PENDAHULUAN
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Ketika pengusaha atau individu melakukan investasi, maka ada sejumlah modal yang
ditanam atau dikeluarkan dan dengan artian lain terdapat pula sejumlah modal yang
diterima dan dimanfaatkan sehingga terdapat kolaborasi mutual yang bersifat ekonomi
dan produktif. Hal tersebut tentunya merupakan perangsang dari keberlanjutan perputaran
roda kegiatan ekonomi secara positif.
Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung risiko.
Keadaan di dalam perusahaan dapat juga mempengaruhi naik atau turunnya harga saham.
Seorang investor tidak perlu membeli dengan harga mahal apabila orang lain dapat
membelinya dengan harga wajar. Hal ini menyebabkan nilai intrinsik perusahaan menjadi
ukuran yang sangat penting bagi investor untuk mengambil keputusan dalam membeli
suatu saham perusahaan sebagai pilihan investasinya di pasar modal.
Ketakutan dari risiko kerugian yang akan diperoleh, pergerakan harga saham yang
berfluktuatif, dan kurangnya kedalaman keterampilan dan ilmu berinvestasi merupakan
permasalahan yang mayoritas dialami oleh masyarakat selaku calon investor. Oleh
karenanya, dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai segala hal yang terkait
dengan informasi penunjang investasi saham pada suatu perusahaan yakni nilai pasar,
kinerja keuangan, serta nilai instrinsik dari suatu saham yang dikeluarkan oleh emiten.
Calon investor sebaiknya melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal
terhadap saham-saham yang hendak dibeli. Analisis teknikal merupakan upaya untuk
memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham
tersebut di waktu yang lalu. Sedangkan analisis fundamental adalah metode mengukur
nilai aset, ekonomi, politik, dan lingkungan lainnya yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran atas aset tersebut.
Analisis fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan
dan memberikan data-data kecil tentang kesehatan sebuah perusahaan. Analisis ini juga
berpendapat bahwa harga bergerak karena adanya berita dan kebijakan-kebijakan serta
respon balik pasar terhadap berita yang dikeluarkan. Faktor-faktor yang membentuknya
tidak hanya mengenai kesehatan sebuah perusahaan tapi juga mengenai makro ekonomi.
1
Analisis fundamental merupakan analisis yang bersifat subjektif karena banyak
menggunakan asumsi dan opini pada interpretasi data. oleh karenanya, analisis
fundamental lebih menitik beratkan pada ilmu analisis ekonomi dan psikologi pasar.
Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknikal merupakan teknik matematis
yang memperhatikan dan pergerakan harga saham di masa lalu. Analisis ini bersifat eksak
dan matematis yang sebagian besarnya menggunakan chaos theory (pattern recognition /
pengenalan pola) dan ilmu statistik, sehingga hasil yang diperoleh berupa angka-angka
yang baku dan pasti. Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang
menggunakan data catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses
penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Secara garis besar,
analisis teknikal merupakan analisis yang bekerja dalam fokus trend yang sedang
berlangsung, rentan waktu trend, volume transaksi dan level-level psikologis yang ada.
Oleh karenanya, para investor dapat menganalisa tanpa harus mengukur faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai intrinsik dari saham yang akan dibeli dengan lebih mudah dan
juga cepat. Namun, bukanlah hasil yang terbaik yang diperoleh dari hanya dilakukannya
analisis teknikal, akan lebih baik jika hasil dari analisis fundamental dan analisis teknikal
di selaraskan dan di kombinasikan agar mendapat hasil yang tepat.
Inti dari analisis fundamental dan teknikal diatas dilakukan merupakan optimalisasi
reduksi risiko yang diterima, analisis ini juga berguna untuk menghindari spekulasi yang
sangat dekat. Karena pada dasarnya, kegiatan spekulasi dalam trading saham merupakan
tindakan yang tanpa dasar dan analisis yang jelas karena tidak berdasarkan pada ilmu dan
usaha-usaha tertentu. Dengan dilakukannya analisis yang cermat dalam mengambil
keputusan berinvestasi, maka spekulasi dapat dihindari.
Berdasarkan latar belakang tersebut dari ketidak maksimalan potensi investor lokal
Indonesia di pasar modal, dan urgensi dari penilaian saham dengan kategori nilai
kapitalisasi pasar terbesar, maka penulis akan membahas mengenai penilaian saham dan
analisis fundamental serta analisis teknikal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan
bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut
3
menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun 2007, Saham merupakan benda bergerak dan
rnemberikan hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima
pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta menjalankan hak lainnya
berdasarkan Undang-Undang ini.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu
adalah pemilik perusahaan yang me¬nerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan
menabung di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan mendapatkan slip yang
menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Dalam investasi saham, yang kita
terima bukan slip melainkan saham.
Dalam persyaratan kepemilikan saham, dapat ditetapkan dalam anggaran dasar
dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal persyaratan kepemilikan
saham telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham
tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak
diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar.
Untuk mendapatkan suatu saham, seseorang harus melakukan investasi atau
penanaman modal kesuatu perusahaan atau persero, dengan mana penanaman modal di
bagi menjadi, penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal Asing.
4
2. Penanaman Modal Asing
Berdasarkan UU No.25 tahun 2007 memberikan pengertian penanaman modal
asing sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam
modal dalam negeri.
Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha
asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah
negara Republik Indonesia. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara
asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing,
dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh
pihak asing.
Dalam prakteknya perusahaan Penanaman Modal Asing selalu berbentuk PT.
Menurut Pasal 5 ayat (2) UU No 25 Tahun 2007 tentang PMA : “Penanaman modal
Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di dalam wilayah negara Indonesia”.
Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal,
kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan
persyaratan. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah:
produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan
bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-
undang.
5
menerima sisa kekayaan hasil likuidasi. Saham Biasa Memiliki karakteristik
Utama yaitu:
Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
6
Juga di dalam catatan perusahaan emiten, nilai pasar saat penukaran tidak
diperhitungkan karena alasannya adalah pertukaran saham tersebut dilakukan
langsung dengan perusahaan.
3. Saham Treasury
Saham treasuri (trasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah
dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk
tidak depensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Perusahaan emiten membeli
kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan sebagai berikut:
Akan digunakan untuk diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-
karyawan didalam perusahaan sebagai bonus dan konvensasi dalam bentuk
saham
Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan
meningkatkan nilai pasasrnya
Memberikan sinyal kepada pasar bahwa harga saham tersebut murah, sehingga
perusahaan mau membelinya kembali
Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per
lembarnya
7
Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai
jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan.
Di mana :
Vo = Nilai sekarang dari suatu saham
CFn = Aliran kas yang diharapkan pada periode n
Kt = Return yang disyaratkan pada periode tertentu n
n = jumlah periode aliran kas
Dalam penentuan nilai intrinsik suatu saham, investor perlu menentukan
berasa besarnya tingkat return yang disyaratkan atas saham tersebut sebagai
kompensasi atas risiko yang ditanggung. Tingkat return yang disyaratkan merupakan
tingkat return minimum yang diharapkan atas pembelian suatu saham. Artinya, jika
investor mempunyai tingkat return yang disyaratkan 25% atas saham yang dibeli,
maka return minimum yang diharapakan dari saham tersebut adalah 25%. Tingkat
return minimum ini juga menggambarkan besarnya biaya kesempatan, yaitu
hilangnya kesempatan memperoleh return dari alternatif investasi lain akibat
keputusan untuk berinvestasi pada saham.
Komponen lain dalam penentuan nilai saham dengan pendekatan nilai
sekarang adalah aliras kas (cash flow). Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian
saham adalah earning perusahaan. Dari sudut pandang investor, aliran kas yang akan
diterima investor adalah earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan
9
demikian kita dapat mengginakan komponen dividen sebagai dasar penilaian saham.
Penentuan nilai saham dengan menggunakan komponen dividen bisa dilakukan
dengan menggunakan berbagai model berikut ini :
Dalam persamaan ini dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor
merupakan aliran dividen yang tidak terbatas (disimbolkan ∞) dan konstan.
Padahal dalam kenyataannya, ada kalanya perusahaan membayarkan dividen
secara tidak teratur, dividen yang jumlahnya tidak konstan atau pembayarannya
mengalami pertumbuhan. Dalam situasi dividen konstan dan tidak mengalami
pertumbuhan kita bisa menggunakan model pertumbuhan nol (zero-growth
model). Untuk kasus aliran dividen yang bertumbuh secara konstan, model yang
bisa dipakai adalah model pertumbuhan konstan (constant growth model).
Sedangkan untuk saham yang mengalami pertumbuhan tidak konstan, kita bisa
menggunakan model pertumbuhan tidak konstan (non-constant growth).
Contoh :
10
Anggap sebuah saham saat ini membayar dividen Rp 150 per lembar dan
diharapkan tidak berubah di waktu mendatang. Investor mensyaratkan tingkat
return 15% untuk berinvestasi pada saham tersebut. Berapa nilai intrinsik saham?
Dividen diharapkan tidak berubah atau pertumbuhan nol nilai saham adalah :
= Rp. 1000
Contoh :
Anggap sebuah saham saat ini membayar dividen Rp 150 per lembar dan
diharapkan tumbuh 5% per tahun. Investor mensyaratkan tingkat return 15%
untuk berinvestasi pada saham tersebut. Berapakah nilai intrinsik saham?
= Rp 1500
Proses untuk menghitung nilai saham dengan model diatas bisa dilakukan dengan
rumus berikut :
Contoh :
Anggap sebuah saham membayar dividen yang paling akhir sebsar Rp 150 per
lembar dan diproyeksi tumbuh 10% pertahun selama 3 tahun mendatang.
Setelahnya, dividen tumbuh pada tingkat konstan 5%. Investor mensyaratkan
tingkat return 15% untuk berinvestasi pada saham tersebut. Berapa nilai intrinsik
saham?
Dividen diharapkan tumbuh tidak konstan pada tingkat 10% selama 3 tahun dan
kemudian tumbuh konstan 5%. Nilai saham adalah :
12
E. Menentukan Return yang Disyaratkan
Tingkat return yang disyaratkan, k , digunakan sebagai tingkat diskonto dalam
model diskonto dividen. Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return
minimal yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas risiko untuk bersedia
berinvestasi. Salah satu peluang investasi adalah pada asset bebas risiko. Untuk
berinveastasi pada asset lainnya yang berisiko, maka investor akan mensyaratkan
adanya tambahan return sebagai premi risiko. Karena itu, untuk menentukan
tingkat return yang disyaratkan pada saham, suatu premi risiko ditambahkan dari
tingkat return untuk asset bebas risiko. Maka formulanya adalah “k = tingkat
return bebas risiko + premi risiko”
13
saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga
saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak 3 kali
berarti harga saham tersebut sama dengan 3 kali nilai earning perusahaan tersebut.
PER juga memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor
untuk memperoleh setiap Rp 1 earning perusahaan.
Contoh :
Misal harga saham DX saat ini adalah Rp. 10.000 per lembar, dan tahun ini
perusahaan memperoleh earning sebesar Rp. 900.000.000. jumlah saham beredar saat
ini adalah 900.000 lembar saham. Dari data tersebut kita bisa menghitung PER
dengan cara sebagai berikut :
2. Menghitung PER
Jadi PER saham DX adalah 10 kali, artinya, untuk memperoleh Rp. 1 dari earning
perusahaan DX, investor harus membayar Rp. 10
14
Hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham dapat dipakai
untuk menentukan nilai saham Karena secara teoritis nilai pasar suatu saham
harus mencerminkan nilai bukunya. Rasio harga terhadap nilai buku banyak
digunakan untuk menilai saham-saham sektor perbankan.
Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya earning
perusahaan. Dalam penilaian saham perusahaan, investor bisa menggunakan
informasi rasio harga/aliran kas ini sebagai pelengkap informasi PER, karena data
aliran kas perusahaan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi
investor tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi.
EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya biaya modal
operasi dalam rupiah setelah dikurangi pajak.
15
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan.Teknis ini menitik beratkan pada rasio
finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung
memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.Sebagian pakar berpendapat teknik
analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham
perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Analisis fundamental dibagi
dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis rasio
keuangan.
Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data
historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data
masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahan ekonomi
dimasa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap akan
mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan
kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak vaiabel ditentukan berdasarkan
judgment, misalnya, tingkat pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.
Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental
dengan cara yang sama, hasilnya bias jadi berbeda. Analisis ini biasa digunakan untuk
jangka panjang, tetapi permasalahannya yang seringkali dihadapi oleh investor adalah
timing dan iformasi. Karena tidak semua investor mendapat informasi yang lengkap
sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi kesalahan
investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing sehingga bias jadi saham
yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi masalah timing tersebut dapat
dilihat dari pergerakan saham tersebut melalui analisi teknikal untuk menentukan
sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan menggunakan atau menggabungkan
kedua analisis tersebut secara tepat, bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang
optimum.
A. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model
teknik fundamental. Analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui keadaan-
keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi. Unsur-unsur
makroekonomi yang biasa dianalisis melalui analisis ekonomi ini adalah faktor
pendapatan domestik bruto, inflasi, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang
16
diterapkan oleh suatu negara. Analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi
dari faktor makro yang pastinya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi
tingkat pengembalian dari investasi. Analisis ekonomi dianggap penting karena
adanya kecenderungan hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal
mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro.
B. Analisis Industri
Dalam analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari
berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan
prospek paling baik ataupun sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis industri,
investor akan menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk
mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan
dimasukkan dalam portofolio. Analisis Industri merupakan tahapan penting
pengelompokan suatu industri dalam kenyataannya tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, karena banyak perusahaan yang bergerak dalam lini bisnis yang
berbeda. Untuk menyiasati permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode
pengklasifikasian industri. Menurut Michael Porter (1996), fokus dari analisa
industri adalah pada pengenalan ciri pokok yang mendasari suatu industri yang
bersumber pada situasi ekonomi dan teknologi yang membentuk arena dimana
strategi bersaing harus ditata. Dapat dikatakan analisa industri adalah sebuah
perencanaan yang terjadi dalam suatu kelompok bisnis ketika suatu usaha telah
berjalan.perencanaan lingkungan usaha, kecendrungan ekonomi, teknologi dan
politik akan mempunyai pengaruh kuat dalam suatu usaha.
18
3) Price to Book Value (PBV)
PBV adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat harga saham
apakah termasuk undervalued atau over valued. PBV fokusnya pada nilai
ekuitas perusahaan.PBV sesuai artinya bermakna ‘harga saham dibandingkan
nilai ekuitas per saham’.Cara menghitungnya, adalah dengan membagi harga
saham dengan Book Value-nya (BV), dimana BV dihasilkan dari ekuitas
dibagi rata-rata jumlah saham yang beredar. Konsep penggunaannya pun sama
dengan PER: semakin tinggi nilai PBV, maka semakin mahal harga sahamnya.
Bila suatu perusahaan memiliki nilai PBV di atas satu (PBV>1), maka harga
saham perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi daripada nilai bukunya yang
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik di mata
investor.Secara umum, persamaan. Yang digunakan untuk menilai PBV suatu
saham dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan :
PBVn = Price to Book Value
Pn = Harga per lembar saham pada tahun ke-n
BVn = Nilai book value per lembar saham pada tahun ke-n
19
perusahaan bisa menghasilkan laba.
20
sebagai cash dividend. Formulanya: nilai dividen yang dibagikan per saham
dibanding dengan nilai laba bersih per saham.
21
Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren
pasar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari grafik dari aksi pasar di masa
lalu dengan mempertimbangkan harga pasar instrumen dan minat atas instrumen
tersebut. Analisis teknikal merupakan salah satu analisis atau metode pendekatan yang
mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak berjangka (future contract),
indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya.Secara singkat, analisis teknikal
dapat dikatakan sebagai analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan
volume historis.
Adapun kelebihan dari menggunakan analisis teknikal ini bagi investor dalam
melakukan trading terhadap intrumen keuangan yaitu :
a. Analisis teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga atau
sekuritas pada market manapun. Selama sekuritas tersebut memiliki data historis
dengan waktu yang beruntun dan bisa digambarkan grafik dari runtutan waktu
tersebut, maka sekuritas tersebut pasti bisa dianalisis dengan analisis teknikal.
b. Analisis teknikal dapat menentukan waktu beli dan jual saham.
c. Analisis teknikal dapat diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik harian,
mingguan, maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang.
d. Analisis teknikal dapat memberikan return yang tinggi hanya dengan
mempelajari adanya suatu perubahan tertentu pada market sebelum bergerak
menuju keseimbangan baru.
Sebuah analisis teknikal line chart memiliki pergerakan yang jelas dan halus
tetapi tidak menyediakan informasi harga tertinggi, terendah, dan harga
24
pembukaan setiap sesi, akibatnya fluktuasi analisa teknikal pasar tidak terlihat
selama periode tersebut.
25
Grafik bar efektif untuk menggambarkan data yang sangat banyak.Grafik bar
terlihat relatif tipis, hal ini memudahkan pemakai untuk menambahkan
beberapa bar lagi sebelum grafik terlihat lebih rumit.Jika anda tidak tertarik
pada harga pembukaan, maka grafik bar adalah metode yang ideal untuk
menganalisis harga penutupan, relatif terhadap harga tertinggi dan terendah.
Grafik bar yang di dalamnya terdapat harga pembukaan akan cepat terlihat
rumit. Jika anda tertarik pada harga pembukaan, maka grafik candlestick
adalah alternatif yang lebih baik dari pada grafik bar.
26
inilah yang memudahkan dalam mengi-dentifikasi level support and
resistance, bullish breakouts and bearish breakdown.
b. Garis Tren
Analisis Teknikal dibentuk dari asumsi tren harga.Garis tren adalah alat yang
penting dalam analisis teknikal, baik untuk melakukan identifikasi maupun
konfirmasi. Garis tren adalah suatu garis lurus yang menghubungkan dua atau
lebih poin harga dan kemudian di masa yang akan datang dapat membentuk garis
support atau resistance.Garis tren dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Garis Tren Naik (Up Trend), merupakan garis yang memiliki kemiringan
(slope) positif, dan ini terbentuk dengan menghubungkan dua atau lebih poin
harga terendah. Harga terendah yang kedua harus lebih tinggi dari yang
pertama agar slope-nya positif.Tren menigkat mencermikan terjadinya ekses
demand.
27
2. Garis Tren Menurun (Down Trend), merupakan kebalikan dari Up Trend, yaitu
garis yang memiliki kemiringan (slope) negatif, dan dibentuk dengan
menghubungkan dua atau lebih poin tertinggi. Tren menurun mencerminkan
terjadinya ekses supply.
Garis tren pula jika diukur dalam kerangka waktu, terdapat tiga tipe tren masing
– masing sebagai berikut :
1) Major Trend : merupakan tren jangka panjang dari pergerakan pasar, biasanya
ditentukan dalam kurun waktu minimal 1 tahun.
28
2) Medium Trend : merupakan kecenderungan pergerakan harga untuk kerangka
waktu jangka menengah biasanya antara 2 minggu sampai 3 bulan dan
merupakan gerak koreksi dari major trend (tren utama).
30
Cara menganalisanya adalah jika kurva aktual menembus kurva MA dari
bawah ke atas dengan volume perdagangan yang cukup tinggi, hal tersebut
memberi sinyal saat yang tepat untuk membeli saham.Sebaliknya jika kurva
aktual menembus kurva MA dengan volume perdagangan tingg dari atas ke
bawah, hal tersebut memberi sinyal untuk jual. Pergerakan harga saham berupa
kenaikan harga diikuti dengan volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan
sebagai sinyal pasar akan membaik (bullish). Sedangkan perubahan harga berupa
penurunan harga yang diikuti volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan
sebagai sinyal pasar akan memburuk (bearish).
31
c. Triple Top dan Triple Bottom
Triple Bottom, adalah pola pembalikan yang terbentuk dari tiga harga terendah
yang sama yang diikuti oleh breakout di atas resistance. Pola ini dapat terbentuk
dalam beberapa bulan, yang biasanya merupakan pola jangka panjang yang
meliput beberapa bulan.Karena merupakan jangka panjang, maka grafik
mingguan tampaknya lebih sesuai untuk analisis ini.
32
Triple Top, adalah pola pembalikan yang terbuat dari tiga harga tertinggi yang
diikuti oleh sebuah break di bawah support. Berbeda dengan tripple bottom,
triple tops biasanya terben-tuk dalam jangka waktu yang lebih pendek dan
biasanya berada pada range 3 sampai 6 bulan. Biasanya dibandingkan dengan
tops, bottom butuh waktu lebih lama untuk terbentuk.
d. Triangle
Metode analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi menjadi
dua, yaitu Ascending Triangle (segitiga menaik) dan Descending Triangle
(segitiga menurun). Descending Triangle terbentuk jika ada beberapa lembah
yang sama rendah dengan beberapa puncak yang semakin menurun. Dengan kata
lain, terjadi perubahan harga saham antara garis batas bawah yang horizontal
dengan garis batas yang mempunyai kemiringan menurun. Jika harga menembus
33
garis batas bawah disertai dengan peningkatan volume perdagangan, ini memberi
sinyal untuk melakukan aksi jual karena analisa harga saham tersebut
diperkirakan harga akan terus menurun.
Sementara Ascending Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham
mengikuti pola yang berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini
memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli saham karena diperkirakan harga
akan terus menaik.
34
Sedangkan analisis teknikal Head & Shoulder Bottom terjadi secara terbalik,
dua bahu (shoulder) dan kepala (head) mengarah ke bawah.
Garis leher (neckline) terbentuk dengan menarik garis lurus diatas kedua
bahu.Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu kedua (bahu kanan)
menembus garis leher dari bawah keatas, maka itu adalah sinyal untuk beli
karena ada kecenderungan perubahan harga saham di mana harga bakal terus
naik.
Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang perlu dilakukan
investor dalam penentuan keputusan investasinya. Analisis ekonomi perlu dilakukan
karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal
mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro karena nilai investasi
ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan atas
investasi tersebut, dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan ekonomi makro. Dengan demikian, jika kita ingin mengestimasi aliran
35
kas, bunga, ataupun premi risiko dari suatu sekutitas, maka kita harus
mempertimbangkan analisis ekonomi makro.
Tabel di bawah ini memperlihatkan perkembangan IHSG di BEI dari tahun
2010 sampai dengan November 2016. Pada akhir tahun 2010 IHSG berada pada level
3.789,10 dan meningkat dengan sangat pesat sampai dengan bulan November 2016,
yaitu menjadi 5.231,97.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), 2010 s.d. November 2016
36
Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang
terjadi pada berbagai variabel ekonomi makro. Seperti kita ketahui bahwa harga
obligasi akan sangat tergantung dari tingkat bunga yang berlaku, dan tingkat bunga ini
akan dipengaruhi oleh perubahan ekonomi makro ataupun kebijakan ekonomi makro
yang ditentukan pemerintah. Sedangkan di sisi lainnya, harga saham merupakan
cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan
tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat
dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro.
Indikator
Pengaruh Penjelasan
Ekonomi
Meningkatnya PDB
Meningkatnya PDB mempunyai pengaruh
merupakan sinyal positif untuk
positif terhadap daya beli konsumen sehingga
PDB
investasi dan sebaliknya jika
dapat meningktkan permintaan terhadap
PDB menurun. produk perusahaan.
Peningkatan inflasi secaraInflasi meningkatkan pendapatan dan biaya
relatif merupakan sinyal
perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi
Inflasi negatif bagi pemodal di pasar
lebih tinggi dari peningkatan harga yang
modal. dapat dinikmati oleh perusahaan maka
profitabilitas perusahaan akan turun.
Tingkat Tingkat bunga yang tinggi Tingkat suku bunga yang menigkat akan
merupakan sinyal negatif menyebabkan peningkatan suku bunga yang
Bunga
terhadap harga saham disyaratkan atas investasi pada suatu saham.
Disamping itu tingkat suku bunga yang
meningkat bisa juga menyebabkan investor
menarik investasinya pada saham dan
37
memindahkannya pada investasi berupa
tabungan ataupun deposito.
Menguatnya kurs rupiah Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang
terhadap mata uang asing asing akan menurunkan biaya impor bahan
Kurs Rupiah merupakan sinyal positif bagi baku untuk produksi, dan akan menurunkan
perekonomian yang tingkat suku bunga yang berlaku.
mengalami inflasi.
Anggaran yang defisit Anggaran defisit akan mendorong konsumsi
merupakan sinyal positif bagi dan investasi pemerintah, sehingga dapat
Anggaran ekonomi yang sedang meningkatkan permintaan terhadap produk
mengalami resesi, tetapi perusahaan. Akan tetapi, anggaran defisit di
Defisit merupakan sinyal yang negatif sisi lain justru akan meningkatkan jumlah
bagi ekonomi yang mengalami uang beredar dan akibatnya akan mendorong
inflasi. inflasi.
Investasi Meningkatnya investasi swasta Meningkatnya investasi swasta akan
adalah sinyal positif bagi meningkatkan PDB sehingga dapat
Swasta pemodal. meningkatkan pendapatan konsumen.
Neraca Defisit neraca perdagangan Defisit neraca perdagangan dan pembayaran
dan pembayaran merupakan harus dibiayai dengan menarik modal asing.
Perdagangan
sinyal negatif bagi pemodal Untuk melakukan hal ini, suku bunga harus
dan dinaikkan.
Pembayaran
38
dan para analis untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang menguntungkan dan
yang tidak menguntungkan.
2. Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya. Dengan
demikian, return industri di masa yang akan datang tidak bisa diestimasi hanya
dengan menggunakan data return industri masa lalu. Oleh karena itu, analis dan
investor di samping menggunakan data return industri di masa lalu, juga perlu
menambahkan dengan beberapa data lain yang relevan untuk mengestimasi return
industri di masa yang datang.
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat cukup
beragam. Hal ini menunjukan bahwa analis industri juga perlu diikuti dengan
analisis perusahaan.
4. Tingkat risiko berbagai industri juga beragam, sehingga analis dan investor perlu
mempelajari dan mengestimasi faktor-faktor risiko yang relevan untuk suatu
industri tertentu sepeti halnya estimasi return.
5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu, sehingga analis risiko
berdasarkan data historis dapat digunakan untuk mengestimasi risiko industri di
masa yang datang.
Tahap permulaan. Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan sangat sangat kecil
dan profit yang dihasilkan kemungkinan akan menunjukan angka negatif
karena perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk
menutupi biaya promosi dan pengembangan produk di awal-awal
pertumbuhan industri.
Tahap pertumbuhan. Pada tahap pertumbuhan, penjualan tumbuh sangat cepat.
Permintaan semakin meningkat, sedangkan persaingan belum begitu ketat,
sehingga profit pada tahap pertumbuhan akan akan tumbuh dengan tinggi.
Pertumbuhan industri pada tahap ini akan cenderung lebih besar dari
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Tahap kedewasaan (mature). Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan mulai
menurun, karena banyaknya pesaing yang mulai masuk dan permintaan yang
sudah relatif stabil. Oleh karena itu, profit pada tahap mature akan mengalami
40
pertumbuhan yang mulai menurun dan menuju tingkat keuntungan yang
normal.
Tahap stabil. Pada tahap ini investor dapat mengestimasi pertumbuhan
penjualan secara mudah karena penjualan berkolerasi tinggi dengan kondisi
ekonomi.
Tahap penurunan. Pada tahap ini ada perusahaan yang mulai keluar dari
industri dan investor pun mulai berpikir untuk mencari alternatif industri lain
yang lebih menguntungkan. Pertumbuhan industri pada tahap ini akan jauh
dibawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
2. Analisis Input-Output
Analisis input-output adalah suatu cara alternatif untuk mengetahui gambaran
prospek penjualan suatu indstri di masa yang akan datang, dengan cara
mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen dari suatu industri. Dengan
melakukan analisis input-output, kita dapat mengestimasi permintaan konsumen
di masa datang, serta kemampuan pemasok untuk menyediakan barang dan jasa
yang diperlukan dalam suatu industri. Informasi tersebut nantinya dapat
digunakan untuk memperkirakan tingkat penjualan dan keuntungan suatu industri
di masa depan.
41
industri, seperti dividend payout ratio, tingkat return yang disyaratakan dalam industri
(k), dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen industri yang diharapkan (g).
Analisis makro mengasumsikan adanya hubungan antara perubahan dalam k
dan g untuk industri tertentu dengan pasar keseluruhan. Asumsi ini sama halnya
dengan hubungan antara perubahan dalam P/E rasio industri dan P/E pasar secara
keseluruhan. Tetapi perlu diingat bahwa hubungan antara industri dan pasar tidaklah
sama untuk setiap industri, bahkan untuk industri tertentu hubungan tersebut tidak
signifikan. Oleh karena itu, sebelum menggunakan analisis makro untuk
mengestimasi earning multiplier untuk industri, kita perlu mengevaluasi terlebih
dahulu kualitas hubungan antara rasio P/E industri yang akan dianalisis dengan P/E
pasar. Di samping itu kita juga perlu melengkapi analisis makro dengan analisis
mikro.
Estimasi earning multiplier industri dengan analisis mikro dilakukan dengan
cara mengestimasi tiga variabel yang menentukan earning multiplier industri
(dividend payout ratio, tingkat return yang disyaratkan dan tingkat pertumbuhan
earning dan dividen yang diharapkan) dan membandingkan ketiga variabel tersebut
dengan P/E pasar. Dari hasil analisis tersebut, selanjutnya dapat diketahui apakah
earning multiplier industri akan berada di atas, di bawah ataupun sama dengan
earning multiplier pasar.
43
memunculkan alternatif bagi produk perusahaan. Dalam kondisi seperti ini,
kemampuan perusahaan untuk menentukan harga produk akan semakin barkurang,
karena dibatasi adanya produk substitusi. Artinya, jika harga produk perusahaan
terlalu tinggi, konsumen bisa saja berpindah ke produk substitusi yang ditawarkan
di pasar.
5. Daya tawar (bargaining power) pemasok. Pemasok dapat memengaruhi return
industri di masa yang datang karena mempunyai kekuatan untuk menentukan
harga dan kualitas dari produknya. Jika jumlah pemasok lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah industrinya, maka pemasok memiliki bargaining
power yang besar. Begitu juga sebaliknya, jika pemasok lebih banyak dari
industrinya maka bargaining power pemasok akan berkurang.
ROE =
ROA =
EPS = atau
PER =
46
Di mana :
D1/E1 = tingkat dividend payout ratio yang diharapkan
k = tingkat return yang disyaratkan
g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan
Terlihat ada tiga komponen utama untuk menghitung PER suatu perusahaan:
Dividend Payout Ratio
Menunjukan besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan dari total
earning yang diperoleh perusahaan (DPR dihitung dalam bentuk ratio atau
persentase). Dengan kata lain, DPR merupakan perbandingan antara dividen yang
dibayarkan perusahaan terhadap earning yang diperoleh perusahaan.
Tingkat return yang disyaratkan
Menunjukan tingkat return yang disyaratkan investor atas suatu saham, sebagai
kompensasi atas risiko yang harus ditanggung investor. Untuk menentukan
besarnya k suatu saham, kita bisa menghitung dengan menjumlahkan tingkat
return bebas risiko (risk-free rate) dan premi risiko yang disyaratkan investor.
Secara matematis, rumus untuk menentukan tingkat bunga yang disyaratkan
sebagai berikut:
k = RF + RP
= tingkat return bebas risiko + premi risiko
Proksi untuk menentukan tingkat return bebas risiko yang biasa dipakai untuk kasus
Amerika adalah tingkat bunga Treasury Bill, atau untuk kasus di berupa tingkat bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sedangkan, premi risiko bisa diukur dari besarnya
premi (kompensasi tambahan) yang diminta investor atas risiko yang harus
ditanggungnya.
47
=
48
jika memahami dan menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan
di masa lalu dan menentukan prospek perusahaan dimasa mendatang.
Informasi secara lengkap laporan keuangan perusahaan diperoleh pada laporan
tahunan yang dipublikasikan perusahaan. Laporan tahunan dapat diperoleh di
perusahaan yang bersangkutan atau dibursa efek yang mencatat saham perusahaan
tersebut. Sumber-sumber lain umumnya menyajikan laporan keuangan perusahaan
dengan format ringkasan, misalnya Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
yang dikeluarkan oleh Institute for Economics and Financial Research (ECFIN).
Financial Ratios
51
7,918,013 6,002,379 3,697,885
Revenue Breakdown
Expense Breakdown
Financial Ratios
53
Net Profit Margin (x) 0.22 0.17 0.18
54
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
55
mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak berjangka (future contract), indeks
dan beberapa instrumen keuangan lainnya.Secara singkat, analisis teknikal dapat
dikatakan sebagai analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume
historis. Terdapat tiga asumsi atau anggapan dasar yang dipakai dalam analisis teknikal
yaitu Market Price Discounts Everything (Pasar Mempertimbangkan Semua Persoalan),
Price Moves In Trend (Harga Bergerak Mengikuti Arah Aliran) dan History Repeats Itself
(Sejarah Akan Berulang).
Trend penurunan harga saham (declining trend) akan mencapai titik
terendah (trough point) yang kemudian dilanjutkan dengan terjadinya trend
peningkatan (raising trend) harga saham. Situasi pada saat pergerakan harga saham
mencapai titik terendah dan mulai meningkat, bagi para analis teknikal merupakan
indikator/sinyal untuk melakukan tindakan membeli saham. Trend peningkatan harga
saham tersebut akan mencapai puncaknya pada saat harga saham mencapai titik
puncak (peak point). Dalam situasi seperti ini, para analis teknikal biasanya akan
menahan saham yang dimilikinya untuk dijual di kemudian hari. Trend berikutnya adalah
trend pergerakan harga saham yang mendatar (flat trend). Pada saat ini para analis
teknikal bisa saja menjual sahamnya, tetapi di satu sisi mereka mungkin berharap akan
terjadi lagi trend peningkatan, sehingga mereka lebih memilih untuk menahan sahmnya
dan tidak segera dijual.
56