Anda di halaman 1dari 35

SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN I
SYARAT – SYARAT PEKERJAAN SIPIL

UMUM / LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa / Kontraktor adalah :
Pekerjaan Jaringan Air Minum - Pengembangan Jaringan Perpipaan SPAM dari
PDAM Kel.TIDAR SELATAN Berikut Bangunan Pelengkapnya.
a. Tata cara pelaksanaan pekerjaan telah diatur dalam ketentuan umum dan
syarat-syarat administrasi, sedang untuk syarat- syarat teknis akan dijelaskan
pada Bab ini dan pekerjaan harus dilaksanakan menurut Gambar Rencana Kerja.
b. Semua ketentuan dan syarat - syarat serta penjelasan yang disebutkan dalam
pekerjaan ini juga penjelasan tambahan yang tertuang dalam Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan / Aanwijzing harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa /
Kontraktor dan petunjuk / perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan / Pengguna
Jasa selama pekerjaan berlangsung.
c. Menjaga keamanan lingkungan selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi
sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat setempat.
PERATURAN YANG MENGIKAT DALAM PEKERJAAN
a. Peraturan dan syarat umum pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa / Kontraktor
yang berlaku di Indonesia.
b. Peraturan umum bahan bangunan di Indonesia NI dan PBI tahun 1975.
c. Peraturan dan syarat-syarat teknik dari Pemerintah Kota Magelang.
d. Peraturan Keselamatan Kerja dan Departemen Tenaga Kerja serta Perum ASTEK.
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan dilaksanakan di
Kelurahan Tidar Selatan Kecamatan Magelang Selatan
Untuk lebih jelasnya akan ditunjukkan pada saat peninjauan lokasi Pekerjaan oleh
Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa dan PDAM Kota Magelang.
URAIAN PENJELASAN PEKERJAAN
Pekerjaan Persiapan / Pendahuluan :
1. Sebelum pekerjaan dimulai dan selama berlangsungnya pekerjaan, maka
Penyedia Jasa / Kontraktor wajib memasang rambu- rambu untuk keamanan
dan kelancaran lalu lintas.
2. Pada malam hari di tempat yang dianggap berbahaya harus diberi lampu
penerangan sehingga tidak menimbulkan kecelakaan.
3. Alat - alat dan bahan – bahan bangunan harus ditempatkan pada tempat yang
tidak mengganggu lalu lintas dan keselamatan kerja.
Penyedia Jasa / Kontraktor harus membersihkan lokasi pekerjaan yang
kemungkinan mengganggu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan / Pekerjaan / Pengguna Jasa dan Konsultan.

 1
UITZET BOUWPLANK
a. Uitzet / pengukuran dan pemasangan bouwplank / setting out harus dilakukan
bersama-sama antara Pengguna Jasa, Konsultan dan Penyedia Jasa / Kontraktor
dan PDAM Kota Magelang.
b. Ukuran panjang, lebar, tinggi dan ukuran lain sudah ditetapkan dalam gambar
rencana kerja / gambar detail.
Ukuran pokok yang belum tercantum dalam gambar rencana kerja / RKS dapat
dinyatakan kepada Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa dan Konsultan.
c. Pelaksana / Penyedia Jasa / Kontraktor harus meneliti dan mempelajari semua
ukuran yang tercantum dalam gambar rencana kerja / gambar detail untuk
disesuaikan dengan kondisi lokasi pekerjaan.
d. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar yang satu dengan lainnya atau
tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, maka Penyedia Jasa / Kontraktor harus
segera melaporkan hal tersebut kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan penyelesaiannya.
e. Semua ukuran harus dijaga kestabilannya agar tidak berubah selama pekerjaan
berjalan dan sampai selesainya pekerjaan.
DIREKSI KEET / BRAK KERJA
a. Direksi keet dengan ukuran luas menurut kebutuhan
b. Dalam direksi keet harus tersedia antara lain :
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat teknik yang sah dan Gambar
Rencana Kerja.
 Buku Harian, Buku Direksi.
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan / Time Schedule
 Kabupaten PPPK yang dilengkapi dengan peralatannya.
c. Gudang penyimpanan material harus dibuat sesuai yang disyaratkan.
d. Penyedia Jasa / Kontraktor harus memelihara kebersihan lingkungan.
PAPAN NAMA KEGIATAN
a. Papan Nama Kegiatan harus dibuat dan dipasang di lokasi yang akan dibangun
agar dapat dilihat dan dibaca dengan mudah.
b. Papan Nama Kegiatan dibuat sesuai dengan Gambar Papan Nama Kegiatan yang
warna dan redaksinya akan ditentukan kemudian.
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN PASIR
a. Penyedia Jasa / Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tanah yang
diperlukan seperti yang disyaratkan dan tertera dalam gambar rencana kerja.
b. Pekerjaan tanah meliputi galian, urugan, perataan dan pembuangan sisa tanah
yang tidak terpakai.
c. Galian tanah harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana kerja.
d. Urugan tanah memakai tanah yang baik dan dipadatkan dengan brook / stemper
sampai padat.
e. Perataan tanah pada bagian yang berlubang diurug dan dipadatkan sampai
padat sehingga mencapai peil yang ditentukan.
f. Sisa tanah yang tidak dipakai harus dibersihkan dari lokasi pekerjaan.
g. Pekerjaan urugan pasir menggunakan pasir urug kualitas baik dan
pelaksanaannya sesuai dengan yang disyaratkan / menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan dan Konsultan Pengawas Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan
Pengawas.

 2
PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan pasangan yang tertera dalam pasal ini terbatas pada pekerjaan pasangan
batu belah / batu kali dan pasangan batu merah.
a. Pasangan batu belah dan batu bata dengan adukan spesi 1pc : 2psr untuk yang
berhubungan langsung dengan air sedangkan diluar itu menggunakan adukan
speci 1pc : 4ps harus terisi penuh dengan spesi.
b. Pasangan batu belah dan batu bata untuk masing-masing pekerjaan harus
sesuai dengan gambar rencana kerja / gambar detail
c. Pasangan batu belah dan batu bata yang akan ditimbun tanah harus diberaben
dengan campuran spesi yang sama.
CETAKAN DAN BAHAN CETAKAN / BEKISTING
a. Bahan cetakan harus dibuat dari bahan yang baik, tidak mudah meresap air dan
direncanakan sedemikian rupa, sehingga mudah dilepas dari beton tanpa
menyebabkan kerusakan pada beton itu sendiri.
b. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, dimensi
dan batas – batas sesuai dengan gambar rencana kerja. Cetakan harus dibuat
kokoh, cukup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran pada waktu pengecoran
beton.
c. Papan bekisting dapat menggunakan kayu meranti atau yang setara ukuran
2/20, tiang – tiang penyangga / stutwerk. menggunakan dolken kayu atau
bambu.
BESI TULANGAN
a. Besi tulangan beton digunakan mutu baja U – 24 dan harus dipotong pada
tempatnya sesuai dengan gambar rencana kerja dan tidak mengenal adanya
ukuran besi tulangan kurus atau gemuk. Semua diameter besi tulangan harus
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana kerja.
b. Besi tulangan dipasang dengan baik dan benar agar pada waktu pengecoran
beton tidak bergeser dari tempatnya.
c. Membengkok dan meluruskan besi tulangan harus dilakukan pada saat besi
tulangan dalam keadaan dingin dan dengan cara yang tidak merusak bahan
tersebut.
d. Tidak diperbolehkan membengkok atau meluruskan besi tulangan dengan cara
dipanaskan.
e. Besi tulangan harus bersih dari segala macam kotoran, lemak, karat, ikatan yang
lepas serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat beton.
f. Perubahan / penambahan penulangan dan ukuran besi tulangan atau
perbedaan pelaksanaan dengan gambar rencana kerja harus sepengetahuan dan
dengan persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa / Konsultan Pengawas.
g. Untuk mendapatkan penutup beton ( beton decking ) dipasang beton balok
kecil ( beton tahu ) dengan ukuran dan ketebalannya sesuai petunjuk Pengguna
Jasa / Konsultan Pengawas.
PELAKSANAAN PENGECORAN BETON
a. Agar didapatkan beton yang monolit, padat dan beton tidak keropos maka
dalam mencampur adukan spesi beton Penyedia Jasa / Kontraktor dianjurkan
menggunakan mesin pengaduk ( Beton molen ) dan mesin pemadat / penggetar
( Vibrator ).
b. Untuk pekerjaan beton harus mendapatkan ijin tertulis dari Pengguna Jasa /
Konsultan Pengawas.
c. Pembongkaran semua cetakan beton harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

 3
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Pekerjaan cor beton menggunakan mutu beton K 175 digunakan untuk pekerjaan
antara lain : Rabat beton jalan yang ukuran dan bentuknya sesuai dengan Gambar
Rencana Kerja.
PEKERJAAN PLESTERAN
a. Plesteran menggunakan campuran 1pc : 2psr dan 1pc : 4ps tebal sesuai Gambar
Rencana Kerja, dengan menggunakan pasir pasang yang halus.
b. Plesteran harus rata, datar, tegak lurus dan siku.
c. Plesteran akhir / sponengan harus diaci dengan PC
PERALATAN KERJA DAN BAHAN BANGUNAN
1. Ketentuan Umum
a. Penyedia Jasa diharuskan menyediakan semua perlengkapan, tenaga kerja,
peralatan, bahan – bahan dan jasa untuk konstruksi selengkapnya dari seluruh
pekerjaan, sesuai dengan gambar rencana kerja RKS.
b. Penyedia Jasa / Kontraktor harus meneliti gambar – rencana kerja dan
menyiapkan serta memasang semua bahan sesuai dengan peralatan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya.
c. Semua bahan yang diperlukan harus dengan ketentuan-ketentuan PUBI 1971
atau ketentuan yang sudah ada di ukuran dalam bidang pembangunan pada
umumnya.
d. Semua bahan dan peralatan yang dipakai dalam pekerjaan ini harus seijin
Pengguna Jasa / Direksi.
e. Bahan alat-alat dan perlengkapan yang telah dibeli oleh Penyedia Jasa /
Kontraktor untuk pekerjaan ini, diletakkan di tempat yang mudah diperiksa
oleh Pengguna Jasa. Untuk itu Penyedia Jasa / Kontraktor wajib
mempersiapkan segalanya agar mempermudah pemeriksaan.
2. Air yang digunakan
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari mineral zat
organik, bebas lumpur, larutan alkali dan lain-lain.
3. Portland Cement
Untuk beton struktur dan pekerjaan lainnya yang menggunakan Portland Cement
memakai produk dalam negeri yang memenuhi persyaratan NI 8.
4. Pasir, Split dan Bekisting
- Pasir harus bersih, bebas kotoran
- Split harus pecahan dan bebas dari kotoran
- Kayu bekesting dari kayu sedemikian rupa harus sesuai dengan PBI 1971, kuat
dan cukup tebal sehingga tidak melengkung.
5. Batu Bata
Menggunakan batu bata kualitas baik ketebalan sama dan warna pembakaran
matang serta merata.
6. Batu Belah
Menggunakan batu belah kualitas baik dan bebas dari kotoran.

 4
SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN II
SYARAT – SYARAT PEKERJAAN PIPA
A. UMUM
1. URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud disini adalah Pengadaan dan Pemasangan Jalur Pipa
Distribusi dan Pemasangan SR dengan Pipa HDPE SDR 17 PN 10 Berikut bangunan
dan accesories pelengkap, termasuk benda sambungan ( Accessories ), dan benda-
benda lainnya, dipasang atau dibangun sesuai dengan Gambar Rencana
Kerja/sesuai kondisi eksisting jaringan pipa yang ada berikut Syarat Syarat .
Peralatan bangunan untuk galian tanah, pengurugan kembali, pengujian serta
bahan-bahan untuk pembuatan bangunan pelengkap, thrust block beton, seperti
yang tertera dalam Gambar Rencana Kerja dan Persyaratan harus disediakan oleh
Penyedia Jasa / Kontraktor.
2. PERALATAN / BAHAN YANG DISEDIAKAN PENYEDIA JASA / KONTRAKTOR
Semua bahan yang akan dipasang serta peralatannya disediakan oleh Penyedia Jasa
/ Kontraktor, yang akan digunakan untuk pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan.
3. PENYEDIA JASA / KONTRAKTOR MENYEDIAKAN BAHAN / PERALATAN
Penyedia Jasa / Kontraktor bertanggung jawab menyediakan bahan upah dan
peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa
transmisi berikut bangunan bangunan pelengkapnya sesuai yang tertera dalam
Gambar Rencana Kerja dan Syarat – Syarat. Penyedia Jasa / Kontraktor
bertanggung jawab akan pengangkutan dan penangannan bahan/peralatan dari
tempat penyimpanan / gudang ke lokasi pekerjaan.
4. KEBUTUHAN PENYEDIA JASA / KONTRAKTOR ( UTILITIES )
Kecuali ditentukan lain disini Penyedia Jasa / Kontraktor menyediakan air, listrik
dan kebutuhan lainnya guna melaksanakan pekerjaan yang tersebut dalam
Kontrak, yang biayanya telah tercakup dalam harga penawaranya. Penyedia Jasa /
Kontraktor harus menyediakan dan menjaga penggunaan sanitasi yang digunakan
oleh Karyawannya, Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas dan
Penasehat Teknik seperti yang dikehendaki Direksi Pekerjaan Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas.
5. GANGGUAN PELAKSANAAN
a. Seperti yang tersebut dalam pasal ini, istilah "Gangguan Pelaksanaan" dengan
pengertian, termasuk barang kebutuhan atau bangunan di perbatasan galian
tanah, melakukan pekerjaan yang diluar yang ditentukan dalam Kontrak /
seperti tertera dalam Gambar Rencana Kerja atau yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan / Pengguna Jasadan Konsultan Pengawas ataupun barang perlu
( Utilitas ) atau bangunan yang terletak di daerah pekerjaan yang di tentukan
dalam Kontrak.
b. Bila terjadi gangguan atas pemindahan barang perlu atau bangunan karena
diperlukan untuk pekerjaan jalur pipa atas bangunan lainnya menurut isi
Kontrak, maka gangguan dan pemindahan tersebut dapat dilakukan hanya
karena mendapat persetujuan secara tertulis dari Direksi Pekerjaan dan
Konsultan Pengawas Pekerjaan / Pemberi Tugas, yang disertai pemberitahuan
secara tertulis juga kepada pemilik barang atau bangunan yang terganggu
tersebut.

 5
c. Barang atau bangunan yang terpindahkan atau terganggu maka harus
dibangun kembali secepat mungkin seperti semula atau di tempat lain yang
telah disepakati bersama, dengan keadaan baik sedikit-dikitnya seperti
sebelum pemindahan atau gangguan tersebut, dibawah pengawasan yang
memilikinya. Penyedia Jasa / Kontraktor harus bertanggung jawab yang tertera
dalam pasal ini memindahkan atau mengganti baik yang disebabkan kerusakan
dan keruntuhan sesudah urugan kembali, maupun tidak diketahui sebabnya
sampai pekerjaan urugan kembali selesai. Pemilik barang atau bangunan
tersebut harus diberitahukan segera setelah kejadian kerusakan dan keruntuhan
baik diketahui sebabnya maupun tidak.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan dalam Kontrak ini, Pemilik
barang atau bangunan yang kena pengaruh pekerjaan, mempunyai hak, akan
masuk kelokasi kegiatan / pekerjaan bila diperlukan dengan maksud merubah
atau memperbaiki barang dan bangunan tersebut.
e. Dalam Gambar Rencana Kerja dan Syarat – Syarat yang disiapkan oleh
Konsultan Perencana Teknis ditunjukkan kedudukan kira-kira barang dan
bangunan yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan, tetapi Pengguna Jasatidak
menjamin bahwa semua barang atau bangunan sudah tertera dalam gambar.
Sebelum memulai penggalian jalur pipa dan bangunan pelengkapnya, Penyedia
Jasa / Kontraktor harus mengerti dari hasil laporan atau semacamnya, sudah
adanya pemilik barang atau bangunan tersebut dalam kedudukannya
horizontal atau vertikal. Apabila Penyedia Jasa / Kontraktor menemukan
barang atau bangunan yang tidak tertera dalam Gambar Rencana Kerja, segera
memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas.
f. Semua biaya yang berhubungan dengan penyingkiran, pemindahan
perlindungan, penunjangan, perbaikan, pengaturan atau pemasangan kembali
barang atau bangunan tersebut yang diperhitungkan sebagai pengganggu
pelaksanaan, serta barang atau bangunan tersebut tertera dalam Gambar
Rencana Kerja yang telah disiapkan oleh Konsultan Perencana Teknis, yang
letaknya kira-kira (tidak tepat) dianggap sebagai gangguan, akan menjadi
tanggungan Penyedia Jasa / Kontraktor.
g. Semua biaya menyangkut penyingkiran, pemindahan, perlindungan,
penunjangan, perbaikan, pengaturan atau pemasangan kembali barang atau
bangunan tidak tertera dalam Gambar Rencana Kerja, sebagai gangguan atau
telah dihapus dari Gambar Rencana Kerja yang telah disiapkan oleh Konsultan
Perencana Teknis akan dibuat pekerjaan tambah kurang oleh Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa.
6. KEAHLIAN DAN BAHAN
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan dan diselesaikan harus dengan keahlian
serta mengikuti cara modern, praktis, terbaik, pemasangan pipa dan accesories,
peralatan, tanpa melalaikan persyaratan ini secara menyeluruh. Semua pekerjaan
dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya. Permukaan
yang diperlukan pengecatan atau pelapisan pelindung karat harus halus tanpa
pinggiran yang tajam, semua pekerjaan pengelasan harus diasah halus serta
pinggir dan sudut bagian bangunan harus dibuat tidak tajam.

7. TERIKAT STANDAR ATAU PERATURAN – PERATURAN


Terikat pada standar atau peraturan persyaratan ini bermaksud secara umum
menunjukan susunan, macam dan mutu, Bahan-bahan diadakan dengan

 6
mengikuti Standard Industri Indonesia ( SII ) dan Standart Normalisasi Indonesia
( SNI ) maupun Standart Internasional yang disepakati, bahwa mutu secara
menyeluruh harus sekurang - kurangnya disyaratkan sama dengan ketentuan
standar yang berlaku untuk Sistim Penyediaan Sarana Air Bersih.
8. SINGKATAN - SINGKATAN
Suatu ketika singkatan-singkatan berikut ini digunakan akan mempunya arti :
ACI - Lembaga Beton Amerika
ANSI - Lembaga Standard Nasional Amerika
ASA - Perkumpulan Standard Amerika
ASTM - Lembaga Pengujian Bahan Amerika
AWS - Lembaga Pengelasan Amerika
AWWA - Perkumpulan Karya Pengairan Amerika
BS - Standard Inggris
DIM - Normal Industri Jerman
ISO - Organisasi Standard Internasional
JIS - Standard Industri Jepang
NI - Normalisasi Indonesia
PBI - Peraturan Beton (Bertulang) Indonesia.
SII - Standar Industri Indonesia.
SNI - Standar Normalisasi Indonesia

B. PEMASANGAN PIPA
1. UMUM
Bila tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa / Kontraktor harus memasang semua
pipa, benda khusus, Accesories, penutup dan perlengkapan lainnya sesuai Gambar
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat guna menghasilkan pemasangan yang mudah
dilakukan secara menyeluruh. Bila detail pemasangan pipa tergambar, maka
penunjang itu harus mengikuti dan terpasang seperti yang ditunjukkan, sedemikian
rupa sehingga penyangga pipa yang nampak ( tidak di dalam tanah ) harus
lengkap dan betul, sekalipun perlengkapan penunjang tersebut ada atau tidak
tergambar secara khusus. Harus dipasang pula dimana ditentukan thrust block
beton / bantalan dan penyambungan yang memakai pengekangan / jangkar. Pada
waktu pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka semua lubang pipa dan ujung
pipa didalam galian atau pada sesuatu bangunan harus ditutup rapat-rapat guna
menghindari di masuki oleh binatang atau benda-benda asing. Penyedia Jasa harus
berhati-hati menjaga pipa tidak terapung naik, bila air dari suatu tempat masuk
kedalam lubang galian, dan bertanggung jawab penuh adanya kerusakan yang
ditimbulkan karenanya, serta atas tanggungan biaya Penyedia Jasa / Kontraktor,
memperbaiki dan mendudukkan pipa kembali dalam keadaan dan kemiringan yang
telah ditentukan, bila tergeser akibat apungan tersebut Penyedia Jasa / Kontraktor
harus menjaga agar pipa bagian dalam bebas dari barang-barang asing, bersih dan
menurut persyaratan sanitasi, sampai tiba waktunya serah terima dengan Direksi
Pekerjaan / Pemberi Tugas.

 7
2. PUING PUING DALAM LUBANG GALIAN
Kemungkinan pada waktu galian jalur pipa dan untuk bangunan pelengkapnya
ditemukan bekas tembok lama, jalan, landasan, kayu pancang, pancangan dari
beton, dan bermacam-macam puing atau bangunan yang terpendam lainnya.
Barang-barang tersebut harus disingkirkan dari batas lubang galian jalur pipa tanpa
merusak daerah luar galian jalur pipa tersebut. Pohon tua harus dipotong bersih
dengan alat - alat yang memadai, barang-barang tersebut semuanya harus
disingkirkan sedikitnya 1.0 0 meter dari semua bagian jalur pipa dan bangunan
pelengkapnya yang baru. Lubang-lubang yang ditimbulkan oleh pembuangan
benda-benda tersebut harus diisi dengan pasir halus yang dipadatkan, benda-
benda yang disingkirkan tersebut harus dibuang di tempat kotoran, tidak boleh
digunakan untuk pengurugan kembali.
3. TURAP
Kontrak mengharuskan Penyedia Jasa / Kontraktor mengadakan turap sementara
dalam galian, memasang dan membongkarnya kembali. Gambar detail
perencanaan turap / Shop Drawing harus diserahkan oleh Kontraktor kepada
Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa untuk mendapatkan pertimbangan sejauh mana
berpengaruh pada hasil kerja. Hasil pertimbangan tersebut tidak membebaskan
Penyedia Jasa / Kontraktor dari tanggung jawab dengan cara apapun baik mengenai
perencanaan kekuatan dan keamanan pekerja serta pengawasannya yang bekerja di
dalam lubang galian.
4. GALIAN TANAH
a. Kecuali bila ditentukan yang berlawanan, galian termasuk penyingkiran bahan
( Galian ) apapun sifatnya yang dijumpai, rintangan yang bersifat
bagaimanapun yang akan mengganggu pelaksanaan dan penyelesaian
sebagaimana mestinya. Pembuangan bahan (galian) tersebut mengikuti garis
kontur tanah tertera dalam Gambar Rencana Kerja atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan / Pemberi Tugas. Bila tidak ditentukan lain, seluruh
lapangan pekerjaan harus dikupas (dibersihkan) dari tumbuh-tumbuhan dan
puing-puing, benda tersebut harus disingkirkan sebelum galian atau
pengurugan kembali dilakukan, Penyedia Jasa / Kontraktor harus menyediakan
tempat dan turap yang diperlukan pada sisi galian, serta semua pemompaan,
penggalian atau tindakan lain yang telah disetujui untuk memindahkan atau
mengeluarkan air yang terdapat dalam galian tanah jalur pipa, termasuk
memberi perhatian terhadap air hujan dan air buangan yang mendatangi
daerah pekerjaan dari manapun, sehingga terhindar dari kerusakan pekerjaan
di sekitarnya. Galian yang sedang dilakukan dengan adanya pekerja didalamnya,
bahan lain yang terdapat dalam galian tanah jalur pipa secara efektif harus
disingkirkan minimal berjarak 1.00 meter atau lebih dari tepi galian.
Pelaksanaan lubang galian harus mengikuti salah satu dari semua syarat
keselamatan peraturan daerah setempat, Peraturan Propinsi ataupun Undang-
Undang Negara.
b. Bila dalam Gambar Rencana Kerja dan Syarat - Syarat ada petunjuk, galian
secara manual maksudnya untuk menghindari kemungkinan kerusakan yang
tidak perlu, galian secara mekanik diperbolehkan dilaksanakan ditempat yang
sama dengan catatan tanpa memerlukan cara manual yang tidak akan
menimbulkan kerusakan yang tidak perlu.

 8
c. Lubang Galian Tanah Jalur Pipa
Umum
Penyedia Jasa / Kontraktor harus malaksanakan galian jalur pipa seperti
yang tertera dalam Gambar Rencana Kerja. Bila tidak ditentukan atau
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa / Konsultan
Pengawas, lubang parit jalur pipa harus parit yang terbuka. Dasar parit
termasuk penurapan mempunyai lebar sedikit-dikitnya sama dengan
diameter luar pipa ditambah 2 kali diameter pipa. Kecuali bila tidak tertera
didalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas, dasar parit digali seragam sesuai kemiringan dasar
pipa. Dasar parit galian harus dirapikan secara teknis dan benar dengan
menggunakan tali benang guna menentukan kemiringan sehingga setiap
bagian pipa bila diletakkan untuk pertama kalinya sepanjang dasar pipa
harus bersentuhan dengan tanah atau dengan lapisan bantalan ( Lapisan
pasir urug ). Tidak dibenarkan membuat parit galian guna pemasangan
beberapa pipa. Panjang lubang galian pada setiap waktu dan tempat,
maksimum 200 meter, atau panjang yang diperlukan untuk
menghubungkan sejumlah pipa yang telah terpasang, walaupun lebih
panjang. Semua pipa yang baru terpasang kecuali sesudah selesai tampak
terbuka, harus ditutup kembali sedikit-dikitnya 20 cm diatas bagian atas
pipa ( Kecuali pada sambungan-sambungan ) pada akhir setiap hari
( Kerja ). Sisa galian tanah jalur pipa harus diurug kembali pada hari
berikutnya, kecuali pada sambungan, atau setelah selesai pengetesan kuat
tekan pipa . Rambu – rambu lalu lintas dan lampu-lampu peringatan harus
diadakan hingga memuaskan Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan
Pengawas.
Untuk lubang galian tanah jalur pipa yang tetap terbuka pada malam hari,
kecuali pada persimpangan dengan jalan umum untuk kelancaran arus lalu
lintas / kendaraan harus memakai plat baja yang tebal, atau jembatan
rangka atau macam perlintasan lain yang mampu memikul beban arus lalu-
lintas kendaraan, harus dibuat sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas
- Galian Tanah Jalur Pipa Yang Digali Sesuai Yang Ditentukan.
Galian Tanah Jalur Pipa harus digali sesuai yang ditentukan, kemudian
diurug kembali sampai rata dasar pipa dengan bahan butiran-butiran yang
terpilih betul-betul atau dengan pasir urug. Bahan urugan tersebut harus
mempunyai kelembaban optimum serta dipadatkan sampai 90%
( sembilan puluh prosen ) kepadatan proctor maksimum, bila Galian Tanah
Jalur Pipa jalur pipa melintasi bawah bangunan maka harus mempunyai
standar kepadatan 85% ( delapan puluh lima prosen ). Pekerjaan yang
dilakukan menurut pasal ini akan dibayar berdasarkan harga satuan
"Galian".
- Galian Tanah Jalur Pipa Yang Digali Lebih, Harus Mengikuti Perintah
Galian Tanah Jalur Pipa yang harus digali melebihi kedalam yang tertera
dalam Gambar Rencana Kerja karena diperintah oleh Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas. Galian lebih tersebut sesuai yang
diperintahkan. harus diurug kembali sampai rata dengan dasar pipa, apakah
dengan bahan butiran-butiran yang terpilih dari hasil galian atau pasir urug
 9
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas. Bahan bantalan / Urugan kembali harus dipadatkan
sampai 90% ( sembilan puluh prosen ) kepadatan proktor maksimum, bila
galian tanah jalur pipa dibawah bangunan 85% ( delapan puluh
lima prosen ). Semua pekerjaan yang dilakukan menurut pasal ini akan
diperhitungkan menurut harga satuan "Galian".
- Digali lebih tanpa diperintah tanpa disyaratkan ataupun tidak
tertera dalam Gambar Rencana Kerja.
Bila digali lebih rendah dari kedalaman yang diperintahkan disyaratkan
ataupun tertera dalam Gambar Rencana Kerja harus diurug kembali
sampai ketinggian yang diharuskan dengan bahan butiran-butiran yang
dipilih secara baik, akan menjadi tanggungan biaya Penyedia Jasa /
Kontraktor. Bahan tersebut harus dibasahi seperti yang disyaratkan serta
dipadatkan sampai 90% ( sembilan puluh prosen ) kepadatan standart
proktor di bawah bangunan 85% ( delapan puluh lima prosen ). Bahan
galian yang tidak baik harus dipindahkan ke tempat yang jauh dari lokasi
pekerjaan dan ditimbun oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan / Pengguna Jasa / Konsultan Pengawas.
- Bahan galian yang baik dapat digunakan untuk urugan atau urugan kembali
bila memenuhi persyaratan urugan secara umum serta disetujui Direksi
Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas. Bahan-bahan galian yang
disetujui harus dikumpulkan baik-baik di tempat yang ditunjuk yang tidak
akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan atau mengganggu arus lalu-lintas
ataupun batas tanah milik orang lain. Apabila penumpukan tidak
diperbolehkan karena keterbatasan lahan dilokasi pekerjaan.
Penyedia Jasa / Kontraktor diharuskan menyiapkan tempat penumpukan di
luar lokasi pekerjaan. Biaya pengangkutan bahan tersebut atau dari tempat
yang terdekat termasuk ijin penyimpanan dan biaya seluruhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor dan tidak ada alasan untuk
meminta tambahan biaya.
- Galian Tanah Jalur Pipa di Dekat Pepohonan
Kecuali ada pepohonan yang harus dibuang seperti yang tertera dalam
Gambar Rencana Kerja, harus terlindungi tidak rusak selama pelaksanaan
pekerjaan dan tidak ada satu pohonpun yang dibuang tanpa ijin tertulis
dari Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa.Tidak boleh ada akar pohon yang
lebih dari 5 cm terpotong tanpa seijin tertulis dari Direksi Pekerjaan /
Pemberi Tugas. Pepohonan harus dilindungi selama pelaksanaan sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas
- Galian Tanah Berbatu
Galian tanah berbatu termasuk pengangkutan dan pembuangannya adalah
sebagai berikut :
Semua batu-batuan berukuran isi 2 - 5 cm atau lebih. Semua bahan batu
- batuan , tumpukan atau kumpulan yang tidak berlapis-lapis yaitu yang
tidak dapat dipindahkan tanpa pengeboran mesin atau peledakkan. Galian
tanah berbatu semacam itu harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa /
Kontraktor dengan biaya ditanggung olehnya. Maka jumlah galian berbatu
akan mempengaruhi perubahan bidang lingkup pekerjaan, penyesuaian
nilai kontrak yang wajar akan dibuat berdasarkan unsur penawaran tambah
kurang yang terpisah bila unsur penawaran tersebut telah ditetapkan. Bila
tidak ada, pembayaran ataupun pengurangan jumlah nilai kontrak akan

 10
diperhitungkan sesuai dengan harga yang dirundingkan bersama. Batu -
batuan harus digali 15 cm melebihi ukuran luar pipa atau sambungannya,
"Ruang Antara" itu diisi kembali dengan pasir urug dan dipadatkan.
5. PEMASANGAN
UMUM :
Penyambungan butt-fusion adalah proses termofusi yang melibatkan
pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa yang akan disambung sampai
kondisi leleh tercapai pada kedua ujungnya. Lalu kedua ujung pipa digabung
pada tekanan tertentu untuk sambungan yang senyawa.
Hasil penyambungan pipa harus tahan terhadap gaya tarik dan mempunyai
kekuatan yang sebanding dengan pipa.
Metode penyambungan jenis ini membutuhkan plat pemanas elekrik untuk
dapat mencapai suatu temperatur tertentu yang digunakan untuk jenis pipa
dari bahan PE 100 untuk ukuran 90 mm ke atas dengan SDR yang sama.
KHUSUS
- Dipergunakan mesin las khusus (butt fusion welding machine) yang
sudah terkalibrasi oleh lembaga independent
- Proses pengelasan harus mempergunakan kaidah atau aturan yang
berlaku sesuai aturan DVS 2207/1
- Teknis penyambungan pipa dan pemeriksaan kualitas hasil pengelasan
harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Proyek dan Konsultan
- Dilakukan oleh seorang operator yang sudah berpengalaman dan
bersertifikat sesuai kaidah DVS 22071/1 serta didampingi oleh 2 – 3
fitter.
- Penyambungan pipa PE sedapat mungkin dilakukan di area fabrikasi
untuk mempersingkat waktu kondisi galian dalam keadaan terbuka.
PERALATAN
 Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong
dan pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong,
plat pemanas, pompa hidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu
plat pemanas
 Pipa dan penutupnya
 Papan landasan
 Pemotong pipa
 Thermometer temperatur udara
 Alat Pengukur Waktu

METODE PENYAMBUNGAN
Pemeriksaan awal

 11
Sebelum dimulainya pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
a. Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan
benar-benar berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
b. Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
c. Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila
sebelumnya sudah digunakan.
d. Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan
dilakukan.
e. Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
f. Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar
dan pipa yang akan disambung.
g. Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat
pada sumber listrik dan biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur
yang disarankan).
h. Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan
disambung mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.

Untuk membersihkan kotoran pada plat pemanas bias dicuci pada saat
dingin dengan sedikit air yang cukup sebelum memulai penyambungan.
Gunakan bahan yang bersih yang tidak meningggalkan bekas. Untuk
membersihkan kotoran lapisan minyak atau pelumas harus
menggunakan kain dan bahan pembersih yang sesuai, seperti ISO
PROPANOL.

Sambungan percobaan
Meskipun pencucian plat pemanas dapat menghilangkan kotoran yang
tertinggal, akan tetapi partikel kecil daripada debu seringkali masih ada.
Untuk membersihkannya diperlukan pembuatan sambungan percobaan
pada tiap sesi penyambungan, dimana ketika temperatur plat mulai
menurun atau dibawah 180°C, atau pada saat adanya perubahan
ukuran pipa yang akan disambung.
Sambungan percobaan dapat dibuat dengan menggunakan potongan
pipa dengan ukuran, SDR dan bahan yang sama. Hal ini bukan untuk
membuat sambungan. Prosedur tersebut dapat dihentikan setelah
proses pemanasan tercapai.

Prosedur Penyambungan
a. Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa
berhadapan dengan plat pemotong dalam posisi lurus.
b. Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
c. Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan
kembali pipa.
d. Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat
oleh masuknya udara ke bagian dalam pipa.

 12
e. Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan
sehingga ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya
pemotongan permukaan pipa yang kontinyu.
f. Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp)
dibuka untuk menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang
tidak rata.
g. Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan
dengan permukaan pipa .
h. Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
Dilarang menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.
a. Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses
pemotongan.
b. Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara
permukaan potongan.

c. Maksimum selisih diameter yang diijinkan adalah : 1,0 mm untuk


pipa ukuran 90 mm s/d 315 mm. 2,0 mm untuk pipa ukuran 316 mm
s/d 800 mm.
Jika ketidaksesuaian tersebut lebih besar dari batas tadi maka pipa
harus diluruskan dan dipotong lagi.
d. Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik.
Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan
untuk mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat
pipa/fitting yang sedang disambung. Catatan: Tekanan tarik (kPa)
harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan sambungan
dan harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada
mesin. (Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka
pekerjaan ini akan terlaksana secara otomatis)
e. Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa
bahwa plat tersebut bersih dan baik suhunya.
f. Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian
permukaan yang akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan
sistem hidrolik dengan menggunakan tekanan yang ditentukan
sebelumnya.
g. Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan
lelehannya merata 1 – 6 mm terbentuk tiap ujungnya. Lihat tabel PE
butt welding SNI 06-4829-2005 untuk pipa PE.

h. Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus


dilepas supaya pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik

 13
sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol selama waktu
pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser posisinya di klem dan
ujung pipa harus terus di jaga agar tetap kontak dengan plat
pemanas.
i. Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas,
pastikan bahwa plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
j. Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan
rekatkan permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan
yang sudah ditentukan sebelumnya.
k. Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal
sampai yang diindikasikan pada tabel.
l. Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin
tetapi tidak boleh dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada
waktu pendinginan di atas.
m. Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek
bahwa lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.
Aturan untuk “but fusion” HAL HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN :
a. Berusaha untuk menyambung pipa dengan SDR yang berbeda
b. Menyentuh ujung pipa yang sudah dipotong.
c. Membiarkan sisa potongan di bagian dalam pipa atau pada mesin
pengelas.
d. Membiarkan peralatan menjadi basah atau berdebu.
e. Menggunakan mesin-mesin yang tidak direkomendasikan.
f. Memindahkan pipa sebelum cooling time selesai.
g. Mengijinkan operator yang belum ditraining untuk
menggunakan peralatan penyambungan.
h. Tidak mengikuti prosedur.
i. Menyambung pipa dari bahan yang berbeda di lapangan.
j. Menggunakan sebuah generator yang kapasitasnya tidak memadai.

PARAMETER BUTT FUSION


Parameter ini harus digunakan sebagai pembimbing ke butt fusion dari
pipa polyethylene yang menggunakan SNI 06-4829-2005 sebagai bahan
dasarnya.

 14
Kontraktor yang melakukan penyambungan harus selalu memeriksa
kemungkinan penerapannya dari parameter yang ada untuk setiap
proyek yang diberikan, (terlampir)
Units Value Comments
But Fusion
Parameter
Heater plate Degrees 220 – 235
Temperature C
Pressure value : 175 ± 25 Insert this in the
Bead up P1 kPa formula (note 6) and
add drag pressure
Approx. bead width 0.5 + 0.1 † † = wall thickness (see note
Mm
after bead up 4)
Bead up time Approx.6 † Varies with ambient
T1 Second
temp.
Pressure value : Drag only
P2 kPa
Heat soak
Heat soak time T2 Second 15 †
Max. changeover D = pipe diameter (see
T3 Second 3 + 0.01 D
time note 5)
Max. time to Pressure should be
achieve welding increased smoothly using
pressure T4 Second 3 + 0.03 D most of the time
allowed to reach weld
pressure.
Pressure value : Insert this value in the
welding & cooling P3 kPa 175 ± 25 formula (note 6) and
add drag pressure.
Welding & cooling
time : T5 Minute 10 + 0.5 † Time in clamps
1<15 mm
Welding & cooling
time : T5 Minute 1.5† Time in clamps
1>15 mm
Min. bead width Mm
3 + 0.5† Typical (see note 2)
after cooling
Max. bead width Mm
5 + 0.7† Typical (see note 2)
after cooling

Machine pressure

 15
P1

Drag Pressure P2

T1 T2 T3

Catatan :
1. Parameter ini digunakan untuk butt fusion bahan polyethylene PE100
seperti yang dispesifikasikan dalam SNI 06-4829-2005.
2. Parameter ini bisa juga digunakan untuk butt fusion PE100. Ini mungkin
menghasilkan sedikit perbedaan bentuk lelehan tanpa mengurangi
kualitas pengelasan.
3. Hanya pipa-pipa dan fitting-fitting yang mempunyai diameter dan
ketebalan yang sama yang boleh dibutt fusion bersama.
4. † = rata-rata ketebalan dinding pipa dihitung dari SNI 06-4829-2005
min/max pembulatan ke mm terdekat.
5. D = rata-rata diameter luar pipa dihitung dari SNI 06-4829-2005
min/max, pembulatan ke mm terdekat.
6. Rumus perhitungan tekanan : Luas anulus pipa x nilai tekanan Hidrolik
bag. Cilinder Dimana luas anulus pipa = µ (D - †)†
7. Untuk suhu sekitar >25°C, waktu pendinginan harus ditambah dengan 1
menit per°C setelah 25°C ke atas.

 16
PROFIL BUTT WELDING
1. Sambungan yang baik dengan lelehan yang bagus dan merata.
Wallthick Bead up Bead up Heat soak Max Max time Weld and Final bead width
(mm) Width Time T1 Time Change Achieve Cooling (mm)
(mm) (sec) T1 (sec) Overtime Weld Min.
T3 Press T5*
(sec) T4 (sec)
min max
2 1 12 30 Calculate on pipe 11 4 7
4 1 24 60 diameter 12 5 8
6 1 36 90 13 6 9
8 1 48 120 14 7 11
10 2 60 150 15 8 12
12 2 72 180 16 9 14
15 2 90 225 17 10 16
20 3 120 300 30 13 20
25 3 150 375 38 16 24
30 4 180 450 45 18 27
35 4 210 525 53 20 31
40 5 240 600 60 23 35
45 5 270 675 68 25 38
50 6 300 750 75 28 43
55 6 330 825 83 30 47

 PE100 pipe specific to FREEPORT Project


Dia. 630 Pn 6.3 SDR 26
25 3 150 375 10 22 38 16 24
2. Lelehan terlalu sempit dan terlalu tinggi atau banyak tergulung
kemungkinan disebabkan karena waktu pemanasan yang pendek † 1
dan atau P1
3. Lelehan terlalu rata dikarenakan tekanan penyambungan P3 yang terlalu
rendah.
4. Sambungan yang kurang baik karena lubang yang tajam diantara kedua
lelehan. Lubang cukup dalam sehingga mengurangi ketebalan pipa. Lubang ini
juga berlaku sebagai titik pusat stress.
5. Sambungan yang kurang baik dengan saling berhimpit disebabkan tidak
ratanya pipa tersebut.
6. Sambungan yang kurang baik antara pipa-pipa dari tebal dinding yang
berbeda. Dinding pipa yang lebih tebal harus dikurangi dengan alat chamfered
ke sebuah sudut 1:4 sebelum penyambungan.
7. Sambungan yang kurang baik dengan runtuhnya bahan yang terlelehkan.
8. Sambungan yang kurang baik antara bahan-bahan dari temperatur yang
berbeda atau ujung-ujung pipa yang sudah dipanaskan pada waktu yang
berbeda.
9. Lelehan di luar ukurannya dikarenakan penyambungan pada sebuah
temperatur atau sebuah tekanan yang terlalu rendah.

 17
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Kedalaman galian
Jika kedalaman pipa PE tidak ditentukan, lapisan di bagian atas pipa harus
ditentukan sehingga mampu melindungi pipa dari beban luar, kerusakan
yang disebabkan oleh pihak lain dan konstruksi jalan. Jika memungkinkan,
pipa harus dipasang pada batas kedalaman minimum dan tabel berikut dapat
digunakan sebagai petunjuk. Penimbunan minimum yang
direkomendasikan :

Installation condition Cover over pipe crown (mm)


No subject to vehicular loading 300
Subject to vehicular loading
not in roadways 450
in sealed roadways 600
under sealed 750
roadways
Pipes in embankment 750
condition or subject
to
construction loading equipment
Subject to variation by the regulatory authority
Kedalaman ini hanya berlaku untuk pemasangan khusus seperti
beban memanjang pada atas pipa, pemadatan tambahan dari bahan
penimbun sekitar pipa atau timbunan pelindung, standard SNI 06-
4829-2005 harus digunakan.

Pertimbangan SNI 06-4829-2005


Rekomendasi umum dari SNI 06-4829-2005 Desain untuk Pipa Fleksible
Bawah Tanah harus diperhatikan dalam mendesain parit dan tanggul.
Demikian pula dengan spesifikasi desain untuk perlindungan penyangga
samping dan urukan harus disesuaikan dengan SNI 06-4829-2005.

Dinding parit dengan kondisi tanah kurang baik harus digali tahap demi
tahap, untuk menghindari runtuhnya material dinding parit (lubang galian).
LEBAR GALIAN
Secara umum, lebar galian minimum harus sesuai dengan syarat konstruksi
sehingga proses dapat terus berlangsung.
Lebar galian untuk keperluan pemasangan pipa PE dapat berkurang
dibandingkan keperluan untuk pemasangan pipa tipe lain, karena pengelasan
“butt” atau elektrofusi dilakukan di atas tanah kemudian pipa yang sudah
tersambung diletakkan ke dalam galian. Demikian juga untuk pipa diameter
kecil dalam bentuk coil bisa disambung di atas tanah dan kemudian
diletakkan di dalam galian.
Lebar galian minimum harus mencakup untuk pemadatan bahan penyangga
samping.

 18
Rekomendasi Lebar Galian
Pipe diameter (mm) Minimum trench (mm)
16 to 63 150
75 to 110 250
125 to 315 500
355 to 500 700
630 to 710 910
800 to 1000 1200

Lebar maksimum galian harus dibatasi sedapat mungkin tergantung kondisi


tanah. Hal ini penting baik secara ekonomis maupun untuk penambahan
bagian penyangga samping.
Apabila terdapat galian-galian atau tanggul-tanggul yang lebar maka pipa
harus dipasang pada 75 mm lapisan yang dipadatkan atau bahan yang padat
seperti yang ditunjukkan pada diagram.
PELINDUNG
Pipa harus diletakkan pada lapisan padat, tebal 75 mm, dengan memenuhi
kondisi berikut :
a. Tanah terseleksi, bebas dari batu-batuan atau benda-benda tajam
kurang dari 13.2 mm
b. Batu kerikil atau batuan dengan yang diperbolehkan sampai ukuran
maksimum 15 mm.
c. Bekas galian yang bebas dari batu dan pecahannya tidak mengandung
tanah liat lebih besar dari 75 mm yang mampu mempengaruhi
pemadatan.
Pastikan bahwa fitting-fitting, flange dan perlengkapan lainnya tidak
menyentuh tanah aslinya (dinding lubang).
PENYANGGA
Bahan yang digunakan untuk penyangga harus disesuaikan dengan
kebutuhan pada bahan pelindung. Bahan untuk penyangga harus dipadatkan
dengan rata setebal 75 mm untuk pipa sampai dengan 250 mm dan 150 mm
untuk pipa berdiameter 300 mm ke atas.

TIMBUNAN
Pada saat bagian pengisi sudah diletakkan dan dipadatkan sesuai yang
dibutuhkan di atas pipa, bahan timbunan dapat menggunakan bahan bekas
galian. Sisa dari galian atau pengisian tanggul dapat dilaksanakan dengan
menggunakan tanah galian. Penimbunan lubang galian tidak boleh
menggunakan bahan-bahan yang keras (seperti batu bata, batuan dan
sebagainya). Ukuran dari partikel maksimum 75 mm. Pada saat pipa PE
dipasang di tempat-tempat yang mempunyai tekanan luar yang sangat tinggi,
maka bahan penimbun harus mempunyai standar yang sama sebagai bahan
pelindung dan bahan lapisan.Diperlukan untuk menunda penimbunan tahap
akhir setelah pemadatan di sekeliling pipa sampai cuaca lebih dingin untuk
membiarkan pipa kontraksi. Mechanical join seperti flange harus tetap
diekspose sampai pipa ditest. Pipa tidak boleh ada yang tertimbun dimana
akan menyebabkan kemungkinan masuknya air pada waktu hujan, dsb yang
akan mengisi bagian-bagian yang kosong dan menyebabkan pipa terapung
kecuali ditimbun dengan ketinggian beberapa kali diameter pipa.Metode
penempatan sisa galian pada penimbunan galian akan bergantung pada

 19
lokasi jalur pipa apakah berada di daerah bebas lalu lintas atau di bawah
jalan raya. Apabila berada di jalan raya akan lebih baik untuk meneruskan
penimbunan dan pemadatan dengan kualitas material timbunan yang
berkualitas bagus sampai batas lapisan aspal.Pemadatan yang berat dan
penimbunan tidak diperbolehkan tanpa sedikitnya 300 mm bahan pelindung
penutup jalur pipa.Adalah sangat penting bahwa tingkat pemadatan yang
sesuai dengan SNI 06-4829-2005 harus dicapai seperti pipa PE yang memiliki
struktur fleksible.Plat bergetar untuk pemadat tidak boleh digunakan sampai
terdapat lapisan timbunan tanah setebal 300 mm di atas pipa PE.Pita atau
penanda, harus diletakkan pada lapisan timbunan yang telah dipadatkan
setebal 150 mm.

6. BAHAN PIPA
a. Maksud petunjuk ini dapat mencakup beberapa jenis pipa. Pipa yang
bahannya tidak diberi persyaratan didalam pasal ini harus dipasang dengan
cara yang sama sesuai dengan jenis pipa yang terdaftar. Misalnya, pipa besi
bergalvanis ( GIP ) yang harus dipakai maka pemasangan dengan cara
Sambungan flange maupun ulir / Socket yang telah di syaratkan, untuk pipa
HDPE sesuai dengan persyaratannya, memakai Standar SDR 17 PN 10
b. Pipa Besi Bergalvanis ( Galvanis Iron Pipe )
Pipa baja dengan diameter sampai 150 mm harus sesuai persyaratan BS 1387 /
1985 atau standar yang sejenis, dan harus galvanis. Accessories pipa GIP harus
terbuat dari besi tempa galvanis yang sesuai dengan BS 143 dan BS 1256 ulir
dalam. Ujung pipa harus berulir dengan taper thread sesuai ISO R7. Apabila
Accessories flange ditentukan terbuat dari besi ductile atau cor, accessories
dapat diadakan sebagai pengganti.

7. PEMASANGAN PIPA DALAM TANAH


a. Menurunkan Pipa Kedalam Lubang Galian
Peralatan yang memadai, dan memuaskan Direksi harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa / Kontraktor juga aman dan tepat untuk melaksanakan pekerjaan.
Semua pipa yang berbeda sambungan dan accesories diturunkan ke lubang
galian tanah jalur pipa harus secara hati-hati, satu persatu dengan cara diderek,
dengan tali atau dengan peralatan yang memadai sedemikianrupa sehingga
dapat menghindari kerusakan pipa, lumuran pelindung serta
pasangan bangunan pelengkapnya. Dalam kedudukan bagaimanapun, pipa

 20
tidak boleh dijatuhkan atau ditumpuk-tumpuk di dalam lubang galian tanah
jalur pipa. Bila terjadi kerusakan pada pipa, dan accesories atau perlengkapan
selama pelaksanaan pekerjaan, secepatnya kerusakan tersebut dilaporkan /
diberitahukan kepada Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas.
Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
cara perbaikannya atau menolak sama sekali bahan yang telah rusak tersebut.
b. Penelitian Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan accesories harus diperiksa dengan teliti, pecah atau ada
kerusakan lain, ketika diletakkan di atas lubang galian sebelum dilaksanakan
pemasangan. Ujung spigot diperiksa dengan ketelitian khusus karena di daerah
tersebut sering terjadi kerusakan berat akibat pengangkutan. Pipa dan
accessories yang rusak disisihkan agar dapat diperiksa Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas dan diberikan petunjuk cara perbaikannya
atau ditolak.
c. Membersihkan Pipa dan Accesories
Semua gumpalan, kotoran atau lumuran yang berlebihan harus dibuang dari
socket dan spigot ujung setiap pipa. Bagian luar spigot serta bagian dalam
socket harus dibersihkan, dikeringkan, pipa dalam keadaan bersih sebelum
dilaksanakan pemasangan pipa.
d. Pemasangan Pipa
Sebelum Pemasangan Pipa, agar dijaga tidak ada benda asing didalam pipa
yang sedang dipasang, selama pelaksanaan tidak boleh ada kotoran apapun
yang terdapat dalam pipa.
a. Setiap pipa dipasang didalam lubang galian tanah jalur pipa, unjung
spigot, satu garis sumbu dengan ujung socket. Ditekan masuk serta
didudukan tepat pada garis dan kemiringannya.
b. Pipa diperkokoh kedudukannya dengan bahan urug yang telah disetujui
dipadatkan dibawahnya kecuali pada socketnya. Harus diperhatikan
dan dijaga agar tidak ada kotoran masuk ke ruang sambungan.
c. Pada saat pemasangan pipa terhenti, ujung pipa yang terbuka ditutup
dengan cara yang disetujui Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas
d. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa yang akan dimasukkan kedalam sambungan cabang
(tees) atau accesories, harus dilaksanakan dengan cara yang baik dan
benar tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa dan kelurusannya,
serta ujungnya rata bersudut siku terhadap sumbu pipa.
e. Ujung Socket Menghadap Kearah Pemasangan
Pipa harus diletakkan dengan ujung socket mengarah kearah
pemasangan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas. Bila pipa dipasang dengan
kemiringan lebih dari 10% ( sepuluh prosen ), pemasangan dimulai
dari bawah, dan dilanjutkan keatas dengan ujung socket pipa
menghadap keatas.
f. Keadaan Pemasangan Pipa Yang Tidak diijinkan
Lubang galian tanah jalur pipa diperiksa oleh Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas, baru dimulai pemasangan pipa
setelah ada ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas. Tidak boleh ada pipa yang terpasang apabila
menurut pendapat Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan

 21
Pengawas kondisi galian tanah jalur pipa secara teknis tidak
memungkinkan.
g. Isolasi Pipa
Bila diperlukan sambungan pipa yang berlainan bahannya, dilakukan
dengan diberi isolasi sesuai dengan Gambar Detail Junction / Detail
Sambungan.
h. Sambungan Ulir
Semua aliran pipa harus sesuai dengan persyaratan ISO/R7 tabel 2
"Pipa gas berulir dan sambungan yang diulir dengan tekanan
sambungan yang ketat pada uliran".
- Semua sambungan ulir harus bersih irisan mesin, dan semua
pipa harus diperluas (alurnya) sebelum penyambungan. Setiap
panjang pipa yang akan disambung harus dibolak-balik ujungnya
dan diketok-ketok agar kotoran dan kerak dapat terlepas.
- Sambungan ulir dibuat dengan menggunakan larutan untuk ulir
yang bermutu baik dan digunakan hanya pada ulir pejantan /
spigot. Setelah terpasang, sambungan ini tidak dibuka kembali,
kalau tidak sambungan itu akan patah ulirnya dibersihkan dan
diberi larutan baru / seal tape lagi. Semua sambungan harus
kedap udara.

8. URUGAN KEMBALI
Urugan kembali tidak boleh dijatuhkan di atas bangunan atau pipa. Bahan
yang dipakai untuk urugan kembali adalah bahan pilihan, bebas dari rumput
akar, semak-semak dan tumbuhan lainnya. Bahan untuk urugan dilaksanakan
setebal 20 cm dipadatkan dan harus bebas dari batu-batuan, bekas bongkaran,
gumpalan tanah yang berukuran maksimum lebih kecil dari 5 cm. Khusus untuk
pekerjaan urugan pasir harus sesuai dengan yang tertera dalam Gambar
Rencana Kerja.
a. Urugan Kembali Lubang Galian Tanah Jalur Pipa
- Lubang galian tanah jalur pipa harus diurug kembali dengan bahan
pilihan atau yang didatangkan, ataupun dengan bahan yang digali di
daerah jalur pemasangan pipa, seperti yang tertera dalam Gambar
Rencana Kerja. Bila tanah yang digali tersebut tidak cukup baik
menurut pendapat Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan
Pengawas, bahan belian ( borrow ) yang disetujui Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas yang harus dipakai. Bahan belian
yang diperintah Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan
Pengawas akan dibayar terpisah dengan dasar harga satuan
penawaran bila telah ditentukan. Bila tidak perhitungan biaya sesuai
dengan harga pertimbangan bersama. Bahan tersebut harus
dipadatkan 90% ( sembilan puluh prosen ) dari kepadatan
maksimum bila parit itu akan terletak di bawah bangunan dan 85%
( delapan puluh lima prosen ) dari kepadatan maksimum di tempat
lain. Pemadatan dihasilkan dengan cara dipadatkan, atau
menggunakan air yang memadai sesuai dengan standar dimana
diperlukan penggetar beton antara pipa dan sisi galian tanah jalur
pipa.

 22
- Tidak boleh kurang dari 4 ( empat ) jam sesudah bagian pertama
urugan kembali diletakkan seperti yang disyaratkan di atas mengurug
sisi lubang Galian tanah jalur pipa, kecuali pada sambungan-
sambungan atau mengikuti tata cara pengujian. Sisa lubang galian
tanah jalur pipa diisi dengan bahan urugan pilihan dari hasil galian
serta diletakkan berlapis-lapis secara horizontal. Setiap lapisan harus
dibasahi, dipadatkan, digenangi air, digiling atau pemadatan cara lain,
sampai 90% ( sembilan puluh prosen ) dari kepadatan
maksimum bila galian tanah jalur pipa akan dibawah bangunan, dan
85% ( delapan puluh lima prosen) dari kepadatan maksimum di
tempat lainnya. Apabila bahan urugan kembali berpasir atau
berbutir- butir alamiah dan lubang galian tanah jalur pipa, tidak
terletak dibawah bangunan, pelaksanaannya tidak perlu berlapis-
lapis, maka pemadatan secara menggenangi atau mengguyur.
Melakukan dengan cara terakhir ini harus disetujui oleh Instansi yang
berwenang menangani jalan raya atau jalan umum. Sisa urugan
kembali dipasang berlapis-lapis tidak lebih dari 20 cm. Setiap lapisan
digenangi, diguyur dan dipadatkan hingga padat secara menyeluruh,
sebelum dipasang lapisan berikutnya. Sebelum penggenangan dan
pengguyuran tersebut, pipa harus terisi air agar tidak terapung
naik.
9. PENGECATAN
a. Permukaan yang telah dicat dan dilamuri rusak atau luntur sewaktu
pemasangan harus diperbaiki sampai seperti dalam keadaan semula atau
seperti yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas .
b. Permukaan yang tampak harus selesai dicat sesuai dengan petunjuk di
Gambar Rencana Kerja atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas.
10. PENGUJIAN DAN PEMBILASAN JALUR PIPA
UMUM
Penyedia Jasa / Kontraktor bertanggung jawab mengadakan peralatan, tenaga
kerja dan bahan yang diperlukan untuk menguji dan membilas jalur pipa, dan
bangunan pelengkapnya.
PEMBERSIHAN DAN PEMBILASAN AWAL
Sebelum pengujian / Pengetesan Kuat Tekan Pipa / Tekanan Statis, seluruh jalur
pipa harus dibilas sampai bersih.
PEMBILASAN JARINGAN PIPA
Sebelum digunakan untuk pelayanan, semua jalur pipa dan jalur pipa yang
telah ada yang akan disambung harus dibilas dan dibersihkan dari segala
macam kotoran yang terdapat didalam jalur pipa oleh Penyedia Jasa /
Kontraktor. Sampai benar – benar bersih dan telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas, dan dituangkan dalam Berita
Acara.

 23
C. MEMBONGKAR DAN MEMASANG KEMBALI PERKERASAN JALAN
1. PERMUKAAN
Permukaan jalan rusak karena pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa yang
ditentukan dalam kontrak harus dikembali sesuai dengan keadaan semula / lebih
baik oleh Penyedia Jasa / Kontraktor sesuai dengan persyaratan, peraturan dan
pelaksanaanya dibawah pengawasan Instansi yang berwenang. Apabila jalur
pengerasan jalan kurang dari 1 meter sisanya antara lubang galian tanah Jalur
Pipa dengan saluran irigasi / drainase harus dibongkar ( semua ) dan akan diganti
dengan pengerasan pengganti yang baru. Pembongkaran permukaan perkerasan
Penyedia Jasa / Kontraktor tidak boleh menggunakan peralatan yang akan
merusak pengerasan sampingnya. Pengerasan permukaan dari beton harus
dipotong dengan peralatan gergaji beton sedangkan pondasi yang dari beton sama
dibawah permukaan aspal beton ( Asphalt Beton Mix ) tidak perlu dipotong
dengan gergaji. Permukaan aspal beton harus dibongkar dan dibersihkan dengan
baik dan benar sesuai petunjuk dari Instansi yang berwenang dan Direksi Pekerjaan
/ Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas.
2. JALAN BETON, JALAN ASPALT DAN TEPI SALURAN / DRAINASE
Jalan beton,jalan aspalt dan tepi saluran irigasi / drainase dan yang dibuat dari
beton diperlukan dibongkar untuk melaksanakan pekerjaan menurut kontrak harus
dibongkar sedekat mungkin dengan tanda batas dan harus dipasang kembali
dengan macam yang sama atau lebih baik oleh Penyedia Jasa / Kontraktor sesuai
dengan persyaratan, peraturan dan pengaturan, dibawah pengawasan Instansi
yang berwenang dan Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas.
Jalan Rabat menggunkan K175 untuk jalan aspalt Hotmix
3. PERMUKAAN KEMBALI SEMENTARA
Setelah selesai pengurugan kembali sebagian jalur pipa di daerah pengerasan
jalan, permukaan kembali darurat dengan batu yang bergradasi minimal setebal
20 Cm harus ditebarkan di atas galian tanah jalur pipa yang telah diurug kembali
dan dipelihara oleh Penyedia Jasa / Kontraktor dengan biaya sendiri. Setelah
selesai sebagian Kegiatan secara menyeluruh, namun jalur pipa belum diuji,
permukaan sementara tersebut harus diganti dengan permukaan permanen.

D. PENGADAAN PIPA, BENDA SAMBUNGAN ( ACCESSORIES ) & KATUP ( VALVE )


UMUM
a. Keahlian
Semua pekerjaan harus dikerjakan secara baik dan benar / professional sesuai
dengan syarat – syarat teknis yang tercantum dalam kontrak disamping
memeperhatikan semua petunjuk dari pabrikan ( pipa dan accessories ) Lubang
baut harus bermuka rata dan bidang permukaan yang tampak harus kelihatan
rapi. Semua unsur dibuat dengan teliti mengikuti ukuran standar sehingga
memudahkan perbaikan dan penggantian. Bidang permukaan yang perlu dicat
atau dilamuri guna melindungi terhadap karatan, harus halus, bebas dari
pinggiran - pinggiran tajam, bakaran dan penyinaran serta semua pekerjaan
pengelasan harus diasah sampai halus, pinggiran dan sudut-sudut bagian
bangunan harus dirapikan. Semua batangan yang berbentuk bulat, profil dan
plat baja harus bersih dan lurus sebelum dikerjakan. Pelurusan dan perataan
kalau perlu harus diproses dengan cara yang tidak menimbulkan cacat pada
logam yang akan digunakan, tekukan dan belokan tajam tidak dibenarkan, baja
yang dipanasi setempat harus diperkuat sekalipun dipakai untuk bagian yang

 24
kurang berarti . Bagian - bagian yang telah selesai dikerjakan harus lurus dan
rapi tanpa puntiran, bengkokan dan sambungan menganga / tidak sempurna.
Penyedia Jasa / Kontraktor harus menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas seluruh bahan bahan tersebut untuk
mendapatkan persetujuan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
b. Lamuran Pelindung
Semua peralatan harus diberi lamuran pelindung yang bermutu buatan
Pabrik yang punyai nama baik kecuali ditentukan lain.
c. Piringan
Kecuali disetujui lain, semua piringan peralatan dan perlengkapan dengan
memenuhi persyaratan ini harus sesuai dengan ukuran-ukuran dan lubang baut
di dalam daftar berikut ini :

DAFTAR PIRINGAN (Ukuran Milimeter)

Diameter
Nominal D C Jumlah Lubang Baut Keterangan
(DN) (d)
No.

15 95 65 4 14 12 DN Diameter
20 105 75 4 14 12 Nominal
25 115 85 4 14 12 Pipa
40 150 110 4 18 16
50 165 125 4 18 16 D Diameter
80 200 160 4 18 16 Luar
100 220 180 8 18 16 Piringan
125 250 220 8 18 20
150 285 240 8 23 20 C Diameter
200 340 295 8 23 20 Lingkaran
250 395 350 12 23 20 Kedudukan
300 445 400 12 23 20 Baut
350 505 460 16 23 24
400 565 515 16 27 24 D Diameter
450 615 565 20 27 24 Lubang
500 670 620 20 27 24 Baut
Garis sumbu lubang baut berdiri vertikal pada piringan
d. Packing Piringan
Kecuali ditunjukkan cara lain, packing sambungan piringan harus terbuat dari
karet yang mengandung asbes atau kain, tebal minimum 2 mm. Packing untuk
piringan buntu harus karet yang mengandung kain dan menutupi penuh
bidang permukaan piringan buntu / tanpa lubang / blank flange tersebut.
e. Pengelasan
Semua permukaan yang akan dilas harus bebas dari kerenggangan, karat, cat
dan benda – benda lain. Pengelasan harus menggunakan prosedur
pengontrolan dengan mesin otomatis. Pengelasan harus sesuai dengan praktek
pengelasan yang baik dengan mempertimbangkan ketebalan bahan dan bagian
yang di las. Setiap selesai pengelasan, maka sisi las harus dibersihkan untuk
menghilangkan penyusutan dan dibersihkan dengan sikat kawat untuk

 25
membersihkan dari kotorran, kerak sebelum selesai dikerjakan. Semua las harus
seragam, rapi, halus, rata dan bebas dari kerak bekas pengelasan. Penampakan
sisi dan ujung las harus rata dengan logam dasarnya. Dalam perakitan dan
selama pengelasan komponen – komponen yang membentuk bagian bagian
yang akan dibangun harus dikencangkan dengan klemp atau cara lain yang
cocok untuk menahan komponen tersebut pada posisi yang benar dan
menyambung dengan kuat.
f. Pelumas
Penyedia Jasa / Kontraktor menyediakan semua peralatan dengan pelumas
yang sesuai. Semua pelumas harus seperti yang dianjurkan oleh Pabrik.
Penyedia Jasa / Kontraktor harus membatasi dari berbagai jenis pelumas
melalui Pabrik hingga mencapai jumlah paling sedikit dari berbagai jenis
pelumas tersebut,dengan mendapat persetujuan dari Pabrik Penyedia Jasa /
Kontraktor harus menyerahkan 3 ( Tiga ) daftar pelumas yang sesuai kepada
Pengguna Jasa. Setelah konsolidasi untuk setiap item peralatan dan perkiraan
jumlah pelumas yang diperlukan untuk operasional satu tahun penuh dengan
pertimbangan bahwa peralatan akan beroperasi secara terus menerus.

PIPA
a. Umum
- Bidang Lingkup
Penyedia Jasa / Kontraktor harus mengadakan dan mengirimkan pipa,
benda sambungan, bahan - bahan penyambung dan perlengkapan seperti
yang dipersyaratkan. Kecuali ditentukan lain dalam Syarat – syarat Teknis
dalam kontrak ( R.K.S ) Penyedia Jasa / Kontraktor harus mengadakan pipa
dibuat dari sesuatu bahan yang disyaratkan disini, ukuran-ukuran yang
ditentukan seperti berikut ini :
- Pipa HDPE SDR 17 PN 10
- Pipa GIP Spindo Medium A
Semua Gate valve PN 10 berukuran Ǿ 50 mm atau kurang harus disediakan
dengan kopling union ( brass ). Sambungan pipa katup yang cocok untuk
pemasangan secara ditanam.
Semua sambungan peralihan ukuran (Reducer) yang diperlukan pada
sambungan cabang ( tee ) serta pada tempat lain harus sama dengan
diameter yang disyaratkan yang ditentukan diameter standar pabrik.
Semua sambungan peralihan ukuran dan sambungan peralihan bahan
( adaptor ) yang dibutuhkan harus disediakan Penyedia Jasa / Kontraktor.
- Ulir pipa harus sesuai dengan ISO-R-7 "Uliran pipa yang terdafttar sebagai
pipa gas dan sambungan yang berulir".
- Perencanaan
Semua pipa dan perlengkapannya harus sesuai untuk pemasangan di
daerah beriklim tropis basah dimana Suhu layanan air sebesar 32 sampai
dengan 35°C tekanan kerja normal 8 Kg / Cm2 tropis beriklim lembab. Pipa
akan digunakan sampai uji tekanan hidrostatis maximum 10 Kg / Cm2 bila
terpasang di lapangan.
Untuk mengikuti persyaratan, standar berikut ini yang dipakai :
a. Pipa HDPE SDR 17 PN 10.
b. Accessories HDPE dan GIP galvanis
c. Pipa GIP SII Medium A spindo
- Dibandingkan dengan salah satu perundangan Standar Nasional pada

 26
persyaratan ini diharapkan mengikuti bentuk susunan, macam dan mutu
yang bersifat umum. Barang-barang tersebut dapat diadakan sesuai dengan
Standart Internasional yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan /
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas yang bermutu secara menyeluruh
sedikitnya sama dengan persyaratan standar yang telah ditentuka.
- Gambar Dagang.
Sebelum dibuat di Pabrik dan dikirim, Penyedia Jasa / Kontraktor harus
menyampaikan Gambar dagang kepada Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas guna mendapatkan persetujuan gambar dagang
tersebut untuk semua jenis pipa berikut accessoriesnya, yang terdiri dari :
1. Macam bahan yang dipakai, ukuran - ukuran, ketebalan, panjang,
macam benda-benda khusus, bentuk, rupa, kelas, batas toleransi dan
mutunya, dan pada setiap luar pipa dan accessories harus diberikan
tanda yang jelas mengenai Diameter Nominal, Kelas / Seri, Nama
Pabrik, Merk dan Tanggal Pembuatan.
2. Barang - barang yang dibuat berdasarkan standar mana.
3. Gambar pemasangan yang lengkap, yaitu gambar perincian - perincian
benda-benda khusus, sambungan peralihan bahan dan
penyambungannya.
4. Tata cara pengujian.
5. Cara pelamuran dan pemasangan agar mengikuti petunjuk yang ada.
KATUP ( VALVE )
a. Umum
- Penyedia Jasa / Kontraktor harus mengadakan semua katup seperti yang
disyaratkan, atau yang tertera pada Daftar Perincian Biaya. Semua katup
harus seukuran yang disyaratkan dan sejauh kemungkinan, katup yang
bercorak sama harus dari satu Pabrik.
- Semua katup harus bertanda Pabriknya, tekanan kerjanya, diameter dan
arah aliran, tercetak pada badannya.
- Katup berukuran Ø 50 mm atau lebih kecil harus dari perunggu / brass.
Kecuali ditentukan lain, kecuali roda pemutarannya dari besi cor atau besi
lunak, dan dilengkapi dengan uliran ujung. Bila katup tersebut digabungkan
dengan pipa PVC, harus digunakan packing isolasi / valve socket.

- Semua flange harus sesuai dengan ukuran-ukuran yang yang telah


ditentukan dalam gambar.
- Tabung - tabung packing ( Stuffing boxes ) harus dari jenis (type) gelang
"0" atau jenis pembungkus ( packing ), jika tidak ada ketentuan lain.
Penyedia Jasa / Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja / shop drawing
kepada Direksi Pekerajaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas untuk
disetujui,dan semua Katup harus dirancang untuk tekanan kerja sebesar
minimal 10 Kg / Cm2
b. Katup Pembuka ( Gate Valve PN 10 )
- Katup pembuka harus cor-coran terusan yang lurus badannya terbuat dari
besi cor ( Cast Iron ) katupnya dilapisi kuningan terdiri dari kuningan
rangkap atau dari baja kokoh dan bercorak tangkai yang tidak dapat
timbul. Katup ini harus mengikuti persyaratan katup untuk air dan cairan
lainnya ( AWWA C-500 ) atau standar Internasional lain yang dapat diterima
dan direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10 Kg / Cm2.

 27
- Katup yang berukuran sampai dengan Ø 50 mm, diperlengkapi dengan
penyambungan biasa ( Union Coupling ) dan yang berukuran lebih besar
dengan berujung piringan ( Flange ). Benda penyambungan ( Coupling ) dan
packing karet atau benda sambungan peralihan ( Adaptor ) diadakan
Penyedia Jasa / Kontraktor atau oleh Penyalur / Supplier yang menyediakan
bahan katup dan pipanya, kalau perlu akan melaksanakan pekerjaan
penyambungan tersebut.
c. Katup Pelepas Udara dan Katup Hampa Udara (Air Valve)
- Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat
dari besi cor ( CAST IRON ), pelampung dari baja tanpa cacat, dan
direncanakan untuk tekanan kerja minimal 10 Kg / Cm2.Katup mempunyai
katup penutup secara menyeluruh yang digunakan selama
pemeliharaannya.
- Semua unsur yang bergerak dibuat dari baja tanpa cacat atau dari
perunggu.
- Katup yang bermulut lebar ( pemecah kehampaan ) mempunyai lubang
yang mempunyai kedapan berbentuk bola, terbuka penuh bila ruang katup
kosong dan tertutup rapat dengan sendirinya bila ruangannya penuh
dengan air.
- Katup bermulut kecil ( pelepas udara ) digerakkan terapung dan tertutup
ruang katupnya bila penuh dengan air.
- Katup bermulut rangkap adalah bersifat gabungan keduannya; katup
bermulut kecil dengan katup bermulut lebar. Katupnya akan kehabisan
kantong-kantong udara yang kecil-kecil bila jaringan kena tekanan, terbuka
penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan tertutup rapat dengan
sendirinya, bila ruangnya penuh dengan air.
- Setiap katup diuji dibawah tekanan hidrostatis minimal 10 Kg / Cm2 dan
tanpa kebocoran.
E. PENGECATAN
UMUM
a. Warna cat yang disyaratkan disini atau tertera dalam gambar adalah
sementara. Kontraktor harus menyampaikan contoh warna buatan pabrik
kepada Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas untuk pilihan
akhir sebelum memulai pekerjaan pengecatan.
b. Penyedia Jasa / Kontraktor dapat mengganti bahan cat lain yang ditentukan
disini setelah menerima untuk pertama kalinya ijin tertulis dari Direksi
Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas.
c. Bila ditentukan ada pilihan cara pengecatannya, maka kemampuan
kontraktorlah yang memilih antara pilihan tersebut.
d. Kecuali ditentukan lain, cat dasar dibawah lamuran dan caranya seperti yang
dianjurkan pabrik persyaratan cat akhir atau menggantikannya yang dapat
dibenarkan.
e. Bahan cat dikirim ke lapangan pekerjaan harus didalam tempatnya dalam
keadaan yang tertutup yang berasal dari Pabrik serta daftar semua nomer
adonan disampaikan kepada Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
f. Petunjuk pabrik harus diikuti benar-benar, cara penambahan pada semua
pengecatan. Dalam hal ada perbedaan antara saran Pabrik dengan pasal
persyaratan ini, Penyedia Jasa / Kontraktor harus menyampaikan perbedaan
tersebut agar Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas dapat

 28
memperhatikan dan akan memberi perintah tertulis yang betul.
g. Secata praktis setiap cat termasuk cat dasar harus berbeda warnanya
h. Semua bahan yang dicat harus tunduk ketentuan peraturan umum untuk bahan
bangunan NI-3 pasal 34-37
i. Setiap pengecatan harus menghasilkan selaput kering dengan ketebalan
minimal 0,05 mm.
j. Cat tidak boleh dibubuhkan pada waktu keadaan udara tidak seperti biasanya
atau yang luar biasa, seperti berkabut, hujan, angin, suhu kelembaban tinggi
yang tidak lazim, berdebu atau udara berasap
k. Kecuali ditentukan lain, setiap lamuran mengering dalam waktu minimal 24 jam
sebelum lamuran berikut dibubuhkan
l. Pengecatan secara ditaburkan ( Spray ) atau disemprotkan ( Zand blasting )
dibimbing pada keadaan yang diawasi, Penyedia Jasa / Kontraktor bertanggung
jawab penuh setiap cacat pada pekerjaan yang ada didekatnya atau yang
tergabung dengannya, dikarenakan akibat pengawasan pengecatan atau
penyemprotan yang tidak baik.
m. Kain penutup / kertas karton dipasang pada tempat yang ditentukan guna
melindungi lantai atau peralatan dari percikan atau tetesan cat
n. Setiap lamuran diperiksa oleh Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan
Pengawas sebelum lamuran berikutnya dibubuhkan, bidang yang kedapatan
menurun, mengalir, saputan yang berlebihan, kasar, kurang tebal, atau tanda –
tanda lain pembubuhan yang tidak betul harus diperbaiki atau dicat kembali
seperti yang dperintahkan Direksi Pekerjaan / Pengguna Jasa/ Konsultan
Pengawas.

F. PERATURAN K3

KETENTUAN PELAKSANAAN K3
A. Ketentuan administrasi
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia Jasa
Konstruksi, yaitu :
1. Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
2. Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain
yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja,
selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3. Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja
tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4. Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam
organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang
dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5. Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan
keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah
diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan pengumuman,
papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.

 29
7. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan
cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan keselamatan
kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
 Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga
K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk
dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh
(full-time) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan
mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi
dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit
pembina K3.
3. Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) tersebut ini
merupakan unit struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola
oleh pengurus atau penyedia jasa.
4. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama
dengan panitia pembina keselamatan kerja (P2K3) ini bekerja sebaik-
baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta
bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
5. Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
a. Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
(P2K3) : fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b. Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan
kerja (P2K3) dalam segala hal yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.
c. Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek
mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan -kegiatan keselamatan
dan kesehatan kerja.
 Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :

1. Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya


harus dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2. Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja,
pekerja masing-masing dan

b. Menunjukkangambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-


sebabnya.
 Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan

 30
Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan
harus dibuat sebelumnyauntuk setiap proyek yang meliputi seluruh
pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-
alat komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi, dimana :
1. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja
pertama kali (pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan
penekanan pada kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada
pekerjaan tersebut.
2. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan
disimpan untuk referensi.
3. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba,
harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik
dalam pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
4. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan
di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban
udara dan lain-lain.
5. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan
obat untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan
perlengkapan PPPK.
6. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain
selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
7. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
8. Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur
dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
9. Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
10. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain,
alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
11. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan
adanya risiko tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus
selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
12. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
13. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel ditempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK,
ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat
dimana dapat dicari petugas K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon / memanggil ambulans,
nomor telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.
 Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja
Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus
sudah diantisipasi sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa
mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek.

 31
Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang
perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang.
Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip -prinsip kegiatan
kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana,
sumber daya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan
biaya yang wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa
perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini
agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan
pengawasannya.
B. Ketentuan Teknis Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi bangunan gedung,
Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan.
 Tempat kerja dan peralatan
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek
terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut :
1. Pintu masuk dan keluar
a. Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-
tempat kerja.
b. Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara
dengan baik.
2. Lampu / penerangan
a. Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah
bahaya, alat-alat penerangan buatan yang cocok dan
sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk
pada gang-gang.
b. Lampu-lampu harus aman, dan terang.
3. Ventilasi
a. Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi
yang sesuai untuk mendapat udara segar.
b. Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan
dari udara yang dikotori oleh debu, gas-gas atau dari
sebab-sebab lain; harus dibuatkan ventilasi untuk
pembuangan udara kotor.
c. Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan
debu, gas yang berbahaya, tenaga kerja harus
disediakan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya-
bahaya tersebutdi atas.
4. Kebersihan
a. Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan
lagi harus dipindahkan ke tempat yang aman.
b. Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau
dibengkokkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
c. Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan

 32
karena benda-benda tersebut dapat menyebabkan
kecelakaan, misalnya membuat orang jatuh atau
tersandung (terantuk)
d. Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh
dibiarkan bertumpuk di tempat kerja.
e. Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli
atau sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir,
abu atau sejenisnya.
f. Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah
dipakai harus dikembalikan pada tempat penyimpanan
semula.
 Perlengkapan keselamatan kerja
Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja
dalam melaksanakantugasnya antara lain sebagai berikut :
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari
benturan benda keras selama mengoperasikan atau memelihara
AMP.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan
terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan
benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi
mata pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau
serbuk material keras lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang
operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap
dipakai.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan
yang berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya
membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya.

Gambar 4.1. Perlengkapan keselamatan kerja


C. Pedoman untuk pelaku utama konstruksi
 Pedoman untuk manajemen puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk
mengurangi biaya karena kecelakaan kerja, antara lain :

 33
1. Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer
lapangan. Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi
terhadap program keselamatan kerja yang telah diterapkan.
2. Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang
keselamatan kerja dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan
pelaksanaan monitoring dan pengendalian mengenai biaya dan
rencana penjadualan pekerjaan.
3. Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan
dan mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang
dilaksanakan.
4. Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat
memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan dalam kondisi aman.
5. Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang
keselamatan kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang
ada pada masing masing divisi (bagian) untuk program keselamatan
kerja.
 Pedoman untuk mandor
Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi dengan :
1. Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda,
misalnya dengan tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja
sendiri secara langsung atau tidak menempatkannya bersama-sama
dengan pekerja yang lama dan kemudian membiarkannya begitu saja.
2. Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak
memberikan target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan
keselamatan dan kesehatan pekerjanya.
Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor
untuk mengurangi kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
a. Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat
kepentingan dari keselamatan kerja melalui hubungan mereka
yang tidak formal maupun yang formal dengan para mandor di
lapangan.
b. Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam
rapat pada tataran perusahaan

 34
 Pedoman untuk pekerja
Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan
dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi
antara lain adalah :
1. Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
2. Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang
mendukung.
3. Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4. Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
Memahami lingkup kerja yang diberikan.

I. PEKERJAAN LAIN - LAIN


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Penyedia Jasa / Kontraktor harus
selalu menjaga pekerjaannya hal ketertiban, kesopanan dan keamanan lokasi
pekerjaan.
b. Kerusakan bangunan dan prasarana lain akibat adanya pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor.
c. Pemasangan / penggunaan material yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Pengguna
Jasa dengan segala resiko menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa / Kontraktor.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan di laboratorium bahan bangunan maka segala
biaya pemeriksaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa /
Kontraktor.
e. Bahan - bahan bangunan bekas bongkaran yang sudah tidak terpakai menjadi
milik proyek dan harus ditata rapi pada tempat yang akan ditentukan kemudian.
f. Pekerjaan dapat diserah terimakan untuk yang pertama kali ( Proportional Hand
Over / PHO ) setelah pekerjaan selesai 100%, termasuk kebersihan lingkungan
lokasi pekerjaan.

Magelang, Mei 2019


Dibuat Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen
Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Minum ( DAK )

HERI PRACAHYO ,ST.MT


NIP. 19720106 199803 1 004

 35

Anda mungkin juga menyukai