Bab I-Iii
Bab I-Iii
PENDAHULUAN
aktivitas sehari- hari. Kesehatan masyarakat suatu negara merupakan hal pokok
terjaga kesehatannya akan menjadi sumber daya manusia yang optimal dalam
pembangunan.
Manusia tidak dapat memastikan bahwa tubuhnya akan selalu sehat serta
dapat digunakan untuk beraktivitas. Maka kemudian asuransi ada sebagai jaminan
suatu upaya untuk menanggulangi resiko tersebut di kemudian hari terkait masalah
biaya kesehatan yang bisa saja besar dan tidak mampu dibayarkan jika penyakit tiba-
tiba muncul di kemudian hari. Hal inilah yang membuat asuransi menjadi suatu
keharusan yang harus dimiliki setiap orang untuk menjamin biaya pengobatan jika
sakit. Mungkin untuk penyakit- penyakit ringan seperti demam, batuk, pilek, ataupun
sakit kepala biaya nya tidak terlalu besar. Akan tetapi jika penyakit yang menyerang
merupakan penyakit yang berat tentu saja memerlukan biaya yang besar pula.
Pada tahun 2017 hanya sekitar 10% rakyat Indonesia yang memiliki asuransi
kesehatan, berarti hanya sekitar 26 juta jiwa dari total penduduk Indonesia yang
berjumlah kurang lebih 261 juta jiwa. Sebenarnya banyak masyarakat mengerti
dibayar untuk asuransi menjadi suatu hambatan bagi sebagian besar masyarakat
tersebut. Hal ini menjadi salah satu problema di Indonesia yang memiliki Masyarakat
miskin sekitar 25,9 juta jiwa pada tahun 2018 menurut data Badan Pusat Statistik.
memandang status ekonomi maupun sosial. Dalam hal ini Undang-undang Nomor 36
menjamin kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Tanggung jawab ini meliputi seluruh
komponen penyediaan layanan kesehatan yang murah, mudah dan yang terpenting
Jaminan Sosial Nasional. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) terdiri atas lima
jaminan : (i) kesehatan; (ii) kecelakaan kerja; (iii) pensiun; (iv) hari tua dan kematia .
Kesehatan Nasional hadir sebagai suatu program yang dilaksanakan berdasar prinsip
asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Dalam hal ini Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
Kesehatan sesuai dengan amanat UU. No. 24 Tahun 2011. Jaminan Kesehatan
Indonesia pada tahun 2019. Pendekatan ini disebut universal Health Coverage,
dimana setiap warga negara Indonesia memiliki jaminan kesehatan kemudian tidak
akan terdapat lagi kasus warga yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan karena
terhadap warga miskin. Hal inilah yang paling membedakan JKN-KIS dalam kerangka
Dalam usaha untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia agar terdaftar dalam
JKN-KIS ini merupakan salah satu bentuk kebijakan publik dalam bidang
publik yang turut andil dalam keberhasilan suatu kebijakan. Implementasi menurut
Implementasi dengan persepsi Van Meter dan Van Horn dapat diartikan
sebagai bentuk realisasi dari keputusan kebijakan yang dilakukan dalam tindakan-
tindakan. Dimana dengan pemikiran ini, implementasi dari suatu kebijakan merupakan
salah satu tahapan yang begitu penting untuk di perhatikan. Implementasi menjadi
begitu penting dalam siklus kebijakan publik dikarenakan tanpa implementasi yang
efektif, dapat dipastikan suatu kebijakan tidak dapat mencapai tujuan yang ingin
mencapai 199 juta jiwa atau sekitar 80 persen dari keseluruhan populasi penduduk
Indonesia (Data BPJS-Kesehatan). Hal ini mengungkapkan bahwa masih ada sekitar
62 juta jiwa penduduk Indonesia yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS dari
total sekitar 261 jiwa penduduk Indonesia. Pemerintah hanya memiliki waktu sekitar
lima bulan lagi untuk menyelesaikan target universal health coverage yakni semua
Bukanlah suatu hal yang dapat dianggap remeh untuk dilaksanakan dalam
Kesehatan, seperti penerima bantuan iuran (PBI) yang menjadi tanggung jawab
APBN dan APBD. Lalu, Pekerja Penerima Upah (PPU) PNS, Polri, BUMN, BUMD,
dan TNI. Kemudian ada PPU Swasta, Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Pekerja
Mandiri dan Bukan Pekerja. Banyak nya kelompok tersebut menjadi suatu kerumitan
hak dasar akan pemenuhan jaminan kesehatan terhadap warga fakir, miskin, ataupun
tidak mampu? Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 Tentang
membayarkan iuran bagi warga fakir, miskin, dan tidak mampu. Dengan harapan
bahwa warga fakir, miskin, dan tidak mampu tidak akan terbebani dengan iuran
mengalami berbagai masalah. Keluhan-keluhan masyarakat ini dapat kita lihat dari
lapor.go.id. Salah satu dari keluhan masyarakat misalnya fasilitas kamar rawat inap
Rumah Sakit penuh, khususnya kamar kelas III yang menjadi hak Peserta PBI.
Terbuka nya akses pelayanan kesehatan secara gratis tentu saja menyebabkan
peningkatan pasien di Rumah Sakit. Kamar untuk perawatan rawat inap di Rumah
Sakit yang penuh memaksa Rumah Sakit untuk menolak pasien. Contoh nya saja
kasus seorang bayi berusia dua hari di Ciamis, Jawa Barat meninggal dunia setelah
rumah sakit menolak menangani meskipun kondisinya sudah kritis. Rumah sakit
beralasan ruangan sudah penuh sehingga tidak dapat melayani bayi bernama
hanyalah salah satu dari sekian banyak keluhan masyarakat dalam penyelenggaran
JKN-KIS. Belum lagi keluhan-keluhan lain yang dirasakan oleh masyarakat dalam
penyelenggaraan JKN-KIS, seperti penetapan kuota peserta JKN yang dilayani rumah
sakit, pembatasan waktu layanan bagi pasien JKN, peserta kesulitan mencari ruang
perawatan intensif, peserta harus membeli obat, hingga menanti berbulan-bulan untuk
Dengan total jumlah penduduk 1,469,601 jiwa, kota Makassar juga tak lepas dari
di seluruh wilayah NKRI. Hal ini dilakukan untuk mencapai universal health coverage
ditemukan berbagai masalah. Masalah yang utama yakni terhitung per 1 April 2018
masih ada 342.867 orang atau 20,61% yang belum terdaftar kepesertaan JKN-KIS di
Kota Makassar. Ini artinya baru 79,39% dari total penduduk Makassar yang menjadi
peserta JKN-KIS, sedangkan pada tahun 2019 seperti yang telah dipaparkan, Kota
Pasien tersebut ditolak oleh Rumah Sakit karena hanya memiliki surat rekomendasi
KIS. Dengan alasan kendala administrasi pasien ini ditolak oleh Rumah Sakit, hal ini
menjadi dilema tersendiri dimana pemberi layanan kesehatan wajib untuk mematuhi
prosedur dari program ini,di lain sisi terdapat hal-hal yang sifat nya mendesak
(https://www.mediasulsel.com/tolak-pasien-miskin-lmpi-sulsel-minta-direktur-rsud-
Kota Makassar juga terdapat masalah lain yakni penolakan pasien disebabkan
kesalahan data pada KIS nya. Hal ini dapat kita jumpai pada kasus Novia Nurfadilla
yang ditolak RS Grestelina karena kesalahan data tanggal lahir pada KIS nya. Validasi
data yang tidak tepat juga menjadi masalah lain yang dihadapi BPJS Kesehatan
(http://lintasterkini.com/22/08/2017/terjadi-kesalahan-data-kartu-jkn-kis-novia-ditolak-
program JKN-KIS ialah 256 badan usaha di kota makassar melakukan tunggakan
pembayaran iuran senilai RP. 2 Miliar. Padahal iuran peserta merupakan sumber
tunggakan ini menyebabkan tagihan klaim yang harus dibayarkan kepada fasilitas-
fasilitas kesehatan harus diundur. Tunggakan pembayaran iuran mengindikasikan
kesehatan.
gotong royong atau subsidi silang dalam pembiayaan kesehatan. Bahwa peserta yang
sementara tidak mengalami sakit membiayai peserta lain yang sedang sakit dengan
dengan BPJS ini terganggu yang ujung-ujungnya kembali kepada masyarakat sendiri.
yang dilakukan oleh faskes, dan juga masih banyak faskes yang tidak bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan Cabang Makassar. Commented [fn2]: Tambah hasil penelitian mengenai
contoh permasalahan
implementasi JKN-KIS belum berjalan dengan semestinya, kemudia perlu lebih lanjut
diketahui mengenai hal yang mempengaruhi proses implementasi nya. Berdasarkan
uraian yang telah dipaparkan diatas , maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Dari uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yang
1. Akademik
Secara umum hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
akademisi atau pihak yang berkompeten, serta dapat dijadikan referensi dalam
2. Praktis
terkait berupa saran atau masukan yang dapat digunakan sebagai bahan
TINJAUAN PUSTAKA
peraturan maupun keputusan. Dalam praktiknya kebijakan tidak terlepas dari peran
Dimana hal ini dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak. Negara
Dalam pengertian ini, maka pusat perhatian dari kebijakan publik tidak hanya
berkutat pada apa saja yang dilakukan oleh pemerintah, melainkan apa saja yang
tidak dilakukan oleh pemerintah. Konsep non-decision memilki dampak yang cukup Formatted: Font: Not Italic
besar bagi masyarakat. Meskipun konsep non-decision ini cukup sulit untuk dipahami,
akan tetapi segala hal yang bersifat non-decision ini bukanlah menyangkut mengenai
hal yang remeh-temeh, melainkan keputusan untuk tidak melakukan sesuatu ini
haruslah bermanfaat bagi masyarakat dan juga harus bersifat holistik. “Kebijakan Formatted: Font: Italic
publik tidak bersifat spesifik dan sempit, melainkan berada pada strata strategis”, Said Formatted: Font: Italic
kebijakan publik. Sejalan dengan hal ini, Charles Lindblom (1939) dalam Sahya
Anggara (2014:39) mengemukakan bahwa “Kebijakan berkaitan erat dengan Formatted: Font: Italic, Font color: Text 1
Formatted: Font: Italic, Font color: Text 1
pengambilan keputusan karena sama-sama memilih dari pilihan-pilihan yang
tersedia”. Pilihan dari kebijakan ini mungkin dibatasi oleh, kurangnya sumber daya
Jenkins yang dikutip dari Suratman (2017) secara eksplisit mengakui bahwa
kebijakan publik adalah seperangkat keputusan yang saling terkait. Sangat jarang
keputusan yang bersifat multiple ini dibuat pula oleh pengambil keputusan yang
bersifat multiple. Dimana dalam memahami suatu kebijakan yang dilaksanakan oleh
“Kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-nilai secara sah kepada seluruh anggota Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
masyarakat”.
Kebijakan sebagai pengalokasian nilai-nilai secara sah, berarti kebijakan
disimpulkan bahwa :
– tindakan pemerintah
kepentingan public
bersifat holistic
Ciri adalah keterangan yang menunjukkan sifat khusus dari sesuatu. Orang
Anderson dalam Zainal Abidin (2004:41) mengemukakan beberapa ciri dari kebijakan
tidak boleh sekedar asal buat atau karena kebetulan ada kesempatan
membuatnya.
2. Suatu kebijakan tidak berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan yang lain, tetapi
3. Kebijakan adalah apa yang dilakukan oleh pemerintah, bukan apa yang ingin
4. Kebijakan dapat berbentuk negatif atau melarang dan juga dapat berupa
Menurut Dunn dalam Sahya Anggara (2014:46) merumuskan tiga elemen penting
berhubungan satu sama lain yang dibuat oleh badan-badan atau kantor-
keinginan dan tuntutan dari individu atau kelompok untuk kegiatan pemerintah
2. Agenda setting, fokus perhatian darimedia massa dan pejabak public dalam
diputuskan.
carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical
Implementasi merupakan bagian dari proses atau siklus kebijakan (part of the
stage of the policy process). Implementasi merupakan suatu tahapan dari serangkaian
proses atau suatu siklus kebijakan. Implementasi merupakan salah satu tahapan yang
penting karena suatu kebijakan tidak dapat berarti apa-apa jika tidak dilaksanakan
dengan baik dan benar. Hal ini mengungkapkan bahwa implementasi merupakan
tahap dimana suatu kebijakan perlu dilaksanakan secara maksimal sehingga tujuan
karyawan, negosiasi, dan lain- lain. Dari Ppendapat Edwards ini dapat Commented [F3]: Tidak relevan dengan gagasan tahap
implementasi
disimpulkanmenyiratkan bahwa Implementasi kebijakan merupakan proses
tahap kebijakan.
dilakukan delivery mechanism, yaitu ketika berbagai policy output yang dikonversi dari
policy input disampaikan kepada kelompok sasaran sebagai upaya nyata untuk
Selain itu, menurut Van Meter dan Van Horn (Suratman, 2017 : 26),
Tindakan-tindakan ini tidak dapat dilaksanakan jika belum ada tujuan dan
sasaran dari kebijakan yang ditetapkan. Dengan demikian searah dengan pendapat
Van Meter dan Van Horn, Ripley dan Frankin (Winarno, 2007 :145) mengungkapkan
output kebijakan.
and techniques work together to put adopted policies into effect in an effort to attain
stakeholder dimana para stakeholders ini haruslah bersinergi untuk mencapai tujuan
kebijakan. Tujuan kebijakan ini diharapkan tercapai dimana policy output dapat
diterima dan dimanfaatkan dengan baik oleh kelompok sasaran sehingga dalam
dan budjet
yang akan menerima barang atau jasa yang akan dipengaruhi perilakunya
faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Dibawah ini akan diuraikan secara ringkas ide-ide dasar yang disampaikan oleh
teoremakan.
1. Model Implementasi Donald S. Van Meter dan Carl E. Varn Horn (1975)
kebijakan, merupakan tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau pejabat-
Dalam model ini, variabel terikat adalah kinerja, yang didefinisikan sebagai
tingkat sejauh mana standar-standar dan tujuan-tujuan kebijakan
direalisasikan.
Menurut Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn (1975) dalam
implementasi, yakni :
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat
direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi
implementasi.
2) Sumber daya
Suatu kebijakan perlu didukung oleh sumber daya, baik itu sumber daya
menolak, kemudian juga bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan
6) Disposisi implementor
oleh implementor.
pendekatan yang diteoremakan oleh Edward III, terdapat empat variabel yang
1. Komunikasi
akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang akan mereka kerjakan
dapat berjalan baik bila komunikasi berjalan baik. Terdapat tiga indikator yang
tersebut yaitu:
ambigu/mendua).
2. Sumber Daya
Syarat berjalannya suatu organisasi adalah kepemilikan terhadap sumber
equipment, land and supplies.” Menurut Edward III dalam Agustino (2008:151-
152), sumber daya merupakan hal penting dalam implementasi kebijakan yang
baik.
penghambat lainnya.
3. Disposisi
Disposisi atau sikap dari pelaksanan adalah faktor penting ketiga dalam
kebijakan ingin efektif maka para pelaksana kebijakan tidak hanya harus
mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan
4. Struktur Birokrasi
Birokrasi merupakan salah satu institusi yang paling sering bahkan secara
struktur birokrasi.
Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983), ada tiga kelompok variabel yang
perilaku masyarakat.
1) Kejelasan isi kebijakan, yaitu, karena semakin jelas dan rinci isi sebuah
kebijakan yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat lebih mantap karena sudah
sumber daya keuangan adalah factor krusial untuk setiap program sosial,
memerlukan biaya.
implementasi program.
masyarakat yang sudah terbuka dan terdidik akan relative mudah menerima
tradisional.
pelaksana.
tertuang dalam kebijakan adalah variabel yang paling krusial, sehingga aparat
pemerintah.
sosial yang dibuat pemerintah untuk masyarakat Indonesia. JKN bertujuan untuk
Sosial Nasional (SJSN), sesuai dengan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004
mekanisme asuransi kesehatan yang bersifat wajib dan harus dimilik seluruh
masyarakat Indonesia.
Badan Peneyelenggara Jaminan Sosial, maka pada 1 Januari 2014 BPJS mulai
Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Adapun Prinsip- prinsip JKN dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 :
1. Prinsip Kegotongroyongan
Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup
2. Prinsip Nirlaba
(BPJS) adalah nirlaba. Nirlaba berarti BPJS bukan lah Badan yang mencari
laba (profit oriented). Tujuan dari BPJS adalah untuk memenuhi kepentingan
peserta.
3. Prinsip Portabilitas
Prinsip portabilitas dalam hal ini bertujuan untuk memberikan jaminan yang
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan
7. Prinsip Ekuitas
yang tidak terkait dengan besaran iuran yang telah dibayarkan. Prinsip ini
bagi yang memiliki penghasilan (UU No. 40/2004 Pasal 17 ayat 1) dan
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis habis pakai sesuai
2. Imunisasi rutin
3. Keluarga Berencana
4. skrining kesehatan
D. Peserta yang menginginkan kelas lebih tinggi dari haknya dapat membayar
Pemda)
menggunakan model implementasi menurut Van Meter dan Van Horn. Van Meter dan
Van Horn mengemukakan suatu model dasar implementasi yang mencakup enam
METODE PENELITIAN
Kemudian lokasi yang dipilih oleh penulis dalam melakukan adalah Kota makassar.
hal ini digunakan untuk menggambarkan serta mengetahui kenyataan dari kejadian
yang akan diteliti secara mikro dengan menggunakan batasan. Penelitian kualitatif
Indonesia Sehat pada tingkat mikro yakni Kecamatan Tamalanrea, dengan melihat
fenomena sebagai suatu proses dan menegaskan konteks sosial dimana suatu
ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara obyektif tentang keadaan yang
sebenarnya dari obyek yang diteliti. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan
Sehat. Dalam hal ini jenis penelitian studi kasus digunakan untuk melakukan
Nasional- Kartu Indonesia Sehat secara sistematis agar diperoleh kejelasan serta
Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data sekunder dan
data primer, adapun sumber data penelitian ini adalah, sebagai berikut :
a. Data Primer
Menurut Sugiyono (2012) sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini data primer yang
b. Data Sekunder
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2012). Data sekunder pada penelitian ini merupakan data yang dapat
Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang yang
dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Untuk
memahami dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Adapun
2. Masyarakat (pasien)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara dua orang atau lebih
buku dan ballpoint untuk menulis hal-hal penting yang disampaikan oleh
telah disediakan.
2. Observasi
Kota makassar.
alat yang digunakan dalam observasi yaitu buku dan ballpoint untuk
jurnal, maupun karya tulis ilmiah.Dalam penelitian ini data yang digunakan
dan penguat dari data yang diperoleh dari wawancara dan observasi.
majalah, karya tulis ilmiah dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman
diharapkan.
2. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
lapangan selama meneliti tujuan diadakan transkrip data (transformasi data) untuk
memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah
3. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk
naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan mempertajam pemahaman
penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel ataupun
uraian penjelasan.
mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Berdasarkan topik penelitian ini variabel-
Indikatornya:
1. Ketepatan tujuan dan sasaran kebijakan yang ada dengan kenyataan.
Kota makassar.
2. Sumberdaya:
a. Ketersediaan Dana
makassar.
makassar.
DAFTAR PUSTAKA
Tiro, Muhammad Arif. 2009. Penelitian : Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Makassar :
Andira Publisher
Vandawati, Zahry. Dkk. 2016. Aspek Hukum Kartu Indonesia Sehat. Surabaya :