LA Metal Debit
LA Metal Debit
Oleh
Kelompok V
Pandu Aditya (080911002)
Bakhtiar Vandy R. (080911009)
Febri Eko W. (080911010)
Stephanie Yuliana (080911013)
Yuanita Arum P. (080911030)
Nazar Fahmi (080911048)
Mirqotul Aliyah (080911050)
1.2 Tujuan
1. Melakukan pengukuran dimensi saluran terbuka.
2. Menentukan titik untuk pengukuran debit.
3. Menghitung debit air berdasarkan kecepatan aliran dan luas penampang
dengan pelampung dan flowmeter di tempat titik ukur yang telah
ditentukan.
4. Menghitung debit air keran berdasarkan volume botol sampel.
2.1 Debit
Dalam hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah tinggi permukaan
air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai. Pengukurannya
dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai
adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang
melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit
dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).
Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam
bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai
respon adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu
DAS (oleh adanya pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi
musiman atau tahunan).
Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui
potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah
alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui
pendekatan potensi sumberdaya air permukaan yang ada (Anonimus2, 2009).
Debit (discharge) dinyatakan sebagai volume yang mengalir pada selang
waktu tertentu. Perhitungan debit ditentukan dengan persamaan: (Jeffries dan
Mills, 1996)
Q= VxA
Keterangan : Q = debit air (m3/dt)
V = kecepatan arus (m/dt)
A = luas penampang saluran air (m2 )
Untuk mengukur kecepatan arus atau kecepatan aliran digunakan current
meter yang dipasang impeller. Kecepatan aliran rata-rata dapat diketahui dengan
melihat tabel berikut: (Widyoleksono, 2010)
Tabel 4.2 Data Pengamatan Pengukuran Debit dengan Flow Meter Stasiun 1
Parameter Hasil
Jumlah putaran impeller
ke – 1 242 kali
ke – 2 253 kali
Tabel 4.3 Data Pengamatan Pengukuran Debit dengan Pelampung Stasiun 2
Parameter Hasil
Lebar sungai 3,94 meter
Kedalaman sungai
Awal 0,24 meter
Akhir 0,255 meter
Panjang lintasan pelampung
(S) 3 meter
Waktu mengalir (t)
ke – 1 12 detik
ke – 2 10,6 detik
Kecepatan angin
ke – 1 0,4 meter/detik
ke – 2 0,2 meter/detik
Kedalaman pelampung 0,05 meter
Tabel 4.4 Data Pengamatan Pengukuran Debit dengan Flow Meter Stasiun 2
Parameter Hasil
Jumlah putaran impeller
ke – 1 175 kali
ke – 2 184 kali
Q2=v×A=0,16214×
=0,
153
32
met
er3
/det
ikQ
rata
245
me
e
3/de
0 ik
14968
AB
V
PE
it adalah banyakny
a
g
me
n
a
ir
ata
u
m
i su
t
te
m
e
erti
p
aira
n
3/detik
ta
l
r
n
a
ke
-2 (
)
v2
0
085
4×
mla
h
p
uta
ran
×184)+ + 0,00 =
(0,00
0,16
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus2. 2009. Pengukuran Debit Air di Sumber Mata Air Kacip, Gunung
Baluran.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Siradz, Syamsul A., dkk. 2008. Kualitas Air Sungai Code, Winongo dan
Gajahwong, Daerah Istimewa Yogyakarta. Fakultas Pertanian UGM.
Yogyakarta.
Widyoleksono, T., dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Metode dan Teknik Analisis
Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
LAMPIRAN
Stasiun 1
Stasiun 2
85