Anda di halaman 1dari 79

PENYEDIA DALAM PROSES BERDASARKAN PERPRES

PENGADAAN BARANG/JASA NOMOR 16 TAHUN 2018


DAN ATURAN

PEMERINTAH TURUNANNYA
POKOK BAHASAN
Pengertian Pengadaan Pelelangan Gagal
Barang/Jasa
Pelaksanaan Kontrak
Etika dan Prinsip Pengadaan
Pemutusan dan Penghentian Kontrak
Pelaku Pengadaan
Denda dan Ganti Rugi
Pelaku usaha
Sanksi
Hakekat Pengadaan Barang/Jasa
Penyelesaian sengketa
Gambaran Umum Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia Serah Terima dan Masa
Pemeliharaan
Penetapan Kualifikasi Penyedia
Penetapan Pemenang dan Masa
Sanggah
PENGERTIAN
PENGADAAN
BARANG/JASA
PEMERINTAH

“Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh


Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak
identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan”

Pasal 1 angka 1
3
JENIS PENGADAAN

Pekerjaan
Barang Konstruksi

Jasa Konsultansi Jasa Lainnya

Pasal 3 Ayat 1 4
JENIS PENGADAAN

Barang
• setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.

Pekerjaan Konstruksi
• keseluruhan / sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu
bangunan

Pasal 1 angka
29 & 30 5
JENIS PENGADAAN

Jasa Konsultansi
• jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir

Jasa Lainnya
• jasa non-Konsultansi/jasa yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/atau
keterampilan dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan

Pasal 1 angka
31 & 32 6
Pengguna
Anggaran
Kuasa
Penyedia Pengguna
Anggaran

Penyeleng Pejabat
gara Pembuat
Swakelola Komitmen
PELAKU PBJ

Pejabat/
Panitia Pejabat
Pemeriksa Pengadaan
Hasil
Pekerjaan

Agen Pokja
Pengadaan Pemilihan
Pe l a k u U s a h a d a n Pe nye d i a

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau


badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum Negara RI, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi.

Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan


barang/jasa berdasarkan kontrak.

Pasal 1
8
angka 27 ,28
Pe nye d i a

Penyedia wajib memenuhi kualifikasi sesuai dengan


barang/jasa yang diadakan dan sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

Pasal 17 9
Tanggung Jawab Penyedia

Pelaksanaan Kontrak

Kualitas Barang/Jasa

Ketepatan Perhitungan Jumlah / Volume

Ketepatan Waktu Penyerahan


Ketepatan Tempat Penyerahan

Pasal 17 10
Menghasilkan B/J yang tepat*
untuk setiap uang yang dibelanjakan
*kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi dan penyedia.

Mendorong Meningkatkan Penggunaan


Pengadaan produksi dalam negeri
berkelanjutan
Tujuan
Meningkatkan Peran
Pengadaan
Mendorong serta UMKM
Pemerataan
ekonomi Meningkatkan Peran
pelaku usaha nasional
Meningkatkan Mendukung
Keikutsertaan pelaksanaan penelitian
industri kreatif dan pemanfaatannya

5 Pasal 4
Prinsip Pengadaan

Efisien Efektif

Transparan Terbuka

Bersaing Adil

Akuntabel

Pasal
30 6
Tidak menerima, Tertib &
menawarkan/ Tanggung Jawab
menjanjikan

Menghindari Profesional,
penyalah - gunaan Mandiri &
wewenang
Etika Menjaga
Rahasia
Pengadaan
Mencegah Tidak saling
pemborosan mem-
pengaruhi

Menghindari Menerima &


Conflict Of tanggung jawab
Interest

32 7
Pasal
Pertentangan Kepentingan (1)
Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada
suatu badan usaha, merangkap sebagai Direksi,
Dewan Komisaris, atau personel inti pada badan
usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama

konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai


pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/ diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;

konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai


Konsultan Perencana;

Lanjutan….>>

33 7
Pasal
Pertentangan Kepentingan (2)
Pengurus/Manajer koperasi yang mengikuti
Tender/Seleksi pada K/L/ Perangkat Daerah, yang
mana pengurus koperasi merangkap sebagai
PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan/PP;

PPK/Pokja Pemilihan/PP baik langsung maupun tidak langsung


mengendalikan atau menjalankan badan usaha Penyedia;

beberapa badan usaha yang mengikuti tender/ seleksi yang sama,


dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama, dan/atau kepemilikan sahamnya lebih dari 50% dikuasai oleh
pemegang saham yang sama.

34 7
Pasal
GARIS BESAR PROSES PBJ
Identifikasi Kebutuhan Persiapan Swakelola
(Mulai) Pelaksanaan Swakelola
Penetapan sasaran
Pelaksanaan Swakelola
Penetapan Barang/Jasa Tipe (I, II, III, IV)
Penyelenggara Swakelola

Rencana Kegiatan
Cara Pengadaan Pembayaran Swakelola
Jadwal Pelaksanaan
Pengawasan dan
Jadwal Pengadaan Penyusunan RAB Pertanggungjawaban Swakelola

Persiapan PBJ Melalui Penyedia Pelaksanaan PBJ Melalui


Penyedia
Anggaran Pengadaan
Menetapkan HPS
Pelaksanaan Pemilihan
Perencanaan Pengadaan Menetapkan rancangan Kontrak
terdiri atas : Perencanaan
PBJ melalui Swakelola Pelaksanaan kontrak
dan/atau Penyedia Menetapkan spesifikasi teknis/KAK

Serah Terima Hasil Pekerjaan


Menetapkan uang muka, jaminan uang (Selesai)
muka,jaminan pelaksanaan, jaminan
pemeliharaan,sertifikat garansi dan/atau
penyesuaian harga
7
PBJ PEMERINTAH SECARA
ELEKTRONIK

• Penyelenggaraan PBJ dilakukan secara elektronik


menggunakan sistem informasi yang terdiri dari Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan sistem
pendukung
• PBJ secara elektronik memanfaatkan e-Marketplace

Pasal 69 17
Pengadaan Secara Elektronik
Memanfaatkan e-marketplace

Penyedia
K/L/Pemda

PEMILIHAN
PENYEDIA

Pasal 70
18
PROSES PENGADAAN BARANG/JASA
MELALUI PENYEDIA
Perencanaan Persiapan Persiapan
Pengadaan Pengadaan Pemilihan

Serah Pelaksanaan Proses


Terima Kontrak Pemilihan
PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA
BARANG/JASA
Pelaksanaan Pemilihan

• Pemilihan dapat segera dilaksanakan setelah RUP


diumumkan
• Untuk barang/jasa yang kontraknya harus
ditandatangani pada awal tahun, pemilihan dapat
dilaksanakan setelah penetapan Pagu Anggaran K/L
atau persetujuan RKA Perangkat Daerah yang dilakukan
setelah RUP diumumkan melalui SIRUP

Pemilihan tidak dapat dilaksanakan sebelum RUP diumumkan

Pasal 50 ayat 8-9


21
Metode Pemilihan B/PK/JL

E-Purchasing  Katalog elektronik

Pengadaan Langsung  Nilai paling banyak 200 Juta

Penunjukan
 Keadaan Tertentu
Langsung

 Spek & volume pekerjaan sudah ditentukan rinci


Tender Cepat  Pelaku terkualifikasi dalam SIKaP
Pelelangan
Tender Sederhana
 Jika tidak dapat menggunakan metode lainnya

22 Pasal 38
Metode Pemilihan – Jasa Konsultansi

Seleksi > 100 juta

Pengadaan
Langsung ≤ 100 juta

Penunjukan
Keadaan Tertentu
Langsung

23 Pasal 41
E-Reverse Auction

• Penawaran harga dapat dilakukan dengan metode


penawaran harga secara berulang (E-reverse Auction)
• dapat digunakan untuk :
– Tender Cepat
– E-purchasing
– Tindak lanjut tender yang hanya 2 penawaran

Pasal 50 ayat 11
24
Tahapan umum pemilihan penyedia
Pascakualifikasi

PENAWARAN
Harga Terendah
B/PK/JL Nilai
BSUE
Kualitas
JK Kualitas & biaya
Pagu Anggaran
Nilai terendah

KUALIFIKASI
Sistem Gugur
Pembobotan (JK)
PENETAPAN PERSYARATAN
KUALIFIKASI PENYEDIA
Pokja Pemilihan menyusun persyaratan Penyedia dengan
memperhatikan jenis barang/jasa, nilai Pagu Anggaran, dan
ketentuan yang berkaitan dengan persyaratan Pelaku Usaha
barang/jasa tertentu yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
Dalam menentukan persyaratan Penyedia, Pokja Pemilihan dilarang
menambah persyaratan kualifikasi yang diskriminatif dan tidak
objektif yang dapat menghambat dan membatasi keikutsertaan
Pelaku Usaha dalam proses pemilihan.
Pokja Pemilihan menyusun persyaratan kualifikasi untuk memastikan
Pelaku Usaha yang akan menjadi Penyedia barang/jasa mempunyai
kemampuan untuk menyediakan barang/jasa. Persyaratan kualifikasi
terdiri dari persyaratan administrasi/legalitas, teknis, dan keuangan.
SYARAT KUALIFIKASI
ADMINISTRASI/LEGALITAS PENYEDIA
BARANG/JASA
SYARAT KUALIFIKASI
ADMINISTRASI/LEGALITAS PENYEDIA
BARANG/JASA
a. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang- undangan, antara
lain di bidang pekerjaan konstruksi, perdagangan, jasa lainnya, atau jasa
konsultansi sesuai dengan skala usaha
(segmentasi/klasifikasi),kategori/golongan/sub golongan/kelompok atau
kualifikasi lapangan usaha.
b. Untuk usaha perorangan tidak diperlukan izin usaha.
c. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
d. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak
terakhir (SPT tahunan).
e. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang
benar, tetap dan jelas berupa milik sendiri atau sewa.
f. Dalam hal Peserta akan melakukan konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain harus mempunyai perjanjian
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
g. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada
Kontrak yang dibuktikan dengan:
1. Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya;
2. Surat Kuasa (apabila dikuasakan); dan
3. Kartu Tanda Penduduk.

h. Surat Pernyataan Pakta Integritas meliputi:


1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2. Akan melaporkan kepada PA/KPA jika mengetahui terjadinya praktik
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini.
3. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
4. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam angka 1), 2) dan 3)
maka bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
i. Surat pernyataan yang ditandatangani Peserta yang berisi:
1. yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan;
2. yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak sedang dikenakan sanksi daftar hitam;
3. yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4. pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
atau pimpinan dan pengurus badan usaha sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
yang sedang mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
5. Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan; dan
6. data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran yang disampaikan benar, dan jika dikemudian
hari ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka direktur
utama/pimpinan perusahaan/pimpinan koperasi, atau kepala cabang, dari seluruh anggota
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain bersedia dikenakan sanksi
administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Evaluasi persyaratan pada huruf i angka 1 sampai dengan angka 5
dilakukan untuk setiap Badan Usaha yang menjadi bagian dari
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
Untuk Usaha Mikro, bentuk perizinan berupa Izin Usaha Mikro Kecil
(IUMK) dan tidak disyaratkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Konstruksi berdasarkan
ketentuan peraturan Perundang-undangan di bidang Jasa Konstruksi
beserta pedoman pelaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri yang
membidangi Jasa Konstruksi.
PERSYARATAN KUALIFIKASI ADMINISTRASI/LEGALITAS
UNTUK PENYEDIA BARANG/JASA PERORANGAN

memiliki identitas kewarganegaraan Indonesia seperti Kartu Tanda Penduduk


(KTP)/Paspor/Surat Keterangan Domisili Tinggal;
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tahun terakhir;
menandatangani Pakta Integritas; dan
Surat pernyataan yang ditandatangani berisi:
1. tidak dikenakan Sanksi Daftar Hitam;
2. keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait;
3. tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalani sanksi pidana; dan
4. tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan Negara.
SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS
DAN KEUANGAN
SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS
PENYEDIA BARANG
Persyaratan kualifikasi teknis untuk Penyedia Barang, meliputi : 1)
Memiliki pengalaman:
 Penyediaan barang pada divisi yang sama1 paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman subkontrak; dan
 Penyediaan barang sekurang-kurangnya dalam kelompok/grup yang sama paling
kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak.

Memiliki kemampuan untuk menyediakan sumber daya manusia dan


peralatan yang dibutuhkan dalam proses penyediaan termasuk
layanan purna jual (jika diperlukan).
SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS
PENYEDIA JASA LAINNYA
Memiliki pengalaman:
1. Penyediaan jasa pada divisi yang sama2 paling kurang 1 (satu) pekerjaan
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
2. Penyediaan jasa sekurang-kurangnya dalam kelompok/grup yang sama
paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman
subkontrak; dan
3. Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir untuk usaha non kecil paling kurang sama dengan 50% (lima puluh
persen) nilai total HPS/Pagu Anggaran.

Memiliki kemampuan untuk menyediakan sumber daya manusia dan


peralatan yang dibutuhkan dalam proses penyediaan termasuk
layanan purna jual (jika diperlukan).
SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS
PENYEDIA JASA KONSULTANSI
BADAN USAHA
Memiliki pengalaman:
1. Pekerjaan di bidang Jasa Konsultansi paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman subkontrak;
2. Pekerjaan yang serupa (similar) berdasarkan jenis pekerjaan, kompleksitas
pekerjaan, metodologi, teknologi, atau karakteristik lainnya yang bisa
menggambarkan kesamaan, paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu
3 (tiga) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman subkontrak; dan
3. Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir
paling kurang sama dengan 50% (lima puluh persen) nilai total HPS/Pagu
Anggaran.

Memiliki sumber daya manusia:


1. Manajerial; dan
2. tenaga kerja (jika diperlukan).

Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan (jika diperlukan).


SYARAT KUALIFIKASI TEKNIS
PENYEDIA JASA KONSULTANSI
PERORANGAN
Persyaratan kualifikasi teknis untuk Penyedia Jasa Konsultansi
Perorangan, meliputi:
Memiliki pengalaman:
1. Pekerjaan sejenis (jenis pekerjaan, kompleksitas pekerjaan, metodologi, teknologi,
atau karakteristik lainnya yang bisa menggambarkan kesamaan); dan
2. Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir
paling kurang sama dengan 50% (lima puluh persen) nilai total HPS/Pagu
Anggaran.

Jenjang pendidikan;
Memiliki sertifikat keahlian/teknis;
Pernah mengikuti pelatihan/kursus; dan/atau
Memiliki kompetensi sesuai bidangnya.
SYARAT KUALIFIKASI KEMAMPUAN
KEUANGAN PENYEDIA BARANG/JASA
LAINNYA/JASA KONSULTANSI
Untuk Penyedia Non Kecil harus memiliki kemampuan keuangan
berupa Sisa Kemampuan Nyata (SKN) yang disertai dengan laporan
keuangan. Kemampuan Nyata adalah kemampuan penuh/keseluruhan
Peserta saat penilaian kualifikasi meliputi kemampuan keuangan dan
kemampuan permodalan untuk melaksanakan paket pekerjaan yang
sedang/akan dikerjakan.
SKN dikecualikan untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil.
Rumusan perhitungan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) adalah sebagai
berikut :
SKN = KN - Σ nilai paket pekerjaan yang sedang dikerjakan
KN = fp x MK
MK = fl x KB
Keterangan :
KN = Kemampuan Nyata
MK = Modal Kerja
fp = faktor perputaran modal
fp untuk Usaha Non-Kecil (Menengah dan Besar) = 7
fl = faktor likuiditas
fl untuk Usaha Non-Kecil = 0.6
KB = Kekayaan Bersih
total ekuitas yang dilihat dari neraca keuangan tahun terakhir
Bila SKN < 0 = gugur
SYARAT KUALIFIKASI PENYEDIA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA
KONSULTANSI KONSTRUKSI
Persyaratan Izin Usaha Jasa Konstruksi, Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat
lainnya (apabila disyaratkan) dengan ketentuan:
 Pokja pemilihan melihat kesesuaian antara persyaratan pada LDK dengan
Formulir Isian Kualifikasi yang telah diisi oleh peserta pada SPSE.
 Pokja memeriksa masa berlaku izin/sertifikat dengan ketentuan:
1. Izin/sertifikat wajib masih berlaku berdasarkan masa berlaku yang
tertera/tertulis pada izin/sertifikat tersebut;
2. Izin/sertifikat yang habis masa berlakunya sebelum batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran tidak dapat diterima dan
penyedia dinyatakan gugur;
3. Dalam hal masa berlaku izin/sertifikat habis setelah batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran, maka Peserta harus
menyampaikan izin/sertifikat yang sudah diperpanjang kepada
Pejabat Pembuat Komitmen sebelum penandatanganan kontrak.
 Pokja Pemilihan dapat memeriksa kesesuaian izin/sertifikat dengan
menghubungi penerbit dokumen, dan/atau mengecek melalui layanan daring
(online) milik penerbit dokumen yang tersedia.
Persyaratan Kemampuan Dasar (KD) (apabila disyaratkan), dengan ketentuan:
 Perhitungan Kemampuan Dasar (KD)
KD = 3NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada pekerjaan sesuai yang
disyaratkan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir.

 dalam hal KSO, yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang


mewakili/leadfirm KSO;
 KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
 pengalaman perusahaan dinilai dari pengalaman tertinggi pada pekerjaan
sesuai yang disyaratkan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir, nilai kontrak dan
status peserta pada saat menyelesaikan kontrak pekerjaan tersebut.
 Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan
sekarang (present value)
Persyaratan NPWP dan kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan) dapat dikecualikan untuk peserta yang secara peraturan
perpajakan belum diwajibkan memiliki laporan perpajakan tahun terakhir,
misalnya baru berdiri sebelum batas waktu laporan pajak tahun terakhir.
Persyaratan akta pendirian perusahaan disertai dengan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan). Akta asli/legalisir wajib dibawa
pada saat pembuktian kualifikasi.
Pernyataan Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak
berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti
diluar tanggungan Negara, dengan ketentuan:
1. Ketentuan ini berbentuk pernyataan oleh peserta pada aplikasi SPSE. Tidak perlu
dinyatakan dalam surat pernyataan, kecuali untuk KSO;
2. Apabila suatu saat ditemukan bukti bahwa peserta mengingkari pernyataan
ini/menyampaikan informasi yang tidak besar terhadap pernyataan ini, maka dapat
menjadi dasar untuk pengenaan sanksi daftar hitam.
Persyaratan pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir, dengan ketentuan:
 Pengalaman diambil dari daftar pengalaman pada isian kualifikasi yang dibuktikan pada saat
pembuktian kualifikasi dengan membawa Kontrak Asli dan Berita Acara Serah Terima;
 Khusus untuk pengalaman sebagai subkontraktor, maka selain membawa dan memperlihatkan
kontrak subkontrak, juga harus dilengkapi dengan surat referensi dari PPK/Pemilik Pekerjaan
yang menyatakan bahwa peserta memang benar adalah subkontrak untuk pekerjaan
dimaksud.

Persyaratan Sisa Kemampuan Paket (SKP) (apabila disyaratkan), dengan ketentuan:


 Rumusan SKP
SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan. KP = 5
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
 Peserta wajib mengisi daftar pekerjaan yang sedang dikerjakan;
 Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang sedang dikerjakan
walaupun sebenarnya ada pekerjaan yang sedang dikerjakan, maka apabila pekerjaan
tersebut menyebabkan SKP peserta tidak memenuhi, maka dinyatakan gugur, dikenakan sanksi
daftar hitam, dan pencairan jaminan penawaran (apabila ada).
Persyaratan Tenaga Tetap, dengan ketentuan pembuktian Tenaga
Tetap dilakukan pada tahap pembuktian kualifikasi dengan meminta
peserta membawa:
1. Bukti setor pajak PPH Pasal 21 Form 1721 atau Form 1721-I, atau
2. Bukti kepersertaan BPJS Ketenagakerjaan yang mencantumkan
nama jelas serta nama perusahaan yang sama dengan nama
perusahaan peserta tender.
3. SK, Susunan Organisasi, atau Daftar Gaji tidak dapat menjadi bukti
tenaga kerja tetap.
Persyaratan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) (apabila disyaratkan), dengan
ketentuan:
 Rumusan Sisa Kemampuan Nyata (SSKN = KN – Σ nilai kontrak paket pekerjaan yang sedang
dikerjakan
 KN)
KN = fp x MK
MK = fl x KB
Dimana :
KN = Kemampuan Nyata
Fp = Faktor perputaran modal (untuk usaha menengah dan besar, fp = 7)
MK = Modal kerja
fl = Faktor likuiditas (untuk usaha menengah dan besar, fl = 0,6)
KB = Kekayaan Bersih/total ekuitas yang dilihat dari neraca keuangan tahun terakhir
 Σ nilai kontrak paket pekerjaan diambil dari daftar pekerjaan yang sedang dikerjakan dalam
Formulir Isian Kualifikasi.
 SKN harus sama atau lebih besar dari 10% (sepuluh perseratus) nilai total HPS.
 Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang sedang dikerjakan walaupun
sebenarnya ada pekerjaan yang sedang dikerjakan, maka apabila pekerjaan tersebut menyebabkan
SKN peserta tidak memenuhi, maka dinyatakan gugur, dikenakan sanksi daftar hitam, dan pencairan
jaminan penawaran (apabila ada).

Persyaratan surat keterangan dukungan keuangan (apabila disyaratkan)


diterbitkan dari bank pemerintah/swasta dengan nilai paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.
CONTOH PERHITUNGAN SKN
 Aktiva Lancar = Rp. 12.000.000.000
 Aktiva Tetap = Rp. 7.000.000.000
 Aktiva lainnya = Rp. 1.000.000.000
 Total aktiva = Rp. 20.000.000.000

 Utang lancar = Rp. 6.000.000.000


 Utang Jk. Panjang = Rp. 6.500.000.000
 Equitas (modal disetor + laba) = Rp. 7.500.000.000
 Total Passiva = Rp. 20.000.000.000

MK = Rp. 7.500.000.000 x 0,6 = Rp. 4.500.000.000


KN = Rp. 4.500.000.000 x 7 = Rp. 31.500.000.000
SKN = Rp. 31.500.000.000 – jumlah paket yang sedang dikerjakan

Pada Pengadaan Barang/Jasa Konsultan/Jasa Lainnya, bila SKN < 0 = tidak lulus
Pada Pekerjaan Konstruksi, bila SKN < 10 % HPS = tidak lulus
CATATAN :
Pokja Pemilihan memeriksa membandingkan/mengevaluasi/ membuktikan
antara persyaratan pada Dokumen Kualifikasi dengan data isian peserta
dalam hal:
 kelengkapan Dokumen Kualifikasi; dan
 pemenuhan persyaratan kualifikasi.

Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi materai tidak
digugurkan, peserta diminta untuk membayar denda meterai sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja
Pemilihan dapat meminta peserta untuk menyampaikan
klarifikasi/konfirmasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah
substansi Formulir Isian Kualifikasi termasuk dapat melakukan peninjauan
lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.
Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi,
sehingga data yang kurang tidak dapat dilengkapi.
Tender/Seleksi Gagal dan Tindak Lanjutnya
Jika pelaksanaan prakualifikasi gagal, maka tindak lanjutnya oleh Pokja Pemilihan
sebagai berikut :

1 Peserta
Setelah pemberian
waktu perpanjangan,
tidak ada peserta
yang menyampaikan
dokumen kualifikasi

Prakualifikasi Gagal Prakualifikasi PENUNJUKAN


ulang LANGSUNG

Jumlah peserta yang


lulus prakualifikasi
kurang dari 3 peserta

evaluasi penyebab kegagalan 2 peserta  Tender/Seleksi dilanjutkan

Pasal 51 ayat 1 & 5 50


Tender/Seleksi Gagal dan Tindak Lanjutnya
Tender/Seleksi gagal Tindak lanjutnya

Dinyatakan oleh Pokja Pemilihan


Terdapat kesalahan dalam proses evaluasi penawaran Evaluasi penawaran ulang
Ditemukan kesalahan dalam dokumen pemilihan atau tidak sesuai
dengan ketentuan dalam Perpres ini Penyampaian penawaran ulang
Negosiasi biaya pada seleksi tidak tercapai
Tidak ada peserta yang menyampaikan dokumen penawaran
setelah ada pemberian waktu perpanjangan
Tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran
Tender/Seleksi ulang
Seluruh peserta terlibat KKN
Seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat
Seluruh penawaran harga tender B/PK/JL diatas HPS
Dinyatakan oleh PA/KPA

KKN melibatkan pokja pemilihan/PPK Tender/Seleksi ulang

Jika tender/seleksi ulang gagal dapat dilakukan penunjukan langsung

Pasal 51 51
PENUNJUKAN PEMENANG

Apabila PPK menyetujui hasil pemilihan, maka PPK menerbitkan SPPBJ

Apabila PPK tidak menyetujui hasil pemilihan Penyedia, maka PPK


menyampaikan penolakan kepada Pokja Pemilihan disertai alasan dan bukti.
PPK dan Pokja Pemilihan melakukan pembahasan bersama atas hasil
pemilihan Penyedia.

Apabila tidak tercapai kesepakatan, maka pengambilan keputusan atas hasil


pemilihan diserahkan kepada PA/KPA paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah tidak tercapai kesepakatan.
Jenis Kontrak untuk B/PK/JL
JENIS KONTRAK KETENTUAN
a. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
Lumsum b. berorientasi kepada keluaran; dan
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan kontrak.
a. volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan
b. pembayaran berdasarkan hasil pengukuran
Kontrak Harga Satuan
c. nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan
Kontrak gabungan Untuk pekerjaan yang sebagian dapat mempergunakan Lumpsum
Lumsum dan Harga dan untuk bagian yang lain menggunakan Harga Satuan dalam 1
Satuan pekerjaan yang diperjanjikan
Kontrak Terima Jadi a. jumlah harga pasti dan tetap
(Turnkey) b. pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin
untuk barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau
Kontrak Payung
waktu pengirimannya pada saat kontrak ditandatangani

Pasal 27
Jenis Kontrak untuk JK

JENIS KONTRAK KETENTUAN

a. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;


b. berorientasi kepada keluaran; dan
Lumsum
c. pembayaran didasarkan pada tahapan
produk/keluaran
• ruang lingkupnya belum bisa didefinisikan
Waktu penugasan • waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
belum bisa dipastikan.
belum dapat ditentukan volume dan/atau waktu pengiriman
Kontrak payung

Pasal 27
Pelaksanaan Kontrak

• Penetapan SPPBJ
• Penandatanganan Kontrak;
• Pemberian Uang Muka;
• Pembayaran Prestasi Pekerjaan;
• Perubahan Kontrak;
• Penyesuaian Harga;
• Penghentian Kontrak atau berakhirnya Kontrak
• Pemutusan Kontrak;
• Serah Terima Hasil Pekerjaan; dan/atau
• Penanganan Keadaan Kahar.

Pasal 52
55
Ikatan Perjanjian

PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani


Kontrak dengan Penyedia, dalam hal belum tersedia anggaran
belanja atau tidak cukup tersedia anggaran belanja yang dapat
mengakibatkan dilampauinya batas anggaran belanja yang tersedia
untuk kegiatan yang dibiayai APBN/APBD.

Pasal 52 ayat 2
56
Pembayaran Prestasi Pekerjaan

• Diberikan kepada Penyedia setelah dikurangi angsuran pengembalian uang muka,


retensi, dan denda
• Retensi sebesar 5% digunakan sebagai Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan
Konstruksi atau Jaminan Pemeliharaan Jasa Lainnya yang membutuhkan masa
pemeliharaan
• Dalam hal Penyedia menyerahkan sebagian pekerjaan kepada subkontraktor,
permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada subkontraktor
sesuai dengan realisasi pekerjaannya

Pasal 53 ayat 3
57
Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Bulanan Termin

Sekaligus setelah
pekerjaan selesai

Pasal 53 ayat 4 58
Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan


untuk PBJ yang karena sifatnya dilakukan pembayaran
terlebih dahulu sebelum barang/jasa diterima,
setelah Penyedia menyampaikan jaminan atas
pembayaran yang akan dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 53 ayat 5 & 7 59


Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Pembayaran dapat dilakukan untuk


peralatan dan/atau bahan yang
belum terpasang yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan yang
berada di lokasi pekerjaan dan
telah dicantumkan dalam Kontrak.

Pasal 53 ayat 6
60
Perubahan Kontrak

Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat


pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang
ditentukan dalam dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak

Pasal 54
61
Perubahan Kontrak
Dapat dilakukan
• Semua Jenis Kontrak

Ketentuan
• Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak
• Menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan
• Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kondisi lapangan atau
• Mengubah jadwal pelaksanaan
• Penambahan nilai Kontrak akhir tidak melebihi 10% dari nilai kontrak
awal

Pasal 54
62
YG DIHINDARI DARI ADENDUM KONTRAK
KONTRAK KRITIS
Periode I (rencana fisik Periode II (rencana fisik Periode III (rencana fisik
pelaksanaan 0% – pelaksanaan 70% - pelaksanaan 70% -
70% dari kontrak), 100% dari kontrak), 100% dari kontrak),
• selisih keterlambatan • selisih keterlambatan • selisih keterlambatan
antara realisasi fisik antara realisasi fisik antara realisasi fisik
pelaksanaan dengan pelaksanaan dengan pelaksanaan dengan
rencana pelaksanaan rencana pelaksanaan rencana pelaksanaan
lebih besar 10%; lebih besar 5%; kurang dari 5% dan
akan melampaui tahun
anggaran berjalan.

Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal, maka


PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan
tentang kontrak kritis
KONTRAK
KRITIS

PROGRES TIDAK
TERCAPAI DALM UJI SCM III
COBA/TERJADI
SCM I KONTRAK KRITIS

1. TEGURAN I; 1. TEGURAN II; 1. TEGURAN III;


2. DIBERI KESEMPATAN 2. DIBERI KESEMPATAN 2. DIBERI KESEMPATAN
PERIODE TERTENTU (UJI PERIODE TERTENTU (UJI PERIODE TERTENTU (UJI PUTUS
COBA) COBA) COBA) KONTRAK

PROGRES TIDAK PROGRES TIDAK


TERCAPAI DALM UJI SCM II TERCAPAI DALM UJI
COBA/TERJADI COBA/TERJADI
KONTRAK KRITIS KONTRAK KRITIS
DENDA DAN GANTI RUGI
a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi;
c. Besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat
berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi;
3) sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran adalah
sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat dibay.
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam adendum kontrak.
CACAT MUTU DAN PENGUJIAN
1. PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil
Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap
Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan
Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa
Kontrak.
2. Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam
Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan
adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung
biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu
maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.
3. PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan
Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan.
PERBAIKAN CACAT MUTU
1. PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan Cacat
Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut.
Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa Pelaksanaan dan
Masa Pemeliharaan.
2. Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban untuk
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
3. Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan, berhak
untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh PPK
melakukan perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah menerima permintaan
penggantian biaya/klaim dari PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian
biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh
tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo.
4. PPK mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap keterlambatan perbaikan
Cacat Mutu, dan mengenakan sanksi daftarhitam kepada penyedia jika tidak
melaksanakan perbaikan Cacat Mutu. Besaran denda keterlambatan akibat
cacat mutu ini ditentukan dalam SSKK.
KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN
KEGAGALAN BANGUNAN
1. Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan dan masa pemeliharaan,
maka PPK dan/atau penyedia bertanggung jawab atas kegagalan konstruksi sesuai dengan
kesalahan masing-masing.

2. Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab atas kegagalan
bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing selama umur konstruksi yang
tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan dalam SSKK pada
umur konstruksi agar dicantumkan lama pertanggungan terhadap kegagalan bangunan
yang ditetapkan apabila rencana umur konstruksi kurang dari 10 (sepuluh) tahun.

3. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas


PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab kewajiban,
kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK) sehubungan dengan
klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak
ketiga yang timbul dari kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan bangunan.

4. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban


penanggungan penyedia dalam Pasal ini.

5. PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua dokumen
yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama umur konstruksi yang
tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN
KONTRAK
1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
selesai atau terjadi Keadaan Kahar.
2. Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai,
termasuk:
 biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk pekerjaan
ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia
kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
 biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan
Sementara dan Peralatan;
 biaya langsung demobilisasi Personil.
3. Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau
pihak PPK.
Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan
apabila:
• penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki
kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
• penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan pekerjaan;
• penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender dan penghentian
ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
• penyedia berada dalam keadaan pailit;
• penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditetapkan oleh PPK;
• penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;
• denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah melampaui 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak dan PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup
menyelesaikan sisa pekerjaan;
• Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender;
• PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK;
• penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
• pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pelaksanaan dilakukan karena
kesalahan penyedia, maka:

• Jaminan Pelaksanaan dicairkan;


• Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
• Penyedia membayar denda (apabila pelaksanaan pekerjaannya terlambat); dan
• Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.

Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pemeliharaan dilakukan karena


kesalahan penyedia, maka:

• Jaminan Pemeliharaan dicairkanuntuk membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan


• Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.

Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan


prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di dalam
pelaksanaan pengadaan yang sudah diputuskan oleh instansi berwenang, maka
PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan
Penyelesaian Kontrak

a. Jika kontrak berakhir dan pekerjaan belum selesai 100 %, maka PPK melakukan
penilaian terhadap kemampuan penyedia;
b. Jika dinilai mampu, PPK memberikan kesempatan penyelesaian pekerjaan dengan
pengenaan sanksi denda keterlambatan;
c. Pemberian kesempatan tersebut dituangkan dalam adendum kontrak yang didalamnya
mengatur waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda keterlambatan
kepada penyedia dan perpanjangan jaminan pelaksanaan;
d. Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dapat
melampaui Tahun Anggaran

Pasal 56
73
Penyelesaian sengketa kontrak PBJ
• Penyelesaian sengketa antara PPK dan Penyedia dalam
pelaksanaan kontrak dapat dilakukan melalui
 Layanan penyelesaian sengketa kontrak
 Arbitrase, atau
 Penyelesaian melalui pengadilan (kecuali pekerjaan
konstruksi)

• LKPP menyelenggarakan layanan penyelesaian


sengketa kontrak

Pasal 85
74
Sanksi
Sanksi dalam proses PBJ pemerintah dikenakan terhadap

Peserta Pemilihan Penyedia

PA/KPA/ PPK/ Pejabat Pengadaan/


Pokja Pemilihan/ PjPHP/ PPHP

Pasal 78
75
Sanksi
Proses *)Ditetapka
Pelanggaran Sanksi *)Diusulkan Oleh
Pengadaan n Oleh
Pemilihan Penyedia A Dokumen atau keterangan palsu/tidak • Sanksi digugurkan dalam PP / PA/KPA
(Peserta Pemilhan) benar pemilihan, Pokja Pemilihan/
• sanksi pencairan jaminan Agen Pengadaan
B Indikasi Persengkongkolan
penawaran, dan
C Indikasi KKN • sanksi daftar hitam selama 2
(dua) tahun *)
D Mengundurkan diri, alasan yang tidak bisa • sanksi pencairan jaminan PP / PA/KPA
diterima penawaran , dan Pokja Pemilihan/
• sanksi daftar hitam selama 1 Agen Pengadaan
(satu) tahun *)
Pemilihan Penyedia Pengunduran diri pemenang pemilihan • sanksi pencairan jaminan PPK PA/KPA
(Peserta Pemilihan yang telah menerima Surat Penunjukkan penawaran , dan
) Penyedia Barang /Jasa • sanksi daftar hitam selama 1
(satu) tahun *)
Pelaksanaan A Tidak melaksanakan kontrak, tidak • Sanksi pencairan jaminan PPK PA/KPA
Kontrak menyelesaikan pekerjaan, atau tidak pelaksanaan atau jaminan
(Penyedia) melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan, dan
pemeliharaan. • sanksi daftar hitam selama 1
(satu) tahun *)
Lanjutan …. >>

Pasal 78, 79, 80


76
Sanksi
Proses Pelanggaran Sanksi Ditetapkan
Pengadaan oleh
Pelaksanaan B Menyebabkan kegagalan bangunan
Kontrak
(Penyedia) C Menyerahkan jaminan yang tidak dapat sanksi ganti kerugian sebesar nilai
dicairkan kerugian yang ditimbulkan.

D Melakukan kesalahan dalam perhitungan volume


hasil pekerjaan berdasarkan hasil audit

E Menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya


tidak sesuai dengan kontrak berdasarkan hasil
audit
F Terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai Sanksi denda keterlambatan 1 PPK dalam
kontrak. permil dari nilai kontrak atau nilai kontrak
bagian kontrak untuk setiap hari
keterlambatan

Pasal 78, 79, 80


77
Sanksi

Proses Pelanggaran Sanksi Diusulkan Ditetapka


Pengadaa Oleh n oleh
n
E-Katalog A Dokumen atau keterangan Sanksi digugurkan dalam Pokja K/L/
(Peserta palsu/tidak benar pemilihan, dan Pemilihan/ PD
Pemilihan) B Indikasi persengkokolan sanksi daftar hitam Pejabat
selama 2 (dua) tahun Pengadaa
C Indikasi KKN n/Agen
D Mengundurkan diri yang sanksi daftar hitam pengadaa
tidak bisa diterima selama 1 (satu) tahun. n
dan/atau
E mengundurkan diri atau
PPK.
tidak menandatangani
kontrak katalog.

Pasal 78, 79, 80


78
Sanksi
Proses Pelanggaran Sanksi Diusulkan
Pengadaan Oleh

E-Purchasing tidak memenuhi kewajiban • Sanksi penghentian Pokja K/L/


(Penyedia) dalam kontrak katalog atau sementara dalam sistem Pemilihan/P Perang
surat pesanan transaksi e-purchasing ejabat kat
paling lama 6 (enam) Pengadaan Daerah
bulan; atau /Agen
• sanksi penurunan pengadaan
pencantuman Penyedia dan/atau
dari katalog elektronik PPK.
selama 1 (satu) tahun.

UKPBJ melaporkan secara pidana dalam hal terjadi pelanggaran :


• Menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak benar
• Indikasi persekongkolan
• Indikasi KKN

Pasal 78, 79, 80,81


79

Anda mungkin juga menyukai