Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN STRES PENGASUHAN

PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI


JUWET KENONGO PORONG KABUPATEN SIDOARJ

FAMILY SOCIAL SUPPORT RELATIONSHIP WITH PARENTING STRESS ON


MOTHERS HAVING CHILDREN WITH MENTAL RETARDATION IN SLB
NEGERI JUWET KENONGO PORONG SIDOARJO REGENCY

PUTRI VIA APRILIA


Dr. Noer Saudah, S.Kep,Ns.,M.Kes, Enny Virda Yuniarti S.Kep,Ns.,M.Kes

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto


Email : viaapriliaputri@gmail.com

ABSTRAK

Stress dalam pengasuhan anak retardasi mental akan mengakibatkan ibu berperilaku tidak
sehat dan tidak positif seperti menelantarkan anaknya bahkan berlaku kasar terhadap anaknya. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan stres
pengasuhan pada ibu yang memiliki anak retardasi mental di SLB Negeri Juwet Kenongo Kecamatan
Porong Kabupaten Sidoarjo. Desain penelitian analitik korelasional dan dengan pendekatan cross
sectional. Populasinya seluruh ibu yang mempunyai anak dengan retardasi mental usia 5-10 tahun di
SLB Negeri Juwet Kenongo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo sebanyak 32 orang hingga
didapatkan sampel sebanyak 28 orang yang diambil dengan Purposive Sampling. Variabel
independennya adalah dukungan sosial keluarga pada ibu yang memiliki anak retardasi mental dan
variabel dependennya adalah stress pengasuhan pada ibu yang memiliki anak retardasi mental. Data
diambil dengan menggunakan kuesioner. Setelah terkumpul, dilakukan pengolahan data dan
dilanjutkan dengan uji statistik Spearman’s Rho Test dengan bantuan SPSS versi 17.0. Hasil
penelitian menunjukkan koefisien korelasi ρ (0,000) α (0,05) dengan nilai r = 1.000 artinya terdapat
hubungan sangat erat antara dukungan sosial keluarga dengan stress pengasuhan pada ibu yang
memiliki anak retardasi mental Dengan ini menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga dapat
mempengaruhi stress pengasuhan sehingga semakin tinggi dukungan sosial keluarga akan semakin
rendah pula stress pengasuhannya, sebaliknya jika semakin rendah dukungan sosial keluarga maka
akan semakin tinggi pula stress pengasuhannya. Keluarga responden diharapkan agar memberikan
dukungan sosial yang tinggi agar menghindari stress pengasuhan yang banyak dialami ibu.

Kata kunci : Dukungan sosial keluarga, stress pengasuhan, retardasi mental.

ABSTRACT

Parenting Stress on mother having children with mental retardation lead to unhealthy mothers behave
and not positive as his son laid waste to even apply rough against his son. The purpose of the research
is to find out the relationship between social support families with parenting stress in mothers who
have children with mental retardation in the Juwet Kenongo Elementary School. The design used is
analytic Corelational and research design with cross sectional approach. The population of the entire
mother who has a child with mental retardation aged 5-10 years in the Juwet Kenongo Elementary
School is 32 people to sample obtained is 28 people were taken with Purposive Sampling. Its
independent variable is a family social support on mothers who have children with mental retardation
and the dependent variable is the parenting stress on mothers who have children with mental
retardation. Data taken with the use of the questionnaire. Once collected, the data processing is carried
out and continued with the test statistics Spearman's Rho Test with the help of SPSS version 17.0. The
results showed the correlation coefficient ρ (0.000) α (0.05) with a value of r = 1,000 means that there
is a relationship very closely between families social support with parenting stress on mothers having
children with mental retardation. So, the more higher social support family, will the lower parenting
stress. Otherwise if the lower social support familiy will be getting higher parenting stress. Family
respondents expected that high social support in order to avoid the parenting stress are much
experienced mother.

Keywords: Family social support, parenting stress, mental retardation.

PENDAHULUAN siswa sebanyak 106 anak dengan berbagai


kecacatan seperti tuna rungu, tuna wicara, tuna
Retardasi mental adalah keterlambatan daksa, dan tuna grahita/retardasi mental. Jumlah
perkembangan yang meluas pada aspek kognitif siswa dengan retardasi mental sebanyak 64 anak
dan sosial. Diagnosanya didasarkan pada atau 60%, dengan rincian 11 (17%) anakretardasi
kombinasi dari tiga kriteria yaitu taraf intelegensi mental ringan, 53 (83%) anak retardasi mental
rendah dengan IQ sekitar 70 atau lebih rendah, sedang-berat, diantara 64 anak penderita retardasi
hambatan dalam melakukan kegiatan sehari hari, mental sebanyak 32 anak yang berusia 5-10
dan gangguan telah muncul sebelum usia 18 tahun. Hasil wawancara pada 2 ibu yang
tahun (Adriana, 2008). Retardasi mental adalah mengantarkan anaknya, didapati bahwa 1 orang
kondisi yang dimulai sebelum usia 18 tahun yang ibu mengaku seringkali mengalami kesulitan
meliputi rendahnya intelegensi (biasanya di ketika menghadapi anaknya. Ibu menyebutkan
bawah 70 dalam tes intelegensi tradisional yang anaknya seringkali sulit dinasihati ditambah lagi
dilakukan sendiri) dan kesulitan dalam sang suami kerja di luar kota dan tidak ada
menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari hari keluarga lain yang mendampingi, sedangkan ibu
(John W Santrock, 2008). Orang yang paling lainnya mengaku merasa kesal dengan tingkah
banyak menanggung beban akibat laku anaknya, dan juga akan memarahi anaknya,
ketunagrahitaan atau retardasi mental anak adalah jika anaknya masih tidak mau menurut, terkadang
orangtua dan keluarga anak tersebut. Oleh sebab ibu mencubit lengan atau kaki anaknya, ditambah
itu dikatakan bahwa penanganan anak tunagrahita lagi beliau masih punya tanggung jawab
atau retardasi mental merupakan stressor mengurusi 2 orang anaknya yang lain meskipun
(Somantri, 2006). Stres diakibatkan karena mereka tidak punya kelainan baik fisik maupun
banyaknya beban yang ditanggung oleh orang tua mental.
dari anak retardasi mental baik beban secara Berdasarkan hasil penelitian Bania
fisik, psikis dan sosial. Banyaknya beban yang Maulina (2017), bahwa mayoritas ibu yang
dirasakan ibu sebagai figur terdekat anak memiliki anak dengan retardasi mental
retardasi mental dalam mengasuh anak akan mengalami stress dalam kategori sedang sampai
menimbulkan stres pengasuhan. tinggi. Stress yang dialami saat pengasuhan anak
Hasil analisis dari Global Burden of retardasi mental akan berakibat buruk dalam
Disease tahun 2004 dalam Infodatin 2014 pengasuhan karena stres yang dialami seringkali
didapatkan bahwa 15,3% populasi dunia (sekitar membuat ibu berperilaku tidak sehat dan tidak
978 juta orang dari 6,4 milyar estimasi jumlah positif seperti menelantarkan anaknya bahkan
penduduk dari tahun 2004) yang mengalami berlaku kasar terhadap anaknya.
disabilitas sedang atau parah. Data survei Stres pengasuhan juga akan menghambat
menyebutkan jumlah anak retardasi mental pekerjaan yang biasa dilakukan sehari-hari
adalah 3% dari jumlah penduduk Indonesia bahkan menghambat pertumbuhan anak dalam
dengan kategori retardasi mental yang mengalami kehidupannya. Ibu yang tidak bisa menerima
kesulitan mengingat 393.920 anak dan kesulitan kenyataan atas kondisi anaknya hanya akan
mengurus diri sebesar 357.069 anak di Indonesia terpuruk dan bahkan tidak mau melakukan
(BPS, 2010). apapun untuk mendukung perkembangan
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Juwet anaknya. Akibatnya, ibu hanya berdiam diri dan
Kenongo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo kondisi keterbelakangan anak semakin parah.
merupakan sekolah luar biasa yang melayani Orang tua khususnya ibu harus mampu mengatasi
anak-anak dengan kebutuhan khusus dari usia 4- stres dan segera bangkit untuk melakukan yang
19 tahun. Hasil studi pendahuluan pada tanggal terbaik bagi anaknya. Menurut penelitian Karina
16 Oktober 2017, didapatkan data yaitu jumlah dan Iriani (2013), keadaan ibu yang memiliki
anak dengan retardasi mental hendaknya diberi No Umur Frekuensi Prosentase
dukungan sosial keluarga agar mereka dapat (%)
beradaptasi dengan keadaan. Dukungan sosial 1 25 - 35 tahun 8 28.6%
adalah suatu bentuk dukungan dari orang lain 2 36 - 45 tahun 13 46.4%
bahwa kita dicintai, diperhatikan dan dinilai 3 46 - 55 tahun 7 25.0%
(Zuyinah dan Siti, 2011). Dukungan sosial
Jumlah 28 100
keluarga dapat datang dari dalam keluarga,
seperti dukungan sosial pasangan atau dukungan Tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar
sibling (Friedman, 2010). Dukungan sosial dapat responden berusia 36 – 45 tahun sebanyak 13
berupa appraisal support (pujian uang atau responden (46.4%).
informasi) atau emotional support (senantiasa Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
meneguhkan bahwa orang tersebut bernilai dan Responden berdasarkan Pekerjaan
berharga untuk diperhatikan) (Zuyinah dan Siti, Responden di SLB Negeri Juwet Kenongo
2011). Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan uraian tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
tentang “Hubungan antara dukungan sosial (%)
keluarga dengan stres pengasuhan pada ibu yang 1 Ibu rumah
13 46.4%
memiliki anak retardasi mental di SLB Negeri tangga
Juwet Kenongo Porong Kabupaten Sidoarjo”. 2 Swasta 8 28.6%
METODE PENELITIAN 3 Wiraswasta 7 25.0%
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang Jumlah 28 100
digunakan adalah penelitian korelasi dengan Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa sebagian
pendekatan cross sectional. Populasi dalam besar responden bekerja sebagai ibu rumah
penelitian ini adalah 32 anak penderita retardasi tangga sebanyak 13 responden (46.4%).
mental di SLB Negeri Juwet Kenongo Porong Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
kabupaten Sidoarjo. Teknik sampling yang Responden berdasarkan Usia Anakdi SLB
digunakan adalah Purposive Sampling. Sampel Negeri Juwet Kenongo Kecamatan Porong
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 Kabupaten Sidoarjo
anak penderita retardasi mental usia 5-10 tahun di No Usia anak Frekuensi Prosentase
SLB Negeri Juwet Kenongo Porong kabupaten (%)
Sidoarjo. Variabel independent dalam penelitian
1 5-6 2 7.1%
ini adalah dukungan sosial keluarga dan variabel
dependent dalam penelitian ini adalah stres 2 7-8 11 39.3%
pengasuhan. Alat ukur dukungan sosial keluarga 3 9-10 15 53.6%
menggunakan kuesioner yang dikembangkan
Jumlah 28 100
oleh Muliasari. Dan untuk stres pengasuhan
menggunakan kuesioner stres pengasuhan yang
dikembangkan oleh Chairini. Pengolahan data Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa sebagian
menggunakan editing, coding, scoring, besar responden mempunyai anak usia 9-10
tabulating, dianalisis menggunakan crosstab atau tahun sebanyak 15(53.6%).
tabulasi silang, sedangkan untuk analisa data 2. Data Khusus
yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
menggunakan SPSS 17.0 for windows. Responden berdasarkan dukungan sosial
keluarga di SLB Negeri Juwet Kenongo
HASIL PENELITIAN Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
No Dukungan Frekuensi Prosentase
1. Data Umum Sosial (%)
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Keluarga
berdasarkan Umur Responden di SLB Negeri 1 Rendah 4 14.3 %
Juwet Kenongo Kecamatan Porong 2 Sedang 17 60.7%
Kabupaten Sidoarjo 3 Tinggi 7 25.0 %
Jumlah 28 100
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian No Stress Frekue Prosentase
besar responden menerima dukungan sosial Pengasuhan nsi (%)
keluarga dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 1 Rendah 9 32.1%
17 orang (60.7%). 2 Sedang 16 57.1%
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi 3 Tinggi 3 10.7%
Responden berdasarkan Stress Pengasuhan di Jumlah
SLB Negeri Juwet Kenongo Kecamatan 28 100
Porong Kabupaten Sidoarjo diperhatikan dan dinilai. Dukungan sosial
Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa sebagian dapat berupa appraisal support (pujian uang
besar responden mengalami stress pengasuhan atau informasi) atau emotional support
dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 16 (senantiasa meneguhkan bahwa orang tersebut
orang (57.1%). bernilai dan berharga untuk diperhatikan)
(Zuyinah dan Siti, 2011). Dukungan sosial
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Dukungan keluarga dapat datang dari dalam keluarga,
Sosial Keluarga Dengan Stres seperti dukungan sosial pasangan atau
PengasuhanResponden di SLB Negeri dukungan sibling. Dukungan sosial keluarga
Juwet Kenongo Kecamatan Porong merupakan suatu bentuk transaksi antara
Kabupaten Sidoarjo individu satu dengan yang lain dalam sebuah
Stress Pengasuhan keluarga yang melibatkan perhatian
Dukunga Renda Total emosional, bantuan instrumental, pemberian
n Sosial h Sedang Tinggi informasi, dan adanya penilaian. Dukungan
Keluarga F % F % F % F % sosial keluarga sangat berarti bagi individu
dalam menghadapi kehidupan dan
100
meringankan stres yang dihadapi
Rendah 0 0.0% 2 11.8% 7 % 9 32.1%
individu.(Friedman, 2010).
Sedang 1 25% 15 88.2% 0 0.0% 16 57.1% Hasil analisa data menunjukkan bahwa
Tinggi 3 75% 0 0.0% 0 0.0% 3 10.7% lebih dari setengah jumlah responden
100 100 menerima dukungan keluarga dalam kategori
Total 4 % 17 100% 7 % 28 100% sedang. Hasil identifikasi kuisioner didapatkan
Tabel 4.6 merupakan tabulasi silang hubungan bahwa responden yang menerima dukungan
dukungan sosial keluarga dengan stress keluarga rendah cenderung merasa bahwa
pengasuhan di SLB Negeri Juwet Kenongo dirinya kurang berharga bagi anak dan
Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjodengan keluarga serta merasa segala sesuatu yang
total 28 responden menunjukkan bahwa dari 9 menjadi beban pikirannya harus ia selesaikan
responden yang menerima dukungan sosial sendiri tanpa dibantu pihak lainnya.
keluarga rendah, sebanyak 2 responden Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
mengalami stress pengasuhan dalam kategori hasil bahwa dukungan sosial keluarga
sedang, dan sebanyak 7 responden mengalami kategori rendah 14,3%, kategori sedang 60,7%
stress pengasuhan dalam kategori tinggi. Dari 16 dan kategori tinggi 25,0%hal ini disebabkan
responden yang menerima dukungan sosial oleh faktor yang melatar belakanginya.
keluarga sedang, seorang responden mengalami Dukungan sosial keluarga responden
stress dalam kategori rendah, dan sebanyak 15 dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
responden mengalami stress pengasuhan dalam adalah pekerjaan.
kategori sedang. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden bekerja sebagai ibu
PEMBAHASAN rumah tangga yaitu 13 responden (46,4%). Ibu
yang sehari-harinya disibukkan dengan
1. Dukungan Sosial Keluarga mengurus rumah tangga akan sangat
