Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan


Tabel IV.1 Hasil Percobaan Teoritis

Q D ρ A Jenis
μ (gr/cm) V (cm/s) NRe
(mL.s-1) (cm) (gr/cm3) (cm2) Aliran
6 1,8 1 8,36 x 10-3 2,546 2,357 507,486 Laminer
11 1,8 1 8,36 x 10-3 2,546 4,321 930,355 Laminer
21 1,8 1 8,36 x 10-3 2,546 8,321 1.175,877 Laminer
41 1,8 1 8,36 x 10-3 2,546 16,104 3.467,352 Transisi
81 1,8 1 8,36 x 10-3 2,546 31,815 6.850,12 Turbulen

Tabel IV.2 Hasil Percobaan NRe dan Pengamatan


Q Hasil Panjang
V (cm/s) Nre Hasil Pengamatan
(mL.s-1) Teoritis Aliran (cm)
6 2,357 507,486 Laminer - Laminer
11 4,321 930,355 Laminer - Laminer
21 8,321 1.175,877 Laminer 38 Transisi
41 16,104 3.467,352 Transisi 46 Transisi
81 31,815 6.850,12 Turbulen - Turbulen

IV.2 Pembahasan
Tujuan percobaan Bilangan Reynold (NRe) ini bertujuan untuk
mempelajari karakteristik aliran laminar, transisi, dan turbulen dari fluida
yang mengalir didalam pipa turun. Menetapkan Bilangan Reynolds untuk
aliran laminar, fluida dan turbulen dengan cara mengatur perubahan
kecepatan alir fluida didalam pipa.
Menurut Geankoplis (1997), Bilangan Reynold bergantung pada
densitas fluida, viskositas fluida, serta diameter pipa, seperti halnya yang
digambarkan pada rumus berikut :

IV-1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NRe =   D  V

Keterangan :
Nre = Bilangan Reynold
D = Diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
µ = viskositas fluida (kg/m.s)
 = densitas fluida (kg/m3)
Menurut Geankoplis (1997), pada percobaan digunakan KMnO4 0,1 N
yang berfungsi sebagai zat pemberi warna, karena dengan adanya zat
warna maka dapat mempermudah kita untuk kita mengetahui pola aliran
yang ada, apakah itu laminer, transisi atau turbulent. Menggunakan
larutan KMnO4 0,1 N karena larutan Kalium Permanganat sesuai dengan
syarat zat warna yang dapat digunakan untuk mengamati tipe aliran,
syaratnya yaitu :
1. Mudah diamati (warnanya kontras dengan fluida yang diukur)
2. Tidak bereaksi dengan fluida
3. Dapat bercampur / larut dengan fluida

IV.2.1 Hubungan Antara NRe dengan Debit

8000
7000
Hubungan Antara NRe dengan Q
Nre (Bilangan Reynold)

6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Debit (mL/s)

Grafik IV.1 Hubungan Antara NRe dengan Q

IV-2 LaboratoriumTransportasi Fluida


Program Studi D3 Teknik Kimia
FV - ITS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil bahwa pada debit
6ml/s, 11ml/s, 21ml/s, 41ml/s, 81ml/s, didapatkan NRe sebesar 507,486;
930,355; 1.175,877; 3.467,352; 6.850,12.
Lalu, berdasarkan grafik IV.1 dapat dilihat bahwa hubungan antara
Bilangan Reynold dengan debit fluida adalah berbanding lurus, yang
artinya semakin besar debit dari fluida maka seakin besar pula bilangan
reynoldnya. Hal ini sudah sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa
bertambahnya jumlah debit dari suatu fluida akan menyebabkan
penambahan pula ada Bilangan Reynoldnya (Awaluddin, 2014).
IV.2.2 Hubungan antara NRe dengan Kecepatan Fluida

8000
7000
Hubungan Antara NRe dengan V
Nre (Bilangan Reynold)

6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Kecepatan Fluida (cm/s)

Grafik IV.2 Hubungan antara NRe dengan v


Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa pada kecepatan
fluida sebesar 2,357cm/s; 4,321cm/s; 8,321cm/s; 16,104cm/s; 31,815cm/s
didapatkan NRe sebesar 507,486; 930,355; 1.175,877; 3.467,352; 6.850,12.
Lalu, berdasarkan grafik IV.2 dapat dilihat bahwa hubungan antara
Bilangan Reynold dengan kecepatan fluida adalah berbanding lurus, hal ini
sudah sesuai dengan literatur yang mengatakan jika semakin cepat aliran
dari suatu fluida maka semakin besar pula Bilangan Reynold dari suatu
fluida. Pernyataan ini juga bisa dibuktikan pada rumus perhitungan
Bilangan Reynold, dimana Bilangan Reynold didapat dari hasil perkalian
dari diameter dalam pipa, densitas fluida dan kecepatan alir fluida lalu
dibagi dengan viskositas larutan (Geankoplis, 1997).

LaboratoriumTransportasi Fluida IV-3


Program Studi D3 Teknik Kimia
FV - ITS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.2.4 Perbandingan Aliran Hasil Perhitungan dan Hasil Pengamatan


Tabel IV.3 Perbandingan Aliran Hasil Teoritis dan Hasil Pengamatan
Hasil Perhitungan Hasil Pengamatan
Q Q
Jenis Aliran Jenis Aliran
(mL/s) (mL/s)
6 Laminer 6 Laminer
11 Laminer 11 Laminer
21 Laminer 21 Transisi
41 Transisi 41 Transisi
81 Turbulen 81 Turbulen
Dari tabel IV.3 dapat dilihat bahwa hampir semua jenis aliran dari hasil
teoritis dan hasil pengamatan memiliki jenis aliran yang sama hanya saja
pada debit 21 mL/s terdapat perbedaan pada jenis aliran dari hasil teoritis
dan hasil pengamatan, berdasarkan teori jika didapatkan Bilangan Reynold
< 2100 maka aliran tersebut laminer, namun berdasarkan hasil
pengamatan pada saat debit air 21 mL/s terjadi aliran transisi pada pipa.
Perbedaan pada hasil perhitungan dan hasil percobaan pada debit
21 mL/s hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain :
1. Pengamatan terhadap jenis aliran fluida yang kurang tepat karena
tidak adanya batasan yang tepat mengenai berubahnya bentuk aliran zat
warna, dari jenis aliran fluida laminer, transisi, dan turbulen.
2. Pengaturan rate volumetrik untuk larutan KMnO4 yang tidak sama
sehingga mengakibatkan banyaknya zat warna mengalir melalui pipa dan
tertampung dalam beaker glass yang tidak sama pula sehingga dapat
mempengaruhi densitas pada masing-masing variabel putaran valve.
3. Alat injeksi larutan KmnO4 yang tidak sejajar dengan aliran fluida (ada
kemiringan).
4. Sudut pada injeksi KmnO4 tidak sejajar dengan aliran fluida sehingga
dapat menyebabkan aliran dari zat warna KmnO4 menjadi tidak jelas
untuk diamati.
5. Keterbatasan alat, yaitu valve KMnO4 mengalami penyumbatan sehingga
pada saat larutan KMnO4 dipaksa untuk mengalir, kecepatan alirannya

IV-4 LaboratoriumTransportasi Fluida


Program Studi D3 Teknik Kimia
FV - ITS
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak terkendalikan sehingga bentuk aliran secara visual tidak sesuai
dengan literatur maupun hasil perhitungan.

LaboratoriumTransportasi Fluida IV-5


Program Studi D3 Teknik Kimia
FV - ITS

Anda mungkin juga menyukai