Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561

E-ISSN: 2615-1553

KESIAPAN INDUSTRI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)


DOMESTIK DALAM MENUNJANG PROGRAM NAWACITA

Mauludi Manfaluthy
1
Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta
Jl. Jatiwaringin Raya 278 Pondok Gede Jakarta
1
mauludi@gmail.com.com

ABSTRAK

Diantara fokus implementasi program Nawacita adalah infrastruktur sebagai pengungkit utama
produktivitas dan daya saing bangsa, Manusia sebagai subjek pembangunan dan kebijakan Deregulasi
Ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas ditenga h keleseuan ekonomi global.
Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) sebagai komponen penunjang infrastruktur jalan raya di dalam kota,
toll ataupun jalan antar provinsi saat ini telah menggunakan teknologi lampu LED (Light Emitting Di o d e) .
Lalu sanggupkah industri PJU domestik menjadi tuan rumah di negara sendiri?. Pada makalah ini akan
dipaparkan teknologi lampu PJU, kemampuan industri lampu PJU dalam negeri serta permasalahan yang
dialaminya. Industri PJU domestik masih merasakan dibiarkan untuk berjuang sendiri. Lain hal nya
dinegara tetangga kita, karena menyangkut penciptaan lapangan pekerjaan pemerintah selalu dirasakan
keberpihakan dan keberadaannya oleh pelaku usaha. dengan iklim usaha yang kondusif, ilegal impo r d a p a t
diminimalkan, sehingga industri lokal bersaing dengan lampu impor secara sehat. Seperti yang dipraktekkan
dinegara lain pengawasan terhadap barang beredar lebih diefektifkan kepada produk impor.. Pemerintah
Jepang, India dan Malaysia melakukannya melalui beberapa taha pan yang terencana, baik dari sisi
kebijakan, penetrasi pasar, proyek percontohan, dukungan terhadap industri, serta insentif kepada
masyarakat dan industri hulu Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa industri la mp u PJU
dalam negeri sudah siap menjadi tuan rumah di negara sendiri, tentu saja pembenahan regulasi dan
dukungan pemerintah perlu menjadi prioritas.

Kata kunci: Nawacita, infrastruktur, dan PJU LED.

I. PENDAHULUAN
Pencahayaan jalan umum atau sering disebut sebagai Penerangan Jalan Umum (PJU) merupakan
aspek penting dalam penataan suatu infrastruktur daerah/kota. PJU memiliki peranan sebagai pedoman
navigasi pengguna jalan di malam hari, meningkatkan keamanan dan kes elamatan pengguna jalan,
menambah unsur estetika, dan juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi suatu daerah. Lampu
penerangan jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan (dipasang dikiri
atau dikanan jalan) dan atau ditengah (dibagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun
lingkungan sekitarnya. Total tambahan panjang jalan tol di Indonesia ditargetkan bakal bertambah 1.854 km
dalam rentang 2014-2019. Dari total 1.854 km jalan tol yang ditargetkan beroperasi, sampai saat ini sudah
ada 240 km jalan tol yang beroperasi. Adapun di 2018, total panjang jalan tol yang dioperasikan diharapkan
mencapai 728,94 km dan pada 2019 sepanjang 564,43 km. Jika semua target tersebut dapat dicapai sesuai
jadwal, maka pada Desember 2019, total panjang jalan tol yang beroperasi dari 2014-2019 adalah 1.854,5
km. [laporan kerjanyata Jokowi JK, 2016]. Belum lagi jalan-jalan arteri diperkotaan ataupun jalan provinsi
yang jumlah nya cukup panjang. Sepanjang jalan toll ataupun ja lan–jalan lainnya sudah barang tentu
memerlukan jumlah lampu penerangan jalan. Berbagai rencana pemerintah kota ataupun permerintah daerah
mempunyai rencana untuk mengganti lampu penerangan jalan mercury dengan lampu penerangan jalan
umum berbasis LED. Belum lagi adanya program PJU Cerdas dengan menggunakan PV (Photovoltaik)/Sel
suya (lampu penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya). Lampu
PJU ini sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh listrik PLN
dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik terutama di daerah terpencil. Namun demikian,
lampu PJU Cerdas juga dapat diaplikasikan di daerah perkotaan seperti di kawasan jalan -jalan utama, jalan
kawasan perumahan, kawasan industri, halte bus, tempat parkir, pompa bensin (SPBU), instalasi militer dan
sebagainya. Lampu PJU Cerdas dengan tenaga surya pada umumnya terdiri dari dari beberapa komponen
utama, yaitu modul/panel surya, lampu LED, baterai, sistem kontrol dilengkapi dengan sistem kontrol jarak
jauh, dan tiang penyanggah. Modul/panel surya mempunyai lifetime cukup panjang yang berfungsi menerima
cahaya matahari yang kemudian dikonversi menjadi listrik melalui proses Photovoltaik (PV), sedangkan
lampu LED dapat mencapai lifetime yang jauh lebih lama dibanding teknologi lain dengan sumber daya DC.
Baterai yang digunakan adalah baterai bebas perawatan (maintenance free). Dengan demikian, sistem PJU ini
dapat menghemat biaya operasional dan perawatan secara signifikan. Secara kasat mata, kebutuhan akan

518
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

lampu PJU per tahun untuk seluruh Indonesia berkisar di angka 500.000 unit. Dengan kebutuhan PJU yang
besar tersebut, haruslah industri lampu penerangan jalan di dalam negeri sejalan dengan program Nawacita.
Nawacita sendiri adalah konsep besar untuk memajukan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian. Beberapa program Nawacita adalah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar international dan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggeraka n sector-sektor ekonomi
strategis domestik. Dengan berdasar pada dua unsur Nawacita diatas, diharapkan lampu penerangan jalan
umum sebagai pendukung infrastruktur yang dibuat didalam negeri dapat menjadi tuan rumah dinegeri
sendiri.[Hendra Gunawan, 2018]. Pada makalah ini akan merepresentasikan kondisi industri lampu
penerangan jalan umum di dalam negeri dan kesiapannya bersaing dengan produksi lampu PJU dari luar
negeri/impor.

II. LANDASAN TEORI


A. MENGAPA LED?
Keberadaan Pencahayaan jalan umum semakin penting. Sebagian besar sumber iluminasi luar
ruangan, seperti lampu jalan, menggunakan lampu HID (High intensity Discharge) sebagai sumber cahaya.
Keprihatinan global telah meningkat mengenai jumlah daya yang dikonsumsi oleh lampu HID dan dengan
peningkatan jumlah CO2 atmosfir dilepaskan karena konsumsi daya. Dengan penggunaan LED sebagai
lampu penerangan jalan telah terbukti dapat mereduksi energi. Penerangan jalan LED membutuhkan sekitar
sepertiga sampai setengah dari daya listrik yang dibutuhkan untuk pencahayaan HID. Siklus hidup LED bisa
lebih dari tiga kali lipat dari cahaya HID. Diharapkan bahwa sistem LED akan bebas perawatannya. Hal ini
pada gilirannya, berarti sistem LED bisa jadi dianggap cocok untuk digunakan di pulau terpencil atau di
daerah pegunungan yang tinggi atau diremote area dan sebagai akibatnya perbaikan yang signifikan terhadap
efisiensi luminescent dalam beberapa tahun terakhir.. Selain itu, kelebihan LED cenderung menggantikan
lampu jalan tradisional tersebut sebagai lampu pijar, lampu neon dan High Pressure Sodium Lamp di masa
depan namun teknologi LED prosesnya sangat sulit yang membutuhkan kombinasi jalur produksi yang maju,
bahan berkualitas tinggi dan high precision. Proses manufaktur Perbandingan lampu yang digunakan pada
lampu jalan sekarang (HPS) dan lampu jalan LED ditunjukkan pada tabel 1. Disimpulkan bahwa lampu LED
memberikan banyak keunggulan dibanding lampu sodium tekanan tinggi [Ledsmagazine, 2018].
Tabel 1. Perbandingan Teknologi Lampu Jalan

Teknologi Life time Lumen per Waktu keterangan


Watt Penyalaan
High Pressure Sodium 12000- 45-130 10-15 Pencahayaan warna rendah,
24000 menit mengandung mercury dan timbal.
LED 50000- 70-150 Singkat Harga awal relative mahal
100000

B. KOMPONEN LAMPU PJU


Belakangan ini LED menjadi trend lantaran LED merupakan solid state of light yang bakalan
menggantikan sumber cahaya lain yang dinilai sudah usang. Mengapa? Karena LED mempunyai banyak
keunggulan daripada sumber cahaya lain, namun di balik semua keunggulan itu LED juga memp unyai
kekurangan. Keunggulan LED yang paling utama adalah hanya membutuhkan paling sedikit energi listrik
daripada sumber cahaya lain, dalam hal intensitas cahaya yang dihasilkan. Itu sebabnya LED diaplikasikan
ke peralatan rumah tangga maupun peralatan elektronik yang lain seperti televisi. Namun, dalam
perkembangannya sekarang ini. Dari sekian banyak LED yang beredar dari hasil banyak pabrik di luar
negeri. LED chip diproduksi dan didesain mengeluarkan cahaya yang bersinar terang pada sudut tertentu dari
LED tersebut, jadi tidak lagi diperlukan reflector (rumah lampu pijar untuk mengarahkan dan memperkuat
intensitas sinar yang dihasilkan lampu pijar). Untuk memahami karakteristik LED, Kita harus mengerti
bagaimana dioda itu bekerja, karena LED adalah varian dari komponen dioda. Dioda biasanya digunakan
untuk menyearahkan arus bolak-balik (AC: alternating current) menjadi arus searah (DC: direct current).
Dalam implementasinya, LED tidak dapat langsung digunakan seperti halnya lampu pijar yang dapat
langsung digunakan memakai tegangan AC 220 Volts yang biasanya dihasilkan oleh PLN dan dialirkan ke
semua rumah maupun kantor. Hal ini juga berbeda tiap negara, di negara kita besarnya adalah 220 Volts.
Seperti halnya peralatan elektronika yang lain, untuk memakai LED tegangan harus diturunkan terlebih
dahulu dan lebih baik diubah menjadi tegangan DC. Ada banyak cara menurunkan dan mengubah tegangan
AC menjadi DC, yaitu Power Supply Unit (kita biasa mengenal dengan nama adaptor atau driver). Power
Supply biasanya memakai transformator (trafo) dan rangkaian elektronik penyearah, namun ada juga yang
tidak memakai transformator (Transformatorless Power Supply), seperti halnya charger telepon seluler yang
bertipe Switching Power Supply (memakai IC Power), dan ada juga yang hanya memakai rangkaian paralel
antara resistor dan kapasitor kemudian langsung terhubung rangkaian elektronik yang lain seperti LED. Dari

519
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

segi elektronika tidak dianjurkan memakai secara langsung dari power grid (listrik dari PLN) dengan
rangkaian elektronik yang kita gunakan, terlebih lagi apabila akan digunakan dalam waktu yang lama setiap
harinya; karena ada resiko kebakaran dan seseorang dapat tersengat arus listrik yang besar. Switching Power
Supply masih layak digunakan apabila komponen yang digunakan juga baik kualitasnya, namun tidak halnya
dengan rangkaian paralel resistor dan kapasitor. Untuk memberikan penilaian kualitas sebuah lampu LED,
kita tidak dapat hanya memberikan penilaian berdasarkan sinar yang dihasilkannya pada saat kita ingin
membelinya. LED juga punya masa pakai, yang bagus biasanya 50 ribu jam lebih, bahkan 100 ribu jam;
tentunya hal ini sesuatu hal yang tidak mungkin kita buktikan saat kita ingin membelinya, tapi saat kita sudah
membeli dan mencoba memakainya sendiri. Secara teori, LED yang baik adalah LED yang dapat
menghasilkan intensitas sinar yang sama selama masa pakai yang lama pula (minimal 50 ribu jam
pemakaian).
1. Module LED dan Lensa
Dalam perencanaan suatu module LED, kita dapat menggunakan data intensitas yang dapat b erasal dari
photometric file IES (illuminating Engineering Sociaty) yang dibuat dari pengukuran goniometrik atau dapat
berasal dari simulasi tools. Ada banyak LED chip yang sesuai dengan kecerahan tinggi di pasaran, beberapa
di antaranya secara khusus dijual untuk aplikasi penerangan jalan. Di sini kita memilih salah satu chip dari
pabrikan lampu LED, menggunakan opsi spektrum warna putih sejuk (Cool White) dengan suhu warna
5700K. Lembar spesifikasi menunjukkan bahwa LED ini dapat memberikan 130 sampai 310 lumen fluks
optik saat digerakkan pada arus 350 mA sampai 1 A, pada suhu pada suhu sekitar 25°C. Selain lembar
spesifikasi, pabrikan menyediakan model CAD eksterior LED, serta file sinar, distribusi intensitas, dan
informasi terkait lainnya. Gambar 1a menunjukkan gambar LED dan distribusi intensitasnya dari lembar
spesifikasi, Gambar 1b menunjukkan model simulasi Tools yang sesuai dan distribusi intensitas, dan Gambar
1c menunjukkan pencahayaan spasial pada model LED yang menyala pada kejadian normal deng an sudut
pencahayaan 48°. Distorsi yang terlihat pada gambar chip disebabkan oleh pembiasan kubah/dome LED.

Gambar 1. Model LED. (a) LED image dan distribusi intensitas cahaya berdasar datasheet (b) distribusi
Intensitas cahaya menggunakan simulasi tools (c) Bentuk cahaya yang dihasilkan dengan sudut 48 derajat

Dalam makalah ini, kami menggunakan simulasi tools untuk merancang dan mengoptimalkan jenis lampu
jalan solid state: Tipe I, Medium. Selain merancang geometri lampu, kami menggunakan simulasi tools untuk
mengoptimalkan konfigurasi lampu dan daya untuk sub sistim lampu agar bisa melewati spesifikasi untuk
jalan kelas protokol.
Dalam hal ini Modul lampu LED dirancang menggunakan LED dengan komponen berbasis SMD (Surface
Mount Device
), dimana LED yang digunakan di gerakan pada arus 750mA.

V In 12 buah LED V out


(Volt DC) SMD (25 Watt), (Volt DC)
dengan arus 36V, 750mA
36 V, 750 750mA
mA (25Watt)

Gambar 2. Blok Diagram prototype Lampu Penerangan LED berbasis S MD.

Tabel dibawah ini adalah contoh hasil perhitungan dengan mempergunakan tools simulasi LED. Ada 5 input
arus yang disimulasikan dari mulai 0.35 A sampai dengan 1 A (DC). Dengan jumlah lampu LED SMD 12
buah, maka di dapat variasi Watt dari 12.8 – 40. 9 Watt, tentu saja dengan efficacy (lm/watt) yang berbeda-

520
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

beda. Dari simulasi ini didapatkan efficacy terbaik adalah 114.6 lm/w. Dihasil 20.9 Watt dengan lumen 2397
lm.
Tabel 2. Hasil S imulasi lampu LED S MD
Filed Current # of ∑Flux ∑Power Efficacy Thermal
(Input) [A] LED [㏐] [W] [Lm/W] Guide

top>down -
1 0.350 12 1609 12.8 125.4 Safe zone
2 0.450 12 2012 16.8 119.7 Safe zone

CASE - A
3 0.550 12 2397 20.9 114.6 Safe zone

4 0.650 12 2762 25.1 109.9 Safe zone

5 0.750 12 3109 29.5 105.4 Safe zone


6 1.000 12 3887 40.9 95.0 Safe zone

Gambar 3. Model Lensa untuk lampu 12 buah LED


52.75 mm

192.7 mm

Gambar 4. PCB dengan material alumunium core untuk lampu 12 buah LED
52.75 mm

192.7 mm

Gambar 5. PCB dan Lensa yang sudah di assembly untuk lampu 12 buah LED
Pemilihan lampu LED didasari karena usia pemakaian lampu LED yang mencapai 50.000 jam serta intensitas
terang serta efisiensi yang dihasilkan tinggi. Pada peracangan lampu LED penerangan jalan ini dibuat
menggunakan sumber tegangan DC. Penggunaan lampu LED selain menghemat daya juga membawa
dampak positif lainnya. Lampu LED tidak mengandung merkuri sehingga aman bagi lingkungan. Selain itu
dengan menggunakan lampu LED maka akan membantu mengurangi energi fosil yang digunakan dalam
proses pembangkitan energi listrik sehingga mengurangi kadar CO2 di udara.[Hanum Nayomi, 2013].
2. Power Supply Unit
Power supply unit (PSU) atau sering dikenal dengan istilah Driver secara umum adalah switching
power supply yang khusus fokus pada pengembangan produk converter power supply seperti: AC/DC
switching power supply, DC/DC converter dan DC/AC inverter. Umumnya driver (PSU AC ke DC) memiliki
range produk yang sangat bervariasi untuk aplikasi yang luas. Untuk lampu PJU di perlukan model PSU
dengan constant current, dimana tegangan mempunya range dari 42-48 Volt atau 32-36 Volt. Ada berbagai
variasi Daya/Power dari PSU yang sering digunakan dari mulai 40W, 60W, 90W, 120W, 150 W, 180W, dan
200W. Gambar 3 menunjukan beberapa tipe power supply yang ada di pasaran.

Gambar 3. Berbagai tipe power supply unit untuk lampu PJU


3. Rumah Lampu
Rumah lampu atau Luminer harus dirancang dan dibangun untuk memenuhi persyaratan SNI
(Standard Nasional Indonesia). Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah meluncurkan Standar untuk
luminer LED dengan nomor SNI IEC 60598:2016. SNI ini merupakan standar adopsi penuh dari IEC
60598:2014. Sampai saat ini Pemerintah Indonesia belum meregulasi SNI Luminer LED ini.

521
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

Gambar 4. Berbagai tipe rumah lampu PJU yang ada dipasaran


Fitur Luminaire yang sesuai dengan SNI ini harus mencakup, namun tidak terbatas pada: ketentuan
pemasangan, pemasangan dan pengikatan, blok terminal, peredupan, perlindungan akses pemeliharaan,
pemasangan kabel dan grounding. Luminare harus dalam bentuk die casting aluminium. Luminar
dimungkinkan kemudahan memasukan alat test untuk pemeliharaan. Bagian luar luminer harus memiliki
peringkat minimum IP65 sebagaimana ditentukan dalam IEC 60598, dengan kemampuan untuk melepaskan
udara panas dari dalam luminare (lubang). Pintu luminer akan tertutup rapat dan tidak dapat dipisahkan
secara paksa dari luminer bila diakses dalam posisi yang dipasang di lapangan. Luminer harus dirancang
untuk dipasang pada ukuran pipa nominal 2 inci dengan ± 5 derajat kemiringan. Pembukaan saluran udara
dibatasi hingga 1/4-inci dan penyesuaian level untuk mencegah masuknya serangga. Metode pembatasan area
pemasangan harus menyediakan akses yang aman untuk pemasangan sementara tanpa merusak kabel servis.
Power supply / driver harus menggunakan kabel dengan konektor penghubung dan perangkat pemasangan
yang mudah lepas/pasang. Power supply / driver harus dilengkapi dengan antarmuka sinyal kontrol dengan
jangkauan operasi 0 sampai 10 VDC untuk peredupan/dimmer. Sirkuit Luminaire harus mencakup koneksi
cepat / terputus agar mudah pemisahan dan pengangkatan power supply. Gambar 5 menunjikan bentuk
umum luminer.

Luminer
Modul LED

Modul LED

Modul LED

KONEKTOR
Surge
KONEKTOR Protection

Block
Terminal
Jalur Kabel

Pintu lepas
pasang
Power Supply

Gambar 5. Bentuk rumah lampu standar


Bagian lensa atau optic dari luminer harus memiliki peringkat minimum IP66. Sistem pendingin luminer
harus terdiri dari heatsink pasif tanpa kipas, pompa, atau cairan. Luminer harus dirancang dan dibangun
untuk menerima tipe steker standar, penguncian, kontrol tiga-tiang, tiga kawat, lampu jalan kaki. Blok
terminal tiga kutub yang mampu menerima kawat AWG # 14 sampai # 6 harus dipasang ke luminare di
dalam kompartemen listrik. Blok terminal harus dapat dioperasikan dengan obeng blade standar #2. Luminer
harus dilengkapi dengan kemampuan untuk kontrol lampu latar opsional. Kontrol lampu latar harus dipasang
menggunakan pengencang stainless steel. Bobot perakitan lengkap tidak boleh melebihi 15 Kg.[5723.49
Seattle City Light, 2016].
4. Heatsink/Pendingin
Kebanyakan lampu penerangan jalan umum berbasis LED adalah lampu terpadu yang menggunakan
dioda pemancar cahaya (LED) sebagai sumber cahaya. Sering disebut juga lampu terintegrasi karena dalam
kebanyakan kasus luminer dan perlengkapannya bukan komponen terpisah. Pada proses pembuatan modul
LED/cluster lampu LED dipasang ke rumah lampu dengan heat sink untuk menjadikan perlengkapan
pencahayaan terpadu. Yang perlu menjadi perhatian adalah hal-hal sebagai berikut:

• Harus mempunyai pembuangan panas yang efektif. Lampu LED yang bagus ada heatsink aluminium
yang berbentuk seperti sirip ikan hiu dan biasanya lebih berat dari lampu biasa.
• Apakah elektronik board terbuat dari aluminium PCB atau standar PCB. Aluminium PCB lebih bagus
untuk pembuangan panas dibanding standar PCB.

jika digunakan di daerah seperti cuaca di gurun pasir tidaklah cocok kecuali di dalam ruangan, ketahanan
terhadap temperatur biasanya 50 derajat Celcius, LED lebih menyukai temperatur dingin karena LED terbuat
dari semiconduktor. Musuh utama semikonduktor adalah panas. Seperti halnya processor di dalam notebook

522
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

atau PC harus memakai heatsink dan kadang kipas angin berukuran kecil. Untuk LED hanya bisa dipakai
heatsink tanpa kipas angina/fan. Jadi sebelum implementasi pemakaian lampu LED harus diketahui
temperatur harian di luar.
5. Tiang/Pole
Tiang merupakan salah satu komponen penting yang memiliki peranan yang sangat besar dalam
menunjang pembangunan infrastruktur dewasa ini. Di Indonesia pada umumnya tiang berbentuk bulat
dengan cara proses rolling atau dengan sistem pengecoran. Bentuk umumnya adalah Hexagonal (segi
6), Octagonal (segi 8) dan bulat. Bentuk tiang seperti ini mengadopsi tiang umum digunakan di negara -
negara berkembang seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, Jepang, Korea dan lain - lain. Yang tidak
hanya berfungsi sebagai tiang penerangan tapi juga untuk memperindah tata dan lingkungan kota. Tiang
Lampu Jalan (PJU) umunya berbahan dasar menggunakan plat baja maupun pipa dengan ketinggian 7 meter
s/d 14 meter. Proses produksi tiang dimulai dengan proses pemotongan plat sesuai dengan ukuran panjang
yang diinginkan, proses pelurusan plat, proses pemotongan bentuk trapesium, proses penekukan, proses
pengelasan, proses pelurusan tiang, proses penyetelan tiang, proses pelapisan tiang dengan Zinc dan proses
inspeksi akhir.

Gambar 6. Berbagai bentuk tiang PJU


C. SMART SISTIM
1. Mengapa Smart sistim?
Smart sistim adalah salah satu cara yang digunakan dalam mengatur lampu penerangan jalan umum.
Beberapa alasan penggantian lampu penerangan jalan umum dengan menggunakan smart sistim adalah
sebagai berikut:
• Pemborosan pemakaian daya listrik, mengingat pengguna jalan tidak sama sepanjang malam (kuat
pencahayaan disesuaikan dengan traffic).
• Pemborosan waktu dan biaya dalam sistem pengawasan dan monitoring PJU
• Membutuhkan waktu cukup lama untuk perbaikan lampu, karena butuh waktu analisa kerusakan
komponen.
• Sistem evaluasi dan pelaporan kondisi lampu dan jaringan membutuhkan waktu lama.
• Sistem perhitungan dan pengawasan pemakaian energi yang tidak akurat.
• Sistem database PJU dan jaringan yang tidak akurat.

Sedangkan manfaat yang akan didapat dari smart sistim ini adalah:
• Monitoring sarana secara terpusat via Internet. Sistem dapat dimonitoring dimana saja selama
ada jaringan internet.
• Kecepatan Deteksi PJU Rusak. Secara otomatis Sistem akan mengirimkan info kerusakan lampu
ke petugas via e-mail/sistim, sehingga dapat menghemat biaya dan waktu.
• Individual dan Grup Control untuk Penghematan Energi, dan dapat mengatur ON/OFF atau
Dimming untuk tiap lampu atau satu grup atau keseluruhan PJU secara terpusat.
• Sistem dapat memberikan laporan Perhitungan pemakaian Energi per Lampu, per Grup dan
Total Lampu.
• Sistem Database PJU dan Jaringan sebagai Manajemen Asset. Database jumlah PJU dan kondisi
jaringan dapat terdata dengan baik, sehingga perencanaan pembelian material dapat terencana
dengan baik.
• Dapat diintegrasikan dengan “Smart City”

523
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

Sistem terdiri dari sekelompok perangkat di titik lampu jalan (satu perangkat terletak di setiap
tiang lampu) dan sebuah base station yang berada di atasnya. Sistem ini dirancang sebagai sistem modular,
mudah disambung. Disamping itu pada smart sistem dimungkinkan ditambah kan beberapa sensor seperti
suhu, kelembaban, atau camera untuk mengecek kondisi iklim/ musim, lokasi geografis, dan situasi sekitar.
Sejalan dengan perkembangan teknologi Internet Of Things, setiap lampu dapat diukur penggunaan dayanya
dan dikirimkan ke server. Selain itu juga dapat dikontrol, lampu mana yang aktif atau mati. Ada beberapa
teknologi yang digunakan, diantaranya: Power lin e communication, Radio Komunikasi (RF) dan Sistem
seluler [Dinas Perindustrian Energi, 2018].

Gambar 7. Architecture Smart sistim berbasis RF


D. STANDARISASI LAMPU JALAN
Lampu jalan telah mempunya SNI (Standard Nasional Indonesia) dengan nomor SNI 7391:2008.
Seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Kualitas Pencahayaan Normal berdasar SNI 7391:2008

III. METODE PENELITIAN


Makalah ini di dasari oleh penelitian dari berbagai literature dan interview dengan beberapa produsen
lampu penerangan jalan umum di Jakarta, Jawa Barat dan Surabaya dan juga dinas pencahayaan kota, PT.
Surveyor Indonesia, dan beberapa asosiasi lampu penerangan jalan umum.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Ketersediaan Komponen PJU di dalam negeri
Tabel berikut ini adalah rangkuman dari hasil penelitian di lapangan dan beberapa literature tentang
ketersediaan komponen pendukung lampu peneranga jalan umum di Indonesia. Pada dasarnya kami
simpulkan apa-apa yang sudah bisa/siap dilakukan di dalam negeri dan komponen lain yang masih
tergantung dari Negara luar.
Tabel 3. Rangkuman ketersediaan komponen PJU
Komponen Industri Keterangan Merek dari
Dalam Negara lain

524
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

Negeri
LED Chip Belum Belum ada Cree, Nichia,
Bisa industri Osram,
chip/komponen Samsung
di dalam negeri.
PCB Belum Untuk lampu Taiwan/China
Bisa jalan di perlukan
Allumunium
Core PCB
PCB M ounting Bisa Paling tidak ada
5-10 EM S yang
bisa
melakukannya
Lensa Belum bisa Sebagian LEDIL,
mencoba, masih LEDLINK
belum presisi. from
Taiwan/China
Driver/Power Belum Terkendala M eanwell,
Supply Bisa dengan M oso, Phillips,
persyaratan Inventronic.
sertifikasi
pengujian yang
belum ada di
Indonesia. EM C
test, CE test,
SPD/Surge Belum 5 KV sampai Taiwan
Protection dengan 10 KV
Rumah Lampu Bisa Die Casting
Kabel Bisa
Smart Sistim Bisa 1-2 perusahaan
saja.
Tiang/Pole Bisa Sudah ber
TKDN

B. Total Kandungan Dalam Negeri (TKDN)


Kegiatan sertifikasi produk untuk totak kandungan dalam negeri dapat dilakukan oleh surveyor yang
ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian, yaitu PT. Surveyor Indonesia dan PT. Sucofindo. Berdasar pada
data dari Kementerian Perindustrian beberapa komponen p endukung PJU sudah mendapatkan nilai TKDN
dengan range antara 25%-47%
C. Lembaga Test
Untuk mendapatkan kualitas yang memenuhi standart maka diperlukan pihak ketiga untuk
melakukan testing, baik berupa physical testing, electronic testing, lumen testing, dan interference dan
magnetic testing. Di Indonesia lembaga seperti PUSLITKIM-LIPI untuk pengukuran lumen lampu, B2TE-
BPPT Pengujian PV modules/solar panel sudah dapat melakukan testing tersebut.
D. SNI
SNI untuk lampu penerangan jalan umum masih mengacu pada SNI lama yang diterbitkan di 2014.
SNI tersebut hanya mengacu pada keamanan dan keselamatan. Belum ada SNI yang mempersyarakatkan
persyaratan teknis, semisal efficacy lumen/watt. Padahal tujuan penggantian lampu konvensional ke LED
adalah penghematan energi, namun dengan tidak adanya efficacy yang ditetapkan, maka tujuan tersebut akan
sulit tercapai. SNI yang mempersyaratkan efficacy PJU sangatlah diperlukan juga untuk menjaga kualitas
lampu PJU dalam negeri dan membatasi barang-barang impor yang cenderung lebih murah dengan kualitas
rendah.
E. Merek PJU
Pemerintah telah memfasilitasi proses pengadaan barang dan jasa, melalui LKPP (Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK) yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia. LKPP dibentuk
melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengembangan Barang/Jasa Pemerintah. LKPP mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan
perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah. PJU adalah salah satu dari barang yang dapat dibeli
oleh dinas pencahayaan kota di seluruh indoensia melalui portal LKPP. Dari merek-merek PJU yang ada di
porta LKPP, kurang lebih ada 35 merek. Dengan klasifikasi seperti pada gambar 8. [e-catalogue-LKPP,
2018]

525
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

3
12 Produksi Dalam
Negeri SKD
23
Import 9 CKD

Gambar 8. Jumlah merek PJU produksi dalam negeri dan impor dan Jumlah S KD dan CKD dari
merek produksi dalan negeri
Adapun klasifikasi dari SKD (Semi Knocked Down) dan CKD (Completely Knocked Down) pada
PJU adalah seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Klasifikasi S KD dan CKD dari segi pengadaan, pembuatan dan pengerjaan komponen PJU

Komponen SKD CKD


Luminare Domestic Import
Driver Import Import
Led Module Domestic Import
Surge Protection Import Import
Pole Domestic Domestic
F. Smart Sistim
Saat ini BPPT (Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi) telah berhasil memproduksi smart
sistim untuk lampu PJU. Karya anak bangsa ini diharapkan dapat menjadi pemacu bagi supplier- supplier
lampu PJU lainnya. Minimal dapat melakukan kerja sama pengguanaan smart sistim yang sudah di hasilkan
oleh BPPT. Dengan demikian tidak semua supplier harus membuat smart sytem sendiri, mereka bisa lebih
focus pada cakupan perkerjaan tertentu dari PJU. Yang masih perlu menjadi perhatian adalah infrastruktur
komunikasi antara PJU dengan server, meningat banyak opsi dan sebaiknya ini distandarkan dengan
mempertimbangkan kondisi di lapangan, sehingga dapat meningkatkan biaya komunikasi antara PJU dengan
server. Salah satu opsi adalah bersinergi denga penyelenggara/operator telekomunikasi di setiap daerah.
Dengan adanya smart sistim diharapkan dapat mengatasi meminimalisir masalah -masalah yang masih terjadi
seperti tidak adanya database lampu penerangan jalan umum yang terpusat, Permasalahan internal lainnya
adalah tidak adanya manajemen data yang baik mengenai jumlah titik lampu dan daya terpasang pada dinas
terkait, sehingga sering menimbulkan miskomunikasi dengan pihak PLN mengenai besaran tagihan rekening
listrik khusus PJU. Data yang ada biasanya tidak "up to date", karena kurangnya komunikasi dan koordinasi
antara staf teknis yang melakukan pekerjaan di lapangan dengan staf administrasi di kantor yang mengolah
data dan membuat laporan mengenai hasil pekerjaan dilapangan. Sering dinas terkait melakukan perubahan
mengenai jumlah titik lampu (penambahan atau pengurangan) Penerangan Jalan Umum (PJU) tanpa
berkoordinasi dengan pihak PLN, sehingga mengakibatkan jumlah tagihan listrik PJU yang membengkak.
G. Melihat Negara tetangga
Untuk melengkapi pembahasan dan analisa mengenai kesiapan domestik industri PJU, ada baiknya
kita melihat beberapa negara di Asia untuk dapat kita contoh hal-hal yang positif. Khususnya India dan
Malaysia. Salah satu objective perubahan lampu PJU dari konvensional ke LED di India adalah penghematan
energi, terlebih India megalami krisis energy. Pemerintah India melakukan program insentif (biaya listirk
lebih murah) untuk pemakaian lampu LED dirumah-rumah. Karena langsung memberikan dampak reduksi
energi pada pembangkit listrik pemerintah India. Sedangkan u ntuk PJU, pemerintah India mengadakan
pembayaran atas keberhasilan pengurangan energi hampir 50% dengan cara membayarnya selama 5-7 tahun
dari selisih penggunaan lampu konvensional dengan PJU LED kepada pemerintahan kota/propinsi di India.
Disamping pengaturan insentif, pemerintah India juga memproteksi produksi dalam negeri dengan
membatasi produk impor dan memberikan insentif pada industri komponen elektronik khususnya PJU. Untuk
menjaga kualitas PJU pemerintah menetapkan efficacy dari PJU dan menyatakan dengan jelas merek-merek
chip LED yang boleh digunakan, artinya kualitas chip di persyaratkan. Disamping itu industri domestik
rumah lampu, industri power supply diberi kesempatan untuk lebih maju. Dengan program-program diatas
Pemerintah India berhasil menekan/mereduksi sampai dengan 50% penggunaan energi dan produk dalam
negeri menjadi tuan rumah dinegaranya sendiri. Pada tahun 2015, Malaysia meluncurkan proyek peningkatan
pencahayaan LED nasional yang diharapkan sepenuhnya menggantikan produk lampu konve nsional, dan
dianggap sebagai pengembangan lingkungan yang signifikan di negara ini. Selangor dan negara bagian
Malaysia lainnya telah mengeluarkan peraturan yang telah membuat instalasi sumber cahaya LED wajib di
gedung-gedung baru. Perkiraan pemerintah Malaysia pada 2020 lampu jalan nasional akan dialihkan ke LED.
Untuk lebih mempromosikan rencana pencahayaan LED, pemerintah Malaysia secara bertahap
menghentikan atau melarang penggunaan lampu pijar atau luminer tradisional di bangunan atau real estate
pada tahun 2014. Hal ini dapat diproyeksikan bahwa akan ada permintaan pasar besar di masa depan. Saat

526
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553

ini, lampu LED yang digunakan dalam penghematan energi gedung administrasi Putrajaya telah mencapai
50% per tahun. Tingkat penetrasi pasar LED di Malaysia mencapai 35% pada tahun 2015. [Nicole lie, 2016].

H. Mencontoh program TKDN pada KWH Meter dan Smartphone.


Salah satu usaha pemerintah untuk mendukung industri dalam negeri yang bisa dapat dikatakan
sukses adalah mengenai pengadaan KWH meter dan Smartphone.KWH meter dan smartphone sudah
mempunyai payung hukum dan nilai standard total kandungan dalam negeri yang harus dicapai untuk
memajukan proteksi sekaligus memajukan industri KWH Meter dan smartphone di Indonesia yang sesuai
dengan program Nawacita. Diharapkan industri lampu penerangan jalan umum juga dapat maju mengikuti
program TKDN pada KWH Meter dan Smartphone.

V. SIMPULAN DAN SARAN


Dari analisis yang dilakukan pada pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
1. Secara garis besar lampu penerangan jalan umum sudah dapat diproduksi di dalam negeri.
Walupun beberapa komponen elektronik (chip LED, Driver, PCB Alumunium) masih di impor.
Dikarenakan industri komponen tersebut belum ada di dalam negeri,
2. Pembuatan Rumah lampu, Perakitan Modul LED, Pembuatan Kabel, perakitan lampu jalan, dan
pengetesan sudah dapat dilakukan didalam negeri.
3. Dari segi sumber daya manusia, sudah siap untuk memproduksi lampu penerangan jalan umum.
4. Menyarankan agar pemerintah dapat menerapkan regulasi untuk memproteksi produksi lampu
penerangan jalan umum yang mempunyai tingkat kandungan local dan memenuhi standard
nasional Indonesia.
5. Menyarankan pemerintah untuk memberikan insentive pajak bagi produsen PJU yang telah
memenuhi kandungan lokal dalam negeri dan memenuhi SNI
6. Menyarankan pemerintah untuk memberhentikan/membatasi impor lampu penerangan jalan
umum, paling tidak diterbitkan SNI yang mengatur spesifikasi teknis PJU.
7. Menyarankan pemerintah agar mengeluarkan aturan untuk menghentikan pengg unaan lampu
konvensional dan menggantikan dengan LED baik dirumah atau pun sebagai PJU dengan
memberikan subsidi penggunaan listrik, dengan demikian energi listrik dapat dihemat.

DAFTAR PUSTAKA
Laporan paparan 2 tahun kerja nyata Jokowi, 2016, www.kerjanyata.id
Hendra Gunawan. Infrastruktur Sebagai Implementasi Nawacita Presiden Jokowi.
http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/28/infrastruktur-sebagai-implementasi-nawacita-
presiden-jokowi . Di akses pada tanggal 1 maret 2018
Hanum Nayomi, (2013). Peluang Pemanfaatan Lampu LED Sebagai Sumber Penerangan . Skripsi Fakultas
Teknik Program Studi Teknik Elektro Universitas Indonesia.
http://www.ledsmagazine.com, diaksed pada tanggal 10 Maret 2018.
5723.49 Seattle City Light, (2016) Material Standard Streetlight Luminaire, LED, Side-mount, Residential,
52-watt Nicole, Li (2015). LedInside China,
http://www.ledinside.com/outlook/2015/10/evaluation_of_led_policies_in_japan_india_and_mal
aysia. Di akses pada tanggal 10 Maret 2018.
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (2011–2016). Daftar Inventarisasi Barang Produksi Dalam
Negeri Bersertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Dinas Perindustrian dan Energi, (2018). Pengelolaan Pencahayaan Kota Provinsi DKI Jakarta.
LKPP (2018). Katalog Produk Penerangan Jalan Umum, https//e-
katalog.lkpp.go.id/backend/katalog/list_produk/10?kategoriProdukId=126, di akses pada tanggal 22
Maret 2018.

527

Anda mungkin juga menyukai