Anda di halaman 1dari 17

TUGAS EKSTRAKSI METALURGI

EKSTRAKSI METALURGI DILIHAT DARI ASPEK PROCESSING DAN


ASPEK MINING

Dosen Pengampuh:

Ir. A. Taufik Arief, M.S.

Dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Ekstraksi Metalurgi pada


Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh:

Dheo Febri Valentino Lumban Gaol (03021381621089)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIIWIJAYA

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dalam dunia industri manusia akan melakukan sesuatu hal yang
bermanfaat dari suatu mineral, dan berupaya agar mineral tersebut dapat
dijadikan sesuatu yang sangat berharga dan berguna bagi kehidupan. Adapun
kegiatan ini kerap disebut metalurgi. Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi
yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang
lingkup metalurgi meliputi:pengolahan mineral (mineral dressing) ekstraksi
logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy) proses produksi logam
(mechanical metallurgy) perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy)
Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil
pertambangan. Berdasar kedekatan antara metalurgi dengan pertambangan
inilah maka pada awalnya pendidikan metalurgi lahir dari sekolah-sekolah
pertambangan seperti pendidikan metalurgi di Colorado School of Mines.
Pada saat ini pendidikan metalurgi sudah sedemkian luas sehingga
beberapa perguruan tinggi mengkhususkan penekanan pada cabang-cabang ilmu
metalurgi.

1. Cabang pengolahan mineral dan metalurgi ekstraksi biasanya sangat


ditekankan pada pendidikan metalurgi di jurusan Teknik Pertambangan.
2. Cabang metalurgi mekanik biasanya sangat ditekankan pada pendidikan
metalurgi di jurusan Teknik Mesin dan Teknik Industri.
3. Cabang metalurgi fisik biasanya diajarkan secara merata di berbagai
perguruan tinggi sebagai fundamen dari ilmu logam.
Perkembangan persoalan ilmiah dan teknis saat ini yang memerlukan
pemecahan multidisiplin mengharuskan adanya pertemuan antara berbagai
disiplin ilmu yang berbeda. Dalam hal ini seorang metalurgis (ilmuwan dan
pekerja metalurgi) berada di tengah-tengah pertemuan ilmu-ilmu tersebut.
Metalurgi beririsan dengan beberapa aspek ilmu kimia, teknik kimia, fisika,
teknik fisika, teknik mesin, pertambangan, lingkungan, dll.
Adapun salah satu jenis industri yang menggunakan prinsip metalurgi
adalah dalam pengolahan nikel. Termasuk pengolahan nikel secara langsung
dan secara tidak langsung. Pemanfaatan logam nikel secara langsung misalnya
untuk pembuatan peralatan laboratorium kimia dan fisika, anoda pada batre dan
penyimpanan listrik jenis Edison. Secara tak langsung digunakan sebagai :
pembuatan mesin berat, rel kereta api, paduan nikel bukan besi (non ferous
alloys) misalnya paduan nikel – silver untuk peralatan listrik, telepon dan alat
kedokteran gigi.

1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh aspek processing dalam proses ekstraksi metalurgi?
2. Bagaimana pengaruh aspek mining dalam proses ekstraksi metalurgi?
3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam proses ekstraksi metalurgi?

1.3.Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mempelajari pengaruh aspek processing dalam proses ekstraksi metalurgi.
2. Mempelajari pengaruh aspek mining dalam proses ekstraksi metalurgi.
3. Mempelajari segala sesuatu yang harus diperhatikan dalam proses ekstraksi
metalurgi.

1.4.Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah dapat menambah wawasan
mengenai ekstraksi metalurgi dan aspek aspek yang mempengaruhinya.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Ekstrasi Metalurgi


Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan
dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi:
 Pengolahan mineral (mineral dressing)
 Ekstraksi logam dari konsentrat mineral (metalurgi ekstraksi)
 Proses produksi logam (metalurgi mekanik)
 Perekayasaan sifat fisik logam (metalurgi fisik)
Metalurgi ekstraksi adalah praktik menghapus logam berharga dari sebuah biji
dan pemurnian logam mentah yang diekstrak ke dalam bentuk murni. Dalam rangka
untuk mengubah logam oksida, atau sulfida untuk sebuah logam murni, bijih besi
harus dikurangi secara fisik, kimiawi atau elektrolisasi.
Ahli metalurgi ekstraksi akan tertarik dalam tiga aliran utama yakni
pemakanan, berkonsentrasi (oksida logam berharga/sulfida) dan punca (limbah).
Setelah pertambangan dari potongan besar akan diperoleh bijih melalui pelumatan
dengan melalui penghancuran dan penggilingan untuk mendapatkan partikel-partikel
yang cukup kecil di mana masing-masing partikel terdiri dari bahan berharga atau
limbah. Partikel terkonsentrasi yang berharga dalam bentuk yang mendukung
memungkinkan pemisahan logam yang dikehendaki dari kandungan limbah yang
tidak dikehendaki.
Pertambangan mungkin tidak diperlukan bila terdapat tubuh bijih dan
lingkungan fisik yang kondusif untuk pencucian. Larut pencucian bijih mineral dalam
tubuh dan menghasilkan solusi yang kaya. Solusi dikumpulkan dan diproses untuk
mengekstrak logam berharga.
Badan bijih umumnya mengandung lebih dari satu logam berharga. Punca
dari proses sebelumnya dapat digunakan kembali sebagai bahan dalam proses lain
untuk mengambil produk sekunder dari bijih asli. Selain itu, suatu zat terkonsentrasi
mungkin berisi lebih dari satu logam berharga. Yang berkonsentrasi kemudian akan
diproses untuk memisahkan logam berharga dalam konstituen individu.

2.2. Metode Ekstraksi Metalurgi


1. Pirometalurgi
Melibatkan reaksi kimia yang dilaksanakan pada temperature tinggi.Misalnya
dalam smelting (peleburan atau pelelehan), reduksi mineral menghasilkan lelehan
logam yang dapat dipisahkan dari batuan yang tak diinginkan. Dalam proses reduksi
ini biasanya dipakai karbon atau logam lain. Oksida-oksida hasil pemanggangan bijih
sulfide atau hasil kalsinasi bijih karbonat tersebut umumnya direduksi dengan
peleburan oleh karbon, menurut persamaan reaksi :
ZnO (s) + C (s)  Zn (s) + CO (g)
Biasanya, pemekatan bijih tidak sampai memisahkan secara sempurna batu-
batuan pengotor yang tak diinginkan dari mineralnya. Batu-batuan pengotor
dipisahkan dalam proses peleburan dengan penambahan pereaksi fluks untuk
menghasilkan slag (terak atau ampas bijih) yang berupa cairan pada temperature
proses dalam tungku. Sebagian besar slag adalah silikat, misalnya :
SiO2 (s) + CaCO3 (s)  CaSiO3 (l) + CO2 (g)
Batuan pengotor fluks slag
Lelehan logam dan slag membentuk lapisan yang terpisah dalam tungku
sehingga dapat dipisahkan. Slag dapat dipadatkan sebagai massa mirip gelas untuk
dibuang atau dipakai pada pembuatan semen Portland. Metode pirometalurgi
diterapkan untuk produksi tembaga, zink, dan besi.
Adapun contoh dari pirometalurgi adalah sebagi berikut :
a. Tembaga
Pada mulanya, bijih tembaga dipekatkan dengan penggerusan, kemudian
dipanggang dan dilebur dalam proses multitahap yang memisahkan besi dan tembaga
sulfide yang sebagian besar ada dalam bijih tembaga (kalkosit-Cu2S, kalkopirit-
CuFeS2). Bijih pertama-tama dipanggang untuk membebaskan sebagian belerang
sebagai belerang dioksida dan belerang trioksida. Kemudian pemanasan dalam
tungku dengan fluks silica akan mengubah oksida-oksida besi dan beberapa besi
belerang menjadi ampas (slag), dan menghasilkan campuran lelehan tembaga sulfide
dan besi sulfide dengan ampas besi silikat terapung di atas. Beberapa persamaan
reaksi yang penting dalam proses ini adalah :
FeS2 (l) +O2 (g) FeS (l) + SO2 (g)
3 FeS (l) + 5 O2 (g)  Fe3O4 (l) + 3 SO2 (g)
2 CuFeS2 (l) + O2 (g)  Cu2S (l) + 2 FeS (l) + SO2 (g)
Fe3O4 (l) + FeS (l) + 4 SiO2 + O2 (g)  4 FeSiO3 (l) + SO2 (g)
Campuran lelehan sulfide dibawa ketangki pengubah (conventer) untuk
dilebur dengan silika bersama oksigen yang ditiupkan melalui campuran.Dibagian ini
sisa besi dipisahkan sebagai ampas besi silikat dan langkah terakhir adalah reduksi
menjadi logam tembaga. Persamaan reaksinya adalah :
2 Cu2S (l) + 3 O2 (g)  2 Cu2O (l) + 2 SO2 (g)
2 Cu2O (l) + Cu2S (l) 6 Cu (l) + SO2 (g)
Gas belerang dioksida merupakan produk pencemar, oleh karena itu
diusahakan untuk dihilangkan dengan oksidasi katalitik menjadi asam sulfat via
belerang trioksida, atau dengan mengalirkan gas ini melalui bara karbon hingga
terjadi reduksi menjadi belerang.
SO2 (g) + 2 C (s)  S (l) + 2 CO (g)
Tembaga yang diperoleh dari peleburan bijih sulfide belum murni dengan
pengotor utama adalah perak, emas, zink, timbel, arsenic, belerang, tembaga (I)
oksida dan sedikit ampas.Dengan pemanasan lelehan logam tak murni ini dengan arus
