Gambino"
(Analisis Semiotika Roland Barthes)
Penyusun:
Rega Adytia Doyosi 16419144030
Ilmu Komunikasi
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Identifikasi Masalah...........................................................................................6
C. Batasan Masalah...............................................................................................7
D. Rumusan Masalah.............................................................................................7
E. Tujuan Penelitian................................................................................................7
F. Manfaat Penelitian.................................................................................................8
E. Validasi Data.....................................................................................................17
F. Pemenuhan Etika.............................................................................................17
Daftar Pustaka.......................................................................................................2719
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Dalam era global seperti sekarang ini. Dunia menawarkan berbagai
wahana untuk berekspresi dan menyampaikan pesan. McLuhan (1994)
bahkan memaparkan ada banyak sekali jenis medium yang dapat
meresonansikan pesan. Mulai dari komik, fotografi, iklan, telepon, pakaian,
bahkan hingga senjata. Dalam bukunya, McLuhan menjelaskan
bahwasannya media membentuk dan mengontrol skala dan bentuk dari
pengasosiasian manusia terhadap suatu pesan. Dari berbagai medium
tersebut, salah satu yang dapat kita soroti saat ini ialah media music video.
Dengan besarnya pengaruh music video ini, para pelaku seni musik
berbondong-bondong untuk memproduksi music video untuk musik-musik
mereka. Julien Christian Lutz, atau yang lebih dikenal sebagai Director X
adalah salah satu sutradara yang cukup terkenal dalam penyutradaraan
music video. Ia juga mendapatkan nominasi MTV Video Music Award. Dalam
wawancaranya kepada Forbes, Director X berpendapat bahwa dalam era
youtube kita dapat menonton video kapanpun kita mau. Bahkan, ada fitur
penghitungan sehingga artis dapat mengukur seberapa populer lagu mereka
(Payne, 2016).
Dari pemaparan tersebut, dapat kita sepakati bahwa music video
adalah salah satu media yang efektif untuk pelaku seni musik menyampaikan
pesan yang ia inginkan sampaikan pada khalayak pendengar dan
penontonnya. Dalam music video, artis dapat menggambarkan lirik-lirik
lagunya melalui bentuk visual yang akan memperkuat pemaknaan dari lagu
itu sendiri. Bahkan terkadang kita dapat menemui pesan-pesan sosial
maupun pandangan politik yang ingin ditransmisikan oleh pelaku seni musik
melalui music video tersebut. Salah satunya adalah music video dari lagu
This is America oleh Childish Gambino.
Isu rasisme sendiri bukanlah hal yang asing terdengar. Tindakan rasis
tidak muncul tanpa sebab. Secara umum, rasisme muncul dikarenakan
dorongan ideologi atau paham, norma, sejarah, dan peraturan lembaga
sosial yang telah melekat dalam lingkungan sosial tersebut yang dianut oleh
suatu individu. Rasisme juga dapat dimaknai sebagai bentuk diskriminasi
berdasar etnis dan warna kulit, menempatkan sekolompok manusia dalam
klasifikasi sederhana yang juga berkaitan dengan stereotip (Samovar, 2013;
Rita, 2015).
Menurut Day (dalam Mufid, 2010) Streotip sendiri muncul karena sifat
mencari kesamaan mendasar atas segala sesuatu oleh manusia, sehingga
muncul stereotip.Media memiliki peranan yang penting untuk
merepresentasikan sesuatu mendekati kebenarannya, sehingga media
sendiri berfungsi seolah menjadi telinga dan mata untuk mengamati alam.
Karena itulah media menjadi pemercepat cara pandang kita akan dunia,
termasuk menggolongkan kesamaan mendasar (Mufid, 2010).
Music video sebagai salah satu media yang memiliki pengaruh besar
terhadap khalayak. Media ini memberi dramatisasi visual kepada musiknya.
Selain itu, music video memberikan kesempatan khalayak untuk
menyaksikan performernya[ CITATION Zil00 \l 1057 ]. Dalam penelitian oleh
Sun and Lull (dalam Zillmann & Vorderer, 2000) menemukan khalayak MTV
beranggapankonten visual dari musik video memberikan makna atau
menambahkan makna lain pada lagunya.
B. Identifikasi Masalah
Peneliti akan mencoba menganilisis unsur-unsur rasisme dalam objek
penelitian berupa Music Video berjudul "This is America" yang dinyanyikan
oleh Childish Gambino menggunakan metode analisis semiotika Roland
Barthes. Peneliti juga tidak membahas implikasi objek penelitian.
C. Batasan Masalah
Objek dalam penelitian ini adalah Music Video - "This is America" oleh
Childish Gambino. Peneliti hanya akan membahas unsur-unsur rasisme dan
tidak membahas lebih dalam tentang maskulinitas maupun seksisme. Peneliti
juga tidak membahas tentang sejarah pribadi Childish Gambino.
D. Rumusan Masalah
1. Apa bentuk representasi rasisme dalam music video
“This is America– Childish Gambino”?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan alasan pengaruh besar media music video dan juga
popularitas dan pengaruh Donald Glover atau Childish Gambino terhadap
khalayak di atas, peneliti ingin menkaji Representasi Rasisme dalam Music
Video “This is America – Childish Gambino” dengan tujuan untuk
mengekspolrasi penggambaran-penggambaran rasisme dalam music video
tersebut.
2. Manfaat Praktis
Objek penelitian yang akan dikaji ialah segala bentuk adegan dan skena
yang ada dalam music video Childish Gambino - This Is America yang
diunggah di akun Youtube Donald Glover pada 5 Mei 2018 dengan durasi 4
menit 4 detik. Dari seluruh durasi music video tersebut, peneliti hanya akan
mengkaji bagian-bagian yang mengandung unsur rasisme. Baik berbemtuk
audio, visual, maupun keduanya.
Penelitian akan dilakukan selama kurang lebih seminggu. Tiga hari untuk
meneliti objek, dua hari untuk memvalidasi hasil penelitian, dan satu hari
unutk menyelesaikan kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian.
E. Validasi Data
Untuk memvalidasi hasil penelitian, peneliti menggunakan metodologi
peervalidation berupa opini pihak kedua.Creswell (2015) mengistilahkan hal
ini sebagai Member Checking. Cara ini dignuakan untuk menentukan akurasi
penemuan penelitian dengan cara memberikan temuan penelitian kepada
pihak yang akan memvalidasi temuan tersebut. Lalu pihak kedua yang
memvalidasi akan mencoba mencocokan hasil temuan dengan apa yang
mereka lihat atau rasakan. Peneliti memutuskan untuk melakukan validasi
kepada khalayak berlatar belakang mahasiswa dengan studi Ilmu
Komunikasi. Hal ini dikarenakan menurut peneliti Mahasiswa Ilmu
Komunikasi memiliki dasar tentang framing, representasi dan narasi.
F. Pemenuhan Etika
Penelitian ini sepenuhnya dilakukan oleh peneliti tanpa ada niatan
plagiasi. Plagiasi menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia (2010) ialah segala percobaan perbuatan memperoleh kredit
dengan mengutip sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui
sebagai karya imiahnya tanpa menyertakan sumber secara tepat, baik
disengaja maupun tidak. Adapun gagasan dan teori dari sumber lain
disertakan sitasi dengan format APA. Sitasi sendiri adalah segala macam
bentuk referensi terhadap sumber maupun menulis ulang sebuah pernyataan
dari buku, dokumen, ucapan, dll dengan maksud seseorang sedang menulis
pernyataan orang lain (Sophia, 2002:3). Sementara format APA menurut
Surachman (2016) ialah format sitiran yang dikeluarkan oleh organisasi APA
(American Psychological Association) dan sering digunakan dalam bidang
penelitian psikologi maupun sosial. Penelitian ini juga dapat dipertanggung
jawabkan melalui uji validitas data dan dokumentasi penelitian yang akan
dilampirkan.
Gambar 1
Gambar 3
Gambar 5
Gambar 7
1. Gambar 1 :
Gambino mencoba menggambarkan realitas rasisme kulit hitam
yang sudah menjadi isu lama di Amerika namun masih relevan
dengan realitas saat ini.
2. Gambar 2 :
Gambino merepresentasikan penggambaran kaum-kaum rasis kulit
putih memandang orang kulit hitam putih pada era 70an yang
masih relevan sampai sekarang.
3. Gambar 3 :
Dalam adegan di gambar ini merepresentasi bagaimana
pemerintahan Amerika lebih mementingkan senjata api (kebijakan
bebas bersenjata) ketimbang nasib orang kulit hitam.
4. Gambar 4 :
Sekali lagi Gambino menggambarkan bagaiman tidak adilnya
pemerintah menyikapi pembunuhan-pembunuhan bermotif rasisme
kepada kaum kulit hitam.
5. Gambar 5 :
Gambino menggambarkan bahwa otoritas, dalam hal ini kepolisian,
malah menjadi simbol kematian bagi dirinya sebagai bagian dari
kaum kulit hitam.
6. Gambar 6 :
Gambino menggambarkan bagaimana media membingkai kaum
kulit hitam bersenang-senang. Sedangkan isu-isu penting seperti
kemanusiaan atau nyawa tidak disorot publik terutama media.
7. Gambar 7 :
Di akhir musik video ini Gambino menggambarkan kesimpulan
nasib kaum kulit hitam hidup di Amerika menghadapi rasisme.
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini peneliti simpulkan bahwa musik video “This is
America – Childish Gambino” mengandung unsur-unsur rasisme.
Rasisme yang digambarkan terkait rasisme terhadap kaum kulit hitam,
dan direpresentasikan secara tersirat.
Penelitian ini juga menjawab dua pertanyaan dan tujuan
penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya. Dalam pertanyaan
pertama, penelitian telah menjawab tentang bentuk-bentuk
representasi rasisme yang dipaparkan dalam objek penelitian. Bentuk-
bentuk representasi itu antara lain gerak-gerik tokoh, interaksih tokoh,
penempatan fokus dan blur, ekspresi wajah, serta kostum yang
dikenakan.
Dalam pertanyaan kedua, penelitian menjawab makna-makna
dalam bentuk representasi rasisme yang dipaparkan dalam objek
penelitian. Menggunakan teknik analisis data Semiotika Roland
Barthes, peneliti dapat menemukan pemaknaan dari representasi
rasisme yang digambarkan dalam objek penelitian.
B. Saran
Pada penelitian ini peneliti memiliki beberapa saran yang ingin
disampaikan untuk beberapa pihak. Pihak pertama ialah para
sutradara maupun berbagai insan kreatif terkhusus pada bidang audio
visual untuk menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk
membentuk penyampaian pesan dalam konten yang dibuat, terutama
yang terkait isu sosial. Pihak kedua ialah kepada peneliti dengan topik
serupa agar tidak hanya meneliti terkait rasisme, namun juga isu-isu
seperti kekerasan, seksisme, maupun maskulinitas.
Kekurangan dari penelitan ini ialah variabel penelitian yang
hanya terbatas pada rasisme saja, sedangkan objek penelitan
mengandung banyak pesan yang ingin dismpaikan di luar isu rasisme.
Kekurangan lain ialah peneliti belum banyak memiliki pengetahuan
tentang framing kamera sehingga penelitian tidak menyentuh bagian
tersebut.
Terimakasih telah membaca laporan penelitian ini, semoga
semakin banyak penelitian-penelitian untuk menambah rnah atensi
terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan di bidang konten audio
maupun visual.
Daftar Pustaka
About: YouTube for Press. (n.d.). Retrieved Mei 16, 2018, from Youtube Web
Site: https://www.youtube.com/yt/about/press/
Cheng, X., Dale, C., & Liu, J. (2008). Statistics and Social Network of Youtube
Videos. 16th International Workshop on Quality of Service (pp. 229-238).
Enschede: IEEE Conference eXpress Publishing.
Payne, O. (2016, Januari 15). Behind The Lens of The Music Video Business
with Director X. Retrieved Mei 16, 2018, from Forbes Web Site:
https://www.forbes.com/sites/ogdenpayne/2016/01/15/behind-the-lens-of-the-
music-video-business-with-director-x/2/#b1c27145a2be
Wirianto, R., & Girsang, L. R. (2016). Representasi Rasisme Pada Film "12
Years A Slave" (Analisis Semiotika Roland Barthes). Semiotika , 180-206.
About: YouTube for Press. (n.d.). Dipetik Mei 16, 2018, dari Youtube
Web Site: https://www.youtube.com/yt/about/press/
Cheng, X., Dale, C., & Liu, J. (2008). Statistics and Social Network of Youtube
Videos. 16th International Workshop on Quality of Service (hal. 229-
238). Enschede: IEEE Conference eXpress Publishing.
McLuhan, M. (1994). Understanding Media: The Extensions of Man.
Cambridge: The MIT Press.
Payne, O. (2016, Januari 15). Behind The Lens of The Music Video Business
with Director X. Dipetik Mei 16, 2018, dari Forbes Web Site:
https://www.forbes.com/sites/ogdenpayne/2016/01/15/behind-the-lens-
of-the-music-video-business-with-director-x/2/#b1c27145a2be
Rita, Vallen Nur. (2015). Rasisme dalam Film 99 Cahaya di Langit Eropa Part
1 (Analisis Semiotika dalam Film 99 Cahaya di Langit eropa Part1).
Komuniti, Vol. VII, No.2, September 2015
Hasyim, M. (2014). Konstruksi Mitos dan Ideologi dalam Teks Iklan Komersial