Anda di halaman 1dari 10

PREPLANING PENDIDIKAN KESEHATAN

“PENYAKIT GIZI BURUK”

DI RUANG KEPERAWATAN ANAK RSUD BIMA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MARZIANTI HUSNUL TOHIRAH

NIM : P00620314 019

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN BIMA

TAHUN 2016
A. Latar Belakang
Klien yang berumur 1 tahun datang ke RSUD Bima dibawa keluarganya dengan
keadaan anak saat masuk RS berat badan kurang dari batas normal dan demam.
Selama dirawat di RSUD Bima 3 hari, berat badan anak tetap sama saat pertama
masuk RS. Dengan latar belakang tersebut sangat diperlukan adanya pendidikan
kesehatan terhadap keluarga tentang perawatan pada anak yang menderita gizi buruk.

B. Tujuan
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang cara mencegah gizi buruk.

C. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam penddidikan kesehatan ini yaitu ceramah, diskusi,
tanya jawab.

D. Sasaran
Sasaran dalam pendidikan kesehatan ini yaitu anak, orang tua dan keluarga pasien
yang menderita gizi buruk.

E. Media Dan Alat


Media dan alat yang digunakan yaitu leaflet.

F. Waktu Pelaksanaan
Judul : Cara Mencegah penyakit gizi buruk anak.
Tanggal pelaksanaan : 30 september 2016
Waktu : 16:00 WITA
Tempat : Di Ruang Perawatan Anak RSUD BIMA
G. Setting Tempat
Pendidikan kesehatan ini dilakukan di Ruang Perawatan Anak dengan setting tempat
sebagai berikut:

Keterangan :
: Mahasiswa

: Sasaran

H. Tahapan Kegiatan

Waktu Tahap Respon TTD


5 menit Orientasi :
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Mengingatkan kontrak  Audience ingat
dengan kontrak
 Menjelaskan maksud  Audience
dan tujuan mengerti maksud
 Menanyakan dan tujuan
kesediaaan  Audience siap /
 Apersepsi (menanyakan bersedia
apa yang sudah dan
belum diketahui
audience)
15 menit Kerja :
Menjelaskan isi pendidikan  Menyimak
kesehatan yaitu cara memberi  Mengajukan
asupan gizi yang baik pada pertanyaan
anak gizi buruk dan macam-  Mendengarkan
macam makanan yang bergizi
10 menit Terminasi :
 Melakukan evaluasi  Mendengarkan
 Memberikan  Menjawab
kesimpulan pertanyaan
 Membuat rencana  Menjawab salam
tindak lanjut
 Menutup penkes
dengan membaca
hamdalah
 Memberikan salam
penutup

I. Kriteria Evaluasi
Sasaran mampu memahami dan mengerti penjelasan yang diberikan, dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui cara mencegah diare.

J. Daftar Pustaka

 Sediaoetama, 2010, Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta, Dian Rakjat
 Soetjiningsih, 2001, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, EGC
K. Lampiran Materi
1. Pengertian
Gizi buruk adalah kondisi kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari dalam
waktu yang lama secara berturut-turut hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan
Gizi (AKG).
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro
mengatakan, tiga faktor penyebab anak menderita gizi buruk khususnya balita, yakni
faktor keluarga miskin, faktor ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik
bagi anak, dan faktor penyakit bawaan pada anak, seperti jantung, TBC, HIV/AIDS,
saluran pernafasan dan diare.

2. Jenis-jenis Gizi buruk


a. Kwashiorkor
Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu jenis dari gizi buruk.
Seorang anak yang mengalami kondisi ini memiliki ciri yang khas yaitu terdapat
edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk. Apabila bengkak
itu ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang.
Tidak hanya itu, masih banyak ciri khususnya seperti anak memiliki wajah
yang bulat dan sembab (moon face), timbulnya ruam berwarna merah muda yang
meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak
memiliki nafsu makan, rambut menipis dan berwarna merah seperti rambut
jagung serta mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit.
Untuk mendeteksi anak yang mengalami busung lapar, bisa dilakukan
dengan menimbang berat badan anak secara teratur. Jika perbandingan berat
badan dan umurnya di bawah 60 persen maka anak tersebut bisa dikatakan
terindikasi busung lapar.

b. Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering
dialami oleh balita. Penyebabnya pun beragam, seperti kurang makan,
mengalami infeksi di tubuhnya, bawaan lahir, prematuritas, serta faktor
lingkungan.
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak usia 0-2 tahun. Ciri-ciri umum anak
yang mengalami marasmus yaitu memiliki berat badan kurang dari 60 persen
berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh yang rendah, dan kulit tubuh
yang longgar hingga hanya terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja.
Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih tua dan mengalami diare kronik atau
susah buang air kecil.

c. Marasmik-kwashiorkor
Marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan antara marasmus dan
Kwashiorkor. Kondisi ini cukup serius dikarenakan kondisi marasmus maupun
kwashiorkor menyerang tubuh anak. Bisa digambarkan anak yang mengalami
kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan yang sesuai
dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang tidak mencolok.
Dampak kondisi ini bagi anak adalah penurunan tingkat kecerdasan, rabun
senja, dan anak lebih rentan terkena penyakit infeksi. Pencegahan dapat
dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi berupa sayur mayur, buah-
buahan, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang, dan
jagung serta makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan , dan daging.
Pemberian air susu ibu (ASI) bagi anak sampai usia 2 tahun juga bisa
membantu mencegah terjadinya Marasmik-kwashiorkor.

3. Penyebab
a. Penyebab langsung
 Penyakit infeksi
b. Penyebab tidak langsung
 Kemiskinan keluarga
 Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah
 Sanitasi lingkungan yang buruk
 Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
Selain itu ada beberapa penyebab dari gizi buruk seperti :

1. Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI) pada umur 6


bulan atau lebih
2. Balita tidakmendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah mendapat
makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan
3. Balita tidakmendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada umur 6
bulan atau lebih
4. MP-ASI kurang dan tidak bergizi
5. Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui
6. Balita menderita sakit dalam waktu lama,seperti diare,campak, TBC,
batukpilek
7. Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor.

4. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam
dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel
yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam
diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Bila diet cukup mengandung karbohidrat,
maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang
jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan kejaringan otot. Makin
berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi
albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati
terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak
dari hati terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.

5. Tanda dan Gejala


a. Kwashiorkor
 Edema (pembengkakkan) umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki
dan wajah) membulat dan lembab
 Pandangan mata sayu
 Rambut tipis kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa
rasa sakit
 Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
 Terjadi pembesaran hati
 Otot mengecil (hipotrofi)
 Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang luas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas
 Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
 Anemia dan diare

b. Marasmus
 Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
 Wajah seperti orang tua
 Mudah menagis/cengeng atau rewel
 Kulit menjadi keriput
 Jaringan lemak subkutis sangat sedikit
 Perut cekung dan iga gambang
 Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
 Diare kronik atau konstipasi (susah buang air)

c. Marasmik – kwashiorkor
Adapun Marasmik – kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala
klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.

6. Akibat
Akibat dari penyakit gizi buruk:
a. Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulanginoleh tenaga kesehatan
b. Kurang cerdas
c. Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari normal
d. Sering sakit infeksi seperti batuk, pilek, diare, TBC, dan lain-lain.
7. Pencegahan
a. Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan
rumah menjadi taman gizi
b. Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
PHBS Bidang Gizi yang harus diperhatikan adalah :
 Makan dengan gizi seimbang
 Minum tablet besi selama hamil
 Memberi bayi ASI eksklusif
 Mengkonsumsi garam beryodium
 Memberi bayi dan balita kapsul dan vitamin A
DAFTAR PUSTAKA

o Potter & Perry, 2006. “Fundamental Keperawatan


o Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Cetakan Ke-2. Jakarta: Rineka Cipta
o Nasar, dkk. Ped Tata Kurang Protein. Pkm-IDAI

Anda mungkin juga menyukai