TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya
sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama
259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama,
2014). Kehamilan adalah proses yang normal, alamiah yang diawali
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin dan dimulai
sejak konsepsi sampai persalinan (Dewi & Sunarsih, 2011).
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Kehamilan merupakan
proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi
normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam
melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang
tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009).
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 periode yaitu triwulan pertama dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Kehamilan melibatkan
perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
dalam keluarga, pada umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui
7
8
b. Tanda Kemungkinan
Hamil Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan –
perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa (bersifat objektif),
namun berupa dugaan kehamilan saja. Semakin banyak tanda –
tanda yang didapatkan, semakin besar pula kemungkinan
kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan hamil adalah :
1) Uterus membesar Pada keadaan ini, terjadi perubahan
bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada pemeriksaan
dalam, dapat diraba bahwa uterus membesar dan semakin
lama semakin bundar bentuknya.
2) Tanda hegar Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah
menajdi lunak, terutama daerah ismus. Pada minggu –
minggu pertama, ismus uteri mengalami hipertrofi seperti
korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama
mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak
sehingga kalau diletakkan dua jari dalam fornix posterior
dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka
ismus ini tidak teraba seolah – olah korpus uteri sama sekali
terpisah dari uterus.
3) Tanda chadwick Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina
dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiru – biruan
(livide). Warna porsiopun tampak livide. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormone esterogen.
4) Tanda piscaseck Uterus mengalami pembesaran, kadang –
kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur
bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan
uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut.
12
f. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh
adanya sirkulasi ke placenta uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh darah yang membesar darah pula, mamae dan
alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan
akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistensi yang
disebabkan oleh pengaruh pergangan otot halus oleh progesteron.
Selama kehamilan normal cardiac output meningkat sekitar 30-50
% dan mencapai level maksimumnya selama trimester pertama
atau kedua tetap tinggi selama persalinan.
Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi
hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit
naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Hemodilusi
penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia
kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level
terendah pada minggu 30-32 minggu (Kusmiyati, 2008).
18
5. Klasifikasi
Kehamilan Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) diklasifikasikan
dalam 3 trimester, yaitu:
a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12
minggu).
b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27
minggu).
c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40
minggu).
B. Pre Eklampsia
1. Definisi
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan
proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera
setelah persalinan dan gangguan multisistem pada kehamilan yang
dikarakteristikkan disfungsi endotelial, peningkatan tekanan darah
karena vasokonstriksi, proteinuria akibat kegagalan glomerolus, dan
udema akibat peningkatan permeabilitas vaskuler (Fauziyah, 2012).
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada
wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema
dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler
atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul
setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2015).
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan
proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera
setelah persalinan dan gangguan multisistem pada kehamilan yang
dikarakteristikkan disfungsi endotelial, peningkatan tekanan darah
karena vasokonstriksi, proteinuria akibat kegagalan glomerolus, dan
udema akibat peningkatan permeabilitas vaskuler ). Pre eklamsia atau
toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET) adalah penyebab
utama mortalitas dan morbiditas ibu dan janin. Pre eklamsia dapat
19
2. Etiologi
Terdapat beberapa teori yang diduga sebagai etiologi dari pre
eklampsia, meliputi (Pribadi, A., et al., 2015):
a. Abnormalitas invasi tropoblas
Invasi tropoblas yang tidak terjadi atau kurang sempurna,
maka akan terjadi kegagalan remodeling a. spiralis. Hal ini
mengakibatkan darah menuju lakuna hemokorioendotel mengalir
kurang optimal dan bila jangka waktu lama mengakibatkan
hipooksigenasi atau hipoksia plasenta. Hipoksia dalam jangka lama
menyebabkan kerusakan endotel pada plasenta yang menambah
berat hipoksia. Produk dari kerusakan vaskuler selanjutknya akan
20
f. Faktor resiko
Faktor resiko dan berpengaruh terhadap progresifitas preeklampsia
(Pribadi, A. et al, 2015) :
1) Faktor usia ibu
2) Paritas
3) Usia kehamilan
4) Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IMT diatas 30 dengan
kategori obesitas, resiko preeklampsia meningkat menjadi 4
kali lipat.
3. Klasifikasi
Rukiyah dan Yulianti (2010) membagi preeklampsia menjadi 2, yaitu:
a. Preeklampsia ringan
Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai
dengan proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20
minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul
sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
Penyebab preeklampsia ringan belum diketahui secara jelas.
Penyakit ini dianggap sebagai “maladaptation syndrome” akibat
vasospasme general dengan segala akibatnya. Gejala klinis
preeklampsia ringan meliputi:
1) kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau lebih,
diastolik 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum
hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistolik 140
mmHg sampai kurang dari 160 mmHg. Diastolik 90 mmHg
sampai kurang dari 110 mmHg;
2) proteinuria: secara kuantitatif lebih 0,3gr/lt dalam 24 jam atau
secara kualitatif positif 2
3) edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah
atau tangan.
22
b. Preeklampsia berat
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan
yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau
lebih disertai dengan proteinuria dan atau edema pada kehamilan
20 minggu atau lebih.
Gejala dan tanda preeklampsia berat: tekanan darah sistolik
>160 mmHg; tekanan darah diastolik >110 mmHg; peningkatan
kadar enzim hati dan atau ikterus; trombosit <100.000/mm3;
oliguria <400ml/24 jam; proteinuria >3gr/lt; nyeri epigastrium;
skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat;
perdarahan retina; edema pulmonal.
4. Patofisiologi
Pada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan
ini menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan
iskemia uterus. Keadaan iskemia pada uterus , merangsang pelepasan
bahan tropoblastik yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan
renin uterus. Bahan tropoblastik menyebabkan terjadinya
endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin. Tromboplastin
yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan aktivasi /
agregasi trombosit deposisi fibrin. Pelepasan tromboksan akan
menyebabkan terjadinya vasospasme sedangkan aktivasi/ agregasi
23
5. Manifestasi Klinis
6. Komplikasi
d. Edema paru-paru
e. Kelainan mata
7. Penatalaksanaan
Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan
yang dapat dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan
diantaranya :
a. Hipertensi ringan
8. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan
penunjang hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
9. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan prose melahirkan
b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan sumber informasi
penyakit
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan kurangnya
oksigen
d. Ketidakefektifan prose kehamilan-melahirkan berhubungan
dengan kurangnya informasi
e. Resiko pendarahan berhubungan dengan kehamilan dengan
indikasi pre eklampsia
f. Penurunan curah jantung berhubungan meningkatnya volume
cairan dalam tubuh
g. Resiko cedera berhubungan nyeri dan terjadinya kejang
h. Kelebihan volume cairan berhubungan peningkatan reasorpsi
natrium
i. Resiko gangguan hubungan ibu-janin berhubungan komplikasi
kehamilan
31
- Perilaku protektif 4. Menyatakan rasa nyaman setelah g. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
- Dilaktasi nyeri nyeri berkurang dan menemukan dukungan
- Fokus pada diri sendiri 5. Tanda vital dalam rentang normal h. Kontrol lingkungan yang dapat
- Keluhan tentang intensitas mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
menggunakan standar skala pencahayaan dan kebisingan
nyeri i. Kurangi faktor presipitasi nyeri
j. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
l. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
m. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
n. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
o. Tingkatkan istirahat
p. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
q. Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
33
2. Analgesic Administration
a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
e. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
f. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
g. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
h. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
i. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat
34
nyeri hebat
j. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan NOC : NIC :
dengan sumber informasi penyakit Knowledge : disease process Teaching : disease process
Batasan krakteristik : Knowledge : health behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat
- Perilaku hiperbola Kriteria hasil : pengetahuan paisen tentang penyakit yang
- Ketidakakuratan melakukan tes 1. Pasien dan keluarga mengatakan spesifik
- Ketidakakuratan mengikuti pemahaman tentang penyakit, 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
perintah kondisi, prognosis dan program bagaimana hal ini berhubungan dengan
- Perilaku tidak tepat ( mis : pengobatan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
histeria, bermusuhan, agitas, 2. Paisen dan keluarga mampu tepat.
apatis ) melaksanakan prosedur yang 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
- Pengungkapan masalah dijelaskan secara benar muncul pada penyakit dengan cara yang
3. Pasien dan keluarga mampu tepat.
menjelasakan kembali apa yang 4. Gambrkan proses penyakit
dijelaskan perawat/tim kesehatan 5. Identifikasi kemungkinan penyabab
lainya 6. Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi
35
perawatan bayi baru lahir tidak 4. Klien dapat melakukan modifikasi 6. Demonstrasikan teknik menenangkan bayi
adekuat lingkungan untuk kenyamanan bayi 7. Sediakan informasi tentang membuat
- Persiapan lingkungan rumah lingkungan aman untuk bayi
tidak adekuat
- Manajemen gejala kehamilan
yang tidsak menyenangkan tidak
adekuat
- Kurang akses pada sistem
pendukung
- Kurang respek pada bayi yang
belum dilahirkan
- Rencana kelahiran tidak realistis
2. Selama persalinan dan
melahirkan
- Kurang proaktif selama
persalinan dan melahirkan
- Gaya hidup pada tahap persalina
tidak adekuat
- Tidak berespons tepat pada
38
awitan persalinan
- Kurang perilaku kelekatan
dengan bayi baru lahir
3. Setelah melahirkan
- Teknik perawtan bayi tidak
adekuat
- Gaya hidup pasca-partum tidak
adekuat
- Perwatan payudara tidak tetap
- Kurang akses pada sistem
pendukung
- Perilaku kelekatan tidak
memadai
- Lingkungan untuk bayi tidak
aman
1. Tidak ada hematuria dan 3. Monitor nilai lab (koagulasi) yang meliputi
3. Tekanan darah dalam batas normal 5. Pertahankan bed rest selama perdarahan
6. Hemoglobin dan hematrokrit dalam 7. Lindungi pasien dari trauma yang dapat
7. Plasma, PT, PTT dalam batas normal 8. Hindari mengukur suhu lewat rectal
9. Hindari pemberian aspirin dan anticoagulant
10. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
makanan yang banyak mengandung vitamin
K
11. Hindari terjadinya konstipasi dengan
menganjurkan untuk mempertahankan
intake cairan yang adekuat dan pelembut
40
feses
Bleeding reduction
1. Identifikasi penyebab perdarahan
2. Monitor trend tekanan darah dan parameter
hemodinamik (CVP,pulmonary capillary /
artery wedge pressure
3. Monitor status cairan yang meliputi intake
dan output
4. Monitor penentu pengiriman oksigen ke
jaringan (PaO2, SaO2 dan level Hb dan
cardiac output)
5. Pertahankan patensi IV line
- Penurunan nadi perifer 18. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Penuruanan resitensi vaskular 19. Monitor sianosis perifer
paru 20. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
- Penurunan resitensi vasikuler yangmelebar, bradikardi, peningkatan
sistemik sistolik)
- Dispnea 21. Identifikasi penyebab dari perubahan vital
- Peningkatan PVR sign
- Peningkatan SVR 22. Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian
- Oliguria oksigen
- Pengisian kapiler memanjang 23. Sediakan informasi untuk mengurangi stress
24. Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogli sering dan vasodilator
untuk mempertahankan
kontraktilitas jantung
25. Kelola pemberian antikoagulan untuk
mencegah trombusperifer
26. Minimalkan stress lingkungan
45
- Ketidakseimbangan elektrolit