Daftar isi
1 Perjalanan penyakit
2 Gejala
3 Komplikasi
4 Diagnosis
5 Pengobatan
6 Pencegahan
7 Catatan kaki
8 Pranala luar
Perjalanan penyakit
Cacing Enterobius vermicularis menyebabkan infeksi cacing kremi yang disebut juga
enterobiasis atau oksiuriasis. Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Pertama, telur cacing
pindah dari daerah sekitar anus penderita ke pakaian, seprei atau mainan. Kemudian melalui jari-
jari tangan, telur cacing pindah ke mulut anak yang lainnya dan akhirnya tertelan. Telur cacing
juga dapat terhirup dari udara kemudian tertelan. Setelah telur cacing tertelan, lalu larvanya
menetas di dalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam usus besar (proses
pematangan ini memakan waktu 2-6 minggu). Cacing dewasa betina bergerak ke daerah di
sekitar anus (biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di dalam lipatan kulit anus
penderita. Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan ini dan gerakan dari cacing
betina inilah yang menyebabkan gatal-gatal. Telur dapat bertahan hidup diluar tubuh manusia
selama 3 minggu pada suhu ruangan yang normal. Tetapi telur bisa menetas lebih cepat dan
cacing muda dapat masuk kembali ke dalam rektum dan usus bagian bawah.
Gejala
Gejalanya berupa:
Diagnosis
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama dalam waktu 1-
2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi berwarna putih dan setipis rambut,
mereka aktif bergerak.
Telur maupun cacingnya bisa didapat dengan cara menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar
anus, pada pagi hari sebelum anak terbangun. Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada kaca
objek dan diperiksa dengan mikroskop.
Pengobatan
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat anti-parasit
mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat. Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah
harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada yang
lainnya.
Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah sekitar anus
sebanyak 2-3 kali/hari.
Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus dibuang
ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei dan mainan anak sebaiknya
sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.
Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi
adalah:
Pencegahan
Sangat penting untuk menjaga kebersihan pribadi, dengan menitikberatkan kepada mencuci
tangan setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan. Pakaian dalam dan seprei
penderita sebaiknya dicuci sesering mungkin dan dijemur matahari.
Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum usus besar dan diusu halus yang berdekatan
dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus. Cacing betina yang gravid mengandung
11.000 – 15.000 butir telur, bermigrasi kedaerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi
uterus dan vaginanya. Telur-telur jarang dikeluarkan diusus, sehingga jarang ditemukan di dalam
tinja. Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan, pada suhu badan.
Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup
sampai 13 hari.
Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah kopulasi
dan cacing betina mati setelah bertelur. Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang,
atau bila larva dari telur yang menetas didaerah perianal bermigrasi kembali keusus besar. Bila
telur matang yang tertelan, telur menetas di duedenum dan larva rabditiform berubah dua kali
sebelum menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum.
Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai
menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke dareha perianal, berlangsung kira-kira 2
minggu sampai 2 bulan. Mungkin hanya berlangsung selama 1 bulan karena telur-telur cacing
dapat ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan.
Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self limited). Bila tidak ada reinfeksi, tanpa
pengobatan infeksi dapat berakhir.
Jika salah satu anggota keluarga terinfeksi cacing kremi, sebaiknya pengobatan diberikan kepada
seluruh keluarga, agar penyebaran cacing ini dapat dihentikan secara menyeluruh.
Seluruh anggota keluarga sebaiknya diberi pengobatan bila ditemukan salah seorang anggota
mengandung cacing kremi. Obat piperazin dosis tunggal 3-4 gram (dewasa) atau 25 mg/kg berat
badan (anak-anak), sangat efektif bial diberikan pagi hari diikuti minum segelas air sehingga
obat sampai ke sekum dan kolon. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual dan muntah.
Obat lain yang juga efektif adalah pirantel pamoat dosis 10 mg/kg berat badan atau mebendazol
dosis tunggal 100 mg atau albendazol dosis tunggal 400 mg. Mebendazol efektif terhadap semua
stadium perkembangan cacing kremi, sedangkan pirantel dan pipreazin dosis tunggal tidak
efektif terhadap stadium muda. Pengobatan sebaiknyadiulang 2-3 minggu kemudian. Pengobatan
secara periodik memberikan prognosis yang baik.
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat anti-parasit
mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat. Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah
harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada yang
lainnya.
Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah sekitar anus
sebanyak 2-3 kali/hari.
Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus dibuang
ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei dan mainan anak sebaiknya
sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.
Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi
adalah:
Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
Mencuci jamban setiap hari
Menghindari penggarukan daerah anus karena bisa mencemari jari-jari tangan dan setiap
benda yang dipegang/disentuhnya
Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut.