Anda di halaman 1dari 7

1. RAHASIA PUASA BERSAMA ALLAH SWT.

Ibu Bapak Saudara Rohimakumullah,


Sungguh apa yang saya sampaikan ini sudah sering disampaikan oleh para muballigh,
namun jangan pernah merasa bosan, karena al Qur'an sendiri dalam menyampaikan sesuatu
selalu berulang-berulang demi menyakinkan kebenaran serta manusia adalah makhluk
tempatnya salah dan lupa. QS 39. Az Zumar

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang….”
Sebagaimana sering disampaikan bahwasanya bulan romadhon merupakan bulan tarbiyah,
bulan pendidikan baik jasmani maupun rohani.
Dalam sebuah hadis Qudsi, Alloh SWT telah menegaskan bahwa:

“Setiap amal perbuatan anak adam adalah untuk dirinya sendiri, kecuali puasa, maka
sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku Sendirilah yang akan memberikan
pahalanya”.
Ibu Bapak dan Saudara Rohimakumullah,
Inilah merupakan keunikan akan ibadah puasa. Memahami sepintas dari sekian banyak
hikmah yang terkandung dalam puasa, melalui hadis Qudsi ini Alloh SWT mengajak kita
untuk langsung berhubungan dengan Alloh SWT dalam hubungan yang sangat dekat sampai-
sampai Alloh SWT yang turun tangan sendiri.
Kita rasakan sendiri bahwa dalam puasa ada suatu kerahasiaan amal ibadah yang tak ada
orang lain tahu kecuali Alloh SWT dan diri kita sendiri. Kenapa bisa seperti itu? Bukankah
kalo kita mau, kita bisa saja bersembunyi untuk makan & minum tanpa orang lain tahu, tapi
nyatanya kita lebih sayang sama Alloh SWT melebihi rasa sayang kepada nafsu kita sendiri.
Inilah sebenarnya hakikat yang diinginkan Alloh SWT terhadap amal ibadah puasa kita
supaya dalam iman kita terbangun:
1. Belajar ikhlas dalam beribadah karena Alloh SWT.
2. Menempatkan Alloh SWT diatas nafsu kita
3. Menjaga syahadah kita bahwa Alloh SWT akan selalu bersama dan melihat kita.
Sungguh Alloh SWT tidak membutuhkan lapar dan dahaga puasa kita yang sejatinya
merupakan kesulitan dalam hidup, bukankah Alloh SWT memperlihatkan kasih sayangnya
dengan firman-Nya di QS al Baqoroh 185:
Artinya:

“.... Maka barang siapa diantara kamu semua telah menyaksikan bulan (Romadhon)
maka berpuasalah bulan romadhon. Alloh menghendaki kamu semua kemudahan dan
tidak menghendaki kamu semua kesulitan ....”.
Ibu Bapak dan Saudara Rohimakumullah,
Oleh karena itu, marilah dengan puasa romadhon ini kita tempa diri kita untuk lebih dekat
sama Alloh SWT, menyadari sepenuhnya bahwa Alloh SWT juga inginkan kita lebih dekat
dengan-Nya. Bukankah tujuan sebenarnya berpuasa untuk menjadi hamba yang bertaqwa?
Oleh karenanya mari kita tingkatkan amal ibadah di bulan romadhon ini bukan semata-mata
karena besarnya pahala, ingin mendapatkan lailatul qodar, namun lebih dari itu, kita ingin
Alloh SWT selalu meridhoi amal ibadah kita, sehingga tanpa romadhon pun nantinya kita akan
senantiasa dekat sama Alloh SWT yang menjadi tujuan puasa kita. Sebagai salah satu
barometernya kita akan langgengkan sholat berjamaah seperti di bulan romadhon ini, kita
langgengkan baca al Qur'an di bulan romadhon ini setelah bulan romadhon. Kita langgengkan
amal sedekah kita. Amin3x ya robbal alamin
Demikian yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalaamualaikum Wr. Wb.

Materi kultum 1430 H


Mengapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengkhususkan balasan puasa dari-Nya?
Published Date: 2012-08-02
Alhamdulillah

Diriwayatkan oleh Bukhari, 1761 dan Muslim, 1946 dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu
berkata, Rasulullah sallallahu’alai wa sallam bersabda, "Allah berfirman, ‘Semua amal anak
Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya."

Ketika semua amal untuk Allah dan Dia yang akan membalasnya, maka para ulama berbeda
pendapat dalam firman-Nya, "Puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya." Mengapa
puasa dikhususkan?

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah telah menyebutkan sepuluh alasan dari perkataan para
ulama yang menjelasakan makna hadits dan sebab pengkhususan puasa dengan keutamaan
ini.

Alasan yang paling kuat adalh sebagai berikut;

1. Bahwa puasa tidak terkena riya sebagaimana (amalan) lainnya terkena riya. Al-Qurtuby
rahimahullah berkata, "Ketika amalan-amalan yang lain dapat terserang penyakit riya, maka
puasa tidak ada yang dapat mengetahui amalan tersebut kecuali Allah, maka Allah sandarkan
puasa kepada Diri-Nya. Oleh karena itu dikatakan dalam hadits, ‘Meninggalkan syahwatnya
karena diri-Ku.’ Ibnu Al-Jauzi rahimahullah berkata, ‘Semua ibadah terlihat amalannya. Dan
sedikit sekali yang selamat dari godaan (yakni terkadang bercampur dengan sedikit riya)
berbeda dengan puasa.

2. maksud dari ungkapan ‘Aku yang akan membalasnya’, adalah bahwa pengetahuan
tentang kadar pahala dan pelipatan kebaikannya hanya Allah yang mengetahuinya. Al-
Qurtuby rahimahullah berkata, ‘Artinya bahwa amalan-amalan telah terlihat kadar pahalanya
untuk manusia. Bahwa ia akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai tujuh ratus kali sampai
sekehendak Allah kecuali puasa. Maka Allah sendiri yang akan memberi pahala tanpa
batasan. Hal ini dikuatkan dari periwayatan Muslim, 1151 dari Abu Hurairah
radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:

( ‫ص ْو َم فَإِنههُ ِلي َوأَنَا أَجْ ِزي ِب ِه‬


‫ ِإ هَّل ال ه‬: ‫َّللاُ َع هز َو َج هل‬
‫ قَا َل ه‬، ٍ‫ض ْعف‬
ِ ‫ْعمائ َة‬
ِ ‫سب‬ َ ‫ف ْال َح‬
َ ‫سنَةُ َع ْش ُر أ َ ْمثَا ِل َها ِإلَى‬ ُ ‫ع‬ َ ُ‫) ُك ُّل َع َم ِل اب ِْن آدَ َم ي‬
َ ‫ضا‬

"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali
lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan
memberikan pahalanya."

Yakni Aku akan memberikan pahala yang banyak tanpa menentukan kadarnya. Hal ini seperti
firman Allah Ta’ala, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10)

3. Makna ungkapan ‘Puasa untuk-Ku’, maksudnya adalah bahwa dia termasuk ibadah yang
paling Aku cintai dan paling mulia di sisi-Ku. Ibnu Abdul Bar berkata, "Cukuplah ungkapan
‘Puasa untuk-Ku’ menunjukkan keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya.
Diriwayatkan oleh An-Nasa’i, 2220 dari Abu Umamah rahdiallahu anhu berkata, Rasulullah
sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Hendaklah kalian berpuasa, karena tidak ada yang
menyamainya." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih Nasai)

4. Penyandaran di sini adalah penyandaran kemuliaan dan keagungan. Sebagaimana


diungkapkan ‘Baitullah (rumah Allah)’ meskipun semua rumah milik Allah. Az-Zain bin
Munayyir berkata, "Pengkhususan pada teks keumuman seperti ini, tidak dapat difahami
melainkan untuk pengagungan dan pemuliaan."

Materi kultum 1430 H


2. MENELADANI SIFAT-SIFAT ALLAH DENGAN BERPUASA

Ibu Bapak dan Saudara Rohimakumullah,


Tujuan orang beragama, agama apapun adalah adanya keinginan untuk mengenal Sang
Pencipta dan meneladani sifat-sifat Tuhan sesuai keberadaan sebagai yang tercipta atau sebagai
makhluk. Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan ummat islam untuk:

Artinya
“Berakhlaklah dengan sifat-sifat Alloh”
Berpuasa yang arti harfiahnya menjaga diri untuk tidak makan, minum dan berhubungan
seksual, kalo kita renungkan terdapat tarbiyah rububiyah yaitu belajar sifat-sifat ketuhanan.
Melalui puasa dapat kita rasakan adanya keteladanan akan sebagian sifat-sifat Alloh SWT,
antara lain:
Alloh SWT memperkenalkan dirinya sebagai yang tidak mempunyai anak dan istri (QS al Jin
[72]: 3)
Artinya:
“Dan sesungguhnya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami. Dia tidak beristri dan tidak
pula beranak
Al Qur'an memrintahkan kepada Nabi Saw untuk menyampaikan (QS al An’Am [6]: 14)
Artinya:
“Apakah aku jadikan pelindung selain Alloh yang menjadikan langit dan bumi padahal
Dia memberi makan dan tidak diberi makan...?

Ibu Bapak dan Saudara Rohimakumullah,


Dengan berpuasa kita berupaya mencontoh sifat-sifat Alloh untuk tidak makan, tidak minum
dan tidak berhubungan seksual. Dari sifat ini harus timbul kesadaran akan kebesaran Alloh
SWT yang tak makan dan minum. Kita saja berpuasa dengan tak makan dan tak minum
merasakan lemah dan lelah, tapi bagaimanakah kekuatan Alloh SWT yang tidak membutuhkan
itu semua. Oleh karenanya dalam puasa ini harus ada kesadaran ketauhidan yang harus kita
fahami bahwa Alloh SWT adalah tuhan yang Maha Besar dan Maha Agung. Tak pantas
rasanya kalo lapar dan dahaga kita banggakan dihadapan Alloh SWT apabila nantinya kita
tidak semakin dekat dengan Alloh SWT.

Materi kultum 1430 H


3. MEMBENTUK GENERASI QUR’ANI

Ibu Bapak dan Saudara Rohimakumullah,


Dalam perjalanan hidup yang telah kita jalani, kita telah belajar ilmu pengetahuan dari TK, SD,
SMP, SMA, Kuliah S1 dan mungkin ada yang sampai ke jenjang strata yang lebih tinggi. Kalo
kita renungkan kembali, dari sekian ilmu yang kita pelajari merupakan ilmu yang
mempersiapkan kemapanan hidup kita di dunia dengan satu ukuran kita dapatkan pekerjaan
yang mapan menurut hajat hidup kita. Namun dari sekian lama kita berproses belajar tadi,
sungguh ada satu buku yang begitu agung, begitu penting dan menjadi petunjuk kehidupan
(hudan) yang jarang atau mungkin tidak kita pelajari benar-benar yaitu al Qur’an. Jangankan
untuk memahami al Qur'an, kualitas bacaan kita saja banyak yang tidak sesuai dengan kaidah
bacaan yang benar karena dulu-dulunya kita tak belajar salah satu ilmu al Qur'an yaitu ilmu
tajwid. Fenomena yang banyak di masyarakat, sekiranya anak kita nilai mata pelajaran jelek,
terkadang kita kawatir dan segera mencarikan les privat untuk belajar intensif, tapi kita jarang
atau mungkin tidak mau tahu dengan ilmu agama yang ada pada anak kita. Dalam kontek ini,
saya tidak menyalahkan bagi siapa saja untuk belajar ilmu pengetahuan, namun hendaknya
semangat belajar al Qur'an harus sudah kita awali sejak dini sebagai bentuk perimbangan
(tawazun) dalam mempersiapkan kehidupan selanjutnya. Maka akan indah dan terhormatnya
suatu kaum apabila al Qur'an mampu menjadi akhlaq kehidupan didalamnya. Para dokter
mampu memahami dan mengamalkan al Qur'an, para pedagang faham dan beramal dengan al
Qur'an, Para orang tua mampu memahami dan mengamalkan bahkan memahamkan kepada
anaknya al Qur'an. Bukankah jelas dalam hadis dinyatakan “ Barang siapa menghendaki
kehidupan dunia maka dengan ilmu, barang siapa menghendaki akhirat maka dengan ilmu dan
barang siapa menghendaki keduanya maka dengan ilmu”

Artinya : “Sesungguhnya kami telah menurunkan (al Qur'an) dan sesugguhnya kami benar-
benar menjaganya.

Ibu Bapak dan Saudara Rohimakumullah,

Dalam mensikapi

4. PETUNJUK AL-QUR’AN

Paku
Adalah seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Ayahnya memberikan sekantong
paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang
setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 37 paku kepagar. Lalu secara bertahap jumlah
itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya
daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari di mana anak tersebut sama sekali tidak kehilangan
kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya yang kemudian
mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari di mana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki ini akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua
paku telah tercabut.

Materi kultum 1430 H


Sang ayah menuntun anaknya ke pagar. Kau telah berhasil dengan baik, anakku, tapi
lihatlah lubang-lubang di pagar ini.

Pagar ini tidak pernah bisa SAMA SEPERTI SEBELUMNYA.

Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas


seperti lubang ini.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang lalu mencabut pisau itu, tetapi tidak
peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka itu tetap ada.

Luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik.

Materi kultum 1430 H


Dari Kitab Duratun Nasihin
Karya Ustman Bin Hasan Bin Ahmad Sukr al-Khaubawae

Bab KEISTIMEWAAN RAMADHAN

Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata :


Nabi Muhammad SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan.

Kemudian Beliau SAW menyampaikan :


Seorang Muslim yang melaksanakan Sholat Tarawih dari Malam Pertama hingga Malam Terakhir (Ke-29 atau 30), maka
Fadhilah (Kebaikan) yg ALLOH sediakan baginya pada tiap malam adalah:

1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
2. Dan pada malam kedua, ia diampuni dan juga kedua orang tuanya (diampuni dosa-dosanya), jika keduanya mukmin.
3. Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, karena ALLOH telah mengampuni
dosamu yang telah lewat.”
4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
5. Pada malam kelima, ALLOH Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah
(Nabawi) dan Masjidil Aqsha.
6. Pada malam keenam, ALLOH Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun
oleh setiap batu dan cadas.
7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa AS dan kemenangan Beliau atas Fir’aun dan Haman.
8. Pada malam kedelapan, ALLOH Ta’ala memberinya apa yang pernah ALLOH berikan kepada Nabi Ibrahin as
9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada ALLOH Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi Muhammad SAW
10. Pada Malam kesepuluh, ALLOH Ta’ala mengkaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
12. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
13. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
14. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat
tarawih, maka ALLOH membebaskannya dari Hisab pada hari kiamat.
15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
16. Pada malam keenam belas, ALLOH tetapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke
dalam Surga.
17. Pada malam ketujuh belas, ALLOH berikan padanya pahala seperti pahala para Nabi.
18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba ALLOH, sesungguhnya ALLOH ridha kepadamu dan
kepada ibu bapakmu.”
19. Pada malam kesembilan belas, ALLOH mengangkat derajat-derajatnya dalam Surga Firdaus.
20. Pada malam kedua puluh, ALLOH memberikannya pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin
(orang-orang yang saleh).
21. Pada malam kedua puluh satu, ALLOH membangunkan untuknya sebuah gedung dari cahaya.
22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
23. Pada malam kedua puluh tiga, ALLOH membangunkan untuknya sebuah kota di dalam surga.
24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh 24 (duapuluh empat) doa yang dikabulkan.
25. Pada malam kedua puluh lima, ALLOH Ta’ala membebaskannya dari azab kubur.
26. Pada malam keduapuluh enam, ALLOH mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati Shiroth pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
28. Pada malam keduapuluh delapan, ALLOH mengangkat baginya 1000 (seribu) derajat dalam surga.
29. Pada malam kedua puluh sembilan, ALLOH memberinya pahala 1000 (seribu) haji yang diterima.
30. Dan pada malam ketiga puluh, ALLOH berfirman :
“Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu,
dan engkau hamba-Ku.”

Materi kultum 1430 H


Materi kultum 1430 H

Anda mungkin juga menyukai