udara, sebagian besar arsenic dan belerang diubah menjadi oksidanya yang mudah
menguap. Pengotor yang lain dihilangkan melalui proses pemurnian secara
elektrolisis seperti pada gambar 2.4. Batang-batang tembaga kasar dipasang sebagai
anode dalam sel elektrolisi dan lempengan tembaga murni sebagai katode dan
elektrolitnya adalah campuran asam sulfat encer, natrium klorida, dan tembaga (II)
sulfat.Dengan mengontrol secara hati-hati voltase arus listrik yang digunakan hanya
tembaga dan pengotor logam yang lebih elektropositif (bisi, zink, timbel) dalam
anode yang teroksidasi dan larut.Logam pengotor yang kurang elektropositif (perak,
emas) tidak terpengaruh dan jatuh dari anode yang mengalami disintegrasi. Jika
terjadi oksidasi terhadap perak, maka Ag akan diendapkan sebagai AgCl. Proses
seperti ini mampu menghasilkan tembaga dengan kemurnian > 99,9 %.
b. Zink
Bijih Zink yang paling umum adalah sfalerit atau zinkblende, ZnS dan
smitsonit, ZnCO3. Lainnya adalah zinkit, ZnO dan franklinite, (Zn,Mn)O. nFe2O3,
dengan rasio Zn, Mn, dan Fe2O3 bervariasi. Titik didih zink yang rendah (907oC)
memungkinkan dapat dilakukan distilasi terhadap lelehan bijih zink yang sering
diikuti distilasi lanjut untuk pemurnian logam zink.Metalurgi bijih franklinite sangat
menarik, karena pada reduksi pada temperature tinggi menghasilkan zink, mangan
dan besi.Zink dapat dipisahkan dengan distilasi sedangkan campuran mangan-besi
dapat langsung dijadikan logam paduan atau baja.
Sebagian besar, bijih zink dipanggang untuk mengubah sulfida menjadi
oksidanya, kemudian dilanjutkan dengan reduksi pada temperature tinggi dengan
karbon untuk menghasilkan logam zink yang kemudian dikondensasi dan
dimurnikan. Persamaan reaksinya adalah :
ZnO (s) + C (s) Zn (s) + CO (g)
Logam zink juga dapat diekstrak menurut proses hidrometalurgi. Sebagai
contoh, larutan zink sulfat dapat diperoleh secara peluluhan dengan asam sulfat dan
oksigen pada bijih sulfide yang telah dipanggang sebelumnya. Persamaan reaksinya
adalah :
2 ZnS (s) + O2 (g) + 2 H2SO4 (aq) ZnSO4 (aq) + 2 S (s) + 2 H2O (l)
Debu zink kemudian diaduk bersama dalam larutan zink sulfat untuk
mereduksi dan mengendapkan logam-logam yang lebih mudah tereduksi daripada
zink.Larutan kemudian disaring dan dielektolisis untuk menghasilkan logam zink
murni.
2. Elektrometalurgi
Merupakan suatu proses reduksi mineral atau pemurnian logam menggunakan
energy listrik. Natrium dan aluminium diproduksi menurut elektrometalurgi.
a. Natrium
Merupakan logam alkali yang paling dibutuhkan untuk keperluan industry.
Sperti logam-logam alkali yang lain, natrium tidak ditemukan dalam keadaan murni
di alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi. Logam putih keperakan ini dalam
pabrik biasanya diproduksi secara elektrometalurgi menurut proses Downs yaitu
denagn mengelektrolisis lelehan natrium klorida (titik leleh 801oC)
Elektrolisis ini dikerjakan dalam sebuah sel silindrik dengan anode grafit
dipasang ditengah (sentral) dan katode baja dibuat mengelilingi anode.Untuk
menurunkan suhu elektrolisis, ditambahkan kalsium klorida (titik leleh 600oC)
sebagai campuran.Campuran 33% CaCL2 – 67% NaCl ternyata mempu menurunkan
titik leleh menjadi 580 oC.Kedua elektroda dipisahkan dengan diafragma ayakan baja
silindrik sehingga lelehan natrium yang terbentuk mengapung pada bagian atas
katode dan tidak bersentuhan dengan gas klorin yang terbentuk pada ruang anode.
Natrium cair yang mengandung ~0,2%logam kalsium didinginkan hingga
110oC agar logam kalsium memadat dan terkumpul didasar wadah sehingga natrium
cair dapat dipompa kedalam wadah pencetak dingin tempat logam natrium memadat.
Persamaan reaksi elektrolisisnya adalah :
Katode : 2 Na+(NaCl) + 2e 2 Na (l)
Anode : 2 Cl- (NaCl) Cl2 (g) + 2e
b. Aluminium
Logam aluminium juga diproduksi secara elektrometalurgi.Sumber utama
aluminium berasal dari mineral bauksit yaitu suatu hidrat aluminium oksida,
Al2O3.nH2O.Bauksit berisi sebagian besar silica, SiO2, dan besi (III) oksida, Fe2O3
dan keduanya ini harus dipisahkan. Pemurnian bauksit dolakukan dengan proses
Bayer yang berdasarkan pada perbedaan sifat asam-basa dari oksida-oksida yang
bersangkutan. Oksida aluminium bersifat amfoterik, besi (III) oksida bersifat basa,
dan silica realtif inert atau sedikit asam. Bijih bauksit digerus dengan larutan panas
natrium hidroksida dengan tekanan tinggi untuk melarutkan aluminium oksida
menjadi garam kompleks tetrahidroksoaluminat (III), Na[Al(OH)4] menurut
persamaan reaksi :
Al2O3 (s) + 2 NaOH (aq) + 3 H2O (l) 2 Na[Al(OH)4] (aq)
Besi(III) oksida dan material lain sebagai pengotor yang tak larut dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Filtratnya kemudian diencerkan dengan air dan
didinginkan sehingga diperoleh endapan aluminium hidroksida, endapan ini
kemudian dipisahkan dengan penyaringan dan diubah menjadi aluminium oksida
anhidrat dengan pemanasan, menurut persamaan reaksi :
2 Na[Al(OH)4] (aq) 2 Al(OH)3 (s) + 2 NaOH (aq)
2 Al(OH)3 (s) Al2O3 (s) + 3 H2O (g)
Larutan natrium hidoksida yang diperoleh dapat dipekatkan dan digunakan
lagi.Logam aluminium, selanjutnya diperoleh dari oksidanya secara elektolisis
menurut metode yang dikenal sebagai proses Hall. Dalam proses ini, sel elektrolisis
berupa bak-kotak yang dibuat dari baja yang pada bagian dalamnya dilapisi dengan
karbon sebagai katode, dan batang-batang karbon sebagai anode dipasang berjajar
didalam bak, tercelup didalam elektrolit lelehan kriolit, Na3AlF6 yang mempunyai
titik leleh ~1000oC, dan Al2O3 terlarut didalamnya. Proses elektolisis ini
berlangsung pada temperatur tinggi, ~1000oC.
Selama elektrolisis, ion Al3+ dari oksidanya bermigrasi kekatode kemudian
direduksi menjadi logam cair yang akan mengumpul pada bagian dasar sel. Ion O2-
bermigrasi keanode dan selanjutnya dioksidasi menjadi gas oksigen. Gas oksigen
yang terbentuk bereaksi dengan anode karbon sehingga anode karbon akan semakin
berkurang dan harus diganti secara periodik. Elektrolit [AlF6]3- tidak tereduksi
karena mempunyai stabilitas yang sangat tinggi. Dengan proses ini dapat diperoleh
aluminium dengan kemurnian 99,0-99,9%.

3. Hidrometalurgi
Merupakan istilah umum untuk suatu proses yang melibatkan air dalam
ekstraksi dan reduksi logam. Dalam proses peluluhan atau pelumeran, logam atau
senyawanya terlarut dan lepas dari bijihnya atau langsung keluar dari endapan
bijihnya oleh air, sehingga terbentuk larutan logam tersebut dalam air. Larutan ini
dapat dimurnikan dan setelah itu, senyawa logam murni dapat direduksi langsung
menjadi logamnya, sedangkan jika yang terbentuk berupa endapan dapat dipisahkan
dengan penyaringan. Larutan hasil peluluhan sering dapat diregerasi dan dipakai
kembali untuk proses peluluhan. Tembaga dapat diluluhkan oleh asam sulfat bersama
oksigen, dan emas oleh larutan sianida bersama oksigen menurut persamaan reaksi
berikut :
2CuFeS2 (s) + H2SO4 (aq) +4O2 (g)2CuSO4 (aq) + Fe2O3 (s) + 3 S (s) + H2O (l)
bijih tembaga larutan peluluh

4 Au (s) + 8 CN- (aq) + O2 (g) + H2O (l)4 [Au(CN)2]- (aq) + 4 OH- (aq)
bijih emas larutan peluluh
Setelah larutan ion logamnya terbentuk, lalu ion logam tersebut direduksi
dengan logam lain yang lebih reaktif atau dengan pereduksi lain. Untuk kedua ion
logam diatas, dipakai masing-masing logam besi dan zink sebagai reduktor menurut
persamaan reaksi :
CuSO4 (aq) + Fe (s) FeSO4 (aq) + Cu (s)
2 [Au(CN)2]- (aq) + Zn (s) 2 Au (s) + [Zn(CN)4]- (aq)
Hidrometalurgi memberikan beberapa keuntungan :
1. bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya dihancurkan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil
2. pemakaian batubara dan cokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus sebagai
reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan
3. polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang dioksida,
arsenic (III) oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan
4. untuk bijih-bijih peringkat rendah , metode ini lebih efektif.
2.3. Aspek Mining dalam Ekstraksi Metalurgi
Aspek Mining (Pertambangan) menjadi suatu hal yang sangat penting
dikarenakan didalamnya termasuk kegiatan survey tinjau, eksplorasi dan eksploitasi.
Dari kegiatan survey tinjau dan eksplorasi, didapatkanlah jumlah cadangan, jenis
cadangan dan kadar cadangan. Jumlah cadangan menentukan apakah kegiatan
ekstraksi dapat kontinyu (supply bahan tambang terpenuhi), sedangkan jenis
cadangan (apakah cadangan primer, sekunder, atau tersier) dan kadar (low grade
deposit dan high grade deposit) akan menentukan metode penambangan dan
bagaimana cara penambangan. Untuk dilakukan ekstraksi atau peleburan maka
dipilihlah kadar yang tinggi (high grade deposit) dan jumlah yang besar.
Selain itu, aspek mining juga berpengaruh terhadap ekstraksi metalurgi karena
untuk menentukan metode ekstraksi apa yang akan digunakan.Selain itu, aspek
mining juga berpengaruh dalam pembangunan smelter untuk peleburan bijih logam.
Apabila bijih logam yang ditambang tidak memiliki kadar yang tinggi maka
pembangunan smelter akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak memiliki
kualitas yang bagus. Ditambah dengan jumlah logam yang dihasilkan sedikit,
pembangunan smelter akan menyebabkan naiknya biaya operasi karena supply logam
untuk dileburkan tidak baik.
Aspek pertambangan (mining) tidak bisa terlepas dari ekstraksi metalurgi
karena yang akan dilakukan peleburan berasal dari pertambangan. Logam yang akan
dilebur pun harus memiliki kualitas, kuantitas dan kadar yang baik. Selective Mining
dapat dilakukan untuk menambang logam yang hanya memiliki kadar yang baik.
Supply logam yang akan dilebur pun harus berjalan dengan baik agar pabrik smelter
dapat beroperasi terus menerus. Selain itu, aspek pertambangan juga menentukan
metode peleburan seperti apa yang sesuai dengan sifat logam yang akan di lebur dan
biaya yang akan dikeluarkan. Maka, Aspek pertambangan (mining) sangat penting
dalam proses pembangungan pabrik smelter dan proses ekstraksi metalurgi.

2.4. Aspek Processing dalam Ekstraksi Metalurgi


Aspek processing disini ialah kegiatan sebelum dilakukannya peleburan atau
dengan kata lain proses pengolahan untuk meningkatkan kadar. Bahan tambang yang
sudah ditambang akan dilakukan pengolahan untuk menaikkan nilai tambah. Dari
pengolahan (processing) inilah dapat diketahui mineral apa saja yang terkandung
didalam logam tersebut. Apakah masih banyak mineral ikutan didalam logam tersebut
yang apabila dilakukan peleburan kembali akan menguntungkan karena kadar yang
tinggi atau nilai jualnya yang tinggi.

2.5. Termodinamika dalam Ekstraksi Metalurgi


Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya
panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika adalah suatu ilmu yang
menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan
perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika
berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini
mempelajari suatu pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas
dan lingkungan. Aplikasi dan penerapan termodinamika bisa terjadi pada tubuh
manusia, peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik, Refrigerator, mobil,
pembangkit listrik dan industri.
Termodinamika proses metalurgi termasuk Termodinamika metalurgi dan
berbagai proses metalurgi terkait interaksi antara sistem. Untuk pembuatan baja, yang
terlibat termasuk sistem terak metalurgi, baja cair, tahan api, fluks metalurgi dan gas,
dan pendinginan yang dihasilkan inklusi baja cair. Untuk proses metalurgi, termasuk
pembakaran, meniup oksidasi, pemurnian oksidasi dan terak - baja antara berbagai
reaksi. Ketika mempelajari blast furnace, sistem metalurgi diperluas untuk bijih besi,
kokas dan besi cair, proses metalurgi meningkatkan solusi kue, sintering, sistem
pelletizing, mengurangi peleburan dan slag - beberapa reaksi antara besi. Ketika
mempelajari metalurgi non-ferrous, sistem metalurgi meleleh diperluas untuk matte,
terak kuning, garam cair, dan garam dan sistem pelarut organik dan resin pertukaran
ion, proses pemanggangan metalurgi Sejalan meningkat, membuat matte peleburan,
klorida, pencucian, curah hujan , elektrolisis, ekstraksi pelarut dan pertukaran ion.
Jelas, studi tentang sistem yang kompleks termodinamika metalurgi dan berbagai
proses metalurgi interaksi antara sistem yang relevan adalah tugas kompleks sangat
sulit.
Dari sudut pandang termodinamika, isi metalurgi termodinamika hukum aksi
massa dapat dibagi lagi, energi bebas, entalpi, entropi, aktivitas, persamaan Gibbs-
Duhem, kelarutan, koefisien partisi, diagram fasa dan sebagainya. Pirometalurgi,
entalpi bebas - diagram suhu (juga dikenal sebagai potensi diagram oksigen atau
Elligham-Richard-son gambar) menunjukkan serangkaian senyawa logam entalpi
bebas standar dan ketergantungan suhu, yang dapat menambah stabilitas relatif
berbeda membuat perbandingan kuantitatif, dan digunakan untuk menghitung
konstanta kesetimbangan untuk reaksi metalurgi. Untuk hidrometalurgi, diagram
Potensi-pH (juga dikenal sebagai diagram Pourbaix) menunjukkan berbagai logam
padat dan terlarut dalam larutan senyawa dari kesetimbangan termodinamika, dapat
memberikan gas fase keseimbangan zat terlarut. Angka pada logam bawah mengingat
kondisi pencucian atau erosi memiliki referensi tertentu dan nilai aplikasi.
Penerapan dalam reaksi metalurgi dapat dilakukan untuk membuat lebih lengkap
dan dilakukan, dari sudut pandang termodinamika pandang dapat menggunakan
metode berikut:
a. Pilih kondisi reaksi yang sesuai, entalpi bebas standar variabel menjadi
lebih negatif sejauh mungkin,
b. Meningkatkan reaksi kegiatan substansi,
c. Mengurangi aktivitas dari produk reaksi. Tugas Metalurgi pekerja adalah
untuk berlatih dalam penggunaan pandai produksi prinsip-prinsip ini
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan tertentu.
Di Hall (CMHall) aluminium metode elektrolit ditemukan sebelum Cowles
bersaudara (Cowles) lebih dulu menemukan metode pengurangan karbon untuk
mempersiapkan paduan tembaga, pada penerapan termodinamika metalurgi atas.
Tinggi karbon ferrochrome peleburan baja karbon sebagai bahan baku, dan
didasarkan pada termodinamika metalurgi, suhu digunakan untuk meningkatkan
metalurgi bertiup argon dicampur dengan oksigen untuk mencapai, dalam kondisi
seperti itu, karbon dapat teroksidasi prioritas kromium. Selain itu, metode
pengurangan hidrometalurgi hidrogen tekanan tinggi diterapkan pada praktek
produksi termodinamika metalurgi contoh.

2.6. Termokimia dalam Ekstraksi Metalurgi


Hampir semua logam yang diperoleh dari bijihnya mengandung sejumlah
pengotor selama berada dalam mineral logam. Pengotor dalam suatu bijih dinamakan
pengganggu. Bijih dapat dipekatkan dalam bentuk unsur logam melalui pemisahan
dari pengganggu, menggunakan metode kimia atau fisika. Pendulangan emas adalah
pemisahan fisik yang bergantung pada perbedaan kerapatan antara emas dan pasir.
Air mudah membilas pasir dan kotoran lainnya meninggalkan butiran emas pada
bagian bawah dulang.
Pengapungan adalah metoda fisika memisahkan mineral dari pengganggu,
bergantung pada perbedaan kemampuan pembasahannya.Bijih dihancurkan menjadi
serbuk halus, kemudian dicampurkan ke dalam tanki air (biasanya mengandung zat
pengapung), dan udara dialirkan, dimana aliran udara untuk membentuk busa.
Partikel-partikel yang dibasahi oleh air, misalnya penggangu akan tenggelam
ke dasar tanki, sedangkan partikel yang tidak terbasahi menempel pada gelembung
udara dan mengapung di atas permukaan tanki. Zat pengapung dalam air membentuk
partikel mineral menjadi lapisan hidrofob (lapisan yang tidak dibasahi air). Setiap
molekul zat pengapung mempunyai ujung polar yang menempel pada permukaan
mineral dan ujung yang non-polar (hidrofob) mengarah ke luar. Molekul-molekul
pengapung ini bersekutu dengan teman-temannya menggunakan ujung nonpolar pada
permukaan mineral. Ujung yang mengarah ke luar menjadikan partikel mineral suatu
permukaan hidrofom. Bijih sulfida, seperti tembaga, timbal dan seng dipekatkan
dengan cara pengapungan ini.
Proses bayer adalah salah satu contoh metoda pemekatan bijih secara kimia.
Proses Bayer adalah suatu proses dimana aluminium oksida muri diperoleh dari
bauksit, mengandung aluminium hidroksida atau oksida hidroksida, AlO(OH). Jika
bauksit dicampur dengan larutan natrium hidroksida panas, mineral aluminium larut
menghasilkan ion aluminat, Al(OH)4–.
Al(OH)3(s) + OH–(aq) → Al(OH)4(aq)
AlO(OH)(s) + OH–(aq) + H2O(l) → Al(OH)4– (aq)
Pengotor oksida silikat dan oksida besi tetap tidak larut sehingga dapat
disaring. Akibat larutan natrium aluminat panas menjadi dingin, aluminium
hidroksida akan mengendap. Dalam prakteknya, ke dalam larutan ditambahkan
pemicu dengan aluminium hidroksida untuk memulai pengendapan.
Al(OH4–(aq) → Al(OH)3(s) + OH–(aq)
Aluminium hidroksida dapat dibuat melalui pengasaman ringan larutan.
Endapan disaring dan dipanaskan untuk diubah menjadi serbuk putih aluminium
oksida tak berhidrat.Bila bijih dipekatkan, perlu mengubah mineral menjadi senyawa
yang cocok untuk direduksi. Pemanggangan adalah proses pemanasan mideral dalam
udara untuk memperoleh oksida. Contohnya, bijih seng (ZnS) dapat diubah menjdai
seng oksida melalui pemanggangan dalam udara.
Al(OH3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(l) (dengan pemanasan)
2ZnS(s) + 3O2(g) → 2ZnO(s) + 2SO2(g)
Pemanggangan bersifat eksoterm sehingga sekali dimulai tidak memerlukan
tambahan panas lagi.
Tahapan proses bayer:
1. Ekstraksi:
Al2O3.xH2O + 2 NaOH = 2 NaAlO2 + (x + 1)H2O
2. Dek omposisi
2 NaAlO2 + 4 H2O = 2 NaOH +Al2O3.3H2O
3. Kalsinasi
Al2O3.3H2O = Al2O3 + H2O
Selain alumina bahan baku lainnya adalah soda abu (Na2CO3) dan aluminium
florida (AlF3) dan kriolit (Na3AlF6), gas HF serta beberapa campuran lain sebagai
pemadu dengan kadar tertentu. Untuk proses elektrolisis, elektroda yang digunakan
pada masing-masing kutub adalah karbon dengan keadaan dan sifat berbeda pada
anoda dan katoda. Adapun cairan elektrolit yang digunakan adalah kriolit (Na3AlF6)
yang lebih dikenal dengan sebutan bath. Sel elektrolisa pada reduction plant ini
terbuat dari steel yang dilapisi refractory pada bagian dalamnya.

2.7. Gas Ideal dalam Metalurgi


Merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup
jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak
secara acak ke segala arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu bertumbukan antar
partikel atau dengan dinding akan terjadi tumbukan lenting sempurna sehingga tidak
terjadi kehilangan energi.
Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa semua gas dalam kondisi kimia
apapun, pada temperatur tinggi, dan tekanan rendah cenderung memperlihatkan suatu
hubungan sederhana tertentu di antara sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan,
volume dan temperatur. Hal ini menganjurkan adanya konsep tentang gas ideal yang
memiliki sifat makroskopis yang sama pada kondisi yang sama. Berdasarkan sifat
makroskopis suatu gas seperti kelajuan, energi kinetik, momentum, dan massa setiap
molekul penyusun gas, kita dapat mendefinisikan gas ideal dengan suatu asumsi
(anggapan) tetapi konsisten (sesuai) dengan definisi makroskopis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2015). Hukum Hukum Gas Ideal. Didapatkan pada 25 Agustus 2018 dari

http://fisikazone.com/hukum-hukum-gas-ideal/

Hendrajaya, L. 2016. Termodinamika dalam Memahami Proses Pengolahan Mineral.

FMIPA Institute Teknologi Bandung : Bandung.

Rhakmasari ,K. 2015. Metalurgi. Didapatkan pada 25 Agustus 2018 dari

http://khairunnisarakhmasari.blogspot.co.id/2015/05/metalurgi

Volsky, A et al., (1978). Theory of Metallurgical Processes. Mir Publisher : Moscow

Anda mungkin juga menyukai