Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan
tersebut merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang
wanita. Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga
melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah kesehatan
dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna,
Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa
kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler
disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac
preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder,
Martin, & Griffin, 2011).
WHO (World Health Orgaization) mendefinisikan bahwa kematian
ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau
dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan
langsung atau tidak langsung setelah persalinan. Masalah kematian ibu ini,
masyarakat menggugat bahwa target Sustainable Development
Goals(SDG’s) tahun 2030 tentu perlu untuk mendapat perhatian khusus
dari seluruh pihak baik pemerintah maupun sector swasta, yaitu
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di bawah 70 per 100.000
kelahiran hidup.
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan
dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg
atau adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih
atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar

1
2

yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011).
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai
proteinuria lebih dari 5 g/24 jam (Angsar, 2010). Hal utama yang menjadi
penyebab kematian dan kesakitan ibu preeklamsia adalah abrasion
plasenta, edema pulmonary, kegagalan ginjal dan hepar, miokardial infark,
disseminated intravascular coagulation (DIC), perdarahan serebra.
Departemen Kesehatan RI dalam Buku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (2013), mengklasifikasikan
hipertensi dalam kehamilan menjadi hipertensi kronik, hipertensi
gestational, dan preeklampsia. Hipertensi kronik adalah hipertensi tanpa
proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah
persalinan. Diagnosis untuk menentukan ibu hamil menderita hipertensi
kronik apabila tekanan darah ≥ 140 mmHg, sudah ada riwayat hipertensi
sebelum hamil atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan < 20
minggu, tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin), selain itu
dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung dan ginjal.
Data Kementerian Kesehatan oleh Indriani (2016) mengatakan
pada tahun 2016 tercatat 305.000 ibu di Indonesia meninggal per 100.000
orang. Gilbert dan Harmon mengatakan preeklampsia di kawasan Asia
menduduki peringkat keenam yang merupakan gangguan hipertensi
dengan persentase sebesar 9,1%, dan di Indonesia merupakan penyebab
kematian ibu peringkat kedua dengan persentase sebesar 24%. Angka
kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menilai derajad
kesehatan suatu negara. AKI di Indonesia sejumlah 305 kasus per 100.000
kelahiran hidup, turun jika dibandingkan dengan AKI tahun 2012 yaitu
359 kasus per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun mengalami penurunan,
namun AKI tersebut masih sangat jauh dari pencapaian target sustainable
development goals (SDG’s) di tahun 2030, yaitu 30 kasus per 100.000
kelahiran hidup di tahun 2030. (KEMENKES, 2016).
3

Penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan sekitar 21,26%,


hipertensi 27,08%, infeksi 4,82%, gangguan sistem peredaran darah
13,29%, gangguan metabolisme 0,33 dan lain-lain 33,22%. Sementara
berdasarkan umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia
20-34 tahun sebesar 67,11%, kemudian umur ≥ 35 tahun sebesar 29,07%
dan pada umur ≤20 tahun sebesar 3,82% (Dinkes Jateng, 2016). Data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen pada tahun 2015 di dapatkan sekitar
15 kasus kematian ibu (Dinkes Kab.Sragen, 2015) dan pada tahun 2016 di
dapatkan 17 kasus kematian ibu (Dinkes Kab.Sragen, 2016). Berdasarkan
data Dinkes kesehatan kota Palembang kejadian eklampsia di Sumatera
selatan pada tahun 2012 adalah 267 orang per 100.000 kelahiran hidup dan
dari data nasional terdapat 307 orang per 100. 000 kelahiran hidup
diantaranya disebabkan oleh telalau tua (umur ibu saat melahirkan), terlalu
muda (umur ibu saat melahirkan), terlalu sering (melahirkan) dan terlalu
banyak (jumlah anak yang sudah dilahirkan).
Data ini berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SKDI) (2017) yang dilakukan BKKBN bersama BPS dan
Kementerian RI. Semua angka kematian bayi dan anak berdasarkan hasil
SDKI 2017 menunjukkan angka lebih rendah dibandingkan dengan hasil
SDKI 2012. Hasil Laporan Akhir SKDI (2017) Angka kematian bayi di
bawah lima tahun (balita) juga mengalami penurunan dari 40 per 1000
kelahiran di 2012 menjadi 32 per 1000 kelahiran di 2017.
Penelitian tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Prawirohardjo (2013), yaitu beberapa faktor risiko penyebab hipertensi
dalam kehamilan diantaranya primigravida, primipaternitas, umur,
penyakit ginjal, riwayat hipertensi sebelum kehamilan, hiperplasentosis,
dan kegemukan. Mitayani (2011), mengungkapkan beberapa faktor resiko
untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya kehamilan anak
pertama, kelompok sosial ekonomi rendah, penyakit ginjal kronis,
4

Diabetes Melitus, riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya, dan


yang lainnya.
Dari beberapa peneliti sebelumnya telah mengidentifikasi beberapa
faktor resiko terjadinya preeklampsia. Angsar (2009) mengatakan faktor
resiko terjadinya preeklampsia meliputi primagravida, molahidatidosa,
kehamilan multiple, diabetes melitus, riwayat keluarga yang pernah
mengalami preeklampsia. Namun berbeda dengan Norwits (2008)
mengatakan faktor resiko terjadinya preeklampsia meliputi ras, riwayat
preeklampsia sebelumnya, umur ibu (<20 atau >35 tahun), hipertensi
kronik dan ginjal kronik.
Berhubungan dengan hal tersebut, melihat bahaya dan tingginya
angka kejadian pada kasus pre eklampsia, maka penulis tertarik untuk
membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan pre eklampsia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan
bagaimana “Asuhan Keperawatan Antenatal Pada Pasien “Ny.R” Dengan
Pre Eklampsia Di Ruangan Poli Kandungan Rs Muhammadiyah
Palembang tahun 2019”.

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Asuhan Keperawatan Antenatal Pada Pasien


“Ny.R” Dengan Pre Eklampsia Di Ruangan Poli Kandungan Rs
Muhammadiyah Palembang tahun 2019”.
b. Tujuan Khusus
1) Memahami pengkajian data subjektif dan objektif yang
dibutuhkan dalam melakukan “Asuhan Keperawatan Antenatal
Pada Pasien “Ny.R” Dengan Pre Eklampsia Di Ruangan Poli
Kandungan Rs Muhammadiyah Palembang tahun 2019”.
5

2) Memahami analisa data yang dibutuhkan dalam melakukan


“Asuhan Keperawatan Antenatal Pada Pasien “Ny.R” Dengan Pre
Eklampsia Di Ruangan Poli Kandungan Rs Muhammadiyah
Palembang tahun 2019”.
3) Memahami diagnosa kperawatan yang muncul pada “Asuhan
Keperawatan Antenatal Pada Pasien “Ny.R” Dengan Pre
Eklampsia Di Ruangan Poli Kandungan Rs Muhammadiyah
Palembang tahun 2019”.

4) Memahami intervensi keperawatan “Asuhan Keperawatan


Antenatal Pada Pasien “Ny.R” Dengan Pre Eklampsia Di
Ruangan Poli Kandungan Rs Muhammadiyah Palembang tahun
2019”.

5) Memahami dan mengimplementasikan “Asuhan Keperawatan


Antenatal Pada Pasien “Ny.R” Dengan Pre Eklampsia Di
Ruangan Poli Kandungan Rs Muhammadiyah Palembang tahun
2019”.

6) Memahami dan mengevaluasi “Asuhan Keperawatan Antenatal


Pada Pasien “Ny.R” Dengan Pre Eklampsia Di Ruangan Poli
Kandungan Rs Muhammadiyah Palembang tahun 2019”.

D. Manfaat

a. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Muhammadiyah Palembang

Dengan adanya study kasus ini dapat memberikan informasi yang baru
dan masukan kepada institusi maupun mahasiswa dimasa yang akan
datang tentang Asuhan Keperawatan Antenatal Pada Pasien “Ny.R”
Dengan Pre Eklampsia Di Ruangan Poli Kandungan Rs
Muhammadiyah Palembang tahun 2019
6

b. Bagi Instansi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Hasil study kasus ini dapat dijadikan sebagai masukan bahan lahan
praktik keperawatan untuk tetap mempertahankan mutu pelayanan
yang baik dan optimal dalam melakukan Asuhan Keperawatan
Antenatal Pada Pasien “Ny.R” Dengan Pre Eklampsia Di Ruangan
Poli Kandungan Rs Muhammadiyah Palembang tahun 2019
c. Bagi penulis

study kasus diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian dalam


menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menambah
kompetensi bagi penulis dalam melakukan Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Antenatal Pada Pasien “Ny.R” Dengan Pre
Eklampsia Di Ruangan Poli Kandungan Rs Muhammadiyah
Palembang tahun 2019.

E. Ruang Lingkup

a. Waktu

Study kasus ini dilakukan pada tahun 2019 Rumah Sakit


Muhammadiyah Palembang
b. Tempat Pengkajian
Tempat pengkajian dilakukan Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.

Anda mungkin juga menyukai