Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya derajat kesehatan pada suatu Negara dapat ditentukan oleh beberapa
indikator, salah satu diantaranya adalah tinggi rendahnya Angka Kematian Bayi (AKB).
AKB dapat digunakan sebagai acuan untuk tingkat keberhasilan pelayanan kesehatan.
Angka kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) di Indonesia masih cukup tinggi berada pada
kisaran 32 / 1000 angka kelahiran hidup, sedangkan target MDGS Millenium
Development Goals) diharapkan tahun 2015 yaitu 23 /1000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian bayi di Indonesia seperti halnya di Negara lainnya itu asfiksia
neonaturum 49 –60%, infeksi 24 –34 %, premature / bayi berat lahir rendah (BBLR)
(SDKI, 2012). Di Jawa Tengah angka kematian bayi mencapai 10,75/ 1000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian bayi di Jawa Tengah seperti halnya provinsi lainnya prematur
/ bayi berat lahir rendah (BBLR) 70 - 80%, asfiksia 15–20%, infeksi 2–7% (Depkes,
2012). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2.500 gram (Sarwono 2004). Berdasarkan harapan hidup bayi berat lahir
rendah di bedakan dalam : Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) ialah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 1500 gram dan BBLSAR (Karwati dkk, 2011). Bayi baru
lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram mempunyai masalah yang sangat serius
untuk segera mendapat perawatan dan pengawasan secara intensif. Hal ini dikarenakan
kondisi fisik bayi masih sangat lemah, alat-alat pernafasan belum berfungsi sempurna.
Hal ini menunjukkan bahwa bayi dengan keadaan prematur / bayi berat lahir rendah
(BBLR) (Manuaba, 2007).
Kejadian BBLSR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan
nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih
utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi
makanan pun kurang. Namun kejadian BBLSR juga dapat terjadi tidak hanya karena
aspek perekonomian, dimana kejadian BBLSR dapat saja terjadi pada mereka dengan
status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran,
kadar hemoglobin, dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLSR termasuk faktor utama
dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah
pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium,
asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan
sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon
rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental
dan fisik serta tumbuh kembang. BBLSR berkaitan dengan tingginya angka kematian
bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu
akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada
penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada bayi dengan BBLSR
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian BBLSR
b. Mengetahui etilogi BBLSR
c. Mengetahui tanda dan gejala BBLSR
d. Mengetahui pathway BBLSR
e. Mengetahui pemeriksaan penunjang BBLSR
f. Mengetahui penatalaksanaan BBLSR
g. Mengetahui komplikasi BBLSR

Anda mungkin juga menyukai