Anda di halaman 1dari 8

Kadar SIgA pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut yang Menjalani

Kemoterapi Fase Induksi dan Fase Maintenance

Puji Kurnia*, Indah Titien S**


*
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
**
Staff Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK

Latar Belakang: Kemoterapi pada anak leukemia limfoblastik akut (LLA) dibagi
menjadi beberapa fase, antara lain fase induksi yang merupakan fase awal kemoterapi dan
bertujuan merusak sebanyak mungkin sel leukemia dan fase maintenance yang bertujuan untuk
membunuh sel-sel leukemia yang masih tersisa. Tujuan Penelitian: Melihat kadar sekretori
immunoglobulin A (sIgA) saliva pada anak leukemia limfoblastik akut yang menjalani kemoterapi
fase induksi dan fase maintenance. Jalannya Penelitian: Subyek penelitian adalah 20 pasien anak
dengan LLA yang menjalani kemoterapi fase induksi dan fase maintenance yang berada di rumah
singgah buah hati dan rumah singgah yayasan kasih anak kanker jogja dan sedang menjalani
pengobatan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Pengambilan saliva dilakukan dengan metode
spitting, sebanyak 1 ml dan dilakukan pada pagi hari. Pengukuran sIgA saliva menggunakan Anti-
human sIgA ELISA kit (Elebscience). Data dianalisis dengan menggunakan Independent T test.
Hasil penelitian: Menunjukkan rerata kadar sIgA pada pasien kemoterapi dengan fase induksi
sebesar 2,895 ng/dl dengan simpangan baku 0,089 dan pada fase maintenance sebesar 1,631 ng/dl
dengan simpangan baku 0,80. Kesimpulan: Berdasarkan hasil independent T test diketahui bahwa
p<0,05, dapat disimpulkan bahwa rerata kadar sIgA berdasarkan fase kemoterapi terdapat
perbedaan bermakna, yaitu kadar sIgA pada fase induksi lebih tinggi daripada fase maintenance.
Kata kunci : kemoterapi, leukemia limfoblastik akut, sekretori immunoglobulin A.

ABSTRACT

Background: Chemotherapy treatment in children acute lymphoblastic leukemia is


divided into several phases, among others, the induction phase is the initial phase of
chemotherapy and aimed at undermining the leukemia cells as possible and a maintenance phase,
this phase aims to kill the leukemia cells that remain. Purpose: The purpose of this study was to
look at the levels of secretory immunoglobulin A (sIgA) saliva in children with acute lymphoblastic
leukemia undergoing chemotherapy induction phase and maintenance phase. Method: The
subjects were 20 patients with Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) who underwent
chemotherapy induction phase and maintenance phase which is in rumah singgah buah hati dan
rumah singgah yayasan kasih anak kanker jogja and is undergoing treatment at Hospital Dr.
Sardjito, Yogyakarta. Collecting saliva is done by the method of spitting, as 1 ml and done in the
morning. Measurement of Salivary sIgA using Anti-human sIgA ELISA kit (Elebscience). Data
were analyzed by using Independent T test. Result: The results of this study showed the average
levels of sIgA in patients with chemotherapy induction phase of 2.895 ng / dl with a standard
deviation of 0.089 and in the maintenance phase of 1,631 ng / dl with a standard deviation of 0.80.
Based on the results of independent T test is known that p <0.05, this means that the average
levels of sIgA based chemotherapy significantly different phases. Conclusion: The levels of sIgA in
the induction phase is higher than the maintenance phase.
Keywords: Chemotherapy, acute lymphoblastic leukemia, secretory immunoglobulin A.

Korespondensi: Puji Kurnia, Residen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Gadjah Mada, Jl. Denta Sekip Utara Yogyakarta, Indonesia. Alamat e-mail:
pujikurnia@mail.ugm.ac.id.

1
pemeliharaan ini berlangsung 2-2,5
PENDAHULUAN tahun3,4.
Leukemia merupakan jenis
penyakit kanker darah yang Pengobatan ini tidak hanya
menyerang sel-sel darah putih yang merusak sel-sel leukosit yang
diproduksi oleh sumsum tulang atau abnormal saja tapi juga memberikan
bone marrow. Sumsum tulang atau efek samping pada jaringan yang
bone marrow dalam tubuh manusia mengalami regenerasi.Efek samping
memproduksi tiga tipe sel darah kemoterapi dapat merusak sel-sel yang
diantaranya sel darah putih yang mempunyai aktivitas proliferasi
berfungsi sebagai daya tahan tubuh berlebih, seperti sumsum tulang dan
melawan infeksi, sel darah merah sel epitel mukosa sehingga
berfungsi membawa oksigen kedalam menyebabkan depresi sumsum tulang,
tubuh dan platelet bagian terkecil sel mukositis, stomatitis dan xerostomia5.
darah yang membantu proses
1 Agen sitotoksik pada obat
pembekuan darah .
kemoterapi dapat mempengaruhi
Kemoterapi menjadi urutan
kekebalan mukosa mulut, yang dapat
pertama terapi yang sering dilakukan
menyebabkan perubahan sekresi SIgA,
dengan memberikan obat pembunuh
disfungsi saliva, penurunan
sel kanker (disebut sitostatika) yang
antimikroba saliva dan kerusakan dari
diminum ataupun yang diinjeksikan ke
pelindung mukosa yang melapisi
pembuluh darah. Kemoterapi terdiri
mukosa mulut, selanjutnya dapat
dari fase induksi (Remission
mengganggu keseimbangan
Induction), yang bertujuan untuk
mikrobiota oral dan tidak dapat
membunuh sebanyak mungkin sel-sel
memberikan perlindungan yang
leukemia yang berada pada darah dan
diakibatkan oleh pengobatan
sum-sum tulang, sehingga sel-sel
kemoterapi4. Kadar sIgA dapat
leukemia menjadi remission.2
dipengaruhi oleh berbagai faktor
Mengembalikan system hematopoesis
seperti faktor lingkungan dan gaya
yang normal, pasien diharapkan akan
hidup, defisiensi nutrisi, obat-obatan,
mencapai remisi penyakit leukemia
termasuk pengobatan kemoterapi
pada fase induksi ini. Remisi adalah
dalam jangka waktu panjang, virus
kemampuan untuk mengendalikan sel
atau kerusakan fungsi imun6,13.
leukemia sehingga tanda dan gejala
penyakit leukemia hilang. Fase METODE PENELITIAN
konsolidasi atau intensifikasi,
merupakan fase kemoterapi intensif Penelitian ini merupakan
tambahan yang dilakukan setelah fase penelitian epidemiologis klinis studi
induksi dan setelah pasien mengalami observasional-non analitik15. Subyek
remisi komplit. Fase perawatan ini penelitian adalah 20 pasien anak
bertujuan untuk tercapainya Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
perpanjangan remisi dan yang menjalani kemoterapi fase
meningkatkan kesembuhan. Fase induksi dan fase maintenance yang
pemeliharaan/maintanance, fase ini berada di rumah singgah buah hati dan
bertujuan untuk membunuh sel-sel rumah singgah yayasan kasih anak
leukemia yang masih tersisa. Terapi kanker jogja yang sedang menjalani

2
perawatan di RSUP Dr. Sardjito, subyek penelitian. (e) Saat penelitian,
Yogyakarta. Sampel saliva yang subyek akan didampingi oleh orang
diambil kemudian dibawa ke tua/wali dan akan diberi penjelasan
Laboratorium Biologi Molekuler FK mengenai prosedur penelitian. (f)
UGM. Rentang waktu penelitian dari Pengumpulan saliva dilakukan 1,5-2
bulan Agustus-September 2016. jam setelah subyek makan terakhir14.
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Bahan dan alat penelitian Pengambilan Sampel Saliva
Bahan penelitian ini adalah Pengumpulan saliva
saliva dari subyek. Alat yang menggunakan metode spitting, yaitu
digunakan berupa : a) Informed subjek penelitian dalam posisi duduk
consent untuk mendapat persetujuan dengan tenang dan diam sambil
dari orang tua subyek. b) Masker menundukkan kepala dan tangan
untuk proteksi peneliti. c) Kaca mulut kanan memegang gelas ukur
untuk melihat kondisi rongga mulut penampung saliva. Pengumpulan
anak LLA. d) Pinset. e) Nierbekken. f) saliva dilakukan selama 5 menit,
Gelas ukur untuk tempat saliva. g) kemudian subyek diminta untuk
stopwatch untuk mengukur waktu mengeluarkan saliva yang terkumpul
meludah. h) tabung reaksi. i) Kamera. dalam mulut ke dalam sendok dan
j) Alat tulis. k) Sentrifugator. l) Lemari kemudian dipindahkan ke Eppendorf
pendingin. m) Plate Reader450 nm. n) tube14.
ELISA kit Elabscience15. Tahap pengolahan sampel di
Jalan penelitian laboratorium adalah sampel yang
Tahap Persiapan semula disimpan dalam keadaan
Persiapan yang akan dilakukan beku kemudian dicairkan pada suhu
sebelum penelitian yaitu : (a) Ethical ruang.Kemudian Semua sampel
clearance : Permohonan untuk disentrifugasi pada 1500 x g (@3000
persetujuan penelitian dari Komisi rpm) selama 15 menit pada suhu 22°C.
Etik Kedokteran Gigi Universitas Setelah itu 25 μL supernatan dari
Gadjah Mada, Yogyakarta. (b) saliva diambil dan dimasukkan ke
Permohonan ijin untuk penelitian dalam eppis steril yang sudah
dilakukan di rumah singgah buah hati dipersiapkan dan dilabel sebelumnya14.
dan rumah singgah yayasan kasih anak Pengukuran sIgA dengan ELISA kit
kanker jogja dan laboratorium biologi (ELABSCIENCE):
molekuler Fakultas Kedokteran a. Mempersiapkan microplate,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. sampel dan seluruh reagen
(c) Melakukan seleksi subyek yang terdiri dari: sIgA
penelitian berdasarkan kriteria inklusi. Antibodi-Enzime Conjugate,
(d) Peneliti memberikan informasi sIgA standard, sIgA Diluent,
secara lisan maupun tulisan mengenai wash buffer,
penelitian yang akan dilakukan kepada Tetramethylbenzidine (TMB)
orang tua anak. Apabila bersedia dan stop solution;
menjadi subyek penelitian maka akan b. Menentukan desain microplate;
dibagikan lembar persetujuan c. Membuat konsentrasi 600
(informed consent) yang harus diisi μg/mL, 200 μg/mL, 66,7
dan ditandatangai oleh orang tua μg/mL, 22,2 μg/mL, 7,4

3
μg/mL, dan 2,5 μg/mL. terus-menerus pada 100 rpm
Teteskan 3 mL SIgA diluent selama 90 menit;
1X ke dalam satu tabung; h. Mencuci plate dengan wash
d. Melakukan pengenceran buffer. Mencuci masing-
sampel saliva dengan masing well pada plate
memasukan 100 100 μL SIgA dengan 250 μL wash buffer.
diluent 1X ke dalam eppis Setelah masing-masing well
steril. Kemudian memasukan dicuci kemudian dibersihkan di
25 μL saliva dari masing- atas kertas tissue sebelum
masing sampel; meletakan plate dibalikan pada
e. Beri label satu tabung dengan posisi tegak;
tutup berukuran 12 x 75 mm i. Menambahkan 50 μL larutan
untuk masing-masing standard, TMB ke dalam setiap well
control, dan sampel yang tidak dengan menggunakan
diketahui, serta satu tabung multichannel pipette;
untuk nilai nol. Tambahkan j. Melakukan pencampuran pada
4 mL SIgA diluent 1X ke plate rotator selama 5 menit
dalam setiap tabung. pada 100 rpm dan inkubasi
Tambahkan 10 μL standard plate di dalam ruang gelap
(dari langkah 3), kontrol pada suhu ruang selama 40
atau sampel saliva yang tidak menit. Hindari paparan
diketahui (dari langkah 4) ke cahaya karena sangat sensitif
dalam tabung yang sesuai. terhadap cahaya;
Tambahkan 10 μL SIgA diluent k. Tambahkan 50 μL stop solution
1X ke dalam tabung nol; dengan menggunakan
f. Melakukan pengenceran multichannel pipette.
antibodi-enzim konjugat 1:120 Kemudian diletakan pada plate
dengan menambahkan 25 μL rotator selama 3 menit pada
konjugat ke dalam 3 mL sIgA 500 rpm. Pastikan seluruh well
diluent 1X yang telah telah berubah menjadi kuning.
dipersiapkan pada Langkah 3. Jika warna masih hijau,
Campur hingga rata dan teruskan pencampuran. Seka
teteskan 50 μL antibodi-enzim bagian dasar dari plat dengan
konjugat yang telah diencerkan kain yang telah dibasahi
ke dalam seluruh tabung dengan air dan keringkan. Baca
dengan menggunakan pipet. dengan plate reader pada 450
Campur perlahan setiap tabung nm. Baca plat dalam waktu 10
dengan membalik dan menit dari penambahan stop
menginkubasinya selama 90 solution14.
menit pada suhu ruang; Setelah data terkumpul maka
g. Melakukan inversi dan dilakukan analisa statistik dengan
menambahkan 50 μL larutan menggunakan uji Independent T test 15
dari langkah 6 ke microtitre untuk melihat perbedaan kadar
plate. Menutup plat adesif dan sekretori immunoglobulin A (sIgA)
inkubasi pada suhu ruang saliva pada anak leukemia limfoblastik
dengan pencampuran yang

4
akut yang menjalani kemoterapi fase berdasarkan fase kemoterapi terdapat
induksi dan fase maintenance. perbedaan. Untuk melihat kadar
sekretori immunoglobulin A (sIgA)
HASIL PENELITIAN pada anak leukemia limfoblastik akut
yang menjalani kemoterapi fase
Penelitian ini tentang kadar
induksi dan fase maintenance
sekretori immunoglobulin A (sIgA)
menggunakan Independent T test.
saliva pada anak leukemia limfoblastik
Sebelum dilakukan Independent T test
akut yang menjalani kemoterapi fase
dilakukan uji normalitas untuk melihat
induksi dan fase maintenance. Subyek
sebaran data dan uji homogenitas
penelitian pasien yang memenuhi
varian.
kriteria inklusi dan eksklusi diambil
Hasil uji normalitas yang
dengan teknik consecutive sampling
digunakan adalah uji Shapiro-Wilk
sebanyak 20 pasien. Gambaran subjek
karena sampel pada masing-masing
penelitian disajikan pada tabel 1.
kelompok kurang dari 50. Nilai
Tabel 1.Gambaran Subjek Penelitian pShapiro-Wilk kadar sIgA pada
(n=20) masing-masing fase kemoterapi adalah
p>0,05 yaitu 0,052 untuk fase
Karakteristik Jumlah Persentase
kemoterapi induksi dan 0,315 untuk
Fase kemoterapi 10 50,0 fase maintenance, yang berarti bahwa
Induksi sebaran berdistribusi normal.
Fase kemoterapi 10 50,0 Kesamaan varian diperoleh nilai
Maintenance pLevene’s test < 0,05 yaitu 0,00014
yang berarti bahwa varian dari kedua
Rerata kadar sekretori kelompok terdapat perbedaan
immunoglobulin A (sIgA) saliva bermakna. Data berdistribusi normal
berdasarkan fase kemoterapi sehingga dapat dilanjutkan dengan
disajikan pada tabel 2. Independent T test dengan nilai p
value yang digunakan pada kolom
Tabel 2. Rerata kadar sekretori Equal variances not assumed karena
immunoglobulin A (sIgA) saliva berdasarkan varian homogen dengan hasil
fase kemoterapi
ditampilkan pada Tabel 3.
Fase kemoterapi n Kadar sIgA
Rerata ± Tabel 3.Hasil Independent T test kadar sIgA Pasien
SD Leukemia Limfoblastik Akut dengan Kemoterapi
Fase Induksi dan Fase Maintenance
Fase kemoterapi Induksi 10 2.895±
0,89
Fase kemoterapi 10 1.631±
maintenance 0,80
p
t value
Tabel 2 di atas menunjukkan
Variabel hitung t tabel
bahwa rerata kadar sIgA pada pasien
kemoterapi dengan fase induksi Fase
sebesar 2,895 ng/dL dengan Kemoterapi 0,001
simpangan baku 0,089 dan pada fase 4,469 2,101
maintenance sebesar 1,631 ng/dL
dengan simpangan baku 0,80. Hal ini
berarti bahwa rerata kadar sIgA

5
Berdasarkan hasil Independent dibandingkan dengan metode RIA
T test di atas diketahui bahwa nilai p (Radio Immuno Assay) yang
sebesar 0,001 (p<0,05) berarti bahwa menggunakan bahan radiokatif dan
terdapat perbedaan bermakna kadar dapat dikerjakan di laboratorium kecil
sIgA pada saliva pasien anak tanpa alat pemecah radioaktif gamma9.
Leukemia Limfoblastik Akut yang Sekretorik saliva immunoglobulin A
menjalani kemoterapi fase induksi dan (sIgA) merupakan parameter penting
fase maintenance. untuk mengevaluasi status imunologi
PEMBAHASAN dari saliva, dengan menggunakan
Penelitian ini dilakukan pada 20 prosedur noninvasif dan tanpa
pasien anak Leukemia Limfoblastik menimbulkan rasa tidak nyaman pada
Akut yang menjalani kemoterapi fase pasien. Hal ini dianggap sebagai
induksi dan fase maintenance yang mediator humoral yang paling penting
berada di rumah singgah buah hati dan bagi kekebalan tubuh10. pasien dengan
rumah singgah yayasan kasih anak Leukemia Limfoblastik Akut, sintesis
kanker jogja yang sedang menjalani antibodinya dapat berubah menjadi
perawatan di RSUP Dr. Sardjito, semakin buruk tergantung pada
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan mekanisme imunologi yang terlibat
dengan memeriksaan kadar sIgA, dalam proliferasi sel humoral yang
dengan mengambil sampel saliva dari menentukan kadar imunoglobulin11,12.
subyek penelitian. SIgA banyak
ditemukan pada sekret mukosa saliva Dalam tabel 1 dapat dilihat
selain trakeobrankial, kolostrum, air jumlah subjek penelitian sebanyak 20
susu ibu dan urogenital5. anak yang terbagi berdasarkan fase
kemoterapi yaitu fase induksi
Pengambilan sampel saliva sebanyak 10 (50%) dan fase
dilakukan pada pagi hari sekitar jam maitanance sebanyak 10 (50%). Data
08.00-10.00 WIB karena pada waktu ini diperoleh dari rumah singgah buah
tersebut diperkirakan kadar sIgA hati dan rumah singgah yayasan kasih
tertinggi dan terendah pada sore hari. anak kanker jogja (YKAKJ) yang
Sampel kemudian dibawa ke sedang menjalani rawat jalan di RSUP
Laboratorium Biologi Molekuler Dr. Sardjito. Dalam penelitian ini
Fakultas Kedokteran UGM untuk dapat diamati pada tabel 2, rerata
disimpan pada suhu -80° C.14 kadar sIgA pada pasien kemoterapi
dengan fase induksi sebesar 2,895
Penelitian kuantitas sIgA ng/dL dengan simpangan baku 0,089
menggunakan metode ELISA dan pada fase maintenance sebesar
(Enzyme-Linked Immune-Sorbent 1,631 ng/dL dengan simpangan baku
Assay) atau dikenal juga dengan uji 0,80. Hal ini berarti bahwa rerata
kekebalan enzimatis ini berfungsi kadar sIgA berdasarkan fase
untuk mendeteksi dan mengukur kemoterapi terdapat perbedaan
kuantitas sIgA pada suatu sampel. bermakna yang diperoleh dari
Hasilnya dibaca sebagai nilai absorban Independent T test, namun sebelum
dan didata dalam bentuk unit absorban dilakukan Independent T test
berupa konsentrasi dimana nilai dilakukan uji normalitas untuk melihat
menggambarkan kadar sIgA14. ELISA sebaran data dan uji homogenitas
relatif mudah dan lebih aman

6
varian. Hasil uji normalitas yang induksi lebih tinggi daripada
digunakan adalah uji Shapiro-Wilk fase maintenance.
karena sampel pada masing-masing SARAN
kelompok kurang dari 50. Data 1. Perlu dilakukan penelitian
berdistribusi normal sehingga dapat lanjutan dengan rentang usia
dilanjutkan dengan Independent T test dan dalam lingkungan yang
dengan nilai p value yang digunakan lebih luas dengan jumlah
pada kolom Equal variances assumed sampel yang lebih banyak.
karena varian homogen15, dengan hasil 2. Perlu penelitian lanjutan
ditampilkan pada Tabel 3. Berdasarkan dengan menyamakan
hal yang disebut diatas maka hipotesis kelompok resiko tinggi dan
dapat diterima. Pemilihan kedua fase kelompok resiko standar
ini didasarkan pemikiran peneliti sehingga hasil yang didapat
bahwa saat pertama kali pasien anak lebih baik.
Leukemia Limfoblastik Akut
menjalani kemoterapi dan pertamakali DAFTAR PUSTAKA
terpapar obat-obat sitostatika, agen
sitotoksik pada obat kemoterapi dapat 1. Permono - Ugrasena. 2005.
mempengaruhi kekebalan mukosa Buku Ajar Hematologi-
mulut yang dapat menyebabkan Onkologi Anak, Badan
perubahan sekresi SIgA, disfungsi Penerbit IDAI : Jakarta,
saliva, penurunan antimikroba saliva halaman 242-243.
dan kerusakan dari pelindung mukosa 2. National Cancer Institute.
yang melapisi mukosa mulut, 2009. Childhood Acute
selanjutnya dapat mengganggu Lymphoblastic Leukemia
keseimbangan dari mikrobiota oral, Treatment (PDQ®), diambil
sedangkan pada fase maintenance dari
yang merupakan fase pemeliharaan http://www.cancer.gov/type
dan merupakan fase terakhir dari s/leukemia/patient/child-
pengobatan kemoterapi dan tubuh all-treatment-pdq
sudah beradaptasi dengan pengobatan 3. Sutaryo, 2005. Prinsip
tersebut. kemoterapi pada kanker
anak dalam Buku Ajar
KESIMPULAN Hematologi Onkologi
Anak. Yogyakarta: IDAI;
1. Berdasarkan penelitian dapat 2005.h.227-34.
disimpulkan bahwa fase 4. Wang H. dkk. 2003.
pengobatan kemoterapi pada Flavonoids: Promising
anak Leukemia Limfoblastik Anticancer Agents.
Akut dapat mempengaruhi Medicinal Research
kadar sekretori Reviews. 2003; 23(4): 519-
immunoglobulin A (sIgA) 534.
saliva. 5. Boedi - Oetomo - Roeslan,
2. Kadar sekretori 2002. Imunologi Oral.
immunoglobulin A (sIgA) Kelainan di rongga mulut,
saliva pada fase kemoterapi

7
FK-UI, Jakarta; 53-63-127- American Association for
138. Cancer Research, Inc.
6. Abbas S., Stewart J.H., (AACR), 615 Chestnut St.,
Shen P., Votanopoulos K.I., 17th Floor, Philadelphia.
Levine E.A, 2002. 13. Davey   J,   2005.  Acute
Chemotherapy Drugs How lymphoblastic   leukemia
They Work. J Surg Oncol.
110(5):575-584. in Principles and
7. Albers, J.W., Chaudhry, Practice of Pediatric
V., Cavaletti, G, 2011. Oncology,   P.   A.   Pizzo
Prevention and and D. G. Poplack, Eds. pp.
Management of 489–544,   Lippincott
Chemotherapy;American Williams   &   Wilkins,
Society of Clinical
Oncology Clinical Practice Philadelphia, Pa, USA, 4th
Guideline. Cochrane edition.
Database Syst Rev 14. Salimetric, 2011. Salivary
2: CD005228. Secretory IgA Enzyme
8. Bakta - Made. 2007. Immunoassay Kit, No
Hematologi Klinis Catalog:1-1602.
Ringkasan. EGC, Jakarta. 15. Sudigdo – Sastroasmoro.,
Ed 3 halaman 36-70 Sofyan – Ismael, 2014.
9. Balis, J.S., Holcenberg, Dasar-dasar Metodologi
S.M., Blaney.N, 2002. Klinis. Edisi ke 5, PT
General principles of Sagung Seto, Jakarta, hal
chemotherapy, 130.
in Principles and Practice
of Pediatric Oncology, P.
A. Pizzo and D. G.
Poplack, Eds. pp. 237–308,
Lippincott Williams &
Wilkins, Philadelphia, Pa,
USA, 4th edition, 2002.
10. Behrman, R., Kliegman
R., Jenson H., Nelson.
Textbook of Pediatrics,
2000; 16th edition : (501)
1537 – 1540
11. Berkery, R., Cleri, L.,
Skarin, A., Oncology
Pocket Guide to
Chemotherapy, 1997; 3rd
edition : (3) 231 - 260
12. Cancer Research, 2003.
http://cancerres.aacrjourna
ls.org/ published by the

Anda mungkin juga menyukai