Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN TRIASE

RUMAH SAKIT UMUM AT MEDIKA

KOTA PALOPO

RSU AT – MEDIKA

Jl. Andi Djemma No. 6


Kota Palopo

RUMAH SAKIT UMUM AT MEDIKA


Jl. Andi Djemma No. 6 kota palopo
Tlp.0471-21596, Fax. 0471-23008
Kode pos.91921
Email : Rs.atmedika.plp@gmail.com
RUMAH SAKIT UMUM AT MEDIKA
KOTA PALOPO
Jalan Andi Djemma No.06 Palopo 91921
Telp: (0471) 23008 Email: rs.atmedika.plp.@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AT MEDIKA KOTA PALOPO
NOMOR : 394/RSUATM/PLP/VI/2015
TENTANG

PANDUAN TRIASE

DIREKTUR RSU. AT MEDIKA KOTA PALOPO

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan

pasien, maka diperlukan adanya Panduan Triase pasien di Rumah

Sakit Umum AT MEDIKA Kota Palopo

b. Bahwa sesuai butir a diatas perlu menetapkan Keputusan Direktur

Rumah Sakit Umum AT MEDIKA Kota Palopo tentang Panduan

Triase

Mengingat :

1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran

4. KeputusanMenteriKesehatanRINomor1165.A/MenKes/SK/X/2004

tentang Komisi AkreditasiRumah Sakit.

5. Surat Keputusan Wali Kota Palopo Nomor 015/B-II/BPH-II/XII/2014

tanggal 12 Desember 2014 , tentang Susunan Direksi Rumah Sakit

Umum Daerah AT MEDIKA Kota Palopo.


MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU. AT MEDIKA KOTA PALOPO


TENTANG PANDUAN TRIASE RSU. AT MEDIKA KOTA
PALOPO

KEDUA : Panduan Triase dimaksudkan sebagaimana tercantum dalam


Panduan di Keputusan ini

KETIGA : Pelaksanaan Panduan Triase dimaksudkan untuk meningkatkan


kualitas dan keamanan pelayanan pasien sebagaimana dimaksud
dalam diktum kesatu

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan

Ditetapkan di : Palopo
Pada tanggal : 1 Juni 2015

Direktur
RSU. AT MEDIKA Palopo

dr. Anton Yahya, M. Kes


BAB I
DEFINISI

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan pasien
berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada pasien. Triase di IGD
adalah Pemilahan penderita berdasarkan pada keadaan ABC (Airway, Breathing, dan
Circulation).
Dua jenis keadaan triase dapat terjadi ;
1. Jumlah penderita dan beratnya luka tidak melampaui kemampuan petugas. Dalam
keadaan ini pasien dengan masalah gawat darurat dan multi trauma akan dilayani
terlebih dahulu, dan sesuai dengan prinsip ABC.
2. Jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan petugas. Dalam
keadaan ini yang akan di layani terlebih dahulu adalah pasien yang dengan
kemungkinan survival yang terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan, dan
tenaga yang terbatas.

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan triase ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke IGD RSU. AT MEDIKA
Palopo
1. Di dalam Rumah Sakit Semua Pasien yang datang akan di lakukan Triase oleh dokter
jaga IGD atau perawat yang kompeten untuk mendapatkan prioritas pelayanan yang
sesuai dengan kegawatdaruratannya.
2. Dalam keadaan bencana, Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari
dalam maupun dari luar rumah sakit.

BENTUK/ JENIS TRIASE


Adapun bentuk/jenis triase yang ada di dalam Rumah Sakit Umum AT MEDIKA Kota
Palopo adalah
1. Triase rutin / sehari hari yaitu tetap Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar
gawat darurat ( true emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving ).
2. Triase Disaster / Dalam keadaan bencana Bila terjadi bencana baik dari dalam maupun
dari luar rumah sakit, dimana pasien yang datang lebih dari 10 orang dalam waktu yang
bersamaan, maka kriteria triase berdasarkan kemungkinan hidup pasien yang lebih
besar.
PELAKSANA TRIASE
1. Pelaksana Triase di dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter jaga IGD atau
perawat yang kompeten di ruang IGD.RSU. AT MEDIKA Palopo
2. Sedangkan dalam keadaan bencana di lakukan oleh perawat dan dokter IGD dapat
di lakukan di luar atau di ruang Triase IGD RSU. AT MEDIKA Palopo

BAB III
PENATALAKSANAAN TRIASE

Proses Triase merupakan suatu proses identifikasi yang dilakukan terhadap


pasien pada kontak pertama berdasarkan tingkat prioritas kegawatan pasien. Agar
pasien IGD dapat segera diidentifikasi dan diberikan pelayanan segera sesuai tingkat
ke gawat daruratannya). Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat
darurat ( true emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving ).
Teknik melakukan triase sehari hari di IGD.RSU. AT MEDIKA Palopo adalah
pasien yang datang ke IGD RSU. AT MEDIKA Palopo diterima di depan IGD dan
langsung dilakukan skrining awal dengan evaluasi Visual atau dengan
autoanamnesa maupun alloanamnesa singkat dan dilakukan walk in triage sambil
pasien di antar ke ruang- ruang tindakan :
a. Jika pasien datang dengan keadaan gawat darurat dan mengancam nyawa serta
harus mendapat penanganan resusitasi segera, misalnya Henti napas ,Henti
jantung ,pasien diantar ke ruangan Resusitasi
b. Jika paisien datang dengan kasus kecelakaan , baik kecelakaan lalulintas
maupun kecelakaan kerja pasien di antar ke ruang tindakan bedah misalnya
pasien yang mengalami trauma tumpul atau tajam
c. Jika pasien datang dengan keadaan gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat,
misalnya pasien yang mengalami gangguan breathing (sesak) dan yang
mengalami gangguan sirculation ( diare dehidrasi ) nyeri berat misalnya colic,
pasien langsung di antar ke ruang tindakan medic
d. Jika pasien datang dengan kasus false emergency misalnya febris, batuk,dan
semua pasien yang tidak mengalami gangguan airway, breathing, circulation dan
Disability di atar ke ruangan observasi atau ruangan tindakan medic
e. Jika pasien datang dalam keadaan DOA setelah dilakukan skrining awal di
depan IGD pasien /mayat langsung di antar ke kamar jenazah.
Setelah pasien sampai diruang tindakan (resusitasi, bedah dan medic ) dilakukan
asesmen awal oleh perawat dan dokter kemudian dilakukan tindakan sesuai indikasi

A. Melakukan Primary survey


Tindakan untuk mencari keadaan yang mengancam nyawa adalah:
1. Airway dengan kontrol servical
a. Penilaian :
 Mengenal keadaan airway dengan: inspeksi,auscultasi, danpalpasi
 Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi.
b. Pengelolaan airway
 Lakukan chin lift dan atau jaw trustdengan kontrol servikal
 Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning
 Pasang gudel.
c. Fiksasi leher
d. Menganggap kemungkinan adanya fraktur servical pada semua pasien
dengan Multi trauma terlebih bila ada gangguan kesadaran atau
perlukaan diatas klavicula
2. Breathing dan Ventilasi oksigen
a. Penilaian :
 Buka leher dan dada penderita dengan tetap memperhatikan kontrol
servical
 Hitung dan perhatikan dalamnya pernapasan
 Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali
kemungkinan terdapat deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris
atau tidak, pemakaian otot otot tambahan dan tanda tanda cidera
lainya.
 Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor.
 Auscultasi thoraks bilateral.
b. Pengelolaan,
 Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dengan pemakaian NRBM
10-12 ltr/mnt
 Ventilasi dengan bag valve mask
 Menghilangkan tension pneumothoraks
 Menutup open pneumothoraks
 Memasang Saturasi oksigen
c. Evaluasi

3. Circulation dengan kontrol perdarahan


a. Penilaian.
 Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.
 Mengetahui sumber perdarahan yang internal
 Periksa nadi pasien : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus
paradoksus. Tidak di ketemukanya pulsasi dari arteri besar yang
merupakan tanda untuk memerlukan resusitasi masif segera.
 Periksa warna kulit, kenali tanda tanda sianosis.
 Periksa tekanan darah.
 Periksa Cafilary refill Time
b. Pengelolaan
 Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
 Kenali perdarahan internl, kebutuhn untukintervensi bedah serta
konsultasi pada ahli bedah
 Pasang iv canule 2 jalur ukuran besar sekaligus untuk mengambil
sampel darah untuk pemeriksan laboratorium dan Analisa gas darah
 Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat
 Cegah hypothermia

4. Disability ( Penilaian Status Neurologis )


a. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
Eye :
 4 buka mata spontan
 3 buka mata dengan panggilan / dengan perintah
 2 buka mata dengan rangsangan nyeri
 1 tidak ada respon
Verbal :
 5 orientasi baik
 4 berbicara bingung
 3 berbicara tidak jelas
 2 hanya merintih
 1 tidak ada respon
Motorik :
 6 bergerak mengikuti perintah
 5 bergerak terhadap nyeri
 4 fleksi normal ( menarik anggota yg dirangsang )
 3 fleksi abnormal
 2 extensi abnormal
 1 tidak ada respon
b. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda
tanda lateralisasi
c. Evaluasi dan Re evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan circulation

5. Exposure
a. Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah ada cedera
yang lain
b. Cegah hipothermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan
yang hangat

I. Dalam keadaan bencana baik dari dalam atau dari luar Rumah Sakit.
Dokter jaga dan Perawat IGD terlatih ikut dalam melakukan triase , petugas IGD
akan menetapkan kondisi pasien dengan label seperti berikut sesuai dengan
klasifikasi berat ringannya / kegawatdaruratan pasien :
1. Warna Hijau /prioritas rendah : perlu penanganan seperti pelayanan biasa tidak
perlu tindakan segera . penanganan dan pemindahan bersifat terakhir seperti
luka ringan dan luka superfisial
2. Warna Kuning / prioritas sedang : potensi mengancam nyawa atau fungsi vital
bila tidak segera diberikan pertolongan dalam jangka waktu singkat seperti
cedera abdoment tanpa shok , cedera dada tanpa gangguan respirasi , cedera
kepala dan tulang belakang tanpa gangguan kesadaran
3. Warna Merah / prioritas utama : mengancam jiwa atau fungsi vital yang
memerlukan tindakan / pertolongan segera untuk penyelamatan nyawa perlu
resusitasi dan tindakan bedah segera , mempunyai kesempatan hidup yang
besar seperti gangguan jalan napas , syok dengan perdarahan hebat , luka
bakar grade II dan III > 25% , penurunan status mental
4. Warna Hitam / prioritas nol : sudah meninggal atau kemungkinan untuk hidup
sangat kecil atau luka sangat parah . Pasien dalam kondisi tidak bernyawa /
sudah meninggal di tempatkan di kamar mayat.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi triase dalam keadaan sehari hari di IGD RSU. AT MEDIKA Palopo adalah
formulir assesmen medis dan keperawatan pasien Instalasi Gawat Darurat. Sedangkan
dokumentasi atas triase dalam keadaan bencana adalah formulir triase.

Anda mungkin juga menyukai