BAB V Hasil Penelitian PH-Hipertensi
BAB V Hasil Penelitian PH-Hipertensi
HASIL PENELITIAN
Jenis Kelamin,
Laki-laki 24 (30,8)
Perempuan 54 (69,2)
Status Perkawinan
Pendidikan
SD 22 (28,2)
SMP 23 (29,5)
SMA 24 (30,8)
Sarjana 9 (11.5)
54
55
Suku
Batak 47 (60,3)
Karo 2 (2.6)
Banten 1 (1,3)
Jawa 20 (25.6)
Minang 3 (3.8)
Melayu 3 (3.8)
Mandailing 2 (2,6)
Pekerjaan
PNS 5(6.4)
Wiraswasta 16(20.5)
Pensiunan 2 (2.6)
Buruh 11 (14.1)
Peserta BPJS
Ya 67(85.9)
Tidak 11 (14.1)
Ya 30 (38,5)
Tidak 48 (61,5)
Riwayat Merokok
Ya= 20 (25.6)
Tidak 58 (74.4)
Ya 7 (9.0)
Tidak 71 (91.0)
Ada 54 (69.2)
Kadang-kadang 18 (23.1)
Obat antihipertensi
57
Captopril 25 mg 1 (1,3)
Ketersediaan Obat
Ada 69 (88,5)
Kadang-kadang 5 (6,4)
Sering 6 (7.7)
Pernah 34 (43.6)
1 Hari 19 (24.4)
Pagi 9 (11.5)
Siang 9 (11.5)
Malam 25 (32,1)
(48.7%), diikuti pernah lupa minum obat (43.6%) dan paling sedikit jumlah
responden yang sering lupa minum obat hiertensi (7.7%).
Jika dilihat dari frekuensi lupa minum obat maka paling banyak jumlah
responden yang memiliki frekuensi tidak pernah lupa minum obat (56.4%) dan
paling sedikit jumlah responden yang memiliki frekuensi >2 hari (19.2%).
Jika dilihat dari waktu lupa minum obat, paling banyak jumlah responden
yang lupa minum obat pada waktu malam (32.1) dan paling sedikit jumlah
responden yang lupa minum obat pada waktu pagi dan siang (9%).
Hasill penelitian di atas berbanding terbalik dengan penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Petang II Badung Provinsi Bali, dimana dari 90 orang
responden terdaapat 85.6% orang responden yang tidak patuh minum obat
hipertensi (Trigna IPB, 2013)
59
Sangat Tidak
Setuju STS
No. SIKAP setuju Setuju
n(%) n(%)
n(%) n(%)
1 Saya harus memakan obat setiap 6 (7,7) 40(51,3) 27 (34,6)
5 (6,4)
hari.
2 Saya memakan obat sesuai 8 (10.3) 58 (74.4) 11 (14.1) 1 (1.3)
petunjuk dokter.
3 Saya berhenti makan obat kalau 3 (3.8) 48 (61.5) 23 (29.5) 4 (5.1)
sudah tidak sakit kepala.
4 Kalau ada keluhan dengan 4(5.1) 49 (62,8) 23 (29.5) 2(2,6)
makan obat saya langsung
menghentikan konsumsi obat.
5 Kalau ada keluhan dengan 5 (6.4) 55 (70.5) 13(16,7) 4 (5,1)
makan obat saya akan
konsultasikan kepada dokter.
6 Saya membuat catatan minum 2(2.6) 23 (29.5) 50 (64.1) 2 (2,6)
obat setiap hari.
7 Saya juga menggunakan 3(3,8) 24(30,8) 46(59,0) 4(5,1)
pengobatan alternative seperti
herbal atau lainnya.
Berdasarkan tabel dapat dilihat terdapat 7 sikap yang dilakukan responden
yaitu paling banyak jumlah responden setuju memakan obat setiap hari (51%),
setuju memakan sesuai peyunjuk dokter (74,4%), setuju berhenti makan obat
kalau sudah tidak sakit kepala (61,5%), setuju kalau ada keluhan dengan makan
60
obat langsung menghentikan konsumsi obat (62,8%), setuju kalau ada keluhan
dengan makan obat akan konsultasi kepada dokter (70,5%), Setuju membuat
catatan minum obat setiap hari (29,5%) , Tidak Setuju menggunakan pengobatan
Alternatif seperti herbal atau lainnya (59,0%)
Kadang Tidak
Selalu Sering
No. TINDAKAN Kadang Pernah
n(%) n(%)
n(%) n(%)
1 Saya konsultasi dengan 35 (44.9) 20 (25.6) 20 (25.6) 3 (3.8)
dokter setiap kali berobat.
2 Berat badan saya ditimbang 37 (47.4) 16 (20.5) 20 (25.6) 5 (6.4)
sebelum diberi obat.
3 Saya memakan obat setiap 31 (39.7) 16 (20.5) 28 (35.9) 3 (3.8)
hari.
4 Saya makan obat ½ jam 6 (7.7) 15 (19.2) 33 (42.3) 24 (30.8)
sebelum makan pagi.
5 Saya makan obat 2 jam 23 (29.5) 16 (20.5) 28 (35.9) 11 (14.1)
setelah makan.
6 Saya makan obat kapan saja 7 (9.0) 15 (19.2) 19 (24.4) 37 (47.4)
saya teringat makan obat.
7 Saya datang ke 36 (46.2) 19 (24.4) 20 (25.6) 3 (3.8)
puskesmas/dokter jika obat
saya mau habis.
8 Saya datang ke 35 (44.9) 20 (25.6) 21 (26.9) 2 (2.6)
puskesmas/dokter pada
waktu yang ditentukan
petugas/dokter (catatan
petugas).
9 Saya melaksanakan apa yang 46 (59.0) 16 (20.5) 14 (17.9) 2 (2.6)
dokter katakana.
10 Saya pernah lupa minum 9 (11.5) 17 (21.8) 26 (33.3) 26 (33.3)
obat
11 Saya menyuruh keluarga 18 (23.1) 20 (25.6) 18 (23.1) 22 (28.2)
saya mengingatkan saya
minum obat.
12 Saya makan makanan yang 25 (32.1) 21 (26.9) 26 (33.4) 6 (7.7)
sehat dan tidak mengandung
banyak garam.
61
B Empati (Emphaty)
1. Dokter menatap mata ketika 44(56,4) 13(16,7) 12(15,4) 9 (11,5)
pasien sedang berbicara.
2. Dokter memberikan perhatian 43(55,1) 17(21,8) 11(14,1) 7(9,0)
melalui ekspresi wajah maupun
sentuhan selama konsultasi
berlangsung.
3. Dokter tidak menggunakan nada 49(62,8) 14(17,9) 6(7,7) 9(11,5)
tinggi ketika sedang berbicara.
4. Dokter menunjukkan sikap 48(61,5) 19(24,4) 8(10,3) 3(3,8)
tanggap terhadap keluhan
pasien.
5. Dokter mendengarkan dengan 48(61,5) 20(25,6) 8(10,3) 2(2,6)
seksama keluhan yang
disampaikan oleh pasien.
C Sikap Mendukung
(Supportiveness)
1 Dokter mendengarkan keluhan 51(65,4) 21(26,9) 6(7,7) 0(0)
pasien.
2 Dokter menyampaikan 47(60,3) 22(28,2) 8(10,3) 1(1,3)
informasi terkait keluhan pasien.
3 Dokter menyampaikan 50(64,1) 19(24,4) 8(10,3) 1(11,3)
informasi secara jelas dan
berterus terang kepada pasien.
4 Dokter menjawab pertanyaan 51(65,4) 19(24,4) 8(10,3) 0(0)
yang pasien ajukan.
5 Dokter mengajak pasien 50(64,1) 18(23,1) 7(9,0) 3(3,8)
berdiskusi tentang tindakan yang
64
akan diambil.
6 Dokter memberikan nasehat 50(64,1) 19(24,4) 6(7,7) 3(3,8)
serta dorongan semangat
terhadap pasien.
E Kesetaraan (Equality)
1. Dokter tidak membeda-bedakan 53 (67,9) 12 (15,4) 7 (9,0) 6 (7,7)
saya dengan pasien lain.
2. Saya ditensi sebelum 58 (74,4) 16 (20,5) 4 (5,1) 0
berkonsultasi dengan dokter.
3. Saya mendapat kertas untuk 56 (71,8) 14 (17,9) 5 (6,4) 3 (3,8)
konsultasi.
4. Dokter membantu saya 50 (64,1) 14 (17,9) 6 (7,7) 8 (10,3)
meminta rujukan (bila perlu).
5. Dokter memberi saya 58 (74,4) 17 (21,8) 3 (3,8) 0
kesempatan untuk datang
kembali.
65
5.4.1 Keterbukaan
Dari lima pernyataan yang diajukan, ditemukan sebagian besar responden
menyatakan dokter “selalu” bersikap terbuka terhadap pasien, yaitu pada
pernyataan Dokter menyapa pasien di awal sesi konsultasi sebanyak 41 orang
(52.6%), Dokter bersikap tenang selama konsultasi berlangsung sebanyak 46
orang (59%), Dokter memperhatikan ketika pasien sedang berbicara sebanyak 46
orang (59%), Dokter memberikan pasien kesempatan bertanya sebanyak 46 orang
(59%), Dokter memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan
tanggapan terhadap apa yang dibicarakan oleh dokter 43 (55,1%).
Namun, dari 78 responden terdapat juga masing-masing 9 orang (11,5%)
yang menyatakan bahwa dokter “tidak pernah” menyapa pasien di awal sesi
konsultasi, 3 orang (3,8%) yang menyatakan bahwa dokter “tidak pernah”
bersikap tenang selama konsultasi, 1 orang (1,3%) yang menyatakan bahwa
dokter “tidak pernah” memperhatikan ketika pasien sedang berbicara, 6 orang
(7,7%) yang menyatakan bahwa dokter “tidak pernah” memberikan pasien
kesempatan bertanya, 6 orang (7,7%) yang menyatakan bahwa dokter “tidak
pernah” memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan tanggapan
terhadap apa yang dibicarakan oleh dokter.
5.4.2 Empati (Emphaty)
Dari lima pernyataan yang diajukan, ditemukan sebagian besar responden
menyatakan dokter “selalu” bersikap empati terhadap pasien, yaitu pada
pertanyaan Dokter menatap mata ketika pasien sedang berbicara sebanyak 44
orang (56,4). Dokter memberikan perhatian melalui ekspresi wajah maupun
sentuhan selama konsultasi berlangsung sebanyak 43 orang (55,1). Dokter tidak
menggunakan nada tinggi ketika sedang berbicara sebanyak 49 orang (62,8).
Dokter menjawab pertanyaan yang pasien ajukan sebanyak 48 orang (61,5).
Dokter memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan tanggapan
terhadap apa yang dibicarakan oleh dokter sebanyak 48 orang (61,5).
Namun, dari 78 responden terdapat juga masing-masing 9 orang (11,5)
menyatakan bahawa dokter “tidak pernah” bersikap empati terhadap pasien, yaitu
66
pada pertanyaan Dokter menatap mata ketika pasien sedang berbicara, 7 orang
(9.0) menyatakan dokter “tidak pernah” memberikan perhatian melalui ekspresi
wajah maupun sentuhan selama konsultasi berlangsung, 9 orang (11,5)
menyatakan dokter “tidak pernah” tidak menggunakan nada tinggi ketika sedang
berbicara, 3 orang (3,8) menyatakan dokter “tidak pernah” menjawab pertanyaan
yang pasien ajukan, 2 orang (2,6) menyatakan dokter “tidak pernah” emberikan
kesempatan kepada pasien untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang
dibicarakan oleh dokter
5.4.3 Sikap Mendukung (Supportiveness)
Dari enam pernyataan yang diajukan, ditemukan sebagian besar responden
menyatakan dokter “selalu” bersifat mendukung pada pertanyaan Dokter
mendengarkan keluhan pasien sebanyak 51 orang (65,4). Dokter menyampaikan
informasi terkait keluhan pasien sebanyak 47 orang (60,3). Dokter menyampaikan
informasi secara jelas dan berterus terang kepada pasien sebanyak 50 orang
(64,1). Dokter menjawab pertanyaan yang pasien ajukan sebanyak 51 orang
(65,4). Dokter mengajak pasien berdiskusi tentang tindakan yang akan diambil
sebanyak 50 orang (64,1). Dokter memberikan nasehat serta dorongan semangat
terhadap pasien sebanyak 50 orang (64,1).
Namun, dari 78 responden, tidak ada responden yang menyatakan bahwa
dokter “tidak pernah” mendengarkan keluhan pasien, 1 orang (1,3) menyatakan
dokter “tidak pernah” menyampaikan informasi terkait keluhan pasien, 1 orang
(1,3) menyatakan dokter “tidak pernah” menyampaikan informasi secara jelas dan
berterus terang kepada pasien. Tidak ada responden yang menyatakan bahwa
dokter “tidak pernah” menjawab pertanyaan yang pasien ajukan, 3 orang (3,8)
menyatakan dokter “tidak pernah” mengajak pasien berdiskusi tentang tindakan
yang akan diambil, 3 orang (3,8) menyatakan dokter “tidak pernah” memberikan
nasehat serta dorongan semangat terhadap pasien.