Anda di halaman 1dari 11

PERANCANGAN MESIN PEMBERSIH UNTUK PART INTERNAL ALAT

BERAT DENGAN SISTEM PNEUMATIK

Windarta1 Rusi Rizkiyanto2


windarta@ftumj.ac.id; russyrifky@gmail.com
Jurusan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta

ABSTRAK

Pembuatan mesin ini untuk meningkatkan kualitas serta produktifitas, kurangnya kebersihan pada
proses pencucian part internal alat berat serta membutuhkan waktu yang lama yang diakibatkan
karena proses pembersihan masih manual dengan kuas dan mesin yang sekarang hanya bisa
mengalirkan fluida tanpa mempunyai tekanan penyemprotan serta penggunaan alpha cleaner M
yang banyak yaitu 190 liter/bulan. Perancangan mesin sistem pneumatik dengan menggunakan gun
sand blasting untuk alat penyemprot sehingga fluida yang dikeluarkan mempunyai tekanan yang
mampu membersihkan part sehingga proses menjadi cepat, udara bertekanan yang digunakan 100
psi dengan pengunaan nozzle dengan diameter dalam 9 mm, diameter luar 22 mm dan panjang
nozzle 40 mm, 60 mm, serta 120 mm dari pengujian variasi panjang nozzle didapat hasil untuk
ukuran panjang nozzle 40 mm penyemprotan sejauh 2,446 m, panjang nozzle 60 mm penyemprotan
sejauh 3,253 m, dan untuk panjang 120 mm penyemprotan sejauh 4,450 m sehingga nilai rata-rata
penyemprotan 3,383 m dengan kecepatan 2,023 𝑚⁄𝑠 mampu membersihkan oli dengan cepat.
Mesin ini dirancang mampu menahan beban 2400 N dengan nilai defleksi kerangka 1,148 x 10-6 m
masih dibawah 1 mm jadi aman. Sistem mesin ini menggunakan bahan penyemprot jenis alpha
cleaner M bersirkulasi dan terdapat filter sehingga pengunaan fluida lebih lama yaitu 50
liter/bulan. Jadi mesin sistem pneumatik ini lebih cepat, bersih, dan konsumsi alpha cleaner M
lebih sedikit.

Kata kunci : Mesin pembersih sistem pneumatik, Tekanan udara, nozzle, gun sand blasting,
alpha cleaner M

1. Pendahuluan
Part internal alat berat merupakan sehingga dalam sebuah penanganan harus
salah satu part yang berperan utama untuk sangat hati-hati. Apabila komponen ini sudah
sebuah engine, komponen ini berfungsi pernah dipakai dalam engine pastinya banyak
sebagai pengatur kerja dalam sebuah mesin, kerak oli yang menempel pada part tersebut,
yang berguna untuk mengatur keluar masuk bahkan apabila engine tersebut tidak pernah
bahan bakar dan udara yang ada didalam dipakai dimungkinkan air dapat masuk
sebuah box engine. Komponen tersebut sehingga terjadi karat.
meliputi rocker arm, shaft, camfollower, Komponen internal yang kotor
pussrood dan bearing. apabila dipasang kembali pada sebuah engine
Komponen internal tersebut akan berakibat fatal untuk kinerja mesin
merupakan komponen yang sangat kritikal, tersebut, bahkan akan mengalami kegagalan

SINTEK VOL 10 NO 1 ISSN 2088-9038


dalam kerjanya. Kegagalan tersebut terjadi kendala. Mesin khusus pembersih part
karna part tersebut tidak bekerja secara internal alat berat menggunakan cara
maksimal dikarnakan keadaan part tersebut ditembak dengan cairan alpha cleaner dengan
kotor. tekanan 100 psia.
Penggunaan part internal yang Tahap perencanaan mesin pembersih
pernah dipakai, yang akan di gunakan oli sistem pneumatik terdiri dari :
kembali harus dilakukan pembersihan untuk a. Menentukan kapasitas mesin
menghilangkan kerak oli yang menempel b. Menentukan tekanan udara
pada part, sehinga bila dipasang kembali part c. Menentukan ukuran nozzle
tersebut tidak akan mengalami gangguan. d. Jenis fluida
Untuk menanggulanagi gangguan tersebut
jalan keluar yang bisa diambil dengan 3. Kapasitas Mesin Yang Dibutuhkan
dilakukan pembersihan, supaya kualitas dari Penentuan kapasitas mesin diambil
part tersebut terajaga dan pembersihan harus dari berapa berat part internal untuk satu
benar-benar bersih supaya konsumen merasa engine terdiri dari rocker arm, push rood,
puas walau part yang digunakan tergolong sahft, camfollower dan cros head. Part
part bekas. tersebut berbeda-beda massa untuk tiap jenis
Proses pembersihan yang sekarang engine. berat engine diambil ukuran yang
digunakan masih menggunakan mesin filter paling besar supaya dalam perencanaan
wash, tetapi mesin ini hanya bisa mengalirkan sebuah mesin, kerangka dapat menahan
fluida alfaclianer dari penampungan utama ke komponen. massa dari part internal alat berat
tempat pembersiha dengan menggunakan ini digolongkan menjadi 4 kategori seperti
pompa yang kapasitasnya kecil sehingga pada tabel 1
tekanannya pun kecil, sehingga pembersihan Tabel 1 Massa komponen part internal alat
yang digunkan untuk menghilangkan oli dari berat (Asep, 2011).
komponen masih manual dengan Type Engine Massa (kg)
menggunakan kuas sebagai alat pembersih 12V 140 60
dan apha cleaner sebagi perontok oli. Mesin
6D 170 70
ini tidak maksimal penggunanya karna proses
lama dan kurang bersih. Oleh karna itu perlu 6D 140 30
dibuatkan alat pembersih baru, sehingga 6D 125 25
dengan ini penulis merencanakan “ Mesin
Pembersih Part Internal Dengan Sistem Tabel 1 diatas menyatakan
Pneumatik”. komponen yang paling berat yaitu 70 kg
untuk type 6D 170, massa dari fluida yang
2. Metode Perencanaan Mesin Pembersih akan dipakai untuk pembersih part internal
Oli tersebut yaitu 50 kg massa kerangka 25 kg,
Proses pembersihan part internal alat cover 20 kg, jaring 6 kg, dan bak penampung
berat membutuhkan perlakuan khusus dan fluida 25 kg. Jadi kapasitas mesin yang akan
tingkat kebersihan yang baik, oli di bagian dibuat mampu menahan beban 196 kg. Untuk
dalam yang susah dihilangkan serta memakan faktor tambahan 1,2 (Sularso & Suga, 2008)
waktu yang lama adalah yang menjadi
o
sehingga didapat beban maksimum mesin 196 viskositas 40 c mm2/s yaitu sebesar 1.25
x 1,2 = 235.2 kg. (LTD, 2007).

4. Tekanan udara 7. Gambar Desain


Udara bertekanan digunakan untuk Gambar desain mesin pembersih oli
menembakan alpha cleaner untuk pembersih yang direncanakan seperti ditunjukan pada
part internal yang akan dibersihkan. Udara gambar 1 seperti berikut
bertekanan yang dibutuhkan sebagai tenaga
utama harus mempunyai tekanan sebesar 60-
100 psi tekanan udara yang digunakan dalam
perencanaan mesin ini adalah 100 psia.
Dengan demikian udara bertekanan pada
instalasi bisa digunakan. Hose yang
digunakan adalah tipe high pressure

5. Ukuran Nozzel
Perencanaan mesin ini menggunakan
Gambar 1 Desain mesin pembersih oli system
gun sand blasting sebagai pengganti dari
penumatik
pompa sebagai penggabung udara bertekanan
dan alpha cleaner pemindah. Gun yang
Mesin ini terdiri dari beberapa komponen
direncanakan terdapat dua nozzle sebagai
utama yaitu :
peningkat tekanan, sedangkan ukuran dari
 Rangka utama sebagai penopang beban
nozzle yang direncanakan seperti pada tabel 2
seperti di tunjukan pada gambar 2
berikut :
Tabel 2 Ukuran nozzle (Clemco Industries
Corp, 2007)
Ukuran Nozzle Nozzle 2
1 (output)
(input)
Diameter 5 mm 9 mm
dalam
Diameter 10 mm 22 mm
luar
Panjang 87 mm 40, 60 dan 120
mm

6. Jenis Fluida
Alpha cleaner merupakan jenis
pembersih serta anti karat yang bisa
digunakan untuk semua jnis logam, alpha
cleaner yang dipakai jenis M dengan
Gambar 2 kerangka mesin pembersih oli

SINTEK VOL 10 NO 1 ISSN 2088-9038


 Filter yang berfungsi sebagai penyaring
fluida di tunjukan pada gambar 3

Gambar 5 Bak penadah

 Jaring merupakan tempat untuk proses


pembersihan part seperti yang ditunjukan
Gambar 3 Filter mesin pembersih oli pada gambar 6

 Cover pelindung ini berguna untuk


melindungi sipekerja dari cairan fluida
pada saat proses pengerjaan seperti
ditunjukan pada gambar 4

Gambar 6 Jaring penempatan part

8. Perhitungan kerangka
8.1. Analisa beban
Analisa beban pada mesin harus di
Gambar 4 Cover pelindung perhitungkan dalam sebuah perancangan
kontruksi mesin, yaitu pada kerangka yang
ditujukan pada gambar 2 dari gambar tersebut
 Bak penadah ini berguna utuk mengurangi dapat di ambil analisa kesimpulan beban
pengabutan pada saat proses penyemprotan seperti gambar 7 sebagai berikut :
seperti di tunjukan pada gambar 5

RA RB

RA RB
1
Gambar 7 Analisa beban mesin pembersih oli 1200 𝑁/𝑚 1𝑚
2
RA =
kapsitas 2400 N 1𝑚
RA = 600 N
Keterangan : RA = RB = 600 N
RA = Reaksi pada A ( N )
RB = Reaksi pada B ( N ) 8.2 Defleksi
𝑤 = Beban terbagi rata untuk Sebelum mencari defleksi yang
kerangka N/m terjadi, bahan penampang persegi yang
Beban maksimum yang direncanakan digunakan adalah besi hollow (baja karbon
pada perancangan adalah 240 kg x 9,8 m/s2 rendah E = 200 x 109 N/m2 ) menurut tabel
(2352 N ≈ 2400 N). Beban tersebut 2.1, terlebih dahulu harus mencari momen
merupakan beban merata sehingga beban dari inersia (I) pada penampang lintang empat
satu penampang dibagi L. Dari panjang L persegi dengan ukuran sisi luar S1 = 40 mm
tersebut mempunyai panjang 1000 mm. dan ukuran sisi dalam S2 = 38,3 mm maka
Sehingga dapat dihitung dengan cara sebagai momen inersia yang didapat dengan persmaan
berikut : (3).
𝑆14 −𝑆24
Perhitungan 𝑊 untuk penampang yaitu : I= (3)
12
1 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔
𝑤=2 (1) I=
404 −38,34
𝐿
12
1 2400 𝑁
𝑤= 𝑋 I = 34019,48 mm4
2 1𝑚
𝑤 = 1200 𝑁/𝑚
Sehingga I yang didapat untuk besi
hollow dengan ketebalan 1,7 mm dan dimensi
Sebelum mencari nilai RA dan RB
40 mm x 40 mm adalah 34019,48 mm4.
terlebih dahulu harus diketahui nilai 𝑊, dari
Bentuk penampang dari kerangka mesin
persamaan (1) diperoleh nilainya untuk
pembersih inerpat seperti ditunjukan gambar
penampang 1200 𝑁⁄𝑚𝑚 Untuk mencari 9
nilai RA dan RB dapat dicari dengan
persamaan (2).

Gambar 9 Penampang lintang empat persegi


RA RB tampak depan
Gambar 8 Analisa beban mesin pada satu
kerangka penampang Penampang kerangka diatas
mengalami kondisi defleksi dengan
pembebanan merata, sehingga dapat dihitung
ƩMB = 0 (2) dengan rumus persamaan (4).
W.1/2L – RA.L = 0
1
𝑊 𝐿 −5𝑤 𝐿3
RA = 2
=0 Ymax = (4)
𝐿 384 𝐸𝐼

SINTEK VOL 10 NO 1 ISSN 2088-9038


) atas (m) (m)
Berdasarkan data perhitungan diatas (m)
didapat data sebagai berikut : 40 1 2 0,00 1,5 2,446
𝑤 = 600 𝑁⁄𝑚𝑚 9 3
L =1m 60 1 2 0,00 1,5 3,253
E = 200 x 109 N/m2 9 3
I = 3,402 x 104 mm4 = 3,402 x 10-8 120 1 2 0,00 1,5 4,450
m4 9 3
Jumlah 10.149
Defleksi dengan pembebanaan merata didapat panjang rata-rata penyemprotan 3,383
dari persamaan (5). Pada bagian penampang
depan yaitu Dari tabel 3 diambil panjang rata–
−5𝑤 𝐿3 rata penyemprotan yaitu 3,383 (m) sehingga
Ymax = (5)
384 𝐸𝐼
−5(0,6)(1)3
kecepatan penyemprotan dapat dihitung
Ymax = dengan persamaam (9) dan (10) (Suwono,
384 (200 𝑥 109 )(3,402 x 10−8 )
Ymax = 1,148 x 10-6 m 1986) :
2𝑚
𝑉1 = (9)
1.53 𝑠
Dari data hasil perhitungan diatas = 1,307 2 𝑚⁄𝑠
maka dapat dipastikan nilai defleksi pada 𝑃1 = 𝑃2 ( tidak ada rugi tekanan )
kerangka kurang dari 1 mm yaitu 1 > 1,148 x
10-6 m berati aman. Z1 = 1 m
S = 3,383 m
9. Pengujian Penyemprotan
𝑉2 = √(𝑍2 − 𝑍1 ) + 𝑉12 (10)
Dari hasil pengujian penyemprotan
untuk input udara bertekanan 100 psia = 4,14 𝑉2 = √(3,383 − 1) + 1,307 22
- 6,89 bar serta menggunakan uji nozzel = 2,023 𝑚⁄𝑠
berukuran panjang 40, 60, dan 120 mm dan Dengan pengujian penyemprotan
diameter 9 mm dengan Ketinggian mesin pembersih sistem pneumatik ini
penampung fluida alpha cleaner bagian mempunyai kecepatan penyemprotan 2,023
bawah sampai tempat penyemprotan bagian m/s mampu membersihkan part, sedangkan
atas 1000 mm serta panjang hose 2000 mm punya sri poernomo dan ryan fasha hanya 0,5
didapat waktu dan hasil penyemprotan seperti m/s (Sri Poernomo Sari, 2013).
tabel 3.
10. Perhitungan Tekanan udara
Tabel 2 Waktu dan hasil penyemprotan Didalam perancangan ini tekanan
udara yang digunakan yaitu 4,14-6,89 bar
yang didaat dari kompresor pembnagkit
Panj Keting Pan Dia W Panjan pabrik sehingga hose yang digunakan harus
ang gian jan mete akt g mampu menahan tekanan sebesar tekanan
nozz titik g r u penye perencanan maka digunakn high pressure
le bawah hos nozz (s) mprot hose dengan tekanan maksial 17 Mpa. Massa
(mm dengan e le an (m) jenis cairan alpha cleaner M yaitu 0,761
g/cm3 atau 761 kg/m3 untuk mengetahui Berdasarkan hasil perhitungan diatas
tekanan penyemprotan, maka terlebih dahulu didapat hasil tekanan penyemprotan 6,77
menhitung berat jenis fluida dengan Bar. Tekanan tersbut masih dibawah tekanan
menggunakan persamaan (11) sebagai berikut maksimal yang diizinkan untuk hose saluran
pneumatik yaitu 17 MPa sehinga sangat aman.
𝛾 = 761 kg/m3 x 9,81m/s2 = 7465,41 (11)
11. Produktifitas Hasil Penyemprotan
Tekanan udara dapat dihitung menggunakan Hasil uji coba penggunan mesin
persamaan (12) selama satu bulan, alpha clener yang
digunakan sebanyak 50 liter. Hasil
𝑃1 𝑃2 1 2 𝑉2 𝑉2 pembersihan part internal untuk satu bulan
− + 𝑍1 − 𝑍2 + 2𝑔 = 2𝑔 (12)
𝛾 𝛾 didapat dengann cara mengambil sample 9
engine dengaan perhitungan banyaknya
Dimana: engine yang bisa dibongkar dalam 6 hari
S = panjang rata-rata penyemprotan ( kerja. Hasil waktu engine Sample tersebut
3,383 m) dikalikan 4 yaitu jumlah minggu dalam 1
𝑉ℎ
V2 = 𝑐𝑜𝑠∅ bulan. Waktu untuk pembersihan 9 engine
1 dapat dilihat pada tabel 5.
𝑠+ 𝑔𝑡 2
2
Vh = 𝑡
1
3,383+ 9,8𝑥1,52 Tabel 5 Waktu pembersihan sistem pump
2
Vh = = 9,61 m/s
1,5 dengan sistem pneumatik
9,61
V2 = 3,383 = 10,02 m/s No komponen Waktu Pembersihan
√12 +3,383
(jam)
Debit = V x A
Mesin Mesin
= 10,02 x 3,14/4 x 0,0092 sistem sistem
= 0,000637 m3 pompa pneumatik
V1 = debit/A
0,000637
1 SA 12V 1 0,42
= 3,14 = 5,635 m/s 140 E-1
𝑥 0,0122
4
2 SA 12V 1,03 0,5
Jadi, tekanan penyemprotan (P2) pada 140 E-1
mesin ini yaitu: 3 SA 12V 0,95 0,45
140 E-1
𝑣12 𝑥 𝑣22 4 SA 12V 0,92 0,45
∆𝑃 = (13)
2𝑔 140 E-1
5,6352 − 10,022
= = -3,502 N/m2 Jumlah 3,9 1,82
2 𝑥 9,8
Rata-rata 0,975 0,455
P1 = 100 psia x 6,984 N/m2
= 685,898 N/m2
P2 = P1+∆𝑃 1 SAA 12V 0,75 0,33
140E-3
= 689.4-3,502
= 685,898 N/m2 = 98,21 psia = 6,77 bar 2 SAA 12V 0,82 0,38
140E-3
3 SAA 12V 0,67 0,35

SINTEK VOL 10 NO 1 ISSN 2088-9038


0,774−0,375
140E-3 = 𝑥 100%
0,774
4 SAA 12V 0,75 0,40
= 51,55 %
140E-3
5 SAA 12V 0,88 0,40
Dari perhitungan diatas kenaikan
140E-3
persentase mesin sistem pneumatik untuk
Jumlah 3,87 1,86 pengerjaan komponen SA 12V 140E-1 yaitu
Rata-rata 0,774 0,375 53,33 % dan pengerjaan untuk komponen
SAA 12V 140 E-3 yaitu 51,55 % lebih cepat
Dari tabel 5 didapat data bahwa dibandingkan dengan mesin sistem pompa.
mesin yang menggunakan sistem pneumatik
lebih cepat dibandingkan dengan mesin Dari tabel 5 dapat dicari nilai rata-
sistem pompa, seperti terlihat pada gambar 12 rata pengerjaan untuk 1 engine untuk sistem
sebagai berikut : pump pada komponen SA 12V 140E-1 yaitu
0,975(jam) atau 58,5 menit sedangkan yang
menggunakan sistem pneumatik 0,455(jam)
atau 27,3 menit, sedangkan untuk komponen
SAA 12V 140E-3 dengan sistem pump
0,774(jam) atau 46,44 menit dan untuk sistem
pneumatik 0,375(jam) atau 22,5 menit dari
gambar diagram 12 proses yang
menggunakan sistem pneumatik lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan sistem
pump.
Perhitungan keuntungan
Gambar 12 Diagram waktu pengerjaan produktifitas selama 1 bulan mesin sistem
sistem pompa dan pneumatik pompa dengan mesin sistem pneumatik untuk
mendapatkan seberapa besar hasil biaya yang
Dari gambar diagram 12 persentase diperoleh dapat dilihat pada tabel 6.
kenaikan mesin sistem pneumatik sebagi
berikut : Tabel 6 Perhitungan biaya alpha cleaner dan
 Komponen SA 12V 140 E-1 adalah : pekerja per bulan
% waktu pengerjaan (jam) = Mesin Mesin Pengh
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎−𝑝𝑛𝑒𝑢𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘
𝑥 100% (14) pember pembers emata
𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
0,975−0,455 sih ih n/
= 𝑥 100%
0,455 dengan dengan bulan
= 53,33 % pompa pneumat
ik
 Komponen SAA 12V 140 E-3 adalah : Waktu/ bulan 31,08 14,72
% waktu pengerjaan (jam) = jam jam
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎−𝑝𝑛𝑒𝑢𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘
𝑥 100% (15) Konsumsi 190 50 liter
𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
alpha liter
cleaner/
bulan 0 (las) 00
Biaya Rp Rp Rp 2 Besi Rp Rp Rp
tenag 30.0 932.40 441.600 hollow 300.00 250.000 550.00
a 00 0 40x40x 0 (las) 0
kerja/ 1,7
jam 3 Akrilik Rp Rp
Biaya Rp Rp Rp 150.00 150.00
matri 32.0 6.080.0 1.600.0 0 0
al/ 00 00 00 4 Hose Rp Rp
liter angin 20.300 20.300
Jumlah biaya Rp Rp Rp ∅ 12
total 7.012.4 2.041.6 4.970. 5 Hose Rp Rp
00 00 800 fluida 160.00 160.00
∅ 20 0 0
Nilai keuntungan mesin sistem 6 Pipa ½ Rp Rp
pneumatik dalam % adalah : inch 55.600 55.600
7 Pipa 1 Rp Rp
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
% keuntungan = 𝑥 100% inch 26.400 26.400
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
8 Elbow Rp Rp
(16)
𝑅𝑝 4970800 ½ inch 22.000 22.000
% keuntungan = 𝑅𝑝 7012400 𝑥 100%
9 Elbow Rp Rp
= 71% 1 inch 28.000 28.000
1 Copler/ Rp Rp
Tabel 6 didapat hasil penurunan 0 penyam 76.000 76.000
biaya sebesar Rp 4.970.800 selama satu bung
bulan dibandingkan mesin sebelumnya, jadi 1 Kran ½ Rp Rp
mesin yang menggunakan sistem penumatik 1 60.000 60.000
lebih menguntungkann dibandingkan dari 1 Gun Rp Rp
sistem pompa 2 sand 2.500.0 2.500.0
blasting 00 00
12. Perhitungan Nilai Ekonomis 1 Nozzel Rp Rp Rp
Biaya produksi perancangn mesin 3 ∅ 9 𝑥 ∅ 2240.000
𝑥 120 70.000 110.00
pembersih oli sistem pneumatik dapat dilihat (bubut) 0
pada Tabel 7 berikut ini : 1 Sarungt Rp Rp
4 angan 25.000 25.00
Tabel 7 Biaya produksi perancangan mesin karet
pembersih oli sistem pneumatik Biaya total Rp Rp Rp
N Nama Biaya Biaya Jumlah 4.063.3 720.000 4.783.3
o Kompo Pembel Perakita 00 00
nen ian n
1 Plat Rp Rp Rp Perhitungan break even point (BEP) :
besi 600.00 400.000 1.000.0 Harga jual = 10% x Rp 4.783.300

SINTEK VOL 10 NO 1 ISSN 2088-9038


= Rp 5.261.630 5. Proses pembersihan part internal sistem
Biaya Variabel = Rp 4.063.300 + Rp pneumatik hanya membutuhkan waktu 25
720.000 = Rp 4.783.300 menit untuk 1 engine.
Biaya tetap upah karyawan = Rp 2.900.000 6. Keuntungan yang didapat dari proses
pembersihan sistem pneumatik dari segi
Break even point (BEP) akan cost Rp 4.970.800 atau 71%.
tercapai dengan persamaan perhitungan (17) 7. Mesin pembersih sistem pneumatik lebih
berikut (Nasirwan, Safril, & Adril, 2007) : baik dibandingkan sistem pompa dari segi
biaya tetap kecepatan, konsumsi alpha cleaner dan
BEP rupiah = biaya variabel (17)
1−( ) biaya.
harga jual
𝑅p 2.900.000
BEP rupiah = Rp 4.783.300 = Rp 31.900.000 DAFTAR PUSTAKA
1−( )
Rp 5.261.630

(1) Asep, S. (2011). Diesel Engine. Jakarta:


Dari perhitungan persamaan (17) Komatsu Reman Indonesia.
dapat disimpulkan bahwa break even point (2) Clemco Industries Corp. (2007). Pulsar
akan tercapai pada Rp 31.900.000 shingga Suction Cabinets Model III Dan Model
dapat dicari jumlah unit yang harus dijual VI. Washington: Clemco Industries Corp.
dengan persamaan (18) berikut (Nasirwan et (3) Krist, T. (1993). Dasar-Dasar
al., 2007) : Pneumatik. (D. Ginting, Ed.) (1st ed.).
BE produk (Rp)
BEP = harga penjualan (18) jakarta: Erlangga.
RP 31.900.000 (4) Mott, R. L. (2009). Elemen-Elemen
BEP = = 6,1 unit ≈ 7 unit
Rp 5.261.630 Mesin dalam Perancangan Mekanis. (
dwi prabantini, Ed.) (1st ed.).
13. Kesimpulan Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Berdasarkan analisa perhitungan dan (5) Sularso, & Suga, K. (2008). Dasar
evaluasi mesin pembersih oli sistem Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
pneumatik ini didapat kesimpulan sebagai Mesin (11th ed.). Jakarta: Pt Pradnya
berikut : Paramita.
1. Perancangan mesin pembersih dengan (6) Suwono, A. (1986). Mekanika Fluida
sistem pneumatik ini dibuat untuk Dan Mesin Fluida. Bandung: ITB.
kapasitas 2400 N dan tekanan udara yang (7) LTD, I. co. (2007). Safety data sheet SU-
digunakan 60-100 psia. 425 Daphen Alpha Cleaner M.
2. Perhitungan kekuatan kerangka didapat (8) Fitroh, M. (2013). Design Konstruksi
nilai defleksi 1,148 x 10-6 (m) jadi aman. Bejana Tekan Untuk Separator Gas
3. Pengujian kecepatan keluaran (KAP. 9 MMSCFD), Oil (KAP. 200
penyemprotan didapat nilai 2,023 𝑚⁄𝑠 Barrel/Hari) Dan Water (KAP. 200
kecepatan penyemprotan tersebut dapat Barrel/Hari). SINTEK, 7, 56.
membersihkan komponen. (9) Nasirwan, Safril, & Adril, E. (2007).
4. Hasil perhitungan didapat hasil tekanan Rancang Bangun Mesin Pengupas Dan
penyemprotan 6,77 Bar. Pemisah Kulit Kacang Kedelai Untuk
Meningkatkan Kapasitas Secara Mekanis.
Teknik Mesin, 4(1), 1–8.
(10) Nisaa’Maharani, A., Wardana, I. N. G.,
& Yuliati, L. (n.d.). Pengaruh Jarak
Saluran Keluar Air Dan Udara Terhadap
Karakteristik Spray Pada Twin Fluid
Atomizer. Teknik Mesin.
(11) Priyanto, E. S. (2012). Analisa Aliran
Fluida Pada Pipa Acrylic Diameter 12, 7
mm (0, 5 inci) dan 38, 1 mm (1, 5 inci).
Teknologi Industri.
(12) Sari, S. P. (2013). Pengaruh Ukuran
Diameter Nozzle 7 Dan 9 mm Terhadap
Putaran Sudu Dan Daya Listrik Pada
Turbin Pelton. Jurnal Komputer.
(13) Sari, S. P., & Yusuf, R. (2012). Pengaruh
Jarak Ukuran Nozlle Pada Putaran Sudu
Terhadap Daya Listrik Turbin Pelton.
Jurnal Komputer.
(14) Sulistyo, E., & Setyarini, P. H. (2011).
Pengaruh Waktu Dan Sudut
Penyemprotan Pada Proses Sand Blasting
Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan
Baja AISI 430. Rekayasa Mesin, 2(3),
205–208.
(15) Wardanu, Y. S., Santoso, A., & Widodo,
A. S. (2013). Rancangan Nozzle Waterjet
untuk Meningkatkan Kecepatan pada
Tank BMP-3F (Infantry Fighting
Vehicle). Jurnal Teknik ITS, 2(1), G139–
G143.
(16) Widodo, S., & Setyo, A. N. (2008).
Perhitungan Kekuatan Rangka Pada
Konstruksi Mesin Pembuat Pelet (Pakan
Ikan) Dengan Penggerak Motor Listrik.
Majalah Ilmiah Dinamika, 30(2), 115–
124.
(17) CANFD. (2001). Modulus Elastisitas.
Retrieved from
http://canbelajar.blogspot.co.id/2011/04/t
abel-modulus-young-modulus-geser.html

SINTEK VOL 10 NO 1 ISSN 2088-9038

Anda mungkin juga menyukai