Anda di halaman 1dari 35

BAB I

KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI RUMPUT

Pendahuluan

Dalam kegiatan belajar 1 ini akan di bahas tentang klasifikasi dan morfologi
rumput-rumputan. Untuk mempelajari budidaya hijauan makanan ternak perlu dipelajari
dahulu tentang klasifikasi dan bagian-bagian dari rumput sehingga dapat membedakan
jenis-jenis rumput satu dengan yang lainnya.

1.1. Klasifikasi Rumput- rumputan.

Tumbuhan begitu banyak dan beraneka ragam dalam bentuk dan trukturnya,
sehingga untuk mempelajarinya sebagai kelompok organisme, bukan sebagai individu
perlu diklasifikasikan lebih dahulu. Jika sekelompok tumbuhan ditelaah dengan cermat,
akan segera tampak bahwa diantara rumput tersebut terdapat berbagai tingkat kesamaan.
Beberapa tampak sangat mirip satu sama lain sehingga sukar dibedakan sedangkan yang
lain jelas sangat di bedakan. Kenyataan ini secara logis untuk menyusun rumput dalam
berbagai kelompok. Anggota suatu kelompok akan lebih mirip satu sama lainnya
daripada dengan anggota kelompok lainnya. Pembagian tumbuh-tumbuhan menjadi
berbagai divisi, setiap divisi dapat di pecah lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih
kecil. Penerapan sistem klasifikasi pada rumput dapat dilihat pada tabel 1.1.

Di dalam rumput-rumput terdapat empat sub-familia yaitu:


Festucoidea.
Eragrostoidea.
Bambusoidea.
Panicoidea.

Tabel 1.1. Klasifikasi Rumput

Dunia : Plantae
Divisi (phylum) : Spermatophyta
Kelas (sub-phyllum) : Angiospermae
Anak kelas (classis) : Monocotyledoneae
Bangsa (ordo) : Glumifora
Suku (familia) : Graminieae
Marga (sub familia) : Panicoidea

Morfologi Rumput

Di dalam morfologi rumput akan dipelajari bagian-bagian tanaman. Bagian tersebut dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif
terdiri dari akar, batang, daun. Bagian generatif terdiri dari bunga dan biji.

Bagian Vegetatif
Bagian vegetatif dari rumput-rumputan yaitu akar, batang, dan daun.

1.2.1.1 Akar

Akar pada rumput terdiri dari akar primer, sekunder. Akar primer berkembang
setelah biji rumput berkecambah dan selama pertumbuhan dari biji yang berkecambah.
Akar primer hanya tumbuh dengan waktu yang singkat yang kemudian akan digantikan
dengan akar sekunder, yang berkembang dari bagian bawah buku dari batang muda. Akar
sekunder merupakan akar serabut dan membentuk pasangan dibawah tanah saling
mengelilingi dekat batang bagian bawah. Untuk tanaman yang mempunyai stolon seperti
Cynodon dactylon dan Digitaia decumbens, perkembangan akar sekunder dari buku-buku
stolon. Gambar akar primer dan akar sekunder dapat dilihat pada gambar 1.1.

1.2.1.2. Batang (Stem)

Batang (stem) pada rumput sering juga disebut batang sejati (culm) yang
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang tersusun dari buku-buku (node) yang
terpisah ruas (internode). Batang sejati merupakan batang utama tempat keluarnya bunga
dan daun.

Gambar 1.1. Akar Primer dan Akar Sekunder pada Rumput

Bentuk batang sejati ini umumnya silinder akan tetapi adapula yang agak gepeng, bagian
dalamnya kosong kecuali pada buku. Bagian bawah dari batang kadang-kadang gepeng
seperti pada rumput Setaria splendida. Batang sejati kadang-kadang tidak berbulu dan ada
yang berbulu pendek. Pada bagian atas batang kadang-kadang terdapat bulu-bulu yang
melingkar dibawah buku atau dibawah rangkum bunga (inflorescence).

Terdapat beberapa modifikasi dari batang yaitu :


Stolon.
Rhizom.
Stolon merupakan modifikasi batang yang menjalar diatas permukaan tanah. Pada stolon
yang menjalar diatas permukaan tanah , pada bukunya yang melekat pada tanah akan
keluar akar, kemudian akan muncul anakan baru (tiller). Contoh tanaman yang
mempunyai stolon yaitu : Pennisetum clandestinum, Cynodon nlemfuensis, Digitaria
decumbens, Chloris gayana. Rhizom merupakan modifikasi batang yang menjalar
dibawah permukaan tanah. Rhizom dapat dibedakan dengan akar, karena pada rhizom
terdapat buku. Pada buku-buku tersebut akan keluar akar dan anakan baru. Contoh
tanman yang mempunyai rhizom adalah Paspalum notatum, Imperata cylindrical.
Tanaman rumput yang mempunyai stolon atau rhizom atau keduanya cenderung
membentuk hamparan yang lebat. Gambar mengenai batang dan modifikasinya dapat
dilihat pada gambar 1.2.

Buku merupakan jaringan yang padat yang terpadat diantara dua buah ruas.
Umunya buku dilindungi oleh pelepah daun (leaf sheath).
Fungsi dari buku adalah :
untuk perpanjangan batang karena adanya jaringan meristimatik.
untuk tempat perletakan daun-daun.
tempat tumbuhnya tunas baru dan akar.

Ruas merupakan bagian batang yang kosong terletak diantara dua buku. Pada beberapa
rumput ruas bagian bawah ada yang membengkak atau menyerupai umbi.
Fungsi dari ruas adalah :
tempat saluran makanan.
penyangga mekanik untuk tegaknya batang.
Gambar mengenai buku dan ruas dapat dilihat pada gambar 1.2.

1.2.1.3. Daun

Daun pada rumput terdiri dari tiga bagian yaitu :


Pelepah daun (leaf sheath).
Helai daun (leaf blade).
Lidah daun (ligule).

Pelepah daun merupakan bagian daun yang berada dibagian bawah, berfungsi menjaga
tunas muda. Pelepah daun umumnya melingkari batang, kadang-kadang muncul pada
buku atau kadang-kadang muncul lebih panjang dari ruas sehingga batang jadi
tersembunyi.

Helai daun merupakan bagian daun yang berada diatas pelepah daun. Helai daun
merupakan bagian daun yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesa. Pada helai
daun trdapat tulang daun yang sejajar. Pada beberapa rumput, daunnya kadang-kadang
halus atau kasar, hal ini karena adanya bulu-bulu. Beberapa rumput pada daunnya ada
yang tidak berbulu dan daunnya terlihat licin. Bentuk helai daunnya bervariasi ada yang
panjang, pendek, lebar maupun sempit.

Ligula merupakan selaput tipis berwarna keputihan yang terletak diperbatasan antara
pelepah daun dan helai daun, kadang-kadang terdiri dari susunan bulu-bulu halus. Pada
rumput mempunyai ligula yang bervariasi, sehingga dapat digunakan sebagai ciri
pengenal untuk membedakan jenis-jenis rumput. Gambar mengenai bagian-bagian daun
dapat dilihat pada gambar 1.2.
Pertumbuhan intra vaginal bila batang tersebut tumbuh didalam pelepah dari daun-daun
yang lebih tua maka akan terbentuk berkas-berkas daun yang rapat. Pertumbuhan intra
vaginal pada tanaman rumput akan membentuk rumpun. Pertumbuhan ekstra vaginal bila
batang baru menyobek pelepah daun pada tempat dekat pangkalnya dan tumbuh secara
horizontal atau miring maka akan terjadi berkas-berkas daun yang tidak rapat atau
terbuka. Gambar mengenai pertumbuhan intra vaginal dan ekstra vaginal dapat di lihat
pada gambar 1.3.

Gambar 1. 3. Pertumbuhan Intravaginal dan Extravaginal

Bagian Generatif

Bagian generatif pada rumput terdiri dari bunga dan biji.

Bunga (Flower)

Bunga rumput merupakan bunga majemuk yaitu terdiri dari lebih dari satu bunga yang
tersusun dalam satu rangkaian disebut rangkum bunga (inflorescence). Bunga rumput
tidak berkelopak dan tidak bermahkota . rangkum bunga terdiri dari spikilet-spikilet,
sedangkan spikilet tersebut terdiri dari dua glume, dan satu bunga (floret) atau lebih. Pada
rumput besar dan bentuk spikilet bervariasi sehingga dapat digunakan sebagai ciri
pengenal jenis-jenis rumput. Gambar mengenai inflorescence, spikilet dan bunga (floret)
dapat dilihat pada gambar 1.2.

Bunga rumput dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu :


Bulir (spike)
Raceme (tandan)
Malai (panicle)

Bulir merupakan beberapa bunga yang tidak bertangkai disusun pada satu poros atau
langsung melekat pada sumbu utama. Contoh tanaman yang mempunyai tipe bulir adalah
Pennisetum purpureum.
Tandan merupakan beberapa bunga yang bertangkai disusun pada satu poros atau
bunga bertangkai yang kemudian melihat pada sumbu utama. Contoh tanaman yang
mempunyai tipe bunga ini adalah Setaria anceps, Setaria splendida, Paspalum
comersonii, Lolium parenne.

Malai merupakan spikilet tersusun pada bagian sumbu utama yang bercabang.
Malai dibagi lagi menjadi beberapa tipe yaitu :
Malai terbuka (open panicle), contohnya pada Panicum maximum, Melinis minutiflora.
Malai menjari (digitate panicle) dan sub malai menjari (sub digitate panicle), contohnya
pada Chloris gayana, Eleusine indica, Digitaria decumbens, Cynodon dactylon.
Malai tandan atau Malai bendera (racemose panicle), contohnyapada Bracharia
decumbens, Bracharia ruziziensis, Bracharia mutica.
Malai berdaun (Spatheate panicle), tipe bunga yang pada malainya terdapat daun
contohnya, pada Hyparheenia rufa.

Gambar mengenai tipe-tipe bunga rumput dapat dilihat pada Gambar 1.4.

Satu buah bunga rumput (floret) terdiri dari :


Ovari
Pistil
Stamen
Lemma

Gambar 1.4. Tipe-tipe Bunga Rumput


Palea
Awn

Ovary merupakan kantong sel telor, apabila telah di buahi olehserbuk sari kemudian akan
berkembang menjadi biji. Pistil adalah alat reproduksi betina terdiri dari, Stigma (kepala
putik), stylus (tangkai putik), dan ovari (bakal buah). Stamen merupakan alat reproduksi
jantan terdiri dari anther (kepala sari), filament (tangkai sari). Pada pangkal buah terdapat
dua sisik (lemma dan palea) yang disebut lodikula, yang fungsi utamanya bekerja
membantu pemekaran bunga dengan jalan mendorong sisik-sisik pelindung pada saat
bunga mencapai kedewasaan kelamin. Palea merupakan sisik bagian dalam, umunya tipis
seperti selaput. Lemma merupakan sisik bagian luar yang bentuknya lebih besar dan
lebihg keras menutupi sisik bagian dalam tersebut dan kerapkali mempunyai tambahan
yang berbentuk bulu-bulu yang disebut janggut (awn). Lemma dan palea dilindungi oleh
dua buah sisik luar yang disebut glume (gluma). Pada beberapa genus, misalnya
Axonopus, tidak terdapat gluma bagian bawah dan pada beberapa genus lain mungkin
kedua helai gluma itu tidak terdapat. Bunga-bunga rumput yang berumur setahun pada
umumnya menyerbuk sendiri sedangkan yang berumur tahunan umumnya mandul sendiri
dan melakukan penyerbukan silang dengan dibantu oleh angin.

1.2.2.2. Buah atau Biji

Buah telanjang atau butir pada rumput-rumput disebut karyopsis. Buah rumput
berbiji tunggal, dimana daging buah (perikarp) bersatu dengan kulit biji (testa) dan tedir
dari embrio bersama dengan endosperm yang penuh dengan zat pati untuk memberi
makan kecambah yang tumbuh. Embrio terdiri dari bakal tunas (plumula), bakal akar
(radikula) dan jaringan pelindung yang datar yang disebut skutelum. Istilah biji rumput
seringkali dipergunakan tidak hanya terhadap buah telanjang tersebut, tetapi juga kepada
keseluruhan butir kecil bahkan gabungan beberapa bulir kecil yang menjadi satu.

Jenis-jenis rumput dapat dibedakan berdasarkan sifat tumbuhan yaitu jenis


rumput yang tidak mempunyai stolon dan rhizom biasanya membentuk rumpun dan jenis
rumput yang mempunyai stolon maupun rhizom yang biasanya membentuk hamparan.

Rumput yang tidak mempunyai stolon dan rhizom umumnya membentuk rumpun,
disebut bunch type grass mempunyai sifat produksi tinggi persatuan luas, cocok untuk
rumput padang penggembalaan, ditanam pada daerah lereng tidak begitu efektif menahan
erosi, tidak tahan defoliasi berat. Contohnya tanaman yaitu : Pennisetum purpureum,
Panicum maximum, Setaria anceps, Setaria splendida, Hyparhenia rufa, Paspalum
dilatatum, Euchlaena mexicana, Melinis minutiflora .

Jenis rumput yang mempunyai stolon mempunyai sifat sebagai berikut sesuai
untuk padang penggembalaan, lebih tahan defoliasi berat, cepat menutup tanah, lebih
efektif menahan erosi. Contoh tanamannya: Chloris gayana, Digitaria decumbens,
Paspalum conjugatum, Digitaria sanguinalis, Cynodon dactylon, Andropogon nodosus,
Lolium perenne.

Jenis rumput yang mempunyai rhizom mempunyai sifat : sesuai untuk padang
penggembalaan, efektif menahan erosi, tahan defoliasi berat, tahan terhadap api, sulit
direnovasi. Contohnya pada : Paspalum notatum, Imperata cylindrical, Brachiaria
ruziziensis.
BAB II
PENGENALAN JENIS RUMPUT

Rumput terutama sesuai dengan tanaman makanan ternak untuk penggembalaan


maupun untuk digunakan sebagai hijauan potongan karena : tumbuhnya batang-batang
baru dengan jalan membentuk tunus-tunas merupakan cara penyembuhan terhadap
akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pemotongan atau penggembalaan, jaringan-jaringan
baru dibentuk selama pertumbuhan terutama tumbuh pada pangkal daun sehingga kecil
kemungkinannya menjadi rusak karena pemotongan atau penggembalaan, banyak rumput
yang mempertahankan pertumbuhan vegetatif terus menerus dan hanya terhenti pada
musim kering atau musim dingin, banyak rumput berkembang biak dengan rhizom atau
stolon yang dengan mudah membentuk akar-akar tambahan sehingga permukaan tanah
dapat cepat tertutup, sistem perakaran mengikat partikel-partikel tanah dan membentuk
jalinan serta mengangkut zat-zat ahara kelapisan permukaan yang telah tercuci oleh hujan
lebat kedalam tanah. Dalam BAB II akan dipelajari jenis-jenis rumput sebagai tanaman
makanan ternak untuk hijauan potongan maupun untuk digunakan sebagai rumput
penggembalaan. Jenis rumpu akan dibedakan menjadi dua yaitu : 1) rumput budidaya
(rumput unggul) dan (2) rumput alam.

2.1. Rumput Budidaya (rumput unggul)

2.1.1. Pennisetum purpureum

Nama lain :
Rumput ini merupakan rumput yang sangat dikenal di Indonesia, mempunyai berbagai
nama antara lain : elepant graas, Napier graas, Uganda graas, elefente grass, Pasto
gigante grass, rumput gajah.

Asal :
Rumput ini berasal dari Nigeria dan tersebar sampai daerah sub-tropik Afrika dan
sekarang telah diintroduksi ke negara-negara tropika dan sub-tropik.

Deskripsi :
Tanaman ini merupakan tanaman tahunan (perennial) dengan sistem perakaran yang kuat,
tumbuh tegak membentuk rumpun dengan rhizom yang pendek. Umumnya batang
tumbuh tegak mencapai tinggi 200 – 600 cm, jumlah buku dapat mencapai 20, diameter
batang bagian bawah dapat mencapai 3 cm. Pelepah daun tidak berbulu dengan dasar
bonggol yang berbulu. Panjang daun kira-kira 30 – 120 cm, dan lebar helai daun 10 – 50
mm, kadang-kadang tidak berbulu atau berbulu atau berbulu khususnya pada bagian
dasar. Tipe bunga bulir (spike) dengan panjang panicle 10 – 30 cm dan lebarnya 15 – 30
mm. Warna bunga kehijauan, kekuningan atau kecoklatan tau keunguan. Spikilet
dikelilingi oleh Bristles (bulu-bulu yang kaku dan pendek) yang panajangnya 10 – 16
mm. Spikilet panjangnya 5 – 7 mm terdiri dari 2 – 5 pasang dan hanya satu yang fertile.
Panjang biji 2 mm.
Adaptasi :
Pertumbuhan yang baik pada waktu musim panas. Temperatur optimum untuk
pertumbuhannya umumnya 25 – 40 ºC dengan rata-rata 21.1 º ± 2.8 ºC. Temperatur
minimum untuk pertumbuhan kira-kira 15 ºC. Rata-rata temperatur minimum pada bulan
yang terdingin adalah 11.5 ºC ± 5.4 ºC. Tanaman ini tidak tahan terhadap embun beku.
Ketinggian diatas permukaan laut dapat tumbuh sampai 2000 m., akan tetapi pada
ketinggian lebih dari 1000 m baru dapat membentuk biji yang berisi, akan tetapi daya
tumbuhnya sangat rendah. Curah hujan yang dibutuhkan adalah yaitu lebih dari 1500 mm
per tahun, akan tetapi dengan system perakaran yang dalam dapat tahan hidup pada
waktu musim kemarau. Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan air. Tanah yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik yaitu tanah dalam, subur dan draenase yang
baik. Tanaman ini merupakan tanaman hari pendek, yang tidak akan tumbuh bila tanaman
tersebut ternaungi, akan tumbuh dengan sangat baik bila cahaya penuh. Jumlah
kromosom 2n = 27, 28 dan 56. varietas yang dikenal yaitu : Merkeri, Capricorn, Hawaii,
Afrika dan Mott dwarf (gajah mini).
Gambar mengenai rumput gajah dapat dilihat pada gambar 2.1.

Kultur teknik :
Pemupukan yang lengkap dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik dibagian
barat India digunakan Nitrogen 463 kg/ha, Fosfor 96 kg/ha dan Kalium 594 kg/ha per
tahun. Bahan tanam yang digunakan yaitu dengan biji, stek dan pols. Persiapan tanah
dilakukan dengan pembajakan dan penggaruan kemudian dibuat guludan atau larikan
untuk menanam benih. Bahan tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada
guludan dengan dua buku masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada
dipermukaan tanah. Satu ha dari tanaman rumput dapat memenuhi kebun rumput seluas
15 – 25 ha. Jarak tanam yang digunakan 1 x 1 meter. Kedalaman tanam kira-kira 15 cm.
Waktu penanaman yaitu permulaan musim hujan. Rumput gajah umumnya dipanen
dengan system dipotong kemudian dibawa ke kandang (cut and carry). Pemangkasan
pada umur 6 – 9 minggu dengan intensitas pemotongan 90 cm memberikan hasil yang
baik. Pupuk nitrogen dapat diberikan setelah pemangkasan. Tanaman ini cocok untuk
disimpan dengan sistem basah yaitu silase, sedangkan untuk sistem kering yaitu hay
digunakan daun yang muda. Rumput ini cocok ditanam dengan kacang-kacang yaitu
Centrosema pubescens, Pueraria phaseoloides. Produksi bahan kering dapat mencapai
84.8 ton/tahun bila di pupuk dengan 807 kg N/ha pertahun dan dipotong setiap 90 hari
dengan curah hujan kira-kira 2000 mm per tahun.

2.1.2. Pennisetum purputhypoides

Nama lain :
Rumput ini di Indonesia dikenal sebagai rumput raja atau king grass.

Asal :
Rumput ini merupakan rumput hasil persilangan antara Pennisetum purpureum dengan
Pennisetum thypoides.
Deskripsi :
Rumput raja merupakan tanaman tahunan, tumbuh tegak membentuk rumpun. Perakaran
cukup dalam dan tingginya dapat mencapai 4 meter. Berbatang tebal dan keras, bila
rumput tersebut telah tua, daunnya lebar dan panjang dengan tulang daun agak keras.
Daun lebih lebar dan lebih panjang dibandingkan dengan rumput gajah. Pada daun
terdapat banyak bulu kasar dibandingkan dengan rumput gajah. Tanaman ini tidak
berguna.

Adaptasi :
Curah hujan yang dibutuhkan yaitu lebih dari 1000 mm per tahun. Dapat tumbuh pada
tanah yang cukup luas terutama tanah-tanah yang bertekstur remah, demikian pula pada
tanah latosol, andosol dan basa. Tanaman ini membutuhkan pupuk kandang yang cukup
banyak untuk pertumbuhan maksimal. Tanaman ini tidak tahan genangan dan
membutuhkan tanah yang dalam karena system perakarannya yang dalam.

Kultur teknik :
Rumput ini mudah ditanam dengan bahan tanam stek atau pols, dapat pula dengan rhizom
akan tetapi pertumbuhannya lama. Sebaikanya batang yang digunakan untuk stek sudah
cukup tua yaitu telah berumur 8 bulan, panjang setiap stek 25 – 30 cm dan terdiri dari dua
buku. Stek ditanam dengan cara menancapkan dan masuk kedalam tanah satu buah buku,
sedangkan buku yang satunya lagi di atas permukaan tanah. Jarak tanam yang digunakan
adalah 1 x 1 meter. Lahan yang miring dianjurkan penanaman dalam baris menurut
kontur dengan jarak antar bibit 50 cm dan jarak antar baris 100 cm. Sangat
responsifdengan pemupukan N, untuk produksi yang baik diperlukan pupuk 800 kg N/ha
pertahun. Produksinya tinggi dapat mencapai 1000 ton bahan segar/ha/tahun.
Pemotongan pertama dilakukan setelah tanaman berumur dua bulan dan interval
pemotongan berikutnya 6 minggu pada musim kemarau dan 5 minggu pada musim hujan.
Intensitas pemotongan dianjurkan adalah 10 – 20 cm diatas permukaan tanah. Kandungan
protein kasar 4.2 – 13.5 %, serat kasar 31.4 % Ca 0.37 % dan kandungan asam oksalat
2.2 %.

2.1.3. Panicum maximum

Nama lain :
Tanaman ini dikenal sebagai rumput Guinea, Pasto Guinea. Di Indonesia rumput ini
terkenal dengan nama rumput benggala sedangkan di pulau jawa terkenal dengan sebutan
suket lundo.

Asal :
Tanaman ini berasal dari daerah Afrika tropik dan sub-tropik dan sekarang telah tumbuh
disemua daerah tropik.

Deskripsi :
Tanaman ini merupakan tanaman tahunan, kadang-kadang mempunyai rhizom yang
pendek. Tingginya bervariasi dapat mencapai 50 – 450 cm, batangnya tumbuh tegak
keatas berbulu atau tidak berbulu, batangnya dapat mempunyai 3 – 15 buku. Helai daun
lebarnya dapat mencapai 35 mm dan panjang daun 15 – 100 cm. Tipe bunganya malai
terbuka dengan banyak cabang. Panjang malai 15 – 60 cm dengan lebar dapat mencapai
25 cm. Panjang spikilet 3 – 4 mm. Warna bunga hijau atau keunguan, tidak berbulu atau
kadang-kadang berbulu. Tanaman ini mudah berbiji akan tetapi bijinya mudah rontok.
Daya kecambahnya rendah, akan tetapi setelah 6 bulan disimpan daya kecambahnya akan
tinggi. Tanaman ini merupakan jenis rumput yang banyak varietasnya, yaitu : a. tipe
raksasa dengan tinggi tanaman 3.6 – 4.2 meter, adalah varietas Hamil dan Coloniao, b..
tipe sedang dengan tinggi tanaman 1.5 – 2.5 meter adalah varietas Common, Gotton dan
Makueni, c. tipe kecil dengan tinggi tanaman sampai 1 meter adalah varietas Sabi, Petrie,
Trichoglume. Jumlah kromosom 2 n = 18, 32, 48. Gambar rumput ini dapat dilihat pada
gambar 2.2.

Adaptasi :
Tanaman ini sesuai untuk dataran rendah, di daerah pegunungan yang tinggi peka
terhadap embun. Temperatur optimum untuk pertumbuha yaitu 19.1 – 22.9 ºC. tanaman
ini tumbuh dengan baik pada musim panas. Temperatur minimum yang diperlukan untuk
pertumbuhan yaitu 5.4 – 14.2 ºC, rumput ini dapat tumbuh sampai ketinggian 2500 meter
di atas permukaan laut. Curah hujan yang diperlukan umumnya lebih dari 1000 mm per
tahun. Varietas Gatton tidak tahan terhadap kondisi yang basah. Tanaman ini tidak tahan
terhadap kekeringan dan juga tidak tahan genangan air, hanya sedikit tahan terhadap
kadar garam yang tinggi. Tanaman ini umumnya tahan lindungan atau naungan sedang
sehingga memungkinkan ditanam diantara pohon-pohon di daerah perkebunan. Tanaman
ini membutuhkan draenasi yang baik, cocok pada tanah yang berpasir (sandy loam), tidak
tahan terhadap tanah yang liat (clay).

Kultur tekhnik :
Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji atau secara vegetatif yaitu : pols. Perbanyak
vegetatif dapat dilakukan secara praktis, dalam satu ha diperlukan 5000 hingga 1000 pols.
Bila rumput ini ditanam pada daerah basah, tanaman ini pertama kali di pangkaspada
umur 3 – 4 bulan setelah penanaman. Biji dapat disebar dan menghasilkan kecambah
yang baik akan tetapi produksi biji sedikit karena biji tersebut mudah rontok. Umumnya
di siapkan persamaian biji. Dosis biji yang di gunakan adalah 4 – 10 kg/ha, akan tetapi
semua ini tergantung dari kualitas benih. Biji dengan 100 % kemurnian dan daya tumbuh
dapat disebar 1 – 2 kg/ha. Biji segar sebaiknya tidak langsung disebar, akan tetapi
disimpan terlebih dahulu karena perkecambahan akan dapat ditingkatkan bila biji
disimpan terlebih dahulu. Kedalaman tanamanuntuk biji 1 – 2 cm. Perkecambahan dan
munculnya kecambah lambat dan tanaman baru perlu perlindungan dari gulma dengan
pemberian herbisida. Jarak tanam untuk tanaman yang menggunakan pols adalah 60 x 60
cm. Tanaman ini dapat dipotong degan intensitas 15 – 20 cm dari permukaan tanah. Pada
umur 1.5 – 3 bulan setelah tanam sudah dapat di panen atau di gembalakan. Interval
pemotongan selanjutnya dapat dilakukan 3 – 9 minggu, sebaiknya pemotongan dilakukan
sebelum tanaman berbunga. Tanaman ini akan menghasilkan produksi yang baik bila
diberi pupuk nitrogen dengan dosis 100 – 250 kg N/ha. Pemberian pupuk N dapat
dilakukan dengan cara setelah panen kemudian diberikan pupuk N dengan dosis 50 kg
N/ha atau 100 kg N/ha setiap dua kali panen. Produksinya dapat mencapai 100 – 150 ton
hijauan segar per ha per tahun. Tanaman ini cocok ditanam dengan kacang-kacangan
Centrosema pubescens, Stylosanthes guyanensis, Macroptilium antropurpureum, Pueraria
phaseoloides.

2.1.4. Paspalum dilatatum

Nama lain :
Nama umum tanaman ini Common Paspalum, Dallis grass, Pasto miel dan rumput
Australia.

Asal :
Tanaman ini berasal dari Amerika selatan.

Deskripsi :
Rumput ini merupakan rumput berumur panjang, berdaun banyak, kaku, berakar dalam,
dengan batang yang muncul dari rhizom yang pendek, tingginya dapat mencapai 50 – 150
cm, daun tidak berbulu dengan panjang sampai 45 cm dan lebar daun 3 – 13 mm.
Rangkum bunga terdiri dari 3 – 11 tandan dengan panjang tandan 3 – 10 cm. Rhachis dari
tandan gepeng dengan lebar 2 mm, spikilet panjangnya 2.5 – 4 mm. Dengan satu gluame.
Tanaman ini merupakan tanaman hari panajgn yaitu dengan panjang hari 14 jam dengan
rata-rata 8 – 12 jam. Temperatur malam yang dingin dan hari-hari dingin akan
menghambat pembungaan. Jumlah kromosom 2 n = 40, 50. gambar rumput ini dapat
dilihat pada gambar 2.3.

Adaptasi :

Tanaman ini cocok dengan daerah-daerah tropika dan sub-tropika yang basah dengan
curah hujan tidak kurang dari 800 – 1000 mm setahun. Suhu optimal untuk pertumbuhan
daun 30 ºC, untuk pertumbuhan anakan 27 ºC dan untuk pembungan 22.5 ºC. produksi
biji dihambat pada suhu dibawah 13 ºC. tanaman ini cukup tahan terhadap embun beku.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan ketinggian sampai 2000 m diatas permukaan laut.
Tanaman ini cukup tahan terhadap kekeringan dan terhadap genangan air dan hanya
sedikit tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Tanaman ini tidak respon terhadap
fotoperioda, tetapi panjang hari yang dibutuhkan adalah 14 – 16 jam untuk produksi biji
yang baik. Tanaman ini tidak tumbuh dengan baik bila trnaungi. Gabar rumput ini dapat
dilihat pada gambar 2.3.

Kultur teknik.

Dilakukan dengan pembajakan, penggaruan untuk memperoleh hasil yang baik.


Kedalaman tanam yang diperlukan yaitu 1 – 1.5 cm dan umumnya ditutupi tanah kembali
tipis saja. Dosis biji yang diperlukan adalah 9 – 14 kg/ha, dan dapat disebar pada
permulaan musim hujan. Kekuatan kecambah tanaman cukup baik. Apabila sudah
tumbuh dengan baik dapat berkompetisi dengan tanaman gulma yang berdaun lebar, akan
tetapi pertumbuhannya akan menurun bila bersaing dengan tanaman Axonopus spp.
Tanaman ini dapat di defoliasi berat karena mempunyai persediaan akar di bawah tanah
yang baik. Pemangkasan tidak boleh lebih rendah dari 5 – 7.6 cm. Produksi bahan kering
15000 kg/ha, dengan kandungan protein kasar 9.9 %. Tanaman ini cocok disimpan dalam
bentuk hay dan silase. Tanaman ini pada awal berbunga sangat palatable akan tetapi bila
terinfeksi dengan jamur akan menurun. Produksi biji 90 – 500 kg/ha. Biji dapat tahan
sampai umur dua tahun .

2.1.5. Hyparrhenia rufa

Nama lain :

Tanaman ini dikenal sebagai rumput Jaragua, Faragua atau Yaragua. Di Amerika dikenal
sebagai rumput Puntero.

Asal :

Tanaman ini berasal dari Afrika tropika dan ditemukan pula pada daserah India, Indo-
China, Australia dan Amerika.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman tahunan yang berbentuk rumpun lebat dengan tinggi
dapat mencapai 60 – 240 cm. Panjang daun 30 – 60 cm dengan lebar 2 – 8 mm. Pelepah
daun menutupi hampir setengah dari ruas batang. Batangnya tipis, tegak dan juga ada
yang merambat. Bunga tipe sphathate panicle dengan panjang mencapai 50 cm, dengan
tandan berdampingan. Panjang spikilet 3.5 – 5 mm. Batang pada bunganya terdapat daun
kecil, bunganya berwarna merah kecoklatan.

Adaptasi

Tanaman ini tahan trhadap embun beku, dengan ketinggian diatas permukaan air laut
mencapai 2000 m dan curah hujan yang dibutuhkan adalah 600 – 1400 mm. Tanaman ini
cukup tahan trhadap kekeringan. Tanaman ini paling baik tumbuh pada tanah berpasir
yang basah, walaupun demikian rumput ini dapat tumbuh pada tanah yang hitam yang
berlumpur berat dan tahan terhadap genangan air sementara. Bahkan di Kenya rumput ini
dapat tumbuh pada tanah-tanah merah yang diperberat dengan curah hujan yang lebih
besar. Pupuk yang ditambahkan adalah pupuk Nitrogen dengan dosis 112 kg/ha dan
pupuk fospat 56 kg/ha. Tidak tahan bila di pupuk lebih dari 250 kg N/ha selama periode
pertumbuhan. Rumput ini merupakan tanaman hari pendek. Jumlah kromosom yang
ditemukan adalah 2 n = 20, 30, 36 dan 40. Gambar rumput ini dapat dilihat pada Gambar
2.4.

Kultur teknik :
Tanaman ini dapat dikembangkan dengan biji atau dari bagian-bagian bungkul tanah
berakar (rhizom). Persemaian biji dan persiapan lahan diperlukan unuk mendapatkan
hasil yang baik. Pengolahan tanah yang tidak begitu berat dapat dilakukan pula atau dapat
dilakukan penanaman setelah padang rumput alam dibakar. Jarak tanam yang digunakan
dengan jarak antaran baris 25 – 40 cm. Biji dapat disebar dan diberikan penggemburan
ringan. Penanaman di lakukan pada bulan Januari – May dengan dosis 15 – 20 kg/ha.
Tanaman ini dapat digembalai secara rotasi dan tidak dapat digembalai secara kontinyu.
Tanaman ini dapat dipangkas tidak kurang dari 15 cm. Apabila ditanam dengan biji,
tanaman ini sudah dapat tumbuh dengan baik bila sudah berumur 2 tahun dan hanya 4 – 5
bulan bila ditanam dengan pols dan dipangkas pertama kali umurnya tidak kurang dari 6
bulan. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik bila ditanam dengan leguminosa dan
mempunyai kemampuan berkompetisi dengan gulma . produksi bahan kering 18 704
kg/ha diperoleh bila dipotong setiap 7 minggu dengan pemupukan 555 kg pupuk
majemuk (NPK) dengan perbandingan 10 : 15 : 15. Tanaman ini cocok untuk disimpan
dalam bentuk hay dan silase sebelum tanaman berbunga dengan tinggi tanaman 60 – 70
cm dan 4 – 5 kali pemotongan selama musim pertumbuhan. Tanaman ini mengandung
protein kasar 3.65 %, serat kasar 33%, akan tetapi bila dipotong setiap 6 minggu rata-rata
kandungan protein kasarnya 6 – 8 %. Tanaman ini tidak begitu palatable, terutama
apabila tanaman sudah tua. Produksi biji disimpan 100 – 129 hari. Biji disimpan pada
temperatur 10 ºC dengan kelembaban relatif yang rendah.

2.1.6. Brachiria decumbens

Nama lain :

Rumput ini di Australia terkenal dengan nama rumput Signal, di Jamaika dengan nama
rumput Surinamae, di Indonesia terkenal dengan rumput Bede.

Asal :

Rumput ini berasal dari Uganda dan sekarang telah tersebar pada daerah tropika dan sub-
tropika.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman tahunan dengan tumbuh tegak membentuk hamparan
lebat dan sangat agresif. Batang yang sedang berbunga dapat mencapai tinggi 30 – 60 cm,
kadang-kadang dapat mencapai 100 cm . daun pendek, kaku dan berstruktur halus, warna
hijau gelap, berbulu. Panjang daun 4 – 14 cm dengan lebar 8 – 12 mm. Batang yang tegak
tumbuh dari dasar buku yang terdapat pada stolon yang menjalar di atas permukaan
tanah. Bunganya mempunyai tipe malai bendera dengan dua atau tiga tandan. Panjang
tandan 2 – 5 cm dengan rhachis yang gepeng. Spikilet berbulu panjangnya 4 – 5 mm.
Panjang floret 3.5 – 4 mm. Pada pertanaman yang sudah tua cepat membentuk akumulasi
daun basal yang kering yang dapat menghambat pembentukan tunas atau anakan baru.
Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan pemangkasan dan penggembalaan berat.
Tanaman ini jumlah kromosomnya 2n = 36. Gambar rumput ini dapat dilihat pada
Gambar 2.6.

Adaptasi :

Temperatur optimum untuk pertumbuhannya yaitu 30 – 35 ºC. Tanaman ini tahan embun
beku dan dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian sampai 1750 m diatas permukaan
air laut. Rumput ini sangat penting pada daerah tropika basah, akan tetapi masih tahan
terhadap kekeringan 4 – 5 bulan bila lebih dari 5 bulan tidak baik pertumbuhannya.
Curah hujan yang dibutuhkan 1500 mm atau lebih pertahun. Tanaman ini cocok pada
tanah yang bertekstur ringan sampai sedang dengan Ph 6 – 7, dan sedikit dipengaruhi
oleh kadar air yang tinggi. Rumput ini merupakan tanaman hari pendek. Tanaman ini
dapat tumbuh dengan baik pada cahaya yang tidak penuh dan dapat tumbuh dengan baik
dabawah tanaman kelapa. Untuk produksi yang maksimum diberikan pupuk Posfat dan
akan memberikan respon yang linear bila diberi pupuk Nitrogen 400 kg/ha. Tanaman ini
tahan terhadap penggembalaan berat dan injakan ternak. Tanaman ini sangat cocok unutk
menahan erosi karena dapat menutup tanah dengan baik.

Kultur teknik :

Rumput ini dapat ditanam dengan pols dan biji, tetapi karena daya tumbuhnya rendah
lebih lazim ditanam dengan mempergunakan pols dengan jarak tanam 30 x 30 cm untuk
memperoleh penutupan tanah yang cepat. Persiapan lahan diperlukan untuk pertumbuhan
yang baik, akan tetapi persiapan lahan yang kasar dapat dilakukan. Kedalaman tanaman
yang diperlukan tidak lebih dari 1 cm dan ditutupi tanah setelah penyebaran biji.
Penyebaran biji dapat dilakukan pada musim hujan dengan dosis 2 – 5 kg/ha. Untuk
memecah dormansi diperlukan waktu 12 bulan setelah biji masak. Perlakuan biji untuk
meningkatkan perkecambahan dapat dilakukan dengan menambahkan asam sufurik
selama 15 menit. Pertumbuhan kecambah sangat baik, dalam waktu 3 bulan sudah dapat
menutupi tanah. Tanaman ini cocok ditanam dengan leguminosa seperti Stylosanthes,
Centrosema dan Pueraria untuk waktu yang singkat,akan tetapi kemudian akan menekan
pertumbuhan tanaman leguminosa tersebut. Tanaman ini dapat menekan pertumbuhan
gulam secara efektif. Produksi bahan kering rata-rata 27 072 kg/ha dengan penambahan
pupuk Nitrogen dalam bentuk Amonium posfat 450 kg/ha. Tanaman ini cocok untuk
disimpan dalam bentuk hay dan silase. Kandungan protein kasar dapat mencapai 11.2 %,
serat kasar 28 % bila dipangkas pada awal berbunga. Rumput ini sangat palatable
terutama pada waktu masih muda. Produksi biji dapat mencapai 100 – 200 kg/ha.

2.1.7. Brachiaria mutica

Nama lain :

Rumput ini terkenal dengan nama rumput Para, rumput Maurutius signal, rumput Pasto
para, dan rumput Angola.

Asal :
Rumput ini berasal dari Afrik barat dan Brazil. Saat ini tersebar sebagai rumput makanan
ternak di daerah tropika basah dan sub-tropika.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman tahunan, menjalar dengan stolon yang panjangnya dapat
mencapai 2.7 – 4.6 m, kemudian dari setiap buku stolon ini tumbuh tunas atau anakan
dengan daun yang lebar tetapi pendek dan berbulu halus. Tanaman ini tingginya dapat
mencapai 200 cm. Daunnya kadang-kadang tidak berbulu akan tetapi umumnya berbulu
dengan panjang daun 10 – 30 cm dan lebarnya 8 – 20 mm. Malainya dapat terdiri dari 10
– 20 tandan kadang-kadang tunggal atau berpasangan dengan panjang tandan 2.5 – 15
cm. Panjang spikilet 3 – 4 mm, floret panjangnya 3 mm. Jumlah kromosom pada rumput
ini yaitu 2n = 36. Gambar rumput ini dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Adaptasi :

Temperatur optimum untuk pertumbuhannya yaitu 21 ºC, dengan temperatur minimum


untuk pertumbuhannya 15 ºC. Tanaman ini sensitive terhadap embun beku dan tidak
dapat tumbuh bila suhu lebih rendah dari 8 ºC. Rumput ini dapat tumbuh pada ketinggian
mencapai 1000 m diatas permukaan laut dengan curah hujan yang diperlukan 1000 mm
atau lebih. Tanaman ini lebih tahan terhadap genangan air atau air permukaan tanah yang
tinggi. Tanaman ini tidak tahan terhadap keadaan kering (penggembalaan berta karena
system perakarannya dangkal. Toleransi terhadap jenis tanah cukup luas asal cukup
terdapat air. Rumput ini merupakan tanaman hari pendek dan dapat tumbuh bila
terlindungi secara ringan, akan tetapi lebih menyukai penyinaran penuh. Tanaman ini
responsive terhadap pemupukan nitrogen dengan dosis 200 – 400 kg/ha. Pada tanah yang
kekurangan posfor dapat dapat diberikan 500 kg/ha, umumnya diberikan 120 – 250 kg/ha
pertahun.

Kultur teknik :

Rumput ini dapat diperbanyak dengan biji atau dengan potongan batang sepanjang
kurang lebih 23 cm pada jalur-jalur yang berjarak 60 – 90 cm. Penanaman dapat pula
dilakukan dengan pols pada jarak tanam 1.8 x 1.8 meter. Penyebaran biji dapat dilakukan
dan kedalaman tanaman tidak boleh lebih dari 1 cm . waktu penyebaran biji pada musim
semi, panas atau akhir musim dingin dengan dosis biji 2.5 – 4.5 kg/ha. Rumput ini
umumnya dominan pada daerah padang rumput yang merupakan kondisi yang disukai.
Leguminosa yang cocok tumbuh dengannya yaitu Desmodium heterophylium, Pueraria
phaseoloides, Centrosema pubescens dan Calopogonium mucunoides . tanaman ini dapat
bersaingan dengan gulma, ternak menyukai tanaman yang masih muda, akan tetapi
tanaman ini jangan direnggut terlalu sering, pertamkali pemotongan setelah tinggi
tanaman 30 – 60 cm dan dapat tumbuh dengan baik setelah berumur 12 bulan. Produksi
bahan kering pada 3 – 4 kali pemotongan dapat mencapai 2 500 – 7 500 kg/ha. Di
Queensland produksi bahan keringnya dapat mencapai 29 818 kg/ha pertahun.
Kandungan protein kasar dapat mencapai 5.5 – 15 %. Rumput ini dapat disimpan dalam
bentuk hay dan silase. Tanaman yang muda batang dan daunnya sangat palatable.
Produksi biji dapat mencapai 31 kg/ha.

2.1.8. Brachiaria humidicola

Nama lain :

Rumput ini terkenal dengan nama rumput Koronivia dan rumput Creeping signal.

Asal :

Rumput ini berasal dari Afrika Selatan dan kemudian menyebar ke daerah Fiji dan Papua
New Guinea.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman tahunan, perkembangan vegetatif dengan stolon yang
begitu cepat sehingga bila ditanam di lapang segera membentuk hamaparan. Tinggi
tanaman dapat mencapai 50 m.Daunnya tidak berbulu dan umumny menggulung untuk
menahan penguapan air. Helai daunnya gepeng dengan panjang 12 – 25 cm dan lebarnya
kira-kira 5 – 16 mm. Panjang malai 7 – 12 cm. Malai terdiri dari 3 – 5 tandan, dengan
panjang tandan 2 – 5 cm. Panjang spikilet kira-kira 5 mm sedangkan panjang floret 4
mm. Warna bunga ungu atau ungu kecoklatan. Jumlah kromosom yaitu 2n = 72. Gambar
rumput ini dapat di lihat pada gambar 2.7.

Adaptasi :

Temperatur optimum unutk pertumbuhan kira-kira 32 – 35 ºC, dapat tumbuh pada


ketinggian 1000 –2000 m diatas permukaan tanah. Tanaman ini tahan kekeringan dan
cukup tahan genangan akan tetapi tidak setahan Brachiaria mutica . Rumput ini tahan
terhadap penggembalaan berat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap invasi
gulma tetapi kurang cocok bila dilakukan tanaman campuran dengan leguminosa karena
cepat sekali menutup tanah sehingga akan menekan pertumbuhan leguminosa. Tanaman
ini tahan terhadap tanah yang mengandung Aluminium tinggi dan sangat responsive
terhadap pemupukan Nitrogen yang tinggi. Tanaman ini tidak tahan terhadap
pembakaran, dan dapat tumbuh dengan baik dibawah pohon kelapa. Rumput ini sangat
efektif untuk menahan erosi.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat dikembangkan melalui stolon yang begitu cepat tumbuh sehingga bila
ditanam di lapang segera membentuk hamparan dan dapat pula diperbanyak dengan biji.
Perbanyakan dengan stolon dengan panjang 1 – 2 meter. Produksi bahan kering 34 018
kg/ha dengan pemupukan nitrogen 452 kg/ha. Tanaman ini sangat palatable apabila
dipangkas pada waktu muda dan pada waktu produksimaksimum palatabilitasnya turun.
Produksi biji dapat mencapai 10 – 50 kg/ha.
2.1.9. Brachiaria ruziziensis

Nama lain :

Tanaman ini mempunyai nama lain rumput Ruzy atau dikenal pula sebagai rumput Congo
signal, di Indonesia terkenal dengan nama rumput ruzi atau rumput Be-er.

Asal :

Tanaman ini berasal dari daerah Kongo dan Kenya.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman berumur panjang tumbuh membentuk hamparan yang
lebat dengan rhizom yang pendek, tinggi rumput dapat mencapai 50 – 90 cm . System
perakarannya luas tapi tidak dalam. Bentuk daun lebar berbulu halus dengan tekstur yang
jauh lebih lembut bila dibandingkan rumput signal. Panjang daun 10 – 25 cm dan lebar
daun 10 – 15 mm. Malainya terdiri dari 3 – 6 tandan dengan rachis yang gepeng yang
lebarnya 3 – 5 mm. Tandan bagian bawah panjangnya 6 – 10 cm. Spikilet berbulu
panjangnya 5 mm. Tanaman ini system reproduksinya apomiks yaitu pembentukan biji
tidak melalui proses penyerbukan.

Adaptasi :

Temperatur optimum yang dibutuhkan untuk produksi yaitu siang hari 33 ºC dan malam
hari 28 ºC. Produksi yang rendah dihasilkan bila suhunya berkisar 24 – 19 ºC. Tanaman
ini akan mati bila terkena embun beku yang berat, ketinggian yang diperlukan yaitu :1000
– 5000 meter dipermukaan laut. Curah hujan yang dibutuhkan 1 000 mm atau lebih tinggi
akan menghasilakan produksi yang baik. Tanaman ini juga termasuk tanaman yang tahan
kering, akan tetapi tanaman ini tidak tahan terhadap genangan air. Tanaman ini
menghendaki kemasan tanah antara 6 – 7, lebih sesuai untuk pastura ternak kecil (domba)
karena tanaman ini tidak tahan terhadap injakan dan rumputan. Tanaman ini dapat hidup
bersama-sama dengan legum seperti Centrosema pubescens, pueraria phaseoloides,
Stylosanthes humilis, Stylosanthes hamata . Tanaman ini mampu menahan erosi dengan
baik. Rumput ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Kultur teknik :

Tanaman ini umumnya ditanam dengan pols karena bijinya mempunyai daya tumbuh
yang rendah. Jarak tanam yang digunakan 30 x 30 cm, apabila bahan tanam
menggunakan biji dosisnya 30 kg/ha dengan kedalaman tanam tidak boleh lebih dari 2
cm. Dibawah kondisi basah biji akan kehilangan vitalitas setelah berumur 1 tahun . biji
segar setelah dipanen apabila ditanam akan memberikan daya tumbuh sekitar 20 %,
apabila disimpan selama 12 bulan daya tumbuh akan meningkat menjadi 40 %.
Dormansi biji dapat dipecahkan dengan memberikan perlakuan pada biji yaitu dengan
merendam biji dalam larutan asam sulfuric selama 15 menit. Intensitas pemotongan yang
baik yaitu sekitar 2.5 – 7.6 cm. Produksi bahan kering tanaman yaitu 21 159 kg/ha.
Tanaman ini cocok untuk disimpan dalam bentuk silase yang dicampur dengan legum
Stylosanthes guyanensis dan ditambah 1 % molasses. Tanaman ini sangat palatable,
kecernaannya dapat mencapai 78.4 %, kandungan protein kasar 13.9 %, serat kasar 27.2
%. Produksi biji berkisar 125 kg/ha – 200 kg/ha.

2.1.10. Cenchrus ciliaris

Nama lain :

Tanaman ini terkenal dengan nama rumput Buffel, African Foxtail, Rhodesian Foxtail.

Asal :

Tanaman ini merupakan salah satu rumput asli dari daerah Afrika, Indonesia, dan India.
Tanaman ini telah menyebar pada daerah Mediterania, tropik dan Afrika Selatan.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman berumur panjang membentuk hamparan dengan rhizom,
tinggi dapat mencapai 140 cm. Batang halus, tegak sampai horizontal, tidak berbulu dan
bercabang. Jaringan perakarannya kuat, luas dan dalam sekali. Batang basalnya
berbongol-bonggol yang mengandung sangat banyak karbohidrat, suatu cadangan
makanan yang penting untuk kemampuan pertumbuh kembali setelah defoliasi berat.
Daunnya ada yang berbulu dan ada yang tidak berbulu dengan panjang 7 – 30 cm dan
lebar 2 – 5 mm, berwarna hijau. Tipe bunga bulir atau seperti bunga rumput gajah.
Panjang bulir 3 – 15 cm dengan lebar 8 – 20 mm, berwarna keunguan. Spikilet terdiri dari
2 bunga yang akan jatuh apabila bunga telah matang. Panjang spikilet 3.5 – 5 mm.
Jumlah kromosom 2 n = 32, 36, 40, dan 54. Beberapa varietas yang dikenal : 1. Tinggi
(lebih dari 1.5 m) yaitu Biloela, Malopo, Boorara, Lawea, Nunbang, Tarewinnabar. 2.
Sedang (tiggi 1.0 m) yaitu Gayndah dan American. 3. Pendek (tinggi 0.75 m) yaitu West
Australian. Gambar rumput ini dapat dilihat pada gambar 2.9.

Adaptasi :

Rumput ini merupakan tanaman yang sesuai untuk daerah kering. Temperatur
pertumbuhan yang optimum yaitu 30 ºC, sedangkan temperatur minimum untuk
pertumbuhan tanaman yaitu 5 – 16 ºC. Ketinggian yang diperlukan dapat mencapai 2000
m di atas permukaan tanah, unuk pertumbuhan yang baik diperlukan curah hujan 375 –
750 mm per tahun pada musim panas. Tanaman ini merupakan tanaman yang sangat
tahan kekeringan, apabila tergenang lebih dari 6 hari tanaman akan mati. Tanaman ini
tahan terhadap penggembalaan berta dan mampu tumbuh kembali setelah pembakaran,
tahan terhadap jenis tanah cukup luas asal tidak mengalami genangan air, sangat sesuai
pada tanah yang bertekstur ringan, dan kadar posfor yang tinggi tanaman ini dapat
tumbuh dengan baik. Tanaman ini tidak tahan pada keadaan garam yang tinggi.
Keasaman tanah yang diperlukan sekitar 7 – 8, dapat tumbuh bersama-sama dengan
legum Medicago sativa, Macroptilium atropurpureum. Rumput ini efektif menahan erosi
di daerah semi-arid.

Kultur teknik :

Tanaman ini umumnya diperbanyak melalui biji dengan dosis 0.5 – 4 kg/ha dengan
penyebaran biji dipermukaan atas tanah. Biji yang segar mempunyai daya tumbuh yang
rendah karena adanya athosianin dan phenolik, disimpan selama 3 – 12 bulan setelah
matang dapat meningkatkan daya tumbuh. Kecambahnya mempunyai kemampuan
tumbuh yang baik. Tanaman ini dipangkas dengan intensitas pemotongan 10 cm dan
interval pemotongan 20 hari selama musim hujan dan 30 hari selama musim kemarau.
Tanaman ini cocok disimpan dalam bentuk hay bila dipangkas pada waktu awal
berbunga. Tanaman ini jarang disimpan dalam bentuk silase karena kadar airnya
umumnya rendah pada daerah kering. Kandungan protein cukup tinggi pada awal
berbunga dapat mencapai 11 %, dengan kandungan serat kasar 31.9%,
kecernaannyadapat mencapai 63.4 %. Produksi bahan kering 24 200 kg/ha dengan
dipupuk 135 kg N/ha, 73 kg P/ha dan 11.7 kg K/ha. Tanaman ini mempunyai kandungan
asam oksalat yang tinggi yaitu 1.2 – 2.8 %. Produksi biji dapat mencapai 10 – 60 kg/ha.

2.1.11. Chloris gayana

Nama lain :

Rumput ini terkenal dengan sebutan rumput Rhodes, atau Paswto Rhodes.

Asal :

Tanaman ini merupakan rumput asli daerah Afrika Selatan dan Timur meluas ke Afrika
Barat.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman berumur panjang, membentuk hamparan dengan stolon
yang dapat mencapai tinggi 0.5 – 2 m. Stolon dapat menyebar sampai 4.7 m. Daun tidak
berbulu dengan panjang daun 15 – 50 cm, dan lebar daun 2 – 20 mm. Tipe bunga adalah
malai menjari, panjang tandan 4 – 15 cm. Spikilet terdiri dari 3 – 4 floret, panjang floret
2.5 – 3.5 mm, dengan awn yang panjangnya 1 – 10 mm. Jumlah kromosom 2 n = 20, 30,
40. Rumput ini terdapat varietas yang terkenal yaitu : Pioneer (yang umumnya
dikembangkan sekarang), Callide (tinggi, cenderung sangat rimbun dan agresif, pada
umumnya umur tua masih disukai ternak, Samford (dalam banyak hal mirip Callide, juga
sangat disukai ternak, daya tahannya terhadap embun beku lebih rendah dibandingkan
Pioneer), Katambora (berdaun lembut, dengan jaringan stolon yang lebat, daya tahan
terhadap kekeringan tidak seperti Pioneer). Gambar rumput ini dapat dilihat pada Gambar
2.10.
Adaptasi :

Rumput ini sesuai untuk daerah tropik. Temperatur optimum untuk pertumbuhan yang di
butuhkan 30 – 40 ºC pada siang hari dan pada malam hari 26 – 29 ºC, temperatur
minimum untuk pertumbuhan yaitu 8 ºC. Tanaman ini tahan terhadap embun beku,
ketinggian yang diperlukan 600 – 2 000 m diatas permukaan tanah, curah hujan yang
diperlukan untuk pertumbuhan yang baik 600 – 750 mm/tahun. Tanaman ini tahan
kekeringan, akarnya dapat mengambil air pada kedalaman 4.25 m, pada keadaan yang
sangat basah pertumbuhannya agak kerdil dan berwarna kekuning-kuningan. Rumput ini
masih dapat tumbuh baik pada setiap jenis tanah dengan pH 6.5 – 7.0, tahan terhadap
kadar garam yang agak tinggi, sangat tahan terhadap api. Apabila terlalu lama tidak
dimanfaatkan cenderung berbatang-batang dan tak disukai ternak. Tanaman ini termasuk
rumput yang tahan penggembalaan berat, merupakan tanaman hari panjang dan tidak
tahan terhadap naungan.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan pols dan potongan batang dengan jarak tanam 40
x 40 cm atau dengan biji dengan dosis 1 – 4 kg/ha dengan kedalaman tanam tidak lebih
dari 2 cm. Pertumbuhan kecambah sangat baik. Interval pemotongan 28 hari lebih banyak
produksi bahan keringnya dibandingkan dengan interval pemotongan 14 hari, bila sudah
tumbuh dengan baik segera dipangkas untuk mencegah pembungaan, apabila sudah
berbunga nilai nutrisinya menurun dengan cepat. Produksi bahan kering 58 00 kg/ha.
Tanaman ini cocok disimpan dalam bentuk hay yang dipangkas pada awal berbunga,
tanaman yang sudah tua memberikan kualitas hay yang rendah, silase juga dibuat akan
tetapi hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan hay. Kandungan protein kasar
berkisar 4 – 13 % dengan kandungan serat kasar 30 – 40 %. Di Australia kandungan
protein kasar meningkat dari 6.3 % menjadi 9.5 – 9.8 % bila dipupuk dengan 440 kg
N/ha. Kecernaan bahan keringnya mencapai 40 – 60 %. Tanaman yang muda sangat
palatable, akan tetapi setelah tanaman menghasilkan biji tidak palatable. Produksi biji
dapat mencapai 100 – 650 kg/ha.

2.1.12. Cynodon dactylon

Nama lain :

Rumput ini dikenal dengan nama rumput Couch, rumput Bermuda, rumput Kabuta,
rumput Dhoub, rumput Bahama, Pasto Bermuda, Pasto Argentina di Indonesia terkenal
dengan nama rumput Gigirinting atau suket Grinting.

Asal :
Rumput ini berasal dari Asia. Khususnya India, dan sekarang menyebar pada daerah
tropika dan sub-tropika diseluruh dunia.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman tahunan, berdau halus dan berkembang dengan stolon
dan rhizom serta membentuk kumpulan hijauan yang lebat. Rumput ini cepat membentuk
pertanaman yang penuh dengan perakaran, tingginya dapat mencapai 90 cm. Daun ada
yang berbulu dan ada yang tidak berbulu, panjang daun 3 – 12 cm, lebar daun 2 – 4 mm.
Tipe bunga malai menjari , panjang tandan 1.5 – 8 cm, panjang spikilet 2 – 2.5 mm.
Jumlah kromosom 2n = 18, 27, 30, 36 dan 40. Rumput ini terdapat beberapa varietas
antara lain : Bermuda, Common Bermuda, St. Lucia Bermuda. Gambar rumput ini dapat
dilihat pada Gambar 2.11.

Adaptasi :

Temperatur optimum untuk pertumbuhan adalah 35 – 37.5 ºC, temperatur minimum


untuk pertumbuhannya adalah 15 ºC, curah hujan yang diperlukan berkisar 625 – 1750
mm, dan ketinggian yang diperlukan mencapai 2 300 m diatas permukaan tanah.
Tanaman ini tahan terhadap embun beku, dan juga tahan kekeringan karena adanya
rhizom akan tetapi hasil hijauan menjadi sedikit terutama pada tanah dengan kesuburan
yang marginal, didaerah kering hanya terdapat pada tanah-tanah beririgasi atau tepi-tepi
sungai. Tumbuh ditanah-tanah yang berpasir sampai berlemoung, tetapi paling baik hidup
di tanah yang basah dengan draenase yang baik. Rumput ini berguna sebagai rumput
padang penggembalaan permanen karena sangat tahan injakan dan penggembalaan berat,
baik untuk konservasi tanah, pengontrol erosi. Tanaman ini mati bila terlindung atau
ternaungi, mempunyai kemampuan menekan pertumbuhan gulma, tahan terhadap api
karena adanya rhizom.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan potongan-potongan stolon dan rhizom atau pols
dengan jarak penanaman 40 x 40 cm. Penanaman dengan biji memerlukan dosis 9 – 11
kg/ha, biji disebar diatas permukaan tanah. Biji tidak mengalami dormansi, kecambah
tumbuh baik dan pertumbuhannya cepat. Produksi bahan kering 1000 –3000 kg/ha per
bulan pada waktu musim panas dan 100 – 1200 kg/ha pada musim dingin. Tanaman ini
sesuai disimpan dalam bentuk hay, sangat cepat tumbuh dan bila dipupuk nilai nutrinya
menjadi baik, juga disimpan dalam bentuk silase. Rumput ini sangat palatable bila
dipangkas cepat dan dipupuk, kandungan protein kasar berkisar 8.3 – 14 % dengan
kandungan serat kasar berkisar 30 %. Produksi biji berkisar 275 – 350 kg/ha.

2.1.13. Cynodon plectostachyus


Nama lain :

Rumput ini terkenal dengan nama rumput Giant Star, rumput Naivasha, rumput Estrella,
Bermuda Mejprado.

Asal :

Rumput ini berasal dari Afrika Timur, kemudian menyebar melalui Ethiopia, Kenya,
Uganda dan Tanzania.

Deskripsi :

Rumput ini mempunyai bentuk yang serupa dengan Cynodon dactylon, hanya berbeda
dalam karangan bunganya yang terdiri dari 3 – 20 butir, bentuk bunganya sub-malai
menjari, tidak mempunyai rhizom, merupakan tanaman tahunan yang berstolon yang
tumbuh cepat sehingga cepat menutup tanah yang gundul, membentuk hamparan yang
padat dengan tinggi dapat mencapai 60 – 100 cm. Jumalah kromosom 2n = 18. Gambar
rumput ini dapat dilihat pada gambar 2.12.

Adaptasi :

Rumput ini tahan embun beku, curah hujan yang dibutuhkan berkisar 500 – 875 mm
dengan ketinggian mencapai 2 000 m di atas permukaan, merupakan rumput yang sangat
tahan kekeringann, sedikit tahan genangan sementara. Toleransi terhadap tanah cukup
luas, responsive terhadap pemupukan Nitrogen, kemampuan menyebarnya sangat baik
serta mempunyai kemampuan yang sangat baik berkompetisi dengan gulma. Rumput ini
tahan penggembalaan berat, untuk makanan ternak harus dipangkas dengan interval
pemotongan pendek karena nilai nutrisinya cepat turun apabila tanaman tua, juga tahan
terhadap api dan cepat responnya bila hujan datang. Umumnya tanaman ini digunakan
untuk mengontrol erosi, lebih menyukai sinar matahari penuh untuk pertumbuhannya.
Rumput ini umumnya ditanam tunggal, akan tetapi dapat pula tumbuh bersamaan dengan
legum Medicago sp, Trifolium semipilosum.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan potongan stolon atau pols dengan jarak tanam 40
x 40 cm. Penanaman dengan biji dengan dosis 6.5 kg/ha, biji disebar diatas permukaan
tanah, sebelum ditanam biji diberikan insektisida. Pertumbuhan kecambahnya baik.
Produksi bahaqn kering 1 300 kg per bulan pada musim panas dan 300 – 1100 kg per
bulan pada musim dingin. Rumput ini cocok disimpan dalam bentuk hay dan silase,
untuk pembuatan silase yang baik ditambahkan 10 % molasses, palatabilitasnya cukup
baik.kandungan protein kasar berkisar 14.98 %, serat kasar 26.2 %. Produksi biji dapat
mencapai 25 kg/ha per satu kali panen.
2.1.14. Digitaria decumbens

Nama lain :

Rumput ini terkenal dengan nama rumput Pangola, rumput Pasto Pangola, rumput
Pangola Digit.

Asal :

Rumput ini berasal dari Afrika sub-tropika, banyak ditemukan di desa Sungai Pangola,
sehingga dikenal dengan nama rumut Pangola. Tanaman ini mudah berkembang biak dan
menjadi hijauan pakan yang penting di banyak negara-negara tropis maupun sub-tropis
seperti Karibia, Amerika Tengah, Hawaii dan daerah sub-tropis Amerika Utara.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman berumur tahunan dengan stolon yang berakar panjang
membentuk hamparan yang tidak rapat, memiliki batang-batang yang berbunga sehingga
tingginya dapat mencapai 60 – 120 cm. Daunnya tidak berbulu dengan panjang daun 10 –
25 cm dan lebar daun 2 – 7 mm. Tipe bunga mayang menjari terdiri dari 5 – 10 tandan,
yang panjangnya 13 cm. Spikilet terdiri dari 2 floret dengan panjang spikilet 2.7 – 3.0
mm. Jumlah kromosom 2n = 17. Gambar rumput ini dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Adaptasi :

Temperatur optimum pertumbuhan adalah 19 – 24 ºC, dengan temperatur minimum untuk


pertumbuhan 7 – 15 ºC. Rumput ini tidak tahan terhadap embun beku, ketinggian yang
diperlukan mencapai 1500 m diatas permukaan tanah, dengan curah hujan tahunan yang
diperlukan 900 – 1975 mm. Tanaman ini cukup tahan kekeringan akan tetapi tidak
produktif, hanya tahan terhadap genangan air sementara. Rumput ini tumbuh baik pada
tanah-tanah yang lembab dengan draenase yang baik, seperti tanah yang rendah
kandungan pasirnya atau tanah dengan sub-soil sedikit berliat, mampu beradaptasi secara
luas pada tanah-tanah berpasir yang miskin hara sampai berliay berat yang rendah
kesuburannya. Rumput ini cepat menyebar dengan stolonnya, merupakan tanaman hari
panjang dengan pembuangan pada 14 jam panajng hari, tidak tahan naungan, dapat
tumbuh bersama dengan legum Stylosanthes humilis, Macroptilium atropurpureum
dengan penambahan pupuk nitrogen yang rendah, merupakan rumput yang tahan
penggembalaan berat. Rumput ini cepat menekan gulma dan efektif menahan erosi.

Kultur teknik :

Rumput ini dapat diperbanyak dengan stek yang mengandung beberapa buku dengan
kebutuhan 1 – 2 ton stek per ha, akan tetapi bijinya tidak mempunyai daya tumbuh yang
baik sehingga perbanyakan tanaman digunakan stek. Penanaman yang terbaik dilakukan
pada waktu musim hujan. Pemangkasan dilakukan dengan interval pemotongan 32 hari
menghasilkan produksi bahan kering yang lebih tinggi bila dibandingkan dipangkas pada
interval pemotongan 40 hari. Produksi bahan kering 28 282 kg/ha dengan frekuensi
pemotongan 5 kali/tahun dan diberikan pupuk 220 kg Nitrogen, 22 kg Posfor dan 55 kg
Potassium per ha per tahun. Tanaman ini cocok unutk di buat hay dan silase yang
dipotong sebelum tanaman berbatang (tua). Kandungan protein kasar bervariasi 3.9 –
11.6 %, serat kasar 30.2 %. Palatabilitasnya sangat baik bila dipangkas pada waktu masih
muda.

2.1.15. Melinis minutiflora

Nama lain :

Nama lain tanaman ini adalah rumput Molasses, rumput Gordura, rumput Calinguero,
rumput Melado.

Asal :

Rumput ini berasal dari Afrika tropika dan telah tersebar ke Afrika Selatan dan Brazil,
dan di introduksi kebeberapa negara tropika.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman yang berumur panjang, membentuk hamparan yang lebat
dan tebal tingginya mencapai 150 cm. Batangnya mempunyai sifat merambat karena
adanya stolon, dari setiap buku pada stolon dapat mengeluarkan perakaran yang
kemudian akan timbul anakan baru. Daunnya berbulu halus dengan panjang daun 5 – 20
cm dan lebar daun 4 – 13 mm, daun yang berbulu tersebut mengeluarkan cairan yang
lengket dan berbau manis, daun tesebut juga menghasilkan semacam minyak eterir yang
menyebabkan bau merangsang, akan tetapi bau tersebut tidak mempengaruhi bau air susu
maupun daging dari ternak yang memakannya. Tipe bunga mayang terbuka dengan warna
merah keunguan. Panjang malai 10 – 30 cm dan panjang spikilet 1.8 – 2.4 mm dan
panjang awn 6 – 16 mm. Jumlah kromosom 2n = 36. Gambar tanaman ini dapat dilihat
pada Gambar 2.14.

Adaptasi :

Temperatur optimum untuk pertumbuhan adalah 30 ºC dan temperatur minimum untuk


pertumbuhan adalah 6.1 – 14.5 ºC, ketinggian yang diperlukan dapat mencapai 800 –
2000 m diatas permukaan tanah dan curah hujan yang dibutuhkan lebih dari 750 mm
yaitu berkisar 960 – 1706 mm. Rumput ini merupakan tanaman yang sensitive terhadap
embun beku, dan relatif tahan kekeringan tidak lebih dari 4 – 5 bulan, tidak tahan
genangan air, tidak tahan terhadap kandungan garam yang tinggi. Tanaman ini sebagai
rumput pioneer yang akan tumbuh baik pada tanah-tanah yang berpasir yang miskin hara
atau pada tanah-tanah berliat dimana pertumbuhan herba atau semak-semak baik. Pada
tanah-tanah asam juga tumbuh dengan baik, dan cepat menyebar dibawah kondisi yang
sesuai. Rumput ini merupakan tanaman hari pendek, tahan naungan hanya sebagian, tidak
tahan penggembalaan berat, dapat menekan pertumbuhan gulma bila ditanam pada
ketinggian 2000 diatas permukaan laut. Rumput ini cocok ditanam bersama legum
Desmodium sp, Centrosema pubescens, Macroptilium atropurpureum.

Kultur teknik :

Rumput ini dapat ditanam dengan biji karena daya tumbuhnya baik, dengan dosis 4
kg/ha. Kecambah tumbuh dengan sangat baik dan kuat dan cepat. Rumput ini tidak dapat
dipangkas dengan intensitas pemotongan dibawah 15 cm. Produksi bahan kering 8 000
kg/ha per tahun. Tanaman ini sangat cocok disimpan dalam bentuk silase dengan
pertambahan 10 % molasses. Kandungan protein kasar 8.97 %., serat kasar 25.20 %,
merupakan rumput yang sangat disukai oleh ternak. Produksi bijinya 134 kg/ha.

2.1.16. Paspalum notatum

Nama lain :

Rumput ini dikenal dengan rumput Bahia, rumput Jengi brillo, rumput Batais, rumput
Tejona, dan rumput Paraguay Paspalum.

Asal :

Rumput ini berasal dari Amerika Tengah dan Selatan dan beradaptasi di daerah tropika
dan sub-tropika di Afrika dan Australia.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman yang berumur panjang yang mempunyai system
perakaran yang dalam dengan rhizom-rhizom yang pendek dan stolon yang rapat dengan
permukaan tanah, tingginya dapat mencapai 100 cm. Daunnya umumnya berbulu dengan
panjang daun 5 – 20 cm, lebar daun 2 – 10 mm. Tipe bunga malai tandan, dengan panjang
tandan 5 – 10 cm dan umumnya berpasangan, tapi ada juga yang terdiri dari 3 atau 4
tandan. Panjang spikilet 2.5 – 4 mm, terdiri dari 1 glume, dan 2 bunga. Jumlah kromosom
2n = 20 (seksual), 40 (apomiks). Gambar rumput ini dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Adaptasi :

Temperatur optimum untuk pertumbuhan adalah 25 – 30 ºC, sedangkan temperatur


minimum untuk pertumbuhan adalah 7.8 ºC. Ketinggian yang diperlukan dapat mencapai
200 m diatas permukaan tanah, dengan curah hujan yang dibutuhkan minum 750 mm per
tahun. Rumput ini merupakan rumput yang tahan embun beku dan tahan kekeringan,
tahan penggembalaan berat, tidak begitu tahan genangan air. Tanaman ini tahan pada
tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah, cocok untuk tanah yang berpasir, tidak
begitu baik produksinya bila ternaungi, merupakan tanaman berumur panjang, cocok
untuk ditanam dengan legum Trifolium semipilosum, Lotononis bainessi.

Kultur teknik :
Rumput ini dapat diperbanyak melalui biji dan stolon atau rhizomnya. Bila menggunakan
biji dosis yang diperlukan 2 – 5 kg/hs dengan kedalaman tanam tidak lebih besar 1 cm.
Umumnya perkecambahannya lambat dan akan diperbaiki bila biji disimpan, biji dapat
disimpan sampai 3 tahun dan kemudian akan menurun daya tumbuhnya. Dormansi dapat
dipecah dengan menggunakan asam sulfuric. Rumput ini dapat digembalai setelah 3
bulan penanaman, interval pemotongan yang terbaik yaitu 6 minggu sekali. Rumput ini
dapat dipangkas sampai mendekati permukaan tanah, akan setelah dipangkas harus
dipupuk dengan 224 kg N per ha per tahun. Produksi bahan kering 5 947 – 7 240 kg/ha.
Rumput ini tidak cocok disimpan dalam silase atau bentuk hay, kandungan protein kasar
6.75 % dan serat kasar berkisar 28.25 %. Produksi biji dapat mencapai 110 – 350 kg/ha,
dan pemberian pupuk 112 kg N/ha pada awal musim memperbaiki produksi biji.

3.1.17. Setaria anceps

Nama lain :

Rumput ini dikenal sebagai rumput Golden Timothy, atau rumput Golden Bristle.
Rumput ini dahulu dinamakan rumput Setaria sphacelata.

Asal :

Rumput ini berasal dari daerah tropika Afrika, dan telah tersebar pada negara-negara
tropika diseluruh dunia.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman yang berumur panjang yang tingginya dapat mencapai
100 – 200 cm dengan rhizom dan stolon yang sangat pendek dan buku-bukunya yang
sangat rapat. Batangnya tegak tidak berbulu umumnya terdiri dari 5 – 6 buku. Daunnya
lebar tidak berbulu kecuali ada beberapa bulu diatas permukaan dari lidah daun (ligula),
panjang daun mencapai 40 cm dengan lebar berkisar 8 – 20 mm. Pada bagian dasar
pelepah daun bentuknya gepeng seperti kipas, dan umumnya terdapat warna merah
keunguan. Tipe bunga bulir dengan panjang berkisar 10 – 30 cm, kadang-kadang lebih
panjang. Panjang spikilet 2.5 – 3 mm, bentuknya elips terdiri dari 2 bunga dan glume
sebelah atas berbentuk gepeng. Rumput ini mengandung antinutrisi yaitu asam oksalat
yang cukup tinggi, dapat mencapai 7 %. Jumlah kromosom 2n = 18, 36, 54. Rumput ini
terdapat beberapa varietas yaitu Kazangula, Narok dan Nandi. Jumalah kromosom
varietas Nandi 2n = 36, sedangkan Kazangula dan Narok adalah 2n = 36. Kadar asam
oksalat yang tertinggi yaitu Kazangula (7.8 % dari bahan kering), sedangkan kadar
terendah pada varietas Nandi (3.7 %), varietas Narok kadar asam oksalat berada diantara
varietas Kazangula dan Nandi. Gambar rumput ini dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Adaptasi :

Temperatur optimum untuk pertumbuhan rata-rata 18 – 22 ºC, sedangkan temperatur


minimum untuk pertumbuhan dibawah – 4 ºC untuk varietas Nandi, sedangkan rata-rata
temperatur pada bulan terdingin 8.6 ºC. Rumput ini tidak begitu tahan embun beku,
kecuali varietas Nandi tahan embun beku. Ketinggian yang dibutuhkan dapat mencapai
3 300 m, akan tetapi umumnya berkisar 660 – 2 660 m diu atas permukaan tanah, curah
hujan yang di butuhkan 900 – 1825 mm per tahun. Rumput ini hanya sedikit tahan
kekeringan, varietas Kazangula yang paling tahan kekeringan, tahan terhadap genangan
air diatas periode pendek, tahan pada tanah yang miskin dan tanah yang berbatu, cocok
ditanam dengan legum Desmodium intortum, Desmodium uncinatum, Macroptilium
atropurpureum, tahan terhadap penggembalaan berat.

Kultur teknik :

Rumput ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji atau pols, dengan dosis 1.5
kg/ha dan kedalaman tanam tidak lebih besar dari 1.8 cm. Biji segar mempunyai zat
penghambat perkecambahan, untuk itu sebaiknya disimpan selama 2 bulan. Perbanyakan
dengan pols diperoleh dengan memotong tanaman setinggi 10 – 15 cm dari permukaan
tanah yang terdiri dari satu atau beberapa anakan kemudian ditanam, bila disimpan tidak
boleh lebih dari 1 minggu. Tanaman ini sebaiknya tumbuh baik terlebih dahulu,
kemudian digembalai berat untuk mencegah tanaman berbatang, interval pemotngan
dapat dilakukan setiap 3 minggu dengan intensitas pemotngan 15 cm diatas permukaan
tanah. Produksi bahan kering 23 500 – 28 200 kg/ha setiap 6 bulan. Rumput ini cocok
disimpan dalam bentu hay dan varietas Kazangula disimpan dalam bentuk silase.
Kandungan protein kasar 5 – 15 % , serat kasar 23 – 42 %. Produksi biji 330 kg/ha.

2.1.17. Setaria splendida

Nama lain :

Rumput ini di Indonesia terkenal dengan sebutan rumput Lampung atau setaria Gajah.

Asal :

Rumput ini berasal dari daerah Afrika tropika, akan tetapi rumput ini kurang tersebar
secara luas seperti rumput Setaria anceps.

Deskripsi :

Rumput ini seperti rumput Setaria anceps akan tetapi lebih tinggi, tanaman ini dapat
mencapai tinggi 1.5 – 3.5 cm. Daunnya juga lebih besar, panjang daun dapat mencapai 70
cm, lebar daun 12 – 20 mm. Umumnya tanaman ini mempunyai bulir yang lebih besar
dan lebih panjang. Kandungan asam oksalat tinggi berkisar 4.5 – 6.7 % pada waktu
pertumbuhan 3 minggu. Jumlah kromosom 2n = 36, 45, 54, 63.

Adaptasi :

Rumput ini dapat ditanam diberbagai daerah dari dataran rendah sampai pegunungan.
Rumput ini sesuai untuk daerah dengan curah hujan tahunan 1000 mm atau lebih, relatif
tahan genangan air bila dibandingkan dengan Setaria anceps, tidak tahan kekeringan.
Rumput ini dapat dapat beradaptasi pada tanah dari yang berpasir sampai liat, namun
paling baik memberikan produksi pada tanah lempung liat. Rumput ini cocok ditanam
dengan legum Desmodium sp.

Kultur teknik :

Tanaman ini umumnya diperbanyak dengan pols, karena daya tumbuh dari biji sangat
rendah. Tanaman ini cocok disimpan dalam bentuk silase dan mempunyai palatabilitas
yang tinggi. Produksi bahan kering berkisar 4000 – 9000 kg/ha per tahun. Kandungan
protein kasar dapat mencapai 11.3 % dan serat kasar 39.2%.

2.2. Rumput Alam

2.2.1. Cynodon dactylon

Nama lain :

Rumput ini dikenal dengan nama rumput Couch, rumput Bermuda, rumput Kabuta,
rumput Dhoub, rumput Bahama, Pasto Bermuda, Pasto Argentina di Indonesia terkenal
dengan nama rumput Gigirinting atau suket Grinting.

Asal :

Rumput ini berasal dari Asia. Khususnya India, dan sekarang menyebar pada daerah
tropika dan sub-tropika diseluruh dunia.

Deskripsi :

Rumput ini merupakan tanaman tahunan, berdau halus dan berkembang dengan stolon
dan rhizom serta membentuk kumpulan hijauan yang lebat. Rumput ini cepat membentuk
pertanaman yang penuh dengan perakaran, tingginya dapat mencapai 90 cm. Daun ada
yang berbulu dan ada yang tidak berbulu, panjang daun 3 – 12 cm, lebar daun 2 – 4 mm.
Tipe bunga malai menjari , panjang tandan 1.5 – 8 cm, panjang spikilet 2 – 2.5 mm.
Jumlah kromosom 2n = 18, 27, 30, 36 dan 40. Rumput ini terdapat beberapa varietas
antara lain : Bermuda, Common Bermuda, St. Lucia Bermuda. Gambar rumput ini dapat
dilihat pada Gambar 2.11.

Adaptasi :

Temperatur optimum untuk pertumbuhan adalah 35 – 37.5 ºC, temperatur minimum


untuk pertumbuhannya adalah 15 ºC, curah hujan yang diperlukan berkisar 625 – 1750
mm, dan ketinggian yang diperlukan mencapai 2 300 m diatas permukaan tanah.
Tanaman ini tahan terhadap embun beku, dan juga tahan kekeringan karena adanya
rhizom akan tetapi hasil hijauan menjadi sedikit terutama pada tanah dengan kesuburan
yang marginal, didaerah kering hanya terdapat pada tanah-tanah beririgasi atau tepi-tepi
sungai. Tumbuh ditanah-tanah yang berpasir sampai berlemoung, tetapi paling baik hidup
di tanah yang basah dengan draenase yang baik. Rumput ini berguna sebagai rumput
padang penggembalaan permanen karena sangat tahan injakan dan penggembalaan berat,
baik untuk konservasi tanah, pengontrol erosi. Tanaman ini mati bila terlindung atau
ternaungi, mempunyai kemampuan menekan pertumbuhan gulma, tahan terhadap api
karena adanya rhizom.

Kultur teknik :

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan potongan-potongan stolon dan rhizom atau pols
dengan jarak penanaman 40 x 40 cm. Penanaman dengan biji memerlukan dosis 9 – 11
kg/ha, biji disebar diatas permukaan tanah. Biji tidak mengalami dormansi, kecambah
tumbuh baik dan pertumbuhannya cepat. Produksi bahan kering 1000 –3000 kg/ha per
bulan pada waktu musim panas dan 100 – 1200 kg/ha pada musim dingin. Tanaman ini
sesuai disimpan dalam bentuk hay, sangat cepat tumbuh dan bila dipupuk nilai nutrinya
menjadi baik, juga disimpan dalam bentuk silase. Rumput ini sangat palatable bila
dipangkas cepat dan dipupuk, kandungan protein kasar berkisar 8.3 – 14 % dengan
kandungan serat kasar berkisar 30 %. Produksi biji berkisar 275 – 350 kg/ha.

2.2.2. Jamarak (Setaria barbata)

Nama :
Rumput ini dalam bahasa Sunda dikenal sebagai rumput jamarak

Asal :
Tersebar di wilayah Asia tenggara, Amerika dan Polinesia. Di Indonesia terdapat di pulau
Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra.

Deskripsi :
Jamarak ,e,iliki daun cembung dan lebar, sedangkan permukaannya berlipat-lipat sejajar
dengan tulang daun menyerupai palem. Helaian daun lembut permukaannya apabila
diraba agak kaar karena memiliki bulu-bulu yang panjang dan agak padat. Bentuk helaian
daun lanset agak menggembung ditengah dan melancip diujungnya. Buluhnya bercabang
kesegala arah. Ukuran buluhnya lebih besat dari pada lidi. Permukaan buluh licin dan
berwarna hijau muda atau ungu. Bulu-bulu yang terdapat pada pelepahnya mudah gugur
dan meninggalkan bekas seperti bintik-bintik kasar.Bunganya malai agak menguncup.
Malai ini tumbuh tegak dan cabangnya menyanggah banyak bulir yang susunannya tidak
berauran. Pada pangkal bulir memiliki bulu yang panjang. Warna bulir hijau atau hijau
muda keunguan. Bentuk bulir bulat telur sampai elips. Rumput ini lebih mudah
memperbanyak diri dengan buluhnya daripada bulirnya.

Adaptasi
Rumput jamarak dapat ditenui di wilayah pantai hingga ketinggian lebih dari 1000 m
diatas permukaan laut. Tumbuh ditempat-tempat terbuka atau ternaungi, baik dalam
kelompok besat ataupun bercampur dengan jenis rumput lainnya. Jamarak dapat
menyesuaikan diri pada berbagai jenis tanah termasuk yang berkapur, namun lebih
menyukai tumbuh pada tanah yang berpasir. Rumput ini tumbuh menjalar dan memanjat.

Kultur Tehnik :
Jamarak sangat disukai oleh ternak. Produksi biomassanya cukup tinggi. Tunas yang
muda rasanya agak manis dapat dijaadikan lalab. Dalam penggunaannya rumput ini akan
lebih lestari jika dipotong dari pada direnggut langsung oleh ternak.

Paspalum conjugatum

Nama :
Dikenal sebagai rumput kerbau atau jukut munding di daerah Sunda atau rumput pahit.

Asal :
Rumput ini berasal dari wilayah bagian Amerika beriklim tropik dan menyebar dengan
baik di Indonesia.

Deskripsi :
Tumbuh menjalar kesatu arah. Stolon yang menjalar berwarna ungu dan tidak banyak
percabangannya. Pada tiap buku-bukunya tumbuh akar dan tunas baru. Pelepah daun licin
dan panjangnya dapat mencapau 5 cm. Permukaan daunnya rata dengan tepi yang
berbulu halus. Bunganya berupa tandan yang berpasangan, seringkali ditemukan satu
tandan lagi yang tidak berpasangan. Tandan tumbuh tegak atau miring. Bentuk bulir bulat
telur.Permukaan bulirnya rata, pada bagian tepinya berambut halus seperti sutera
berwarna kuning. Bijinya sangat mudah menempel pda kulit atau pakaian terutama dalam
keadaan basah. Musim berbunga sepanjang tahun. Rumput ini lebih mudah
memperbanyak dengan stolon dan bijinya.

Adaptasi :
Rumput ini dapat tumbuh mulai daerah pesisir pantai sampai ketinggian 1700 m diatas
permukaan laut. Dapat tumbuh dengan baik pada tempat yang terbuka maupun ternaungi.
Tumbuh baik pada tanah gembur, tanah liat dan tanah yang mengandung kapur. Tumbuh
bercampur dengan rumput yang lain. Rumput ini sangat agresif, seringkali tumbuh
mendominasi areal tumbuh suatu daerah dan menjadi gulma bagi tanaman palawija.

2.2.4. Panicum repens (L)

Nama :
Rumput ini disebut rumput lempuyang(Sunda) atau suket Balungan (Jawa).

Asal :
Rumput ini berasal dari Afrika dan tersebar kebeberapa daerah tropis termasuk Srilanka,
Malaysia, kepulauan Hawai dan Indonesia.

Deskripsi :
Rumput ini termasuk tanaman menahun, dan hidup dengan rimpang (rhizom) yang sangat
kuat sehingga orang Jawa menyebut rimpang tersebut seperti tulang (balung). Rimpang
membentuk cabang. Dari bukunya keluar juga buluh yang menjulur panjangnya dapat
mencapai 90 cm. Buluh-buluh(stolon) ini menjalar dan pada setiap bukunya terdapat
perakaran dan keluar anakan. Panjang pelepah daunnya dapat mencapai 7 cm, beralur
dalam bila sudah kering ditumbuhi bulu-bulu halus yang pendek pada setiap tepi daun.
Panjang daun dapat mencapai 7 cm dengan lebar 3-6 mm. Helaian daunnya kaku, tumbuh
searah berselang seling. Permukaan daun berbulu halus dan panjang. Pembungaan
berbentuk malai terbuka. Panjang rangkum bunga mencapai 20 cm. Bentuk bulirnya
lonjong dengan ujungnya yang semakin meruncing. Permukaan bulir licin berwarna
ungu. Musim berbunga sepanjang tahun dari Januari sampai Desember. Perbanyakan
melalui rhizom karena biji jarang terbentuk.

Adaptasi :
Rumput ini daya sebarnya sangat luas. Tumbuh sangat baik pada ketinggian mulai 0
sampai 2000 m diatas permukaan laut. Dapat tumbuh baik pada tempat terbuka maupun
ternaungi. Berkembang cepat pada tanah lembab, berkapur, tanah liat dan gembur. Dapat
digunakan sebagai rumput penahan erosi karena memegang agregat tanah yang
strukturnya labil.

Pemanfataan :
Rumput ini sangat disukai oleh ternak dan tahan injakan maupun pemotongan berat.
Akar rimpangnya dapat digunakan sebagai obat terlambat bulan. Pemotongan dapat
dilakukan tanpa merusak rhizomnya, kira-kira 5 cm diatas permukaan tanah. Waktu yang
sangat baik pemotongan adalah menjelang berbunga atau ketika batang bunga mulai
terbentuk.

2.2.5. Rumput Kumpay (Hymenachne amplexicaulis) (Rudge) Nees

Nama :
Rumput ini dikenal dengan nama udul-udul (Sunda), Blembengan (Jawa) atau Kumpai
(Kalimantan)

Asal:
Blembengan tersebar keberapa daerahhh termasuk ke burma, Malasyaa sampai ke
Polinisia

Deskripsi :
Rumput ini buluhnya seperti stolon. Buluhnya agak lunak dan berisi bagian dalamnya.
Pelepahnya agak berbulu dibagian tepinya atau tidak berbulu sama sekali. Bagian
pangkal daunnya berbentuk jantung. Jumlah daun persatuan cabangnya cukup banyak.
Bunga berbentuk malai menguncup dan tegak dengan panjang antara 10-40 cm. Cabang-
cabang malai yang letaknya dibawah berukuran panjang. Pada saat bunga sedang mekar
kepala ptiknya berwarna kuning dan berubah menjadi ungu. Waktu berbunga antara bulan
Maret hingga November. Perbanyakan tanamannya dengan potongan buluh (stolon) dan
bulir.
Adaptasi :
Umumnya tumbuh di tempat basah, misalnya pinggiran parit, sungai, danau atau
penggiran kolam. Ditempat-tempat yang airnya dangkal, buluhnya tumbuh tegak dan di
tempat yang airnnya dalam buluhnya dapat mengapung di atas permukaan air seperti
tanaman kangkung. Dapat tumbuh ditempat yang tidak trgenang tetapi tanahnya harus
berbasah dan berlumpur. Tumbuh sangat agresif dan dapat mendominasi perairan atau
rawa atau daerah aliran sungai. Rumput ini tersebar mulai dari daerah pantai sampai 1200
m diatas permukaan air laut. Menyukai temapat yang terbuka sampai terlindung.

Pemanfaatan :
Rumput ini sangat disukai ternak, terutama sapi dan kerbau. produksi biomassanya
cukup tinggi dan seluruh bagian tanamannya dapat dikonsumsi oleh ternak. Interval
pemotongan yang baik berkisar antara 30 - 40 hari dengan intensiatas 5 - 10 cm.
Dibeberapa daerah rumput ini sangat baik untuk rumput gembala bagi kerbau air.

2.2.6. Rumput Jampang ( Eleusine indica (L) Gaertn)

Nama : Dikenal sebagai rumput jampang (Sunda) atau jampangan (Indonesia)

Asal :
Berasal dari daratan Eropa dan Afrika beriklim tropik serta Asia.

Deskripsi :
Tumbuh membentuk rumpun yang jumlahnya sedikit dam mengkilat. Buluhnya sering
ditemukan bercabang pada bagian pangkalnya. Tinggi tiap buluh dapat mencapai 50 cm.
Pada tiap bukunya terdapat 3 - 5 helaidaun yang saling menutupi. Dari salah satu ketiak
daun tumbuh tunas baru. Pelepahnya berwarna hijau muda, berbulu halus yang
ukurannya panjang. Pada ujung daunnya terdapat bulu-bulu panjang yang
menyebar.Pembungaannya tegak terdiri dari 4 - 6 bulir yang tersusun dan terpusat
diujung, satu sampai dua bulir yang terbawah letaknya berseling. Panjang masing-masing
bulir antara 3 - 5 cm. Bulirnya rata dan licin terdapat 4 - 12 buah bunga. Musim
berbungaa sepanjang tahun. Sistem perakaran padat dan mampu memegang tanah sangat
kuat.

Adaptasi :
Berkembang biak cepat dan umumnya hanya melalui biji. Dapat tumbuh diberbagai jenis
tanah, baik tanah padat. Sangat tahan terhadap injakan dan renggutan ternak. Tumbuh
tersebar dari daerah pantai hingga 1000 m diatas permukaan air laut.

Pemanfaatan :
Daun rumput jampang yang muda sangat disukai ternak karena tahan injakan dan
renggutan. Rumput ini sangat cocok untuk rumput penggembalaan. Rumput ini oleh
peternak digunakan sebagai rumput potongan.
2.2.7. Balakaciut (Babadotan lalakina)

Nama :
Tanaman ini tidak termasuk famili rerumputan. Didaerah Jawa Barat disebut Balakacut
atau Anoni.

Asal :
Tersebar pada daerah tropis terutama pada tanah subur.

Deskripsi:
Termasuk tanaman sukulen (Berair). Tumbuh tegak membentuk cabang-cabang yang
bermuara pada setiap buku pada batang. Pada setiap buku terdapat tangkai daun
langsung yang berselang seling simetris dan diantara kedua daun diapit batang untuk
pembungaan atau cabang baru. Terlihat garis melintang pada buku yang menghubungkan
dua tangkai daun semetri>Batang ada yang berbulu dan ada yang tidak berbulu.
Diameter batang antara 2-3 mm, diameter cabang 1-1.5 mm panjang ruas antar buku 7.6 -
9.9 cm. Daun memiliki pinggiran yang bergerigi dan setiap gerigi ditmbuhi bulu halus.
Bentuk daun menggembung dibagian tengahhh dan meruncing pada ujung saun. Tulang
dauntampak jelas.terdiri daei tiga tulang daun utama dan bermuara pada tangkai daun…
Masing-masing tulang daun sekunder bermuara pada tangkai daun utama dan ujung yang
lain semakin tidak jelas mendekati tepi daun. Panajang daun 4 - 6 cm dan lebarnya 2-
3.5 cm. Bunga berwarna kuning atau putih juga ungu. Pada bunga terdapat mahkota
yang teriri dari 5 helai yang saling merangkum. Masing-masing ujung helai an mahkota
bunga terdapat helaian putih Diameter bunga 3-4 cmm dan panjangnya 4 mm, Bunga
terletak pada bagian pucuk daun.

Adaptasi :
Dapat tumbuh baik di tanah-tanah yang subur dan gembur. Tumbuh pada daerah ternaung
berat sampai terbuka. Kurang toleran pada tanah yang berkapur atau rendah bahan
organiknya.

Pemanfaatan :
Blakaciut sangat disukai ternak karena teksturnya halus dan mengandung air. Dapat
dipanen pada bagian batang dan pada kondisi optimal dapat membentuk percabangan
setelah mengalami pemotongan. Tanaman ini tidak tahan injakan. Pemotongannya
sebaiknya dilakukan setelah bunga mengalami penuaan dan menghasilkan benih yang
akan tertabur disekitarnya untuk menghasilkan individu baru.

2.2.8. Bereg-bereg/Kakasuran (Borreria latifolia SCHUM)

Nama :
Tanaman ini tidak termasuk famili rumput. Didaerah Jawa Barat disebut bereg-bereg,
kakasuran atau goletrak.
Asal :

Tersebar dibeberapa daerah tropis terutama tanah subur dan lembab.

Deskripsi :

Termasuk tanaman sukulen (berair). Tumbuh tegak membentuk cabang-cabang yang


bermuara pada sertiap buku padabatang. Batang bersegi empat dan terdapat bagian
seperti sirip pada batangnya. Batang berwarna hijau dan garis-garis ungu yang bermuara
disetiap buku. Pada setiap buku tumbuh daun dngan tangkai menempel pada buku,Pada
buku juga tumbuh percabangan baru yang membentuk tanglaian daun-daun. Panjang ruas
antar buku dapat mencapai 50 cm dan lebarnya 2.5 mm. Daun berbentuk lonjong dengan
gradasi semakin mengecil pada ujungnya. Daun berwarna hijau cerah agak berbulu,
nampak jelas terutama pada bagian permukaan atas daun. Tulang daun tampak jelas pada
bagianpermukaan bawah dan tulang sekunder simetri saling bermuara pada satu tulang
utama tapi tidak saling bertemu. Panjang daun 4-5 cm dan lebarnya mencapai 3 cm. Tepi
daun berwarna ungu atau tidak berwarna. Dua helai daun besar tumbuh pada buku saling
bersebelahan, tetapi tangkai daun yang lain tumbuh diantara tangkai daun besar saling
berselang-seling.

Adaptasi :
Bereg-bereg dapat tumbuh baik di tanah subur yang gembur atau tanah lembab. Tumbuh
pada daerah ternaung berat sampai terbuka. Memmiliki daya kom[petisi yang baik
sehingga sering mendominasi suatu areal. Kurang toleran pada tanah berkapur atau bahan
organik rendah. Tersebar pada daerah dtaran rendah sampai tinggi.

Pemanfaatan : sangat disukai ternak karena teksturnya halus dan mengandung air. Dapat
dipanen pada bagian batang dan pada kondisi optimal dapat membentuk percabangan
setelah mengalami pemotongan. Tanaman ini tidak tahan injakan. Pemotongannya
sebaiknya dilakukan setelah bunga mengalami penuaan dan menghasilkan benih yang
akan tertabur disekitarnya untuk menghasilkan individu baru.

RANGKUMAN

Jenis-jenis rumput yang di pelajari adalah jenis rumput yang berasal dari sub-
famili Panicoideae dan Eragrostoideae, karena jenis rumput tersebut tersebar pada daerah
tropik dan sebagian sub-tropik. Jenis-jenis rumput ini akan dibedakan menjadi rumput
berbentuk rumpun dan rumput berbentuk hamparan. Rumput berbentuk rumpun
merupakan rumput yang tidak mempunyai stolon dan rhizome sedangkan rumput
berbentuk hamparan adalah rumput yang mempunyai stolon dan rhizome atau
mempunyai keduanya. Rumput yang berbentuk rumpun yang dipelajari adalah rumput
rumput Pennisetum purpureum (rumput gajah). Rumput raja (Pennisetum
purputhypoides). Panicum maximum (rumput benggala), Paspalum dilalatum,
Hyparrhenia rufa. Rumput yang berbentuk hamparan yang akan dipelajari adalah
Brachiaria decumbens (rumput signal), Brachiaria mutica (rumput para), Brachiaria
humidicola, Brachiaria ruziziensis, Cenchrus ciliaris, Chloris gayana (rumput Rhodes), ,
Cynodon plectostachyus, Digitaris decumbens (rumput pangola), Melinis munutiflora
(rumput molasses), Paspalum notatum, Setaria anceps, Setaria splendida. Selain itu juga
dipelajari rumput alam seperti :Cynodon dactylon (gigirinting), Panicum repens
(lempuyang), Paspalum conjugatum (jukut pahit), Setaria barbata (jamarak),
Hymenachne amplexicaulis (kumpay), Eleusine indica (jampang), Galinsoga parviflora
CAV (balakaciut), Borreria latifolia (bereg-bereg),

Daftar Pustaka

Bogdan, A.V. 1977. Tropical Pasture and Fodder Plants (Grasses and Legumes).
Longman Inc. New York.

Crowder, L.V. dan Chheda, H.R. 1982. Tropical Grassland Husbandry. Longman Inc.
New York.

Mc Ilroy, R.J. 1977. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Terjemahan. Pradnya
Paramita. Jakarta.

Skerman, P.J dan Riveros, F. 1990. Tropical Grasses. Food Agriculture Organization of
The United Nations. Rome.

Whiteman, P.C., L.R. Humphreys, N.H. Monteith, E.H. Houltt, P.M. Bryant, dan J.E.
Slater. 1974. A Course Manual in Tropical Pasture Science. Australian Vice Chancellors
Committee. Watson Ferguson and Co. Brisbane.

Anda mungkin juga menyukai