Anda di halaman 1dari 13

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.07.

04
RUMAH SAKIT TK.IV 02.07.04

PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH


ROOT CAUSE ANALYSIS ( RCA )

Bandar lampung, Januari 2019

1
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.07.04
RUMAH SAKIT TK.IV 02.07.04

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : SK / / / 2019

Tentang
Panduan analisis akar masalah
Root Cause Analysis ( RCA )

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan dan


keselamatan pasien rumah sakit merupakan gerakan universal,
maka diperlukan upaya-upaya khusus peningkatan keselamatan
pasien yang berdasarkan masalah atau insiden tersering yang
terjadi di pelayanan kesehatan ;
b. Bahwa salah satu program yang harus dilaksanakan rumah sakit adalah
penerapan 7 (tujuh) standar keselamatan pasien, 7 (tujuh) langkah keselamatan
pasien dan 6 (enam) sasaran keselamatan International Patient Safety Goals
(IPSG) ;
c. Bahwa untuk mencapai penerapan keselamatan pasien dengan 7
(tujuh) standar, 7 (tujuh) langkah dan 6 (enam) sasaran tersebut,
maka untuk semua kegiatan harus dikerjakan sebelum tindakan
baik yang dilakukan seluruh karyawan Rumah Sakit TK IV
02.07.04 Bandar Lampung;
d. Bahwa seluruh satuan kerja di Rumah Sakit TK IV 02.07.04
Bandar Lampung memerlukan panduan penerapan keselamatan
pasien, sehingga tercipta budaya keselamatan pasien di rumah
sakit ;

2
e. Bahwa sehubungan hal tersebut diatas, maka perlu diatur dan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04
Bandar Lampung

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;


2. Undang-Undang RI Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1691 Tahun 2011
tentang Keselamatan Pasien

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : Memberlakukan buku panduan Analisis Akar Masalah Root Cause


Analysis ( RCA ) di Rumah Sakit TK IV 02.07.04 Bandar Lampung

Kedua : Buku panduan Analisis Akar Masalah Root Cause Analysis (RCA) di
Rumah Sakit TK IV 02.07.04 Bandar Lampung dimaksud pada diktum
pertama adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini;
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila ada kekurang
sempurnaan atau kekeliruan dikemudian hari.

Ditetapkan di Bandar Lampung


PadaTanggal : Januari 2019
Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04

Dr.Teguh Ismanto,Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11020000391071

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
pertolongan dan petunjuk kepada kita sehingga kita berhasil menyusun Panduan Analisis
Akar Masalah / Root Cause Analysis( RCA )
Root cause analysis merupakan suatu proses mengidentifikasi penyebab-penyebab
utama suatu permasalahan dengan menggunakan pendekatan yang terstruktur dengan
teknik yang telah didesain untuk berfokus pada identifikasi dan penyelesain masalah.Root
cause analysis memberikan jalan keluar yang lebih baik, tidak sekedar “faktor A
menyebabkan kejadian faktor B”, namun “Dengan mengubah faktor A, maka kemungkinan
rekurensi kejadian B dapat dikurangi atau bahkan dicegah. “Mempelajari root cause
analysis secara tepat merupakan kajian yang penting untuk diperkenalkan kepada para
pemberi pelayanan kesehatan
Kami menyadari bahwa panduan ini masih belum sempurna.Untuk itu kami
harapkan masukan bagi penyempurnaan panduan ini di kemudian hari.

Bandar Lampung, Januari 2019


Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04

Dr.Teguh Ismanto,Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11020000391071

4
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.07.04
RUMAH SAKIT TK.IV 02.07.04

PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH


ROOT CAUSE ANALYSIS ( RCA )

BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Berikut ini beberapa definisi yang dapat menggambarkan pengertian dari analisa
akar masalah / root cause analysis / RCA, antara lain :
1. Analisa akar masalah (Root cause analysis / RCA) adalah sebuah alat kerja yang
sangat berguna untuk mancari akar masalah dari suatu insiden yang telah terjadi.
Menemukan akar masalah merupakan kta kunci. Sebab, tanpa mengetahui akar
masalahnya, suatu insiden tidak dapat ditanggulangi dengan tepat, yang berakibat
pada berulangnya kejadian insiden tersebut dikemudian hari.
2. Cahyono (2008) menulis bahwa prinsip RCA adalah mencari apa yang terjadi,
mengapa hal tersebut terjadi, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah
pengulangan kejadian tersebut. RCA bukanlah metode yang bisa dilakukan semua
orang. Kejadian-kejadian dalam sentinel event dapat begitu rumit, dapat juga
menguak berbagai faktor yang sensitif, dan dapat menjadi begitu luas ruang
lingkupnya. Apapun hasil RCA, manajemen puncak di rumah sakit harus
mendukung hasilnya, memperhatikan rekomendasinya dengan teliti, dan membuat
langka perubahan.
3. Root Cause Analysis(RCA) adalah salah satu tool continuous improvement dan
metedo problem solving yang bertujuan untuk mengidentifikasi akar dari masalah
tertentu yang muncul pada sistem atau proses.
4. Root cause analysis (RCA) adalah sebuah pendekatan terstruktur untuk
mengidentifikasi berbagai fakktor diantaranya alam, situasi dan kondisi, magnitude,
lokasi, mnusia, waktu, terjadinya masalah dari kejadian-kejadian di masa lalu untuk
mengidentifikasi penyebab masalah yang bisa diperbaiki untuk mencegah masalah
yang sama terjadi kembali. RCA juga berguna untuk mengidentifikasi pelajaran
yang dapat dipetik untuk mencegah kerugian kembali terjadi dalam proses.

5
B. Manfaat
Setiap masalah selalu mempunyai akar masalah, akar masalah sangat penting diketahui
untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan secara efektif. Untuk mengukur
efektifitas tindakan perbaikan. Berikut ini beberapa manfaat dilaksanakannya analisis akar
masalah :
1. Tidak berulangnya kasus yang sama
2. Bisa diterapkan
3. Tidak membutuhkan investasi yang sangat tinggi
4. Fleksibel dengan komponen lainnya
5. Mudah di evaluasi

C. Tujuan
1. Mengidentifikasi potensi kegagalan/kesalahan produk ataupun proses
2. Mencatat efek yang akan timbul jika benar-benar terjadi kegagalan/kesalahan
3. Menemukan sebab-sebab potensial dari kesalahan tersebut dan resiko yang
ditimbulkan
4. Membuat daftar dan prioritas tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
resiko kegagalan/kesalahan.

D. Sasaran
1. Profesi medis: Standar Pelayanan Medis dari setiap Kelompok Staf Medis (KSM)
dan penunjang
2. Profesi Keperawatan: Asuhan Keperawatan
3. Profesi Farmasi: One Day Dose
4. Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap dan Operasi dari Sistem Kelompok Staf Medik
dan Sistem Manajemen Rumah Sakit

6
BAB II
RUANG LINGKUP

RCA dapat diarahkan kepada banyak tujuan yang spesifik. Para praktisi continuous
improvement merumuskan lima pendekatan dasar yang dapat dilakukan dengan RCA,
yaitu :
1. RCA safety – based : merupakan usaha identifikasi permasalahan yang berkaitan
dengan keselamatan . RCA dilakukan dengan analisa kecelakaan yang pernah
terjadi dan penyebab – penyebabnya, untuk meningkatkan kesehatan dan
keselamatan pekerja.
2. RCA production – based : berasal dari konsep quality control untuk manufaktur,
RCA produksi fokus kepada analisa penyebab cacat dan masalah yang terjadi pada
proses produksi mencakup mesin, operator, dan peralatan.
3. RCA process – based : pada dasarnya merupakan perluasan dari konsep RCA
production – based, namun dengan ruang lingkup yang lebih luas, termasuk analisa
penyebab masalah yang terjadi pada business process.
4. RCA failure – based : berasal dari praktek failure analysis yang dilakukan pada
proses engineering dan maintenance, bertujuan untuk mengetahui akar masalah
yang menjadi penyebab masalah pada kedua proses tersebut.
5. RCA systems – based : ini adalah pendekatan gabungan yang merangkul
pendekatan – pendekatan RCA yang lain, dengan konsep – konsep yang
diadaptasi dari berbagai sudut pandang, seperti change manajement, risk
manajement dan system analysis.
Walaupun RCA memiliki banyak variasi pendekatan, namun pada dasarnya prinsipnya
tetap sama, yaitu menelaah sedalam – dalamnya hingga ditemukan akar dari suatu
masalah yang terjadi. RCA dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai tools, seperti
analisa 5 Whys, Fishbone ( Ishikawa ) diagram, diagram sebab – akibat , pareto chart ,
dan sebagainya.

7
BAB III
TATA LAKSANA

Berikut adalah langkah – langkah RCA seperti yang disarankan oleh komite
keselamatan pasien rumah sakit di Indonesia.
A. Identifikasi
Masalah yang akan dibahas harus didefinisikan dengan baik. Pembatasan
masalah dapat dilakukan untuk membuat fokus lebih cermat. Pembatasan masalah
bisa dimulai dari definisi impact atau harm yang terjadi, kerangka waktu kejadian ,
dan unit – unit kerja yang terlibat. Dampak yang terjadi meliputi dampak medis dan
non medis. Dampak medis pada pasien biasanya sudah terlihat dengan jelas dari
berkas rekam medis. Dampak non medis dapat terjadi pada pasien dan pada
rumah sakit. Pada pihak manapun yang terjadi , dampak non medis biasanya
berputar pada masalah medikolegal, kerugian ekonomis, dan dampak sosial lain.

B. Bentuk Tim
Root cause analysis sebaiknya dilakukan oleh tim yang telah dilatih RCA,
matang, menguasai berbagai aspek pelayanan di rumah sakit, multidisipliner, gigih,
tidak mudah menyerah, teliti dan jujur. Tim ideal yang disarankan terdiri dari ahli
analisis, peneliti atau ahli eksternal, kepala bidang atau salah satu direktur, dokter
spesialis atau konsultan, supervisor klinis keperawatan, dan seorang yang
menguasai unit kerja yang terlibat dengan baik.

C. Investigasi / Pengumpulan Data


Pada investigasi, dilakukan kajian terhadap laporan kasus. Kajian terhadap
laporan kasus dimulai dengan ringkasan kronologis kasus yang terjadi, pencatatan
staf yang terlibat, dan beberapa wawancara. Cahyono (2008 ) menambahkan
bahwa dalam pengumpulan informasi kasus ini hendaknya dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi yang cermat, hati – hati, dan valid. Cermat
berarti tidak meninggalkan detail. Prinsip kehati – hatian dilakukan untuk menjaga
objektivitas dan agar tidak menyinggung perasaan staf. Valid berarti data yang
dikumpulkan relevan sesuai dengan keperluan.

8
D. Penyajian Data
Penyajian data dipergunakan sebagai alat memetakan kronologi kejadian.
Ada empat metode yang bisa dipakai dalam memetakan kronologi insiden, yaitu 1)
kronologi narasi: 2) timeline: 3) tabular time line: 4) time person grid. Kronologi
narasi biasa dilakukan untuk mengawali pembahasan kasus atau justru ditampilkan
pada laporan akhir. Kronologi narasi cukup nyaman dibaca namun tidak praktis
untuk analisis karena kurang terstruktur. Gunakan kronologi narasi hanya pada
kasus yang tidak kompleks.
Timeline lebih mudah dibaca karena menyajikan urutan kejadian secara
sekuensial. Analisis lebih mudah dilakukan karena dapat dicari dari deretan
kejadian berbasis waktu. Tabular timeline lebih lengkap daripada timeline karena
telah selain menyajikan urutan kejadian, juga dilengkapi dengan good practice dan
masalah pelayanan pada tiap kejadian yang dicatat. Tabular timeline cocok pada
kejadian yang berlangsung lama dan melibatkan berbagai orang dan unit kerja.
Time peron grid digunakan pada kejadian dengan waktu pendek namun melibatkan
beberapa staf atau profesi. Kolom paling kiri memuat daftar staf, sementara baris
paling atas mencatat perjalanan waktu. Keberadaan staf dituliskan pada tiap kolom
di bawah waktu dari awal sampai akhir.
E. Identifikasi Masalah
Prinsip utama dalam identifikasi masalah adalah menentukan penyimpangan
dari standart pelayanan yang sudah ada. Satu sentinel event bisa terdiri dari
beberapa masalah pelayanan. Secara umum, ada dua macam masalah pelayanan,
yaitu error of omission (tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan), dan
error of commission (melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Cara
paling mudah dalam mengidentifikasi masalah adalah dengan brainstorming dan
dengan focused group discussion.
F. Analisis Informasi
Bagian ini adalah bagian yang paling sulit. Komite keselamatan pasien
rumah sakit menawarkan enam cara analisis, namun kita akan membatasi dalam
dua cara saja, yaitu 5 why dan fishbone diagram. Dengan metode 5 why, peneliti
akan lebih mudah mencari penyebab sampai mendalam, sementara fishbone
diagram memudahkan peneliti mencari berbagai macam penyebab yang
berkontribusi pada sentinel event.

9
Metode 5 why dilakukan dengan cara memperdalam pertanyaan yang
diawali dengan “mengapa” sebanyak lima kali. Contoh paling mudah adalah pada
kasus pasien jatuh:
“Menagapa pasien cedera?”-Karena jatuh.
“Mengapa pasien jatuh?”-Karena pelindung sisi tempat tidur tidak dipasang.
“Mengapa pelindung sisi tempat tidur tidak dipasang?”-Karena perawat
yunior tidak tahu bahwa pelindung sisi tempat tidur harus dipasang.
“Mengapa perawat yunior ini tidak tahu?”-Karena tidak dilatih.
“Mengapa tidak dilatih?”-Karena rumah sakit belum mempunyai program
pelatihan bagi perawat baru.
Berbeda dnegan metode 5 why yang dapat menganalisis masalah sampai
dalam, metode fishbone diagram menawarkan faktor kontribusi yang semakin
banyak. Tuliskan permasalahan pada kepala ikan, dan pada tulang belakangnya,
gambarlah duri-duri yang mewakili faktor kontribusi. Mulailah dengan empat
kelompok dasar, yaitu pasien, proes, staf pendukung, dan stf utama (Nelson dkk,
2007). Hati-hati mempergunakan fishbone diagram. Bukan karena bahaya tertusuk
duri, namun karena faktor kontribusi yang dihasilkannya bisa sangat banyak
sehingga menyulitkan analisis akar masalah. Fishbone diagram sering juga disebut
sebagai diagram Ishikawa.
Fakor kontribusi berbeda dengan akar masalah. Ada tiga pertanyaan yang
bsa dipakai untuk membedakan akar masalah dengan faktor kontribusi, yaitu: 1)
Apakah sentinel event akan terjadi bila faktor tesebut tidak ada?: 2) Apakah
sentinel event yang sama kn muncul bila faktor tersebut hilang?: 3) Apakah koreksi
atau eliminasi faktor akan dapat menimbulkan sentinel event?. Salah satu jawaban
“Ya” dari ketiga pertanyaan tersebut menandakan bahwa faktor tersebut
merupakan faktor kontribusi, bukan akar masalah.
G. Susun Rekomendasi
Produk analisis informasi adalah akar penyebab masalah. Walau demikin,
RCA diakhiri bukan dengn ditemukannya akar penyebab masalah namun dengan
rekomendasi. Rekomendasi ini disusun berdasarkan hasil RCA. Hasil RCA
pertama-tama akan memperjelas apa yang terjadi dan apa penyebabnya. Dri hasil
ini, tim akan memperleh pembelajaran berbasis bukti. Dua hal ini harus disintesis
secara bijak dan jujur untuk menelurkan rekomendasi. Rekomendasi hendaknya
bersifat tepat sasaran, relevan, feasible, dapat dievaluasi ulang, dan mempunyi
target waktu penyelesaian.
10
Berikut ini adalah ringkasan langkah-langkah RCA dan tools yang dapat digunakan
pada setiap langkah.
Langkah Deskripsi Note and Tools

1 Bentuk Tim (Organize a team) Anggota tim kurang dari 10

2 Rumuskan masalah (Define the problem) Brainstroming, multivoting,


FMEA

3 Pelajari Masalah Braintorm, flowchart, pareto,


scatter, affinity diagram, etc

4 Tentukan apa yang terjadi (Determine Flow chart, timeline


what happen)

5 Identifikasi faktor penyebab (Identify Contro chart, tree analysis,


contributing factors) FMEA

6 Identifikasi faktor-faktor lai yang ikut Brainstorm, affinity diag,


mendorong terjadinya insiden (Identify cause-effect diagram
other contributing factors)

7 Ukur, kumpulkan dan nilai data berdasar Kembangkan indikator


penyebab utama dan terdekat. (Measure,
collect and assess data on proximate and
underlying causes)

8 Desain dan implementasi perubahan Gantt chart


sementara (Design and implement interim
changes)

9 Identifikasi sistem mana yang terlibat Flow chart, cause effect diag,
(akar penyebab) (Identify which systems FMEA, tree analysis (analisis
are involved (the root causes) pohon), barrier analysis

10 Pendekkan/kurangi daftar akar penyebab


(Prune the list of root causes)

11 Pastikan/konfirmasikan akar penyebab

11
(Confirm root causes)

12 Cari dan identifikasi strategi pengurangan FMEA


risiko (Explore & identify risk-reduction
strategies)

13 Formulasikan tindakan perbaikan Brainstorm, flow chart, cause


(Formulate improvement actions) effect diagram (diagram
sebab akibat)

14 Evaluasi tindakan perbaikan yang


diajukan (Evaluate Proposes Improvement
Actions)

15 Desain perbaikan (Design improvements) Gantt chart

16 Pastikan rencana diterima (Ensure


acceptability of the action plan)

17 Terapkan rencana perbaikan (Implement PDCA, critical path


the improvement Plan)

18 Kembangkan cara pengukuran efektifitas


dan pastikan keberhasilannya (Develop
measures of effectiveness and ensure
their success

19 Evaluasi penerapan rencana perbaikan Run chart, control chart,


(Evaluate implementation of improvement histogram
plan)

20 Lakukan tindakan tambahan (Take


additional action)

21 Komunikasikan hasilnya (Communicate


the result)

12
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Investigasi komprehensif / Analisis akar masalah / RCA dilaksanakan oleh Tim KP di


RS dalam waktu maksimal 45 hari untuk grade Kuning / Merah
2. Setelah melakukan RCA , Tim kp di RS akan membuat laporan dan Rekomendasi
untuk perbaikan serta “Pembelajaran” berupa : Petunjuk / Safety alert untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
3. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
4. Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran” diberikan umpan balik kepada unit
kerja terkait.
5. Unit Kerja membuat analisis dan trend kejadian di satuan kerjanya masing-masing.
6. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh tim KP di RS.

Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04

Dr.Teguh Ismanto,Sp.An
Mayor Ckm NRP. 11020000391071

13

Anda mungkin juga menyukai