Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN SKRINING PASIEN

RUMAH SAKIT AT-MEDIKA

KOTA PALOPO

RSU AT – MEDIKA

Jl. Andi Djemma No. 6


Kota Palopo

RUMAH SAKIT AT-MEDIKA


Jl. Andi Djemma No. 6 kota palopo
Tlp.0471-21596, Fax. 0471-23008
Kode pos.91921
Email : Rs.atmedika.plp@gmail.com

1
RUMAH SAKIT AT-MEDIKA
KOTA PALOPO
Jalan Andi Djemma No.06 Palopo 91921
Telp: (0471) 23008 Email: rs.atmedika.plp.@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT AT-MEDIKA PALOPO
NOMOR: 390/SKEP/RSUATM/PLP/IV/2017

TENTANG
PANDUAN SKRINING PASIEN
DIREKTUR RUMAH SAKIT AT-MEDIKA PALOPO

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas dan


keamanan pelayanan pasien, maka diperlukan
adanya Kebijakan Skrining Pasien di Rumah Sakit
Umum AT Medika Palopo
b. Bahwa sesuai butir a diatas perlu menetapkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum at medika
Palopo tentang Kebijakan Skrining Pasien
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1165.A/MenKes/SK/X/2004 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.

2
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
PERTAMA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AT MEDIKA
PALOPO TENTANG KEBIJAKAN SKRINING PASIEN RUMAH SAKIT
UMUM AT MEDIKA PALOPO
KEDUA : Kebijakan Skrining Pasien dimaksudkan sebagaimana tercantum
dalam di Keputusan ini.
KETIGA : Pelaksanaan Kebijakan Skrining Pasien dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan pasien sebagaimana
dimaksud dalam Diktum kesatu
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Dikeluarkan di : Palopo
Pada tanggal : 24 April 2017

DIREKTUR RSU AT MEDIKA


KOTA PALOPO

Dr. Anton Yahya, M.Kes

3
i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta


alam yang telah memberikan Ridlo dan Petunjuk – Nya, sehingga Panduan
Skrining Pasien ini dapat selesaikan dan dapat diterbitkan.
Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf dalam
melakukan skrining di Rumah Sakit AT-Medika
Untuk peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan
kebijakan, pedoman, panduan dan prosedur. Untuk tujuan tersebut panduan
ini akan kami evaluasi setidaknya setiap 2 tahun sekali. Masukan, kritik dan
saran yang konstruktif untuk pengembangan panduan ini sangat kami
harapkan dari para pembaca.

Dikeluarkan di : Palopo
Pada tanggal : 24 April 2017

DIREKTUR RSU AT MEDIKA

Dr.Anton Yahya, M.Kes

2
DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
A. Definisi. 1
B. Ruang Lingkup. 2
C. Prinsip 2
D. Tata Laksana

1. Triase 2
2. Skrining pasien di pendaftaran 4
3. Pemeriksaan penunjang diagnostik 6
4. Penerimaan Pasien Rawat Inap 7
E. Dokumentasi 7

ii
3
LAMPIRAN
Keputusan Direktur Nomor : 390/SKEP/RSUATM/PLP/IV/2017
Tentang Panduan Skrining Pasien

PANDUAN SKRINING PASIEN

A. Definisi
1. Instalasi gawat darurat adalah unit pelayanan dirumah sakit yang
memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman
kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai
multidisiplin.
2. Triase adalah pengelompkan korban yang berdasarkan atas berat

ringannya trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/

pemindahannya.

3. Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai


penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa
yang timbul.
4. Survey primer adalah deteksi cepat dan tindakan segera terhadap
kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder adalah melengkapi survey primer dengan mencari
perubahan –perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi
semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada
berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan
secepatnya.
7. Pasien gawat tidak darurat adalah pasien berada dalam keadaan
gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya kanker
stadium lanjut
8. Pasien darurat tidak gawat adalah pasien akibat musibah yang datang
tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya,
misalnya luka sayat dangkal.

1
B. Ruang Lingkup
Skrining dilakukan pada area :
1. Diluar rumah sakit.
2. Didalam Rumah sakit
3. Pendaftaran
4. Poliklinik
5. IGD

Skrining dilakukan melalui:


1. Kriteria Triase
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik
4. Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostic imajing sebelumnya

C. Prinsip
1. Skrining dilaksanakan pada kontak pertama di dalam atau di luar
rumah sakit
2. Keputusan pasien dilakukan rawat inap di Rumah Sakit AT-Medika bila
rumah sakit mampu menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien.
3. Apabila pelayanan yang dibutuhkan tidak tersedia, maka pasien
tersebut akan diarahkan atau di rujuk ke Rumah Sakit lain yang
memiliki fasilitas tersebut.

D. Tata Laksana
1. Triase
Triase adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan
sehingga pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai
dengan tingkat kegawat daruratannya.
Triase dilakukan baik di luar rumah rumah sakit (pra hostpital) maupun
di dalam rumah sakit,
Triase di Rumah Sakit AT-Medika menggunakan system labeling
warna, pasien ditentukan apakah gawat darurat, gawat tidak darurat,
atau darurat tidak gawat atau tidak gawat tidak darurat.

2
Pasien yang telah di seleksi ditempatkan di ruangan yang telah di
labeling, sesuai dengan tingkat kegawatannya.
Adapun pemberian labeling warna sesuai dengan tingkat
kegawatannya sebagai berikut :

a. Pasien gawat darurat diberi label warna merah


b. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label
warna kuning
c. Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi warna hijau
d. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label warna hitam

Keputusan Triase
a. Triase diluar rumah sakit.
Dari hasil Triase yang dilakukan di luar rumah sakit (pra hospital),
didapatkan keputusan sebagai berikut :

1) Pasien dengan kategori Triase merah merupakan prioritas


pertama segera ditransfer ke Rumah Sakit AT-Medika ( jika
ICU ada yang kosong, jika tidak ada yang kosong dapat
langsung ditransfer ke rumah sakit lain yang tesedia kamar
ICU dengan terlebih dulu menghubungi rumah sakit
rujukan).
2) Pasien dengan kategori Triase kuning merupakan prioritas
kedua untuk ditransfer ke Rumah Sakit AT-Medika
3) Pasien dengan kategori Triase hijau merupakan prioritas
ketiga dan ditransfer ke puskesmas atau klinik terdekat
menggunakan alat transportasi umum atau ambulan
puskesmas.
4) Pasien dengan kategori Triase hitam merupakan prioritas
keempat dan ditransfer ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas kamar jenazah.

3
b. Triase didalam rumah sakit.

Dari hasil Triase yang dilakukan di dalam rumah sakit, didapatkan


keputusan sebagai berikut :

1) Pasien dengan kategori Triase merah segera ditransfer ke


Ruang Resusitasi (Triase merah).
2) Pasien dengan kategori Triase kuning ditransfer ke kamar
periksa IGD, yaitu ruang tindakan Medik dan tindakan bedah
(Triase kuning).
3) Pasien dengan kategori Triase hijau ditransfer ke ruang
tindakan medik atau ruang observasi (Triase hijau).
4) Pasien dengan kategori Triase hitam ditransfer ke kamar
jenazah.

5) Jika fasilitas dan sarana di Rumah Sakit AT-Medika tidak


dapat memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut,
maka dirujuk ke rumah sakit rujukan dengan fasilitas dan
sarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan pasien tersebut.

2. Skrining Pasien di Ruang Pendaftaran


a. Skrining kebutuhan pelayanan.
Skrining kebutuhan pelayanan bertujuan untuk mengarahkan
pasien mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan.
b. Skrining prioritas pelayanan.
Proses skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi Rawat Jalan
(poliklinik) dilaksanakan melalui evaluasi visual atau pengamatan
oleh petugas skrining /rekam medis. Evaluasi visual atau
pengamatan merupakan salah satu kegiatan pemilahan pasien
melalui visual atau pengamatan untuk menentukan apakah pasien ini
membutuhkan penanganan segera atau tidak (prioritas penanganan
pasien). Setelah dilakukan evaluasi visual atau pengamatan dapat di
tentukan sebagai berikut:

4
1) Kesadaran :
a) Sadar penuh
b) Tampak mengantuk gelisah bicara tidak jelas
c) Tidak sadar
2) Pemafasan :
a) Nafas normal
b) Tampak sesak
c) Tidak bemafas
3) Risiko jatuh
a) Risiko rendah
b) Risiko sedang
c) Risiko tinggi
4) Nyeri dada :
a) Tidak ada.
b) Ada (tingkat sedang)
c) Nyeri dada kiri tembus punggung
5) Skala nyeri :
Skala nyeri yang digunakan adalah Wong Baker Faces Pain
Scale

0 2 4 6 8 10
= sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama
0 — 1 sekali
2 — 3= sedikit nyeri
4 — 5= cukup nyeri
6 — 7= lumayan nyeri
8 — 9= sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

5
6
6) Batuk :
a)Tidak ada
b)Batuk > 2 minggu

Berdasarkan hasil skrining tersebut maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:
a. Poliklinik sesuai antrian
b. Poliklinik disegerakan
c. IGD

3. Pemeriksaan Penunjang diagnostik


Pemeriksaan diagnostic dilakukan bila pasien dipertimbangkan untuk di rawat inap.
Standar pemeriksaan diagnostik yang dilakukan dapat di lihat pada tabel berikut.

STANDAR PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK YANG DILAKUKAN


SEBELUM RAWAT INAP
No Jenis Pasien Jenis Pemeriksaan Penunjang
1 Pasien dewasa a. Darah rutin
b. Gula darah sewaktu (jika ada riwayat DM atau
jika ada indikasi)
c. Foto X-ray, bila ada indikasi
d. Urin lengkap, bila ada indikasi
e. EKG (jika usia > 45 th atau bila ada Indikasi

2 Pasien anak a. Darah rutin


b. Foto thorax bila ada indikasi
3 Pasien kebidanan a. Darah Rutin
b. Gula Darah Sewaktu
c. Golongan Darah
d. HbsAg, PTT, APTT
e. Urin lengkap bila ada indikasi
4 Pasien Kritis a. EKG
b. Foto X-Ray sesuai indikasi
c. Pemeriksaaan Lab lengkap (Darah Lengkap,
Fungsi hati, Fungsi Ginjal, PTT, APTT, GDS)
d. CT scan bila ada indikasi

5 Pasien Rencana a. Laboratorium Lengkap ( Darah Lengkap,


Fungsi Hati, Fungsi Ginjal, GDS, PTT, APTT)
Operasi
b. EKG jika usia > 45 thn atau ada indikasi
c. Foto Thorax ( jika usia > 45 th atau ada
indikasi)

Pada kasus kasus yang sudah pasti rumah sakit tidak bisa memberikan pelayanan

7
maka pemeriksaan penunjang diagnostik dapat tidak dilakukan dan dirujuk ke Rumah
Sakit yang memiliki fasilitas tersebut. Adapun kriteria pasien dirujuk ke Rumah Sakit lain
berdasarkan pemeriksaan diagnostik yang ada:
1) Pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang membutuhkan tindakan Hemodialisa.
2) Pasien dengan ancaman gagal napas yang membutuhkan pemasangan ventilator
3) Pasien dengan sumbatan pembuluh darah koroner dan membutuhkan tindakan PCI
segera.
4) Pasien dengan keganasan/ karsinoma yang dianjurkan untuk tindakan kemoterapi.
5) Pasien yang dianjurkan untuk pemeriksaan MRI.
6) Pasien yang memerlukan pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosis penyakit.

4. Jenis Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit At- Medika


Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar dari segi kesehatan. Terdapat berbagai jenis
pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal 52 ayat (2) UU
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu :
a. Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang
bersifat promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
c. Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, pengendalian
kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

E. Dokumentasi
Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis IGD dan poliklinik.

Anda mungkin juga menyukai