Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diperkirakan pada tahun 2015 hampir 2,7 dari 5,9 juta kematian pada anak di
bawah umur 5 tahun terjadi pada periode neonatal dan hampir ¾ di minggu pertama
hidup Lebih dari 70% kematian neonatal terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Infeksi
parah seperti pneumonia dan sepsis berkontribusi hampir seperempat dari kematian
ini dan juga merupakan penyebab utama rawat inap pada bayi. Kematian parah akibat
Infeksi di negara berkembang cukup besar meskipun telah diberikan terapi antibiotik.
Di India, lebih dari seperempat dari 1 juta tahunan kematian neonatal dapat dianggap
berasal dari infeksi. Di Nepal juga, sepsis adalah penyebab utama kematian pada
neonatus, dan alasan paling umum untuk rawat inap. Sementara antibiotik yang tepat
tersedia di banyak rumah sakit di negara berpenghasilan rendah dan menengah,
antibiotik lini kemungkinan tidak tersedia.
Anak balita merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko tertinggi untuk
mengalami defisiensi zat besi dan seng, karena pada masa balita terjadi pertumbuhan
yang cepat dan membutuhkan asupan zat besi yang tinggi dan seng yang cukup (CDC,
2011; NTH, 2013) terutama pada anak umur 6 - 12 bulan.
Zat besi dan seng sangat berperan di dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Zinc (Zn) merupakan salah satu mineral mikro yang memiliki fungsi dan kegunaan
penting bagi tubuh. Zn dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit, mukosa
saluran cerna dan hampir semua sel membutuhkan mineral ini. Dampak yang
ditimbulkan akibat kurangnya mineral ini adalah terjadinya penurunan nafsu makan
sampai pada gangguan sistem pertahanan tubuh.
Mineral Zn merupakan salah satu nutrien penting yang diperlukan oleh tubuh
dalam menjaga dan memelihara kesehatan. Semua makhluk hidup baik manusia
maupun hewan membutuhkan mineral ini. Zn dibutuhkan dalam jumlah sedikit
akan tetapi mutlak harus ada di dalam tubuh, karena Zn tidak bisa dikonversi dari zat
gizi lain. Mineral ini berperan dalam berbagai aktivitas enzim, pertumbuhan dan
diferensiasi sel, serta berperan penting dalam mengoptimalkan fungsi sistem
kekebalan tubuh.
Penurunan sistem kekebalan tubuh serta meningkatnya kejadian infeksi dapat
diakibatkan oleh rendahnya kadar Zn di dalam tubuh. Defisiensi Zn yang parah
dicirikan dengan menurunnya fungsi sel imun dalam menghadapi agen infeksi. Zn
mampu berperan didalam meningkatkan respon kekebalan tubuh secara non spesifik
maupun spesifik. Sel makrofag yang berperan di dalam sistem kekebalan tubuh akan
mengalami kendala dalam membunuh agen infeksi intraseluler, menurunnya produksi
sitokin dan kendala dalam proses fagositosis. Respon imun yang terganggu
menyebabkan terjadinya perubahan resistensi terhadap infeksi.
Zn memiliki beberapa peran penting berhubungan dengan aktivasi sel, ekspresi
gen, dan sintesis protein. Zn juga menentukan perkembangan normal sel imun dan
berperan penting dalam menjaga aktivitas sel imun, termasuk neutrofil, monosit,
makrofag, sel natural killer (NK), serta sel T dan sel B (PRASAD et al., 2007).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menganalisa jurnal dengan judul “Zinc as an adjunct treatment for
reducing case fatality due to clinical severe infection in young infants: study
protocol for a randomized controlled trial”
2. Tujuan khusus
a. Menganalisis nama, tempat dan waktu penelitian
b. Menganalisis tujuan penelitian
c. Menganalisis metode penelitian
d. Menganalisis hasil penelitian
e. Menganalisis korelas antara isi jurnal dan teori
f. Menganalisis korelas isi jurnal dengan realiti klinik
g. Menganalisis SWOT
h. Menganalisis implikasi keperawatan
i. Menganalisis manfaat dari penelitian

Anda mungkin juga menyukai