Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

sampel (kosentrasi) Indeks bias

Aquadest 1,33305

Glukosa 5% 1,33601

Glukosa 10% 1,33574

Glukosa 20% 1,33879

Glukosa 25% 1,34040

Teh kotak 1,34621

Teh gelas 1,32507

B. Perhitungan pengenceran

1. Glukosa 5%
95 20
= 𝑥 = 1,05 𝑚𝑙
20 𝑥
2. Glukosa 10%
90 20
𝑥 = 2,2 𝑚𝑙
5 𝑥
3. Glukosa 15%
85 20
𝑥 = 3,5 𝑚𝑙
15 𝑥
4. Glukosa 20%
80 20
𝑥 = 5 𝑚𝑙
20 𝑥
5. Glukosa 25%
75 20
𝑥 = 6,67 𝑚𝑙
20 𝑥
C. Perhitungan kurva baku

1. Glukosa 5%

Y= 0,001X + 1,333

1,33601 = 0,001X + 1,333

X = 0,00301/0,001

X = 3,01

Kadar = 3,01/15X 100

= 20,07 mg/ml

2. Glukosa 10%

Y= 0,001X + 1,333

1,3357 = 0,001X + 1,333

X = 0,00274/0,001

X = 2,74

Kadar = 2,74/15X 100

= 18,27 mg/ml

3. Glukosa 15%

Y= 0,001X + 1,333

1,3323 = 0,001X + 1,333

X = 0,0007/0,001

X = 0,7

Kadar = 0,7/15X 100

= 4,67 mg/ml

4. Glukosa 20%

Y= 0,001X + 1,333

1,33879 = 0,001X + 1,333

X = 0,00579/0,001
X = 5,79

Kadar = 5,79/15X 100

= 38,6 mg/ml

5. Glukosa 25%

Y= 0,001X + 1,333

1,34040 = 0,001X + 1,333

X = 0,00301/0,001

X = 0,0074

Kadar = 0,0074/15X 100

= 0,049 mg/ml

D. Pembahasan

Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam hampa udara

terhadap kecepatan cahaya dalam zat terasebut. Indeks bias memainkan peran yang

cukup penting didalam beberapa bidang diantaranya adalah dalam teknologi film

tipis dan fiberoptik . didalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara

luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui kosentrasi larutan dan

mengetahui kosentrasi larutan (Zulkarnaen, 2016: 60).

Refraktotometer Abbe adalah refraktometer yang digunakan untuk

mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias

dari 1300 sampai 1700 dan presentase padatan0-95% (Zulkarnaen, 2016: 60).

Pada percobaan indeks bias ini, sampel disisapkansampel dengan

menimbang 10 gram glukosa dan dilarutkan dalam 20 ml aquadest. Kemudian

larutan tersebut diencerkan dengan kosentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%,

dimana glukosa 5% mendapatkan hasil 1,05 ml, glukosa 10% 2,2 ml, glukosa 15%

3,5%, glukosa 20% 5 ml, dan glukosa 25% 6,67 ml.


Adapun alasan dilakukan pengenceran karena kosentrasi juga dapat

mempengaruhi indeks bias larutan pada larutan kosentrasi rendah, padat sudut

refraksiakan lebar dikarenakan perbedaan refrat dan prisma dari sampel besar, maka

skala akan rendah dan apabila pada larutan kosentrasi tinggi, maka sudut respirasi

akan kecil karena perbedaan prisma dan sampel kecil.

Pada kosenrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25% berturut-turut diperoleh

persamaan y= 0,006x+1,33. Hasil kosentrasi glukosa 5% kadar selulosa 20,7 mg/ml

dan kadar 3,01 untuk glukosa 10% diperoleh kadar sampel 2,74 untuk glukosa 15%

diperoleh kadar ampel 0,7, untuk glukosa 20% diperoleh kadar sampel 7,4, untuk

sampel kadar glukosanya 87,47 mg/ml sedangkan teh gelas0,047 mg/ml.

Adapun perbandingan dengan literatur menurut farmakope Indonesia edisi

v halaman 1030, bahwa suatu pengukuran indeks bias adalah 25O harga indeks bias

dinyatakan dalam garis D cahaya pada panjang gelombang 589 nm dan 589,6 nm

sedangkan pada percobaan suhu yang digunakan masih sekitar suhu ruang dan

panjang gelombang yang berbeda yang tidak sesuai dengan farmakope.

Sedangkan menurut jurnal (Junita, 2015: 4) dalam pengenceran glukosa

dengan kosentrasi 5% diambil 10 ml, 10% 20 ml, 15% 30 ml dan 20% 40 ml.

Sedangkan pada percobaan lebih sedikit jumlah yang diambil sehingga % kadar

yang diperoleh tidak sesuai.

Hubungan percobaan ini dengan farmasi yaitu sebagai seorang farmasis

harus dapat memahami dan memahami dan mengetahui penentuan kadar senyawa

dalam suatu sediaan salah satunya dengan pengukuran indeks bias.

Adapun ayat yang berhubungan dengan percobaan ini yaitu QS. Al-Furqaan ayat 2

‫ِيرا‬ ْ ‫ت ُم ْلكُ لَهُ ا لَّذ‬


ً ‫ِي ت َ ْقد‬ ِ ‫س َم َو‬ ِ ‫َو َخلَقَ ال ُم ْلكُ فِي ش َِر ْيكٌ لَّهُ يَكُ َو لَم َولَدً ا يَت َّ ِخ ْذ َولَم َو اُال ْر‬
َّ ‫ض ا ل‬
)۲( ‫َيءٍ ُك َّل‬
ْ ‫فَقَدَّ َرهُ ش‬
Terjemahnya:

“ Yang kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak,

dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan-Nya, dan dia telah menciptakan

segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”

Pada ayat diatas dijelaskan bahwa segala hal yang Allah ciptakan didunia

ini sudah memiliki kadar masing-masing, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai

dengan porsinya. Begitupula dengan glukosa yang memiliki kadar tertentu hingga

dapat dikonsumsi.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada

kosentrasi glukosa 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% berturut-turut diperoleh hasil

kadar 20,7 mg/ml, 3,01 mg/ml, 2,74 mg/ml, 0,7 mg/ml, dan 7,4 mg/ml. Sedangkan

untuk sampel teh gelas adalah 87,47 mg/ml dan sampel teh kotak 0,47 mg/ml.

B. Saran

1. Untuk laboratorium

Diharapkan untuk melngkapi alat dan bahan yang masih kurang

sehingga dapat menunjang kegiatan praktikum.

2. Untuk asisten

Diharapkan untuk selalu menemani praktikan saat praktikum

berlangsung sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan saat

praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Zulkarnaen, 2016. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Dirjen POM, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: RI

Anda mungkin juga menyukai