Lahan Asal Struktural Geomorfologi
Lahan Asal Struktural Geomorfologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang bentuk lahan asal struktural.
2. Mengetahui Ciri-Ciri Bentuk Lahan Asal Struktural.
3. Mengetahui Bagaimana bentuk lahan di daerah struktur lipatan, patahan dan lengkungan.
4. Mengetahui Satuan Geomorfologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Perlu diingat bahwa ujung antiklinal biasanya agak membulat dan lerengnya melandai.
Tetapi terkadang juga ada yang curam dan kemudian menghilang secara tiba-tiba. Sementara itu
ujung sinklinal berakhirnya kelihatan lebih jelas, karena menghilang dengan tiba-tiba, di
samping makin menyempit dan dibatasi dengan tebing yang curam. Guna memperjelas
bagaimana cuesta yang terdapat pada ujung antiklin,
Pandangan yang kedua, menyatakan bahwa sesar dapat mengalahkan degradasi sehingga dapat
membentuk morfologi secara langsung. Pada dasarnya keduanya mempunyai persamaan bahwa
permukaan bumi ini terbentuk karena adanya ketidak stabilan, apakah stabil dalam hal geologi
dan geomorfologi yang stabil atau tidak stabil. Pada daerah yang stabil, dimana morfologi akibat
sesar merupakan hal yang biasa. Jadi kedua pandangan tersebut masing-masing mempunyai
kebenaran, artinya ada morfologi yang langsung merupakan akibat sesar dan ada pula yang
disebabkan oleh erosi di atas daerah yang berstruktur patahan.
b. Tebing
Tidak setiap tebing merupaakan hasil patahan, karena ada yang disebabkan oleh hal yang lain.
Misalnya tebing pada cuesta, hogback, messa, butte , tebing pada kelokan meander dan lain
sebagainya terjadi bukan karena sesar. Tebing akibat patahan disebut Fault scrap, sedangkan
terjadi bukan kerena patahan disebut Escarpment. Jadi Scarp ada dua yaitu fault scrap dan
escarpment. Tebing yang terjadi ada hubungannya dengan sesar ada dua macam (Lobeck, 1930:
563), yaitu.
Fault scarp yaitu tebing yang terjadi langsung kerena sesar. Tebing seperti ini mungkin
mengalami pemunduran oleh erosi, pelapukan atau masswasting. Oleh karena itu ada tebing
muda, dewasa dan tua dalam perkembangannya.
Fault line scarp, yaitu tebing yang terjadi oleh pengerjaan erosi pada garis patahan, karena di
kiri kanan garis patahan itu terdapat batuan yang berlainan daya tahannya terhadap erosi.
Kenyataanya, tebing bisa terbentuk tersusun atau bertebing majemuk ataupun bertingkat.
c. Horst (blok patahan yang relatif naik) dan graben (bagian dari blok patahan yang relatif turun).
Bentuk horst dan graben (slank dan horst). Graben adalah suatu depresi patahan yang sempit dan
memanjang serta dibatasi oleh suatu bidang patanhan. Sedangkan Hosrt merupakan blok
memanjang yang muncul dan lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
Graben dan horst ini mempunyai jenis yang bervariasi, yaitu:
1. Graben sederhana/tunggal,
2. Horst sederana/tunggal,
3. Graben campuran
4. Horsrt campuran,
5. Graben resekuen
6. Asosiasi Graben dengan fenomena volkanis
d. Bentukan khas pada sesar normal
Betukan topografi pada sesar normal, keadaanya berlain-lainan tergantung kepada batuannya,
apakah batuannya homogim atau batan yang berlapis-lapis dengan kekerasan yang berbeda-beda
pula sesuai dengan meterial batuan penyusunnya. Pada batuan homogin, bentukan yang
dihasilkan oleh sesar tersebut adalah berupa pegunungan yang terangkat atau dimiringkan
sepanjang bidang patahan, kemudian pada batuan yang berlapis-lapis akat terdapat topografi
yang berlainan. Jika daerah tersebut berupa antiklinal yang terpatah-patah atau merupakan suatu
deretan hogbacks atu berupa deretan pegununan homoklinal ataupu merupatan deretan cuesta
tergantung kapada kemiringan lapisan batuan yang tersesarkan.
e. Bentukan khas pada sesar naik bersudut besar
Akibat sesar naik dengan sudut yang besar menghasilakan bentukan dengan pengulangan
pelapisan. Jika mengalami erosi akan terbentuk pula pola pengaliran yang sama dengan di daerah
pelipatan atau daerah tersebut berlapis-lapis, dimana perlapisannya miring silih berganti antara
lapisan satu dengan lapisan yang lainnya (lapisan keras dan lapisan yang lebih lunak.
Berbicara mengenai bentukan khas, perlu mengingat kembali tentang pembalikan relief
seperti yang telah dibicarakan pada bagian terdahulu. Dari hasil pembalikan relief tersebut akan
dapat membedakan kubah secara struktur dan kubah secara topografi. Kaitannya dengan keadaan
tersebut, maka akan ditemukan struktur positif dengan topografi negatif, struktur positif dengan
topografi positif dan struktur negatif dengan topografi positf. Adapun bentukan-bentukan yang
khas pada daerah dengan struktur kubah adalah dalam hal:
a. Pola pengaliran
Pola pengaliran biasanya radial pada kubah muda dengan lembah termasuk lembah konsekuen.
Pola pengaliran anular pada kubah usia dewasa. Pola ini memperlihatkan sungai-sungai besar
membentuk lingkarann dan anak-anak sungai bermuara tegak lurus dengan sengai induk.
Lembah-lembah besar melingkar berupa lembah subsekuen, sedangkan lembah-lembah
cabangnya berupa lembah resekuen/ konsekwen. Perlu diketahui pula pola pengaliran yang
sempurna seperti di atas hanya terjadi pada daerah dengan struktur kubah yang luas dan pada
kubah yang kecil (tidak luas) sungai-sungai tudak akan terbentuk. Berikut ini disajikan mengenai
pola pengaliran di daerah dome/kubah yang luas
b. Terdapat bentukan Cuesta, Hogback, Messa, Butte, Flat iron.
Messa, butte, dan flat iron ini pada dasarnya adalah suatu bukit sisa yang ada di daehar yang
berstruktur kubah. Biasanya bukitsisa ini material batuannya adalah resisten, sehingga dengan
meterial yang resisten terhadap erosi membentuk topografi yang menjulang dibandingkan
dengan deerah sekelilingnya.
5) Pegunungan Sinklinal
Suatu betuk lahan yang tidak tertur, mempunyai k e t i n g g i a n d i a t a s
300 m, dengan dip pada keduadayap berhadapan. Lereng
c u r m a s a m p a i t e r j a l , dengan proses erosi dan longsoran. Jenis
b a t u a n t e r u t a m a b a t u a n s e d i m e n , d r a i n a s e s e d a n g s a m p a i baik, jenis tanah
bervariasi.
6) Perbukitan Sinklinal
S u a t u b e n t u k l a h a n ya n g t i d a k t e r a t u r , m e m p u n ya i k e t i n g g i a n 7 5 - 3 0 0 m ,
d e n g a n d i p p a d a k e d u a s a ya p b e r h a d a p a n . L e r e n g c u r a m s a m p a i s a n g a t
t e r j a l , d e n g a n p r o s e s e r o s i d a n l o n g s o r a n . J e n i s b a t u a n terutama batuan
sedimen. Drainase baik, jenis tan ahbervariasi.
7) Pegunungan Monoklinal
Suatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyaiketinggian diatas 300 m, dengan
dip perlapisan satuarah, biasanya ditandai oleh lereng depan yang terjaldan lereng
belakang yang lebih landai. Lereng mirings a m p a i s a n g a t c u r a m , p r o s e s
g e o m o r f o l o g i a d a l a h erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
8) Perbukitan Monoklinal
Suatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian 75-300 m, dengan dip
perlapisan satu arahdi tandai dengan adanya lereng depan lebih terjal danl e r e n g b e l a k a n g
lebih landai. Lereng miring sampai s a n g a t c u r a m , d e n g a n p r o s e s e r o s i .
J e n i s b a t u a n sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
9) Pegunungan Kubah
Suatu bentuk lahan dengan puncak-puncak membulat,b e r k e t i n g g i a n d i a t a s 3 0 0
m d a n m e m p u n y a i d i p perlapisan radial sentripental. Lereng curam
samapit e r j a l d e n g a n p r o s e s e r o s i , j e i n s b a t u a n s e d i m e n , drainase baik,
jenis tanah bervariasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentukan lahan pada proses geomorfologis mempunyai banyak asal yang berguna
untuk mengawali kajian tekstur lahannya. Salah satunya adalah bentuk lahan asal struktural.
Bentuk lahan asal struktural merupakan proses pembentukan lahan yang disebabkan oleh adaya
proses endogen. Misalnya proses pengangkatan, penurunan dan pelipatan kerak bumi. Contoh
dari bentuk lahan asal struktural adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan dan
pegunungan kubah.
a. ciri-ciri bentuk lahan asal structural
1. dip dan strike batuan resisten-non resisten jelas
2. horizon kunci jelas
3. adanya sesar, kekar, pecahan,:gawai sesar, sesar bertingkat
4. adanya materi interusif: dike, kubah granitic
b. Bentuk lahan di daerah struktur lipatan, patahan dan lengkungan
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk mendasari interpretasi dan identifikasi bentuk
struktural adalah:
a) Perbedaan daya tahan (resistensi) lapisan batuan terhadap tenaga yang bekerja. Lapisan batuan
yang resisten akan menghasilkan relief yang berbeda dengan batuan yang kurang atau tidak
resisten.
b) Pola aliran pada bentukan struktural umumnya terkontrol oleh struktur.
c) Dalam melakukan identifikasi dan pengenalan terhadap bentukan struktural, dasar pengenalan
struktur adalah:
Perlapisan (stratifikasi) batuan
Attitude atau sikap lapisan (posisi bidang lapisan terhadap bidang horizontal yang meliputi
dip,strike, dip slope, face slope, dan scrap.
Pola aliran
Kontinuitas
Dislokasi
Morfologi permukaan
c. Satuan Geomorfologi
a. Pegunungan blok sesar.
b. Gawir sesar.
c. Pegunungan/perbukitan antiklinal.
d. Pegunungan/perbukitan sinklinal.
e. Pegunungan/perbukitan monoklinal.
f. Pegunungan/perbukitan kubah.
g. Pegunungan/perbukitan plato.
h. Teras struktural.
i. Perbukitan mesa.
j. Graben (slenk).
k. Sembul (horst).
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca
sangat kami harapkan. Agar kedepan penyusunan makalah dikemudian hari lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html