NIM : 142011101018
Pengobatan Glaukoma
1. Obat-obatan Parasimpatomimetik
Disebut juga obat-obatan kolinergik yang bekerja baik untuk meniru atau meningkatkan
potensi efek dari asetilkolin. Dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Direct acting atau agonis, seperti pilocarpine
b. Indirect acting parasympathomimetics atau inhibitor kolinesterase. Dibagi lagi
menjadi 2 kategori, reversibel (physostigmine) dan irreversibel (echothiophate iodide,
demecarium and diisopropylfluorophosphate, DFP)
c. Dual action parasympathomimetics, memiliki fungsi baik agonis muskarinik maupun
inhibitor kolinesterase yang lemah, seperti carbachol.
Mechanism of Action
Pada POAG
Bekerja sebagai miotik yang mengurangi tekanan intraokular (IOP) dengan
meningkatkan aliran air. Mekanismenya meningkatkan aliran keluar dari trabecular
meshwork dengan tarikan pada cincin scleral akibat kontraksi serat longitudinal otot
ciliary.
Pada POCG
Bekerja dengan mengurangi TIO karena efek miotik mampu membuka sudut yang
tertutup. Kontraksi secara mekanik dari pupil mampu menjauhkan iris dari ikatan
trabecular.
2. Obat-obatan Simpatomimetik
Dikenal dengan nama lain agonis adrenergic, bekerja dengan memberikan stimulus baik
pada reseptor alpha, beta, maupun kedua reseptor tersebut sekaligus. Bisa
diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Bekerja memberi stimulus pada reseptor alpha dan reseptor beta, seperti epinefrin
b. Bekerja langsung memberi stimulus pada reseptor alpha, seperti norepinefrin dan
clonidine hydrochloride
c. Bekerja secara tidak langsung memberi stimulus pada reseptor alpha, seperti
pargyline
d. Bekerja memberi stimulus pada reseptor beta, seperti isoproterenol
Mechanism of Action
Meningkatkan aliran keluar air berdasarkan stimulasi reseptor alpha dan reseptor
beta.
Menurunkan produksi aqueous humor akibat stimulasi reseptor alpha pada badan
siliar.
3. Beta-Bloker
Jenis obat anti glaukoma yang paling sering digunakan.
Mechanism of Action
Timolol dan levobunolol adalah agen penghambat reseptor beta-1 (jantung) dan beta-2
(otot polos, paru) nonselektif. Betaxolol memiliki afinitas 10 kali lebih banyak untuk
beta-1 daripada reseptor beta-2. Obat-obatan timolol dan levobunolol menurunkan TIO
dengan blokade reseptor beta-2 dalam proses silia, menghasilkan penurunan produksi air.
Mekanisme pasti aksi betaxolol (kardioselektif beta-blocker) tidak diketahui.
Efek tambahan: Beta-blocker memiliki efek sinergis yang sangat baik ketika
dikombinasikan dengan miotik; dan dengan demikian sering digunakan dalam kombinasi
pada pasien dengan POAG, tidak responsif terhadap obat tunggal.
Beberapa preparat obat beta bloker:
a. Timolol
b. Betaxolol
c. Levobunolol
d. Carteolol
e. Metipranolol
5. Agen Hiperosmotik
Obat anti glaukoma sistemik kedua yang sering digunakan, seperti gliserol, mannitol,
isosorbide dan urea.
Mechanism of Action
Agen hiperosmotik dapat meningkatkan tonisitas dari plasma. Gradient tekanan osmotik
yang dibuat antara darah dan cairan vitreous cukup dapat menarik cairan keluar bola
mata, sehingga secara signifikan menurunkan TIO.
6. Prostaglandin Derivates
a. Latanaprost
Obat sintetik sebagain analog ester dari prostaglandin F-alpha. Bekerja dengan
meningkatkan keluaran dari uveoskleral dengan mengrangi tekanan vena episkleral.
Sama efektifnya dengan timolol, dan efeknya akan bertambah bila dipadukan dengan
pemberian pilocarpine dan timolol.
b. Bimatoprost
Bekerja menurunkan TIO dengan menurunkan resistensi aliran keluar pada mata.
c. Travoprost
Bekerja menurunkan TIO dengan meningkatkan alran keluar aquos pada uveoskleral.
d. Unoprostive isopropyl
Bekerja menurunkan TIO dengan meningkatkan alran keluar aquos pada uveoskleral
serta dapat meningkatkan aliran darah pada retina.
Sumber :