Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MODUL 1 BLOK XX

“INFLAMASI DAN INFEKSI”

Disusun oleh : Kelompok I

Suryanti
Monica Ria P
Putih Amaliana
Dika Maharani
Christi Angelia
Endang yulia
Hendri Purwanto
Muhammad Azhadi
Taufik Adhyatma

Tutor : dr. Hary Nugroho, M.Kes


dr. Khairul M.kes

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-
Nyalah laporan dengan tema “Inflamasi dan Infeksi” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil
(DKK) kami. . Laporan ini secara garis besar berisikan tentang penjelasan mengenai kasus
kegawatdaruratan bedah yang disebabkan oleh adanya proses inflamasi dan infeksi, termasuk di
dalamnya akan dibahas mengenai peritonitis, appendicitis, dan diagnosis bandingnya.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. hari Nugroho, M.Kes selaku tutor kelompok I yang telah membimbing kami dalam
melaksanakan diskusi kelompok kecil pada modul 1 mengenai “Inflamasi dan Infeksi” ini.
2. Dosen-dosen yang telah mengajarkan materi perkuliahan kepada kami sehingga dapat
membantu dalam penyelesaian laporan hasil diskusi kelompok kecil ini.
3. Teman-teman kelompok I yang telah mencurahkan pikiran, tenaga dan waktunya sehingga
diskusi sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi
ini.
4. Teman-teman mahasiswa kedokteran Universitas Mulawarman angkatan 2008 khususnya
yang telah bersedia untuk berbagi bersama mengenai materi yang dibahas.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, tentunya laporan ini sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi kelompok kecil (dkk) ini.
Hormat Kami,

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... 2


Daftar Isi ......................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 4
1.2 Tujuan Modul .................................................................................. 4

Bab II Isi
2.1 Terminologi .................................................................................... 5
2.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
2.3 Analisis Masalah ............................................................................. 6
2.4 Strukturisasi ..................................................................................... 10
2.5 Learning Objective .......................................................................... 11
2.6 Belajar Mandiri ................................................................................ 11
2.7 Sintesis ............................................................................................. 11

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 62
3.2 Saran ................................................................................................ 62

Daftar Pustaka ................................................................................................. 63


..........................................................................................................................
.......................................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran dari dokter pada bagian emergency yaitu dapat mengidentifikasi adanya
acute abdomen, bukan untuk menentukan diagnosa spesifik. Identifikasi pasien tersebut
melalui postur yang signifikan; misalnya dapat berbaring terlentang
(perforasi/peritonitis),atau pasien terlihat sangat kesakitan sehingga selalu berubah posisi
(kolik usus besar/kolik ureter). Selalu pertimbangkan etiologi yang dapat mengancam nyawa.
Selalu pertimbangkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita usia subur. Pasien pria
dengan nyeri daerah fossa iliaka kanan harus dicurigai apendisitis sampai terbukti lain.
Dengan mengetahui etiologi serta penyulit-penyulit yang ada pada nyeri abdomen,
diharapkan seorang klinisi dapat mengetahui manajemen perawatan atau penatalaksanaan
awal yang tepat sebelum memberikan rujukan perawatan untuk mencegah terjadinya
penyulit-penyulit yang lebih berat yang mengakibatkan kematian.

1.2 Tujuan Modul


Tujuan modul ini dapat diarahkan dengan baik. Skenario yang digunakan juga tidak
spesifik sehingga tidak bersifat diagnostik melainkan belajar dari kasus (Problem Based
Learning). Diagnostik yang luas juga memudahkan dalam mendapat diagnosis diferensial
dan menyingkirkannya.
Dengan kasus awal nyeri abdomen, skenario juga mengarahkan mahasiswa kepada
penyakit tertentu dengan karakteristik nyeri abdomen, seperti appendicitis dan peritonitis,
serta batasan kompetensi dokter umum dalam menghadapi kasus-kasus tersebut.
BAB II

ISI

SKENARIO

STEP I

Terminologi Kata Sulit

1. Demam tinggi: keadaan dimana peningkatan suhu lebih dari 38 derajat celcius. Deman
tinggi ini merupakan sebagai alaram adanya reaksi inflamasi di tubuh. Pengaturan suhu
diatur di hipotalamus dengan suhu normal 36,5 – 37,5 derajat Celsius.
2. Nyeri: persepsi yang tidak mengenakan yang dirasakan seseorang dan bersifat subjektif.
Ada 4 macam nyeri: Nyeri visceral, nyeri ahli, nyeri somatic, nyeri proyeksi.
3. Maag: dalam bahasa belanda artinya Lambung. Maag pengertian dari orang awam
merupakan kondisi keabnormalan pada lambung. Misalnya karena infeksi, ulkus pada
lambung.
4. Uluh hati: daerah yang ditujukan buat daerah epigastrium

STEP II

Identifikasi masalah

1. Apa saja yang bias menyebabkan demam pada ibu ratih?


2. Apa saja yang bias menyebabkan pada ibu ratih?
3. Bagaimana penjalaran rasa nyeri dari ulu hati berpindah ke kanan bawah?
4. Mengapa nyeri perut yang bersifat local dan menjadi luas dan di ikuti dengan demam
yang meningkat
5. Kenapa nyeri bertamba berat setelah diberikan obat maag,apakah ada hubungan dengan
demam?
6. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan untuk menegakan diagnose pada ibu ratih?
7. Apa diagnose banding dan diagnose kerja pada keluhan bu ratih?
8. Apa saja indikasi dilakukannya pembedahan?

STEP III

Brain Stroming

1. Penyebab demam pada bu ratih kemungkinan karena adanya infeksi yang disebabkan
oleh infeksi bakteri atau virus
Diamana bakteri menghasilkan toksin lalu masuk ke dalam pembuluh darah lalu
mengaktifkan prostaglandin 2 merangsang hipotalamus sebagai pusat pengaturan suhu
untuk meningkatkan set point sehingga terjadi demam peningkatan suhu, sebagai
peringatan buat tubuh sedang mengalami serangan bakteri.
Toksin yang dihasilkan bakteri menimbulkan demam lebih tinggi daipada toksin yang
dihasilkan oleh virus.

2. Nyeri sekitar pusat dan ulu hati disebabkan oleh:


 Tukak lambung
 Pancreatitis\apendisitis
 Cedera limpa/hati
 Gangguan pada pembuluh darah bagian abdomen
 Infeksi pada rongga abdomen
 Keracunan pada rongga abdomen
Berdasarkan jenis, letak dan sifat nyeri dibagi menjadi empat macam:

a. Nyeri visceral
Muncul karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ intraperitoneal yang
dipersarafi oleh serabut saraf otonom. Lokasi nyeri tidak dapat ditunjukkan secara
tepat oleh penderita. Penderita masih dapat bergerak aktif, rangsangan didapat dari
organ dalam.
b. Nyeri somatik
Nyeri terjadi akibat rangsangan (rabaan, tekanan, suhu, kimiawi dan radang) pada
peritoneum parietal yang dipersarafi saraf tepi hingga SSP. Nyeri seperti ditusuk atau
disayat pisau. Nyeri apat ditunjukkan dengan jari.
c. Nyeri alih
Nyeri yang dihasilkan dari peralihan nyeri organ yang mengalami gangguan,
dikarenakan asal persarafan embrional yang sama.
d. Nyeri proyeksi

Abdomen kanan atas: Abdomen kiri atas:


 Pankreas  Limpa
 Duodenum  Kolon
 Colon asenden  Pancreas
 Gaster
Abdomen kanan bawah: Abdomen kiri bawah:
 Apendiks  Colon desenden
 Ileum  Sigmoid
 Sekum  Ureter

3. nyeri bias berpindah dari ulu hati ke abdomen kanan bawah karena sifat dari nyeri itu
sendiri. Dimana nyeri alhi dapat berpindah ke satu persarafan embriologi. Kita dapat
curigai juga nyeri yang dialami oleh bu ratih nyeri kolik yang diakibatkan adanya
sumbatan pada intalumen.
Nyeri bagian ulu hati bias disebabkan tukak dari gaster atau duodenum dan pindah ke
kanan bawah curigai apendisitis.

4. Penyakit tidak mempan terhadap obat yang diberikan karena obat yang diberikan tidak
sesuai dengan penyakit. Dan obat tidak berifat menurunkan motilitas usus. Konstipasi
juga dapat memperburuk rasa nyeri.
Peningkatan suhu menandakan proses inflamasi pun semakin meningkat.

5. Dirasakan nyeri menyeluruh pada semua lapang perut bias dicurigai komplikasi dari
perforasi apendisitis menjadi perforasi sehingga menyebabkan peritonitis.
Bias juga disebabkan nyeri iskemia oleh infeksi dari organ. Misalnya infeksi pada
panggul yang sering dialami pada wanita.

6. Pemeriksaan yang dilakukan:


 Anamnesis: menanyakan letak lokasi, sifat, dari nyeri?
Demam terjadi sejak kapan?
 Pemeriksaan: mc. Burney sign, PSOAS sign, Obturator sign, rectal touch.
Perkusi, Palpasi, Auskultasi.
 P. penunjang: Darah lengkap, LED, USG, foto polos abdomen, CT Scan

7. Diagnosa banding:
 Ileus obstruktif
 Peritonitis
 Kehamilan ektopik terganggu
 Tumor
 Ulkus peptikum
 Pancreatitis

Diagnosa kerja atas keluhan di sekenario Apendisitis.


8. Indikasi pembedahan lihat di Alvarado score
Setelah di observasi sebelumnya dengan menggunakan antibitik dan melihat hasil
pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan LED
STEP IV

Skema
Nyeri Abdomen

Anamnesis:

Awal nyeri sekitar ulu hati pindah ke kanan bawah. Diberikan


obat maag tak kunjung sembuh dan ada demam sejak
kemarin.

Pemeriksaan fisik:

Nyeri tekan diseluruh lapang perut

Obturator sign, mc.burney, PSOAS sign

Diagnose sementara:

 Peritonis
 Ileus obstruktif
 Kehamilan ektopik terganggu
 ulkus peptikum

Pemeriksaan penunjang:

 Darah lengkap, LED


 USG
 Foto Rogten
 CT Scan
 HCG

Diagnosa kerja:

 Apendisitis

Penatalaksanaan:

 Apendektomi
STEP V

Learning Objective:

 Menreview kembali anatomi dari apendiks


 Memahami dan mampu menjelaskan definisi, etiologi, patogenesa, manifestasi klinik,
pemeriksaan penunjang serta komplikasi dari;
A. Apendisitis
B. Peritonitis
C. Akut abdomen
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran dari dokter pada bagian emergency yaitu dapat mengidentifikasi adanya acute
abdomen, bukan untuk menentukan diagnosa spesifik. Identifikasi pasien tersebut melalui postur
yang signifikan; misalnya dapat berbaring terlentang (perforasi/peritonitis),atau pasien terlihat
sangat kesakitan sehingga selalu berubah posisi (kolik usus besar/kolik ureter). Selalu
pertimbangkan etiologi yang dapat mengancam nyawa. Selalu pertimbangkan kemungkinan
kehamilan ektopik pada wanita usia subur. Pasien pria dengan nyeri daerah fossa iliaka kanan
harus dicurigai apendisitis sampai terbukti lain.
Appendicitis adalah infeksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen oleh fekalith
(batu feces), hiperplasi jaringan limfoid, dan cacing usus. Obstruksi lumen merupakan penyebab
utama appendicitis. Erosi membran mukosa appendiks dapat terjadi karena parasit seperti
Entamoeba histolytica, Trichuris trichiura, dan Enterobius vermikularis.
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, merupakan komplikasi berbahaya yang dapat
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Bila infeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum
menyebabkan timbulnya peritonitis umum. Aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus
paralitik, usus meregang, dan hilangnya cairan elektrolit mengakibatkan dehidrasi, syok,
gangguan sirkulasi, dan oligouria.

3.2 Saran

Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi diskusi
kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari dosen-dosen yang mengajar baik sebagai tutor maupun dosen yang memberikan materi
kuliah, dari rekan-rekan angkatan 2007, dan dari berbagai pihak termasuk kakak tingkat di FK
UNMUL.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat R, wim de Jong. Buku ajar Ilmu Bedah edisi 2. EGC. 2005. hal 639-645

Anda mungkin juga menyukai