Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CA HEPAR

KEPERAWATAN DEWASA 1

Disusun Oleh : Lukas Lerong, Amk

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN


STIKES CITRA DELIMA
2013 / 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia_Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan

Dewasa 1 ini.

Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami

sajikan masih kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik

dan saran yang mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan

makalah ini.

Dan kami berharap, semoga makalah ini dapat di manfaatkan sebaik

mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.

Pangkalpinang, 02 Oktober 2013

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
International Agency for cancer Research, GLOBOCAN 2002,
menyebutkan ca hepar atau yang lebih dikenal dengan kanker hati
adalah enam dari kanker paling umum yang ditemukan di seluruh dunia
dan merupakan penyebab kematian ketiga akibat kanker secara global.
Ca hepar atau Kanker hati merupakan jenis kanker yang sering
ditemukan di Indonesia. Kanker hati terjadi apabila sel kanker
berkembang pada jaringan hati. Adanya gejala yang ditimbulkan dari
penyakit ini, di antaranya kekurangan berat badan tanpa adanya alasan
yang diketahui dan tanpa berusaha untuk mengurangi berat badan,
kehilangan selera makan secara berkelanjutan, merasa kenyang setelah
makan dalam porsi sedikit, pembengkakan di bagian kanan perut yang
berada tepat di bawah tulang rusuk, warna kulit dan mata yang kuning
kehijauan, keletihan yang tidak biasanya dan mual.
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu,
masalah penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit
hepatitis B dan hepatitisC. Meningkatnya penderita kanker hati setiap
tahunnya ini disebabkan tingginya kasushepatitis B dan C kronis di
Indonesia. Dua penyakit ini penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu
penyakit ini sulit terdeteksi.
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan adanya infeksi
hepatitis Bkronis apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B
adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang
menyerang hati. Selain itu hepatitis B dalam jangka waktu lama juga
bisa menyebabkan pengerasan hati (sirosis), bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah penyebab
kematian nomor 10 di dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi di
seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien dengan
infeksi hepatiatis B kronik. Di Indonesia sendiri diperkirakan angka
kejadian infeksi hepatitis B kronik mencapai 5-10 persen dari total
jumlah penduduk.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan
proses asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap klien Ca
Hepar.
1. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penelitian dan pembelajaran tentang Ca Hepar
maka
mahasiswa/i diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
3. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.

BAB II
TINJAUAN TORITIS

1. A. DEFENISI
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan
fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya
sebagian besar fungsi hepar. ( Gips & Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna
hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan
pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan
mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel
yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan
kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel
hati dan sel terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini
akan membentuk tumor (Anonim,2004).
Kanker hepar atau kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah
suatu kanker yang timbul dari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati
primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda
(contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah,
dan sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati
(hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi,
mayoritas dari kanker-kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%)
timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular
cancer) atau Karsinoma (carcinoma).
Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas
primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran
empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati
terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringanhati.. Merupakan
tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutamaTaiwan
,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya

1. B. ETIOLOGI
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi
hepatis B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul :
2009 )
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B
dan C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta
faktor keturunan. (Fong, 2002). Infeksi virus hepatitis B dan C
merupakan penyebab kanker hepar yang utama didunia, terutama
pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik
hepatitis.
Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita
penyakit hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena
kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk., 1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam
puluh tahun. Dari sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800
orang didiagnosis menderita kanker hati, dan separuh lebih adalah
lelaki.
Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
 Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang
 Tidak buang air di pagi hari
 Pola makan yang terlalu berlebihan
 Tidak makan pagi
 Terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan
 Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat
pewarna, pemanis buatan.
 Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi
penggunaan minyak goring saat menggoreng makanan. Jangan
mengkonsumsi makanan yang di goreng bila kita dalam kondisi
penas, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
 Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga
menambah beban hati. Sayur yang digoreng harus dimakan habis
saat itu juga, jangan disimpan.
 Alkohol
 Keturunan
 Hepatis B, C

1. C. PATOFISIOLOGI
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang
biasa secara langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara
tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi
hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan
bereaksi tehadap unsur – unsur yang paling toksik melalui penggantian
glikogen dengan lipid sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa
nekrosis atau kematian sel. Keadaan ini sering disertai dengan infiltrasi
sel radang dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel dapat
terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau toksik bagi sel –
sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan
menjadi kanker hati.

1. D. MANIFESTASI KLINIK
 Kulit menjadi berwarna kuning,
 Deman,
 Menggigil,
 Merasa lelah yang luar biasa,
 Nausea,
 Nyeri pada perut,
 Kehilangan nafsu makan,
 Berat badan yang turun drastis,
 Nyeri pada punggung
 bahu, Urin yang berwarna gelap,
 Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh.

1. E. KLASIFIKASI
Ca Hepar atau kanker hati dapat digolongkan beberapa type yaitu :
1. Kanker Hati Primer
 Cholangio Carcinoma – kanker yang berawal dari saluran empedu
 Hepatoblastoma – pada umumnya menyerang anak-anak atau
anak yang mengalami pubertas
 Angiosarcoma – kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh
darah yang ada pada hati.
 Hepatoma (HCC) – berawal di hepatosit dan dapat menyebar ke
organ yang lain. Laki- laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini
dibandingkan wanita.
2. Kanker Hati Sekunder
 Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada
organ-organ lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut,
pankreas, kolon, dan rektum.

1. F. PEMERIKSAAN
A. Laboratorium:
1) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin
menurun karena perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat
dengan hipersplenisme dan defisit besi leukopenia mungkin ada sebagai
akibat hipersplenisme.
2) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak
mampuan hati untuk menkonjugasi atau obstruksi bilier.
3) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan
seluler dan mengeluarkan enzim.
4) Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.
1. Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, MRI. Dan
Laparoskopi
1. Biopsi jaringan hati.

1. G. PENATALAKSANAAN
A. a. Penatalaksanaan Non Bedah
Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat memperpanjang
kelangsungan hidup pasien dan memperbaiki kualitas hidupnya dengan
cara mengurangi rasa nyeri serta gangguan rasa nyaman, namun efek
utamanya masih bersifat paliatif. Penatalaksanaan non bedah ini seperti
:
1) Terapi Radiasi
2) Kemoterapi
b. Penatalaksanaan Bedah
1) Lobektomi hati
2) Transplantasi hati
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

1. A. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Usia : Biasanya menyerang dewasa dan orang tua
2. Jenis kelamin : Kanker hati sering terjadi pada laki – laki dari pada
perumpuan.
3. Pekerjaan : Dapat ditemukan pada orang dengan aktivitas yang
berlebihan
2. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama : Keluhan pasien pada waktu dikaji.
2. Riwayat penyakit dahulu : Pasien dahulu pernah menderita
penyakit apa dan bagaimana pengobatanya.
3. Riwayat penyakit sekarang

1. Data fokus terkait perubahan pola fungsi


A. Aktivitas : Klien akan mengalami kelelahan , kelemahan,
malaise
B. Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, akterik pada
sclera, kulit dan membran mukosa.
C. Eliminasi: Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna
tanah liat.
D. Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan menurun,
perasaan mual dan muntah, terjadi peningkatan edema,
asites.
E. Neurosensori : Peka terhadap rangsangan, cenderung tidur,
asteriksis
F. Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada
abdomen kuadran kanan atas, mialgia, sakit kepala, gatal –
gatal.
G. Keamanan : Urtikaria, demam, eritema, splenomegali,
pembesaran nodus servikal posterior
H. Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada
wanita dapat meningkatkan faktor resiko.
1. Pemeriksaan fisik
A. Tanda – tanda vital
B. Mata
C. Mulut
D. Abdomen
E. Kulit
F. Ekstremitas : Mengalami kelemahan atau peningkatan edema.

1. Pemeriksaan penunjang
HASIL :
Laboratorium:
1. 500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah
lengkap ; SGOT, SGPT,
LDH, CPK, Alkali Fostatase.
1.AST / SGOT meningkat Nn ( 10 – 40 unit (4,8 -19 U/L)
2.ALT / SGPT meningkat Nn ( 5 – 35 unit (2,4 – 17 U/L)
3.LDH meningkat Nn (165 – 400 unit (80 – 192 U/L)
4.Alkali Fostatase meningkat Nn ( 2 -5 unit (20 – 90 IU/L)
5.Albumin menurun Nn ( 3,5 – 5,5 g/dl (35-55 g/L)Globulin meningkat
Nn ( 1,5 – 3,0 g/dl (15-30g/L)
Pemeriksaan radiologi
1. Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan
portal.
2. Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat
perubahan ukuran hati.
3. Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan
pankreas.
4. Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus
kanan dengan kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
5. Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
6. Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual,
gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
2. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites ).
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2
dengan kebutuhan
4. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan
pruritus,edema dan asites
III. INTERVENSI

A. Diagnosa 1 : Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan


anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
Tujuan :
1. Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah
tujuan dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda
malnutrisi
2. Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan
adekuat .
Intervensi :
1. Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian
tentang makanan sesuai Indika
2. Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan
cairan adekuat.
3. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit
yg dibagi bagi selama sehari.
4. Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan
setelah pemberian agent antineoplastik yang sesuai .
Rasional :
1. Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual
pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi
terbaik.
2. Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk
menghilangkan produksi sisa ). Suplemen dapat memainkan peranan
penting dlm mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
3. Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping
psikologis kemoterapi yang menimbulkan stess.

B. Diagnosa 2 : Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut (


asites )
Tujuan :
1. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas
hiburan sesuai indikasi nyeri.
2. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh
minimal pada AKS
Intervensi :
1. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan
intensitas ( 0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan
posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara
perut dan dada.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok
punggung.
3. kaji tingkat nyeri / kontrol nilai
Rasional :
1. memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan
intervensi
2. meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian
3. kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.

1. C. Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan


antara suplai O2 dengan kebutuhan
Tujuan :
1. Dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh.
Intervensi :
1. Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya
mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas
sesuai kemampuan.
2. Pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada
TD/ frekuensi jantung / pernapasan.
3. Beri oksigen sesuai indikasi
Rasional :
1. Meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan pasein menjadi
lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.
2. Teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit, status
nutrisi, keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
3. Adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler dan
memperberat keletihan.

D. Diagosa 4 :Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan


dengan pruritus,edema dan asites
Tujuan :
1. Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.
2. Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi /
meningkatkan penyembuhan
Intervensi :
1. Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan
kerusakan atau perlambatan penyembuhan
2. Mandikan dengan air hangat dan sabun
3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit
yang kering dari pada menggaruk.
4. Balikkan / ubah posisi dengan sering
5. Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan
bedak kecuali seijin dokter
Rasional :
1. Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi
dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan
deskuamasi kering,ulserasi.
2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3. Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
4. Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/
jaringan yang tidak perlu.
5. Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.

IV. EVALUASI
1. Kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi
2. Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang
3. Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh
4. Klien dapat turut berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah
komplikasi
BAB IV
KESIMPULAN

1. I. KESIMPULAN
Ca Hepar adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel
parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan
lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada
jaringan hati.. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia, diasia
pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari
tomur-tomur ganas lainnya.
Ca Hepar disebabkan karena adanya infeksi hepatitis B kronis apabila
terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang
disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu,
masalah penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit
hepatitis B dan hepatitis C
Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan
tingginya kasus hepatitis B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit ini
penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu penyakit ini sulit terdeteksi.
Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah penyebab
kematian nomor 10 di dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi di
seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien dengan
infeksi hepatiatis B kronik.
Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi hepatitis B
kronik mencapai 5-10 persen dari
total jumlah penduduk.
Pengobatan yang biasa dilakukan untuk pasien dengan Ca Hati antara
lain yaitu Transplantasi, Terapi radiasi, Kemoterapi, Kemoembolisasi,
Terapi gen, Cryotherapy, Ablasi radiofrekuensi, dan Pembedahan.
1. II. SARAN

Disarankan untuk ssemua masyarakat, bahwa penyakit kanker hati ini

tidak mengenal umur, yang bias terjadi pada ank anak, remaja, dewasa

maupun lansia. Jadi kita sebagai masyarakat jangan pernah mendekati

factor resiko, misalnya tidur terlalu malam dan bagung terlalu siang, lalu

makan tidak teratur. Mulai sekarang tanamkan dalam diri kita bahwa

bahwa sehat itu penting.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman


Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3,
EGC : Jakarta

Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Pencernaan, Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta

Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah


Brunner dan Suddarth, Edisi 8, EGC : Jakarta

www.google.co.id,”tujuan pembelajaran askep hepar” pembelajaran


system endokrin. Diambil pada 6 November 2012, 20:15pm

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai