Anda di halaman 1dari 19

BAB I

DASAR TEORI

Metode Decline Curve

Metode Decline Curve merupakan salah satu Metode untuk memperkirakan besarnya
cadangan minyak sisa berdasarkan data–data produksi setelah selang waktu tertentu. Perkiraan
cadangan kumulatif dan cadangan sisa dengan menggunakan Metode ini didasarkan pada data
produksi. Syarat penggunaan Metode Decline Curve adalah :

1. Adanya grafik penurunan produksi.

2. Tidak ada penutupan sumur dalam waktu yang lama.

3. Tidak ada penggantian Metode produksi.

4. Sumur berproduksi dalam jumlah yang konstan

Penurunan laju produksi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya


mekanisme pendorong reservoir, tekanan, sifat fisik batuan dan fluida reservoir. Pada dasarnya
perkiraan jumlah cadangan minyak sisa menggunakan Metode Decline Curve adalah
memperkirakan hasil ekstrapolasi (penarikan garis lurus) yang diperoleh dari suatu kurva yang
dibuat berdasarkan plotting antara data produksi atau produksi kumulatif terhadap waktu
produksinya. Beberapa macam tipe grafik yang dapat digunakan untuk peramalan cadangan
dan produksi hidrokarbon adalah :

1. Laju produksi terhadap waktu (q vs t).

2. Laju produksi terhadap produksi kumulatif (q vs Np).

3. Persen minyak terhadap produksi kumulatif (% oil vs Np).

4. Produksi kumulatif gas terhadap produksi kumulatif minyak (Gp vs Np).

5. Tekanan reservoir terhadap waktu (P vs t).

6. P/Z vs produksi kumulatif (untuk reservoir gas).


Grafik yang umum digunakan adalah tipe pertama (q vs t) dan kedua (q vs Np) dimana
keduanya memberikan pendekatan grafis yang dinamakan Decline Curve , seperti terlihat pada
Gambar 3.7.

Gambar 1.1.
Grafik q vs t pada Analisa Decline Curve

Kurva penurunan (Decline Curve) terbentuk akibat adanya penurunan produksi yang
disebabkan adanya penurunan tekanan statis reservoir seiring dengan diproduksikannya
hidrokarbon. Para ahli reservoir mencoba menarik hubungan antara laju produksi terhadap
waktu dan terhadap produksi kumulatif dengan tujuan memperkirakan produksi yang akan
datang (future production) dan umur reservoir (future life).

Tahun 1927 R.H. Johansen dan A. L. Bollens menemukan Metode Loss Ratio untuk
memperkirakan future performance dan future life. Penggunaan Metode ini berkembang baik
dan dijadikan dasar oleh ahli-ahli reservoir di tahun-tahun berikutnya. Tahun 1935, S.J. Pirson
mengemukakan klasifikasi Decline Curve atas dasar Metode Loss Ratio menurut analisa
matematik menjadi tiga tipe, yaitu : Exponential Decline Curve , Hyperbolic Decline Curve
dan Harmonic Decline Curve .

Tahun 1944, J. J. Arps mengembangkan Metode Loss Ratio berdasarkan harga


eksponen decline-nya atau lebih dikenal dengan “b”. Harga b berkisar 0 sampai dengan 1. Jika
harga b=0 maka disebut sebagai exponential decline, jika harga (0<b<1) maka disebut
hyperbolic decline, dan jika harga b=1 disebut dengan harmonic decline.

Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam penggunaan Metode Decline Curve yaitu rate of
decline (D) yang didefinisikan sebagai perubahan dalam laju relatif dari produksi per-unit
waktu, tanda (-) menunjukkan arah slope yang dihadirkan plot antara laju produksi dan waktu
dari kurva logaritma. Menentukan harga rate of decline menggunakan persamaan dibawah ini:

......................(1-1)

Definisi dari loss ratio ( a ) adalah fungsi inverse dari rate of decline (D). Penentuan
harga loss ratio menggunakan persamaan dibawah ini :

......................(1-2)

......................(1-3)

Keterangan : a = Loss ratio, waktu.

dq/dt = Perubahan laju produksi terhadap waktu, BOPD.

Definisi dari eksponen decline (b) adalah fungsi turunan pertama dari loss ratio.
Penentuan harga eksponen decline menggunakan persamaan dibawah ini :
......................(1-4)

Keterangan : b = Eksponen decline.


q = Laju produksi, BOPD. t = Waktu, hari.

Exponential Decline Curve

Exponential Decline Curve disebut juga Geometric Decline atau Semilog Decline atau
Constant Percentage Decline mempunyai ciri khas yaitu penurunan produksi pada suatu
interval waktu tertentu sebanding dengan laju produksinya (konstan).

Atas dasar hubungan di atas, apabila variabel-variabelnya dipisahkan maka dapat


ditarik beberapa macam hubungan yaitu hubungan antara laju produksi terhadap waktu dan
hubungan laju produksi terhadap produksi kumulatif.

Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu

Kurva penurunan yang konstan ini hanya diperoleh bila eksponen decline adalah nol
(b=0). Maka pada exponential decline ini digunakan penggunaan limit sebagai rumusan
matematis (differensiasi fungsi eksponensial), sehingga akan diperoleh :

......................(1-5)

Keterangan : m = Di.t
n = 1/b

Harga m dan n diatas disubstitusikan kepersamaan (1-5), sehingga menjadi :

......................(1-6)
Secara matematis bentuk kurva penurunannya menjadi sebagai berikut :

......................(1-7)

Keterangan :

q = Laju produksi pada waktu t, BOPD.

qi = Laju produksi minyak pada saat terjadi decline (initial), BOPD. Di = Initial nominal
decline rate, fraksi/waktu.

t = Waktu, hari.

e = Bilangan logaritma (2,718).

Persamaan (1-7) merupakan persamaan untuk menentukan besarnya initial nominal decline
rate (Di) :

......................(1-8)

Hubungan antara Di dan De ditunjukkan pada persamaan dibawah ini sebagai contoh
diambil waktu pada periode t (misal 1 tahun) dan besar q adalah sama sehingga persamaan (1-
7) dan (1-8) dapat disederhanakan menjadi :

q=q

......................(1-9)

Initial Nominal decline rate merupakan fungsi dari effective decline rate, sehingga:
Di = - ln (1 – De) ......................(1-10)
Effective decline rate sebagai fungsi dari initial nominal decline rate:
De = 1 – e-Di ......................(1-11)
Persamaan (1-11) akan membentuk suatu kurva linier apabila laju produksi diplot terhadap
waktu pada kertas semi log dengan kemiringan konstan sebesar Di, seperti terlihat pada
Gambar 3.8.

Gambar 1.2.
Hubungan Laju Produksi Terhadap Waktu pada Exponential Decline

3.5.1.2. Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif


Penentuan besarnya kumulatif produksi minyak pada setiap waktu dapat dilihat dalam
persamaan dibawah :

....................(1-12)

Mensubstitusikan persamaan (3-18), untuk harga q :


....................(1-13)

Mengintegralkan,
Sehingga menghasilkan :

....................(1-14)

Besarnya cadangan pada waktu limit (tl) dapat dicari dengan


mengekstrapolasi garis lurus sampai batas economic limit rate (qlimit) atau dihitung
menggunakan persamaan :

....................(1-15)

Besarnya harga nominal decline rate dapat dihitung dari slope kemiringan grafik, yaitu :

....................(1-16)

Lamanya waktu produksi sampai qlimit dapat dihitung dengan Persamaan (1-9) yaitu :

....................(1-17)

Nilai Di disubstitusi dari persamaan (1-17) sehingga diperoleh persamaan:


....................(1-18)

Persamaan (1-18) akan memberikan grafik garis lurus bila laju produksi (q) diplot
terhadap produksi kumulatif (Np) pada kertas skala kartesian seperti terlihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3.

Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif pada Exponential Decline

3.5.2. Hyperbolic Decline Curve

Hyperbolic Decline Curve adalah suatu tipe kurva dimana harga loss ratio (a) mengikuti deret
hitung, sehingga turunan pertama loss ratio terhadap waktu yaitu eksponen decline (b)
mempunyai harga konstan atau relatif konstan.

3.5.2.1. Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu

Tipe ini dikatakan sebagai hyperbolic decline mempunyai harga (b>0, b≠1).

Persamaan hyperbolic decline dapat diuraikan seperti dibawah ini :


Keterangan : K = konstanta

Untuk kondisi awal:

....................(1-19)

Lalu mengintegralkan persamaan (1-19) :

Sehingga diperoleh persamaan umum Metode Decline Curve adalah :


....................(1-20)

Keterangan :

q = Laju produksi pada waktu t, BOPD.

qi = Laju produksi minyak pada saat terjadi decline (initial), BOPD.

b = Eksponen decline (turunan pertama dari loss ratio). Di = Initial nominal decline rate,
fraksi/waktu.

t = Waktu, hari.

Penentuan initial nominal decline rate (Di) dari persamaan (1-20) untuk jenis hyperbolic
Decline Curve sebagai berikut :

Persamaan di atas dipangkatkan dengan (–b), sehingga persamaannya menjadi :

....................(1-21)

Plot laju produksi terhadap waktu pada kertas kartesian akan membentuk suatu kurva hiperbola
seperti terlihat pada Gambar 3.10.
Gambar 1.4.
Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu pada Tipe Hyperbolic Decline
Penentuan besarnya effective decline rate (De) yaitu menggunakan persamaan dibawah ini:

....................(1-22)

Hubungan antara Di dan De ditunjukkan pada persamaan dibawah ini sebagai contoh
diambil waktu pada periode t (misal 1 tahun) dan besar q adalah sama sehingga persamaan (3-
20) dan (3-22) dapat disederhanakan menjadi :

q= q

....................(1-23)

Dimana t = 1, maka :

....................(1-24)

Persamaan di atas dipangkatkan dengan (-b) pada ruas kiri dan kanan, sehingga persamaan
tersebut menjadi :

Initial nominal decline rate merupakan fungsi dari effective decline rate, sehingga:

....................(1-25)

Effective decline rate sebagai fungsi dari initial nominal decline rate:
....................(1-26)

3.5.2.2. Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif

Harga kumulatif produksi pada hyperbolic decline didapat dari mengintegrasikan persamaan
rate – waktu :

....................(1-27)

Mensubstitusikan persamaan (1-20), untuk harga q:

Integralkan (b  1), menjadi:

Lalu disederhanakan menjadi :

Kemudian mensubstitusikan qib.qi1-b untuk qi, menjadi :

Memindahkan qi1-b ketanda kurung:

Persamaan ax.bx = (ab)x, dan axy= (ax)y


dimana harga

....................(1-28)
Mengalikan dan membagi persamaan (3-37) dengan (-1), sehingga hasil persamaan kumulatif
produksi untuk hyperbolic decline adalah :

....................(1-29)
Lamanya waktu produksi sampai batas economic limit rate (tl) dapat diperoleh dari persamaan
(3-30) yaitu :

....................(1-30)
Nilai Di dapat disubstitusi dari persamaan (3-38) sehingga diperoleh persamaan :

....................(1-31)

3.5.3. Harmonic Decline Curve

Harmonic Decline Curve merupakan bentuk khusus dari hyperbolic Decline Curve dimana
harga eksponen declinenya sama dengan 1. Seperti dua tipe sebelumnya, hubungan laju
produksi terhadap waktu dan hubungan laju produksi terhadap produksi kumulatif juga dapat
diperoleh dari tipe decline ini.

3.5.3.1. Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu


Hubungan laju produksi terhadap waktu secara matematis adalah sama dengan persamaan (3-
30) untuk harga b=1 atau dapat dituliskan sebagai berikut :

dimana harga b = 1, maka :

....................(1-32)

Persamaan (3-41) juga dapat digunakan untuk menentukan initial decline rate (Di)
untuk jenis harmonic Decline Curve , sebagai berikut :

Persamaan di atas dipangkatkan dengan (-1), sehingga persamaannya menjadi :

....................(1-33)

Hubungan antara Di dan De ditunjukkan pada persamaan dibawah ini sebagai contoh
diambil waktu pada periode t (misal 1 tahun) dan besar q adalah sama sehingga persamaan (3-
41) dan (3-42) dapat disederhanakan menjadi :
q=q

....................(1-34)

Dimana t = 1, maka :
Initial nominal decline rate merupakan fungsi dari effective decline rate, sehingga:

....................(1-35)

Effective decline rate sebagai fungsi dari initial nominal decline rate:

....................(1-36)
Hubungan antara laju produksi terhadap waktu dari persamaan (3-41) jika diplot pada
kertas log-log maka akan diperoleh suatu kurva garis lurus seperti pada Gambar 3.11.

Gambar 1.5.

Hubungan Laju Produksi terhadap Waktu Pada Harmonic Decline

3.5.3.2. Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif

Harga kumulatif produksi pada harmonic decline didapat dari mengintegrasikan persamaan
rate – waktu :
Integralkan variabel yang sama dan menggunakan rumus integral :

....................(1-37)

dimana :

sehingga persamaan harmonic decline untuk kumulatif produksi adalah :

....................(1-38)

Plot antara laju produksi terhadap kumulatif produksi dari persamaan (3-47) pada kertas
semilog akan membentuk suatu kurva garis lurus seperti pada Gambar 3.12.

Gambar 1.6.

Hubungan Laju Produksi terhadap Produksi Kumulatif pada Harmonic Decline


Lamanya waktu produksi sampai batas economic limit rate (tlimit) dapat dihitung dari
persamaan (3-41) yaitu :

....................(1-39)

Nilai Di dari persamaan (3-47) disubstitusikan ke persamaan (3-48), maka akan diperoleh :

....................(1-40)
Gambar 1.13. merupakan grafik plot qo vs t dan qo vs Np pada berbagai tipe skala
yaitu skala Coordinate, skala Semilog dan skala Log-log dari ketiga tipe Decline Curve. Tabel
III-1. meringkas pengembangan hubungan untuk tiga tipe dari kurva decline yang telah
didiskusikan.

Gambar 1.7.

Tipe Grafik Antara qo vs t dan qo vs Np Pada Ketiga Jenis Decline Curve


Tabel 1-1.

Persamaan Decline Curve

3.5.4. Penentuan Tipe Decline Curve

Tipe Decline Curve ditentukan sebelum melakukan perkiraan jumlah cadangan sisa dan umur
dari reservoir yang dikaji berproduksi sampai qlimit. Berdasarkan nilai b (eksponen decline),
penentuan tipe Decline Curve yaitu menggunakan Metode Loss-Ratio, dan Metode Trial Error
and X2-Chisquare Test.

Anda mungkin juga menyukai