Tugas Promosi Kesehatan
Tugas Promosi Kesehatan
DI SUSUN OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2016
A. Latar Belakang
Klien yang berumur 1 tahun datang ke RSUD Bima dibawa keluarganya dengan
keadaan anak saat masuk RS berat badan kurang dari batas normal dan demam.
Selama dirawat di RSUD Bima 3 hari, berat badan anak tetap sama saat pertama
masuk RS. Dengan latar belakang tersebut sangat diperlukan adanya pendidikan
kesehatan terhadap keluarga tentang perawatan pada anak yang menderita gizi buruk.
B. Tujuan
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang cara mencegah gizi buruk.
C. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam penddidikan kesehatan ini yaitu ceramah, diskusi,
tanya jawab.
D. Sasaran
Sasaran dalam pendidikan kesehatan ini yaitu anak, orang tua dan keluarga pasien
yang menderita gizi buruk.
F. Waktu Pelaksanaan
Judul : Cara Mencegah penyakit gizi buruk anak.
Tanggal pelaksanaan : 30 september 2016
Waktu : 16:00 WITA
Tempat : Di Ruang Perawatan Anak RSUD BIMA
G. Setting Tempat
Pendidikan kesehatan ini dilakukan di Ruang Perawatan Anak dengan setting tempat
sebagai berikut:
Keterangan :
: Mahasiswa
: Sasaran
H. Tahapan Kegiatan
I. Kriteria Evaluasi
Sasaran mampu memahami dan mengerti penjelasan yang diberikan, dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui cara mencegah diare.
J. Daftar Pustaka
Sediaoetama, 2010, Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta, Dian Rakjat
Soetjiningsih, 2001, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, EGC
K. Lampiran Materi
1. Pengertian
Gizi buruk adalah kondisi kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari dalam
waktu yang lama secara berturut-turut hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan
Gizi (AKG).
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro
mengatakan, tiga faktor penyebab anak menderita gizi buruk khususnya balita, yakni
faktor keluarga miskin, faktor ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik
bagi anak, dan faktor penyakit bawaan pada anak, seperti jantung, TBC, HIV/AIDS,
saluran pernafasan dan diare.
b. Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering
dialami oleh balita. Penyebabnya pun beragam, seperti kurang makan,
mengalami infeksi di tubuhnya, bawaan lahir, prematuritas, serta faktor
lingkungan.
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak usia 0-2 tahun. Ciri-ciri umum anak
yang mengalami marasmus yaitu memiliki berat badan kurang dari 60 persen
berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh yang rendah, dan kulit tubuh
yang longgar hingga hanya terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja.
Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih tua dan mengalami diare kronik atau
susah buang air kecil.
c. Marasmik-kwashiorkor
Marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan antara marasmus dan
Kwashiorkor. Kondisi ini cukup serius dikarenakan kondisi marasmus maupun
kwashiorkor menyerang tubuh anak. Bisa digambarkan anak yang mengalami
kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan yang sesuai
dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang tidak mencolok.
Dampak kondisi ini bagi anak adalah penurunan tingkat kecerdasan, rabun
senja, dan anak lebih rentan terkena penyakit infeksi. Pencegahan dapat
dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi berupa sayur mayur, buah-
buahan, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang, dan
jagung serta makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan , dan daging.
Pemberian air susu ibu (ASI) bagi anak sampai usia 2 tahun juga bisa
membantu mencegah terjadinya Marasmik-kwashiorkor.
3. Penyebab
a. Penyebab langsung
Penyakit infeksi
b. Penyebab tidak langsung
Kemiskinan keluarga
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah
Sanitasi lingkungan yang buruk
Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
Selain itu ada beberapa penyebab dari gizi buruk seperti :
4. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam
dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel
yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam
diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Bila diet cukup mengandung karbohidrat,
maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang
jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan kejaringan otot. Makin
berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi
albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati
terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak
dari hati terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.
b. Marasmus
Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Mudah menagis/cengeng atau rewel
Kulit menjadi keriput
Jaringan lemak subkutis sangat sedikit
Perut cekung dan iga gambang
Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
Diare kronik atau konstipasi (susah buang air)
c. Marasmik – kwashiorkor
Adapun Marasmik – kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala
klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.
6. Akibat
Akibat dari penyakit gizi buruk:
a. Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulanginoleh tenaga kesehatan
b. Kurang cerdas
c. Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari normal
d. Sering sakit infeksi seperti batuk, pilek, diare, TBC, dan lain-lain.
7. Pencegahan
a. Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan
rumah menjadi taman gizi
b. Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
PHBS Bidang Gizi yang harus diperhatikan adalah :
Makan dengan gizi seimbang
Minum tablet besi selama hamil
Memberi bayi ASI eksklusif
Mengkonsumsi garam beryodium
Memberi bayi dan balita kapsul dan vitamin A
DAFTAR PUSTAKA