Pengertian Empirisme

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Empirisme

empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Dalam buku A.Susanto (2011:141) Kata
empiris ini berasal dari kata Yunani ‘empeirikos’ yang berarti pengalaman. Pengalaman yang
dimaksud adalah pengalaman inderawi. Disebutkan pula bahwa Filsafat empirisme
bersumber dari filsafat Aristoteles, yang mengatakan bahwa realitas yang sebenarnya adalah
terletak pada benda-benda konkret, yang dapat diindera, bukan pada ide sebagaimana kata
Plato. Jadi menurut aristoteles, bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah pengalaman empiris.

Empirisme ini sangat bertentangan dengan aliran rasionalisme, terutama dilihat dari
sumber pengetahuannya. Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan
didapatkan lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat pengalaman yang konkret.
Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat konkret dan dapat
dinyatakan lewat tangkapan pancaindera manusia.

Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu:

1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan

menggabungkan apa yang dialami.

2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.

3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.

4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari
data

inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).

5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan
pada

pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk

mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.

6. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-


satunya sumber pengetahuan.
Tokoh-Tokoh Empirisme

Nicolaus Copernicus

lahir di Toruń, 19 Februari 1473 adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom
berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari)
Tata Surya dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia
juga seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib.

heliosentrisme adalah teori yang berpendapat bahwa Matahari bersifat stasioner dan berada
pada pusat alam semesta. Kata berasal dari bahasa Yunani (ήλιος Helios = Matahari, dan
κέντρον kentron = pusat). Secara historis, heliosentrisme bertentangan dengan geosentrisme,
yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta. Diskusi mengenai kemungkinan
heliosentrisme terjadi sejak zaman klasik. Barulah ketika abad ke-16 dapat ditemukan suatu
model matematis dapat meramalkan secara lengkap sistem heliosentris.

Teorinya tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori
geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai
salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental
bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Teorinya
memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia lainnya

a. Francis Bacon

Aliran empirisme pertama kali berkembang di Inggris pada abad ke-15 dengan Francis Bacon
(1531-1626) sebagai pelopornya. Bacon memperkenalkan metode Eksperimen dalam
penyelidikan atau penelitian. Menurut Bacon, manusia melalui pengalaman dapat
mengetahui benda-benda dan hokum-hukum relasi antara benda-benda. Bacon juga
memberikan sejumlah petunjuk agar seorang ilmuwan berhati-hati terhadap idola-idola
sebagai berikut: (1) idola tribus yaitu menarik kesimpulan secara terburu-buru; (2) idola
specus yaitu menarik kesimpulan sesuai dengan seleranya; (3) Idola fori yaitu menarik
kesimpulan berdasarkan pendapat orang banyak; (4) idola theatric yaitu menarik kesimpulan
berdasar pendapat ilmuwan sebelumnya.
b. Thomas Hobbes

Di dalam buku Rizal Muntasyir (2012: 79) Salah satu tokoh dari aliran ini adalah Thomas
Hobbes (1588-1679). Hobbes meyakini bahwa pengenalan atau pengetahuan itu diperoleh
dari pengalaman. Pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas pengamatan yang disimpan
di dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai
dengan apa yang telah diamati pada masa lalu.

c. John Locke

John Loke, disebut sebagai bapak aliran empirisme pada zaman modern.
Menurut John Locke (1632-1704) , ilmu pengetahuan adalah pengalaman empiris. Ia
mengemukakan bahwa rasio manusia harus dipandang sebagai”lembaran kertas putih” (as
white paper) atau disebut dengan teori tabularasa. Melalui kertas putih inilah tercatat
pengalaman-pengalaman inderawi. Dia juga memandang akal sebagai tempat
penampungan ,yang secara pasif menerima hasil-hasil penginderaan tersebut.

d. David Hume

David Hume (1711-1776) menegaskan bahwa sumber satu-satunya untuk memperoleh


pengetahuan adalah pengalaman, dan ia sangat menentang kaum rasionalisme yang
berlandaskan pada prinsip apriori, yang bertitik tolak dari ide-ide bawaan. Ia mengajarkan
bahwa manusia tidak membawa pengetahuan bawaan ke dalam hidupnya. Menurutnya
sumber pengetahuan adalah pengamatan, melalui pengamatan akan diperoleh dua hal yaitu
kesan-kesan (impression) dan pengertian-pengertian (ideas). Kesan-kesan (impression)
adalah pengamatan langsung yang diterima dari pengalaman baik lahiriah maupun batiniah.
Sedangkan pengertian-pengertian (ideas) merupakan gambaran tentang pengamatan yang
redup, kabur atau samar-samar yang diperoleh dengan merenungkan kembali dalam
kesadaran kesan-kesan yang telah diterima melalui pengamatan langsung.
Beberapa Jenis Empirisme

1. Empirio-kritisisme

Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-idealistik. Aliran ini
didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian
pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai
pengertian apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan konsep dunia sebagai kumpulan
jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi (pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat
dikatakan sebagai kebangkitan kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara sembunyi-
sembunyi, karena dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat. Aliran ini juga anti metafisik.

2. Empirisme Logis

Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem filosofis dan
ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut :

a. Ada batas-batas bagi Empirisme. Prinsip system logika formal dan prinsip kesimpulan
induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada pengalaman.

b. Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada proposisi-proposisi


mengenai data inderawi yang kurang lebih merupakan data indera yang ada seketika

c. Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya tidak


mengandung makna.

3. Empiris Radikal

Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada
pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara demikian itu, dianggap bukan
pengetahuan. Soal kemungkinan melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan
kebenaran telah menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat. Ada pihak yang belum
dapat menerima pernyataan bahwa penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada kita
suatu pengetahuan yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan bahwa pernyataan-
pernyataan empiris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan untuk
mengujinya lebih lanjut dan dengan begitu tak ada dasar untukkeraguan. Dalam situasi
semacam iti, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel certain), tetapi aku yakin.
Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada pernyataan empiris yang pasti karena
terdapat sejumlah tak terbatas data inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat
ditimba sampai habis sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai