Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Wonosari menempati lokasi di

Dusun Jeruksari, Kalurahan Wonosari, Kecamatan Wonosari,

Kabupaten Gunungkidul. Wilayah kerja RSUD Wonosari adalah

meliputi Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 km2. Batas-

batas wilayah kerja RSUD Wonosari adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sleman

Sebelah Timur : Kabupaten Wonogiri dan Pacitan

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : kabupaten Bantul

Visi dari RSUD Wonosari Gunungkidul adalah “Rumah Sakit

Pilihan Utama, Unggul dalam pelayanan, terjangkau oleh semua”.

Misi dari RSUD Wonosari Gunungkidul adalah: a) Meningkatkan

Pelayanan Kesehatan yang berkualitas dan terjangkau; b)

Mengoptimalkan sarana prasarana untuk menunjang pelayanan; c)

Meningkatkan kapasitas SDM yang profesional pada bidang tugasnya;

dan d) Meningkatkan kinerja administrasi dan keuangan yang efektif

dan efisien. Total tempat tidur di RSUD Wonosari sebanyak 223 beds

dengan 5 tingkatan kelas dan 18 bangsal.

48
49

2. Karakteristik Sampel

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Perawat di Bangsal Bedah RSUD


Wonosari Gunungkidul
Umur Frekuensi persentase
17-25 5 16,7%
26-35 24 80,0%
35-45 1 3,3%
Total 30
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa karakteristik
responden penelitian berdasarkan umur yang terdiri dari 30 perawat di
Bangsal Bedah RSUD Wonosari paling banyak berumur 26-35 tahun
yaitu 24 (80,0%) responden.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Pasien di Bangsal Bedah RSUD


Wonosari Gunungkidul
Karakteristik Responden Frekuensi (N) Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 22 62,9%
Perempuan 13 37,1%
Umur
17-25 tahun 5 14,3%
26-35 tahun 7 20,0%
36-45 tahun 13 37,1%
46-55 tahun 4 11,4%
56-65 tahun 4 11,4%
>65 tahun 2 5,7%
Lama dirawat
0-7 hari 26 74,3%
>7 hari 9 25,7%
Pendidikan
SD 3 8,6%
SMP 10 28,6%
SMA 14 40,0%
Perguruan Tinggi 8 22,9%
Pekerjaan
PNS 4 11,4%
Karyawan 7 20,0%
Pedagang 3 8,6%
Buruh/tani 9 25,7%
Tidak bekerja 12 34,3%
Total 35 100,0%
50

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa karakteristik

responden penelitian yang terdiri dari 35 pasien di Bangsal Bedah

RSUD Wonosari paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak

22 orang (62,9%); berumur 36-45 tahun sebanyak 13 orang (37,1%);

dirawat selama 0-7 hari sebanyak 26 orang (74,3%); pendidikan SMA

sebanyak 14 orang (40,0%), dan tidak bekerja sebanyak 12 orang

(34,3%).

3. Analisis Univariat

a. Kecerdasan Emosional Perawat

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Perawat


di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul

Kategori Frekuensi (N) Persentase (%)


Tinggi 10 33,3%
Sedang 20 66,7%
Rendah 0 0%
Total 30 100,0%

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sampel penelitian

yang terdiri dari 30 perawat, terdapat paling banyak bahwa

kecerdasan emosional perawat di bangsal bedah berada dalam

kategori sedang sebanyak 20 orang (80%). Hasil ini menunjukkan

bahwa kecerdasan emosional perawat di Bangsal Bedah RSUD

Wonosari Gunungkidul berada dalam kategori sedang.


51

b. Kepuasan Pasien

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien di Bangsal


Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul

Kategori Frekuensi (N) Persentase (%)


Sangat Puas 5 14,3%
Puas 27 77,1%
Tidak Puas 3 8,6%
Total 35 100,0%
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sampel penelitian

yang terdiri dari 35 pasien, terdapat paling banyak mendapatkan

kepuasan perawatan di bangsal bedah dalam kategori puas

sebanyak 27 orang (77,1%). Hasil ini menunjukkan bahwa

kepuasan pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul

berada dalam kategori puas.

4. Analisis Bivariat

Tabel 4.4 Crosstabulation Hubungan Kecerdasan Emosional Perawat


dengan Kepuasan Pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari
Gunungkidul

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui antara hubungan kecerdasan


emosional perawat dan kepuasan pasien dibangsal bedah RSUD
Wonosari Gunungkidul menunjukkan 80% perawat dengan kecerdasan
sedang dan 20% perawat dengan kecerdasan tinggi. Responden yang
menyatakan puas sebanyak 77,1% dengan tingkat kecerdasan perawat
sedang yaitu 80%.
52

Tabel 4.5 Hubungan Kecerdasan Emosional Perawat dengan


Kepuasan Pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul

kecerdasan kepuasan
Correlation
1,000 0,403
Coefficient
kecerdasan
Sig. (2-tailed) . 0,003
Kendall's N 30 30
tau Correlation
0,403 1,000
Coefficient
kepuasan
Sig. (2-tailed) 0,003 .
N 35 35

Dari hasil analisis bivariate hubungan antara kecerdasan

emosional perawat dengan kepuasan pasien di Bangsal Bedah RSUD

Wonosari Gunungkidul bahwa hasil uji Kendall Tau menghasilkan

nilai pvalue sebesar 0,003. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi

penelitian sebesar 5% (0,005), atau dapat dituliskan sebagai pvalue

(0,003) < α (0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan

antara kedua variabel dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian diatas

maka null hypothesis (Ho) penelitian yang berbunyi,” Tidak ada

hubungan antara kecerdasan emosional perawat dengan kepuasan

pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul” adalah

ditolak. Sedangkan alternative hypothesis (Ha) penelitian yang

berbunyi “Ada hubungan antara kecerdasan emosional perawat

dengan kepuasan pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari

Gunungkidul” adalah diterima, sehingga teruji kebenarannya.

B. Pembahasan
53

Pembahasan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara kecerdasan emosional perawat dengan kepuasan pasien di Bangsal

Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan Emosional Perawat di Bangsal Bedah RSUD Wonosari


Gunungkidul

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa dari 30

perawat, terdapat paling banyak bahwa kecerdasan emosional perawat

di bangsal bedah berada dalam kategori sedang sebanyak 20 orang

(66,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional perawat

di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul berada dalam

kategori sedang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Awallunnisa (2015), yang menyatakan bahwa

kecerdasan emosional pada perawat di Ruang Rawat Inap Rumah

Sakit Siti Khodijah Sepanjang berada dalam kategori sedang sebesar

66%. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Ardiana (2010), yang

menyatakan bahwa perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Dr.

H. Koesnadi Bondowoso memiliki kecerdasan emosional dalam

kategori sedang sebesar 85%.

Kecerdasan emosional perawat merupakan kemampuan dalam

menghadapi menyesuaikan diri terhadap situasi secara cepat dan

efektif dengan menggunakan konsep abstrak dengan tujuan untuk

memahami pertalian dan belajar (Chaplin, 2010). Kecerdasan

emosional pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yang pertama adalah jenis kelamin, dimana secara umum wanita lebih
54

mudah berempati dibandingkan laki-laki yang dapat diketahui

berdasarkan kemampuan dalam membaca perasaan orang lain secara

nonverbal. Usia dapat mempengaruhi kecerdasan emosional dimana

orang yang berusia dewasa memiliki kecerdasan emosional yang lebih

berkembang dibandingkan pada remaja. Faktor lingkungan dapat

mempengaruhi kecerdasan emosional pada seseorang melalui interaksi

dilakukan, terutama pada lingkungan keluarga. Faktor selanjutnya

adalah pendidikan yang mampu membentuk seseorang untuk dapat

tumbuh dan berkembang baik secara fisik atau mental (Goleman,

2011).

2. Kepuasan Pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa dari 35

pasien, terdapat paling banyak mendapatkan kepuasan perawatan di

bangsal bedah dalam kategori puas sebanyak 27 orang (77,1%),

diikuti 5 orang (14,3%) dalam kategori sangat puas, dan 3 orang

(8,6%) dalam kategori tidak puas. Hasil ini menunjukkan bahwa

kepuasan pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul

berada dalam kategori puas.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti

(2015), yang menyatakan bahwa pasien BPJS di RSUD Sultan Syarif

mendapatkan kepuasan pelayanan dalam kategori puas sebesar 55%.

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ramadhani (2015), yang menyatakan bahwa kepuasan pasien di


55

Ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya berada

dalam kategori puas sebesar 56,3%.

Kepuasan pasien merupakan tingkat perasaan pasien terhadap

kualitas pelayanan keperawatan berdasarkan perbandingan antara

pelayanan keperawatan yang diterima dengan kinerja perawat yang

diharapkan pasien (Muliatim, 2015). Kepuasan pasien terhadap

pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh lima macam karakteristik, yang

pertama adalah kenyataan (tangibles), yaitu penampilan secara fisik

terhadap kondisi peralatan yang digunakan selama perawatan medis.

Karakteristik kedua adalah keandalan (reliability), yaitu kemampuan

yang dimiliki oleh tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan medis.

Karakteristik ketiga adalah tanggung jawab (responsibility),

merupakan bagaimana tenaga kesehatan membantu pasien secara

cepat serta mau mendengarkan dan mengatasi keluhan yang dari

pasien. Karakteristik keempat yaitu jaminan (assurance), merupakan

kemampuan tenaga kesehatan meyakinkan pasien supaya pasien mau

menggunakan bantuan dan fasilitas yang disediakan oleh tenaga

kesehatan. Sedangkan karakteristik kelima adalah empati (empathy),

yaitu kesedian tenaga kesehatan untuk memberikan perhatian secara

personal terhadap kondisi pasien (Nursalam, 2013).

Dalam pelayanan kesehatan, kepuasan pasien merupakan salah

satu indikator kesuksesan pemberian layanan berdasarkan Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep / 25/ M.PAN/


56

2/ 2004 yang menyatakan bahwa indeks kepuasan masyarakat (IKM)

adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang

diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas

pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur

penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhannya (KemenPAN, 2004).

3. Hubungan Kecerdasan Emosional Perawat dengan Kepuasan Pasien di


Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul

Berdasarkan uji hubungan menggunakan uji korelasi korelasi

Kendall Tau, didapatkan hasil nilai pvalue (0,003) < α (0,05). Hasil ini

menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi “Ada

hubungan antara kecerdasan emosional perawat dengan kepuasan

pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul” adalah

diterima. Hubungan yang dapat terjadi adalah pasien cenderung

merasa sangat puas jika pendapatkan tindakan medis oleh perawat

dengan kecerdasan emosional yang sangat cerdas. Sebaliknya, pasien

akan merasa tidak puas jika mendapatkan tindakan medis dari perawat

dengan kecerdasan emosional yang tidak cerdas.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Arfajah (2017), yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional perawat dengan kepuasan pasien di RSUD dr Soebandi

Jember berdasarkan nilai pvalue (0,004) < α (0,05).

Pasien sebagai pengguna jasa kesehatan berharap akan

mendapatkan kesembuhan yang diiringi dengan mendapatkan


57

pelayanan sesuai dengan apa yang diharapkan. Harapan pasien dalam

menggunakan jasa kesehatan adalah akan dilayani ketika mengalami

keluhan atau ketika memerlukan bantuan. Pada penelitian ini,

kepuasan pasien terhadap kinerja tenaga kesehatan (perawat) dapat

dipengaruhi oleh bagaimana perawat mampu memahami kondisi

mengenali emosional yang ada pada dirinya sendiri (self-awareness).

Selanjutnya pasien dapat merasa puas ketika perawat mampu

memahami kondisi emosional pasien dengan berusaha untuk

menenangkan pasien (social-awareness). Kemudian pasien dapat

merasa puas ketika perawat mampu mengendalikan kondisi emosi

pada dirinya dengan bersikap profesional selama melakukan tindakan

medis (self-management). Yang terakhir adalah pasien dapat merasa

puas ketika perawat mampu menggunakan kesadaran emosional pada

dirinya dan orang lain untuk melakukan interaksi secara baik

(relationship-management) (Goleman, 2011).

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang ada di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


58

1. Sebagian responden kurang dapat memahami isi dari kuesioner

sehingga peneliti perlu membantu responden dalam memahami

kuesioner.

2. Terdapat pasien yang masih susah untuk berkomunikasi sehingga

peneliti perlu mendatangi pasien pada keesokan harinya untuk

melakukan penelitian
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang terdapat

pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Kecerdasan emosional perawat di Bangsal Bedah RSUD Wonosari

Gunungkidul berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 20

responden 66,7%.

2. Kepuasan pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul

berada dalam kategori puas yaitu sebesar 77,1%.

3. Ada hubungan antara kecerdasan emosional perawat dengan kepuasan

pasien di Bangsal Bedah RSUD Wonosari Gunungkidul berdasarkan

pvalue (0,003) < α (0,05).

B. Saran

1. Bagi pihak RSUD Wonosari Gunungkidul

Pihak RSUD Wonosari Gunungkidul diharapkan dapat

menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk

menentukan kebijakan yang terkait dengan kepuasan pasien.

2. Bagi institusi pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat mengembangkan ilmu

keperawatan yang terkait dengan kepuasan pasien melalui praktik

59
60

langsung ke lapangan untuk meningatkan kemampuan calon perawat

dalam memberikan jasa kesehatan.

3. Bagi peneliti

Peneliti diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan tentang

kepuasan pasien melalui penguasaan faktor-faktor yang terkait dengan

kepuasan pasien.

4. Bagi peneliti selanjunya

Peneliti selanjunya diharapkan dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai acuan dan referensi untuk melakukan penelitian

tentang kepuasan pasien.


61

DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, A. (2010). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Caring


Perawat Pelaksana Menurut Persepsi Pasien Diruangan Rawat Inap
RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Tesis. Depok: FIK UI. Tidak
dipublikasikan.

Ardiana, A. (2010). Hubungan Kecerdasan Emosional Perawat dengan


Perilaku Caring Perawat Pelaksana Menurut Persepsi Pasien di
Ruang Rawat Inap Rsu Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Tesis. Fakultas
Ilmu Keperawatan Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Depok

Bar, S.N. (2013). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Stress Kerja pada
Perawat di RSUD Banjarbaru. Jurnal Ecopsy.

Chaplin, J.P. (2010). Kamus Lengkap Psikologi. Penterjemah Kartini Kartono.


Jakarta: Raja Grafindo Persada. di Unit Gawat Darurat RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Goleman, D. (2012). Healing Emitions (Penyembuhan Emosi). Peterjemah


Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Goleman, D. (2011). Kecerdasan Emosi untuk Pencapaian Prestasi.


Peterjemah Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Jun EY, Oh H. (2016). Kebutuhan dan kepuasan pasien dengan asuhan


keperawatan sesudahnya hari operasi berdasarkan kerangka
perawatan yang berpusat pada pasien. Clin Nurs Res.
Joewono, Heri. (2010). Pokok – pokok Kepemimpinan abad 21. Jakarta: Balai
Pustaka

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 2004. KEP/25/M.PAN/2/2004


tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks KepuasanMasyarakat
Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Jakarta.

Lake ET, Germack HD, Viscardi MK. (2016). Missed nursing care is linked to
patient satisfaction: a cross-sectional study of US hospitals. BMJ
Qual Saf. 2016;25:535–543.
Mahfoedz Ircham. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.
Yogyakarta. Fitramaya

McQueen AC. Emotional intelligence in nursing work. J Adv Nurs.


2004;47:101–108.
62

Nandari, A.K. (2012) Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kinerja Perawat


Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga
http://repository.uksw.edu/bitstream/
123456789/1086/2/T1_802007039_Full text.pdf. Diakses 20
November 2016.
Nasir, M. (2015). Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Sikap Caring
Perawat di Unit Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Ramadhani, I.P. 2015. Perilaku Caring Perawat terhadap Kepuasan Pasien di


Ruang Rawat Inap Bedah Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal.
Stikes Hang Tuah Surabaya

Sari, Meta Nurita Diana. 2012. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ)
dengan Kinerja Perawat pada Rumah Sakit Umum Pusat
63

LAMPIRAN
64

Lampiran 1
PERMOHONAN UNTUK MENJADI
RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu/bapak Calon responden
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Stikes Yogyakarta :

Nama : Rahmat Nur hidayat


Nim : 141100243
Alamat : Singosaren, Bantul

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosional


Perawat Dengan Kepuasan Pasien Dibangsal Bedah RSUD Wonosari
Yogyakarta”.

Yogyakarta,…April 2018
Peneliti

Rahmat Nur hidayat

Nim:
141100243

Anda mungkin juga menyukai