Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR SOSIOLOGI

PERUBAHAN SOSIAL

AMMAD
UH IY
M
VERSITAS

AH
MATARA
N I

M
U

Kelompok 4 :

Taufik Arsalan (218120068)

Muhammad Roni (21812048)

Candra Gunawan(218120074)

Ema Fitria (218120058)

Junita Wahyulia Azizah (218120075)

Maharani Aulia (218120046)

Tuty Alawiyah (218120076)

Ida Farida (218120083)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan,
sehingga saya dapat menyelesaian makalah yang bertema "Masalah Sosial” hingga akhir.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Saya berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang saya miliki, kekurangan pasti masih
ada dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, Desember 2018

PENYUSUN
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian perubahan sosial


B. Factor-faktor yang menyebabkan perubahan social
C. Factor-faktor yang menghambat perubahan social
D. Arah perubahan social
E. Konsekwensi perubahan sosial

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan, sebab kehidupan sosial adalah
dinamis. Perubahan sosial merupakan bagian dari gejala kehidupan sosial, sehingga perubahan
soaial merupakan gejala sosial yang normal. Perubahan sosial tidak dapat dipandang hanya dari
satu sisi, sebab perubahan ini mengakibatkan perubahan disektor-sektor lain. Ini berarti
perubahan sosial selalu menjalar ke berbagai bidang-bidang lainnya. Perubahan sosial dapat
dilihat dari system nilai yang pada suatu saat berlaku akan tetapi disaat yang lain tidak berlaku.
Misalnya, dahulu kantor pos memegang peranan penting untuk mengantar surat sampai ke
tempat tujuan, kini kantor pos mengalami penurunan fungsi sejak ditemukan telepon genggam
yang bisa menyampaikan pesan berbicara ataupun pesan SMS dengan lebih cepat.
Perubahan sosial tidak berarti kemajuan, tetapi tidak pula kemunduran, meskipun meskipun
dinamika sosial selalu diarahkan pada gejala transformasi (pergeseran).
Perubahan sosial ada yang direncanakan, seperti program pembangunan, dan perubahan sosial
yang tidak direncanakan, seperti bencana alam, dll.
Dan masih banyak hal-hal yang terkait perubahan sosial, yang akan dijelaskan dalam makalah
ini, semoga makalah ini akan menambah wawasan kita semua.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian perubahan sosial

Dalam sistem sosial masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu,
perubahan tersebut terjadi dalam berbagai bidang kehidupan seperti perubahan bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya. Tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan walaupun
dalam taraf yang paling kecil sampai pada taraf perubahan yang besar yang mampu memberikan
pengaruh yang besar bagi aktivitas atau perilaku manusia. Aspek perubahan yang sempit berupa
perubahan perilaku dan pola pikir individu, sedangkan aspek perubahan yang luas berupa tingkat
struktur masyarakat yang nantinya dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang
akan datang (Nanang Martono, 2012). Studi mengenai perubahan sosial yang menjadi inti studi
dalam sosiologi, sudah mulai pada sekitar abad ke-18. Ibnu Khaldun, seorang pemikir Islam
dalam bidang ilmu sosial, pertama kali memperkenalkan konsep perubahan sosial. Perubahan
sosial menurut Khaldun bahwa masyarakat secara historis bergerak dari masyarakat nomaden
menuju masyarakat yang tinggal menetap. Selain Ibnu Khaldun, beberapa ilmuwan sosial di abad
ke-19 sampai abad ke-20 menjelaskan beberapa konsep perubahan sosial. Auguste Comte
menjelaskan bahwa perubahan sosial merupakan kajian dinamika sosial, dimana perubahan tahap
kehidupan manusia dimulai dari tahap teologis, metafisik dan positivistik. Selain comte, Emile
Durkheim juga membagi tahap perubahan menjadi dua yaitu perubahan dari solidaritas mekanik
menuju solidaritas organik, sedangkan Ferdinan Tonies membagi menjadi masyarakat
gemeinschaft sampai gesellschaft. Weber menjelaskan perubahan dari masyarakat irasional
menuju masyarakat rasional. Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang
terjadi di dalam sistem sosial. Konsep dasar perubahan antara lain 1) konsep dasar mengenai
perubahan; 2) studi harus dilakukan dalam waktu yang berbeda; 3) pengamatan pada sistem
sosial yang sama (Sztompka, 1994). Dengan demikian, studi perubahan akan melibatkan dimensi
ruang dan waktu. Dimensi ruang merujuk pada wilayah terjadinya perubahan sosial serta kondisi
yang terjadi, sedangkan dimensi waktu meliputi konteks masa lalu.
1. . Pengertian menurut Ahli

a. Kingsley Davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat.

b. Mac Iver menjelaskan perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam
hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan.

c. Gillin dan Gillin menjelaskan perubahan suatu variasi cara-cara hidup yang telah diterima
baik karena prubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideology
maupun karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat.

d. Koentjaraningrat mendefinisikan perubahan sebagai modifikasi-modifikasi yang terjadi


dalam pola-pola kehidupan manusia.

e. Selo Soemardjan menjelaskan perubahan sosial meliputi segala perubahan pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnmya, termasuk
di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.

Perubahan social memiliki 3 dimesni

1. . Dimensi struktural
mengacu pada perubahan-perubahan dalam bentuk struktur masyarakat,
menyangkut perubahan dalam peranan, munculnya peranan baru, perubahan dalam
struktur kelas sosial dan perubahan dalam lembaga sosial. Perubahan tersebut
meliputi bertambah dan berkurangnya kadar peranan, menyangkut aspek perilaku dan
kekuasaan, adanya peningkatan atau penurunan sejumlah peranan, terjadi modifikasi
saluran komunikasi diantara peranan dan terjadi perubahan dari sejumlah tipe dan
daya guna fungsi sebagai akibat dari struktur.
2. .Dimensi kultural
mengacu pada perubahan kebudayaan dalam masyarakat. Perubahan ini meliputi
1) inovasi kebudayaan dimana inovasi merupakan komponen internal yang
memunculkan perubahan sosial dalam masyarakat. Inovasi kebudayaan yang paling
mudah ditemukan adalam munculnya teknologi baru. 2) difusi merupakan komponen
eksternal yang mampu menggerakkan terjadinya perubahan sosial. 3) integrasi
merupakan wujud perubahan budaya yang relative lebih halus, hal ini disebabkan
dalam proses ini terjadi penyatuan unsur-unsur kebudayaan yang saling bertemu
untuk kemudian memunculkan kebudayaan baru sebagai hasil penyatuan berbagai
unsur kebudayaan tertentu.
3. Dimensi interaksional
mengacu pada adanya perubahan hubungan sosial dalam masyarakat. Dimensi ini
meliputi 1) perubahan dalam frekuensi yang dipengaruhi adanya teknologi, 2)
perubahan dalam jarak sosial, 3) perubahan perantara, 4) perubahan dari aturan atau
pola-pola

B. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan social

1. Gaya hidup
perubahan sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat Indonesia adalah gaya hidup
atau lifestyle. Sebagian masyarakat menerapkan gaya hidup yang baik didalam kehidupannya
seperti menjadi vegetarian, workaholic, dll. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang
terjerumus kedalam lifestyle yang tidak baik yang tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia seperti narkoba dan pergaulan bebas. Gaya hidup yang konsumtif Westernisasi
(kebarat-baratan) Tidak sedikit budaya barat yang masuk ke Indonesia, contohnya adalah
perayaan hari valentine dan halloween. Meskipun kedua budaya tersebut bukan budaya asli
indonesia, akan tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang melestarikan budaya tersebut.
Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan. bahwa budaya asing jauh lebih menarik
ketimbang budaya kita sendiri, hal ini yang menyebabkan interest kepada budaya lokal semakin
menurun.

2. Cara berkomunikasi

Perkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam


berkomunikasi dengan orang lain. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat menyurat, tetapi saat
ini dilakuan dengan sms atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan
tetapi saat ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, tablet dan jejaring social lainnya.
Ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya
dimasyarakat.

3. Cara Berpakaian

Cara berpakaian masyarakat kita tidak lepas dari globalisasi dan modernisasi di
Indonesia. Dulu, orang-orang kita bangga mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing
dan juga siswa-siswi jika sekolah menggunakan seragam yang rapih dan sopan. Akan tetapi, saat
ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali kalau ada acara-acara adat jika menggunakan
baju adat, dan memakai seragam saat ini sebagian siswa-siswi jauh dari kesan bangsa Indonesia
yang mayoritas muslim. Cara berpakaian dipengaruhi dari informasi . informasi yang didapatkan
dari berbagai media baik elektronik maupun media cetak yang banyak dipengaruhi oleh budaya
barat.

4. Emansipasi Wanita

Salah satu bentuk perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat Indonesia adalah
emansipasi wanita, artinya wanita memiliki derajat yang sama dengan pria. Dulu kita jarang
sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan, bahkan ada kalimat orang tua yang menyatakan
bahwa kehidupan wanita adalah disekitar dapur, sumur, dan kasur. Saat ini tentu berbeda, banyak
wanita yang menjabat peran penting dinegeri ini seperti anggota parlemen, pimpinan perusahaan,
dll.

5. Hilangnya Permainan Tradisional

Saat ini, kita akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti gasing atau
congklak. Kalaupun ada, pasti dimainkannya didaerah-daerah terpencil seperti pedesaan. Padahal
permainan itu sangat populer pada masanya, dan merupakan permainan asli Indonesia. Sekarang
perannya sudah diganti dengan permainan modern seperti Playstation, Xbox, Wii, 1[18]dan lain-
lain. Nampaknya permainan modern jauh lebih menarik ketimbang permainan tradisional.

C. Faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial

1. Kurangnya hubungan antara masyarakat satu dengan yang lain


Kurangnya hubungan antara masyarakat satu dengan yang lain akan berakibat ketidaktahuan
masyarakat ini terhadap perkembangan-perkembangan sosial yang dialami oleh masyarakat
lainnya. Masyarakat seperti ini juga disebut masyarakat yang ketinggalan zaman. Masyarakat
seperti ini bisanya dialami oleh masyarakat yang terisolasi kehidupan sosialnya, baik secara
geografis (terpencil), atau secara kultural (karena tidak mau mengadopsi budaya lain).
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat biasanya juga terjadi pada daerah yang
terisolasi, atau juga karena kebodohan masyarakat yang bersifat struktural (proses pembodohan)
yang dilakukan oleh kelompok penjajah pada suatu daerah.
3. Sikap masyarakat yang tradisional
Sikap masyarakat yang tradisional biasanya terjadi pada masyarakat yang konservatif, kaum
konservatif merupakan kaum yang terlalu mengagung-agungkan kebudayaan masa lampau, yang
bersifat adil, mulia, patut, layak, sehingga kebudayaan ini harus dipertahankan mati-matian.
Siapapun yang hendak melakukan perubahan akan dianggap oleh mereka sebagai bentuk
penyimpangan.[7]
4. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing (sikap tertutup)
Pada saat Elly M Setiadi dan Usman Kolip (penulis buku) mengadakan penelitian di desa
Ngradin, kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ada kehidupan masyarakat
yang masih enggan mengenakan pakaian celana panjang, tidak mau membayar pajak kepada
negara, dan tidak mau menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini dilatarbelakangi
oleh image masyarakat setempat bahwa melakukan hal-hal tersebut adalah mengikuti pola
penjajah Belanda. Oleh karena itu mereka tidak mau melakukan hal-hal tersebut. Segala sesuatu
yang berbau modern selalu dikatakan sebagai warisan dari penjajah Belanda yang pernah
menjajahnya.
5. Hambatan-hanbatan yang bersifat ideologis
Ideologi merupakan harga mati bagi komunitas tertentu. seperti ideologi agama dan ideologi
bangsa. Misalnya dalam norma-norma islam ada sebagian umat islam yang berpegang teguh
bahwa “bunga pinjaman” adalah haram., sementara dalam konsep pemikiran ekonomi modern,
bahwa pinjam-meminjam uang dikategorikan sebagai pinjaman modal usaha. Akan masuk akal
jika uang yang dianggap modal dipinjamkan ke orang lain harus diikuti dengan pembayaran
bunga modal, sebab bila uang yang dipinjam seseorang ini diputar untuk dijadikan modal usaha
tentu akan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian bunga modal akan terhitung sebagai
keuntungan dalam melakukan usaha atas modal tersebut seandainya uang tersebut diputar
sendiri.
Akan tetapi tidak semudah itu dapat diterima oleh ideologi islam yang tetap berpegang teguh
pada pemahaman bahwa bunga pinjaman itu haram.
6. Masyarakat yang bersifat apatis
Pandangan dari masyarakat yang bersifat apatis yaitu nilai hidup ini pada hakikatnya buruk
dan tidak mungkin diperbaiki, sehingga diubah dalam bentuk apapun mereka selalu beranggapan
mustahil mengubah kehidupannya.
Mereka beranggapan bahwa proses jalannya kehidupan ini seperti wayang, dimana baik
buruknya mereka tidak lepas dari bagaimana dalang memainkannya. Mereka beranggapan bahwa
kehidupan ini merupakan proses ilahiyah, sehingga apapun bentuknya harus diterima sebagai
sebuah kenyataan yang tidak bisa diingkari.[8]

D. Arah perubahan sosial


Dalam proses perjalanannya, perubahan selalu direncanakan untuk mencapai sesuatu yang
dianggap ideal, relevan, dalam arti perubahan ini diarahkan untuk memenuhi tuntutan kehidupan
manusia. Sebagaimana telah dibahas dalam uraian sebelumnya, bahwa perubahan yang
direncanakan selalu dimanifestasikan dalam wujud pembangunan dalam segala bidang
kehidupan.pembangunan merupakan usaha yang terencana dan terarah dalam rangka mencapai
tujuan dari pembangunan itu sendiri yaitu mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah nilai-nilai yang menjadi pijakan masyarakat
dimana perubahan itu berlangsung. Dalam kehidupan masyarakat yang mendasarkan diri pada
nilai-nilai religius, maka pandangan-pandangan religius akan tetap dijadikan pijakan untuk
melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupan sosial.
Hal ini dipengaruhi oleh fungsi nilai-nilai religius ini yang sangat intensif memengaruhi
segala pola pikir dan tindakan masyarakat, sehingga nilai-nilai religius dijadikan sebagai salah
satu sumber norma-norma bagi perilaku masyarakat.[9]

E. Konsekwensi perubahan sosial


Apabila perubahan sosial berjalan dengan sangat cepat, maka resiko negatifnya juga akan
sangat besar. Individu lantas bisa terasa asing, kesepian, dan putus asa.
Perubahan sosial mempunyai kecenderungan konsekwensi yang besar, karena pada batas-
batas tertentu perubahan sosial dapat menggoyahkan budaya yang berlaku dan merusak nilai-
nilai dan kebiasaan yang dihormati. Diantara Konsekwensi perubahan sosial yaitu :
1. Adanya kepentingan individu dan kelompok
Situasi perubahan sangat menguntungkan beberapa orang dan kelompok tertentu sehingga
mereka mengabaikan konsekwensi yang akan terjadi. Contohnya adalah banyaknya industri susu
formula bayi yang berhasil diprogramkan sebagai makanan modern sebagai pengganti ASI. Hal
tersebut akan memperkaya orang-orang yang mempunyai industri susu formula bayi tersebut
dengan mengorbankan kesehatan bayi, karena belum tentu semuanya cocok bagi kesehatan bayi,
bahkan bisa menimbulkan efek samping.
2. Timbulnya masalah sosial
Masalah sosial menurut Soerjono Seokanto adalah tidak adanya persesuaian antara ukuran-
ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataaan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsur
pokok yang pertama dari masalah sosial yaitu perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai
dengan kondisi nyata kehidupan.[10]
Masalah sosial ini contohnya adalah kejahatan, kenapa perubahan sosial bisa dikatakan
penyebab dari kejahatan? Kita ambil contoh perubahan yang paling mencolok di negara
Indonesia, sekarang ini industrialisasi masuk ke Indonesia, pabrik-pabrik besar menggunakan
tenaga mesin untuk produksi. Tenaga kerja manusia sangat minim dibutuhkan di pabrik sehingga
mengakibatkan angka pengangguran semakin banyak. Dari sinilah timbul masalah kejahatan
karena pengangguran, seperti perampokan, pencurian, dll
3. Kesenjangan budaya
Terjadi kesenjangan budaya dalam masyarakat apabila terdapat aspek budaya yang
ketinggalan di belakang aspek budaya lainnya yang berkaitan dengan aspek budaya tadi.
4. Cenderung individualis
Masyarakat akan cenderung mementingkan dirinya sendiri akibat kemajuan perubahan
dibidang teknologi. Misalnya orang yang mempunyai gadget, tidak akan memperhatikan
sekelilingnya, dan sibuk dengan gadgetnya. Sehingga orang tersebut kurang berkomunikasi
dengan masyarakat sekelilingnya.[11]
BAB III
KESIMPULAN

A. Pengertian perubahan sosial


Secara singkat perubahan social merupakan bagian dari gejala kehidupan social tidak
dapat di pandang dari satu sisi, sebab perubahan ini mengakibatkan di sector-sektor lain.
Perubahan social tidak berarti kemajuan tetapi tidak pula kemunduran, meskipun
dinamika social selalu di arahkan pada gejala tranformasi ( pergeseran).

B. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial

1. gaya hidup
2. cara berkomunikasi
3. cara berpakaian
4. emansipasi wanita
5. hilangnya permainan tradisional

C. Faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial

1. Kurangnya hubungan antara masyarakat satu dengan yang lain


2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3. Sikap masyarakat yang tradisional
4. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing (sikap tertutup)
5. Hambatan-hanbatan yang bersifat ideologis
6. Masyarakat yang bersifat apatis

D. Arah perubahan sosial


Dalam proses perjalanannya, perubahan selalu direncanakan untuk mencapai sesuatu yang
dianggap ideal, relevan, dalam arti perubahan ini diarahkan untuk memenuhi tuntutan kehidupan
manusia.

E. Konsekwensi perubahan social

1. Adanya kepentingan individu dan kelompok


2. Timbulnya masalah sosial
3. Kesenjangan budaya
4. Cenderung individualis
DAFTAR PUSTAKA

[7] Elly M Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta, KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP, 2011), 656-657.
[8] Ibid, 659-661.
[9] Elly M Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta, KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP, 2011), 667-668.
[10] Soerjono soekanto, Sosiologi suatu pengantar. (Jakarta : PT. Grafindo, 2005), 362
[11] Amal Taufiq dkk, Pengantar Sosiologi, (Surabaya: CV. Mitra Media Nusantara,
2013), 181-183.
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... iii

A. Latar belakang ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 2

A. penegertian perubahan sosial ..................................................... 2

b. factor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial ..................... 2

C. factor-faktor yang menghambat perubahan sosial ...................... 3

D. Arah perubahan sosial ................................................................. 4

E. Konsekwensi perubahan social………………………………..

BAB III PENUTUP ............................................................................. 5

Kesimpulan ....................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 6

Anda mungkin juga menyukai