Acara Vii. Praktikum Lapangan
Acara Vii. Praktikum Lapangan
PENDAHULUAN
1
strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu. Untuk menerapkan ilmu
yang telah dipelajari dalam praktikum yang dilakukan dilaboratorium, maka
diadakan praktikum lapangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum
lapangan tentang profil tanah untuk lebih meningkatkan pemahaman kita tentang
tanah sebagai media tumbuh tanaman.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah sumber daya alam yang sangat penting dibidang pertanian
dan bidang-bidang lain, karena tanah merupakan salah satu sumber daya alam
penyusun lahan. Lahan merupakan sumber daya alam penyusun kerak bumi.
Tanah merupakan tempat tumbuh tanaman sekaligus penyedia unsur hara bagi
tanaman sehingga perlu dipelajari keadaannya (Rahadjo, 2005).
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan
kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan
penelitian. Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan
muka air tanah (Pasaribu, 2007).
Tekstur tanah yaitu perbandingan relatif berbagai ukuran partikel
(sparasi/fraksi) dalam tanah, dinyatakan dalam %. Sparasi/fraksi tanah adalah
pasir (sand), debu (silt) dan lempung (clay). Tekstur tanah dapat diperoleh dengan
membandingkan rasio presentase pasir, debu dan lempung yang terkandung dalam
tanah menggunakan segitiga tekstur (Moya and Perezz, 2007).
Struktur tanah dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yaitu pada kerapatan
partikel semakin mantap struktur tanah maka partikel penyusunnya juga akan
semakin rapat. Konsisitensi tanah juga ditentukan oleh seberapa mantap struktur
tanah yang ada, misalnya pada jenis struktur remah maka akan sulit
mempertahankan bentuknya karena sangat padat. Selain itu warna tanah juga
berhubungan dengan struktur pembentuk tanahnya, misalnya pada tipe struktur
tanah granuler dan remah, warnanya lebih gelap karena mengandung banyak
bahan organik (Handayanto, 2009 ).
Kemasaman atau kealkalian tanah (pH tanah) adalah suatu parameter
penunjuk keaktifan ion H⁺ dalam suatu larutan yang berkesitambungan dengan H
tidak terdisosiasi dari senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada
dalam sistem. Intensitas keasaman dinyatakan dengan pH dan kapasitas keasaman
dinyatakan dengan takaran H⁺ terdisosiasi ditambah N tidak terdisosiasi di dalam
sistem. Sistem tanah yang dirajam oleh ion - ion H⁺ dan 𝐴𝑙 3+ yang berada dalam
3
larutan tanah dan komplek jerapan . Bila PH sama dengan 7 menunjukan keadaan
alkalis (Indaranada, 2008).
Bahan organik tanah terdiri dari semua sisa makhluk hidup, baik yang
berasal dari manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan dan termasuk
mikroorganisme di dalam tanah baik yang sedang melapuk maupun yang telah
melapuk. Bahan organik sangat besar peranannya terhadap perbaikan struktur
tanah, menambah kemampuan tanah untuk mengikat air, manambah kemampuan
tanah untuk menahan unsur - unsur hara dalam arti kapasitas kation tanah menjadi
tinggi dan sebagai unsur-unsur hara dalam arti kapasitas tukar kation tanah
menjadi lebih tinggi dan sebagai sumber energi bagi kehidupan organisme. Bahan
organik tanah sangat menetukan jenis tanaman apa yang akan ditanam
(Darmawijaya, 2009).
Syarat pembuatan profil tanah yang baik adalah dibuat vertikal, mewakili
tapak disekitarnya, baru, tidak terkena cahaya matahari secara langsung dan tidak
tergenang air. Sifat-sifat dan morfologi tanah diamati melalui pendiskripsian
profil tanah atau pembauran tanah. Sifat-sifat dan morfologi tanah yang diamati
dapat meliputi : susunan horizon, batas horizon, warna tanah, tekstur tanah,
konsistensi, keadaan perakaran, sisa-sisa vegetasi, warna matriks, karatan, reaksi
tanah terhadap H₂O₂ serta sifat morfologi lainnya. Dari setiap horizon pada
masing-masing pedon diambil contoh tanah untuk analisis langsung dilapangan
(Yuliana, 2012).
4
BAB III. METODE PRAKTIKUM
5
7. Dicatat hasilnya
3.3.3. Penetapan Tekstur Tanah secara Kualitatif
1. Diambil sampel tanah pada setiap lapisan
2. Dilakukan pengulian pada setiap sampel tanah yang diambil dari setiap
lapisan (diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk)
3. Ditetapkan persentase pasir, debu dan liat pada setiap sampel dari
masing-masing lapisan
4. Ditetapkan kelas tekstur tanah dengan melihat pada segitiga tekstur
USDA / pada tabel kelas tekstur tanah
5. Dicatat hasilnya
3.3.4. Pengamatan Struktur Tanah secara kualitatif
1. Diambil bongkahan tanah dari setiap lapisan
2. Diamati bongkahan tanah dari setiap lapisan
3. Ditekan bongkahan tanah hingga bongkahan tanah patah / hancur
4. Ditentukan kekuatan tekanan untuk mematahkan / menghancurkan
tanah tersebut
5. Diamati bongkahan tanah yang patah / hancur tersebut
6. Ditetapkan struktur setiap lapisan
7. Dicatat hasilnya
3.3.5. Penetapan pH tanah dilapangan
1. Diambil sampel setiap lapisan dari bawah ke atas
2. Dimasukkan sampel tanah secara bergantian kedalam botol kocok
3. Ditambahkan ± 20 ml H₂O kedalam botol kocok
4. Dikocok sampel tanah hingga homogen
5. Didiamkan selama beberapa menit sehingga tanah mengendap
6. Ditentukan pH tanah dengan menggunakan pH stik dengan
dibandingkan warna yang ada pada pH stik dengan yang ada di kotak
stik
7. Dicatat hasilnya
3.3.6. Penetapan Warna Tanah
1. Diambil bongkahan tanah dari setiap lapisan
6
2. Diberi aquades sedikit agar warna tanah terlihat jelas
3. Dibandingkan warna bongkahan tanah dengan warna yang ada pada
buku Munsell Soil Color Chart
4. Ditetapkan warna tanah
5. Ditetapkan pula Hue, Value dan Chromanya
6. Dicatat hasilnya
3.3.7. Menentukan Bahan Organik (BO) dan Kandungan Kapur Tanah
1. Diambil sampel tanah dari semua lapisan dari bawah ke atas
2. Dicampur sampel tanah dari semua lapisan
3. Ditambahkan H₂O₂ atau KCl untuk mengukur bahan organik
4. Diamati banyak sedikit jumlah gelembung yang terjadi setelah
ditambahkan H₂O₂ atau KCl
5. Ditetapkan % kandungan bahan organik / kapur pada tanah dengan
melihat banyaknya gelembung yang dicatat
6. Dicatat hasilnya
3.3.8. Penetapan Konsistensi Tanah dilapangan
1. Diambil setiap sampel dari semua lapisan
2. Diamati sampel tanah
3. Ditentukan konsistensi tanah dalam keadaan lembab dan kering
4. Dicatat hasilnya
7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
8
dengan jumlah percikan, alur, selokan dan longsor diperoleh 0 atau tidak ada,
sedangkan untuk lembarnya diperoleh 1-2. Hal ini menunjukkan bahwa lahan
percobaan Narmada rentan terhadap bahaya erosi yang tinggi dan lahan tersebut
sangat subur untuk ditanami tanaman karena ketercukupan air.
9
4.3. Pengamatan Profil Tanah
Tabel 3. Hasil Pengamatan Profil Tanah
Kedalaman Ketebalan
Lapisan Batas lapisan
profil (cm) lapisan (cm)
1 0-22 Jelas Rata
2 22-36 Berangsur-angsur Bergelombang
80 3 36-43 Baur Rata
4 43-49 Tegas Rata
5 >49 Jelas Bergelombang
10
4.4. Penetapan Tekstur Tanah
Tabel 4. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah
Tekstur (%)
Lapisan Kelas tesktur
P D L
1 10 30 60 Clay
2 15 30 55 Clay
3 30 25 45 Clay
4 55 10 35 Sandy Clay Loam
5 90 5 5 Sand
11
4.5. Penetapan Struktur Tanah
Tabel 5. Hasil Pengamatan Struktur Tanah
Lapisan Struktur
1 Kuat
2 Kuat
3 Lemah
4 Sedang
5 Tak berstruktur
12
4.6. Penetapan Kemasaman Tanah / pH tanah
Tabel 6. Hasil Pengamatan Kemasaman (pH) Tanah
Lapisan Kemasaman (pH)
1 6
2 6
3 6
4 5
5 5
13
bahan organiknya tinggi. Lapisan kedua warna tanah pole brown (cokelat pucat),
kandungan bahan organik pada lapisan ini banyak, tetapi kurang dari banyaknya
bahan organik pada lapisan pertama. Lapisan ketiga warna tanah brown (cokelat),
kandungan bahan organiknya banyak dibawah kandungan bahan organik pada
lapisan kedua. Lapisan keempat warna tanah dark brown (cokelat gelap)
kandungan bahan organik pada lapisan ini berkurang atau semakin sedikit. Dan
pada lapisan kelima warna tanah light reddish brown kandungan bahan organik
pada lapisan ini sangat rendah karena terletak pada bagian bawah tanah dan
merupaka horizon batuan.
14
4.9. Penetapan Konsistensi Tanah
Tabel 9. Hasil Pengamatan Konsistensi Tanah
Konsistensi
Lapisan
Lembab Kering
1 Teguh Keras
2 Sangat Teguh Sangat Keras
3 Teguh Lunak
4 Gembur Agak Keras
5 Lepas Lepas
15
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum lapangan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada praktikum ini ditemukan vegetasi tanaman yang dominan untuk
pohon tinggi ialah Cocos Nucifera (kelapa) , pohon rendah Psidium
guajava (jambu), belukar Pennisetum purpureum (rumput gajah) dan
rumput ialah Oryza sativa (padi).
2. Profil tanah yang diamati setebal 80 cm dan terdapat 5 lapisan dengan
ketebalan berbeda-beda.
3. Tekstur tanah pada setiap lapisan memiliki kelas tekstur berbeda-beda.
Dari hasil pengamatan kebanyakan kelas tekstur didominasi oleh fraksi
liat.
4. Struktur tanah tiap lapisan berbeda dari kuat, sedang, lemah dan tak
berstruktur. Hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan bahan organik,
perakaran, kation dan mikroorganisme.
5. Kemasaman (pH) tanah tiap lapisan berbeda. Tanah ini termasuk tanah
masam karena nilai pH tiap lapisan dibawah 7.
6. Warna tanah ditentukan dengan buku Munsell Soil Color Chart yang tiap
lapisan tanahnya berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kandungan bahan
organik.
7. Konsistensi tanah ditentukan dengan keadaan lembab dan kering yang
tiap lapisannya berbeda-beda. Konsistensi ditentukan oleh tekstur dan
struktur tanah.
8. Penentuan bahan organik (BO) tiap lapisan berbeda dari yang tinggi
bahan organiknya sampai rendah. Kandungan kapur tanah rendah karena
termasuk tanah inceptisol.
16
5.2.Saran
Lahan percobaan Narmada termasuk kedalam tanah inceptisol. Tanaman yang
cocok tumbuh didaerah tersebut ialah tebu, tembakau, padi, jagung, kakao atau
coklat, panili dan pala.
17
DAFTAR PUSTAKA
Rahadjo. 2005. Penetapan Kadar Air Metode Oven. IPB Press. Bogor.
18