Anda di halaman 1dari 7

10

Pengembangan Paket Aplikasi Audit Energi Pada Gedung Dan


Industri Berbasis Delphi
Sjamsjul Anam, Adi Soeprijanto dan Rahmadoni
Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya – 60111

Abstrak - Krisis energi yang sedang melanda dunia seperti Beberapa hal permasalahan yang akan diteliti
saat ini, sangat berpengaruh pada dunia perindustrian, diantaranya:
baik industri barang maupun industri jasa, ditambah lagi Bagaimana menentukan besarnya energi yang digunakan,
mengenai trend semakin melambungnya harga bahan bagaimana upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk
bakar yang merupakan salah satu sumber energi yang suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat
paling vital dalam kegiatan industri. Berdasarkan dihindarkan, bagaimana melihat Peluang Hemat Energi
kenyataan bahwa manusia kurang memperhatikan sumber- (PHE) yang mungkin bisa diperoleh dalam usaha
sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan mengurangi pemborosan energy dan bagaimana
penghematan energi, maka upaya yang dapat dilakukan memperbaiki kemudahan kecepatan analisis untuk harapan
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan diatas dengan menggunakan software.
Audit Energi. Audit Energi merupakan langkah awal untuk
melaksanakan pencatatan data pemakaian energi, II. TEORI PENUNJANG
identifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan
analisis kemungkinan penghematan energi, serta 2.1. Pengertian Audit Energi
pembuatan perhitungan dan langkah-langkah yang Audit Energi bertujuan mengetahui "Potret
diperlukan. Penghematan yang dapat dilakukan di Penggunaan Energi" dan mencari upaya peningkatan
berbagai bidang yang meliputi penerangan, pendinginan, efisiensi penggunaan energi.
dan sebagainya yaitu dengan memasang tingkat Dimana Audit Energi merupakan langkah awal
penerangan dan pendinginan sesuai dengan standar yang dalam melaksanakan pencatatan data-data pemakaian
ada serta memperhitungkan efek faktor daya dan energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan
ketidakseimbangan beban terhadap rugi-rugi daya. Untuk energi dan analisis kemungkinan penghematan energi,
mempermudah pengolahan data, digunakan Software serta pembuatan perhitungan atas langkah-langkah yang
dengan input data, misalnya Power Factor, THD (Total diperlukan.
Harmonic Distortion), efisiensi Motor, efisiensi
penerangan dan sebagainya sehingga Software akan 2.2. Prosedur Pelaksanaan Audit Energi
memberikan saran dan hasil Audit Energi yang Prosedur pelaksanaan audit energi tergantung pada
diharapkan. tujuan, besarnya dan komplektifitas pembangkit/Industri
yang akan di audit. Pada umumnya prosedur audit
Kata Kunci - Audit Energi, Penghematan, Software Audit pelaksanaan energi dapat dibagi dalam:
Energi.
1. Persiapan
Jika usulan teknis atau proposal telah disetujui
I. PENDAHULUAN oleh pihak klien, maka kegiatan berikutnya adalah:
- Menyusun rencana kerja.
Keinginan untuk menekan pemborosan energi
- Mengumpulakan data yang sudah ada seperti
listrik telah sejak lama dilakukan yang merupakan dampak
laporan pemakaian energi, data operasi dan
dari krisis energi, dan ini sangat berpengaruh pada dunia
pemeliharaan peralatan, document plant
perindustrian, baik industri barang atau industri jasa dan
desain, spesifikasi teknis, perataan dan
berdasarkan kenyataan bahwa kita kurang memperhatikan
fasilitas peralatan yang diukur.
sumber-sumber pemborosan energi dan analisis
- Memeriksa data pengukuran yang sudah ada
kemungkinan penghematan, maka usaha yang dapat
beserta kebenaran dan ketelitian alat ukur.
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
melakukan Audit Energi.
2. Pengukuran
Audit Energi merupakan langkah awal dalam
Kegiatan dala pengukuran adalah:
melaksanakan pencatatan data pemakaian energi,
- Mengidentifikasi secara detail lokasi
identifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis
pemasangan alat ukur
kemungkinan penghematan energi, serta pembuatan
- Mempersiapkan tempat pemasangan alat
perhitungan dan langkah-langkah yang diperlukan. Sebagai
ukur, hal ini dilakukan jika tidak terdapat
upaya untuk mempermudah pengolahan data maka akan
tempat pemasangan
dikembangkan paket aplikasi Audit Energi untuk gedung
- Mengkalibrasi peralatan ukur
dan industri menggunakan Software Delphi sebagai
- Melakukan pengukuran dan pengambilan
pendukung dalam menentukan proses peghematan energi
data dalam interval dan jangka waktu
yang dapat dilakukan.
tertentu.

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 9, No.1, Apr . 2011, ISSN 1412-8306
11

3. Analisa dan perhitungan data Kondisi eksisting dari sistem kelitrikan auto 2000 waru
Data yang telah terkumpul selama persiapan memiliki satu MDP (Main Distribution Panel) dan
dan pengukuran tersebut akan diolah untuk beberapa SDP (Sub Distribution Panel) dan juga Beberapa
membuat dan menghitung: DP (Distribution Panel).
- Neraca energi secara keseluruhan
- Neraca energi masing masing peralatan
- Neraca uap, neraca energi listrik, neraca air Mulai
- Konsumsi energi spesifik dan unjuk kerja
setiap peralatan.
Pengumpulan Data Penggunaan Daya pada
4. Pembuatan laporan Gedung Auto 2000
Data hasil pengukuran dan perhitungan disusun
dalam sebuah draf report, ini merupakan data yang Melakukan Pemetaan Beban Beban Kondisi
berisikan pengamatan lapangan, pengukuran, Saat ini Pada Line R, S dan T
perhitungan dan analisa data, seta rekomendasi.

2.3. Manfaat Peningkatan Efisiensi Energi Pada Pembuatan Software Untuk Menghitung
Gedung Dan Industri Penggunaan Energi
Implementasi penentuan Efisiensi Energi dalam
bangunan dan sektor industri akan menghasilkan beberapa
manfaat pada tiga tingkat yang berbeda berbeda yaitu: Melakukan pengujian dan analisa data, dan
• Manfaat Keuangan: pengurangan biaya operasi atau mencari kemungkinan penghematan energi

meningkatkan keuntungan
• Manfaat Operasional: Meningkatkan kenyamanan, Penarikan Kesimpulan dan Saran
keselamatan dan produktivitas penghuni atau
meningkatkan pelayanan umum
• Manfaat Lingkungan: pengurangan efek rumah kaca Selesai
dan pengurangan kebutuhan energi nasional dan
konservasi sumber daya alam
Gambar 1. Flowchart langkah penelitian
2.4. Efisiensi Energi Pada Elektrifikasi
Dalam upaya pengurangan energi listrik dapat
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan sistem 3.3. Pengukuran Lapangan
kelistrikan, penggunaan peralaan listrik yang sesuai, Pengkuran lapangan ini untuk mengetahui kualitas
meningkatkan efisiensi dan lain-lain. Efisiensi dapat daya, harmonisa dan ketidakseimbangan beban yaitu:
dilakukan diantranya pada:
- Efisiensi Motor 1. Hasil Pengukuran Feeder Track
- Minimalkan Tahap Umbalance.
- Mempertahankan Faktor Daya. Tabel 1. Hasil Pengukuran Feeder Track
- Memilih Trafo yang efisien. Nama R S T
- Mengunakan penerangan sesuai dengan standar P (kW) 1.39 3.8 0.92
- Mengunakan pendinginan sesuai dengan standar Q (kVAR) 0.7 2.45 0.73
S (kVA) 1.5 4.52 1.17
- Mempertahankan Harmonik sesuai standar. THD Arus (%) 12.9 12.7 32.9
THD Tegangan (%) 0.9 1.4 0.9
Power Factor (pf) 0.92 0.84 0.78
III. METODOLOGI DAN STUDI KASUS I (fund) (A) 6.48 20.2 5.58
V (Volt) 219.5 219 221.2
3.1 Perencanaan Penelitian
Secara umum terdapat beberapa langkah yang 2. Hasil Pengukuran Trafo Distribusi
ditempuh dalam menyelesaikan penelitian mengenai
Pengembangan Paket Aplikasi Audit Energi Pada Gedung
Dan Industri Berbasis Delphi, yaitu dapat dinyatakan Tabel 2. Hasil Pengukuran Trafo
dengan diagram alir seperti pada gambar 1. Fasa S (kVA) Vp-n (V) I (A) Cos ϕ
R 44.72 225 197.89 0,93
3.2. Kondisi Sistem Kelistrikan Auto 2000 Waru S 32.1 226 146.35 0,95
Auto 2000 Waru memiliki 2 supply daya yaitu daya T 18.5 225 78.89 0,94
IN 105.19 A
dari PLN dan Genset sebagai cadangan jika terjadi
IG 55.08 A
gangguan atau pemadaman oleh PLN. Auto 2000 ini RG 3.2 Ω
memiliki daya kontrak sebesar 350 kVA. Sistem
kelistrikan di Auto 2000 waru terdiri dari satu buah
transformator utama, Transformator tersebut step down.

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 9, No.1, Apr . 2011, ISSN 1412-8306
12

IV. PERHITUNGAN DAN ANALISIS - Daya yang total bekerja pada masing beban
4.1. Faktor Utilitas (ku) dan Faktor Kebersamaan (ks) dikalikan dengan faktor utilitas (ks)
Kondisi pada saat ini di Auto 2000 waru - Kemudian total semua beban yang telah dikalikan
mengkonsumsi daya sebesar 350 kVA dimana dengan dengan faktor utilitas diatas dikalikan dengan
penentuan faktor utilitas dan faktor kebersamaan dapat faktor keserempakan dalam masing masing panel
menentukan konsumsi beban yang mungkin terjadi dalam - Kemudian permintaan daya dari masing masing
masing masing panel sehingga dapat menentukan daya panel dikumpulkan dalam panel pusat atau Main
yang tepakai pada kondisi saat ini. Distribution Panel (MDP), kemudian daya ini
Faktor utilitas dan faktor keserempakan dapat dikalikan dengan faktor kebersamaan dari semua
ditentukan oleh konsumsi daya dari peralatan untuk panel
utilitas dan kebersamaan hidup atau operasi dari - Hasil dari perkalian pada MDP merupakan
peralalatan untuk faktor keserempakan. Dalam penentuan permintaan daya maksimum ke PLN
prediksi daya maksimum yang digunakan maka dapat di
tentukan dengan menentukan kedua parameter diatas dan Gambar berikut merupakan prediksi permintaan daya
mengalikannya dengan daya total yang bekerja pada maksimum dari Auto 2000 waru dengan asumsi ks dan ku
beban, yaitu: kodisi saat ini.

Gambar 2. Gambar prediksi daya maksimum

Dari gambar 2. dapat diketahui bahwa konsumsi RM = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA)
daya di Auto 2000 waru lebih kurang 245 kVA sedangkan x Biaya Pemakaian LWBP
kontrak daya yang dilakukan dengan PLN adalah sebesar
350 kVA, jadi dari prediksi beban berdasarkan ku dan ks Sehingga berdasarkan penggunaan daya 245 kVA
diatas maka ada sekitar 105 kVA yang belum terpakai. dengan Daya terpasang adalah 350 kVA akan
Jika diperhitungkan penggunaan daya dan daya mempengaruhi nilai dari biaya beban perbulan yang akan
tersambung maka didapat efisiensi penggunaan daya dari di bayarkan, atau dengan kata lain jika dipasang sesuai
sistem ini adalah ± 70% kebutuhan maka biaya beban akan juga berkurang.
Untuk kondisi saat ini berdasarkan peraturan Untuk kondisi saat ini daya terpasang adalah 350
menteri energi dan sumber daya mineral nomor 07 tahun kVA.
2010 tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan Maka biaya beban yang akan di bayar adalah:
perseroan (persero) PT Perusahaan Listrik negara dalam = 40 x 350 x Rp. 800
penentuan biaya beban berbeda dengan Keputusan = Rp. 11,200,000,- (Rekening Minimum)
Presiden republik indonesia nomor : 104 tahun 2003 Sedangkan jika daya tersambung sesuai dengan
tanggal 31 Desember 2003 dimana dalam penentuan biaya daya yang dibutukkan maka akan dapat menghemat biaya
beban untuk B-3/TM: beban. Dimana jika daya yang dibutuhkan adalah 245 kVA
• Kepres Tahun 2003: (Maksimum) dan daya terpasang yang gunakan adalah 250
Rp Biaya Beban = (DayaTerpasang/1000) x kVA maka biaya beban yang harus dibayar adalah:
Rp.28400 = 40 x 250 x Rp. 800
• Permen ESDM No. 07 Tahun 2010 = Rp. 8,000,000,-
Diterapkan Rekening Minimum (RM)

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 9, No.1, Apr . 2011, ISSN 1412-8306
13

Maka dengan pengurangan daya tersambung akan hari sehingga dapat dihitung penggunaan daya lampu
dapat menghemat pemakaian biaya beban sebesar: dalam kWh/tahun adalah: jumlah lampu dikali jam
= Rp. 11,200,000,- - Rp. 8,000,000,- pemakaian dikali daya lampu.
= Rp. 3,200,000,- Penghematana dilakukan dalam mematikan lampu
pada posisi yang berdekatan dengan pintu utama yang
4.2. Peluang Hemat Energi (PHE) Pada Penerangan merupakan bidang kaca seluas 5x2.5 m, sehingga intensitas
Dalam menghitung berapa lampu yang dibutuhkan cahaya alayang memasuki ruangan ini cukup besar, berikut
dalam suatu ruangan maka harus menentukan standar merupakan gambar posisi lampu yang dimatikan:
lumen dalam ruangan yang akan dianalisa dimana
persamaannya adalah:

E× A
n=
Qlampu × CU × LLF
………………… (1)

Gambar 4. Posisi Lampu yang dihemat pada Ruangan


Counter Sale
Maka untuk masing masing ruangan yang ada pada
Auto 2000 dapat dianalisa konsumsi kebutuhan lampu Sebebelum Penghematan
sesuai dengan standar lumen SNI 03-6197-2000 dimana Energi Listrik: 8 x (310x10) x 36 = 892.8 kWh
untuk perkantoran standar Lux/m2 adalah 300, berikut Maka:
merupakan analisa pencahayaan terhadap beberapa Biaya = Penggunaan energi listrik (kWh) x Biaya / kWh
ruangan yang ada di auto 2000 waru: = 892.8 x Rp. 800,-
= Rp. 714,240,-
Ruangan Counter Sale Setelah Penghematan
Luas ruangan 6x6 m2 Dengan asumsi intensitas cahaya alam kondisi baik maka
Tinggi ruangan 3 m lampu bagian dalam di hidupkan dengan waktu penuh (10
Tinggi cahaya diatas bidang kerja 2.2 m Jam), sedangkan bagian luar dihidupakan hanya selama 3
Lampu TL36Watt (2600 Lumen) 8 buah jam untuk kondisi 1 jam di pagi hari dan 2 jam pada sore
Jam Operasi Perhari 10 jam hari sehingga:
Cu (koefisien Peralatan) 0.65 Bagian dalam:
LLF (faktor rugi cahaya rata-rata) 0.8 Energi Listrik: 4 x (310x10) x 36 = 446.4 kWh
Maka:
Biaya = Penggunaan energi listrik (kWh) x Biaya / kWh
= 446.4 x Rp. 800,-
= Rp. 357,120,-

Bagian luar:
Energi Listrik: 4 x (310x3) x 36 = 133.9 kWh
Maka:
Biaya = Penggunaan energi listrik (kWh) x Biaya / kWh
= 133.9 x Rp. 800,-
= Rp. 107,120,-
Sehingga biaya pemakaian pertahun adalah:
= Rp. 357,120,- + Rp. 107,120,-
= Rp. 464,240,-
Gambar 3. Ruangan Counter Sale
Sehingga penghematan Biaya pertahun adalah:
Lux / m2 yang ada di dalam ruangan ini adalah: = Rp. 714,240 - Rp. 464,240
= Rp. 250,000

Atau jika di persentasikan akan dapat menghemat sebesar


=35%
Jika jika hari hari dalam setahun adalah 365 hari,
libur hari minggu 48 hari dan hari libur lainnya adalah 7
hari, maka masa hari kerja aktif dalam setahun adalah 310

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 9, No.1, Apr . 2011, ISSN 1412-8306
14

4.3. Analisa Pengaruh Faktor daya ( pf ) dan Kondisi di pasaran kapasitas AC yang ada memiliki
Harmonisa terhadap Peluang Hemat Energi dan berbagai macam tipe dan masing masing tipe memiliki
Biaya tingkat kemampuan BTU yang berbeda-beda, berikut
Dalam kondisi normal, sistem kelistrikan pada Auto merupakan beberapa tipe AC yang beredar di pasaran dan
2000 waru membutuhkan daya 205 kW sedangkan daya dengan kemampuan BTU nya:
yang disuplay dengan kapasitas yang disediakan PLN
sebesar 350 kVA, Sedangkan faktor daya pada sistem Tabel 5. Kapasitas AC (BTU/h)
kelistrikan ini adalah 83,6% . Dengan power faktor sebesar Kapasitas AC Setara Dengan
83,6%, sudah cukup bagus namun belum memenuhi (PK) (Btu/hr)
½ 5000
standart PLN yaitu power faktor harus diatas 85%. Apabila ¾ 7000
sistem ini terinterkoneksi dengan jala-jala PLN, maka akan 1 9000
dikenai sanksi. Namun dengan power faktor 83,6%, dapat 1.5 12000
dioptimalkan menjadi 95%, dengan cara pemasangan 2 18000
kapasitor bank yang nantinya dirancang bersama induktor 2.5 24000
3 27000
dan resistor dalam satu kesatuan sebagai filter pasif untuk
5 45000
mengatasi masalah harmonik.
Dimana standar konversi baku dari nilai yang tertera
………………. (2) (daya Input) adalah:
1 PK (paar de kraft) = 745 watt
1 Watt = 3.412 BTU (=British Thermal Unit)
1 PK = 2546.699 BTU/hr
Pada AC 1 PK daya input 2547 BTU/hr, maka daya
Pengaruh harmonisa terhadap rug-rugi daya kompresor mampu menghasilkan 9.000 Btu/hr sebagai
Dari table 1 diatas dapat diketahui bahwa besar beban pendinginan yg mampu diserap oleh
harmonisa yang terjadi sangat besar seperti ditampilkan evaporator.
pada tabel berikut: Jika pendinginan sesuai dengan yang distandarkan
yaitu untuk ruangan biasa ( aktifitas kerja biasa) maka
Tabel 4. Rugi akibat harmonisa memiliki standar 600 BTU/H untuk 1 m2 sehingga pada
Fasa DPF Pf Daya Rugi daya pada beberapa ruangan yang ada di Auto 2000 dapat dianalisa
harmoik Fundamental harmonisa penggunaan pendinginnya:
(kW) (kW)
R 0.93 0.92 1.323 0.142
Ruangan Counter sale:
S 0.85 0.84 3.76 1.21
T 0.82 0.78 1.011 0.58 Luas ruangan 6 x 6 m
Maka persentasi rugi-rugi daya akibat harmonisa ini Maka dibutuhkan pendingin sebesar:
adalah: = 6 x 6 x 600
= = 21600 BTU/h
Sedangkan pada Counter sale auto 2000
menggunakan AC dengan kapasitas 2 x 1.5 PK, dimana ini
Dimana jika harmonisa diatas dapat dihilangkan dapat menghasilkan 24000 BTU/h, sebenarnya untuk
maka penghematan Rupiah yang dapat dilakkan dalam satu pendinginan di ruangan counter sale ini dapat digunakan
tahun adalah: pendingin dengan kapasitas 2.5 PK dengan kemampuan
= 1.93 kW x (10 jam x 310 Hari) x Rp.800,- yang sama yaitu 24000 BTU/h dengan daya input yang
= Rp. 4,786,400,- lebih kecil, yaitu selisih 0.5 PK atau setara dengan 0.5 x
Daya yang terhemat dari perhitungan diatas hanya 745 = 372.5 Watt.
pada satu feeder, sedangkan jika terjadi harmonisa yang Sehingga jika dikalkulasikan dalam satu tahun
besar dengan feeder lainnya maka akan didapat persentasi maka akan dapat menghemat energi sebesar:
penghematan yang lebih besar. = 372.5 x 310 x 10
= 1154.7 kWh
4.4. Peluang Hemat Energi pada Ruangan Jika di rupiahkan akan menghasilkan nilai sebesar:
Bertemperatur = 923.8 x Rp. 800
Dalam satuan BTU (British Thermal Unit), untuk = Rp. 923,760,-
menentukan berapa kapasitas pending ruangan yang harus Jika diasumsikan suhu pada ruangan 200 dan di
dipasang pada ruangan maka dapat dilakukan perhitungan naikkan 2 tingkat menjadi 220 celcius, maka akan dapat
dengan persamaan berikut: melakukan penghematan daya sebesar 3% daya input yang
dugunakan untu operasi kompresor dan sebagainya untuk
)…………….. (3) 10 kenaikan suhu yaitu:
Dimana: P = Panjang Ruangan = asusmsi daya yang digunakan adalah 2 x 1.5 PK
L = Lebar Ruangan = 3 % x 2235 Watt
BTU/H = Standar Pendinginan = 67.05 Watt

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 9, No.1, Apr . 2011, ISSN 1412-8306
15

Sehingga jika dikalkulasikan dalam satu tahun maka


akan dapat menghemat energi sebesar:
= 67.05 x 310 x 10
= 207.8 kWh
Jika di rupiahkan akan menghasilkan nilai sebesar:
= 207.8 x Rp. 800
= Rp. 166,240,-

4.5. Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral pada Gambar 6. Pengisian data pada Program
Penghantar Netral Trafo dan Losses Akibat Arus
Netral yang Mengalir ke Tanah. Kemudian hasil perhitungan diatas dapat dilihat berupa
Ukuran kawat untuk penghantar netral trafo adalah laporan yang natinya dapat di simpan
50 mm2 dengan R = 0,6842 Ω / km.

Gambar 7. Report data

Gambar 5. Skema Aliran Arus di Sisi Sekunder Trafo.

Tabel 6. Losses pada Trafo Distribusi


Ketidak
RN PN PN PG PG
seimbangan IN ( A ) IG ( A )
(Ω) ( kW ) (%) ( kW ) ( % )
Beban ( % )
0,6842
29.5 105.19 55.08 7.57 2.5 9.7 3.2
(50 mm2)

Dengan semakin besar arus netral dan losses di


trafo maka effisiensi trafo menjadi turun.
Maka jika di jumlahkan akan didapat rugi-rugi daya Gambar 8. Pengisian data pada Program
pada trafo adalah:
Plosses = PN + PG
= 7.57 + 9.7
= 17.27 kW
Jika di operasikan dlam setahun maka akan di dapat
rugi-rugi dayanya adalah:
= 17.27 kW x 310 hari x 10 jam
= 53537 kWh/Thn
Maka jika dirupiahkan akan di dapat rugi ruoiah
akibat rugi-rugi daya ini adalah:
= 53537 kWh/Thn x Rp.800
= Rp. 42.829.600,-

4.6. Pengujian Program Paket Aplikasi Audit Energi


Pengujian dilakukan pada program aplikasi mandiri Gambar 9. Pengisian data pada Program
yang dinamakan Energi Audit “System Retrofits for Energi
Efficiency”. Perangkat lunak ini dibuat menggunakan
perangkat pemrograman Delphi dan dalam penggunaannya Sedangkan untuk tampilan program secara
bersifat opensource atau bebas. keseluruha dapat dilihat pada gambar berikut:
Berikut merupakan beberapa contoh hasil running
program:

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 9, No.1, Apr . 2011, ISSN 1412-8306
16

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari simulasi dan
analisis pada penelitian ini, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
• Konsumsi daya pada sistem ini hanya 70% yaitu
daya terpasang adalah 350kVA sedangkan daya
yang digunakan hanya 245kVA.
• Terdapat banyak sumber penghematan energi
yang dapat dilakukan, diantaranya untuk
penerangan pada ruangan counter sale dapat
menghemat biaya sebesar 35 %, sedangkan untuk
pendingin dapat menghemat biaya sebesar 16 %.
• Dari hasil pengkuran lapangan bahwa terdapat
nilai harmonisa yang tidak memenuhi standar lagi
diantaranya yang terjadi pada Feeder Track,
Feeder PDC, dimana selain mempengaruhi
kinerja dari peralatan dan sistem yang ada juga
akan mempengaruhi konsumsi daya pada sistem
ini, contonya pada Feeder Track Rugi daya akibat
harmonisa adalah sekitar 31.55%.
• Pada trafo distribusi terjadi ketidakseimbangan
beban yang cukup besar yaitu 29.5%, dimana ini
berakibat pada terjadinya rugi-rugi pada kawat
Gambar 10. Tampilan program lengkap ketika telah Netral sebesar 2.5% dan kawat Ground sebesar
dilakukan eksekusi data dan hasil kalkulasi 3.2%.

Setelah semua perhitungan dilakukan maka dapat DAFTAR PUSTAKA


melihat hasil dari semua data yang kita olah dan hasil yang
didapat dalam bentuk report, dimana report ini dapat [1] Turner, Wayne. C dan Doty, Steve. “ Energy
disimpan ke dalam file dokumen yang ada, gambar berikut Management Handbook”, Sixth Edition, Fairmont
merupakan hasil dari report program: Press, Inc, USA, 2007.
[2] Centre For Renewable Energy Source, “Senergy
Audit Guide”, European Commission Directorate
General for Employment and Social Affairs European
Social Fund, Athens, 2000
[3] IEEE Std. 519-1992 - Recommended Practices and
Requirements for Harmonic Control in Electrical
Power Systems.
[4] Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2010
“Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara”, 30 Juni 2010.
[5] Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-6572-2001,
Tata cara perancangan sistem ventilasi dan
pengkondisian udara pada bangunan gedung.
[6] Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-6196-2000,
Prosedur audit energi pada bagunan gedung.
[7] Irianto, Chairul Gagarin. “Studi optimasi sistem
pencahayaan ruang kuliah dengan memanfaatkan
cahaya alam”, Universitas Trisakti, Volume 5,
Nomor 2, Februari 2006.
[8] Arrillaga, J, D. A. Bradley, P. S. Bodger. “Power
System Harmonics”. John Wiley & Sons. 1985.
[9] Sudaryatno Sudirham, Dr., Pengaruh
Ketidakseimbangan Arus Terhadap Susut Daya pada
Gambar 11. Report data Saluran, Bandung : ITB, Tim Pelaksana Kerjasama
PLN-ITB, 1991.

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 9, No.1, Apr . 2011, ISSN 1412-8306

Anda mungkin juga menyukai