Anda di halaman 1dari 22

1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
4. Perencanaan

Tabel 2.5 Perencanaan Sebelum Operasi

Perencanaan
No Masalah Keperawatan Tujuan Kriteria hasil
Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Obstruksi akut/kronis Tidak terjadi Berkemih dalam jumlah 1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 1. Meinimalkan retensi urin distensi
berhubungan dengan obstruksi yang cukup, tidak jamdan bila tiba-tiba dirasakan. berlebihan pada kandung kemih.
obstruksi mekanik, teraba distensi kandung
pembesaran prostat, kemih 2. Observasi aliran urin perhatianukuran 2. Untuk mengevaluasi obstruksi dan
dekompensasi otot dan kekuatan pancaran urine. pilihan intervensi.
detrusor dan
ketidakmampuan 3. Awasi dan catat waktu serta jumlah 3. Retensi urin meningkatkan tekanan
kandung kemih untuk setiap kali berkemih. dalam saluran perkemihan yang
secara adekuat. dapat mempengaruhi fungsi ginjal.

4. Berikan cairan sampai300mlper hari 4. Peningkatan aliran cairan


dalam toleransi jantung. meningkatkan perfusi ginjal serta
membersihkan ginjal , kandung
kemih dari pertumbuhan bakteri.

5. Beri obat sesuai indikasi 5. Mengurangi spasme kandung


kemih dan mempercepat
penyembuhan
2 Nyeri (akut) Nyeri Klien melaporkan nyeri 1. Kaji nyeri,perhatikan lokasi, intensitas 1. Nyeri tajam ,intermitten dengan
berhubungan dengan hilang/terkontrol hilang/terkontrol,menun (0-10). dorongan berkemih/masase urin
iritasi mukosa buli- jukan ketrampilan sekitar kateter menujukan spasme
buli, distensi kandung relaksasi dan aktivitas buli-buli, yang cenderung lebih berat
kemih, kolik ginjal, teraupetik sesuai pada pendekatan TURP(biasanya
infeksi urinaria. indikasi untuk situasi menurun dalam 48 jam).
individu. Tampak
rileks, tidur atau
istirahat dengan tepat.
2. Pertahankan paatensi kateter dan 2. Mempertahankan fungsi kateter dan
sistem drainase. Pertahankanselang drainase sistem,menurunkan resiko
bebas dari lekukan dan bekuan. distensi/spasmebuli-buli.

3. Pertahankan tirah baring bila 3. Diperlukan selama fase awal selama


diindikasikan. fase akut.

4. Berikan tindakan 4. Menurunkan tegangan otot,

17
kenyamanan(sentuhan teraupetik, memfokuskan kembali perhatian dan
pengubahan posisi, pijatan punggung) dapat meningkatkan kemampuan
dan aktivitas teraupetik. koping.

5. Berikan rendam duduk atau lampu 5. Menigkatkan perfusi jaringan dan


penghangat bila diindikasikan. perbaikan edema serta meningkatkan
penyembuhan(pendekatan perineal)

6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Menghilangkan spasme


antispasmodik.
3 Resiko tinggi Keseimbangan Mempertahankan 1. Awasi keluaran tiap jam bila 1. Diuresis yang cepat dapat
kekurangan cairan cairan tubuh tetap hidrasi adekuat diindikasikan. Perhatikankeluaran mengurngkan volume total karena
yang berhubungan terpelihara dibuktikan dengan 100-200 ml. ketidakcukupan jumlah natrium
dengan pasca :tanda-tanda vital diabsorbsi tubulus ginjal.
obstruksi diuresis. stabil,nadi perifer
teraba, pengisian perifer 2. Pantau masukan dan haluaran urin. 2. Indikator keseimbangan cairan dan
baik, membran mukosa kebutuhan penggantian.
lembab dan keluaran
urin tepat. 3. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan 3. Deteksi dini terhadap hipovolemik
peningkatan nadi dan pernapasan, sistemik
penurunan tekanan darah, diaforesis,
pucat.

4. Tingkatkan tirah baring dengan kepala


lebih tinggi. 4. Menurunkan kerja jantung
memudahkan homeostasis sirkulasi.
Kolaborasi dalam memantau
pemeriksan laboratorium sesui 5. Berguna dalam evaluasi kehilangan
indikasi,contoh: Hb/Ht, jumlah sel darah /kebutuhan penggantian. Serta
darah merah. Pemeriksaan koagulasi, dapat mengindikasikan terjadinya
jumlah trombosit komplikasi misalnya penurunan
faktor pembekuan darah.

4 Ansietas berhubungan Pasien tampak rileks Menyatakan 1. Dampingi klien dan bina hubungan 1. Menunjukka perhatian dan
dengan perubahan pengetahuan yang saling percaya keinginan untuk membantu
status kesehatan atau akurat tentang situasi,
menghadapi prosedur menunjukkan rentang 2. Memberikan informasi tentang 2. Membantu pasien dalam memahami
bedah yang yang tepat tentang prosedur tindakan yang akan tujuan dari suatu tindakan
perasaan dan penurunan dilakukan.
rasa takut
3. Dorong pasien atau orang terdekat 3. Memberikan kesempatan pada
untuk menyatakan masalah atau pasien dan konsep solusi pemecahan
perasaan masala

18
5 Kurang pengetahuan Menyatakan Melakukan perubahan 1. Dorong pasien menyatakan rasa takut 1. Membantu pasien dalam
tentang kondisi pemahaman tentang pola hidup atau prilasku persaan dan perhatian. mengalami perasaan
,prognosis dan proses penyakit dan ysng perlu,
kebutuhan pengobatan prognosisnya berpartisipasi dalam 2. Kaji ulang proses 2. Memberikan dasar pengetahuan
berhubungan dengan program pengobatan penyakit,pengalaman pasien dimana pasien dapat membuat
kurangnya informasi pilihan informasi terapi

Tabel 2.6 Perencanaan Sesudah Operasi


Perencanaan
No Masalah Keperawatan Tujuan Kriteria hasil
Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Nyeri berhubungan Nyeri berkurang o Klien mengatakan 1. Jelaskan pada klien tentang gejala dini 1. Kien dapat mendeteksi gajala dini
dengan spasmus atau hilang nyeri berkurang / spasmus kandung kemih spasmus kandung kemih.
kandung kemih dan hilang.
insisi sekunder pada o Ekspresi wajah klien 2. Pemantauan klien pada interval yang 2. Menentukan terdapatnya spasmus
TUR-P tenang. teratur selama 48 jam, untuk mengenal sehingga obat – obatan bisa
o Klien akan gejala – gejala dini dari spasmus diberikan
menunjukkan kandung kemih
ketrampilan
relaksasi. 3. Jelaskan pada klien bahwa intensitas 3. Memberitahu klien bahwa
o Klien akan tidur / dan frekuensi akan berkurang dalam ketidaknyamanan hanya temporer
istirahat dengan 24 sampai 48 jam
tepat.
o Tanda – tanda vital 4. Beri penyuluhan pada klien agar tidak 4. Mengurang kemungkinan spasmus
dalam batas normal. berkemih ke seputar kateter

5. Anjurkan pada klien untuk tidak 5. Mengurangi tekanan pada luka


duduk dalam waktu yang lama insisi
sesudah tindakan TUR-P

6. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi, 6. Menurunkan tegangan otot,


termasuk latihan nafas dalam, memfokuskan kembali perhatian
visualisasi dan dapat meningkatkan
kemampuan koping

7. Jagalah selang drainase urine tetap 7. Sumbatan pada selang kateter oleh
aman dipaha untuk mencegah bekuan darah dapat menyebabkan
peningkatan tekanan pada kandung distensi kandung kemih dengan
kemih. Irigasi kateter jika terlihat peningkatan spasme
bekuan pada selang

19
8. Observasi tanda – tanda vital. 8. Mengetahui perkembangan lebih
lanjut.

9. Kolaborasi dengan dokter untuk 9. Menghilangkan nyeri dan


memberi obat – obatan (analgesik atau mencegah spasmus kandung kemih
anti spasmodik ).
2 Resiko tinggi infeksi Klien tidak o Klien tidak 1. Pertahankan sistem kateter steril, 1. Mencegah pemasukan bakteri dan
berhubungan dengan menunjukkan tanda mengalami infeksi. berikan perawatan kateter dengan infeksi
prosedur invasif: alat – tanda infeksi o Dapat mencapai steril
selama pembedahan, waktu penyembuhan.
kateter, irigasi o Tanda – tanda vital 2. Anjurkan intake cairan yang cukup ( 2. Meningkatkan output urine
kandung kemih dalam batas normal 2500 – 3000 ) sehingga dapat sehingga resiko terjadi ISK
sering. dan tidak ada tanda – menurunkan potensial infeksi dikurangi dan mempertahankan
tanda shock fungsi ginjal.

3. Pertahankan posisi urobag dibawah 3. Menghindari refleks balik urine


yang dapat memasukkan bakteri ke
kandung kemih

4. Observasi tanda – tanda vital, 4. Mencegah sebelum terjadi shock


laporkan tanda – tanda shock dan
demam

5. Observasi urine: warna, jumlah, bau 5. Mengidentifikasi adanya infeksi

6. Kolaborasi dengan dokter untuk 6. Untuk mencegah infeksi dan


memberi obat antibiotik membantu proses penyembuhan

3 Resiko tinggi cidera: Tidak terjadi o Klien tidak 1. Jelaskan pada klien tentang sebab 1. Menurunkan kecemasan klien dan
perdarahan perdarahan menunjukkan tanda terjadi perdarahan setelah pembedahan mengetahui tanda – tanda
berhubungan dengan – tanda perdarahan . dan tanda – tanda perdarahan perdarahan
tindakan pembedahan o Tanda – tanda vital
dalam batas normal . 2. Irigasi aliran kateter jika terdeteksi 2. Gumpalan dapat menyumbat kateter,
o Urine lancar lewat gumpalan dalm saluran kateter menyebabkan peregangan dan
kateter perdarahan kandung kemih.

3. Sediakan diet makanan tinggi serat dan 3. Dengan peningkatan tekanan pada
memberi obat untuk memudahkan fosa prostatik yang akan
defekasi mengendapkan perdarahan .

4. Mencegah pemakaian termometer 4. Dapat menimbulkan perdarahan


rektal, pemeriksaan rektal atau huknah, prostat
untuk sekurang – kurangnya satu
minggu

20
5. Pantau traksi kateter: catat waktu traksi 5. Traksi kateter menyebabkan
di pasang dan kapan traksi dilepas pengembangan balon ke sisi fosa
prostatik, menurunkan perdarahan.
Umumnya dilepas 3 – 6 jam setelah
pembedahan

6. Observasi: Tanda – tanda vital tiap 4 6. Deteksi awal terhadap komplikasi,


jam,masukan dan haluaran dan warna dengan intervensi yang tepat
urine mencegah kerusakan jaringan yang
permanen.

4 Resiko tinggi Fungsi seksual o Klien tampak rileks 1. Beri kesempatan pada klien untuk 1. Untuk mengetahui masalah klien
disfungsi seksual dapat dipertahankan dan melaporkan memperbincangkan tentang pengaruh
berhubungan dengan kecemasan menurun TUR – P terhadap seksual
ketakutan akan .
impoten akibat dari o Klien menyatakan 2. Jelaskan tentang : kemungkinan 2. Kurang pengetahuan dapat
TUR-P pemahaman situasi kembali ketingkat tinggi seperti semula membangkitkan cemas dan
individual . dan kejadian ejakulasi retrograd (air berdampak disfungsi seksual
o Klien menunjukkan kemih seperti susu)
keterampilan
pemecahan masalah . 3. Mencegah hubungan seksual 3-4 3. Bisa terjadi perdarahan dan
o Klien mengerti minggu setelah operasi ketidaknyamanan.
tentang pengaruh
TUR – P pada 4. Dorong klien untuk menanyakan 4. Untuk mengklarifikasi kekhatiran
seksual. kedokter salama di rawat di rumah sakit dan memberikan akses kepada
dan kunjungan lanjutan penjelasan yang spesifik.

5 Kurang pengetahuan: Klien dapat o Klien akan 1. Beri penjelasan untuk mencegah 1. Dapat menimbulkan perdarahan
tentang TUR-P menguraikan melakukan aktifitas berat selama 3-4 minggu
berhubungan dengan pantangan kegiatan perubahan perilaku.
serta kebutuhan o Klien berpartisipasi 2. Beri penjelasan untuk mencegah 2. Mengedan bisa menimbulkan
berobat lanjutan dalam program mengedan waktu BAB selama 4-6 perdarahan, pelunak tinja bisa
pengobatan. minggu; dan memakai pelumas tinja mengurangi kebutuhan mengedan
o Klien akan untuk laksatif sesuai kebutuhan pada waktu BAB
mengatakan
pemahaman pada 3. Pemasukan cairan sekurang–kurangnya 3. Mengurangi potensial infeksi dan
pantangan kegiatan 2500-3000 ml/hari gumpalan darah
dan kebutuhan
berobat lanjutan 4. Anjurkan untuk berobat lanjutan pada 4. Untuk menjamin tidak ada
dokter komplikasi

5. Kosongkan kandung kemih apabila 5. Untuk membantu proses


kandung kemih sudah penuh penyembuhan

21
6 kurang informasi Kebutuhan tidur dan o Klien mampu 1. Jelaskan pada klien dan keluarga 1. meningkatkan pengetahuan klien
Gangguan pola tidur istirahat terpenuhi beristirahat / tidur penyebab gangguan tidur dan sehingga mau kooperatif dalam
berhubungan dengan dalam waktu yang kemungkinan cara untuk menghindari tindakan perawatan
nyeri / efek cukup.
pembedahan o Klien mengungkapan 2. Ciptakan suasana yang mendukung, 2. Suasana tenang akan mendukung
sudah bisa tidur . suasana tenang dengan mengurangi istirahat
o Klien mampu kebisingan
menjelaskan faktor
penghambat tidur 3. Beri kesempatan klien untuk 3. Menentukan rencana mengatasi
mengungkapkan penyebab gangguan gangguan
tidur

4. Kolaborasi dengan dokter untuk 4. Mengurangi nyeri sehingga klien


pemberian obat yang dapat mengurangi bisa istirahat dengan cukup
nyeri ( analgesik ).

22

Anda mungkin juga menyukai