http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk
1
SMP Negeri 5 Cepu, Blora, Jawa Tengah
2
Prodi Bimbingan Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
3
Prodi Bimbingan Konseling, FKIP, Universitas Muhammadiyah Magelang, Indonesia
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6889
Jl. Pemuda RT.02/RW.12 Cepu, Blora, Jawa Tengah (58312)
e-ISSN 2502-4450
E-mail: ardhaneswarihabiba@gmail.com
1
Ardhaneswari Habiba, Mungin Eddy Wibowo & Muhammad Jafar / JUBK 6 (1) (2017) : 1 - 6
2
Ardhaneswari Habiba, Mungin Eddy Wibowo & Muhammad Jafar / JUBK 6 (1) (2017) : 1 - 6
3
Ardhaneswari Habiba, Mungin Eddy Wibowo & Muhammad Jafar / JUBK 6 (1) (2017) : 1 - 6
250 234
224 224
217
211 210
191 190 195 195
200 189
180
168 172 173
162
145
150 138
100
50
0
WSG ANA HER ATN ARM IDO PAB MFG MSN
Gambar 1. Perbandingan Skor Pre Test dan Post Test pada Variabel Self Confidence
4
Ardhaneswari Habiba, Mungin Eddy Wibowo & Muhammad Jafar / JUBK 6 (1) (2017) : 1 - 6
kategori tinggi. Sedangkan bila dilihat dari pelayanan yang bisa meningkatkan self confidence
masing-masing aspek self confidence secara lebih siswa tersebut. Hal ini mengingatkan bahwa self
rinci adalah: (1) Aspek Self Confidence dalam confidence merupakan salah satu modal dalam
emosi (bathin) berada pada kategori tinggi dan kehidupan yang harus ditumbuhkan pada diri
hasil prosentase skor menunjukkan 66,31% setiap siswa agar kelak mereka dapat menjadi
berada pada kategori tinggi, 13,9% berada pada manusia yang mampu mengontrol berbagai
kategori sedang, 18,18% berada pada kategori aspek yang ada pada dirinya. Dengan
kurang dan 1,6% berada pada kategori rendah; kemampuan tersebut siswa akan lebih jernih
(2) Aspek Self Confidence dalam perilaku (lahir) dalam mengatur tujuan dan sasaran pribadi yang
berada pada kategori sedang dan hasil prosentase jelas, serta akan lebih mampu dalam
skor menunjukkan 58,82% berada pada kategori mengarahkan perilaku menuju keberhasilan.
tinggi, 38,29% berada pada kategori sedang, Penjelasan di atas dapat disimpulkan
5,47% berada pada kategori kurang dan 0,53% bahwa aspek self confidence siswa sangat penting
berada pada kategori rendah; dan (3) Aspek Self untuk mendapat perhatian. Penanganan yang
Confidence dalam kerohanian (spiritual)berada serius perlu diupayakan tehadap siswa-siwa yang
pada kategori hasil prosentase skor menunjukan tingkat self confidence rendah atau masih dibawah
67,91% pada kategori tinggi dan hasil prosentase kategori tinggi. Berdasarkan kesimpulan dan
skor menunjukkan 27,27% berada pada sedang, temuan-temuan yang telah dipaparkan di atas,
3,21% berada pada kategori kurang dan 2,14% maka peneliti merumuskan model hipotetik yang
berada pada kategori rendah. dipandang efektif, yaitu model konseling
Hasil penyebaran angket tentang self kelompok menggunakan teknik self instruction
confidence siswa, menunjukkan bahwa tingkat self untuk meningkatkan self confidence siswa.
confidence pada siswa SMP Negeri 5 Cepu masih Penelitian yang dilakukan telah menunjukkan
belum memuaskan. Meskipun ada yang memiliki bahwa implementasi model konseling kelompok
tingkat self confidence sangat tinggi tapi menggunakan teknik self instruction memberikan
prosentasinya lebih sedikit, sebagian besar dampak positif bagi peningkatan untuk self
memiliki tingkat self confidence pada kategori confidence siswa.
sedang. Diperkuat dengan hasil wawancara Hasil uji lapangan model konseling
kepada guru pembimbing yang menunjukkan kelompok menggunakan teknik self instruction
masih banyak gejala-gejala kurang percaya diri, menunjukkan bahwa: (1) model konseling
antar lain: (a) Ada siswa yang malu ketika kelompok menggunakan teknik self instruction ini
disuruh untuk maju ke depan kelas, (b) Perasaan dapat diterapkan pada siswa SMP Negeri 5 Cepu,
tegang yang tiba-tiba datang pada saat diberi (2) Siswa terlihat antusias dan senang ketika
pertanyaan guru, (c) Tidak adanya keberanian penerapan konseling kelompok menggunakan
untuk bertanya dan menanggapi penjelasan guru, teknik self instruction berlangsung, (3) adanya
(d) Siswa tidak yakin akan kemampuannya, peningkatan yang signifikan tingkat self confidence
padahal pada dasarnya siswa telah mempelajari setelah mengikuti konseling kelompok
materi yang diajarkan, (e) Dalam mengerjakan menggunakan teknik self instruction sebesar
tugas, siswa lebih suka menggunakan cara yang 11,11%. (4) dalam setiap pertemuan para siswa
termudah, tidak tertantang dengan mengalami kemajuan disetiap sub variabel self
kemajemukan, (f) Sering mengeluh dan merasa confidence.
kesulitan dengan banyaknya tugas, menghindari
kecenderungan tugas-tugas yang sulit, (g) Siswa SIMPULAN
kurang percaya dengan kemampuan diri sendiri,
dan merasa tidak sanggup untuk mengungguli Tingkat self confidence siswa kelas VIII SMP
teman-teman yang lain. Negeri 5 Cepu cenderung rendah. Dan dapat
Kondisi seperti ini perlu mendapat diatasi dengan layanan konseling kelompok
perhatian dan perlu diupayakan tindakan atau teknik self instruction. Dihasilkan model konseling
5
Ardhaneswari Habiba, Mungin Eddy Wibowo & Muhammad Jafar / JUBK 6 (1) (2017) : 1 - 6