Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir dan
batin beserta hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam melaksanakan dan menyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya dengan hati yang tulus menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya terutama kepada Dosen
pembimbing dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
bentuk, isi, dan penyusunannya. Oleh karena itu, baik keterbatasan kemampuan maupun
waktu serta keterbatasan literatur yang diperoleh penulis.
Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
kesempurnaan makalah ini dan diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Purwokerto, 30 september 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. 1

DAFTAR ISI................................................................................................ 2

BAB 1............................................................................................................ 3

PENDAHULUAN........................................................................................ 3

A. Latar Belakang................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................... 5

PEMBAHASAN.......................................................................................... 5

A. Definisi............................................................................................... 5
B. Penyebab Faktor Resiko.................................................................... 6
C. Tanda dan Gejala............................................................................... 7
D. Pemeriksaan Penunjangan..................................................................8
E. Penegakan Diagnosis......................................................................... 8
F. Tatalaksana Pengobatan..................................................................... 9
G. Tatalaksana Keperawatan.................................................................. 10
H. Pengkajian.......................................................................................... 10
I. Masalah Keperawatan Yang Muncul................................................. 11
J. Rencana Intervensi............................................................................. 11
K. Evaluasi.............................................................................................. 14
BAB III......................................................................................................... 15

PENUTUP.................................................................................................... 15

A. Kesimpulan........................................................................................ 15
B. Saran ................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai
Gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi memerangi racun dalam tubuh
sperti alcohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak
sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat
kimia dalam sistem itu. Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis.
Istilah ” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai
dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan
tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus
hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C,
Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat
virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B& Hepatitis C) dan bisa juga
kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B). Perbedaan antara virus hepatitis ini
terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan. Untuk
mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan
sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu :
1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT,
GLDH, LDH.
2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan padakantung empedu,
yaitu gamma GT dan alkali phosfatase.
3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu
kolinesterase.
Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu :

HbsAg, HbeAg, anti Hbe dan anti HBv DNA.Jika serangkaian tes menandakan
adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu hepatitis?


2. Apa saja macam/jenis hepatitis?
3. Apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis?
4. Apa tanda dan gejala dari penyakit hepatitis?
5. Bagaimana cara pencegahan penyakit hepatitis?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hepatitis.
2. Untuk mengetahui macam/jenis hepatitis.
3. Untuk mengetahui penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit hepatitis.
5. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit hepatitis?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hepatitis Ester monika, 2002 : 93 menyatakan hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera
pada hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan
alkohol. Sedangkan Brunner & Suddarth, 2002 : 1169 berpendapat bahwa hepatitis
virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis
dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokomia serta seluler yang khas. Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan
hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning.
Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ
hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat
mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya
dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang
hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda) dan
Sujono Hadi, 1999 mengatakan hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada
jaringan yang dapat di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat –
obatan serta bahan – bahan kimia. Dari beberapa pengertian di atas dapat di
simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang
disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan
sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

B. Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis


1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya
melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A.
Kadang –kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas
yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila
terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau
waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada
penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah
hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini
jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki
cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
a. Imigran dari daerah endemis hepatitis b
b. pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
c. pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi
d. pria homoseksual yang secara seksual aktif
e. pasien rumah sakit jiwa
f. narapidana pria
g. pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertentu
dari plasma
h. kontak serumah dengan karier hepatitis
i. pekerja sosial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah

3. Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui
kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi
darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat
berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan
menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
4. Hepatitis Delta dan hepatitis E
Hepatitis delata dan hepatitis e diduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada
penelitian yang lebih mendalam.

C. Tanda dan Gejala


Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga
secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat
memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk
membedakannya secara pasti masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah
penderita. Gejala penderita hepatitis virus mula-mula badanya terasa panas, mual dan
kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua,
kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.
Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita
hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat
menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui sevara pasti
bagaimana perjalanan penyakitnya.

D. Pemeriksaan penunjangan
1) Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmenUrobilirubin direk
a) Bilirubin serum total ( 0,1-1,2 mg/dl)
b) Bilirubin
c) Urobilinogen urine
d) Urobilinogen feses
e) SGOT (5- 40 u/l)
f) SGPT ( 5-41 u/l )
b. Pemeriksaan protein
a) HBsAg Protein total serum ( 6,1 -8,2 gr %)
b) Albumin serum( 3,8-5,0 gr%)
c) Globulin serum (2,3-3,2 gr%)
c. Waktu protombin, respon waktu protombin terhadap vitamin.

E. Penegakan diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis pada pasien hepatitis A bisa didapatkan demam yang tidak terlalu
tinggi, selain itu terdapat pula gangguan pencernaan seperti mual, muntah, lemah
badan, pusing, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, mudah silau, nyeri tenggorok, batuk,
dan pilek dapat timbul sebelum badan menjadi kuning selama 1-2 minggu.
Pada saat timbul gejala utama yaitu badan dan mata menajadi kuning (kuning kenari),
gejala-gejala awal tersebut biasanya menghilang, tetapi pada beberapa pasien dapat
disertai kehilangan berat badan (2,5-5 kg), hal ini terjadi selama proses infeksi.
Terkadang keluhan berlanjut menjadi tubuh bertambah kuning (kuning gelap) yang
merupakan tanda adanya sumbatan pada saluran kandung empedu (sanityoso, 2009).
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada penderita hepatitis A didapatkan icterus, hepatomegaly
ringan, nyeri tekan pada abdomen regio hipocondriaca dextra (70%) dan splenomegaly
(5-20%)
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk hepatitis A diantaranya adalah :
a. Liver function test seperti ALT, AST, bilirubin direk, bilirubin total serta alkali
fosfatase.
b. Diagnosis hepatitis A ditegakkan dengan tes darah.

F. Tatalaksana pengobatan
Umumnya cukup dengan perawatan suportif, berupa tirah baring, diet dan terapi
simptomatik. Penderita sebaiknya tidak bekerja selama fase akut (hingga 10 hari dari sejak
timbulnya icterus), dianjurkan mengonsumsi diet tinggi kalori, menhindari alcohol dan
obat-obatan. Mual dan muntah dapat diobati dengan anti-ematik. Terapi lainnya sesuai
dengan komplikasi spesifik yang timbul.

G. Tatalaksana keperawatan

- Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus itirahat penuh selama 1-2 bulan.
- Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna
- Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di
metabolisme dihati dan meningkatkan SGPT.
- Hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi
orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi.
- Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.

H. Pengkajian
1. Biodataa.
a. Identitas
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis
kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, Noregister,
dan dignosa medis.
b. Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu,agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikanterakhir.
c. Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan
hubungan dengan klien.2.
2. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhandapat berupa nafsu
makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk,sakit perut kanan atas, demam
dan kuning.3.
3. Riwayat kesehatana.
Riwayat Kesehatan SekarangGejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual
muntah,demam, nyeri perut kanan atas. b.

a. Riwayat Kesehatan Masa lalu


Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernahdiderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasukkeracunan, prosedur operasi dan perawatan
rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya.

b. Riwayat kesehatan keluargaBerkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit


menularkhususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan..
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnyakerusakan/gangguan hati.

4. Pola pengkajian Fungsionala.

- Aktivitas
- Kelemahan
- Kelelahan
- Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
- Ikterik pada sklera kulit, membran mukosac.
- Eliminasi
- Urine gelap
- Diare feses warna tanah liatd.

I. Diagnosa Keperawatan Pada Klien Dengan Hepatitis


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan gangguan absorbsi dan
2. metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik karena anoreksia, mual dan muntah (Padilla, 2012)
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamsi hati dan bendungan vena porna (Padilla, 2012)
4. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhdapa
inflamsi hepar (padill, 2012)
5. Intoleransi Aktvitas berhubungan dengan tidak adekuatnya masukan nutrisi sekunder
terhadap hepatitis B, malaise umum, pembatasan aktivitas.(Lusianah, 2010)
6. Resiko tinggi kerusakan intergritas kulit dan jaringan berhubungan dengan priritus sekuder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu (Lusianah, 2010)
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungn dengn sifat menular dari agent virus
(Lusianah, 2010)
8. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat muntah sekunder terhadap hepatitis B (Lusianah, 2010)
J. Intervensi keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik karena anoreksia, mual dan muntah (Padilla, 2012)
Tujuan menurut (NOC, 2008)

1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….x 24 Jam diharapkan perubahan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh teratasi

Kriteria hasil:

1) Klien asupan makanan, cairan, dan zat gizi tercukupi

2) Menunjukkan peningkatan berat badan dan tanda-tanda malnutrisi

3) Mempertahankan massa tubuh dan dan berat badan ndalam batas normal

4) Menunjukkan nilai laboratorim (tranferin,albumon dan elektrolit) dalam bats normal.

5) Menunjukkan status gizi cukup ditandai dengan asupan makanan, cairan dan zat gizi
seimbang

Intervensi keperawatan menurtut (NIC, 2008) :

1) Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan

Rasional: keletihan berlamjut menurunkan keinginan untuk makan

2) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering

Rasional: adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastrointestinal dan menurunkan
kapsitasnya
3) Pertahankan hyegiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan

Rasional:akumulasi partikel makanan dapat menmbah bau dan rasa tidak sedap yang menurunkan
nafsu makan

4) Anjurkan makan sedikit tapi sering Rasional: untuk mempertahankan asupan nutrisi
sehingga kebutuhan nutrisi tercupi

5) Berikan diit tinggi kalori, rendah lemakRasional: glikosa dalam karbohidrat cukup efektif
untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar(Padilla, 2013)

6) Kolaborasikan dengan advice dokter dalam pemberian obat antiemetik dan analgesik
sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang dianjurkanRasionalnya: pemberian antiemetik
dapat menekan mual yang dialami klien dan analgesik dapat menekan nyeri pada andomen
sehingga tidak menimbulkan mual dan muntah

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungna dengan pembengkakana hepar yang


mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan menurut (NOC,2008) :

1) Setah dilakukan asuhan keperawatan…x24 jam diharapakan nyeri teratasi

Kriteria hasil :

1) Klien akan menyatakan secara verbal pengetahuan tentang cara alternatif pencegahan nyeri

2) Klien melaporkan nyeri yang timbul, lamanya frekensi dan lokasi nyeri

3) klien tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau wajah

4) Klien tampak tenang tidak gelisah


Intervensi keperawatan menurut (NOC,2008) :

1) Beikan informasi tentang nyeri,seperti penyebab, seberapa lama nyeri akan berakhir.

Rasional: klien disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang dirasakan ini akan
memberi efek klien akan lebih tenang dibanding klien yang mendapakan penjelasan yang kurang

2) Lakukan observasi nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan, frekensi,
intesitas atau tingkat keparahan nyeri.

Rasional: untuk mengetahui tingkat perkembangna klien mengenai nyeri yang dirasakan

3) Berikan massase punggung dan posisi yang nyaman

Rasional : dengan memberikan posisi yang tepat akan memberikan rasa nyaman.

4) Ajarkan teknik nonfamakologi yaitu distraksi, relaksasi, terapi musik, kompres hangat
sebelum, setelah nyeri terjadi atau meningkat

Rasional: teknik distraksi memberikan pengalihan klien mengenai nyeri yang dirasakan
sedangakan relaksasi akan mempengaruhi ketenangan klien terhadap nyeri dengan pengambilan
nafas dalam

5) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian analgetik

Rasional: pengobatan secara farmakologi untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien

1. Hypertemi berhubungan dengan invansi virus agent dalm sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar

Tujuan menurut (NOC, 2008) :


1) Setelah dilakukan tindakan keperawtan …x24 jam diharapkan hypertermi teratasi

Kriteria hasil:

1) Menunjukkan Suhu tubuh dalam batas normal

2) Nadi dan pernapasan dalam batang normal

3) Perubahan warna kulit tidak ada

4) Suhu kulit dalam rentang yang diharapkan

Intervensi keperawatan Menurut (NIC, 2008)

1) Berikan informasi pada klien dan keluarga klien mengenai penyebab timbulnya hipertermi
dan tindakan yang akan dilakukan

Rasional: keluarga klien dapat mengerti penyenbab hipertemi yang dirasakan, klien dapat
koopertaif dalan tindakan keperawatan

2) Pada suhu minimal setiap 2 jam sesuai dengan kebutuhan

Rasional: dapat menegetahu tingkat perkembangan klien

3) Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat untuk mecegah dehidrasi

Rasional: dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu dehidrasi

4) Berikan kompres hangat pada lipatan paha, aksila, dan keningRasional: menghambat pusat
simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatsi kulkit dengan merangsang kelenjar keringat
untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
5) Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan hanya selembar kain

Rasional: memberikan baju tipis pada klien berfungsi mengurangi panas melalui prose evaporasi.

6) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian antipiretik

Rasional: pengobatan farmakologi dapat menekan inasi penyebaran virus dan mencegah terjadinya
hipertermi.

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak adekuatnya masukan nutrisi sekunder


terhadap hepatitis,malaise umum, pembatasan aktivitas
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan ….x 24 jam diharapkan intolenrasi aktivitas
teratasi

Kriteria hasil menurut (NOC, 2008):

1) Klien tidak lelah

2) Tidak ada takikardi

3) Dapt melakukan aktivitas sehari-hari

4) Dapat melakukan perawatan diri

Intervensi keperawatan menurut (NIC, 2008):

1) Berikan informasi penyebab keletihan individu

Rasional: dengan penjelasan penyebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenaang

2) Bantu klien untuk mengubah posisi secara berkala, bersandar, duduk dan berdiri.
Rasional: melatih klien untuk setiap aktivitas dan kemandirian klien dan mencegah dekubitus

3) Anjurkan klien untuk tirah baring

Rasional: tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metaolisme dapat
digunakan untuk penyembuhan penyakit.

4) Observasi bersama tingkat keletihan selam 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu
kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan Rasional: keletihan dapat segera
dinimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan.

5) Bantu klien individu untuk mengidentivikasi kemampuan-kemampuan dan minat Rasional:


memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan
meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting

K. Evaluasi
merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakanseberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai.
Evaluasi dari kasus diatas

S: Klien mengatakan masih merasakan mual, namun muntah berkurang

O: Berat badan klien tetap, klien tampak porsi makan dihabiskan hanya setengah, mukosa
bibir lembab, klien tampak istirahat sebelum makan

A: Tujuan yang tercapai sebagian

P: Rencana intervensi yang dilanjutkan,dimodifikasi atau dihentikan sesuai dengan


keadaan klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh
infeksi virus yang menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Hepatitis terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

a.hepatitis A

b.hepatitis B
c.hepatitis C
d.hepatitis D
e.hepatitis E
f.kemungkinan hepatitis F dan G
Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan
kematian hepatosit dengan secara langsung membunuh sel dan dengan
merangsang reaksi peradangan dan imun yang mencederai atau
menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel
mast dan pelepasan histamin, pengaktifan komplemen, lisis sel-sel yang
terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan pembengkakan
interstisium. Respon imun yang timbul kemidian mendukung respon
peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi
langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel
yang terinfeksi. Hati menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps
dan aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya
terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati.
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga

secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.


Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :
a.Stadium prodromal 9
b.Stadium ikterus
c.Stadium pemulihan
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting Karena sampai saat ini
belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah
hepatitis virus adalah dengan vaksinasi.

B.Saran
Adapun yang menjadi saran penulis kepada teman-teman mahasiswa agar kiranya dapat
memahami substansi dalam penulisan makalah ini serta mengimplementasikan dalam
kehidupan seharí-hari, karena mengingat betapa pentingnya mempelajari penyakit
hepatitis. Kepada teman-teman penderita hepatitis sebaiknya memperhatikan pola makan
yang sehat, menghindari mengkonsumsi minuman keras, serta menjaga sanitasi
lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Arief Muttaqin dan Kumala Sari.2013.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah,Jakarta: Salemba Medika
Cristina (2012). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan PemenuhanKebutuhan
Hidayat A.2012.
Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan,Jakarta: Salemba
Medika Muhammad Jufferi.2010.
Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi,Jakarta:IDAI
Padila.2013.
Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam,Yogyakarta:Nuha Medika
Rudi Haryono.2012.
Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan ,Yogyakarta :Tim Gosyen
Suratun dan Lusianah.2010.
Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal, Jakarta:Transinfo Media
Tjokropraw Askandar, 2008,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Surabaya :Balai Penerbit FK Airlangga
Wahid & Nurul.2008.
Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakata:EGC
Wikinson Judith.2007.Buku Saku Diasagnosis Keperawatan Intervensi NIC dan NOC, Jakarta:
EGC
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Inayah, Iin. 2004. Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan . Jakarta: Salemba Medika
Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya . Jakarta: Gaya Baru Mansjoer, Arief, Dkk.
2000.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne C. 2001.
Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai