah terlarut di bagian distal nefron melalui efek kombinasi sekresi
yang meninggalkan medula dan masuk ke vena renalis hampir vasopresin dan gradien osmotik medula. Dengan mekanisme ini,
isotonis seperti darah arteri yang masuk ke ginjal (Gambar H20 bebas dapat direabsorpsi tanpa reabsorpsi zat terlarut dalam
   hapter
Dari Dari
arteriol eferen arteriol eferen Ke vena

Korteks Korteks
ginjal ginjal
300 300 300
NaCl
300
H2O
300 300 300 600
NaCl NaCl NaCl
600
H2O H2O H2O
600 600 600 900
NaCl Medula Medula NaCl NaCl
900
H2O ginjal ginjal H2O H2O
900 900 900 1200
NaCl NaCl 1200
H2O H2O
1200 1200 1200

Ke vena 1200

Vasa rekta

(a) Pola hipotetis aliran darah (b) Pola sebenarnya aliran darah

Kunci
= Difusi pasif of H2O (osmosis) = Difusi pasif NaCl

Gambar 14-28 Pertukaran countercurrent di medula ginjal. Semua nilai satuan mOsm/L. (a) jika aliran darah ke medula ginjal mengikuti garis lurus dari korteks
ke medula bagian dalam, darah akan isotonik ketika masuk, tetapi sangat hipertonik ketika luar, Karena menyerap garam dan kehilanhan H2O sewaktumengalami
penyeimbang dengan cairan interstisium sekitar di setiap tingkat horizontal. Gradien osmotik vertikal akan sulit dipertahankan karena garam yang dipompa keluar
oleh pars asenden ansa akan secara terus-menerus terbilas keluar oleh darah yang mengalir melalui medula.(b) Darah mengalami penyeimbangan dengan cairan
interstisium di setiap tingkat horizontal baik pars desenden maupun pars asenden vasa rekta sehingga darah isotonk ketika masuk dan keluar medula. pertukaran
countercurrent ini mencegah hilangnya gradien osmotik medula sementara penyaluran darah medula tetap terlaksana.

jumlah setara untuk mengoreksi hipertonisitas cairan tubuh. 2. Bahan toksik, misalnya timbal, arsen, pestisida, atau bahkan
Sebaliknya, H20 bebas dalam jumlah besar dapat diekskresikan pajanan berkepanjangan dengan aspirin dosis tinggi.
tanpa disertai ekskresi zat terlarut (yaitu, diuresis air) untuk 3. Respons imun yang tidak sesuai, misalnya glomerulonefritis,
mengeluarkan kelebihan H2O murni dari tubuh sehingga yang kadang menyertai infeksi streptokokus di tenggorokan
hipotonisitas cairan tubuh terkoreksi. Diuresis air normalnya adalah karena terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang
mekanisme kompensasi jika kita terlalu banyak minum H20. menyebabkan kerusakan inflamatorik lokal di glomerulus (lihat
Diuresis air yang berlebihan terjadi setelah ingesti alkohol. h. 452).
Karena alkohol menghambat sekresi vasopresin, ginjal kehilangan 4. Obstruksi aliran urine akibat batu ginjal, tumor, atau
terlalu banyak Biasanya, lebih banyak cairan yang hilang di urine pembesaran kelenjar prostat, dengan tekanan balik yang
daripada yang dikonsumsi dalam minuman beralkohol sehingga mengurangi filtrasi glomerulus serta merusak jaringan ginjal.
tubuh mengalami dehidrasi meskipun terjadi ingesti cairan yang 5. Insufisiensi aliran darah ginjal yang menyebabkan kurangnya
bermakna. tekanan filtrasi, yang dapat terjadi sekunder akibat gangguan
Tabel 14-4 merangkum bagaimana berbagai segmen tubulus sirkulasi, misalnya gagal jantung, perdarahan, syok, atau
nefron menangani Na+ dan H20 serta makna proses-proses ini. penyempitan dan pengerasan arteri renalis akibat aterosklerosis.
Glomerulus dan tubulus mungkin terkena secara
Gagal ginjal memiliki konsekuensi luas. independen, atau keduanya mungkin disfungsional. Apapun
Ekskresi urine dan dibersihkannya zat sisa dan kelebihan elektrolit kausanya, gagal ginjal dapat bermanifestasi sebagai gagal ginjal
dari plasma merupakan hal krusial bagi pemeliharaan homeostasis. akut, yang ditandai oleh kemerosotan produksi urine yang
berlangsung cepat dan muncul mendadak hingga produksinya
Ketika fungsi kedua ginjal sangat terganggu sehingga keduanya
berjumlah kurang dari 500 mLthari; atau gagal ginjal kronik,
tidak dapat melakukan fungsi regulasi dan ekskresinya untuk
yang ditandai oleh penurunan fungsi ginjal yang berlangsung
mempertahankan homeostasis, timbullah gagal ginjal. Gagal ginjal
lambat progresif. Seseorang dapat meninggal akibat gagal ginjal
memiliki banyak penyebab, sebagian di antaranya dimulai di bagian
akut, atau kondisi ini bersifat reversibel dan dapat sembuh
tubuh lain dan secara sekunder mengenai ginjal. Berikut ini adalah
sempurna. Gagal ginjal kronik, sebaliknya, tidak reversibel.
sebagian kausanya:
Kerusakan jaringan ginjal secara bertahap dan permanen
1. Organisme penginfeksi, baik melalui darah maupun masuk akhirnya menyebabkan kematian. Gagal ginjal kronik bersifat
ke saluran kemih melalui uretra. samar karena jaringan ginjal dapat rusak hingga 75% sebelum
567
I TABEL 14-4 Penanganan
Natrium dan Air oleh
Berbagai Segmen Tubulus Nefron

N Reabs

Persentase
Segmen Reabsorpsi
Tubulus di segmen ini Gambran khas

Tubulus Aktif; tak-terkontrol berperan penting Pasif; reabsorpsi osmotik obligatorik


proksimal dalam reabsorpsi glukosa, asam mengikuti reabsorpsi aktif Na+
amino, C-, H2O dan urea

Ansa Henle Aktif, tak-terkontrol; reabsorpsi NaCI Pasif; reabsorpsi osmotik obligatorik
darigaris pars asenden membantu dari pars desenden sewaktu pars
gradien osmotik vertikal insterstisium asenden mengeluarkan NaCI kedalam
medula, yang penting bagi kemampuan cairan interstisium (yaitu, mereabsorpsi
ginjal untuk menghasilkan urine dengan NaCl)
beragam konsentrasi dan volume,
bergantungan pada kebutuhan tubuh
Tubulus  Pasif; tidak berkaitan dengan
distal dan reabsorpsi zat terlarut; reabsorpsi H20
koligentes "bebas" dengan jumlah bervariasi
berada di bawah kontrol vasopresin;
gaya pendorong adalah gradien
osmotik vertikal di cairan interstisium
medula yang diciptakan oleh ansa
Henle panjang; penting untuk
mengatur osmolaritas CES

penurunan fungsi ginjal menjadi nyata. Karena besarnya Karena gagal ginjal kronik bersifat ireversibel dan akhirnya
cadangan fungsi ginjal, hanya 25% jaringan ginjal yang mematikan, terapi ditujukan untuk mempertahankan fungsi ginjal
diperlukan untuk mempertahankan semua fungsi ekskresi dan dengan metode-metode alternatif, misalnya dialisis dan
regulasi ginjal yang esensial. Namun, dengan kurang dari 25% transplantasi ginjal. (Untuk penjelasan lebih lanjut tentang
jaringan ginjal fungsional yang tersisa, insufisiensi ginjal akan prosedur-prosedur ini, lihat fitur dalam kotak di h. 570, Konsep,
tampak. Gagal ginjal stadium-akhir terjadi jika 90% fungsi Tantangan, dan Kontroversi.)
ginjal telah lenyap. Lebih dari 26 juta orang di AS menderita Ini mengakhiri diskusi kita tentang fungsi ginjal. Pada sisa bab
berbagai tahap gagal ginjal, yang menyebabkan lebih dari ini, kita akan berfokus pada bagian yang menyimpan dan membawa
80.000 kematian per tahun. urine yang dibentuk oleh ginjal ke luar tubuh.
Kita tidak akan menyortir berbagai stadium dan gejala yang Urine disimpan sementara di kandung kemih
berkaitan dengan berbagai gangguan ginjal, tetapi Tabel 14-5,
untuk kemudian dikeluarkan melalui miksi.
yang merangkum konsekuensi potensial gagal ginjal,
memberikan Anda bayangan tentang luasnya efek yang Setelah terbentuk di ginjal, urine disalurkan melalui ureter ke
ditimbulkan oleh gangguan ginjal. Ketika ginjal tidak mampu kandung kemih. Urine tidak mengalir melalui ureter hanya karena
mempertahankan lingkungan internal yang normal, gangguan tarikan gravitasi. Kontraksi peristaltik (mendorong maju) otot
luas pada aktivitas sel juga dapat menimbulkan kelainan fungsi poIos di dinding ureter mendorong urine maju dari ginjal ke
di sistem organ lain. Pada saat gagal ginjal stadium akhir kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung kemih secara
tercapai, pada hakikatnya setiap sistem tubuh sedikit banyak oblik, berjalan melalui dinding kandung kemih beberapa sentimeter
telah terganggu. Konsekuensi yang paling mengancam nyawa sebelum membuka ke dalam rongga kandung kemih. Susunan
pada gagal ginjal adalah retensi H+ (menyebabkan asidosis anatomik ini mencegah aliran balik urine dari kandung kemih ke
metabolik) dan K+ (mengarah pada malfungsi jantung) karena ginjal ketika tekanan di kandung kemih meningkat. Sewaktu
ion-ion ini tidak secara adekuat disekresi dan dieliminasi kandung kemih terisi, ujung ureter di dalam dinding kandung
melalui urine. kemih tertekan hingga menutup. Namun, urine masih tetap dapat

   hapter
I TABEL 14-5 Kemungkinan Efek Gagal Ginjal
Toksisitas uremik akibat retensi zat sisa

Mual, muntah, diare, dan tukak akibat efek toksik pada sistem pencernaan
Kecenderungan mengalami perdarahan akibat efek toksik pada fungsi trombosit
Perubahan mental-misalnya berkurangnya kewaspadaan, insomnia, dan penurunan konsentrasi, yang berkembang menjadi kejang
dan koma-akibat efek toksik pada susunan saraf pusat
Kelainan aktivitas sensorik dan motorik yang disebabkan oleh efek toksik pada saraf perifer
Asidosis metabolik yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk menyekresikan secara adekuat H+ yang terus menerus
ditambahkan ke cairan tubuh dari aktivitas metabolik (merupakan konsekuensi gagal ginjal yang paling mengancam nyawa)
Perubahan aktivitas enzim yang disebabkan oleh efek terlalu banyak asam pada enzim.
Depresi susunan saraf pusat akibat efek terlalu banyak asam yang mengganggu eksitabilitas neuron.
Retensi kalium yang terjadi karena gangguan sekresi K+ di tubulus (merupakan konsekuensi gagal ginjal yang paling mengancam
nyawa)
eksitabilitas jantung dan saraf akibat perubahan potensial membran istirahat sel-sel peka-rangsang.
Ketidakseimbangan natrium akibat ketidak mampuan ginjal dalam menyesuaikan ekskresi Na+ untuk mengimbangi perubahan
pada konsumsi Na+
Peningkatan tekanan darah, edema generalisata, dan gagal jantung kongestif jika terlalu banyak Na+ yang dikonsumsi
Hipotensi dan, jika cukup parah, syok sirkulasi jika Na+ yang dikonsumsi terlalu sedikit
Ketidakseimbangan fosfat dan kalsium karena gangguan reabsorpsi kedua elektrolit ini

Gangguan pada struktur tulang akibat kelainan pada pengendapan kristal kalsium fosfat, yang memperkeras tulang
Hilangnya protein plasma akibat meningkatnya "kebocoran" membran glomerulus

Edema akibat berkurangnya tekanan osmotik koloid plasma.

Ketidakmampuan mengubah konsentrasi urine karena gangguan sistem countercurrent


Hipotonisitas cairan tubuh jika H2O yang masuk terlalu banyak
Hipertonisitas cairan tubuh jika H20 yang masuk terlalu sedikit
Hipertensi kombinasi efek retensi garam dan cairan serta efek vasokonstriksi kelebihan angiotensin II
Anemia karena berkurangnya produksi eritropoietin
Depresi sistem imun, kemungkinan besar karena kadar toksik zat-zat sisa dan asam.
Meningkatnya kerentanan terhadap infeksi

masuk karena kontraksi ureter menghasilkan cukup tekanan pengosongan kandung kemih (Iihat h. 31 dan 81). Seperti
untuk mengatasi resistensi dan mendorong urine melewati karakteristik otot polos pada umumnya, otot kandung kemih
ujung yang tertutup. dapat teregang sedemikian besar tanpa menyebabkan
peningkatan tegangan dinding kandung kemih (lihat h. 313).
PERAN KANDUNG KEMIH Kandung kemih dapat Selain itu, dinding kandung kemih yang sangat berlipat-lipat
menampung fluktuasi volume urine yang besar. Dinding menjadi rata sewaktu pengisian kandung kemih untuk
kandung kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi oleh suatu meningkatkan kapasitas penyimpanan. Karena ginjal terus
jenis epitel khusus. Dahulu diperkirakan bahwa kandung menerus menghasilkan urine, kandung kemih harus memiliki
kemih adalah kantong inert. Namun, baik epitel maupun otot kapasitas penyimpanan yang cukup untuk meniadakan
polos secara aktif ikut serta dalam kemampuan kandung keharusan terus menerus membuang urine.
kemih mengakomodasi perubahan besar dalam volume urine.
Luas permukaan epitel dapat bertambah dan berkurang oleh Otot polos kandung kemih banyak mengandung serat
proses teratur daur ulang membran sewaktu kandung kemih parasimpatis, yang stimulasinya menyebabkan kontraksi
terisi dan mengosongkan dirinya. Sewaktu pengisian kandung kandung kemih. Jika saluran melalui uretra ke luar terbuka
kemih, vesikel-vesikel sitoplasma terbungkus membran maka kontraksi kandung kemih akan mengosongkan urine
disisipkan melalui proses eksositosis ke permukaan sel; dari kandung kemih. Namun, pintu keluar dari kandung
kemudian vesikel-vesikel ini ditarik ke dalam oleh endositosis kemih dijaga oleh dua sfingter, sfingter uretra internum dan
untuk memperkecil luas permukaan ketika terjadi sfingter uretra eksternum.

   569
I Konsep, Tantangan,
dan kontroversi Dialis: Slang Slofan atau Dinding
Abdomen Sebagai Ginjal Buatan

K
ecause memerlukan dialisis memilih metode CAPD. Dengan metode ini, 2 liter
cairan dialisis dimasukkan ke dalam rongga abdomen pasien melalui
suatu kateter yang dipasang permanen. Urea, K+, dan zat sisa lain serta
nya dialisis dan transplantasi ginjal. Lebih dari 300.000 orang di AS kelebihan elektrolit berdifusi dari plasma menembus membran
saat ini menjalani dialisis, dan jumlah ini diperkirakan meningkat seiring peritoneum menuju cairan dialisis, yang dialirkan keluar dan diganti
dengan penuaan populasi dan insiden diabetes melitus, salah satu beberapa kali sehari. Metode CAPD menawarkan beberapa
penyebab gagal ginjal kronik, terus berlanjut. Gagal ginjal kronik keuntungan: Pasien dapat melakukannya sendiri, tubuh pasien secara
stadium akhir (kurang dari 10% fungsi ginjal) yang disebabkan oleh terus-menerus dimurnikan dan disesuaikan, dan pasien dapat
diabetes melitus meningkat dengan laju pertumbuhan lebih dari 11% melakukan aktivitas normal sementara dialisis berlangsung.Salah satu
setiap tahunnya. kekurangannya adalah meningkatnya risiko infeksi peritoneum.
Proses dialisis memintas ginjal untuk mempertahankan Meskipun dialisis dapat membuang zat-zat sisa metabolik dan
keseimbangan normal cairan dan elektrolit serta membuang zat sisa senyawa asing serta membantu mempertahankan keseimbangan cairan
secara artifisial. Pada metode asli dialisis, hemodialisis, darah pasien dan elektrolit dalam batas-batas yang dapat diterima,teknik
dipompa melalui selang selofan yang dikelilingi oleh sejumlah besar pembersihan plasma ini tidak dapat menggantikan kemampuan ginjal
cairan dengan komposisi serupa dengan plasma normal. Setelah untuk menghasilkan hormon (eritropoietin dan renin) dan mengaktifkan
dialisis, darah dikembalikan ke sistem sirkulasi pasien. Pada proses vitamin D. Satu teknik eksperimental baru memasukkan sel-sel ginjal
hemodialis, sekitar 250 mL darah berada di luar tubuh setiap waktunya. hidup dari babi ke dalam mesin mirip-dialisis. Teknologi ultrafiltrasi
Seperti kapiler, selofan sangat permeabel terhadap sebagian besar standar seperti yang digunakan dalam hemodialisis memurnikan dan
konstituen plasma, tetapi impermeabel terhadap protein plasma. menyesuaikan plasma seperti biasa. Sel-sel hidup tersebut tidak saja
Sewaktu darah mengalir melalui selang, zat-zat terlarut berpindah membantu mempertahankan kontrol konstituen plasma, khususnya K+
menembus selofan menuruni gradien konsentrasi masing-masing; yang lebih baik tetapi juga menambahkan hormon ginjal yang defisien
namun, protein plasma tetap berada di darah. Urea dan zat sisa ke plasma yang melewati mesin dan mengaktifkan vitamin D. Teknologi
lainnya, yang tidak ada di dalam cairan dialisis, berdifusi keluar plasma yang menjanjikan ini belum diuji dalam uji klinis skala besar.
menuju cairan sekitar, membersihkan darah dari zat-zat sisa tersebut. Untuk saat ini, tranplantasi ginjal sehat dari donor adalah pilihan lain
Konstituen-konstituen plasma yang tidak diatur oleh ginjal dan untuk mengobati gagal ginjal kronik. Ginjal adalah salah satu dari sedikit
konsentrasinya normal, misalnya glukosa, tidak menembus selofan transplan yang dapat diberikan oleh donor hidup. Karena 25% jaringan
menuju cairan dialisis karena tidak ada gaya pendorong yang ginjal total sudah dapat mempertahankan tubuh, baik donor maupun
memindahkan mereka. (Konsentarsi glukosa cairan dialisis sama resipien memiliki cadangan fungsi ginjal yang cukup besar hanya
dengan konsentrasi glukosa plasma normal.) Elektrolit, misalnya K+ dengan satu ginjal. Masalah terbesar pada transplantasi adalah
dan P043+ yang lebih tinggi konsentrasinya daripada konsentrasi
kemungkinan bahwa sistem imun pasien akan menolak organ. Risiko
plasma normal karena ginjal yang sakit tidak dapat mengeliminasi penolakan dapat diperkecil dengan mencocokkan tipe jaringan donor
kelebihan bahan-bahan ini, keluar dari plasma hingga tercapai dan resipien semirip mungkin (pilihan donor terbaik biasanya adalah
keseimbangan antara plasrna dan cairan dialisis. Karena konsentrasi keluarga dekat), disertai pemberian obat imunosupresif. Lebih dari
zat terlarut cairan dialisis dipertahankan pada nilai plasma normal, zat 15.000 transplantasi ginjal dilakukan di AS setiap tahunnya, dengan
telarut darah yang kembali ke pasien setelah dialisis pada hakikatnya lebih dari 60.000 pasien berada dalam daftar tunggu bagi donor ginjal.
berkosentrasi normal.
Teknik baru lain yang sudah mulai terlihat untuk mengobati gagal
Hemodialisis diulang sesering kebutuhan untuk mempertahankan ginjal stadium akhir adalah ginjal buatan yang terus-menerus berfungsi
komposisi plasma dalam kadar yang dapat diterima. Tindakan ini seperti fungsi ginjal alami. Dengan menggunakan nanoteknologi (alat
biasanya dilakukan tiga kali seminggu selama beberapa jam untuk dengan skala sangat kecil), para penetiti sedang merancang suatu alat
setiap sesi pada pusat terapi atau di rumah, tetapi yang lebih baru, yang mengandung dua membran, yang pertama untuk menyaring darah
yang lebih bersahabat, metode dialisis di rumah mendialisis darah lebih seperti yang dilakukan oleh glomerulus dan yang kedua mirip dengan
dari enam kali per minggu selama siang hari atau pada malam ketika tubulus ginjal karena secara selektif mengubah filtrat. Alat ini, yang akan
pasien tertidur. Metode yang lebih sering mempertahankan stabilitas secara langsung memroses darah secara terus-menerus tanpa
konstituen plasma yang lebih baik dibandingkan metode yang menggunakan cairan dialisis, akan mengembalikan bahan-bahan
sebelumnya. penting ke tubuh sambil mengeluarkan bahan-bahan yang tidak
Metode dialisis yang lebih baru, continuous ambulatory peritoneal dibutuhkan ke sebuah kantong yang dapat dilepas yang berfungsi
dialysis (CAPD), menggunakan membran peritoneum (lapisan dalam sebagai kandung kemih eksternal. Para ilmuwan telah mengembangkan
rongga abdomen) sebagai membran dialisis. Sekitar 10% pasien yang model komputer untuk alat semacam ini dan sejauh ini telah berhasil
menciptakan membran penyaringnya.

   hapter
PERAN SFINGTER URETRA Sfingter adalah cincin Kontrol refleksi Kontrol volunter
otot yang dapat menutup atau memungkinkan jalan
melalui suatu pembukaan. Sfingter uretra internum Kandung kemih terisi Korteks serebrum
merupakan otot polos dan, karenanya, tidak berada di
bawah kontrol volunter. Sfingter ini sebenarnya
bukan suatu otot tersendiri, tetapi terdiri dari bagian Reseptor regang
terakhir kandung kemih. Ketika kandung kemih
melemas, susunan anatomik regio sfingter uretra
internum menutup pintu keluar kandung kemih.
Di bagian lebih bawah saluran keluar, uretra
Saraf parasimpatis Neuron motorik ke
dilingkari oleh satu lapisan otot rangka, sfingter sfingter eksternum
uretra eksternum. Sfingter ini diperkuat oleh
diafragma pelvis, suatu lembaran otot rangka yang
membentuk dasar panggul dan membantu Kandung kemih Sfingt eruretra
menunjang organ-organ panggul (lihat Gambar 14-2, eksternum membuka
h. 533). Neuron-neuron motorik yang mensarafi ketika neuron motorik
dihambat
sfingter eksternum dan diafragma pelvis terus
menerus mengeluarkan sinyal dengan tingkat sedang Kontraksi kandung kemih
kecuali jika mereka dihambat sehingga otot-otot ini
terus berkontraksi secara tonik untuk mencegah
keluarnya urine dari uretra. Dalam keadaan normal, Sfingter uretra
Sfingter uretra internum
ketika kandung kemih melemas dan terisi, baik eksternum tetap
secara mekanis terbuka
tertutup ketika
sfingter internum maupun eksternum menutup untuk ketika kandung kemih
neuron motorik
menjaga agar urine tidak menetes. Selain itu, karena berkontraksi
terangsang
sfingter eksternum dan diafragma pelvis adalah otot
rangka dan karenanya berada di bawah kontrol sadar,
orang dapat secara sengaja mengontraksikan
keduanya untuk mencegah pengeluaran urine
meskipun kandung kemih berkontraksi dan sfingter Berkemih Tidah berkemih
internum terbuka. Gambar 14-29 Kontrol refleks dan volunter berkemih.

REFLEKS BERKEMIH Miksi, atau berkemih, proses pengosongan nya kandung kemih muncul sebelum sfingter eksternum secara
kandung kemih, diatur oleh dua mekanisme: refleks berkemih dan refleks melemas, memberi peringatan bahwa miksi akan segera
kontrol volunter. Refleks berkemih dimulai ketika reseptor regang terjadi. Akibatnya, kontrol volunter berkemih, yang dipelajari
di dalam dinding kandung kemih terangsang (Gambar 14-29). selama toilet training pada masa anak-anak dini, dapat
Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung hingga 250 mengalahkan refleks berkemih sehingga pengosongan kandung
hingga 400 mL urine sebelum tegangan di dindingnya mulai cukup kemih dapat berlangsung sesuai keinginan yang bersangkutan
meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang (Gambar 14-30). dan bukan ketika pengisian kandung kemih pertama kali
Semakin besar tegangan yang melebihi ukuran ini, semakin besar mengaktifkan reseptor regang. Jika waktu refleks miksi yang
tingkat aktivasi reseptor. Serat-serat aferen dari reseptor regang dimulai tersebut kurang sesuai untuk berkemih, yang
membawa impuls ke korda spinalis dan akhirnya, melalui bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan
antarneuron, merangsang saraf parasimpatis untuk kandung kemih kandung kemih dengan mengencangkan sfingter eksternum
dan menghambat neuron motorik ke sfingter eksternum. Stimulasi dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter dari korteks
saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini serebrum mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor
berkontraksi. Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat (keseimbangan
membuka sfingter internum; perubahan bentuk kandung kemih relatif [EPSP dan IPSP]; lihat h. 116) sehingga otot-otot ini
selama kontraksi secara mekanis akan menarik terbuka sfingter tetap berkontraksi dan tidak ada urine yang keluar.
internum. Secara bersamaan, sfingter eksternum melemas karena Berkemih tidak dapat ditahan selamanya. Karena kandung
neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini kedua sfingter terbuka kemih terus terisi, sinyal refleks dari reseptor regang meningkat
dan urine terdorong melalui uretra oleh gaya yang ditimbulkan oleh seiring waktu. Akhirnya, sinyal inhibitorik refleks ke neuron
kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini, yang seluruhnya motorik sfingter eksternum menjadi sedemikian kuat yang
adalah refleks spinal, mengatur pengosongan kandung kemih pada tidak lagi dapat diatasi oleh sinyal eksitatorik volunter sehingga
bayi. Segera setelah kandung kemih terisi cukup untuk memicu sfingter melemas dan kandung kemih secara tak-terkontrol
refleks, bayi secara otomatis berkemih. mengosongkan isinya.
Berkemih dapat juga dimulai dengan sengaja walaupun
KONTROL VOLUNTER BERKEMIH Selain memicu refleks kandung kemih tidak teregang, yaitu dengan secara sadar
berkemih, pengisian kandung kemih juga menyadarkan yang melemaskan sfingter uretra eksternal dan diafragma pelvis.
bersangkutan terhadap keinginan untuk berkemih. Persepsi penuh- Dengan merendahkan rongga dasar pelvis, kandung kemih jat-
   571
40
Homeostasis: Bab dalam
perspektif
30
Tekanan (cm air)

20 gan internal serta mengeluarkan semua produk sisa metabolisme


tubuh kecuali CO2 yang dikeluarkan oleh sistem pernapasan. Ginjal
10 melaksanakan fungsi regulatorik ini dengan mengeluarkan bahan-
bahan yang tidak diperlukan tubuh melalui urine, misalnya zat sisa
metabolik dan kelebihan garam atau air yang masuk, sekaligus
0 100 200 300 400 500
menahan bahan-bahan yang bermanfaat. Ginjal dapat
Volume (mL)
Gambar 14-30 Perubahan tekanan di dalam kandung kemih mempertahankan konstituen-konstituen plasma yang mereka atur
sewaktu kandung kemih terisi urine. dalam kisaran sempit yang memungkinkan hidup meskipun terdapat
pemasukan dan pengeluaran yang sangat beragam melalui jalur
lain. Sebagai gambaran besarnya tugas ginjal, sekitar seperempat
uh ke bawah, yang secara bersamaan menarik sfingter uretra
interna terbuka dan meregangkan dinding kandung kemih. darah yang dipompa ke dalam sirkulasi sistemik mengalir ke ginjal
Aktivasi lebih lanjut reseptor regang menyebabkan kontraksi untuk disesuaikan dan dibersihkan, dengan hanya tiga perempat
kandung kemih melalui refleks berkemih. Pengosongan darah yang digunakan untuk memasok semua jaringan lain.
kandung kemih yang disadari juga dibantu oleh kontraksi
dinding abdomen dan diafragma pernapasan. Hasil dari Ginjal berperan dalam homeostasis melalui cara-cara spesifik
peningkatan tekanan intraabdominal memeras kandung kemih
berikut:
untuk memudahkan pengosongannya.
egulatory
INKONTINENSIA Urine Inkontinensia urine, atau
■ Ginjal mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar
ketidak mampuan mencegah keluarnya urine, terjadi
ketika jalur-jalur desenden di korda spinalis yang mem- elektrolit CES, termasuk yang penting dalam mempertahankan
erantarai kontrol volunter sfingter eksternum dan diafragma eksitabilitas saraf dan otot.
pelvis terganggu, misalnya pada cedera korda spinalis. Karena ■ Ginjal membantu mempertahankan pH yang sesuai dengan
komponen-komponen lengkung refleks berkemih masih utuh membuang kelebihan H+ (asam) atau HCO3-- (basa) di urine.
di korda spinalis bawah, pengosongan kandung kemih diatur ■ Organ ini membantu mempertahankan volume plasma yang
oleh refleks spinal yang tidak dapat dikendalikan, seperti pada
sesuai, yang penting dalam regulasi jangka-panjang tekanan
bayi. Derajat inkontinensia yang lebih ringan yang ditandai
darah arteri, dengan mengontrol keseimbangan garam di tubuh.
oleh keluarnya urine ketika tekanan kandung kemih mendadak
meningkat secara singkat, seperti ketika batuk atau bersin, Volume CES, termasuk volume plasma, mencerminkan jumlah
dapat terjadi akibat gangguan fungsi sfingter. HaI ini sering garam total di CES karena Na+ dan anion penyertanya, Cl-,
terjadi pada wanita yang pernah melahirkan atau pada pria berperan dalam lebih dari 90% aktivitas osmotik (menahan air)
yang sfingternya mengalami cedera sewaktu pembedahan CES.
prostat. ■ Ginjal mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, yang
penting dalam memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut)
Periksa Pemahaman 14.5 CES. Peran ini penting dalam mempertahankan stabilitas
volume sel dengan menjaga air agar tidak berpindah secara
Sebutkan bagaimana laju bersihan plasma masing-masing osmotik masuk atau keluar sel sehingga sel tidak membengkak
bahan berikut ini jika dibandingkan dengan LFG: (a) bahan yang atau menciut.
difiltrasi tetapi tidak direabsorpsi atau disekresikan, (b) bahan
yang difiltrasi dan direabsorpsi tetapi tidak disekresikan, dan (c)
unctions
bahan yang difiltrasi dan disekresikan tetapi tidak direabsorpsi.
Sebutkan komponen yang menciptakan, yang memelihara, dan
■ Ginjal mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme di
yang menggunakan gradien osmotik vertikal di medula ginjal. urine. Jika dibiarkan menumpuk, produk-produk sisa ini bersifat
Jelaskan bagaimana vasopresin meningkatkan permeabilitas toksik bagi sel.
H20 di tubulus distal dan koligentes. ■ Ginjal juga mengeluarkan banyak senyawa asing yang masuk
ke tubuh.

   hapter
unctions Na+ di tubulus ginjal, yang penting dalam pemeliharaan
■ Ginjal menghasilkan eritropoietin, hormon yang jangka-panjang volume plasma dan tekanan darah arteri.
merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah
merah. Efek ini berperan dalam homeostasis dengan etabolic
membantu mem pertahankan kandungan optimal 02 darah. ■ Ginjal membantu mengubah vitamin D menjadi bentuk
Lebih dari 98% 02 di darah terikat ke hemogiobin di dalam aktifnya. Vitamin D esensial untuk menyerap Ca2+ dari
sel darah merah. saluran cerna. Kaisium, pada gilirannya, memiliki beragam
■ Ginjal juga menghasilkan renin, hormon yang memicu jalur fungsi homeostatik.
renin-anglotensin-aldosteron untuk mengontrol reabsorpsi

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-41 10. Mana dari bahan terfiltrasi berikut ini yang secara normal
Pertanyaan Objektif tidak terdapat sama sekali di urine?
a. Na1
1. Sebagian dari pasokan energi ginjal digunakan untuk
b. PO432
melakukan filtrasi glomerulus. (Benar atau salah?)
c. urea
2. Reabsorpsi natrium berada di bawah kontrol hormon di
d. H1
sepanjang tubulus. (Benar atau salah?) e. glukosa
3. Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh transpor aktif
11. Reabsorpsi bahan berikut yang mana yang tidak berkaitan
sekunder. (Benar atau salah?)
dengan reabsorpsi aktif Na+?
4. Ekskresi zat terlarut selalu disertai oleh ekskresi H20 yang
a. glukosa
sebanding. (Benar atau salah?)
b. PO432
5. Ekskresi air dapat terjadi tanpa ekskresi zat terlarut yang
c. H2O
sebanding. (Benar atau salah?)
d. urea
6. Unit fungsional ginjal adalah_____.
e. Cl2
7. _____ adalah satu-satunya ion yang secara aktif
Pada pertanyaan 12-14, urutkan, dengan menulis huruf-huruf
direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif
sesuai urutan yang benar pada titik-titik, rangkaian struktur
disekresikan di tubulus distal dan koligentes.
yang dilalui oleh cairan yang bersangkutan.
8. Volume minimal harian pengeluaran wajib H20 yang
12 a. Ureter ____ ____ ____ ____ ____ ____
harus menyertai ekskresi zat sisa adalah _____ mL. b. ginjal
9. Tunjukkan apakah masing-masing dari faktor berikut
c. uretra
akan (a) meningkatkan atau (b) menurunkan LFG jika
d. kandung kemih
yang lain tidak berubah.
e. pelvis ginjal
1. peningkatan tekanan di kapsula Bowman akibat
obstruksi ureter oleh batu ginjal a.
 ____ ____ ____ ____ ____ ____
2. penurunan konsentrasi protein plasma akibat b. kapiler peritubulus
keluarnya protein melalui luka bakar kulit yang luas c. arteri renalis
3. penurunan drastis tekanan darah arteri setelah d. glomerulus
perdarahan hebat (<80 mm Hg) e. arterial aferen
4. vasokonstriksi arteriol aferen. f. vena renalis
5. respons umpan-balik tubuloglomerulus terhadap 14. a. ansa henle ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____
penurunan penyaluran garam ke tubulus distal. b. duktus koligentes
6. respons miogenik arteriol aferen yang teregang akibat c. kapsula Bowman
meningkatnya tekanan darah pendorong d. tubulus proksimal
7. ↑ aktivitas simpatis ke arteriol aferen e. pelvis ginjal
8. kontraksi sel mesangium f. tubulus distal
9. kontraksi podosit g. glomerulus

   573
15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, cocokkan 17. Bahaslah fungsi dan mekansime kerja vasopresin.
osmolaritas cairan tubulus di tiap-tiap bagian nefron 18. Jelaskan pemindahan urine ke, penyimpanan urine di,
yang ditunjuk: dan pengosongan urine dari kandung kemih.
1. kapsula Bowman (a) isotonik (300
2. akhir tubulus proksimal mOsm/L)
3. ujung ansa Henle nefron (b) hipotonik (100 Soal kuantitatif
jukstamedula (di dasar mOsm/L) 1. Dua pasien mengeluarkan protein di dalam urine mereka.
belokanU) (c) hipertonik (1200 Untuk menentukan apakah proteinuria ini rnenunjukkan
mOsm/L) masalah serius atau tidak, seorang dokter menyuntikkan
4. akhir ansa Henle nefron
(d) berkisar dari sejumlah kecil inulin dan PAH ke masing-masing pasien.
jukstamedula (sebelum
hipotonik ke Ingat kembali bahwa inulin difiltrasi secara bebas dan
masuk ke dalam tubulus
hipertonik (100 tidak disekresi atau direabsorpsi di nefron dan bahwa PAH
distal)
mOsrn/liter pada konsentrasi ini dikeluarkan seluruhnya dari darah
5. akhir duktus koligentes melalui sekresi tubulus. Data yang diperoleh
hingga 1200
mOsm/liter) disajikan di tabel berikut, dan [PAH]u masing-masing
adalah konsentrasi inulin atau PAH di urine (dalam mM);
Pertanyaan Esai [I]p dan [PAH]p adalah konsentrasi bahan-bahan ini di
plasma; dan vu adalah kecepatan aliran urine (dalam mL/
1. Tuliskan fungsi-fungsi ginjal. mnt).
2. Jelaskan anatomi sistem kemih. Jelaskan komponen-
komponen sebuah nefron. [i]u vu
3. Jelaskan tiga proses dasar ginjal; tunjukkan bagaimana
proses-proses tersebut berkaitan dengan ekskresi urine.
10
4. Bedakan antara sekresi dan ekskresi.
5. Bahaslah gaya-gaya yang berperan dalam fitlrasi   6
glomerulus. Berapa LFG rerata?
6. Bagaimana LFG diatur sebagai bagian dari refleks
a. Hitunglah LFG dan aliran plasma ginjal tiap-tiap
baroreseptor?
7. Mengapa ginjal menerima proporsi curah jantung yang pasien.
tampaknya berlebihan? Berapa persentase aliran darah b. Hitunglah aliran darah ginjal tiap-tiap pasien, dengan
ginjal yang normalnya difiltrasi? menganggap keduanya memiliki hematokrit 0,45.
8. Sebutkan langkah-langkah dalam transpor transepitel. c. Hitunglah fraksi filtrasi tiap-tiap pasien.
9. Bedakan antara reabsorpsi aktif dan pasif. d. Mana dari nilai-nilai yang dihitung untuk tiap-tiap
10. Jelaskan semua proses transpor tubulus yang pasien yang berada dalam kisaran normal?
berkaitan dengan pembawa Na+-K+ ATPase basolateral. e. Mana nilai yang abnormal? Apa yang dapat
11. Jelaskan sistem renin-angiotensin-aldosteron. Apa fungsi menyebabkan penyimpangan dari normal ini?
aldosteron dan angiotensin II? Bahaslah sumber dan 2. Berapa jumlah beban filtrasi natrium jika bersihan inulin
fungsi ANP dan BNP. adalah 125 mL/mnt dan konsentrasi natrium dalam
12. Istilah maksimum tubulus (Tm) dan ambang ginjal plasma adalah 145 mM?
merujuk kepada apa? Bandingkan dua bahan yang 3. Hitunglah kecepatan produksi urine pasien, dengan
memperlihatkan Tm, satu bahan yang diatur dan satu bersihan inulin 125 mL/mnt dan konsentrasi inulin di
bahan lain yang tidak diatur oleh ginjal. urine dan plasmanya masing-masing adalah 300 mg/liter
dan 3 mg/liter.
13. Apa makna sekresi tubulus? Apa proses sekresi terpenting?
4. Jika konsentrasi suatu bahan di urine adalah 7,5 mg/mL
14. Berapa laju rerata pembentukan urine? urine, konsentrasinya di plasma 0,2 mglmL plasma, dan
15. Definisikan bersihan plasma. kecepatan aliran urine 2 mL/mnt, berapa laju bersihan
16. Apa yang menciptakan gradien osmotik vertikal di cairan bahan ini? Apakah bahan ini direabsorpsi atau disekresi
interstisium medula? Apa pentingnya gradien ini? oleh ginjal?

   hapter
UNTUK DIRENUNGKAN

1. Nefron jukstamedula hewan yang beradaptasi untuk 4. Akibat suatu mutasi, seorang anak lahir dengan pars
bertahan hidup dengan konsumsi air minimal, seperti asenden ansa Henle yang permeabel terhadap air. Berapa
tikus gurun, memiliki ansa Henle yang relatif jauh lebih osmolaritas urine minimal/maksimal (dalam mOsm/ liter)
panjang daripada yang dimiliki oleh manusia. Apa yang dapat dihasilkan oleh anak ini?
manfaat lebih panjangnya lengkung ini? a. 100/300
2. (a) Jika konsentrasi plasma suatu bahan X adalah 200 b. 300/1200
mg/100 mL dan LFG adalah 125 mL/mnt,berapa beban c. 100/100
filtrasi bahan ini? (b) Jika Tm untuk bahan X adalah 200 d. 1200/1200
mg/mnt, berapa banyak bahan ini yang direabsorpsi pada e. 300/300
konsentrasi plasma 200 mg/100 mL dan LFG 125 mL/ 5. Seorang korban kecelakaan menderita kerusakan
mnt? (c) Berapa banyak bahan X yang diekskresi? permanen korda spinalis bawah dan lumpuh dari pinggang
ke bawah. Jelaskan apa yang mengendalikan pengosongan
3. Sindrom Conn adalah penyakit endokrin akibat tumor
kandung kemih pada pasien ini.
korteks adrenal yang mengeluarkan aldosteron secara
berlebihan dan tak-terkendali. Berdasarkan pengetahuan
Anda tentang fungsi aldoseron, jelaskan apa gambaran
paling menonjol sindrom ini.

PERTIMBANGAN KLINIS

Marcus T merasakan adanya penurunan laju aliran urinnya isis terhadap urine Marcus tidak memperlihatkan adanya
dan sekarang mengalami kesulitan dalam memulai berkemih. kelainan. Apakah gejala kemihnya kemungkinan besar
Ia perlu sering berkemih dan ia sering merasa kandung disebabkan oleh penyakit ginjal, infeksi kandung kemih, atau
kemihnya tidak kosong meskipun ia baru saja berkemih. Anal- pembesaran prostat?

   575
hapter
14 Kartu Belajar
14.1 | Ginjal:Anatomi, Fungsi, dan Proses Dasar sementara tekanan darah arteri rata-rata dalam kisaran
(h. 538-543) 80 hingga 180 mm Hg. (Lihat Gambar 14-9, 14-10, dan 14-11.)
■ Masing-masing dari sepasang ginjal terdiri dari korteks di ■ LFG dapat diubah-ubah dengan mengubah tekanan darah
bagian luar dan medula di bagian daiam. Ginjal membentuk urine. kapiler glomerulus melalui pengaruh simpatis pada arteriol
Organ ini mengeluarkan konstituen plasma yang tidak dibutuhkan aferen sebagai bagian dari respons refleks baroreseptor yang
di urine sementara menahan bahan-bahan yang bermanfaat bagi mengompensasi perubahan tekanan darah arteri. Ketika
tubuh. Urine dari masing-masing ginjal dikumpulkan di pelvis
ginjal, kemudian disalurkan dari kedua ginjal melalui sepasang tekanan darah turun terlalu rendah, vasokonstriksi arteriol
ureter ke satu kandung kemih, tempat urine disimpan hingga aferen yang diinduksi oleh saraf simpatis mengurangi tekanan
dikosongkan melalui uretra ke luar. (Lihat Gambar 14-1 dan 14-2.) darah glomerulus dan LFG. Ketika tekanan darah
meningkatterialu tinggi, aktivitas simpatis yang berkurang
■ Unit fungsional ginjal yang membentuk urine, nefron, terdiri dar
menyebabkan vasodilatasi arteriol aferen sehingga
komponen vaskular dan tubulus yang saling berkaitan. Komponen
vaskular terdiri dari dua anyaman kapiler yang tersusun seri, menyebabkan peningkatan LFG. Jika LFG berubah, jumlah
dengan yang pertama adalah glomerulus, suatu kuntum kapiler cairan yang keluar di urine juga berubah, sehingga volume
yang memfiltrasi plasma bebas-protein dalam jumlah besar ke plasma dapat disesuaikan untuk membantu memulihkan
dalam komponen tubulus. Anyaman kapiler kedua terdiri dari tekanan darah ke normal dalam jangka-panjang. (Lihat Gambar
kapiler peritubulus, yang memberi makan jaringan ginjal dan ikut
serta dalam pertukaran antara cairan tubulus dan plasma. (Lihat 14-10 dan 14-12.)
Gambar 14-3 dan 14-4 serta pembuka bab)
■ Komponen tubulus berawal dari kapsula Bowman, yang 14.3| Reabsorpsi Tubulus (h. 551-560)
melingkupi berkelok-kelok untuk akhirnya berakhir di pelvis ginjal. ■ Setelah filtrat terbentuk, tubulus menangani setiap bahan
(Lihat Gambar 14-3.) Sewaktu filtrat mengalir melalui berbagai secara tersendiri sehingga meskipun konsentrasi semua
bagian tubulus, sel-sel yang melapisi bagian dalam tubulus konstituen di filtrat glomerulus awal identik dengan
memodifikasinya, mengembalikan ke plasma hanya bahan-bahan konsentrasinya di plasma (kecuali protein plasma), konsentrasi
yang diperlukan untuk mempertahankan komposisi dan volume berbagai konstituen mengalami perubahan bervariasi sewaktu
CES yang tepat. Apa yang tertinggal di tubulus akan diekskresikan cairan filtrat mengalir melalui sistem tubulus. (Lihat Tabel 14-2
sebagai urine. dan 14-3, h. 557.)
■ Ginjal melakukan tiga proses dasar: (1) filtrasi glomerulus, ■ Kapasitas reabsorpsi tubulus sangatlah besar. Lebih dari
perpindahan non-diskriminatif plasma bebas-protein dari darah ke 99% plasma yang terfiltrasi dikembalikan ke darah melalui
dalam tubulus; (2) reabsorpsi tubulus, pemindahan selektif
reabsorpsi. Secara rerata, 124 mL dari 125 mL yang terfiltrasi
konstituen-konstituen tertentu di filtrat kembali ke dalam darah
kapiler peritubulus; dan (3) sekresi tubulus, perpindahan sangat per menit direabsorpsi. (Lihat Tabel 14-2.)
spesifik bahan-bahan tertentu dari darah kapiler peritubulus ke ■ Reabsorpsi tubulus melibatkan transpor transepitel dari
dalam cairan tubulus. Segala sesuatu yang difiltrasi atau lumen tubulus ke dalam plasma kapiler peritubulus. Proses ini
disekresikan tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan sebagai mungkin aktif (memerlukan energi) atau pasif (tidak
urine. (Lihat Gambar 14-6.)
menggunakan energi). (Lihat Gambar 14-14.)
■ Proses penting yang berkaitan dengan sebagian besar
14.2| Filtrasi Glomerulus (h. 544-550) proses reabsorpsi adalah reabsorpsi aktif Na+ yang dijalankan
oleh suatu pembawa Na+-K+ ATPase dependen-energi di
■ Filtrat glomerulus diproduksi sewaktu sebagian plasma yang
membran basolateral sel tubulus. Transpor Na+ keluar sei ke
mengalir melalui masing-masing glomerulus secara pasif dipaksa
ruang lateral antara sel-sel oleh pembawa ini menyebabkan
di bawah tekanan menembus membran glomerulus ke dalam
reabsorpsi neto Na+ dari lumen tubulus ke plasma kapiler
lumen kapsula Bowman di bawahnya. Tekanan filtrasi neto yang
peritubulus. (Lihat Gambar 14-15.)
memicu filtrasi disebabkan oleh tekanan darah kapiler glomerulus
■ Sebagian besar reabsorpsi Na+ berlangsung di awal nefron
yang tinggi yang mendorong filtrasi mengalahkan kombinasi gaya
secara konstan dan tidak diatur, tetapi di tubulus distal dan
yang dihasilkan oleh tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan
koligentes, reabsorpsi sebagian kecil Na+ yang terfiltrasi
hidrostatik kapsula Bowman. (Lihat Gambar 14-7 dan Tabel 14-1.)
berlangsung bervariasi dan berada di bawah kontrol,
■ Dari jumlah curah jantung, 20% hingga 25% disalurkan ke bergantung terutama pada sistem renin-angiotensin-
ginjal untuk diproses oleh mekanisme regulatorik dan ekskretorik aldosteron. (Lihat Tabel 14-4, h. 574.)
ginjal. Dari plasma yang mengalir ke ginjal, normalnya 20% ■ Karena Na+ dan anion penyertanya, Cl-, adalah ion aktif
difiltrasi melalui glomerulus, menghasilkan laju filtrasi glomerulus osmotik utama di CES, volume CES ditentukan oleh beban Na+
(LFG) rerata 125 mL/ mnt. (jumlah total Na+) di tubuh. Volume plasma, yang
■ Mekanisme miogenik dan umpan balik tubulogiomerulus, mencerminkan volume CES total, penting dalam penentuan
dipicu oleh aparatus jukstaglomerulus, melakukan autoregulasi jangka-panjang tekanan darah arteri. lika jumlah Na+, volume
aliran darah glomerulus dan LFG meskipun terdapat perubahan CES, volume plasma, dan tekanan darah arteri di bawah
tubulus distal dan koligentes di bawah kendali aldosteron. lon
organik hanya disekresikan di tubulus proksimal. (Lihat Tabel 14-3
serta Gambar4-21 dan 14-22.)

14.5I Ekskresi Urine dan Bersihan Plasma


■ Sebaliknya, reabsorpsi natrium dihambat oleh peptida (h. 563-578)
■ Dari 125 mL/mnt fltrat yang terbentuk di glomerulus, normalnya
natriuretik, ANP dan BNP, suatu hormon yang masing-masing
dikeluarkan oleh atrium dan ventrikel jantung sebagai respons hanya 1 mUmnt yang tersisa di tubulus untuk diekskresikan di
terhadap ekspansi volume CES dan peningkatan tekanan darah urine. Hanya zat sisa dan kelebihan elektrolit yang tidak
yang ditimbulkannya. (Lihat Gambar 14-17.) dibutuhkan oleh tubuh yang tertinggal, larut dalam H20 dalam
■ Selain menyebabkan reabsorpsi Na+, energi yang digunakan volume tertentu untuk dieliminasi melalui urine.
untuk memasok pembawa Na+-K+ATPase akhirnya berperan ■ Karena bahan yang diekskresikan dikeluarkan atau
dalam reabsorpsi molekul nutrien organik (glukosa atau asam "dibersihkan" dari plasma, istilah bersihan plasma merujuk
amino) dari tubulus proksimal melalui mekanisme transpor aktif kepada volume plasma yang dibersihkan dari suatu bahan setiap
sekunder. (Lihat Gambar 3-18, h. 82.) menit oleh aktivitas ginjal. (Lihat Gambar 14-23.)
■ Elektrolit lain yang secara aktif direabsorpsi oleh tubulus, ■ Ginjal dapat mengekskresikan urine dengan volume dan
misainya P043- dan Ca2+, memiliki sistem pembawa konsentrasi bervariasi untuk menahan atau mengeluarkan H20,
independen masing-masing di tubulus proksimal. masing-masing bergantung pada apakah tubuh mengalami
■ Karena karier elektrolit dan nutrien dapat jenuh, masing- kekurangan atau kelebihan H20. Ginjal dapat menghasilkan urine
masing memperlihatkan kapasitas transpor maksimal, atau Tm. yang berkisar dari 0,3 mUmnt pada 1200 mOsm/liter hingga 25
Jika beban filtrasi bahan yang aktif direabsorpsi melebihiTm, mUmnt pada 100 mOsm/liter dengan mereabsorpsi H20 dalam
reabsorpsi berlangsung dengan laju maksimal yang konstan jumlah bervariasi dari bagian distal nefron.
sementara kelebihan jumlah yang difiltrasi akan diekskresikan di ■ Reabsorpsi bervariasi ini dimungkinkan oleh gradien osmotik
urine. (Lihat Gambar 14-18.) vertikal di cairan interstisium medula, yang terbentuk oleh ansa
■ Reabsorpsi aktif Na+ juga mendorong reabsorpsi pasif Henle panjang nefron jukstamedula melalui multiplikasi
(melalui gradien listrik), H20 (melalui osmosis), dan urea countercurrent dan dipertahankan oleh vasa rekta nefron-nefron
(menuruni gradien konsentrasi urea yang tercipta akibat ini oleh pertukaran countercurrent. (Lihat > Gambar 14-5, 14-24,
reabsorpsi osmotis ekstensif H20). Enam puluh lima persen H20 14-25, dan 14-28.) Gradien osmotik vertikal ini, yang terpajan oleh
yang difiltrasi direabsorpsi dari tubulus proksimal tanpa diatur, cairan tubulus hipotonik (100 mOsm/liter) sewaktu cairan mengalir
didorong oleh reabsorpsi aktif Na+. (Lihat Gambar 14-19 dan melewati bagian distal nefron, menciptakan gaya dorong pasif
Tabel 14-4, h. 568.) Reabsorpsi H20 meningkatkan konsentrasi untuk reabsorpsi progresif H20 dari cairan tubulus, tetapi jumlah
bahan-bahan lain yang tertinggal di cairan tubulus, yang sebenarnya dari reabsropsi H20 bergantung pada jumlah
sebagian besar adalah produk sisa yang terfiltrasi. Molekul- vasopresin (hormon antidiuretik) yang disekresikan. (Lihat
molekul urea yang kecil adalah satu-satunya produk sisa yang Gambar 14-27.)
dapat secara pasif menembus membran tubulus. Karena itu, ■ Vasopresin meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan
urea adalah satu-satunya bahan sisa yang secara parsial koligentes terhadap H20; tubulus-tubulus ini impermeabel
direabsorpsi (50%) karena mengalami pemekatan. (Lihat terhadap H20 jika tidak terdapat vasopresin. (Lihat Gambar
Gambar 14-20.) 14-26.) Sekresi vasopresin meningkat sebagai respons terhadap
■ Produk-produk sisa lainnya, yang tidak direabsorpsi, tetap defisit H20, dan karenanya reabsorpsi H20 meningkat. Sekresi
berada di urine dengan konsentrasi tinggi. vasopresin dihambat sebagai respons terhadap kelebihan H20
sehingga reabsorpsi H20 berkurang. Dengan cara ini,
penyesuaian reabsorpsi H20 yang dikendalikan oleh vasopresin
14.4 | Sekresi Tubulus (h. 560-563) membantu tubuh mengoreksi setiap ketidakseimbangan cairan.
■ Sekresi tubulus melibatkan transpor transepitel dari plasma ka- ■ Setelah terbentuk, urine terdorong oleh kontraksi peristaltik
piler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Dengan sekresi meialui ureter dari ginjal ke kandung kemih untuk disimpan
tubulus, tubulus ginjal dapat secara selektif menambahkan sementara.
bahan-bahan tertentu ke dalam cairan tubulus. Sekresi suatu ■ Kandung kemih dapat menampung hingga 250 hingga 400 mL
bahan mempercepat ekskresinya di urine. urine sebelum reseptor regang di dindingnya memicu refleks
■ Sistem sekresi terpenting adalah untuk (1) H+ (nnembantu berkemih. (Lihat Gambar 14-30.) Refleks ini menyebabkan
meregulasi keseimbangan asam-basa); (2) K+ (menjaga pengosongan involunter kandung kemih dengan menyebabkan
konsentrasi plasma pada kadar yang sesuai untuk kontraksi kandung kemih dan pembukaan sfingter uretra internum
mempertahankan eksitabilitas membran jantung, otot, dan saraf); dan eksternum. Berkemih dapat dicegah secara temporer dengan
dan (3) ion organik, (melaksanakan eliminasi senyawa organik secara sengaja mengencangkan sfingter eksternum dan
asing dari tubuh dengan lebih efisien.) H+ disekresikan di tubulus diafragma pelvis di sekitarnya. (Lihat Gambar 14-2, h. 540, dan
proksimal, distal, dan koligentes. K+ disekresikan hanya di 14-29.)
Mempertahankan keseimbangan cairan. Wanita yang mengikuti
lomba lari ini mengambil segelas air untuk menggantikan kehilangan
cairan dalam keringat. Pusat haus di hipotalamus mendorong ingesti
cairan. Masukan harus setara dengan keluaran agar konsituten tubuh
seperti air tetap seimbang.

15
Yellow Dog Productions/Getty Images

Keseimbangan Cairan
dan Asam-Basa

SEKILAS ISI
15.1 Konsep Keseimbangan
Pokok-Pokok Homeostasis
15.2 Keseimbangan Cairan
15.3 Keseimbangan Asam-
Basa
CES (konsentrasi solut). Ginjal mengontrol volume CES dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas CES dengan mempertahankan keseimbangan air. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan menyesuaikan keluaran garam dan air di urine sesuai
yang diperlukan untuk mengompensasi masukan yang beragam dan kehilangan abnormal bahan
bahan ini.
Demikian juga, ginjal membantu mempertahankan keseimbangan asam basa dengan
menyesuaikan keluaran ion hidrogen (asam) dan ion bikarbonat (basa) di urine sesuai dengan
kebutuhan. Hal yang juga berperan dalam keseimbangan asam basa adalah sistem dapar (buffer)
pada cairan tubuh, yang secara kimia mengompensasi perubahan konsentrasi ion hidrogen, dan
paru, yang dapat menyesuaikan laju ekskresi CO2 penghasil ion hidrogen.
15.1 | Konsep Keseimbangan makan untuk mempertahankan kadar glukosa plasma saat
Sel-sel pada organisme multisel kompleks mampu bertahan hidup tidak ada nutrien baru yang ditambahkan ke dalam darah oleh
dan berfungsi hanya dalam kisaran sempit komposisi cairan proses makan.
ekstrasel (CES), yaitu lingkungan cairan internal yang membas ahi Pertukaran internal lain yang dapat terjadi antara kumpul
mereka. dan bagian tubuh lain adalah penggabungan reversibel
konstituen plasma tertentu ke dalam struktur molekul yang
Kumpulan internal suatu bahan adalah jumlah lebih kompleks untuk menyediakan tujuan khusus. Sebagai
bahan tersebut dalam CES. contoh, besi digabungkan ke dalam hemoglobin di dalam sel
darah merah tetapi dibebaskan secara utuh kembali ke cairan
Jumlah setiap bahan di CES merupakan kumpulan internal yang
tubuh ketika sel darah merah mengalami degenerasi.
selalu siap digunakan. Jumlah bahan dalam kumpulan tersebut
dapat ditingkatkan oleh pemindahan dari lingkungan eksternal
(terutama dari ingesti) atau dari produksi secara metabolik di Untuk mempertahankan keseimbangan stabil
dalam tubuh (Gambar 15-1). Bahan-bahan dapat dihilangkan dari suatu konstituen CES, masukannya harus sama
tubuh melalui ekskresi atau digunakan dalam suatu reaksi dengan keluarannya.
metabolik. Jika jumlah suatu bahan di dalam tubuh harus tetap,
pemasukannya melalui ingesti atau produksi metabolik harus Jika masukan total suatu bahan ke dalam tubuh sama dengan
seimbang dengan pengeluarannya melalui ekskresi atau konsumsi keluaran totalnya, tercipta keseimbangan stabil. Ketika
metabolik. Hubungan ini, yang dikenal sebagai konsep penambahan suatu bahan melalui masukan melebihi pengu-
keseimbangan, sangat penting dalam mempertahankan rangannya melalui keluaran, tercipta keseimbangan positif.
homeostasis. Tidak semua jalur pemasukan dan pengeluaran dapat Hasilnya adalah peningkatan jumlah total bahan tersebut di
diterapkan untuk setiap konstituen cairan tubuh. Sebagai contoh, dalam tubuh. Sebaliknya, ketika pengurangan suatu bahan
garam tidak disintesis atau dikonsumsi oleh tubuh, sehingga melebihi penambahannya, terbentuk keseimbangan negatif dan
stabilitas konsentrasi garam dalam cairan tubuh seluruhnya jumlah total bahan di tubuh berkurang.
bergantung pada keseimbangan antara ingesti garam dan ekskresi Perubahan jumlah jalur masukan atau keluaran untuk suatu
garam. bahan dapat mengubah konsentrasinya dalam plasma. Untuk
Kumpulan CES juga dapat diubah oleh pemindahan konstituen mempertahankan homeostasis, setiap perubahan masukan
CES tertentu ke tempat penyimpanan di dalam tubuh. Jika tubuh harus diimbangi oleh perubahan pada keluarannya (sebagai
secara keseluruhan memiliki kelebihan atau defisit suatu bahan contoh, peningkatan asupan garam harus diiringi oleh
simpanan tertentu, tempat penyimpanan dapat diperbesar atau peningkatan pengeluaran garam di urine), dan sebaliknya,
dikurangi secara parsial untuk mem-pertahankan konsentrasi peningkatan pengeluaran harus diimbangi oleh peningkatan
bahan di CES agar berada dalam batas-batas homeostasis. Sebagai pemasukan. Karena itu, untuk mempertahankan keseimbangan
contoh, setelah absorpsi makanan, saat glukosa yang masuk ke yang stabil tersebut diperlukan kontrol. Namun, tidak semua
dalam plasma berjumlah lebih banyak daripada yang digunakan jalur pemasukan atau pengeluaran diatur untuk
oleh sel, glukosa tambahan tersebut dapat disimpan secara mempertahankan keseimbangan. Secara umum, pemasukan
sementara dalambentuk glikogen di sel otot dan hati. Depo berbagai konstituen plasma kurang atau tidak terkontrol sama
penyimpanan ini kemudian dapat digunakan di antara waktu sekali. Kita sering menelan garam dan

Masukan ke
kumpulan internal (Di dalam tubuh)

Masukan dari lingkungan ekstemal


(melalui ingesti inhalasi, Depo penyimpanan di dalam
penyerapan melalui permukaan tubuh (tidak ada fungsi
tubuh, atau injeksi artifisial) selain untuk menyimpan)

Kumpulan intemal
(konsentrasi cairan Dikonsumsi secara
Diproduksi secara ekstrasel) suatu bahan metaboik di dalam
metabolik oleh tubuh tubuh (berubah
permanen)

Penggabungan reversibel
ke dalam struktur molekul
yang lebih kompleks
(melaksanakan fungsi
tertentu)

Gambar 15-1 Masukan dan keluaran dari kumpulan internal suatu konstituen tubuh.

579
H2O, sebagai contoh, bukan karena kita membutuhkannya, melainkan
karena kita meng-inginkannya sehingga asupan garam dan H2O sangat ❚ TABEL 15-1 Kompartemen Cairan Tubuh
bervariasi. Demikian juga, ion hidrogen (H+) diproduksi secara tak- Utama
terkontrol di dalam tubuh dan ditambahkan ke dalam cairan tubuh.
Garam, H2O, dan 1-1÷ juga dapat keluar ke lingkungan eksternal
dengan derajat bervariasi melalui saluran cerna (muntah), kulit Persentase
(keringat), dan tempat lain tanpa bergantung pada keseimbangan Berat
Kompartemen Tubuh
garam, H2O, atau H+ di dalam tubuh. Penyesuaian kompensatorik
dalam ekskresi urine bahan-bahan ini mempertahankan volume cairan
tubuh serta komposisi garam dan asam dalam kisaran homeostatik Cairan Tubuh 60
Total
yang sangat sernpit yang memungkinkan kehidupan meskipun
pemasukan sangat bervariasi dan pengeluaran konstituen plasma ini Cairan Intrasel 40
tidak diatur. (CIS)
Bagian selanjutnya dari bab ini akan membahas regulasi Cairan 20
keseimbangan cairan (mempertahankan keseimbangan garam dan Ekstrasel (CES)
H2O) dan keseimbangan asam-basa (mempertahankan keseimbangan
H+). 6.6 4
(20% of CES)

Periksa Pemahaman Anda 15.1 Cairan 16


interstisium (80% of CES)
Sebutkan kemungkinan masukan ke dan keluaran dari kumpulan
internal pada suatu konstituen tubuh tertentu.
Definisikan keseimbangan stabil, keseimbangan positif, dan sering dipertukarkan. Meskipun pemakaian ini tidak
keseimbangan negatif. sepenuhnya tepat karena mengabaikan zat-zat terlarut dalam
cairan tubuh, penggunaan ini masih dapat diterima ketika
15.2 | Keseimbangan Cairan membahas volume total cairan karena sebagian besar
ini terdiri dari H2O.)
cairan

Air adalah komponen tubuh manusia yang paling banyak, rata-rata


membentuk 60% berat tubuh tetapi berkisar dari 40% hingga 80%. PROPORSI H2O DALAM BERBAGAI KOMPARTEMEN
Kandungan H2O seseorang relatif tidak berubah, terutama karena CAIRAN UTAMA Kompartemen CIS membentuk sekitar dua
ginjal secara efisien mengatur keseimbangan H2O, tetapi persentase pertiga H2O tubuh total. Meskipun setiap sel mengandung
H2O tubuh bervariasi dari orang ke orang. Penyebab sangat campuran konstituen yang bersifat unik, triliunan
berbedanya H2O tubuh pada setiap individu adalah variabilitas dalam kompartemen cairan kecil ini cukup serupa sehingga secara
jumlah jaringan lemak mereka. Jaringan lemak memiliki persentase kolektif dapat dianggap sebagai satu kompartemen cairan
H2O yang rendah dibandingkan dengan jaringan lain. Plasma, seperti besar.
dapat Anda perkirakan, mengandung lebih dari 90% H2O. Bahkan
Sepertiga H2O tubuh sisanya yangterdapat di
jaringan lunak seperti kulit, otot, dan organ internal memiliki
kompartemen CES dapat dibagi lagi menjadi plasma dan
kandungan H2O 70% hingga 80%. Tulang yang relatif kering
cairan interstisium. Plasma, yang membentuk sekitar
mengandung H20 hanya 22%. Namun, lemak adalah jaringan yang
seperlima volume CES, adalah bagian cair darah. Cairan
paling kering, memiliki kandungan H2O hanya 10%. Karena itu,
interstisium, yang mewakili empat perlima kompartemen
persentase H2O tubuh yang tinggi berkaitan dengan tubuh langsing
CES, adalah cairan di ruang antarsel. Cairan ini merendam
dan persentase H2O yang rendah berkaitan dengan obesitas karena
dan melakukan pertukaran dengan sel jaringan .
komposisi sebagian besar tubuh yang kelebihan berat tersebut terdiri
dari lemak yang relatif kering.
KOMPARTEMEN CES MINOR Dua kategori minor lain
Persentase H2O tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan
termasuk dalam kompartemen CES: cairan limfe dan cairan
usia individu. Wanita memiliki persentase H2O yang lebih rendah
trans-sel. Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan
daripada pria, terutama karena hormon seks wanita, estrogen,
interstisium ke plasma melaui sistem pembuluh limfe, tempat
mendorong pengendapan lemak di pay udara, bokong, dan tempat
cairan ini difiltrasi melalui kelenjar limfe untuk kepentingan
lain. Hal ini tidak saja menghasilkan bentuk tubuh wanita, tetapi juga
pertahanan imun (lihat h. 392 dan 444). Cairan trans-sel
menganugerahi wanita dengan proporsi jaringan lemak yang lebih
terdiri dari sejumlah volume cairan khusus kecil, yang
banyak dan, karenanya, proporsi H2O yang lebih kecil. Persentase H2O
semuanya disekresikan oleh sel spesifik ke dalam rongga
tubuh juga berkurang progresif seiring usia.
tubuh tertentu untuk melakukan fungsi khusus. Cairan trans-
Air tubuh terdistribusi antara kompartemen CIS dan sel mencakup cairan serebrospinal (mengelilingi, membentuk
bantalan, dan memberi makan otak dan korda spinalis); cairan
CES.
intraokular (mempertahankan bentuk dan memberi rnakan
H2O tubuh tersebar antara dua kompartemen cairan utama: cairan di mata); cairan sinovium (melumasi dan berfungsi sebagai
dalam sel, atau cairan intrasel (CIS), dan cairan yang mengelilingi sel, peredam kejut pada sendi); cairan perikardium, intrapleura,
atau cairan ekstrasel (CES) (Tabel 15-1). (Kata air H2O dan cairan dan peritoneum (masing-masing melumasi gerakan jantung,
sering dipertukarkan. Meskipun pemakaian ini tidak sepenuhnya paru, dan usus); dan getah pencernaan (mencerna makanan).

  hapter
Meskipun secara fungsional sangat penting, cairan-cairan ini penyertaannya yang tidak seimbang karena efek pompa Na+-
tidak bermakna dalam membentuk H2O tubuh total. Selain itu, K+ yang terdapat di membran semua sel. Karena pompa ini
kompartemen trans-sel sebagai suatu kesatuan biasanya tidak secara aktif memindahkan Na+ keluar dan K+ masuk ke dalam
mencerminkan perubahan dalam keseimbangan cairan tubuh. sel, Na+ adalah kation utama CIS (lihat h.78; juga lihat Tabel
Sebagai contoh, cairan serebrospinal tidak berkurang volumenya 3-3, h. 86)
ketika tubuh secara keseluruhan mengalami ke-seimbangan H2O Sebagian besar CES dan CIS secara elektris seimbang
negatif. Hal ini tidak berarti bahwa volume cairan-cairan ini tidak kecuali sebagian kecil ion total intrasel dan ekstrasel yang
pernah berubah. Perubahan lokal dalam kompartemen cairan secara elektris tidak seimbang yang terlibat dalam potensial
trans-sel tertentu dapat terjadi secara patologis (misalnya, terjadi membran. Di CES, Na+ diiringi terutama oleh anion Cl- (klo-
penimbunan berlebihan cairan intraokulus di mata pasien rida) dan, dengan jumlah lebih sedikit, HCO3- (bikarbonat).
glaukoma; lihat h. 212), tetapi gangguan cairan lokal seperti ini Anion intrasel utama adalah P043- (fosfat) dan protein-
tidak memengaruhi keseimbangan cairan tubuh. Karena itu, protein bermuatan negatif yang tertahan di dalam sel.
kompartemen trans-sel biasanya dapat diabaikan ketika Perpindahan H2O antara plasma dan cairan interstisium
membahas masalah ke-seimbangan cairan. Pengecualian utama menembus dinding kapiler diatur oleh ketidakseimbangan
terhadap generalisasi ini terjadi ketika getah pencernaan keluar relatif antara tekanan darah kapiler (tekanan cairan, atau
dari tubuh secara abnormal sewaktu muntah atau diare hebat, hidrostatik) dan tekanan osmotik koloid (lihat h. 390).
yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan cairan. Perpindahan neto H2O antara cairan interstisium dan CIS
menembus membran plasma sel hanya disebabkan oleh efek
osmotik (lihat h. 73). Tekanan hidrostatik cairan interstisium
Plasma dan cairan interstisium memiliki komposisi
dan CIS sangat rendah dan cukup konstan. Semua sel sangat
serupa tetapi CES dan CIS sangat berbeda. permeabel terhadap H2O.
Beberapa sawar memisahkan kompartemen-kompartemen
cairan tubuh, membatasi perpindahan H2O dan zat terlarut di Keseimbangan cairan dipertahankan dengan
antara berbagai kompartemen dengan derajat berbeda-beda. mengatur volume dan osmoiaritas CES.
Semua pertukaran H2O dan konstituen lain antara CIS dan
SAWAR ANTARA PLASMA DAN CAIRAN INTERSTISIUM: dunia luar harus terjadi melalui CES sehingga CES berperan
DINDING PEMBULUH DARAH Dua komponen CES plasma sebagai perantara antara sel dan lingkungan eksternal. Air
dan cairan interstisium dipisahkan oleh dinding pembuluh yang ditambahkan ke cairan-cairan tubuh selalu masuk ke
darah. Namun, H2O dan semua konstituen plasma kompartemen CES terlebih dulu dan cairan selalu keluar
kecuali protein plasma secara terus-menerus dan tubuh melalui CES.
bebas mengalir antara plasma dan cairan Plasma Cairan Cairan intrasel
interstisium secara pasif menembus dinding interstisium (otot rangka)
kapiler yang tipis dan berpori. Karena itu,
plasma dan cairan interstisium hampir memiliki
200 Na+
komponen yang sama, kecuali bahwa cairan

Plasma membrane
Dinding kapiler

interstisium tidak mengandung protein plasma.


Setiap perubahan pada salah satu kompartemen
CES tersebut akan cepat tercermin di
kompartemen yang lain karena mereka terus 150 HCO3–
menerus bercampur.
Milliequivalents per liter of H2O

HCO3–
PO43–

K+
SAWAR ANTARA CES DAN CIS: MEMBRAN
100
PLASMA SEL berbeda dengan komposisi
Na+
kompar-temen vaskular dan cairan interstisum
Cl– Na+
yang sangat mirip, komposisi CIS (Gambar
15-2). Setiap sel dikelilingi oleh membran Cl–
plasma yang sangat selektif yang memungkinkan
50
lewatnya bahan tertentu, tetapi menolak bahan
Anion
yang lain. Perpindahan menembus sawar protein
membran ini terjadi secara aktif dan pasif serta Anion
mungkin sangat diskriminatif (lihat Tabel 3-2 h. K+ protein Lain-lain
84). Perbedaan antara CES dan CIS antara lain Lain-lain Lain-lain K+ Lain-lain Lain-lain
0
adalah (1) adanya protein sel di CIS yang tidak Kation Anion Kation Anion Kation Anion
dapat menembus membran untuk keluar sel dan Gambar 15-2 Komposisi ion kompartemen-kompartemen cairan tubuh utama
(2) distribusi Na+ dan K+ serta anion-anion

   581
Plasma adalah satu-satunya cairan yang volume dan komposisinya plasma terlalu kurang adekuat, tekanan darah akan tetap
dapat dikontrol secara langsung. Cairan ini beredar melalui semua rendah seberapapun kuatnya jantung rnemornpa, pembuluh
organ perekondisi yang melakukan penyesuaian-penyesuaian berkonstriksi, atau cairan interstisium berpindah ke dalam
homeostatik (lihat h. 368). Namun, karena terjadi pertukaran bebas pembuluh darah.
menembus dinding kapiler, jika volume dan komposisi plasma diatur,
volume dan komposisi cairan interstisium yang membasuh sel juga TINDAKAN KONTROL JANGKA-PANJANG UNTUK
diatur. Karena itu, setiap mekanisme kontrol yang bekerja pada plasma MEMPERTAHANKAN TEKANAN DARAH
pada hakikatnya juga mengatur keseluruhan CES. CIS dipengaruhi Oleh karena itu, tindakan kompensasi lain perlu berperan
oleh perubahan di CES hingga ke tahap yang masih dimungkinkan dalam jangka panjang untuk memulihkan volume CES ke
oleh permeabilitas sawar membran yang mengelilingi se1. normal. Regulasi jangka-panjang tekanan darah berada di ginjal
dan mekanisme haus, yang masing-masing mengontrol jumlah
Terdapat dua faktor yang diatur untuk mempertahankan urine dan asupan cairan. Dalam melakukannya, tindakan-
keseimbangan cairan di tubuh: volume CES dan osmolaritas CES. tindakan tersebut melakukan pertukaran cairan yang
Meskipun regulasi kedua faktor ini berkaitan erat, keduanya diperlukan antara CES dan lingkungan eksternal untuk
bergantung pada jumlah relatif NaC1 dan H2O di tubuh, penyebab mengatur volume cairan tubuh total. Karena itu, mereka
mengapa keduanya dikontrol dan mekanis-menya sangatlah berbeda: memiliki pengaruh jangka-panjang pada tekanan darah arteri.
1. Volume CES harus diatur secara ketat untuk membantu Dari tindakan-tindakan tersebut, kontrol pengeluaran urine
mempertahankan tekanan darah. Pemeliharaan keseimbangan garam oleh ginjal adalah yang terpenting dalam mempertahankan
sangat penting dalam regulasi jangka-panjang volume CES. tekanan darah. Anda akan melihat alasannya ketika kita
2. Osmolaritas CES harus diatur secara ketat untuk mencegah membahas mekanisme-mekanisme jangka panjang ini secara
membengkaknya atau menciutnya sel. Pemeliharaan keseimbangan lebih terperinci.
cairan sangat penting dalam mengatur osmolaritas CES.
Kontrol keseimbangan garam sangat penting
untuk mengatur volume CES.
Kontrol volume CES penting dalam regulasi jangka- Natrium dan anion penyertanya menentukan lebih dari 90%
panjang tekanan darah. aktivitas osmotik CES. Ketika menahan garam, ginjal secara
Penurunan volume CES menyebabkan penurunan tekanan darah otomatis menahan H2O karena H2O mengikuti Na+ secara
arteri karena berkurangnya volume plasma. Sebaliknya, peningkatan osmotik. Larutan garam yang ditahan ini isotonik (lihat h. 74).
volume CES meningkatkan tekanan darah arteri dengan Semakin banyak garam terdapat di CES, semakin banyak H20 di
meningkatkan volume plasma. Dua mekanisme kompensasi berperan CES. Konsentrasi garam tidak berubah dengan mengubah
sementara untuk menyesuaikan tekanan darah hingga volume CES jumlah garam di tubuh karena H2O selalu mengikuti garam
dapat dipulihkan ke normal. Mari kita ulas kedua mekanisme ini. untuk mempertahankan keseimbangan osmotik yaitu, untuk
mempertahankan konsentrasi normal garam. Berkurangnya
TINDAKAN KONTROL JANGKA-PENDEK UNTUK jumlah garam menyebabkan menurunnya retensi H2O sehingga
MEMPERTAHANKAN TEKANAN DARAH CES tetap isotonik, tetapi dalam volume yang lebih kecil. Karena
1. Refleks baroreseptor mengubah curah jantung dan resistensi itu, massa total garam Na+ di CES (yaitu, beban Na+) mene-
perifer total untuk menyesuaikan tekanan darah dalam arah yang benar ntukan volume CES dan, karenanya, regulasi volume CES
melalui efek sistem saraf autonom pada jantung dan pembuluh darah terutama bergantung pada pengendalian keseimbangan garam
(lihat h. 401). Curah jantung dan resistensi perifer total meningkat Untuk mempertahankan keseimbangan garam pada ke-
untuk meningkatkan tekanan darah ketika tekanan turun terlalu tinggian permukaan laut, pemasukan garam harus sama dengan
rendah, dan sebaliknya, keduanya berkurang untuk mengurangi pengeluaran garam sehingga tidak terjadi akumulasi atau defisit
tekanan darah ketika tekanan naik terlalu tinggi. garam di tubuh. Kita sekarang melihat jalur dan kontrol
2. Perpindahan cairan berlangsung secara temporer dan otomatis pemasukan dan pengeluaran garam.
antara plasma dan cairan interstisium akibat perubahan keseimbangan
tekanan hidrostatik dan osmotik yang bekerja melintasi dinding kapiler KURANGNYA KONTROL ASUPAN GARAM Satu-satunya
yang timbul ketika volume plasma menyimpang dari normal (lihat h. jalan masuk bagi garam adalah melalui ingesti, yang biasanya
391). Penurunan volume plasma dikompensasi secara parsial oleh jauh melebihi kebutuhan tubuh untuk menggantikan
perpindahan cairan keluar dari kompartemen interstisium menuju kehilangan garam obligatorik. Pada contoh kita tentang
pembuluh darah, memperbesar volume plasma dengan mengorbankan keseimbangan garam harian tipikal (Tabel 15-2), asupan garam
kompartemen interstisium. Sebaliknya, ketika volume plasma terlalu adalah 10,5 g per hari; 0,5 g garam per hari masih cukup untuk
besar, banyak dari kelebihan cairan ini ber-pindah menuju menggantikan sejumlah kecil garam yang biasanya hilang di
kompartemen interstisium. tinja dan keringat. (Asupan garam harian rerata orang Amerika
Kedua tindakan ini menghasilkan perbaikan temporer untuk Serikat adalah 10 hingga 15 g per hari, meskipun banyak orang
membantu menjaga tekanan darah relatif konstan, tetapi keduanya dengan sengaja menurunkan asupan garam mereka.)
bukanlah solusi jangka-panjang. Selain itu, tindakan kompensasi Karena manusia biasanya mengonsumsi garam melebihi
jangka-pendek ini memiliki kemampuan terbatas dalam kebutuhan, jelas bahwa asupan garam tidak dikontrol dengan
meminimalkan perubahan tekanan darah. Sebagai contoh, jika volume baik. Makhluk karnivora (pemakan daging) dan omnivora

   hapter
difiltrasi secara bebas di glomerulus dan direabsorpsi secara aktif,
❚ TABEL 15-2 Keseimbangan Garam Harian tetapi zat ini tidak disekresi oleh tubulus, sehingga jumlah Na+
yang diekskresikan di urine mencerminkan jumlah Na+ yang
utput PENGELUARAN GARAM difiltrasi tetapi kemudian tidak direabsorpsi:
Na+ yang diekskresi = Na+ yang difiltrasi—Na+ yang
Jumlah direabsorpsi
(g/hari)
Ginjal dengan demikian menyesuaikan jumlah garam yang
diekskresikan dengan mengontrol dua proses: (1) laju filtrasi
Pengeluaran obligatorik 0.5 glomerulus (LFG) dan (2) yang lebih penting, reabsorpsi Na+ di
melalui keringat dan tinja tubulus. Anda telah mempelajari mekanisme-mekanisme regulasi
Ekskresi terkontrol 10.0 ini, tetapi kita akan menyatukan mereka karena mekanisme-
di urine mekanisme ini berkaitan dengan kontrol jangka-panjang volume
CES dan tekanan darah.
10.5 ■ Jumlah Na+ yang difiltrasi dikontrol dengan mengatur LFG.

Jumlah Na+ yang difiltrasi sama dengan konsentrasi Na+ plasma


dikalikan dengan LFG. Pada konsentrasi Na+ plasma tertentu,
(pemakan daging dan tanaman, seperti manusia) yang secara alami setiap perubahan LFG akan mengubah jumlah Na+ dan cairan
memperoleh cukup garam dari daging segar (daging mengandung penyerta yang difiltrasi. Karena itu, kontrol LFG dapat
banyak CES kaya-garam), dalam keadaan normal tidak memperlihatkan menyesuaikan jumlah Na+ yang difiltrasi per menit. Ingat
keinginan fisiologik untuk mencari garam tambahan. Sebaliknya, kembali bahwa LFG secara sengaja diubah untuk meng-ubah
herbivora (pemakan tanaman) yang secara alami kekurangan garam jumlah garam dan cairan yang difiltrasi, sebagai bagian dari
dalam diet, mengalami lapar garam dan akan berkelana bermil-mil respons refleks baroreseptor umum terhadap perubahan tekanan
untuk memperoleh garam. Manusia biasanya memiliki keinginan darah (lihat Gambar 14-12, h. 550). Perubahan jumlah Na+ di
hedonistik (mencari kesenangan) dan bukan regulatorik atas garam; kita tubuh tidak dideteksi demikian; melainkan perubahan tersebut
mengonsumsi garam karena kita lebih menyukai nya daripada memiliki dipantau secara tak-langsung melalui efek yang akhirnya
kebutuhan fisiologik atasnya, kecuali pada situasi yang tidak lazim pada ditimbulkan oleh Na+ pada tekanan darah. Baroresptor yang
deplesi garam akibat defisiensi aldosteron, hormon penahan garam. memantau fluktuasi tekanan darah melakukan penyesuaian
dalam jumlah Na+ yang difiltrasi dan akhirnya diekskresi.
KONTROL AKURAT PENGELUARAN GARAM DI URINE Untuk
mempertahankan keseimbangan garam, kelebihan garam yang masuk ■ Jumlah Na+ yang direabsorpsi dikontrol melalui sistem renin-
harus diekskresikan di urine. Tiga jalan untuk mengeluarkan garam angiotensin-aldosteron. Jumlah Na+ yang direabsorpsi juga
adalah pengeluaran obligatorik garam melalui keringat dan tinja serta bergantung pada sistem regulasi yang berperan penting dalam
ekskresi terkontrol garam di urine (Tabel 15-2). Jumlah total keringat mengontrol tekanan darah. Meskipun Na+ direabsorpsi di hampir
yang di produksi tidak berkaitan dengan keseimbangan garam, tetapi sepanjang tubulus, ha'nya reabsorpsi di bagian distal tubulus yang
ditentukan oleh faktor-faktor yang mengontrol suhu tubuh. Pengeluaran berada di bawah kontrol. Faktor utama yang mengendalikan
sejumlah kecil garam melalui tinja tidak berada di bawah kontrol. Kecuali tingkat reabsorpsi Na+ di tubulus distal dan koligentes adalah
jika kita berkeringat berlebihan atau mengalami diare, tubuh biasanya sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) yang mendorong
kehilangan (tanpa-kontrol) hanya sekitar 0,5 g garam per hari. Jumlah ini reabsorpsi Na+ dan, dengan demikian, retensi Na+. Retensi
merupakan jumlah garam yang normalnya perlu digantikan oleh asupan natrium pada gilirannya mendorong retensi osmotik H+ dan
garam ekspansi volume plasma serta peningkatan tekanan darah arteri.
Sistem penghemat Na+ ini secara tepat diaktifkan oleh penurunan
Karena konsumsi garam biasanya jauh lebih banyak daripada jumlah
NaCI, volume CES, dan tekanan darah arteri (lihat Gambar
yang dibutuhkan untuk mengompensasi pengeluaran tak-terkontrol, 14-16, h. 555.)
ginjal secara cermat mengeks-kresikan kelebihan garam di urine untuk
mempertahankan keseimbangan garam. Pada contoh kita, 10 g garam Karena itu, kontrol LFG dan reabsorpsi Na+ saling ber-kaitan
dikeluarkan di urine per hari sehingga pengeluaran garam total sama erat, dan keduanya berhubungan dengan regulasi jangka panjang
persis dengan pemasukan garam. Dengan mengatur ekskresi garam volume CES seperti tercermin oleh tekanan darah. Sebagai
melalui urine (yaitu, dengan mengatur laju ekskresi Na+, dengan Cl contoh, penurunan tekanan darah arteri menyebabkan (1)
mengikuti), ginjal secara normal menjaga massa Na+ total di CES tetap penurunan refleks LFG untuk mengurangi jumlah Na+ yang
konstan meskipun asupan garam melalui makanan sangat bervariasi atau difiltrasi dan (2) penyesuaian hormonal berupa peningkatan
ketika terj adi pengeluaran tak-lazim melalui keringat atau diare. Sebagai jumlah Na+ yang direabsorpsi (Gambar 15-3). Bersama-sama,
cerminan dari pemeliharaan massa Na+ total di CES yang konstan, efek-efek ini mengurangi jumlah Na* yang diekskresikan
volume CES, pada gilirannya, dipertahankan dalam batas-batas sempit sehingga Na+, dan H2. yang menyertai, dihemat oleh tubuh untuk
yang esensial bagi fungsi normal sirkulasi. mengompensasi penurunan tekanan darah arteri. (Untuk melihat
bagaimana otot yang sedang berolahraga dan mekanisme
Penyimpangan volume CES yang menyertai perubahan jumlah garam pendingin tubuh bersaing untuk memperebutkan volume plasma
memicu respons-respons kompensasi ginjal yang cepat memulihkan yang terbatas, lihat fitur dalam kotak di h. 592, Melihat Lebih
jumlah Na+ dan volume CES ke normal. Natrium Dekat pada Fisiologi Olahraga.)

Keseimbangan Cairan dan Asam Basa 583


Mengatasi K+ dan anion intrasel pengiringnya berperan
Mualan Na+ di tubuh menentukan aktivitas osmotik CIS.
Meskipun sejumlah kecil Na+ dan K+ secara
pasif berdifusi menembus membran plasma
Mengatasi setiap saat, kedua ion ini berperilaku seolah-
Tekanan darah arten
olah mereka tidak dapat menembus
1 2 membran karena adanya aktivitas pompa Na
+-K+. Setiap Na+ yang berdifusi secara pasif

menuruni gradien elektrokimianya ke dalam


LFG taldosteron sel segera dipompa kembali keluar sehingga
hasilnya sama seperti Na+ tidak dapat
menembus sel. Sebaliknya, K+ pada
Na+ yang hakikatnya terperangkap di dalam sel.
Na+ yang difiltrasi direabsorsi Dalam keadaan normal, osmolaritas CES
dan CIS adalah sama karena di dalam sel
konsentrasi total K+ dan zat-zat terlarut lain
yang tidak dapat menembus membran sel
Ekskresi Na+ serta Cl- dan sama dengan konsentrasi total Na+ dan zat-
cairan yang menyertainya
zat terlarut lain (yang tidak dapat menembus
+ membran sel) di cairan interstisium yang
Na
mengelilingi sel. Meskipun zat-zat terlarut tak
Konservasi NaCI dan cairan mampu tembus di CES dan CIS ini berbeda,
yang menyertainya Na+ konsentrasi mereka umumnya identik, dan
jumlah (bukan sifat) partikel yang
terdistribusi tak-setara per volume ini
Na+ menentukan osmolaritas cairan. Karena
1 Lihat Gambar 14-12 untuk penncian mekanismenya.
osmolaritas CES dan CIS normalnya sama,
2 Lihat Gambar 14-16 untuk perincian mekanismenya. Na+
tidak terjadi perpindahan neto H2O masuk
Gambar 15-3 Efek ganda penurunan tekanan darah arteri pada penanganan Na+ oleh ginjal. atau keluar sel. Karena itu, volume sel
normalnya konstan.
Kontrol osmolaritas CES mencegah perubahan PENTINGNYA MENGATUR OSMOLARITAS CES Setiap keadaan
volume CIS. yang menyebabkan penambahan atau pengurangan H2O bebas
(yaitu, penambahan atau pengurangan H2O yang tidak disertai oleh
Pemeliharaan keseimbangan cairan bergantung pada
penambahan atau pengurangan zat terlarut yang setara)
pengaturan volume CES dan osmolaritas CES. Sementara
menyebabkan perubahan osmolaritas CES. Jika terjadi defisit H2O
pengaturan volume CES penting dalam kontrol jangka
bebas di CES, zat terlarut menjadi terlalu pekat dan osmolaritas CES
panjang tekanan darah, pengaturan osmolaritas CES penting
meningkat (yaitu, menjadi hipertonik; lihat h. 74). Jika terjadi
dalam mencegah perubahan volume sel. Osmolaritas suatu
kelebihan H2O di CES, zat terlarut menjadi terlalu encer dan
cairan adalah ukuran konsentrasi masing-masing partikel zat
osmolaritas CES menjadi terlalu rendah (yaitu, menjadi hipotonik).
terlarut yang terdapat di dalam cairan tersebut. Semakin tinggi
Ketika osmolaritas CES berubah dalam kaitannya dengan
osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi zat terlarut atau, dari
osmolaritas CIS, terjadi osmosis, dengan H2O yang keluar atau
sudut yang berbeda, semakin rendah konsentrasi H2O. Ingat
masuk sel, bergantung, masing-masing, pada apakah CES lebih
kembali bahwa air cenderung berpindah melalui osmosis
pekat atau lebih encer daripada CIS.
menuruni gradien konsentrasinya sendiri dari daerah dengan
konsentrasi zat terlarut rendah (H2O tinggi) ke daerah dengan Karena itu, osmolaritas CES harus diatur untuk mencegah
konsentrasi zat terlarut tinggi (H2O rendah) (lihat h. 72). perpindahan tak-diinginkan H2O keluar atau masuk sel. Dilihat dari
segi CES itu sendiri, konsentrasi zat-zat terlarutnya tidak terlalu
ION-ION YANG BERPERAN DALAM OSMO-LARITAS CES penting. Namun, osmolaritas CES perlu dipertahankan dalam
DAN CIS Osmosis terjadi menembus membran plasma sel
batas-batas yang sangat sempit untuk mencegah sel menciut
hanya jika terdapat perbedaan dalam konsentrasi zat-zat
(kehilangan air secara osmotik ke CES) atau membengkak
terlarut yang tidak dapat menembus membran antara CES dan
(memperoleh air secara osmotik dari CES).
CIS. Zat terlarut yang dapat menembus sawar yang
memisahkan dua kompartemen cairan cepat terdistribusi Marilah kita bahas pergeseran cairan yang terjadi antara CES
merata di kedua kompartemen dan karenanya tidak ikut dan CIS ketika osmolaritas CES menjadi hipertonik atau hipotonik
membentuk perbedaan osmotik. relatif terhadap CIS. Kemudian kita akan membicarakan
Natrium dan anion penyertanya, karena me-rupakan zat bagaimana keseimbangan air dan karenanya osmolaritas CES
terlarut paling banyak di CES dari segi jumlah partikel, normalnya dipertahankan untuk memperkecil efek merugikan
membentuk sebagian besar aktivitas osmotik CES. Sebaliknya, pada volume sel.

  hapter
❚ Melihat Lebih Dekat
Benturan yang Berpotensi Mematikan:
pada Fisiologi Olaga
Ketika Otot yang Berolahraga Bersaing
dengan Mekanisme Pendingin Tubuh untuk
Memperebutkan Volume Plasma yang
Inadekuat
S
Jantung memiliki kecepatan denyut maksimal yang dapat
dicapainya. Jika olahraga berlanjut dengan intensitas tinggi dan
kecepatan maksimal ini telah tercapai, otot-otot yang berolahraga akan
tinggal di lingkungan yang mengalami perubahan suhu musiman, kehila-
memenangkan perebutan pasokan darah ini. Pendinginan dikorbankan
ngan cairan dapat menyebabkan olahraga luar-ruang berbahaya selama
seiring dengan menurunnya aliran darah kulit. Jika olahraga berlanjut,
transisi dari keadaan dingin musim semi ke suasana panas di musim
panas tubuh akan terus meningkat, dan dapat terjadi heat exhaustion
panas. Jika intensitas olahraga tidak disesuaikan hingga peserta
(nadi cepat dan lemah; hipotensi, keringat berlebihan; dan disorientasi)
menyesuaikan diri secara bertahap dengan kondisi lingkungan yang lebih
atau heat stroke (kegagalan pusat kontrol suhu di hipotalamus; kulit
panas, dapat terjadi dehidrasi dan pengeluaran garam yang menyebabkan
panas kering; kebingungan ekstrim atau pingsan; dan mungkin
heat cramps, heat exhaustion, atau bahkan heat stroke dan kematian.
kematian) (lihat h. 692). Setiap tahun orang meninggal karena heat
Kata aklimatisasi merujuk ke adaptasi bertahap yang dilakukan tubuh
stroke dalam Iari maraton pada cuaca panas dan lembap. (Beberapa
untuk mempertahankan homeostasis jangka-panjang sebagai respons
orang memperburuk keadaan dengan mengonsumsi minuman energi
terhadap perubahan fisik berkepanjangan di lingkungan sekitar, rnisalnya
yang mengandung kafein selama olahraga atau kompetisi. Kafein
perubahan suhu. Ketika seseorang berolahraga dalam cuaca panas tanpa
dapat memberikan letupan energi, tetapi kafein juga bekerja sebagai
beradaptasi secara bertahap ke lingkungan panas, tubuh dapat
diuretik dan dapat menyebabkan dehidrasi sehingga performa
menghadapi dilema yang berbahaya. Selama olahraga, banyak darah
menurun, suatu efek yang berkebalikan dengan apa yang mungkin
yang harus dialirkan ke otot untuk memasok O2 dan nutrien serta
dipikirkan oleh individu ketika mereka meminumnya.
mengeluarkan zat sisa yang menumpuk akibat tingkat aktivitas yang tinggi.
Sebaliknya, jika seseorang berolahraga pada cuaca panas selama
Otot yang berolahraga juga menghasilkan panas. Untuk mempertahankan
dua minggu dengan intensitas aman dan lebih sedikit, tubuh
suhu tubuh dalam menghadapi panas tambahan ini, aliran darah ke kulit
melakukan adaptasi-adaptasi berikut sehingga setelah
ditingkatkan sehingga panas dari darah yang hangat dapat dikeluarkan
aklimatisasi dapat melakukan olahraga cuaca individu dengan
melalui kulit ke lingkungan sekitar, Jika suhu lingkungan lebih panas
instensitas sama saat dingin: (1) Volume plasma meningkat hingga
daripada suhu tubuh, panas tidak dapat dikeluarkan dari darah ke
12%. Ekspansi volume plasma menghasilkan cukup darah untuk
lingkungan sekitar meskipun terjadi vasodilatasi kulit yang maksimal.
dialirkan baik ke otot yang berolahraga maupun ke kulit untuk
Tubuh malah menerima panas dari lingkungan yang lebih hangat dan hal
pendinginan. (2) Orang tersebut mulai berkeringat pada suhu yang
ini menambah dilema. Karena aliran darah meningkat ke otot dan kulit
lebih rendah sehingga tubuh tidak terlalu panas sebelum proses
saat seseorang beroiahraga pada cuaca panas, darah yang dikembalikan
pendinginan dimulai. (3) Kecepatan pengeluaran keringat meningkat
ke jantung berkurang dan jantung memompa lebih sedikit darah per
hingga tiga kali lipat, mencapai 4 liter per jam, dengan distribusi
denyut sesuai dengan mekanisme Frank-Starling (lihat h. 350). Karena itu,
yang lebih merata di seluruh tubuh. Peningkatan pendinginan
jantung harus berdenyut lebih cepat dibandingkan jika di lingkungan dingin
evaporatif ini mengurangi kebutuhan pendinginan oleh
untuk mengalirkan darah dalam jumlah yang sama per menit. Peningkatan
vasodilatasi kulit. (4) Keringat menjadi lebih encer sehingga garam
kecepatan pemompaan jantung juga menambah produksi panas.
yang keluar melalui keringat lebih sedikit. Garam yang tertahan di
tubuh menimbulkan efek osmotik untuk menahan air di tubuh dan
membantu mempertahankan volume plasma darah. Adaptasi-
adaptasi ini memerlukan waktu 14 hari dan terjadi hanya jika individu
berolahraga dalam cuacf panas. Dengan bersabar hingga
perubahan-perubahan ini terjadi, seseorang dapat berolahraga dengan
aman sepanjang musim panas.

Selama hipertonisitas CES, sel menciut karena 1. Insufisiensi pemasukan H2O, seperti yang terjadi pada
H2O keluar. perjalanan di gurun pasir atau kesulitan menelan
2. Pengeluaran H2O yang berlebihan, seperti yang dapat terjadi
Hipertonisitas CES, kelebihan konsentrasi zat terlarut di CES,
pada berkeringat, muntah, atau diare berlebihan (meskipun
biasanya berkaitan dengan dehidrasi, atau keseimbangan negatif
baik H2O maupun zat terlarut keluar selama keadaan-keadaan
H2O bebas.
ini, H2O relatif lebih banyak hilang sehingga zat terlarut yang
PENYEBAB HIPERTONISITAS (DEHIDRASI) Dehidrasi dan tertinggal menjadi lebih pekat)
hipertonisitas yang menyertainya dapat ditimbulkan melalui tiga 3. Diabetes inspidus, penyakit yang ditandai oleh defisiensi vas-
cara utama: opresin

   585
Vasopresin (hormon antidiuretik) meningkatkan Vasopresin dalam keadaan normal disekresikan sebagai
permeabilitas tubulus distal dan koligentes terhadap H2O respons terhadap defisit H2O, yang dihilangkan dengan
dan dengan demikian meningkatkan konservasi air dengan meningkatkan reabsorpsi H2O di bagian distal nefron. Namun
mengurangi pengeluaran air melalui urine (lihat h. 568). Tanpa ,sekresi vasopresin, dan dengan demikian reabsorpsi H2O tubulus
vasopresin yang adekuat pada diabetes insipidus, ginjal tidak dapat yang dikontrol oleh hormon, dapat meningkat sebagai respons
menahan H2O karena organ ini tidak dapat mereabsorpsi H2O dari terhadap nyeri, trauma, dan situasi stres lain, meskipun tubuh tidak
bagian distal nefron. Pasien biasanya menghasilkan hingga 20 liter mengalami defisit H2O. Peningkatan sekresi vasopresin dan retensi
urine sangat encer per hari, dibandingkan dengan normal 1,5 liter/ H2O yang ditimbulkannya merupakan hal yang sesuai untuk
hari. Kecuali jika asupan H2O mengimbangi pengeluaran luar-biasa menghadapi kemungkinan hilangnya darah dalam situasi-situasi
H2O ini di urine, pasien akan cepat mengalami dehidrasi. Pasien stres tersebut. H2O ekstra yang tertahan dapat meminimalkan efek
mengeluh bahwa mereka menghabiskan banyak waktu siang malam kehilangan darah pada tekanan darah. Namun, karena situasi stres
pergi ke toilet dan minum. Untungnya, mereka dapat diterapi jaman modern umumnya tidak menyebabkan kehilangan darah,
dengan pemberian vasopresin melalui semprot hidung. peningkatan sekresi vasopresin adalah hal yang tidak sesuai dilihat
dari segi keseimbangan cairan tubuh dan hal ini menyebabkan
terjadinya sindrom sekresi vasopresin yang tidak sesuai.
Reabsorpsi dan retensi terlalu banyak H2O akan mengencerkan zat
ARAH DAN GEJALA YANG TERJADI AKIBAT PERPINDA-
terlarut tubuh. Selain itu, dalam kaitannya dengan stres yang tidak
HAN AIR SELAMA HIPERTONISITAS Jika kompartemen
sepantasnya mencetuskan sekresi vasopresin dari sumber
CES menjadi hipertonik, H2O berpindah keluar sel melalui
normalnya, beberapa jenis kanker paru menyekresi vassopresin
osmosis ke dalam CES yang lebih pekat hingga osmolaritas CIS
sehingga terjadi pengenceran cairan tubuh yang tidak seharusnya.
sama dengan CES. Karena H2O keluar, sel menciut. Hal yang
mengkhawatirkan adalah penciutan bermakna neuron-neuron otak
dapat mengganggu fungsi otak, yang dapat bermanifestasi sebagai ARAH DAN GEJALA YANG DITIMBULKAN OLEH PER-
kekacauan mental dan irasionalitas pada kasus ringan dan PINDAHAN AIR SELAMA HIPOTONISITAS Kelebihan H2O
kemungkinan delirium, kejang, atau koma pada kondisi hipertonik bebas mula- mula akan mengencerkan kompartemen CES dan
yang parah. menyebabkannya menjadi hipotonik. Perbedaan aktivitas osmotik
Hal yang tidak kalah seriusnya dengan gejala saraf adalah yang terjadi antara CES dan CIS memicu H2O berpindah secara
gangguan sirkulasi akibat berkurangnya volume plasma yang osmotik dari CES yang lebih encer ke dalam sel, yang menyebabkan
berkaitan dengan dehidrasi. Gangguan sirkulasi dapat berkisar dari sel membengkak karena kemasukan H2O. Seperti menciutnya neuron
penurunan ringan tekanan darah hingga syok sirkulasi dan otak, pembengkakan berlebihan sel-sel otak juga menyebabkan
kematian. disfungsi otak. Gejala-gejalanya mencakup kebingungan, iritabilitas,
Gejala yang lebih umum lainnya muncul bahkan pada kasus
letargi, nyeri kepala, pusing bergoyang, muntah, mengantuk, dan,
dehidrasi ringan. Sebagai contoh, kulit kering dan mata cekung
pada kasus berat, kejang, koma, dan kematian.
menunjukkan lenyapnya H2O dari jaringan lunak di bawahnya, dan Gejala non-saraf hidrasi berlebihan adalah kelemahan akibat
lidah menjadi kering dan retak karena sekresi liur tertekan. membengkaknya sel otot dan gangguan sirkulasi, termasuk hipertensi
dan edema, yang disebabkan oleh ekspansi volume plasma.
Selama hipotonisitas CES, sel membengkak karena Keadaan hidrasi berlebihan, hipotonisitas, dan pembeng-kakan sel
kemasukan H20. akibat retensi H2O bebas berlebihan dikenal sebagai intoksikasi air.
Hipotonisitas CES biasanya berkaitan dengan hidrasi berlebihan Hal ini jangan dikacaukan dengan retensi cairan yang terjadi pada
(yaitu, kelebihan H2O bebas). Ketika terjadi keseimbangan H2O retensi garam yang berlebihan. Pada kasus yang terakhir ini, CES
positif, CES menjadi lebih encer daripada normal. tetap isotonikkarena peningkatan garam diiringi oleh peningkatan
H2O. Karena cairan interstisium tetap isotonik, tidak terbentuk
PENYEBAB HIPOTONISITAS (HIDRASI BERLEBIHAN) Setiap gradien osmotik yang mendorong kelebihan H2O ke dalam sel.
surplus H2O bebas biasanya segera diekskresikan diurine sehingga Karena itu kelebihan garam dan H2O terbatas di kompartemen CES,
hipotonisitas biasanya tidak terjadi. Namun, hipotonisitas dapat dengan konsekuensi sirkulasi menjadi kekhawatiran utama. Pada
timbul melalui tiga cara: intoksikasi air, selain gangguan sirkulasi, gejala akibat pembengkakan
1. Pasien dengan gagal ginjal yang tidak dapat mengekskresikan sel juga menimbulkan masalah.
urine encer mengalami hipotonisitas jika mereka mengonsumsi Marilah kita bandingkan situasi hipertonisitas dan hipotonisitas
lebih banyak H2O daripada zat terlarut. dengan apa yang terjadi sebagai akibat dari penambahan atau
pengurangan cairan isotonik.
2. Hipotonisitas dapat terjadi secara sementara pada orang sehat jika
H2O masuk secara cepat dalam jumlah sedemikian besar sehingga Tidak ada perpindahan air masuk atau keluar sel
ginjal tidak dapat berespons dengan cepat untuk mengeluarkan sela-ma penambahan atau pengurangan cairan
kelebihan H2O. isotonik CES.
3.Hipotonisitas dapat terjadi ketika tubuh menahan kele-bihan H2O Contoh penambahan cairan isotonik adalah pemberian
tanpa zat terlarut akibat sindrom sekresi vasopresin yang tidak intravena terapetik dengan suatu larutan isotonik, misalnya
sesuai (syndrome of inappropriate secretion of vasopressin). salin isotonik. Ketika cairan isotonik disuntikan ke dalam

  hapter
kompartemen CES, volume CES meningkat, tetapi konsentrasi zat
terlarut CES tidak berubah; dengan kata lain, CES tetap isotonik. Karena
❚ TABEL 15-3 Keseimbangan Air Harian
osmolaritas CES tidak berubah, CES dan CIS tetap berada dalam
keseimbangan osmotik sehingga tidak ada perpindahan neto cairan
ater ater
antara kedua kompartemen ini. Kompartemen CES mengalami
peningkatan volume tanpa disertai perpindahan H2O ke dalam sel.
Jumlah
Demikian juga, pada kehilangan cairan isotonik, misalnya pada (mL/hari) Jalur
perdarahan, kehilangan terbatas di CES tanpa diiringi oleh kehilangan
cairan dari CIS. Cairan tidak berpindah keluar sel karena CES yang
Kehilangan tak- 900
berada di tubuh masih isotonik sehingga tidak terdapat gradien osmotik disadari (dari paru
yang menarik keluar H2O dari sel. Berbagai mekanisme lain bekerja dan kulit non-
untuk mengatasi kehilangan darah, tetapi kompartemen CIS tidak secara keringat)
langsung dipengaruhi oleh kehilangan ini.   100
Marilah sekarang kita melihat bagaimana keseimbangan H2O bebas
H2O yang diproduksi   100
secara normal dipertahankan. oleh metabolisme

1500
Kontrol keseimbangan air oleh vasopresin penting
untuk mengatur osmolaritas CES. 2600 2600
Kontrol keseimbangan H2O bebas sangat penting untuk mengatur
osmolaritas CES. Karena peningkatan H2O bebas menyebabkan CES mengalami kondensasi sehingga kita dapat "melihat napas
menjadi terlalu encer dan defisit H2O bebas menyebabkan CES menjadi kita". Kehilangan tak-dirasakan lainnya adalah keluarnya H2O
terlalu pekat, osmolaritas CES harus segera dikoreksi dengan secara terus-menerus dari kulit meskipun tidak terjadi
memulihkan keseimbangan H2O bebas untuk menghindari perpindahan pengeluaran keringat. Molekul air dapat berdifusi menembus
osmotik cairan masuk atau keluar sel yang berbahaya. sel kulit dan menguap tanpa disadari. Untungnya, kulit relatif
Untuk mempertahankan stabilitas keseimbangan H2O, pemasukan kedap air oleh adanya lapisan berkeratin di bagian luarnya,
H2O harus sama dengan pengeluarannya. yang melindungi tubuh dari kehilangan H2O yang lebih
banyak melalui jalur ini (lihat h. 479). Ketika lapisan protektif
SUMBER PEMASUKAN H2O ini lenyap, seperti ketika seseorang mengalami luka bakar luas,

Dalam keseimbangan H2O harian tipikal seseorang (Tabel 15-3), terjadi terjadi peningkatan kehilangan cairan dari permukaan kulit
pemasukan H2O sedikit di atas satu liter melalui meminum cairan. yang terbakar yang dapat menimbulkan masalah
■ Mengejutkannya, jumlah yang hampir sama diperoleh dari menyantap
keseimbangan cairan yang serius.
■ Pengeluaran H O yang dirasakan oleh individu terjadi dari
makanan padat. Otot terdiri dari sekitar 75% H2O; daging (otot hewan) 2

karenanya mengandung 75% H2O. Buah dan sayuran mengandung 60% kulit melalui keringat, yang mewakili jalur lain untuk
hingga 90% H2O. Karena itu, orang biasanya memperoleh H2O sama keluarnya H2O. Pada suhu udara 68°F, sekitar 100 mL H2O
banyak dari makanan padat ataupun dari cairan yang mereka minum. lenyap setiap hari melalui keringat. Keluarnya air melalui
■ Sumber ketiga pemasukan H O adalah H O yang diproduksi dalam
keringat ini dapat sangat bervariasi, bergantung pada suhu
2 2
lingkungan dan kelembapan serta derajat aktivitas fisik;
metabolisme. Reaksi kimia di dalam sel mengubah makanan dan O2
jumlahnya dapat berkisar dari nol hingga beberapa liter per
menjadi energi, dengan menghasilkan CO2 dan H2O dalam prosesnya.
jam pada cuaca yang sangat panas.
H2O metabolik yang diproduksi selama metabolisme sel dan dibebaskan
■ Jalan lain untuk keluarnya H2O dari tubuh adalah melalui
ke dalam CES berjumlah rerata 350 mL/hari
tinja. Dalam keadaan normal, hanya sekitar 100 mL H2O
Asupan rerata H2O dari ketiga sumber ini berjumlah 2600 mL/hari. keluar dengan cara ini setiap hari. Selama pembentukan feses
Sumber lain H2O yang sering digunakan dalam pengobatan adalah infus di usus besar, sebagian besar H2O direabsorpsi dari lumen
cairan intravena. saluran cerna ke dalam darah sehingga cairan dihemat dan isi
saluran cerna memadat untuk dikeluarkan. H2O dapat lebih
SUMBER PENGELUARAN H2O banyak keluar dari saluran cerna melalui muntah atau diare.
■ Di sisi pengeluaran pada daftar keseimbangan H2O, tubuh kehilangan ■ Sejauh ini, mekanisme pengeluaran terpenting adalah

hampir satu liter H2O setiap hari tanpa disadari. Kehilangan yang tidak ekskresi urine, dengan rerata 1500 mL (1,5 liter) urine
disadari ini (kehilangan yang tidak dirasakan oleh yang bersangkutan) diproduksi setiap hari.
terjadi dari paru dan kulit tak-berkeringat. Selama pernapasan, udara Pengeluaran H2O total adalah 2600 mL/hari, sama seperti
inspirasi menjadi jenuh oleh H2O di saluran napas. H2O ini keluar ketika volume pemasukan H2O dalam contoh kita. Keseimbangan ini
udara yang telah dilembapkan tersebut kemudian diekspirasi (lihat h. 488). tidaklah kebetulan. Dalam keadaan normal, pemasukan H2O
Dalam keadaan normal kita tidak menyadari kehilangan H2O ini, tetapi menyamai pengeluaran H2O sehingga H2O di dalam tubuh
kita dapat mengetahuinya pada musim dingin, ketika uap H2O tetap seimbang.

   587
FAKTOR-FAKTOR YANG DIATUR UNTUK MEMPER-TAHANKAN haus. Osmoreseptor-osmoreseptor ini memantau osmolaritas cairan
KESEIMBANGAN AIR Dari banyak sumber pemasukan dan di sekeliling mereka, yang pada gilirannya mencerminkan
pengeluaran H2O, hanya dua yang dapat diatur untuk konsentrasi keseluruhan lingkungan cairan internal. Seiring dengan
mempertahankan keseimbangan H2O. Di sisi pemasukan, rasa haus peningkatan osmolaritas (H2O terlalu sedikit) dan kebutuhan
memengaruhi jumlah cairan yang masuk; dan di sisi pengeluaran, terhadap konservasi H2O bertambah, sekresi vasopresin dan rasa
ginjal dapat menyesuaikan jumlah urine yang dibentuk. haus diaktifkan (Gambar 15-4). Akibatnya, reabsorpsi H2O di
Pengendalian pengeluaran H2O di urine adalah mekanisme tubulus distal dan koligentes meningkat sehingga pengeluaran urine
terpenting dalam mengontrol keseimbangan H2O. berkurang dan H2O dihemat, sementara asupan H2O secara
Sebagian dari faktor lain juga diatur, tetapi bukan untuk bersamaan dirangsang. Efek-efek ini memulihkan simpanan H2O
mempertahankan keseimbangan H2O. Asupan makanan diatur yang berkurang sehingga kondisi hipertonik mereda dengan
untuk mempertahankan keseimbangan energi, dan kontrol keringat pulihnya konsentrasi zat-zat terlarut ke normal. Sebaliknya,
penting untuk mempertahankan suhu tubuh. Produksi H2O kelebihan H2O, yang bermanifestasi sebagai penurunan osmolaritas
metabolik dan pengeluaran yang tidak dirasakan tidak berada di CES, mendorong peningkatan ekskresi urine (melalui penurunan
bawah kontrol. sekresi vasopresin) dan menekan rasa haus, yang bersama-sama
mengurangi jumlah air di dalam tubuh.
KONTROL PENGELUARAN AIR DI URINE OLEH VASOPRESIN
Fluktuasi osmolaritas CES yang disebabkan oleh ketidakseimbangan PERAN RESEPTOR VOLUME ATRIUM KIRI Meskipun perangsang
antara pemasukan dan pengeluaran H2O cepat dikompensasi dengan utama sekresi vasopresin dan rasa haus adalah peningkatan
menyesuaikan ekskresi H2O urine tanpa mengubah ekskresi garam, osmolaritas CES, sel penghasil vasopresin dan pusat haus juga
yaitu reabsorpsi dan ekskresi H2O secara parsial dipisahkan dari dipengaruhi dalam tingkat sedang oleh perubahan volume CES yang
reabsorpsi dan ekskresi zat terlarut sehingga jumlah H2O yang diperantarai oleh sinyal dari reseptor volume atrium kiri. Reseptor
ditahan atau dikeluarkan dapat cepat diubah untuk segera volume ini, yang terletak di atrium kiri, memantau regangan yang
mengoreksi osmolaritas CES ke normal. Reabsorpsi dan ekskresi H2O diinduksi oleh tekanan yang disebabkan oleh darah yang mengalir,
bebas disesuaikan melalui perubahan sekresi vasopresin (lihat yang mencerminkan volume CES yaitu, mereka memantau "kepe-
Gambar 14-27, h. 573). Hampir di sepanjang nefron, reabsorpsi nuhan" sistem vaskular. Sebaliknya, baroreseptor arkus aorta dan
H2O penting untuk mengatur volume CES karena reabsorpsi garam sinus karotis memantau tekanan pendorong rata-rata di sistem
disertai oleh reabsorpsi H2O dalam jumlah seimbang. Namun, di vaskuler (lihat h. 401). Sebagai respons terhadap penu-runan
tubulus distal dan koligentes, dapat terjadi reabsorpsi H2O bebas mencolok volume CES (kehilangan volume 7%), dan karenanya
dalam jumlah bervariasi tanpa disertai reabsorpsi garam karena tekanan darah arteri, seperti ketika terjadi per darahan, reseptor
adanya gradien osmotik vertikal di medula ginjal tempat bagian volume atrium kiri secara refleks merangsang sekresi vasopresin dan
tubulus ini terpajan. Vasopresin meningkatkan permeabilitas bagian rasa haus. (Sebagai perbandingan, perubahan peningkatan
akhir tubulus ini terhadap H2O. Jumlah H2O yang direabsorpsi dapat osmolaritas CES sekecil 1% mening-katkan sekresi vasopresin, dan
disesuaikan untuk memulihkan osmolaritas CES ke normal, peningkatan osmolaritas sebesar 2% atau lebih menghasilkan
bergantung pada jumlah vasopresin yang ada. keinginan minum yang kuat, yang menunjukkan pengaruh
Vasopresin diproduksi oleh hipotalamus, disimpan di kelenjar osmosresptor hipotalamus yang lebih besar daripada reseptor
hipofisis posterior, dan dibebaskan dari hipofisis posterior volume atrium kiri dalam mengontrol sekresi vasopresin dan rasa
berdasarkan perintah dari hipotalamus. haus.) Dalam mengahadapi penurunan bermakna volume CES,
pengeluaran vasopresin dan meningkatnya rasa haus masing-masing
KONTROL PEMASUKAN AIR OLEH RASA HAUS Rasa haus menurunkan pengeluaran urine dan meningkatkan pemasukan
adalah sensasi subjektif yang mendorong Anda menelan Pusat haus cairan. Selain itu, vasopresin, pada kadar darah yang dipicu oleh
terletak di hipotalamus dekat dengan sel penghasil vasopresin. penurunan mencolok volume CES dan tekanan arteri, menimbulkan
Kini kita akan menguraikan mekanisme yang mengatur sekresi efek vasokonstriktor (yaitu, "vaso" "pressor") kuat pada arteriol
vasopresin dan rasa haus. (sehingga dinamai demikian; lihat h. 383). Dengan membantu
memperbesar CES dan volume plasma serta dengan meningkatkan
Sekresi vasopresin dan rasa haus umumnya dipicu resistensi perifer total, vasopresin membantu mengatasi penurunan
secara bersamaan. tekanan darah yang memicu sekresi vasopresin. Secara bersamaan,
Pusat-pusat kontrol hipotalamus yang mengatur sekresi vasopresin tekanan darah rendah dideteksi oleh baroreseptor arkus aorta dan
(dan karenanya pengeluaran urine) dan rasa haus (dan karenanya sinus karotis, yang membantu menaikkan tekanan darah dengan
minum) bekerja secara terpadu. Sekresi vasopresin dan rasa haus meningkatkan aktivitas simpatis ke jantung dan pembuluh darah
dirangsang oleh defisit H2O bebas dan ditekan oleh kelebihan H2O (lihat h. 402). Selanjutnya, aktivitas simpatis juga berperan pada
bebas. Karena itu, keadaan yang mendorong terjadinya penurunan sensasi haus dan peningkatan aktivitas vasopresin.
pengeluaran urine untuk menghemat H2O tubuh juga menimbulkan
rasa haus untuk mengganti H2O tubuh. Sebaliknya, vasopresin dan rasa haus dihambat ketika volume
CES (dan karenanya volume plasma) dan tekanan darah arteri
PERAN OSMORESEPTOR HIPOTALAMUS Sinyal eksitatorik utama meningkat. Pe-nekanan asupan H2O yang terjadi, disertai oleh
untuk sekresi vasopresin dan rasa haus berasal dari osmoreseptor eliminasi kelebihan volume CES dan plasma me-lalui urine,
hipotalamus yang terletak dekat sel penghasil vasopresin dan pusat membantu memulihkan tekanan darah ke normal.
   BAB15
FAKTOR REGULATORIK YANG TIDAK
ECF volume
Relieves MENGHUBUNGKAN VASOPRESIN DAN
RASA HAU Beberapa faktor memengaruhi
sekresi vasopresin, tetapi tidak rasa haus.
Arterial
Osmolarity
blood pressure
Seperti telah dijelaskan, vasopresin
Relieves Relieves
dirangsang oleh sinyal terkait-stres,
misalnya nyeri dan trauma yang tidak
Hypothalamic Left atrial
berkaitan langsung dengan perneliharaan
osmoreceptors volume receptors keseimbangan H2O. Pada kenyataannya,
(dominant factor (important only in retensi H2O akibat sekresi vasopresin yang
controlling thirst large changes in
and vasopressin plasma volume/ tidak sesuai dapat menyebabkan
secretion) arterial pressure) ketidakseimbangan H2O hipotonik.
Sebaliknya, alkohol menghambat sekresi
vasopresin dan dapat menyebabkan
Hypothalamic neurons hipertonisitas CES dengan mendorong
ekskresi H2O bebas secara berlebihan
Salah satu stimulus yang menimbulkan
rasa haus, tetapi tidak memicu sekresi
Thirst Vasopressin
vasopresin adalah efek langsung keke-
ringan mulut. Ujung-ujung saraf di mulut
terangsang langsung oleh kekeringan, yang
Arteriolar
vasoconstriction menimbulkan sensasi hebat rasa haus yang
sering dapat diatasi hanya dengan
H2O membasahi bibir meskipun tidak ada H2O
H2O intake H2O permeability yang benar-benar tertelan. Mulut kering
of distal and dapat terjadi jika pengeluaran liur tertekan
collecting tubules oleh faktor-faktor yang tidak berkaitan
H2O
dengan kandungan H2O tubuh, misalnya
rasa cemas, merokok berlebihan, atau obat
H2O reabsorption
tertentu.
Faktor yang memengaruhi sekresi
vasopresin atau rasa haus tetapi tidak
Urine output
berkaitan langsung dengan kebutuhan
tubuh terhadap H2O biasanya berlangsung
singkat. Kontrol dominan dan jangka
panjang terhadap sekresi vasopresin dan
rasa harus berkorelasi langsung dengan
Plasma osmolarity Plasma volume status H2O tubuh yaitu, oleh status
osmolaritas CES dan, dengan tingkat yang
Gambar 15-4 Control of increased vasopressin secretion and thirst during a H2O deficit. lebih rendah, oleh volume CES.

Ingat kembali bahwa volume CES dan plasma yang rendah serta METERAN MULUT Tampaknya terdapat sejenis "meteran
penurunan tekanan darah arteri juga secara refleks meningkatkan sekresi H2O mulut", paling tidak pada hewan. Hewan yang haus akan
aldosteron melalui SRAA. Peningkatan reabsorpsi Na+ yang terjadi cepat minum H2O dalam jumlah yang hanya cukup
menyebabkan retensi osmotik H2O, ekspansi volume CES, dan untuk memuaskan defisit H2O nya. Hewan akan berhenti
peningkatan tekanan darah arteri. Reabsorpsi Na+ yang dikontrol oleh minum sebelum H2O yang tertelan memiliki waktu untuk
aldosteron adalah faktor terpenting dalam regulasi volume CES, dengan diserap dari saluran cerna dan benar-benar mengembalikan
vasopresin dan mekanisme rasa haus hanya berperan sebagai penunjang. CES ke normal. Reseptor di mulut, faring (tenggorok), dan
saluran cerna bagian atas mengindrai bahwa H2O dalam
PERAN ANGIOTENSIN II Perangsang lain untuk meningkatkan rasa jumlah cukup telah dikonsumsi. Mekanisme ini
haus dan sekresi vasopresin adalah angiotensin II (Tabel 15-4). Ketika tampaknya kurang efektif pada manusia karena kita
SRAA diaktifkan untuk menghemat Na±, angiotensin II, selain sering minum lebih daripada yang dibutuhkan untuk
merangsang sekresi aldosteron, juga bekerja langsung pada otak untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita atau, sebaliknya,
menimbulkan rasa haus dan merangsang vasopresin untuk mungkin kurang cukup minum untuk menutup defisit.
meningkatkan reabsorpsi H2O di ginjal (lihat h. 554). Peningkatan
asupan H2O dan berkurangnya pengeluaran urine yang terjadi PENGARUH NON-FISIOLOGIK PADA ASUPAN CAIRAN
membantu mengoreksi penurunan volume CES yang memicu SRAA. Meskipun terdapat mekanisme haus untuk mengontrol asupan

   589
❚ TABEL 15-4 Faktor-Faktor yang Mengontrol Sekresi Vasopresin dan Rasa Haus
Efek pada
Sekresi Efek pada
S Vasopresin Rasa Haus Komentar

Perangsang utama sekresi vasopresin dan rasa haus


Hanya penting pada perubahan besar dalam volume CES/ tekanan
darah arteri
 Bagian jalur dominan untuk mendorong retensi kompensatorik garam
dan H2O ketika volume CES dan tekanan darah arteri berkurang
Mendorong retensi berlebihan H2O dan hipotonisitas CES (retensi
H2O yang terjadi bermanfaat dalam mempertahankan tekanan darah
arteri seandainya terjadi kehilangan darah pada situasi stres).

↓ tidak sesuai yang Mendorong pengeluaran H20 berlebihan dan hipertonisitas CES
tidak berkaitan
dengan
keseimbangan H2O
 Ujung saraf di mulut yang akhirnya menimbulkan sensasi rasa haus
secara langsung dirangsang oleh keadaan kering

❚ TABEL 15-5 Ringkasan Pengaturan Volume dan Osmolaritas CES



Mekanisme untuk mengatur variabel

↓Volume CES → Pemeliharaan keseimbangan garam; garam



darah arteri secara osmotik "menahan" H2O sehingga
jumlah Na+ menentukan volume CES.
↑Volume CES →↑tekanan Dicapai terutama oleh penyesuaian ekskresi Na+
darah arteri di urine di bawah kontrol aldosteron

Osmolaritas CES ↑Osmolaritas CES (hipotonisitas) Pemeliharaan keseimbangan H2O bebas.


→ H2O masuk kedalam sel →sel
membengkak
Dicapai terutama oleh penyesuaian ekskresi H20
di urine di bawah kontrol vasopresin
→H2O keluar sel → sel menciut

H2O, konsumsi cairan oleh manusia sering lebih dipengaruhi oleh Sebelum kita mengalihkan perhatian ke keseimbangan asam-basa,
kebiasaan dan faktor sosiologis daripada oleh kebutuhan untuk perhatikan Tabel 15-5, yang merangkum regulasi volume dan
mengatur keseimbangan H2O. Karena itu, meskipun asupan H2O osmolaritas CES, dua faktor yang penting dalam mempertahankan
sangat penting dalam mempertahankan ke-seimbangan cairan, keseimbangan cairan.
asupan tersebut tidak dikontrol secara ketat pada manusia, yang
cenderung mengonsumsi H2O melebihi kebutuhan. Kita biasanya
minum jika haus, tetapi kita sering minum bahkan saat kita tidak Periksa Pemahaman Anda 1 5 . 2
haus karena, sebagai contoh, kita sedang rehat kopi.
Buatlah grafik yang menunjukkan persentase H2O tubuh yang
Dengan asupan H2O tidak dikontrol secara adekuat dan bahkan tersebar di antara berbagai kompartemen utama cairan tubuh.
berkontribusi dalam ketidakseimbangan H2O di tubuh, faktor primer
2. Bandingkan bagaimana volume CES dan osmolaritas CES diatur,
yang berperan dalam mempertahankan keseimbangan H2O adalah dan diskusikan mengapa masing-masing hal ini penting untuk
pengeluaran urine yang diatur oleh ginjal. Karena itu, reabsorpsi H2O diatur.
yang dikontrol oleh vasopresin merupakan mekanisme yang sangat Bandingkan efek hipertonisitas dan hipotonisitas CES pada
penting untuk mengatur osmolaritas CES. volume sel.

   BAB15
15.3 | Keseimbangan Asam Basa H+
Istilah keseimbangan asam-basa merujuk kepada regulasi akurat Cl–
konsentrasi ion hidrogen (H+) bebas (yaitu, tidak terikat) dalam cairan
tubuh. Untuk menunjukkan konsentrasi suatu bahan kimia, simbolnya
dikurung oleh tanda kurung persegi. Karena itu, [H+] menunjukkan
konsentrasi H+.
(a) Asam kuat (HCI)
Asam mengeluarkan ion hidrogen bebas, sementara
basa menerimanya.
Asam adalah kelompok khusus bahan yang mengandung hidrogen yang HCO3–
terdisosiasi, atau terurai, ketika berada dalam larutan untuk membebaskan
H+ bebas dan anion (ion bermuatan negatif). Banyak bahan lain (misalnya, H+
H2CO3
karbohidrat) juga mengandung hidrogen, tetapi senyawa ini tidak
digolong-kan sebagai asam karena hidrogen terikat erat di dalam struktur
molekul dan tidak pernah dilepaskan sebagai H+ bebas.
Suatu asam kuat memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk
(b) Asam lemah (H2CO3)
terurai dalam larutan dibandingkan dengan asam lemah—yaitu,
persentase molekul asam kuat yang terurai menjadi H+ bebas dan anion KUNCI
lebih besar. Asam hidroklorida (HC1) adalah contoh asam kuat; setiap
malekul HCI terutai menjadi H+ bebas dan (klorida) jika dilarutkan = Asam yang tidak terurai
dalam H2O. Pada asam lemah seperti asam karbonat (H2CO3), hanya = H+ bebas = Anion bebas
sebagian malekul terurai dalam larutan menjadi H+ dan HCO3- (anion
Gambar 15-5 Perbandingan asam kuat dan asam lemah. (a) Lima molekul suatu
bikarbonat). Molekul-molekul H2CO3 sisanya tetap utuh. Karena hanya
asam kuat. Asam kuat seperti HCI (asam hidroklorida) terurai sempurna menjadi
ion hidrogen bebas yang berkontribusi untuk keasaman suatu larutan,
H+ bebas dan anion dalam larutan. (b) Lima molekul asam lemah. Asam lemah
H2CO3 adalah asam yang lebih lemah daripada HC1 karena H2CO3 tidak
seperti H2CO3 (asam karbonat) hanya sebagian terurai menjadi H+ bebas dan
menghasilkan ion hidrogen bebas per jumlah molekul asam yang ada anion dalam larutan.
dalam larutan sebanyak yang dihasilkan oleh HC1 (Gambar 15-5).
Tingkat penguraian suatu asam selalu konstan—yaitu ketika dalam 1. Karena [H+] adalah denominator, [H+] yang tinggi bersesuaian
larutan, proporsi yang sama dari suatu molekul asam selalu terurai untuk dengan pH rendah, dan [H+] yang rendah bersesuaian dengan pH
menghasilkan H+ bebas, dengan bagian lainnya selalu tetap utuh. Derajat tinggi. Semakin besar [H+], semakin besar angka yang harus dibagi
tetap disosiasi suatu asam tertentu (dalam contoh ini, H2CO3) dinyatakan 1 dan semakin rendah pH.
oleh konstanta disosiasi (K) sebagai berikut.
2. Setiap perubahan satu satuan pada pH sebenarnya mencerminkan
[H1][HCO32]/[H2CO3] 5 K perubahan 10 kali lipat dalam [H+] karena hubungan logaritmik.
dengan Log berbasis 10 menunjukkan berapa kali 10 harus dikalikan dengan
[H+] [HCO3-] mencerminkan konsentrasi ion-ion yang terbentuk dari dirinya untuk menghasilkan suatu angka. Sebagai contoh, log 10 =
penguraian H2CO3 [H2CO3] mencerminkan konsentrasi H2CO3 utuh (ti 1, sementara log 100 = 2. Angka 10 harus dikalikan dengan dirinya
dakterurai ) sendiri dua kali untuk menghasilkan 100 (10 x 10 = 100). Angka
Konstantadisosiasi berbeda untuk setiap asam. yang kurang dari 10 memiliki log kurang dari 1. Angka di antara 10
dan 100 memiliki log antara 1 dan 2, demikian seterusnya. Karena
Basa adalah suatu bahan yang dapat berikatan dengan H+ bebas dan
itu, setiap satuan perubahan da]am pH menun-jukkan perubahan
karenanya menyingkirkannya dari larutan. Basa kuat dapat mengikat H+
[H+) sepuluh kali lipat. Sebagai contoh, larutan dengan pH 7
lebih mudah daripada basa lemah.
memiliki [H+] 10 kali lebih sedikit daripada larutan dengan pH 6
(perbedaan 1 satuan pH) dan 100 kali lebih sedikit daripada larutan
Tanda pH digunakan untuk menyatakan [H+]. dengan pH 5 (perbedaan 2 satuan pH).
[H+] dalam CES normalnya adalah 4 x 10-8 atau 0,00000004 ekuivalen
per liter, sekitar tiga juta kali lebih sedikit daripada [Na+] dalam CES. LARUTAN ASAM DAN BASA DALAM ILMU KIMIA pH murni
Konsep pH dikembangkan untuk menyatakan [H+] secara lebih mudah. adalah 7,0, yang dianggap secara kimiawi sebagai larutan netral.
Secara spesifik, pH sama dengan logaritma (log) berbasis 10 dari Terjadi disosiasi H2O dalam jumlah amat kecil menjadi ion
kebalikan konsentrasi ion hidragen: hidrogen dan ion hidroksil (OH-). Karena menghasilkan ion
hidrogen yang asam dan ion hidroksil yang basa dalam jumlah
pH 5 log 1/[H+]
sama, H2O bersifat netral, tidak asam atau basa Larutan dengan pH
Dua hal penting perlu dicatat tentang formula ini:
kurang dari 7 mengandung [H+] lebih tinggi daripada H2O murni

   591
dan dianggap asam. Larutan dengan
nilai pH lebih besar daripada 7
memiliki konsentrasi [H+) yang lebih

Kensentrasi relatif
rendah dan dianggap basa atau alkali
(Gambar 15-6a). Gamhar 15-7 [OH–]
membandingkan nilai pH berbagai [H+]
larutan umum.
ASIDOSIS DAN ALKALOSIS
DALAM TUBUH pH darah arteri
normalnya adalah 7,45, dan pH darah
Asam Basa (alkali)
vena 7,35, untuk pH darah rerata 7,4.
Netral
pH darah vena sedikit lebih rendah
(lebih asam) daripada darah arteri
karena dihasilkan H+ dari 0 pH 7.0 14
pembentukan H2CO3 dari CO2 yang (a) Dalam kimia
diserap di kapiler jaringan. Terjadi 6.8 8.0
asidosis jika pH darah turun di
bawah 7,35, dan alkalosis jika pH di
atas 7,45 (lihat Gambar 15-6b).
Perhatikan bahwa titik referensi 6.8 8.0
Darah vena Darah arleri
untuk menentukan status asam-basa
tubuh bukan pH yang secara kimiawi
netral, yaitu 7,0 tetapi pH normal Kematian Asidosis Norma Alkalosis Death
darah yaitu 7,4. Karena itu, pH darah l
7,2 dianggap asidotik meskipun

Rerata
dalam ilmu kimia pH 7,2 dianggap
basa.
pH arteri yang kurang dari 6,8 6.8 6.9 7.0 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 8.0
atau lebih dari 8,0 tidak me-
mungkinkan hidup. Karena kematian Kisaran pH yang memungkinkan hidup
terjadi jika pH arteri terletak di luar (b) Di dalam tubuh
kisaran 6,8 dan 8,0 selama lebih dari Gambar 15-6 Perbandingan pH dalam ilmu kimia dan fisiologi. (a) Hubungan pH dengan konsentrasi relatif H+
beberapa detik, [H+] cairan tubuh dan basa (OH-) di bawah kondisi yang secara kimiawi netral, asam, dan basa. (b) Kisaran pH darah di bawah
harus diatur secara cermat. kondisi norrnal, asidosis, dan alkalosis.

Fluktuasi [H+]mengganggu aktivitas saraf, menimbulkan kedutan otot dan, pada kasus yang lebih parah,
enzim, dan K+. spasme otot hebat. Alkalosis berat dapat menyebabkan kematian
Hanya kisaran pH yang sempit yang memungkinkan karena spasme otot pernapasan menghambat bernapas. Pasien
kehidupan karena bahkan perubahan kecil pada [H+] alkalosis berat juga dapat meninggal akibat kejang karena
menimbulkan efek dramatik pada fungsi sel normal, seperti eksitabilitas berlebihan SSP. Pada keadaan yang lebih ringan,
eksitabilitas berlebihan SSP bermanifestasi sebagai kecemasan yang
yang ditunjukkan oleh konsekuensi-konsekuensi berikut ini:
berlebihan.
1. Perubahan eksitabilitas sel saraf dan otot adalah salah satu 2. Konsentrasi ion hidrogen menimbulkan pengaruh nyata pada
manifestasi klinis utama kelainan pH. aktivitas enzim. Bahkan penyimpangan ringan [H+] mengubah
■ Efek klinis utama peningkatan [H+] (asidosis) adalah depresi
bentuk dan aktivitas molekul protein. Karena enzim adalah protein,
susunan saraf pusat (SSP). Pasien asidosis mengalami pergeseran keseimbangan asam-basa tubuh mengganggu pola normal
disorientasi dan, pada kasus yang parah, akhirnya aktivitas metabolik yang dikatalisis oleh enzim-enzim ini.
meninggal dalam keadaan koma. 3. Perubahan (H+)memengaruhi kadar K+ tubuh. Saat mereabsorpsi
■ Sebaliknya, efek klinis utama penurunan [H+] (alkalosis)
Na+ dari filtrat, sel-sel tubulus ginjal menyekresikan. H+ atau H+
adalah eksitabilitas berlebihan sistem saraf, pertama susunan sebagai penukarnya. Dalam keadaan normal, sel-sel tersebut lebih
saraf tepi dan kemudian SSP. Saraf perifer menjadi sangat cenderung menyekresikan K+ daripada H+. Karena terdapat
peka sehingga melepaskan sinyal meskipun tidak ada hubungan erat antara sekresi H+ dan K+ oleh ginjal, Ketika sekresi H
rangsangan normal. Eksitabilitas berlebihan saranaeren +meningkat untuk mengompensasi asidosis, K+ yang dapat

(sensorik) tersebut menimbulkan rasa kesemutan seperti disekresikan lebih sedikit daripada biasanya; sebaliknya, ketika sekresi
ditusuk jarum. Eksitabilitas berlebihan sara eeren (motorik) H+ menurun selama alkalosis,

   hapter
pH di jeruk. Sebagian besar H+ di dalam cairan tubuh
0 Asam hidroklorida (HCI) dihasilkan secara internal dari aktivitas metabolik.
SUMBER H+ DI TUBUH Dalam keadaan normal, H+ secara
terus menerus ditambahkan ke dalam cairan tubuh dari tiga
1 Getah lambung (1,0-3,0)
sumber berikut.
1. Pembentukan asam karbonat. Sumber utama H+ adalah dari
2 Jus lemon, minuman cola, beberapa CO2 yang diproduksi secara metabolik. Oksidasi nutrien di sel
asam hujan
menghasilkan energi, disertai CO2 dan H2O sebagai produk
3 Cuka, bir, anggur, jeruk
akhir. Tanpa pengaruh katalis, CO2 dan H2O membentuk
H2CO3 secara perlahan, yang kemudian cepat terdisosiasi
Asam
parsial untuk menghasilkan H+ bebas dan HCO3-.
lambat cepat
4 Tomat ∆ H2CO3 ∆ H+ HCO3
CO2 + H2O
Pisang
Reaksi pertama yang lambat merupakan langkah penentu
Kopi hitam
5 Roti
kecepatan di dalam plasma, tetapi hidrasi (penggabungan
dengan H2O) CO2 sangat dipercepat oleh enzim karbonat
Air hujan tipikal anhidrase, yang banyak terdapat pada sel darah merah (lihat h.
6 Urin (5,0-7,0) 519), beberapa sel sekretorik khusus di lambung dan pankreas
(lihat h. 639 dan 647), dan sel tubulus ginjal. Di bawah
Susu (8,6)
pengaruh karbonat anhidrase (diwakili oleh ka di
7 Air murni [H+]= [OH-] persamaan selanjutnya), sel-sel ini secara langsung
Darah (7,35-7,45) mengubah CO2 dan H2O menjadi H+ dan HCO3- (tanpa
produksi H2CO3) sebagai berikut.
8 Putih telur (8,0)
Airlaut(7,8-8,3) Langkah 1. Karbonat anhidrase mengatalisis pembentukan
Soda kue HCO3- dari CO2 yang dihasilkan secara metabolik dalam reaksi:
ka
9 Detergen fosfat, pemutih, antasid
CO2 1 OH2 ∆ HCO32
Langkah 2. Air terurai, membentuk lebih banyak OH- yang
10 Larutan bersabun
dapat digunakan pada Langkah 1, menghasilkan H+ pada
Susu magnesia prosesnya:
Basa H2O ∆ OH2 1 H1
11 Amonia rumah tangga (10,5-11,9) Langkah langkah ini dapat diringkas sebagai:
ka
CO2 1 H2O ∆ H1 1 HCO32
12 Pembersih rambut OH-yang dignakan pada langkah 1 dihasilkan oleh langkah 2
akibatnya, tidak ada kehilangan atau pemasukan OH-, jadi
kita dapat mengabaikannya pada persamaan ringkas
13 Pembersih oven Reaksi ini reversibel karena dapat berlangsung di kedua arah,
bergantung pada konsentrasi bahan-bahan yang terlibat sesuai
hukum aksi massa (lihat h. 515). Di dalam kapiler sistemik, kadar
14 Natrium hidroksida (NaOH)
CO2 di darah meningkat sewaktu CO2 dari proses metabolisme
Gambar 15-7 Perbandingan niiai pH berbagai larutan umum. masuk dari jaringan. Hal ini mendorong reaksi (dengan atau
tanpa karbonat anhidrase) ke sisi H+. Di paru, reaksi berbalik:
CO2 yang berdifusi dari darah mengalir melalui kapiler paru ke
K+ yang disekresikan lebih banyak daripada normal. dalam alveolus (kantong udara), untuk kemudian diekspirasikan
Perubahan [K+] di CES yang terjadi dapat menyebabkan ke atmosfer. Penurunan CO2 darah yang terjadi mendorong
abnormalitas jantung, di antara konsekuensi merusak lainnya reaksi ke sisi CO2. Ion hidrogen dan HCO3- membentuk kembali
(lihat h. 561). H2CO3. CO2 dihembuskan keluar sementara ion hidrogen yang
dibentuk di tingkat jaringan dimasukkan ke dalam molekul H2O.
Ion hidrogen secara terus-menerus ditambahkan
Jika sistem pernapasan dapat mengimbangi laju metabolism,
ke cairan tubuh akibat aktivitas metabolik.
tidak terjadi penambahan atau pengurangan neto H. di cairan
Seperti konstituen lainnya, pemasukan ion hidrogen harus tubuh dari CO2 yang diproduksi secara metabolik. Namun, jika
diseimbangkan dengan pengeluaran yang sama agar [H+] di laju pengeluaran CO2 oleh paru tidak menyamai laju produksi
cairan tubuh konstan. Di sisi pemasukan, hanya sejumlah kecil CO2 di tingkat jaringan, akumulasi atau defisit CO2 yang terjadi
asam yang mampu terurai untuk menghasilkan H+ tertelan masing-masing dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan
bersama makanan, misalnya asam sitrat lemah yang terdapat H+ bebas di cairan tubuh.

  593
2. Asam inorganik yang diproduksi selama penguraian nutrien. Sistem dapar kimiawi meminimalkan perubahan pH
Protein dalam makanan yang banyak terdapat di daging dengan berikatan dengan atau menghasilkan H+
mengandung sejumlah besar sulfur dan fosfor. Ketika molekul- bebas.
molekul nutrien ini terurai, dihasilkan asam sulfat dan asam fosfat Sistem dapar kimiawi adalah campuran larutan dua senyawa kimia
sebagai produk sampingan. Karena merupakan asam yang agak yang meminimalkan perubahan pH ketika asam atau basa
kuat, kedua asam inorganik ini banyak terurai, melepaskan H+ ditambahkan ke atau dikeluarkan dari larutan tersebut. Sistem
bebas ke dalam cairan tubuh. Asam juga dihasilkan selama penyangga ini terdiri dari sepasang bahan yang terlibat dalam suatu
pemecahan protein dalam padi-padian dan produk susu. reaksi reversibel satu bahan yang dapat menghasilkan H+ sewaktu
Sebaliknya, penguraian buah dan sayuran meng-hasilkan basa [H+] mulai turun dan bahan Iain yang dapat mengikat H+ bebas
yang, hingga ke tahap tertentu, menetralkan asam yang berasal (karenanya mengeluarkannya dari larutan) ketika [H+] mulai
dari metabolisme daging, padi-padian, dan produk susu. Namun, meningkat.
secara umum lebih banyak asam daripada basa yang diproduksi Contoh penting sistem penyangga semacam ini adalah pasangan
selama penguraian makanan sehingga terjadi kelebihan asam. dapar asam karbonat-bikarbonat (H2CO3:HCO3-) yang terlibat
dalam reaksi reversibel berikut.
3. Asam organik yang berasal dari metabolisme antara. Banyak
H2CO3 ∆ H1 1 HCO32
asam organik dihasilkan selama metabolisme antara normal.
Ketika asam kuat, misalnya HC1, ditambahkan ke dalam suatu
Sebagai contoh, di-hasilkan asam lemak selama metabolisme lemak,
larutan tak-berpenyangga, semua H+ yang terurai akan tetap bebas
dan asam laktat diproduksi oleh otot sewaktu olahraga berat (lihat
dalam larutan (Gambar 15-8a). Sebaliknya, ketika HC1 ditambahkan
h. 299). Asam-asam ini mengalami disosiasi parsial untuk
ke larutan yang mengandung pasangan dapar H2CO3:HCO3-, HCO3-
menghasilkan H+ bebas. segera berikatan dengan H+ bebas untuk membentuk H2CO3
Karena itu, pembentukan ion hidrogen ber- HCl
langsung terus menerus akibat aktivitas
metabolik yang berkelanjutan. Pada keadaan
penyakit tertentu mungkin dihasilkan asam
tambahan yang sernakin meningkatkan Penambahan 3
HCI ke dalam
simpanan total H+ tubuh. Sebagai contoh, pada Cl– larutan tanpa
ka
H+
diabetes melitus dapat di-produksi sejumlah CO2 1 OH2 ∆ HCO32
penyangga Cl–
besar asam keto akibat kelainan metabolisme
lemak (lihat h. 752 dan 767). Sebagian obat Na+ Na+
penghasil asam juga dapat menambahkan
jumlah total H+ yang harus di-tangani oleh
tubuh. Karena itu, pemasukan 1-14 bersifat
terus menerus, sangat bervariasi, dan pada Larutan NaCI tanpa penyangga Terdapat 1 H+ bebas
hakikatnya tidak diatur. (a) Penambahan HCI ke dalam larutan dengan penyangga

TIGA LINI PERTAHANAN TERHADAP


PERUBAHAN [H+] Kunci bagi keseimbangan H+ HCl
adalah pemeliharaan alkalinitas normal CES
(pH 7,4) meskipun selalu terjadi penambahan
asam. H+ bebas yang dihasilkan sebagian besar
harus dikeluarkan dari larutan selagi berada di Penambahan
3 HCI ke
tubuh dan akhirnya harus dikeluarkan sehingga dalam larutan Cl–
H2CO3
pH cairan tubuh dapat tetap berada dalam tanpa
kisaran sempit yang memungkinkan hidup. Juga penyangga HCO3–
HCO3–
harus terdapat mekanisme yang cepat H+
+ H2CO3
mengompensasi situasi-situasi ketika CES Na
menjadi terlalu basa. Na+
Tiga lini pertahanan terhadap perubahan [H+]
Larutan yang mengandung
bekerja untuk mempertahankan [H+] di cairan Terdapat 1 H+ bebas
dapar H2CO3: HCO3–
tubuh pada kadar hampir tetap meskipun pema-
(b) Penambahan HCI ke dalam larutan dengan penyangga
sukannya tidak diatur: (1) sistem dapar kimiawi,
(2) mekanisme pernapasan untuk mengontrol Gambar 15-8 Kerja dapar kimiawi. (a) Penambahan HCI ke suatu larutan tanpa penyangga. Semua ion
hidrogen (H+) yang ditambahkan tetap berada bebas dan ikut berperan menentukan keasaman larutan. (b)
pH, dan (3) mekanisme ginjal untuk mengontrol
Penambahan HCI ke dalam larutan dengan penyangga. lon bikarbonat (HCO3), anggota basa dari pasangan
pH. Kita akan membahas masing-masing dari
dapar, berikatan dengan sebagian H+ yang ditambahkan dan mengeluarkannya dari larutan
metode-metode ini.
sehingga tersebut tidak berkontribusi terhadap keasaman larutan.

   BAB15
(Gambar 15-8b). H2CO3 lemah ini hanya sedikit terurai muntah), reaksi terdorong ke sisi kanan persamaan. CO2 yang
dibandingkan dengan penurunan mencolok pH yang terjadi jika larut dan H2O di plasma membentuk H2CO3, yang
sistem dapar tidak ada dan tambahan H+ tetap berada bebas tidak menghasilkan H+ untuk menarnbah kekurangan H+. Dalam
terikat. Pada kasus yang sebaliknya, ketika pH larutan mulai melakukannya, sistem dapar 1-12CO3:HCO3- menahan
meningkat akibat penambahan basa atau pengurangan asam, turunnya [H+].
anggota pasangan dapar penghasil H+, H2CO3, membebaskan H+ Sistem ini tidak dapat menyangga perubahan pH yang
untuk mengurangi peningkatan pH. ditimbulkan oleh fluktuasi H2CO3. Sistem dapar tidak dapat
Tubuh memiliki empat sistem dapar: (1) sistem dapar menyangga dirinya sendiri. Perhatikanlah, sebagai contoh,
H2CO3:HCO3-, (2) sistem dapar protein, (3) sistem dapar he- situasi ketika [H+] plasma meningkat akibat retensi CO,
moglobin, dan (4) sistem dapar fosfat. Masing-masing sistem ini karena gangguan pernapasan. Peningkatan CO, mendorong
memiliki peran penting, seperti yang diuraikan selanjutnya (Tabel reaksi ke kanan sesuai hukum aksi massa, meningkatkan [H+].
15-6). Peningkatan [H+] terjadi akibat reaksi yang terdorong ke
kanan akibat peningkatan CO2 sehingga peningkatan [H+]
tidak dapat mendorong reaksi ke kiri untuk menyangga pe-
Pasangan dapar H2CO3:HCO3- adalah dapar utama ningkatan [H+]. Hanya jika peningkatan [H+] ditimbulkan
CES untuk asam non-karbonat. oleh mekanisme lain di luar akumulasi CO, barulah sistem
Pasangan dapar H2CO3:HCO3- adalah sistem dapar terpenting di penyangga ini dapat digeser ke sisi CO, persamaan dan secara
CES untuk menyangga perubahan pH yang ditimbulkan oleh kausa efektif menurunkan [H+]. Demikian juga, dalam situasi yang
di luar fluktuasi H2CO3 yang dihasilkan oleh CO2. Ini adalah sistem berlawanan, sistem dapar H2CO3:HCO3- tidak dapat me-
penyangga CES yang efektif karena dua sebab. Pertama, H2CO3 dan ngompensasi penurunan [Ht] dari defisit CO, dengan meng-
HCO3- banyak ditemukan di CES sehingga sistem ini cepat hasilkan lebih banyak H2CO3 penghasil H+ ketika masalahnya
menahan perubahan pH. Kedua, dan yang lebih penting, setiap adalah kekurangan CO, penghasil H2CO3. Tersedia
komponen dari pasangan dapar ini diatur secara ketat. Ginjal mekanisme lain, yang akan segera dijelaskan, untuk menahan
mengatur HCO3-, dan sistem pernapasan mengatur CO2, yang fluktuasi pH yang ditimbulkan oleh perubahan kadar CO,.
menghasilkan H2CO3. Dengan demikian, di tubuh sistem dapar
H2CO3:HCO3- mencakup keterlibatan CO2 PERSAMAAN HENDERSON-HASSELBALCH Hubungan
CO2 1 H2O ∆ H2CO3 ∆ H1 1 HCO32 antara [H+] dan anggota-anggota pasangan dapar dapat
Ketika H+ baru ditambahkan ke plasma dari sumber atau pun di dinyatakan sesuai persamaan Henderson-Hasselbalch, yang
luar CO2 (misalnya, melalui pembebasan asam laktat ke dalam CES untuk sistem dapar H2CO3:HCO3- adalah sebagai berikut.
dari otot yang berolahraga), reaksi di atas terdorong ke sisi kiri pH 5 pK 1 log[HCO32]/[H2CO3]
persamaan. Karena berikatan dengan HCO3-, H+ ekstra tersebut Meskipun Anda tidak perlu mengetahui manipulasi
tidak lagi berkontribusi pada keasaman cairan tubuh sehingga tidak matematis yang digunakan, pemahaman tentang bagaimana
terjadi peningkatan [H+]. Dalam situasi sebaliknya, ketika [H+] rumus ini diturunkan akan bermanfaat. Ingat kembali bahwa
plasma kadang konstanta disosiasi K untuk asam H2CO3 adalah
[H1][HCO32]/[H2CO3] 5 K
dan bahwa hubungan antara pH dan [H+] adalah
❚ TABEL 15-6 Dapar Kimiawi dan Peran
pH 5 log 1/[H1]
Utamanya
Kemudian, dengan menggunakan rumus konstanta disosiasi
untuk [H+] (yaitu, [H+] = K x [H2CO3]/[HCO3-]) dan
M mengganti angka ini untuk [H+] dalam rumus, akan diperoleh
sistem dapar Dapar CES utama terhadap perubahan
persamaan Henderson-Hasselbalch.
H2CO3: HCO32 non-asam karbonat Secara praktis, [H2CO3] mencerminkan secara langsung
Dapar CIS utama; juga menyangga CES konsentrasi CO, terlarut sehingga disebut sebagai [CO2]
Protein terlarut karena sebagian besar CO dalam plasma diubah
Sistem Dapar Dapar utama terhadap perubahan asam menjadi H2CO3. (Konsentrasi CO, terlarut ekuivalen dengan
Hemoglobin karbonat PCO2, seperti dijelaskan di bab tentang pernapasan.) Karena
Dapar urine yang penting; juga
itu, persamaan menjadi

Fosfat menyangga CIS pH 5 pK 1 log[HCO32]/[CO2]
pK adalah logaritma 1/K, dan seperti K, pK selalu sama untuk
turun di bawah normal oleh sebab di luar perubahan CO2 (misalnya suatu asam. Untuk H2CO3, pK adalah 6,1. Karena pK selalu
hilangnya HCl yang berasal dari plasma di getah lambung sewaktu konstan, perubahan pH berkaitan dengan perubahan rasio
muntah), reaksi terdorong ke sisi kanan persamaan. CO2 yang larut antara [HCO3-] dan [CO2].

   595
Dalam keadaan normal, rasio antara [HCO3-] dan [CO2] di CES
■ anhidrase di dalam sel darah merah. Sebagian besar H+ yang
adalah 20:1; yaitu terdapat 20 kali lebih banyak HCO3- daripada dihasilkan dari CO2 di tingkat jaringan akan terikat ke Hb tereduksi
CO2. Kita memasukkan rasio ini ke dalam rumus kita: dan tidak lagi berkontribusi untuk keasaman cairan tubuh (lihat h.
pH 5 pK 1 log[HCO32]/[CO2] 520). Jika tidak terdapat Hb, darah akan menjadi terlalu asam setelah
5 6.1 1 log 20/1 menyerap CO2 di jaringan. Dengan kemampuan sistem Hb yang
sangat besar untuk mendapar, darah vena hanya sedikit lebih asam
Log 20 adalah 1,3. Karena itu, pH = 6,1 + 1,3 = 7,4, yaitu pH daripada darah arteri meskipun terdapat CO2 penghasil H+ dalam
normal plasma. jumlah besar di darah vena. Di paru, reaksi berbalik dan CO2 yang
■ Jika rasio [HCO3-] terhadap [CO2] meningkat melebihi 20/1, terbentuk dihembuskan keluar.
pH meningkat. Dengan demikian, baik peningkatan [HCO3-]
maupun penurunan [CO,], keduanya akan meningkatkan rasio
[HCO3]/[CO2] jika komponen lain tidak berubah, menggeser Sistem dapar fosfat penting sebagai penyangga di
keseimbangan asam basa ke sisi basa. urine.
■ Sebaliknya, ketika rasio [HCO3-]/[CO2] berkurang di bawah Sistem dapar fosfat terdiri dari garam fosfat (NaH2PO4) yang asam
20/1, pH turun menuju ke sisi asam. Hal ini dapat terjadi jika yang dapat mendonasikan H+ bebas ketika [H+] turun dan garam
[HCO3-] menurun atau [CO2] meningkat sementara komponen fosfat basa (Na2HPO4) yang dapat menerima H+ bebas ketika [H+]
lain tidak berubah. meningkat. Pada dasarnya pasangan dapar ini dapat mengganti H+
Karena [HCO3-] diatur oleh ginjal dan [CO2] oleh paru, pH untuk Na+ sesuai yang diperlukan oleh [H+]
plasma dapat digeser naik atau turun oleh pengaruh ginjal dan Na2HPO4 1 H1 ∆ NaH2PO4 1 Na1
paru. Ginjal dan paru masing-masing mengatur pH (dan Meskipun pasangan fosfat adalah dapar yang baik, konsentrasinya
karenanya [H+] bebas) terutama dengan mengontrol [HCO3-] dan di CES agak rendah sehingga kurang penting sebagai penyangga CES.
[CO2] plasma untuk memulihkan rasio keduanya ke normal. Karena fosfat paling banyak di dalam sel, sistem ini berperan secara
Dengan demikian, signifikan dalam pendaparan intrasel, hanya disaingi oleh protein
intrasel yang jumlahnya lebih banyak.
[HCO3− ] yang dikontrol oleh fungsi ginjal
pH ~ Hal yang lebih penting, sistem fosfat berfungsi sebagai penyangga
[CO2 ] yang dikontrol oleh fungsi paru urine yang sangat baik. Manusia normalnya me-ngonsumsi lebih
Karena hubungan ini, baik ginjal dan paru tidak saja bekerja banyak fosfat daripada yang dibutuhkan. Kelebihan fosfat yang
sarria dalam mengontrol pH, tetapi disfungsi ginjal dan paru juga difiltrasi melalui ginjal tidak direabsorpsi tetapi tetap berada di cairan
dapat menyebabkan ketidakseimbangan asam-basa dengan tubulus untuk diekskresikan (karena ambang ginjal untuk fosfat
mengubah rasio [HCO3-]/ [CO2]. Kita akan menggunakan prinsip terlampaui; lihat h. 557). Fosfat yang diekskresikan ini mendapar urine
ini saat kita meneliti kontrol sistem pernapasan dan ginjal atas pH selagi terbentuk dengan mengeluarkan H+ yang disekresikan ke dalam
dan kelainan asam-basa pada bagian selanjutnya bab ini. Saat ini cairan tubulus. Tidak ada sistem penyangga cairan tubuh lainnya yang
kita akan melanjutkan pembahasan tentang peran berbagai sistem ada di cairan tubulus untuk melakukan pendaparan urine selama
dapar. pembentukannya. Sebagian besar atau semua HCO3- dan CO2 (alias
H2CO3) yang difiltrasi direabsorpsi, sementara Hb dan protein plasma
Sistem dapar protein terutama penting di dalam bahkan tidak difiltrasi.
sel.
Penyangga yang paling banyak terdapat di cairan tubuh adalah Sistem dapar kimiawi bekerja sebagai lini pertahanan
protein, termasuk protein intrasel dan protein plasma. Protein pertama terhadap perubahan [H+]
adalah penyangga yang sangat baik karena mengandung gugus Semua sistem dapar kimiawi bekerja dengan segera, dalam waktu
asam dan basa yang dapat menyerahkan atau menyerap H+. sepersekian detik, untuk memperkecil perubahan pH. Jika [H+]
Secara kuantitatif, sistem protein sangat penting dalam berubah, reaksi-reaksi kimia reversibel sistem dapar yang terlibat
menyangga perubahan [H+] di CIS karena besarnya jumlah segera bergeser (sesuai hokum aksi massa) untuk mengompensasi
protein intrasel. Protein plasma yang jumlahnya lebih terbatas perubahan [H+] Karena itu, sistem dapar adalah lini pertama
bersifat memperkuat sistem H2CO3:HCO3- dalam pendaparan pertahanan terhadap perubahan [H+] karena merupakan mekanisme
ekstrasel. pertama yang berespons.
Melalui mekanisme pendaparan, sebagian besar ion hidrogen
Sistem dapar hemoglobin menyangga yang tampaknya lenyap dari cairan tubuh antara waktu pembentukan dan
dihasilkan dari CO2. eliminasinya. Namun, perlu ditekankan bahwa tidak ada sistem dapar
Hemoglobin (Hb) menyangga H+ yang dihasilkan dari CO2 yang kimiawi yang sebenarnya mengeliminasi H+ dari tubuh. Ion-ion ini
diproduksi secara metabolik dalam transit antara jaringan dan hanya dikeluarkan dari larutan dengan digabungkan ke dalam salah
paru. Di tingkat kapiler sistemik, CO2 secara terus menerus satu anggota pasangan dapar sehingga ion hidrogen tersebut tidak
berdifusi ke dalam darah dari sel-sel jaringan tempat gas ini berkon-tribusi terhadap keasaman cairan tubuh. Karena setiap sistem
dihasilkan. Sebagian besar CO2 ini, bersama dengan H2O, dapar memiliki kapasitas terbatas untuk menyerap H+, H+ yang terus
membentuk H+ dan HCO3- di bawah pengaruh karbonat menerus diproduksi akhirnya harus dieliminasidari tubuh jika tidak

  BAB15
tidak dikeluarkan pada akhirnya Ā segera semua sistem Sistem pernapasan berfungsi sebagai lini kedua
penyangga airan Ātubuh akan terikat ke H+ dan tidak lagi pertahanan terhadap perubahan [H+]
terdapat kemampuan pendaparan. egulasi Ā oleh sistem pernapasan bekera Ādengan kecepatan
Mekanisme pernapasan dan ginal Ādalam mengontrol pH sedang, aktif hanya ika Āsistem dapar saa Ātidak mampu me-
sebenarnya mengeliminasi asam dari tubuh dan bukan sekedar minimalkan perubahan [H+]. Jika terjadi penyimpangan [H+],
menekannya tetapi kedua mekansime ini berespons lebih sistem dapar segera berespons, sementara penyesuaian pada
lambat daripada sistem dapar kimiai. Kini kita akan meng- ventilasi memerlukan beberapa menit sebelum dimulai. Jika
alihkan perhatian pada pertahanan terhadap perubahan penyimpangan [H+] tersebut tidak cepat dan tuntas dikoreksi
keseimbangan asam-basa ini. oleh sistem dapar, sistem pernapasan beraksi dalam beberapa
menit kemudian sehingga berfungsi sebagai ini kedua
Sistem pernapasan mengatur [H+] dengan pertahanan terhadap perubahan [H+].
mengontrol laju pengeluaran CO2. Sistem pernapasan sendiri dapat mengembalikan pH hanya
Sistem pernapasan berperan penting dalam keseimbangan 50% hingga 75 Ā ke normal. Ketidakmampuan sistem
asam-basa melalui kemampuannya mengubah ventilasi paru pernapasan mengompensasi secara penuh ketidakseimbangan
dan karenanya mengubah ekskresi CO2 penghasil asam. asam-basa yang disebabkan oleh faktor di luar sistem perna-
Tingkat aktivitas pernapasan sebagian diatur oleh [H+] arteri, pasandisebabkanoleh dua alasan. Pertama, selama kompensasi
sebagai berikut (Tabel 15-7). respiratorik terhadap suatu penyimpangan pH, kemoreseptor
perifer, yang meningkatkan ventilasi sebagai respons terhadap
■ Peningkatan [H+] arteri akibat kausa non-respiratorik peningkatan [H+] arteri, dan kemoreseptor sentral, yang
(metabolik) merangsang pusat pernapasan di batang otak meningkatkan ventilasi sebagai respons terhadap peningkatan
untuk meningkatkan ventilasi paru (kecepatan pertukaran gas [CO2] (dengan memantau yang dihasilkan oleh CO2 di
antara paru dan atmosfer; lihat h. 528). Seiring dengan CS Āotak; lihat h. 527), bekera Āsecara terpisah. ayangkan Āapa
peningkatan kecepatan dan kedalaman napas, lebih banyak yang teradi Āsebagai respons terhadap asidosis yang ditimbulkan
CO2 dihembuskan keluar. Karena hidrasi CO2 membentuk H+, oleh kausa non-respirasi. Ketika mendeteksi peningkatan [H+]
pengeluaran CO2 pada hakikatnya menghilangkan asam dari arteri, kemoreseptor perifer secara refleks merangsang pusat
sumber ini di tubuh, menghilangkan kelebihan asam yang pernapasan untuk meningkatkan ventilasi sehingga lebih
berasal dari sumber non-pernapasan. banyak CO2 pembentuk asam yang dibuang keluar. amun, Ā
■ Sebaliknya, ketika [H+] arteri turun, ventilasi paru ber- sebagai respons terhadap penurunan CO2, kemoreseptor sentral
kurang. kibat Ā pernapasan yang lebih dangkal dan lambat, mulai menghambat pusat pernapasan. engan Ā melaan Ā kera Ā
CO2 yang diproduksi oleh metabolisme berdifusi dari sel ke kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral menghentikan
darah lebih cepat daripada pengeluarannya dari darah oleh peningkatan kompensatorik ventilasi sebelum pH kembali ke
paru sehingga teradi Āakumulasi CO2 penghasil asam di darah, normal.
memulihkan [H+] menuju normal. Kedua, gaya pendorong untuk peningkatan kompensatorik
ventilasi berkurang seiring dengan bergeraknya pH menuu Ā
Paru sangat penting dalam mempertahankan [H+]. Setiap
normal. entilasi Ā ditingkatkan oleh kemoreseptor perifer se-
hari organ ini mengeluarkan H+ yang berasal dari CO2 dari
bagai respons terhadap peningkatan [H+] arteri, tetapi seiring
cairan tubuh dalam umlah Ā100 kali lebih banyak daripada
dengan berkurangnya [H+] secara gradual akibat peningkatan
yang dikeluarkan oleh ginal Ādari sumber di luar H+-CO2.
pengeluaran CO2 penghasil H+, respons ventilasi yang semula
Selain itu, sistem pernapasan, melalui kemampuannya
meningkat juga secara bertahap berkurang.
mengatur [CO2] arteri, dapat menyesuaikan umlah ĀH+ yang
Ketika perubahan [H+] berakar dari fluktuasi [CO2] yang
ditambahkan ke cairan tubuh dari sumber ini sesuai kebutuhan
ditimbulkan oleh gangguan pernapasan, mekanisme pernapasan
untuk memulihkan pH ke arah normal ketika teradi Āfluktuasi
sama sekali tidak berperan mengontrol pH. Sebagai contoh, ika Ā
[H+] dari sumber selain H+-CO2.
terjadi asidosis karena akumulasi CO2 akibat penyakit paru, paru

❚ TABEL 15-7 PenyesuaianSistem


Pernapasan Terhadap Asidosis dan Alkalosis yang
Ditimbuikan oleh Kausa Non-Respirasi
Asidosis non-respiratorik Alkalosis non-respiratorik
pH Normal (metabolik) (metabolik)

↑ ↓

Normal ↑ ↓

↓ ↑

Keseimbangan Cairan dan Asam Basa 597


paru yang sakit tidak mungkin mengompensasi asidosis Antiporter memindahkan Na+ yang berasal dari filtrat
dengan meningkatkan kecepatan pembuangan CO2. Sistem glomerolus dalam arah yang berlawanan dengan sekresi H+, jadi
penyangga (selain H2CO. :HCO3-) plus regulasi ginjal adalah sekresi H+ dan reabsorpsi Na+ terkait secara parsial di tubulus
satu-satunya mekanisme yang tersedia untuk melawan proksimal.
kelainan asam-basa yang disebabkan oleh faktor pernapasan.
Marilah kita lihat bagaimana ginjal membantu memper- MEKANISME SEKRESI H+ GINJAL PADA TUBULUS DISTAL
rahankan keseimbangan asam-basa. DAN KOLIGENTES Ingat kembali bahwa dua sel berlokasi di
tubulus distal dan koligentes, yaitu sel prinsipal dan sel interkalasi
Ginjal menyesuaikan laju ekskresi H+ dengan (lihat h. 554). Sel prinsipal adalah salah satu yang sudah Anda
kenal. Sel-sel ini berperan penting dalam keseimbangan Na+ (dan
mengubah tingkat sekresi H+.
karenanya Cl-, yaitu garam) dan K+ di bawah pengaruh aldosteron.
injal Āmengontrol p Ā airan Ātubuh engan Āmenyesuaikan Mereka juga merupakan sel yang berperan dalam
tiga faktor yang saling berkaitan Ā(1) ekskresi . +, (2) ekskresi mempertahankan keseimbangan H2O di bawah pengaruh
HCO3-, dan (3) sekresi amonia (NH3). Kita akan meneliti vasopresin.
masing-masing mekanisme ini dengan lebih terperinci. Sel interkalasi, yang tersebar di antara sel prinsipal, berperan
Asam secara terus menerus ditambahkan ke dalam cairan dalam pengaturan halus keseimbangan asam basa. Terdapat dua
tubuh akibat aktivitas metabolik, tetapi H+ yang dibentuk ini jenis sel interkalasi, Tipe A (yang lebih banyak) dan Tipe B
tidak boleh dibiarkan menumpuk. Meskipun sistem dapar
tubuh dapat menahan perubahan pH dengan mengeluarkan H+
■ Sel interkalasi tipe A merupakan sel penyekresi H+, pereabsorpsi
dari larutan, produksi menetap produk-produk metabolik yang HCO3-, dan pereabsorpsi K+. Mereka menyekresi H+ secara aktif
bersifat asam akhirnya akan melampaui kemampuan sistem ke dalam lumen tubulus melalui dua jenis mekanisme transpor
dapar. Karena itu, H+ yang terus-menerus dibentuk akhirnya aktif primer: Pompa H+ ATPase dan pompa K+-H+ ATPase.
harus dikeluarkan dari tubuh. Paru hanya dapat mengeluarkan Pompa K+-H+ ATPase menyekresi H+ sebagai pertukaran
H+ yang dihasilkan oleh CO2 dengan mengeliminasi CO2. terhadap penyerapan K+. Kedua jenis pengangkut ini berlokasi di
Tugas mengeliminasi H+ yang berasal dari asam sulfur, fosfat, membran luminal sel tipe A (Gambar 15-9). HCO3- dihasilkan
laktat, dan yang lain berada di ginjal. Selain itu, ginjal juga dalam proses pembentukan H+ dari CO2 di bawah pengaruh
dapat membuang H+ tambahan yang berasal dari CO2. karbonat anhidrase yang memasuki darah (direabsorpsi) sebagai
pertukaran terhadap Cl- pada membran basolateral melalui
Semua H+ yang difiltrasi diekskresikan, tetapi sebagian antiporter CI--HCO3-.
besar H+ yang diekskresikan memasuki urine melalui sekresi. ■ Sel interkalasi tipe B merupakan sel penyekresi K+, penyekresi
Ingat kembali bahwa laju filtrasi H+ sama dengan [H+] di-
HCO3-, dan pereabsorpsi H+, aksinya berlawanan dengan sel Tipe
kalikan dengan LFG. Karena [H+] plasma sangat rendah (lebih
A. Berkebalikan dengan sel A, pompa H+ ATPase dan pompa K+-H
kecil daripada H2O murni kecuali selama asidosis berat, saat pH + ATPase aktif berlokasi di membran basolateral dan antiporter
turun di bawah 7,0), laju filtrasinya juga sangat rendah. Jumlah
CI--HCO3- terletak pada membran luminal. Dalam hal ini, ketika
H+ terfiltrasi yang sangat kecil ini diekskresikan di urine.
H+ dan HCO3- dihasilkan dari hidrasi CO2 di bawah pengaruh
Namun, sebagian besar H+ yang diekskresikan masuk ke cairan
karbonat anhidrase, HCO3- bergerak ke dalam lumen tubulus
tubulus melalui sekresi aktif oleh sel tubulus dari plasma kapiler
(disekresi) sebagai pertukaran terhadap Cl-, dan H+ direabsorpsi
peritubulus ke dalam lumen tubulus. Tubulus proksimal, distal,
menuju plasma sebagai pertukaran terhadap menembus membran
dan koligentes menyekresikan H+. Karena ginjal normalnya
basolateral (Gambar 15-10). Walaupun K+ secara aktif disekresi
mengekskresikan H+, urine biasanya asam, dengan pH rerata
oleh sel interkalasi Tipe B, secara kuantitatif lebih banyak K+ yang
6,0.
disekresi secara aktf oleh sel prinsipal di bawah pengaturan
Proses sekresi H+ dimulai di sel tubulus dengan CO2 dari aldosteron.
tiga sumber: CO2 berdifusi ke dalam sel tubulus dari (1) plasma
atau (2) cairan tubulus atau (3) CO2 yang diproduksi secara Sel interkalasi Tipe A lebih aktif dibandingkan sel inter-kalasi
metabolik di dalam sel tubulus. CO2 dan H2O, dikatalisis oleh Tipe B dalam situasi normal, dan aktivitasnya bahkan meningkat
karbonat anhidrase di dalam sel tubulus, membentuk H+ dan selama asidosis. Sel interkalasi Tipe B menjadi lebih aktif selama
HCO3-. Untuk menyekresikan H+, suatu pengangkut dependen alkalosis.
energi di membran luminal kemudian membawa H+ keluar sel
menuju lumen tubulus. Pengangkut membran luminal berbeda Ginjal menahan atau mengekskresikan HCO3-
di berbagai bagian nefron bergantung pada [H+] plasma.
Sebelum dieliminasi oleh ginjal, sebagian besar yang berasal dari
MEKANISME SEKRESI H+ GINJAL Di TUBULUS asam non-karbonat didapar oleh HCO3- plasma. Karena itu,
PROKSIMAL Di tubulus proksimal, H+ disekresi oleh transpor penanganan keseimbangan asam-basa oleh ginjal juga melibatkan
aktif primer melalui pompa H+ ATPase (h. 78) dan juga melalui penyesuaian ekskresi HCO3-, bergantung pada jumlah H+ dalam
transpor aktif sekunder melalui antiporter Na+-H+ (lihat h. 80). plasma

   BAB15
Plasma kapiler
Lumen tubulus Sel interkaiasi tipe A tubulus peritubulus

K+ yang difiltrasi
ATP

HCO3- yang difiltrasi + H+ H+ HCO3– HCO3- yang


"direabsorpsi"
Cl–
ATP
ka

+ CO2
OH–
H2CO3 ka

H+ OH–
CO2
Metabolisme
H2O + CO2 H2 O sel

KUNCI
ka = karbonat anhidrase
Gambar 15-9 Sekresi ion hidrogen digabungkan dengan absorpsi bikarbonat
ATP = Transpor aktif
di sel interkalasi Tipe A. Pornpa penyekresi H+ berlokasi di membran luminal,
= Transpor aktif sekunder dan antiporter pereabsorpsi HCO3- berlokasi di membran basolateral. Karena
hilangnya satu HCO3-yang terfiltrasi dari cairan tubulus diimbangi oleh
= Difusi pasif
kemunculan satu HCO3- lain di plasma, HCO3- dianggap telah "direabsorpsi".
= Reaksi kimia
= Dikatalisis oleh ka terikat-membran

Ginjal mengatur [HCO3- Āplasma melalui tiga mekanisme yang suatu bentuk karbonat anhidrase yang terdapat di permukaan
saling berkaitan: (1) reabsorpsi bervariasi HCO3- yang terfiltrasi membran luminal, , H2CO3 terurai menjadi CO2 dan H2O di
kembali ke plasma dalam hubungannya dengan sekresi H+, (2) dalam filtrat. idak seperti HCO3-, CO2 dapat dengan mudah
penambahan bervariasi HCO3- baru ke plasma dalam menembus membran sel tubulus. Di dalam sel, CO2 dan H2O,
hubungannya dengan sekresi H+, dan (3) Sekresi ber-variasi HCO3 di bawah pengaruh karbonat anhidrase intrasel, membentuk
dalam kaitannya dengan reabsorpsi H+. Dua mekanisme pertama dan HCO3-. Karena dapat menembus membran basolateral
penanganan HCO3- oleh ginjal tidak mungkin tidak berkaitan sel tubulus dengan memakai antiporter CI--HCO3-, HCO3-
dengan sekresi H , terutama oleh sel tubulus proksimal dan,
+
berdifusi keluar sel menuju plasma kapiler peritubulus.
dengan tingkat yang lebih rendah, oleh sel interkalasi ipe Ā. ĀSetiap Sementara itu, H+ yang terbentuk disekresikan seara Āaktif.
kali satu H disekresikan ke dalam airan Ātubulus, satu HCO3-
+
arena HCO3- yang lenyap dari airan Ātubulus disertai oleh
seara Ā bersamaan dipin-dahkan ke dalam plasma kapiler kemunulan HCO3- baru di plasma, pada hakikatnya HCO3-
peritubulus. Apakah HCO3- yang terfiltrasi akan direabsorpsi atau telah "direabsorpsi". Meskipun HCO3- yang masuk ke plasma
terjadi penambahan HCO3- baru ke plasma yang Plasma kapiler
berkaitan dengan sekresi H+ bergantung pada Lumen tubulus
Sel interkalasi Tipe B tubulus peritubulus
apakah terdapat HCO3- yang difiltrasi di airan Ā
tubulus untuk bereaksi dengan H+ yang
disekresikan. K+
ATP

HCO3– HCO3– H+ H+
PENGGABUNGAN REABSORPSI HCO3- Cl– ATP
ka
DENGAN SEKRESI H+ ikarbonat difiltrasi
seara Ābebas, tetapi karena membran luminal CO2 + OH–
sel tubulus impermeabel terhadap HCO3- Cl–
yang difiltrasi tersebut, bahan ini tidak dapat OH– H+
berdifusi ke dalam sel. arena itu, reabsorpsi
Diekskfesikan
HCO3- harus berlangsung seara tak- di urin H2O
langsung. ita akan menggunakan sel CO2
interkalasi tipe A sebagai ontoh (lihat Metabolisme sel
Gambar 15-9). Sebuah ion hidrogen yang
disekresikan ke dalam airan Ā tubulus Gambar 15.10 Sekresi bikarbonat digabungkan dengan reabsorpsi ion hidrogen di sel interkalasi Tipe
berikatan dengan HCO3- yang difiltrasi untuk B. Antiporter penyekresi HCO3- berlokasi di membran luminal, dan pompa pereabsorpsi H+ berlokasi di
membentuk H2CO3. Di baah pengaruh membran basolateral.

   599
tidak sama dengan HCO3- yang terfiltrasi, hasil Plasma kaplier
Lumen tubulus Sel tubulus peritubulus
akhir sama seperti jika HCO3- direabsorpsi
secara langsung.
Langkah yang sama juga terlibat dalam
– HCO3–
reabsorpsi HCO3- di sel tubulus proksimal, HPO42- yang terfiltrasi + H+ H + HCO 3 “Baru”
ATP
kecuali selain memiliki antiporter CI--HCO3- ka
basolateral, sel-sel ini juga memiliki banyak
+ CO2
simporter Na+-HCO3- basolateral yang secara OH–
bersamaan mereabsorpsi Na+ dan HCO3-. HH22PO
PO44– -
Dalam keadaan normal, ion hidrogen yang H+ OH– CO2
disekresikan ke dalam cairan tubulus sedikit lebih
banyak daripada ion bikar-bonat yang difiltrasi. Diekskresikan Metabolisme
di urin H2 O
Karena itu, semua HCO3- yang difiltrasi biasanya sel
direabsorpsi karena di cairan tubulus tersedia H +

yang disekresikan untuk berikatan dengannya


untuk membentuk CO2 yang sangat mudah
diserap. Sebagian besar H+ yang disekresikan Gambar 15-11 Sekresi dan ekskresi ion hidrogen yang digabungkan dengan penambahan HCO3-
berikatan dengan HCO3- dan tidak diekskresikan baru ke plasma. H+ yang disekresikan tidak berikatan dengan HPO42- yang terfiltrasi dan selanjutnya tidak
karena "digunakan" dalam reabsorpsi HCO3-. diekskresikan hingga semua HCO3- yang terfiltrasi "direabsorpsi", seperti diperlihatkan di Gambar 15-9.
Jika semua HCO3- yang terfiltrasi telah berikatan dengan H+ yang disekresikan, sekresi lebih lanjut akan
Namun, kelebihan sedikit H+ yang tidak ber- diekskresikan di urine, terutama bersama dengan penyangga urine misalnya fosfat basa. Ekskresi H+
ikatan dengan HCO3- akan diekskresikan di urine. digabungkan dengan kemunculan HCO3- baru di plasma. HCO3- "baru" mencerminkan penambahan neto
Laju ekskresi H+ normal ini seimbang dan bukan sekedar penggantian HCO3- yang

dengan laju normal pembentukan H non-asam


+
reabsorpsi H+ Kedua kerja ini secara bersama-sama
karbonat.
menurunkan ekskresi H+ di urine.
Sekresi H+ yang diekskresikan digabungkan dengan penambahan
Karena reaksi kimia bagi sekresi H+ dimulai dengan CO2,
HCO3- baru ke plasma, berbeda dari sekresi H+ yang digabungkan
laju yang akan diteruskan juga dipengaruhi oleh [CO2].
dengan reabsorpsi HCO3- dan tidak diekskresi-kan, melainkan
menyatu dengan molekul H2O yang dapat direabsorpsi. Jika semua ■ Ketika [CO2] plasma meningkat, laju sekresi H+
HCO3- yang difiltrasi telah direabsorpsi dan terdapat tambahan juga mengikutinya.
sekresi H+ yang dihasilkan dari penguraian H2CO3, HCO3- yang ■ Sebaliknya, laju sekresi H+ melambat ketika [CO2]
diproduksi melalui reaksi ini berdifusi ke dalam plasma sebagai plasma turun di bawah normal.
HCO3- "baru", Disebut "baru" karena kemunculannya dalam plasma
Respons ini sangat penting dalam kompensasi ginjal bagi
tidak berkaitan dengan reabsorpsi HCO3- yang difiltrasi (Gambar 1
kelainan asam basa yang melibatkan perubahan H2CO3 yang
-1 . Sementara itu, H yang dise-kresikan berikatan dengan dapar
+
disebabkan oleh gangguan pernapasan. Oleh sebab itu, ginjal
urine, khusus-nya fosfat basa (HPO42-) dan kemudian diekskresikan.
dapat menyesuaikan ekskresi H+ untuk mengompensasi per-
PENANGANAN H+ OLEH GINJAL SELAMA ASIDOSIS DAN ubahan asam karbonat dan non-karbonat.
ALKALOSIS Ginjal mampu menjalankan kontrol yang baik atas pH
tubuh. Penanganan ginjal terhadap H+ dan HCO3- terutama PENANGANAN 1-1CO3- DI GINJAL SELAMA ASIDOSIS
DAN ALKALOSIS Ketika [H+] plasma meningkat selama
bergantung pada efek langsung status asam basa plasma pada sel
tubulus ginjal. Dalam keadaan normal, sel tubulus proksimal dan sel asidosis, Iebih banyak H+ yang disekresikan daripada normal.
interkalasi tipe A secara dorninan aktif, memicu sekresi neto H+ dan Pada saat yang sama, jumlah HCO3- yang terfiltrasi lebih
reabsorpsi HCO3-. Pola aktivitas ini disesuaikan ketika pH rendah daripada normal karena lebih banyak HCO3- plasma
menyimpang dari nilai normal (set point). yang digunakan dalam pendaparan kelebihan H+ di CES.
Peningkatan ketidakseimbangan antara HCO3- yang difiltrasi
Mari kita lihat pengaruh asidosis dan alkalosis pada sekresi H+
dan H+ yang disekresi rnemiliki dua konsekuensi. Pertama,
(Gambar 15-12):
lebih banyak H+ yang disekresikan diekskresikan di urine
■ Ketika [H+] plasma yang melalui kapiler peritubulus meningkat di
karena lebih banyak ion hidrogen yang masuk ke cairan
atas normal, sel tubulus proksimal dan sel interkalasi tipe A berespons tubulus pada saat kebutuhan akan ion ini lebih sedikit untuk
dengan menyekresi sejumlah H+ yang lebih banyak daripada normal mereabsorpsi penurunan jumlah HCO3- yang terilftrasi.
dari plasma ke dalam cairan tubulus untuk diekskresikan melalui
Dengan cara ini, kelebihan H+ dielirninasi dari tubuh,
urine.
menyebabkan urine menjadi lebih asam daripada normal.
■ Sebaliknya, ketika [H ] plasma lebih rendah daripada normal, ginjal
+
Kedua, karena ekskresi H+ dikaitkan dengan penambahan
memelihara H dengan megurangi sekresinya oleh sel proksimal dan
+
HCO3- baru ke plasma, lebih banyak HCO3- daripada
sel interkalasi tipe A. Selain itu, sel interkalasi tipe B menjadi lebih biasanya yang masuk ke plasma melalui ginjal. Tambahan
aktif untuk mengompensasi alkalosis dengan meningkatkan HCO3- ini tersedia untuk menyangga kelebihan H+ di tubuh.

   BAB15
Mengatas Plasma [H+] Menyangga 1. Berkurangnya sekresi dan ekskresi H+
(atau plasma [CO2]) diurine, menahan H+ dan
meningkatkan [H ] plasma.
+

H+ 2.Reabsorpsi tak-tuntas HCO3- yang


terfiltrasi digabung dengan sekresi
H+ secretion Konservasi HCO3 HCO3- yang menyebabkan peningkatan
eksresi HCO3- dan menurunkan
HCO3–
[HCO3-] plasma.
H + Perhatikan bahwa untuk
Sereksi H+ Ekskresi HCO3-
H+ mengompensasi asidosis, ginjal
HCO3– mengasamkan urine (dengan membuang
H+ kelebihan H+) dan mengalkalinisasi
Plasma [H+] Plasma [HCO3–] HCO3– plasma (dengan menahan HCO3-) untuk
Gambar 15-12 Kontrol laju sekresi W dan reabsorpsi HCO3- di tubulus. membawa pH plasma ke normal. Pada
keadaan yang berlawanan alkalosis ginjal
membuat urine menjadi basa (dengan
Dalam situasi yang berlawanan pada alkalosis, laju sekresi membuang kelebihan HCO3-) sambil mengasamkan plasma
H+ berkurang, sementara laju filtrasi HCO3- meningkat di- (dengan menahan H+).
bandingkan normal. Jika [H+] plasma di bawah normal,
Ginjal menyekresi amonia selama asidosis untuk
jumlah HCO3- yang menyangga H+ lebih sedikit daripada
normal sehingga [HCO3-] plasma meningkat di atas normal.
menyangga H+ yang disekresikan.
Akibatnya, laju filtrasi HCO3- juga meningkat. Tidak semua Pembawa H+ dependen-energi di sel tubulus dapat menyekresi
HCO3- yang terfiltrasi akan direabsorpsi karena ion H+ melawan gradien konsen-trasi hingga cairan tubulus
bikarbonat ini berlebihan dibandingkan dengan ion hidrogen (urine) menjadi 800 kali lebih asam daripada plasma. Pada
yang disekresikan di cairan tubulus dan HCO3- tidak dapat titik ini, sekresi H+ lebih lanjut berhenti karena gradien
direab-sorpsi tanpa terlebih dulu berikatan dengan H+. menjadi terlalu besar untuk kesinambungan proses sekresi.
Kelebihan HCO3- tertinggal di cairan tubulus untuk Ginjal tidak dapat mengasamkan urine melebihi pH yang
diekskresikan di urine sehingga [HCO3-] plasma berkurang dibatas-gradien urine sebesar 4,5. Jika dibiarkan tanpa
dan urine menjadi lebih basa. Selanjutnya, sel interkalasi tipe B penyangga sebagai H+ bebas, hanya sekitar 1% kelebihan H+
berperan selama alkalosis, menurunkan Iebih lanjut kelebihan yang biasanya diekskresikan per hari menghasilkan pH urine
muatan HCO3- di tubuh dengan menyekresi HCO3- melalui sebesar ini pada laju aliran normal, dan eliminasi 99% H+
urine. lainnya yang biasanya disekresikan akan terharnbat-situasi
Secara singkat, ketika [H+] plasma meningkat di atas yang tidak dapat ditoleransi. Agar sekresi H+ berlangsung,
normal sewaktu asidosis, kompensasi ginjal mencakup yang sebagian besar H+ yang disekresi harus didapar di cairan
berikut (Tabel 15-8): tubulus sehingga tidak berada sebagai H+ bebas dan, kare-
1. Peningkatan sekresi dan selanjutnya ekskresi H+ di urine se- nanya, tidak ikut mengasamkan cairan tubulus.
hingga kelebihan H+ dieliminasi dan [H+] plasma berkurang. Bikarbonat tidak dapat mendapar H+ urine seperti yang
dilakukannya di CES karena HCO3- tidak diekskresikan di
2. Reabsorpsi semua HCO3-yangterfiltrasi,pluspenambahan urine secara bersamaan dengan H+ (Dari kedua bahan ini,
HCO3- baru ke plasma sehingga terjadi peningkatan [HCO3-] yang berlebihan di plasma akan diekskresikan di urine).
plasma. Namun, terdapat dua penyangga urine yang penting: (1)
Jika [H+] plasma turun di bawah normal saat alkalosis, penyangga fosfat yang terfiltrasi dan (2) amonia yang
respons ginjal mencakup: disekresi.

❚ TABEL 15-8 Respons Ginjal Terhadap Asidosis dan Alkalosis


Perubahan Kompensatorik
Sekresi H+ Ekskresi H+ pH Urine pH Plasma


↑ ↑ ↑ Alkalinisasi ke arah
normal
↓ ↓ ↓  

   601
FOSFAT TERFILTRASI SEBAGAI PENYANGGA Urine Dalam dapat mengubah tingkat pengeluaran H+ dari semua sumber
keadaan normal, H+ yang disekresikan pertama kali disangga oleh tetapi juga dapat menahan atau mengeliminasi HCO3- bergantung
sistem dapar fosfat, yang berada di cairan tubulus karena kelebihan pada status asam-basa tubuh. Dengan secara bersamaan
fosfat yang tertelan difiltrasi, tetapi tidak direabsorpsi. Anggota basa mengeluarkan asam (H+) dari dan menambahkan basa (HCO3-)
pada pasangan dapar fosfat ini berikatan dengan H+ yang ke cairan tubuh, ginjal mampu memulihkan pH ke arah normal
disekresikan. Jika sekresi H+ tinggi, kapasitas dapar fosfat urine dengan lebih efektif daripada paru, yang hanya dapat
terlampaui. Ginjal hanya dapat mengontrol kuantitas fosfat yang menyesuaikan CO2 pembentuk H+ di tubuh.
direabsorpsi (di bawah pengaruh hormon paratiroid; lihat h. 559 dan Hal yang juga berperan dalam kemampuan regulatorik asam-
769). Ginjal tidak dapat memengaruhi kuantitas fosfat yang terfiltrasi basa ginjal adalah kemampuan organ ini mengembalikan pH
dan yang tersedia untuk direabsorbsi; hal ini bergantung pada hampir tepat ke normal. Dibandingkan dengan sistem pernapasan
seberapa banyak fosfat yang dikonsumsi. Segera setelah semua ion yang tidak mampu mengompensasi secara penuh kelainan pH,
fosfat basa yang kebetulan diekskresi (karena kelebihan diet) telah ginjal dapat terus berespons terhadap perubahan pH hingga
menyerap,keasaman cairan tubulus segera naik seiring dengan kompensasi pada hakikatnya selesai.
semakin banyaknya ion H+ yang disekresikan. Tanpa kapasitas
penyangga tambahan dari sumber lain, sekresi H+ akan segera
berhenti karena [H+] bebas dalam cairan tubulus cepat meningkat ke Ketidakseimbangan asam-basa dapat disebabkan
kadar kritis. oleh disfungsi pernapasan atau gangguan
metabolik..
NH3 TERSEKRESI SEBAGAI PENYANGGA Urine Jika terdapat Penyimpangan dari status normal asam-basa dibagi menjadi
asidosis, sel-sel tubulus menyekresi amonia (NH3) ke dalam cairan empat kategori, bergantung pada sumber dan arah
tubulus segera setelah dapar fosfat urine normal tersaturasi. NH3 ini perubahan abnormal [H+]. Kategori-kategori tersebut adalah
memungldnkan ginjal terus menyekresi ion H+ tambahan karena NH3 asidosis respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolik, dan
berikatan dengan H+ bebas di cairan tubulus untuk membentuk ion alkalosis metabolik.
amonium (NH4+) sebagai berikut: Karena hubungan antara [H+] dan konsentrasi anggota-anggota
pasangan basa, perubahan pada [H+] tercermin oleh perubahan rasio
NH3 1 H1 ∆ NH41 [HCO3-] terhadap [CO2]. Ingat kembali bahwa rasio normal adalah
Membran tubulus tidak terlalu permeabel bagi NH4+ sehingga ion 20/1. Dengan menggunakan persamaan Henderson-Hasselbalch dan
amonium tetap berada di cairan tubulus dan keluar di urine, masing- dengan pK 6,1 serta log 20 adalah 1,3, pH normal = 6,1+1,3 = 7,4.
masing membawa satu H+ bersamanya. Karena itu, NH3 yang Pengukuran [HCO3-] dan [CO2] memberi informasi yang lebih
disekresikan selama asidosis mendapar kelebihan H+ di cairan tubulus bermanfaat mengenai faktor-faktor yang mendasari status asam-basa
sehingga dapat disekresikan H+ dalam jumlah besar sebelum pH urine tertentu daripada pengukuran langsung [H+] saja. Aturan-aturan
turun di bawah ambang pembatas 4,5. Jika tidak terdapat sekresi NH3, berikut berlaku kita lupa meneliti ketidakseimbangan meneliti
tingkat sekresi H+ akan dibatasi oleh berapapun kapasitas dapar fosfat ketidakseimbangan asam-basa sebelum terjadi kompensasi apapun:
yang kebetulan ada yang berasal dari kelebihan fosfat yang dikonsumsi 1. Perubahan pH yang disebabkan oleh faktor pernapasan berkaitan
daripada yang dibutuhkan. dengan kelainan (CO2), menyebabkan perubahan H+ yang dihasilkan
Berbeda dari dapar fosfat, yang berada di cairan tubulus karena dari H2CO3. Sebaliknya, penyimpangan pH karena faktor metabolik
terfiltrasi tetapi tidak direabsorpsi, NH3 secara sengaja disintesis dari berkaitan dengan kelainan [HCO3-] yang terjadi karena
asam amino glutamin di dalam sel tubulus. Setelah disintesis, NH3 ketidaksamaan antara jumlah HCO3- yang tersedia dan jumlah H+
cepat berdifusi secara pasif menuruni gradien konsentrasinya ke yang dihasilkan dari asam non-karbonat yang harus didapar oleh
dalam cairan tubulus, yaitu bahan ini disekresikan di urine. Laju HCO3-.
sekresi NH3 dikontrol oleh efek langsung kelebihan yang akan 2. Setiap kali rasio [HCO3-]/[CO2] turun di bawah 20/1, timbul
diangkut di urine pada sel tubulus. Ketika seseorang mengalami asidosis. Log setiap angka di bawah 20 adalah kurang dari 1,3 dan,
asidosis lebih dari dua atau tiga hari, laju produksi NH3 meningkat jika ditambahkan ke pK 6,1, menghasilkan pH asidotik di bawah 7,4.
secara bermakna. Tambahan NH3 ini meningkatkan kapasitas dapar Setiap kali rasio melebihi 20/1, terjadi alkalosis. Log setiap angka di
agar sekresi H+ dapat berlanjut setelah kapasitas dapar fosfat normal atas 20 adalah lebih dari 1,3 dan, jika ditambahkan ke pK 6,1,
terlampaui selama kompensasi ginjal untuk asidosis. menghasilkan pH alkalotik di atas 7,4.
Marilah kita satukan kedua pokok di atas:
Ginjal adalah lini ketiga pertahanan yang sangat kuat ■ Asidosis respiratorik memiliki rasio kurang dari 20/1 yang
terhadap perubahan [H+]. berasal dari peningkatan [CO2].
■ Alkalosis respiratorik memiliki rasio lebih dari 20/1
Ginjal memerlukan beberapa jam hingga hari untuk mengompensasi
karena berkurangnya [CO2].
perubahan pH cairan tubuh, dibandingkan dengan respons segera
sistem dapar dan kemunculan beberapa menit kemudian respons ■ Asidosis metabolik memiliki rasio kurang dari 20/1 yang
sistem pernapasan. Karena itu, ginjal membentuk lini ketiga berkaitan dengan penurunan [HCO3-].
pertahanan terhadap perubahan [H+] di cairan tubuh. Namun, ginjal ■ Alkalosis metabolik memiliki rasio lebih dari 20/1 yang berasal

adalah mekanisme regulasi asam-basa terkuat; organ ini tidak saja dari peningkatan [HCO3-].

   BAB15
Kita akan meneliti masing-masing kategori ini secara berubah. Perhatikan bahwa pemeliharaan pH normal bergantung
terpisah dengan lebih terperinci, dengan memperhatikan pada pemeliharaan rasio normal antara [HCO3-] dan [CO2], berapa
terutama kemungkinan penyebab dan kompensasi yang dapat pun nilai absolut tiap-tiap komponen penyangga ini. (Ingat bahwa
terjadi. Konsep "balance beam" yang disajikan di Gambar 15- 13 angka yang digunakan hanya sebagai gambaran. Penyimpangan pH
bersama dengan persamaan Henderson-Hasselbalch, akan sebenarnya terjadi dalam suatu kisaran, dan derajat kompensasinya
membantu Anda melihat lebih jelas kontribusi paru dan ginjal juga bervariasi.)
terhadap kausa dan kompensasi berbagai gangguan asam-basa.
Situasi normal disajikan di Gambar 15-13a.
Alkalosis respiratorik terjadi akibat penurunan [CO2].
Alkalosis respiratorik terjadi ketika kelebihan CO2 hilang dari
Asidosis respiratorik terjadi karena peningkatan tubuh akibat hiperventilasi (lihat h. 521). Jika ventilasi paru
[CO2]. meningkat melebihi laju produksi CO2, CO2 yang keluar terlalu
Asidosis respiratorik adalah akibat dari retensi abnormal CO2 banyak. Akibatnya, [H+] yang terbentuk dari sumber ini menjadi
karena hipoventilasi (lihat h. 521). Karena CO2 yang keluar dari lebih sedikit.
paru lebih sedikit daripada normal, peningkatan CO2 yang
terjadi menghasilkan lebih banyak H+ dari sumber ini. PENYEBAB ALKALOSIS RESPIRATORIK Kemungkinan penyebab
PENYEBAB ASIDOSIS RESPIRATORIK Kemungkinan alkalosis respiratorik mencakup demam, rasa cemas, dan keracunan
penyebab mencakup penyakit paru, depresi pusat pernapasan aspirin, yang semuanya merangsang ventilasi secara berlebihan tanpa
oleh obat atau penyakit, gangguan saraf atau otot yang mempertimbangkan status O2, CO2, atau H+ di cairan tubuh.
mengurangi kemampuan bernapas, atau (secara sementara) Alkalosis respiratorik juga terjadi karena mekanisme fisiologik di
bahkan hanya tindakan menahan napas. Pada asidosis tempat yang tinggi. Ketika konsentrasi O2 yang rendah dalam darah
respiratorik tak-terkompensasi (Gambar 15-13b, kiri) [CO2] arteri secara refleks merangsang ventilasi untuk memperoleh lebih
meningkat (di contoh kita, konsentrasinya dua kali lipat), banyak O2, CO2 akan keluar dalam jumlah terlalu besar yang secara
sementara [HCO3-] normal, sehingga rasio menjadi 20/2 (10/1) taksengaja menyebabkan keadaan alkalotik (lihat h. 522).
dan pH berkurang. Marilah kita perjelas suatu hal yang dapat Jika kita melihat kelainan biokimiawi pada alkalosis respi-ratorik
membingungkan. Anda mungkin bertanya mengapa ketika tak-terkompensasi (Gambar15-13c, kiri), peningkatan pH
[CO2] meningkat dan mendorong reaksi CO2 + H2O ∆ H+ + mencerminkan penurunan [CO2] (separuh dari nilai normal pada
HCO3-ke kanan, kita mengatakan bahwa [H+] meningkat, tetapi contoh kita), sementara [HCO3-] tetap normal. Hal ini menghasilkan
[HCO3-] tetap normal, meskipun H+ dan HCO3- yang rasio alkalotik 20/0,5, yang setara dengan 40/1.
diproduksi oleh reaksi ini berjumlah sama. Jawabannya
terletak pada kenyataan bahwa dalam keadaan normal KOMPENSASI UNTUK ALKALOSIS RESPIRATORIK Tindakan
[HCO3-] adalah 600.000 kali lebih banyak daripada [H+]. Untuk kompensasi bekerja untuk menggeser pH kembali ke normal.
setiap satu ion hidrogen dan 600.000 ion bikarbonat yang ada di ■ Sistem dapar kimiawi membebaskan H+ untuk mengurangi
CES, pembentukan satu H+ tambahan dan satu HCO3- keparahan alkalosis.
menyebabkan [H+] berlipat dua (peningkatan 100%), tetapi ■ Sewaktu [CO2] dan [H+] plasma turun di bawah normal akibat
hanya meningkatkan [HCO3-] 0,00017% (dari 600.000 menjadi
ventilasi berlebihan, dua dari perangsang kuat untuk mendorong
600.001 ion). Karena itu, peningkatan [CO2] menyebabkan
ventilasi lenyap. Efek ini cenderung "mengerem" dorongan yang
peningkatan mencolok [H+] sementara [HCO3-] pada hakikatnya
ditimbulkan oleh faktor non-respirasi, misalnya demam atau rasa
tidak berubah.
cemas, terhadap ventilasi. Karena itu, hiperventilasi tidak berlanjut
KOMPENSASI UNTUK ASIDOSIS RESPIRATORIK Tindakan tanpa kendali.
kompensasi bekerja untuk memulihkan pH ke normal. ■ Jika situasi berlanjut selama beberapa hari, ginjal melakukan

■ Dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H+. kompensasi dengan menahan H+ dan mengekskresi lebih banyak
HCO3-. Jika, seperti pada contoh kita (Gambar 15- 13c, kanan),
■ Mekanisme pernapasan biasanya tidak dapat berespons
simpanan HCO3- berkurang hingga separuh akibat keluarnya HCO3-
dengan meningkatkan ventilasi karena masalah respirasi justru
di urine, rasio [HCO3-]/[CO2] menjadi 10/0,5, ekuivalen dengan
menjadi penyebab
normal 20/1. Karena itu, pH dikembalikan ke normal dengan
■ Karena itu, ginjal menjadi sangat penting dalam tindakan
menurunkan jumlah HCO3- untuk mengompensasi hilangnya CO2.
kompensasi terhadap asidosis respiratorik. Organ ini menahan
semua HCO3- yang difiltrasi dan menambahkan HCO3- baru ke Asidosis metabolik berkaitan dengan penurunan
plasma sambil secara bersamaan menyekresi dan, karenanya, [HCO3-].
mengekskresi lebih banyak H+. Asidosis metabolik (juga dikenal sebagai asidosis non-respiratorik)
Akibatnya, simpanan HCO3- di tubuh meningkat. Dalam mencakup semua jenis asidosis selain yang disebabkan
contoh kita (Gambar 15-13b, kanan), [HCO3-] plasma berlipat oleh kelebihan CO2 di cairan tubuh. Pada keadaan tak-
dua sehingga rasio [HCO3-1/[CO2] adalah 40/2 dan bukan 20/2 terkompensasi (Gambar 15-13d, , kiri), asidosis metabolik
seperti sebelum terkompensasi. Rasio 40/2 ekuivalen dengan selalu ditandai oleh penurunan [HCO3-]plasma (dalam contohkita
rasio normal 20/1 sehingga pH kembali normal 7,4. Peningkatan menjadi separuhnya), sementara [CO2] normal sehingga terbentuk
konservasi HCO3- oleh ginjal telah mengom-pensasi secara rasio asidotik 10/1. Masalah dapat timbul karena pengeluaran
penuh akumulasi CO2 sehingga pH kembali ke normal, cairan kaya-HCO3- yang berlebihan dari tubuh atau karena
meskipun kini [CO2] dan [HCO3-] akumulasi asam non-karbonat. Pada kasus

   603
[HCO3– ]
[CO2]
(1) (20)
pH 7.4

[HCO – ](20)
pH = pK + log [CO 3] (1)
2
= 6.1 + 1.3 = 7.4

(a) Keseimbangan asam-basa normal

Kelainan asam-basa tak-terkompensasi Kelainan asam-basa terkompensasi

[HCO3– ]

[HCO3 ]

(20) [CO2] (40)


(2)
pH 7.4
[CO2]
(2)

.1
pH 7
20 10 20
pH = 6.1 + log pH = 6.1 + log 40 1
2 1 2
= 6.1 + 1.0 = 7.1 = 6.1 + 1.3 = 7.4
(b) Asidosis respiratorik

[CO2]
pH 7
.7 [HCO3– ]
(0.5) [HCO3– ]
[CO2] (10)
(20) (0.5)
pH 7.4

pH = 6.1 + log 20 40 pH = 6.1 + log 10 20


0.5 1 0.5 1
= 6.1 + 1.6 = 7.7 = 6.1 + 1.3 = 7.4

(c) Alkalosis respiratorik

[HCO3– ]
[HCO3– ]
(10)
[CO2]
(0.75) (15)
pH 7.4
[CO2] (1)

.1
pH 7
pH = 6.1 + log 10 pH = 6.1 + log 15 20
1 0.75 1
= 6.1 + 1.0 = 7.1 = 6.1 + 1.3 = 7.4

(d) Asidosis metabolik

[HCO3– ]
[CO2]
pH 7
.7 [HCO3– ]
(1)
(40) [CO2] (25)
(1.25)
pH 7.4

pH = 6.1 + log 40 pH = 6.1 + log 25 20


1 1.25 1
= 6.1 + 1.6 = 7.7 = 6.1 + 1.3 = 7.4

(e) Alkalosis metabolik

  BAB15
Gambar 15-13 Hubungan [HCO3 ] dan [CO2) terhadap pH dalam berbagai keadaan [CO2] menjadi 75% normal dan dengan meningkatkan
asam-basa, yang diperlihatkan secara visual sebagai batang keseimbangan dan secara
matematis sebagai larutan pada persamaan Handerson-Hasselbalch. Perhatikan bahwa [HCO3-] separuh jalan menuju ke normal (naik dari 50%
panjang lengan pada batang keseimbangan tidak sesuai skala. (a) Ketika keseimbangan menjadi 75% nilai normal). Hal ini membawa rasio menjadi
asam-basa normal, rasio [HCO3]/[CO2] adalah 20/1. Masing-masing dari keempat jenis 15/0,75 (ekuvalen dengan 20/1).
kelainan asam basa memiliki keadaan tak-terkompensasi dan keadaan terkompensasi. (b)
Pada asidosis respiratorik tak-terkompensasi, rasio [HCO3]/ [CO2] berkurang (20/2) Perhatikan bahwa dalam mengompensasi asidosis meta-
karena terjadi akumulasi CO2. Pada asidosis respiratorik terkompensasi, HCO3- bolik, paru secara sengaja menggeser [CO2] dari normal
dipertahankan untuk menyeimbangkan akumulasi CO2, yang mengembaiikan rasio dalam upaya memulihkan [H+] ke arah normal. Sementara
[HCO3-]/[CO2] ke ekuivalen normal (40/2). (c) Pada alkalosis respiratorik tak- pada gangguan asam-basa yang disebabkan oleh faktor
terkompensasi, rasio [HCO3]/[CO2] meningkat (20/0,5) oleh pengurangan CO2. Pada
alkalosis respiratorik terkompensasi, HCO3- dieliminasi untuk menyeimbangkan defisit pernapasan, kelainan [CO2] adalah penyebab
CO2, yang mengembalikan rasio [HCO3]/[CO2] ke ekuivalen normal (10/0,5). (d) Pada ketidakseimbangan [H+], pada gangguan asam-basa
asidosis metabolik tak-terkompensasi, rasio [HCO3]/[CO2] berkurang (10/1) oleh defisit metabolik [CO2] secara sengaja digeser dari normal sebagai
HCO3-. Pada asidosis metabolik terkompensasi, HCO3- dikonservasi, yang secara kompensasi penting untuk ketidakseimbangan [H+].
parsial menambahkan kekurangan HCO3, dan CO2 dikurangi; perubahan ini
memulihkan rasio [HCO3]/ [CO2] ke ekuivalen normal (15/0,75). (e) Pada alkalosis Jika penyakit ginjal menjadi penyebab asidosis
metabolik tak-terkompensasi, rasio [HCO3]/[CO2] meningkat (40/1) karena kelebihan metabolik, kompensasi tidak mungkin tuntas karena tidak
HCO3. Pada alkalosis metabolik terkompensasi, sebagian HCO3- tambahan dieliminasi, tersedia mekanisme ginjal untuk mengatur pH. Ingat
dan CO2 ditingkatkan; perubahan ini memulihkan rasio [HCO3]/[CO2] ke ekuivalen kembali bahwa sistem pernapasan hanya dapat
normal (25/1,25).
mengompensasi hingga 75% jalan menuju normal. Asidosis
uremik merupakan hal yang sangat serius karena ginjal
yang terakhir, HCO3- plasma digunakan untuk mendapar H+ tidak dapat membantu memulihkan pH hingga ke normal.
tambahan tersebut.
Alkalosis metabolik berkaitan dengan peni-
PENYEBAB ASIDOSIS METABOLIK Asidosis metabolik adalah jenis ngkatan [HCO3-].
gangguan asam-basa yang paling sering dijumpai. Berikut sebagian Alkalosis metabolik (atau non-respiratorik) adalah
kausanya yang tersering: penurunan [H+] plasma akibat defisiensi relatif asam-asam
1. Diare berat. Selama pencernaan, getah pencernaan yang kaya- non-karbonat. Gangguan asam-basa ini berkaitan dengan
HCO3- biasanya disekresikan ke dalam saluran cerna dan kemudian peningkatan [HCO3-] yang, pada keadaan tak-
diserap kembali ke dalam plasma ketika pencernaan selesai. Selama terkompensasi, tidak disertai oleh perubahan [CO2]. Dalam
diare, HCO3- ini hilang dari tubuh dan tidak direabsorpsi. Karena contoh kita (Gambar 15-13e, kiri), [HCO3-] berlipat dua,
HCO3- berkurang, HCO3- yang tersedia untuk mendapar berkurang menghasilkan rasio alkalotik 40/1.
sehingga lebihbanyak H+ bebas yang ada di cairan tubuh. Dengan
melihat situasi ini dari segi yang berbeda, berkurangnya HCO3-
PENYEBAB ALKALOSIS METABOLIK Keadaan ini timbul
menggeser reaksi CO2 + H2O ∆ H+ HCO3- ke kanan untuk
terutama karena hal-hal berikut.
mengompensasi defisit HCO3-, meningkatkan di atas normal.
2. Diabetes melitus. Kelainan metabolisme lemak akibat 1. Muntah menyebabkan pengeluaran abnormal H+ dari
ketidakmampuan sel menggunakan glukosa karena kurangnya efek tubuh akibat hilangnya getah lambung yang asam. Asam
insulin menyebabkan pembentukan asam keto secara berlebihan. hidroklorida hidroklorida disekresikan ke dalam lumen
Penguraian asam-asam keto ini meningkatkan [H+] plasma. lambung selama pencernaan. Selama sekresi HC1,
bikarbonat ditambahkan ke plasma. HCO3- ini dinetralkan
3. Olahraga berat. Ketika otot mengandalkan glikolisis anaerob
oleh H+ sewaktu sekresi lambung akhirnya diserap kembali
sewaktu olahraga berat, terjadi peningkatan produksi asam laktat
ke dalam plasma sehingga dalam keadaan normal tidak
(laktat) yang meningkatkan [H+] plasma (lihat h. 299).
terjadi penambahan neto HCO3- ke plasma dari sumber ini.
4. Asidosis uremik. Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal Namun, jika asam ini keluar dari tubuh sewaktu muntah,
tidak dapat menyingkirkan bahkan dalam jumlah normal tidak saja [H+] plasma menurun tetapi juga tidak lagi terjadi
yang dihasilkan dari asam-asam non-karbonat dari proses-proses reabsorpsi H+ untuk menetralkan HCO3- ekstra yang
metabolik sehingga H+ mulai menumpuk di cairan tubuh. Ginjal juga ditambahkan ke plasma sewaktu sekresi HCl lambung.
tidak dapat menahan HCO3- dalam jumlah memadai untuk Karena itu, keluarnya HC1 pada hakikatnya meningkatkan
menyangga beban asam yang normal. [HCO3-] plasma. (Sebaliknya, pada muntah yang "lebih
dalam", HCO3- di getah pencernaan yang disekresikan ke
KOMPENSASI UNTUK ASIDOSIS METABOLIK Kecuali pada dalam usus halus bagian atas mungkin keluar bersama
asidosis uremik, asidosis metabolik dikompensasi oleh mekanisme muntahan sehingga yang terjadi adalah asidosis bukan
pernapasan dan ginjal serta dapar kimiawi. alkalosis.)
■ Penyangga menyerap kelebihan H+. 2. Ingesti obat alkali dapat menyebabkan alkalosis,
■ Paru mengeluarkan tambahan CO2 penghasil H+. misalnya saat soda kue (NaHCO3, yang terurai menjadi Na+
■ Ginjal mengekskresikan lebih banyak H+ dan menahan dan HCO3+ dalam larutan) digunakan sendiri sebagai terapi
lebih banyak HCO3-. hiperasiditas lambung. Dengan menetralkan kelebihan asam
di lambung, HCO3- meredakan gejala iritasi lambung dan
Dalam contoh kita (>Gambar 15-13d, kanan), tindakan-tindakan heartburn; tetapi jika HCO3- yang ditelan melebihi
kompensasi ini memulihkan rasio ke normal dengan mengurangi kebutuhan, kelebihan HCO3- akan diserap dari saluran cerna

   605
dan meningkatkan [HCO3-] plasma. Kelebihan HCO3- ini abnormal [CO2], dan peningkatan kompensatorik [HCO3-]
berikatan dengan sebagian H+ bebas yang normalnya ada di mengambalikan rasio [HCO3-]/ [CO2] ke 20/1. Alkalosis
plasma dari sumber-sumber non-karbonat, menurunkan [H+] metabolik, sebaliknya, ditandai oleh peningkatan abnormal
bebas. (Sebaliknya, produk alkali komersial untuk mengobati [HCO3-] ditempat pertama; kemudian peningkatan
hiperasiditas lambung sama sekali tidak diserap dari saluran kompensatorik [CO,] memulihkan rasio ke normal. Demikian
cerna sehingga tidak mengubah status asam-basa tubuh.) juga, alkalosis respiratorik terkompensasi dan asidosis
metabolik terkompensasi memperlihatkan pola [CO2] dan
KOMPENSASI UNTUK ALKALOSIS METABOLIK [HCO3-] yang serupa. Alkalosis respiratorik bermula dari
■ Pada alkalosis metabolik, sistem dapar kimiawi segera pengurangan [CO2] yang dikornpensasi oleh pengurangan
membebaskan H+. [HCO3-]. Pada asidosis metabolik, [HCO3-] turun di bawah
■ Ventilasi berkurang sehingga CO2 penghasil H+ tertahan normal, diikuti oleh penurunankompensatorik [CO2]. Karena
di cairan tubuh. itu, pada gangguan asam-basa terkompensasi, masalah awal
harus ditentukan berdasarkan gejala dan tanda klinis selain

Jika keadaan menetap beberapa hari, ginjal menahan H+
penyimpangan [CO2] dan [HCO3-] dari normal.
dan mengekskresikan kelebihan HCO3- di urine.
Peningkatan kompensatorik [CO2] yang terjadi (hingga
25% pada contoh kita >Gambar 15-13e, kanan) dan pengu- Periksa Pemahaman Anda 15.3
rangan parsial [HCO3-] (75% jalan menuju normal dalam
Jelaskan mengapa hanya kisaran pH sempit yang sesuai untuk
contoh kita) bersama-sama memulihkan rasio [HCO3-]/ kehidupan.
[CO2] kembali ke ekuivalen 20/1 pada 25/1,25. Jika seseorang mengalami diare berat, sebutkan tipe kelainan
asam basa yang mungkin terjadi dan jelaskan respons
kompensatorik ketiga lini pertahanan dalam melawan
perubahan [H+] ini.
GAMBARAN SINGKAT GANGGUAN ASAM-BASA TER-
KOMPENSASI Status asam-basa seseorang tidak dapat dinilai
hanya berdasarkan pH. Kelainan asam-basa tak-
terkompensasi dapat mudah dibedakan berdasarkan Homeostasis: Bab dalam
penyimpangan [CO2] atau [HCO3-] dari normal (Tabel 15-9).
Namun, ketika kompensasi telah dicapai dan pH pada
Perspektif
hakikatnya normal, penentuan [CO2] dan [HCO3-] dapat
mengungkapkan gangguan asam-basa, tetapi jenis gangguan
tidak dapat dibedakan. Sebagai contoh, pada asidosis
respiratorik terkompensasi dan alkalosis metabolik
terkompensasi, [CO2] dan [HCO3-] di atas normal. Pada
asidosis respiratorik, masalah awal adalah peningkatan

❚ TABEL 15-9 Ringkasan [CO2], [HCO3-], dan pH pada Kelainan Asam-Basa Tak-
Terkompensasi dan Terkompensasi

[HCO32]/[CO2]

20/1
20/2 (10/1)

40/2 (20/1)

20/0.5 (40/1)

10/0.5 (20/1)

10/1

15/0.75 (20/1)

Normal 40/1

25/1.25 (20/1)

   BAB15
dan kontrol keseimbangan H2O. Kontrol keseimbangan garam sangat Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran H+
penting dalam regulasi jangka-panjang tekanan darah arteri karena sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan asam-
jumlah garam tubuh secara osmotik menahan H2O, sehingga basa dalam batas-batas sempit yang memungkinkan
menentukan volume CES, yang meliputi volume plasma di dalamnya. kehidupan. Penyimpangan pH lingkungan cairan internal
Peningkatan jumlah garam di CES menyebabkan ekspansi volume CES, menyebabkan gangguan eksitabilitas neuromuskulus,
termasuk volume plasma, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan aktivitas metabolik yang dikontrol oleh enzim, dan
peningkatan tekanan darah. Sebaliknya, penurunan jumlah garam CES ketidakseimbangan K+ yang dapat menyebabkan aritmia
menyebabkan penu-runan tekanan darah. Keseimbangan garam jantung. Efek-efek ini mematikan jika pH berada di luar kisaran
dipertahankan dengan terus menerus menyesuaikan pengeluaran garam 6,8 hingga 8,0.
di urine untuk menyamai asupan garam yang bervariasi dan tak-
lon hidrogen secara tak-terkontrol dan terus-menerus di-
terkontrol.
tambahkan ke cairan tubuh akibat aktivitas metabolik yang
terus-menerus, tetapi pH CES harus dijaga konstan pada
kadar yang sedikit basa (7,4) agar tubuh berfungsi optimal.
Seperti keseimbangan garam dan H2O, kontrol pengeluaran
H+ oleh ginjal adalah faktor regulasi utama untuk mencapai
keseim-bangan H+. Paru, yang dapat menyesuaikan
kecepatan ekskresi CO2 penghasil H+, juga membantu
mengeluarkan H+ dari tubuh, Selain itu, sistem dapar kimiawi
dapat menyerap atau membebaskan H+, secara sementara
menjaga konsentrasi ion ini konstan di dalam tubuh hingga
pengeluarannya dapat diseimbangkan dengan
pemasukannya. Mekanisme semacam ini tidak tersedia untuk
keseimbangan garam atau H2O.

LATIHAN SOAL
Jawaban dimulai di h. A-43. 9. Mana dari faktor berikut yang tidak meningkatkan sekresi
vasopresin?
Pertanyaan Objektif a. hipertonisitas CES
1. Satu-satunya jalan untuk mempertukarkan bahan antara sel b. alkohol
dan lingkungan eksternal adalah CES. (Benar atau salah?) c. situasi stres
d. defisit volume CES
2. Air terdorong masuk ke dalam sel ketika volume CES e. angiotensin II
meningkat akibat penambahan cairan isotonik. (Benar atau 10.
Tunjukkan semua jawaban yang benar: pH
salah?)
3. Keseimbangan garam pada manusia kurang dapat diatur a. sama dengan log 1/[H+]
b. sama dengan pK + log [CO2]/[HCO3-]
karena kesukaan kita yang hedonistik terhadap garam.(Benar c. meningkat pada asidosis
atau salah?) d. turun lebih rendah jika IH+] meningkat
4. Peningkatan tak-diinginkan CO2 adalah penyebab asi-dosis e. normal jika rasio [HCO3+]/[CO2] adalah 20/1
respiratorik, tetapi peningkatan secara sengaja CO2 11. Tunjukkan semua jawaban yang benar: Asidosis
mengompensasi alkalosis metabolik. (Benar atau salah?)
a. menyebabkan eksitabilitas berlebihan sistem saraf
5. yang disekresikan yang digabungkan dengan reabsorpsi
HCO3- tidak diekskresikan, sementara H+ yang disekresikan b. terjadi jika pH plasma turun di bawah 7,35
yang kemudian diekskresikan dikaitkan dengan penambahan c. terjadi ketika rasio [HCO3-]/[CO2] melebihi 20/1
HCO3- baru ke plasma. (Benar atau salah?) d. terjadi ketika CO, dikeluarkan dari paru lebih cepat
6. Kompartemen cairan tubuh terbesar adalah _____. daripada produksinya oleh aktivitas metabolik
7. Dari kedua anggota sistem dapar H2CO3:HCO3-,___ diatur e. terjadi ketika pengeluaran HCO3- dari tubuh
oleh paru dan_____diatur oleh ginjal. berlebihan, misalnya sewaktu diare
12. Tunjukkan semua jawaban yang benar: Sel tubulus ginjal
8. Mana dari orang berikut yang persentase H2O-nya paling
rendah menyekresikan NH3
a. bayi gemuk a. ketika pH urine menjadi terlalu tinggi
b. ketika tubuh berada dalam keadaan alkalosis
b. mahasiswi bertubuh proporsional
c. agar sekresi H+ oleh ginjal dapat terus berlangsung
c. mahasiswa berotot atletis
d. untuk menyangga kelebihan HCO3- yang difiltrasi
d. wanita lanjut usia dengan obesitas e. jika terjadi kelebihan NH3 di cairan tubuh
e. pria tua bertubuh langsing
   607
13. Selesaikan bagan berikut: 11. Berapa pH normal cairan tubuh? Bagaimana pH ini jika
dibandingkan dengan pH H2O? Definisikan asidosis dan
[HCO32] Kenailan tak- Kemungkinan alkalosis.
pH 12. Apa konsekuensi fluktuasi [H+]?
10/1   1. _____ 2. _____   3.  _____ 13. Dari mana asal H+ tubuh?
4. _____ 5. _____   6.  _____ 14. Jelaskan tiga lini pertahanan terhadap perubahan [H+] dari
7. _____ 8. _____   9.  _____ segi mekanisme dan kecepatan kerjanya.
10. _____ 11. _____ 12.  _____ 15. Sebutkan dan tunjukkan fungsi masing-masing sistem
Pertanyaan Esai dapar kimiawi tubuh.
16. Bandingkan cara penanganan H+ dan HCO3- di tubulus
1. Jelaskan konsep keseimbangan. proksimal dan di sel interkalasi Tipe A dan Tipe B
2. Jelaskan garis besar distribusi H2O tubuh. tubulus distal dan koligentes.
3. Sebutkan definisi cairan trans-sel, dan tunjukkan komponen- 17. Apa penyebab empat kategori ketidakseimbangan asam-basa?
komponennya. Apakah kompartemen trans-sel sebagai
18. Mengapa asidosis uremik bersifat serius?
keseluruhan mencerminkan perubahan pada keseimbangan
cairan tubuh?
4. Bandingkan komposisi ion plasma, cairan interstisum, dan
Soal Kuantitatif
cairan intrasel.
5. Faktor-faktor apa yang diatur untuk mempertahankan 1. Jika pH plasma = 7,4, PCO2 arteri = 40 mm Hg, dan setiap mm
keseimbangan cairan tubuh? Hg tekanan parsial CO2 ekuivalen dengan [CO2] plasma 0,03
6. Mengapa regulasi volume CES penting? Bagaimana hal mM, berapa nilai [HCO3-] plasma?
tersebut diatur? 2. Kematian terjadi jika pH plasma berada di luar kisaran 6,8
7. Mengapa regulasi osmolaritas CES penting? Bagaimana hal hingga 8,0 untuk waktu yang lama. Berapa kisaran konsentrasi
tersebut diatur? Apa kausa dan akibat hipertonisitas dan H+ yang diwakili oleh rentang pH ini?
hipotonisitas CES? 3. Seseorang minum 1 liter air suling. Gunakan data di Tabel 15-1,
8. Jelaskan garis besar sumber pemasukan dan pengeluaran h. 587 untuk menghitung persen peningkatan air tubuh total,
dalam keseimbangan garam harian dan keseimbangan H2O CIS, CES, plasma, dan cairan interstisium. Ulangi perhitungan
harian. Mana yang berada di bawah kontrol untuk untuk ingesti 1 liter NaCI isotonik. Larutan mana yang lebih
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh? baik dalam meningkatkan volume plasma pada pasien yang
9. Bedakan antara asam dan basa. baru mengalami perdarahan?
10. Apa hubungan antara [H+] dan pH?

UNTUK DIRENUNGKAN
1. Minuman beralkohol menghambat sekresi vasopresin. 4. Jelaskan mengapa pengobatan hiperasiditas lambung dengan
Berdasarkan fakta ini, perkirakan efek alkohol pada laju antasid yang kurang diserap dari saluran cerna lebih aman
pembentukan urine. Perkirakan efek alkohol pada osmolaritas daripada dengan soda kue, yang merupakan dapar yang baik
CES. Jelaskan mengapa orang masih merasa haus setelah tetapi mudah diserap.
konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah besar?
5. Mana dari reaksi berikut yang mendapar asidosis pada
2. Jika seseorang kehilangan 1500 mL keringat kaya-garam dan pneumonia berat?
minum 1000 rnL air selama periode waktu yang sama, apa yang
a. H1 1 HCO32 → H2CO3 → CO2 1 H2O
akan terjadi pada sekresi vasopresin? Mengapa kita perlu
b. CO2 1 H2O → H2CO3 → H1 1 HCO32
mengganti air dan garam?
c. H1 1 Hb → HHb
3. Jika suatu zat terlarut yang dapat menembus membran plasma, d. HHb → H1 1 Hb
misalnya dekstrosa (sejenis gula), dilarutkan dalam air steril e. NaH2PO4 1 Na1 → Na2HPO4 1 H1
pada konsentrasi yang sama dengan konsentrasi cairan tubuh
dan kemudian disuntikkan secara intravena, apa dampaknya
pada keseimbangan cairan tubuh?

PERTIMBANGAN KLINIS

Marilyn Y mengalami diare berat selama lebih dari seminggu panjangan pada keseimbangan cairan dan asam-basanya?
akibat terjangkit salmonelosis, suatu infeksi bakteri di usus Dengan cara apa tubuh Marilyn mencoba mengompensasi
karena makanan yang tercemar. Apa dampak diare berke ketidakseimbangan ini?

   BAB15
hapter
15 Kartu Belajar
15.1 | Konsep Keseimbangan (h.586-587) terlarut; hipotonisitas CES yang terjadi mendorong H2O masuk ke
■ Kumpulan internal suatu bahan adalah jumlah bahan tersebut di dalam sel. Defisit H2O bebas di CES, sebaliknya, memekatkan zat
CES. Pemasukan ke kumpulan tersebut dilakukan melalui ingesti terlarut sehingga H2O keluar dari sel untuk masuk ke CES yang
atau produksi bahan secara metabolik. Pengeluaran dari hipertonik. (Lihat Tabel 15-5.)
kumpulan terjadi melalui ekskresi atau konsumsi metabolik
■ Untuk mencegah perpindahan yang merugikan ini, perubahan
bahan. (Lihat Gambar 15-1.)
osmolaritas CES terutama dideteksi dan dikoreksi oleh sistem-
■ Pemasukan harus sama dengan pengeluaran agar
keseimbangan bahan terjaga. sistem yang menjaga keseimbangan H2O bebas (H2O tanpa solut).
■ Keseimbangan H2O bebas terutama diatur oleh vasopresin dan,
15.2 | Keseimbangan Cairan (h. 587-598)
dengan tingkat lebih rendah, oleh rasa haus. Kedua faktor ini
■ Secara rerata, cairan tubuh membentuk 60% berat tubuh total.
Angka ini bervariasi, bergantung pada berapa banyak lemak terutama diatur oleh osmoreseptor hipotalamus, yang memantau
(jaringan yang kandungan H20-nya rendah) yang dimifiki osmolaritas CES, dan dengan derajat yang lebih rendah oleh
seseorang. Dua pertiga H20 tubuh terdapat di cairan intrasel reseptor volume atrium kiri, yang memantau "kepenuhan" vaskular.
(CIS). Sisa sepertiganya terdapat di cairan ekstrasel (CES) yang Jumlah vasopresin yang dikeluarkan menentuan tingkat reabsorpsi
terdistribusi antara plasma (20% CES) dan cairan interstisium
H2O bebas oleh bagian distal nefron, sehingga menentukan volume
(80% CES). (Lihat Tabel 15-1.)
urine yang dikeluarkan. (Lihat Gambar 15-4 dan Tabel 15-4.)
■ Karena semua konstituen plasma dipertukarkan secara bebas
menembus dinding kapiler, plasma dan cairan interstisium ■ Secara bersamaan, intensitas rasa haus mengontrol volume
memiliki komposisi hampir identik, kecuali tidak adanya protein cairan yang masuk. Namun, karena volume cairan yang diminum
plasma di cairan intertisium. Sebaliknya, CES dan CIS memiliki sering tidak berkorelasi langsung dengan intensitas rasa haus,
komposisi yang sangat berbeda karena sawar membran plasma kontrol pengeluaran urine oleh vasopresin adalah mekanisme
bersifat sangat selektif terhadap bahan-bahan apa yang dapat regulasi terpenting untuk mempertahankan keseimbangan H2O.
masuk atau keruar sel. (Lihat Gambar 15-2.) Volume CES
■ Komponen-komponen keseimbangan cairan adalah kontrol
Mengatasi

volume CES dengan mempertahankan keseimbangan garam


Tekarran darah
dan kontrol osmolaritas CES dengan mempertahankan Osmolaritas
arieri
Mengatasi Mengatasi
keseimbangan air. (Lihat Tabel 15-2, 15-3, dan 15-5.)
■ Karena Na+, kation utama CES, memiliki kekuatan osmotik
Osmoreseptor Resoptor VOUTB
yang besar, perubahan kandungan, atau beban, Na+ total tubuh hipotalamus (faktor atrium kiri (hanye
menyebabkan perubahan setara dalam volume CES, termasuk dominan yang penting datem
mengontrol rasa perubahan besar
volume plasma, yang mengubah tekanan darah arteri dalam haus dan seirtasi volume plasmal
arah yang sama. Karenanya, dalam jangka-panjang, mekanisme vasopresin) tekanan arteri)
regulasi Na+ mengompensasi perubahan volume CES dan
tekanan darah arteri. (Lihat Tabel 15-5.)
Neuron hipotalamus
■ Asupan garam pada manusia tidak terkontrol, tetapi
pengeluaran garam di urine diatur secara ketat untuk
mempertahankan keseimbangan garam. Mekanisme- Rasa haus vasopresin
mekanisme pengatur tekanan darah dapat mengubah LFG, dan
karenanya jumlah Na+ yang terfiltrasi, dengan mengubah-ubah
jari-jari arteriol aferen yang mendarahi glomerulus. Mekanisme- vasokonstriks
mekanisme yang mengatur tekanan darah juga dapat i arteriol

mengubah-ubah sekresi aldosteron untuk menyesuaikan H 2O


reabsorpsi Na+ oleh tubulus ginjal. Dengan mengatur jumlah Na asupan H2O Perrneabillias lubulus
+ yang difiltrasi dan direabsorpsi, ginjal dapat menyesuaikan distal dan koligentes •
lerhadap H2O
seberapa banyak Na+ yang diekskresikan ke urine untuk H2O
mengatur volume plasma dan, karenanya, tekanan darah arteri
dalam jangka panjang. (Lihat Gambar 15-3.) Reabsorpsi H2O

■ Osmolaritas CES harus diatur secara ketat untuk mencegah

perpindahan osmotik H2O antara CES dan CIS karena Pengeluaran urtn
pembekakan atau penciutan sel membahayakan, terutama bagi
neuron otak. Kelebihan H2O bebas di CES akan mengencerkan
zat terlarut; hipotensitas CES yang terjadi mendorong H2O
masuk kedalam sel. Defisi H2O bebas di CES, sebaliknya,
memekatkan zat terlarut sehingga H2O keluar dari sel untuk Osme arttas plasma Volume plasma
masuk CES yang hipertonik. (Lihat Tabel15-3)
15.3 | Keseimbangan Asam-Basa (h. 598-613) ■ Sistem pernapasan normalnya mengeliminasi CO2 yang diproduksi
■ Asam melepaskan ion hidrogen bebas (H+) ke dalam larutan; secara metabolik sehingga H+ yang dihasilkan oleh CO2 tidak
basa mengikat ion hidrogen bebas dan mengeluarkannya
menumpuk di cairan tubuh.
dari larutan. (Lihat Gambar 15-5,)
■ Keseimbangan asam-basa mengacu ke regulasi [H+] di cairan . ■ Jika dapar kimiawi saja tidak mampu segera memperkecil perubahan
tubuh. Untuk mempertahankan [H+] dengan akurat, pemasukan H pH, sistem respirasi berespons dalam beberapa menit dengan
+ oleh produksi asam secara metabolik di dalam tubuh harus mengubah kecepatan pengeluaran CO2-nya. Peningkatan [H+] dari
secara terus menerus diimbangi oleh pengeluaran H+ melalui sumber-sumber di luar CO2 akan merangsang pernapasan sehingga
ekskresi H+ di urine dan pengeluaran CO2 penghasil H+ di paru. terjadi peningkatan pembuangan CO2 penghasil H+, mengompensasi
Selain itu, antara waktu pembentukan dan eliminasinya, H+ harus asidosis dengan mengurangi pembentukan H+ terkait-CO2. Sebaliknya,
didapar di dalam tubuh untuk mencegah fluktuasi mencolok [H+]. penurunan [H+] menekan aktivitas pernapasan sehingga CO2 dan
karenanya H+ yang dihasilkan dari sumber ini dapat meningkat di cairan
Konsentrasi ion hidrogen sering dinyatakan dalam pH, yaitu

tubuh untuk mengompensasi alkalosis. (Lihat Tabel 15-7.)
logaritma 1/[H+].
Ginjal adalah lini pertahanan paling kuat. Ginjal memerlukan beberapa
■ pH normal plasma adalah 7,4, sedikit basa dibandingkan deng- ■
jam hingga hari untuk mengompensasi penyimpangan pH cairan tubuh.
an H2O netral, yang pH-nya 7,0. pH yang lebih rendah daripada
Namun, organ ini tidak saja mengeliminasi dalam jumlah normal H+ yang
normal ([H+] lebih tinggi daripada normal) menunjukkan keadaan berasal dari sumber non-CO2 tetapi juga dapat mengubah laju
asidosis. pH yang lebih tinggi daripada normal [H+] lebih rendah pengeluaran H+ sebagai respons terhadap perubahan asam non-CO2
daripada normal) menunjukkan keadaan alkalosis. (Lihat Gambar dan CO2. Sebaliknya, paru hanya dapat menyesuaikan yang dihasilkan
15-6) dari CO2. Selain itu, ginjal juga dapat mengatur [HCO3-] di cairan tubuh.
Darah vena Darah arteri

■ Ginjal mengompensasi asidosis dengan mengeluarkan kelebihan H+


Kematian Asidosis Normal Alkalosis Kematian di urine sambil menambahkan HCO3- baru ke plasma untuk menambah
jumlah dapar HCO3-. Selama alkalosis, ginjal menahan H+ dengan
Rerata

mengurangi sekresinya di urine. Ginjal juga mengeliminasi HCO3- yang


berlebihan karena jumlah HCO3- yang menyangga H+ berkurang akibat
6.8 6.9 7.0 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 8.0 berkurangnya H+. (Lihat Gambar 15-9 hing a 15-12 serta Tabel 15-8.)
Kisaran pH yang memungkinkan hidup
(b) Didalam tubuh


Fluktuasi [H+] menimbulkan efek besar, terutama (1) perubahan
eksitabilitas neuromuskulus, dengan asidosis menekan eksitabilitas, Mengatasi Plasma [H+] Menyangga
khususnya di susunan saraf pusat, dan alkalosis menyebabkan (atau [CO2]) plasma

eksitabilitas berlebihan baik di saraf perifer maupun susunan saraf


H+
pusat; (2) gangguan reaksi-reaksi metabolik normal dengan
mengubah struktur dan fungsi semua enzim; dan (3) perubahan [K+] Sekresi H+ Konservasi HCO3
plasma (yang memengaruhi fungsi jantung) yang ditimbulkan oleh HCO3–
perubahan laju eliminasi K+ yang diinduksi oleh H+, oleh ginjal.
Tekskresi H+ Ekskresi HCO3 H+
■ Tantangan utama dalam mengontrol keseimbangan asam-basa H+

adalah mempertahankan kebasaan plasma normal meskipun terjadi HCO3–

penambahan terus menerus H+ dari aktivitas metabolik. Sumber H+


Plasma [H+] Plasma [HCO3–] HCO3–
utama H+ adalah H+ yang dihasilkan oleh CO2.
■ Tiga ini pertahanan untuk menahan perubahan pada [H+] adalah
(1) sistem dapar kimiawi; (2) kontrol pH oleh respirasi, dan (3) H+ yang disekresikan harus didapar di cairan tubulus untuk mencegah

kontrol pH oleh ginjal. peningkatan gradien konsentrasi H+ yang dapat menghambat sekresi H
+ lebih lanjut. Dalam keadaan normal, H+ disangga oleh pasangan dapar
■ Sistem-sistem dapar kimiawi masing-masing terdiri dari sepasang
zat kimia yang terlibat dalam suatu reaksi reversibel, satu yang fosfat dari makanan tumpah ke dalam urine untuk diekskresikan dari
dapat membebaskan H+ dan yang lain dapat mengikat H+. Dengan tubuh. Pada asidosis, ketika semua dapar fosfat terpakai untuk
menyangga kelebihan H+ yang disekresi, ginjal mengeluarkan NH3 ke
bekerja sesuai hukum aksi massa, pasangan dapar dapat segera
bekerja untuk meminimalkan perubahan pH. Keempat dapar kimiawi dalam cairan tubulus untuk berfungsi sebagai dapar sehingga sekresi H
+

tersebut adalah (1) H2CO3:HCO3-, (2) protein, (3) hemoglobin, dan dapat berlanjut.
■ Keempat jenis ketidakseimbangan asam-basa adalah asidosis respi-
(4) fosfat. (Lihat Gambar 15-8 dan Tabel 15-6.)
ratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolik, dan alkalosis metabolik.
■ Hubungan antara pH dan anggota dari pasangan depan H2CO3/ Gangguan asam-basa respiratorik berakar dari penyimpangan [CO2]
HCO3- diperlihatkan pada persamaan Henderson: Hasselbach- pH dari normal, sementara ketidakseimbangan asam-basa metabolik
= pK+ log [HCO3-]1[CO2], dengan [CO2] menggambarkan [H2CO3]. mencakup semua penyimpangan pH selain yang disebabkan [CO2]
[HCO3-] dikontrol oleh ginjal, [CO2] dikontrol oleh paru. pK adalah abnormal serta selalu disertai oleh deviasi [HCO3-] dari normal. (Lihat
konstanta sebesar 6,1 dan rasio normal dari HCO3/[CO2] adalah Gambar 15-13 dan Tabel 15-9.)
20/1 (hasil lognya = 1,3), untuk pH normal sebesar 7A.
Pemindahan mikrograf elektron villus asus halus. Di sini
diperlihatkan ujung vilus, satu dari sejumlah besar penonjolan
mirip-jari dari permukaan usus halus. Proyeksi mirip-rambut yang
lebih kecil, mikrovili (pink gelap), bahkan berasal dari permukaan
sel epitel (pink-oranye) yang membentuk permukaan permukaan
vilus. vili dan mikrovoli sangat meningkatkan area permukaan
yang tersedia untuk memproses dan mengabsorpsi nutrien.
© Dennis Kunkel Microscopy, Inc. / Phototake—All rights reserved.

16
Sistem Pencernaan

SEKILAS ISI Pokok-Pokok Homeostatis


16.1 Aspek-Aspek Umum Pencernaan
Untuk mempertahankan homeostatis, molekul nutrien yang di gunakan untuk
16.2 Mulut
produksi energi harus terus-menerus di gantikan oleh nutrien baru yang kaya energi.
16.3 Faring dan Esofagus
16.4 Lambung Molekul nutrien, khususnya protein, juga di perlukan untuk sintesis sel baru bagian-
16.5 Sekresi Pankreas dan Empedu bagian sel yang terus tejadi dalam pertumbuhan dan pergantian jaringan. Demikian juga, cairan
16.6 Usus Kecil dan elektrolit yang secara kontstan hilang melalui urine dan keringat serta melalui jalan lain
16.7 Usus Besar harus jalan lain harus digantikan secara teratur. Sistem pencernaan berperan terhadap
16.8 Gambaran Singkat Hormon- Hormon homeostatis dengan menstransef nutrien, air, dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke
GI lingkungan internal. Sistem pencernaan tidak secara langsung mengatur konsentrasi setiap
kontituen ini di dalam lingkungan internal. Sistem ini tidak mengatur penyerapan nutrien, air,
dan elekrolit berdasarkan kebutuhan tubuh (dengan beberapa pengucilan); namun, sistem
pencernaan mengoptimalkan kondisi bagi pencernaan dan penyerapan apa yang terdi cerna.
melalui sebagian besar saluran cerna terjadi berkat kontraksi otot
polos di dinding organ-organ pencernaan. Pengecualiannya adalah
Pencernaan di ujung-ujung saluran: mulut melalui bagian pangkal esofagus di
awal saluran dan sfingter anus eksternus di akhir saluran. Pada
Fungsi utatna sistem pencernaan (gastrointestinal atau GI) (gustro daerah ini, motilitas lebih melibatkan otot rangka daripada aktivitas
berarti "lambung") adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit otot polos. Karena itu, tindakan mengunyah, menelan, dan defekasi
dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh. memiliki komponen volunter karena otot rangka berada di bawah
Makanan yang dicerna merupakan sumber energi, atau bahan hakar, kontrol sadar. Sebaliknya, motilitas di seluruh saluran lainnya
yang esensial. Bahan bakar tersebut digunakan oleh sei untuk dilaksanakan oleh otot polos yang dikontrol oleh mekanisme
menghasilkan ATP untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang involunter kompleks.
memerlukan energi, misalnya transpor aktif, kontraksi, sintesis, dan
sekresi. Makanan juga merupakan sumber bahan baku untuk mem-
SEKRESI Sistem pencernaan menghasilkan sekresi endokrin dan
perbarui dan menambah jaringan tubuh.
eksokrin. Sel kelenjar eksokrin pencernaan adalah sel epitel khusus
Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul- yang ditemukan pada permukaan saluran cerna dan di dalam organ
molekul yang telah ada di makanan tersedia bagi sel tubuh. Makanan pencernaan tambahan seperti kelenjar eksokrin pankreas yang
mula-mula harus dicerna, atau diuraikan secara kimiawi, menjadi menyekresikan getah pencernaan ke dalam lumen saluran cerna
molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap dari saluran melalui stimulasi hormonal atau neural yang spesifik. Setiap sekresi
cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel. pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik
Dalam keadaan normal, sekitar 95% makanan yang tercerna dapat spesifik yang penting daIam proses pencernaan, misalnva enzim,
tersedia untuk digunakan oleh tubuh. garam empedu, atau mukus. Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari
Kami memberikan gambaran menyehrruh sistem pencernaan, plasma sejumlah besar air dan bahan mentah yang diperlukan
mengulas sifat-sifat umum berbagai komponen sistem ini, sebelum untuk menghasilkan sekresi tertentu mereka. Sekresi semua getah
kita memulai pembahasan terperinci saluran cerna dari awal hingga pencernaan memerlukan energi, baik untuk transpor aktif sebagian
akhir. bahan mentah ke dalam sel (yang lain berdifusi secara pasif)
maupun untuk sintesis produk sekretorik. Dalam keadaan normal,
sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan sekresi pencernaan direabsorpsi dalam suatu bentuk atau bentuk
lain kembali ke darah setelah ikut serta dalam proses pencernaan.
dasar.
Kegagalan reabsorpsi ini (misalnya karena muntah atau diare)
Terdapat empat proses pencernaan dasar: motilitas, sekresi, digesti,
menyebabkan hilangnya cairan yang "dipinjam" dari plasma ini.
dan absorpsi.
Sistem pencernaan dianggap merupakan organ endokrin yang
terbesar di tubuh. Sementara jaringan endokrin perifer biasanya
MOTILITAS Kata motilitas merujuk kepada kontraksi otot yang
disusun menjadi kelenjar-kelenjar yang berbeda, jaringan endokrin
mencampur dan mendorong maju isi saluran cerna. Meskipun otot
saluran cerna disusun sebagai sel tunggal individual yang tersebar
polos di dinding saluran cerna merupakan otot polos fasik yang
di sepanjang saluran pencernaan. Sel epitel khusus ini
tnemperlihatkan lonjakan kontraksi yang terinduksi oleh potensial
menghasilkan satu kisaran protein sinyal, yang diklasifikasikan
aksi (lihat h. 309), otot ini juga mempertahankan kontraksi berkadar
sebagai hormon GI atau peptida GI, yang memasuki darah dan
rendah dan konstan yang dikenal sebagai tonus. Tonus penting
dihaiva ke target di dalam saluran cerna dan di luar saluran cerna.
untuk mempertahankan tekanan tetap pada isi saluran cerna serta
Terlepas dari klasifikasinya, berbagai sekresi endokrin ini mengatur
untuk mencegah dindingnya teregang permanen setelah mengalami
fungsi digestif.
distensi.
Pada aktivitas tonus yang terus-menerus terjadi ini terdapat dua
tipe dasar motilitas fasik saluran cerna: gerakan propulsif dan DIGESTI Manusia mengonsumsi tiga kategori utama bahan
gerakan mencampur. Gerakan propulsif mendorong isi maju melalui makanan kaya-energi: karbohidrat, protein, dan lemak (Gambar
saluran cerna, dengan kecepatan pergerakan bervariasi bergantung 16-1). Molekul-molekul besar ini tidak dapat melewati membran
pada fungsi yang dilakukan oleh berbagai bagian saluran cerna. plasma secara utuh untuk diserap dari lumen saluran cerna ke
Sebagai contoh, transit makanan melalui esofagus berlangsung cepat, dalam darah atau limfe. Oleh sebab itu, tujuan digesti adalah untuk
yang sesuai karena struktur ini hanya berfungsi sebagai saluran dari menguraikan struktur kompleks makanan secara kimiawi menjadi
mulut ke lambung. Sebagai perhandingan, di usus halus—tempat satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap melalui proses-
utama pencernaan dan penyerapan—isi bergerak maju dengan proses berikut ini:
lambat, menyediakan waktu untuk penguraian dan penyerapan
1. Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah gula
makanan.
sederhana atau monosakarida (malekul "satu-gula"), misalnya
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan normal
mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerakan ini sangat sedikit ditemukan dalam makanan (lihat Gambar 16- la;. juga
meningkatkan pencernaan makanan. Kedua, gerakan ini Iihat h. A-10). Sebagian besar karbohidrat yang kita telan berada
mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi dalam bentuk polisakarida (molekul "banyak- gula") yang terdiri
saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna Pergerakan bahan dari rantai-rantai molekul glukosa yang saling berikatan.

  hapter
Monosakarida

CH2OH CH2OH CH2OH


O O
H H O OH HO H
H H
OH H H HO OH H
HO OH CH2OH H OH

H OH HO H H OH
Glukosa Fruktosa Gakatosa

Polisakarida
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH
O O
O O O O H H H H
H H H H H H H H

O O
O O O
OH OH
OH OH OH OH CH2
Amilosa

Disakarida Glikogen

CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH


O O O O O
H H O H HO H H H H H H
H H H H H
O
OH H H HO OH H OH H OH H O OH H
HO O CH2OH H H OH HO OH

H OH HO H H OH H OH H OH H OH
Sukrosa Laktosa Maltosa
(a) Karbohidrat

CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH


O O O O
H H H H H H H H
H H H H
+ H2O +
OH H O OH H OH H OH H
HO OH Hydrolysis HO OH HO OH

H OH H OH H OH H OH
Meltosa Glukosa Glukosa
(b) Sebuah contoh hidrolis

O
AA
AA AA CH2 CH CH2 CH2 CH CH2 C O

AA Peptide O O O HO O OH (CH2)12
AA
bonds AA
AA O C O C O C O C + CH3
AA AA Hidrolisis
AA O
AA (CH2)12 (CH2)10 (CH2)16 (CH2)10
AA AA
AA Amino C O
AA
acids CH3 CH3 CH3 CH3
Trigliserida Monogliserida (CH2)16
Hydrolysis
(d) Lemak
AA CH3
AA Asam lemak bebas
AA AA AA
AA
Asam amino Peptisida kecil
(c) Protein
Gambar 16-1 Nutrien kaya-energi dan hidrolisis. Pada contoh hidrolisis di bagian (b), disakarida maltosa (produk penguraian antara dari polisakarida) diuraikan
menjadi dua molekul glukosa dengan penambahan H2O di tempat ikatan. Struktur terperinci asam amino dan ikatan- ikatan peptida dalam protein di bagian (b)
masing-masing dapat ditemukan di Gambar A-13 dan A-14 di h. A-12 dan h. A-13.

   613
❚ TABEL 16-1 Anatomi dan Fungsi Berbagai Kompenen Sitem Pencernaan
Organ Pencernaan Motilitas

Saluran hidung

Mulut

Kelenjer liur
Lambung
Faling

Sfinger
faringoesofagus

Trakea

Tidak ada
Esofagus

Sfingser
gastroesofagus

Hati

Lambung

Kandung Hati
empedu

Prankeas

Duodenum

Kolon desenden

Usus halus
Kolon transverum

Kolon asenden

Jejunum

Sekum

Ileum

Apendiks

Koloid sigmoid
Usus besar 
Rektum

Anus

   BAB 16 Sistem Pencernaan


simpanan glukosa di otot yang lebih sangat bercabang. Selulosa,
polisakarida lain dalam makanan dan diternukan di dinding
tumbuhan, karena itu, karbohidrat ini membentuk serat yang tidak
tercerna, atau "massa" makanan kita. Selain polisakarida, sumber
Sekresi Digesti Absorpsi
karbohidrat lain dalam makanan adalah dalarn bentuk disakarida
(molekul "dua-gula"), termasuk sukrosa (gula pasir, yang terdiri dari
Makanan tidak; satu molekul glukosa dan satu fruktosa) dan laktosa (gula susu yang
• Amilase beberapa obat— terdiri dari satu molekul glukosa dan satu galaktosa). Melalui proses
• Mukus mislnya, pencernaan, tepung, glikogen, dan disakarida diubah menjadi
• Lysozim nitrogliserin monosakarida konstituen-konstituennya, terutarna glukosa dengan
sejumlah kecil fruktosa dan galaktosa. Monosakarida ini adalah satuan
Tidak ada karbohidrat yang dapat diserap.
2. Protein dalam makanan terdiri dari berbagai kombinasi asam
Pencernaan Makanan tidak; amino yang disatukan oleh ikatan peptida (Gambar 16-1c lihat juga h,
• HCl karbohidrat beberapa bahan A-12) Melalui proses pencernaan, protein diuraikan terutama
• Pepsin Mukus berlanjut di korpus beberapa bahan menjadi asam-asam amino konstituennya serta beberapa polipeptida
lambung; larut-kemak, kecil (beberapa asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida),
• aktor intrinsik pencernaan protein misalnya
keduanya adalah satuan protein yang dapat diserap.
dimulai di antrum alkohol
lambung Enzim- dan aspirin 3. Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk
Enzim pencernaan enzim pankreas ini Tidak ada trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri dari satu Semua nutrien,
menyelesaikan molekul gliserol dengan tiga asam lemak yang melekat (tri
• Tripsi, kimotripsi, percernaan di artinya"tiga") (Gambar 16-1d; lihat juga h. A-11). Pencernaan
karboksipeptidase lumen duodenum enzimatik lemak netral memisahkan dua molekul asam lemak dari
trigliserida sehingga meninggakan satu monogliserida, yaitu satu
• Amilase molekul gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat padanya
• Lipase
(mono artinya "satu"). Karena itu, produk akhir pencernaan lemak
Sekresi cair
adalah monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang
NaHCO3 Pankreas
dapat diserap.
Empedu tidak Tidak ada
• Garam empedu mencerna apapun, Pencernaan semua bahan makanan dalam diet dituntaskan Garam
• Sekresi basa tetapi garam dan air, oleh hidrolisis ("penguraian oleh air"; lihat h. A-13)
• Bilirubin empedu enzimatik. Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim-
mempermudah enzim dalam sekresi pencernaan menguraikan ikatan-ikatan yang
penyerapan lemak menyatukan subunit-subunit molekular di dalam molekul nutrien
di lumen duodenum sehingga terjadi pembebasan molekul-molekul kecil (Gambar 16-1b).
Di lumen, di bawah Semua nutrien, Pada proses hidrolisis terjadi pengeluaran H2O di tempat ikatan yang
• Mukus pengaruh enzim sebagaian besar semula menyatukan subunit-subunit kecil ini wituk membentuk
• Garam pankreas dan elektrolit, dan air molekul nutrien. Hidrolisis mengganti H2O dan membebaskan unit-
empedu, pencernaan unit kecil molekul makanan yang dapat diserap enzim-enzim
karbohidrat dan
pencernaan bersifat spesifik utuk ikatan yang dapat dihidrolisis
protein berlanjut dan
mereka. Sewaktu bergerak melaiui saluran cerna, makanan menjadi
pencernaan lemak
telah tuntas; di brush
suhjek herbagai enzim, yang masing-masing menguraikan molekul
barder,pencernaan tnakanan lebih lanjut. Dengan cara ini, molektil molekul makanan
karbohidrat dan yang besar diuhah menjadi unit-unit kecil yang dapat diserap melalui
protein selesai. proses bertahap progresif, seperti antrian di pabrik yang berjalan
Tidak ada terbalik, seiring dengan terdarong majunya isi saluran cerna.

Garam dan air,


oleh air isi
menjadi tinja ABSORPSI Di usus halus, pencernaan telah tuntas dan terjadi
sebagian besar penyerapan. Melalui proses absorpsi, unit-unit kecil
makanan yang dapat diserap yang dihasilkan oleh pencernaan,
bersama dengan air, vitatnin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen
Polisakarida yang paling umum dikonsumsi adalah tepung, yang saluran cerna ke dalam darali atau limfe.
mengandung polisakarida amilosa (glukosa rantai tak bercabang) dan Sambil membahas saluran cerna dari awal hingga akhir, kita juga
amilopektin (glukosa rantai bercabang) yang berasal dari sumber membahas keempat proses motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi
tanaman. Selain itu, daging mengandung glikogen, polisakarida bentuk yang berlangsung di masing-masing organ pencernaan (Tabel 16-1).

   615
Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan.
Dinding saluran cerna memiliki struktur umum yang sama di
Sistem pencernaan terdiri dari traktus digestivus plus organ seluruh panjangnya dari esofagus hingga anus, dengan beberapa
pencernaan tarnbahan. Organ pencernaan tambahan mencakup variasi lokal khas untuk masing-masing bagian. Potongan
kelenjar liur, pankreas eksakrin, dan sistem empedu, yang terdiri dari melintang saluran cerna memperlihatkan empat lapisan jaringan
hati dan kandung empedu. Organ-organ eksokrin ini terletak di luar utama (Gambar 16-2). Dari lapisan paling dalam ke arah luar,
saluran cerna dan mengalirkan sekresinva melalui duktus ke dalam mereka adalah mukosa, s ubmukosa, muskularis e ksternar, d an
lumen saluran cerna. serosa.
Traktus digestivus pada hakikatnya adalah suatu tabung dengan
panjang sekitar 4,5 m(15 kaki) dalam keadaan berkontraksi narmall. MUKOSA Mukosa melapisi pernntkaan luminal saluran cerna.
Saluran cerna, yang berjalan di bagian tengah tubuh, mencakup Bagian ini dibagi menjadi tiga lapisan:
organ-organ berikut (Tabel 16-1): mulut, faring (tenggorok),
■ Komponen primer mukosa adalah membran mukosa, suatu
esofagus, lambung, usus halus (terdiri dari duodenami, jejunum, dan
lapisan epitel sebelah dalam yang berfungsi sebagai permukaan
ileum), usus besar (sekum, apandiks, kolon, dan rektum), dan anus.
protektif. Lapisan ini juga mengalami modifikasi di bagian-bagian
Ivieskipun organ-organ ini bersambungan satu sama laira, mereka
tertentu untuk sekresi dan absorpsi. Membran mukosa
dianggap sebagai entitas terpisah karena adanya modifikasi regional,
mengandung sel kelenjar eksokrin untuk sekresi getah pencernaan,
yang memungkinkan mereka melaksanakan aktivitas pencernaan
sel kelenjar endrokrin untuk sekresi horman pencernaan ke dalam
tertentu.
darah, dan sel epitel yang khusus untuk menyerap nutrien yang
Karena saluran cerna berkesinambungan dari mulut hingga
telah tercerna.
keanus, lumen saluran ini, sepeti lumen sedotan, berhubungan
dengan lingkungan eksternal Karenanya, isi di dalam lumen saluran ■ Lamina propria adalah lapisan tengah tipis jaringan ikat tempat
cerna secara teknis berada di luar tubuh, seperti soda yang Anda isap epitel herada. lapisan ini mengandung gut-associated lynsphoid
melalui sedotan bukan merupakan bagian dari sedotan itu. Hanya tissue (GALT) yang penting dalam pertahanan terhadap bakteri usus
setelah diserap dari lumen menemhus dinding saluran cerna bahan penyebab penyakit (lihat .h 437).
tersebut dianggap sebagai bagian dari tuhuh. Hal ini penting karena ■ Muskularis mukosa, lapisan otot polos yang jarang, adalah
kondisi-kondisi yang esensial bagi proses pencernaan dapat lapisan mukosa terluar yang terletak di samping submukosa Pada
ditoleransi di lumen saluran cerna tetapi tidak dapat ditoleransi beberapa bagian traktus, seperti usus halus, permukaan
selayaknya di dalam tubuh. Perhatikan cantoh berikut: mukosa sangat berlipat-lipat, dengan banyak bukit dan Iembah
■ pH isi lambung turun hingga serendah 2 akibat sekresi asam
yang sarigat meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
hidroklorida (HC1) oleh lambung, tetapi kisaran pH di dalam cairan penyerapan. Sitat anatomis ini memaksimalkan absorpsi nutrien,
tubuh yang memungkinkan hidup adalah 6,8 hingga 8,0 air, dan elektrolit oleh usus halus. Sebaliknya, esofagus
memperlihatkan sangat sedikit pelipatan mukosa karena fungsinya
■ Enzim pencernaan yang menghidrolisis protein dalam makanan
utamanya adalah sebagai saluran transit. Pola pelipatan mukosa
juga dapat menghancurkan jaringan tubuh yang memproduksinya.
dapat dimodifikasi oleh kontraksi muskularis mukosa. Hal ini
(Protein adalah komponen struktural utama sel). Karena itu, setelah
penting untuk memajankan daerah-daerah yang berbeda pada
enzim-enzim ini disintesis dalam bentuk inaktit, mereka tidak akan
permukaan absorptif ke isi lumen.
diaktifkan hingga mencapai lumen, tetnpat enzim-enzim ini
menyerang makanan yang sebenarnya berada di luar tubuh (yaitu, di
dalam lumen) sehingga jaringan tubuh terlindung dari proses SUBMUKOSA Submukosa ("di bawah mukosa") adalah lapisan
pencernaan-diri. tebal jaringan ikat yang menentukan daya regang dan elastisitas
saluran cerna. Bagian ini mengandung pembuluh darah dan
■ Di bagian bawah usus terdapat kuadrilion mikroorganisme hidup pembuluh limfe yang lebih besar, yang keduanya membentuk
yang normalnya tidak berbahaya dan bahkan bermanfaat, tetapi jika cabang-cabang ke arah dalam ke lapisan mukosa dan ke arah luar ke
mikroorganisme yang sama ini masuk ke tubuh sejati (seperti yang lapisan otot tebal di sekitarnya. Di dalam submukosa juga terdapat
dapat terjadi pada ruptur apendiks), mereka dapat sangat berbahaya anyaman saraf yang dikenal sebagai pleksus subrnukosca (pleksus
atau bahkan mematikan. artinya "anyaman").
■ Makanan adalah partikel asing kompleks yang akan diserang oleh

sistem imun jika berkontak dengan tubuh. Namun, makanan dicerna MUSKULARIS EKTERNA Muskularis eksterna, selubung utama
di dalam lumen menjadi unit-unit yang dapat diserap misalnya otot polos salurar cerna, mengelilingi submukosa. Di sebagian besar
glukosa, asam amino, dan asam lemak yang tidak dapat dibedakan saluran cerna, muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan: lapisan
dari molekul-molekul kaya energi sederhana yang sudah ada di sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat di lapisan
tubuh. otot polos dalanl (di samping submukosa) mengelilingi saluran.
Kantraksi serat-serat melingkar ini mengurangi garis tengah lumen,
1Karena saluran cerna yang tidak berkonraksi pada mayat memiliki panjang sekitar mengonstriksikan saluran di titik kontraksi. Kontraksi serat di
dua kali lipat dibandingkan dengan saluran yang berkontraksi pada kadaan hidup. lapisan luar, yang berjalan longitudinal di sepanjang saluran cerna,
buku-buku teks anatomi menunjukkan bahwa saluran cerna memiliki panjang 30 kaki memperpendek saluran. Bersama-sama, aktivitas kontralatil kedua
dibandingkan dengan panjang 15 kaki yang diperlihatkan di buku-buku teks ilmu lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan mendorong dan
fisiologi. mencampur. Anyaman saraf lain,

   hapter Sistem Pencernaan


Dinding tubuh

Peritoneum

Mesentrium
Otot longitudinal luar
Muskularis
externa
Otot sirkular dalam
Serosa

Membren mukosa
Lamina propia Mukosa
Submukosa Muskularis mukosa

Lumen

Duktus kelenjer
pencernaan tambahan Pleksus mienterikus
berukuran besar (yi. hati
atau pankreas)
menyalurkan isinya ke Pleksus submukosa
dalam lumen saluran cerna
Gambar 16-2 Lapisan-lapisan dinding sakuran cerna. Dinding saluran cerna terdiri dari lapisan utama: dari paling dala, ke luar adalah mukosa, submukosa, muskularis

eksterna, dan serosa.

mienterikus, terletak di antara kedua lapisan otot (mio artinya FUNGSI AUTONOM OTOT POLOS Otot polos traktus
"otot"; enterik artinya "usus"). Bersama-sama, pleksus digestivus mengalami siklus depolarisasi dan repolarisasi yang
submukosa dan mienterikus, disertai hormon dan mediator ritmik dan konstan. Jenis utama aktivitas listrik spontan di
kimiawi lokal, membantu mengatur aktivitas lokal usus. otot palos pencernaan adalah potensial gelombang lambat
(lihat h. 311) yang juga dinamai basic electrical rhythm (BER,
SEROSA Jaringan ikat paling luar yang menutupi saluran irama listrik dasar) saluran cerna. Sel pemacu yang dikenal
cerna adalah serosa, yang mengeluarkan cairau encer licin dengan sel interstisial Cadal berlokasi di seluruh lapisan
(cairan serosa) yang meluniasi dan mencegah gesekan antara muskularis eksterna. Sel pemacu ini menghasilkan potensial
organ-organ pencernaan dan visera di sekitarnya. Hampir di gelombang lambat yang menyebar melalui taut celah (lihat h.
seiuruh panjang saluran cerna, serosa bersambungan dengan 67) ke sel otot polos yang berdekatan. Gelombang lambat
mesenterium, yang menggantung organ-organ pencernaan bukan merupakan potensial aksi dan tidak secara langsung
dari dinding dalam rongga abdomen seperti kawat (Gambar memicu kontraksi otot; gelombang ini adalah fluktuasi
16-2). Perlekatan ini menghasilkan fiksasi relatif; menopang potensial membran yang ritmik dan beralun yang secara siklis
organ-organ pencernaan di posisinya yang benar, senlentara membawa membran mendekati atau menjauhi potensial
tetap memberi mereka kebebasan untuk nlelakukan gerakan ambang. Jika gelambang ini mencapai ambang di puncak
mencantpur dan mendorong. depolarisasi, di setiap puncak terpicu potensial aksi
sehingga terjadi siklus-siklus kontraksi otot yang berirama
(lihat Gambar 8-32b, h. 312.
Gelombang lambat dihantarkan secara cepat dari sel ke sel
melalui lembaran otot polos digestif oleh taut celah yang
melaluinya ion pembawa muatan dapat mengalir, serupa
Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk
dengan potensial pemacu yang dihantarkan melalui otot
memaksimalkan pencernaan dan penyerapan makanan yang
jantung. Karena itu, seluruh lembaran otot berfungsi sebagai
nlasuk. Empat faktor berperan dalam mengatur fungsi sistem
pencernaan: (1) fungsi autonom otot polos, (2) pleksus saraf sinsitium fungsional, menjadi tereksitasi dan berkontraksi
intrinsik, (3) saraf ekstrinsik, dan (4) hormon pencernaan. sebagai satu unit ketika ambang tercapai (lihat h. 311).

Sistem Pencernaan 617


Jika ambang tidak tercapai, aktivitas elektrik gelombang lambat sementara neurotransmiter nitrat oksida dan vasoactive intestinal
berasilasi terus menyapu ke seluruh lembaran otot tanpa disertai peptide (peptida usus vasoaktif) bekerja bersama untuk
dengan aktivitas kontraktil. menyebabkan relaksasi. Anyaman saraf intrinsik ini terutama
mengoordinasikan aktivitas lokal di dalam saluran cerna. Sebagai
Apakah ambang tercapai atau tidak bergantung pada efek
gambaran, jika sepotong besar makanan terganjal di esofagus,
berbagai faktor mekanis, saraf, dan hormon yang memengaruhi titik
pleksus-pleksus intrinsik mengoordinasikan respons lokal untuk
awal osilasi irama gelombang lambat tersebut. Jika titik awal berada
mendorong maju makanan. Sebagai tambahan dari kompleksnya
dekat dengan tingkat ambang, seperti ketika terdapat makanan di
kontrol dan penyesuaian koordinasi ekstensif di seluruh saluran
saluran cerna, puncak gelombang-lambat yang berdepolarisasi akan
cerna, aktivits saraf intrinsik dapat dipengaruhi oleh sejumlah besar
mencapai ambang sehingga frekuensi potensial aksi dan aktivitas
sinyal saraf ekstrinsik, parakrin, dan endokrin.
kontraktil yang menyertainya meningkat. Sebaliknya, jika titik awal
jauh dari ambang, seperti ketika tidak terdapat makanan, kecil
kemungkinannya ambang tercapai sehingga frekuensi potensial aksi SARAF EKSTRINISIK Saraf ekstrinsik adalah serat-serat saraf
dan aktivitas kontraksi berkurang. dari kedua cabang sistem saraf autonom yang berasal dari luar
Kecepetan (frekuensi) aktivitas kontraktil ritmik spontan saluran saluran cerna dan mengatur fungsi saluran cerna. Saraf autonom
cerna bergantung pada laju inheren yang diciptakan oleh sel-sel memengaruhi motilitas dan sekresi saluran cerna dengan
pemacu yang terlibat. (Perincian spesifik mengenai kontraksi ritmik memodifikasi aktivitas yang sedang berlangsung di pleksus
ini akan dibahas ketika kita membicarakan organ-organ yang intrinsik, mengubah tingkat sekresi hormon pencernaan, atau, pada
bersangkutan.) Interisitas (kekuatan) kontraksi ini bergantung pada beberapa kasus, bekerja langsung pada otot polos dan kelenjar.
jumlah potensial aksi yang terjadi ketika potensial gelombang-lambat Ingat kembali bahwa, secara umum, saraf simpatis dan
mencapai ambang, yang nantinya bergantung pada seberapa lama parasimpatis yang menuju ke suatu jaringan menimbulkan efek
ambang dipertahankan. Di ambang, terjadi pengaktifan saluran Ca2+ berlawanan di jaringan tersebut. Sistem simpatis, yang
berpintu listrik (lihat h. 97) sehingga menyebabkan terjadinya inlluks mendominasi pada situasi "berjuang-atau-lari'; cenderung
Ca2+ ke dalam sei otot polos. Masuknya Ca2+ ini menimbulkan dua menghambat atau memperlambat kontraksi dan sekresi saluran
efek: (1) Hal ini berperan dalam fase naik potensial aksi, dengan fase cerna. Efek ini sesuai jika dilihat bahwa proses pencernaan bukan
turun ditimbulkan seperti biasanya oleh efluks K+; dan (2) Hal ini prioritas tertinggi ketika tubuh menghadapi suatu kedaruratan.
memicu respons kontraksi (lihat h. 310). Semakin besar jumlah Sistem saraf parasimpatis, sebaliknya, mendominasi pada situasi
potensial aksi, semakin tinggi konsentrasi Ca2+ sitosol, semakin besar tenang "rest-and-digest ; saat berbagai aktivitas pemeliharaan umum
aktivitas jembatan-silang, dan seanakin kuat kontraksi. Paktor lain misalnya pencernaan dapat berlangsung optimal. Karena itu, serat
yang memengaruhi aktivitas kontraksi juga melakukannya dengan saraf parasimpatis yang menyarafi saluran cerna, yang datang
mengubah konsentrasi Ca2+ sitosol. Karena itu, tingkat kontraktilitas terutama melalui saraf vagus, cenderung meningkatkan motilitas
dapat berkisar dari tonus rendah hingga gerakan mencampur dan otot polos dan mendorong sekresi enzim dan hormon pencernaan.
mendorong yang kuat dengan mengubah-ubah konsentrasi Ca2+ Hal yang khas untuk saraf parasimpatis ke saluran cerna adalah
sitosol. bahwa serat saraf parasimpatis pascaganglian sebenarnya adalah
PLEKSUS SARAF INTRINSIK Pleksus saraf intrinsik adalah dua bagian dari pleksus saraf intrinsik. Serat-serat ini adalah neuron
anyaman utama serat saraf—pleksus submulcosa dan pleksus keluaran penghasil asetilkolin di dalam pleksus. Karena itu,
mienterikus—yang seluruhnya berada di dalam dinding saluran asetilkolin dilepaskan sebagai respons terhadap refleks lokal yang
cerna dan berjalan di sepanjang saluran cerna. Dengan demikian, seluruhnya dikoordinasikan oleh pleksus intrinsik serta terhadap
tidak seperti sistem tubuh yang lain, saluran cerna memiliki sistem refleks vagus, yang bekerja melalui pleksus intrinsik.
saraf intramuralnya ("di dalam dinding") sendiri, yang mengandung Selain diaktifkan selama lepas muatan simpatis atau para-
neuron sebanyak di korda spinalis (sekitar 100 juta neuron) dan simpatis generalisata, saraf autonom, khususnya saraf vagus, dapat
memberi saluran ini tingkat regulasi-diri yang cukup besar. secara tersendiri diaktifkan untuk hanya memadifikasi aktivitas
Bersama-sama, kedua pleksus ini sering disebut sistem saraf enterik pencernaan. Salah satu tujuan utama pengaktifan spesifik
(lihat h. 143). persarafan ekstrinsik adalah untuk memadukan aktivitas antar
Pleksus intrinsik memengaruhi semua segi aktivitas saluran berbagai bagian saluran cerna. Sebagai contoh, tindakan
cerna. Pleksus intrinsik mengandung berbagai jenis neuron. Neuron mengunyah makanan secara refleks meningkatkan tidak saja
sensorik yang disebut neuron aferen primer intrinsik berespons sekresi liur tetapi juga sekresi lambung, pankreas, dan hati melalui
terhadap rangsangan lokal spesifik dalam saluran cerna. Neuron refleks vagus sebagai antipisasi kedatangan makanan.
eferen intrinsik menyarafi dan mengontrol otot polos serta sel
endokrin dan eksokrin saluran cerna. Serupa dengan jaringan di
dalam sistem saraf pusat, interneuron menerima masukan sinaptik HORMON PENCERNAAN Di dalam mukosa bagian-bagian
dari neuron aferen primer intrinsik dan memodulasi aktivitas tertentu saluran cerna terdapat sel-sel kelenjar endokrin khusus
neuron eferen intrinsik. yang mengeluarkan hormon pencernaan yang dapat menimbulkan
Neuron eferen intrinsik dapat secara langsung memengaruhi pengaruh eksitatorik atau inhibitorik pada otot polos pencernaan
motilitas saluran cerna, sekresi getah pencernaan, dan sekresi dan sel-sel kelenjar eksokrin.
hormon GI melalui interaksi eksitatorik atau inhibitorik. Sebagai Perlu dicatat bahwa banyak hormon yang sama ini dibebaskan
contoh, neuron yang mengeluarkan asetilkolin (Ach) sebagai dari neuron di otak, tempat mereka bekerja sebagai neurotransmiter
neurotransmiter mendorong kontraksi otot poIos saluran cerna, dan neuromadulator. Selama perkembangan embrionik,

   BAB 16 Sistem Pencarnaan


Perubahan lokal di
Aktivas saraf autonom ekstrinsik dapat
Pengaruh
eksternal saluran cerna berjalan di atas kontrol lokal untuk
memodifikasi respons otot polos dan
kelenjer, baik untuk menghubungkan
aktivitas antara berbagai bagian saluran
Reseptor di saluran cerna
cerna atau untuk memodifikasi aktifitas
sistem pencernaan sebagai respons
terhadap pengaruh eksternal. Karna
refleks autonom melibatkan jalur-jalur
panjang antara susunan saraf pusat dan
sistem pencernaan, refleks-refleks tersebut
dikenal sebagai refleks panjang.
Saraf
Pleksus Hormon Selain reseptor sensorik di dalam
ototnom
saraf intrinsik pencernaan
ekstrinsik dinding saluran cerna yang memantau isi
lumen dan tegangan dinding, rnembran
plasma sel efektor sistem pencernaan
memiliki protein reseptor yang berikatan
Dapat
dan berespons terhadap hormon
Otot polos pencernaan, neurotransmiter, dan
dirangsang
(kontraksi untuk motilitas)
oleh diri mediator kimiawi lokal.
sendiri
Sel kelenjer eksokrin Dari gambaran umum ini, Anda
(sekresi getah pencernaan) dapat melihat bahwa regulasi fungsi
pencernaan merupakan hal yang sangat
Sel kelenjer endokrin kompleks karena dipengaruhi oleh
(sekresi hormon pencernaan
dan pankreas) banyak jalur sinergistik yang saling terkait
yang dirancang untuk memastikan bahwa
KUNCI terbentuk respons yang sesuai untuk
= refleks pendek = refleks panjang mencerna dan menyerap makanan yang
= jalur hormon
rnasuk. Tidak ada di bagian tubuh lain
Gambar 16-3 Ringkasan jalur-jalur yang mengontrol aktivitas sistem pencernaan terdapat sedemikian banyak kontrol yang
tumpang-tindih.
sel-sel tertentu di jaringan saraf yang sedang berkembang Kini kita akan "berwisata" di sepanjang
bermigrasi ke sistem pencernaan, tempat mereka menjadi sel saluran cerna, dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Kita akan
endokrin membahas empat proses pencernaan dasar yaitu motilitas, sekresi,
digesti, dan absarpsi di masing-masing argan sepanjang perjalanan.
Tabel 16-1 meringkaskan aktivitas-aktivitas tersebut dan berfungsi
sebagai rujukan berrnanfaat untuk seluruh sisa bab ini.

Dinding saluran cerna Mengandung tiga jenis reseptor sensorik


yang berespons terhadap perubahan lokal di saluran cerna: (1) Periksa Pemahaman Anda 16.1
kemoreseptar yang peka terhadap komponen kimiawi di dalam
lumen, (2) Mekenoreseptor (reseptor tekanan) yang peka terhadap 1. Garnbarkan potongan melintang saluran cerna dan labeli yang
berikut: mukosa, submukosa, muskularis eksterna, serosa,
regangan atau tegangan di dinding, dan (3) osmoreseptor yang peka
pieksus submukosa, dan pleksus mienterikus.
terhadap osmolaritas isi lumen.
2. Jeiaskan bagaimana aktivitas pemacu memengaruhi fungsi
Stimulasi reseptor-reseptor ini memicu refleks saraf atau sekresi
otot polos.
hormon, yang keduanya mengubah tingkat aktivitas di sel efektor
sistem pencernaan. Sel-sel efektor ini mencakup sel otot polos
(untuk memodi fikasi motilitas), sel kelenjar eksokrin (untuk
mengantrol sekresi getah pencernaan), dan sel kelenjar endokrin
16.2 | Mulut
(untuk mengubah sekresi hormon pencernaan; Gambar 16-3).
Pengaktifan reseptor dapat menimbulkan dua jenis refleks saraf-
refleks pendek dan refleks panjang. Ketika jaringan sarai intrinsik Pintu masuk ke saluran cerna adalah melalui mulut atau rongga
memengaruhi motilitas lokal atau sekresi sebagai respons terhadap oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung otot dan
stimulasi lukal spesifik, semua elemen refleks terletak di dalam membantu mengambil, menuntun, dan menampung makanan di
dinding saluran cerna itu sendiri yaitu terjadilah refleks pendek. mulut. Bibir juga memiliki fungsi non-pencernaan; bibir penting

   619
untuk berbicara (artikulasi banyak bunyi bergantung pada bentukan Fungsi mengunyah adalah (1) untuk menggiling dan me-
bibir tertentu) dan sebagai reseptor sensarik dalam hubungan antar mecahkan makanan menjadi potongan-patongan yang lebih kecil
pribadi (misalnya berciuman). Bibir memiliki kemampuan sehingga makanan mudah ditelan dan untuk meningkatkan luas
merasakan sensasi taktil (sentuh) yang tinggi. permukaan makanan yang akan terkena enzim, (2) untuk
mencanlpur makanan dengan liur, dan (3) untuk merangsang
Langit-langit (palatum) yang membentuk atap lengkung rongga kuntum kecap. Fungsi yang terakhir tidak saja menghasilkan rasa
mulut, memisahkail mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur niklnat kecap yang subjektif tetapi juga, melalui mekanisme umpan
ini memungkinkan bernapas dan mengunyah atau menghisap maju, secara refleks nleningkatkan sekresi liur, lambung, pankreas,
berlangsung secara bersamaan. Di belakang tenggarok menggantung dan empedu untuk persiapan menvambut kedatangan makanan.
pada palatum suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam
Tindakan mengunyah dapat volunter, tetapi sebagian besar
menutup saluran hidung sewaktu menelan. (Uvula adalah struktur
mengunyah selama makan adalah refleks ritmik yang dihasilkan
yang terangkat ketika Anda mengucapkan "ahh" sehingga dokter
oleh pengaktifan otot rangka rahang, bibir, pipi, dan lidah sebagai
dapat melihat tenggorok Anda dengan lebih jelas.)
respnns terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut.
Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot
rangka yang dikontrol secara volunter. Gerakan lidah penting dalam
menuntun makanan di dalam mulut sewaktu mengunyah dan
menelan serta berperan penting dalam Uerbicara. Selain itu, kuntum
kecap (taste buds) terletak di lidah (lihat h. 242). Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama
dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar
rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui duktus pendek ke
dalam mulut (Gambar 16-4).
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau Liur mengandrrng 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan proteiri.
mengunyah, yaitu motilitas mulut yang melibatkan pengirisan, Konsentrasi NaCI (garam) dalam liur hariya sepertujuh
pernbekall, penggilingan, dan pencampuran makanan oleh gigi. Gigi konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersep- sikan
tertanam kuat di dan menonjol dari tulang rahang. Bagian gigi yang rasa asin. Demikian juga, diskriminasi rasa manis di- tingkatkan oleh
terlihat dilapisi oleh email, struktur paling keras di tubuh. Email tidak adanya glukosa di liur. Protein liur yang terpenting adalah
terbentuk sebelum gigi tumbuh oleh sel-sel khusus yang lenyap amrlase, mukus, dan lisozim. Pratein-protein ini berperan dalarn
sewaktu gigi muncul. fungsi saliva sebagai berikut:
Karena email tidak dapat dibentuk kembali setelah gigi 1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja
tumbuh, setiap defek (karies dentis atau "lubang") yang amilase liur. Produk-produk digesti mencakup maltosa, yaitu suatu
terbentuk di email harus ditarnbal oleh hahan buatan atau disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa (lihat Gambar 16-1
permukaan akan terus tererosi ke dalam pulpa hidup di bawahnya b), dan a-limit dekstrin, yaitu poEisakarida rantai cabang sebagai
Gigi atas dan bawah biasanya pas satu sama lain ketika rahang hasil dari pencernaan amilopektin
menutup. Oklusi ini memungkinkan makanan digiling dan 2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel
dihancurkan di antara permukaan gigi. makanan sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta
Ketika gigi tidak berkontak dengan pas satu Sama lain, menghasilkan pelumasan oleh adanya mukus, yang kental dan Iicin.
gerakan memotong dan menggiling menjadi tidak sempurna. 3. Liur memiliki silat antibakteri melalui efek empat kali lipat—pert-
Maloklusi semacam ini terjadi karena kelainan posisi gigi da- ama, dengan lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau
menghancurkan, bakteri tertentu dengan merusak dinding sel;
n sering disebabkan oleh gigi-gigi yang berdesakan dan terlalu besar kedua, dengan glikoprotein pengikat yang mengikat erat besi yang di
untuk ruang rahang yang ada atau karena satu rahang bergeser perlukan untuk multiplikasi baktari; dan keempat, dengan membilas
terhadap rahang yang lain. selain menglulyah menjadi tidak efektif; bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk
maloklusi dapat menyebahkan permukaan gigi aus serta disfungsi bakteri.
dan nyeri sendi temporomandibula, tempat tulang-tulang rahang
bersendi satu sama lain. Maloklusi sering dapat tekanan lembut 4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut molekul yang merangsang
berkepanjangan terhadap gigi untuk memindahkan gigi secara kuntum kecap. Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi de
bertahap ke posisi yang diinginkan. ngan reseptor kuntum kecap. Anda dapat membuktikannya send-iri:
Keringkan lidah Anda dan kemudian teteskan gula di atasanya-Anda
Gigi dapat menghasilkan gaya yang jauh lebih besar daripada tidak merasakan gula tersebut hingga gula terbasahi. Aliran saliva
yang diperlukan untuk menyantap makanan biasa. Sebagai contoh, juga membilas partikel-partikel makanan di kuntum kecap sehingga
geraham pada pria dewasa dapat menghasilkan gaya penghancur Anda dapat mengecap gigitan makanan selanjutnya.
hingga 200 pon, yang cukup untuk menghancurkan kacang yang
5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir
keras, tetapi kekuatan sebesar ini biasanya tidak digunakan. Pada
dan lidah. Kita sulit berbicara jika mulut kita kering.
kenyataannya, derajat oklusi lebih pentingdaripada kekuatan
menggigit dalam menentukan efisiensi mengunyah. 6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu

620 BAB 16 Sistem Pencernaan


Memikirkan makan

Raseptor tekanan ( +) (+)


dan kemoeresepto Pusat liur di Korteks
Melihat makanan
di mulut medula serebrum

Menghirup makan

Refleks Saraf Refleks


sederhana otonom terkondisi

Kelenjer
liur

Kelenjar
sublingua
Kelenjer l Kelenjer
Sekresi liur
parotis submandibula
Gambar 16-4 Kelenjer liur dan kontrol sekresi liur

mulut dan gigi bersih. Aliran liur yang konstan membantu Selain sekresi kontinu tingkat rendah ini, sekresi liur dapat
membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel tua yang ditingkatkan oleh dua jenis refleks liur, yaitu refleks liur sederhana
terlepas dari mukosa mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dan terkondisi (Gambar 16-4).
dirasakan oleh setiap orang yang pernah mengalami bau
mulut ketika salivasi tertekan sementara, misalnya ketika demam
atau mengalami kecemasar berkepanjangan.
REFLEKS LIUR SEDERHANA DAN TERKONDISI Refleks liur
7. Liurkaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam sederhana terjadi ketika kemoreseptor dan reseptor tekan di dalam
makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut rongga mulut berespons terhadap keberadaan makanan. Pada
sehingga karies dentis dapat dicegah. pengaktifan, reseptor-reseptor ini menghasilkan impuls serat-serat
sarat aferen yang membawa informasi ke pusat liur, yang terletak di
Meskipun memiliki banyak fungsi di atas, liur tidak esensial
medula batang otak, seperti semua pusat otak yang mengontrol
untuk pencernaan dan penyerapan makanan karena enzim-enzim
aktivitas pencernaan. Pusat liur, nantinya, mengirim impuls melalui
yang diproduksi oleh pankreas dan usus halus dapat menuntaskan
saraf autonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk meningkatkan sekresi
pencernaan makanan meskipun tidak terdapat liur dan sekresi
liur. Tindakan gigi mendorong sekresi liur tanpa adanya makanan
lambung.
karena manipulasi ini mengaktifkan reseptor tekan di mulut.
Masalah utama yang berkaitan dengan berkurangnya
sekresi liur, suatu kondisi yang xerostomia, adalah kesulitan Pada refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi terjadi tanpa
mengunyah dan menelan, kesulitan bicara kecuali yang ber- stimulasi oral. Hanya berpikir, melihat, mencium, atau mendengar
sangkutan sering menyeruput air ketika berbicara, dan peningkatan pembuatan makanan yang lezat memicu salivasi melalui refleks ini.
mencolok karies dentis kecuali jika di ambil tindakan pencegahan Kita semua pernah mengalami "liur menetes" ketika mengantisipasi
khusus. sesuatu yang lezat untuk dimakan. Ini adalah respons yang dipelajari
berdasarkan pengalaman sebelumnya. Sinyal yang berasal dari luar
mulut dan secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makan,
bekerja melalui korteks serebrum wituk merangsang pusat liur di
Secara rerata, sekitar 1 hingga 2 liter liur dikeluarkan setiap hari, medula.
berkisar dari laju basal spontan kontinu sebesar 0,5 mL/mnt hingga
laju aliran maksimal sekitar 5 ml/mnt sebagai respons terhadap PENGARUH AUTONOM PADA SEKRESI LIUR Pusat liur
rangsangan kuat misalnya menghisap jeruk. Tanpa adanya mengontrol derajat pengeluaran liur melalui saraf autonom yang
rangsangan terkait-makanan, stimulasi tingkat-rendah oleh saraf menyarafi kelenjar liur. Tidak seperti sistem saraf autonom di tempat
parasimpatis memicu sekresi basal saliva. Sekresi basal ini penting lairt di tubuli, respons simpatis dan parasimpatis di kelenjar liur tidak
untuk menjaga mulut dan tenggorok selalu basah. antagonistik.

   621
Baik stimulasi simpatis maupun parasinapatis meningkatkan sekresi
liur tetapi jumlah, karakteristik, dan mekanismenya berbeda.
Stimulasi parasinapatis, yang memiliki efek dominan dalani sekresi
liur, menghasilkan liur yang encer, segera keluar, berjumlah besar, Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan yang
dan kaya enzim. Stimulasi simpatis, sebaliknya, menghasilkan liur telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong oleh lidah ke
dengan volume terbatas, kental, dan kaya mukus. Karena stimulasi belakang mulut dan menuju faring (Gambar 16-5, langkah
1 ).Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring,
simpatis menghasilkan lebih sedikit liur, mulut terasa lebih kering
daripada biasanya selama keadaan-keadaan ketika sistem simpatis yang mengirim impuls ateren ke pusat menelan yang terletak di
dominan, misalnya situasi penuh stres. Contohnya, orang sering medula batang otak. Pusat menelan kemudian secara refleks
merasa mulutnya kering karena rasa cemas ketika akan berpidato.. mengaktifkan otot-otot yang terlibat dalam proses menelan dalam
urutan yang sesuai. Menelan adalah refleks yang paling rumit di
Sekresi liur adalah satu-satunya sekresi pencernaan yang tubuh. Pada proses menelan, terjadi pengaktifan berbagai respons
seluruhnya berada di bawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan yang sangat terkoordinasi dalam suatu pola tuntas-atau-gagal
lainnya diatur oleh refleks sistem saraf dan hormon. spesifik dalam suatu periode waktu. Menelan dimulai secara
volunter, tetapi sekali dimulai maka gerakan ini tidak dapat
dihentikan. Mungkin Anda pernah mengalaminya ketika sepotong
besar permen secara tak-sengaja terselip ke bagian belakang
tenggorokan anda, memicu proses menelan tanpa Anda inginkan.
Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida oleh amilase.
Namun, sebagian besar pencernaan oleh enzim ini dilakukan di Berikutnya, kita akan membahas dua tahap menelan: fase
korpus lambung setelah massa makanan dan liur tertelan. Asam orofaririgeal dan fase esophageal
menginaktifkan amilase, tetapi di bagian tengah makanan, ternpat
asam lambung belum hingga, enzim liur ini terus berfungsi selama
beberapa jam.
Tidak terjadi penyerapan makanan di mulut. Hal yang penting, Tahap orofaring terdiri dari pemindahan bolus dari rnulut melalui
sebagian obat dapat diserap oleh mukosa orai, contoh utamanya faring untuk masuk ke esofagus. Ketika lidah mendorong bolus ke
adalah nitrogliserin, yaitu obat vasodilator yang kadang digunakan faring (Gambar 16-5, langkah 2 ),bolus makanan harus diarahkan
oleh pasien jantung untuk menghilangkan serangan angina (lihat h. ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke dalam saluran
354) ) yang berkaitan dengan iskemia miokardium (lihat h. 337). napas seperti saluran hidung dan trakea. Semua ini diatur oleh
aktivitas-aktivitas terkoordinasi berikut:
■ Seorang lndividu tidak akan berusaha untuk bernapas ketika
Periksa Pemahaman Anda 16.2 saluran napasnya tertutup sementara karena pusat menelan secara
sementara menghambat pusat respirasi yang berdekatan (langkah
1. sebutkan berbagai fungsi mukus, amiiase, dan lisozim liur.
3 ).

2. Bandingkan efek stimulasi parasimpatis dan simpatis


■ Uvula terangkat dan menekan bagian belakang
pada kelenjar liur. tenggorok,menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan
tidak masuk ke hidung (langkah 4 ).
■ Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar

16.3 | Faring dan Esofagus makanan tidak masuk kembali ke mulut sewaktu menelan (langkah
5 ).
Faring adalah rongga di belakang tenggorok. Bagian ini berfungsi ■ Makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasilaring
sebagai saluran bersama untuk sistem pencernaan (dengan berfungsi dan penutupan erat lipatan vokal di pintu masuk laring, atau glotis
sebagai penghubung antara mulut dan esofagus, untuk makanan) (langkah 6 ). Bagian pertama trakea adalah Icrring, atau kotak
dan sistem pernapasan (dengan memberi akses antara saluran sunra, yang melaluinya lipatan vokal teregang. Sewaktu menelan,
hidung dan trakea, untuk udara). Susunan ini mengharuskan adanya lipatan vokal melakukan tugas yang tidak berkaitan dengan
mekanisme (akan segera dijelaskan) untuk menuntun makanan dan berbieara. Kontraksi otot-otot laring mendekatkan kedua lipatan
udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring. Di dinding vokal satu sama lain sehingga pintu masuk glotis tertutup (lihat
samping faring terdapat tonsil, yaitu jaringan limfoid yang Gambar 13-3, h. 483). Terakhir, epiglotis (epi artinya "di atas"),
merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. penutup jaringan kartilagenosa yang terletak di anterior glotis,
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah melipat ke belakang menutupi glotis yang telah tertutup sebagai
menelan. Sebagian besar dari kita berpikir bahwa menelan adalah proteksi tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas
tindakan terbatas memindahkan makanan keluar mulut menuju (langkah 7 ).
esofagus. Namun, menelan sebenarnya adalah keseluruhan proses
memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus hingga ke
■ Dengan glotis yang tertutup, otot-otot faring berkontraksi
lambung. untuk mendorong bolus ke dalam esofagus (langkah 8 ).

   BAB 16 Sistem Pencernaan


Saluran
hidung
Langit-langit keras
Langit-langit lunak
Bolus
Uvala
Lidah 1 Penelanan dimulai secara
Faring volunter. Pada awal menelan,
Glotis pada jalan
Epiglotis lidah menekan bolus ke langit
masuk laring langit keras
Esofagus
(a) Posisi struktur- Trakea 2 Lidah mendorong bolus ke faring
struktur orofaring
saat istirahat 1
3 Pusat menelan menghambat
pusat pernafasan di batang otak
3
Batang otak
Bolus 4 Elevasi uvula mencegah
2 4
makanan masuk ke saluran
Lidah
hidang.
Sfingter
faringoesfageal
(b) Bagian oral tertutup
tahap orofaring saat
istirahat

5 Posisi lidah mencegah


makanan masuk kembali ke
5 mulut
7 6 Penutupan erat pita suara
Bolus
8 mencegah makanan memasuki
trakea.
6 Esofagus

(c) Bagian faringeal 7 Epiglotis melipat ke arah glotis


tahap orofaringeal yang tertutup.

Anterior 8 Kontraksi otot-otot faring


Lidah
Epiglotis Glotis mendorong bolus melalui
Lipatan 6 tertutup sfringter faringoesofageal yang
vokal terbuka ke dalam esofagus
Glotis terbuka
(Dilihat dari atas)

9 Sfingter faringoesofageal
tertutup, struktur-struktur
orofaringeal kembali ke posisi
istirahatnya, dan pernafasaan
9 kembali terjadi.
(d) Permulaan
Bolus
tahap esofageal
menelan
10 Peristaltik mendorong bolus ke
Esofagus bawah di sepanjang esofagus.
Kontraksi
peristaltik 10
Bolus 11 Sfingter gastroesofageal
Sfinger gastro- berelaksasi saat peristalsis
esofageal mendorong bolus ke
tertutup 11
Lambung lambung. Menelan telah
(e) Penyesalan selesai. Sfingter kembali
tahap esophageal berkontraksi
Gambar 16-5 Tahap orofaringeal dan esofageal menelan.

Sistem Pencernaan 623


olus yang terperangkap akhirnya terlepas dan bergerak maju melalui
efek kombinasi pelumasan oleh liur tambahan yang tertelan dan
gelombang peristaltik kedua yang kuat. Peristalsis esofagus
Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang terbentang sedemikian efektif sehingga Anda dapat menghabiskan sepiring
antara faring dan lambung (lihat Tabel 16-1, h. 614).). Struktur ini, hidangan dalam posisi terbalik dan semua makanan akan segera
yang sebagiari besar terletak di rongga toraks, menembus diafragma terdorong ke dalam lambung.
dan tnenyatu dengan lanibung di rongga abdomen beberapa
sentimeter di bawah diafragma.
Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter. Sfingter adalah
struktur otot berbentuk cincin yang, ketika tertutup, mencegah
lewatnya sesuatu melalui saluran yang dijaganya. Sfingter esofagus Kecuali sewaktu menelan, sfingter gastroesofagus, yang me-
atas adalah sfingter faringoesofagus, dan sfingter esofagus bawah rupakan otot polos yang berbeda dengan sfingter gastroesofagus
adalah sfingter gastroesofirgus. Kita pertama-tama membahas peran atas, tetap berkontraksi dengan cara aktivitas miogenik (lihat h. 11).
sfingter faringoesofagus, kemudian proses transit makanan di Kontraksi juga meningkat selama inspirasi sehingga menurunkan
esofagus, dan akhirnya pentingnya sfingter gastroesofagus. kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke dalam esofagus pada
Karena esofagus terpajan ke tekanan intrapleura subatmosfer saat ketika tekanan intrapleura yang subatmosferik akan mendorong
akibat aktivitas pernapasan (lihat h. 485), terbentuk gradien tekanan pergerakan kembali isi lambung. Jika isi lambung akhirnya mengalir
antara atmosfer dan esofagus. Kecuali sewaktu menelan, sfingter balik meskipun terdapat sfingter, keasaman isi lambung ini
faringoesofagus menjaga pintu masuk ke esofagus selalu tertutup mengiritasi esofagus, menyebabkan rasa taknyaman di esofagus yang
sebagai hasil dari kontraksi otot rangka sirkular sfingter yang dikenal sebagai nyeri ulu hati atau heartburn. (Jantung itu sendiri
dipengaruhi oleh saraf. Kontraksi tonik sfingter esofageal atas sama sekali tidak terlibat.)
mencegah masuknya udara dalarn jumlah besar ke dalam esofagus Sewaktu gelombang peristalsis menyapu menuruni esofagus,
dan lambung sewaktu bernapas. Udara hanya diarahkan ke dalam sfingter gastroesofagus melemas sehingga bolus dapat masuk ke
saluran napas. Jika tidak, saluran cerna akan menerima banyak gas, dalam esofagus (Gambar 16-5, tahap 11 ). Setelah bolus masuk ke
yang dapat menimbulkan eructation (sendawa) berlebihan. Sewaktu lambung, proses menelan tuntas dan sfingter gastroesofagus kembali
menelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan bolus masuk ke berkontraksi.
dalam esofagus (Gambar 165, langkah 8 ). Setelah bolus beradadi
dalam esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif.
terbuka, dan bernapas kembali dilakukan (langkah 9 ). Tahap
Sekresi esofagus seluruhnya terdiri dari mukus, yang melumasi
orofaring selesai, dan sekitar 1 detik telah berlalu sejak proses
lewatnya makanan sehingga mengurangi kemungkinan cedera
menelan pertama kali dimulai.
esofagus akibat setiap sisi makanan yang tajam. ukus juga
membantu melindungi esafagus dari cedera oleli asam dan enzim
dalam getah lambung jika terjadi retluks. (Pada kenyataannya,
mukus protektif disekresikan di sepanjang saluran cerna.)
Tahap esofageal pada menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu Keseluruhan waktu transit di faring dan esofagus hanya sekitar 6
gelombang peristaltik primer yang menyapu dari pangkal ke ujung hingga 10 detik, terlalu singkat untuk terjadinya pencernaan atau
esofagus, mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk penyerapan di bagian ini. Kini kita bergerak ke perhentian
masuk ke lambung. Kata peristalsis merujuk kepada kontraksi otot berikutnya, lambung.
polos sirkular berbentuk cincin yang bergerak prugresif maju,
mendorong bolus ke bagian di depannya yang masih melemas
(Gambar 16-5, langkah 10 ). Gelombang peristaltik memerlukan Periksa Pemahaman Anda 16.3
waktu sekitar 5 hingga 9 detik untuk mencapai ujung bawah
1. Jelaskan bagaimana faring mencegah makanan memasuki
esofagus. Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan, trakea selama menelan.
dengan persarafan melalui saraf vagus.
2. Sebutkan fungsi sfingter faringoesofageal.
Jika bolus berukuran besar atau lengket yang tertelan, misalnya
potongan roti lapis selai kacang, tidak dapat didorong peristaltic
mencapai lambung oleh gelombang peristalsis primer, bolus yang
tertahan tersebut akan meregangkan esofagus, merangsang reseptor
tekanan di dindingnya. Akibatnya, pleksus saraf intrinsik di tempat
16.4 | Lambung
distensi memulai gelombang peristaltik tambahan untuk mendorong Lambung adalah rongga seperti kantong berbentuk J yang terletak
bolus yang tertahan tersebut. Gelombang peristaltik kedua ini tidak di antara esofagus dan usus halus. Organ ini dibagi nienjadi tiga
melibatkan pusat menelan, dan yang bersangkutan tidak menyadari bagian berdasarkan perbedaan struktur dan fungsi (Gambar 16-6).
kejadiannya. Peregangan esofagus juga secara retleks meningkatkan Fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang
sekresi liur. esofagus. agian tengah atau utama lambung adalah korpus.

   hapter Sistem Pencernaan


Esophagus fungsi di atas selagi kita meneliti empat proses pencernaan dasar-
Fundus motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi—yang berkaitan dengan
Smooth
Gastroesophageal
sphincter
muscle lambung. Uimulai dari motilitas, lambung memiliki motilitas yang
kompleks dan berada di bawah banyak sinyal regulatorik. Empat
aspek motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan, (3)
pencampuran, dan (4) pengosongan. Kita mulai dengan pengisian
Body lambung.
Stomach
Pyloric
folds Pengisian lambung melibatkan relaksasi reseptif.
sphincter Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 mL, tetapi
volume lambung dapat bertambah hingga sekitar 1 liter (1000 mL)
saat makan. Lambung dapat menampung pening- katan volume 20
kali lipat tersebut melalui mekanisme berikut. Bagian interior
lambung membentuk lipatan-lipatan dalant. Sewaktu makan, lipatan
menjadi lebih kecil dan nyaris men datar sewaktu lambung sedikit
Oxyntic melemas setiap kali makanan masuk, seperti ekspansi bertahap
mucosa
kantong es yang sedang diisi. Respons yang diperantarai oleh vagus
Pyloric Antrum ini, disebut relaksasi reseptif, memungkinkan lambung
Duodenum gland area menampung makanan dengan hanya menyebabkan sedikit
Gambar 16-6 Anatomi lambung. lambung dibagi menjadi tiga bagian peningkatan tekanan intralambung. Namun, jikamakanan yang
berdasarkan perbedaan stuktual dan fungsional-fundus, kopus, dan antrum. dikonsumsi melebihi satu liter, lambung mengalami peregangan
Permukaan mukosa lambung dibagi menjadi mikosa osintik dan daerah kelenjar berlebih- an, tekanan intralambung meningkat, dan yang
pilorus berdasarkan perbedaan dalam sekresi kelenjar. bersangkutan merasa tidak nyaman.

Lapisan otot polos di fundus dan korpus relatif tipis, tetapi bagian
bawah lambung, antrum, memiliki otot yang jauh lebih tebal.
Sekelompok sel pemacu (sel interstisial Cajal) yang terletak di regio
Perbedaan ketebalan otot ini memiliki peran penting dalam
fundus bagian atas lambung menghasilkan potensial gelombang
motilitas lambung di kedua regio tersebut, seperti segera akan Anda
lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter
ketahui. Juga terdapat perbedaan kelenjar di mukosa regio-regio ini,
pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Pola ritmik depolarisasi
seperti akan dijelaskan nanti. Bagian terminal lambung adalah
spontan ini—irama listrik dasar, atau BER, lambung—terjadi terus-
sfingter pilorus, yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan
menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi lapisan otot polos
bagian atas usus halus, yaitu duodenum.
sirkular lambung. Bergantung pada tingkat eksitabilitas di dalam otot
polos, lapisan otot polos ini dapat mencapai ambang oleh aliran arus
Lambung menyimpan makanan dan memulai ini dan mengalami potensial aksi, yang pada gilirannya memulai
pencernaan protein. gelombang peristaltik yang menyapu ke seluruh lambung seiring
Lambung melakukan tiga fungsi utama: dengan BER dengan frekuensi tiga kali per menit.
1. Fungsi terpenting lambung adalah menyimpan makanan yang Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui fundus
masuk hingga makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena lapisan otot di
kecepatan yang sesuai unhik pencernaan dan penyerapan yang fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di bagian ini lemah.
optimal. Diperlukan waktu beberapa jam tmtuk mencerna dan Ketika mencapai antrum, gelombang koiitraksi menjadi jauh lebih
menyerap satu porsi makanan yang dikansumsi hanya dalam kuat karena otot di sini lebih tebal.
bilangan menit. Karena usus halus adalall tempat utama Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur berlangsung
pencernaan dan penyerapan, lambung perlu menyimpan makanan lemah, makanan yang disalurkan ke lambung dari esofagus disimpan
dan menyalurkannya ke duodenum dengan kecepakan yang tidak di bagian korpus yang relatif tenang tanpa mengatami pencampuran.
melebihi kapasitas usus halus. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan tetapi hanya
2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCI) dan enzim rnengandung kantong gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari
yang memulai pencernaan protein. korpus ke antrum, tempat berlangsungnya pencampuran.

3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan


dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk
menghasilkan campuran cair kental yang dikenal sebagai kimus. Isi
lambung harus diubah menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan
duodenum. sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang
Kini kita akan membahas bagaimana lambung melaksanakan peristaltik antrum mendorong kimus maju menuju sfingter pilorus.
fungsi- Kontraksi tonik sfingter pilorus normalnya menyebabkan sfingter ini

   625
nyaris tertutup. Lubang yang terbentuk cukup besar untuk dilalui menghasilkan patensial aksi, semakin besar kekuatan peristaltik
oleh air dan cairan lain, walaupun partikel dengan diameter lebih antrum, dan semakin cepat laju pengosongan lambung.
besar dari 2 mm tidak dapat melaluinya. Sewaktu gelombang
peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menutupnya dengan erat, FAKTOR-FAKTOR DI LAMBUNG YANG MEMENGARUHI LAJU
partikel besar didorong balik kembali ke korpus lambung (Gambar PENGOSONGAN LAMBUNG Faktor utama di lambung yang
16-7). Massa kimus antrum yang terdorong ke depan terdorong lebih memengaruhi kekuatan kontraksi adalah jumlah kimus di lambung.
jauh lagi ke depan dan kemudian balik kembali seiring dengan Jika hal-hal lain setara, lambung mengosongkan isinya dengan
peningkatan gelombang peristaltik herikutnya. Aksi ini disebut kecepatan yang sebanding dengan volume kimus di dalamnya setiap
retropulsi, yang terus menghancurkan dan melunakkan kimus saat. Peregangan lambung memicu peningkatan matilitas lambung
hingga partikel menjadi cukup kecil bagi pengosongan, mencampur melalui efek langsung peregangan pada otot polos serta melalui
isi dalam prosesnya. keterlibatan pleksus intrinsik, sarafvagus, dan hormon lambung
gastrin. (Sumber, kontrol, dan fungsi lain hormon ini akan
dijelaskan kemudian.)
Selain itu, derajat fluiditas kimus di lambung memengaruhi
pengosongan lambung. Isi lambung harus diubah menjadi bentuk
Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltik antrum adalah cair kental merata sebelum pengosongan. Semakin cepat tingkat
gaya pendorong untuk mengosongkan isi lambung (Gambar 16-7). keenceran yang sesuai tercapai, semakin cepat isi lambung siap
Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang dievakuasi
kontraksi sebelum sfingter pilorus menutup erat terutama
bergantung pada kekuatan peristalsis antrum. Intensitas peristalsis FAKTOR-FAKTOR DI DUODENUM YANG MEMENGARUHI LAJU
antrum dan, karenanya, kecepatan pengosongan lambung dapat PENGOSONGAN LAMBUNG Meskipun lambung ber-
sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung pengaruh, faktor-faktor di duodenum sangat penting dalam
dan duodenum (Tabel 16-2). Faktor-faktar ini memengaruhi mengontrol kecepatan pengosongan lambung. Duodenum
eksitabilitas lambung dengan sedikit depolarisasi atau hiperpolarisasi harus siap menerima kimus dan dapat menunda pengosongan
atot polos lambung. Semakin besar eksitabilitas, semakin sering BER lambung dengan mengurangi kekuatan peristalsis antrum hingga
duodenum siap menampung

Lambung
Esafogus 1

Sfingter
gastroesofagus

Sfingter pilorus
Duodenum
3
4 Arah gerakan 6
kontraksi
2 peristaltik
5
Gerakan kimus
Kontraksi Kontraksi
peristaltik peristaltik

Pengosongan lambung Pencampuran lambung

1 Kontraksi peristaltik dimulai di fundus atas dan menyapu 5 Ketika kontraksi peristaltik mencapai sfingter pilorus,
turun menuju sfingter pilorus. sfingter menutup erat dan proses pengosongan
berhenti.
2 Kontraksi menjadi lebih kuat sewaktu mencapai antrum 6 Ketika kimus yang sedang terdorong maju menumbuk
yang berotot tebal sfingter yang tertutup, kimus ini terpantul balik ke
antrum. Kimus mengalami pencampuran sewaktu
3 Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mendorang kimus terdorong maju dan terpantul mundur kembali ke antrum
maju. pada setiap kontraksi peristaltik, sebuah proses yang
4 Sebagian kecil kimus terdorong melewati sfingter yang disebut retropulsi.
setlikit terbuka ke dalam duodenum. Semakin kuat
kontraksi antrum, semakin banyak kimus yang masuk ke
duodenum pada setiap gelombang kontraksi.
Gambar 16-7 Pengosongan dan pencampuran lambung akibat kontraksi peristaltik antrum.

   BAB 16 Sistem Pencernaan


❚ TABEL 16-2 Faktor-Faktor yang Mengatur Motilitas dan Pengosongan Lambung
Faktor Cara Regulasi Effects on Gastric Motility and Emptying


Peregangan menimbulkan efek langsung Peningkatan volume merangsang motilitas
pada eksitabilisa otot polos lambung, serta dan pengosongan
bekerja melalui plektus intrinsik, saraf vagus,
dan gastrin
Derajat fluiditas Efek langsung; isi harus berbentuk cair Peningkatan fluiditas mernpercepat
sebelum dievakuasi pengosongan
Di dalam Duodenum

 Faktor faktor di duodenum ini menghambat


motilitas dan pengosongan lambung lebih
lanjut hingga duodenum mengatasi faktor-
faktor yang ada
Di Luar Sistem Pencernaan
Emosi Merangsang atau menghambat motilitas dan

Nyeri hebat pengosongan

menampung lebih banyak kimus. Empat faktor duodenum hanya berlangsung di dalam lumen usus halus. Trigliserida
terpenting yang memengaruhi pengosongan lambung adalah lemak, sangat merangsang duodenum untuk melepaskan CCK.
asam, hipertonisitas, dan peregangan. Adauya satu atau lebih Hormon ini menghambat kontraksi antrum dan juga meng-
rangsangan ini di duodenum akan mengaktifkan reseptor induksi kontraksi sfingter piEorus, yang keduanya memper-
duodenum yang sesuai, memicu respons saraf atau hormon yang lambat pengosongan lambung. Penundaan ini memastikan
mengerem aktivitas peristaltik antrum sehingga memperlambat laju usus halus memiliki cukup waktu untuk mencerna dan
pengosongan lambung. meiigabsorpsi lemak yang sudah ada sebelum lebih banyak

Respons saraf diperantarai melalui pleksus saraf intrinsik (refleks lemak lagi yang masuk dari lambung. Pada kenyataannya,
pendek) dan saraf autonom (refleks panjang). Secara kolektif, lemak adalah perangsang paling kuat untuk menghambat
refleks-refleks ini disebut refleks enterogastrik. motilitas lambung. Hal ini jelas ketika Anda membandingkan
laju pengosongan makanan tinggi-lemak (setelah enam jam,

Respons hormon melibatkan pelepasan beberapa hormon yang hidangan yang mengandung daging berlemak plus telur
secara kolektif dikenal sebagai enterogastron dari mukosa usus mungkin masih ada di lambung) dengan makanan yang
halus. Darah membawa hormon-hormon ini ke lambung, tempat banyak mengandung karbohidrat dan protein (hidangan
mereka menghambat kontraksi antrum untuk nnengurangi dengan daging tanpa lemak dan kentang mungkin sudah
pengosongan lambung. Dua enterogastron terpenting adalah tidak ada lagi di lambung dalam tiga jam). (Untuk
sekretin dan kolesistokinin (CCK). Sekretin dihasilkan oleh sel pembahasan mengenai makanan sebelum melakukan suatu
endokrin yang disebut sel S dan CCK oleh sel endokrin yang pertandingan atletik, lihat fitur dalam kotak di h.628, Melihat
disebut sel l di mukosa duodenum dan jejunum. Sekretin adalah Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga.)
hormon pertama yang ditemukan (1902). Karena merupakan
produk sekretorik yang masuk ke darah, bahan ini dinamai sekretin. ■ Asam. karena lambung mengeluarkan asam hidroglorida
Kata kolesistokinin berasal dari hormon yang sarna ini juga (HCl), kimus yang masuk ke duodenum sangat asam. kimus
menyebabkan kontraksi kandung empedu yang berisi empedu (kole ini dinetralkan oleh natrium bikarbonat (NaHCO3) yang
artinya "empedu"; kzsto artinya "kantong"; dan kinin artinya disekresikan ke dalam lumen duodenum terutama dari
"kontraksi"). Sekretin dan CCK adalah hormon pencernaan utama pankreas. Asam yang belum dinetralkan akan mencederai
yang melakukan tungsi penting lain selain berfungsi sebagai mukosa duodenum dan menkresikan ke dalam lumen
enterogastron. duodenum. karena itu, asam yang belum ternetralkan di
Marilah kita teliti mengapa berbagai rangsang di duodenum ini duodenum menginduksi pelepasan sekretin, yaitu suatu
hormon yang akan memperlambat pengosongan lebih lankut
(lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan) perlu menunda
isi lambung yang asam hingga netralisasi selesai.
pengosongan lambung.

Lemak. Di antara berbagai nutrien yang kita konsumsi, yang ■ Hipertonisitas. Sewaktu molekul-molekul protein dan
tinggi. Selain itu, pencernaan dan penyerapan lemak tepung dicerna di lumen duodenurn, terjadi pembebasan
berlangsung lebih lama dibandingkan dengan nutrien lain dan sejumlah besar molekul asam amino dan glukosa. Jika

Sistem Pencernaan 627


❚ Melihat Lebih Dekat pada
Fisiologi Olahraga Makan Prapertandingan; Apa yang Masuk
dan Apa yang Keluar?

B ANYAK PELATIH DAN ATLET SANGAT MEMAERCAYAI ritu- rendah lemak dan protein. Tujuannya adalah mempertahan kadar
al makanan sebelum pertandingan.Sebagai contoh, suatu tirn glukosa darah dan simpanan karbohidrat di tubuh dan menghindari
sepak bola selalu memakan steak sebelum bertanding. Atlet lain penumpukan makanan yang belum tercerna di lambung sewaktu
mungkin menambahkan pisang dalam santapan sebelum bertanding. bertanding. Makanan tinggi karbohidrat dianjurkan karena lebih cepat
Apakah rituai ini bermanfaat? dikosongkan dari larnbung daripada makanan yang mengandung
lemak atau protein. Karbohidrat tidak menghambat pengosongan
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan efek makanan lambung melalui pelepasan enterogastron, berbeda halnya dengan
sebelum bertanding pada prestasi atletik. Meskipun penelitian labo- lemak dan protein. Lemak pada khususnya menghambat
ratorium membuktikan bahwa bahan-bahan tertentu misalnya kafein pengosongan lambung dan lambat dicerna. Pemrosesan metabolik
meningkatkan daya tahan, belum ditemukan adanya bahan makanan terhadap protein menghasilkan zat sisa bernitrogen misalnya urea
yang sangat meningkatkan kinerja atlet. Pelatihan yang telah dilakukan yang aktivitas osmotiknya menarik air dari tubuh dan meningkatkan
atlet adalah penentu utama prestasi. Meskipun tidak ada makanan volume urine, yaitu dua hal yang tidak diinginkan selama pertandingan.
tertentu yang memberi manfaat khusus sebelum suatu kompetisi, be- Pilihan yang baik untuk makanan prapertandingan antara lain adalah
berapa pilihan makanan sebenarnya malah menghambat atlet. roti, pasta, nasi, kentang, gelatin, dan jus buah. Karbohidrat kompleks
Sebagai contoh, hidangan steak banyak mengandung lemak dan ini tidak saja akan telah dikosongkan dari lambung jika dikonsumsi
mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna sehingga malah satu hingga empat jam sebelum pertandingan tetapi juga membantu
dapat mengganggu kinerja tim sepakbola dan karenanya perlu mempertahankan kadar glukosa darah selama bertanding.
dihindari. Namun, ritual makan yang tidak mengganggu prestasi atletik,
misalnya makan pisang, tetapi memberi tambahan semangat atau Meskipun tampaknya logis jika kita mengonsumsi sesuatu yang
percaya diri tidaklah berbahaya dan harus dihargai. Orang rnungkin manis sesaat sebelum bertanding untuk menghasilkan "tambahan
memberi arti tertentu pada suatu makanan, dan kepercayaan mereka tenaga'; makanan atau minuman tinggi gula perlu dihindari karena
pada praktik- praktik ini dapat memberi perbedaan antara menang dan dapat memitu pelepasan insulin. Insulin adalah hormon yang
kalah. meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel. Setelah seseoranq
mulai berolahraga, sensitivitas terhadap insulin meningkat (lihat h. 78),
Manfaat terbesar makanan prapertandingan adalah mencegah
yang menurunkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa plasma yang
lapar selagi bertanding. Karena lambung mungkin memerlukan waktu
turun memicu rasa lelah dan meningkatkan pemakaian glikogen otot,
satu hingga empat jam untuk kosong, atlet perlu makan paling tidak
yang dapat membatasi kinerja dalam pertandingan yang memerlukan
tiga hingga empat jam sebelum pertandingan dimulai. sebelum
daya tahan seperti maraton. Karena itu, konsumsi gula tepat sebelum
bertanding atlet sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah
kompetisi malah dapat menghambat kinerja bukannya memberi
berleb'shan. Makanan yang tertinggal d lambung selama pertandingan
tambahan tenaga seperti yang dicari.
dapat menyebabkan mual dan mungkin muntah. Keadaan ini dapat
diperparah oleh rasa cemas, yang memperlambat pencernaan dan Dalam satu jam pertandingan, atlet sebaiknya hanya minum air
menunda pengosongan lambung melalui sistem sarafsimpatis Pilihan untuk memastikan hidrasi yang cukup.
terbaik adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat serta

penyerapan molekul asam amino dan glukosa ini tidak masuk ke duodenum untuk dicerna lebih lanjut menjadi partikel-
mengimbangi kecepatan pencernaan protein dan karbohidrat, partikel yang lebih kecil dan aktif osmotik berkurang hingga proses
sejumlahbesar molekul akan tetap berada di kimus dan penyerapan memiliki kesempatan untuk mengimbanginya.
meningkatkan osmolaritas isi duodenum. Osmoiaritas bergantung
pada jumlah rnolekul yang ada, hukan ukurannya, dan satu molekul ■ Peregangan. Kimus yang terlalu banyak di duodenum akan
protein dapat diuraikan menjadi beberapa ratus molekul asam menghambat pengosongan isi lambung lebih lanjut, menye- diakan
amino, yang masing-masing memiiiki aktivitas osmotik setara waktu bagi duodenum yang teregang untuk memproses kelebihan
dengan molekul protein semula. Hal yang sama berlaku untuk satu volume kimus yang sedang ditampungnya sebelum duodenum
molekul besar tepung, yang menghasilkan banyak molekul glukosa menerima kimus tamhahan.
berukuran kecil tetapi dengan aktivitas osmotik setara. Karena dapat
berdifusi bebas menembus dinding duodenum, air masuk ke lumen Emosi dapat memengaruhi motilitas lambung
duodenum dari plasma jika osmolaritas duodenurn meningkat. Air Faktor lain yang tidak berkaitan dengan pencernaan, misalnya
dalam jumlah besar yang masuk ke usus dari plasma akan menye- emosi, juga dapat mengubah motilitas lambung dengan liekerja
babkan peregangan usus dan, yang ]ebih penting, gangguan sirkulasi melalui saraf autonom untuk memengaruhi derajat eksitabilitas
karena berkurangnya volume plasma. Untuk mencegah etek-efek ini, otot polos lambung. Meskipun etek emosi pada motilitas lambung
pengosongan lambung secara refleks dihambat jika osmolaritas isi bervariasi dari orang ke orang dan tidak selalu dapat diperkirakan,
duodenum mulai meningkat. Karena itu, jumlah makanan yang kesedihan dan rasa takut umumnya cenderung naengurangi

   BAB 16 Sistem Pencernaan


motilitas, sementara kemarahan dan agresi cenderung atas saluran cerna atau dengan merangsang kemoreseptor di
meningkatkannya. Selain pengaruh emosi, nveri hebat dari bagian chemoreceptor trigger zone khusus di sampirig pusat muntah di
tubuh manapun cenderung menghambat motilitas, tidak hanya di otak. Sebagai contoh, obat kemoterapi yang digunakan untuk
lambung tetapi di seluruh saluran cerna. Respons ini ditimhulkan mengobati kanker sering menyebabkan muntah dengan bekerja pada
oleh peningkatan aktivitas simpatis. chernoreceptor trigger zane.
■ Muntah psikogenik akibat faktor emosi, termasuk yang menyertai
pemandangan atau bau yang memuaikan serta kecemasan, Seperti
saat sebelum diperiksa.
Muntah, atau emesis, ekspulsi paksa isi lambung keluar EFEK MUNTAH Pada muntah yang berlebihan, tubuh mengalami
melalui mulut, tidak terjadi karena peristalsis terbalik di kehilangan banyak cairan dan asam yang secara normal akan
lambung, seperti yang mungkin telah diperkiralcan. Sebena- direabsorpsi. Penurunan volume plasma yang terjadi dapat
menyebabkan dehidrasi dan masalah sirkulasi, dan kehilangan asam
rnya lambung itu sendiri tidak secara aktif berperan dalam muntah.
dari lambung dapat menyeliabkan alkalosis metabolik (lihat h. 605).
Lambung, esofagus, dan sfingter-sfingter terkaitnya semua melemas
sewaktu muntah. Gaya utama penyebab ekspulsi, yang Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang matilitas
mengejutkan, berasal dari kontraksi otot-otot pernapasan yaitu, lambung dan akan beralih ke sekresi lambung.
diafragrna (otot inspirasi utama) dan otot abdomen (otot ekspirasi
aktit) (lihat Gambar 13-11, h. 490 dan 491).
Tindakan kampleks muntah dikoordinasikan oleh pusat
muntah di medula batang otak. Muntah dimulai dengan inspirasi
Setiap hari lambung menyekresikan sekitar 2 liter getah lambung.
dalam dan penutupan glotis. Kontraksi diafragma menekan ke
Sel-sel yang mengeluarkan getah lambrnig berada di lapisan dalam
bawah ke lambung sementara secara bersamaan kontraksi otot-otot
lambung, mukosa lambung, yang dihagi menjadi dua daerah
perut menekan rongga abdomen, meningkatkan tekanan intra-
berbeda: (1) mukosa oksintik, yang melapisi korpus dan fundus, dari
abdomen dan memaksa visera abdomen bergerak ke atas. Sewaktu
(2) daerah kelenjar pilorus (pyloric gland area, PGA) yang melapisi
lambung yang melemas terperas antara diafragma di atas dan
antrum. Permukaan luminal lambung berisi sumur-sumur kecil
rongga abdomen yang mengecil di bawah, isi lambung terdorong ke
dengan kantong dalam yang terbentuk oleh pelipatan-masuk mukosa
atas melalui stingter-sfingter dan esofagus yang melemas serta
lambung. Bagian pertama invaginasi ini disehut sumur gastrik, yang
keluar melalui mulut. Glotis terttrtup sehingga bahan muntah tidak
di dasarnya terletak kelenjar lambung. Berhagai sel sekretorik
masuk ke saluran napas. Uvula juga terangkat untuk menutup
melapisi bagian dalam invaginasi ini, sebagian eksokrin dan sebagian
saluran hidung. Siklus muntah dapat berulang beberapa kali hingga
endokrin atau parakrin (Tabel 16-3). Marilah kita melihat sel-sel
lambungkosong. Muntah biasanya didahului oleh pengeluaran liur
sekretorik eksokrin terlebih dulu.
berlebihan, berkeringat, peningkatan denyut jantung, dan sensasi
Di dinding sumur gastrik dan kelenjar mukosa oksintik
mual, yang semuanya khas untuk pengeluaran generalisata sistem
ditemukan tiga jenis sel sekretorik eksokrin lambung.
saraf autonom.

Sel mukus rnelapisi sumur gastrik dan pintu masuk kelenjar. Sel-
PENYEBAB MUNTAH Muntah dapat dipicu oleh sinyal aferen ke sel ini mengeluarkan mukus encer.
pusat muntah dari sejumlah reseptor di seluruh tubuh. Kausa ■
Bagian lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh sel utama dan
muntah mencakup yang berikut: sel parietal. Sel utama yang jumlahnya lebih banyak menghasilkan
■ Stimulasi taktil (sentuh) di bagian belakang tenggorok, yang prekursor enzim pcpsinogen
merupakan salah satu rangsangan paling kuat. Sebagai contoh, ■ Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCI dan faktor intrinsik

memasukkan jari tangan ke belakang tenggorokan atau bahkan (oksintik artinya "tajam'; gambaran untuk produk sekretorik HCI
keberadaan penekan lidah atau instrumen gigi di bagian belakang yang poten dari sel ini).
mulut sudah cukup untuk merangsang sebagian orang tersedak
Sekresi eksokrin ini semuanya dihebaskan ke dalam lumen lambung.
atau bahkan muntab.
Secara kolektif, berbagai sekresi ini membentuk getah lambung.
■ Iritasi atau peregangan lambung dan duodenum. Beberapa sel punca juga ditemukan di sunlur gastrik. Sel-sel ini
■ Peringkatan tekanan intrakranium, misalnya yang disebabkan cepat membeiah dan berfungsi sebagai sel induk dari semua sel baru
oleh perdarahan otak. Karena itu, muntah setelah cedera kepala di mukosa lambung. Sel anak yang dihasilkan dari pembelahan sel
dianggap sebagai tanda buruk; hal ini mengisyaratkan bermigrasi keluar pit untuk menjadi sel epitel permukaan atau
pembengkakan atau perdarahan di dalam rongga kranium. bermigrasi masuk ke dalam kelenjar lambimg tempat mereka
berdiferensiasi menjadi sel utama atau sel parietal. Melalui aktivitas
■ Rotasi atau akselerasi kepala yang menyebabkan pusing ini, keseluruhan mukosa lambung diganti setiap sekitar tiga hari.
hergoyang, misalnya mabuk perjalanan. Pertukaran yang sering ini rnerupakan hal penting karena isi
■ Bahan kimia, termasuk obat atau bahan berbahaya lambung yang sangat asam menyebabkan sel-sel mukosa mengalami
yang memicu muntah (yaitu, emetik) dengan bekerja pada bagian aus dan mudah rusak.

   629
Mukosa oksintik Sumur
gastrik

Mukosa
Stomach
lumen

Daerah Kelenjer
kelenjer pilotus lambung

Submukosa

Di mukosa oksintik

Sel epitel permukaan

Sumur
gastrik
❚ TABEL 16-3 Mukosa Lambung dan Kelenjer Lambung

Jenis Sel Produk yang Perangsang Fungsi Produk


Kelenjer Sekretorik Disekresikan Sekresi Sekretorik
lambung
Sel Eksokrin
Sel mukus Mukus basa Stimulasi Melindungi mukosa dari cedera
mekanis mekanis,pepsin, dan asam
oleh isi
Sel utama Pepsonogen ACh, gastrin Jika diaktifkan, memulai
pencernaan protein
Di daerah kelenjer
pilorus Sel perietal Asam hidroklirida ACh, gastrin, Mengaktifkan pepsinogen
histamin menguraikan jaringan ikat,
menyebabkan denaturasi
protein.mematikan
mikroorganisme
Faktor Mempermudah penyerapan
intrinsik vitamin B12
Sel Endokrin/paraktrin
Sel mirip Histamen ACh, gastrin Merangsang sel parietal
enterokromafin (ECL
Sel G Gastrin Produk protein, Merangsang sel parietal,
ACh sel utam, utam sel ECL
Sel D Somatostatin Menghambat sel
parietal, G, dan ECL

   BAB 16 Sistem Pencernaan


Di antara sumur gastrik, mukosa lambung clilapisi oleh
Plasma Lumen
sel epitel permukaan, yang mengeluarkan mukus kental Sel pariatel lambung
tebal basa yang membentuk lapisan setebal beberapa
milimetee di atas permukaan mukosa.
Kelenjar lambung di PGA terutama mengeluarkan Cl– Cl– Cl–
mukus dan sejumlah kecil pepsinogen; tidak ada asam yang HCO3 –

dikeluarkan dari bagian ini, berbeda dari mukosa ciksintik ca H+ H+


ATP
CO2 CO2 + OH– HCO3 –
K+
Marilah kita membahas produk-produk eksokrin ini
dan peran mereka dalam pencernaan dengan lebih K+
Metabolisme
terperinci. sel
H2O

kanalikulus
Sel parietal tersebar di antara sel utama di permukaan
KUNCI
epitel kelenjar lambung. Ketika dirangsang, sel parietal
membentuk invaginasi dalam yang disebut kanalikuli ATP = Tranpor aktif ka = karbonat anhidrase
(tunggal kanczlikrslus) di sepanjang membran luminal = Disfusi pasif
(apikal) yang meningkatkan luas permukaan membran = Transpor aktif sekunder = Reaksi kimia
yang mengandung protein transpor yang menyekresi HCL
secara aktif ke dalam lumen sumur gastrik. Setiap sumur Gambar 16-8 Mekanisme sekresi HCI. Sel parietal lambung secara aktif inenyekresi H+ dan Cl-
mengalirkan asam ke dalam lumen lambung, yang dapat melalui kerja dua pompa terpisah. lon hidrogen disekresikan ke dalam lumen oleh pompa transpor-
menyebabkan pH luminal turun hingga menjadi 2. aktif H+-K+ ATPase primer di membran luminal sel parietal. K+ yang dipindahkan ke dalam sel oleh
pompa ini segera keluar melalui saluran K+di membran luminal sehingga ion ini mengalami daur-
lon hidrogen (H+) dan ion klorida (Ci ) secara aktif ulang antara sel dan lumen. H+ yang disekresikan berasal dari penguraian H2O menjadi H; dan OH-.
dipindahkan oleh pompa berbeda di membran plasma sel Dengan dikatalasis oleh karbonat anhidrase. OH- bergabung dengan CO2 (yang diproduksi secara
parietal. Ion hidrogen secara aktif dipompa melawan metabolik di sel atau berdifusi masuk dari plasma) untuk membentuk HCO3-. Klorida dlsekresikan
gradien konsentrasi yang sangat besar, dengan konsentrasi oleh transpor aktif sekunder. Dengan didorong oleh gradien konsentrasi HCO3-, antiporter Cl-HCO3-
H+ di lumen mencapai 3 juta kali konsentrasinya di darah. di membran basolateral memindahkan HCO3- menuruni gradien konsentrasinya ke dalam plasma dan

Klorida disekresikan oleh mekanisme transpor secara bersamaan memindahkan Cl- ke dalam sel parietal melawan gradien konsentrasinya. Sekresi
klorida tuntas ketika Cl- yang masuk dari plasma berdifusi keluar sel menuruni gradien
aktifsekunder melawan gradien konsentrasi yangjauh lebih
elektrokimiawinya melalui saluran Cl- di membran luminal menuju lumen lambung.
kecil (hanya 1,5 kali).

lambung. Karena gradien konsentrasi ini dan karena pertnukaan


MEKANISME SEKRESI H+ DAN CI- H+ yang disekresikan tidak
interior sel lebih negatif dibandingkan dengan isi lumennya, Cl- yang
dipindahkan dari plasma tetapi berasal dari proses metabolik di bermuatan negatif yang dipompa menuju sel dengan antiporter
dalam sel parietal (Gambar 16-8). Secara spesifik, H+ yang akan basolateral berdifusi keluar dari sel menuruni gradien
disekresikan berasal dari penguraian molekul H2O menjadi H+ dan elektrokimianya melewati saluran Cl- dalam membran luminal
OH- (ion hidroksil) di dalam sel parietal. H+ ini disekresikan ke menuju lumen lambung, menyelesaikan proses sekresi Cl-. Sementara
dalam lumen oleh pompa H+-K+ ATPase di membran luminal sel itu, darah yang meninggalkan lambung bersifat basa karenatelah
parietal. Pembawa transpor aktif primer ini juga memompa K+ ke ditambahkan HCO ke dalamnya.
dalam sel dari lumen (lihat h. 78). K+ yang dipindahkan tersebut
kemudian secara pasif inengalir kembali ke dalam lumen melalui FUNGSI HCI Meskipun HCl sebenarnya tidak mencerna apaptun
saluran K+ sehingga kadar K+ tidak berubah oleh proses sekresi H+ (yaitu, tidak menguraikan ikatan kimiawi nutrien), zat ini melakukan
ini. fungsi-fungsi spesifik yang membantu pencernaan:
Sel parietal mengandung banyak enzim karbonat anhidrase (ka)
(lihat h. 513 and 593).Dengan keberadaan karbonat anhidrase, OH- 1. HCl mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim
yang dihasilkan oleh penguraian H2O segera berikatan dengan CO2 aktif, pepsin, dan membentuk medium asam yang optimal bagi
(yang dihasilkan dalam sel parietal oleh proses metabolik atau telah aktivitas pepsin.
berdifusi ke dalam dari clarah) untuk membentuk HCO3-. HCO3- 2. Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi
yang terbentuk dipindahkan ke dalam plasma oleh antiporter Cl- ukuran partikel makanan besar menjadi lebih kecil.
HCO3- di membran basolateral sel parietal (lihat h. 80). Terdorong
3. Menyebabkan denaturasi protein, yaihi menguraikan protein dari
oleh gradien HCO3-, pembawa ini memindahkan HCO3- keluar sel
bentuk akhirnya yang sangat berlipat sehingga ikatan peptida lebih
menuju plasma menuruni gradien konsentrasinya dan secara
terpajan ke enzim (lihat h. A-13).
bersamaan memindahkan Cl- dari plasma ke dalam sel parietal
melawan gradien elektrokimiawinya. Dengan membangun 4. Bersama lisozim liur, HCl mematikan sebagian besar
konsentrasi C1- di dalani sel parietal, antiporter Cl- HCO3- mikroorganisme yang tertelan bersama makanan, meskipun sebagian
menciptakan gradien konsentrasi Cl- di antara sel parietal dan lumen tetap lolos dan terus tumbuh dan bermultiplikasi di usus besar.

   631
Otokatalisis

Pencernaan
Konstituen pencernaan utama sekresi lambung adalah pepsinogen, Pepsinogen Pepsin
suatu molekul enzim inaktif yang diproduksi oleh sel utama.
Pepsinogen, segera setelah diaktifkan menjadi enzim pepsin,
memulai pencernaan protein. Pepsinogen disimpan di sitoplasma sel
utama di dalam vesikel sekretorik yang dikenal sebagai granula Protein
zimogen. Dari granula ini enzim tersebut dibebaskan oleh eksositosis Lumen
pada stimulasi yang sesuai (lihat h. 30). Ketika pepsinogen lambung HCI
disekresikan ke dalam lumen lambung, HCl memutuskan sepotong
kecil molekul, mengubahnya menjadi bentuk aktif pepsin (Gambar Fragmen peptida
16-9). Setelah terbentuk, pepsin bekerja pada molekul pepsinogen
lain untuk menghasilkan lebih banyak pepsin, suatu mekanisme yang
disebut proses otokatalisis (otokatalisis berarti "pengaktifan-diri").
Pepsin memulai pencernaan protein dengan memutuskan
ikatan-ikatan asain amino tertentu dalain protein untuk
menghasilkan fragmen-fragmen peptida (rantai pendek asam
amino); enzim ini bekerja paling efektif dalam lingkungan asam yang
dihasilkan oleh HCI. Karena dapat mencena protein, pepsin harus
disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif sehingga zat ini
tidak mencerna protein protein sel di tempatnya terbentuk. Karena
itu, pepsin diper- tahankan dalam bentuk inaktif pepsinogen hingga
zat ini mencapai lumen lambung, tempat ia diaktifkan oleh HCl yang
disekresikan ke dalam lumen oleh jenis sel lain.

Mukus bersifat protektif.


Permukaan mukosa lambung ditutupi oleh suatu lapisan mukus
yang berasal dari sel epitel permukaan dan sel mukus. Mukus ini
berfungsi sebagai sawar protektif terhadap beberapa bentuk cedera KUNCI
yang dapat mengenai mukosa lambung:
Berbagai asam amino
■ Berkat sifat pelumasannya, mukus melindungi mukosa lambung Pemutusan enzimatik suatu ikatan kimia
dari cedera mekanis.
■ Mukus membantu mencegah dinding lambung mencerna Gambar 96-9 Aktivasi pepsinogen di lumen lambung. Di lumen, asam hidroklorida
dirinya sendiri karena pepsin terhambat jika berkontak dengan (HCI) mengaktifkan pepsinogen menjadi bentuk aktifnya, pepsin, dengan memutuskan
lapisan rnukus yang menutupi bagian dalam lambung. (Namun, sepotong kecil fragmen. Setelah diaktifkan, pepsin mengaktifkan secara otokatalisis
mukus tidak memengaruhi aktivitas pepsin di lunien, tempat lebih banyak pepsinogen dan memulai pencernaan protein-Sekresi pepsinogen dalam

pencernaan protein makanan berlangsung tanpa gangguan.) bentuk inaktif inencegahnya mencerna struktur- struktur protein sel di tempatnya
terbentuk.
■ Karena bersifat basa, mukus inernbantu melindungi lambung dari
cedera asam karena menetralkan HCl di dekat lapisan dalam
(lihat h 416). Anemia pernisiosa biasanya di sebabkan oleh serangan
lambung, tetapi tidak mengganggu fungsi HCl di lumen. Sementara
autoirun terhadap sel parietal (lihat h. 464). kondisi ini diobati
pH di lumen dapat serendah 2, pH di lapisan mukus di samping
dengan penyuntikan teratur vitamin B12 yang memintas mekanisme
permulcaan sel mukosa adalah sekitar 7.
absorptif saluran cerna yang cacat.

Faktor intrinsik, produk sekretorik lain sel parietal selain HCI, Selain sel sekretorik eksokrin lambung, terdapat sel sekretorik lain
penting dalam penyerapan vitamin B12. Pengikatan faktor intrinsik di kelenjar lambung yang mengeluarkan faktor regulatorik endokrin
dengan vitamin B12, memicu endositosis diperantarai-reseptor dan parakrin dan bukan produk-produk yang berperan dalam
kompleks ini di ileum terminal, yaitu bagian terakhir usus halus pencernaan nutrien di lumen lambung (lihat h. 123). Sel-sel
(lihat h. 32). Vitamin B12, bersifat esensial dalam pembentukan sekretorik ini diperlihatkan di Tabel 16-3:
normal sel darah merah. ■ Sel endokrin yang dikenal sebagai sel G, ditemukan di sumur
Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 tidak diserap sehingga gastrik hanya di PGA, mengeluarkan honnon gastrin ke dalam
produksi eritrosit terganggu dan timbul anemia pernisiosa darah.

   BAB 16 Sistem Fisiologi



Sel mirip-enterokromafin (ECL) yang tersebar di antara sel aruhi satu sa3na lain. Ketika kita membahas fase-fase sekres
parietal dan sel utama di kelenjar lambung mukosa oksintik lambung. Anda akan melihat situasi-situasi saat faktor-faktor
mengeluarlcan histanun yang bekerja secara parakrin. regulatorik ini dibebaskan.

Sel D, tersebar di kelenjar-kelenjar lambung dekat pilorus tetapi
lebih banyak di duodenum, mengeluarkan somatostatin yang
bekerja secara parakrin.
Ketiga faktor regulatorik dari sumur gastrik ini bersama dengan Laju sekresi lambung dapat dipengarui oleh (1) faktor-faktor yang
neurotransmiter ACh terutama berperan mengontrol sekresi getah muncul sebelum makanan mencapai lambung, (2) faktor-aktor yang
pencernaan lambung. Sel parietal memihki reseptor terpisah untuk disebabkan oleh keberadaan makanan di lambung, dan (3) faktor-
masing-masing dari caraka kimiawi ini. Tiga dari mereka—ACh, faktor di duodenum setelah makanan meninggalkan lambung.
gastrin, dan histamin- menstimulasi sekresi HCI. Zat regulatorik Karena itu, sekresi lambung dibagi menjadi tiga fase-fase sefalik
keempat somatostatin—menghambat sekresi HCI. ACh dan gastrin lambung, dan usus.
juga meningkatkan sekresi pepsinogen melalui efek stimulatorik
mereka pada sel utama. Kini kita akan membahas masing-masing FASE SEFALIK Fase sefalik sekresi lambung merujuk kepada
caraka kimiawi ini dengan lebih terperinci (Tabel 16-3). peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen yang terjadi melalui
mekanisrne umpan maju sebagai respons terhadap rangsangan yang
Asetilkolin (ACH) adalah neurotransmiter yang dibebaskan
bekerja di kepala bahkan sebelum makanan mencapai lambung

dari pleksus saraf intrinsik sebagai respons terhadap baik refleks


(sefarik artinya "kepala"). Memikirkan, mencicipi, menghidu,
lokal pendekmaupun stitnulasi vagus. ACh merangsang sel parietal
mengunyah, dan menelan Makanan meningkatkan sekresi lambung
dan sel utama serta sel G dan sel ECL.
oleh aktivitas vagus melalui dua cara. Pertama, stimulasi vagus
■ Sel G mengeluarkan hormon gastrin ke dalam darah sebagai terhadap pleksus intrinsik mendorong peningkatan sekresi ACh,
respons terhadap produk-produk protein di lumen lambung dan yang menyebabkan peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen oleh sel
sebagai respons terhadap ACh. Seperti sekretin dan CCK, gastrin sekretorik. Kedua, stimulasi vagus pada sel G di dalam PGA
adalah hormon pencernaan utama. Setelah diangkut oleh darah menyebabkan pembebasan gastrin, yang pada gilirannya semakin
kembali ke korpus dan fundus lambung, gastrin merangsang sel meningkatkan sekresi HCl dan pepsinogen, dengan efek HCI
parietal dan sel utama, mendorong sekresi getah lambung yang mengalami potensiasi oleh pelepasan histamin yang dipicu gastrin
sangat asam. Selain merangsang langsung sel parietal, gastrin secara (Tabel 16-4).
tak-langsung mendorong sekresi HCl dengan rnerangsang sel ECL
untuk mengeluarkan histamin, yang juga merangsang sel parietal. FASE LAMBUNG Fase lambung sekresi lambung berawal ketika
Gastrin adalah faktor utama yang menyebabkan peningkatan makanan mencapai lambung. Rangsangan yang bekerja di lambung.
sekresi HCI waktu pencernaan makanan. Gastrin juga bersifat Rangsangan yang bekerja di lambung—yaitu protein, khurusnya
trofik (mendorong pertumbuhan) mukosa lambung dan usus halus potongan peptida, perenggangan, kafein, dan alkohol—
sehingga kemampuan sekresi mukosa-mukosa tersebut terpelihara. meningkatkan sekresi lambung melalui jalur-jalur eferen yang
tumpang-tindih. Sebagai contoh, protein dan peptida pendek di
■ Histamin, suatu zat yang bekerja secara parakrin, dibebaskan
dari sel ECL sebagai respons terhadap ACh dan gatrin. Histamin lumen lambung, perangsang paling kuat, merangsang kemoreseptor
bekerja lokal pada sel-sel parietal sekitar untuk mempercepat yang mengaktifkan pleksus saraf intrinsik yang menginduksi sekresi
sekresi HCl dan memperkuat aksi asetilkolin dan gastrin. gastrik. Selain itu, protein menyebabkan pengaktifan serat vagus
ekstrinsikke lambung. Aktivitas vagus semakin meningkatkan
Asetilkolin dan gastrin keduanya bekerja melalui jalur caraka stimulasi saraf intrinsik pada sel sekretorik dan memicu pelepasan
kedua IP3ICa2+; histamin mengaktifkan jalur caraka kedua cAMP gastrin. Protein juga secara langsung merangsang pengeluaran
untuk menimbulkan efeknya (lihat h. 131-133). Caraka ini gastrin. Gastrin, pada gilirannya, adalah perangsang kuat bagi sekresi
semuanya meningkatkan sekresi HCI dengan memacu insersi HCl dan pepsinogen lebih lanjut. Melalui jalur-jalur yang sinergistik
pompa H+-K+ ATPase tambahan ke dalam membran plasma sel dan tumpang-tindih ini, protein menginduksi sekresi getah lambung
parietal. Suatu kumpulan pompa ini disimpan dalam sel parietal yang sangat asam dan kaya pepsin, yang melanjutkan pencernaan
dalam vesikel intraseluler, yang berfusi dengan membran luninal protein yang menjadi pemicu proses ini (Tabel 16-4).
melalui eksositosis untuk membentuk kanalikuli yang dalam dan
Ketika lambung teregang oleh makanan kaya proten yang perlu
menambahkan lebih banyak pembawa aktif ini ke membran sesuai
dicerna, respons-respons sekretorik ini merupakan hal yang sesuai.
yang diperlukan untuk meningkatkan sekresi HCI.
Kafein dan, dengan tingkat yang lebih rendah, alkohal juga
■ Somatostatin dibebaskan dari sel D sebagai respons terhadap merangsang sekresi getah lambung yang sangat asam, meskipun
asam. Zat ini bekerja secara lokal sebagai parakrin melalui umpan- tidak terdapat makanan. Asam yang tidak dibutuhkan ini dapat
balik negatif untuk menghambat sekresi sel parietal, sel G, dan sel mengiritasi lapisan dalam lambung dan duodenum. Karena itu,
ECL, seliingga sel penghasil HCl dan jalur stimulatoriknya yang penderita tukak atau hiperasiditas larnbung perlu menghindari
paling kuat inaktif. kafein dan minuman beralkohol.

Dari daftar ini, tampak jelas bahwa caraka kimiawi tidak hanya FASE LAMBUNG Fase usus sekresi lambung mencakup faktor-
tnemengaruhi sel parietal dan sel utama tetapi juga saling memeng- faktor yang berasal dari usus halus yang memengaruhi sekresi.

Sistem Pencernaan 633


❚ TABEL 16-4 Stimulasi Sekersi Lambung
Fase Rangsangan Mekanisme Eksitatorik untuk Meningkatkan Sekresi Lambung

+ Intrinsic + Chief and ↑Gastric


Fase safalik Rangsangan di kepala— ↑ACh
parietal cells secretion
nerves
melihat, menghidu + Vagus + +
mengucap, + G cells ↑Gastrin
mengunyah, menelan + ECL cells ↑Histamine
makanan +
+ Intrinsic ↑ACh
+ Chief and ↑Gastric
Rangsangan di nerves parietal cells secretion
lambung—protein, + Vagus + +
(fragman peptida), + G cells ↑Gastrin
peregangan, kafein, + + ECL cells ↑Histamine
alkohol

lambung. Sementara fase-fase lain bersifat eksitatorik, fase ini bersifat Sawar lain terhadap kerusakan mukosa oleh asam disediakan
inhibitorik. Fase usus penting untuk menghentikanaliran getah oleh lapisan mukosa itu sendiri. Pertama, membran luminal sel
lambung sewaktu kilnus mulai mengalir ke dalam usus halus, suatu mukosa lambung pada hakikatnya imperineabel terhadap H+
topik yang kini akan kita bicarakan. sehingga asam tidak dapat menembus ke dalam sel dan
merusaknya. Kedua, tepi-tepi lateral sel-sel ini disatukan di dekat
batas luminalnya oleh taut erat sehingga asam tidak dapat berdifusi
di antara sel dari lumen ke dalam submukosa di bawahnya (lihat h.
Anda kini mengetahui faktor-faktor yang mengaktiflcan sekresi 66). Sifat mukosa lambung yang memungkinkan lambung
lambung sebelum dan sewaktu makan, tetapi bagaimana aliran getah menampung asam tanpa mencederai dirinya sendiri membentuk
lambung terhenti ketika tidak lagi dibutuhkan? Sekresi lambung sawar mukosa lambung (Gambar 16-10). Mekanisme protektif ini
secara bertahap dikurangi melalui tiga cara setelah lambung kosong diperkuat oleh kenyataan bahwa keseluruhan lapisan dalam
(Tabel 16-5): lambung diganti setiap tiga hari. Karena cepatnya pergantian
1. Sewaktu makanan secara bertahap dikosongkan ke duodenum, mukosa, sel-sel biasanya telah diganti sebelum mereka cukup lama
perangsang utama meningkatnya sekresi lambung—adanya protein di mengalami aus dan kerusakan akibat lingkungan isi lambung yang
lambung—lenyap. "keras" tersebut.
2. Setelah makanan meninggalkan lambung, getah lambung Meskipun adanya proteksi oleh mukus, sawar mukosa
menumpuk sedemikian rupa sehingga pH lambung turun sangat lambung, dan pergantian sel cepat, sawar kadang-kadang
rendah. Penurunan pH di dalam lumen lambung ini terjadi terutama terganggu dan dinding lambung mengalami cedera oleh
karena protein makanan yang semula mendapar HCI tidak lagi isinya yang asam dan mengandung enzim tersebut. Jika hal ini
terdapat di lumen karena lambung telah kosong. (Ingat kembali terjadi, terbentuk erosi, atau tukak peptik, di dinding lambung.
bahwa protein bertungsi sebagai dapar yang baik; lihat h. 596). Refluks berlebihan lambung ke dalam esofagus serta penyaluran
Somatostatin dibebaskan sebagai respons terhadap tingkat keasaman berlebihan isi lambung yang asam ke dalam duodenurn juga dapat
Iambung yang tinggi ini (pH kurang dari 3). Sekresi lambung menyebabkan tukak peptik di lokasi-lokasi ini. (Untuk pembahasan
berkurang akibat efek inhibitorik somatostatin. lebih lanjut mengenai tukak, lihat fitur dalam kotak di h. 636,
3. Rangsangan yang sama yang menghambat motilitas lambung Konsep, Tantangan, dan Kontraversi.) Kini kita beralih ke dua
(Iemak, asam, hipertonisitas, atau peregangan di duodenum yang proses pencernaan yang tersisa di lalnbung: pencernaan dan
ditimbulkan oleh pengosongan isi lambung ke dalam duodenum) penyerapan lambung.
juga menghambat sekresi lambung. Refleks enterogastrik dan
enterogastron menekan sel-sel sekretorik lambung senientara
keduanya secara bersamaan mengurangi kekuatan peristalsis antrum.
Respons inhibitorik ini adalall fase usus sekresi lambung. Dua proses terpisah berlangsung di dalam lambung. Di korpus
lambung, makanan berada dalam keadaan setengah padat karena
kontraksi peristaltik di bagian ini terlalu lemah untuk melakukan
pencampuran. Karena makanan tidak dicampur dengan sekresi
Bagaimana lambulig dapat menampurig cairan yang sangat asam dan lambung, di sini tidak banyak berlangsung pencernaan protein.
enzim-enzim proteolitik tanpa merusak dirinya sendiri? Anda telah Namun, di bagian interior massa, pencernaan karbohidrat berlanjut
mempelajari bahwa mukus membentuk lapisan pelindung fisik Selain di bawah pengaruh amilase liur. Meskipun asam menginaktitkan
itu, mukosa perniukaan menyekresikan HCO3 yang terjebak di dalam amilase liur, bagian dalam massa makanan yang tidak tercampur
mukus dan menetralkan asam di dalam lambung. bebas dari asam.

634   Sistem Pencernaan 634


❚ TABEL 16-5 Inhibisi Sekresi Lambung
Bagian Rangsangan
Mekanisme Inhibitorik untuk Sekresi Lambung


Intrinsic nerves
Lenyap protein dan –
peregangan ketika vagus ↓Gastric secretion
lambung kosong

G cells ↓Gastrin
↓Histamine

Parietal cells
+ – ↓Gastric
Akumulasi asam
D cells ↑Somatostatin G cells
duodentum – secretion
ECL cells
+ –
Duodentum (fase Lemak Enterogastric Parietal cells
Asam reflex –
Usus Sekresi
hipertonisitas Chief cells ↓Gastric secretion
Lambung) ↑Enterogastrones –
Peregangan and motility
(cholecystokinin Smooth
and secretin) muscle cells

Pencernaan oleh getah lambung itu sendiri berlangsung masuk ke darah melalui kapiler submukosa. Namun, alkohol diserap
di antrum lambung, tempat makanan dicampur merata dengan bahkan lebih cepat oleh mukosa usus halus karena luas permukaan
HCI dan pepsin melalui retropulasi. untuk penyerapan di usus halus yang jauh lebih besar. Karena itu,
penyerapan alkohol terjadi lebih lamhat jika pengosongan lambung
tertunda sehingga alkohol lebih lama berada di lambung yang
penyerapannya lambat. Karena lemak adalah perangsang duodenum
Tidak ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah inelalui paling kuat untuk menghambat motilitas lambung, konsumsi
mukosa lambung. Namun, dua bahan non-nutrien dapat diserap makanan kaya-lemak (misalnya susu utuh, pizza, atau kacang-
langsung dari lambung—etil alkohol dan aspirin. Alkohol bersifat kacangan) sebelum atau selama ingesti alkohol menunda
agak larut lemak sehingga zat ini dapat berdifusi melalui membran pengosongan lambung dan mencegah alkohol menimbulkan efeknya
lemak sel epitel yang melapisi bagian dalam lambung dan dapat dengan cepat.

Luminal contents Sawar mukosa lambung terdiri dari kompenen-


komponen berikut yang memungkinkan lambung
HCI pH ˜ 2 HCI HCI Lapisan mukus menumpang asam tanpa mencederai dirinya
3 2 1 sendiri:
HCO3– 4 pH ˜ 7 HCO3– HCO3– 1 Membran luminal sel mukosa lambung
impermeabel terhadap H+ sehingga HCI
Impermeabel tidak dapat menembus ke dalam sel ini.
Sel utama terhadap HCI 2 Sel-sel disatukan oleh taut erat yang
Sel parietal mencegah HCI menembus di antara sel-sel
tersebut.
Taut erat 3 Lapisan mukus di atas mukosa lambung
berfungsi sebagai sawar fisik terhadap
penetrasi asam.
4 Mukus yang kaya HCO3- juga berfungsi
Sel-sel melapisi mukosa lambung
sebagai sawar kimia yang menetralkan
(termaksud yang melapisi sumur
Submukosa gastrik dan kelenjer asam di sekitar mukosa. Meskipun pH
lumen adalah 3, pH mukus adalah 7.
KUNCI
= Aliran dihambat

Gambar 16-10 Sawar mukosa lambung

   635
❚ Konsep , Tantangan,
dan Kontroversi

Tukak : Ketika Kuman Menembus Sawar

T
ers are erosio tertentu dapat merusak sawar mukosa lambung;
bahan yang terpenting dalam hal ini adalah etil
alkohol dan obat anti-inflamasi non-steroid
(OAINS), misalnya aspirin, ibuprofen, atau obat
Tukak ini terjadi ketika sawar mukosa lambung yang lebih paten untuk mengobati artritis atau
terganggu sehingga pepsin dan HCI bekerja pada proses peradangan kronik lainnya. Sawar sering
dinding lambung serta pada makanan di lumen. rusak pada pasien yang mengalami penyakit berat
misalnya infeksi atau cedera parah. Situasi stres

© A.B. Dowsett, Science Photo Library/ Photo Researchers, Inc.


Aliran balk berulang getah lambung yang asam ke
dalam esofagus atau asam yang berlebihan yang yang terus-menerus sering berkaitan dengan
mengalir ke duodenum dari lambung juga dapat pembentukan tukak, mungkin karena respons
menyebabkan tukak peptik di tempat-tempat emosi terhadap stres dapat merangsang sekresi
tersebut. lambung yang berlebihan.
Dalam suatu penemuan yang mengejutkan Jika sawar mukosa lambung rusak, asam
pada awal tahun 1990an, bakteri helicobacterium dan pepsin berdifusi ke dalam mukosa dan
pylori dituding sebagai penyebab lebih dari 80% submukosa di bawahnya, dengan konsekuensi
tukak peptik.Tiga puluh persen populasi di Amerika patofisiologik yang serius. Erosi permukaan, atau
Serikat memiliki H. pylari. Mereka yang tukak, secara progresif inembesar seiring dengan
mengandung bakteri lambat ini berisiko 3 hingga semakin banyaknya asam dan pepsin yang terus
12 kali lipat lebih besar mengalami tukak dalam 10 merusak dinding lambung. Dua kansekuensi
hingga 20 tahun sejak mengalami infeksi daripada paling serius tukak adalah: (1) perdarahan karena
mereka yang tidak mengidap bakteri ini. Mereka kerusakan kapiler submukosa dan (2) perforasi,
juga berisiko lebih tinggi mengalami kanker atau erosi total menembus dinding lambung,
lambung. Heilicobacker Pylori. Helicobacter pylori, menyebabkan keluarnya isi lambung yang poten
bakteri yang berperan pada sebagian besar ke dalam rongga abdomen.
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan meng- tukak peptik, memiliki flagella yang
abaikan kemungkinan bahwa tukak dapat dipicu memungkinkannya menembus ke bawah Terapi tukak mencakup antibiotik, penyekat
oleh suatu agen infeksi karena bakteri biasanya lapisan protektif mukus yang melapisi reseptor histamin H-2, dan inhibitor pompa proton.
tidak dapat bertahan di lingkungan yang sangat permukaan dalam lambung. Dengan ditemukannya kornponen infeksi pada se-
asam seperti di lumen lambung. Satu bagian besar tukak, antibiotik kini menjadi terapi
pengecualian, H. pylori menggunakan beberapa pilihan. Obat-obat lain juga digunakan tersendiri
strategi untuk bertahan di lingkungan yang tak-ramah ini. Pertama, atau dikombinasikan dengan antibiotik.
organisrne ini dapat bergerak karena diiengkapi oleh empat hingga enarr, Dua dekade sebelum penemuan H. pylori, para peneliti
Flagela (apendiks mirip pecut; lihat gambar penyerta) yang menemukan suatu antihistamin (simetidin) yang secara spesifik
memungkinkan mereka bergerak dan berdiam di bawah lapisan tebal menghambat reseptor histamin H-2, tipe reseptor yang berikatan
mukus alkalis lambung. Di sini, bakteri ini terlindung dari isi lambung yang dengan histamin yang dibebaskan dari lambung. Reseptor ini berbeda
sangat asam. Selain itu, H. pylori cenderung berdiam di antrum, yang dari reseptor H-1, yang berikatan dengan histamin yang terlibat dalam
tidak mengandung sel parietal penghasil asam meskipun HCI dari bagian penyakit alergi pernapasan. Karena itu, antihistamin tradisionai yang
atas lambung tetap mencapai antrum. Bakteri ini juga menghasilkan digunakan untuk alergi pernapasan (misalnya hay fever dan asma)
urease, suatu enzim yang menguraikan urea, suatu produk akhir tidak efektif untuk tukak, sebaliknya simetidin tidak bermanfaat untuk
metabolisme protein, menjadi amonia (NH3) dan CO2. Amonia berfungsi masalah pernapasan. Karena histamin menguatkan efek pemicu asam
sebagai dapar (lihat h. 602) yang menetralkan asam lambung secara lokal asetilkolin dan gastrin, terapi dengan histamin bloker menekan sekresi
di sekitar H. pylori. asam secara signifikan terlepas dari fakta bahwa mereka tidak
H. pylori berperan dalam pembentukan tukak dengan mengeluarkan langsung memengaruhi kerja dari dua caraka perangsang yang
taksin yang menyebabkan peradangan persisten, atau gastritis superhsial lainnya.
kronik, di tempat kolonisasinya. H. pylori juga memperlemah sawar
Golongan obat baru lain yang digunakan untuk mengobati tukak
mukosa lambung dengan mengganggu taut erat antara sel-sel epitel
menghambat sekresi asam dengan secara langsung menghambat
lambung sehingga mukosa lambung lebih bocor daripada normal.
pompa yang memindahkan H+ ke dalam lumen lambung. Apa yang
Sendri atau bersama dengan agen infeksi ini, faktor lain juga diketahui dinamai inhibitor pornpa proton ini (H+ adalah proton telanjang tanpa
berperan dalam pembentukan tukak. Pajanan berulang ke bahan kimia elektronnya) membantu mengurangi efek korosif HCI pada jaringan

   hapter Sistem Pencernaan


Kategori lain bahan yang diserap oleh mukosa lambung
mencakup asam lemah,terutama asam asetilsaIisilat
(aspirin). Dalam lingkungan yang sangat asam di lumen la-
mbung, asam-asam lemah hampir tidak mengalami ionisasi sama Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari
sekali—yaitu, H+ dan anion terkaitnya tetap menyatu. Dalam dua komponen: (1) enzim pankreas yang secara aktif disekresikan
bentuk tidak terionisasi, asam-asam lemah ini larut lemak sehingga oleh sel asinus yang membentuk asinus dan (2) larutan cair basa yang
mereka dapat cepat diserap dengan menembus membran plasrna secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus
sel epitel yang melapisi lambung. Sebagian besar obat lain tidak pankreatikus. Komponen encer alkalis banyak mengandung natrium
diserap hingga mereka mencapai usus halus sehingga obat-obat ini bikarbonat (NaNCO3).
tidak cepat menimbulkan efek Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disimpan di dalam
Setelah menuntaskan pembahasan kita tentang lambung, kita vesikel sekretarik yang disebut dengan granula zimagen setelah
akan bergerak ke bagian selanjutnya saluran cerna, usus halus dan diproduksi, kemudian dilepaskan dengan eksositosis sesuai
organ-organ pencernaan tambahan yang mengeluarkan sekresi kebutuhan. Enzim-enzim pankreas ini penting karena hampir
mereka ke dalam lumen usus halus. mencerna makanan secara sempurna tanpa adanya sekresi
pencernaan lain. Sel-selasinus Mengeluarkan tiga jenis enzim
pankreas yang mampu mencerna ketiga kategori makanan: (1) enzim
Pemeriksa Pemahaman Anda16.4 proteolitik untuk pencernaan protein, (2) amylase camilase pankreas
untuk pencernaan karbohidrat, dan (3) lipase pankreas untuk
1. Gambarkan proses retropulsi dan jelaskan bagaimana
terjadinya.
mencerna lemak.
2. Diskusikan bagaimana rangsang terkait-makanan menginduksi ENIZIM PROTEOLOTIK PANKREAS Ketiga enzim proteolitik utama
sekresi lambung selama fase sefalik sekresi lambung. pankreas adalah tripsinogen, kimotripsinogen, dan
3. Jelaskan mekanisme-mekanisme yang melindungi mukosa prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam
lambung dari cedera asam. bentuk inaktil: Setelah tripsinogen disekresikan ke dalam lumen
duodenum, bahan ini diaktitkan menjadi tripsin oleh enterokinase
(juga dikenal sebagai enteropeptidase), suatu enzim yang terbenam
di membran luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum.
Tripsin kemudian secara otokatalisis mengaktifkan lebih banyak
tripsinogen. Seperti pepsinogen, tripsinogen harus tetap inaktifdi
Empedu dalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik ini mencerna
protein sel tempat ia terbentuk. Karena itu, tripsinogen tetap inaktif
Ketika disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan bercampur hingga zat ini mencapai lumen duodenum, tempat enterokinase
tidak saja dengan getah yang dikeluarkan oleh mukasa usus halus memicu proses pengaktifan, yang kemudian berlanjut secara
tetapi juga dengan sekresi pankreas eksokrin dan hati yang otokatalitis. Sebagai proteksi tambahan, pankreas juga menghasilkan
disalurkan ke dalam lumen duodenum. Kita akan membahas peran bahan kimia yang dikenal sebagai inhibitor tripsin, yang
masing-masing organ pencernaan tambahan ini sebelum kita menghambat kerja tripsin jika secara tak-sengaja terjadi pengaktifan
meneliti kontribusi usus halus itu sendiri. tripsinogen di dalam pankreas.
Kimotripsinagen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik
pankreas lainnya, diubah oleh tripsin menjadi bentuk aktif, masing-
masing adalah kimotripsin dan karboksipeptidase, di dalam lumen
Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di duodenum. Karena itu, jika enterokinase telah mengaktifkan sebagian
belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama tripsin, tripsin kemudian melaksanakan proses pengaktifan
duodenum (Gambar 16-11). Kelenjar campuran ini mengandung selanjutnya.
jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang utama terdiri Masing-masing enzim proteolitik ini menyerang ikatan peptida
dari kelompok-kelompok sel sekretorik mirip anggur yang yang berbeda. Produk akhir yang terbentuk dari proses ini adalah
membentuk kantong yang dikenal sebagai asinus, yang campuran rantai peptida pendek dan asam amino. Mukus yang
berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara di disekresikan oleh sel usus melindungi dinding usus halus dari
duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau- pencernaan oleh enzim-enzim proteolitik yang aktif tersebut.
pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau Langerhans, yang tersebar
di seluruh pankreas. Hormon-hormon terpenting yang disekresikan AMILASE PANKREAS Seperti amilase liur, amilase pankreas
oleh sel pulau adalah insulin dan glukagon (Bab 19). Pankreas berperan dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah serat
eksokrin dan endokrin berasal dari jaringan berbeda selama makanan (amilose dan amilopektin) menjadi glukasa monosakarida,
perkembangan masa mudigah dan hanya memiliki kesamaan lokasi. maltosa disakarida dan polisakarida rantai cabang dekstrin a-limit.
Meskipun sama-sama terlibat dalam metabolisme molekul nutrien, Amilase disekresikan dalam getah pankreas dalam bentuk aktif
keduanya memiliki fungsi berbeda di bawah kontrol mekanisme karena amilase tidak membahayakan sel sekretorik Sel-sel ini tidak
regulatorik yang berlainan. mengandung polisakarida.

   637
Duktus biliaris
dari hati Stomach

Duodenum

Hormon
(insulis)
glukagon)
Blood

Bagian endokrin
pankreas (pulau
Sel duktus Sel asinus Langerhan)

Bagian eksokrin
pankreas
Ke duktus
NaHCO3– pankreatikus dan
duodenum
Sel duktus
(mengeluarkan
larutan NaHCO3-
cair)
Gambar 16-11 Bagian eksokrin dan endokrin pankreas.
Pankreas eksokrin menyekresikan getah pencernaan yang Granula
mengandung enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan Enzymes zimogen
oleh sel asinus dan larutan NaHCO3 cair yang disekresikan
oleh sel duktus ke dalam lumen duodenum. Pankreas
Sel asinus
endokrin mengeluarkan hormon insulin dan glukagon ke
(mengeluarkan
dalam darah. enzim
pencernaan)

LIPASE PANKREAS Lipase pankreas sangat penting karena nis utama insufisiensi pankreas eksokrin adalah steatorea, atau
merupakan satu-satunya enzim di seluruh saluran cerna yang dapat peningkatan iemak yang tak tercerna di tinja. Hingga 60% hingga
mencerna lemak. (Pada manusia, lipase dalam jumlah takbermakna 70% lemak yang tertelan mungkin diekskresikan di tinja.
disekresikan di liur dan getah lambung, yaitu lipase lidah dan lipase Pencernaan protein dan karbohidrat terganggu dengan derajat lebih
lambung.) Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida makanan rendah karena enzim-enzim liur, lambung, dan usus halus ikut
menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lernak berperan mencerna bahan makanan ini.
yang dapat diserap (lihat Gambar 16-1 d, h. 613). Seperti amilase,
lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada risiko SEKRESI CAIR ALKALIS PANKREAS Enzim-enzim pankreas
pencernaan-diri oleh lipase. Trigliserida bukan merupakan berfungsi optimal pada lingkungan yang netral atau sedikit basa,
komponen struk- tural sel pankreas. tetapi isi lambung yang sangat asam dialirkan ke dalam lumen
duodenum di dekat tempat keluarnya enzim pankreas ke dalam
INSUFISIENSI PANKREAS Jika terjadi defisiensi enzim-
duodenuin. Kimus asam ini harus cepat dinetralkan di lumen
enzim pankreas, pencernaan makan menjadi tidak tuntas.
duodenum, tidak saja agar enzim pankreas berfungsi optimal tetapi
Karena pankreas adalah satu-satunya sumber lipase yang
juga untuk mencegah kerusakan mukosa duodenum akibat asam.
bermakna, defisiensi enzim pankreas menyebabkan
Cairan basa (kaya NaHCO3) yang disekresikan oleh sel duktus
maldigesti dan malabsorpsi lemak yang serius. Gambaran kli-

   hapter Sistem Pencernaan


pankreas ke dalam lumen duodenum Asam di Produk lemak
memiliki fungsi penting menetralkan lumen dan protein
kimus asam sewaktu kimus masuk ke duodenum lumen
dalam duodenurn dari lambung. Sekresi
NaHCO3 cair ini adalah komponen
terbanyak sekresi pankreas. Volume
sekresi pankreas berkisar antara 1 dan 2
liter sehari, bergantung pada jenis dan Pembabasan sekretin Pembebasan CCK
derajat stimulasi. dari mukosa dari mukosa
duodenum duodenum
Semua perincian tentang sekresi
NaHCO3 pankreas belum sepenuhnya
diketahui, tetapi karbonat anhidrase (Sekreatin diangkut Menetralkan (CCK diangkut Mencerna
dalam darah) dalam darah
terlibat dan pompa Na+-K+ menyediakan
energi yang menjalankan transpor aktif
sekunder. Menurut model yang sekarang, Sel dektus Sel asinus pankreas
pankreatikus
di bawah pengaruh karbonat anhidrase,
CO2 di sel duktus pankreas bergabung
dengan OH- yang dihasilkan dari H2O
untuk menghasilkan HCO3 yang keluar
melalui membran luminal untuk
memasuki lumen duktus melalui Sekresi larutan cair
Sekresi enzim
antiporter Cl-HCO3-. Natrium berdifusi pencernaan
NaHCO3 duodenum
prankreas ke dalam
melewati taut celah yang bocor menuju ke lumen duodenum
lumen. Secara bersama, kerja ini
menyelesaikan sekresi NaHCO3. lon
(a) Kontrol sekresi NaHCO3- (b) Konrol sekreasi enzim pencernaan prankreas
hidrogen yang dihasilkan dari H2O di pankreas
dalam sel duktus memasuki darah menen-
Gambar 16-12Kontrol hormonal sekresi eksokrin pankreas.
ibus tepi basolateral baik melalui transpor
aktif maupun antiporter Na+-H+.
Perangsang utama pelepasan CCK dari mukosa duodenum adalah
adanya lemak dan, dengan tingkat yang lebih rendah, produk protein.
Sistem sirkulasi mengangkut CCK ke pankreas, tempat zat ini
merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim
Sekresi eksokrin pankreas diatur terutama oleh mekanisme
pencernaan. Di antara enzim-enzim ini terdapat lipase pankreas dan
hormon. Selama fase setalik pencernaan, terjadi sekresi pankreas
enzim proteolitik, yang mencerna lebih lanjut lemak dan protein
dalam jumlah terbatas akibat stimulasi parasimpatis, disertai
yang memicu respons. berbeda dari lemak dan protein, karbohidrat
peningkatan selanjutnya selama fase lambung sebagai respons
tidak berpengaruh langsung pada sekresi enzim pencernaan pankreas
terhadap gastrin. Namun, stianulasi utama sekresi pankreas terjadi
selama fase usus pencernaan ketika kimus berada di usus halus. Ketiga jenis enzim pencernaan pankreas dikemas bersama dalam
Pelepasan dua enterogastron utama, sekretin dan kolesistokinin granula zimogen sehingga semua enzim pankreas dibebaskan
(CCK), sehagai respons terhadap kimus di duodenum berperan bersama-sama selama eksasitosis granula. Karena itu, meskipun
sentral dalam mengantrol sekresi pankreas (Gambar 16-12). jumlah total enzim yang dibebaskan bervariasi bergantung pada jenis
makanar yang dikonsumsi (sekresi paling banyak oleh lemak),
PERAN SEKRETIN DALAM SEKRESI PANKREAS Dari faktor- proporsi enzim-enzim yang dibebaskan tidak berbeda berdasarkan
faktor yang merangsang pelepasan enterogastron (lemak, asam, jenis makanan. MaKanan tinggi protein tidak menyebabkan proporsi
hipertonisitas, dan peregangan), perangsang utama yang khususnya enzim proteolitik yang dilepaskan menjadi lebih besar.
untuk pelepasan sekretin adalah asam di duodenum. Sekretin dibawa Seperti gastrin yang bersifat trofik bagi lambung dan usus halus,
oleh darah ke pankreas, tempat zat ini merangsang sel-sel duktus CCK dan sekretin juga memiliki efek trofik pada pankreas eksokrin
untuk meningkatkan sekresi cairan encer kaya-NaHCO3 ke dalam untuk inempertahankan integritasnya.
duodenum. Meskipun rangsangan lain dapat menyebabkan
pelepasan sekretin, perangsang paling kuat adalah asam di lumen Kini kita akan melihat kontribusi unit pencernaan tambahan
usus halus karena sekresi pankreas yang bersifat alkalis yang terjadi lainnya, hati dan kandung empedu.
menetralkan asam, Jumlah sekretin yang dikeluarkan proporsional Hati melakukan berbagai fungsi pentinya termasuk
dengan jumlah asam yang masuk ke duodenum sehingga jumlah mengasilkan empedu:
NaHCO3 yang disekresikan setara dengan keasaman duodenum.
Selain getah pankreas, produk sekretorik lain yang dialirkan ke
PERAN CCK DALAM SEKRESI PENKERAS Kolesistonkinin lumen duodenum adalah empedu. Sistem empedu mencakup hati,
penting dalam mengatur sekresi enzim pencernaan pankreas. kandung empedu, dan saiuran-saluran terkaitnya.

   639
FUNGSU HATI Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting untuk memungkinkan terjadinya pertukaran antara darah dan
di tubuh; organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama hepatosit sebelurn darah mengalir ke dalam vena hepatika, yang
tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi garcrrn kemudian menyatu dengan vena kava inferior.
empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hati
juga melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan SUSUNAN HATI Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang
pencernaan, termasuk yang berikut: dikenal sebagai lobulus, yaitu susunan jaringan berbentuk
1.
Pemrosesan metabolik kategori-kategori utama nutrien (karbohidrat, heksagonal mengelilingi satu vena sentral dan dibatasi oleh vaskuler
protein, dan lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna(see dan saluran empedu (Gambar 16-14a dan b). Di setiap enam sudut
p. 656) luar lobulus terdapat tiga pembuluh: cabang arteri hepatika, cabang
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon vena porta hati, dan duktus biliaris. Darah dari cabang arteri
serta obat dan senyawa asing lain(see p. 28) hepatika dan vena porta mengalir dari perifer lobulus ke ruang
3. Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan kapiler luas yang disebut sinusoid (lihat h. 387) yang berjalan di
untuk pembekuan darah (lihat h . 427),yang mengangkut hormon antara jeJeran sel hati ke vena sentral seperti jari-jari roda sepeda
steroid dan tiroid serta kokesterol dalam darah (lihat h. 129 dan (Gambar 16-14b). Sel Kupffer melapisi bagian dalam sinusoid serta
352),dan angiotensinogen yang penting dalam SRAA yang menelan dan menghancurkan sel darah merah usang dan bakteri
mengonservasi garam yang melewatinya dalam darah. Hepatosit-hepatosit tersusun antara
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin sinusoid dalam lempeng-lempeng yang tebalnya dua sel, sehingga
(lihat h. 48) masing-masing tepi lateral menghadap ke kumpulan darah sinusoid.
5. Mengaktitkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan Vena sentral di sernua lobulus hati menyatu untuk membentuk
ginjal (lihat h. 765) vena hepatika, yang mengalirkan darah keluar dari hati. Saluran
6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya tipis pengangkut empedu, kanalikulus biliaris, berjalan di antara
makrofag residen. sel-sel di dalarn setiap lempeng hati (Gambar 16-14c). Hepatosit
7. Menyekresi hormon trombopoietin (merangsang produksi terus-menerus mengeluarkan empedu ke dalam saluran tipis ini,
trombosit; lihat h. 424), hepsidin (menghambat penyerapan besi dari yang mengangkut empedu ke duktus biliaris di tepi lobulus.
usus; lihat h. 655), faktor pertumbuhan mirip insulin-1 (merangsang Duktus-duktus biliaris dari berbagai lobultrs menyatu untuk
pertumbuhan; lihat h 707) akhirnya membentuk duktus biliaris komunis, yang mengangkut
8. Memproduksi protein fase akut yang penting dalam inflamasi (lihat empedu dari hati ke duodenum. Setiap hepatosit berkontak dengan
h. 444) sinusoid di satu sisi dan kanalikulus biliaris di sisi lain.
9. Mengekskresi kolesterol (lihat h. 352) dan bilirubin. Bilirubin
adalah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel darah
merah tua (lihat h. 643).
Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini, tidak banyak
spesialisasi ditemukan di antara sel-sel hati. Setiap sel hati, atau Hati terus menyekresikan empedu, bahkan di antara waktu makan.
hepatosit, melakukan beragam tugas metabolik dan sekretorik yang Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter
sama (hepato artinya "hati"; sit artinya "sel"). Spesialisasi ditimbulkan Oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali
oleh organel-organel yang sangat berkembang di dalam setiap sewaktu pencernaan makanan (Gambar 16-15). Ketika sfingter ini
hepatosit. Satu-satunya fungsi hati yang tidak dilakukan oleh tertutup, empedu yang disekresikan oleh hati menabrak sfingter
hepatosit adalah aktivitas fagosit yang dilaksanakan oleh makrofag yang tertutup dan dialihkan balik ke dalam kandung empedu, suatu
residen yang dikenal sebagai sel Kupffer. struktur kecil berbentuk kantong yang terselip di bawah tetapi tidak
langsung berhubungan dengan hati. Karena itu, empedu tidak
ALIRAN DARAH HATI Untuk melaksanakan beragam tugas ini,
diangkut langsung dari hati ke kandung empedu. Empedu
susunan anatomik hati memungkinkan setiap hepatosit berkontak
kemudian disimpan dan dipekatkan di kandung empedu di antara
langsung dengan darah dari dua sumber; darah arteri yang datang dari
waktu makan. Transpor aktif garam di luar kandung enipedu, yang
jantung dan darah vena yang datang langsung dari saluran cerna.
diikuti air secara osmosis, menghasilkan konsentrasi konstituen
Seperti sel lain, hepatosit menerima darah arteri segar melalui arteri
organik yang 5-10 kali lebih besar.
hepatika, yang menyalurkan oksigen dan metabolit-metabolit darah
untuk diproses oleh hati. Darah vena juga masuk ke hati melalui Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat efek
sistem porta hati, suatu koneksi vaskular unik dan kompleks antara kombinasi relaksasi sfingter Oddi, kontraksi kandung empedu, dan
saluran cerna dan hati (>Gambar 16-13). Vena-vena yang mengalir peningkatan sekresi empedu oleh hati. Jumlah empedu yang
dari saluran cerna tidak langsung menuju ke vena kava inferior, vena disekresikan per hari berkisar dari 254 mL hingga 1 liter,
besar yang mengembalikan darah ke jantung. namun, vena-vena dari bergantung pada derajat perangsangan Karena menyimpan empedu
lambung dan usus masuk ke vena porta hati, yang membawa produk yang terkonsentrasi, kandung empedu adalah lokasi utama bagi
yang diserap dari saluran cerna langsung ke hati untuk diproses, presipitasi konstituen empedu terkonsentrasi menjadi batu
disimpan, atau didetoksifikasi sebelum produk-produk ini empedu. Untungnya, kandung empedu tidak berperan dalam fungsi
memperoleh akses ke sirkulasi umum. Di dalam hati, vena porta digestif yang penting, sehingga pengangkatannya sebagai terapi bagi
kembali bercabang-cabang menjadi anyaman kapiler (sinusoid hati) penyakit kandung

640   BAB 16 Sistem Pencernaan


Jantung

Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu garam


empedu, kolesterol, lesitin (suatu fosfolipid), dan bidirubin (semua
berasal dari aktivitas hepatosit) dalam suatu cairun encer alkalis
(ditambahkan oleh sel duktus) yang serupa dengan sekresi NaHCO3
Aorta
Vena kava pankreas. Meskipun empedu tidak mengandw-ig enzinl pencernaan
inferior apapun, bahan ini penting dalam pencernaan dan penyerapan lemak,
terutama melalui aktivitas garam empedu.
Garam empedu adalah turunan kolesterol. Garam-garam ini
2
Vena hepatika Sinusold secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya niasuk ke
hati duadenum bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut
arteri
hepatika serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak sebagian besar gararn
empedu diserap kembali ke dalam darah oleli rnekanisme transpor
aktif khusus yang terletak di ileum terminal. Dari sini, garam empedu
dikembalikan oleh sistem porta hati ke hati, yang kembali
menyekresikannya ke dalam empedu. Daur-ulang garam empedu ini
Hati 1a
(dan sebagian konstituen empedu lainnya) antara usus halus dan hati
Arteri ke disebut sirkulasi enterohelpatik (entero artinya "usus"; hepatik
saluran cerna artinya "hati") (Gambar 16 15),
1b Jumlah total garam empedu di tubuh adalah sekitar 3 hingga 4 g,
tetapi dalam satu kali makan mungkin dikeluarkan 3 hingga 15 g
Vena garam empedu ke dalam duodenum. Siklus garam empedu antara
porta hepatika usus halus dan hati biasanya terjadi dua kali selama pencernaan
makanan. Biasanya hanya terdapat sekitar 5% empedu yang
disekresikan yang keluar dari tubuh melalui tinja setiap hari.
Kapiler Kehilangan garam empedu ini diganti oleh pembentukan garam
pencernaan
empedu baru oleh hati; dengan demikian, jumlah total garam
empedu dijaga konstan.
Saluran
cerna Garam empedu membantu pencernaan dan
penyerapan lemak.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek
deterjennya (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan lemak
dengan ikut serta dalatn pembentukan misel. Kedua fungsi ini
berkaitan dengan struktur garam empedu. Marilah kita lihat
Hati menerima darah dari dua sumber bagaimana hal ini terjadi.
1a Darah arteri, yang menyediakan O2 bagi hati dan
EFEK DETERJEN GARAM EMPEDU Istilah efek deterjen merujuk
membawa metabolit dalam darah untuk diproses oleh hati,
kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus lemak
disalurkan oleh arteri hepatika.
besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak
1b Darah vena yang berasal dari saluran cerna dibawa oleh yang mernbentul: suspensi di dalam kimus cair. Dengan
vena porta hepatika ke hati untuk pemprosesan dan menguraikan globulus berukuran besar menjadi kecil, butiran-
penyimpanan nutrien yang diserap butiran yang telah stabil meningkatkan luas permukaan yang tersedia
2 Darah meninggalkan hati melalui vena hepatika. untuk tempat kerja lipase pankreas. Untuk mencerna lemak, lipase
harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak
Gambar 16-13 Gambaran skematik aliran darah hati
larut dalam air, trigliserida cenderung menggumpal menjadi butir-
butir besar dalam lingkungan usus halus yang banyak mengandung
air. Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi gumpalan besar
lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada permukaan gurnpalan
besar tersebut dan pencernaan lemak akan sangat lama.
empedu atau batu empedu tidak menghadapi masalah Garam empedu mengemulsifikasi lemak serupa dengan deterjen
bermakna. Setelah pengangkatan kandung empedu, sekresi yang Anda gunakan untuk membersihkan lemak ketika mencuci
empedu di antara waktu makan disimpan di duktus biliaris piring. Molekul garam empedu mengandung bagian yang larut lemak
komunis, yang menjadi terdilatasi. (suatu steroid yang berasal dari kalesterol) dan bagian larut air yang

   641
Lobulus

M.I. Walker/Photo Researchers, Inc.


hati

Vena
sentral

Potongan memalui hati


(a) Susunan heksagonal lobules-lobulus

Cabang hati Vena sentral Cabang vena


vena porta Kenalikus porta hepatika
hepatika biliaris
Cabang arteri Bile
hepatika duct

Jarungan
ikat

Lempang Sel Kupffer


hepatosit
(sel hati) Kanalikulus biliaris
Sinusoid

Duktus
biliaris Cabang
vena
porta Hepatic
hepatika portal vein

Ke
duktus Lempeng hepatosit
Sinusoid hepatikus (sel hati)
Arteri
hepatika Vena sentral Lempeng hati

(b) Susunan pembuluh darah dalam lobulus hati (c) Irisan suatu lobulus hati yang tampak diperbesar
Gambar 16-14 Anatomi hati. Fotomikrograf potongan melintang sebuah lobulus pada hati babi, yang sering digunakan dalam mengajar karena lobulus pada babi
ini lebih jelas dibatasi oleh jaringan ikat daripada pada manusia sehingga susunan heksagona lobulus lebih mudah dilihat.

bermuatan negatif. Garam empedu tercadsorpsi di permukaan dengan lipase, sehingga menjangkarkan enzim ini ke tempat
butiran lemak, yaitu bagian larut-lemak garam empedu larut dalam kerjanya ditengah-tengah selubung garajn empedu.
butiran lemak, meninggalkan bagian larut air yang bermuatan negatif
menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut (Gambar 16- 16a). PEMBENTUKKAN MISEL Garam empedu—bersama dengan
Gerakan mencampur oleh usus memecah butiran lemak besar kolesterol dan lesitin, yang juga merupakan konstituen empedu—
menjadi butiran-butiran yang lebih kecil. Butiran-butiran kecil ini berperan penting dalam mempermudah penyerapan lemak melalui
akan cepat bergabung kembali jika tidak ada garam empedu yang pembentukan misel. Seperti garam empedu, lesitin (suatu fosofolipid
terserap di permukaan mereka dan menciptakan selubung muatan- yang serupa dengan yang terdapat pada dwilapis lipid membran
negatif larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan plasma) memiliki bagian yang larut lemak dan bagian yang tarut air,
yang sama saling tolak-menolak, gugus-gugus bermuatan negatif di sementara kolesterol hampir sama sekali tak-larut dalam air. Dalam
permukaan butiran lemak menyebabkan butiran tersebut saling suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-
menjauh (Gambar 16-16b) dan mencegah butir-butir kecil kembali kelompok kecil dengan bagian larut-lemak menyatu di bagian tengah
bergabung membentuk gumpalan lemak besar. Droplet lemak yang membentuk inti hidrofobik ("takut-air"), sementara bagian larut-air
telah teremulsifikasi berdiameter antara 200-5000 nm, dengan rerata membentuk selubung hidrohlik ("senang-air") di sebelah luar
1000nm (1 µn1). (Gambar 16-17). Sebuah misel memiliki garis tengah 3 hingga 10 nm,
Meskipun garam empedu meningkatkan luas permukaan yang dibandingkan dengan diameter rata-rata droplet lipid teremulsifikasi
tersedia untuk diproses oleh enzim lipase pankreas, lipase saja tidak yang 1000 nm. Misel larut dalam air berkat selubung hidrofiliknya,
dapat menembus lapisan garam-garam empedu yang terserap di tetapi dapat melarutkan bahan tak-larut air (dan karenanya larut-
permukaan butiran halus emulsi lemak. Untuk memecahkan dilema lemak) di bagian tengahnya yang larut-lemak. Karena itu, misel
ini, pankreas mengeluarkan polipeptida kolipase bersama dengan merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahan-
Iipase. Seperti garam empedu, kolipase memiliki bagian larut lemak bahan tak-larut air melalui isi lumen yang cair. Bahan larut-lemak
dan bagian larut air. Kolipase menggantikan sebagian garam empedu terpenting yang diangkut di dalam misel adalah produk-produk
dan melekat pada permukaan droplet lemak, tempatnya berikatan pencernaan lemak (monogliserida dan asam lemak bebas), serta vita-

  
min larut-lemak, yang semuanya diangkut ke tempat 1 Garam empedu yang
penyerapannya dengan cara ini. Jika tidak menumpang disekresikan terdiri dari 95%
garam empedu lama yang didaur
di dalam misel yang larut air ini, berbagai nutrien Hati ulang 5% garam empedu yang
mengangkut bahan-bahan tak-larut air melalui isi baru disintesis
lumen yang cair. Bahan larut-lemak terpenting yang 3 Garam empedu yang
didaur ulang oleh
diangkut di dalam misel adalah produk-produk
sirkulasi enterohepatik Garam
pencernaan lemak (monogliserida dan asam lemak empedu
Kolesterol
bebas), serta vitamin larut-lemak, yang semuanya
diangkut ke tempat penyerapannya dengan cara ini.
Jika tidak menumpang di dalam misel yang larut air ini,
berbagai nutrien ini akan mengapung di permukaan Duktus
bilaris komunis
kimus (seperti minyak terapung di atas air) dan tidak
pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.
Selain itu, kolesterol, suatu bahan yang sangat tidak
larut air, larut dalam inti misel yang hidrofobik. Stomach
Kandung empedu

Sfingter
Oddi
Duodenum

Vena Duktus
Sekresi empedu oleh hati dapat ditingkatkan oleh porta dari
mekanisme kimiawi, hormon, dan saraf: hepatika 4 5% garam empedu pankreas

Mekanisme kimiawi (garam empedu). Setiap bahan hilang dalam fases.
Kolon
yang meningkatkan sekresi empedu disebut koleretik.
Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri.
Di antara waktu makan, empedu disimpan di kandung
empedu, tetapi sewaktu makan empedu disalurkan ke
dalam duodenum oleh kontraksi kandung empedu.
Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan KUNCI
Terminal 2 95% garam empedu
lemak, garam empedu direahsorpsi dan dikembalikan = Sirkulasi ileum direabsorpsi oleh
oleh sirkulasi enterohepatik ke hati, tempat zat-zat ini enterohepatik ileum terminal
bile salts
bekerja sebagai koleretik poten untuk merangsang
sekresi empedu lebih lanjut. Karena itu, sewaktu makan, Gambar 16-15 Sirkulasi enterohepatik garam empedu. Sebagian besar garam empedu didaur ulang
ketika garam empedu dibutuhkan dan sedang antara hati dan usus halus melalui sirkulasi enterohepatik (tanda panah brru). Setelah ikut serta dalam
digunakan, sekresi empedu oleh hati meningkat. pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi oleh transpor aktif di ileum
terminal dan dikembalikan melalui vena porta hepatika ke hati, yang kernbali menyekresikannya ke dalam

Mekanisme hormon (sekretin). Selain meningkatkan
empedu.
sekresi NaHCO3 cair oleh pankreas, sekretin juga
merangsang peningkatan sekresi empedu alkalis cair sisa yang diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin adalah pigmen empedu utama
oleh duktus hepatikus tanpa disertai oleh peningkatan yang berasal dari penguraian sel darah merah usang. Rentang usia tipikal sel darah
setara garam-garam empedu. merah di dalam sistem sirkulasi adalah 120 hari. Sel darah merah yang telah usang

Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi vagus ke dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang melapisi bagian dalam sinusoid hati
hati berperan kecil dalam sekresi empedu selama fase dan di tempat-tempat lain di tubuh. Bilirubin adalah produk akhir penguraian
sefalik pencernaan, mendorong peningkatan aliran bagian hem (yang mengandung besi) hemoglobin yang terkandung di dalam sel
empedu hati bahkan sebelwn makanan mencapai darah merah usang ini (lihat h. 418). Hepatosit mengambil bilirubin dari plasma,
lambung atau usus. sedikit memodifikasi pigmen tersebut untuk meningkatkan kelarutannya, dan
Selama pencernaan makanan, ketika kimus mencapai kemudian secara aktif mengekskresikannya ke empedu. Bilirubin bukan
usus halus, keberadaan makanan, khususnya lemak, merupakan sama sekali produk sisa yang tidak ada gunanya. Para penegti akhir-
dalam lumen duodenum memicu pelepasan CCK. akhir ini menemukan bahwa bilirubin merupakan antioksidan poten tetapi
Hormon ini menstimulasi kontraksi kandung empedu berdurasi singkat. Karena bilirubin bersifat larut lemak sedangkan antioksidan
dan relaksasi sfingter Oddi, sehingga kandung empedu alami lainnya dalam tubuh bersifat larut air, bilirubin mungkin berperan dalam
dikosongkan ke duadenum, tempat zat ini membantu melindungi membran lipid dari cedera radikal bebas (lihat h. 154).
penyerapan dan pencernaan lemak yang memicu Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning.
pelepasan CCK. Di dalam saluran cerna, pigmen ini dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri,
menghasilkan warna tinja yang cokelat khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin,
Bilirubin adalah produk sisa yang seperti ketika duktus biliaris tersumbat total oleh batu empedu, tinja berwarna
diekskresikan ke dalam empedu. putih keabuan. Dalam keadaan normal, sejumlah kecil bilirubin direabsorpsi oleh
Bilirubin. konstituen utama lainnya pada empedu. tidak usus kembali ke darah, dan ketika akhirnya diekskresikan di urine, bilirubin ini
berperan dalam pencernaan tetapi merupakan produk berperan besar menyebabkan warna urine menjadi kuning. Ginjal tidak dapat

Sistem Pencernaan 643


mengekskresikan bilirubin hingga bahan Hidrofobik (nonpolar)
ini telah dimodifikasi ketika mengalir
melalui hati dan usus. C NH CH2 COO–

Jika bilirubin dibentuk terlalu O


Butiran
cepat daripada laju ekskresinya,
HO OH
lemak halus
bahan ini menumpuk di tubuh dan Gugus hidrofilik (nonpolar)
(polar) dengan
menyebabkan ikterus. Pasien Bagian larut H2O yang molekul
dengan penyakit ini tampak keku- bermuatan negatif- garam
gusus polar, semua empedu
ningan, dengan warna ini paling mudah berlokasi pada satu sisi terserap di
terlihat di bagian putih mata. Ikterus dapat molekul permukaann
Hidrofobik Air
ditimbulkan oleh tiga cara: Bagian larut lemak (berasal (polar) ya.
(nonpolar)
dari kolestrol yang nonpolar
1. kterus prahepatik (masalah terjadi hemo-
litik, disebabkan oleh pemecahan
(hemolisis) berlebihan sel darah merah, (a) Struktur garam empedu dan adsorpsinya ke permukaan droplet lipid berukuran kecil
yang menyebabkan hati mendapat lebih
Droplet lipid berukuran besar
banyak bilirubin daripada kemampuan
mengekskresikannya.
Oleh kerja garam
2. Ikterus hepatik (masalah terletak di "hati") empedu
terjadi ketika hati mengalami penyakit dan
tidak dapat menangani bilirubin bahkan
dalam jumlah normal.
3. Ikterus pascahepatik (masalah terjadi "se-
telah hati"), atau obstruktif, terjadi ketika
Emulsi
saluran empedu tersumbat misalnya oleh lipid
batu empedu sehingga bilirubin tidak dapat
dieliminasi di tinja.

Hepatitis adalah penyakit


peredangan hati yang terjadi karena
bermacam kuasa, termaksuk infeksi
virus, obesitas (penyakit perlemakan
hati), atau pajanan ke bahan toksik
(yang tersering), termasuk alkohol,
karban tetraklorida, dan obat penenang
tertentu. Keparahan hepatitis berkisar dari
ringan dengan gejala reversibel hingga (b) Pembentukan emulsi lipid melalui kerja garam empedu.
kerusakan akut masif dengan kemung- kinan Gambar 16-16 Struktur skematik dan fungsi garam empedu. (a). Garam empedu Ferdiri dari bagian larut-lemak yang
larut dalam butiran lemak dan bagian larut-air yang bermuatan negatif yang menonjol dari permukaan butiran. (b) Ketika
kematian dini akibat gagal hati akut. butiran besar lemak terurai menjadi butiran-butiran yang lebih kecil oleh kontraksi usus, garam-garam empedu terserap
ke permukaan butiran halus, membentuk selubung yang terdiri dari komponen garam empedu larut-air bermuatan negatif
Peradangan hati yang berulang atau yang menyebabkan butiran-butiran halus tersebut saling tolak-menolak. Efek emulsitikasi ini menyebabkan butiran-butiran
lemak terpisah dan mencegahnya kembafi menyatu sehingga meningkatkan luas permukaan lemak yang tersedia untuk
berkepanjangan, biasanya berkaitan dengan pencernaan oleh lipase pankreas.
alkoholisme kronik, dapat menyebabkan
sirosis, suatu keadaan ketika hepatosit yang
rusak diganti secara permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati sehingga fibroblas yang lebih kuat mengambil alih dan berkembang
memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi, dalam keadaan berlebihan. Jaringan ikat ekstra ini tidak banyak memberi ruang
normal mengalami pertukaran sel secara bertahap. Jika sebagian bagi pertumbuhan kembali hepatosit. Karena itu, sewaktu sirosis
jaringan hati rusak, jaringan yang hilang dapat diganti dengan terjadi secara perlahan, jaringan hati aktif secara bertahap
meningkatkan laju pembelahan sel. Namun, seberapa cepat hepatosit berkurang, yang akhirnya menyebabkan gagal hati kronik
dapat diganti memiliki batas. Selain hepatosit, sejumlah kecil
fibroblas (sel jaringan ikat) tersebar di antara lempeng-lempeng hati Setelah membahas organ-organ pencernaan tambahan yang
dan membentuk rangka penunjang bagi hati. Pajanan kronik atau mengalirkan produk eksokrin mereka ke dalam lumen usus halus,
kuat terhadap toksin seperti alkohol mengganggu pergantian sel hati kini kita akan membahas kantribusi usus halus itu sendiri.

Sistem Pencernaan 664


segmen yang berkontraksi terdapat daerah-daerah relaksasi yang
mengandung bolus kimus berukuran kecil. Cincin kontraktil
terbentuk setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus inenjadi
segmen-segmen seperti rangkaian sosis. Cincin kontraktil ini tidak
Inti hidrofobik menyapu di sepanjang usus seperti halnya gelombang peristaltik.
Setelah suatu periode singkat, segmen-segmen yang berkontraksi
Selubung hidrofilik melemas, dan kontraksi berbentuk cincin ini muncul di bagian-
bagian yang sebelumnya melemas (Gambar 16-18). Kontraksi baru
mendorong kimus di bagian yang semula relaksasi untuk bergerak ke
kedua arah ke bagian-bagian yang kini melemas di sampingnya.
Karena itu, segmen yang baru melemas menerima kimus dari kedua
segmen yang berkontraksi tepat di belakang dan depannya. Segera
KUNCI
setelah itu, bagian-bagian yang berkontraksi dan melemas kembali
Bagian larut air Bagian larut
air hergantian. Dengan cara ini, kimus dipotong, digiling, dan dicampur
semua larut lemak
Bagian larut
secara merata. Kontraksi-kontraksi ini dapat dibandingkan dengan
Bagian larut lemak memeras adonan kue dengan tangan Anda untuk mencampur isinya.
lemak
Kolestrol Bile salt Lecithin
Gambar 16-17 Sebuah misel. Konstituen-konstituen empedu (garam empedu, lesitin, INISIASI DAN KONTROL SEGMENTASI Kontraksi segmentasi
dan kolesterol) menyatu untuk membentuk misel yang terdiri dari selubung hidrofilik dimulai oleh sel-sel pemacu usus halus, yang menghasilkan BER yang
(larut-air) dan inti hidrofobik (larut-lemak). Karena selubung luar misel larut air, produk- serupa dengan BER lambung yang mengatur peristalsis di lambung.
produk pencernaan lemak, yang tidak larut air, dapat dibawa mefalui isi lumen yang Jika BER usus halus membawa lapisan otot polos sirkular ke ambang,
mengandung air ke permukaan absorptif usus halus dengan larut di dalam inti misel terjadilah kontraksi segmentasi, dengan frekuensi segmentasi
yang larut lemak. Diameter droplet lemak yang teremulsifikasi berkisar dari 200 hingga mengikuti frekuensi BER.
5000 nm (rerata 1000 nm) dibandingkan dengan misel, yang berdiameter 3 hingga 10
nm.
Tingkat kepekaan otot polos sirkular dan karenanya intensitas
kontraksi segmentasi dapat dipengaruhi oleh peregangan usus, oleh
hormon gastrin, dan oleh aktivitas saraf ekstrinsik. Semua faktar ini
memengaruhi eksitabilitas sel otot polos usus halus dengan
menggeser potensial awal di sekitar BER berosilasi mendekati atau
menjauhi ambang. Segmentasi berkurang atau berhenti di antara
Periksa Pemahaman 16.5 waktu makan tetapi menjadi kuat segera setelah makan. Saat
1. Jelaskan pentingnya beberapa enzim pankreas disimpan
makanan pertama masuk ke usus halus, duodenum dan ileum mulai
sebagai prekursor dalam granul zimogen. melakukan kontraksi segmentasi secara bersamaan. Duodenum mulai
2. Jelaskan bagaimana garam empedu berkontribusi dalam
melakukan segmentasi terutama sebagai respons terhadap
pencernaan lemak diet. peregangan loka[ yang ditimbulkan oleh keberadaan kimus.

16.6 | Usus Halus


Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan
penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih latijut
setelah isi lumen mengalir melewati usus halus, dan tidak terjadi
penyerapan nutrien lebih lanjut, meskipun usus besar menyerap
sejumlah kecil garam dan air. Usus halus terletak bergelung di
dalam rongga abdomen, terbentang antara lambung dan usus besar.
Usus halus dibagi menjadi tiga segmen duodenum, jejunum, dan
ileum.
Seperti biasa, kita akan membahas motilitas, sekresi, digesti,
dan absorpsi di usus halus dalam urutan tersebut. Motilitas usus
halus mencakup segrnentasi dan kompleks motilitas bermigrasi.

Gambar 16-18 Segmentasi. Segmentasi terdiri dari kontraksi-kontraksi


Segmentasi, motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan berbentuk cincin di sepanjang usus halus. Dalam hitungan detik, segmen yang
makanan, meneampurdan mendorong kimus secara perlahan. semula berkontraksi melemas dan bagian yang semula melemas berkontraksi.
Kontraksi berosilasi ini mencampur kimus dengan merata di dalam lumen usus
Segmentasi terdiri dari kontraksi berbentuk cincin yang berosilasi halus.
pada otot polos sirkular di sepanjang usus halus:di antara segmen-

   645
Segmentasi ileum yang kosong, sebaliknya, ditimbulkan oleh gastrin Jika individu tersebut melanjutkan puasa, aktivitas motorik MMC
yang disekresikan sebagai respons terhadap keberadaan kimus di berulang sendiri, dimulai lagi pada fase 1. Ketika berpuasa, beberapa
lambung, suatu mekanisme yang dikenal sebagai refleks gastroileum. individu menjadi waspada terhadap MMC karena kontraksi fase 3
Saraf ekstrinsik dapat memodifikasi kekuatan kontraksi ini. Stimulasi menyebabkan suara berdeguk yang sering dipikir sebagai lambung
parasimpatis meningkatkan segmentasi, sementara stimulasi simpatis yang "menggeram". MMC diatur di antara waktu makan oleh
menekan aktivitas segmentasi. hormon motilin, yang disekresikan selama keadaan makanan
berikutnya tiba, aktivitas segmental kembali dimulai dan MMC
PENCAMPURAN FEGMENTASI Pencampuran yang dilakukan oleh terllenti. Peiepasan motilin dihambat oleh makan.
segmentasi memiliki fungsi rangkap, yaitu mencampur kimus
dengan getah pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen usus
halus dan memajankan semua kimus ke permukaan absarptif
mukasa usus halus.
Di pertemuan antara usus halus dan usus besar, bagian terakhir
Segmentasi tidak saja melakukan pencampuran tetapi juga secara ileum mengalirkan isinya ke dalam sekum (Gambar 16-19). Dua
perlahan menggerakkan kimus menelusuri usus halus. Bagaimana hal faktor berperan dalam kemampuan bagian ini berfungsi sebagai
ini dapat terjadi, ketika setiap kontraksi segmental mendorong kimus sawar antara usus halus dan usus besar. Pertama, susunan anatomik
ke kedua arah (mau dan mundur)? Kimus secara perlahan bergerak adalah sedemikian rupa sehingga lipatan jaringan berbentuk katup
maju karena frekuensi segmentasi menurun di sepanjang usus halus. menonjol dari ileum ke dalam lunlen sektun. Ketika isi ileum
Sel-sel pemacu di doudenum secara spontan mengalami depo- larisasi terdorong maju, katup ileosekum ini dengan mudah terbuka, tetapi
lebih cepat daripada sel-set serupa yang ada di bagian hilir usus, lipatan jaringan ini akan tertutup erat ketika isi sekurn berupaya
dengan kontraksi segmentasi terjadi di duodenum pada kecepatan 12 mengalir balik. Kedua, otot polos di beberapa sentimeter terakhir
kali per menit dibandingkan dengan hanya 9 kali per menit di ileum dinding iletun menebal, membentuk sfingter yang berada di bawah
terminal. Karena segmentasi terjadi lebih sering di bagian atas usus kontrol saraf dan hormon. Sfingter ileosekum ini hampir selalu
halus daripada di bagian bawah, secara rerata, lebih banyak kimus berkontraksi, paling tidak dengan lekuatan ringan. 'lekanan di sisi
yang terdorong maju daripada yang terdorong mundur. Karenanya, sekum sfingter menyebabkan otot ini berkontraksi lebih kuat;
kimus secara perlahan bergerak dari bagian atas ke bagian bawah usus peregangan di sisi ileum menyebabkan sfingter nlelemas, suatu
halus, dengan terdorong maju-mundur selama perjalanannya agar reaksi yang diperantarai oleh pleksus intrinsik di daerah ini.
terjadi pencampuran yang nlerata dan penyerapan. Mekanisme Dengan cara ini, pertemuan ileosekum mencegah isi usus besar
propulsif yang lambat ini nlenguntungkan karena menyediakan yang penuh bakteri mencemari usus halus dan pada saat yang sama
cukup waktu bagi berlangsungnya proses pencernaan dan absorpsi. Isi memungkinkan isi ileum masuk ke dalam kolon. Jika bakteri-
usus halus biasanya memerlukan 3 hingga 5 jam untuk melintasi usus bakteri kolon nlemperoleh akses ke usus halus yang kaya nutrien,
halus. mereka akan cepat berkembang biak. Relaksasi sfingter
ditingkatkan oleh pelepasan gastrin pada permulaan makan, yaitu
saat terjadi peningkatan aktivitas lambung. Reiaksasi ini
memungkinkan serat yang tidak tercerna dan zat terlarut yang tidak
diabsorpsi dari makanan sebelumnya terdorong maju sewaktu
Selama periode puasa singkat, ketika sebagian besar makanan telah makanan baru masuk ke saluran cerna.
diserap, lambung dan usus halus menunjukkan aktivitas motorik
yang unik. Kontraksi segnlentasi usus berhenti dan diganti oleh
kompleks motilitas bermigrasi (migratirtg mafiIity complex,
MMC), atau aktivitas "pembersih usus'': MMC bersiklus di seluruh
fase berikut dalam pola berulang setiap sekitar 1,5 jam selama orang
Setiap hari sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus halus me-
tersebut berpuasa:
nyekresikan ke dalam lumen sekitar 1,5 liter larutan cair garam dan
1. Fase 1: Periode relatit tenang panjang yang berlangsung sekitar 40- mukus yang disebut sukus enterikus ("jus usus"). Sekresi
60 menit dengan beberapa kontraksi. meningkat setelah makan sebagai respons terhadap stimulasi lokal
mukosa usus halus oleh adanya kimus.
2. Fase 2: Periode 20-3- menit dengan beberapa kontraksi peristalkik
Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan
dengan waktu yang bervariasi di antara kontraksi.
melumasi. Selain itu, sekresi cair ini menvediakan banvak H2O untuk
3. Fase 3: Fase terpendek, tempat kontraksi peristaltik intensif berperan dalam pencernaan enzimatik nlakanan. ingat kembali
dimulai di bagian atas lamhung dan berjalan terus hinggga ke ujung bahwa pencernaan nlelibatkan hidrolisis—pemutusan ikatan oleh
usus halus. Kontraksi berulang secara ritmik setiap 5 hingga 10 reaksi dengan H2O—yang berlangsung paling efisien jika senlua
menit. Selanla periode ini, sfingter pilorus bere- laksasi dan terbuka reaktan berada dalam larutan.
secara penuh. Tidak ada enzimpencernaan yang disekresikan ke dalam getah
usus ini. Usus halus memang menyintesis enzim pencernaan, tetapi
Aktivitas motorik MMC ditujukan untuk menyapu sisa-sisa enzinl-enzim ini berfungsi di dalam membran brush-border sel epitel
makanan sebelumnya serta debris mukosa dan bakteri maju menuju yang melapisi bagian dalam lumen dan tidak disekresikan langsung
kolon, seperti "pembantu rumah tangga usus" yang baik. ke dalam lumen.

  
Kolon asenden (Tabel 16-6 merangkum proses-proses
Sfingter ileosekum pencernaan untuk ketiga kategori utama
makanan nutrien.)
Gastrin baru
Suatu penyakit yang cukup
sering dijumpai, intoleransi
laktosa, melibatkan deftsiensi
laktase, yaitu disakaridase yang
Ileum
spesifik untuk pencernaan laktosa, atau
mendorong gula susu. Sebagian besar anak berusia
kalup Mendorong kurang dari 4 tahun memiliki laktase
tertutup dan katup terbuka yang memadai, tetapi enzim ini dapat
mengontraksikan dan melemaskan
sfingtef Katup
secara bertahap lenyap sehingga pada
sfinger
Ileosekum banyak orang dewasa, aktivitas laktase
Sekum Apendiks berkurang atau tidak ada.
Gambar 16-19 Kontrol Kontrol katup dan sfingter ileosekum. Pertemuan antara ileum dan usus biasanya Ketika orang dengan defisiensi laktase
disesuaikan dengan kebutuhan besar adalah katup ileosekum, yang dikelilingi oleh otot polos tebal, yaitu sfingter mengonsumsi susu kaya-laktosa atau
ileosekum. tubuh. Karena itu, semakin banvak makan-Tekanan di sisi sekum mendorong katup tertutup dan produk susu, laktosa yang tidak tercerna
menyebabkan kontraksi sfingter, mencegah isi kolon yang penuh bakteri mencemari usus halus yang kaya nutrien. akan tetap berada di lumen dan
Katup sringfer terbuka dan memungkinkan isi ileum masuk ke usus besar sebagai respons terhadap tekanan di sisi
menimbulkan beberapa konsekuensi
ileum katup dan terhadap hormon gastin yang di keluarkan sewaktu makanan berikutnya masuk ke lambung.
yang berkaitan . Pertama, akumulasi
laktosa yang tidak tercerna menciptakan gradien osmotik yang
menarik H2O ke dalam lumen usus. Kedua, bakteri yang hidup di
usus besar memiliki kemampuan menguraikan laktosa sehingga
Sebagian besar pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh mereka segera menyerang laktosa untuk digunakan sebagai sumber
enzim-enzim pankreas, dengan pencernaan lenlak ditingkatkan energi, menghasilkan sejumlah besar gas CO2 dan metana dalam
oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak prosesnya. Peregangan usus oleh cairan dan gas menimbulkan nyeri
direduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan (kram) dan diare. Bayi dengan intoleransi laktosa juga dapat
asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi mengalami manutrisi.
tragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan
Akhirnya kita siap untuk membahas penyerapan nutrien. Hingga
karbohidrat diubah menjadi disakarida, dekstrin a-limit, dan tahap ini, belum ada penyerapan nutrien. Hingga tahap ini, belum
beberapa monasakarida. Karena itu, pencertlaan lemak telah selesai
ada penyerapan makanan makanan, air, atau elekrolit.
di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan
protein belum tuntas.
Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat Usus halus beradaptasi sangat baik untuk
tonjolan-tonjolan khusus seperti rambut, mikrovilus, yang melakukan peran utamanya dalam penyerapan.
membentuk brush border (lihat h. 54, Gambar 2-27 dan foto Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein, serta
pembuka bab). Membran plasma brush border mengandung tiga sebagian besar elekrolit, vitamin, dan air, normalnya diserap oleh
kategori enzim yang berfungsi sebagai enzim-enzim terikat- usus halus tanpa pandang bulu. Hanya penyerapan kalsium dan besi
membran: yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu,
1. Enterokinase, yang mengaktifkan enzim proteolitik pankreas tri- semakin banyak yang akan dicerna dan diserap, seperti yang telah
psinogen dirasakan oleh orang-orang yang berupaya keras mongontrol berat
badan mereka.
2. Disakaridase (maltase, sukrase-isomaltase, dan laktase) yang be-
kerja pada maltose, dekstrin a-limit, dan disakarida diet. Maltosa Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejunum;
(yang merupakan produk amilase liur dan pankreas) diurai menjadi hanya sedikit yang terjadi di ileum, bukan karena ileum tidak
glukasa oleh aktivitas maltase atau sekrase-isomaltase. Namtm, memiliki kemampuan menyerap tetapi karena sebagian besar
produk pencernaan karbohidrat lainnya, dekstrin a-limit, hanya penyerapan telah diselesaikan sebelum isi usus mencapai ileum. Usus
dapat diuraikan oleh sukrase-isotnaltase. Hasil akhir pencernaan halus memiliki kapasitas absorptif cadangan yang besar. Sekitar 50%
disakarida sukrnsa dan laktosa diet masing-masing diselesaikan oleh usus halus dapat diangkat tanpa banyak mengganggu penyerapan—
enzim sukrase- isamaltase dan laktase. dengan satu pengecualian. Jika ileum terminal diangkat, penyerapan
vitamin B12 dan garam empedu akan terganggu, karena tnekanisme
3. Aminopeptidase, yang menghidrolisis hampir semua fragmen- transpor khusus untuk kedua bahan ini hanya terdapat di bagian ini.
fragmen peptida kecil menjadi komponen-komponen asam amino
Semua bahan lain dapat diserap di seluruh panjang usus halus.
mereka sehingga pencernaan protein tuntas.
Karena itu, pencernaan karbohidrat dan protein dituntaskan di Mukosa yang melapisi bagian dalam usus halus telah beradaptasi
brush border. sangat baik untuk fungsi absorptifnya karena dua alasan:

   647
❚ TABEL 16-6 Proses Pencernaan untuk Ketiga Katagori Utama Nutruen

Unit Nutrien yang


Nutrien Dapat Diserap

Karbohidrat Amilase Kelenjer liur Mulut dan Menghidrolisis


(sebagian polisakarida
besar)korpus menjadi disakarida
lambung dan dekstrin a-limit
Lumen usus halus

Disakridase Sel epital usus halus Brush border usus Menghitung Monosakarida
(maltase, sukrase- halus halus disakarida menjadi khususnya
isomaltase, laktase) monosakarida glukosa

Protein Menghidrolis protein


menjadi fragmen peptida

Lumen usus halus Menyerang fragmen-


fregmen peptida yang
berbeda

Sel epitel usus halus Brush border Menghidrolisis Asam amino dan
usus halus fragmen peptida beberapa peptida
menjadi asam amino beberapa peptida kecil
Fat Lumen usus halus Menghidrolis trigleserida Asam lemak dan
menjadi asam lemak monogliserida
dan monogliserida

Lumen usus halus Mengemulsifikasi


globulus besar lemak
untung diserang oleh
lipase pankreas

(1) mukosa ini memiliki luas permukaan yang sangat besar, 6000 mikrovilus, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop
dan (2) sel-sel epitel di iapisan ini memiliki beragam elektron. Enzim-enzim usus halus melaksanakan fungsi mereka di
mekanisme transpor khusus dalam membran brush border ini.
ADAPTASI YANG MENINGKATKAN LUAS PERMUKAAN Secara bersama-sama, lipatan, vilus, dan mikrovilus
USUS HALUS Modifikasi-modifikasi khusus berikut pada menyebabkan luas permukaan luminal usus halus menjadi 600 kali
mukosa usus halus sangat meningkatkan luas permukaan yang lipat lebih besar daripada jika usus ini hanya berupa pembuluh
tersedia untuk absorpsi (Gambar 16-20): dengan panjang dan garis tengah yang sama dan dilapisi bagian
dalamnya oleh perrnukaan yang datar. Jika permukaan usus halus

Permukaan dalam usus halus membentuk lipatan-lipatan dibentangkan hingga datar, luasnya akan menutupi sebuah
sirkular permanen yang dapat dilihat dengan mata telanjang lapangan tenis.
dan meningkatkan luas permukaan tiga kali lipat.
Malobsorpsi (gangguan penyerapan) dapat diserbabkan

Dari permukaan yang terlipat ini terbentuk tonjolan-
oleh kerusakan atau pengangguran luas permukaan usus
tonjolan mikroskopik berbentuk jari yang dikenal sehagai
halus. Salah satu kausa yang umum adalah enteropi gluten,
vilus, yang menyebabkan lapisan dalam tampak seperti
beludru dan meningkatkan luas permukaan 10 kali lipat lagi yang juga dikenal sebagai penyakit seliak. Pada penyakit ini, usus
(Gambar 16-21). Permukaan setiap vilus dilapisi oleh sel-sel halus pasien sangat peka terhadap gluten, suatu konstituen protein
epitel yang kadang-kadang di antaranya terdapat sel mukus pada gandum, berley, dan rye. Produk padi-padian ini banyak
(lihat foto pembuka bab). terdapat di makanan olahan. Penyakit ini adalah suatu gangguan
imunologik kompleks ketika palanan ke gluten merangsang secara
■ Bahkan proyeksi lebih kecil yang menyerupai rambut, yang abnormal pengaktifan respons sel T(lihat h. 456) yang merusak
disehut brush border atau mikrovilus, berasal dari permukaan vilus usus: tumlah vilus berkurang, mukosa menjadi datar, dan
luminal sel-sel epitel ini, sehingga luas permukaan meningkat hrush border menjadi pendek dan tumpul (Gambar 16-22). Karena
20 kali lipat lagi. Setiap sel epitel memiliki hingga 3000 hingga lenyapnya vilus ini mengurangi luas permukaan yang ter-

hapter
Usus halus

Lipatan
sirkular
(a) Usus halus

© Michael C. Webb/Visuals Unlimited


Circular
fold

Vilus

Gambar 16-21 Pemindaian mikrograf elektron pada vilus yang menonjol


dari mukosa usus halus.

(b) Lipatan sirkular

Sel epitel
Kapiler
Sel mukus

Brush border
Vilus
Lakteal sentral

Thomas W. Sheehy, M.D.; Robert L. Slaughter, M.D.: “The Malabsorption Syndrome” by Medcom, Inc. Reproduced by permission of
Kriptus
Lieberkuhn
Arteriol
Vanula
Pembuluh
limfe
(c) Vilus

Mikrovilus
(brush border)
(a) Normal

Sel epitel Brush border

(d) Epithelial cell


Medcom, Inc.

Gambar 16-20 Permukaan absorptif usus halus. (a) Struktur makroskopik


usus halus. (b) Lipatan sirkular mukosa usus halus secara kolektif meningkatkan
luas permukaan penyerapan tiga kali lipat. (c) Tonjolan mikroskopik berbentuk (b) Enteropati gluten
jari yang dikenal sebagai vilus secara kolektif meningkatkan luas permukaan Gambar 16-22 Pengurangan brush-border pada enteropati gluten. (a)
menjadi 10 kali lipat bagi. (d) Setiap sel epitel pada vilus memiliki mikrovilus di Mikrograf elektron brush border sel epitel usus halus orang normal. (b)
sisi luminalnya; mikrovilus meningkatkan luas permukaan 20 kali lipat lagi. Mikrograf elektron brush borderyang pendek dan gempaf pada sel epitel
Secara total, mvdifikasi permukaan ini meningkatkan luas permukaan absorptif usus halus seorang pasien dengan enteropati gluten.
usus halus sebesar 600 kali lipat.

   649
sedia untuk penyerapan, penyerapan semua nutrien terganggu. Sel-sel baru mengalami beberapa perubahan sewaktu ber-
Penyakit ini diterapi dengan eliminasi gluten dari diet. migrasi ke atas vilus. Konsentrasi enzim-enzim brush border
meningkat dan kapasitas untuk menyerap membaik, sehingga sel-
STUKTUR VILUS Penyerapan menembus dinding saluran cerna sel di ujung vilus memiliki kemampuan mencerna dan menyerap
melibatkan transpor transepitel yang serupa dengan perpindahan tertinggi. Tepat setelah berada di puncak, sel-sel ini kemudian
bahan menembus tubulus ginjal(lihat h. 545).Setiap vilus memiliki didorong oleh sel-sel baru yang bermigrasi. Karena itu, isi lumen
komponen-komponen utama berikut (lihat Gambar 16-20c): terus-menerus terpajan ke sel-sel yang berperangkat optimal wituk
menuntaskan proses pencernaan dan penyerapan secara efisien.
■ Sel epitel yang rnenutupi percnukaan vilus. Sel-sel epitel disatukan
Selain itu, seperti di lambung, pertukaran cepat sel-sel di usus halus
di batas lateral oleh taut erat, yang membatasi lewatnya isi lurnen di
adalah hal yang esensial karena kondisi lingkungan lumen usus yang
antara sel-sel, meskipun taut erat di usus halus lebih bocor daripada
"keras" Sel-sel yang terpajan ke isi lumen yang abrasif dan korosit
yang terdapat di lambung. Di batas luminalnva, sel epitel memiliki
mudah rusak dan tidak berumur panjang, sehingga mereka harus
pembawa untuk menyerap nutrien dan elektrolit spesifik dari
terus-menerus diganti oleh sel baru yang masih segar.
lumen serta enzim pencernaan yang melekat ke membran yang
menuntaskan pencernaan karbohidrat dan protein. Sel-sel tua yang terlepas ke dalam luinen tidak seluruhnya
keluar dari tubuh. Sel-sel ini dicerna, dengan konstituen-
■ Inti jaringun ikat. Inti ini dihentuk oleh lamina propria. konstituennya diserap ke dalam darah dan digunakan kembali,
antara lain, untuk sintesis sel baru.
■ Anyamun kapiler. Setiap vilus didarahi oleh sebuah arteriol
yang bercabang-cabang menibentuk anyaman kapiler di dalam inti Selain sel punca, sel Paneth defensif juga ditemukan di kriptus.
vilus. Kapiler-kapiler ini kemudian kembali menyatu membentuk Sel-sel ini mengliasilkan dua bahan kimia yang mengusir bakteri:
venula yang mengalir menjauhi vilus. (a) Iisozim, enzim pelisis bakteri yang juga terdapat di liur; dan (2)
defensin, protein kecil dengan kemampuan antibakteri (lihat h 472).

Pembuluh limfe terminal. Setiap vilus mendapat sebuah
pembuluh limfe buntu yang dikenal sebagai lakteal sentral, yang Kini kita mengalihkan perhatian ke cara-cara lapisan epitel usus
menempati bagian tengah inti vilus. halus dikhususkan untuk melaksanakan penyerapan isi lumen dan
rnekanisme yang digunakan untuk menyerap konstituen-konstituen
Selama proses penyerapan, bahan-bahan yang tercerna masuk
makanan spesifik.
ke anyaman kapiler atau lakteal sentral. Agar dapat diserap, bahan
harus menembus sel epitel, berdifusi melalui cairan interstisium di
dalam inti jaringan ikat vilus, dan kemudian menembus dinding
pembuluh kapiler atau limfe. Seperti transpor ginjal, penyerapan di
usus mungkin aktif atau pasif, dengan penyerapan aktif
Natrium dapat diserap baik secara pasif maupun aktif. Jika gradien
inemerlukan pengeluaran energi paling tidak selama salah satu
elektrokimia mendorong perpindahan Na+ dari lumen ke dalam
tahap transpor transepitelnya.
darah, dapat terjadi difusi pasif antara sel-sel epitel usus melalui taut
erat vang "bocor" ke dalam cairan interstisium di dalam vilus (yaitu
absorpsi oleh transpor paraseluler; lihat h. 67). Perpindahan Na+
Terdapat invaginasi dangkal, yang dikenal sebagai kriptus minembus selis memerlukan energi dan melibatkan pernbawa
Lieberkuhn (lihat Gambar 16-20c), menyelam masuk ke dalam berbeda pada membran luminal dan basolateral, serupa dengan
permukaan mukosa di antara vilus. Tidak seperti sumur gastrik, proses reabsorpsi Na+ menembus tubulus ginjal (lihat h. 546 and
kriptus-kriptus usus ini tidak mengeluarkan enzim pencernaan, 549). Natrium masuk ke sel epitel menembus batas lurninal secara
tetapi mengeluarkan air dan garam yang, bersama dengan mukus sendiri dan pasif melalui saluran Na+ atau didampingi oleh ion lain
yang dikeluarkan oleh sel-sel di permukaan vilus, membentuk atau molekul nutrien dengan transpor aktif sekunder melalui tiga
sukus enterilcus. pembawa yang berbeda: simporter Na1 Cl-, antiparter Na+-H+, atau
simporter Na+- glukosa (atau asam ainino). Natrium dipompa
Selain itu, kriptus berfungi sebagai "kebun untuk benih
secara aktif keluar sel oleh pompa Na+-K+ di batas basolateral ke
tumbuh". Sel-sel epitel yang melapisi usus halus terlepas dan diganti
dalam cairan interstisium di ruang lateral antara sel-sel tempat
dengan kecepatan tinggi akibat tingginya aktivitas mitotik sel punca
mereka tidak disatukan oleh taut erat. Dari cairan interstisium, Na+
di kriptus. Sel-sel baru yang secara terus-menerus diproduksi di
berdifusi ke dalam kapiler.
kriptus bermigrasi naik ke vilus dan, dalam prosesnya, mendorong
sel-sel tua di ujung vilus ke dalam lumen. Dengan cara ini, lebih Seperti tubulus ginjal di bagian-bagian awal nefron, penye-rapan
dari 100 juta seI usus dilepaslcan setiap menit. Perjalanan Cl-, H2O, glukosa, dan asam amino dari usus halus dikaitkan
keseluruhan dari kriptus ke puncak adalah sekitar tiga hari, clengan penyerapan Na+ dependen-energi ini. Klorida secara pasif
sehingga lapisan epitel usus halus diganti setiap sekitar tiga hari. inengalir menuruni gradien listrik yang tercipta oleh absorpsi Na+
Karena tingginya tingkat pembelahan sel ini, sel punca kriptus dan dapat juga diabsorpsi melalui transpor aktif sekunder jika
sangat peka terhadap kerusakan oleh radiasi dan obat antikanker, dibutuhkan. Sebagian besar penyerapan H2O di saluran cerna ber-
yang keduanya dapat menghambat pembelahan sel. gantung pada pembawa aktif yang memoinpa Na+ ke dalam ruang

  
lateral sehingga menyebabkan terbentuknya daerah terkonsentrasi 2. Protein di dalam sel yang terdorong hingga lepas dari vilus ke
dengan tekanan osmotik tinggi di antara sel-sel, serupa dengan dalam lumen selarna proses pergantian mukosa.
situasi di ginjal (lihat h.552). Tekanan osmotik tinggi yang bersifat 3. Sejumlah kecil protein plasma yang normalnya bocor dari kapiler
lokal ini mejnicu H2O berpindah dari lumen menembus sel (dan ke dalam lunlen saluran cerna.
mungkin dari lumen melalui taut erat yang bocor) ke dalain ruang Sekitar 20 hingga 40 g protein endogen masuk ke lunlen setiap
lateral. Air yang masuk ruang ini inengurangi tekanan osmotik hari dari ketiga sumber ini. Jumlah ini dapat melebihi jumlah protein
tetapi meningkatkan tekanan hidrostatik (cairan). Akibatnya, H2O yang berasal dari makanan. Semua protein endogen harus dicerna
terbilas keluar dari ruang lateral menuju bagian interior vilus, dan diserap, bersama dengan protein makanan, untuk rnencegah
tempat zat ini diserap oleh anyaman kapiler. Sementara itu, lebih terkurasnya simpanan protein tubuh. Asam-asam amino yang
banyak Na+ dipompa ke dalam ruang lateral untuk mendorong diserap dari protein makanan dan endogen terutama digunakan
absorpsi H2O. untuk nlembentuk protein baru di tubuh.

Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama


berada dalam bentuk asam amino dan beberapa potongan kecil
peptida (Gambar 16-24a), Asam amino diserap menembus sel usus
Penyerapan produk akhir pencernaan karbohidrat dan protein oleh simporter, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa
dilaksanakan oleh simporter dependen-Na+ , dan kedua kategori (Gambar 16-24b). Simporter glukosa berbeda dengan simporter asam
produk akhir ini diabsorpsi ke dalam darah. amino, dan simporter asam amino bersifat selektif untuk asam amino
yang berbeda. Peptida kecil masuk melalui pembawa dependen-Na+
ABSORPSI KARBOHIDRAT Karbohidrat makanan disajikan ke lainnya melalui proses yang dikenal dengan transpor aktif tersier
usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk disakarida (tersier berarti "ketiga; dalam arti langkah ketiga yang saling berkaitan
maltosa, sukrosa, dan laktosa (dan dalam jumlah yang lebih sedikit yang akhirnya digerakkan olch energi yang digunakan oleh langkah
dalam bentuk polisakarida pendek dekstrin α-limit) (Gambar pertama). Dalam hal ini, simporter secara bersamaan mengangkut H+
16-23a). Disakaridase yang terletak di membran brush border sel dan peptida dari lumen menuju sel, yang digerakkan oleh H+ yang
epitel usus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi unit-unit
monosakarida yang dapat diserap, yaitu glukosa (sebagian besar), bergerak menuruti gradien konsentrasinya dan peptida yang bergerak
galaktosa, dan fruktosa. melawan gradien konsentrasinya (Gambar 16-24b). Gradien H+
Glukosa dan galaktosa diserap oleh transpor aktif sekunder, diciptakan oleh antiporter di nlembran luminal yatlg digerakkan oleh
tempat pembawa siinporter, seperti kotransporter natrium dan Na+ yang bergerak menuju sel menuruni gradien konsentrasinya dan
glukosa (SGLT; lihat Gambar 3-18, h. 82), di membran luminal H+ yang bergerak keluar sel rnelawan gradien konsentrasinya. Gradien
memindahkan monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam interior konsentrasi Na+ yang menggerakkan antiporter tersebut pada saatnya
sel usus (Gambar 16-23b). Bekerjanya pembawa simporter ini, yang dicetuskan oleh pompa Na+- K+ dependen energi di membran
tidak secara langsung menggunakan energi, bergantung pada basolateral. Karena itu, glukosa, galaktosa, asam amino, dan peptida
gradien konsentrasi Na+ yang tercipta oleh pompa Na+-K+ berukuran kecil semuanya mendapat "tumpangan gratis" untuk masuk
basolateral yang menggunakan energi (lihat h. 80). Glukosa (atau dari transpor Na+ yang membutuhkan energi. Peptida kecil diuraikan
galaktosa), setelah dipekatkan di sel oleh simporter ini, menjadi asam-asam amino konstituennya oleh amino-peptidase di
meninggalkan sel menuruni gradien konsentrasi oleh difusi membran brush border atau oleh peptidase intrasel (Gambar 16-24a).
terfasilitasi (transpor pasif diperantarai-pembawa; lihat h. 77) Seperti monosakarida, asam amino rneninggalkan sel usus melalui
melalui transporter glukosa (GLUT-2) di batas hasal untuk masuk ke difusi terfasilitasi dan masuk ke anyaman kapiler di dalam vilus.
darah di dalam vilus. Selain terjadi penyerapan glukosa melalui sel
oleh simporter, terdapat bukti bahwa cukup banyak glukosa
melintasi sawar epitel melalui taut erat yang bocor di antara sel-sel
epitel.
Penyerapan lemak berbeda dengan penyerapan karbohidrat dan
Fruktosa diserap ke dalam sel epitel dari lumen melalui GLUT-5
proteinkarena sifattak-larut lemakdalam air menimbulkan masalah
dengan menggunakan difusi terfasilitasi. Proses ini melibatkan
tertentu. Lemak harus dipindahkan dari kinlus cair melalui larutan
konsentrasi fruktosa lutninal yang lebih tinggi yang menuntun
cairan tubuh, meskipun lemak tidak bersifat larut air. Karena itu,
monosakarida masuk ke dalam sel. Seperti monosakarida lainnya,
lemak harus menjalani serangkaian transformasi fisik dan kimiawi
fruktosa keluar melalui GLUT-2 dan rnemasuki darah (Gambar
untuk mengatasi masalah ini selama pencernaan dan penyerapannya
16-23b).
(Gambar 16-25).
ABSORPSI PROTEIN Baik protein dari makanan maupun protein
GAMBAR SINGKAT EMULSIFIKASI DAN PERNCERNAAN LEMAK
endogen (di dalanl tubuh) yang masuk ke lurnen saluran cerna dari Ketika isi lanlbung dikosongkan ke dalam duudenum, lenlalc yang
sumber berikut dicerna dan diserap: tertelan bergumpal menlbentuk agregat draplet trigliserida yang besar
1. Enzim pencernaan, yang semuanya adalah protein, yang disekre- dan berlemak yang mengapung di kimus. Ingat kembali bahwa melalui
sikan ke dalam lumen. efek deterjen garam empedu di lumen usus halus, butiran-

   651
Karbohidrat makanan

Monomer-monomer glukosa

Dimulut Tepung, glikogen Polisakarida


dam lumen
saluran cerna
Amilase liur
1
Amilase pankreas

Di brush Laktaso Maltosa Sucrose Disakarida


border sel
epitel usus
halus 2 Laktase Maltase Sukrase

Di sitosol
Monosakarida
sel epitel
Galaktosa Glukosa Glukosa Glukosa Glukosa Fruktose (unit yang dapat
diserap)

(a) Pencernaan karbohidrat

Lumen saluran Glukosa atau 1 Polisakarida makanan, tepung dan glikogen, diubah
cerna Na+ galaktosa Fruktosa menjadi disakarida maltasa melalui kerja amikase liur dan
SGLT GLUT-5 pankreas
2 Maltasa dan disakarida makanan laktosa dan sukrosa
masing-masing diubah menjadi bentuk monosakaridanya oleh
3 4 disakaridase (maltaso, laktase, dan sukraseasomaltase) yang
Sel epitel terletak di brush border sel epitel usus halus.
vilus Na+ Glukosa atau Fruktosa 3 Monosakarida glukosa dan galaktosa diabsorpsi ke dalam
galaktosa sel epitel oleh transpor aktif dependen-energi dan Na+
(melalui simporter SGLT) yang terletak di membran luminal.
4 Monosakarida fruktosa memasuki sel dengan
difusi pasif terfasilitasi melalui GLUT-5.
5 Glukosa, galaktosa, dan fruktosa keluar sel di
membran basal oleh difusi pasif terfasilitasi melalui GLUT-2.
K+
6 Monosakarida-monosakarida ini memasuki darah oleh
difusi pasif.
ATP
GLUT -2

Na+ 55
Glukosa, galaktosa KUNCI
Cairan atau fruktosa
ATP = Transpor aktif
interstisum
6
=Simport
Kapilar
darah
= Difusi terfasilitasi

= Difusi sederhana
(b) Absorpsi karbohidrat
Gambar 16-23 Pencernaan dan penyerapan karbohidrat.

  
Protein endogen (enzim
Protein eksogen Bebagai asam amino berbeda pencernaan, sel epitel
(protein makan) yang terlepas, protein
plasma yang bocor)

Pepsin
Di lumen
saluran cerna 1
Enzim proteolitik
pankreas

Di brush Peptida kecil Asam amino


border sel
epital usus
halus Aminopeptidase 2

Peptidase intrasel
5

Di sitosol
sek epitel

Asam amino

(a) Pencernaan protein

Lumen saluran 1 Protein makanan dan endogen dihidrolisis menjadi asam-asam


cerna Asam Peptida amino konstituennya dan beberapa fragmen peptida kecil oleh
Na+ amino Na+ H+ kecil pepsin lambung dan enzim proteolitik pankreas.
2 Berbagai peptida kecil dikonversi menjadi asam-asam amino
pembentuknya oleh aminopeptidase yang terlefak di brush border
sel epitel usus halus.
3 4
Sek epitel 3 Asam amino diserap ke dalam sel epitel oleh transpor aktif
vilus Na+ Asam Na+ H+ Peptida sekunder dependen-energi dan Na+ melalui sebuah simpoter,
amino kecil Berbagai asam amino diangkut oleh pembawa yang bersifat spesifik
Peptidase untuk asam amino tersebut.
5 intrasel
4 Beberapa peptida kecil diabsorpsi oleh jenis simporter
Asam
yang berbeda yang digerakkan oleh transpor aktkf kersier
amino
dependen-energi, H+, dan Na+.
5 Sebagian besar peptida kecil yang terabsorpsi diuraikan menjadi
asam-asam aminonya oleh peptidase intrasel.
K+
6 Asam-asam amino keluar sel pada membran basal
ATP melalui berbagai pembawa pasif

7 Berbagai asam amino memasuki darah melalui difusi sederhana.


6
Na+ (Sejumlah kecil di- dan kripepkidase juga memasuki darah secara
Asam utuh.).
amino
Cairan KUNCI
interstisium
7
ATP = Transpor aktif = Difusi sederhana

Kapiler
darah = Simport = Antiport

(b) Protein absorption = Difusi terfasilitasi =Reaksi kimia

Gambar 16-24 Pencernaan dan penyerapan protein.

   653
Lemak Trigliserida
makanan
sebagai
butiran
trigliserida
besar

1 Lemak makanan dalam bentuk globuius lemak besar


yang terdiri dari trigliserida diemulsifikasi oleh kerja
Garam empedu 1 deterjen garam-garam empedu menjadi suspensi butiran-
butiran halus lemak. Emulsi lemak ini mencegah
menggumpalnya butiran-butiran lemak sehingga
meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
diserang oleh lipase pankreas
2 Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi
monogliserida dan asam lemak bebas.
Emulsi lemak
3 Produk-produk tak-larut air ini dibawa ke permukaan
luminal sel epitel usus halus dalam misel yang larut-air,
yang terbeniuk oleh garam empedu dan konstiiuen-
konstituen empedu lainnya.

4 Ketika misel mendekati permukaan epitel absorptif,


Lipase pankreas 2 monogfiserida dan asam lemak meninggalkan misel dan
secara pasif berdifusi menembus dwilapis lemak
membran luminal.
Monogliserida Asam lemak bebas

Lumen
Difusi
Lumen Garam empedu 3 misel

Misel misel
Microvillus

Asam lemak,
monogliserida
4

Monogliserida 5 Asam lemak 4


Pencerapan pasif
Trigliserida

Membentuk 5 Monagliserida dan asam lemak bebas diresintesis


agregat dan menjadi trigliserida di dalam sel epitel.
6
dilapisi oleh 6 Trigliserida-trigliserida ini menyatu dan dibungkus oleh
lipoprotein suatu lapisan iipoprotein dan retlkulum endoplasma untuk
Khilomikron membentuk kilomikron yang larut air.

7 7 Kilomikron dikeluarkan melalul membran basal


Sel epitel vilus Membran sel oleh eksositosis.
(Eksositosis) basal
8 Kilomikron tidak dapat menembus membran basal
Cairan interstisium Lakteal Kapilar kapiler darah sehingga kilomikron masuk ke pembuluh
sentral 8 di arah limfe, yaitu lakteal sentral.

Gambar 16-25 Pencernaan dan penyerapan lemak. Karena tidak larut-air, Iemak harus menjalani serangkaian transformasi agar dapat dicerna dan diabsorpsi.

butiran besar ini terurai menjadi emulsi lemak yang terdiri dari juga tidak terlalu larut air sehingga sangat sedikit produk produk
butiran-butiran halus sehingga luas permukaan lemak untuk dicerna akhir pencernaan lemak ini yang dapat berdifusi menembus kimus
oleh lipase pankreas sangat meningkat (Gambar 16-25, langkah 1 ). cair untuk mencapai lapisan absorptif usus. Namun, komponen-
Produk pencernaan lipase (monogliserida dan asam lemak bebas; komponen empedu mempermudah penyerapan prnduk-produk
langkah 2 ) akhir lemak ini dengan membentuk misel.

Sistem Pencernaan 654


ABSORPSI LEMAK Ingat kembali bahwa misel adalah partikel Dalam keadaan normal, hanya sejumlah kalsium dan besi yang
larut-air yang dapat mengangkut produk-produk akhir pencernaan diperlukan yang diserap ke dalam darah untuk mempertahankan
lemak di dalam interiornya yang larut lemak (gambar 16-25, langkah homeostasis elektrolit ini, dengan kelebihan kuantitas hilang dalam
3 ). Setelah misel mencapai membran luminal sel epitel, feses.
monogliserida dan asam lemak bebas secara pasif berdifusi dari misel
menembus komponen lemak membran sel epitel untuk masuk ke ABSORPSI BESI Besi esensial bagi pembentukan hemoglobin.
interior sel ini (langkah 4 ). Asupan besi normalnya adalah 15 hingga 20 mg perhari, tetapi pria
Garam-garam empedu terus-menerus mengulangi fungsi biasanya menyerap 0,5 hingga 1 mglhari ke dalam darah, dan wanita
melarutkan lemaknya di sepanjang usus halus hingga semua lemak menyerap sedikit lebih banyak, pada 1,0 hingga 1,5 mg hari (wanita
terserap. Kemudian garam-garam empedu itu sendiri direabsorpsi di memerlukan lebih banyak besi karena mereka secara berkala
ileum terminal oleh transpor aktif khusus. lni adalah suatu proses kehilangan besi melalui darah haid).
yang efesien karena gararn empedu dalam jumlah relatif sedikit
Penyerapan besi ke dalam darah melibatkan dua langkah utama:
dapat mempermudah pencernaan dan penyerapan lenlak dalarn
(1) penyerapan besi dari lumen ke dalam sel epitel usus halus dan (2)
jumlah besar, dengan setiap garam empedu melakukan fungsi
penyerapan besi dari sel epitel ke dalam darah (Gambar 16-26).
pengangkutnya berulang-ulang sebelum akhirnya direabsorpsi.
Besi secara aktif dipindahkan dari lurnen ke dalam sel epitel,
Setelah berada di interior sel epitel, monogliserida dan asam
dengan wanita memiliki tempat transpor aktif sekitar empat kali lebih
lemak bebas diresintesis menjadi trigliserida (langkah 5 ).
banyak daripada pria. Tingkat penyerapan besi yang dimakan oleh sel
Trigliserida-trigliserida ini menyatu menjadi butiran-butiran lalu
epitel bergantung pada jenis besi yang dikonsumsi. Besi diet terdapat
dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein (disintesis oleh retikulum
dalam dua bentuk: besi heme, tempat besi terikat sebagai bagian dari
endoplasma sel epitel) yang menyebabkan butiran lemak tersebut
kelompok heme yang terdapat di hemoglobin (lihat h. 418) dan
larut air (langkah 6 ). Butiran lemak besar yang telah dibungkus ini,
terdapat dalam daging, dan besi anorganik, yang ada pada tanaman.
yang dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan oleh eksositosis dari
Heme diet diserap dengan lebih efisien daripada besi anorganik. Besi
sel epitel ke dalam cairan interstisium di dalam vilus (langkah 7 ).
anorganik diet terutama terdapat dalam bentuk teroksidasi Fe3+ (feri),
Kilomikron berdiameter 75 hingga 500 nm, dibandingkan dengan
tetapi bentuk besi yang tereduksi (Fe2+) diserap lebih mudah. Fe3+
misel, yang berdiameter 3 hingga 10 nm. Kilomikron kemudian
direduksi menjadi Fe2+ oleh enzim yang terikat membran pada
masuk ke lakteal sentral dan bukan ke kapiler karena perbedaan
membran luminal sebelum penyerapan. Adanya bahan lain di lumen
struktural antara kedua pembuluh ini (langkah 8 ). Kapiler
dapat meningkatkan atau rnenghambat penyerapan besi. Sebagai
memiliki membran basal (suatu lapisan luar polisakarida) (lihat h
contoh, vitamin C rneningkatkan penyerapan besi, terutama dengan
379) yang mencegah kilomikron masuk, tetapi pembuluh limfe
mereduksi besi feri menjadi fero. Fosfat dan oksalat, sebaliknya,
tidak memiliki penghalang ini. Karena itu, lemak dapat diserap ke
berikatan dengan besi yang masuk untuk membentuk garam besi tak-
dalam pembuluh limfe tetapi tidak dapat langsung ke dalam darah.
larut yang tidak dapat diserap.
Penyerapan sebenarnya monogliserida dan asam lemak bebas
dari kimus menembus membran luminal sel epitel usus halus Besi heme dan Fe2+ ditranspor menembus membran luminal
secara tradisional dianggap sebagai suatu proses pasif karena melalui pembawa dependen-energi terpisah di brush border: Besi heme
produk-produk akhir lemak yang larut lemak hanya larut dan memasuki sel intestinal melalui pembawa heme protein I dan Fe2+
melewati bagian lemak membran. Namun, keseluruhan rangkaian dibawa melalui transporter metal divalen I, yang juga mengangkut
kejadian yang diperlukan untuk absorpsi lemak metnerlukan metal lain yang bernivatan +2. Sebuah enzim di dalam sel
energi. Sebagai contoh, garam empedu disekresikan secara aktit membebaskan besi dari kompleks heme.
oleh hati, pembentukan kilomikron di dalam sel epitel adalah Setelah diserap ke dalam sel epitel usus halus, besi memiliki dua
proses yang aktif, dan eksositosis kilomikron memerlukan energi. kemungkinan:
1. Besi yang segera dibutuhkan untuk produksi sel darah merah di-
Penyerapan vitamin umumnya berlangsung pasif. serap ke dalam darah untuk disalurkan ke sumsum tulang, tempat
Vitamin larut air terutama diserap secara pasif bersama air, pembentukan sel darah merah. Besi keluar dari sel epitel usus halus
sedangkan vitamin larut-lemak dibawa dalam misel dan diserap melalui transporter besi membran yang dikenal sebagai feroportin.
secara pasif bersama produk-produk akhir pencernaan lemak. Absorpsi besi terutama dikendalikan oleh suatu hormon yang baru-
Sebagian vitamin juga dapat diserap oleh pembawa jika diperlukan. baru ini ditemukan, hepsidin, yang dilepaskan dari hati ketika kadar
Vitamin B12, bersifat unik karena bahan ini harus berikatan dengan besi di dalam tubuh menjadi terlalu tinggi. Hepcidin mencegah lebih
faktor intrinsik lambung agar dapat diserap melalui proses jauh "ekspor" besi dari sel epitel usus halus menuju darah dengan
endositosis yang diperantarai oleh reseptor di ileum terminal. terikat pada ferroportin dan memacu internalisasinya menuju sel
dengan endositosis dan penguraiannya dengan lisosom. Karena itu,
Penyerapan besi dan kalsium diatur. hepsidin adalah reguiator utama pada homeostasis besi. Defisiensi
hepsidin menyebabkan kelebihan besi pada jaringan karena
Berbeda dari penyerapan elektrolit lain yang hampir sempurna dan feroportin berlanjut untuk mentransfer besi ke dalam tubuh tanpa
tidak dikontrol, besi dan kalsium dalam makanan mungkin tidak kendali. Besi yang keluar dari sel epitel usus halus diangkut menuju
diserap seluruhnya karena penyerapan keduanya berada di bawah darah melalui pembawa protein plasma yang dikenal sebagai
regulasi, bergantung pada kebutuhan tubuh terhadap elektrolit ini. transferin. Besi yang diabsorpsi kemudian digunakan dalam sintesis

   655
7 1 Hanya sebagian besi yang ditelan yang berada dalam bentuk yang
Besi yang tidak
diserap dapat diserep, baik besi heme maupun besi fero (Fe2+).
Besi 2 Besi diabsorpsi menembus mebran lummal sel epitel usus oleh
dalam Besi yang dapat Besi yang Besi dalam tinja pembawa heme dan Fe2+ yang dependen energi yang berbeda.
makanan diserap: hilang
(a) (b) sewaktu
1 Besi Besi fero sel 3 Besi dalam diet yang diserap ke dalam sel epitel usus halus dan
heme (Fe2+) terlepad segera dibutuhkan untuk poduksi sel darah merah d pindahkan ke dalam
darah oleh transporter besi membran, yaitu feraportin.
Lumen 6

4 Di darah, besi yang diserap diangkut ke sumsum tulang dalam bentuk


terikat ke transferin, yaitu suatu pembawa protein plasma.

Pembawa Transporter 5 Besi daiam makanan yang diserap yang tidak segera digunakan
heme 2 metal disimpan di sel epitel sebagai feritin, yang tidak dapat dipindahkan ke
protein 1 divalen 1 dalam darah.

Besi yang 6 Besi yang tidak digunakan ni keluar di tinja sewaktu sel-sel
diserap epitel yang mengandung feritin tersebut terlepas.
kedalam sel 7 Besi dalam makanan yang tidak diserap juga akan keluar melalui
Feritin––
tinja.
5 kumpulan besi
yangf tidak
diserap ke dalam
Feroportin darah
3
Sel epitel vilus

Besi yang diserap


Plasma 4 kedalam darah;berikan
dengan transferin

Gambar 16-26 Absarpsi besi

hemoglobin bagi sel darah merah yang baru saja terbentuk.


2. Besi yang tidak segera dibutuhkan akan tetap tersimpan di dalam
sel epitel dalam bentuk granular yang disebut feritin, yang tidak Venula yang meninggalkan vilus usus halus, bersama dengan pen-
dapat diserap ke dalam darah. Besi yang disimpan sebagai feritin buluh-pembuluh dari saluran cerna lainnya, mengalirkan isinya ke
akari keluar melalui tinja dalam tiga hari karena sel-sel epitel yang dalam vena porta hati, yang membawa darah ke hati. Karena itu,
mengandung granula ini terlepas selama regenerasi mukosa. Besi segala sesuatu yang diserap ke dalam kapiler pencernaan mula-
dalam jumlah besar di tinja menyebabkan tinja berwarna gelap, mula harus melewati pabrik biokimia hati sebelum masuk ke
nyaris hitam. sirkulasi umum. Karena itu, produk-produk pencernaan
karbohidrat dan protein disalurkan ke dalam hati, tempat banyak
ABSORPSI KALSIUM Jumlah kalsium (Ca2+) yang diserap juga produk kaya-energi ini segera mengalami pemrosesan metabolik.
diatur. Kalsium memasuki membran luminal sel epitel usus halus Selain itu, bahan-bahan berbahaya yang mungkin terserap
menuruni gradien elektrokimianya melewati saluran Ca2+ khusus, didetoksifikasi oleh hati sebelum memperoleh akses ke sirkulasi
yang dihantarkan dalam sel oleh protein pengikat kalsium, umum. Setelah melewati sirkulasi porta, darah vena dari sistem
kalbindin, dan keluar dari membran basolateral melalui dua pencernaan mengalir ke vena kaya dan kembali ke jantung untuk
rnekanisme dependen-energi: pompa Ca2+ ATPase transpor aktif didistribusikan ke seluruh tubuh, membawa glukosa dan asam
primer dan antiporter Na+- Ca2+ transpor aktif sekunder. Vitamin D amino untuk digunakan oleh jaringan.
sangat meningkatkan semua langkah ini pada absorpsi kalsium.
Vitamin D melaksanakan efek ini hanya setelah ia diaktifkan di hati Lemak, yang tidak dapat menembus kapiler usus, diserap oleh
dan ginjal, suatu proses yang didorong oleh hormon paratiroid. lakteal sentral dan masuk ke sistem limfe, memintas sistem purta
Karena itu, sekresi hormon paratiroid meningkat sebagai respons hati. Kontraksi vilus, yang dilakukan oleh muskularis mukosa, se-
terhadap penurunan konsentrasi Ca2+ dalam darah. Dalam keadaan cara periodik menekan lakteal sentral dan "memeras" limfe keluar
normal, dari sekitar 1000 mg Ca2+ yang dikonsumsi setiap hari, dari pembuluh ini. Pembuluh-pembuluh limfe yang berukuran
hanya duapertiga yang diserap di usus halus dan sisanya keluar lebih kecil akhirnya menyatu untuk membentuk duktus torasikus
melalui tinja. suatu pembuluh limfe besar yang mengalirkan isinya ke sistem

  
vena di dada. Dengan cara ini, lemak akhirnya memperoleh akses Dari 9500 mI, cairan yang masuk ke lumen usus halus perhari,
ke darah. Lemak yang diserap dibawa oleh sirkulasi sistemik ke hati sekitar 95%, atau 9000 mL cairan, normalnya diserap oleh usus halus
dan jaringan tubuh lainnya. Karena itu, hati memiliki kesempatan kembali ke dalam plasma, dengan hanya 500 mL isi usus halus masuk
untuk bekerja pada lemak yang tercerna, tetapi setelah diencerkan ke kolon. Karena itu, dalam keadaan normal, tubuh tidak kehilangan
oleh darah dalam sistem sirkulasi umum. Pengenceran lemak getah pencernaan. Setelah konstituen-konstituen getah disekresikan
mencegah hati menerirna terlalu banyak lemak yang tidak dapat ke dalam lumen saluran cerna dan melaksanakan fungsi mereka,
ditanganinya dalam satu waktu. mereka dikembalikan ke plasma. Satu-satunya produk sekretorik
yang lolos dari tubuh adalah bilirubin, suatu produk sisa yang harus
dieliminasi.

Usus halus dalam keadaan nornal menyerap sekitar 9 liter cairan


perhari dalam bentuk H2O dan zat terlarut, termasuk unit-unit
nutrien, vitamin, dan elektrolit yang dapat diserap. Bagaimana hal Produksi sekresi pencernaan lambung dan pankreas biasanya tidak
ini dapat terjadi, ketika manusia normalnya hanya menelan sekitar memengaruhi status asam basa tubuh karena jumlah H+ yang
1250 mL cairan dan mengonsumsi 1250 g makanan padat (yang disekresi oleh sel parietal lamhung biasanya sesuai dengan jumlah
80%nya adalah H2O) perhari (lihat h. 587)? Usus halus dalarn HCO3- yang disekresi oleh sel duktus pankreas. Selain itu, produk
keadaan nonnal menyerap sekitar 9 liter cairan perhari dalam sampingan yang dihasilkan selama proses sekretorik ini, HCO3- oleh
bentuk H2O dan zat terlarut, termasuk unit-unit nutrien, vitamin, sel parietal dan H oleh sel duktus pankreas, normalnya diangkut
dan elektrolit yang dapat diserap. Bagaimana hal ini dapat terjadi, kembali ke dalam plasma dalam jumlah yang setara.
ketika manusia normalnya hanya menelan sekitar 1250 mL cairan
adalah getah pencernaan yang berasal dari plasma. Ingat kembali Selanjutnya, keseimbangan asam basa tidak dipengaruhi sewaktu
bahwa plasma adalah sumber sekresi pencernaan karena sel-sel getah pencernaan diserap kembali ke dalam plasma. Di dalam lumen
sekretorik mengeksteaksi bahan-bahan mentah yang diperlukan usus halus, HCl yang disekresi oleh sel parietal lambung dinetralkan
untuk produk sekretoriknya dari plasma. Karena keseluruhan oleh NaHCO; yang disekresi oleh sel duktus pankreas:
volume plasma hanya sekitar 2,75 liter, penyerapan harus
mendekati sekresi agar volume plasma tidak turun tajam. HCl 1 NaHCO3 →NaCl 1 H2CO3
H2CO3 yang terbentuk terurai menjadi CO2 1 H2O:
H2CO3 → CO2 1 H2O
Produk akhir dari reaksi ini, NaCI (yang terionisasi sebagai Na+
❚ TABEL 16-7 Volume yang Diserap oleh Usus dan Cl-), CO2, dan H2O, semuanya diabsorpsi oleh usus halus ke
Halus dan Usus Besar Setiap dalam darah. Karena itu, melalui interaksi ini, tubuh secara normal
Hari tidak mengalami kelebihan atau kekurangan asam atau basa selama
pencernaan.
Volume yang masuk ke usus halus per hari

 Dicerna  1250 g*

 1250 mL
Namun, ketika sekresi dan absorpsi tidak sejajar satu

  1500 mL dengan lainnya, kelainan asam basa dapat terjadi karena
Sumber  Disekresi  2000 mL proses netralisasi yang normal ini tidak terjadi. Kita telah
  1500 mL
 menjelaskan muntah dan kehilangan isi asam lambung yang
  500 mL
menyebabkan alkalosis metabolik. Gangguan umum lain pada
  1500 mL
saluran cerna yang dapat menyebabkan hilangnya cairan dan
9500 mL ketidak seimbangan asam-basa adalah diare. Keadaan ini ditandai
oleh keluarnya bahan tinja yang sangat cair, sering dengan
9000 mL
peningkatan frekuensi defekasi. Tidak hanya sebagian bahan yang
Volume yang masuk ke kolon dari usus halus 500 mL ditelan hilang tetapi sebagian produk sekretorik yang seharusnya
per hari direabsorpsi iuga hilang. Pengeluaran berlebihan isi usus
350 mL menyebabkan dehidrasi, hilangnya nutrien, dan asidosis metabolik
karena keluarnya HCO3- (lihat h 605) Sifat tinja yang encer ini
150 g* biasanya disebabkan karena usus halus tidak mampu menyerap
*Karena satu mililiter H20 memiliki berat 1 g, dan karena tingginya cairan sebanyak normalnya. Cairan berlebihan yang tidak terserap
persentase H20 dalam makanan dan minuman, kita dapat secara kasar ini keluar di dalam tinja.
menganggap satu gram sama dengan satu mililiter cairan.

   657
Penyebab diare adalah sebagai berikut:
Kolon transverum
1. Penyebab tersering diare adalah motilitas usus halus yang
berlebihan, yang disebabkan oleh iritasi lokal dinding usus
Haustra
oleh infeksi bakteri atau virus atau stres emosional. Transit
cepat isi usus halus tidak memungkinkan penyerapan cairan
Taenia
secara adekuat. kolon
Kolon
2. Diare juga dapat terjadi ketika partikel-partikel osmotik desenden
aktif terdapat dalam jumlah berlebihan, seperti yang terjadi Kolon
asenden
pada defisiensi laktase, di lumen saluran cerna. Partikel-
partikel ini menyebabkan cairan masuk dan tertahan di Katup
lumen sehingga fluiditas tinja meningkat. ileosekum
3. Toksin bakteri Vibrio cliolera (penyebab kolera) dan mik-
Apendiks Kolon
roorganisme tertentu lainnya mendarong sekresi cairan Sekum
sigmoid
Rektum
dalam jumlah berlebihan oleh mukosa usus halus sehingga
terjadi diare hebat. Diare yang terjadi sebagai respons Sfingter anus internus Sfingter anus
terhadap toksin agen infeksi adalah penyebab utama (otot polos) eksternus (otot rangka)
keniatian pada anak di negara-negara yang sedang
berkembang. Untungnya, tersedia terapi rehidrasi oral yang Kanalis anus
manjur dan murah yang memanfaatkan pembawa simporter Gambar 96-27 Anatomi usus besar.
glukosa usus untuk menyelamatkan jiwa jutaan anak
tersebut. (Untuk perincian mengenai terapi rehidrasi oral,
lihat titur dalam kotak, Konsep, Tantangan, dan nya selulosa), komponen empedu yang tidak diserap, dan cairan.
Kontroversi.) Kolon mengekstraksi H2O dan garam dari isi lumennya untuk
membentuk massa padat yang disebut feses untuk dikeluarkan dari
tubuh. Fungsi utam usus besar adalah untuk menyimpan tinja
sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain yang tak-tercerna di
Periksa Pemahaman Anda 16.6
dalam diet membentuk sebagian besar massa dan membantu
1. Jelaskan sifat struktural yang meningkatkan area permukaan mempertahankan keteraturan pergerakan usus dengan
usus halus dan jelaskan pentingnya peningkatan area berkontribusi pada volume isi kolon.
permukaan tersebut.
2. Diskusikan bagaimana pompa Na+—K+ sel epitel
mukosa mempermudah absorpsi nutrien.

Lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus besar


secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot longitudinal
16.7 | Usus Besar yang terpisah, taenia kolon, yang berjalan di sepanjang usus besar.
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum Taenia kolon ini lebih pendek daripada otot polos sirkular dan
(Gambar 16-27). Sekum membentuk kantong buntu di lapisan mukosa di bawahnya jika kedua lapisan ini dibentangkan
bawah pertemuan antara usus halus dan usus besar di katup datar. Karena itu, lapisan-lapisan di bawahnya disatukan
ileosekum. Tonjolan kecil seperti jari di dasar sekum adalah membentuk kantong atau haustra, seperti bahan rok panjang yang
apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosit mengumpul di bagian pinggang yang sempit. Haustra bukanlah
(lihat h. 437). Kolon, yang membentuk sebagian besar usus sekedar kumpulan permanen yang pasif; haustra secara aktit
besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari berganti lokasi akibat kontraksi lapisan otot polos sirkular.
tiga bagian yang relatif lurus—kolon asenden, kolon
transversum, dan kolon desenden. Bagian terakhir kolon Umumnya gerakan usus besar berlangsung larnbat dan tidak
desenden ber- bentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid mendorong, yang sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan dan
(sigrnoid artinya "berbentuk S"), dan kemudian melurus penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra
untuk membentuk rekturn (berarti "lurus"). yang dipicu oleh ritmisitas autonom (BER) sel-sel otot polos kolon.
Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk haustra,
merupakan kontraksi berbentuk cincin yang berosilasi yang serupa
dengan segmentasi usus halus tetapi terjadi lebih jarang. Waktu di
Kolon normalnya menerima sekitar 500 mL kimus dari usus antara dua kontraksi haustra dapat mencapai tiga puluh menit,
halus perhari. Karena sebagian besar pencernaan dan sementara kontraksi segmentasi di usus halus berlangsung dengan
penyerapan telah diselesaikan di usus halus, isi yang frekuensi 9 hingga 12 kali per menit. Lokasi kantong haustra secara
disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak- hertahap berubah sewaktu segmen yang sernula melemas dan
tercerna (misal- membentuk kantong mulai berkontraksi secara perlahan sementara

  
❚ Kensep, tantangan,
dan Konroversi Terapi Rehidrasi Oral: Meminum Larutan
Sederhana Menyelamatkan Hidup

D IKROORGANISME PENYEBABKAN SEPERTI VIBRIO CHOLERA


yang menyebabkan kolera, adalah penyebabkan utam kematian
pada anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia, Masalah kesehatan ini
dehidrasi. Penurunan volume plasma efektif dapat menyebabkan
kematian dalam hitungan hari atau bahkan jam, bergantung pada
keparahan kehilangan cairan.
terterutama menonjol di negara-negara yang sedang berkembang, Di pertengahan abad lalu, para dokter mempelajari bahwa peng-
tenda pengungsi, dan di tempat lain ketika kondisi sanitasi yang buruk gantian cairan dan elektrolit yang hilang melalui vena dapat menye-
mendorong penyebaran mikroorganisme sementara obat dan petugas iarnatkan nyawa sebagian besar korban diare. Namun, di banyak
kesehatan kurang tersedia. jantungnya telah dikembangkan suatu bagian dunia, tidak tersedia fasilitas, peralatan, dan petugas yang
pengobatan yang murah, mudah diperoleh, dan mudah pemakaiannya- memadai untuk memberikan terapi rehidrasi intravena. Dengan
terapi rehidrasi oral (TRO)-untuk mengatasi diare yang berpotensi demikian, jutaan anak tetap menderita diare tiap tahunnya.
mematikan ini. Terapi ini memanfaatkan simporter yang terletak di
membran lurninal sel epitel vilus. Pada tahun 1966, para peneliti mengetahui bahwa SGLT tidak
terpengaruh oleh mikroba penyebab diare. Penemuan ini mendorong
Marilah kita bahas bahas patofisiologi diare dan melihat bagaimana
dikembangkannya terapi rehidrasi oral. Jika di lumen terdapat Na+ dan
terapi rehidrasi oral yang sederhana dapat menyelamatkan nyawa.
glukosa, simporter ini mengangkut keduanya dari lumen ke dalam sel
Selama pencernaan makanan, sel-sel kriptus usus halus normalnya
epitel vilus untuk selanjutnya memasuki darah. Karena H2O secara
mengeluarkan sukus enterikus, yaitu larutan garam dan mukus, ke
osmotik mengikuti penyerapan Na+, ingesti larutan glukosa dan garam
dalam lumen. Sel-sel ini secara aktif memindahkan Cl- ke dalam lumen,
mendorong penyerapan cairan ke dalam darah dari saluran usus tanpa
mendorong transpor pasif paralel Na+ dan H2O dari darah ke dalam
memerlukan penggantian cairan melalui vena.
lumen. Cairan menghasilkan lingkungan encer yang diperlukan agar
enzim dapat menguraikan nutrien menjadi unit-unit yang dapat diserap. Bukti pertama kemampuan TRO menyefamatkan nyawa di
Glukosa dan asam amino, masing-masing adalah satuan karbohidrat lapangan terjadi pada tahun 1971 ketika beberapa juta pengungsi
dan protein yang dapat diserap, diserap oleh transpor aktif sekunder. membanjiri India dari Bangladesh yang sedang dilanda perang. Dari
Mekanisme penyerapan ini menggunakan pembawa kotranspor Na+- ribuan pengungsi yang menjadi korban kolera dan penyakit diare
glukosa(atau asam amino) (SGLT) yang terletak di rnernbran luminal lainnya, lebih dari 30% meninggal akibat sulitnya diperoleh cairan dan
sel epitel vilus (Lihat H.80.). Selain itu, pembawa Na+ aktif yang lain jarum steril untuk terapi intravena. Namun, di satu kemah pengungsi, di
yang tidak berkaitan dengan penyerapan nutrien memindahkan Na+, bawah pengawasan sekelompok ilmuwan yang telah melakukan
secara pasif diikuti oleh Cl-dan H2O, dari lumen kedalam darah. eksperimen dengan terapi rehidrasi oral, para keivarga diajari cara
memberikan TRO kepada korban diare, yang sebagian besar adalah
Hasil akhir dari aktivitas berbagai pembawa ini adalah penyerapan ; anak. Larutan intravena yang langka dicadangkan untuk mereka yang
garam dan H2O yang disekresikan bersama dengan nutrien yang telah tidak mampu minum. Kematian akibat diare berkurang menjadi 3% di
tercerna. Dalam keadaan normal, penyerapan garam dan H2O kemah ini, dibandingkan dengan angka kematian yang 10 kali lipatnya
melebihi sekresinya sehingga tidak hanya terjadi penghematan cairan pada para pengungsi lainnya.
yang disekresikan tetapi juga absorpsi tambahan garam dan H2O.
Berdasarkan bukti ini, World Nealth Organization (WHO) mulai
Kolera dan sebagian besar mikroba penyebab diare menimbulkan secara agresif inempromosikan TRO. Paket-paket kering untuk TRO
diare dengan merangsang sekresi CI- atau mengganggu penyerapan kini diproduksi secara lokal di lebih dari 60 negara. WHO
Na+. Akibatnya, lebih banyak cairan yang disekresikan dari darah ke mernperkirakan bahwa sekitar 30% anak di dunia yang terjangkit diare
dalam lumen daripada yang kemudian dipindahkan kembali ke dalam diterapi dengan campuran dalam kemasan ini atau versi rumahannya.
darah. Kelebihan cairan tersebut dikeluarkan melalui tinja sehingga Di Amerika Serikat, larutan oral ini dapat dibeli di apotek dan
tinja menjadi encer yang khas pada diare. Hal yang lebih penting, supermarket. Diperkirakan 1 juta anak di seluruh dunia diseiamatkan
hilangnya cairan dan elektrolit yang datang dari darah menyebabkan oleh TRO per tahunnya.

bagian yang tadinya berkontraksi melemas secara bersamaan untuk dalam beberapa detik. Kontraksi masif ini, yang secara tepat dinamai
membentuk kantong baru. Gerakan ini tidak mendorong isi usus pergerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar,
tetapi secara perlahan mengaduknya maju-mundur sehingga isi tempat bahan disimpan hingga terjadi defekasi.
kolon terpajan ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra Ketika makanan masuk ke lambung, pergerakan massa dipicu di
umumnya dikontrol oleh refleks-refleks lokal yang melibatkan kolon terutama oleh refleks gastrokolon, yang diperantarai dari
pleksus intrinsik. lambung ke kolon oleh gastrin dan saraf autonom ekstrinsik. Pada
Pergerakan massa mendorong tinja bergerak jauh. banyak orang, refleks ini paling jelas setelah sarapan dan sering
Tiga atau empat kali sehari, umumnya setelah makan, terjadi diikuti oleh keinginan untuk buang air besar. Karena itu, ketika
peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen besar kolon makanan masuk ke saluran cerna terpicu refleks-refleks yang
asenden dan transversum berkontraksi secara simultan, memindahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk
mendorong tinja sepertiga hingga tiga perempat panjang kolon menyediakan tempat bagi makanan yang baru masuk.

Sistem Pencernaan 659


Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang tnasih ada ke tumor lokal atau spasme kolon; dan (4) gangguan refleks defekasi,
dalam usus besar, dan refleks gastrokoion mendorong isi kolon ke misalnya karena cedera jalur-jalur saraf yang terlibat.
dalam rektum, memicu refleks defekasi. Jika bahan tinja yang mengeras tersangkut di apendiks,
Feses dikeluarkan oleh refieks defekasi. sirkulasi normal dan sekresi mukus di tempat
tersebut dapat terganggu. Penyumbatan ini menyebabkan
Ketika pergerakan massa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, apendisitis. Apendiks yang meradang sering mati akibat
peregangan yang terjadi di rektum merangsang reseptor regang di
dinding rektum, memicu refleks defekasi. Retleks ini menyebabkan gangguan sirkulasi lokal. Jika tidak diangkat dengan pembedahan,
sfingter anus internus (yang merupakan otot polos) melemas dan apendiks yang sakit dapat pecah, menumpahkan isinya yang penuh
rektum dan kolon sigmoid berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter kuman ke dalam rongga abdomen.
anus eksternus (yang merupakan otot rangka) juga melemas, terjadi
defckasi. Karena merupakan otot rangka, sfingter anus eksternus
berada di bawah kontrol volunter. Peregangan awal dinding rektum Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak
disertai oleh timbulnya rasa ingin buang air besar. Jika keadaan tidak ada yang diperlukan karena pencernaan telah tuntas sebelum kimus
memungkinkan defekasi, pengencangan sfingter anus eksternus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus basa
secara sengaja dapat mencegah defekasi meskipun refleks defekasi (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi nwkosa usus besar
telah aktif. Jika defekasi ditunda, dinding rektum yang semula dari cedera mekanis dan kimiawi. Mukus menghasilkan pelumasan
teregang secara perlahan melemas dan keinginan untuk buang air untuk mempermudah feses bergerak, sementara NaHCO3
besar mereda hingga pergerakan massa berikutnya mendorong lebih menetralkan asam-asam iritan yang diproduksi oleh fennentasi
banyak tinja ke dalam rektum dan kemhali meregangkan rektum bakteri lokal. Sekresi meningkat sebagai respons terhadap stimulasi
serta memicu refleks defekasi. Selama periode maktivitas, kedua mekanis dan kimiawi mukosa kolon yang diperantarai oleh reFleks
stingter tetap berkontraksi untuk menjamin kontinensia tinja. pendek dan persarafan parasimpatis.
Jika tetap terjadi, defekasi biasanya dibantu oleh gerakan
Tidak terjadi pencernaan di usus besar karena tidak terdapat
mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen dan
enzim pencernaan. Namun, bakteri kolon mencerna sehagian
ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan. Tindakan
selulosa untuk kepentingan mereka.
ini sangat meningkatkan tekanan intraabdomen, yang membantu
mendorong tinja.
Kolon mengandung beragam bakteri yang
bermanfaat
Karena gerakan kolon yang lambat, bakteri memiliki waktu untuk
Jika defekasi ditunda terlalu lama, dapat terjadi konstipasi. Ketika isi tumbuh dan menumpuk di usus besar. Sebaliknya, di usus halus isi
kolon tertahan lebih lama daripada normal, H2O yang diserap dari biasanya dipindahkan secara cepat sehingga bakteri tidak dapat
tinja meningkat sehingga tinja menjadi kering dan keras. Variasi tumbuh. Selain itu, mulut, lambung, dan usus halus mengeluarkan
normal frekuensi defekasi di antara individu berkisar dari setiap bahan-bahan antibakteri, tetapi kolon tidak Namun, tidak semua
makan hingga sekali seminggu. Ketika frekuensi berkurang melebihi bakteri yang tertelan dihancurkan oleh lisozim dan HCI. Bakteri
apa yang normal bagi yang bersangkutan, dapat terjadi konstipasi yang bertahan hidup terus berkembang di usus besar. Jumlah
berikut gejala-gejala terkaitnya. Gejala-gejala ini mencakup rasa tidak bakteri yang hidup di kolon rnanusia adalah sekitar 10 kali lebih
nyaman di abdomen, nyeri kepala tumpul, hilangnya nafsu makan banyak daripada jumlah sel yang ada di tuhuh manusia.
yang kadang disertai mual, dan depresi mental. Berbeda dari Diperkirakan 500 hingga 1000 spesies bakteri herbeda biasanya
anggapan umum, gejala-gejala ini tidak disebabkan oleh toksin yang hidup di kolon. Mikroorganisme kolonik ini biasanya tidak saja
diserap dari bahan tinja yang tertahan. Meskipun metabolisme tidak menibahayakan tetapi pada kenyataannya bermanfaat. Bakteri
bakteri menghasilkan bahan-bahan yang mungkin toksik di kolon, penghuni (1) meningkatkan imunitas usus dengan berkampetisi
bahan-bahan ini normalnya mengalir melalui sistem porta dan memperebutkan nutrien dan ruang dengan mikroba yang
disingkirkan oleh hati sebelum dapat mencapai sirkulasi sistemik. herpotensi patogen (lihat h 474), (2) mendorang niotilitas kolon, (3)
Gejala-gejala yang berkaitan dengan konstipasi disebabkan oleh membantu memelihara integritas mukosa kolon, dan (4) memberi
distensi berke- panjangan usus besar, terutama rektum; gejala segera kontribusi nutrisi. Sebagai contoh, bakteri menyintesis vitamin K
hilang setelah peregangan mereda. yang dapat diserap dan meningkatkan keasaman kolon sehingga
Kemungkinan penyebab tertundanya defeksi yang dapat mendorong penyerapan kalsium, magnesium, dan seng. Selain itu,
menimbulkan konstipasi mencakup (1.) mengabaikan keinginan berbeda dari anggapan sebelumnya, sebagian dari glukosa yang
untuk buang air besar; (2) berkurangnya motilitas kolon karena usia, dibebaskan selama pemrosesan serat makanan oleh bakteri diserap
emosi, atau diet rendah serat; (3) obstruksi pergerakan massa oleh oleh mukosa kolon.

  
lubang anus bergetar, menghasilkan nada rendah khas yang
menyertai keluarnya gas.
Sebagian penyerapan berlangsung di dalam kolon, tetapi dengan
tingkatan yang lebih rendali daripada di usus halus. Karena Periksa Pemahaman Anda 16.7
permukaan lumen kolon cukup halus, luas permukaan absorptifnya
jauh lebih kecil daripada usus halus. Selain itu, kolon tidak 1. Bandingkan kontraksi haustra usus besar dengan kontraksi
dilengkapi oleh mekanisme transpor khusus seperti yang dimiliki segmentasi usus kecil.
oleh usus halus. Jika motilitas usus halus yang tinggi menyebabkan 2. Sebutkan peran sekresi NaHCO3 oleh mukosa usus besar.
isi usus cepat masuk ke kolon se- belum absorpsi nutrien tuntas, Bandingkan fungsi sekresi ini dengan sekresi NaHCO3
kolon tidak dapat menyerap sebagian besar baharr ini dan bahan pankreas.

akan keluar bersama tinja.


Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O.
Natrium diserap secara aktif, Cl- mengikuti secara pasif menuruni
gradien listrik, dan HO mengikuti secara osmotik. Kolon menyerap
sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri
kolon. Sepanjang pembahasan kita tentang pencernaan, kita telah berulang
Melalui absorpsi gararn dan H2O, terbentuk massa tinja kali menyebutkan berbagai fungsi tiga hormon pencernaan utama:
yang padat. Dari 500 mL bahan yang masuk ke kolon setiap gastrin, sekretin, dan CCK. Sekarang marilah kita padukan semua
hari dari usus halus, kolon normalnya menyerap sekitar 350 mL, fungsi di atas sehingga Anda dapat mengetahui peran adaptif
meninggalkan 150 mL feses untuk dikeluarkan dari tubuh setiap keseluruhan interaksi-interaksi ini. Selain itu, kita akan
hari (lihat Tabel 16-7). Bahan feses ini biasanya terdiri dari 100 g memperkenalkan hormon pencernaan yang ditemukan lebih
H2O dan 50 g bahan padat, termasuk selulosa yang tidak tercerna, belakangan, GIP. Semua hormon-hormon ini merupakan peptida
bilirubin, bakteri, dan sejumlah kecil garam. harena itu, berbeda kecil dan melaksanakan fungsinya dengan berikatan dengan reseptor
dari pandangan umum, saluran cerna bukan merupakan saluran bergandeng protein G di membran plasma sel-sel sasarannya.
ekskresi utama untuk mengeluarkan zat sisa dari tubuh. Produk Dengan demikian, mengaktitkan jalur caraka kedua yang
sisa utama yang diekskresikan di tinja adalah bilirubin. melaksanakan respons-respons yang diinginkan (lihat h. 126).
Konstituen-konstituen tunja lain adalah residu makanan yang tidak GASTRIN Protein di lambung merangsang pelepasan gastrin, yang
terserap dan bakteri, yang sebenarnya tidak pernah menjadi bagian melakukan fungsi-fungsi berikut:
tubuh. Bakteri hampir mendekati sepertiga berat kering feses.
1. Bekerja melalui beragam cara untuk meningkatkan sekresi HCl pe-
Gas usus diserap atau dikeluarkan. psinogen, yaitu kedua bahan yang sangat penting dalam memulai
pencernaan protein yang mendorong sekresinya.
Kadang-kadang, selain fases yang keluar dari anus, gas usus, atau fla- 2. Meningkatkan motilitas lambung, merangsang motiiitas ileum, me
tus, juga keluar. Gas ini terutaina berasal dari dua sumber: (1) -lepaskan sfingter ileosekum, dan memicu pergerakan massa di kolon
udara yang tertelan (hingga 500 mL udara mungkin tertel an ketika —fungsi-fungsi yang semuanya ditujukan untuk menjaga isi usus
makan) dan (2) gas yang diproduksi oleh fermentasi bakteri di tetap bergerak maju sewaktu makanan baru tiba.
kolon. Adanya gas yang mengalir melalui isi lumen 3. Bersifat trofik tidak saja untuk rnukosa lambung tetapi juga mukosa
menimbulkan suara berdeguk. Eruktasi (bersendawa) mengeluarkan usus halus, membantu memelihara lapisan dalam saluran cerna yang
sebagian besar udara yang tertelan dari lambung, tetapi sebagian telah berkernbang baik dan dapat hidup secara fungsional.
masuk ke usus. Di usus biasanya hanya sedikit terdapat gas karena
gas cepat diserap atau diteruskan ke dalam kolon. Sebagian besar gas Dapat diperkirakan bahwa sekresi gastrin dihambat oleh
di kolon disebabkan oleh aktivitas bakteri, dengan jumlah dan akumulasi asam di lambung dan oleh adanya asam dan konstituen
sifat gas bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi dan lain di lumen duodenum yang mengharuskan perlambatan sekresi
karakteristik bakteri kolon. Beberapa makanan misalnya kacang, lambung.
mengandung tipe-tipe karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh
manusia tetapi dapat diserang oleh bakteri penghasil gas. Banyak SEKRETIN Sewaktu lambung mengosongkan isinya ke dalam
dari gas ini diserap melalui mukosa usus. Sisanya dikeluarkan duodenum, adanya asam di duodenum merangsang pelepasan
melalui anus. sekretin, yang melakukan fungsi-fungsi terkait berikut ini:
Untuk secara selektif mengeluarkan gas ketika feses juga ada di 1. Menghambat pengosongan lambung untuk mencegah masuknya
rektum, yang bersangkutan secara sengaja mengontraksikan otot- lebih banyak asam ke dalam duodenum hingga asam yang ada telah
otot abdomen dan sfingter anus eksternus secara bersamaan. Ketika dinetralkan.
kontraksi abdomen meningkatkan tekanan yang menekan sfingter 2. Menghambat sekresi lambung untuk mengurangi jumlah asam yang
anus eksternus yang menutup, terbentuk gradien tekanan yang diproduksi
memaksa udara keluar dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus 3. Merangsang sel-sel duktus pankreatikus untuk menambah volume
yang berbentuk celah dan terlalu sempit untuk keluarnya feses. sekresi encer NaHCO3, yang mengalir ke dalam duodenum untuk
Lewatnya udara dengan kecepatan tinggi menyebabkan tepi-tepi menetralkan asam.

   661
4. Merangsang sekresi empedu kaya-NaHCO3 oleh hati, yang juga nutltipel, adaptif, dan terpadu ini memberi contoh betapa efisiennya
dialirkan ke duodenum untuk membantu proses netralisasi. tubuh manusia.
Netralisasi kimus yang asam di duodenum membantu mencegah
kerusakar dinding duodenum dan membentuk lingkungan yang
sesuai untuk fungsi optirnal enzim-enzim pencernaan pankreas, Periksa Pemahaman Anda 16.8
yang dihambat oleh asam.
1. Jelaskan pentingnya beberapa hormon GI bersifat trofik.
5. Sekretin dan CCK bersifat trofik bagi pankreas eksokrin
2. Sebutkan sasaran-sasaran sekretin dan CCK.
CCK Sewaktu kimus dikosongkan dari lambung, lemak dan
nutrien lain masuk ke duodenum. Nutrien ini, khususnya lemak
dan, dengan tingkat yang lebih rendah, produk protein,
menyebabkan pelepasan CCK, yang melakukan fungsi-fungsi
terkait berikut Hemeostatis: Bab dalam
1. Menghambat motilitas dan sekresi lambung, sehingga waktu Perspektif
untuk pencernaan dan penyerapan nutrien yang sudah ada di
lambung cukup. Untuk mempertahankan sifst konstan lingkungan

2. Merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan sekresi internal, bahan-bahan yang digunakan oleh tubuh
enzim pankreas, yang melanjutkan pencernaan nutrien-nutrien ini (misalnya nutrien kaya energi energi dan O2) atau keluar
di duodenum (efek ini sangat penting untuk pencernaan lemak tanpa terkontrol dari tubuh (misalnya penguapan H2O dari saluran
karena lipase pankreas adalah satu-satunya enzim yang mencerna napas atau pengeluaran garam melalui keringat) harus secara
lemak). terus-menerus diganti oleh pasokan baru bahan-bahan ini dari
lingkungan eksternal Semua bahan pengganti ini kecuali O2
3. Menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter diperoleh dari safuran cerna. Pasakan segar O2 dipindahkan ke
Oddi sehingga empedu dialirkan ke dalam duodenum untuk lingkungan internal oleh sistem pernapasan, tetapi semua nutrien,
mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak. Efek deterjen H2O, dan berbagai elektrolit yang dibutuhkan untuk
garam empedu sangat penting bagi kemarnpuan lipase pankreas mempertahankan homeostasis diperoleh melalui saluran cerna.
melaksanakan tugasnya. Berbagai efek CCK ini beradaptasi baik Makanan yang besar dan kompleks diuraikan oleh sistem
dengan penanganan lemak dan nutrien lain yang keberadaannya di pencernaan menjadi unit-unit kecil yang dapat diserap. Molekul
nutrien kecil kaya-energi ini dipindahkan menembus epitel usus
duodenum memicu pelepasan hormon ini.
halus menuju darah untuk disalurkan ke sel-sel untuk mengganti
4. Selain memfasilitasi digesti nutrien yang tercerna, CCK adalah nutrien yang terus-menerus digunakan untuk menghasilkan ATP
regulator penting asupan makanan. CCK berperan penting dalam serta untuk tumbuh dan memperbaiki jaringan. Demikian juga, H2O,
rasa kenyang, yaitu sensasi merasa sudah cukup untuk makan. 673). garam, dan elektrolit lain yang tertelan diserap oleh usus ke dalam
darah.
GIP Hormon yang baru ditemukan yang dikeluarkan oleh
Tidak seperti regulasi di sebagian besar sistem tubuh, regulasi
duodenum, GIP, membantu mendorong pemrosesan metabolik aktivitas pencernaan tidak ditujukan untuk mempertahankan
nutrien setelah nutrien tersebut terserap. Hormon ini semula homeostasis. Jumlah nutrien dan H2O yang dikonsumsi berada di
dinamai gastric inhibitory pepride (GIP) atas perkiraan perannya bawah kontrok, tetapi jumlah bahan (yang telah tertelan) yang
sebagai suatu enterogastron. Bahan ini semula dipercaya diserap oleh saluran cerna umumnya tidak dapat dikontrol, dengan
menghambat motilitas dan sekresi larnbuug, serupa dengan sekretin sedikit pengecualian. Mekanisme lapar mengatur asupan makan
dan CCK. Saat ini kontribusi GIP dalam hal tersebut dianggap untuk membantu mempertahankan keseimbangan energi (lihat Bab
minimal. Hormon ini justru merangsang pelepasan insulin oleh 17), dan mekanisme haus mengontrol asupan H2O untuk membantu
mempertahankan keseimbangan H2O (lihat Bab 15). Namun, kita
pankreas sellingga sekarang dinamai glucose-dependent
sering mengabaikan mekanisme-mekanisme kontrol ini, dan sering
insulinotrophic peptide (juga GIP). Hormon ini kernbali makan atau minum ketika kita tidak lapar atau haus. Setelah bahan
memperlihatkan kerja yang sangat adaptif. Segera setelah makanan makanan ini berada di saluran cerna, saluran cerna tidak
diserap, tubuh perlu mengubah proses metaboliknya untuk mengubah-ubah laju penyerapan nutrien, H2O, atau elektrolit sesuai
menggunakan dan menyimpan nutrien yang baru tiba. Aktivitas kebutuhan tubuh (kecuali besi dan kalsium); saluran cerna
rnetabolik fase absorptif ini umumnya berada di bawah kontrol mengoptimaikan kondisi untuk mencerna dan menyerap semua
insulin (lihat h 743 dan 745–747). GIP, yang dirangsang oleh yang tertekan. Memang benar adanya, apa yang anda makan
keberadaan makanan di saluran cerna, terutama glukosa, memicu adalah apa yang anda dapatkan. Sistem pencernaan berada di
pelepasan insulin sebagai antisipasi untuk penyerapan makanan, bawah banyak proses regulasi, tetapi proses-proses ini tidak
melalui mekanisme umpan maju. lnsulin sangat penting dalam dipengaruhi oleh keadaan nutrisi atau hidrasi tubuh. Berbagai
mekanisme kontrol ini diatur oleh komposisi dan volume isi saluran
men- dorong penyerapan dan penyimpanan glukosa.
cerna sehingga laju motilitas dan sekresi getah pencernaan akan
Gambaran ringkas tentang fungsi hormon pencernaan yang optimal untuk pencernaan dan penyerapan makanan yang tertelan.

  
Jika seseorang mengonsumsi dan menyerap nutrien kaya energi sehingga kadarmofekul nutrien dalam darah dijaga konstan. Keiebihan
dalam jumlah berlebihan, kelebihan energi ini akan disimpan di ingesti H2O dan elektrolit dikeluarkan di urine agar kadar darah
tempat penyimpanan, misalnya di jaringan adiposa (lemak) konstituen-konstituen ini terjaga konstan.

SOAL LATIHAN
Jawaban di mulai di h, A-39. 6. mencegah isi lambung berbalik ke esofagus
Pertanyaan Objektif
14. Gunakan kade jawahan di kanan untuk mengidentifikasi
1. Tingkat penyerapan nutrien dari saluran bergantungan pada
karakteristik bahan-bahan yang tercantum:
kebutuhan tubuh. (benar atau salah?)
1. mengaktifkan pepsinogen
2. Lambung melemas sewaktu muntah. (benar atau salah?) (a) pepsin
2. menghambat amilase
3. Asam dalam keadaan normal tidak dapat menembus ke dalam atau (b) mucus
3. esensial untuk penyerapan
di antara sel-sel yang melapisi bagian dalam lambung, yang (c) HCI
vitamin b12
memungkinkan lambung mampu menampung asam tanpa (d) faktor inkrinsik
4. dapat bekerja secara otokatalisis
mencederai diri sendiri. (benar atau salah?) (e) histamin
5. adalah perangsang kuat untuk
4. Protein terus hilang dari tubuh melalui sekresi pencernaan dan sel sekresi asam
epitel yang terlepas, yang keluar bersama tinja. (benar atau 6. mendenaturasi protein
salah). 7. memulai pencernaan protein
5. Makanan yang tidak diserap oleh usus halus akan diserap oleh usus 8. berfungsi sebagai pelumas
besar. (bener atau salah?) 9. mematikan bakteri yang tertelan
6. Pankreas endokrin mengeluarkan sekretin dan CCK. (benar atau 10. bersifat basa
salah?) 11. defisien pada anemia pernisiosa
7. Refleks pencernaan yang melibatkan saraf autonom dikenal sebagai 12. melapisi mukosa lambung
refleks ___, sedangkan ferleks yang semua elemen lengkung
refleksnya terletak di dalam dinding usus dikenal sebagai refleks___, Pertanyaan Esai

8. Ketika makanan secara mekanis diuraikan dan dicampur dengan 1. Jelaskan empat proses pencernaan dasar.
sekresi lambung, campuran cairan kental yang terbentuk dikenal 2. Sebutkan tiga kategori bahan makanan kaya-energi dan unit-
sebagai ___. unit yang dapat diserap dari masing-masing ketegori.
9. Keseluruhan lapisan dalam usus halus diganti haru setiap sekitar 3. Sebutkan komponen sistem pencernaan. Jelaskan anatomi
___ hari. potongan melintang saluran cerna.
10. Dua bahan yang diserap oleh mekansime transpor khusus yang 4. Apa empat faktor umum yang berperan dalam regulasi fungsi
hanya ada di ileum terminal adalah___ dan ___. sistem pencernaan? Apa peran masing-masing?
11. Koleretik yang paling kuat adalah___. 5. Jelaskan jenis motilitas di masing-masing komponen saluran
12. Mana dari yang beriktrt hukan merupakan fungsi liur? cerna. Faktor apa yang mengnntrol masing-masing tipe
a. memulai pencernaan karbohictrat motilitas?
b. mempermudah penyerapan glukosa menembus mukosa mulut. 6. Sebutkan komposisi getah pencernaan yang disekresikan oleh
c. mempermudah bicara setiap komponen sistem pencernaan. lelaskan faktor-faktor
d. memiliki efek antibakteri yang mengontrol rnasing-masing sekresi pencer-naan.
e. berperan penting dalam higiene mulut 7. Sebutkan enzim-enzim yang berperan dalam pencernaan
13. Cocokkan yang berikut: masing-masing kategori bahan makanan. Sebutkan sumber dan
1. mencegah masuknya (a) penutupan sfingter kontrol sekresi masing-masing enzim
makanan kembali ke faringoesofagus 8. Mengapa sebagian enzim disekresikan dalam bentuk inaktif?
mulut sewaktu menelan (b) elevasi uvala Bagaimana mereka diaktifkan?
2. memicu refleks menela (c) posisi lidah menekan 9. Proses absorpsi apa yang berlangsung di masing-masing
3. menutup saluran langit langit komponen saluran cerna? Apa adaptasi khusus usus halus
hidung ketika (d) penutupan sfingter untuk meningkatkan kapasitas absorpsinya?
menelan gastroesofagus 10. elaskan mekanisme penyerapan urtuk garam, air, karbohidrat,
4. mencegah udara masuk (e) bolus terdorong ke bagian protein, dan lemak.
ke esofagus sewaktu belakang mulut oleh lidah 11. Apa kontribusi organ pencernaan tambahan? Apa fungsi
bernafas (f) aposisi rapat lipatan vokal nondigestif hati?
5. menutup saluran nafas 12. Ringkaskan tugas masing-masing dari ketiga hormon
ketika menelan pencernaan utama.

   663
13. Apa produk sisa yang diekskresikan di tinja? b. Kini, misalnya bola ini diemulsifikasi menjadi 100 butiran
14. Bagaimana muntah terjadi? Apa kausa dan konsekuensi yang ukurannya hampir sama. Berapa rasio rerata luas
muntah, diare, dan konstipasi? permukaan terhadap volume masing-masing butiran lemak
15. Jelaskan proses pergantian mukosa di lambung dan usus halus. ini?
c. Berapa kali lehih besar luas permukaan total 100 butiran ini
dibandingkan dengan satu butiran semula?
Latihan Kuantitatif d. Berapa kali perubahan volume total akibat emulsifi- kasi
1. Misalnya satu butir lemak di usus adalah sebuah bola dengan ini?
garis tengah 1 cm.
a. Berapa rasio luas permukaan terhadap volume butir
lemak ini? (Petunjuk: Luas permukaan bola adalah
4rtr2pr2, dan volume adalah 4/3pr3.)

UNTUK DIRENGKAN

1. Mengapa pasien yang sebagian besar lambungnya diangkat 4. Setelah diekstraksi dari darah oleh hati, bilirubin dikon-
untuk mengobati kanker lambung atau penyakit tukak peptik jugasikan dengan asam glukuronat oleh enzim glukronil tr-
yang parah harus makan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan ansferase di dalam hati, Hanya jika berada dalam bentuk
bukan tiga kali sehari seperti biasanya? terkonjugasi barulah bilirubin dapat diekskresikan secara aktif
2. Jumlah sel imun di gut assoriated Iymtphoid tissue (GALT) yang ke dalam empedu. Pada beberapa hari pertama kehidupan, hati
terdapat di mukosa diperkirakan sama dengan jumlah total sel belum dapat menghasilkan glukuronil transferase dalam jumlah
pertahanan ini di bagian tubuh lainnya. Perkirakan apa makna memadai. Jelaskan bagaimana defisiensi enzim sesaat ini
adaptif dari kemampuan pertahanan yang ekstensif pada sistem menvebabkan keadaan ikterus pada neonatus yang sering
pencernaan ini. dijumpai.
3. Bagaimana defekasi dapat dilakukan oleh pasien yang lumpuh 5. Jelaskan mengapa pengangkatan lambung atau ileum terminal
dari pinggang ke bawah akibat cedera korda spinalis bawah? menyebabkan anemia pernisiosa.

PERTIMBANGAN KLINIS

Thomas W mengalami nyeri tajam di abdomen kanan atasnya tinjanya kini berwarna putih keabuan dan bukan coklat. Apa
setelah menyantap makanan tinggi lemak. Ia juga menyadari bahwa kemungkinan besar penyebab gejala-gejalanya? Jelaskan mengapa
masing-masing gejala ini terjadi pada penyakit tersebut.

664   hapter Sistem Fisiologi


hapter

16 Kartu Belajar
16.1| Aspek-Aspek Umum Pencernaan (h. 612–619) ■ Sekresi dan drgesti: Enzim liur, amilase, memulai mencerna
polisakarida menjadi disakarida maltose, suatu proses yang
■ Empat proses dasar pencernaan adalah motilitas, sekresi, berlanjut dilambung setelah ditelan. Sekresi liur dikontrol oleh pusat
digesti, dan absorpsi. liur di medula, diperantarai oleh persarafan autonom ke kelenjar
liur. (Lihat Gambar 16-1 dan 16-4. )
■ Tiga kelas nutrien kaya-energi dicerna menjadi unit-unit yang
dapat diserap: (1) Karbohidrat makanan dalam bentuk polisakarida ■ Absorpsi: Tidak terjadi penyerapan nutrien di mulut.
tepung dan glikogen dicerna menjadi unit-unit monosakarida yang
dapat diserap, terutama glukosa. (2) Protein makanan dicerna
menjadi asam amino dan beberapa polipeptida kecil. (3) Lemak 16.3| Faring dan Esofagus (h. 622–624)
makanan (trigliserida) dicerna menjadi monogliserida dan asam
lemak bebas. (Lihat Gambar 16-1)
■ Motilitas: Lidah mendorong bolus makanan ke bagian belakang
tenggorokan, yang memicu refleks menelan. Pusat menelan di
medula mengoordinasikan sekelompok aktivitas kompleks yang
■ Sistem pencernaan terdiri dari saluran cerna dan organ menyebabkan penutupan saluran napas dan terdorongnya
pencernaan tambahan (kelenjar liur, pankreas eksokrin, dan sistem makanan melalui faring dan esofagus ke dalam lambung. (Lihat
empedu), (Lihat Gambar 16-1). Gambar 16-5.)
■ Sekresi, digestl, dan absorpsi: Sekresi esofagus, mukus, bersifat
■ Lumen saluran cerna (suatu tabung dari mulut hingga anus)
protektif. Tidak terjadi pencernaan dan penyerapan nutrien di sini.
berhubungan dengan lingkungan eksternal sehingga isinya secara
teknis berada di luar tubuh; susunan ini memungkinkan makanan
dicerna tanpa menyebabkan pencernaan-diri selama proses 16.4| Lambung (h. 624–637)
berlangsung.
■ Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan. Dari bagian ■ Motilitas: Motilitas lambung mencakup pengisian, penyimpanan,
paling dalam keluar adalah mukosa, submukosa, muskularis pencampuran, dan pengosongan. Pengisian lambung dipermudah
eksterna, dan serosa. (Lihat Gambar 16-2.) oleh relaksasi reseptif lambung yang diperantarai oleh saraf vagus.
Penyimpanan lambung berlangsung di korpus lambung, tempat
■ Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekanisme kontraksi peristaltik dinding otat yang tipis terlalu lemah untuk
autonom, saraf (intrinsik dan ekstrinsik), dan hormon untuk mencampur isi lambung. Pencampuran lambung di antrum yang
memastikan bahwa makanan yang tertelan tersedia secara berdinding tebal terjadi karena kontraksi peristaltik yang kuat dan
maksimal untuk tubuh. (Lihat Gambar 16-3.) retropulsi. (Lihat Gambar 16-6 dan 16-7.)
■ Pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor-faktor di lambung

dan duodenum. (1) Peningkatan volume dan fluiditas kimus di


Pangaruh Perubahan lokal di lambung meningkatkan pengosongan isi lambung. (2) Lemak,
eskternal saluran cerna
asam, hipertanisitas, dan distensi di duodenum (faktor-faktor
daminan yang mengontrol pengosongan lambung) menunda
Reseptor di saluran cerna
pengosongan lambung hingga duodenum siap memproses lebih
banyak kimus. Faktor-faktor ini menunda pengosongan lambung
dengan menghambat aktivitas peristaltik lambung oleh refleks
enterogastrik dan enterogastron, sekretin dan kolesistokinin, yang
disekresikan oleh mukosa duodenum. (Lihat Gambar 16-7 dan
Tabel 16-2. )
Saraf
Plektus
otonom
Hormon ■ Sekresi: Sekresi ke dalam iumen lambung mencakup (1) HCf
saraf intrinsik pencernaan
ekstrinsik (dari sel parietal) yang mengaktifkan pepsinogen; (2) pepsinogen
(dari sel utama) yang, setelah diaktifkan, memulai pencernaan
protein; (3) mukus (dari sel mukus) yang membentuk lapisan
protektif; dan (4) faktor intrinsik (dari sel parietal) yang diperlukan
Self-
excitable
Otot polos dalam penyerapan vitamin B12.(Lihat Tabel 16-3 dan Gambar
(kontraksi untuk motilitas)
16-8 hingga 16-10.)
Sel kelenjer eksokrin
(sekresi getah pencernaan)
■ Lambung juga mengeluarkan hormon gastrin, yang berperan
dominan dalam merangsang sekresi lambung, serta parakrin
Sel kelenjer endokrin histamin dan somatostatin, yang masing-masing merangsang dan
sekresi hormon pencernaan
dan pankreas) menghambat sekresi lambung. (Lihat Tabel 16-3.)
KUNCI ■ Sekresi lambung meningkat sebefum dan selama makan oleh
= refleks pendek = refleks panjang = jalur hormon respons-respons saraf vagus eksitatorik dan saraf intrinsik
bersama dengan efek stimulatorik gastrin dan histamin. Setelah
16.2 | Mulut h.(619–622) makanan keluar dari lambung, sekresi lambung berkurang karena
hilangnya faktor-faktor stimulatorik, pelepasan somatostatin yang
■ Motilitas: Makanan masuk ke sistem pencernaan melalui bersifat menghambat, dan efek inhibitorik reflek enterogastik dan
mulut, tempat makanan dikunyah dan dicampur dengan liur. enterogastron. (Lihat Tabel 16-4 dan 16-5.)
■ Digesti dan absorpsi: Pencemaan karbohidrat berlanjut di di lumen usus halus oleh enzim pankreas dan dituntaskan oleh
korpus lambung di bawah pengaruh amilase liur. Pencernaan enzim brush border usus halus (masing-masing adalah
protein dimulai oleh pepsin di antrum lambung, tempat kontraksi disakaridase dan aminopeptidase). Lemak dicerna seluruhnya
peristaltik yang kuat mencampur makanan dengan sekresi di lumen usus halus, oleh lipase pankreas (Lihat Tabel 16-6.)
lambung, mengubahnya menjadi campuran cairan kental yang
■ Absorpsi: bapisan dalam usus halus beradaptasi baik untuk
dikenal sebagai kimus. (Lihat Tabel 16-6, h. 648.) Tidak ada
nutrien yang diserap di lambung. melaksanakan fungsi pencernaan dan penyerapannya. Lipatan-
lipatannya mengandung banyak tonjolan berbentuk jari, vilus,
yang juga memiliki tonjolan yang lebih halus, mikrovilus.
Bersama-sama, modifikasi-modifikasi permukaan ini sangat
meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
menempatkan enzim-enzim yang terikat ke membran dan untuk
melakukan penyerapan. (Lihat Gambar 16-20 hingga 16- 22 dan
■ Sekresi pankreas eksokrin dan empedu dari hati mengalir ke
pembuka bab). Lapisan dalam ini diganti setiap sekitar tiga hari
lumen duodenum.
untuk memastikan kesehatan optimal sel-sel epitel yang
■ Sekresi pankreas mencakup (1) enzim pencernaan poten dari menghadapi lingkungan lumen yang "keras".
sel asinus, yang mencerna ketiga kategori makanan; dan (2)
larutan NaHCO3 cair dari sel duktus, yang menetralkan kimus ■ Proses penyerapan Na+ yang dependen-energi
asam yang masuk ke duodenum dari fambung. Sekretin menghasilkan tenaga pendorong bagi penyerapan Cl-, air,
merangsang sel duktus pankreas, dan CCK merangsang sel glukosa, dan asam amino. Semua produk yang diserap ini
asinus. (Lihat Gambar 16-11 dan 16-12.) masuk ke darah. (Lihat Gambar 16- 23b dan 16-24b. )
■ Karena tidak larut dalam air, produk-produk pencernaan

■ Enzim pencernaan pankreas mencakup (1) enzim proteolitik lemak harus menjalani serangkaian transformasi agar dapat
tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang diserap secara pasif untuk akhirnya masuk ke pembuluh
disekresikan dalam bentuk inaktif dan diaktifkan di lumen limfe. (Lihat Gambar 16- 25. )
duodenum ketika terpajan ke enterakinase dan tripsin aktif; (2) ■
Usus halus menyerap hampir semua yang ada di dalam
amilase pankreas, yang melanjutkan pencernaan karbohidrat; lumennya, dari makanan yang ditelan hingga sekresi
dan (3) lipase, yang melaksanakan pencernaan lemak. (Lihat pencernaan hingga sel epitel yang terlepas. Berbeda dari
Tabel 16-6.) penyerapan nutrien, air, dan sebagian besar elektrotit yang
■ Hati, organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, nyaris sempurna dan tidak dikontroi, penyerapan besi dan
melakukan beragam fungsi. Kontribusinya dalam pencernaan kalsium bervariasi dan berada di bawah kontrol. (Lihat Gambar
adalah sekresi empedu yang mengandung garam empedu. 16-26.) Hanya sejumlah kecil cairan dan residu makanan yang
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek tidak tercerna yang disalurkan ke usus besar.(Lihat Tabel 16-7.)
deterjen (membentuk emulsi lemak) dan mempermudah
penyerapan lemak dengan membentuk misel larut-air yang
16.7 | Usus Besar (h. 658–661)
mengangkut produk tak-larut air pada pencernaan lemak ke
tempat penyerapannya. (Lihat Gambar 16- 14 hingga 16-17 dan ■ Motilitas; Kolon (lihat Gambar 16-27) mengonsentrasikan
16-25. ) dan rnenyimpan residu makanan yang tidak tercerna (serta,
yaitu selulosa tanaman) dan bilirubin hingga keduanya dapat
■ Di antara waktu makan, empedu disimpan dan dipekatkan di
dieliminasi dalam tinja. Kontraksi haustra secara perlahan
kandung empedu, yang dirangsang oleh kolesistokinin untuk
mengaduk isi kolon maju-mundur untuk mencampur dan
berkantraksi dan mengalirkan empedunya ke dalam duodenum
mempermudah penyerapan sebagian besar cairan dan elektrolit
sewaktu pencernaan makanan. Setelah ikut serta dalam
yang tersisa. Pergerakan massa beberapa kali sehari, biasanya
pencernaan dan penyerapan lemak, garam-garam empedu
setelah makan, mendorong feses dalam jarak jauh. Pergerakan
direabsorpsi dan dikembalikan melalui sistem porta hati ke hati,
feses ke rektum memicu reffeks defekasi.
tempat mereka diresekresikan dan bekerja sebagai kaleretik
kuat yang merangsang sekresi lebih banyak empedu. (Lihat
Gambar 16-13 dan 16-15.) ■ Sekresi, digesti, dan absorpsi: Sekresi mukus basa usus
halus bersifat protektif. Tidak terjadi sekresi enzim pencernaan
■ Empedu juga mengandung bilirubin, suatu turunan atau penyerapan nutrien di kolon. Penyerapan sebagian garam
penguraian hemoglobin, yaitu produk ekskretorik utama di dan air yang tertinggal mengubah isi kolon menjadi feses.
tinja

16.6 | Usus halus. (h. 645–658)


■ Motilitas: Segmentasi, motilitas utama usus halus selama 16.8 | Gambaran Umum Hormon Pencernaan (h.
pencernaan makanan, secara merata mencampur makanan
661–662)
dengan getah pencernaan untuk mempermudah pencernaan;
motilitas ini juga memajankan produk pencernaan ke ■ Tiga hormon pencernaan yang utama adalah gastrin dari
permukaan absorptive. (Lihat Gambar 16-18.) Di antara waktu
mukosa lambung serta sekretin dan kolesistokinin (CCK) dari
makan, MMC menyapu bersih lumen.
mukosa duodenum. Gastrin dibebaskan terutama sebagai
■ Sekresi: Getah yang disekresikan oleh usus halus tidak respons terhadap adanya produk protein di lambung, dan
mengandung enzim pencernaan apapun. Enzim-enzim yang efeknya adalah meningkatkan pencernaan protein. Sekretin
disintesis oleh usus halus bekerja di dalam membran brush dibebaskan terutama sebagai respons terhadap keberadaan
border sel epitel. (Lihat Gambar 16-23a dan 16-24a.) asam di duodenum, dan efeknya adalah menetralkan asam.
Kolesistokinin terutama dibebaskan sebagai respons terhadap
■ Digesti: Usus halus merupakan tempat utama bagi digesti adanya produk lemak di duodenum, dan efeknya adalah
dan absorpsi. Pencernaan karbohidrat dan protein berlanjut mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan lemak.
Contoh-contoh energi masuk dan masuk energi keluar. Untuk
mempertahankan keseimbangan energi dan berat badan,
masukan energi ( asupan makanan) harus sama dengan
keluaran energi, yang mencakup kerja eksternal (seperti
bersepeda) dan kerja internal (seperti memompa darah).
Hipotalamus mengatur asupan makanan untuk menjaga
keseimbangan energi.Dewasa muda yang diperlihatkan di sini
sedang menikmati Pantai EL Capitan di California

17
Venture Media Group/Jupiterimages

Keseimbangan
Energi dan Regulasi suhu

SEKILAS ISI Pokok-Pokok Homeostasis


17.1 Keseimbangan Energi
Asupan makanan penting bagi aktivitas sel, Agar berat tubuh tetap konstan, nilai
17.2 Regulasi Suhu
kalori dan makanan harus setara dengan total kebutuhan energi tubuh.
Keseimbangan energi dan karenannya, berat badan di pertahankan terutama deng-
an mengontrol asupan makanan.
Pengeluaran energi menghasilkan panas, yang penting bagi regulasi suhu. Manusia,
biasanya di lingkungan yang lebih dingin daripada tubuhnya, harus secara konstan
menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Manusia juga harus memiliki
mekanisme untuk mendinginkan tubuhnya jika menyerap terlalu banyak panas dari aktivitas
otot rangka yang menghasilkan panas atau dari lingkungan eksternal yang panas. Suhu tubuh
harus diatur karena laju reaksi kimia sel bergantung pada suhu dan karena panas yang
berlebihan dapat merusak protein sel.
Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk rnempertahankan keseimbangan energi
dan suhu tubuh.
17-1 | Keseimbangan Energi Jenis yang kedua mencakup kerja memompa darah dan bernapas,
energi yang diperluukan untuk transpor aktif bahan-bahan penting
Setiap sel dalam tubuh memerlukan energi untuk melaksanakan menembus membran plasma, dan energi yang digu-nakan selama
fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan hidup sel itu sendiri reaksi sintesis yang esensial untukpemeliharaan, perbaikan, dan
(misalnya transpor aktif dan perbaikan sel) dan menjalankan fungsi pertumbuhan struktur sel-secara singkat, "blaya metabolik untuk
spesifiknya dalam rangka mempertahankan homeostasis (misalnya hidup."
sekresi kelenjar atau kontraksi otot). Semua energi yang digunakan
oleh sel pada akhirnya berasal dari makanan yang masuk. PERUBAHAN ENERGI NUTRIEN MENJADI PANAS Tidak semua
energi dalam molekul makanan dapat dipanen untuk melakukan
kerja biologis. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Energi dalam
molekul nutrien yang tidak digunakan untuk melakukan kerja
Menurut hukum pertama termodinamika, energi tidak dapat diubah menjadi energi termal, atau panas (thermo berarti "panas").
diciptakan atau dihilangkan. Karena itu, energi menjadi subjek Selama proses-proses biokimia, hanya sekitar 50% energi dalam
keseimbangan masuk-keluar seperti komponen kimia tubuh, molekul nutrien yang dipindahkan ke ATP; sisa 50% dari energi
misalnya H2O dan garam (lihat h. 579). nutrien ini segera lenyap sebagai panas. Selama pengeluaran ATP
oleh sel, 25% energi lainnya yang berasal dari makanan berubah
PEMASUKAN DAN PENGELUARAN ENERGI Masukan energi bagi menjadi panas. Karena bukan suatu mesin panas, tubuh tidak dapat
tubuh berasal dari energi dalam makanan yang masuk. Energi kimia mengubah panas menjadi kerja. Karena itu, tidak lebih dari 25%
yang tersimpan di dalam ikatan-ikatan yang menyatukan atom-atom energi nutrien yang tersedia untuk kerja, baik eksternal maupun
dalam molekul nutrien dibebaskan ketika molekul ini diuraikan di internal. Sisa 75% nya hilang sebagai panas selama pemindahan
tubuh. Sel-sel menyerap sebagian energi nutrien ini dalam ikatan energi dari molekul nutrien ke ATP ke sistem sel.
fosfat berenergi tinggi, yaitu adenosine trifosfat (ATP; lihat h.36 dan Selain itu, dari energi yang benar-benar ditangkap untuk
A-16). Energi yang dipanen dari proses biokimiawi makanan yang digunakan oleh tubuh, hampir semua energi yang digunakan
masuk langsung digunakan untuk melakukan kerja biologis atau akhirnya menjadi panas. Sebagai contoh, energi yang di-keluarkan
disimpan dalam tubuh untuk digunakan kemudian sesuai kebutuhan oleh jantung untuk memompa darah secara gradual berubah
selama periode ketika tidak terjadi pencernaan dan penyerapan menjadi panas oleh gesekan sewaktu darah mengalir melaluin
makanan. pembuluh darah. Demikian juga, energi yang di-gunakan untuk
Pengeluaran energi oleh tubuh digolongkan ke dalam dua membentuk protein struktural akhirnya muncul sebagai panas
kategori: kerja eksternal dan kerja internal (Gambar 17-1). Kerja ketika protein tersebut terurai selama proses pertukaran normal
eksternal adalah energi yang dikeluarkan ketika otot rangka konstituen-konstituen tubuh. Bahkan dalam melakukan kerja
berkontraksi untuk memindahkan benda eksternal atau eksternal, otot-otot rangka mengubah energi kimia menjadi energi
menggerakan tubuh dalam hubungannya dengan lingkungan. Kerja mekanis secara tidak efisien; hampir 75% energi yang digunakan
internal adalah semua bentuk pengeluaran energi biologis lain yang lenyap sebagai panas. Karena itu, semua energi yang dibebaskan
tidak melakukan kerja mekanis di luar tubuh. Kerja internal dari makanan masuk yang tidak secara langsung digunakan untuk
mencakup dua jenis aktivitas yang dependen energi: (1) aktivitas memindahkan benda eksternal atau disimpan dalam lemak
otot rangka yang digunakan untuk tujuan selain kerja eksternal, (jaringan adiposa) (atau, pada orang yang sedang tumbuh, sebagai
misalnya kontraksi untuk mempertahankan postur dan menggigil; protein) akhirnya menjadi panas tubuh. Namun, panas ini tidak
dan (2) semua aktivitas yang mengeluarkan energi yang terus sama sekali merupakan energi yang tersia-sia karena sebagian besar
berlangsung hanya untuk mempertahankan kehidupan. panas ini digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh.

Masukan Energi Keluaran Energi

Simpanan Kerja Internal Energi termal


(panas) Laju pemakaian energi oleh tubuh
Energi Makanan metabolik
dalam tubuh selama kerja eksternal dan internal
Kerja eksternal dikenal sebagai laju metabolik:
Laju metabolik5
(Photos: left, Brian Chase, Shutterstock.com;
center, Ed Reschke/photolibrary.com; right,

pengeluaran energi/satuan waktu


Simpanan Energi
Karena sebagian besar pengeluaran
Val Thoermer/Shutterstock.com.)

energi tubuh akhirnya muncul sebagai


panas, laju metabolik normalnya
dinyatakan sebagai laju produksi panas
dalam kalori per jam. Satuan dasar
energi adalah kalori, yaitu jumlah
panas yang diperlukan untuk
Gambar 17-1 Masukan dan keluaran energi meningkatkan suhu 1 g H2O sebesar 1 °
C. Satuan ini terlalu kecil untuk di-

   hapter
gunakan dalam membahas tubuh manusia karena besarnya panas
yang terlibat sehingga digunakan kilokalori atau Kalori, yang
setara dengan 1000 kalori. Jika ahli gizi berbicara tentang "kalori"
❚ TABEL Laju Pemakaian Energi
17-1

dalam menghitung kandungan energi berbagai makanan, mereka Pada Orang 70 kg Selama Berbagai
sebenarnya merujuk ke kilokalori atau Kalori. Ketika 1 g glukosa Aktivitas Berbeda
dioksidasi atau "terbakar", baik di dalam maupun di luar tubuh,
dihasilkan 4 kilokalori energi panas. Pengeluaran
Energi
KONDISI UNTUK MENGUKUR LAJU METABOLIK BASAL Laju Aktivitas (kkal/jam)
metabolik dan karenanya, jumlah panas yang diproduksi bervariasi
bergantung pada beragam faktor, misalnya olahraga, rasa cemas, 65
menggigil, dan asupan makanan. Peningkatan aktivitas otot rangka
77
adalah faktor terbesar yang dapat meningkatkan laju metabolik.
Bahkan peningkatan ringan tonus otot menyebabkan peningkatan 100
laju metabolik yang nyata, dan berbagai tingkat aktivitas fisik secara
105
mencolok mengubah pengeluaran energi dan produksi panas
( Tabel 17-1). Karena itu, laju metabolik seseorang ditentukan di 118
bawah kondisi basal terstandardisasi yang diciptakan untuk 140
mengontrol sebanyak mungkin variabel yang dapat mengubah laju
rnetabolik. Dengan cara ini, aktivitas metabolik yang diperlukan 200
untuk mempertahankan fungsi tubuh dasar dapat ditentukan. Laju 240
metabolik basal (LMB) adalah cerminan "kecepatan langsam"
280
tubuh, atau laju pengeluaran energi internal minimal saat terjaga.
LMB diukur di bawah kondisi khusus berikut: 304
1. Orang yang bersangkutan harus beristirahat secara fisik, tidak 480
melakukan olahraga paling sedikit 30 menit untuk menghilangkan
500
kontribusi kontraksi otot pada produksi panas.
570
2. Orang yang bersangkutan harus beristirahat secara naental untuk
memperkecil tonus otot rangka (orang menjadi "tegang" jika cemas) 828
dan mencegah peningkatan epinefrin, suatu horrnon yang 1100
dikeluarkan sebagai respons terhadap stres yang meningkatkan laju
metabolik.
3. Pengukuran harus dilakukan pada suhu kamar yang nyaman rapan O2 per satuan waktu yang diukur, yang merupakan tugas
sehingga yang bersangkutan tidak mengigigil. Menggigi1 akan sederhana dengan peralatan minimal. Ingat kembali bahwa
sangat meningkatkan produksi panas . Makanan 1 O2 →
CO2 1 H2O 1 energi (sebagian besar
4. Orang yang bersangkutan tidak boleh makan makanan apapun diubah menjadi panas)
dalam 12 jam sebelum pengukuran LMB untuk menghindari Karena itu, terdapat hubungan langsung antara volume O2 yang
termogenesis terinduksi-makanan (termo artinya "panas"; genesis digunakan dan jumlah panas yang dihasilkan. Hubungan ini juga
artinya "produksi") atau peningkatan wajib laju metabolik yang bergantung pada jenis makanan yang dioksidasi. Meskipun
terjadi sebagai konsekuensi asupan makanan. Peningkatan singkat karbohidrat, protein, dan lemak memerlukan jumlah O2 yang
(kurang dari 12 jam) laju metabolik ini bukan disebabkan oleh berbeda untuk oksidasi dan menghasilkan jumlah kilokalori yang
aktivitas pencernaan, tetapi peningkatan aktivitas metabolik yang berbeda jika dioksidasi, dapat dibuat perkiraan rerata tentang jumlah
berkaitan dengan pemrosesan dan penyimpanan nutrien, terutama panas yang dihasilkan per liter O2 yang dikonsumsi pada diet
oleh pabrik biokimia utama (hati). campuran tipikal orang Amerika. Nilai perkiraan ini, yang dikenal
sebagai ekuivalen energi O2, adalah 4,8 kilokalori energi yang
METODE UNTUK MENGUKUR LAJU METABOLIK Laju produksi dibebaskan per liter O2 yang dikonsumsi. Dengan menggunakan
panas pada pengukuran LMB dapat ditentukan secara langsung metode ini, laju metabolik seseorang yang mengonsumsi 15 liter/jam
dan tak-langsung. Pada kalorimetri langsung, yang bersangkutan 02 dapat diperkirakan sebagai berikut:
duduk dalam suatu kamar berinsulasi dengan air mengalir
mengelilingi dinding. Perbedaan suhu air yang masuk dan keluar 15 liter/jam = konsumsi O2
kamar mencerminkan jumlah panas yang dibebaskan oleh yang 3 4.8 kilokalori/liter =ekuivalen energi O2
bersangkutan dan diserap oleh air sewaktu air mengalir melewati 72 kilokalori/jam =perkiraan laju metabolik
kamar. Namun, telah dikembangkan metode yang lebih nyaman Setelah ditentukan di bawah kondisi basal, laju produksi panas
untuk secara tak-langsung mengukur laju produksi panas untuk perlu dibandingkan dengan nilai normal untuk orang dengan jenis
digunakan secara luas. Pada kalorimetri tak-langsung, hanya penye- kelamin, usia, berat, dan tinggi setara karena semua faktor ini meme-

   669
ngaruhi laju pengeluaran energi basal. Sebagai contoh, pria bertubuh mempertahankan keseimbangan energi netral. Tingkat aktivitas
besar memiliki laju produksi panas yang lebih tinggi daripada pria fisik terutama berada di bawah kontrol kesadaran dan mekanisme
dengan tubuh kecil, tetapi jika dinyatakan dalam kaitannya dengan yang mengubah tingkat kerja internal dan produksi panas terutama
luas permukaan tubuh total (yang mencerminkan berat dan tinggi), ditujukan untuk mengatur suhu tubuh dan bukan mengatur
pengeluaran dalam kilokalori per jam per meter persegi luas keseimbangan energi total.
permukaan normalnya hampir sama. Namun, setelah beberapa minggu mengonsumsi makanan
dalam jumlah lebih sedikit atau lebih banyak daripada yang
FAKTOR YANG MEMENGARUHI LAJU METABOLIK BASAL diinginkan, dapat muncul perubahaankecil metabolisme yang
Hormon tiroid adalah penentu utama, meskipun bukan satu-satunya, mengimbangi. Sebagai contoh, adanya peningkatan kompensatorik
laju metabolisme basal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan efisiensi tubuh dalam energi sebagai respons terhadap pengurangan
peningkatan LMB. Seperti telah disebutkan, epinefrin juga makan mungkin dapat menjelaskan mengapa sebagian orang yang
meningkatkan LMB. melakukan diet tidak lagi mengalami penurunan berat setelah
Berbeda dengan yang diduga, LMB bukanlah laju metabolik dengan mudah kehilangan berat setelah dengan mudah kehilangan
tubuh paling rendah. Laju pengeluaran energi selama tidur adalah berat tubuh sekita 5 kg. Demikian juga, penurunan kompensatorik
10% hingga 15% lebih rendah daripada LMB, mungkin karena efisiensi pemakaian energi sebagai respons terhadap makan
relaksasi otot pada tahap paradoks tidur berlangsung lebih sempurna berlebihan ikut berperan dalam kesulitan yang dialami oleh
(lihat h. 180). sebagian orang kurus yang sengaja ingin menambahberat mereka.
Meskipun terdapaty perubahan-perubahan kompensatorik
metabolisme yang ringan ini, regulasi asupan makanan adalah
Masukan energi harus sama dengan keluaran
faktor terpenting dalam memelihara keseimbangan energi dan
energi agar keseimbangan energi tetap netral. berat tubuh jangka-panjang.
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, masukan
energi harus sama dengan keluaran energi, sebagai berikut:
Masukan energi = keluaran energi
Energi dalam = kerja+ produksi± energi yang makanan Meskipun asupan makanan disesuaikan untuk mengimbangi
yang eksternal panas internal disimpan dikonsumsi pengeluaran energi yang berubah dalam suatu periode waktu, tidak
Terdapat tiga kemungkinan status keseimbangan energi; terdapat reseptor kalori untuk memantau masukan energi,
■ Keseimbangan energi netral. Jika jumlah energi dalam makanan
pengeluaran energi, atau kandungan energi total tubuh. Berbagai
yang masuk sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan oleh otot- faktor kimiawi di dalam darah yang memberi sinyal tentang
otot yang melakukan kerja eksternal plus pengeluaran energi keadaan nutrisi tubuh, misalnya berapa banyak lemak yang
internal basal yang akhirnya muncul sebagai panas tubuh, tersimpan atau status kenyang-lapar, penting dalam pengendalian
pemasukan dan pengeluaran energi berada dalam keseimbangan dan asupan makanan. Kontrol asupan makanan tidak bergantung pada
berat tubuh tidak berubah. satu sinyal, tetapi ditentukan oleh integrasi banyak masukan yang
■ Keseimbangan energi positif. Jika jumlah energi dalam makanan memberi informasi tentang status energi tubuh, baik tentang
yang masuk lebih besar daripada jumlah energi yang dikeluarkan, tingkat penyimpanan maupun nutrien yang bersirkulasi. Sinyal
kelebihan energi yang masuk tetapi tidak digunakan akan disimpan molekular yang multipel ini menjamin bahwa perilaku makan
di dalam tubuh, terutama sebagai jaringan lemak sehingga berat disesuaikan dengan kebutuhan energi jangka-pendek dan jangka-
tubuh bertambah. panjang tubuh. Sebagian informasi digunakan untuk regulasi
jangka pendek asupan makanan, membantu mengontrol porsi dan
■ Keseimbangan energi negatif. Sebaliknya, jika energi yang berasal
frekuensi makan. Meskipun demikian, dalam periode 24 jam, energi
dari makanan yang masuk lebih kecil daripada kebutuhan energi yang terkandung dalam makanan yang masuk jarang menyamai
tubuh saat itu, tubuh harus menggunakan simpanan energi untuk pengeluaran energi untuk hari tersebut. Namun, dalam jangka-
memenuhi kebutuhan tersebut dan karenanya berat tubuh panjang, korelasi antara asupan kalori total dan pengeluaran energi
berkurang. total sangatlah baik. Akibatnya, kandungan energi total tubuh—
Agar orang dapat mempertahankan berat badan (kecuali dan, karenanya, berat tubuh—relatif konstan dalam jangka panjang.
fluktuasi minor akibat perubahan kandungan H2O), energi yang Oleh karena itu, homeostasis energi, yaitu, keseimbangan energi,
diperoleh dari makanan harus sama dengan energi yang dikeluarkan diatur secara cermat.
oleh tubuh. Karena orang dewasa rerata mempertahankan berat
yang relatif konstan untuk waktu yang cukup lama, tersirat bahwa PERAN NUKLEUS ARKUATUS:NPY DAN MELANORKORTIN
terdapat mekanisme homeostatik akurat yang mempertahankan Nukleus arkuatus hipotalamus berperan sentral dalam kontrol
keseimbangan jangka-panjang antara asupan energi dan pengeluaran jangka-panjang keseimbangan energi dan berat tubuh serta kontrol
energi. Secara teoretis, kandungan energi total tubuh dapat jangka-pendek asupan makanan sehari-hari. Nukleus arkuatus
dipertahankan pada tingkat konstan dengan mengatur jumlah adalah kumpulan neuron berbentuk busur yang terletak dekat
makanan yang masuk, aktivitas fisik, atau kerja internal dan produksi dengan dasar ventrikel ketiga. Terdapat banyak jalur yang sangat
panas. Kontrol asupan makanan agar menyamai pengeluaran energi terintegrasi keluar-masuk nukleus arkuatus, yang menunjukkan
metabolik yang berubah adalah cara utama untuk kompleksnya sistem yang berperan dalam rasa lapar dan kenyang.

   hapter
Sinyal makan, atau appetite, menimbulkan sensasi lapar, perubahan drastis sejak dekade terakhir dengan diketahuinya peran
mendorong kita mencari makanan. Sebaliknya, kenyang adalah aktif sel ini dalam homeostasis energi. Adiposit mengeluarkan
perasaan puas makan. Sinyal kenyang memberi tahu kita bahwa beberapa hormon, secara kolektif disebut adipokin, yang berperan
kita telah cukup makan dan menekan keinginan makan. penting dalam keseimbangan energi dan metabolisme. Karena itu,
Nukleus arkuatus memiliki dua subset neuron yang ber- jaringan lemak sekarang dianggap sebagai kelenjar endokrin. Tabel
fungsi saling berlawanan. Satu subset mengeluarkan neuropeptida 17-2 meringkaskan berbagai fungsi adipokin yang telah banyak
Y, dan yang lain mengeluarkan melanokortin, yang berasal dari diketahui. Beberapa adipokin dilepaskan dari lemak yang tersimpan,
proopiomelanocortin (POMC), suatu molekul prekursor yang dapat salah satu contohnya adalah leptin, yang berperan penting dalam
dibagi menjadi beberapa bagian untuk menghasilkan beberapa keseimbangan energi. Beberapa, seperti faktor nekrosis tumor yang
produk hormon(lihat h. 700).1 Neuropeptida Y (NPY), salah satu terkait inflamasi dan interleukin 6, dilepaskan dari jaringan lemak
perangsang nafsu makan paling kuat yang pernah ditemukan, dan sel imun serta berperan terhadap inflamasi kronik derajat
menyebabkan peningkatan asupan makanan sehingga mendorong rendah dalam penyimpanan kelebihan lemak. Beberapa, seperti
pertambahan berat. Melanokortin, sekelompok hormon yang visfatin, dilepaskan hanya dari MFNBL WJTFSBM, lemak "jahat" dan
secara tradisional dikenal penting dalam menentukan warna kulit dalam yang mengelilingi oragn abdominal. Lemak viseral lebih
untuk tujuan kamuflase pada sebagian spesies, dibuktikan memiliki cenderung mengalami peradangan kropnik dan berkaitan dengan
peran yang mengejutkan dalam homeostasis energi pada manusia. peningkatan penyakit jantung, berbeda dengan lemak s ubkutan
Melanokortin, terutama a-melanocyte stimulating hormone (- (terkumpul dibawah kulit) yang superfusial dan kurang berbahaya.
MSH) dari hipotalamus, menekan nafsu makan sehingga terjadi (Lemak subkutan adalah lemak yang dapat anda cubit.) Beberapa,
penurunan asupan makanan dan penurunan berat. Melanokortin seperti adiponektin, adalah adipokin yang "baik". Adipokin
tidak berperan dalam menentukan warna kulit pada manusia, meningkatkan sensitivitas insulan (yang membantu melindungi
Melanokortin, terutama a-melanocyte-stimulating hormone (a- terhadap diabetes tipe 2), menurunkan berat tubuh, dan memiliki
MSH) dari hipotalamus, menekan nafsu makan sehingga terjadi efek anti-inflamasi. Sayangnya, obesitas menekan sekresi
penurunan asupan makanan dan penurunan berat. Melanokortin adiponektin. Sebaliknya, beberapa, seperti resisten, adalah adipokin
tidak berperan dalam menentukan warna kulit pada manusia, tetapi yang "buruk". Resistin, yang dilepaskan terutama pada obesitas,
a-MSH yang dihasilkan di kulit sebagai respons terhadap sinar menyebabkan resistensi insulin (karena itu meningkatkan risiko
ultraviolet dari matahari bekerja secara lokal pada sel penghasil terjadinya diabetes tipe 2).
pigmen (melanin) untuk menghasilkan warna kulit yang Nukleus arkuatus adalah tempat utama kerja leptin. Pe-
kecokelatan (lihat h. 474). Namun, peran utama melanokortin pada ningkatan leptin dari simpanan lemak yang berkembang, melalui
spesies kita adalah perannya a-MSH hipotalamus dalam menekan mekanisme umpan-balik negatif, berfungsi sebagai sinyal
nafsu makan. "pelangsing". Leptin menekan nafsu makan sehingga menurunkan
Namun, NPY dan melanokortin bukan efektor akhir dalam konsumsi makanan dan mendorong penurunan berat, dengan
kontrol nafsu makan. Pembawa-caraka kimiawi nukleus arkuatus menghambat sinyal NPY (perangsang nafsu makan) dan
ini nantinya memengaruhi pelepasan neuropeptida di bagian- merangsang pengeluaran sinyal melanokortin (penekan nafsu
bagian otak lain yang memiliki efek kontrol lebih langsung pada makan) dari hipotalamus. Sebaliknya, penu-runan simpanan lemak
asupan makanan. Para ilmuwan saat ini berupaya mengungkapkan dan penurunan sekresi leptin yang ditimbulkannya akan
faktor-faktor lain yang bekerja di sisi hulu dan hilir dari NPY dan menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penambahan berat.
melanokortin dalam rnengatur nafsu makan. Sinyal leptin umumnya dianggap sebagai faktor dominan yang
Berdasarkan bukti yang ada saat ini, masukan-masukan bertanggung jawab dalam penyesuaian jangka-panjang asupan
makanan dengan pengeluaran energi sehingga kandungan energi
regulatorik berikut ke nukleus arkuatus dan sesudahnya penting
total tubuh tetap seimbang dan berat tubuh tetap konstan.
dalam pemeliharaan jangka-panjang keseimbangan energi dan
kontrol jangka-pendek asupan makan saat makan (Gambar 17-2). Sinyal dalam darah lainnya di luar leptin yang berperan penting
dalam kontrol jangka-panjang berat tubuh adalah in-sulin. Insulin,
MASUKAN REGULATORIK KE NEUKLEUS ARKUATUS DALAM suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas sebagai respons
PEMELIHARAAN JANGKA PANJANG KESEIMBANGAN ENERGI terhadap peningkatan konsentrasi glukosa dan nutrien lain di darah
LEPTIN DAN INSULIN Anggapan ilmuwan bahwa sel lemak setelah makan, merangsang penyerapan, pemakaian, dan
(adiposit) di jaringan adiposa hanyalah sebagai tempat menyimpan penyimpanan nutrien-nutrien ini oleh sel (lihat h. 745). Karena itu,
lemak telah mengalami perubahaan drastis sejak dekade terakhir peningkatan sekresi insulin yang menyertai kelimpahan, pemakaian,
dan penyimpanan makanan secara tepat menghambat sel penghasil
NPY nukleus arkuatus sehingga menekan asupan makanan lebih
'Kedua subset neuron di nukleus arkuatus adalah populasi NPY/AgRP dan populasi POMC/
lanjut.
CART. AgRP adalah singkatan dari agouti-related protein. NPY dan AgRP merangsang nafsu
makan. CART adalah singkatan dari cocaine- and amphetaminerelated transcript. Melanokortin
dan peptida CART menekan nafsu makan. Untuk menyederhanakan, kita hanya akan
SETELAH NUKLEUS ARKUATUS: OREKSIN DAN YANG LAIN
membahas peran NPY dan melanokortin, tetapi menyadari bahwa sinyal-sinyal kimiawi lain Dua daerah hipotalamus menerima banyak akson dari neuron penghasil-
yang dibebaskan dari nukleus arkuatus menimbulkan efek serupa. NPY dan -melanokortin nukleus arkuatus.

   671
Simpanan lemak tubuh
menghambat pelepasan oreksin.
Sebaliknya, PVN mengeluarkan
caraka-caraka pesan kimiawi,
Glukosa dan
Makanan nutrien lain Insulin Leptin misalnya corticotropin-releasing
dalam darah hormone, yang mengurangi nafsu
makan dan asupan makanan.
(Memicu Neuron ordo
Ghrelin (dari
makan) Neuron Neuron pertama di
(Seperti diisyaratkan oleh
Lemak lambung sebelum namanya, corticotropin-releasing
penghasil penghasil nukleus
dan nutrien makan) POMC
NPY arkuatus hormone lebih dikenal atas
lain dalam hipotalamus
PYY3-36 (dari perannya sebagai hormon; lihat h.
duodnum
lambung 731). Melanokortin merangsang
(Menghenti Neuropeptida Y Melanokortin
sesudah makan) kan makan) dan NPY menghambat pelepasan
berbagai neuro-peptida penekan
Peregangan
CCK
lambung
nafsu makan ini.
Neuron Neuron Neuron ordo Sebagai tambahan terhadap
LHA* PVN* kedua di
hipotalamus pentingnya leptin, insulin, dan
Aferen nervus mungkin sinyal adiposit lainnya,
vagus (sinyal yang berkaitan dengan
ukuran simpanan lemak di
Corticotropin- jaringan lemak) dan mediator
NTS Oreksins* releasing yang lainnya dalam kontrol
(pusat hormone*
jangka panjang berat badan,
kenyang
dibatang otak
faktor faktor lain berperan
Jalur penambah Jalur penekan nafsu penting dalam mengontrol waktu
nafsu makan makan
dan ukuran makanan. Beberapa
pembawa sinyal darah dari
atau Bau, rasa,
saluran pencernaan penting
Sinyal
kenyang tekstur makanan dalam mengatur, seberapa sering
dan seberapa banyak kita makan
atau Stres, rasa
KUNCI dalam satu hari.
cemas, depresi,
CCK = kolesistokinin Asupan kebosanan
LHA = daerah hiptalamus lateral makanan
atau PERILAKU MAKAN JANGKA-
NPY = neuropeptida Y Jumlah makanan
NTS = nukleus traktus solitarius PENDEK: SEKRESI GHRELIN
yang tersedia
POMC = pro-opiomelanokortin DAN PYY3_36 Dua peptida yang
PYY = peptida YY atau Norma sosial penting dalam kontrol jangka-
PVN = nuekleus paraventrikel dan kebiasaan
Sinyal yang penting dalam penyesuaian jangka
pendek asupan makan adalah
panjang asupan makanan dengan pengeluaran ghrelin dan peptida YY3_36
Vladimir Wrangel/Shutterstock.com

energi untuk mengendalikan berat badan (PYY3-36) yang masing-masing


Sinyal yang penting dalam kontrol jangka-
pendek waktu dan jumlah makan
menandakan lapar dan kenyang.
Faktor psikososial dan lingkungan yang Keduanya dikeluarkan oleh
memengaruhi asupan makanan. saluran cerna. Ghrelin, apa yang
*Bahan kimia lain juga dibebaskan dari daerah ini disebut sebagai hormon lapar,
dengan fungsi serupa. adalah perangsang nafsu makan
Gambar 17-2 Faktor-Faktor yang memengaruhi asupan makanan. poten yang dihasilkan oleh
lambung dan diatur oleh status
makan (ghrelin adalah kata Hindu untuk "tumbuh").Sekresi
Daerah-daerah neuron ordo kedua yang terlibat dalam keseimbangan perangsang nafsu makan ini memuncak sebelum makan dan
energi dan asupan makanan ini adalah daerah hipotalarnus lateral rnenyebabkan orang ingin makan, kemudian turun setelah hidangan
(lateral hypothalamic area, LHA) dan nukleus paraventrikel dimakan. Ghrelin merangsang nafsu makan dengan
(paraventricular nucleus, PVN). LHA dan PVN mengeluarkan caraka- mengaktifkan neuron penghasil NPY di hipotalamus.
caraka pesan kimiawi sebagai respons terhadap masukan dari neuron- PYY3_36 adalah pengimbang ghrelin. Sekresi PYY3_36, yang
neuron nukleus arkuatus. Caraka-caraka pesan ini bekerja di sebelah dihasilkan oleh usus halus dan besar, berada dalam kadar
hilir dari sinyal NPY dan melanokortin untuk mengatur nafsu makan. terendah sebelum makan, tetapi meningkat selama makan dan
LHA menghasilkan oreksin, yaitu stimulator kuat asupan makanan menandakan rasa kenyang. Peptida ini bekerja dengan menghambat
(oreksis artinya "nafsu makan"). NPY merangsang dan melanokortin neuron-neuron

   hapter
yang ditelan, berperan menimbulkan rasa kenyang setelah makanan
ditelan, tetapi sebelum makanan tersebut benar-benar dicerna dan
❚ TABEL 17-2 Berbagi Adipokin Utama diserap. Kita merasa kenyang ketika makanan untuk mengganti
simpanan telah berada di saluran cerna, meskipun simpanan energi
Adipokin Fungsi
tubuh sebenarnya masih rendah. Hal ini menjelaskan mengapa kita
berhenti makan sebelum makanan yang ditelan tersedia untuk
 Dibebaskan dari lemak simpanan;
memenuhi kebutuhan energi tubuh. Peptida usus terkait lainnya
menekan nafsu makan; regulator
jangka-panjang utama keseimbangan yang baru ditemukan akhir-akhir ini yang dilepaskan sebagai respons
energi dan berat tubuh terhadap makanan dan berfungsi sebagai pusat kenyang mencakup
Adiponektin Sekresi dari adiposit ditekan pada glucagon-like peptide 1 (GLP) dan oksintotnodulio.
obesitas; mendorong oksidasi asam Tabel 17-3 merangkum efek sinyal pengaturan nafsu makan
lemak oleh otot; meningkatkan yang tak-dikehendaki.
sensitivitas terhadap insulin;
menurunkan berat badan dengan PENGARUH PSIKOSOSIAL DAN UNGKUNGAN Sejauh ini, kita
meningkatkan pengeluaran energi;
telah membahas sinyal-sinyal involunter yang secara otomatis
memiliki efek anti-inflamasi
mengontrol asupan makanan. Namun, seperti asupan air, kebiasaan
Resistin Dibebaskan terutama pada obesitas;
makan seseorang dibentuk oleh faktor psikologis, sosial, dan
menyebabkan resistensi insulin
lingkungan. Sering kali, keputusan kita untuk makan atau berhenti
Visfatin Dibebaskan terutama dari lemak makan tidak semata-mata ditentukan oleh apakah kita lapar atau
viseral; merangsang penyerapan
kenyang. Sering kali kita makan karena kebiasaan (makan tiga kali
glukosa; berikatan dengan reseptor
insulin di tempat yang berbeda dari
sehari sesuai jadwal apapun status kita dalam rangkaian kesatuan
tempat pengikatan insulin lapar kenyang) atau karena kebiasaan sosial (makanan sering
berperan penting dalam aktivitas hiburan, santai, dan bisnis). Bahkan
Faktor nekrosis Mendorong peradangan ringan di
tekanan keluarga yang bermaksud baik—"jangan sia-siakan makanan
tumor a (TNF-a) lemak dan seluruh tubuh
di piring"—dapat berdampak pada jumlah yang dikonsumsi.
dan interleukin 6
(IL-6)

penghasil NPY perangsangmakan di nukleus arkuatus. Dengan Efek-Efek sinyal Regulatorik


❚ TABEL 17-3
menghilangkan nafsu makan, PYY3_36 dipercayai berperan penting
Tak-Dikehendaki pada Nafsu makan
dalam penghentian makan.
Faktor-faktor berikut ini juga terlibat dalam
pembentukan sinyal ketika tubuh berada dalam skala lapar-
kenyang. Sinyal
Regulatorik Sumber Sinyal

PUSAT KENYANG Selain peran kunci hipotalamus dalam


mempertahankan keseimbangan energi, pusat rasa kenyang di Nukleus arkuatus ↑
batang otak yang dikenal sebagai nukleus traktus solitarius (NTS) hipotalamus
memproses sinyal-sinyal yang penting dalam perasaan kenyang dan Nukleus arkuatus ↓
karena itu berperan penting dalam pengaturan makanan jangka hipotalamus
pendek. NTS tidak saja menerima masukan dari neuron-neuron
Jaringan adiposa ↓
hipotalamus yang lebih tinggi yang berperan dalam homeostasis
energi, tetapi juga mendapat masukan aferen dari saluran cerna Pankreas endokrin ↓
(misalnya, masukan aferen yang menunjukkan derajat distensi
Hipotalamus lateral ↑
lambung) dan bagian lain yang menandakan keadaan kenyang.
Sekarang kita mengalihkan perhatian pada kolesistokinin, salah Corticotropin Nukleus arkuatus ↓
satu sinyal kenyang terpenting. hipotalamus
hormone

KOLESISTOKININ SEBAGAI SINYAL KENYANG Kolesistokinin ↑


(CCK), salah satu hormon gastrointestinal yang dikeluarkan dari ↓
mukosa duodenum sewaktu pencernaan makanan, adalah sinyal
kenyang penting untuk mengatur jumlah makanan yang disantap. Lambung ↓
CCK dikeluarkan sebagai respons terhadap adanya nutrien di usus Lambung
halus. Melalui beragam efek di saluran cerna, CCK mempermudah Kolesistokinin Usus halus ↓
pencernaan dan penyerapan nutrien ini (lihat h 662). Sinyal melalui (CCK)
darah ini, yang laju sekresinya berkorelasi dengan jumlah nutrien-

   673
Selain itu, derajat kesenangan yang berasal dari makan dapat berperan dalam homeostasis energi "disetel lebih tinggi". Sebagai
memperkuat perilaku makan. Makan hidangan dengan rasa, aroma, contoh, masalahnya mungkin terletak pada defek reseptor Ieptin di
dan tekstur yang nikmat dapat menambah nafsu makan dan asupan otak yang tidak berespons terhadap tingginya kadar leptin darah yang
makanan. Hal ini telah dibuktikan dalam suatu eksperimen ketika berasal dari jaringan lemak. Karena itu, otak tidak mendeteksi leptin
tikus ditawarkan pilihan makanan manusia yang lezat. Tikus-tikus sebagai sinyal untuk menu-runkan nafsu makan hingga titik patokan
tersebut makan berlebihan hingga 70% hingga 80% melebihi normal yang Iebih tinggi (dan tentu saja simpanan lemak yang lebih banyak)
dan menjadi kegemukan. Ketika tikus-tikus itu dikembalikan untuk tercapai. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang dengan kelebihan
menyantap makanan tikus yang biasa yang monoton, tetapi berat cenderung mempertahankan berat mereka, tetapi dengan tingkat
seimbang dari segi gizi, obesitas mereka cepat pulih karena asupan yang lebih tinggi daripada normal. Selain gangguan reseptor, gangguan
makanan kembali dikontrol oleh dorongan fisiologik dan bukan lain dalam jalur leptin dapat menjadi penyebab, misalnya gangguan
keinginan hedonistik untuk menikmati rasa. transpor leptin menembus sawar darah-otak atau defisiensi salah satu
Stres, rasa cemas, depresi, dan kebosanan juga terbukti caraka kimiawi di jalur leptin
mengubah perilaku makan melalui cara-cara yang tidak berkaitan ■ Kurang olahraga. Banyak penelitian memperlihatkan bahwa,
dengan kebutuhan energi baik pada hewan percobaan maupun secara rerata, orang gemuk tidak makan lebih banyak dibandingkan
manusia. Orang sering makan untuk memuaskan kebutuhan dengan orang kurus. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah
psikologis dan bukan menghilangkan lapar. Selain itu, pengaruh bahwa orang dengan kelebihan berat tidak makan berlebihan, tetapi
lingkungan, misaInya jumlah makanan yang tersedia, berperan "kurang gerak"—sindrom "couch potato" Tingkat aktivitas fisik yang
penting dalam menentukan jumlah asupan makanan. Karena itu, rendah biasanya tidak disertai penurunan setara asupan makanan.
setiap penjelasan menyeluruh tentang bagaimana asupan makanan Karena itu, teknologi modern perlu ikut disalahkan atas epidemi
dikontrol perlu memperhitungkan berbagai tindakan makan obesitas saat ini. Nenek moyang kita perlu melakukan kerja fisik untuk
volunter ini yang dapat memperkuat atau mengalahkan sinyal-sinyal bertahan hidup. Sebagai perbandingan, kini kita memiliki mesin yang
internal yang mengatur perilaku makan. menggantikan sebagian besar keria fisik, remote control yang
menggerakkan mesin kita dengan upaya minimal, dan komputer yang
mendorong orang duduk untuk waktu lama. Kita harus sadar untuk
berolahraga.
■ Perbedaan "faktor gelisah". Termogenesis aktivitas non-olahraga
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan kandungan lemak (nonexercise activity thermogenesis (NEAT), atau "faktor gelisah",
di jaringan adiposa; batas untuk obesitas umumnya adalah dapat menjelaskan beberapa variasi dalam penyimpanan lemak di
kelebihan berat lebih daripada 20% standar normal. Lebih berbagai orang. NEAT merujuk kepada energi yang dikeluarkan oleh
dari dua pertiga orang . dewasa di Amerika Serikat sekarang secara aktivitas fisik di luar olahraga yang direncanakan. Mereka yang sering
klinis mengalami kelebihan berat, dengan sepertiganya digolongkan mengetuk-ngetukkan kaki atau jenis lain aktivitas fisik spontan
mengalami obesitas, dan hampir sepertiga anak-anak berlebihan berulang meng-habiskan kilokalori yang cukup besar sepanjang hari
berat badan atau obesitas. Hal yang memperparah keadaan, obesitas tanpa disadari.
terus meningkat. Pertambahan berat badan dimulai tahun 1970-an ■ Perbedaan dalam mengekstraksi energi dari makanan. Alasan lain
dan terus meningkat. Jumlah orang dewasa dengan obesitas di mengapa orang langsing dan orang obesitas dapat memiliki
Amerika Serikat kini 2,5 kali lebih banyak daripada jumlah di tahun perbedaan berat mencolok mesldpun mereka me-ngonsumsi
1970-an awal, meningkat dari 14% ke 34% dewasa, dan insiden kilokalori yang sama mungkin terletak pada efi-siensi ekstraksi
obesitas pada masa kanak-kanak meningkat dengan lebih pesat lagi. energi dari makanan. Studi-studi menyarankan bahwa orang
Banyak bagian dunia mengikuti kecenderungan serupa sehingga langsing cenderung kurang memperoleh energi dari makanan yang
baru-baru ini World Health Organization mengumandangkan istilah mereka santap karena mereka mengubah lebih banyak energi
baru globesitas untuk menjelaskan situasi di seluruh dunia saat ini. makanan menjadi panas daripada menjadi energi untuk digunakan
Obesitas terjadi jika, dalam suatu periode waktu, lebih banyak atau disimpan. Sebagai contoh, orang yang langsing memiliki lebih
kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan banyak protein tak-bergabung, yang memungkinkan sel-sel mereka
untuk menunjang kebutuhan energi tubuh, dengan kelebihan energi mengubah lebih banyak kalori nutrien menjadi panas dan bukan
tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak. Pada awal menjadi lemak. Mereka adalah orang yang dapat makan banyak
terjadinya obesitas, sel-sel lemak yang sudah ada membesar. Seorang tanpa bertambah berat. Sebaliknya, orang obesitas mungkin memiliki
dewasa rerata memiliki sekitar 40 miliar hingga 50 miliar adiposit. sistern metabolik yang lebih efisien dalam mengekstraksi energi dari
setiap sel lemak dapat menyimpan maksimal sekitar 1,2 mg makanan suatu sifat yang bermanfaat dalam situasi kekurangan
trigliserida. Setelah sel-sel lemak yang sudah ada terisi penuh, iika makanan, tetapi menjadi beban dalam mempertahankan berat ketika
seorang terus mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang makanan berlimpah.
■ Kecenderungan herediter. Perbedaan dalam jalur-jalur regulatorik
dikeluarkan, akan terbentuk lebih banyak adiposit, berbeda dari
anggapan sebelumnya. untuk keseimbangan energi—baik jalur untuk mengatur asupan
makanan maupun yang memengaruhi pengeluaran energi—sering
Penyebab obesitas banyak, dan sebagian masih belum jelas.
kali berasal dari variasi genetik. Sebagai contoh, individu lebih
Beberapa faktor yang mungkin terlibat dalam terjadinya obesitas
digunakan daripada nama aslinya, yaitu "gen fatso"); memiliki
adalah sebagai berikut:
kemungkinan 30% lebih besar menjadi obesitas daripada mereka

Gangguan jalur sinyal leptin. Sebagian kasus obesitas berkaitan yang memiliki dua salinan normal gen FTO. Bagi orang yang
dengan resistensi leptin. Beberapa peneliti menyarankan bahwa pada memiliki dua salinan salah FTO, risiko obesitas meningkat menjadi
orang dengan obesitas, pusat-pusat di hipotalamus yang 70%. Ilinuwan belutn mengetahui apa yang diatur oleh gen FTO.
   hapter
■ Pembentukan sel lemak dalam jumlah berlebihan akibat makan kapasitas penyerapan, sedikit tambahan energi yang diserap dari
berlebihan. Salah satu masalah dalam melawan obesitas adalah makanan yang tidak dapat dicerna, yaitu yang tidak dapat dicerna oleh
bahwa sekali terbentuk maka sel lemak tidak lenyap dengan enzim pencernaan manusia dalam waktu tertentu, dapat menaikkan
pembatasan makan dan penurunan berat. Bahkan ketika seseorang berat badan.
yang berdiet telah kehilangan banyak simpanan lemak trigliserida di ■ Pengaruh maternal sebelum kelahiran. Lingkungan uterus pada

sel-sel ini, sel-sel tersebut tetap ada dan siap diisi kembali. Karena wanita obesitas tampaknya memengaruhi keturunannya untuk ikut
itu, penambahan berat kembali setelah penurunan berat sulit memiliki berat badan berlebih, di luar pengaruh genetik apapun,
dihindari dan dapat mematahkan semangat yang bersangkutan mungkin dengan mengganggu sistem pengenda nafsu makan yang
untuk berdiet. sedang berkembang di otak
■ Ketersediaan makanan yang melimpah, lezat, padat energi, dan ■ Infeksi telinga berulang. Suatu studi menunjukkan bahwa pasien

murah. Ketersediaan dan kenyamanan pemilihan makanan saat ini dengan infeksi telinga berulang memiliki risiko dua kali lebih besar
dibandingkan dengan hampir seluruh sejarah manusia membuat untuk menjadi obesitas. Menurut tim peneliti, kemungkinan
makan berlebihan menjadi lebih mudah. Hal yang memperparah, alasannya adalah bahwa kerusakan yang terjadi akibat infeksi telinga
makanan yang buruk bagi Anda, makanan cepat saji dan junk food, berulang ke saraf pengecapan yang berjalan melalui telinga tengah
dipasarkan melalui iklan yang kuat dan tersebar luas dengan menyebabkan individu tersebut memiliki ambang yang lebih tinggi
menggunakan media massa modern sebagai sarananya. terhadap pengecapan manis dan lemak, menyebabkan mereka
memakan lebih banyak makanan manis dan berlemak sebelum "gigi

Keberadaan penyakit endokrin tertentu misalnya hipotiroidisme manis" (atau "gigi lemak") mereka terpuaskan.
(lihat h. 726). Hipotiroidisme melibatkan defisiensi hormon tiroid, Meskipun daftar ini panjang, pengetahuan kita tentang penyebab
faktor utama yang meningkatkan LMB sehingga tubuh membakar dan kontrol obesitas masih sangat terbatas, seperti yang ditunjukkan
lebih banyak kalori dalam keadaan istirahat. oleh sejumlah orang yang terus berusaha untuk menjaga beratnya agar

Gangguan mosi ketika makan berlebihan menggantikan tetap stabil pada tingkat yang diinginkan. Hal ini penting lebih dari
kepuasan yang lain. sekedar kepentingan estetikanya. Telah diketahui bahwa obesitas,
■ Stres. Bukti menunjukkan bahwa tingkat stres kronik terutama tipe android, merupakan predisposisi terhadap penyakit dan
meningkatkan pelepasan NPY dari saraf simpatis, yang nantinya kematian dini akibat berbagai penyakit. (Untuk mempelajari
meningkatkan deposisi lemak viseral. perbedaan antara obesitas tipe android dan ginekoid, lihat fitur dalam
■ Kurang tidur. Beberapa studi menjelaskan bahwa penurunan kotak di h. 676, Melihat Lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga.) Beban
waktu tidur merupakan faktor yang berperan dalam peningkatan dari masalah yang terkait obesitas pada sistem kesehatan AS adalah
obesitas. Secara rerata, orang di AS memiliki waktu tidur yang 147 miliar dolar per tahunnya. Ilmuwan bekerja pada baris depan
berkurang satu hingga dua jam dibandingkan 40 tahun yang lalu. untuk menemukan cara dalam membatasi epidemik obesitas.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang tidur enam jam di
malam hari berkemungkinan 23% lebih besar untuk menjadi
obesitas, mereka yang tidur 5 jam di malam hari berkemungkinan
50% lebih besar untuk menjadi obesitas, dan mereka yang tidur
empat jam di malam hari berkemungkinan 75% lebih besar untuk
menjadi obesitas daripada individu "tradisional" yang tidur 7-8 jam. Kebalikan obesitas adalah defisiensi gizi menyeluruh. Kausa
Studi menunjukkan bahwa kadar leptin (sinyal untuk menghentikan nyata berkurangnya asupan makanan di bawah kebutuhan
makan) lebih rendah dan kadar ghrelin (sinyal untuk memulai energi adalah ketiadaan makanan, gangguan menelan atau
makan) lebih tinggi pada orang yang kurang tidur jika dibandingkan pencernaan, dan gangguan nafsu makan.
dengan mereka yang tidur 8 jam. Salah satu penyakit, yang gambaran utamanya adalah kurangnya
■ Kemungkinan keterkaitan dengan virus. Salah satu hipotesis yang nafsu makan, yang belum banyak dipahami adalah anoreksia
menarik mengaitkan virus flu biasa dengan kecende-rungan nervosa. Pasien dengan penyakit ini, umumnya gadis remaja dan
mengalami kelebihan berat dan mungkin berperan pada sebagian wanita muda, memiliki ketakutan berlebihan menjadi gemuk. Mereka
kasus obesitas saat ini. Suatu studi menunjukkan bahwa virus flu mengalami gangguan citra tubuh, cenderung memandang diri mereka
adenovirus-36 dapat mengarah pada obesitas dengan mengubah sel jauh lebih gemuk daripada sebenarnya. Karena menghindari
puncak spesifik-jaringan menjadi adiposit penyimpan lemak. makanan, mereka makan sangat sedikit dan karenanya kehilangan
■ Komposisi komunitas bakteri kolon. Berbagai studi menjelaskan banyak berat badan, bahkan melaparkan dirinya hingga mati.
bahwa orang obesitas memiliki suatu jenis bakteri yang lebih banyak Karakteristik lain pada penyakit ini adalah gangguan sekresi banyak
pada kolon yang memecahkan serat yang tidak dapat dicerna dengan hormon, tidak adanya haid, dan suhu tubuh yang rendah. Gejala-
lebih efisien bagi absorpsi dari saluran cerna dibandingkan dengan gejala ini belum jelas apakah disebabkan oleh malnutrisi generalisata
komunitas bakteri pada orang langsing. Dengan membuat lebih atau muncul independen dari gangguan makan sebagai bagian dari
banyak unit yang mudah diserap yang tersedia untuk ambilan dari malfungsi primer hipotalamus. Banyak peneliti beranggapan bahwa
saluran cerna, bakteri pendorong-lemak membantu pejamu manusia masalah yang mendasari adalah faktor psikologis dan bukan biologis.
untuk memperoleh lebih banyak energi dari jumlah kilokalori yang Sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap anoreksia mungkin
dikonsumsi dibandingkan orang langsing yang memiliki efisiensi mengalami kecanduan opiat endogen, bahan miripmorfin yang
energi bakteri kolon yang kurang. Walaupun kolon tidak banyak dibentuk sendiri oleh tubuh (lihat h. 206) yang diperkirakan
memiliki dikeluarkan selama kelaparan jangka-panjang.

   675
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga

Apa yang Tidak Dikatakan Timbangan Anda

K
OMPOSIS TUBUH ADALAH PERSENTASE BERAT BADAN Cara umum lain untuk menilai komposisi tubuh adalah ketebalan
yang terdiri dari jaringan non-lemak dan jaringan lemak. menilai lipatan kulit. Karena sekitar separuh dari kandungan lemak total tubuh
komposisi tubuh adalah langka penting dalam mengevaluasi terletak tepat di bawah kulit, lemak tubuh total dapat diperkirakan dari
status kesehatan seseorang. Salah satu cara kasar untun menilai pengukuran ketebalan lipatan ku!it yang diambil di beberapa bagian
komposisi tubuh adalah dengan menghitung indeks massa tubuh tubuh. Ketebalan lipatan kulit ditentukan dengan menjepit suatu lipatan
(IMT) dengan menggunakan rumus berikut: kulit di salah satu tempat yang telah ditentukan dan mengukur
ketebalannya dengan jangka, suatu alat bersendi yang dipaskan ke
(berat dalam pon) x 700 lipatan dan dikalibrasikan untuk mengukur ketebalan. Persamaan
IMT = (tinggi dalam inci)2 matematika yang spesifik untuk usia dan jenis kelamin dapat
digunakan untuk memperkirakan persentase lemak dari skor ketebalan
lipatan kulit. Kendala utama penilaian dengan ketebalan lipatan kulit ini
IMT sebesar 25 atau kurang dianggap sehat, sementara IMT 30
adalah bahwa keakuratan bergantung pada keterampilan pemeriksa.
atau lebih dianggap menimbulkan risiko bagi yang bersangkutan
terkena beragam penyakit dan kematian dini. IMT antara kedua batas Terdapat berbagai cara untuk menjadi gemuk, dan satu cara lebih
ini dianggap borderline. berbahaya dari cara lain. Pasien obesitas dapat diklasifikasikan
menjadi dua kategori—distribusi jaringan lemaktipe pria (android) dan
Pengukuran IMT dan tabel usia-tinggi-berat yang digunakan oleh
distribusi tipe wanita (ginoid)—berdasarkan distnbusi anatomik
perusahaan asuransi dapat menyesatkan dalam menentukan berat
jaringan lemak yang diukur sebagai rasio lingkar pinggang terhadap
tubuh yang sehat. Dengan bagan ini, banyak atlet, sebagai contoh,
lingkar panggul. Obesitas android ditandai oleh distribusi lemak
dianggap kelebihan berat. Seorang pemain bola mungkin memiliki
abdomen (tubuh berbentuk "apel") sedangkan obesitas ginoid
tinggi 6 kaki 5 inci dengan berat 300 pon tetapi hanya memiliki lemak
ditandai oleh distribusi lemak di panggul dan paha (tubuh
tubuh 12%. Kelebihan berat pemain ini adalah otot, bukan lemak, dan
berbentuk"pir"). Kedua jenis kelamin dapat mengalamf obesitas
karenanya tidak merugikan kesehatannya. Sebaliknya, orang yang
android atau ginoid.
tidak banyak beraktivitas fisik mungkin normal pada bagan tinggi-berat
badannya, tetapi memiliki lemak tubuh 30%. Orang ini perlu Obesitas android berkaitan dengan sejumlah penyakit, termasuk
mempertahankan berat tubuh sambil meningkatkan massa otot dan resistensi insulin, diabetes melitus tipe 2 (awitan-dewasa), kelebihan
mengurangi lemak. Idealnya, pria perlu memiliki lemak 15% atau kadar lemak darah, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koronaria,
kurang dan wanita memiliki lemak 20% atau kurang. dan stroke. Orang "apel" memiliki proporsi lemak viseral yang lebih
Metode paling akurat untuk menilai komposisi tubuh adalah pe- banyak, yang lebih mengkhawatIrkan dibandingkan dengan lemak
nimbangan berat di bawah air. Teknik ini didasarkan pada kenyataan subkutan karena lemak viseral melepaskan lebih banyak
bahwa jaringan non-lemak lebih padat daripada air dan jaringan lemak adipokin"jahat" yang memacu resistensi insulin dan memacu inflamasi
kurang padat dibandingkan air. (Anda dapat dengan mudah membuk- derajat rendah yang mendasari perkembangan aterosklerosis (lihat h.
tikan hal ini dengan meletakkan sepotong daging tanpa-lemak dan 351). Obesitas ginoid tidak berkaitan dengan peningkatan risiko
sepotong lemak ke dalam gelas berisi air; daging tanpa-lemak akan penyakit-penyakit tersebut.
tenggelam dan lemak akan mengapung.) Pada penimbangan di bawah Riset-riset mengenai keberhasilan program penurunan berat me-
air, orang menghembuskan udara sebanyak mungkin dan kemudian nunjukkan bahwa orang sangat sulit menurunkan berat, tetapi jika
menyelam total dalam suatu tangki air sambil duduk dalam suatu terjadi penurunan maka penurunan tersebut berasal dari daerah yang
ayunan yang tersambung ke skala. Hasilnya digunakan untuk simpanannya meningkat. Karena diet rendah kalori sangat sulit diper-
menentukan densitas tubuh dengan menggunakan persamaan yang tahankan, alternatif pengurangan asupan kalori untuk menurunkan
memperhitung kan densitas air, perbedaan antara berat yang berat adalah meningkatkan pengeluaran energi melalui olahraga. Para
bersangkutan di udara dan di air, dan volume residual udara yang ahli fisiologi olahraga sering menilai komposisi tubuh sebagai alat
tersisa di paru. Karena perbedaan berat jenis antara jaringan non- bantu untuk meresepkan dan mengevaluasi program latihan. Olahraga
lemak dan lemak, orang yang memiliki lebih banyak lemak akan umumnya mengurangi persentase lemak tubuh dan, dengan
memiliki berat jenis lebih rendah dan relatif lebih ringan di bawah air meningkatkan massa otot, meningkatkan persentase jaringan non-
daripada di udara dibandingkan dengan mereka yang jaringan lemak. Program olahraga aerobik semakin menurunkan risiko penyakit
lemaknya sedikit. Komposisi tubuh kemudian ditentukan melalui suatu yang berkaitan dengan obesitas android.
persamaan yang menghubungkan persentase : lemak dengan
densitas tubuh.

Periksa Pemahaman Anda 17.1 3. Buatlah bagan yang menunjukkan sinyal-sinyal regulatorik
involunter pada nafsu makan dan tunjukkan sumber dan efek
1. Definisikan kerja ekstemal, kerja internal, laju metabolik, sinyal masing-masing sinyal tersebut (yaitu, apakah meningkatkan
nafsu makan, sinyal rasa kenyang, sinyal adipositas, adipokin, atau menurunkan nafsu makan).
lemak viseral, dan lemak subkutan.
2. Jelaskan bagaimana laju metabolik basal dapat ditentukan
secara tidak langsung.

   hapter
17.2 Regulasi Suhu lebih tinggi 1°F (0,56 °C). Sekarang juga tersedia alat pemantau suhu
yang memindai panas yang dikeluarkan oleh gendang telinga dan
Manusia biasanya tinggal di lingkungan yang lebih dingin daripada mengubah suhu ini menjadi ekuivalen oral. Suatu alat yang lebih
suhu tubuh mereka, tetapi mereka terus menerus menghasilkan baru adalah pemindai temporal yang mengukur suhu darah di arteri
panas secara internal, yang membantu mem-pertahankan suhu temporalis. Suatu alat terkomputerisasi ditembakkan dari satu sisi ke
tubuh. Produksi panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan sisi lain menyebrangi dahi melewati arteri temporalis, yang terletak
bakar metabolik yang berasal dari makanan. kurang dari 2 mm di bawah permukaan kulit pada daerah ini. Suhu
Perubahan suhu tubuh di kedua arah mengubah aktivitas sel— temporal merupakan faktor terbaik suhu inti karena ini hampir
peningkatan suhu mempercepat reaksi-reaksi kimia sel, sedangkan identik dengan suhu darah yang meninggalkan jantung. Namun,
penurunan suhu memperlambat reaksi-reaksi tersebut. Karena tidak ada satupun dari pengukuran-pengukuran ini yang merupakan
fungsi sel sensitif terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secara indikasi mutlak suhu inti internal, yang sedikit lebih tinggi, pada 100°
homeostasis mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang F, daripada tempat yang diukur.
optimal agar metabolisme sel berlangsung stabil. Panas berlebihan
berakibat lebih serius daripada pendinginan. Bahkan peningkatan VARIASI NORMAL SUHU INTI Meskipun suhu inti dijaga relatif
moderat suhu tubuh mulai menyebabkan malfungsi saraf dan konstan, beberapa faktor menyebabkannya sedikit bervariasi:
denaturasi protein ireversibel. Sebagian besar orang mengalami 1. Suhu inti sebagian besar orang normalnya bervariasi sekitar 1,8°F
kejang ketika suhu tubuh internal mencapai sekitar 106°F (41°C); (1°C) di siang hari, dengan suhu terendah pada pagi hari sebelum
110°F (43,3°C) dianggap sebagai batas atas yang memungkinkan bangun (jam 6 hingga 7 pagi) dan tertinggi pada sore hari (jam 5
kehidupan. hingga 7 sore). Variasi ini disebabkan oleh irama biologis bawaan,
Sebaliknya, sebagian besar jaringan tubuh dapat menahan atau "jam biologis" ” (lihat h. 713).
sementara pendinginan yang substansial. Sifat ini 2. Wanita juga mengalami irama bulanan pada suhu intinya yang ber
bermanfaat selama bedah jantung ketika jantung harus di- kaitan dengan daur haid mereka. Suhu inti rerata 0,9°F (0,5°C) lebih
hentikan. Pada bedah semacam ini, suhu tubuh pasien dengan tinggi selama paruh terakhir daur sejak saat ovulasi hingga haid.
sengaja diturunkan; jaringan yang telah didinginkan membutuhkan Peningkatan ringan suhu yang menetap selama periode ini semula
nutrisi yang lebih sedikit daripada ketika suhunya normal karena diperkirakan disebabkan oleh peningkatan sekresi progesteron, salah
berkurangnya aktivitas metabolik. Namun, penurunan suhu tubuh satu hormon ovarium, tetapi tampaknya sekarang tidak demikian.
yang mencolok dan berkepanjangan memperlambat metabolisme Penyebab sebenarnya masih belum diketahui.
ke tingkat mematikan.
3. Suhu inti meningkat selama olahraga karena peningkatan mencol-
ok produksi panas oleh otot. Selama olahraga berat, suhu inti dapat
meningkat hingga 104°F (40°C). Pada keadaan istirahat, suhu ini
Suhu tubuh normal yang diukur di mulut (per oral) secara dianggap demam, tetapi normal selama olahraga berat.
tradisional dianggap sebesar 98,6°F (37°C). Namun, studi baru-baru 4. Semakin tua semakin dingin. Orang lanjut usia biasanya memiliki
ini menunjukkan bahwa suhu tubuh bervariasi di antara individu suhu yang lebih rendah, dengan rerata pada pertengahan hari 97,7°F
dan bervariasi sepanjang hari, berkisar dari 96,0°F (35,5°C) pada (36,4°C).
pagi hari hingga 99,9°F (37,7°C) pada malam hari, dengan rerata 5. Karena mekanisme pengendali suhu tidak 100% efektif, suhu inti
keseluruhan 98,2°F (36,7°C). dapat sedikit bervariasi jika tubuh terpajan ke suhu ekstrim. Sebagai
Selain itu, tidak ada suhu tubuh tunggal karena suhu ber-variasi contoh, suhu inti dapat turun beberapa derajat pada cuaca dingin
dari organ ke organ. Dari sudut pandang termoregulasi, tubuh atau meningkat sekitar satu derajat pada cuaca panas.
dapat dianggap sebagai suatu inti sentral yang dikelilingi oleh
selubung luar. Suhu di dalam inti sentral, yang terdiri dari organ Karena itu, suhu inti dapat bervariasi dari sekitar 96°F hingga
abdomen dan toraks, susunan saraf pusat, dan otot rangka, 104°F tetapi biasanya menyimpang kurang dari beberapa derajat.
umumnya relatif konstan. Suhu inti internal ini berada di bawah Suhu yang relatif konstan ini dimungkinkan oleh adanya mekanisme
regulasi ketat untuk mempertahankan kestabilan homeostatik. termoregulasi multipel yang dikoordinasikan oleh hipotalamus.
Jaringan inti berfungsi paling baik pada suhu relatif konstan sekitar
100°F (37,8°C).
Kulit dan jaringan subkutan membentuk selubung luar.
Berbeda dari suhu inti yang konstan tinggi, suhu di selubung ini Suhu inti adalah cerminan dari kandungan panas total tubuh.
umumnya lebih dingin dan dapat cukup bervariasi. Sebagai contoh, Asupan panas ke tubuh harus diseimbangkan dengan pengeluaran
suhu kulit dapat berfluktuasi antara 68°F dan 104°F (20°C dan 40° panas agar kandungan panas total konstan sehingga suhu inti juga
C) tanpa mengalami kerusakan. Seperti Anda akan lihat, suhu kulit konstan (Gambar 17-3). Asupan panas berasal dari panas yang
secara sengaja diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk diperoleh dari lingkungan luar dan produksi panas internal, dengan
membantu mempertahankan suhu inti yang konstan. yang terakhir merupakan sumber terpenting panas tubuh. Ingat
kembali bahwa sebagian besar pengeluaran energi tubuh akhirnya
TEMPAT UNTUK MEMANTAU SUHU TUBUH Terdapat beberapa muncul sebagai panas. Panas ini penting untuk mempertahankan
tempat yang mudah diakses untuk memantau suhu tubuh. Suhu suhu inti. Panas yang dihasilkan biasanya lebih besar daripada yang
mulut dan ketiak (aksila) setara, sedangkan suhu rektum rerata - dibutuhkan untuk mempertahankan suhu tubuh pada kisaran normal

   677
Produksi yang sangat meningkatkan produksi panas, dan (2) perubahan suhu
panas internal lingkungan eksternal yang memengaruhi derajat penambahan atan
pengurangan panas yang terjadi antara tubuh dan lingkungan
Suhu inti
sekitar. Harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian kompensatorik
pada mekanisme pembentukan dan pengeluaran panas agar suhu
Kandungan Pengeluaran
Asupan panas panas
tubuh dapat dipertahankan dalam kisaran yang sempit meski-pun
panas tubuh total
produksi panas metabolik dan suhu lingkungan mengalami
perubahan. Kini kita akan menguraikan bagaimana penyesuaian-
penyesuaian ini dibuat.
Penambahan panas Kehilangan panas

Lingkungan eksternal

❯ Gambar 17-3 Asupan dan pengeluaran panas Semua penambahan atau kehilangan panas antara tubuh dan
lingkungan eksternal harus berlangsung antara permukaan tubuh
dan lingkungannya. Hukum-hukum fisika yang sama yang
sehingga kelebihan panas harus dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran
mengatur pemindahan panas antara benda-benda mati juga
panas terjadi melalui terpajannya permukaan tubuh ke lingkungan
mengontrol perpindahan panas antara permukaan tubuh dan
eksternal.
lingkungan. Suhu suatu benda merupakan ukuran konsentrasi
Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran panas sering panas di dalam benda tersebut. Panas selalu mengalir menuruni
terganggu oleh (1) perubahan produksi panas internal untuk tujuan gradien konsentrasinya Panas selalu mengalir menuruni gradien
yang tidak berkaitan dengan regulasi suhu tubuh, terutama oleh olah- konsentrasinya; yaitu, menuruni gradien termal dari bagian panas -

Bola es Pemanas bantal

(a) Radiasi —pemindahan energi panas (b) Konduksi—pemindahan panas dari


dari suatu benda yang lebih panas ke benda suatu benda yang lebih panas ke benda
yang lebih dingin dalam bentuk gelombang yang lebih dingin yang berkontak langsung
elektromagnetik ("gelombang panas"), yang dengannya. Panas dipindahkan melalui
merambat melalui ruang. perpindahaan energi panas dari molekul ke
molekul di sekitarnya.

Cairan diubah
menjadi uap air

Arsu konveksi

(c) Konveksi —pemindahan energi panas (d) Evaporasi— perubahan suatu cairan
melalui arus udara. Udara dingin yang misalnya keringat menjadi uap air, suatu
dihangatkan oleh tubuh melalui konduksi naik proses yang memerlukan panas(panas
dan diganti oleh udara yang lebih dingin. penguapan), yang diserap kulit.
Proses ini ditingkatkan oleh perpindahan paksa
udara melewati permukaan tubuh.
Gambar 17-4 Mekanisme pemindahan panas. Arah tanda panah menunjukkan arah perpindahan panas.

hapter
ke yang lebih dingin. Tubuh menggunakan empat mekanisme telah hangat tersebut. roses Ā ini kemudian berulang (Gambar
untuk memindahkan panas: radiasi, konduksi, konveksi, dan 17-4c). ergerakan Āudara ini, yang dikenal sebagai arus konveksi,
evaporasi. membantu membaa Āpanas menjauhi tubuh. ika Ātidak terjadi arus
koneksi, Ātidak lagi terjadi pembebasan panas setelah suhu lapisan
RADIASI Radiasi adalah emisi energi panas dari permukaan tubuh udara yang tepat berada di sekitar tubuh menyamai suhu kulit
yang hangat dalam bentuk gelombang elektromagnetik, atau Proses kombinasi pengeluaran panas dari tubuh dengan
gelombang panas, yang merambat dalam ruang (Gambar 17-4a). konduksi-koneksi Ā diperkuat oleh pergerakan udara di atas
Ketika suatu energi radiasi mengenai sebuah benda dan diserap, permukaan tubuh, baik oleh gerakan udara eksternal, seperti yang
energi gerakan gelombang akan diubah menjadi panas di dalam ditimbulkan oleh angin atau kipas, atau oleh gerakan tubuh
benda. Tubuh manusia memancarkan (sumber yang kehilangan menerobos udara, misalnya seaktu Ā naik sepeda. Karena
panas) dan menyerap (sumber yang memperoleh panas) energi pergerakan paksa udara menyapu udara yang telah dihangatkan
radiasi. Apakah tubuh kehilangan atau memperoleh panas melalui oleh konduksi dan menggantinya dengan udara yang lebih dingin
radiasi bergantung pada perbedaan suhu antara permukaan kulit dengan lebih cepat, jumlah panas yang dapat dikeluarkan dari tubuh
dan permukaan benda Iain di lingkungan. Karena pemindahan dalam jangka aktu Ā tertentu juga lebih banyak. Karena itu, angin
neto panas melalui radiasi selalu dari benda yang lebih panas ke membuat kita lebih dingin pada cuaca panas, dan hari-hari berangin
yang lebih dingin, tubuh memperoleh panas dari benda yang lebih pada musim salju akan terasa lebih dingin daripada hari-hari tenang
panas daripada permukaan kulit, misalnya matahari, radiator, atau dengan suhu dingin yang sama. Karena itu, para peramal cuara
kayu yang terbakar. Sebaliknya, tubuh kehilangan panas melalui mengembangkan konsep wind chill factar (seberapa dingin yang
radiasi ke benda-benda di lingkungan yang permukaannya lebih dirasakan).
dingin daripada permukaan kulit, misalnya dinding bangunan,
furnitur, atau pohon. Secara rerata, manusia kehilangan hampir EVAPORASI Selama evaporasi dari permukaan kulit, panas yang
separuh energi panas mereka melalui radiasi. diperlukan untuk mengubah air dari keadaan cair menjadi gas
diserap dari kulit sehingga tubuh menjadi lebih dingin (Gambar
KONDUKSI Konduksi adalah pemindahan panas antara benda- 17-4d). Pembuangan panas dengan evaporasi menyebabkan Anda
benda yang berbeda suhunya yang berkontak langsung satu sama merasa lebih dingin ketika baju renang Anda basah daripada ketika
lain, dengan panas mengalir menuruni gradien suhu dari benda kering. Pengeluaran panas secara evaporatif terjadi terus menerus
yang lebih hangat ke benda yang lebih dingin. dari lapisan dalam saluran napas dan dari permukaan kulit. Panas
Laju pemindahan panas melalui konduksi bergantung pada secara terus menerus keluar melalui uap . H2O di udara ekspirasi
perbedaan suhu antara benda-benda yang bersentuhan dan akibat pelembapan udara sewaktu udara melewati sistem
konduktivitas termal bahan-bahan yang terlibat (yaitu, seberapa pernapasan (lihat h. 481). Demikian juga, karena kulit bukan
mudah panas dihantarkan oleh bahan). anas Ā dapat bertambah lapisan yang sama sekali kedap air, molekul-molekul H2O secara
atau berkurang melalui konduksi ketika kulit berkontak dengan terus-menerus berdifusi menembus kulit dan menguap. Evaporasi
suatu konduktor yang baik (Gambar 17-4b). Ketika Anda dari kulit yang terus menerus ini sama sekali tidak berkaitan dengan
mernegang bola es, misalnya, tangan Anda menjadi dingin karena kelenjar keringat. Proses pengeluaran panas pasif melalui evaporasi
panas mengalir melalui konduksi dari tangan ke bola es. Sebaliknya, ini tidak berada di bawah kontrol fisiologik dan berlangsung terus
ketika Anda menetnpelkan bantal pemanas ke bagian tubuh Anda, bahkan pada cuaca yang sangat dingin, saat masalahnya adalah
bagian tubuh tersebut menghangat seaktu Āpanas dipindahkan dari bagaimana mempertahankan panas tubuh.
bantalan ke tubuh Anda.
Demikian juga, Anda kehilangan atau memperoleh panas
melalui konduksi ke lapisan udara yang berkontak langsung dengan
tubuh Anda. Arah pemindahan panas masing-masing bergantung Berkeringat adalah proses pengeluaran panas evaporatif aktif di
pada apakah udara lebih dingin atau lebih panas daripada kulit bawah kontrol saraf simpatis. Laju pengeluaran panas evaporatif
Anda. Namun, hanya sebagian kecil dari pertukaran panas total dapat diubah-ubah dengan mengubah banyak keringat, yaitu
antara kulit dan lingkungan berlangsung melalui konduksi saja mekanisme homeostatik penting untuk mengeluarkan kelebihan
karena udara bukan penghantar panas yang baik. (Karena itu, air panas sesuai kebutuhan. Pada kenyatannya, ketika suhu lingkungan
kolam renang bersuhu 80°F (26,7°C) terasa lebih dingin daripada melebihi suhu kulit, berkeringat adalah satu-satunya cara untuk
udara dengan suhu yang sama panas dihantarkan lebih cepat dari mengeluarkan panas karena pada keadaan ini tubuh memperoleh
permukaan tubuh ke air, yang merupakan konduktor yang baik, panas melalui radiasi dan konduksi. Pada suhu normal, sekitar 100
daripada ke udara, yang merupakan konduktor buruk.) mL, keringat dihasilkan setiap hari; jumlah ini meningkat menjadi
1,5 liter selama cuaca panas dan meningkat menjadi 4 liter selama
KONVEKSI Kata koneksi merujuk kepada pemindahan energi olahraga berat.
panas oleh arus udara (atau air). Seaktu Ātubuh kehilangan panas Keringat adalah larutan garam encer yang dikeluarkan secara aktif
melalui konduksi ke udara sekitar yang lebih dingin, udara yang ke permukaan kulit oleh kelenjar keringat ekrin yang tersebar di
berkontak langsung dengan kulit menjadi lebih hangat. Karena seluruh tubuh. Keringat yang asin dan jernih ini adalah cara penting
udara hangat lebih ringan (kurang padat) daripada udara dalam mendinginkan tubuh. Kelenjar keringat apokrin, yang
dingin,udara yang telah dihangatkan tersebut naik sementara udara terletak di ketiak dan area genital, menghasilkan keringat yang kaya
yang lebih dingin masuk ke samping kulit menggantikan udara - bahan-bahan organik, seperti protein dan lipid. Bau tubuh dihasil-

   679
kan ketika bakteri yang ada di sekitarnya Perubahan suhu kulit Perubahan suhu kulit
menguraikan komponen organik ini. Tidak ada
kegunaan fisiologis yang diketahui dari kelenjar
keringat apokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar Termoseptor Termoseptor
bau seksual yang ditemukan pada spesies lain. perifer di kulit sentral
Keringat ekrin harus diuapkan dari kulit agar dihipotalamus
organ abdomen
terjadi pengeluaran panas. Jika keringat hanya dan di tempat lain
menetes dari permukaan kulit atau diseka, tidak
terjadi pengeluaran panas. Faktor terpenting yang
menentukan tingkat penguapan keringat adalah
kelembabpan relatif udara sekitar (persentase tiap
H2O yang sebenarnya ada di udara dibandingkan
dengan jumlah terbanyak yang dapat ditampung
udara pada suhu tersebut: sebagai contoh, Pusat hipotalamus
kelembapan relatif 70% uap H2O yang mampu di untuk termoregulasi
tampungnya). Ketika kelembapan relatif tinggi, (termostat tubuh)
udara hampir jenuh oleh H2O sehingga kemampuan
udara menerima tambahan kelembapan dari kulit
menjadi terbatas. Karena itu, pada hari yang panas
dan lembap, tidak banyak kehilangan panas
Neuron motorik Saraf simpatis Saraf simpatis
evaporatif yang dapat terjadi. Kelenjar keringat terus
mengeluarkan cairannya, tetapi keringat hanya
menempel di kulit atau menetes dan tidak menguap Kelenjar
Otot polos arteri
dan menimbulkan efek mendinginkan. Sebagai Otot rangka keringat
di kulit
ukuran untuk rasa tidak nyaman yang berkaitan
dengan kombinasi panas dan kelembapan yang
tinggi, para ahli meteorologi mengembangkan
Perubahaan Tonus otot, Vasokonstriksi
indeks suhu kelembaban, atau indeks panas Berkeringat
volunter dalam menggil vasodilatsi
(seberapa panas yang dirasakan perilaku

Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian dalam


Penyesuaian dalam
dalam produksi dalam aktivitas otot kehilangan panas
penghematan atau
Hipotalamus merupakan termostat tubuh. panas atau (dalam produksi
kehilangan panas
Termostat rumah memantau suhu dalam suatu kehilangan panas panas metabolik
ruangan dan memicu mekanisme pemanas (tungku) Gambar 17-5 Jalur-jalur utama termoregulasi.
atau mekanisme pendingin (air conditioner) sesuai
kebutuhan untuk mempertahankan suhu ruangan -
pada tingkat yang telah ditentukan. Demikian juga, hipotalamus,
sebagai pusat integrasi termoregulasi tubuh, menerima informasi
aferen tentang suhu di berbagai bagian terkoordinasi dalam Tubuh dapat memperoleh panas dari produksi panas internal yang
mekanisme penerimaan panas dan pembuangan panas sesuai dihasilkan oleh aktivitas metabolik atau dari lingkungan eksternal
kebutuhan untuk mengoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari jika lingkungan eksternal lebih hangat daripada suhu tubuh. Karena
patokan normal. Hipotalamus jauh lebih peka daripada termostat suhu tubuh biasanya lebih tinggi daripada suhu lingkungan,
rumah Anda. Hipotalamus dapat berespons terhadap perubahan suhu produksi panas metabolik merupakan sumber utama panas tubuh.
darah sekecil 0,01°C. Pada orang istirahat, sebagian besar panas tubuh dihasilkan dari
Untuk menyeimbangkan mekanisme pengeluaran panas dan organ toraks dan abdomen akibat aktivitas biaya untuk metabolik
mekanisme pembentuk dan penghemat panas, hipotalamus harus hidup yang sedang berlangsung. Di luar kadar basal ini, laju
diberi informasi secara terus menerus tentang suhu inti dan suhu kulit produksi panas metabo-lik dapat ditingkatkan dengan bervariasi
oleh reseptor peka-suhu khusus yang disebut termoreseptor. Suhu inti terutama oleh perubahan aktivitas otot rangka atau, dengan derajat
dipantau oleh termoreseptor sentral, yang terletak di hipotalamus itu yang lebih rendah, oleh aktivitas kimia tertentu. Karena itu,
sendiri serta di organ abdomen dan tempat lainnya. Termoreseptor perubahan aktivitas otot rangka yang merupakan cara utama
perifer memantau suhu kulit di seluruh tubuh. penambahan panas dikontrol untuk regulasi suhu.
Di hipotalamus terdapat dua pusat regulasi suhu. Regio posterior,
diaktifkan oleh dingin, memicu refleks-refleks yang memerantarai PENYESUAIAN PRODUKSI PANAS OLEH OTOT RANGKA
produksi dan penghematan panas. Regio anterior, diaktifkan oleh Sebagai respons terhadap penurunan suhu inti yang disebabkan
panas, memicu refleks-refleks yang memerantarai pengeluaran panas. oleh pajanan ke dingin, hipotalamus mendapatkan manfaat dari
Marilah kita telaah cara-cara yang digunakan oleh hipotalamus untuk peningkatan aktivitas otot rangka yang menghasilkan lebih banyak
melaksanakan fungsi termoregulasinya (Gambar17-5). panas. Hipotalamus, dengan bekerja melalui jalur-jalur desenden -

   hapter
yang berakhir di neuron motorik yang mengontrol otot rangka, dengan pertambahan usia. Seperti yang diperkirakan, lemak cokelat
mula-mula meningkatkan tonus otot rangka. (Tonus otot adalah pada orang dewasa menjadi lebih aktif setelah pajanan terhadap
tingkat tegangan konstan di dalam otot.) Dalam waktu singkat dingin. Lemak cokelat tidak hanya menghasilkan panas, tetapi juga
dimulailah menggigil. Menggigil terdiri dari kontraksi ritmik otot merupakan jaringan pengguna-kalori karena semua kalori yang ada di
rangka yang berlangsung cepat 10 hingga 20 kali per detik. nutrien dibakar oleh lemak cokelat menjadi panas. Karena itu,
Mekanisme ini efektif dan efisien untuk meningkatkan produksi peneliti mencari cara untuk melawan obesitas dengan menambah
panas; semua energi yang dibebaskan selama tremor otot ini diubah jumlah atau aktivitas penyimpanan lemak cokelat dewasa atau dengan
menjadi panas karena tidak terjadi kerja eksternal. Dalam hitungan mengubah perilaku sel lemak putih agar lebih menyerupai sel lemak
detik hingga rnenit, produksi panas internal dapat meningkat dua cokelat. Lima puluh gram lemak cokelat membakar 500 kalori per
hingga lima kali lipat akibat menggigil. hari tanpa individu tersebut mengeluarkan energi, seperti kalori yang
Perubahan refleks pada aktivitas otot rangka ini sering terbakar oleh latihan aerobik selama satu jam.
diperkuat oleh tindakan-tindakan sengaja untuk menghasilkan Setelah mengulas mekanisme-mekanisme penyesuaian produksi
panas misalnya menggerak-gerakkan tubuh naik-turun atau panas, marilah kita beralih ke sisi lain persamaan: penyesuaian
bertepuk tangan. Hipotalamus memengaruhi respons perilaku ini pengeluaran panas.
sama halnya dengan respons fisiologis involunter. Sebagai bagian
sistem limbik, hipotalamus berperan besar dalam mengontrol Besar pengeluaran panas dapat disesuaikan dengan
perilaku bermotivasi (lihat h. 165). mengubah-ubah aliran darah ke kulit.
Mekanisme pengeluaran panas berada di bawah kontrol, terutama
Dalam situasi yang berlawanan—peningkatan suhu inti akibat
oleh hipotalamus. Saat kita panas, kita perlu meningkatkan
pajanan ke panas-digunakan dua mekanisme untuk mengurangi
pengeluaran panas ke lingkungan; saat kita dingin, kita perlu
aktivitas otot rangka penghasil panas: Tonus otot secara refleks
mengurangi pengeluaran panas. Jumlah panas yang dikeluarkan ke
diturunkan, dan gerakan volunter dikurangi. Ketika udara rnenjadi
lingkungan melalui radiasi dan konduksi-konveksi sebagian besar
sangat hangat, orang sering mengeluh "terlalu panas bahkan untuk
ditentukan oleh gradien suhu antara kulit dan lingkungan eksternal.
bergerak':
Untuk mempertahankan suhu inti yang konstan, kapasitas insulatif
TERMOGENESIS TANPA MENGGIGIL Meskipun perubahan dan suhu kulit dapat disesuaikan untuk mengubah gradien suhu
refleks dan volunter aktivitas otot adalah cara utama untuk antara kulit dan lingkungan eksternal sehingga derajat pengeluaran
meningkatkan laju produksi panas, termogenesis tanpa menggigil panas dapat diatur.
(kimiawi) juga berperan dalam termoregulasi. Pada sebagian besar Kapasitas insulatif kulit dapat diubah dengan mengontrol jumlah
mamalia, pajanan dingin yang berkepanjangan menyebabkan darah yang mengalir. Aliran darah kulit dua fungsi. Pertama,
peningkatan produksi panas metabolik yang tidak bergantung pada memberikan pasokan nutrisi ke kulit. Kedua, sebagian besar aliran
kontraksi otot, yaitu ditimbulkan oleh perubahan pada aktivitas darah ke kulit berfungsi untuk mengatur suhu tubuh; pada suhu
kimiawi penghasil panas. Termogenesis tanpa menggigil kamar normal, darah yang mengalir ke kulit 20 hingga 30 kali lebih
diperantarai pada pajanan dingin oleh sistem saraf simpatis, yang banyak daripada yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
meningkatkan produksi panas dengan merangsang lemak cokelat, kulit. Dalam proses termoregulasi, aliran darah kulit dapat sangat
yaitu jenis jaringan lemak khusus yang mampu mengubah energi bervariasi, dari 400 hingga 2500 mL/mnt. Semakin banyak darah yang
kimia dari makanan menjadi panas. Pada manusia, termogenesis mencapai kulit dari bagian inti tubuh yang hangat, semakin dekat
tanpa menggigil paling penting pada neonatus, yang memiliki suhu kulit dengan suhu inti tubuh. Pembuluh darah kulit
banyak deposit lemak cokelat, khususnya di bawah kulit punggung. menghilangkan efektivitas kulit sebagai insulator dengan membawa
Tidak seperti jaringan adiposa putih yang biasa, yang menyimpan panas ke permukaan, tempat panas tersebut dapat keluar dari tubuh
energi dalam bentuk cadangan trigliserida, jaringan lemak cokelat melalui radiasi dan konduksi-konveksi. Karena itu, vasodilatasi
bekerja sebagai perapian yang membakar energi untuk arteriol kulit, yang meningkatkan aliran darah hangat ke kulit,
menghasilkan panas. Neonatus menggunakan lemak cokelat agar meningkatkan pengeluaran panas. Sebaliknya, vasokonstriksi kulit,
tetap hangat karena mereka tidak dapat menggigil. Lemak cokelat yang mengurangi alir-an darah, menurunkan pengeluaran panas
berwarna cokelat karena memiliki mitokondria yang berlimpah dengan menahan darah hangat tetap berada di bagian inti, tempat
yang mengandung zat besi yang menyebabkan jaringan berwarna darah tersebut terinsulasi dari lingkungan eksternal. Respons ini
merah kecoklatan. Mitokondria lemak cokelat mengandung menahan panas yang seharusnya keluar.
protein tak-berpasangan unik yang disebut termogenin Respons vasomotor kulit ini dikoordinasikan oleh hipotalamus
("penghasil panas") yang memisahkan sistem transpor elektron dari melalui sistem saraf simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis ke
proses menghasilkan ATP (lihat h. 37). Sebagian energi yang arteriol kulit menyebabkan vasokonstriksi sebagai respons terhadap
dilepaskan oleh sistem transpor elektron bukannya digunakan pajanan dingin, sedangkan penurunan aktivitas simpatis
dalam ATP oleh kemiosmosis, tetapi semua energi malah diubah menyebabkan vasodilatasi penghilang panas pada pembuluh ini
menjadi panas. sebagai respons terhadap pajanan panas.
Deposit lemak cokelat berkurang setelah masa bayi dan akan Ingat kembali bahwa pusat kontrol kardiovasukular di medula juga
menghilang ketika usia 2 tahun. Namun, pemeriksaan radiologik memiliki kontrol atas arteriol kulit (serta arteriol di seluruh tubuh)
terkini seperti pemindaian PET (lihat h. 154) menyingkapkan melalui penyesuaian aktivitas simpatis ke pembuluh-pembuluh ini-
bahwa simpanan lemak cokelat persisten dalam jumlah kecil tetap dengan tujuan mengatur tekanan darah (lihat h. 376). Kontrol
ada di leher, di atas tulang collar, dan di sekitar tulang belakang, hipotalamus atas arteriol kulit untuk mengatur suhu mengalahkan
tidak seperti yang ditemukan pada bayi, yaitu di punggung. Lemak kontrol pembuluh darah yang sama oleh pusat kontrol kardiovaskular
cokelat lebih banyak pada orang kurus dan akan berkurang seiring (lihat h. 398). Karena itu, respons vasomotor kulit yang mencolok
   681
❚ TABEL 17-4 Penyesuaian Terkoordinasi Sebagai Respons Terhadap Pajanan Dingin atau
Panas
esponse

Peningkatan Produksi Penurunan Pengeluaran Panas Penurunan


Panas (Konservasi Panas) Produksi Panas

Peningkatan tonus otot Menggigil Vasokonstriksi kulit Penurunan tonus otot Vasodilatasi kulit

Peningkatan gerakan volunter* Perubahan postur untuk mengurangi luas Penurunan gerakan volunter Berkeringat

Termogenesis tanpa menggigil permukaan yang terpajan (mengerutkan Baju dingin*


bahu, dsb.)* Baju hangat

*Adaptasi perilaku
untuk tujuan termoregulasi dapat menyebabkan perubahan tekanan kan bahu, mendekapkan tangan ke dada, atau meringkuk seperti
darah. Sebagai contoh, tekanan darah dapat turun pada pajanan ke bola.
lingkungan yang sangat panas karena respons vasodilator kulit yang Penggunaan baju hangat meningkatkan insulasi tubuh untuk
ditimbulkan oleh pusat termoregulasi hipotalamus mengalahkan mengurangi pengeluaran panas berlebihan. Baju menahan lapisan
respons vasokonstriktor kulit yang ditimbulkan oleh pusat kontrol udara yang merupakan penghantar panas yang buruk antara
kardiovaskular. permukaan kulit dan lingkungan sehingga pengeluaran panas
melalui konduksi dari kulit ke udara luar yang dingin berkurang
dan aliran arus konveksi juga berkurang.

RESPONS TERKOORDINASI TERHADAP PAJANAN PANAS


Marilah kita satukan penyesuaian-penyesuaian terkoordinasi dalam Pada keadaan yang berlawanan-pajanan-panas bagian anterior
produksi dan pengeluaran panas sebagai respons terhadap pajanan ke hipotalamus mengurangi produksi panas dengan menurunkan
lingkungan dingin atau panas (Tabel 17-4). (Untuk pembahasan aktivitas otot rangka dan meningkatkan pengeluaran panas
mengenai efek pajanan dingin atau panas ekstrem, lihat fitur dalam dengan memicu vasodilatasi kulit. Ketika vasodilatasi maksimal
kotak di h. 683, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi.) kulit tidak mampu membuang panas yang berlebihan dari tubuh,
terjadi proses berkeringat untuk meningkatkan pengeluaran panas
RESPONS TERKOORDINASI TERHADAP PAJANAN DINGIN melalui evaporasi. Jika suhu udara meningkat melebihi suhu kulit
Sebagai respons terhadap pajanan dingin, regio posterior hipotalamus
dengan vasodilatasi maksimal, gradien suhu berbalik sendiri
memicu peningkatan produksi panas, misalnya dengan menggigil,
sehingga terjadi penambahan panas dari lingkungan. Berkeringat
sekaligus mengurangi pengeluaran panas (yaitu, konservasi panas)
adalah satu-satunya cara untuk mengeluarkan panas pada
melalui vasokonstriksi kulit dan tindakan lain.
keadaan ini.
Karena kemampuan tubuh untuk mengurangi suhu kulit melalui
Manusia juga melakukan tindakan volunter, misalnya
vasokonstriksi terbatas, vasokonstriksi maksimal pun kurang
menggunakan kipas, membasahi tubuh, minum minuman dingin,
memadai untuk mencegah pengeluaran panas berlebihan ketika suhu
dan menggunakan baju tipis, untuk meningkatkan pengeluaran
eksternal turun terlalu rendah. Karena itu, tindakan lain harus
panas. Berbeda dari anggapan umum, menggunakan pakaian
dilakukan untuk lebih mengurangi pengeluaran panas. Pada hewan
longgar berwarna terang lebih dingin daripada telanjang. Kulit
dengan bulu yang lebat, hipotalamus, dengan bekerja melalui sistem
telanjang menyerap hampir semua energi radiasi yang
saraf simpatis, memicu kontraksi otot-otot halus di dasar folikel
mengenainya, sementara busana berwarna terang memantulkan
rambut atau bulu untuk mengangkat rambut atau bulu tersebut tegak
hampir semua energi radiasi yang jatuh padanya. Karena itu, jika
di permukaan kulit. Tindakan ini menyebabkan udara, yang
busana berwarna terang itu cukup longgar dan tipis untuk
merupakan penghantar yang buruk, terperangkap di antara kulit dan
memungkinkan terjadinya pengeluaran panas melalui arus
lingkungan sehingga sawar insulator antara inti tubuh dan udara
konveksi dan evaporasi, pemakaiannya sebenarnya lebih
dingin bertambah dan pengeluaran panas berkurang. Meskipun otot
mendinginkan daripada tidak mengenakan busana sama sekali.
batang rambut pada manusia berkontraksi sebagai respons terhadap
pajanan dingin, mekanisme retensi panas ini kurang efektif karena ZONA TERMONETRAL Aktivitas vasomotor kulit sangat efektif
kepadatan rambut yang rendah serta tekstur halus sebagian untuk mengontrol pengeluaran panas pada suhu lingkungan
besarrambut manusia. "Bulu kuduk berdiri" yang terjadi menjadi tidak antara batas atas 60-an dan pertengahan 80-an. Kisaran ini, ketika
bermanfaat. suhu inti dapat dipertahankan konstan oleh respons vasomotor
Setelah tercapai vasokonstriksi kulit maksimal akibat pajanan ke tanpa memerlukan bantuan dari mekanisme produksi panas atau
diigin, pengeluaran panas lebih lanjut pada manusia hanya dapat pengeluaran panas tambahan, disebut zona termonetral. Ketika
dicegah oleh adaptasi perilaku, misalnya perubahan postur yang suhu udara eksternal turun lebih rendah daripada batas bawah
mengurangi sebanyak mungkin luas permukaan yang terpajan tempat kemampuan vasokonstriksi kulit untuk mengurangi pengeluaran
keluarnya panas. Perubahan postur ini mencakup tindakan mengerut- panas lebih lanjut, peningkatan produksi panas, terutama dengan

   hapter
❚ Konsep,Tantangan dan
Kontroversi Panas dan Dingin Ekstrem
Dapat Mematikan

P re to temperat

kan gangguan dan bahkan kematian.


dibandingkan dengan gangguan pada mekanisme-mekanisme
tersebut. Karena mekanisme pengeluaran panas sangat aktif, pada
heat exhaustion suhu tubuh hanya sedikit meningkat. Dengan
memaksa aktivitas berhenti ketika mekanisme pengeluaran panas
tidak lagi mampu menghadapi penambahan panas yang ditimbulkan
Penyakit Terkait-Dingin oleh olahraga atau lingkungan yang panas, heat exhaustion berfungsi
Tubuh dapat mengalami cedera karena pajanan dingin melalui dua sebagai katup peng-aman yang mencegah heat stroke yang rnemiliki
cara: frostbite dan hipotermia generalisasi. Frostbite melibatkan konsekuensi lebih serius.
pendinginan berlebihan suatu bagian tertentu tubuh ke suatu titik
ketika jaringan di bagian tersebut mengalami kerusakan. Jika jaringan Heat stroke adalah situasi yang amat berbahaya yang terjadi
yang terpajan benar-benar membeku, kerusakan jaringan terjadi karena kegagalan total sistem termoregulasi hipotalamus. Heat
karena kerusakan sel akibat pembentukan kristal es atau tidak adanya exhaustion dapat berkembang menjadi heat stroke jika mekanisme-
air dalam bentuk cair. mekanisme pengeluaran panas terus mendapat beban berlebihan.
Hipotermia, penurunan suhu tubuh, terjadi ketika pendinginan Heat stroke lebih besar kernungkinannya terjadi saat olahraga
tubuh keseluruhan melebihi kemampuan mekanisme penghasil panas berlebihan pada lingkungan yang panas dan lembap. Orang berusia
dan penghemat panas untuk menyamai pengeluaran panas yang lanjut, yang respons termoregulasinya umumnya lebih lambat dan
beriebihan tersebut. Ketika terjadi hipotermia, laju semua proses kurang efisien, sangat rentan mengalami heat stroke ketika terjadi
metabolik melambat karena turunnya suhu. Fungsi-fungsi luhur otak gelombang panas yang lama dan kuat. Demikian juga dengan orang
adalah yang pertama kali dipengaruhi oleh pendinginan sehingga yang yang sedang menggunakan obat penenang tertentu, misalnya Valium,
bersangkutan kehilangan kemampuan membuat penilaian, apatis, karena obat-obat ini mengganggu aktivitas neurotransmiter pusat
mengalami disorientasi, dan rasa lemah, yang semuanya termoregulasi hipotalamus.
menghilangkan kemampuan yang bersangkutan melakukan Gambaran paling mencolok pada heat stroke adafah tidak adanya
mekanisme volunter untuk memulihkan suhu tubuh yang turun. Seiring tindakan-tindakan pengeluaran panas kompensatorik, misalnya ber-
dengan semakin merosotnya suhu tubuh, terjadi depresi pusat keringat, sementara suhu tubuh terus meningkat (hipertermia). Tidak
pernapasan yang menurunkan dorongan untuk bernapas sehingga terjadi pengeluaran keringat meskipun suhu tubuh sangat meningkat
napas menjadi pelan dan lemah. Aktivitas sistem kardiovaskular juga karena pusat kontrol termoregulasi hipotalamus tidak berfungsi dengan
berkurang perlahan. Jantung melambat dan curah jantung menurun. benar dan tidak dapat mengaktifkan mekanisme pengeluaran panas.
Irama jantung terganggu yang akhirnya menyebabkan fibrilasi ventrikel Selama terjadinya heat stroke, suhu tubuh mulai naik karena
dan kematian. mekanisme pengeluaran panas akhirnya dikalahkan oleh peningkatan
panas yang berlebihan dan terus-menerus. Setelah suhu inti mencapai
Gangguan Terkait-Panas titik ketika pusat kontrol suhu hipotalamus rusak oleh panas, suhu
Pada keadaan ekstrem lain, dua gangguan yang berkaitan dengan tubuh cepat meningkat lebih tinggi karena terhentinya secara total
pajanan panas yang berlebih adalah heat exhaustion dan heat stroke. mekanisme pengeluaran panas. Selain itu, dengan bertambahnya
Heat exhaustion adalah keadaan kolaps, biasanya bermanifestasi suhu tubuh, laju metabolisme juga meningkat karena suhu yang lebih
sebagai pingsan, akibat berkurangnya tekanan darah yang disebabkan tinggi rnempercepat laju semua reaksi kimia; akibatnya adalah
oleh kerja berlebihan mekanisme pengeluaran panas. Berkeringat produksi panas yang semakin besar. Keadaan umpan-barik positif ini
ekstensif mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume menyebabkan suhu melonjaktak-terkendali. Hearstroke adalah situasi
plasma, dan vasodilatasi kulit yang mencolok menyebabkan turunnya yang sangat berbahaya dan cepat menyebabkan kematian jika tidak
resistensi perifer total. Karena tekanan darah ditentukan oleh curah segera ditangani. Bahkan dengan pengobatan untuk menghentikan
jantung dikalikan dengan resistensi perifer total, terjadi penurunan dan membalikkan peningkatan tak-terkendali suhu tubuh, angka
tekanan darah, penurunan jumlah darah yang disalurkan ke otak, dan kematian tetap tinggi. Tingkat kecacatan permanen pada mereka yang
pingsan. Karena itu, heat exhaustion lebih merupakan konsekuensi selamat juga tinggi karena adanya denaturasi protein ireversibel akibat
dari aktivitas berlebihan mekanisme-mekanisme pengeluaran panas panas internal yang

menggigil, menjadi diperlukan untuk mempertahankan suhu inti. tubuh. Jika,sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik
Pada situasi ekstrem yang lain, ketika suhu eksternal melebihi batas patokan menjadi 102°F (38,9°C), hipotalamus mendeteksi bahwa
atas kemampuan vasodilatasi kulit untuk meningkatkan suhu normal pra-demam terlalu dingin sehingga bagian otak ini
pengeluaran panas lebih lanjut, berkeringat menjadi penting dalam memicu mekanisme-mekanisme respons dingin untuk mningkatkan
mempertahankan suhu inti. suhu menjadi 102°F. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil
agar produksi panas segera meningkat, dan mendorong
vasokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas,
kedua tindakan ini mendorong suhu naik. Kejadian ini, yang
Kata demam merujuk kepada peningkatan suhu tubuh ditandai dengan rasa dingin mengigil yang tiba-tiba, sering terjadi
akibat infeksi atau peradangan. Sebagai respons terhadap pada awitan demam. Karena merasa dingin, yang bersangkutan
masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag) memakai selimut sebagai mekanisme volunter untuk membantu
mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai piro- meningkatkan suhu tubuh dengan menahan panas tubuh. Setelah
grn endogen yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus suhu baru tercapai, suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respons
untuk meningkatkan patokan termostat (Gambar 17-6 lihat juga h. terhadap panas dan dingin tetapi dengan patokan yang lebih tinggi.
450). Hipotalamus sekarang mempertahankan di suhu normal Karena itu, terjadinya demam sebagai respons terhadap infeksi ada-

   683
Infeksi atau peradangan Hipertermia dapat terjadi tanpa infeksi. Hipertermia adalah
peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal yang dapat diterima.
Kata demam biasanya digunakan untuk peningkatan suhu akibat
pelepasan pirogen endogen yang menyetel ulang titik patokan suhu
Makrofag
hipotalamus selama infeksi atau peradangan; hipertermia merujuk
Melepaskan kepada semua ketidakseimbangan lain antara penambahan panas dan
pengeluaran panas yang meningkatkan suhu tubuh. Hipertermia
Pirogen endogen memiliki beragam sebab, sebagian normal dan tidak berbahaya, yang
lain patologik dan mematikan.

Prostaglandin HIPERTERMIA AKIBAT OLAHRAGA Kausa tersering hipertermia


adalah olahraga yang berkepanjangan. Sebagai konsekuensi fisik
penambahan panas yang luar biasa yang dihasilkan oleh otot-otot, suhu
Titik patokan hiptalamus tubuh pada tahap awal olahraga akan meningkat karena penambahan
panas melebihi pengeluaran panas (Gambar 17-7). Peningkatan suhu
inti secara refleks memicu mekanisme pengeluaran panas (vasodilatasi
kulit dan berkeringat) yang menghilangkan perbedaan antara produksi
Inisiasi "respons dingin" dan pengeluaran panas. Segera setelah mekanisme-mekanisme
pengeluaran panas diaktikan sehingga menyamai produksi panas, suhu
inti menjadi stabil di tingkat yang sedikit lebih tinggi daripada titik
Produksi panas;
patokan meskipun olahraga berlanjut. Karena itu, selama olahraga yang
L. J. Le Beau/Biological Photo Service

Pengeluaran panas
berkepanjangan, suhu tubuh pada awalnya meningkat, kemudian
dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi selama olahraga
berlangsung.
Suhu tubuh ke titik
patokan baru = Demam
HIPERTERMIA PATOLOGIS Hipertermia juga dapat
ditimbulkan oleh cara yang sama sekali berbeda: produksi panas
Gambar 17-6 Terjadinya demam. berlebihan dalam kaitannya dengan peningkatan kadar hormon
tiroid atau epinefrin darah masing-masing akibat disfungsi
kelenjar tiroid atau medula adrenal. edua Āhormon ini
meningkatkan suhu inti dengan meningkatkan laju keseluruhan
lah tujuan yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan
aktivitas metabolik dan produksi panas.
mekanisme termoregulasi. Meskipun makna fisiologis
demambelum jelas, banyak pakar kedokteran percaya bahwa
peningkatan suhu tubuh bermanfaat dalam mengatasi infeksi.
Demam memperkuat respons peradangan dan mungkin
menghambat perkembangbiakan bakteri.
Selama terjadinya demam, pirogen endogen meningkatkan titik
patokan hipotalamus dengan memicu pelepasan lokal
prostaglandin, yaitu mediator kimiawi lokal yang bekerja langsung
pada hipotalamus. Aspirin mengurangi demam dengan
2
menghambat sintesis prostaglandin. Aspirin tidak menurunkan
Suhu inti

Beberapa derajat
suhu pada orang yang tidak demam karena tanpa adanya pirogen di atas titik 1
endogen maka di hipotalamus tidak terdapat prostaglandin dalam patokan Hipertemia
jumlah bermakna. Titik patokan
suhu saat
Mekanisme molekular yang pasti "hilangnya" demam secara istrahat
alami belum diketahui, meskipun hal ini diperkirakan karena Olahraga
berkurangnya pengeluaran pirogen atau sintesis prostaglandin. 1 Pada permulaan olahraga, laju produksi panas mula -mula
Ketika titik patokan hipotalamus kembali ke normal, suhu pada melebihi laju pengeluaran panas sehingga suhu inti meningkat.
102°F, (dalam contoh ini) menjadi terlalu tinggi. Mekanisme-
2 Ketika mekanisme pengeluaran panas secara refleks di -
mekanisme respons panas diaktifkan untuk mendinginkan tubuh. tingkatkan sehingga menyamai produksi yang meningkat, suhu
Terjadi vasodilatasi kulit dan pengeluaran keringat. Orang yang inti menjadi stabil di titik yang sedikit lebih tinggi daripada titik
bersangkutan merasa panas dan membuka semua penutup istrahat selama olahraga.
tambahan. Pengaktifan mekanisme pengeluaran panas oleh Gambar 17-7 Hipertemia pada latihan yang terus menerus.
hipotalamus ini menurunkan suhu ke normal.

   hapter
Hipertermia juga dapat terjadi akibat malfungsi pusat kontrol masing dari segi keseimbangan energi total tubuh dan keseimbangan
hipotalamus. Lesi otak tertentu, misalnya, mengurangi kemampuan energi panasnya. Jika masukan energi total melebihi pengeluaran
regulatorik normal termostat hipotalamus. Jika mekanisme energi total, kelebihan energi tersebut disimpan di tubuh dan berat
termoregulasi tidak berfungsi, dapat cepat terjadi hipertermia yang akan meningkat. Demikian juga, jika pemasukan energi panas
melebihi pemasuka, berat tubuh berkurang atau suhu tubuh menurun.
mematikan. Metabolisme normal menghasilkan cukup panas untuk
Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk mempertahankan
mematikan seseorang dalam waktu kurang dari lima jam jika keseimbangan energi total (dan karenanya berat tubuh yang konstan)
mekanisme pengeluaran panas sama sekali terhenti. Pajanan ke dan keseimbangan energi panas (dan karenanya suhu tubuh yang
stres panas yang tinggi dan terus menerus juga dapat mengganggu konstan).
fungsi termoregulasi hipotalamus. Suhu tubuh, yaitu salah satu faktor lingkungan internal yang
diatur secara homeostasis, harus dipertahankan dalam batas-batas
yang sempit karena struktur dan reaktivitas bahan-bahan kimia
pembentuk tubuh peka terhadap suhu. Penyimpangan suhu tubuh di
Periksa Pemahaman Anda 17.2 luar batas-batas tersebut menyebabkan denaturasi protein dan
kematian jika suhu meningkat terlalu tinggi atau perlambat metabolik
1. Jelaskan mekanisme-mekanisme perpindan panas dan kematian jika suhu turun terlalu rendah.
2. Buatlah bagan yang membandingkan respons yang diinisiasi Berat tubuh, sebaliknya, sangat bervariasi diantara individu.
oleh hipotalamus posterior dan hipotalamus anterior untuk Hanya ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran energi total
mempertahankan suhu inti tubuh ketika suhu lingkungan yang ekstrem yang tidak memungkinkan kehidupan. Sebagai contoh,
menjadi dingin atau panas. ketika mengahadapi infusiensi pemasukan energi melalu makanan
saat kelaparan berkepanjangan, tubuh menguraikan protein otot untuk
memenuhi kebutuhan pengeluaran energinya jika jaringan lemak telah
habis. Berat tubuh merosot karena mekanisme kanibalistik diri ini
hingga akhirnya terjadi kematian akibat, antara lain, mengecilnya otot
jantung. Di ektrem yang lain, ketika energi makanan yang dikonsumsi
Homeostasis: Bab dalam jauh melebihi energi yang dikeluarkan, kelebihan energi tersebut
disimpan sebagai jaringan adiposa dan berat tubuh bertambah.
Perspektif Obesitas hebat yang terjadi juga dapat menyebabkan gagal jantung.
Jantung tidak saja harus bekerja lebih keras memompa darah ke
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, jaringan lemak yang berlebihan, tetapi obesitas juga mempermudah
agar berat dan suhu tubuh tetap konstan maka pengidapnya mengalami aterosklersis dan serangan jantung (lihat
pemasukan harus sama sengan pengeluaran masing- h.351).

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h.A-47


Pertanyaan Objektif
1. Jika energi makanan yang dikonsumsi lebih banyak daripada 7. Terjadinya "buluk kuduk berdiri" tidak bermanfaat dalam
yang digunaka, kelebihan energi akan lenyap sebagai panas. regulasi suhu tubuh. (Benar atau salah?)
(Benar atau salah?) 8. Bagian posterior hipotalamus memicu menggil dan
2. Semua energi dalam molekul nutrien dapat digunakan untuk vasokonstriksi kulit.(Benar atau salah?)
melakukan kerja biologis. (Benar atau salah?) 9. ___ hipotalamus mengandung dua populasi neuron satu yang
3. Setiap liter O2 mengandung 4,8 kilokalori energi panas mengeluarkan NPY perangsang nafsu makan dan yang lain
(Benar atau salah?) mengeluarkan melanokortin penekan nafsu makan.
4. Suhu tubuh yang lebih tinggi daripada 98.2°F selalu 10. Cara utama meningkatkan produksi panas secara involunter
menunjukkan demam. (Benar atau salah?) adalah____.
5. Suhu inti relatif konstan, tetapi suhu kulit dapat sangat 11. Peningkatan produksi panas yang tidak bergantung pada
bervariasi. (Benar atau salah?) kontraksi otot dinamai___.
6. Keringat yang menetes dari tubuh tidak memiliki efek 12. Satu-satunya cara mengeluarkan panas ketika suhu lingkungan
mendinginkan. (Benar atau salah?) melebihi suhu inti adalah___.

   685
13. Mana dari pernyataan berikut yang tidak benar mengenai 4. Dengan cara apa keseimbangan energi terutama dipertahankan?
pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan eksternal?
a. Penambahan panas terutama terjadi melalui 5. Jelaskan sumber dan peran yang berikut ini dalam regulasi
produksi panas internal. jangka-panjang keseimbangan energi dan kontrol jangka-
b. Radiasi berfungsi sebagai cara untuk memperoleh pendek waktu dan jumlah makan: neuropeptida Y,
panas, tetapi bukan untuk mengeluarkan panas. melanokortin, leptin, insulin, oreksin, ghrelin, YY3-36,
c. Energi panas selalu berpindah menuruni gradien corticotropin-releasing hormone, kolesistokinin (CCK), dan
konsentrasinya dari benda hangat ke benda dingin. distensi lambung..
d. Gradien suhu antara kulit dan udara eksternal berada di 6. Sebutkan sumber pemasukan dan pengeluaran panas di tubuh.
bawah kontrol.
e. Sangat sedikit panas tubuh yang hilang melalui konduksi 7. Bahaslah tindakan kompensasi yang terjadi sebagai respons
saja. terhadap penurunan suhu inti akibat pajanan dingin dan
sebagai respons terhadap peningkatan suhu inti akibat pajanan
14. Mana dari pernyataan berikut yang tidak benar mengenai
panas.
terjadinya demam?
a. Pirogen endogen dikeluarkan oleh makrofag sebagai 8. Jelaskan urutan peristiwa dalam produksi panas.
respons terhadap invasi mikroba.
b. Titik patokan hipotalamus ditingkatkan. Latihan Kuantitatif
c. Hipotalamus memicu mekanisme respons-dingin untuk 1. Laju metabolik basal (LMB) adalah ukuran berapa banyak
meningkatkan suhu tubuh. energi yang dikonsumsi tubuh untuk mempertahankan
d. Prostaglandin memerantarai efek. "kecepatan langsam"nya. LMB normal adalah sekitar 72 kkal/
e. Hipotalamus tidak efektif dalam mengatur suhu tubuh jam. Sebagian besar energi ini diubah menjadi panas. Sistem
selama demam. termoregulasi kita berfungsi mengeluarkan panas ini agar suhu
15. Dengan menggunakan kode jawaban di kanan, tunjukkan tubuh tetap konstan. Jika tubuh kita tidak dapat mengeluarkan
mekanisme pemindahan panas apa yang sedang dijelaskan. panas ini, suhu kita akan meningkat hingga kita mendidih
1. duduk di kursi logam dingin (a) radiasi (tentu saja seseorang akan meninggal berapa lama diperlukan
2. berjemur di pantai (b) konduksi waktu untuk mencapai titik didih hipotesis mudah dilakukan.
3. tertiup angin sepoi-sepoi (c) konveksi Jika suatu jumlah energi DU dimasukkan ke dalam cairan
4. duduk di depan tungku pemanas (d) evaporasi massa m, perubahan suhu DT (dalam°C) dihitung dengan
5. berkeringat rumus:
6. mengendarai mobil dengan jendela terbuka
DT 5 DU/m 3 C
7. tidur di bawah selimut listrik
8. duduk mengenakan pakaian renang basah Dalam persamaan ini, C adalah panas spesifik cairan. Untuk
9. mengipasi diri sendiri air, C 5 1.0 kkal/kg-°C. Hitunglah berapa lama waktu yang
10. berendam di air dingin diperlukan bagi panas dari LMB untuk mendidihkan cairan
tubuh Anda (anggaplah air di tubuh Anda adalah 42 liter dan
Pertanyaan Esai titik awal suhu tubuh normal adalah 37°C). Ketika berolahraga
1. Bedakan antara kerja eksternal dan internal. maksimal, seseorang mengonsumsi sekitar 1000 kkal/jam.
2. Definisikan laju metabolik dan laju metabolik basal. Berapa lama diperlukan waktu untuk mencapai titik didih pada
3. Jelaskan tiga keadaan keseimbangan energi. kasus ini?

UNTUK DIRENUNGKAN

1. Jelaskan bagaimana obat yang secara selektif menghambat CCK dengan suhu bervariasi. Untuk mempertahankan homeostasis
meningkatkan perilaku makan pada hewan percobaan. termal, manusia secara fisiologis memanipulasi mekanisme-
2. Nasehat apa yang Anda berikan kepada seorang teman yang mekanisme di dalam tubuh untuk menyesuaikan produksi
kelebihan berat badan yang minta Anda merancang panas, konservasi panas, dan pengeluaran panas. Sebaliknya,
program penurunan berat yang aman, masuk akal, dan murah? ikan adalah thermoconformers; suhu tubuh mereka mengikuti
3. Mengapa melakukan olahraga berat pada hari yang panas dan suhu lingkungan sekitarnya. Karena itu, suhu tubuh ikan sangat
lembab berbahaya? bervariasi sesuai perubahan suhu lingkungan. Meskipun
4. Jelaskan jalan yang digunakan untuk mengeluarkan panas oleh menghasilkan panas, ikan tidak dapat secara fisiologis
seseorang yang berendam dalam bak air panas? mengatur produksi panas internal atau mengontrol pertukaran
5. Pertimbangkanlah perbedaan antara Anda dan ikan dalam sebuah panas dengan lingkungan untuk mempertahankan suhu tubuh
kolam dalam kaitannya dengan kontrol suhu tubuh. Manusia konstan ketika suhu lingkungan naik atau turun. Dengan
adalah termoregulator; manusia dapat mempertahankan suhu mengetahui hal ini, apakah Anda berpendapat bahwa ikan akan
tubuh internal yang konstan dan agak tinggi meskipun tubuh mengalami demam ketika terkena infeksi sistemik? Mengapa
terpajan ke lingkungan atau mengapa tidak?

   hapter
PERTIMBANGAN KLINIS

Michael F, seorang korban yang nyaris tenggelam, dikeluarkan dari menjelaskan mengapa ia "secara ajaib" tetap hidup meskipun
air es oleh tim penyelam 15 menit setelah ia jatuh di atas lapisan es tenggelam selama 15 menit yang normalnya terjadi kerusakan otak
tipis tempat ia bermain ski. Michael sekarang telah sadar dan ireversibel dan segera diikuti oleh kematian jika otak kekurangan
membaik di rumah sakit. Bagaimana Anda oksigen selama lebih dari 4 atau 5 menit?

   687
hapter
17 Kartu Belajar
17.1 | Keseimbangan Energi (h. 668–676) mengeluarkan melanokortin, yang menekan nafsu makan dan
■ Pemasukan energi ke tubuh dalam bentuk energi makanan harus asupan makanan. (Lihat Gambar 17-2.)
sama dengan pengeluaran energi karena energi tidak dapat diciptakan ■ Adiposit dalam simpanan lemak mengeluarkan hormon leptin,
atau dimusnahkan. Pengeluaran energi mencakup (1) kerja eksternal, yang mengurangi nafsu makan dan menurunkan konsumsi makanan
yang dilakukan oleh otot rangka untuk menggerakkan benda eksternal dengan menghambat neuron penghasil NPY dan merangsang
atau menggerakkan tubuh di lingkungan eksternal; dan (2) kerja neuron penghasil melanokortin. Mekanisme ini penting dalam
internal, yang terdiri dari semua aktivitas dependen-energi lainnya yang pencocokan jangka panjang asupan energi dengan pengeluaran
tidak melakukan kerja eksternal, termasuk transpor aktif, kontraksi otot energi sehingga berat tubuh dalam jangka panjang tetap terjaga.
jantung dan otot polos, sekresi kelenjar, dan sintesis protein. (Lihat (Lihat Gambar 17-2 dan Tabel 17-2.)
Gambar 1 7-1 .)
■ Insulin yang dikeluarkan oleh pankreas endokrin sebagai respons
terhadap peningkatan glukosa dan nutrien lain dalam darah juga
■ Hanya sekitar 25% energi kimia dalam makanan digunakan untuk
menghambat neuron penghasil NPY dan berperan dalam kontrol .
melakukan kerja biologis. Sisanya segera diubah menjadi panas. Selain
jangka-panjang keseimbangan energi dan berat tubuh.
itu, semua energi yang dikeluarkan untuk melaksanakan kerja internal
akhirnya diubah menjadi panas, dan 75% dari energi yang digunakan
■ NPY dan melanokortin menimbulkan efek mereka dengan
oleh otot rangka hilang sebagai panas. Karena itu, sebagian besar
bekerja pada daerah hipotalamus lateral (LHA) dan nukleus
energi dalam makanan akhirnya muncul sebagai panas tubuh.
paraventrikel (PVN) untuk mengubah pengeluaran pembawa- caraka
kimiawi dari kedua daerah ini. LHA mengeluarkan oreksin, yang
merupakan stimulator kuat asupan makanan, sementara PVN
Masukan energi Keluaran energi
mengeluarkan neuropeptida misalnya corticotropin-releasing
hormone, yang menurunkan asupan makanan. (Lihat Gambar 17-2.)
Energi termal
Simpanan Kerja internal
(panas)
Energi
metabolik
makanan
dalan tubuh
Kerja eksternal ■ Kontrol jangka-pendek waktu dan jumlah makan terutama
diperantarai oleh kerja dua peptida yang berasal dari saluran cerna.
Simpanan Simpanan lemak tubuh
energi

Glukosa dan
Makanan nutrien lain Insulin Leptin
dalam darah

(memicu Neuron ordo


Ghrelin makan) Neuron Neuron pertama
lLemak (dari lambung penghasil penghasil di nukleus

Laju metabolik, yaitu pengeluaran energi per satuan waktu, dan nutrien sebelum makan) * NPY POMC arkuatus
lain dalam hipotalamus
diukur dalam kilokalori panas yang dihasilkan per jam. PYY3-36
duodenum
(dari usus

Laju metabolik basal (LMB) adalah ukuran laju pengeluaran selama makan) (menghentikan
makan)
Neuropeptida Y Melanokortin
energi internal minimal tubuh dalam keadaan terjaga. Peregangan
CCK
lambung
■ Agar keseimbangan energi tetap netral, energi dalam makanan Neuron Neuron Neuron ordo
kedua
yang masuk harus sama dengan energi yang digunakan untuk LHA PVN
di hipotalamus
melakukan kerja eksternal dan diubah menjadi panas. Jika lebih Aferen nervus
vagus
banyak energi yang dikonsumsi daripada yang dikeluarkan, kelebihan
energi tersebut akan disimpan di tubuh, terutama sebagai jaringan
Corticotropin-
lemak sehingga berat tubuh meningkat. Jika lebih banyak energi NTS Oreksin* releasing
hormone*
dikeluarkan daripada yang tersedia dalam makanan, simpanan energi (pusat
kenyang di
tubuh akan digunakan untuk menunjang pengeluaran energi sehingga batang otak)
Jalur penambahan Jalur penekan nafsu
berat tubuh berkurang. nafsu makan makan

■ Berat tubuh biasanya cukup konstan dalam jangka waktu lama


atau
(kecuali pada masa pertumbuhan) karena asupan makanan Sinyal Bau, rasa
tekstur makanan
kenyang
disesuaikan untuk menyamai pengeluaran energi dalam jangka
KUNCI atau Stres, rasa
panjang. Asupan makanan terutama dikontrol oleh hipotalamus melalui cemas,depresi
mekanisme regulatorik kompleks dengan rasa lapar dan kenyang CCK =
LHA =
kolesistokinin
daerah hipotalamus lateral
Asupan
makanan
kebosanan

adalah komponen-komponennya yang penting. Sinyal makan atau NPY = neuropeptida Y atau Jumlah makanan
NTS = nukleus traktus solitarius yang tersedia
nafsu makan menimbulkan sensasi lapar dan mendorong perilaku POMC = pro-opiomelanokortin
makan, sementara sinyal kenyang menyebabkan sensasi penuh dan PYY =
PVN =
peptida YY
nukleus paraventrikel
atau Norma sosial,
kebiasaan
menekan nafsu makan. Sinyal yang penting dalam penyesuain jangka-
panjang asupan makanan dengan pengeluaran
energi untuk mengendalikan berat badan
■ Nukleus arkuatus hipotalamus berperan kunci dalam homeostasis Sinyal yang penting dalam kontrol jangka-
energi berkat adanya dua kelompok neuron pengatur nafsu makan di pendek waktu dan jumlah makan
Faktor psikososial dan lingkungan yang
dalamnya: neuron yang mengeluarkan neuropeptida Y (NPY) yang memengaruhi asupan makan
meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan; dan neuron yang *Bahan kimia lain juga dibebaskan dari daerah ini dengan
fungsi serupa
(1) Ghrelin, suatu inisiator waktu makan, dikeluarkan oleh lambung (1) Vasokonstriksi kulit mengurangi aliran darah hangat melalui kulit
sebelum makan dan memberi sinyal lapar. Sekresinya turun ketika sehingga suhu kulit turun. Lapisan kulit dingin antara inti yang hangat
makanan dikonsumsi. Ghrelin merangsang nafsu makan dan
mendorong perilaku makan dengan merangsang neuron penghasil dan lingkungan meningkatkan sawar insulasi antara inti yang hangat dan
NPY. (2) PYY3.36, suatu penghenti waktu makan, dikeluarkan oleh udara luar. (2) Vasodilatasi kufit membawa iebih banyak darah hangat
usus halus dan besar sewaktu makan dan memberi sinyal kenyang. ke kulit sehingga suhu kulit mendekati suhu inti sehingga menurunkan
Sekresinya paling rendah sebelum makan. PYY3.36 menghambat kemampuan insulasi kulit. (Lihat Gambar 17-5).
neuron penghasil NPY. (Lihat Gambar 17-2.)
■ Pada pajanan ke turun karena lingkungan yang dingin, suhu inti mulai
■ Nukleus traktus solitarius (NTS) di otak berfungsi sebagai pusat pengeluaran panas meningkat akibat gradien suhu kulit terhadap udara
kenyang dan dalam kapasitas ini berperan kunci dalam kontrol lebih besar daripada normal. Hipotalamus posterior berespons untuk
jangka-pendek makan. NTS menerima masukan dari daerah- mengurangi kehilangan panas dengan memicu vasokonstriksi kulit
daerah hipotalamus yang lebih tinggi yang berperan dalam kontrol sekaligus meningkatkan produksi panas melalui menggigil. (Lihat Tabel
keseimbangan energi dan asupan makanan serta masukan dari 17-4.)
saluran cerna. Sinyal kenyang yang bekerja melalui NTS untuk
■ Sebaliknya, sebagai respons terhadap peningkatan suhu inti (akibat
menghambat asupan makanan lebih lanjut mencakup peregangan
produksi panas internal yang berlebihan saat olahraga atau akibat
lambung dan peningkatan kolesistokinin, suatu hormon yang
penambahan panas berlebihan dari pajanan ke lingkungan yang panas),
dikeluarkan oleh duodenum sebagai respons terhadap adanya
hipotalamus anterior memicu mekanisme-mekanisme pengeluaran
nutrien di lumen saluran cerna. (Lihat Gambar 17-2.)
panas, misalnya vasodilatasi kulit dan berkeringat, sekaligus mengurangi
■ Faktor psikososial dan lingkungan juga dapat memengaruhi produksi panas, misalnya dengan menurunkan tonus otot. (Lihat Tabel
asupan makanan di atas dan melebihi sinyal internal yang 17-4)
mengatur perilaku makan. ■ Pada respons dingin dan panas, perilaku volunter juga membantu
mempertahankan homeostasis termal.
17.2 |Regulasi Suhu (pp. 677–685) ■ Demam terjadi jika makrofag mengeluarkan pirogen endogen sebagai

■ Tubuh dapat dipandang sebagai inti penghasil panas (organ respons terhadap infeksi yang kemudian meningkatkan titik patokan
internal, SSP, dan otot rangka) yang dikelilingi oleh selubung hipotalamus. Terjadi peningkatan suhu inti karena hipotalamus memicu
mekanisme respons dingin untuk menaikkan suhu inti ke titik patokan
dengan kapasitas insulasi bervariasi (kulit). yang baru. (Lihat Gambar 1 7-6).
■ Kulit mempertukarkan energi panas dengan lingkungan eksternal,

dengan arah dan jumlah pemindahan panas bergantung pada


suhu lingkungan dan kapasitas insulasi kulit saat itu. Empat Perubahan suhu inti Perubahan suhu inti
cara fisik pertukaran panas adalah (1) radiasi (perpindahan neto
energi panas melalui gelombang elektromagnetik); (2) konduksi
(pertukaran energi panas melalui kontak langsung); (3) konveksi Termoreseptor Termoraseptor
(pemindahan energi panas melalui arus udara); dan (4) evaporasi perifer di sentral
kullt dihipotalamus,
(ekstraksi energi panas dari tubuh oleh konversi H2O cair organ abdomen,
menjadi H2O uap yang memerlukan energi). Karena energi dan di tempat lain
panas berpindah dari benda yang lebih panas ke yang lebih
dingin, radiasi, konduksi, dan konveksi dapat digunakan untuk
mengeluarkan atau mendapat panas, masing-masing bergantung
pada apakah benda sekitar lebih dingin atau hangat daripada
permukaan tubuh. Dalam keadaan normal, cara-cara tersebut
merupakan saluran untuk mengeluarkan panas bersama dengan
Puaat hipotalamus
evaporasi yang disebabkan oleh keringat.(Lihat Gambar 17-4.) untuk tarmoregulasi
■ Untuk mencegah malfungsi sel yang serius, suhu inti harus dijaga (termostat tubuh)

konstan pada sekitar 100°F (ekuivalen dengan suhu oral rerata


98,2° ̀ (ekuivalen dengan suhu oral rerata .... oF) dengan secara
terus-menerus menyeimbangkan penambahan panas dan
pengeluaran panas meskipun suhu kingkungan dan produksi panas Neuron motorik Saraf simpatis Saraf simpatis
internal bervariasi. (Lihat Gambar 17-2.)
■ Keseimbangan termoregulasi ini dikontrol oleh hipotalamus.
Otot polos arteriol
Hipotalamus diberi tahu tentang suhu kulit oleh termoreseptor perifer Otot rangka
di kulit
Kelenjar keringat
dan suhu inti oleh termoreseptor sentra I, dengan reseptor
terpenting terletak di hipotalamus itu sendiri. (Lihat Gambar 17-5).
■ Cara primer untuk memperoleh panas adalah produksi panas oleh Perubahan Tonus otot, Vasokonstriksi,
Berkeringat
volunter mengglgil vasodilatasi
aktivitas metabolik, dengan kontributor terbesarnya adalah kontraksi dalam perilaku
otot rangka. (Lihat Gambar 17-5).
■ Pengeluaran panas disesuaikan dengan keringat dan dengan Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian dalam
Penyesuaian dalam
mengontrol sedapat mungkin gradien suhu antara kulit dan dalam produksi dalam aktivitas otot pengehematan atau kehillangan panas
panas atau
lingkungan sekitar. Cara yang kedua dilakukan dengan mengatur kehilangan panas
(dalam produksi kehilangan panas
metabolik)
garis tengah arteriol kulit.
Fotomikrograf kelenjar hipofisis dua-dalam-satu.
Dihubungkan oleh tangkai ke dasar otak dan diatur oleh
hipotalamus, kelenjar hipofisis yang berukuran sebesar kacang
polong terdiri dari hipofisis posterior (kanan) yang terdiri dari
jaringan saraf dan melepaskan dua hormon, dan hipofisis
anterior (kiri) yang terdiri dari jaringan berkelenjar dan
menyekresikan enam hormon.
© Carolina Biological Supply Company/Phototake—All rights reserved.

18
Prinsip-Prinsip
Endokrinologi; Kelenjar
Endokrin Sentral
Pokok-Pokok Homeostasis
SEKILAS ISI Sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepat
18.1 Prinsip-Prinsip Umum -an. Kelenjar endokrin melepaskan hormon, yaitu caraka kimia melalui darah yang
Endokrinologi
bekerja pada sel target yang terletak pada jarak yang jauh dari kelenjar endokrin.
18.2 Hipotalamus dan Hipofisis
18.3 Kontrol Endokrin Sebagian besar aktivitas sel sasaran yang berada di bawah kontrol hormonal diarah-
Pertumbuhan
18.4 Kelenjar Pineal dan Irama kan untuk mempertahankan homeostasis. Kelenjar endokrin sentral, yang terletak di dalam
Sirkadian atau di dekat dengan otak, mencakup hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan kelenjar pineal.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisis posterior bekerja sebagai unit untuk melepaskan hormon
yang penting dalam mempertahankan keseimbangan air, dalam persalinan, dan dalam proses
laktasi. Hipotalamus juga menyekresi hormon regulatorik yang mengontror keluaran hormon
dari kelenjar hipofisis anterior, yang menyekresi enam hormon yang nantinya sangat
memegang kendali keluaran hormon dari beberapa kelenjar endokrin perifer. Salah satu
hormon hipofisis anterior, hormon pertumbuhan, memacu pertumbuhan dan memengaruhi ho-
meostasis nutrien. Kelenjar pineal menyekresi hormon yang penting dalam mempertahankan
irama biologis tubuh.
Pengikatan suatu hormon ke reseptornya yang spesifik di sel
sasaran memicu serangkaian proses di dalam sel sasaran agar
terjadi efek akhir hormon. Ingat kembali bahwa cara-cara yang
digunakan oleh hormon untuk menimbulkan efek fisiologiknya
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin tanpa duktus (lihat h. 6) bergantung pada apakah hormon bersifat hidrofilik (hormon
yang tersebar di seluruh tubuh (Gambar 18-1). Meskipun kelenjar- peptida, katekolamin, dan indolamin) atau lipofilik (hormon
kelenjar endokrin secara anatomis tidak berhubungan, secara fungsional steroid dan tiroid). Hormon peptida, kategori kimiawi hormon
mereka membentuk suatu sistem. Semua kelenjar endokrin melaksana- yang paling banyak, adalah rantal-rantai asam amino dengan
kan fungsi mereka dengan mengeluarkan hormon ke dalam darah, dan panjang beragam. Katekolamin, yang dihasilkan oleh medula
terdapat banyak interaksi fungsional di antara berbagai kelenjar adrenal, berasal dari asam amino tirosin. Indolamin dihasilkan
endokrin. Setelah dikeluarkan, hormon mengalir dalam darah ke sel oleh kelenjar pineal dan berasal dari asam amino triptofan.
sasaran di tempat jauh, tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan Hormon steroid, yang dihasilkan oleh korteks adrenal dan kelenjar
fungsi tertentu (lihat h. 122). Endokrinologi adalah ilmu tentang endokrin reproduksi, adalah lemak netral yang berasal dari
penyesuaian-penyesuaian kimiawi homeostatik dan berbagai aktivitas kolesterol. Hormon tiroid, yang diproduksi oleh kelenjar tiroid,
lain yang dilaksanakan oleh hormon. adalah suatu turunan tirosin beriodium. Secara singkat, hormon
Meskipun darah menyebarkan hormon ke seluruh tubuh, hanya sel hidrofilik setelah berikatan dengan reseptor di membran
sasaran tertentu yang dapat berespons terhadap masing-masing hor- permukaan akan bekerja melalui sistem caraka kedua untuk
mon, karena hanya sel sasaran yang memiliki reseptor untuk mengikat mengubah aktivitas protein yang sudah ada, misalnya enzim, di
hormon tertentu. dalam sel sasaran, untuk menghasilkan respons fisiologis mereka.

Gambar 18-1 Sistem endokrin.


Pineal

Hipotalamus

Hipofisis

Tiroid

Paratiroid

Tampak
posterior

Timus

Jantung
Hati
Lambung

Kelenjar adrenal

Pankreas

Duodenum

Ginjal

Jaringan lemak

Kulit

Ovarium pada wanita


Plasenta pada
wanita hamil

KUNCI

Hanya memiliki
fungsi endokrin
Testis pada
Fungsi campuran laki-laki
Hormon tiroid dan steroid lipofilik, sebaliknya, mengaktifkan gen- ■ Satu hormon dapat dikeluarkan oleh lebih dari satu kelenjar
gen setelah berikatan dengan reseptor di dalam sel sehingga menye- endokrin. Sebagai contoh, hipotalamus dan pankreas sama-sama
babkan pembentukan protein baru di sel sasaran yang melaksanakan mengeluarkan hormon somatostatin, dan somatostatin bekerja
respons yang diinginkan. Hormon hidrofilik beredar dalam darah sebagai parakrin di lambung.
terutama dalam bentuk larut dalam plasma sementara hormon ■ Satu hormon sering memiliki lebih dari satu jenis sel sasaran
lipofilik umumnya terikat ke protein plasma. (lihat h. 127-135 untuk dan karenanya dapat menimbulkan lebih dari satu jenis efek,
lebih jelas). khususnya dengan berikatan dengan tipe reseptor yang berbeda.
Sebagai contoh, vasopresin mendorong reabsorpsi H2O oleh
tubulus ginjal dengan berikatan dengan reseptor V2 (vasopresin 2)
di sel tubulus distal dan koligentes serta vasokonstriksi arteriol di
seluruh tubuh dengan berikatan dengan reseptor V1 di otot polos
Sistem endokrin adalah salah satu dari kedua sistem regulatorik
arteriol. Hormon yang memiliki berbagai jenis sel sasaran dapat
utama tubuh, yang lainnya adalah sistem saraf yang sudah Anda
mengoordinasikan dan mengintegrasikan aktivitas berbagai jaring-
kenal sebelumnya (Bab 4 hingga 7). Ingat kembali bahwa sistem
an menuju ke efek tertentu. Sebagai contoh, efek insulin pada otot,
endokrin dan saraf mengkhususkan diri mengontrol jenis aktivitas
hati, dan lemak bekerja bersama untuk menyimpan nutrien setelah
yang berbeda. Secara umum, sistem saraf mengoordinasikan
absorpsi makanan.
respons-respons yang bersifat segera dan presisi serta sangat penting
dalam memerantarai interaksi tubuh dengan lingkungan eksternal. ■ Laju sekresi sebagian hormon bervariasi cukup besar seiring
Sistem endokrin, sebaliknya, terutama mengontrol aktivitas yang dengan waktu dalam suatu pola siklik. Karena itu, sistem endokrin
lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sistem ini mengatur, juga menghasilkan koordinasi fungsi secara temporal (waktu). Hal
mengoordinasikan, dan mengintegrasikan fungsi sel dan organ di- ini terutama jelas pada kontrol siklus reproduksi oleh sistem
tempat yang jauh. endokrin, misalnya daur haid, yaitu ketika fungsi normal memerlu-
kan pola perubahan sekresi berbagai hormon yang sangat spesifik.
FUNGSI KESELURUHAN SISTEM ENDOKRIN Dalam peranan
■ Satu sel sasaran dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu hormon.
regulasinya, sistem endokrin menjalankan efek yang menyeluruh di
seluruh tubuh, yang mecakup di bawah ini: Sebagian sel memiliki serangkaian reseptor untuk berespons
dengan cara berbeda-beda terhadap berbagai hormon. Sebagai
1. Mengatur metabolisme nutrien serta keseimbangan H2O dan elek- gambaran, insulin mendorong perubahan glukosa menjadi
trolit, yang secara kolektif penting dalam mempertahankan ling- glikogen di dalam sel hati dengan merangsang satu enzim hati
kungan internal yang konstan. tertentu, sementara hormon lain, glukagon, dengan mengaktifkan
2. Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu tubuh meng- enzim hati lainnya, meningkatkan penguraian glikogen menjadi
hadapi situasi stres. glukosa di dalam sel hati.
3. Mendorong tumbuh kembang yang lancar dan berurutan.
■ Suatu caraka kimiawi yang sama mungkin berupa hormon atau
4. Mengontrol reproduksi
5. Mengatur produksi sel darah merah neurotransmiter, bergantung pada sumber dan cara penyampaian-
6. Bersama sistem saraf autonom, mengontrol dan mengintegrasikan nya ke sel sasaran. Norepinefrin, yang disekresikan sebagai hor-
aktivitas sistem sirkulasi dan pencernaan. mon oleh medula adrenal dan dibebaskan sebagai neurotransmiter
oleh serat saraf pascaganglion simpatis, adalah contoh utamanya.
HORMON TROPIK Sebagian hormon mengatur pembentukan dan
■ Sebagian organ hanya memiliki fungsi endokrin (khusus hanya
sekresi hormon lain. Suatu hormon yang fungsi utamanya mengatur
menghasilkan hormon, contohnya hipofisis anterior), sementara
sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lain diklasifikasikan secara
organ lain pada sistem endokrin melakukan fungsi non-endokrin
fungsional sebagai hormon tropik (tropik berarti "memelihara").
selain mengeluarkan hormon. Sebagai contoh, testis menghasilkan
Hormon tropik merangsang dan mempertahankan jaringan endokrin
sperma dan menyekresi hormon seks pria testosteron.
sasaran mereka. Sebagai contoh, hormon tropik thyroid-stimulating
hormone (TSH), dari hipofisis anterior, merangsang sekresi hormon
tiroid oleh kelenjar tiroid serta mempertahankan integritas struktural
kelenjar ini. Tanpa TSH, kelenjar tiroid mengalami atrofi dan
menghasilkan hormon dalam kadar yang sangat rendah.
KOMPLEKSITAS FUNGSI ENDOKRIN Faktor-faktor berikut Fungsi utama sebagian besar hormon adalah regulasi berbagai
menambah kompleksitas sistem endokrin: aktivitas homeostatik. Karena efek hormon proporsional dengan
■ Satu kelenjar endokrin dapat menghasilkan banyak hormon. konsentrasinya dalam plasma, konsentrasi ini berada di bawah
Hipofisis anterior, sebagai contoh, mengeluarkan enam hormon mekanisme kontrol sesuai kebutuhan homeostatik. Selanjutnya,
berbeda, masing-masing di bawah mekanisme kontrol yang berlainan besarnya respons hormonal bergantung pada ketersediaan dan
dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. sensitivitas reseptor sel target bagi hormon tersebut. Kita akan mem

   hapter
bahas faktor-faktor yang memengaruhi konsentrasi plasma hormon molekul inaktif biologis yang terkait. Hormon steroid lipofilik dan
sebelum beralih ke kemampuan respons sel sasaran terhadap hor- hormon tiroid diinaktifkan oleh pengubahan bagian aktif molekul
mon. oleh berbagai cara biokimiawi. Setelah hormon lipofilik diinaktifkan,
Konsentrasi plasma efektif hormon yang aktif secara biologis dan hati biasanya menambahkan gugus bermuatan untuk membuatnya
bebas dan karena itu ketersediaan hormon terhadap reseptornya menjadi lebih larut-air sehingga mereka dapat dibebaskan dari
bergantung pada beberapa faktor: pembawa protein plasma dan dieliminasi di urine.
■ Laju sekresi hormon ke dalam darah oleh kelenjar endokrin. Laju Secara umum, peptida hidrofilik dan katekolamin merupakan
sekresi, suatu faktor yang meningkatkan konsentrasi plasma hor- sasaran mudah bagi darah dan enzim jaringan sehingga mereka
mon, berada di bawah kontrol untuk mempertahankan konsentrasi berada dalam darah hanya untuk waktu yang singkat (beberapa
hormon pada titik acuan yang diinginkan. menit hingga beberapa jam) sebelum diinaktifkan secara enzimatik.
■ Bagi beberapa hormon, aktivasi laju metaboliknya atau kon- Sebaliknya, pengikatan hormon lipofilik ke protein plasma me-
versinya. Setelah disekresi ke dalam darah oleh kelenjar endokrin, mbuatnya kurang rentan terhadap inaktivasi metabolik dan men-
hormon lipofilik sering dimodifikasi di organ lain. Kadang-kadang, jaganya supaya tidak keluar melalui urine. Karena itu, hormon
modifikasi perifer (jauh dari kelenjar endokrin) ini menghasilkan lipofilik dieliminasi dari plasma dengan lebih lambat: Mereka dapat
bentuk hormon yang lebih aktif. Contohnya, bentuk terbanyak tetap berada dalam darah hingga selama beberapa jam (steroid) atau
hormon tiroid yang disekresi oleh kelenjar tiroid adalah tiroksin hingga selama beberapa minggu (hormon tiroid).
(yang mengandung 4 iodin), tetapi bentuk terkuat hormon tiroid di Hormon dan metabolitnya secara khas dieliminasi dari plasma
dalam darah adalah tri-iodotironin (yang mengandung tiga iodin). melalui ekskresi urine. Berbeda dengan pengaturan ketat pada
Setelah disekresi, tiroksin diubah menjadi bentuk yang lebih aktif sekresi hormon, inaktivasi dan ekskresi hormon tidak diatur.
akibat pemisahan salah satu ion iodinnya secara perifer, khususnya Karena hati dan ginjal penting dalam eliminasi hormon dari
oleh hati dan ginjal. Laju aktivasi hormon semacam ini biasanya plasma, pasien dengan penyakit hati atau ginjal mungkin
berada di bawah kontrol hormonal itu sendiri. Terkadang kerja di menderita akibat kelebihan aktivitas hormon tertentu,
perifer mengubah satu hormon menjadi hormon yang berbeda karena inaktivasi dan eliminasi hormon berkurang.
secara fungsional. Contohnya, sebagian kecil testosteron, hormon Ketika fungsi ginjal dan hati normal, pengukuran konsentrasi
seks poten pada pria, diubah diperifer oleh kerja enzim aromatase hormon dan metabolit mereka dalam urine menyediakan cara yang
di jaringan lemak dan di tempat lain menjadi estrogen, yaitu hor- non-invasif dan berguna untuk menilai fungsi endokrin karena laju
mon seks poten pada perempuan. ekskresi produk ini di urine secara langsung mencerminkan laju
■ Bagi hormon lipofilik, derajat pengikatannya dengan protein sekresinya oleh kelenjar endokrin.
plasma. Karena hormon lipofilik kurang larut di air, mereka
bersirkulasi di plasma dengan terikat ke protein plasma tertentu.
Hanya sebagian kecil hormon tak-terikat yang bebas untuk
berinteraksi dengan sel targetnya. Besarnya kelompok bebas ini dan
bukan keseluruhan kelompok hormon, dipantau dan disesuaikan
Pada keadaan normal, konsentrasi plasma efektif suatu hormon
untuk mempertahankan fungsi endokrin yang normal. Uji klinis
diatur oleh penyesuaian yang tepat pada laju sekresinya. Kelenjar
yang digunakan untuk menentukan konsentrasi plasma hormon
endokrin tidak mengeluarkan hormonnya dengan kecepatan yang
tertentu mengukur konsentrasi total hormon dan tidak men-
sama; laju sekresi semua hormon bervariasi, umumnya berada di
yertakan derajat pengikatan hormon. Hasil ini terkadang me-
bawah kontrol beberapa mekanisme kompleks. Sistem regulasi
nimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, selama kehamilan, lebih
untuk setiap hormon dibahas secara lebih terperinci di bagian-
banyak dihasilkan protein plasma spesifik yang mengikat hormon
bagian selanjutnya. Saat ini, kita akan mengulas mekanisme umum
tiroid. Karena lebih banyak hormon tiroid yang terikat ke protein
yang mengontrol sekresi yang umum bagi berbagai hormon: kontrol
plasma, konsentrasi total hormon tiroid di dalam plasma meningkat
umpan-balik negatif, refleks neuroendokrin, dan irama diurnal
(sebanyak dua kali lipat), tetapi konsentrasi hormon yang bebas dan
(sirkadian).
aktif tidak berubah, sehinga wanita yang hamil memiliki fungsi
tiroid yang normal meskipun terjadi peningkatan kadar hormon KONTROL UMPAN BALIK NEGATIF Umpan-balik negatif adalah
tiroid dalam plasma. gambaran menonjol pada sistem kontrol hormon. Secara sederhana,
■ Laju eliminasinya dari darah oleh inaktivasi metabolik dan umpan-balik negatif dijumpai jika keluaran sistem melawan perubah-
ekskresinya di urine. Semua hormon pada akhirnya diinaktifkan an pada masukan sehingga variabel terkontrol berada dalam kisaran
oleh enzim di hati, ginjal, darah, atau sel target. Waktu yang di- sempit di sekitar titik patokan tertentu (lihat h. 16). Umpan-balik
perlukan setelah hormon disekresi dan sebelum diinaktifkan, serta negatif mempertahankan konsentrasi plasma suatu hormon pada
cara terjadinya inaktivasi ini berbeda-beda pada berbagai kelompok kadar tertentu, serupa dengan pendingin ruangan yang memper-
hormon. Peptida hidrofilik sering diinaktifkan oleh hidrolisis ikatan tahankan suhu kamar pada suhu yang telah ditentukan. Kontrol
peptida (lihat h. 615). Pada beberapa hormon peptida, seperti sekresi hormon menyediakan beberapa contoh fisiologik klasik
insulin, sel target sebenarnya memakan hormon yang terikat oleh umpan-balik negatif. Sebagai contoh, ketika konsentrasi plasma
endositosis yang diperantarai-reseptor dan menguraikannya di da- hormon tiroid bebas dalam darah turun di bawah "patokan" tertentu,
lam sel (lihat h. 32). Katekolamin di ubah secara enzimatik menjadi hipofisis anterior mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH)

   693
yang merangsang tiroid untuk meningkatkan sekresi hormon

kortisol plasma
tiroidnya. Hormon tiroid nantinya menghambat sekresi lebih lanjut

Konsentrasi
TSH oleh hipofisis anterior. Umpan-balik negatif menjamin bahwa
jika sekresi kelenjar tiroid telah "dinyalakan" oleh TSH, sekresi
tersebut tidak akan berlanjut tanpa kendali, tetapi akan "di- N M N M N M N M N M
padamkan" jika kadar hormon bebas dalam darah telah mencapai
tingkat yang telah ditentukan. Karena itu, efek suatu hormon Waktu
tertentu dapat menghambat sekresinya sendiri. Lengkung umpan- KUNCI
balik sering menjadi cukup rumit. N = siang hari
M = tengah malam Terang Gelap

REFLEKS NEUROENDOKRIN Banyak sistem kontrol endokrin Gambar 18-2 Irama diurnal sekresi kortisol.
melibatkan refleks neuroendokrin, yang mencakup baik komponen (Sumber: Diadaptasi dari George A. Hedge, Howard D. Colby, dan Robert L. Goodman, Clinical

saraf maupun hormon. Tujuan refleks semacam ini adalah meng- Endocrine Physiology, Gambar 1-13, h. 28. © 1987, dengan izin dari Elsevier.)

hasilkan peningkatan mendadak sekresi hormon (yaitu, "menaikkan


patokan termostat") sebagai respons terhadap rangsangan tertentu,
sering berupa rangsangan eksternal terhadap tubuh. Pada beberapa
keadaan, masukan saraf ke kelenjar endokrin menjadi satu-satunya
faktor yang mengatur sekresi hormon. Sebagai contoh, sekresi
epinefrin oleh medula adrenal dikontrol semata-mata oleh sistem Kelainan konsentrasi plasma efektif suatu hormon dapat
saraf simpatis. Sebaliknya, sebagian sistem kontrol endokrin berasal dari berbagai faktor (Tabel 18-1). Penyakit endokrin
mencakup kontrol umpan-balik (yang mempertahankan kadar umumnya disebabkan oleh konsentrasi yang tidak sesuai
hormon di tingkat basal) dan refleks neuroendokrin (yang men- yaitu, sekresi hormon terlalu sedikit (hiposekresi) atau terlalu
yebabkan peningkatan mendadak sekresi sebagai respons terhadap banyak (hipersekresi). Kadang-kadang, disfungsi endokrin disebab-
peningkatan mendadak kebutuhan hormon tersebut). Salah satu kan oleh penurunan mencolok responsivitas sel sasaran, meskipun
contoh adalah peningkatan sekresi kortisol, "hormon stres", oleh kadar hormon dalam plasma normal.
korteks adrenal selama respons stres (lihat Gambar 19-9, h. 732).
HIPOSEKRESI Hiposekresi primer terjadi ketika sebuah kelenjar
IRAMA DIURNAL (SIRKADIAN) Laju sekresi banyak hormon ber-
endokrin mengeluarkan hormon terlalu sedikit karena kelainan di
fluktuasi berirama naik-turun sebagai fungsi waktu. Irama endokrin
dalam kelenjar. Hiposekresi sekunder terjadi ketika kelenjar
yang paling umum adalah irama diurnal ("siang-malam") atau
endokrin normal tetapi mengeluarkan hormon terlalu sedikit
sirkadian ("dalam sehari") yang ditandai oleh osilasi berulang kadar
karena defisiensi hormon tropiknya.
hormon yang sangat teratur dan bersiklus satu kali 24 jam. Irama ini
disebabkan oleh osilator endogen serupa dengan neuron pemacu Berikut ini adalah contoh di antara berbagai faktor berbeda
pernapasan dibatang otak yang mengontrol gerakan napas berirama, (masing-masing dengan contoh) yang dapat menyebabkan hipo-
kecuali bahwa osilator ini bersiklus jauh lebih lama. Selain itu, tidak sekresi primer: (1) genetik (ketiadaan bawaan suatu enzim yang
seperti irama napas, irama endokrin terkunci, atau terjebak ke mengatalisis sintesis hormon, seperti ketidakmampuan menyintesis
petunjuk eksternal misalnya siklus terang-gelap. Siklus 24 jam kortisol karena ketiadaan enzim spesifik di korteks adrenal); (2)
bawaan naik turunnya sekresi hormon dilakukan untuk me-nyamai makanan (kekurangan iodium, yang diperlukan untuk sintesis
"derap langkah" siklus terang dan gelap. Sebagai contoh, sekresi hormon tiroid); (3) kimia atau toksin (residu insektisida tertentu
kortisol meningkat pada malam hari, mencapai puncaknya pada dapat merusak korteks adrenal); (4) imunologik (antibodi autoim-
pagi sebelum yang bersangkutan terjaga, kemudian turun sepanjang un dapat merusak jaringan tiroid tubuh sendiri); (5) proses
hari hingga titik terendah pada saat tidur malam (Gambar 18-2). penyakit lain (kanker atau tuberkulosis dapat secara kebetulan
Irama dan kausa inheren hormon tidak dilakukan oleh kelenjar merusak kelenjar endokrin); (6) iatrogenik (disebabkan oleh dokter,
endokrin itu sendiri, tetapi akibat perubahan titik patokan kelenjar- misalnya pengangkatan kanker kelenjar tiroid secara bedah); dan
kelenjar tersebut oleh susunan saraf pusat. Kita akan membahas jam (7) idiopatik (berarti kausa tidak diketahui).
biologis utama pada bagian selanjutnya. Mekanisme umpan-balik
negatif bekerja untuk mempertahankan berapapun titik patokan HIPERSEKRESI Seperti hiposekresi, hipersekresi oleh kelenjar
yang ditetapkan untuk saat itu. Sebagian siklus endokrin bekerja endokrin tertentu dibagi menjadi primer atau sekunder masing-
pada skala waktu di luar irama sirkadian, dengan contoh yang masing bergantung pada apakah defek terletak di kelenjar tersebut
terkenal adalah siklus haid bulanan. atau disebabkan oleh rangsangan berlebihan dari luar. Hipersekresi

   hapter
REGULASI TURUN (PENURUNAN) Sebagai ilustrasi tentang
pengaturan cermat ini, ketika konsentrasi insulin plasma
❚ TABEL 18-1 Cara Timbul Penyakit Endokrin meningkat secara kronis, jumlah total reseptor sel sasaran
untuk insulin berkurang bertahap akibat efek langsung
peningkatan kadar insulin pada reseptor insulin. Fenomena ini,
Aktivitas Hormon Terlalu Aktivitas Hormon Terlalu
Rendah Tinggi yang dikenal sebagai regulasi turun, merupakan mekanisme
umpan-balik negatif lokal penting yang mencegah sel sasaran
bereaksi berlebihan terhadap konsentrasi insulin yang tinggi,
Jumlah hormon yang Jumlah hormon yang
yaitu sel sasaran rnengalami desensitisasi terhadap insulin
dikeluarkan oleh kelenjar dikeluarkan oleh kelenjar
endokrin terlalu sedikit endokrin terlalu banyak sehingga membantu menumpulkan efek hipersekresi insulin.
(hiposekresi)* (hipersekresi)* Regulasi turun insulin terjadi melalui mekanisme berikut.
Peningkatan pembuangan Pengurangan pengikatan Pengikatan insulin dengan reseptor permukaannya mula-mula
hormon dari darah hormon ke protein plasma memicu respons sel terarah, kemudian menginduksi endosito-
(hormon bebas yang aktif sis diperantarai-reseptor pada kompleks hormon reseptor, yang
secara biologis meningkat)
Berkurangnya pembersihan
kemudian diserang oleh enzim-enzim lisosom intrasel (lihat h.
Kelainan responsivitas
hormon dari darah 32). Internalisasi ini memiliki dua tujuan: menyediakan jalur
jaringan terhadap hormon
Tidak adanya reseptor sel Berkurangnya inaktivasi untuk menguraikan hormon setelah hormon tersebut menim-
sasaran bulkan efeknya dan membantu mengatur jumlah reseptor yang
Tidak adanya suatu enzim Berkurangnya ekskresi tersedia untuk pengikatan di permukaan sel sasaran. Pada
yang esensial bagi respons konsentrasi insulin plasma yang tinggi, jumlah reseptor
sel sasaran permukaan untuk insulin secara bertahap berkurang akibat laju
* Kuasa tersaing disfungsi endokrin internalisasi reseptor dan degradasi yang tinggi yang di-
dapat disebabkan oleh (1) tumor yang mengabaikan masukan timbulkan oleh peningkatan pengikatan hormon. Laju sintesis
sinyal regulatorik normal dan terus menerus mengeluarkan reseptor baru di retikulum endoplasma dan penyisipannya di
hormon secara berlebihan dan (2) faktor imunologik, misalnya membran plasma tidak dapat mengimbangi laju destruksi
rangsangan berlebihan kelenjar tiroid oleh antibodi ab normal mereka. Seiring dengan waktu, berkurangnya reseptor sasaran
yang memiliki kerja mirip TSH, hormon tropik tiroid. yang diinduksi oleh dirinya sendiri menyebabkan sensitivitas
Peningkatan berlebihan kadar suatu hormon juga dapat dise- sel sasaran terhadap peningkatan kadar hormon berkurang.
babkan oleh penyalahgunaan suatu bahan, misalnya pemakai-
an ilegal hormon steroid tertentu oleh sebagian atlet untuk
PERMISIVITAS, SINERGISME, DAN ANTAGONISME Efek
meningkatkan massa otot dengan mendorong sintesis protein
suatu hormon dipengaruhi tidak saja oleh konsentrasi hormon
di sel otot (lihat h. 298).
itu sendiri tetapi juga oleh konsentrasi hormon lain yang
GANGGUAN RESPONSIVITAS SEL SASARAN Disfungsi berinteraksi dengannya. Karena hormon tersebar luas di
endokrin juga dapat terjadi karena sel sasaran tidak berespons seluruh darah, sel sasaran dapat terpajan ke banyak hormon
secara adekuat terhadap hormon, meskipun konsentrasi efektif secara bersamaan, menimbulkan banyak interaksi hormon
hormon dalam plasma berjumlah normal. Ketidakpekaan ini kompleks di sel sasaran. Hormo sering mengubah reseptor
dapat disebabkan, misalnya, oleh ketiadaan bawaan reseptor untuk hormon jenis lain sebagai bagian dari aktivitas fisiologik
untuk hormon, seperti pada sindrom feminisasi testis. Pada normalnya. Suatu hormon dapat memengaruhi aktivitas
keadaan ini, reseptor untuk testosteron, hormon maskulinisasi hormon lain di sel sasaran tertentu melaui satu dari tiga cara:
yang diproduksi oleh testis pria, tidak dibentuk karena defek permisivitas, sinergisme, dan antagonisme.
genetik spesifik. Meskipun kadar testosteron adekuat, tidak Pada permisivitas, satu hormon harus ada dalam jumlah
terjadi maskulinisasi, seolah-olah tidak terdapat testosteron. memadai agar hormon lain dapat berefek secara penuh.
hormon pertama meningkatkan responsivitas sel sasaran
terhadap hormon kedua dengan meningkatkan jumlah reseptor
untuk hormon kedua. Sebagai contoh, hormon tiroid
meningkatkan jumlah reseptor untuk epinefrin di sel sasaran
Berbeda dengan disfungsi endokrin akibat kelainan reseptor epinefrin, meningkatkan efektivitas epinefrin. Tanpa hormon
tanpa disengaja, reseptor sel sasaran untuk hormon tertentu tiroid, efektivitas epinefrin hanya marginal.
dapat dengan sengaja diubah akibat mekanisme kontrol
fisiologik. Respons sel sasaran terhadap hormon berkaitan Sinergisme terjadi jika, kerja beberapa hormon bersifat saling
dengan jumlah reseptor sel yang ditempati oleh molekul melengkapi dan efek kombinasi mereka lebih besar daripada
hormon tersebut, yang nantinya bergantung tidak saja pada penjumlahan efek masing-masing. Salah satu contohnya adalah
konsentrasi hormon dalam plasma tetapi juga pada jumlah kerja sinergistik follicle-stimulating hormone dan testosteron,
reseptor di sel sasaran untuk hormon tersebut. Karena itu, keduanya dibutuhkan untukmempertahankan laju normal
respons suatu sel sasaran terhadap konsentrasi plasma tertentu produksi sperma. Sinergisme terjadi karena pengaruh masing-
dapat diturunkan atau ditingkatkan dengan mengubah jumlah masing hormon terhadap jumlah atau afinitas (keter-tarikan)
reseptor yang tersedia untuk mengikat hormon. reseptor untuk hormon yang lain.

   695
Antagonisme terjadi ketika suatu hormon menyebabkan ber- Bab 14), hormon hati (trombopoietin di Bab 11 dan hepsidin di Bab
kurangnya reseptor untuk hormon lain, mengurangi efektivitas 16), timosin dari timus (Bab 12), peptida natriuretik atrium dan
hormon kedua. Sebagai gambaran, progesteron (suatu hormon yang otak dari jantung (Bab 14), hormon gastrointestinal (GI) (Bab 16),
disekresikan selama kehamilan yang mengurangi kontraksi uterus) leptin dan adipokin lain dari jaringan lemak (Bab 17), dan sinyal
menghambat kepekaan uterus terhadap estrogen (hormon lain yang rasa lapar kenyang dari saluran pencernaan (Bab 17). Hormon
dikeluarkan selama kehamilan yang meningkatkan kontraksi uterus). sisanya dijelaskan secara lebih terperinci di bab ini dan dua bab
Dengan menyebabkan hilangnya reseptor estrogen di otot polos selanjutnya. Kita memulai bab ini dengan kelenjar endokrin sentral
uterus, progesteron mencegah estrogen melaksanakan efek eksitato- kelenjar yang berada di otak sendiri atau berkaitan erat dengan otak
riknya selama kehamilan dan menjaga lingkungan uterus tetap yaitu, hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan kelenjar pineal. Kelenjar
tenang (tidak berkontraksi) agar janin dapat berkembang. endokrin perifer dibahas di bab-bab berikutnya.
Ini adalah gambaran singkat fungsi umum sistem endokrin.
Tabel 18-2 di h. 698–699 merangkum fungsi-fungsi spesifik ter-
Periksa Pemahaman Anda 18.1
penting hormon-hormon utama. Meskipun daftarnya tampak
lengkap, masih terdapat beragam "kandidat" hormon atau hormon 1. Jelaskan ketiga mekanisme umum pengendalian sekresi hormon yang
potensial yang belum digolongkan secara penuh sebagai hormon, umum untuk berbagai hormon berbeda.
karena mereka belum cukup memenuhi definisi klasik suatu hormon 2. Jelaskan regulasi turun, permisivitas, sinergisme, dan antagonisme.
atau karena mereka baru ditemukan sehingga status hormon mereka
masih belum dipastikan. Tabel tersebut juga tidak menyertakan
sitokin yang dikel uarkan oleh sel efektor sistem pertahanan (sel
darah putih dan makrofag; lihat h. 443) dan berbagai faktor
pertumbuhan yang mendorong pertumbuhan jaringan spesifik,
misalnya faktor pertumbuhan epidermis dan faktor pertumbuhan
saraf. Selain itu, kemungkinan akan ditemukan hormon-hormon
Kelenjar hipofisis, atau pituitary, adalah kelenjar endokrin kecil
baru, dan mungkin dijumpai fungsi-fungsi baru hormon yang sudah
yang terletak di rongga tulang di dasar otak tepat di bawah
diketahui. Sebagai contoh, peran vasopresin dalam menghemat H2O
hipotala-mus (Gambar 18-3). Hipofisis dihubungkan dengan
selama pembentukan urine adalah yang pertama kali ditemukan,
hipotalamus oleh sebuah tangkai penghubung tipis. Jika Anda
diikuti kemudian oleh penemuan efek konstriktornya pada arteriol.
menunjukkan satu jari antara kedua mata dan jari lain mengarah ke
Lebih baru lagi, vasopresin juga diketahui berperan dalam demam,
salah satu telinga Anda, titik imajiner tempat garis-garis ini
belajar, mengingat, dan perilaku.
berpotongan adalah letak hipofisis Anda.
Sebagian hormon yang tercantum di tabel telah dibicarakan di
tempat lain dan tidak dibahas lebih lanjut di sini; hormon-hormon
tersebut adalah hormon ginjal (eritropoietin di Bab 11 dan renin di -

Hipotalamus
Hipofisis memiliki dua lobus yang secara anato-
Tulang mis dan fungsional berbeda, hipofisis posterior
dan hipofisis anterior (Gambar 18-3 dan foto
pembuka bab). Hipofisis posterior terdiri dari
jaringan saraf dan karenanya juga dinamai
neurohipofisis. Hipofisis anterior terdiri dari
jaringan epitel kelenjar dan karenanya juga di-
namai adenohipofisis (adeno artinya "kelenjar").
Hipofisis anterior dan posterior hanya memiliki
Hipotalamus
kesamaan lokasi. Mereka berasal dari jaringan
Klasma Tangkai penghubung embrional yang berbeda, memiliki fungsi yang
optikum berbeda, dan berada di bawah mekanisme kon-
Lobus trol yang berbeda.
anterior Pelepasan hormon dari hipofisis anterior dan
hipofisis
Lobus
posterior dikontrol secara langsung oleh hipota-
posterior Hipofisis lamus, tetapi sifat dari kedua hubungan ini
hipofisis anterior Hipofisis sepenuhnya berbeda. Hipofisis posterior terhub-
posterior
ung ke hipotalamus melalui jalur saraf, sementara
(a) Hubungan kelenjar hipofisis dengan (b) Pembesaran kelenjar hipofisis dan hipofisis anterior terhubung ke hipotalamus mel-
hipotalamus serta bagian otak lainnya. hubungannya dengan hipotalamus.
alui sambungan vaskular yang unik. Kita akan
Gambar 18-3 Anatomi kelenjar hipofisis. membahas hipofisis posterior terlebih dulu.

   hapter
Nukleus
supraoptikus
Badan sel neuron
neurosekretorik di
hipotalamus
Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk suatu sistem neu- (menghasilkan 1
roendokrin yang terdiri dari suatu populasi neuron neurosekre- vasopresin dan
oksitosin)
torik yang badan selnya terletak di dua kelompok di hipotalamus, Hipotalamus
yaitu nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikel. Akson Nukleus
dari neuron-neuron ini turun melalui tangkai penghubung tipis paraventrikel
untuk berakhir di kapiler di hipofisis posterior (Gambar 18-4). 2 Akson
Hipofisis posterior terdiri dari ujung-ujung saraf ini plus sel
penunjang mirip-glia yang disebut pituisit. Secara fungsional dan Ujung neuron di
Tangkai hipotalamus hipofisis posterior
anatomis, hipofisis posterior sebenarnya hanya perpanjangan dari hipofisis posterior (melepaskan vasopresin
hipotalamus. dan oksitosin ke dalam
Hipofisis posterior sebenarnya tidak menghasilkan hormon Kapiler darah sistemik )
apapun. Bagian ini hanya menyimpan dan, setelah mendapat
Hipofisis anterior 3 Hipofisis posterior
rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua hormon peptida kecil,
vasopresin dan oksitosin, yang disintesis oleh badan sel neuron di
hipotalamus, ke dalam darah. Kedua peptida hidrofilikini dibuat di KUNCI Darah vena
nukleus supraoptikus dan paraventrikel, tetapi satu neuron hanya = Vasopresin sistemik keluar
= Oksitosin Darah
dapat menghasilkan salah satu dari kedua hormon ini. Hormon arteri sistemik masuk
yang disintesis dikemas dalam granula sekretorik yang diangkut
oleh motor molekular menuruni sitoplasma akson (lihat h. 50) dan
disimpan di terminal neuron di hipofisis posterior. Setiap ujung Vasopresin Oksitosin
saraf ini menyimpan vasopresin atau oksitosin. Karena itu,
hormon-hormon ini dapat dikeluarkan secara independen sesuai
kebutuhan. Akibat sinyal stimulatorik ke hipotalamus, vasopresin
atau oksitosin dilepaskan ke dalam darah sistemik dari hipofisis Nefron Arteriol di Kelenjar
seluruh Uterus
posterior melalui proses eksositosis granula sekretorik yang sesuai. di ginjal mamaria
tubuh
Pelepasan hormon ini terjadi sebagai respons terhadap potensial
aksi yang berasal dari badan sel hipotalamus dan merambat ke
ujung saraf di hipofisis posterior. Seperti pada neuron lainnya,
potensial aksi dihasilkan di neuron neurosekretorik ini sebagai
respons terhadap sinyal sinaptik ke badan sel saraf.
Kerja vasopresin dan oksitosin dirangkum secara singkat di sini
untuk menuntaskan pembahasan kita tentang endokrin. Keduanya
dijelaskan dengan lebih terperinci di bagian lain vasopresin di Bab Meningkatkan
permeabilitas Merangsang
14 dan 15 dan oksitosin di Bab 20. Menyebabkan
Merangsang
ejeksi susu
tubulus distal kontraksi
dan koligentes vasokonstriksi selama
VASOPRESIN Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki uterus
menyusui
terhadap H2O
dua efek utama yang sesuai dengan namanya: (1) meningkatkan
retensi H2O oleh nefron ginjal selama pembentukan urine (efek 1 Nukleus paraventrikel dan supraoptikus mengandung neuron-neuron
antidiuretik), dan (2) menyebabkan kontraksi otot polos arteriol yang menghasilkan vasopresin dan oksitosin. Hormonnya, vasopresin
(suatu efek presor pembuluh). Efek pertama memiliki peran atau oksitosin bergantung pada neuronnya, disintesis di badan sel neu-
ron di hipotalamus.
fisiologik lebih penting. Pada kondisi normal, vasopresin adalah
faktor endokrin utama yang mengatur pengeluaran H2O dalam 2 Hormon mengahr menyusuri akson untuk disimpan di ujung neuron di
dalam hipofisis posterior.
urine dan keseimbangan H2O secara keseluruhan. Sebaliknya,
vasopresin dalam kadar biasa hanya berperan minimal dalam 3 Jika neuron mengalami eksitasi, hormon simpanan dibebaskan dari
ujung-ujung saraf ini ke dalam darah sistemik untuk disebarkan
mengatur tekanan darah melalui efek presornya. ke seluruh tubuh.
Kontrol utama pelepasan vasopresin terinduksi-hipotalamus Gambar 18-4 Hubungan hipotalamus dan hipofisis posterior.
dari hipofisis posterior adalah masukan dari osmoreseptor hipota-
lamus, yang meningkatkan sekresi vasopresin sebagai respons tekanan darah arteri (lihat h. 588). (Untuk keterangan lebih lanjut
terhadap peningkatan osmolaritas plasma. Masukan yang lebih tentang makna sekresi vasopresin ketika berolahraga pada keadaan
lemah dari reseptor volume atrium kiri meningkatkan sekresi panas, lihatlah fitur dalam kotak di h. 700, Melihat Lebih Dekat pada
vasopresin sebagai respons terhadap penurunan volume CES dan Fisiologi Olahraga.)

   697
❚ TABEL 18-2 Ringkasan Hormon-Hormon Utama
Kelenjar endokrin Hormon Sel Sasaran Fungsi Utama Hormon

Hipotalamus Hormon pelepas dari Hipofisis anterior Mengontrol pengeluaran hormon-hormon hipofisis anterior
penghambat (TRH, CRH,
GnRH, GHRH,
somatostatin, PRH,
dopamin)

Hipofisis posterior Vasopresin (hormon Tubulus ginjal Meningkatkan reabsorpsi H2O


(hormon disimpan antidiuretik, ADH)
Ateriol Menyebabkan vasokonstriksi
di sini)
Oksitosin Uterus Meningkatkan kontraktilitas
Kelenjar mamaria Menyebabkan ejeksi susu
(payudara)
Hipofisis anterior Thyroid-stimulating Sel folikel tiroid Merangsang sekresi T3 dan T4
hormone SH)
Hormon Zona fasikulata dan zona Merangsang sekresi kortisol
adrenokortikotropik (ACTH) retikularis korteks adrenal

Hormon pertumbuhan (GH) Tulang dan jaringan lunak Esensial, tetapi tidak satu-satunya yang berperan pada
pertumbuhan; melalui IGF-1, secara tidak langsung
merangsang anabolisme protein dan pertumbuhan
tulang dan jaringan lunak; efek metabolik langsung
mencakup mobilisasi lemak dan penghematan glukosa
Hati Merangsang sekresi IGF-1
Follicie-stimulating hormone Wanita: folikel ovarium Mendorong pertumbuhan dan perkembangan
(FSH) folikel; merangsang sekresi estrogen.
Pria: tubulus seminiferosa Merangsang produksi sperma
di testis
Luteinizing hormone (LH) Wanita: folikel ovarium Merangsang ovulasi, perkembangan korpus
dan korpus luteum luteum, serta sekresi estrogen dan progesteron
Merangsang sekresi testosteron
Pria: sel interstisium
Leydig di testis
Prolaktin (PRL) Wanita: kelenjar mamaria Mendorong perkembangan payudara;
merangsang sekresi susu
Pria Tidak jelas
Kelenjar pineal Melatonin Otak, hipofisis anterior, Menyesuaikan irama biologis tubuh dengan petunjuk
organ reproduksi, sistem eksternal; menghambat gonadotropin; penurunannya
imun,dan kemungkinan mungkin memicu pubertas; bekerja sebagai antioksidan;
lainnya meningkatkan imunitas

Tetraiodotironin (T4 atau Sebagian besar sel Meningkatkan laju metabolik; esensial bagi pertumbuhan
tiroksin); tri-iodotironin (T3) normal dan perkembangan saraf

Sel C kelenjar tiroid Kalsitonin Tulang Menurunkan konsentrasi Ca2+ plasma


Korteks adrenal
Zona glomerulosa Aldosteron Tubulus ginjal Meningkatkan reabsorpsi Na+ dan sekresi K+
(mineralokortikoid)
Zona fasikulata dan Kortisol (glukokortikoid) Sebagian besar sel Meningkatkan glukosa darah dengan mengorbankan
zona retikularis simpanan lemak dan protein; berperan dalam adaptasi stres

Androgen Wanita: otak dan tulang Berperan dalam lonjakan pertumbuhan masa pubertas
(dehidroepiandrosteron) dan dorongan seks pada wanita
Medula adrenal Epinefrin dan norepinefrin Tempat reseptor Memperkuat sistem saraf simpatis; berperan
simpatis di seluruh dafam adaptasi stres dan regulasi tekanan darah
tubuh
berlanjut
Kelenjar endokrin Hormon Sel Sasaran Fungsi Utama Hormon

Pankreas endokrin Insulin (sel b) Sebagian besar sel Mendorong penyerapan, pemakaian,
(pulau Langerhans) dan penyimpanan nutrien oleh sel

Glukagon (sel a) Sebagian besar sel Penting untuk mempertahankan kadar nutrien
dalam darah selama masa pasca-absorpsi
Somatostatin (D sel) Sistem pencernaan Menghambat pencernaan dan penyerapan nutrien
Kelenjar paratiroid Hormon paratiroid Tulang, ginjal, usus Meningkatkan konsentrasi Ca2+ plasma;
(PTH) menurunkan konsentrasi PO43- plasma;
merangsang aktivasi vitamin D
Gonad wanita: Estrogen (estradiol Organ seks wanita dan Mendorong perkembangan folikel; mengatur
Ovarium tubuh secara keseluruhan perkembangan karakteristik seks sekunder
wanita; merangsang pertumbuhan uterus
dan payudara
Tulang Mendorong penutupan lempeng epifisis
Progesteron Uterus Mempersiapkan untuk kehamilan
Gonad pria:Testis Testosteron Organ seks pria dan tubuh Merangsang produksi sperma; mengatur
secara keseluruhan perkembangan karakteristik seks sekunder
pria; menimbulkan dorongan seks
Tulang Meningkatkan lonjakan pertumbuhan masa
pubertas; mendorong penutupan lempeng epifisis
Testis dan ovarium inhibin Hipofisis anterior Menghambat sekresi FSH
Plasenta Estrogen (estriol) dan Organ seks wanita Membantu mempertahankan kehamilan;
progesteron mempersiapkan payudara untuk menyusui
Gonadotropin korionik Korpus luteum ovarium Mempertahankan korpus luteum kehamilan
manusia (hCG)
Ginjal Renin (dengan Zona glomerulosa korteks Merangsang sekresi aldosteron; angiotensin II
mengaktifkan angiotensin) adrenal (dipengaruhi oleh juga merupakan vasokonstriktor kuat dan
angiotensin, yang merangsang rasa haus
diaktifkan oleh renin)
Eritropoietin Sumsum tulang Merangsang produksi eritropoietin
Lambung Ghrelin Hipotalamus Sinyal rasa lapar; merangsang nafsu makan

Gastrin  Kelenjar eksokrin dan Mengontrol motilitas dan sekresi untuk
 otot polos saluran mempermudah proses pencernaan dan
 cerna; pankreas; hati; penyerapan
 kandung empedu

Usus halus Sekretin dan 
kolesistokinin (CCK)
Peptida insulinotropik Pankreas endokrin Merangsang sekresi insulin
dependen-glukosa (GIP)

Peptida YY3-36 Hipotalamus Sinyal kenyang; menekan nafsu makan


Hati Faktor pertumbuhan Tulang dan jaringan lunak Mendorong pertumbuhan
mirip-insulin I (IGF-1)
Trombopoietin Sumsum tulang Merangsang produksi trombosit
Hepsidin Usus Menghambat absorpsi besi ke daiam darah
Kulit Vitamin D Usus Meningkatkan penyerapan Ca2+ dan PO43- yang
Timus Timosin Limfosit T dicerna
Jantung Peptida natriuretrik Tubulus ginjal Meningkatkan proliferasi dan fungsi limfosit T
atrium dan otak (ANP;
Menghambat reabsorpsi Na+
BNP)
Jaringan lemak Leptin Hipotalamus Menekan nafsu makan; penting dalam kontrol
jangka-panjang berat badan
Adipokin lain Berbagai tempat Berperan dalam metabolisme dan peradangan
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Respons Endokrin Terhadap Efek
Kombinasi Panas dan Olahraga

K
hot e dilakukan selama suatu gerak jalan 18 mil di bawah cuaca panas,
curah urine rerata peserta turun menjadi 134 mL (curah urine normal
selama periode waktu yang sama harusnya dua kali lipat dari jumlah
panas menyebabkan pengeluaran cairan dalam jumlah besar melalui tersebut), sementara pengeluaran keringat rerata adalah 4 liter. Hidrasi
keringat. Secara bersamaan, dibutuhkan pengalihan darah ke kulit agar berlebihan sebelum olahraga tampaknya menurunkan intensitas res-
terjadi pendinginan dan peningkatan aliran darah untuk memberi makan pons ini, mengisyaratkan bahwa peningkatan vasopresin berkaitan
otot-otot yang aktif. Untuk mempertahankan curah jantung, aliran balik dengan osmolaritas plasma. Jika kehilangan cairan tidak diganti se-
vena juga harus memadai. Sistem neurosekretorik hipotalamus-hipofiss cara adekuat, osmolaritas plasma meningkat. Ketika mendeteksi kon-
posterior berespons terhadap berbagai kebutuhan cairan yang saling disi hipertonik ini, osmore-septor hipotalamus mendorong peningkatan
bertentangan ini dengan mengeluarkan vasopresin penghemat air se- sekresi vasopresin dari hipofisis posterior. Namun, sebagian peneliti
hingga menurunkan pengeluaran urine untuk menjaga volume plasma. percaya bahwa peningkatan pengeluaran vasopresin disebabkan oleh
Studi-studi umumnya memperlihatkan bahwa ofahraga dalam keada- faktor lain, rnisalnya perubahan tekanan darah atau aliran darah ginjal.
an panas merangsang pengeluaran vasopresin, yang menyebabkan Apapun mekanismenya, pelepasan vasopresin adalah suatu respons
penurunan pengeluaran cairan melalui unne. Dalam satu penelitan yang fisiologik penting terhadap olahraga dalam cuaca panas.

OKSITOSIN Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus un- 2. Tirotrop menyekresi thyroid-stimulating hormone (TSH,
tuk membantu mengeluarkan janin selama persalinan, dan hormon tirotropin) yang merangsang sekresi hormon tiroid dan per-
ini juga merangsang ejeksi susu dari kelenjar mamaria (payudara) tumbuhan kelenjar tiroid.
selama menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks 3. Kortikotrop menghasilkan dan membebaskan hormon adren-
yang berasal dari jalan lahir selama persalinan dan oleh refleks yang okortikotropik (ACTH, adrenokortikotropin), yaitu hormon yang
terpicu ketika bayi mengisap payudara. merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan mendorong
Selain kedua efek fisiologik utama tersebut, oksitosin memengaruhi pertumbuhan korteks adrenal.
berbagai perilaku, terutama perilaku ibu. Sebagai contoh, hormon ini 4. Gonadotrop menyekresi dua hormon yang bekerja pada gonad
meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Karena alasan (organ reproduksi, yaitu testis dan ovarium)—follicie-stimulating
ini, oksitosin terkadang dinamakan "hormon cinta" atau "senyawa hormon dan luteinizing hormone. follicle-stimulating hormone
kimia pelukan". Studi terkini menyatakan bahwa oksitosin berperan (FSH) membantu mengatur produksi gamet (sel reproduksi yang
dalam hubungan kedekatan manusia jenis lain-nya, seperti memban- disebut ovum dan sperma) pada kedua jenis kelamin. Pada wanita,
tu mengikatkan pasangan satu sama lain. hormon ini merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel
ovarium, tempat berkembangnya ovum atau sel telur. Hormon ini
Sebagian besar hormon hipofisis anterior bersifat juga mendorong sekresi hormon estrogen oleh ovarium. Pada pria,
tropik. FSH diperlukan untuk produksi sperma.
Tidak seperti hipofisis posterior, yang mengeluarkan hormon yang 5. Luteinizing hormone (LH) membantu mengontrol sekresi hor-
disintesis oleh hipotalamus, hipofisis anterior itu sendiri membentuk mon seks pada wanita dan pria, di samping fungsi penting lainnya
hormon-hormon yang akan dibebaskannya ke dalam darah. Lima pada wanita. LH juga mengatur sekresi hormon-hormon seks
populasi sel berbeda di dalam hipofisis anterior mengeluarkan enam wanita, estrogen dan progesteron, oleh ovarium. Pada pria hormon
hormon peptida utama. Efek masing-masing hormon ini dijelaskan ini merangsang testis untuk mengeluarkan hormon seks pria, yaitu
testosteron. Pada wanita LH juga berperan dalam ovulasi (pelepas-
dengan lebih terperinci di bagian-bagian selanjutnya. Untuk saat ini,
an telur) dan luteinisasi (pembentukan korpus luteum penghasil
ulasan singkat mengerti sumber dan efek utama hormon-hormon
hormon di ovarium setelah ovulasi). Perhatikan bahwa FSH dan
tersebut memberikan alasan rasional untuk pemberian nama mereka
LH diberi nama berdasarkan fungsinya pada wanita.
(Gambar 18-5):
6. Laktotrop menyekresi prolaktin (PRL) yang meningkatkan
1. Sel hipofisis anterior yang dikenal sebagai somatotrop, men- perkembangan payudara dan laktasi (produksi susu) pada wanita.
yekresi hormon pertumbuhan (GH, somatotropin), yaitu hormon Fungsi reproduktifnya pada pria belum jelas. Bukti terkini me-
primer yang bertanggung jawab mengatur pertumbuhan tubuh nunjukkan bahwa prolaktin mungkin meningkatkan sistem imun
keseluruhan (somato berarti "tubuh"). GH juga menjalankan kerja pada kedua jenis kelamin, yang sama sekali tidak berkaitan dengan
metabolik yang penting. perannya dalam fisiologi reproduksi.

   hapter
Hipotalamus

Hipofisis anterior
Hipofisis posterior

TSH ACTH Prolaktin

Kelenjar Korteks Kelenjar


tiroid adrenal mamaria

Hormon tiroid Kortisol Pertumbuhan payudara


(T3 dan T4) dan sekresi susu

Peningkatan Kerja metabolik;


laju metabolik respons stres

Hormon pertumbuhan

atau
Hati Jaringan adiposa, LH FSH
otot, hati

IGF-I Gonad
(ovarium (testis
pada wanita) pada pria)

Tulang Jaringan
lunak Sekresi hormon seks Produksi gamet
(estrogen dan progesteron (ovum pada wanita,
Kerja progesteron pada wanita, sperma pada pria)
Pertumbuhan metabolik testosteron pada pria)

Gambar 18-5Fungsi hormon hipofisis anterior. Lima jenis sel endokrin yang berbeda menghasilkan enam hormon hipofisis anterior—TSH, ACTH, hormon
pertumbuhan, LH, dan FSH (dihasilkan oleh tipe sel yang sama), dan prolaktin—yang memiliki beragam efek di seluruh tubuh.

   701
Hal yang menarik, ACTH disintesis sebagai bagian dari molekul TSH, ACTH, FSH, dan LH semuanya bekerja pada organ target
prekursor besar yang dikenal sebagai pro-opiome lanokortin mereka melalui pengikatan dengan reseptor bergandeng protein G
(POMC). POMC dapat dipecah menjadi tiga produk aktif: ACTH, yang mengaktifkan sistem caraka kedua cAMP (cyclic adenosin
melanocyte-stimulating hormone (MSH), dan endorfin. Beberapa monofosfat) (lihat h. 124). GH dan PRL keduanya menjalankan efek
jenis sel yang berbeda menghasilkan POMC dan memecahnya mereka melalui jalur caraka kedua yang berbeda yang belum Anda
dengan cara yang unik, bergantung pada enzim pemroses yang kenali—jalur JAK/STAT. Pengikatan hormon ini ke reseptor
mereka punya, untuk menghasilkan produk aktif yang berbeda, membran permukaan sel target mereka pada sisi CES mengaktifkan
bersama dengan peptida "sisa" yang tidak memiliki fungsi tertentu. enzim Janus kinase (JAK) yang melekat ke bagian sitosol reseptor.
Contohnya, sebagai produk aktif utama mereka dari molekul JAK memfosforilasi STAT (signal transducers and activators of
prekursor yang sama, kortikotrop menghasilkan ACTH; sebagai transcription) di dalam sitosol. STAT yang terfosforilasi bergerak ke
respons terhadap sinar UV dari matahari, keratinosit di kulit nukleus dan mengaktifkan transkripsi gen, menghasilkan sintesis
menghasilkan a-MSH, yang memacu penyebaran pigmen melanin protein baru yang membawa respons seluler. Tabel 18-3 me-
dari melanosit di sekitarnya untuk menggelapkan kulit (lihat h. 474); rangkum jalur transduksi sinyal yang digunakan oleh hormon-
neuron penekan nafsu makan di hipotalamus menyekresi a-MSH hormon utama untuk menimbulkan efeknya. Beberapa jalur ini akan
untuk mengontrol asupan makanan (lihat h. 671); dan neuron lain didiskusikan pada bab ini dan bab terkait-endokrin selanjutnya.
di SSP menghasilkan endorfin, suatu opiat endogen yang menekan Beberapa yang lain didiskusikan ketika hormon-hormon ini ter-
rasa nyeri (lihat h. 206). cakup di dalam bab-bab sebelumnya. Tabel ini menyatukan berbagai
GH, TSH, ACTH, FSH, dan LH adalah hormon tropik karena bahasan yang tersebar dalam satu tempat.
masing-masing mengatur sekresi kelenjar endokrin spesifik lain.
FSH dan LH secara kolektif disebut sebagai gonadotropin karena
mengontrol sekresi hormon-hormon seks oleh gonad. Karena GH
menghasilkan efek merangsang pertumbuhan secara tak-langsung
dengan merangsang pelepasan hormon di hati, insulin-like growth
factor-1 (IGF-1), hormon ini juga merupakan hormon tropik. Tidak satupun hormon hipofisis anterior dikeluarkan dengan kece-
Hormon ini bekerja secara tidak langsung pada jaringan non- patan tetap. Meskipun masing-masing hormon ini memiliki sistem
endokrin untuk menghasilkan efeknya. Di antara hormon-hormon kontrol unik tersendiri, terdapat beberapa pola regulasi umum. Dua
hipofisis anterior, prolaktin adalah satu-satunya yang tidak merang- faktor terpenting yang mengatur sekresi hormon hipofisis anterior
sang sekresi hormon lain. Di antara hormon-hormon tropik, FSH, adalah hormon hipotalamus dan umpan-balik oleh hormon kelenjar
LH, dan hormon pertumbuhan berefek pada sel sasaran non- sasaran.
endokrin selain merangsang sekresi hormon lain. Kerena mengeluarkan hormon-hormon yang mengontrol sekresi

❚ TABEL 18-3 Berbagai Jalur Transduksi Sinyal yang Digunakan Oleh Berbagai Hormon Utama

Hasil Pengikatan Hormon yang menggunakan


Jalur Transduksi Sinyal Jenis Reseptor yang Terlibat Hormon ke Reseptor Jalur ini

 LH, FSH, TSH, ACTH, vasopresin,


epinefrin, norepinefrin, glukagon, PTH,
CRH, GHRH, somatostatin, kalsitonin

iP3/Ca21 dan DAG/PKC Mengubah protein tujuan yang TRH, GnRH, oksitosin
sudah ada
Insulin, insulin-like growth factor
(IGF-1 dan IGF-II)

JAK/STAT Reseptor membran permukaan yang Mengaktifkan transkripsi gen Hormon pertumbuhan, prolaktin
berikatan dengan dan mengaktifkan sehingga menyebabkan
enzim-enzim JAK, yang sinstesis protein tujuan
memfosforilasi STAT

Reseptor sitoplasma atau inti intrasel Mengaktifkan transkripsi gen Semua hormon lipofilik: hormon tiroid,
sehingga menyebabkan kortisol, aldosteron, testoteron,
sinstesis protein tujuan estrogen, progesteron, vitamin D

   hapter
berbagai hormon lain, hipofisis anterior sejak lama dijuluki sebagai miliki lebih dari satu efek sehingga nama mereka hanya menunj-
"master gland" yang sebenarnya kurang tepat. Para ilmuwan kini ukkan fungsi yang pertama kali diketahui. Selain itu, satu hormon
mengetahui bahwa pelepasan setiap hormon hipofisis anterior hipofisis anterior mungkin diatur oleh dua atau lebih hormon
umumnya dikontrol oleh hormon lain yang diproduksi oleh hipofisiotropik, yang bahkan mungkin berefek berlawanan. Sebagai
hipotalamus. Sekresi neurohormon regulatorik ini dikontrol oleh contoh, growth hormone-releasing hormone (GHRH) merangsang
berbagai masukan sinyal saraf dan hormon ke sel neurosekretorik sekresi hormon pertumbuhan, sementara growth hormone-inhibit-
hipotalamus. ing hormone (GHIH) yang juga dikenal sebagai somatostatin, meng-
hambatnya. Hasil somatotrop hipofisis anterior (yaitu, laju sekresi
PERAN HORMON PELEPAS DAN PENGHAMBAT HIPOTALA-
MUS Sekresi setiap hormon hipofisis anterior dirangsang atau hormon pertumbuhan) sebagai respons terhadap dua sinyal yang
dihambat oleh satu atau lebih dari tujuh hormon hipofisiotropik bertentangan bergantung pada konsentrasi relatif hormon-hormon
hipotalamus (tropik artinya "merawat"). Hormon-hormon peptida hipotalamus ini serta intensitas sinyal regulatorik lain.
kecil ini tercantum di Tabel 18-4. Hormon-hormon ini diberi nama Di banyak bagian otak di luar hipotalamus dihasilkan caraka-
hormon pelepas (releasing hormone) atau hormon penghambat caraka kimiawi yang strukturnya identik dengan hormon pelepas dan
(inhibiting hormone) bergantung pada kerjanya. Pada setiap kasus, penghambat hipotalamus dan dengan vasopresin. Berbagai caraka ini
efek primer hormon terlihat dari nama yang disandangnya. Sebagai tidak dikeluarkan ke dalam darah, tetapi bekerja lokal sebagai neuro-
contoh, thyrotropin-releasing hormone (TRH) merangsang penge- transmiter dan neuromodulator di tempat-tempat tersebut. Sebagai
luaran TSH (alias tirotropin) dari hipofisis anterior, sementara contoh, PIH identik dengan neurotransmitter dopamin. Pembawa
prolactin-inhibiting hormone (PIH), yaitu dopamin (neurotrans- lain diperkirakan memodulasi berbagai fungsi yang berkisar dari
miter yang sama dengan di nukleus basal dan dengan jalur " kenya- aktivitas motorik (TRH) hingga libido (GnRH) hingga belajar
manan" di otak; lihat h. 164 dan 166), menghambat pelepasan (vasopresin). Contoh-contoh ini semakin menggambarkan beragam-
prolaktin dari hipofisis anterior. Perhatikan bahwa umumnya nya cara caraka kimiawi bekerja.
hormon hipofisiotropik terlibat dalam rantai komando hierarki tiga PERAN SISTEM PORTA HIPOTALAMUS-HIPOFISIS Hormon-
hormon (Gambar 18-6): hormon hipofisiotropik hipotalamus hormon regulatorik hipotalamus mencapai hipofisis anterior melalui
(hormon 1) mengontrol pengeluaran hormon tropik hipofisis ante- hubungan vaskular yang unik. Berbeda dari koneksi saraf langsung
rior (hormon 2). Hormon tropik ini nantinya mengatur sekresi antara hipotalamus dan hipofisis posterior, hubungan anatomik dan
hormon kelenjar endokrin sasaran (hormon 3) yang menimbulkan fungsional antara hipotalamus dan hipofisis anterior adalah suatu
efek fisiologik. Urutan ketiga hormon ini dinamakan aksis koneksi kapiler ke kapiler yang unik, sistem porta hipotalamus-
endokrin, seperti pada aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid. hipofisis. Sistem porta adalah susunan pembuluh darah ketika darah
Meskipun para ahli endokrinologi semula berspekulasi bahwa vena mengalir langsung dari satu anyaman kapiler melalui pembuluh
terdapat satu hormon hipofisiotropik untuk setiap hormon hipofi- penghubung ke anyaman kapiler lain. Sistem porta yang terbesar dan
sis anterior, kini diketahui bahwa banyak hormon hipotalamus me- paling dikenal adalah sistem porta hati, yang mengalirkan darah vena
usus langsung ke hati untuk pemrosesan nutrien yang telah diserap
(lihat h. 640). Meskipun jauh lebih kecil, sistem porta hipotalamus-
❚ TABEL 18-4 Hormon Hipofisiotropik Utama hipofisis tidak kalah pentingnya, karena sistem ini menjadi
penghubung penting antara otak dan sebagian besar sistem endokrin.
Sistem ini berawal di dasar hipotalamus dengan sekelompok kapiler
Hormon Efek pada Hipofisis Anterior yang menyatu membentuk pembuluh-pembuluh porta halus, yang
mengalir turun melalui tangkai penghubung ke dalam hipofisis
Merangsang pengeluaran TSH anterior. Di sini pembuluh-pembuluh porta bercabang-cabang untuk
(tirotropin) dan prolaktin membentuk sebagian besar kapiler hipofisis anterior, yang kemudian
Corticotropin-Releasing Merangsang pengeluaran ACTH mengalirkan darahnya ke dalam sistem vena sistemik (Gambar 18-7).
Hormone (CRH) (kortikotropin)
Gonadotropin-Releasing Merangsang pengeluaran FSH
Akibatnya, hampir semua darah yang mengalir ke hipofisis
Hormone (GnRH) dan LH (gonadotropin) anterior mula-mula harus melewati hipotalamus. Karena pertukaran
bahan antara darah dan jaringan sekitar hanya dapat terjadi melalui
Growth Hormone– Merangsang pelepasan hormon kapiler, sistem porta hipotalamus-hipofisis menjadi rute tempat
Releasing Hormone (GHRH) pertumbuhan
hormon pelepas dan penghambat dapat diserap di hipotalamus dan
Menghambat pelepasan hormon diserahkan secara langsung dan segera ke hipofisis anterior dengan
pertumbuhan dan TSH konsentrasi relatif tinggi, memintas sirkulasi umum. Jika sistem porta
tidak ada, hormon-hormon hipofisiotropik yang diambil di hipo-
Prolactin-Releasing Merangsang pelepasan prolaktin talamus akan dikembalikan ke jantung oleh sistem vena sistemik.
Hormone (PRH) Dari sini, hormon-hormon tersebut akan mengalir ke paru dan
kembali ke jantung melalui sirkulasi paru, dan akhirnya masuk ke
Menghambat pengeluaran prolaktin
sistem arteri sistemik untuk disalurkan ke seluruh tubuh, termasuk
hipofisis anterior. Proses ini tidak saja memerlukan waktu lebih lama

   703
gulatorik hipotalamus berakhir di kapiler di
Masukan Masukan
saraf hormon
Stres pangkal sistem porta. Neuron-neuron hipota-
lamus ini mengeluarkan hormon mereka dengan
cara yang sama seperti neuron hipotalamus yang
atau atau
menghasilkan vasopresin dan oksitosin. Hormon
Neuron neurosekretorik disintesis di badan sel dan kemudian diangkut ke
Hipotalamus
hipotalamus
ujung akson melalui motor molekuler. Hormon
disimpan di sini hingga dilepaskan ke kapiler
(menyekresikan)
sekitar oleh rang-sangan yang sesuai. Perbedaan
Hormon 1 Corticofropin-releasing utama adalah bahwa hormon hipofisiotropik
hormone dibebaskan ke dalam pembuluh porta, yang
menyalurkan mereka ke hipofisis anterior,
tempat mereka mengontrol pelepasan hormon-
(Sistem porta pendek khusus) (Sistem porta pendek khusus) hormon hipofisis anterior ke dalam sirkulasi
umum. Sebaliknya, hormon hipotalamus yang
atau disimpan di hipofisis posterior itu sendiri di-
Hipofisis anterior Hipofisis anterior
Umpan-
bebaskan ke dalam sirkulasi umum.
balik negatif
(menyekresikan)
KONTROL HORMON PELEPAS DAN PENG-
Hormon HAMBAT HIPOTALAMUS Apa yang mengatur
Hormon 2 adrenokortikotropik
(ACTH, kortikotropin)
pengeluaran hormon hipofisiotropik? Seperti
neuron lain, neuron-neuron yang mengeluarkan
hormon-hormon regulatorik ini menerima
(sirkulasi sistemik) (sirkulasi sistemik) banyak masukan informasi (baik saraf maupun
hormon dan baik eksitatorik maupun inihibi-
torik) yang harus mereka integrasikan. Saat ini
Kelenjar endokrin sasaran Korteks adrenal sedang dilakukan studi-studi untuk mengung-
kapkan sinyal saraf kompleks dari berbagai
(menyekresikan) bagian otak ke neuron-neuron sekretorik hipofi-
siotropik. Sebagian dari sinyal ini membawa
Hormon 3 Kortisol informasi tentang berbagai kondisi lingkungan.
Salah satu contoh adalah peningkatan mencolok
sekresi corticotropin-releasing hormone (CRH)
(Sirkulasi umum) (Sirkulasi umum) sebagai respons terhadap stres (lihat Gambar
18-6). Juga terdapat banyak hubungan saraf
atau antara hipotalamus dan bagian-bagian otak yang
berkaitan dengan emosi (sistem limbik; lihat h.
Sel sasaran Sebagian besar sel
165). Karena itu, ernosi sangat memengaruhi
sekresi hormon-hormon hipofisiotropik. Gang-
guan haid yang kadang dialami oleh wanita de-
Perubahan metabolik yang ngan gangguan emosi adalah manifestasi umum
Efek fisiologik membantu menahan stres
hubungan ini.
Selain diatur oleh berbagai bagian otak,
Gambar 18-6 Rantai hierarki komando dan umpan-balik negatif dalam kontrol endokrin. Jalur
neuron-neuron hipofisiotropik juga dikontrol
umum yang terlibat dalam rantai hierarki komando di aksis hipotalamus-hipofisis anterior-kelenjar
endokrin sasaran di perifer dijabarkan di kiri. Jalur di kanan yang menyebabkan sekresi kortisol oleh berbagai sinyal kimiawi yang mencapai
merupakan contoh spesifik rantai komando endokrin ini. Hormon yang akhirnya dikeluarkan oleh kelenjar hipotalamus melalui darah. Tidak seperti bagian
endokrin sasaran, misalnya kortisol, bekerja secara umpan-balik negatif untuk mengurangi sekresi
hormon-hormon regulatorik yang hierarkinya febih tinggi dalam rantai komando tersebut.
otak lainnya, bagian-bagian hipotalamus tidak di
lindungi oleh sawar darah-otak sehingga dapat
tetapi konsentrasi hormon hipofisiotropik juga akan jauh lebih dengan mudah memantau perubahan kimiawi di darah. Faktor
rendah akibat pengenceran oleh volume darah yang sangat besar paling umum dalam darah yang paling memengaruhi neurosekresi
yang mengalir melalui rute sirkulasi lazim ini. Akson neuron- hipotalamus adalah efek umpan-balik negatif hormon-hormon
neuron neurosekretorik yang menghasilkan hormon-hormon re- kelenjar sasaran, yang akan kita bahas berikut ini.

   hapter
Neuron neurosekretorik di 1 Hormon hipofisiotropik (hormon pelepas dan
hipotalamus (menyekresikan hormon penghambat) yang diproduksi oleh neuron
hormon penghambat dan neuronsekretorik di hipotalamus masuk ke kapiler
pelepas ke dalam sistem porta) hipotalamus.

Hipotalamus 2 Kapiler-kapiler hipotalamus ini menyatu untuk


membentuk sistem porta hipotalamus-hipofisis, yaitu
penghubung vaskular ke hipofisis anterior.

Hormon 1
Kapiler di 1 3 Sistem porta bercabang-cabang membentuk
pelepas dan kapiler hipofisis anterior.
hipotalamus Darah penghambat
arteri
4 Hormon hipofisiotropik, yang meninggalkan
sistemik masuk 2 darah menembus kapiler hipofisis anterior,
Sel endokrin hipofisi Sistem porta mengontrol pengeluaran hormon hipofisis anterior.
anterior (menyekresikan hipotalamus-
hormon hipofisis anterior 3
hipofisis 5 Hormon hipofisis anterior tertentu, setelah
ke dalam darah sistemik)
distimulasi oleh releasing hormone hipotalamus
Hipofisis 4 yang sesuai, disekresikan ke dalam kapiler-kapiler
Kapiler di 4 posterior ini.
hipofisis anterior 5 5
6 Kapiler-kapiler hipofisis anterior kembali menyatu
untuk membentuk sebuah vena, yang digunakan oleh
Darah vena Hipofisis
hormon-hormon hipofisis anterior untuk menyebar ke
sistemik anterior
6 seluruh tubuh melalui sirkulasi sistemik.
keluar
KUNCI
= Hormon hipofisiotropik = Hormon hipofisis anterior

Gambar 18-7 Hubungan vaskular antara hipotalamus dan hipofisis anterior.

dorongan untuk sekresi kortisol (CRH-ACTH) meningkat.


Hormon-hormon kelenjar sasaran lainnya bekerja melalui lengkung
umpan-balik negatif serupa untuk mempertahankan kadar mereka
relatif tetap dalam plasma pada titik patokan tertentu.
Pada sebagian besar kasus, hormon hipofisiotropik memicu suatu Pada regulasi umpan-balik negatif yang bersifat menstabilkan ini
rangkaian tiga-hormon: hormon hipofisiotropik, hormon tropik bekerja irama diurnal yaitu, titik patokan berubah sebagai fungsi
hipofisis anterior, dan hormon dari kelenjar endokrin sasaran di waktu dalam sehari. Selain itu, sinyal kontrol lain dapat menembus
perifer. Selain menimbulkan efek fisiologiknya, hormon kelenjar kontrol umpan-balik negatif untuk mengubah sekresi hormon
sasaran biasanya juga menekan sekresi hormon tropik yang meran- (yaitu, mengubah titik patokan) jika terdapat kebutuhan khusus.
gsang pengeluarannya. Umpan-balik negatif ini dilaksanakan oleh Sebagai contoh, stres dapat meningkatkan titik patokan untuk
hormon kelenjar sasaran yang bekerja langsung pada hipofisis itu sekresi kortisol.
sendiri atau pada pelepasan hormon hipotalamus, yang pada Fungsi dan kontrol terperinci semua hormon hipofisis anterior
gilirannya mengatur fungsi hipofisis anterior (lihat Gambar 18-6). kecuali hormon pertumbuhan dibahas di bagian lain bersama deng-
Sebagai contoh, perhatikan sistem CRH-ACTH-kortisol. CRH an jaringan sasaran yang mereka pengaruhi; sebagai contoh, thyr-
(corticotropin-releasing hormone) hipotalamus merangsang hipo- oid-stimulating hormone dibahas di bab berikut pada pembahasan
fisis anterior untuk mengeluarkan ACTH (adrenocorticotropic tentang kelenjar tiroid. Karena itu, hormon pertumbuhan adalah
hormone, atau kortikotropin) yang nantinya merangsang korteks satu-satunya hormon hipofisis anterior yang akan kita bahas saat
adrenal untuk mengeluarkan kortisol. Hormon terakhir dalam sis- ini,
tem ini, kortisol, menghambat hipotalamus untuk mengurangi
sekresi CRH dan juga bekerja langsung pada kortikotrop di hipo-
fisis anterior untuk mengurangi sekresi ACTH. Melalui pendekatan Periksa Pemahaman Anda 18.2
ganda ini, kortisol membentuk kontrol umpan-balik negatif untuk
menstabilkan konsentrasi plasmanya sendiri. Jika kadar kortisol 1. Gambarkan diagram air yang menunjukkan rantai hierarki komando dan
plasma mulai meningkat melebihi suatu kadar yang telah di- umpan balik negatif dalam aksis hipotalamus-hipofisis anterior-kelenjar
tentukan, kortisol menekan sendiri sekresinya lebih lanjut melalui endokrin sasaran di perifer.

efek inhibitorik pada hipotalamus dan hipofisis anterior. Mekanis- 2. Sebutkan hormon hipofisis posterior, hormon hipofisis anterior, dan
me ini menjamin bahwa jika sistem hormon telah diaktifkan maka hormon hipofisiotropik.
sekresi tidak akan berlanjut tanpa kendali. Jika kadar kortisol 3. Bandingkan cara yang digunakan oleh hipotalamus untuk mengontrol
plasma turun di bawah patokan yang diinginkan, efek inhibitorik keluaran hormon dari hipofisis anterior dan hipofisis posterior.
kortisol pada hipotalamus dan hipofisis anterior menurun sehingga

   705
100

Persentase pertumbuhan total


Lonjakan
80 pertumbuhan
masa pubertas
Pada anak yang sedang tumbuh, terjadi sintesis neto protein di
bawah pengaruh hormon pertumbuhan seiring dengan semakin 60 Lonjakan
besarnya tubuh. Pertambahan berat semata tidak sinonim dengan pertumbuhan
pascanatal
pertumbuhan karena pertambahan berat dapat terjadi akibat retensi 40
H2O atau penyimpanan Iemak tanpa pertumbuhan jaringan yang
sebenarnya. Pertumbuhan membutuhkan sintesis neto protein dan
20
mencakup pemanjangan tulang-tulang panjang (tulang ekstremitas)
serta peningkatan ukuran dan jumlah sel di jaringan lunak.
0
Lahir 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Usia (tahun)
Gambar 18-8 Kurva pertumbuhan normal

Meskipun, seperti diisyaratkan oleh namanya, hormon pertumbuh-


an esensial bagi pertumbuhan, GH bukan satu-satunya penentu laju
dan besar akhir pertumbuhan pada seseorang. Faktor-faktor berikut tumbuhan linier secara progresif menurun, meskipun anak tetap
juga memengaruhi pertumbuhan: tumbuh. Sebelum pubertas tidak banyak perbedaan tinggi atau
berat antara kedua jenis kelamin. Selama pubertas, terjadi akselerasi
■ Penentuan genetik kapasitas maksimal pertumbuhan seseorang.
mencolok pertumbuhan linier karena tulang-tulang panjang
Pencapaian potensi pertumbuhan penuh ini selanjutnya bergantung
memanjang. Pubertas dimulai pada usia sekitar 11 tahun pada anak
pada banyak faktor yang tercantum di bawah ini.
perempuan dan 13 tahun pada anak dan berlangsung beberapa
■ Diet yang memadai, termasuk protein total dan asam amino tahun pada kedua jenis kelamin. Mekanisme yang bertanggung
esensial yang memadai untuk melaksanakan sintesis protein yang jawab untuk lonjakan pertumbuhan masa pubertas belum
dibutuhkan untuk tumbuh. Anak dengan malnutrisi tidak pernah sepenuhnya diketahui. Tampaknya faktor genetik dan lingkungan
mencapai potensi pertumbuhan penuh mereka. Sebaliknya, sese- berperan. Beberapa bukti menunjukkan bahwa sekresi GH
orang tidak dapat melebihi pertumbuhan maksimal yang telah di- meningkat selama pubertas dan karenanya mungkin berperan
tentukan secara genetik dengan mengonsumsi diet melebihi yang dalam akselerasi pertumbuhan selama waktu ini. Selain itu,
dibutuhkan. Kelebihan asupan makanan akan menyebabkan obesi- androgen (hormon seks "pria") yang sekresinya meningkat drastis
tas dan bukan pertumbuhan. saat pubertas, juga berperan menyebabkan lonjakan pertumbuhan
■ Bebas dari penyakit kronik dan kondisi lingkungan penuh pubertas dengan mendorong sintesis protein dan pertumbuhan
stres. Hambatan pertumbuhan di bawah keadaan-keadaan yang tulang. Androgen poten dari testis pria, testosteron, sangat penting
kurang menguntungkan ini sebagian besar disebabkan oleh sekresi dalam mendorong peningkatan tajam tinggi badan pada anak laki.
kortisol dari korteks adrenal yang dipicu oleh stres berkepanjangan. Androgen adrenal yang kurang poten dari kelenjar adrenal, yang
Kortisol memiliki beberapa efek anti-pertumbuhan yang kuat, mis- juga meningkat sekresinya selama masa remaja, kemungkinan
alnya mendorong penguraian protein, menghambat pertumbuhan besar penting dalam lonjakan pertumbuhan pubertas pada anak
tulang panjang, dan menghambat sekresi GH. perempuan. Meskipun sekresi estrogen oleh ovarium juga dimulai
■ Kadar normal hormon-hormon yang memengaruhi pertumbuh- selama pubertas, belum jelas apa peran hormon seks wanita ini
an. Selain GH yang mutlak dibutuhkan, hormon lain yang men- pada lonjakan pertumbuhan masa pubertas pada anak perempuan.
cakup hormon tiroid, insulin, dan hormon seks berperan sekunder Testosteron dan estrogen akhirnya bekerja pada tulang untuk
dalam mendorong pertumbuhan. menghentikan pertumbuhannya lebih lanjut sehingga tinggi dewasa
penuh tercapai pada akhir masa remaja.
Laju pertumbuhan tidaklah kontinu, demilcianjuga faktor-faktor
yang mendorong pertumbuhan tidaklah sama selama periode
pertumbuhan. Pertumbuhan janin terutama didorong oleh hormon-
hormon tertentu dari plasenta (organ pertukaran antara sistem
sirkulasi janin dan ibu yang menghasilkan hormon; lihat h. 822),
dengan ukuran saat lahir terutama ditentukan oleh faktor genetik GH adalah hormon yang paling banyak dihasilkan oleh hipofisis
dan lingkungan. GH tidak berperan dalam perkembangan janin. anterior, bahkan pada orang dewasa yang pertumbuhannya telah
Setelah lahir, GH dan faktor hormon non-plasenta lain mulai berhenti, meskipun sekresi GH biasanya mulai berkurang setelah
berperan penting dalam mengatur pertumbuhan. Faktor genetik usia pertengahan. Sekresi berkelanjutan GH kadar tinggi setelah
dan nutrisi juga berpengaruh besar pada periode pertumbuhan ini. masa pertumbuhan menunjukkan bahwa hormon ini memiliki
Anak memperlihatkan dua periode pertumbuhan pesat- pengaruh penting lain di luar efek pada pertumbuhan, seperti efek
lonjakan pertumbuhan pascalahir ("setelah lahir") selama dua tahun metabolik. Kita akan secara singkat menguraikan efek rnetabolik
pertama kehidupan dan lonjakan pertumbuhan pubertas selama GH sebelum mengalihkan perhatian ke efek pendorong-pertumbuh
remaja (Gambar 18-8). Dari usia 2 tahun hingga pubertas, laju per- -annya.

   hapter
Untuk menjalankan efek metaboliknya, GH terikat secara langsung Produksi IGF-1 dikontrol oleh sejumlah faktor di luar GH, ter-
dengan organ sasarannya, yaitu jaringan lemak, otot rangka, dan hati. masuk status gizi, usia, dan faktor spesifik jaringan sebagai ber-
GH meningkatkan kadar asam lemak dalam darah dengan meningkat- ikut:
kan penguraian lemak trigliserida yang tersimpan di jaringan adiposa, ■ Produksi IGF-I bergantung pada nutrisi yang memadai. Asup-
dan hormon ini meningkatkan kadar glukosa darah dengan an makanan yang kurang memadai mengurangi produksi IGF-I.
mengurangi penyerapan glukosa oleh otot dan meningkatkan penge- Akibatnya, perubahan kadar IGF-I di dalam darah tidak selalu
luaran glukosa oleh hati. Otot menggunakan asam-asam lemak di atas bersesuaian dengan perubahan sekresi GH. Sebagai contoh, puasa
dan bukan glukosa sebagai bahan bakar metabolik. Karena itu, efek menurunkan kadar IGF-I meskipun hal ini meningkatkan
metabolik keseluruhan GH adalah memobilisasi simpanan lemak se- produksi GH.
bagai sumber energi utama sambil menghemat glukosa untuk jaringan ■ Faktor terkait-usia memengaruhi produksi IGF-I. Peningkat-
dependen-glukosa misalnya otak. Otak hanya dapat menggunakan an drastis kadar IGF-I dalam darah menyertai peningkatan
glukosa sebagai bahan bakar metaboliknya, tetapi jaringan saraf sama moderat GH pada pubertas yang mungkin, tentu saja, menjadi
sekali tidak dapat menyimpan glikogen (glukosa simpanan). Pola daya pendorong lonjakan pertumbuhan masa pubertas.
metabolik ini sesuai untuk mempertahankan tubuh selama masa ■ Pada akhirnya, berbagai faktor stimulatorik spesifik-jaringan
puasa yang lama atau situasi ketika kebutuhan energi tubuh melebihi dapat meningkatkan produksi IGF-I di jaringan tertentu. Sebagai
simpanan glukosa yang tersedia. GH juga merangsang penyerapan gambaran, gonadotropin dan hormon seks merangsang produksi
asam amino dan sintesis protein, tetapi tidak bekerja secara langsung IGF-I di organ-organ reproduksi, misalnya testis pada pria dan
untuk menyelesaikan aksi metabolik yang memacu pertumbuhan ini ovarium serta uterus pada wanita.
atau aksi terkait pertumbuhan lainnya. Sebelum kita mengetahui cara Karena itu, kontrol produksi IGF-I adalah proses yang kompleks
GH memacu pertumbuhan, mari kita ringkaskan efek metaboliknya: dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sistemik dan lokal.
GH meningkatkan asam lemak darah, meningkatkan glukosa darah,
menyediakan glukosa ke otak, dan merangsang sintesis protein (men- IGF-II Berbeda dari IGF-I, produksi IGF-II tidak dipengaruhi
urunkan asam amino darah dalam prosesnya). oleh GH. IGF-II terutama penting selama masa janin. Meskipun
IGF-II terus diproduksi selama masa dewasa, perannya pada ora-
ng dewasa masih belum jelas.
Kita sekarang akan membahas efek pemacu pertumbuhan GH
yang diperantarai oleh IGF-1.
GH tidak bekerja langsung pada sel sasarannya untuk menimbulkan
efek merangsang pertumbuhan (peningkatan pembelahan sel, pening-
katan sintesis protein, dan pertumbuhan tulang). Efek pendorong-
pertumbuhan GH secara langsung diperantarai oleh faktor pertum-
buhan mirip-insulin (insulin-likegrowth factor, IGF) yang bekerja Saat jaringan peka terhadap efek pendorong pertumbuhannya,
pada sel sasaran untuk menyebabkan pertumbuhan baik jaringan GH (bekerja melalui IGF-1) merangsang jaringan lunak dan
lunak maupun tulang. IGF dihasilkan di banyak jaringan dan memiliki tulang. GH mendorong pertumbuhan jaringan lunak dengan (1)
aksi endokrin, parakrin, dan autokrin (lihat h. 123). Mediator- meningkatkan jumlah sel (hiperplasia) dan (2) meningkatkan
mediator peptida ini awalnya disebut somatomedin, tetapi sekarang ukuran sel (hipertrofi). GH meningkatkan jumlah sel dengan
disebut faktor pertumbuhan mirip-insulin karena secara struktural dan merangsang pembelahan sel dan mencegah apoptosis (kematian
fungsional mirip dengan insulin. Seperti insulin, IGF menjalankan efek sel terprogram; lihat h. 44). GH meningkatkan ukuran sel dengan
mereka terutama dengan berikatan pada reseptor-enzim yang mendorong sintesis protein, komponen struktural utama sel. GH
mengaktifkan protein efektor tertentu di dalam sel target dengan merangsang hampir semua aspek sintesis protein dan secara
memfosforilasi tirosin (suatu jenis asam amino) di dalam protein (jalur bersamaan menghambat penguraian protein. Hormon ini men-
tirosin-kinase; lihat h. 126). Terdapat dua IGF-IGF-I dan IGF-II. dorong penyerapan asam amino (bahan mentah untuk mem-
IGF-I Sintesis IGF-I dirangsang oleh GH dan memerantarai efek bentuk protein) oleh sel sehingga menurunkan kadar asam amino
hormon ini dalam mendorong pertumbuhan. (Satu hal yang menarik, dalam prosesnya. Selain itu, GH merangsang perangkat sel yang
variasi gen IGF-I merupakan salah satu alasan mengapa Great Danes bertanggung jawab melaksanakan sintesis protein sesuai kode
bertumbuh jauh lebih besar daripada Chihuahuas.) Sumber utama genetik sel.
IGF-I dalam darah adalah hati, yang mengeluarkan produk peptida ini Pertumbuhan tulang panjang yang menyebabkan penambahan
ke dalam darah sebagai respons terhadap stimulasi GH. IGF-I juga tinggi adalah efek GH yang paling dramatik. Sebelum Anda dapat
dihasilkan oleh sebagian besar jaringan lain, meskipun mereka sama memahami bagaimana cara GH merangsang pertumbuhan tula-
sekali tidak melepaskannya ke dalam darah. Para peneliti menduga ng, Anda pertama-tama harus memahami struktur tulang dan
bahwa IGF-I yang diproduksi secara lokal di jaringan sasaran mungkin bagaimana pertumbuhan tulang terlaksana.
bekerja melalui cara-cara parakrin. Mekanisme semacam ini dapat
menjelaskan mengapa kadar GH dalam darah tidak lebih tinggi, dan
memang kadar IGF-I lebih rendah, selama beberapa tahun pertama
kehidupan dibandingkan dengan kadar dewasa, meskipun pertumbuh-
an selama periode pasca lahir terjadi cukup pesat. Selama periode ini Tulang adalah jaringan hidup. Karena merupakan jaringan ikat,
produksi lokal IGF-I di jaringan sasaran mungkin lebih penting tulang terdiri dari sel dan matriks organik ekstrasel, yang dikenal
daripada penyaluran IGF-I atau GH dari darah. sebagai osteoid, yang dihasilkan oleh sel. Sel-sel tulang yang meng

   707
-hasilkan matriks organik dikenal sebagai osteoblas (osteo berarti -ng rawan serupa dengan tulang, kecuali bahwa tulang rawan hid-
"tulang"; blas berarti "pembentuk"). Osteoid terdiri dari serat kolagen up tidak mengalami kalsifikasi.
(lihat h. 66) dalam suatu gel setengah padat. Matriks ini memiliki Tulang panjang pada dasarnya terdiri dari batang silindris yang
konsistensi seperti karet dan berperan menentukan kekuatan tegang- cukup seragam, diafisis, dengan bongkol sendi yang melebar di
an tulang (gaya pegas tulang menahan patah yang ditimbulkan oleh kedua ujungnya, epifisis. Pada tulang yang sedang tumbuh, diafisis
tegangan). Tulang menjadi keras karena pengendapan kristal kalsium dipisahkan di kedua ujungnya dari epifisis oleh suatu lapisan tulang
fosfat di dalam osteoid. Kristal inorganik ini memberi tulang kekuat- rawan yang dikenal sebagai lempeng epifisis (Gambar 18-9a).
an kompresi (kemampuan tulang mempertahankan bentuk ketika Rongga sentral tulang terisi oleh sumsum tulang, tempat produksi
diperas atau ditekan). Jika seluruhnya terbentuk dari kristal inorga- sel darah (lihat h. 414).
nik, tulang akan rapuh, seperti potongan kapur. Tulang memiliki
kekuatan struktural yang mendekati beton bertulang, namun tulang MEKANISME PERTUMBUHAN TULANG Penambahan ketebalan
tidak rapuh dan jauh lebih ringan, karena tulang memiliki campuran tulang dicapai melalui penambahan tulang baru di atas permukaan
berupa perancah organik yang diperkeras oleh kristal inorganik. Tula luar tulang yang sudah ada. Pertumbuhan ini dihasilkan oleh osteo-

Tulang
rawan sendi

Tulang epifisis

Lempeng epifisis

KUNCI
Tulang diafisis
Tulang rawan

Tulang rawan yang mengalami kalsifikasi

Rongga Tulang
sumsum
(a) Anatomi tulang panjang

Tulang epifisis

Tulang
epifisis 1 Kondrosit
mengalami
Kondrosit pembelahan sel
istirahat Menyebabkan
Lempeng epifisis

penebalan
2 Kondrosit lempeng epifisis
tua membesar

3
3 Saat terjadi kalfisikasi
matriks ekstrasel, kondrosit
yang terperangkap mati
4 Kondrosit yang mati
dibersihkan oleh osteoklas
Osteoclast

5 Osteoblas mengalir naik


Diafisis

Osteoblas dari diafisis dan mengendapkan


tulang diatas sisa tulang rawan
yang hancur.

(b) Dua potongan lempeng epifisis yang sama pada waktu berbeda, menggambarkan pemanjangan tulang panjang.
Gambar 18-9 Anatomi dan pertumbuhan tulang panjang.

   hapter
blas di dalam periosteum, suatu selubung jaringan ikat yang KONTROL GH PADA PERTUMBUHAN TULANG GH mendorong
menutupi bagian luar tulang. Sewaktu aktivitas osteoblas meng- pertumbuhan ketebalan dan panjang tulang. Hormon ini, melalui
endapkan tulang baru di permukaan eksternal, sel lain di dalam IGF-1, merangsang proliferasi tulang rawan epifisis sehingga terben-
tulang, osteoklas ("penghancur tulang"), melarutkan jaringan tula- tuk ruang yang lebih banyak untuk pembentukan tulang serta
ng di permukaan dalam di samping rongga sumsum. Dengan cara merangsang aktivitas osteoblas. GH dapat mendorong pemanjangan
ini, rongga sumsum membesar untuk mengimbangi bertambahnya tulang panjang selama lempeng epifisis tetap berupa tulang rawan
lingkar batang tulang. atau "terbuka". Pada akhir masa remaja, di bawah pengaruh hormon
Pertambahan panjang tulang panjang dicapai melalui mekanis- seks lempeng ini mengalami penulangan sempurna, atau "menutup"
me yang berbeda. Tulang memanjang akibat aktivitas sel-sel tulang sehingga tulang tidak lagi dapat memanjang meskipun terdapat GH.
rawan, atau kondrosit, di lempeng epifisis (Gambar 18-9b). Selama Karena itu, setelah lempeng tertutup, yang bersangkutan tidak lagi
pertumbuhan, sel-sel tulang rawan di tepi luar lempeng di samping bertambah tinggi.
epifisis membelah dan memperbanyak diri, secara temporer
memperlebar lempeng epifisis. Seiring dengan terbentuk-nya Sekresi GH diatur oleh dua hormon
kondrosit-kondrosit baru di tepi epifisis, sel-sel tulang rawan yang
hipofisiotropik.
sudah tua di arah tepi diafisis membesar. Kombinasi proli-ferasi sel
tulang rawan baru dan hipertrofi kondrosit matang secara temporer Kontrol sekresi GH bersifat kompleks, dengan dua hormon hipo-
memperlebar lempeng epifisis. Penebalan sisipan lempe-ng tulang fisiotropik hipotalamus berperan kunci.
rawan ini mendorong epifisis tulang semakin jauh dari diafisis. HORMON PELEPAS GH DAN HORMON PENGHAMBAT GH Dua
Matriks yang mengelilingi tulang rawan paling tua segera hormon regulatorik dari hipotalamus yang bekerja berlawanan ber-
mengalami kalsifikasi. Karena tulang rawan tidak memiliki jaringan peran dalam kontrol sekresi hormon pertumbuhan: growth hormone-
kapiler sendiri, kelangsungan hidup sel tulang rawan bergantung releasing hormone (GHRH, hormon pelepas GH) yang bersifat
pada difusi nutrien dan O2 melalui matriks, suatu proses yang merangsang dan dominan dan growth hormone-inhibiting hormone
dihambat oleh pengendapan garam kalsium. Akibatnya, sel-sel (GHIH, hormon penghambat GH, atau somatostatin) yang bersifat
tulang rawan tua yang kekurangan nutrien di tepi diafisis mati. menghambat (Gambar 18-10). (Perhatikan perbedaan antara soma-
Selagi osteoklas membersihkan kondrosit yang mati dan matriks totropin, atau hormon pertumbuhan; somatomedin, suatu hormon
kalsifikasi yang memenjarakannya, osteoblas masuk menginvasi, hati (alias IGF-1) yang secara langsung memerantarai efek GH; dan
mengalir ke atas dari diafisis, menyeret pembuluh darah kapiler somatostatin, yang menghambat sekresi GH.) Baik GHRH maupun
bersama mereka. Penghuni baru ini meletakkan tulang di sekitar somatostatin bekerja pada somatotrop hipofisis anterior dengan
sisa-sisa tulang rawan yang telah hancur hingga tulang berikatan pada reseptor bergandeng protein G yang terkait pada jalur
menggantikan seluruh bagian dalam tulang rawan di sisi diafisis caraka kedua cAMP, dengan GHRH meningkatkan cAMP dan
lempeng. Ketika osifikasi ("penulangan") ini tuntas, tulang di sisi somatostatin menurunkan cAMP.
diafisis telah memanjang dan ketebalan lempeng epifisis telah Seperti kontrol pada hormon hipofisis anterior lainnya, lengkung
kembali seperti semula. Tulang rawan yang digantikan oleh tulang umpan balik negatif berperan dalam mengontrol sekresi GH. Hal
di ujung diafisis lempeng memiliki ketebalan yang sama dengan yang turut memperumit lengkung umpan balik negatif bagi aksis
tulang rawan baru di ujung epifisis lempeng. Karena itu, pertum- hipotalamus-hipofisis-hati adalah pengaturan langsung sekresi GH
buhan tulang dimungkinkan oleh pertumbuhan dan kematian
oleh faktor stimulasi dan inhibitorik. Oleh sebab itu, lengkung
tulang rawan, yang bekerja sebagai "spacer" untuk mendorong umpan balik negatif melibatkan baik inhibisi dari faktor perangsang
epifisis menjauh sembari membentuk kerangka untuk pembentuk-
dan stimulasi dari faktor inhibitorik. GH merangsang sekresi IGF-1
an tulang berikutnya di ujung diafisis.
oleh hati, dan IGF 1 pada gilirannya adalah inhibitorik primer sekresi
TULANG YANG MATANG DAN TIDAK LAGI BERTUMBUH Sewak- GH oleh hipofisis anterior. IGF-1 menghambat somatotrop di
tu matriks ekstrasel yang dihasilkan oleh osteoblas mengalami hipofisis secara langsung dan selanjutnya menurunkan sekresi GH
kalsifikasi, osteoblas terkubur oleh matriks yang diendapkan di dengan menghambat sel penyekresi GHRH dan merangsang sel
sekeliling dirinya. Namun, tidak seperti kondrosit, osteoblas yang penyekresi somatostatin di hipotalamus, sehingga menurunkan per-
terperangkap di dalam matriks kalsifikasi tidak mati karena angsangan somatotrop oleh hipotalamus. Selanjutnya, GH sendiri
mendapat nutrien dari saluran-saluran halus yang dibentuk sendiri menghambat sekresi GHRH hipotalamus dan merangsang pelepasan
oleh osteoblas dengan mengirim juluran-juluran sitoplasma di somatostatin.
tempat matriks tulang mengendap. Karena itu, pada produk tulang
final terbentuk anyaman saluran-saluran yang memancar dari FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI SEKRESI GH Sejumlah
setiap osteoblas yang terperangkap yang berfungsi sebagai sistem faktor memengaruhi sekresi GH dengan bekerja pada hipotalamus.
untuk menyalurkan nutrien dan membuang zat sisa. Osteoblas Sekresi GH memperlihatkan irama diurnal yang jelas. Sepanjang hari
yang terperangkap, kini disebut osteosit, pensiun dari tugas kadar GH cenderung rendah dan cukup konstan. Namun, sekitar
membentuk tulang, karena keadaan "terpenjara" tersebut mencegah satu jam setelah tidur lelap dimulai, sekresi GH melonjak hingga
mereka meletakkan tulang baru. amun, Āsel ini berperan dalam lima kali nilai siang hari.
pertukaran kalsium antara tulang dan darah. Pertukaran ini berada Pada fluktuasi diurnal sekresi GH ini terjadi letupan-letupan lebih
di bawah kontrol hormon paratiroid (dibahas di bab berikutnya), lanjut sekresi sebagai respons terhadap olahraga, stres, dan penurun-
bukan GH. an kadar gula darah, yaitu rangsangan-rangsangan utama yang meni-

   709
Asern amino darah,
Peningkatan asam amino darah setelah
Olahraga, stres,
Masukan glukosa darah Asam lemak darah
diet tinggi protein juga meningkatkan
Masukan
utama minor sekresi GH. Pada gilirannya, GH mendoro-
ng pemakaian asam-asam amino ini untuk
Irarna diurnal Ghrelin
membentuk protein. GH juga dirangsang
*Hipotalamus * * oleh penurunan asam lemak darah. Karena
GH memobilisasi lemak, regulasi semacam
ini membantu mempertahankan kadar
asam lemak darah agar cukup konstan.
Akhirnya, ghrelin, perangsang nafsu
makan poten yang dilepaskan dari lambu-
ng, juga merangsang sekresi GH (lihat h.
681) Hormon "lapar" ini juga mungkin
berperan dalam mengoordinasikan pertu-
Growth hormone-
mbuhan dengan asupan nutrisi.
Somatostatin (growth
hormone-inhibiting releasing hormone Perhatikan bahwa sinyal-sinyal regula-
hormone; GHIH) (GHRH) torik untuk sekresi GH ditujukan untuk
menyesuaikan kadar glukosa, asam amino,
dan asam lemak dalam darah. Belum di-
ketahui adanya sinyal terkait-pertumbuh-
an yang memengaruhi sekresi GH. Isu
Sorratotrop hipofisis anterior
keseluruhan tentang apa yang sebenarnya
mengontrol pertumbuhan diperumit oleh
kenyataan bahwa kadar GH selama masa
Hormon pertumbuhan anak dini, saat terjadi pertumbuhan linier
yang cepat, serupa dengan kadar pada
orang dewasa. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, kontrol aktivitas IGF-I yang
Efek metabolik yang belum dipahami sepenuhnya mungkin
Hati
tidak berkaitan penting dalam hal ini. Pertanyaan terkait
dengan pertumbuhan:
lain adalah mengapa jaringan dewasa tidak
penguraian lemak
( asam lemak darah) lagi responsif terhadap efek GH yang men-
IGF-I dorong pertumbuhan? Kita mengetahui
penyerapan glukosa
oleh otot bahwa kita tidak bertambah tinggi setelah
( glukosa darah) remaja karena lempeng epifisis telah
Efek mendorong pertumbuhan: pengeluaran glukosa
menutup, tetapi mengapa jaringan lunak
pembelahan sel oleh hati tidak terus tumbuh melalui hipertrofi dan
( glukosa darah) hiperplasia di bawah pengaruh GH? Salah
sintesis protein
( asam amino darah) satu spekulasi adalah bahwa kadar GH
pertumbuhan tulang
mungkin cukup tinggi untuk menimbulk-
an efek merangsang pertumbuhan saat
*Semua faktor-faktor ini meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan, tetapi belum jelas apakah faktor-faktor letupan sekresi yang terjadi selama tidur
tersebut rnelakukannya dengan merangsang GHRH atau menghambat somatostatin (GHIH), atau keduanya. lelap. Menarik dicatat bahwa waktu yang
Gambar 18-10 Kontrol sekresi hormon pertumbuhan. dihabiskan dalam tidur lelap (tidur dalam)
adalah paling besar pada masa bayi dan sec-
ngkatkan sekresi. Manfaat peningkatan sekresi GH pada situasi- ara bertahap berkurang seiring usia. Meskipun demikian, bahkan
situasi di atas ketika kebutuhan energi melebihi cadangan glukosa pada usia lanjut kita tetap menghabiskan waktu tertentu dalam
tubuh mungkin adalah bahwa glukosa dihemat untuk otak dan asam tidur lelap, tetapi kita tidak tumbuh lebih besar. Masih diperlukan
lemak disajikan sebagai sumber energi alternatif bagi otot. penelitian lebih lanjut untuk mengungkapkan misteri ini.
Karena menggunakan sirnpanan lemak dan mendorong sintesis
protein tubuh, GH mendorong perubahan komposisi tubuh dari
mengurangi pengendapan lemak ke meningkatkan protein otot. Penyakit yang berkaitan dengan defisiensi dan kelebihan
Karena itu, peningkatan sekresi GH yang menyertai olahraga mung- hormon pertumbuhan dapat terjadi. Efek pada pola pert-
kin ikut memerantarai efek olahraga dalam mengurangi persentase umbuhan jauh lebih mencolok daripada konsekuensi
lemak tubuh sambil meningkatkan massa tubuh non-lemak. metaboliknya.

   hapter
DEFISIENSI GH Defisiensi GH dapat disebabkan oleh defek
hipofisis (ketiadaan GH) atau sekunder karena disfungsi hipotala-
mus (ketiadaan GHRH). Hiposekresi GH pada anak adalah salah
satu penyebab dwarfisme. Gambaran utama adalah tubuh pendek
karena pertumbuhan tulang yang terhambat (Gambar 18-11).
Karakteristik yang relatif kurang tampak adalah otot yang kurang
berkembang (berkurangnya sintesis protein otot) dan lemak
subkutis yang berlebihan (mobilisasi lemak yang kurang).
Selain itu, pertumbuhan dapat terhambat karena jaringan tidak
berespons secara normal terhadap GH. Salah satu contoh adalah
dwarfisme Laron, yang ditandai oleh kelainan reseptor GH yang
tidak peka terhadap hormon. Gejala penyakit ini mirip dengan
gejala defisiensi GH berat meskipun kadar GH darah sebenarnya
tinggi. Pada beberapa kasus, kadar GH adekuat dan responsivitas
sel sasaran normal, tetapi tidak ada IGF-1, seperti pada kasus orang
pigmi Afrika.
Terjadinya defisiensi GH pada masa dewasa setelah pertumbuh-
an selesai menimbulkan gejala yang relatif sedikit. Orang dewasa
dengan defisiensi GH cenderung mengalami pengurangan massa
dan kekuatan otot (protein otot lebih sedikit) serta penurunan
densitas tulang (aktivitas osteoblas berkurang selama remodeling

© Mirrorpix
tulang). Selain itu, karena GH esensial untuk mempertahankan
massa dan kinerja otot jantung pada masa dewasa, defisiensi GH
Gambar 18-11 Contoh efek kelainan sekresi hormon pertumbuhan pada per-
pada orang dewasa dapat menyebabkan peningkatan risiko gagal tumbuhan. Pria di kanan memperlihatkan dwarfisme hipofisis akibat kurangnya produksi
jantung. (Untuk pembahasan tentang terapi GH, lihat fitur dalam hormon pertumbuhan pada masa anak. Pria di tengah foto mengidap gigantisme akibat
kotak di h. 712, Konsep, Tantangan, dan Kontroversi.) sekresi berlebihan hormon pertumbuhan pada masa anak. Pria di kiri memiliki tinggi
rerata.
KELEBIHAN GH Hipersekresi GH paling sering disebabkan oleh
tumor sel penghasil GH di hipofisis anterior. Gejala bergantung
pada usia pasien ketika kelainan sekresi tersebut dimulai. Jika Hormon ini memiliki peran permisif pada pertumbuhan tulang; efek
produksi berlebihan GH tersebut terjadi pada masa anak sebelum GH baru bermanifestasi secara penuh jika terdapat hormon tiroid
lempeng epifisis menutup, gambaran utamanya adalah pertambah- dalam jumlah memadai. Akibatnya, pertumbuhan anak dengan
an tinggi yang pesat tanpa distorsi proporsi tubuh. Karenanya hipotiroid akan terganggu, tetapi hipersekresi hormon tiroid tidak
penyakit ini dinamai gigantisme (Gambar 18-11). Jika tidak menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan.
diterapi dengan mengangkat tumor atau dengan obat yang
■ Insulin adalah promotor pertumbuhan yang penting. Defisiensi
menghambat efek GH, pasien dapat mencapai tinggi delapan kaki
insulin sering menghambat pertumbuhan, dan hiperinsulinisme
atau lebih. Semua jaringan lunak ikut tumbuh sehingga proporsi
sering memicu pertumbuhan berlebihan. Karena insulin mendorong
tubuh masih normal.
sintesis protein, efeknya dalam meningkatkan pertumbuhan seharus-
Jika hipersekresi GH terjadi setelah masa remaja ketika lempeng nya tidak mengejutkan. Namun, efek ini juga dapat timbul dari
epifisis telah tertutup, tubuh tidak lagi dapat bertambah tinggi. mekanisme di luar efek langsung insulin pada sintesis protein.
Namun, di bawah pengaruh kelebihan GH, tulang menjadi lebih Insulin secara struktural mirip dengan IGF dan mungkin berinteraksi
tebal dan jaringan lunak, khususnya jaringan ikat dan kulit, berpro- dengan reseptor IGF-I, yang sangat mirip dengan reseptor insulin.
liferasi. Pola pertumbuhan yang tidak seimbang ini menimbulkan
Androgen, yang dipercayai berperan penting dalam lonjakan
keadaan cacat yang dikenal sebagai akromegali (akro artinya

pertumbuhan masa pubertas, secara kuat merangsang sintesis protein


"ekstremitas"; megali artinya "besar"). Penebalan tulang paling nyata
di banyak organ. Androgen merangsang pertumbuhan linier, meni-
di ekstremitas dan wajah. Wajah yang terus bertambah kasar
ngkatkan berat, dan menambah massa otot. Androgen paling poten,
sehingga hampir menyerupai kera terjadi karena rahang dan tulang
testosteron testis, menyebabkan pria membentuk otot yang lebih
pipi menjadi menonjol akibat penebalan tulang wajah dan kulit
berat daripada wanita. Efek androgen dalam mendorong per-
(❯Gambar 18-12). Tangan dan kaki membesar, dan jari tangan dan tumbuhan bergantung pada keberadaan GH. Androgen hampir sama
kaki sangat menebal.
sekali tidak berefek pada pertumbuhan tubuh jika tidak terdapat GH,
Hormon lain di luar hormon pertumbuhan juga tetapi keberadaan GH akan secara sinergistis meningkatkan pertumb-
esensial untuk pertumbuhan normal. uhan linier. Meskipun merangsang pertumbuhan, androgen akhirnya
menghentikan pertumbuhan lebih lanjut karena menyebabkan
Beberapa hormon lain selain GH ikut berkontribusi melalui cara- penutupan lempeng epifisis.
cara tertentu pada pertumbuhan keseluruhan:
■ Estrogen, seperti androgen, akhirnya menghentikan pertumbuh-
■ Hormon tiroid esensial bagi pertumbuhan, tetapi hormon ini an linier dengan merangsang perubahan komplet lempeng epifisis
sendiri tidak langsung bertanggung jawab mendorong pertumbuhan. menjadi tulang. Namun, efek estrogen pada pertumbuhan sebelum pe

   711
❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontrovensi Pertumbuhan dan Masa Muda dalam
Tabung?

T
IDAK SEPERTI HORMON UMUMNYA, struktur dan aktivitas hor -lihatkan baik peningkatan kekuatan otot maupun kemampuan
-mon pertumbuhan berbeda-beda di antara spesial, Akibatnya, olahraga. Jika suplemen GH berdosis besar diberikan dalam jangka
hormon pertumbuhan (GH) dari sumber hewan tidak efektif untuk panjang, efek sampingnya juga merugikan, termasuk peningkatan
mengobati defisiensi GH pada manusia. Dahulu, satu-satunya sumber kemungkinan diabetes, batu ginjal, tekanan darah tinggi, nyeri kepala,
GH manusia adalah kelenjar hipofisis dari kadaver manusia. Jumlah ini nyeri sendi, dan sindrom terowongan karpal (penebalan dan penyem-
tidak pernah memadai, dan akhirnya produk ini dikeluarkan dari pasar pitan saluran di pergelangan tangan tempat lewatnya saraf yang men
oleh Food and Drug Administration (FDA) karena kekhawatiran adanya uju ke otot-otot tangan; karpal artinya "pergelangan tangan"). Selain
kontaminasi virus. Namun, akhir-akhir ini tersedia teknik rekayasa itu, GH sintetik mahal (15.000 US$ hingga 20.000 US$ per tahun)
genetik yang menyebabkan pasokan GH menjadi tidak terbatas. Gen serta harus disuntikkan secara teratur. Sebagian ilmuwan juga
yang mengarahkan sintesis GH pada manusia dapat dimasukkan ke khawatir bahwa pemberian terus-menerus GH sintetik dapat mening-
dalam bakteri, mengubah bakteri tersebut menjadi "pabrik" yang mem- katkan risiko kanker dengan mendorong proliferasi sel yang tak-
produksi GH manusia. terkendali. Karena itu, banyak peneliti tidak lagi memandang GH
Meskipun sekarang tersedia GH dalam jumlah memadai melalui sintetik sebagai calon "fountoin of youth": Mereka malah berharap
rekayasa genetik, masalah baru bagi dunia kedokteran adalah menen- untuk memakainya secara lebih terbatas untuk memperkuat otot dan
tukan kondisi-kondisi apa yang layakditerapi dengan sintesis GH. tulang pada banyak orang berusia lanjut yang mengalami defisiensi
Hingga saat ini FDA telah menyetujui terapi hanya untuk pemakaian GH, untuk mengurangi insiden patah tulang akibat jatuh yang sering
berikut: (1) untuk anak dengan defisiensi GH, (2) untuk orang dewasa menyebabkan hendaya. The National institute of Aging saat ini
dengan tumor hipofisis atau penyakit lain yang menyebabkan defisiensi mensponsori serangkaian penelitian skala nasional tentang terapi GH
berat GH, dan (3) untuk pasien AIDS yang menderita fisut otot berat. pada orang lanjut usia untuk membantu memilah berbagai kemung-
Meskipun belum disetujui oleh FDA untuk pemakaian ini, terapi GH kinan manfaat legal suplemen hormon ini. Dengan tidak mau bersabar,
juga digunakan secara luas untuk mempercepat penyembuhan kulit diperkirakan 30.000 orang berusia lanjut kini mengonsumsi GH.
pada pasien Iuka bakar luas. Pada tahun 2003, di tengah-tengah Dilema etisnya adalah apakah obat ini dapat digunakan oleh orang
perdebatan hebat, FDA menyetujui injeksi GH pada kelompok lain, yang kadar GH-nya normal, tetapi menginginkan efek GH yang
yaitu 1,2% anak terpendek yang abnormal pendek oleh sebab yang mendorong pertumbuhan untuk alasan kosmetik atau atletik, misalnya
tidak jelas. Terapi ini melibatkan injeksi GH setiap minggu selama remaja yang tumbuh normal yang ingin memiliki tubuh lebih tinggi.
beberapa tahun di bawah pengawasan ahri endokrinologi pediatri Obat ini sudah digunakan secara ilegal oleh sebagian atlet dan bina-
untuk mencapai penambahan tinggi rata-rata sebesar 1-3 inci. Anak ragawan. Selain itu, studi terkini menemukan bahwa hanya terdapat 4
yang mengalami defisiensi GH mendapat penambahan tinggi yang dari 10 anak yang mendapat terapi GH secara sah di bawah peng-
lebih dramatik, yaitu sekitar 6-8 inci ketika diterapi dengan GH. awasan medis yang benar-benar mengalami defisiensi GH atau yang
Kelompok lain yang mungkin memperoleh manfaat dari terapi sulih berada di bawah 1,2% tinggi. Anak yang lain menerima pengobatan
GH adalah orang berusia lanjut. Sekresi GH biasanya memuncak pada karena orang tua, dokter, dan anak terpengaruh oleh faktor budaya
usia 20-an, kemudian pada banyak orang sekresi tersebut mulai yang lebih menyukai tubuh tinggi daripada karena faktor medis.
merosot setelah usia 40 tahun. Penurunan ini mungkin menjadi pen- Pemakaian obat ini pada anak dengan kadar GH normal dapat
yebab dari beberapa tanda khas penuaan: menimbulkan masalah, karena GH sintetik adalah suatu produk seperti
■ Berkurangnya massa otot (GH mendorong sintesis protein, pisau bermata dua. Meskipun mendorong pertumbuhan dan massa
termasuk protein otot) otot, obat ini juga memiliki efek negatif, misalnya efek samping yang
Meningkatnya pengendapan lernak (GH mendorong tubuh menjadi berpotensi merugikan. Selain itu, sebuah penelitian mengungkapkan
■ bahwa terapi suplemen GH pada anak yang tidak kekurangan hormon
langsing dengan memobilisasi simpanan lemak untuk digunakan
sebagai sumber energi) ini menyebabkan redistribusi protein dan lemak tubuh. Para peneliti
membandingkan dua kelompok anak sehat berusia enam hingga
■ Berkurangnya densitas tulang (GH merangsang sel pembentuk delapan tahun yang tubuhnya pa ling pendek di antara teman
tulang) seusianya. Satu kelompok terdiri dari anak yang menerima GH dan
■ Kulit menipis dan kendur (GH mendorong proliferasi sef kulit) kelompok lain adalah anak yang tidak mendapat terapi. Pada akhir
bulan keenam, anak yang mendapat hormon sintetik tumbuh lebih
(Namun, inaktivitas juga dipercayai berperan besar dalam penurunan
cepat daripada kelompok yang tidak diterapi, yaitu lebih tinggi 1,5 inci
massa otot, densitas tulang, dan kekuatan terkait-usia.) atau lebih per tahun. Namun, anak yang tidak diterapi mengalami
Beberapa penelitian pada awal tahun 1990-an mengisyaratkan penambahan otot dan lemak selagi tumbuh sementara anak yang
bahwa sebagian dari konsekuensi penuaan ini dapat dilawan melalui diterapi menjadi sangat berotot dan kehilangan lebih dari 76% lemak
pemakaian GH sintetik pada orang berusia lebih dari 60 tahun. Pria tubuh mereka. Hilangnya lemak tampak jelas di wajah dan tungkai
lanjut usia yang diterapi dengan suplemen GH memperlihatkan pening- mereka sehingga mereka tampak lebih "garang". Masih belum jelas
katan massa otot, penurunan jaringan lemak, dan penebalan kulit. apa efek jangka panjang baik yang merugikan atau menguntungkan
Dalam studi-studi serupa pada wanita lanjut usia, terapi suplemen GH yang ditimbulkan oleh perubahan drastis komposisi tubuh ini. Para
tidak meningkatkan massa otot secara signifikan, tetapi mengurangi ilmuwan juga menyatakan kekhawatiran bahwa perubahan fisik yang
massa lemak dan mengurangi kerapuhan tulang. nyata terlihat ini mungkin disertai oleh kelainan organ dan sel yang
Meskipun hasil-hasil awal ini menggembirakan, tetapi studi-studi lebih samar. Karena itu, perdebatan tentang apakah GH dapat di-
lebih lanjut memberi hasil yang kurang memuaskan. Meskipun massa berikan pada anak normal, tetapi bertubuh pendek kemungkinan akan
tubuh non-lemak bertambah, banyak orang yang diterapi tidak memper berlanjut.

   hapter
Dean Warchak@www.acromegalysupport.com.
Usia 13 Usia 21 Usia 35

Gambar 18-12 Perkembangan progresif akromegali. Perhatikan bagaimana tulang alis, pipi, dan rahang pasien menjadi semakin menonjol akibat
penebalan terus-rnenerus tulang dan kulit akibat sekresi berlebihan GH.

nelitian nrnyarankan bahwa estrogen dosis besar bahkan dapat


menghambat pertumbuhan tubuh dengan menghambat proliferasi
kondrosit sementara lempeng epifisis masih terbuka.
Beberapa faktor ikut berperan menyebabkan adanya perbedaan
tinggi antara pria dan wanita. Pertama, karena pubertas terjadi lebih Kelenjar pineal, sebuah struktur kecil berbentuk kerucut pohon
dini sekitar dua tahun pada anak perempuan daripada anak laki- cemara yang terletak di tengah otak (lihat Gambar 5-7b, h. 154, dan
laki, secara rerata anak laki-laki memiliki dua tahun masa Gambar 18-1, h. 691), mengeluarkan hormon melatonin, yaitu suatu
pertumbuhan prapubertas lebih lama daripada anak perempuan. hormon indolamin. (Jangan mengacaukan melatonin dengan pigmen
Akibatnya, anak laki-laki biasanya lebih tinggi beberapa senti meter kulit melanin). Meskipun melatonin telah ditemukan pada tahun
daripada anak perempuan pada awal lonjakan pertumbuhan. Kedua, 1959, para peneliti baru berhasil mengungkapkan berbagai fungsinya
seperti telah disebutkan, anak laki-laki mengalami lonjakan akhir-akhir ini. Salah satu peran melatonin yang telah diterima secara
pertumbuhan yang diinduksi androgen lebih besar daripada anak luas adalah membantu menjaga irama sirkadian tubuh sesuai siklus
perempuan sebelum steroid gonad mereka menghentikan pertum- terang-gelap. Kita pertama-tama akan membahas tentang irama
buhan tulang panjang mereka; hal ini menyebabkan pria umumnya sirkadian secara umum sebelum melihat peran melat-onin dalam
lebih tinggi daripada wanita. Ketiga, peningkatan estrogen pada aspek ini dan membahas fungsi lain hormon ini.
masa pubertas dapat mengurangi lonjakan pertumbuhan pada anak
perempuan. Keempat, bukti terkini menunjuk kan bahwa androgen
membuat cetakan dari otak anak laki-laki selama perkembangan, Laju sekresi hormon bukan satu-satunya faktor di tubuh yang
menghasilkan pola sekresi GH yang "maskulin" yang ditandai oleh berfluktuasi secara siklis dalam periode 24 jam. Manusia memiliki
kadar puncak yang lebih tinggi dan diperkirakan berperan men- jam biologis serupa untuk banyak fungsi tubuh lain, berkisar dari
yebabkan pria lebih tinggi. ekspresi gen, hingga proses fisiologik misalnya regulasi suhu (lihat h.
Selain hormon-hormon ini yang menimbulkan efek pertumbu 677) hingga perilaku. jam biologis utama yang berfungsi sebagai
han tubuh secara keseluruhan, terdapat sejumlah peptida faktor pemacu untuk irama sirkadian tubuh adalah nukleus suprakia-
pertum buhan yang belum sepenuhnya diketahui yang merangsang smatikus (SCN). Nukleus ini terdiri dari dua kelompok badan sel
aktivitas mitotik jaringan tertentu (misalnya, faktor pertumbuhan saraf (satu di setiap sisi otak) di hipotalamus di atas kiasma optikum,
epidermis). yaitu titik tempat sebagian dari serat saraf masing-masing mata
Kini kita mengalihkan perhatian kepada kelenjar endokrin lain memintas ke separuh otak yang berlawanan (supra artinya "di atas";
-nya di otak kelenjar pineal. kiasma artinya "persilangan") (lihat h. 222; Gambar 5-7b, h. 154 dan
Gambar 18-3, , h. 698). Hanya terdapat 20.000 neuron di SCN, tetapi
lepas muatan spontan ritmik neuron-neuron SCN yang berjumlah
Periksa Pemahaman Anda 18.3
sedikit ini berperan besar dalam sinkronisasi semua irama bawaan
1. Jelaskan berbagai efek metabolik GH. harian tubuh. Hal ini analog dengan penghuni kota kecil yang
2. Jelaskan hubungan antara GH dan IGH-1 dalam mendorong mengatur jadwal semua penghuni dunia. Berbagai jaringan memiliki
pertumbuhan. jam independennya sendiri, tetapi SCN berperan sebagai penjaga
waktu agar berbagai jam perifer ini tetap tersinkronisasi.

   713
PERAN PROTEIN JAM Para ilmuwan telah berhasil mengungkap masukan dari fotoreseptor batang dan kerucut. Akson sel-sel ganglion
mekanisme molekular yang mendasari osilasi sirkadian SCN. Gen- ini membentuk saraf optik yang membawa informasi ke korteks
gen spesifik di dalam neuron SCN yang aktif dengan sendirinya me- penglihat-an di lobus oksipitalis (lihat h. 155). Di antara sel-sel ganglion
micu serangkaian proses yang menyebabkan terbentuknya protein retina yang berorientasi secara visual, terselip sekitar 1% hingga 2% sel
jam di sitosol yang mengelilingi nukleus (Gambar 18-13). Seiring ganglion retina yang membentuk sistem deteksi sinar yang sama sekali
dengan berjalannya hari, protein-protein jam ini terus menumpuk, independen yang berespons terhadap tingkat pencahayaan, seperti
akhirnya mencapai jumlah kritis, yaitu waktu ketika mereka diangkut meteran cahaya di kamera, dan bukan terhadap kontras, warna, dan
ke dalam nukleus. Di sini protein-protein tersebut menghambat kontur yang dideteksi oleh sistem visual pembentuk bayangan. Sel
proses genetik yang bertanggung jawab untuk produksi mereka ganglion retina pendeteksi pencahayaan dan mengandung melanopsin
sendiri. Kadar protein jam secara perlahan menurun karena meng- ini memberi petunjuk kepada kelenjar pineal tentang ada tidaknya
a1ami penguraian di dalam nukleus sehingga pengaruh inhibitorik cahaya dengan mengirim sinyalnya bersama dengan traktus retino-
mereka pada perangkat genetik protein jam berkurang. Karena tidak hipotalamikus ke SCN. Jalur ini berbeda dari sistem saraf yang meng-
lagi dihambat, gen-gen ini kembali aktif untuk memproduksi protein hasilkan persepsi visual. SCN menyampaikan pesan mengenai status
jam dan siklus kembali berulang. Setiap siklus berlangsung sekitar pencahayaan ke kelenjar pineal. Ini adalah cara utama jam internal
sehari. Kadar protein-protein jam yang berfluktuasi menyebabkan dikoordinasikan dengan waktu 24 jam sehari. Melatonin adalah
perubahan siklik sinyal keluar dari SCN yang, pada gilirannya, hormon kegelapan. Sekresi melatonin meningkat hingga 10 kali lipat
menyebabkan perubahan siklik organ-organ efektor sepanjang hari. selama malam hari dan kemudian turun ke kadar rendah selama siang
Salah satu contoh adalah variasi diurnal sekresi kortisol (lihat hari. Fluktuasi sekresi melatonin, pada gilirannya, membantu menya-
Gambar 18-2, h. 694). Dengan cara ini, penentuan waktu internal makan irama biologis tubuh dengan sinyal siang-malam eksternal.
(irama sirkadian) adalah mekanisme otomatis yang terbentuk dalam
susunan genetik neuron-neuron SCN.
Perkiraan peran melatonin selain mengatur jam biologis tubuh
mencakup yang berikut:
SINKRONISASI JAM BIOLOGIS DENGAN SINYAL LINGKUNGAN
Dengan sendirinya, jam biologis ini umumnya melakukan siklus ■ Jika dikonsumsi secara eksogen (dalam pil), melatonin menginduksi
yang sedikit lebih lambat daripada siklus lingkungan yang 24 jam. tidur alami tanpa efek samping yang menyertai obat sedatif hipnotik
Tanpa sinyal dari luar, SCN membentuk siklus yang rerata berlang- sehingga melatonin mungkin berperan normal dalam memacu tidur.
sung sekitar 25 jam. Siklus ini konsisten untuk orang yang bersang- ■ Melatonin menghambat hormon yang merangsang aktivitas reprod-
kutan, tetapi agak bervariasi di antara orang. Jika jam utama ini tidak uksi. Pubertas dapat dimulai oleh penurunan sekresi melatonin.
secara terus-menerus menyesuaikan dengan dunia luar, irama ■ Dalam sebuah peran terkaitnya, pada sebagian spesies, fluktuasi
sirkadian tubuh akan secara progresif keluar dari sinkronisasi dengan musiman sekresi melatonin yang berkaitan dengan perubahan lama
siklus terang (periode aktivitas) dan gelap (periode istirahat). Karena siang hari merupakan pemicu penting perkembangbiakan, migrasi, dan
itu, SCN harus disetel ulang setiap hari oleh petunjuk lingkungan hibernasi musiman.
sehingga irama biologis sinkron dengan tingkat aktivitas yang
Melatonin merupakan antioksidan yang efektif, suatu alat pertahan-
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Efek tidak dipertahankannya

sinkronisasi jam internal dengan lingkungan sangat dikenal oleh an terhadap radikal-radikal bebas yang merusak sistem biologis. Radikal
orang yang mengalami jet lag ketika irama inheren mereka tidak bebas adalah partikel defisien elektron yang sangat tidak stabil yang
sama dengan sinyal eksternal. SCN bekerja sama dengan kelenjar sangat reaktif dan destruktif. Radikal bebas diperkirakan berperan
pineal dan produk hormonnya melatonin untuk menyinkronkan dalam beberapa penyakit kronik seperti penyakit arteri koronaria (lihat
berbagai irama sirkadian dengan siklus siang-malam 24 jam. (Untuk h. 352) dan kanker, serta dipercayai berperan dalam proses penuaan.
pembahasan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan ketida- ■ Melatonin dapat memperlambat proses penuaan, mungkin dengan
ksinkronan dengan sinyal lingkungan, lihat fitur dalam kotak, membersihkan radikal bebas atau melalui cara lain.
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi.) ■ Melatonin meningkatkan imunitas dan telah dibuktikan dapat
mengembalikan sebagian penyusutan timus, sumber limfosit T, yang
terkait-usia (lihat h. 448).

Perubahan harian intensitas sinar yang terjadi merupakan petunjuk Karena melatonin diperkirakan memiliki banyak fungsi, pemak-
lingkungan utama yang digunakan untuk menyesuaikan jam induk aian suplemen melatonin untuk berbagai penyakit tampaknya
SCN. Fotoreseptor khusus di retina menangkap sinyal cahaya dan sangat menjanjikan. Namun, sebagian besar ahli berhati-hati
menyalurkannya langsung ke SCN. Fotoreseptor ini berbeda dengan tentang rekomendasi suplemen melatonin hingga efektivitasnya
sel batang dan sel kerucut yang digunakan untuk melihat cahaya sebagai obat dibuktikan. Sementara itu, banyak orang beralih ke mela-
(lihat h. 216). Melanopsin, suatu protein yang terdapat di sel tonin sebagai suplemen kesehatan; keamanan dan efektivitas pem-
ganglion retina khusus (lihat h. 215), adalah molekul reseptor untuk akaian ini tidak diatur oleh Food and Drug Administration (FDA). Dua
cahaya yang menjaga tubuh tetap sinkron dengan waktu eksternal pemakaian melatonin yang paling umum adalah untuk mencegah jet lag
(Gambar 18-13). Sebagian besar sel ganglion retina menerima dan membantu tidur.

   hapter
❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi

Beradaptasi dengan Jam Biologis Kita

P
esearch sho -ng di sekitarnya yang terluka, dan tidak ada studi jangka panjang
yang menemukan kaitan konklusif antara peningkatan insiden kanker
dan radiasi kadar rendah bagi orang di sekitarnya yang terpajan
anggu irama internal, yang menggambarkan bagaimana lingkungan reaktor yang bermasalah. Pembersihan "kecelakaan" ini berlangsung
eksternal yang sehat memengaruhi lingkungan internal dan kesehatan dari tahun 1970- 1993 dan menghabiskan dana 975 juta dollar.
kita. Pada akhir April 1986, terjadi kerusakan reaktor nuklir lain.
Dr. Richard Restak, seorang ahli neurologi dan penulis, mencatat Kecelakaan ini,di Chernobyl di bekas Uni Soviet, jauh lebih parah
bahwa "irama lazim bangun dan tidur... tampaknya menghasilkan efek daripada kecelakaan reaktor di AS. Pada pagi dini hari, dua teknisi
yang menstabilkan kesehatan fisik dan psikologis kita, Pengganggu sedang memeriksa reaktor. Mereka, dengan menyalahi protokol
terbesar irama sirkadian alami kita adalah jadwal kerja yang berubah- operasional standar, mematikan sistem keamanan kunci. Satu
ubah yang sering dijumpai di negara-negara industri. Saat ini, satu dari kesalahan dalam menilai ini (mungkin akibat kelelahan) menyebabkan
setiap empat pria pekerja dan satu dari setiap enam wanita pekerja kecelakaan nuklir paling besar dan mahaf dalam sejarah dunia.
memiliki jadwal kerja yang bervariasi sering bertukar antara kerja Terbentuk uap di dalam reaktor yang menyebabkan atap bangunan
malam dan siang. Di banyak negara industri, untuk mengoptimalkan penampung terlepas. Awan tebal radiasi membumbung ke angkasa
pemakaian peralatan dan bangunan, karyawan bekerja siang dan dan menyebar ke seluruh Eropa dan dunia. Selama 10 hari reaktor ini
malam. Sebagai suatu siklus, lebih banyak restoran dan toko yang terbakar dan melepaskan radiasi 400 kali lebih besar dibandingkan
buka 24 jam sehari dan lebih banyak petugas kesehatan yang harus bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada perang Dunia 11.
jaga malam untuk mengobati korban kecelakaan. Sementara para pekerja berupaya keras menutup inti radioaktif yang
Untuk mengurangi beban, banyak perusahaan yang memiliki giliran meleleh dan menyebarkan radiasi ke angkasa, seluruh dunia men-
kerja mengubah jadwal pekerja mereka. Satu minggu, karyawan gamati dengan ketakukan. Pemerintah menyatakan batas radiasi 30
bekerja pada giliran siang. Minggu berikutnya mereka bekerja malam, km dari reaktor dan mengevakuasi 115.000 orang dari daerah reaktor
dari tengah malam hingga jam 8 pagi. Minggu berikutnya lagi mereka nuklir ini. Walau demikian, peningkatan insiden kanker tiroid sekarang
bekerja dari jam 4 sore hingga tengah malam. Banyak pekerja ini telah meningkat akibat terpajan ke radiasi iodin bagi mereka yang
merasa lelah hampir setiap waktu dan mengalami kesulitan untuk tetap tinggal di dekat Chernobyl yang sebagian besarnya merupakan anak-
terjaga sewaktu bekerja. Kinerja karyawan merosot karena kelelahan. anak dan remaja pada saat terjadinya bencana.
Ketika tiba di rumah, para karyawan tersebut kelelahan tetapi tidak Bencana Chernobyl, seperti kecelakaan di Three Mile Island,
dapat tidur karena mereka berusaha tidur saat tubuh mereka mencoba mungkin ditimbulkan oleh para karyawan yang bekerja pada waktu-
membangunkan mereka. Sayangnya, perubahan jadwal mingguan ini waktu yang tidak memungkinkan mereka berpikir jenih. Kita harus
tidak pernah memungkinkan jam tubuh karyawan untuk menyesuaikan berpikir berapa banyak kecelakaan pesawat, kecelakaan lalu-lintas,
diri secara penuh. Sebagian besar orang memerlukan 4 hingga 14 hari dan tindakan malpraktik medis yang mungkin dapat ditelusuri ke
untuk menyesuaikan diri dengan jadwal baru. kesalahan penilaian akibat kita bekerja melawan irama tubuh yang
Para pekerja yang bekerja secara giliran ini lebih banyak mengidap inheren.
tukak, insomnia, iritabilitas, depresi, dan ketegangan daripada mereka Berkat penelitian-penelitian tentang irama biologis, para peneliti kini
yang bekerja dengan jadwal teratur. Kehidupan mereka berubah sama mengetahui cara-cara untuk menyetel ulang jam biologis, yang dapat
sekali. Hal yang lebih memperparah, karyawan yang kelelahan dan mengurangi penderitaan dan gangguan yang dialami oleh para pekerja
berkurang konsentrasinya yang pengambilan keputusannya terganggu dengan giliran kerja serta memperbaiki kinerja pekerja malam.
merupakan ancaman bagi masyarakat. Pertimbangkan dua contoh ini. Sebagai contoh, satu tindakan sederhana adalah membuat giliran jaga
Pada jam 4 pagi di ruang kontrol reaktor nuklir Three Mile Island di dalam siklus tiga mingguan agar jam biologis karyawan dapat
Pennsylvania, tiga operator melakukan kesalahan pertama dari serang- menyesuaikan diri. Dan daripada memindahkan pekerja dari giliran
kaian kesalahan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan nuklir ter- pagi hari ke giliran tengah malam, pindahkan mereka ke depan dan
buruk dalam sejarah Amerika Serikat. Para operator tersebut luput bukan ke belakang (sebagai contoh, dari tugas siang ketugas malam}.
mengamati lampu peringatan dan tidak melihat bahwa sebuah katup Hal ini mempermudah penyesuaian. Sinar terang juga dapat
penting tetap terbuka. Ketika para operator giliran pagi masuk ke ruang digunakan untuk menyetel ulang jam biologis. lni adalah ongkos kecil
kontrol keesokan harinya, mereka segera menemukan kesalahan yang harus dikeluarkan demi memperoleh pekerja yang lebih sehat
tersebut, tetapi sudah terlambat. Pipa-pipa dalam sistem meledak, dan masyarakat yang lebih aman. Selain itu, pemberian suplemen
mengirim uap dan air radioaktif ke udara dan masuk ke dua gedung. melatonin, hormon yang menyetei jam internal agar sesuai dengan
Ironisnya, kecelakaan tahun 1979 ini terjadi 12 hari setelah pemutaran siklus lingkungan, mungkin terbukti bermanfaat untuk menyetel ulang
perdana film populer, The China Syndrome, tentang kecelakaan reak- jam tubuh saat jam tersebut tidak sinkron dengan sinyal-sinyal
tor nuklir yang memicu kewaspadaan publik. Untungnya, tidak ada ora- eksternal.

   715
KUNCI
Jalur yang menciptakan dan menyink-
Jalur ke Batang dan ronkan irama sirkadian tubuh
Terang Gelap
korteks visual kerucut
Jaiur yang yang menyesuaikan irama
sirkadian dengan petunjuk eksternal

Penglihatan Sel ganglion retina yang


mengandung melanopsin

Nukleus supraklasmatikus Kelenier


(jam biologik utama)
Siklus
berlangsung
sekitar
sehari
Degradasi protein Sintesis protein Melatonin Melatonin
jam jam dalam terang dalam gelap

Perubahan siklik Perubahan sikfik


dalam protein jam dalam melatonin

Sinkronisasi irama Menyetel ulang


sirkadian dalam irama sirkadian agar
organ efektor di sesuai dengan siklus
seluruh tubuh
terang-gelap

Gambar 18-13 Sinkronisasi dan penyesuaian irama sirkadian.

mempertahankan keseimbangan H2O. Kontrol keseimbangan


Periksa Pemahaman Anda 18.4 H2O esensial bagi pemeliharaan osmolaritas CES dan volume
sel yang sesuai.
1. Diskusikan bagaimana nukleus suprakiasmatikus berperan sebagai
jam biologis utama. ■ Hormon-hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior
2. Bedakan antara melanopsin dan melatonin. umumnya tidak secara langsung berperan dalam homeostasis.
Sebagian besar hormon tersebut bersifat tropik yaitu mereka
merangsang sekresi hormon lain.

Homeostasis: Bab dalam ■ Namun, hormon pertumbuhan dari hipofisis anterior, selain
memiliki efek mendorong pertumbuhan, juga memiliki efek
Perspektif metabolik yang membantu mempertahankan konsentrasi asam
amino, glukosa, dan asam lemak dalam plasma.
Sistem endokrin adalah salah satu dari dua sistem
■ Kelenjar pineal mengeluarkan melatonin, yang membantu
regulatorik utama tubuh; yang lainnya adalah sistem
menyamakan irama sirkadian tubuh dengan siklus terang
saraf. Melalui hormon-hormonnya sebagai caraka yang be
(periode aktivitas) dan gelap (periode inaktivitas) lingkungan.
-kerja lambat, sistem endokrin umumnya mengatur aktivitas yang
lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sebagian besar Kelenjar endokrin perifer juga membantu mempertahankan
aktivitas ini ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Kontribusi homeostasis melalui cara-cara berikut:
spesifik organ endokrin sentral pada homeostasis adalah sebagai Hormon membantu mempertahankan konsentrasi nutrien di

berikut:
lingkungan internal dengan mengarahkan reaksi-reaksi kimia
■ Unit hipotalamus-hipofisis anterior menyekresi vasopresin, yang yang berperan dalam penyerapan, penyimpanan, dan penge-
bekerja pada ginjal selama pembentukan urine untuk membantu luaran molekul-molekul ini oleh sel. Selain itu, laju metabolisme

   hapter
nutrien-nutrien ini umumnya dikontrol oleh sistem endokrin. dan saraf serta pembekuan darah, di antara aktivitas lainnya
untuk mempertahankan kehidupan.
■ Keseimbangan garam, yang penting untuk mempertahan-kan
■ Sistem endokrin memadukan berbagai proses penyesuaian
volume CES dan tekanan darah arteri yang sesuai, dicapai dengan
yang membantu tubuh mempertahankan homeostasis sebagai
penyesuaian, di bawah kontrol endokrin, reabsorpsi garam oleh
respons terhadap berbagai stres.
ginjal selama pembentukan urine.
■ Demikian juga, hormon bekerja pada berbagai sel sasaran untuk ■ Sistem endokrin dan saraf bekerja sama untuk mengontrol
mempertahankan konsentrasi kalsium dan elektrolit lain dalam sistem sirkulasi dan pencernaan, yang pada gilirannya mel-
plasma. Erektrolit-elektrolit ini nantinya berperan kunci dalam aksanakan aktivitas-aktivitas homeostatik penting.
aktivitas homeostatik. Sebagai contoh, pemeliharaan kadar kalsium Di luar homeostasis, hormon mengarahkan proses pertumbuh-
dalam batas-batas yang sempit sangat penting eksitabilitas otot dan an dan mengontrol sebagian besar aspek sistem reproduksi.

SOAL LATIHAN

Jawaban dimulai di h. A-42. (a) kortisol (b) ACTH (c) CRH


(1) ___ dari hipotalamus merangsang sekresi (2) ___ dari
Pertanyaan Objektif
hipofisis antrerior. (3) ___, nantinya merangsang sekresi (4)
1. Satu kelenjar endokrin dapat mengeluarkan lebih dari satu ___ dari korteks adrenal. Melalui mekanisme umpan-balik
hormon. (Benar atau salah?) negatif, (5) ___ menghambat sekresi hormon pelepas (6) ___
2. Satu hormon dapat memengaruhi lebih dari satu jenis sel dan lebih lanjut menghambat sekresi hormon tropik (7) ___.
sasaran. (Benar atau salah?)
3. Semua kelenjar endokrin hanya memiliki fungsi endokrin.
(Benar atau salah?)
4. Satu sel sasaran dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu Pertanyaan Esai
hormon. (Benar atau salah?)
5. Hiposekresi atau hipersekresi suatu hormon dapat terjadi 1. Sebutkan fungsi keseluruhan sistem endokrin.
meskipun kelenjar endokrinnya sepenuhnya normal. (Benar 2. Bagaimana konsentrasi suatu hormon dalam plasma
atau salah?) normalnya diatur?
6. Kadar hormon pertumbuhan di darah tidak lebih tinggi 3. Tuliskan dan sebutkan secara singkat sumber dan fungsi
selama masa pertumbuhan anak dibandingkan masa dewasa. hormon-hormon hipofisis posterior.
(Benar atau salah?) 4. Tuliskan dan sebutkan secara singkat sumber dan fungsi
7. Suatu hormon yang fungsi utamanya mengatur kelenjar hormon-hormon hipofisis anterior.
endokrin lain diklasifikasikan secara fungsional sebagai 5. Bandingkan hubungan antara hipotalamus dan hipofisis
hormon ___ posterior dengan hubungan antara hipotalamus dan
8. Pengurangan, yang ditimbulkan oleh diri sendiri, jumlah hipofisis anterior. JeIaskan peran sistem porta hipotalamus-
reseptor untuk hormon spesifik dikenal sebagai ___ hipofisis serta hormon pelepas dan penghambat hipota-
lamus.
9. Aktivitas di dalam lapisan tulang rawan pada tulang yang
dikenal sebagai ___ berperan dalam pemanjangan tulang 6. Jelaskan kerja hormon pertumbuhan yang tidak berkaitan
panjang. dengan pertumbuhan. Apa efek pendorong-pertumbuhan
hormon pertumbuhan? Apa peran IGF?
10. ___ di hipotalamus adalah jam biologis utama tubuh.
7. Bahaslah kontrol sekresi hormon pertumbuhan
11. Tunjukkan hubungan di antara berbagai hormon di aksis 8. Jelaskan peran protein jam
hipotalamus-hipofisis anterior-korteks adrenal dengan 9. Apa sumber, fungsi, dan perangsang sekresi melatonin?
menggunakan kode jawaban berikut untuk mengidentifikasi
hormon apa yang dimaksud oleh setiap titik-titik berikut.

   717
UNTUK DIRENUNGKAN

1. Apakah Anda mengharapkan konsentrasi horrnon darah untuk menentukan apakah keadaan ini disebabkan
pelepas dan penghambat hipotalamus dalam sampel oleh defek di tingkat hipotalamus-hipofisis anterior atau
darah vena sistemik lebih tinggi, lebih rendah, atau sama di tingkat korteks adrenal?
dengan konsentrasi molekul-molekul ini dalam sampel 4. Mengapa pria dengan sindrom feminisasi testis biasanya
darah porta hipotalamus-hipofisis? bertubuh sangat tinggi?
2. Dengan memikirkan mengenai lengkung kontrol 5. Pasar gelap untuk memperoleh hormon pertumbuhan
umpan-balik di antara TRH, TSH, dan hormon tiroid, telah terbentuk di antara para atlet angkat-beban dan
apakah Anda mengharapkan konsentrasi TSH akan atlet lain. Apa efek hormon pertumbuhan yang
normal, di atas normal, atau kurang daripada normal menyebabkan atlet yang sudah dewasa menggunakan
pada orang yang dietnya kekurangan iodium (suatu hormon ini dalam dosis suplemen? Apa kemungkinan
unsur yang esensial untuk membentuk hormon tiroid)?. efek samping poten-sialnya?
3. Seorang pasien memperlihatkan gejala kelebihan sekresi
kortisol. Faktor apa yang dapat diukur dalam sampel

PERTIMBANGAN KLINIS

Pada usia 18 tahun dan dengan tinggi 8 kaki, Anthony O. kelenjar hipofisisnya. Terapi sulih hormon apa yang akan
didiagnosis mengidap gigantisme akibat suatu tumor diperlukan oleh Anthony?
hipofisis. Penyakit ini diobati dengan pembedahan yang
mengangkat

718   hapter
hapter
18 Kartu Belajar
■ Hipotalamus, suatu bagian otak, mengeluarkan sembilan
hormon peptida.

Anda mungkin juga menyukai