Berdasarkan tabel 4.4diketahui memungkinkan untuk tidak mengetahui
bahwalebih dari setengah responden yaitu tentang perkembangan di lingkungan
sebanyak 17 responden (60,7 %) menerima sekitarnya (Friedman, 2010). Kenyataan yang
dukungan sosial keluarga dalam kategori terjadi pada penelitian ini sesuai dengan teori
sedang. diatas, hasil menunjukkan bahwa ibu rumah
Dukungan sosial adalah suatu bentuk tangga juga perlu menerima dukungan
dukungan dari orang lain bahwa kita dicintai, keluarga baik berupa dukungan emosional,
informasional, penilaian, dan instrumental menangis dengan kuat ketika keinginannya
dalam memecahkan masalah dan pemberian tidak terpenuhi. Sehingga dampak dari stress
solusi yang terbaik bagi ibu terutama yang pengasuhan yang berlanjut adalah adanya
mengalami kesulitan dalam pengasuhan emosi yang terpendam.
maupun dalam kehidupan sehari hari. Berdasarkan hasil penelitian dari 28
Hasil penelitian ini sejalan dengan responden lebih dari setengahnya yaitu 16
penelitian yang dilakukan oleh Karina dan responden mengalami stress pengasuhan
Iriani (2013), keadaan ibu yang memiliki anak dalam kategori sedang, selanjutnya yaitu
dengan retardasi mental hendaknya diberi sebanyak 9 responden mengalami stress
dukungan sosial keluarga agar mereka dapat pengasuhan dalam kategori tinggi dan
beradaptasi dengan keadaan.Dalam penelitian sebanyak 3 responden mengalami stress
ini responden yang menerima dukungan sosial pengasuhan dalam kategori rendah.Stress yang
keluarga dalam kategori sedang.Pada dasarnya dialami responden dapat dipengaruhi oleh
setiap individu adalah unik, tidak semua orang beberapa faktor, diantaranya adalah usia ibu
memiliki persepsi yang sama walaupun dalam dan pekerjaan.
kondisi yang sama sekalipun, sehingga tidak Faktor pertama adalah usia. Pada tabel
setiap responden menerima dukungan sosial 4.1 didapatkan sebagian besar responden
keluarga dalam kategori yang sama. berusia 36-45 tahun. Usia merupakan salah
2. Stress Pengasuhan pada Ibu yang satu faktor yang mempengaruhi stress
Memiliki Anak Retardasi Mental di SLB pengasuhan. Orang tua dengan usia yang
Negeri Juwet Kenongo Porong Kabupaten masih muda dianggap belum matang atau
Sidoarjo belum dewasa untuk melakukan pengasuhan,
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian sementara usia orang tua yang telah lanjut,
besar responden mengalami stress pengasuhan dianggap akan mengalami kesulitan dalam
dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 16 perawatan anak terkait dengan kondisi fisik
orang (57.1%). yang melemah (Hindangmayun (2010)). Hasil
Stress yang dialami saat pengasuhan menunjukkan bahwa reponden yang berusia
anak retardasi mental akan berakibat buruk produktif atau berusia kurang dari 50 tahun
dalam pengasuhan karena stres yang dialami cenderung memiliki mengalami stress dalam
seringkali membuat ibu berperilaku tidak sehat kategori sedang sampai tinggi. Dalam
dan tidak positif seperti menelantarkan penelitian ini, usia produktif memberikan
anaknya bahkan berlaku kasar terhadap kontribusi dalam stress pengasuhan
anaknya. Stres pengasuhan juga akan dikarenakan adanya emosional dalam
menghambat pekerjaan yang biasa dilakukan menghadapi masalah di kehidupannya yang
sehari-hari bahkan menghambatpertumbuhan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi
anak dalam kehidupannya. Ibu yang tidak bisa stress.
menerima kenyataan atas kondisi anaknya Faktor kedua adalah pekerjaan. Tabel
hanya akan terpuruk dan bahkan tidak mau 4.2 menunjukkan sebagian besar responden
melakukan apapun untuk mendukung bekerja sebagai ibu rumah tangga.Apabila
perkembangan anaknya. Akibatnya, ibu hanya kebutuhan anak-anak bertabrakan dengan
berdiam diri dan kondisi keterbelakangan anak tanggung jawab pekerjaan, orangtua akan
semakin parah.Orang tua khususnya ibu harus mengalami stress (National Safety Council,
mampu mengatasi stres dan segera bangkit 2004). Kenyataan yang terjadi pada penelitian
untuk melakukan yang terbaik bagi anaknya ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah
(Bania Maulina, 2017). jumlah responden mengalami stress
Sebagian besar responden mengalami pengasuhan dalam kategori sedang sampai
stress pengasuhan dalam kategori sedang tinggi.
(57.1%). Hal ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan
responden merasa bahwa mereka merasa penelitian yang dilakukan oleh Bania Maulina
kurang mampu dalam menyelesaikan masalah (2017), bahwa mayoritas ibu yang memiliki
yang berhubungan dengan pengasuhan anak anak dengan retardasi mental mengalami stress
retardasi mental anak. Berdasarkan penelitian, dalam kategori sedang sampai tinggi. Hasil
masalah yang paling banyak dihadapi adalah menunjukkan bahwa sebagian besar responden
ibu merasa terbebani dansusah menyelesaikan mengalami stress dalam kategori sedang
masalah ketika anaknya akan mengamuk dan (57,1%). Setiap individu memiliki respon
terhadap stressor yang berbeda - beda sehari-hari bahkan menghambat pertumbuhan
tergantung dari masing - masing individu anak dalam kehidupannya. Ibu yang tidak bisa
dalam menyikapi permasalahan yang terjadi menerima kenyataan atas kondisi anaknya
dalam dirinya. Jika menghadapinya dengan hanya akan terpuruk dan bahkan tidak mau
positif maka akan rendah stress melakukan apapun untuk mendukung
pengasuhannya, tetapi lain halnya jika perkembangan anaknya. Akibatnya, ibu hanya
menghadapinya dengan negatif maka akan berdiam diri dan kondisi keterbelakangan anak
tinggi pula kualitas stress pengasuhannya. semakin parah.Orang tua khususnya ibu harus
Faktor ketiga adalah usia anak. Tabel mampu mengatasi stres dan segera bangkit
4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar untuk melakukan yang terbaik bagi anaknya.
responden mempunyai anak usia 9-10 tahun Sesuai dengan teori dan hasil penelitian
sebanyak 15 anak (53.6%). Hasil penelitian ini sebelumnya, hasil menunjukkanbahwa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dukungan sosial berkontribusi sangat besar
Hindangmayun (2010) bahwa stres yang terhadap terjadinya stress pengasuhan pada ibu
dialami oleh orang tua dihubungkan dengan yang memiliki anak dengan retardasi mental.
usia anak dapat dikaitkan dengan kemampuan Hasil dari tabulasi silang hubungan antara
anak untuk beradaptasi dengan kemampuan dukungan keluarga dan stress pengasuhan
anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. pada ibu yang memiliki anak retardasi mental
3. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga di SLB Negeri Juwet Kenongo Porong
dengan Stress pengasuhan di SLB Negeri Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo
Juwet Kenongo Kecamatan Porong Kabupaten menunjukkan bahwa sebagian besar responden
Sidoarjo yang menerima dukungan keluarga dalam
Hasil tabulasi silang antara kategori rendah mengalami stress pengasuhan
variabeldukungan sosial keluargadengan stress sedang yang artinya semakin tinggidukungan
pengasuhan menunjukkan bahwa ada sosial keluarga akan semakin rendah pula
hubungan antara dukungan sosial stress pengasuhannya, sebaliknya jika semakin
keluargadengan stress pengasuhanpada ibu rendahdukungan sosial keluargamaka akan
yang memiliki anak retardasi mental di SLB semakin tinggi pula stress pengasuhannya.
Negeri Juwet Kenongo Kecamatan Porong
Kabupaten Sidoarjo yang artinya semakin SIMPULAN DAN SARAN
tinggidukungan sosial keluarga akan semakin
rendah pula stress pengasuhannya, sebaliknya 1. S impulan
jika semakin rendahdukungan sosial Hubungan antara dukungan keluarga
keluargamaka akan semakin tinggi pula stress dan stress pengasuhan pada ibu yang memiliki
pengasuhannya. anak retardasi mental di SLB Negeri Juwet
Stress pengasuhan akan memberikan Kenongo Porong Kecamatan Krembung
dapak yang sangat berarti bagi ibu sebagai Kabupaten Sidoarjo menunjukkan bahwa
orang yang berperan penting dalam semakin tinggidukungan sosial keluarga akan
pengasuhan anaknya. Apabila ibu tidak semakin rendah pula stress pengasuhannya,
mempunyai waktu yang cukup untuk mendidik sebaliknya jika semakin rendahdukungan
anaknya, maka akan benar-benar terlantar sosial keluargamaka akan semakin tinggi pula
emosinya karena dalam bentuk keluarga inti, stress pengasuhannya.
tidak ada orang lain misalnya, nenek atau 1. Saran
kakek yang akan membantu ibu dalam a) Bagi Mahasiswa Keperawatan
pengasuhan anak (Moeljono, 2007). Hasil penelitian dapat menambah
Sejalan dengan penelitian yang pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan
dilakukan oleh Bania Maulina (2017) Stress antara dukungan sosial keluarga dengan stress
yang dialami saat pengasuhan anak retardasi pengasuhan pada ibu yang memiliki anak
mental akan berakibat buruk dalam dengan retardasi mental.Sehingga mahasiswa
pengasuhan karena stres yang dialami dapat mengembangkan tindakan yang sesuai
seringkali membuat ibu berperilaku tidak sehat jika terjadi stress pengasuhan.
dan tidak positif seperti menelantarkan b) Bagi Responden
anaknya bahkan berlaku kasar terhadap Hasil Penelitian dapat memberikan
anaknya. Stres pengasuhan juga akan pemahaman dan pengetahuan kepada
menghambat pekerjaan yang biasa dilakukan responden mengenai pentingnya dukungan
sosial keluarga serta stres pengasuhan pada ibu
yang memiliki anak retardasi mental sebagai
upaya pengembangan kemampuan
anak.Sehingga dapat meminimalisir kejadian
stress pengasuhan pada ibu yang memiliki
anak dengan retardasi mental dengan
meningkatkan dukungan sosial keluarga.
c) Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
dapat meneliti faktor-faktor selain dukungan
sosial keluarga yang dapat mempengaruhi
Stress pengasuhan pada ibu yang memiliki
anak retardasi mental.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana G.S. 2008. Menjadi Orang Tua


Istimewa. Jakarta : Dian Rakyat

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.


2010. Data dan Informasi penyandang cacat.
Sidoarjo : Badan Pusat Satistik

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan


Keluarga. Jakarta : EGC

Hindangmayun, N. 2012. Parenting Stress Of


Normal And Mentally Challenged Children.
India : University of Agricultural Scienses

John W, S. 2008. Psikologi Pendidikan.


Jakarta : Prenada Media Group

Karina dan Iriani I.S. 2013. Dukungan Sosial


Keluarga Terhadap Resiliensi Pada Ibu
dengan Anak Retardasi Mental. Universitas
Negeri Jakarta

Moeljono, N.L. 2007. Kesehatan Mental.


Malang : UMM

Maulina, Bania. 2017. Tingkat Stres Ibu yang


Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental.
Universitas Islam Sumatera Utara

Somantri, Hj. T. Sutjihati. 2007. Psikologi


Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama

Zuyinah L dan Siti B. 2011. Psikologi


Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai