Anda di halaman 1dari 29

s

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN
“KERTAS ( Keripik Talas Aneka Rasa)

Dosen Pengampu :
Drs. Eko Suyanto, M.Pd.

Disusun Oleh :
Dina Saputri 1613022048
Erni Wahyuningsih 1613022038
Firda Dwi Fatmala 1613022056
Miftahul Hasanah 1613022028
Ratih Setiani 1613022010

PROGRAM STUDI PENDIDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga proposal kewirausahaan dengan judul “KERTAS
(Keripik Talas Aneka Rasa)“ ini dapat terselesaikan dengan baik. Produk yang
akan kami buat ini berbahan baku ubi talas, dengan variasi bentuk dan rasa.
Bentuk yang kami rencanakan adalah oval untuk keripik rasa balado dan jagung,
serta berbentuk stik untuk varian rasa coklat.

Terima kasih kami ucapkan kepadaseluruh pihak yang berpartisipasi alam


penulisan proposal maupun alam pelaksanaan usaha. Kami menyadari bahwa
proses pembuatan proposal ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, yang
sifatnya membagun untuk dijadikan bahan masukan agar penulisan selanjutnya
menjadi lebih baik lagi.Semoga proposal yang kami ajukan ini dapat diterima
serta program usaha dapat dijalankan.Kami juga berharap proposal ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak.

Banarlampung, 11 Maret 2019

Penulis proposal

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER .....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

I. RASIONAL
1.1. Uraian Rasionalitas Usaha .........................................................................1
1.2. Analisis SWOT ..........................................................................................1

II. BENTUK WIRAUSAHA


2.1. Bentuk-bentuk Badan Usaha .....................................................................3

III. MANAJEMEN PERSONALIA


3.1.Informasi Tentang Partner ..........................................................................6
3.2.Pengorganisasian Kepemilikan Usaha........................................................6
3.3.Latar Belakang Anggota Tim Manajemen .................................................7
3.4.Peranan dan Tanggungjawab Personalia ....................................................8

IV. MANAJEMEN BAHAN BAKU


4.1. Deskripsi Bahan Baku ...............................................................................10
4.2. Preskripsi Pengadaan Bahan Baku ............................................................10
4.3. Siasat Meminimalkan Biaya Bahan Baku .................................................12

V. MANAJEMEN PRODUKSI
5.1. Alat Produksi, Pengadaan Alat, dan Deskripsi Biaya Belanja Alat
Produksi .....................................................................................................13
5.2. Langkah Produksi, Kontol Waktu Produksi, dan Biaya Produksi .............14
5.3. Timel Line (Scadule) Produksi ..................................................................16

VI. ADVERTISING
6.1. Strategi Advertising Offline dan Analisis Biaya ........................................17
6.2. Strategi Advertising Online dan Analisis Biaya ........................................17
6.3. Time Line (Scadule) Advertising Sepanjang Semester Setiap Tahun .......17

VII. MANAJEMEN PEMASARAN

iii
7.1. Teknik Manajering Customer, Biaya dan Penjualan Omset Penjualan .....19
7.2. Strategi Membangun Jaringan Customer, Biaya dan Omset Penjualan ....20
7.3. Strategi Memelihara Jaringan Customer, Biaya dan Omset Penjualan .....20

VIII. ANALISIS KELAYAKAN USAHA


8.1. Analisis Laba .............................................................................................21
8.2. Analisis Waktu Kembali Modal (Break Evan Point/BEP) ........................21
8.3. Analisis Koprasionalan Usaha Sampai dengan BEP .................................22
8.4. Analisis Koprasionalan Usaha Setelah BEP ..............................................22

IX. MANAJEMEN PENGEMBANGAN USAHA DAN KEB


ERLANJUTAN
9.1. Strategi Pengembangan Produk .................................................................23
9.2. Strategi Memelihara Keutuhan dan Penambahan Personalia Wirausaha
Bersama .....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

iv
I. RASIONAL

1.1. Uraian Rasionalitas Usaha


Usaha industri rumahan KERTAS (Keripik Talas Aneka Rasa) yang akan
kami dirikan adalah jenis usaha bersama yang khusus hanya memproduksi
keripik talas yang berbahan baku talas, dengan beraneka varian rasa. Sebelum
melaksanakan suatu usaha baru, perlu diketahui hal-hal atau aspek-aspek
yang berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah
aspek kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunities), dan ancaman (threat).

1.2. Analisis SWOT


a. Strength (kekuatan)
Dalam produkKERTAS (Keripik Talas Aneka Rasa) ini kami
menyediakan 3 varian rasa yaitu rasa balado, jagung manis, dan coklat.
Selain rasanya yang enak, talas juga ternyata bermanfaat bagi kesehatan
diantaranya mengatasi masalah pencernaan, mengatasi masalah darah
tinggi, membantu masalah penglihatan, menyehatkan kulit dan rambut,
sebagai penguat sistem kekebalan tubuh dan aliran darah, baik bagi
penderita diabetes. Dalam pengelolaannya cukup mudah dan tidak terlalu
rumit, selain itu talas juga termasuk mudah didapat di daerah-daerah
tertentu dengan harga yang tentunya cukup murah sehingga dapat
mendatangkan keuntungan yang cukup banyak pula.
b. Weakness (Kelemahan)
Produk KERTAS (Keripik Talas Aneka Rasa) untuk varian rasa coklat,
tidak dapat bertahan lama karena teksturnya yang sedikit basah tidak
seperti varian jagung dan balado.
2

c. Opportunities ( Kesempatan)
Melihat kondisi lingkungan sekitar, masih jarang orang yang
menggunakan talas sebagai bahan baku. Kami juga menilai tempat usaha
seperti ini akan mendatangkan konsumen dari semua kalangan
masyarakat dari kalangan muda sampai kalangan orang tua. Oleh Karena
itu dengan memanfaatkan peluang bisnis ini, kami optimis bisa
mengambil keuntungan yang cukup besar.
d. Threat ( Ancaman )
Semakin banyaknya orang yang menjual produk sejenis dengan bahan
baku yang berbeda sehingga persaingan dalam berdagang semakin kuat.
II. BENTUK WIRAUSAHA

2.1. Bentuk-Bentuk Badan Usaha


a. Badan Usaha Industri
Badan usaha industri adalah badan usaha yang pekerjaannya mengolah
bahan mentah menjadi bahan jadi yang siap dikonsumsi.
Proses pengelolaan bahan dasar tersebut merupakan proses pengolahan
bentuk barang jadi yang menimbulka banyak manfaat. Misalnya : badan
usaha industri itu bergerak pada industri logam, industri tekstil, industri
sepatu, industri kerajinan tangan, industri mobil, industri makana
assembilang, dan sebagainya.

b. Badan usaha perniagaan


badan usaha perniagaan adalah badan usaha yang pengelolaan usahanya
membeli barang-barang untuk dijual kembali tanpa mengubah sifat
barang. Badan usaha perniagaan merupakan badan usaha yang bergerak
dalam aktivitas menyalurkan dan menjual kembali dari produsen ke tangan
konsumen. Contoh badan usaha tersebut, antara lain ekspor-impor, grosir,
agen, pedagang eceran dan sebagainya.

c. Badan usaha agraris


Badan usaha agraris adalah badan usah yang bergerak dalam pengolahan
dalam usaha tanah. Misalnya : pertanian, perkebunan, perikanan,
kehutanan, dan lain sebagainya. Badan usaha agraris sangat erat
hubungannya dengan keadaan alam, misalnya iklim, cuaca, keadaan tanah
dan sebagainya. Dengan perkataan lainnya, badan usaha agraris itu
merupakan badan usaha yang mengolah dan memanfaatkan bantuan alam,
4

sehinnga barang yang diolahnya itu banyak manfaatnya untuk kepentingan


konsumen.

d. Badan usaha ekstraktif


Badan usaha ekstraktif adalah badan usaha yang mengolah dan mengelola
penggalian, mengambil, serta mengumpulkan kekayaan dari alam yang
sudah tersedia sebelumnya. Contoh badan usaha ekstraktif, antara lain :
pertambangan, pembuatan garem, pembuatan migas, dan sebainya.
Barang-barang yang sudah tersedia dari pertambangan, di antaranya timah,
batu bara, minyak, aspal, perak, emas, tembaga, seng, besi, baja, dan
sebainya.

e. Badan usaha jasa


Badan usaha jasa adalah badan usaha yang aktivitasnya usahanya bergerak
dalam bidang pemberian atau pelayanan jasa pada konsumen. Badan usaha
ini, hanya memberikan atau menyewa jasa kepada orang lain atau badan
usaha lainnya. Badan usaha jasa, dapat dipisahakan menjadi badan usaha
finansial dan badan usaha nonfinasial:
a) Badan usaha finansial
Badan usaha finansial selalu bergerak dalam bidang pemberian atau
pelayanan jasa-jasa kredit uang. Contoh badan usaha finansial, antara lain :
bank, koperasi, asuransi dan sebagainya.

b) Badan usaha jasa nonfinansial


Badan usaha jasa nonfinansial, aktivitas memberikan pelayanan jasa-jasa
lain diluar pemberian kredit uang atau permodalan.
Badan usaha ini, diantaranya sebagai berikut :
i. Badan usaha persewaan, misalnya persewaan alat-alat pesta,
persewaan gudang, persewaan kendaraan, dan sebagainya.
ii. Badan usaha jasa hiburan, mislanya bioskop, panggung kesenian,
dan sebagainya.
5

iii. Badan usaha profesi, mislanya jasa angkutan public, jasa dokter, jasa
arsitek, dan sebagainya.
iv. Badan usaha pertanggungan, misalanya jasa asuransi, jasa bank, dan
sebainya.

Bentuk usaha yang kami jalani yaitu bentuk industri rumahan dengan
mengolah bahan mentah yang diambil dari alam menjadi bahan jadi yang siap
konsumsi. Usaha ini dijalani oleh 5 orang mahasiswa yang memiliki peran
masing-masing dalam usaha ini. Kami memproduksi makanan ringan berupa
keripik talas yang dibuat seunik mungkin dengan menggunakan 3 varian rasa
yaitu rasa coklat, rasa jagung, dan rasa balado.
III. MANAJEMEN PERSONALIA

3.1 Informasi Tentang Partner

Usaha “Kertas ( Keripik Talas Aneka Rasa)” ini adalah kolaborasi antara lima
orang mahasiswa. Partner yang sengaja kami kumpulkan ini tentunya
memiliki alasan untuk penunjangan usaha kami nantinya. Dimana, mudah
untuk saling bertemu dan berdiskusi, memiliki frame dan tujuan yang sama,
dan tentunya saling mendukung mengembangkan dan meningkatkan hasil
usaha “Kertas (keripik Talas Aneka Rasa).

3.2 Pengorganisasian Kepemilikan Usaha

Kepemilikan usaha “ Kertas (Keripik Talas Aneka Rasa)” ini dijalankan atas
kolaborasi diantara 5 orang mahasiswa. Kelima mahasiswa ini menyetorkan
modal awal dengan jumlah yang sama pada usaha ini. Jadi, jumlah profit
yang akan dibagikan nantinya juga akan sama pada setiap individunya. Selain
berperan sebagai owner, kelima anggota ini tetap berperan sebagai penjual
meskipun telah dibagi kewenangan dalam usaha. Berikut ini merupakan
pengorganisasian kepegurusan usaha “ Kertas (Keripik Talas Aneka Rasa)”,
yaitu:

1. Koordinator Usaha : Ratih Setiani


2. Bagian produk : Dina Saputri
3. Bagian keuangan : Miftahul Hasanah dan Firda Dwi Fatmala
4. Penjual : Seluruh pemilik usaha
5. Publishing : Erni Wahyuningsih
7

3.3 Latar Belakang Anggota Tim Manajemen

Pembentukan anggota partner dalam suatu usaha tentunya terlebih dahulu


meninjau seperti apa pengaruh kinerja dari owner yang nantinya akan ikut
bekerjasama menjalankan suatu usaha. Pada usaha “ Kertas (Keripik Talas
Aneka Rasa)”, Kami melihat dari latar belakang pengusaha sebagai berikut.

1. Erni Wahyuningsih:
Merupakan seorang mahasiswi yang memiliki jaringan cukup luas
terutama dalam kecakapan berinteraksi dengan orang banyak ketika berada
dalam suatu organisasi kampus. Erni wahyuningsih juga cukup teliti dalam
observasi pengadaan bahan baku yang kiranya kurang
dimanfaatkan(melimpah) pada suatu daerah-daerah di Lampung.
berdasarkan latar belakang yang di miliki oleh pengusaha ini, nantinya
pengusaha akan mampu mempertahankan dan meningkatkan eksistensi
usaha “ Kertas (Keripik Talas Aneka Rasa)”.

2. Dina Saputri:
Merupakan seorang mahasiswi yang memiliki keterampilan dalam
pengolahan bahan, variasi rasa, inovasi usaha, serta identitas rasa keripik
yang menjadikan berbeda dari olahan keripik pada umumnya. Berdasarkan
latar belakang yang dimiliki oleh pengusaha ini, nantinya pengusaha akan
mampu mempertahankan dan meningkatkan eksistensi usaha “ Kertas
(Keripik Talas Aneka Rasa)”.

3. Firda Dwi Fatmala:

Merupakan seorang mahasiswi yang memiliki minat dan bakat dengan


adanya usaha rumahan yang miminimalisir pengangguran.Pengusaha ini
juga mampu melihat kondisi pasar yang nantinya disesuaikan dengan
pengiklanan dan pemasarannya. Berdasarkan latar belakang yang dimiliki
oleh pengusaha ini, nantinya pengusaha akan mampu mempertahankan
dan meningkatkan eksistensi usaha “ Kertas (Keripik Talas Aneka Rasa)”.
8

4. Miftahul Hasanah:
Merupakan seorang mahasiswi yang memiliki kemampuan dan ketelitian
dalam setiap hal terutama dalam perhitungan matematika.Ketidaksesuaian
antara pengeluaran dan pemasukan pada usaha ini nantinya dapat mudah
teramati. Berdasarkan latar belakang yang dimiliki oleh pengusaha ini,
nantinya pengusaha akan mampu mempertahankan dan meningkatkan
eksistensi usaha “ Kertas (Keripik Talas Aneka Rasa)”.

5. Ratih Setiani:
Merupakan seorang mahasiswi yang memiliki sikap perduli akan suatu hal
yang menyangkut amanah, mau mengkritisi dan memberi saran, serta
memiliki kontribusi yang cukup luas akan kinerja pada suatu proyek.
Berdasarkan latar belakang yang dimiliki oleh pengusaha ini, nantinya
pengusaha akan mampu mempertahankan dan meningkatkan eksistensi
usaha “ Kertas (Keripik Talas Aneka Rasa)”.

3.4 Peranan dan Tanggung Jawab Persoanalia

1. Koordinator Usaha
Sebagai koordinator dalam usaha, tentunya memiliki peran dan
tangguang jawab seperti berikut ini:
a. Mengatur jalannya usaha
b. Melihat kinerja anggota partnernya
c. Membuat aturan kebijakan usaha
d. Bertanggung Jawab dalam seluruh kendala yang dihadapi
perusahaan.

2. Bagian produk: Pada bagaian produk, disini pengusaha berperan sebagai


produsen yang bertanggung jawab memproduksi atas ketersediaan
produk, ketersediaan bahan baku usaha, dan kualitas produk.
9

3. Bagian Keuangan:
Peran bagaian keuangan dapat beragam, tergantung pada ukuran dan
kompleksitas suatu perusahaan. Pada usaha Kertas (Kripik Talas Aneka
Rasa) ini, kami mengelola keuangan seperti berikut ini:
a. Bekerja sama dengan anggota partner untuk merencanakan serta
meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan termasuk
perencanaan umum keuangan perusahaan.
b. Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan se-
efisien dan se-efektif mungkin dengan menjalin kerja sama dengan
dengan pengusaha lainnya.
c. Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai
pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.
d. Menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana
perusahaan dapat memperoleh dana dan surat izin usaha.

4. Bagian Advertising dan marketing:


Usaha “Kertas (Kripik Talas Aneka Rasa)”ini, meskipun telah diberikan
peran dan tanggung jawab masing-masing, namun pada bagian
Advertising dan marketing kami lakukan secara bersama-sama.
Bagaimana nanti apakah menggunakan shift atau tidak, kami buat
scadule sesuai dengan tanggung jawab keluangan waktu yang disiapkan
oleh pengusaha. Berikut ini tanggunag jawab pada bagian advertising dan
penjualan:
1. Bertanggung jawab mengiklankan dan menjual produk pada
konsumen sebanyak mungkin.
2. bersedia memberikan jadwal datau scadule kesanggupan waktu
kapan menjalankan usaha yang tidak mengganggu urusan
perkuliahan.
3. Bersedia melayani konsumen baik pesanan maupun langsung.
IV. MANAJEMEN BAHAN BAKU

4.1. Deskripsi Bahan Baku

Berikut ini merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kripik


talas yaitu:

a. Talas, sebagai bahan dasar dalam pembuatan keripik talas, dengan ukuran
seperti umbi jalar dan kentang yang nantinya akan diiris tipis-tipis. Harga
talas dipasar yaitu Rp. 5000/Kg.
b. Bubuk perasa (balado dan jagung manis), digunakan sebagai pemberi
varian rasa pada kripik talas. 1 bungkus bubuk perasa ini memiliki massa
bersih sebesar 100 gram dengan harga Rp. 5000/bungkus.
c. Coklat batang, digunakan untuk memberi perasa coklat keripik talas.
d. Minyak goreng sebagai bahan penggoreng kripik talas, dengan volume 2
Liter dengan harga Rp. 23.000/Liter.
e. Gas elpiji, sebagai bahan bakar ketika proses penggorengan keripik talas.
Harga gas elpiji dengan massa 4 Kg yaitu Rp. 22.000/tabung.
f. Plastik kemasan, digunakan sebagai wadah kemasan untuk produk olahan
keripik talas. Harga plastik kemasan ini yaitu Rp. 500/pcs.
g. Label, digunakan untuk memberi nama produk kripik talas. Harga label
kemasan yaitu Rp. 350/pcs.

4.2. PreskripsiPengadaan Bahan Baku

Adapun pengadaan bahan baku pada proses pembuatan olahan kripik talas
yaitu:
11

Tabel 4.1 Tabel pengadaan bahan baku


Bahan Jenis Bahan Keterangan
Talas Bahan Mentah Pada olahan produk ini digunakan
bahan talas sebagai bahan utama.
Talas yang digunakan sebagai bahan
dasar ini didapatkan dengan menanam
sendiri tanaman talas tersebut.
Minyak Goreng Bahan Jadi Pembuatan produk ini dilakukan
dengan proses penggorengan. Minyak
goreng yang digunakan dalam
pembuatan keripik ini adalah minyak
goreng yang umum ada dipasaran
yang dijual secara literan, jernih, tidak
membeku, dan tidak berbau tengik.
Minyak goreng ini diperoleh dengan
membeli di toko atau pasar terdekat.
Garam Bahan Jadi Garam ini diperoleh dengan membeli
di toko atau pasar terdekat. Garam ini
berfungsi untuk menghilangkan
kandungan getah pada talas sehingga
tidak menimbukan gatal-gatal atau
iritasi pada saat dikonsumsi. Selain
itu fungsi garam juga sebagai
pengawet.
Perasa Balado Bahan Jadi Perasa balado digunakan untuk
memberikan rasa pada olahan talas.
Perasa balado diperoleh dengan
membeli di toko atau pasar terdekat.
Perasa Jagung Bahan Jadi Perasa jagung manis digunakan untuk
manis
memberikan rasa pada olahan talas.
Perasa jagung manis diperoleh dengan
membeli di toko atau pasar terdekat.
12

Coklat Bahan Jadi Perasa coklat digunakan untuk


memberikan rasa pada olahan talas.
Perasa coklat diperoleh dengan
membeli di toko atau pasar terdekat.
Plastik Kemasan Bahan Jadi Plastik kemasan ini digunakan sebagai
kemasan pada olahan talas ini. Plastik
kemasan diperoleh dengan membeli di
toko atau pasar terdekat.

4.3. Siasat Meminimalkan Biaya Bahan Baku

Pada proses produksi memerlukan biaya, salah satunya biaya bahan baku.
Namun dalam proses produksi, biaya yang digunakan sering kali lebih tinggi
dari standar biaya yang telah dianggarkan sebelumnya. Oleh karena itu perlu
dilakukan siasat untuk meminimalkan biaya bahan baku agar terhindar dari
kelebihan biaya produksi. Meminimalkan biaya bahan baku bukan berarti
harus membeli bahan baku dengan harga murah tanpa memperhatikan
kualitas bahan tersebut, karena pembelian bahan baku yang tidak sesuai
hanya akan menambah pemborosan. Namun, Siasat yang dapat digunakan
untuk meminimalkan biaya bahan baku yaitu dengan cara membeli bahan
baku dengan teliti dan cermat yang berarti membeli bahan baku yang
berkualitas baik dengan harga yang sesuai.

Selain dengan cara di atas terdapat beberapa cara lain untuk meminimalkan
biaya bahan baku yaitu talas yang digunakan sebagai bahan dasar ini dapat
juga dengan menanam sendiri sehingga dapat meminimalkan biaya produksi
kripik talas ini. Serta pada saat proses penggorengan keripik, minyak yang
digunakan untuk penggorengan pertama digunakan kembali untuk
penggorengan berikutnya. Selain itu pada saat proses pembuatan produk
dapat juga dibuat perbandingan bubuk perasa yang digunakan untuk memberi
rasa keripik talas ini, misalnya bubuk 1 bungkus digunakan untuk 1 Kg kripik
talas, sehingga tidak ada bubuk yang terbuang.
V. MANAJEMEN PRODUKSI

5.1. Alat Produksi, Pengadaan Alat, dan Deskripsi Biaya Belanja Alat
Produksi

1. Alat Produksi
Adapun alat yang digunakan dalam proses produksi keripik talas ini
yaitu:

Tabel 5.1 Alat yang digunakan pada proses produksi


No Alat Jumlah
1 Penggorengan (wajan) 1 buah
2 Kompor 1 buah
3 Penyerut Kripik (pasah) 1 buah
4 Pisau atau alat pengupas 3 buah
5 Baskom 2 buah
6 Ember 2 buah
7 Sotil 2 buah
8 Serok 1 buah

a. Penggorengan (wajan), digunakan untuk tempat penggorengan keripik


talas.
b. Kompor, digunakan untuk tungku penggorengan.
c. Pisau, digunakan untuk mengupas talas yang masih mentah.
d. Penyerut keripik (pasah), digunakan untuk mengiris tipis-tipis talas
yang masih mentah.
e. Baskom, sebagai wadah untuk merendam talas dengan garam yang
sudah diiris tipis-tipis.
f. Ember, digunakan untuk tempat mencuci talas yang sudah dikupasi.
g. Sotil, digunakan untuk membolak-balik talas yang sedang digoreng.
14

h. Serok, digunakan untuk menganggkat talas yang sudah digoreng serta


untuk tempat meniriskan keripik yang sudah matang.

2. Pengadaan Alat
Pengadaan alat yang digunakan untuk memproduksi keripik talas ini
diperoleh dari setiap anggota tim usaha ini.

3. Deskripsi Biaya Belanja Alat Produksi


Semua alat yang digunakan untuk proses produksi keripik talas ini sudah
ada yaitu berasal dari setiap anggota tim usaha ini, sehingga tidak ada
pengeluaran biaya untuk pembelian alat.

5.2. Langkah Produksi, Kontrol Waktu Produksi dan Biaya Produksi

1. Langkah Produksi
Terdapat tiga tahap pada proses produksi keripik talas yaitu:
a) Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum dimulainya suatu
kegiatan dengan mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan.
Tahap ini dilakukan untuk mempermudah dan memperlancar proses
dalam pembuatan keripik talas.
i. Persiapan Bahan
Persiapan bahan merupakan kegiatan awal untuk mempersiapkan bahan
yang akan digunakan dalam pembuatan keripik talas persiapan bahan
ini meliputi memilih bahan utama pembuatan produk yaitu talas yang
berkualitas baik , membersihkan bahan dari kotoran.

ii. Persiapan Alat


Persiapan alat merupakan kegiatan untuk mempersiapkan alat- alat yang
akan digunakan dalam proses pembutan keripik talas alat yang
digunakan meliputi: alat pengupas, ember, baskom, wajan, kompor,
sotil, serok, dan penyerut keripik.
15

b) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan proses dimulainya pembuatan keripik
talas tahap ini meliputi: pengupasan talas, perendaman irisan
talas,pengorengan irisan talas akan diuraikan sebagai berikut:
 menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
produksi (memilih talas yang berkualitas baik),
 mengupas talas, lalu cuci sampai bersih selama 5 menit dengan
menggunakan perbandingan talas dan air 1:4,
 setelah dicuci hingga bersih, kemudian iris tipis-tipis talas
menggunakan penyerut talas/pasah,
 merendam talas selama 20 menit menggunakan garam,
 setelah 20 menit, tiriskan talas sebelum menggorengnya,
 menggoreng talas dengan menggunakan minyak yang banyak agara
seluruh bagian yang digoreng terendam minyak dengan api sedang.
Penggorengan dilakukan sampai kuning kecoklatan, jika warna talas
sudah kecoklatan lalu angkat dan kemudian tiriskan,
 setelah keripik talas sudah matang dan berkurang kadar minyaknya,
maka selanjutnya memberikan perasa keripik yaitu yang terdiri dari
tiga varian rasa (balado, jagung manis, dan coklat),
 setelah itu, mengemas keripik menggunakan plastik kemasan
makanan.

2. Kontrol Waktu
Produksi dilakukan selama seminggu sekali (7 hari) dengan jumlah
produksi 30 bungkus.

3. Biaya Produksi

Tabel 5.2Biaya produksi keripik talas


No Nama Jumlah Harga Jumlah
Satuuan Harga
1 Talas 5 Kg Rp. 7000 Rp. 35.000
2 Minyak Goreng 2 Kg Rp. 13.000 Rp. 26.000
16

3 Garam 2 bungkus Rp. 2000 Rp. 4000


4 Perasa Balado 1 bungkus Rp. 5000 Rp. 5000
5 Perasa Jagung 1 bungkus Rp. 5000 Rp. 5000
Manis
6 Coklat Batang 1 bungkus Rp. 20.000 Rp. 20.000
7 Plastik Kemasan 30 Pcs Rp. 500 Rp. 15.000
8 Isi Ulang Gas 1 tabung Rp. 22.000 Rp. 22.000
9 Label Kemasan 30 pcs Rp. 350 Rp. 10.500
Total Rp. 142.500

Modal yang kami keluarkan dalam sekali produksi ialah sebesar Rp.
127.000
Total Biaya = Biaya Bahan Baku+Biaya Alat
Total Biaya = Rp. 142.500 + Rp. 0
Biaya yang dibutuhkan dalam satu kali produksi menghasilkan 30 pcs
produk yaitu dengan modal pengeluaran sebesar Rp. 142.500

5.3. Time Line (Scadul) Produksi


Pelaksanaan kegiatan produksi keripik talas ini dilakukan selama 4 bulan.

Tabel 5.3 Scadul pelaksanaan kegiatan produksi keripik talas


No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 Pencarian Bahan Baku
2 Pengadaan Alat dan Bahan
3 Pelaksanaan Usaha
4 Advertising
5 Pemasaran
6 Evaluasi
VI. ADVERTISING

6.1 Strategi Advertising offline dan analisis data


Usaha “Kertas (Keripik Talas Aneka Rasa)” ini, kami iklankan secara
langsung (verbal) kepada konsumen dengan melakukan tester terlebih dahulu
agar konsumen terlebih dahulu mencoba dan nantinya mau membeli
berdasarkan kulitas produk yang kami sajikan. Kemudian kami juga akan
menempatkan produk di tempat-tempat strategis dimana banyak konsumen
yang nantinya mudah mencari dan menemui produk kami. Mengenai dana
yang kami gunakan dalam advertising secara offline, kami hanya
membutuhkan uang transportasi.

6.2 Strategi Advertising Online dan Analisis Data


Usaha “Kertas (Keripik Talas Aneka Rasa)” ini, kami iklankan secara Online
kepada konsumen dengan melakukan advertising berbentuk pamflet yang
kemudian setiap anggota kepemilikan usaha memiliki akun usaha facebook,
instagram, dan Whatsapp masing-masing. Mengenai dana yang kami gunakan
dalam advertising secara online, kami hanya membutuhkan kuoata dalam
kelancaran advertising yang kami jalankan.

6.3 Timeline (Scadule) Advertising Sepanjang Semester setiap tahun


Scadule yang kami gunakan untuk menjalankan usaha “ Kertas “Keripik
Kertas” selama semesternya kami atur tetap setiap harinya melakukan
advertaising baik online maupun offline. Namun, mengenai waktu
pelaksanaannya tetap menyesuaikan jadwal perkuliahan setiap individunya.
Berikut ini alokasi waktu advertising pada usaha yang kami jalankan.
18

Tabel 6.1 Scadule Advertising


No Offline Scadule (Waktu Pelaksanaan)
1 Lapak di Kampus Pagi-sore
No Online Scadule (Waktu Pelaksanaan)
1 Facebook 2 jam/hari (menyesuaikan)
2 Instagram 2 jam/hari (menyesuaikan)
3 Whatsapp 2 jam/hari (menyesuaikan)
VII. MANAJEMAN PEMASARAN

7.1 Teknik menjaring customer, biaya dan penjualan omzet penjualan


Target pasar dari produk “Kertas” ini adalah masyarakat umum, mahasiswa,
dan wisatawan. Untuk menjaring para konsumen (customer) pemilik usaha
harus melakukan cara-cara berikut:

a) Menggunakan sosial media sebagaialat pemasaran.


Dengan sosial media pemilik usaha dapat menjalin interaksi secara luas
dengan berbagai kalangan, dengan biaya yang murah dan visibilitas atau
keterlihatan yang tinggi. Sosial media juga memungkinkan pemilik usaha
untuk memilih komunitas yang sesuai untuk memasarkan produknya,
sehingga apa yang ditawarkan memiliki peluang besar untuk terjual.

b) Memberikan tester atau menawarkan produk secara gratis.


Cara ini perlu dilakukan karena seringkali seorang costumer belum
membeli sebuah produk, karena mereka belum pernah mencoba tentang
produk tersebut. Pengusaha bisa saja memilih event atau langsung
menawarakan sample dan contoh gratis secara door to door kepada calon
konsumennya.

c) Memilih tempat pemasaran yang strategis


Tempat yang strategis akan memengaruhi peminat produk. Sasaran produk
ini adalah masyarakat umum, berarti produk ini bisa dipasarkan di
manapun.
20

7.2 Strategi membangun jaringan customer, biaya dan omzet penjualan


Hal yang harus dilakukan untuk membangun jaringan customer yaitu dengan
memberi insentif untuk promosi.Insentif yang dimaksud tidak harus selalu
berupa uang, namun bisa berupa hadiah produk atau potongan harga. Dengan
adanya insentif ini secara tidak langsung pemilik usahaakan mendapat dua
kepercayaan yaitu dari pelanggan yang loyal dan calon pelanggan. Dengan
demikian, selain tetap mendapat kepercayaan dari pelanggan, pemilik usaha
juga akan mendapatkan pelanggan baru.

7.3 Strategi memielihara jaringan customer, biaya dan omzet penjualan


Jaringan customer yang telah dimiliki sebaiknya terus dijaga agar
keberlangsungan usaha tetap berjalan. Salah satu cara agar jaringan customer
tetap terpelihara, pemilik usaha harus menjalin hubungan baik dengan
pelanggan. Jika tidak ingin kehilangan sebuah pembelian, di tengah
persaingan banyaknya produk serupa, maka tidak ada salahnya pemilik usaha
memberi penghargaan kepada para pelanggan yang loyal terhadap usaha
dengan cara menaggapi masukan pelanggan maupun memberi hadiah secara
langsung atas pembelian yang mereka lakukan.
VIII. ANALISIS KELAYAKAN USAHA

8.1 Analisis Laba

Adapun analisis laba dari produksi “KERTAS” adalah sebagai berikut.

Produk yang dihasilkan tiap 1 kali produksi: 30 Pcs

Biaya produksi per buah :

142.500,00
= 4.750,00
30
Harga Penjualan per buah adalah 8000,00
Total Penjualan adalah 8000,00 x 30 pcs = 240.000,00
Total Biaya 142.500,00

Laba = Total penjualan-Total Biaya


= 240.000,00-142.500,00
= 97.500,00

8.2 Analisis BEP (Break Even Point)


BEP (Break Even Point) merupakan keadaan dimana pendapatan dari usaha
sama dengan modal yang dikeluarkan. Pada keadaan ini, seorang wirausaha
tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.

BEP volume produksi =


Total biaya 142.500,00
= = 17,8 ≈ 18 pcs
Harga 8.000,00
22

Jadi, pada tingkat produksi 18 Pcs produk ini telah mengalami titik impas.

B/C Ratio :

Total Penjualan 240.000,00


= = 1,68
Biaya 142.000,00

Dari ratio tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha ini benar-benar layak
untuk dijalankan.

8.3 Analisis Keoperasionalan Usaha Sampai dengan BEP


Untuk mencapai BEP, maka penjualan harus mencapai 18 pcs per sekali
produksi. Dengan demikian modal yang dikeluarkan akan kembali.

8.4 Analisis Keoperasionalan Usaha Setelah BEP


Setelah tercapai BEP, maka dalam sekali produksi (penjualan 30 pcs) akan
diperoleh laba Rp 97.500,00.
IX. MANAJEMEN PENGEMBANGAN USAHA DAN
KEBERLANJUTAN

9.1. Strategi pengembangan produk

Terdapat beberapa strategi dalam mengembangkan produk.Boone & Kurtz


(2.2006:57) membedakanempatstrategi pengembangan produkyaitu:
a) StrategiPengembanganPasar, berkosentrasipadapencarianpasar-
pasarbarubagiproduk-produkyang sudahada.
b) StategiPengembanganProduk, mencobamemperkenalkanproduk-
produkbarukepasar-pasaryang sudahtetapatausudahdikenal.
c) StrategiPenetrasiPasar, berusahameningkatkanpenjualanproduk-
prosdukyang sudahadapadapasaryang sudahdikenal.
d) StrategiDiversifikasiProduk, memfokuskanpadapengembanganproduk-
produkyang samasekalibaruuntukpasaryang baru.
Dari keempat strategi di atas, strategi awal yang kami gunakan adalah strategi
nomor 2, dimana produk yang kami tawarkan merupakan produk baru yang
dikembangkan dari produk lama dengan sasaran pasar yang sudah dikenal.

9.2. Strategi memelihara keutuhan dan penambahan personalia wirausaha


bersama

Usaha bersama didirakan oleh beberapa orang dengan tujuan yang sama. Oleh
karena itu, keutuhan personalia harus tetap dijaga agar usaha yang dijalankan
terus berlangsung.Menjaga keutuhan anggota sangatlah sulit jika tidak ada
kejujuran dan keterbukaan antar sesama anggota.Kejujuran dan keterbukaan
adalah kunci sebuah relasi dapat bertahan lama.
24

Sejak awal perintisan usaha, setiap anggota pemilik usaha sudah membuat
kesepakatan mengenai modal awal, pengorganisasian, dan pembagian
laba.Jika dari awal sudah membuat kesepakatan bersama maka komitmen lah
yang menjadi kunci dalam keberlangsungan usaha.

Jika kejujuran, keterbukaan dan komitmen sudah terbentuk dalam kelompok


usaha bersama, penambahan anggota sangat dimungkinkan. Penambahan
anggota akan membuat usaha yang dijalankan semakin berkembang. Namun,
dalam menambahkan anggota pemilik usaha lama juga harus membuat
perjanjian atau kesepakatan dengan anggota baru tersebut.Kejujuran,
keterbukaan dan komitmen juga harus kita dapatkan dari anggota baru.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dina. 2018. Tugas dan Tanggungjawab Manager Keuangan. Diakses


dari https://www.jurnal.id/id/blog/2018-tugas-dan-tanggung-jawab-
manajer-keuangan/pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 20.14 WIB.

Boone, Louis E., and Kurtz, David L. 2000.PengantarBisnis Jilid 1. Jakarta:


Erlangga

Jali. 2016. Bentuk-Bentuk Wirausaha. Diakses dari https://www-


gudangilmu.blogspot.com/2016/08/bentuk-bentuk-wirausaha.html. pada
tanggal 11 Maret 2019 pukul 08.00 WIB.

Novia Widiya Utami. 2017. 5 Strategi Pemasaran Produk yang Harus Anda Coba.
Diakses dari https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-strategi-pemasaran-
produk-yang-harus-anda-coba/ pada 11 Maret 2019 pukul 20.00 WIB

Pratiwi, Rizki. 2019. 6 Manfaat kesehatan dari Talas. Diakses dari


https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-talas-bagi-
kesehatan/ . pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 08.10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai